proses pengolahan ikan bandeng duri lunak

advertisement
PROSES PENGOLAHAN IKAN BANDENG DURI LUNAK
(PRESTO) DI PT. BANDENG JUWANA-ELRINA
SEMARANG
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Teknologi Pangan
Oleh :
DeaDevina
12.70.0030
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
2015
I
PROSES PENGOLAHAN BANDENG PRESTO
BANDENG JUWANA-ELRINA SEMARANG
DisusunOleh:
DeaDevina
NIM :12.70.0030
Program Studi: Teknologi Pangan
Laporan kerja praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di
hadapan sidang penguji pada tanggal 20 Juni 2015
Semarang, 20 Juni2015
Fakultas teknologi pertanian
UniversitasKatolik Soegijapranata
Pembimbing Lapangan
Daniel Nugroho
Dekan
Victoria Kristina Ananingsih, ST,
MSc.
Pembimbing Akademik
Dr. A. Rika Pratiwi, MS
I
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada
Tuhan Yesus Kristus yang telah mencurahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat melaksanakandanmenyelesaikan kerja praktek periode bulan Januari-Maret 2015
di BandengJuwana-Elrina Semarang. Terlebihlagi, penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja praktek yang berjudul “PROSES PENGOLAHAN BANDENG PRESTO”.
Laporan kerja praktek ini disusun sebagai salah satu syarat pemenuhan kelengkapan
aspek akademis guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Universitas
Katolik Soegijapranata Semarang.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan berkat usaha,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST., MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
2. Dr. A. Rika Pratiwi, M.Si, selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah
meluangkan waltunya untuk membimbing dan memberikan masukan dalam
penyusunan dan penulisan laporan kerja praktek ini.
3. BandengJuwana-Elrina
Semarang
yang
telah
mengijinkan
penulis
untukmelaksanakan kerja praktek.
4. Dr. Daniel Nugroho selaku pemilik PT. BandengJuwana-Elrina Semarang yang
telahmengijinkan kami untukmelaksanakankerjapraktek di PT. BandengJuwanaElrina Semarang.
5. Ibu Eva selakupembimbing lapangan yang telah banyak memberi informasi dan
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
6. Para staf yang telah memberi pengetahuan danpengalamankerjakepada penulis
selama kerja praktek.
7. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan dukungan yang berharga bagi
penulis baik dalam hal waktu, materiil dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
II
III
8. Daniel
TjondroWibowodanReiyneKristiantiselakusaudara
yang
telahmemberikandukungan semangat dan doa yang sangat berarti selama kerja
praktek dan proses penyusunan laporan.
9. Kevin Kristantoselakukekasih yang telahmemberikandukungan semangat dan doa
yang sangat berarti selama kerja praktek dan proses penyusunan laporan.
10. RosabellaElviana, Nana Theodora, dan Roderick Gunawansebagai teman satu
kelompok kerja praktek yang telah memberikan bantuan selama penulis melakukan
kerja praktek.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberi
dukungan dan doa hingga terselesaikannya laporan kerja praktek ini.
Penulis berharap agar laporan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi setiap orang guna
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai proses pengolahanbandeng
presto, terkhusus bagi mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang. Disamping itu, laporan ini masihbelum sempurna sehingga
penulis akandengan senang hati menerima masukanberupakritik maupun saran yang
bertujuan untuk perbaikan laporan ini. Terima kasihdanTuhanmemberkati.
Semarang,
11Juli
2015
Penulis,
DeaDevina
III
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................I
KATA PENGANTAR ................................................................................... II
DAFTAR ISI ................................................................................................. IV
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... VI
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR DIAGARAM ................................................................................ viii
1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Pendirian PT Bandeng Juwana ................................................ 2
1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................................. 4
1.3 Lokasi Usaha PT. Bandeng Juwana .................................................................. 5
1.4 Prinsip Kerja Perusahaan ................................................................................... 5
1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................................... 6
1.6 Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan .................................................................. 7
2. SPESIFIKASI PRODUK ................................................................................ 8
2.1 Produk-Produk PT Bandeng Juwana .......................................................... 8
3. PROSES PENGOLAHAN BANDENG PRESTO ..................................... 10
4. PEMBAHASAN ............................................................................................. 15
4.1 PersiapanBahan Baku ...................................................................................... 15
4.2 Bahan Baku ..................................................................................................... 16
4.3 PengolahanBandeng Presto ............................................................................. 19
4.4 Proses PembuatanSambal ................................................................................ 24
4.5 Proses PengemasanBandeng Presto ................................................................ 25
4.6 AlurProduksi di PT. BandengJuwana-Elrina .................................................. 25
4.7 Sanitasi di PT. BandengJuwana-Elrina ........................................................... 26
5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 30
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 30
5.2 Saran ............................................................................................................... 30
IV
V
6. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 31
7. LAMPIRAN ................................................................................................... 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo Perusahaan.............................................................................. 4
Gambar 2. Proses penanamanikanbandeng di tambak .................................... 16
Gambar 3. Pemberianmakanikandengandrum................................................. 16
Gambar 4. Penggiringanikanketepitambak...................................................... 16
Gambar 5. Penangkapanikandengan net .......................................................... 16
Gambar 6. Pembawaanikankepasar ................................................................. 16
Gambar 7. Standart mutu bagian luar ikan bandeng ....................................... 18
Gambar 8. Standart mutu bagian dalam ikan bandeng .................................... 19
Gambar 9. Ikan yang sudahdibersihkansisikdanisiperutnya............................ 19
Gambar 10. Proses pembersihanulangsisikikan di LIK…………………… .. 20
Gambar 11. Proses penggaramanikan .... …………………………………….21
Gambar 12. Cool room di LIK ........................................................................ 21
Gambar 13.Persiapanuntukmem-prestoikanbandeng ...................................... 22
Gambar 14.Proses pengolesanbumbudanpewarna .......................................... 23
Gambar 15. Alat presto yang digunakan PT. BandengJuwana-Elrina……….23
Gambar 16. Bagian-bagianpadaalat presto .. …………………………………24
Gambar 17. Cool room di Pandanaran ... …………………………………….25
VI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standartmutuikansegar di PT. Bandeng Juwana-Elrina .......................... 18
Tabel 2. Keadaansanitasisarana di PT. Bandeng Juwana-Elrina ........................... 28
VII
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Proses persiapanternakikanbandeng .................................................. 10
Diagram 2. Proses pengolahanbandeng presto .................................................... 11
Diagram 3. Proses pembuatansambal ................................................................... 12
Diagram 4. Proses pengemasanbandeng presto ................................................... 13
VIII
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah
perairan sehingga hal ini menunjang kemampuan Indonesia untuk menjadikan
komoditas perairan serta produk olahannya menjadi beragam. Jika digolongkan menurut
tempat tinggalnya, ikan dibagi menjadi 2 yaitu ikan yang hidup di air tawar dan hidup di
air laut. Salah satunya yakni jenis ikan yang dibudidayakan di air tawar adalah ikan
bandeng. Ikan bandeng banyak dibudidayakan baik secara alami maupun secara buatan
oleh para petani tambak di Indonesia (Pirzars et al., 1989) karena ikan jenis ini memiliki
nilai ekonomis dan banyak diminati oleh masyarakat. Kegiatan pembudidayaan ikan
bandeng (Chanos chanos forskal) sudah ada sejak sekitar abad ke 14 yang dimulai
dengan pembudidayaan di tambak secara tradisional. Faktor ketersediaan benih
merupakan salah satu kendala yang muncul di dalam upaya meningkatkan teknologi
budidaya ikan bandeng di Indonesia. Saat ini, pembudidaya ikan bandeng masih
mengandalakan produksi induk di alam yang jumlahnya tidak menentu. Di Indonesia
sendiri, ikan jenis ini dipanen secara melimpah dari segi kualitas, kesehatan, maupun
ukurannya yang beragam pada waktu tertentu. Di Indonesia dapat dijumpai bahwa tidak
sedikit produsen bandeng yang cara pemanenan, pengolahan, maupun penyimpanannya
kurang tepat sehingga secara tidak sadar berpengaruh dalam hasil pada produk akhir
yang kurang berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan usaha penanganan ikan bandeng
agar menghasilkan produk yang berkualitas bagus. Untuk itu, pembuatan paper berikut
ini bertujuan untuk mengulas secara rinci mengenai proses pengolahan ikan bandeng
untuk membantu para pembaca dalam mengolah ikan bandeng khususnya untuk
dijadikan bandeng duri lunak (bandeng presto). Mengapa saya mengambil mengenai
ikan bandeng yaitu karena ikan bandeng memiliki banyak duri, sehingga diperlukan
pengolahan lebih lanjut pada ikan jenis ini agar durinya menjadi sangat lunak dan dapat
ikut dikonsumsi. Di kota Semarang sendiri, industri bandeng presto sudah tersebar di 14
Kecamatan dan 25 Kelurahan. Total jumlah atau nilai investasi sebesar Rp.
