Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 TRAGEDI BERDARAH DI CHICAGO: STUDI KASUS AKSI PEMOGOKAN BURUH PABRIK ALAT PENUAI DAN PELEMPARAN BOM DI KANTOR KEPOLISIAN CHICAGO TAHUN 1886 Oleh: IG. Krisnadi* Abstract: Drawing upon mainly only secondary historical sources, this article discusses strike and protest actions breaking out among the factory workers in Chicago. It is concluded that the actions closely related to the socialist movement in Chicago, the rising socio-economic pressures stemming from the depression and exploitative practices. The failure of the actions led to the establishment of the more organized United States Workers Federation. Keywords: Buruh pabrik, pemogokan, Chicago 1. Pendahuluan Kaum imigran dari negara-negara di Eropa yang memasuki Amerika Serikat pada tahun 1880-an menunjukkan angka signifikaan. Pada tahun 1883, jumlah imigran Eropa yang memasuki negeri ini tercatat 603.322 jiwa, tahun 1884 sebanyak 518.592 jiwa dan pada tahun 1885 sejumlah 395.346 jiwa. 1 Motif utama mereka datang ke Amerika Serikat untuk mencari pekerjaan, sehingga dengan masuknya kaum imigran Eropa sebanyak 1.517.260 jiwa (tahun 1883-1885) menimbulkan surplus tenaga kerja, dan kedatangan mereka menjadi ancaman serius bagi keberadaan kaum buruh Amerika Serikat pada umumnya dan kaum buruh di Chicago pada khususnya untuk mendapatkan pekerjaan. Angin liberalisme dan pemberlakuan prinsip “laissez-faire”2 di dalam dunia usaha mengantarkan para pengusaha Amerika Serikat hidup dalam * Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember. 1Richard B. Morris, Encyclopedia of American History (New York: Colombia University, 1953), hlm. 467. 2Prinsip laissez-faire beranggapan bahwa orang-orang kecuali para penjahat akan mampu menyelesaikan urusannya sendiri secara baik jika mereka dibiarkan untuk menuruti IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 70 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 suasana kemakmuran. Prinsip “laissez-faire” memberi kebebasan kepada seluruh rakyat Amerika Serikat dalam hal berusaha, berkompetisi, berkolusi atau bahkan saling bebas untuk “membunuh” lawan-lawan bisnis sesuai dengan pandangan mereka. Prinsip “laissez-faire” memberikan peluang baik bagi kaum pengusaha untuk memperkaya diri dengan mendirikan berbagai trus 3 seperti Standar Oil Company (John Rochefoller), United States Steel Corporation (J. Canergie), New York Central System (Vanderbilt), Daniel Drew of The Erie (Daniel Drew) yang mampu memonopoli pemasaran, sehingga mengakibatkan depresi ekonomi (1884-1887) yang selanjutnya menimbulkan keresahan sosial. Para pengusaha Amerika Serikat yang memegang teguh prinsip laissez-faire bagaikan baron yang merampok dengan tangannya yang merambat kemana-mana bagaikan tangan gurita yang siap menghisap “darah” masyarakat. Para pemuka agama pada 1880-an mengecam doktrin laissez-faire sebagai doktrin egois yang hanya mementingkan diri sendiri, jahat dan tidak bijaksana.4 Mc. Cornick adalah seorang industrialis Amerika Serikat berkebangsaan Yahudi sebagai pemilik Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago. Demi mendapatkan keuntungan yang besar, ia melakukan eksploitasi terhadap kaum buruh yang bekerja di pabrik tersebut dengan jam kerja panjang (10 jam kerja setiap hari) dan upah buruh rendah ($ 2 - $ 2,5 setiap kepentingan mereka sendiri. Mereka akan bekerja sama, saling berkompetisi atau menentang lawan-lawannya sesuai dengan pandangan mereka sendiri. Prinsip ini mempercayai bahwa bangkrutnya suatu perusahaan yang merupakan satu-satunya sumber penghasilan di dalam masyarakat, maka hal ini adalah pekerjaan sebenarnya dari hukum ekonomi atau merupakan resiko di dalam hukum ekonomi. Apabila suatu negara mengalami krisis ekonomi, maka hal ini sebagai produk hukum ekonomi. David Cushman Coyle, The United States Political System, diterjemahkan Aditiaman (Djakarta: tanpa badan penerbit, 1957), hlm. 125-126. 