LAPORAN KETERANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DESA KAJARTENGGULI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada di Daerah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat. Desa memiliki hak untuk mengurus/mengatur rumah tangganya sendiri yang disebut otonomi desa. Hak untuk mengurus/mengatur rumah tangganya sendiri sebagai kesatuan masyarakat hukum tidak hanya berkaitan dengan kepentingan pemerintahan (kenegaraan) semata, akan tetapi juga berkaitan dengan kepentingan masyarakatnya. Desa memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Bukan hanya dikarenakan sebagian besar rakyat Indonesia bertempat tinggal di desa, tetapi desa memberikan sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas nasional. Pembangunan desa adalah merupakan bagian dari rangkaian pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan secara berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk penciptaan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat desa. Penduduk pedesaan adalah merupakan suatu potensi sumber daya manusia yang memiliki peranan ganda, yaitu sebagai objek pembangunan dan sekaligus sebagai subjek pembangunan. Dikatakan sebagai objek pembangunan, karena sebagian penduduk di pedesaan dilihat dari aspek kualitas masih perlu dilakukan pemberdayaan. Sebaliknya sebagai subjek pembangunan penduduk pedesaan memegang peranan yang sangat penting sebagai kekuatan penentu (pelaku) dalam proses pembangunan pedesaan maupun pembangunan nasional. Pembangunan desa merupakan cara dan pendekatan pembangunan yang diprogramkan oleh negara (pemerintah dan masyarakat) dengan mengerahkan kemampuan yang dimiliki untuk membangun masyarakat di pedesaan. Pembangunan desa merupakan kewajiban dan tanggung jawab politis negara dalam usaha memecahkan masalah sosial ekonomi negara. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka desa harus mempunyai perencanaan yang matang, sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 63 dan Pasal 64, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) sesuai visi dan misi desa selama 5 (lima) tahun dan akan dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun dengan menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKP Desa). A. Dasar Hukum Dasar hukum pembuatan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur; 2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 3. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438), 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587) 5. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa ; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 13 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006 Nomor 5 Seri E) ; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 16 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006 Nomor 8 seri E); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 17 Tahun 2006 tentang Sumber Pendapatan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006 Nomor 9 Seri E) 9. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 47 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007 Nomor 34 seri E); B. GAMBARAN UMUM DESA 1. Kondisi Geografis Desa Kajartengguli masuk wilyah Kecamatan Prambon dengan luas wilayah desa Kajartengguli 103,9 hektar. Kepadatan penduduk sudah mencapai 2396 jiwa penduduk tetap. Jiwa pemilih terdaftar 1774 0rang di tahun 2016. Namun dari keluasan wilayah yang begitu potensial saat ini masih banyak sumber daya alam yang berpotensi belum digali saat ini. Karena kurangnya dana serta besarnya biaya yang akan digunakan maka pekerjaan tersebut tidak terlaksana sampai saat ini. Padahal lokasi tersebut sudah di rintis oleh masyarakat Desa Kajartengguli dan kelanjutanya tidak dilaksanakan mengingat biaya yang sangat besar. Letak Geografis Desa Kajartengguli berada di wilayah Utara Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo. Keseharian masyarakat Desa Kajartengguli adalah bercocok tanam, buruh tani, peternak kambing, peternak ikan lele, buruh bangunan dan buruh yang lainya. Mengingat keadaan wilayah desa Kajartengguli dataran rendah maka persawahan hanya disebelah selatan desa, Lokasi persawahan hanya sekitar 65 % dari luas desa Kajartengguli. Lahan tegalan dijadikan sentra tanaman Holtikultura. Disepanjang jalan raya tersebut masyarakat sudah aktif bertani Holti dengan menggunakan cara yang baik. Namun hasil panen belum seutuhnya menemukan harga yang sebanding dengan pekerjaan tersebut. Kendalanya yang utama adalah naik turunnya perdagangan tanaman holti . Jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan sejauh 0,5 Kilo meter dengan lama tempuh 5 menit. Angkutan yang digunakan mudah didapat dengan Koprades. Jalan Raya sudah bagus karena telah di dibangun aspal di tahun 2008 dan juga aspal sudah bagus dan dapat dilalui dengan kendaraan Roda Empat dan kondisi saat ini masih bagus. Jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten sejauh 15 kilo meter dengan lama tempuh sekitar 1 jam. Angkutan desa sangat mudah didapati karena Jalur sudah ada kendaraan Angkudes. 2. Gambaran umum Demografis A. Luas wilayah : Luas Desa Kajartengguli : 103.9 Ha. Terdiri dari : – : – Hutan Produksi = 0 Ha : – Hutan Konservasi = 0 Ha Pangonan : Tanah Kas Desa : 2.115 hektar Bengkok Pamong : 10.765 hektar Komplek Balai Desa : 2.500 m2 0 hektar Tanah Kuburan : 8.350 m2 Tanah Lapangan : 0,525 hektar Sawah Masyarakat : 71.560 hektar Tegalan : Pekarangan Penduduk : 29.851 hektar Tanah wakaf Dll : 0 hektar Tanah Disbun / Provinsi : 0 hektar 0 hektar B. Batas Desa Sebelah utara : Desa Kedungwonokerto Sebelah Selatan : Desa Pungging - Mojokerto Sebelah Timur : Desa Gedang Rowo Sebelah Barat ; Desa Prambon C. Jalan Desa Panjang Jalan Propinsi : 700 m Panjang Jalan Kabupaten : 1000 m Panjang Jalan Desa : 4000 m Jalan Tanah : 1500 m Jumlah Jembatan Beton : 11 Buah D. Ekonomi Masyarakat Jumlah angkatan Kerja [ 15-56 th ] : 1 614 jiwa Jumlah Usia sekolah [ 7-18 th ] : 424 jiwa Jumlah Ibu Rumah tangga [ 15-55 th ] : 1 282 jiwa Jumlah pekerja penuh : 1 057 jiwa [ 15-55 th ] Jumlah yang tidak menentu ( 15-55 th ) : Jumlah Rumah tangga Petani : 1 050 jiwa Jumlah Anggota Rumah tangga petani : 2 100 jiwa Jumlah Rumah tangga Buruh tani : 375 jiwa Jumlah anggota Rumah tangga buruh tani : 750 jiwa 557 jiwa E. Profesi Pedagang : 116 jiwa Pengrajin : 11 jiwa PNS : 32 jiwa Penjahit : 8 jiwa Montir : 2 jiwa Sopir : 50 jiwa Karyawan Swasta : 116 jiwa Tukang Kayu : 2 jiwa Tukang Batu : 24 jiwa Guru Swasta : 20 jiwa F. Produk Domestik Desa Tanaman Padi tahun 2016 Luas : 34 Hektar Tanaman Jagung Luas Tanaman Cabe merah : 0 Hektar Luas : 0 Hektar G.Pendidikan Jumlah Gedung sekolah 1).TK; 1 Buah 2).SD; 1 Buah 3).SMP : 1 Buah Jumlah Buta huruf : Tidak tamat SD : 25 jiwa Tamat SD : 378 jiwa Tamat SMP : 430 jiwa Tamat SMA : 512 jiwa D-1 : 15 jiwa S-1 : 12 jiwa 0 jiwa H. Wajib belajar 9 Tahun Usia 7 – 15 tahun : 415 jiwa Masih sekolah 7 – 15 tahun : 414 jiwa Tidak sekolah 7 – 15 tahun : 1 jiwa I. Kesehatan Masyarakat Poliklinik Kesehatan Desa : 1 buah Bidan Desa : 1 Orang Balita : 201 anak Balita Gizi Buruk : Balita Gizi Baik : 201 anak 0 anak Rumah tangga menggunakan air bersih/ pipa : 980 Rumah tangga Rumah tangga menggunakan air sungai : 0 Rumah tangga J. Penduduk Jumlah Kepala Rumah Tangga : 797 kk Jumlah Penduduk : 3.076 jiwa K. Jumlah Aparatur Pemerintahan Desa Perangkat Desa : 9 Orang BPD : 7 Orang RT : 14 RT RW : 3 Wilayah LPM : 11 Orang LINMAS : 15 Anggota KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA : 3 Pengurus FKDM ( Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat ) : 5 Anggota L. Komplek Balai Desa Bangunan Kantor Desa : 1 unit Pendopo : 1 unit Ruang serbaguna : 0 unit M. Sarana umum Jumlah Masjid : 2 buah Musholla : 10 Buah Jumlah Gardu Siskamling : 11 buah permanen. Balai Pertemuan : 3 Buah 3. Kondisi Ekonomi Kegiatan ekonomi desa selama ini masih didominasi oleh sektor pertanian. Mengingat wilayah desa Kajartengguli hanya 65 % persawahan. Namun dari kegiatan pertanian desa belum seutuhnya membuahkan hasil optimal. Ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan dan kurangnya dana penunjang. Padahal dari segi pemasaran hasil, banyak pedagang yang bertransaksi di wilayah ini. Sebagian masyarakat Desa Kajartengguli banyak yang menjadi pekerja bangunan, buruh tani, Peternak kambing, Peternak cacing , peternak ikan lele, serta pekerjaan lainya di Bidang Perindustrian. Kegiatan masyarakat pelaku usaha di desa Kajartengguli ada yang sebagai peternak ikan lele ( 10 orang ) , peternak kambing ( 12 orang ).Tingkat pendapatan masyarakat belum seutuhnya mencukupi kebutuhan hidup karena harga barang tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat mereka serta masih minimnya bekal pendidikan, upah buruh yang masih kecil serta masih mahalnya barang – barang kebutuhan sembako. Hal ini tidak hanya terjadi di wilayah desa Kajartengguli, namun wilayah lain juga keadaanya sama. 3.1. Potensi Unggulan Desa Pengembangan Potensi Unggulan Desa Kajartengguli yang perlu pengembangan dan sudah dilaksanakan yaitu : - Pengembangan Pertanian - Pengembangan Perikanan - Pengembangan peternakan 3.2. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB Tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Kajartengguli sudah sedikit meningkat di banding tahun sebelumnya, hal tersebut terlihat dari daya beli masyarakat dan berkurangnya KK miskin menurut indikator Badan Pusat Statistik (BPS). BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA A. VISI DAN MISI Visi adalah kondisi yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yang dinyatakan dengan hasil pembangunan yang dicapai melalui program rencana. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan Pemerintah desa untuk mewujudkan Visi tersebut. Visi Desa Kajartengguli adalah : “HADIR LEBIH DEKAT DALAM MELAYANI MASYARAKAT SERTA MENUJU DESA KAJARTENGGULI YANG BERMARTABAT DENGAN MENGEDEPANKAN KEJUJURAN MUSYAWARAH DAN MENJUNJUNG TINGGI NILAI NORMA DALAM MASYARAKAT” Sedangkan Misi Desa Kajartengguli adalah : a. RELIGIUS : Menjadikan masyarakat yang Agamis dan Mengedepankan nilai Budaya. b. SEJAHTERA : Bertekad Mensejahterakan rakyat, sesuai dengan Visi Kabupaten Sidoarjo SEHATI. c. MANDIRI : Mampu membangun Desa dengan menggali Potensi yang ada di Desa dengan mengedepankan nilai kebersamaan dan melestarikan Budaya Gotong – royong. B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DESA Program Pembangunan desa yang telah dilaksanakan semenjak Masa REPELITA merupakan permulaan baru bagi desa dalam menjalankan ataupun mendukung program kerja Pemerintah. Kemudian seiring bergulirnya waktu Pemerintah Kabupaten Sidarjo menggulirkan Program ADD.Tapi Dana ADD sekarang ini lebih menjangkau kegiatannya khususnya dalam kegiatan Rutin Desa dan bidang Pembangunan Desa. Walaupun kegiatan ADD merupakan stimulant namun pelaksanaan ADD sangat membantu Roda Pemerintahan Desa. Kegiatan ini sebelum dilakukan pelaksanaanya diadakan Musawarah Perencanaan Pembangunan Desa terlebih dahulu yang telah menghasilkan beberapa jenis kegiatan Pembangunan baik yang dilaksanakan oleh Desa Kajartengguli maupun Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Hasil - hasil pelaksanaan MUSRENBANGDES dibagi 2 ( dua ) kegiatan. a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Merupakan Dokumen penting kegiatan strategis desa dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama 5 ( Lima ) tahun kedepan yang tertuang pada APBDesa. Jenis Pembangunannya memerlukan dana besar dan kegiatan ini pelaksanaanya sepenuhnya dibiayai dari dana - dana Kabupaten ( InBup ) dana dari Provinsi ( InGub ) maupun dana dari pihak lain. Diantaranya adalah 1. Untuk Kegiatan sarana / prasarana Skala Desa. Untuk tahun Anggaran 2016 diarahkan ke lokasi Pembangunan Pembuatan saluran air di RT 04 RW 02. Namun sampai saat ini belum terlaksana secara keseluruhan kegiatanya. Lokasi tersebut disebelah Timur Balai Desa mencapai sekitar 150 Meter.yang letaknya berjejer tiga dengan ketinggian sekitar 50 cm. 2. Perbaikan Jalan skala desa yang membutuhkan dana - dana besar diantaranya Pemasangan paving dan Pengaspalan – pengaspalan. 3. Untuk Daerah Pertanian dengan dibangunnya Dam Permanen serta perbaikan maupun pembangunan aliran Irigasinya. Karena sampai saat ini Kegiatan ini sering tidak terpikirkan oleh para petani. Mengingat pendapatan petani di Desa Kajartengguli masih belum sejahtera. 4. Lingkungan Perumahan penduduk adalah kegiatan pemugaran perumahan masyarakat miskin yang rumahnya tidak di Pondasi dan membuatkan Jamban Keluarga. Pekerjaanya dimulai dari Wilayah Rw sampai wilayah Rt di Desa Kajartengguli Kecamatan Prambon. Sampai saat ini baru 20 Rumah yang terlaksana dari 30 Rumah Tidak Layak huni. 5. Kegiatan kerohanian dengan di Rehab Masjid maupun Mushola yang ada .Kegiatan ini merupakan kegiatan non fisik yang sasaran pekerjaanya pada kegiatan keagamaan. Rencana Kerja Tahunan Desa Merupakan Rencana Pembangunan Jangka Pendek atau tahunan yang kegiatanya dilaksanakan berdasarkan APBDesa yang telah disahkan dengan Lembaga Desa yang ada untuk dikerjakan pada tahun anggaran tersebut yang didanai oleh Desa dengan dana PAD, dana ADD dan dana lainnya yang sah tidak mengikat. Kegiatan ini merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang kegiatannya per tahun yang dituangkan dalam RPTD. Kegiatan yang di Agendakan untuk kegiatan Pembangunan Jangka Pendek adalah : 1. Pengaspalan Jalan Lingkungan Desa dengan skala kecil dengan sasaran jalan Lingkungan Desa Kajartengguli untuk tahun Anggaran 2016. 2.. Bagi Jalan lingkungan yang tidak terjangkau dengan aspal dialihkan kegiatanya menggunakan Cor Beton maupun Paving Blok. Namun ditahun 2016 belum bisa melaksanakan kegiatan tersebut. Karena Dana yang ada untuk kegiatan peningkatan jalan lingkungan. 3. Pemenuhan sarana keagamaan dan kegiatan – kegiatan pendidikan agama diantaranya pengadaan buku bacaan Islami, Iqro dan lainnya. TPA dilaksanakan setiap sore hari oleh beberapa Takmir Masjid / Musholla. Kegiatan ini sudah berjalan . A. ANALISIS : Guna mengimplementasikan Visi dan Misi Desa Kajartengguli Kecamatan Prambon, tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor penentu yang akan menentukan tingkat keberhasilan program dan kegiatan yang dilaksanakan, baik berupa analisis Kekuatan (strength), Kelemahan (weakness), Peluang (opportunity) dan Ancaman (threat) Desa Kajartengguli Kecamatan Prambon. 