penerapan metode pemberian tugas berbantuan media mozaik

advertisement
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA
MOZAIK UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK
HALUS PADA ANAK
Ida Ayu Putri Septiana Dewi1, Anak Agung Gede Agung2,
Didith Pramunditya Ambara3.
1,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
2
Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: [email protected].,[email protected].,
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya perkembangan motorik halus pada anak kelompok B2 TK
Pertiwi Bangli. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data dari 24 anak, 10 anak mulai
berkembang dan 10 anak masih belum berkembang, rata-rata M% sebesar 32,9%. Jika
dikonvermasikan ke dalam PAP skala lima perkembangan motorik halus berada pada kriteria
sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan motorik
halus pada anak kelompok B2 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 di TK Pertiwi Bangli.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Metode yang
digunakan adalah metode observasi dengan instrumen berupa lembar observasi. Data yang
dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media mozaik
dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak pada siklus I sebesar 55,6% yang berada
pada kategori rendah dan siklus II meningkat menjadi sebesar 83.33% berada pada kategori tinggi.
Terjadi peningkatan perkembangan motorik halus berbantuan media mozaik sebesar 27,73%.
Setelah skor yang diperoleh dari siklus I ke siklus II maka diperoleh nilai gains skor sebesar 0,6
yang berada pada kategori sedang. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penerapan metode
pemberian tugas berbantuan media mozaik dapat meningkatkan perkembangan motorik halus
pada anak kelompok B2 TK Pertiwi Bangli.
Kata kunci: Pemberian Tugas, Mozaik, Motorik Halus
Abtract
Background of this research about the luck of development fine motor in children group B2
kindergarten Pertiwi Bangli. Based on the observation data obtained from 24 chidren, 10 children
begin develop and 10 children is still undeveloped average M percent around about 32,9 percent. If
confirment into the scale five PAP development of fine motor is at in low creteria. Parpase this
research to know enhancement development fine motor in children B2 smester II 2014/2015 at
kindergarden Pertiwi Bangli. This research is action research carried out in two cycles. The method
used is observation method with instruments such us observation sheet. The data analyzed using
descriptive statistical analysis and quantitative analysis. The result of research showed that
application method of the provision of the task assisted media mosaic can improve the development
of fine motor children on the first cycle of 55,6 percent are at low category and the second cycle
increased to 83.33 percent are at high category. An increase in the development of fine motor
assisted media mosaic of 27,73 percent. After the score obtainted from the first cycle to the second
cycle then obtained score valve gains of 0,6 which are at medium category. The conclusion of this
research that the application of the task assisted media mosaic can improve the development of fine
motor in children group B2 kindergarden Pertiwi Bangli.
Keywords: Delivery of task, Mozaik, Fine Motor
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
PENDAHULUAN
Pada
anak
usia
4-6
tahun
merupakan masa peka bagi anak. Anak
mulai sensitif untuk menerima berbagai
upaya perkembangan seluruh potensi anak.
Masa
peka
yaitu
masa
terjadinya
pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis
yang siap merespon stimulasi yang
diberikan oleh lingkungan. Masa ini
merupakan masa untuk meletakkan dasar
pertama
dalam
mengembangkan
kemampuan fisik, kognitif, bahasa sosial
emosional, konsep diri, dan nilai-nilai
agama. Pengembangan seluruh potensi
anak usia dini sesuai dengan hak anak
sebagaimana diatur dalam UU No 23 tahun
2002 tentang perlindungan anak yang
menyatakan “setiap anak berhak untuk
hidup,
tumbuh,
berkembang
dan
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan
harkat dan diskriminasi” (Depdiknas, 2004).
Sejalan dengan hal tersebut maka
pendidikan anak usia dini merupakan dasar
yang sangat penting dilaksanakan dalam
usaha membekali anak untuk masa
depannya. Untuk itu setiap pelajaran yang
diberikan harus terarah pada pembentukan
dasar yang kokoh. Pendidikan anak usia
dini yang selanjutnya disingkat PAUD
adalah suatu upaya pembinaan yang
ditunjukkan
bagi
anak-anak
melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. PAUD adalah
pendidikan yang cukup penting dan bahkan
menjadi landasan yang kuat untuk
mewujudkan generasi yang cerdas dan
kuat. Pendidikan anak usia dini sangat
penting dilaksanakan karena pada usia
sejak lahir sampai dengan 6 tahun berbagai
pengetahuan,
sikap/perilaku,
keterampindan intelektual harus tumbuh
dan berkembang untuk mempersiapkan
pendidikan anak lebih lanjut.
Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan Guru TK yang mengajar di
kelompok B2 TK
Pertiwi
Bangli,
diperoleh
bahwa
perkembangan motorik halus pada anak
masih tergolong rendah sehingga dalam
kegiatan pembelajaran belum mencapai
tingkat pencapaian perkembangan anak,
hal ini dapat dilihat dari indikator
perkembangan motorik halus. Hal ini
diperkuat dengan hasil penilaian yang
memuat keterangan beberapa anak belum
mencapai indikator yang dikembangkan.
Anak yang belum mampu menempel
dengan baik dikategorikan mendapat
bintang satu (*) belum berkembang,
sedangkan anak yang sudah mampu
dengan
bantuan
guru
dikategorikan
mendapat
bintang
dua
(**)
mulai
berkembang, dan anak yang sudah mampu
menempel dikategorikan mendapat bintang
tiga (***) berkembang sesuai harapan. Dari
jumlah anak 16 orang yang mendapat
bintang (*) sebanyak 9 anak, yang
mendapat bintang (**) sebanyak 4 anak,
dan yang mendapat bintang (***) sebanyak
3 anak. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa perkembangan motorik
halus pada anak kelompok B2 TK Pertiwi
Bangli perlu ditingkatkan lagi dengan
menggunakan metode dan media dalam
kegiatan pembelajaran.
Proses
pembelajaran
dalam
perkembangan
motorik
halus
pada
anakmasih tergolong rendah, disebabkan
karena guru selalu memberikan kegiatan
pembelajaran yang kurang berfariasi,
sehingga anak bosan. Hal ini terlihat dalam
kegiatan sehari-hari yang diberikan guru
dan media atau alat yang digunakan kurang
berfariasi serta stimulus yang diberikan
guru
kurang
optimal
sehingga
perkembangan yang di harapkan belum
tercapai secara maksimal. Hal ini diperkuat
dengan hasil penilaian yang memuat
keterangan
beberapa
anak
belum
mencapai indikator yang dikembangkan.
Berdasarkan permasalahan di atas
dapat disimpulkan bahwa perlu adanya
inovasi pembelajaran untuk meningkatkan
perkembangan motorik halus anak dengan
menerapkan metode dan media yang tepat.
Hal ini dapat ditingkatakan dan diupayakan
melalui kegiatan bermain sambil belajar,
karena pendidikan anak usia dini identik
dengan bermain. Melihat kondisi yang
seperti ini penulis mencoba meningkatkan
perkembangan motorik halus pada anak
dengan menerapkan metode pemberian
tugas berbantuan media mozaik.
Penelitian
tentang
penerapan
metode pemberian tugas pernah dilakukan
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
oleh Khasanah (2013) dengan hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
pengembangan
motorik
halus
menggunakan kegiatan mozaik sudah
sangat baik. Hal tersebut dilihat dari hasil
yang menunjukan bahwa sebagian besar
atau sebesar 82,37% anak kelompok B di
gugus II telah mempunyai kemampuan
motorik halus dalam kategori yang sangat
baik.
Peneliti lain oleh Indraswari (2011)
dengan hasil penelitian disetiap siklus telah
menunjukkan
adanya
peningkatan
perkembangan motorik halus anak dari
siklus I pada umumnya masih terlihat
rendah, pada siklus I peningkatan
menempel anak terlihat masih kurang rapi
yang
dilanjutkan
pada
siklus
II.
Perkembangan motorik halus anak menjadi
lebih meningkat serta menunjukan hasil
yang positif.
Berdasarkan penelitian yang pernah
dilakukan
dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan metode pemberian tugas
diharapkan
dapat
diterapkan
untuk
meningkatkan perkembangan motorik anak.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka
penelitian ini mengangkat judul “Penerapan
Metode Pemberian Tugas Berbantuan
Media
Mozaik
Untuk
Meningkatkan
Perkembangan Motorik Halus Pada Anak
Kelompok B2 Semester II DI TK Pertiwi
Bangli Tahun 2014/2015”.
Mengacu pada rumusan masalah di
atas, tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan perkembangan motorik halus
setelah penerapan metode pemberian
tugas berbantuan media mozaik pada anak
kelompok
B2
Semester
II
DiTK
PertiwiBangli Tahun 2014/2015.
Menurut Aqib (2013:50) “media
pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi
dan
digunakan
untuk
menyampaikan
pesan
pembelajaran”.
