BAB III FINAL DESIGN Berdasarkan buku Business Model Generation (Osterwalder & Pigneur, 2010), business model canvas yang telah dibuat dapat dianalisa kembali berdasarkan pattern-nya. Mengetahui pattern atau pola dari business model canvas yang telah dibuat akan memberikan dampak besar untuk strategi yang akan digunakan ke depan. Kata pattern itu sendiri datang dari istilah arsitektur yang berarti sebuah ide untuk menangkap desain arsitektur sebagai pola dasar dan dapat digunakan kembali. Business model mencoba untuk membuat suatu pattern yang dapat digunakan sebagai pola dasar serta digunakan kembali untuk berbagai macam bisnis yang akan dibuat maupun dalam pengembangan bisnis berikutnya. Beberapa pattern yang ada meliputi: Unbundling Business Models, The Long Tail, Multi-Sided Platforms, Free as a Business Models, dan Open Business Models. Business model canvas yang disimpulkan dalam business pattern, bersamasama menciptakan suatu model mendetail bagi perencanaan business model itu sendiri secara keseluruhan. Melalui penjabaran kedua elemen tersebut, terciptalah sebuah final design yang merupakan landasan bagi pembentukan, operasional serta pengembangan bisnis tersebut di masa mendatang secara terinci. Berdasarkan hasil survei kualitatif, product market test serta penelaahan business canvas sebelumnya, dapat disimpulkan akan adanya suatu peluang yang menjanjikan dari business model ini. Keseluruhan elemen tersebut menjadi suatu 100 landasan bagi penarikan kesimpulan akan pattern business ini, yang kemudian dijabarkan kembali secara rinci dalam final design. 3.1. Produksi Proses produksi meliputi segala hal dan kegiatan yang berhubungan dengan pengubahan bahan baku mentah menjadi sebuah produk siap pakai. Proses ini meliputi sejumlah elemen dasar yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 3.1.1. Produk Business model ini menawarkan suatu solusi untuk menikmati daging sekaligus sayuran sebagai pemenuhan nutrisi harian tubuh secara praktis, lengkap, mudah, dan menyenangkan; yakni dalam bentuk sosis. Sosis dinikmati sebagai sebuah sajian tunggal dan mayor, bukan sebagai makanan pendamping / lauk-pauk atau sebagai pelengkap berbagai hidangan seperti hotdog. Disini sosis dinikmati sebagai suatu sajian utama, sebuah makanan cemilan yang diperkaya dengan berbagai material / bumbu tambahan lain sebagai pelengkap. Secara umum, produk yang ditawarkan disini adalah sosis berbahan dasar sapi dan ayam dengan penambahan purée sayuran sebagai added value, baik dalam hal rasa, tampilan, keunikan, maupun nutrisi produk itu sendiri. 101 Disini produk diposisikan sebagai sebuah makanan cemilan / selingan, yang bukan hanya enak dan menyenangkan untuk dinikmati, namun juga mengenyangkan, sehat dan bernutrisi. A. Bahan Baku Utama Bahan baku utama dalam pembuatan sosis ini adalah daging sapi dan ayam, yang didasarkan atas preferensi mayoritas masyarakat, serta pertimbangan nilai gizi, rasa, tekstur, ketersediaan dan unsur halal. Daging babi tidak digunakan disini walaupun memiliki preferensi market yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh target market bisnis ini yang ditujukan bagi masyarakat secara umum, bukan hanya kalangan tertentu saja. Daging babi merupakan salah satu komoditas tidak halal konsumsi bagi masyarakat muslim yang merupakan komunitas mayor di Indonesia, sehingga pemilihan penggunaan material ini berpotensi menimbulkan sejumlah ancaman bagi pelaksanaan dan pengembangan bisnis ini secara umum. Pemenuhan kebutuhan akan daging diusahakan melalui sistem partnership dengan peternak serta supplier daging sapi dan ayam di sekitar Jakarta, untuk menjamin ketersediaan material, mutu serta kestabilan harga. Demikian pula dengan pemenuhan bahan baku sayuran segar yang diupayakan melalui sistem partnership dengan 102 supplier di pasar setempat. Dengan adanya sistem partnership, dapat diperoleh bahan baku dengan kualitas baik, segar dan terjamin dalam hal ketersediaan. Disini partnership juga bertujuan untuk memperoleh bahan baku berkualitas dengan harga yang ekonomis, sehingga dapat memperbesar margin kemudian, namun dengan tetap memperhatikan kualitas seoptimal mungkin. B. Purée Purée merupakan pasta lembut yang berasal dari penghalusan makanan yang telah dimasak dalam food processor ataupun blender. Purée umumnya berbahan dasar sayur dan buah dengan kemampuan modifikasi campuran berbagai material lain, untuk menjaga konstitensi struktur, rasa, tampilan serta memperpanjang waktu simpan. Purée dibuat dengan merebus, tim, atau sejumlah proses pematangan bahan baku lainnya, yang kemudian dilanjutkan dengan proses penghancuran, pelumatan dan penghalusan bahan baku hingga menjadi pasta kental dan halus. Purée ini kemudian dapat digunakan sebagai campuran dalam berbagai resep masakan lainnya, baik sebagai bahan baku utama maupun tambahan, ataupun disimpan dalam lemari pendingin dalam kemasan tertutup untuk jangka waktu tertentu. Jangka waktu penyimpanan purée lebih lama daripada jangka waktu penyimpanan bahan baku dalam keadaan mentah dan segar. 103 Purée menjadi salah satu alternatif cara menikmati buah dan sayur secara mudah dan praktis, serta solusi bagi sejumlah orang yang tidak menyukai konsumsi buah dan sayur dalam keadaan segar. Purée dapat dicampurkan dalam beraneka ragam makanan sebagai tambahan materi sekaligus penambah citarasa makanan sesuai dengan karakteristik rasa bahan baku dalam purée tersebut, sehingga bentuk dasar sayur dan buah tidak terlihat jelas dalam hidangan namun dengan kandungan nutrisi yang tetap utuh. Pencampuran dalam komposisi yang tepat mampu menjaga serta memperkaya konsistensi rasa material utama hidangan, sehingga menjadi solusi untuk menikmati serta mendapatkan nutrisi buah dan sayur secara menyenangkan. Pencampuran purée sayur dan buah dalam produk bertujuan untuk memperkaya rasa dan nutrisi dalam produk, serta memperoleh pigmen warna alami sayur dan buah. Melalui pencampuran purée, dapat diperoleh berbagai campuran warna yang menarik serta citarasa yang khas bagi setiap varian produk. C. Bumbu Dasar Secara umum terdapat 2 varian rasa dominan yang berasal dari karakteristik rasa dan tekstur bahan baku utama yang digunakan, yakni sapi dan ayam. Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kasar dan berserat, dengan kandungan lemak yang lebih tinggi. Hal ini 104 menjadikan produk lebih gurih dan bertekstur. Sedangkan daging ayam memiliki tekstur yang lebih halus, lembut dengan kandungan lemak yang lebih rendah, sehingga menghasilkan produk yang lebih lembut dan padat. Bumbu dasar yang digunakan dalam kedua adonan dasar disini pada dasarnya adalah serupa, yakni garam, lada, dan sejumlah rempah lainnya sebagaimana terdapat dalam resep dasar. Penambahan purée sayur dan buah menjadi suatu bumbu khas yang memperkaya dan menciptakan aneka ragam varian produk disini. Varian produk juga dicapai melalui penambahan sejumlah material lain, seperti bubuk rumput laut kasar yang menciptakan sensasi dan citarasa tersendiri. D. Ukuran Berdasarkan karakteristik target market dan survei yang dilakukan, responden umumnya memiliki ketertarikan awal terhadap bentuk produk yang unik, jumlah yang banyak, dan ukuran yang tidak biasa dijumpai di pasaran, dimana hal ini juga berkaitan dengan persepsi value for money dari produk yang mereka beli. Produk dibuat dalam ukuran bite site (cocktail) yang mungil dengan pertimbangan ketertarikan anak terhadap sejumlah barang berukuran mini, lucu dan menggemaskan. Hal ini juga didasarkan oleh pertimbangan faktor kepraktisan konsumsi, baik dari segi mobilitas maupun cara makan. 105 Ukuran yang mini juga memiliki kemampuan tambahan bagi penambahan sentuhan craft sehingga menghasilkan tampilan produk akhir yang cantik dalam beragam bentuk yang disukai anak. Hal ini menciptakan pengalaman tersendiri dalam menikmati produk yang rekreatif dan menyenangkan, sebagaimana trend yang berkembang di dunia kuliner sekarang. E. Bentuk Bentuk merupakan elemen dasar yang pertama kali dilihat oleh mata manusia, sehingga penciptaan bentuk yang menarik menjadi sebuah hal yang perlu diperhatikan. Bentuk yang menarik dapat diperoleh melalui pembuatan ukuran yang diluar kebiasaan / normal ataupun penciptaan ragam bentuk di luar bentuk asli produk yang umum. Hal ini terlebih berlaku terhadap produk dengan segmen anak, dimana bentuk yang lucu, menarik, imut dan menggemaskan menjadi daya tarik yang besar. Bentuk yang menarik disini diperoleh melalui kolaborasi unsur craft dalam produk, yakni dengan cara pembentukan produk dalam beragam bentuk unik dan lucu dengan menggunakan cetakan sosis khusus dari Jepang. Pada tahap awal disini bentuk dibatasi pada bentuk tulip, kepiting, pinguin, gurita dan ikan. Bentuk-bentuk lainnya akan dikembangkan kemudian sambil melihat preferensi dan feedback 106 customer serta melihat trend yang berkembang di masyarakat. Pembentukan produk secara langsung di depan customer sesuai pesanan, menambah value dari business model ini, dimana dengan demikian menambah pula unsur rekreatif dalam menikmati produk bersangkutan. F. Warna Warna merupakan elemen kedua yang ditangkap oleh mata manusia terhadap suatu barang setelah elemen bentuk. Warna memiliki psikologi bagi audience sebagaimana diklasifikasikan Chijiwa (2003) dalam buku “Color Harmony”. Warna memiliki psikologinya tersendiri terkait dengan spektrum warna yang terdapat di dalamnya serta persepsi yang diterima oleh otak manusia. Karena itu pemilihan warna yang tepat dan menarik dalam produk perlu mendapat perhatian khusus untuk menarik minat calon customer serta meningkatkan appetite ketika menikmati produk bersangkutan. Warna yang digunakan dalam produk ini didasarkan pada warna-warna yang terdapat dalam pelangi, yakni putih, merah, orange / jingga, hijau, serta violet / ungu. Seluruh warna-warna tersebut diperoleh melalui penambahan pigmen alami yang berasal dari sayur dan buah, tanpa penambahan zat pewarna sintetik lainnya. 107 Putih merupakan warna netral yang terkait dengan kesan bersih, purity, fresh, positif, alami, muda, baru dan lembut (mild). Warna ini terkait dengan unsur detoksifikasi atau pembersihan serta penciptaan awalan yang positif. Kelembutan yang terkandung dalam warna ini seringkali diasosiasikan dengan kesempurnaan dan kata “heavenly”. Merah termasuk dalam golongan warna hangat yang memiliki spektrum paling kuat bagi mata manusia. Warna ini mampu menstimulasi energi, optimisme, bernuansa panas, bersifat aktif serta membangkitkan gairah makan / appetite. Orange / jingga merupakan pencampuran warna merah dan kuning yang berada pada spektrum lingkaran warna hangat yang terang. Warna ini bersifat muda, ceria, fun, playful, segar, aktif serta merepresentasikan berbagai unsur alam seperti matahari. Penggunaan warna ini dalam makanan membantu meningkatkan nafsu makan / appetite karena berasosiasi dengan rasa lapar dan kebutuhan. Hijau merupakan spektrum warna yang banyak ditemukan di alam, karena itu terkait dengan persepsi natural dan sehat. Warna ini memiliki kemampuan bagi penciptaan ketenangan, relaxing serta penyembuhan. Warna ini merepresentasikan unsur alam, pertumbuhan, kesuburan, kesehatan, kesegaran, harmoni dan keberuntungan. 108 Violet / ungu yang terletak dalam lingkaran warna sejuk yang mampu memberikan ketenangan, bernuansa mewah dan spiritual. Warna ini merepresentasikan kekayaan, misteri dan kekuatan. G. Rasa Rasa merupakan elemen terpenting dalam bisnis makanan yang menentukan keberhasilan bisnis tersebut. Demikian pula business model ini. Sedetail dan sebaik apapun perencanaan dan pembangunan bisnis makanan dibentuk akan percuma jika tidak didukung oleh rasa yang terdapat dalam makanan itu sendiri. Rasa berkaitan dengan penerimaan sensorik indera pengecap terhadap sesuatu, baik asin, manis, asam dan pahit. Karena itu pembentukan formula yang tepat bagi penciptaan rasa produk yang enak menjadi kunci bagi keberhasilan produk ini secara berkesinambungan. Formula atau resep khusus yang dimiliki menjadi salah satu key success factor yang sulit ditiru oleh kompetitor. Setiap varian produk memiliki komposisi material dalam takaran berbeda dengan resep rahasia yang hanya diketahui secara internal. Rasa yang dipilih dalam produk sosis ini diperoleh berdasarkan observasi data primer, yakni survei dan blind test terhadap preferensi target market secara umum yang diwakili oleh sejumlah responden; maupun data sekunder yang terdapat di sejumlah media mengenai 109 preferensi market yang lebih luas dan umum. Pemilihan rasa dan detail varian produk dijelaskan secara rinci dalam poin berikut. H. Topping Topping merupakan material tambahan yang diberikan kepada produk dengan maksud untuk memperkaya citarasa asli produk. Business model ini menawarkan suatu sistem self service free topping, yakni aneka ragam pilihan topping yang dapat dipilih dan ditambahkan sendiri oleh customer secara gratis dan bebas, baik dalam jenis maupun jumlah yang ingin digunakan. Ragam topping yang ditawarkan meliputi mayonnaise, barbeque sauce, sambal, saus tomat, dan bumbu bubuk beraneka rasa (keju dan pizza). Melalui cara ini, customer bebas menentukan campuran rasa yang mereka inginkan dan sukai dalam formula dan takaran yang mereka tentukan sendiri, sehingga lebih menjamin kesesuaian rasa favorit mereka sendiri. Hal ini juga menjadi salah satu bentuk rekreasi tambahan bagi customer melalui penciptaan experience tersendiri dari permainan mencampur beraneka ragam topping menjadi formula yang enak dan pas di lidah. 110 3.1.2. Varian Produk A. Akare “Aka” dalam bahasa Jepang berarti merah yang menjadi karakteristik tampilan produk sebagai akibat dari pencampuran purée bit yang memiliki pigmen warna merah alami. Bit merupakan sayur bernutrisi tinggi dan baik bagi kesehatan jantung akibat kandungan pigmen antioksidan yang bermanfaat untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah dan stroke, menurunkan kadar kolesterol serta sebagai anti-aging (Beets Nutrition, n.d.). Pigmen merah dalam bit terjadi akibat kandungan betalain, seperti betanin dan betacyanin. Bit memiliki kandungan kalori yang rendah (sekitar 45 kcal/100 gr) serta kandungan lemak yang juga rendah. Selain itu, bit merupakan sumber folate yang kaya (109 mcg/100 gr) yang memenuhi 27% kebutuhan harian. Kandungan vitamin C nya yang tinggi berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh serta sebagai antioksidan alami. Niacin (vitamin B3), pantothenic acid (vitamin B5), pyridoxine (vitamin B6) dan carotenoids, serta sejumlah mineral seperti besi, seng dan mangan juga terkandung di dalamnya. Bit juga merupakan sumber potasium signifikan sebesar 325 gr/100 gr atau mencakup 7% kebutuhan harian. 111 Tabel 3.1. Kandungan Nutrisi Bit Segar (per 100 gram) Nutrient Value 45 cal Percentage of RDA 2% Carbohydrates 9.56 g 7% Protein 1.61 g 1% Total Fat 0.17 g 0.5% Cholesterol 0 mg 0% Dietary Fiber 2.80 g 7% Folates 109 µg 27% Niacin 0.334 mg 2% Pantothenic acid 0.155 mg 3% Pyridoxine 0.067 mg 5% Riboflavin 0.057 mg 4% Thiamin 0.031 mg 2.5% Vitamin A 33 IU 1% Vitamin C 4.9 mg 8% Vitamin E 0.04 mg 0.5% Vitamin K 0.2 µg 0% Sodium 78 mg 5% Potassium 325 mg 7% Calcium 16 mg 1.5% Copper 0.075 mg 8% Iron 0.80 mg 10% Manganese 23 mg 6% Magnesium 0.329 mg 14% Zinc 0.35 mg 3% 20 µg -- 128.7 mg -- 0 µg -- Principle Energy Vitamins Electrolytes Minerals Phyto-nutrients Carotene-ß Betaine Lutein-zeaxanthin Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d. 112 B. Shiro “Shiro” dalam bahasa Jepang berarti putih yang menjadi karakteristik tampilan produk sebagai akibat dari pencampuran purée kembang kol. Memiliki citarasa gurih, lembut dan natural, yang berasal dari karakteristik bahan baku daging ayam serta purée yang digunakan. Kembang kol mengandung phytonutrients tinggi seperti indole3-carbinol, sulforaphane, dan sebagainya, yang berfungsi untuk mencegah kanker. Sayuran ini juga mengandung kalori yang rendah (26 cal/100 gr), kandungan lemak yang rendah serta non-kolesterol. Kembang kol segar merupakan sumber vitamin C yang kaya (48,2 mg/100 gr) yakni sekitar 80% dari kebutuhan harian. Vitamin C berfungsi menangkal radikal bebas, mempertahankan imunitas serta mencegah kanker. Kembang kol juga mengandung vitamin Bkompleks esensial secara signifikan, seperti folate, pantothenic acid (vitamin B5), pyridoxine (vitamin B6), thiamin (vitamin B1), niacin (vitamin B3) dan vitamin K; serta sejumlah mineral lain seperti mangan, tembaga, besi, kalsium dan potasium. 113 Tabel 3.2. Kandungan Nutrisi Kembang Kol Segar (per 100 gram) Nutrient Value 25 Kcal Percentage of RDA 1% Carbohydrates 4.97 g 4% Protein 1.92 g 4% Total Fat 0.28 g 1% Cholesterol 0 mg 0% Dietary Fiber 2.0 g 5% Folates 57 mcg 14% Niacin 0.507 mg 3% Pantothenic acid 0.667 mg 13% Pyridoxine 0.184 mg 14% Riboflavin 0.060 mg 4.5% Thiamin 0.050 mg 4% Vitamin A 0 IU 0% Vitamin C 48.2 mg 80% Vitamin E 0.08 mg 0.5% Vitamin K 15.5 mcg 13% Sodium 30 mg 2% Potassium 299 mg 6% Calcium 22 mg 2% Copper 0.039 mg 4.5% Iron 0.42 mg 5% Magnesium 15 mg 3.5% Manganese 0.155 mg 7% Zinc 0.27 mg 2.5% Carotene-ß 0 mcg -- Lutein-zeaxanthin 1 mcg -- Principle Energy Vitamins Electrolytes Minerals Phyto-nutrients Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d. 114 C. Orenji “Orenji” dalam bahasa Jepang berarti orange / jingga yang menjadi karakteristik tampilan produk sebagai akibat dari pencampuran purée wortel. Memiliki citarasa yang sedikit manis, gurih serta wangi dan rasa yang khas akibat adanya penambahan garlic powder. Wortel kaya akan antioksidan, vitamin dan serat, dengan kandungan kalori yang rendah (41 cal/100 gr) serta non-kolesterol. Wortel mengandung vitamin A berkadar tinggi (16.706 IU/100 gr) serta beta-carotene (8.285 mcg/100 gr). Beta-carotene merupakan antioksidan alami yang membantu menangkal radikal bebas, sedangkan vitamin A berkontribusi dalam menjaga pengelihatan, reproduksi (produksi sperma) serta pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Flavonoid yang terkandung dalam wortel berfungsi untuk melindungi dan merawat kulit, jantung dan mencegah kanker. Wortel mengandung vitamin C yang cukup signifikan, sebesar 9% dari kebutuhan harian tubuh, serta sejumlah vitamin B-kompleks, seperti folic acid, vitamin B6 (pyridoxine), thiamin, pantothenic acid, dsb. Sejumlah mineral lain seperti tembaga, kalsium, potasium, mangan dan fosfor juga terkandung di dalam wortel. 115 Tabel 3.3. Kandungan Nutrisi Wortel Segar (per 100 gram) Nutrient Value 41 Kcal Percentage of RDA 2% Carbohydrates 9.58 g 7% Protein 0.93 g 1.5% Total Fat 0.24 g 1% Cholesterol 0 mg 0% Dietary Fiber 2.8 g 7% Folates 19 mcg 5% Niacin 0.983 mg 6% Pantothenic acid 0.273 mg 5.5% Pyridoxine 0.138 mg 10% Riboflavin 0.058 mg 4% Thiamin 0.066 mg 6% Vitamin A 16706 IU 557% Vitamin C 5.9 mg 10% Vitamin K 13.2 mcg 11% Sodium 69 mg 4.5% Potassium 320 mg 6.5% Calcium 33 mg 3% Copper 0.045 mg 5% Iron 0.30 mg 4% Magnesium 12 mg 3% Manganese 0.143 mg 6% Phosporus 35 mg 5% Selenium 0.1 mcg <1% Zinc 0.24 mg 2% Carotene-α 3427 mcg -- Carotene-ß 8285 mcg -- Lutein-zeaxanthin 256 mcg -- Principle Energy Vitamins Electrolytes Minerals Phyto-nutrients Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d. 116 D. Midori “Midori” dalam bahasa Jepang berarti hijau yang menjadi karakteristik tampilan produk sebagai akibat dari pencampuran purée brokoli dan penambahan bubuk kasar rumput laut / nori menciptakan nuansa rasa Jepang yang khas dalam produk. Brokoli memiliki kandungan kalori yang rendah (34 cal/100 gr) namun kaya akan serat, mineral, vitamin dan antioksidan. Brokoli segar mengandung aneka phyto-nutrients, seperti thiocyanates, indoles, sulforaphae, isothiocyanates serta flavonoid seperti betacarotene cryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin. Zat-zat ini membantu mencegah kanker, seperti kanker prostat, payudara, pankreas, dan sebagainya. Brokoli memiliki kandungan vitamin C yang tinggi (89,2 mg/100 gr) yang mencapai 150% dari porsi kebutuhan harian, serta merupakan sumber berbagai vitamin dan antioksidan, seperti vitamin A (623 IU/100 gr) sebesar 21% dari kebutuhan harian. Provitamin seperti beta-carotene, alpha-carotene, dan zeaxanthin yang terkandung di dalamnya membantu menjaga kesehatan mata dan kulit. Sayuran ini mengandung folate sebesar 16% dari porsi kebutuhan harian (63 mcg/100 gr) serta vitamin K dan B-kompleks seperti niacin (vitamin B3), pantothenic acid (vitamin B5), pyridoxine (vitamin B6), riboflavin serta sejumlah asam lemak omega-3. 117 Tabel 3.4. Kandungan Nutrisi Brokoli Segar (per 100 gram) Nutrient Value 34 Kcal Percentage of RDA 1.5% Carbohydrates 6.64 g 5% Protein 2.82 g 5% Total Fat 0.37 g 1% Cholesterol 0 mg 0% Dietary Fiber 2.60 g 7% Folates 63 mcg 16% Niacin 0.639 mg 4% Pantothenic acid 0.573 mg 12% Pyridoxine 0.175 mg 13% Riboflavin 0.117 mg 9% Thiamin 0.071 mg 6% Vitamin A 623 IU 21% Vitamin C 89.2 mg 149% Vitamin E 0.17 mg 1.5% Vitamin K 101.6 mcg 85% Sodium 33 mg 2% Potassium 316 mg 7% Calcium 47 mg 5% Copper 0.049 mg 5.5% Iron 0.73 mg 9% Magnesium 21 mg 5% Manganese 0.210 mg 9% Selenium 2.5 mcg 5% Zinc 0.41 mg 4% Carotene-ß 361 mcg -- Lutein-zeaxanthin 1403 mcg -- Principle Energy Vitamins Electrolytes Minerals Phyto-nutrients Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d. 118 E. Papuru “Papuru” dalam bahasa Jepang berarti purple / ungu yang menjadi karakteristik tampilan produk sebagai akibat dari pencampuran purée talas ungu / taro yang memiliki pigmen dasar warna ungu. Memiliki citarasa yang manis, lembut dan menenangkan akibat penambahan lavender powder dengan harum yang khas. Talas memiliki kandungan kalori tinggi (112 cal/100 gr) yang berasal dari karbohidrat kompleks yang dikenal sebagai amylose dan amylopectin, namun rendah lemak dan protein. Talas merupakan sumber serat yang baik sebesar 11% dari kebutuhan harian tubuh (4,1 gr/100 gr) yang membantu menjaga kestabilan gula darah. Talas juga mengandung sejumlah vitamin B-kompleks, seperti pyridoxine (vitamin B6), folate, riboflavin, pantothenic acid, dan thiamin; serta sejumlah besar mineral seperti zinc, magnesium, tembaga, besi, mangan dan potasium yang membantu menjaga kestabilan denyut jantung dan kadar gula darah dalam tubuh. 