LAPORAN KETERANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

advertisement
LAPORAN KETERANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
DESA KAJARTENGGULI TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah disebutkan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada di Daerah Kabupaten sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Landasan
pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi
asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Desa memiliki hak untuk mengurus/mengatur rumah tangganya sendiri yang
disebut otonomi desa. Hak untuk mengurus/mengatur rumah tangganya sendiri sebagai
kesatuan masyarakat hukum tidak hanya berkaitan dengan kepentingan pemerintahan
(kenegaraan) semata, akan tetapi juga berkaitan dengan kepentingan masyarakatnya.
Desa memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Bukan hanya
dikarenakan sebagian besar rakyat Indonesia bertempat tinggal di desa, tetapi desa
memberikan sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas nasional. Pembangunan desa
adalah merupakan bagian dari rangkaian pembangunan nasional. Pembangunan nasional
merupakan rangkaian upaya pembangunan secara berkesinambungan yang meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakat.
Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
termasuk penciptaan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat
desa. Penduduk pedesaan adalah merupakan suatu potensi sumber daya manusia yang
memiliki peranan ganda, yaitu sebagai objek pembangunan dan sekaligus sebagai subjek
pembangunan. Dikatakan sebagai objek pembangunan, karena sebagian penduduk di
pedesaan dilihat dari aspek kualitas masih perlu dilakukan pemberdayaan. Sebaliknya sebagai
subjek pembangunan penduduk pedesaan memegang peranan yang sangat penting sebagai
kekuatan penentu (pelaku) dalam proses pembangunan pedesaan maupun pembangunan
nasional.
Pembangunan desa merupakan cara dan pendekatan pembangunan yang
diprogramkan oleh negara (pemerintah dan masyarakat) dengan mengerahkan kemampuan
yang dimiliki untuk membangun masyarakat di pedesaan. Pembangunan desa merupakan
kewajiban dan tanggung jawab politis negara dalam usaha memecahkan masalah sosial
ekonomi negara.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka desa harus mempunyai
perencanaan yang matang, sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 63 dan Pasal 64, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, dalam menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) sesuai visi dan misi desa selama 5 (lima)
tahun dan akan dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun dengan menyusun Rencana Kegiatan
Pembangunan Desa (RKP Desa).
A.
Dasar Hukum
Dasar hukum pembuatan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
1. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur;
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4548);
3. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438),
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587)
5. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa ;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 13 Tahun 2006 tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006 Nomor
5 Seri E) ;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 16 Tahun 2006 tentang Kedudukan
Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2006 Nomor 8 seri E);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 17 Tahun 2006 tentang Sumber
Pendapatan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2006 Nomor 9 Seri
E)
9. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 47 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007 Nomor 34 seri E);
B.
GAMBARAN UMUM DESA
1. Kondisi Geografis
Desa Kajartengguli masuk wilyah Kecamatan Prambon dengan luas wilayah
desa Kajartengguli 103,9 hektar. Kepadatan penduduk sudah mencapai 2396 jiwa
penduduk tetap. Jiwa pemilih terdaftar 1774 0rang di tahun 2016. Namun dari
keluasan wilayah yang begitu potensial saat ini masih banyak sumber daya alam yang
berpotensi belum digali saat ini. Karena kurangnya dana serta besarnya biaya yang
akan digunakan maka pekerjaan tersebut tidak terlaksana sampai saat ini. Padahal
lokasi tersebut sudah di rintis oleh masyarakat Desa Kajartengguli dan kelanjutanya
tidak dilaksanakan mengingat biaya yang sangat besar.
Letak Geografis Desa Kajartengguli berada di wilayah Utara Kecamatan
Prambon Kabupaten Sidoarjo. Keseharian masyarakat Desa Kajartengguli adalah
bercocok tanam, buruh tani, peternak kambing, peternak ikan lele, buruh bangunan
dan buruh yang lainya. Mengingat keadaan wilayah desa Kajartengguli dataran rendah
maka persawahan hanya disebelah selatan desa, Lokasi persawahan hanya sekitar 65
% dari luas desa Kajartengguli. Lahan tegalan dijadikan sentra tanaman Holtikultura.
Disepanjang jalan raya tersebut masyarakat sudah aktif bertani Holti dengan
menggunakan cara yang baik. Namun hasil panen belum seutuhnya menemukan
harga yang sebanding dengan pekerjaan tersebut. Kendalanya yang utama adalah
naik turunnya perdagangan tanaman holti . Jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan
sejauh 0,5 Kilo meter dengan lama tempuh 5 menit. Angkutan yang digunakan mudah
didapat dengan Koprades. Jalan Raya sudah bagus karena telah di dibangun aspal di
tahun 2008 dan juga aspal sudah bagus dan dapat dilalui dengan kendaraan Roda
Empat dan kondisi saat ini masih bagus. Jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten sejauh
15 kilo meter dengan lama tempuh sekitar 1 jam. Angkutan desa sangat mudah
didapati karena Jalur sudah ada kendaraan Angkudes.
2.
Gambaran umum Demografis
A. Luas wilayah :
 Luas Desa Kajartengguli : 103.9 Ha.
Terdiri dari : –
: – Hutan Produksi
=
0 Ha
: – Hutan Konservasi
=
0 Ha
 Pangonan
:
 Tanah Kas Desa
: 2.115 hektar
 Bengkok Pamong
: 10.765 hektar
 Komplek Balai Desa
: 2.500 m2
0
hektar
 Tanah Kuburan
: 8.350 m2
 Tanah Lapangan
: 0,525 hektar
 Sawah Masyarakat
: 71.560 hektar
 Tegalan
:
 Pekarangan Penduduk
: 29.851 hektar
 Tanah wakaf Dll
:
0
hektar
 Tanah Disbun / Provinsi
:
0
hektar
0
hektar
B. Batas Desa
 Sebelah utara
: Desa Kedungwonokerto
 Sebelah Selatan
: Desa Pungging - Mojokerto
 Sebelah Timur
: Desa Gedang Rowo
 Sebelah Barat
; Desa Prambon
C. Jalan Desa
 Panjang Jalan Propinsi
: 700 m
 Panjang Jalan Kabupaten
: 1000 m
 Panjang Jalan Desa
: 4000 m
 Jalan Tanah
: 1500 m
 Jumlah Jembatan Beton
: 11 Buah
D. Ekonomi Masyarakat
 Jumlah angkatan Kerja
[ 15-56 th ]
: 1 614 jiwa
 Jumlah Usia sekolah
[ 7-18 th ]
:
424 jiwa
 Jumlah Ibu Rumah tangga [ 15-55 th ]
: 1 282 jiwa
 Jumlah pekerja penuh
: 1 057 jiwa
[ 15-55 th ]
 Jumlah yang tidak menentu ( 15-55 th )
:
 Jumlah Rumah tangga Petani
: 1 050 jiwa
 Jumlah Anggota Rumah tangga petani
: 2 100 jiwa
 Jumlah Rumah tangga Buruh tani
:
375 jiwa
 Jumlah anggota Rumah tangga buruh tani
:
750 jiwa
557 jiwa
E. Profesi
 Pedagang
: 116 jiwa
 Pengrajin
: 11 jiwa
 PNS
: 32 jiwa
 Penjahit
:
8 jiwa
 Montir
:
2 jiwa
 Sopir
:
50 jiwa
 Karyawan Swasta
: 116 jiwa
 Tukang Kayu
:
2 jiwa
 Tukang Batu
:
24 jiwa
 Guru Swasta
:
20 jiwa
F. Produk Domestik Desa
 Tanaman Padi tahun 2016 Luas : 34 Hektar
 Tanaman Jagung Luas
 Tanaman Cabe merah
: 0 Hektar
Luas : 0 Hektar
G.Pendidikan
 Jumlah Gedung sekolah 1).TK; 1 Buah 2).SD; 1 Buah 3).SMP : 1 Buah
 Jumlah Buta huruf
:
 Tidak tamat SD
: 25 jiwa
 Tamat SD
: 378 jiwa
 Tamat SMP
: 430 jiwa
 Tamat SMA
: 512 jiwa
 D-1
: 15 jiwa
 S-1
: 12 jiwa
0 jiwa
H. Wajib belajar 9 Tahun
 Usia 7 – 15 tahun
: 415 jiwa
 Masih sekolah
7 – 15 tahun : 414 jiwa
 Tidak sekolah
7 – 15 tahun :
1 jiwa
I. Kesehatan Masyarakat
 Poliklinik Kesehatan Desa
: 1 buah
 Bidan Desa
: 1 Orang
 Balita
: 201 anak
 Balita Gizi Buruk
:
 Balita Gizi Baik
: 201 anak
0 anak
 Rumah tangga menggunakan air bersih/ pipa : 980 Rumah tangga
 Rumah tangga menggunakan air sungai
:
0 Rumah tangga
J. Penduduk
 Jumlah Kepala Rumah Tangga
: 797 kk
 Jumlah Penduduk
: 3.076 jiwa
K. Jumlah Aparatur Pemerintahan Desa
 Perangkat Desa
: 9 Orang
 BPD
: 7 Orang
 RT
: 14 RT
 RW
: 3 Wilayah
 LPM
: 11 Orang
 LINMAS
: 15 Anggota
 KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
: 3 Pengurus
 FKDM ( Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat )
: 5 Anggota
L. Komplek Balai Desa
 Bangunan Kantor Desa
: 1 unit
 Pendopo
: 1 unit
 Ruang serbaguna
: 0 unit
M. Sarana umum
 Jumlah Masjid
: 2 buah
 Musholla
: 10 Buah
 Jumlah Gardu Siskamling : 11 buah permanen.