Pembelajaran adalah proses komunikasi
antara pembelajar, pengajar, dan bahan
ajar.Dari pengertian diatas, secara umum
dapat dikatakan bahwa substansi dari
media pembelajaran adalah bentuk saluran,
yang digunakan untuk menyalurkan pesan,
informasi atau bahan pelajaran kepada
penerima pesan atau pembelajar dapat
pula dikatakan bahwa media pembelajaran
adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan dalam lingkungan pembelajar
yang dapat merangsang pembelajar untuk
belajar.
Menurut Gagne (dalam asyar,
2012:7) bahwa “media adalah berbagai
komponen pada lingkungan pembelajaran
yang membantu pembelajar untuk belajar”.
Sedangkan Briggs (dalam Sadiman dkk,
2005:6) berpendapat bahwa media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk
belajar.
Moeslichatoen
(2004:181)
menyatakan bahwa, metode pemberian
tugas merupakan tugas atau pekerjaan
yang sengaja diberikan kepada anak TK
yang harus dilaksanakan dengan baik.
Tugas itu diberikan kepada anak TK untuk
memberi kesempatan kepada mereka untuk
menyelesaikan tugas yang didasarkan pada
petunjuk lansung dari guru yang sudah
dipersiapkan
sehingga
anak
dapat
menjalani secara nyata dan melaksanaknan
dari awal sampai tuntas.
Menurut Djamarah dan Zain
(2006:85) “metode pemberian tugas adalah
metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar.
Menurut
Soemardjadi
(dalam
Sumanto, 2005:88) mozaik adalah suatu
cara membuat kreasi gambar/lukisan atau
hiasan yang dilakukan dengan cara
menempelkan/merekatkan
potonganpotongan atau bagian-bagian bahan
tertentu yang ukurannya kecil-kecil. Mozaik
ini pada mulanya dikenalkan di benua
Eropa pada zaman Bizantium-Romawi.
Sudjana,
dkk
(1994:24)
mengatakan “mozaik berasal dari kata
Bahasa inggris mosaic. Dijelaskan bahwa,
mozaik adalah seni dekorasi bidang dari
kepingan-kepingan berwarna yang disusun
dan ditempelkan dengan perekat”. Menurut
Soemarjadi (dalam Indraswari, 2012:4)
“mozaik adalah elemen-elemen yang
disusun sedemikian rupa dan direkatkan
diatas sebuah permukaan bidang sehingaa
membentuk gambar atau desain”.
Menurut Suherman dan Rizal
(2010:138) “lukisan mozaik adalah lukisan
yang menggunakan teknik menempel
pecahan kaca, porselen, butir, batu
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
berwarna atau biji-bijian yang disusun
sesuai pola gambar”.
Material umum yang sering
digunakan dalam karya seni mozaik adalah
kayu, kertas, kain, plastik, kaca, keramik,
pecahan genteng, batu, daun, paku, dan
lain sebagainya. Sementara material yang
digunakan dalam karya seni mozaik untuk
anak usia dini antara lain kertas, kancing
baju, potongan kain, biji-bijian, daun kering,
potongan tripleks yang kecil-kecil, biji korek
api, dan lain sebagainya (Pamadhi dan
Evan, 2011:5.17).
Bahan dalam pembuatan karya
seni mozaik menurut Pamadhi dan Evan
(2011:5.17) mengatakan material umum
yang sering digunakan dalam karya seni
mozaik adalah kayu, kertas, kain, plastik,
kaca, keramik, pecahan genteng, batu,
daun,
paku,
dan
lain
sebagainya.
Sementara material yang digunakan dalam
karya seni mozaik untuk anak usia dini
antara lain kertas, kancing baju, potongan
kain, biji-bijian, daun kering, potongan
tripleks yang kecil-kecil, biji korek api, dan
lain sebagainya.
METODE
Penelitian
dilaksanakan
pada
semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
padatanggal13 April 2015 pada kelompok
BII di TK Pertiwi Bangli, Kecamatan Bangli,
Kabupaten
Bangli
dalam
kegiatan
pembelajaran. Kelompok yang menjadi
sasaran penelitian adalah kelompok BII
yang berjumlah 24 anak, yang terdiri dari 13
orang perempuan dan 11 orang laki-laki.
Objek yang ditangani dalam penelitian ini
adalah
meningkatkan
perkembangan
kognitifanak di TKPertiwi Bangli pada
semester II.Model penelitian tindakan kelas
ini dilakukan dalam dua siklus, dan kedua
siklus tersebut dapat digambarkan dalam
model seperti gambar berikut ini.
