bab ii landasan perancangan

advertisement
BAB II
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum
Pada penyusunan film dokumenter animasi yang penulis rancang, penulis mencari data
dari berbagai media seperti buku yang berkompeten dan penulis juga melakukan survey
dengan cara penyebaran kuisioner melalui online.
2.1.1 Literatur Buku
•
Buku Design Museum “Fifty Bicycles That changed The world”
Buku ini ber isi kan tentang awal tercipta nya sepeda lengkap dengan siapa
penciptanya dan apa alasan nya diciptakan sepeda tersebut. Tidak hanya itu,
buku ini juga menjelaskan secara urut perkembangan sepeda tersebut. mulai dari
tahun 1817 sampai 2013. Sepeda – sepeda yang menjadi icon pemecahan rekor
dunia juga di ikut sertakan ke dalam buku ini, dianggap sebagai sepeda yang
bersejarah.
2.1.2 Video Referensi
•
Vimeo Video by Ville Von Holck “Evolution of the Bicycle”
Video dirasa tepat sebagai referensi karena menginspirasi saya dalam gaya
visual dalam perubahan setiap bentuk sepeda nya. Berikut contohnya :
(Gambar 2.1 Referensi untuk perubahan Sepeda. www.Vimeo.com)
2
3
•
Vimeo Video by Sindre Ulvik Peladeau “The Road Ahead”
Video ini juga dirasa tepat sebagai referensi karena menginspirasi penulis
dalam pengambilan latar yang bergerak dan berubah – ubah sesuai dengan
gambaran perjalanan orang tersebut, teknik tersebut dianggap dapat
menambah daya tarik video animasi dokumenter yang akan dibuat. Berikut
contohnya :
(Gambar 2.2 Referensi untuk latar . www.vimeo.com )
2.1.3 Data Analisa Survey Kuisioner
Survey Kuisioner digunakan oleh penulis sebagai media riset, dan sebagai bukti
yang konkrit untuk memperkuat alasan mengapa penulis membuat film animasi
dokumenter “The Journey of Bicycle”.
Dari Survey yang penulis lakukan secara online, dengan narasumber mayoritas
berumur sekitar 17-22 tahun , 82% tidak mengetahui desain sepeda yang pertama
kali di ciptakan, 76% merasa berminat untuk mengetahui sejarah evolusi sepeda,
dan 90% tertarik untuk mengetahui sejarah evolusi sepeda melalui 2D animasi
dokumenter.
2.1.4 Sejarah Evolusi Sepeda
Sepeda pertama kali di ciptakan dan dipopulerkan oleh pria kelahiran Jerman
bernama Baron Karl Von Drais. Sepeda pertama itu diberi nama Laufmaschine
(mesin berlari). Nama Laufmashcine memberikan gambaran jelas tentang
bagaimana mengoperasikan sepeda tersebut. Sepeda Laufmaschine masih
menggunakan hampir 90% kekuatan manusia. Itu karena Laufmaschine tidak
memiliki pedal, sehingga pengendara masih harus menapakan kaki di tanah dan
melangkah kedepan atau kebelakang untuk menjalankan sepeda tersebut. Lalu
4
pada tahun 1863 diciptakan lah sepeda bernama Velocipede. Sepeda ini di
ciptakan dan di populerkan oleh dua orang pria kelahiran Perancis yaitu Pierre
Michaux dan Pierre Lallement. Kelebihan sepeda Velocipede yaitu telah
diciptakan nya sistem pedal, yang membuat pengendara tidak diharuskan
menapakan kaki di tanah dan melangkah untuk menjalankan sepeda tersebut.
Namun letak pedal tersebut masih jadi permasalahan yang di perbincangkan,
karena letak pedal berada persis di tengah lingkaran roda. Dengan letak seperti
itu membuat pengendara kesulitan dalam mengarahkan dan menjalankan
Velocipede dalam waktu yang bersamaan. Berlanjut ke tahun 1870 model sepeda
terbaru yang bernama High Wheeler atau Penny Farthing ini tidak memiliki
perkembangan yang signifikan. Namun sepeda ini memiliki bentuk yang sangat
unik. Karena ukuran roda depan yang sangat besar, mengharuskan pengendara
untuk memilik usaha lebih untuk menaiki nya. Pengendara di posisikan persis
diatas roda besar itu, namun kaki pengendara lebih mudah mencapai pedal pada
bagian tengah lingkaran roda tersebut. Pada tahun 1880 bentuk sepeda sudah
mulai ditujukan untuk mengutamakan kenyamanan pengendara. Oleh karena itu
diciptakan sepeda bernama Safety Bicycle. Sepeda ini di patenkan oleh John
Kemp Starley. Dengan bentuk frame / body dan ukuran roda yang disesuaikan
dengan kenyamanan pengendara, serta letak pedal yang sudah di posisikan di
bagian frame sepeda. Letak pedal yang sudah sempurna ini sangat memudahkan
pengendara dalam menjalankan dan mengarahkan sepeda dalam waktu yang
bersamaan. Bentuk dari sepeda terus mengalami perkembangan hingga tahun
2013. Pada tahun 2013 telah diciptakan sepeda bernama Faraday Porteur.
Sepeda ini dibuat untuk mempermudah pengendara dalam menjalani kegiatan
sehari – hari. Sepeda Faraday Porteur ini memiliki keistimewaan yaitu dengan
ada nya sistem mesin baterai, yang mampu membuat sepeda menempuh jarak 25
kilometer. Dengan kapasitas baterai yang hanya butuh waktu 45 menit pengisian,
benar – benar membuat sepeda Faraday Porteur ini cocok untuk jadi kendaraan
bekerja sehari – hari.
(Design Museum: Fifty Bicycle That Changed the World. Alex Newson . 2013)
5
2.1.5 Sejarah Komunitas Sepeda
“KOSTI” (Komunitas Sepeda Tua Indonesia) telah ada sejak tahun 2008 hingga saat ini.
Sebagaimana kita ketahui sebelum berkembangnya komunitas pecinta sepeda tua
terkemuka, dinamika komunitas / paguyuban sepeda tua indonesia sudah merebak di
daerah –daerah , Jawa Barat dengan pionernya PSB Bandung , PODJOK di Jogjakarta ,
KOBA di Jakarta, KOSTUM di Makassar , Bahkan yang paling tertua dalam
pembinaan sebuah komunitas adalah PASKAS di Surabaya, terlebih banyak
daerah-daerah lainnya juga bertumbuh komunitas pecinta sepeda tua, namun
sifatnya hanya sektorial eksis di daerahnya masing-masing. Mayoritas komunitas
adalah sebagai kolektor dan pelaku hobi terhadap Sepeda Tua.
Adalah Temu Onthelis Nasional di Jogjakarta, 19 November 2007 yang menjadi
cikal bakal sebuah ide membentuk wadah nasional penggemar sepeda tua seIndonesia, beberapa rekan-rekan pecinta sepeda onthel sedikit urun rembuk untuk
mewujudkannya, dan semangat menghimpunkan komunitas sepeda tua Indonesia
lahir dari gagasan, ide, kebersamaan dan potensi klub KOBA (Jakarta), BOC
(Bogor), POC (Bekasi), COUNTRY (Tambun) yang notabene merupakan
komunitas-komunitas yang baru berkembang.
Menyikapi gagasan tersebut, sebuah rapat kecil di Bogor 9 Desember 2007
membentuk kepanitiaan pelaksana sebuah acara yang saat itu disepakati
“KONGRES Komunitas Sepeda Tua Seluruh Indonesia”. Ke-empat klub diatas
bahu-membahu
mewujudkannya.
Sebuah
blog
website
sederhana
www.sepeda.wordpress.com yang di dirikan pemuda-pemuda kreatif Bahtiar,
heru, alex, tatanka, nino dkk menjadi barometer penyebaran informasi
pelaksanaan acara ini, gagasan, saran, kritik dan ide-ide dari seluruh nusantara
turut mewarnai pra pelaksanaannya. Hingga kemudian, hajatan KONGRES pun
di gelar disebuah gedung bersejarah tepat di depan Istana Negara Bogor, Gedung
Bakorwil Jawa Barat, Jl. Raya Bogor pada tanggal 9-10 Februari 2008.
