SAP Organisasi Internasional

advertisement
Disusun Oleh :
Muhammad Arjul, M.Si
Koordinator Mata Kuliah
Rengga Dina Permana
Diperiksa oleh :
M. Riza Widyarsa, M. Si
Ketua Program Studi
Disetujui oleh :
No. Dokumen :
Halaman 1 dari 22
Mulai Berlaku :
Tanggal 4 Maret 2013
Satuan Acara Perkuliahan
Organisasi Internasional
(HI 2011 B/C)
SKS : 3
Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dosen :
Muhammad Arjul, M. Si
Rengga Dina Permana
081380893950
[email protected]
Prof. Yahya Muhaimin
Dekan
TIU Mata Kuliah (Standard Kompetensi) :
Mata kuliah ini bertujuan untuk memahami apa yang dimaksud dengan organisasi internasional,
tipologi, hubungannya dengan negara, serta peranannya dalam dunia internasional. Perbedaan
antara rezim internasional dengan organisasi internasional . Organisasi internasional mempunyai
peran sentral dalam dinamika sistem internasional dewasa ini. Diskursus yang lahir dan muncul
dalam organisasi internasional menempatkannya sebagai salah satu penentu dalam sistem
internasional. Semakin mengkristalnya negara-negara dunia dalam bentuk regionalisme, seperti:
UE dan ASEAN juga menyebabkan pentingnya keberadaan organisasi internasional dalam rangka
mewujudkan stabilitas dunia dalam kerangka multi-polar system based on regional organization.
Dalam mata kuliah ini juga membahas mengenai institutional logic yang merupakan sebuah buzzword dalam pembahasan mengenai organisasi internasional juga perbedaan institutional logic
dengan new institutionalism.
1
Peran aktor regional tersebut ditunjang dengan semakin kuatnya posisi Non-Governmental
Organizations (NGOs) dan Global Civil Society (GCS), ditambah dengan Multi National
Cooperations (MNCs) dalam percaturan politik dan ekonomi global yang mempertegas
keberadaan organisasi internasional. Dengan adanya mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat
mengenal, mengetahui, memahami, serta menganalisa keberadaan organisasi internasional, baik
dalam kooridor Inter-Governmental Organizations (IGOs), INGOs, MNCs, Humanitarian
Assistance, dan lain sebagainya. Selain itu, mata kuliah ini didesain untuk mengajak mahasiswa/i
lebih banyak berinteraksi dalam bentuk diskusi sehingga mata kuliah ini boleh dikatakan bersifat
dua arah. Pada akhirnya sharing informasi yang dilakukan akan meningkatkan kemampuan
analisis mahasiswa/i dalam menjawab suatu permasalahan atau kasus yang ada.
Sifat ujian UTS/ UAS
Waktu ujian UTS/ UAS
Komposisi nilai
:
: Disesuaikan dengan bobot soal ujian
: Tugas
: 30% (Review Artikel dan Presentasi Individu)
UTS
: 30% (open book)
UAS
: 40% (Makalah dan Presentasi Individu)
Kredit Ekstra
: Bersifat fleksibel. Penilaian didasarkan pada karya tulis yang pernah dipublikasikan di media
massa atau jurnal, baik dalam bentuk artikel maupun resensi buku. Selain itu, keaktifan
mahasiswa/i selama diskusi di kelas juga akan menjadi nilai tambah. Sebagai tambahan setiap
perkuliahan akan dibuka dengan tanya jawab mengenai mata kuliah yang akan dibahas. Untuk itu,
mahasiswa/i wajib membaca terlebih dahulu materi yang akan dibahas sebelumnya (perhatikan
SAP). Bagi yang mampu menjelaskan materi dengan baik akan mendapatkan poin tambahan,
sedangkan yang tidak bisa menjelaskan materi sama sekali akan mendapat hukuman dengan
membuat review tambahan.
2
Kontrak Perkuliahan:
1. Mahasiswa diharapkan hadir tepat waktu sebagaimana jadwal kelas sebagaimana telah disepakati. Tidak ada toleransi keterlambatan. Jika
mahasiswa hadir melewati batas kesepakatan, maka mahasiswa yang bersangkutan tetap dipersilahkan mengikuti perkuliahan pada hari tersebut,
namun tidak diperkenankan untuk mengisi daftar hadir.
2. Absensi mengacu kepada pedoman Fakultas. Dalam hal ini, batas ketidakhadiran mahasiswa adalah sebanyak 3 (tiga) kali perkuliahan tatap muka,
atau sebanyak 75% dari total perkuliahan tatap muka. Jika tidak hadir lebih dari ketentuan tersebut tanpa pemberitahuan tertulis atau alasan yang
jelas, maka mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti ujian akhir semester (UAS)
3. Setiap mahasiswa wajib membaca setiap bahan bacaan wajib sebelum kelas dimulai. Akan diberlakukan sistem morning shock yang
merupakan quiz lisan bagi peserta kelas serta punishment bagi setiap peserta kelas yang tidak dapat menjawab quiz yang diberikan.
4. Pengumpulan Makalah Akhir Semester dilaksanakan pada hari yang telah ditentukan. Tidak ada susulan bagi mahasiswa yang tidak hadir pada
hari ujian dilaksanakan, kecuali untuk alasan-alsan yang dapat ditoleransi berdasarkan pedoman fakultas. Tidak ada toleransi keterlambatan
Penyerahan Makalah Akhir.
5. Reviews dikumpulkan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Keterlambatan akan membuat mahasiswa yang bersangkutan mendapatkan nilai 0 (nol)
untuk review yang seharusnya dibuat.
