PENGETAHUAN INISIASI MENYUSUI DINI BERPENGARUH TERHADAP PROSES LAKTASI PADA IBU NIFAS Erna Mesra , Jujum Rumdasih, Fauziah Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Jl. Arteri JORR Jatiwarna Kec. Pondok Melati - Bekasi Email : [email protected] ABSTRACT The Initiation of early give a suck is very useful for the mother and baby. About 30.000 babies in Indonesia can be saved every year if this program can be implemented in every mother who get childbirth to her baby. The purpose of this research is to know the factors which can influence the initiation of early give a suck, there is lactation process relationship with IMD of age, education, parity and supporting of family and also supporting of medical manpower of the processes of lactation. The research use cross sectional design. Sample of 119 respondents of univariat, bivariat and multivariat with logistics regression. The result of research is 90,8% of mother of childbirth who is doing the initiation of early give a suck. Process of lactation/ its influent of lactation about first 3 days after birth that be experienced by the mother who is doing IMD about 87%. There is a meaning relation between education , knowledge, supporting from family/husband and supporting from the medical manpower to the process of lactation, the dominant variable is the knowledge with high relation can be looked from the result of grade about OR 12 694 CI 95% (2694-59372) This matter has the meaning with the good knowledge that have the opportunity in doing IMD and get the fluent lactation process in the third day after birth is about 12694 times be compared with the less knowledge. Key word: Childbirth, lactation, give a suck ABSTRAK Inisiasi Menyusui Dini sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi. Sebanyak 30.000 bayi di Indonesia dapat diselamatkan setiap tahunnya apabila program ini dapat dilaksaakan pada setiap ibu bersalin pada bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inisiasi menyusui dini adanya hubungan proses laktasi dengan IMD usia, pendidikan, paritas, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan terhadap proses proses laktasi Penelitian menggunakan desain cross-sectional. Sampel 119 responden analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian 90,8 % ibu nifas melakukan inisiasi menyusu dini terhadap Proses laktasi/ lancarnya proses laktasi pada 3 hari pertama setelah melahirkan pada ibu yang melakukan IMD 87% Ada hubungan bermakna antara pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga/suami dan dukungan tenaga kesehatan tehadap proses laktasi. variabel yang dominan adalah pengetahaun dengan besar hubungan dapat dilihat dari hasil nilai OR 12.694 CI 95% (2.69459.372). Hal ini mengandung arti dengan pengetahuan yang baik mempunyai peluang melakukan IMD dan mendapatkan proses laktasi lancar pada hari ke 3 setelah melahirkan sebesar 12.694 kali dibandingkan dengan pengetahuan yang kurang. Kata Kunci : Nifas, Laktasi, menyusui 40 Pengetahuan Inisiasi Menyusui Dini Berpengaruh Terhadap Proses Laktasi Pada Ibu Nifas PENDAHULUAN Inisiasi Menyusu Dini adalah proses awal yang penting untuk menentukan keberhasilan proses laktasi. dan dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir 22% mengurangi angka kematian balita 8,8% (Roesli Utami). Penelitian oleh Sose dkk CIBA foundation, 1978 menunjukan hubungan antara saat kontak ibu dan bayi pertama kali terhadap lama menyusui. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, Data Pemprov. DKI, program IMD sudah melakukan sosialisasi, pemantauan dan memberi pelatihan kepada 3.500 kader IMD di tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Dengan program ini diharapkan bisa mengurangi angka kematian hingga 23 %. Penelitian yang dilakukan di Desa Jatiguwi Kecamatan Sumberpucung tentang hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil trimester III tentang inisiasi menyusu dini Hasil penelitian 42,9% responden memiliki pengetahuan baik tentang Inisiasi Menyusu Dini, 62,9% mempunyai sikap positif terhadap IMD, ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu hamil trimester III tentang