embriologi umum

advertisement
EMBRIOLOGI UMUM
BAB I
GAMETOGENESIS
Dr Mutiara Budi Azhar, SU ., MMedSc
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
GAMETOGENESIS
• Gametogenesis adalah konversi sel-sel benih menjadi gamet
pria dan gamet wanita
• Dalam persiapan untuk pembuahan, sel benih pria maupun
wanita mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan
kromosom maupun sitoplasma, dengan tujuan:
– Mengurangi jumlah kromosom dari jumlah diploid 46 (pada
sel somatik) menjadi jumlah haploid 23 (pada gamet).
– Mengubah bentuk sel-sel benih sebagai persiapan untuk
pembuahan.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
2
GAMETOGENESIS – Lanjutan 2
• Sel somatik manusia ada 23 pasang (jumlah kromosom
yang diploid): 22 pasang kromosom yang tepat sama
(autosom) + 1 pasang kromosom seks.
• Jika pasangan kromosom seks tersebut:
XX  wanita
XY  laki-laki
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
3
Kromosom Selama Pembelahan Mitosis
• Sebelum sebuah sel memasuki mitosis, masing-masing
kromosom melipatgandakan (replikasi) DNA-nya, menjadi
rangkap dua.
• Selama fase replikasi DNA ini, kromosom menjadi sangat
panjang, menyebar secara difus ke seluruh inti sel, dan
tidak dapat dikenali dengan mikroskop cahaya.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
4
Tahap-tahap pembelahan mitosis
• Profase
 Kromosom mulai bergelung, memendek, dan menebal.
 Setiap kromosom terdiri dari dua subunit sejajar (kromatid) yang
saling menyatu pada sebuah daerah menyempit milik bersama yang
disebut sentromer.
 Sepanjang masa profase, kromosom terus menebal, menjadi lebih
pendek dan lebih tebal.
• Prometafase
 kromatid menjadi mudah dibedakan.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
5
Tahap-tahap pembelahan mitosis – Lanjutan 2
• Metafase
Kromosom berderet pada bidang khatulistiwa dan
bentuk rangkapnya jelas terlihat.
Masing-masing dihubungkan oleh mikrotubulus
(gelendong mitosis) yang keluar dari sentromer ke
sentriol.
• Anafase
Sentromer pada setiap kromosom membelah, yang
diikuti dengan migrasi kromatid ke kutub-kutub
gelendong.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
6
Tahap-tahap pembelahan mitosis – Lanjutan 3
• Telofase
kromosom mengendorkan gelungannya dan menjadi
panjang, selubung inti terbentuk kembali, dan terjadi
pembagian sitoplasma.
Setiap sel anak menerima separuh dari semua materi
kromosom yang telah berlipat dua tersebut 
mempertahankan jumlah kromosom yang sama seperti sel
induknya.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
7
Gambar 1.1. Gambaran skematik dari pelbagai tingkatan pembelahan mitosis. Dalam
profase kromosom tampak sebagai benang yang tipis. Kromatid rangkap menjadi tampak
jelas sebagai satuan tersendiri pada tahap prometafase. Selama pembelahan anggotaanggota dari pasangan kromosom tidak pernah bergabung. Biru, kromosom dari ayah;
merah, kromosom dari pihak ibu.
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Pertama
• Sel-sel benih primitif wanita maupun pria (oosit primer dan
spermatosit primer) melipatgandakan DNA-nya sesaat sebelum
pembelahan meiosis pertama dimulai sehingga sel benih
mengandung dua kali lipat dari jumlah DNA yang normal, dan tiaptiap dari 46 kromosomnya merupakan suatu bentuk rangkap dua.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
9
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Pertama – Lanjutan 2
• Sifat khas pertama pembelahan meiosis pertama:
 Berpasangannya (sinapsis) kromosom-kromosom homolog, disebut
sebagai bivalen;
 Masing-masing kromosom mempunyai susunan rangkap dan
mengandung dua kromatid; setiap pasangan homolog terdiri atas 4
kromatid.
Pada pembelahan mitosis, kromosom-kromosom homolog tidak pernah
berpasangan.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
10
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Pertama – Lanjutan 3
• Sifat khas kedua pembelahan meiosis pertama:
 pertukaran silang dan meliputi saling tukar menukar
segmen-segmen kromatid di antara kedua kromosom
homolog yang berpasangan (bivalen) tersebut.
 Terbentuknya kiasma dan sekelompok gen dipertukarkan
di antara kromosom-kromosom homolog.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
11
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Pertama – Lanjutan 4
• Pada saat yang sama, pemisahan terus berlangsung, dan kedua
anggota dari setiap pasangan tersebut mengarah ke kumparan.
• Pada tahap-tahap selanjutnya setiap anggota tersebut bergerak
menuju ke kutub sel yang berlawanan.
• Pembelahan pertama selesai, setiap sel anak mengandung satu
anggota dari tiap-tiap pasangan kromosom (memiliki 23
kromosom bersusun ganda).
• Jumlah DNA pada setiap sel anak = jumlah DNA pada sel
somatik normal.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
12
Gambar 1.2. Gambaran skematik pembelahan mitosis pertama dan kedua. A. Kromosom-kromosom homolog saling mendekat
satu sama lain. B. Kromosom-kromosom homolog berpasangan, dan setiap anggota pasangan tersebut terdiri atas dua
kromatid. C. Kromosom-kromosom homolog yang berpasangan erat tersebut saling menukarkan fragmen-fragmen kromatid
(tukar silang). Perhatikan kiasma. D. Kromosom yang bersusun rangkap saling menjauhi. E. Anafase pada pembelahan
meiosis pertama. F dan G. Selama pembelahan meiosis yang kedua, kromosom-kromosom yang bersusun rangkap putus
pada sentromernya. Pada akhir pembelahan, kromosom di dalam tiap-tiap sel anak berbeda satu sama lain
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Ke-2
• Berbeda dengan pembelahan meiosis pertama, tidak terjadi sintesis
DNA pada tahap pembelahan selanjutnya.
• Dengan demikian, 23 kromosom bersusun ganda tersebut
membelah pada sentromer sehingga sel anak yang baru terbentuk
menerima 23 kromosom tunggal.
• Jumlah DNA pada sel yang baru adalah setengah jumlah DNA sel
somatik normal.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
14
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Ke-2 – Lanjutan 2
• Oleh karena itu, tujuan kedua pembelahan meiosis atau
pembelahan pematangan tersebut ada dua:
1. memungkinkan keanekaragaman (variabilitas) genetik melalui proses
tukar silang yang menciptakan kromosom-kromosom baru, dan
melalui distribusi acak kromosom homolog ke sel-sel anak,
2. memberikan pada setiap sel benih jumlah kromosom haploid dan
jumlah DNA separuh dari sel somatik normal (pembelahan meiosis
kedua).
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
15
Pembelahan Meiosis Ke-2 – Lanjutan 3
• Sebuah oosit primer akan menghasilkan empat sel anak, yang masingmasing mempunyai kromosom 22 + 1 X.
– Satu di antara keempat sel tersebut berkembang menjadi oosit matang;
ketiga sel lainnya, badan-badan kutub (polar bodies), hampir tidak
mendapatkan sitoplasma dan mengalami degenerasi dalam
perkembangan selanjutnya.
• Spermatosit primer menghasilkan empat sel anak; dua sel anak
mempunyai kromosom 22 + 1 X dan dua dengan kromosom 22 + 1 Y.
– Keempat sel anak ini berkembang menjadi gamet matang.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
16
Gambar 1.3. Gambaran skematik yang memperlihatkan peristiwa-peristiwa yang terjadi
sewaktu pembelahan pematangan pertama dan kedua. A. Sel benih primitif wanita (oosit
primer) hanya menghasilkan 1 gamet matang, oosit matang. B. Sel benih primitif pria
menghasilkan 4 spermatid, yang semuanya berkembang menjadi spermatozoa.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
17
Korelasi Klinik
• Pada pembelahan meiosis pertama kadangkala pemisahan tidak terjadi
(nondisjunction), dan kedua anggota pasangan tersebut sama-sama
menuju ke satu sel: satu sel menerima 24 kromosom, dan yang lain
menerima 22, bukannya menerima 23 kromosom seperti biasanya.
• Jika satu gamet yang memiliki 23 kromosom bersatu dengan gamet yang
mempunyai 24 atau 22 kromosom, hasilnya adalah seorang individu yang
mempunyai 47 kromosom (trisomi) atau 45 kromosom (monosomi).
• Nondisjunction bisa terjadi pada pembelahan meiosis sel benih pertama atau
kedua dan bisa mengenai kromosom yang manapun.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
18
Korelasi Klinik – Lanjutan 2
• Angka kejadian kelainan kromosom meningkat pada wanita
usia >35 tahun; kasus-kasus monosomi dan trisomi lebih
sering terjadi dan bisa mengenai kromosom seks maupun
autosom.
• Sindrom Down (Down Syndrome) adalah sebuah contoh trisomi
yang mempunyai sebuah ekstra kromosom 21 (Gambar 1.5).
Pada 80% kasus, cacatnya disebabkan oleh nondisjunction
kromosom dari ayah.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
19
Korelasi Klinik – Lanjutan 3
• Nondisjunction kromosom 21 terjadi pada mitosis
(nondisjunction mitosis) pada sebuah sel embrio selama
berlangsungnya pembelahan-pembelahan sel (mosaikisme);
Cirinya: beberapa sel mempunyai jumlah kromosom yang
abnormal dan sel-sel lainnya normal.
• Kadangkala, terdapat pecahan-pecahan kromosom, dan
potongan-potongan dari satu kromosom menempel ke
kromosom lainnya (Translokasi). Bila translokasi semacam
itu seimbang, orang-orang tersebut normal; bila tidak
seimbang, terjadi perubahan fenotip.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
20
Korelasi Klinik – Lanjutan 4
Contoh: translokasi tak seimbang antara lengan panjang
kromosom 14 dan 21 pada saat meiosis I dan II
menghasilkan gamet dengan satu ekstra copy kromosom 21
 dibuahi  menghasilkan etiologi yang lain untuk
sindrom Down.
• Translokasi sangat sering terjadi antara kromosom 13, 14,
15, dan 22 karena kromosom-kromosom ini berkelompok
pada meiosis.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
21
Gambar 1.4. Gambar skematik yang pembelahan meiosis normal (A). Nondisjunction pada
pembelahan meiosis pertama (B). Nondisjunction pada pembelahan meiosis kedua (C).
22
Mutiara
Budi
Azharseseorang penderita
Gametogenesis
Gambar
1.5.
Kariotip
trisomi 21 (panah), sindrom Down.
23
Korelasi Klinik – Lanjutan 5
• Sindrom cri-du-chat (tangisan seperti suara kucing) (5p): sebagian
kromosom 5-nya hilang disebabkan oleh pemecahan kromosom,
dan potongan-potongan tidak menempel pada kromosom lain
mengakibatkan trisomi parsial atau monosomi.
• Mutasi gen juga bisa terjadi dengan bertambahnya umur ibu dan
ayah dan bisa menghasilkan fenotip aberan.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
24
Korelasi Klinik – Lanjutan 6
• Akondroplasia: orang akan mempunyai tinggi
badan dan tungkai yang pendek; sebuah kelainan
dominan autosom yang diakibatkan oleh mutasi.
– Umur ayah yang tua merupakan sebuah faktor
penyokong bagi risiko terjadinya kelainan ini.
• Banyak kelainan kromosom mayor menimbulkan
aborsi spontan.
– Kelainan kromosom yang paling sering terjadi
pada abortus tersebut adalah trisomi 16, triploidi
(biasanya akibat fertilisasi sebuah telur oleh dua
sperma), dan 45, X.
