Manifesto PNA - Partai Nanggroe Aceh

advertisement
MANIFESTO
NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN
PARTAI NASIONAL ACEH
MUKADIMAH
Mou Helsinki Agustus 2005 menjadi
landasan transformasi perjuangan
rakyat Aceh dari bersenjata merebut
kemerdekaan teritori menjadi
perjuangan politik untuk
mewujudkan Aceh yang sejahtera
dan bermartabat serta mendorong
terwujudnya negara Indonesia yang
demokratis. Bagian dari
kesepatakan damai tersebut telah
mengakomodir lahirnya Partai-Partai
Politik Lokal sebagai manifestasi
pengakuan atas rakyat Aceh dalam
sistem politik di Indonesia. Peluang
untuk melahirkan Partai Politik Lokal
tersebut harus dimanfaatkan seluasluasnya untuk membangun wadah
politik yang khas Aceh dalam
memperjuangkan aspirasi rakyat
demi tercapainya tatanan
masyarakat demokratis dan
sejahtera.
Membangun wadah
politik yang khas
Aceh dalam
memperjuangkan
aspirasi rakyat
demi tercapainya
tatanan masyarakat
demokratis dan
sejahtera
Sistem bernegara yang demokratis harus diwujudkan melalui
penciptaan pemerintahan yang representatif, transparan, bebas korupsi,
penghormatan/ perlindungan/pemenuhan HAM, penegakan hukum yang
adil, pembangunan partisipasi serta mengacu pada budaya Aceh dan
nilai-nilai Islam. Sedangkan kesejahteraan yang bermartabat bagi rakyat
dicapai dengan memastikan keadilan sosial, pemerataan pembangunan,
jaminan sosial, akses ekonomi yang terbuka, pemanfaatan sumber daya
alam yang bertanggungjawab.
Perwujudan cita-cita tersebut memerlukan tekad dan kerja keras yang
kuat karena proses transisi pasca konflik masih berlangsung pada tahap
awal. Beberapa butir MoU yang dicapai di Helsinki juga belum
sepenuhnya diimplementasikan. Lebih jauh daripada itu ada upayaupaya untuk mendominasi bahwa MoU Helsinki milik golongan tertentu
saja. Kondisi birokrasi yang berbelit-belit, tidak transparan dan dipenuhi
unsur korupsi menyebabkan pembangunan menjadi tersendat.
Ini dikarenakan
sistem kepartaian
yang dibangun
tidak sehat dan
tidak demokratis
serta mengandung
unsur kronisme,
kolusi, korupsi,
nepotisme dan
premanisme.
Multi interpretasi terhadap regulasi
baik antara pemerintah Aceh dengan
Pusat maupun antara Pemerintah
Aceh dengan Kabupaten/Kota
ditambah lagi dengan kebijakan
anggaran yang kurang berpihak
kepada rakyat telah menempatkan
rakyat dalam lingkaran kemiskinan.
Masalah ini diperparah lagi oleh
lemahnya legislatif baik di tingkat
Aceh maupun Kabupaten/Kota
dalam menjalankan fungsinya di
bidang pengawasan, legislasi dan
penganggaran. Penyebabnya antara
lain partai politik yang ada tidak
menempatkan kader-kader yang
memiliki kapasitas untuk duduk di
parlemen. Ini dikarenakan sistem
kepartaian yang dibangun tidak
sehat dan tidak demokratis serta
mengandung unsur kronisme, kolusi,
korupsi, nepotisme dan premanisme.
Berbagai kondisi tersebut telah menjauhkan harapan rakyat untuk
mendapatkan kesejahteraan dan keadilan. Maka oleh karena itu Partai
Nasional Aceh (PNA) dibentuk untuk menjawab tantangan dan
permasalahan tersebut. PNA adalah partai kader berbasis massa yang
dibentuk oleh mantan Juru Runding GAM, mantan kombatan GAM,
mantan Tapol/Napol, para korban konflik, aktivis masyarakat sipil,
ulama, cendikiawan, pemuda, saudagar, tokoh perempuan dan tokohtokoh masyarakat lainnya di Aceh. PNA merupakan Partai Lokal di Aceh
yang berwawasan nasional, mandiri, terbuka, amanah dan demokratis.