 Balai Pertemuan
: 3 Buah
3. Kondisi Ekonomi
Kegiatan ekonomi desa selama ini masih didominasi oleh sektor pertanian.
Mengingat wilayah desa Kajartengguli hanya 65 % persawahan. Namun dari kegiatan
pertanian desa belum seutuhnya membuahkan hasil optimal. Ini disebabkan karena
masih rendahnya pengetahuan dan kurangnya dana penunjang. Padahal dari segi
pemasaran hasil, banyak pedagang yang bertransaksi di wilayah ini. Sebagian
masyarakat Desa Kajartengguli banyak yang menjadi pekerja bangunan, buruh tani,
Peternak kambing, Peternak cacing , peternak ikan lele, serta pekerjaan lainya di
Bidang Perindustrian. Kegiatan masyarakat pelaku usaha di desa Kajartengguli ada
yang sebagai peternak ikan lele ( 10 orang ) , peternak kambing ( 12 orang ).Tingkat
pendapatan masyarakat belum seutuhnya mencukupi kebutuhan hidup karena harga
barang tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat mereka serta masih
minimnya bekal pendidikan, upah buruh yang masih kecil serta masih mahalnya
barang – barang kebutuhan sembako. Hal ini tidak hanya terjadi di wilayah desa
Kajartengguli, namun wilayah lain juga keadaanya sama.
3.1. Potensi Unggulan Desa
Pengembangan
Potensi
Unggulan
Desa
Kajartengguli
yang
perlu
pengembangan dan sudah dilaksanakan yaitu :
- Pengembangan Pertanian
- Pengembangan Perikanan
- Pengembangan peternakan
3.2. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB
Tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Kajartengguli sudah sedikit
meningkat di banding tahun sebelumnya, hal tersebut terlihat dari daya beli
masyarakat dan berkurangnya KK miskin menurut indikator Badan Pusat Statistik
(BPS).
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
A.
VISI DAN MISI
Visi adalah kondisi yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yang dinyatakan dengan
hasil pembangunan yang dicapai melalui program rencana.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan Pemerintah desa untuk
mewujudkan Visi tersebut.
Visi Desa Kajartengguli adalah :
“HADIR LEBIH DEKAT DALAM MELAYANI MASYARAKAT SERTA MENUJU DESA
KAJARTENGGULI YANG BERMARTABAT DENGAN MENGEDEPANKAN KEJUJURAN
MUSYAWARAH DAN MENJUNJUNG TINGGI NILAI NORMA DALAM MASYARAKAT”
Sedangkan Misi Desa Kajartengguli adalah :
a. RELIGIUS
: Menjadikan masyarakat yang Agamis dan Mengedepankan nilai
Budaya.
b. SEJAHTERA
: Bertekad Mensejahterakan rakyat, sesuai dengan Visi Kabupaten
Sidoarjo SEHATI.
c. MANDIRI
: Mampu membangun Desa dengan menggali Potensi yang ada di Desa
dengan mengedepankan nilai kebersamaan dan melestarikan Budaya
Gotong – royong.
B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DESA
Program Pembangunan desa yang telah dilaksanakan semenjak Masa REPELITA
merupakan permulaan baru bagi desa dalam menjalankan ataupun mendukung program
kerja Pemerintah. Kemudian seiring bergulirnya waktu Pemerintah Kabupaten Sidarjo
menggulirkan Program ADD.Tapi Dana ADD sekarang ini lebih menjangkau kegiatannya
khususnya dalam kegiatan Rutin Desa dan bidang Pembangunan Desa. Walaupun kegiatan
ADD merupakan stimulant namun pelaksanaan ADD sangat membantu Roda Pemerintahan
Desa. Kegiatan ini sebelum dilakukan pelaksanaanya diadakan Musawarah Perencanaan
Pembangunan Desa terlebih dahulu yang telah menghasilkan beberapa jenis kegiatan
Pembangunan baik yang dilaksanakan oleh Desa Kajartengguli maupun Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Hasil - hasil pelaksanaan
MUSRENBANGDES dibagi 2 ( dua ) kegiatan.
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Merupakan Dokumen penting kegiatan strategis desa dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan selama 5 ( Lima ) tahun kedepan yang tertuang pada APBDesa. Jenis
Pembangunannya memerlukan dana besar dan kegiatan ini pelaksanaanya sepenuhnya
dibiayai dari dana - dana Kabupaten ( InBup ) dana dari Provinsi ( InGub ) maupun dana dari
pihak lain.
Diantaranya adalah
1.
Untuk Kegiatan sarana / prasarana Skala Desa. Untuk tahun Anggaran 2016 diarahkan
ke lokasi Pembangunan Pembuatan saluran air di RT 04 RW 02. Namun sampai saat ini
belum terlaksana secara keseluruhan kegiatanya. Lokasi tersebut disebelah Timur Balai
Desa mencapai sekitar 150 Meter.yang letaknya berjejer tiga dengan ketinggian sekitar
50 cm.
2.
Perbaikan Jalan skala desa yang membutuhkan dana - dana besar diantaranya
Pemasangan paving dan Pengaspalan – pengaspalan.
3.
Untuk Daerah Pertanian dengan dibangunnya Dam Permanen serta perbaikan maupun
pembangunan aliran Irigasinya. Karena sampai saat ini Kegiatan ini sering tidak
terpikirkan oleh para petani. Mengingat pendapatan petani di Desa Kajartengguli masih
belum sejahtera.
4.
Lingkungan Perumahan penduduk adalah kegiatan pemugaran perumahan masyarakat
miskin yang rumahnya tidak di Pondasi dan membuatkan Jamban Keluarga. Pekerjaanya
dimulai dari Wilayah Rw sampai wilayah Rt di Desa Kajartengguli Kecamatan Prambon.
Sampai saat ini baru 20 Rumah yang terlaksana dari 30 Rumah Tidak Layak huni.
5.
Kegiatan kerohanian dengan di Rehab Masjid maupun Mushola yang ada .Kegiatan ini
merupakan kegiatan non fisik yang sasaran pekerjaanya pada kegiatan keagamaan.
Rencana Kerja Tahunan Desa Merupakan Rencana Pembangunan Jangka Pendek atau
tahunan yang kegiatanya dilaksanakan berdasarkan APBDesa yang telah disahkan
dengan Lembaga Desa yang ada untuk dikerjakan pada tahun anggaran tersebut yang
didanai oleh Desa dengan dana PAD, dana ADD dan dana lainnya yang sah tidak
mengikat. Kegiatan ini merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah yang kegiatannya per tahun yang dituangkan dalam RPTD. Kegiatan yang di
Agendakan untuk kegiatan Pembangunan Jangka Pendek adalah :
1.
Pengaspalan Jalan Lingkungan Desa dengan skala kecil dengan sasaran jalan
Lingkungan Desa Kajartengguli untuk tahun Anggaran 2016.
2.. Bagi Jalan lingkungan yang tidak terjangkau dengan aspal dialihkan kegiatanya
menggunakan Cor Beton maupun Paving Blok. Namun ditahun 2016 belum bisa
melaksanakan kegiatan tersebut. Karena Dana yang ada untuk kegiatan peningkatan
jalan lingkungan.
