pt pelayaran nasional indonesia (persero)

advertisement
PT PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PERSERO)
SALINAN
SURAT Kf,,PUTUSAN DIRf, KSI
NOMOR : 10.06/2/SK/IIKO.01/2016
TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO Bf,RBASIS ISO 3TMO
DI PT. PELNr (PERSERO)
DIREKSI *pT. pf,,LAyARAN NASIONAL INDONESIA (PERSERO)"
Menimbang
:a- bahwa pengelolaan risiko merupakan salah satu komponen
yang
penting dalam monjamin sinergitas dan integrasi antar unit ke{a dalam
menggerakkan organisasi suatu entitas usaha;
b. bahwa dalam menghadapi berbagai faktor ekstemal dan intemal serta
ketidakpastian yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan
secara efektif dan berkesinambungan;
c. bahwa Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 lebih mudah
terintegasi ke dalam keseluruhan tata kelola (governance) perusahaan
dan lebih mudah diaplikasikan bagi seluruh unit kerja;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka perusahaan
memandang perlu menetapkan Keputusan Direksi tentang Pedoman
Manajemen Risiko Berbasis Iso 31 000 di PT. PELNI (Persero).
Mengingat
:
l.
Undang-Undang Nomor I tahun 1970 Tentang Keselamatan Ke{a
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 Nomor 35,
Tambahan lembaran Negara Nomor 2912);
2. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 Tentang
Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor
70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297);
3. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756);
4. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 Tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4849);
5. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 20 Tahun 2010
Tentang Angkutan di Perairan;
6.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian
(tembaran Negara Republik Indonesia Nomor 337 Tahun 2014,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5618);
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor pER0IA,IBU/201I Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good (lorporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara);
7. Peraturan
Surat Edaran Dirjen Perhubungan Laut Nomor 16,IPHBL- 15 Tanggal
27 Februari 2015 Tentang Kewajiban Pemilik Kapal Mengasuransikan
Kapal dengan Asuransi Penyingkiran Kerangka Kapal dar/atau
Perlindungan Ganti Rugi;
kantor Pusat : JL. Gajah Mada No. 14 kode Pos : lOl30
Telepon +62-21-6334342 (I{unting) Fax. +62-21-63854130 Call Center : (021) 162. http//www.pelni.co.id
3l tanggal 30 Oltober
yang
1975
dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita S.H., Notaris di
Jakarta dan Akta Nomor 10 Tanggal 19 Desember 2008, dibuat
dihadapan Raden Mas Soediarto Soenarto, S.H., Sp.N. Notaris di
Jakarta, beserta perubahan terakhir Akta Pemyataan Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku RUPS Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Pelayaran Nasional Indonesia Nomor : 0l
Tanggal 01 Februari 2016, dibuat dihadapan Ida Adiningsing, S.H.,
Notaris di Jakarta;
9. Akta Pendirian PT. PELNI (Persero) Nomor
:
12.31/7/SKllKO.01/2014 tanggal
3l Desember 2014 tentang Penetapan Pedoman Penerapan Prinsip
prinsip Good (lorporate (iovernance (GCG) Pada Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Pelayaran Nasional Indonesia;
10. Surat Keputusan Direksi
Nomor
Direksi Nomor : 09.08/1/SK/HKO.0I/2015 tanggal
08 September 2015 Sebagaimana Telah Diubah Dengan Dengan Surat
Keputusan Direksi Nomor
04.1213/SK/HKO.0t/2016 tentang
Strulctur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT. Pelayaran Nasional Indonesia.
11. Surat Keputusan
:
MEMUTUSKAN
PT. PELAYARAN
Menetapkan
KEPUTUSAN DIREKSI
PERTAMA
Pedoman Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 di PT. PELNI (Persero)
ditetapkan sebagaimana lampiran Keputusan Direksi ini yang merupakan
Bagian yang tidak terpisahkan dalam Keputusan Direksi ini;
KEDUA
INSAN PELNI wajib untuk mentaati dan melaksanakan seluruh
NASIONAL
INDONESIA (PERSERO) TENTANG PENETAPAN MANAJEMEN
RISIKO BERBASIS IsO 3IOOO DI PT. PELNI (PERSERO)
ketentuan dalam Keputusan Direksi ini;
:Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dan dengan
berlakunya Keputusan Direksi ini maka Surat Keputusan Direksi
No. I27iHKO.01/DIR/VII-2011 tanggal 5 Juli 2011 t€ntang Penetapan
Pedoman Manajemen Risiko di PT. PELNI (Persero) beserta segala
ketentuan yang bertentangan dengan Keputusan Direksi ini dinyatakan
tidak berlaku lagi.
KETIGA
di ' JAKARTA
Padatanggal : 6Oktober2016
Ditetapkan
A/N DIREKSI
DIREKTURUTAMA
ttd
ELtr.IEN GIOENTORO
Tembusrn Yth.
L
2.
3.
4.
5.
6.
:
Direksi PT. PELNI @usero);
Ka.SPVKepala DPAJSM Codd
Senior Manager PT. PELNI (Persero);
Kepala Cabang PT. PELNI (Persero);
Nakhoda PT. PELNI (Penero);
Pegawai PT. PELNI @ersero);
Arsip.