PNA sebagai wadah bagi seluruh rakyat Aceh, yang tersebar tidak
hanya di Aceh namun diberbagai belahan nusantara dan dunia bertekad
untuk melakukan perubahan yang fundamental dalam upaya
mewujudkan sistem politik yang sehat dan demokratis serta untuk
mencapai kesejahteraan rakyat yang bermartabat. PNA berkomitmen
melibatkan semua elemen masyarakat Aceh dimanapun kedudukannya
untuk membangun kekuatan politik yang amanah, mandiri, transparan
dan demokratis. PNA akan bekerja dengan mengedepankan prinsip dan
nilai-nilai kemanusiaan, kesetiakawanan, kesetaraan, kerakyatan dan
kebebasan yang mengacu pada jati diri ke-Aceh-an serta nilai-nilai
Islam.
IDEOLOGI PARTAI NASIONAL ACEH
PNA menganut ideologi Sosial-Demokrat yang bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang berbasis pada demokrasi dengan
keseteraan nilai untuk setiap orang. Kebebasan dan keseteraan
merupakan tujuan dari partai.
Kesempatan yang
sama untuk
membangun kehidupan
dirinya, pengelolaan
dan pemanfaatan
sumber daya serta
dalam mempengaruhi
masyarakatnya adalah
wujud dari
Keseteraan tanpa
mengarah pada
perbedaan status
sosial dalam kuasa.
Setiap orang bebas untuk
mengembangkan dirinya,
mengatur kehidupannnya sendiri
dan mempengaruhi
masyarakatnya. Kebebasan
berarti bebas dari tekanan dan
penindasan yang datang dari luar,
bebas dari kelaparan, pengabaian
oleh Negara dan bebas dari
ketakutan akan masa depan.
Kebebasan juga berarti turut serta
secara bersama mengembangkan
pribadi untuk hidup dalam sebuah
masyarakat yang aman dan
bebas memilih masa depannya.
Kesempatan yang sama untuk
membangun kehidupan dirinya,
pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya serta dalam
mempengaruhi masyarakatnya
adalah wujud dari Keseteraan
tanpa mengarah pada perbedaan
status sosial dalam kuasa.
TUJUAN PARTAI NASIONAL ACEH
Partai Nasional Aceh bertujuan untuk memimpin perjuangan perubahan
dengan menguasai struktur pemerintah baik legislatif maupun eksekutif
di semua level dan tingkatan di Aceh. Partai Nasional Aceh juga akan
menempatkan diri sebagai kiblat dari konsepsi perubahan kehidupan
rakyat Aceh, melalui :
§ Perwujudan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi rakyat Aceh
dalam kedamaian yang bebas dari ketakutan terhadap masa depan.
§ Perwujudan partisipasi seluruh potensi rakyat Aceh dalam
menciptakan pemerintahan yang demokratis, amanah, efektif, efisien
dan berwibawa yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan.
§ Perwujudan tatanan masyarakat yang memiliki daya saing global
yang tetap menghormati nilai ke-Acehan dan nilai Ke-Islaman.
IDENTITAS PARTAI NASIONAL ACEH
1. Berwawasan Nasional
PNA senantiasa mengedepankan
kepentingan berbangsa di atas
kepentingan kelompok dan
golongan.
PNA senantiasa
menetapkan pilihan
masa depannya
sendiri secara
organisasi tanpa
tergantung pada
individu atau pihak
lain serta tidak
tunduk pada
tekanan pihak lain
yang menyebabkan
partai gagal
menentukan sikap
politiknya secara
mandiri.
2. Mandiri
PNA senantiasa menetapkan pilihan
masa depannya sendiri secara
organisasi tanpa tergantung pada
individu atau pihak lain serta tidak
tunduk pada tekanan pihak lain yang
menyebabkan partai gagal
menentukan sikap politiknya secara
mandiri.
3. Terbuka
PNA merupakan wadah perjuangan
yang dapat diisi oleh seluruh
komponen bangsa Indonesia, tanpa
memandang perberdaan atas ras,
suku, agama dan status sosial.
4. Amanah
PNA bertanggung jawab
memperjuangkan aspirasi rakyat
melalui struktur pemerintah baik
legislatif maupun eksekutif di semua
level dan tingkatan di Aceh, dengan
menempatan kader-kader yang
berkualitas dalam menjalankan tugas
partai.