6. Mahasiswa tidak mempergunakan telepon seluler selama kelas berlangsung.
7. Mahasiswa tidak diperkenankan keluar masuk selama kelas berlangsung tanpa ada izin dan alasan yang jelas.
8. Sanksi bagi tindakan plagiarisme adalah ketidaklulusan pada mata kuliah ini.
9. Tugas dicetak di atas kertas bolak-balik.
KEBIJAKAN INTEGRITAS AKADEMIS (!)
Semua tugas mata dalam mata kuliah ini harus benar-benar merupakan hal yang orisinil, karya mahasiswa yang otentik. Pelanggaran terhadap
kebijakan integritas akademik seperti berupa plagiasi, akan mendapatkan sanksi yang sangat keras berupa diskualifikasi total.
Teknik Penulisan Review :
 Tugas review dilangsungkan sebanyak 4 kali selama masa perkuliahan. Pengumpulan review dilakukan pada pertemuan ke-5, ke-7, ke-11,
dan ke-13. Jika lewat dari waktu yang telah ditentukan tidak akan diterima dengan alasan apapun. (No E-Mail Please!).
 Minimal 1 artikel pembanding dengan komposisi 30% resume artikel, 30% resume 1 artikel pembanding, 30% analisa reviewer, dan 10%
kesimpulan.
 Format penulisan: Cambria; Font 11; Spasi 1,5; Margin: 3-2-2-3; A4; Jumlah kata: 1500 kata (cantumkan word count). Dicetak bolak-balik.
 Tata cara penulisan, lihat Lampiran 1.
3
Teknik Presentasi Individu :
 Presentasi Individu akan dilakukan setiap pertemuan (mulai pertemuan ke-4) di setiap awal perkuliahan. Jumlah penyaji ditentukan kemudian
(menyesuaikan jumlah mahasiswa).
 Bahan yang akan dipresentasikan ditentukan oleh tim pengajar dan diumumkan setiap minggunya pada awal perkuliahan.
 Buat 4 halaman resume dari analisa kasus yang telah dibuat.
 Penilaian terdiri dari tiga komponen: komunikatif, substantif, interaktif.
Teknik Penulisan Makalah :
 Topik makalah akan mengacu pada 4 (empat) cluster yakni International Law, Security (war, peace, peacekeeping operation, human
security, poverty, famine, humanitarian assistance, etc), Trade, Economy, and Financial (business, trade, crises, etc), dan Democracy and
Human Right (women’s right, democratization, LGBT rights, etc). Mahasiswa bebas mengajukan topik apapun selama masih relevan dengan
cluster dimaksud dan tidak boleh ada pembahasan yang sama dalam 1 kelas.
 Outline makalah, terdiri dari latar belakang dan rumusan masalah, diserahkan pada minggu (pertemuan) ke-6 dengan opsi revisi hingga
minggu ke-8. Jika lewat dari minggu ke-6, akan terjadi pengurangan nilai (-5) setiap minggu yang terlewati. Contoh outline, lihat Lampiran
2.
 Format makalah: Pendahuluan (latar belakang, rumusan dan kerangka teori); pembahasan; dan kesimpulan.
 Format penulisan: Cambria; Font 11; Spasi 1,5; Margin: 3-2-2-3; A4; Jumlah kata: 2,700-3,000 kata (diluar halaman judul, footnote, dan daftar
pustaka).
 Makalah dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan dan dipresentasikan dihadapan tim pengajar.
 Masing-masing pemakalah diberi waktu selama 10 menit untuk mempresentasikan makalahnya dan dilanjutkan dengan sesi tanya ─ jawab.
 Cara penulisan footnote dan daftar pustaka, lihat Lampiran 3.
Daftar Referensi :
1. Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization: Theories and Institution. New York: Palgrave MacMillan
2. Hasenclever, Andreas. et.al.,1997. Theories of International Regime. Cambridge: Cambridge University Press.
3. Sutch, Peter dan Juanita Elias. 2007. International Relations The Basics, Chapter 5 “Challenging Anarchy”. New York dan London:
Routledge.
4. Mills, Sara. 2004. Discourse. New York dan London: Routledge.
4
5. Baylis, John. dan Smith, Steve (ed). 2001. The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations. Oxford: Oxford
University Press.
6. Alter, Karen J. 2001. Who Are the “Masters of the Treaty”? European Governments and the European Court of Justice. Massachusets: The
MIT Press
7. Weatherbee, Donald E., 2005. International Relations in South East Asia: The Struggle for Autonomy, Lanham: Rowman & Littlefield
Publishers Inc.
8. Coicaud, Jean Michel dan Heiskanen, Veijo (ed). 2001. The Legitimacy of International Organizations. Tokyo: United Nations University
Press.
9. Hanhimӓki, Jussi M. 2008. The United Nations A Very Short Intoriduction, Oxford: Oxford University Press.
10. Germain, Randall D. dan Michael Kenny. 2005. The Idea of Global Civil Society Politics and Ethics in Globalizing Era. New York: Routledge.
11. Krasner, Stephen. 1999. Sovereignty Organized Hypocrisy. Princeton: Princeton University Press.
12. Peet, Richard. 2003. The Unholy Trinity: The IMF, World Bank, and WTO. Kuala Lumpur: SIRD.
13. Pinder, John, dan Usherwood, Simon. 2007. European Union: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University Press.
14. Wunderlich, Jens-Uwe. 2007. Regionalism, Globalization, and International Order. Hampshire: Ashgate.
15. Coffey, Peter, dan Riley, Robert J. The Reform of International Institutions: The IMF, World Bank, and WTO.
16. Iriye, Akira. 2002. Global Community The Role of International Organizations in the Making of the Contemporary World. Los Angeles:
University of California Press.
17. Simmons, Beth A. dan Richard H. Steinberg. 2006. International Law and International Relations. Cambridge: Cambridge University Press.
18. Rosenau, James N. dan Ernst-Otto Czempiel (eds.) 1992. Governance without Government. Cambridge: Cambridge University Press.
19. Walker, James W. St.G dan Andrew S. Thompson. 2008. The Emergence of Global Civil Society. Wilfried Laurier University Press.
20. Clark, John. 2003. Worlds Apart Civil Society and the Battle for Ethical Globalization. London: Earthscan Publication Ltd.
21. Ӧzsahin, Ersin. 2010. The International Constraints om Regime Changes: How Globalization Hinders the Prospects for Democratization.
22. Vedder, Anton (ed). 2007. NGO Involvement in International Governance and Policy: Source of Legitimacy. Martinus Nijhof Publisher.
5
23. United Nations. 2007. Basic Facts of United Nations. New York: United Nations.
24. Akehurst, Peter. 1997. Modern Introduction to International Law. London: Routledge.
25. Direktorat Jendral Informasi dan Diplomasi Publik. 2007. ASEAN: Selayang Pandang. Jakarta: Deplu.
26. Duignan, Peter. 2000. NATO: Its Past, Present, and Future. California: Hoover Institution Press.
27. Flores, Jamil Maidan. 2000. ASEAN: How It Works. Jakarta: Sekretariat ASEAN.
28. Hendrikson, Ryan C. 2006. Diplomacy and War at Nato: The Secretary General and Military Action After the Cold War. Missouri: University
of Missouri Press.
29. Moore, Rebecca R. 2007. NATO’s New Mission: Projecting Stability in a Post Cold War World. Westport: Greenwood Publishing Group.
30. Toddy, Philip.1997. An Historical Introduction to European Union. London: Routledge.
31. Friedman, Thomas. 2005.How Companies Cope dalam the World is Flat: the Brief History of Globalized World, London: Allen Lane
32. Soederberg, Susanne.2006.Global Governance and Corporate Social Responsibility dalam Global Governance in Question, London: Pluto
Press
33. Wolf, Martin. 2005.Cowed by Corporation dalam Why Globalization Works, New Haven: Yale Notabene
34. Brinkerhoff, Jennifer M. 2007. NGOs and Millenium Development Goals. New York: Palgrave Macmillan.
35. Greenwood, Royston., et.al. The Sage Handbook of Organizational Institutionalism. London: Sage.
Catatan : Mahasiswa diperkenankan untuk menggunakan referensi bacaan di luar dari referensi yang telah ditentukan.
6
Pokok Bahasan Perkuliahan
Minggu
Ke-
Pokok Bahasan
Metode
Pengajaran
Ceramah dan
Diskusi
Pengantar Silabus
dan Kuliah
 Perkenalan seputar mata
kuliah
 Menjelaskan sistem
perkuliahan
 Menjelaskan mekanisme
tugas dan ujian
Negara: Kedaulatan
dan Implikasinya
 Sejarah tentang lahirnya Diskusi
Kedaulatan Negara
 Mendiskusikan prokontra konsep
kedaulatan negara dalam
OI
 Batasan dan wewenang
negara dalam OI dan
sebaliknya
 Redefinisi Kedaulatan?
1
2
Sub Pokok Bahasan
Media/
Alat
OHP/In
Focus bila
diperlukan
OHP/In
Focus bila
diperlukan
7
Tugas
Ref
-
5, 11,
24
Tujuan Instruksional
Khusus
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu mengikuti
perkuliahan dengan baik
sesuai sistem yang berlaku;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu mengetahui dan
melihat perkembangan
sejarah keberadaan OI;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu mencari persamaan
dan perbedaan OI di setiap
periodenya.
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami sejarah
terbentuknya negara sebagai
sebuah entitas yang menjadi
aktor utama dalam studi
Ilmu Hubungan
Internasional.
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu menganalisis
tantangan Organisasi
Internasional bagi
kedaulatan negara;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu menganalisis
interaksi antara negara di
dalam OI dan sistem
internasional;
 Mahasiswa/i diharapkan
3
4
“Challenging
 Sejarah perkembangan
Anarchy?”,
OI mulai dari zaman
Organisasi
Yunani Kuno sampai
Internasional dan
pendirian Liga BangsaRezim Internasional
Bangsa (LBB)
 Definisi, fungsi,
klasifikasi, dan tujuan
OI
 Natur Rezim
Internasional dan
pendekatan dalam rezim
internasional
 Perbedaan OI dengan
rezim internasional
 Diskursus power dalam
OI maupun Rezim
Internasional
 Perdebatan
paradigmatik dalam
menganalisa Organisasi
Internasional
(Liberalisme,
Konstruktivisme,
Posmodernisme,
Realisme, Marxisme)
Diskursus dalam
Organisasi
Internasional
 Mendiskusikan tentang
diskursus yang terdapat
dalam organisasi
internasional
 Analisa akan
Diskusi
OHP/In
Focus bila
diperlukan
Diskusi dan
Presentasi
Individu
OHP/In
Focus bila
diperlukan
8
mampu untuk melakukan
analisa tentang redefinisi
kedaulatan.
1, 2, 3,  Mahasiswa/i diharapkan
5, 8,
mampu memahami apa yang
16, 17,
dimaksud dengan OI;
21
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami apa yang
dimaksud dengan Rezim
Internasional;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu mencari persamaan
dan perbedaan antara satu
OI dengan yang lainnya;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu membedakan antara
OI dengan Rezim
Internasional;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami
pendekatan di dalam
memahami OI dan Rezim
Internasional;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami dan
melakukan analisa terkait
dengan perdebatan
paradigmatic dalam
menganalisa OI.
4
 Memahami apa yang
dimaksud dengan diskursus
dan bagaimana diskursusdiskursus tersebut menjadi
salah satu platform bagi
kemunculan OI serta
diskursus yang inheren
di dalamnya
Institutional Logic:
How a buzz-word
can be a problem?
