DAFTAR ISI DAFTAR ISI i I. PENAWARAN UMUM 1 II. RENCANA

advertisement
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
I. PENAWARAN UMUM
1
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA
9
III. PERNYATAAN HUTANG
13
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
23
V. RISIKO USAHA
51
VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
55
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN
57
A. Riwayat Singkat Perseroan
57
B. Perizinan
59
C. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan
63
D. Struktur Organisasi Perseroan
68
E. Pengurusan dan Pengawasan
68
F. Sumber Daya Manusia
73
G. Hubungan Pengurusan dan Pengawasan Antara Perseroan dengan
Pemegang Saham dan Anak Perusahaan
77
H. Struktur Kepemilikan Perseroan
77
I. Keterangan Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum
78
J. Keterangan Mengenai Anak Perusahaan
80
K. Perjanjian Penting dengan Pihak-pihak Afiliasi
83
L. Perjanjian-Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga
84
M. Keterangan mengenai Aset Tetap Perseroan Surat Ukur
109
N. Asuransi
114
O. Perkara-Perkara yang Dihadapi Perseroan, Anak Perusahaan, Direksi dan Komisaris Perseroan
serta Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN
119
A. Umum
119
B. