141 No. Surat dan Ayat Komunikasi Fungsi Manajemen perencanaan, perorganisasian, dan pengarahan Etika Komunikasi Pendidikan Islam Perkataan lemah lembut (Qawlan layyina) 1. Qur’an Surat Yūsuf: 4-6 Yusuf a.s. dan Ya’kub a.s. 2. Qur'an Surat Hūd: 42-46 Hud a.s. dan anaknya perencanaan dan pengarahan Perkataan yang efektif/keterbukaan/je las (qawlan balīgha) 3. Qur'an Surat alŞāffāt:102-107 Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. perencanaan dan pengarahan perkataan yang mulia (qawlan karīma) dan perkataan yang pantas (qawlan maisūra) 4. Qur'an Surat Maryam: 29-33 Maryam dan Isa a.s. beserta kaumnya Perencanaan dan pengarahan Perkataan yang jelas/tidak berteletele (qawlan balīgha) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Materi Pendidikan a. Tazkiyah: sabar b. Akhlak: amanah c. Akidah: iman kepada Allah a. Akidah: iman kepada Allah b. Akhlak: moralitas a. Akidah: iman kepada Allah b. Syariah: berkurban c. Tazkiyah: sabar d. Akhlak: berbakti kepada orang tua a. Akidah: iman kepada Allah b. Syariah: shalat dan zakat c. Akhlak: berbakti kepada orang tua d. Tazkiyah:tidak sombong (takabbur) 142 Dari uraian pembahasan tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep pendidikan anak dalam al-Qur’an perspektif manajemen komunikasi pendidikan Islam adalah sebuah gagasan atau ide yang objeknya diambil dari ayat-ayat al-Qur’an yang secara eksplisit menyebutkan pendidikan orang tua kepada anak yang dikaitkan dengan fungsi-fungsi manajemen komunikasi pendidikan Islam. 2. Konsep pendidikan anak dalam al-Qur’an perspektif manajemen komunikasi pendidikan Islam terdiri dari konsep pendidikan akidah, syari’ah, akhlak, dan tazkiyah. Keempat konsep tersebut tercakup dalam empat surat, yaitu: a. Qur'an surat Yūsuf ayat 4-6 1). Qur'an surat Yusuf ayat 4-6 merupakan komunikasi antara Ya'kub dan Yusuf. Jika ditinjau dari pendekatan didaktis, maka Yusuf masuk pada fase kedua yaitu periode scola vernacular di mana proses pendidikannya masih memerlukan bantuan bahasa ibu (lughat alumm). Kemudian, apabila ditinjau dari pendekatan psikologis, maka Yusuf masuk periode intelektual di mana pada periode ini anak mulai kritis serta mencari jawaban secara rasional. 2). Materi pendidikan yang diberikan Ya'kub kepada Yusuf berisi tiga materi. Pertama, pendidikan tazkiyah: bersabar. Kedua, pendidikan akhlak: amanah. Ketiga, pendidikan akidah: keimanan kepada Allah. 3). Manajemen Komunikasi Pendidikan Ya'kub kepada Yusuf. Pada surat Yusuf ayat 4, posisi Yusuf sebagai komunikator. Jika ditinjau dari fungsi manajemen maka panggilan Yusuf kepada Ya'kub dengan mengunakan kata ya abati terdapat fungsi manajemen yakni 143 perencanaan (planning). Sedangkan isi dari pesan atau berita yang yang disampaikan adalah tentang mimpinya melihat sebelas bintang, matahari dan bulan yang semuanya sujud kepadanya. Tentu saja hal ini menjadi masalah (problem) yang perlu didialogkan kepada ayahnya selaku orang tua sekaligus pendidik pertama dan utama agar memperoleh kejelasan perihal ta'wil mimpinya. Pada surat Yusuf ayat 5 dan 6, Ya'kub diposisikan sebagai komunikan. Beliau merespon mimpi yang disampaikan Yusuf kemudian melakukan umpan balik. Jika ditinjau dari fungsi manajemen maka umpan balik yang dilakukan Ya'kub mengandung fungsi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan yang dilakukan oleh Ya'kub diarahkan untuk memberi solusi atas permasalahan hidup, yakni mimpi yang dihadapi Yusuf. b. Qur'an Surat Hūd Ayat 42-46 1). Qur'an surat Hūd ayat 42-46 merupakan komunikasi antara Nuh dan putranya Kan'an. Para mufassir tidak menyebutkan berapa usia Kan'an pada saat itu, namun jika dilihat dari reaksinya terhadap seruan ayahnya agar beriman, dia menjawab berdasarkan pertimbangan rasionalnya sendiri. Dengan demikian, maka secara pendekatan psikologis dapat diperkirakan bahwa usia Kan'an pada saat itu tergolong periode sosial (mulai usia 13/14 tahun sampai 20/21 tahun dan periode maturasi (mulai usia 20/21 tahun sampai usia dewasa) di mana proses pendidikannya harus dilakukan dengan pendekatan rasional. 144 2). Materi Pendidikan yang diberikan Nuh kepada Kan'an berisi dua materi. Pertama, pendidikan akidah: penanaman keimanan kepada Allah. Kedua, pendidikan akhlak: moralitas 3). Manajemen Komunikasi Pendidikan Nuh kepada Kan'an. Pada surat Hūd ayat 42, posisi Nuh sebagai komunikator. Jika ditinjau dari fungsi manajemen, maka yang dilakukan Nuh kepada anaknya memiliki fungsi perencanaan dan pengarahan. Sedangkan isi dari pesan atau informasi yang disampaikan Nuh adalah agar Kan'an beriman kepada Allah sehingga ikut naik bahtera bersama-sama Nuh dan orang-orang mukmin dan melarangnya bergaul dengan orang-orang kafir. Pada surat Hūd 43, Kan'an diposisikan sebagai komunikan. Kemudian melakukan umpan balik seraya menjawab jika dia dapat menyelamatkan diri dari azab Allah. Sebenarnya Kan'an sadar kalau seruan ayahnya itu benar, namun karena dia terlalu menggunakan akal rasio lagi congkak dan menyombongkan diri sehingga menyebabkan hatinya tertutup untuk menerima kebenaran. c. Qur'an surat al-Şāffāt ayat 102-107 1). Qur'an surat al-Şāffāt ayat 102-107 merupakan komunikasi antara Ibrahim as dan putranya Ismail as. Jika ditinjau dari pendekatan psikologis, maka Ismail pada saat itu masuk kategori masa remaja awal atau periode intelektual di mana anak biasanya tidak sekadar menerima semua jawaban yang tidak masuk akal, ia mau disuruh atau dilarang melakukan sesuatu apabila ia mengerti alasannya. Oleh karena itu, proses pendidikannya ditempuh melalui pendekatan rasional. 145 2). Materi pendidikan yang diberikan Ibrahim as kepada Ismail as berisi empat materi. Pertama, pendidikan akidah: penanaman konsep keimanan kepada Allah. Kedua, pendidikan syariah: berkurban. Ketiga, pendidikan tazkiyah: sabar. Keempat, pendidikan akhlak: berbakti kepada orang tua. 3). Manajemen Komunikasi Pendidikan Ibrahim as kepada Ismail as. Pada surat al-Şāffāt ayat 102 tersebut, Ibrahim berperan sebagai komunikator. Jika ditinjau dari fungsi manajemen, maka terdapat dua fungsi manajemen yakni perencanaan dan pengarahan. Sedangkan isi dari pesan atau informasi yang disampaikan Ibrahim as adalah mimpi Ibrahim yang berisi perintah menyembelih putranya Ismail sambil menjelaskan bahwa mimpi para Nabi adalah wahyu ilahi, lalu Ibrahim meminta pendapat Ismail. Dari penjelasan ini, dapat dipahami bahwa Ibrahim sebagai orang tua sekaligus pendidik tidak bersikap otoriter dalam mendidik anak tetapi bersikap demokratis yakni memberikan kewenangan kepada anak untuk memikirkan sekaligus mengambil keputusan sendiri tanpa adanya paksaan. Pada ayat