Denpasar, 25 Agustus 2016 Disajikan oleh: Ir. Adijanto, MPA Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan DITJEN PERBENDAHARAN, KEMENKEU RI DASAR HUKUM UU 20 Tahun 1997 Bab I. Pasal 1 ayat (1). Penerimaan Negara Bukqn Pajak adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaanpajak. (2). Sumber daya alam adalah segala kekayaan alam yang terdapat diatas permukaan dan didalam bumi yang dikuasai oleh Negara. (6). Penerimaan Negara Bukan Pajak yang terhutang adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak yang harus dibayar pada suatu saat atau dalam suatu periode tertentu menurut peraturan perundang undangan yang berlaku. (7). Menteri adalahMenteri Keuangan Republik Indonesia. Pasal III. ayat (4). Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara (5). Seluruh Penerimqaan Negara Bukan Pajak dikelola dalam sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara KEUANGAN NEGARA Pendapatan Negara Integritas Pengeluaran/ Belanja Negara Penerimaan Pajak Belanja K/L PNBP Transfer Daerah Non Anggaran Non Anggaran Hibah Subsidi Pembiayaan Utang Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan KEMENKEU – DITJEN PERBENDAHARAAN • SISTEM PENERIMAAN NEGARA SECARA ELEKTRONIK • UNTUK MENJAMINI AKUNTABILITAS DATA TRANSAKSI PENERIMAAN NEGARA Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan Grafik Perbandingan Proyeksi Penerimaan PNBP Periode tahun 2012-2016* (dalam trilyun rupiah) 250 200 150 SDA Migas 100 Non Migas 50 Total 0 2012 Tahun A. SDA Migas B. Non Migas (Pertamb. Umum/Minerba) Total (SDA+Pertamb. Umum) • Sumber: Kemenkeu RI (diolah) 2013 2014 2012 2015 2016 2013 2014 2015 2016 189,6 179,2 216,9 81,4 68,7 15,2 17,6 20,9 37,6 21,8 204,8 196,8 237,8 113.1 90,5 Grafik Perbandingan Realisasi Penerimaan PNBP Periode tahun 2012-2016 (dalam trilyun rupiah) 300 200 SDA Migas Non Migas 100 Total 0 2012 Tahun A. SDA Migas B. Non Migas (Pertamb. Umum/Minerba) Total (SDA+Pertamb. Umum) *) per 30 Juni 2016 Sumber: LKPP(audited), Kemenkeu RI 2013 2014 2012 2015 2016* 2013 2014 2015 2016* 205,8 203,6 240,8 78,4 18,5 20,0 22,7 23,9 24,0 8,9 225,8 226,4 264,7 102,4 27,4 JUTA PERBANDINGAN NILAI G1-G2 140,000 120,000 115,645 100,191 100,000 80,000 74,652 65,896 60,000 62,264 57,487 nilai IDR G2 40,000 20,000 nilai IDR G1 25,531 16,527 17,225 11,598 16,369 5,612 0 Januari Februari Maret April Sumber: intranet perbendaharaan dan dashboard mpn Mei Juni PERBANDINGAN NILAI MPN G-2 PER BILLER 80,000 72,416 70,000 60,000 55,394 50,000 43,491 40,000 42,111 38,200 35,589 DJP DJBC 27,707 30,000 26,928 20,000 21,354 14,092 21,246 17,869 15,859 10,000 8,204 7,807 15,522 9,807 8,221 0 Januari DJA Februari Sumber: dashboard mpn Maret April Mei Juni BPP (more wide) 4 3 2 BPP (Limited) Kantor Kas Neg. 0 1 Giral (TSA H+0) Otomasi Giral (TSA H+0) Otomasi Giral Semi-Otomasi MPN G-1,5 (unlimited) Sispen (DNP) BPP 5 Printing-Tera (unlimited contractual) Tera- manual BPP MPN G-1 6 (Unlimited& Contractual) MPN G-2 Paypoints Transisi TIMEL LINE – LAYANAN SETORAN PENERIMAAN NEGARA Giral (Manual) Tunai (Manual) 1945-1990 1990-an 1999 2007 2012 2013 2016 KELEMAHAN PEMBAYARAN PENYETORAN PBNP DAN PAJAK DALAM SISTEM LAMA 1. Wajib bayar/wajib setor kadang mengalami kesulitan dalam mendapatkan formulir ssbp/ssp 2. Wajib bayar/wajib setor mengalami kesulitan dalam mengisi kode-kode pada ssbp/ssp 3. Hal tersebut mengakibatkan kurang akuratnya informasi penyetoran 4. Petugas teler bank/pos persepsi memerlukan waktu yang lebih lama dalam melayani penyetoran 5. Dikarenakan peng-input-an kode-kode di ssbp/ssp ke dalam sistem mpn masih dilakukan secara manual maka kadang terjadi salah input dalam proses tersebut 6. Hal-hal tersebut mengakibatkan kurang cepatnya pelayanan dan kurang akuntabelnya penerimaan negara. CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PBNP DAN PAJAK DENGAN SISTEM MPN G2 BANK/POS PERSEPSI PENDAFTARAN/REGISTRASI (ONLINE) WAJIB BAYAR WAJIB SETOR PEREKAMAN DATA PEMBAYARAN ATAU PENYETORAN PAJAK/PNBP (ONLINE) PENERBITAN KODE BILLING (ONLINE) TELLER/OVER THE