119 Tabel 3.5. Kandungan Nutrisi Talas Ungu Segar (per 100 gram) Nutrient Value 112 Kcal Percentage of RDA 6% Carbohydrates 26.46 g 20% Protein 1.50 g 3% Total Fat 0.20 g <1% Cholesterol 0 mg 0% Dietary Fiber 4.1 g 11% Folates 22 mcg 5.5% Niacin 0.600 mg 4% Pantothenic acid 0.303 mg 6% Pyridoxine 0.283 mg 23% Riboflavin 0.025 mg 2% Thiamin 0.095 mg 8% Vitamin A 76 IU 2.5% Vitamin C 4.5 mg 7% Vitamin E 2.38 mg 20% Vitamin K 1 mcg 1% Sodium 11 mg <1% Potassium 591 mg 12.5% Calcium 43 mg 4% Copper 0.172 mg 19% Iron 0.55 mg 7% Magnesium 33 mg 8% Manganese 0.383 mg 1.5% Selenium 0.7 mcg 1% Zinc 0.23 mg 2% Carotene-ß 35 mcg -- Cryptoxanthin-ß 20 mcg -- Lutein-zeaxanthin 0 mcg -- Principle Energy Vitamins Electrolytes Minerals Phyto-nutrients Sumber: USDA National Nutrient Database, n.d. 120 3.1.3. Peralatan Peralatan produksi menjadi salah satu key resouces penting dalam pembuatan produk. Sejumlah peralatan yang digunakan disini meliputi: 1. Timbangan Membantu mengukur berat material yang digunakan dalam resep secara akurat untuk menciptakan konsistensi rasa dan tekstur. 2. Alat pengukur volume Membantu mengukur volume bahan baku yang digunakan, misalnya volume air dan berbagai material cair lainnya. 3. Sarung tangan karet Menjaga higienitas dalam proses pembuatan sosis dan mereduksi kemungkinan pencemaran bakteri akibat kontak tubuh langsung. 4. Pisau Media untuk membantu memotong daging dan bahan baku lainnya sebagai langkah awal dalam pembuatan produk. 5. Cutting board / papan pemotong Merupakan sebuah papan sebagai media alas dalam pemotongan daging serta berbagai bahan baku lainnya. 6. Penggiling daging Penggunaan penggiling daging elektrik (electically powered machine) dalam proses produksi dimaksudkan untuk 121 meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses produksi secara keseluruhan, serta menjamin konsistensi mutu dan tekstur produk. 7. Food processor Membantu penghalusan berbagai bumbu, rempah dan material tambahan lain dalam proses pembuatan purée buah dan sayur. 8. Mixer Membantu pencampuran berbagai material, baik daging, bumbu dan sejumlah material tambahan lain secara merata. 9. Tabung pengisi sosis dan sausage stuffers Membantu mengisi adonan yang telah siap ke dalam selongsong. 10. Casing perforator / sausage pricker Membantu menghilangkan gelembung udara di bawah selongsong untuk mencegah penumpukan lemak dan gelatin. 11. Kompor Membantu dalam pematangan sejumlah bahan baku yang diperlukan, seperti pemasakan buah dan sayur, serta pemasakan sosis itu sendiri. 12. Panci Panci digunakan sebagai wadah untuk pemasakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan purée serta pemasakan sosis. 13. Refrigerator / lemari pendingin Membantu persiapan berbagai material serta menjaga kesegaran bahan baku dan produk jadi. 122 14. Refrigerator thermometer / termometer pendingin Mengatur suhu pendingin yang memastikan kesesuaian suhu dalam penyimpanan bahan baku serta produk sosis jadi untuk menjaga kesegaran. 15. Smokers / alat pengasap Digunakan untuk memberikan citarasa khas dalam produk sosis serta membantu proses pemasakan dan pengawetan produk. 16. Termometer masak Membantu pengukuran suhu secara akurat dalam proses pemasakan produk. 3.1.4. Proses Produksi Sebagai langkah awal pembuatan sosis, daging segar yang telah dibekukan selama 2 jam sebelum proses produksi dipotong-potong berbentuk dadu dalam ukuran yang sesuai dengan ukuran tabung penggiling. Garam sebagai zat pengawet alami bersama dengan sejumlah bumbu dan rempah tambahan lain sesuai dengan resep yang ada seperti lada, ketumbar, biji pala, bawang putih, rosemary, sage, thyme, dan sebagainya; ditambahkan ke dalam potongan daging dan diaduk secara merata. Diamkan beberapa saat untuk membiarkan bumbu meresap sempurna ke dalam daging, kemudian tutup dengan plastik dan dibekukan dalam lemari pendingin selama 1 hari penuh. 123 Hal ini memungkinkan peresapan bumbu dengan sempurna ke dalam daging dan pencampuran bumbu secara merata dalam proses penggilingan. Dalam keadaan beku, daging kemudian digiling dengan menggunakan penggiling elektrik. Setelah adonan daging giling siap, campurkan kembali sejumlah bumbu tambahan untuk semakin memperkuat citarasa. Purée buah dan sayur yang telah dibuat sebelumnya, kemudian ditambahkan ke adalam adonan sesuai dengan resep dan varian yang ingin dibuat. Purée dibuat dengan cara merebus buah dan sayur hingga matang, kemudian menghaluskannya dengan menggunakan food processor / blender hingga lembut dan berbentuk pasta. Potasium nitrat / sendawa / saltpeter yang disarankan dalam industri olahan daging juga turut ditambahkan. Zat ini membantu memperkaya rasa, melembutkan tekstur daging, mempertahankan warna alami daging, menghindari terbentuknya bau tengik akibat lemak, serta menghindari bahaya keracunan makanan (botulism) yang diakibatkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Adonan kemudian diaduk hingga merata dengan menggunakan mixer ataupun secara manual hingga tercampur merata. Adonan kemudian ditutup dengan plastik dan dimasukkan kembali ke dalam pendingin. Seluruh proses pembuatan dilakukan dalam keadaan dingin / beku serta diupayakan sehigienis mungkin menggunakan sarung tangan karet dan masker untuk meminimalisir kontak tubuh yang dapat memicu kontaminasi bakteri. 124 Langkah selanjutnya adalah pengisian adonan sosis ke dalam selongsong / casing. Selongsong yang digunakan disini ialah jenis selongsong kolagen yang terbuat dari substansi gelatin sapi, yang diperoleh dari jaringan penghubung, tulang, dan tulang rawan. Selongsong jenis ini dipilih karena sejumlah kelebihan berikut: 1. Memiliki warna yang bening / clear sehingga warna adonan di dalamnya dapat terlihat sempurna 2. Mampu disimpan dalam lemari pendingin dalam jangka waktu yang cukup panjang 3. Siap pakai, tidak membutuhkan proses persiapan dan perendaman sebelum digunakan 4. Memiliki tingkat kelembutan yang cukup baik dengan tingkat kerentanan terhadap kerusakan selama pengisian yang rendah 5. Halal dan aman dikonsumsi karena berasal dari sapi 6. Memiliki kemampuan penetrasi terhadap pengasapan yang baik 7. Memiliki tampilan hasil akhir produk yang baik dan seragam, baik bentuk maupun ukuran Pengisian adonan sosis dilakukan dengan menggunakan sausage stuffer beserta tube / tabung pengisinya. Sausage stuffer digunakan untuk mempermudah proses kerja dan menghindari terbentuknya gelembung udara di dalam sosis. Ujung selongsong sosis dimasukkan ke dalam pipa pengisi, dan dengan menekan piston adonan secara otomatis akan keluar dan terisi dengan mudah ke dalam selongsong. Sosis kemudian dibentuk sesuai dengan 125 ukuran panjang yang diinginkan dengan memutar selongsong untuk membentuk links antar sosis, serta menutup bagian paling ujung selongsong dengan tali maupun cincin khusus (hog rings). Selajutnya, sosis digantung selama beberapa saat untuk mengeringkan selongsong serta membentuk rasa yang khas dalam sosis tersebut. Penusukan dengan jarum / sausage pricker diperlukan disini untuk memastikan tidak adanya udara yang terperangkap di dalam sosis. Seluruh proses tersebut dilakukan dalam keadaan ruang yang dingin dengan perlengkapan yang steril untuk menghindari kontaminasi bakteri yang dapat merusak produk. Langkah terakhir adalah proses pengasapan sosis melalui metode hot smoking. Pengasapan jenis ini memberikan rasa khas sekaligus mematangkan sosis itu sendiri dengan menggunakan alat pengasap / smokers dalam suhu sekitar 1540 - 1700F (680 - 760C) untuk mematangkan sosis. Pengasapan memberikan rasa yang khas sekaligus merupakan metode alami yang mampu menghentikan pembentukan bakteri, ragi, dan mikroorganisme jamur. Phenols yang terkandung dalam asap juga membantu mencegah minyak dan lemak dari berbau tengik. Pengasapan memperkaya rasa dan tampilan serta memperpanjang usia simpan dengan memperlambat pembusukan lemak dan pertumbuhan bakteri. Setelah proses pengasapan selesai, sosis yang telah jadi dikemas dengan menggunakan vacuum press untuk menjamin higienitas. Selanjutnya produk disimpan dalam lemari pendingin untuk kemudian didistribusikan. 