Salinan_lsuai dengan aslinya
Hukum
PT Pelayaran Nasional Indonesie (Persero)
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : 10.06/2/SK/HKO.0|
Page: I
PEDOMANI MAhIAJEMEN RISIKO
BERBASIS ISO 31OOO
DI PT. PELI\I (PERSERO)
ofl9
12016
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : 10.06/2/SKAIKO.01
Page: 2 of19
SEJARAH DOKUMEN
Versi
Tanggal
Dikeluarkan
v.0l
05 Juli 201I
Y.02
0l
Sep 2016
lssue Date
Document Type
I
I
Ringkasan
Disusun OIeh
Terbitan Pertama
SM Hukum &
Manajemen Risiko
Diselaraskan Dengan ISO 31000
SM Corporate Plan
12016
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : l0.06l2lSKft1KO.0 l/20
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Page: 3 of19
DAFTAR ISI
B. RUANG LINGKUP.
D. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO...
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengantar Manajemen Risiko Perusahaan
Kerangka Keda Manajemen Risiko Perusahaan
Peran dan Tanggung Jawab
Pelaporan Risiko
Strategi Dasar Manajemen Risiko
Penilaian Tingkat Pelayanan
t4
1. Lampiran 1 : Kerangka Kerja Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000
2. Lampiran 2 : Format Risk Register Manajemen Risiko
F.
REFERENSr...........
.................27
16
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Tanggal: 6 Oktober 2016
Nomor : 10.06/2/SK/HKO.0I/2016
Page: 4 of 19
A. TUJUAN
Dalam menjalankan misi dan visi Perusahaan dengan berbagai faktor dari ekstemal dan
ketidak-pastian, PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) menyusun pedoman Manajemen
Risiko Perusahaan dengan tujuan untuk memberikan kepastian yang memadai (reasonable
assurance) dalam mencapai tujuan perusahaan, menjaga dan meningkatkan nilai dari
pemegang saham. Hal tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan kesadaran risiko diseluruh
lapisan organisasi, membangun ketahanan dan melakukan mitigasi risiko se(a menjaga risiko
yang tersisa (,,esidml risk) pada tingkat yang dapat ditoleransi (tolerable leve[).
B. RUANGLINGKUP
Ruang lingkup dari Pedoman Manajemen Risiko Perusahaan berlaku untuk semua karyawan
dan semua kegiatan yang dilakukan oleh PT Pelayaran Nasional lndonesia (Persero). Hal ini
dimaksudkan agar daya saing (competitiveness) dan kelangsungan usaha (golng concern)
perusahaan dapat selalu terjaga.
Pedoman ini dapat diterapkan juga pada anak usaha sepanjang telah disetujui oleh Direksi anak
usaha. Penerapan manajemen risiko pada anak usaha perlu dilakukan dengan beberapa adaptasi
mengingat karakler usaha yang berbeda dengan induk usaha.
C. DEFINISI
C o rcequ e nc e (Konsekuensi)
Hasil atau imbas atas suatu peristiwa yang mempengaruhi tuj uan.
Control
(Kottrol)
Tindakan (process, policy, device, practice) yalrg dllakukan untuk merubah risiko.
Control Assessmefi (Penilaian Kontrol)
Tinjauan secara sistimatis terhadap suatu control untuk memastikan tingkat efektifitas atau
keandalannya.
Euerprise Risk Manajement (Manajemen Risiko Perusahaan)
Aktifitas yang terkoordinasi dalam mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi dalam
hal risiko.
(Peristiwa)
Te{adinya suatu keadaan tertentu.
,Euen /
Frequency (Frekuensi)
Jumlah dari suatu kejadian dalam kurun waklu tertentu.
Guidelinc (Pdomat\
Arahan atau prinsip yang bersifat umum mengenai tata kelola suatu aktifitas perusahaan.
Hazard (Bahaya)
Sumber dari hal-hal yang dapat membahayakan.
L i ke li ho o d (Kemu
ngkinan)
Probabilitas atau frekuensi atas suatu kejadian.
Lass (Kerugian)
Segala konsekuensi negative atau imbas yang merugikan, baik yang bersifat financial maupun
non financial.
Morttor (Memanttu\
Pemeriksaan secara berkelanjutan, mengawasi, mengamati secara kritis, atau mengukur
perubahan atas suatu performa yang diharapkan atau yang disyaratkan.
PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero)
PEDOMAN MANAJEMEN zuSIKO PERUSAHAAN
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : l0.06l2lSWHKO.0
Page: 5
1/20 16
ofl9
Residual Risk (Risiko Tersisa)
Risiko yang masih tersisa setelah dilakukan penanganan risiko (risk treafinent).
^Rrblr
(Risiko)
Imbas baik yang bersifat positif maupun negative dari suatu ketidak-pastian terhadap tujuan.
Risk Analysis (Analisa Risiko)
Proses memahami sifat dari risiko dan menetapkan level dari risiko.
Risk Assessment (Penilaian Risiko)
Proses secara menyeluruh mulai dari identifikasi risiko, analisa risiko, dan evaluasi risiko.
Ris k Avoidance
(Penghindaran Risiko)
Sebuah keputusan untuk tidak masuk, atau keluar dari situasi yang mengandung nsiko.
Risk Criteria (Kriteria Risiko)
Kerangka acuan ke{a mengenai kegentingan dari suatu risiko dinilai.
ldsk Evaluation (Evaluasi Risiko)
Proses membandingkan hasil dari analisa risiko dengan kriteria risiko yang untuk selanjutnya
digunakan untuk menentukan apakah risiko dapat diterima atau tidak.
Ris k I de nti/ic ati o n
(ldentifi kasi Risi ko)
Proses menemukan, mengenali dan mennjelaskan dari suatu risiko.
Ris k Manaj ement Proc ess
Penerapan secara sistimatis atas kebijakan manajemen, prosedur, dan praklekserta kegiatan
untuk mengkomunikasikan, mendiskusikan, menetapkan konteks, mengidentifikasi,
menganalisa, mengevaluasi, menangani, memonitor dan menelaah risiko.
