3.ModulPraktisCuacadanIklim

advertisement
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
DEPUTI BIDANG SISTEM DATA DAN INFORMASI
SUB BIDANG INFORMASI METEOROLOGI PUBLIK
MODUL PRAKTIS
PENGETAHUAN
CUACA DAN IKLIM
OLEH:
Drs. Achmad Zakir, AhMG, MMSi
J A K A R T A
2008
BAB I
PROFIL BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
1. 1. Sejarah Badan Meteorologi & Geofisika
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada
tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh
Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya
berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan
cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan
tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi
pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau
Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada
tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan
di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari
Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan
pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn
pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun
1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah
jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk
penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun
1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti
menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta
dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara
Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
2
Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan
Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya
diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada
juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah
Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia
dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi jawatan
Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan
Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai
anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization
atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent
Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi
dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di
bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan
menjadi
Jawatan Meteorologi
dan Geofisika
di bawah
Departemen
Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat
Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen
Perhubugan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika
diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi
setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980
statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama
Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen
Perhubungan. Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor
46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
3
Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi
dan Geofisika.
I. 2. Tugas dan Fungsi BMG
Berdasarkan peraturan diatas maka BMG mempunyai status sebuah
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala
Badan. BMG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara, dan Geofisika sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana
dimaksud
diatas,
Badan
Meteorologi
dan
Geofisika
menyelenggarakan fungsi :

Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

Koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika.

Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan
swasta di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

Penyelenggaraan
pengolahan
dan
pengamatan,
analisis
serta
pengumpulan
pelayanan
dan
di bidang
penyebaran,
meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

Penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika.

Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan
umum,
ketatausahaan,
organisasi
dan
tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
4
Dalam melaksanakan fungsinya Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
mempunyai kewenangan :

Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro.

Penetapan sistem informasi di bidangnya.

Penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi
penerbangan dan maritime.

Pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi dan klimatologi.

Pemberian jasa meteorologi dan klimatologi.
Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yaitu :

Pengamatan dan pemberian jasa geofisika.

Pengamatan dan pemberian jasa kualitas udara.

Pengaturan sistem jaringan pengamatan geofisika.

Penetapan standar teknis peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika.
UPT adalah Unit Pelaksana Teknis merupakan kepanjangan tangan dari BMG
yang berada di daerah – daerah terdiri dari :
1. 5 Regional yang diberi nama Balai Besar Wilayah meliputi :

Balai Besar Wilayah I di Medan

Balai Besar Wilayah II di Ciputat

Balai Besar Wilayah III di Denpasar

Balai Besar Wilayah IV di Makasar
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
5

Balai Besar Wilayah V di Jayapura
2. 173 Kantor Stasiun di seluruh Indonesia meliputi :