5
6
Global Governance
dan Good
Governance
 Memahami institutional
logic sebagai sebuah
buzz-word sehingga
maknanya terdistorsi
dan menjadi sesuatu
yang taken for granted
 Penelusuran terhadap
refleksi akan definisi
dan kontribusi teoritis
serta metodologis yang
bisa ditawarkan dalam
menganalisa institusi
 Memahami kontradiksi
baik secara praktis
(practices) maupun dari
segi kepercayaan
(beliefs) yang inheren
terdapat dalam institusi.
 Good Governance dan
Global Governance
dalam studi ilmu HI
 Diskursus demokrasi
Diskusi dan
Presentasi
Indvidu
OHP/In
Focus bila
diperlukan
Review
1
35
Diskusi dan
Presentasi
Individu
OHP/In
Focus bila
diperlukan
Outline
18, 21
9
keajegan OI;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu mengutarakan
diskursus apa yang terdapat
dalam organisasi
internasional;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu menganalisa kaitan
antara diskursus yang
ditemukan dalam OI dan
pengaruhnya terhadap
tatanan internasional.
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami
perubahan nilai dan budaya
yang terdapat di dalam
organisasi;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami logika
institusional dan
perbedaannya dengan new
institutionalism;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami meta
teori dari institutional logic.
 Memahami diskursus
mengenai tata
kepemerintahan global
dalam Hubungan
serta kaitannya dengan
Global Good
Governance
 Skenario keberlanjutan
bagi Global Governance
 Pendekatan dalam
memahami Global
Governance
7
Global Civil
 Globalization— Agony
Society: The Global
or Ecstasy?
Legitimacy Game
 Globalisasi Civil Society
 The Idea(l) of Global
Civil Society
 Kontestasi Global Civil
Society
 Global Civil Society and
Global Govermentality
 Civil Society dalam Era
Jejaring (Network Era)
 Civil Society,
Globalisasi, dan
Diskusi dan
Presentasi
Individu
10
Review
2
Internasional khususnya
Organisasi Internasional;
 Signifikansi dari diskursus
tersebut terutama terkait
dengan bagaimana Global
Governance diyakini
sebagai sebuah mekanisme
kepemerintahan yang dapat
menangani secara efektif
berbagai permasalahan yang
berkarakter transansional;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami
pendekatan yang digunakan
dalam memahami Global
Governance;
 Mahasiwa/i mampu untuk
menganalisa lebih lanjut
mengenai skenario atas
keberlanjutan bagi Global
Governance.
10, 19,  Memaknai globalisasi
20
sebagai sesuatu yang tidak
given, termasuk perdebatan
mengenai kemunculannya;
 Memahami dan memaknai
ide dari kemunculan Global
Civil Society beserta
kontestasi akan kemunculan
dan eksistensinya;
 Aware akan kedekatan dan
keterputusan yang terjadi
antara perdebatan atas
Global Civil Society (GCS)
dengan dunia ‘nyata’ dalam
politik global;
 Gelombang protes yang
berbasiskan pada GCS dan
bagaimana people dalam Era
Terjejaring.
Gelombang Protes
 Kemunculan multitude.
Ujian Tengah Semester (UTS)
8
Regionalisme:
Integrasi NegaraNegara (?)
9
10
Non-Governmental
Organizations
(NGOs) dan
International NonGovernmental
Organizations
(INGOs)
 Mendiskusikan
mengenai pembentukan
organisasi regional (latar
belakang dan sejarah)
 Mendiskusikan
tantangan yang dihadapi
oleh organisasi regional
 Organisasi regional
sebagai stabilisator
sistem internasional.
 Dinamika problem yang
dihadapi organisasi
regional.
 Mendiskusikan tiga
organisasi regional
dengan latar belakang
sejarah yang berbeda,
yakni NATO, EU, dan
ASEAN
 Mendiskusikan sejarah
dan perkembangan
INGOs dan NGOs
 Mendiskusikan peran
INGOs dan NGOs
dalam arena politik
internasional
Diskusi dan
Presentasi
Individu
Diskusi dan
Presentasi
Individu
11
OHP/In
Focus bila
diperlukan
9, 13,
14, 25.
26. 27,
28, 29,
30
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami
perkembangan dari
organisasi regional yang
ada;
 Memahami dan menganalisa
tantangan yang dihadapi
oleh masing-masing
organisasi regional.
1, 22,
34
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami apa yang
dimaksud dengan INGOs
dan NGOs berikut sejarah
perkembangannya;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu menganalisis peran
Multi National
Coorperations
(MNCs)
11
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
(PBB)
12
 Mendiskusikan peluang
dan tantangan INGOs
dan NGOs di masa
depan
 Mendiskusikan sejarah
dan perkembangan
MNCs
 Mendiskusikan peran
MNCs dalam arena
politik internasional
 Mendiskusikan peluang
dan tantangan MNCs di
masa depan
 Mendiskusikan
mengenai gerakan
#occupy sebagai
tantangan bagi eksistensi
MNCs
 Mendiskusikan peran
Corporate Social
Responsibility (CSR)
dalam kaitannya dengan
MNCs serta Global
Governance.
 Mendiskusikan sejarah,
fungsi, dan tujuan PBB
 Mendiskusikan organorgan utama dalam PBB
 Mendiskusikan
beberapa organ otonom
dalam PBB
 Mendiskusikan isu-isu
yang sekarang sedang
hangat dalam PBB,
dan wewenang INGOs dan
NGOs dalam suatu negara.
Diskusi dan
Presentasi
Individu
Diskusi dan
Presentasi
Individu
12
Review
3
OHP/In
Focus bila
diperlukan
1, 31,
32, 33
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami apa yang
dimaksud dengan MNCs
berikut sejarah
perkembangannya;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu menganalisis peran
dan wewenang MNCs
dalam suatu negara.
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu menganalisa CSR
yang bersifat global dan
mengarahkan pada suatu
norma bersama;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami lahirnya
sistem good governance
sebagai akibat dari CSR.