3 Trust merupakan kombinasi beberapa badan usaha yang bertujuan untuk memperoleh akumulasi kapital yang sebesar-besarnya. Tujuan itu dapat dicapai dengan melaksanakan penggabungan secara vertikal yang menyatukan berbagai taraf produksi di bawah satu pimpinan, atau melalui penggabungan secara horisontal yang menyatukaan semua atau banyak perusahaan yang sama ke dalam suatu monopoli. 4Carl N. Degler; Out of Our Past: The Forces That Shaped Modern America (New York: Harper & Brothers, Publishers, 1979), hlm. 342. IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 71 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 hari).5 Penghasilan yang diterima kaum buruh tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena naiknya semua harga kebutuhan hidup pada masa depresi ekonomi (1884-1887) sebagai akibat munculnya berbagai trust yang mampu memonopoli pemasaran. Dampak negatip doktrin laissez-faire ikut mengantar depresi ekonomi (1884-1887), dan surplus tenaga kerja terkait bertambah secara signifikan kaum imigran Eropa ke Amerika Serikat (1883-1885) serta praktek eksploitasi Mc. Cornick sebagai pemilik Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago terhadap para pekerjanya, semakin mempersulit kehidupan kaum buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago, dan selanjutnya akan menjadi “bom waktu” yang sewaktu-waktu akan menimbulkan berbagai keresahan di masyarakat. Kondisi semacam ini merupakan tempat persemaian subur bagi kaum sosialis-anarkis di Chicago untuk menyebarkan pengaruhnya. Pada tahun 1886, kelompok tersebut bekerja sama dengan Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada ikut terlibat dalam aksi pemogokan buruh Pabrik Alat-alat Penuai Chicago dan pelemparan bom di Kantor Kepolisian Chicago. Artikel ini mencoba merekonstruksi tragedi berdarah dalam aksi pemogokan buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago dan aksi pelemparan bom di Kantor Kepolisian Chicago tahun 1886 dengan menggunakan metode sejarah 6 yang “bertopang” pada kajian pustaka. Beberapa pokok permasalahan yang dibahas dalam kajian ini sebagai berikut: (1) gerakan serikat buruh radikal di Amerika Serikat sampai tahun 1886; (2) aksi pemogokan buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago tahun 1886; (3) aksi pelemparan bom di Kantor Kepolisian Chicago tahun 1886. A. Paradis, Labor in Action (New York: The New American History, 1966), hlm. 27. Sejarah memberikan “rambu-rambu” penelitian sejarah ilmiah berupa tahap-tahap kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) heuristik; (2) kritik sumber sejarah; (3) interpretasi; (4) historiografi. Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama). 5Adrian 6Metode IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 72 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 2. Gerakan Serikat Buruh Radikal Di Amerika Serikat Hingga 1886 Karl Marx sebagai salah seorang anggota Majelis Umum Internasional I dan duduk dalam komisi pengembangan organisasi merasa bertanggungjawab atas semakin melemahnya gerakan Internasional I akibat para anggotanya saling bertikai yang mengarah kepada perpecahan. Ia berusaha membangun kembali gerakan Internasional I dengan mengajak kepada para anggota Majelis Umum Internasional I untuk memindahkan markas besarnya dari London ke New York dengan harapan akan mampu mengembangkan gerakan Internasional I di Amerika Serikat. Gagasan tersebut mendapat persetujuan para anggota Internasional I, selanjutnya Markas Besar Internasional I dipindahkan dari London ke New York pada tahun 1872. Sejak pertengahan abad XIX salah seorang koresponden Karl Marx di Amerika Serikat bernama Joseph Weydemeyer menjadi orang pertama kali yang aktip di dalam menyebarkan ajaran Marxisme di Amerika Serikat. Ia pada tahun 1853 berhasil mendirikan American Workers Alliance di New York dengan sebagian besar para pengikutnya berasal dari imigran Jerman. Organisasi ini berjuang untuk menentang sistem perbudakan pada negaranegara bagian di Amerika Serikat bagian Selatan dan memihak pihak negaranegara bagian di Amerika Serikat bagian Utara di dalam The Civil War tahun 1861-1865. 