BAB II KAJIAN PUSTAKA Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membangun hubungan satu sama lain dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu dapat bekerjasama untuk memperoleh hal-hal yang tercapai sebelumnya serta meminimalisasi kesulitan yang besar. Putnam (1993) mendefenisikan modal sosial sebagai suatu nilai mutual atau trust (kepercayaan) antara anggota masyarakat dan masyarakat terhadap pimpinannnya. Modal sosial didefenisikan institusi sosial yang melibatkan jaringan, norma kepercayaan sosial, yang mendorong sebuah kolaborasi sosial untuk kepentingan bersama dikutip dari (http://masroed.wordpress.com/2010/05/26/_pengaruh-dan-wujudpengembangan-modal-sosial-untuk-menciptakan-sistem-politik-yang-dinamis/), diakses tanggal 28 agustus 2010 pukul 20.55 WIB. Sedangkan Pierre Bourdie ( dalam Hasbullah 2006: 11) menegaskan modal sosial sebagai suatu yang berhubungan satu dengan yang lain, baik ekonomi, budaya, maupun bentukbentuk social capital ( modal sosial) berupa institusi lokal maupun kekayaaan sumber daya alam lainnya. Pendapatnya menegaskan tentang modal sosial mengacu pada keuntungan dan kesempatan yng didapatkan seseorang di dalam masyarakat melalui keanggotaannya dalam entitas sosial tertentu. Menurut Francis Fukuyama (2002:37) social capital adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian tertentu dari dirinya. Ia bisa dilembagakan dalam kelompok sosial yang paling 10 Universitas Sumatera Utara kecil dan paling mendasar, demikian juga kelompok-kelompok lain yang ada diantaranya. Fukuyama mendefenisikan trust adalah sikap saling mempercayai dalam masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberiakan kontribusi pada peningkatan modal sosial. Beberapa nilai dan unsur yang merupakan nilai dan ruh modal sosial antara lain sikap yang partisipasi, sikap saling memperhatikan, saling memberi dan menerima, saling percaya mempercayai, dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma yang mendukungnya. Untuk dapat melihat dan mengidentifikasi potensi modal sosial yang ada dalam suatu masyarakat atau komunitas maka terlebih dahulu harus diketahui elemen-elemen dari modal sosial. Lubis (dalam Badaruddin, 2005:31) menjelaskan bahwa modal sosial adalah sumber daya yang berintikan elemen-elemen pokok mencakup: 1. Saling percaya (trust), yang meliputi adanya kejujuran (honesty), kewajaran (fairness), sikap egaliter (egoliterianisme), toleransi (tolerance) dan kemurahan hati (generosity). 2. Jaringan sosial (social networks), yang meliputi partisipasi (participation), pertukaran timbal balik (reciprocity), solidaritas (solidarity), kerjasama (cooperation) dan keadilan (equity). 3. Pranata ( institution), yang meliputi nilai-nilai yang dimiliki bersama (shared value), norma-norma dan sanksi (norms and sanction) dan aturan-aturan (rules). Sementara itu Rusdi Syahra (dalam Kristina, 2003) menyatakan bahwa modal sosial dapat dilihat dan diukur dari: 1. Kepercayaan atau sifat amanah (trust) adalah kecenderungan untuk menepati sesuatu yang telah dikatakan baik secara lisan maupun tulisan. Adanya sifat 11 Universitas Sumatera Utara kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi kesediaan seseorang untuk menyerahkan sesuatu kepada orang lain, dengan keyakinan bahwa yang bersangkut an akan menepati janji atau memenuhi kewajiban. 2. Solidaritas, kesediaan untuk secara sukarela ikut menanggung suatu konsekuensi sebagai wujud adanya rasa kebersamaan dalam menghadapi suatu masalah. 3. Toleransi, kesediaan untuk memberikan konsekuensi atau kelonggaran baik dalam bentuk materi maupun non materi sepanjang tidak berkenaan dengan halhal yang bersifat prinsipil. Trust (Fukuyama, 2002: 36) adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal, jujur dan kooperatif, berdasarakan norma-norma yang dimiliki bersama demi kepentingan anggota yang lain dari komunitas itu. Kepercayaan adalah unsur penting dalam modal sosial yang merupakan perekat bagi langgengnya hubungan dalam kelompok masyarakat. Dengan menjaga suatu kepercayaan, orang-orang dapat bekerjasama secara efektif. Menurut Hasbullah, dalam (Ibrahim 2002:67-68) pada kelompok sosial yang biasanya terbentuk secara tradisional atas dasar kesamaan garis keturunan, pengalaman-pengalaman sosial turun temurun, dan kesamaan kepercayaan pada dimensi ketuhanan cenderung memiliki kohesifitas yang tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust yang terbangun sangat sempit. Sebaliknya pada kelompok yang dibangun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan dengan ciri pengelolaan organisasi yang lebih modern akan memiliki tingkat partisipasi anggota yang lebih baik dan memiliki rentang jaringan yang luas. Jaringan sosial merupakan 12 Universitas Sumatera Utara hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi antara warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal. Keterkaitan jaringan dan kelompok merupakan aspek vital dari modal sosial. Jaringan sosial terjadi berkat adanya keterkaitan antar individu dalam komunitas. Keterkaitan terwujud di dalam beragam tipe kelompok yang pada tingkat lokal maupun tingkat yang lebih tinggi lagi. Jaringan hubungan sosial biasanya