126 3.1.5. Pabrik Proses pembuatan sosis ini dilakukan di tempat yang terpisah dengan outlet penjualan / booth. Proses produksi dilakukan secara rumahan (homemade) dengan menggunakan sejumlah peralatan semi-automatic. Proses pembuatan secara homemade ini menjadi suatu added value tersendiri, dimana menjamin penggunaan bahan baku segar yang alami tanpa menggunakan bahan pengawet dan zat-zat aditif lain yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini seiring dengan berkembangnya berbagai isu di masyarakat akan banyaknya produk makanan dan minuman berbahaya yang diproduksi dengan menggunakan bahan-bahan berbahaya serta sejumlah zat aditif lain di luar ambang batas yang disarankan. Proses pembuatan secara homemade menimbulkan suatu rasa “homey” atau rumahan tersendiri terhadap produk, menciptakan suatu impresi akan adanya bentuk makanan yang sehat, sederhana dan aman untuk dikonsumsi sebagaimana jika dibuat sendiri. Pabrik / tempat produksi awal produk sosis ini sekiranya akan berada di daerah Kedoya, Jakarta Barat. Hal ini didasarkan atas pertimbangan kemudahan akses bahan baku bagi pembuatan produk yang berasal dari supplier di daerah setempat serta kepraktisan jarak dan waktu pengiriman produk dengan booth penjualan awal yang juga akan berada di sekitar kawasan Jakarta Barat. 127 3.2. Operasional Untuk operasional, usaha ini akan menggunakan dua metode utama dalam pelaksanaannya, yaitu booth dan online & agent selling, dengan rincian berikut: 3.2.1. Booth Booth berupa sebuah tempat berukuran 1,25 x 0,8 meter, yang akan diletakkan di area sekitar sekolah, kantin, ruko, dan sebagainya; yang mudah dijangkau oleh anak. Booth memiliki design menarik yang mengacu pada gaya arsitektur Jepang modern yang lucu dan menarik, sebagaimana karakteristik produk yang ingin ditampilkan. Hal ini bertujuan untuk menarik customer mengunjungi booth sekaligus memperkuat brand yang ada. Detail design booth akan dibahas lebih terperinci pada bab selanjutnya. Tampilan dan design berbagai media pendukung lainnya juga diupayakan agar sesuai dengan tampilan arsitektur booth secara keseluruhan, sehingga menghasilkan nuansa yang utuh. Sejumlah peralatan masak, kompor, dan cooler box berfungsi sebagai peralatan utama yang membantu dalam persiapan produk setengah jadi hingga siap saji. Hot warmer showcase yang terbuat dari kaca berfungsi untuk menaruh dan men-display produk jadi agar customer dapat melihat visual produk, sehingga lebih menggugah minat customer untuk membeli serta 128 mempermudah proses pemilihan melalui visualisasi produk langsung. Sedangkan mini bar yang berada di bagian samping booth, berfungsi sebagai tempat untuk menaruh aneka ragam topping yang dapat dipilih dan digunakan oleh customer. Booth juga dilengkapi dengan modifikasi yang memungkinkannya berfungsi sebagai media penjualan secara mobile. Mobile booth berangkat dari konsep penjualan keliling yang berlandaskan pada sistem menjemput bola. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengambil lebih banyak peluang dan customer, sekaligus sebagai media promosi mobile. Mobile booth akan berkeliling ke sejumlah area kompleks perumahan dan sejumlah tempat keramaian di Jakarta, seperti Monas, yang merupakan tempat berkumpul masyarakat - khususnya yang termasuk dalam segmen target market. 3.2.2. Penjualan Online dan Agen Internet merupakan komoditas utama bagi beragam lapisan masyarakat dunia dan Indonesia sekarang ini. Penjualan produk secara online memungkinkan perluasan pangsa pasar secara cepat, mudah, murah, luas, efektif dan efisien. Melihat pada segmen target market sekunder, yakni kaum ibu dan orang tua, maka sistem penjualan dan promosi secara online dengan menggunakan website, social media dan jaringan milis, dinilai cukup efektif. Hal ini juga memungkinkan terbentuknya jaringan word of mouth yang luas. 129 Anak-anak sebagai target market primer disini juga tidak luput dari penggunaan internet dalam kesehariannya, baik untuk keperluan belajar maupun bermain. Karena itu pembuatan website yang menarik dengan sejumlah fitur tambahan yang menarik bagi anak, seperti mini cooking game dinilai efektif untuk meraih awareness target market untuk mengunjungi dan mengenal lebih lanjut produk yang ditawarkan serta tergerak untuk mencoba secara langsung. Sistem penjualan secara online yang langsung terhubung dengan produsen, bertujuan pula untuk memangkas beragam pembiayaan akibat penggunaan channel berlapis sehingga pada akhirnya dapat menekan harga jual produk dan memperbesar profit margin. Pada pengembangan selanjutnya, online system ini juga akan dilengkapi dengan sistem keagenan resmi yang bertujuan untuk memperluas pangsa pasar. Hal ini lebih lanjut akan dibahas pada bab selanjutnya. 3.3. Sales Penjualan merupakan kunci utama untuk meraih keuntungan. Dalam upaya meningkatkan penjualan produk, maka dibentuklah sejumlah perencanaan aktifitas sebagai berikut: 130 3.3.1. Lokasi Pemilihan tempat yang tepat dengan kesesuaian positioning product dan target market yang dituju menjadi poin yang menentukan keberhasilan sebuah bisnis, sebagaimana pepatah mengatakan “posisi menentukan prestasi”. Melalui pemilihan tempat pemasaran produk yang tepat, produk dapat mencapai target market yang sesuai sehingga proses penetrasi, pengenalan, pemasaran dan pengembangan produk dapat berjalan optimal. Jakarta menjadi kota tujuan awal dalam pengembangan business model ini, mengingat kesesuaian karakteristik, lifestyle dan tingkat kehidupan masyarakatnya dengan karakteristik target market. Jakarta sebagai ibukota negara memiliki penduduk yang beraneka ragam, mulai dari suku, agama, budaya, ras hingga ragam pekerjaan, hiburan dan lifestyle. Masyarakat Jakarta memiliki tingkat kejenuhan yang tinggi sehingga selalu mendambakan hal baru yang rekreatif sebagai sarana pelepas stress. Sifat masyarakat ibukota yang memiliki minat tinggi terhadap segala hal yang baru dan berbau asing menjadi suatu landasan pemilihan Jakarta sebagai tempat yang baik dalam perintisan usaha ini. Taraf hidup masyarakat yang cukup baik ditambah dengan banyaknya sekolah-sekolah bertaraf internasional dan berkualitas menengah ke atas, turut memperkuat pemilihan lokasi ini. Kawasan Jakarta Barat kemudian menjadi spesifikasi lokasi pengembangan awal business model ini. Hal ini didasarkan atas pengenalan 131 yang cukup baik terhadap lokasi dan karakteristik target market yang dimiliki oleh penulis terhadap daerah ini, serta kesesuaian sejumlah faktor pendukung. Sedangkan mobile booth dengan kemampuan perpindahan tempat yang cukup dinamis, berpotensi untuk memperluas cakupan pasar ke luar sekaligus memperkuat positioning di daerah lainnya. Keberadaan mobile booth ini juga berfungsi untuk me-research minat pasar serta berbagai potensi yang ada di sejumlah wilayah lainnya sebagai tujuan pengembangan usaha selanjutnya. 3.3.2. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dibutuhkan untuk menunjang berbagai aktifitas dalam bisnis, baik proses produksi, operasional, sales, marketing, dan sebagainya. Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam menunjang aktifitas sales disini meliputi pramusaji / salesperson. Pramusaji memiliki peran penting dalam berhubungan langsung dengan customer dalam proses sales, dengan memberikan pelayanan kepada customer yang datang. Wanita muda dengan tampilan menarik serta tutur kata yang halus, sopan dan murah senyum menjadi kandidat yang cocok untuk mengisi posisi ini. Seragam unik yang sejalan dengan nuansa yang dihadirkan booth, diharapkan mampu menciptakan ambience yang utuh disini, serta semakin meningkatkan ketertarikan customer untuk berkunjung. 