PT PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PERSERO) SALINAN SURAT Kf,,PUTUSAN DIRf, KSI NOMOR : 10.06/2/SK/IIKO.01/2016 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO Bf,RBASIS ISO 3TMO DI PT. PELNr (PERSERO) DIREKSI *pT. pf,,LAyARAN NASIONAL INDONESIA (PERSERO)" Menimbang :a- bahwa pengelolaan risiko merupakan salah satu komponen yang penting dalam monjamin sinergitas dan integrasi antar unit ke{a dalam menggerakkan organisasi suatu entitas usaha; b. bahwa dalam menghadapi berbagai faktor ekstemal dan intemal serta ketidakpastian yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan berkesinambungan; c. bahwa Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 lebih mudah terintegasi ke dalam keseluruhan tata kelola (governance) perusahaan dan lebih mudah diaplikasikan bagi seluruh unit kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka perusahaan memandang perlu menetapkan Keputusan Direksi tentang Pedoman Manajemen Risiko Berbasis Iso 31 000 di PT. PELNI (Persero). Mengingat : l. Undang-Undang Nomor I tahun 1970 Tentang Keselamatan Ke{a (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 Nomor 35, Tambahan lembaran Negara Nomor 2912); 2. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297); 3. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756); 4. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 Tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4849); 5. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan di Perairan; 6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian (tembaran Negara Republik Indonesia Nomor 337 Tahun 2014, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5618); Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor pER0IA,IBU/201I Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good (lorporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara); 7. Peraturan Surat Edaran Dirjen Perhubungan Laut Nomor 16,IPHBL- 15 Tanggal 27 Februari 2015 Tentang Kewajiban Pemilik Kapal Mengasuransikan Kapal dengan Asuransi Penyingkiran Kerangka Kapal dar/atau Perlindungan Ganti Rugi; kantor Pusat : JL. Gajah Mada No. 14 kode Pos : lOl30 Telepon +62-21-6334342 (I{unting) Fax. +62-21-63854130 Call Center : (021) 162. http//www.pelni.co.id 3l tanggal 30 Oltober yang 1975 dibuat di hadapan Soeleman Ardjasasmita S.H., Notaris di Jakarta dan Akta Nomor 10 Tanggal 19 Desember 2008, dibuat dihadapan Raden Mas Soediarto Soenarto, S.H., Sp.N. Notaris di Jakarta, beserta perubahan terakhir Akta Pemyataan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku RUPS Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pelayaran Nasional Indonesia Nomor : 0l Tanggal 01 Februari 2016, dibuat dihadapan Ida Adiningsing, S.H., Notaris di Jakarta; 9. Akta Pendirian PT. PELNI (Persero) Nomor : 12.31/7/SKllKO.01/2014 tanggal 3l Desember 2014 tentang Penetapan Pedoman Penerapan Prinsip prinsip Good (lorporate (iovernance (GCG) Pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pelayaran Nasional Indonesia; 10. Surat Keputusan Direksi Nomor Direksi Nomor : 09.08/1/SK/HKO.0I/2015 tanggal 08 September 2015 Sebagaimana Telah Diubah Dengan Dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 04.1213/SK/HKO.0t/2016 tentang Strulctur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pelayaran Nasional Indonesia. 11. Surat Keputusan : MEMUTUSKAN PT. PELAYARAN Menetapkan KEPUTUSAN DIREKSI PERTAMA Pedoman Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 di PT. PELNI (Persero) ditetapkan sebagaimana lampiran Keputusan Direksi ini yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dalam Keputusan Direksi ini; KEDUA INSAN PELNI wajib untuk mentaati dan melaksanakan seluruh NASIONAL INDONESIA (PERSERO) TENTANG PENETAPAN MANAJEMEN RISIKO BERBASIS IsO 3IOOO DI PT. PELNI (PERSERO) ketentuan dalam Keputusan Direksi ini; :Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dan dengan berlakunya Keputusan Direksi ini maka Surat Keputusan Direksi No. I27iHKO.01/DIR/VII-2011 tanggal 5 Juli 2011 t€ntang Penetapan Pedoman Manajemen Risiko di PT. PELNI (Persero) beserta segala ketentuan yang bertentangan dengan Keputusan Direksi ini dinyatakan tidak berlaku lagi. KETIGA di ' JAKARTA Padatanggal : 6Oktober2016 Ditetapkan A/N DIREKSI DIREKTURUTAMA ttd ELtr.IEN GIOENTORO Tembusrn Yth. L 2. 3. 4. 5. 6. : Direksi PT. PELNI @usero); Ka.SPVKepala DPAJSM Codd Senior Manager PT. PELNI (Persero); Kepala Cabang PT. PELNI (Persero); Nakhoda PT. PELNI (Penero); Pegawai PT. PELNI @ersero); Arsip. Salinan_lsuai dengan aslinya Hukum PT Pelayaran Nasional Indonesie (Persero) PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Tanggal:6Oktober2016 Nomor : 10.06/2/SK/HKO.0| Page: I PEDOMANI MAhIAJEMEN RISIKO BERBASIS ISO 31OOO DI PT. PELI\I (PERSERO) ofl9 12016 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Tanggal:6Oktober2016 Nomor : 10.06/2/SKAIKO.01 Page: 2 of19 SEJARAH DOKUMEN Versi Tanggal Dikeluarkan v.0l 05 Juli 201I Y.02 0l Sep 2016 lssue Date Document Type I I Ringkasan Disusun OIeh Terbitan Pertama SM Hukum & Manajemen Risiko Diselaraskan Dengan ISO 31000 SM Corporate Plan 12016 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tanggal:6Oktober2016 Nomor : l0.06l2lSKft1KO.0 l/20 PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Page: 3 of19 DAFTAR ISI B. RUANG LINGKUP. D. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO... 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengantar Manajemen Risiko Perusahaan Kerangka Keda Manajemen Risiko Perusahaan Peran dan Tanggung Jawab Pelaporan Risiko Strategi Dasar Manajemen Risiko Penilaian Tingkat Pelayanan t4 1. Lampiran 1 : Kerangka Kerja Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 2. Lampiran 2 : Format Risk Register Manajemen Risiko F. REFERENSr........... .................27 16 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Tanggal: 6 Oktober 2016 Nomor : 10.06/2/SK/HKO.0I/2016 Page: 4 of 19 A. TUJUAN Dalam menjalankan misi dan visi Perusahaan dengan berbagai faktor dari ekstemal dan ketidak-pastian, PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) menyusun pedoman Manajemen Risiko Perusahaan dengan tujuan untuk memberikan kepastian yang memadai (reasonable assurance) dalam mencapai tujuan perusahaan, menjaga dan meningkatkan nilai dari pemegang saham. Hal tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan kesadaran risiko diseluruh lapisan organisasi, membangun ketahanan dan melakukan mitigasi risiko se(a menjaga risiko yang tersisa (,,esidml risk) pada tingkat yang dapat ditoleransi (tolerable leve[). B. RUANGLINGKUP Ruang lingkup dari Pedoman Manajemen Risiko Perusahaan berlaku untuk semua karyawan dan semua kegiatan yang dilakukan oleh PT Pelayaran Nasional lndonesia (Persero). Hal ini dimaksudkan agar daya saing (competitiveness) dan kelangsungan usaha (golng concern) perusahaan dapat selalu terjaga. Pedoman ini dapat diterapkan juga pada anak usaha sepanjang telah disetujui oleh Direksi anak usaha. Penerapan manajemen risiko pada anak usaha perlu dilakukan dengan beberapa adaptasi mengingat karakler usaha yang berbeda dengan induk usaha. C. DEFINISI C o rcequ e nc e (Konsekuensi) Hasil atau imbas atas suatu peristiwa yang mempengaruhi tuj uan. Control (Kottrol) Tindakan (process, policy, device, practice) yalrg dllakukan untuk merubah risiko. Control Assessmefi (Penilaian Kontrol) Tinjauan secara sistimatis terhadap suatu control untuk memastikan tingkat efektifitas atau keandalannya. Euerprise Risk Manajement (Manajemen Risiko Perusahaan) Aktifitas yang terkoordinasi dalam mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi dalam hal risiko. (Peristiwa) Te{adinya suatu keadaan tertentu. ,Euen / Frequency (Frekuensi) Jumlah dari suatu kejadian dalam kurun waklu tertentu. Guidelinc (Pdomat\ Arahan atau prinsip yang bersifat umum mengenai tata kelola suatu aktifitas perusahaan. Hazard (Bahaya) Sumber dari hal-hal yang dapat membahayakan. L i ke li ho o d (Kemu ngkinan) Probabilitas atau frekuensi atas suatu kejadian. Lass (Kerugian) Segala konsekuensi negative atau imbas yang merugikan, baik yang bersifat financial maupun non financial. Morttor (Memanttu\ Pemeriksaan secara berkelanjutan, mengawasi, mengamati secara kritis, atau mengukur perubahan atas suatu performa yang diharapkan atau yang disyaratkan. PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) PEDOMAN MANAJEMEN zuSIKO PERUSAHAAN Tanggal:6Oktober2016 Nomor : l0.06l2lSWHKO.0 Page: 5 1/20 16 ofl9 Residual Risk (Risiko Tersisa) Risiko yang masih tersisa setelah dilakukan penanganan risiko (risk treafinent). ^Rrblr (Risiko) Imbas baik yang bersifat positif maupun negative dari suatu ketidak-pastian terhadap tujuan. Risk Analysis (Analisa Risiko) Proses memahami sifat dari risiko dan menetapkan level dari risiko. Risk Assessment (Penilaian Risiko) Proses secara menyeluruh mulai dari identifikasi risiko, analisa risiko, dan evaluasi risiko. Ris k Avoidance (Penghindaran Risiko) Sebuah keputusan untuk tidak masuk, atau keluar dari situasi yang mengandung nsiko. Risk Criteria (Kriteria Risiko) Kerangka acuan ke{a mengenai kegentingan dari suatu risiko dinilai. ldsk Evaluation (Evaluasi Risiko) Proses membandingkan hasil dari analisa risiko dengan kriteria risiko yang untuk selanjutnya digunakan untuk menentukan apakah risiko dapat diterima atau tidak. Ris k I de nti/ic ati o n (ldentifi kasi Risi ko) Proses menemukan, mengenali dan mennjelaskan dari suatu risiko. Ris k Manaj ement Proc ess Penerapan secara sistimatis atas kebijakan manajemen, prosedur, dan praklekserta kegiatan untuk mengkomunikasikan, mendiskusikan, menetapkan konteks, mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, menangani, memonitor dan menelaah risiko. Ris k Management Framewo rk Suatu rangkaian proses yang menjadi fondasi dan tata kelola dalam