diwarnai oleh suatu tipologi khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi kelompok. Pranata adalah suatu sistem norma khusus sistem-sistem aturan yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Diciptakannya pranata selain untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut bisa berupa aturan-aturan formal yang tertulis dan bisa juga berupa aturan-aturan informal yang disepakati bersama. Norma-norma akan berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk hubungan antar individu. Norma yang tercipta diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh individu pada suatu entitas sosial tertentu. Pranata menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat atau individu ( Soekanto, 2002:197). Aturan-aturan atau norma-norma yang dirumuskan tersebut bertujuan agar hubungan antar individu terlaksana 13 Universitas Sumatera Utara sesuai dengan apa yang diinginkan. Sebagai salah satu elemen inti yang tidak bisa dilepaskan dari konsepsi modal sosial, pranata merupakan pendorong bagi terciptanya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan, baik dibidang sosial, budaya bahkan ekonomi. Beberapa upaya dalam membanguan modal sosial dalam masyarakat adalah: 1. Struktur sosial dibangun melalui organisasi baik formal maupun non-formal. Organisasi disusun karena diperlukan adanya pembagian tugas dan wewenang untuk para anggotanya. Tidak harus semua mengatur yang lain, sebab bila hal itu terjadi akan mengakibatkan pada kerancuan peran dan fungsi masing-masing anggota. Bentuk yang paling tepat dari struktur sosial ini sangat ditentukan oleh karakteristik anggota dan tujuan yang dicapai. 2. Jaringan sosial terbentuk karena adanya interaksi diantara pemangku kepentingan (stakeholder). Dalam jaringan ini terjadi interaksi antar anggota dan antar kelompok. Interaksi antar anggota terjadi manakala adanya keinginan untuk saling membutuhkan antara satu dengan lainnya di dalam kelompok tersebut. Kesamaan tempat usaha, kesamaan bentuk usaha, kesamaan asal daerah, dan kesamaan–kesamaan lain dapat memperat jaringan sosial ini. Dengan jaringan sosial yang mantap akan menghasilkan suatu nilai tambah yang berbentuk suatu nilai tawar (bargaining power). Jaringan komunikasi dan informasi akan dibutuhkan dalam jaringan sosial ini. 3. Norma sosial dibangun karena apa yang dilakukan dalam kelompok masyarakat perlu diatur. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang dirugikan. Semua merasakan adanya rasa keadilan. Rasa keadilan ini akan dicapai apabila norma yang dibangun diataati bersama. Norma ini akan menjadi tumbuh dengan baik, 14 Universitas Sumatera Utara bila setiap anggotanya menghormati dan menjalankan secara konsekuen. Perangkat penegak norma sosial sebagai kontrol sosial juga perlu diperhatikan. Karena itu sanksi juga bisa diberikan bila ada pelanggaran. 4. Membangun kepercayaan ini membutuhkan konsistensi usaha, ketepatan janji, dan pemahaman akan hak dan kewajiban sebagai bagian dari masyarakat. Menurut Lesser modal sosial ini sangat penting bagi komunitas karena (1) memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi angota komunitas; (2) menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam komunitas;(3)mengembangkan solidaritas;(4) memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas;(5) memungkinkan pencapaian bersama; dan (6) membentuk perilaku kebersamaam dan berorganisasi komunitas. Pembangunan merupakan suatu proses terencana dilakukan oleh golongan tertetu dengan tujuan tertentu seperti meningkankan kesejahteraan, menciptakan perdamaian. Ciri yang paling mendasar dalam pembangunan yakni direncanakan dan adanya campur tangan dari pihak tertentu. Dalam negara pihak yang merancang konsep, melaksanakan, intervensi terhadap pembangunan yakni pemerintah dengan objek pembangunan masyarakat(ttp:/halimsani.wordpress.com/2010/05/26/kapital-sosial-dalampembangunan masyarakat/), diakses tanggal 16 desember 2010 pukul 09.37 WIB. Masyarakat seharusnya dilibatkan langsung dalam proses pembangunan, dimana masyarakat memiliki potensi dan kemampuan dalam mengembangkan kualitas hidupnya. Francis Fukuyama (1999) dengan meyakinkan berargumentasi bahwa modal sosial memegang peranan yang sangat penting dalam memfungsikan dan 15 Universitas Sumatera Utara memperkuat kehidupan masyarakat modern. Modal sosial sangat penting bagi pembangunan manusia, pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan stabilitas demokrasi. Konsep Modal sosial memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Dalam proses perubahan dan upaya untuk mencapai tujuan, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak dan bertingkah laku serta berhubungan dengan pihak lain. Beberapa acuan nilai dan unsur yang merupakan ruh modal sosial antara lain sikap yang partisipatif (participative), hubungan timbal balik (resiprosity), saling percaya (trust), dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma (norms) serta membangun jaringan (networking) serta penciptaan kreasi dan ide-ide baru dikutip dari("http:// alexa.ngeblo gs.com/2009/12 /04/modal-sosial-bermasyarakat/),diakses_ tanggal 27 Januari 2010 pukul. 15.58 WIB. 16 Universitas Sumatera Utara