Aura kesederhanaan dan kebersamaan saat itu menjadi memorial dan rekor
6
tersendiri, dimana untuk pertama kalinya pribadi-pribadi penuh semangat
berkumpul untuk turut berbuat sesuatu terhadap eksistensi sebuah hobi yang
sangat penuh inspirasi. 210 orang peserta terabsensi mewakili sekitar 50an
Klub/Komunitas yang datang dari segala penjuru nusantara.
Dengan fasilitas yang sangat minim, dan diiringi hujan di kota Bogor, tepat
selepas senja datang, lahirlah sebuah wadah berhimpun komunitas sepeda tua
bernama: KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia) setelah sebelumnya penuh
perdebatan panjang untuk menamai organisasi ini. Begitu juga respresentatif
kepengurusan pertama yang diamanahkan oleh kolektifitas kepanitiaan dengan
mengangkat H.Daswara Sulanjana SH sebagai ketua umum yang pertama.
Hal penting lainnya yang dihasilkan oleh KONGRES tersebut adalah melahirkan
amanah bersama untuk membuat AD/ART, melegalkan KOSTI untuk diakui
secara resmi sebagai organisasi masyarakat, tidak membawa dinamika komunitas
ini ke ranah Politik, selalu menjaga kebersamaan dan silaturahmi serta
mengedepankan nilai-nilai etika dan moral dalam mengedepankan kemajuan
budaya sepeda tua.
Setelah KOSTI hadir, perkembangan sepeda tua di nusantara pun tumbuh
bergeliat, dari data yang dihimpun sejak awal 2008, bahwa jumlah klub &
komunitas yang awalnya hanya 131 Komunitas, di tahun 2009 bertambah 100%
menjadi 271 komunitas, di akhir tahun 2010 menjadi hampir 400-an komunitas
sepeda tua seluruh Indonesia, dan ini menjadi pencapaian rekor di dunia
Internasional bahwa Klub sepeda tua diIndonesia menjadi yang Terbanyak seDunia (walaupun tidak pernah dicatat di lembaga rekor manapun). Untuk KOSTI
sendiri, sampai laporan ini diselesaikan sudah membentuk secara resmi untuk
tingkat Pengurus Provinsi diantaranya KOSTI Kalsel, KOSTI Jatim, KOSTI
Sulsel, KOSTI Jabodetabek & Kwa, KOSTI Kaltim, KOSTI Banten, KOSTI
Jateng, KOSTI Jabar, KOSTI Sumsel, KOSTI Kalbar, KOSTI Kalsel, KOSTI
Aceh, KOSTI Lampung. KOSTI Bali, KOSTI Riau, KOSTI Jogjakarta dan
KOSTI Kalteng. Dengan total pecinta sepeda tua dan simpatisannya berjumlah
7
sekitar 3 Juta orang se Indonesia.
Perkembangan Komunitas ini didukung juga oleh perkembangan teknologi yang
membuat
informasi
semakin
dekat,
melalui
Internet
dengan
www.sepeda.wordpress.com, www.kosti.or.id, facebook, milist, twitter serta Blog.
Juga berbagi liputan berita, acara, iklan di televisi, radio surat kabar dan lain-lain
semakin membuat penambah semangat percaya diri terhadap kecintaan sepeda
tua.
( www.kosti.or.id/sejarah-kosti/ )
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Teori Film Animasi Dokumenter
Dokumenter animasi merupakan salah satu genre film tersendiri, dimana penjelasan
fakta dalam film dokumenter tersebut ditampilkan dalam bentuk visualisasi animasi.
Dokumenter biasanya bercerita dengan mengungkapkan realita dan keadaan yang benarbenar terjadi, sedangkan dokumenter animasi dapat menceritakan suatu realita dalam
bentuk analogi lain seperti misalnya menggambarkan manusia dengan bentuk hewan.
Jadi dokumenter animasi merupakan fantasi yang mengungkapkan realita.
(Animated Documentary, Annabelle Honess Roe)
2.2.2 Jenis (Genre) dalam film dokumenter
Terdapat beberapa gaya bercerita dalam film dokumenter :
• Laporan Perjalanan, model penceritaan ini dipakai saat ingin
menceritakan suatu pengalaman dalam suatu perjalananan hidup.
