Islam … AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013 digunakan sebagai pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam halhal yang negatif dan manusia dapat memahami betapa pentingnya mempelajari tentang kebudayaan Islam agar kita sebagai umat Islam dapat tahu betul bagaimana sebenarnya kebudayaan Islam yang sesungguhnya. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang Islam dan Kebudayaan Islami. ISLAM DAN KEBUDAYAAN ISLAMI Oleh Jaya, S.Ag.,M.Pd ABSTRAK Islam merupakan agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rohmatan lil alamiin. Islam merupakan pondasi dasar segala aspek kehidupan manusia. Ajaran-ajarannya selalu membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia di dunia ini. Tidak ada satupun bentuk kegiatan yang dilakukan manusia, kecuali Allah telah meletakkan aturanaturannya dalam ajaran Islam. Kebudayaan adalah salah satu dari sisi penting dari kehidupan manusia, dan Islampun telah mengatur dan memberikan batasan-batasannya. Tulisan di bawah ini berusaha menjelaskan tentang Islam dan Kebudayaan Islami. Walau singkat mudah-mudahan memberikan sumbangan dalam khazana pemikian Islam. Kata Kunci : Islam, Kebudayaan A. Pendahuluan Manusia sering dikatakan sebagai mahluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan mahluk lainnya. Tingginya harkat dan martabat manusia karena manusia mempunyai akal budi. Dengan adanya akal budilah, manusia mampu menghasilkan kebudayaan yang cenderung membuat manusia menjadi lebih baik dan lebih maju. Ajaranajaran Islam sendiri yang diyakini oleh umat Islam mengandung nilainilai Islam yang memiliki peran yang sangat penting didalam mengembangkan kebudayaan Islam. Dengan kebudayaan yang dimiliki oleh manusia tersebut, manusia memperoleh banyak kemudahan dan kesenangan hidup. Akal budi pun mampu menciptakan dan melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keseluruhan aspek yang dihasilkan akal budi tersebut dapat dikelola untuk menghasilkan produkproduk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban yang maju dan modern. Seiring dengan berkembangnya wawasan manusia akan lebih dapat memilah-milah bagian-bagian yang positif dan negative untuk diri pribadi dan orang lain. Dengan peradaban manusia yang semakin modern maka pola pikir manusia akan lebih berkembang. Apabila dikaitkan dengan kebudayaan Islam maka manusia merupakan suatu fungsi yang di gunakan untuk meneruskan kebudayaan Islam dimasa lalu untuk menjalankan peradaban modern. Kebudayaan Islam 1 B. Pengertian Kebudayaan Dalam pembicaraan sehari-hari amatlah mudah kita mengucapkan kata “kebudayaan”, tetapi kalau ditujukan kepada kita apakah kebudayaan itu ? Dalam dunia ilmu, kita tidak berhadapan dengan satu definisi, banyaknya definisi tentang kebudayaan pengertiannya tidak bertambah terang, melainkan sebaliknya. Maka untuk meperjelaskan kata itu, para ahli sering merumuskan definisi baru. Seperti Hamka yang mengatakan definisi yang sudah ada dianggap tidak cukup, baru terasa lengkap kalau ditambah dengan definisi sendiri. Definisi-definisi dari para ahli memperlihatkan perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Tetapi dalam perbedaan itu terdapat persamaan yang terletak dalam pengakuan bahwa kebudayaan itu berhubungan dengan manusia. Apakah hewan berkebudayaan? Dari definisi yang ada jawabannya adalah tidak. Karena antara manusia dan hewan terdapat perbedaan yang terdapat dalam esensi atau hakikat manusia, yaitu sesuatu yang ada pada manusia tetapi tidak ada pada hewan. Hakekat itu adalah jiwa. Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai kebudayaan. Hewan yang tidak memiliki jiwa tidak memiliki kebudayaan. Kesimpulannya yaitu, bahwa jiwalah yang menyebabkan kebudayaan. Apakah ruh atau jiwa itu ? Agama merahasiakan jawabannya kepada manusia. Dan waktu Nabi Muhammad ditanya orang tentang roh, Allah berfirman : Artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah : “Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan hanya sedikit”. (Q.S: Al-Israa’, 85). Ilmu juga tidak dapat memberikan banyak penjelasan. Tetapi fungsinya dapat dikatakan yaitu untuk berfikir dan merasa. Pikiran dan perasaan merupakan dua daya ruhaniah yang amat vital bagi kemanusiaan. Pikiran dan perasaan membentuk kesadaran dan 2 Islam … akhirnya melahirkan kemauan. Kemauan ini menyebabkan laku dan perbuatan yang akan dijalankan oleh jasad. Dan laku perbuatan masyarakat berpangkal dari kebudayaan. Bertolak dari manusia khususnya jiwa (titik persamaan esensi tiaptiap definisi), dapat disusun suatu definisi yang akan menjadi suatu rumusan pengertian kebudayaan. Yang agaknya dapat merupakan bidang persesuaian dari definisi-definisi yang sudah ada. Maka disusun definisi sebagai berikut : Kebudayaan adalah cara berpikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan, dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial, dalam suatu ruang dan waktu. Agar lengkap pengertian tentang definisi kebudayaan Islam, maka harus pula kita pelajari tentang pengertian Islam itu sendiri. Beberapa orang sarjana muslim telah membuat uraian-uraian yang panjang lebar dan dapat diartikan sebagai berikut : Adalah suatu hal yang tidak perlu ditegaskan lagi, bahwa agama yang diakui Allah, hanya agama Islam. Firman Allah SWT : ..... Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. ... (Q.S : Ali Imran : 19) Jadi pada dasarnya yang dimaksud dengan Islam, yaitu semua agama yang datangnya dari Allah, baik yang didatangkan dengan perantaraan Rasul-Nya yang pertama maupun yang terakhir (Muhammad SAW). Kalau Allah sendiri mendefinisikan Islam dengan Iman dan Amal. Sedangkan Syeikhul Islam, Mahmud Syaltout, mendefinisikan Islam dengan Aqidah dan Syariah, yang pada hakekatnya sama saja dengan Iman dan Amal. Amal shaleh ialah laku perbuatan yang sesuai dengan iman. Amal shaleh harus dibarengi dengan taqwa. Baik dalam hubungan dengan Allah maupun dalam hubungan dengan manusia. Jadi baik dalam beragama atau dalam berbudaya, Rajah diatas memperlihatkan betapa taqwa itu mendukung paras kebudayaan. Dengan mengambil definisi kebudayaan umum yang telah dirumuskan di atas dan menaklukannya pada taqwa, seperti yang disuruh oleh Nabi, sampailah kita pada kebudayaan Islam. Dengan demikian, kebudayaan Islam ialah cara berpikir dan cara merasa taqwa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehiodupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu waktu. C. Kebudayaan Sebelum Islam Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang paling penting yang pernah tumbuh di jazirah Arab sebelum Islam datang. 3 AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013 Salah satu peninggalan di Yaman yang dapat ditemukan sekarang ialah sisa-sisa bendungan Ma’rib. Bendungan ini diperkirakan dibangun pada abad ke dua sebelum masehi. Pembuatan bendungan ini menunjukan adanya keahlian dan teknik yang sudah maju dari Bangsa Arab Yaman itu. Bangunan suci yang terpenting dan paling mashur di kalangan bangsa Arab adalah Ka’bah. Dibangun oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail, kemudian dipelihara oleh keluarga Amaliqoh. Pada masa keturunan Jurhum memegang kekuasaan di Hijaz ka’bah di perbaiki oleh mereka. Perbaikan dilakukan pada abad kelima masehi oleh Qoshal bin Qilab. Dia pulalah yang mengatur urusan-urusan yang berhubngan dengan Ka’bah, yaitu : 1. Assiqoyah (menyediakan air minum) Karena telaga Zam-zam telah ditimbun dengan tanah, maka amatlah sulit memperoleh air di Mekkah. Sebab itu air untuk diminum oleh jemaah haji haruslah didatangkan oleh orang yang memegang urusan siqoyah dari perigi-perigi yang berada di temapt-tempat yang jauh. Air ini diletakan di dalam bakbak dan dicampuri sedikit dengan buah kurma dan anggur kering agar berasa manis. 2. Arrifadah (menyediakan makanan) Untuk jemaah haji yang tidak mampu haruslah disediakan makanan. Biasanya Quraisy memberikan sebagian dari harta mereka kepada Qushai agar dipergunakan untuk menyediakan makanan untuk jemaah haji yang kurang mampu. 