EDISI PERCOBAAN WARTA INJIL SANTA ANNA Diterbitkan: KOMSOS St. Anna Pendamping: Dewan Paroki Santa Anna Moderator: Yohanes Agus Setiyono, SJ Pemimpin Redaksi: Wahono Wakil Pemimpin Redaksi: Hardi Tjandra Tim Redaksi: Cipto Wandowo, Jack Sarwono, FA Adihendro, KF Ginting, Agus Gunarto, E. Krisnadi, Edy S, Tabah Helmi Nonaka, Santi Tambunan, Hermanto, Thomas Kordinator Liputan: Y.Hariantoro Kontributor: Seksi Kerasulan Kitab Suci Editor: Yohanes Agus Setiyono, SJ Wakil Editor: FA Adihendro Lay Out/Ilustrator/Cover/Artistik: Tim KOMSOS St. Anna Distributor/Bendaraha: Yopie Email: [email protected] Sekretariat Warta: JL. Laut Arafuru Blok A7 No. 7 Jakarta Timur 13440 Telp: (021) 861 2817, 8660 2879 0821-3748-5647 Website: www.gerjastanna.org komsosdurensawit REDAKSI MENYAPA DAFTAR ISI 04 RUBRIK EKSEGESE 14 INSPIRASI BATIN 17 INTERMEZZOSIANNA 24 SENI & BUDAYA 26 REPORTASE KOMSOS Warta Injil Santa Anna Mewartakan kabar gembira dengan sukacita Umat beriman terkasih, Sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus, yang bersama Allah Bapa yang telah mengutus Roh Kudus, sehingga kita bisa menerbitkan bulletin WARISAN – Warta Injil Santa Anna, yang sangat khas; terutama dalam pembahasan Kitab Suci secara komprehensif. Karena keterbatasan halaman, untuk edisi perdana ini kami baru bisa menampilkan pembahasan Bacaan Injil dalam Misa selama satu bulan. Umat beriman diharapkan bisa memanfaatkan bahasan ini sebelum mengikuti Perayaan Ekaristi pada minggu terkait. Maksudnya, agar bisa lebih memahami isi homili atau kotbah yang disampaikan dari mimbar altar pada hari Minggu terkait. Selain itu, kami juga menyajikan bacaan INSPIRASI BATIN, yang bisa memperkaya kehidupan rohani dan batiniah kita. Semacam “oase” kehidupan kita yang seharian dipenati oleh kesibukan-kesibukan dan informasi yang berjubel memenuhi pikiran kita. Tak lupa kita selingi dengan ruang INTERMEZOSIANNA, yang merupakan ruang rekreasi, yang bisa membuat kita tergelak. Tertawa itu, menurut beberapa survey, sangat menyehatkan jiwa kita. Daan sekaligus menjadi ciri kedewasaan kita apabila kita bisa mentertawakan dirikita sendiri. Tak mau ketinggal berita-berita yang up-to-date sekitar kehidupan menggereja kita disajikan oleh Tim Komsos St Anna secara segar dam aktual. Tentu saja, karena sifatnya actual, kami Tim Redaksi sangat mengharapkan Kontribusi dari umat beriman semua, baik berupa berita sekilas dari Lingkungan, foto-foto, program-program Wilayah Lingkungan yang layak untuk kami terbitkan pada edisi mendatang. Sila kirim k eke Redaksi kami. Tak ada gading yang tak retak, maka apabila ada masukan, kritik dan saran yang membangun, dengan tangan terbuka kami sangat menantikannya. Terima kasih. Tuhan memberkati. RUBRIK EKSEGESE MINGGU, MINGGU, 3 JULI 3 JULI 20162016 HARI MINGGU BIASA XIV HARI MINGGU BIASA TAHUN XIVC/II “Perdamaian” Bacaan Pertama Bacaan Kedua Bacaan Bacaan Pertama Injil Bacaan Kedua Bacaan Injil : Yes 66:10-14c : Gal 6:14-18 :: Yes Luk 66:10-14c 10:1-12.17-20 atau 10:1-9 : Gal 6:14-18 : Luk 10:1-12.17-20 atau 10:1-9 Salammu itu akan tinggal padanya Salammu itu akan tinggal padanya 1 Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid. 1 Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid. Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 2 Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak, 2 Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit. tetapi pekerjanya sedikit. Sebab itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, Sebab itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, agar Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu. agar Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu. 3 Pergilah! 3 Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, Dan janganlah memberi salam kepada siapapun kasut, Dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. selama dalam perjalanan. 5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih 5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’. dahulu ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’. 6 Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai 6 Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8 Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di 8 Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. 9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. Dan katakanlah kepada mereka, Dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.” ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.” Perikop ini didahului oleh Luk 9:51-62 di mana Yesus Perikop ini didahului oleh Luk 9:51-62 di mana Yesus menegaskan bahwa pewartaan Kerajaan Allah adalah hal menegaskan bahwa pewartaan Kerajaan Allah adalah hal yang penting dan mendesak, yang harus diprioritaskan di yang penting dan mendesak, yang harus diprioritaskan di atas segalanya, termasuk di atas urusan keluarga. Dalam atas segalanya, termasuk di atas urusan keluarga. Dalam perikop ini hal itu ditegaskan kembali demikian: perikop ini hal itu ditegaskan kembali demikian: Seperti halnya Musa menunjuk 70 orang tua-tua untuk Seperti halnya Musa menunjuk 70 orang tua-tua untuk membantunya (Kel 24:16, Bil 11:16), Yesus menunjuk membantunya (Kel 24:16, Bil 11:16), Yesus menunjuk 70 murid untuk membantu-Nya mewartakan kedatangan 70 murid untuk membantu-Nya mewartakan kedatangan Kerajaan Allah yang membawa keselamatan dan damai Sebelum mereka pergi, Yesus membekali mereka dengan Sebelum mereka pergi, Yesus membekali mereka dengan serangkaian nasihat: serangkaian nasihat: a) Sebenarnya banyak orang sudah siap a) Sebenarnya banyak orang sudah siap mendengarkan Injil dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. mendengarkan Injil dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Namun pekerja yang akan mewartakan Injil kepada Namun pekerja yang Maka akan para mewartakan Injil kepada orang-orang itu sedikit. murid hendaknya tak orang-orang itu sedikit. Maka para murid hendaknya tak henti-hentinya memohon Tuhan mengutus lebih banyak henti-hentinya pekerja (ay 2). memohon Tuhan mengutus lebih banyak pekerja (ay 2). b) Tugas itu berbahaya, sebab mereka akan bertemu b) Tugas itu berbahaya, mereka orang-orang yang memusuhisebab mereka (ay 3).akan bertemu orang-orang yang memusuhi mereka 3). c) Untuk itu mereka tidak usah (ay menyibukkan diri c) Untuk itu mereka tidak usah menyibukkan diri dengan kebutuhan jasmani; Hal itu akan disediakan dengan kebutuhan jasmani; Hal itu akan disediakan Tuhan bagi mereka (ay 4). Tuhan bagi mereka (ay 4).salam .....” (ay 4): Bersalamd) “Jangan memberi d) “Jangan memberi salam merupakan .....” (ay 4):acara Bersalamsalaman di Palestina biasanya yang salaman di Palestina biasanya merupakan acara yang berkepanjangan. Maka daripada kehilangan waktu berkepanjangan. Maka daripada kehilangan waktu dengan basa-basi lahiriah ini, para utusan hendaknya dengan lahiriah ini, para utusan hendaknya langsungbasa-basi pergi ke tujuannya. langsung pergi ke tujuannya. e) Setelah tiba di tempat tujuan barulah mereka boleh e) Setelahsalam tiba di─yang tempat tujuan barulah mereka boleh memberikan bukan basa-basi─ yaitu damai memberikan salam ─yang bukan basa-basi─ yaitu damai sejahtera, shalom. Bila seseorang menerima salam itu, sejahtera, shalom. Bilatinggal seseorang menerima salam itu, maka damai sejahtera atasnya. Bila ditolak, salam maka damai sejahtera tinggal atasnya. Bila ditolak, salam itu kembali kepada para utusan (ay 5-6). itu kepada di para utusan (ay 5-6). f) kembali Bila diterima sebuah rumah, hendaknya mereka f) Bila diterima di sebuah rumah, mereka makan dan minum yang disediakan hendaknya tuan rumah. Para makan dan minum yang disediakan tuan rumah. Para utusan layak diperlakukan sebagai tamu karena mereka utusan layak diperlakukan sebagai tamu karena mereka bekerja untuk mewartakan Injil. Tapi hendaknya mereka bekerja untuk mewartakan Injil.mencari Tapi hendaknya mereka tidak berpindah-pindah untuk kediaman yang tidak berpindah-pindah untuk mencari kediaman yang lebih baik (ay 7). lebih baik (ay 7). g) Jika diterima di sebuah kota, mereka harus makan g) Jika diterima di sebuah kepada kota, mereka harus makan dan minum yang dihidangkan mereka. Janganlah dan minum yang dihidangkan kepada mereka. mereka mempersoalkan apakah hidangan itu Janganlah halal atau mereka mempersoalkan apakah hidangan itu halal atau haram (ay 8). haram (ay 8).mereka ialah mewartakan bahwa Kerajaan h) Tugas h) Tugas ialah mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah mereka dekat. Kerajaan Allah ialah Kuasa Allah Allah sudah dekat. Kerajaan Allah ialah Kuasa Allah dan keselamatan-Nya yang sudah mulai tampak dan keselamatan-Nya yang sudah mulai tampak dalam karya keselamatan Yesus. Juga murid-murid dalam karya keselamatan Juga murid-murid ikut menyembuhkan orang, Yesus. memperlihatkan dekatnya Renungan “Perdamaian” PESAN Perikopa yang khas Lukas ini menegaskan bahwa Tuhan Yesus PESAN tidak hanya mengutus duabelas rasul. Perikop yang khas Lukasmurid. ini Beliau juga mengutus tujuh puluh menegaskan bahwa Tuhan Yesus Menurut para ahli Kitab Suci, keduabelas tidak mengutus duabelas rasul hanya itu melambangkan Israel rasul. Baru, Beliau juga mengutus tujuh puluh murid. sedangkan tujuh puluh murid itu Menurut para ahlibangsa-bangsa Kitab Suci, keduabelas melambangkan bukan rasul Isarel. itu melambangkan Israel Baru, sedangkan tujuh puluh murid itu Meskipun demikian, tugas tujuhpuluh melambangkan bangsa-bangsa bukan murid itu toh sama dengan tugas Isarel. keduabelas rasul. Mereka harus Meskipunbahwa demikian, tugasAllah tujuhpuluh mewartakan “Kerajaan sudah murid itu menyelamatkan toh sama dengan tugas dekat” dan orang-orang keduabelas rasul. Mereka harus sakit dengan menyembuhkan mereka. mewartakan bahwa “Kerajaan Allah punya sudah Selain itu, mereka juga harus dekat” dan menyelamatkan orang-orang semangat yang sama dengan semangat sakit rasul dengan menyembuhkan mereka. para dalam melaksanakan tugas Selain itu, mereka juga harus punya luhur tersebut. Mereka harus sederhana semangat yang sama dengan semangat dan ugahari. Karena itu mereka tidak para rasul dalam melaksanakan boleh “membawa pundi-pundi atau tugas bekal luhur tersebut. Mereka Iman harus dan sederhana atau kasut”. (Pesan Moral dan ugahari. Karena itu mereka tidak INJIL LUKAS, Al. Purwa Hadiwardoyo, boleh “membawa pundi-pundi atau bekal MSF, 2007) atau kasut”. (Pesan Iman dan Moral INJIL LUKAS, Al. Purwa Hadiwardoyo, MSF, 2007) AKTUALISASI Kalau Anda seperti saya dan kebanyakan orang, ada kalanya kita AKTUALISASI galau bila melihat kondisi sosial-politik KalaukitaAnda saya dan negara yang seperti rusak oleh korupsi, kebanyakan orang, ada kalanya kita narkoba, pornografi dll. Bila itu terjadi galau bila melihat kondisi sosial-politik pada kita, Injil ini dapat menyadarkan negara kitamasalah yang rusak oleh korupsi, kita bahwa itu hendaknya tidak narkoba, pornografi dll. Bila itu terjadi membuat kita kehilangan keutuhan pada Injil inishalom dapat batin menyadarkan damai kita, sejahtera, kita. Kita kita bahwa masalah itu hendaknya tidak diutus untuk membawa damai sejahtera membuat kita kehilangan keutuhan itu kepada orang-orang di sekitar damai dengan sejahtera, mengasihi, shalom batinmelayani, kita. Kita kita, diutus untuk membawa damai sejahtera mendoakan mereka. Selebihnya biar itu kepada orang-orang di sekitar Tuhan yang melengkapi kita, dengan mengasihi, melayani, mendoakan mereka. Selebihnya biar Tuhan yang melengkapi NIAT Aku ingin menjadi murid Yesus yang sejati, maka aku siap untuk mewartakan “kabar gembira” kepada setiap orang yang aku jumpai setiap hari. Setidaknya, aku akan bersikap baik dengan setiap orang, termasuk keluargaku. RUBRIK EKSEGESE MINGGU, 10 JULI 2016 HARI MINGGU BIASA XV TAHUN C/II Bacaan Pertama Bacaan Kedua Bacaan Injil : Ul 30:10-14 : Kol 1:15-20 : Luk 10:25-37 Siapakah sesamaku? 