islam dan kebudayaan islami

advertisement
Islam …
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
digunakan sebagai pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam halhal yang negatif dan manusia dapat memahami betapa pentingnya
mempelajari tentang kebudayaan Islam agar kita sebagai umat Islam
dapat tahu betul bagaimana sebenarnya kebudayaan Islam yang
sesungguhnya. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini penulis akan
membahas tentang Islam dan Kebudayaan Islami.
ISLAM DAN KEBUDAYAAN ISLAMI
Oleh
Jaya, S.Ag.,M.Pd
ABSTRAK
Islam merupakan agama yang diturunkan kepada manusia sebagai
rohmatan lil alamiin. Islam merupakan pondasi dasar segala aspek
kehidupan manusia. Ajaran-ajarannya selalu membawa kemaslahatan
bagi kehidupan manusia di dunia ini. Tidak ada satupun bentuk kegiatan
yang dilakukan manusia, kecuali Allah telah meletakkan aturanaturannya dalam ajaran Islam. Kebudayaan adalah salah satu dari sisi
penting dari kehidupan manusia, dan Islampun telah mengatur dan
memberikan batasan-batasannya. Tulisan di bawah ini berusaha
menjelaskan tentang Islam dan Kebudayaan Islami. Walau singkat
mudah-mudahan memberikan sumbangan dalam khazana pemikian
Islam.
Kata Kunci : Islam, Kebudayaan
A. Pendahuluan
Manusia sering dikatakan sebagai mahluk yang paling tinggi
derajatnya dibandingkan dengan mahluk lainnya. Tingginya harkat dan
martabat manusia karena manusia mempunyai akal budi. Dengan
adanya akal budilah, manusia mampu menghasilkan kebudayaan yang
cenderung membuat manusia menjadi lebih baik dan lebih maju. Ajaranajaran Islam sendiri yang diyakini oleh umat Islam mengandung nilainilai Islam yang memiliki peran yang sangat penting didalam
mengembangkan kebudayaan Islam. Dengan kebudayaan yang dimiliki
oleh manusia tersebut, manusia memperoleh banyak kemudahan dan
kesenangan hidup. Akal budi pun mampu menciptakan dan melahirkan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keseluruhan aspek yang
dihasilkan akal budi tersebut dapat dikelola untuk menghasilkan produkproduk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban
yang maju dan modern.
Seiring dengan berkembangnya wawasan manusia akan lebih
dapat memilah-milah bagian-bagian yang positif dan negative untuk diri
pribadi dan orang lain. Dengan peradaban manusia yang semakin
modern maka pola pikir manusia akan lebih berkembang. Apabila
dikaitkan dengan kebudayaan Islam maka manusia merupakan suatu
fungsi yang di gunakan untuk meneruskan kebudayaan Islam dimasa
lalu untuk menjalankan peradaban modern. Kebudayaan Islam
1
B. Pengertian Kebudayaan
Dalam pembicaraan sehari-hari amatlah mudah kita mengucapkan
kata “kebudayaan”, tetapi kalau ditujukan kepada kita apakah
kebudayaan itu ? Dalam dunia ilmu, kita tidak berhadapan dengan satu
definisi, banyaknya definisi tentang kebudayaan pengertiannya tidak
bertambah terang, melainkan sebaliknya. Maka untuk meperjelaskan
kata itu, para ahli sering merumuskan definisi baru. Seperti Hamka yang
mengatakan definisi yang sudah ada dianggap tidak cukup, baru terasa
lengkap kalau ditambah dengan definisi sendiri.
Definisi-definisi dari para ahli memperlihatkan perbedaan antara
yang satu dengan yang lain. Tetapi dalam perbedaan itu terdapat
persamaan yang terletak dalam pengakuan bahwa kebudayaan itu
berhubungan dengan manusia. Apakah hewan berkebudayaan? Dari
definisi yang ada jawabannya adalah tidak. Karena antara manusia dan
hewan terdapat perbedaan yang terdapat dalam esensi atau hakikat
manusia, yaitu sesuatu yang ada pada manusia tetapi tidak ada pada
hewan. Hakekat itu adalah jiwa.
Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai kebudayaan. Hewan
yang tidak memiliki jiwa tidak memiliki kebudayaan. Kesimpulannya
yaitu, bahwa jiwalah yang menyebabkan kebudayaan.
Apakah ruh atau jiwa itu ? Agama merahasiakan jawabannya
kepada manusia. Dan waktu Nabi Muhammad ditanya orang tentang
roh, Allah berfirman :
             
 
Artinya : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah :
“Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan hanya sedikit”. (Q.S: Al-Israa’, 85).
Ilmu juga tidak dapat memberikan banyak penjelasan. Tetapi
fungsinya dapat dikatakan yaitu untuk berfikir dan merasa. Pikiran dan
perasaan merupakan dua daya ruhaniah yang amat vital bagi
kemanusiaan. Pikiran dan perasaan membentuk kesadaran dan
2
Islam …
akhirnya melahirkan kemauan. Kemauan ini menyebabkan laku dan
perbuatan yang akan dijalankan oleh jasad. Dan laku perbuatan
masyarakat berpangkal dari kebudayaan.
Bertolak dari manusia khususnya jiwa (titik persamaan esensi tiaptiap definisi), dapat disusun suatu definisi yang akan menjadi suatu
rumusan pengertian kebudayaan. Yang agaknya dapat merupakan
bidang persesuaian dari definisi-definisi yang sudah ada. Maka disusun
definisi sebagai berikut :
Kebudayaan adalah cara berpikir dan cara merasa yang
menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan, dari segolongan
manusia yang membentuk kesatuan sosial, dalam suatu ruang dan
waktu.
Agar lengkap pengertian tentang definisi kebudayaan Islam, maka
harus pula kita pelajari tentang pengertian Islam itu sendiri. Beberapa
orang sarjana muslim telah membuat uraian-uraian yang panjang lebar
dan dapat diartikan sebagai berikut : Adalah suatu hal yang tidak perlu
ditegaskan lagi, bahwa agama yang diakui Allah, hanya agama Islam.
Firman Allah SWT :
 .....     
Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam. ... (Q.S : Ali Imran : 19)
Jadi pada dasarnya yang dimaksud dengan Islam, yaitu semua
agama yang datangnya dari Allah, baik yang didatangkan dengan
perantaraan Rasul-Nya yang pertama maupun yang terakhir
(Muhammad SAW). Kalau Allah sendiri mendefinisikan Islam dengan
Iman dan Amal. Sedangkan Syeikhul Islam, Mahmud Syaltout,
mendefinisikan Islam dengan Aqidah dan Syariah, yang pada
hakekatnya sama saja dengan Iman dan Amal.
Amal shaleh ialah laku perbuatan yang sesuai dengan iman. Amal
shaleh harus dibarengi dengan taqwa. Baik dalam hubungan dengan
Allah maupun dalam hubungan dengan manusia. Jadi baik dalam
beragama atau dalam berbudaya, Rajah diatas memperlihatkan betapa
taqwa itu mendukung paras kebudayaan. Dengan mengambil definisi
kebudayaan umum yang telah dirumuskan di atas dan menaklukannya
pada taqwa, seperti yang disuruh oleh Nabi, sampailah kita pada
kebudayaan Islam. Dengan demikian, kebudayaan Islam ialah cara
berpikir dan cara merasa taqwa, yang menyatakan diri dalam seluruh
segi kehiodupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial
dalam suatu ruang dan suatu waktu.
C. Kebudayaan Sebelum Islam
Negeri Yaman adalah tempat tumbuh kebudayaan yang paling
penting yang pernah tumbuh di jazirah Arab sebelum Islam datang.
3
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
Salah satu peninggalan di Yaman yang dapat ditemukan sekarang ialah
sisa-sisa bendungan Ma’rib. Bendungan ini diperkirakan dibangun pada
abad ke dua sebelum masehi. Pembuatan bendungan ini menunjukan
adanya keahlian dan teknik yang sudah maju dari Bangsa Arab Yaman
itu.
Bangunan suci yang terpenting dan paling mashur di kalangan
bangsa Arab adalah Ka’bah. Dibangun oleh Nabi Ibrahim dan anaknya
Nabi Ismail, kemudian dipelihara oleh keluarga Amaliqoh. Pada masa
keturunan Jurhum memegang kekuasaan di Hijaz ka’bah di perbaiki
oleh mereka. Perbaikan dilakukan pada abad kelima masehi oleh
Qoshal bin Qilab. Dia pulalah yang mengatur urusan-urusan yang
berhubngan dengan Ka’bah, yaitu :
1. Assiqoyah (menyediakan air minum)
Karena telaga Zam-zam telah ditimbun dengan tanah, maka
amatlah sulit memperoleh air di Mekkah.
Sebab itu air untuk diminum oleh jemaah haji haruslah didatangkan
oleh orang yang memegang urusan siqoyah dari perigi-perigi yang
berada di temapt-tempat yang jauh. Air ini diletakan di dalam bakbak dan dicampuri sedikit dengan buah kurma dan anggur kering
agar berasa manis.
2. Arrifadah (menyediakan makanan)
Untuk jemaah haji yang tidak mampu haruslah disediakan
makanan. Biasanya Quraisy memberikan sebagian dari harta
mereka kepada Qushai agar dipergunakan untuk menyediakan
makanan untuk jemaah haji yang kurang mampu.
3. Al – Liwa (bendera)
Yaitu menyeru untuk berperang dengan memasang bendera diatas
tombak di muka pimpinan laskar
4. Al – Hijabah
Yaitu menjaga ka’bah dan memegang anak kunci
5. Qiada
Yaitu pemimpin pasukan apabila hendak berperang.
Ka’bah terbuat dari batu gunung berbentuk kubus. Ka’bah
dihormati dan disucikan oleh kabilah-kabilah Arab apapun agama yang
dianutnya. Rumah suci ini memiliki daya tarik untuk diziarahi tiap tahun
pada bulan-bulan tertentu, yaitu pada bulan-bulan haram.
Kecuali yang telah disebutkan, kebudayaan material Arab
Jahiliyah yang mendiami hijaz dan sekitarnya tidak banyak disebut
dalam sejarah, tetapi kebudayaan non-material lebih banyak disebutkan,
diantaranya syair-syair jahili, cerita prosa (Qissah), khittabah, amtsal,
ansab (ilmu keturunan), tenun dan ramalan, perbintangan, memanah,
menunggang kuda dan sebagainya.
Modal utama kebudayaan non-material bangsa Arab ialah bahasa
yang mereka pergunakan untuk berkomunikasi. Faktor bahasa ini
4
Islam …
meperlancar urusan perdagangan diantara bangsa-bangsa Arab yang
kehidupannya berpindah-pindah itu. Tiap tahun dimusim haji mereka
bertemu, berkenalan, berdagang dan bersyair. Dalam pertemuan itu
terjadi pertukaran pengalaman, pengetahuan dan pertunjukan
kemahiran mengungkapkan perasaan melalui puisi dan kasidah.
Dengan syair mereka mempercakapkan kemuliaan dan keturunan
moyangnya, keberanian dan keperkasaannya mengembara dan
berperang.
Berbagai syair bahasa Arab telah dijumpai di daerah Arab selatan,
semenjak abad ke tiga dan ke empat sesudah masehi. Dengan
demikian dapatlah diketahui bahwa sebelum Islam datang orang Arab
Jahili sudah mempunayi kesusateraan yang baik.
Syair Jahili umumnya bersajak, memliki keserasian nada, irama
dan makna. Persajakan ini juga nampak pada prosa-prosa yang
mengandung tema keagamaan dan kejadian yang menakjubkan. Syair
dan kasidah jahili itu akrab dengan kehidupan di padang pasir, yang
gersang dan kering sepanjang hari yang nyaman dan romatis bila
malam hari. Lebih-;lebih di waktu bulan bercahaya purnama.
Syair-syair Jahili mengandung mengandung gambaran Badawi
yang sederhana tentang perburuan unta, padang pasir, berhala, ratapan
dan pujian yang berlebih-lebihan terhadap wanita yang dikasihi dan
dicintai. Belum terdapat syair-syair yang mengandung ilmu, hukum,
pemikiran yang bernilai tinggi dan ungkapan perasaan yang dalam.
Salah satu pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu
dapat meninggikan seseorang yang tadinya hina atau sebaliknya, dapat
menghina-hinakan seseorang yang tadinya mulia.
Disamping syair sebagai hasil sastra yang bernilai tinggi, Arab
jahili juga mewariskan “Amtsal” atau pepatah Arab. Dari pepatah atau
peribahasa yang diwariskan suatu bangsa dapat pula diketahui
peradabannya, adat istiadat dan budi pekertinya. Berbeda dengan syair
yang berisi ungkapan perasaan penyair, dan terikat oleh hafiah
(persajakan), amtsal ini bisa berasal dari orang awam. Sebab amtsal itu
lepas dari ikatan persajakan ; tetapi mengandung buah pikiran yang
umum. Kata-kata yang digunakan oleh amtsal bukan hasil seleksi
perasaan yang dalam. Oleh karena itu pemahaman terhadapnya
hendaknya dengan pengertian global hal ini karena amtsal ini adalah
pencerminan bahasa rakyat yang menggambarkan alam sekitar dimana
bangsa itu hidup. Karena itu amtsal Arab jahili itu umumnya
menggambarkan kehidupan dan aktifitas kabilah sehari-hari di padang
pasir, dan memiliki banyak kesamaan dengan rumpun-rumpun bahasa
samiyah.
Qissah (cerita prosa) termasuk warisan budaya Arab Jahili yang
dapat dinikmati sampai saat ini. Seperti syair dan amtsal, dalam qissah
itu dapat ditelusuri perkembangan pemikiran bangsa Arab Jahili
5
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
sebelum kenabian. Yang mashur diantaranya adalah Ayyam al –Arab,
berisi cerita tentang peperangan yang terjadi antara kabilah Arab
dengan bangsa di luar jazirah Arab. Qissah-qissah Israiliyah banyak
beredar di kalangan Arab jahiliyah dan juga qissah-qissah yang
datangnya dari Persia, seperti cerita Syarik bersama Munir.
Kehidupan Badwi yang keras memberi peluang untuk Arab Jahili
untuk melengkapi dirinya dengan pengetahuan dan keahlian yang
sesuai dengan lingkungannya. Mereka mahir dalam membaca jejak dan
meramal peristiwa-peritiwa alamiah yang akan terjadi. Misalnya hujan
turun, dimana terdapat mata air, sarang binatang buruan dan binatang
buas dan sebagainya. Disiang hari mereka dapat mebaca jejak yang
tertera di atas pasir. Sedang malam hari mereka berpedoman pada
bintang-bintang yang tak pernah tertutupi awan dalam menetukan arah
pengembaraannya.
Salah satu kebanggaan Arab jahili ialah mereka mengenal dengan
baik silsilah keturunan moyangnya untuk beberapa generasi. Tiap
kabilah mengetahui sislsilah keturunannya, biasanya dibangsakan
kepada nabi Ismail atau kepada Adnaniyah dan sebagainya.
Kemampuan memelihara ansab ini (silsilah keturunan) sejalan dengan
kemampuan mereka menghafal syair, amtsal dan cerita prosa.
Orang Arab jahiliyah terikat kepada takhyul dan adat istiadat yang
melembaga dan diwarisi turun temurun. Takhyul dan adat istiadat
tersebut bertumpu kepada kepercayaan watsaniyah. Mereka percaya
adanya hantu dan roh jahat. Hantu yang berkeliaran di padang pasir
senatiasa berganti rupa dan suka mengganggu musafir dalam
perjalannya. Yang kerjanya mengganggu itu disebut Ghaul untuk yang
pria, dan Aimir adalah hantu wanita.
