1 SURAT KUASA MUTLAK PADA PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI HAK ATAS TANAH Oleh : Gedion Ardana Reswari, S.H., M.H. Abstract Binding sale and purchase agreement is a treaty right to sui generis obligatoir that because his character is authentic written agreement made before a notary public , in the areas of property, specifically land rights object . Ownership is not switched to the seller and a preliminary agreement ( accesoir ). Absolute power of attorney is essentially an authorization can not be withdrawn and the power management of the transition is simply the act of land rights . Special letter there are 2 kinds of power of attorney that is absolutely independent and absolute power of attorney into a single unit substantially in agreement .The absolute power of attorney into a single unit in the principal agreement is not contrary to the instructions of the Minister of Home Affairs No. 14 of 1982 on the prohibition of the use of the absolute power of attorney as the transfer of land rights , otherwise if the absolute power of attorney is a stand-alone contrary to instructions of the Minister of Home Affairs No. 14 of 1982. Keywords : Absolute power of attorney, Binding sale and purchase agreement, Land rights. JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 2 keadilan, kemanfaatan sosial dan kepastian A. PENDAHULUAN hukum.2 Berdasarkan hukum adat perjanjian Latar Belakang Salah satu bidang bisnis yang cukup jual beli merupakan perjanjian yang bersifat menjanjikan saat ini adalah bisnis jual beli riil, maksudnya penyerahan barang yang tanah atau property. Tanah atau rumah diperjanjikan merupakan syarat yang mutlak merupakan objek yang sering diperjanjikan dipenuhi untuk adanya sebuah perjanjian. dalam masyarakat dan telah diatur dalam Dengan kata lain, apabila telah diperjanjikan lingkup sesuatu hal akan tetapi dalam prakteknya perjanjian hukum terdapat perjanjian. dalam Pengertian Pasal 1313 belum diserahkan objek perjanjian tersebut KUHPerdata dan sumber perikatan ada maka perjanjian tersebut dianggap tidak ada dalam Pasal 1233 KUHPerdata. Jual beli atau belum ada perjanjian,3 selain itu juga dalam masyarakat dengan objek jual beli hak menganut asas terang dan tunai, yaitu jual atas tanah, juga dilakukan dengan perjanjian beli berupa penyerahan hak untuk selama- untuk lebih memberikan kepastian hukum, lamanya dan dalam saat itu juga dilakukan karena hak atas tanah, termasuk objek pembayarannya oleh pembeli yang diterima perjanjian yang secara khusus diatur dalam oleh penjual. peraturan perundang-undangan yang berlaku, Keadaan tersebut berbeda dengan di mana setiap perbuatan hukum yang ketentuan tentang perjanjian jual beli yang menyangkut tentang hak atas tanah terikat diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum atau harus mengikuti ketentuan yang diatur Perdata, karena sesuai dengan Pasal 1458 dalam perundang-undangan Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang tersebut. Hukum berfungsi sebagai sarana berbunyi “jual beli dianggap telah terjadi peraturan pembaharuan masyarakat 1 dan pengayom antara kedua belah pihak sewaktu mereka masyarakat, sehingga hukum perlu dibangun telah mencapai sepakat tentang barang dan secara terencana agar hukum sebagai sarana harga, pembaharuan masyarakat dapat berjalan diserahkan secara serasi, seimbang selaras dan dalam dibayar”.4 Atas dasar pasal tersebut, terlihat meskipun maupun barang itu belum harganya belum giliranya kehidupan hukum mencerminkan 2 3 1 Mochtar Kusumaatmaja, Fungsi dan Perkembangan Hukum Pada Pembangunan Nasional, (Bandung: Binacipta, 1976), hal. 11 4 Liliana Tedjosaputro, Etika Profesi Notaris Pada Penegakan Hukum Pidana, (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 1994), hal. 4. R.Subekti, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1988), hal 29 R.Subekti, R Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Undang-Undang Agraria dan JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 3 bahwa perjanjian dianggap telah ada sejak penjualan terjadi di luar kota atau ia tidak tercapai kata sepakat, meskipun barang yang dapat meninggalkan pekerjaannya. dalam diperjanjikan belum diserahkan maupun praktek alasan pemberian kuasa berkembang harganya belum dibayar.5 sesuai dengan kebutuhan praktek, semisal Peraturan tentang hak atas tanah terjadi jual beli tanah yang didasari oleh tersebut diantaranya adalah Undang-Undang perjanjian hutang piutang dengan jaminan Pokok Peraturan sertifikat hak milik sebagai jaminan, dengan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang menggunakan surat kuasa mutlak debitur Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan dapat menjual jaminan apabila kreditur tidak Hak Pakai Atas Tanah, Peraturan Menteri dapat melunasi hutangnya. Agraria (UUPA), Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997 Adapun perbuatan hukum yang tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan dimaksud dalam Instruksi Menteri Dalam Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dan lain- Negeri Nomor 14 Tahun 1982 Tentang lain. Larangan Berkaitan dengan jual beli tanah, Penggunaan Kuasa Mutlak diperlukan adanya suatu pengikat/perjanjian Sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah ini jual beli antar para pihak berupa akta. dalam ialah perbuatan memindahkan/mengalihkan pembuatan akta jual beli hak atas tanah para hak atas tanah secara terselubung, yakni