Ris k Management Framewo rk
Suatu rangkaian proses yang menjadi fondasi dan tata kelola dalam mendesain, menerapkan,
memonitor, menelaah dan melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap tata kelola risiko
diseluruh organisasi.
Risk Owner (Pemilik Risiko)
Orang atau unit yang diberi otoritas dan akuntablitas untuk mengelola suatu risiko yang
melekat atas tugas pokok dan fungsi yang dipercayakan kepadanya.
Risk Reduction (P engurangan Risiko)
Tindakan yang diambil untuk mengurangi kemungkinan dan/atau konsekuensi yang ada dalam
sebuah risiko.
Risk Retention (Retensi Risiko)
Sejumlah beban kerugian dan/atau manfaat yang diterima atas suatu risiko.
Risk Shaing (Pembagian Risiko)
Pembagian beban kerugian danlataumanfaat atas suatu risiko dengan pihak lain.
Risk Treatmenl (Penanganan Risiko)
Proses untuk merubah atau memodifikasi suatu risiko.
Stakeholders (Pemangku Kepentingan)
Para pihak dan organisasi yang mempengaruhi atau terimbas dari suatu keputusan dan/atau
akrifitas yang dilakukan sebuah organisasi.
,6\
PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero)
e"'.ry
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
D.
KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO
l.
Pengantar Manajemen Risiko Perusahaan
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0 l/20
Page: 6
ofl9
Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) memahami
pentingnya pelaksanaan Manajemen Risiko Perusahaan dalam upaya mencapai tujuan
perusahaan secara efektif dan berkesinambungan. Mengingat pentingnya kontribusi
manajemen risiko bagi keberhasilan perusahaan, maka diharapkan partisipasi dan kepedulian
semua karyawan dalam menjalankan program-program manajemen nsiko.
Dewan Direksi mendorong peningkatan sinergi antara manajemen risiko dengan fungsi
fungsi lainnya seperti risk based audit, risk & opportunity bosed budgetiig, risk &
opportunity based strategic planning, dan dalam bidang lainnya. Dan bukan hanya itu saja,
keberhasilan dalam mengendalikan risiko di unit masing-masing juga akan menjadi salah
satu tolak ukur dalam proses perencanaan dan penilaian prestasi kerja Qterformance plan &
appraisal) serta dapat memastikan kesinambungan dan pertumbuhan usaha sejalan dengan
visi dan misi perusahaan.
2.
Kerangka Kerja Manajemen Risiko Perusahaan
Dewan Direksi menetapkan Manajemen Risiko Perusahaan berbasis tSO 31000 sebagai
kerangka kerja bagi PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero). Manajemen Risiko ISO
31000 dipilih karena lebih mudah diaplikasikan secara komperhensif dan diintegrasikan
kedalam proses pembuatan keputusan strategis maupun keputusan operasional. Oleh sebab
itu, Unit Manajemen Risiko ditugaskan untuk menjadi pelopor dan katalisator dalam
membangun budaya sadar risiko yang kuat dan berkelanjutan.
Untuk mendapatkan proses manajemen risiko yang efektif, sebuah standar kerangka kerja
manajemen risiko perlu dibangun dan diterapkan secara konsisten dan menyeluruh. Oleh
sebab itu, semua pemilik risiko maupun fasilitator manajemen risiko diharuskan untuk
melaksanakan kerangka kerja dan proses manajemen risiko seperti yang tercantum dan diatur
didalam Lampiran
3.
1
dari Pedoman Manajemen Risiko ini.
Peran dan Tanggung Jawab
3.1
Peran & Tanggung Jawab Dewan Direksi
Dewan Direksi mempunyai tanggung jawab dalam menentukan arah strategis
perusahaan dalam upaya menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan dengan
stnrktur risiko yang terkendali.
Dalam menjalankan fungsi kontrol risiko, Dewan Direksi mempertimbangkan dan
menetapkan hal-hal sebagai berikut.
r'
{
r'
Sifat dan besaran dari tingkat risiko yang dapat diterima (level of acceptable risk)
atas suatu kegtatan usaha;
Tingkat kemungkinan suatu risiko menjadi realitas;
Bagaimana suatu risko yang melebihi tingkat yang dapat
dikendalikan;
diterima
harus
Kemampuan perusahaan dalam meminimalkan tingkat kemungkinan dan dampak
dari suatu risiko dengan mempertimbangkan azasbiayadan manfaat yang wajar;
Menilai tingkat efektifitas dari proses manajemen risiko dan kesadaran akan budaya
risiko di semua unit usaha.
Memastikan penyediaan sumber daya manusia dan peningkatan kompetensinya
dalam bidane manaiemen risiko.
16
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : I 0.06i2lSK/HKO.0l
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
3.2
ofl9
Peran dan Tanggung Jawab Unit Manajemen Risiko
/
r'
r'
r'
r'
r'
r'
3.3
Page: 7
120
Membuat, mendokumentasikan, serta melakukan revisi atas Pedoman Manajemen
Risiko;
Melaksanakan proses manajemen risiko bersama para pemilik risiko di seluruh unit
keda perusabaan;
Merumuskan dan merekomendasikantata kelola terbaik atas program manajemen
risiko atas seluruh kegiatan operasional PT Pelayaran Nasional lndonesia (Persero);
Memastikan bahwa semua risiko-risiko utama telah diidentifikasi dan kontrol
internal yang memadai telah dilakukan.
