Disusun Oleh : Muhammad Arjul, M.Si Koordinator Mata Kuliah Rengga Dina Permana Diperiksa oleh : M. Riza Widyarsa, M. Si Ketua Program Studi Disetujui oleh : No. Dokumen : Halaman 1 dari 22 Mulai Berlaku : Tanggal 4 Maret 2013 Satuan Acara Perkuliahan Organisasi Internasional (HI 2011 B/C) SKS : 3 Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen : Muhammad Arjul, M. Si Rengga Dina Permana 081380893950 [email protected] Prof. Yahya Muhaimin Dekan TIU Mata Kuliah (Standard Kompetensi) : Mata kuliah ini bertujuan untuk memahami apa yang dimaksud dengan organisasi internasional, tipologi, hubungannya dengan negara, serta peranannya dalam dunia internasional. Perbedaan antara rezim internasional dengan organisasi internasional . Organisasi internasional mempunyai peran sentral dalam dinamika sistem internasional dewasa ini. Diskursus yang lahir dan muncul dalam organisasi internasional menempatkannya sebagai salah satu penentu dalam sistem internasional. Semakin mengkristalnya negara-negara dunia dalam bentuk regionalisme, seperti: UE dan ASEAN juga menyebabkan pentingnya keberadaan organisasi internasional dalam rangka mewujudkan stabilitas dunia dalam kerangka multi-polar system based on regional organization. Dalam mata kuliah ini juga membahas mengenai institutional logic yang merupakan sebuah buzzword dalam pembahasan mengenai organisasi internasional juga perbedaan institutional logic dengan new institutionalism. 1 Peran aktor regional tersebut ditunjang dengan semakin kuatnya posisi Non-Governmental Organizations (NGOs) dan Global Civil Society (GCS), ditambah dengan Multi National Cooperations (MNCs) dalam percaturan politik dan ekonomi global yang mempertegas keberadaan organisasi internasional. Dengan adanya mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengenal, mengetahui, memahami, serta menganalisa keberadaan organisasi internasional, baik dalam kooridor Inter-Governmental Organizations (IGOs), INGOs, MNCs, Humanitarian Assistance, dan lain sebagainya. Selain itu, mata kuliah ini didesain untuk mengajak mahasiswa/i lebih banyak berinteraksi dalam bentuk diskusi sehingga mata kuliah ini boleh dikatakan bersifat dua arah. Pada akhirnya sharing informasi yang dilakukan akan meningkatkan kemampuan analisis mahasiswa/i dalam menjawab suatu permasalahan atau kasus yang ada. Sifat ujian UTS/ UAS Waktu ujian UTS/ UAS Komposisi nilai : : Disesuaikan dengan bobot soal ujian : Tugas : 30% (Review Artikel dan Presentasi Individu) UTS : 30% (open book) UAS : 40% (Makalah dan Presentasi Individu) Kredit Ekstra : Bersifat fleksibel. Penilaian didasarkan pada karya tulis yang pernah dipublikasikan di media massa atau jurnal, baik dalam bentuk artikel maupun resensi buku. Selain itu, keaktifan mahasiswa/i selama diskusi di kelas juga akan menjadi nilai tambah. Sebagai tambahan setiap perkuliahan akan dibuka dengan tanya jawab mengenai mata kuliah yang akan dibahas. Untuk itu, mahasiswa/i wajib membaca terlebih dahulu materi yang akan dibahas sebelumnya (perhatikan SAP). Bagi yang mampu menjelaskan materi dengan baik akan mendapatkan poin tambahan, sedangkan yang tidak bisa menjelaskan materi sama sekali akan mendapat hukuman dengan membuat review tambahan. 2 Kontrak Perkuliahan: 1. Mahasiswa diharapkan hadir tepat waktu sebagaimana jadwal kelas sebagaimana telah disepakati. Tidak ada toleransi keterlambatan. Jika mahasiswa hadir melewati batas kesepakatan, maka mahasiswa yang bersangkutan tetap dipersilahkan mengikuti perkuliahan pada hari tersebut, namun tidak diperkenankan untuk mengisi daftar hadir. 2. Absensi mengacu kepada pedoman Fakultas. Dalam hal ini, batas ketidakhadiran mahasiswa adalah sebanyak 3 (tiga) kali perkuliahan tatap muka, atau sebanyak 75% dari total perkuliahan tatap muka. Jika tidak hadir lebih dari ketentuan tersebut tanpa pemberitahuan tertulis atau alasan yang jelas, maka mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti ujian akhir semester (UAS) 3. Setiap mahasiswa wajib membaca setiap bahan bacaan wajib sebelum kelas dimulai. Akan diberlakukan sistem morning shock yang merupakan quiz lisan bagi peserta kelas serta punishment bagi setiap peserta kelas yang tidak dapat menjawab quiz yang diberikan. 4. Pengumpulan Makalah Akhir Semester dilaksanakan pada hari yang telah ditentukan. Tidak ada susulan bagi mahasiswa yang tidak hadir pada hari ujian dilaksanakan, kecuali untuk alasan-alsan yang dapat ditoleransi berdasarkan pedoman fakultas. Tidak ada toleransi keterlambatan Penyerahan Makalah Akhir. 5. Reviews dikumpulkan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Keterlambatan akan membuat mahasiswa yang bersangkutan mendapatkan nilai 0 (nol) untuk review yang seharusnya dibuat. 6. Mahasiswa tidak mempergunakan telepon seluler selama kelas berlangsung. 7. Mahasiswa tidak diperkenankan keluar masuk selama kelas berlangsung tanpa ada izin dan alasan yang jelas. 