25
Gambar 1.6.A. Ilustrasi untuk translokasi lengan panjang kromosom 14 dan 21 pada
sentromernya. Kehilangan lengan pendek tidak bermakna secara klinis, dan orang-orang ini
secara klinis normal, walaupun mereka beresiko lebih tinggi untuk mendapatkan keturunan
yang mengalami translokasi tak seimbang. B. Kariotip seorang individu yang mengalami
26
translokasi kromosom 21 ke kromosom 14, yang menghasilkan sindrom Down.
Perubahan Morfologi Selama Pematangan
SEL BENIH PRIMORDIAL
• Sel benih pria dan wanita matang adalah turunan
langsung dari sel benih primordial.
• Pada mudigah manusia sel benih premordial mulai
nampak di dinding kantung kuning telur pada akhir
minggu ke-3 perkembangan.
• Sel-sel ini berpindah seperti amuba dari kantung
kuning telur menuju ke gonad yang sedang
berkembang (kelenjar kelamin primitif), dan tiba di
sana pada akhir minggu ke-4 atau permulaan minggu
ke-5.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
27
Gambar 1.7. Gambar mudigah pada akhir minggu ke-3, memperlihatkan kedudukan sel
benih primordial di dinding kantung kuning telur, di dekat tempat perlekatan bakal tali pusat.
28
Oogenesis
Pematangan Pranatal
• Begitu tiba di kelenjar kelamin yang secara genetik wanita, sel-sel
benih primordial berdiferensiasi menjadi oogonia.
• Sel-sel ini mengalami sejumlah pembelahan mitosis dan,
menjelang akhir bulan ketiga, mereka tersusun dalam kelompokkelompok yang dkelilingi selapis sel epitel gepeng (sel folikel),
berasal dari permukaan yang membungkus ovarium.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
29
Pematangan Pranatal – Lanjutan 2
• Sebagian besar oogonia membelah terus dengan mitosis, beberapa
di antaranya berdiferensiasi menjadi oosit primer.
– Sel ini melipatgandakan DNA-nya dan memasuki tahap profase
pembelahan meiosis pertama.
• Menjelang bulan ke-5 perkembangan, jumlah keseluruhan sel
benih di dalam ovarium mencapai puncaknya (± 7 juta).
– Pada saat ini, mulai terjadi kematian sel, dan banyak oogonia maupun
oosit primer menjadi atretik.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
30
Pematangan Pranatal – Lanjutan 3
• Menjelang bulan ke-7, sebagian besar oogonia berdegenerasi,
kecuali beberapa yang letaknya dekat dengan permukaan.
– Semua oosit primer yang masih bertahan hidup sudah memasuki
pembelahan meiosis pertama, dan kini sebagian besar di antaranya
dikelilingi oleh selapis sel epitel gepeng.
• Sebuah oosit primer, bersama dengan sel epitel gepeng yang
mengelilinginya, dikenal sebagai folikel primordial.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
31
Gambar 1.8. Diferensiasi sel benih primordial menjadi oogonia mulai segera setelah mereka
tiba di ovarium. Menjelang bulan ke-3 masa perkembangan, beberapa oogonia menjadi oosit
primer yang masuk ke profase pembelahan meiosis pertama. Tahap profase ini dapat
berlangsung selama 40 tahun atau lebih dan baru akan selesai bila sel tersebut memulai
tahap pematangan akhirnya. Selama tahap profase ini, ia mengandung 46 kromosom
bersusun ganda.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
32
Oogenesis
Pematangan Pascanatal
• Menjelang saat kelahiran, semua oosit primer telah memulai
profase pembelahan meiosis pertama tahap diploten.
• Oosit primer tetap berada dalam tahap profase dan tidak
menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya sebelum mencapai
masa pubertas disebabkan oleh zat penghambat pematangan oosit
(PPO) yang dikeluarkan oleh sel folikuler.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
33
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 2
• Jumlah oosit primer pada waktu bayi lahir ±700.000-2 juta;
selama dua tahun masa kanak-kanak berikutnya, tinggal ±
40.000; sejak awal masa pubertas <500 yang akan mengalami
ovulasi sepanjang masa reproduksi seorang wanita.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
34
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 3
• Memasuki pubertas, 5-15 folikel primordial mulai mencapai
kematangan pada setiap daur ovarium.
