BAB II SISTEM LELANG ONLINE MELALUI iPASAR KAYU JATI

advertisement
17
BAB II
SISTEM LELANG ONLINE MELALUI iPASAR KAYU JATI PERUM
PERHUTANI DITINJAU DARI ASAS LELANG YANG BERLAKU
DI INDONESIA
1.
LANDASAN TEORI UMUM
1.1. Pengertian Jual-Beli
Perkataan “jual-beli” menunjukkan bahwa dari satu pihak perbuatan
dinamakan menjual, sedangkan dari pihak lain dinamakan membeli. Istilah
yang mencakup 2 (dua) perbuatan yang bertimbal balik itu adalah sesuai
dengan istilah Belanda “koop en verkoop”, yang juga mengandung
pengertian bahwa pihak yang satu “verkoopt” (menjual) sedang yang lainnya
“koopt” (membeli). Dalam bahasa Inggris jual beli disebut dengan hanya
“sale” saja yang berarti “penjualan” (hanya dilihat dari sudutnya si penjual),
begitu pula dalam bahasa Perancis disebut hanya dengan “vente” yang juga
berarti “penjualan”, sedangkan dalam bahasa Jerman dipakainya perkataan
“krauf” yang berarti “pembelian”.10
Definisi jual-beli menurut Pasal 1457 Burgerlijk Wetboek (BW) adalah
suatu perjanjian dengan mana pihak satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang
telah dijanjikan. Definisi diatas mewakilkan dari beberapa unsur yang
terkandung didalam jual-beli, yaitu :
1.
Suatu perjanjian
2.
Adanya penyerahan barang
3.
Pihak lain membayar harga yang telah dijanjikan
Esensi dari perjanjian jual-beli adalah barang dan harga. Pasal 1320
Kitab Undang-undang Hukum Perdata menyatakan bahwa untuk sahnya
suatu perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat yaitu sepakat mereka yang
10
Prof R. Subekti, Aneka perjanjian,cetakan kesepuluh, hal. 2.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
18
mengikatkan dirinya; kecakapan untuk membuat suatu perikatan; suatu hal
tertentu; suatu sebab yang halal. Sesuai dengan asas konsensualisme yang
menjiwai hukum perjanjian BW, perjanjian jual-beli itu sudah dilahirkan
pada detik tercapainya kata “sepakat” mengenai barang dan harga. Begitu
kedua pihak sudah setuju tentang barang dan harga, maka lahirlah perjanjian
jual beli yang sah.
Sifat konsensual dari jual beli tersebut ditegaskan dalam Pasal 1458
yang berbunyi : jual-beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak
seketika setelah mereka mencapai sepakat tentang barang dan harga,
meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar”.11
Barang yang dijadikan objek perjanjian jual-beli harus tertentu,
setidak-tidaknya dapat ditentukan wujud dan jumlahnya pada saat barang
tersebut akan diserahkan dari penjual kepada pembeli. Ada saatnya jual-beli
untuk barang-barang tertentu dilakukan dengan percobaan atau dicoba
terlebih dahulu. Jual beli tersebut dianggap telah dibuat dengan suatu syarat
tangguh.12 Hal ini terjadi karena pada dasarnya, dalam jual beli selain kata
sepakat, harus ada unsur saling menguntungkan, dimana si penjual
mendapatkan apa yang diinginkan, dan pembeli juga mendapatkan barang
dengan kondisi yang baik sesuai harga yang telah dibayar. Seperti contohnya
alat-alat elektronik, meskipun harga dan barang sudah disepakati, namun
serah-terima ada jika barangnya sudah dicoba dan memuaskan.
1.2. Dasar Hukum Jual-Beli
Dasar hukum jual beli maupun perjanjian jual beli tertuang dalam
Pasal-Pasal dari bab ke-5 (lima) yang terdapat pada Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, yang mengatur mengenai ketentuan-ketentuan umum dari
11
Ibid.
12
Pasal 1463 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengatakan bahwa “jual beli
yang dilakukan dengan percobaan, atau mengenai barang-barang yang biasanya dicoba
terlebih dahulu, selalu dianggap telah dibuat dengan satu syarat tangguh”.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
19
jual beli itu sendiri, tentang kewajiban-kewajiban dari pihak penjual maupun
pihak pembeli, tentang hak membeli kembali, kemudian ketentuan-ketentuan
khusus mengenai jual beli piutang dan lain-lain hak tak bertubuh.
Jual beli yang menganut asas konsensualisme, merupakan suatu bentuk
dari perwujudan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu
Pasal yang mengatur tentang syarat-syarat sah-nya suatu perjanjian.13
Dengan hanya disebutkan kata “sepakat” saja tanpa dituntutnya suatu
bentuk-cara (formalitas) apapun, seperti tulisan, pemberian tanda atau panjer
dan lain sebagainya, dapat kita simpulkan bahwa bilamana sudah tercapai
sepakat itu, maka sahlah sudah perjanjian itu atau mengikatlah perjanjian itu
atau berlakulah ia sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.14
1.3. Tata Cara Jual Beli
Hal ini dilandasi dengan kewajiban-kewajiban dari penjual maupun
dari pembeli agar peristiwa jual beli dapat dilakukan secara sesuai.
Bagi pihak penjual, ada 2 (dua) kewajiban utama, yaitu :
1.
Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual-belikan.
Kewajiban menyerahkan hak milik meliputi segala perbuatan yang
menurut hukum diperlukan untuk mengalihkan hak milik atas barang
yang diperjual-belikan itu dari si penjual kepada si pembeli.
2.
Menanggung kenikmatan tenteram dan menanggung terhadap cacat
tersembunyi atas barang yang diperjual-belikan tersebut.
Kewajiban untuk menanggung kenikmatan tenteram merupakan
konsekuensi dari pada jaminan yang oleh penjual diberikan kepada
pembeli bahwa barang yang dijual itu adalah sungguh-sungguh
miliknya sendiri yang bebas dari sesuatu beban atau tuntutan dari
13
Syarat-syarat itu adalah : (1) Sepakat, (2) kecakapan, (3) hal tertentu, (4) causa
(sebab, isi) yang halal.
14
Op.cit, aneka perjanjian, hal 4.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
20
sesuatu pihak. Kewajiban tersebut menemukan realisasinya dalam
kewajiban untuk memberikan penggantian kerugian jika sampai terjadi
adanya sesuatu yang memberikan ketidaknyamanan pembeli atas
barang yang diperjual-belikan oleh si penjual.
Dan bagi pihak pembeli, kewajiban utamanya adalah membayar harga
pembelian pada waktu dan tempat sebagaimana yang telah ditetapkan
menurut perjanjian.
1.4. Pengertian Lelang
Asal kata dari lelang adalah Auctio, yang artinya peningkatan secara
bertahap. Berbeda dengan jual-beli, lelang merupakan penjualan umum atau
penjualan barang-barang yang dilakukan kepada umum dengan harga
penawaran yang meningkat atau menurun atau dengan pemasukkan harga
dalam sampul tertutup, atau kepada orang-orang yang diundang atau
sebelumnya diberitahu mengenai pelelangan atau penjualan itu, atau
diijinkan untuk ikut serta dan diberi kesempatan untuk menawar harga,
menyetujui harga yang ditawarkan atau memasukkan harga dalam sampul
tertutup.15
Definisi lelang dalam Pasal 1 sub 17 undang-undang nomor 19 tahun
2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa adalah penjualan barang
di muka umum dengan cara penawaran harga secara lisan dan atau tertulis
melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli.
Menurut
Christopher
L.
Allen,
Auctioneer
dari
Australia
mendefinisikan lelang sebagai :16
“The sale by auctions involves an invitation to the public for the
purchase of real or personal property offered for sale by making
successive increasing offers until, subject to the sellers reserve price
the property is knocked down to the highest bidder.”
15
16
Terjemahan Pasal 1 Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189
Lembar catatan perkuliahan Peraturan Lelang, Maret 2009
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
21
Menurut Mr. M.T.G. Maulenberg, seorang ahli lelang negeri Belanda
dari Departement of Marketing and Agricultural Market Research,
University of Wageningen menggarisbawahi hal ini dengan mengemukakan
bahwa : ”Auction is an intermediary between buyers and sellers. The main
objective is price discovery.”
Menurut Polderman (Tahun 1913), Penjualan Umum adalah alat untuk
mengadakan perjanjian atau persekutuan yang paling menguntungkan untuk
si penjual dengan cara menghimpun peminat dengan syarat :
1.
Penjualan harus selengkap mungkin
2.
Ada kehendak untuk mengikat diri
3.
Pihak lainnya (pembeli) yang akan mengadakan/melakukan perjanjian
tidak dapat ditunjuk sebelumnya.
Sedangkan menurut Roell (Kepala Inspeksi Lelang Tahun 1932),
penjualan umum adalah suatu rangkaian kejadian yang terjadi antara saat
mana seorang hendak menjual satu atau lebih suatu barang, baik secara
pribadi maupun dengan perantaraan kuasanya, memberi kesempatan kepada
orang-orang yang hadir melakukan penawaran untuk membeli barang-barang
yang ditawarkan sampai kepada saat dimana kesempatan lenyap.
Dari pengertian menurut Polderman diatas, terdapat perbedaan dengan
pengertian menurut Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189,
yaitu lelang terjadi pada saat tertentu yaitu saat dimana dicapai kata
sepakat/persetujuan tentang harga. Kemudian perbedaan Vendu Reglement
Staatsblad tahun 1908 nomor 189 dengan pengertian lelang menurut Roell
adalah lelang merupakan suatu proses yang terjadi antara 2 (dua) titik, yakni
saat dimana seseorang hendak menjual sesuatu/lebih yaitu pada saat
dinyatakan/ternyata di muka umum, dan lelang selesai pada saat
terjadi/tercapai persepakatan, yakni pada saat diberhentikan atau pada saat
diluluskan/terjual.
Adapun pengertian lelang yang dipakai saat ini di Indonesia adalah
cara penjualan barang di muka umum yang dilaksanakan oleh atau
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
22
dihadapan Pejabat Lelang dengan cara pembentukan harga kompetitif
melalui penawaran harga secara terbuka/lisan atau tertutup/tertulis yang
didahului dengan pengumuman lelang.
Lelang dilaksanakan pada waktu dan tempat tertentu, dan harus
didahului dengan pengumuman lelang, serta harus dihadiri oleh Peserta
Lelang, Pemohon Lelang, Pemandu Lelang dan Pejabat Lelang. Lelang di
Indonesia harus dilakukan dihadapan Pejabat Lelang dari Kantor Lelang
Negara kecuali ditentukan lain dengan peraturan pemerintah.
Dengan demikian atas pengertian lelang diatas, maka terdapat unsurunsur yang melekat pada pengertian lelang, yaitu :
1.
Penjualan barang (tender pengadaan barang dan/atau jasa tidak
termasuk dalam pengertian ini)
2.
Dilakukan dihadapan umum dengan cara mengumumkannya melalui
media massa
3.
Pembeli belum diketahui sebelumnya. Penawar dengan harga tertinggi
akan ditunjuk sebagai pembeli.
4.
Dilakukan dengan cara penawaran yang khusus
5.
Dilakukan pada suatu saat dan tempat tertentu.
1.5. Sejarah Lelang
Untuk mengawali pernyusunan suatu rancangan undang-undang, salah
satu pertanyaan yang mutlak perlu dijawab lebih dahulu adalah “ Apakah
memang perlu ada undang-undang tersebut”. Dalam hal ini apakah undangundang lelang memang perlu harus ada dalam tata hukum di Indonesia.
Pertanyaan ini adalah terkait dengan pemahaman bahwa hukum itu adalah
dibuat untuk masyarakat, bukan sebaliknya. Itu sebabnya lebih dulu harus
dilihat apakah memang ada kepentingan disini yang harus diatur dengan
undang-undang. Jadi bukan hanya karena Pemerintah berwenang membuat
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
23
undang-undang bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Pertanyaan ini masih relevan untuk ditegaskan jawabannya meskipun saat ini
masih ada Vendu Reglement stb. Staatsblad tahun 1908 nomor 189 sebagai
dasar hukum lelang di Indonesia.17
Menurut sejarahnya diperoleh informasi bahwa lelang itu sifatnya
sebetulnya adalah suatu cara menjual barang yang sudah dikenal sejak
sebelum masehi. Pada saat itu lelang yang dikenal di negeri Yunani maupun
di kekaisaran Romawi dimanfaatkan untuk menjual barang-barang hasil
jarahan perang dari Negara-negara yang ditaklukkan. Lelang juga untuk
menjual barang-barang, karya seni, budak berlian, ternak, dan sebagainya.
Munculnya cara menjual seperti itu bisa ditebak karena perlunya suatu cara
untuk menyiasati watak manusia yang seringkali cenderung serakah, mau
menang sendiri. Melalui kompetisi dalam menawar barang yang dilelang
maka lelang secara adil, secara terbuka menyediakan sarana yang tidak
memihak dan memberi kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk
memberi barang terkait. Karena itu maka mereka yang berani menawar
dengan harga tertinggi akan menjadi pemenang lelang.18
Di Indonesia, sejarah kelembagaan lelang sudah cukup lama dikenal.
Peraturan lelang (Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189) yang
sampai saat ini masih berlaku merupakan bentukan pemerintah Hindia
Belanda. Peraturan dimaksud tepatnya mulai diundangkan pada tanggal 1
April 1908.
Untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat atau perkembangan
ekonomi, Pemerintah harus berupaya melakukan terobosan atau deregulasi
dalam
bidang
lelang.
Deregulasi
dimaksud,
antara
lain
adalah
dimungkinkannya Balai Lelang Swasta yang menangani khusus lelang
sukarela untuk terlibat dalam kegiatan lelang; diperkenalkannya Pejabat
Lelang Kelas II; serta terbukanya kesempatan bagi para kreditur untuk
17
Berdasarkan artikel perkuliahan lelang berjudul Reformasi Undang-Undang
Lelang di Indonesia.
18
Ibid.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
24
melakukan lelang langsung (direct auction) tanpa harus melibatkan
Pengadilan Negeri.
Dari ketiga contoh terobosan dan deregulasi di atas memberikan ruang
yang semakin terbuka dan opsi yang semakin beragam bagi masyarakat.
Untuk itulah Balai Lelang Swasta hadir ditengah masyarakat, khususnya
kalangan usaha, yang banyak dimanfaatkan jasanya menjadi mitra dalam
melakukan lelang sukarela.
1.6. Asas Lelang
Lelang memiliki prinsip atau asas-asas yang mendasarinya, prinsip
lelang yang berlaku di Indonesia adalah :
1.
Asas Transparansi (transparency)
Asas transparansi atau keterbukaan ini merupakan asas yang paling
penting yang membangun peraturan lelang, artinya tidak ada yang
disembunyikan, masyarakat diperlakukan sama untuk ikut bersaing membeli
barang.
Tujuan dari asas transparansi itu sendiri adalah agar asas yang lain
terutama asas kompetisi dapat berjalan, yaitu agar terjadi kompetisi yang
fair. Dengan adanya kompetisi, diharapkan harga barang menjadi lebih
bagus. Selain itu juga bertujuan untuk pertanggung jawaban lelang, karena
adanya kontrol dari masyarakat (built in control) sehingga jika ada
keberatan, masyarakat dapat mengajukan protes.
Wujud dari asas transparansi adalah :
a.
Pengumuman
Lelang harus diumumkan kepada publik agar tidak melanggar asas
transparansi, dan agar barang yang dilelang dapat cepat terjual. Jika
transparansi tidak dilakukan, lelang dapat digugat dan dapat dibatalkan
karena cacat hukum.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
25
b.
Akses terhadap informasi
Peserta lelang dapat meminta penjelasan dari Pejabat Lelang dan/atau
pemilik barang atau pemohon lelang mengenai antara lain harga,
barang, dan waktu pelelangan. Dalam hal ini penjelasan tidak mutlak,
tergantung barang, jika barang yang akan dilelang tidak termasuk
barang mahal, maka penjelasan dari Pejabat Lelang tidak akan
diperlukan oleh peserta lelang.
c.
Keterbukaan informasi dari Pejabat Lelang, berkaitan dengan objek
yang akan dilelang. Dalam arti, Pejabat Lelang bersedia menjawab
segala sesuatu pertanyaan yang diberikan peserta lelang mengenai
barang yang akan dilelang.
2.
Asas Kepastian (certainty)
Lelang dilakukan oleh pejabat umum (pemerintah) yang menjual untuk
dan atas nama Negara. Oleh karena itu harus ada kepastian untuk melindungi
rakyat. Asas kepastian mencakup kepastian berkaitan dengan apakah lelang
jadi terlaksana atau tidak, berkaitan dengan tempat pelaksanaan lelang, dan
berkaitan dengan uang jaminan yang sudah dibayarkan calon pembeli
apabila lelang tidak jadi atau dibatalkan pelaksanaannya.
Lelang yang akan dilaksanakan hanya dapat dibatalkan dengan
permintaan penjual atau penetapan provisional atau putusan dari lembaga
peradilan umum.19
Pembatalan lelang sebelum pelaksanaan lelang diluar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dilakukan oleh Pejabat Lelang dalam
hal: 20
19
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang,,Pasal 24.
20
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang, Pasal 27.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
26
a.
SKT (Surat Keterangan Tanah) untuk pelaksanaan lelang tanah atau
tanah dan bangunan belum ada;
b.
barang yang akan dilelang dalam status sita pidana, khusus Lelang
Eksekusi;
c.
terdapat
gugatan
atas
rencana
pelaksanaan
Lelang
Eksekusi
berdasarkan Pasal 6 UUHT dari pihak lain selain debitor/suami atau
istri debitor/tereksekusi;
d.
barang yang akan dilelang dalam status sita jaminan/sita eksekusi/sita
pidana, khusus Lelang Noneksekusi;
e.
tidak memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang karena
terdapat perbedaan data pada dokumen persyaratan lelang;
f.
penjual tidak dapat memperlihatkan atau menyerahkan asli dokumen
kepemilikan kepada Pejabat Lelang;
g.
Penjual tidak hadir pada saat pelaksanaan lelang, kecuali lelang yang
dilakukan melalui internet;
h.
Pengumuman Lelang yang dilaksanakan Penjual tidak dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan;
i.
keadaan memaksa (force majeur)/kahar;
j.
Nilai Limit yang dicantumkan dalam Pengumuman Lelang tidak sesuai
dengan surat penetapan Nilai Limit yang dibuat oleh Penjual/Pemilik
Barang;
k.
Penjual tidak menguasai secara fisik barang bergerak yang dilelang.
3.
Asas kompetisi (competition)
Pembentukan harga dalam lelang dilakukan dengan cara berkompetisi.
Berkompetisi artinya bersaing dalam melakukan penawaran harga sehingga
dapat menentukan harga yang terbaik. Para peserta lelang baik perorangan
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
27
ataupun badan hukum bersaing untuk memperoleh barang yang dilelang
dengan harga yang setinggi tingginya. Asas ini diterapkan dan akan
memberikan pengaruh sangat optimal setelah asas transparansi dan asas
kepastian sudah berjalan dengan baik, dan pemimpin lelang juga menguasai
ilmu barang sehingga dapat memandu jalannya penawaran secara dinamis.
4.