pihak harus saling bertemu agar jelas hal-hal suatu transaksi yang dalam hakekatnya yang diperjanjikan. Agar akta jual beli merupakan tersebut memiliki kekuatan pembuktian yang hak atas tanah, akan tetapi dilakukan dengan kuat para pihak perlu membuat suatu akta cara yang tidak sesuai dengan prosedur yang jual beli otentik yang dibuat dihadapan diatur dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah dan/atau oleh pejabat notaris. Nomor 10 Tahun 1962 jo. PP Nomor 24 suatu pemindahan/pengalihan Dalam praktek pembuatan akta jual Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Pasal beli sering terjadi pihak penjual diwakili oleh 39 huruf D, yaitu dengan membuat akta jual pihak lain dengan menggunakan surat kuasa beli di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah menjual atau surat kuasa mutlak. dalam (PPAT), prinsipnya kuasa untuk menjual diberikan memberikan kuasa mutlak kepada pembeli, oleh karena pihak penjual (pemilik tanah) yang berdasarkan kuasa tersebut dapat tidak saat melakukan segala tindakan dan perbuatan pembuatan akta jual beli karena alasan- hukum mengenai tanah yang bersangkutan, alasan semuanya dapat hadir tertentu, sendiri misalnya dalam pelaksanaan tetapi dilakukan sebagaimana yang dengan dapat dilakukan oleh si pemberi kuasa sendiri Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta Pradnya Paramita, 2001), hal 366 5 R. Subekti, Ibid, hal. 30 : PT selaku pemilik. JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 4 dan pihak lain berkewajiban (debitur) atas Rumusan Permasalahan Dari uraian latar belakang di atas, suatu prestasi. Dari pendapat para ahli maka permasalahan yang dijadikan sebagai tersebut dasar dan titik tolak dari penelitian yang perjanjian dapat menimbulkan satu atau akan dilakukan, antara lain sebagai berikut : beberapa perikatan, tergantung daripada jenis 1. Apakah Perjanjian Pengikatan Jual Beli merupakan Perjanjian Obligatoir yang dapat perjanjian tersebut. Sui Generis? dipahami yang diadakan bahwa oleh suatu pihak 7 Pada dasarnya dalam ranah hukum 2. Apakah yang menjadi ciri-ciri surat harta kekayaan perikatan melahirkan hak dan kuasa sehingga dapat dikategorikan kewajiban, berati perjanjian tersebut akan sebagai surat kuasa mutlak? melahirkan hak dan kewajiban bagi pihak- 3. Apakah surat kuasa mutlak dalam pihak yang membuat perjanjian. Maksudnya perjanjian pengikatan jual beli dapat pembuat perjanjian digunakan sebagai dasar peralihan mengadakan kepemilikan hak atas tanah? mengikatkan atau perjanjian diri pihak secara untuk yang sukarela menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu guna kepentingan dan keuntungan B. PEMBAHASAN dari pihak terhadap siapa ia telah berjanji 1. Sifat Obligatoir Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Hak Atas Tanah Pada asasnya janji menimbulkan perikatan.6 Eksistensi perjanjian sebagai salah satu sumber perikatan, seklaipun Buku III BW mengatur tentang”Perikatan”, tetapi tidak satu pasalpun yang menguraikan apa yang dinamakan perkembanganya tersebut, telah Menurut Pitlo, hubungan perikatan. pengertian mengalami perikatan hukum yang Dalam perikatan perubahan. adalah suatu bersifat harta kekayaan antara dua orang atau lebih, atas dasar mana pihak yang satu berhak (kreditor) 6 J.Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian ,Citra Aditya Bakti, Bandung,2001, Hal.7 atau mengikatkan diri dengan jaminan atau tanggungan berupa harta kekayaan yang dimiliki dan akan dimiliki oleh pihak pembuat perjanjian atau yang telah mengikatkan diri tersebut. Sifat sukarela perjanjian harus lahir dari kehendak dan harus dilaksankan sesuai dengan maksud dari pihak yang membuat perjanjian.8 Pada prinsipnya perjanjian pengikatan jual beli adalah merupakan perjanjian obligatoir, kecuali undang-undang menentukan 7 8 lain. Perjanjian bersifat Herowati Poesoko, Dinamika Hukum Parate Executie Hak Tanggungan, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2012, Hal 107 Kartini Muljadi, Gunawan Widjaja, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian ,Rajawali Persada, Jakarta, 2003, Hal 2 JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 5 obligatoir berarti, perjanjian sendiri sudah lahir dengan adanya sepakat pengikatan jual beli itu pada asasnya baru seperti itu. bahkan pembuat undang-undang melahirkan perikatan awal, dalam arti, merasa perlu untuk menegaskannya dalam bahwa hak atas obyek perjanjian belum Pasal beralih; untuk peralihan tersebut masih mengatakan “ Jual Beli dianggap telah diperlukan adanya levering (penyerahan) terjadi dengan tujuan untuk mengalihkan hak milik mereka mencapai sepakat tentang barang dan dari benda tersebut. Dengan demikian pada harga, prinsipnya orang bisa membedakan antara diserahkan maupun harganya belum dibayar saat lahirnya perjanjian obligatorinya dengan lunas”. Menurut pemahaman penulis harga saat haknya, objek tersebut sudah harus dalam suatu sekalipun pada jual beli tunai yang langsung perjanjian pengikatan jual beli hak atas diikuti tanah, keduanya telah saling sepakat untuk penyerahan dengan Perjanjian jual bahwa prestasi atau penyerahan saja tidak KUH Perdata dengan antara kedua belah pihak sewaktu meskipun barang itu belum lantas saling mengkatkan diri yang satu terhadap menyebabkan beralihnya hak milik atas yang lain untuk memberikan suatu presetasi barang dari tangan penjual ke tangan tertentu maka antara mereka ada perikatan, pembeli dimana pada pihak yang satu ada hak dan sebelum beli bendanya. 