515.200.000,- dan jumlah nilai produksi mencapai Rp. 907.600.000,- dengan total
tanaga kerja 141 orang (data Dinas Perindag Kota Semarang).
1
2
1.1.LATAR BELAKANG PT. BANDENG JUWANA-ELRINA
1.1.1. Latar Belakang Pendirian PT Bandeng Juwana
Dr. Daniel Nugroho beserta Ibu Ida Nursanty (istri) memulai karirnya pada tahun
1975yakni mencari usaha sampingan untuk mencukupi kebutuhan. Pada tahun 1978,
beliau menjalankan usaha Bakery seperti Holland Bakery namun gagal dikarenakan
keterbatasan modal. Beliau berdua tidak menyerah begitu saja, pada tahun 1980 muncul
ide mulai membuat produk bandeng duri lunak atau lebih dikenal dengan sebutan
bandeng presto. Beliau mencoba membuat bandeng duri lunak dengan menggunakan
alat pressure cooker selama kurang lebih 3 (tiga) bulan dengan menghasilkan sebanyak
1 hingga 5 kg bandeng duri lunak guna dibagikan kepada teman-teman beliau untuk
mendapatkan masukan dan kritikan pada rasa dan kualitas bandeng duri lunak yang
dibuat. Setiap membagikan bandeng duri lunak tersebut, beliau berdua mengubah
resepnya hingga menemukan resep yang pas yang sampai saat ini digunakan. Beliau
menemukan resep yang sesuai pada akhir bulan Desember pada tahun 1980 dan beliau
memutuskan untuk berjualan bandeng duri lunak. Pada tanggal 03 Januari 1981, beliau
mulai menjual bandeng duri lunak di depan rumahnya. Bandeng tersebut diletakkan di
dalam sebuah lemari di depan ruang tunggu praktek di rumahnya. Penjualnya adalah
pembantu rumah tangga yang bertugas mencuci bahan baku, memasak, dan juga
menjual bandeng duri lunak tersebut. Awalnya, bandeng tersebut hanya laku 3 ekor
saja.
Namun seiring berjalannya waktu dan kegigihan beliau, beliau memiliki banyak
pelanggan dan dapat mendirikan PT. Bandeng Juwana-Elrina yang sampai sekarang
dikenal sebagai toko oleh-oleh terpopuler di kota Semarang. Nama usaha Bandeng
Juwana tersebut berasal dari kota kelahiran sang istri, Juwana yang terkenal dengan
produk bandengnya. Sedangkan nama Elrina adalah singkatan nama dari ketiga buah
hati Dr. Daniel Nugroho beserta istri (Elizabeth Mady Kristiwijani Setiabudhi, Maria
Ratnawati Setiabudhi, Johana Juniarti Setiabudhi). Karena kuatnya kepercayaan
masyarakat terhadap PT. Bandeng Juwana-Elrina inilah yang membuat PT. Bandeng
Juwana-Elrina masih mampu berjaya sampai sekarang ini ditengah ketatnya persaingan
produk bandeng presto. Tak hanya sampai disitu, karir beliau makin meningkat dan
3
akhirnya memutuskan untuk mendirikan suatu pabrik roti yang diberi nama Dyriana
yang juga diambil dari nama ketiga putrinya (Mady, Maria, dan Johana). Menurut Dr.
Daniel, usahanya dapat terus berkembang karena sikapnya yang tidak cepat puas, mau
terus belajar, dan melihat setiap celahkesempatan tanpa menipu konsumen dan terus
melakukan inovasi. Menurut konsumen, kepercayaan terhadap suatu perusahaan dapat
terjadi karena:
a. Pelayanan baik dan ramah
Keramahan karyawan adalah hal yang sangat difokuskan oleh Dr. Daniel kepada
setiap pegawainya dimana setiap pegawai tidak hanya melayani pembeli namun juga
menunjukkan bentuk perhatian yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyaman dan
ramah pada setiap konsumen yang berbelanja.
b. Berat produk sesuai dengan kenyataan
Sebelum dikemas, produk akan ditimbang terlebih dahulu. Dimana timbangan
tersebut diletakkan pada tempat terbuka yang dapat dilihat dan dicek sendiri oleh
konsumen sehingga konsumen yakin bahwa produk yang dibeli beratnya sesuai
dengan jumlah yang diinginkan dan yang dibayar oleh konsumen.
c. Lokasi display produk
Di PT. Bandeng Juwana-Elrina, produk yang dijual (produksi PT. Bandeng JuwanaElrina sendiri maupun produk titipan dari perusahaan lainnya) diletakkan pada
display yang dapat diraih bahkan ada beberapa produk yang dapat dicicipi (terdapat
tester) oleh konsumen. Sehingga, konsumen dapat melihat kondisi kemasan produk
dan memilih sendiri produk yang diinginkan.
d. Fasilitas pembungkusan paket
Di PT. Bandeng Juwana-Elrina juga terdapat fasilitas khusus yang bertujuan untuk
membantu konsumen dalam mengemas produk bandeng yang akan dibawa atau
dipaket ke luar kota maupun ke luar negeri.
e. Pengemasan vacuum
Pengemasan vacuum adalah salah satu fasilitas pengemasan dan pembungkusan
paket bagi konsumen yang ingin membawa ataupun memaketkan produk yang
memakan jangka waktu perjalanan cukup lama. Produk ini akan diproses secara
vacuum dengan tujuan memperpanjang umur simpan sehingga produk masih dapat
dikonsumsi saat tiba di kota atau negara tujuan.