mendesain, menerapkan, memonitor, menelaah dan melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap tata kelola risiko diseluruh organisasi. Risk Owner (Pemilik Risiko) Orang atau unit yang diberi otoritas dan akuntablitas untuk mengelola suatu risiko yang melekat atas tugas pokok dan fungsi yang dipercayakan kepadanya. Risk Reduction (P engurangan Risiko) Tindakan yang diambil untuk mengurangi kemungkinan dan/atau konsekuensi yang ada dalam sebuah risiko. Risk Retention (Retensi Risiko) Sejumlah beban kerugian dan/atau manfaat yang diterima atas suatu risiko. Risk Shaing (Pembagian Risiko) Pembagian beban kerugian danlataumanfaat atas suatu risiko dengan pihak lain. Risk Treatmenl (Penanganan Risiko) Proses untuk merubah atau memodifikasi suatu risiko. Stakeholders (Pemangku Kepentingan) Para pihak dan organisasi yang mempengaruhi atau terimbas dari suatu keputusan dan/atau akrifitas yang dilakukan sebuah organisasi. ,6\ PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) e"'.ry PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN D. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO l. Pengantar Manajemen Risiko Perusahaan Tanggal:6Oktober2016 Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0 l/20 Page: 6 ofl9 Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) memahami pentingnya pelaksanaan Manajemen Risiko Perusahaan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan berkesinambungan. Mengingat pentingnya kontribusi manajemen risiko bagi keberhasilan perusahaan, maka diharapkan partisipasi dan kepedulian semua karyawan dalam menjalankan program-program manajemen nsiko. Dewan Direksi mendorong peningkatan sinergi antara manajemen risiko dengan fungsi fungsi lainnya seperti risk based audit, risk & opportunity bosed budgetiig, risk & opportunity based strategic planning, dan dalam bidang lainnya. Dan bukan hanya itu saja, keberhasilan dalam mengendalikan risiko di unit masing-masing juga akan menjadi salah satu tolak ukur dalam proses perencanaan dan penilaian prestasi kerja Qterformance plan & appraisal) serta dapat memastikan kesinambungan dan pertumbuhan usaha sejalan dengan visi dan misi perusahaan. 2. Kerangka Kerja Manajemen Risiko Perusahaan Dewan Direksi menetapkan Manajemen Risiko Perusahaan berbasis tSO 31000 sebagai kerangka kerja bagi PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero). Manajemen Risiko ISO 31000 dipilih karena lebih mudah diaplikasikan secara komperhensif dan diintegrasikan kedalam proses pembuatan keputusan strategis maupun keputusan operasional. Oleh sebab itu, Unit Manajemen Risiko ditugaskan untuk menjadi pelopor dan katalisator dalam membangun budaya sadar risiko yang kuat dan berkelanjutan. Untuk mendapatkan proses manajemen risiko yang efektif, sebuah standar kerangka kerja manajemen risiko perlu dibangun dan diterapkan secara konsisten dan menyeluruh. Oleh sebab itu, semua pemilik risiko maupun fasilitator manajemen risiko diharuskan untuk melaksanakan kerangka kerja dan proses manajemen risiko seperti yang tercantum dan diatur didalam Lampiran 3. 1 dari Pedoman Manajemen Risiko ini. Peran dan Tanggung Jawab 3.1 Peran & Tanggung Jawab Dewan Direksi Dewan Direksi mempunyai tanggung jawab dalam menentukan arah strategis perusahaan dalam upaya menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan dengan stnrktur risiko yang terkendali. Dalam menjalankan fungsi kontrol risiko, Dewan Direksi mempertimbangkan dan menetapkan hal-hal sebagai berikut. r' { r' Sifat dan besaran dari tingkat risiko yang dapat diterima (level of acceptable risk) atas suatu kegtatan usaha; Tingkat kemungkinan suatu risiko menjadi realitas; Bagaimana suatu risko yang melebihi tingkat yang dapat dikendalikan; diterima harus Kemampuan perusahaan dalam meminimalkan tingkat kemungkinan dan dampak dari suatu risiko dengan mempertimbangkan azasbiayadan manfaat yang wajar; Menilai tingkat efektifitas dari proses manajemen risiko dan kesadaran akan budaya risiko di semua unit usaha. Memastikan penyediaan sumber daya manusia dan peningkatan kompetensinya dalam bidane manaiemen risiko. 16 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Tanggal:6Oktober2016 Nomor : I 0.06i2lSK/HKO.0l PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN 3.2 ofl9 Peran dan Tanggung Jawab Unit Manajemen Risiko / r' r' r' r' r' r' 3.3 Page: 7 120 Membuat, mendokumentasikan, serta melakukan revisi atas Pedoman Manajemen Risiko; Melaksanakan proses manajemen risiko bersama para pemilik risiko di seluruh unit keda perusabaan; Merumuskan dan merekomendasikantata kelola terbaik atas program manajemen risiko atas seluruh kegiatan operasional PT Pelayaran Nasional lndonesia (Persero); Memastikan bahwa semua risiko-risiko utama telah diidentifikasi dan kontrol internal yang memadai telah dilakukan. Membantu pemilik risiko dalam membangun kebijakan, prosedur kontrol internal, pelaporan risiko, perencanaan