1 TUGAS AKHIR (SB-09 1358) Pengaruh Senyawa Antikanker dari Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Profil Protein Plasma Darah Mencit (Mus musculus) Penderita Kanker Proposal TA Pembimbing : 1. Awik Puji D.N., S.Si,M.Si 2. Dr. rer.nat. Maya Shovitri, M.Si Presented by: Noor Nailis Sa’adah 1506 100 701 2 BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara Kepulauan Kaya Spons laut Aaptos suberitoides Spons memiliki Senyawa bioaktif Senyawa Antikanker Pengujian Aktivitas Senyawa Antikanker secara In vivo 3 Pengujian Aktivitas Senyawa Antikanker Secara In vivo Hewan uji (induksi karsinogenik Benzo(a)piren pada mencit) Mencit yang menderita kanker + Senyawa Antikanker Mengkode protein khusus Adanya perubahan profil protein Analisa profil protein 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana profil protein dengan metode elektroforesis SDS-PAGE dari plasma darah mencit (M. musculus) penderita kanker setelah dilakukan terapi dengan ekstrak spons laut A. suberitoides dengan dosis 500, 1000 dan 1500 mg/kg BB. 1.3 Batasan Masalah Analisis profil protein dilakukan secara deskriptif yang meliputi ada/ tidak kehadiran pita protein, berat molekul (BM) dan tebal tipis pita protein. Analisis profil protein hanya dilakukan pada pita protein yang konsisten, yaitu pita protein yang hadir pada semua ulangan (ulangan running dan individu) dan pita protein yang memiliki ketebalan relatif sama. 1.4 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui profil protein dengan metode elektroforesis SDSPAGE dari plasma darah mencit (M. musculus) penderita kanker setelah dilakukan terapi dengan ekstrak spons laut A. suberitoides dengan dosis 500, 1000 dan 1500 mg/kg BB. 1.5 Manfaat Penelitian Mengetahui profil protein yang muncul pada mencit (M. musculus) penderita kanker setelah diterapi menggunakan rude extract dari spons laut A. suberitoides sehingga dapat digunakan sebagai pengembangan untuk pengobatan penyakit kanker dengan menggunakan kemoterapi protein. 6 BAB 3: METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian pada bulan Oktober 2009 - Maret 2010 Sampel spons diambil dari perairan Pasir Putih, Situbondo Penginduksian zat karsinogenik dan pemberian zat antikanker kepada mencit (Mus musculus) dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Farmasi UNAIR Surabaya Analisa profil protein pada mencit (Mus musculus) dilakukan di Laboratorium Pengujian dan Pelayanan Terpadu (LPPT) unit 3 UGM Yogyakarta 7 3.2 Prosedur Kerja Persiapan Hewan Uji – Hewan uji yang digunakan adalah mencit (M. musculus) jantan strain B Albino clone (BALB/c) berumur 2 bulan – Sebelum dilakukan perlakuan mencit diaklimasi dalam kandang selama 1 minggu dan diberi pakan Par G produksi Comfeed dan air minum aquades Induksi Karsinogenik terhadap Hewan Uji dengan Benzo(a)piren Benzo(a)piren 0,3 gr dilarutkan dalam 0,2 ml oleum olivarum. Injeksi melalui jaringan sub kutan dilakukan 2 hari sekali selama 10 hari (5 kali). Pertumbuhan kanker ditunggu selama ± 2 bulan. Uji Antikanker Ekstrak Spons A. suberitoides terhadap Hewan Uji Dilakukan pada minggu ke-15 selama ± 2 minggu Pengamatan Profil Protein Plasma Darah Mencit 8 Tidak diinjeksi Benzo(a)piren Benzo(a)piren Sehat Kontrol Sakit Sehat kontrol Cyclophos phamide 500 mg/kg BB 1000 mg/kg BB K1 K2 K3 K4 Uji Antikanker Spons A. suberitoides terhadap Hewan Uji Induksi Karsinogenik terhadap Hewan Uji dengan Benzo(a)piren 1500 mg/kg BB K5 Diberi Ekstrak spons Aaptos suberitoides 9 Pengamatan Profil Protein Plasma Darah Mencit a. Preparasi Sampel Darah mencit Ditambah EDTA Sentrifugasi pada 3000 rpm ± 10 menit Supernatan (Plasma darah) Pelet 10 Plasma darah dipipet sebanyak 5 µL Dilarutkan dalam 145 µL aquades (Pengenceran 30x) Sampel ditambahkan loading buffer (Lampiran 