IMD P value = 0,000 < 0,05. Saran agar Puskesmas meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan program IMD dengan membuat media penyuluhan seperti poster atau brosur, 41 serta menyediakan layanan konsultasi dengan membentuk Pojok IMD. Penelitian ini dilakukan di BPS S dan BPS P, BPS tersebut telah melaksanakan program inisiasi menyusu dini dengan memberikan lembar inform concent untuk pelaksanaan IMD ketika bayinya lahir kepada setiap ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.Untuk mengetahui keberhasilan program inisiasi menyusui dini di BPS terhadap proses Laktasi dan seberapa besar pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap proses laktasi . METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Sampel adalah ibu-ibu menyusui yang memiliki bayi 0-6 bulan dan dilakukan IMD saat persalinannnya di wilayah kerja BPS Jakarta Barat sebanyak 119 Responden. Analisa data analisis univariat, analisis bivariat di uji dengan uji kai kuadrat (chi square) pada tingkat kemaknaan 0.05 (p<0.05) multivariat dilakukan dengan menggunakan logistic regression berdasarkan nilai p value dan odd ratio. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja BPS Jakarta Barat diperoleh hasil sebagai berikut : 42 Jurnal Ilmu & Teknologi Ilmu Kesehatan, Jilid 1, Nomor 1, September 2013, hlm : 40-46 Hasil Analisis Univariat Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Proses Lactasi Pada Ibu Nifas Di Bidan Praktek Swasta Jakarta Barat Variabel Inisiasi Menyusu Dini Tidak Ya Umur < 20 th > 35 th 20-35 tahun Pendidikan Rendah Tinggi Paritas Primipara Multipara Pengetahuan Kurang Baik Dukungan keluarga Tidak ada Ada Dukungan tenaga Kesehatan Tidak ada Ada Proses Lahtasi Tidak Lancar Lancar Distribusi frekuensi ibu yang berhasil melakukan IMD 98,8 %. Ibu yang tidak melakukan IMD kepada bayinya 9,2% Berdasarkan proses laktasi yang lancar dengan pengluaran ASi kurang dari 3 hari 85,7% dan kurang lancer lebih dari 3 hari 14,3% umur 20-35 tahun 85,7% dan < 20 tahun >35 tahun 14,3%, Pengetahuan kurang 43,7% dan Jumlah n = 19 Frekuensi Persentase (100%) 11 108 9,2 90,2 17 102 14,3 85,7 59 60 49,6 50,4 58 61 48,7 51,3 52 67 43,7 56,3 37 82 31,1 68,9 34 85 28,6 71,4 17 102 14,3 85,7 baik 56,3% Pendidikan ibu < SLTA sebesar 49,6% dan yang pendidikannya > SLTA 50,4%, ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami/keluarga 31,1% dan yang mendapat dukungan 68,9%, ibu yang tidak mendapat dukungan dari tenaga kesehatan sebesar 14,3%, sedangkan yang mendapat dukungan 85,7% Pengetahuan Inisiasi Menyusui Dini Berpengaruh Terhadap Proses Laktasi Pada Ibu Nifas 43 Hasil Analisis Bivariat Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Proses Lactasi Pada Ibu Nifas Di Bidan Praktek Swasta Jakarta Barat No. 1 2 3 4 5 6 7 Variabel IMD Tidak Ya Umur <20 th >35th 20-35 th Pendidikan Rendah Tinggi Paritas Primpara Multipara Pengetahuan Kurang Baik Dukungan Keluarga Tidak ada Ada Dukungan petugas Tidak ada Ada Ya Proses Laktasi Tidak Total Nilai P OR (95 % CI) 3 (27,3%) 8 ( 13,0%) 8 (24,7%) 94 (87,0) 11 108 0,401 2518 (0,596-10,636) 3 (17,6%) 14(13,7%) 14 (82,4%) 88 (86,3%) 17 102 0,867 1,347 (0,343-5,293) 13 (22%) 4 (6,7%) 46 (78%) 56 ( 93,3%) 68 60 0,033 3,857 (4,208-12,961) 7 (12,1%) 10 (16,4%) 51(87,9%) 51(83,6%) 58 61 0,680 0,700 (0,147-1,982) 15 (28,8%) 2 (3%) 37(71,2%) 65 (97%) 52 67 0,000 13,176 (2,854-60,825) 8(21,6%) 9 (11,0%) 29(78,4%) 73(89,0%) 37 82 0,210 2,238 (0,787-6,362) 9 (26,5%) 8 (9,4%) 25(73,5%) 77 (90,6%) 37 82 0,035 3,465 (1,206-9,940) Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara pengetahuan dan Pendidikan dengan proses laktasi No. 1 2 Variabel Pendidikan Pengetahuan B 1.305 2.537 Dari hasil diatas terlihat untuk variabel pengetahuan dan Pendidikan Pvalue < 0,05/ P wald yang pengetahuan 0,001 dengan demikian variabel yang dominan adalah pengetahaun dengan besar hubungan dapat dilihat dari hasil nilai OR 12,694 CI 95% (2.694-59,372). Hal ini mengandung arti dengan pengetahuan yang baik mempunyai peluang melaksanakan imd dan menunjukkan proses laktasi lancar 12,694 kali dibandingkan dngan pengetahuan yang kurang. Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja BPS Jakarta Barat bahwa bayi yang P Wald 0,041 0,001 OR 3,688 12,694 CI 95% 1.054-12.910 2.694-59.37 dilakukan IMD keberhasilan proses laktasi lancar 93,3% dibandingkan dengan bayi yang tidak dilakukan IMD 72,7%. Pada bayi baru lahir setelah tali pusat digunting segera meletakan bayi dekat payudara ibu dengan kontak kulit kekulit selama 1 jam mempengaruhi kelancaran proses laktasi , bayi segera secara naluri melakukan isapan pada putting susu ibu hal ini sesuai denganj penelitian Sose dkk CBA foundation, 1978 bayi diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilnya 2 kali lebih lama disusui pada usia enam bulan dan setahun., 44 Jurnal Ilmu & Teknologi Ilmu Kesehatan, Jilid 1, Nomor 1, September 2013, hlm : 40-46 penelitian Fika dan Syafiq, Jurnal Kedokteran Trisakti, 2003, Jakarta - Indonesia, bayi yang diberi kesempatan menyusu dini hasilnya 8 kali lebih berhasil dalam menyusu eksklusif. Artinya bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini akan lebih mungkin disusui sampai usia 2 tahun penelitian dr.Lennart Righart dan seorang bidan Margareta Alade (1990) bayi yang lahir dengan obat-obatan dan segera dipisahkan dari ibunya maka tidak ada satupun yang dapat menyusu sendiri. Sedangkan pada bayi yang dibiarkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu baru dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang dan diukur. Pada usia 10 jam saat bayi diletakkan kembali di bawah payudara ibunya, ia tampak menyusu dengan baik. Usia ibu 20-35th yaitu 85,7% keberhasilan proses laktasi lancar sebesar 86,3% dibandingkan dengan umur ibu 20 th - >35th sebanyak 82,4%. Dari hasil uji statistik P value 0,957 tidak ada hubungan antara usia ibu dengan proses laktasi . 61 responden (51,3%) keberhasilan proses laktasi lancar sebesar 86,3% dibandingkan dengan Primipara 51 Responden (87,9%.) Dari hasil uji statistik P value 0,680 tidak ada hubungan antara Paritas ibu dengan proses laktasi Tingkat pendidikan > SLTA 93,3% yang proses laktasinya lancar .Ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, mudah menerima informasi dapat merubah pola pikir dan perilaku ke arah yang lebih baik menurut Kuncaraningrat (2007), Dengan pendidikan yang tinggi, maka diharapkan informasi mengenai pentingnya IMD Inisiasi Menyusu Dini . Peran bidan sangat penting dalam memberikan penyuluhan lebih gencar tentang manfaat ASI kepada ibu - ibu hamil maupun sedang menyusui serta melibatkan remaja yang pranikah. 56,3% responden sudah berpengetahuan baik. Namun, keberhasilan proses laktasi lancar, 67 responden yang berpengetahuan baik , 93,3% proses laktasinya lancar. Notoatmodjo, pengetahuan adalah wujud dari kenyataan kebenaran informasi dan prinsip-prinsip yang dimiliki seseorang, pengetahuan senantiasa memerlukan persetujuan dan tujuan tertentu terlebih dahulu sebelum diterima kelemahannya. Utomo, mengungkapkan ibu, di kota ataupun desa mengetahui bahwa ASI penting untuk pertumbuhan dan kesehatan bayi. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan proses laktasi. .Bidan dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang lebih luas karena tugas utama bidan terkait dengan manajemen laktasi 68,9% responden mendapatkan dukungan dari suami atau keluarga dalam pelaksanaan IMD 89 % yang proses laktasinya lancar Riordan dan Auerbach , dukungan suami dan orang tua mempengaruhi praktek menyusui, yang selanjutnya akan mempengaruhi angka sukses pemberian ASI dan usia penyapihan. Terdapat hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan proses laktasi lancar. 