UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI KALBE GENOMICS LABORATORY JL JEND. AHMAD YANI NO. 2 (KOMPLEKS BINTANG TOEDJOE) PULOMAS JAKARTA TIMUR PERIODE 6 JANUARI – 28 FEBRUARI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DONNY LUKMANTO, S. Farm. 1306343523 ANGKATAN LXXVIII PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVE RSITAS IND O NESIA DEPOK JUNI 2014 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI KALBE GENOMICS LABORATORY JL JEND. AHMAD YANI NO. 2 (KOMPLEKS BINTANG TOEDJOE) PULOMAS JAKARTA TIMUR PERIODE 6 JANUARI – 28 FEBRUARI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker DONNY LUKMANTO, S. Farm. 1306343523 ANGKATAN LXXVIII PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JUNI 2014 i Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia. Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia kepada saya. Depok, 27 Juni 2014 Donny Lukmanto Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Laporan Praktek Kerja ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Donny Lukmanto NPM : 1306343523 Tanda Tangan : Tanggal : 27 Juni 2014 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 IIALAII{AN PENGESAHAN Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh Nama : Donny Lukmanto, S. Farm. NPM : 1306343523 Program Studi Judul Laporan : :Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Kalbe Genomics Laboratory. JI Jend. Ahmad Yani No. 2 (Kompleks Bintang Toedjoe) Puloffios, Jakarta Timur Periode 6 Januari -28 Februari zAI4 Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Apoteker Farmasi Fakultas Farmasi Univereitas Indonesia Pembimbing I Pembimbing tr Penguji I . (........ffi...*....;...) Penguji tr Penguji trI Ditetapkan di Tanggal Dm. lrfrd,astutt' Adtgutrq rApt. Deook .Q .hni 1,bH Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Tri Ratna karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Kalbe Genomics (KalGen﴿ Laboratory. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Apoteker pada Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak bisa menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Sie Djohan, selaku direktur Business Development PT. Kalbe Farma, Tbk. yang telah mengarahkan dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjalankan PKPA di KalGen. 2. Bapak Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD., selaku kepala KalGen Laboratory dan Principal Investigator (PI) di Stem Cell and Cancer Institute (SCI) , yang telah memberikan kesempatan, arahan, dan bimbingan selama pelaksanaan PKPA penulis di KalGen Laboratory 3. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi UI . 4. Bapak Syahwan, S. TP. (Lab Associates Manajer KalGen Laboratory) dan Bapak Sutriyo, M,Si. ,Apt. selaku pembimbing penulis yang telah dengan sabar banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penul i s selama melaksanakan PKPA di KalGen. 5. Dr. H a y u n , M s i . , Apt., selaku ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjalankan Program Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Fakultas Farmasi UI. .6. Bapak dr. Sandy Qlintang, selaku direktur pemasaran KalGen DNA yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjalankan PKPA di KalGen Laboratory. 7. Ibu dr. Virgi Saputra selaku Manajer Marketing KalGen Laboratory yang telah dengan sabar memberikan kesempatan kepa da penul i s untuk melaksanakan PKPA di KalGen. 8. Ibu Fienda Triani, S. Farm., Apt. selaku kakak kelas penulis yang telah memberikan dukungan kepada penul is selama menjalankan PKPA di iii Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 KalGen. 9. Teman teman Lab Associates Sales KalGen PGx (Bpk. Mulyono Tuti, Bpk Iman) dan Teman teman Lab Associates Sales KalGen DNA (Bpk. Heri, Bpk. Luki, Om Teguh, dan Mbak Novi) yang telah memberikan dukungan dan bimbingan kepada penul i s selama penulis menjalankan PKPA di KalGen Laboratory. 10. Teman teman PKPA di Kalbe Head Office & SCI ( Esther, Hansen, Joseph, Siska, dan Alfredo) atas dukungan kepada penul i s selama penulis menjalankan PKPA. 11. Keluarga penulis (Papa, Mami, Ryan Gustomo, Vincent) dan Keluarga di Sumur batu Jakarta (Jiku, Jikim, Ko Herry, Aso Novita, Michelle, dan Ricardo) atas dukungan yang tidak ternilai kepada penul i s selama penulis menjalankan PKPA. 12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penulisan laporan PKPA ini. Penulis 2014 iv Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Donny Lukmanto NPM : 1306343523 Program Studi : Profesi Apoteker Fakultas : Farmasi Jenis Karya : Laporan Praktek Kerja demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Kalbe Genomics Laboratory Jl. Jend. Ahmad Yani No. 2 (Kompleks Bintang Toedjoe) Pulomas Jakarta Timur Periode 6 Januari - 28 Februari 2014 beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada Tanggal : 27 Juni 2014 Yang menyatakan (Donny Lukmanto) Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 ABSTRAK Nama : Donny Lukmanto Program Studi : Profesi Apoteker Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Kalbe Genomics Laboratory Jl. Jend. Ahmad Yani No. 2 (Kompleks Bintang Toedjoe) Pulomas Jakarta Timur Periode 6 Januari - 28 Februari 2014. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Kalbe Genomics (KalGen) Laboratory bertujuan agar calon apoteker memahami tujuan penerapan konsep personalized medicine dalam dunia kesehatan, mengidentifikasi permasalahan yang dapat menghambat perkembangan personalized medicine, memahami peranan KalGen Lab. dalam penerapan konsep personalized medicine di Indonesia, dan memahami peranan apoteker dalam pengelolaan industri kesehatan. Tugas khusus yang diberikan berjudul Analisis Root Cause pada Penjualan Jasa Pemeriksaan Farmakogenetika Molekular KalGen Laboratory Tahun 2013 dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran umum penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Laboratory pada tahun 2013 dan mengidentifikasi isu kunci dan akar penyebab yang terdapat dalam penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Laboratory pada tahun 2013. Kata Kunci : Laporan PKPA, Kalbe Genomics, Personalized Medicine, Penjualan Tugas umum : ix +47 halaman; 11 gambar, 3 tabel, 8 lampiran Tugas khusus : iv +38 halaman; 9 gambar, 3 tabel Bibliografi Tugas Umum : 14 (2008-2014) Bibliografi Tugas Khusus : 17 (1991-2014) Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 ABSTRACT Name : Donny Lukmanto Study Program : Apothecary Professional Program Title : Report of Apothecary Internship at Kalbe Genomics Laboratory Gen. Ahmad Yani Street No. 2 (Kompleks Bintang Toedjoe) Pulomas East Jakarta 6 January - 28 February 2014 Period Report of Apothecary Internship at Kalbe Genomics (KalGen) Laboratory aims for pharmacist trainee to understand personalized medicine concept in health industry, able to indentify problems that can inhibit development of personalized medicine concept, to understand KalGen Lab.’s role in applying concept of personalized medicine in Indonesia, and to understand pharmacist’s role in health industry. Special assignment given titled Root Cause Analysis of Sales of KalGen Molecular Pharmacogenetic Diagnostic Service in 2013. This special assignment was given with aims to get general condition of sales of KalGen Molecular Pharmacogenetic Diagnostic Service in 2013 and to understand key issues and root cause of sales of KalGen Molecular Pharmacogenetic Diagnostic Service in 2013. Keywords : Report of Apothecary Internship, Kalbe Genomics, Personalized Medicine, Sales Internship Report : ix +47 pages; 11 pictures, 3 tables, 8 appendixes Special Assignment : iv +38 pages; 9 pictues, 3 tables Bibliography of Internship Report : 14 (2008-2014) Bibliography of Special Report : 17 (1991-2014) Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... i ii iii v vii viii ix BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2. Tujuan ............................................................................................ 2 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3 2.1. Latar belakang berkembangnya Personalized Medicine .............. 3 2.2. Sejarah Personalized Medicine .................................................... 4 2.3. Definisi Personalized Medicine.................................................... 5 2.4. Farmakogenetik dan Farmakogenomik ........................................ 5 2.5. Manfaat Pemeriksaan berbasis Farmakogenomik dalam Personalized Medicine ......................................................................................... 6 2.6. Penerapan konsep Personalized Medicine di Bidang Medis ........ 6 2.7. Kanker .......................................................................................... 8 2.8. Personalized Medicine di Bidang Onkologi Medis ..................... 9 BAB 3. TINJAUAN KHUSUS ........................................................................ 3.1. PT Kalbe Farma,Tbk. ..................................................................... 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan ......................................... 3.1.2. Visi dan Misi. ............................................................... 3.1.3. Kalbe Panca Sradha...................................................... 3.1.4. Motto Perusahaan. ........................................................ 3.2. Kalbe Genomics Laboratory (KalGen﴿ ......................................... 3.2.1. Sejarah dan Perkembangan ......................................... 3.2.2. Visi, Misi, dan Motto KalGen Lab............................... 3.2.3. Lokasi. .......................................................................... 3.2.4. Struktur Organisasi. ..................................................... 3.2.5. Alur Pemeriksaan Sampel . .......................................... 3.2.6. Layanan Pemeriksaan KalGen. .................................... 3.2.7. PT KalGen DNA. ......................................................... 17 17 17 20 20 20 21 21 21 22 23 28 28 30 BAB 4. PEMBAHASAN .................................................................................. 31 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 37 5.1. Kesimpulan .................................................................................... 37 5.2. Saran .............................................................................................. 37 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 38 v Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia LAMPIRAN ............................................................................................... 40 vi Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Pendekatan terapi one fits for all dan personalized medicine ..... Gambar 2.2. Konsep Personalized Medicine dalam menjelaskan perbedaan respon terapi masing-masing individu.. ........................................ Gambar 2.3. Ruang lingkup Personalized Medicine di Bidang Onkologi Medis. ........................................................................................... Gambar 2.4. Diagram alur pasien kanker mendapatkan Personalized Medicine. ...................................................................................... Gambar 2.5. Gambaran Skematis Kromosom Philadelphia. ............................. Gambar 2.6. Gambaran Skematis Mekanisme Kerja Imatinib. ......................... Gambar 2.7. Tingkat Survival Pasien CML. ..................................................... Gambar 3.1. Logo PT Kalbe Farma, Tbk.. ........................................................ Gambar 3.2. Logo KalGen ................................................................................ Gambar 3.3. Struktur Organisasi KalGen.......................................................... Gambar 3.4. Diagram Alur Pemeriksaan Sampel ............................................. vii Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 3 4 10 11 13 14 15 18 21 23 28 Universitas Indonesia DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Contoh obat yang disetujui FDA dan diagnostik penyerta yang dibutuhkan dalam praktek klinis onkologi medis ............................. 11 Tabel 3.1. List Layanan Pemeriksaan di KalGen ............................................... 29 Tabel 4.1. Produk Layanan Pemeriksaan Molekular Unggulan KalGen .......... 33 viii Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR LAMPIRAN Lampiran.1. Lampiran.2. Lampiran.3. Lampiran.4. Lampiran.5. Lampiran.6. Lampiran.7. Lampiran.8. KalGen Laboratory Test Request Form ........................................ List Layanan Pemeriksaan Farmakogenetik Molekular KalGen ... Brosur Pemeriksaan BCR-ABL (tampak depan﴿ ........................... Brosur Pemeriksaan BCR-ABL (tampak belakang﴿ ...................... Brosur Pemeriksaan Tes Mutasi KRAS (tampak depan﴿ ............... Brosur Pemeriksaan Tes Mutasi KRAS (tampak belakang﴿ .......... Brosur Pemeriksaan Tes Mutasi EGFR (tampak depan﴿ ............... Brosur Pemeriksaan Tes Mutasi EGFR (tampak belakang﴿ .......... ix Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 40 41 42 43 44 45 46 47 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Klinisi telah lama mengobservasi beberapa pasien dengan penyakit yang sama dapat memiliki sebab yang berbeda sehingga suatu terapi dapat bekerja pada satu pasien tetapi tidak pada pasien lainnya yang memiliki penyakit yang sama. Contoh dari pernyataan ini adalah variasi respon pasien terhadap obat sehingga dapat mengakibatkan kegagalan terapi dan toksisitas. Oleh karena itu, maka saat ini tengah berkembang konsep personalized medicine. Personalized medicine adalah konsep pengobatan di mana terapi yang diberikan disesuaikan dengan preferensi, karakteristik, dan kebutuhan individual setiap pasien. Hal ini didukung dengan fakta bahwa setiap individu adalah unik, dengan adanya perbedaan genetika antar individu (FDA, 2013). Konsep personalized medicine saat ini banyak diterapkan pada area pengobatan kanker, di mana saat ini berkembang pemeriksaan mutasi atau variasi gen pada pasien kanker untuk memprediksi efikasi, kecocokan, dan kemungkinan toksisitas obat kanker yang diberikan. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia yang ditandai dengan masuknya obat-obat targeted drug therapy, seperti cetuximab, trastuzumab, imatininb, dsb. yang membuka peluang pasar dan era baru dalam pemeriksaan genetik molekular yang dijawab oleh PT. Kalbe Farma, Tbk. dengan membuka KalGen (Kalbe Genomics) Laboratory. KalGen Laboratory adalah unit usaha PT. Kalbe Farma, Tbk. yang melayani pemeriksaan farmakogenetik molekular pertama di Indonesia. Dibuka pada tahun 2009 dan mengkhususkan diri pada bidang onkologi/kanker, KalGen memberikan layanan pemeriksaan laboratorium farmakogenetik molekular agar konsep personalized medicine dapat diterapkan di Indonesia. Pada akhir tahun 2012, KalGen bekerjasama dengan DNA Laboratories (Malaysia) membidani lahirnya KalGen DNA dengan spesialisasi pemeriksaan HPV (Human Pappiloma Virus, salah satu penyebab kanker serviks) agar dapat menghadirkan pemeriksaan HPV yang berkualitas dengan harga yang terjangkau 1 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 2 Dalam rangka pembinaan terhadap calon apoteker baru, maka PT. Kalbe Farma, Tbk. melalui unit usahanya, Kalbe Genomics (KalGen) Laboratory memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Kegiatan ini dilaksanakan agar calon Apoteker memperoleh pengalaman kerja dengan terjun langsung di industri kesehatan sehingga calon apoteker mampu memahami peran Apoteker dalam industri kesehatan. 1.2. Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di KalGen Laboratory, khususnya di Sales department, bertujuan agar para calon Apoteker : 1. Memahami tujuan penerapan konsep personalized medicine dalam dunia kesehatan. 2. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat perkembangan personalized medicine. 3. Memahami peranan KalGen Laboratory dalam penerapan konsep personalized medicine di Indonesia. 4. Memahami peranan apoteker dalam pengelolaan industri kesehatan (Corporate Commerce in Health Industry), khususnya pada bidang penjualan (Sales). Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1. Latar belakang berkembangnya Personalized Medicine Hingga saat ini, industri farmasi telah mengembangkan obat dengan pendekatan “satu cocok bagi semua/ one fits for all”, yakni setiap obat baru diharapkan dapat memiliki efikasi yang relatif sama terhadap semua orang. Akan tetapi, dewasa ini riset pada bidang genomik mengungkapkan hal sebaliknya sehingga pendekatan “satu cocok bagi semua” perlahan lahan mulai tergeser dengan pendekatan pengobatan yang lebih personal. Gambar 2.1. Pendekatan terapi one fits for all (kiri) dan personalized medicine (kanan). [sumber: Kalbe] Pergeseran paradigma ini dikarenakan fakta setiap orang adalah unik. Berdasarkan perbedaan sifat- fisik saja, secara antropologis manusia dapat digolongkan dalam berbagai suku dan ras (Radji, 2005). Sedangkan secara genomiknya, setiap orang memiliki genetika yang berbeda, sehingga beberapa obat dapat bekerja lebih baik atau sebaliknya, lebih buruk dibandingkan pada orang lain. 3 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 4 Hal hal inilah yang membidani lahirnya bidang farmakogenomik sehingga memungkinkan terapi yang lebih personal (personalized medicine). Gambar 2.2. Konsep Personalized Medicine dalam menjelaskan perbedaan respon terapi masingmasing individu. [sumber: https:www.genome.gov, dipetik 28 februari 2014] 2.2. Sejarah Personalized Medicine Sejarah Personalized Medicine dimulai sejak jaman Yunani kuno, sejak Hippocrates menanamkan konsep “It’s far more important to know what person the disease has than what disease the person has” (FDA, 2013). Seiring dengan berjalannya waktu, sejarah kembali mencatat applikasi konsep personalized medicine kembali ditemukan dalam transfusi darah dan enzim sitokrom P450. Pada tahun 1907, Reuben Ottenberg melaporkan tes kecocokan darah pada transfusi darah untuk mengecek kompatibilitas donor dan penerima darah. Sedangkan pada tahun 1977, sebuah enzim pemetabolisme yang bersifat polimorfis, sitokrom P450 2D6 terbukti menjadi alasan di balik terjadinya overdosis pemberian debrisokuinon pada sebagian pasien hipertensi (FDA, 2013). Berdasarkan hal-hal di atas, dapat disimpulkan konsep dasar dari personalized medicine sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru. Akan tetapi, hal yang baru dalam konsep personalized medicine modern adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan applikasi farmakogenomik pada penerapan personalized medicine (FDA, 2013). Kemajuan teknologi medis yang diberikan terkait hal ini dapat berupa pemeriksaan diagnostik molekular. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 5 Pemeriksaan diagnostik molekular termasuk dalam tes in vivo, maupun secara in vitro ini contohnya adalah penetapan kadar mutasi BCR-ABL untuk menentukan faktor genetik dalam Chronic Myeloid Leukimia (CML﴿. 2.3. Definisi Personalized Medicine Berikut ini adalah beberapa definisi mengenai personalized medicine (FDA, 2013; Kalbe Genomics Laboratoy, 2013): 1. Sistem pengobatan dengan mempelajari genotipe pasien sehingga pasien mendapatkan terapi atau obat yang tepat untuk penyakitnya 2. Perawatan kesehatan dengan pendekatan personal yakni terapi pengobatan yang diberikan dengan menggunakan informasi genotipe penderita sebagai alat deteksi dini suatu jenis kanker serta dasar untuk memilah terapi yang tepat bagi setiap individu. 3. The tailoring of medical treatment to the individual characteristics of each patient. (President’s Council of Adivsors on Science and Technology) 4. Penggunan metode analisis molekular untuk mengatur penyakit pasien atau predisposisi pasien terhadap penyakitnya (Personalized Medicine Coalition) 5. Penyediaan terapi yang tepat pada pasien yang tepat dengan dosis yang tepat dan pada waktu yang tepat. (European Union) Selain dari beberapa uraian di atas, FDA pada tahun 2013 mendefinisikan personalized medicine sebagai konsep pengobatan di mana terapi yang diberikan disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, dan preferensi individual setiap pasien. Dalam hal ini personalized medicine tidak terbatas pada terapi farmasetik saja, tetapi juga melibatkan kemajuan teknologi komputasi dan teknologi lain yang mampu memberikan gambaran mengenai karakteristik genetik, anatomi, dan fisiologis pasien (FDA, 2013). 2.4. Farmakogenetik dan Farmakogenomik Menurut Mayer pada tahun 1992 seperti yang dikutip oleh Ngatidjan, farmakogenetik adalah cabang dari ilmu farmakologi yang mempelajari hubungan Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 6 antara genetika manusia terhadap respon obat (Ngatidjan, 2008). Sebagai contoh, ilmu farmakogenetik mempelajari pengaruh polimorfisme gen pada efek, efikasi, dan keamanan obat. Seiring dengan waktu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian membawa farmakogenetik berkembang menjadi farmakogenomik. Ilmu farmakogenomik berkembang pada akhir dekade 90-an dan berfokus pada pemanfaatan ilmu dan teknologi genomik dalam pengembangan obat dan penggunannya dalam terapi (Ngatidjan, 2008). Hal ini diterapkan dengan mempelajari kaitan variasi gen dengan penyakit dan sasaran aksi obat berdasarkan profil genetik, sehingga dalam farmakogenomik hal yang dipelajari adalah gen-gen yang terlibat dalam metabolisme tubuh, transport, dan target reseptor obat (Andalusia, 2014). Oleh karena itu, salah satu fungsi dari disiplin ilmu farmakogenomik adalah menjadi acuan dalam pemilihan terapi terbaik untuk tiap pasien. 2.5. Manfaat Pemeriksaan berbasis Farmakogenomik dalam Personalized Medicine Pemeriksaan genetik berbasis farmakogenomik bermanfaat dalam menghemat uang dan waktu pasien karena pasien akan mendapatkan terapi dengan pendekatan yang personal sejak awal pemilihan terapi. Hal ini dikarenakan dokter akan menghindari pendekatan trial-and-error dalam memilih terapi sehingga hanya terapi paling sesuai dengan kebutuhan pasien yang akan diberikan kepada pasien tersebut. Diharapkan pada masa yang akan datang, dokter akan rutin menggunakan informasi genetika seseorang dalam menegakkan diagnosis dan memilih terapi yang paling tepat untuk pasien. 2.6. Penerapan Konsep Personalized Medicine di bidang Medis Dalam praktik sehari-hari sebenarnya banyak sekali penggunaan obat yang perlu mempertimbangkan profil genetik pasien karena pemberian obat pada penderita dengan kelainan tempat aksi obat (reseptor, transporter, enzim) atau ketidaknormalan enzim pemetabolisme obat dapat menimbulkan efek obat yang tidak dikehendaki yang dapat bersifat fatal (Ngatidjan, 2008). Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 7 Sebagai contoh, mutasi gen penyandi CYP2D6 (CYP2D6*5 dan CYP2D6*6) dapat berakibat fatal pada penderita hipertensi yang menerima metoprolol. Hal ini disebabkan intoksikasi obat itu karena mutasi menyebabkan terjadinya akumulasi metoprolol. Hal ini terjadi pada 10% orang Kaukasian tetapi jarang terjadi pada ras Asia. Akan tetapi sebaliknya, pada pemetabolisme lambat mutasi ini menyebabkan prodrug seperti kodein dan tramadol menjadi tidak efektif karena mutasi ini menyebabkan hambatan pada proses aktivasi kedua obat tersebut (Ngatidjan, 2008). Pada tahun 1958 ditemukan alasan dari toksiksitas selektif kacang flava dan obat anti malaria primakuin adalah adanya cacat genetik sehingga terjadi kekurangan enzim Glukosa-6 Fosfat Dehydrogenase (G6PD) (FDA, 2013). Toksisitas selektif yang terjadi adalah terjadinya hemolisis pada penderita dengan defisiensi G6PD yang diberikan primakuin dalam terapi malaria atau sulfonamida. Kejadian ini lebih sering terjadi pada pria berkulit hitam (1 di antara 10) daripada ras lainnya sebagai akibat defisiensi enzim tersebut yang berciri X-linked recessive (Ngatidjan, 2008). Salah satu pendekatan farmakogenomik dalam personalized medicine adalah tes genomik yang sekarang rutin dilakukan dokter untuk mengecek variasi genetik pasien sebelum meresepkan Ziagen® (abacavir) pada pasien yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Demikian juga pada penggunaan Zyflo® (zilueton) dalam terapi asma yang ternyata tidak selalu berhasil karena adanya polimorfisme gen ALOX-5. Oleh karena itu, diperlukan karakterisasi gen ini untuk menentukan apakah pasien asma dapat merasakan manfaat dari pemberian terapi Zyflo® (zilueton) (Ngatidjan, 2008). Pada 31 Januari 2012, FDA menyetujui penggunaan terapi baru untuk sistik fibrosis / cystic fibrosis (CF), sebuah penyakit keturunan yang menggangu sistem pernafasan dan pencernaan. Terapi baru dengan nama generik ivacaftor (Kalydeco®) ini merupakan buah dari kerja sama bertahun-tahun antara pasien CF yang diwakili oleh Cystic Fibrosis Foundation, dan industri farmasi,Vertex Pharmaceuticals. Kalydeco® telah disetujui FDA untuk digunakan pada pasien CF dengan mutasi genetik spesifik pada G551D. Mutasi pada gen ini menyebabkan terganggunya regulasi tubuh dalam transportasi garam dan air tubuh. Prevalensi Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 8 mutasi ini sebesar 4% kasus CF di Amerika Serikat dengan jumlah kasus paling banyak 1200 kasus. Pada pasien dengan mutasi G551D, Kalydeco® bekerja dengan mengembalikan fungsi protein normal dari gen yang terganggu, yakni dengan mengembalikan aliran normal garam dan air pada permukaan paru-paru dan mencegah terbentuknya mukus/ lendir lengket yang terjadi pada pasien CF. Adanya lendir ini dapat mengarah pada infeksi paru yang mengancam nyawa dan gangguan pencernaan menyebabkan CF menjadi penyakit keturunan yang serius (FDA, 2013). 2.7. Kanker Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Kanker pada dasarnya merupakan penyakit genetik di mana terjadi mutasi pada gen normal tubuh. Mutasi dapat terjadi pada proto-onkogen ataupun pada gen mengatur DNA repair yakni tumor suppressor gen (Murkhejee, 2010). Manifestasi klinik dari sel kanker adalah pergeseran mekanisme kontrol proliferasi dan diferensiasi sel. Sel kanker akan membelah secara berlebih dan membentuk tumor lokal yang dapat menekan dan atau menginvasi struktur normal di sekitranya. Sub populasi kecil dari sel-sel dalam tumor ini dapat disebut sebagai induk sel tumor yang mempertahankan kesanggupan menjalani siklus proliferasi berulang-ulang maupun berimigrasi ke tempat yang jauh dalam tubuh untuk membangun koloni pada berbagai organ dalam proses yang disebut metastasis. Selsel ini disebut kanker karena tumbuhnya bercabang-cabang menginvasi jaringan sehat di sekitarnya, menyerupai kepiting (kanker). Kanker atau tumor ganas dibedakan dari tumor jinak karena kecepatan pertumbuhan sel kanker tinggi, aktivitas mitotiknya tinggi, pertumbuhan bersifat invasif dan mampu bermetastasis, biasanya tidak teratur dan kemampuan diferensiasinya rendah. Mutasi pada sel kanker dapat dikarenakan oleh 2 faktor, yaitu: faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal dapat berupa rokok, bahan kimia, radiasi dan organisme penginfeksi sedangkan faktor internal meliputi hormon, penurunan kondisi imun, dan riwayat kanker dalam keluarga pasien. Kanker memiliki beberapa stadium yang dibagi berdasarkan tingkat penyebaran pernyakit Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 9 saat terdiagnosis. Penentuan stadium sangat penting untuk memutuskan terapi yang tepat dalam penanganan kanker. Sel kanker memperlihatkan ciri yang berbeda dengan sel normal, yaitu (Murkhejee, 2010): 1. Sel normal memerlukan kontak dengan permukaan lingkungan ekstraseluler agar dapat tumbuh, sedangkan sel kanker tumbuh dengan bebas. 2. Sel normal memberikan tanggapan terhadap adanya sel-sel lain dan dalam biakan akan membentuk lapisan pelindung terhadap kontak dengan penghambat, sedangkan sel kanker tidak. 3. Sel kanker bersifat kurang melekat dibanding sel normal, artinya pertautan antar sel pada sel-sel penyusun kanker kurang terikat erat satu dengan yang lain dibanding sel normal. 4. Sel normal menghentikan perkembangannya pada saat mencapai kerapatan tertentu, tetapi sel kanker terus berkembang biak . 5. Sel kanker mempunyai kemampuan invasi ke jaringan lain dan masuk ke peredaran darah karena didukung oleh kemampuan melepaskan diri dari sel lain dan menempel pada jaringan lain, sehingga dapat membentuk koloni di jaringan tersebut. 6. Sel kanker kehilangan kemampuan melakukan apoptosis (program bunuh diri sel), sehingga sel tersebut terus bertambah.. 7. Sel kanker memiliki kemampuan untuk membentuk saluran darah sendiri (angiogenesis) sehingga suplai oksigen dan nutrisi tetap terpenuhi. Kemampuan ini dihubungkan dengan adanya sinyal inisiasi Vascular Endothelial Factor (VEGF). 2.8. Personalized medicine di Bidang Onkologi Medis 2.8.1. Ruang Lingkup Personalized Medicine di Bidang Onkologi Medis Ruang lingkup penerapan konsep personalized medicine di bidang onkologi medis dapat digambarkan dalam skema di halaman berikutnya. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 10 Gambar 2.3. Ruang lingkup penerapan konsep personalized medicine di bidang medis. [Sumber: Kalbe] Dari gambar di atas dapat dilihat ruang lingkup penerapan diagnostik molekular pada personalized medicine di bidang medis terbagi menjadi 2 garis besar: 1. Pada skema di kiri dapat terlihat manifestasi penyakit seiring perjalanan waktu. Dalam hal ini, maka pemeriksaan diagnostik molekular dilakukan untuk menentukan prognosis, monitoring, dan pemeriksaan farmakogenomik. Pemeriksaan untuk menentukan prognosis, misalnya: pemeriksaan gen BCR-ABL mutasi, sedangkan pemeriksaan untuk monitoring misalnya pemeriksaan gen BCR-ABL kuantitatif, dan pemeriksaan farmakogenomik untuk menentukan terapi, misalnya adalah pemeriksaan gen BCR-ABL kualitatif. Mengenai pemeriksaan gen BCRABL ini akan dibahas lebih lanjut dalam subbab berikutnya. 2. Early detection and risk assessment. Pada skema ini, meski penyakit belum bermanifestasi tetapi pasien telah melakukan pemeriksaan dini sehingga bisa mencegah terjadinya kanker. Contoh dari pemeriksaan dini adalah dengan melakukan pemeriksaan Human Papilomavirus (HPV) genotyping pada pasien yang berisiko tinggi terinfeksi virus ini. Sedangkan, contoh dari pemeriksaan diagnostik molekular pada tahap risk assessment adalah pemeriksaan adanya kerusakan gen BRCA1 pada wanita yang memiliki riwayat keluarga mengalami kanker payudara. Pemeriksaan risk assesment ini kemudian menjadi terkenal karena aktris Angelina Jolie melakukan double masektomi (pengangkatan kedua payudara) setelah ia mengetahui ia memiliki cacat pada gen BRCA1nya (Jolie, 2013). Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 11 2.8.2. Personalized Medicine dalam Bidang Onkologi Berikut ini adalah alur personalized medicine dalam menentukan terapi di bidang onkologi medis pada umumnya. Gambar 2.4. Diagram alur pasien kanker mendapatkan personalized medicine. Pada umumnya, alur personalized medicine dalam terapi kanker dimulai dengan mengambil sampel dari pasien. Sampel dapat berupa hasil biopsi jaringan kanker, ataupun darah, tergantung dari kanker yang diderita pasien. Kemudian sampel tersebut dianalisis menggunakan biomarker yang sesuai dengan teknik diagnostik molekuler. Hasil dari pemeriksaan ini kemudian menjadi acuan bagi dokter dalam menentukan terapi yang sesuai dengan profil genomik pasien [sumber: Kalbe]. Tabel 2.1. Contoh obat yang disetujui FDA dan diagnostik penyerta yang dibutuhkan dalam praktek klinis onkologi medis (FDA, 2013). Berikut ini akan uraian mengenai beberapa contoh mengenai personalized medicine dalam bidang onkologi medis saat ini. a. Trastuzumab (Herceptin®) dan amplifikasi HER2 (FDA, 2013) Pada tahun 1979, Robert Weinberg menemukan HER2 sebuah gen yang terlibat dalam kanker. Lebih dari 2 dekade kemudian, Dennis Slamon menemukan 20-25% kanker payudara disebabkan oleh overproduksi dan overekspresi gen HER2. Kelainan pada gen HER2 menyebabkan terbentuknya Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 12 protein HER2 normal dalam jumlah yang berlebih. Pasien dengan overekspresi HER2 akan memiliki kanker payudara yang cenderung lebih ganas. Pada bulan Mei 1998, Slamon mempresentasikan bukti ilmiah di hadapan 18.000 peserta acara tahunan American Society for Clinical Oncology (ASCO), pemberian trastuzumab (merk dagang: Herceptin®), sebuah terapi antibodi baru yang ia kembangkan bersama Genetech, Inc., efektif diberikan terhadap pasien kanker payudara dengan amplifikasi HER2. Apa yang kemudian menjadi revolusioner adalah Herceptin® adalah terapi kanker dengan target molekular generasi pertama yang dikembangkan secara khusus untuk “mematikan” gen HER2. Presisi ini berarti bagi pasien yang mendapatkan terapi ini akan merasakan efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan kemoterapi yang ada saat ini. Pada bulan September 1998, FDA menyetujui penggunaan terapi Herceptin® pada pasien kanker metastasis payudara yang terbukti positif memiliki ampilifikasi HER2. Pada hari yang sama, FDA juga menyetujui HercepTest® yang dikembangkan DAKO Corp. HercepTest® adalah sebuah tes in vitro untuk mendeteksi adanya overekspresi HER2 pada sel kanker payudara pasien. Hingga saat tulisan ini dibuat, Test HER2 merupakan bagian rutin pemeriksaan diagnosis klinis untuk pasien kanker payudara karena Herceptin® terbukti tidak memberikan efek terapi dan malah dapat menimbulkan bahaya pada pasien kanker payudara tanpa overekspresi HER2. b. Centuximab (Erbitux®) dan mutasi gen KRAS. Centuximab adalah suatu antibodi monoklonal dan termasuk targeted drug therapy yang dibuat untuk menghambat pertumbuhan sel tumor yang mengekspresikan kelebihan Endothelial Growth Factor Receptor (EGFR) pada kanker kolon dan kepala-leher. Sedangkan KRAS adalah gen yang berpengaruh dalam mengaktivasi protein EGFR. Adanya mutasi KRAS pada exon 12 dan 13 akan menurunkan efikasi cetuximab, sehingga cetuximab direkomendasikan FDA hanya diberikan kepada pasien kanker tanpa mutasi KRAS dan tidak cocok diberikan pada pasien kanker dengan mutasi KRAS (Andalusia, 2014). Selain itu FDA juga mempersyaratkan adanya pemeriksaan EGFR Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 13 Immunohistochemistry test sebelum pasien mendapatkan terapi dengan Erbitux®. c. Mutasi Endothelial Growth Factor Receptor (EGFR) dalam kanker paru Dalam terapi kanker paru, terjadi mutasi pada gen penyandi EGFR pada 15 dari 58 penderita Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC) orang Asia Timur yang menunjukkan respon terapi yang lebih baik dengan gefitinib lebih baik daripada 1 per 61 penderita orang Kaukasoid di Amerika (Ngatidjan, 2008). d. Glivec® dan Translokasi Gen BCR-ABL dalam Chronic Myeloid Leukimia (CML) CML adalah sebuah bentuk kanker sel darah putih/leukimia. Pada umumnya CML terjadi pada orang dewasa dan memiliki kelainan pada kromosom 9 dan 22. Kelainan kromosom ini juga dikenal sebagai kromosom Philadelphia karena ditemukan di Philadelphia pada tahun 1959 oleh Peter Nowell dan Hungerford yang sedang mempelajari dan mengamati kromosom pada pasien leukemia saat itu. Kedua peneliti ini menemukan kelainan kromosom pada pasien CML di mana terjadi translokasi pada kromosom 9 dan 22 tubuh. Secara skematik, kromosom Philadelphia dapat dijelaskan dengan skema di bawah ini. Gambar 2.5. Gambaran skematis Kromosom Philadephia [sumber: Kalbe] Seiring dengan kemajuan teknologi, belakangan diketahui bahwa gen ABL1 (Abelson) yang terdapat pada kromosom 9 adalah proto-onkogen yang mengkodekan protein tirosin kinase yang terlibat dalam proses differensiasi, pembelahan, dan adhesi sel. Pada kromosom Philadelphia terbentuk fusi gen Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 14 BCR ABL yang bersifat onkogenik karena mengkodekan unregulated tyrosine kinase yang memungkinkan terjadinya poliferasi sel tanpa diatur oleh sitokin. Kromosom Philadelphia ditemukan pada 95% kasus CML dan 35% kasus ALL (Acute Lymphoblastic Leukimia) sehingga deteksi dari kromosom ini menegakkan diagnosis terjadinya CML. Pada pasien yang terdiagnosis menderita CML dan memiliki kromosom Philadelphia, dokter akan memberikan rekomendasi terapi berupa targeted drug therapy imatinib. Imatinib dikembangkan pada tahun 1990-an bekerja sebagai targeted drug therapy karena enzim BCR-ABL tirosin kinase hanya terdapat pada sel kanker dan tidak pada sel normal, sehingga imatinib mendapatkan predikat sebagai terapi target kanker pertama di dunia (Murkhejee, 2010). Imatinib mesilat dengan merk dagang Gliveec®/Glivec® (dipatenkan oleh Novartis) adalah sebuah inhibitor enzim tirosin kinase (Tyrosine Kinase Inhibitor/TKI) yang didesain khusus untuk mengobati pasien CML dengan mekanisme kerja seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini. Gambar 2.6. Gambaran Skematis Mekanisme Kerja Imatinib [sumber: Kalbe] Sebelum Glivec® ditemukan panduan pengobatan CML merekomendasikan penggunaan kemoterapi atau interferon alfa untuk memperpanjang hidup pasien 3-6 tahun sejak terdiagnosis CML. Semenjak Glivec® ditemukan, pada pasien CML yang sensitif dan rutin menerima Glivec® mendapatkan kemungkinan sebesar 68% untuk hidup lebih panjang 10 tahun setelah terdiagnosis CML. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 15 Gambar 2.7. Tingkat survival pasien CML [sumber: Kalbe] Imatinib hanya diberikan jika pemeriksaan diagnostik molekular menunjukkan pasien memiliki gen fusi BCR-ABL. Pemeriksaan ini disebut sebagai pemeriksaan BCR-ABL kualitatif. Setelah diberikan imatinib, untuk memantau kemajuan terapi, maka perlu dilakukan monitoring terapi dengan mengukur rasio ekspresi gen BCR-ABL terhadap ekspresi gen ABL (gen kontrol). Terapi dikatakan mencapai MMR (Major Molecular Response) jika terdapat penurunan 3 log BCR-ABL. Pemeriksaan diagnostik molekular untuk tes ini disebut sebagai pemeriksaan BCR-ABL kuantitatif. Imatinib merupakan inhibitor yang bersifat semi-kompetitif sehingga perubahan pada konformasi tirosin kinase target dapat menyebabkan resistensi terhadap obat ini. Perubahan konformasi ini salah satunya dapat dipicu dengan adanya mutasi pada gen BCR-ABL sehingga diperlukan pemeriksaan BCR-ABL mutasi. Mutasi umumnya terjadi pada ekson T315l sehingga sel kanker menjadi resisten terhadap imatinib. Hal ini ditunjukkan dengan tidak berkurangnya atau terjadinya peningkatan rasio BCR-ABL/ABL walaupun pengobatan dengan imatinib telah diberikan. Pada pasien yang terdiagnosis positif mengalami BCR-ABL mutasi, pasien tidak akan sensitif terhadap terapi tunggal imatinib, nilotinib, maupun dasatinib. Pada pasien ini, prognosis biasanya buruk sehingga hasil positif pada mutasi BCR-ABL ini harus segera dikonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan terapi yang sesuai bagi pasien, di antaranya terapi transplantasi sumsum tulang. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 16 e. Merkaptopurin (Purinethol®) dan pasien Acute Lymphoblastic Leukimia (ALL) FDA merekomendasikan pemeriksaan genetik molekular diadakan sebelum pemberian kemoterapi merkaptopurin pada pasien ALL. Hal ini disebabkan beberapa orang mempunyai variasi genetik yang dapat menggangu mereka dalam memetabolisme obat ini. Kemampuan yang buruk dalam metabolism merkaptopurin dapat menyebabkan efek samping yang serius dan meningkatkan risiko infeksi sehingga pasien ini memerlukan penyesuaian dosis yang disesuaikan dengan profil genetik pasien. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 3 TINJAUAN KHUSUS 3.1. PT Kalbe Farma, Tbk. 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Kalbe Farma didirikan oleh dr. Boeyanmin Setiawan beserta saudaranya pada tanggal 10 September 1966 di Jalan Simpang I No. 1 Tanjung Priok, Jakarta Utara. Nama Kalbe merujuk pada nama para pemegang saham awal, yakni Khoew Sioe Tjiang, Liem Lian Kiok dan Boenjamin Setiawan. Pada tahun 1967, Kalbe Farma mulai masuk ke dalam dunia farmasi Indonesia dengan memasarkan Bioplacenton® sebagai produk pertamanya. Seiring dengan berjalannya waktu, produk PT. Kalbe Farma kemudian berkembang menjadi berbagai macam produk farmasi sesuai dengan kebutuhan konsumen yang beragam di antaranya adalah: Promaag ®, Woods®, Extra Joss®, Mixagrip®, dsb. Kemajuan demi kemajuan dalam bisnis kemudian diraih Kalbe Farma melalui semangat, tekad kuat, dan kerja keras. Sejarah mencatat, perkembangan Kalbe Farma ditandai dengan memindahkan usaha ke lokasi yang lebih luas di Jalan Ahmad Yani, Pulomas, Jakarta Timur pada bulan April 1972. Hal ini dalam rangka meningkatkan pelayanan penyediaan obat sebagai tuntutan atas meningkatnya kebutuhan obat yang berkualitas. Pada tahun 1974, Kalbe Farma kemudian memperoleh status PMDN. Dimulai pada tahun 1977, Kalbe Farma mulai memperluas usahanya dengan mengakuisisi PT. Dankos Laboratories. Pada tahun 1980, sesuai dengan peraturan pemerintah saat itu, maka bisnis distribusi dialihkan dan diserahkan kepada PT. Enseval Putera Megatrading selaku distributor tunggal Kalbe Farma. Selanjutnya pada tahun 1985, Kalbe Farma mengakuisisi PT. Bintang Toedjoe dan PT. Hexpharm Jaya. Pada tahun 1991, Kalbe Farma resmi menjadi perusahaan publik dengan masuk di pasar saham dengan kode KLBF. Kemajuan bisnis Kalbe Farma semakin luas dan pesat dengan diakuisisinya PT. Sanghiang Perkasa pada tahun 1993 dan konsolidasi bisnis nutrisi dilakukan dalam anak perusahaan ini. Grup Kalbe Farma kembali 17 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 18 mempertajam fokus bisnisnya pada produk kesehatan lainnya yang memiliki tingkat pertumbuhan menjanjikan seperti produk suplemen makanan dan obat tradisional melalui akuisisi 80% saham PT. Saka Farma pada tahun 1997. Pada tahun 1998, Pabrik Kalbe Farma berpindah lokasi ke Cikarang Bekasi dengan luas area dan bangunan yang lebih luas sehingga dapat menampung kegiatan industri yang makin berkembang secara menyeluruh. Pada tanggal 16 Desember 2005, dilakukan penggabungan usaha antara PT. Kalbe Farma, Dankos Laboratories (yang telah berubah nama menjadi Dankos Farma), dan PT. Enseval menjadi satu perusahaan terintegrasi dalam rangka menciptakan suatu perusahaan farmasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Fokus PT. Kalbe Farma di tahun berikutnya yaitu untuk memperluas cakupan regional, membangun merek dan infrastruktur global, meningkatkan pengembangan penemuan obat, dan membangun jaringan dan kemitraan global. Kalbe kemudian mengawali tahun 2007 dengan memperkenalkan logo baru perusahaan menggunakan simbol DNA Helix yang menunjukkan bahwa perusahaan memfokuskan diri untuk masyarakat, peduli, dan berbagi. Warna hijau pada logo baru diasosiasikan sebagai lambang kehidupan, pertumbuhan dan inovasi. Gambar 3.1 Logo PT. Kalbe Farma, Tbk. [sumber: kalbe] Di tahun yang sama, PT. Kalbe Farma, Tbk. juga mendirikan Stem Cell and Cancer Institute (SCI) yang bergerak di bidang riset sel punca dan kanker, yang memiliki potensi besar menjadi terapi masa depan menggantikan obat-obatan konvensional saat ini. Pada tahun 2010, Manajemen Perseroan juga telah mengambil satu langkah besar yakni divestasi divisi kemasan Kalbe yaitu PT. Kageo Igar Jaya, Tbk. beserta anak perusahaannya. Hal ini dilakukan agar Kalbe dapat kembali fokus Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 19 pada bisnis inti serta dapat mengalokasikan sumber daya yang ada ke bisnis inti Kalbe yakni menyediakan solusi kesehatan yang lengkap. Setelah 4 dekade pertumbuhan, Kalbe telah bertransformasi dari manufaktur farmasetikal menjadi penyedia layanan kesehatan yang lengkap dengan menyediakan solusi kesehatan dari farmasetikal, nutrisi, supplement, healthy food and beverage, alat kesehatan, dan penyedia layanan kesehatan. Saat ini target Kalbe Farma adalah menjadi merk dunia dengan potensi sales yang tinggi di setiap unit bisnis untuk menyokong tumbuhnya performa perusahaan. Hal ini tercemin dalam 9 SBU (Strategic Business Unit) dengan PT. Kalbe Farma Tbk., menjalankan bidang pharmaceutical untuk obat-obatan yang diresepkan, obatobat Over The Counter,nutrisi yang dijalankan oleh PT. Sanghiang Perkasa, distribusi dan logistik dijalankan oleh PT. Enseval Putra Mitragading Tbk., PT. Bifarma Adiluhung memegang produk biologi melalui Laboratorium Bioekivalensi (Pharmametric Laboratory), KalGen Laboratory, dan Stem Cell and Cancer Institue (SCI), eye care yang dijalankan oleh Kalbe Vision, alat kesehatan yang dijalankan oleh Enseval Medica Prima, pelayanan kesehatan melalui klinik dan apotek Mitra Sana, dan SBU Kalbe International. Dengan adanya 9 SBU ini, Kalbe Group telah berhasil memposisikan merekmereknya sebagai pemimpin di dalam berbagai kategori terapi di pasar Indonesia dan juga internasional. Kemajuan PT. Kalbe Farma, Tbk., yang begitu pesat tidak lepas dari penetapan tata kelola perusahaan yang baik oleh seluruh karyawan dan manajemen, termasuk pemegang saham. Tata kelola perusahaan yang baik didasarkan pada prakter Good Corporate Governance (GCG) yang telah diterapkan sejak tahun 2001, dan hingga saat ini kebijakan dan prakteknya terus diperkuat. Selain itu, strategi pertumbuhan Kalbe Group juga bertumpu pada tiga pilar penyempurnaan Productivity-Innovation-Cash Flow (PIC) yang telah dirancang sejak tahun 2009. Strategi ini terus dikembangkan ke berbagai aspek yang lebih mendalam dan lebih meluas didalam organisasi Kalbe Group. Penyempurnaan PIC terus ditingkatkan melalui mobilisasi dan rangkaian konvensi CONIM (Continous Improvement) di Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 20 seluruh jenjang karyawan. 3.1.2. Visi dan Misi PT. Kalbe Farma, Tbk. mempunyai visi yaitu "To be The Best Indonesian Health Care Company Driven by Innovation, Strong Brands, and Excellent Management". Visi tersebut apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti "untuk menjadi perusahaan terbaik di Indonesia yang bergerak dalam pelayanan kesehatan melalui inovasi, merek dagang yang kuat, dan manajemen yang baik. Adapun visi tersebut dicapai melalui misi perusahaan, yaitu "To improve health for a better life" yang diartikan menjadi "meningkatkan kesehatan untuk hidup yang lebih baik". 3.1.3. Kalbe Panca Sradha PT. Kalbe Farma, Tbk. Memiliki lima nilai dalam menjalankan perusahaannya yang dikenal dengan Kalbe Panca Sradha. Lima nilai tersebut adalah: 1. Trust is the glue of life Saling percaya adalah perekat diantara kami 2. Mindfulness is the foundation of our action Kesadaran penuh adalah dasar setiap tindakan kami 3. Innovation is the key to our success Inovasi adalah kunci keberhasilan kami 4. Strive to be the best Bertekad untuk menjadi yang terbaik 5. Interconnectedness is a universal way of life Saling keterkaitan adalah panduan hidup kami 3.1.4. Motto Perusahaan Motto Perusahaan adalah "The Scientific Pursuit of Health for a Better Life", yang menunjukkan bahwa perusahaan melakukan usaha pencarian di bidang kesehatan melalui ilmu pengetahuan sains dan teknologi untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 21 3.2. Kalbe Genomics Laboratory (KalGen) 3.2.1. Sejarah dan Perkembangan Kalbe Genomics Laboratory (KalGen Lab atau disebut juga KalGen) adalah laboratorium farmakogenetik molekular pioneer dan pertama di Indonesia dengan spesialisasi pemeriksaan pada bidang onkologi (kanker). KalGen didirikan pada tahun 2009 di bawah naungan PT Bifarma Adiluhung, suatu anak perusahaan Kalbe Group yang berfokus pada pengembangan dan komersialisasi produk dan layanan inovatif di bidang bioteknologi. Gambar 3.2. Logo KalGen [sumber: (Kalbe Genomics Laboratoy, 2013)] KalGen telah mendapat ijin operasi dari Departemen Kesehatan pada pertengahan tahun 2009. Lebih lanjutnya, untuk memastikan kualitas dan mutu pelayanan, KalGen telah mendapatkan pengakuan dari berbagai lembaga internasional seperti UKNEQAS (United Kingdom National External Quality Assesment Scheme), EMQN (The European Molecular Genetics Quality Network) pada bidang genetik molekular, ESP (European Society of Pathology) pada pemeriksaan mutasi KRAS, ISO 15189 tentang kualitas manajemen mutu pelayanan jasa laboratorium (pada pemeriksaan mutasi EGFR dan KRAS). Hal ini menjadikan KalGen telah dianggap setara dengan laboratorium sejenis di negara maju seperti di Eropa dan Amerika. 3.2.2. Visi,Misi, dan Motto KalGen Visi dari KalGen adalah “to be global patient-oriented healthcare provider in genomic technology” yang bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia “menjadi penyedia layanan kesehatan berbasis teknologi genomik yang berorientasi kepada kebutuhan pasien”. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 22 Untuk mencapai visi ini, KalGen didukung dengan misi “to provide genomic technology for personalized medicine and better Health”. Dilihat dari visi dan misinya Kalgen Lab telah memposisikan dirinya menjadi suatu laboratorium farmakogenomik molekular dengan dedikasi untuk menyediakan layanan personalized medicine di Indonesia. KalGen mempuyai motto: Know Your Genes, Take Control yang diartikan: dengan mengetahui gen kita masing-masing, kita dapat memiliki kendali yang lebih baik terhadap kualitas hidup kita masing-masing. 3.2.3. Lokasi KalGen Lab terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani no. 2 (Kompleks Bintang Toedjoe) Pulo Mas, Jakarta Timur, Indonesia-13210. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 23 3.2.4. Struktur Organisasi Struktur organisasi KalGen Lab dapat dilihat pada skema di bawah ini. PT Bifarma Adiluhung Recgenic Pharmametric Lab (PML) Innogene Kalbiotech (IGK) KalGen Lab Presdir Kepala Laboratorium Ahmad R. Utomo Quality Assurance / QA Camy Suryadi Technical Manager Marketing Manager Farid Sastranegara dr. Virgi Saputra Administrasi Lab Associate Manager Syahwan Product Executive Officer Lab Associates Officer Operasional Gambar 3.3. Struktur Organisasi KalGen 3.2.4.1.Departemen Quality Assurance/QA Departemen QA dipimpin oleh seorang QA Manajer yang bertanggung jawab langsung kepada kepala laboratorium. QA di KalGen Lab terbagi atas bagian adminstrasi dan operasional. Bagian administrasi QA mempunyai fungsi dan tanggung jawab untuk mengatur kurir, menerima sampel dan request form dari departemen sales, melakukan input database sampel ke dalam sistem, membuat dan mengatur Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 24 dokumen terkait administrasi sampel, antara lain: tanda terima, dispatch order kurir, hasil resmi dari pemeriksaan. Bagian operasional QA mempunyai fungsi utama memastikan standar atau pedoman yang ada senantiasa berjalan dengan baik. Bagian ini bertugas memelihara dan mengembangkan sistem mutu di KalGen Lab. Sistem mutu yang dibuat telah memasukkan unsur-unsur ISO 15189 tentang kualitas sistem manajemen mutu laboratorium medis oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional﴿, standar pemeriksaan mutasi KRAS, EGFR, HER2 menurut UKNEQAS (United Kingdom National External quality Assesment Scheme), standar pemeriksaan mutasi EGFR menurut EMQN (The European Molecular Genetics Quality Network), dan standar pemeriksaan mutasi KRAS menurut ESP (European Society of Pathology). Pada umumnya bagian operasional QA bertanggung jawab dalam memenuhi: 1. System Compliance Membuat Management Review, Audit Development baik internal audit maupun eksternal audit. 2. Document Compliance / Document Control Mengkaji dan menyetujui dokumen baru atau revisi pada dokumen lama. Kemudian melakukan sosialisasi dan distribusi terhadap pihak terkait. 3. Penanganan keluhan dan investigasi masalah Menindak lanjuti keluhan yang masuk dengan cara mengadakan investigasi masalah hingga ke root cause dan bersama pihak terkait membuat Corrective Action/Preventive Action (CAPA) 4. Membuat survey kepuasan pelanggan secara berkala 5. Mengatur, mendaftarkan, dan menjadwalkan external assessment (contoh: assessment oleh UKNEQAS, dsb.) Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 25 3.2.4.2.Departemen Teknis Departemen Teknis merupakan departemen dipimpin oleh seoranag manajer teknis yang langsung bertanggung jawab kepada kepala laboratorium. Pada umumnya departemen ini bertanggung jawab untuk memastikan setiap pemeriksaan yang dilakukan di KalGen dilakukan dengan benar dan hasil pemeriksaan keluar sesuai dengan waktu yang dijanjikan. Secara khusus, tanggung jawab Departemen Teknik meliputi: 1. Memastikan semua teknis pekerjaan laboratorium telah dilakukan sesuai Standar Operational Procedure yang berlaku. 2. Memastikan semua teknisi dan pihak yang terlibat dalam teknis telah mendapatkan pelatihan dasar terkait bidangnya dan mengerti proses, prinsip, dan metode pemeriksaan yang digunakan. 