1d) sebanyak 50 µL Sampel dipanaskan pada suhu 95 °C selama 4 menit Sampel siap digunakan dalam Elektroforesis 11 b. Persiapan Perangkaian Alat Elektroforesis Perangkat elektroforesis (Biorad®, Jerman) dirangkai ± 6,0 ml larutan gel pemisah 12% (Lampiran 1.g) diisikan pada plat dan dilapisi dengan 1 ml butanol Didiamkan 15 menit supaya memadat Lapisan butanol dibuang Ditambahkan larutan gel penumpuk 3% (Lampiran 1.h) di atas gel pemisah Sisir pembentuk sumuran dimasukkan di antara plat dan didiamkan 10 menit, setelah padat sisir diambil Laemmli (1970) dalam Maron et al., (2008) 12 c. Denaturasi Gel Elektroforesis (SDS PAGE 12%) Plasma darah mencit — Gel yang telah memadat dimasukkan ke dalam kotak elektroforesis — Diisi dengan buffer elektroda sampai ke permukaan kotak elektroforesis — Sampel dimasukkan ke dalam sumuran gel dengan volume 10 µl/sumuran. — Perangkat elektroforesis dihubungkan dengan penghantar arus listrik 120V selama 1,5-2 jam. — Elektroforesis dihentikan sampai warna biru menyentuh dasar gel — Gel dilepas dan dimasukkan ke kotak pewarna biru komasi (lampiran 1.e) — Diinkubasi selama 24 jam dengan goyangan 42 rpm — Gel dipindah ke kotak yang berisi larutan destainer untuk membuang sisa pewarna (lampiran 1.f) selama 30-60 menit — Larutan destainer dibuang dan diganti dengan larutan asam asetat 10% untuk penyimpanan gel elektroforesis — Pita protein diamati&difoto secara langsung menggunakan kamera digital — Analisis Hasil Perhitungan berat molekul dilakukan dengan membandingkan standart marker, yaitu Prestained SDS PAGE (Biorad®, Jerman) Hasil 13 Analisis Hasil Elektroforesis Pembuatan Kurva Standar Nilai berat molekul protein yang dicari dihitung dengan menggunakan kurva standar y = ax + b x = Jarak pita-pita dari sumuran y = nilai log dari berat molekul pita marker yang telah diketahui sebelumnya Dari nilai absis dan ordinat yang telah diperoleh, maka dibuat kurva Fitted Line Plot menggunakan program Minitab (Durrani et al., 2008). 14 Analisa Data • Analisa data dilakukan secara deskriptif yang meliputi ada/tidak kehadiran pita protein, BM pita protein dan tebal tipis pita protein. • Analisis profil protein hanya dilakukan pada pita protein yang konsisten, yaitu pita protein yang hadir pada semua ulangan (ulangan running dan individu) dan pita protein yang memiliki ketebalan relatif sama. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Konsistensi Profil Protein Plasma Darah Mencit Berdasarkan Metode SDS-PAGE Hasil ulangan running dan individu Pita protein konsisten protein V (104 kD) dan W (49 kDa) (Gambar 4.1) Pita protein tidak konsisten protein X (9 kDa) (Gambar 4.1) Faktor yang mempengaruhi konsistensi pita protein plasma darah kondisi fisiologis individu yang bersangkutan konsumsi pakan Peningkatan konsumsi pakan karbohidrat, lemak dan protein yang masuk ke tubuh juga meningkat respon imun yang spesifik terhadap patogen A. Karbohidrat Karbohidrat jika jumlahnya lebih banyak daripada yang digunakan sebagai sumber energi disimpan dalam bentuk glikogen asam lemak dan gliserol (Isdadiyanto, 2008) Dihidrolisis Diubah menjadi triasilgliserol Lipase dan disimpan dalam jaringan adiposa Asam lemak bebas dilepaskan ke dalam plasma dan bergabung dengan albumin plasma Asam lemak bebas dengan kadar rendah ditemukan dalam keadaan setelah makan yang kemudian akan naik sekitar 0,5 µeq/mL pada keadaan pasca absorpsi (Murray, 2003) (Murray, 2003) B. Lemak • Lemak diangkut ke berbagai jaringan dan organ tubuh untuk digunakan serta disimpan. • Proses pengangkutan lipid di dalam plasma Penggabungan lipid non-polar dengan lipid amfipatik dan protein untuk membentuk lipoprotein (Murray, 2003). C. Protein • Peningkatan konsumsi makan meningkatkan asam amino esensial • Asam amino berlebih tidak disimpan dalam tubuh, tetapi akan diuraikan dengan cepat (Murray, 2003). Respon imun yang spesifik terhadap patogen Infeksi suatu patogen pada tubuh mencit Aktivasi sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel memori Sel plasma membentuk antibodi spesifik Hewan pertama kali terserang suatu patogen mengekspresikan IgM Hewan yang sudah pernah terserang patogen yang sama mengekspresikan IgG (Murray, 2003) BM IgM adalah 900 kDa sedangkan IgG 150 kDa (Murray, 2003). Perbedaan berat molekul perbedaan profil protein 4.2 Analisis Profil Protein Plasma Setelah Perlakuan Senyawa Karsiogen dan Antikarsinogen • Mencit diinjeksi senyawa benzo(a)piren selama 10 hari memperlihatkan benjolan kanker pada leher (cerviks) (Gambar 4.2). Profil protein plasma darah kelompok mencit normal terdiri dari pita-pita protein dengan BM 7, 9, 11, 27, 34, 49, 56, 66, 82, 104, 121, 145 dan 162 kDa (Gambar 4.3). Dibandingkan dengan kontrol, kelompok 3, 4, 5 dan 6 kehilangan satu protein dengan BM 7 kDa Kelompok 2, 3 dan 4 muncul dua protein baru dengan BM 41 dan 115 kDa Kelompok 5 dan 6 hanya muncul satu protein baru dengan BM 41 kDa (Gambar 4.3). • Penelitian Yang and Page, (1995) protein 7 kDa merupakan protein membran yang terekspresi secara berlebihan pada sel kanker ovarium. • Protein 7 kDa diduga terlibat dalam proliferasi sel kanker ovarium sehingga resisten terhadap berbagai jenis obat (multidrug resistant). • Pada penelitian ini protein 7 kDa ditemukan pada kelompok mencit sehat (Kelompok 1) dan mencit sakit kanker fibrosarkoma (Kelompok 2) dengan ketebalan yang hampir sama. • Kelompok 3,4, 5 dan 6 protein 7 kDa tidak terdeteksi. Kemungkinan-kemungkinan penyebab muncul dan hilangnya protein 7 kDa dalam penelitian ini adalah: 1. Sel normal proliferasi sel. Protein 7 kDa berperan dalam proliferasi sel tersebut 2. Protein 7 kDa proliferasi sel kanker fibrosarkoma Tidak terekspresi akibat pemberian obat cyclophosphamide dan ekstrak spons laut A. suberitoides. Cyclophosphamide zat pengalkil apabila bereaksi dengan DNA menyebabkan perubahan struktur DNA fungsi DNA tersebut terganggu (Rasad, 2009) diduga menurunkan kemampuan proliferasi sel. Ekstrak spons A. suberitoides mengandung senyawa aaptamin golongan alkaloid (Larghi, et al., 2008). Senyawa alkaloid antimitosis mampu mengikat tubulin (protein penyususn mikrotubulus) menghambat polimerasi protein ke dalam mikrotubulus (Murniasih, 2005). Hambatan polimerasi protein mengganggu proliferasi sel. Theilgaard et al., (2005) protein 41 kDa (α1-acid glycoprotein) protein fase akut sebagai respon infeksi/kerusakan sel. Respon kerusakan sel meningkatnya jenis sintesis protein plasma di hati protein fase akut (APPs) berfungsi untuk koagulasi, penghambat protese dan mengatur respon imun. Apabila injeksi benzo(a)piren menyebabkan kerusakan sel diduga bahwa protein 41 kDa yang terdeteksi dalam penelitian ini adalah protein α1-acid glycoprotein Kelompok mencit normal tidak terdeteksi protein 41 kDa karena tidak diinjeksi senyawa benzo(a)piren sehingga tidak terjadi kerusakan sel. • Pytela et al., (1985) protein 115 kDa spesifik untuk vitronektin dalam proses adhesi/migrasi sel. • Menurut Bandaso (2006), sel tumor dapat menembus Extra Cellular Matrix (ECM) dengan melekat pada ECM kemungkinan sel tumor mempunyai reseptor terhadap molekul ECM yang berperan dalam adhesi sel. • Diasumsikan bahwa protein 115 kDa pada fibrosarkoma sama dengan protein 115 kDa pada sel osteosarkoma hilangnya protein 115 kDa pengaruh dosis ekstrak spons laut A. suberitoides. • Pemberian cyclophosphamide dan ekstrak spons laut A. suberitoides 500 mg/kg BB diduga belum mampu menyembuhkan kanker • Pemberian ekstrak spons laut A. suberitoides 1000 dan 1500 mg/kg BB diduga lebih efektif dalam menyembuhkan sel kanker