penanganan risiko, serta evaluasi atas efektifitas program risiko; Melakukan konsolidasi pelaporan risiko dan komunikasi kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris; Membangun budaya sadar risiko dalam lingkungan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) termasuk didalamnya melakukan edukasi dan sosialisasi atas manajemen risiko. Peran dan Tanggung Jawab Pemilik Risiko / r' Para pemilik risiko mempunyai tanggung jawab dalam menata dan mengendalikan suatu risiko yang melekat atas tugas pokok dan fungsi yang dipercayakan kepadanya; Para pemilik risiko bertanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran risiko dalam lingkup kegiatan operasional unit kerjanya; r' Para pemilik risiko melakukan identifikasi risiko dan melakukan proses manajemen risiko yang ada di unit kerjanya atau risiko yang melekat dengan tugas pokok dan fungsi. { { 3.4 Jika dirasa perlu, melakukan identifikasi dan mendedikasikan sumber daya manusia untuk menata dan mengendalikan risiko yangadadi unit kerjannya. Peran dan Tanggung Jawab Satuan Pengawas Internal / 4. Para pemilik risiko melakukan koordinasi dengan Biro Corporate Planning dalam hal identifikasi, penilaian risiko hingga penanganan risiko; { Memberi fokus audit yang memadai atas aktifitas perusahaan, terutama aktifitas yang terkait atau dikategorikan sebagai risiko utama (risk based audit), sebagaimana yang tersebut dalam Risk Register dan/atau Laporan Manajemen Risiko; Memberikan dukungan dan keterlibatan dalam proses manajemen risiko; / Melakukan review atas efektifitas proses manajemen risiko. Pelaporan Risiko Risiko-risiko yang telah diidentifikasi dan dilakukan penilaian, dilaporkan secara berkala setiap triwulan (tiga bulan). Laporan risiko berkala memberikan informasi kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris berupa : 16 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) I Tanggal:6Oktober2016 Nomor : I0.06l2lSl(/HKO.0 PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Page: 8 1/20 16 ofl9 Risiko-risiko utama yang telah diidentifikasi. Fungsi kontrol yang telah dilakukan dalam menangani risiko. Key risk indicotors (KRI), target dan aktual. Rencana penanganan risiko. Hal hal lain yang dirasa perlu. Laporan berkala (triwulan) diharapkan dapat membantu para Pemilik Risiko dan Dewan Direksi dalam mengantisipasi pergerakan risiko dan mengambil tindakan koreksi untuk meningkatkan keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Tindak lanjut atas penanganan risiko ini akan dievaluasi setiap tiga bulan bersamaan dengan penyusunan I aporan manaj emen ri siko triwulan berikutnya. t. Strategi Dasar Manajemen Risiko 5.1. Prioritas Risiko fusiko adalah tanggung jawab bersama dan oleh sebab itu membangun kesadaran dan tata cara penanganan risiko secara bersama perlu dikembangkan. Untuk mencapai tujuan secara efektif, manajemen risiko perlu diterapkan secara komprehensif dan penanganan risiko dilalcukan dengan basis prioritas. Dewan Direksi menetapkan risiko-risiko utama sebagai prioritas yaitu risiko yang mempunyai dampak besar jika tidak ditangani secara baik. Penanganan risiko utama dapat ditambahkan seiring dengan meningkatnya kemampuan internal dalam menangani risiko. 5.2. Penilaian Risiko Berbasis Kuantifikasi Implementasi manajemen risiko berbasis kualitatif secara empiris banyak menyebabkan bias. Dalam hal ini, unit manajemen risiko melakukan diskusi dan penilaian bersama dengan pemilik risiko untuk mendapatkan profil risiko kuantitatif yang lebih akurat. Tata cara penilaian risiko secara kuantifikasi dapat dilihat dalam lampiran 1 dari Pedoman ini. 5.3. Membangun Kesadaran & Budaya Risiko Dalam jangka panjang, manajemen risiko dengan pendekatan kesadaran dan budaya risiko jauh lebih efektif dibandingkan pendekatan dengan cara lain. Keberhasilan dalam menjalin komunikasi antara semua unit terkait, kesadaran adanya risiko dan fokus terhadap rencana penanganan risiko menjadi barometer dalam membangun budaya risiko. 6. Penilaian Tingkat Pelayanan 6.1. Unit Manajemen Risiko Unit Manajemen fusiko yang berada di dalam Biro Corporate Planning dinilai dari keberhasilan dalam menjalankan misi sebagai fasilitator risiko, katalisator risiko. Tingkat efektifitas dalam menjalankan misi tersebut dievaluasi dan ditetapkan oleh Dewan Direksi. 