• Oosit primer (tetap dalam tahap diploten) mulai membesar,
sementara sel folikuler yang mengelilinginya berubah bentuk dari
gepeng menjadi kuboid dan berproliferasi membentuk epitel
bertingkat (sel-sel granulosa).
– Folikel ini sekarang disebut folikel primer.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
35
Gambar 1.10. A. Gambaran skematis folikel primordial, terdiri atas satu oosit primer yang
dikelilingi selapis sel epitel gepeng. B. Dengan makin berlanjutnya pematangan folikel, sel
folikuler menjadi kuboid. Pada saat ini sel folikuler mulai mengeluarkan getah yang
membentuk zona pelusida, yang nampak sebagai permukaan yang tidak rata pada
permukaan oosit. C. Dalam proses pematangan selanjutnya, sel folikuler membentuk lapisan
bertingkat sel granulose di sekitar oosit, sehingga mengubah bentuk folikel primordial menjadi
folikel primer, dan zona pelusida menjadi berbatas jelas.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
36
Gambar 1.11. Gambaran skematis folikel yang sedang tumbuh menjadi matang. A. Oosit
yang dikelilingi oleh zona pelusida, terletak di tepi; antrum folikuli terbentuk karena
penggabungan ruang-ruang antar sel. Perhatikan susunan sel teka interna dan teka
eksterna. B. Folikel vesikuler atau folikel Graaf matang. Antrum sudah sangat besar, berisi
cairan folikel, dan dikelilingi lapisan sel granulose bertingkat. Oosit terbenam di dalam
sekelompok sel granulosa, yang dikenal sebagai kumulus ooforus.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
37
Gambar 1.12. Pematangan oosit. A. Oosit primer yang memperlihatkan kumparan pada
pembelahan meiosis pertama. B. Oosit sekunder dan badan kutub pertama. Perhatikan
bahwa membrane inti tidak ada. C. Oosit sekunder yang memperlihatkan kumparan pada
pembelahan meiosis kedua. Badan kutub pertama juga sedang membelah.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
38
A human ovum
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
39
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 3
• Sel granulosa terletak di atas suatu membran basalis yang
memisahkan mereka dari sel stroma sekelilingnya, yang disebut
teka folikuli.
• Sel-sel granulosa dan oosit mengeluarkan suatu lapisan
glikoprotein pada permukaan oosit yang dikenal sebagai zona
pelusida.
• Karena folikel terus berkembang, sel-sel teka folikel menjadi
tersusun menjadi satu lapisan dalam sel sekretorik (teka interna)
dan satu lapisan luar jaringan ikat yang mengandung sel-sel mirip
fibroblast (teka eksterna).
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
40
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 4
• Juga, tonjol-tonjol kecil sel folikuler yang menyerupai jari-jari
menjulur melintasi zona pelusida, saling terjalin dengan mikrovili
plasma oosit tersebut dan diperkirakan penting untuk
pengangkutan zat-zat dari sel folikuler menuju ke oosit.
• Perkembangan berlanjut terus, ruang-ruang yang terisi cairan
tampak di antara sel-sel granulosa, dan ruang-ruang ini saling
bergabung, disebut antrum, dan folikel ini disebut folikel
sekunder.
• Antrum berbentuk bulan sabit pada mulanya dan makin lama
makin membesar.
– Sel granulosa di sekitar oosit tetap utuh dan membentuk kumulus
ooforus.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
41
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 5
• Folikel, yang diameternya bisa 10 mm atau lebih, dikenal sebagai
folikel tersier, vesikuler, atau folikel de Graaf.