132 Kecepatan, ketangkasan dan kecerdasan menjadi faktor penting dari sumber daya manusia yang digunakan disini, mengingat produk makanan yang ditawarkan merupakan produk makanan cepat saji dan praktis. Seorang pramusaji perlu sigap dalam menganggapi pesanan yang datang. Pramusaji juga perlu memiliki kecakapan, keramahan dan kesabaran dalam memberikan informasi kepada customer mengenai produk yang ditawarkan, apalagi mengingat keterbatasan waktu penjualan efektif, khususnya waktu penjualan di sekolah yang sangat terbatas. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir customer waiting time yang berpotensi mengurangi tingkat kepuasan terhadap service dan produk secara keseluruhan. Higienitas menjadi fokus khusus disini, mulai dari proses produksi hingga proses penjualan dan serving kepada customer. Sarung tangan menjadi aksesoris wajib yang harus digunakan jika hendak bersentuhan secara langsung dengan produk. Kebersihan tempat, baik booth maupun mobile restaurant, serta sejumlah peralatan masak juga turut diperhatikan dan dikontrol dengan seksama. Demikian pula dengan kebersihan dari pramusaji itu sendiri sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan customer, yang memiliki peranan tersendiri dalam pembentukan citra brand secara keseluruhan 133 3.3.3. Harga Harga yang memiliki tingkat kesesuaian dengan kualitas serta kuantitas produk yang ditawarkan menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan dengan seksama disini. Penentuan harga yang kompetitif dan sesuai dengan daya beli / uang jajan anak dengan penawaran berbagai value yang sesuai bagi harga yang dibayarkan, menjadi faktor penting disini. Umumnya, customer menyukai segala hal yang berlabel “free” atau gratis. Hal tersebut menimbulkan suatu persepsi “keuntungan besar” tersendiri di benak customer. Karena itu pemberian self service free topping dinilai cukup efektif untuk menstimulasi persepsi “value for money” di benak customer. Produk siap saji yang ditawarkan melalui sistem penjualan booth, baik di sekolah maupun mobile, ditetapkan seharga Rp. 5.000 per porsi, yang terdiri atas 2 buah fancy cocktail sausage. Penerapan one price pricing dengan jumlah kelipatan 5 bertujuan untuk mempermudah proses transaksi, mengingat usia target market yang relatif kecil. Produk hadir dalam ukuran panjang 6 cm dan diameter 2,5 cm, yang disajikan dalam aneka ragam bentuk menarik. Aneka ragam topping dapat diperoleh customer secara gratis dengan sistem self service, dimana topping dapat dipilih dan ditambahkan sendiri oleh customer sesuka hati, baik jenis maupun jumlah. Sedangkan frozen product dijual seharga Rp. 25.000 per pack dengan berat bersih 250 gram, yang terdiri atas 5 buah sosis berukuran panjang 13,5 134 cm dan diameter 1,97 cm. Penentuan harga ini didasarkan atas survei harga produk berkualitas sejenis di pasaran dan daya beli target market yang berkesesuaian. Survei yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua tidak begitu mempermasalahkan faktor harga jika berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang buah hati mereka. Orang tua memiliki keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi buah hati mereka sehingga memiliki kecenderungan untuk memilih produk dengan berbagai label kesehatan, kandungan nutrisi, vitamin dan mineral penting bagi tumbuh kembang anak yang optimal, dengan harga relatif lebih mahal. Disini dapat dilihat bahwa orang tua bukanlah termasuk dalam kelompok target market yang price sensitive, selama produk yang ditawarkan benar-benar memiliki kualitas dan manfaat bagi tumbuh kembang anak secara optimal. 3.3.4. Penyajian Pada sistem penjualan produk siap saji melalui booth, metode pengolahan sosis dalam proses penyajian kepada customer adalah dengan cara dibakar / grill. Cara pengolahan ini dipilih berdasarkan atas sejumlah pertimbangan, baik segi kepraktisan, singkatnya waktu yang dibutuhkan, rasa hasil olahan yang semakin kaya, serta faktor kesehatan. Metode pengolahan tersebut juga ditentukan berdasar pada survei preferensi market yang dilakukan sebelumnya. 135 Produk disajikan secara utuh mengingat ukurannya yang mungil dan memungkinkan untuk langsung dinikmati tanpa memerlukan proses pemotongan, dilengkapi dengan garpu plastik kecil untuk membantu mempermudah proses makan. Customer kemudian dapat menambahkan sendiri beraneka ragam topping yang disediakan secara gratis, sesuai dengan preferensi rasa yang mereka sukai. 3.3.5. Media Penyajian produk siap saji adalah dengan menggunakan media paper tray mini. Material kemasan yang digunakan adalah art carton berstandar food grade, dengan laminasi khusus pada permukaannya untuk meningkatkan daya tahan terhadap serapan minyak dan cairan. Hal ini mengingat potensi keluarnya minyak dari dalam produk akibat proses pengolahan atau penambahan sejumlah topping cair. Penggunaan material ini juga dimaksudkan untuk menjaga konsistensi bentuk dan daya lindung kemasan terhadap produk di dalamnya mengingat mobilitas target market primer, yakni anak-anak yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan suatu media yang bukan hanya praktis, namun juga memiliki efektifitas penggunaan yang tinggi. Penambahan alat makan lain seperti garpu plastik kecil dapat digunakan untuk membantu proses menikmati produk. 136 Sedangkan frozen product dikemas dengan menggunakan plastik vacuum bening, yang dilengkapi dengan seal packaging menarik. Seal packaging ini terbuat dari bahan art carton berlaminasi khusus yang tahan terhadap air, mengingat produk ini berpotensi tinggi terhadap kelembaban. Seal packaging ini juga berfungsi untuk memberikan identitas dan keterangan produk lebih lanjut, baik varian, komposisi bahan, nutrisi yang terkandung, produsen, dan sebagainya. Jenis packaging ini dipilih berdasarkan faktor efisiensi, baik biaya, proses produksi, tempat, tampilan dan utility. Dengan menggunakan jenis kemasan ini, warna dan bentuk asli produk yang telah terbungkus oleh plastik vacuum masih dapat terlihat secara langsung oleh customer dari luar secara mudah. Desain kemasan yang unik, baik paper tray mini maupun seal packaging, bertujuan untuk menarik minat customer untuk melihat, mengamati dan membeli produk bersangkutan, serta untuk memberikan identitas produk yang khas dan mudah dikenali. 