3. Bekerja sama dengan bagian administrasi untuk memastikan data pasien sudah benar dan lengkap. 4. Memastikan stock dan inventory serta segala fasilitas dan reagen yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan tersedia.. 5. Mengajukan dan mengelola rencana pembelian (purchasing) ke departemen finance perusahaan induk. 6. Melakukan kalibrasi alat secara berkala. 7. Menghubungi vendor untuk melakukan perawatan berkala terhadap alat yang digunakan. 8. Menjadi Liason Officer dan assisten dokter patologi di KalGen. 9. Menyimpan dan mengelola dokumentasi dan sampel yang diperiksa di KalGen. 3.2.4.3.Departemen Marketing Departemen Marketing merupakan departemen yang dipimpin oleh seoranag manajer marketing yang langsung bertanggung jawab kepada kepala laboratorium. Bagian marketing bertanggung jawab dan berfungsi untuk melakukan analisis kompetitor, membuat strategi marketing, membuat dan melaksanakan marketing plan, dan bersama dengan departemen Lab Associates mengadakan acara introduksi atau pun promosi produk KalGen (contoh: Round Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 26 Table Discussion kepada dokter spesialis, event promosi pada komunitas penderita kanker, dsb.). Acara-acara ini diadakan untuk memperkenalkan dan mempromosikan jasa layanan KalGen kepada calon dokter pengguna jasa KalGen Lab. 3.2.4.4.Departemen Lab Associates/Sales Departemen Lab Associates merupakan departemen yang dipimpin oleh seoranag manajer LA yang langsung bertanggung jawab kepada kepala laboratorium. LA adalah Lab Associates yang mewakili KalGen di hadapan dokter, laboratorium, atau rumah sakit yang bekerja sama dengan KalGen. Sedikit banyak, seorang LA memiliki job description dan tanggung jawab yang mirip dengan medical representative (medrep). Perbedaanya ialah LA tidak menawarkan obat seperti medrep industri farmasi pada umumnya, tetapi LA bertanggung jawab untuk mengedukasi dan meyakinkan dokter agar mengenal dan menggunakan jasa layanan pemeriksaan di KalGen. Selain itu LA juga bertanggung jawab untuk mengusulkan pemberian sponsorship bagi dokter (misal: mensponsori dokter pengguna untuk mengikuti seminar/event ilmiah dalam rangka meningkatkan awareness dokter terhadap personalized medicine ataupun produk pemeriksaan yang tersedia di KalGen). Dalam pelaksanaannya, departemen LA bersama dengan departemen marketing dapat mengadakan round table discussion yang membahas mengenai introduksi dan manfaat layanan pemeriksaan molekular yang tersedia di KalGen kepada calon dokter pengguna yang berpotensi menjadi dokter pengguna layanan KalGen. Tantangan menjadi seorang LA adalah untuk mampu menyampaikan pesan kepada dokter pengguna pada tempat, waktu, dan orang yang tepat. Oleh karena itu beberapa hal penting yang harus dikuasai LA adalah kemampuan berkomunikasi dan kemampuan membaca situasi. Hal ini dikarenakan sikap LA yang mewakili pihak KalGen Lab di mata pengguna KalGen. Pada tahap manajer di departemen ini, seorang manajer LA dituntut untuk mampu menganalisis dan mengerti mengenai sales perusahan. Kemampuan teknis yang dituntut antara lain: mampu melakukan breakdown target, mengidentifikasi dokter user KalGen Lab, permasalahan yang di balik turunnya sales, kunci sukses peningkatan sales dari waktu ke waktu, mengayomi dan membimbing LA officer di Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 27 bawahnya agar dapat berkembang, membuat dan menyetujui rencana kerja individu yang ada di departemennya, dan melaporkan kondisi sales perusahaan kepada kepala laboratorium. 3.2.4.5. Departemen Fungsional Lain Mengingat KalGen merupakan perusahaan yang baru berdiri dan berada di bawah naungan PT. Bifarma Adiluhung, maka departemen fungsional lain seperti Human Resource Department, General Affair, Finance, dsb. yang belum tersedia di struktur organisasi, menggunakan departemen yang telah well-established di PT Bifarma Adiluhung. Bagian Research And Development pada KalGen memang tidak diperlukan karena KalGen sendiri merupakan unit kormesialisasi dari hasil riset yang telah dilakukan oleh Stem Cell and Cancer Institute/ SCI. a. Departemen Finance Secara umum departemen Finance terbagi atas sub-departemen finance dan accounting. Departemen ini bertanggung jawab dalam mengatur cash flow perusahaan, memproyeksikan cash flow perusahaan ke depannya, membuat financial statement, memproyeksikan financial risk, menghitung dan mengurus pajak perusahaan, dsb. Sub departemen Finance merupakan departemen yang berfungsi untuk melakukan rutinitas terkait dengan bank dan klien perusahaan (membuat invoice terhadap klien perusahaan, mencatat invoice ini pada log book, mem-follow up klien terkait pembayaran invoice yang ditagihkan, hingga mencetak tanda terima invoice), dan mengatur uang masuk dan uang keluar perusahaan. Sub departemen Accounting merupakan departemen yang bertugas membuat dokumentasi laporan ekonomi perusahaan, mencakup: financial highlight (laporan yang berisi produk apa saja yang terjual (variants report), rangkuman kondisi keuangan perusahaan (executive summary), net sales, net profit/loss, cash management setiap bulan, dan isu penting lain terkait akuntasi perusahaan), settlement report, dsb. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 28 3.2.5. Alur Pemeriksaan Sampel Berikut ini adalah alur pemeriksaan sampe di KalGen. Gambar 3.4. Diagram Alur Pemeriksaan Sampel Sebagai catatan, request form dapat diisi oleh pihak rumah sakit/ dokter yang telah bekerja sama dengan KalGen atau diisi oleh Lab Associates KalGen berdasarkan surat permintaan dari dokter yang mengirim sampel. 3.2.6. Layanan Pemeriksaan KalGen KalGen adalah laboratorium yang menyediakan jasa layanan pemeriksaan farmakogenetik molekular dengan spesialisasi pemeriksaan pada bidang onkologi (kanker). Beberapa bentuk layanan yang disediakan di KalGen Lab dapat dilihat pada tabel 3.1. di halaman berikutnya. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 29 Tabel 3.1. List Layanan Pemeriksaan di KalGen No Jenis Layanan Pemeriksaan Fungsi 1 KRAS Mutation Test Prediktif terapi cetuximab (Erbitux®) untuk kanker kolorektal 2 Prediktif terapi temozolomide (Temodal®) MGMT Methylation test untuk glioblastoma 3 EGFR (IHC) Prediktif terapi nimotuzumab (TheraCIM®) untuk kanker kepala & leher 4 Prediktif terapi gefitinib (Iressa®) dan EGFR Mutation test erlotinib (Tarceva®) untuk kanker paru NSCLC 5 Prediktif terapi trastuzumab (Herceptin®) HER 2 CISH ( Dual Color ) untuk kanker payudara 6 ER, PR, HER 2 ( IHC) Prediktif terapi antihormonal dan trastuzumab (Herceptin®) dan prognostik kanker payudara 7 ER, PR, HER 2 (IHC) + 1/2/3 markers Prediktif terapi dan prognostik kanker payudara 8 Ki67 (IHC) atau Her2 (IHC) atau p53 Prediktif terapi dan prognostik kanker (IHC) atau cathepsin D (IHC) atau payudara topoisomerase 2 alpha (IHC) atau ER (IHC) atau PR (IHC) 9 BRAF mutation Test Prognostik pada kanker kolorektal dan kanker tiroid jenis papilar 10 HLA Genotyping Transplantasi organ dan transplantasi sumsum tulang/stem cell 11 MammaPrint (70-gene microarray) Prognostik dan prediktif kemoterapi kanker payudara 12 p16 IHC Prognostik pada kanker kepala dan leher 13 Paket p16 + EGFR IHC Prognostik pada kanker kepala dan leher 14 Paket co-testing KRAS & BRAF mutation test 15 Paket Prediktif terapi cetuximab dan prognostick pada kanker kolorektal co-testing KRAS & BRAF mutation test untuk pasien ASKES Prediktif terapi cetuximab dan prognostik pada kanker kolorektal Sebagai laboratorium yang bergerak di bidang pelayanan jasa pemeriksaan molekular, KalGen Lab memegang komitmen turn around time atau lama Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 30 pemeriksaan sejak sampel diterima oleh KalGen hingga keluarnya hasil selama 7 hari. 3.2.7. PT KalGen DNA KalGen DNA merupakan bagian dari PT Bifarma Adiluhung, salah satu anak perusahaan Kalbe Farma, dan merupakan joint venture company antara Kalbe Genomics Laboratory dengan DNA Laboratories Sdn Bhd (DNA Lab) Malaysia yang didirikan tahun 2012. KalGen DNA memiliki motto “Detect Early Save Life” serta memberikan layanan terbaik dengan analisis molekuler yang professional, kualitas yang tinggi dalam pemilihan material, alat diagnostik, proses dan evaluasi internal, serta lolos dalam validasi internasional oleh WHO HPV Lab Net Proficiency Study. KalGen DNA menyediakan layanan HPV DNA Genotyping untuk mendeteksi kanker serviks lebih dini dengan tingkat sensitivitas yang lebih tinggi . Pemeriksaan yang dilakukan di KalGen Lab saat ini menghadirkan tes skrining dan deteksi dini kanker serviks dengan HPV genotyping dan papsmear berbasis cairan (Liquid-based Cytology). Dua tes ini mampu memberikan sensitivitas hingga 99.9%, sehingga bila hasil kedua tes negatif, maka pasien dianggap aman dari kanker serviks hingga 3 tahun ke depan. Hal ini memberikan solusi yang menguntungkan pasien dibandingkan dengan pap-smear konvensional yang hanya memberikan sensitivitas 56% dan memerlukan pemeriksaan rutin 1 tahun sekali. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 4 PEMBAHASAN Perkembangan industri farmasi dunia terbagi dalam lima gelombang. Pertama, penggunaan tanaman dan binatang sebagai bahan baku obat, atau umum disebut dengan obat herbal. Kedua, penggunaan obat sintetik. Gelombang ketiga terjadi ketika muncul penemuan berbagai obat antibiotika. Keempat, penemuan berbagai obat biopharmaceutical. Gelombang kelima atau yang terakhir adalah penggunaan stem cell untuk pengobatan terapi sel dan pengembangan targeted drug therapy (Triani, 2013). Kalbe Farma telah berhasil bertahan dan berkembang di industri farmasi Indonesia dengan mengandalkan produk-produk obat yang tergolong gelombang pertama, kedua, dan ketiga. Sejak tahun 1989 Kalbe pun telah mengembangkan pasar luar negeri untuk obat-obat tersebut. Namun saat itu, Kalbe juga melihat bahwa pasar obat-obat kimia dan antibiotik dunia semakin crowded. Hampir semua pelaku industri farmasi bermain dalam obat-obatan gelombang pertama hingga ketiga (Triani, 2013). Angin segar kemudian mewarnai industri farmasi dunia dengan hadirnya konsep personalized medicine dan obat-obatan golongan baru seperti obat biopharmaceutical, stem cell, dan targeted drug therapy pada tahun- tahun berikutnya. Akan tetapi hadirnya obat-obat dan konsep tersebut ke Indonesia tidak diikuti dengan adanya infrastruktur yang memadai. Menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2007, Kalbe Farma kemudian mendirikan Stem Cell and Cancer Institute/SCI sebagai salah satu pusat riset sel punca dan kanker di Indonesia. Pada tahun 2009, hasil riset SCI mulai membuahkan hasil, salah satunya adalah dengan menghasilkan metode pemeriksaan farmakogenomik molekular. Adanya metode pemeriksaan farmakogenomik molekular ini bersama dengan keinginan menghadirkan personalized medicine di Indonesia kemudian membidani lahirnya Kalbe Genomics Laboratory (KalGen﴿ sebagai pioneer laboratorium farmakogenetik molekular petama di Indonesia. Dalam perkembangannya nanti, KalGen diharapkan mampu tumbuh menjadi brand laboratorium genomik 31 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 32 ternama di dunia. Dalam perkembangannya pula, KalGen memilih kekhususan dalam bidang pemeriksaan onkologi molekular melihat banyaknya pasien kanker di Indonesia yang membutuhkan targeted drug therapy agar pasien ini bisa menerima personalized medicine. Hal ini sesuai dengan tulisan Vogelstein yang dikutip oleh Murkhejee, yang kira-kira dituliskan, “Pada akhirnya, setiap pasien kanker adalah unik, karena setiap genom kanker adalah unik. Heterogenitas fisiologis adalah heterogenitas genetik. Sel normal adalah normal identik, sedangkan sel malignant menjadi unhappily malignant dalam cara yang unik” (Murkhejee, 2010). Sedikit banyak peran KalGen dalam menerapkan konsep personalized medicine mirip dengan sistem triase. Hanya saja, jika triase mengklasifikasikan pasien untuk menentukan urutuan prioritas diberikan terapi, maka KalGen membantu mengklasifikasikan pasien kanker berdasarkan informasi genomiknya sehingga ia mendapat terapi yang personal dan cocok untuk dirinya. Salah satu strategi pemasaran KalGen adalah dengan menjalin kerjasama dengan industri farmasi. Calon pasien yang akan menggunakan obat kanker produksi suatu industri farmasi akan dirujuk ke KalGen untuk dilakukan pemeriksaan profil farmakogenomik molekular sesuai persyaratan pemberian obat targeted drug therapy. Pemeriksaan profil farmakogenomik molekular ini akan disponsori oleh industri farmasi dengan perjanjian, apabila pasien memenuhi persyaratan untuk menerima obat, maka pasien harus menggunakan obat yang diproduksi industri farmasi yang memsponsorinya. Contohnya adalah kerja sama KalGen dengan Innogene Kalbiotech, yang memproduksi TheraCIM® (Nimotuzumab﴿. Kalgen akan mengetes profil immunohistokimia Endothelial Growth Factor Receptor (EGFR﴿ / EGFR IHC pasien sebelum pasien menerima TheraCIM® (Nimotuzumab﴿. Apabila hasil tesnya positif, maka pasien dapat diberikan TheraCIM®, sebuah targeted drug therapy yang bekerja pada pasien dengan sel kanker dengan over ekspresi EGFR (Triani, 2013). Selain dengan Inngoene Kalbiotech, KalGen juga bekerja sama dengan industry kesehatan lain, seperti: Roche, Merck, Astra Zeneca, Askes, dsb. Adapun beberapa produk layanan pemeriksaan molekular unggulan KalGen dirangkum dalam tabel 4.1. di halaman selanjutnya. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 33 Tabel 4.1 Produk Layanan Pemeriksaan Molekular Unggulan KalGen Nama Produk Metode Pemeriksaan Sampel yang Jenis Kanker yang diderita dibutuhkan Mutasi EGFR yang disarankan Mutasi EGFR + Lung Cancer Tyrosine Kinase Parrafin Hi Resolution Melting mengandung dan genotyping untuk spesimen tumor Inhibitor, seperti: mendeteksi pasien gefitinib atau mutasi Blok NSCLC / Non Small Cell Ekstraksi DNA, PCR pada exon 19 dan 21 EGFR IHC Obat erlotinib Glioma, Head and Neck EGFR IHC + mengandung Cancer, TheraCIM® spesimen tumor Colorectal cancer, and pasien Renal,Bladder,Panceratic, Immunohistochemistry/ Parrafin IHC Blok Lung Cancer, [Nimotumab] Ovarian,Cervical,Gastric, Esophagus,Breast, Prostate Cancer, BCR ABL [kualitatif, kuantitatif, mutasi] dan Darah tepi vena Chronic [kualitatif], Real Time 6cc Leukimia/CML mutasi + Nilotinib Quantitave dalam Metastatic Colon Cancer Mutasi KRAS [-] PCR [ kuantitatif], pasien Myelogenic Glivec® RT PCR konvensional [Imatinib], vacutainer EDTA yang diterima KalGen dalam waktu 36jam dan disimpan pada suhu 4-8oC Mutasi KRAS Ekstraksi DNA, PCR Parrafin Hi Resolution Melting mengandung Erbitux® dan genotyping untuk spesimen tumor [Cetuximab] mendeteksi pasien Panitumumab mutasi Blok pada kodon 12 dan 13 kombinasi atau dengan kemoterapi FOLFIRI HER2 dan IHC Parrafin Blok Breast Cancer HER2 positive derivatnya mengandung amplified [ ER/PR/p53, spesimen tumor Herceptin® Ki67] pasien [Trastuzumab] Selain pemeriksaan di atas, KalGen masih memiliki berbagai pemeriksaan molekular lain di mana seperti yang tercantum pada tabel 3.1. Salah satu keuntungan dengan menerapkan personalized medicine adalah di bidang ekonomi yakni tercapainya terapi yang cost effective. Dengan memeriksakan pasien di laboratorium farmakogenomik molekular seperti KalGen yang menjalin kerja sama dengan industri farmasi, pasien yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan targeted drug therapy akan mendapatkan obat yang cocok dengan profil farmakogenomiknya dan melewati fase trial and error dalam Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 34 pemilihan terapi serta tidak perlu membayar biaya untuk tes laboratorium (biaya tes laboratorium ditanggung oleh industri kesehatan yang menjalin kerja sama dengan KalGen Lab﴿. Hal ini tentunya sangat berarti bagi pasien kanker yang berpacu dengan kankernya dan membutuhkan targeted drug therapy yang personalized. Contoh nyata dari pernyataan di atas terjadi di Perancis, di mana dengan mengeluarkan dana sebesar € 1.7 milyar pada tes mutasi EGFR dalam sistem kesehatan publik Perancis telah menghemat dana sebesar € 69 milyar untuk biaya terapi gefitinib untuk pasien Non Small Cell Lung Cancer yang tidak akan menerima efikasi dari gefitinib. Observasi sejenis juga ditemukan pada pasien dengan mutasi KRAS yang tidak merespon terapi antagonis EGFR, menghasilkan penghematan sebesar € 30,000 jika pasien diberikan tes skrining status EGFR terlebih dahulu (European Science Foundation, 2012). Meskipun terlihat sangat menjanjikan, konsep personalized medicine ini akan mempunyai beberapa tantangan dan permasalahan yang mampu menghambatnya berkembang. Isu yang pertama adalah edukasi untuk menanamkan pengertian mengenai peran masing masing pihak-pihak yang terlibat. Dalam menerapkan konsep personalized medicine, terdapat banyak pihak yang terlibat. Mulai dari pasien, penyedia layanan kesehatan, pihak asuransi, regulator, ahli teknologi, ahli statistik, peneliti di bidang biologi, dsb. Sebagai langkah awal dibutuhkan edukasi dan sosialisasi yang sesuai bagi masing masing pihak untuk mengerti peran masing-masing dalam konsep personalized medicine. Penyedia layanan kesehatan seperti industri farmasi, dokter, perawat membutuhkan pelatihan, interaksi, dan kolaborasi internal antar praktisi kesehatan agar mampu memberikan layanan kesehatan yang maksimal. Pasien sendiri perlu untuk mengerti perannya sebagai sumber data mengingat data yang ada saat ini masih sangat terbatas. Ahli statistic perlu memberikan bukti ilmiah bahwa pendekatan personalized medicine yang diberikan penyedia layanan kesehatan kepada pasien terbukti efektif secara statistik, sedangkan ahli teknologi bersama peneliti biologis perlu menciptakan metode dan sistem baru untuk mendeteksi biomarker yang terlibat dalam suatu penyakit. Mengingat banyaknya pihak yang terlibat, merupakan suatu tantangan bagaimana menanamkan kerja sama dan pengertian dan kemauan partisipasi kepada pihak-pihak ini (European Science Foundation, 2012). Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 35 Hal lain yang dapat menjadi isu adalah kepemilikan data dan batasan data apa saja yang bersifat personal dan confidential. Pasien selaku penyumbang data sepatutnya menjadi pemilik data, akan tetapi, sebagaimana sistem yang sudah berjalan seperti saat ini, bahwa data akan cenderung lebih berguna di tangan penyedia layanan kesehatan. Tarik menarik mengenai kepemilikan data masih diprediksi menjadi isu yang relevan dalam perkembangan personalized medicine. Selain itu, meskipun berjudul personalized medicine dan diterapkan dalam secara personal, personalized medicine perlu untuk dimengerti dalam skala sosial yang representatif, sebagai contoh: untuk mengukur suatu efikasi terapi, diperlukan data terapi yang mencukupi dari pasien yang mewakili suatu penyakit sehingga diperlukan sebuah sistem yang mampu berbagi suatu data personal kepada pihak yang mendapatkan otorisasi untuk mengakses data ini dan secara paradoks, mampu mempertahankan data personal tetap bersifat confidential. Oleh karena itu, dalam pengembangannya nanti, pihak–pihak yang terlibat personalized medicine sangat perlu memperhatikan hal ini (European Science Foundation, 2012). Isu lain yang mungkin akan muncul dalam perkembangannya personalized medicine adalah pergeseran klasifikasi pendekatan medis dari sistem organ menjadi molecular pathway yang disesuaikan dengan bentuk morfologis, fisiologis, dan patologis tubuh dalam keadaan normal maupun sakit (European Science Foundation, 2012). Hal ini diprediksi akan berdampak dengan berubahnya kurikulum penyedia layanan kesehatan kelak. Isu lain terkait industri farmasi adalah pergeseran randomized clinical trial yang umum digunakan dalam studi klinis obat untuk mendapatkan persetujuan izin edar akan menjadi uji klinis pada group tertentu yang memiliki persamaan biomarker tertentu. Hal ini dapat terlihat pada pasien kanker seperti pasien leukemia yang memiliki kromosom Philadelphia, dan pasien dengan sel kanker yang memiliki aktivitas poliferasi berlebih akibat terjadinya mutasi pada EGFRRAS signaling pathway. Isu lain adalah bagaimana menarik partisipasi pihak-pihak yang terlibat dalam penerapan konsep personalized medicine. Hal yang terkait dengan hal ini mencakup mengenai akses masing masing ke suatu sistem layanan kesehatan terintergrasi yang berfungsi sebagai bank data personalized medicine. Sistem ini Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 36 sebaiknya disediakan oleh regulator dan hendaklah mencakup semua pihak yang terlibat, memiliki user interface yang mudah dimengerti, mudah diatur, dan memiliki keamanan yang tinggi sehingga informasi yang bersifat pribadi dan confidential tidak dapat diakses oleh umum. Menurut penulis, sistem ini dapat berupa applikasi electronic healthcare information provider di mana setiap orang memiliki satu kartu dengan chip berisi profil genomik dan rekam medisnya sejak lahir. Apabila hal ini terjadi, maka regulator perlu mengubah regulasi di mana rekam medis tidak lagi disimpan oleh pihak rumah sakit, tetapi oleh masing-masing individu. Tiap individu juga menjadi bertanggung jawab atas data rekam medisnya masing-masing. Akan tetapi terdapat tantangan lain, yakni tiap individu memiliki kapasitas yang berbeda-beda baik dari segi finansial, edukasi, kesehatan, sehingga belum tentu semua orang mampu memiliki kemampuan dan kesempatan untuk mengakses sistem kesehatan terintergrasi ini. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang telah dilakukan di Kalbe Genomics Laboratory dapat disimpulkan: 1. Penerapan personalized medicine dalam dunia kesehatan saat ini adalah upaya untuk memberikan terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik genomik setiap pasien. 2. Permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat personalized medicine agar dapat berkembang meliputi; isu pendidikan dan pelatihan, terdapat berbagai pihak dari berbagai disiplin ilmu, cara menarik partisipasi aktif pihak terlibat, pergerseran klasifikasi medis, pergeseran paradigma uji klinis, hak kepemilikan dan keamana data, dan kapasitas individu dalam mengakses personalized medicine. 3. Peranan KalGen Lab dalam applikasi personalized medicine adalah sebagai vendor pioneer laboratorium farmakogenomik di Indonesia yang membantu mengklasifikasikan pasien kanker berdasarkan informasi genomiknya agar ia dapat mendapatkan terapi personal yang cocok untuk dirinya. 4. Apoteker yang bekerja di Industri farmasi pada bidang penjualan dapat berperan sebagai Lab Associates dengan memahami secara seksama layanan pemeriksaan yang dipasarkan dan berfungsi sebagai penghubung antara pihak laboratorium, dokter, dan pasien yang menggunakan jasa layanan pemeriksaan farmakogenetik molekular di KalGen. 5.2. Saran Dalam perkembangannya, tedapat berbagai tantangan yang telah dipaparkan akan muncul dalam penerapan konsep personalized medicine di masa depan. Oleh karen itu, KalGen sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam personalized medicine disarankan untuk mempersiapkan diri menjawab tantangan–tantangan ini. 37 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 38 DAFTAR PUSTAKA (t.thn.). Dipetik Februari 28, 2014, dari https://www.genome.gov Andalusia, R. (2014). Pharmacogenomic in Oncology. Pharmaceutical Seminar (PHASE) 77 (hal. 1-3). Depok: Apoteker Farmasi UI angkatan 77. European Science Foundation. (2012). ESF Forward Look: Personalized Medicine for the European Citizen. Strasbourg Cedex, Perancis: ESF. Diambil kembali dari www.esf.org FDA. (2013). Paving the Way for Personalized Medicine: FDA's Role in New Era of Medical Product Development. Silver Spring: FDA. Innogene Kalbiotech. (t.thn.). Theracim/Nimotuzumab. Dipetik Maret 23, 214, dari Innogene KalBiotech- A Kalbe Company: http://www.innogene- kalbiotech.com/category/products/marketed-products/proprietarymolecules/theracim-nimotuzumab/ Jolie, A. (2013, Mei 14). My Medical Choice. Dipetik Mei 03, 2014, dari The New York Times: http://www.nytimes.com/2013/05/14/opinion/my-medicalchoice.html?_r=0 Kalbe Genomics Laboratoy. (2013). KalGen Labs. Dipetik Januari 20, 2014, dari Kalbe Genomics Laboratory: http://kalgenlab.wordpress.com/ Kalbe. (t.thn.). Personalized Medicine in Oncology: Experience in Indonesia. Indonesia. Murkhejee, S. (2010). The Emperor of All Maladies: A Biography of Cancer. USA: Scribner. National Cancer Institute. (2009). What is Cancer ? (U.S. National Institute of Health) Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 39 Ngatidjan. (2008). Farmakogenetik dan Farmakogenomik: Paradigma Baru dalam Terapi Obat. Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Radji, M. (2005). Pendekatan Farmakogenomik dalam Pengembangan Obat Baru. Majalah Ilmu Kefarmasian, II(1), 1-11. Simon, P. (213). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Kalbe Farma, Tbk. Depok: Fakultas Farmasi UI. Triani, F. (2013). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Innogene KalBiotech. Depok: Fakultas Farmasi UI. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 LAMPIRAN Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 40 Lampiran 1. KalGen Laboratory Test Request Form Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 41 Lampiran 2. List Layanan Pemeriksaan Farmakogenetik Molekular KalGen Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 42 Lampiran 3. Brosur Pemeriksaan BCR-ABL (tampak depan﴿ Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 43 Lampiran 4. Brosur Pemeriksaan BCR-ABL (tampak belakang﴿ Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 44 Lampiran 5. Brosur Pemeriksaan Tes Mutasi KRAS (tampak depan﴿ Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 45 Lampiran 6. Brosur Pemeriksaan Tes Mutasi KRAS (tampak belakang﴿ Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 46 Lampiran 7. Brosur Pemeriksaan Tes Mutasi EGFR (tampak depan﴿ Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 47 Lampiran 8. Brosur Pemeriksaan Tes Mutasi EGFR (tampak belakang﴿ Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA TUGAS KHUSUS LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI KALBE GENOMICS LABORATORY PERIODE 6 JANUARI – 28 FEBRUARI 2014 ANALISIS ROOT CAUSE PADA PENJUALAN JASA PEMERIKSAAN FARMAKOGENETIK MOLEKULAR KALGEN LABORATORY TAHUN 2013 DONNY LUKMANTO, S. Farm. 1306343523 FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2014 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ DAFTAR ISI ..................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR TABEL ............................................................................................ i ii iii iv BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2. Tujuan ............................................................................................ 1 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 2.1. Penjualan (Sales) .......................................................................... 2.2. Tujuan Penjualan .......................................................................... 2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan ............................. 2.4. Manajemen Penjualan................................................................... 2.5. Sistem Kontrol Tenaga Penjualan ................................................ 2.6. Pemasaran (Marketing) ................................................................ 2.7. Strategi Pemasaran ....................................................................... 2.8. Strategi Bauran Pemasaran ........................................................... 2.9. Hubungan Pemasaran dan Penjualan ............................................ 2.10.Analisis Root Cause and Corrective Action ................................. 2.10.Prinsip Pareto ................................................................................ 3 3 3 3 4 4 5 6 6 11 12 14 BAB 3. TINJAUAN KHUSUS KALGEN LAB ............................................. 3.1. Sejarah dan Perkembangan ........................................................... 3.2. Visi, Misi, dan Motto KalGen Lab................................................. 3.3. Lokasi. ............................................................................................ 3.4. Struktur Organisasi. ....................................................................... 3.5. Alur Pemeriksaan Sampel di KalGen Lab. .................................... 3.6. Layanan Pemeriksaan KalGen Lab. ............................................... 15 15 15 16 17 22 22 BAB 4. METODOLOGI TUGAS KHUSUS .................................................. 24 4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus ............................. 24 4.2 Metodologi Tugas Khusus .............................................................. 24 BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 25 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 35 6.1. Kesimpulan...................................................................................... 35 6.2. Saran ............................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 37 ii Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Gambar 3.2. Gambar 3.2. Gambar 3.3. Gambar 5.1. Gambar 5.2. Gambar 5.3. Diagram Alir Analisis RCCA ....................................................... Logo KalGen Lab. ........................................................................ Struktur Organisasi KalGen Lab. ................................................. Diagram Alur Pemeriksaan Sampel di KalGen Lab. .................... Kontribusi produk terhadap sales KalGen Lab tahun 2013. ........ Kontribusi LA terhadap sales KalGen Lab tahun 2013. .............. Kontribusi bidang dokter pengguna terhadap sales KalGen Lab tahun 2013. ................................................................................... Gambar 5.4. Kontribusi sub spesialis bedah terhadap 20,54% sales KalGen Lab tahun 2013. ............................................................................ Gambar 5.5. Kontribusi sub spesialis penyakit dalam terhadap 20,54% sales KalGen Lab tahun 2013. ............................................................... iii Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 13 15 17 22 28 30 31 32 32 Universitas Indonesia DAFTAR TABEL Tabel 3.1. List Layanan Pemeriksaan di KalGen Lab........................................ 23 Tabel 5.1. Penjualan Jasa Pemeriksaan KalGen Lab tahun 2013 ...................... 27 Tabel 5.2. Profil Singkat Produk Fokus KalGen Lab ........................................ 29 iv Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penjualan (sales) memainkan peran vital dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Jika sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai, maka pendapatan perusahaan pun akan berkurang (Maryanti, 2007). Oleh karena itu, suatu perusahaan tidak harus memiliki produk yang terbaik, tetapi mereka harus memiliki tim tenaga penjualan (salesman) yang baik sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan dan keuntungan bagi perusahaan (Johnston & Marshall, 2008). Mengingat pentingnya tenaga penjualan bagi perusahaan, maka peran manajer penjualan (manajer sales) dalam mengontrol dan mengawasi kinerja tenaga penjualan menjadi hal vital dalam dunia bisnis. Pengawasan penjualan (sales supervision) untuk operasi kerja dan mengawasi tenaga penjualan merupakan bagian dari fungsi kontrol manajer. Fungsi kontrol manajer (dalam hal ini fungsi kontrol manajer penjualan) bertujuan untuk, antara lain: mengetahui sejauh mana hubungan perusahaan dengan pelanggan, mengetahui peta persaingan, mengetahui secara betul produk yang dijual dan terjual. Dalam melaksanakan fungsi ini, seorang manajer penjualan membutuhkan beberapa acuan. Salah satu acuan yang umum digunakan dalam dunia bisnis adalah gambaran umum penjualan perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Gambaran umum ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi isu kunci (key issue) dan akar penyebab (root cause) yang terdapat di dalamnya. Dalam rangka Praktek Kerja Profesi Apoteker, dan mempelajari fungsi kontrol manajer penjualan, maka penulis diberikan kesempatan untuk melakukan analisis root cause pada penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Laboratory tahun 2013. 1.2. Tujuan Tujuan dari tugas khusus ini adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan gambaran umum penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Laboratory pada tahun 2013. 1 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 2 2. Mengidentifikasi isu kunci (key issue) dan akar penyebab (root cause) yang terdapat dalam penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Laboratory pada tahun 2013. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjualan (Sales) Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Bagi suatu perusahaan, kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan, maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, penjualan merupakan salah satu sumber pendapatan utama perusahaan (Maryanti, 2007). 2.2 Tujuan Penjualan Tujuan umum penjualan oleh perusahaan yaitu (Swastha, 2005): 1. Mencapai volume penjualan tertentu. 2. Mendapat laba tertentu. 3. Menunjang pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang pertumbuhan suatu perusahaan. 2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan, antara lain sebagai berikut (Swastha, 2005): 1. Kondisi dan Kemampuan Penjual Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa aspek, antara lain: a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan; b. Harga produk atau jasa; c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman. 3 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 4 2. Kondisi Pasar Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. 3. Modal Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya. 4. Kondisi Organisasi Perusahaan Pada perusahan yang besar, biasanya penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli di bidang ini. 5. Faktor-Faktor Lain Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama 2.4 Manajemen Penjualan Manajemen penjualan dapat didefinisikan sebgai perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program-program kontak tatap muka yang dirancang untuk mencapai tujuan penjualan perusahaan (Swastha, 2005). Peranan manajemen penjualan adalah mengadministrasikan fungsi penjualan mencakup perencanaan, manajemen, dan fungsi kontrol penjualan (pengendalian program-program penjualan), penarikan, pengkopensasian, pemotivasian, dan pengevaluasian personalia penjualan lapangan (Currie, 2010). Peran ini umumnya dilakukan oleh seorang pengawas penjualan (sales supervisor), yang biasanya merupakan manajer penjualan (manajer sales). 