1.1 Analisis Kekuatan (Strength) a. Desa Kajartengguli terdiri dari persawahan dan sangat berpotensi di Bidang Pertanian dan Perikanan. b. Desa Kajartengguli dialiri salah satu sungai yang sangat berpotensi di Bidang Pertanian c. Dilihat dari segi geografis Desa Kajartengguli berpotensi untuk kawasan perikanan dan pertanian. 1.2 Analisis Kelemahan (Weakness) a. Akibat jauhnya jarak ke perkotaan maka kualitas SDM di Daerah sangat kurang, sehingga masyarakat monoton. b. Sarana dan Prasarana di daerah baik fisik maupun non fisik kurang memadai. 1.3 Analisis Peluang (Opportunity) a. Bantuan Pemerintah baik Pusat, Provinsi dan Kabupaten. b. Bantuan dari investor dan Pihak Ketiga yang tidak mengikat yang menggali dan mengembangkan Potensi Sumberdaya Alam di Desa Kajartengguli. c. Swadaya Masyarakat. 1.4 Analisis Ancaman (Threat) a. Sistem Managemen Pertanian yang belum berjalan dengan baik. b. Kurangnya SDM yang mengakibatkan kesulitan dalam memahami anjuran Pemerintah. c. Rongrongan dari oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin mengambil keuntungan pribadi. B. FORMULASI STRATEGI 1.1 Strategi Kekuatan dan Peluang a. Dengan Kondisi wilayah Desa Kajartengguli yang berpotensi di bidang pertanian, maka dapat menggaet para investor untuk menanamkan modalnya di Bidang Pertanian. b. Di bidang Perikanan yang sangat Baik, sungai maupun darat mampu mendatangkan investor, sehingga dapat meningkatkan PAD Desa dan Retribusi Daerah. c. Dengan potensi Swadaya masyarakat yang tinggi sehingga mampu meringankan beban pemerintah dalam menjalankan pembangunan di Daerah. 2.2 Strategi Kekuatan dan Ancaman a. Memperbaiki sistem managemen di bidang pertanian. b. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyelenggarakan pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat bawah. c. Memberikan sosialisasi dan arahan kepada masyarakat tentang anjuran – anjuran pemerintah. 2.3 Strategi Kelemahan dan Peluang Dengan adanya bantuan – bantuan stimulant dari pemerintah, Maka sarana dan prasarana yang kurang memadai dapat di perbaiki dengan dibantu oleh swadaya masyarakat. 2.4 Strategi Kelemahan dan Ancaman Dengan menyiasati antara peluang dan kelemahan maka ancaman – ancaman diharapkan dapat diminimalisir. C. PRIORITAS DESA Pembangunan yang dilakukan Pemerintah Desa Kajartengguli masih tergantung pada bantuan dari Pemerintah Kabupaten dan dana lainya yang sah. Untuk mengoptimalkan kegiatan pembangunan tersebut masih mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang tertuang dalam APBDesa. Kegiatan pembangunan ini diprioritaskan melalui Musdes dan beberapa elemen masyarakat terkait.Dalam Musdes diterangkan apabila semua pembangunan didalam desa sudah terealisasi semua, maka kegiatan tersebut dialihkan ke luar lokasi pemukiman penduduk. Karena kegiatan pembangunan di Desa Kajartengguli baru dimulai secara optimalah ada dana ADD, ini dimungkinkan karena dana ADD setiap tahun ada. Dana lainya seperti KOTAKU belum sesuai harapan dan belum menjangkau seluruhnya. Karena Program KOTAKU pelaksanaanya harus mencangkup 3 ( tiga ) wilayah. Padahal Geografis Desa Kajartengguli keadaan lokasi 1 ( satu ) Pedukuhan ada yang paling jauh. agar kegiatan KOTAKU dapat dilaksanakan di wilayah ini BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DESA Kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa dilaksanakan secara Ekonomis, Efisien, dan Efektif dengan asas pengelolaan keuangan berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.Pengelolaan ini dilaksanakan dan dikelola untuk masa 1 (satu) tahun anggaran dan harus disampaikan pertanggungjawaban penggunaannya, adapun struktur APBDes terdiri Pendapatan Desa, Belanja Desa dan Pembiayaan Desa.Untuk Pengelolaan Keuangan Desa agar dapat berjalan dengan baik sesuai ketentuan yang telah dibentuk Tim Pelaksana Alokasi Dana ADD dengan Keputusan Kepala Desa Nomor 01 Tahun 2013. 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Upaya untuk mencapai target sesuai rencana yang ditargetkan didalam APBDesa tahun anggaran 2016 dilakukan secara Intensifikasi dan Ekstensifikasi pendapatan, ditempuh dengan berbagai pendekatan antara lain : a. Menggali dan memanfaatkan Potensi Desa, sehingga pendapatan Desa meningkat (misal : Hasil Usaha Desa, Hasil Kekayaan Desa, Swadaya dan Partisipasi, Gotong Royong dll) b. Mengupayakan peningkatan pendapatan dari pos lainnya yang sah. (Bantuan Pihak Ketiga, dll) c. Memotivasi masyarakat arti pentingnya pendapatan asli desa sebagai aset berharga mendukung kegiatan pembangunan desa. 2. Target dan Realisasi Pendapatan Perhitungan pendapatan akhir tahun anggaran dari realisasi pendapatan desa dilihat dari rencana dan realisasi sebagai berikut : Pendapatan Desa : URAIAN Pendapatan Asli Desa Alokasi Dana Desa TPAPD RENCANA/ TARGET SESUAI TARGET 90.050.000,00 90.050.000,00 1.256.900.411,62 1.256.900.411,63 282.570.000,00 282.570.000,00 Sumbangan Pihak Ketiga - - JUMLAH PENDAPATAN 1.629.520.411,62 1.629.520.411,63 Dengan demikian sebagaimana data tersebut pada tabel diatas, maka Realisasi Pendapatan tahun anggaran 2016 Sesuai dengan target. 3. Permasalahan dan Penyelesaian Dengan hasil capaian selama akhir tahun anggaran 2016, bahwa antara rencana dan realisasi secara global namun di poin-poin anggaran ada yang sesuai target. Khususnya yang sesuai dan melebihi target tentunya tidak ada masalah, namun yang tidak mencapai target yang perlu penanganan lebih intensif sehingga kedepan target dapat tercapai ataupun melebih dari target. Adapun kendala yang ada dan upaya penyelesaiannya sbb : a. Permasalahan : 1. Kurangnya kesadaran masyarakat menaati Peraturan Desa tentang Pungutan Desa / Sumbangan Pihak ketiga. 2. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan. 3. Rendahnya Swadaya Masyarakat 4. Masih kurang rasa kepercayaan sebagian masyarakat terhadap Pemerintah Desa. b. Solusi / Penyelesaian : 1. Penyampaian informasi / sosialisasi melalui pertemuan Rt / Rw 2. Perlunya masyarakat diberi informasi perkembangan desa dan Penggunaan Dana yang telah diterima. B. PENGELOLAAN BELANJA DESA 1. Kebijakan Umum Keuangan Desa. Dalam Pengelolaan Keuangan Desa, Secara umum Administrasi dilakukan oleh Sekretaris Desa dan Penanganan keuangan dilakukan oleh Kepala Desa bersama Bendaharawan Desa. Untuk Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh Tim pelaksana yang telah di tetapkan dengan Keputusan Kepala Desa Kajartengguli No. 01 Tahun 2016. 2. Target dan Realisasi Belanja. Belanja Desa selama satu tahun anggaran 2016 yang diperhitungkan dengan pendapatan desa dengan Target / realisasi sebagai berikut : Belanja Langsung : URAIAN RENCANA / TARGET Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa JUMLAH REALISASI SESUAI TARGET 401.708.000,00 401.708.000,00 82.213.783,09 82.213.783,09 483,921.783,09 483.921.783,09 Belanja Tidak Langsung : URAIAN RENCANA/ TARGET REALISASI SESUAI TARGET Belanja Pegawai/ Penghasilan Tetap 282.570.000,00 282.570.000,00 Belanja Bantuan Keuangan 119.138.000,00 119.138.000,00 JUMLAH 401.708.000,00 401.708.000,00 Data sesuai penggunaan anggaran APBDesa Tahun Anggaran yang berjalan. 