6.2. Pemilik Risiko Pemilik risiko menyadari adanya risiko di unitnya, melakukan pencatatan risiko kedalam risk register, hingga penanda-tanganan risk register. Risk register PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) Tanggal:6Oktober2016 Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0 I /20 t6 PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Page: 9 of19 ditandatangani oleh Senior Manager Pemilik Risiko, Direktur pemilik Risiko dan Manager Corporate Planning. Format risk register dapatdilihat pada lampiran !e!ol II Pedoman ini. Pemilik risiko melakukan penanganan risiko melalui program kerja yang disusun secara terstruktur dan konsisten untuk mencapai target Key Risk Indiiatir. Key Risk Indicator dinilai dengan skal a sebagai berikut; Tingkat Efektifitas Effeclive (Efektif KRI Gap Mostly Effective Partially Effective ( KurarB Efektif ) lneffective ( Tidak Efektif ) KontrolyarB ada dinilai memadai dan rencana penanganan < 1Oo/o < 15o/o Kontrolyang ada dinilai cukup memadai dan sedikit rencana penanganan risiko lebih lanj( perlu dilakukan. < 2Oo/o Kontrolyang ada dinilai kurang memadai dan rencana penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan secara luas. > 20o/o Kontrolyang ada dinilai sangat krrarB dan rerrcana penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan secara ko m prehensif term asuk melakuka n transf orm asi usa ha. ) ( Mendekati Efehif ) Rencana Penanganan Rbiko risiko lebih lanjut minimum. /\r ,\ \ \t' -Ii /t\ \ u PELlil \ / PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO / E. Lampiran 1. Lampiran Tanggal:6Oktober2016 Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0 l/20 "*U'A'OO* Page: l0 of19 I : Kerangka Kerja Manajemen Risiko KERANGKA KERJA MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Secara diagram kerangka ke{a manajemen risiko perusahaan berbasis ISO 31000 dapat dilihat sebagai berikut : Kerangka Kerja Proses Mandat, Xomltmen & Prlnsip I ld.rnifikGi Ririlo t x .t E a I E Pengembangan BerkelanJutan atas Kerangka KerJa E c Kerangka kerja secara detail dapat dilihat dalam dokumen resmi ISO 31000. Untuk proses dan tahapan dalam penerapan manajemen risiko dapat mengikuti panduan berikut ini : TAHAP I : KOMUNIKASI DAN KONSULTASI Komunikasi dan konsultasi adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam setiap tahapan proses manajemen risiko. Dialog dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) penting dalam mencapai kesamaan persepsi tentang jenis risiko, besaran risiko, cara mengontrol risiko hingga cara menilai efektifitas manajemen risiko. Dalam hal ini, penerapan komunikasi secara dialog akan lebih efektif drbandingkan dengan komunikasi secara satu arah. Komunikasi dan konsultasi juga penting dalam mengidentifikasi para pemilik risiko yaitu pihak yang bertanggung jawab dalam implementasi risiko. Para pemilik risiko juga harus menyadari para pihak yang terkait dengan rencana penanganan risiko, batasan dalam penanganan risiko hingga kesiapan budget penanganan risiko. Komunikasi penting dalam setiap tahapan menyangkut perubahan risiko, penetapan prioritas risiko, penetapan asumsi risiko hingga pelaporan risiko. Risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai dicatat dalam risk register. Risk register perlu ditanda-tangani para pihak agar kesamaan persepsi lebih tedamin. Asumsi dan informasi yang tercantum dalam risk register bersifat dinamis dan dapat direvisi untuk setiap periode pelaporan. TAHAP 2: PENETAPAN KONTEKS Menetapkan konteks adalah mendefinisikan parameter dasar atau situasi yang mendasari penerapan manajemen risiko. Konteks meliputi kondisi extemal maupun internal terkait pencapaian tuj uan perusahaan. 16 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) I Tanggal:6Oktober2016 Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0 I 120 16 PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Page: ll ofl9 Penetapan konteks eksternal Pencapaian sasaran perusahiun harus memperhitungkan konteks eksternal. Dalam hal terjadinya perubahan material atas konteks eksternal, maka sasaran perusahaan perlu direview ulang. Konteks eksternal yang mendasari pencapaian tujuan perusahaan meliputi ; ' ' . . Regulasi kemaritiman, perbankan, perpajakan, ketenaga-kerjaan, dan regulasi lainnnya; Kondisi ekonomi makro seperti suku bunga, tingkat inflasi/deflasi, nilai tukar valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan faktor ekonomi lainnnya; Perubahan perilaku konsumen dalam melakukan pe{alanan; dan Faklor eksternal lainnya. Establish the internal contut Konteks internal juga berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Konteks internal yang dimaksud dalam hal ini meliputi ; . . . . . Budaya perusahaan; Struktur organisasi dan para pemangku kepentingan internal; Kapabilitas dan kematangan dari pemangku kepentingan dalam menangani risiko; Kapabilitas perusahaan dalam menyiapkan budget, memperbaiki proses usaha dan juga kapabilitas dalam penambahan modal; Rencana kerja yang telah disusun dan disetujui oleh Dewan Direksi. Penetapan konteks manajemen risiko Konteks dalam pencapaian target manajemen risiko PT Pelayaran Nasional Indonesia meliputi konteks eksternal dan konteks intemal sebagai mana yang telah ditetapkan dalam rencana kerja maupur budget tahunan. Hal lain yang perlu dipahami adalah; . . . Faktor ketersediaan dana dalam melakukan risk response plan; Sumber daya yang dialokasikan untuk menangani manajemen risiko baik di Managemen, maupun unit lainnya sebagai Pemilik