8. Sanksi bagi tindakan plagiarisme adalah ketidaklulusan pada mata kuliah ini. 9. Tugas dicetak di atas kertas bolak-balik. KEBIJAKAN INTEGRITAS AKADEMIS (!) Semua tugas mata dalam mata kuliah ini harus benar-benar merupakan hal yang orisinil, karya mahasiswa yang otentik. Pelanggaran terhadap kebijakan integritas akademik seperti berupa plagiasi, akan mendapatkan sanksi yang sangat keras berupa diskualifikasi total. Teknik Penulisan Review : Tugas review dilangsungkan sebanyak 4 kali selama masa perkuliahan. Pengumpulan review dilakukan pada pertemuan ke-5, ke-7, ke-11, dan ke-13. Jika lewat dari waktu yang telah ditentukan tidak akan diterima dengan alasan apapun. (No E-Mail Please!). Minimal 1 artikel pembanding dengan komposisi 30% resume artikel, 30% resume 1 artikel pembanding, 30% analisa reviewer, dan 10% kesimpulan. Format penulisan: Cambria; Font 11; Spasi 1,5; Margin: 3-2-2-3; A4; Jumlah kata: 1500 kata (cantumkan word count). Dicetak bolak-balik. Tata cara penulisan, lihat Lampiran 1. 3 Teknik Presentasi Individu : Presentasi Individu akan dilakukan setiap pertemuan (mulai pertemuan ke-4) di setiap awal perkuliahan. Jumlah penyaji ditentukan kemudian (menyesuaikan jumlah mahasiswa). Bahan yang akan dipresentasikan ditentukan oleh tim pengajar dan diumumkan setiap minggunya pada awal perkuliahan. Buat 4 halaman resume dari analisa kasus yang telah dibuat. Penilaian terdiri dari tiga komponen: komunikatif, substantif, interaktif. Teknik Penulisan Makalah : Topik makalah akan mengacu pada 4 (empat) cluster yakni International Law, Security (war, peace, peacekeeping operation, human security, poverty, famine, humanitarian assistance, etc), Trade, Economy, and Financial (business, trade, crises, etc), dan Democracy and Human Right (women’s right, democratization, LGBT rights, etc). Mahasiswa bebas mengajukan topik apapun selama masih relevan dengan cluster dimaksud dan tidak boleh ada pembahasan yang sama dalam 1 kelas. Outline makalah, terdiri dari latar belakang dan rumusan masalah, diserahkan pada minggu (pertemuan) ke-6 dengan opsi revisi hingga minggu ke-8. Jika lewat dari minggu ke-6, akan terjadi pengurangan nilai (-5) setiap minggu yang terlewati. Contoh outline, lihat Lampiran 2. Format makalah: Pendahuluan (latar belakang, rumusan dan kerangka teori); pembahasan; dan kesimpulan. Format penulisan: Cambria; Font 11; Spasi 1,5; Margin: 3-2-2-3; A4; Jumlah kata: 2,700-3,000 kata (diluar halaman judul, footnote, dan daftar pustaka). Makalah dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan dan dipresentasikan dihadapan tim pengajar. Masing-masing pemakalah diberi waktu selama 10 menit untuk mempresentasikan makalahnya dan dilanjutkan dengan sesi tanya ─ jawab. Cara penulisan footnote dan daftar pustaka, lihat Lampiran 3. Daftar Referensi : 1. Barkin, J. Samuel. 2006. International Organization: Theories and Institution. New York: Palgrave MacMillan 2. Hasenclever, Andreas. et.al.,1997. Theories of International Regime. Cambridge: Cambridge University Press. 3. Sutch, Peter dan Juanita Elias. 2007. International Relations The Basics, Chapter 5 “Challenging Anarchy”. New York dan London: Routledge. 4. Mills, Sara. 2004. Discourse. New York dan London: Routledge. 4 5. Baylis, John. dan Smith, Steve (ed). 2001. The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations. Oxford: Oxford University Press. 6. Alter, Karen J. 2001. Who Are the “Masters of the Treaty”? European Governments and the European Court of Justice. Massachusets: The MIT Press 7. Weatherbee, Donald E., 2005. International Relations in South East Asia: The Struggle for Autonomy, Lanham: Rowman & Littlefield Publishers Inc. 8. Coicaud, Jean Michel dan Heiskanen, Veijo (ed). 2001. The Legitimacy of International Organizations. Tokyo: United Nations University Press. 9. Hanhimӓki, Jussi M. 2008. The United Nations A Very Short Intoriduction, Oxford: Oxford University Press. 10. Germain, Randall D. dan Michael Kenny. 2005. The Idea of Global Civil Society Politics and Ethics in Globalizing Era. New York: Routledge. 11. Krasner, Stephen. 1999. Sovereignty Organized Hypocrisy. Princeton: Princeton University Press. 12. Peet, Richard. 2003. The Unholy Trinity: The IMF, World Bank, and WTO. Kuala Lumpur: SIRD. 13. Pinder, John, dan Usherwood, Simon. 2007. European Union: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University Press. 14. Wunderlich, Jens-Uwe. 2007. Regionalism, Globalization, and International Order. Hampshire: Ashgate. 15. Coffey, Peter, dan Riley, Robert J. The Reform of International Institutions: The IMF, World Bank, and WTO. 16. Iriye, Akira. 2002. Global Community The Role of International Organizations in the Making of the Contemporary World. Los Angeles: University of California Press. 17. Simmons, Beth A. dan Richard H. Steinberg. 2006. International Law and International Relations. Cambridge: Cambridge University Press. 18. Rosenau, James N. dan Ernst-Otto Czempiel (eds.) 1992. Governance without Government. Cambridge: Cambridge University Press. 19. Walker, James W. St.G dan Andrew S. Thompson. 2008. The Emergence of Global Civil Society. Wilfried Laurier University Press. 