4
f. Perusahaan tetap buka pada hari raya/hari besar
Untuk point yang satu ini adalah keuntungan bagi perusahaan dan juga konsumen.
Karena konsumen yang ingin membawa pulang oleh-oleh dari kota Semarang pada
saat hariraya/hari besar tidak perlu kesulitan mencari lantaran banyak perusahaan
bandeng yang tutup, dan juga perusahaan mengalami peningkatan omzet penjualan
karena perusahaan bandeng lainnya banyak yang tutup saat hari raya/hari besar.
Berikut adalah logo yang digunakan oleh PT. Bandeng Juwana-Elrina:
a
b
c
Gambar 1. Logo PT. Bandeng Juwana-Elrina
Mengenai logo tersebut, terdapat arti dari logo tersebut, yakni:
a. Topi koki melambangkan Dyriana Bakery.
b. Bola dunia yang diapit oleh 2 (dua) ekor ikan bandeng melambangkan bahwa
Bandeng Juwana akan menguasai dunia.
c. Bunga dengan 3 (tiga) putik melambangkan bahwa Bp. Daniel dan Ibu Ida
memiliki 3 (tiga) orang puteri.
1.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Visi dari PT. Bandeng Juwana-Elrina adalah wujud kasih dan berkat Tuhan serta
pengalaman kasih. Di setiap perkembangan yang dicapai oleh PT. Bandeng JuwanaElrina adalah salah satu wujud kasih dan berkat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
demikian, diharapkan kehadiran PT. Bandeng Juwana-Elrina di bidang usaha dapat
memancarkan kasih Tuhan kepada sesama manusia, termasuk karyawan dan
konsumen PT. Bandeng Juwana-Elrina.
5
b. Misi
Misi dari PT. Bandeng Juwana-Elrina adalah memacu kreatifitas para pekerja untuk
dapat menciptakan produk-produk baru yang berkualitas. Hal ini dilakukan guna dapat
terus bertahan di ketatnya persaingan usaha dengan produk bandeng duri lunak dan agar
para konsumen tidakcepat bosan. Yang telah dikembangkan oleh PT. Bandeng JuwanaElrina antara lain adalah rasa, bentuk, kemasan, dan kebersihannya. Sedangkan misi lain
perusahaan ini adalah terciptanya kerja sama yang saling menguntungkan baik antar
karyawan, pelanggan, maupun masyarakat di sekitar yang merupakan faktor pendukung
penting bagi perkembangan PT. Bandeng Juwana-Elrina.
1.1.3. Lokasi Usaha PT. Bandeng Juwana
PT. Bandeng Juwana-Elrina memiliki 4 lokasi usaha, yaitu:
a.
Jl. Pandanaran no 57, Semarang
b.
Jl. Pandanaran no 83, Semarang
c.
Jl. Lingkungan Industri Kecil I/274 D, Semarang
d.
Jl. Gatot Subroto X, Semarang
Dimana di setiap lokasi usaha yang berbeda ini menjual produk olahan bandeng yang
berbeda-beda pula.
1.1.4. Prinsip Kerja Perusahaan
Prinsip kerja di PT. Bandeng Juwana-Elrina antara lain adalah:
a.
Bertumbuh menjadi besar dalam kasih
Seperti yang telah tercantum di dalam visi perusahaan, dimana setiap perkembangan,
kemajuan, maupun pencapaian yang diperoleh oleh PT. Bandeng Juwana adalah salah
satu wujud kasih dan berkat Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga, perusahaan akan selalu
berusaha untuk memancarkan kasih baik kepada setiap karyawan, konsumen, maupun
masyarakat di sekitar.
b.
Kreativitas dan kualitas
Kreativitas adalah suatu aspek yang paling penting dan menjadi salah satu kunci
kemajuan di PT. Bandeng Juwana. Inovasi dilakukan pada berbagai produk olahan
bandeng dengan kualitas yang menjamin peningkatan kepuasan konsumen. Aspek
6
kualitas yang diperhatikan oleh perusahaan antara lain adalah rasa, kemasan,
kebersihan, dan pelayanan yang selalu memberi yang terbaik.
1.1.5. Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Bandeng Juwana-Elrina dipimpin oleh Dr. Daniel Nugroho selaku pemilik dan
direktur yang mengambil segala keputusan operasional perusahaan, membinaan
karyawan,
mengendalikan
perusahaan, dan memimpin kelangsungan hidup perusahaan. Direktur dibantu oleh
seorang sekretaris dan tujuh orang kepala bagian, yaitu:
a.
Kepala bagian keuangan
Tugas dari kepala bagian keuangan antara lain adalah mengatur karyawan di bagian
finance, accounting, dan kasir. Kepala bagian ini juga mengatur keperluan kasir, kas
kecil, hutang, dan juga gaji para karyawan.
b.
Kepala bagian personalia dan umum
Tugas dari kepala bagian personalia dan umum adalah sebagai penanggung jawab,
pengatur karyawan dan administrasi personalia, kesejahteraan karyawan, serta
recruitment dan melakukan training karyawan. Kepala bagian ini juga bertanggung
jawab untuk mengatur karyawan bagian kebersihan, transportasi, dan keamanan yang
meliputi pengantaran pesanan, mobil, dan sopir yang terlibat.
c.
Kepala bagian produksi
Tugas dari kepala bagian produksi adalah mengatur bahan, mengatur proses produksi
bandeng, mengatur proses produksi bumbu dan sambal.
d.
Kepala bagian marketing
Tugas dari kepala bagian marketing adalah mengatur ketersediaan produk di toko atau
di resto (di lt.2 PT. Bandeng Juwana-Elrina), mengatur karyawan, pelayan toko, dan
karyawan bidang paket, mengenalkan produk kepada konsumen/pembeli, dan juga
membawa pembeli masuk ke dalam toko. Dalam marketing terdapat 2 cara yakni
melalui media/publikasi (iklan, reklame, spanduk, dan brosur) dan dari mulut ke mulut.
Sedangkan yang dilakukan guna membawa pembeli masuk ke dalam toko adalah
dengan cara memberikan potongan harga/discount, pelayanan yang baik dan ramah,
demo pembuatan bandeng duri lunak, kerja praktek mahasiswa, dan juga melalui
seminar/ceramah yang dilakukan oleh PT. Bandeng Juwana-Elrina.
7
e.
Kepala bagian maintenance
Tugas dari kepala bagian pemeliharaan/maintenance adalah mengatur karyawan, teknisi
yang mengontrol kondisi bangunan, listrik, dan juga mesin perusahaan.
f.
Kepala bagian pembangunan dan inventaris
Tugas dari kepala bagian pembangunan dan inventaris adalah mengatur segala peralatan
yang digunakan oleh perusahaan guna melakukan proses produksi.
g.