Menurut Borg dalam Kanca,(2010:
110) bahwa “tujuan utama PTK adalah
pengembangan
keterampilan
guru
berdasarkan pada persoalan-persoalan
pembelajaran yang dihadapi oleh guru di
kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan
untuk pencapaian pengetahuan umum
dalam bidang pendidikan”. Menurut Ojan
dalam Kanca, (2010: 115), Terdapat empat
bentuk PTK yaitu: (1) Guru Sebagai
Peneliti, (2) Penelitian Tindakan Kolaboratif,
(3) Simultan Terintegrasi, (4) Administrasi
Sosial Eksperimental. Dalam penelitian ini,
bentuk penelitian tindakan kelas yang akan
digunakan adalah guru sebagai peneliti,
yaitu guru dalam hal ini berperan dalam
PTK. Menurut Ojan dalam Kanca, (2010:
115).
Terdapat empat bentuk PTK yaitu :
(1) Guru Sebagai Peneliti, (2) Penelitian
Tindakan
Kolaboratif,
(3)
Simultan
Terintegrasi,
(4)
Administrasi
Sosial
Eksperimental. Dalam penelitian ini, bentuk
penelitian tindakan kelas yang akan
digunakan adalah guru sebagai peneliti,
yaitu guru dalam hal ini berperan dalam
PTK.
“Dalam bentuk PTK guru sebagai
peneliti, mempunyai ciri-ciri penting, yaitu
sangat berperannya guru itu sendiri dalam
proses PTK. Peneliti mencari permasalahan
sendiri
untuk
memecahkan
melalui
penelitian tindakan kelas, sedangkan
keterlibatan pihak luar hanya bersifat
konsultatif” (Kanca, 2010: 115).
Dalam PTK guru dapat menelti
sendiri
terhadap
pembelajaran
yang
dilakukan di kelas. Dengan PTK, guru
memberikan penelitian terhadap siswa dari
berbagai
aspek
selama
proses
pembelajaran berlangsung. Melalui PTK ini,
guru dapat melakukan penelitian terhadap
proses atau hasil yang diperoleh secara
reflektif di kelas. Sehingga hasil penelitian
dapat dipakai untuk memperbaiki praktek
pembelajarannya.
Dari
uraian
di
atas
dapat
didefinisikan bahwa PTK sebagai suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan
melakukan
tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan
praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih
professional.
Penelitian
tindakan
kelas
ini
dilaksanakan dalam dua siklus masingmasing siklus terdiri dari empat tahapan
yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
Dalam penelitian ini siklus ini kemungkinan
akan dilakukan siklus berikutnya, apabila
siklus sebelumnya tidak memenuhi kriteria.
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (Kanca, 2010: 129)
Pertama, perencanaan yaitu dalam
tahap ini peneliti Perencanaan yang
dilakukan
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan proses pembelajaran dalam
meningkatkan perkembangan motorik halus
anak. Pada tahap ini hal yang dilakukan
adalah meminta ijin dan menyamakan
apersepsi dengan guru tentang metode dan
media yang akan digunakan selama
melakukan penelitian. Tindakan tersebut
diharapkan akan dapat meningkatkan
perkembangan
motorik
halus
pada
anak.Kedua, Dalam tahap pelaksanaan ini,
proses pembelajaran yang diterapkan,
disesuaikan dengan media pembelajaran
yang digunakan yaitu media mozaik dalam
meningkatkan perkembangan motorik halus
pada anak kelompok BII TK Pertiwi Bangli.
Penelitian
tindakan
kelas
ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus
terdiri dari lima tahapan yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, observasi, refleksi, dan cara
membuat karya seni mozaik.
Rancangan
penelitian
tindakan
kelasPerencanaan pada tahap ini peneliti
menyiapkan RKH, membuat lembar daftar
pengamatan atau pedoman observasi untuk
dijadikan
acuan
pengamatan
dalam
mengetahui perkembangan motorik halus
anak, mempersiapkan berbagai peralatan
permainan serta perlengkapan lainnya yang
diperlukan dan yang dapat membantu guru
dalam membimbing dan membelajarkan
anak TK secara baik, mendesain alat
evaluasi/penilaian yang digunakan untuk
melihat dan mengetahui hasil pelaksanaan
tindakan dan perkembangan motorik halus
anak.
Pelaksanaan
Kegiatan
yang
dilakukan dalam tahapan ini adalah
melaksanakan aktivitas proses belajar
sambil bermain bersama anak di kelas
dalam rangka mengembangkan motorik
halus yang sesuai dengan rencana
kegiatan pembelajaran yang telah disusun
dan direncanakan sebelum tindakan
dilakukan, dan tentunya dengan memilih
tema yang sesuai dengan kurikulum TK dan
lingkungan kehidupan sekitar anak.