1458 dilakukan penyerahan (levering). pihak yang lain ada kewajiban, karena hak Menurut BW dan kewajiban itu memiliki nilai ekonomis menerangkan bahwa suatu perjanjian timbal dan karenanya terletak dalam lapangan balik dalam mana satu pihak (penjual) hukum kekayaan maka disini kita melihat berjanji ada perikatan sebagai yang dimaksud oleh untuk Pasal 1457 menyerahkan barang, sedangkan pihak lainnya (pembeli) berjanji buku III KUH Perdata10 untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan perolehan hak milik tersebut.9 dari Perjanjian Perikatan tersebut merupakan isi daripada perjanjian perkumpulan dari sekelompok/ perikatan-perikatan yang Pengkatan Jual Beli hak atas tanah antara mengikat para pihak dalam perjanjian yang pihak penjual dan pihak pembeli baru ada bersangkutan. ketika keduanya saling mengikatkan diri masing perikatan adalah onderdilnya, maka untuk, yang satu menyerahkan suatu benda keseluruhan perikatan merupakan mobilnya dan juga dan keseluruhan perikatan yang mempunyai menyerahkan sejumlah uang.mereka baru kaitan satu sama lain itu yang dinamakan saling berjanji, tetapi perjanjian jual beli perjanjian. yang lain membayar, jadi 10 9 Lihat pasal 1457 KUH Perdata Ibaratnya Perikatan kalau masing- tersebut J.Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Umumnya ,Alumni, Bandung,1993, Hal.39 yang Pada JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 6 memberikan ciri-ciri yang membedakan perjanjian tersebut dari perjanjian lain. Dengan demikian jelas pengikatan obligatoir dimana beli adalah Perjanjian bantuan yang berfungsi sebagai perjanjian bahwa pendahuluan yang bentuknya bebas.13 perjanjian pengikatan jual beli merupakan Perjanjian jual 11 Menurut penulis perjanjian perjanjian pengikatan jual beli memiliki unsur pokok tersebut menimbulkan hak dan kewajiban yaitu barang dan harga sesuai dengan asas diantara para pihak dan berfungsi sebagai konsensualisme perjanjian awal atau perjanjian pendahuluan perjanjian jual beli itu sudah dilahirkan pada yang untuk detik tercapainya kata “sepakat” mengenai serta barang dari harga, maka lahirlah jual beli hukum yang sah dan mengikat. Perjanjian jual beli, apabila hal-hal yang telah disepakati dalam dianggap sudah berlangsung antara pihak perjanjian penjual memberikan melanjutkan penegasan perjanjian menyelesaikan suatu utamanya, hubungan pengikatan jual beli telah dan yang menjiwai pembeli, hukum apabila mereka dilaksanakan seutuhnya, Isi dari perjanjian menyetujui dan sepakat tentang “keadaan perngikatan benda dan barang tersebut”, sekalipun perjanjian jual beli yang pendahuluan merupakan lahirnya barangnya belum diserahkan dan harganya perjanjian pokok/utama biasannya adalah belum dibayar (Pasal 1758 BW). Maka berupa yang unsur-unsur perjanjian pengikatan jual beli mengandung ketentuan serta syarat-syarat mempunyai sifat obligatoir (prestasi), tidak yang disepakati untuk sahnya melakukan juga perjanjian utamanya. artinya tidak berdaya langsung mengenai janji-janji para untuk pihak Menurut R. Subekti, Pengikatan jual mempunyai “zaakelijke weeking” kedudukan barangnya”.14 beli adalah perjanjian antar pihak penjual Perjanjian jual beli yang dibuat dan pihak pembeli sebelum dilaksanakannya memenuhi syarat jual beli dikarenakan adanya causa-causa sebagaimana pasal 1320 KUHPerdata, syarat yang harus dipenuhi untuk jual beli tersebut sepakat mereka yang mengikatkan dirinya antara lain adalah sertifikat hak atas tanah dan belum terdaftar atas nama penjual dan masih perikatan disebut dengan syarat subyektif, dalam proses balik namanya, dan belum sedangkan syarat suatu hal tertentu dan suatu terjadinya pelunasan harga obyek jual beli sebab yang halal merupakan syarat obyektif. kecakapan sahnya untuk perjanjian membuat suatu atau sertifikat masih diroya.12 Menurut Herlien Budiono, menyatakan perjanjian 13 11 14 J.Satrio, Hukum Pejanjian,Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, Hal.4 12 R. Subekti, Opcit., hal.75 Herlien Budiono, artikel “Pengikat Jual Beli Dan Kuasa Mutlak” Majalah Renvoi, edisi tahun I, No 10, Bulan Maret 2004, hal 57 Djoko prakoso dan Bambang Riyani Lany, Dasar Hukum Persetujuan Tertentu Di Indonesia, Jakarta, 1987, Hal 3 JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 7 Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan yang dalam hal ini yaitu tentang pemakaian Subekti sebagai berikut: “dua syarat yang Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) pertama, dinamakan syarat obyektif karena dalam membantu pelaksanaan jual beli hak mengenai perjanjian sendiri obyek dari atas perbuatan hukum yang dilakukan itu”.15 pendahuluan sebelum pembuatan Akta Jual tanah atau sebagai perjanjian Bentuk Perjanjian Pengikatan Jual Beli bukanlah sesuatu hal yang melanggar Beli, Menurut Sudikno Mertokusumo, yang ketentuan dan norma hukum yang ada, disampaikan IPPAT sehingga Pengikatan Jual Beli (PJB) boleh (Konperensi Daerah Ikatan PPAT) Jawa saja untuk diterapkan dan dipakai. Terkait itu Tengah dalam tanggal 15 Februari 2004, Sudikno Mertokusumo, penemuan hukum disamping hakim yang menemukan hukum bertujuan adalah Notaris. Notaris memang bukan masalah hukum Konkrit.17 hakim yang harus memeriksa dan mengadili Berdasarkan perkara, dalam namun Konperda memecahkan masalah- Pasal 1458 mempunyai KUHPerdata, jual beli dianggap telah terjadi wewenang untuk membuat akta otentik antara kedua