Stasiun Meteorologi Synoptik / Bandara

Stasiun Meteorologi Maritim

Stasiun Klimatologi

Stasiun Geofisika

Stasiun Pemantauan GAW
I. 3. Struktur Organisasi
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
6
I. 4. Produk Informasi cuaca dan Iklim
A. Iklim/Musim
a. Prakiraan awal musim hujan /kemarau, Maret dan September
b. Prakiraan sifat curah hujan bulanan, setiap bulan
c. Prediksi potensi banjir, saat musim penghujan
d. Informasi sesuai dengan permintaan
B. Cuaca
a. Informasi cuaca dunia
b. Informasi cuaca Indonesia
c. Informasi cuaca kawasan wisata
d. Peringatan dini
e. Informasi badai tropis
f. Informasi khusus untuk penerbangan, bukan untuk umum
g. Informasi khusus untuk pelayaran
C. Informasi lain berdasarkan permintaan
Contoh;
-
informasi untuk keperluan clim asuransi,
-
shooting,
-
pembangunan gedung
-
Pola tanam
-
dll
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
7
BAB II
DEFINISI / PENGERTIAN UNSUR METEOROLOGI
Atmofer adalah campuran dari berbagai gas yang menyelubungi bumi dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan karena pengaruh gravitasi.
Komposisi gas : Nitrogen 78.08 %, Oksigen 20.946 %, Argon 0.934 %, Karbon
dioksida 0.033 %, Neon 0.00182 %, Helium 0.00052 % dan sisanya
merupakan campuran Krypton, Hidrogen, Xenon, Ozon dan Radon sebesar
0.00066 %.
Susunan Atmosfer : Troposfer, Stratosfer, Mesosfer dan Thermosfer (Ionosfer
dan Exosfer).
Cuaca adalah keadaan / fenomena fisik dari atmosfer (yang berhubungan
dengan Suhu, Tekanan Udara, Angin, Awan, Kelembaban Udara,
Radiasi, Jarak Pandang / Visibility dsb) di suatu tempat dan pada waktu
tertentu.
Contoh : Pengamatan cuaca dilakukan setiap hari.
Iklim adalah aspek dari cuaca di suatu tempat dan pada waktu tertentu dalam
jangka panjang.
Contoh : Evaluasi dan Prakiraan Hujan bulanan, Prakiraan Musim Hujan
dan Kemarau.
Musim / Monsoon adalah suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara
periodik pada suatu periode (minimal 3 bulan) dan pada periode yang
lain polanya akan berlawanan. Oleh masyarakat awam sering dikaitan
dengan iklim dan curah hujan sehingga terjadi anggapan kalau musim
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
8
pasti musim hujan dan kemarau. Padahal Musim Hujan dan Kemarau
merupakan akibat dari pola sirkulasi global.
Contoh : Musim / Monsoon Dingin Asia yang mempengaruhi wilayah
Indonesia memasuki Musim Hujan atau masyarakat awam biasa
menyebut musim Baratan dan sebaliknya.
Gelombang
Pasang (Storm surge) : air laut yang sampai ke daratan
berbarengan dengan kecepatan gelombang, gelombang ini mirip dengan
fenomena tsunami, tapi bukan tsunami. Gelombang pasang jarang terjadi di
Indonesia, karena gelombang ini akibat langsung dari suatu badai tropis/siklon
tropis dengan intensitas tinggi yang akan memasuki daratan, sedangkan
Indonesia tidak pernah dilintasi oleh badai tropis
Gelombang Tinggi : gelombang laut yang terjadi di tengah laut atau dekat
pantai akibat kecepatan angin, jira angin kencang maka gelombangnya tinggi
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
9
BAB III
UNSUR DAN ALAT PENGAMATAN CUACA
3.1. Unsur – unsur Cuaca
1. Suhu Udara
Merupakan ukuran panas yang dikandung oleh suatu zat / benda
Dinyatakan dalam derajad Celsius atau Fahrenheit
Temperatur Standard pada permukaan laut 59° F / 15 C
2. Tekanan Udara
Adalah representasi dari berat atmosfer, yang dipengaruhi oleh proses –
proses penumpukan massa udara dan pengurangan massa udara.
Berubah terhadap ketinggian.
Dengan mempergunakan acuan tekanan udara pada permukaan laut
setara – 30 inc mercury dan 1013.25 mb.
3. Angin
Adalah pergerakan udara yang dipicu oleh adanya perbedaan tekanan
udara sebagai akibat dari perbedaan temperatur di permukaan bumi,
dinyatakan dalam arah dan kecepatan. Arah angin dinyatakan dalam
derajat sedangkan kecepatan dinyatakan dalam satuan Internasional dan
sering menggunakan table / skala yang lebih dikenal dengan sebutan
“Beaufort Scale / Skala Beaufort” dengan satuan “knots”. (1 knots = 0.5
m/s atau 1.8 – 1.9 km/jam)
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
10
4. Jarak Pandang (Visibility)
Adalah
tingkat
kejernihan
Atmosfer
yang
berhubungan
dengan
penglihatan manusia dan dinyatakan dalam jarak. Dengan kata lain
Visibility adalah Jarak Pandang mendatar terjauh dimana suatu benda
masih dapat dilihat di cakrawala. Biasanya dipengaruhi oleh Kabut,
Halimun, Awan Rendah dan Udara Kabur.
5. Kelembaban Udara
Adalah suatu ukuran untuk menyatakan banyaknya uap air yang ada di
dalam suatu bagian dari udara / atmosfera.
Kelembaban ada tiga macam yaitu : Kelembaban Mutlak (Absolute
Humidity), Kelembaban Nisbi (Relative Humidity) dan Kelembaban
Spesifik (Specific Humidity).
Kelembaban Mutlak : berat uap air dalam setiap satuan berat udara
sama dengan massa jenis uap air.
Kelembaban Nisbi : berat uap air dalam setiap satuan isi dari udara itu
(perbandingan antara massa uap air yang ada di dalam suatu volume
udara dengan massa uap air yang diperlukan untuk membuat jenuh
udara tersebut pada suhu yang sama).
Kelembaban Spesifik : tekanan uap air gas terhadap uap air maksimum
pada suhu gas.
Dari ketiga hal tersbut di atas, Kelembaban Nisbi lebih dikenal secara
luas dan dinyatakan dalam persen (%).
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
11
6. Perawanan / Awan
Tingkat keadaan awan dinyatakan dalam “Oktas”
Awan dibedakan dalam 2 golongan yang besar yaitu :
a.
Awan bentuk Cumulus (Cumuliform cloud) juga sering disebut awan
konvektif
karena
dalam
pembentukannya
berkembang
ke
atas.
Umumnya terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya.
b.
Awan bentuk Stratus (Stratiform cloud) dalam pembentukannya
berkembang merata merupakan lembaran atau lapisan-lapisan yang
menutupi sebagian besar dari langit.
Dari golongan-golongan awan, ada 10 golongan dan variasi awan yang
penting, yaitu :
a. Cirrus
( Ci )
b. CirroCumulus ( Cc )
c. CirroStratus
( Cs )
d. AltoCumulus
( Ac )
e. AltoStratus
( As )
f. NimboStratus ( Ns )
g. Stratus
( St )
h. StratoCumulus ( Sc )
i. Cumulus ( Cu )
j. CumuloNimbus ( Cb )
Daerah asal awan adalah daerah / lapisan atmosfer dinama golongan
awan tertentu sering terbentuk.
Batas-batas ketinggian dari tiap-tiap daerah asal awan, sebagai berikut :