Asas Efisiensi (efficiency)
Asas ini berkaitan dengan waktu, dimana lelang dilakukan pada suatu
tempat dan waktu yang telah ditentukan, dan transaksi terjadi pada saat itu
juga. Lelang merupakan penjualan tanpa perantara dalam mencari pembeli
secara cepat, dan barang terjual cepat. Disamping itu, pembayaran harga
lelang juga harus tunai yaitu 3 (tiga) hari kerja setelah lelang dilakukan
sehingga terdapat efisiensi waktu.
5.
Asas akuntabilitas (accountablility)
Lelang harus dilakukan dihadapan Pejabat Lelang yang merupakan
pejabat umum yang diangkat oleh Menteri Keuangan, dan hasilnya harus
dituangkan dalam Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang sebagai bukti
pelaksanaan lelang. Artinya, pelaksanaan lelang harus dapat dipertanggung
jawabkan. Dalam hal ini Pejabat Lelang harus bersifat imparsial yaitu tidak
boleh memihak. Asas akuntabilitas tercermin dari :
a.
Yang melakukan lelang adalah pejabat yang berwenang, yaitu Pejabat
Lelang.
b.
Prosedur lelang harus jelas
c.
Lelang harus diakhiri dengan pembuktian Risalah Lelang (harus akta
autentik) sebagai bukti kuat bahwa lelang memang dilaksanakan.
Berbeda dengan jual beli barang bergerak yang dapat dilakukan tanpa
surat pembuktian, walaupun ada beberapa pelaksanaan jual beli yang
juga membutuhkan akta seperti jual beli tanah, pesawat terbang, kapal
laut dan sebagainya yang memerlukan surat-surat bukti.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
28
1.7. Perbedaan Lelang dengan Jual Beli.
Pada dasarnya, lelang merupakan suatu wujud dari peristiwa jual-beli
yang dikemas dengan cara yang berbeda. Beberapa perbedaan dari lelang
dan jual beli dapat kita lihat sebagai berikut :
Jual beli diatur dalam Kitab
1
Lelang
Jual Beli Biasa
N0
Undang-Undang Hukum
Perdata
Lelang diatur dalam peraturan
lelang atau Vendu Reglement
Sifatnya tidak transparan, hanya
2
kedua belah pihak yang
Wajib bersifat transparan,
mengetahui, yaitu si penjual dan sesuai asas lelang yang berlaku.
pembeli.
3
4
5
Penjualan biasa tidak terdapat
Penjualan lelang dilaksanakan
tenggat waktu.
dengan cepat dan efisien
Pada penjualan biasa tidak
Penjualan secara lelang wajib
selalu memerlukan
didahului dengan adanya
pengumuman terlebih dahulu.
pengumuman
Penjualan biasa, cara
Dalam lelang, harus dilakukan
pembayarannya bebas, baik tunai
dengan tunai, dan dalam jangka
maupun kredit dalam jangka waktu
waktu yang telah ditentukan.21
yang telah disepakati
Salah satu prosedur lelang
6
Dalam jual beli biasa, bebas
adalah bahwa setiap peserta
diperjanjikan atas pembayaran
lelang pada prinsipnya wajib
uang muka atau dikenal dengan
menyetor uang jaminan terlebih
istilah Down Payment
dahulu sebelum mengikuti
pelelangan
21
Pembayaran dilakukan 3 (tiga) hari kerja setelah lelang, jika tidak, pemenang
lelang dianggap wanprestasi. Pembayaran dapat dilaksanakan dalam lebih dari 3 (tiga)
hari apabila ada persetujuan dari Menteri Keuangan.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
29
Tidak memerlukan adanya
7
pejabat umum yang
Dalam lelang diperlukan
melaksanakan dan mencatat
Pejabat Lelang untuk
jalannya proses jual beli,
melaksanakan dan mencatat
kecuali tentang tanah atau
jalannya pelelangan, dan
benda lain diwajibkan
menuangkannya dalam Risalah
penjualannya dengan akta
Lelang yang merupakan akta
autentik, seperti Kapal Laut,
autentik
Pesawat Terbang.
Jual beli menganut asas
8
kebebasan berkontrak dan
kesepakatan
Lelang menganut asas
Transparansi, As Is, Efisiensi,
Akuntabilitas, Kompetensi, dan
Kepastian serta Kesepakatan.
1.8. Dasar Hukum Lelang
Peraturan lelang di Indonesia masih menggunakan peraturan lelang
Belanda yaitu Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189.
Dasar hukum penggunaan atau pemanfaatan lelang di Indonesia
ditemui dalam banyak ketentuan, misalnya :
1.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
2.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
3.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata
4.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
5.
Undang-Undang Nomor 49/perpu/1960 tentang Panitia Urusan Piutang
Negara.
6.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa
7.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
30
8.
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
9.
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
10.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
11.
Peraturan Pemerintah tentang BPPN
Dasar hukum lelang tentang kebendaan, tata cara/prosedur lelang itu
sendiri diatur dengan ketentuan khusus, yaitu :
1.
Peraturan Lelang/Vendu Reglement (stb. 1908 No 189)
2.
Instruksi Lelang/Vendu Instructie (stb 1908 No 190)
3.
Peraturan Pemerintah No 44 Tahun 2003, tanggal 31 Juli 2003, tentang
Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Departemen Keuangan
Dasar hukum lelang tersebut kemudian diatur lebih lanjut didalam
aturan pelaksanaannya yaitu dalam :
1.
Peraturan Menteri Keuangan No 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang
2.
Peraturan Menteri Keuangan No 174/PMK.06/2010 tanggal 30
September 2010 tentang Pejabat Lelang Kelas I
3.
Peraturan Menteri Keuangan No 176/PMK.06/2010 tanggal 30
September 2010 tentang Balai Lelang
4.
Peraturan Menteri Keuangan No 175/PMK.06/2010 tanggal 30
September 2005 tentang Pejabat Lelang Kelas II
1.9. Fungsi Lelang
Fungsi lelang ada 2, yaitu fungsi privat dan fungsi publik. Fungsi
privat dalam lelang yaitu sebagai sarana transaksi jual beli barang yang
memperlancar arus lalu lintas perdagangan barang, karena lelang merupakan
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
31
suatu instrumen pasar yang mengakomodir keinginan pasar dalam
melakukan jual beli.
Perjanjian jual beli yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata kurang dapat mengakomodir kebutuhan dalam perekonomian seharihari, contohnya kebutuhan untuk menjual secara khusus yang terkait dengan
sengketa-sengketa atau eksekusi, serta kebutuhan untuk melakukan transaksi
secara cepat, efisien, transparan, dapat dipertanggung jawabkan dan
memiliki kepastian. Perekonomian pada umumnya membutuhkan sarana
penjualan secara cepat dan efisien, terutama di negara maju.
Kemudian fungsi publik dalam lelang adalah :
1.
Mendukung Law Enforcement (penegakan hukum) di bidang Hukum
Perdata, Hukum Pidana, Hukum Perpajakan, dan yang lainnya, yaitu
sebagai bagian dari pelaksanaan eksekusi suatu putusan
2.
Mendukung tertib administrasi dan efisiensi pengelolaan dan
pengurusan aset yang dimiliki atau dikuasai oleh Negara.
3.
Mengumpulkan atau mengamankan penerimaan uang Negara dalam
bentuk Bea Lelang, Biaya Administrasi, PPh Pasal 25, dan BPHTB.
Dalam hal ini lelang membantu pemasukkan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP). Setiap lelang yang dilakukan harus dipungut Bea
Lelang. Lelang juga membantu penerimaan pajak karena penjualan
atas tanah dan/atau bangunan wajib dikenakan PPh 5% dan BPHTB
(Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) 5%.
4.
Mendukung terwujudnya
Good
Government
mengingat
lelang
mempunyai asas-asas yaitu asas transparansi, asas kepastian, asas
kompetisi, asas efisiensi, dan asas akuntabilitas.22
22
Berdasarkan catatan perkuliahan Peraturan Lelang.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
32
1.10. Sistem Lelang
Dalam sistem dikenal sistem lelang Eksekusi dan sistem lelang Non
Eksekusi.
1.10.1. Sistem Lelang Eksekusi
Sistem lelang eksekusi merupakan bagian dari fungsi publik, yaitu
lelang untuk melaksanakan putusan/penetapan pengadilan atau dokumen
lain, yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
disamakan sebagai putusan pengadilan.23 Lelang eksekusi dilakukan dalam
rangka membantu penegakkan hukum, antara lain lelang eksekusi PUPN,
lelang eksekusi pengadilan, lelang eksekusi pajak, lelang eksekusi harta
pailit, lelang eksekusi Pasal 6 UUHT, lelang eksekusi barang yang
dikuasai/tidak dikuasai Bea Cukai, Lelang eksekusi barang sitaan Pasal 45
KUHAP, lelang eksekusi barang rampasan, lelang eksekusi barang temuan,
lelang eksekusi Fidusia, lelang eksekusi Hak Tanggungan, lelang eksekusi
Gadai.
Lelang eksekusi PUPN (Panitia Urusan Piutang Negara) adalah lelang
eksekusi dalam rangka penagihan piutang Negara yang wajib dibayar kepada
Negara atau badan-badan yang baik secara langsung maupun tidak langsung
dikuasai oleh Negara berdasarkan suatu peraturan, perjanjian, atau sebab
apapun. Lelang eksekusi Pengadilan adalah lelang untuk melaksanakan
putusan hakim/penetapan pengadilan sebagai tindak lanjut dalam perkara
perdata khususnya yang sudah berkekuatan hukum tetap. Lelang eksekusi
Sita Pajak adalah lelang yang dilakukan dalam rangka penagihan piutang
pajak yang wajib dibayar oleh Wajib Pajak kepada Negara, baik pajak pusat
maupun pajak daerah.
1.10.2. Sistem Lelang Non Eksekusi
Lelang non eksekusi adalah lelang yang dilaksanakan atas kuasa
peraturan perundang-undangan atau atas free will (pilihan sukarela), dan
23
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 tahun 2006 Pasal 1 angka 4.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
33
dilangsungkan tanpa sengketa (tidak ada unsur penegakan hukum). Sistem
lelang non eksekusi ini dibedakan menjadi :
a.
Lelang non eksekusi wajib (Compulsary Auction)
Lelang yang dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan. Lelang ini dilakukan untuk penjualan barang
milik Negara/daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 undangundang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang
berbunyi “penjualan barang milik Negara/daerah dilakukan dengan
cara lelang kecuali dalam hal-hal tertentu”, yang mana oleh peraturan
perundang-undangan diwajibkan untuk dijual secara lelang, termasuk
kayu dan hasil hutan lainnya dari tangan pertama.
b.
Lelang non eksekusi sukarela (Voluntary Auction)
Adalah
lelang
untuk
melaksanakan
penjualan
barang
milik
perorangan, kelompok masyarakat, atau badan swasta yang dilelang
secara sukarela oleh pemiliknya. Lelang ini dilakukan untuk
memenuhi keinginan bebas dari masyarakat, dan dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk menjual asset miliknya. Lelang sukarela cocok
untuk barang yang standarnya tidak pasti, salah satu contohnya adalah
barang-barang bekas yang masih layak untuk digunakan (second
hand).
1.11. Kantor Lelang Negara
Kantor Lelang Negara merupakan suatu lembaga yang bertugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di
bidang kekayaan Negara, piutang Negara, dan lelang sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
34
Sejak lahirnya Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189,
unit lelang berada di lingkungan Departemen Keuangan Pemerintah
Hindia Belanda (Inspeksi Urusan Lelang) dengan kedudukan dan
tanggung jawab langsung di bawah Menteri Keuangan, kemudian dalam
perkembangannya setelah memasuki masa kemerdekaan RI, Unit Lelang
Negara ada dalam pembinaan Direktorat Jenderal Pajak (1960) dengan
nama Kantor Lelang Negeri dan tahun 1970 diganti namanya menjadi
Kantor Lelang Negara (KLN). Sejak tanggal 1 April 1990, Unit Lelang
Negara bergabung dibawah Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara
(BUPLN) yang kemudian berganti nama menjadi Direktorat Jenderal
Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) pada tahun 2000.24
Seiring dengan perkembangan waktu dan penyempurnaan hukum,
berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 445/PMK.01/2006
tentang Organisasi Departemen Keuangan, DJPLN berubah menjadi
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kekayaan Negara, piutang
Negara, dan lelang, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, dan berdasarkan peraturan Perundang-undangan
yang
berlaku.25 DJKN berada dibawah Menteri Keuangan dan bertanggung
jawab langsung kepada Menteri Keuangan.
Fungsi dari DJKN adalah :
1.
Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang
kekayaan Negara, piutang Negara, dan lelang.
2.
Pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan Negara, piutang Negara,
dan lelang.
24
http://www.infolelang.host56.com , Sejarah Kantor Lelang, ditulis oleh Admin,
Kamis 29 Februari 2010
25
S. Mantayborbir, Kompilasi Sistem Hukum Pengurusan Piutang dan Lelang
Negara, Penerbit Pustaka bangsa Press, Jakarta 2004, Hal 35.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
35
3.
Perumusan standar, norma, pedoman, criteria, dan prosedur di
bidang kekayaan Negara, piutang Negara, dan lelang
4.
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan
Negara, piutang Negara, dan lelang.
5.
Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
Dalam hal operasionalnya di daerah-daerah kota dan kabupaten,
dibentuk Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) yang
saat ini turut berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang (KPKNL). Tugas pokok KPKNL adalah melaksanakan
pelayanan di bidang kekayaan Negara, penilaian, piutang Negara, dan
lelang. Dalam melaksanakan tugas tersebut, KPKNL menjalankan
fungsinya yaitu :
1.
Inventarisasi, pengadministrasian, pendayagunaan, pengamanan
kekayaan Negara;
2.
Retribusi, verifikasi, dan analisa pertimbangan permohonan
pengalihan serta penghapusan kekayaan Negara;
3.
Registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelolaan
barang jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik
penanggung hutang/penjamin;
4.
Penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan jangka
waktu dan/atau jumlah hutang, usul pencegahan dan penyanderaan
penanggung hutang dan/atau penjamin hutang, serta penyiapan data
usul penghapusan piutang Negara;
5.
Pelaksanaan pelayanan penilaian;
6.
Pelaksanaan pelayanan lelang;
7.
Penyajian informasi di bidang kekayaan Negara, penilaian, piutang
Negara dan lelang;
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
36
8.
Pelaksanaan penetapan dan penagihan piutang Negara serta
pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin hutang
dan eksekusi barang jaminan;
9.
Pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang
atau penjamin hutang serta harta kekayaan lain;
10.
Pelaksanaan bimbingan kepada Pejabat Lelang;
11.
Inventarisasi, pengamanan, dan pendayagunaan barang jaminan;
12.
Pelaksanaan
pemberian
pertimbangan
dan
bantuan
hukum
pengurusan piutang Negara dan lelang;
13.
Verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang Negara
dan hasil lelang;
14.
Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang.
1.12. Balai Lelang
Balai Lelang adalah Badan Hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan usaha di bidang lelang
setelah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal
Piutang dan Lelang Negara (saat ini berganti menjadi Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara). Balai lelang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1996
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 47/KMK.01/1996. Pada
dasarnya Balai Lelang sudah dikenal di luar negeri sejak lama kemudian
diambil inspirasi oleh Indonesia dan setelah diteliti untuk diterapkan di
Indonesia, dalam perkembangannya, masyarakat menganggap bahwa Balai
Lelang sama dengan Kantor Lelang Negara, padahal Balai Lelang tersebut
bukan Kantor Lelang Negara, adapun tujuan pendirian Balai Lelang adalah
untuk melakukan pelaksanaan lelang khusus lelang sukarela.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
37
Hak Balai Lelang adalah :
1.
Mengadakan perjanjian dengan pemilik barang untuk melaksanakan
jasa pra-lelang
2.
Mengadakan perjanjian perdata dengan Pejabat Lelang kelas II untuk
melaksanakan jasa pelaksanaan lelang
3.
Mengadakan perjanjian dengan pembeli barang untuk melaksanakan
jasa pasca lelang
4.
Menerima Salinan dan Kutipan Risalah Lelang dari Pejabat Lelang
5.
Mengusulkan Pemandu Lelang.
Kewajiban Balai Lelang adalah :
1.
Menyerahkan bukti pembayaran uang jaminan penawaran lelang oleh
peserta lelang kepada Pejabat Lelang
2.
Mengembalikan uang jaminan penawaran lelang seluruhnya tanpa
potongan kepada peserta lelang yang tidak ditunjuk sebagai pembeli
3.
Menyetorkan Bea Lelang ke Kas Negara dalam waktu 1 (satu) hari
kerja setelah harga lelang dibayar oleh pembeli
4.
Menyetorkan uang jaminan penawaran lelang dari pembeli yang
wanprestasi kepada yang berhak
5.
Menyetorkan Perurugi kepada Pejabat Lelang kelas II setelah dipotong
PPh Pasal 21 oleh Balai Lelang
6.
Menyetorkan PPh atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
yang terhutang dari pemilik barang dan PPh Pasal 21 (atas perurugi) ke
Kas Negara
7.
Meminta bukti setor BPHTB dari pembeli lelang
8.
Menyerahkan bukti pelunasan harga lelang berupa kuitansi, bukti
setor/transfer dan/atau rekening Koran pelunasan harga lelang, bukti
setor Bea Lelang dan PPh kepada Pejabat Lelang pada saat meminta
Kutipan dan Salinan Risalah Lelang
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
38
9.
Menyerahkan hasil bersih lelang kepada pemilik barang sesuai dengan
perjanjian
10.
Menyerahkan barang, dokumen kepemilikan, kuitansi pembayaran, dan
kutipan risalah lelang kepada pembeli lelang setelah kewajiban
pembeli dipenuhi
11.
Melaksanakan administrasi perkantoran dan laporan
12.
Mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang lelang..
Tujuan lelang adalah untuk menjual barang secepat mungkin tanpa
memperhatikan barang yang dijual Untuk itu, penjual pada dasarnya
memerlukan jasa promosi, menawarkan, dan mengirimkan barang, namun
hal ini tidak dapat dilakukan oleh Kantor Lelang Negara karena adanya
keterbatasan-keterbatasan tertentu. Oleh karena itu, berdirinya Balai Lelang
adalah untuk memenuhi berbagai unsur lelang yang tidak dapat dilakukan
oleh Kantor Lelang Negara. Contohnya adalah Balai Lelang membuka jasa
pra-lelang dan pasca-lelang yang meliputi pengiriman barang serta
pendanaan. Kegiatan pra-lelang yang dilakukan Balai Lelang antara lain :
1.
Meneliti dokumen barang, mengolah data, memilah barang, memberi
label, menyiapkan contoh untuk dites atau untuk evaluasi atau untuk
lelang
2.
Menyiapkan
barang
sebaik
mungkin,
apabila
perlu
dengan
memperbaiki atau meningkatkan kualitasnya
3.
Memasarkan barang dengan cara-cara efektif, terarah serta menarik
baik dengan pengumuman, brosur, katalog, maupun cara pemasaran
lainnya.
Balai Lelang dapat bertindak untuk dan atas nama pemilik barang.
Lelang yang dilaksanakan oleh Balai Lelang tetap dilaksanakan oleh Pejabat
Lelang, oleh karena Balai Lelang tidak mempunyai Pejabat Lelang, tetapi
hanya berfungsi menyelenggarakan atau mengorganisir, termasuk mewakili
pihak-pihak yang akan melelang.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
39
Yang harus diperhatikan tentang Balai Lelang adalah :
1.