belah pihak, segera setelah mengenai semua perbuatan, perjanjian dan orang-orang atau para pihak telah mencapai penerapan yang diperintahkan oleh peraturan kesepakatan tentang barang tersebut beserta umum atau diminta oleh yang bersangkutan. harganya, Notaris menghadapi masalah hukum Konkrit diserahkan dan harganya belum dibayar. yang diajukan oleh para pihak yang minta Tidak atau belum diserahkannya barang yang dibuatkan akta. Masalah hukum Konkrit atau diperjualbelikan dalam permasalahan ini peristiwa yang diajukan oleh pelanggan berupa tanah/hak milik atas tanah tersebut, merupakan peristiwa Konkrit yang masih berakibat pula dalam tidak beralihnya hak harus dipecahkan atau dirumuskan menjadi milik atas tanah tersebut bersamaan dengan peristiwa hukum yang merupakan tugas tercapainya kesepakatan jual beli. hal ini Notaris, didasari oleh Pasal 1459 KUHPerdata yang disinilah Notaris untuk Notaris melakukan penemuan hukum.16 Berdasarkan meskipun barang itu belum berbunyi: “Hak milik atas barang yang dijual pendapat yang tidak pindah kepada pembeli selama barang dikemukakan oleh Sudikno Mertokusumo itu belum diserahkan menurut Pasal 612, tersebut terlihat, bahwa penemuan hukum 613, dan 616 KUHPerdata”. yang dilakukan dan diterapkan oleh Notaris Menurut KUH Perdata perjanjian jual beli 15 Subekti, Op. cit, hal.17. ` Sudikno Mertokusumo, artikel “Arti Penemuan Hukum”, Majalah Renvoi, edisi tahun I, No 12, Bulan Mei 2004, hal 48-49 16 saja belum lagi mengakibatkan beralihnya hak milik dari penjual kepada 17 Ibid, hal. 49 JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 8 pembeli. Untuk beralihnya hak milik atas Bewijskracht). Nilai kekuatan pembuktian benda masih (bewijskracht) yang melekat pada Akta diperlukan lembaga lain yakni penyerahan Otentik telah diatur dalam pasal 1870 Kitab (levering). Perjanjian jual belinya sendiri Undang-Undang dinamakan perjanjian (KUHPerdata) jo pasal 285 RBG adalah : yang diperjualbelikan obligatoir, karena Perdata membebankan (oblige) kepada para pihak sempurna untuk melakukan penyerahan (levering). mengikat (bindende bewijskracht) ; sehingga Penyerahannya sendiri adalah merupakan Akta Otentik dapat berdiri sendiri tanpa perjanjian jual belinya disebutkan juga memerlukan bantuan atau dukungan alat perjanjian jual beli sementara (voorlopig bukti yang lain, dengan kata lain Akta koopcontract). Untuk perjanjian jual beli Otentik yang berdiri sendiri menurut hukum benda-benda telah memenuhi ketentuan batas minimal bergerak maka perjanjian obligatoir dan perjanjian kebendaan jatuh (volledig Hukum bewijskracht), dan pembuktian. bersamaan.18 Maksud akta otentik sebagai alat bukti Pembuatan Pengikatan yang sempurna adalah apabila bukti ini Jual Beli selalu menggunakan akta Otentik. diajukan dalam suatu persidangan, maka Pengertian dari akta otentik diterangkan hakim tidak akan menyangkal kebenarannya, dalam yang dan hakim tidak akan meminta bukti berbunyi : “Suatu Akta Otentik ialah suatu pendukung lainnya. Hal ini dikarenakan akta yang di dalam bentuk yang ditentukan suatu akta otentik dibuat oleh seorang oleh undang-undang di buat oleh atau pejabat atau pegawai umum yang berwenang dihadapan pegawai-pegawai umum yang untuk membuat akta itu, di mana dalam hal berkuasa untuk itu ditempat dimana akta ini pegawai atau pejabat umum tersebut telah dibuatnya.” diberi Pasal Perjanjian 1868 KUHPerdata kepercayaan oleh negara untuk Menurut pendapat yang umum yang menjalankan sebagian fungsi administratif dianut, pada setiap akta otentik, dengan dari negara. 19 Sehingga apa yang dibuat oleh demikian juga pada akta Notaris, dibedakan para pejabat atau pegawai umum tersebut tiga kekuatan pembuktian, yakni Kekuatan tidak perlu disangkal lagi kebenarannya, (Uitwendige karena mereka orang-orang yang telah diberi Pembuktian Lahiriah Bewijsracht). Kekuatan Pembuktian Formal (Formele Pembuktian 18 Bewijskracht) Material dan kepercayaan oleh Negara. Kekuatan (Materiele M.Chidir Ali dan M.Acmad Samsudin, PengertianPengertian Elemneter Hukum Perjanjian Perdata, Mandar maju,1993, Bandung Hal131 19 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi Keempat, Yogyakarta: Liberty, 1993, hlm. 119. JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 9 2. Ciri-Ciri Surat Kuasa Yang Dapat Dikategorikan Surat Kuasa Mutlak untuk menjual atau memindahtangankan perusahaan itu.22 Adapun jenis surat kuasa lainnya Surat kuasa secara etimologis adalah yakni Surat kuasa khusus yang mengandung kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat pengertian pemberian kuasa yang dilakukan sesuatu atau suatu kewenangan atas sesuatu hanya untuk satu kepentingan tertentu atau atau untuk menentukan atau memerintah, lebih. mewakili atau mengurus sesuatu yang dalamnya dijelaskan tindakan-tindakan apa kuasa.20 saja yang boleh dilakukan oleh penerima Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui kuasa. Jadi, karena ada tindakan-tindakan bahwa kuasa itu adalah sebagai wakil dari yang dirinci dalam surat kuasa tersebut, pemberi maka surat kuasa tersebut menjadi surat diperintahkan oleh kuasa pemberi untuk berbuat sesuatu Dalam surat kuasa khusus, di pekerjaan yang ditugaskankepadanya, karena kuasa khusus Dalam pemberi bisa pemberian kuasa dilakukan secara khusus, menjalankan tugasnya, berarti harus ada yaitu hanya mengenai suatu kepentingan pihak lain yang dikuasakan. Si kuasa itu atau lebih. Bentuk inilah yang menjadi harus untuk landasan pemberian kuasa untuk bertindak di menjalankan kewajibannya sebagai kuasa depan pengadilan mewakili kepentingan kuasa tidak benar-benar dan seluruhnya sanggup dan tidak boleh mengabaikannya. 