3. Permasalahan dan Penyelesaian Realisasi pembelanjaan selama tahun 2016, telah dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan didalam APBDesa, namun demikian masih tetap ada kendala / permasalahan walaupun tidak banyak, Berikut Permasalahan dan Solusi / penyelesaiannya. a. Permasalahan : Harga dilapangan seringkali melebihi pagu anggaran. Masih Kurang intensifnya pelaksanaan administrasi / SPJ. Masih kurangnya pemahaman Pengadministrasian keuangan. b. Solusi / Penyelesaian : Peningkatan SDM Pengelola Kegiatan. Pendampingan lebih itensif. Pembinaan secara regular dari Kecamatan, Kabupaten. PENGELOLAAN BELANJA DESA 1. Kebijakan Umum Keuangan Desa : Semua anggaran yang telah dituangkan dalam APBDesa sering kali belum bisa sesuai rencana. Kejadian ini tidak hanya terjadi di Desa Kajartengguli di wilayah yang lain juga keadaanya tidak jauh berbeda.Semua pelaksanaan kegiatan di desa, dana di lokasikan pada pekerjaan - pekerjaan yang dianggap perlu dan darurat. Pekerjaan yang pelaksanaan nya menggunakan dana yang besar diajukan ke Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Realisasi pekerjaan pembangunan didesa menunggu Anggaran yang telah di sahkan.Dan apabila masih kurang / lebih diadakan perubahan anggaran sesuai ketentuan. 2. Target dan Realisasi Pendapatan : Dalam pelaksanaan Pembangunan di Desa Kajartengguli, sistim Gotong Royong masih berjalan dan terus dipertahankan. Dalam hal ini Gotong Royong masih menjadi sarana kerjasama antar warga Pembangunan.Sebelum dan pelaksanaan menjalin kebersamaan pekerjaan dilakukan dalam terlebih pelaksanaan dahulu diadakan musyawarah diantara pelaksana kegiatan beserta elemen masyarakat di tingkat RT. Selanjutnya hasil musyawarah tersebut dilaporkan ke Tingkat RW dan Kasun. Kemudian dalam Musrenbang dimasukan kedalam agenda pembangunan dan didata menjadi Rencana Kerja tahunan Desa. Selanjutnya dimasukan ke dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah dengan usulan dari masyarakat dan diprioritaskan pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan kemampuan Desa. Dalam rangka pemerataan pembangunan desa menuju kemandirian Desa dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat Desa, diperlukan partisipasi dari seluruh masyarakat melalui pembangunan skala Desa. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut diperlukan sumber dana yang dibutuhkan untuk menjaga ataupun membangun sarana dan prasarana desa.Bangunan bangunan yang ada khususnya bangunan kantor, Sarana umum, sarana ibadah umumnya umurnya sugah lama dan perlu di Renovasi/ Rehabilitasi. Sumber utama dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Kajartengguli masih mengandalkan Alokasi Dana Desa ( ADD ). Banyak manfaat yang dihasilkan dari kegiatan tersebut : a) Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam melayani masyarakat Desa diharapkan lebih optimal sesuai kewenanganya. b) Lembaga - lembaga kemasyarakatan didesa dapat meningkatkan kemampuanya dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan sarana dan prasarana desa bersama dengan Pemerintah Desa. c) Diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan di setiap pembangunan sarana dan prasarana pendapatan, kesempatan bekerja masyarakat ada. d) Partisipasi swadaya dana dan Gotong Royong tenaga/ matrial menjadi lebih optimal. Berikut disampaikan sarana dan prasarana desa yang ada : a) Kantor Desa jumlah 1 unit ( 2 Ruangan ) b) Pendopo jumlah 1 unit c) Ruang serbaguna jumlah 1 unit ( 1 ruangan ) d) Masjid jumlah 2 Masjid e) Musholla jumlah 10 Musholla f) Gardu permanen jumlah 2 buah dari 14 RT g) Sekolah Dasar Jumlah 1 SD dan 1 TK h) Sekolah lanjutan Jumlah 1 SMP i) Poliklinik Kesehatan Desa Jumlah 1 Unit ( 1 bidan) Uraian lebih lanjut ada dalam Profil Desa Kajartengguli. 3. Permasalahan dan penyelesaian Setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan dipastikan ada kendala.Ini dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pelaksanaan Pembangunan tersebut.Sedangkan swadaya dan gotong royong sering kali menemui jalan buntu.Untuk menyelesaikan pelaksanaan kegiatan tersebut diadakan musyawarah agar masyarakat mendukung sepenuhnya dan partisipasi lebih ditekankan kepada masyarakat.Agar semua masyarakat merasa ikut memiliki pada pekerjaan tersebut dan diharapkan sesuai rencana kerja yang ada. Semua keputusan diserahkan kepada masyarakat dalam penggalian dana ataupun swadaya.Partisipasi dan gotong royong ditekankan pada masyarakat dan dilakukan sosialisasi pada masyarakat agar semua pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana BAB III PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DESA A. URUSAN HAK ASAL USUL DESA Berdasarkan Undang - undang Nomor 06 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang dimaksud Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas - batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kontek penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dalam melaksanakan tugas pelayanan, pembangunan desa, serta pembinaan masyarakat maka desa selain memiliki sumber Pendapatan Asli Desa sesuai dengan Undang- undang Nomor 06 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Desa juga berhak untuk Mendapatkan Alokasi Dana Desa Umum yang diterima oleh Daerah. Di era Otonomi, Pemerintahan Desa Kajartengguli juga melaksanakan kegiatan Otonomi tersebut. Indikatornya adalah penggalian potensi desa yang ada. Namun usaha tersebut masih jauh dari harapan Pemerintah Desa Kajartengguli karena masih kurangnya factor pendanaan, SDM, pendapatan masyarakat desa serta Pendapatan Asli Desa Kajartengguli yang hanya sampai saat ini mengandalkan tanah Kas desa. 1. Pelaksanaan Kegiatan Program – program pembangunan Desa dilakukan dengan Usulan – usulan dari tingkat RT yang di musyawarahkan.Dan ditampung pada kegiatan RW.kemudian antar RW mengadakan Musrenbang diwilayah.Semua program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan Pembangunan berkala. (terlampir pada lampiran jenis kegiatan Pembangunan Desa Kajartengguli.Kegiatan pembangunan fisik untuk Desa Kajartengguli masih sekitar sarana dan prasarana yang mengacu pada Dokumen Musrenbangdes.Yang pelaksanaanya sepenuhnya oleh masyarakat itu sendiri. Dari Pemerintah Desa hanya menampung / jembatan penghubung kemudian usulan tersebut di masukan dalam Agenda Pembangunan.Dan yang lebih penting lagi adalah melihat Keuangan yang ada.Karena Faktor ini mendukung sepenuhnya dari berbagai kegiatan yang ada. Setelah semua kegiatan sarana dan prasarana desa sukses dilaksanakan, barulah kegiatan Non fisik dikerjakan. tertuang dalam Dokumen Musrenbangdes Semua Program ini sukses sepenuhnya harus didukung dengan Profesional dan tidak melanggar ketentuan. Karena semua kegiatan ini harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak khususnya Masyarakat, instansi - instansi terkait yang ada serta Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada umumnya. 2. Tingkat Pencapaian Keberhasilan suatu pembangunan di Desa tidak lepas dari peran serta masyarakat, Dengan dukungan swadaya pun belum mampu atau belum bisa diukur berhasil apabila pelaksanaan pembangunan tersebut hanya mengandalkan swadaya. Intinya harus ada kebersamaan, saling pengertian , saling percaya dan saling mempunyai dan rasa memiliki. Di Desa Kajartengguli tingkat pencapain pembangunannya yang paling menonjol adalah Pelaksanaan kegiatan dana dan Alokasi Dana Desa . Karena dana tersebut cukup lumayan dan dukungan swadayanya masih berjalan saat pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan. Kontribusi masyarakat juga banyak. Sedangkan pelaksanaan dana ADD dirasa belum optimal. Hal ini terjadi karena dana ADD dananya terbatas. Penggunaanya dana ADD diperuntukan untuk pemeliharaan- pemeliharaan serta pekerjaan baru tetapi skala kecil.Dana ADD tingkat pencapaian pelaksanaanya ditopang dengan PAD, namun mengingat Pendapatan Asli Desa Kajartengguli masih kecil pelaksanaan APBDesa masih jauh dari perencanaan. 