Balai Lelang harus benar-benar efektif berfungsi, karena jika tidak,
maka akan dicabut izinnya
2.
Tidak boleh melakukan penjualan selain lelang
3.
Tidak boleh membeli sendiri barang yang dilelang, karena dapat
menimbulkan conflict of interest.
Balai Lelang dalam hal menjadi kuasa lelang, wajib mengajukan
permohonan ke Kantor Lelang sehingga Balai Lelang akan bertugas sebagai
kuasa dari pemilik barang untuk jasa pra-lelang seperti penilaian dan
promosi,
tetapi
dalam
hal
Balai
Lelang
tidak
mendapat
kuasa
mengatasnamakan pemilik barang, maka yang menghadap ke Kantor Lelang
adalah pemilik barang sendiri, bukan Balai Lelang.
Dalam perkembangannya, agar bisnis lelang lebih maju, Balai Lelang
diberi ruang dimana lelang yang diselenggarakan Balai Lelang (khusus
lelang sukarela) dilayani oleh Pejabat Lelang kelas II yang semula hanya ada
di kota-kota kecil untuk membantu Pejabat Lelang kelas I, namun saat ini
dimungkinkan di tempat-tempat lain dan terbuka dimana saja meskipun
semula hanya di Jakarta Pejabat Lelang kelas II tersebut hanya ditugasi
melayani permintaan lelang oleh Balai Lelang dan lelang yang lain juga
dilayani hanya sebatas pada lelang sukarela.
1.13. Prosedur Lelang Pada Umumnya
Untuk melakukan proses pelelangan, diwajibkan didalamnya telah
dilengkapi dokumen-dokumen persyaratan lelang yang berisikan surat
permohonan lelang dari pemohon lelang/penjual, dokumen pendukung
keabsahan penjual, dokumen pendukung keabsahan barang, dokumen
berkenaan dengan dasar pelelangan, syarat-syarat lelang dari penjual, dan
bukti pengumuman lelang. Apabila syarat-syarat tersebut telah dipenuhi,
maka proses lelang dapat dilanjutkan dengan tahapan sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
40
Pemohon Lelang
3
1
4
Pengumuman
Lelang
7
2
KPKNL
6
Pelaksanaan
Lelang
5
Kas Negara
Peserta Lelang
5
Penentuan
jadwal Lelang
8
Pemenang
Lelang
Keterangan :
1.
Pihak yang ingin melelang asetnya (pemohon lelang atau penjual)
mengajukan permohonan kepada Kepala KPKNL beserta dokumen
pendukung. (atau dalam hal lelang sukarela, menghubungi Balai
Lelang.)
- Penjual/pemilik barang bertanggung jawab terhadap keabsahan
barang serta dokumen lelang (Pasal 7 PMK no 40/2006)
- Penjual/pemilik barang wajib menyerahkan asli dokumen kepada
Pejabat Lelang paling lambat 1 hari sebelum lelang (Pasal 9 PMK
no 40/2006)
2.
KPKNL akan meneliti berkas yang diberikan oleh pemohon lelang,
setelah lengkap akan ditentukan jadwal pelaksanaan lelang, termasuk
didalamnya hari, tanggal, dan tempat.
3.
Penjual akan mengumumkan pelaksanaan lelang. Pada prinsipnya,
pengumuman dilakukan melalui media surat kabar yang terbit di
tempat yang barang yang akan dilelang. (Pasal 29 PMK no 40/2006)
4.
Orang-orang/badan usaha/pihak-pihak yang berminat mengikuti lelang
akan menyetorkan uang jaminan. Uang jaminan masuk ke rekening
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
41
KPKNL. (atau Balai Lelang dalam hal lelang diselenggarakan oleh
Balai Lelang)
5.
Pelaksanaan lelang oleh Pejabat Lelang menggunakan cara penawaran,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Penawaran secara
langsung dilakukan dengan cara lisan, tertulis, tertulis dilanjutkan
dengan lisan dalam hal belum penawar tertinggi belum mencapai harga
limit. Penawaran tidak langsung dilakukan dengan teknologi SMS
(Short Message Services), internet, faksimili, dan lainnya. (Pasal 54
PMK no 93/2010)
Dalam pelaksanaan lelang ini akan ditunjuk pemenang lelang yang
menawar dengan harga tertinggi atau diatas harga limit yang kemudian
menjadi pembeli lelang.
6.
Pemenang lelang akan membayar harga pembelian, meliputi :
- Pokok lelang,26
- Bea Lelang,27
- Pajak, apabila yang dilelang adalah tanah dan bangunan, maka ada
pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
bagi pembeli, dan Pajak Penghasilan (PPh) bagi penjual.
7.
Uang yang masuk kedalam KPKNL akan dibagi kepada :
- KPKNL menyetor Bea Lelang dan pajak kepada kas negara
- Hasil bersih lelang (pokok lelang dikurangi PPh dalam hal lelang
tanah) diberikan kepada penjual
26
Pokok Lelang adalah harga lelang yang belum termasuk Bea Lelang pembeli
dalam lelang yang diselenggarakan dengan penawaran harga secara eksklusif atau Harga
Lelang dikurangi Biaya Lelang pembeli dalam lelang yang diselenggarakan dengan
penawaran harga secara inklusif (Pasal 1 nomor 28 Permenkeu no. 93/2010)
27
Bea Lelang adalah bea yang berdasarkan peraturan perundang-undangan,
dikenakan kepada penjual/pembeli atas setiap pelaksanaan lelang, yang berupa
Penerimaan Negara Bukan Pajak. (Pasal 1 nomor 31 Permenkeu no. 93/2010)
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
42
8.
KPKNL menyerahkan kwitansi pembayaran harga lelang barang,
dokumen, dan petikan Risalah Lelang kepada pemenang lelang.
1.14. Pengumuman Lelang
Lelang wajib didahului dengan pengumuman lelang yang dilakukan
oleh penjual, bukan oleh Kantor Lelang. Apabila tidak dilakukan
pengumuman lelang, maka lelang yang sudah dilaksanakan akan cacat
hukum dan rawan gugatan, dan apabila benar tidak dilakukan pengumuman,
maka besar kemungkinan lelang akan dibatalkan.
Dasar hukum dari pengumuman lelang adalah Bab III bagian
kesembilan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tanggal
23 April 2010 yaitu tentang pengumuman lelang. Pada prinsipnya
pengumuman lelang melalui surat kabar harian yang terbit ditempat barang
berada. Bila tidak ada yang terbit di tempat barang berada, melalui surat
kabar harian yang terbit di tempat terdekat atau di ibukota provinsi yang
bersangkutan. Pengumuman lelang harus dihalaman utama/reguler, dilarang
dihalaman suplemen/tambahan khusus
Maksud dan tujuan dari pengumuman lelang adalah agar diketahui
masyarakat luas (upaya pengumpulan peminat dan marketing), dan memberi
kesempatan verzet bantahan dari pihak yang dirugikan.
Didalam Pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan no. 93/2010,
pengumuman lelang sedikitnya harus memuat :
1.
Identitas penjual
2.
Waktu lelang, termasuk hari, tanggal, dan jam pelaksanaan lelang serta
tempat diadakannya lelang
3.
Jenis dan jumlah barang
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
43
4.
Lokasi, luas tanah,
jenis hak atas tanah, dan ada/tidak adanya
bangunan, khusus untuk barang tidak bergerak berupa tanah dan/atau
bangunan
5.
Spesifikasi barang, khusus untuk barang bergerak
6.
Waktu dan tempat melihat barang yang akan dilelang
7.
Uang jaminan penawaran lelang meliputi besaran, jangka waktu, cara
dan tempat penyetoran, dalam hal dipersyaratkan adanya Uang
Jaminan Penawaran Lelang
8.
Nilai Limit, kecuali lelang kayu dan hasil hutan lainnya dari tangan
pertama dan Lelang Non-eksekusi Sukarela untuk barang bergerak
9.
Cara penawaran lelang
10.
Jangka waktu kewajiban pembayaran lelang oleh pembeli.
Menurut Pasal 49 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93
tahun 2010, Pengumuman lelang untuk pelaksanaan Lelang Noneksekusi
Wajib dan Lelang Noneksekusi Sukarela yang Nilai Limit keseluruhannya
paling banyak Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) dalam 1 (satu) kali
lelang, dapat dilakukan 1 (satu) kali melalui tempelan yang mudah dibaca
oleh umum dan/atau melalui media elektronik, paling singkat 5 (lima) hari
sebelum hari pelaksanaan lelang.
1.15. Uang Jaminan
Pasal 1 angka 25, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 tahun 2010
mengatakan bahwa Uang Jaminan Penawaran Lelang adalah uang yang
disetor kepada Kantor Lelang/Balai Lelang atau Pejabat Lelang oleh calon
Peserta Lelang sebelum pelaksanaan lelang sebagai syarat menjadi Peserta
Lelang.
Uang jaminan berfungsi sebagai uang muka dalam pelelangan, oleh
karena itu setiap peserta lelang wajib menyetor uang jaminan, kecuali lelang
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
44
kayu jati dan lelang yang diselenggarakan melalui Balai Lelang. Besarnya
uang jaminan tidak ditentukan secara pasti oleh penjual. Pada Pasal 32
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 tahun 2010 dijelaskan bahwa uang
jaminan ditetapkan kepada peserta lelang dengan jumlah sebesar paling
sedikit 20% (dua puluh persen) dari perkiraaan harga minimal barang yang
dilelang atau dari nilai limit dan paling banyak sama dengan nilai limit itu
sendiri. Uang jaminan ditentukan oleh penjual dengan memperhatikan saran
dari Kantor Lelang, sehingga tidak ada ketentuan pasti dalam menentukan
besarnya uang jaminan tersebut.
Ketentuan dari uang jaminan adalah :
1.
Bila peserta berhasil menjadi pemenang lelang, uang jaminan
diperhitungkan dalam pelunasan
2.
Bila peserta kalah, uang jaminan dikembalikan tanpa potongan apapun
3.
Bila pemenang lelang wanprestasi, uang jaminan disetor kedalam kas
negara. Khusus lelang melalui Balai Lelang, uang jaminan jadi milik
Balai Lelang dan/atau pemilik barang lelang.
4.
Bila pemenang lelang wanprestasi, lelang dilaksanakan oleh Pejabat
Lelang kelas II, maka uang jaminan akan jadi milik Balai Lelang
dan/atau pemilik barang sesuai kesepakatan Balai Lelang dengan
pemilik barang.
Tujuan adanya uang jaminan ini adalah untuk menjaring pembeli
potensial dan untuk mengurangi kemungkinan adanya wanprestasi dari
peserta lelang. Lelang eksekusi diwajibkan adanya uang jaminan, sedangkan
lelang sukarela tidak diwajibkan.
1.16. Nilai Limit
Nilai limit adalah nilai minimal yang ditetapkan penjual untuk dicapai
dalam pelelangan sebagai dasar disahkannya pemenang lelang. Nilai limit
diatur dalam Pasal 35 s/d 40 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/2010,
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
45
dan menurut Pasal 21 Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189
yang merupakan salah satu persyaratan penjual. Pada dasarnya nilai limit
tidak bersifat rahasia dan dicantumkan dalam pengumuman, tetapi bisa saja
apabila dilakukan sebaliknya, sesuai dengan keinginan penjual. Bila tidak
rahasia, nilai limit diumumkan dalam pengumuman, sedangkan bila rahasia,
nilai limit diberikan kepada Pejabat Lelang sebelum pelaksanaan lelang.
Pasal 37 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 Tahun 2010
mengatakan bahwa, Untuk lelang eksekusi, lelang noneksekusi wajib dan
lelang noneksekusi sukarela atas barang tidak bergerak nilai limit wajib
bersifat terbuka, yaitu dengan diumumkan jumlah harga limitnya, dengan
tujuan untuk menghindari masalah di kemudian hari. Nilai limit pada lelang
eksekusi ini ditentukan oleh penjual, baik pemilik barang maupun pemohon
lelang, yakni orang/badan/pihak-pihak/instansi yang berwenang (Pengadilan
Negeri) yang oleh peraturan perundang-undangan dikuasakan untuk itu.
Sedangkan untuk lelang sukarela, yang menetapkan harga limit adalah
pemilik barang lelang, dan bebas dalam penentuannya.
Harga limit pada prinsipnya ditentukan berdasarkan permintaan
penjual (dalam lelang sukarela) berdasarkan hasil penilaian terhadap barang
yang akan dilelang tersebut, tetapi untuk lelang barang dengan harga jual
diatas Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) penilaian atas barang yang
dilelang harus dilakukan oleh penilai independent (independent appraisal),
atau dapat juga dilihat dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)/harga pasar dalam
hal yang dilelang adalah tanah kosong. Setelah ditentukan nilainya kemudian
diserahkan kepada Pejabat Lelang selambat-lambatnya pada saat akan
dimulainya pelaksanaan lelang.28
Fungsi nilai limit bagi Pejabat Lelang adalah sebagai patokan harga
terendah pada saat pelaksanaan lelang ketika barang akan dilelang. Fungsi
kedua
adalah
merupakan
pedoman
bagi
Pejabat
Lelang
untuk
menahan/melepas barang yang dilelang dan menetapkan pemenang lelang.
28
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 304/KMK.01/2002, Pasal 23.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
46
Sedangkan fungsi nilai limit bagi pemilik barang/pemohon
lelang adalah untuk mendapatkan harga penjualan barang lelangnya,
minimal seharga nilai limit yang ditetapkan, dan untuk menghindari
kemungkinan barang yang dilelang terjual dengan harga yang terlalu rendah
jauh dibawah harga standar dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh
pemilik barang/peserta lelang.
Cara menentukan nilai limit adalah dengan memperhatikan kondisi
barang dan informasi dari instansi yang terkait ataupun dari perusahaan
penilai. Tetapi pada akhirnya yang menentukan nilai limit dan juga
bertanggung jawab adalah pemohon lelangnya itu sendiri.
1.17. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Lelang
1.17.1. Pemohon Lelang
Pemohon lelang berasal dari istilah owners/sellers/vendors Pemohon
lelang adalah orang/badan/pihak yang mengajukan permohonan lelang
secara tertulis kepada Pejabat Lelang untuk dimintakan jadwal pelaksanaan
lelang. Permohonan lelang diajukan dengan disertai identitas pemohon
lelang, dasar permintaan lelang, serta dokumen persyaratan lelang sesuai
dengan jenis lelangnya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang disebut pada
Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 tahun 2010.
Pemohon lelang tidak selalu merupakan pemilik barang, tetapi dapat
juga sebagai pemegang kuasa pemilik barang (Balai Lelang), instansiinstansi atau badan-badan yang menurut Undang-Undang diberi kewajiban
untuk bertindak sebagai pemohon lelang.
Pemohon lelang juga memiliki beberapa tanggung jawab. Tanggung
jawab dari pemohon lelang adalah :
1.
Keabsahan status barang
2.
Tuntutan ganti rugi yang timbul jika terjadi permasalahan atas
barangnya
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
47
3.
Wajib menguasai fisik dari barang yang dilelang (untuk barang
bergerak)
Selain tanggung jawab, pemohon lelang juga memiliki kewajiban-
kewajiban yaitu :
1.
Menentukan nilai limit dari barang yang dilelang
2.
Memberikan akses informasi atas barang yang dilelang
3.
Mengumumkan lelang
4.
Membayar Bea Lelang dan pajak lain yang terhutang
5.
Menyerahkan surat-surat/dokumen-dokumen kepemilikan barang
Sedangkan hak-hak dari pemohon lelang adalah :
1.
Menentukan nilai jaminan
2.
Memilih cara melelang
3.
Menerima uang hasil penjualan
4.
Menerima salinan Risalah Lelang
1.17.2. Pemandu Lelang
Pemandu lelang, atau yang biasa disebut dengan afslager adalah orang
yang membantu Pejabat Lelang untuk menawarkan serta menjelaskan barang
dalam suatu pelaksanaan lelang. Tugas dari pemandu lelang adalah
menawarkan dan membuat tawar menawar yang terjadi dalam lelang
menjadi lebih dinamis.
Dalam hal ini, pemandu lelang dianggap telah mendapat kuasa dari
Pejabat Lelang untuk menawarkan barang dengan ketentuan Pejabat Lelang
harus tetap mengawasi dan memperhatikan lelang dan/atau penawaran lelang
oleh pemandu. Pemandu lelang dapat berasal dari Direktorat Jenderal
Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) ataupun dari luar DJPLN, dan
diusulkan oleh penjual/Balai Lelang kepada Kepala KP2LN dan/atau Pejabat
Lelang yang akan melaksanakan lelang.
Persyaratan menjadi pemandu lelang adalah wajib sehat jasmani dan
rohani, pendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum atau yang
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
48
sederajat, serta bagi pemandu lelang yang berasal dari DJPLN wajib lulus
diklat pemandu lelang dan mendapat surat tugas dari pejabat yang
berwenang.
1.17.3. Peserta Lelang
Peserta lelang berasal dari kata attenders, bidders, the highest bidders,
buyers/purchasers yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai
peserta, penawar, penawar tertinggi/pemenang lelang, pembeli lelang.
Menurut Pasal 1 Nomor 21 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93
tahun 2010, pengertian dari peserta lelang adalah orang atau badan usaha
yang memenuhi syarat-syarat untuk mengikuti lelang yang sebelumnya
sudah ditentukan dalam pengumuman lelang. Perorangan atau badan usaha
dapat menjadi peserta/pembeli lelang, kecuali nyata-nyata dilarang oleh
peraturan yang berlaku seperti Hakim, Jaksa, Panitera, Pengacara, Pejabat
Lelang, Juru Sita, dan Notaris yang menangani pokok perkara yang
barangnya akan dilelang.
Peserta lelang yang bertindak untuk orang lain atau badan hukum atau
badan usaha harus menyampaikan surat kuasa yang bermaterai cukup kepada
Pejabat Lelang dengan dilampiri fotokopi Kartu Tanda Penduduk
(KTP)/Surat Izin Mengemudi (SIM)/paspor pemberi kuasa dan penerima
kuasa dengan menunjukkan aslinya.
Kewajiban-kewajiban dari para peserta lelang adalah 29 :
1.
Menyetor uang jaminan kepada Pejabat Lelang, bila disyaratkan
demikian
2.
Peserta/kuasanya hadir dalam pelaksanaan lelang
3.
Mengisi surat penawaran dengan baik dan benar dalam hal lelang
tertutup/tertulis
29
http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/lelang-teori-dan-praktek diakses
pada tanggal 21 Oktober 2010
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
49
4.
Membayar pokok lelang, Bea Lelang, dan pajak/pungutan lainnya
(contoh : BPHTB) bila ditunjuk sebagai pemenang lelang atau pembeli
lelang
5.
Mentaati tata tertib pelaksanaan lelang
Hak-hak dari para peserta lelang adalah 30 :
1.
Melihat dan meminta keterangan atas dokumen-dokumen barang yang
akan dilelang
2.
Melihat dan memeriksa barang yang dilelang
3.
Meminta kembali uang jaminan bila tidak ditunjuk sebagai pemenang
lelang
4.
Meminta petikan/salinan/grosse Risalah Lelang dan kwitansi lelang
bila ditunjuk sebagai pembeli lelang
5.