3.4. Marketing Strategi marketing / pemasaran merupakan strategi penting dalam membangun awareness terhadap produk serta mendukung proses penetrasi, penerimaan dan pengembangan bisnis. Strategi marketing yang baik berhubungan dengan peningkatan jumlah penjualan yang secara langsung berhubungan dengan peningkatan revenue perusahaan. Secara umum strategi marketing disini dicapai 137 melalui penggunaan sejumlah aspek berikut: brand, advertising, official website, online partnership, social media, dan reward card. 3.4.1. Brand Brand Sö Ré Ji berasal dari kata dasar “so se ji” (ソーセージ) yang berarti sosis dalam bahasa Jepang. Unsur-unsur suku kata yang terkandung dalam brand kemudian dapat dipecah lagi dalam artian tersendiri yang seluruhnya mengarah pada pembentukan filsafat dari brand secara utuh. “So” yang terdapat dalam awal kata brand berasal dari kata “soo” yang dalam bahasa Korea berarti kesempurnaan dan hidup yang panjang. “So” juga berasal dari akar kata “shūcài” yang dalam bahasa Cina berarti sayuran. “Re” pada bagian tengah brand berasal dari penggalan kata “purée” yang merupakan keunggulan dari produk. “Re” disini juga mengacu pada kata “rebensufirozofi” yang dalam bahasa Jepang bermakna filosofi kehidupan serta “niúròu” yang dalam bahasa Cina berarti sapi. “Re” juga dinilai memiliki kedekatan dengan kata “le” yang dalam bahasa Cina berarti kebahagiaan dan kegembiraan. Sedangkan “Ji” dalam suku kata terakhir brand merupakan kata dalam bahasa Jepang yang berarti bumi atau tanah. Hal ini menekankan unsur 138 alami yang terkandung dalam produk. “Ji” juga merupakan penggalan dari kata “niji” yang dalam bahasa Jepang berarti pelangi. Kata “ji” disini mengacu pada kata“chi” yang hampir memiliki kesamaan pengucapan dan pendengaran. “Chi” dalam bahasa Cina berarti “younger energy”, energi baru, muda, aktif dan dinamis. Hal ini mengacu pada karakteristik target market serta sifat dasar produk itu sendiri yang mengandung banyak nutrisi untuk mendukung berbagai kegiatan harian konsumennya. “Chi” juga merupakan kependekan dari kata “hào chī” yang berarti enak dalam bahasa Cina. Secara sederhana “chi” disini juga dapat diartikan sebagai kependekan dari kata “chicken” yang dalam bahasa Inggris berarti ayam, yang merupakan bahan baku pembuatan produk. Secara keseluruhan brand ini memiliki pengertian sebagai sebuah kesempurnaan hidup sehat dan umur panjang yang didapatkan melalui konsumsi produk, yakni sosis sapi dan ayam pelangi dengan campuran purée sayur dan buah bernutrisi yang terbuat dari bahan-bahan alami dan rasa yang enak dan bergizi, dimana mampu membangkitkan kebahagiaan dan energi baru bagi kaum muda yang aktif. Nama brand ini dipilih karena memiliki cara pengucapan yang mudah, simple, unik dan mudah diingat (memorable). Nama ini juga bernuansa Jepang (Asia), mengingat pada preferensi dan trend pasar saat ini yang mengacu ke Asia Timur. “Japanese Rainbow Sausage” menjadi tagline dari brand ini. Sosis sebenarnya bukanlah merupakan produk asli bangsa Jepang, namun disini 139 sejumlah karakteristik dalam produk mengambil unsur dari kebudayaan bangsa Jepang. Bangsa Jepang terkenal memiliki pola makan dan gaya hidup sehat, dengan konsumsi makanan bernutrisi tinggi dengan gizi seimbang. Misalnya rumput laut / nori yang menjadi pelengkap umum dalam hidangan mereka, baik dari segi kandungan nutrisi maupun karena citarasa rumput laut itu sendiri yang memperkaya hidangan yang ada. Demikian pula dengan produk sosis ini, dimana penambahan purée sayur dan buah ke dalam sosis dimaksudkan sebagai tambahan asupan nutrisi serta memperkaya citarasa produk itu sendiri, namun dengan keseimbangan rasa yang terjaga baik. Unsur budaya Jepang lain yang diangkat disini adalah bento. Bangsa Jepang memiliki nilai seni yang tinggi dalam berbagai segi kehidupannya, termasuk dalam ranah kuliner yang turut mendapat sentuhan seni yang kental. Bento pada dasarnya merupakan bekal makanan yang terdiri atas nasi dan lauk pauk yang dikemas dalam kotak makanan khusus yang praktis untuk dibawa bepergian. Dalam perkembangannya, sentuhan seni memperkaya tampilan bento dengan nuansa artistik dalam susunan, bentuk, dan sebagainya. Aneka ragam lauk pauk disusun dan dibentuk menjadi beragam benda indah yang mampu meningkatkan keindahan tampilan serta gairah makan. Demikian pula dengan produk sosis disini yang mengalami sentuhan artistik sebagai added value tersendiri. Produk sosis ini memiliki sejumlah varian warna dan rasa. Varian warna terjadi karena penambahan pigmen alami yang berasal dari sayur dan buah, yang menjadikan produk ini memiliki warna yang unik dan menarik. 140 Karena itu, dalam aplikasinya dengan produk makanan, setiap warna memiliki karakteristik tersendiri di mata customer yang perlu diperhatikan. Beraneka ragam warna dalam produk disini juga menggambarkan kekayaan rasa dan aneka nutrisi serta maanfaat yang dikandungnya. Hal ini juga menjadi added value yakni sebagai unique value proposition yang membedakannya dengan produk umum yang ada di pasaran, sehingga menarik minat customer untuk melihat dan mencoba produk tersebut. Dengan demikian, keseluruhan elemen dalam brand tersebut serta produk yang ada dapat disimpulkan sebagai sebuah produk makanan bernutrisi yang mampu mewarnai kehidupan customer yang menikmatinya melalui rasa dan kandungan nutrisinya yang kaya. 3.4.2. Advertising Advertising atau iklan, merupakan suatu sarana promosi yang bertujuan untuk memperluas pengenalan produk kepada masyarakat melalui pemberian informasi dengan menggunakan berbagai media. Secara umum advertising yang akan digunakan disini ditempuh dalam 3 cara kunci, baik offline, online serta penggunaan metode word of mouth. Offline advertising ditempuh melalui pembuatan berbagai media cetak, seperti flyer, x-banner, magazine & print advertising, booth design serta sejumlah media lain yang berfungsi sebagai media promosi. Adapun online 141 advertising ditempuh melalui penggunaan official website yang interaktif dan social networking media, yakni Facebook dan Twitter yang saat ini mulai merambah di berbagai kalangan usia, termasuk target market anak, remaja, maupun orang tua. Penggunaan online media disini sangat efektif untuk memperoleh awareness secara instan, cepat, mudah, murah dan luas; mengingat semakin mudahnya akses internet dan besarnya jumlah user yang ada, dimana sebagian besar memiliki karakteristik target market yang sesuai. Sedangkan metode word of mouth dapat ditempuh melalui berbagai cara. Kepuasan akan produk dan layanan yang diberikan dalam kunjungan awal menjadi tolak ukur bagi customer retention serta penyebaran informasi. Networking menjadi aspek bagi kekuatan word of mouth disini. Promosi yang dilakukan melalui kata-kata oleh seseorang terhadap orang-orang di sekitarnya dinilai lebih efektif untuk mendorong orang lain mencoba suatu produk secara langsung. Berbagai perencanaan penggunaan sejumlah metode advertising secara lebih mendetail akan dijelaskan kembali pada bab selanjutnya. 3.4.3. Official Website Era internet menyebabkan masyarakat kini memiliki kecenderungan untuk mencari informasi terhadap suatu produk, jasa maupun berbagai hal lain dengan menggunakan internet. Kemudahan akses terhadap berbagai informasi 142 dari berbagai belahan dunia secara luas dan mendetail, menjadikan internet sebagai senjata kunci yang perlu dipertimbangkan secara matang. Oleh karena itu, keberadaan official website atau website resmi perusahaan sangatlah dibutuhkan disini. Official website berfungsi sebagai media resmi yang dapat diakses pelanggan secara mudah untuk mendapatkan berbagai update informasi tentang produk, lokasi, layanan, dan sebagainya. Website yang atraktif serta bersifat interaktif meningkatkan daya tarik user untuk berkunjung serta meningkatkan value dan memperkuat brand produk itu sendiri. Pada website tersebut akan dibangun sebuah halaman simulasi, yakni sebuah game sederhana dimana customer akan diberikan suatu bentuk simulasi dalam menyajikan menu sosis yang akan dipilih. Virtual customer yang masuk ke halaman simulasi tersebut akan diminta untuk memilih varian sosis berdasarkan menu yang ada. Disini virtual customer juga dapat mempelajari lebih lanjut mengenai setiap varian produk yang ditawarkan, baik komposisi dan manfaat yang dikandungnya. Setelah pemilihan varian produk selesai, virtual customer akan masuk dalam menu pemilihan bentuk, antara lain bentuk tulip, kepiting, pinguin, gurita dan ikan, yang akan digunakan sebagai bentuk produk akhir. Proses pemilihan bentuk tersebut dilanjutkan dengan proses pemasakan hingga produk siap disajikan ke customer. Dengan adanya interaksi tersebut pada official website, diharapkan customer tertarik untuk berkunjung secara online, bermain, mendapatkan informasi produk dan mencoba produk secara virtual terlebih dahulu, serta 143 kemudian tergugah untuk mencoba produk secara nyata. Dalam pengembangan lebih lanjut, website juga diposisikan sebagai media promosi dan penjualan produk secara online. 