7 Tokoh penyebaran sosialisme ke Amerika Serikat lainnya adalah Frederick Adolf Sorge. Ia adalah seorang imigran Jerman dan sebagai seorang pengikut Marxisme yang masuk ke Amerika Serikat pada tahun 1852. Ia pada tahun 1867 berhasil membentuk General Working Men’s Association di New York sebagai wadah untuk menyebarkan ideologi Marxis ke Amerika Serikat. Hal ini terbukti organisasi ini telah menjalin kerjasama dengan Internasional I dalam memperjuangkan tuntutan perbaikan kesejahteraan hidup bagi kaum buruh yang tergabung di dalam General Working Men’s Association di Cole, A. History Socialist Thought: Socialist Thought Marxism and Anarchism 1850-1890 ( New York: St. Martin’s Press, 1957), hlm. 368. 7G.D.H; IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 73 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 New York. Bahkan pada tahun 1877 Internasional I berhasil membentuk Partai Buruh Sosialis di bawah pimpinan Frederick Adolf Sorge. 8 Ketika partai ini berada di bawah pimpinan Daniel de Leon (1890), ia berusaha menyebarkan pengaruh sosialisme dengan melakukan infiltrasi ke dalam tubuh Knights of Labor maupun ke dalam tubuh Federasi Buruh Amerika dengan cara menempatkan kader-kadernya duduk dalam jabatan-jabatan penting pada dua buah organisasi tersebut. Selain itu, Internasional I telah membantu gerakan kaum buruh yang tergabung di dalam National Labor Union (di Baltimore) dalam memperjuangkan tuntutan pengurangan jam kerja buruh, perbaikan upah, kondisi pekerjaan yang baik, larangan penggunaan buruh anak-anak dan peraturan pembatasan imigran ke Amerika Serikat. 9 Masuknya imigran ke Amerika Serikat hanya akan menyebabkan surplus tenaga kerja, sehingga banyak menimbulkan pengangguran. Pada tahun 1892 seorang sosialis-anarkis bernama John Joseph Most datang ke Amerika Serikat untuk menyebarkan pengaruhnya. Ia adalah seorang pelarian politik dari Jerman yang meninggalkan negerinya setelah ada penetapan undang-undang anti-sosialisme oleh Bismarck pada tahun 1878. Ia pada tahun 1882 telah mendirikan surat kabar mingguan berbahasa Jerman yang berhaluan radikal bernama Die Freiheit di kota New York. Kekuatan gerakan sosialis-anarkis di Amerika Serikat pada tahun 1880-an terletak pada berbagai penerbitan surat kabar berhaluan radikal seperti Die Freheit (New York), Arbeiter Zeitung (Chicago), Varbote (Pittsburgh), Fackel (Boston). Gerakan sosialis-anarkis di Amerika Serikat sampai tahun 1885 berhasil mimikat anggotanya sebanyak 8.000 orang. 10 Pada tahun 1880-an gerakan sosialis-anarkis Amerika Serikat mendukung gerakan serikat buruh dengan tuntutan 8 jam kerja setiap hari dan berbagai perbaikan sosial8Philip Taft, Organized Labor in American History (New York: Harpers & Row, Publishers, 1959), hlm. 128-129. 9Florence Peterson, American Labor Union (New York: Harpers & Brothers Publishers, 1952), hlm. 192. 10Besseie Louis Pierce, A History of Chicago: The Rise of A Modern City 1871-1893 (London: Longmans, Green and Co, 1957), hlm. 488. IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 74 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 ekonomi kaum buruh. Kaum sosialis-anarkis Amerika Serikat pada tahun 1886 terlibat dalam aksi pemogokan buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago (Pebruari 1886) maupun aksi pelemparan bom di Kantor Kepolisian Chicago pada pertengahan bulan Mei tahun 1886. Kelompok ini juga terlibat dalam aksi pemogokan pada Perusahaan Besi dan Baja di Homestead tahun 1892. 