Observasi pada tahap ini kegiatan
yang dilakukan adalah mengadakan
observasi atau pengamatan yang skema
dan faktual terhadap pelaksanaan tindakan
dalam proses kegiatan pembelajaran anak
TK. Kegiatan ini dilakukan secara
berkolaborasi dengan salah satu guru TK
Pertiwi Bangli, dan selanjutnya mencatat
semua kejadian-kejadian penting dan
perubahan-perubahan serta hal-hal lain
yang nampak dalam aktivitas mengajar dan
belajar sambil bermain anak, semua hal ini
dalam pengamatan dan pencatatannya
diupayakan evaluasi atau penilaiannya
relevan dan sesuai dengan aspek-aspek
pengamatan yang ingin diselidiki pada
anak.
Refleksi Hasil-hasil pengamatan dan
pencatatan yang diperoleh pada tahap
observasi dan evaluasi dikumpulkan serta
dianalisis. Berdasarkan hasil analisis ini,
dapat diketahui kelemahan dan kekurangan
yang terjadi dari tindakan yang dilakukan
pada setiap kegiatan pembelajaran dalam
satu siklus. Setelah diketahui hal-hal yang
dimaksud, maka diambil suatu keputusan
apakah tindakan tersebut dapat dianggap
terselesaikan ataukah dipandang masih
perlu perbaikan-perbaikan sehingga siklus
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
tindakan selanjutnya masih harus dilakukan
lagi.
Cara Membuat Karya Seni Mozaik
prinsip
kerjanya
yaitu
menempelkan
potongan-potongan benda. Benda-benda
tersebut ditempel dengan menggunakan
lem, pada pola atau bidang gambar yang
telah ditentukan. Apabila menginginkan
pewarna pada karya mozaik maka harus
dipilih bahan atau material mozaik yang
akan ditempel yang memiliki warna asli,
sehingga
nantinya
tidak
perlu
menambahkan
pewarna
setelah
ditempelkan. Hal ini akan mengurangi niliai
artistik dari bentuk karya tersebut. Untuk
menghasilkan corak gambar yang elastis
atau dekoratif maka harus mengatur warna
tersebut
dari
susunan
materialnya
(Pamadhi dan Evan 2011:5.27).
Untuk mengumpulkan data tentang
perkembangan motorik halus anak pada
kelompok
B2
TK
Pertiwi
Bangli
menggunakan metode observasi.Metode
observasi adalah suatu cara memperoleh
data
dengan
jalan
mengadakan
”pengamatan” secara sistematis tentang
suatu
objek
tertentu.
(Agung
2012:61).Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan
data
tentang
perkembangan
motorik
halus
anak
kelompok B2 TK Pertiwi Bangli adalah
dengan menggunakan lembar observasi,
yang terdiri dari empat indikator, yaitu:
menggambar bebas dengan berbagai
media, menempel bagian-bagian dan
potongan-potongan
kecil
dari
kertas
berwarna, menempel bagian-bagian dan
potongan-potongan
kecil
dari
kertas
berwarna dengan rapi dan memenuhi pola
gambar yang telah disediakan, membuat
pola gambar, menggunting kertas, dan
menempel
di
gambar
yang
telah
disediakan, menggunting dengan berbagai
media berdasarkan bentuk/pola (lurus,
lengkung, gelombang, zig-zag, lingkaran,
segitiga, segiempat).
Penelitian
tindakan
kelas
ini
menggunakanmetode analisis data, yaitu
analisis deskriptif kuantitatif. Analisis
statistik deskriptif adalah cara pengelolaan
data yang dilakukan dengan jalan
menerapkan teknik dan rumus-rumus
statistik deskriptif seperti disribusi frekuensi,
grafik, modus (Mo), Median (Me), angka
rata-rata (Mean), dan standar deviasi, untuk
menggambarkan keadaan suatu objek
tertentu sehingga diperoleh kesimpulan
umum (Agung, 2012:67).
Sedangkan
analisis
deskriptif
kuantitatif adalah “suatu cara pengolahan
data yang dilakukan dengan jalan
menerapkan
rumus-rumus
statistik
inferensial untuk menguji suatu hipotesis
penelitian yang diajukan peneliti, dan
kesimpulan ditarik berdasarkan hasil
pengujian terhadap hipotesis (Agung,
2012:68).