9, 16,
23, 24
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami raison
d’etre pembentukan PBB
dan perbedaannya dengan
LBB;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu mengenali tugas dan
fungsi organ-organ utama,
seperti: MU, DK, MI,
ECOSOC, Sekjen, dan DP;
seperti: reformasi
maupun MDGs (post2015)
Bretton Woods :
System in
International Order
13
Polyjuice Effect,
The Economic
Institutional Trio:
World Bank, IMF,
and World Trade
Organization
14
 Mendiskusikan sejarah
Bretton Woods hingga
menjadi sebuah sistem
sebuah tatanan yang
hidup.
 Mendiskusikan hasil
dari konferensi tersebut.
 Mendiskusikan efek
yang ditimbulkan dari
sistem tersebut.
 Mendiskusikan latar
belakang sejarah dan
tujuan pembentukan dari
3 institusi ekonomi
dunia (Bank Dunia,
IMF, dan WTO)
 Memahami praktik aid
dan loan IMF dan
dampaknya
 Memahami praktik aid
dan loan WB dan
dampaknya
 Memahami pengaruh
pemberlakuan poin-poin
Diskusi dan
Presentasi
Individu
OHP/In
Focus bila
diperlukan
Diskusi dan
Presentasi
Individu
OHP/In
Focus bila
diperlukan
13
Review
4
12, 24
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu menganalisis peran
PBB dalam mewujudkan
perdamaian dunia;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu untuk menganalisa
keberlangsungan dan
tantangan, khususnya dalam
hal pembangunan, yang
dihadapi MDGs.
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami raison d’
etre diselenggarakannya
pertemuan tersebut;
 Mahasiswa/i dapat
menganalisis efek yang
ditimbulkan dari sistem
tersebut.
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami alasan
pembentukan IMF, Bank
Dunia, dan WTO;
 Mahasiswa/i dapat
menganalisis peran dan
pengaruh IMF, Bank Dunia,
dan WTO pada dunia;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu menganalisa efek
polyjuice yang dimiliki oleh
ketiga institusi ekonomi
dunia.
Masa Depan
Organisasi
Internasional
WTO bagi dunia
 Mendiskusikan dampak
dari ketiga institusi
ekonomi dunia dan efek
polyjuice yang inheren
di dalamnya.
 Menjelaskan perbedaan
antara
kosmopolitanisme,
nasionalisme dan
fundamentalisme
 Menganalisa perbedaaan
identitas sebagai
problem dalam
organisasi Internasional
 Mencari prakondisi bagi
terbentuknya identitas
kolektif
OHP/In
Focus bila
diperlukan
15
16
UAS (Ujian Akhir Semester)
14
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami
perbedaan antara
kosmopolitanisme,
nasionalisme, dan
fundamentalisme;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami problem
identitas sebagai salah satu
problem mendasar dalam
OI;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu memahami
bagaimana diskursus
mengenai identitas kolektif
ditanamkan dalam OI;
 Mahasiswa/i diharapkan
mampu menganalisa masa
depan OI di tengah
maraknya protes dan
dipertanyakannya
akuntabilitas OI khususnya
bagi perdamaian dan
keamanan dunia serta
penyediaan dunia yang lebih
baik.
LAMPIRAN 1
Tata cara penulisan review:
Review Card – Article (Journal/Reader)
[Nama Penulis, “Judul Artikel,” Nama Jurnal, Volume(Issue), Tahun]
Concerns /
Problems
Background
-
-
The “why” & “so
what”
-
Framework
(theoretical /
assumption)
Aims/ strategies to
address problem
-
-
Supplementary
argument
Main argument
-
Reviewer’s Notes
(praise/critics)
-
Tips pengisian:
- Baca artikel sambil ditandai sesuai kolom-kolom review card ini.
- Tulis/copy-paste kalimat-kalimat (yang sudah ditandai) tadi ke kolom-kolom berikut.
o Sertakan tanda kutip (“ ”) untuk kalimat yang dikutip langsung.
o Sertakan juga halaman dari mana kalimat tersebut dikutip di setiap akhir kutipan.
o Tips untuk copy-paste dari file .pdf: salin dahulu kalimat tersebut ke Notepad (file .txt), lalu rapikan paragrafnya, baru salin ke review
card ini.
 NB: Hal ini demikian karena apabila langsung disalin, maka format bawaan dari file artikel .pdf tersebut akan berkonflik dengan
format Word dari review card ini; penyalinan ke Notepad berfungsi untuk menetralisir format .pdf tadi.
- Pangkas redudansi/pengulangan kalimat yang tertera di kolom; rangkum atau parafrasekan kalimat yang bertele-tele.
- Tuangkan dalam bentuk paragraf.
- Enjoy!
15
LAMPIRAN 2
Outline
PERANAN IMO (INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION) DALAM MENJAGA KEAMANAN DAN KESELAMATAN
PELAYARAN INTERNASIONAL DI INDONESIA
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang cukup strategis. Terdapat berbagai macam sumber daya kekayaan alam di negara ini.
Indonesia juga merupakan sebuah negara kepulauan dengan wilayah laut atau perairan yang sangat luas. Jalur-jalur laut strategis yang ada di Indonesia
digunakan sebagai jalur-jalur pelayaran, baik pelayaran dalam negeri maupun pelayaran internasional. Aktifitas pelayaran di wilayah perairan
Indonesia ini berfungsi sebagai jalur-jalur pelayaran untuk perdagangan (baik domestik maupun perdagangan luar negeri), pelayaran transportasi laut,
dan sebagainya.
Agar aktifitas pelayaran internasional di wilayah perairan Indonesia dapat berjalan secara efektif, maka dibutuhkan adanya keamanan dan
kenyamanan untuk keselamatan pelayaran internasional di wilayah perairan Indonesia. Oleh sebab itu, untuk menjaga keamanan dan keselamatan
aktifitas pelayaran internasional Indonesia tersebut, dalam hal ini Indonesia pun melakukan kerja sama dengan sebuah organisasi internasional yakni
IMO (International Maritime Organization). Organisasi internasional ini merupakan sebuah badan khusus di bawah naungan organisasi PBB yang
didirikan pada tahun 1948. Organisasi Internasional ini beranggotakan 169 negara, dimana Indonesia sebagai salah satu negara anggotanya yang cukup
memiliki potensi dalam hal wilayah lautnya. Indonesia menjalin kerja sama dengan IMO dan menjadi anggotanya sejak tahun 1961 1.
Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara maritim terbesar di dunia memiliki kepentingan yang luas dalam keanggotaan dan kerja samanya
dengan IMO. Oleh sebab itu, peranan IMO dalam hal ini dapat mendukung Indonesia untuk menciptakan wilayah perairan laut yang efektif yang
diinginkan sebagai jalur pelayaran.
1
“IMO”, didapat dari: www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1hi09/204613018/bab4.pdf, diakses pada: 21 September 2012.
16
2. Rumusan Masalah
Bagaimana bentuk peranan IMO (International Maritime Organization) dalam upaya menjaga keamanan dan keselamatan pelayaran internasional
di wilayah perairan Indonesia dan dampaknya bagi pelayaran internasional di perairan Indonesia tersebut?
17
LAMPIRAN 3
The Chicago Manual of Style, digunakan untuk penulisan catatan kaki dan juga daftar pustaka.
1. Tertib mengutip
Kutipan langsung dan atau kutipan tidak langsung berdampak pada cara memasukkannya di dalam teks. Kedua macam kutipan tersebut mempunyai
perbedaan dalam cara mencetak kutipan yang bersangkutan.
a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
Kutipan langsung yang panjangnya (setelah dikutip) tidak lebih dari empat baris dimasukkan dalam teks. Adapun tertibnya ialah sebagai berikut :
1) Bagian yang merupakan kutipan diapit dengan tanda kutip ;
2) Jarak antara satu baris dengan baris yang lain dua spasi (sama dengan baris-baris teks yang lainnya ;
3) Setelah tanda kutip akhir kutipan diberi nomor urut petunjuk kutipansetengah spasi keatas (Foot Note)
4) Bila menggunakan nomor urut petunjuk, harus diikuti dengan pembuatan catatan kaki dibagian bawah halaman yang sama ;
5) Bila didalam kutipan terdapat kutipan lagi, kutipan yang kedua diapit dengan tanda kutip tungal (‘…..’)
b. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
Kutipan melebihi empat baris (setelah dikutip) ditulis terpisah dengan teks. Adapun tertibnya adalah sebagai berikut :
1) Kutipan dapat menggunakan tanda kutip dan dapat tidak;
2) Kutipan dibuat alinea baru dengan jarak 2.5 spasi dari alinea sebelumnya;
3) Jarak baris dengan baris kutipan 1 spasi;
4) Seluruh bagian kutipan ditulis menjorok ke dalam antara 5‐7 ketukan, dan apabila kutipan ditulis dengan alinea baru baris pertama dari kiri
kutipan ditulis masuk lagi 5‐7 ketukan;
5) Sesudah kutipan diberi nomor petunjuk agar diangkat sedikit besar 0.5 spasi (Foot Note);
6) Bila dalam kutipan terdapat kutipan lagi, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (a) menggunakan tanda kutip tunggal (‘….’) untuk kutipan yang
ada di dalam kutipan; dan (b) bila kutipan tidak menggunakan tanda kutip, kutipan yang ada didalam kutipan tersebut diapit denga kutip ganda.
c. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung merupakan kutipan pendapat orang yang hanya mengambil sari pati ide. Kalimat‐kalimat dalam kutipan tidak langsung
merupakan rumusan penulis. Adapun tertibnya adalah sebagai berikut :
1) Kutipan diintegrasikan ke dalam teks ;
2) Kutipan tidak diberi tanda kutip;
3) Tidak ada pembedaan spasi;
d. Sesudah kutipan diberi nomor petunjuk agar diangkat sedikit besar 0.5 spasi (Foot Note).
2. Pengertian dan Tata Cara Pembuatan Catatan Kaki (Foot Note) dengan Menggunakan The Chicago Manual of Style
a. Pengertian
Adapun yang dimaksud dengan catatan kaki adalah semua keterangan yang berkaitan dengan uraian (teks) yang ditulis dibagian bawah halaman yang
sama. Apabila keterangan semacam itu disusun dibagian akhir keterangan biasanya disebut keterangan saja. Catatan kaki bukan semata‐mata
dimaksudkan untuk menunjuk sumber kutipan, melainkan juga dipergunakan untuk memberikan keterangan tambahan terhadap uraian atau teks. Oleh
18
karena itu, antara catatan kaki dengan teks sangat erat kaitannya. Kaitan antara teks dan catatan kaki ditandai dengan dipergunakannya nomor-nomor
penuntun yang sama, atau ada juga yang menggunakan tanda‐tanda asterik (*) bila jumlah keterangannya tidak banyak. Bila dalam satu halaman atau
bagian ada dua atau lebih yang perlu diberi keterangan, hal itu dapat dilakukan dengan menambah tanda asterik menjadi dua, tiga dan seterusnya.
b. Tata cara Membuat Catatan Kaki (FN)
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat catatan kaki yang menyangkut penomoran, penggunaan singkatan‐singkatan, dan
penempatannya.