BAB 5: Kesimpulan dan Saran 1. Terdapat perbedaan profil protein plasma darah mencit (M. musculus) penderita kanker yang telah diterapi dengan ekstrak spons A. suberitoides dengan konsentrasi 500, 1000 dan 1500 mg/kg BB. 2. Dibandingkan dengan kontrol, muncul protein baru dengan BM 41 dan 115 kDa. Protein dengan BM 7 kDa hanya muncul pada kelompok yang tidak diterapi (kelompok 1 dan 2) dan tidak terekspresi pada kelompok yang diterapi dengan ekstrak spons laut A. suberitoides dan obat cyclophosphamide (kelompok 3,4,5 dan 6). Protein dengan BM 41 kDa muncul pada kelompok yang diinjeksi benzo(a)piren (kelompok 2, 3, 4, 5 dan 6). Protein dengan BM 115 kDa muncul pada kelompok 2,3 dan 4, sedangkan pada kelompok lainnya (kelompok 1, 5 dan 6) tidak terekspresi. Saran • Ekstrak spons Aaptos suberitoides yang digunakan untuk terapi perlu dimurnikan terlebih dahulu menjadi bentuk senyawa murni sehingga memiliki aktivitas biologi yang lebih tinggi. • Selain itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap konsentrasi ekstrak yang diberikan. 31 Lampiran 1.C Buffer Elektroda • Tris 2,8 gram • Glisin 14,4 gram • SDS 1 gram • Aquades sampai dengan 1000 ml 1.E Pewarna Gel (Biru Komasi) •Comassie Brillian Blue R-250 0,2gr •Asam Asetat Glasial 10 ml •Metanol 40 ml •Aquades 50 ml 1.G Gel Pemisah 12% (Separating Gel) •Aquadest 3350 µl •LGB 2500 µl •30% Bis-Acrylamid 4000 µl •10% APS(Amonium persulfat) 50 µl •TEMED 5 µl •SDS 10% 100 µl 1.D Loading Buffer •DBS (larutan stok) 10,0 ml •Bromofenol Brilian Blue 0,05 gr •Β-mercapto etanol 500 µl 1.F Larutan destainer •Asam Asetat Glasial 100 ml •Metanol 400 ml •Aquades 500 ml 1.H Gel Penumpuk 3% (Stacking Gel) •Aquades 3200 µl •UGB 1250 µl •30% Bis-Acrylamid 500 µl •10% APS(Amonium persulfat) 25 µl •TEMED 5 µl •SDS 10% 50 µl 32 Proposal TA DAFTAR PUSTAKA • Bandoso, Randanan. 2006. Aspek Biologi Molekuler Metastasis. http://med.unhas.ac.id/index2.php?option=com_conten&dopdf=1&id=153 Diakses pada tanggal 1 April 2010 • Coutinho, A., Chanas, B., Souza, T. Frugrulhetti, I., dan Epifanio. 2002. Anti HSV-1 Alkaloids from a Feeding Deterrent Marine Spongse of The Genus Aaptos. Heterocycles, vol. 57. 2002. Pp. 1265-1272 • Durrani, R. Abubakar, M. Arshed, M.J. Saleha, S. Ullah, dan Ali, Q. 2008. Biological Characterization and Protein Profiles of Two Model Bacteria by SDS-PAGE and Ftir. Vol 3.no 5&6, journal of Agricultural and Biological Science • Isdadiyanto, Sri. 2008. Lemak Abdominal Mencit (mus musculus) Setelah Pemberian Kitin Per-oral. J. Sains & Mat. Vol. 16 No. 3 Juli 2008: 150152 • Larghi, E., Obrist, B., and Kaufman, T. 2008. A formal total synthesis of the marine alkaloid aaptamine. Tetrahedron Volume 64, Issue 22 • Maron, P.A., Maitre, M., Mercier, A., Lejon, D.P.H., Nowak, V., and Ranjard, L. 2008. Protein and DNA Fingerprinting of a Soil Bacterial Community Inoculated into Three Different Steril Soil. Research in Microbiology 159 (2008) 231-236 • Pytela, R., Michel D., Pierschbacher and Erkki R. 1985. A 125/115-kDa Cell Surface Receptor Specific for Vitronectin Interacts with the Arginine-glycine-aspartic acid Adhesion Sequence Derived from Fibronectin. Cell Biology Proc. Natl. Acad. Sci. USA Vol 82, pp. 5766-5770, September 1985 • Theilgaard, K., Lars C., Thomas R., Carsten U., Lene U., Rehannah B., Maged G., Peter D., Adrian F., Jero C., Bo T. dan Neils B. 2005. Highly glycosylated α1-acid glycoprotein is synthesized in myelocytes, stored in secondary granules, and released by activated neutrophils. Uncorrected Version. Published on June 7, 2005 as DOI:10.1189/jlb. 0105042 • Yang, Xiaowei and Michel P. 1995. An Mr 7 kDa Membrane Protein Overexpressed in human multidrug-resistant ovarian cancer cell. Cancer Letters 88 (1995) 171-178 34 Proposal TA TERIMA KASIH