3.4.4. Social Media Dewasa ini, internet sudah menjadi satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dunia, demikian pula halnya dengan masyarakat Indonesia. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang hidup di kota-kota besar. Cara masyarakat untuk bersosialisasi pun mulai mengalami pergeseran akibat kuatnya wabah internet. Masyarakat kini lebih senang bersosialisasi secara virtual dengan menggunakan berbagai aplikasi social media networking seperti Facebook, Twitter, Foursquare, dan sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan pun perlu selalu update dalam menyikapi berbagai perubahan yang terjadi untuk meningkatkan kompetensinya di ranah bisnis. Demikian pula business model ini yang juga akan menggunakan social media networking sebagai satu strategi marketing. Facebook, Twitter dan Foursquare merupakan social media networking yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan jumlah user besar di seluruh dunia dan memiliki potensi pengembangan yang masih terbuka. Pengguna aplikasi-aplikasi tersebut di Indonesia, khususnya Jakarta saat ini sangat besar. 144 Facebook merupakan social media networking yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan jumlah user besar di seluruh dunia dan memiliki potensi pengembangan yang masih terbuka. Peningkatan jumlah pengguna jaringan internet di Indonesia yang terus mengalami peningkatan pesat mencapai 143,53% turut mempercepat proses penetrasi pasar di yakni sebesar 17,72%. Pengguna aplikasi-aplikasi tersebut di Indonesia, khususnya Jakarta saat ini sangat besar. Tercatat 43 juta orang di Indonesia merupakan pengguna Facebook, dimana 17 juta (39,5%) diantaranya merupakan penduduk Jakarta (Socialbakers, 2011). Adapun survei menunjukkan jumlah pengguna Twitter di Indonesia yang menempati urutan 3 besar di seluruh Asia dan terus meningkat. Tujuan penggunaan social media networking disini adalah untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap bisnis ini. Selain itu social media networking juga berpotensi untuk berkembang menjadi suatu bentuk strategi word of mouth yang memiliki kekuatan lebih besar bagi penciptaan tindakan nyata. Dilihat dari sudut pandang customer, mereka pun mendapatkan keuntungan melalui update informasi secara berkesinambungan, seperti penawaran berbagai diskon khusus yang hanya dapat ditemukan pada mobile restaurant yang dapat diperoleh dengan menjadi follower dalam Twitter. Salah satu bentuk penggunaan social media networking dalam business model ini, yakni dengan memberikan berbagai update informasi melalui Facebook, Twitter serta Foursquare. Customer yang telah bergabung 145 dalam group di Facebook atau menjadi follower di Twitter, dapat mengakses informasi tersebut secara rutin untuk mendapatkan berbagai diskon, promosi dan sejumlah keuntungan lainnya. Misanya “Lokasi Sö Ré Ji hari ini @parkirTimurSenayan. Gratis 1 porsi ready to eat sausage untuk 20 pengunjung pertama, dan discount 20% untuk 50 pengunjung berikutnya”. Customer yang mampu menemukan dan termasuk dalam kategori yang disebutkan dalam promosi tersebut akan mendapatkan reward sebagai bentuk penghargaan atas loyalitas mereka terhadap produk. Selain itu, social media networking juga dapat berfungsi sebagai media bagi customer untuk menyampaikan testimonial, saran maupun kritik terhadap produk dan pelayanan yang diberikan secara langsung kepada perusahaan. Disini, perusahaan juga dapat memberikan feedback secara terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban dan terima kasih atas masukan yang diberikan oleh customer tersebut. Penggunaan mailing list (milis) juga dianggap cukup efektif sebagai salah satu channel untuk membangun network work of mouth. Kaum ibu muda dan para orang tua masa kini memiliki kecenderungan besar untuk bergabung dalam milis, terutama yang berhubungan dengan topik tumbuh kembang anak. Disini, para anggota berkomunikasi dan berbagi beragam informasi, sehingga menghasilkan suatu jaringan word of mouth yang bukan hanya luas namun juga kuat akibat referensi rekan sesama anggota milis bersangkutan. Karena itu, pemasaran melalui channel ini dinilai sangat efektif, terutama dalam tahap awareness building dan penetrasi pasar. 146 3.4.5. Online Partnership Memulai usaha dengan varian produk yang dinilai cukup baru tentu memiliki tingkat awareness masyarakat yang rendah, terlebih networking yang terbangun juga belum luas. Oleh karena itu, salah satu channel untuk dapat meningkatkan awareness terhadap usaha ini adalah melalui partnership. Partner yang dipilih merupakan online partner, mengingat tingkat biaya yang lebih rendah, jangkauan yang lebih luas dan waktu pembangunan awareness masyarakat yang lebih cepat dari pemanfaatan partnership jenis ini. Online partner yang dipilih yakni dealkeren.com, lapar.com serta disdus.com. Ketiganya merupakan online provider yang memiliki jaringan cukup luas dan banyak dikenal masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jakarta. Tipikal customer yang berkunjung kesana adalah price sensitive, dimana harga menjadi faktor penentu utama untuk menarik mereka datang, mencoba dan membeli produk. Oleh karena itu, diskon menjadi cara efektif dalam menarik customer untuk datang dan mencoba produk yang ditawarkan. Online partner dengan jaringan yang luas juga meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk dan bisnis ini secara keseluruhan. Ketiga partner tersebut memiliki sistem seperti Groupon yang menerapkan suatu sistem kerja online partnership melalui penyediaan media online bagi merchant untuk mempromosikan produknya lewat web tersebut, dengan syarat merchant harus memberikan diskon terhadap produknya. 147 Cara pelanggan untuk bertransaksi melalui online partner ini adalah dengan membeli atau membayar sejumlah nominal yang telah ditentukan atas suatu voucher tertentu yang ditawarkan pada website partner. Pelanggan akan mendapatkan bukti voucher virtual sebagai bukti pembayaran yang dapat diprint untuk menukarkan produk tertentu yang ditawarkan merchant sesuai dengan penawaran produk atau jasa yang terdapat dalam website. 3.4.6. Reward Card Reward card merupakan salah satu jenis member card yang bertujuan sebagai bentuk penghargaan perusahaan terhadap loyalitas customer serta membantu me-maintain customer relationship. Value card juga bertujuan meningkatkan sales dan customer retention serta menggugah minat customer untuk mencoba aneka varian produk yang ditawarkan. Reward card dapat diperoleh secara free pada saat melakukan transaksi pembelian frozen product pertama kali. Kartu ini berisikan 10 kolom yang masing-masing dapat diisi dengan 1 stiker lucu yang dapat dipeoleh melalui pembelian 1 pack frozen product (berlaku kelipatan). Setelah seluruh kolom terisi penuh dengan stiker, atau setelah pembelian 10 pack frozen product, customer berhak mendapatkan bonus 1 pack frozen product secara gratis. Penukaran hadiah ini dapat dilakukan dengan menghubungi agen terdekat, mengunjungi toko resmi perusahaan, 148 ataupun dengan mengirimkan kartu tersebut melalui pos ke alamat kantor perusahaan. Syarat dan ketentuan khusus mengenai sistem reward card ini akan dibahas dengan lebih mendetail pada bab selanjutnya.