warta injil santa anna

advertisement
EDISI PERCOBAAN
WARTA
INJIL
SANTA
ANNA
Diterbitkan:
KOMSOS St. Anna
Pendamping:
Dewan Paroki Santa Anna
Moderator:
Yohanes Agus Setiyono, SJ
Pemimpin Redaksi:
Wahono
Wakil Pemimpin Redaksi:
Hardi Tjandra
Tim Redaksi:
Cipto Wandowo, Jack Sarwono,
FA Adihendro, KF Ginting, Agus Gunarto,
E. Krisnadi, Edy S, Tabah Helmi Nonaka,
Santi Tambunan, Hermanto, Thomas
Kordinator Liputan:
Y.Hariantoro
Kontributor:
Seksi Kerasulan Kitab Suci
Editor:
Yohanes Agus Setiyono, SJ
Wakil Editor:
FA Adihendro
Lay Out/Ilustrator/Cover/Artistik:
Tim KOMSOS St. Anna
Distributor/Bendaraha:
Yopie
Email:
[email protected]
Sekretariat Warta:
JL. Laut Arafuru Blok A7 No. 7
Jakarta Timur 13440
Telp: (021) 861 2817, 8660 2879
0821-3748-5647
Website:
www.gerjastanna.org
komsosdurensawit
REDAKSI
MENYAPA
DAFTAR
ISI
04 RUBRIK EKSEGESE
14
INSPIRASI
BATIN
17 INTERMEZZOSIANNA
24
SENI &
BUDAYA
26
REPORTASE
KOMSOS
Warta Injil Santa Anna
Mewartakan kabar gembira dengan sukacita
Umat beriman terkasih,
Sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus, yang bersama Allah Bapa yang telah mengutus Roh Kudus, sehingga kita bisa menerbitkan bulletin WARISAN – Warta Injil Santa
Anna, yang sangat khas; terutama dalam pembahasan Kitab Suci
secara komprehensif. Karena keterbatasan halaman, untuk edisi
perdana ini kami baru bisa menampilkan pembahasan Bacaan Injil
dalam Misa selama satu bulan. Umat beriman diharapkan bisa memanfaatkan bahasan ini sebelum mengikuti Perayaan Ekaristi pada
minggu terkait. Maksudnya, agar bisa lebih memahami isi homili
atau kotbah yang disampaikan dari mimbar altar pada hari Minggu
terkait.
Selain itu, kami juga menyajikan bacaan INSPIRASI BATIN, yang
bisa memperkaya kehidupan rohani dan batiniah kita. Semacam
“oase” kehidupan kita yang seharian dipenati oleh kesibukan-kesibukan dan informasi yang berjubel memenuhi pikiran kita. Tak lupa
kita selingi dengan ruang INTERMEZOSIANNA, yang merupakan
ruang rekreasi, yang bisa membuat kita tergelak. Tertawa itu, menurut beberapa survey, sangat menyehatkan jiwa kita. Daan sekaligus menjadi ciri kedewasaan kita apabila kita bisa mentertawakan
dirikita sendiri.
Tak mau ketinggal berita-berita yang up-to-date sekitar kehidupan
menggereja kita disajikan oleh Tim Komsos St Anna secara segar
dam aktual. Tentu saja, karena sifatnya actual, kami Tim Redaksi
sangat mengharapkan
Kontribusi dari umat beriman semua, baik berupa berita sekilas dari
Lingkungan, foto-foto, program-program Wilayah Lingkungan yang
layak untuk kami terbitkan pada edisi mendatang. Sila kirim k eke
Redaksi kami.
Tak ada gading yang tak retak, maka apabila ada masukan, kritik
dan saran yang membangun, dengan tangan terbuka kami sangat
menantikannya. Terima kasih.
Tuhan memberkati.
RUBRIK EKSEGESE
MINGGU,
MINGGU,
3 JULI
3 JULI
20162016
HARI
MINGGU
BIASA
XIV
HARI
MINGGU
BIASA
TAHUN
XIVC/II
“Perdamaian”
Bacaan Pertama
Bacaan Kedua
Bacaan
Bacaan Pertama
Injil
Bacaan Kedua
Bacaan Injil
: Yes 66:10-14c
: Gal 6:14-18
:: Yes
Luk 66:10-14c
10:1-12.17-20 atau 10:1-9
: Gal 6:14-18
: Luk 10:1-12.17-20 atau 10:1-9
Salammu itu akan tinggal padanya
Salammu itu akan tinggal padanya
1 Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid.
1 Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid.
Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke
Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke
setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
2 Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak,
2 Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak,
tetapi pekerjanya sedikit.
tetapi pekerjanya sedikit.
Sebab itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,
Sebab itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,
agar Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.
agar Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.
3 Pergilah!
3 Pergilah!
Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala.
tengah-tengah serigala.
4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau
4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau
kasut, Dan janganlah memberi salam kepada siapapun
kasut, Dan janganlah memberi salam kepada siapapun
selama dalam perjalanan.
selama dalam perjalanan.
5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih
5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih
dahulu ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’.
dahulu ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’.
6 Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai
6 Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai
sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya.
sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya.
Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa
7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa
yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja
yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja
patut mendapat upahnya.
patut mendapat upahnya.
Janganlah berpindah-pindah rumah.
Janganlah berpindah-pindah rumah.
8 Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di
8 Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di
situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ.
9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ.
Dan katakanlah kepada mereka,
Dan katakanlah kepada mereka,
‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.”
‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.”
Perikop ini didahului oleh Luk 9:51-62 di mana Yesus
Perikop ini didahului oleh Luk 9:51-62 di mana Yesus
menegaskan bahwa pewartaan Kerajaan Allah adalah hal
menegaskan bahwa pewartaan Kerajaan Allah adalah hal
yang penting dan mendesak, yang harus diprioritaskan di
yang penting dan mendesak, yang harus diprioritaskan di
atas segalanya, termasuk di atas urusan keluarga. Dalam
atas segalanya, termasuk di atas urusan keluarga. Dalam
perikop ini hal itu ditegaskan kembali demikian:
perikop ini hal itu ditegaskan kembali demikian:
Seperti halnya Musa menunjuk 70 orang tua-tua untuk
Seperti halnya Musa menunjuk 70 orang tua-tua untuk
membantunya (Kel 24:16, Bil 11:16), Yesus menunjuk
membantunya (Kel 24:16, Bil 11:16), Yesus menunjuk
70 murid untuk membantu-Nya mewartakan kedatangan
70 murid untuk membantu-Nya mewartakan kedatangan
Kerajaan Allah yang membawa keselamatan dan damai
Sebelum mereka pergi, Yesus membekali mereka dengan
Sebelum
mereka
pergi, Yesus membekali mereka dengan
serangkaian
nasihat:
serangkaian
nasihat:
a)
Sebenarnya
banyak
orang
sudah
siap
a)
Sebenarnya
banyak
orang
sudah
siap
mendengarkan Injil dan masuk ke dalam Kerajaan Allah.
mendengarkan
Injil
dan
masuk
ke
dalam
Kerajaan
Allah.
Namun pekerja yang akan mewartakan Injil kepada
Namun
pekerja
yang Maka
akan para
mewartakan
Injil kepada
orang-orang
itu sedikit.
murid hendaknya
tak
orang-orang
itu
sedikit.
Maka
para
murid
hendaknya
tak
henti-hentinya memohon Tuhan mengutus lebih banyak
henti-hentinya
pekerja (ay 2). memohon Tuhan mengutus lebih banyak
pekerja
(ay 2).
b)
Tugas
itu berbahaya, sebab mereka akan bertemu
b)
Tugas
itu berbahaya,
mereka
orang-orang yang
memusuhisebab
mereka
(ay 3).akan bertemu
orang-orang
yang
memusuhi
mereka
3).
c)
Untuk itu mereka tidak usah (ay
menyibukkan
diri
c)
Untuk
itu
mereka
tidak
usah
menyibukkan
diri
dengan kebutuhan jasmani; Hal itu akan disediakan
dengan
kebutuhan
jasmani;
Hal
itu
akan
disediakan
Tuhan bagi mereka (ay 4).
Tuhan
bagi mereka
(ay 4).salam .....” (ay 4): Bersalamd)
“Jangan
memberi
d)
“Jangan
memberi
salam merupakan
.....” (ay 4):acara
Bersalamsalaman di Palestina biasanya
yang
salaman
di
Palestina
biasanya
merupakan
acara
yang
berkepanjangan. Maka daripada kehilangan waktu
berkepanjangan.
Maka
daripada
kehilangan
waktu
dengan basa-basi lahiriah ini, para utusan hendaknya
dengan
lahiriah ini, para utusan hendaknya
langsungbasa-basi
pergi ke tujuannya.
langsung
pergi
ke
tujuannya.
e)
Setelah tiba di tempat tujuan barulah mereka boleh
e)
Setelahsalam
tiba di─yang
tempat
tujuan
barulah mereka
boleh
memberikan
bukan
basa-basi─
yaitu damai
memberikan
salam
─yang
bukan
basa-basi─
yaitu
damai
sejahtera, shalom. Bila seseorang menerima salam itu,
sejahtera,
shalom.
Bilatinggal
seseorang
menerima
salam
itu,
maka damai
sejahtera
atasnya.
Bila ditolak,
salam
maka
damai
sejahtera
tinggal
atasnya.
Bila
ditolak,
salam
itu kembali kepada para utusan (ay 5-6).
itu
kepada di
para
utusan
(ay 5-6).
f) kembali
Bila diterima
sebuah
rumah,
hendaknya mereka
f)
Bila
diterima
di
sebuah
rumah,
mereka
makan dan minum yang disediakan hendaknya
tuan rumah.
Para
makan
dan
minum
yang
disediakan
tuan
rumah.
Para
utusan layak diperlakukan sebagai tamu karena mereka
utusan
layak
diperlakukan
sebagai
tamu
karena
mereka
bekerja untuk mewartakan Injil. Tapi hendaknya mereka
bekerja
untuk mewartakan
Injil.mencari
Tapi hendaknya
mereka
tidak berpindah-pindah
untuk
kediaman
yang
tidak
berpindah-pindah
untuk
mencari
kediaman
yang
lebih baik (ay 7).
lebih
baik
(ay
7).
g)
Jika diterima di sebuah kota, mereka harus makan
g)
Jika diterima
di sebuah kepada
kota, mereka
harus
makan
dan minum
yang dihidangkan
mereka.
Janganlah
dan
minum
yang dihidangkan
kepada
mereka.
mereka
mempersoalkan
apakah
hidangan
itu Janganlah
halal atau
mereka
mempersoalkan
apakah
hidangan
itu halal atau
haram (ay 8).
haram
(ay 8).mereka ialah mewartakan bahwa Kerajaan
h)
Tugas
h)
Tugas
ialah mewartakan
bahwa
Kerajaan
Allah sudah mereka
dekat. Kerajaan
Allah ialah
Kuasa
Allah
Allah
sudah
dekat.
Kerajaan
Allah
ialah
Kuasa
Allah
dan keselamatan-Nya yang sudah mulai tampak
dan
keselamatan-Nya
yang
sudah
mulai
tampak
dalam karya keselamatan Yesus. Juga murid-murid
dalam
karya keselamatan
Juga murid-murid
ikut menyembuhkan
orang, Yesus.
memperlihatkan
dekatnya
Renungan
“Perdamaian”
PESAN
Perikopa yang khas Lukas ini
menegaskan
bahwa Tuhan Yesus
PESAN
tidak hanya mengutus duabelas rasul.
Perikop
yang khas
Lukasmurid.
ini
Beliau
juga mengutus
tujuh puluh
menegaskan
bahwa
Tuhan
Yesus
Menurut para ahli Kitab Suci, keduabelas
tidak
mengutus duabelas
rasul hanya
itu melambangkan
Israel rasul.
Baru,
Beliau
juga
mengutus
tujuh
puluh
murid.
sedangkan tujuh puluh murid
itu
Menurut
para ahlibangsa-bangsa
Kitab Suci, keduabelas
melambangkan
bukan
rasul
Isarel. itu melambangkan Israel Baru,
sedangkan tujuh puluh murid itu
Meskipun demikian,
tugas tujuhpuluh
melambangkan
bangsa-bangsa
bukan
murid
itu
toh
sama
dengan
tugas
Isarel.
keduabelas rasul. Mereka harus
Meskipunbahwa
demikian,
tugasAllah
tujuhpuluh
mewartakan
“Kerajaan
sudah
murid
itu menyelamatkan
toh sama dengan
tugas
dekat” dan
orang-orang
keduabelas
rasul.
Mereka
harus
sakit dengan menyembuhkan mereka.
mewartakan
bahwa “Kerajaan
Allah punya
sudah
Selain itu, mereka
juga harus
dekat”
dan
menyelamatkan
orang-orang
semangat yang sama dengan semangat
sakit rasul
dengan
menyembuhkan
mereka.
para
dalam
melaksanakan
tugas
Selain
itu,
mereka
juga
harus
punya
luhur tersebut. Mereka harus sederhana
semangat
yang
sama dengan
semangat
dan ugahari.
Karena
itu mereka
tidak
para
rasul
dalam
melaksanakan
boleh “membawa pundi-pundi atau tugas
bekal
luhur tersebut.
Mereka Iman
harus dan
sederhana
atau
kasut”. (Pesan
Moral
dan
ugahari.
Karena
itu
mereka
tidak
INJIL LUKAS, Al. Purwa Hadiwardoyo,
boleh
“membawa
pundi-pundi
atau
bekal
MSF, 2007)
atau kasut”. (Pesan Iman dan Moral
INJIL LUKAS, Al. Purwa Hadiwardoyo,
MSF, 2007)
AKTUALISASI
Kalau Anda seperti saya dan
kebanyakan
orang, ada kalanya kita
AKTUALISASI
galau bila melihat kondisi sosial-politik
KalaukitaAnda
saya
dan
negara
yang seperti
rusak oleh
korupsi,
kebanyakan
orang,
ada
kalanya
kita
narkoba, pornografi dll. Bila itu terjadi
galau
bila
melihat
kondisi
sosial-politik
pada kita, Injil ini dapat menyadarkan
negara
kitamasalah
yang rusak
oleh korupsi,
kita bahwa
itu hendaknya
tidak
narkoba, pornografi
dll. Bila itu
terjadi
membuat
kita kehilangan
keutuhan
pada
Injil inishalom
dapat batin
menyadarkan
damai kita,
sejahtera,
kita. Kita
kita
bahwa
masalah
itu
hendaknya
tidak
diutus untuk membawa damai sejahtera
membuat
kita
kehilangan
keutuhan
itu kepada orang-orang di sekitar
damai dengan
sejahtera, mengasihi,
shalom batinmelayani,
kita. Kita
kita,
diutus
untuk
membawa
damai
sejahtera
mendoakan mereka. Selebihnya biar
itu
kepada
orang-orang di sekitar
Tuhan
yang melengkapi
kita, dengan mengasihi, melayani,
mendoakan mereka. Selebihnya biar
Tuhan yang melengkapi
NIAT
Aku ingin menjadi murid Yesus yang sejati, maka aku siap untuk mewartakan “kabar
gembira” kepada setiap orang yang aku jumpai setiap hari. Setidaknya, aku akan
bersikap baik dengan setiap orang, termasuk keluargaku.