Kahin (tukang tenun dan ramal) mempunyai kedudukan
terpandang ditengah-tengah masyarakat Jahili. Malah ditakuti sebab
adanya kepercayaan terhadap keampuhan jimat, tangkal dan
semacamnya. Mereka dipercaya dapat bergaul dengan syetan dan jin
yang memberinya kekuatan majik dan dapat digunakan untuk menyihir,
mengobati dan sebagainya.
Kehidupan mereka selain dikelilingi oleh takhyul, mereka juga
memiliki banyak pantangan. Siapa yang mencela dan tidak menghormati
berhala Lata, Uzza, dan Manata akan mendapat penyakit supak.
Terlarang bagi mereka untuk membunuh ular, karena ular itu
mempunyai roh yang bernama Hammah. Dalam perut manusia ada ular
yang melilit. Orang yang sesat dalam perjalanan semua pakaiannya
hendaknya dibalik agar terlepas dari salah jalan. Siapa yang bepergian,
terlebih dahulu harus mengikat simpul pada kayu atau batu. Setelah
kembali dari perantauan, simpul ditengok terlebih dahulu, bila terbuka itu
alamat istri yang ditinggal selama perantauan berbuat serong. Kalau
musim kemarau panjang, agar hujan turun, kambing diberi rumput
6
Islam …
kering dan ekornya dibakar. Kalau hendak keluar rumah, tengoklah
burung, bila terbang ke kanan, berarti langkah baik, bila terbang ke kiri
berarti bakal sial.
Orang Arab Jahli tidak terikat dengan aturan moral yang ketat.
Tiada nilai yang bersumber pada kitab suci yang dipegangi dan ditaati.
Ada kebebasan dan kemerdekaan dalam berfikir dan bertindak. Apakah
demi kabilah atau menuruti keinginan hawa nafsu. Minum arak
(khamar), berjudi, berzina, mencuri dan merampok dipandang sebagai
perbuatan yang lumrah. Anak dari hasil pelacuran diakui sebagai anak
yang sah. Ayahnya ditentukan berdasarkan kemiripan pria yang pernah
menggauli ibu yang telah melahirkannya. Kabilah yang dikalahkan
dalam peperangan dan perampokan, lelakinya dijadikan budak dan
wanitanya dijadikan gundik. Ikatan perkawinan longgar, wanita
martabatnya rendah dan dipandang sebagai harta, dapat diwariskan.
Sebagian kabilah menganggap terhormat mengubur bayi wanita. Sebab
memelilhara wanita sehingga menjadi gadis dewasa bisa mendatangkan
aib bagi kabilahnya.
Demikian itulah gambaran selintas budaya bangsa Arab Jahiliyah
menjelang kenabian. Suatu kebudayaan yang berdiri sendiri telah
melewati beberapa fase sejarah, bertumbuh dan berkembang dengan
lingkungannya sendiri.
C. Kebudayaan yang Islami
Ajaran dasar agama al Qur’an dan Sunnah dan periwayatannya
shahih bukan termasuk budaya. Tetapi pemahaman ulama terhadap
ajaran dasar agama merupakan hasil karsa ulama. Oleh karena itu ia
merupakan bagian dari kebudayaan. Akan tetapi umat Islam meyakini
bahwa kebudayaan merupakan hasil upaya ulama dalam memahami
ajaran dasar Islam dituntun oleh petunjuk Tuhan. Oleh karena itu ia
disebut kebudayaan Islam.
Pada bagian ini, kita akan mencoba mengisi visualisasi struktur
dan tingkatan kebudayaan dengan salah satu ajaran pokok, yaitu jual
beli. Dalam al Qur’an menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Sebagaimana firman-Nya yang berbunyi :
 ....        ....
Artinya : Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Q.S. Al
Baqarah : 275).
Dari penjelasan yang telah diuraikan kebudayaan hanya dimiliki
oleh manusia. Dengan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat akan melahirkan suatu pola hidup, pemikiran, pengetahuan,
norma-norma yang semakin maju dari sebelumnya. Dengan kata lain,
kebudayaan adalah suatu rekayasa manusia yang melahirkan tingkah
7
AT-TA’LIM; Vol. 4, Tahun 2013
laku dan gerak. Dan kebudayaan sesungguhnya dihasilkan oleh cipta,
rasa, dan karsa manusia.