2.5 Sistem Kontrol Tenaga Penjualan Sistem kontrol tenaga penjualan merupakan seperangkat alat untuk mencapai tujuan melalui memonitor dan mengevaluasi kemajuan, memberi umpan balik, memperkuat tenaga penjualan sebagai basis dari kinerja penjualan (Anderson dan Oliver, 1987 dalam Challagalla dan Shervani, 1996). Penelitian Cravens, et. al. pada tahun 1993 menunjukkan sistem kontrol tenaga penjualan lebih mengarah pada Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 5 tingkah laku sehingga manajer penjualan yang baik hendaklah mampu mengawasi dan mengarahkan setiap aktivitas penjualan yang dilakukan oleh tenaga penjualan di bawahnya. Kinerja tenaga penjualan erat sekali berhubungan positif dengan efektifitas penjualan perusahaan. Kinerja tenaga penjualan merupakan evaluasi kontribusi tenaga penjualan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan (Cravens et., al., 1993). Sedangkan Challagalla dan Shervani pada tahun 1996 berpendapat kinerja hasil tenaga penjualan merupakan suatu tingkat dimana tenaga penjualan dapat mencapai target penjualan yang ditetapkan pada dirinya. Adapun faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja tenaga penjualan, antara lain: ketrampilan, perilaku, faktor-faktor personal dan role perception (Noor, N. et. al., 2001). Berdasarkan penelitian Oliver dan Anderson pada tahun 1994, kinerja tenaga penjualan dapat dicapai dengan sistem kontrol tenaga penjualan dan hanya dapat dilihat dari hasil akhir seperti: volume penjualan, penetrasi pasar dan pencapaian kuota penjualan. 2.6 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Koetler, 2005). Pemasaran menurut Assauri adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Assauri, 2004). Proses pemasaran dimulai sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan produk dan pasarnya, harganya dan promosinya. Kegiatan pemasaran tidak bermula pada saat selesainya proses produksi juga tidak berakhir pada saat penjualan dilakukan. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika mengharapkan usahanya dapat berjalan terus atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Kegiatan memperkenalkan dan mempopulerkan merek dagang suatu produk merupakan syarat berhasilnya Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 6 pemasaran. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk membedakannya dari produk pesaing (Koetler, 2005). 2.7 Strategi Pemasaran Berdasarkan definisinya, strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan pemasaran bagi perusahaan dapat dicapai melalui pelaksaanaan yang tepat oleh organisasi (Stanton, 1991). Sedangkan menurut Assauri (2004), strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. 2.8 Strategi Bauran Pemasaran Strategi pemasaran dapat didekati dengan konsep bauran pemasaran atau marketing mix. Koetler mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan kumpulan strategi yang terdiri dari 4-P yaitu produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion) (Koetler, 2005). 2.8.1 Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar (baik berwujud atau tidak berwujud) untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga memuaskan keinginan atau kebutuhan yang meliputi objek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan atau bauran dari semua wujud tersebut (Koetler, 2005).Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu: a. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil dan memasan iklan besar-besaran guna memancing orang untuk mencoba dan membangun preferensi. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 7 b. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan l ama pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mengenakan marjin yang yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual. c. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini, memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. 2.8.2 Harga Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga merupakan unsur yang menghasilkan pendapatan penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur yang mengakibatkan pengeluaran biaya. Strategi harga meliputi strategi penetapan harga, strategi tingkat harga, strategi keseragaman harga, strategi potongan harga serta strategi syarat- syarat pembayaran. Perusahaan dapat menetapkan harga dengan menggunakan metode-metode penetapan harga, sebagai berikut: a. Penetapan harga dengan orientasi biaya yaitu penetapan harga mark up, penetapan harga dengan “cost plus”, dan penetapan harga sasaran. b. Penetapan harga dengan orientasi permintaan yaitu penetapan harga berdasarkan persepsi atau penilaian konsumen terhadap mutu dan penetapan harga diskriminasi harga. c. Penetapan harga dengan orientasi persaingan yaitu penetapan harga mengikuti pasar (sama dengan pesaing) dan harga dibawah pesaing. Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung, adalah bahan baku, biaya pemasaran, biaya produksi, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainnya. Faktor tidak langsung adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk substitusi dan produk komplementer, serta potongan diskon untuk para penyalur dan konsumen. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 8 2.8.3 Saluran Distribusi atau Tempat Pada umumnya perusahaan atau organisasi tidak memasarkan produknya langsung kepada pengguna akhir,tetapi terdapat perantara yang menjalankan fungsi pemasaran. Perantara ini membentuk saluran pemasaran, yang juga disebut sebagai saluran dagang atau saluran distribusi. Saluran pemasaran adalah beberapa organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa dapat digunakan atau dikonsumsi. Perusahaan dapat menghadapi banyak saluran distribusi alternatif untuk menjangkau pasar sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih salurn pemasaran adalah jenis dan sifat produk, sifat konsumen potensial, sifat persaingan dan sifat saluran pemasaran yang ada. Menurut Kotler ada empat level saluran pemasaran untuk barang konsumen, yaitu (Koetler, 2005): a. Saluran langsung (level-nol) terdiri dari produsen yang menjual langsung ke konsumen. b. Saluran satu level berisi satu perantara, seperti pengecer. c. Saluran dua level berisi dua perantara, umumnya adalah pedagang besar dan pengecer. d. Saluran tiga level berisi tiga perantara, umumnya adalah pedagang besar, pemborong dan pengecer. 2.8.4 Promosi Promosi menurut Kotler adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut (Koetler, 2005). Sedangkan menurut Assauri, promosi adalah usaha perusahaan untuk mempengaruhi dengan merayu (persuasive communication) calon pembeli, melalui pemakaian segala unsur acuan pemasaran (Assauri, 2004). Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh, dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas. Efektifitas pemasaran suatu perusahaan sangat dipengaruh oleh sistem komunikasi pemasaran yang dilakukan. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 9 Semakin efektif komunikasi yang dilakukan maka akan berbanding lurus dengan pemasarannya. Untuk melaksanakan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang disebut bauran komunikasi pemasaran/bauran promosi, yang terdiri atas lima cara komunikasi utama yaitu: periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan secara pribadi, dan pemasaran langsung (Koetler, 2005). 2.8.4.1.Iklan Kotler mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Koetler, 2005). Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk atau memicu penjualan yang cepat. Iklan dapat efisien menjangkau pembeli yang tersebar secara geografis. 2.8.4.2.Promosi Penjualan Menurut Stanton, promosi penjualan adalah sesuatu yang direncanakan untuk menambah dan mengkoordinasikan kegiatan penjualan personal dan periklanan yang meliputi kegiatan pameran di toko, pameran dagang, membagikan contoh/kupon-kupon “cent-off”/pembulatan harga ke bawah (Stanton, 1991 ). Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen, promosi perdagangan, promosi bisnis dan tenaga penjualan (Koetler, 2005). Promosi penjualan mempunyai sifat yang unik yaitu dapat menarik perhatian konsumen dan memberikan informasi yang dapat mendorong konsumen untuk membeli. Promosi penjualan memberikan insentif untuk menarik orangorang baru untuk mencoba, memberi imbalan kepada pelanggan setia, dan dapat menaikkan tingkat pembelian ulang orang yang sesekali menggunakan. Promosi penjualan sering menarik orang-orang yang beralih merek, yang terutama mencari harga murah, nilai yang baik, atau hadiah. Namun promosi penjualan tidak mungkin mengubah mereka menjadi pemakai yang setia. Kotler menjelaskan alat-alat promosi penjualan diantaranya mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, tawaran uang kembali, potongan harga, cinderamata, hadiah, hadiah berlangganan, pengujian gratis, garansi, promosi Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 10 bersama, promosi silang, pajangan di tempat pembelian, dan peragaan); promosi perdagangan (potongan harga, dana iklan dan pajangan, dan barang gratis); serta promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk perwakilan penjualan, dan iklan khusus). 2.8.4.3.Hubungan Masyarakat Hubungan masyarakat (Humas) dapat didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang sifat masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat. Hubungan masyarakat dapat membant untuk membentuk citra perusahaan atau produk. Hubungan masyarakat juga sangat efektif dalam membangun kesadaran dan pengetahuan merek serta berbiaya yang jauh lebih kecil daripada biaya iklan. Namun promosi melalui hubungan masyarakat memiliki tantangan dalam menciptakan berita atau acara yang dapat menarik perhatian khalayak. Alat-alat utama yang digunakan dalam humas pemasaran antara lain terbitan (brosur, artikel, berita berkala, majalah perusahaan), acara-acara (seminar, pameran dagang, konferensi berita, kompetisi, ulang tahun), pemberian dana sponsor, berita, ceramah, kegiatan layanan masyarakat, dan media identitas (logo perusahaan, brosur, bangunan, aturan berpakaian, dan lain-lain). 2.8.4.4.Penjualan Pribadi Penjualan pribadi atau personal selling adalah alat yang paling efektif pada tahap terakhir berupa proses pembelian, khususnya dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli (Koetler, 2005). Dalam operasinya personal selling lebih fleksibel dibandingkan dengan yang lain, ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan dapat secara langsung mengetahui keinginan, motif dan perilaku konsumen, dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen sehingga mereka langsung dapat mengadakan penyesuaian seperlunya. Terdapat tiga ciri khusus dari penjualan personal, yaitu: Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 11 a. Konfrontasi personal: mencakup hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara dua orang atau lebih. b. Mempererat: memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan hingga hubungan persahabatan. c. Tanggapan: membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga. 2.8.4.5.Pemasaran Langsung Pemasaran langsung atau direct marketing adalah penggunaan saluransaluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran. Saluran-saluran ini mencakup surat langsung, katalog, telemarketing, TV interaktif, kios, situs internet, dan peralatan bergerak (Koetler, 2005). Pemasaran langsung dapat menguntungkan penjual karena mereka dapat mengkhususkan dan menyesuaikan pesan-pesan penjualan mereka. Pemasaran langsung dapat membina hubungan yang berkesinambungan dengan masingmasing pelanggan. Namun ada beberapa kerugian dari pemasaran langsung, diantaranya kemungkinan terjadinya penipuan dan kecurangan, serta beberapa pelanggan menganggap pemasaran langsung sebagai gangguan (seperti telepon penjualan pada saat larut malam). 2.9 Hubungan Pemasaran dan Penjualan Fungsi penjualan dan pemasaran tidak dapat dan tidak boleh dipisahkan. Meski sekilas tampak satu, sebetulnya fungsi penjualan (sales) merupakan bagian dari pemasaran (marketing), tetapi tetap merupakan fungsi yang terpisah dalam konteks manusia di belakangnya. Sebaliknya sekalipun keduanya terpisah tetap mempunyai tujuan yang sama; menciptakan dan meningkatkan penjualan (Hardjo, 2014). Bagian pemasaran (marketing) cenderung berada di belakang meja dengan pemikiran-pemikiran yang membantu mempermudah penjualan, sedangkan penjualan (sales) berada di garis depan berhubungan dengan pembeli, pelanggan yang menjual kembali maupun konsumen langsung. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 12 2.10 Analisis Root Cause and Corrective Action Analisis RCCA merupakan seri dari tahapan untuk mengidentifikasi, mendeteksi penyebab dan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam suatu sistem. RCCA terbagi atas Root Cause Analysis (RCA) dan Corrective Action (CA). RCA adalah proses yang didesain untuk menginvestigasi akar masalah (root cause) dari suatu event/perihal. Dapat dikatakan, RCA sebagai alat yang didesain untuk mengidentifikasi apa, bagaimana, dan mengapa suatu hal dapat terjadi. Mengidentifikasi akar permasalahan adalah kunci untuk mencegah atau pun mengulangi hal yang sama terjadi lagi ( Tomić & Brkić, 2011). RCA mencakup 4 proses yang terdiri dari pengumpulan data, pemetaan faktor penyebab, identifikasi akar masalah, rekomendasi solusi dan implementasi. Pengumpulan data merupakan tahap mengumpulkan data-data terkait suatu event, sedangkan pemetaan data merupakan tahap di mana investigator mengorganisir dan mengklasifikasikan data yang telah dikumpulkan dalam suatu diagram. Umumnya diagram yang digunakan dalam tahap pemetaan data adalah diagram tulang ikan. Tahap selanjutnya adalah identifikasi akar masalah. Pada tahap ini investigator akan menelusuri diagram tulang ikan hingga ditemukan akar masalah. Pendekatan lain yang kerap kali digunakan adalah bertanya mengapa suatu proses dapat terjadi berulang kali hingga pertanyaan tersebut tidak dapat terjawab lagi (5 whys process). Tahap terakhir adalah memberikan rekomendasi agar hal ini dapat dicegah sehingga tidak terulang lagi ( Tomić & Brkić, 2011). Aksi korektif atau Corrective Action (CA) adalah aksi yang diambil oleh organisasi untuk mengeliminasi akar permasalahan dari suatu hal yang tidak sesuai untuk mencegah ketidaksesuaian berulang. Suatu CA hendaklah menentukan apa, oleh siapa, kapan, dan bagaimana aksi korektif harus dijalankan serta memprediksi hasil dan perbaikan dalam rentang waktu yang telah ditentukan (Ingram, 1997). Dalam menentukan CA, perlu diingat bahwa CA hendaklah mampu mengatasi akar masalah dan faktor lain yang ikut berkontribusi dalam menyebabkan masalah. Sebaiknya pihak-pihak yang akan terlibat nantinya ikut dilibatkan dalam mengembangkan CA. Selain itu, suatu CA hendaklah didesain agar mampu efektif dan efisien mengatasi akar masalah secara sistemik dan mampu Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 13 dikerjakan oleh sumber daya manusia yang tersedia di dalam organisasi ( Tomić & Brkić, 2011). Dalam mekanisme analisis RCCA, hendaklah diterapkan mindset IRIAA, yakni Issue & Root Cause, Implication, Action, Accountability. Penerapan pola piker ini diterapkan dalam menjawab pertanyaan berikut: 1.Isu kiritis apa yang menghambat organisasi mencapai tujuannya ? 2.Apa saja akar masalahnya ? 3.Dampak apa saja yang akan muncul ? Apa dampaknya terhadap tujuan organisasi ? Apa dampaknya terhadap strategi ? 4.Dengan memperrtimbangkan isu dan akar masalah, tindakan apa yang harus diambil ? 5.Siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tindakan ? Berikut ini adalah diagram alir analisis RCCA pada suatu perusahaan. Gambar 2.1. Diagram alir analisis RCCA (Perfomance Review Institute, 2006). Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 14 2.11 Prinsip Pareto (Lavinsky, 2014) Prinsip Pareto merupakan prinsip yang sangat penting dalam dunia bisnis. Pada tahun 1906, seorang berkebangsaan Italia, Vilfredo Pareto mengamati bahwa 80% dari tanah di Italia dimiliki oleh 20% populasi Italia. Lebih lanjutnya, Pareto menemukan bahwa pada umumnya terjadi distibusi 80/20 pada bidang lainnya. Sebagai contoh di bidang penjualan, 20% dari pelanggan umumnya merepresentasikan 80% sales perusahaan. Contoh lainnya, kita umumnya menghabiskan hanya 20% dari waktu yang kita miliki untuk menghasilkan 80% luaran. Oleh karena itu, prinsip pareto seringkali disebut sebagai prinsip 80/20. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS KalGen Lab (Kalbe Genomics Laboratory) 3.1. Sejarah dan Perkembangan Kalbe Genomics Laboratory (KalGen Lab atau disebut juga KalGen) adalah laboratorium farmakogenetik molekuler pioneer dan pertama di Indonesia dengan spesialisasi pemeriksaan pada bidang onkologi (kanker). KalGen Lab didirikan pada tahun 2009 di bawah naungan PT Bifarma Adiluhung, suatu anak perusahaan Kalbe Group yang berfokus pada pengembangan dan komersialisasi produk dan layanan inovatif di bidang bioteknologi. Gambar 3.1. Logo KalGen Lab [sumber: (Kalbe Genomics Laboratoy, 2013)] KalGen Lab telah mendapat ijin operasi dari Departemen Kesehatan pada pertengahan tahun 2009. Lebih lanjutnya, untuk memastikan kualitas dan mutu pelayanan, KalGen telah mendapatkan pengakuan dari berbagai lembaga internasional seperti UKNEQAS (United Kingdom National External Quality Assesment Scheme), EMQN (The European Molecular Genetics Quality Network) pada bidang genetik molekular, ESP (European Society of Pathology) pada pemeriksaan mutasi KRAS, ISO 15189 tentang kualitas manajemen mutu pelayanan jasa laboratorium (pada pemeriksaan mutasi EGFR dan KRAS). Hal ini menjadikan KalGen telah dianggap setara dengan laboratorium sejenis di negara maju seperti di Eropa dan Amerika. 