Tingkat
perkembangan
motorik
halus
dapat
ditentukan
dengan
membandingkan M% atau rata-rata persen
ke dalam kriteria penilaian acuan patokan
(PAP) skala lima kriteria sebagai berikut.
Presentase
Skor
Kriteria
Perkembangan
Motorik Halus Pada
Anak
90-100
Sangat tinggi
80-89
Tinggi
65-79
Sedang
55-64
Rendah
0-54
Sangat rendah
(Agung, 2014:118)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian ini dilaksanakan di
TK Pertiwi, Kecamatan Bangli, Kabupaten
Bangli. Kegiatan ini dilaksanakan selama
dua bulan, yaitu dari bulan April 2015
sampai dengan bulan Mei 2015 yang mana
jumlah siswa kelompok B2 semester II
adalah 24 anak, yang terdiri dari 13 orang
perempuan dan 11 orang laki-laki.
Penelitian ini, dilaksanakan dalam dua
siklus, di mana masing-masing siklus terdiri
dari siklus I 16 kali pertemuan, yaitu 11 kali
pertemuan untuk tindakan pembelajaran
dan 5 kali untuk evaluasi akhir, dan pada
siklus II 12 kali pertemuan, yaitu 7 kali
pertemuan untuk tindakan pembelajaran
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
dan 5 kali untuk evaluasi akhir, masingmasing pertemuan menerapkan RKM dan
RKH. Data yang dikumpulkan adalah
mengenai
peningkatan
perkembangan
motorik halus anak dengan menggunakan
metode pemberian tugas berbantuan media
mozaik untuk meningkatkan perkembangan
motorik halus.
Data yang dikumpulkan adalah
penerapan metode pemberian tugas
berbantuan
media
mozaik
untuk
meningkatkan perkembangan motorik halus
pada anak. Data yang diperoleh tersebut
dianalisis dengan menggunakan metode
yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil
analisisnya dipapar kan sebagai berikut.
Grafik 3. Perkembangan motorik halus
berbantuan media mozaik pada Siklus II.
Grafik 2. Perkembangan motorik halus
berbantuan media mozaik pada Siklus I
Berdasarkan perhitungan dan grafik
polygon di atas terlihat Mo<Me<M
(10<11<11,2), yang menunjukkan bahwa
data-data perkembangan motorik halus
pada siklus I merupakan kurva juling positif.
Berdasarkan perhitungan dan grafik
polygon di atas terlihat Mo<Me<M
(18<17<16), yang menunjukan kurve juling
negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebaran skor perkembangan motorik halus
pada siklus II cenderung tinggi.
Adapun
kendala-kendala
yang
dihadapi peneliti saat penerapan siklus I
antara lain: 1).Penjelasan guru terlalu
cepat,
sehinggabeberapa
anak
kebingungan saat pelajaran berlangsung.
Keaktifan anak masih kurang, 2)terlihat
hanya
beberapa
anak
yang
mau
mengerjakan tugas menggambar bebas
yang diberikan oleh guru. 3) Bentuk
gambar mozaik kurang menarik, sehingga
anak mulai terlihat bosan pada akhir
pertemuan pada siklus I.
Adapun solusi yang bisa dilakukan
untuk mengatasi kendala-kendala diatas
adalah sebagai berikut. 1)Menjelaskan
ulang langkah-langkah model pemberian
tugas kepada anak, 2)Guru memberikan
kebebasan kepada anak pada saat
menggambar dan memotivasi anak agar
mau melakukan kegiatan menggambar
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
bebas, 3) Menambahkan bentuk gambar
mozaik yang menarik untuk anak.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa penerapan metode
pemberian tugas berbantuan media motorik
halus dapat meningkatkan perkembangan
motork halus pada anak kelompok B2 di TK
Pertiwi Bangli. Berdasarkan analisis statistik
deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif
terhadap perkembangan motorik halus
anak melalui penerapan metode pemberian
tugas berbantuan media mozaik diperoleh
Mean (rata-rata) skor perkembangan
motorik halus anak kelompok B2 di TK
Pertiwi Bangli dari data siklus I sebesar
11,12 mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 16,66.
Rata-rata persentase perkembangan
motorik halus anak juga mengalami
peningkatan.
Rata-rata
persentase
perkembangan
motorik
halus
anak
kelompok B2 di TK Pertiwi Bangli pada
siklus I sebesar 55,6%, ini berada pada
tingkat penguasaan 40-64% yang berarti
bahwa perkembangan motorik halus anak
pada siklus I berada pada kriteria rendah.