• Sejarah, Jenis ini digunakan untuk menampilkan fakta sejarah sesuai
dengan waktu terjadinya sejarah, lokasi peristiwa sejarah dan para tokoh
pelaku sejarah
• Potret atau Biografi, Jenis ini merupakan representasi dari kisah
pengalaman hidup seorang tokoh terkenal atau anggota masyarakat yang
memiliki riwayat hidup menarik untuk disimak
• Ilmu Pengetahuan, Dalam jenis ini dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu :
8
o Film Dokumenter Sains yaitu film dokumenter yang menjelaskan
tentang suatu ilmu pengetahuan tertentu.
o Film Instruksional yaitu film dokumenter yang mengedukasi para
penontonnya bagaimana melakukan sesuatu hal tertentu, contoh: Acara
chef memasak di tv.
(Animated Documentary, Annabelle Honess Roe)
2.2.3 Cara Struktur Penuturan
Penulis memilih untuk menggunakan Film Dokumenter bergenre Sejarah penemuan dan
perkembangannya. Penulis akan memberikan penjelasan sejarah
pada
setiap jenis
sepeda dan dijelaskan juga secara berurutan sesuai dengan tahun pembuatan nya.
2.2.4 Teori Motion Design “Motion Graphic”
Motion Design adalah pengembangan dari seni graphic design yaitu, konteksnya adalah
motion graphic sebagai film, video atau computer animation. Didalamnya juga terdapat
tipografi, elemen-elemen grafis, komposisi, warna, style frame dan audio visual.
Menurut Filippo Baraccani, Motion Design berawal dari :
•
Idea : concept, story, message, plot, ect.
•
Techniques : cinematography, motion graphic, 3d, CGI, stop motion, ect.
•
Result : movies, TV Commercial, cartoon, bumper, short movie, etc
Basics of Motion Design :
•
TIMING (menurut Wladimir Schwabaer)
Timing yang baik memiliki weight, force, gravity, dynamics, friction.
•
PRINT VS MOTION DESIGN (menurut Helene Maus)
Print dimana pembaca mendefinisikan tingkat membaca dapat mengulanginya
lagi dan lagi. Oleh karena itu dampak dari teks tergantung pada pembaca.
Sedangkan Motion Design, penonton harus membayar perhatian. Informasi yang
lewat dan tidak dapat kembali lagi. Dampak yang diinginkan tergantung pada
animasi.
9
•
TRANSITIONS (menurut Elena Fergnani)
Transisi digunakan untuk beralih dari adegan satu ke yang lain. Transisi bisa
dengan menggunakan cara “dissolving to black”. Jumlah waktu yang panjang
maka transisi akan lama pada adegan masing-masing.
•
TECHNIQUES BASIC (menurut Filippo Baraccani)
1. Aspect Ratio
2. Framerate
24,25 FPS atau lebih, lebih membuat gerakan lebih halus dimata.
3. First and Last Frame
Dibanyak kasus di rekomendasikan untuk memulai dan mengakhiri frame
dengan warna yang natural, seperti hitam.
•
THE IMPORTANCE OF SOUND IN MOTION DESIGN (menurut Mikko
Gartner)
Di samping visual penggunaan suara merupakan elemen kunci dari Motion
Design. Penggunaan efek suara membantu mengarahkan atau mengartikan
sebuah
visual.
Dengan
background
music
yang
berbeda
kita
bisa
mengekspresikan perbedaan moods dalam sebuah scene.
•
MOTION (menurut Helene Maus)
Berusahalah agar tetap ada pergerakan dalam setiap durasi. Tidak boleh menjadi
image yang diam. Kita bisa melakukan scale, perpindahan atau rotate. Karena
motion design bukan print. Jadi buatlah semua tetap bergerak.
Menurut Wladimir Schwabaer. “Motion design adalah graphic design dengan
kekuatan untuk bekerja dengan gerakan dan suara dan didasari dengan “Time –
Line” dan memiliki banyak layer untuk proses yang creative.”
•
SUSPENCE (menurut Elena Fergnani)
adalah perasaan ketidakpastian dan kecemasan tentang hasil dari tindakan
tertentu yang mengacu pada persepsi penonton dalam sebuah karya dramatis.