RUBRIK EKSEGESE
MINGGU, 10 JULI 2016
HARI MINGGU BIASA XV
TAHUN C/II
Bacaan Pertama
Bacaan Kedua
Bacaan Injil
: Ul 30:10-14
: Kol 1:15-20
: Luk 10:25-37
Siapakah sesamaku?
25 Seka li pe rist iwa ,
seo rang a hli
Taurat berdiri hendak mencobai
Yesus, katanya, “Guru, apakah
yang harus kulakukan untuk
memperoleh hidup yang kekal?”
26 Jawab Yesus kepadanya, “Apa
yang
tertulis dalam hukum Taurat?
Apa yang kaubaca di sana?”
27 Jawab orang itu, “Kasihilah
Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu
dan
dengan segenap jiwamu, dan
dengan
segenap kekuatanmu dan
dengan
segenap akal budimu;
dan kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri.”
28 Kata Yesus kepadanya,
“Jawabmu itu
benar!
Berbuatlah demikian, maka
engkau akan hidup.”
29 Tetapi untuk membenarkan
dirinya,
orang itu berkata lagi kepada
Yesus,
“Dan siapakah sesamaku
manusia?”
30 Jawab Yesus, “Adalah seorang
yang
turun dari Yerusalem ke Yerikho.
Ia jatuh ke tangan penyamunpenyamun yang bukan saja
merampoknya habis-habisan,
tetapi juga memukulinya dan
sesudah itu meninggalkannya
setengah mati.
31 Kebetulan ada seorang imam
turun
melalui jalan itu. Ia melihat orang
itu,
tetapi ia melewatinya dari
seberang
jalan.
32 Demikian juga seorang Lewi
datang
ke tempat itu;
Ketika melihat orang itu, ia
melewatinya dari seberang jalan.
33 Lalu datanglah ke tempat itu
seorang
tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan.
34 Ia pergi kepadanya lalu
membalut
luka-lukanya, sesudah
menyiraminya
dengan minyak dan anggur.
Kemudian ia menaikkan orang
itu ke
atas keledai tunggangannya
sendiri, lalu membawanya
ke tempat penginapan dan
merawatnya.
35 Keesokan harinya ia
menyerahkan
dua dinar kepada pemilik
penginapan
itu, katanya, ‘Rawatlah dia dan
jika
kaubelanjakan lebih dari ini, aku
akan
menggantinya waktu aku
kembali.’
36 Menurut pendapatmu
siapakah di
antara ketiga orang ini adalah
sesama
manusia dari orang yang jatuh ke
tangan penyamun itu?”
37 Jawab ahli Taurat itu, “Orang
yang
telah menunjukkan belas kasihan
kepadanya.”
Kata Yesus kepadanya, “Pergilah,
dan perbuatlah demikian!”
Dalam perikop sebelumnya telah
diungkapkan tentang orang bijak
dan pandai yang tidak mengenal
Bapa dan Putera (10:21). Ahli
Taurat, imam dan orang Lewi dalam
perikop ini merupakan contoh
dari orang bijak dan pandai yang
seperti itu. Perikop ini dengan
sangat hidup mengajarkan kepada
kita bahwa cinta kasih Kristen
terletak dalam perbuatan nyata.
Di sini diungkapkan: Setiap
orang mengerti bahwa ia harus
mengasihi sesama. Namun dalam
prakteknya, orang-orang yang
mengerti banyak tentang kasih
(imam dan orang Lewi) justru tidak
melasanakannya; Sebaliknya
orang yang dianggap kafir (orang
Ada dua pertanyaan yang diajukan
si Ahli Taurat kepada Yesus di sini:
(1) “Apakah yang harus kulakukan
untuk memperoleh hidup yang
kekal?” (ay 25):
Yesus suka menjawab pertanyaan
dengan pertanyaan. Kali ini Ia
menyuruh si ahli Taurat untuk
melihat hukum Taurat (ayat 26).
Orang itu menjawab, “Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap
jiwamu, dan dengan segenap
kekuatanmu dan dengan segenap
akal budimu; dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.” (ay 27). Dan Yesus
menyetujui jawaban ahli Taurat itu
(ay 28). Mestinya jawaban itu sudah
cukup bagi si ahli untuk berbuat
sesuatu, tetapi bukan itu yang
dilakukannya, ia malah bertanya
lagi:
(2) “Siapakah sesamaku manusia?”
(ay 29):
Yesus pun menceritakan kisah ini,
yang juga diakhiri dengan sebuah
pertanyaan: “Siapakah sesama
manusia dari orang yang jatuh
ke tangan penyamun itu?” Ahli
Taurat itu menjawab: “Orang yang
telah menunjukkan belas kasihan
kepadanya.” Sekali lagi Yesus
menyetujui jawaban ahli Taurat itu,
“Pergilah dan perbuatlah demikian!”
(ay 36-37)
Catatan: “Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri” (ay
27) biasanya diartikan: ‘melakukan
kepada orang lain seperti yang
kita inginkan terjadi pada diri
kita sendiri’. Tidak keliru, namun
gagasan Luk tampaknya lebih
sederhana dari itu, yakni demikian:
Kita harus mengasihi sesama
karena mereka itu sebenarnya
tidak beda dengan kita, sama-sama
membutuhkan keselamatan, samasama membutuhkan kehidupan
kekal. Dengan ungkapan ini kita
sebenarnya sedang diajak untuk
menciptakan solidaritas di antara
orang-orang yang mempunyai
kemauan baik. (bdk. Agustinus
Gianto, SJ: Langkah-Nya . . . .
Renungan
“Mengasihi Sesama Manusia”
PESAN
AKTUALISASI
Perikop yang khas Lukas ini mengisahkan
suatu perumpamaan yang menawan dan
sangat terkenal, yakni cerita Yesus tentang
orang Samaria yang baik hati.
Banyak orang tahu ajaran tentang
“mengasihi sesama manusia”, tapi perang,
kebencian, kerusuhan, perselisihan yang
sekarang terjadi di mana-mana dengan
jelas membuktikan bahwa ajaran itu baru
sebatas dipahami, belum dilaksanakan.
Bagi kita, kenyataan itu cukup ironis, sebab
dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika
mestinya bangsa ini memandang keragaman
sebagai berkat, bukannya pangkal masalah.
Nyatanya, masyarakat terbagi dalam
kelompok-kelompok kecil, yang satu sama
lain saling memusuhi dan merendahkan.
Dengan perumpamaan “orang Samaria yang
murah hati”, Yesus mau mengajarkan bahwa
orang yang berasal dari kelompok lain adalah
manusia seperti kita juga. Dalam diri mereka
ada belas kasih, kebaikan, dan kasih sayang.
Terbukti, mereka mengulurkan tangan
ketika seseorang berada dalam kesulitan,
meski orang itu bukanlah anggota kelompok
mereka (bdk. Lembaga Biblika Indonesia:
Pendalaman Kitab Suci, Vol 22, No 4, JuliAgustus 2007, hal. 160-161)
Yesus
memulai
cerita-Nya
dengan
mengisahkan bahwa pada suatu hari seorang
Yahudi dirampok habis-habisan dan dilukai
sampai hamper mati. Kemudian Beliau
mengisahkan, bahwa seorang imam Yahudi
dan seorang Lewi melihat si korban yang
sudah terkapardan dalam keadaan sekarat
tersebut. Memang, kedua orang Yahudi
yang terhormat itu merasa kasihan keoada
si korban, tetapi keduanya berlalu darinya
tanpa memberikan pertolongan apa pun juga
Syukurlah
bahwa akhirnya datang ke
tempat itu seorang Samaria yang baik
hati. Walaupun sebagai seorang Samaria
ia sadar bahwa ia tidak disenangi oleh
orang-orang Yahudi karena dinilai sebagai
orang kafir, ia toh merasa kasihan terhadap
korban perampokan tersebut, lalu segera
membersihkan segala pertolongan yang
perlu, sampai si korban dapat hidup dan
bekerja lagi seperti biasa.
Kasih sejati adalah kasih yang nyata,
kasih yang tidak berhenti pada perasaan
melainkan berlanjut pada perbuatan positif
yang nyata. Kasih sejati mengatasi batasbatas kesukuan, keagamaan, kebudayaan,
maupun usia. (ibid.)
NIAT
Aku ingin mengasihi orang lain, saudara-saudariku, orangtuaku; bahkan yang selama ini
menyakiti hatiku.
RUBRIK EKSEGESE
MINGGU, 17 JULI 2016
HARI MINGGU BIASA XVI
TAHUN C/II
Bacaan Pertama
Bacaan Kedua
Bacaan Injil
: Kej 18:1-10a
: Kol 1:24-28
: Luk 10:38-42
Marta menerima Yesus di rumahnya.
Maria telah memilih bagian yang terbaik.
38 Dalam perjalanan ke Yerusalem,
Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung.
Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
39 Wanita itu mempunyai seorang saudara bernama Maria.
Maria ini duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya.
40 Tetapi Marta sibuk sekali melayani.
Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidaklah Tuhan peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang
diri? Suruhlah dia membantu aku.”
41 Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta,
engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
42 padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Perikop ini didahului oleh Luk 10:25-37, yang mengajak kita mengasihi sesama. Melanjutkan itu perikop ini mau mengingatkan
kita agar jangan sampai kasih kita kepada sesama terwujud dalam kesibukan-kesibukan yang tidak terfokus pada Yesus.
Di sini diceritakan bahwa ketika pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya singgah di rumah Marta dan Maria, ternyata
reaksi kedua kakak-beradik ini berbeda:
• Marta sibuk mempersiapkan ini-itu untuk melayani tamu-tamunya sehingga perhatiannya tidak lagi terpusat pada Yesus.
Maka ia ditegur oleh Yesus (ayat 41).
• Maria hanya duduk di dekat kaki Yesus dan mendengarkan sabda-Nya sehingga perhatiannya terus terfokus pada Yesus
(ayat 39). Yesus memuji sikapnya, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (ayat
42).
Sangat tidak tepat jika sesudah membaca Luk 10:38-42 kita berkesimpulan bahwa perikop ini menampilkan pertentangan
antara cara hidup kontemplatif (diwakili oleh tokoh Maria) dan cara hidup aktif (oleh Marta). Lebih tidak tepat lagi jika kita
berpikir: Yesus rupanya lebih menyukai orang yang berdoa daripada bekerja! Lebih baik kita memusatkan perhatian pada
diri Yesus, yang berterima kasih atas penerimaan Marta bersaudara dan tidak menuntut hal-hal yang lain lagi, yang lebih
dari itu. Karena itu, baiklah Marta, juga siapa saja yang ada di situ waktu itu, menghentikan kesibukan di dapur dan duduk
dekat Yesus untuk mendengarkan Dia, seperti yang dilakukan Maria.
Undangan itu juga ditujukan kepada kita. Yesus gembira dan berterima kasih, kita sudah bersedia menerima Dia dalam hati
kita masing-masing. Ia mensyukuri kehadiran kita sebagai pengikut-Nya. Keterbukaan dan kesediaan kita itu sudah cukup
bagi-Nya, Ia tidak menuntut apa-apa lagi. Karena itulah kita tidak usah repot-repot melakukan ini-itu, termasuk memberikan
persembahan sebanyak-banyaknya, untuk menyenangkan hati-Nya.
Satu saja yang perlu, kita diharapkan untuk senantiasa mendengarkan Dia dan melaksanakan apa-apa saja yang diajarkanNya. Meskipun terdengar simple, sebenarnya inilah inti kemuridan yang sejati. Seorang murid yang sejati mendengarkan
ajaran gurunya dan melaksanakan ajaran itu dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan begitu, nilai-nilai yang diajarkan sang
guru dapat tersebar luas dan terwujud secara nyata dalam masyarakat. (Lembaga Biblika Indonesia: Pendalaman Kitab
Renungan
“Keramahtamahan”
“Perdamaian”
PESAN
AKTUALISASI
Perikop
yang
khas
Lukas
ini
mengungkapkan keyakinan penulisnya,
bahwa Yesus sangat menghargai
keheningan, terutama keheningan yang
memungkinkan orang mendengarkan
firman Allah.
Seperti Marta, kita suka lupa bahwa
segala kesibukan kita yang tidak terpusat
pada Tuhan, adalah perilaku tanpa arah.
Itu keliru. Hidup dan karya kita harus
dijalankan bersama dan demi Tuhan.
Contoh: Anda mencari nafkah untuk
keluarga + belajar Kitab Suci + ikut koor
wilayah + menjadi pengurus paroki dsb?
Bagus! Tapi hati-hati, sesibuk apapun,
seberat apapun bebannya, fokus
Anda harus tetap pada Tuhan. Jangan
sampai kegiatan itu menjadi semacam
pertandingan di mana Anda harus lebih
unggul dan lebih baik daripada orang
lain.
Suatu ketika Yesus berkunjung ke
rumah Maria dan Marta. Mereka berdua
itu tampaknya adalah saudari-saudari
kandung dari Lazarus, sahabat Yesus,
yang tinggal di Betania, tidak jauh dari
Yerusalem. Selama kunjungan itu Maria
setia berada di dekat Beliau dan tekun
mendengarkan
sabda-sabda-Nya.
Sementara itu, Marta sibuk melayani
Yesus, barangkali dengan menyediakan
makanan dan minuman bagi Beliau.
Ketika Marta mengeluh atas sikap
Maria, Yesus ternyata membela sikap
saudari Lazarus yang setia berada
di dekat Beliau itu. Menurut Beliau,
ramah terhadap Beliau itu memang
baik dan berguna. Namun, masih ada
yang lebih baik lagi, yakni: hening dan
mendengarkan sabda-Nya! (ibid.)