20. Clark, John. 2003. Worlds Apart Civil Society and the Battle for Ethical Globalization. London: Earthscan Publication Ltd. 21. Ӧzsahin, Ersin. 2010. The International Constraints om Regime Changes: How Globalization Hinders the Prospects for Democratization. 22. Vedder, Anton (ed). 2007. NGO Involvement in International Governance and Policy: Source of Legitimacy. Martinus Nijhof Publisher. 5 23. United Nations. 2007. Basic Facts of United Nations. New York: United Nations. 24. Akehurst, Peter. 1997. Modern Introduction to International Law. London: Routledge. 25. Direktorat Jendral Informasi dan Diplomasi Publik. 2007. ASEAN: Selayang Pandang. Jakarta: Deplu. 26. Duignan, Peter. 2000. NATO: Its Past, Present, and Future. California: Hoover Institution Press. 27. Flores, Jamil Maidan. 2000. ASEAN: How It Works. Jakarta: Sekretariat ASEAN. 28. Hendrikson, Ryan C. 2006. Diplomacy and War at Nato: The Secretary General and Military Action After the Cold War. Missouri: University of Missouri Press. 29. Moore, Rebecca R. 2007. NATO’s New Mission: Projecting Stability in a Post Cold War World. Westport: Greenwood Publishing Group. 30. Toddy, Philip.1997. An Historical Introduction to European Union. London: Routledge. 31. Friedman, Thomas. 2005.How Companies Cope dalam the World is Flat: the Brief History of Globalized World, London: Allen Lane 32. Soederberg, Susanne.2006.Global Governance and Corporate Social Responsibility dalam Global Governance in Question, London: Pluto Press 33. Wolf, Martin. 2005.Cowed by Corporation dalam Why Globalization Works, New Haven: Yale Notabene 34. Brinkerhoff, Jennifer M. 2007. NGOs and Millenium Development Goals. New York: Palgrave Macmillan. 35. Greenwood, Royston., et.al. The Sage Handbook of Organizational Institutionalism. London: Sage. Catatan : Mahasiswa diperkenankan untuk menggunakan referensi bacaan di luar dari referensi yang telah ditentukan. 6 Pokok Bahasan Perkuliahan Minggu Ke- Pokok Bahasan Metode Pengajaran Ceramah dan Diskusi Pengantar Silabus dan Kuliah Perkenalan seputar mata kuliah Menjelaskan sistem perkuliahan Menjelaskan mekanisme tugas dan ujian Negara: Kedaulatan dan Implikasinya Sejarah tentang lahirnya Diskusi Kedaulatan Negara Mendiskusikan prokontra konsep kedaulatan negara dalam OI Batasan dan wewenang negara dalam OI dan sebaliknya Redefinisi Kedaulatan? 1 2 Sub Pokok Bahasan Media/ Alat OHP/In Focus bila diperlukan OHP/In Focus bila diperlukan 7 Tugas Ref - 5, 11, 24 Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa/i diharapkan mampu mengikuti perkuliahan dengan baik sesuai sistem yang berlaku; Mahasiswa/i diharapkan mampu mengetahui dan melihat perkembangan sejarah keberadaan OI; Mahasiswa/i diharapkan mampu mencari persamaan dan perbedaan OI di setiap periodenya. Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami sejarah terbentuknya negara sebagai sebuah entitas yang menjadi aktor utama dalam studi Ilmu Hubungan Internasional. Mahasiswa/i diharapkan mampu menganalisis tantangan Organisasi Internasional bagi kedaulatan negara; Mahasiswa/i diharapkan mampu menganalisis interaksi antara negara di dalam OI dan sistem internasional; Mahasiswa/i diharapkan 3 4 “Challenging Sejarah perkembangan Anarchy?”, OI mulai dari zaman Organisasi Yunani Kuno sampai Internasional dan pendirian Liga BangsaRezim Internasional Bangsa (LBB) Definisi, fungsi, klasifikasi, dan tujuan OI Natur Rezim Internasional dan pendekatan dalam rezim internasional Perbedaan OI dengan rezim internasional Diskursus power dalam OI maupun Rezim Internasional Perdebatan paradigmatik dalam menganalisa Organisasi Internasional (Liberalisme, Konstruktivisme, Posmodernisme, Realisme, Marxisme) Diskursus dalam Organisasi Internasional Mendiskusikan tentang diskursus yang terdapat dalam organisasi internasional Analisa akan Diskusi OHP/In Focus bila diperlukan Diskusi dan Presentasi Individu OHP/In Focus bila diperlukan 8 mampu untuk melakukan analisa tentang redefinisi kedaulatan. 1, 2, 3, Mahasiswa/i diharapkan 5, 8, mampu memahami apa yang 16, 17, dimaksud dengan OI; 21 Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami apa yang dimaksud dengan Rezim Internasional; Mahasiswa/i diharapkan mampu mencari persamaan dan perbedaan antara satu OI dengan yang lainnya; Mahasiswa/i diharapkan mampu membedakan antara OI dengan Rezim Internasional; Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami pendekatan di dalam memahami OI dan Rezim Internasional; Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami dan melakukan analisa terkait dengan perdebatan paradigmatic dalam menganalisa OI. 4 Memahami apa yang dimaksud dengan diskursus dan bagaimana diskursusdiskursus tersebut menjadi salah satu platform bagi kemunculan OI serta diskursus yang inheren di dalamnya Institutional Logic: How a buzz-word can be a problem? 