Mendapatkan barang beserta dokumen-dokumennya apabila ditunjuk
sebagai pemenang lelang
1.17.4. Pejabat Lelang
Pejabat Lelang berasal dari istilah Auctioneer, Vendumeester yang
diterjemahkan menjadi Pejabat Lelang atau Juru lelang. Pengertian Pejabat
Lelang menurut Pasal 1 angka 14 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93
tahun 2010 adalah orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penjualan barang secara
lelang. Pejabat Lelang diangkat dan khusus diberi wewenang oleh Menteri
Keuangan untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas Pejabat Lelang yaitu melaksanakan pelayanan lelang di wilayah
kerjanya. Termasuk didalamnya, Pejabat Lelang bertanggung jawab terhadap
administrasi penyelenggaraan lelang yang dilaksanakannya. Pejabat Lelang
mempunyai tugas melakukan persiapan lelang, pelaksanaan lelang dan
membuat laporan pelaksanaan lelang.
30
Ibid.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
50
Fungsi dari Pejabat Lelang adalah :
1.
Penelitian dokumen lelang. Dalam penelitian ini, Pejabat Lelang
melihat dan mempelajari dokumen-dokumen lelang lebih kepada
kebenaran formil, bukan dari kebenaran materiil.
2.
Pemberi informasi lelang. Fungsi ini berlaku dengan tujuan untuk
mengoptimalisasi pelaksanaan lelang, dalam hal ini Pejabat Lelang
memberi informasi kepada pengguna jasa lelang.
3.
Pemimpin lelang. Pejabat Lelang berfungsi untuk mejamin ketertiban,
keamanan, dan kelancaran serta mewujudkan pelaksanaan lelang yang
berdaya guna dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai ketentuan yang
berlaku.
4.
Pejabat Umum. dalam hal ini Pejabat Lelang bertugas untuk membuat
akta autentik berdasarkan Undang-Undang di wilayah kerjanya.
5.
Juri atau Hakim. Dalam pelaksanaan lelang, Pejabat Lelang harus
bertindak adil dan bijaksana untuk menyelesaikan persengketaan yang
mungkin timbul dalam pelaksanaan lelang.
6.
Saksi. Sebagai Pejabat Umum, Pejabat Lelang juga sebagai saksi untuk
menjamin kepastian hukum dari masyarakat.
7.
Bendahara. Dalam pelaksanaan lelang, Pejabat Lelang menerima,
menyetorkan, dan mempertanggung jawabkan uang hasil lelang.
Wewenang dari Pejabat Lelang terdiri dari :
1.
Meminta kelengkapan dokumen persyaratan lelang dan melakukan
analisis yuridis terhadap dokumen tersebut serta dokumen barang yang
akan dilelang.
2.
Meminta bantuan aparat keamanan, apabila diperlukan
3.
Menegur/mengeluarkan peserta lelang apabila melanggar tata tertib
lelang
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
51
4.
Menghentikan pelaksanaan lelang untuk sementara waktu apabila
terjadi ketidak-tertiban atau ketidak-amanan dalam pelaksanaan lelang
5.
Menolak melaksanakan lelang apabila tidak yakin akan kebenaran
formal berkas persyaratan lelang
6.
Mengesahkan atau membatalkan surat penawaran lelang
7.
Menetapkan pemenang lelang
8.
Membatalkan pemenang lelang apabila wanprestasi
9.
Menerima hasil lelang dari pemenang lelang
10.
Menyerahkan hasil lelang dari pemenang lelang
11.
Menyerahkan hasil lelang kepada bendaharawan penerima atau
langsung kepada penjual bagi Pejabat Lelang kelas I
12.
Menyerahkan hasil lelang kepada Balai Lelang atau pemilik barang
bagi Pejabat Lelang kelas II
13.
Memberikan kuasa kepada pihak lain dalam hal terjadi kekosongan
bagi Pejabat Lelang kelas II
Pejabat Lelang harus memimpin pelaksanaan lelang dengan baik,
meneliti apakah ada permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul,
memperhatikan asas-asas yang penting (seperti transparansi), memastikan
lelang dipublikasikan dengan baik, dan semua aturan serta prosedur dipatuhi.
Pejabat Lelang diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelas, yaitu Pejabat
Lelang kelas I dan Pejabat Lelang kelas II :
1.17.4.1. Pejabat Lelang kelas I
Menurut Pasal 1 Nomor 15 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93
tahun 2010, Pejabat Lelang kelas I adalah Pejabat Lelang pegawai
Direktoran Jenderal Kekayaan Negara yang berwenang melaksanakan
Lelang Eksekusi, Lelang Noneksekusi Wajib, dan Lelang Noneksekusi
Sukarela. Menurut Vendu Instructie Pejabat Lelang kelas I adalah pejabat
pemerintah yang diangkat khusus sebagai Pejabat Lelang, dan sebagai
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
52
penerima uang kas Negara yang ditugaskan sebagai Pejabat Lelang,
kewenangan dari Pejabat Lelang kelas I adalah melaksanakan lelang untuk
semua jenis lelang.
Pejabat Lelang adakalanya tidak dapat melayani permohonan lelang
karena luasnya wilayahnya Indonesia, oleh karena itu ada Pejabat Lelang
kelas II untuk melayani lelang di daerah-daerah terpencil dan khusus untuk
melayani lelang sukarela. Tetapi pada saat ini Pejabat Lelang kelas II hanya
ditugaskan untuk pelaksanaan lelang sukarela yang dilakukan melalui Balai
Lelang.
1.17.4.2. Pejabat Lelang kelas II
Menurut Pasal 1 angka 16 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93
tahun 2010, Pejabat Lelang kelas II adalah Pejabat Lelang swasta yang
berwenang melaksanakan Lelang Noneksekusi Sukarela. Hanya orang-orang
tertentu yang dapat diangkat sebagai Pejabat Lelang, yang berasal dari
Penilai, Pensiunan PNS BUPLN, Notaris, dan lainnya. Notaris dapat
merangkap sebagai Pejabat Lelang kelas II yang kemudian setelah diangkat
oleh Menteri Keuangan sebagai Pejabat Lelang kelas II dapat berwenang
membuat Risalah Lelang.
Menurut Vendu Instructie Pejabat Lelang kelas II adalah Pejabat
Lelang Negara selain Pejabat Lelang kelas I yang diberi tugas tambahan
sebagai Pejabat Lelang, dan orang-orang yang khusus diangkat sebagai
Pejabat Lelang, yang berasal dari swasta yang melayani lelang-lelang
sukarela.
Kewenangan Pejabat Lelang kelas II adalah melaksanakan lelang
bekerjasama dengan atau yang diselenggarakan oleh Balai Lelang.
Kewenangan Pejabat Lelang kelas II dibatasi, karena mereka termasuk
pengembangan profesi awal yang berorientasi profit. Jika sudah ada Pejabat
Lelang kelas II di suatu daerah, maka Pejabat Lelang kelas I tidak
diperbolehkan melayani lagi lelang sukarela, kecuali belum ada Pejabat
Lelang kelas II.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
53
Perbedaan dari Pejabat Lelang kelas I dan Pejabat Lelang kelas II
adalah :
Pejabat Lelang I
1. Pegawai organik dari KPKNL
2. Wilayah kerja luas
3. Gaji dari Pemerintah
4. Berkantor di KPKNL yang dibiayai Pemerintah
5. Harus melaksanakan lelang sendiri (Ps. 29 VI), artinya
tidak boleh dikuasakan kepada pihak lain.
6. Berwenang melelang segala jenis pelelangan
Pejabat Lelang II
1. Mandiri / bukan Pegawai Negeri
2. Wilayah kerja lebih sempit dibandingkan dengan
Pejabat Lelang kelas I
3. Gaji dari Perurugi
4. Berkantor sendiri atas biaya sendiri
5. Dapat Gedelegeerde (Pasal 32 VI) yaitu dapat
dikuasakan kepada orang lain apabila Pejabat Lelang
kelas II berhalangan
6. Hanya berwenang melelang barang-barang dari jenis
lelang sukarela yang diselenggarakan melalui Balai
Lelang
Menurut Pasal 15 Ayat (1) Undang-Undang nomor 30 tahun 2004
tentang Jabatan Notaris disebutkan bahwa :
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
54
“Notaris berwenang membuat akta autentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundangundangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan
akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan, dan kutipan akta, semua
itu sepanjang perbuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan
kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.”
Dalam ketentuan dari Pasal 15 tersebut diatas, terdapat unsur-unsur
pembuatan Risalah Lelang dalam Jabatan Notaris, yaitu :
1.
Yang berwenang membuat akta autentik harus Pejabat Umum
2.
Akta Autentik di bidang keperdataan, Notaris sebagai Pejabat Umum
yang berwenang membuatnya, kecuali akta-akta tertentu secara tegas
disebut dalam peraturan perundangan. Dalam arti, wewenang Notaris
bersifat umum, sedangkan Pejabat Umum lainnya bersifat khusus
(PPAT, Pejabat Lelang)
3.
Akta Autentik menjamin kepastian tanggalnya yang berarti tanggal
diresmikannya akta, dibacakannya akta, ditandatangani para pihak,
Pejabat Umum, dan dimana dibuatnya.
1.18. Risalah Lelang
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 tahun 2010, Risalah
Lelang adalah berita acara pelaksanaan lelang yang dibuat oleh Pejabat
Lelang yang merupakan akta autentik dan mempunyai kekuatan pembuktian
sempurna bagi para pihak.
Risalah Lelang merupakan akta autentik, yang mengacu pada Pasal
1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi : “Suatu akta
autentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
55
undang-undang oleh atau dihadapan Pejabat Umum yang berwenang untuk
itu ditempat akta itu dibuat.”
Akta autentik menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut
diatas dapat dipersamakan dengan Risalah Lelang, seperti apa yang telah
tertulis dalam Pasal 35 Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189
(VR), yaitu : “Dari tiap-tiap penjualan umum yang dilakukan oleh juru
lelang atau kuasanya selama penjualan, untuk tiap-tiap hari pelelangan atau
penjualan harus dibuat berita acara tersendiri.”
Tiap penjualan di muka umum oleh Juru Lelang atau kuasanya dibuat
berita acara tersendiri seperti tersebut diatas, bentuknya ditetapkan seperti
dimaksud dalam Pasal 37, 38, dan 39 Vendu Reglement Staatsblad tahun
1908 nomor 189, dan berita acara lelang yang dimaksud dalam Pasal 35
Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189 (VR) tersebut adalah
Risalah Lelang, yang merupakan akta autentik.
Selanjutnya mengacu pada Pasal 1870 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata yang berbunyi : “Suatu akta autentik memberikan diantara para
pihak beserta ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak daripada
mereka suatu bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya.”
Istilah Risalah Lelang menurut Pedoman Administrasi Umum
Departemen Keuangan dapat diartikan bahwa :
1.
Berita acara adalah risalah mengenai suatu peristiwa resmi dan
kedinasan yang disusun secara teratur dimaksudkan untuk mempunyai
kekuatan bukti tertulis bilamana diperlukan sewaktu-waktu. Berita
acara ini ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
2.
Risalah adalah laporan mengenai jalannya suatu pertemuan yang
disusun secara teratur dan dipertanggung jawabkan oleh si pembuat,
sehingga mengikat sebagai dokumen resmi dari kejadian/peristiwa
yang disebutkan didalamnya.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
56
Dari kedua pengertian tentang berita acara dan risalah tersebut diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa Risalah Lelang adalah berita acara yang
merupakan dokumen resmi dari jalannya penjualan dimuka umum atau
lelang yang disusun secara teratur dan dipertanggung jawabkan oleh Pejabat
Lelang dan para pihak (penjualan dan pembelian) sehingga pelaksanaan
lelang yang disebut didalamnya mengikat.
Kekuatan pembuktian Risalah Lelang terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu
sebagai berikut :
1.
Kekuatan pembuktian formal, yaitu kepastian bahwa kejadian dalam
Risalah Lelang benar-benar dilakukan oleh Pejabat Lelang
2.
Kekuatan pembuktian material, yaitu kepastian bahwa apa yang
tersebut dalam Risalah Lelang merupakan pembuktian yang sah dan
sempurna bagi para pihak, baik penjual maupun pembeli, kecuali bila
terbukti sebaliknya
3.
Kekuatan pembuktian keluar, yaitu Risalah Lelang dapat berfungsi
sebagai akta autentik dan alat bukti yang berlaku umum apabila syaratsyarat formal yang diperlukan telah terpenuhi.
Jika syarat formal tidak terpenuhi, maka Risalah Lelang dapat turun
derajat kekuatannya menjadi akta bawah tangan. Namun jika syarat material
tidak terpenuhi, maka lelang dianggap cacat hukum dan dapat digugat untuk
dibatalkan.
1.18.1. Kegunaan Risalah Lelang
Suatu peristiwa penting yang mempunyai akibat hukum, contohnya
jual-beli atau perikatan lain, perlu ada pembuktian sebagai kesaksian dari
yang melihat peristiwa tersebut. Pembuktian tidak selalu mengandalkan
saksi hidup, karena saksi hidup mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu.
Oleh karena adanya kelemahan pembuktian dari saksi hidup tersebut, maka
para pihak yang berkepentingan mulai menyadari pentingnya bukti tertulis.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
57
Mereka mulai mencatat dalam suatu surat atau dokumen dan ditanda tangani
oleh pihak- pihak yang bersangkutan sekaligus saksi.
Guna Risalah Lelang itu sendiri yang berlaku untuk saat ini adalah :
1.
Bagi penjual
Risalah Lelang merupakan bukti bahwa penjual telah melaksanakan
penjualan dengan baik secara lelang.
2.
Bagi pembeli
Risalah Lelang merupakan bukti sah bahwa ia telah melaksanakan jualbeli sesuai dengan prosedur lelang dan dinyatakan sebagai pemenang
lelang atau pembeli.
3.
Bagi pihak ketiga;
- Bagi Bendaharawan barang sebagai dasar penghapusan atas barang
yang dilelang dari daftar inventaris
- Bagi Kejaksaan/Pengadilan Negeri sebagai bukti bahwa telah
melaksanakan penjualan barang sesuai dengan porsedur lelang
- Bagi Bank, sebagai dasar untuk meroya/mencoret Hipotik
- Apabila lelang yg dilakukan merupakan lelang atas tanah, maka bagi
Kantor Pertanahan, Risalah Lelang berfungsi sebagai dasar hukum
balik nama (peralihan) suatu hak atas tanah.
4.
Bagi KPKNL
Risalah Lelang berfungsi sebagai dasar perhitungan Bea Lelang dan
pertanggung jawaban hasil lelang
1.18.2. Materi Risalah Lelang
Didalam pembuatan Risalah Lelang, harus dijelaskan tentang apa yang
dilelang, mengapa dilelang, dimanakah terjadinya lelang, bilamana
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
58
dilakukannya lelang, bagaimana terjadinya lelang, dan siapa-siapa saja pihak
yang terlibat dalam lelang. Uraian dari penjelasan diatas antara lain adalah :
a.
Apa yang dilelang. yaitu penjelasan mengenai objek yang diperjualbelikan dalam lelang baik model, jenis, maupun spesifikasi dari barang
tersebut.
b.
Mengapa dilelang. Yaitu penjelasan tentang latar belakang atau alasan
sampai dilakukannya pelelangan tersebut, hal ini sangat penting untuk
dijelaskan terutama dalam lelang eksekusi.
c.
Dimana terjadinya lelang. Bagian ini menjelaskan dimana tempat
lelang tersebut dilaksanakan
d.
Bilamana
dilakukannya
lelang,
menjelaskan
mengenai
waktu
pelelangan, memuat hari, tanggal, dan pukul (waktu) pelaksanaan
lelang.
e.
Bagaimana terjadinya lelang. Bagian ini menjelaskan tentang proses
terjadinya penawaran sampai dengan ditunjuknya pembeli lelang.
f.
Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam lelang, menjelaskan pihakpihak yang terlibat dalam pelelangan, siapa pemohon atau penjual
lelang, siapa saja para penawar, dan siapa pemenang atau pembeli
lelang.
Setiap Risalah Lelang harus ditandatangani oleh para pihak baik
Pejabat Lelang, penjual, maupun pembeli. Tiap lembar pada sudut kanan
atas Risalah Lelang harus ditandatangani oleh Pejabat Lelang, kecuali pada
lembar terakhir, karena pada lembar terakhir ini berarti terdapat bagian kaki
atau penutup dari Risalah Lelang yang harus ditandatangani oleh Pejabat
Lelang yang dibubuhi pula oleh materai.
Risalah Lelang ditandatangani oleh penjual, Pejabat Lelang, dan
pembeli. Dalam hal penjual tidak menandatangani Risalah Lelang agar
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
59
dicatat pada bagian penutup Risalah Lelang yang berlaku sebagai pengganti
tanda tangan penjual.
1.18.3.
Notaris, sebagai Pejabat Lelang kelas II berwenang membuat
Risalah Lelang
Pejabat Lelang kelas II dimaksud berasal dari kalangan swasta. Pejabat
Lelang ini berwenang menerbitkan Risalah Lelang, namun hanya dalam
lelang yang bersifat sukarela (voluntary auction). Notaris merupakan salah
satu pejabat yang termasuk kedalam pihak yang mempunyai wewenang atas
pembuatan Risalah Lelang sukarela tersebut.
Pemberian kewenangan kepada Notaris dalam pembuatan akta Risalah
Lelang sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 15 ayat (2) huruf g
undang-undang
Nomor
30
Tahun
2004
tentang
Jabatan
Notaris,
menyebabkan timbulnya ketidakpastian hukum dalam pelaksanaannya di
bidang lelang. Hal ini dikarenakan pemberian kewenangan tersebut tumpang
tindih dengan kewenangan Pejabat Lelang sebagai pelaksana lelang
berdasarkan Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189 dan Vendu
Instructie Staatsblad 1908 Nomor 190. Namun demikian kewenangan
Notaris membuat akta Risalah Lelang ini tidak dapat secara otomatis
diterapkan begitu saja. Hanya Notaris yang telah ditetapkan dan diangkat
sebagai Pejabat Lelang kelas II saja yang berhak dan berwenang memimpin
pelaksanaan lelang dan membuat akta Risalah Lelang.
Notaris dapat merangkap jabatan sebagai Pejabat Lelang kelas II.
Pengaturan hukum bagi Notaris yang ditetapkan dan diangkat menjadi
Pejabat Lelang kelas II diatur dalam Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908
nomor 189 dan Pasal 7 Vendu Instructie Staatsblad 1908 Nomor 190 jo
Pasal 4 ayat (3) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
305/KMK.01/2002 tentang Pejabat Lelang jo Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 175/PMK.06/2010 tentang Pejabat Lelang kelas II.
Rangkap jabatan Notaris sebagai Pejabat Lelang kelas II ini bukanlah suatu
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
60
rangkap jabatan yang dilarang oleh undang-undang yang berlaku, baik
peraturan perundang-undangan di bidang lelang maupun di bidang
kenotariatan. Pasal 3 huruf g jo Pasal 17 Undang-Undang Jabatan Notaris
tidak melarang rangkap jabatan Notaris sebagai Pejabat Lelang kelas II.