Kepala bagian penelitian dan pengembangan produk
Tugas dari kepala bagian penelitian dan pengembangan produk adalah mengembangkan
produk baru (di toko maupun di resto).
1.1.6. Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan
PT. Bandeng Juwana-Elrina memberikan beberapa fasilitas untuk karyawan, antara lain
adalah sebagai berikut:
-
Tempat ibadah
-
Kenaikan gaji setiap tahunnya
-
Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawan yang telah bekerja minimal 3 bulan
di PT. Bandeng Juwana-Elrina
-
Tempat tinggal karyawan yang bekerja pada bagian produksi pada jam tertentu
yang berasal dari luar kota
-
Kesehatan, berupa pengobatan, perawatan di RS Panti Wilasa Dr. Cipto atau di
Poliklinik Bethesda GKI Peterongan, beserta obat-obatannya (obat generik).
2.SPESIFIKASI PRODUK
2.1.Produk yang ada di PT. BandengJuwana-Elrina
Berikut ini adalah berbagai produk yang berbahan dasar ikan bandeng yang diproduksi
oleh PT. Bandeng Juwana-Elrina:
a. Bandeng duri lunak (presto)
b.Bandeng boneless
c. Bandeng otak-otak
d.Bandeng dalam sangkar
e. Bandeng bakar duri lunak
f. Bandeng oven
g.Bandeng sate boneless
h.Bandeng teriyaki
i. Bandeng asap duri lunak
j. Bandeng asap duri keras
k. Bandeng asap boneless
l. Perkedel bandeng
m. Dendeng bandeng
n. Lumpia bandeng
o. Tahu bakso bandeng
p. Pepes bandeng pedas
q. Pepes bandeng jantung pisang
r. Pepes bandeng petai cina
s. Pepes bandeng lombok ijo
t. Pepes bandeng nangka muda
u. Pepes bandeng daun singkong
v. Pepes bandeng jamur tiram
w. Lemper bandeng
x. Tahu isi bandeng
y. Bakso bandeng crispy
8
9
Dari beberapa produk yang diolah oleh PT. Bandeng Juwana-Elrina maka saya akan
memberikan deskripsi singkat mengenai salah satu produk yakni bandeng duri lunak
(presto). Cara pembuatan bandeng duri lunak (presto) adalah dengan cara ikan bandeng
utuh dicuci terlebih dahulu, kemudian dibelah menjadi dua bagian lalu diberikan olesan
bumbu berupa bawang putih, garam, dan kunyit pada bagian tengahnya (bagian dalam
ikan) dan diberikan pewarna kuning di bagian luar (bagian kulit ikan) lalu di masak
dengan pressure cooker dengan suhu 127˚C dan tekanan 2 atm hingga berbau matang
(durinya menjadi lunak dan dapat dikonsumsi). Umur simpan dari bandeng duri lunak
ini adalah ± 2 hari.
3. PROSES PENGOLAHAN BANDENG DURI LUNAK (PRESTO)
3.1. Diagram Alir Proses Persiapan (Ternak) IkanBandeng
Pengeringan tambak 1 bulan
Pengisian air payau
1 minggu ditunggu penumbuhan lumut
Ikan bandeng dimasukkan ke tambak
Ditunggu selama lima belas menit
Dibiarkan adaptasi selama 3 hari tanpa diberi makan
Setelah 6 sampai 8 bulan, ikan bandeng dipanen
Digiring dengan menggunakan jaring ke sudut
Ikan dimasukkan ke blong drum berisi es
Bandeng dibawa ke pasar Rejomulyo
Diagram 1. Diagram alir proses persiapan (ternak) ikanbandeng
Proses persiapan bahan baku adalah sebagai berikut, pertama-tama dillakukan
pengeringan tambak selama 1 bulan. Kemudian diisi dengan air payau dengan pH ± 8
setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 1 minggu dan bibit bandeng yang sudah sedikit
10
11
besar atau sering disebut sebagai glondong dimasukkan ke dalam air payau yang
dibatasi dengan jaring selama 15 menit dan dilepaskan ke tambak tetapi tidak diberi
makan selama 3 hari. Setelah lebih dari 3 hari maka, ikan bandeng diberi makan
roti/pellet. Untuk mempermudah proses pemberian makan ikan bandeng, maka dari
pemilik tambak membuat sebuah drum di tengah-tengah tambak yang diisi penuh
dengan makanan ikan bandeng. Jika ikan bandeng sudah berada di dalam tambak
selama ± 6 – 8 bulan, maka ikan bandeng tersebut dipanen. Ikan bandeng yang telah
berhasil dipanen dimasukkan ke dalam blong yang berisi es (penyimpanan beku) dan
dibawa ke pasar Patok (Rejomulyo).
3.2.DiagramAlir Proses PengolahanIkan Bandeng Duri Lunak (Presto)
Isi perut ikan dan sisik ikan dibersihkan dan dibuang di pasar Kobong
Pemilihan ikan bandeng di pasar Rejomulyo
Diambil 1 atau 2 ekor ikan secara acak
Ikan digoreng untuk tidak mengetahui bau tanah atau tidak
Setelah dipastikan tidak bau tanah, ikan dibawa ke LIK
Di LIK, ikan dibersihkan
Dibawa ke Pandanaran untuk diolah
Di LIK disimpan di cool room
Ikan dibagi menjadi 2 bagian secara horisontal
Didalam bagian ikan diolesi dengan jahe, bawang putih, dan garam
Bagian luar ikan diwarnai dengan red yellow dan kunyit agar tidak pucat
Dibagian bawah alat presto diberi air bersih ±750 cc
Dimasak selama 1 jam dengan suhu ± 127˚C
Setelah tekanan mencapai 2 atm, api dikecilkan
Tutup alat presto yang kecil dibuka sampai suaranya hilang
12
Diagram 2.Diagram alir proses pengolahanikanbandengdurilunak (presto)
Pada proses pengolahan bandeng presto, PT. Bandeng Juwana-Elrina mengambil ikan
bandeng dari supplier yang isi perut dan sisiknya sudah dibersihkan. Lalu ikan diambil
(digoreng) secara acak. Jika ikanbandengsaatdigorengtidak berbau tanah maka ikan
akan masuk ke tahap selanjutnyayakni pembersihan.Setelah ikandibersihkan, ikan
akandibawakePandanaranuntukdiolah. Dan sebagianlainnyaakandisimpan di cool room
dengancaradiberigaramdanesbatu. Padaikan yang diolah, ikanakandibagimenjadi 2
bagiansecara horizontal. Kemudianpadabagiandalamikanakandilumuri dengan garam,
bawang putih, dan jahe yang telah dihaluskan dan diolesi dengan red yellow (pewarna
makanan berbentuk cair) dan kunyit pada bagian kulit luar bandeng. Kemudian di
presto hingga berbau matang yang dimasakselama 1 jam padasuhu 127˚C.