5. Demokratis
PNA akan menjalankan organisasi
berdasarkan kesepakatan bersama
di seluruh tingkatan. Kesepakatan ini
dapat diambil melalui persetujuan
bersama (consensus model),
berdasarkan suara terbanyak
(majority rules model).
NILAI-NILAI PERJUANGAN
PARTAI NASIONAL ACEH
1. Kemanusiaan
Kader-kader PNA tidak dibolehkan
melakukan tindakan-tindakan yang
merendahkan martabat manusia dan
merugikan rakyat, serta akan
memperjuangkan hak-hak dasar
kemanusiaan universal.
2. Kesetiakawanan
Kader-kader PNA diharuskan mengambil
tanggung jawab dan saling membantu
menurut kemampuan masing-masing dalam
menghadapi setiap aktifitas dan
permasalahan, wajib saling berempati satu
sama lainnya dalam kesusahan serta
terdepan dalam penanggulangan bencana
di setiap daerah.
3. Kesetaraan
Kader-kader PNA tidak dibedakan
berdasarkan status sosial, keyakinan, jenis
kelamin dan asal daerah. Setiap kader akan
mendapatkan perlakuan yang sama dan
tidak diperbolehkan mengklaim dirinya lebih
istimewa dibandingkan kader yang lain.
Integritas setiap kader sebagai individu
yang bebas sangat dihargai. Setiap kader
mempunyai hak untuk berpendapat dan
bertindak tanpa intimidasi atau tekanan dari
kader yang lain.
4. Kerakyatan
Kader-kader PNA senantiasa berpihak dan
memperjuangkan serta mendedikasikan
dirinya untuk kepentingan rakyat.
5. Kebebasan
Kader-kader PNA bebas untuk
mengembangkan dirinya, mengatur
kehidupannnya sendiri dan mempengaruhi
masyarakatnya. Kebebasan tersebut juga
berarti turut serta secara bersama
mengembangkan pribadi untuk hidup dalam
sebuah masyarakat yang aman dan bebas
menentukan masa depannya.
Kader-kader
PNA tidak
dibedakan
berdasarkan
status sosial,
keyakinan, jenis
kelamin dan asal
daerah. Setiap
kader akan
mendapatkan
perlakuan yang
sama dan tidak
diperbolehkan
mengklaim
dirinya lebih
istimewa
dibandingkan
kader yang lain.
Integritas setiap
kader sebagai
individu yang
bebas sangat
dihargai. Setiap
kader mempunyai
hak untuk
berpendapat dan
bertindak tanpa
intimidasi atau
tekanan dari
kader yang lain
POKOK-POKOK PERJUANGAN
PARTAI NASIONAL ACEH
Partai Nasional Aceh akan berjuang untuk merebut struktur pemerintah
baik legistilative maupun eksekutif disemua level dan tingkatan di Aceh.
Partai Nasional Aceh juga akan menempatkan diri sebagai kiblat dari
konsepsi seluruh kehidupan di Aceh. Dan secara khusus akan berjuang
menuju kearah yang lebih baik dalam bidang-bidang sebagai berikut :
1.
Bidang Politik dan Perdamaian
PNA memperjuangkan tegaknya Self-Government yang sempurna
di Aceh, sehingga menjamin adanya kewenangan Aceh dalam
semua sektor publik kecuali di bidang-bidang yang dikecualikan di
dalam MoU Helsinki, dengan pengakuan penuh pada pemisahan
kekuasaan antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
PNA akan menjadi mitra partai politik lainnya dalam menegakkan
kepentingan Aceh di tingkat lokal, nasional dan internasional. PNA
memperjuangkan Undang-Undang yang berlaku di Aceh sesuai
dengan kesepahaman yang tertuang di dalam MoU Helsinki.
Begitu juga dengan semua kebijakan administrasi dan politik yang
diambil oleh Pemerintah Pusat dan DPR-RI yang terkait dengan
Aceh haruslah dilakukan dengan konsultasi dan persetujuan
Pemerintahan Aceh.