3. Satuan Pelaksanaan kegiatan Desa Dalam Susunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintahan Desa Kajartengguli pelaksanaanya mengacu pada Peraturan Bupati Kabupaten Sidoarjo Nomor 06 Tahun 2011.Mengingat Luas wilayah Desa yang luas, maka Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Kajartengguli menggunakan pola maksimal.Semua pelaksanaan kegiatan pemerintahan sesuai aturan yang berlaku. Dari Kepala Desa hingga ke RT/RW berjalan dengan baik. Begitu juga dengan Lembaga - lembaga Desa yang ada. Pelaksanaan kegiatanya sesuai pekerjaanya masing- masing yang telah diatur menggunakan Susunan Organisasi dan Tata kerja Tahun 2016. B. URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN KABUPATEN 1. Pelaksanaan Kegiatan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintahan daerah Kabupaten/ kota terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah kabupaten/ kota yang terkait dalam pelayanan dasar.Dalam hal pelaksanaan kegiatannya Pemerintahan Desa banyak sekali pekerjaan – pekerjaan yang sering kurang berhasil.Keadaan Geografis desa Kajartengguli. Jangkauan ke Ibu Kota Kecamatan mencapai 0,5 km. untuk itu segala perencanaan pembangunan yang berskala besar di Desa diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten lewat RPJM. Sedangkan kegiatan Pemerintah Desa yang berskala kecil pelaksanaanya dilakukan oleh Desa.Ini disebabkan karena kecilnya Pendapatan Asli Desa. Harapan kami semua perencanaan pembangunan yang tertuang dalam RPJM terlaksana dan didukung dari Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo 2. Tingkat Pencapaian Keberhasilan pelaksanaan program Desa tidak lepas dari peran serta masyarakat yang nyata. Di pekerjaan ini semua elemen masyarakat desa harus besatu padu melaksanakan semua pelaksanaan program Desa.Dalam hal pelaksanaan pembangunan fisik maupun non fisik sebetulnya sudah dirasakan berhasil.Adapun terdapat kekurangan merupakan hal yang biasa di dalam pelaksanaan suatu program desa.Pelaksanaan ADD di tahun 2016dana yang dianggarkan untuk program pembangunan sepenuhnya diserahkan ke wilayah yang membutuhkan. Dari Pemerintah Desa Kajartengguli swadaya lebih ditekankan sekali mengingat partisipasi mereka sangat dibutuhkan.Namun dalam pelaksanaanya hal tersebut juga sering terhambat. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang pemahaman ataupun karena yang lainya. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah bagi pelaksanaan pemrogram pembangunan maupun program yang lainya. 3. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dalam rangka mendukung Program Pemerintah baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten, kami dari Jajaran Pemerintahan Desa beserta lembaganya senantiasa mendukung dan melaksanakan program tersebut. Namun pelaksanaanya juga banyak kendala. Dari posisi Desa yang berada ditepi Sawah serta Geografis Desa Kajartengguli yang keadaan pertanahannya bergelombang menjadikan kondisi tersebut masih merupakan kendala. Jarak antar wilayah masih ada yang berjauhan. Sehingga sarana dan prasarana jalan maupun yang lainya menjadi besar anggaranya.Tetapi dari pihak pemerintahan Desa beserta lembaganya sering diadakan sosialisasi – sosialisasi pelaksanaan program. Bagaimanapun juga kontribusi masyarakat sangat diperlukan dalam setiap program – program Pemerintah. Berikut disampaikan data – data pembangunan Desa ditahun 2016 : 1. Pembangunan Ruang PKK dan Lembaga (APBN) 2. Pembangunan Taman Desa ( APBN ) 3. Pemasangan keramik Balai Desa ( APBN ) 4. Rehap atap dan dapur Balai Desa ( APBN ) 5. Perbaikan Saluran Air RT 02 RW 02 ( APBN ) 6. Pembuatan Saluran air RT01 RW 02 ( APBN ) 7. Pembangunan Balai RW 03 ( APBN ) 8. Pembangunan Ruko ( APBN ) Dari ke 8 ( delapan ) program tersebut kontribusi masyarakat menyumbang swadaya uang dan tenaga sebesar 20 %. 4. Satuan pelaksana kegiatan Desa Dalam pelaksanaan setiap program Desa dari jajaran Pemerintah Desa Kajartengguli melaksanakan ketentuan yang ada. Dari masing- masing perangkat hingga ke tingkat RT melaksanakanya. Namun dalam kegiatan masih terdapat hambatan – hambatan. Keadaan tersebut memang tidak hanya terjadi di wilayah Desa Kajartengguli.Bagi Pemerintah Desa Kajartengguli apabila ada seorang ataupun sekelompok orang yang masih belum menerima program Desa merupakan pekerjaan yang harus dicari penyelesainya. Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa, maka dari Pemerintah Desa mengadakan musyawarah diantara kelompok masyarakat tersebut. Pekerjaanya dibagi menurut tugas , wewenang serta jabatanya dalam setiap penyelesaian masalah di desa. Dan apabila di tingkat desa tidak ada kesepakatan maka dilanjutkan ke tingkat atas. 4. Permasalahan dan penyelesaian Mengingat letak Desa Kajartengguli sampai saat ini belum pernah ada permasalahan. Masing- masing sudah saling mengerti sesuai dengan kewenanganya. Dan dari pihak Pemerintah Desa Kajartengguli sering mengadakan kerjasama untuk program- program masyarakat Desa Kajartengguli. Dalam pelaksanaan kegiatan Desa sesuai dengan perencanaan Program Desa disini masih sering ditemui kendala pada permasalahan teknis. Namun tidak menjadi masalah bagi Pemerintah Desa Kajartengguli karena semua itu hal yang biasa dan dapat diselesaikan sesuai dengan aturan yang ada. BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 1. Dasar Hukum Pelaksanaan program Pemerintah baik Pusat maupun daerah senantiasa dikoordinasikan dengan Pemerintah Desa. Karena salah satu fungsi Pemerintah desa adalah pelayanan dan perlindungan masyarakat. Dasar hukum tugas pembantuan ; a) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur; b) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); c) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); d) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional 2004- 2009 (Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11); e) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 ); f) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4593 ); g) Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 9 Tahun 2008 ( Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008 Nomor 5 Seri E ) 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan : Penyelenggaraan pemerintahan Desa tidak lepas dari Pembinaan dari Pihak Kecamatan Prambondan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.Sesuai dengan kedudukanya Pemerintah Desa merupakan pelaksana penyelenggaraan Pemerintahan.Dalam pelaksanaan kegiatanya tugas – tugas pembantuan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya.Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dilaksanakan sesuai kewenanganya, karena Desa sesuai peraturan yang ada merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten yang melaksanakan penyelenggaraan tugas umum diantaranya pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum dan pelaksanaan tugas pembantuan yang diberikan oleh instansi terkait. 