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
12
Daerah
Daerah Kutub
Daerah Sedang
Daerah Tropis
Dari permukaan
Dari permukaan
Dari permukaan
bumi – 2 km
bumi – 2 km
bumi – 2 km
Menengah
2 – 4 km
2 – 7 km
2 – 8 km
Tinggi
3 – 8 km
5 – 13 km
6 – 18 km
Awan
Rendah
Berdasarkan golongan di atas, maka dapat dibagi menjadi 3 daerah
awan yang meliputi :
a. Awan Tinggi : Cirrus, CirroCumulus dan CirroStratus.
b. Awan Menengah : AltoCumulus, AltoStratus dan NimboStratus.
c. Awan
Rendah
:
Stratus,
StratoCumulus,
Cumulus
dan
CumuloNimbus
Ciri – ciri / difinisi dari golongan awan adalah sebagai berikut :
a. Cirrus :
Awan putih terpisah – pisah, seperti benang-benang halus
putih atau perca – perca putih atau jalur – jalur sempit. Awan
ini tampak seperti berserabut dan keperak – perakan. Lebih
banyak timbul di daerah lintang tinggi.
b. CirroCumulus :
Awan tipis, perca-perca putih, lembaran atau lapisan tanpa
bayangan terdiri dari elemen – elemen yang sangat kecil
berbentuk biji, lipatan dsb, mengumpul atau memancar.
Umumnya mempunyai susunan yang teratur. Berbentuk
lapisan berbayang-bayang.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
13
c. CirroStratus :
Transparan, dengan puncak seperti berserabut keputih –
putihan atau halus, menutupi sebagian atau seluruh langit.
Umumnya menimbulkan fenomena “Halo”.
d. AltoCumulus
Awan putih atau abu-abu, kedua-duanya bercampur yang
berbentuk perca-perca, lembaran, rata, gumpalan-gumpalan
bulat dsb, kadang-kadang sebagian berserabut atau kabur
dan dapat berkumpul maupun tidak. Umumnya mempunyai
bayangan.
e. AltoStratus
Awan lembaran atau lapisan-lapisan jalur yang berwarna abuabu atau kebiru-biruan. Menutupi seluruh atau sebagian dari
langit yang memiliki bagian-bagian yang tipis sehingga dapat
dilihat fenomena “Halo”. Merupakan awan menengah yang
sering berkembang masuk ke daerah awan tinggi.
f. NimboStratus
Lapisan awan abu-abu sering gelap, bentuk dan warnanya
dikaburkan oleh adanya hujan yang terus menerus atau salju
yang biasa terjadi. Bentuknya seperti lapisan-lapisan yang
cukup tebal sehingga matahari sama sekali tidak tampak.
Dibawahnya sering terdapat awan rendah yang kasar.
Merupakan awan menengah yang sering berkembang naik ke
atas masuk daerah awan tinggi maupun ke bawah masuk
daerah awan rendah.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
14
g. Stratus
Umumnya merupakan lapisan awan abu-abu dengan dasar
awan hampir serba sama (dasar awan homogen). Dapat
menimbulkan drizzle, ice prisma atau snow grains. Tidak
menimbulkan fenomena halo, kecuali pada suhu-suhu yang
rendah.
h. StratoCumulus
Awan abu-abu atau keputih-putihan atau campuran dari
keduanya,
merupakan
lemparan
atau
lapisan
dan
kebanyakan selalu dengan bagian-bagian yang gelap, tidak
berserabut kecuali bila ada “Virga”. Sebagian besar dari
susunan-susunan elemennya teratur.
i. Cumulus
Merupakan awan terpisah-pisah, umumnya padat dengan
batas-batas yang jelas. Berkembang vertical dalam bentuk
seperti bukit, seperti kubah-kubah, atau menara-menara,
bagian atasnya tampak seperti bunga kol, juga disebut awan
konvektif. Bagian-bagian yang kena sinar matahari tampak
putih berkilauan. Dasarnya gelap dan hampir horizontal,
kadang-kadang awan Cu ini berbentuk kasar.
j. Cumulonimbus (Cb)
Awan besar dan padat, tinggi berbentuk seperti gunung atau
menara-menara yang besar. Bagian kecil dari puncaknya
biasanya halus berserabut atau berjalur-jalur dan hampir
selalu rata, bagian puncaknya ini sering berpencar dalam
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
15
bentuk seperti landasan atau seperti jambul besar. Di bawah
dasar awan ini sering sangat gelap, dan sering terdapat
awan-awan rendah yang kasar dan tergabung dengan awan
di atasnya maupun tidak. Kadang-kadang terjadi virga dari
bagian awan ini. Khusus jenis awan ini akan dibahas lebih
lengkap di bagian yang lain.
7. Hujan
Adalah tetesan air yang jatuh dari lapisan atmosfer baik yang
sampai ke bumi maupun tidak. Banyaknya air hujan yang terkumpul
dalam suatu tempat yang tidak menguap, meresap dan mengalir
disebut “Curah Hujan” dan dinyatakan dalam satuan “milimeter”.
Curah hujan 1 milimeter artinya dalam luasan 1 meter persegi
tertampung air hujan setinggi 1 milimeter atau 1 liter.
Untuk intensitas hujan, mengacu pada standar Internasional (WMO)
adalah sebagai berikut :
Kriteria Hujan
Intensitas per Jam
Intensitas per hari
Sangat Ringan
< 0.1 mm
< 5.0 mm
Ringan
0.1 – 5.0 mm
5.0 – 20 mm
Sedang / Normal
5.0 – 10 mm
20 – 50 mm
Lebat
10 – 20 mm
50 – 100 mm
> 20 mm
> 100 mm
Sangat Lebat
Sedangkan untuk pola hujan di Indonesia ada 3 tipe, yaitu :
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
16
1. Tipe Equatorial adalah tipe hujan yang tidak begitu jelas
perbedaan musim hujan dan kemaraunya (mempunyai 2
puncak hujan)
2. Tipe Monsoon / Musim adalah tipe hujan yang sangat jelas
perbedaan antara musim hujan dan kemarau (berbentuk “V” /
jumlah curah hujan minimum terjadi pada bulan Juni, Juli atau
Agustus)
3. Tipe Lokal adalah tipe hujan yang mempunyai 1 puncak hujan
(kebalikan dari tipe Monsoon / jumlah curah hujan maksimum
terjadi pada bulan Juni, Juli atau Agustus)
3.2. Alat Pengukur Unsur – unsur Cuaca
1. Suhu Udara
Alat yang digunakan adalah Termometer dengan menggunakan
standar satuan Celcius, Fahrenheit dan Kelvin.
Macam – macam termometer yang digunakan dalam pengamatan
meteorologi dan klimatologi adalah sebagai berikut :
Termometer Maksimum
Adalah termometer air raksa yang diletakkan mendatar agak miring
ke atas karena adanya tegangan permukaan. Digunakan untuk
mengukur Suhu Udara Maksimum.
Termometer Minimum
Adalah termometer yang berisi alkohol dan diletakkan mendatar agar
tidak adanya gaya gravitasi. Digunakan untuk mengukur Suhu Udara
Minimum.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
17
Termometer Tanah
Merupakan termometer yang diletakkan di dalam tanam dengan
kedalaman yang berbeda, antara lain 5, 10, 20, 30, 50 dan 100 cm.
Digunakan untuk mengukur suhu tanah dan dipakai di bidang
Klimatologi.
2. Tekanan Udara
Alat yang digunakan adalah Barometer dengan menggunakan
standar satuan milibar (mb) dan hektopascal (hpa).
Macam – macam barometer yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :

Barometer air raksa

Barometer Aneroid

Barometer Digital

Barograf
Dari keempat macam barometer tersebut diatas, Barometer air raksa
yang menggunakan beberapa koreksi meliputi : Koreksi indeks,
koreksi tinggi, koreksi suhu dan koreksi lintang.
3. Angin
Alat yang digunakan adalah Anemometer dan Wind Shock, dengan
menggunkan standar satuan knots sedangkan di beberapa negara
ada yang menggunakan satuan km/jam atau mil/jam.
Anemometer dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Wind Vanes digunakan untuk menentukan arah angin.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
18
Wind
Cup
(Cup
Anemometer) digunakan
untuk menentukan
kecepatan angin.
Sedangkan untuk Wind Shock berupa bendera panjang bulat dan
lonjong, sering ditemui di landasan – landasan pesawat terbang
(Bandara).
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
19
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
20
4. Jarak Pandangan (Visibility)
Sering dilakukan secara visual / mata manusia sebagai alatnya yang
berpatokan pada suatu benda dengan jarak sudah ditentukan dahulu.
Sedangkan di Bandara – bandara sudah menggunakan alat semi
otomatis dan otomatis yang biasa disebut ”Runway Visual Range
(RVR)”.
5. Kelembaban Udara
Alat yang digunakan adalah Psychrometer dan Higrometer rambut
atau higrograf rambut. Higrograf biasanya disatukan dengan
termograf sehingga sering disebut Termohigrograf. Sensornya dibuat
dari rambut dan pias pencatatnya harian atau mingguan. Alat ini
dapat mencatat kelembapan nisbi sampai 100 %.
Jenis – jenis Psychrometer yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :

Psychrometer Assman

Psychrometer Sling / Putar

Psychrometer Sangkar atau Termohigrograf
6. Awan
Sering dilakukan secara visual / mata manusia sebagai alatnya,
dengan menggunakan standar satuan oktas (banyaknya awan yang
menutupi langit) dan memakai bilangan 1 – 8, sedangkan untuk
bilangan 9 digunakan jika kondisi awan sama sekali tidak dapat
terpantau.
7. Hujan
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
21
Alat yang sering digunakan adalah Penakar Hujan dan air hujannya
diukur dengan gelas ukur yang standar Meteorologi (BMG dan
WMO).
Jenis – jenis penakar hujan antara lain:
Penakar hujan biasa (Observasi) yang mempunyai luas corong 100
cm2 dan dipasang 120 cm dari tanah.
Penakar hujan otomatis dipasang 140 cm dari tanah ada 2 jenis,
yaitu :
Penakar hujan sifon (tipe Hellman) yang mempunyai luas corong 200
cm2
Penakar hujan timbangan (Tipping Bucket) yang mempunyai luas
corong 400 cm2
8. Lama / Durasi Penyinaran Matahari
Jenis alat yang sering dipakai dalam pengukuran durasi / lamanya
penyinaran matahari adalah jenis Campbell-Stokes dan Jordan. Alat
ini menggunakan pias yang terbuat dari kertas khusus dengan tujuan
akan mudah terbakar. Jika matahari tertutup awan maka pias tidak
akan terbakar.
Durasi penyinaran matahari selama 12 jam (dari matahari terbit
sampai
matahari
terbenam),
sementara
di
Indonesia
durasi
penyinaran matahari sering diukur selama 8 jam saja, yaitu dari jam
08.00 sampai jam 16.00.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
22
BAB IV
APLIKASI CUACA DAN IKLIM SERTA PENGGUNAANNYA
4.1. CUACA
1. Infomasi cuaca untuk Penerbangan
Merupakan bentuk layanan cuaca yang berhubungan dengan “take off”
dan “landing” pesawat serta cuaca selama perjalanan pesawat. Bentuk
informasinya antara lain :
METAR (Meteorological Report) berita cuaca yang kirim ke jaringan
komunikasi penerbangan setiap 30 menit sekali.
SPECI (Special Report) merupakan bentuk informasi cuaca khusus
jika terjadi perubahan cuaca secara tiba – tiba yang penting /
signifikan yang terjadi di luar jam pelaporan.
TAFOR, ROFOR dan ARFOR merupakan bentuk informasi
prakiraan cuaca saat dan selama perjalanan pesawat.
2. Informasi cuaca untuk Maritim / Kelautan
Merupakan bentuk layanan cuaca yang berhubungan dengan keadaan
cuaca di laut terutama masalah arah dan kecepatan angin, tinggi
gelombang, arah dan tinggi arus, alun serta pasang surut air laut.
3. Informasi cuaca untuk masyarakat dan Instansi terkait
Merupakan bentuk layanan cuaca yang berkaitan dengan keadaan cuaca
hari ini (nowcasting) periode 3 – 12 jam ke depan di suatu tempat. Layanan
ini sering diberikan kepada masyarakat, PU, Bakornas PB dll termasuk jika
terjadi cuaca yang ekstrim (Warning / Peringatan Dini). Bentuk layanan
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
23
yang berupa prakiraan cuaca harian atau tiga harian dan prospek cuaca
seminggu ke depan.
4.2. IKLIM
Merupakan informasi berupa evaluasi dan prakiraan bulanan yang
dikeluarkan sebulan sekali, awal musim hujan dan kemarau setiap 6 bulan
sekali untuk awal musim hujan akan diinformasikan pada bulan September
sedangkan awal musim Kemarau pada bulan Maret. Kegunaan yang lainnya
untuk membantu masyarakat dan instansi pemerintah terkait (pertanian dan
kehutanan) dalam menentukan pola tanam yang sesuai dengan musim yang
berlaku.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
24
BAB V. CUACA EKSTREM
Kejadian / Fenomena atmosfer yang terjadi di suatu tempat pada waktu
tertentu dan dapat mengakibatkan kerusakan / bencana. Fenomena tersebut
bisa saja terjadi karena ekstremnya unsur – unsur cuaca.
5.1. Temperatur
Fenomena gangguan sirkulasi di Samudera Pasifik yang sering disebut juga
“EL-NINO“ dan “LA-NINA”. Hal ini bisa mempengaruhi distribusi curah hujan di
wilayah Indonesia.
Jika fenomena El Nino terjadi maka di wilayah Indonesia musim
kemaraunya akan panjang terutama berpengaruh di wilayah Indonesia bagian
Tengah hingga Timur. Sebaliknya bila fenomena La Nina terjadi maka di
wilayah Indonesia distribusi curah hujan akan lebih banyak dan beberapa
tempat curah hujan cukup tinggi bahkan sangat tinggi
5.2. Hujan
Hujan termasuk dalam katagori / kriteria ekstrim jika hujan yang terjadi berupa
“Hail” atau dengan intensitas per jam antara 10 – 20 mm atau lebih. Hail
merupakan hujan yang sampai ke permukaan bumi masih berupa partikel Es.
Hail sendiri disebabkan oleh pertumbuhan beberapa sel awan Cumulo Nimbus
(Cb) dan biasanya menyertai Badai Guntur yang dahsyat / hebat bahkan
sangat dahsyat / hebat.
5.3. Badai
Badai adalah angin yang mempunyai kecepatan yang cukup tinggi,
sementara istilah badai akan menjadi trauma bagi masyarakat, karena
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
25
pengertian badai selalu dikaitkan dengan badai yang pernah melanda Negara
Amerika, Filipina, Australia, Jepang dan Negara lainnya, sementara sebutan
badai di Indonesia menjadi tidak jelas, karena kata badai menjadi kata
pertama yang diikuti kata lainnya, seperti badai angin, badai hujan, badai
guntur, badai debu dsb.
5.4. Badai Angin
Squall adalah kenaikan kecepatan angin secara tiba – tiba / mendadak lebih
dari 15 knots yang berlangsung dalam beberapa menit sesudah
itu menurun kembali.