3.3. Diagram Alir Proses Pembuatan Sambal
Bawang putih dan cabai merah
Penggorengan
Penggilingan
Penambahan bahan
Pendinginan
Pengemasan
Diagram 3. Diagram alir proses pembuatansambal
Pada proses pembuatan sambal, yang dilakukan adalah bawang putih dan cabai yang
sudah dicuci akandigoreng dan dilakukan penggilingan. Setelah melewati tahapan
13
penggilingan (sampai bercampur), adonansambal dicampur dengan beberapa bahan
tertentu
(misalnya:
gula,
garam,
dan
minyak).
Kemudian
adonansambaltersebutdidinginkan kemudian dikemasdalamkemasansachet.
3.4. Diagram Alir Proses Pengemasan IkanBandeng Duri Lunak (Presto)
Bandeng presto dimasukkan ke cool room
Dimasukkan ke keranjang untuk display
Jika ada yang beli, bandeng ditimbang
Dimasukkan ke plastik kemasan
Diberi sambal
Sampai ke konsumen
Diagram 4. Diagram alir proses pengemasan pada ikan bandeng duri lunak (presto)
Langkah yang dilakukandalamtahap pengemasaniniadalahikanbandeng presto yang
sudahmatangdidinginkandengancaradimasukkankecool room yang terdapatblower fan
yang bergunauntukmempercepatproses pendinginanpadaprodukbandeng presto yang
sudahmatang. Ikanbandeng presto yang sudahdinginakandipindahkeruangandisplay agar
dapatdilihatolehpembeli. Kemudian, jikaada yang membeliprodukbandeng presto
inimaka
pegawai
kedalamkemasanplastik
yang
yang
melayaniakanmemasukkanbandeng
presto
bagianbawahnyatelahdiberikertaskartonlaludiberikan1
sachetsambal
bagiandalamplastikkemudianprodukbandengakansampaiketangankonsumen.
di
14
4.
PEMBAHASAN
4.1. Persiapan Bahan Baku
Proses Persiapan bahan baku atau persiapan tambak bandeng dimulai dengan
pengeringan tambak selama 1 bulan. Pengeringan tambak tersebut bertujuan agar
tambak bersih setelah proses pemanenanterutamadari kotoran atau bakteri yang berasal
dari ikan sebelumnya. Tambak kemudian diisi dengan air payau dengan pH ± 8 setinggi
30 cm dan dibiarkan selama 1 minggu.Tujuan dari pembiaran air payau selama 1
minggu untuk merangsang pertumbuhan lumut secara alami di dalam tambak.Bibit
bandeng untuk pembiakan diperoleh dengan membeli dari laut (dalam bentuk nener).
Setelah bertumbuh, gelondong (sebutan untuk anak ikan bandeng yang sudah besar
dengan besar ± seukuran 1 jari) dimasukkan ke dalam air payau yang dibatasi dengan
jaring selama 15 menit untuk proses adaptasi ikan. Setelah 15 menit, ikan bandeng akan
dilepaskan ke tambak dan tidak diberi makan selama 3 hari karena dapat menyebabkan
ikan bandeng mati karena kekenyangan sehingga sulit beradaptasi.Namun dengan tidak
diberi makan, ikan bandeng justru lebih bisa beradaptasi. Setelah 3 hari, ikan bandeng
diberi makan berupa roti/pellet. Untuk mempermudah proses pemberian makan ikan
bandeng, pemilik tambak menempatkan drum di tengah-tengah tambak yangberisi
makanan ikan bandeng. Apabila lapar, bandeng akan“menyenggol” drum tersebut dan
makanan akan jatuh dengan sendirinya sesuai kebutuhan (tidak akan kekurangan
maupun kelebihan makanan). Setelah berada di tambak selama kurang lebih 6 – 8 bulan,
ikan bandeng-pun siap dipanen. Pemanenan ikan bandeng dilakukan dengancara
menggiring ikan bandeng sampai ke sudut. Ikan bandeng yang terperangkap di jaring
akandilepaskan kembali ke tambak agar tidak merusak kualitas ikan bandeng akibat
kerusakan fisik terutama di bagian sisiknya. Dasar jaring tersebut kemudian diambil dan
digulung sampai ikan bandeng mati.Ikan bandeng lalu dimasukkan ke dalam blong yang
berisi es (penyimpanan beku) dan dibawa ke pasar Rejomulyo.
15
16
Gambar 2. Proses menanam gelondong
Gambar 3. Pemberian makanan pada ikan
Gambar 4.Menggiring bandeng ke tepi tambak
Gambar 5. Penangkapan bandeng dengan net
Gambar 6. Bandeng dibawa ke
pasar
4.1.2. Bahan Baku
Bahan baku dalam pembuatan bandeng duri lunak berupa ikan bandeng utuh yang
diperoleh dari supplier (Bapak Turmidzi) dari Demak dalam keadaan telah disortir dan
dibersihkan isi perutnya. Penyortiran dan pembersihan isi perut ikan dilakukan di pasar.
Pengiriman ikan bandeng ke pasar dilakukan pada malam hari. Pembersihan isi perut
dan sisik ikan dilakukan di pasar untuk mengurangi limbah proses pengolahan ikan
bandeng,mengingat PT. Bandeng Juwana–Elrinamelakukan proses pengolahan ikan
17
bandeng duri lunak (presto) di tengah kota yang padat penduduk. Standar ikan yang
digunakan untuk pembuatan bandeng duri lunak (presto) sesuai dengan standar mutu
yang telah ditetapkan oleh PT. Bandeng Juwana-Elrina adalah sisik ikan harus
mengkilap, baik dan dalam keadaan utuh, mata bersih (bersinar), insang berwarna
merah terang, warna daging putih kemerah-merahan, daging kenyal (tidak lembek),
tidak berbau tanah, dan bobot bandeng per ekor antara 0.3 – 0.5 kg. Ikan yang
memenuhi standar mutu akan dibawa ke tempat produksi bandeng duri lunak (presto) di
Jalan Lingkungan Industri Kecil untuk dibersihkan, disimpan dalam cool room dan
dikirim ke Pandanaran untuk diolah.
Ikan yang telah diterima oleh PT. Bandeng Juwana-Elrina akan diuji terlebih dahulu
dengan uji organoleptik yang meliputi kondisi mata, daging, insang, sirip, sisik, kulit,
bau, dan warna. Sementara untuk bahan lain yang akan digunakan diuji secara
organoleptik (bentuk, bau, kebersihan, kesegaran, maupun tanggal kadaluwarsanya).
Kondisi ikan yang diterima oleh PT. Bandeng Juwana-Elrina adalah insang berwarna
merah terang, daging berwarna putih, sisik yang mengkilap, ikan beraroma ikan segar,
dan keutuhan bentuknya sempurna. Isi perut dan sisik ikan dibersihkan di pasar dengan
tujuan untuk meminimalisir limbah pada tempat produksi karena lokasi PT. Bandeng
Juwana-Elrina yang berada di tengah kota. Isi perut ikan tersebutakan digunakan
sebagai pakan lele. Penyortiran ikan bandeng sendiri dilakukan untuk memilih ukuran
bandeng berdasar standar perusahaan. Setelah semua faktor tersebut memenuhi standart
mutu yang diinginkan oleh PT. Bandeng Juwana-Elrina, ikan bandeng disimpan di
dalam freezer yang telah diberi garam terlebih dahulu dan dilakukan proses pengolahan
selanjutnya.