21 surat kuasa ini, pemberi kuasa sebagai pihak principal. Suatu pemberian kuasa yang diberikan Pemberian kuasa seperti yang secara umum adalah meliputi perbuatan- dimaksud dalam Pasal 1792 KUHPerdata, perbuatan pengurusan yang meliputi segala yaitu “Pemberian kuasa adalah persetujuan kepentingan dengan pemberi mana seorang memberikan perbuatan kepemilikan. Misalnya seseorang kekuasaankepada seorang lain yang diberi kuasa (Kuasa Umum) untuk menerimanya untuk melaksanakan sesuatu menjalankan perusahaan orang lain, maka atas nama orang yang memberikan kuasa”. mengandung arti bahwa penerima kuasa itu Dari pengertian pemberian kuasa di atas berwenang untuk dan bagi kepentingan maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pemberi jalannya kuasa merupakan perjanjian sepihak. Dimana perusahaan itu, melakukan segala tindakan penerima kuasa bertindak untuk dan atas dan perbuatan yang mengenai pengurusan, nama pemberi kuasa, sehingga segala akibat kuasa, demi kuasa, lancar kecuali tetapi sekali-kali tidak berwenang/berhak 20 WJS Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta, Balai Pustaka, 1976), hal. 528 21 Ibid 22 yang Gemi Sugiyarti, Pelaksanaan Kuasa Menjual Pada Kaitannya Dengan Perjanjian Utang Piutang Di Wilayah Jakarta Selatan (Tesis), (Semarang: Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro,2008), hal. 38 JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 10 dari pelaksanaan kuasa tersebut menjadi tanggung jawab dari pemberi kuasa. 23 merupakan penyimpangan dari pasal 1813 KUHPerdata Pasal 1792 KUHPerdata tersebut mengenai berakhirnya pemberian kuasa. menunjukkan bahwa sifat pemberian kuasa Selain itu pemberian kuasa dengan tidak lain dari mewakilkan atau perwakilan ketentuan (Veregenwoordiging). kuasa menurut Pendapat dari Herlien Boedino juga melalui menyatakan bahwa : adanya janji tidak dapat sebagai wakil, persetujuan Pemberian yang selalu dibuat ditarik kembali ditarik kembali dalam suatu surat kuasa tidak volmacht.24 dalam dasarnya kuasa inilah serta merta menjadikan kuasa tersebut yang persetujuan digolongkan dalam kuasa mutlak, sepanjang pemberian kuasa khusus tersebut yang di dalamnya tidak mengandung unsur butir b kemudian dimasukkan sebagai klausul dalam diktum kedua Intruksi Menteri Dalam Negeri suatu akta notariil yang tertulis dan dibuat tersebut. Apalagi apabila pemberian kuasa dihadapan Notaris. Berdasarkan kekuasaan yang tidak dapat ditarik kembali tersebut dari pemberi kuasa tersebut, maka penerima diberikan kuasa menjadi dapat berwenang melakukan perjanjian yang obyeknya tanah.26 tindakan atau tujuan kuasa dapat atau menjadi disebut tidak dari rangka suatu Kemudian tentang kuasa mutlak ini kepentingan dan atas nama pemberi kuasa, ditemukan lagi dalam Peraturan Menteri penerima kuasa juga dapat bertindak atas Agraria Nomor 11 tahun 1961 dalam Pasal 3, 25 hukum dalam untuk dasar volmacht perbuatan tidak dari pihak pemberi kuasa di mana dalam Pasal 3 Akta Jual Beli untuk mengurus dan menjalankan segala menurut lampiran Peraturan Menteri Agraria tindakan yang berkenaan dengan obyek Nomor 11 tahun 1961 menetapkan : “Jika dalam perjanjian. Kuasa mutlak ini tidak pembeli tidak mendapatkan izin dari instansi berakhir meskipun pihak pemberi kuasa pemberi izin yang berwenang untuk membeli telah meninggal duniasekalipun, hal ini tanah hak tersebut, sehingga jual beli ini menjadi batal, maka ia dengan ini oleh 23 24 25 Djaja S Meliala, Perjanjian Pemberian Kuasa menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Bandung : Penerbit Nuansa Aulia, 2007), hal 3 Sri Gambir Melati Hatta, Beli Sewa Sebagai Perjanjian Tak Bernama : Pandangan Masyarakat Dan Sikap Mahkamah Agung Indonesia, ( Bandung, Bandana Alumni, 1999 ) ,Hal 264 Volmacht yang artinya Sepanjang kewenangan atau mandat yang diberikan oleh pemberi kuasa apabila penerima kuasa bertindak melampaui batas mandat, maka tanggung jawab pemberi kuasa hanya sepanjang tindakan yang sesuai dengan mandat yang diberikan. penjual diberi kuasa penuh, yang tidak dapat ditarik kembali, dengan hak memindahkan kekuasaan itu, untuk mengalihkan hak tanah itukepada pihak lain atas nama penjual, dengan dibebaskan dari pertanggungjawaban sebagai kuasa, dan jika ada, menerima ganti kerugiannya yang menjadi hak sepenuhnya 26 Herlien Budiono, , Op.ci.t, hal 60 JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 11 dari pembeli. Adapun uang pembelian yang KUHPerdata sudah diberikankepada penjual tersebut di pemberi kuasa dapat atas tidak akan dituntut kembali oleh kuasanya manakala dikehendaki. Dengan pembeli”.27 demikian klausul kuasa yang tidak dapat Apabila pemberian kuasa tersebut dimasukkan sebagai klausula dalam suatu tentang adanya hak dari menarik kembali dicabut kembali merupakan penyimpangan dari undang-undang.29 perjanjian pokok, misalnya dalam masalah Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam ini, yaitu perjanjian pengikatan jual beli, Negeri Nomor 14 Tahun 1982 tersebut yang dikenal dengan perjanjian pengikatan diatas, jual beli, maka hal ini tergantung dari dalam peraturan yang sampai saat ini masih sah atau tidaknya perjanjian pokok tersebut, berlaku. Dengan pencantuman klausula yang artinya apabila perjanjian pokok tersebut mengabaikan