• Folikel ini dikelilingi oleh teka interna dengan sel-sel yang
mempunyai ciri khas sekresi steroid dan kaya pembuluh darah; dan
teka eksterna, yang berangsur-angsur menyatu dengan stroma
ovarium.
• Pada setiap daur ovarium, sejumlah folikel mulai berkembang,
tetapi biasanya hanya satu saja yang mencapai kematangan penuh,
yang lain berdegenerasi dan menjadi atretik.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
42
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 6
• Segera setelah folikel tersebut matang, oosit primer melanjutkan
pembelahan meiosis pertamanya, menghasilkan dua sel anak yang
tidak sama besarnya, masing-masing membawa 23 kromosom
bersusun ganda:
– Satu oosit sekunder, menerima seluruh sitoplasma; yang lain, badan
kutub pertama, praktis tidak memperoleh sitoplasma.
• Pembelahan meiosis pertama berlangsung sesaat sebelum ovulasi.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
43
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 7
• Setelah pembelahan pematangan pertama selesai dan sebelum inti
oosit sekunder kembali dalam stadium istirahatnya, sel memasuki
pembelahan pematangan kedua tanpa replikasi DNA.
• Pada saat oosit sekunder memperlihatkan pembentukan kumparan
dengan kromosom berjajar lurus pada sediaan metafase, terjadilah
ovulasi dan oosit dilontarkan dari ovarium.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
44
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 8
• Pembelahan pematangan kedua hanya akan diselesaikan apabila
oosit dibuahi; jika tidak, sel akan berdegenerasi kurang lebih 24
jam setelah ovulasi.
• Badan kutub pertama bisa mengalami pembelahan kedua atau
tidak, tetapi pernah ditemukan sel telur yang telah dibuahi disertai
oleh tiga buah badan kutub.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
45
Spermatogenesis
• Spermatogenesis adalah semua peristiwa yang berlangsung pada saat
perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa.
• Pada pria, diferensiasi sel benih primordial dimulai pada masa
pubertas (pada wanita, proses ini mulai in utero pada bulan ke-3
perkembangan).
• Pada saat lahir, sel benih pada laki-laki merupakan sel yang besar,
pucat, dikelilingi sel penunjang di dalam tali benih testis.
• Sel penunjang ini berasal dari epitel permukaan kelenjar testis seperti
sel folikuler dan menjadi sel sustentakuler atau sel sertoli.
• Sesaat sebelum masa pubertas, tali benih menjadi berongga dan
menjadi tubuli seminiferi (tunggal: tubulus seminiferus)
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
46
Gambar 1.13. A. Potongan melintang melalui tali benih primitif pada seorang neonatus lakilaki, yang memperlihatkan sel-sel benih primordial dan sel penunjang. B dan C. Dua segmen
tubuli seminiferi pada potongan melintang. Perhatikan berbagai tingkatan dalam
spermatogenesis.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
47
Spermatogenesis – Lanjutan 3
• Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonia, yang
terdiri dari dua jenis:
– spermatogonia jenis A, yang membelah secara mitosis
untuk terus-menerus menyediakan sel induk,
beberapa sel jenis A meninggalkan populasi sel induk dan
berkembang menjadi generasi spermatogonia berikutnya, yang lebih
terdiferensiasi daripada generasi sebelumnya;
– spermatogonia jenis B, yang selanjutnya mengalami
mitosis, sehingga terbentuklah spermatosit primer.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
48
Spermatogenesis – Lanjutan 4
• Spermatosit primer kemudian memasuki masa profase yang
panjang (22 hari), diikuti dengan selesainya meiosis I dengan cepat
dan pembentukan spermatosit sekunder.
• Spermatosit sekunder membentuk spermatid pada pembelahan
meiosis kedua.
– Spermatid mengandung jumlah haploid 23 kromosom.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
49
Spermatogenesis – Lanjutan 5
• Dari saat sel jenis A meninggalkan populasi sel induk sampai ke
pembentukan spermatid, sitokinesis tidak selesai sehingga generasigenerasi sel berikutnya saling dihubungkan oleh jembatan-jembatan
sitoplasma.