NIAT
Aku mulai hari ini akan menyediakan waktu hening setiap hari barang sejenak
untuk “berwancara” dengan Tuhan; toh aku punya waktu 24 jam dalam sehari.
RUBRIK EKSEGESE
MINGGU,
MINGGU,
24 JULI
3 JULI
2016
2016
HARI
HARI
MINGGU
MINGGU
BIASA
BIASA
XVII
XIV
TAHUN
TAHUNC/II
C/II
“Perdamaian”
Bacaan Pertama
Bacaan Kedua
Bacaan Pertama
Injil
Bacaan Kedua
Bacaan Injil
1
2
3
4
5
6
7
8
9
: Kej 18:20-32
: Kol 2:12-14
: Yes
Luk 66:10-14c
11:1-13
: Gal 6:14-18
: Luk 10:1-12.17-20 atau 10:1-9
Mintalah, maka kamu akan diberi.
akan
tinggal
padanya
merekaberiman
pergi, Yesus
membekali
mereka
dengan
PadaSalammu
waktu itu itu
Yesus
sedang
berdoa
carilah, maka kamu akanSebelum
mendapat;
agar Kerajaan
yang
sudah
hadir
di salah
satu
tempat.
ketuklah,
maka
pintu
akan
dibukakan
dalam
diri
Yesus
itu
dinyatakan,
dikenal,
serangkaian
nasihat:
1 Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid.
Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah
bagimu.
dan diterima
semua orang.
a)
Sebenarnya
banyakolehorang
sudah
siap
Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke
seorang
dari
murid-murid-Nya
10 Karena setiap orang yangmendengarkan
meminta
c)
Berilah
kami
setiap
hari
Injil dan masuk ke dalam Kerajaan Allah.
setiap kota
dan tempat
kepada-Nya,
“Tuhan,
ajarlah yang
kamihendak dikunjungi-Nya.
akan menerima, setiap orang yang
makanan secukupnya: mengungkapkan
Namun pekerja yang akan mewartakan Injil kepada
2 Kata-Nya
kepada
mereka,
“Tuaian memang
banyak,
berdoa,
sebagaimana
Yohanes
telah
mencari
akan mendapat, dan setiap
pengakuan orang beriman bahwa hidup
orang-orang
sedikit. Maka
para murid
hendaknya
mengajar
murid-muridnya.”
orang
yang
mengetuk
akan itu seluruhnya
tergantung
pada
Tuhan. tak
tetapi
pekerjanya sedikit.
henti-hentinya
memohon
Tuhan
mengutus
lebih
Maka Yesus
berkata
kepada
mereka,
d)
Ampunilah dosa kami, banyak
sebab
Sebab
itu mintalah
kepada
Tuan yangdibukakan
empunya tuaian,
“Apabilaagar
kamu
berdoa,
katakanlah:
pintu.
kamipun
mengampuni yang bersalah
pekerja (ay 2).
Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.
Bapa, dikuduskanlah nama-Mu;
11 Bapa manakah di antara kamu,
yang itu kepada
kami:
Bunyi
teks akan
aslinya
ialah:
b)
Tugas
berbahaya,
sebab
mereka
bertemu
3 Pergilah!
datanglah Kerajaan-Mu.
memberi anaknya sebuah batu kalau
“Lepaskanlah kami dari utang kami ...”
orang-orang yang memusuhi mereka (ay 3).
Aku
mengutus
kamu seperti
anak
dombaroti?
ke
BerilahCamkanlah,
kami setiap
hari
makanan
anak
itu minta
Ini menggambarkan keadaan manusia
c) anaknya
Untuk itudimereka
tidakAllah:
usah menyibukkan
diri
tengah-tengah serigala.
yang secukupnya
Atau seekor ular, kalau
hadapan
manusia adalah
dengan kebutuhan
jasmani;
itubisa
akan
disediakan
dan4 ampunilah
kami,pundi-pundi
sebab
pengutang
yangHal
tidak
membebaskan
Janganlah dosa
membawa
atauminta
bekal atau
kamipun
mengampuni
yang
bersalah
ikan?
diri
dari
utangnya.
Tuhan
bagi
mereka
(ay
4).
kasut, Dan janganlah memberi salam kepada siapapun
kepada kami;
dan janganlah
12 Atau kalajengking, kalau
yang
e)
Janganlah
d)
“Jangan
memberi
salam .....” (ay 4): membawa
Bersalamselama dalam perjalanan.
membawa
diminta telur?
kami ke
dalam merupakan
pencobaanacara
= Mohon
salaman
di
Palestina
biasanya
yang
kamu
memasuki suatu rumah,
lebih yang jahat tahu
kami5keKalau
dalam
pencobaan.”
13 katakanlah
Jadi, jika kamu
dibebaskan dari cobaan Setan yang
berkepanjangan. Maka daripada kehilangan waktu
dahulu kepada
‘Damai sejahtera
Lalu kata-Nya
mereka, bagi rumah ini’.
memberikan yang baik kepada
dapat membinasakan (Orang beriman
dengan
paracobaan
utusan yang
hendaknya
“Jika6 di
kamu
anakmu, damai
apalagi Bapamu
yang basa-basi
di
tidaklahiriah
takut ini,
pada
tidak
Danantara
jika di situ
ada ada
orangyang
yang layak menerima
langsung
pergi
ke
tujuannya.
tengah sejahtera,
malam maka
pergi salammu
ke rumah
surga!
membinasakan).
itu akan tinggal atasnya.
seorangTetapi
sahabat
Ia akan memberikan Roh
e) Kudus
Setelah tiba di tempat tujuan barulah mereka boleh
jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
dan berkata kepadanya
kepada siapa pun yang
meminta
(1) ─yang
Perumpamaan
tentang
orang
memberikan salam
bukan basa-basi─
yaitu damai
7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa
‘Saudara, pinjami aku tiga buah roti,
kepada-Nya.”
yang tak sungkan-sungkan minta tolong
sejahtera, shalom. Bila seseorang menerima salam itu,
diberikan
orang kepadamu,
sebab seorang pekerja
sebab yang
seorang
sahabatku
yang
temannya (ay 5-8):
maka damai sejahtera
Bila ditolak,
mendapat
sedangpatut
berada
dalamupahnya.
perjalanan
Murid tinggal
Yesus atasnya.
hendaknya
tidak salam
maluitu
kembali
kepada
para
utusan
(ay
5-6).
singgahJanganlah
ke rumahku,
dan aku tidakrumah.
Dalam bab-bab sebelumnya telah
malu (ay 8) memohon kepada Tuhan.
berpindah-pindah
mempunyai
untuk
diungkapkan
tentang
praktek
doaditerima
Para
pendoa rumah,
diingatkan
kembali
akan
f)
Bila
di sebuah
hendaknya
mereka
8 Jika kamu apa-apa
masuk ke dalam
sebuah
kota dan diterima
di
dihidangkan kepadanya’,
(3:21, 5:16, 6:12, 9:18. 28), makan
khususnya
kekuatan
sapaan
kepada
Tuhan
sebagai
dan
minum
yang
disediakan
tuan
rumah.
Para
situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
masakan ia yang di dalam rumah itu
doa Yesus kepada Bapa dalam
10:21.
“Bapa” yangsebagai
diajarkan
Yesus.
utusan
layak
diperlakukan
tamu
karena
mereka
dan sembuhkanlah orang-orang sakit
yanginiada
di situ. puncak dari uraian
akan9menjawab
Perikop
merupakan
(2)
Sebuah pengajaran mengenai
bekerja untuk mewartakan Injil. Tapi hendaknya mereka
Dan
katakanlah
kepada
mereka,
‘Jangan mengganggu aku, pintu
tentang doa dalam Luk. Injil ini memuat
kekuatan doa (ay 9-13):
tidak berpindah-pindah
mencari kediaman
yang
sudah ‘Kerajaan
tertutup, Allah
dansudah
aku dekat
sertapadamu’.”
tiga pokok ajaran:
Di sini untuk
ditegaskan
bahwa Yang
lebihberdoa
baik (ay 7).Mahakuasa pasti akan memberikan
anak-anakku sudah tidur; Aku tidak
(1) Yesus mengajar murid-Nya
akan bangun
memberikannya
(ay 1-4):
ini Yesus
diawali dengan
yang
Hal ini
diujudkan
g) sapaan
Jika diterima
di terbaik.
sebuah kota,
mereka
harusdengan
makan
Perikop dan
ini didahului
oleh Luk 9:51-62
di Doa
mana
kepadamu.’
Bapa, yang mengungkapkandan
keakraban
memberikan
Roh
Kudus,
kekuatan
Ilahi
minum
yang
dihidangkan
kepada
mereka.
Janganlah
menegaskan bahwa pewartaan Kerajaan Allah adalah hal
Aku berkata kepadamu: sekalipun
Yesus dengan Tuhan Yang Mahakuasa,
yang akan terus membimbing dunia.x
mereka mempersoalkan apakah hidangan itu halal atau
yangmau
penting
dan mendesak,
harus diprioritaskan
di
dia tidak
bangun
dan tidakyangdisusul
oleh lima permohonan:
haram
(ay 8).
atas segalanya,
termasuk
di atas urusan
keluarga.
Dalam
mau memberikan
sesuatu
meskipun
a)
Dikuduskanlah
nama-Mu:
h)
Tugas
dia itu perikop
sahabatnya,
karenakembali
memohon
ini hal namun
itu ditegaskan
demikian:agar Allah menyatakan mereka ialah mewartakan bahwa Kerajaan
sikap sahabatnya
yang
tidak
malukekudusan-Nya
dan agarAllah
manusia
sudah dekat. Kerajaan Allah ialah Kuasa Allah
Seperti halnya Musa menunjuk 70 orang tua-tua untuk
malu itu, pasti ia akan bangun dan
mampu mengakui, memuliakan,
dan
dan keselamatan-Nya
yang sudah mulai tampak
membantunya (Kel 24:16, Bil 11:16), Yesus menunjuk
memberikan apa yang dia perlukan.
menyediakan tempat tertinggi
bagi-Nya
dalam
karya
keselamatan
Yesus. Juga murid-murid
70 murid
untuk
membantu-Nya mewartakan
kedatangan
Oleh karena
itu, Aku
berkata
dalam segala
hal.
ikut
menyembuhkan
orang,
memperlihatkan dekatnya
Kerajaan Allah yang membawa keselamatan
dan damai
kepadamu:
b)
Datanglah
Kerajaan-Mu:
Renungan
“Doa”
PESAN
PESAN
Perikopa yang khas Lukas ini
Perikop
ini memuat
iman Yesus
yang
menegaskan
bahwapesan
Tuhan
penting,
bahwa
setiap orang
beriman
itu
tidak hanya
mengutus
duabelas
rasul.
memang
mampu
Beliau jugasepantasnya
mengutus tujuh
puluhberdoa
murid.
dengan
Menurutbaik.
para ahli Kitab Suci, keduabelas
rasul itu melambangkan Israel Baru,
Suatu
ketika, para
menyampaikan
sedangkan
tujuh murid
puluh
murid itu
permintaan
Yesus, bukan
untuk
melambangkankepada
bangsa-bangsa
mengajar
mereka
berdoa.
Dengan
Isarel.
segera Beliau mengabulkan permintaan
Meskipun demikian, tugas tujuhpuluh
itu. Kepada mereka, Beliau mengajarkan
murid itu toh sama dengan tugas
doa “Bapa Kami”, yang kemudian sangat
keduabelas rasul. Mereka harus
terkenal itu. Meskipun sangat singkat
mewartakan bahwa “KerajaanAllah sudah
dan sederhana, doa tersebut memuat
dekat” dan menyelamatkan orang-orang
dua unsur penting dari setiap doa.
sakit dengan menyembuhkan mereka.
Selain itu, mereka juga harus punya
Unsur pertama ialah pujian bagi Allah
semangat yang sama dengan semangat
yang Maha kuasa dan Maha penyayang.
para rasul dalam melaksanakan tugas
Dalam bagian awal dari doa yang
luhur tersebut. Mereka harus sederhana
diajarkan oleh Tuhan Yesus itu kita
dan ugahari. Karena itu mereka tidak
memuji Allah dengan berseru: “Bapa,
boleh “membawa pundi-pundi atau bekal
dikuduskanlah nama-Mu”.
atau kasut”. (Pesan Iman dan Moral
INJIL LUKAS, Al. Purwa Hadiwardoyo,
Unsur kedua ialah permohonan, yang
MSF, 2007)
kita sampaikan kepada Allah karena
kita percaya akan kasih sayang-Nya
kepada kita. Karena itulah Tuhan Yesus
mengajar kita berseru dengan penuh
harap: “Datanglah kerajaan-Mu, berilah
kami setiap hari makanan secukupnya,
dan ampunilah dosa kami…, dan
AKTUALISASI
janganlah
kami saya
ke dalam
Kalau membawa
Anda seperti
dan
percobaan”.
kebanyakan (ibid.)
orang, ada kalanya kita
galau bila melihat kondisi sosial-politik
negara kita yang rusak oleh korupsi,
AKTUALISASI
narkoba, pornografi dll. Bila itu terjadi
Kita
bukan
karena
padaberdoa
kita, Injil
ini pertama-tama
dapat menyadarkan
kita bahwa
butuh ini-itu,
melainkan
karenatidak
kita
masalah
itu hendaknya
rindu
untuk kita
berada
di hadirat Bapa
dan
membuat
kehilangan
keutuhan
berkomunikasi
Dengan
damai sejahtera, dengan-Nya.
shalom batin kita.
Kita
doa,
diri dan
hidup
diutus kita
untukpercayakan
membawa damai
sejahtera
kita
yang mengasihi
kita,
itu kepada Dia
orang-orang
di sekitar
sehingga
hidup ini
kita jalani melayani,
bersama
kita, dengan
mengasihi,
dengan
Bapa.mereka. Selebihnya biar
mendoakan
Tuhan yang melengkapi
NIAT
Aku akan berdoa “Bapa Kami” setiap hari, setiap bangun tidur. Minimal
satu kali. Karena doa itulah yang diajarkan Yesus kepadaku.
RUBRIK EKSEGESE
MINGGU, 31 JULI 2016
HARI MINGGU BIASA XVIII
TAHUN C/II
PW. ST. IGNATIUS DARI LOYOLA
Bacaan Pertama
Bacaan Kedua
Bacaan Injil
: Pkh 1:2; 2:21-23
: Kol 3:1-5.9-11
: Luk 12:13-21
Bagi siapakah nanti harta yang telah kau sediakan itu?