18
Berikut adalah tabel yang menunjukkan standart mutu ikan bandeng yang digunakan
oleh PT. Bandeng Juwana-Elrina:
Analisa
Standart Mutu
Bau
Tidak bau tanah dan beraroma ikan segar
Sisik
Melekat kuat
Warna
Berwarna putih mengkilat
Mata
Bening dan cerah
Insang
Berwarna merah terang
Keutuhan
Seluruh organ harus utuh sempurna
Tabel 1. Standart Mutu Ikan Bandeng Segar PT. Bandeng Juwana-Elrina
Gambar 7.Mutu bandeng mentah (bagian luar) yang dipilih oleh PT. Bandeng
Juwana-Elrina
19
Gambar 8. Mutu bandeng mentah (bagian dalam) yang dipilih oleh PT. Bandeng
Juwana-Elrina
Gambar 9. Ikan bandeng yang sisik dan isi perutnya sudah dibersihkan
4.2. Proses Pengolahan Bandeng Duri Lunak (Presto)
Salah satu hasil utama dari perikanan tambak adalah ikan bandeng yangtermasuk ke
dalam jenis ikan laut Family Chanidae, ordo Malacopterygii. Ikan bandeng memiliki
badan langsing dengan bentuk torpedo dan bersirip ekor bercabang yang menandakan
sebagai ikan bandeng perenang cepat dengan sisik putih keperakan. Dikarenakan warna
dagingnya yang berwarna putih susu,ikan bandengjuga dikenal dengan namamilkfish
(Soeseno, 1985). Ikan bandeng biasa dipanen pada siang hari dan kemudian dilakukan
penyortiran berdasarkan ukurannya. Ikan bandeng sendiri dikenal sebagai komoditi ikan
yang sangat mudah mengalami kerusakan (Botta & Shahidi, 1994).
20
PT. Bandeng Juwana-Elrina sangat mementingkan output yang berkualitas baik (layak
dikonsumsi) sehingga perusahaan sangat memperhatikan bahan baku yang dibeli. Agar
tidak merugikan kedua belah pihak (baik pihak PT. Bandeng Juwana-Elrina maupun
supplier) maka diadakan perjanjian yaitu ikan bandeng yang diterima oleh PT. Bandeng
Juwana-Elrina akan dikembalikan apabila ikan yang diterima tidak memenuhi standar
yang telah ditetapkan oleh pihak PT. Bandeng Juwana-Elrina. Beberapa parameter yang
dapat menunjukkan keadaan ikan segar menurut Buckle et al., (1987) adalah warna dan
kulit ikan yang cerah, sisiknya melekat kuat, mata ikan jernih dan tidak terbenam,
dagingnya keras, lentur, dan jika ditekan denganmenggunakan jari tidak akan
meninggalkan bekas, baunya masih segar, dan hanya berlendir sedikit pada kulit ikan.
Jika direndam di dalam air maka ikan segar akan tenggelam.
Bau tanah pada bandeng tidak dapat terdeteksi saat keadaan mentah sehingga dilakukan
penggorengan ikan bandeng yang diambil secara acak oleh pihak PT. Bandeng JuwanaElrina di pasar. Apabila ikan yang digoreng tidak menghasilkan bau tanah, bandeng dari
supplier diterima oleh pihak PT. Bandeng Juwana-Elrina (ikan bandeng yang diterima
telah dibersihkan sisik dan isi perutnya terlebih dulu). Setelah itu, ikan bandeng akan
dibawa ke daerah LIK kemudian diolah di Pandanaran, Semarang. Di LIK, ikan
bandeng dicuci bersih dandibersihkanulanglalu diberi garam dan sebagian akan dikirim
ke Pandanaran untuk diolah dan sebagian lagi akan disimpan di dalam fasilitas cool
roomyang di LIKpada suhu -20 sampai -30˚C.
Gambar 10.Sisikikanbandengdibersihkan
21
Gambar 11.Ikanbandeng yang sudahdibersihkandiberigaram
Gambar 12. Ikan yang disimpan di cool room di LIK dengan suhu -20 sampai -30˚C
Untuk ikan yang dikirim ke Pandanaran untul diolah menjadi bandeng presto, ikan
dibelah menjadi 2 bagian secara horizontal sesampainya di Pandanaran. Pada bagian
dalam ikan diolesi dengan campuran bumbu berupa jahe, garam, dan bawang putih.
Tujuan pemberian bumbu tersebut berperan sebagai pemberi cita rasa, bakteriostatik
dan germisidal yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri serta khamir sehingga
memperpanjang umur simpan bandeng presto. Setelah itu bagian luar ikan diolesi
dengan pewarna red yellow (berwujud cair) dan kunyit agar ikan tidak berwarna pucat.
Ikan bandeng dimasukkan ke dalam pressure cooker yang bagian bawahnya berisi air (±
750 cc) dan disusun berjejer. Saat penumpukan ikan bandeng di dalam pressure cooker,
digunakan cincin alumunium untuk menahan alas diatasnya agar tidak menindih ikan
bandeng yang ada di bawahnya. Ikan bandeng kemudian dimasak selama ± 1 jam
22
dengan suhu ± 127˚C. Setelah tekanan mencapai 2 atm, api pada kompor pressure
cooker dimatikan lalu lubang kecil pada tutup pressure cooker dibuka hingga suaranya
menghilang.
Gambar13.Bumbudanpersiapanmem-prestoikanbandeng
Tekanan yang dipakai dalam proses pemasakan bandeng presto berasal dari akumulasi
uap panas yang dipanaskan dalam waktu yang lama dan bekerja pada sistem tertutup
sehingga duri ikan bandeng dapat dilunakkan oleh tekanan tersebut. Proses pemanasan
yang terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan pada citarasa, penurunan kandungan
protein dan berkurangnya tingkat efisiensi waktu pengolahan. Tujuan pembuatan
bandeng dengan cara di-presto adalah agar konsumen tidak terganggu saat
mengkonsumsi bandeng lantaran akibat duri bandeng (Muchtadi, 1997). Untuk
memastikan bandeng presto sudah matang, pegawai PT. Bandeng Juwana-Elrina
menggunakan indera (insting) penciuman dimana ikan presto yang sudah matang akan
menghasilkan aroma wangi. Selain itu melalui aroma, kematangan ikan dapat dipastikan
dengan cara disentuh menggunakan jari. Sambal untuk bahan tambahan dibuat dengan
menggoreng bawang putih dan cabai merah selama ± 30 menit lalu digiling hingga
halus dengan mesin penggiling.Bahan lain berupa terasi, asam, garam, gula pasir, dan
gula jawa kemudian dimasukkan. Sambal lalu didinginkan dan dikemas menggunakan
plastik.