5 6 Global Governance dan Good Governance Memahami institutional logic sebagai sebuah buzz-word sehingga maknanya terdistorsi dan menjadi sesuatu yang taken for granted Penelusuran terhadap refleksi akan definisi dan kontribusi teoritis serta metodologis yang bisa ditawarkan dalam menganalisa institusi Memahami kontradiksi baik secara praktis (practices) maupun dari segi kepercayaan (beliefs) yang inheren terdapat dalam institusi. Good Governance dan Global Governance dalam studi ilmu HI Diskursus demokrasi Diskusi dan Presentasi Indvidu OHP/In Focus bila diperlukan Review 1 35 Diskusi dan Presentasi Individu OHP/In Focus bila diperlukan Outline 18, 21 9 keajegan OI; Mahasiswa/i diharapkan mampu mengutarakan diskursus apa yang terdapat dalam organisasi internasional; Mahasiswa/i diharapkan mampu menganalisa kaitan antara diskursus yang ditemukan dalam OI dan pengaruhnya terhadap tatanan internasional. Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami perubahan nilai dan budaya yang terdapat di dalam organisasi; Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami logika institusional dan perbedaannya dengan new institutionalism; Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami meta teori dari institutional logic. Memahami diskursus mengenai tata kepemerintahan global dalam Hubungan serta kaitannya dengan Global Good Governance Skenario keberlanjutan bagi Global Governance Pendekatan dalam memahami Global Governance 7 Global Civil Globalization— Agony Society: The Global or Ecstasy? Legitimacy Game Globalisasi Civil Society The Idea(l) of Global Civil Society Kontestasi Global Civil Society Global Civil Society and Global Govermentality Civil Society dalam Era Jejaring (Network Era) Civil Society, Globalisasi, dan Diskusi dan Presentasi Individu 10 Review 2 Internasional khususnya Organisasi Internasional; Signifikansi dari diskursus tersebut terutama terkait dengan bagaimana Global Governance diyakini sebagai sebuah mekanisme kepemerintahan yang dapat menangani secara efektif berbagai permasalahan yang berkarakter transansional; Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami pendekatan yang digunakan dalam memahami Global Governance; Mahasiwa/i mampu untuk menganalisa lebih lanjut mengenai skenario atas keberlanjutan bagi Global Governance. 10, 19, Memaknai globalisasi 20 sebagai sesuatu yang tidak given, termasuk perdebatan mengenai kemunculannya; Memahami dan memaknai ide dari kemunculan Global Civil Society beserta kontestasi akan kemunculan dan eksistensinya; Aware akan kedekatan dan keterputusan yang terjadi antara perdebatan atas Global Civil Society (GCS) dengan dunia ‘nyata’ dalam politik global; Gelombang protes yang berbasiskan pada GCS dan bagaimana people dalam Era Terjejaring. Gelombang Protes Kemunculan multitude. Ujian Tengah Semester (UTS) 8 Regionalisme: Integrasi NegaraNegara (?) 9 10 Non-Governmental Organizations (NGOs) dan International NonGovernmental Organizations (INGOs) Mendiskusikan mengenai pembentukan organisasi regional (latar belakang dan sejarah) Mendiskusikan tantangan yang dihadapi oleh organisasi regional Organisasi regional sebagai stabilisator sistem internasional. Dinamika problem yang dihadapi organisasi regional. Mendiskusikan tiga organisasi regional dengan latar belakang sejarah yang berbeda, yakni NATO, EU, dan ASEAN Mendiskusikan sejarah dan perkembangan INGOs dan NGOs Mendiskusikan peran INGOs dan NGOs dalam arena politik internasional Diskusi dan Presentasi Individu Diskusi dan Presentasi Individu 11 OHP/In Focus bila diperlukan 9, 13, 14, 25. 26. 27, 28, 29, 30 Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami perkembangan dari organisasi regional yang ada; Memahami dan menganalisa tantangan yang dihadapi oleh masing-masing organisasi regional. 1, 22, 34 Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami apa yang dimaksud dengan INGOs dan NGOs berikut sejarah perkembangannya; Mahasiswa/i diharapkan mampu menganalisis peran Multi National Coorperations (MNCs) 11 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 12 Mendiskusikan peluang dan tantangan INGOs dan NGOs di masa depan Mendiskusikan sejarah dan perkembangan MNCs Mendiskusikan peran MNCs dalam arena politik internasional Mendiskusikan peluang dan tantangan MNCs di masa depan Mendiskusikan mengenai gerakan #occupy sebagai tantangan bagi eksistensi MNCs Mendiskusikan peran Corporate Social Responsibility (CSR) dalam kaitannya dengan MNCs serta Global Governance. Mendiskusikan sejarah, fungsi, dan tujuan PBB Mendiskusikan organorgan utama dalam PBB Mendiskusikan beberapa organ otonom dalam PBB Mendiskusikan isu-isu yang sekarang sedang hangat dalam PBB, dan wewenang INGOs dan NGOs dalam suatu negara. Diskusi dan Presentasi Individu Diskusi dan Presentasi Individu 12 Review 3 OHP/In Focus bila diperlukan 1, 31, 32, 33 Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami apa yang dimaksud dengan MNCs berikut sejarah perkembangannya; Mahasiswa/i diharapkan mampu menganalisis peran dan wewenang MNCs dalam suatu negara. Mahasiswa/i diharapkan mampu menganalisa CSR yang bersifat global dan mengarahkan pada suatu norma bersama; Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami lahirnya sistem good governance sebagai akibat dari CSR. 9, 16, 23, 24 Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami raison d’etre pembentukan PBB dan perbedaannya dengan LBB; Mahasiswa/i diharapkan mampu mengenali tugas dan fungsi organ-organ utama, seperti: MU, DK, MI, ECOSOC, Sekjen, dan DP; seperti: reformasi maupun MDGs (post2015) Bretton Woods : System in International Order 13 Polyjuice Effect, The Economic Institutional Trio: World Bank, IMF, and World Trade Organization 14 Mendiskusikan sejarah Bretton Woods hingga menjadi sebuah sistem sebuah tatanan yang hidup. Mendiskusikan hasil dari konferensi tersebut. Mendiskusikan efek yang ditimbulkan dari sistem tersebut. Mendiskusikan latar belakang sejarah dan tujuan pembentukan dari 3 institusi ekonomi dunia (Bank Dunia, IMF, dan WTO) Memahami praktik aid dan loan IMF dan dampaknya Memahami praktik aid dan loan WB dan dampaknya Memahami pengaruh pemberlakuan poin-poin Diskusi dan Presentasi Individu OHP/In Focus bila diperlukan Diskusi dan Presentasi Individu OHP/In Focus bila diperlukan 13 Review 4 12, 24 Mahasiswa/i diharapkan mampu menganalisis peran PBB dalam mewujudkan perdamaian dunia; Mahasiswa/i diharapkan mampu untuk menganalisa keberlangsungan dan tantangan, khususnya dalam hal pembangunan, yang dihadapi MDGs. Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami raison d’ etre diselenggarakannya pertemuan tersebut; Mahasiswa/i dapat menganalisis efek yang ditimbulkan dari sistem tersebut. Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami alasan pembentukan IMF, Bank Dunia, dan WTO; Mahasiswa/i dapat menganalisis peran dan pengaruh IMF, Bank Dunia, dan WTO pada dunia; Mahasiswa/i diharapkan mampu menganalisa efek polyjuice yang dimiliki oleh ketiga institusi ekonomi dunia. Masa Depan Organisasi Internasional WTO bagi dunia Mendiskusikan dampak dari ketiga institusi ekonomi dunia dan efek polyjuice yang inheren di dalamnya. Menjelaskan perbedaan antara kosmopolitanisme, nasionalisme dan fundamentalisme Menganalisa perbedaaan identitas sebagai problem dalam organisasi Internasional Mencari prakondisi bagi terbentuknya identitas kolektif OHP/In Focus bila diperlukan 15 16 UAS (Ujian Akhir Semester) 14 Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami perbedaan antara kosmopolitanisme, nasionalisme, dan fundamentalisme; Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami problem identitas sebagai salah satu problem mendasar dalam OI; Mahasiswa/i diharapkan mampu memahami bagaimana diskursus mengenai identitas kolektif ditanamkan dalam OI; Mahasiswa/i diharapkan mampu menganalisa masa depan OI di tengah maraknya protes dan dipertanyakannya akuntabilitas OI khususnya bagi perdamaian dan keamanan dunia serta penyediaan dunia yang lebih baik. LAMPIRAN 1 Tata cara penulisan review: Review Card – Article (Journal/Reader) [Nama Penulis, “Judul Artikel,” Nama Jurnal, Volume(Issue), Tahun] Concerns / Problems Background - - The “why” & “so what” - Framework (theoretical / assumption) Aims/ strategies to address problem - - Supplementary argument Main argument - Reviewer’s Notes (praise/critics) - Tips pengisian: - Baca artikel sambil ditandai sesuai kolom-kolom review card ini. - Tulis/copy-paste kalimat-kalimat (yang sudah ditandai) tadi ke kolom-kolom berikut. o Sertakan tanda kutip (“ ”) untuk kalimat yang dikutip langsung. o Sertakan juga halaman dari mana kalimat tersebut dikutip di setiap akhir kutipan. o Tips untuk copy-paste dari file .pdf: salin dahulu kalimat tersebut ke Notepad (file .txt), lalu rapikan paragrafnya, baru salin ke review card ini. NB: Hal ini demikian karena apabila langsung disalin, maka format bawaan dari file artikel .pdf tersebut akan berkonflik dengan format Word dari review card ini; penyalinan ke Notepad berfungsi untuk menetralisir format .pdf tadi. - Pangkas redudansi/pengulangan kalimat yang tertera di kolom; rangkum atau parafrasekan kalimat yang bertele-tele. - Tuangkan dalam bentuk paragraf. - Enjoy! 15 LAMPIRAN 2 Outline PERANAN IMO (INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION) DALAM MENJAGA KEAMANAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN INTERNASIONAL DI INDONESIA 1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang cukup strategis. Terdapat berbagai macam sumber daya kekayaan alam di negara ini. Indonesia juga merupakan sebuah negara kepulauan dengan wilayah laut atau perairan yang sangat luas. Jalur-jalur laut strategis yang ada di Indonesia digunakan sebagai jalur-jalur pelayaran, baik pelayaran dalam negeri maupun pelayaran internasional. Aktifitas pelayaran di wilayah perairan Indonesia ini berfungsi sebagai jalur-jalur pelayaran untuk perdagangan (baik domestik maupun perdagangan luar negeri), pelayaran transportasi laut, dan sebagainya. Agar aktifitas pelayaran internasional di wilayah perairan Indonesia dapat berjalan secara efektif, maka dibutuhkan adanya keamanan dan kenyamanan untuk keselamatan pelayaran internasional di wilayah perairan Indonesia. Oleh sebab itu, untuk menjaga keamanan dan keselamatan aktifitas pelayaran internasional Indonesia tersebut, dalam hal ini Indonesia pun melakukan kerja sama dengan sebuah organisasi internasional yakni IMO (International Maritime Organization). Organisasi internasional ini merupakan sebuah badan khusus di bawah naungan organisasi PBB yang didirikan pada tahun 1948. Organisasi Internasional ini beranggotakan 169 negara, dimana Indonesia sebagai salah satu negara anggotanya yang cukup memiliki potensi dalam hal wilayah lautnya. Indonesia menjalin kerja sama dengan IMO dan menjadi anggotanya sejak tahun 1961 1. Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara maritim terbesar di dunia memiliki kepentingan yang luas dalam keanggotaan dan kerja samanya dengan IMO. Oleh sebab itu, peranan IMO dalam hal ini dapat mendukung Indonesia untuk menciptakan wilayah perairan laut yang efektif yang diinginkan sebagai jalur pelayaran. 1 “IMO”, didapat dari: www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1hi09/204613018/bab4.pdf, diakses pada: 21 September 2012. 16 2. Rumusan Masalah Bagaimana bentuk peranan IMO (International Maritime Organization) dalam upaya menjaga keamanan dan keselamatan pelayaran internasional di wilayah perairan Indonesia dan dampaknya bagi pelayaran internasional di perairan Indonesia tersebut? 17 LAMPIRAN 3 The Chicago Manual of Style, digunakan untuk penulisan catatan kaki dan juga daftar pustaka. 1. Tertib mengutip Kutipan langsung dan atau kutipan tidak langsung berdampak pada cara memasukkannya di dalam teks. Kedua macam kutipan tersebut mempunyai perbedaan dalam cara mencetak kutipan yang bersangkutan. a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris Kutipan langsung yang panjangnya (setelah dikutip) tidak lebih dari empat baris dimasukkan dalam teks. Adapun tertibnya ialah sebagai berikut : 1) Bagian yang merupakan kutipan diapit dengan tanda kutip ; 2) Jarak antara satu baris dengan baris yang lain dua spasi (sama dengan baris-baris teks yang lainnya ; 3) Setelah tanda kutip akhir kutipan diberi nomor urut petunjuk kutipansetengah spasi keatas (Foot Note) 4) Bila menggunakan nomor urut petunjuk, harus diikuti dengan pembuatan catatan kaki dibagian bawah halaman yang sama ; 5) Bila didalam kutipan terdapat kutipan lagi, kutipan yang kedua diapit dengan tanda kutip tungal (‘…..’) b. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris Kutipan melebihi empat baris (setelah dikutip) ditulis terpisah dengan teks. Adapun tertibnya adalah sebagai berikut : 1) Kutipan dapat menggunakan tanda kutip dan dapat tidak; 2) Kutipan dibuat alinea baru dengan jarak 2.5 spasi dari alinea sebelumnya; 3) Jarak baris dengan baris kutipan 1 spasi; 4) Seluruh bagian kutipan ditulis menjorok ke dalam antara 5‐7 ketukan, dan apabila kutipan ditulis dengan alinea baru baris pertama dari kiri kutipan ditulis masuk lagi 5‐7 ketukan; 5) Sesudah kutipan diberi nomor petunjuk agar diangkat sedikit besar 0.5 spasi (Foot Note); 6) Bila dalam kutipan terdapat kutipan lagi, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (a) menggunakan tanda kutip tunggal (‘….’) untuk kutipan yang ada di dalam kutipan; dan (b) bila kutipan tidak menggunakan tanda kutip, kutipan yang ada didalam kutipan tersebut diapit denga kutip ganda. c. Kutipan tidak langsung Kutipan tidak langsung merupakan kutipan pendapat orang yang hanya mengambil sari pati ide. Kalimat‐kalimat dalam kutipan tidak langsung merupakan rumusan penulis. Adapun tertibnya adalah sebagai berikut : 1) Kutipan diintegrasikan ke dalam teks ; 2) Kutipan tidak diberi tanda kutip; 3) Tidak ada pembedaan spasi; d. Sesudah kutipan diberi nomor petunjuk agar diangkat sedikit besar 0.5 spasi (Foot Note). 2. Pengertian dan Tata Cara Pembuatan Catatan Kaki (Foot Note) dengan Menggunakan The Chicago Manual of Style a. Pengertian Adapun yang dimaksud dengan catatan kaki adalah semua keterangan yang berkaitan dengan uraian (teks) yang ditulis dibagian bawah halaman yang sama. Apabila keterangan semacam itu disusun dibagian akhir keterangan biasanya disebut keterangan saja. Catatan kaki bukan semata‐mata dimaksudkan untuk menunjuk sumber kutipan, melainkan juga dipergunakan untuk memberikan keterangan tambahan terhadap uraian atau teks. Oleh 18 karena itu, antara catatan kaki dengan teks sangat erat kaitannya. Kaitan antara teks dan catatan kaki ditandai dengan dipergunakannya nomor-nomor penuntun yang sama, atau ada juga yang menggunakan tanda‐tanda asterik (*) bila jumlah keterangannya tidak banyak. Bila dalam satu halaman atau bagian ada dua atau lebih yang perlu diberi keterangan, hal itu dapat dilakukan dengan menambah tanda asterik menjadi dua, tiga dan seterusnya. b. Tata cara Membuat Catatan Kaki (FN) Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat catatan kaki yang menyangkut penomoran, penggunaan singkatan‐singkatan, dan penempatannya. - Penomoran Catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor pada kutipan. Nomor itu berurutan untuk setiap bab atau untuk setiap karangan. Bila penomoran hanya dilakukan untuk satu bab, berarti setiap awal bab dimulai dengan catatan nomor baru. Seperti pada kutipan, nomor pada catatan kaki diangkat setengah spasi diatas baris. Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip dengan menggunakan angka arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki ditulis sesuai dengan nomor dan didasarkan pada standar The Chicago Manual of Style. Catatan kaki pada setiap bab diberi nomor urut dari nomor 1 sampai habis, dan diganti nomor satu kembali pada bab yang baru. Nomor catatan kaki harus terletak pada halaman yang sesuai dengan nomor catatan kaki tersebut. Contoh : pada halaman 2 terdapat kutipan yang bernomor catatan kaki nomor 1 dan nomor 2, maka pada halaman 2 itu juga catatan kaki diletakkan, tidak boleh di halaman 3 ataupun halaman lain. Catatan kaki ditulis dalam satu spasi dan mulai dari tujuh ketukan dari garis margin, dan untuk garis berikutnya langsung dimulai dari garis margin. Kalimat yang dikutip harus dituliskan sumbernya secara lengkap tersurat dalam catatan kaki. c. Penulisan Catatan Kaki dengan Menggunakan The Chicago Manual of Style 1) Buku Satu Penulis 1 Maja Zehfuss, Constructivism in International Relations: The Politics of Reality (Cambridge: Cambridge University Press, 2004), 65. Dua Penulis 7 Paul R. Viotti dan Mark V. Kauppi, International Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism (Massachusetts: Allyn and Bacon, 1993), 109 ‐ 114. Empat atau lebih Penulis 15 Scott Burchill et.al., Theories of International Relations (New York: Palgrave, 2005), 262. Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi bukan Penulis 6 Richmond Lattimore, penerj., The Iliad of Homer (Chicago: University of Chicago Press, 1951), 91–92. Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi sekaligus Penulis 2 Dale C. Copeland, Constructivism and International Relations: Alexander Wendt and His Critic, ed. Stefano Guzzini dan Anna Leander (London: Routledge, 2006), 4. Bab atau Bagian dari Buku 9 Andrew Wiese, “‘The House I Live In’: Race, Class, and African American Suburban Dreams in the Postwar United States,” dalam The New Suburban History, ed. Kevin M. Kruse and Thomas J. Sugrue (Chicago: University of Chicago Press, 2006), 101–2. 19 3. Kata Pengantar atau Pendahuluan dari sebuah Buku 11 Rieger, introduction to Frankenstein; or, The Modern Prometheus, by Mary Wollstonecraft Shelley (Chicago: University of Chicago Press, 1982), xx– xxi. 2) Artikel Jurnal Artikel dalam Jurnal Cetak 23 John Maynard Smith, “The Origin of Altruism,” Nature 393 (1998): 639. Artikel dalam Jurnal Online 31 Mark A. Hlatky et al., "Quality‐of‐Life and Depressive Symptoms in Postmenopausal Women after Receiving Hormone Therapy: Results from the Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS) Trial," Journal of the American Medical Association 287, no. 5 (2002), http://jama.amaassn.org/issues/v287n5/rfull/joc10108.html#aainfo. 3) Artikel Majalah Populer 17 Steve Martin, “Sports‐Interview Shocker,” New Yorker, May 6, 2002, 84. 4) Artikel dalam Surat Kabar 10 William S. Niederkorn, “A Scholar Recants on His ‘Shakespeare’ Discovery,” New York Times, June 20, 2002, Arts section, Midwest edition. 5) Review Buku 11 Gorman, “Endangered Species,” review of The Last American Man, by Elizabeth Gilbert, New York Times Book Review, June 2, 2002, 16. 6) Skripsi, Thesis atau Disertasi 43 M. Amundin, “Click Repetition Rate Patterns in Communicative Sounds from the Harbour Porpoise, Phocoena phocoena” (PhD diss., Stockholm University, 1991), 22–29, 35. 7) Paper yang dipresentasikan dalam suatu pertemuan, seminar atau konferensi 39 Brian Doyle, “Howling Like Dogs: Metaphorical Language in Psalm 59” (paper dipresentasikan pada the annual international meeting for the Society of Biblical Literature, Berlin, Germany, June 19–22, 2002). 8) Sumber Elektronik dalam bentuk Website 44 Evanston Public Library Board of Trustees, “Evanston Public Library Strategic Plan, 2000–2010: A Decade of Outreach,” Evanston Public Library, http://www.epl.org/library/strategic‐plan‐00.html. Penggunaan Singkatan dalam Kutipan Untuk menghindari pengulangan sebutan, baik nama pengarang maupun judul buku, maka perlu digunakan singkatan‐singkatan itu adalah : a. Ibid Dari ibidem yang berarti tempat sama, digunakan untuk menunjukan sumber yang sama (pengarang dan judul) dengan diatasnya. Singkatan Ibid diikuti dengan halaman singkat hlm. Atau p. (page). Dan nomor halaman kutipan. Apabila catatan kaki diantaranya dengan dibawahnya yang menggunakan singkatan Ibid. Berbeda halaman, ada baiknya bila sebelum singkatan Ibid. Dituliskan nama pengarangnya. b. Loc. Cit Dari ioco citato yang berarti dalam tempat yang dikutip, digunakan untuk catatan kaki yang halamannya sama dengan sumber sebelumnya yang telah diselingi dengan sumber lain. Semula singkatan loc.cit. digunakan untuk menunjukkan sumber yang berupa buku, tetapi harina, majalah, jurnal dan lain‐lain.. Hal yang perlu diingat dalam penggunaan singkatan loc.cit ialah tidak diikuti dengan halaman beserta nomornya. 