Islam lahir bukan dari kebudayaan melainkan dari Tuhan.
Kebudayaan yang lahir dari Islam disebut kebudayaan Islam, karena
tidak semua kebudayaan berasal dari Islam. Salah satunya kebudayaan
sebelum Islam. Kebudayaan Arab sebelum Islam disebut juga
kebudayaan Jahiliyah. Yaitu suatu kebudayaan yang tidak berlandaskan
pada ajaran-ajaran Tuhan, lebih cenderung berbuat maksiat, hilangnya
nilai-nilai kemanusiaan. Dari kehidupan ini muncullah kebiasaan seperti
minum-minuman keras, berjudi, berzinah, mencuri dan merampok,
wanita martabatnya rendah dan dipandang sebagai harta, dapat
diwariskan, sebagian kabilah menganggap terhormat mengubur bayi
wanita. Sebab memelihara wanita hingga menjadi dewasa bisa
mendatangkan aib bagi kabilahnya. Selain itu dalam kebudayaan
Jahiliyah lebih mengutamakan keturunan dari pada kemampuan, hal ini
menyebabkan masyarakat semakin bodoh. Dari ini semua kita dapat
melihat bahwa kebudayaan disebut masa kegelapan dan masa
kebodohan.
D. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah diuraikan kebudayaan hanya dimiliki
oleh manusia. Dengan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat akan melahirkan suatu pola hidup, pemikiran, pengetahuan,
norma-norma yang semakin maju dari sebelumnya. Dengan kata lain,
kebudayaan adalah suatu rekayasa manusia yang melahirkan tingkah
laku dan gerak. Dan kebudayaan sesungguhnya dihasilkan oleh cipta,
rasa, dan karsa manusia.
Islam lahir bukan dari kebudayaan melainkan dari Tuhan.
Kebudayaan yang lahir dari Islam disebut kebudayaan Islam, karena
tidak semua kebudayaan berasal dari Islam. Salah satunya kebudayaan
sebelum Islam.
Kebudayaan Arab sebelum Islam disebut juga kebudayaan
Jahiliyah. Yaitu suatu kebudayaan yang tidak berlandaskan pada ajaranajaran Tuhan, lebih cenderung berbuat maksiat, hilangnya nilai-nilai
kemanusiaan. Dari kehidupan ini muncullah kebiasaan seperti minumminuman keras, berjudi, berzinah, mencuri dan merampok, wanita
martabatnya rendah dan dipandang sebagai harta, dapat diwariskan,
sebagian kabilah menganggap terhormat mengubur bayi wanita. Sebab
memelihara wanita hingga menjadi dewasa bisa mendatangkan aib bagi
kabilahnya. Selain itu dalam kebudayaan Jahiliyah lebih mengutamakan
keturunan dari pada kemampuan, hal ini menyebabkan masyarakat
semakin bodoh. Dari ini semua kita dapat melihat bahwa kebudayaan
disebut masa kegelapan dan masa kebodohan.
Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
8
Islam …
1. Kebudayaan Islam ialah kebudayaan yang berasal dari Islam.
Contohnya diharamkan riba, syair, amtsal, qissah, dan sebagainya.
2. Hasil dari kebudayaan Islam adalah terciptanya tatanan masyarakat
yang baik, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, berkembang
pesatnya ilmu pengetahuan sehingga dapat menghapus
kebudayaan Jahiliyah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Atang Hakim dan Mubarok Jaih, (2000). Metodologi Studi Islam,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gazalba, Sidi, (1983). Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam,
Jakarta: Pustaka Antara.
Gazalba, Sidi, (1978). Asas Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Hasjmy. A, (1993). Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Said, Usman, (1981). Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Proyek
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, Departemen Agama RI.
Syalabi. A, (1987). Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka AlHusna.
9
Download