Risiko; Kesiapan para pemangku kepentingan di level operasional dalam menangani risiko; Unit Rist TAHAP 3 : IDENTIf'IX^ISI RISIKO Proses identifikasi risiko meliputi identifikasi semua kemungkinan yang dapat berimbas secara negatif terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Proses identifikasi risiko menelaah semua potensi sumber risiko baik yang berasal dari sumber internal maupun sumber eksternal. Tujuan dari identifikasi risiko adalah mendapatkan daftar dari semua scenario kerugian danlatau kehilangan kesempatan, serta potensi dampak yang timbul dari sumber risiko tersebut. Proses identifikasi risiko dapat dilakukan antaraUnit Rrst Management dan Pemilik fusiko dengan berbagai cara seperti , . . . . . Interview terstruktur Melakukanbrainstorming Melakukan diskusi kelompok Worl<shop Analisa proses ke{a, analisa skenario dan berbagai teknik lainnya. Risiko risiko yang telah diidentifikasi dapat dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu Risiko Strategis, Risiko Ketaatan (Compliance), Risiko Sistem, Risiko Operasional dan Risiko Finansial. Untuk lebih detail masing masing risiko dapat dijelaskan sebagai berikut; RTSIKO STRATEGIS (STR4TEGIC RrSn Risiko strategis adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian lainnya yang diakibatkan oleh perubahan kondisi usaha danlataukondisi perekonomian secara mendasar. Risiko PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) ) PEDOMAN MANAJEMEN zuSIKO PERUSAHAAN Tanggal:6Oktober2016 Nomor : l0.06l2lSKMKO.0 1/20 16 Page: 12 of 19 strategis dalam banyak hal bersifat jangka panjang, terstruklur, tidak mudah dirubah dan pada umumnya membutuhkan dana yang cukup besar jika dilakukan penanganan risiko. RISTKO KETAATAN (COMnLUNCE ftLsr) Risiko kekatan atau kepatuhan adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian lainnya yang diakibatkan oleh penyimpangan atau ketidak-patuhanierhadap hukum, peraturantan ketentuan yang berlaku. Kerugian dapat berupa teguran dari otoritas, ienda finansial hingga pencabutan izin trayek dan/atau izin usaha lainnya bahkan dapat berlanjut ke ranah hukum. RTSIKO STSTEM (SYSTEM Xr^SrO Risiko sistem adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian lainnya yang diakibatkan oleh kegagalan, kerusakan atas infrastruktur teknologi informasi termasuk di datamnya kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan dalam menangani security (confidentially, integrity dan availability) infrastruktur teknologi informasi. Infrastruktur teknologi informasi meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),lisensi, pengguna (user), perawatan sirta perubahan teknologi. RrsrKo opERAsroNAL (O?ERATTONAL ?dSX) Risiko operasional adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian lainnya yang diakibatkan oleh kegagalan, kerusakan, kehilangan didalam menjalankan proses usaha. Risiko operasional merupakan risiko yang terbanyak disetiap organisasi dan dapat bersumber dari semua unit didalam organisasi. RISIKO FINANSIAL (FINANCAL RISr] Risiko finansial adalah potensi kerugian, kehilangan kesempatan atau kerugian lainnya yang diakibatkan oleh kegagalan, kehilangan, ketidak-efisienan dalam menjalankan transaksi keuangan, struktur keuangan, prosedur keuangan, kebocoran pendapatan, berkurangnya kemampuan membayar hingga kehilangan dukungan keuangan. TAHAP 4: ANALISA RISIKO Analisa risiko dilalcukan dengan melakukan perkiraan tingkat kemungkinan dan besarnya dampak yang dapat tedadi. Analisa risiko dilakukan baik terhadap risiko kotor (gross rist) maupun risiko sisa(residual risk). Proses dalam melakukan analisa risiko meliputi ; a. Menetapkan tingkat kemungkinan (likelihood) te{adinya suatu risiko; b. Menetapkan besarnya dampak (impact) dan konsekuensi terhadap pencapaian tujuan perusahaan atas terjadinya suatu risiko, c. Menetapkan tingkat risiko (risk rating) dan menilai apakah tingkat risiko yang ada dapat diterima atau tidak. Dalam hal tingkat risiko berada pada level yang tidak diinginkan, ini berarti kontrol yangada dinilai tidak atau kurang efehif. Dengan basis kontrol yang tidak atau kurang efektil rencana penanganan risiko lebih lanjut perlu dilah*an. Ada beberapa metode dalam melakukan penilaian tingkat risiko yaitu; a. Analisa kualitatif b. Analisa semi kuantitatif c. Analisa kuantitatif PT Perusahanan Pelayaran Indonesia (Persero) memutuskan untuk melakukan penilaian tingkat risiko secara kuantitatif. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi bias dan mendapatkan visualisasi yang lebih konkrit dari sebuah risiko. PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) PEDOMAN MANAJEMEN zuSIKO PERUSAHAAN Tanggal:6Oktober2016 Nomor : l0.06l2lSWHKO.0 l/20 Page: 13 of 19 Untuk menentukan tingkat kemungkinan secara lebih akurat, terlampir tabel yang dapat dijadikan pedoman. Tingkat Kemungkinan ( Levels of Likelihood) TINGI(AT 1 2 3 4 5 KETEMNGAN Rare (Jarang) Kejadian dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi pada setiap 10 tahun atau peluang terjadisebesar maksimum 20%. Unlikely Kejadian dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi setiap 5 tahun atau peluang terjadisebesar maksimum 40%. (Mungkin Tidak) Moderate ) dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi setiap 3 tahun atau peluang terjadi sebesar maksimum 600,6. Likely ( Mungkin ) dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi setiap tahun atau peluang terjadi sebesar maksimum 80%. (Moderat Almost Certain Kejadian dapat terjadi dalam kondisi tertentu dan kemungkinan terjadi ( Hampir Pasti ) pada setiap bulan atau peluang terjadi sebesar maksimum 10070. 16 ..\ \E \, .ri u \/' PELr{t PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) / Tanggal:6Oktober2016 Nomor : I 0.06/2/SK/FIKO.0 l/20 l6 PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Page: 14 of 19 Untuk menentukan tingkat dampak secara lebih akurat, terlampir tabel yang dapat dijadikan pedoman. Tingkat Dampak ( Levels of hnoact ) TINGKAT KETERANGAAI l'lO Iemal I I u 1 kaan tanp an Jwa an keuang tan dibawah Rp 100 DeMasi< 2 terhadap indikator keuangan utama Gangguan terhadap pelayanan < 6 jam Minor ( Kecil 3olo ) Kecelakaan dengan korban luka dan perlu pertolongan pertama Kerugian keuangan dibawah Rp 1 miliar / tahun Deviasi < 5% terhadap indikator keuangan utama 3 Moderate ( Moderat ) Gangguan terhadap pelayanan < 24 jam Kecelakaan dengan korban luka dan perlu peraratan medis Kerugian keuangan dibawah Rp 10 miliar / tahun Deviasi < 4 Major ( Besar 7o/o terhadap indikator keuangan utama Gangguan terhadap pelayanan < 3 hari ) Kecelakaan dengan korban luka serius hingga cacat permanen Kerugian keuangan dibawah Rp 100 miliar / tahun Deviasi > 7%terhadap indikator keuangan utama 5 Catastrophic ( Bencana ) Gangguan terhadap pelayanan > 3 hari Kecelakaan dengan korban jiwa Kerugian keuangan diatas Rp 100 miliar / tahun TAHAP 5: EVALUASI RISIKO Evaluasi risiko menetapkan tingkat risioko yang telah teridentifikasi dan memperbandingkan dengan kriteria risiko yang telah dibuat. Tingkat risiko detetapkan berdasarkan hubungan dari tingkat kemungkinan dan tingkat dampak sebagaimana terlihat dalam tabel terlampir. '\r.ri,\ Tanggal:6Oktober2016 Nomor : 10.06/2/SK/HKO.0 1/20 16 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) /t\ \, PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN u PELt{t \\-/,/ -/ Page: 15 of 19 Tingkat Risiko (Risk Rating) t-evelof lmpact Level of Likelihood lnsignifnant Minor Moderate tt/hjor Catastrophic Almost Gertain Significant Signiticant HiSh High Extrerne Likely Moderate Signifrcant Signi[rcant High HrSh Moderate Low Moderate Significant High Hqh Unlikely Low Low Moderate Signifrcant HrSh Rare Low Low Moderate Significant Significant Atas suatu tingkat risiko dari risiko sisa (residual risk), perlu dilakukan hal hal sebagai berikut; TTNGKAT RISTKO Extreme o R.ENCANA PENANGANAN DARI RISIKO SISA fusiko dikendalikan oleh Dewan Direksi dan harus dilakukan studi serta ren@na penangan risiko secara komprehensif. Perkembangan atas rencana penanganan risiko perlu dilaporkan kepada Direktur Utama secara triwulanan atau lebih cepat jika dirasa perlu. High Risiko dikendalikan oleh Direksi (Pemilik Risiko) termasuk rencana penanganan risiko secara detail. Perkembangan atas rencana penanganan risiko perlu dilaporkan kepada Direktur Utama secara triwulanan. Significant Risiko dikendalikan oleh Senior Manager (Pemilik Risiko) termasuk rencana penanganan risiko secara detail. Perkembangan atas rencana penanganan risiko perlu dilaporkan kepada Dewan Direksi secara triwulanan. Moderate Risiko dikendalikan oleh Senior Manager @emilik Risiko) termasuk memonitor perkembangan dari rencana penanganan risiko. Low r-I L_/ Risiko diterima dengan minimum penanganan lebih lanjut. Selain tingkat risiko, rencana penanganan risiko juga dapat dilakukan melalui hasil tingkat efektifitas kontrol yang ada. Efektifitas kontrol diukur melalui tingkat deviasi dari Key Risk Indicator yang telah ditetapkan. Kategori tingkat efektifitas dapat dikategorikan sebagai berikut; Ar\ \ \' -Ii ---.---..-\ \. u Tanggal:6Oktober2016 Nomor : 10.06/2/SK/HKO.0 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PELt{t / PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN \./\-/ Tingkat Efektifitas Effective KR! Gap 1/20 16 Page: 16 of 19 Rencana Penanganan Rislko < 'loo/o Kontrolyang ada dinilai memadai dan rencana penanganan risiko lebih lanjut minimum. Mostly Effective ( Mendekati Efektif ) < 15o/o Kontrolyang ada dinilai cukup memadai dan sedikit rencana penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan. Partial[ Effective ( Kurang Efektif ) < 20o/o Kontrolyang ada dinilai kurang memadai dan rencana penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan secara luas. lneffective ( Tidak Efektif ) > 2Oo/o Kontrolyang ada dinilai sangat kurang dan rencana