20 c. op. cit Dari opere citato yang berarti karya telah dikutip), digunakan untuk menunjuk sumber yang sama, tetapi halamannya berbeda dan telah diselingi oleh sumber lain. Daftar Pustaka 1. Tata Cara Membuat Daftar Pustaka Daftar pustaka atau bibliografi adalah daftar buku atau sumber acuan lain yang mendasari atau menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan karangan. Penulisan daftar pustaka menggunakan standar yang sama dengan catatan kaki, yaitu The Chicago Manual of Style. 1). Buku Satu Penulis Zehfuss, Maja. Constructivism in International Relations: The Politics of Reality. Cambridge: Cambridge University Press, 2004. Dua Penulis Viotti, Paul R., dan Mark V. Kauppi. International Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism. Massachusetts: Allyn and Bacon, 1993. Empat atau lebih Penulis Burchill, Scott, Andrew Linklater, Richard Devetak, Jack Donnelly, Matthew Paterson, Christian Reus‐Smit dan Jacqui True. Theories of International Relations. New York: Palgrave, 2005. Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi bukan Penulis Lattimore, Richmond, penerj. The Iliad of Homer. Chicago: University of Chicago Press, 1951. Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi sekaligus Penulis Copeland, Dale C. Constructivism and International Relations: Alexander Wendt and His Critic, edited by. Stefano Guzzini dan Anna Leander. London: Routledge, 2006. Bab atau Bagian dari Buku Wiese, Andrew. “‘The House I Live In’: Race, Class, and African American Suburban Dreams in the Postwar United States.” In The New Suburban History, edited by Kevin M. Kruse and Thomas J. Sugrue, 99–119. Chicago: University of Chicago Press, 2006. Kata Pengantar atau Pendahuluan dari sebuah Buku Rieger, James. Introduction to Frankenstein; or, The Modern Prometheus, by Mary Wollstonecraft Shelley, xi–xxxvii. Chicago: University of Chicago Press, 1982. 2). Artikel Jurnal Artikel dalam Jurnal Cetak Smith, John Maynard. “The Origin of Altruism.” Nature 393 (1998): 639–40. Artikel dalam Jurnal Online Hlatky, Mark A., Derek Boothroyd, Eric Vittinghoff, Penny Sharp, and Mary A. Whooley. "Quality‐of‐Life and Depressive Symptoms in Postmenopausal Women after Receiving Hormone Therapy: Results from the Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS) Trial." Journal of the American Medical Association 287, no. 5 (February 6, 2002), http://jama.amaassn.org/issues/v287n5/rfull/joc10108.html#aainfo. 21 3). Artikel Majalah Populer Martin, Steve. “Sports‐Interview Shocker.” New Yorker, May 6, 2002. 4). Artikel dalam Surat Kabar Niederkorn, William S. “A Scholar Recants on His ‘Shakespeare’ Discovery.” New York Times, June 20, 2002, Arts section, Midwest edition. 5). Review Buku Gorman, James. “Endangered Species.” Review of The Last American Man, by Elizabeth Gilbert. New York Times Book Review, June 2, 2002. 6). Skripsi, Thesis atau Disertasi Amundin, M. “Click Repetition Rate Patterns in Communicative Sounds from the Harbour Porpoise, Phocoena phocoena.” PhD diss., Stockholm University, 1991. 7). Paper yang dipresentasikan dalam suatu pertemuan, seminar atau konferensi Doyle, Brian. “Howling Like Dogs: Metaphorical Language in Psalm 59.” Paper presented at the annual international meeting for the Society of Biblical Literature, Berlin, Germany, June 19–22, 2002. 8). Sumber Elektronik dalam bentuk Website Evanston Public Library Board of Trustees. “Evanston Public Library Strategic Plan, 2000–2010: A Decade of Outreach.” Evanston Public Library. http://www.epl.org/library/strategic‐plan‐00.html (accessed June 1, 2005). 2. Teknik Penyusunan Daftar Pustaka Adapun teknik penyusunan daftar pustaka ialah sebagai berikut : a) Daftar pustaka disusun secara alfabetis, baik vertikal maupun horizontal. Maksudnya, nama pengarang yang dimulai dengan huruf Aab diletakkan di atas nama yang dimulai dengan Aac, Aad, Aba, seterusnya. b) Nama pengarang dibalikan, artinya nama panggilan, marga, nama keluarga, dikedepankan. Penggalan nama yang dibalikkan diantarai dengan tanda koma. c) Daftar nama sebagaimana dimaksud pada nomor (1) setelah dilakukan pembalikan. d) Gelar akademik dan jabatan dapat dicantumkan dan diletakkan selelah nama keseluruhan. Batas nama dengan gelar diberi tanda koma. e) Daftar pustaka ditulis dari margin kiri dan bila titik cukup ditulis dalam satu baris, maka baris kedua, ketiga dan seterusnya ditulis 5‐7 ketukan kedalam dengan jarak 1 spasi. f) Jarak antara sumber pustaka yang satu dengan daftar pustaka yang lain adalah 1 spasi. g) Bila nama pengarang sama, maka penyebutan kedua, ketiga dan seterusnya cukup memberi garis panjang sepanjang 5‐7 ketukan dan diikuti dengan unsur-unsur pustaka yang lain. h) Bila dalam tahun yang sama diketahui seorang pengarang menyusun lebih dari satu buku, maka diberikan kode a, b, atau c dibelakang tahun terbit. i) Dalam daftar pustaka tidak perlu dicantumkan halaman (kutipan). j) Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. k) Bila pengarang lebih dari satu orang, sumber pustaka berupa majalah, harian, atau karya yang belum diterbitkan, bunga rampai, dan sebagainya. Berlaku seperti pada catatan kaki. Hanya dalam daftar pustaka tidak digunakan singkatansingkatan lbid, oc. cit., dan loc. cit. 22