71,4% responden mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan dalam pelaksanaan IMD. 90,6% proses laktasinya lancar, Ada hubungan yang bermakna pengaruh IMD dengan proses laktasi yang lancar Penelitian Lebuan (2001) menyatakan petugas kesehatan memegang peranan penting dalam memberikan pengetahuan, konsultasi, pendekatan dari segi kesehatan, perlu dikuasi petugas kesehatan agar mampu mempengaruhi ibu untuk meningkatkan pemberian ASI. juga penelitian yang dilakukan Wardah (2003) diperoleh ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian ASI sebesar 1,56 % lebih besar dari ibu yang tidak mendapat dukungan petugas. Lubis (1998) juga Pengetahuan Inisiasi Menyusui Dini Berpengaruh Terhadap Proses Laktasi Pada Ibu Nifas mengatakan berhasil atau tidaknya penyusuan dini ditempat pelayanan kesehatan tergantung pada petugas kesehatan (dokter, bidan dan perawat). KESIMPULAN Riwayat ibu menyusu dini dengan Proses laktasi yaitu lancarnya laktasi pada ibu nifas pada 3 hari pertama setelah melahirkan bagi ibu yang melakukan IMD di BPS Jakarta Barat 87%. Ada hubungan bermakna antara pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga/suami dan dukungan tenaga kesehatan tehadap proses laktasi. variabel yang dominan adalah pengetahaun dengan besar hubungan dapat dilihat dari hasil nilai OR 12.694 CI 95% (2.694-59.372). Hal ini mengandung arti dengan pengetahuan yang baik mempunyai peluang melakukan IMD dan mendapatkan proses laktasi lancar pada hari ke 3 setelah melahirkan sebesar 12.694 kali dibandingkan dengan pengetahuan yang kurang. Peran bidan sangat penting pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) saat ANC memberikan penyuluhan, konseling, terutama dalam hal gizi seimbang dan perawatan payudara yang dilakukan sejak usia kehamilan trimester ke dua.dan ibu ibu segera melakukan IMD saat melahirkan bayinya DAFTAR PUSTAKA Leimena, 1993. Pemberian makanan untuk bayi : Dasar-dasar fisiologis. Perinasia, Jakarta. Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga-Etego S, Kirkwood BR, 2006 Delayed Breastfeeding Initiation Increases Risk of Neonatal Mortality. Pediatrics, 117: 380-6 Depkes, 2002-2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Lawrence, R.A, 2005. Breast Feeding a guide 45 for the Medical Profession, 6th edition, CV. Moby Company, St Louis - Toronto - Princeton UNICEF India, 2007. Initiation of Breastfeeding by Breast Crawl Fikawati, Sandra dan Ahmad Syafiq, 2003. Hubungan antara menyusui segera (Immediate Breast Feeding) dan pemberian ASI Eksklusif sampai dengan empat bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti, Mei-Agustus vol 22 no.2 : 47-55. Fikawati, Sandra dan Siti Arifah Pujonarti, 1999. Peran bidan desa dalam upaya pemasyarakatan ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi pada ibu hamil, Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, no 8 : 460-462 Ebrahim, G.J, 1979. Breast and Feeding, The Biological Option, Yayasan Essentia Medica. Rowe-Murray HJ, Fisher JR, 2002. Babyfriendly hospital practices: Caesarian section is a persistent barrier to early initition of breast-feeding. Birth, 6 (1):113 National family Health Survey-II, 2001. International, Institute for Population Sciences and ORC, MACRO. India Kishore S, Garg BS, Mathur JS, Nayar, 1995. Deterinants of feeding Practices ini rural community of wardha. Ind J Maternal and Child Health, 6 (1): 11-3 Kumari S et al, 1998. Maternal attitude and practice in initition of newborn Feeding. Ind J Paed, 55 (6): 905-11 Athavale AV, Athavale SA, Deshpande SG, Zodpey SP, Sangole S, 2004. Initiation of breast-feeding by urban women. Health and Population Perspectives and Issues, 27 (2) : 117-25 46 Jurnal Ilmu & Teknologi Ilmu Kesehatan, Jilid 1, Nomor 1, September 2013, hlm : 40-46 Moehji, 1998. Pemeliharan gizi bayi balita. Bhatara Karya Aksara, Jakarta Berhman, et.al, 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Vol 1, edisi 15, Jakarta EGC Soetjiningsih, dr. DSAK, 1993. ASI : Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta Purwanti, H, 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta EGC. Roesli, U, 2000. ASI eksklusif. Trubus Agriwidya Jakarta Arikunto, Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jogjakarta,Rineka Cipta. Roesli, U, 2006. Panduan Praktis Menyusui. Puspa Swasra Jakarta Notoatmojo, S, 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta Linkages, 2004. Infant Feeding: A guide for health care manager and supervisor Baker, Ss, Bake, DR, Davis, AM, 2007. Pediatric Nutrition Support. Boston University Suharyono, Rulina, S, Firmansyah, A, 1995. Air Susu Ibu: Tinjauan dari beberapa aspek. 2rd Balai Penerbit FKUI, Jakarta.