25 Seka li pe rist iwa , seo rang a hli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus, katanya, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” 26 Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” 27 Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 28 Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu benar! Berbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya, orang itu berkata lagi kepada Yesus, “Dan siapakah sesamaku manusia?” 30 Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamunpenyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulinya dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datanglah ke tempat itu seorang tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali.’ 36 Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” 37 Jawab ahli Taurat itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” Dalam perikop sebelumnya telah diungkapkan tentang orang bijak dan pandai yang tidak mengenal Bapa dan Putera (10:21). Ahli Taurat, imam dan orang Lewi dalam perikop ini merupakan contoh dari orang bijak dan pandai yang seperti itu. Perikop ini dengan sangat hidup mengajarkan kepada kita bahwa cinta kasih Kristen terletak dalam perbuatan nyata. Di sini diungkapkan: Setiap orang mengerti bahwa ia harus mengasihi sesama. Namun dalam prakteknya, orang-orang yang mengerti banyak tentang kasih (imam dan orang Lewi) justru tidak melasanakannya; Sebaliknya orang yang dianggap kafir (orang Ada dua pertanyaan yang diajukan si Ahli Taurat kepada Yesus di sini: (1) “Apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” (ay 25): Yesus suka menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Kali ini Ia menyuruh si ahli Taurat untuk melihat hukum Taurat (ayat 26). Orang itu menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (ay 27). Dan Yesus menyetujui jawaban ahli Taurat itu (ay 28). Mestinya jawaban itu sudah cukup bagi si ahli untuk berbuat sesuatu, tetapi bukan itu yang dilakukannya, ia malah bertanya lagi: (2) “Siapakah sesamaku manusia?” (ay 29): Yesus pun menceritakan kisah ini, yang juga diakhiri dengan sebuah pertanyaan: “Siapakah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Ahli Taurat itu menjawab: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Sekali lagi Yesus menyetujui jawaban ahli Taurat itu, “Pergilah dan perbuatlah demikian!” (ay 36-37) Catatan: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (ay 27) biasanya diartikan: ‘melakukan kepada orang lain seperti yang kita inginkan terjadi pada diri kita sendiri’. Tidak keliru, namun gagasan Luk tampaknya lebih sederhana dari itu, yakni demikian: Kita harus mengasihi sesama karena mereka itu sebenarnya tidak beda dengan kita, sama-sama membutuhkan keselamatan, samasama membutuhkan kehidupan kekal. Dengan ungkapan ini kita sebenarnya sedang diajak untuk menciptakan solidaritas di antara orang-orang yang mempunyai kemauan baik. (bdk. Agustinus Gianto, SJ: Langkah-Nya . . . . Renungan “Mengasihi Sesama Manusia” PESAN AKTUALISASI Perikop yang khas Lukas ini mengisahkan suatu perumpamaan yang menawan dan sangat terkenal, yakni cerita Yesus tentang orang Samaria yang baik hati. Banyak orang tahu ajaran tentang “mengasihi sesama manusia”, tapi perang, kebencian, kerusuhan, perselisihan yang sekarang terjadi di mana-mana dengan jelas membuktikan bahwa ajaran itu baru sebatas dipahami, belum dilaksanakan. Bagi kita, kenyataan itu cukup ironis, sebab dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika mestinya bangsa ini memandang keragaman sebagai berkat, bukannya pangkal masalah. Nyatanya, masyarakat terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, yang satu sama lain saling memusuhi dan merendahkan. Dengan perumpamaan “orang Samaria yang murah hati”, Yesus mau mengajarkan bahwa orang yang berasal dari kelompok lain adalah manusia seperti kita juga. Dalam diri mereka ada belas kasih, kebaikan, dan kasih sayang. Terbukti, mereka mengulurkan tangan ketika seseorang berada dalam kesulitan, meski orang itu bukanlah anggota kelompok mereka (bdk. Lembaga Biblika Indonesia: Pendalaman Kitab Suci, Vol 22, No 4, JuliAgustus 2007, hal. 160-161) Yesus memulai cerita-Nya dengan mengisahkan bahwa pada suatu hari seorang Yahudi dirampok habis-habisan dan dilukai sampai hamper mati. Kemudian Beliau mengisahkan, bahwa seorang imam Yahudi dan seorang Lewi melihat si korban yang sudah terkapardan dalam keadaan sekarat tersebut. Memang, kedua orang Yahudi yang terhormat itu merasa kasihan keoada si korban, tetapi keduanya berlalu darinya tanpa memberikan pertolongan apa pun juga Syukurlah bahwa akhirnya datang ke tempat itu seorang Samaria yang baik hati. Walaupun sebagai seorang Samaria ia sadar bahwa ia tidak disenangi oleh orang-orang Yahudi karena dinilai sebagai orang kafir, ia toh merasa kasihan terhadap korban perampokan tersebut, lalu segera membersihkan segala pertolongan yang perlu, sampai si korban dapat hidup dan bekerja lagi seperti biasa. Kasih sejati adalah kasih yang nyata, kasih yang tidak berhenti pada perasaan melainkan berlanjut pada perbuatan positif yang nyata. Kasih sejati mengatasi batasbatas kesukuan, keagamaan, kebudayaan, maupun usia. (ibid.) NIAT Aku ingin mengasihi orang lain, saudara-saudariku, orangtuaku; bahkan yang selama ini menyakiti hatiku. RUBRIK EKSEGESE MINGGU, 17 JULI 2016 HARI MINGGU BIASA XVI TAHUN C/II Bacaan Pertama Bacaan Kedua Bacaan Injil : Kej 18:1-10a : Kol 1:24-28 : Luk 10:38-42 Marta menerima Yesus di rumahnya. Maria telah memilih bagian yang terbaik. 38 Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 39 Wanita itu mempunyai seorang saudara bernama Maria. Maria ini duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. 40 Tetapi Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidaklah Tuhan peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” 41 Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 42 padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Perikop ini didahului oleh Luk 10:25-37, yang mengajak kita mengasihi sesama. Melanjutkan itu perikop ini mau mengingatkan kita agar jangan sampai kasih kita kepada sesama terwujud dalam kesibukan-kesibukan yang tidak terfokus pada Yesus. Di sini diceritakan bahwa ketika pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya singgah di rumah Marta dan Maria, ternyata reaksi kedua kakak-beradik ini berbeda: • Marta sibuk mempersiapkan ini-itu untuk melayani tamu-tamunya sehingga perhatiannya tidak lagi terpusat pada Yesus. Maka ia ditegur oleh Yesus (ayat 41). • Maria hanya duduk di dekat kaki Yesus dan mendengarkan sabda-Nya sehingga perhatiannya terus terfokus pada Yesus (ayat 39). Yesus memuji sikapnya, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (ayat 42). Sangat tidak tepat jika sesudah membaca Luk 10:38-42 kita berkesimpulan bahwa perikop ini menampilkan pertentangan antara cara hidup kontemplatif (diwakili oleh tokoh Maria) dan cara hidup aktif (oleh Marta). Lebih tidak tepat lagi jika kita berpikir: Yesus rupanya lebih menyukai orang yang berdoa daripada bekerja! Lebih baik kita memusatkan perhatian pada diri Yesus, yang berterima kasih atas penerimaan Marta bersaudara dan tidak menuntut hal-hal yang lain lagi, yang lebih dari itu. Karena itu, baiklah Marta, juga siapa saja yang ada di situ waktu itu, menghentikan kesibukan di dapur dan duduk dekat Yesus untuk mendengarkan Dia, seperti yang dilakukan Maria. Undangan itu juga ditujukan kepada kita. Yesus gembira dan berterima kasih, kita sudah bersedia menerima Dia dalam hati kita masing-masing. Ia mensyukuri kehadiran kita sebagai pengikut-Nya. Keterbukaan dan kesediaan kita itu sudah cukup bagi-Nya, Ia tidak menuntut apa-apa lagi. Karena itulah kita tidak usah repot-repot melakukan ini-itu, termasuk memberikan persembahan sebanyak-banyaknya, untuk menyenangkan hati-Nya. Satu saja yang perlu, kita diharapkan untuk senantiasa mendengarkan Dia dan melaksanakan apa-apa saja yang diajarkanNya. Meskipun terdengar simple, sebenarnya inilah inti kemuridan yang sejati. Seorang murid yang sejati mendengarkan ajaran gurunya dan melaksanakan ajaran itu dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan begitu, nilai-nilai yang diajarkan sang guru dapat tersebar luas dan terwujud secara nyata dalam masyarakat. (Lembaga Biblika Indonesia: Pendalaman Kitab Renungan “Keramahtamahan” “Perdamaian” PESAN AKTUALISASI Perikop yang khas Lukas ini mengungkapkan keyakinan penulisnya, bahwa Yesus sangat menghargai keheningan, terutama keheningan yang memungkinkan orang mendengarkan firman Allah. Seperti Marta, kita suka lupa bahwa segala kesibukan kita yang tidak terpusat pada Tuhan, adalah perilaku tanpa arah. Itu keliru. Hidup dan karya kita harus dijalankan bersama dan demi Tuhan. Contoh: Anda mencari nafkah untuk keluarga + belajar Kitab Suci + ikut koor wilayah + menjadi pengurus paroki dsb? Bagus! Tapi hati-hati, sesibuk apapun, seberat apapun bebannya, fokus Anda harus tetap pada Tuhan. Jangan sampai kegiatan itu menjadi semacam pertandingan di mana Anda harus lebih unggul dan lebih baik daripada orang lain. Suatu ketika Yesus berkunjung ke rumah Maria dan Marta. Mereka berdua itu tampaknya adalah saudari-saudari kandung dari Lazarus, sahabat Yesus, yang tinggal di Betania, tidak jauh dari Yerusalem. Selama kunjungan itu Maria setia berada di dekat Beliau dan tekun mendengarkan sabda-sabda-Nya. Sementara itu, Marta sibuk melayani Yesus, barangkali dengan menyediakan makanan dan minuman bagi Beliau. Ketika Marta mengeluh atas sikap Maria, Yesus ternyata membela sikap saudari Lazarus yang setia berada di dekat Beliau itu. Menurut Beliau, ramah terhadap Beliau itu memang baik dan berguna. Namun, masih ada yang lebih baik lagi, yakni: hening dan mendengarkan sabda-Nya! (ibid.) NIAT Aku mulai hari ini akan menyediakan waktu hening setiap hari barang sejenak untuk “berwancara” dengan Tuhan; toh aku punya waktu 24 jam dalam sehari. RUBRIK EKSEGESE MINGGU, MINGGU, 24 JULI 3 JULI 2016 2016 HARI HARI MINGGU MINGGU BIASA BIASA XVII XIV TAHUN TAHUNC/II C/II “Perdamaian” Bacaan Pertama Bacaan Kedua Bacaan Pertama Injil Bacaan Kedua Bacaan Injil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 : Kej 18:20-32 : Kol 2:12-14 : Yes Luk 66:10-14c 11:1-13 : Gal 6:14-18 : Luk 10:1-12.17-20 atau 10:1-9 Mintalah, maka kamu akan diberi. akan tinggal padanya merekaberiman pergi, Yesus membekali mereka dengan PadaSalammu waktu itu itu Yesus sedang berdoa carilah, maka kamu akanSebelum mendapat; agar Kerajaan yang sudah hadir di salah satu tempat. ketuklah, maka pintu akan dibukakan dalam diri Yesus itu dinyatakan, dikenal, serangkaian nasihat: 1 Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah bagimu. dan diterima semua orang. a) Sebenarnya banyakolehorang sudah siap Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke seorang dari murid-murid-Nya 10 Karena setiap orang yangmendengarkan meminta c) Berilah kami setiap hari Injil dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. setiap kota dan tempat kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah yang kamihendak dikunjungi-Nya. akan menerima, setiap orang yang makanan secukupnya: mengungkapkan Namun pekerja yang akan mewartakan Injil kepada 2 Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak, berdoa, sebagaimana Yohanes telah mencari akan mendapat, dan setiap pengakuan orang beriman bahwa hidup orang-orang sedikit. Maka para murid hendaknya mengajar murid-muridnya.” orang yang mengetuk akan itu seluruhnya tergantung pada Tuhan. tak tetapi pekerjanya sedikit. henti-hentinya memohon Tuhan mengutus lebih Maka Yesus berkata kepada mereka, d) Ampunilah dosa kami, banyak sebab Sebab itu mintalah kepada Tuan yangdibukakan empunya tuaian, “Apabilaagar kamu berdoa, katakanlah: pintu. kamipun mengampuni yang bersalah pekerja (ay 2). Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu. Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; 11 Bapa manakah di antara kamu, yang itu kepada kami: Bunyi teks akan aslinya ialah: b) Tugas berbahaya, sebab mereka bertemu 3 Pergilah! datanglah Kerajaan-Mu. memberi anaknya sebuah batu kalau “Lepaskanlah kami dari utang kami ...” orang-orang yang memusuhi mereka (ay 3). Aku mengutus kamu seperti anak dombaroti? ke BerilahCamkanlah, kami setiap hari makanan anak itu minta Ini menggambarkan keadaan manusia c) anaknya Untuk itudimereka tidakAllah: usah menyibukkan diri tengah-tengah serigala. yang secukupnya Atau seekor ular, kalau hadapan manusia adalah dengan kebutuhan jasmani; itubisa akan disediakan dan4 ampunilah kami,pundi-pundi sebab pengutang yangHal tidak membebaskan Janganlah dosa membawa atauminta bekal atau kamipun mengampuni yang bersalah ikan? diri dari utangnya. Tuhan bagi mereka (ay 4). kasut, Dan janganlah memberi salam kepada siapapun kepada kami; dan janganlah 12 Atau kalajengking, kalau yang e) Janganlah d) “Jangan memberi salam .....” (ay 4): membawa Bersalamselama dalam perjalanan. membawa diminta telur? kami ke dalam merupakan pencobaanacara = Mohon salaman di Palestina biasanya yang kamu memasuki suatu rumah, lebih yang jahat tahu kami5keKalau dalam pencobaan.” 13 katakanlah Jadi, jika kamu dibebaskan dari cobaan Setan yang berkepanjangan. Maka daripada kehilangan waktu dahulu kepada ‘Damai sejahtera Lalu kata-Nya mereka, bagi rumah ini’. memberikan yang baik kepada dapat membinasakan (Orang beriman dengan paracobaan utusan yang hendaknya “Jika6 di kamu anakmu, damai apalagi Bapamu yang basa-basi di tidaklahiriah takut ini, pada tidak Danantara jika di situ ada ada orangyang yang layak menerima langsung pergi ke tujuannya. tengah sejahtera, malam maka pergi salammu ke rumah surga! membinasakan). itu akan tinggal atasnya. seorangTetapi sahabat Ia akan memberikan Roh e) Kudus Setelah tiba di tempat tujuan barulah mereka boleh jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. dan berkata kepadanya kepada siapa pun yang meminta (1) ─yang Perumpamaan tentang orang memberikan salam bukan basa-basi─ yaitu damai 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa ‘Saudara, pinjami aku tiga buah roti, kepada-Nya.” yang tak sungkan-sungkan minta tolong sejahtera, shalom. Bila seseorang menerima salam itu, diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja sebab yang seorang sahabatku yang temannya (ay 5-8): maka damai sejahtera Bila ditolak, mendapat sedangpatut berada dalamupahnya. perjalanan Murid tinggal Yesus atasnya. hendaknya tidak salam maluitu kembali kepada para utusan (ay 5-6). singgahJanganlah ke rumahku, dan aku tidakrumah. Dalam bab-bab sebelumnya telah malu (ay 8) memohon kepada Tuhan. berpindah-pindah mempunyai untuk diungkapkan tentang praktek doaditerima Para pendoa rumah, diingatkan kembali akan f) Bila di sebuah hendaknya mereka 8 Jika kamu apa-apa masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di dihidangkan kepadanya’, (3:21, 5:16, 6:12, 9:18. 28), makan khususnya kekuatan sapaan kepada Tuhan sebagai dan minum yang disediakan tuan rumah. Para situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, masakan ia yang di dalam rumah itu doa Yesus kepada Bapa dalam 10:21. “Bapa” yangsebagai diajarkan Yesus. utusan layak diperlakukan tamu karena mereka dan sembuhkanlah orang-orang sakit yanginiada di situ. puncak dari uraian akan9menjawab Perikop merupakan (2) Sebuah pengajaran mengenai bekerja untuk mewartakan Injil. Tapi hendaknya mereka Dan katakanlah kepada mereka, ‘Jangan mengganggu aku, pintu tentang doa dalam Luk. Injil ini memuat kekuatan doa (ay 9-13): tidak berpindah-pindah mencari kediaman yang sudah ‘Kerajaan tertutup, Allah dansudah aku dekat sertapadamu’.” tiga pokok ajaran: Di sini untuk ditegaskan bahwa Yang lebihberdoa baik (ay 7).Mahakuasa pasti akan memberikan anak-anakku sudah tidur; Aku tidak (1) Yesus mengajar murid-Nya akan bangun memberikannya (ay 1-4): ini Yesus diawali dengan yang Hal ini diujudkan g) sapaan Jika diterima di terbaik. sebuah kota, mereka harusdengan makan Perikop dan ini didahului oleh Luk 9:51-62 di Doa mana kepadamu.’ Bapa, yang mengungkapkandan keakraban memberikan Roh Kudus, kekuatan Ilahi minum yang dihidangkan kepada mereka. Janganlah menegaskan bahwa pewartaan Kerajaan Allah adalah hal Aku berkata kepadamu: sekalipun Yesus dengan Tuhan Yang Mahakuasa, yang akan terus membimbing dunia.x mereka mempersoalkan apakah hidangan itu halal atau yangmau penting dan mendesak, harus diprioritaskan di dia tidak bangun dan tidakyangdisusul oleh lima permohonan: haram (ay 8). atas segalanya, termasuk di atas urusan keluarga. Dalam mau memberikan sesuatu meskipun a) Dikuduskanlah nama-Mu: h) Tugas dia itu perikop sahabatnya, karenakembali memohon ini hal namun itu ditegaskan demikian:agar Allah menyatakan mereka ialah mewartakan bahwa Kerajaan sikap sahabatnya yang tidak malukekudusan-Nya dan agarAllah manusia sudah dekat. Kerajaan Allah ialah Kuasa Allah Seperti halnya Musa menunjuk 70 orang tua-tua untuk malu itu, pasti ia akan bangun dan mampu mengakui, memuliakan, dan dan keselamatan-Nya yang sudah mulai tampak membantunya (Kel 24:16, Bil 11:16), Yesus menunjuk memberikan apa yang dia perlukan. menyediakan tempat tertinggi bagi-Nya dalam karya keselamatan Yesus. Juga murid-murid 70 murid untuk membantu-Nya mewartakan kedatangan Oleh karena itu, Aku berkata dalam segala hal. ikut menyembuhkan orang, memperlihatkan dekatnya Kerajaan Allah yang membawa keselamatan dan damai kepadamu: b) Datanglah Kerajaan-Mu: Renungan “Doa” PESAN PESAN Perikopa yang khas Lukas ini Perikop ini memuat iman Yesus yang menegaskan bahwapesan Tuhan penting, bahwa setiap orang beriman itu tidak hanya mengutus duabelas rasul. memang mampu Beliau jugasepantasnya mengutus tujuh puluhberdoa murid. dengan Menurutbaik. para ahli Kitab Suci, keduabelas rasul itu melambangkan Israel Baru, Suatu ketika, para menyampaikan sedangkan tujuh murid puluh murid itu permintaan Yesus, bukan untuk melambangkankepada bangsa-bangsa mengajar mereka berdoa. Dengan Isarel. segera Beliau mengabulkan permintaan Meskipun demikian, tugas tujuhpuluh itu. Kepada mereka, Beliau mengajarkan murid itu toh sama dengan tugas doa “Bapa Kami”, yang kemudian sangat keduabelas rasul. Mereka harus terkenal itu. Meskipun sangat singkat mewartakan bahwa “KerajaanAllah sudah dan sederhana, doa tersebut memuat dekat” dan menyelamatkan orang-orang dua unsur penting dari setiap doa. sakit dengan menyembuhkan mereka. Selain itu, mereka juga harus punya Unsur pertama ialah pujian bagi Allah semangat yang sama dengan semangat yang Maha kuasa dan Maha penyayang. para rasul dalam melaksanakan tugas Dalam bagian awal dari doa yang luhur tersebut. Mereka harus sederhana diajarkan oleh Tuhan Yesus itu kita dan ugahari. Karena itu mereka tidak memuji Allah dengan berseru: “Bapa, boleh “membawa pundi-pundi atau bekal dikuduskanlah nama-Mu”. atau kasut”. (Pesan Iman dan Moral INJIL LUKAS, Al. Purwa Hadiwardoyo, Unsur kedua ialah permohonan, yang MSF, 2007) kita sampaikan kepada Allah karena kita percaya akan kasih sayang-Nya kepada kita. Karena itulah Tuhan Yesus mengajar kita berseru dengan penuh harap: “Datanglah kerajaan-Mu, berilah kami setiap hari makanan secukupnya, dan ampunilah dosa kami…, dan AKTUALISASI janganlah kami saya ke dalam Kalau membawa Anda seperti dan percobaan”. kebanyakan (ibid.) orang, ada kalanya kita galau bila melihat kondisi sosial-politik negara kita yang rusak oleh korupsi, AKTUALISASI narkoba, pornografi dll. Bila itu terjadi Kita bukan karena padaberdoa kita, Injil ini pertama-tama dapat menyadarkan kita bahwa butuh ini-itu, melainkan karenatidak kita masalah itu hendaknya rindu untuk kita berada di hadirat Bapa dan membuat kehilangan keutuhan berkomunikasi Dengan damai sejahtera, dengan-Nya. shalom batin kita. Kita doa, diri dan hidup diutus kita untukpercayakan membawa damai sejahtera kita yang mengasihi kita, itu kepada Dia orang-orang di sekitar sehingga hidup ini kita jalani melayani, bersama kita, dengan mengasihi, dengan Bapa.mereka. Selebihnya biar mendoakan Tuhan yang melengkapi NIAT Aku akan berdoa “Bapa Kami” setiap hari, setiap bangun tidur. Minimal satu kali. Karena doa itulah yang diajarkan Yesus kepadaku. RUBRIK EKSEGESE MINGGU, 31 JULI 2016 HARI MINGGU BIASA XVIII TAHUN C/II PW. ST. IGNATIUS DARI LOYOLA Bacaan Pertama Bacaan Kedua Bacaan Injil : Pkh 1:2; 2:21-23 : Kol 3:1-5.9-11 : Luk 12:13-21 Bagi siapakah nanti harta yang telah kau sediakan itu? 13 Ketika Yesus mengajar orang banyak, salah seorang dari orang banyak itu berkata kepada-Nya, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan aku.” 14 Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?” 15 Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” 16 Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka perumpamaan berikut: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah hasilnya. 17 Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku.’ 18 Lalu katanya, ‘Inilah yang akan aku perbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku lalu mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. 19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenangsenanglah!” 