Gust adalah kenaikan kecepatan angin secara tiba – tiba / mendadak lebih
dari 15 knots yang berlangsung hanya dalam beberapa detik
kurang dari 1 menit.
Adanya Squall selalu disertai dengan adanya penurunan suhu udara yang
merupakan sifat dari Squall awan hujan dan umumnya berkaitan dengan arus
udara turun dari sel – sel Badai Guntur.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
26
Squall dan Gust umumnya dihasilkan dari akhir tahap matang awan Cumulo
Nimbus dimana sebagian besar gerakan udara dalam awan adalah ke bawah
setelah menyentuh / memukul permukaan bumi mengalir mendatar.
5.5. Badai Guntur ( Thunderstorm )
Merupakan fenomena akibat adanya pertumbuhan sel awan Cumulus
Congestus yang berkembang menjadi awan CumuloNimbus. Awan inilah yang
dapat mengakibatkan fenomena – fenomena atmosfer yang meliputi : kilat,
guntur/petir, hujan lebat disertai yang disertai kilat/petir, angin kencang sesaat
berdurasi singkat yang biasa disebut “Gusty” (oleh kalangan meteorologist),
“Up Draft” dan “Down Draft” (oleh dunia penerbangan) dan “Putting Beliung”
(oleh masyarakat umum) serta Badai Tropis.
Pada dasarnya semua Badai Guntur (Thunderstorm) terdiri dari beberapa sel.
Badai Guntur yang dahsyat / hebat bahkan sangat dahsyat / hebat dapat
menghasilkan “Hail (Hujan Es)” bahkan Tornado.
5.6. Kilat (Lightning) adalah fenomena pelepasan muatan listrik yang begitu
besar di atmosfer / udara karena adanya beda potensial listrik yang sangat
besar antara awan dengan awan atau awan dengan permukaan bumi.
Kilat tidak akan teramati sebelum puncak awan mencapai paras suhu – 20 C,
sedangkan frekuensi kilat terbanyak terjadi pada saat hujan.
Guntur adalah gejala akibat adanya Kilat / Petir.
Energi Guntur jika ditinjau dari Energi Kinetitnya maka dapat diambil
perbandingan sebagai berikut :
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
27
SISTEM
Energi Kinetik (Kilo Watt / Jam)
Gust
10o
Dust Devil
10
Tornado
104
Thunderstorm
106
Bom Atom (Nagasaki)
107
Hurricane
1010
Bom Hidrogen
1010
Pertumbuhan awan Cumulus ukurannya dapat mencapai panjang 90 km, lebar
30 km dan tebal 5 – 8 km.
Tahap hidup tiap Badai Guntur dapat dibagi dalam 3 tingkatan yang ditandai
dengan adanya gerakan Vertical / ke atas, sebagai berikut :
1. Tahap Cumulus
Pada tahap ini gerakan udara dalam sel awan bergerak ke atas / naik
(terjadi Up Draft) yang dominan, suhu dalam awan lebih besar dari
lingkungan / sekitarnya.
Gambar tahap Cumulus dari pertumbuhan awan Cb
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
28
2. Tahap Dewasa / Matang
Pada tahap ini ditandai dengan mulai jatuhnya endapan pertama ke muka
bumi dan terbentuk arus udara (draft) ke bawah / turun serta suhu dalam
awan lebih kecil dari lingkungan / sekitarnya.
Gambar tahap dewasa dari pertumbuhan awan Cb
3. Tahap Punah
Pada tahap ini merupakan tingkatan akhir dari Badai Guntur yang ditandai
arus udara ke atas / naik (Up Draft) berhenti dan arus udara ke bawah /
turun yang dominan, suhu dalam awan sama dengan suhu lingkungan
/sekitarnya.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
29
Gambar tahap dissipasi / punah dari pertumbuhan awan Cb
5.7. Badai Tropis/Siklon Tropis
1. Pengertian
Yang dimaksudkan dengan badai dalam Meteorology adalah Cyclone /
Typhon / Huricane atau Tropical Cyclone disebut Tropical Cyclone karena
daerah pertumbuhannya dilintang Tropis karena itu disebut Tropical Cyclone
atau Badai Tropis.
Badai Tropis (Typhoon atau Tropical Cyclone), definisi masyarakat
orang awam istilah badai adalah menggambarkan ular yang sedang
melongkar, sedangkan istilah ilmiahnya Cylone / Badai adalah pusaran
angin kencang dengan diameter s/d 200 km/jam dan berkecepatan > 200
km/jam serta mempunyai lintasan sejauh 1000 km. Setiap Negara berbeda –
beda dalam menyebutkan istilah badai seperti untuk Negara Amerika biasa
menyebutkan Hurricane atau Cyclone, Negara Jepang menyebutnya dengan
nama Typhoon, Negara Australia menyebutnya dengan Tropical Cyclone /
Willi – Willi, sedangkan masyarakat Indonesia cenderung menyebutkan
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
30
dengan istilah tunggal Badai, padahal yang benar adalah Badai Tropis, karena
tumbuhnya di lautan lintang tropis.
2. Kriteria dan Nama Badai Tropis
Krieteri badai dapat dilihat dari kecepatan angina disekitar badai itu sendiri,
kecepatan angin antara 10 – 34 knot tidak termasuk disebut Badai tapi
merupakan bibit badai, atau angin kencang, lebih dari 34 knot barulah disebut
Badai dan diberi harus diberi nama, untuk wilayah Indonesia yang berwenang
memberi nama adalah Australia, sementara Indonesia baru akan diberi
tanggungjawab pada awal tahun 2007
Sedangkan dilihat dari daerah pertumbuhan Badai Tropis selalu di lautan
bebas dengan suhu laut sekitar 27 oC, dan akan melemah ketika didaratan,
badai tropis begerak menuju lintang tinggi (menjauhi lintang ekuator), karena
itu topan atau badai tropis France,Daryl, Jim dlsb, tidak mungkin sampai
ke Indonesia, karena Indonesia berada pada lintang 11 oLU – 6 oLS
Di Indoensia sendiri tidak mungkin menjadi daerah lintasan Badai seperti
Amerika, Cina, Jepang dan Filipina, melainkan hanya pengaruh atau efek
tidak langsung, apabila ada badai tropis yang tumbuh dekat dengan perairan
Indonesia, seperti :