3.
Pemenuhan sarana keagamaan dan kegiatan – kegiatan pendidikan agama diantaranya
pengadaan buku bacaan Islami, Iqro dan lainnya. TPA dilaksanakan setiap sore hari oleh
beberapa Takmir Masjid / Musholla. Kegiatan ini sudah berjalan .
A.
ANALISIS :
Guna mengimplementasikan Visi dan Misi Desa Kajartengguli Kecamatan
Prambon, tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor penentu yang akan menentukan
tingkat keberhasilan program dan kegiatan yang dilaksanakan, baik berupa analisis
Kekuatan (strength), Kelemahan (weakness), Peluang (opportunity) dan Ancaman
(threat) Desa Kajartengguli Kecamatan Prambon.
1.1 Analisis Kekuatan (Strength)
a. Desa Kajartengguli terdiri dari persawahan dan sangat berpotensi di Bidang
Pertanian dan Perikanan.
b. Desa Kajartengguli dialiri salah satu sungai yang sangat berpotensi di Bidang
Pertanian
c. Dilihat dari segi geografis Desa Kajartengguli berpotensi untuk kawasan perikanan
dan pertanian.
1.2 Analisis Kelemahan (Weakness)
a. Akibat jauhnya jarak ke perkotaan maka kualitas SDM di Daerah sangat kurang,
sehingga masyarakat monoton.
b. Sarana dan Prasarana di daerah baik fisik maupun non fisik kurang memadai.
1.3 Analisis Peluang (Opportunity)
a. Bantuan Pemerintah baik Pusat, Provinsi dan Kabupaten.
b. Bantuan dari investor dan Pihak Ketiga yang tidak mengikat yang menggali dan
mengembangkan Potensi Sumberdaya Alam di Desa Kajartengguli.
c. Swadaya Masyarakat.
1.4 Analisis Ancaman (Threat)
a. Sistem Managemen Pertanian yang belum berjalan dengan baik.
b. Kurangnya SDM yang mengakibatkan kesulitan dalam memahami anjuran
Pemerintah.
c. Rongrongan dari oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin mengambil
keuntungan pribadi.
B. FORMULASI STRATEGI
1.1 Strategi Kekuatan dan Peluang
a. Dengan Kondisi wilayah Desa Kajartengguli yang berpotensi di bidang pertanian,
maka dapat menggaet para investor untuk menanamkan modalnya di Bidang
Pertanian.
b. Di bidang Perikanan yang sangat
Baik, sungai maupun darat mampu
mendatangkan investor, sehingga dapat meningkatkan PAD Desa dan Retribusi
Daerah.
c. Dengan potensi Swadaya masyarakat yang tinggi sehingga mampu meringankan
beban pemerintah dalam menjalankan pembangunan di Daerah.
2.2 Strategi Kekuatan dan Ancaman
a. Memperbaiki sistem managemen di bidang pertanian.
b. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyelenggarakan pendidikan yang
terjangkau oleh masyarakat bawah.
c. Memberikan sosialisasi dan arahan kepada masyarakat tentang anjuran – anjuran
pemerintah.
2.3 Strategi Kelemahan dan Peluang
Dengan adanya bantuan – bantuan stimulant dari pemerintah, Maka sarana dan
prasarana yang kurang memadai dapat di perbaiki dengan dibantu oleh swadaya
masyarakat.
2.4 Strategi Kelemahan dan Ancaman
Dengan menyiasati antara peluang dan kelemahan maka ancaman – ancaman
diharapkan dapat diminimalisir.
C. PRIORITAS DESA
Pembangunan yang dilakukan Pemerintah Desa Kajartengguli masih tergantung pada
bantuan dari Pemerintah Kabupaten dan dana lainya yang sah. Untuk mengoptimalkan
kegiatan pembangunan tersebut masih mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa yang tertuang dalam APBDesa. Kegiatan pembangunan ini diprioritaskan
melalui Musdes dan beberapa elemen masyarakat terkait.Dalam Musdes diterangkan apabila
semua pembangunan didalam desa sudah terealisasi semua, maka kegiatan tersebut
dialihkan ke luar lokasi pemukiman penduduk. Karena kegiatan pembangunan di Desa
Kajartengguli baru dimulai secara optimalah ada dana ADD, ini dimungkinkan karena dana
ADD setiap tahun ada. Dana lainya seperti KOTAKU belum sesuai harapan dan belum
menjangkau seluruhnya. Karena Program KOTAKU pelaksanaanya harus mencangkup 3 (
tiga ) wilayah. Padahal Geografis Desa Kajartengguli keadaan lokasi 1 ( satu ) Pedukuhan
ada yang paling jauh. agar kegiatan KOTAKU dapat dilaksanakan di wilayah ini
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DESA
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa dilaksanakan secara Ekonomis, Efisien, dan
Efektif dengan asas pengelolaan keuangan berdasarkan asas transparan, akuntabel,
partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.Pengelolaan ini dilaksanakan
dan
dikelola
untuk
masa
1
(satu)
tahun
anggaran
dan
harus
disampaikan
pertanggungjawaban penggunaannya, adapun struktur APBDes terdiri Pendapatan Desa,
Belanja Desa dan Pembiayaan Desa.Untuk Pengelolaan Keuangan Desa agar dapat berjalan
dengan baik sesuai ketentuan yang telah dibentuk Tim Pelaksana Alokasi Dana ADD dengan
Keputusan Kepala Desa Nomor 01 Tahun 2013.
1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Upaya untuk mencapai target sesuai rencana yang ditargetkan didalam APBDesa tahun
anggaran 2016 dilakukan secara Intensifikasi dan Ekstensifikasi pendapatan, ditempuh
dengan berbagai pendekatan antara lain :
a. Menggali dan memanfaatkan Potensi Desa, sehingga pendapatan Desa meningkat
(misal : Hasil Usaha Desa, Hasil Kekayaan Desa, Swadaya dan Partisipasi, Gotong
Royong dll)
b. Mengupayakan peningkatan pendapatan dari pos lainnya yang sah. (Bantuan Pihak
Ketiga, dll)
c. Memotivasi masyarakat arti pentingnya pendapatan asli desa sebagai aset berharga
mendukung kegiatan pembangunan desa.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Perhitungan pendapatan akhir tahun anggaran dari realisasi pendapatan desa
dilihat dari rencana dan realisasi sebagai berikut :
Pendapatan Desa :
URAIAN
Pendapatan Asli Desa
Alokasi Dana Desa
TPAPD
RENCANA/ TARGET
SESUAI TARGET
90.050.000,00
90.050.000,00
1.256.900.411,62
1.256.900.411,63
282.570.000,00
282.570.000,00
Sumbangan Pihak Ketiga
-
-
JUMLAH PENDAPATAN
1.629.520.411,62
1.629.520.411,63
Dengan demikian sebagaimana data tersebut pada tabel diatas, maka Realisasi Pendapatan
tahun anggaran 2016 Sesuai dengan target.
3. Permasalahan dan Penyelesaian
Dengan hasil capaian selama akhir tahun anggaran 2016, bahwa antara rencana dan
realisasi secara global namun di poin-poin anggaran ada yang sesuai target. Khususnya yang
sesuai dan melebihi target tentunya tidak ada masalah, namun yang tidak mencapai target
yang perlu penanganan lebih intensif sehingga kedepan target dapat tercapai ataupun
melebih dari target. Adapun kendala yang ada dan upaya penyelesaiannya sbb :
a. Permasalahan :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat menaati Peraturan Desa tentang Pungutan Desa
/ Sumbangan Pihak ketiga.
2. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan.
3. Rendahnya Swadaya Masyarakat
4. Masih kurang rasa kepercayaan sebagian masyarakat terhadap Pemerintah Desa.
b. Solusi / Penyelesaian :
1. Penyampaian informasi / sosialisasi melalui pertemuan Rt / Rw
2. Perlunya masyarakat diberi informasi perkembangan desa dan Penggunaan Dana
yang telah diterima.
B. PENGELOLAAN BELANJA DESA
1. Kebijakan Umum Keuangan Desa.
Dalam Pengelolaan Keuangan Desa, Secara umum Administrasi dilakukan oleh
Sekretaris Desa dan Penanganan keuangan dilakukan oleh Kepala Desa bersama
Bendaharawan Desa.
Untuk Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh Tim pelaksana yang telah di tetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa Kajartengguli No. 01 Tahun 2016.
2. Target dan Realisasi Belanja.
Belanja Desa selama satu tahun anggaran 2016 yang diperhitungkan dengan
pendapatan desa dengan Target / realisasi sebagai berikut :
Belanja Langsung :
URAIAN
RENCANA / TARGET
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
JUMLAH
REALISASI SESUAI TARGET
401.708.000,00
401.708.000,00
82.213.783,09
82.213.783,09
483,921.783,09
483.921.783,09
Belanja Tidak Langsung :
URAIAN
RENCANA/ TARGET
REALISASI SESUAI TARGET
Belanja Pegawai/ Penghasilan Tetap
282.570.000,00
282.570.000,00
Belanja Bantuan Keuangan
119.138.000,00
119.138.000,00
JUMLAH
401.708.000,00
401.708.000,00
Data sesuai penggunaan anggaran APBDesa Tahun Anggaran yang berjalan.
3. Permasalahan dan Penyelesaian
Realisasi pembelanjaan selama tahun 2016, telah dapat dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan didalam APBDesa, namun demikian masih tetap ada kendala /
permasalahan walaupun tidak banyak, Berikut Permasalahan dan Solusi / penyelesaiannya.
a. Permasalahan :
 Harga dilapangan seringkali melebihi pagu anggaran.
 Masih Kurang intensifnya pelaksanaan administrasi / SPJ.
 Masih kurangnya pemahaman Pengadministrasian keuangan.
b. Solusi / Penyelesaian :
 Peningkatan SDM Pengelola Kegiatan.
 Pendampingan lebih itensif.
 Pembinaan secara regular dari Kecamatan, Kabupaten.
PENGELOLAAN BELANJA DESA
1. Kebijakan Umum Keuangan Desa :
Semua anggaran yang telah dituangkan dalam APBDesa sering kali belum bisa sesuai
rencana. Kejadian ini tidak hanya terjadi di Desa Kajartengguli di wilayah yang lain juga
keadaanya tidak jauh berbeda.Semua pelaksanaan kegiatan di desa, dana di lokasikan pada
pekerjaan - pekerjaan yang dianggap perlu dan darurat. Pekerjaan yang pelaksanaan nya
menggunakan dana yang besar diajukan ke Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Realisasi
pekerjaan pembangunan didesa menunggu Anggaran yang telah di sahkan.Dan apabila
masih kurang / lebih diadakan perubahan anggaran sesuai ketentuan.
2. Target dan Realisasi Pendapatan :
Dalam pelaksanaan Pembangunan di Desa Kajartengguli, sistim Gotong Royong
masih berjalan dan terus dipertahankan. Dalam hal ini Gotong Royong masih menjadi sarana
kerjasama
antar
warga
Pembangunan.Sebelum
dan
pelaksanaan
menjalin
kebersamaan
pekerjaan
dilakukan
dalam
terlebih
pelaksanaan
dahulu
diadakan
musyawarah diantara pelaksana kegiatan beserta elemen masyarakat di tingkat RT.
Selanjutnya hasil musyawarah tersebut dilaporkan ke Tingkat RW dan Kasun.
Kemudian dalam Musrenbang dimasukan kedalam agenda pembangunan dan didata menjadi
Rencana Kerja tahunan Desa. Selanjutnya dimasukan ke dalam Rencana Pembangunan
jangka Menengah dengan usulan dari masyarakat dan diprioritaskan pelaksanaan pekerjaan
tersebut sesuai dengan kemampuan Desa.
Dalam rangka pemerataan pembangunan desa menuju kemandirian Desa dan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat Desa, diperlukan partisipasi dari seluruh masyarakat melalui
pembangunan skala Desa. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut diperlukan
sumber dana yang dibutuhkan untuk menjaga ataupun membangun sarana dan prasarana
desa.Bangunan bangunan yang ada khususnya bangunan kantor, Sarana umum, sarana
ibadah umumnya umurnya sugah lama dan perlu di Renovasi/ Rehabilitasi.
Sumber
utama
dalam
pelaksanaan
pembangunan
di
Desa
Kajartengguli
masih
mengandalkan Alokasi Dana Desa ( ADD ). Banyak manfaat yang dihasilkan dari kegiatan
tersebut :
a) Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam melayani masyarakat Desa diharapkan
lebih optimal sesuai kewenanganya.
b) Lembaga - lembaga kemasyarakatan didesa dapat meningkatkan kemampuanya dalam
hal perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan sarana dan prasarana
desa bersama dengan Pemerintah Desa.
c)
Diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan di setiap pembangunan sarana dan prasarana
pendapatan, kesempatan bekerja masyarakat ada.
d) Partisipasi swadaya dana dan Gotong Royong tenaga/ matrial menjadi lebih optimal.
Berikut disampaikan sarana dan prasarana desa yang ada :
a)
Kantor Desa
jumlah 1 unit ( 2 Ruangan )
b)
Pendopo
jumlah 1 unit
c)
Ruang serbaguna
jumlah 1 unit ( 1 ruangan )
d)
Masjid
jumlah 2 Masjid
e)
Musholla
jumlah 10 Musholla
f)
Gardu permanen
jumlah 2 buah dari 14 RT
g)
Sekolah Dasar
Jumlah 1 SD dan 1 TK
h)
Sekolah lanjutan
Jumlah 1 SMP
i)
Poliklinik Kesehatan Desa Jumlah 1 Unit ( 1 bidan)
Uraian lebih lanjut ada dalam Profil Desa Kajartengguli.
3. Permasalahan dan penyelesaian
Setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan dipastikan ada kendala.Ini dikarenakan
kurangnya pemahaman masyarakat tentang pelaksanaan Pembangunan tersebut.Sedangkan
swadaya dan gotong royong sering kali menemui jalan buntu.Untuk menyelesaikan
pelaksanaan kegiatan tersebut diadakan musyawarah agar masyarakat mendukung
sepenuhnya dan partisipasi lebih ditekankan kepada masyarakat.Agar semua masyarakat
merasa ikut memiliki pada pekerjaan tersebut dan diharapkan sesuai rencana kerja yang ada.
Semua keputusan diserahkan kepada masyarakat dalam penggalian dana ataupun
swadaya.Partisipasi dan gotong royong ditekankan pada masyarakat dan dilakukan
sosialisasi pada masyarakat agar semua pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan
rencana
BAB III
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DESA
A. URUSAN HAK ASAL USUL DESA
Berdasarkan Undang - undang Nomor 06 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang
dimaksud Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas - batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam kontek penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dalam melaksanakan tugas pelayanan,
pembangunan desa, serta pembinaan masyarakat maka desa selain memiliki sumber
Pendapatan Asli Desa sesuai dengan Undang- undang Nomor 06 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Desa juga berhak untuk Mendapatkan Alokasi Dana Desa Umum
yang diterima oleh Daerah.
Di era Otonomi, Pemerintahan Desa Kajartengguli juga melaksanakan kegiatan Otonomi
tersebut. Indikatornya adalah penggalian potensi desa yang ada. Namun usaha tersebut
masih jauh dari harapan Pemerintah Desa Kajartengguli karena masih kurangnya factor
pendanaan, SDM, pendapatan masyarakat desa serta Pendapatan Asli Desa Kajartengguli
yang hanya sampai saat ini mengandalkan tanah Kas desa.
1. Pelaksanaan Kegiatan
Program – program pembangunan Desa dilakukan dengan Usulan – usulan dari tingkat RT
yang di musyawarahkan.Dan ditampung pada kegiatan RW.kemudian antar RW mengadakan
Musrenbang diwilayah.Semua program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan
Pembangunan berkala. (terlampir pada lampiran jenis kegiatan Pembangunan Desa
Kajartengguli.Kegiatan pembangunan fisik untuk Desa Kajartengguli masih sekitar sarana
dan prasarana yang mengacu pada Dokumen Musrenbangdes.Yang pelaksanaanya
sepenuhnya oleh masyarakat itu sendiri. Dari Pemerintah Desa hanya menampung /
jembatan
penghubung
kemudian
usulan
tersebut
di
masukan
dalam
Agenda
Pembangunan.Dan yang lebih penting lagi adalah melihat Keuangan yang ada.Karena Faktor
ini mendukung sepenuhnya dari berbagai kegiatan yang ada.