3. Aksi Pemogokan Buruh Pabrik Alat-alat Penuai Di Chicago (Pebruari 1886) Pertumbuhan imigran Eropa ke Amerika Serikat antara tahun 1883-1885 menunjukkan angka yang signifikan yakni sebanyak 1.517.260 jiwa yang terdiri sebagai berikut: tahun 1883 tercatat 603.322 jiwa, tahun 1884 berjumlah 518.592 jiwa dan tahun 1885 sebanyak 395.346 jiwa. Arus imigran dari Eropa ke Amerika Serikat pada tahun 1880-an yang signifikan terpengaruh oleh kondisi sosial-ekonomi yang memprihatinkan pada masyarakat di negara-negara Eropa. Keterbatasan sumber daya alam di Irlandia yang tidak memiliki tambang batu bara, memungkinkan negeri ini tidak memiliki industri dalam skala besar. Kondisi sosial-ekonomi kaum petani di negeri ini yang mayoritas sebagai petani-penggarap, dan seringkali mengalami kegagalan panen kentang serta banyaknya jumlah pengangguran, menyebabkan banyak penduduk Irlandia yang meninggalkan tanah airnya menuju Amerika Serikat untuk mengadu nasib dengan harapan mereka di tempat yang baru dapat memperbaiki kondisi sosial-ekonominya. Perkembangan sistem transportasi yang semakin baik, menyebabkan biaya transportasi murah, dan memudahkan penyeberangan pelayaran melalui Samudera Atlantik. Berita diketemukan tambang emas di berbagai daerah di Amerika Serikat seperti di California, Colorado, Nevada dan Dakota dapat menarik perhatian kaum imigran ke Amerika Serikat. 11 Antara tahun 1840 – 1890 jumlah kaum imigran Jerman yang masuk ke Amerika Serikat L. Kemmerer, Economic History of The United States (New Jersey: Littlefield, 1959), hlm. 63. 11Donald IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 75 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 sebanyak 4.000.000 jiwa, sedangkan kaum imigran Irlandia yang masuk ke Amerika Serikat antara tahun 1840 – 1890 sebanyak 3.000.000 jiwa.12 Hal ini akan menimbulkan surplus tenaga kerja dan ancaman persaingan bagi kaum buruh di Amerika Serikat dalam memperebutkan lapangan pekerjaan. Industrialisasi di Amerika Serikat pada tahun 1880-an ditandai munculnya berbagai trust yang saling berkompetisi untuk memperoleh monopoli pemasaran. Trust dapat bertumbuh subur di Amerika Serikat karena pemerintah federal mempertahankan prinsip lissez-faire, maksudnya pemerintah federal menjamin kebebasan seluruh rakyat Amerika Serikat untuk bebas berusaha, berkolusi, berkompetisi atau bahkan bebas untuk menentang para rifalitas bisnisnya sesuai dengan jalannya sendiri. Munculnya berbagai trust seperti: Standar Oil Company milik John Rockefoller yang mampu menguasai monopoli pemasaran di sektor minyak, United States Steel Corporation milik J. Canergie yang telah menguasai pemasaran di sektor besi dan baja, New York Central System milik Vanderbilt yang telah memonopoli pemasaran di sektor transportasi (kereta api), sehingga mengakibatkan depresi ekonomi 1884-1887 karena sektor perekonomian hanya dikuasai kaum industrialis, sedangkan tingkat daya beli masyarakat tidak dapat menjangkau harga pasar. Pertumbuhan pesat imigran ke Amerika Serikat (1883-1885), depresi ekonomi tahun 1884-1887 dan praktek ekploitasi yang dilakukan Mc. Cornik sebagai pemilik Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago terhadap kaum buruhnya dalam bentuk penetapan jam kerja panjang (10 jam kerja setiap hari), upah rendah ($2-$2,5 setiap hari),13 menyebabkan kondisi sosial-ekonomi mereka semakin memprihatinkan. Presiden Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika menanamkan Serikat pengaruhnya dan Kanada, kepada kaum Adolph buruh Stasser berusaha tersebut untuk Wasserman, History of The United States (Erennial Library & Rew, Publisher, 1972), hlm. 113. 13Paradis, loc. cit 12Harvey IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 76 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 memperjuangkan perbaikan nasibnya dengan mengajukan tuntutan kepada Mc. Cornick (pemilik pabrik) berupa: tuntutan 8 jam kerja setiap hari, perbaikan upah ($3-$4), larangan memperkerjakan buruh perempuan pada malam hari, dan larangan memperkerjakan buruh anak-anak di bawah usia 10 tahun.14 Tuntutan tersebut tidak diterima oleh Mc. Cornick dengan alasan bahwa semua tuntutan itu akan merugikan perusahaan, dan upah yang telah diterima oleh pekerjanya dianggap cukup layak. Tuntutan pengurangan jam kerja dari 10 jam kerja setiap hari menjadi 8 jam kerja setiap hari hanya akan mengurangi produktifitas perusahaannya.15 Penolakan tuntutan perbaikan nasib kaum buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago yang diajukan Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada, hal ini berarti menambah kekecewaan kaum buruh, kemudian kaum sosialis-anarkis Chicago melalui kader-kadernya yang berada di Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada seperti Agust Spies, Adolph Stasser, James Block berhasil mengajak 1400 kaum buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago untuk melakukan aksi pemogokan di bawah pimpinan Agust Spies dengan menghentikan pekerjaan secara bersama-sama untuk sementara waktu. Tindakan ini dimaksudkan untuk memberikan tekanan kepada pihak pengusaha agar bersedia diajak berunding dengan harapan dapat memperbaiki kondisi sosial-ekonomi kaum buruhnya.16 Mc. Cornick sebagai pemilik pabrik berusaha mematahkan aksi pemogokan yang dilakukan oleh para pekerjanya dengan menutup pabrik. Penutupan pabrik berarti mengakibatkan seluruh kaum buruh Pabrik Alatalat Penuai di Chicago akan kehilangan pekerjaannya, dan ini memang disengaja oleh Mc. Cornick dengan harapan mampu memberikan tekanan ekonomi para buruhnya. Ia melaksanakan tindakan penutupan pabrik dengan 14Wasserman, 15Ibid. op. cit., hlm. 125. 16Ibid. IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 77 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 pertimbangan bahwa dirinya memiliki kekayaan yang cukup banyak untuk bekal selama perusahaannya tidak dapat berproduksi, sedangkan para buruhnya akan semakin menjadi miskin, sehingga ia berkeyakinan bahwa aksi pemogokan segera akan berakhir. Tujuan tindakan penutupan pabrik yang dilakukan Mc. Cornik dengan harapan segera dapat mengakhiri aksi pemogokan. Namun dugaannya meleset, karena para pemogok menjawab tindakan penutupan pabrik dengan melakukan aksi pembakaran pabrik, sehingga terjadi kegaduhan di dalam pabrik. Beberapa faktor menyebabkan kaum buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago memiliki sifat gerakan radikal dengan ditandai aksi pembakaran pabrik yang mengarah terjadi kegaduhan di dalam masyarakat. Aksi pemogokan tersebut dikoordinasi oleh Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada. Organisasi buruh tersebut berdiri sejak tahun 1881 di Pittsburgh dengan presiden pertama adalah Adolph Strasser yang memiliki sifat gerakan radikal, karena kaum sosialis-anarkis di Pittburgh telah berhasil menyusup ke dalam serikat buruh tersebut dengan berhasil menempatkan orang-orangnya duduk dalam keanggotaan Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada seperti: Adolph Strasser, Agust Spies, James Block. 17 Kaum sosialis-anarkis Chicago mendukung aksi pemogokan tersebut karena akan menanamkan pengaruhnya kepada kaum buruh Pabrik Alat-alat Penuai Chicago melalui orang-orangnya yang telah berhasil menyusup ke dalam Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada. Mc. Cornik dengan kekayaannya berusaha mematahkan pihak pemogok yang melakukan aksi pembakaran pabriknya dengan minta bantuan kepada pihak Kepolisian Chicago. Komandan Kepolisian Chicago, John Ebershold segera mengirimkan pasukan ke tempat kegaduhan untuk memaksa pihak pemogok segera mengakhiri aksi pembakaran, sehingga 17Taft, op. cit., hlm. 115. IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 78 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 pertikaian antara pihak pemogok melawan pasukan dari Kepolisian Chicago tidak dapat dihindarkan. Di dalam pertikaian tersebut, pihak pemogok menggunakan beberapa senjata seperti: tongkat untuk pemukul dan berbagai benda pemukul lainnya, pisau dan berbagai jenis benda tajam lainnya, batu, serta beberapa senjata api yang digunakan oleh pimpinan aksi pemogokan. Sedangkan pihak pasukan Kepolisian Chicago dipersenjatai dengan senjata api, baju anti huruhara yang dilengkapi dengan perisai maupun tongkat sebagai alat pemukul.18 Pasukan polisi Chicago di bawah pimpinan John Ebershold akhirnya berhasil membubarkan aksi pemogokan maupun aksi perusuh di dalam Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago pada akhir Pebruari 1886. Aksi pemogokan buruh di Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago yang dimulai sejak awal Pebruari tahun 1886 dan berakhir pada akhir Pebruari 1886 telah menyebabkan empat pemogok terbunuh dan beberapa dari pihak pemogok maupun pihak Kepolisian Chicago mengalami luka-luka ringan maupun berat. 