13 Ketika Yesus mengajar orang banyak, salah seorang
dari orang banyak itu berkata kepada-Nya, “Guru,
katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi
warisan
dengan aku.”
14 Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Saudara, siapakah
yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau
penengah
bagimu?”
15 Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah
dan waspadalah terhadap segala ketamakan!
Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya
itu.”
16 Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka
perumpamaan berikut:
“Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah hasilnya.
17 Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus aku
perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk
menyimpan
segala
hasil
tanahku.’
18 Lalu katanya, ‘Inilah yang akan aku perbuat:
Aku akan merombak lumbung-lumbungku lalu
mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan
di dalamnya segala gandum serta barang-barangku.
19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku:
Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk
bertahun-tahun lamanya;
beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenangsenanglah!”
20 Tetapi Allah bersabda kepadanya, ‘Hai orang bodoh,
pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu.
Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu?’
21 Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta
bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”
hidup di dunia ini orang kaya berjaya, tapi bila kematian
tiba ia akan mendapatkan hidupnya kosong. Maka harus
kita sadari bahwa bagaimanapun juga: [1] iman dan [2]
mengulurkan tangan bagi sesama ―keduanya membuat
manusia kaya di hadapan Allah― sungguh penting dalam
hidup ini.
Bacaan ini mengantar kita kepada sebuah ajaran yang
penting tentang iman dan kekayaan: Pada masa Yesus
di Palestina tidak ada kelas menengah. Lebih dari 95%
penduduk adalah orang miskin. Selebihnya adalah orang
kaya, yang memeras orang miskin sebagai majikan,
pemilik tanah, pemungut cukai atau pegawai negeri.
Kondisi itu menggoda banyak orang untuk mengutamakan
kelangsungan hidup dari sudut ekonomi. Bahkan, seperti
yang diceritakan kisah ini, kakak-beradik pun ada kalanya
bersengketa atas uang dan harta. Yesus mempertanyakan
Sayang, banyak orang mendewakan uang dan harta, terlalu
tinggi menghargainya. Kesalahan pokok dari sikap itu
terletak pada pengingkaran akan hirarki nilai yang benar.
Hidup di dunia ini hanyalah bersifat sementara. Maka, hidup
surgawi yang bersifat abadi jauh lebih bernilai daripada
hidup di dunia ini.
Bila dibaca dari awal hingga akhir, akan terasa betapa
kosongnya kehidupan orang kaya dalam perumpamaan
itu. Ia tidak punya teman berbicara. Ia hanya berbicara
dengan diri sendiri. Ia bahkan tidak minta keringanan Allah
yang berfirman kepadanya bahwa malam itu jiwanya akan
diambil. Orang itu tidak tahu bagaimana mengisi kesepian
hidupnya. Ia justru makin mengisolasi dirinya dengan
membangun lumbung yang makin luas dan yang akhirnya
malah menguburkannya hidup-hidup. Ia bahkan tak sempat
menjadi kawan bagi dirinya sendiri .............. Semakin
dibaca, cerita orang kaya itu semakin menjadi cerita yang
menimbulkan rasa iba, bukan? [Agustinus Gianto, SJ:
Langkah-Nya Langkahku! Kumpulan Ulasan Injil, Penerbit
Kanisius, 2005, c. 1, h. 123]
PESAN
Perikop yang khas Lukas ini memuat suatu pesan moral
yang penting, yang terkait dengan masalah kekayaan.
Kekayaan itu sebenarnya bukanlah suatu hal yang buruk.
Namun, kekayaan juga membawa godaan dan resiko, yang
pantas untuk diwaspadai.
Menurut Yesus, kekayaan tidaklah dapat dijadikan jaminan
kebahagiaan sejati. Orang yang kaya raya pun tidak dapat
memperpanjang hidupnya di dunia ini. Bila Sang Pencipta
memanggilnya, ia pun harus meninggalkan dunia ini, tanpa
dapat membawa kekayaan itu bersamanya.
Renungan
“Berilah Kami Rejeki Pada Hari Ini”
AKTUALISASI
Ketamakan dapat melanda siapa saja. Bukan hanya orang yang berkuasa, orang
miskin dan tidak memiliki kuasa juga bisa salah menyikapi harta dalam hidupnya.
Ketamakan orang yang berkuasa menimbulkan tindak korupsi, ketamakan orang
miskin menghalalkan pencurian. Semua didasari oleh sikap mengandalkan harta,
lebih dari mengandalkan Tuhan. Berlawanan dengan sikap hidup demikian, Injil hari
ini mengajak Anda dan saya untuk berhati-hati dalam berurusan dengan harta, agar
jangan sampai kita tamak.
NIAT
Mulai hari ini aku tidak akan melekatkan hatiku pada harta-benda yang kupunyai.
Semua itu hanya titipan Tuhan agar dapat kupergunakan demi Kemuliaan Tuhan
saja.
INSPIRASI BATIN
Orang-orang yang memiliki
masalah batin cenderung
berpura-pura menjalani
kehidupan dalam kekinian,
tetapi pada kenyataannya
kehidupan mereka
dikendalikan oleh perasaan
negatif di masa lalu dan
kekhawatiran akan masa
depan.
APA ITU LUKA BATIN?
H
ampir setiap saat dalam hidup kita, sadar
dan tidak sadar kita membawa “sampah”
dari masa lalu dan kekhawatiran akan masa
depan. Masalah masa lalu dan kekhawatiran
merupakan masalah batin (inner Problems).
Jika kita tidak melepaskan sampah ini, kita tidak akan
pernah bebas. Tidaklah sehat hidup dengan perasaan
negatif, karena hal in dapat membuat kita menjadi orang
negatif. Akibatnya kita menjadi orang yang tidak pernah
melihat aspek positif dan indahnya kehidupan bahkan
kita selalu melihat segala sesuatu dan hidup kita sendiri
sebagai masalah. Orang-orang yang memiliki masalah
batin cenderung
berpura-pura menjalani kehidupan
dalam kekinian, tetapi pada kenyataannya kehidupan
mereka dikendalikan oleh perasaan negatif di masa lalu
dan kekhawatiran akan masa depan. Kehidupan mereka
berpusat pada permasalahan batin mereka.
Contoh kasus :
Bapak C mengalami krisis dalam keluarganya. Ia memiliki
beberapa orang anak yang sudah remaja. Saat itu,
ia mengalami kesepian karena anak-anaknya segan
apabila ia ingin bercengkerama dengan mereka. Anakanak lebih akrab dengan ibunya, sehingga ia sering
iri pada istrinya. Dengan istrinyapun ia sering ribut. Ia
mengetahui, bahwa ia bertemperamen tinggi, cepat
tersinggung dan marah, terutama apabila lingkungannya
tidak seperti yang ia kehendaki. Ia ingin segala sesuatunya
rapih dan teratur, sesuai aturan. Bapak C merupakan
seorang wiraswasta yang berhasil, namun sekarang ia
merasa itu kurang berarti karena situasi keluarganya. Ia
akhirnya datang untuk konseling, setelah ia bertengkar
hebat dengan isterinya dan keluarganya terancam pecah.
Bagaimanapun ia mencintai keluarganya, sehingga ia
mau mencari jalan keluar mengatasinya.
Dalam konseling, ia baru menyadari bahwa ia
merupakan bagian penting dari problemnya. Ia baru
menyadari bahwa sikapnya yang mudah marah-marah
itulah yang membuat anak-anaknya segan kepadanya,
demikian pula isterinya yang banyak tertekan oleh
temperamennya itu. Bapak C mengakui hal itu, namun
ia telah mencoba untuk mengendalikan marahnya, tapi
selalu gagal. Ia sering merasa menyesal sesudah dengan
kali ia minta maaf, tetapi kemudian terjadi lagi seperti
itu. Dalam konseling, diketahui, bahwa Bapak C ini anak
sulung dari 12 bersaudara. Oleh orangtuanya, terutama
ibunya, ia dididik keras dan diserahi tanggungjawab untuk
mengurus adik-adiknya. Segala sesuatu harus dijalankan
dengan baik sesuai kehendak orangtua. Kalau ada yang
kurang benar, maka ia yang akan mendapat hukuman.
Seringkali adik-adiknya yang berulah, sehingga ia ribut
dengan adiknya, namun ia yang selalu dipersalahkan
dan harus mengalah. Kemarahan yang timbul di hatinya
tak dapat ia ungkapkan dan harus selalu dipendamnya
atau terpaksa diterimanya, karena tidak patut marah
kepada orangtua. Demikian hal ini sering terjadi, dan
Bapak C tumbuh menjadi orang yang pandai mengatur,
namun ‘keras’ dan bertemperamen tinggi. Setelah
menemukan akar penyebab kemarahannya, maka
dengan doa penyembuhan luka batin, Bapak C dapat
mulai mampu mengendalikan marahnya. Malahan hanya
setelah beberapa bulan, ia menjadi orang yang sabar
dan penyayang akan anak dan isterinya yang masih
sering bertindak tidak rapih, teratur atau sesuai aturan.
Sebagai follow-up, Bapak C ternyata juga kemudian
menyadari, bahwa ia sembuh dari gangguan insomnia,
hipertensi dan sakit maag yang selama bertahun-tahun
mengganggunya.
M
eskipun penyembuhan luka batin tidak disebutkan secara harafiah dalam Alkitab, Yesus dilaporkan
telah menyembuhkan banyak pasien dengan permasalahan luka batin. Ia menyembuhkan wanita samaria
dari perasaan bersalah karena telah berzinah selama
hidupnya. Setelah sembuh dari luka batinnya, wanita
itu mengalami hidup baru dalam Tuhan. Sebagai tanda
dari pembaharuannya, dia membawa banyak teman agar
mengusir tujuh roh jahat dalam dirinya. Yesus menyembuhkan dirinya dari perasaan bersalah dan dosa-dosanya. Petrus juga mengalami luka batin. Dia tidak memiliki
ketenangan pikiran karena penyangkalannya menjadi
salah satu murid Yesus.. Ketika Yesus memaafkannya,
dia benar-benar sembuh.
Bagaimana Menyembuhkan Luka Batin ? Bila
kita ingin menyembuhkan suatu luka, tindakan apa yang
harus dilakukan ? Tentu kita harus membersihkan permukaan luar luka tersebut sebelum diobati. Pada saat pembersihan, kita akan meringis, menjerit, bahkan menangis
! Tetapi sesudahnya, luka itu akan sembuh. Mungkin saja,
luka kita sudah terlalu lama, sehingga luka itu sudah tertutup darah kering yang menggumpal atau korotan lainnya,
dimana hal tersebut menyulitkan pengobatan. Tindakan
yang harus dilakukan adalah kita harus melakukan pembersihan lebih, pengkorek-korekan (pengangkatan darah
kering atau kotoran) yang sudah melekat dan menutupi
pada luka tersebut. Dan saat itu dilakukan, sakitnya bukan main ! bahkan ada kalanya dalam proses penyembuhan, luka kita itu bisa saja terpentok, baik tidak sengaja
ataupun sengaja (jika ada yang iseng), dan rasa sakitnya
pun tak terhindari.
Demikian juga halnya dengan luka batin, penyembuhannya ada yang cepat, ada juga yang memerlukan proses. Ketika proses penyembuhan terjadi, kita
akan merasa dikorek-korek, aktivitas kehidupan menjadi
begitu terganggu. Penyembuhan yang efektif, bukanlah
melupakan luka tersebut, tetapi mencari dan merasakan
sakitnya luka tersebut. Kita harus mampu menghadapinya, bukan menghindar. Kita perlu membuka hati (batin),
mencari dimana akar permasalahan tersebut. Kita harus
berusaha mengingat-ingat walaupun hal tersebut begitu
INSPIRASI BATIN
Memang tidak mudah melakukannya, tetapi jika memang menginginkan penyembuhan, maka diri kita sendirilah yang harus menanamkan niat itu terdahulu, bahwa saya ingin sembuh. Juga pentingnya mengundang kuasa Roh
Kudus agar bekerja dan menolong kita untuk mengalami penyembuhan. Maka Penyembuhan Luka Batin adalah :
* Suatu bentuk konseling dan doa kristiani yang memfokuskan kuasa Roh Kudus yang menyembuhkan atas masalahmasalah emosional ataupun spiritual tertentu.
* Suatu pelayanan dalam kuasa Roh Kudus yang ditujukan untuk menyembuhkan keseluruhan diri seseorang (penyembuhan rohani dan fisik)
• Suatu proses dimana kita dibebaskan dari kebencian, penolakan, mengasihani diri, depresi, rasa bersalah, ketakutan,
kepedihan, rasa rendah diri, rasa dendam, penghakiman atau rasa tidak berharga.
Daftar bacaan :
1. Bahan seminar “Apa itu Luka Batin” dengan pembicara pasutri bapak alm. Roy Setjadi dan ibu Winny Setjadi (minggu 22 Pebruari 2009, di Aula
gereja Katedral Jakarta)
2. Buku “Penyembuhan Luka Batin”, oleh Alm RD Alfons Sebatu PhD. (2013)
INTERMEZZOSIANNA
Jualan Agama
Ibu Anastasia Waty seorang
katolik sejati. Ia mempunyai anak
gadis, namanya Veronika Heny,
yang sangat cantik. Ia tidak rela
apabila anak gadisnya itu berpacaran
dengan Joko, seorang tidak jelas
juntrungnya,
bahkan
agamanya
juga tidak jelas. Tetapi namanya
cinta sudah setengah mati, Heny
tidak bisa dipisahkan dengan
Joko. Akhirnya ibunya mengalah,
namun ibunya mengajukan syarat:
Ibu:
Baiklah,
Henny,
kalau
kamu
nekad
meneruskan
hubunganmu dengan Joko, ada
syaratnya, yakni kamu harus bisa
bujuk Joko untuk masuk katolik.
Henny: Lalu…kalau
mas
Joko
mau
masuk
Katolik?
Ibu:
Kamu boleh kawin sama Joko.
Ingat jangan tanggung-tanggung
kalau mengajak pacarmu itu menjadi
Katolik! Agama Katolik bukan untuk
main-main, kayak ganti baju saja!