Setelah semua kegiatan sarana dan prasarana desa sukses dilaksanakan, barulah kegiatan
Non fisik dikerjakan. tertuang dalam Dokumen Musrenbangdes Semua Program ini sukses
sepenuhnya harus didukung dengan Profesional dan tidak melanggar ketentuan. Karena
semua kegiatan ini harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak khususnya
Masyarakat, instansi - instansi terkait yang ada serta Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada
umumnya.
2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan suatu pembangunan di Desa tidak lepas dari peran serta masyarakat, Dengan
dukungan swadaya pun belum mampu atau belum bisa diukur berhasil apabila pelaksanaan
pembangunan tersebut hanya mengandalkan swadaya. Intinya harus ada kebersamaan,
saling pengertian , saling percaya dan saling mempunyai dan rasa memiliki. Di Desa
Kajartengguli tingkat pencapain pembangunannya yang paling menonjol adalah Pelaksanaan
kegiatan dana dan Alokasi Dana Desa . Karena dana tersebut cukup lumayan dan dukungan
swadayanya
masih
berjalan
saat
pelaksanaan
pekerjaan
dilaksanakan.
Kontribusi
masyarakat juga banyak.
Sedangkan pelaksanaan dana ADD dirasa belum optimal. Hal ini terjadi karena dana ADD
dananya
terbatas.
Penggunaanya
dana
ADD
diperuntukan
untuk
pemeliharaan-
pemeliharaan serta pekerjaan baru tetapi skala kecil.Dana ADD tingkat pencapaian
pelaksanaanya
ditopang
dengan
PAD,
namun
mengingat
Pendapatan
Asli
Desa
Kajartengguli masih kecil pelaksanaan APBDesa masih jauh dari perencanaan.
3. Satuan Pelaksanaan kegiatan Desa
Dalam Susunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintahan Desa Kajartengguli
pelaksanaanya mengacu pada Peraturan Bupati Kabupaten Sidoarjo Nomor 06 Tahun
2011.Mengingat Luas wilayah Desa yang luas, maka Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa Kajartengguli menggunakan pola maksimal.Semua pelaksanaan kegiatan
pemerintahan sesuai aturan yang berlaku. Dari Kepala Desa hingga ke RT/RW berjalan
dengan baik. Begitu juga dengan Lembaga - lembaga Desa yang ada. Pelaksanaan
kegiatanya sesuai pekerjaanya masing- masing yang telah diatur menggunakan Susunan
Organisasi dan Tata kerja Tahun 2016.
B. URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN KABUPATEN
1. Pelaksanaan Kegiatan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintahan daerah Kabupaten/
kota terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah kabupaten/ kota yang
terkait dalam pelayanan dasar.Dalam hal pelaksanaan kegiatannya Pemerintahan Desa
banyak sekali pekerjaan – pekerjaan yang sering kurang berhasil.Keadaan Geografis desa
Kajartengguli. Jangkauan ke Ibu Kota Kecamatan mencapai 0,5 km. untuk itu segala
perencanaan pembangunan yang berskala besar di Desa diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten lewat RPJM. Sedangkan kegiatan Pemerintah Desa yang berskala kecil
pelaksanaanya dilakukan oleh Desa.Ini disebabkan karena kecilnya Pendapatan Asli Desa.
Harapan kami semua perencanaan pembangunan yang tertuang dalam RPJM terlaksana dan
didukung dari Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo
2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan pelaksanaan program Desa tidak lepas dari peran serta masyarakat
yang nyata. Di pekerjaan ini semua elemen masyarakat desa harus besatu padu
melaksanakan semua pelaksanaan program Desa.Dalam hal pelaksanaan pembangunan
fisik maupun non fisik sebetulnya sudah dirasakan berhasil.Adapun terdapat kekurangan
merupakan hal yang biasa di dalam pelaksanaan suatu program desa.Pelaksanaan ADD di
tahun 2016dana yang dianggarkan untuk program pembangunan sepenuhnya diserahkan ke
wilayah yang membutuhkan. Dari Pemerintah Desa Kajartengguli swadaya lebih ditekankan
sekali mengingat partisipasi mereka sangat dibutuhkan.Namun dalam pelaksanaanya hal
tersebut juga sering terhambat. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang
pemahaman ataupun karena yang lainya. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah
bagi pelaksanaan pemrogram pembangunan maupun program yang lainya.
3. Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Dalam rangka mendukung Program Pemerintah baik Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten, kami dari Jajaran Pemerintahan Desa beserta lembaganya
senantiasa mendukung dan melaksanakan program tersebut. Namun pelaksanaanya juga
banyak kendala. Dari posisi Desa yang berada ditepi Sawah serta Geografis Desa
Kajartengguli yang keadaan pertanahannya bergelombang menjadikan kondisi tersebut
masih merupakan kendala. Jarak antar wilayah masih ada yang berjauhan. Sehingga sarana
dan prasarana jalan maupun yang lainya menjadi besar anggaranya.Tetapi dari pihak
pemerintahan Desa beserta lembaganya sering diadakan sosialisasi
– sosialisasi
pelaksanaan program. Bagaimanapun juga kontribusi masyarakat sangat diperlukan dalam
setiap program – program Pemerintah.
Berikut disampaikan data – data pembangunan Desa ditahun 2016 :
1. Pembangunan Ruang PKK dan Lembaga (APBN)
2. Pembangunan Taman Desa ( APBN )
3. Pemasangan keramik Balai Desa ( APBN )
4. Rehap atap dan dapur Balai Desa ( APBN )
5. Perbaikan Saluran Air RT 02 RW 02 ( APBN )
6. Pembuatan Saluran air RT01 RW 02 ( APBN )
7. Pembangunan Balai RW 03 ( APBN )
8. Pembangunan Ruko ( APBN )
Dari ke 8 ( delapan ) program tersebut kontribusi masyarakat menyumbang swadaya uang
dan tenaga sebesar 20 %.
4. Satuan pelaksana kegiatan Desa
Dalam pelaksanaan setiap program Desa dari jajaran Pemerintah Desa Kajartengguli
melaksanakan ketentuan yang ada. Dari masing- masing perangkat hingga ke tingkat RT
melaksanakanya. Namun dalam kegiatan masih terdapat hambatan – hambatan. Keadaan
tersebut memang tidak hanya terjadi di wilayah Desa Kajartengguli.Bagi Pemerintah Desa
Kajartengguli apabila ada seorang ataupun sekelompok orang yang masih belum menerima
program Desa merupakan pekerjaan yang harus dicari penyelesainya.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa, maka dari Pemerintah Desa
mengadakan musyawarah diantara kelompok masyarakat tersebut. Pekerjaanya dibagi
menurut tugas , wewenang serta jabatanya dalam setiap penyelesaian masalah di desa. Dan
apabila di tingkat desa tidak ada kesepakatan maka dilanjutkan ke tingkat atas.
4. Permasalahan dan penyelesaian
Mengingat letak Desa Kajartengguli sampai saat ini belum pernah ada permasalahan.
Masing- masing sudah saling mengerti sesuai dengan kewenanganya. Dan dari pihak
Pemerintah Desa Kajartengguli sering mengadakan kerjasama untuk program- program
masyarakat Desa Kajartengguli.
Dalam pelaksanaan kegiatan Desa sesuai dengan perencanaan Program Desa disini masih
sering ditemui kendala pada permasalahan teknis. Namun tidak menjadi masalah bagi
Pemerintah Desa Kajartengguli karena semua itu hal yang biasa dan dapat diselesaikan
sesuai dengan aturan yang ada.
BAB V
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA
1. Dasar Hukum
Pelaksanaan program Pemerintah baik Pusat maupun daerah senantiasa dikoordinasikan
dengan Pemerintah Desa. Karena salah satu fungsi Pemerintah desa adalah pelayanan dan
perlindungan masyarakat.
Dasar hukum tugas pembantuan ;
a) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur;
b) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437),
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
c)
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
d) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah nasional 2004- 2009 (Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 11);
e) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587 );
f)
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran negara republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia
Nomor 4593 );
g) Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 9 Tahun 2008 ( Lembaran Daerah
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008 Nomor 5 Seri E )
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan :
Penyelenggaraan pemerintahan Desa tidak lepas dari Pembinaan dari Pihak
Kecamatan Prambondan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.Sesuai dengan kedudukanya
Pemerintah Desa merupakan pelaksana penyelenggaraan Pemerintahan.Dalam pelaksanaan
kegiatanya
tugas
–
tugas
pembantuan
dilaksanakan
sesuai
dengan
tugas
dan
fungsinya.Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dilaksanakan sesuai kewenanganya, karena
Desa sesuai peraturan yang ada merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten yang
melaksanakan penyelenggaraan tugas umum diantaranya pelaksanaan pembangunan,
pemberdayaan
masyarakat,
penyelenggaraan
ketentraman
dan
ketertiban
umum,
pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum dan pelaksanaan tugas pembantuan
yang diberikan oleh instansi terkait.