Pada siklus II rata-rata persentase 83,33%,
ini berada pada tingkat penguasaan 8089% yang berarti bahwa perkembangan
motorik halus anak pada siklus II berada
pada kriteria tinggi. Oleh karena itu,
penelitian ini dikatakan berhasil karena
adanya peningkatan dalam perkembangan
motorik halus pada anak kelompok B2 TK
Pertiwi Bangli yaitu dari kriteria rendah ke
kriteria tinggi.
Penyajian hasil penelitian di atas
memberikan gambaran bahwa dengan
penerapan metode pemverian tugas
berbantuan
media
mozaik,
dapat
meningkatkan keterampilan menyimak anak
kelompok B2 di TK Pertiwi Bangli.
Kenyataan
ini
menunjukkan
bahwa
penerapan metode pemberian tugas
berbantuan media mozaik sangat efektif
untuk meningkatkan perkembangan motorik
halus anak.
Pada siklus I terdapat masalah yang
menjadi penyebabnya yaitu: penjelasan
guru terlalu cepat, keaktifan anak masih
kurang, dan bentuk gambar mozaik kurang
menarik. Hal ini dapat ditingkatkan pada
siklus II yaitu dengan menjelaskan ulang
langkah-langkah model pemberian tugas
kepada anak, membimbing dengan baik
anak
yang
mempunyai
kemampuan
akademik tinggi agar dapat dan mampu
menularkan kemampuan anak kepada anak
yang kurang aktif, dan menambahkan
bentuk gambar mozaik yang menarik untuk
anak.
Metode pemberian tugas ternyata
efektif untuk meningkatkan perkembangan
motorik halus anak. Hal ini sesuai dengan
pendapat
Moeslichatoen
(2004:181)
menyatakan bahwa, metode pemberian
tugas merupakan tugas atau pekerjaan
yang sengaja diberikan kepada anak TK
yang harus dilaksanakan dengan baik.
Tugas itu diberikan kepada anak TK untuk
memberi kesempatan kepada mereka untuk
menyelesaikan tugas yang didasarkan pada
petunjuk lansung dari guru yang sudah
dipersiapkan
sehingga
anak
dapat
menjalani secara nyata dan melaksanaknan
dari awal sampai tuntas.
Saat anak mampu mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru anak akan
merasa senang dan tumbuh percaya diri
akan
kemampuan
anak,
sehingga
meningkatkan harga diri seorang anak.
Pernyataan ini dilakukan dengan adanya
peningkatan sekor dari siklus I ke siklus II
selama penelitian dilakukan.
Adapun kelemahan penelitian ini
adalah keterbatasan waktu yang disediakan
pihak sekolah, karena mendekati akhir
semester.
Kelemahan
ini
yang
menyebabkan penelitian tindakan kelas
dengan menerapkan metode pemberian
tugas berbantuan media mozaik untuk
meningkatkan perkembangan motorik halus
anak kelompok B2 di TK Pertiwi Bangli
berakhir di siklus II.
Menurut Aqib (2013:50) “media
pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi
dan
digunakan
untuk
menyampaikan
pesan
pembelajaran”.
Pembelajaran adalah proses komunikasi
antara pembelajar, pengajar, dan bahan
ajar.Dari pengertian diatas, secara umum
dapat dikatakan bahwa substansi dari
media pembelajaran adalah bentuk saluran,
yang digunakan untuk menyalurkan pesan,
informasi atau bahan pelajaran kepada
penerima pesan atau pembelajar dapat
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
pula dikatakan bahwa media pembelajaran
adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan dalam lingkungan pembelajar
yang dapat merangsang pembelajar untuk
belajar.
Menurut Gagne (dalam asyar,
2012:7) bahwa “media adalah berbagai
komponen pada lingkungan pembelajaran
yang membantu pembelajar untuk belajar”.
Sedangkan Briggs (dalam Sadiman dkk,
2005:6) berpendapat bahwa media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk
belajar.
Menurut
Soemardjadi
(dalam
Sumanto, 2005:88) mozaik adalah suatu
cara membuat kreasi gambar/lukisan atau
hiasan yang dilakukan dengan cara
menempelkan/merekatkan
potonganpotongan atau bagian-bagian bahan
tertentu yang ukurannya kecil-kecil. Mozaik
ini pada mulanya dikenalkan di benua
Eropa pada zaman Bizantium-Romawi.
Sudjana, dkk (1994:24) mengatakan
“mozaik berasal dari kata Bahasa inggris
mosaic. Dijelaskan bahwa, mozaik adalah
seni dekorasi bidang dari kepingankepingan berwarna yang disusun dan
ditempelkan dengan perekat”. Menurut
Soemarjadi (dalam Indraswari, 2012:4)
“mozaik adalah elemen-elemen yang
disusun sedemikian rupa dan direkatkan
diatas sebuah permukaan bidang sehingaa
membentuk gambar atau desain”.