3. Satuan Pelaksanaan KegiatanDesa : Dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten.Pelaksanaan kegiatan tersebut, di Desa Kajartengguli berpedoman pada kebijakan Pemerintah Kabupaten.Karena pemerintahan Desa melaksanakan kegiatannya mengacu pada Peraturan perundangan Kabupaten Sidoarjo.Sedangkan dalam desa pelaksanaanya mengacu pada Peraturan Desa. Dalam melaksanakan kegiatan Peraturan Desa kegiatanya tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. 4. Pelaksanaan Kegiatan Yang Diterima : Dalam melaksanakan suatu Peraturan, permasalahan pasti timbul karena dalam pelaksanaannya terkadang ada sebagian masyarakat yang belum mengerti dan memahami peraturan tersebut. Pelaksanaan Kegiatan Desa saat ini masih difokuskan ke Infrastruktur / sarana dan prasarana masyarakat karena kegiatan ini merupakan Skala prioritas Desa. Setelah kegiatan sarana dan prasarana fisik Desa dilaksanakan semua, barulah direncanakan kegiatan sektor Pertanian terpadu, ekonomi masyarakat dan Lingkungan penduduk, kegiatan pemugaran Rumah tidak layak huni dan yang lainnya. Untuk Pertanian dengan dibangunya jembatan dan perbaikan saluran irigasi dan lain sebagainya, untuk lembaga ekonomi di tingkat RT dengan sistim andilan yang dirasa Program tersebutberhasil. Namun kegiatan ini masih lama.Karena semua kegiatan Pembangunan Desa Kajartengguli masih sekitar Sarana dan prasarana Jalan. Dampak yang timbul dalam pelaksanaan Peraturan desa biasanya terjadi dalam kelompok masyarakat diwilayah tersebut.Namun hal ini bisa diatasi dengan pendekatan pada warga masyarakat dan diberi pengertian dan sebagainya.Dalam pelaksanaan Program dan kegiatan desa, kontribusi masyarakat sangat dibutuhkan dalam melaksanakan semua kegiatanya. 5. Sumber dan Jumlah Anggaran : Dalam rangka pemerataan pembangunan Desa menuju kemandirian Desa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, perlu adanya partisipasi dari seluruh warga masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan Desa dan kegiatan lainya perlu didukung dengan dana yang diharapkan menjadi penyangga utama pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Sehingga dalam hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Berikut data data kegiatan Desa yang belum direalisasikan di tahun 2016 : No Nama kegiatan Dana yang diperlukan Sumber dana 1. Pembangunan ruang lembaga dan PKK Rp 400.000.000,- APBN Semua pelaksanaan kegiatan pemerintahan desa sumber pendanaanya ditopang oleh Pemerintah Kabupaten serta sumber pendapatan Desa lainya. 6. Permasalahan dan Penyelesaian Sebagian pekerjaan didalam Desa dalam pelaksanaanya masih banyak kekurangan – kekurangan.Namun hal tersebut tidak berarti suatu pekerjaan tersebut tidak selesai, kadang permasalahan yang timbul adalah teknis pelaksanaannya.Dalam pelaksanaan semua anggaran yang telah tertuang dalam APBDes sering kali mengalami hambatan. Banyak rencana yang dilaksanakan masih kekurangan pembiayaan - pembiayaan. Namun hal tersebut di selesaikan dengan baik . B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN : Dalam kontek penyelenggaraan pemerintahan Desa semua pekerjaan yang telah tertuang dalam APBDesa maupun RPJM dalam pelaksanaanya banyak membutuhkan bantuan informasi dari Instansi terkait. Karena dalam teknis pelaksanaanya sering sekali informasi tersebut dibutuhkan karena menyangkut bidang pelayanan pada masyarakat, bahkan juga dana dana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Anggaran dan yang lainya. 1. Dasar hukum ; 1. Peraturan Bupati Sidoarjo No 8 tahun 2008 tentang Ketentuan Pelaksana Tugas ( PLT ) dan pejabat yang menjalankan tugas ( YMT ) pada satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintaha kabupaten Sidoarjo. 2. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur; 3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional 2004 - 2009 (Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 ); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4593 ); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 9 Tahun 2008 ( Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008 Nomor 5 Seri E); 2. Urusan Pemerintahan yang ditugas pembantuankan Pelaksanaan Anggaran Desa menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, dalam perencanaan mengandung arti bahwa Anggaran Desa menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkuta. Dalam pelaksanaanya pengawasan diartikan bahwa anggaran desa menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa Anggaran Desa harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja / mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan.Anggaran Desa harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa Anggaran Pemerintah Desa menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian Desa . Di Desa Kajartengguli pelaksanaan semua perencanaan dilaksanakan oleh perangkat dan Lembaga desa yang berkepentingan dalam pelaksanaan perencanaan tersebut. Untuk mengantisipasi semua pelaksanaan perencanaan yang tidak berhasil, maka pihak Pemerintah Desa mengadakan Koordinasi dengan Instansi Pemerintah Daerah yang berkepentingan untuk mendukung kegiatan desa tersebut. 3. Sumber dan Jumlah Anggaran : Keuangan Desa dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.Serta dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBDes yang setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Desa.Kepala Desa selaku Kepala Pemerintah di Desa Kajartengguli adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan desa. Kewenangan kekuasaan pengelolaan keuangan desa adalah: a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDes; b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang Desa; c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang milik Desa; d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran; e. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan Desa; f. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang di Desa; g. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik Desa serta Koordinator pengelolaan keuangan desa bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada Kepala Desa. Pada akhir tahun Anggaran 2016, sumber dan pendapatan Desa dalam Anggaran Perubahan tercatat sebesar Rp 1.360.234.461,62 BAB VI PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN LAINYA A. KERJASAMA ANTAR DESA 1. Kebijakan dan Kegiatan : Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang tertuang dalam APBDes disebutkan bahwa semua pelaksanaan pembangunan baik fisik dan non fisik dituangkan tersendiri ke dalal RPJMDesa. Pelaksanaan RPJMDesa mengacu pada APBDesa yang ditetapkan setiap tahunnya.Dalam melaksanakan kerjasama antar Desa, di Kecamatan dibentuk Badan Kerjasama Antar Desa yang tujuanya akan melaksanakan kegiatan pembangunan baik fisik maupun non fisik. Namun ditahun 2016 pelaksanaan Kerjasama Antar Desa belum dilaksanakan karena belum ada suatu kegiatan yang pelaksanaanya dengan desa lain.Namun didalam RPJMDesa sudah ada data pembangunan yang akan dikerjasamakan pembangunanya yaitu pembuatan jalan tembus ke Desa lainnya. 