BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam pasar modal memungkinkan para pemodal membuat pilihan atas investasi yang diinginkan sesuai dengan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Ada dua hal yang menjadi perhatian investor dalam memutuskan pilihan investasinya, yaitu adanya risiko dan return. Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap alternatif berinvestasi, akan tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain yaitu obligasi. Returnadalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang dilakukannya. Return atau imbal hasil yang diperoleh pemegang saham bisa berupa capital gain ataupun dividen. Capital gain diperoleh dari kegiatan jual beli saham. Capital gain akan tercipta apabila terjadi kenaikan harga saham, dan capital loss tercipta bila terjadi penurunan harga saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan terjadi di masa yang akan datang. (Jogiyanto,2000:107). Universitas Sumatera Utara Imbal hasil (return) investasi saham selama 2006 – 2008 mencapai 93,37%.Angka itu jauh di atas imbal hasil dari obligasi, pasar uang, emas, valuta asing, maupun suku bunga deposito. Bila suku bunga deposito rata-rata 18,91% per tahun, dalam tiga tahun instrumen itu hanya menghasilkan keuntungan 56,74%. Melonjaknya tingkat keuntungan investasi pada saham itu seiring dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia yang mencapai 211,86%. Pada akhir Desember 2005, indeks berada pada posisi 1.232,32, sedangkan per akhir Desember 2009 menjadi 2.610,8. Untuk jangka waktu tiga tahun, saham masih memberikan return yang lebih baik. Pada kurun waktu sama, emas menjadi peraih return tertinggi kedua dengan imbal hasil 83,75%, diikuti pasar uang 36,25%, dan deposito 28,74%. Selama tahun 2009, investasi di pasar saham memberi keuntungan cukup besar bagi investor. Dari 397 saham yang sudah tercatat lebih setahun di BEI, sebanyak 228 saham (57,43 %) mampu memberi keuntungan berupa capital gain selama setahun (30 Desember 2008 – 30 Desember 2009). Diantara 228 saham sebanyak 153saham menghasilkan capital gain diatas 100 %. Saham Astra Agro Lestari misalnya, pada 30 Desember 2008 diperdagangkan dengan harga Rp. 9.800, harga terus naik hingga menjadi Rp. 22.750 pada 30 Desember 2009, atau mencetak capital gain 132 %. Begitu juga dengan Indocement Tunggal Prakarsa, pada 30 Desember 2008 harganya tercatat Rp. 4.600 per saham. Setahun kemudian harganya naik menjadi Rp. 13.700 per saham. Berarti pemegang saham PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, mendapatkan keuntungan Rp. 9.100 per Universitas Sumatera Utara saham atau 197,8 % apabila ia menjualnya pada saat itu. Fakta tersebut menunjukkan daya tarik pasar modal di Indonesia yang memberikan return berupa capital gain. Namun tidak selamanya return saham memberikan nilai rupiah yang tinggi. Seperti yang terjadi pada tahun 2008, hampir seluruh perusahaan yang go public mengalami penurunan nilai saham. Harga saham yang rendah akan berdampak pada tingkat pengembaliannya (return) yaitu tidak setinggi return pada periode sebelumnya. Penurunan nilai saham ini terjadi karena krisis ekonomi global yang berdampak kepada Indonesia pada tahun 1998. Akibatnya banyak perusahaan yang terdaftar di BEI mengalami penurunan keuntungan, yang berakibat turunnya tingkat returnsahamnya. Untuk mengetahui fluktuasi dari nilai saham suatu perusahaan, para investor harus melakukan penilaian kinerja perusahaan tersebut.Para investor membutuhkan suatu metode pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan di dalam mengambil keputusan investasi. Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka saham tersebut akan diminati investor, sehingga harga saham akan meningkat dan nilai perusahaan akan meningkat. Analisis kinerja keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan karena analisis kinerja keuangan adalah alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Ukuran kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan rasio profitabilitasperusahaan. Universitas Sumatera Utara Secara matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jadi jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah mampu menciptakan kekayaan.Di Indonesia, penelitian EVA dalam kaitannya dengan return saham dilakukan oleh Dewanto (2005), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa EVA mempunyai hubungan positif dengan imbal hasil saham, tetapi secara statistik pengaruhnya tidak signifikan. Sementara itu, Mundaryatiningsih (2006) menunjukkan bahwa EVA ternyata mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan return dari sebuah investasi adalah adalah Market Value Added (MVA). Di Indonesia, penelitian MVA dalam kaitannya dengan return saham dilakukan oleh Rahayu (2007), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa MVA tidak mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap return saham. Sementara itu, Mochtasom (2009) menunjukkan secara parsial bahwa MVA tidak berpengaruh terhadap return saham. EVA dan MVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pasar dan pemilik modal karena perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya, EVA dan MVA yang negatif menunjukkan nilai perusahaan yang menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal. Analisis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memperhitungkan tingkat pengembalian hasil (return) adalah rasio profitabilitas. Dalam penelitian Universitas Sumatera Utara ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assets (ROA)dan Return on Equity (ROE). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan (Sutrisno,2000:266). ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno,2000:267). Di Indonesia, penelitian ROA dan ROE dalam kaitannya dengan return saham dilakukan oleh Wibowo (2005), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ROA dan ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sementara itu, Mochtasom (2009) menunjukkan secara parsial bahwa ROA berpengaruh terhadap return saham. Penelitian mengenai return saham telah pernah dilakukan oleh peneliti – peneliti terdahulu. Wibowo (2005), yang meneliti tentang pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Return pemegang Saham. Hasil dari penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added,ROA, ROEtidak berpengaruh signifikan terhadap returnsaham. Rahayu (2007), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA dan MVA tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. Universitas Sumatera Utara Mochtasom (2009) , dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic Value Added ,Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added, dan ROATerhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings, Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh terhadapreturn saham. Marshal (2009) , dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ketidakkonsistenan hasil – hasil penelitian terdahulu dalam mengukur kinerja keuangan, mendorong peneliti untuk meneliti kembali setiap variabel dari penelitian terdahulu yang telah disebutkan, dengan mengambil variabel independen yang sama, yang digunakan oleh masing – masing peneliti, namun memiliki hasil yang berbeda terhadap return saham.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini mengamati seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)sehingga memiliki jumlah sampel yang lebih banyak dan jumlah pengamatan tahunnya yang lebih panjang yaitu empat tahun. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudulpengaruh economic value added, market value added dan rasio profitabilitas perusahaan terhadap return saham perusahaan yang terdaftar di BEI. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI ? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakaheconomic value added (MVA),market value added (MVA), return on assets (ROA), return on equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, yaitu : 1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan dengan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap return saham, Universitas Sumatera Utara 2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI, 3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kinerjanya dengan naiknya return saham perusahaan, 4. bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara