6 PENUTUP Untuk menunjang rencana dari perluasan pada pabrik es masa mendatangnya, maka penerapan otomatisasi penye diaan tenaga listrik adalah dipandang perlu mengingat akan lebih cepatnya pengalihan suplai tenaga listrik yang diperlukan untuk menanggung beban yang adao Selang waktu saat pemutusan ini, dengan mengguna kan cara pengoperasian yang dahulu, cara manual oleh seorang operator khusus adalah membutuhkan waktu ± 15 m~ 7 nit, sedangkan sesudah dilakukan penerapan otomatisasi penyediaan tenaga listrik selang waktu pemutusan itu hanya dibutuhkan 8 detik saja. Adanya peralatan peralatan khusus yang membutuhkan suplai tenaga listrik yang kontinyu sepanjang tahunnya , misalkan kamar pendingin / cold storage serta ruangan 11!! tuk pembuat es, dimana disini perlu dilakukan perhitungan dan pengelompokan beban agar berimbang dalam pengop~, rasiannya. Saluran dari pengelompokan beban yang sudah a da itu masih dapat dipakai lagi setelah dilakukan pene rapan otomatisasi yang dimasud diatas, tetapi mengingat akan adanya penambahan beban tenaga dan beban penerangan yang hendak ditanggungnya, maka perlu dilakukan ian untuk itu seperti dijelaskan dimuka. 105 penyesu~ 106 Penerapan otomatisasi penyediaan tenaga listrik ini diharapkan nantinya untuk lebih dapat mengalihkan suplai tenaga listrik utama kesuplai tenaga listrik cadan~ annya lebih cepat dan mudah pengontrolannya, dibanding kan dengan cara pemindahan secara manual saja. Hal serupa itu dapat juga atau sangat diperlukan oleh konsumen tenaga listrik yang membutuhkan keandalan dan kontinyuitas yang tinggi dari sistim pelayanannya. TITisalkan saja, ruangan operasi dari rumah sakit, peralat an elektronis dari komputer pengolah data, stasiun pemaa car radio atau televisi, serta perlengkapan komunikasi terutama untuk kepentingan militer dan intelejen, dan 1~ in sebagainya. Mengingat akan besarnya beaya yang harus dikeluaruntuk melakukan pengembangan dari pabrik es dimasa menda tangnya, maka perlulah dilakukan penghematan sejauh mana yang masih dapat dilakukan·agar penerapan otomatisasi itu masih dapat dipertanggung jawabkan dari segi teknis nya. 1Bka karena itulah dapat disarankan beberapa hal an tara lain adalah : a. Pemanfaatan dari mesin gen-set yang sudah ada , dari pada membeli mesin gen-set baru dengan kapasitas 980 KVA. b. Pengoperasian mesin gen-set yang ada dengan cara terpisah sendiri sendiri, karena hal ini a - 107 kan dapat menghindari kesukaran dalam pengoperasian paralelisasi dua mesin gen-set, serta lebih menghemat biaya, tidak membeli peralatan sinkronoskop, c.Perlu diingat bahv~ sekarang ini pihak PLN meng- gunakan standart tegangan konsumen yang dijual nya untuk sambungan daya baru adalah 220/380 V , maka dengan adanya rencana elektrifikasi semua peralatan produksi yang digunakan, hendaknya memakai sistim tegangan 220/380 V, tetapi masih di gunakan sistim tegangan 127/220 V untuk peralatan yang lama, hal ini akan lebih menghemat beaya karena tidak harus membeli transformator baru un tuk setiap mesin gen-setnya guna menurunkan te gangan yang dibangkitkan dari mesin g~n-set itu. d.Penggunaan kedua sistim tegangan yang dimaksud kan diatas, dapat disarankan untuk menggunakan rangkaian seperti pada gambar 6.1, dimana bebanbeban yang menggunakan sistim tegangan 127/220 V dikelompokkan menjadi satu dan disuplai melalui transformator step down yang sudah dimilikinya , dari 220/380 V menjadi 127/220 V sedangkan pernasangan beban yang baru dengan sistim tegangan 220/380 V dikelompokkan tersendiri. Dimana jika terjadi suplai tenaga listrik utama- 108 nya dari PLN padam atau terputus, kelompok beban dengan sistim tegangan 127/220 V pada busbar P 1 disup1ai dari mesin gen-set G-1 dengan kapasitas daya 350 KVA, sedangkan kelompok beban dengan sistim tegangan 220/380 V pada busbar P2 dan P3,disup1ai dari mesin gen-set G-2 dan G-3 dengan kapasitas daya masing masing 310 KVA, yang diop~ rasikan secara terpisah. e. Urutan kerja dari rangkaian gambar 6.1 ini dapat dijelaskan_sebagai berikut : 1). Keadaan normal, suplai tenaga 1istrik dari PLN saja. - EMS B, c, E, dan G tertutup (NO= normally- . open), ini berarti bahwa semua beban yang ada disuplai.dengan tenaga listrik dari PLN saja, menggunakan sistim tegangan 127/ 220 V dan 220/380 v. - EMS-EiviS A, D, dan F tebuka (NO= normally open), ini berarti mesin gen-setnya tidak terhubungkan pada rangkaian jala jala. - Dimana hal ini akan berlangsung terus jika tidak ada kesalahan atau gangguan listrik, misalkan overload, short circuit dan lain sebagainya. ~A f: ...