Begitu mendapatkan “lampu
hijau” dari ibunya, mulailah Henny
mengajak Joko belajar agama
Katolik. Joko sendiri menunjukkan
sikap tertarik untuk belajar agama
Katolik, rajin menjadi katekumen,
banyak membaca buku referensi
agama Katolik, browsing di internet.
Singkatnya, Joko lulus daan berhasil
dibabtis dalam agama Katolik.
telah menemukan berlian, emas dan
perak tidak menarik lagi baginya.
Pada suatu ketika menjelang hari
H perkawinan yang ditentukan,
Henny malah banyak termenung
dan menangis diam-diam. Ibunya
memperhatikannya, dan bertanya.
Seorang aktivis Seksi Peranan
Wanita bertubuh subur, naik bus kota
dan karena tidak ada tempat duduk
yang kosong, ia berdiri. Ternyata
seorang pria yang duduk di depannya
ingin berdiri. Melihat itu aktivis itu
berkata di dalam hatinya, “Pria ini
masih berpandangan bahwa wanita
adalah kaum yang lemah sehingga
perlu diberi tempat duduk.” Maka ia
menghalangi maksud pria itu untuk
berdiri dan berkata kepadanya, “Tidak
usah berdiri, Dik. Kami kaum wanita
modern mampu berdiri sendiri.”
Beberapa menit kemudian
pria itu ingin berdiri lagi. Maka sekali
lagi aktivis itu menghalanginya
dan mengatakan hal yang sama.
Tidak lama setelah itu pria itu
ingin berdiri lagi, dan lagi-lagi
aktivis itu menghalanginya sambil
mengatakan
hal
yang
sama.
Akhirnya pria itu berkata, “Bu, saya
senang sekali kaum wanita modern
mampu berdiri sendiri. Tetapi mohon
Ibu jangan menghalangi saya untuk
berdiri. Tempat saya mau turun dari
bus ini sudah terlewat tiga halte.”
Bukan
hanya
Anda
sendiri
saja
yang
punya
perutusan
Ibu
:Ada apa sayang? Kamu
sudah oke, siap menghadap romo?
Henny
:BUBAR SEMUANYA, Bu
! Gara-gara aku gencar menjual
gagasan agama Katolik terlalu
bagus,
sekarang
mas
Joko
malah memutuskan jadi pastor!
Message:
Mengikuti jalan Yesus Kristus secara
total dan konsekwen memang harus
meninggalkan
ayah-ibunya
dan
saudara-saudaranya.
Termasuk
orang yang dicintainya. Tuhan
Yesus bersabda: “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya setiap
orang yang karena Aku dan karena
Injil
meninggalkan
rumahnya,
saudaranya lali-laki atau saudaranya
perempuan, ibunya atau bapaknya,
anak-anaknya atau ladangnya, orang
itu sekarang pada masa inii juga
akan menerima kembali seratus kali
lipat” (Mrk 10:29-30). Barangsiapa
Dipanggil Tuhan
Den Bagus Kliwir hatinya gundah gulana. Keluar masuk kamar beberapa kali. Akhirnya masuk kamar,
menguncinya dan menyalakan lilin, kemudian berdoa kepada Tuhan Yesus.
Den Bagus Kliwir
Tuhan
Den Bagus Kliwir
Tuhan
:
:
:
:
Den Bagus Kliwir
:
Tuhan
:
Tuhan…
Ya, ada apa Kliwir?
Aku mau curhat nih…
Aku sudah tahu semuanya.
Apa kamu sudah menyerah merasa tidak kuat lagi..?
Kalau gitu, kamu mau pulang sekarang gimana….?
Walah, yang jangan memanggil saya sekarang dong…!
Aku masih kuat kok!
Ya sudah, jangan berisik….
Message:
Jangan mudah cengeng. Apa-apa mengadu kepada Tuhan. Tuhan Yesus telah mengajarkan bahwa
kita tidak tidak harus menghindarkan diri dari masalah, justru melalui masalah kita akan mendapatkan
BIA
BINA IMAN ANAK
A. Cerita Kitab Suci
Nuh dan Bahtera (Kejadian 6, 7, 8, 9)
1. Nuh adalah orang yang benar dan sering memberi persembahan bakaran sebagai tanda kesetiaan dan
penghormatan kepada Allah.
2. Bumi dan isinya sudah mulai rusak. Berfirmanlah Allah kepada Nuh, “Aku telah memutuskan untuk
mengakhiri hidup segala mahluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan
memusnahkan mereka bersama sama dengan bumi’. Allah meminta Nuh untuk membuat bahtera dari
kayu gofir. Dan Bahtera ini akan menyelamatkan Nuh dan keluarganya dari bencana air bah. Ketika Nuh
menyiapkan bahtera itu, banyak orang mengolok-olok dan mentertawakan dia.
3. Bahtera Nuh sudah siap dan Allah berfirman, “Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu
serta satu pasang dari segala mahluk, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau”.
4. Allah mengirimkan air bah yang menenggelamkan seluruh muka bumi. Hanya Nuh yang tinggal hidup
dan seluruh mahluk yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu. Air bah itu berlangsung selama
150 hari.
B.
Tebak Kata
Ayoooo tebak, kata apakah ini ?
Petunjuknya : C2 – B4 – E1 – A3 – G7 –F6 – D5
A
B
C
D
E
F
G
1
S
V
M
B
H
X
W
2
F
G
B
D
R
E
Q
3
T
X
Z
C
B
N
L
4
R
A
P
O
Y
C
F
5
W
Q
A
A
F
H
I
6
N
Z
O
P
T
R
M
7
K
F
D
S
Y
Q
E
C.
1.
2.
3.
4.
5.
Kuis Kitab Suci
Diambil dari kitab mana cerita tentang Nuh dan Bahteranya ?
Sebutkan tiga nama anak Nabi Nuh ?
Berapa ukuran panjang, lebar dan tinggi bahtera Nuh ?
Siapakah nama anak Nuh yang mendapat julukan “Bapa Kanaan” ?
Berapakah umur Nuh saat ia mati ?
D.
Ayo Mewarnai
KISAH INSPIRATIF
YESUS dan
RENGGINANG
Saya bukan seorang penganut agama yang baik. Ke gereja bagi saya hanya sebuah ritual. Ada banyak ajaran gereja
yang tidak saya pahami. Beginilah nasib manusia macam saya yang menghidupi agama sebagai warisan orang tua.
Meski begitu saya bahagia menjadi orang katolik. Meski tak banyak paham dogma-dogma gereja, Yesus adalah inspirasi
hidup saya. Saya mengenal sosok lelaki berjenggot dengan senyumnya yang mistis lewat cerita-cerita orang tua saya
tiap malam menjelang saya tidur.
Ada daya magis pada cerita itu, juga sosoknya yang kharismatis, yang menerangi dan menguatkan tiap langkah hidup
saya. Saya mengimaniNya sungguh. Tapi ya itu, saya tak paham dogma-dogma gereja.
Inilah yang membuat hati saya selalu berdesir belakangan ini. Saya gelisah. Tidur tak pulas. Ada rasa tidak enak di
seputar perut yang mendesak sampai ke ulu hati. Saya takut. Khawatir. Iya, sungguh saya khawatir.
Saya khawatir menghadapi pertanyaan anak saya. Titin, putri sulung saya, sebentar lagi akan menerima komuni
pertama. Saya khawatir dia bertanya macam-macam dan saya tidak tahu jawabnya.
Duh, jantung saya berdegup lebih gencang tiap kali melihat matanya menatap saya.
Selasa pagi, di teras rumah, mata hitam nan lugu itu menatap saya. Mulas perut ini, dan terjadilah yang saya khawatirkan
itu.
“Bu, kenapa untuk menerima kehadiran Yesus kita mesti makan hosti yang dicelup ke dalam anggur?” pertanyaan yang
Jawaban apa yang harus saya sampaikan?
bahunya.
“Hmm....begini....” lidah saya tercekat, mengunci kata dan
kalimat. Aduh, saya mendadak panik. Duh, Gusti, berilah
ilham.
“Ibu tahu sayang. Eyang Ti sudah membuatkan dan
menggorengkan rengginang itu dengan sepenuh kasih,
untuk kamu, Nak. Titin pasti telah merasakan wujud kasih
Eyang Ti dalam bentuk rengginang itu ketika memakannya.
Saat rengginang Eyang masuk ke dalam diri kita, kita
merasakan eyang sendiri yang hadir dan bersatu dengan
setiap urat serta nadi kita.”
Sekelebat wajah almarhum ibu, neneknya Titin, melintas
di benak saya. Eureka!
“Titin ingat enggak waktu kita pulang kampung kemarin ke
tempat eyang,” saya mulai berkata-kata.
“Iya, ingat.”
“Kamu ingat, dibawakan apa sama Eyang Putri?”
“Rengginang.”
Sebulan lalu kami sekeluarga pulang ke Solo, kampung
halaman saya. Setiap pulang kampung, Titin jauh-jauh
hari sudah menelpon eyangnya minta digorengkan
rengginang. Penganan dari nasi kering itu adalah
favoritnya tiap kali mengungjungi solo.
“Rengginang bikinan Eyang rasanya beda, paling
enak sedunia,” kata dia suatu ketika tentang penganan
favoritnya di Solo itu.
Titin punya caranya sendiri menikmati rengginang:
rengginangnya dibelah dua lalu dicelupkan ke dalam teh
manis panas. Mulutnya akan berdecak-decak mencecap
lelehan teh manis yang meresap di sela-sela bulir-bulir
rengginang. Matanya akan setengah terkatup sambil
berdehem panjang.
Bulan lalu itu adalah hari terakhir kami bertemu Eyang.
Di penghujung liburan, Eyang menggoreng banyak sekali
rengginang. Titin membawa pulang satu kaleng.
Setiba di Jakarta kami mendapat kabar duka. Eyang
berpulang. Titin memeluk kaleng rengginang eyangnya
saat kami menyampaikan kabar itu. Air matanya
mengambang di ujung mata. Ia terisak, berlari masuk ke
kamar bersama kaleng rengginang di pelukannya.
Hari-hari berikutnya Titin tak mengizinkan satu orang pun
di rumah untuk menyentuh rengginang eyang di dalam
kaleng. Iya menyimpannya di dalam kamar, tersimpan
rapi di antara buku-buku di meja belajarnya.
“Titin..” saya duduk di sampingnya. Kali ini hati saya lebih
tenang.
“Rengginang dari Eyang masih ada,” tanya saya. Titin
mengangguk.
“Apa yang kamu rasakan tiap kali kamu memakan
rengginang yang dulu kamu umpetin di meja belajarmu?”
“Titin ingat Eyang. Kalau makan rengginang itu, Titin
suka kebayang Eyang duduk di samping Titin,” katanya
Putri kecil saya terisak. Ia memang dekat sekali dengan
Eyang putrinya. Saya eratkan pelukan pada bahunya.
“Ketika rengginang Eyang kita lumat dan menjadi larut,
menyusup lewat kerongkongan, lalu ke perut, menyelinap
ke setiap tubuh kita, menyebar bahkan sampai ke pori pori
kulit kita, ada rasa nikmat yang membuat hati kita senang.
Begitulah kehebatan kasih sayang Eyang dalam rupa
rengginang. Menyatu disetiap jiwa dan raga kita. Jiwa dan
raga Titin. Jiwa jadi senang karena raga mendapatkan
rengginang.”
“Eyang jadi ada di dalam diri aku, Ibu?”
“Betul, Nak. Eyang menjadi satu dengan dirimu dalam
rengginang yang kamu makan.”
Saya lalu menarik nafas panjang untuk masuk ke bagian
yang di awal sangat saya takuti tadi.
“Begitu pula roti dan anggur yang akan kamu terima di
komuni pertamu nanti dan akan terus kamu terima dalam
perayaan Ekaristi. Yesus sendiri yang hadir dalam rupa
roti dan anggur dan bersatu dengan kita setiap kali kita
menyambutnya.”
“Seperti rengginang Eyang ya, Bu.”
Saya mengangguk dan tersenyum. Makin erat saya
memeluknya.
KISAH INSPIRATIF
Para penerima Sakramen
Ekaristi diharapkan menjadi
memiliki keteguhan hati
dalam menerima, menjaga
dan menanggung Kekudusan
Tubuh dan Darah Kristus
bahkan sampai titik darah
penghabisan
KISAH TARSISIUS HADIR
DALAM KOMUNI PERTAMA
GEREJA SANTA ANNA
B
erkaitan dengan Perayaan Hari Raya Tubuh dan
Darah Kristus yaitu pada tanggal 29 Mei 2016, beberapa paroki yang tersebar di wilayah Indonesia,
memanfatkannya untuk hari pelaksanaan penerimaan Komuni Pertama.
Hal sama yang juga dilakukan oleh Paroki Duren Sawit,
Gereja Santa Anna; menggelar Misa Sakramen Ekaristi
tethadap 123 anak terdiri dari 6 kelompok belajar agama
yaitu; Santa Anna, Strada Vanlit II, Strada Dipamarga,
Budhaya, Yoakhim dan Kinderfield, pada tanggal 29 Mei
2016, jam 10.30 wib.
Misa diawali dengan pemberkatan Lilin dan Rosario untuk dibagikan ke setiap anak sebagai hadiah sekaligus
kelengkapan perangkat pendukung dalam menjalankan
ritual Misa Kudus Sakramen Ekaristi.
Upacara penerimaan Sakramen Ekaristi berjalan hikmat,
penuh kesukacitaan dan rasa syukur.
Runtutannya dikemas dengan pwnataan yg sangat apik
oleh seksi katekese, namun tidak mengurangi nilai kesakralan serta hukum gereja Katolik. Malahan menjadi begitu mengena keindahannya. Ditunjang lagi oleh koor dari
Paduan Suara Sekolah Budhaya. Serta para Putra Altar
yang rapih dan cekatan dalam melayani misa.
Bacaan pertama pada Misa Komuni Pertama ini diambil
dari Kej. 14:16-20
Kisah singkat ini mempunyai peranan penting dalam usaha menjelaskan fungsi Yesus sebagai Imam Agung Perjanjian Baru, seperti dijelaskan panjang lebar dalam surat
Ibrani. Dalam diri Melkisedek tergabung dua jabatan penting dalam Perjanjian Lama, yaitu: jabatan raja dan imam
seperti yang dicita-citakan oleh bangsa Israel. Melkisedek
adalah seorang raja Salem (Yerusalem) dan sekaligus
Imam Allah Yang Maha Tinggi. Melkisedek terkenal sebagai seorang raja dan imam yang senantiasa memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Ketika Abram kembali
dari peperangan melawan raja-raja di Timur (Kej 14:1-16),
pergilah Melkisedek menyongsong Abram sambil membawa roti dan anggur sebagai persembahan. Selanjutnya
Melkisedek memberkati Abram dan memuji Allah yang
telah memberikan kemenangan kepada Abram. Sebagai
tanda syukur atas berkat Allah, Abram lalu mempersembahkan kepada Melkisedek sepersepuluh dari hasil rampasan perang yang diperolehnya.