PNA bekerja untuk menguatkan rasa saling percaya semua pihak
agar menjaga perdamaian Aceh. Perdamaian yang tidak dibajak
oleh seseorang atau satu kelompok tertentu saja. Komitmen PNA
bahwa perdamaian Aceh adalah menyeluruh, berkelanjutan dan
bermartabat bagi seluruh rakyat Aceh.
PNA mempertahankan dan menegakkan supremasi sipil sebagai
bagian dari pelaksanaan sistem politik Aceh. Sejalan dengan itu,
PNA mengembangkan penguatan dan pemberdayaan rakyat Aceh
sebagai civil society menuju kepada kemaslahatan bersama,
kesetaraan, persaudaraan, kerukunan dan kehidupan bersama
yang sejahtera.
PNA memperjuangkan upaya reformasi partai politik dalam rangka
meningkatkan kualitas, kepedulian dan kompetensi dalam
melaksanakan fungsi partai politik sebagai sendi demokrasi,
sehingga mampu membangun kultur, karakter, tata kelola dan
sistem kepartaian yang demokratis dan modern.
PNA berupaya melakukan pendidikan politik dan komunikasi politik
untuk meningkatkan kesadaran, tanggungjawab dan partisipasi
politik rakyat Aceh serta melekatkan diri dengan kepentingan publik.
PNA bertekad menjadikan partai politik sebagai pilar demokrasi sipil
yang bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta
membangun sistem kolektivitas yang kokoh dan menekan watak
konvensional yang oligarkis.
PNA mendorong pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan
pemilihan umum kepala daerah di Aceh yang semakin berkualitas,
demokratis, terbuka, bersih, damai dan bebas dari tindakan yang
diskriminatif dan tidak terpuji serta mendorong kesadaran dan
tanggungjawab politik rakyat dalam rangka meningkatkan kualitas
demokrasi, agar rakyat dapat menggunakan hak kedaulatannya
secara benar.
2.
Bidang Budaya dan Penguatan Identitas
Ke-Aceh-an
Mendorong
pengembangan
kehidupan sosial
yang rukun,
tidak
diskriminatif,
toleran serta
saling
menghargai
tanpa
memandang
latar belakang
suku, etnik dan
golongan.
Aceh yang telah melewati sejarah
panjang telah membentuk sebuah entitas
masyarakat dengan jati diri tersendiri.
Entitas ini perlu dipertahankan dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi
masyarakat modern. Untuk itu, PNA
mendorong terwujudnya identitas KeAceh-an melalui pembangunan
kebudayaan yang dilakukan lewat
pendidikan dan kegiatan pembentukan
karakter lainnya.
PNA memperjuangkan melestarikan adat
dan budaya yang ada dan menghormati
semua budaya lokal di seluruh Aceh. PNA
mendorong upaya menghidupkan kembali
seni dan budaya di Aceh yang telah lama
mengalami kemunduran.
PNA mendorong pengembangan
kehidupan sosial yang rukun, tidak
diskriminatif, toleran serta saling
menghargai tanpa memandang latar
belakang suku, etnik dan golongan.
3.
Bidang Agama
Agama merupakan hal yang sangat prinsip dan penting bagi
masyarakat Aceh. Untuk itu, PNA mendukung pemberlakuan
Syariat Islam secara kaffah di Aceh dengan menghormati agama
lainnya. PNA menolak setiap bentuk kekerasan yang dilakukan
terhadap pemeluk agama lainnya. PNA mendorong agar ulama
dan rakyat Aceh yang menentukan cara menjalankan Syariat
Islam di Aceh.
PNA mendorong kepada kekuatan politik dan sosial di Aceh untuk
tidak melakukan eksploitasi agama untuk tujuan-tujuan politik.
PNA mendorong agar Syariat Islam dikembalikan ke hakikatnya
sebagai penjaga moral untuk kemuliaan harkat dan martabat
manusia dan tidak boleh dijadikan sebagai alat politik.
4.
Bidang Ekonomi
PNA berpandangan bahwa kebutuhan makanan dunia akan terus
meningkat sementara produksi makanan diperkirakan akan
semakin menurun, sehingga kurangnya makanan akan menjadi
ancaman bagi penduduk dunia. Untuk itu, PNA memperjuangkan
ekonomi Aceh dapat dikembangkan menjadi wilayah produksi
makanan yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan bahkan
kebutuhan regional Asia Pasifik dengan memanfaatkan lahan
pertanian yang luas dan hasil laut yang banyak serta didukung
oleh ketersediaan tenaga kerja yang cukup dan letak Aceh yang
secara geografis berada pada jalur transportasi dunia.