Menurut
Suherman
dan
Rizal
(2010:138) “lukisan mozaik adalah lukisan
yang menggunakan teknik menempel
pecahan kaca, porselen, butir, batu
berwarna atau biji-bijian yang disusun
sesuai pola gambar”.
Material
umum
yang
sering
digunakan dalam karya seni mozaik adalah
kayu, kertas, kain, plastik, kaca, keramik,
pecahan genteng, batu, daun, paku, dan
lain sebagainya. Sementara material yang
digunakan dalam karya seni mozaik untuk
anak usia dini antara lain kertas, kancing
baju, potongan kain, biji-bijian, daun kering,
potongan tripleks yang kecil-kecil, biji korek
api, dan lain sebagainya (Pamadhi dan
Evan, 2011:5.17).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Terdapat
peningkatan
perkembangan
motorik halus anak kelompok B2TK Pertiwi
Bangli
setelah
menerapkanmetode
pemberian tugas berbantuan media mozaik
untuk meningkatkan perkembangan motorik
halus pada anak kelompok B2 Semester II
di TK Pertiwi Bangli sebesar 27,73%. Ini
terlihat peningkatan rata-rata persentase
perkembangan motorik halus pada siklus I
sebesar 55,6% yang berada pada kategori
rendah menjadi sebesar 83,33% pada
siklus II yang berada pada kategori tinggi.
Peningkatan rata-rata siklus I ke siklus II
terkategori sedang terlihat pada nilai gains
skor sebesar 0,61.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dalam penelitian ini, dapat
dikemukakan
beberapa
saran
yaitu,
Kepada guru, disarankan lebih kreatif
dalam memilih dan menerapkan metode
serta media pembelajaran sesuai dengan
karakteristik anak. Kepada peserta didik,
disarankan lebih memperhatikan kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung
sehingga hasil belajar anak dapat
meningkat.
Kepada
kepala,
sekolah
disarankan mampu memberikan suatu
informasi mengenai metode dan media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam
proses
pembelajaran,
sehingga
pembelajaran berlangsung secara efektif,
efesien dan inovatif. Kepada peneliti lain,
disarankan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut pada penerapan metode
pemberian tugas untuk meningkatkan
perkembangan motorik halus anak agar
mencapai hasil yang optimal sebagai
penyempurnaan dari penelitian ini. Semoga
penelitian ini dapat menjadikan acuan dan
pertimbangan
untuk
perbaikan
dan
penyempurnaan terhadap penelitian yang
akan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. A Gede. 2012. Metodologi
Penelitian
Pendidikan.
Singaraja:
Fakultas
Ilmu
Pendidikan Undiksha.
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
--------. A. A Gede. 2014. Buku Ajar
Metodologi Penelitian Pendidikan.
Singaraja:
Aditya
Media
Publishing.
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media
dan
Strategi
Pembelajaran
Konstektual (Inivatif). Bandung:
Yrama Widya.
Arikunto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asyhar,
Resyandra.
2012.
Kreatif
Mengembangkan
Media
Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. dan Zain Aswan.
2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Kanca. I Nyoman. 2010. Metode Penelitian
Pengajaran Pendidikan Jasmani Dan
Olahraga.
Singaraja:
Universitas
Pendidikan Ganesha.
Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran
di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Mulyani, Y. Dan Juliska G. 2007. Belajar di
Rumah untuk Anak Usia Dini
Prasekolah. Jakarta: PT Elex
Media
Komputindo
Kelompok
Gramedia.
Pamadhi, H. Dan Evan S. 2011. Seni
Ketrampilan
Anak.
Jakarta:
Universitas Terbuka.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2009, Tentang Standar
Pendidikan
Anak
Usia
Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional RI.
Sudjana, T. dkk. 1994. Pendidikan Seni.
Bandung: Grafindo Media Utama.
Suhermawan, R. dan Rizal A. 2010. Seni
Rupa. Jakarta: Pusat Pembukuan
Kementrian Pendidikan Nasional.
Sumantri, MS. 2005. Model Pengembangan
Keterampilan Motorik Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdiknas, Dirjen
Dikti.
Sunarto, H dan Agung Hartono. 2008.
Perkembangan
Peserta Didik.
Jakarta: Renika Cipta.
Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas
Seni Rupa Anak TK. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Download