20 Tetapi Allah bersabda kepadanya, ‘Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu?’ 21 Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.” hidup di dunia ini orang kaya berjaya, tapi bila kematian tiba ia akan mendapatkan hidupnya kosong. Maka harus kita sadari bahwa bagaimanapun juga: [1] iman dan [2] mengulurkan tangan bagi sesama ―keduanya membuat manusia kaya di hadapan Allah― sungguh penting dalam hidup ini. Bacaan ini mengantar kita kepada sebuah ajaran yang penting tentang iman dan kekayaan: Pada masa Yesus di Palestina tidak ada kelas menengah. Lebih dari 95% penduduk adalah orang miskin. Selebihnya adalah orang kaya, yang memeras orang miskin sebagai majikan, pemilik tanah, pemungut cukai atau pegawai negeri. Kondisi itu menggoda banyak orang untuk mengutamakan kelangsungan hidup dari sudut ekonomi. Bahkan, seperti yang diceritakan kisah ini, kakak-beradik pun ada kalanya bersengketa atas uang dan harta. Yesus mempertanyakan Sayang, banyak orang mendewakan uang dan harta, terlalu tinggi menghargainya. Kesalahan pokok dari sikap itu terletak pada pengingkaran akan hirarki nilai yang benar. Hidup di dunia ini hanyalah bersifat sementara. Maka, hidup surgawi yang bersifat abadi jauh lebih bernilai daripada hidup di dunia ini. Bila dibaca dari awal hingga akhir, akan terasa betapa kosongnya kehidupan orang kaya dalam perumpamaan itu. Ia tidak punya teman berbicara. Ia hanya berbicara dengan diri sendiri. Ia bahkan tidak minta keringanan Allah yang berfirman kepadanya bahwa malam itu jiwanya akan diambil. Orang itu tidak tahu bagaimana mengisi kesepian hidupnya. Ia justru makin mengisolasi dirinya dengan membangun lumbung yang makin luas dan yang akhirnya malah menguburkannya hidup-hidup. Ia bahkan tak sempat menjadi kawan bagi dirinya sendiri .............. Semakin dibaca, cerita orang kaya itu semakin menjadi cerita yang menimbulkan rasa iba, bukan? [Agustinus Gianto, SJ: Langkah-Nya Langkahku! Kumpulan Ulasan Injil, Penerbit Kanisius, 2005, c. 1, h. 123] PESAN Perikop yang khas Lukas ini memuat suatu pesan moral yang penting, yang terkait dengan masalah kekayaan. Kekayaan itu sebenarnya bukanlah suatu hal yang buruk. Namun, kekayaan juga membawa godaan dan resiko, yang pantas untuk diwaspadai. Menurut Yesus, kekayaan tidaklah dapat dijadikan jaminan kebahagiaan sejati. Orang yang kaya raya pun tidak dapat memperpanjang hidupnya di dunia ini. Bila Sang Pencipta memanggilnya, ia pun harus meninggalkan dunia ini, tanpa dapat membawa kekayaan itu bersamanya. Renungan “Berilah Kami Rejeki Pada Hari Ini” AKTUALISASI Ketamakan dapat melanda siapa saja. Bukan hanya orang yang berkuasa, orang miskin dan tidak memiliki kuasa juga bisa salah menyikapi harta dalam hidupnya. Ketamakan orang yang berkuasa menimbulkan tindak korupsi, ketamakan orang miskin menghalalkan pencurian. Semua didasari oleh sikap mengandalkan harta, lebih dari mengandalkan Tuhan. Berlawanan dengan sikap hidup demikian, Injil hari ini mengajak Anda dan saya untuk berhati-hati dalam berurusan dengan harta, agar jangan sampai kita tamak. NIAT Mulai hari ini aku tidak akan melekatkan hatiku pada harta-benda yang kupunyai. Semua itu hanya titipan Tuhan agar dapat kupergunakan demi Kemuliaan Tuhan saja. INSPIRASI BATIN Orang-orang yang memiliki masalah batin cenderung berpura-pura menjalani kehidupan dalam kekinian, tetapi pada kenyataannya kehidupan mereka dikendalikan oleh perasaan negatif di masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan. APA ITU LUKA BATIN? H ampir setiap saat dalam hidup kita, sadar dan tidak sadar kita membawa “sampah” dari masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan. Masalah masa lalu dan kekhawatiran merupakan masalah batin (inner Problems). Jika kita tidak melepaskan sampah ini, kita tidak akan pernah bebas. Tidaklah sehat hidup dengan perasaan negatif, karena hal in dapat membuat kita menjadi orang negatif. Akibatnya kita menjadi orang yang tidak pernah melihat aspek positif dan indahnya kehidupan bahkan kita selalu melihat segala sesuatu dan hidup kita sendiri sebagai masalah. Orang-orang yang memiliki masalah batin cenderung berpura-pura menjalani kehidupan dalam kekinian, tetapi pada kenyataannya kehidupan mereka dikendalikan oleh perasaan negatif di masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan. Kehidupan mereka berpusat pada permasalahan batin mereka. Contoh kasus : Bapak C mengalami krisis dalam keluarganya. Ia memiliki beberapa orang anak yang sudah remaja. Saat itu, ia mengalami kesepian karena anak-anaknya segan apabila ia ingin bercengkerama dengan mereka. Anakanak lebih akrab dengan ibunya, sehingga ia sering iri pada istrinya. Dengan istrinyapun ia sering ribut. Ia mengetahui, bahwa ia bertemperamen tinggi, cepat tersinggung dan marah, terutama apabila lingkungannya tidak seperti yang ia kehendaki. Ia ingin segala sesuatunya rapih dan teratur, sesuai aturan. Bapak C merupakan seorang wiraswasta yang berhasil, namun sekarang ia merasa itu kurang berarti karena situasi keluarganya. Ia akhirnya datang untuk konseling, setelah ia bertengkar hebat dengan isterinya dan keluarganya terancam pecah. Bagaimanapun ia mencintai keluarganya, sehingga ia mau mencari jalan keluar mengatasinya. Dalam konseling, ia baru menyadari bahwa ia merupakan bagian penting dari problemnya. Ia baru menyadari bahwa sikapnya yang mudah marah-marah itulah yang membuat anak-anaknya segan kepadanya, demikian pula isterinya yang banyak tertekan oleh temperamennya itu. Bapak C mengakui hal itu, namun ia telah mencoba untuk mengendalikan marahnya, tapi selalu gagal. Ia sering merasa menyesal sesudah dengan kali ia minta maaf, tetapi kemudian terjadi lagi seperti itu. Dalam konseling, diketahui, bahwa Bapak C ini anak sulung dari 12 bersaudara. Oleh orangtuanya, terutama ibunya, ia dididik keras dan diserahi tanggungjawab untuk mengurus adik-adiknya. Segala sesuatu harus dijalankan dengan baik sesuai kehendak orangtua. Kalau ada yang kurang benar, maka ia yang akan mendapat hukuman. Seringkali adik-adiknya yang berulah, sehingga ia ribut dengan adiknya, namun ia yang selalu dipersalahkan dan harus mengalah. Kemarahan yang timbul di hatinya tak dapat ia ungkapkan dan harus selalu dipendamnya atau terpaksa diterimanya, karena tidak patut marah kepada orangtua. Demikian hal ini sering terjadi, dan Bapak C tumbuh menjadi orang yang pandai mengatur, namun ‘keras’ dan bertemperamen tinggi. Setelah menemukan akar penyebab kemarahannya, maka dengan doa penyembuhan luka batin, Bapak C dapat mulai mampu mengendalikan marahnya. Malahan hanya setelah beberapa bulan, ia menjadi orang yang sabar dan penyayang akan anak dan isterinya yang masih sering bertindak tidak rapih, teratur atau sesuai aturan. Sebagai follow-up, Bapak C ternyata juga kemudian menyadari, bahwa ia sembuh dari gangguan insomnia, hipertensi dan sakit maag yang selama bertahun-tahun mengganggunya. M eskipun penyembuhan luka batin tidak disebutkan secara harafiah dalam Alkitab, Yesus dilaporkan telah menyembuhkan banyak pasien dengan permasalahan luka batin. Ia menyembuhkan wanita samaria dari perasaan bersalah karena telah berzinah selama hidupnya. Setelah sembuh dari luka batinnya, wanita itu mengalami hidup baru dalam Tuhan. Sebagai tanda dari pembaharuannya, dia membawa banyak teman agar mengusir tujuh roh jahat dalam dirinya. Yesus menyembuhkan dirinya dari perasaan bersalah dan dosa-dosanya. Petrus juga mengalami luka batin. Dia tidak memiliki ketenangan pikiran karena penyangkalannya menjadi salah satu murid Yesus.. Ketika Yesus memaafkannya, dia benar-benar sembuh. Bagaimana Menyembuhkan Luka Batin ? Bila kita ingin menyembuhkan suatu luka, tindakan apa yang harus dilakukan ? Tentu kita harus membersihkan permukaan luar luka tersebut sebelum diobati. Pada saat pembersihan, kita akan meringis, menjerit, bahkan menangis ! Tetapi sesudahnya, luka itu akan sembuh. Mungkin saja, luka kita sudah terlalu lama, sehingga luka itu sudah tertutup darah kering yang menggumpal atau korotan lainnya, dimana hal tersebut menyulitkan pengobatan. Tindakan yang harus dilakukan adalah kita harus melakukan pembersihan lebih, pengkorek-korekan (pengangkatan darah kering atau kotoran) yang sudah melekat dan menutupi pada luka tersebut. Dan saat itu dilakukan, sakitnya bukan main ! bahkan ada kalanya dalam proses penyembuhan, luka kita itu bisa saja terpentok, baik tidak sengaja ataupun sengaja (jika ada yang iseng), dan rasa sakitnya pun tak terhindari. Demikian juga halnya dengan luka batin, penyembuhannya ada yang cepat, ada juga yang memerlukan proses. Ketika proses penyembuhan terjadi, kita akan merasa dikorek-korek, aktivitas kehidupan menjadi begitu terganggu. Penyembuhan yang efektif, bukanlah melupakan luka tersebut, tetapi mencari dan merasakan sakitnya luka tersebut. Kita harus mampu menghadapinya, bukan menghindar. Kita perlu membuka hati (batin), mencari dimana akar permasalahan tersebut. Kita harus berusaha mengingat-ingat walaupun hal tersebut begitu INSPIRASI BATIN Memang tidak mudah melakukannya, tetapi jika memang menginginkan penyembuhan, maka diri kita sendirilah yang harus menanamkan niat itu terdahulu, bahwa saya ingin sembuh. Juga pentingnya mengundang kuasa Roh Kudus agar bekerja dan menolong kita untuk mengalami penyembuhan. Maka Penyembuhan Luka Batin adalah : * Suatu bentuk konseling dan doa kristiani yang memfokuskan kuasa Roh Kudus yang menyembuhkan atas masalahmasalah emosional ataupun spiritual tertentu. * Suatu pelayanan dalam kuasa Roh Kudus yang ditujukan untuk menyembuhkan keseluruhan diri seseorang (penyembuhan rohani dan fisik) • Suatu proses dimana kita dibebaskan dari kebencian, penolakan, mengasihani diri, depresi, rasa bersalah, ketakutan, kepedihan, rasa rendah diri, rasa dendam, penghakiman atau rasa tidak berharga. Daftar bacaan : 1. Bahan seminar “Apa itu Luka Batin” dengan pembicara pasutri bapak alm. Roy Setjadi dan ibu Winny Setjadi (minggu 22 Pebruari 2009, di Aula gereja Katedral Jakarta) 2. Buku “Penyembuhan Luka Batin”, oleh Alm RD Alfons Sebatu PhD. (2013) INTERMEZZOSIANNA Jualan Agama Ibu Anastasia Waty seorang katolik sejati. Ia mempunyai anak gadis, namanya Veronika Heny, yang sangat cantik. Ia tidak rela apabila anak gadisnya itu berpacaran dengan Joko, seorang tidak jelas juntrungnya, bahkan agamanya juga tidak jelas. Tetapi namanya cinta sudah setengah mati, Heny tidak bisa dipisahkan dengan Joko. Akhirnya ibunya mengalah, namun ibunya mengajukan syarat: Ibu: Baiklah, Henny, kalau kamu nekad meneruskan hubunganmu dengan Joko, ada syaratnya, yakni kamu harus bisa bujuk Joko untuk masuk katolik. Henny: Lalu…kalau mas Joko mau masuk Katolik? Ibu: Kamu boleh kawin sama Joko. Ingat jangan tanggung-tanggung kalau mengajak pacarmu itu menjadi Katolik! Agama Katolik bukan untuk main-main, kayak ganti baju saja! Begitu mendapatkan “lampu hijau” dari ibunya, mulailah Henny mengajak Joko belajar agama Katolik. Joko sendiri menunjukkan sikap tertarik untuk belajar agama Katolik, rajin menjadi katekumen, banyak membaca buku referensi agama Katolik, browsing di internet. Singkatnya, Joko lulus daan berhasil dibabtis dalam agama Katolik. telah menemukan berlian, emas dan perak tidak menarik lagi baginya. Pada suatu ketika menjelang hari H perkawinan yang ditentukan, Henny malah banyak termenung dan menangis diam-diam. Ibunya memperhatikannya, dan bertanya. Seorang aktivis Seksi Peranan Wanita bertubuh subur, naik bus kota dan karena tidak ada tempat duduk yang kosong, ia berdiri. Ternyata seorang pria yang duduk di depannya ingin berdiri. Melihat itu aktivis itu berkata di dalam hatinya, “Pria ini masih berpandangan bahwa wanita adalah kaum yang lemah sehingga perlu diberi tempat duduk.” Maka ia menghalangi maksud pria itu untuk berdiri dan berkata kepadanya, “Tidak usah berdiri, Dik. Kami kaum wanita modern mampu berdiri sendiri.” Beberapa menit kemudian pria itu ingin berdiri lagi. Maka sekali lagi aktivis itu menghalanginya dan mengatakan hal yang sama. Tidak lama setelah itu pria itu ingin berdiri lagi, dan lagi-lagi aktivis itu menghalanginya sambil mengatakan hal yang sama. Akhirnya pria itu berkata, “Bu, saya senang sekali kaum wanita modern mampu berdiri sendiri. Tetapi mohon Ibu jangan menghalangi saya untuk berdiri. Tempat saya mau turun dari bus ini sudah terlewat tiga halte.” Bukan hanya Anda sendiri saja yang punya perutusan Ibu :Ada apa sayang? Kamu sudah oke, siap menghadap romo? Henny :BUBAR SEMUANYA, Bu ! Gara-gara aku gencar menjual gagasan agama Katolik terlalu bagus, sekarang mas Joko malah memutuskan jadi pastor! Message: Mengikuti jalan Yesus Kristus secara total dan konsekwen memang harus meninggalkan ayah-ibunya dan saudara-saudaranya. Termasuk orang yang dicintainya. Tuhan Yesus bersabda: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya lali-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapaknya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa inii juga akan menerima kembali seratus kali lipat” (Mrk 10:29-30). Barangsiapa Dipanggil Tuhan Den Bagus Kliwir hatinya gundah gulana. Keluar masuk kamar beberapa kali. Akhirnya masuk kamar, menguncinya dan menyalakan lilin, kemudian berdoa kepada Tuhan Yesus. Den Bagus Kliwir Tuhan Den Bagus Kliwir Tuhan : : : : Den Bagus Kliwir : Tuhan : Tuhan… Ya, ada apa Kliwir? Aku mau curhat nih… Aku sudah tahu semuanya. Apa kamu sudah menyerah merasa tidak kuat lagi..? Kalau gitu, kamu mau pulang sekarang gimana….? Walah, yang jangan memanggil saya sekarang dong…! Aku masih kuat kok! Ya sudah, jangan berisik…. Message: Jangan mudah cengeng. Apa-apa mengadu kepada Tuhan. Tuhan Yesus telah mengajarkan bahwa kita tidak tidak harus menghindarkan diri dari masalah, justru melalui masalah kita akan mendapatkan BIA BINA IMAN ANAK A. Cerita Kitab Suci Nuh dan Bahtera (Kejadian 6, 7, 8, 9) 1. Nuh adalah orang yang benar dan sering memberi persembahan bakaran sebagai tanda kesetiaan dan penghormatan kepada Allah. 