----. ____ ~- ~ .~ /'" r-----1 ---- !;SL.:.~ ,,, nov litOOA .1 · ~1----EJ---{ PLN GAMBAR 6. 1 RANGKAIAN DARI PENERAPAN OTOHATISASI DENGAN SISTIH TEGANGAN BEBAN 127 I 220V DAN 220 I 1-' 0 380V. \.0 110 2). Keadaan suplai tenaga listrik dari PLN nya terp~ tus atau padam. - EMS B terbuka, bersamaan dengan itu terlepaslahjuga kontak dari EMS E dan G nya. Sedangkan kontak EMS C tetap menutup pada rangkaiannya. - Pada saat EMS B, E dan G terlepas, mesin mesin diesel dikomando untuk mulai bekerja. memutar generatornya, oleh karena mesin gen-set G-1 adalah Fully ~mergency generating set maka segera akan membangkitkan tegangannya, sedangkan mesin gen set G-2 dan G-3 mesin gen-set lama yang masih me~ butuhkan selang waktu untuk pemanasan mesin diesel,baru dapat digunakan untuk membangkitkan tegangan yang dihasilkan dari generatornya. - EMS A akan segera menutup kontaknya dalam waktu 8 detik setelah EMS B terbuka tadi, sedangkan EMS D dan F akan menutup setelah + 10 menit kemudian. - Mesin gen-set G-1 menyuplai rangkaian beban pada busbar P1 dengan tegangan 127/220 V melalui trans formator step down. Sedangkan mesin gen-set G-2 dan G-3 menyuplai rangkaian beban baru pada busbar P 2 dan P yang 3 sudah terpisah itu, dengan tegangan 220/380 V dimana tegangan itu langsung dibangkitkan oleh me sin gen-set G-2 dan G-3 yang sudah ada atau lama~ 111 - Hal ini akan berlangsung terus selama suplai tenaga listrik dari PLN masih belum normal kembali. 3). Keadaan pada saat suplai tenaga listrik dari PLN pulih kembali normal. - Begitu suplai tenaga listrik dari PLN pulih kembali normal maka kontak dari ETh5 B menutup kembali. - Bersamaan dengan menutupnya kontak kontak dari E~5-E~~ Er~ B maka A, D dan F ter lepas dari rangkaiannya. Sehingga suplai dari mesin gen-set G-1, G-2 dan G-3 nya terlepas dari rangkaian jala jala. - Setelah hubungan mesin gen-set terputus dari rangkaian jala jala, maka"kontak kon tak dari E~ffi E dan G menutup kembali se - hingga menghubungkan rangkaian beban yang ada dengan suplai tenaga listrik dari PLN. - Disini kontak dari E~ C masih tetap menu tup pada rangkaiannya. Kegunaan dari EI/ISC disini dimaksudkan untuk memutuskan rangkaian beban pada busbar P1 dengan penyuplainya, bila terjadi gangguan dari overload, short circuit yang mungkin terja di agar tidak merusak peralatan transfor- 112 motornya, misalkan terbakarnya isolasi belitan transformator itu. - Pada saat kontak kontak dari EMS A, D dan F membuka tadi maka mesin dieselnyapun akan berhenti berputar, karena adanya alat ' stop solenoid '• Dengan demikian sekarang suplai tenaga listrik dari PLN sudah kembali menanggung semua beban yang ada seperti semulanya tadi. Perlu diketahui pula seperti terlihat pada gambar 6.1 bahwa saklar pemutus yang dipergunakan untuk saluran beban S-1 sampai dengan saluran beban S-8 adalah menggun~ kan yang lama, yaitu 250 A, dengan maksud untuk menghemat biaya dan memandang pada kondisi yang masih dapat diper~ nakan untuk itu. Penerapan dengan cara seperti yang terlihat pada ga~ bar 6.1 itu dibandingkan dengan penerapan dengan menjalag kan dua mesin gen-set lama secara paralel pada tegangan b~ ban 127/220 V, adalah lebih menguntungkan sebab disini hanya dibutuhkan transformator yang sudah ada, yaitu 2 x 200 KVA, sehingga yang rangkaian beban dengan tegangan 220/380 Volt tidak perlu menggunakan transformator step down lagi. Sedangkan rangkaian beban lama disuplai dari PLN maupun d~ ri mesin gen-set G-1 melalui transformator step down itu.