PNA berpandangan bahwa tujuan pembangunan adalah untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat yang diukur dari berkurangnya
jumlah rakyat miskin dan meningkatnya kualitas hidup dari rakyat
yang termiskin. Oleh karena itu, PNA berjuang agar pembangunan
ekonomi secara langsung menghasilkan manfaat bagi rakyat
Aceh, menguatkan usaha ekonomi skala mikro, kecil dan
menengah yang merupakan bagian terbesar dari rakyat Aceh.
PNA mendorong kebijakan ekonomi Aceh yang menjamin setiap
rakyat Aceh mendapatkan kecukupan pangan dan sandang
secara layak dengan meningkatkan kapasitas produksi dan
menjamin harga yang menguntungkan produses dan terjangkau
oleh konsumen yang berbasis perencanaan wilayah berdasarkan
potensi dan posisi.
PNA menolak setiap kebijakan ekonomi yang mengedepankan
praktek monopoli, oligopoli dan kartel serta praktek usaha lainnya
yang tidak sehat dalam ekonomi, sehingga mengakibatkan
ketidakberdayaan rakyat Aceh dalam memenuhi kebutuhankebutuhan hidupnya yang mendasar.
5.
Bidang Kesejahteraan
Pemerintah yang terpilih pasca MoU Helsinki memang telah
berhasil menurunkan tingkat kemiskinan di Aceh dari angka di atas
30% semasa konflik tinggal 17% pada tahun 2011. Namun angka
ini masih jauh di bawah tingkat kemiskinan level nasional yang
hanya 12,4%, apalagi jika dibandingkan dengan negara jiran
Malaysia yang tingkat kemiskinannya rata-rata di bawah 5% dari
jumlah penduduk.Kondisi ini juga diperparah dengan tingkat
pengangguran dan Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang juga
masih jauh dari harapan.
Rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat Aceh ini memang sedikit
banyak dipengaruhi oleh konflik panjang di Aceh sejak menjadi
bagian dari Indonesia, namun realita itu harus dijawab dengan
melakukan perubahan fundamendal dalam berbagai kebijakan
pemerintah Aceh. Partai Nasional Aceh akan berjuang menata
kembali strategi dan kebijakan pembangunan yang dapat
memastikan peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan
kerja yang seluas-luasnya bagi seluruh rakyat Aceh. Untuk
mengurangi gap pendapatan di Aceh, maka kekayaan dan hasil
bumi yang ada di Aceh harus didistribusikan secara merata
melalui mekanisme dan sistem yang adil.
Sebagai partai yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat, maka
PNA berjuang untuk memastikan terwujudnya jaminan sosial yang
menyeluruh bagi rakyat Aceh. Untuk bidang kesehatan, PNA
memberikan apresiasi kepada Pemerintah Aceh periode
2006-2011 yang telah menjalankan terobosan untuk memberikan
jaminan kesehatan yang komprehensif kepada seluruh rakyat
Aceh. Demikian untuk jaminan pendidikan yang gratis dan
berkualitas juga harus dijalankan di Aceh, guna memastikan
seluruh rakyat Aceh mendapat pendidikan yang cukup. Jaminan
hari tua juga merupakan cita-cita yang akan diperjuangkan PNA,
dimana setiap orang tua yang tidak lagi mampu bekerja akan
menjadi tanggungjawab pemerintah untuk mendapatkan tunjangan
menjalani hidupnya. Dengan adanya jaminan kesehatan, jaminan
pendidikan dan jaminan hari tua, maka seluruh rakyat Aceh tidak
akan lagi takut dan khawatir menghapi masa depannya.
6.
Bidang Ketenagakerjaan
PNA memperjuangkan sumber daya pemerintah yang mampu
melahirkan perencanaan pembangunan strategis yang
menghasilkan iklim pengembangan usaha pada sektor potensial
dalam mendukung kawasan industri, ketersedian bahan baku dan
atmosfir keamanan yang memberi kenyamanan bagi investor.