Membantu pemilik risiko dalam membangun kebijakan, prosedur kontrol internal,
pelaporan risiko, perencanaan penanganan risiko, serta evaluasi atas efektifitas
program risiko;
Melakukan konsolidasi pelaporan risiko dan komunikasi kepada Dewan Direksi dan
Dewan Komisaris;
Membangun budaya sadar risiko dalam lingkungan PT Pelayaran Nasional
Indonesia (Persero) termasuk didalamnya melakukan edukasi dan sosialisasi atas
manajemen risiko.
Peran dan Tanggung Jawab Pemilik Risiko
/
r'
Para pemilik risiko mempunyai tanggung jawab dalam menata dan mengendalikan
suatu risiko yang melekat atas tugas pokok dan fungsi yang dipercayakan
kepadanya;
Para pemilik risiko bertanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran risiko dalam
lingkup kegiatan operasional unit kerjanya;
r'
Para pemilik risiko melakukan identifikasi risiko dan melakukan proses manajemen
risiko yang ada di unit kerjanya atau risiko yang melekat dengan tugas pokok dan
fungsi.
{
{
3.4
Jika dirasa perlu, melakukan identifikasi dan mendedikasikan sumber daya manusia
untuk menata dan mengendalikan risiko yangadadi unit kerjannya.
Peran dan Tanggung Jawab Satuan Pengawas Internal
/
4.
Para pemilik risiko melakukan koordinasi dengan Biro Corporate Planning dalam
hal identifikasi, penilaian risiko hingga penanganan risiko;
{
Memberi fokus audit yang memadai atas aktifitas perusahaan, terutama aktifitas
yang terkait atau dikategorikan sebagai risiko utama (risk based audit),
sebagaimana yang tersebut dalam Risk Register dan/atau Laporan Manajemen
Risiko;
Memberikan dukungan dan keterlibatan dalam proses manajemen risiko;
/
Melakukan review atas efektifitas proses manajemen risiko.
Pelaporan Risiko
Risiko-risiko yang telah diidentifikasi dan dilakukan penilaian, dilaporkan secara berkala
setiap triwulan (tiga bulan). Laporan risiko berkala memberikan informasi kepada Dewan
Direksi dan Dewan Komisaris berupa :
16
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
I
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : I0.06l2lSl(/HKO.0
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Page: 8
1/20 16
ofl9
Risiko-risiko utama yang telah diidentifikasi.
Fungsi kontrol yang telah dilakukan dalam menangani risiko.
Key risk indicotors (KRI), target dan aktual.
Rencana penanganan risiko.
Hal hal lain yang dirasa perlu.
Laporan berkala (triwulan) diharapkan dapat membantu para Pemilik Risiko dan Dewan
Direksi dalam mengantisipasi pergerakan risiko dan mengambil tindakan koreksi untuk
meningkatkan keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Tindak lanjut atas
penanganan risiko ini akan dievaluasi setiap tiga bulan bersamaan dengan penyusunan
I aporan manaj emen ri siko triwulan berikutnya.
t.
Strategi Dasar Manajemen Risiko
5.1.
Prioritas Risiko
fusiko adalah tanggung jawab bersama dan oleh sebab itu membangun kesadaran dan
tata cara penanganan risiko secara bersama perlu dikembangkan. Untuk mencapai
tujuan secara efektif, manajemen risiko perlu diterapkan secara komprehensif dan
penanganan risiko dilalcukan dengan basis prioritas.
Dewan Direksi menetapkan risiko-risiko utama sebagai prioritas yaitu risiko yang
mempunyai dampak besar jika tidak ditangani secara baik. Penanganan risiko utama
dapat ditambahkan seiring dengan meningkatnya kemampuan internal dalam
menangani risiko.
5.2.
Penilaian Risiko Berbasis Kuantifikasi
Implementasi manajemen risiko berbasis kualitatif secara empiris banyak
menyebabkan bias. Dalam hal ini, unit manajemen risiko melakukan diskusi dan
penilaian bersama dengan pemilik risiko untuk mendapatkan profil risiko kuantitatif
yang lebih akurat.
Tata cara penilaian risiko secara kuantifikasi dapat dilihat dalam lampiran 1 dari
Pedoman ini.
5.3.
Membangun Kesadaran & Budaya Risiko
Dalam jangka panjang, manajemen risiko dengan pendekatan kesadaran dan budaya
risiko jauh lebih efektif dibandingkan pendekatan dengan cara lain. Keberhasilan
dalam menjalin komunikasi antara semua unit terkait, kesadaran adanya risiko dan
fokus terhadap rencana penanganan risiko menjadi barometer dalam membangun
budaya risiko.
6.
Penilaian Tingkat Pelayanan
6.1.
Unit Manajemen Risiko
Unit Manajemen fusiko yang berada di dalam Biro Corporate Planning dinilai dari
keberhasilan dalam menjalankan misi sebagai fasilitator risiko, katalisator risiko.
Tingkat efektifitas dalam menjalankan misi tersebut dievaluasi dan ditetapkan oleh
Dewan Direksi.
6.2.
Pemilik Risiko
Pemilik risiko menyadari adanya risiko di unitnya, melakukan pencatatan risiko
kedalam risk register, hingga penanda-tanganan risk register. Risk register
PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero)
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0 I /20 t6
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Page: 9 of19
ditandatangani oleh Senior Manager Pemilik Risiko, Direktur pemilik Risiko
dan
Manager Corporate Planning. Format risk register dapatdilihat pada lampiran
!e!ol
II Pedoman ini.
Pemilik risiko melakukan penanganan risiko melalui program kerja yang disusun
secara terstruktur dan konsisten untuk mencapai target Key Risk Indiiatir.