2. Bumi dan isinya sudah mulai rusak. Berfirmanlah Allah kepada Nuh, “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala mahluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama sama dengan bumi’. Allah meminta Nuh untuk membuat bahtera dari kayu gofir. Dan Bahtera ini akan menyelamatkan Nuh dan keluarganya dari bencana air bah. Ketika Nuh menyiapkan bahtera itu, banyak orang mengolok-olok dan mentertawakan dia. 3. Bahtera Nuh sudah siap dan Allah berfirman, “Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu serta satu pasang dari segala mahluk, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau”. 4. Allah mengirimkan air bah yang menenggelamkan seluruh muka bumi. Hanya Nuh yang tinggal hidup dan seluruh mahluk yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu. Air bah itu berlangsung selama 150 hari. B. Tebak Kata Ayoooo tebak, kata apakah ini ? Petunjuknya : C2 – B4 – E1 – A3 – G7 –F6 – D5 A B C D E F G 1 S V M B H X W 2 F G B D R E Q 3 T X Z C B N L 4 R A P O Y C F 5 W Q A A F H I 6 N Z O P T R M 7 K F D S Y Q E C. 1. 2. 3. 4. 5. Kuis Kitab Suci Diambil dari kitab mana cerita tentang Nuh dan Bahteranya ? Sebutkan tiga nama anak Nabi Nuh ? Berapa ukuran panjang, lebar dan tinggi bahtera Nuh ? Siapakah nama anak Nuh yang mendapat julukan “Bapa Kanaan” ? Berapakah umur Nuh saat ia mati ? D. Ayo Mewarnai KISAH INSPIRATIF YESUS dan RENGGINANG Saya bukan seorang penganut agama yang baik. Ke gereja bagi saya hanya sebuah ritual. Ada banyak ajaran gereja yang tidak saya pahami. Beginilah nasib manusia macam saya yang menghidupi agama sebagai warisan orang tua. Meski begitu saya bahagia menjadi orang katolik. Meski tak banyak paham dogma-dogma gereja, Yesus adalah inspirasi hidup saya. Saya mengenal sosok lelaki berjenggot dengan senyumnya yang mistis lewat cerita-cerita orang tua saya tiap malam menjelang saya tidur. Ada daya magis pada cerita itu, juga sosoknya yang kharismatis, yang menerangi dan menguatkan tiap langkah hidup saya. Saya mengimaniNya sungguh. Tapi ya itu, saya tak paham dogma-dogma gereja. Inilah yang membuat hati saya selalu berdesir belakangan ini. Saya gelisah. Tidur tak pulas. Ada rasa tidak enak di seputar perut yang mendesak sampai ke ulu hati. Saya takut. Khawatir. Iya, sungguh saya khawatir. Saya khawatir menghadapi pertanyaan anak saya. Titin, putri sulung saya, sebentar lagi akan menerima komuni pertama. Saya khawatir dia bertanya macam-macam dan saya tidak tahu jawabnya. Duh, jantung saya berdegup lebih gencang tiap kali melihat matanya menatap saya. Selasa pagi, di teras rumah, mata hitam nan lugu itu menatap saya. Mulas perut ini, dan terjadilah yang saya khawatirkan itu. “Bu, kenapa untuk menerima kehadiran Yesus kita mesti makan hosti yang dicelup ke dalam anggur?” pertanyaan yang Jawaban apa yang harus saya sampaikan? bahunya. “Hmm....begini....” lidah saya tercekat, mengunci kata dan kalimat. Aduh, saya mendadak panik. Duh, Gusti, berilah ilham. “Ibu tahu sayang. Eyang Ti sudah membuatkan dan menggorengkan rengginang itu dengan sepenuh kasih, untuk kamu, Nak. Titin pasti telah merasakan wujud kasih Eyang Ti dalam bentuk rengginang itu ketika memakannya. Saat rengginang Eyang masuk ke dalam diri kita, kita merasakan eyang sendiri yang hadir dan bersatu dengan setiap urat serta nadi kita.” Sekelebat wajah almarhum ibu, neneknya Titin, melintas di benak saya. Eureka! “Titin ingat enggak waktu kita pulang kampung kemarin ke tempat eyang,” saya mulai berkata-kata. “Iya, ingat.” “Kamu ingat, dibawakan apa sama Eyang Putri?” “Rengginang.” Sebulan lalu kami sekeluarga pulang ke Solo, kampung halaman saya. Setiap pulang kampung, Titin jauh-jauh hari sudah menelpon eyangnya minta digorengkan rengginang. Penganan dari nasi kering itu adalah favoritnya tiap kali mengungjungi solo. “Rengginang bikinan Eyang rasanya beda, paling enak sedunia,” kata dia suatu ketika tentang penganan favoritnya di Solo itu. Titin punya caranya sendiri menikmati rengginang: rengginangnya dibelah dua lalu dicelupkan ke dalam teh manis panas. Mulutnya akan berdecak-decak mencecap lelehan teh manis yang meresap di sela-sela bulir-bulir rengginang. Matanya akan setengah terkatup sambil berdehem panjang. Bulan lalu itu adalah hari terakhir kami bertemu Eyang. Di penghujung liburan, Eyang menggoreng banyak sekali rengginang. Titin membawa pulang satu kaleng. Setiba di Jakarta kami mendapat kabar duka. Eyang berpulang. Titin memeluk kaleng rengginang eyangnya saat kami menyampaikan kabar itu. Air matanya mengambang di ujung mata. Ia terisak, berlari masuk ke kamar bersama kaleng rengginang di pelukannya. Hari-hari berikutnya Titin tak mengizinkan satu orang pun di rumah untuk menyentuh rengginang eyang di dalam kaleng. Iya menyimpannya di dalam kamar, tersimpan rapi di antara buku-buku di meja belajarnya. “Titin..” saya duduk di sampingnya. Kali ini hati saya lebih tenang. “Rengginang dari Eyang masih ada,” tanya saya. Titin mengangguk. “Apa yang kamu rasakan tiap kali kamu memakan rengginang yang dulu kamu umpetin di meja belajarmu?” “Titin ingat Eyang. Kalau makan rengginang itu, Titin suka kebayang Eyang duduk di samping Titin,” katanya Putri kecil saya terisak. Ia memang dekat sekali dengan Eyang putrinya. Saya eratkan pelukan pada bahunya. “Ketika rengginang Eyang kita lumat dan menjadi larut, menyusup lewat kerongkongan, lalu ke perut, menyelinap ke setiap tubuh kita, menyebar bahkan sampai ke pori pori kulit kita, ada rasa nikmat yang membuat hati kita senang. Begitulah kehebatan kasih sayang Eyang dalam rupa rengginang. Menyatu disetiap jiwa dan raga kita. Jiwa dan raga Titin. Jiwa jadi senang karena raga mendapatkan rengginang.” “Eyang jadi ada di dalam diri aku, Ibu?” “Betul, Nak. Eyang menjadi satu dengan dirimu dalam rengginang yang kamu makan.” Saya lalu menarik nafas panjang untuk masuk ke bagian yang di awal sangat saya takuti tadi. “Begitu pula roti dan anggur yang akan kamu terima di komuni pertamu nanti dan akan terus kamu terima dalam perayaan Ekaristi. Yesus sendiri yang hadir dalam rupa roti dan anggur dan bersatu dengan kita setiap kali kita menyambutnya.” “Seperti rengginang Eyang ya, Bu.” Saya mengangguk dan tersenyum. Makin erat saya memeluknya. KISAH INSPIRATIF Para penerima Sakramen Ekaristi diharapkan menjadi memiliki keteguhan hati dalam menerima, menjaga dan menanggung Kekudusan Tubuh dan Darah Kristus bahkan sampai titik darah penghabisan KISAH TARSISIUS HADIR DALAM KOMUNI PERTAMA GEREJA SANTA ANNA B erkaitan dengan Perayaan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yaitu pada tanggal 29 Mei 2016, beberapa paroki yang tersebar di wilayah Indonesia, memanfatkannya untuk hari pelaksanaan penerimaan Komuni Pertama. Hal sama yang juga dilakukan oleh Paroki Duren Sawit, Gereja Santa Anna; menggelar Misa Sakramen Ekaristi tethadap 123 anak terdiri dari 6 kelompok belajar agama yaitu; Santa Anna, Strada Vanlit II, Strada Dipamarga, Budhaya, Yoakhim dan Kinderfield, pada tanggal 29 Mei 2016, jam 10.30 wib. Misa diawali dengan pemberkatan Lilin dan Rosario untuk dibagikan ke setiap anak sebagai hadiah sekaligus kelengkapan perangkat pendukung dalam menjalankan ritual Misa Kudus Sakramen Ekaristi. Upacara penerimaan Sakramen Ekaristi berjalan hikmat, penuh kesukacitaan dan rasa syukur. Runtutannya dikemas dengan pwnataan yg sangat apik oleh seksi katekese, namun tidak mengurangi nilai kesakralan serta hukum gereja Katolik. Malahan menjadi begitu mengena keindahannya. Ditunjang lagi oleh koor dari Paduan Suara Sekolah Budhaya. Serta para Putra Altar yang rapih dan cekatan dalam melayani misa. Bacaan pertama pada Misa Komuni Pertama ini diambil dari Kej. 14:16-20 Kisah singkat ini mempunyai peranan penting dalam usaha menjelaskan fungsi Yesus sebagai Imam Agung Perjanjian Baru, seperti dijelaskan panjang lebar dalam surat Ibrani. Dalam diri Melkisedek tergabung dua jabatan penting dalam Perjanjian Lama, yaitu: jabatan raja dan imam seperti yang dicita-citakan oleh bangsa Israel. Melkisedek adalah seorang raja Salem (Yerusalem) dan sekaligus Imam Allah Yang Maha Tinggi. Melkisedek terkenal sebagai seorang raja dan imam yang senantiasa memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Ketika Abram kembali dari peperangan melawan raja-raja di Timur (Kej 14:1-16), pergilah Melkisedek menyongsong Abram sambil membawa roti dan anggur sebagai persembahan. Selanjutnya Melkisedek memberkati Abram dan memuji Allah yang telah memberikan kemenangan kepada Abram. Sebagai tanda syukur atas berkat Allah, Abram lalu mempersembahkan kepada Melkisedek sepersepuluh dari hasil rampasan perang yang diperolehnya. Bacaan kedua diambil dari 1Kor 11:23-26, Tentang kisah Tuhan Yesus yang mengadakan perjamuan malam terakhir bersama kedua belas rasul. Kisah singkat ini sengaja ditulis Paulus untuk mengingatkan kembali jemaat di Korintus akan arti perjamuan Tuhan yang selalu mereka adakan. Menurut Paulus, jemaat di Korintus telah melakukan kesalahan besar apabila mereka berkumpul mereka masing-masing memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga sebagian jemaat mabuk kekenyangan, tetapi sebagian lagi ada yang kelaparan karena tidak mempunyai apa-apa. Dengan demikian mereka berkumpul bukan untuk memupuk persatuan, justru membuat perpecahan. Hal tersebut jelas sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan, yang secara khusus mewariskan perjamuan kasih itu kepada jemaat. Untuk memperbaiki kebiasaan tersebut, Paulus menegaskan kembali apa yang diterimanya sendiri dari Tuhan, kemudian diteruskannya kepada jemaat di Korintus. Perjamuan Tuhan adalah perjamuan kasih persaudaraan, Tuhan Yesus secara khusus menyatakan kasih-Nya dengan memberikan Tubuh dan Darah sendiri kepada para rasul. Jadi setiap kali jemaat di Korintus berkumpul untuk mengadakan perjamuan Tuhan, mereka harus meneladan Tuhan dengan saling menyatakan kasih satu sama lain. Sebab jika tidak, mereka berdosa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan. Bacaan Injil diambil dari Luk 9:11b-17 Mengenai Tuhan Yesus yang memberi makan banyak orang. Peristiwa