kedua pasal itu, maka pemberi tidak sah atau batal demi hukum, maka kuasa menjadi tidak dapat lagi menarik klausul pemberian kuasa menjadi tidak kembali kuasanya tanpa kesepakatan pihak berkekuatan hukum. Sebaliknya, apabila penerima kuasa. Dasar pemikiran yang perjanjian pokok tersebut sah maka klausul mendukung pengabaian Pasal 1813 jo Pasal pemberian berkekuatan 1814 a quo adalah karena hukum perdata hukum, dengan syarat klausul pemberian memiliki prinsip sebagai hukum pelengkap kuasa tidak bertentangan dengan peraturan atau aanvullen recht. Selain itu tentu saja perundangan yang berlaku.28 prinsip inti dari semua perjanjian, yaitu pact kuasa menjadi Berdasarkan ketentuan Pasal 1813 KUHPerdata yang menyebutkan jelas hal tersebut melanggar sunt servanda, asas konsensualisme, dan bahwa asas kebebasan berkontrak. tentunya para pemberian kuasa berakhir dengan ditariknya pihak dapat memperjanjikan selama tidak kembali kuasa si penerima kuasa, jika melanggar norma-norma hukum. dikaitkan dengan klausul pemberian kuasa Namun hal tersebut tidak dapat mutlak dalam perjanjian pengikatan jual beli dipisahkan dari Diktum Kedua huruf b dari hak atas tanah yang merupakan kuasa yang Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tidak dapat ditarik kembali, maka jelas Tahun bahwa menyatakan bahwa larangan tersebut bagi klausul tersebut bertentangan 1982, mutlak yang yang intinya pada adalah /menyimpang dengan undang-undang yang kuasa hakekatnya ada terutama pasal 1813 KUH Perdata yang merupakan pemindahan hak atas tanah yang berisi tentang berakhirnya pemberian kuasa. Hal ini juga dijelaskan pada Pasal 1814 27 28 Ibid, hal 104-105 Prayoto, Op. Cit, hal. 52 29 Sri Gambir Melati Hatta, Beli Sewa Sebagai Perjanjian Tak Bernama : Pandangan Masyarakat Dan Sikap Mahkamah Agung Indonesia,(Bandana, Alumni:1999), Hal. 266 JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 12 memberikan kewenangan kepada penerima dan menjadi hak pihak lain.30 Pembuktian kuasa untuk menguasai dan menggunakan bahwa hak atas tanah tersebut dialihkan, tanahnya serta melakukan segala perbuatan maka harus dibuktikan dengan suatu akta hukum yang menurut hukum hanya dapat yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT yaitu dilakukan oleh pemegang haknya.Selain itu, Akta perlu diperhatikan pula bahwa larangan dijadikan dasar pendaftaran perubahan data penggunaan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud kuasa mutlak sebagai Jual Beli adalah perjanjian pemberian kuasa “yang Permenag/Peraturan tidak Pertanahan Nasional Republik Indonesia pokoknya (berdiri sendiri). ayat (1) akan dalam perjanjian 95 kemudian pemindahan hak atas tanah yang dimaksud mengikuti” Pasal yang huruf Kepala a Badan Nomor 7 Tahun 2007 tentang Panitia Unsur tidak dapat dicabut kembali Pemeriksaan Tanah. Akta Jual Beli yang tersebut merupakan salah satu ciri-ciri dari dibuat dihadapan PPAT tersebut bertujuan surat kuasa mutlak yang mengakibatkan untuk memberikan kepastian hukum kepada penyerahan penguasaan atas tanah dan pemegang hak atas suatu bidang tanah bangunan tersebut atas dasar perjanjian utang (pembeli tanah).31 piutang tidak diperkenankan (dalam kasus di Surat atas) berada ditangan mutlak mengandung kuasa makna “kuasa yang tidak dapat dicabut yang selamanya karena pemberi kuasa tidak dapat pada prinsipnya bertentangan dengan sifat- mencabut tersebut. sifat pemberian kuasa yang dikenal menurut Penerima kuasa seolah-olah dengan adanya Undang-Undang. Lain halnya apabila untuk kuasa tersebut dapat melakukan segala melaksanakan syarat-syarat suatu perjanjian perbuatan hukum yang dapat dilakukan oleh dibutuhkan surat kuasa khusus yang guna pemberi kuasa, termasuk menjual dan/atau menjamin proses pelaksanaan syarat-syarat melakukan balik nama atas sertipikat tanah. tersebut. kembali penerima kuasa kuasanya Dalam bersangkutan 3.Penggunaan Surat Kuasa Mutlak Dalam perjanjian hal itu merupakan pokoknya, kuasa yang bagian dari demikian menjadi salah satu syarat yang harus dilaksanakan Perjanjian Pengikatan Jual Beli bersama-sama dengan syarat-syarat dari Peralihan hak atas tanah adalah perjanjian itu juga. Kuasa tersebut harus perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah yang dilakukan dengan sengaja supaya hak tersebut terlepas dari pemegangnya semula 30 31 K. Wantjik Saleh, Hak Anda Atas Tanah, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1977) Hal. 15-18. Saleh Adiwinata, Pengertian Hukum Adat Menurut Undang-Undang Pokok Agraria, Cet. 2 (Bandung, Alumni, 1980), Hal. 21. JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 13 tetap berlaku selama waktu perjanjian pokok Larangan Penggunaan Kuasa Mutlak itu berlaku dan mengikat para pihak. Sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah, Guna lebih memahaminya maka perlu dimana dinyatakan bahwa kuasa mutlak diketahui terlebih dahulu tentang pemberian adalah kuasa yang didalamnya mengandung kuasa dalam Pasal 1792 KUH Perdata unsur tidak dapat ditarik kembali dan yang diterangkan bahwa pemberian kuasa adalah pada hakekatnya merupakan pemindahan suatu perjanjian dengan mana seorang hak memberikan kekuasaan kepada orang lain, kewenangan kepada penerima kuasa untuk yang menerimanya, untuk atas namanya melakukan proses peralihan hak atas tanah menyelenggarakan berdasarkan surat kuasa tersebut. suatu urusan. Dari pengertian pemberian kuasa di atas maka atas tanah yang memberikan Apabila dihubungkan