- Penomoran
Catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor pada kutipan. Nomor itu berurutan untuk setiap bab atau untuk setiap karangan. Bila penomoran
hanya dilakukan untuk satu bab, berarti setiap awal bab dimulai dengan catatan nomor baru. Seperti pada kutipan, nomor pada catatan kaki diangkat
setengah spasi diatas baris. Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip dengan menggunakan angka arab yang diketik naik setengah
spasi. Catatan kaki ditulis sesuai dengan nomor dan didasarkan pada standar The Chicago Manual of Style. Catatan kaki pada setiap bab diberi nomor
urut dari nomor 1 sampai habis, dan diganti nomor satu kembali pada bab yang baru. Nomor catatan kaki harus terletak pada halaman yang sesuai
dengan nomor catatan kaki tersebut.
Contoh : pada halaman 2 terdapat kutipan yang bernomor catatan kaki nomor 1 dan nomor 2, maka pada halaman 2 itu juga catatan kaki diletakkan,
tidak boleh di halaman 3 ataupun halaman lain. Catatan kaki ditulis dalam satu spasi dan mulai dari tujuh ketukan dari garis margin, dan untuk garis
berikutnya langsung dimulai dari garis margin. Kalimat yang dikutip harus dituliskan sumbernya secara lengkap tersurat dalam catatan kaki.
c. Penulisan Catatan Kaki dengan Menggunakan The Chicago Manual of Style
1) Buku
Satu Penulis
1
Maja Zehfuss, Constructivism in International Relations: The Politics of Reality (Cambridge: Cambridge University Press, 2004), 65.
Dua Penulis
7
Paul R. Viotti dan Mark V. Kauppi, International Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism (Massachusetts: Allyn and Bacon, 1993), 109 ‐ 114.
Empat atau lebih Penulis
15
Scott Burchill et.al., Theories of International Relations (New York: Palgrave, 2005), 262.
Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi bukan Penulis
6
Richmond Lattimore, penerj., The Iliad of Homer (Chicago: University of Chicago Press, 1951), 91–92.
Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi sekaligus Penulis
2
Dale C. Copeland, Constructivism and International Relations: Alexander Wendt and His Critic, ed. Stefano Guzzini dan Anna Leander (London:
Routledge, 2006), 4.
Bab atau Bagian dari Buku
9
Andrew Wiese, “‘The House I Live In’: Race, Class, and African American Suburban Dreams in the Postwar United States,” dalam The New
Suburban History, ed. Kevin M. Kruse and Thomas J. Sugrue (Chicago: University of Chicago Press, 2006), 101–2.
19
3.
Kata Pengantar atau Pendahuluan dari sebuah Buku
11
Rieger, introduction to Frankenstein; or, The Modern Prometheus, by Mary Wollstonecraft Shelley (Chicago: University of Chicago Press, 1982), xx–
xxi.
2) Artikel Jurnal
Artikel dalam Jurnal Cetak
23
John Maynard Smith, “The Origin of Altruism,” Nature 393 (1998): 639.
Artikel dalam Jurnal Online
31
Mark A. Hlatky et al., "Quality‐of‐Life and Depressive Symptoms in Postmenopausal Women after Receiving Hormone Therapy: Results from
the Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS) Trial," Journal of the American Medical Association 287, no. 5 (2002),
http://jama.amaassn.org/issues/v287n5/rfull/joc10108.html#aainfo.
3) Artikel Majalah Populer
17
Steve Martin, “Sports‐Interview Shocker,” New Yorker, May 6, 2002, 84.
4) Artikel dalam Surat Kabar
10
William S. Niederkorn, “A Scholar Recants on His ‘Shakespeare’ Discovery,” New York Times, June 20, 2002, Arts section, Midwest edition.
5) Review Buku
11
Gorman, “Endangered Species,” review of The Last American Man, by Elizabeth Gilbert, New York Times Book Review, June 2, 2002, 16.
6) Skripsi, Thesis atau Disertasi
43
M. Amundin, “Click Repetition Rate Patterns in Communicative Sounds from the Harbour Porpoise, Phocoena phocoena” (PhD diss.,
Stockholm University, 1991), 22–29, 35.
7) Paper yang dipresentasikan dalam suatu pertemuan, seminar atau konferensi
39
Brian Doyle, “Howling Like Dogs: Metaphorical Language in Psalm 59” (paper dipresentasikan pada the annual international meeting for the
Society of Biblical Literature, Berlin, Germany, June 19–22, 2002).
8) Sumber Elektronik dalam bentuk Website
44
Evanston Public Library Board of Trustees, “Evanston Public Library Strategic Plan, 2000–2010: A Decade of Outreach,” Evanston Public
Library, http://www.epl.org/library/strategic‐plan‐00.html.
Penggunaan Singkatan dalam Kutipan
Untuk menghindari pengulangan sebutan, baik nama pengarang maupun judul buku, maka perlu digunakan singkatan‐singkatan itu adalah :
a. Ibid
Dari ibidem yang berarti tempat sama, digunakan untuk menunjukan sumber yang sama (pengarang dan judul) dengan diatasnya. Singkatan Ibid
diikuti dengan halaman singkat hlm. Atau p. (page). Dan nomor halaman kutipan. Apabila catatan kaki diantaranya dengan dibawahnya yang
menggunakan singkatan Ibid. Berbeda halaman, ada baiknya bila sebelum singkatan Ibid. Dituliskan nama pengarangnya.
b. Loc. Cit
Dari ioco citato yang berarti dalam tempat yang dikutip, digunakan untuk catatan kaki yang halamannya sama dengan sumber sebelumnya yang
telah diselingi dengan sumber lain. Semula singkatan loc.cit. digunakan untuk menunjukkan sumber yang berupa buku, tetapi harina, majalah, jurnal dan
lain‐lain.. Hal yang perlu diingat dalam penggunaan singkatan loc.cit ialah tidak diikuti dengan halaman beserta nomornya.
20
c.
op. cit
Dari opere citato yang berarti karya telah dikutip), digunakan untuk menunjuk sumber yang sama, tetapi halamannya berbeda dan telah diselingi
oleh sumber lain.