Key Risk Indicator dinilai dengan skal a sebagai berikut;
Tingkat Efektifitas
Effeclive
(Efektif
KRI Gap
Mostly Effective
Partially Effective
( KurarB Efektif )
lneffective
( Tidak Efektif )
KontrolyarB ada dinilai memadai dan rencana penanganan
<
1Oo/o
<
15o/o
Kontrolyang ada dinilai cukup memadai dan sedikit rencana
penanganan risiko lebih lanj( perlu dilakukan.
<
2Oo/o
Kontrolyang ada dinilai kurang memadai dan rencana
penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan secara luas.
>
20o/o
Kontrolyang ada dinilai sangat krrarB dan rerrcana
penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan secara
ko m prehensif term asuk melakuka n transf orm asi usa ha.
)
( Mendekati Efehif )
Rencana Penanganan Rbiko
risiko lebih lanjut minimum.
/\r ,\
\ \t' -Ii
/t\
\
u
PELlil
\ /
PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero)
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO
/
E.
Lampiran
1.
Lampiran
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0 l/20
"*U'A'OO*
Page: l0 of19
I : Kerangka Kerja Manajemen Risiko
KERANGKA KERJA MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Secara diagram kerangka ke{a manajemen risiko perusahaan berbasis ISO 31000 dapat dilihat
sebagai berikut :
Kerangka Kerja
Proses
Mandat,
Xomltmen &
Prlnsip
I
ld.rnifikGi Ririlo
t
x
.t
E
a
I
E
Pengembangan
BerkelanJutan
atas Kerangka KerJa
E
c
Kerangka kerja secara detail dapat dilihat dalam dokumen resmi ISO 31000. Untuk proses dan
tahapan dalam penerapan manajemen risiko dapat mengikuti panduan berikut ini :
TAHAP
I : KOMUNIKASI
DAN KONSULTASI
Komunikasi dan konsultasi adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam setiap tahapan
proses manajemen risiko. Dialog dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) penting dalam
mencapai kesamaan persepsi tentang jenis risiko, besaran risiko, cara mengontrol risiko hingga
cara menilai efektifitas manajemen risiko. Dalam hal ini, penerapan komunikasi secara dialog
akan lebih efektif drbandingkan dengan komunikasi secara satu arah.
Komunikasi dan konsultasi juga penting dalam mengidentifikasi para pemilik risiko yaitu pihak
yang bertanggung jawab dalam implementasi risiko. Para pemilik risiko juga harus menyadari para
pihak yang terkait dengan rencana penanganan risiko, batasan dalam penanganan risiko hingga
kesiapan budget penanganan risiko.
Komunikasi penting dalam setiap tahapan menyangkut perubahan risiko, penetapan prioritas
risiko, penetapan asumsi risiko hingga pelaporan risiko. Risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai
dicatat dalam risk register. Risk register perlu ditanda-tangani para pihak agar kesamaan persepsi
lebih tedamin. Asumsi dan informasi yang tercantum dalam risk register bersifat dinamis dan
dapat direvisi untuk setiap periode pelaporan.
TAHAP 2: PENETAPAN KONTEKS
Menetapkan konteks adalah mendefinisikan parameter dasar atau situasi yang mendasari
penerapan manajemen risiko. Konteks meliputi kondisi extemal maupun internal terkait
pencapaian tuj uan perusahaan.
16
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
I
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0 I 120 16
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Page:
ll ofl9
Penetapan konteks eksternal
Pencapaian sasaran perusahiun harus memperhitungkan konteks eksternal. Dalam hal terjadinya
perubahan material atas konteks eksternal, maka sasaran perusahaan perlu direview ulang. Konteks
eksternal yang mendasari pencapaian tujuan perusahaan meliputi ;
'
'
.
.
Regulasi kemaritiman, perbankan, perpajakan, ketenaga-kerjaan, dan regulasi lainnnya;
Kondisi ekonomi makro seperti suku bunga, tingkat inflasi/deflasi, nilai tukar valuta asing,
tingkat pertumbuhan ekonomi, dan faktor ekonomi lainnnya;
Perubahan perilaku konsumen dalam melakukan pe{alanan; dan
Faklor eksternal lainnya.
Establish the internal contut
Konteks internal juga berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Konteks internal yang
dimaksud dalam hal ini meliputi ;
.
.
.
.
.
Budaya perusahaan;
Struktur organisasi dan para pemangku kepentingan internal;
Kapabilitas dan kematangan dari pemangku kepentingan dalam menangani risiko;
Kapabilitas perusahaan dalam menyiapkan budget, memperbaiki proses usaha dan juga
kapabilitas dalam penambahan modal;
Rencana kerja yang telah disusun dan disetujui oleh Dewan Direksi.
Penetapan konteks manajemen risiko
Konteks dalam pencapaian target manajemen risiko PT Pelayaran Nasional Indonesia meliputi
konteks eksternal dan konteks intemal sebagai mana yang telah ditetapkan dalam rencana kerja
maupur budget tahunan. Hal lain yang perlu dipahami adalah;
.
.
.
Faktor ketersediaan dana dalam melakukan risk response plan;
Sumber daya yang dialokasikan untuk menangani manajemen risiko baik di
Managemen, maupun unit lainnya sebagai Pemilik Risiko;
Kesiapan para pemangku kepentingan di level operasional dalam menangani risiko;
Unit Rist
TAHAP 3 : IDENTIf'IX^ISI RISIKO
Proses identifikasi risiko meliputi identifikasi semua kemungkinan yang dapat berimbas secara
negatif terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Proses identifikasi risiko menelaah semua potensi
sumber risiko baik yang berasal dari sumber internal maupun sumber eksternal.