1.19. Pengertian Tentang Media Internet
Sejalan dengan meningkatnya peranan informasi dalam bisnis maupun
teknologi, akses terhadap sumber dan jaringan informasi menjadi semakin
penting bagi para profesional. Internet adalah jaringan informasi komputer
mancanegara yang berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat
dikatakan sebagai jaringan informasi terbesar di dunia.
Secara harafiah, internet (interconnected-networking) adalah hubungan
dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan
menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, salelit, dan lainnya.. Internet
adalah sistem komputer umum yang terhubung secara global.dan
menggunakan suatu program sebagai protokol pertukaran paket. Cara
menghubungkan rangkaian tersebut dinamakan internetworking.
Perkembangan teknologi informasi yang sedikit ajaib terutama dalam
bidang internet secara langsung mampu menggeser bahkan mengubah
sistem dan pola hidup manusia. Perkembangan tersebut memicu munculnya
aspek-aspek sosial yang dapat dikatakan baru, atau aspek-aspek sosial lama
yang muncul dengan cara baru. Salah satu contoh adalah sumber informasi
menjadi lebih beragam dan luas; jarak dan waktu bukan lagi kendala yang
utama; munculnya sistem pembelian dan pembayaran on-line; mengadakan
rapat secara bersamaan dan langsung dari berbagai tempat; perubahan dalam
bidang hukum dan perundangan; pertukaran dan asimilasi nilai-nilai budaya
tersebut cepat sampai. Perubahan nilai yang muncul dari aspek sosial
internet menuntut pergerakan dengan cepat menyiapkan infrastruktur dan
faktor-faktor yang bersangkutan dengan bidang tersebut. Bila tidak kita akan
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
61
tertinggal, karena internet merupakan salah satu jembatan penting untuk
masuk dalam kancah dunia.31
Internet memungkinkan kita untuk menghilangkan hambatan jarak dan
waktu dalam mendapatkan Informasi. Dari segi ekonomi, internet
merupakan sebuah jawaban yang sangat efisien, efektif dan relatif murah
bila dibandingkan dengan hasil yang akan didapat.32
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang memiliki
akses internet, yaitu adanya informasi tentang kesehatan, rekreasi, hobi,
pengembangan pribadi, rohani, dan sosial (untuk kehidupan pribadi) ;
kemudian juga ada informasi mengenai sains, teknologi, perdagangan,
saham komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, dan berbagai
forum komunikasi (untuk kehidupan professional atau pekerja).
Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak
mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor-faktor lain
yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu
komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik
yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh
melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak
dan waktu.33
1.20. Jual Beli Barang Secara Online Melalui Internet (E-Commerce)
Perjanjian dalam transaksi elektronik (electronic commerce) pada
dasarnya tidak berbeda dengan transaksi secara konvensional, kedua jenis
transaksi tersebut penjual sama-sama menawarkan produk atau jasanya,
beserta harga dan kondisi tertentu kepada calon pembeli yang bebas tanpa
paksaan melakukan pemilihan, menegosiasikan harga, dan melakukan
31
http://info.g-excess.com/id/info/internetduniamaya.info diakses tanggal 23
oktober 2010
32
Ibid.
33
http://www.elektroindonesia.com/elektro/no3b.html diakses pada tanggal 23 oktober
2010.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
62
perjanjian khusus tertentu (misalnya pelayanan purna jual dan garansi).
Setelah kesepakatan terjadi, transaksi dilakukan dengan melibatkan beberapa
dokumen dan produk yang dipesan akan diberikan secara langsung atau
dikirimkan ke tempat pembeli sesuai dengan kesepakatan.
Perbedaaannya hanya bahwa perjanjian elektronik (e-commerce)
dilakukan melalui media elektronik, syarat sahnya perjanjian pun dilakukan
dengan proses penawaran hingga terjadi kesepakatan. Hanya tanda tangan
yang selama ini digunakan sebagai bukti adanya kesepakatan para pihak
dalam perdagangan konvensional diganti dengan tanda tangan digital
atau digital signature, yaitu suatu prosedur tekhnis untuk menjamin bahwa
para pihak tidak bisa “mengingkari keberadaannya” sebagai subyek hukum
dalam perjanjiaan transaksi elektronik. artinya fungsi digital signature
tersebut dapat menjadi dasar sahnya suatu perjanjian yang merupakan
sumber perikatan bagi para pihak, walaupun secara fisik para pihak tidak
bertemu muka.
Peminat lelang secara online-pun kian hari kian berkembang, hal ini
didasari atas efisiensi lelang secara online yang tidak perlu mengeluarkan
banyak waktu dan banyak biaya, serta hal-hal lain yang menjadi
pertimbangan atas keuntungan lelang secara online, yaitu :
a.
Tempat terjadinya lelang tidak terbatas
Apabila kita berbicara mengenai dunia internet, tidak akan habis batas
akses menuju suatu halaman yang akan dituju, dan siapapun dapat
melakukan akses tersebut. Pada lelang yang dilakukan melalui internet,
para peserta lelang tidak perlu datang ke tempat terjadinya lelang
tersebut sehingga mereka tidak saling bertatap muka dalam melakukan
penawaran.
b.
Jumlah penjual dan peserta lelang yang besar
Peserta lelang atau penawar pada sebuah situs online tergolong
berjumlah besar karena efisiensi tempat dan waktu dari pelaksanaan
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
63
online tersebut. Maka lelang online menyediakan ruang yang cukup
sekalipun mencakup peserta dari seluruh dunia dalam berpartisipasi.
Akibat dari jumlah peserta yang besar, tentu memicu penjual untuk
memasang barangnya, tentunya dengan didukung oleh kemudahankemudahan yang disediakan oleh website yang bersangkutan.
c.
Jaringan ekonomi yang luas
Dampak positif dari banyaknya peserta/penawar lelang, maka hal
tersebut memicu berkembangnya penjual, demikian pula sebaliknya.
Hal ini tentunya akan menciptakan siklus ekonomi supply and demand
sehingga menjadikan sebuah sistem yang berguna bagi peserta, dan
berguna bagi perkembangan perekonomian di Indonesia.
Pada Pasal 58 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, disebutkan bahwa pelaksanaan
lelang secara tidak langsung dalam lelang non-eksekusi melalui internet,
harus memenuhi ketentuan tersebut dibawah, tetapi tidak terbatas pada :
1.
penawaran lelang menggunakan perangkat lunak (software) yang dapat
dioperasikan untuk penyelenggaraan lelang melalui internet dengan
harga semakin meningkat;
2.
peserta lelang yang sah mendapatkan nomor peserta lelang (login) dan
sandi akses (password) tertentu agar dapat melakukan penawaran;
3.
penawaran dilakukan sejak mulai pengumuman lelang sampai dengan
penutup penawaran (closing time) secara berkesinambungan;
4.
harga limit bersifat terbuka/tidak rahasia yang ditayangkan dalam situs
(website);
5.
peserta lelang dapat mengetahui penawaran tertinggi yang diajukan
oleh peserta lelang lainnya secara berkesinambungan; dan
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
64
6.
Pejabat Lelang menetapkan pemenang lelang berdasarkan cetakan
rekapitulasi penawaran yang diproses perangkat lunak (software)
lelang melalui internet di tempat pelaksanaan lelang pada saat
penutupan penawaran (closing time).
1.21. Aspek-Aspek Hukum dari E-Commerce
Karena besarnya kemampuan yang dimiliki dunia internet, bermacammacam bentuk kejahatan dan penyimpangan fungsi terjadi. Oleh karena itu
disusunlah sebuah peraturan yang membatasi pergerakan para 'penjahat
internet' sekaligus untuk memberikan rasa aman pada pengguna internet
lainnya. Dengan banyaknya jenis layanan informasi yang disediakan oleh
dunia internet, bentuk-bentuk kejahatan maupun tindakan-tindakan amoral
dalam kemasan baru pun lahir. Hal ini memang tidak dapat dibendung
karena banyaknya kepentingan yang 'diemban' oleh Internet.
Selain itu, dunia maya tidak memiliki batasan geografis (misalnya
negara) yang selama ini dikenal dalam sistem hukum konvensional. Jika
terjadi pelanggaran hukum, sangat sulit menentukan hukum negara mana
yang akan dipergunakan mengingat secara mekanisme, pihak-pihak dan
sarana/fasilitas perdagangan dapat dalam suatu saat berada di sejumlah
negara yang berbeda; kecuali jika sebelumnya, pihak-pihak yang
mengadakan transaksi telah menyetujui untuk mempergunakan sistem
hukum negara mana seandainya terjadi pelanggaran terhadap kontrak.
Di Indonesia, mengenai transaksi elektronik melalui internet telah
diatur dalam Bab V Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) tersebut. Undang-undang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) adalah ketentuan yang berlaku
untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia
maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
65
wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan
merugikan kepentingan Indonesia.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE)
mengatur berbagai kegiatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya,
baik kegiatan transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UUITE ini
juga diatur berbagai ancaman hukuman bagi kejahatan melalui internet.
UUITE mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan
masyarakat pada umumnya guna mendapatkan kepastian hukum, dengan
diakuinya bukti elektronik dan tanda tangan digital sebagai bukti yang sah.
Namun
khusus
dalam
penulisan
ini,
penulis
tidak
membahas
permasalahannya dari sudut pandang melalui Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik tersebut.
2. LELANG KAYU JATI
2.1. Penjelasan Tentang Kayu Jati
Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan
keindahannya. Secara teknis, kayu ini memiliki kelas kekuatan I dan kelas
keawetan I. Kayu ini sangat tahan terhadap serangan rayap. Meskipun keras
dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai untuk
membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki
permukaan yang licin dan seperti berminyak.
Pola-pola lingkaran tahun pada kayu jati nampak jelas, sehingga
menghasilkan gambaran yang indah. Dengan kehalusan tekstur dan
keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh
karena itu, jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel interior,
kerajinan, panel, dan anak tangga yang berkelas. selain dimanfaatkan
sebagai bahan baku furniture, kayu jati digunakan pula dalam struktur
bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah,
menggunakan jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap,
hingga ke dinding-dinding berukir. Sekalipun relatif mudah diolah, jati
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
66
terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh
perubahan cuaca.
2.2. Lelang Kayu Jati Perhutani Yang Dilakukan Secara Konvensional
Lelang kayu jati merupakan lelang yang dilakukan dalam rangka
menjual produk dari Perhutani yang berasal dari hasil-hasil hutan pemerintah
atau Negara yang dikelola oleh Perhutani dimana Perhutani membuat kebun
jati yang menerapkan pola tebang pilih.
Penjualan kayu oleh Perhutani sebagaimana diatur terakhir dengan
Surat Keputusan Perum Perhutani No. 2982/KPPS/DIR/1994 tanggal 12
Desember 1994 tentang Pedoman Penjualan Kayu Milik Perum Perhutani,
maka terdapat 4 (empat) cara penjualan kayu oleh Perum Perhutani, yaitu :
1.
Ekspor;
2.
Perjanjian atau Kontrak;
3.
Lelang, yang dibagi menjadi :
a. Lelang Besar Kayu
b. Lelang Kecil Kayu
4.
Lain-lain seperti pembelian langsung, retribusi dan sebagainya
Dalam lelang Perhutani dikenal istilah Lelang Besar Kayu, pengertian
besar disini untuk membedakan kecil dalam pengertian Lelang Kecil Kayu
yang sementara ini didelegasikan kewenangan pelaksanaan lelangnya kepada
Kantor Pemangkuan Hutan (KPH) Perum Perhutani. Lelang Kecil kayu yang
diselenggarakan sendiri oleh KPH perum Perhutani adalah pelelangan kayu
dengan batas diameter 30 (tiga puluh) cm kebawah. Sedangkan pelelangan
kayu dengan diameter diatas 30 (tiga puluh) cm dan volume yang dilelang
diatas 600 m3 (enam ratus meter persegi) adalah Lelang Besar Kayu, yang
kewenangan
pelelangannya
dilaksanakan
oleh
KP2LN
setempat.
Kebanyakan kayu yang dilelang adalah kayu jati dan sebagian kecil terdiri
dari kayu mahoni dan pinus.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
67
Dalam Lelang Besar Kayu selalu diterapkan dengan penawaran terbuka
secara lisan dengan harga semakin meningkat (bij op bod). Hal ini atas dasar
pertimbangan :
1.
Efisiensi pelaksanaannya, sebab peserta lelang dalam lelang tersebut
cukup besar dan dapat mencapai 500 (lima ratus) peserta lelang.
Apabila pelaksanaannya dilakukan secara penawaran tertulis dalam
sampul tertutup tentunya akan memakan waktu, disamping biaya kertas
sampul dan materai. Dengan sistem op bod, waktu yang dibutuhkan
lebih sedikit dan tidak dibutuhkan biaya kertas sampul dan materai.
Penawaran
secara
lisan
dipandu
oleh
Pejabat
Lelang
yang
bersangkutan.
2.
Harga lelang lebih optimal dibanding dengan secara penawaran
tertulis. Hal ini disebabkan karena dengan cara ini akan menimbulkan
suasana penawaran yang kompetitif dari peserta dan dapat dipastikan
kalau kayu yang ditawarkan kualitasnya prima, maka akan mencapai
kurang dari 50 % (lima puluh persen) sampai 100% (seratus persen)
dari harga limit yang ditentukan penjual (Perum Perhutani)
Dalam lelang kayu Perhutani, terdapat sedikit perbedaan dari lelang
yang biasa dilakukan pada umumnya. Jika dalam lelang biasa, salah satu
prosedur pelaksanaan lelang adalah bahwa para peserta lelang diwajibkan
menyetor uang jaminan sebagai tanda minatnya untuk mengikuti lelang.
Namun pada lelang kayu, masyarakat yang berminat mengikuti lelang tidak
perlu menyetorkan uang jaminan lelang, langsung datang pada waktu yang
telah ditetapkan dan mengikuti acara pelelangan. Penerapan uang jaminan
oleh sebagaimana diharuskan pada setiap lelang sulit diterapkan pada
pelaksanaan lelang ini, sebab akan memakan waktu yang lama dan
memerlukan banyak tenaga untuk mengaturnya karena pesertanya cukup
banyak jumlahnya.
Disamping hal tersebut diatas, kesulitan lain adalah para peserta
datangnya tidak bersamaan namun tahap demi tahap bertepatan saat kayu-
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
68
kayu dari KPH tertentu yang diminati ditawarkan. Walaupun uang jaminan
tidak ada, namun selama ini tidak terdapat peserta yang ditunjuk sebagai
pemenang lelang melakukan wanprestasi dalam pelunasan pembayarannya.
Selain tentang uang jaminan, terdapat perbedaan lain antara lelang
pada umumnya dan lelang kayu Perhutani, yaitu mengenai harga limit.
Harga limit sebagai acuan bagi Pejabat Lelang untuk melepaskan barang
yang dilelang, ditetapkan oleh Perhutani. Pada lelang besar kayu ini harga
limit atas permintan Perum Perhutani dan peserta tidak dirahasiakan. Hal ini
disebabkan bahwa tanpa dirahasiakanpun selama ini hasil lelangnya tetap
optimal dan suasana penawaran kompetitif dalam arti fair competition tetap
dapat terjaga. Keadaan yang demikian disebabkan masing-masing peserta
mempunyai kemandirian dan keinginan besar untuk mendapatkan objek
lelang kayu, sehingga hampir tak terjadi kolusi dikalangan mereka. Peserta
lelang yang satu dengan yang lainnya tidak dapat saling mempengaruhi
bahkan kalau objek lelang berupa kayu dengan kualitas prima, maka suasana
akan lebih kompetitif lagi
Prosedur lelang Perhutani adalah sebagai berikut :
3
Perhutani
1
2
7
KP2LN
4
Pengumuman
6
Kas Negara
5
Peserta
Lelang
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
69
Keterangan :
1.
Perhutani mengajukan surat permohonan lelang.
Perhutani mengajukan rencana lelang dalam waktu 1 (satu) tahun
untuk setiap bulan secara tertulis kepada KPKNL. sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. D.15.4.2.1.12 tanggal 13 Oktober
1966, yang berhak melaksanakan lelang Perhutani adalah Pejabat
Lelang kelas I yang bekerja di KPKNL. Pejabat Lelang kelas II tidak
berwenang melaksanakan lelang Perhutani. KPKNL kemudian
menetapkan tanggal dan waktu pelelangan untuk setiap bulannya.
2.
KPKNL menetapkan hari dan tanggal lelang.
3.
Perhutani mengumumkannya dalam harian surat kabar dan media
lainnya tentang adanya pelelangan kayu dan membuat harga limit.
Pengumuman adalah salah satu persyaratan pada setiap pelaksanaan
lelang, sesuai fungsi dan sifat dari lelang itu sendiri, yaitu penjualan di
muka umum. pengumuman sebagai salah satu cara untuk menghimpun
para peserta, sehingga dapat tercipta suatu kondisi umum yang
disyaratkan dalam setiap pelelangan. Dalam lelang besar kayu ini,
pengumuman dilakukan cukup 1 (satu) kali melalui surat kabar harian
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum bulan pelaksanaan lelang
sesuai Pasal 6 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 304/KMK.01/2002 tanggal 13 juni 2002 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang
4.
Pelaksanaan Lelang/penetapan pemenang lelang
Pelaksanaan lelang dipimpin oleh seorang Juru Tawar (afslager) atau
Pemandu Lelang. Pertama-tama lelang dibuka dengan pembacaan
Kepala Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang dihadapan para peserta
lelang. Setelah itu diberikan kesempatan bertanya kepada para peserta
mengenai objek lelang, tata cara lelang dan lain sebagainya. Kemudian
dilanjutkan dengan penawaran kayu-kayu yang dilelang per-KPH dan
per-kavling yang dipandu oleh afslager. Dalam penawaran, para
peserta cukup menunjukkan jarinya saja untuk menawar dan juru
tawarlah yang berteriak menawarkan posisi harga yang semakin naik
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
70
sehingga pada suatu tahapan lelang dimana kavling kayu yang
ditawarkan cukup prima, maka banyak peserta menunjukkan jarinya.
Pada akhir penawaran dimana tinggal beberapa peserta yang
menunjukkan jarinya, ada yang menutupi telunjuk jarinya dengan
telapak tangan dalam menawar terhadap peserta yang lainnya.34
Pemenang lelang adalah mereka yang masih tetap menunjukkan jarinya
sendirian pada posisi harga tertentu, sementara yang lain sudah
menurunkan jarinya karena tidak berani menawar pada harga tersebut.
5.
Peserta lelang membayar uang lelang.
Pelunasan pokok lelang, Bea Lelang pembeli/penjual dan uang miskin
dilakukan oleh pemenang lelang dan penjual kepada Bendaharawan
Penerima KPKNL setelah lelangnya selesai
6.
KPKNL menyetorkan Bea Lelang ke kas negara
7.
KPKNL menyerahkan uang lelang yang telah dikurangi Bea Lelang
penjual.
2.3. Perkembangan Lelang Kayu Jati Secara Online Melalui Internet
Perhutani mengadopsi penjualan secara lelang karena dianggap efektif.
Penjualan secara lelang dapat mengumpulkan para peminat kayu dan
masing-masing berusaha untuk mendapatkannya dengan cara menawar harga
kayu yang ditawarkan dengan setinggi-tingginya.