•
KEYFRAMES (menurut Mikko Gartner)
Jika benda bergerak dari satu posisi ke posisi lainnya, pertama kita harus
menentukan 2 posisi. The starting point and the final position disebut dengan
keyframes. Waktu antara keyframes menentukan kecepatan dari gerakan. Kita
10
bisa menambahkan keyframes diantara the starting point dan the final position
untuk memperjelas gerakan. Kita juga bisa menambahkan gerakan diantara
keyframes. Untuk membuat gerakan yang lebih dinamis tambahkan “easy in”
and “easy out”.
•
COLOURS (menurut Wladimir Schwabaer)
Gunakan warna untuk memperjelas pesan kita, tapi tetap di padukan sesuai
dengan arti dari warna tersebut.
•
CARTOONING (menurut Filippo Baraccani)
“Cartooning” digunakan untuk mencapai hal lebih hidup, dan gerakan yang
dinamis. Dari A ke B dengan linear atau bisa juga menekankan perbedaan
langkah dalam animasi. Seperti : “Stretching”, “Squashing”, “Rotating”.
•
TYPE IN MOTION (menurut Helene Maus)
“Typeface” bukan hanya sebuah pesan yang terdiri dari surat. Dengan dukungan
music, colour dan motion. Typface bisa menjadi “strict” dan “meaningful”
seperti penyiar. Typeface bisa jadi lucu dan menggembirakan seperti comedy
show. Dalam motion design mudah untuk menyampaikan perbedaan moods
hanya dengan satu typeface. Typeface bisa jadi thrilling and dangerous seperti
action movie.
•
MOTION BLUR (menurut Filippo Baraccani)
Motion Blur membuat ilusi untuk gerakan yang lebih smooth dengan
interpolanting dua atau lebih frames kedalam satu blurred frame. Menurut Elena
Fergnani, pengertian Motion Design adalah untuk memberikan bentuk yang
benar kedalam sebuah pesan. Agar mudah dimengerti dan menjadi menarik.
Sehingga sampai ke penonton.
•
THE 4TH DIMENSION (menurut Filippo Baraccani)
Ketika kita bekerja dengan gambar yang bergerak, kita tidak hanya memiliki satu
dimensi tapi memiliki 4 dimensi. Ini dapat menjadi berkat dan kutukan, jika
penonton merasa kehilangan sesuatu maka pesan itu tidak sampai. Waktu adalah
elemen desain curcial.
•
EMOTION (menurut Mikko Gartner)
Jika tidak adanya emotion maka motion akan terlihat hambar.
11
•
MOVEMENT (menurut Elena Fergnani)
Consider the power of movement
•
INFORMATION AND TIME (menurut Filippo Baraccani)
Jika kebanyakan teks dalam video, pastikan agar terbaca dengan menunjukkan
satu-satu perkalimat atau perkata. Dengan pemanfaatan waktu maka akan lebih
mudah penonton untuk membacanya.
•
ZOOM (menurut Wladimir Schwabaer)
Digunakan untuk menunjukkan hal-hal yang penting. Jangan lupa untuk
memberikan kedalaman.
•
NEGATIVE SPACE (menurut Elena Fergnani)
Negative space sangat penting dalam memberikan keunggulan. Tetapi dalam
motion design ada empat dimensi sehingga dapat menggunakan waktu sebagai
negative space untuk menekankan tindakan.
•
MOTION TYPE HAS TO FLY (menurut Wladimir Schwabaer)
Gerakan memungkinkan kata-kata muncul sebagai aktor. Yang menguatkan
emosi dan dapat membuat pesan dengan jelas. Harus menjelaskan mengapa
bergerak bukan digerak-gerakkan saja tanpa alasan.
2.2.5 Prinsip-Prinsip Komposisi
Berikut ini adalah prinsip komposisi yang akan diterapkan dalam film dokumenter ini,
antara lain :
1. Unity : prinsip yang menentukan koherensi dari semua elemen yang di pakai
dalam film tersebut,dan dapat menyatukan semua gagasan.
2. Negative Space: Pembagian ruang dalam komposisi yang menentukan bagian
mana yang merupakan area kosong. Prinsip ini akan menentukan keseimbangan
komposisi.