3. Satuan Pelaksanaan KegiatanDesa :
Dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan, apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal maka urusan
pemerintahan tersebut menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten.Pelaksanaan
kegiatan tersebut, di Desa Kajartengguli berpedoman pada kebijakan Pemerintah
Kabupaten.Karena pemerintahan Desa melaksanakan kegiatannya mengacu pada Peraturan
perundangan Kabupaten Sidoarjo.Sedangkan dalam desa pelaksanaanya mengacu pada
Peraturan Desa. Dalam melaksanakan kegiatan Peraturan Desa kegiatanya tertuang dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
4. Pelaksanaan Kegiatan Yang Diterima :
Dalam
melaksanakan
suatu
Peraturan,
permasalahan
pasti
timbul
karena
dalam
pelaksanaannya terkadang ada sebagian masyarakat yang belum mengerti dan memahami
peraturan tersebut.
Pelaksanaan Kegiatan Desa saat ini masih difokuskan ke Infrastruktur / sarana dan
prasarana masyarakat karena kegiatan ini merupakan Skala prioritas Desa. Setelah kegiatan
sarana dan prasarana fisik Desa dilaksanakan semua, barulah direncanakan kegiatan sektor
Pertanian terpadu, ekonomi masyarakat dan Lingkungan penduduk, kegiatan pemugaran
Rumah tidak layak huni dan yang lainnya. Untuk Pertanian dengan dibangunya jembatan dan
perbaikan saluran irigasi dan lain sebagainya, untuk lembaga ekonomi di tingkat RT dengan
sistim andilan yang dirasa Program tersebutberhasil. Namun kegiatan ini masih lama.Karena
semua kegiatan Pembangunan Desa Kajartengguli masih sekitar Sarana dan prasarana
Jalan.
Dampak yang timbul dalam pelaksanaan Peraturan desa biasanya terjadi dalam kelompok
masyarakat diwilayah tersebut.Namun hal ini bisa diatasi dengan pendekatan pada warga
masyarakat dan diberi pengertian dan sebagainya.Dalam pelaksanaan Program dan kegiatan
desa, kontribusi masyarakat sangat dibutuhkan dalam melaksanakan semua kegiatanya.
5. Sumber dan Jumlah Anggaran :
Dalam rangka pemerataan pembangunan Desa menuju kemandirian Desa serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, perlu adanya partisipasi dari seluruh warga
masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan Desa dan kegiatan lainya perlu
didukung dengan dana yang diharapkan menjadi penyangga utama pelaksanaan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Sehingga dalam hasilnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Berikut data data kegiatan Desa yang belum
direalisasikan di tahun 2016 :
No
Nama kegiatan
Dana yang diperlukan
Sumber dana
1.
Pembangunan ruang lembaga dan PKK
Rp 400.000.000,-
APBN
Semua pelaksanaan kegiatan pemerintahan desa sumber pendanaanya ditopang oleh
Pemerintah Kabupaten serta sumber pendapatan Desa lainya.
6. Permasalahan dan Penyelesaian
Sebagian pekerjaan didalam Desa dalam pelaksanaanya masih banyak kekurangan –
kekurangan.Namun hal tersebut tidak berarti suatu pekerjaan tersebut tidak selesai, kadang
permasalahan yang timbul adalah teknis pelaksanaannya.Dalam pelaksanaan semua
anggaran yang telah tertuang dalam APBDes sering kali mengalami hambatan. Banyak
rencana yang dilaksanakan masih kekurangan pembiayaan - pembiayaan. Namun hal
tersebut di selesaikan dengan baik .
B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN :
Dalam kontek penyelenggaraan pemerintahan Desa semua pekerjaan yang telah
tertuang dalam APBDesa maupun RPJM dalam pelaksanaanya banyak membutuhkan
bantuan informasi dari Instansi terkait. Karena dalam teknis pelaksanaanya sering sekali
informasi tersebut dibutuhkan karena menyangkut bidang pelayanan pada masyarakat,
bahkan juga dana dana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Anggaran dan yang
lainya.
1. Dasar hukum ;
1.
Peraturan Bupati Sidoarjo No 8 tahun 2008 tentang Ketentuan Pelaksana Tugas ( PLT )
dan pejabat yang menjalankan tugas ( YMT ) pada satuan Kerja Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintaha kabupaten Sidoarjo.
2.
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur;
3.
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437),
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4.
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah nasional 2004 - 2009 (Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 11);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587 );
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran negara republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia
Nomor 4593 );
8.
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 9 Tahun 2008 ( Lembaran Daerah
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008 Nomor 5 Seri E);
2. Urusan Pemerintahan yang ditugas pembantuankan
Pelaksanaan Anggaran Desa menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan, dalam perencanaan mengandung arti bahwa
Anggaran Desa menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada
tahun yang bersangkuta. Dalam pelaksanaanya pengawasan diartikan bahwa anggaran desa
menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa
Anggaran Desa harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja / mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan.Anggaran Desa harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa Anggaran Pemerintah Desa menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian Desa . Di Desa
Kajartengguli pelaksanaan semua perencanaan dilaksanakan oleh perangkat dan Lembaga
desa yang berkepentingan dalam pelaksanaan perencanaan tersebut. Untuk mengantisipasi
semua pelaksanaan perencanaan yang tidak berhasil, maka pihak Pemerintah Desa
mengadakan Koordinasi dengan Instansi Pemerintah Daerah yang berkepentingan untuk
mendukung kegiatan desa tersebut.
3. Sumber dan Jumlah Anggaran :
Keuangan Desa dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.Serta dilaksanakan dalam suatu sistem
yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBDes yang setiap tahun ditetapkan dengan
Peraturan Desa.Kepala Desa selaku Kepala Pemerintah di Desa Kajartengguli adalah
pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam
kepemilikan kekayaan desa.
Kewenangan kekuasaan pengelolaan keuangan desa adalah:
a.
Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDes;
b.
Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang Desa;
c.
Menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang milik Desa;
d.
Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
e.
Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan Desa;
f.
Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang di Desa;
g.
Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik Desa serta
Koordinator pengelolaan keuangan desa bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
kepada Kepala Desa.
Pada akhir tahun Anggaran 2016, sumber dan pendapatan Desa dalam Anggaran Perubahan
tercatat sebesar Rp 1.360.234.461,62
BAB VI
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN LAINYA
A. KERJASAMA ANTAR DESA
1. Kebijakan dan Kegiatan :
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang tertuang dalam
APBDes disebutkan bahwa semua pelaksanaan pembangunan baik fisik dan non fisik
dituangkan tersendiri ke dalal RPJMDesa. Pelaksanaan RPJMDesa mengacu pada APBDesa
yang ditetapkan setiap tahunnya.Dalam melaksanakan kerjasama antar Desa, di Kecamatan
dibentuk Badan Kerjasama Antar Desa yang tujuanya akan melaksanakan kegiatan
pembangunan baik fisik maupun non fisik. Namun ditahun 2016 pelaksanaan Kerjasama
Antar Desa belum dilaksanakan karena belum ada suatu kegiatan yang pelaksanaanya
dengan desa lain.Namun didalam RPJMDesa sudah ada data pembangunan yang akan
dikerjasamakan pembangunanya yaitu pembuatan jalan tembus ke Desa lainnya.
2. Pelaksanaan Kegiatan :
Dalam kegiatan kerjasama antar Desa sebetulnya banyak sekali kegiatan yang telah
direncanakan.Namun hal tersebut saat ini belum terlaksana. Karena pelaksanaan APBDesa
belum semuanya terlaksana, Untuk jenis pekerjaan tertentu akan diberi nama kegiatan sesuai
dengan jenis dan macam kerjasamanya diantara Desa yang bersangkutan. Pelaksanaan
Kerjasama antar Desa rencananya dilaksanakan sesuai kebutuhan dan jenis kerjasamanya.