Selama ini, Perhutani melelang kayu jati melalui pasar lelang
tradisional dengan cara menghadirkan penawar dan pembeli yang berminat
membawa kayu jati, seperti yang dilakukan pada lelang konvensional pada
umumnya. Tetapi cara tersebut makin hari semakin dikurangi, pada era
teknologi informasi seperti sekarang ini, sesuai dengan perkembangan
zaman yang semakin praktis, efisien dan ekonomis, maka Perum Perhutani
mulai memodifikasi mekanisme lelang kayu dengan menggunakan sistem
online yang memungkinkan penjualan kayu melalui internet yang disediakan
oleh iPASAR. Dengan adanya hal ini maka lingkup perdagangannya akan
34
Disini dibutuhkan kejelian mata Pejabat Lelang untuk mengetahui bahwa yang
bersangkutan masih menawar.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
71
tersebar luas, tidak lagi bersifat lokal, tetapi mencakup ruang peredaran
nasional, bahkan global.
Kinerja lelang kayu Perhutani yang dilakukan secara online terus
menunjukkan perkembangan, penjualan kayu jati secara lelang melalui
iPASAR terus mendapatkan perhatian dari para peserta lelang untuk
berpartisipasi dan mengikuti penjualan kayu tersebut.
Pada simulasi lelang online hari pertama kayu jati bundar di iPASAR
mampu membukukan transaksi Rp.882 juta atau lebih rendah dari target
awal Rp. 2 miliar.35 Tidak tercapainya target transaksi senilai Rp. 2 miliar
pada simulasi perdana lelang online kayu jati di iPASAR ini karena masih
banyak pembeli yang masih canggung menggunakan perangkat internet
dalam bertransaksi online, mereka belum terbiasa dengan cara perdagangan
yang dilakukan melalui internet. Oleh karena itu, bagi para peserta yang
belum mahir melakukan jual beli secara online akan dipandu oleh
perusahaan provider lelang online melalui internet tersebut, dalam hal ini
iPASAR.
Antusiasme para anggota pembeli distimulasi dengan diadakannya
sosialisasi oleh iPASAR, para anggota dibantu untuk melakukan transaksi
elektronik. Dengan adanya edukasi terhadap pembeli diharapkan di
kemudian hari mulai terbiasa menggunakan media internet dalam melakukan
transaksi pembelian kayu jati.
Dengan adanya pemanduan atas lelang tersebut membuat masyarakat
menjadi nyaman dalam proses jual beli, kemudian perlahan-lahan dapat
menerapkan sistem jual beli kayu secara lelang melalui internet, dan bahkan
saat ini sudah mulai terbiasa menggunakan internet dalam melakukan
pembelian kayu. Karena pada dasarnya lelang kayu jati secara online melalui
internet dapat mengurangi biaya dan resiko perdagangan yang dilakukan
dengan pola konvensional
35
http://web.bisnis.com , simulasi lelang kayu jati cetak Rp. 882 juta, oleh
Berliana Elisabeth S. diakses tgl 24 oktober 2010
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
72
2.4. iPASAR
PT. iPASAR INDONESIA atau iPASAR adalah perusahaan swasta
nasional yang menyelenggarakan Pasar Komoditas Fisik dengan kualitas
yang diperdagangkan yang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan Penjaminan PT. Kliring Berjangka Indonesia (untuk selanjutnya
dapat disebut KBI) untuk kepastian pembayaran dan serah-barang kepada
Peserta Lelang.36 iPASAR adalah pasar yang memperdagangkan kontrak
lelang
komoditi
pertanian,
perkebunan,
kehutanan,
kelautan,
dan
pertambangan, dengan demikian maka iPASAR tidak hanya melelang kayu
jati. iPASAR menawarkan kontrak lelang dengan jatuh tempo penyelesaian
transaksi 3 (tiga) hari lelang.
Selain dengan KBI, iPASAR bekerja sama dengan PT. Bhanda Ghara
Reksa (selanjutnya dapat disebut BGR) mengenai pengelolaan gudang,
komoditas, dan quality surveyor. Tujuan dari perjanjian kerjasama ini untuk
menciptakan dan mewujudkan Pasar Fisik Komoditas yang teratur, wajar,
eefisien, dan efektif dengan penjaminan penyelesaian transaksi komoditas
untuk kepastian pembayaran dan serah terima barang.37 Dalam pernjanjian
ini, BGR memiliki peran yang cukup strategis yaitu sebagai penguji kualitas
barang serta sebagai pengelola Gudang-Serah dengan beberapa lingkup
pekerjaan antara lain menerima, menyimpan dan merawat komoditas;
melakukan uji mutu terhadap kualitas dan kemasan komoditas; serta
menjamin keamanan dan keutuhan komoditas selama penyimpanan dan
pengeluaran komoditas dari Gudang-Serah.
Dengan jumlah komoditas pertanian, perkebunan, pertambangan, dan
kelautan di Indonesia dan pelanggan yang mencapai critical mass,
merupakan suatu potensi pasar yang besar, namun pasar yang ada saat ini
tidak cair dan tidak terorganisir sehingga timbul risiko ketidakpastian harga,
36
iPASAR, Kayu Bundar Jati/Teak, September 2010.
37
www.bgrindonesia.com, Perjanjian Kerjasama Antara iPASAR-KBI-BGR
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
73
pasokan dan panjangnya rantai intermediasi distribusi dan perdagangan
(ekonomi biaya tinggi).38
Upaya Pemerintah Indonesia melalui instansi terkait dan kontribusi
dari Non-Government Organization (NGO) baik dari domestik maupun luar
negeri guna meningkatkan kemampuan pemasaran, daya saing, pembiayaan
dan pendapatan petani, Usaha Kecil Menengah (UKM) belum membuahkan
hasil yang cukup karena tidak adanya pasar (marketplace) bagi komoditas
fisik yang efisien dan cair (liquid).39
Untuk mengikuti lelang melalui iPASAR, setiap orang wajib menjadi
partisipan. Partisipan adalah anggota/peserta lelang dan
anggota
penjaminan, partisipan yaitu perorangan/badan hukum/usaha yang telah
memperoleh persetujuan dari penyelenggara iPASAR, sebagai anggota
lelang, dan dari Lembaga Kliring dan Penjaminan, sebagai anggota
penjaminan untuk melakukan kegiatan perdagangan di iPASAR.
iPASAR mempunyai Peraturan Tata Tertib (PTT) tersendiri, tidak
seperti lelang konvensional lainnya, bahkan iPASAR tidak bertanggung
jawab atas pelaporan berkala kepada DJKN. Namun, dalam pembuatan
aturan-aturan PTT yang dikeluarkan oleh iPASAR, acuan yang mereka
gunakan tetap pada ketentuan-ketentuan peraturan lelang di Indonesia. PTT
yang
digunakan
iPASAR
merupakan
suatu
peraturan
yang
mengakulturasikan peraturan lelang tidak hanya dari domestik namun
menggunakan peraturan lelang dari negara-negara lain juga, agar dapat
melaksanakan proses lelang secara efisien, mengingat peraturan lelang di
Indonesia tidak membahas secara rinci mengenai sistem lelang secara online
malalui internet.
Bagi anggota yang akan melakukan penjualan, terdapat ketentuan agar
mereka mendepositkan komoditi (dalam hal ini kayu jati) yang sesuai
persyaratan ke gudang yang terakreditasi sebagai Gudang Serah untuk
38
iPASAR, Pasar Fisik Komoditas Indonesia, vol 1-01, 2010, hal. 3
39
Ibid.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
74
diperiksa oleh independent Surveyor tentang kualitas, kuantitas, dan
kemasan komoditi selambatnya pada jatuh tempo tanggal penyelesaian. Jika
memenuhi persyaratan komoditi akan disimpan di gudang dan pihak
pengelola gudang menerbitkan bukti penyimpanan barang berupa Berita
Acara Penyimpanan. Dalam hal ini, perusahaan yang bekerja sama dengan
iPASAR sebagai Gudang Serah bertanggung jawab atas penilaian barang
yang diserahkan penjual untuk dilelang, dan juga bertanggung jawab untuk
mempertahankan mutu barang. Apabila barang yang diterima oleh pemenang
lelang kualitas dan mutunya tidak sama dengan yang tercantum pada
pengumuman barang, maka pemenang lelang dapat mengklaim barang
tersebut kepada Gudang Serah tersebut.
Untuk peserta lelang yang melakukan pembelian, wajib melunasi
pembayaran atas transaksi ke Rekening Penjaminan di Lembaga Kliring dan
Penjaminan selambatnya pada tanggal jatuh tempo tanggal penyelesaian
yaitu 3 (tiga) hari setelah pengumuman pemenang lelang
3. Pelelangan Kayu Jati Perhutani oleh iPASAR dihubungkan dengan
Asas Lelang yang Berlaku di Indonesia
3.1. Prosedur Lelang iPASAR
iPASAR merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak dalam
memasarkan dan memperdagangkan kontrak lelang komoditi pertanian,
perkebunan, perhutanan, kelautan dan pertambangan. iPASAR merupakan
suatu wadah pertemuan antara penjual sebagai pemohon lelang, dan para
calon pembeli lelang. Sistem lelang secara online yang dilakukan oleh
iPASAR tergolong sebagai suatu hal yang baru bagi Perusahaan Umum
Perhutani yang selama ini melakukan penjualan lelang kayu jati secara
konvensional. Dalam lelang secara konvensional dikenal dengan adanya
istilah Pejabat Lelang dan Risalah Lelang, berbeda dengan lelang yang
dilakukan melalui iPASAR secara online. Karena metode penjualan
iPASAR termasuk hal yang baru dan hal tidak biasa dalam pelelangan resmi,
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
75
maka dalam hal ini penulis mengkaji prosedur lelang yang digunakan
iPASAR dengan asas-asas lelang yang berlaku di Indonesia.
Prosedur dari lelang yang dilakukan iPASAR adalah : 40
Pemohon
Lelang
1
1a
Gudang Serah /
Penilai Barang
1b
2
Pengumuman
iPASAR
3
5
Lelang
Peserta
Lelang/
Anggota
iPASAR
6
4
7Pemenang 7
Lelang
1.
KBI
Pemohon lelang mengajukan permohonan penjualan barang miliknya
Pada dasarnya, setiap orang/badan yang berminat untuk mengikuti
sistem dan pelayanan yang diberikan oleh iPASAR, baik pemohon
lelang maupun calon pembeli lelang wajib terlebih dahulu menjadi
anggota dari iPASAR.
a.
Pemohon lelang dapat memohon pelelangan barangnya kepada
iPASAR, yang mana kemudian dilakukan penilaian atas kualitas
40
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pihak iPASAR pada tanggal 17
Desember 2010.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
76
nilai barang tersebut. Penilaian atas kualitas barang tersebut
dilakukan oleh pihak ketiga yaitu BGR, sebagai pihak yang bekerja
sama dengan iPASAR yang berkompeten untuk mengkaji dan
mempunyai keahlian dalam menilai mutu barang yang akan
dilelang.
b. Kemudian BGR menyampaikan informasi atas barang yang
diistilahkan sebagai “Berita Acara” kepada iPASAR mengenai
bagaimana mutu barang tersebut, agar kemudian iPASAR dapat
mencantumkannya dalam halaman informasi dari spesifikasi
barang yang akan dilelang.
2.
Pengumuman lelang dan barang lelang
- Didalam sistem lelang iPASAR ini tidak diumumkan adanya
pelelangan seperti yang dilakukan pada lelang konvensional, yang
mana dalam lelang konvensional pengumuman diumumkan pada
surat kabar untuk ditujukan kepada siapapun dari masyarakat yang
berminat mengikuti lelang. Pada dasarnya, dalam sistem lelang
iPASAR setiap hari dalam 2 (dua) sesi selalu diadakan lelang, yaitu
sesi pertama waktu lelang dilakukan pada pukul 10.00 – 12.00 WIB
dan sesi berikutnya waktu lelang dilakukan pada pukul 13.30 – 16.00
WIB. Setiap pengguna situs ini atau anggota iPASAR sudah cukup
mengetahui hal tersebut sejak awal mereka resmi menjadi anggota
iPASAR, sehingga tidak diperlukan lagi pengumuman lelang dengan
hari, jam, tanggal, dan waktu yang khusus.
- Dalam hal pengumuman spesifikasi barang, iPASAR mencantumkan
gambar, dan detail lainnya yang mendeskripsikan barang yang
dilelang sesuai dengan Berita Acara yang telah disampaikan oleh
pihak penilai mutu barang, dan juga pada akhir spesifikasi
dicantumkan pula nilai limit barang tersebut.
3.
Keikutsertaan calon pembeli lelang
Tidak jauh berbeda halnya dengan pemohon lelang, para calon pembeli
lelang yang berniat mengikuti lelang yang difasilitasi oleh iPASAR
wajib menjadi anggota iPASAR terlebih dahulu dengan cara mendaftar
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
77
sebagai anggota tanpa ada biaya pendaftaran. Cara pendaftaran
dilakukan dengan melengkapi data-data yang diisyaratkan dalam
formulir keanggotaan agar dapat mendapatkan user id (identitas
pengguna) dan password (kata sandi) untuk dapat mengakses masuk ke
halaman website live iPASAR.
4.
Uang jaminan/uang deposito
- Para calon pembeli lelang yang tertarik atas barang yang ditawarkan
dalam situs iPASAR, wajib terlebih dahulu menyetorkan uang
jaminan. Cara penyetorannya adalah peserta lelang yang sebelumnya
telah tercatat sebagai anggota dapat menyetorkan sejumlah uang
kepada KBI sebagai lembaga penjaminan yang juga bertugas
menyimpan uang jaminan. Setelah uang tersebut disetor melalui bank
atau transfer melalui ATM, maka saat itu juga secara otomatis nama
penyetor uang tersebut masuk kedalam daftar peserta lelang dan
dapat mengikuti lelang. Uang jaminan disini kurang-lebih sama
halnya dengan uang untuk deposito para calon pembeli lelang.
Menurut ketentuan yang disebutkan dalam PTT iPASAR, Uang
jaminan yang disetor adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dari ratarata harga barang yang akan dilelang dengan minimal penyetoran Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Contohnya apabila harga kayu
yang dilelang ditaksir dengan perkiraan harga Rp. 100.000.000,(seratus juta rupiah), maka para calon pembeli wajib menyetorkan
uang jaminan sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juga rupiah), namun
bila harga kayu yang dilelang ditaksir dengan perkiraan harga Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah), maka calon pembeli lelang tidak dapat
menyetor hanya dengan sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
karena minimal uang jaminan Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
- Dalam hal ini apabila calon pembeli kalah lelang dan tidak keluar
sebagai pemenang lelang, maka uang jaminan dikembalikan
seluruhnya sebagaimana halnya calon pembeli menyetorkan uang
jaminan dengan jumlah yang sama.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
78
5.
Cara penawaran
Proses penawaran melalui iPASAR dapat dilakukan dengan cara :
a.
Masuk kedalam website iPASAR
b.
Kemudian masuk ke halaman penawaran dengan klik kata live
c.
Calon pembeli lelang memasukkan user id dan password
d.
Kemudian masukkan kode verifikasi yang tertera, setelah itu klik
“masuk”
e.
Selanjutnya akan ditampilkan pemberitahuan nomor rekening
transaksi
f.
Setelah itu calon pembeli lelang dapat melihat keseluruhan barang
yang ditawarkan. Untuk melihat secara detail atas barang yang
ditawarkan, calon pembeli lelang dapat melihat melalui halaman
eResi, yaitu halaman yang mencantumkan informasi lengkap
spesifikasi barang, seperti mutu, volume, lokasi gudang serah, dan
lainnya.
g.
Jika calon pembeli lelang tertarik atas barang yang ditawarkan
tersebut, maka calon pembeli tersebut dapat langsung klik kotak
“Tawar” dalam kotak status yang telah disediakan oleh iPASAR.
Jumlah penaikkan harga untuk menawar barang adalah setiap
kelipatan Rp. 10.000,- (sepuluh ribu)
6.
Pemenang/Pembeli lelang
- Pemenang lelang atau pembeli lelang adalah orang yang dinyatakan
akan mendapatkan barang lelang karena penawarannya dinilai telah
sesuai dengan permintaan pemohon lelang, atau bahkan lebih tinggi,
dan tidak ada pihak lain yang menawar lebih tinggi lagi.
- Pemenang lelang diputuskan pada waktu sesi lelang telah selesai.
- Pemenang lelang tidak dicantumkan dalam pengumuman, tetapi
kepada pemenang diberitahukan secara privat oleh pihak iPASAR.
Hal ini tidak lain adalah merupakan kebijakan dari iPASAR itu
sendiri untuk kepentingan privasi.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
79
7.
Pembayaran lelang
Apabila sudah diputuskan siapa yang menjadi pemenang lelang, maka
pemenang wajib melunasi uang pokok lelang dalam 3 (tiga) hari setelah
diputuskannya sebagai pemenang lelang. Selain membayar pokok
lelang, pemenang lelang juga dikenakan biaya lelang. Cara pembayaran
lelang melalui iPASAR adalah dengan melunasi harga barang lelang
dikurangi dengan uang jaminan yang telah dibayarkan sebelumnya.
Pelunasan uang pokok dan biaya lelang dilakukan pada saat telah
diumumkannya Pemenang Lelang saat itu juga dengan jarak waktu
sampai 3 (tiga) hari setelah pengumuman Pemenang, dengan
menyetorkan uang sisa pembayaran yang telah dikurangi dengan uang
jaminan kepada Kliring Berjangka Indonesia (KBI) sebagai Penjamin
lelang dan sebagai wadah perbendaharaan proses lelang, yang telah
bekerja sama dengan iPASAR. Penyetoran dapat dilakukan melalui
bank/transfer ATM, atau pembayaran langsung yaitu datang ke kantor
KBI. iPASAR tidak memungut Bea Lelang untuk disetor kepada kas
negara dari hasil penjualannya. Didalam sistem lelang yang disediakan
oleh iPASAR ini tidak mengenal adanya Bea Lelang, yang merupakan
penerimaan kas negara bukan pajak, pembayaran yang dilakukan oleh
pembeli/pemenang lelang hanya pokok lelang dan biaya lelang.
3.2. Kaitan Prosedur Lelang iPASAR dengan Asas Lelang.
Setelah apa yang telah dijabarkan diatas mengenai prosedur lelang
kayu jati yang dilakukan oleh iPASAR, baik dari pengajuan permohonan
sampai pada pembayaran lelang, dapatlah kita kaitkan dengan asas-asas
lelang yang berlaku di Indonesia
3.2.1. Asas Transparansi
Asas transparansi seperti yang telah dikemukakan pada sub-bab
sebelumnya merupakan asas yang paling penting yang membangun
peraturan lelang, dimana segala akses informasi bagi para calon pembeli
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
80
lelang tidak ada yang disembunyikan, dan masyarakat diperlakukan sama
untuk ikut bersaing membeli barang.
Esensi dari asas Transparansi itu sendiri ada 3, yaitu :
1.
Adanya pengumuman kepada publik agar barang cepat terjual.
2.
Adanya akses informasi bagi para calon pembeli lelang dari pemilik
barang/pemohon lelang lainnya mengenai barang yang akan dilelang
3.
Adanya keterbukaan atas informasi barang apabila dipertanyakan oleh
peserta lelang.