ini pula, Ismail as diposisikan sebagai komunikan merespon pesan yang disampaikan Ibrahim as lalu melakukan umpan balik seraya menjawab dengan hormat dan bangga penuh keyakinan lahir-batin dan mempersilahkan Ibrahim as melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelihnya serta meyakinkan sang ayah kalau dirinya termasuk orang-orang yang sabar. d. Qur'an Surat Maryam ayat 27-33 146 1). Qur'an surat Maryam ayat 27-33 merupakan komunikasi antara Maryam, Isa dan kaumnya. Jika ditinjau dari pendekatan kejiwaan, maka Isa pada saat itu masuk pada periode al-mahd (ayunan), yaitu setelah lahir sampai 2 minggu pertama dan ditambah usia menyusui sampai akhir 2 tahun. Proses pendidikan yang dilakukan adalah berpendidik pada ibu (madrasat al-umm) di mana anak pada masa ini menjadikan ibu sebagai segala-galanya, ia akan meniru dan mengikuti apapun yang dilakukan dan diperintahkan ibu. Oleh karena itu, ketika Maryam menunjuk Isa untuk menjelaskan kepada kaumnya tentang siapa dia sebenarnya, maka Isa pun langsung melaksanakan perintahnya. 2). Ada empat materi pendidikan yang ditemukan antara Maryam dan Isa as. Pertama, pendidikan akidah: penanaman keimanan kepada Allah. Kedua, pendidikan syariah: shalat dan zakat. Ketiga, pendidikan akhlak: berbakti kepada orang tua. Keempat, pendidikan tazkiyah: pensucian hati dari sifat sombong. 3). Manajemen Komunikasi Pendidikan Maryam kepada Isa as. Komunikasi yang terjadi antara Maryam, Isa as dan kaumnya merupakan komunikasi nonverbal yakni berupa isyarat. Pada surat Maryam ayat 29 tersebut, Maryam berperan sebagai komunikator. Hal ini terlihat ketika dia memberikan isyarat kepada Isa setelah menyuruh kaumnya menanyakan langsung kepada Isa. Sedangkan isi dari pesan atau informasi yang disampaikan Maryam kepada Isa dan kaumnya hanya berupa isyarat. Komunikasi yang dilakukan Maryam jika ditinjau dari fungsi manajemen, maka menyangkut fungsi perencanaan 147 dan pengarahan. Pada surat Maryam ayat 30-33, Isa diposisikan sebagai komunikan, merespon pesan atau tuduhan kaumnya sehingga menjadi jelaslah duduk persoalannya. B. Saran-Saran Setelah diambil beberapa kesimpulan, maka perlu dikemukakan saransaran sebagai berikut: 1. Bagi guru Diharapkan agar senantiasa berkomunikasi dengan anak didik dalam rangka memberikan pengarahan dan nasihat serta pengajaran kepada mereka agar bertindak dan bersikap sesuai dengan aturan-aturan agama, sehingga menjadi orang-orang yang didambakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Bagi orang tua Diharapkan agar mengikuti apa yang dikonsepkan di dalam al-Qur'an tentang materi-materi pendidikan Islam anak sedini mungkin yang menyangkut pendidikan akidah, pendidikan syari'ah (ibadah) baik ibadah mahdhah maupun ibadah ghairu mahdah, pendidikan akhlak, baik akhlak kepada Allah, kepada manusia, kepada alam atau lingkungan maupun kepada dirinya sendiri serta pendidikan tazkiyah dalam rangka mensucikan jiwa, dengan harapan agar menjadi anak yang berakhlak qur'ani sehingga selamat baik di dunia maupun di akhirat. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar lebih antusias melakukan kajian yang mendalam tentang konsepkonsep pendidikan yang bersumber dari al-Qur'an sehingga tampak jika al- 148 Qur'an sangat luas kandungan isinya termasuk di dalamnya tentang pendidikan.