Dari Desa kajartengguli sendiri telah dibuat Tim khusus dalam pelaksanaan kerjasama antar
Desa kalau ada kegiatannya.
Kerjasama Antar Desa memerlukan pemikiran waktu yang panjang, karena semua
perencanaanya
melalui
beberapa
tahapan
dan
persetujuan
khususnya
dari
masyarakat.Karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada permasalahan
maupun kendala.Untung ruginya juga diperhitungkan dalam melaksanakan kerjasama
tersebut. Untuk kerjasama di tingkat kecamatan difasilitasi oleh pihak Kecamatan.Jangka
waktu pelaksanaan kerjasama antar Desa saat ini belum ditentukan karena belum ada
pelaksanaan kerjasama antar Desa.
Biasanya dari hasil kerjasama sebelumnya diadakan penanda tanganan kerjasama ( MoU ).
Di Desa Kajartengguli tahun ini belum melaksanakan satupun kerjasama antar Desa.Karena
belum ada pekerjaan ataupun pelaksanaan kegiatan. Kerjasama antar Desa yang
dilaksanakan saat ini sekitar permasalahan warga masyarakat, perselisihan warga antar
Desa dan lain sebagainya.
3. Permasalahan dan Penyelesaian :
Setiap permasalah yang timbul dalam penyelesainya dilaksanakan dengan azas
kekeluargaan. Saat ini yang sering dilaksanakan kerja sama antar desa masih sekitar
penyelesaian
sengketa
warga
yang
melibatkan
beberapa
instansi
terkait
dalam
menyelesaikan permasalahan. Dan apabila dalam musyawarah tersebut belum berhasil maka
diselesaikan ketingkat atasnya.Namun permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan fisik saat
ini belum dilaksanakan. Hal ini dilakukan karena pelaksanaan pekerjaan dalam desa
seluruhnya belum selesai.
B. KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
1. Kebijakan dan Kegiatan :
Dalam pelaksanaan kerjasama antar Desa bagi Desa yang telah melaksanakan,
kendala teknis maupun pembiayaan sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan baik yang
fisik maupun non fisik.Namun pekerjaan tersebut dapat di laksanakan sesuai rencana.
Biasanya dalam pelaksanaan kegiatan dari Desa dalam proses pendanaan masih
bekerjasama dengan toko Material untuk jenis pekerjaan Pembangunan.Kemudian dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan non fisik sebagai contoh penyuluhan hukum, penyuluhan
kehutanan, penyuluhan kesehatan dan lainya pihak desa mengadakan hubungan kerjasama
dengan instansi tertentu sesuai dengan bidang informasi yang akan dilaksanakan kegiatanya.
Dari pihak desa mengadakan koordinasi dengen instansi terkait.
2. Pelaksanaan Kegiatan :
Bidang kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain tergantung dengan macam
dan jenisnya. Diantaranya untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan mengadakan
Koordinasi dengan Toko Material dan terkadang kepada CV ataupun orang - orang yang
berkepentingan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. Baik dalam bidang teknis maupun
kekurangan alat ataupun bahan.Untuk kegiatan Penyuluhan, pembinaan, pememberdayaan
masyarakat maupun pelatihan dan sebagainya, dari pihak Desa mengadakan koordinasi
dengan instansi yang berkepentingan dalam bidangnya masing - masing. Bahkan kepada
pihak Pemerintah Kabupaten juga mengadakan koordinasi dalam rangka pelayanan pada
masyarakat.
Dalam pelaksanaan kerjasama diberbagai bidang, setiap kegiatan ada nama dan jenis
kegiatanya. Dalam hal ini Pemerintah Desa Kajartengguli melaksanakan kegiatan
pembangunan ruang Lembaga dan PKK, maka pihak Desa mengadakan koordinasi dengan
badan usaha tersebut maupun pemborong bangunan.
Untuk tugas yang diberikan kepada perangkat desa atupun masyarakat Desa, dari Desa
membentuk tim untuk melaksanakan suatu kegiatan baik yang dikerja samakan maupun yang
bekerja didalam Desa. Tim – tim tersebut bekerjasama dengan instansi yang terkait dalam
bidangnya masing- masing. Tim desa terdiri dari Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Perempuan, BPD, LKMD dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan.
Dalam melaksanakan kegiatan suatu kerjasama dana maupun anggaran diambil dari dana
Desa maupun dana lainya yang sah. Besaran dana tersebut disesuaikan dengan kegiatan
yang akan dilaksanakan. Kerjasama Antar desa memerlukan pemikiran waktu yang panjang,
karena semua perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan khususnya dari
masyarakat. Karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada permasalahan
maupun kendala. Untung ruginya juga diperhitungkan dalam melaksanakan kerjasama
tersebut.Untuk kerjasama di tingkat kecamatan difasilitasi oleh pihak Kecamatan.
Jangka waktu pelaksanaan kerjasama antar desa saat ini belum ditentukan karena belum
ada pelaksanaan kerjasama antar Desa. Waktu ataupun jangka waktu pelaksanaan
disesuaikan dengan tingkat dan jenis kebutuhan pekerjaan yang akan dilaksanakan bersama.
Kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain akan menumbuhkan rasa saling
membutuhkan. Terkadang dalam Desa sendiri permasalahan juga ada, Namun dengan
adanya kerjasama bersama pihak lain maka permasalahan tersebut berkurang.
3. Permasalahan dan Penyelesaian :
Dalam suatu kerjasama permasalahan yang timbul biasanya karena kurang
kesepahaman dalam pelaksanaan pekerjaan. Lokasi dan tempat juga bisa menjadi
permasalahan. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut maka pihak yang akan diajak
kerjasama supaya diadakan sosialisasi kepada masing - masing wilayah sebelum
melaksanakan kegiatan tersebut.Permasalahan yang timbul di tulis dalam Berita Acara dan
dimasukan ke dalam agenda kegiatan dimasing - masing kelompok yang akan mengadakan
kerjasama. Kemudian dari instansi terkait diikutkan untuk memfasilitasi kejadian - kejadian
tersebut.
C. BATAS DESA
1. Kebijakan dan Kegiatan :
Batas desa merupakan batas wilayah administratif didalam pemerintahan desa yang
dikuatkan dengan perundang - undangan yang berlaku. Berikut disampaikan Batas - batas
Desa Kajartengguli ;
a. Batas desa sebelah Utara
: Desa Kedungwonokerto
b. Batas desa sebelah Selatan
: Desa Prambon
c. Batas desa aebelah Timur
: Desa Gedang rowo
d. Batas desa sebelah Barat
: Desa Prambon
Untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul akibat perbatasan desa diantara beberapa
desa yang berkepentingan diadakan sosialisasi.
2. Pelaksanaan Kegiatan :
Didalam kehidupan bermasyarakat permasalahan sangat komplek dan bervariasi.
Jenis permasalahan akibat batas desa di Desa Kajartengguli belum ada permasalahan yang
menonjol. Karena di masing - masing Desa sudah ada sosialisasi diantara beberapa Desa
kepada masyarakat.Untuk menjaga hal - hal yang tidak diinginkan maka Pemerintah Desa
Kajartengguli mengadakan Sosialisasi pada masyarakat tentang batas Desa dan yang
sejenisnya.
3. Permasalahan dan Penyelesaian :
Untuk tugas yang pembantuan dalam mengantisipasi permasalahan batas Desa, pihak
Pemerintah Desa memberikan tugas kepada perangkat Desa dan dibantu masyarakat Desa
setempat yang berkepentingan dengan hal tersebut, di Desa di bentuk tim untuk
melaksanakan suatu kegiatan baik yang dikerja samakan maupun yang bekerja didalam
desa. Tim – tim tersebut bekerjasama dengan instansi yang terkait dalam bidangnya masingmasin. Tim Desa terdiri dari Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, BPD,
LKMD dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan.Untuk menguatkan Tim
tersebut Kepala Desa membuat Keputusan Desa tentang pengangkatan Tim tersebut.
D. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
1. Bencana yang terjadi dan penanggulanganya
Untuk penanggulangan bencana alam yang terjadi, di Desa Kajartengguli pernah
dilakukan simulasi penanganan bencana alam Gunung meletus. Dalam keadaan darurat
koordinasi dengan Instansi terkait dioptimalkan dalam rangka penanganan bencana Gunung
meletus. Berikut disampaikan alur pelaksanaan penanganan bencana Gunung meletus :
1. Dari setiap masing - masing wilayah, setiap penduduk diharuskan mempunyai alat tanda
bahaya yaitu Kentongan.