Bacaan kedua diambil dari 1Kor 11:23-26,
Tentang kisah Tuhan Yesus yang mengadakan perjamuan
malam terakhir bersama kedua belas rasul. Kisah singkat
ini sengaja ditulis Paulus untuk mengingatkan kembali jemaat di Korintus akan arti perjamuan Tuhan yang selalu
mereka adakan. Menurut Paulus, jemaat di Korintus telah
melakukan kesalahan besar apabila mereka berkumpul
mereka masing-masing memakan dahulu makanannya
sendiri, sehingga sebagian jemaat mabuk kekenyangan,
tetapi sebagian lagi ada yang kelaparan karena tidak
mempunyai apa-apa. Dengan demikian mereka berkumpul bukan untuk memupuk persatuan, justru membuat
perpecahan. Hal tersebut jelas sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan, yang secara khusus mewariskan
perjamuan kasih itu kepada jemaat. Untuk memperbaiki
kebiasaan tersebut, Paulus menegaskan kembali apa
yang diterimanya sendiri dari Tuhan, kemudian diteruskannya kepada jemaat di Korintus. Perjamuan Tuhan
adalah perjamuan kasih persaudaraan, Tuhan Yesus secara khusus menyatakan kasih-Nya dengan memberikan
Tubuh dan Darah sendiri kepada para rasul. Jadi setiap
kali jemaat di Korintus berkumpul untuk mengadakan
perjamuan Tuhan, mereka harus meneladan Tuhan dengan saling menyatakan kasih satu sama lain. Sebab jika
tidak, mereka berdosa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan.
Bacaan Injil diambil dari Luk 9:11b-17
Mengenai Tuhan Yesus yang memberi makan banyak
orang. Peristiwa ini diksahkan oleh semua penginjil.
Kisah singkat ini diawali dengan inisiatif kedua belas rasul untuk meminta kepada Yesus agar Ia menyuruh orang
banyak itu pergi ke desa-desa dan kampung sekitar untuk mencari penginapan dan makanan. Namun tanpa disangka-sangka, Tuhan Yesus malah menyuruh para rasul
memberi mereka makan. Menanggapi suruhan Yesus ini,
para rasul menegaskan bahwa mereka hanya mempunyai
lima roti dan dua ekor ikan, sehingga jelas tidak akan cukup untuk memberi makan sekitar lima ribu orang. Tetapi
Yesus memerintah para rasul untuk menyuruh orang banyak duduk berkelompok-kelompok dengan jumlah lima
puluh orang setiap kelompok. Yesus mengambil lima roti
dan dua ekor ikan itu, menengadah ke langit, mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada para rasul supaya dibagi-bagikan kepada
orang banyak. Dan aneh bin ajaib, ternyata semua orang
dapat makan sampai kenyang. Bahkan, masih tersisa sebanyak dua belas bakul potongan-potongan roti.
Mukjizat pergandaan roti ini menjadi kritikan tajam bagi
kedua belas murid yang kurang percaya pada kemampuan Yesus untuk memuaskan kebutuhan orang banyak.
Sisa roti sebanyak dua belas bakul adalah bukti bahwa
Tuhan Yesus dapat memuaskan orang banyak melebihi
kebutuhan mereka. Seperti telah dikatakan-Nya sendiri,
Ia datang supaya orang banyak mempunyai hidup dalam
segala kelimpahan. Sama seperti Musa dan Elia dulu,
Yesus kini tampil sebagai tanda nyata kehadiran Allah di
tengah-tengah umat-Nya. Barangsiapa percaya kepada
Allah, tak perlu kuatir akan hidupnya, karena Allah sendiri
yang akan menjamin kehidupan mereka.
Pada hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini, pesan ketiga bacaan tersebut di atas patut diingat.
Pertama roti dan anggur adalah bahan persembahan
tradisional sejak jaman Melkisedek, raja Salem dan imam
Allah yang Maha Tinggi.
Kedua, Tuhan Yesus menggunakan roti dan anggur sebagai lambang Tubuh dan Darah yang diserahkan-Nya
sendiri kepada para murid-Nya.
Ketiga, Yesus mengajar para murid untuk memberi makan
kepada orang banyak yang mengikuti Yesus.
Misa penerimaan Komuni Pertama di Gereja Santa Anna,
mengangkat kembali sepenggal kisah tentang St. Tarsius.
Beginilah kisahnya;
Pada zaman kaisar Valerianus, orang-orang Nasrani tidak diperkenankan untuk menerima sakramen (Tubuh
Kristus) dan diharuskan untuk menyembah berhala. Bila
tidak mau menyembah berhala, maka akan ditangkap
dan dibunuh.
Pada suatu hari seperti biasa Tarsisius pergi ke Katakomba untuk mengikuti Misa.
Pada saat itu Bapa Suci (Sri Paus) ingin mempersembahkan misa sendiri. Tapi hanya sedikit orang yang datang,
karena kebanyakan dari orang Kristiani sudah ditangkap,
adapula yang mengungsi ke luar kota untuk menyelamatkan diri.
Saat itu Sri Paus mengeluh bahwa ada petugas penjara yang datang secara diam-diam. Dia bilang tawanantawanan Nasrani ingin sekali menyambut Tubuh Kristus
sebelum dibunuh. Tetapi keadaannya tidak memungkinkan karena wajah Sri Paus sudah tidak asing bagi kebanyakan orang.
Maka dari itu Tarsisius memberanikan diri untuk memberikan sakramen kepada tawanan-tawanan tersebut.
Pagi-pagi benar, Tarsisius berjalan menelusuri setiap
Katakomba dan menuju penjara dimana para tawanan
berada, dia membawa Hosti Suci dalam kotak emas dan
dikalungkan dengan tali pada lehernya serta menutupinya
dengan toga yang ia pakai. Tetapi malang bagi nasibnya,
di tengah perjalanan ia bertemu dengan teman-teman
sekolahnya, teman-teman mengetahui bahwa ia membawa sesuatu dari orang Kristiani, mereka meminta paksa
dan Tarsisius menolaknya, sehingga Tarsisius dilempari
batu, dipukuli dan ditendang sampai sekarat.
Tak lama kemudian ia bertemu dengan seorang prajurit
yang kebetulan beragama Nasrani. Anak-anak itu pun lari
pontang-panting karena teriakan prajurit itu.
Setelah itu ia meminta tolong kepada prajurit tersebut
untuk mengantarkannya kepada para tawanan. Setelah
prajurit itu bersedia untuk membawa Hosti Suci, Tarsisius
pun dibawa ke rumah orang Kristiani terdekat dan ditinggalkan, karena prajurit itu mau mengantarkan Komuni
Suci secara diam-diam kepada para tawanan. Tak lama
kemudian Tarsisius meninggal, lukanya terlalu parah.
Ia dimakamkan di Katakomba Kalikstus, di Jalan Apia,
dekat makam para Sri Paus.
Bacaan-bacaan yg ditampilkan pada Misa tersebut menjadi sajian istimewa ketika anak anak digugah oleh kisah
kesetiaan serta keyakinan dan cinta kasih yang utuh dari
Tarsisius.
Pesan yg hendak dibekali kepada para anak menjelang
penerimaan Komuni untuk pertama kalinya itu, menaruh harapan besar terhadap keimanan Katolik dalam
diri anak-anak agar dapat bertumbuh menjadi besar dan
kuat.
Para penerima Sakramen Ekaristi diharapkan menjadi
memiliki keteguhan hati dalam menerima, menjaga dan
menanggung Kekudusan Tubuh dan Darah Kristus bahkan sampai titik darah penghabisan.
Sehingga setiap anak mampu membawa terang bagi hidup seperti nyala lilin yang mereka bawa saat memasuki
Gereja.
Semoga, anak-anak pembawa terang Kristus itu, sehabis
mendapatkan Hosti Suci dan Anggur semakin dimampu-
SENI & BUDAYA
WAR IN
HEAVEN
Suatu ketika, pada Permulaan Penciptaan, terjadilah suatu Pertempuran Besar di Surga.
Beginilah kisahnya:
Tuhan menciptakan Surga dan Bumi dan semua malaikat dan para pemimpin malaikat yang disebut Malaikat Agung.
Para malaikat agung adalah sahabat Tuhan. Mereka bercahaya dan gagah perkasa. Termasuk diantara malaikat agung
adalah Gabriel, Rafael dan Mikhael. Selain mereka ada juga Lucifer. Lucifer sangatlah elok hingga para malaikat
menyebutnya Putera Fajar.
Para malaikat berbahagia karena mereka bersama-sama dengan Allah dan mereka semua mengasihiNya. Kemudian,
pada suatu hari Lucifer berkata pada dirinya sendiri,”Mengapa harus Tuhan yang paling berkuasa di Surga ? Mengapa
bukan aku ? Aku bisa terbang dan berubah wujud, aku elok serta gagah perkasa. Sesungguhnya aku ini sama pentingnya
dengan Tuhan. Mulai sekarang aku tidak lagi akan melakukan perintahNya. Aku akan melawanNya dan Surga akan
menjadi milikku !”.
Maka Lucifer pergi berkeliling Surga dan ia mengumpulkan banyak malaikat yang juga tidak suka dianggap kurang
penting dibanding Tuhan hingga terbentuklah suatu pasukan yang besar. Pasukan para malaikat itu menuju tahta Allah
dan berkata dengan sombongnya, “Kami ini sama pentingnya dengan Engkau, mengapa harus Engkau yang menjadi
Raja atas Surga dan atas kami ? Kami ini gagah perkasa dan elok dan penuh kebanggaan diri. Kami akan bertempur
melaawan Engkau untuk merebut Kerajaan Surga”.
Tuhan memandang mereka, dan kemudian Ia berkata,”Lucifer, aku menganggapmu sebagai seorang sahabat, dan aku
percaya kepadamu. Bertindaklah bijaksana, coba pikir apa yang hendak engkau lakukan ?”
“Aku sudah memikirkannya,”Kata Lucifer, “dan lebih baik aku tidak tinggal disurga sama sekali daripada Engkau harus
menjadi Rajaku, demikian pula pendapat malaikat yang lain !”.
Dan dibelakangnya seluruh malaikat yang memberontak berseru dengan suara lantang, “Kami berpihak kepada Lucifer
! Hidup Lucifer ! Biarlah ia yang memerintah atas kami disurga ! KAMI TIDAK MENGHENDAKI TUHAN !”
“Baiklah”, kata Tuhan, “Jika kalian tidak menghendaki Aku. Tetapi jika kalian hendak menguasai Surga, kalian boleh
mencobanya jika kalian mau.”
Kemudian, Tuhan memanggil Malaikat Agung Mikhael dan memerintahkannya untuk membentuk Pasukan Balatentara
Surgawi yang berada dipihak Tuhan.
Maka terjadilah pertempuran besar di Surga antara Mikhael dan para malaikatnya melawan Lucifer. Lucifer berperang,
dan para malaikatnya juga berperang, tetapi mereka TIDAK DAPAT menang. Mikhael menghalau Lucifer dari Surga
dan Lucifer jatuh ke bawah dan ke bawah dan ke bawah hingga ke neraka. Semua malaikat pengikutnya dihalau juga
bersama dengan Lucifer. Pintu Sorga kemudian ditutup. Sorak sorai terdengar membahana dari pihak Balatentara
Surgawi yang dipimpin oleh Mikhael. “Surga telah menang ! Bersoraklah dan bergiranglah, hai seluruh malaikat Allah !
Allah yang maha baik selalu menang !”.
Jadi sekarang kita tahu mengapa kita mengatakan dalam doa kita.”Malaikat Agung St Mikhael, lindungilah kami dalam
peperangan,” karena ia adalah Panglima Perang Balatentara Surgawi.
Tetapi apa yang terjadi pada Lucifer dan para malaikat yang memberontak ? Lucifer amat marah dan berang atas
kekalahannya dalam pertempuran melawan Tuhan. Tidak akan pernah ia melupakannya. Lucifer tidak pernah lagi
diperkenankan masuk kedalam Surga untuk selama-lamanya. Jadi, karena dendam yang mendalam, ia melakukan apa
saja untuk membalas Tuhan.
Yang paling mengerikan dari Lucifer adalah rasa IRI-nya. Siapa yang menurutmu ia cemburui ? KITA ! Mengapa ? Karena
ketika Tuhan Yesus disalibkan, Ia membuka kerajaan Surga bagi kita agar kita dapat masuk kedalamnya ! Jadi Lucifer,
yang nama lainnya adalah setan atau iblis, amat murka karena kita yang hanyalah orang biasa tapi diperkenankan
masuk kedalam Surga, sedangkan ia, seorang malaikat agung, tidak. Jadi ia dan para malaikatnya (para iblis)selalu dan
selalu berusaha untuk mencegah kita, umat manusia, masuk ke dalam Surga. Para iblis merayu kita dengan pikiranpikiran jahat, membujuk kita melakukan perbuatan-perbuatan dosa, semuanya untuk melukai hati Tuhan.
Jadi, kapan saja kita berniat untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang jahat, ingatlah akan Pertempuran Besar
di Surga. Ingat bahwa Lucifer sedang berusaha menghasut kita untuk berada dipihaknya. Jika kita membatalkan untuk
berbuat jahat maka kita telah menang dan berada dipihak Tuhan.
Disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya
Reportase KOMSOS
MISA PENUTUPAN BULAN MARIA
31 MEI 2016
Hidup Maria merupakan teladan cara beriman yang sebenarnya bagi kita.
Selain sebagai teladan cara beriman bagi kita, Bunda Maria juga adalah teladan cara bersyukur dan
bergembira dalam hidup.
S
ecara tradisi, Gereja Katolik mendedikasikan bulan-bulan tertentu untuk devosi tertentu.
Bulan Mei yang sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena pada bulan Mei di negara-negara
empat musim mengalami musim semi atau musim kembang. Maka bulan ini dihubungkan dengan Bunda
Maria, yang menjadi Hawa yang Baru. Hawa sendiri artinya adalah ibu dari semua yang hidup, “Mother of
all the living” (Kej 3:20).