2. Pelaksanaan Kegiatan : Dalam kegiatan kerjasama antar Desa sebetulnya banyak sekali kegiatan yang telah direncanakan.Namun hal tersebut saat ini belum terlaksana. Karena pelaksanaan APBDesa belum semuanya terlaksana, Untuk jenis pekerjaan tertentu akan diberi nama kegiatan sesuai dengan jenis dan macam kerjasamanya diantara Desa yang bersangkutan. Pelaksanaan Kerjasama antar Desa rencananya dilaksanakan sesuai kebutuhan dan jenis kerjasamanya. Dari Desa kajartengguli sendiri telah dibuat Tim khusus dalam pelaksanaan kerjasama antar Desa kalau ada kegiatannya. Kerjasama Antar Desa memerlukan pemikiran waktu yang panjang, karena semua perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan khususnya dari masyarakat.Karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada permasalahan maupun kendala.Untung ruginya juga diperhitungkan dalam melaksanakan kerjasama tersebut. Untuk kerjasama di tingkat kecamatan difasilitasi oleh pihak Kecamatan.Jangka waktu pelaksanaan kerjasama antar Desa saat ini belum ditentukan karena belum ada pelaksanaan kerjasama antar Desa. Biasanya dari hasil kerjasama sebelumnya diadakan penanda tanganan kerjasama ( MoU ). Di Desa Kajartengguli tahun ini belum melaksanakan satupun kerjasama antar Desa.Karena belum ada pekerjaan ataupun pelaksanaan kegiatan. Kerjasama antar Desa yang dilaksanakan saat ini sekitar permasalahan warga masyarakat, perselisihan warga antar Desa dan lain sebagainya. 3. Permasalahan dan Penyelesaian : Setiap permasalah yang timbul dalam penyelesainya dilaksanakan dengan azas kekeluargaan. Saat ini yang sering dilaksanakan kerja sama antar desa masih sekitar penyelesaian sengketa warga yang melibatkan beberapa instansi terkait dalam menyelesaikan permasalahan. Dan apabila dalam musyawarah tersebut belum berhasil maka diselesaikan ketingkat atasnya.Namun permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan fisik saat ini belum dilaksanakan. Hal ini dilakukan karena pelaksanaan pekerjaan dalam desa seluruhnya belum selesai. B. KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA 1. Kebijakan dan Kegiatan : Dalam pelaksanaan kerjasama antar Desa bagi Desa yang telah melaksanakan, kendala teknis maupun pembiayaan sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan baik yang fisik maupun non fisik.Namun pekerjaan tersebut dapat di laksanakan sesuai rencana. Biasanya dalam pelaksanaan kegiatan dari Desa dalam proses pendanaan masih bekerjasama dengan toko Material untuk jenis pekerjaan Pembangunan.Kemudian dalam rangka pelaksanaan pekerjaan non fisik sebagai contoh penyuluhan hukum, penyuluhan kehutanan, penyuluhan kesehatan dan lainya pihak desa mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi tertentu sesuai dengan bidang informasi yang akan dilaksanakan kegiatanya. Dari pihak desa mengadakan koordinasi dengen instansi terkait. 2. Pelaksanaan Kegiatan : Bidang kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain tergantung dengan macam dan jenisnya. Diantaranya untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan mengadakan Koordinasi dengan Toko Material dan terkadang kepada CV ataupun orang - orang yang berkepentingan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. Baik dalam bidang teknis maupun kekurangan alat ataupun bahan.Untuk kegiatan Penyuluhan, pembinaan, pememberdayaan masyarakat maupun pelatihan dan sebagainya, dari pihak Desa mengadakan koordinasi dengan instansi yang berkepentingan dalam bidangnya masing - masing. Bahkan kepada pihak Pemerintah Kabupaten juga mengadakan koordinasi dalam rangka pelayanan pada masyarakat. Dalam pelaksanaan kerjasama diberbagai bidang, setiap kegiatan ada nama dan jenis kegiatanya. Dalam hal ini Pemerintah Desa Kajartengguli melaksanakan kegiatan pembangunan ruang Lembaga dan PKK, maka pihak Desa mengadakan koordinasi dengan badan usaha tersebut maupun pemborong bangunan. Untuk tugas yang diberikan kepada perangkat desa atupun masyarakat Desa, dari Desa membentuk tim untuk melaksanakan suatu kegiatan baik yang dikerja samakan maupun yang bekerja didalam Desa. Tim – tim tersebut bekerjasama dengan instansi yang terkait dalam bidangnya masing- masing. Tim desa terdiri dari Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, BPD, LKMD dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan. Dalam melaksanakan kegiatan suatu kerjasama dana maupun anggaran diambil dari dana Desa maupun dana lainya yang sah. Besaran dana tersebut disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kerjasama Antar desa memerlukan pemikiran waktu yang panjang, karena semua perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan khususnya dari masyarakat. Karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada permasalahan maupun kendala. Untung ruginya juga diperhitungkan dalam melaksanakan kerjasama tersebut.Untuk kerjasama di tingkat kecamatan difasilitasi oleh pihak Kecamatan. Jangka waktu pelaksanaan kerjasama antar desa saat ini belum ditentukan karena belum ada pelaksanaan kerjasama antar Desa. Waktu ataupun jangka waktu pelaksanaan disesuaikan dengan tingkat dan jenis kebutuhan pekerjaan yang akan dilaksanakan bersama. Kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain akan menumbuhkan rasa saling membutuhkan. Terkadang dalam Desa sendiri permasalahan juga ada, Namun dengan adanya kerjasama bersama pihak lain maka permasalahan tersebut berkurang. 3. Permasalahan dan Penyelesaian : Dalam suatu kerjasama permasalahan yang timbul biasanya karena kurang kesepahaman dalam pelaksanaan pekerjaan. Lokasi dan tempat juga bisa menjadi permasalahan. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut maka pihak yang akan diajak kerjasama supaya diadakan sosialisasi kepada masing - masing wilayah sebelum melaksanakan kegiatan tersebut.Permasalahan yang timbul di tulis dalam Berita Acara dan dimasukan ke dalam agenda kegiatan dimasing - masing kelompok yang akan mengadakan kerjasama. Kemudian dari instansi terkait diikutkan untuk memfasilitasi kejadian - kejadian tersebut. C. BATAS DESA 1. Kebijakan dan Kegiatan : Batas desa merupakan batas wilayah administratif didalam pemerintahan desa yang dikuatkan dengan perundang - undangan yang berlaku. Berikut disampaikan Batas - batas Desa Kajartengguli ; a. Batas desa sebelah Utara : Desa Kedungwonokerto b. Batas desa sebelah Selatan : Desa Prambon c. Batas desa aebelah Timur : Desa Gedang rowo d. Batas desa sebelah Barat : Desa Prambon Untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul akibat perbatasan desa diantara beberapa desa yang berkepentingan diadakan sosialisasi. 2. Pelaksanaan Kegiatan : Didalam kehidupan bermasyarakat permasalahan sangat komplek dan bervariasi. Jenis permasalahan akibat batas desa di Desa Kajartengguli belum ada permasalahan yang menonjol. Karena di masing - masing Desa sudah ada sosialisasi diantara beberapa Desa kepada masyarakat.Untuk menjaga hal - hal yang tidak diinginkan maka Pemerintah Desa Kajartengguli mengadakan Sosialisasi pada masyarakat tentang batas Desa dan yang sejenisnya. 3. Permasalahan dan Penyelesaian : Untuk tugas yang pembantuan dalam mengantisipasi permasalahan batas Desa, pihak Pemerintah Desa memberikan tugas kepada perangkat Desa dan dibantu masyarakat Desa setempat yang berkepentingan dengan hal tersebut, di Desa di bentuk tim untuk melaksanakan suatu kegiatan baik yang dikerja samakan maupun yang bekerja didalam desa. Tim – tim tersebut bekerjasama dengan instansi yang terkait dalam bidangnya masingmasin. Tim Desa terdiri dari Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, BPD, LKMD dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan.Untuk menguatkan Tim tersebut Kepala Desa membuat Keputusan Desa tentang pengangkatan Tim tersebut. D. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA 1. Bencana yang terjadi dan penanggulanganya Untuk penanggulangan bencana alam yang terjadi, di Desa Kajartengguli pernah dilakukan simulasi penanganan bencana alam Gunung meletus. Dalam keadaan darurat koordinasi dengan Instansi terkait dioptimalkan dalam rangka penanganan bencana Gunung meletus. Berikut disampaikan alur pelaksanaan penanganan bencana Gunung meletus : 1. Dari setiap masing - masing wilayah, setiap penduduk diharuskan mempunyai alat tanda bahaya yaitu Kentongan. 2. Kemudian masyarakat diwilayah masing-masing setelah mendengar tanda bahaya Kentongan diharuskan keluar rumah menuju jalan Raya yang telah ditentukan oleh petugas. Kemudian dari jalan Raya semua penduduk diangkut ke lokasi pengungsian yang telah disediakan. 3. Dilokasi pengungsian telah disediakan berbagai tempat asilitas umum. Disini ada dapur umum, Sarana sanitasi, sarana kesehatan dan sarana lainya. 4. Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana semua instansi yang ada di Kabupaten Sidoarjo diikutsertakan. Penanganan bencana tidak hanya meliputi bencana gunung meletus namun bencana yang lainnya juga selalu dikoordinasikan dengan pihak yang terkait di wilayah Kecamatan dan Pihak Kabupaten umumnya. 2. Status Bencana Pelaksanaan penanggulangan bencana di Desa Kajartengguli telah dibentuk tim penanggulangan bencana Alam. Karena lokasi Desa Kajartengguli di barat Bandara Juanda Sidoarjo. Tim tersebut bertugas mengkoordinir penanganan bencana alam dengan instansi yang terkait. Anggota tim terdiri dari Perangkat Desa, Lembaga Desa, Bidan Desa dan Tokoh Masyarakat. Koordinasi dilakukan dengan melihat jenis bencana yang terjadi. Apabila bencana alam tersebut terjadi dan tidak bisa bisa diatasi oleh pihak Tim Desa maka pihak Desa berkoordinasi dengan pihak Kecamatan untuk diteruskan ke Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan bencana di Kabupaten Sidoarjo. Penanganan bencana tersebut melihat Status Bencana dan serta bahaya dan penanggulangannya.Dalam keadaan demikian Koordinasi dengan instansi terkait sangat diperlukan. 3. Sumber dan Jumlah Anggaran Dalam penanganan semua Bencana Alam memerlukan biaya yang besar. Di Desa Kajartengguli Anggaran untuk penanganan bencana dimasukan kedalam APBDesa. Namun dana yang diambil sumbernya dari Pendapatan Asli Desa. Dan apabila terjadi dan tingkat kerusakan bencana tersebut besar maka biaya penanganan tersebut diserahkan pada Pihak Kabupaten.Anggaran yang disediakan di APBDesa untuk setiap tahunya Rp 0. 4. Antisipasi Desa Dalam mengantisipasi kejadian bencana alam, di Desa Kajartengguli melaksanakan ronda malam bergilir yang telah dilaksanakan setiap malam. Ronda malam tersebut telah terjadwal dan di setiap Pos kamling disediakan alat tanda bahaya Kentongan dan peralatan sederhana lainya. Siaga Disetiap Pos jaga malam bagi yang melaksanakan ronda malam diwajibkan melapor apabila terjadi bencana alam maupun bencana yang lainya kepada Aparat Desa setempat. Dan dilaporkan kepada Instansi terkait dan yang berkepentinganPelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana alam, petugas yang melaksanakan kegiatan tersebut dibentuk dengan Keputusan Kepala Desa.Namun tahun ini tidak aktif namun selalu berkoordinasi dengan pihak terkait, karena untuk Desa Kajartengguli Alhamdulillah masih relatif aman. Pihak Pemerintah Desa membentuk Satuan tugas khusus yang melaksanakan kegiatan tersebut yang terdiri dari Unsur Perangkat Desa, Masyarakat dan Tenaga kesehatan yang ada di Desa Kajartengguli. Kelembagaan di Desa Kajartengguli dalam kaitanya dengan tugas penanganan bencana alam dibentuk dengan Keputusan Desa. Berikut dilaporkan data petugas Tim pelaksana penanggulangan bencana : 1. Pelindung : SUWONO, BA 2. Koordinator desa : IFAN SETIYONO Ketua : BAMBANG HADI SAMPIRNO Sekretaris : SRI WAHYUNI 3. Koordinator Wilayah I : FITOYO 4. Koordinator Wilayah II : H.M ASKAN 5. Keamanan : Linmas dan FKDM 9. Konsumsi : Kasi Kesra dibantu Kadus. Lembaga tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Desa, dan pihak Desa selanjutnya berkoordinasi dengan Pihak Kecamatan Prambon. 5. Potensi bencana yang terjadi Geografis Desa Kajartengguli keadaan datar , potensi bencana yang terjadi adalah angin Ribut, kekeringan dimusim kemarau. kerawanannya relatif ringan. E. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM 1. Gangguan Yang terjadi Dalam melaksanakan ketertiban umum, di Desa Kajartengguli melaksanakan Ronda malam. Untuk tahun 2016 gangguan keamanan yang disebabkan oleh pencurian tidak ada. Kerukunan masyarakat terjaga walaupun imbas program bantuan kepada masyarakat terjadi kecemburuan sosial, namun hal tersebut dapat diatasi dan diadakan pembinaan dan pemahaman tentang program bantuan dari pemerintah yang ditujukan kepada warga miskin Desa . 2. Satuan Pelaksana Kegiatan Desa Dalam melaksanakan ketertiban umum, Pemerintah Desa Kajartengguli membentuk tim yang bertugas menyelesaikan permasalahan. Baik perselisihan warga maupun kejadian lainya.Tim tersebut terdiri dari Linmas, FKDM dan unsur perangkat Desa Kajartengguli. Dalam penanganan permasalahan disetiap palaksanaanya dibuat Berita Acara dan dilaporkan ke Muspika Kecamatan Prambon. 3. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam penanggulangan Dalam menyelenggarakan Ketertiban umum, pihak Pemerintah Desa kajartengguli selalu berkoordinasi dengan Muspika Kecamatan Prambon dan seringkali mengadakan kunjungan ke desa. 4. Sumber dan Jumlah Anggaran Pelaksanaan penyelenggaraan ketertiban umum dalam APBDesa tidak dicantumkan. Mengingat permasalahan tersebut sifatnya lokal maka Pemerintah Desa hanya membantu seadanya dalam penyediaan Anggaran Dana untuk program tersebut. Anggaran tersebut mengikuti dengan melihat kejadian yang ada. Kajartengguli, Maret 2017 KEPALA DESA KAJARTENGGULI SUWONO, BA LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA KAJARTENGGULI TAHUN ANGGARAN 2016 KODE REKENING 1 1 1 1 1 2 1 2 3 URAIAN 2 SESUDAH PERUBAHAN 3 REALISASI 4 KURANG / LEBIH 5 2 3 4 PENDAPATAN DESA Pendapatan Asli Desa Pendapatan Transfer Lain-lain pendapatan Desa yang Sah 90.050.000,00 1.256.900.411,62 90.050.000,00 1.256.900.411,63 0,01 5 JUMLAH PENDAPATAN 1.346.950.411,62 1.346.950.411,63 0,01 6 BELANJA 7 8 9 BIDANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 574.934.635,62 604.274.826,00 38.000.000,00 553.740.998,62 604.064.826,00 38.000.000,00 21.193.637,00 210.000,00 - 143.025.000,00 138.267.673,99 4.757.326,01 - 1.360.234.461,62 1.334.073.498,61 26.160.963,01 4 10 5 11 BIDANG TAK TERDUGA 12 JUMLAH BELANJA 1 13 SURPLUS / DEFISIT (13.284.050,00) 12.876.913,02 13.284.050,00 13.284.050,00 2 14 PEMBIAYAAN 15 Penerimaan Pembiayaan JUMLAH (Rp) 16 Pengeluaran Pembiayaan JUMLAH (Rp) 3 17 Pembiayan Netto ( Penerimaan Pembiayaan 18 Pengeluaran Pembiayaan ) 4 19 SILPA Tahun Berjalan ( Surplus/Desfisit + Pembiayaan Netto ) 13.284.050,00 - 13.284.050,00 26.160.963,02 DISETUJUI OLEH KEPALA DESA KAJARTENGGULI S U W O N O, BA