Pada saat musim kemarau, Badai Tropis tumbuh disekitar utara
perairan Papua Nugini dan bergerak kearah Filipina dan Korea/Jepang,
biasanya daerah yang terpengaruh adalah sekitar Sulawesi Utara, dan
Papua Nugini

Pada saat musim Hujan, badai tropis tumbuh disekitar peariaran Laut
Timor atau Teluk Carpentaria dan bergerak kerah Barat atau Barat
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
31
Daya, daerah yang dipengaruhinya adalah NTT, NTB, Jawa, Bali dan
Sumatera Selatan.
3. Intensitas Badai Tropis dibagi dalam 5 kategori yaitu :

Kategori 1 ( 65 – 83 knot/119 – 153 km/jam) : dapat merusak rumah,
pepohonan, juga merusak tempat kapal bersandar

Kategori 2 (84 to 95 knots / 154 to 177 km/jam) : dapat merusak rumah
yang lebih hebat, termasuk dapat menangkat pepehonan, tiang-tiang,
kapal berukuran kecil terombang-ambing dan pecah, mengenangi
daerah perkebunan.

Kategori 3 (96 to 113 knots / 178 to 209 km/jam) : kerusakan lebih
hebat dibandingkan kategori 2

Kategori 4 (114 to 134 knots / 210 to 249 km/jam ) : dapat
menerbangkan rumah, pohon, tiang atau benda-benda yang ada di
permukaan bumi dekat dengan badai itu sendiri

Kategori 5 (diats 135 knot / diatas 249 km/jam) : Lebih hebat dari
kategori 4 dan wilayah terkena dampak darai badai tersebut akan
semakin luas lagi
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
32
4. Perbedaan Badai Tropis dengan Gusty / Squall (Putting Beliung)
Dikalangan masyarakat awam Badai Tropis dan Putting Beliung masih
membingungkan karena sama – sama merusak, dan yang dirasakannya
adalah hembusan angin yang sangat kencang dan berputar, akan tetapi
sebenarnya kedua fenomena tersebut mempunyai perbedaan yang menyolok
baik dipandang dari segi kecepatan angin maupun luasan dan waktu
terjadinya.
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
33
Perbedaan Badai Tropis dan Gusty / Squall (Putting Beliung)
Krtietria
Daearah tumbuhnya
Badai Tropis
Selalu dilaut, diatas
lintang 10 derjat LU/LS
Gusty / Squall / Putting
Beliung
Sering didarat
Selatan Ekuator
Indonesia Desember –
Periode Ulang
April, Utara Ekuator
Tidak tentu
Indonesia Mei –
Nopember
Arah Gerakan
Waktu terjadinya
Menjauhi lintang
Tergantung arah gerakan
Indonesia
awan CB
Tidak tentu
Minimum 35 knots (63
Kecepatan Angin
km/jam), bisa lebih dari
90 knots
Lamanya
1 – 3 hari
Lebih sering terjadi pada
siang atau sore hari
30 – 40 knots, durasi
sangat singkat
Maksimum 5 menit
Hanya atap rumah dan
Sifat
Kerusakan yang hebat
tiang atau pohon yang
tinggi , rimbun dan rapuh
tumbang
Luas daerah yang rusak
1000 km
5 – 10 km
5. Daerah Pertumbunan Badai dan lintasannya
Badai selalu tumbuh di lautan yang bebas, sangat tidak mungkin tumbuh di
atas daratan, karena energi kinetik untuk menjadi badai lebih banyak di lautan
dibandingkan didaratan. Daerah pertumbuhan badai di negara Amerika,
Filpina, Australia India berbeda-beda, Seperti pada gambar berikut, bahwa
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
34
badai tumbuh disekitar lauatn Hindia, dan lautan Pasifik, rincian daerah
pertumbuhan badai :
1) Laut Carabia, Teluk Mexico dan Samudaera Atlantik Utara
2) Bagian timur Samuder Atlantik Utara
3) Bagian tengah Samudera Atlantik Utara
4) Bagian barat Samudera Atlantik Utara dan Laut China Selatan
5) Barat Daya Samudera Hindia
6) Tengara Samudera Hindia
7) Laut Arafura dan Teluk Carpentaria Australia
8) Laut Coral
9) Laut Solomon dan Teluk Papua
10) Selatan Pasifik
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
35
BAB VI
PREDIKSI / PRAKIRAAN CUACA BAGI ORANG AWAM
6.1. Skala Meteorologi
Prakirawan maupun seseorang yang akan memberikan penjelasan tentang
fenomena cuaca
dimaksudkan
agar
harus paham betul tentang skala meteorology, hal ini
dalam
memberikan
penjelasan
/analisa
cuaca
tidak
menimbulkan salah pengertian dalam memberikan informasi kepada masyarakat
atau pengguna jasa lainnya, sebagai contoh angin putting beliung adalah
peristiwa unsur cuaca yang termasuk pada skala local/meso dan kejadiannya
sangat cepat dengan kejadi paling lama 5 menit, sehingga dalam memberikan
penjelasannya harus disesuaikan dengan skala ruang dan waktu, tidak dapat
dikaitkan dengan kejadian gangguan tropis lain yang mempunyai
skala yang
lebih luas.
6.2. DEFINISI PERIODE WAKTU PRAKIRAAN
1. Nowcasting:
A description of current weather parameters and 0 to 2
hours’ description of forecasted weather parameters
2. Very short-range weather forecasting Up to 12 hours’ description of
weather parameters
3. Short-range weather forecasting Beyond 12 hours’ and up to 72 hours’
description of weather parameters
4. Medium-range weather forecasting Beyond 72 hours’ and up to 240 hours’
description of weather parameters
5. Extended-range weather forecasting Beyond 10 days’ and up to 30 days’
description of weather parameters, usually averaged and expressed as a
departure from climate values for that period
6. Long-range forecasting From 30 days up to two years
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
36