Devosi mengkhususkan bulan Mei sebagai bulan Maria diperkenalkan sejak akhir abad ke-13. Namun praktek ini baru
menjadi populer di kalangan para Jesuit di Roma pada sekitar tahun 1700-an, dan baru kemudian menyebar ke seluruh
Gereja.
Pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh para serdadu Napoleon, dan dipenjara. Di dalam penjara, Paus memohon dukungan doa Bunda Maria, agar ia dapat dibebaskan dari penjara. Paus berjanji bahwa jika ia dibebaskan, maka
ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria. Lima tahun kemudian, pada tanggal 24 Mei, Bapa
Paus dibebaskan, dan ia dapat kembali ke Roma.
Tahun berikutnya ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria, Penolong umat Kristen. Demikianlah devosi kepada
Bunda Maria semakin dikenal, dan ketika Paus Pius IX mengumumkan dogma “Immaculate Conception/Bunda Maria
yang dikandung tidak bernoda” pada tahun 1854, devosi bulan Mei sebagai bulan Maria telah dikenal oleh Gereja
universal.
Paus Paulus VI dalam surat Ensikliknya, the Month of Mary mengatakan, “Bulan Mei adalah bulan di mana devosi umat
beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang terberkati,” dan bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan
Iman dan Kasih yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga.
Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan
dan doa dengan penuh kasih kepada Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita dalam kelimpahan.” (Paus Paulus VI, the Month of May, 1)
Kisah Maria patut dijadikan sebagai teladan orang beriman dengan sungguh-sungguh.
Lalu bagaimana sesungguhnya beriman yang sebenarnya itu?
Bunda Maria tetap berdiri kokoh dan tegar di bawah Salib ketika menyaksikan Yesus menderita dan wafat di kayu salib.
Ia mengunjungi Elisabeth saudarinya.
Ia berani berkata pada kehendak Tuhan: “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu!”.
anggur pada perjamuan di Kana.
Hidup Maria merupakan teladan cara beriman yang sebenarnya bagi kita.
Selain sebagai teladan cara beriman bagi kita, Bunda Maria juga adalah teladan cara bersyukur dan bergembira dalam
hidup.
Ia mampu bergembira dan berbahagia dalam kehidupannya karena mensyukuri dan memuji Tuhan. Bunda Maria berkata: “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku, sebab Ia memperhatikan kerendahan hamba-Nya”.
Sebagai orang beriman, kita juga harus bersyukur dan bergembira atas kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita.
Dengan demikian kita akan dapat merasakan kebahagiaan dan kebaikan Tuhan.
Pada penutupan bulan Maria ini, yang juga bertepatan dengan Hari Raya Pesta SP Maria mengunjungi Elisabeth, pada
homilinya, Rm. FX. Widiyatmaka, SJ., mengingatkan kita kembali tentang Bunda Maria sebagai teladan orang beriman.
Orang beriman adalah orang yang tahu bersyukur. Maria sudah mewujudkannya dalam keseluruhan hidupnya. Marilah
kita meneladani cara beriman dan bersyukur Maria kepada Tuhan Yesus Kristus dan Allah Bapa, dengan mewartakan
kabar sukacita dan kabar keselamatan kepada sesama disekitar kita.
Amin
Reportase KOMSOS
Seminar Lingkungan Hidup “Menyapa Bumi dengan Hati”
Sabtu 4 Juni 2016 | Gd. Yos Sudarso
“Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohonpohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.”
(Kej 1:29)
Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dicanangkan oleh Persatuan Bangsa Bangsa dan jatuh tiap
tanggal 05 Juni, Sie Lingkungan Hidup paroki Duren Sawit mengadakan seminar tentang lingkungan hidup dengan
tema “Menyapa Bumi dengan Hati”.
Pembicara yang merangkap sebagai Ketua Sie Lingkungan Hidup paroki Duren Sawit yaitu Bapak Eddy Setyo,
menyampaikan bahwa Seksi Lingkungan Hidup berperan dalam menumbuhkan kepedulian umat untuk menjaga
lingkungan hidup. Tapi perlu diingat bahwa Seksi Lingkungan Hidup bukanlah Petugas Teknis.
Diperlukan peran serta umat dalam menjaga lingkungan hidup, dengan memulai dari kebiasaan kecil yang baik seperti
membuang sampah di tempatnya, memilah-milah jenis sampah, membersihkan rumah dan lingkungannya secara
rutin, ikut kerja bakti lingkungan, menggunakan barang-barang bekas yang masih bisa dipakai untuk keperluan lain,
dan sebagainya.
Kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan rasa cinta, seperti yang digambarkan bentuk salib yang terdiri dari
empat arah. Cinta kepada Tuhan, cinta pada bumi dan isinya, cinta kepada sesama dan cinta terhadap orang-orang
yang memusuhi.
Marilah kita bersama menjaga kelestarian lingkungan hidup ini sebagai bagian dari tugas penginjilan yang telah Tuhan
Yesus perintahkan kepada kita sehingga semua bunga akan ikut bernyanyi dan segala rumput pun riang ria.
(Ko & Why)
Reportase KOMSOS
Kunjungan Suster OCD di Gereja St. Anna
Gereja St. Anna menerima kunjungan suster dari OCD (Ordo Carmelitarum
nama lain sebagai Ordo Karmelit tak berkasut, pada hari Sabtu 4 Juni 2016.
Discalceatorum), atau dikenal dengan
Ordo Carmelitarum Discalceatorum (OCD) adalah ordo yang didirikan oleh Santa Theresia dari Avilla dan Santo
Yohanes dari Salib yang hendak membawa pembaharuan bagi ordo Karmel. Ordo Karmel sendiri berasal dari
sekelompok pertapa di Gunung Karmel di Palestina (1185).
Dalam kunjungannya yang bertepatan dengan rencana mereka untuk membangun Biara diatas tanah yang dimiliki
Ordonya di sebelah Purhita Samadi Klender. Berdasarkan ketentuan mereka apabila terkumpul 8 (delapan) orang,
mereka secara mandiri dapat mendirikan biara di kota-kota. Biara ini lebih condong pada kegiatan kontemplasi, yaitu
bertugas untuk berdoa terus-menerus.
Dengan adanya Biara OCD, ini menambah daftar kebiaraan yg ada di territorial Paroki St. Anna. Menurut Rm. F.X.
Widiyatmaka, SJ., selaku romo Paroki Duren Sawit, wilayah Paroki Duren Sawit seperti Vatikan kecil. Ada ADM, MC,
CICM, Fisopha, CB, OSF, Purhita dan (nanti) OCD.(HT)
Reportase KOMSOS
Prodiakon, pelayan iman yang membutuhkan
panggilan hati
Sabtu, 18 Juni 2016 | Gd. Yos Sudarso
Menjadi seorang prodiakon membutuhkan panggilan hati untuk mau menjalankan tugas membantu imam dalam
pelayanan gerejawi. Keinginan itu harus datang dari dalam diri sendiri, bukan paksaan. Dengan begitu, tugas pelayanan
akan menjadi ringan dan menggembirakan.
Demikian pesan FX. Widyatmaka, SJ, yang disampaikannya dalam pembekalan calon prodiakon Gereja Santa Anna di
Gedung Yos Sudarso, Paroki Duren Sawit, minggu (19/6/2016).
Ada 133 calon prodiakon yang ikut pembekalan sesi pertama. Rencananya, akan ada tiga kali sesi pembekalan.
Diharapkan semua calon prodiakon lolos seleksi sehingga dapat membantu 103 prodiakon aktif periode 2013-2016
paroki duren sawit.
Selama beberapa tahun jumlah prodiakon berkurang karena meninggal, pindah keluar kota, atau akibat kondisi fisik
yang tidak memungkinkan lagi untuk melayani.
Menurut Romo Widy, jika panggilan melayani datang dari hati, maka para calon prodiakon pasti akan datang dalam tiga
sesi acara pembekalan.
“seorang prodiakon hendaknya memiliki iman yang baik dan sehat, berperikehidupan yang sehat, memiliki pengetahuan
dan ketrampilan liturgi yang baik, berdisiplin dan memiliki komitmen tinggi serta mencintai panggilan sebagai kaum
awam keluarga,” kata Romo Widy.
Mulanya adalah paksaan
Salah seorang calon prodiakon mengaku, awalnya ia bergabung menjadi prodiakon karena “paksaan” dari temanteman lingungannya. Namun, dalam perjalanan ia menemukan kegembiraan dalam pelayanan.
“dengan ikut masuk ke dalam suatu kelompok pelyanan, seseorang bukan hanya memiliki teman-teman baru, tetapi
juga mendapatkan berkah-berkah yang tidak terduga, walaupun mesti mau mengurbankan kepentingan diri sendiri,”
kata dia.
Ernest maryanto, seorang aktivis awan Keuskupan Agung Jakarta yang datang sebagai pembicara, memberi kesaksian,
seorang prodiakon dituntut untuk memiliki komitmen dan disipilin yang tinggi. Seringkali tugas-tugas gerejawi mendesak
dilakukan di tengah kesibukan pribadi.
“meski tidak nyaman karena harus mengorbankan waktu dan tenaga, namun berkahnya banyak. Dukungan keluarga
diperlukan. Berkahnya, anak-anak akan terdorong untuk bersikap baik karena melihat contoh orangtuanya yang menjadi
prodiakon,” ujar dia. (Ask)
Reportase KOMSOS
Monstrans baru dari Vatikan
Ada kabar gembira. Gereja santa anna mendapat hadiah monstrans dari sejumlah umat paroki yang baru saja pulang
ziarah pintu suci di Vatikan.
Romo FX. Widyatmaka menyampaikan kabar gembira itu dalam misa sore, sabtu (18/6/2016). Monstrans adalah wadah
untuk memajang hosti ekaristi yang sudah dikonsekrasi dalam acara Adorasi Ekaristi atau pemberkatan Sakramen
Maha Kudus.
Monstrans seberat 5 kg tersebut akan diberkati pada misa jumat pertama, 1 juli 2016. Setelah misa, akan dilanjutkan
adorasi selama 8 jam mulai pukul 20.00 hingga pukul 05.00 keesokan harinya dan disambung dengan misa harian
pukul 05.30.
Adorasi akan terus dilakukan seusai jumat pertama pada bulan berikutnya sampai rumah pasturan baru terwujud. Di
rumah pasturan baru akan ada ruangan khusus yang disebut ruang adorasi abadi 24 jam.
Romo Widyatmaka mengharapkan partisipasi umat untuk terlibat dalam adorasi.
Semoga dengan terwujudnya ruangan adorasi umat dapat semakin dekat merasakan kehadiran yesus dalam sakramen
maha kudus dan mendapatkan rahmat dan berkatnya. Amin. (Realino Harry Fatkan)
Reportase KOMSOS
Ulang Tahun Kongregasi Suster ADM,
154 tahun yang penuh berkat
Jumat, 17 juni 2016. Rumah generalat Amal kasih Darah Mulia (ADM) di jalan bambu apus, duren sawit, jakarta
timur, pagi itu terasa berbeda. Ada nuansa semarak penuh bunga. Tenda besar di bangun di depan rumah itu. Bungabunga segar bertebaran di sudut-sudut rumah. Altar di rumah itu pun terlihat anggun dengan aneka bunga warnawarni. Lilin besar bergambar orang kudus menambah kemegahannya. “Selamat Pesta,” Sr. Herwida Sukmanajati, ADM,
kepala biara, berseru gembira, di akhir misa.
Hari itu memang istimewa. Kongregasi suster-suster ADM merayakan hari lahir mereka ke-154. Rasa syukur
atas berkat yang melimpah sepanjang 154 tahun pelayanan diungkapkan dalam misa yang dipimpin RD Harry Sulistyo.
“kita bersyukur atas kehadiran suster suster adm yang hadir di sini melayani kita semuanya. Dan kita juga mohonkan
rahmat agar senantiasa para suster diberikan kekuatan untuk terus melayani. Ulang tahun yang ke 154. Luar biasa,”
kata Romo Harry.
Kongregasi suster-suster adm didirikan oleh Sr. Seraphine Spickermann di Sittard, Belanda, pada tanggal 18
Juni 1862. Misi khusus yang diberikan gereja kepada kongregasi ini adalah adorasi aktif kepada darah mulia Yesus
dan penghormatan kepada Santa Perawan Maria dan Santo Yosef. Dalam pelayanannya suster-suster ADM memiliki
semboyan “dalam cinta dan darah anak domba.” Gambar domba paskah yang disembelih, lambang pengorbanan
Yesus di tiang salib, menjadi logonya.
“dengan penuh syukur marilah kita mewarisi kepahlawanan pribadi agung ini. Kesediaaan melaksanakan
kehendak Allah dan ketaatan kepada gereja dengan penuh cinta dan korban demi kemuliaan Allah dan keselamatan
sesama,” kata Sr Herwida. Perayaan syukur juga ditandai dengan peniupan lilin di atas angka 154 yang tertancap di kue
tart dan pemotongan kue. Potongan pertama dipersembahkan untuk Romo FX. Widyatmika, SJ, sebagai kepala Paroki
Duren Sawit, Gereja Santa Anna.
Selanjutnya, potongan berikut diperuntukan kepada RD Harry Sulistyo, selaku ketua Komisi Komunikasi Sosial
Keuskupan Agung Jakarta. Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah. Proficiat kepada kongregasi sustersuster Amal kasih Darah Mulia (ADM) atas perayaan pesta 154 tahun. Semoga melalui karya-karyanya, kemuliaan
cinta kasih Yesus akan terus bermekaran menyegarkan semua insan katolik dari dahaga kasih. (qs – ksds)
Reportase KOMSOS
Ramadhan dan cinta dalam sebungkus sembako
“Siapakah sesamaku manusia?”
Seorang ahli taurat bertanya untuk mencobai Yesus. Berceritalah Yesus tentang kisah orang Samaria yang baik hati.
Dikisahkan dalam cerita itu, cinta sejati pada sesama sesungguhnya melewati batas-batas agama, suku, dan golongan.
Yesus mengajarkan kita untuk memandang manusia sebagai manusia, apapun latar belakangnya.
Di bulan Ramadhan yang menjadi bulan suci umat Muslim sedunia, Gereja Santa Anna berbagi cinta dalam bentuk
sembako murah.