2. Kemudian masyarakat diwilayah masing-masing setelah mendengar tanda bahaya
Kentongan diharuskan keluar rumah menuju jalan Raya yang telah ditentukan oleh
petugas. Kemudian dari jalan Raya semua penduduk diangkut ke lokasi pengungsian
yang telah disediakan.
3. Dilokasi pengungsian telah disediakan berbagai tempat asilitas umum. Disini ada dapur
umum, Sarana sanitasi, sarana kesehatan dan sarana lainya.
4. Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana semua instansi yang ada di Kabupaten
Sidoarjo diikutsertakan.
Penanganan bencana tidak hanya meliputi bencana gunung meletus namun bencana yang
lainnya juga selalu dikoordinasikan dengan pihak yang terkait di wilayah Kecamatan dan
Pihak Kabupaten umumnya.
2. Status Bencana
Pelaksanaan penanggulangan bencana di Desa Kajartengguli telah dibentuk tim
penanggulangan bencana Alam. Karena lokasi Desa Kajartengguli di barat Bandara Juanda
Sidoarjo. Tim tersebut bertugas mengkoordinir penanganan bencana alam dengan instansi
yang terkait. Anggota tim terdiri dari Perangkat Desa, Lembaga Desa, Bidan Desa dan Tokoh
Masyarakat. Koordinasi dilakukan dengan melihat jenis bencana yang terjadi. Apabila
bencana alam tersebut terjadi dan tidak bisa bisa diatasi oleh pihak Tim Desa maka pihak
Desa berkoordinasi dengan pihak Kecamatan untuk diteruskan ke Satuan Koordinasi
Pelaksana Penanganan bencana di Kabupaten Sidoarjo.
Penanganan
bencana
tersebut
melihat
Status
Bencana
dan
serta
bahaya
dan
penanggulangannya.Dalam keadaan demikian Koordinasi dengan instansi terkait sangat
diperlukan.
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Dalam penanganan semua Bencana Alam memerlukan biaya yang besar. Di Desa
Kajartengguli Anggaran untuk penanganan bencana dimasukan kedalam APBDesa. Namun
dana yang diambil sumbernya dari Pendapatan Asli Desa. Dan apabila terjadi dan tingkat
kerusakan bencana tersebut besar maka biaya penanganan tersebut diserahkan pada Pihak
Kabupaten.Anggaran yang disediakan di APBDesa untuk setiap tahunya Rp 0.
4. Antisipasi Desa
Dalam mengantisipasi kejadian bencana alam, di Desa Kajartengguli melaksanakan
ronda malam bergilir yang telah dilaksanakan setiap malam. Ronda malam tersebut telah
terjadwal dan di setiap Pos kamling disediakan alat tanda bahaya Kentongan dan peralatan
sederhana lainya. Siaga Disetiap Pos jaga malam bagi yang melaksanakan ronda malam
diwajibkan melapor apabila terjadi bencana alam maupun bencana yang lainya kepada
Aparat
Desa
setempat.
Dan
dilaporkan
kepada
Instansi
terkait
dan
yang
berkepentinganPelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana alam, petugas yang
melaksanakan kegiatan tersebut dibentuk dengan Keputusan Kepala Desa.Namun tahun ini
tidak aktif namun selalu berkoordinasi dengan pihak terkait, karena untuk Desa Kajartengguli
Alhamdulillah masih relatif aman. Pihak Pemerintah Desa membentuk Satuan tugas khusus
yang melaksanakan kegiatan tersebut yang terdiri dari Unsur Perangkat Desa, Masyarakat
dan Tenaga kesehatan yang ada di Desa Kajartengguli. Kelembagaan di Desa Kajartengguli
dalam kaitanya dengan tugas penanganan bencana alam dibentuk dengan Keputusan Desa.
Berikut dilaporkan data petugas Tim pelaksana penanggulangan bencana :
1. Pelindung
: SUWONO, BA
2. Koordinator desa
: IFAN SETIYONO
Ketua
: BAMBANG HADI SAMPIRNO
Sekretaris
: SRI WAHYUNI
3. Koordinator Wilayah I
: FITOYO
4. Koordinator Wilayah II
: H.M ASKAN
5. Keamanan
: Linmas dan FKDM
9. Konsumsi
: Kasi Kesra dibantu Kadus.
Lembaga tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Desa, dan pihak Desa selanjutnya
berkoordinasi dengan Pihak Kecamatan Prambon.
5. Potensi bencana yang terjadi
Geografis Desa Kajartengguli keadaan datar , potensi bencana yang terjadi adalah
angin Ribut, kekeringan dimusim kemarau. kerawanannya relatif ringan.
E. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
1. Gangguan Yang terjadi
Dalam melaksanakan ketertiban umum, di Desa Kajartengguli melaksanakan Ronda
malam. Untuk tahun 2016 gangguan keamanan yang disebabkan oleh pencurian tidak ada.
Kerukunan masyarakat terjaga walaupun imbas program bantuan kepada masyarakat terjadi
kecemburuan sosial, namun hal tersebut dapat diatasi dan diadakan pembinaan dan
pemahaman tentang program bantuan dari pemerintah yang ditujukan kepada warga miskin
Desa .
2. Satuan Pelaksana Kegiatan Desa
Dalam melaksanakan ketertiban umum, Pemerintah Desa Kajartengguli membentuk
tim yang bertugas menyelesaikan permasalahan. Baik perselisihan warga maupun kejadian
lainya.Tim tersebut terdiri dari Linmas, FKDM dan unsur perangkat Desa Kajartengguli.
Dalam penanganan permasalahan disetiap palaksanaanya dibuat Berita Acara dan
dilaporkan ke Muspika Kecamatan Prambon.
3. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam penanggulangan
Dalam menyelenggarakan Ketertiban umum, pihak Pemerintah Desa kajartengguli
selalu berkoordinasi dengan Muspika Kecamatan Prambon dan seringkali mengadakan
kunjungan ke desa.
4. Sumber dan Jumlah Anggaran
Pelaksanaan penyelenggaraan ketertiban umum dalam APBDesa tidak dicantumkan.
Mengingat permasalahan tersebut sifatnya lokal maka Pemerintah Desa hanya membantu
seadanya dalam penyediaan Anggaran Dana untuk program tersebut. Anggaran tersebut
mengikuti dengan melihat kejadian yang ada.
Kajartengguli,
Maret 2017
KEPALA DESA KAJARTENGGULI
SUWONO, BA
LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PEMERINTAH DESA KAJARTENGGULI
TAHUN ANGGARAN 2016
KODE
REKENING
1
1
1
1
1
2
1
2
3
URAIAN
2
SESUDAH
PERUBAHAN
3
REALISASI
4
KURANG /
LEBIH
5
2
3
4
PENDAPATAN DESA
Pendapatan Asli Desa
Pendapatan Transfer
Lain-lain pendapatan Desa yang Sah
90.050.000,00
1.256.900.411,62
90.050.000,00
1.256.900.411,63
0,01
5
JUMLAH PENDAPATAN
1.346.950.411,62
1.346.950.411,63
0,01
6
BELANJA
7
8
9
BIDANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA
BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN
BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
574.934.635,62
604.274.826,00
38.000.000,00
553.740.998,62
604.064.826,00
38.000.000,00
21.193.637,00
210.000,00
-
143.025.000,00
138.267.673,99
4.757.326,01
-
1.360.234.461,62
1.334.073.498,61
26.160.963,01
4 10
5 11 BIDANG TAK TERDUGA
12 JUMLAH BELANJA
1 13 SURPLUS / DEFISIT
(13.284.050,00)
12.876.913,02
13.284.050,00
13.284.050,00
2 14 PEMBIAYAAN
15 Penerimaan Pembiayaan
JUMLAH (Rp)
16 Pengeluaran Pembiayaan
JUMLAH (Rp)
3 17 Pembiayan Netto ( Penerimaan Pembiayaan 18 Pengeluaran Pembiayaan )
4 19 SILPA Tahun Berjalan ( Surplus/Desfisit + Pembiayaan
Netto )
13.284.050,00
-
13.284.050,00
26.160.963,02
DISETUJUI OLEH
KEPALA DESA KAJARTENGGULI
S U W O N O, BA
Download