23
Gambar 14. Proses pengolesan bagian dalam dan luar bandeng dengan bumbu
Gambar 15.Alat presto di PT. BandengJuwana-Elrina
24
Gambar 16.Bagian-bagianpadaalat presto
Pengendalian mutu dalam tahap penyimpanan dilakukan dengan cara menjaga
kebersihan keranjang penyimpanan (display) ikan bandeng dari kotoran. Keranjang
tersebut masuk ke cool room pada suhu ± - 16˚C sampai -30˚C. Pada tahap freezing,
suhu juga diatur secara kontinyu oleh para pekerja agar menjaga kestabilan suhu
freezer. Jika ikan bandeng yang disimpan membeku, maka akan dilakukan proses
pelunakan. Proses pelunakan merupakan proses pencairan es yang ada pada ikan dengan
untul mempermudah proses pemasakan. Prinsip dasar untuk melakukan proses
pelunakan adalah membuat kondisi ikan sama seperti kondisi ikan segar (suhu Back
Bone Temperature/BBTnya ± -4˚C sampai 0˚C) dengan cara menyirami tubuh ikan
dengan air mengalir. Pengendalian mutu pada saat proses pelunakan yang dilakukan
adalah dengan cara membersihkan wadah ikan yan akan digunakan.
Sedangkan pada proses pemasakan, dilakukan pengendalian mutu dengan cara
mengecek suhu dan tekanan pada pressure cooker secara rutin. Setelah matang, ikan
bandeng kembali dicek dengan cara menyentuhnya untuk mengetahui apakah ikannya
sudah empuk dan durinya sudah lunak. Bandeng beserta alasnya (lempengan) kemudian
dibawa ke cool room. Di dalam cool room, dilakukan pendinginan menggunakan kipas
angin sehingga membuang aliran panas di dalam ikan. Cool room perlu dibersihkan
secara berkala untuk menghindar kotoran menempelpada produk dari sirkulasi udara.
Dalam cool room terdapat 5 buah blower fan dan 2 buah blower fan cadangan. Menurut
25
pihak PT. Bandeng Juwana-Elrina, penggunaan blower fan ini dinilai lebih efisien
dibandingkan dengan penggunaan AC karena tidak bisa digunakan selama 24 jam dan
biayanya lebih mahal. Di dalam cool room juga terdapat exhaust fan yang digunakan
untuk pembuangan angin panas dari dalam cool room ke luar ruangan sehingga terjadi
sirkulasi udara.Untuk menghindari adanya lalat maupun serangga yan masuk ke dalam
cool room maupun menempel di produk, cool room dilengkapi dengan lampu UV.
Gambar17.Cool room di PT. BandengJuwana-Elrina (Pandanaran)
4.3.
Pembuatan Sambal
Bahan baku yang digunakan untuk membuat sambal antara lain bawang merah, cabai
merah, gula pasir, gula jawa, asam, terasi, dan garam. Kondisi bahan baku yang
digunakan harus dalam kondisi segar. Proses pembuatan sambal dimulai dengan
menggoreng bawang merah dan cabai merah selama ± 30 menit lalu didinginkan. Bahan
baku sambal digiling lalu dicampur dengan terasi dan asam menggunakan alat
penggiling. Penggunaan terasi dan asam ini membuat rasa sambal yang tak hanya pedas
tetapi juga enak. Sambal kemudian ditambah dengan gula jawa, gula pasir, dan garam
yang telah dihaluskan kemudian dipanaskan sambil terus diaduk dengan api sedang.
Tujuan dari pengadukan dan pemasakan ini adalah agar semua bahan tercampur secara
merata dan warna berubah menjadi seperti coklat kehitaman. Setelah matang, sambal
diangkat dari kompor dan dibiarkan dingin di ruang pendinginan sambal yang terdapat
kipas angin guna mempercepat proses pendinginan sambal. Di ruangan pendinginan
26
juga terdapat ventilasi guna menjaga sirkulasi udara di ruangan ini. Setelah dingin,
sambal dikemas ke dalam kemasan sachet berupa plastik menggunakan mesin side
sealed automatic packaging yang dibantu dengan pompa untuk memasukkan sambal
cair ke kemasan. Setiap kemasan sachet memiliki berat ± 0.025 gram.
4.4.
Pengemasan
Bandeng yang sudah jadi selanjutnya akan dikemas ke dalam plastik PVC dan diberi
alas karton (karton sebagai kemasan sekunder yang terdapat logo dan nama perusahaan
PT. Bandeng Juwana-Elrina) agar produk tidak mudah rusak di packaging site dan
dijual di display area. Jenis plastik PVC akan mampu mempertahankan umur simpan
produk selama ± 3 hari pada suhu ruang dan 7 hari pada suhu refrigerator. Plastik PVC
digunakan karena mampu menahan lemak,kelembaban, maupun gas. PVC bersifat kuat,
mengkilap, dan dapat dicetak nama perusahaan, cap, maupun izin dari Departemen
Kesehatan di bagian luarnya. Keterangan produk yang diperlukan juga dapat dicetak
pada plastik PVC (Bureau & Moulton, 1996).
4.5.
Alur Produksi PT. Bandeng Juwana-Elrina
PT. Bandeng Juwana-Elrina setiap hari memproduksi bandeng duri lunak (presto) pada
pukul 07.00-13.00 dengan menggunakan ± 20 buah autoklaf.Dimana setiap autoklaf
mampu memproduksi bandeng duri lunak (presto) sekitar 10 kg. Alur produksi adalah
sebagai berikut: bahan baku akan datang lalu akan dilakukan proses pencucian
(pembersihan). Kemudian ikan akan dimasukkan ke dalam freezer (yang sudah
disimpan lebih lama akan digunakan lebih dahulu/first in first out). Ikan yang sudah
dkeluarkan, akan dilumuri dengan bumbu dan pewarna. Setelah itu dimasak dalam
pressure cooker dan jika sudah matang maka akan disimpan di ruang penyimpanan.
Kemudian akan dikemas ke dalam plastik PVC yang sudah diberi alas karton agar tidak
mudah rusak dan dijual di display area. Alur produksi yang digunakan oleh PT.
Bandeng Juwana sudah efektif karena tidak ada pekerjaan yang terulang ataupun
bertabrakan.Padatahapanpenyimpanan PT. BandengJuwana-Elrinamenerapkansistem
FIFO (First In First Out) untukmenjagakesegaran/kualitasprodukbandeng yang
dihasilkan.
27
4.6.
Sanitasi
Sanitasi dengan beberapa sarana ditujukan agar GMP dalam makanan tercapai
(SSOP/Standart Sanitation Operating Procedure) yang berasal dari USDA adalah
sebagai berikut:
a.
Pemeliharaan umum berupa bangunan harus dijaga dengan perbaikan,
pembersihan, dan sanitasi yang baik
b.
Bahan
yang
digunakan
untuk
pembersihan
dan
penyimpanan
bahan
berbahaya/toksik secara tertib
c.
Pest control (mengendalikan hama secara efektif, jika menggunakan insektisida
maka dilakukan dengan cara yang hati-hati agar tidak mengkontaminasi makanan)
d.