Tujuan dari identifikasi risiko adalah mendapatkan daftar dari semua scenario kerugian danlatau
kehilangan kesempatan, serta potensi dampak yang timbul dari sumber risiko tersebut.
Proses identifikasi risiko dapat dilakukan antaraUnit Rrst Management dan Pemilik fusiko dengan
berbagai cara seperti ,
.
.
.
.
.
Interview terstruktur
Melakukanbrainstorming
Melakukan diskusi kelompok
Worl<shop
Analisa proses ke{a, analisa skenario dan berbagai teknik lainnya.
Risiko risiko yang telah diidentifikasi dapat dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu Risiko
Strategis, Risiko Ketaatan (Compliance), Risiko Sistem, Risiko Operasional dan Risiko Finansial.
Untuk lebih detail masing masing risiko dapat dijelaskan sebagai berikut;
RTSIKO STRATEGIS (STR4TEGIC RrSn
Risiko strategis adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian lainnya yang
diakibatkan oleh perubahan kondisi usaha danlataukondisi perekonomian secara mendasar. Risiko
PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero)
)
PEDOMAN MANAJEMEN zuSIKO PERUSAHAAN
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : l0.06l2lSKMKO.0
1/20 16
Page: 12 of 19
strategis dalam banyak hal bersifat jangka panjang, terstruklur, tidak mudah dirubah dan pada
umumnya membutuhkan dana yang cukup besar jika dilakukan penanganan risiko.
RISTKO KETAATAN (COMnLUNCE
ftLsr)
Risiko kekatan atau kepatuhan adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian
lainnya yang diakibatkan oleh penyimpangan atau ketidak-patuhanierhadap hukum, peraturantan
ketentuan yang berlaku. Kerugian dapat berupa teguran dari otoritas, ienda finansial hingga
pencabutan izin trayek dan/atau izin usaha lainnya bahkan dapat berlanjut ke ranah hukum.
RTSIKO STSTEM (SYSTEM Xr^SrO
Risiko sistem adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian lainnya yang
diakibatkan oleh kegagalan, kerusakan atas infrastruktur teknologi informasi termasuk di datamnya
kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan dalam menangani security (confidentially, integrity dan
availability) infrastruktur teknologi informasi. Infrastruktur teknologi informasi meliputi
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),lisensi, pengguna (user), perawatan sirta
perubahan teknologi.
RrsrKo opERAsroNAL (O?ERATTONAL ?dSX)
Risiko operasional adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian lainnya yang
diakibatkan oleh kegagalan, kerusakan, kehilangan didalam menjalankan proses usaha. Risiko
operasional merupakan risiko yang terbanyak disetiap organisasi dan dapat bersumber dari semua
unit didalam organisasi.
RISIKO FINANSIAL (FINANCAL RISr]
Risiko finansial adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian lainnya yang
diakibatkan oleh kegagalan, kehilangan, ketidak-efisienan dalam menjalankan transaksi keuangan,
struktur keuangan, prosedur keuangan, kebocoran pendapatan, berkurangnya kemampuan
membayar hingga kehilangan dukungan keuangan.
TAHAP 4: ANALISA RISIKO
Analisa risiko dilalcukan dengan melakukan perkiraan tingkat kemungkinan dan besarnya dampak
yang dapat tedadi. Analisa risiko dilakukan baik terhadap risiko kotor (gross rist) maupun risiko
sisa(residual risk). Proses dalam melakukan analisa risiko meliputi ;
a.
Menetapkan tingkat kemungkinan (likelihood) te{adinya suatu risiko;
b.
Menetapkan besarnya dampak (impact) dan konsekuensi terhadap pencapaian tujuan
perusahaan atas terjadinya suatu risiko,
c.
Menetapkan tingkat risiko (risk rating) dan menilai apakah tingkat risiko yang ada dapat
diterima atau tidak. Dalam hal tingkat risiko berada pada level yang tidak diinginkan, ini
berarti kontrol yangada dinilai tidak atau kurang efehif. Dengan basis kontrol yang tidak atau
kurang efektil rencana penanganan risiko lebih lanjut perlu dilah*an.
Ada beberapa metode dalam melakukan penilaian tingkat risiko yaitu;
a. Analisa kualitatif
b. Analisa semi kuantitatif
c. Analisa kuantitatif
PT Perusahanan Pelayaran Indonesia (Persero) memutuskan untuk melakukan penilaian tingkat
risiko secara kuantitatif. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi bias dan mendapatkan visualisasi
yang lebih konkrit dari sebuah risiko.
PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero)
PEDOMAN MANAJEMEN zuSIKO PERUSAHAAN
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : l0.06l2lSWHKO.0 l/20
Page: 13 of
19
Untuk menentukan tingkat kemungkinan secara lebih akurat, terlampir tabel yang dapat dijadikan
pedoman.
Tingkat Kemungkinan ( Levels of Likelihood)
TINGI(AT
1
2
3
4
5
KETEMNGAN
Rare
(Jarang)
Kejadian dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi
pada setiap 10 tahun atau peluang terjadisebesar maksimum 20%.
Unlikely
Kejadian dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi
setiap 5 tahun atau peluang terjadisebesar maksimum 40%.
(Mungkin Tidak)
Moderate
)
dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi
setiap 3 tahun atau peluang terjadi sebesar maksimum 600,6.
Likely
( Mungkin )
dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi
setiap tahun atau peluang terjadi sebesar maksimum 80%.
(Moderat
Almost Certain Kejadian dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi
( Hampir Pasti ) pada setiap bulan atau peluang terjadi sebesar maksimum 10070.
16
..\
\E
\, .ri
u
\/'
PELr{t
PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero)
/
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : I 0.06/2/SK/FIKO.0 l/20 l6
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Page: 14 of 19
Untuk menentukan tingkat dampak secara lebih akurat, terlampir tabel yang dapat dijadikan
pedoman.
Tingkat Dampak ( Levels of hnoact )
TINGKAT
KETERANGAAI
l'lO Iemal
I
I
u
1
kaan tanp
an Jwa
an keuang tan dibawah Rp 100
DeMasi<
2
terhadap indikator keuangan utama
Gangguan terhadap pelayanan < 6 jam
Minor
( Kecil
3olo
)
Kecelakaan dengan korban luka dan perlu pertolongan pertama
Kerugian keuangan dibawah Rp 1 miliar / tahun
Deviasi < 5% terhadap indikator keuangan utama
3
Moderate
( Moderat )
Gangguan terhadap pelayanan < 24 jam
Kecelakaan dengan korban luka dan perlu peraratan medis
Kerugian keuangan dibawah Rp 10 miliar / tahun
Deviasi <
4
Major
( Besar
7o/o
terhadap indikator keuangan utama
Gangguan terhadap pelayanan < 3 hari
)
Kecelakaan dengan korban luka serius hingga cacat permanen
Kerugian keuangan dibawah Rp 100 miliar / tahun
Deviasi > 7%terhadap indikator keuangan utama
5
Catastrophic
( Bencana )
Gangguan terhadap pelayanan > 3 hari
Kecelakaan dengan korban jiwa
Kerugian keuangan diatas Rp 100 miliar / tahun
TAHAP 5: EVALUASI RISIKO
Evaluasi risiko menetapkan tingkat risioko yang telah teridentifikasi dan memperbandingkan
dengan kriteria risiko yang telah dibuat. Tingkat risiko detetapkan berdasarkan hubungan dari
tingkat kemungkinan dan tingkat dampak sebagaimana terlihat dalam tabel terlampir.
'\r.ri,\
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : 10.06/2/SK/HKO.0 1/20 16
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
/t\
\,
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
u PELt{t
\\-/,/
-/
Page: 15 of 19
Tingkat Risiko (Risk Rating)
t-evelof lmpact
Level of
Likelihood
lnsignifnant
Minor
Moderate
tt/hjor
Catastrophic
Almost Gertain
Significant
Signiticant
HiSh
High
Extrerne
Likely
Moderate
Signifrcant
Signi[rcant
High
HrSh
Moderate
Low
Moderate
Significant
High
Hqh
Unlikely
Low
Low
Moderate
Signifrcant
HrSh
Rare
Low
Low
Moderate
Significant
Significant
Atas suatu tingkat risiko dari risiko sisa (residual risk), perlu dilakukan hal hal sebagai berikut;
TTNGKAT
RISTKO
Extreme
o
R.ENCANA PENANGANAN DARI RISIKO SISA
fusiko dikendalikan oleh Dewan Direksi dan harus dilakukan studi serta ren@na
penangan risiko secara komprehensif. Perkembangan atas rencana penanganan
risiko perlu dilaporkan kepada Direktur Utama secara triwulanan atau lebih cepat
jika dirasa perlu.
High
Risiko dikendalikan oleh Direksi (Pemilik Risiko) termasuk rencana penanganan
risiko secara detail. Perkembangan atas rencana penanganan risiko perlu
dilaporkan kepada Direktur Utama secara triwulanan.
Significant
Risiko dikendalikan oleh Senior Manager (Pemilik Risiko) termasuk rencana
penanganan risiko secara detail. Perkembangan atas rencana penanganan risiko
perlu dilaporkan kepada Dewan Direksi secara triwulanan.
Moderate
Risiko dikendalikan oleh Senior Manager @emilik Risiko) termasuk memonitor
perkembangan dari rencana penanganan risiko.
Low
r-I
L_/
Risiko diterima dengan minimum penanganan lebih lanjut.
Selain tingkat risiko, rencana penanganan risiko juga dapat dilakukan melalui hasil tingkat
efektifitas kontrol yang ada. Efektifitas kontrol diukur melalui tingkat deviasi dari Key Risk
Indicator yang telah ditetapkan. Kategori tingkat efektifitas dapat dikategorikan sebagai berikut;
Ar\
\ \' -Ii
---.---..-\
\.
u
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : 10.06/2/SK/HKO.0
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
PELt{t /
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
\./\-/
Tingkat Efektifitas
Effective
KR! Gap
1/20 16
Page: 16 of 19
Rencana Penanganan Rislko
<
'loo/o
Kontrolyang ada dinilai memadai dan rencana penanganan
risiko lebih lanjut minimum.
Mostly Effective
( Mendekati Efektif )
<
15o/o
Kontrolyang ada dinilai cukup memadai dan sedikit rencana
penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan.
Partial[ Effective
( Kurang Efektif )
<
20o/o
Kontrolyang ada dinilai kurang memadai dan rencana
penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan secara luas.
lneffective
( Tidak Efektif )
>
2Oo/o
Kontrolyang ada dinilai sangat kurang dan rencana
penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan secara
komprehensif termasuk melakukan transformasi usaha.
( Efektif )
TAHAP 6: PENANGANAN RISIKO
(RI.T-I( TREATMENT)
Tahap keenam adalah merumuskan rencana menangani risiko sisa secara lebih mendalam. Dalam
banyak kasus, hampir tidak mungkin menghilangkan semua risiko. Rencana penangan risiko
dimaksudkan untuk'
.
.
.
Meminimalkan tingkat kemungkinan suatu risiko; atau
Menghilangkan atau mengurangi dampak risiko; atau
Merubah risiko menjadi peluang.