3. Al – Liwa (bendera) Yaitu menyeru untuk berperang dengan memasang bendera diatas tombak di muka pimpinan laskar 4. Al – Hijabah Yaitu menjaga ka’bah dan memegang anak kunci 5. Qiada Yaitu pemimpin pasukan apabila hendak berperang. Ka’bah terbuat dari batu gunung berbentuk kubus. Ka’bah dihormati dan disucikan oleh kabilah-kabilah Arab apapun agama yang dianutnya. Rumah suci ini memiliki daya tarik untuk diziarahi tiap tahun pada bulan-bulan tertentu, yaitu pada bulan-bulan haram. Kecuali yang telah disebutkan, kebudayaan material Arab Jahiliyah yang mendiami hijaz dan sekitarnya tidak banyak disebut dalam sejarah, tetapi kebudayaan non-material lebih banyak disebutkan, diantaranya syair-syair jahili, cerita prosa (Qissah), khittabah, amtsal, ansab (ilmu keturunan), tenun dan ramalan, perbintangan, memanah, menunggang kuda dan sebagainya. Modal utama kebudayaan non-material bangsa Arab ialah bahasa yang mereka pergunakan untuk berkomunikasi. Faktor bahasa ini 4 Islam … meperlancar urusan perdagangan diantara bangsa-bangsa Arab yang kehidupannya berpindah-pindah itu. Tiap tahun dimusim haji mereka bertemu, berkenalan, berdagang dan bersyair. Dalam pertemuan itu terjadi pertukaran pengalaman, pengetahuan dan pertunjukan kemahiran mengungkapkan perasaan melalui puisi dan kasidah. Dengan syair mereka mempercakapkan kemuliaan dan keturunan moyangnya, keberanian dan keperkasaannya mengembara dan berperang. Berbagai syair bahasa Arab telah dijumpai di daerah Arab selatan, semenjak abad ke tiga dan ke empat sesudah masehi. Dengan demikian dapatlah diketahui bahwa sebelum Islam datang orang Arab Jahili sudah mempunayi kesusateraan yang baik. Syair Jahili umumnya bersajak, memliki keserasian nada, irama dan makna. Persajakan ini juga nampak pada prosa-prosa yang mengandung tema keagamaan dan kejadian yang menakjubkan. Syair dan kasidah jahili itu akrab dengan kehidupan di padang pasir, yang gersang dan kering sepanjang hari yang nyaman dan romatis bila malam hari. Lebih-;lebih di waktu bulan bercahaya purnama. Syair-syair Jahili mengandung mengandung gambaran Badawi yang sederhana tentang perburuan unta, padang pasir, berhala, ratapan dan pujian yang berlebih-lebihan terhadap wanita yang dikasihi dan dicintai. Belum terdapat syair-syair yang mengandung ilmu, hukum, pemikiran yang bernilai tinggi dan ungkapan perasaan yang dalam. Salah satu pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan seseorang yang tadinya hina atau sebaliknya, dapat menghina-hinakan seseorang yang tadinya mulia. Disamping syair sebagai hasil sastra yang bernilai tinggi, Arab jahili juga mewariskan “Amtsal” atau pepatah Arab. Dari pepatah atau peribahasa yang diwariskan suatu bangsa dapat pula diketahui peradabannya, adat istiadat dan budi pekertinya. Berbeda dengan syair yang berisi ungkapan perasaan penyair, dan terikat oleh hafiah (persajakan), amtsal ini bisa berasal dari orang awam. Sebab amtsal itu lepas dari ikatan persajakan ; tetapi mengandung buah pikiran yang umum. Kata-kata yang digunakan oleh amtsal bukan hasil seleksi perasaan yang dalam. Oleh karena itu pemahaman terhadapnya hendaknya dengan pengertian global hal ini karena amtsal ini adalah pencerminan bahasa rakyat yang menggambarkan alam sekitar dimana bangsa itu hidup. Karena itu amtsal Arab jahili itu umumnya menggambarkan kehidupan dan aktifitas kabilah sehari-hari di padang pasir, dan memiliki banyak kesamaan dengan rumpun-rumpun bahasa samiyah. Qissah (cerita prosa) termasuk warisan budaya Arab Jahili yang dapat dinikmati sampai saat ini. Seperti syair dan amtsal, dalam qissah itu dapat ditelusuri perkembangan pemikiran bangsa Arab Jahili 5 AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013 sebelum kenabian. Yang mashur diantaranya adalah Ayyam al –Arab, berisi cerita tentang peperangan yang terjadi antara kabilah Arab dengan bangsa di luar jazirah Arab. Qissah-qissah Israiliyah banyak beredar di kalangan Arab jahiliyah dan juga qissah-qissah yang datangnya dari Persia, seperti cerita Syarik bersama Munir. Kehidupan Badwi yang keras memberi peluang untuk Arab Jahili untuk melengkapi dirinya dengan pengetahuan dan keahlian yang sesuai dengan lingkungannya. Mereka mahir