Daftar Pustaka
1. Tata Cara Membuat Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi adalah daftar buku atau sumber acuan lain yang mendasari atau menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan
karangan. Penulisan daftar pustaka menggunakan standar yang sama dengan catatan kaki, yaitu The Chicago Manual of Style.
1). Buku
Satu Penulis
Zehfuss, Maja. Constructivism in International Relations: The Politics of Reality. Cambridge: Cambridge University Press, 2004.
Dua Penulis
Viotti, Paul R., dan Mark V. Kauppi. International Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism. Massachusetts: Allyn and Bacon, 1993.
Empat atau lebih Penulis
Burchill, Scott, Andrew Linklater, Richard Devetak, Jack Donnelly, Matthew Paterson, Christian Reus‐Smit dan Jacqui True. Theories of
International Relations. New York: Palgrave, 2005.
Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi bukan Penulis
Lattimore, Richmond, penerj. The Iliad of Homer. Chicago: University of Chicago Press, 1951.
Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi sekaligus Penulis
Copeland, Dale C. Constructivism and International Relations: Alexander Wendt and His Critic, edited by. Stefano Guzzini dan Anna Leander.
London: Routledge, 2006.
Bab atau Bagian dari Buku
Wiese, Andrew. “‘The House I Live In’: Race, Class, and African American Suburban Dreams in the Postwar United States.” In The New
Suburban History, edited by Kevin M. Kruse and Thomas J. Sugrue, 99–119. Chicago: University of Chicago Press, 2006.
Kata Pengantar atau Pendahuluan dari sebuah Buku
Rieger, James. Introduction to Frankenstein; or, The Modern Prometheus, by Mary Wollstonecraft Shelley, xi–xxxvii. Chicago: University of
Chicago Press, 1982.
2). Artikel Jurnal
Artikel dalam Jurnal Cetak
Smith, John Maynard. “The Origin of Altruism.” Nature 393 (1998): 639–40.
Artikel dalam Jurnal Online
Hlatky, Mark A., Derek Boothroyd, Eric Vittinghoff, Penny Sharp, and Mary A. Whooley. "Quality‐of‐Life and Depressive Symptoms in
Postmenopausal Women after Receiving Hormone Therapy: Results from the Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS)
Trial."
Journal
of
the
American
Medical
Association
287,
no.
5
(February
6,
2002),
http://jama.amaassn.org/issues/v287n5/rfull/joc10108.html#aainfo.
21
3). Artikel Majalah Populer
Martin, Steve. “Sports‐Interview Shocker.” New Yorker, May 6, 2002.
4). Artikel dalam Surat Kabar
Niederkorn, William S. “A Scholar Recants on His ‘Shakespeare’ Discovery.” New York Times, June 20, 2002, Arts section, Midwest edition.
5). Review Buku
Gorman, James. “Endangered Species.” Review of The Last American Man, by Elizabeth Gilbert. New York Times Book Review, June 2, 2002.
6). Skripsi, Thesis atau Disertasi
Amundin, M. “Click Repetition Rate Patterns in Communicative Sounds from the Harbour Porpoise, Phocoena phocoena.” PhD diss.,
Stockholm University, 1991.
7). Paper yang dipresentasikan dalam suatu pertemuan, seminar atau konferensi
Doyle, Brian. “Howling Like Dogs: Metaphorical Language in Psalm 59.” Paper presented at the annual international meeting for the Society of
Biblical Literature, Berlin, Germany, June 19–22, 2002.
8). Sumber Elektronik dalam bentuk Website
Evanston Public Library Board of Trustees. “Evanston Public Library Strategic Plan, 2000–2010: A Decade of Outreach.” Evanston Public
Library. http://www.epl.org/library/strategic‐plan‐00.html (accessed June 1, 2005).
2. Teknik Penyusunan Daftar Pustaka
Adapun teknik penyusunan daftar pustaka ialah sebagai berikut :
a) Daftar pustaka disusun secara alfabetis, baik vertikal maupun horizontal. Maksudnya, nama pengarang yang dimulai dengan huruf Aab
diletakkan di atas nama yang dimulai dengan Aac, Aad, Aba, seterusnya.
b) Nama pengarang dibalikan, artinya nama panggilan, marga, nama keluarga, dikedepankan. Penggalan nama yang dibalikkan diantarai dengan
tanda koma.
c) Daftar nama sebagaimana dimaksud pada nomor (1) setelah dilakukan pembalikan.
d) Gelar akademik dan jabatan dapat dicantumkan dan diletakkan selelah nama keseluruhan. Batas nama dengan gelar diberi tanda koma.
e) Daftar pustaka ditulis dari margin kiri dan bila titik cukup ditulis dalam satu baris, maka baris kedua, ketiga dan seterusnya ditulis 5‐7 ketukan
kedalam dengan jarak 1 spasi.
f) Jarak antara sumber pustaka yang satu dengan daftar pustaka yang lain adalah 1 spasi.
g) Bila nama pengarang sama, maka penyebutan kedua, ketiga dan seterusnya cukup memberi garis panjang sepanjang 5‐7 ketukan dan diikuti
dengan unsur-unsur pustaka yang lain.
h) Bila dalam tahun yang sama diketahui seorang pengarang menyusun lebih dari satu buku, maka diberikan kode a, b, atau c dibelakang tahun
terbit.
i) Dalam daftar pustaka tidak perlu dicantumkan halaman (kutipan).
j) Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
k) Bila pengarang lebih dari satu orang, sumber pustaka berupa majalah, harian, atau karya yang belum diterbitkan, bunga rampai, dan sebagainya.
Berlaku seperti pada catatan kaki. Hanya dalam daftar pustaka tidak digunakan singkatansingkatan lbid, oc. cit., dan loc. cit.
22
Download