Rencana Penanganan Risiko dikategorikan menjadi 4T
t
yaitu:
TAKE ( TERIMA )
fusiko sisa dapat diterima karena berada didalam target KRI (Key Risk Indicator) atau berada dalam
tingkat toleransi.
r
TREAT ( TAI\IGANI )
Risiko sisa harus ditangani lebih lanjut karena berada diatas tingkat toleransi. Dalam hd ini, penanganan
dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kerrungkinan dan/atau mengurangi tingkat dampak yang
dapat terjadi.
I
TRANSFER ( TRANSFER )
Risiko sisa berada diatas tingkat toleransi dan harus ditangani dengan cara mentransfer ke lernbaga
eksternal misal asuransi dan/atau ke unit larn (internal) yang mempunyai tugas pokok dan firngsi unnrk
me,nangani risiko tersebut.
r
TERMINATE (TOLAK)
Risiko sisa berada jauh diatas tingkat toleransi dan diputuskan untuk ditolak. Contoh penolakan risiko
adalah penghentian suatu aktifitas usaha seperti divestosi, penolakan usulan bisnis yang berisiko tirggi,
tidak memasuki suatu segmen tertentu dan hal lain serupa itu.
Rencana penanganan risiko dicatat dalam Risk Register dan ditetapkan untuk ditindaklanjuti
masing-masing pemilik risiko. Dalam pembuatan rencana penanganan risiko ada beberapa faktor
lainnya yang perlu diperhatikan yaitu;
-
Person in Charge (PIC) yang melakukan rencana penanganan risiko;
Jadwal pelaksanaan (timeframe) atau larget pelaksanaan atas rencana penanganan risiko;
Biaya atau budgel atas pelaksanaan penanganan risiko.
Penanganan risiko yang belum disusun dalam RKAP dan bersifat mendesak serta harus segera
ditindaklanjuti maka pemilik risiko mengajukan usulan Qtropose) kepada Direktur pemilik risiko
untuk segera dilakukan aktifitas penanganan risiko tersebut.
PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero)
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : 10.06/2|SK/ILKO.0 l/20 l6
Page: 17 of
19
TAHAP 7: PEMANTAUAN DAN PENELAAHAN (MONITOR & REWET,I)
Pemantauan dan penelaahan merupakan faktor ketahanan dari keseluruhan kerangka kerja
Manajemen Risiko. Hal ini perlu dilakukan secara triwulanan dan bersifat berkelanjutan untuk
memastikan seluruh Kerangka Ke{a berfungsi dan berjalan sebagai mana yang diharapkan. pada
dasarnya hal ini merupakan tindak lanjut atas hasil yang telah dicapai disetiap talap, melakukan
evaluasi ulang atas risiko dan jika dirasa perlu melakukan penyesuaian prioritas. Penyesuaian
prioritas diperlukan karena adanya perubahan atas ;
a.
b.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan (Liketittood) danbesarnya dampak.
Faktor yang mempengaruhi kelayakan dan biaya dalam melakukan penanganan
risiko.
Penelaahan yang berkelanjutan merupakan hal pokok dalam memastikan bahwa rencana
penanganan risiko masih relavan. Oleh sebab itu adalah suatu keharusan untuk mengulang seluruh
proses setiap saat dirasa perlu. Dengan kata lain, pemantauan dan penelaahan adalah bagian yang
terintegrasi dari seluruh Kerangka Ke{a Manajemen Risiko.
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
2.
0ctlbto
:(fidhrnk{laihnftSr&o}
:
Xra*/ Cryhm/ Q.ntuc / SFm/ f,nancial ( 0m" Iipe trupri Ri*o
HhrE
:
mS hEiiilr
: I mi
h
hiod
H
h
19
Lampiran 2 : Format Risk Register
Helifi
U
Page: 18 of
:
l
(fiiilhnrt*oruEi.dp.OUilthil
{
ffi
fiii ol*
psuidi
ndr
ut
Unil ltanaienren fisiko;
lai/ffi s*odh [tuuiil |
nniing priorihr riflo
}
:lfipai*Irinhnl
It0iut
H
{0rsfthl
(}ru
IU
(tl
Gms
tfu$ood
RiiiSl
hd
llrttl
tduillt*l5l
li*t!.it
(tl
hb't
tl{wd
b'd
(in)
l*tu{rlctliltlTl
tutdtftdiril${61
Mir
n
IrEi
Ipt
tffitlinnls
FT
{Annu0
[tl]fm
h
I
2
l
&rlrd:
0idu*
(nrd4aoTtthlltrel
P[
1/20 16
Tanggal:6Oktober2016
Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0|
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
12016
Page: 19 of 19
F. REFERENSI
t.
ISO 31000: 2009 Enterprise fusk Manajernent
2.
AZA{ZS 4360:2004 Australian / New Zealnd Standard: Risk Manageme,nt
3.
HB 436: 2004 Handbook of Risk Management Guidelines, Companion to ASNZS 4360:
2004
4.
AS 8000: 2003 Austalian Standard - Good Governance Principles
5.
AS 8001: 2003 Australian Standard - Fraud and Comrption Contol
6.
AS 8002: 2003 Austalian Standard - Organizaional Codes of Conduct
7.
AS 8003: 2003 Ausfralian Standard - Corporate Social Responsibility
8.
AS 8004: 2003 Austalian Standard - Whistleblower Protection Programs
9.
ASAIZS 4801:2001 Ausftalian
Management System
/ New
Zealand Standard
- Occupational Health and Safety
Salinan Sesuai dengan aslinya
Senior Manager Eukum
Download