Upaya tersebut dapat dilakukan melalui program beasiswa yang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan kebijakan pembangunan
daerah.
PNA berjuang untuk melakukan promosi yang cukup terhadap
kebijakan ekonomi daerah sehingga dapat mengarahkan sektor
pendidikan pada penyediaan sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebijakan pembangunan ekonomi strategis. Sinergisasi
antar sektor ini akan dapat menekan angka pengangguran usia
produktif, karena kesesuaian demand dan supply berkaitan
dengan ketenagakerjaan.
PNA memperjuangkan perencanaan ketenagakerjaan berbasis
kawasan. Artinya peningkatkan kwalitas tenaga kerja akan
disesuaikan dengan kebutuhan kawasan. Usaha tersebut akan
dilakukan untuk menekan tingkat mobilisasi penduduk yang
berakibat dan berpengaruh pada sektor yang lain.
7.
Bidang Pertanian, Perikanan dan Kelautan
PNA berjuang untuk membangun pertanian yang tangguh dan
saling mendukung dengan industri yang maju. PNA mendorong
kebijakan pembangunan pertanian yang berbasis pengembangan
masyarakat gampong, pengembangan corporate farming, subsidi
pertanian yang tepat sasaran, penyediaan sarana dan prasarana
guna meningkatkan kesejahteraan petani.
PNA mendorong berdirinya koperasi pertanian, sehingga menjadi
entitas bisnis yang solid dan mandiri yang memiliki link up kepada
pasar lokal, nasional dan internasional.
PNA mendorong setiap kebijakan pemanfaatan potensi perikanan,
baik tangkap maupun budidaya dan potensi kelautan lainnya untuk
sebesar-besar kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Aceh. PNA
mendorong pemanfaatan potensi pantai dan pulau-pulau kecil
untuk lebih produktif dan memberikan berbagai manfaat bagi
rakyat Aceh.
PNA mendorong setiap kebijakan yang melindungi wilayah
perairan Aceh dari gangguan masuknya kapal-kapal nelayan asing
dengan mendayagunakan kekuatan nasional.
PNA memperjuangkan sektor perikanan dan kelautan agar dapat
dipersiapkan untuk mendukung penyediaan bahan baku dan
teknologi yang berorientasi terhadap peningkatan produksi dan
kesiapan kawasan kelautan sebagai salah satu jalur transportasi
dunia.
8.
Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lingkungan hidup telah menjadi salah satu isu utama dunia saat
ini. Pemanasan global merupakan salah satu masalah utama
keberlangsungan umat manusia di dunia saat ini. Eksploitasi
sumber daya alam yang berlebihan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang tidak bertanggungjawab, penebangan hutan secara
membabi buta menjadi punca dari masalah ini. Akumulasi dari
kondisi ini menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang
parah dan berakibat terjadinya bencana yang datang silih berganti.
PNA berpandangan bahwa lingkungan hidup harus menjadi salah
satu program prioritas pemerintah dan harus melibatkan
masyarakat adat setempat. Program Aceh Green dan Moratorium
Logging yang dicetuskan Pemerintah Aceh periode 2006-2011
perlu apresiasi dan dilanjutkan dengan meningkatkan pengawasan
dan manajemen yang lebih baik. Kesadaran akan pentingnya
kelestarian alam harus terus menerus disosialisasikan.
Pemanfaatakan sumber daya alam juga harus mengedepankan
prinsip-prinsip kelestarian alam, demikian juga dengan programprogram industrialisasi juga harus pro-lingkungan hidup.
PNA mendorong pembangunan sistem hutan kerakyatan, yakni
sebuah sistem yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat
yang berdasarkan aturan-­‐aturan lokal yang disepakati bersama
oleh rakyat itu sendiri. Sistem hutan kerakyatan tidak mengarah
hanya pada kayu, namun pada pengembangan pengelolaan hasil
hutan non kayu sebagai produk utama. Kalaupun menebang
hutan, hal tersebut hanya untuk pemenuhan kebutuhan rumah
tangga dan komunitas. Peran pemerintah dalam sistem hutan
kerakyatan akan lebih pada dukungan (fasilitas), kemitraan,
pembuat kebijakan umum (prinsip-prinsip) dan pengakuan
kawasan kelola rakyat.
9.
Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia.