3. Rule of Third: menempatkan objek pada 4 titik dari 9 bagian yang dibagi sama
rata sehingga memberikan efek dinamis. Sesuai penelitian mata ketika melihat
tertuju pada 4 titik tersebut.
4. Balance: mengisi kekurangan frame agar terlihat seimbang.
12
5. Size and Scale: Ukuran dari elemen visual yang akan di terapkan di dalam film.
6. Direction: Prinsip yang mengatur pergerakan mata audiens terhadap suatu
komposisi terutama pergerakan elemen visual. Ini bisa dilakukan dengan
garis,agar menggiring mata penonton kepada objek utama.
(Teori Komposisi dalam Fotografi, Passionatephotographer, Steve Simon)
7. Visual Contrast: prinsip yang menentukan variasi dalam suatu komposisi yang
ditujukan untuk memperjelas informasi, ataupun memperkuat makna yang di
sampaikan.
8. Repetition and variety: Repetition adalah pengulangan dari elemen-elemen
visual yang di pakai. Sedangkan variety adalah perubahan ragam atau bentuk
elemen yang terjadi saat pengulangan tersebut terjadi.
(Teori Komposisi dalam Fotografi , Passionatephotographer, Steve Simon)
2.2.6 Teori Warna
Warna adalah bagian dari proses pelengkap identitas suatu karya. Dengan warna suatu
karya desain akan memiliki arti. Warna juga mengatur emosi penonton dan menciptakan
mood sesuai dengan visual yang sedang di lihat dalam film. Dengan warna karya yang
dibuat akan mempunyai ciri khas tersendiri.
Dalam buku Color Design WorkBook tahun 2006, Adam Morioka menjelaskan bahwa,
teori warna merupakan suatu panduan yang dapat digunakan untuk menciptakan
keharmonisasian dalam membuat kombinasi warna. Ide – ide dapat dipresentasikan pada
diagram warna , segitiga warna, dan beberapa chart yang dapat membantu penulis untuk
mengerti tentang interaksi warna, pemilihan dan kombinasi, serta efektifitas warna
tersebut.
Menurut Martha Gill makna warna pada target audiens bisa berbeda – beda, hal tersebut
dipengaruhi oleh :
•
Basic personality : Bagaimana kepribadian target audiens itu sendiri (memiliki
pola pikir yang terbuka, berani menerima sesuatu yang baru).
13
•
Culture : Warna hitam putih adalah warna yang netral dan dapat di terima semua
budaya, ditambah warna kuning kecoklatan yang merupakan warna khas dari
dunia pre Historic.
•
Age : Usia juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap warna.
( Color Design Workbook, 2006 by Adam Morioka)
2.2.7 Teori Narasi
Teori narasi adalah teori tentang penceritaan yang merangkai peristiwa dari waktu ke
waktu di jabarkan dengan urutan awal,tengah dan akhir. Narasi merupakan
komunikasi 2 pihak antara pemberi narasi dan penerima narasi.
Cerita yang dirangkai menggunakan rumusan 5 W + 1 H,yaitu :
1. What, apa yang akan diceritakan.
2. Where, dimana lokasi cerita.
3. When, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung.
4. Who, siapa pelaku di dalam cerita.
5. Why, mengapa peristiwa-peritiwa itu bisa terjadi.
6. How, bagaimana cerita itu di paparkan.
2.2.8 Teori Tipografi
Menurut buku “Tipografi Dalam Desain Grafis” sebuah huruf harus memiliki
potensi untuk menerjemahkan atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi
verbal. Dengan memperhatikan kriteria jenis tipografi yang memiliki “clarity”
(jelas), “readability” (keterbacaan), “legability” ( kemudahan untuk dibaca), dan
“visibility” (mudah dilihat).