Dalam hubungannya dengan prosedur lelang iPASAR diatas, dapat kita
peroleh informasi bahwa, dalam pelaksanaan lelang tersebut, telah dilakukan
pengumuman terlebih dahulu mengenai barang-barang hasil hutan yang akan
dilelang dan para calon pembeli diberikan informasi sebanyak-banyaknya
mengenai spesifikasi kayu yang akan dilelang secara mendetail dimana
didalam suatu halaman pada situs iPASAR terlebih dahulu sudah
ditampilkan gambar kayu yang akan dilelang beserta detail spesifikasi kayu
secara lengkap, berikut dengan pencantuman harga awal dan nilai limit.
Dalam pelelangan kayu melalui situs ini, nilai limit termasuk hal yang selalu
diumumkan dan tidak dirahasiakan demi kenyamanan para calon pembeli
yang sudah menjadi anggota.
3.2.2. Asas Kepastian Hukum
Asas ini mengandung pengertian bahwa harus ada kepastian untuk
melindungi masyarakat, terutama para peserta lelang. Asas kepastian
mencakup kepastian berkaitan dengan apakah lelang jadi terlaksana atau
tidak, berkaitan dengan tempat pelaksanaan lelang, dan berkaitan dengan
uang jaminan yang sudah dibayarkan calon pembeli apabila lelang tidak jadi
atau dibatalkan pelaksanaannya.
Dalam kaitannya dengan prosedur lelang iPASAR diatas, sesuai
dengan esensi dari asas kepastian hukum :
1.
Apakah lelang jadi terlaksana atau tidak. Hal ini menyangkut
pembatalan lelang.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
81
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan pihak iPASAR, pada
pelelangan kayu jati yang dilakukan oleh iPASAR tidak pernah terjadi
pembatalan lelang. Hal ini disebabkan bahwa semua pelelangan kayu
jati Perhutani yang dilakukan oleh iPASAR sudah dilakukan melalui
sistem yang dilaksanakan setiap hari, dengan cara yang teratur dan rapi
melalui perangkat lunak yang sebelumnya telah diatur dan diprogram
untuk jalan sesuai dengan prosedur iPASAR.
2.
Tempat pelaksanaan lelang
Tempat pelaksanaan lelang hanya terdapat pada situs iPASAR itu
sendiri, tidak ada situs lain yang mewakili keberadaan iPASAR.
3.
Kaitan dengan uang jaminan yang sudah dibayar oleh calon pembeli
lelang.
Di dalam iPASAR tidak pernah terdapat pembatalan lelang secara
umum, namun telah diatur secara preventif apabila terjadi kegagalan
seperti gagal bayar atau gagal serah yang kemungkinan dapat terjadi
agar dapat diselesaikan permasalahannya.
Apabila terjadi gagal bayar, yaitu pembeli tidak membayar pokok
lelang ketika hari pembayaran telah menyampai batas bayar, maka
uang jaminan yang telah dibayar oleh pembeli/pemenang lelang
sebelum
mengikuti
lelang
langsung
diserahkan
kepada
penjual/pemohon lelang.
Apabila terjadi gagal serah, dimana mutu dari penjualan barang
dibandingkan dengan barang aslinya ketika akan diserahkan kepada
pembeli ternyata berbeda dan tidak sesuai, maka jaminan untuk
pembeli tersebut adalah diberikan discount atau potongan harga untuk
meringankan beban pembeli. Potongan harga dimaksud ditentukan
sesuai mutu barang tersebut, yang sebelumnya dinilai terlebih dahulu
oleh pihak ketiga dalam hal ini BGG, sebagai pihak yang independen
dan tidak berpihak.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
82
3.2.3. Asas Kompetisi
Pada pelaksanaan lelang selalu terdapat kompetisi didalamnya, karena
dalam lelang, setiap penawar, baik perorangan maupun badan hukum
berlomba-lomba mendapatkan harga terbaik agar mereka mendapatkan
barang yang diinginkannya tersebut. Lelang dilakukan untuk membentuk
harga terbaik dari suatu barang yang dinilai baik pula oleh para peminatnya.
Kaitannya dengan prosedur lelang iPASAR diatas, bahwa benar didalam
proses penawaran barang iPASAR tersebut sangat jelas terdapat kompetisi
pengajuan penawaran dari para calon pembeli dengan cara seperti yang telah
ditulis pada pembahasan mengenai prosedur lelang iPASAR poin 5 huruf g.
Dalam penentuan pemenang lelang, setiap waktu lelang baik sesi
pertama maupun sesi kedua ditutup, saat itu juga pemenang lelang langsung
terpilih. Pemenang Lelang terpilih secara otomatis oleh sistem yang telah
diprogram oleh iPASAR pada saat waktu lelang telah selesai.
3.2.4. Asas Efisiensi
Asas efisiensi, seperti yang telah dijelaskan pada teori asas lelang,
adalah asas yang menyangkut dalam hal tempat pelaksanaan lelang serta
waktu lelang yang telah ditentukan, serta mengenai transaksi lelang.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka :
1.
Tempat pelaksanaan lelang melalui lelang online yang diwadahi oleh
iPASAR hanya dilakukan didalam situs iPASAR, tidak ada situs lain
yang mewakili iPASAR.
2.
Mengenai tempat keberadaan para calon pembeli untuk melakukan
penawaran, lelang ini sifatnya lebih praktis, karena dapat dilakukan
dimana saja, dikantor, dirumah, dan di berbagai tempat dimana tersedia
layanan internet, tidak perlu berkumpul pada suatu tempat seperti
lelang konvensional
yang mengharuskan
para calon
pembeli
berpindah-pindah, terlebih jika perlu mengeluarkan biaya. Contoh :
apabila lelang dilakukan di kota Surabaya sedangkan calon pembeli
lelang berdomisili di kota Malang, maka hal tersebut dinilai kurang
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
83
efisien karena perlunya extra effort dari calon pembeli baik dari
transportasi, energi, dan biaya. Sedangkan melalui iPASAR calon
pembeli lelang tidak perlu melakukan hal tersebut, karena proses
bidding dapat dilakukan dimana-pun calon pembeli berada selama
terdapat jaringan internet.
3.
Waktu lelang
Yang kita ketahui secara umum, dalam lelang konvensional kayu jati
Perhutani dilakukan secara berkala dalam 1 (satu) waktu dan 1 (satu)
tempat berlakunya lelang sesuai pengumuman yang telah diumumkan
kepada masyarakat, misalkan hanya pada tanggal tertentu dan hanya di
tempat tertentu saja dimana para peserta lelang dikumpulkan untuk
melakukan penawaran. Dalam lelang yang diwadahi oleh iPASAR ini,
pelaksanaan lelang kayu tidak terpaut dalam 1 (satu) waktu saja,
melainkan bahwa lelang terjadi setiap hari dan dalam 1 (satu) hari
terdapat 2 (dua) sesi. Hal ini sudah pasti terjadi setiap harinya, selalu
ada lelang kecuali hari Sabtu dan Minggu atau hari libur. Maka dari itu
para peserta lelang tidak perlu menunggu pengumuman lelang terlebih
dahulu, cukup dengan membuka situs iPASAR pada setiap sesi yang
diinginkan.
4.
Transaksi pembayaran lelang
Pembayaran pokok lelang dari pemenang lelang dilakukan pada hari
ketiga setelah dilakukan lelang, sesuai tata tertib yang di keluarkan
oleh iPASAR itu sendiri. Dalam 3 (tiga) hari setelah ditentukannya
pemenang lelang, pemenang wajib membayar pokok lelang dan biaya
Lelang, apabila wanprestasi, maka uang jaminan yang sebelumnya
telah disetorkan dapat langsung secara otomatis menjadi milik
penjual/pemohon lelang. Yang menentukan terjadinya wanprestasi
adalah KBI sebagai lembaga penjaminan dan wadah perbendaharaan
sistem lelang iPASAR. KBI dapat melihat apabila ada pemenang atau
pembeli lelang yang tidak membayar, karena KBI selalu secara
continue memonitor laju gerak pembayaran dan penyerahan barang,
dan juga bekerja sama dengan bank untuk menerima laporan-laporan
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
84
dan bukti pembayaran pokok dan biaya Lelang. Dalam arti, setiap ada
pemenang lelang yang membayar harga lelang setelah diumumkannya
sebagai pemenang lelang dalam waktu maksimal 3 (tiga) hari dan
pembayaran tersebut dilakukan dengan penyetoran melalui bank atau
dilakukan dengan transfer, maka bank tersebut yang terikat kerja sama
dengan KBI akan langsung melapor dan/atau langsung masuk dan
tercatat secara otomatis kedalam data KBI tersebut.
3.2.5. Asas Akuntabilitas
Dalam asas ini, ditentukan bahwa lelang harus dilakukan dihadapan
Pejabat Lelang, dan hasilnya harus dituangkan dalam Risalah Lelang sebagai
bukti pelaksanaan lelang. Artinya, dalam pelaksanaan lelang harus dapat
dipertanggung jawabkan.
Asas akuntabilitas tercermin dari :
a.
Yang melakukan lelang adalah pejabat yang berwenang, yaitu Pejabat
Lelang.
b.
Prosedur lelang harus jelas
c.
Lelang harus diakhiri dengan pembuktian Risalah Lelang (harus akta
autentik).
Perbedaan pelaksanaan lelang secara umum dengan lelang yang
diakukan oleh iPASAR adalah :
1.
Dalam sistem lelang yang diwadahi oleh iPASAR tidak dikenal adanya
istilah Pejabat Lelang, dalam iPASAR tidak menggunakan jasa Pejabat
Lelang tetapi yang in charge dalam pengurusan lelang adalah pihak
internal dari iPASAR yang memandu anggota/peserta lelang yang
belum mengerti proses lelang melalui iPASAR untuk mengikuti
jalannya lelang secara online yang disediakan oleh iPASAR itu sendiri.
Bukan pejabat yang ditunjuk oleh Menteri keuangan sebagaimana
lelang pada umumnya. Hal ini disebabkan segala sesuatunya telah
berjalan otomatis secara komputerisasi melalui internet sehingga tidak
diperlukan adanya Pejabat Lelang.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
85
2.
Prosedur lelang yang dijalankan oleh iPASAR cukup jelas baik dari
cara pemohon memohonkan barangnya untuk dijadikan objek lelang
sampai pada transaksi pembayaran lelang bagi pemenang lelang.
Jalannya proses lelang iPASAR ini kurang lebih sesuai dengan lelang
pada umumnya.
3.
Seperti halnya Pejabat Lelang, dalam iPASAR juga tidak digunakan
Risalah Lelang sebagai dokumen resmi dari jalannya pelelangan, tetapi
dokumen tercatat yang digunakan adalah Surat Konfirmasi Pemenang
Lelang, yang dibuat sebanyak 3 (tiga) salinan, yaitu untuk pemenang
lelang, untuk iPASAR sebagai arsip, dan untuk KBI sebagai Penjamin.
Surat konfirmasi ini sudah merupakan bukti paling kuat kepemilikan
barang lelang terhadap pemenang lelang atas barang yang menjadi
objek lelang.
Setelah apa yang telah dianalisa diatas, dapat dilihat bahwa sistem
lelang kayu jati Perum Perhutani oleh iPASAR kurang lebih hampir sama
dengan lelang pada umumnya yang mengacu pada asas lelang yang
merupakan cerminan dari Peraturan Lelang di Indonesia.
Sistem
Lelang
iPASAR
dalam
penerapannya
terhadap
Asas
Transparansi sudah terpenuhi, bahwa lelang dilakukan dengan transparan
tanpa ada yang dirahasiakan, adanya pengumuman dan akses keterbukaan
informasi atas barang lelang yang diperlukan bagi peserta lelang. Hal ini
sudah memenuhi esensi dari asas Transparansi yang merupakan cerminan
dari Pasal 41 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 93 Tahun
2010.
Untuk penerapan terhadap Asas Kepastian demi perlindungan terhadap
masyarakat, terutama anggota iPASAR yang mempunyai akses untuk
mengikuti lelang online sudah terpenuhi pula. Dalam iPASAR, pelaksanaan
lelang tidak pernah terjadi pembatalan; kemudian tempat lelang hanya
terdapat didalam situs iPASAR itu sendiri, tidak pernah ada situs lain yang
menjadi perwakilan untuk melaksanakan lelang; dan mengenai uang jaminan
untuk lelang yang dibatalkan pelaksanaannya, sesungguhnya dalam iPASAR
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
86
tidak pernah ada pembatalan lelang, namun iPASAR sudah menyediakan
cara-cara penyelesaian masalah sebagai tindakan represif apabila terjadi
gagal bayar atau gagal serah. Dari penjelasan tersebut, esensi dari Asas
Kepastian Hukum sudah cukup terpenuhi pula.
Bagaimanapun jalannya lelang dan dalam bentuk apapun, penerapan
dari Asas Kompetisi pasti selalu ada didalamnya. Asas Kompetisi itu sendiri
mempunyai pengertian tentang persitiwa tawar-menawar sehingga terbentuk
harga yang terbaik yang dilakukan oleh para peserta lelang baik perorangan
maupun badan hukum sebagai peserta lelang. Lelang yang dilakukan oleh
iPASAR juga tidak lepas dari pengertian Asas Kompetisi diatas, dalam
pelelangan tersebut juga terjadi tawar menawar antara anggota iPASAR
yang menjadi calon pembeli lelang, bahkan salah satu misi yang ditegakkan
oleh iPASAR adalah untuk membentuk indeks atau harga yang tepat dalam
setiap penjualan kayu dan yang lainnya. Maka dari itu, sistem lelang
iPASAR juga sudah memenuhi esensi dari Asas Kompetisi sesuai Pasal 60
ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 93 Tahun
2010.
Selain Pasal 60 ayat (1), iPASAR juga sudah mengikuti aturan yang
diterapkan didalam Pasal 58 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93
tahun 2010, yaitu Penawaran lelang tidak langsung dalam lelang
noneksekusi sukarela melalui internet, harus memenuhi ketentuan dibawah
ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada :
a.
Menggunakan
perangkat
lunak
yang
yang
khusus
untuk
penyelenggaraan lelang melalui internet dengan harga semakin
meningkat
b.
Peserta lelang yang sah mendapatkan nomor peserta lelang dan sandi
akses (password) sehingga dapat melakukan penawaran
c.
Penawaran dilakukan secara berkesinambungan sejak waktu yang
ditetapkan
sampai
dengan
penutupan
penawaran
sebagaimana
disebutkan dalam pengumuman lelang
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
87
d.
Nilai limit bersifat terbuka/tidak rahasia dan harus ditayangkan dalam
situs
e.
Peserta lelang dapat mengetahui penawaran tertinggi yang diajukan oleh
peserta lelang lainnya secara berkesinambungan, dan
f.
Pejabat Lelang mengesahkan penawar tertinggi sebagai pembeli
berdasarkan cetakan rekapitulasi yang diproses perangkat lunak lelang
melalui internet pada saat penutupan penawaran.
Hampir seluruh isi dari ketentuan Pasal 58 Ayat (1) tersebut telah
sesuai dengan pelaksanaan lelang iPASAR kecuali mengenai Pejabat Lelang
yang mengesahkan penawaran tertiggi sebagai pembeli dan mengenai
tiadanya Risalah Lelang. Perbedaan ini sangat mencolok mengingat Pejabat
Lelang dan Risalah Lelang merupakan 2 (dua) unsur lelang yang terpenting.
Dengan tidak terdapatnya 2 unsur penting tersebut, sehingga pelaksanaan
lelang oleh
iPASAR bertentangan dengan Pasal 58 Ayat (1) Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 93 tahun 2010. Selanjutnya mengenai ketiadaan
Pejabat Lelang dan Risalah Lelang akan dibahas pada sub-bab berikutnya.
Kemudian berikutnya, sistem lelang iPASAR memenuhi unsur
efisiensi dalam penjualan barang secara lelang yang termaktub pada Pasal 71
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2010.
Efisiensi diwujudkan dalam transaksi yang dilakukan pada saat itu juga dan
pembayaran harus tunai dan dilakukan dalam 3 (tiga) hari kerja, sehingga
tidak membutuhkan waktu yang lama. Selain efisiensi waktu, juga praktis
bagi para anggota iPASAR sebagai calon pembeli lelang dalam
keikutsertaan proses lelang. Para anggota tidak perlu khusus datang ke
tempat penyelenggaraan lelang seperti lelang konvensional, pada lelang
online iPASAR, dimanapun para anggota berada, mereka dapat mengikuti
jalannya lelang pada sesi yang sedang berjalan.
Tidak seperti asas-asas tersebut diatas yang sesuai dengan proses
lelang pada iPASAR, Asas Akuntabilitas tidak terdapat pada lelang online
ini. Lelang melalui iPASAR berbeda dengan lelang pada umumnya yang
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
88
dilakukan dihadapan Pejabat Lelang dan tidak diikuti dengan pembuatan
Risalah Lelang. Maka hal ini tidak sesuai dengan penerapan Asas
Akuntabilitas sebagai salah satu asas lelang yang berlaku di Indonesia.
Selain itu juga tidak sesuai dengan Pasal 1a vendu Reglement staatsblaad
tahun 1908 nomor 189 yang mengatakan bahwa penjualan di muka umum
tidak boleh dilakukan selain dihadapan juru lelang, dan apabila bertentangan
dengan ketentuan tersebut, maka terdapat sanksi berupa denda. Walaupun
mengenai Pejabat Lelang ini tidak sesuai dengan peraturan yang ada, namun
sebaiknya tidak lantas diberhentikan pengoperasian sistem lelang melalui
iPASAR ini, tetapi lebih baik dibina dan diarahkan, karena sistem ini
mempunyai potensi yang baik dalam pelelangan di Indonesia.
Hal lain yang tidak diterapkan dalam sistem lelang iPASAR adalah
tidak adanya Bea Lelang yang disetor kepada kas negara sebagai penerimaan
negara bukan pajak. Tidak seperti lelang konvensional pada umumnya yang
terdapat Bea Lelang, iPASAR tidak melakukan penyetoran Bea Lelang
kepada negara sebagai penerimaan bukan pajak. Dalam lelang iPASAR,
pemenang lelang/pembeli hanya membayar harga pokok lelang ditambah
dengan 0.6% (nol koma enam persen) sebagai biaya lelang kepada iPASAR,
dimana biaya lelang ini sama sekali bukan merupakan Bea Lelang.
Ketiadaan Bea Lelang ini menurut penulis bertentangan dengan peraturan
yang sudah ada yaitu Pasal 74 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 tahun
2010. Walaupun iPASAR tidak tunduk pada 1 (satu) hukum tertentu (dalam
hal ini peraturan lelang yang ada di Indonesia), tetapi Bea Lelang sebaiknya
tetap diberlakukan dan disetor kepada kas negara, terlebih lagi apabila yang
menjadi objek lelang adalah kayu jati Perum Perhutani yang merupakan
perusahaan milik negara. Tujuan dari pembayaran Bea Lelang itu sendiri
tidak lain agar untuk memajukan pertumbuhan dan pembangunan di
Indonesia, sehingga perusahaan-perusahaan swasta-pun ikut berperan dalam
kemajuan perekonomian negara.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
89
3.3. Unsur Pejabat Lelang dan Risalah Lelang Dalam Sistem Lelang
Secara Online Melalui Internet oleh iPASAR
Seperti apa yang telah dikemukakan diatas mengenai penerapan asasasas lelang yang berlaku di Indonesia, sistem lelang online yang diwadahi
oleh iPASAR cukup memenuhi ketentuan dan nilai pokok dari Asas
Transparansi, Asas Kepastian Hukum, Asas Kompetisi, Asas Efisiensi,
namun tidak dengan Asas Akuntabilitas.