penanganan risiko lebih lanjut perlu dilakukan secara komprehensif termasuk melakukan transformasi usaha. ( Efektif ) TAHAP 6: PENANGANAN RISIKO (RI.T-I( TREATMENT) Tahap keenam adalah merumuskan rencana menangani risiko sisa secara lebih mendalam. Dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin menghilangkan semua risiko. Rencana penangan risiko dimaksudkan untuk' . . . Meminimalkan tingkat kemungkinan suatu risiko; atau Menghilangkan atau mengurangi dampak risiko; atau Merubah risiko menjadi peluang. Rencana Penanganan Risiko dikategorikan menjadi 4T t yaitu: TAKE ( TERIMA ) fusiko sisa dapat diterima karena berada didalam target KRI (Key Risk Indicator) atau berada dalam tingkat toleransi. r TREAT ( TAI\IGANI ) Risiko sisa harus ditangani lebih lanjut karena berada diatas tingkat toleransi. Dalam hd ini, penanganan dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kerrungkinan dan/atau mengurangi tingkat dampak yang dapat terjadi. I TRANSFER ( TRANSFER ) Risiko sisa berada diatas tingkat toleransi dan harus ditangani dengan cara mentransfer ke lernbaga eksternal misal asuransi dan/atau ke unit larn (internal) yang mempunyai tugas pokok dan firngsi unnrk me,nangani risiko tersebut. r TERMINATE (TOLAK) Risiko sisa berada jauh diatas tingkat toleransi dan diputuskan untuk ditolak. Contoh penolakan risiko adalah penghentian suatu aktifitas usaha seperti divestosi, penolakan usulan bisnis yang berisiko tirggi, tidak memasuki suatu segmen tertentu dan hal lain serupa itu. Rencana penanganan risiko dicatat dalam Risk Register dan ditetapkan untuk ditindaklanjuti masing-masing pemilik risiko. Dalam pembuatan rencana penanganan risiko ada beberapa faktor lainnya yang perlu diperhatikan yaitu; - Person in Charge (PIC) yang melakukan rencana penanganan risiko; Jadwal pelaksanaan (timeframe) atau larget pelaksanaan atas rencana penanganan risiko; Biaya atau budgel atas pelaksanaan penanganan risiko. Penanganan risiko yang belum disusun dalam RKAP dan bersifat mendesak serta harus segera ditindaklanjuti maka pemilik risiko mengajukan usulan Qtropose) kepada Direktur pemilik risiko untuk segera dilakukan aktifitas penanganan risiko tersebut. PT Pelayaran Nasional Indonesia (persero) PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Tanggal:6Oktober2016 Nomor : 10.06/2|SK/ILKO.0 l/20 l6 Page: 17 of 19 TAHAP 7: PEMANTAUAN DAN PENELAAHAN (MONITOR & REWET,I) Pemantauan dan penelaahan merupakan faktor ketahanan dari keseluruhan kerangka kerja Manajemen Risiko. Hal ini perlu dilakukan secara triwulanan dan bersifat berkelanjutan untuk memastikan seluruh Kerangka Ke{a berfungsi dan berjalan sebagai mana yang diharapkan. pada dasarnya hal ini merupakan tindak lanjut atas hasil yang telah dicapai disetiap talap, melakukan evaluasi ulang atas risiko dan jika dirasa perlu melakukan penyesuaian prioritas. Penyesuaian prioritas diperlukan karena adanya perubahan atas ; a. b. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan (Liketittood) danbesarnya dampak. Faktor yang mempengaruhi kelayakan dan biaya dalam melakukan penanganan risiko. Penelaahan yang berkelanjutan merupakan hal pokok dalam memastikan bahwa rencana penanganan risiko masih relavan. Oleh sebab itu adalah suatu keharusan untuk mengulang seluruh proses setiap saat dirasa perlu. Dengan kata lain, pemantauan dan penelaahan adalah bagian yang terintegrasi dari seluruh Kerangka Ke{a Manajemen Risiko. Tanggal:6Oktober2016 Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN 2. 0ctlbto :(fidhrnk{laihnftSr&o} : Xra*/ Cryhm/ Q.ntuc / SFm/ f,nancial ( 0m" Iipe trupri Ri*o HhrE : mS hEiiilr : I mi h hiod H h 19 Lampiran 2 : Format Risk Register Helifi U Page: 18 of : l (fiiilhnrt*oruEi.dp.OUilthil { ffi fiii ol* psuidi ndr ut Unil ltanaienren fisiko; lai/ffi s*odh [tuuiil | nniing priorihr riflo } :lfipai*Irinhnl It0iut H {0rsfthl (}ru IU (tl Gms tfu$ood RiiiSl hd llrttl tduillt*l5l li*t!.it (tl hb't tl{wd b'd (in) l*tu{rlctliltlTl tutdtftdiril${61 Mir n IrEi Ipt tffitlinnls FT {Annu0 [tl]fm h I 2 l &rlrd: 0idu* (nrd4aoTtthlltrel P[ 1/20 16 Tanggal:6Oktober2016 Nomor : I 0.06/2/SK/HKO.0| PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN 12016 Page: 19 of 19 F. REFERENSI t. ISO 31000: 2009 Enterprise fusk Manajernent 2. AZA{ZS 4360:2004 Australian / New Zealnd Standard: Risk Manageme,nt 3. HB 436: 2004 Handbook of Risk Management Guidelines, Companion to ASNZS 4360: 2004 4. AS 8000: 2003 Austalian Standard - Good Governance Principles 5. AS 8001: 2003 Australian Standard - Fraud and Comrption Contol 6. AS 8002: 2003 Austalian Standard - Organizaional Codes of Conduct 7. AS 8003: 2003 Ausfralian Standard - Corporate Social Responsibility 8. AS 8004: 2003 Austalian Standard - Whistleblower Protection Programs 9. ASAIZS 4801:2001 Ausftalian Management System / New Zealand Standard - Occupational Health and Safety Salinan Sesuai dengan aslinya Senior Manager Eukum