19 4. Aksi Pelemparan Bom Di Kantor Kepolisian Chicago (Pertengahan Mei 1886) Kegagalan aksi pemogokan buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago selama bulan Pebruari 1886, hal ini menyebabkan pemimpin aksi pemogokan, Agust Spies dan kaum sosialis-anarkis di Chicago dendam terhadap Kepolisian Chicago. Pada 4 Mei 1886, Agust Spies berhasil mengumpulkan sebanyak 1200 orang di Haymarket Square (di sebelah barat kota Chicago) yang terdiri kaum buruh, tani dan beberapa militer yang telah dipengaruhinya. Di depan massa tersebut, Agust Spies melakukan propaganda dan penghasutan tentang perlunya gerakan sosialis-anarkis. Materi propaganda berkisar tentang berbagai kepincangan sosial-ekonomi yang melanda masyarakat yang disebabkan oleh berbagai bentuk eksploitasi kaum pengusaha terhadap kaum op. cit., hlm. 126. hlm. 125; Paradis., op. cit., hlm. 27. 18Wasserman, 19Ibid, IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 79 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 buruh di berbagai perusahaan yang merugikan kaum buruh pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, serta adanya kolusi antara kaum pengusaha dengan pemerintah untuk menciptakan peraturan-peraturan pemerintah yang menguntungkan pengusaha dan menyengsarakan kaum buruh pada khususnya dan menindas masyarakat luas pada umumnya. Ia selanjutnya menyarankan perlunya gerakan sosialis-anarkis yang bertujuan untuk menghancurkan berbagai lembaga yang dianggap merintangi keadilan dan kemajuan di dalam masyrakat. Agust Spies pada saat melakukaan aksi propaganda perlunya gerakan sosialis-anarkis di masyarakat Haymarket Square, tiba-tiba datang sebanyak 180 pasukan dari Kepolisian Chicago untuk membubarkan massa secara paksa. Hal ini menjebabkan kaum sosialisanarkis semakin merasa sakit hati terhadap pihak Kepolisian Chicago. 20 Kegagalan aksi pemogokan buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago (Pebruari 1886), dan pembubaran aksi propaganda di Haymarket Square (4 Mei 1886) hanya menambah rasa sakit hati dan dendam kaum sosialisanarkis Chicago kepada pihak Kepolisian Chicago, sehingga mereka secara diam-diam menyusun kekuatan guna menghancurkan Kepolisian Chicago. Pada pertengahan Mei tahun 1886 mereka melakukan aksi pelemparan bom ke arah kantor Kepolisian Chicago. Peledakan bom tersebut menewaskan seorang polisi dan melukai 17 polisi dan 6 diantaranya mengalami luka-luka berat yang diperkirakan akan segera mati. 21 John Ebershold sebagai Komandan Kepolisian Chicago lolos dari aksi peledakan tersebut, karena pada saat aksi peledakan ia sedang tidak ada di tempat kejadian. Ia merasa heran dan cemas terhadap peristiwa peledakan tersebut dan berjanji akan melakukan penyelidikan secara tuntas siapa pelakunya. Berdasarkan hasil penyelidikan, pihak Kepolisian Chicago berhasil menangkap 8 kaum sosialis-anarkis Chicago termasuk diantaranya Agust 20Paradis., op. cit., hlm. 26. op. cit., hlm. 125. 21Wasserman, IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 80 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 Spies dan mencurigai salah seorang anak buahnya bernama Kapten J. Schaak yang tertuduh telah terlibat di dalam aksi tersebut.22 Keterlibatan Kapten J. Schaak dalam aksi pelemparan bom di Kepolisian Chicago (Pertengahan Mei 1886) menunjukkan kepiawaian kaum sosialis-anarkis dalam mempengaruhi masyarakat untuk bergabung di dalam gerakan sosialis-anarkis yang menentang kolusi antara lembaga pemerintah dengan kaum pengusaha yang hanya menimbulkan ketidakadilan dan kesengsaraan masyarakat luas. Melalui surat kabar berhaluan radikal di kota Chicago seperti Arbeiter Zeitung 23 atau dengan cara mendukung berbagai aksi pemogokan, kaum sosialis-anarkis Chicago mampu mempengaruhi masyarakat Chicago maupun masyarakat sekitarnya untuk bergabung dalam gerakan sosialis-anarkis. Delapan kaum sosialis-anarkis Chicago yang tertangkap dalam aksi pelemparan bom di kantor Kepolisian Cicago (Pertengahan Mei 1886) diproses hukum di pengadilan Chicago. Lima diantaranya dijatuhi hukuman mati, sedangkan sisanya telah melakukan bunuh diri di dalam penjara sebelum mereka diproses hukum di pengadilan Chicago. 