Asas Akuntabilitas berisikan nilai pokok bahwa dalam setiap
pelaksanaan lelang harus dilakukan dihadapan Pejabat Lelang yang
merupakan Pejabat Umum yang diangkat oleh Menteri Keuangan. Setelah
lelang dilaksanakan harus dibuat Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang. Asas
ini menekankan bahwa setiap lelang wajib diberikan bukti yang berupa akta
autentik, sehingga dapat digunakan sebagai bukti autentik. Kewenangan
Pejabat Lelang untuk mengeluarkan grosse Risalah Lelang yang berkekuatan
sama dengan putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap tersebut
yang menegaskan pelaksanaan akuntabilitas tersebut, itulah yang merupakan
esensi dari asas yang tidak diterapkan dalam pelaksanaan lelang online
melalui internet oleh iPASAR ini.
3.3.1.
Pejabat Lelang
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 tahun 2010 diatur
mengenai keberadaan Pejabat Lelang dalam suatu jalannya pelelangan, yang
berbunyi : “Setiap pelaksanaan lelang harus dilakukan oleh dan/atau
dihadapan Pejabat Lelang kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang atau
Peraturan Pemerintah”. Oleh karena tercantum dalam Peraturan, maka
sejatinya Pejabat Lelang wajib ikut serta dalam pelaksanaan lelang.
Dalam lelang yang dilakukan oleh iPASAR tidak terdapat adanya
Pejabat Lelang yang mengurus jalannya lelang. Ada hal-hal tertentu yang
menjadi alasan tidak diperlukannya Pejabat Lelang, salah satunya adalah
karena iPASAR menggunakan teknologi internet yang saat ini sudah hampir
seluruh
lapisan
masyarakat
dapat
memakainya,
sehingga
semua
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
90
kepengurusan lelang berjalan secara otomatis sesuai dengan program yang
diterapkan oleh iPASAR, dan tidak perlu ada pihak yang khusus mengontrol
dan mengurus proses lelang seperti pada lelang konvensional yang sudah
banyak dilakukan di Indonesia.
Sistem lelang iPASAR yang tergolong lebih modern ini memang
sedikit berbeda dengan sistem lelang yang diterapkan di Indonesia saat ini,
dimana sistem lelang konvensional yang menganut kewajiban bahwa lelang
yang dilaksanakan harus dengan kepengurusan Pejabat Lelang dari awal
dimulainya proses lelang sampai pada tahap akhir. iPASAR-pun juga dalam
menjalankan proses lelang tidak terpaku pada 1 (satu) peraturan tertentu
sehingga terlihat lebih fleksibel dan mengikuti arus perkembangan
kehidupan manusia yang semakin hari semakin maju seiring dengan
penemuan-penemuan teknologi yang maju pula. Hal ini dibuktikan dengan
sistem lelang yang dilakukan secara online yang teratur, rapi, dan
terprogram, menggambarkan seorang Pejabat Lelang yang berbentuk
“elektronik”, sehingga dengan tidak menggunakan Pejabat Lelang dalam arti
sesungguhnya – pun, lelang dapat berjalan sesuai prosedur pelaksanaan
lelang. Bahkan sesuatu yang sifatnya komputerisasi adakalanya lebih
sempurna dibandingkan sikap, akal dan pikiran manusia yang terkadang
melakukan kecerobohan ataupun ketidak-sesuaian.
Dilihat dari sudut fungsi Pejabat Lelang, sistem lelang iPASAR sudah
mencakup fungsi-fungsi tersebut, seperti penelitian dokumen, iPASAR
bekerjasama dengan BGR yang berwenang sebagai quality surveyor yaitu
melihat dan mempelajari dokumen-dokumen lelang baik dari segi formil
maupun materiil. Fungsi selanjutnya adalah memberi informasi lelang,
dalam hal ini iPASAR memberi informasi mengenai barang lelang secara
terbuka kepada para anggota yang menjadi peserta lelang sehingga
pelaksanaan lelang dapat dilaksanakan secara optimal. Kemudian dalam
fungsi sebagai penjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lelang, sistem
lelang iPASAR telah menerapkan fungsi tersebut. Secara otomatis fungsi
tersebut mengikuti cara-cara dan proses yang sudah diprogramkan oleh
iPASAR untuk pelaksanaan lelang melalui internet.
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
91
Fungsi berikutnya adalah Pejabat Lelang harus bertindak adil dan
bijaksana, fungsi ini juga sudah diterapkan dalam lelang secara online yang
telah diprogram oleh iPASAR, seluruh kegiatan dan pelaksanaan lelang
melalui iPASAR dilakukan secara teratur dan rapi, dan terus seperti itu
setiap dilaksanakannya lelang. Sehingga dengan sendirinya tindakan adil dan
bijaksana tersebut dapat
menjamin
kepastian
tercipta. Kemudian
hukum,
iPASAR
dalam fungsinya untuk
menjamin
segala
kepastian
terlaksananya lelang, dan menjamin kepastian bagi pemenang lelang untuk
menjalankan haknya atas penguasaan barang yang sudah dimenangkannya
dalam lelang, dan kepastian pemenang tersebut dibuktikan dalam Surat
Konfirmasi Pemenang Lelang yang merupakan bukti yang paling kuat
sebagai pemenang lelang.
Fungsi terakhir dari Pejabat Lelang adalah sebagai bendahara. Dalam
fungsinya sebagai bendahara, iPASAR bekerjasama dengan KBI yang
berwenang sebagai penerima, penyimpan, penjamin, dan sebagai pihak yang
mempertanggung jawabkan uang hasil lelang.
Seluruh fungsi ini dilakukan baik secara otomatis melalui perangkat
elektronik yang telah terprogram, maupun secara manual yang dilakukan
melalui perjanjian antara iPASAR dengan para pihak ketiga seperti KBI
dengan BGR. Beberapa fungsi terlaksana dengan baik tetapi belum
sempurna mengingat ada 1 (satu) fungsi dari Pejabat Lelang yang tidak
dipenuhi oleh iPASAR yaitu fungsi sebagai pejabat umum, yang bertugas
untuk membuat akta autentik berdasarkan undang-undang di wilayah
kerjanya. Fungsi tersebut tidak diterapkan sama sekali oleh iPASAR,
sehingga pelaksanaan lelang yang dilakukan iPASAR tidak mencakup
seluruh fungsi dari Pejabat Lelang.
Jelas terlihat bahwa iPASAR tidak hanya menyadur 1 (satu) undangundang saja kedalam Peraturan Tata Tertib sistem pelelangannya, bahkan
iPASAR menerapkan sistem lelang yang dilakukan diluar negeri. Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya campur tangan Pejabat Lelang dalam
pelaksanaan lelang secara online yang dilakukan, sehingga tidak sesuai
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
92
dengan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan nomor 93 tahun 2010. Namun,
walaupun sistem lelang iPASAR mengesampingkan penerapan Pasal 2 yang
membahas tentang kewajiban adanya Pejabat Lelang dalam suatu pelelangan
tersebut, selama tidak ada pihak yang dirugikan dan prosedur serta segala
sesuatunya berjalan lancar, maka tidak akan ada masalah atas hal tersebut,
mengingat pula bahwa iPASAR tidak melakukan pelaporan jalannya lelang
kepada DJKN sehingga tidak harus terpaku kepada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 93 tahun 2010 dan Vendu Reglement Staatsblad tahun
1908 nomor 189, serta Vendu Instructie Staatsblad tahun 1908 nomor 190.
Walaupun bertentangan dengan beberapa pasal dari Vendu Reglement
Staatsblad tahun 1908 nomor 189 dan Peraturan Menteri keuangan Nomor
93 tahun 2010 dimana pelaksanaan lelang oleh iPASAR tidak dihadapan
Pejabat Lelang, tetapi apabila lelang tersebut terlaksana dengan baik tanpa
adanya cacat dalam prosesnya, dalam arti tidak terdapat suatu kesengajaan
yang dapat merugikan orang lain, kejahatan, ataupun complaint dari setiap
pihak, baik penjual, iPASAR, pembeli, maupun pihak ke-3 (tiga) seperti KBI
dan BGR (atau disebut juga win-win solution bagi semua pihak, yaitu semua
pihak cukup puas atas hasil yang didapat), maka proses lelang ini tetap dapat
dilaksanakan, dan tetap sah untuk dilakukan, tanpa perlu adanya pembatalan
akan karena tidak terdapatnya Pejabat Lelang. seumpama seperti jual beli
kayu, namun dengan cara lelang, tanpa adanya Pejabat Lelang, melainkan
diatur dengan suatu sistem yang telah terprogram dengan baik.
Namun, sistem lelang semacam ini akan lebih baik apabila
mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah agar dibuatkan suatu aturan
yang spesifik mengenai jual-beli secara lelang melalui internet, agar di masa
depan setiap pelelangan dalam bentuk online melalui internet ini tetap
bertanggung jawab kepada 1 (satu) peraturan yang jelas. Kemudian untuk
perusahaan-perusahaan yang sudah terlanjur berkembang sebelum adanya
peraturan mengenai lelang secara online, sebaiknya dapat perhatian dari
pemerintah untuk dibina, agar perusahaan-perusahaan tersebut hanya
berpaku pada aturan yang berlaku di Indonesia. Perusahaan yang
melaksanakan kegiatannya seperti ini sama sekali tidak perlu dihapus,
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
93
karena secara tidak langsung berpotensi untuk ikut membangun pergerakan
ekonomi negara.
3.3.2.
Risalah Lelang
Tidak banyak berbeda dengan Pejabat Lelang diatas, Risalah Lelang
juga tidak diterapkan dalam lelang kayu online melalui internet yang
dihadirkan oleh iPASAR, melainkan hanya terdapat Surat Konfirmasi
Pemenang Lelang yang berisikan segala bukti pembelian barang lelangnya.
Surat Konfirmasi Pemenang Lelang tidak menjabarkan tentang proses
terjadinya penawaran yang terjadi, tetapi hanya merupakan suatu surat
sebagai pernyataan bahwa si pemenang lelang adalah pihak yang berhak atas
barang lelang karena telah melakukan penawaran dengan harga yang paling
baik dan tidak ada pihak lain yang menawar lebih tinggi dari pemenang
lelang.
Risalah Lelang berupa suatu rangkaian tulisan yang berkekuatan sama
seperti akta, yaitu terdapat bagian kepala risalah, badan risalah, sampai pada
kaki risalah. Pada bagian kepala risalah lelang memuat :
a.
Hari, tanggal, dan jam lelang
b.
Nama lengkap dan tempat kedudukan Pejabat Lelang
c.
Nomor/tanggal Surat Keputusan Pengangkatan Pejabat Lelang, dan
nomor/tanggal surat tugas khusus untuk Pejabat Lelang kelas I
d.
Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat kedudukan/domisili penjual
e.
Nomor/tanggal surat permohonan lelang
f.
Tempat pelaksanaan lelang
g.
Sifat barang yang dilelang dan alasan barang tersebut dilelang
h.
Dalam hal yang dilelang berupa barang tidak bergerak berupa tanah
atau tanah dan bangunan harus disebutkan status hak atau surat-surat
lain yang merupakan bukti kepemilikan; SKT dari kantor pertanahan;
keterangan lain yang membebani apabila ada
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
94
i.
Dalam hal yang dilelang barang bergerak, barus disebutkan jumlah,
jenis dan spesifikasi barang
j.
Cara pengumuman lelang yang telah dilaksanakan oleh penjual
k.
Cara penawaran lelang
l.
Syarat-syarat lelang
Pada badan risalah memuat mengenai banyaknya penawaran yang
masuk dan sah; nama, merek, jenis, tipe, dan jumlah barang yang terjual;
nama, pekerjaan, dan alamat pembeli atas nama sendiri atau sebagai kuasa
atas nama orang lain; harga lelang; daftar barang yang laku terjual maupun
yang ditahan disertai dengan nilai, nama, dan alamat peserta lelang yang
menawar tertinggi.
Kemudian pada bagian kaki Risalah Lelang memuat :
a.
Banyaknya barang yang ditawarkan/dilelang
b.
Banyaknya barang yang laku/terjual
c.
Jumlah harga barang yang telah terjual
d.
Jumlah harga barang
e.
Banyaknya dokumen/surat-surat yang dilampirkan pada Risalah Lelang
f.
Jumlah perubahan yang dilakukan, maupun tidak ada perubahan
g.
Tanda tangan Pejabat Lelang dan penjual/kuasa penjual, dalam hal
lelang barang bergerak atau tanda tangan Pejabat Lelang, penjual/kuasa
penjual dan pembeli/kuasa pembeli, dalam hal lelang barang tidak
bergerak.
Pada Surat Konfirmasi Pemenang Lelang, keterangan yang ditulis tidak
lebih lengkap dari Risalah Lelang, tetapi pada intinya didalam Surat
Konfirmasi Pemenang Lelang juga terdapat hal-hal yang telah disebutkan
dalam badan Risalah Lelang diatas, yaitu berisi mengenai spesifikasi barang
yang terjual; pada hari, tanggal, dan waktu lelang, yaitu sesi lelang ke-berapa
barang tersebut terjual; harga terjualnya barang; serta alamat pembeli,
penjual, dan kelengkapan surat lainnya. Surat Konfirmasi Lelang tidak
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
95
memuat keterangan lengkap seperti Risalah Lelang (yang berisikan kepala
risalah, badan risalah, dan kaki risalah), melainkan hanya surat yang diterima
oleh pembeli/pemenang lelang sebagai bukti bahwa pihak tersebut telah
resmi menjadi pemenang lelang. Surat konfirmasi tersebut dibuat menjadi 2
(dua) salinan, untuk pemenang dan untuk disimpan sebagai dokumen
iPASAR, dan pemenang lelang juga dicatatkan namanya didalam KBI
sebagai bukti bahwa pemenang lelang telah melakukan kewajibannya dalam
pembayaran pokok dan Biaya Lelang.
Apabila melihat sifat dari Surat Konfirmasi Pemenang Lelang melalui
sudut pandang fungsi Risalah Lelang, maka sesuai dengan fungsi Risalah
Lelang bagi penjual adalah bukti bahwa penjual telah melaksanakan
penjualan dengan baik secara lelang. Surat Konfirmasi Pemenang Lelang
juga mempunyai fungsi sebagai bukti bahwa iPASAR telah melaksanakan
penjualan barangnya dengan baik secara lelang, hal ini dibuktikan dengan
terdapatnya 3 (tiga) rangkap Surat Konfirmasi Pemenang Lelang yang
diberikan kepada pemenang lelang, iPASAR, dan KBI.
Kemudian sesuai dengan fungsi Risalah Lelang bagi pembeli, Risalah
Lelang adalah merupakan bukti sah bahwa ia telah melaksanakan jual beli
sesuai dengan prosedur lelang dan dinyatakan sebagai pembeli. Hal yang
sama juga telah diterapkan bahwa Surat Konfirmasi Pemenang Lelang
merupakan bukti yang paling kuat dalam keikutsertaan lelang yang
disediakan oleh iPASAR, dan peserta lelang tersebut telah dinyatakan
sebagai pemenang lelang atau pembeli lelang.
Berikutnya adalah penerapan kegunaan Risalah Lelang bagi pihak
ketiga. Dalam lelang konvensional, fungsi Risalah Lelang bagi pihak ketiga
dapat berupa fungsi bagi bendaharawan barang sebagai dasar penghapusan
atas barang yang dilelang dari daftar inventaris, atau bagi bank sebagai dasar
untuk meroya/mencoret hipotik. Dalam sistem lelang iPASAR ini, kegunaan
Surat Konfirmasi Pemenang Lelang yang salah satunya diserahkan kepada
KBI ini adalah suatu surat pembuktian yang diterima oleh KBI untuk arsip
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
96
yang disimpan, sebagai bukti pembayaran dan/atau pelunasan uang jaminan
barang lelang yang dibayarkan sebelumnya oleh pemenang lelang.
Berdasarkan hal tersebut diatas memang terlintas bahwa iPASAR tidak
memenuhi ketentuan yang terdapat pada Peraturan Menteri Keuangan dan
Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 nomor 189 mengenai Pembuatan
Risalah lelang yang diwajibkan dalam suatu pelaksanaan lelang, tetapi dalam
hal sistem yang diterapkan iPASAR atas penerbitan Surat Konfirmasi
Pemenang Lelang tersebut diatas, adalah merupakan suatu bukti yang kuat
terhadap pemilikan atas barang yang dimenangkannya dalam lelang. Karena
dengan adanya Surat Konfirmasi tersebut, hal demikian adalah alat bukti
bahwa nama pemenang telah membayar pokok dan Bea Lelang dan telah
tercatat pada PT. Kliring Berjangka Indonesia serta sudah tersimpan didalam
arsip yang dimiliki oleh iPASAR, sehingga sejak saat itu pula pemenang
lelang dapat menguasai sepenuhnya atas barang yang telah didapat dalam
pelelangan. Tidak ada yang lebih kuat sebagai kekuatan pembuktian bagi
pemenang lelang kecuali Surat Konfirmasi Pemenang Lelang yang diterima
olehnya.
Alat bukti semacam Surat Konfirmasi Pemenang Lelang memang tidak
sesuai dengan penjabaran atas isi dari kepala risalah, badan risalah, dan kaki
risalah yang termuat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 tahun
2010, namun apabila tidak terdapat suatu malfunction dan/atau cacat cela
atas Surat Konfirmasi tersebut, maka Surat konfirmasi Pemenang Lelang
yang dikeluarkan oleh iPASAR tetap dapat diberlakukan. Mengingat pada
lelang secara online ini tidak terdapat Pejabat Lelang yang salah satu
wewenangnya adalah membuat Risalah Lelang.
Tidak jauh berbeda dengan saran penulis seperti yang telah dikatakan
diatas mengenai Pejabat Lelang, sebaiknya Pemerintah mengatur suatu
aturan baru tentang tata cara lelang secara online melalui internet, sehingga
jelas pengaturannya dalam hal pembuatan Risalah Lelang, apakah masih
tetap akan diberlakukan seperti lelang konvensional (tentunya pembuatan
Risalah ini dilakukan dengan cara-cara tersendiri karena tidak ada Pejabat
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
97
Lelang dalam lelang yang dilakukan secara online), ataukah khusus untuk
lelang secara online tidak perlu diberlakukan Risalah Lelang seperti iPASAR
yang hanya memberlakukan Surat Konfirmasi Pemenang Lelang, dimana
Surat Konfirmasi Pemenang Lelang tersebut isinya kurang-lebih sama
dengan badan Risalah Lelang. Hal ini agaknya perlu diperhatikan, selain
untuk
mengurangi
tumbuhnya
perusahaan-perusahaan
yang
mengatasnamakan lelang namun tidak sepenuhnya menerapkan peraturan
lelang yang dikeluarkan pemerintah, tetapi di lain pihak hal ini juga perlu
diperhatikan pula karena tumbuh kembang hukum dan perekonomian negara
akan tercipta secara dinamis dan selaras dengan cara-cara yang praktis
seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern.
\
Universitas Indonesia
Sistem lelang..., Melani Ananta, FH UI, 2011.
Download