dalam membaca jejak dan meramal peristiwa-peritiwa alamiah yang akan terjadi. Misalnya hujan turun, dimana terdapat mata air, sarang binatang buruan dan binatang buas dan sebagainya. Disiang hari mereka dapat mebaca jejak yang tertera di atas pasir. Sedang malam hari mereka berpedoman pada bintang-bintang yang tak pernah tertutupi awan dalam menetukan arah pengembaraannya. Salah satu kebanggaan Arab jahili ialah mereka mengenal dengan baik silsilah keturunan moyangnya untuk beberapa generasi. Tiap kabilah mengetahui sislsilah keturunannya, biasanya dibangsakan kepada nabi Ismail atau kepada Adnaniyah dan sebagainya. Kemampuan memelihara ansab ini (silsilah keturunan) sejalan dengan kemampuan mereka menghafal syair, amtsal dan cerita prosa. Orang Arab jahiliyah terikat kepada takhyul dan adat istiadat yang melembaga dan diwarisi turun temurun. Takhyul dan adat istiadat tersebut bertumpu kepada kepercayaan watsaniyah. Mereka percaya adanya hantu dan roh jahat. Hantu yang berkeliaran di padang pasir senatiasa berganti rupa dan suka mengganggu musafir dalam perjalannya. Yang kerjanya mengganggu itu disebut Ghaul untuk yang pria, dan Aimir adalah hantu wanita. Kahin (tukang tenun dan ramal) mempunyai kedudukan terpandang ditengah-tengah masyarakat Jahili. Malah ditakuti sebab adanya kepercayaan terhadap keampuhan jimat, tangkal dan semacamnya. Mereka dipercaya dapat bergaul dengan syetan dan jin yang memberinya kekuatan majik dan dapat digunakan untuk menyihir, mengobati dan sebagainya. Kehidupan mereka selain dikelilingi oleh takhyul, mereka juga memiliki banyak pantangan. Siapa yang mencela dan tidak menghormati berhala Lata, Uzza, dan Manata akan mendapat penyakit supak. Terlarang bagi mereka untuk membunuh ular, karena ular itu mempunyai roh yang bernama Hammah. Dalam perut manusia ada ular yang melilit. Orang yang sesat dalam perjalanan semua pakaiannya hendaknya dibalik agar terlepas dari salah jalan. Siapa yang bepergian, terlebih dahulu harus mengikat simpul pada kayu atau batu. Setelah kembali dari perantauan, simpul ditengok terlebih dahulu, bila terbuka itu alamat istri yang ditinggal selama perantauan berbuat serong. Kalau musim kemarau panjang, agar hujan turun, kambing diberi rumput 6 Islam … kering dan ekornya dibakar. Kalau hendak keluar rumah, tengoklah burung, bila terbang ke kanan, berarti langkah baik, bila terbang ke kiri berarti bakal sial. Orang Arab Jahli tidak terikat dengan aturan moral yang ketat. Tiada nilai yang bersumber pada kitab suci yang dipegangi dan ditaati. Ada kebebasan dan kemerdekaan dalam berfikir dan bertindak. Apakah demi kabilah atau menuruti keinginan hawa nafsu. Minum arak (khamar), berjudi, berzina, mencuri dan merampok dipandang sebagai perbuatan yang lumrah. Anak dari hasil pelacuran diakui sebagai anak yang sah. Ayahnya ditentukan berdasarkan kemiripan pria yang pernah menggauli ibu yang telah melahirkannya. Kabilah yang dikalahkan dalam peperangan dan perampokan, lelakinya dijadikan budak dan wanitanya dijadikan gundik. Ikatan perkawinan longgar, wanita martabatnya rendah dan dipandang sebagai harta, dapat diwariskan. Sebagian kabilah menganggap terhormat mengubur bayi wanita. Sebab memelilhara wanita sehingga menjadi gadis dewasa bisa mendatangkan aib bagi kabilahnya. Demikian itulah gambaran selintas budaya bangsa Arab Jahiliyah menjelang kenabian. Suatu kebudayaan yang berdiri sendiri telah melewati beberapa fase sejarah, bertumbuh dan berkembang dengan lingkungannya sendiri. C. Kebudayaan yang Islami Ajaran dasar agama al Qur’an dan Sunnah dan periwayatannya shahih bukan termasuk budaya. Tetapi pemahaman ulama terhadap ajaran dasar agama merupakan hasil karsa ulama. Oleh karena itu ia merupakan bagian dari kebudayaan. Akan tetapi umat Islam meyakini bahwa kebudayaan merupakan hasil upaya ulama dalam memahami ajaran dasar Islam dituntun oleh petunjuk Tuhan. Oleh karena itu ia disebut kebudayaan Islam. Pada bagian ini, kita akan mencoba mengisi visualisasi struktur dan tingkatan kebudayaan dengan salah satu ajaran pokok, yaitu jual beli. Dalam