24 Kapten J. Schaak yang telah tertangkap juga tidak lepas dari proses pengadilan Chicago. Ia dinyatakan bersalah karena terlibat di dalam peristiwa aksi peledakan bom Kantor Kepolisian Chicago (Pertengahan Mei 1886) dan dijebloskan penjara selama 15 tahun.25 Komandan Kepolisian Chicago, John Ebershold merasa heran setelah mengetahui bahwa salah seorang anak buahnya (Kapten J. Schaak) terlibat dalam aksi peledakan bom di kantor Kepolisian Chicago (Pertengahan Mei 1886), ia kemudian mengatakan sebagai berikut: “I have wondered whether (Kapten J. Schaak’s) delusions resulted from kind of selfhypnotism of from mere mania; but certainly he saw more anarchist than 22Ibid. 23Ibid. 24Ibid., 25Ibid. hlm 127. IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 81 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 vast hell could hold. Boms, dynamite, daggers, and pistols seemed ever before him.” 26 Sifat gerakan radikal Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada terbukti keterlibatannya dalam aksi pemogokan buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago (Permulaan Pebruari 1886) maupun aksi pelemparan bom di kantor Kepolisian Chicago (Pertengahan Mei 1886) yang semuanya berakhir dengan kegagalan. Pada Desember 1886 diselenggarakan konperensi tahunan Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada di kota Columbus, Ohio. 27 Di dalam konperensi tersebut telah dibahas perlu-tidaknya sikap gerakan radikal di dalam Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada. Di dalam pembahasan tersebut terdapat sikap pro dan kontra terhadap gerakan radikal diantara para anggota Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada. Selain itu di dalam konferensi tersebut juga dilakukan evaluasi terkait sebab-sebab kegagalan para pengurus Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada dalam upaya memikat para anggotanya. Samuel Gompers di dalam konperensi itu mengkritik Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada yang mempunyai sifat gerakan radikal dan mempercayai teori perjuangan kelas yang diusung kaum sosialis-anarkis Chicago, dan gerakan semacam ini tidak sesuai dengan kondisi lapisan kelas buruh di Amerika Serikat yang tidak memiliki kesadaran kelas, dan lebih mengutamakan kesadaran pekerjaan seperti perjuangan untuk perbaikan upah, pengurangan jam kerja, perbaikan kondisi pekerjaan daripada perjuangan yang mendasarkan atas kesadaran kelas. Lagi pula mobilitas sosial masyarakat Amerika Serikat tinggi, karena masyarakat Amerika Serikat memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan diri, Ibid., hlm. 128. Rhea Dulles, Labor in American A History (New York: Thomas Y. Crowel, 1973), hlm. 161. 26 27Foster IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 82 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 dan dalam waktu singkat kondisi-sosial ekonomi mereka dapat turun secara drastis sebagai akibat resiko hukum ekonomi dalam masyarakat kapitalistik yang menganut faham laissez-faire. Gerak mobilitas vertikal yang tinggi karena pendidikan tinggi banyak tersedia bagi masyarakat Amerika Serikat. 28 Kegagalan aksi pemogokan buruh Pabrik Alat-alat Penuai Chicago (Pebruari 1886) dan peristiwa aksi pelemparan bom di Kantor Kepolisian Chicago (Pertengahan Mei 1886) yang melibatkan Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada dan kaum sosialisanarkis Chicago yang berakhir dengan malapetaka, sehingga menyebabkan kaum buruh merasa berkecil hati, dan selanjutnya mereka tidak berminat masuk ke dalam keanggotaan Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada. Berkenaan dengan itu, Samuel Gompers mengusulkan untuk membentuk suatu organisasi/serikat buruh sebagai wadah kaum buruh Amerika Serikat yang gerakannya harus disesuaikan dengan lapisan masyarakat Amerika Serikat. Usul tersebut mendapat dukungan dari sebagian besar pimpinan Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada seperti: Peter J. Mc. Guire, Gabriel Edmonston, George Harris, maka lahir Federasi Buruh Amerika pada 8 Desember 1886, dan Samuel Gompers terpilih sebagai Presiden Federasi Buruh Amerika masa bhakti 1886-1894. Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Kanada selanjutnya dibubarkan dan para anggotanya bergabung ke dalam Federasi Buruh Amerika.29 5. Kesimpulan Surplus tenaga kerja tahun 1880-an, depresi ekonomi tahun 1884-1887 maupun praktek eksploitasi pemilik Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago (Mc. Cornick) terhadap para pekerjanya, semakin mempersulit keadaan sosialekonomi mereka. Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Ebenstein, Edwin Fogelman. Today’s Isms. Diterjemahkan oleh Alex Jemadu dengan judul Isme-Isme Dewasa Ini (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1994), hlm. 241. 29Taft, op. cit., hlm. 116. 28William IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 83 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 Serikat dan Kanada memperjuangkan perbaikan kondisi sosial-ekonomi mereka dengan mengajukan tuntutan pengurangan jam kerja (8 jam kerja setiap hari), perbaikan upah ($3-$4) kepada Mc. Cornick. Penolakan terhadap tuntutan perbaikan nasib buruh dan aksi penutupan pabrik oleh Mc. Cornick, menyebabkan pihak pemogok melakukan aksi pembakaran pabrik. Atas perintah Mc. Cornik, pihak Kepolisian Chicago berhasil menghentikan aksi pemogokan dan aksi kerusuhan di dalam pabrik. Peristiwa aksi pelemparan bom di Kantor Kepolisian Chicago (Pertengahan Mei 1886) oleh kaum sosialis-anarkis Chicago merupakan rentetan peristiwa tidak terpisahkan dengan peristiwa aksi pemogokan kaum buruh di Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago (Pebruari 1886) dan peristiwa pembubaran aksi propaganda gerakan sosialis-anarkis Chicago di Haymarket Square (4 Mei 1886). Itu semua merupakan bagian gerakan radikal kaum sosialis-anarkis Chicago. Kegagalan aksi pemogokan buruh Pabrik Alat-alat Penuai di Chicago (Pebruari 1886) yang berakhir dengan kegaduhan, mengilhami Samuel Gompers membentuk Federasi Buruh Amerika (8 Desember 1886) yang memiliki gerakan akomodatif terhadap kaum pengusaha maupun pihak pemerintah Amerika Serikat. DAFTAR PUSTAKA Cole, G.D.H. A History Socialist Thought: Socialist Thought Marxism and Anarchism 1850-1890. Volume II. New York: St. Martin’s Press, 1957. Cushman, Coyle David. The United States Political System, diterjemahkan Aditiaman. Djakarta: tanpa badan penerbit, 1957. Degler, Carl N. Out of Our Past; The Forces That Shaped Modern America. New York: Harper & Brothers, 1979. IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 84 Historia, Vol. IV, No. 1 (Januari-Juli 2009): 70-85 Dulles, Rhea Foster. Labor in American A History. New York: Crowell, 1973. Kemmerer, Donald L. Economic History of the United States. New Jersey: Littlefield Adams & Co, 1959. Morris Richard B. Encyclopedia of American History. New York: Columbia University, 1953. Paradis, Adrian A. Labor in Action. New York: The New American Library, 1966. Peterson, Florence. American Labor Union. New York: Harpers, 1952. Pierce, Bessie Louis. A History of Chicago: The Rise of A Modern City 18711893. London: Longmans, 1957. Sartono Kartodirdjo. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993. Taft, Philip. Organized Labor in American History. New York: Harper, 1959. Wasserman, Harvey. History of the United States. Erennial Library, 1963. Ebenstein, William dan Edwin Fogelman. Today’s Isms. Diterjemahkan oleh Alex Jemadu dengan judul Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1994. IG Krisnadi Tragedi Berdarah di Chicago 85