3.2. Visi,Misi, dan Motto KalGen Lab Visi dari KalGen Lab adalah “to be global patient-oriented healthcare provider in genomic technology” yang bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia “menjadi 15 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 16 penyedia layanan kesehatan berbasis teknologi genomik yang berorientasi kepada kebutuhan pasien”. Untuk mencapai visi ini, KalGen Lab didukung dengan misi “to provide genomic technology for personalized medicine and better Health”. Dilihat dari visi dan misinya Kalgen Lab telah memposisikan dirinya menjadi suatu laboratorium farmakogenomik molekular dengan dedikasi untuk menyediakan layanan personalized medicine di Indonesia. KalGen Lab mempuyai motto: Know Your Genes, Take Control yang diartikan: dengan mengetahui gen kita masing-masing, kita dapat memiliki kendali yang lebih baik terhadap kualitas hidup kita masing-masing. 3.3 Lokasi KalGen Lab terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani no. 2 (Kompleks Bintang Toedjoe) Pulo Mas, Jakarta Timur, Indonesia-13210. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 17 3.4. Struktur Organisasi Struktur organisasi KalGen Lab dapat dilihat pada skema di bawah ini. PT Bifarma Adiluhung Recgenic Pharmametric Lab (PML) Innogene Kalbiotech (IGK) KalGen Lab Presdir Kepala Laboratorium Ahmad R. Utomo Quality Assurance / QA Camy Suryadi Technical Manager Marketing Manager Farid Sastranegara dr. Virgi Saputra Administrasi Product Executive Officer Lab Associate Manager Syahwan Lab Associates Officer Operasional Gambar 3.2. Struktur Organisasi KalGen Lab 3.4.1. Departemen Quality Assurance/QA Departemen QA dipimpin oleh seorang QA Manajer yang bertanggung jawab langsung kepada kepala laboratorium. QA di KalGen Lab terbagi atas bagian adminstrasi dan operasional. Bagian administrasi QA mempunyai fungsi dan tanggung jawab untuk Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 18 mengatur kurir, menerima sampel dan request form dari departemen sales, melakukan input database sampel ke dalam sistem, membuat dan mengatur dokumen terkait administrasi sampel, antara lain: hasil resmi pemeriksaan, tanda terima, dispatch order kurir. Bagian operasional QA mempunyai fungsi utama memastikan standar atau pedoman yang ada senantiasa berjalan dengan baik. Bagian ini bertugas memelihara dan mengembangkan sistem mutu di KalGen Lab. Sistem mutu yang dibuat telah memasukkan unsur-unsur ISO 15189 tentang kualitas sistem manajemen mutu laboratorium medis oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional﴿, standar pemeriksaan mutasi KRAS, EGFR, HER2 menurut UKNEQAS (United Kingdom National External quality Assesment Scheme), standar pemeriksaan mutasi EGFR menurut EMQN (The European Molecular Genetics Quality Network), dan standar pemeriksaan mutasi KRAS menurut ESP (European Society of Pathology). Pada umumnya bagian operasional QA bertanggung jawab dalam aspek: a. System Compliance Membuat Management Review, Audit Development baik internal audit maupun eksternal audit. b. Document Compliance / Document Control. Mengkaji dan menyetujui dokumen baru atau revisi pada dokumen lama. Kemudian melakukan sosialisasi dan distribusi terhadap pihak terkait. c. Penanganan keluhan dan investigasi masalah. Menindak lanjuti keluhan yang masuk dengan cara mengadakan investigasi masalah hingga ke root cause dan bersama pihak terkait membuat Corrective Action/Preventive Action (CAPA) d. Membuat survey kepuasan pelanggan secara berkala. e. Mengatur, mendaftarkan, dan menjadwalkan external assessment (contoh: assessment oleh UKNEQAS, dsb.). Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 19 3.4.2. Departemen Teknis Departemen Teknis dipimpin oleh seoranag manajer teknis yang langsung bertanggung jawab kepada kepala laboratorium. Pada umumnya departemen ini bertanggung jawab untuk memastikan setiap pemeriksaan yang dilakukan di KalGen Lab dilakukan dengan benar dan hasil pemeriksaan keluar sesuai dengan waktu yang dijanjikan. Secara khusus, tanggung jawab Departemen Teknik, meliputi: a. Memastikan semua teknis pekerjaan laboratorium telah dilakukan sesuai Standar Operational Procedure yang berlaku. b. Memastikan semua teknisi dan pihak yang terlibat dalam teknis telah mendapatkan pelatihan dasar terkait bidangnya dan mengerti proses, prinsip, dan metode pemeriksaan yang digunakan. c. Bekerja sama dengan bagian administrasi untuk memastikan data pasien sudah benar dan lengkap. d. Memastikan stock dan inventory serta segala fasilitas dan reagen yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan tersedia.. e. Mengajukan dan mengelola rencana pembelian (purchasing) ke departemen finance perusahaan induk. f. Melakukan kalibrasi alat secara berkala. g. Menghubungi vendor untuk melakukan perawatan berkala terhadap alat yang digunakan. h. Menjadi Liason Officer dan assisten dokter patologi di KalGen. i. Menyimpan dan mengelola dokumentasi dan sampel yang diperiksa di KalGen. 3.4.3 Departemen Marketing Departemen marketing merupakan departemen yang dipimpin oleh seoranag manajer marketing yang langsung bertanggung jawab kepada kepala laboratorium. Bagian marketing bertanggung jawab dan berfungsi untuk melakukan analisis kompetitor, membuat strategi marketing, membuat dan melaksanakan marketing plan, dan bersama dengan departemen Lab Associate mengadakan acara introduksi atau pun promosi produk KalGen Lab (contoh: Round Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 20 Table Discussion kepada dokter spesialis, event promosi pada komunitas penderita kanker, dsb.). Acara–acara ini diadakan untuk memperkenalkan dan mempromosikan jasa layanan KalGen kepada user. 3.4.4. Departemen Lab Associates (Sales) Departemen Lab Associates (LA) merupakan departemen penjualan/sales yang dipimpin oleh seoranag manajer LA yang langsung bertanggung jawab kepada kepala laboratorium. LA merupakan tenaga penjualan yang mewakili KalGen Lab di hadapan dokter, laboratorium, atau rumah sakit yang bekerja sama dengan KalGen. Pekerjaan dan tanggung jawab LA, antara lain: bertanggung jawab untuk mengedukasi dan meyakinkan dokter agar mengenal dan menggunakan jasa layanan pemeriksaan di KalGen Lab, membangun kerja sama dengan rumah sakit, dan menerima sampel yang masuk ke dalam KalGen Lab, mengajukan pemberian sponsorship bagi dokter pengguna jasa KalGen Lab untuk hadir di seminar atapun acara ilmiah dalam rangka meningkatkan awareness dokter pengguna terhadap personalized medicine ataupun produk pemeriksaan terkait dengan KalGen Lab. Dalam pelaksanaannya, departemen LA bersama dengan departemen marketing dapat mengadakan round table discussion yang membahas mengenai introduksi dan manfaat layanan pemeriksaan molekular yang tersedia di KalGen Lab dengan calon dokter pengguna atau pun dengan dokter pengguna yang ada saat ini. Pada tahap manajer di departemen ini, seorang manajer LA dituntut untuk mampu menganalisis dan mengerti mengenai sales perusahan. Kemampuan teknis yang dituntut dari seorang manajer LA, antara lain: mampu melakukan breakdown target, mengidentifikasi dokter user KalGen Lab, permasalahan yang terjadi di balik turunnya sales, kunci sukses peningkatan penjualan dari waktu ke waktu, mengayomi dan membimbing LA di bawahnya agar dapat berkembang, membuat dan menyetujui rencana kerja individu yang ada di departemennya, melaporkan kondisi sales perusahaan kepada kepala laboratorium, dsb. 3.4.5. Departemen Fungsional Lain Mengingat KalGen Lab merupakan perusahaan yang baru berdiri dan berada di bawah naungan PT. Bifarma Adiluhung, maka departemen fungsional Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 21 lain seperti Human Resource Department, General Affair, Finance, dsb. yang belum tersedia di struktur organisasi, menggunakan departemen yang telah wellestablished di PT Bifarma Adiluhung. Bagian Research And Development pada KalGen Lab memang tidak diperlukan karena KalGen Lab sendiri merupakan unit kormesialisasi dari hasil riset yang telah dilakukan oleh Stem Cell and Cancer Institute (SCI) . a. Departemen Finance Secara umum departemen Finance terbagi atas sub-departemen finance dan accounting. Departemen ini bertanggung jawab dalam mengatur cash flow perusahaan, memproyeksikan cash flow perusahaan ke depannya, membuat financial statement, memproyeksikan financial risk, menghitung dan mengurus pajak perusahaan, dsb. Sub departemen Finance merupakan departemen yang berfungsi untuk melakukan rutinitas terkait dengan bank dan klien perusahaan (membuat invoice terhadap klien perusahaan, mencatat invoice ini pada log book, mem-follow up klien terkait pembayaran invoice yang ditagihkan, hingga mencetak tanda terima invoice), dan mengatur uang masuk dan uang keluar perusahaan. Sub departemen Accounting merupakan departemen yang bertugas membuat dokumentasi laporan ekonomi perusahaan, mencakup: financial highlight (laporan yang berisi produk apa saja yang terjual (variants report), rangkuman kondisi keuangan perusahaan (executive summary), net sales, net profit/loss, cash management setiap bulan, dan isu penting lain terkait akuntasi perusahaan), settlement report, dsb. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 22 3.5. Alur Pemeriksaan Sampel di KalGen Lab Berikut ini adalah alur pemeriksaan sampe di KalGen Lab. Gambar 3.3. Diagram Alur Pemeriksaan Sampel di KalGen Lab Sebagai catatan, request form dapat diisi oleh pihak rumah sakit/ dokter yang telah bekerja sama dengan KalGen atau diisi oleh Lab Associates KalGen berdasarkan surat permintaan dari dokter yang mengirim sampel. 3.6. Layanan Pemeriksaan KalGen Lab KalGen Lab adalah laboratorium yang bergerak di bidang pelayanan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular, dengan komitmen turn around time atau lama pemeriksaan sejak sampel diterima oleh KalGen hingga keluarnya hasil pemeriksaan adalah selama 7 hari. Beberapa bentuk layanan pemeriksaan farmakogenetik molekular yang tersedia di KalGen Lab dapat dilihat dalam tabel 3.1. Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 23 Tabel 3.1. List Layanan Pemeriksaan di KalGen Lab No Jenis Layanan Pemeriksaan Fungsi 1 KRAS Mutation Test Prediktif terapi cetuximab (Erbitux®) untuk kanker kolorektal 2 Prediktif terapi temozolomide (Temodal®) MGMT Methylation test untuk glioblastoma 3 EGFR (IHC) Prediktif terapi nimotuzumab (TheraCIM®) untuk kanker kepala & leher 4 Prediktif terapi gefitinib (Iressa®) dan EGFR Mutation test erlotinib (Tarceva®) untuk kanker paru NSCLC 5 Prediktif terapi trastuzumab (Herceptin®) HER 2 CISH ( Dual Color ) untuk kanker payudara 6 ER, PR, HER 2 ( IHC) Prediktif terapi antihormonal dan trastuzumab (Herceptin®) dan prognostik kanker payudara 7 ER, PR, HER 2 (IHC) + 1/2/3 markers Prediktif terapi dan prognostik kanker payudara 8 Ki67 (IHC) atau Her2 (IHC) atau p53 Prediktif terapi dan prognostik kanker (IHC) atau cathepsin D (IHC) atau pada payudara topoisomerase 2 alpha (IHC) atau ER (IHC) atau PR (IHC) 9 BRAF mutation Test Prognostik pada kanker kolorektal dan kanker tiroid jenis papilar 10 HLA Genotyping Prognostik kesuksesan transplantasi organ dan transplantasi sumsum tulang/stem cell 11 MammaPrint (70-gene microarray) Prognostik dan prediktif kemoterapi kanker payudara 12 p16 IHC Prognostik pada kanker kepala dan leher 13 Paket p16 + EGFR IHC Prognostik pada kanker kepala dan leher 14 Paket co-testing KRAS & BRAF mutation test 15 Paket Prediktif terapi cetuximab dan prognostik pada kanker kolorektal co-testing KRAS & BRAF mutation test untuk pasien ASKES Prediktif terapi cetuximab dan prognostik pada kanker kolorektal Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 4 METODOLOGI TUGAS KHUSUS 4.1.Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus Tugas khusus dilaksanakan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker 6 Januari28 Februari 2014 di bagian Sales KalGen Laboratory. 4.2.Metodologi Tugas Khusus Data dalam tugas khusus ini dikumpulkan dari pangkalan data internal penjualan jasa pemeriksaan KalGen Laboratory pada tahun 2013. Data yang dikumpulkan kemudian diolah kembali menggunakan software hingga dihasilkan data grafik. Data grafik yang dihasilkan menggambarkan penjualan jasa pemeriksaan KalGen Laboratory pada tahun 2013 dalam beberapa parameter, antara lain: 1. Kinerja penjualan KalGen tahun 2013 2. Kontribusi produk terhadap penjualan 3. Kontribusi Lab Associates terhadap penjualan 4. Kontribusi bidang dokter user terhadap penjualan Data grafik ini kemudian dianalisis secara kualitatif dan dibahas bersama pembimbing di KalGen Laboratory untuk mencari isu kunci (key issue) dan akar permasalahan (root cause) yang terdapat dalam penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Laboratory pada tahun 2013. 24 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Departemen Penjualan/Sales KalGen Laboratory Di KalGen Laboratory, ujung tombak penjualan diserahkan pada departemen sales. Tenaga penjualan di KalGeb Laboratory disebut sebagai Lab Associate/ LA. Sebutan LA diberikan karena LA mewakili KalGen Lab di hadapan dokter, laboratorium, atau rumah sakit yang bekerja sama dengan KalGen. Terdapat 4 orang LA di KalGen Lab yang dipimpin oleh seoranag manajer LA. Tim LA di KalGen Lab bertanggung jawab dalam menjual produk jasa yang ditawarkan KalGen Lab tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, seperti Filipina. Sedikit banyak, seorang LA memiliki job description dan tanggung jawab yang mirip dengan medical representative (medrep). Perbedaanya ialah LA tidak menawarkan obat seperti medrep industri farmasi, tetapi LA memiliki tugas untuk mengedukasi, meyakinkan dokter agar mengenal, dan menggunakan jasa layanan pemeriksaan di KalGen Lab; membangun kerja sama dengan rumah sakit; dan menerima sampel yang masuk ke dalam KalGen Lab. Tantangan dengan menjadi seorang LA adalah untuk mampu menyampaikan pesan kepada dokter user pada tempat, waktu, dan orang yang tepat. Oleh karena itu salah satu kemampuan teknis yang harus dikuasai LA adalah kemampuan berkomunikasi dan kemampuan membaca situasi. Hal ini dikarenakan sikap LA mewakili pihak KalGen Lab di mata pengguna KalGen Lab. Pada tahap manajer di departemen ini, seorang manajer LA dituntut untuk mampu menganalisis dan mengerti mengenai sales perusahan. Kemampuan teknis yang perlu dimiliki oleh seorang manajer LA antara lain: analisis breakdown target, mengidentifikasi dokter user KalGen Lab, permasalahan yang terjadi di balik turunnya sales, kunci sukses yang peningkatan sales dari waktu ke waktu, mengayomi dan membimbing LA officer di bawahnya agar dapat berkembang, membuat dan menyetujui rencana kerja individu yang ada di departemennya, melaporkan kondisi sales perusahaan kepada kepala laboratorium, dsb. Dari uraian 25 Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 26 di atas, dapat disimpulkan tugas dan tanggung jawab manajer LA telah sesuai dengan fungsi manajemen penjualan. Dalam rangka Praktek Kerja Profesi Apoteker, dan mempelajari fungsi kontrol manajer penjualan, penulis diberikan kesempatan untuk melakukan analisis root cause pada penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Laboratory tahun 2013. Analisis root cause ini terbagi dalam beberapa tahap, yakni: tahap pengumpulan data, pemetaan faktor penyebab, identifikasi akar masalah, rekomendasi solusi dan implementasi. Pengumpulan data dalam tugas khusus ini dilakukan dengan cara mengolah pangkalan data penjualan jasa laboratorium farmakogenetik molekular di Kalbe Genomics (KalGen) Laboratory selama tahun 2013 menggunakan software hingga dihasilkan data grafik yang menunjukkan penjualan jasa pemeriksaan KalGen Laboratory pada tahun 2013 dalam beberapa parameter, antara lain: 1. Kinerja penjualan produk KalGen Laboratory tahun 2013 2. Kontribusi produk terhadap penjualan 3. Kontribusi Lab Associates terhadap penjualan 4. Kontribusi bidang dokter pengguna terhadap penjualan Parameter-parameter ini dipilih sebagai sistem kontrol penjualan karena mencerminkan hasil akhir, seperti: volume penjualan yang diwakili oleh parameter kontribusi produk terhadap penjualan, penetrasi pasar yang diwakili oleh parameter kontribusi bidang dokter pengguna terhadap penjualan, dan pencapaian kuota penjualan yang diwakili oleh kinerja penjualan produk sepanjang tahun 2013. Adapun parameter kontribusi produk terhadap penjualan berfungsi untuk mengidentifikasi produk terlaris dan profil penjualan berdasarkan produk pada tahun 2013. Parameter kontribusi LA terhadap penjualan berfungsi sebagai salah satu acuan dalam menilai kinerja LA sepanjang tahun 2013. Masing-masing parameter ini kemudian dianalisis secara kualitatif dan dibahas bersama pembimbing di KalGen Laboratory untuk mencari isu kunci (key issue) dan mengidentifikasi akar penyebab (root cause) yang terdapat dalam penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Laboratory pada tahun 2013. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 27 5.2. Kinerja Penjualan KalGen Laboratory tahun 2013 Sesuai dengan judulnya, data kinerja penjualan jasa laboratorium farmakogenetik molekular di KalGen Laboratory pada tahun 2013 menggambarkan kinerja tim LA dalam mencapai target sales yang telah ditentukan oleh perusahaan. Kinerja ini diukur dalam persentase pencapaian realisasi sales terhadap target sales. Oleh karena itu, data ini dapat dikatakan sebagai rapor tim sales bagi perusahaan, terutama bagi pihak manajemen dan dapat menjadi salah satu acuan bagi manajer penjualan untuk menilai kinerja LA yang berada di bawahnya. Adapun, penjualan (sales) jasa laboratorium farmakogenetik molekular di KalGen Laboratory selama tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.1. Penjualan Jasa Pemeriksaan KalGen Laboratory tahun 2013 Bulan Realisasi terhadap Target (%) Januari 88,2 Februari 108,3 Maret 92,1 April 72,0 Mei 45,4 Juni 52,2 Juli 66,0 Agustus 56,2 September 64,9 Oktober 62,4 November 45,66 Desember 96,6 Dari tabel di atas dapat terlihat fluktuasi pencapaian realisasi sales terhadap target sales KalGen Laboratory pada tahun 2013. Fluktuasi ini salah satunya disebabkan adanya kenaikan target sales April hingga November 2013 yang tidak diimbangi dengan naiknya realisasi sales pada periode yang sama. Hal ini disebabkan terdapat masalah logistik pada rumah sakit sehingga rumah sakit di luar Jakarta (terutama rumah sakit di wilayah Kalimantan dan Sumatera) yang telah menjalin kerja sama tidak dapat mengirim sampel kepada KalGen karena tidak terdapat LA yang beroperasi pada area rumah sakit tersebut. Perlu diingat kembali, membangun infrastruktur logistik termasuk bagian dari tanggung jawab LA, yakni Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 28 menerima sampel yang masuk ke KalGen Lab. Saat ini, hanya terdapat 4 orang LA dalam departemen sales yang menangani wilayah Indonesia di mana terdapat 2 orang LA yang menangani wilayah Jakarta dan sekitarnya, 1 orang LA menangani wilayah Semarang dan Yogyakarta, dan 1 orang LA menangani wilayah Indonesia Timur. Oleh karena itu, penulis mengusulkan agar jumlah LA pada departemen sales untuk ditambah sehingga terdapat orang yang dapat menangani wilayah Indonesia Barat dan Kalimantan. 5.3. Kontribusi Produk Terhadap Sales Pada tahun 2013, KalGen Lab memiliki produk fokus (produk yang diutamakan untuk dipasarkan) berupa jasa pemeriksaan molekular untuk mutasi Endothelial Growth Factor Receptor (EGFR), mutasi K-RAS, immunohistokimia ER/PR/HER2, dan pemeriksaan molekular untuk gen BCR-ABL. Selain produk fokus, terdapat juga produk pemeriksaan lainnya yang ikut berkontribusi terhadap sales KalGen Laboratory pada tahun 2013. Kontribusi produk jasa laboratorium farmakogenetik molekular terhadap penjualan (sales) di KalGen Laboratory selama tahun 2013 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. BCR-ABL EGFR mutasi ER/PR/HER2 KRAS mutasi Other KRAS-BRAF CISH HER2 EGFR IHC HLA Typing MGMT mutasi MSI Mutasi Gambar 5.1. Kontribusi produk terhadap sales KalGen Lab tahun 2013. [sumber: dokumen pribadi] Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 29 Dari gambar 5.1. dapat terlihat produk fokus sangat mendominasi sales, yakni sebesar 90%. Rinciannya adalah sebagai berikut: penjualan produk jasa pemeriksaan EGFR mutasi sebesar 63%, KRAS mutasi sebesar 10%, pemeriksaan ER/PR/HER2 dan derivatnya sebesar 13%, dan BCR-ABL sebesar 4%. Untuk memberikan gambaran produk fokus, maka profil singkat masing-masing produk fokus dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini. Tabel 5.2. Profil Singkat Produk Fokus KalGen Lab Nama Produk Metode Pemeriksaan Sampel yang Jenis Kanker yang diderita dibutuhkan Mutasi EGFR yang disarankan Blok NSCLC / Non Small Cell Mutasi EGFR + Lung Cancer Tyrosine Kinase Ekstraksi DNA, PCR Parrafin Hi Resolution Melting mengandung dan genotyping untuk spesimen tumor Inhibitor, seperti: mendeteksi mutasi pada pasien gefitinib atau exon 19 dan 21 EGFR IHC Obat erlotinib Glioma, Head and Neck EGFR IHC + mengandung Cancer, TheraCIM® spesimen tumor Colorectal cancer, and pasien Renal,Bladder,Panceratic, Immunohistochemistry/ Parrafin IHC Blok Lung Cancer, [Nimotumab] Ovarian,Cervical,Gastric, Esophagus,Breast, Prostate Cancer, BCR ABL [kualitatif, kuantitatif, mutasi] dan RT PCR konvensional Darah tepi vena Chronic [kualitatif], Real Time 6cc Leukimia Quantitave dalam PCR [ kuantitatif], pasien Myelogenic Glivec® [Imatinib], mutasi + Nilotinib vacutainer EDTA yang diterima KalGen dalam waktu dan 36jam disimpan pada suhu 4-8oC Mutasi KRAS Ekstraksi DNA, PCR Parrafin Hi Resolution Melting mengandung Blok Metastatic Colon Cancer Erbitux® dan genotyping untuk spesimen tumor [Cetuximab] mendeteksi mutasi pada pasien Panitumumab kodon 12 dan 13 Mutasi KRAS [-] kombinasi atau dengan kemoterapi FOLFIRI HER2 dan derivatnya IHC Parrafin Blok Breast Cancer mengandung HER2 positive amplified ® [ ER/PR/p53, spesimen tumor Herceptin Ki67] pasien [Trastuzumab] Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 30 5.4. Kontribusi Lab Associates terhadap Sales Seperti yang telah diuraikan sebelumya, dalam departemen sales di KalGen Lab terdapat 4 orang Lab Associates (LA) ditambah 1 orang manajer LA. Saat ini, tim LA tersebar berdasarkan area penjualan masing-masing. Pada awal tahun 2013, hanya terdapat 3 orang LA, memasuki bulan April, masuk 1 orang LA sehingga jumlah total LA menjadi 4 orang. Adanya tambahan personil, dapat membuat seorang LA (MYO) yang tadinya merangkap memengang posisi LA kosong (vacant/vct) dan areanya, dapat terfokus untuk memegang posisi vct saja. Untuk menjaga privasi, maka 4 orang LA ini diberikan kode sebagai berikut: YSH, IMP, PWT, MYO. Adapun grafik kontribusi LA terhadap sales dapat dilihat pada gambar di bawah ini: YSH 25% VCT 26% IMP 26% PWT 11% MYO 12% Gambar 5.2. Kontribusi LA terhadap sales KalGen Lab tahun 2013. [sumber: dokumen pribadi] Dari grafik di atas, terlihat kontribusi PWT tidak sebanding dengan temantemannya yang menunjukkan sales di area yang ia pegang belum tergali maksimal dan dapat dikembangkan lagi. 5.5. Kontribusi bidang dokter pengguna terhadap sales KalGen Lab. tahun 2013 Pada umumnya pengguna layanan pemeriksaan di KalGen Lab. adalah dokter spesialis yang menangani pasien kanker. Oleh karena itu, penting bagi pihak Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 31 KalGen untuk mampu mengidentifikasi bidang kekhususan dokter penggunanya. Hasil identifikasi ini akan membantu KalGen untuk mengetahui bidang dokter spesialis penggunanya dan produk yang umumnya digunakan oleh penggunanya. Ada pun grafik kontribusi spesialisasi dokter pengguna terhadap penjualan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Kontribusi spesialisasi dokter pengguna terhadap penjualan (%) 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 49,26 30% 20% 10% 0,82 0,08 0,09 2,59 5,00 0% 0,31 6,15 20,54 15,17 Gambar 5.3. Kontribusi bidang dokter pengguna terhadap sales KalGen Lab tahun 2013. [sumber: dokumen pribadi] Mengingat dokter spesialis bedah dan dokter spesialis penyakit dalam memilki sub-spesialis, maka dari 20,54% kontribusi dokter spesialis bedah terhadap sales masih terbagi atas: 54,84% sub-spesialis B. Onk./bedah onkologi ; 21,3% spesialis bedah; 14,8% sub-spesialis B-KBD/bedah digestif; 8,64% subspesialis BS/bedah syaraf; 0,43% sub-spesialis BTKV/bedah toraks kardiovaskular. Visualisasi grafik sales share sub spesialis bedah dapat dilihat pada gambar 5.4. di halaman berikutnya. Hal yang sama juga berlaku bagi dokter spesialis penyakit dalam di mana dari 15,17%. kontribusi dokter spesialis penyakit dalam terhadap sales masih terbagi atas: 51,75% sub-spesialis (K) HOM/ Konsulen Hemato Onkologi Medik; 42,93% spesialis penyakit dalam; 1,52% (K) P/ subspesialis paru, dan 3,81% (K)GH/Gastro Hepatik. Visualisasi grafik sales share sub spesialis penyakit dalam dapat dilihat pada gambar 5.5. di halaman berikutnya. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 32 0,43% 21,30% 14,80% 8,64% 54,84% Sub-Spesialis B-KBD Sub-Spesialis B onk Sub-Spesialis BS Spesialis Bedah Sub-Spesialis BTKV Gambar 5.4. Kontribusi sub spesialis bedah terhadap 20,54% sales KalGen Lab tahun 2013. [sumber: dokumen pribadi] 42,93% 51,75% 1,52% 3,81% KHOM KGH KP PD Gambar 5.5. Kontribusi sub spesialis penyakit dalam terhadap 15,17% sales KalGen Lab tahun 2013. [sumber: dokumen pribadi] Dari uraian-uraian di atas, dapat diidentifikasi bahwa sebagian besar dokter pengguna jasa laboratorium KalGen Laboratory merupakan dokter spesialis paru, dokter spesialis bedah (khususnya spesialis bedah umum dan sub-spesialis bedah onkologi), dan dokter spesialis penyakit dalam (khususnya sub-spesialis hematologi onkologi medik dan spesialis penyakit dalam). Setelah dilakukan pengecekan terhadap pangkalan data penjualan pada tahun 2013, diketahui pada umumnya dokter spesialis paru menggunakan jasa pemeriksaan mutasi EGFR, sedangkan doker spesialis bedah dan bedah onkologi menggunakan jasa pemeriksaan immunihitstokimia ER/PR/HER2, CISH Her2, dan mutasi KRAS. Dokter spesialis Penyakit Dalam umumnya menggunakan jasa pemeriksaan mutasi EGFR, KRAS, dan BCR-ABL. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 33 5.6. Isu kunci pada penjualan jasa KalGen Laboratory tahun 2013 Dari empat parameter di atas, dan berdiskusi dengan pembimbing di KalGen Laboratory, penulis mencoba menarik benang merah yang menjadi isu kunci penjualan jasa pada KalGen Laboratory pada tahun 2013. Benang merah yang disimpulkan adalah penjualan jasa pemeriksaan molekular non EGFR mutasi belum berkembang dengan baik. Hal ini terlihat pada pada grafik kontribusi produk terhadap penjualan, dan hasil identifikasi bidang spesialisasi dokter penggunan jasa layanan jasa KalGen Lab. Selain isu kunci di atas, terdapat isu lain berupa kurang tergalinya potensi penjualan jasa KalGen di wilayah Indonesia Barat dan Kalimantan, dan wilayah yang dipegang oleh PWT. 5.7. Identifikasi Akar Masalah (Root Cause) Setelah disimpulkan isu kunci pada penjualan jasa pemeriksaan molekular KalGen Laboratory, maka dimulai proses identifikasi akar masalah. Identifikasi akar masalah dilakukan dengan menggunakan metode 5whys process, dan dimulai dari pertanyaan, T: Mengapa penjualan jasa pemeriksaan molekular non EGFR mutasi belum berkembang dengan baik ? J: Karena LA terfokus memasarkan produk pemeriksaan molekular EGFR mutasi T: Mengapa LA terfokus memasarkan produk ini ? J: Karena nilai sales in value pemeriksaan molekular EGFR mutasi yang besar dan akses terhadap pemeriksaan ini dipermudah dengan adanya kerja sama berupa voucher dari industri Farmasi untuk pemeriksaan ini. T: Mengapa akses terhadap voucher dari industri Farmasi untuk pemeriksaan EGFR mutasi pada tahun 2013 lebih mudah ? J: Karena pada tahun 2013, studi IGNITE diadakan. (studi IGNITE adalah studi yang bertujuan untuk intervensi diagnostik, internasional, multicenter dan studi non-komparatif dari mutasi EGFR pada pasien Non Small Cell Lung Cancer dengan atau tanpa adenokarsinoma jaringan di wilayah Asia Pasifik dan Rusia. ) Dari pola pemikiran di atas, diambil kesimpulan akar permasalahan penjualan jasa pemeriksaan molekular non EGFR mutasi belum berkembang dengan baik karena besarnya nilai sales in value pemeriksaan molekular EGFR Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 34 mutasi yang besar sehingga LA terfokus memasarkan produk pemeriksaan molekular EGFR mutasi. Hal ini didukung dengan adanya contributing cause seperti adanya studi IGNITE pada tahun 2013 yang memudahkan akses voucher kerja sama dengan industri farmasi yang mau menanggung biaya pemeriksaan molekular mutasi EGFR dengan persyaratan tertentu. Implikasi lain dari terfokusnya LA memasarkan produk pemeriksaan molekular EGFR mutasi adalah kurangnya RTD pada dokter spesialis non paru, selain itu, dapat diprediksi ketika kuota pasien untuk studi IGNITE telah mencukupi, maka KalGen Lab dapat kehilangan sales pada pemeriksaan EGFR mutasi. 5.8. Rekomendasi Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab dan akar permasalahan, dan setelah berdiskusi dengan pembimbing, maka penulis merekomendasikan agar KalGen Lab. melakukan hal-hal sebagai berikut: a. KalGen Lab. melakukan penambahan jumlah personil LA untuk ditempatkan di wilayah Indonesia Barat dan Kalimantan. b. Departemen sales mengadakan dan meningkatkan jumlah round table discussion untuk fokus produk non EGFR mutasi. c. Berdasarkan hasil identifikasi dokter pengguna layanan pemeriksaan molekular di KalGen Lab, maka disarankan bagi departemen sales untuk mengembangkan pasar dan menawarkan layanan pemeriksaan KalGen Lab kepada dokter sub spesialis PD-HOM, PD, B, dan B. Onk, selain kepada dokter spesialis paru. d. Kinerja penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular di wilayah PWT masih dapat ditingkatkan sehingga sebaiknya saudara PWT dapat meningkatkan usahanya dalam meningkatkan penjualan jasa yang ditawarkan KalGen Lab di wilayahnya. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil root cause analysis pada Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT KalGen Lab. dalam konteks penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular di KalGen Lab. pada tahun 2013 disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Gambaran umum penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular di KalGen Lab. pada tahun 2013 adalah: a. Kinerja penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Laboratory mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2013. b. Penjualan jasa pemeriksaan molekular EGFR mutasi mendominasi penjualan dengan kontribusi terhadap total penjualan pada tahun 2013 sebesar 63%. c. Kontribusi PWT tidak sebanding dengan LA lainnya. d. Sebagian besar dokter pengguna jasa laboratorium KalGen Laboratory merupakan dokter spesialis paru, dokter spesialis bedah, dan dokter spesialis penyakit dalam. 2. Isu kunci dan akar penyebab dari penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular di KalGen Lab pada tahun 2013 sbb: a. Isu Kunci: Penjualan jasa pemeriksaan molekular non EGFR mutasi belum berkembang dengan baik pada tahun 2013. b. Akar penyebab: besarnya nilai sales in value pemeriksaan molekular EGFR mutasi yang besar sehingga LA terfokus memasarkan produk pemeriksaan molekular EGFR mutasi. Hal ini didukung dengan adanya contributing cause seperti adanya studi IGNITE pada tahun 2013 yang memudahkan akses voucher kerja sama dengan industri farmasi yang mau menanggung biaya pemeriksaan molekular mutasi EGFR dengan persyaratan tertentu. 6.2.Saran Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab dan akar penyebab, maka penulis menyarankan agar KalGen Lab melakukan hal-hal sebagai berikut: 35 Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 36 a. KalGen Lab. melakukan penambahan jumlah personil LA untuk ditempatkan di wilayah Indonesia Barat dan Kalimantan. b. Departemen penjualan KalGen Lab. mengadakan dan meningkatkan jumlah round table discussion untuk fokus produk non EGFR mutasi. c. Berdasarkan hasil identifikasi dokter pengguna layanan pemeriksaan molekular di KalGen Lab, maka disarankan bagi departemen sales untuk mengembangkan pasar dan menawarkan layanan pemeriksaan KalGen Lab kepada dokter sub spesialis PD-HOM, PD, B, dan B. Onk, selain kepada dokter spesialis paru. d. Penjualan jasa pemeriksaan farmakogenetik molekular KalGen Lab di wilayah PWT masih dapat ditingkatkan sehingga sebaiknya saudara PWT dapat meningkatkan usahanya dalam meningkatkan penjualan jasa yang ditawarkan KalGen Lab. di wilayahnya. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 DAFTAR PUSTAKA TOMIĆ, B., & BRKIĆ, V. S. (2011). Effective Root Cause Analysis And Corrective Action Process. Journla of Engineering Management and Competitiveness, 1(1/2), 16-20. Anderson, E., & Oliver, R. L. (1994, April). An Empirical Test of The Consequences of Behaviour-Based and Outcome-Based Sales Control System. Journal of Personal selling and Sales Management, 58, 53-67. Assauri, S. (2004). Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Challagalla, G. N., & Shervani, T. A. (1996, Januari). Dimensions and Type of Supervisory Control: Effects on Salesperson Perfomance and Satisfaction. Journal of Marketing, 60, 89-105. Cravens, D. W., Ingram, T. N., Laforge, R. W., & Young, C. E. (1993, Oktober). Behaviour-Based and Outcome Based Salesforce Control System. Journal of Marketing, 571, 47-59. Currie, B. (2010, October). Business Matter-Sales supervision and team development. Naeda Equipment Dealer, hal. 50. Currie, B. (2010, September). Bussiness Matter - Sales management effectiveness … it’s as clear asA, B, C, and D. NAEDA EQUIPMENT DEALER, p. 46. Hardjo, E. H. (2014, Januari 17). Mengharmoniskan Perpaduan Penjualan dan Pemasaran. Dipetik Mei 6, 2014, dari OkeZone.com: http://economy.okezone.com/read/2014/01/17/23/927502/mengharmonisk an-perpaduan-penjualan-dan-pemasaran Ingram, S. T. (1997, Mei). QS-9000 Corrective and Preventive Action System. Annual Quality Congress, 51(0), 463-469. Johnston, M., & Marshall, G. (2008). Sales Force Management. Mc. Graw-Hill. Kalbe Genomics Laboratoy. (2013). KalGen Labs. Dipetik Januari 20, 2014, dari Kalbe Genomics Laboratory: http://kalgenlab.wordpress.com/ Koetler, P. (2005). Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. 37 Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014 Universitas Indonesia 38 Maryanti, R. (2007). Tinjauan atas Struktur Pengendalian Intern Penjualan pada PT Coca-Cola Distribution Indonesia Sales Center Pasir Koja. Unikom, Akuntasi. Bandung: Unikom. Noor, N., Ameen, T., & Wahad, A. (2001). Determinant of Salesforce Perfomance. Journal Strategi Bisnis, 6, 67-80. Perfomance Review Institute. (2006). Root Cause Corrective Action Booklet. Pittsburgh, PA: Perfomance Review Institute. Stanton, W. J. (1991 ). Fundamentals of Marketing. McGraw-Hill. . Swastha, B. (2005). Manajemen Penjualan (12 ed.). Yogyakarta: Penerbit Liberty Yogyakarta. Universitas Indonesia Laporan praktek…, Donny Lukmanto, FFar UI, 2014