Sebanyak 304 bungkus sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, gula pasri, dan mie instan dijual seharga
20.000 di kelurahan malaka jaya duren sawit, jakarta timur, minggu (19/6/2016).
“hal ini sangat meringankan beban masyarakat yang kurang mampu di tengah naiknya harga sembako. Kami berharap
acara ini bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang,” kata ibu Lurah Makala Jaya di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit
Jakarta Timur, minggu.
Acara ini mendapat sambutan hangat. Puluhan warga Malaka Jaya berkerumun membeli sembako murah itu. Di
bulan ramadhan, harga-harga barang kebutuhan pokok selalu naik. Gereja berharap acara sembako murah ini dapat
membantu umat Muslim mejalani ibadah di bulan suci. (Agung)
Reportase KOMSOS
Ingin bisa menulis? Banyaklah membaca
Bagaimana caranya agar bisa menulis? Salah satu tipsnya adalah banyaklah membaca. Membaca akan membantu kita
memperkaya kosa kata dan memformulasikan ide untuk dituangkan dalam tulisan.
Demikian salah satu pesan yang disampaikan wartawan Senior Harian Kompas Brigitta Isworo laksmi dalam pelatihan
menulis kreatif yang diselenggarakan WKRI Santa Anna di Gedung Yos Sudarso, Gereja Santa Anna, Minggu
(19/6/2016). Acara pelatihan dibuka Romo Widyatmaka, SJ, yang juga penasihat rohani WKRI.
Pelatihan yang berlangsung sejak pukul 10.00 hingga pukul 15.00 ini diikuti oleh sejumlah guru SMP Strada Santa
Anna, perwakilan lektor/lektris, orang muda Katolik, juga suster-suster dari ordo Amal kasih Darah Mulia.“Terus ciptakan
cara berfikir aktif dengan banyak menulis serta membaca, untuk memperkaya kosa kata banyaklah membaca cerita
fiksi dan features,” kata Brigitta.
Selain dituntut untuk memiliki kekayaan kosa kata, ujar dia, seorang penulis juga dituntut untuk memahami audiensnya.
Dengan begitu, dia bisa menyesuaikan tulisannya dengan karakter audiensnya agar tulisannya menjadi relevan.
“seorang penulis harus tahu siapa pembacanya, apa pendidikannya, usia pembacanya, juga isu-isu yang menarik
perhatian pembacanya,” ujar dia.
Ketua WKRI Santa Anna, Ibu Waliman, berharap para peserta dapat terbantu menuangkan ide-ide tulisan mereka
dengan baik.
Lintang, salah seorang peserta, mengaku mendapat manfaat dari pelatihan ini. “saya mau praktikkan pelatihan ini
dalam pembuatan majalah di sekolah saya,” tutur Lintang.
Hal yang sama juga dirasakan Sr. Pascalia, ADM. “akhirnya saya mengerti bagaimana cara membuat sebuah artikel
ataupun proposal karena saya juga suka menulis, tapi bukan untuk publikasi, untuk saya sendiri. Semacam renungan
pribadi,” kata dia. (Koko)
Reportase KOMSOS
Tuhan Memanggil Sr Marisa CB Lewat Sebuah Permen
Panggilan Tuhan memang unik. Kita tidak tahu bagaimana Ia menyap hati manusia untuk bekerja di ladangnya. Itulah
yang terjadi dengan Sr Marisa CB. Tuhan memanggilnya lewat pengalaman sebuah permen di masa kecilnya.
“Waktu saya kecil, ada seorang suster yang sering membagikan permen. Saya terkesan sekali dengan suster yang baik
itu. Pengalaman itu begitu membekas sehingga saya akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang biarawati,” kata
suster Marisa saat berbagi pengalaman panggilan dalam perayaan Hari Minggu Panggilan sedunia di Gereja Santa,
Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (17/2/2016).
Perayaan hari Minggu itu terasa istimewa. Homili diganti dengan sharing pengalaman dari dua orang frater dan satu
orang suster. Ada Fr Keenan dari Keuskupan Agung Jakarta, Fr Keenan SJ yang berasal dari Thailand, dan Sr Maris
CB.
Misa yang dipimpin oleh Romo Yumantoro, SJ, diiringi dipimpin oleh Romo Yumantoro, SJ dengan diiringi kelompok
koor dari para OMK yang berkolaborasi dengan beberapa frater projo dari Wisma Puruhita, Samadi, Klender. Iringan
musiknya meriah. Selain organ, ada juga gitar, bas, biola dan kotak drum akustik (Cajon).
Jika Sr Marisa dipanggil Tuhan melalui sebuah permen, Fr Chan terpanggil karena jubah seorang pastor. Ia sangat
tertarik tiap kali melihat jubah itu. “Saya merasa akan handsome kalau saya mengenakan jubah itu,” kata dia.
Fr Chan pun memutuskan untuk pergi ke Indonesia dan bergabung dengan ordo Jesuit. (Kenapa ke Indonesia? Di
Thailand tidak ada ordo? Kenapa Jesuit?).
Dorongan yang kuat untuk mengikuti jalan panggilan imamat pun dirasakan oleh Fr Keenan. Dia adalah seorang dokter.
Pernah praktik di RS Carolus selama enam tahun. Ia memutuskan meninggalkan profesinya dan bergabung dengan
imam-imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta.
“Orangtua saya awalnya menentang. Mereka menginginkan saya menjadi seorang dokter. Tapi, akhirnya mereka luluh
juga. Saya sudah memenuhi keinginan mereka untuk menjadi seorang dokter, kini giliran saya menentukan jalan hidup
saya sendiri,” kata dia.
Misa Minggu panggilan hari itu menjadi semakin semarak dengan tari-tarian yang mengiringi iring-iringan persembahan.
Lima orang anak dari lingkungan Lila Santana yaitu Agata, Grace, Zavanya, Vaguel, dan Rara menari sambil berjalan
ke depan altar dengan irama lagu Arbab dari Tapanuli. Seluruh persembahan diperuntukkan untuk biaya pendidikan
calon imam.
Reportase KOMSOS
Retret Couples For Christ (CFC) - “REJOICE!”
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui
semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang
melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Flp 4 : 4-7)
Pada hari Sabtu tanggal 11 Juni 2016, Couples For Christ (CFC) mengadakan retret “REJOICE!”. Acara retret tersebut
merupakan salah satu kegiatan di dalam tema tahunan CFC untuk 2016 yaitu “Rejoice, Pray, and Give Thanks”
(Bersukacitalah, Berdoa, dan Bersyukur). CFC itu sendiri merupakan komunitas rohani Katholik berbasis keluarga yang
didirikan di Filipina pada tahun 1986. Di Indonesia sendiri CFC mulai ada sejak Juli 1990 dan saat ini beranggotakan
kurang lebih 11.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia yang terdiri dari pasangan suami istri, anak-anak, remaja,
dewasa yang belum menikah, bahkan janda dan duda (single parent).
Ada beberapa kegiatan di dalam acara retret yang dihadiri oleh 97 orang ini. Pagi hari retret dimulai dengan pujian dan
penyembahan diiringi music akustik, lalu dilanjutkan dengan 5 pengajaran dengan sesi sharing di setiap pengajaran.
Untuk peserta yang membawa anak-anak dapat menyertakan anak-anaknya di kegiatan khusus anak dalam retret ini
dimana mereka bernyanyi,menari, dan bermain bersama.
5 topik pengajaran di dalam retret ‘Rejoice! Ini adalah : Bersukacitalah, Jangan Kuatir, Berdoa dalam Segala Keadaan,
Sikap Syukur, Saatnya Mewartakan. Apabila kita tarik benang merah dari ke 5 pengajaran tersebut maka kita akan
mendapatkan sikap hidup yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen yang disebutkan Paulus dalam Filipi 4:4-7.
Sebagai seorang Kristen (pengikut Kristus) sudah sepatutnya kita selalu bersuka cita di dalam Tuhan karena Tuhan
sudah lebih dahulu mengasihi kita dan menganugerahkan rahmat terbesar kepada kita melalui wafat dan kebangkitan
Yesus Kristus. Bersukacita di dalam Tuhan itu berarti kita jangan kuatir tentang apapun juga, dan hendaknya kita selalu
berdoa dalam keadaan apapun juga dengan hati yang penuh syukur.
Dengan memiliki sikap hidup Kristen yang seperti itu akan memampukan kita untuk melakukan perintah Tuhan Yesus
yaitu : “Karena itu pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak,
dan Roh Kudus!” (Mat 28:19)
(BWW)
Rekening ASAK St.Anna
BCA 2743007450 an. PGDP Paroki/Gereja Santa Anna
CIMB Niaga 9250100824003 an. PGDP Santa Anna
*USD. 3.090 NETT
Perjalanan Ziarah dalam rangka Pembukaan Pintu Suci di Gereja St. Petrus,
Roma di tahun Rahmat Luar Biasa yang dimulai tanggal 08 Desember 2015
Didampingi Romo Pembimbing Rohani
16 – 27 OKTOBER 2016 (12 HARI)
**Pembayaran dalam Rupiah**
(*Harga untuk Minimal 30 Peserta)
Pada perayaan Minggu Kerahiman Ilahi yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 April 2015 yang lalu, Paus Fransiskus secara resmi mengeluarkan “Bull of Indiction” atau “keputusan di
luar kebiasaan” yang menetapkan Tahun Rahmat Luar Biasa mulai dari tanggal 08 Desember 2015 pada hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa dan sekaligus
sebagai peringatan 50 tahun Konsili Vatikan II. Dan Tahun Rahmat Luar Biasa ini akan ditutup pada tanggal 20 November 2016 di Hari Raya Kristus Raja SemestaAlam. Pembukaan tahun
Rahmat Luar Biasa ini ditandai dengan dibukanya Pintu Suci (Porta Sancta) di Basilika Santo Petrus, Vatikan diikuti dengan basilika-basilika lainnya pada minggu-minggu berikutnya.
Tahun Rahmat Tuhan (Jubilee Year) yang dikenal dalam Perjanjian Lama sebagai Tahun Yobel, disebut dalam Kitab Imamat pasal 25 dimana Tuhan memerintahkan kepada
bangsa Israel bahwa setiap tahun yang ke 50 (7 tahun sabat x 7) merupakan tahun Yobel yang Kudus dimana di tahun tersebut harus dimaklumkan kebebasan bagi segenap
penduduknya dalam segala hal yang berkaitan dengan beban di masa sebelumnya.
Penetapan Tahun Rahmat Tuhan (Jubilee Year) merupakan salah satu cara dari gereja untuk menyatakan misinya sebagai saksi belas kasih bagi umat manusia. Tahun Yobel
selalu menjadi tahun yang istimewa dibanding tahun-tahun lainnya karena setiap peziarah yang datang melewati Pintu Suci di basilika-basilika tersebut akan mendapatkan
Indugensi Penuh dengan catatan harus diikuti Sakramen Ekaristi, Sakramen Pengampunan Dosa dan turut mendoakan ujud-ujud Bapa Suci.
Paus mengatakan, “Di tahun ini kita akan diubah oleh kerahimanNya, sehingga kita juga boleh menjadi saksi-saksi kerahimanNya karena tanpa kesaksian pengampunan,
hidup kita tidak akan berbuah dan bersih”.
.
HARI 01 / MINGGU / 16 OKTOBER 2016 :
JAKARTA – LISBON
Kesempatan ziarah adalah anugerah luar biasa dari Tuhan. Hari ini
kita awali ziarah ini dengan berkumpul di Bandara Soekarno–Hatta
2 jam sebelum keberangkatan untuk penerbangan ke Lisbon.
HARI 02 / SENIN / 17 OKTOBER 2016 :
LISBON – FATIMA
Tiba di Lisbon, langsung diantar ke Cova da Iria di Fatima tempat
Ibu Surgawi mengunjungi anak-anaknya pada tahun 1917 dalam 6
kali penampakan sejak bulan Mei sampai dengan Oktober kepada
3 gembala kecil sederhana : Francesco, Yacinta dan Lucia. Fatima
telah menjadi pusat ziarah paling terkenal di Portugal. (Santap malam)
HARI 03 / SELASA / 18 OKTOBER 2016 :
FATIMA
Pagi ini berdoa dan Ekaristi di Kapelinha (tempat penampakan) atau di
kapel yang sudah disediakan untuk rombongan kita. Setelah itu mengikuti
jalan salib melewati Valinhos (penampakan di bulan Agustus 1917)
sampai ke Golgotha. Setelah santap siang, mengunjungi rumah Lucia
serta makam para visioner di dalam Basilika : Beata Yacinta, Beato
Fransisco dan Suster Lucia (+ 13 Feb 2003 dalam usia 97 tahun). Malam
hari mengikuti doa rosario disusul prosesi lilin. Dipersilahkan jika hendak
berdoa dengan berlutut atau juga menyalakan lilin. (Santap pagi / malam)
HARI 04 / RABU / 19 OKTOBER 2016 :
FATIMA – BURGOS
Pagi ini meninggalkan Fatima di Portugal memasuki negeri Spanyol
menuju kota Burgos untuk bermalam. (Santap pagi / siang / malam)
HARI 05 / KAMIS / 20 OKTOBER 2016 :
BURGOS – LOYOLA – LOURDES
Hari ini menuju Loyola, kota kelahiran dari St. Ignasius pendiri dari
ordo Serikat Yesus ( SJ ). Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju
Lourdes, kota suci tempat Bunda Maria menampakkan diri kepada
St. Bernadette sampai 18 kali. Kita bangun kerinduan hati untuk
berjumpa dengan Bunda Kita di Lourdes. Kita dengarkan kembali
cerita tentang Lourdes. Tiba di Lourdes, setelah santap malam mengikuti
prosesi lilin yang indah dan agung. Setelah itu acara bebas untuk
berdoa sepuas hati di depan Gua Maria. (Santap pagi / siang / malam)
HARI 06 / JUMAT / 21 OKTOBER 2016 :
LOURDES
Misa kudus pagi hari di salah satu kapel yang telah disediakan. Kemudian
dilanjutkan dengan acara rohani bersama meliputi: mandi air suci,
foto bersama serta Jalan Salib di Kalvari Lourdes. Sore hari mengikuti
Prosesi Sakramen Mahakudus dan berkat bagi orang sakit. Setelah
santap malam acara bebas yang untuk berbelanja benda-benda rohani
serta mengambil air suci di gua. (Santap pagi / malam)
Download