ini diksahkan oleh semua penginjil. Kisah singkat ini diawali dengan inisiatif kedua belas rasul untuk meminta kepada Yesus agar Ia menyuruh orang banyak itu pergi ke desa-desa dan kampung sekitar untuk mencari penginapan dan makanan. Namun tanpa disangka-sangka, Tuhan Yesus malah menyuruh para rasul memberi mereka makan. Menanggapi suruhan Yesus ini, para rasul menegaskan bahwa mereka hanya mempunyai lima roti dan dua ekor ikan, sehingga jelas tidak akan cukup untuk memberi makan sekitar lima ribu orang. Tetapi Yesus memerintah para rasul untuk menyuruh orang banyak duduk berkelompok-kelompok dengan jumlah lima puluh orang setiap kelompok. Yesus mengambil lima roti dan dua ekor ikan itu, menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada para rasul supaya dibagi-bagikan kepada orang banyak. Dan aneh bin ajaib, ternyata semua orang dapat makan sampai kenyang. Bahkan, masih tersisa sebanyak dua belas bakul potongan-potongan roti. Mukjizat pergandaan roti ini menjadi kritikan tajam bagi kedua belas murid yang kurang percaya pada kemampuan Yesus untuk memuaskan kebutuhan orang banyak. Sisa roti sebanyak dua belas bakul adalah bukti bahwa Tuhan Yesus dapat memuaskan orang banyak melebihi kebutuhan mereka. Seperti telah dikatakan-Nya sendiri, Ia datang supaya orang banyak mempunyai hidup dalam segala kelimpahan. Sama seperti Musa dan Elia dulu, Yesus kini tampil sebagai tanda nyata kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Barangsiapa percaya kepada Allah, tak perlu kuatir akan hidupnya, karena Allah sendiri yang akan menjamin kehidupan mereka. Pada hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini, pesan ketiga bacaan tersebut di atas patut diingat. Pertama roti dan anggur adalah bahan persembahan tradisional sejak jaman Melkisedek, raja Salem dan imam Allah yang Maha Tinggi. Kedua, Tuhan Yesus menggunakan roti dan anggur sebagai lambang Tubuh dan Darah yang diserahkan-Nya sendiri kepada para murid-Nya. Ketiga, Yesus mengajar para murid untuk memberi makan kepada orang banyak yang mengikuti Yesus. Misa penerimaan Komuni Pertama di Gereja Santa Anna, mengangkat kembali sepenggal kisah tentang St. Tarsius. Beginilah kisahnya; Pada zaman kaisar Valerianus, orang-orang Nasrani tidak diperkenankan untuk menerima sakramen (Tubuh Kristus) dan diharuskan untuk menyembah berhala. Bila tidak mau menyembah berhala, maka akan ditangkap dan dibunuh. Pada suatu hari seperti biasa Tarsisius pergi ke Katakomba untuk mengikuti Misa. Pada saat itu Bapa Suci (Sri Paus) ingin mempersembahkan misa sendiri. Tapi hanya sedikit orang yang datang, karena kebanyakan dari orang Kristiani sudah ditangkap, adapula yang mengungsi ke luar kota untuk menyelamatkan diri. Saat itu Sri Paus mengeluh bahwa ada petugas penjara yang datang secara diam-diam. Dia bilang tawanantawanan Nasrani ingin sekali menyambut Tubuh Kristus sebelum dibunuh. Tetapi keadaannya tidak memungkinkan karena wajah Sri Paus sudah tidak asing bagi kebanyakan orang. Maka dari itu Tarsisius memberanikan diri untuk memberikan sakramen kepada tawanan-tawanan tersebut. Pagi-pagi benar, Tarsisius berjalan menelusuri setiap Katakomba dan menuju penjara dimana para tawanan berada, dia membawa Hosti Suci dalam kotak emas dan dikalungkan dengan tali pada lehernya serta menutupinya dengan toga yang ia pakai. Tetapi malang bagi nasibnya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan teman-teman sekolahnya, teman-teman mengetahui bahwa ia membawa sesuatu dari orang Kristiani, mereka meminta paksa dan Tarsisius menolaknya, sehingga Tarsisius dilempari batu, dipukuli dan ditendang sampai sekarat. Tak lama kemudian ia bertemu dengan seorang prajurit yang kebetulan beragama Nasrani. Anak-anak itu pun lari pontang-panting karena teriakan prajurit itu. Setelah itu ia meminta tolong kepada prajurit tersebut untuk mengantarkannya kepada para tawanan. Setelah prajurit itu bersedia untuk membawa Hosti Suci, Tarsisius pun dibawa ke rumah orang Kristiani terdekat dan ditinggalkan, karena prajurit itu mau mengantarkan Komuni Suci secara diam-diam kepada para tawanan. Tak lama kemudian Tarsisius meninggal, lukanya terlalu parah. Ia dimakamkan di Katakomba Kalikstus, di Jalan Apia, dekat makam para Sri Paus. Bacaan-bacaan yg ditampilkan pada Misa tersebut menjadi sajian istimewa ketika anak anak digugah oleh kisah kesetiaan serta keyakinan dan cinta kasih yang utuh dari Tarsisius. Pesan yg hendak dibekali kepada para anak menjelang penerimaan Komuni untuk pertama kalinya itu, menaruh harapan besar terhadap keimanan Katolik dalam diri anak-anak agar dapat bertumbuh menjadi besar dan kuat. Para penerima Sakramen Ekaristi diharapkan menjadi memiliki keteguhan hati dalam menerima, menjaga dan menanggung Kekudusan Tubuh dan Darah Kristus bahkan sampai titik darah penghabisan. Sehingga setiap anak mampu membawa terang bagi hidup seperti nyala lilin yang mereka bawa saat memasuki Gereja. Semoga, anak-anak pembawa terang Kristus itu, sehabis mendapatkan Hosti Suci dan Anggur semakin dimampu- SENI & BUDAYA WAR IN HEAVEN Suatu ketika, pada Permulaan Penciptaan, terjadilah suatu Pertempuran Besar di Surga. Beginilah kisahnya: Tuhan menciptakan Surga dan Bumi dan semua malaikat dan para pemimpin malaikat yang disebut Malaikat Agung. Para malaikat agung adalah sahabat Tuhan. Mereka bercahaya dan gagah perkasa. Termasuk diantara malaikat agung adalah Gabriel, Rafael dan Mikhael. Selain mereka ada juga Lucifer. Lucifer sangatlah elok hingga para malaikat menyebutnya Putera Fajar. Para malaikat berbahagia karena mereka bersama-sama dengan Allah dan mereka semua mengasihiNya. Kemudian, pada suatu hari Lucifer berkata pada dirinya sendiri,”Mengapa harus Tuhan yang paling berkuasa di Surga ? Mengapa bukan aku ? Aku bisa terbang dan berubah wujud, aku elok serta gagah perkasa. Sesungguhnya aku ini sama pentingnya dengan Tuhan. Mulai sekarang aku tidak lagi akan melakukan perintahNya. Aku akan melawanNya dan Surga akan menjadi milikku !”. Maka Lucifer pergi berkeliling Surga dan ia mengumpulkan banyak malaikat yang juga tidak suka dianggap kurang penting dibanding Tuhan hingga terbentuklah suatu pasukan yang besar. Pasukan para malaikat itu menuju tahta Allah dan berkata dengan sombongnya, “Kami ini sama pentingnya dengan Engkau, mengapa harus Engkau yang menjadi Raja atas Surga dan atas kami ? Kami ini gagah perkasa dan elok dan penuh kebanggaan diri. Kami akan bertempur melaawan Engkau untuk merebut Kerajaan Surga”. Tuhan memandang mereka, dan kemudian Ia berkata,”Lucifer, aku menganggapmu sebagai seorang sahabat, dan aku percaya kepadamu. Bertindaklah bijaksana, coba pikir apa yang hendak engkau lakukan ?” “Aku sudah memikirkannya,”Kata Lucifer, “dan lebih baik aku tidak tinggal disurga sama sekali daripada Engkau harus menjadi Rajaku, demikian pula pendapat malaikat yang lain !”. Dan dibelakangnya seluruh malaikat yang memberontak berseru dengan suara lantang, “Kami berpihak kepada Lucifer ! Hidup Lucifer ! Biarlah ia yang memerintah atas kami disurga ! KAMI TIDAK MENGHENDAKI TUHAN !” “Baiklah”, kata Tuhan, “Jika kalian tidak menghendaki Aku. Tetapi jika kalian hendak menguasai Surga, kalian boleh mencobanya jika kalian mau.” Kemudian, Tuhan memanggil Malaikat Agung Mikhael dan memerintahkannya untuk membentuk Pasukan Balatentara Surgawi yang berada dipihak Tuhan. Maka terjadilah pertempuran besar di Surga antara Mikhael dan para malaikatnya melawan Lucifer. Lucifer berperang, dan para malaikatnya juga berperang, tetapi mereka TIDAK DAPAT menang. Mikhael menghalau Lucifer dari Surga dan Lucifer jatuh ke bawah dan ke bawah dan ke bawah hingga ke neraka. Semua malaikat pengikutnya dihalau juga bersama dengan Lucifer. Pintu Sorga kemudian ditutup. Sorak sorai terdengar membahana dari pihak Balatentara Surgawi yang dipimpin oleh Mikhael. “Surga telah menang ! Bersoraklah dan bergiranglah, hai seluruh malaikat Allah ! Allah yang maha baik selalu menang !”. Jadi sekarang kita tahu mengapa kita mengatakan dalam doa kita.”Malaikat Agung St Mikhael, lindungilah kami dalam peperangan,” karena ia adalah Panglima Perang Balatentara Surgawi. Tetapi apa yang terjadi pada Lucifer dan para malaikat yang memberontak ? Lucifer amat marah dan berang atas kekalahannya dalam pertempuran melawan Tuhan. Tidak akan pernah ia melupakannya. Lucifer tidak pernah lagi diperkenankan masuk kedalam Surga untuk selama-lamanya. Jadi, karena dendam yang mendalam, ia melakukan apa saja untuk membalas Tuhan. Yang paling mengerikan dari Lucifer adalah rasa IRI-nya. Siapa yang menurutmu ia cemburui ? KITA ! Mengapa ? Karena ketika Tuhan Yesus disalibkan, Ia membuka kerajaan Surga bagi kita agar kita dapat masuk kedalamnya ! Jadi Lucifer, yang nama lainnya adalah setan atau iblis, amat murka karena kita yang hanyalah orang biasa tapi diperkenankan masuk kedalam Surga, sedangkan ia, seorang malaikat agung, tidak. Jadi ia dan para malaikatnya (para iblis)selalu dan selalu berusaha untuk mencegah kita, umat manusia, masuk ke dalam Surga. Para iblis merayu kita dengan pikiranpikiran jahat, membujuk kita melakukan perbuatan-perbuatan dosa, semuanya untuk melukai hati Tuhan. Jadi, kapan saja kita berniat untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang jahat, ingatlah akan Pertempuran Besar di Surga. Ingat bahwa Lucifer sedang berusaha menghasut kita untuk berada dipihaknya. Jika kita membatalkan untuk berbuat jahat maka kita telah menang dan berada dipihak Tuhan. Disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya Reportase KOMSOS MISA PENUTUPAN BULAN MARIA 31 MEI 2016 Hidup Maria merupakan teladan cara beriman yang sebenarnya bagi kita. Selain sebagai teladan cara beriman bagi kita, Bunda Maria juga adalah teladan cara bersyukur dan bergembira dalam hidup. S ecara tradisi, Gereja Katolik mendedikasikan bulan-bulan tertentu untuk devosi tertentu. Bulan Mei yang sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena pada bulan Mei di negara-negara empat musim mengalami musim semi atau musim kembang. Maka bulan ini dihubungkan dengan Bunda Maria, yang menjadi Hawa yang Baru. Hawa sendiri artinya adalah ibu dari semua yang hidup, “Mother of all the living” (Kej 3:20). Devosi mengkhususkan bulan Mei sebagai bulan Maria diperkenalkan sejak akhir abad ke-13. Namun praktek ini baru menjadi populer di kalangan para Jesuit di Roma pada sekitar tahun 1700-an, dan baru kemudian menyebar ke seluruh Gereja. Pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh para serdadu Napoleon, dan dipenjara. Di dalam penjara, Paus memohon dukungan doa Bunda Maria, agar ia dapat dibebaskan dari penjara. Paus berjanji bahwa jika ia dibebaskan, maka ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria. Lima tahun kemudian, pada tanggal 24 Mei, Bapa Paus dibebaskan, dan ia dapat kembali ke Roma. Tahun berikutnya ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria, Penolong umat Kristen. Demikianlah devosi kepada Bunda Maria semakin dikenal, dan ketika Paus Pius IX mengumumkan dogma “Immaculate Conception/Bunda Maria yang dikandung tidak bernoda” pada tahun 1854, devosi bulan Mei sebagai bulan Maria telah dikenal oleh Gereja universal. Paus Paulus VI dalam surat Ensikliknya, the Month of Mary mengatakan, “Bulan Mei adalah bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang terberkati,” dan bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan Iman dan Kasih yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga. Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh kasih kepada Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita dalam kelimpahan.” (Paus Paulus VI, the Month of May, 1) Kisah Maria patut dijadikan sebagai teladan orang beriman dengan sungguh-sungguh. Lalu bagaimana sesungguhnya beriman yang sebenarnya itu? Bunda Maria tetap berdiri kokoh dan tegar di bawah Salib ketika menyaksikan Yesus menderita dan wafat di kayu salib. Ia mengunjungi Elisabeth saudarinya. Ia berani berkata pada kehendak Tuhan: “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu!”. anggur pada perjamuan di Kana. Hidup Maria merupakan teladan cara beriman yang sebenarnya bagi kita. Selain sebagai teladan cara beriman bagi kita, Bunda Maria juga adalah teladan cara bersyukur dan bergembira dalam hidup. Ia mampu bergembira dan berbahagia dalam kehidupannya karena mensyukuri dan memuji Tuhan. Bunda Maria berkata: “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku, sebab Ia memperhatikan kerendahan hamba-Nya”. Sebagai orang beriman, kita juga harus bersyukur dan bergembira atas kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita. Dengan demikian kita akan dapat merasakan kebahagiaan dan kebaikan Tuhan. Pada penutupan bulan Maria ini, yang juga bertepatan dengan Hari Raya Pesta SP Maria mengunjungi Elisabeth, pada homilinya, Rm. FX. Widiyatmaka, SJ., mengingatkan kita kembali tentang Bunda Maria sebagai teladan orang beriman. Orang beriman adalah orang yang tahu bersyukur. Maria sudah mewujudkannya dalam keseluruhan hidupnya. Marilah kita meneladani cara beriman dan bersyukur Maria kepada Tuhan Yesus Kristus dan Allah Bapa, dengan mewartakan kabar sukacita dan kabar keselamatan kepada sesama disekitar kita. Amin Reportase KOMSOS Seminar Lingkungan Hidup “Menyapa Bumi dengan Hati” Sabtu 4 Juni 2016 | Gd. Yos Sudarso “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohonpohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.” (Kej 1:29) Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dicanangkan oleh Persatuan Bangsa Bangsa dan jatuh tiap tanggal 05 Juni, Sie Lingkungan Hidup paroki Duren Sawit mengadakan seminar tentang lingkungan hidup dengan tema “Menyapa Bumi dengan Hati”. Pembicara yang merangkap sebagai Ketua Sie Lingkungan Hidup paroki Duren Sawit yaitu Bapak Eddy Setyo, menyampaikan bahwa Seksi Lingkungan Hidup berperan dalam menumbuhkan kepedulian umat untuk menjaga lingkungan hidup. Tapi perlu diingat bahwa Seksi Lingkungan Hidup bukanlah Petugas Teknis. Diperlukan peran serta umat dalam menjaga lingkungan hidup, dengan memulai dari kebiasaan kecil yang baik seperti membuang sampah di tempatnya, memilah-milah jenis sampah, membersihkan rumah dan lingkungannya secara rutin, ikut kerja bakti lingkungan, menggunakan barang-barang bekas yang masih bisa dipakai untuk keperluan lain, dan sebagainya. Kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan rasa cinta, seperti yang digambarkan bentuk salib yang terdiri dari empat arah. Cinta kepada Tuhan, cinta pada bumi dan isinya, cinta kepada sesama dan cinta terhadap orang-orang yang memusuhi. Marilah kita bersama menjaga kelestarian lingkungan hidup ini sebagai bagian dari tugas penginjilan yang telah Tuhan Yesus perintahkan kepada kita sehingga semua bunga akan ikut bernyanyi dan segala rumput pun riang ria. (Ko & Why) Reportase KOMSOS Kunjungan Suster OCD di Gereja St. Anna Gereja St. Anna menerima kunjungan suster dari OCD (Ordo Carmelitarum nama lain sebagai Ordo Karmelit tak berkasut, pada hari Sabtu 4 Juni 2016. Discalceatorum), atau dikenal dengan Ordo Carmelitarum Discalceatorum (OCD) adalah ordo yang didirikan oleh Santa Theresia dari Avilla dan Santo Yohanes dari Salib yang hendak membawa pembaharuan bagi ordo Karmel. Ordo Karmel sendiri berasal dari sekelompok pertapa di Gunung Karmel di Palestina (1185). Dalam kunjungannya yang bertepatan dengan rencana mereka untuk membangun Biara diatas tanah yang dimiliki Ordonya di sebelah Purhita Samadi Klender. Berdasarkan ketentuan mereka apabila terkumpul 8 (delapan) orang, mereka secara mandiri dapat mendirikan biara di kota-kota. Biara ini lebih condong pada kegiatan kontemplasi, yaitu bertugas untuk berdoa terus-menerus. Dengan adanya Biara OCD, ini menambah daftar kebiaraan yg ada di territorial Paroki St. Anna. Menurut Rm. F.X. Widiyatmaka, SJ., selaku romo Paroki Duren Sawit, wilayah Paroki Duren Sawit seperti Vatikan kecil. Ada ADM, MC, CICM, Fisopha, CB, OSF, Purhita dan (nanti) OCD.(HT) Reportase KOMSOS Prodiakon, pelayan iman yang membutuhkan panggilan hati Sabtu, 18 Juni 2016 | Gd. Yos Sudarso Menjadi seorang prodiakon membutuhkan panggilan hati untuk mau menjalankan tugas membantu imam dalam pelayanan gerejawi. Keinginan itu harus datang dari dalam diri sendiri, bukan paksaan. Dengan begitu, tugas pelayanan akan menjadi ringan dan menggembirakan. Demikian pesan FX. Widyatmaka, SJ, yang disampaikannya dalam pembekalan calon prodiakon Gereja Santa Anna di Gedung Yos Sudarso, Paroki Duren Sawit, minggu (19/6/2016). Ada 133 calon prodiakon yang ikut pembekalan sesi pertama. Rencananya, akan ada tiga kali sesi pembekalan. Diharapkan semua calon prodiakon lolos seleksi sehingga dapat membantu 103 prodiakon aktif periode 2013-2016 paroki duren sawit. Selama beberapa tahun jumlah prodiakon berkurang karena meninggal, pindah keluar kota, atau akibat kondisi fisik yang tidak memungkinkan lagi untuk melayani. Menurut Romo Widy, jika panggilan melayani datang dari hati, maka para calon prodiakon pasti akan datang dalam tiga sesi acara pembekalan. “seorang prodiakon hendaknya memiliki iman yang baik dan sehat, berperikehidupan yang sehat, memiliki pengetahuan dan ketrampilan liturgi yang baik, berdisiplin dan memiliki komitmen tinggi serta mencintai panggilan sebagai kaum awam keluarga,” kata Romo Widy. Mulanya adalah paksaan Salah seorang calon prodiakon mengaku, awalnya ia bergabung menjadi prodiakon karena “paksaan” dari temanteman lingungannya. Namun, dalam perjalanan ia menemukan kegembiraan dalam pelayanan. “dengan ikut masuk ke dalam suatu kelompok pelyanan, seseorang bukan hanya memiliki teman-teman baru, tetapi juga mendapatkan berkah-berkah yang tidak terduga, walaupun mesti mau mengurbankan kepentingan diri sendiri,” kata dia. Ernest maryanto, seorang aktivis awan Keuskupan Agung Jakarta yang datang sebagai pembicara, memberi kesaksian, seorang prodiakon dituntut untuk memiliki komitmen dan disipilin yang tinggi. Seringkali tugas-tugas gerejawi mendesak dilakukan di tengah kesibukan pribadi. “meski tidak nyaman karena harus mengorbankan waktu dan tenaga, namun berkahnya banyak. Dukungan keluarga diperlukan. Berkahnya, anak-anak akan terdorong untuk bersikap baik karena melihat contoh orangtuanya yang menjadi prodiakon,” ujar dia. (Ask) Reportase KOMSOS Monstrans baru dari Vatikan Ada kabar gembira. Gereja santa anna mendapat hadiah monstrans dari sejumlah umat paroki yang baru saja pulang ziarah pintu suci di Vatikan. Romo FX. Widyatmaka menyampaikan kabar gembira itu dalam misa sore, sabtu (18/6/2016). Monstrans adalah wadah untuk memajang hosti ekaristi yang sudah dikonsekrasi dalam acara Adorasi Ekaristi atau pemberkatan Sakramen Maha Kudus. Monstrans seberat 5 kg tersebut akan diberkati pada misa jumat pertama, 1 juli 2016. Setelah misa, akan dilanjutkan adorasi selama 8 jam mulai pukul 20.00 hingga pukul 05.00 keesokan harinya dan disambung dengan misa harian pukul 05.30. Adorasi akan terus dilakukan seusai jumat pertama pada bulan berikutnya sampai rumah pasturan baru terwujud. Di rumah pasturan baru akan ada ruangan khusus yang disebut ruang adorasi abadi 24 jam. Romo Widyatmaka mengharapkan partisipasi umat untuk terlibat dalam adorasi. Semoga dengan terwujudnya ruangan adorasi umat dapat semakin dekat merasakan kehadiran yesus dalam sakramen maha kudus dan mendapatkan rahmat dan berkatnya. Amin. (Realino Harry Fatkan) Reportase KOMSOS Ulang Tahun Kongregasi Suster ADM, 154 tahun yang penuh berkat Jumat, 17 juni 2016. Rumah generalat Amal kasih Darah Mulia (ADM) di jalan bambu apus, duren sawit, jakarta timur, pagi itu terasa berbeda. Ada nuansa semarak penuh bunga. Tenda besar di bangun di depan rumah itu. Bungabunga segar bertebaran di sudut-sudut rumah. Altar di rumah itu pun terlihat anggun dengan aneka bunga warnawarni. Lilin besar bergambar orang kudus menambah kemegahannya. “Selamat Pesta,” Sr. Herwida Sukmanajati, ADM, kepala biara, berseru gembira, di akhir misa. Hari itu memang istimewa. Kongregasi suster-suster ADM merayakan hari lahir mereka ke-154. Rasa syukur atas berkat yang melimpah sepanjang 154 tahun pelayanan diungkapkan dalam misa yang dipimpin RD Harry Sulistyo. “kita bersyukur atas kehadiran suster suster adm yang hadir di sini melayani kita semuanya. Dan kita juga mohonkan rahmat agar senantiasa para suster diberikan kekuatan untuk terus melayani. Ulang tahun yang ke 154. Luar biasa,” kata Romo Harry. Kongregasi suster-suster adm didirikan oleh Sr. Seraphine Spickermann di Sittard, Belanda, pada tanggal 18 Juni 1862. Misi khusus yang diberikan gereja kepada kongregasi ini adalah adorasi aktif kepada darah mulia Yesus dan penghormatan kepada Santa Perawan Maria dan Santo Yosef. Dalam pelayanannya suster-suster ADM memiliki semboyan “dalam cinta dan darah anak domba.” Gambar domba paskah yang disembelih, lambang pengorbanan Yesus di tiang salib, menjadi logonya. “dengan penuh syukur marilah kita mewarisi kepahlawanan pribadi agung ini. Kesediaaan melaksanakan kehendak Allah dan ketaatan kepada gereja dengan penuh cinta dan korban demi kemuliaan Allah dan keselamatan sesama,” kata Sr Herwida. Perayaan syukur juga ditandai dengan peniupan lilin di atas angka 154 yang tertancap di kue tart dan pemotongan kue. Potongan pertama dipersembahkan untuk Romo FX. Widyatmika, SJ, sebagai kepala Paroki Duren Sawit, Gereja Santa Anna. Selanjutnya, potongan berikut diperuntukan kepada RD Harry Sulistyo, selaku ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Jakarta. Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah. Proficiat kepada kongregasi sustersuster Amal kasih Darah Mulia (ADM) atas perayaan pesta 154 tahun. Semoga melalui karya-karyanya, kemuliaan cinta kasih Yesus akan terus bermekaran menyegarkan semua insan katolik dari dahaga kasih. (qs – ksds) Reportase KOMSOS Ramadhan dan cinta dalam sebungkus sembako “Siapakah sesamaku manusia?” Seorang ahli taurat bertanya untuk mencobai Yesus. Berceritalah Yesus tentang kisah orang Samaria yang baik hati. Dikisahkan dalam cerita itu, cinta sejati pada sesama sesungguhnya melewati batas-batas agama, suku, dan golongan. Yesus mengajarkan kita untuk memandang manusia sebagai manusia, apapun latar belakangnya. Di bulan Ramadhan yang menjadi bulan suci umat Muslim sedunia, Gereja Santa Anna berbagi cinta dalam bentuk sembako murah. Sebanyak 304 bungkus sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, gula pasri, dan mie instan dijual seharga 20.000 di kelurahan malaka jaya duren sawit, jakarta timur, minggu (19/6/2016). “hal ini sangat meringankan beban masyarakat yang kurang mampu di tengah naiknya harga sembako. Kami berharap acara ini bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang,” kata ibu Lurah Makala Jaya di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit Jakarta Timur, minggu. Acara ini mendapat sambutan hangat. Puluhan warga Malaka Jaya berkerumun membeli sembako murah itu. Di bulan ramadhan, harga-harga barang kebutuhan pokok selalu naik. Gereja berharap acara sembako murah ini dapat membantu umat Muslim mejalani ibadah di bulan suci. (Agung) Reportase KOMSOS Ingin bisa menulis? Banyaklah membaca Bagaimana caranya agar bisa menulis? Salah satu tipsnya adalah banyaklah membaca. Membaca akan membantu kita memperkaya kosa kata dan memformulasikan ide untuk dituangkan dalam tulisan. Demikian salah satu pesan yang disampaikan wartawan Senior Harian Kompas Brigitta Isworo laksmi dalam pelatihan menulis kreatif yang diselenggarakan WKRI Santa Anna di Gedung Yos Sudarso, Gereja Santa Anna, Minggu (19/6/2016). Acara pelatihan dibuka Romo Widyatmaka, SJ, yang juga penasihat rohani WKRI. Pelatihan yang berlangsung sejak pukul 10.00 hingga pukul 15.00 ini diikuti oleh sejumlah guru SMP Strada Santa Anna, perwakilan lektor/lektris, orang muda Katolik, juga suster-suster dari ordo Amal kasih Darah Mulia.