dengan syarat- dapat disimpulkan bahwa pemberian kuasa syarat sahnya suatu merupakan dari rasa keadilan dan asas keseimbangan perjanjian sepihak. Dimana berkontrak perjanjian dan ditilik penerima kuasa bertindak untuk dan atas dalam serta kebutuhan nama pemberi kuasa, sehingga segala akibat masyarakat dalam praktek, maka kuasa dari pelaksanaan kuasa tersebut menjadi mutlak pada hakikatnya dapat dilaksanakan tanggung jawab dari pemberi kuasa.32 asalkan merupakan suatu kesatuan dengan Menarik untuk digarisbawahi bahwa perjanjian pengikatan jual beli. Kuasa mutlak ternyata pemberian kuasa yang sering kita ini memberikan keuntungan bagi pihak lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah pembeli dimana pembeli akan merasa aman merupakan suatu perjanjian. Bentuk surat dengan adanya pengikatan jual beli dan kuasa sendiri ada bermacam-macam, di kuasa mutlak ini karena pihak pembeli telah dalam praktik kebiasaan dalam bidang bisnis membayar lunas semua pembayaran namun salah satu di antaranya yang kita kenal yaitu belum mendapatkan bukti pemilikan hak surat kuasa mutlak (irrevocable power of (sertipikat) yang dapat dibalik nama ke atas attorney). namanya. Surat kuasa tersebut disebut “mutlak”karena sifatnya yang tidak dapat Sehubungan dengan adanya Instruksi ditarik kembali oleh orang yang memberikan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun kuasa. 1982 Tentang Larangan Penggunaan Kuasa Larangan yang Mutlak sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah tercantum didalam instruksi Menteri Dalam tersebut, maka didalam praktek Notaris Negeri Nomor 14 Tahun 1982 Tentang dalam 32 kuasa mutlak membuat suatu akta perjanjian pengikatan jual beli yang tertulis (otentik) Djaja S Meliala, Perjanjian Pemberian Kuasa menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Bandung : Penerbit Nuansa Aulia, 2007), hal 3 dan merupakan perjanjian pendahuluan yang JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 14 tidak terpisah dari perjanjian pokoknya yakni tinggi (Asas lex superior derogat legi inferiori). perjanjian pengikatan jual beli sebelum Jenis dan hierarki Peraturan Perundang- dilakukan penandatangan Akta Jual Beli undangan diatur dalam Pasal 7 Ayat (1) dihadapan belum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 untuk tentang Pembentukan Peraturan Perundang- selalu Undangan. PPAT terpenuhinya sampai pada disebabkan syarat administrasi perjanjian pokok mencantumkan klausul kuasa yang tidak Apabila dihubungkan dengan dapat ditarik kembali oleh calon penjual berbagai Instruksi Dalam Negeri kepada calon pembeli untuk melaksanakan dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri yang jual belinya dihadapan Pejabat Pembuat pada saat itu membawahi badan Agraria Akta Tanah (PPAT). (yang sekarang berganti nama yang Badan Berdasarkan semua keterangan yang Pertanahan Nasional disingkat BPN), maka dikemukakan di atas terlihat dan dapat sebenarnya Instruksi Dalam Negeri secara disimpulkan bahwa pemberian kuasa yang materi yang diatur dapat dikategorikan tidak dapat ditarik kembali (mutlak) dalam bersifat general and abstract dan berlaku perjanjian pengikatan jual beli bukanlah terus-menerus (dauerhaftig),33 maksud dari termasuk kepada kuasa mutlak yang dilarang general and abstract oleh Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor tersebut tidak ditujukan kepada individu 14 tertentu, untuk itu berdasarkan ciri-ciri Tahun Penggunaan 1982 tentang Kuasa Larangan Mutlak Sebagai adalah peraturan sebagaimana telah diurai diatas, maka Pemindahan Hak Atas Tanah, sehingga Instruksi Dalam Negeri termasuk dalam status kategori Peraturan (regeling). hukumnya sah-sah saja untuk dilakukan, sepanjang sifat dari perjanjian Kedudukan Instruksi Dalam Negeri pokok memerlukan adanya surat kuasa dalam mutlak maka surat kuasa mutlak tersebut undangan Apabila mengacu kepada bunyi seharusnya tidak dapat dibatalkan atau pasal diatas, maka produk Instruksi Dalam ditarik kembali. Negeri tetap tidak termasuk dalam kategori Peraturan perundang-undangan, adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh Hierarki Peraturan Perundang dalam Peraturan Perundang-Undangan. Hal itu dikarenakan penamaan dari dari Instruksi lembaga negara atau pejabat yang berwenang Dalam Negeri bukan termasuk dalam mengikat secara umum. Hierarki maksudnya kategori keputusan (beschiking). Produk peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih 33 Philipus M. Hadjon (et.al), Pengantar Hukum Admnistrsi Indonesia, Gajah Mada University Press, Anggota IKAPI ,Yogyakarta, 2005. Hal. 121 JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 15 Keputusan seperti yang telah dikemukakan deel) yang mempunyai alas hukum yang sah sebelumnya adalah produk (beschiking), dan alas hak yang tegas . meskipun dalam kenyataannya Instruksi Dalam Negeri bersifat mengatur. Kuasa bagian dari mutlak yang perjanjian merupakan pokok, seperti perjanjian pengikatan jual beli, dimana kuasa mutlak tersebut tidak dapat dibatalkan atau berakhir sebelum perjanjian pokoknya dibatalkan atau telah terpenuhi seluruh syarat-syarat perjanjian yang ditetapkan pengikatan jual beli didalam tanah tersebut. Selain itu kuasa mutlak yang merupakan bagian bagian dari perjanjian pengikatan jual beli tanah di dalamnya harus diberikan dengan ketentuan bahwa kuasa tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian pokoknya yaitu pengikatan jual belinya itu sendiri. Tetapi bukan merupakan perjanjian accesoir (yang bersifat tambahan dan dikaitkan dengan perjanjian pokok), sebab perjanjian kredit yaitu perjanjian yang menimbulkan hubungan hukum tentang hutang piutang yang dijamin pelunasannya oleh debitur (hukum jaminan) Suatu perjanjian pengikatan jual beli tanah yang terdapat klausul Pemberian kuasa mutlak adalah sah apabila janji pemberian kuasa yang tidak dapat ditarik kembali diperjanjikan secara tegas, kuasa yang diberikan untuk kepentingan penerima kuasa dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perjanjian (integrerend C. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan analisis dalam pembahasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Perjanjian Pengikatan jual Beli Hak Atas Tanah termasuk dalam perjanjian obligatoir dimana masing-masing pihak melaksanakan hak dan kewajiban (prestasi) meskipun belum semuanya terlaksana Hal ini karena dalam perjanjian pengikatan jual beli belum terjadi jual beli yang sebenarnya atau belum adanya penyerahan barang sebagai tanda beralihnya kepemilikkan hak atas barang. 2. Surat kuasa mutlak merupakan surat kuasa khusus yang menggunakan klausul “ yang tidak dapat dicabut kembali” tidak hanya semata mata untuk pemberi kuasa tetapi juga kepentingan penerima kuasa. 3. Penggunaan surat kuasa mutlak tidak bertentangan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1982 Tentang Larangan Penggunaan Surat Kuasa Mutlak Sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah apabila Surat kuasa mutlak seyogyanya dibuat menjadi satu kesatuan dengan perjanjian pokok yakni perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah. JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 16 DAFTAR PUSTAKA Saran-Saran Saran Pertanahan ditujukan kepada Nasional Badan (BPN), tentang larangan penggunaan surat kuasa mutlak guna peralihan hak atas tanah yang dikeluarkan oleh Instruksi mendagri Nomor 14 tahun menimbulkan 1982, dan berbagai sehingga tidak penafsiran yang berbeda, maka seyogyanya BPN mencabut atau merubah intruksi mendagri tersebut, dengan tujuan kepastian hukum. Kepada Notaris/PPAT disarankan sebaiknya: a) terlebih dahulu memeriksa kebenaran alat bukti kepemilikan hak atas tanah sebelum membuat akta perjanjian pengikatan jual beli; b) terpenuhi persyaratan dalam melakukan perjanjian pengikatan jula beli, antara lain telah dibayarnya pajak jual beli dan Pajak bumi dan bangunan (PBB); c) surat kuasa mutlak tidak terkandung makna jaminan atas tanah d) surat kuasa mutlak seyogyanya dibuat manakala telah terjadi pelunasan harga atas tanah obyek jual beli tanah. Djaja S Meliala, Perjanjian Pemberian Kuasa menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Bandung : Penerbit Nuansa Aulia, 2007. Djoko prakoso dan Bambang Riyani Lany, dasar Hukum persetujuan tertentu di Indonesia, Jakarta, 1987, Gemi Sugiyarti, Pelaksanaan Kuasa Menjual Pada Kaitannya Dengan Perjanjian Utang Piutang Di Wilayah Jakarta Selatan (Tesis), (Semarang: Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro,2008), Herlien Budiono, artikel “Pengikat Jual Beli Dan Kuasa Mutlak” Majalah Renvoi, edisi tahun I, No 10, Bulan Maret 2004, Herowati Poesoko, Dinamika Hukum Parate Executie Hak Tanggungan, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2012, J.Satrio, Hukum Pejanjian,Citra Bakti, Bandung, 1992, Aditya J.Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Pada Umumnya ,Alumni, Bandung,1993, J.Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian ,Citra Aditya Bakti, Bandung,2001, K. Wantjik Saleh, Hak Anda Atas Tanah, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1977) Kartini Muljadi, Gunawan Widjaja, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian ,Rajawali Persada, Jakarta, 2003, Liliana Tedjosaputro, Etika Profesi Notaris Pada Penegakan Hukum Pidana, (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 1994), M.Chidir Ali dan M.Acmad Samsudin, Pengertian-Pengertian Elemneter Hukum JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014 17 Perjanjian Perdata, Mandar maju,1993, Bandung Mochtar Kusumaatmaja, Fungsi dan Perkembangan Hukum Pada Pembangunan Nasional, (Bandung: Binacipta, 1976), Philipus M. Hadjon (et.al), Pengantar Hukum Admnistrsi Indonesia, Gajah Mada University Press, Anggota IKAPI ,Yogyakarta, 2005. BIODATA SINGKAT PENULIS Gedion Ardana Reswari, S.H., M.H., menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jember pada Desember 2013. NIM.110720101007. R.Subekti, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1988), R.Subekti, R Tjitrosudibio, Kitab Undangundang Hukum Perdata, Undang-Undang Agraria dan Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta : PT Pradnya Paramita, 2001), Saleh Adiwinata, Pengertian Hukum Adat Menurut Undang-Undang Pokok Agraria, Cet. 2 (Bandung, Alumni, 1980), Sri Gambir Melati Hatta, Beli Sewa Sebagai Perjanjian Tak Bernama : Pandangan Masyarakat Dan Sikap Mahkamah Agung Indonesia, ( Bandung,Bandana Alumni, 1999 ) , Sri Gambir Melati Hatta, Beli Sewa Sebagai Perjanjian Tak Bernama : Pandangan Masyarakat Dan Sikap Mahkamah Agung Indonesia,(Bandana, Alumni:1999), Sudikno Mertokusumo, artikel “Arti Penmuan Hukum”, Majalah Renvoi, edisi tahun I, No 12, Bulan Mei 2004, Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi Keempat, Yogyakarta: Liberty, 1993, WJS Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta, Balai Pustaka, 1976), JURNAL RECHTENS, Vol. 3, No. 1, Maret 2014