Monthly outlook: Description of averaged weather parameters
expressed as a departure (deviation, variation, anomaly) from
climate values for that month (not necessarily the coming month)

Three-month or 90-day outlook: Description of averaged weather
parameters expressed as a departure from climate values for that
90-day period (not necessarily the coming 90-day period)

Seasonal outlook: Description of averaged weather parameters
expressed as a departure from climate values for that season
7. Climate forecasting Beyond two years

Climate variability prediction: Description of the expected climate
parameters associated with the variation of interannual, decadal
and multi-decadal climate anomalies

Climate prediction: Description of expected future climate including
the effects of both natural and human influences
Membuat prakiraan bagi orang awam yang belum dan tidak memahami
Meteorologi memang cukup sulit. Namun demikian bisa disiasati dengan
memahami kondisi / fenomena sekitarnya. Hal ini hanya bisa digunakan
untuk memprediksikan atau memprakirakan kondisi sekarang / saat ini
(nowcasting).
Sebagai contoh untuk memprediksikan / memprakirakan terjadinya fenomena
hujan lebat – sangat lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang (Gusty /
Squall / Putting Beliung sebutan masyarakat luas).
Urutan memahami kondisi / fenomena sekitar adalah sebagai berikut :
1. Musim apa yang sedang berlangsung saat ini (Musim hujan, transisi /
pancaroba atau kemarau). Apabila musim yang sedang berlangsung
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
37
saat ini adalah musim hujan atau transisi / pancaroba maka langkah
selanjutnya poin 2.
2. Amati dan cermati kondisi cuaca pada pagi hingga siang hari. Bila
cuacanya cerah / cerah berawan dengan kondisi udara yang terik
bahkan sangat terik pada siang harinya sehingga membuat kita terasa
sangat “kepanasan / kegerahan”. Artinya radiasi matahari & proses
penguapan yang terjadi cukup bahkan sangat besar dan optimal.
3. Amati dan cermati keadaan dan kondisi perawanan (awan – awan)
yang terjadi saat diamati, terutama awan – awan konvektif (Cumulus
dan Cumulus Congestus).
4. Amati dan cermati keadaan dan kondisi hembusan angin, apakah
termasuk dalam katagori / kriteria Teduh – Gentle Breeze atau lebih
besar. Jika kondisinya masuk dalam katagori / kriteria tersebut maka
dimungkinkan adanya potensi pertumbuhan awan Cumulo Nimbus
(Cb).
5. Cermati dan rasakan apakah terjadi perubahan cuaca baik suhu udara,
angin dan pertumbuhan awannya yang cukup drastis pada siang
menjelang sore hari.
6. Jika semua syarat terpenuhi maka berpotensi terbentuknya awan jenis
Cumulo Nimbus dan berpeluang terjadi hujan dengan intensitas sedang
– sangat lebat yang disertai kilat / petir dan angin kencang (Gusty /
Squall / Putting Beliung) berdurasi singkat (pendek).
Pengetahuan Cuaca dan Iklim
Agustus, 2008
38
Download