• Roman
Jenis huruf ini dulunya dikenal sebagai kumpulan huruf kapital seperti yang
biasa ditemui di pilar dan prasasti Romawi. Seiring berkembang nya peradaban,
definisinya juga berkembang menjadi huruf yang punya ciri-ciri tegak dan
didominasi garis lurus dan kaku yaitu:
14
•
Serif: ciri jenis ini memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Persis mendekati ujung kaki-kaki hurufnya, baik di bagian atas
maupun bawah, terdapat pelebaran yang menyerupai penopang atau
tangkai yang juga berfungsi membantu keterbacaan agar tulisan mudah
dibaca. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai
dan feminin
•
Sans Serif : pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi jenis huruf
ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan
huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf
jenis ini adalah modern dan efisien.
• Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau
pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah
akrab.
• Dekoratif
Merupakan bentuk pengembangan dari bentuk-bentuk huruf yang sudah ada
sebelumnya. Ditambah hiasan dan ornamen-ornamen yang dekoratif. Kesan yang
ditimbulkan adalah dekoratif dan ornamental.
2.2.9 Prinsip Dasar Animasi
Ada berbagai macam teori dan pendapat tentang bagaimana seharusnya animasi itu
dibuat. Tetapi setidaknya ada 12 prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah
animasi yang “hidup”.
Berikut ini adalah 6 prinsip animasi yang akan penulis gunakan dalam pembuatan film
dokumenter ini:
15
1. Timing & Spacing
Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan,
sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan dari
bermacam-macam jenis gerak.
2. Squash & Stretch
Squash and strecth adalah upaya penambahan efek lentur (elastis) pada objek atau figur
efek gerak yang lebih hidup.
3. Anticipation
Anticipation adalah persiapan/ awalan gerak atau ancang-ancang.
4. Slow In and Slow Out
Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow
out terjadi jika sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat.
5. Secondary Action
Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk
memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik.
6. Appeal
Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Ada juga
yang berpendapat bahwa appeal adalah tentang penokohan, berkorelasi dengan
‘kharisma’ seorang tokoh atau karakter.
7. Straight Ahead Action and Pose to Pose
Dua teknik yang berbeda. Pose to pose teknik animasi yang menentukan key animation
dan in between animation yang berfungsi membantu para animator untuk menentukan
posisi awal gerak dan akhir gerak. Sedangkan straight ahead action, animator membuat
gerakan secara linear atau langsung tanpa pose to pose.
16
8.Staging
Tujuannya untuk mengarahkan perhatian penonton, dan memperjelas apa yang menjadi
daya tarik utama dalam suatu adegan. Mendukung suasana atau mood dari sebuah
adegan.
9.Follow Through and Overlapping Action
Follow Through adalah tentang objek sudah berhenti bergerak namun ada bagian yang
tetap bergerak. Overlapping action gerakan objek yang berubah arah pada saat objek
melanjutkan gerakan awal. Keduanya berfungsi untuk membuat gerakan yang alamiah.
10.Exaggeration
Melebih-lebihkan, sehingga gerakan terlihat lebih lucu.
11.Arcs
Hal ini berlaku untuk objek yang bergerak memutar, atau benda yang dilempar bergerak
sepanjang lintasan yang berbentuk parabola.
12. Solid drawing
Animator harus benar benar mengerti sifat dasar dari sebuah benda tiga dimensi,
anatomi, berat, cahaya dan bayangan, serta hal lainnya.
2.2.10 Metode Pipeline Film Animasi Dokumenter
Dalam mengerjakan sebuah film animasi dokumenter, ada langkah-langkah yang harus
diikuti demi mencapai efektifitas dalam bekerja, demikian urutan langkah-langkah kerja
yang akan penulis kerjakan :
• Tahap Pra Produksi
1. Brainstorming dan Mind Mapping
Yaitu melakukan pencarian ide yang akan diangkat dalam film dokumenter
berdasarkan masalah-masalah yang sedang terjadi di sekitar penulis, yang
17
sifatnya nyata dan bukan imajinatif. Dalam tahap ini juga termasuk
memikirkan strategi kreatif yang akan diterapkan dalam film.
2. Riset
Pengumpulan data dan informasi melalui media-media yang
menggunakan metode penelitian yang sah untuk dapat mendukung dan
mengenali tema yang akan diangkat.
3. Treatment
Membuat arahan visual secara tertulis, yang akan membantu mengarahkan
alur dan cerita dalam film animasi dokumenter yang akan dibuat.