PNA memperjuangkan dilaksanakan penegakan hukum (law
enforcment) secara benar, bersih dan obyektif untuk keadilan dan
kepastian hukum dalam segenap aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara, tanpa membeda-bedakan suku, warna kulit, agama,
golongan dan gender agar terciptanya suasana kehidupan yang
aman, tertib, damai, dan adil di Aceh.
PNA berjuang untuk menciptakan produk hukum yang mendukung
pembangunan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang
mengakomodir implementasi MoU Helsinki dan dapat menampung
semua permasalahan hukum di Aceh secara komprehensif,
integral dan sistematis dengan memperhatikan aspek legalitas,
efektivitas dan validitas serta nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat yang demokratis, berkeadilan dan berwawasan
gender, hak asasi manusia dan lingkungan. Di samping juga
melakukan peninjauan terhadap produk perundang-undangan
yang bersifat diskriminatif terhadap suku, warna kulit, agama,
golongan, gender dan menghambat proses demokratisasi publik,
ekonomi, dan sosial budaya serta penegakan dan perlindungan
hak asasi manusia di Aceh.
PNA berupaya meningkatkan kesadaran hukum di kalangan
masyarakat melalui pendidikan dan penyuluhan hukum agar
terjamin akses yang adil bagi masyarakat Aceh dalam proses
hukum. PNA menggalang kampanye sistem peradilan yang bersih
dari mafia peradilan dan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme
agar tercipta peradilan yang bersih, cepat, murah, dan transparan.
Selanjutnya PNA akan memberikan pelayanan dan bantuan
hukum terhadap masyarakat Aceh, terutama kader, anggota dan
simpatisan partai yang memerlukan perlindungan hukum dan
memperjuangkan peningkatan kualitas peranan kelembagaan
hukum dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Aceh.
PNA akan memperjuangkan penegakan hak asasi manusia di
Aceh melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsialiasi (KKR) untuk
pengungkapan kebenaran, kompensasi, retitusi dan rehabilitasi
bagi para korban dan keluarganya. PNA juga memperjuangkan
regulasi yang memberikan ruang yang adil bagi masyarakat Aceh
untuk berpartisipasi dalam aktivitas politik tanpa membedabedakan suku, warna kulit, agama, golongan dan gender.
10.
Bidang Riset dan Teknologi
PNA berupaya mendorong pemerintah daerah untuk melakukan
penguatan lembaga-lembaga riset dan teknologi pemerintah di
Aceh melalui pengembangan dan penataan kelembagaan riset
dan teknologi serta penguatan kompetensi lembaga dan
pengembangan sistem legislasi riset dan teknologi.
PNA memperjuangkan pengembangan penguasaan dan
kemandirian teknologi dengan cara memilih teknologi yang
menyentuh secara langsung aspek kehidupan masyarakat Aceh
dibidang ekonomi, sosial dan budaya.
PNA mendorong penelitian yang dikembangkan oleh lembagalembaga pemerintah diarahkan pada pemilihan teknologi tepat
guna untuk membantu pengembangan industri-industri lokal yang
dikelola oleh usaha kecil dan menengah dalam memproduksi
berbagai barang-barang keperluan masyarakat sehari-hari yang
berlandaskan prinsip-prinsip memajukan Aceh.
11.
Bidang Pemuda, Perempuan dan Anak
PNA berpandangan bahwa pemuda merupakan aset bangsa yang
memiliki fungsi yang sangat strategis dan eksistensi dalam
melakukan berbagai perubahan dengan mempersiapkan diri
sebagai kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan sehingga
terciptanya proses sirkulasi elit yang sehat, dinamis dan
konstitusional di Aceh. Untuk itu, PNA mendorong pemuda Aceh
sebagai agent of change (agen perubahan) untuk dapat
mengembangkan potensi diri yang lebih produktif, prestatif,
inovatif dan mandiri.
PNA memperjuangkan peningkatan pengelolaan pembangunan
sumber daya manusia yang berkualitas, berkompoten dan
profesional, peduli dan tanggap terhadap tuntutan inspirasi,
partisipasi dan kepentingan bersama dari seluruh unsur atau
semua pihak.