“Terus ciptakan cara berfikir aktif dengan banyak menulis serta membaca, untuk memperkaya kosa kata banyaklah membaca cerita fiksi dan features,” kata Brigitta. Selain dituntut untuk memiliki kekayaan kosa kata, ujar dia, seorang penulis juga dituntut untuk memahami audiensnya. Dengan begitu, dia bisa menyesuaikan tulisannya dengan karakter audiensnya agar tulisannya menjadi relevan. “seorang penulis harus tahu siapa pembacanya, apa pendidikannya, usia pembacanya, juga isu-isu yang menarik perhatian pembacanya,” ujar dia. Ketua WKRI Santa Anna, Ibu Waliman, berharap para peserta dapat terbantu menuangkan ide-ide tulisan mereka dengan baik. Lintang, salah seorang peserta, mengaku mendapat manfaat dari pelatihan ini. “saya mau praktikkan pelatihan ini dalam pembuatan majalah di sekolah saya,” tutur Lintang. Hal yang sama juga dirasakan Sr. Pascalia, ADM. “akhirnya saya mengerti bagaimana cara membuat sebuah artikel ataupun proposal karena saya juga suka menulis, tapi bukan untuk publikasi, untuk saya sendiri. Semacam renungan pribadi,” kata dia. (Koko) Reportase KOMSOS Tuhan Memanggil Sr Marisa CB Lewat Sebuah Permen Panggilan Tuhan memang unik. Kita tidak tahu bagaimana Ia menyap hati manusia untuk bekerja di ladangnya. Itulah yang terjadi dengan Sr Marisa CB. Tuhan memanggilnya lewat pengalaman sebuah permen di masa kecilnya. “Waktu saya kecil, ada seorang suster yang sering membagikan permen. Saya terkesan sekali dengan suster yang baik itu. Pengalaman itu begitu membekas sehingga saya akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang biarawati,” kata suster Marisa saat berbagi pengalaman panggilan dalam perayaan Hari Minggu Panggilan sedunia di Gereja Santa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (17/2/2016). Perayaan hari Minggu itu terasa istimewa. Homili diganti dengan sharing pengalaman dari dua orang frater dan satu orang suster. Ada Fr Keenan dari Keuskupan Agung Jakarta, Fr Keenan SJ yang berasal dari Thailand, dan Sr Maris CB. Misa yang dipimpin oleh Romo Yumantoro, SJ, diiringi dipimpin oleh Romo Yumantoro, SJ dengan diiringi kelompok koor dari para OMK yang berkolaborasi dengan beberapa frater projo dari Wisma Puruhita, Samadi, Klender. Iringan musiknya meriah. Selain organ, ada juga gitar, bas, biola dan kotak drum akustik (Cajon). Jika Sr Marisa dipanggil Tuhan melalui sebuah permen, Fr Chan terpanggil karena jubah seorang pastor. Ia sangat tertarik tiap kali melihat jubah itu. “Saya merasa akan handsome kalau saya mengenakan jubah itu,” kata dia. Fr Chan pun memutuskan untuk pergi ke Indonesia dan bergabung dengan ordo Jesuit. (Kenapa ke Indonesia? Di Thailand tidak ada ordo? Kenapa Jesuit?). Dorongan yang kuat untuk mengikuti jalan panggilan imamat pun dirasakan oleh Fr Keenan. Dia adalah seorang dokter. Pernah praktik di RS Carolus selama enam tahun. Ia memutuskan meninggalkan profesinya dan bergabung dengan imam-imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta. “Orangtua saya awalnya menentang. Mereka menginginkan saya menjadi seorang dokter. Tapi, akhirnya mereka luluh juga. Saya sudah memenuhi keinginan mereka untuk menjadi seorang dokter, kini giliran saya menentukan jalan hidup saya sendiri,” kata dia. Misa Minggu panggilan hari itu menjadi semakin semarak dengan tari-tarian yang mengiringi iring-iringan persembahan. Lima orang anak dari lingkungan Lila Santana yaitu Agata, Grace, Zavanya, Vaguel, dan Rara menari sambil berjalan ke depan altar dengan irama lagu Arbab dari Tapanuli. Seluruh persembahan diperuntukkan untuk biaya pendidikan calon imam. Reportase KOMSOS Retret Couples For Christ (CFC) - “REJOICE!” Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Flp 4 : 4-7) Pada hari Sabtu tanggal 11 Juni 2016, Couples For Christ (CFC) mengadakan retret “REJOICE!”. Acara retret tersebut merupakan salah satu kegiatan di dalam tema tahunan CFC untuk 2016 yaitu “Rejoice, Pray, and Give Thanks” (Bersukacitalah, Berdoa, dan Bersyukur). CFC itu sendiri merupakan komunitas rohani Katholik berbasis keluarga yang didirikan di Filipina pada tahun 1986. Di Indonesia sendiri CFC mulai ada sejak Juli 1990 dan saat ini beranggotakan kurang lebih 11.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia yang terdiri dari pasangan suami istri, anak-anak, remaja, dewasa yang belum menikah, bahkan janda dan duda (single parent). Ada beberapa kegiatan di dalam acara retret yang dihadiri oleh 97 orang ini. Pagi hari retret dimulai dengan pujian dan penyembahan diiringi music akustik, lalu dilanjutkan dengan 5 pengajaran dengan sesi sharing di setiap pengajaran. Untuk peserta yang membawa anak-anak dapat menyertakan anak-anaknya di kegiatan khusus anak dalam retret ini dimana mereka bernyanyi,menari, dan bermain bersama. 5 topik pengajaran di dalam retret ‘Rejoice! Ini adalah : Bersukacitalah, Jangan Kuatir, Berdoa dalam Segala Keadaan, Sikap Syukur, Saatnya Mewartakan. Apabila kita tarik benang merah dari ke 5 pengajaran tersebut maka kita akan mendapatkan sikap hidup yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen yang disebutkan Paulus dalam Filipi 4:4-7. Sebagai seorang Kristen (pengikut Kristus) sudah sepatutnya kita selalu bersuka cita di dalam Tuhan karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita dan menganugerahkan rahmat terbesar kepada kita melalui wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Bersukacita di dalam Tuhan itu berarti kita jangan kuatir tentang apapun juga, dan hendaknya kita selalu berdoa dalam keadaan apapun juga dengan hati yang penuh syukur. Dengan memiliki sikap hidup Kristen yang seperti itu akan memampukan kita untuk melakukan perintah Tuhan Yesus yaitu : “Karena itu pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus!” (Mat 28:19) (BWW) Rekening ASAK St.Anna BCA 2743007450 an. PGDP Paroki/Gereja Santa Anna CIMB Niaga 9250100824003 an. PGDP Santa Anna *USD. 3.090 NETT Perjalanan Ziarah dalam rangka Pembukaan Pintu Suci di Gereja St. Petrus, Roma di tahun Rahmat Luar Biasa yang dimulai tanggal 08 Desember 2015 Didampingi Romo Pembimbing Rohani 16 – 27 OKTOBER 2016 (12 HARI) **Pembayaran dalam Rupiah** (*Harga untuk Minimal 30 Peserta) Pada perayaan Minggu Kerahiman Ilahi yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 April 2015 yang lalu, Paus Fransiskus secara resmi mengeluarkan “Bull of Indiction” atau “keputusan di luar kebiasaan” yang menetapkan Tahun Rahmat Luar Biasa mulai dari tanggal 08 Desember 2015 pada hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa dan sekaligus sebagai peringatan 50 tahun Konsili Vatikan II. Dan Tahun Rahmat Luar Biasa ini akan ditutup pada tanggal 20 November 2016 di Hari Raya Kristus Raja SemestaAlam. Pembukaan tahun Rahmat Luar Biasa ini ditandai dengan dibukanya Pintu Suci (Porta Sancta) di Basilika Santo Petrus, Vatikan diikuti dengan basilika-basilika lainnya pada minggu-minggu berikutnya. Tahun Rahmat Tuhan (Jubilee Year) yang dikenal dalam Perjanjian Lama sebagai Tahun Yobel, disebut dalam Kitab Imamat pasal 25 dimana Tuhan memerintahkan kepada bangsa Israel bahwa setiap tahun yang ke 50 (7 tahun sabat x 7) merupakan tahun Yobel yang Kudus dimana di tahun tersebut harus dimaklumkan kebebasan bagi segenap penduduknya dalam segala hal yang berkaitan dengan beban di masa sebelumnya. Penetapan Tahun Rahmat Tuhan (Jubilee Year) merupakan salah satu cara dari gereja untuk menyatakan misinya sebagai saksi belas kasih bagi umat manusia. Tahun Yobel selalu menjadi tahun yang istimewa dibanding tahun-tahun lainnya karena setiap peziarah yang datang melewati Pintu Suci di basilika-basilika tersebut akan mendapatkan Indugensi Penuh dengan catatan harus diikuti Sakramen Ekaristi, Sakramen Pengampunan Dosa dan turut mendoakan ujud-ujud Bapa Suci. Paus mengatakan, “Di tahun ini kita akan diubah oleh kerahimanNya, sehingga kita juga boleh menjadi saksi-saksi kerahimanNya karena tanpa kesaksian pengampunan, hidup kita tidak akan berbuah dan bersih”. . HARI 01 / MINGGU / 16 OKTOBER 2016 : JAKARTA – LISBON Kesempatan ziarah adalah anugerah luar biasa dari Tuhan. Hari ini kita awali ziarah ini dengan berkumpul di Bandara Soekarno–Hatta 2 jam sebelum keberangkatan untuk penerbangan ke Lisbon. HARI 02 / SENIN / 17 OKTOBER 2016 : LISBON – FATIMA Tiba di Lisbon, langsung diantar ke Cova da Iria di Fatima tempat Ibu Surgawi mengunjungi anak-anaknya pada tahun 1917 dalam 6 kali penampakan sejak bulan Mei sampai dengan Oktober kepada 3 gembala kecil sederhana : Francesco, Yacinta dan Lucia. Fatima telah menjadi pusat ziarah paling terkenal di Portugal. (Santap malam) HARI 03 / SELASA / 18 OKTOBER 2016 : FATIMA Pagi ini berdoa dan Ekaristi di Kapelinha (tempat penampakan) atau di kapel yang sudah disediakan untuk rombongan kita. Setelah itu mengikuti jalan salib melewati Valinhos (penampakan di bulan Agustus 1917) sampai ke Golgotha. Setelah santap siang, mengunjungi rumah Lucia serta makam para visioner di dalam Basilika : Beata Yacinta, Beato Fransisco dan Suster Lucia (+ 13 Feb 2003 dalam usia 97 tahun). Malam hari mengikuti doa rosario disusul prosesi lilin. Dipersilahkan jika hendak berdoa dengan berlutut atau juga menyalakan lilin. (Santap pagi / malam) HARI 04 / RABU / 19 OKTOBER 2016 : FATIMA – BURGOS Pagi ini meninggalkan Fatima di Portugal memasuki negeri Spanyol menuju kota Burgos untuk bermalam. (Santap pagi / siang / malam) HARI 05 / KAMIS / 20 OKTOBER 2016 : BURGOS – LOYOLA – LOURDES Hari ini menuju Loyola, kota kelahiran dari St. Ignasius pendiri dari ordo Serikat Yesus ( SJ ). Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju Lourdes, kota suci tempat Bunda Maria menampakkan diri kepada St. Bernadette sampai 18 kali. Kita bangun kerinduan hati untuk berjumpa dengan Bunda Kita di Lourdes. Kita dengarkan kembali cerita tentang Lourdes. Tiba di Lourdes, setelah santap malam mengikuti prosesi lilin yang indah dan agung. Setelah itu acara bebas untuk berdoa sepuas hati di depan Gua Maria. (Santap pagi / siang / malam) HARI 06 / JUMAT / 21 OKTOBER 2016 : LOURDES Misa kudus pagi hari di salah satu kapel yang telah disediakan. Kemudian dilanjutkan dengan acara rohani bersama meliputi: mandi air suci, foto bersama serta Jalan Salib di Kalvari Lourdes. Sore hari mengikuti Prosesi Sakramen Mahakudus dan berkat bagi orang sakit. Setelah santap malam acara bebas yang untuk berbelanja benda-benda rohani serta mengambil air suci di gua. (Santap pagi / malam)