4. Penulisan Naskah
Menciptakan naskah yang akan menjadi narasi cerita dalam film
dokumenter.Perlu adanya kreativitas dalam pembuatan naskah, agar dapat
dinikmati audiens dengan mudah dan tidak membosankan.
5. Storyboard
Penggambaran visual dari adegan-adegan yang akan digambarkan dalam film
animasi dokumenter sesuai dengan treatment dan naskah yang telah dibuat.
• Produksi
1. Modeling & Visual Element Production
Membuat model 3D dan texturing baik karakter, membuat aset elemen
visual pendukung, yang akan ditampilkan dalam film animasi
dokumenter.
2. Voice Over
Pengambilan suara yang akan digunakan sebagai narasi dalam film
dokumenter, untuk memberikan informasi kepada audiens secara lisan.
18
3. Animating
Proses animasi dari karakter dan elemen visualnya.
2.2.11 Animasi Dokumenter
Animasi Dokumenter adalah sebuah genre film yang mengkombinasikan genre
animasi dan dokumenter. Penggunaan animasi akan memungkinkan penulis
untuk meningkatkan ketertarikan serta memudahkan audiens dalam mempelajari
isi dari film. Sesuai dengan kategori dari tugas akhir ini, Penulis menggunakan
teknik animasi untuk memberikan gambaran tentang hal-hal yang pernah terjadi
dalam sejarah, terutama yang tidak mungkin untuk direka ulang, serta dengan
menggunakan penggambaran yang menarik untuk menarik minat audiens dalam
memahami konten dari film animasi dokumenter ini.
2.3 Analisa
2.3.1 Target
Target dari animasi dokumenter ini adalah remaja sampai dewasa, pria dan
wanita, masyarakat para pencinta sepeda. Dengan membuat media animasi
dokumenter yang komunikatif dan menarik untuk disimak, diharapkan seluruh
pemirsa dapat lebih mengenal sejarah evolusi sepeda, dan mengenal tokoh di
balik berkembangnya sepeda tersebut dari jaman ke jaman.
2.3.2 Analisa SWOT
Strength ;
Memperkenalkan kembali segala perkembangan dan perubahan sepeda.
Memberikan inspirasi untuk para kalangan remaja dan dewasa, pria dan
wanita untuk melestarikan sepeda.
Weakness :
•
Masyarakat lebih tertarik dengan kendaraan bermotor.
19
•
Masyarakat kurang memiliki rasa ingin berolahraga
•
Masyarakat cenderung merasa nyaman dan aman didalam
kendaraan bermotor.
Opportunity :
•
Mengajak
semua
kalangan
muda
untuk
mempertahankan
eksistensi sepeda.
•
Menginspirasi para kalangan muda untuk mengenal sepeda .
2.3.3 Data Perbandingan
Data ini di buat untuk menjelaskan mengapa penulis memiliki konsep yang berbeda dari
video refrensi yang digunakan. Video 2d animasi dokumenter sebenarnya sudah pernah
di buat. Apalagi dengan tema evolusi sepeda. Contohnya adalah video Vimeo “Evolution
of the Bicycle” dibuat oleh Ville Von Holck. Video tersebut memberikan gambaran
perubahan atau evolusi yang terjadi terhadap sepeda jaman dahulu secara berturut –turut
dan tanpa informasi sejarah tahun pembuatan dan siapa pembuatnya. Dan berikut adalah
poin poin yang membedakan proyek animasi Dokumenter “The Journey of Bicycle”
dengan “Evolution Of Bicycle” karya Ville Von Holck :
1. Didalam Animasi Dokumenter “The Journey of Bicycle” terdapat informasi
sejarah pada setiap perubahan bentuk sepedahnya.
2. Animasi dokumenter “The Journey of Bicycle” juga menggunakan narasi untuk
menjelaskan info sejarah yang terdapat pada masing-masing sepeda.
3. Animasi dokumenter “The Journey of Bicycle” juga meng ikutsertakan video
footage yang dapat membantu menambahkan info penting yang akan
disampaikan kepada audiens. Dan tidak lupa memasukan nama sumber video
tersebut.
4. Animasi Dokumenter “The Journey of Bicycle” akan memperlihatkan evolusi
sepeda sampai pada masa kini yaitu 2013.
Download