COUNTER ATM E-BANKING EDC/ELECTRONIC DATA CAPTURE BUKTI SETOR DENGAN NTB/NTP DAN NTPN ARAH PENYEMPURNAAN SISTEM MPN Dari Kondisi Menjadi Manfaat Manual Electronic Billing System Akuntabilitas, Fleksibilitas, dan Kecepatan Layanan Melalui Counter Layanan On-line, Fleksibel TIDAK Tergantung Waktu dan Tempat Tidak Melayani Seluruh Transaksi Penerimaan Negara Melayani Seluruh Transaksi Penerimaan Negara Akuntabilitas penerimaan negara Layanan Single Currency (Rupiah) Layanan Multiple Currencies Ketersediaan Kas dalam (termasuk Valas) berbagai jenis Valuta Layanan Terpisah Per Unit Eselon I (Individual) Data Transaksi Bersama dan Terkoordinasi Kesatuan Database dan Informasi Penerimaan Negara KONFIGURASI SISTEM MPN-G2 BANK INDONESIA BIG-eB SPAN BANK BNI SYARIAH BANGKOK BANK PUBLIC CO. LTD BANK ACEH BANK BUMI ARTA BANK CENTRAL ASIA BANK DBS INDONESIA BANK ANZ INDONESIA BANK COMMONWEALTH BANK CIMB NIAGA BANK MIZUHO INDONESIA BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL BANK ICBC INDONESIA BANK GANESHA BANK NUSANTARA PARAHYANGAN BANK BUKOPIN BANK MASPION INDONESIA BANK J TRUST INDONESIA BANK PAN INDONESIA BANK DANAMON INDONESIA BANK OCBC NISP BANK MANDIRI BANK PERMATA BANK DKI BANK QNB INDONESIA BANK MAYAPADA INTERNATIONAL BANK RESONA PERDANIA BANK EKONOMI RAHARJA BANK SHINHAN INDONESIA BANK MAYBANK INDONESIA BANK SULAWESI UTARA BANK JASA JAKARTA BANK SINARMAS BANK MESTIKA DHARMA BANK TABUNGAN NEGARA BANK KEB HANA INDONESIA BPD JAMBI BANK NEGARA INDONESIA BANK UOB INDONESIA BANK MEGA BPD JAWA TENGAH BANK OF TOKYO-MITSUBISHI UFJ. LTD BPD BALI BANK MUAMALAT INDONESIA BPD KALIMANTAN BARAT BANK RAKYAT INDONESIA BPD JAWA TIMUR BANK NUSA TENGGARA BARAT BPD KALIMANTAN TENGAH BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL BPD LAMPUNG BANK OF AMERICA BPD MALUKU BANK WOORI SAUDARA 1906 BPD NUSA TENGGARA TIMUR BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA BPD PAPUA BPD JAWA BARAT DAN BANTEN BPD SUMATERA BARAT BANK SYARIAH MANDIRI BPD SULAWESI TENGAH BPD KALIMANTAN SELATAN BPD SUMATERA UTARA BPD BENGKULU BPD SULAWESI TENGGARA BPD RIAU KEPRI DEUTSCHE BANK AG BPD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA JP MORGAN CHASE BANK BPD SUMSEL BABEL HSBC BPD KALIMANTAN TIMUR PT. BANK MNC INTERNATIONAL, Tbk CITIBANK, N.A PT BANK CTBC INDONESIA BPD SULSELBAR RABOBANK INDONESIA POS INDONESIA STANDARD CHARTERED BANK KELEMAHAN CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PBNP DAN PAJAK MIGAS DAN MINERBA MELALUI MEKANISME NON MPN (SISTEM LAMA) 1. Sulit untuk mengidentifikasi maksud setoran karena penyetoran dilakukan dengan cara transfer sehingga tidak tercantum kode akun setoran, kode BA dan lain-lain. 2. Beberapa jenis setoran dilakukan dalam satu kali transfer sekaligus sehingga harus dilakukan identifikasi oleh pihak DJA. 3. Terjadi perbedaan tanggal pembukuan antara pihak perusahaan dengan Pemerintah karena pihak perusahaan mencatat penyetoran ketika melakukan transfer ke RPL (step 1) sedangkan pemerintah mengakui adanya penerimaan negara ketika hak pemerintah pusat sudah masuk ke R-KUN (step 4). 4. Perusahaan kurang memiliki bukti setor yang sah (SSBP/SSP) karena yang dimiliki hanyalah bukti transfer antar bank atau mungkin hanya catatan transaksi di rekening koran LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS DJPB UNTUK MENINGKATKAN AKUNTABILITAS PENERIMAAN NEGARA DARI SEKTOR MIGAS DAN MINERBA 1. Melakukan identifikasi permasalahan pada regulasi-regulasi dan mekanisme penyetoran penerimaan negara pada sektor migas dan minerba. 2. Berupaya melakukan penyempurnaan regulasi dan mekanisme penyetoran penerimaan negara pada sektor migas dan minerba. 3. Melakukan penyempurnaan Modul Penerimaan Negara G2 sehingga bisa melayani seluruh penyetoran penerimaan negara pada sektor migas dan minerba khususnya yang disetor dalam bentuk Valas (USD) 4. Berupaya menyempurnakan pola rekonsiliasi penerimaan negara pada sektor migas dan minerba antara DJPB dengan pihak terkait (Biro Keuangan ESDM, Ditjen Migas, Ditjen Minerba dan DJP) TERIMA KASIH