Sanitasi permukaan peralatan yang kontak langsung dengan produk harus dalam
keadaan bersih dan dibersihkan secara teratur
e.
Penyimpanan dan penanganan peralatan disimpan di lokasi yang bebas dari
kontaminasi, setiap pabrik harus dilengkapi dengan sumber air, saluran air,
pembuangan sampah, fasilitas toilet, dan fasilitas cuci tangan (peralatan sanitasi)
f.
Tempat pembuangan sampah harus tertutup agar tidak menimbulkan bau yang
tidak sedap dan dapat mengkontaminasi udara maupun ruang produksi
(Winarno & Surono, 2004)
Pengangkutan makanan setelah proses pemasakan ke tempat penyimpanan diperhatikan
agar tidak mengkontaminasi produk makanan. Wadah yang digunakan untuk
membawa/menyimpan produk juga harus bersih, kuat, tidak berkarat ataupun bocor.
Proses penyimpanan bandeng duri lunak di PT. Bandeng Juwana-Elrina disimpan pada
suhu dingin karena ikan bandeng mudah rusak. Suhu yang digunakan untuk menyimpan
bandeng berkisar < 4˚C sedangkan untuk makanan resto disajikan lebih dari 6 jam
dengan disimpan pada suhu -1 sampai 5˚C. Oleh karena itu suhu penyimpanan produk
bandeng yang disajikan selalu lebih rendah daripada produk yang berada di ruangan
pendingin.
28
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan sanitasi sarana di PT. Bandeng JuwanaElrina:
Item
Keadaan
Ruang produksi
Terpisah dari ruang lainnya
Ruang pendingin
Masih kurang bersih
Penerangan
Cukup baik
Dinding, lantai & langit-langit
Mudah dibersihkan
Pakaian kerja karyawan
Para pegawai di bagian produksi
belum sepenuhnya menggunakan
pakaian kerja secara lengkap
Fasilitas cuci tangan
Sudah lengkap dengan sabun dan
tissue
Saluran pembuangan air
Cukup baik
Penanganan limbah
Cukup baik
Ventilasi
Sudah tersedia di setiap ruang
produksi
Peralatan
Mudah untuk dibersihkan
Tabel 2. keadaan sanitasi sarana di PT. Bandeng Juwana-Elrina
Menurut BPOM (2002), lantai area produksi makanan yang kontak dengan air
dibuat/didesign dengan tingkat kemiringan tertentu. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah proses pembersihan dan mencegah adanya genangan air. Selain itu,
sebaiknya lantai terbuat dari bahan anti air, rata, halus, kuat tetapi tidak licin dan setiap
sambungan lantai sebaiknya dibuat tidak berjarak guna meminimalkan adanya sisa-sisa
kotoran pada bandeng yang tertinggal di lantai dan menyebabkan terjadinya
kontaminasi pada produk bandeng. Di PT. Bandeng Juwana-Elrina, ruang produksinya
terpisah dengan ruangan lainnya. Lantai dan juga dindingnya terbuat dari keramik
sehingga lebih mudah untuk dibersihkan. Penerangan, saluran pembuangan air serta
penanganan limbah pada perusahaan ini sudah cukup baik. Ventilasi sudah dimiliki
oleh hampir setiap ruangan agar udara panas di ruang produksi maupun udara kotor
dapat keluar dari ruangan.
Beberapa standart dalam menjaga kebersihan suatu perusahaan makanan adalah setiap
tempat produksi harus menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan yang dilengkapi
dengan air yang mengalir, sabun, dan juga pengering sekali pakai dan tempat sampah
untuk membuang kotoran (pengering yang telah digunakan). Pada ruang pendinginan
bandeng, masih dikatakan kurang bersih karena masih banyak pegawai yang keluar
masuk ruangan ini sehingga saat pintu ruangan ini dibuka, udara kotor dari luar ruangan
dapat masuk ke dalam ruang pendingin. Menurut BPOM (2002), pakaian luar yang
digunakan harus bersih dan jika pegawai terluka maka lukanya harus ditutup dengan
menggunakan pembalut yang tahan air dan setiap sebelum maupun sesudah melakukan
proses produksi, tangan terlebih dahulu dicuci dengan sabun. Pada lantai ruang
pendingin di PT. Bandeng Juwana-Elrina bangunannya berbentuk siku sehingga agak
sulit membersihkannya.
29
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan

Cara membuat bandeng presto sebagai berikut: ikan bandeng dibelah menjadi 2
bagian secara horizontal lalu bagian dalam ikan diolesi dengan campuran bumbu
berupa jahe, garam, dan bawang putih. Sedangkan, bagian luar ikan diolesi
dengan pewarna red yellow (berwujud cair) dan kunyit agar ikan tidak berwarna
pucat.

Tujuan pemberian bumbu tersebut berperan sebagai pemberi cita rasa,
bakteriostatik dan germisidal yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri serta
khamir sehingga memperpanjang umur simpan bandeng presto.

Proses pemanasan yang terlalu lama akan merusak citarasa, penurunan
kandungan protein dan berkurangnya tingkat efisiensi waktu pengolahanbandeng
presto.

Tujuan pembuatan bandeng dengan cara di-presto adalah agar konsumen tidak
terganggu saat mengkonsumsi bandeng lantaran akibat duri bandeng.

Pengendalian mutu dalam tahap penyimpanan dilakukan dengan cara menjaga
kebersihan keranjang penyimpanan (display) ikan bandeng dari kotoran.
5.2.
Saran
Sebaiknya para pegawai PT. Bandeng Juwana-Elrina menggunakan masker dan sarung
tangan tidak hanya selama proses pendinginan tetapi pada seluruh tahapan proses.
Sebaiknya di PT. Bandeng Juwana-Elrina ada standart yang khusus untuk menentukan
apakah bandeng presto tersebut sudah matang (tidak hanya dari insting).
30
6. Daftar Pustaka
Botta, J. R. dan F. Shasidi.1994.Seafoods: Chemistry, Processing Technology and
Quality. Blackie Academic and Proffesional. Glasgow
BPOM.
(2002).
Cara
Produksi
Pangan
yang
Baik
untuk
Industri
Rumah.http://www.ebookpangan.com diunduh pada Senin, 06 Juli 2015.
Bureau, G. & Moulton, J. I. (1996), Food Packaging, Technology Volume 2, VCH
Publisher Inc., USA.
Muchtadi, Tien R,1997.Teknologi Proses Pengolahan Pangan:Bogor, ITB Bandung.
Panduan Pengolahan dan Pemasaran Ikan Bandeng.Pemkab Bireuen, Dinas
Kelautan Prov. Aceh bekerjasama dengan FAO, Internasional Federation of Red
Cross and Red Crescent Societies. www.scribd.com diunduh pada Senin, 06 Juli
2015.
Soeseno, S. 1985. Budidaya Ikan dan Udang Dalam Tambak.PT Gramedia.Jakarta
Winarno, F. G, dan Surono.2004.GMP Cara Pengolahan Pangan yang Baik. Bogor,
M-BRIO PRESS, Cetakan 2
31
7. Lampiran
32
Download