al Qur’an menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Sebagaimana firman-Nya yang berbunyi : .... .... Artinya : Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Q.S. Al Baqarah : 275). Dari penjelasan yang telah diuraikan kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia. Dengan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat akan melahirkan suatu pola hidup, pemikiran, pengetahuan, norma-norma yang semakin maju dari sebelumnya. Dengan kata lain, kebudayaan adalah suatu rekayasa manusia yang melahirkan tingkah 7 AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013 laku dan gerak. Dan kebudayaan sesungguhnya dihasilkan oleh cipta, rasa, dan karsa manusia. Islam lahir bukan dari kebudayaan melainkan dari Tuhan. Kebudayaan yang lahir dari Islam disebut kebudayaan Islam, karena tidak semua kebudayaan berasal dari Islam. Salah satunya kebudayaan sebelum Islam. Kebudayaan Arab sebelum Islam disebut juga kebudayaan Jahiliyah. Yaitu suatu kebudayaan yang tidak berlandaskan pada ajaran-ajaran Tuhan, lebih cenderung berbuat maksiat, hilangnya nilai-nilai kemanusiaan. Dari kehidupan ini muncullah kebiasaan seperti minum-minuman keras, berjudi, berzinah, mencuri dan merampok, wanita martabatnya rendah dan dipandang sebagai harta, dapat diwariskan, sebagian kabilah menganggap terhormat mengubur bayi wanita. Sebab memelihara wanita hingga menjadi dewasa bisa mendatangkan aib bagi kabilahnya. Selain itu dalam kebudayaan Jahiliyah lebih mengutamakan keturunan dari pada kemampuan, hal ini menyebabkan masyarakat semakin bodoh. Dari ini semua kita dapat melihat bahwa kebudayaan disebut masa kegelapan dan masa kebodohan. D. Kesimpulan Dari penjelasan yang telah diuraikan kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia. Dengan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat akan melahirkan suatu pola hidup, pemikiran, pengetahuan, norma-norma yang semakin maju dari sebelumnya. Dengan kata lain, kebudayaan adalah suatu rekayasa manusia yang melahirkan tingkah laku dan gerak. Dan kebudayaan sesungguhnya dihasilkan oleh cipta, rasa, dan karsa manusia. Islam lahir bukan dari kebudayaan melainkan dari Tuhan. Kebudayaan yang lahir dari Islam disebut kebudayaan Islam, karena tidak semua kebudayaan berasal dari Islam. Salah satunya kebudayaan sebelum Islam. Kebudayaan Arab sebelum Islam disebut juga kebudayaan Jahiliyah. Yaitu suatu kebudayaan yang tidak berlandaskan pada ajaranajaran Tuhan, lebih cenderung berbuat maksiat, hilangnya nilai-nilai kemanusiaan. Dari kehidupan ini muncullah kebiasaan seperti minumminuman keras, berjudi, berzinah, mencuri dan merampok, wanita martabatnya rendah dan dipandang sebagai harta, dapat diwariskan, sebagian kabilah menganggap terhormat mengubur bayi wanita. Sebab memelihara wanita hingga menjadi dewasa bisa mendatangkan aib bagi kabilahnya. Selain itu dalam kebudayaan Jahiliyah lebih mengutamakan keturunan dari pada kemampuan, hal ini menyebabkan masyarakat semakin bodoh. Dari ini semua kita dapat melihat bahwa kebudayaan disebut masa kegelapan dan masa kebodohan. Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 8 Islam … 1. Kebudayaan Islam ialah kebudayaan yang berasal dari Islam. Contohnya diharamkan riba, syair, amtsal, qissah, dan sebagainya. 2. Hasil dari kebudayaan Islam adalah terciptanya tatanan masyarakat yang baik, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, berkembang pesatnya ilmu pengetahuan sehingga dapat menghapus kebudayaan Jahiliyah. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Atang Hakim dan Mubarok Jaih, (2000). Metodologi Studi Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya. Gazalba, Sidi, (1983). Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Antara. Gazalba, Sidi, (1978). Asas Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Hasjmy. A, (1993). Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Said, Usman, (1981). Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, Departemen Agama RI. Syalabi. A, (1987). Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka AlHusna. 9