• Dengan demikian, progeni dari satu spermatogonium jenis A
membentuk sebuah kelompok sel benih yang tetap saling menyatu di
sepanjang diferensiasi.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
50
Spermatogenesis – Lanjutan 6
• Spematogonia dan spermatid tetap tertanam di lekukan-lekukan selsel sertoli yang dalam di sepanjang masa perkembangan mereka.
• Dengan cara ini, sel-sel sertoli memberikan sokongan dan
perlindungan bagi sel-sel benih tersebut, ikut menunjang nutrisi
mereka, dan membantu dalam pelepasan spermatozoa matang.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
51
Gambar 1.14. Menggambarkan ilustrasi asal klon sel-sel benih pria. Hanya spermatogonia
jenis A yang paling primitif yang mengalami sitokenesis mengisi kembali populasi sel induk.
Begitu sel jenis A meninggalkan populasi sel induk, sel-sel dalam setiap pembelahan
berikutnya dihubungkan oleh jembatan sitoplasma sampai masing-masing sperma
dipisahkan dari badan sisa. Sebenarnya, jumah sel-sel yang saling dihubungkan ini jauh
52
lebih besar daripada yang digambarkan di dalam gambar ini.
Gambar 1.15. Gambaran skematik spermatogenesis pada manusia.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
53
Spermiogenesis
• Serangkaian perubahan yang menimbulkan transformasi spermatid
menjadi spermatozoa.
• Perubahan ini adalah:
– pembentukan akrosom, yang menutupi lebih dari setengah
permukaan inti;
– kondensasi inti;
– pembentukan leher, bagian tengah, dan ekor; dan
– peluruhan sebagian besar sitoplasma.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
54
Spermiogenesis – Lanjutan 2
• Pada manusia, waktu yang diperlukan oleh spermatogonium untuk
berkembang menjadi spermatozoa matang adalah sekitar 64 hari.
• Pada mulanya gerakannya lambat, namun spermatozoa
mendapatkan kemampuan gerak penuhnya di dalam epididimis.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
55
Gambar 1.16. Gambar-gambar skematik yang memperlihatkan tahap-tahap penting dalam
transformasi spermatid manusia menjadi spermatozoon.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
56
A mature human Spermatozoon
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
57
Gambar 1.17. Pembesaran tinggi sebuah sel Sertoli, yang memperlihatkan hubungannya
dengan sel-sel benih. Spematosit dan spermtid dini menduduki lekukan-lekukan di aspek
basal sel Sertoli, sementara spermatid tua terletak di lekuk-lekuk dalam di dekat apeks.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
58
Kaitan Klinis
• Pada manusia dan pada kebanyakan mamalia, satu folikel ovarium
kadangkala mengandung dua atau tiga oosit primer yang jelasjelas berlainan.
– Biasanya oosit-oosit ini mengalami degenerasi sebelum menjadi matang
atau bisa juga menghasilkan kembar dua/tiga.
• Pada kasus yang jarang, satu oosit primer mengandung dua atau
bahkan tiga nuklei.
– Tetapi oosit berinti dua atau tiga semacam itu, mati sebelum mencapai
kematangan.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
59
Kaitan Klinis – Lanjutan 2
• Spermatozoa abnormal sering terlihat; hingga 10% dari semua
spermatozoa ternyata jelas mengalami cacat.
– Kepala, juga ekor, bisa abnormal; spermatozoa bisa berbentuk raksasa
atau kerdil, dan kadangkala mereka bergabung menjadi satu.
• Sperma dengan kelainan morfologi mempunyai motilitas yang
abnormal dan mungkin tidak membuahi oosit.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
60
Gambar 1.18. Gambar-gambar sel benih abnormal pada wanita dan pria. A. Folikel
primordial dengan dua oosit. B. Oosit berinti tiga. C. Berbagai jenis spermatozoa abnormal.
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
61
Thank you very much for your kind attention
Mutiara Budi Azhar
Gametogenesis
62
Download