PNA bertekad untuk membentuk karakter pemuda Aceh untuk
berperilaku hidup positif dari tindakan negatif dan kontra produktif
lainnya melalui pembinaan moral, agama, budi pekerti, pendidikan,
kesehatan dan kehidupan keluarga yang harmonis, sehingga akan
membentuk ketahanan diri seutuhnya dalam mempersiapkan diri
menghadapi persaingan global.
PNA mendukung kesetaraan dan keadilan gender, serta gerakan
persamaan hak bagi perempuan yang bertujuan untuk
menciptakan dunia yang sederajat bagi perempuan melalui
persamaan sosial, dengan meningkatkan pendidikan,
penghapusan segala bentuk kekerasan, memberikan
penghormatan terhadap martabat dan hak asasi bagi perempuan,
serta meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap
anak.
PNA mengencam segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan,
dan segala kekerasan terhadap perempuan dan anak. PNA
mendorong dan memberi kesempatan bagi perempuan untuk ikut
terlibat dan berperan aktif dalam segala aspek kehidupan,
termasuk kehidupan politik.
PNA menolak segala perdagangan dan penyelundupan manusia
terutama perempuan dan anak (human trafficking) untuk segala
tujuannya, seperti perbudakan, pelacuran, pemaksanaan terhadap
anak-anak untuk bekerja --apalagi di tempat-tempat berbahaya--,
pemaksaan terhadap anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas
politik praktis dan konflik bersenjata (child soldier).
PNA mendukung kebijakan yang mengutamakan kesehatan
reproduksi, ibu dan anak yang dapat menekan angka kematian
dan kesakitan ibu dan anak. PNA juga mendorong kebijakan
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan perempuan dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
12.
Bidang Pemerintahan dan Anti Korupsi
PNA bertekad memperjuangkan tata pemerintahan yang mampu
menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang
kondusif bagi terwujudnya good public governance, dengan
mendorong dunia usaha swasta berperan dalam penciptaan
lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta
mendorong masyarakat berperan dalam penciptaan interaksi
sosial, ekonomi dan politik, pengawasan terhadap pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan, serta dalam pengembangan
demokrasi dan akuntabilitas penyelenggaraan negara.
PNA memperjuangkan peningkatan disiplin aparatur pemerintah
yang bersih, transparan dan mengedepankan kepentingan
masyarakat Aceh melalui pemberian akses pendidikan dan
pelatihan serta peningkatan kesejahteraan dan melalui
pengembangkan sistem serta mekanisme pengawasan dan
evaluasi aparatur pemerintah mengenai penghargaan dan sanksi
yang berbasis kinerja.
PNA akan mendorong Pemerintah Aceh untuk dapat memberikan
dukungan teknis dan non teknis kepada pemerintah kabupaten/
kota guna memperkuat institusi pelayanan publik yang cepat,
murah, tepat sasaran dan berkualitas melalui pemberlakuan
indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara baku dan
efektif dalam semua sektor pelayanan publik.
PNA memperjuangkan dibukanya ruang partisipasi masyarakat
Aceh dalam sistem politik melalui penguatan kapasitas,
penyadaran dan pengorganisasian masyarakat Aceh mengenai
tata pemerintahan yang baik.
PNA memperjuangkan penguatan peran mukim dan gampong
dalam sistem pemerintahan di Aceh berlandaskan kewenangan
yang jelas sesuai peraturan peundang-undangan yang berlaku.
PNA memperjuangkan terselenggaranya pemerintahan yang
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta melakukan
tindakan hukum yang tegas kepada pelaku yang terlibat KKN
tanpa pandang bulu, tidak tebang pilih, dan semata-mata
berdasarkan penegakan hukum. Di samping juga mendorong
inisiatif masyarakat untuk mengawal proses pemerintahan dan
pembongkaran kasus-kasus korupsi yang terjadi serta melaporkan
pelakunya kepada aparat penegak hukum dan masyarakat luas
untuk diadili dan mendapatkan sanksi sosial.
PENUTUP
Manifesto Nilai-Nilai Perjuangan Partai Nasional Aceh ini menjadi
dokumen dasar bagi pengurus, kader dan seluruh anggota partai dalam
bekerja, bertindak dan bersikap dalam mewujudkan perjuangan bagi
kepentingan seluruh rakyat Aceh.
Download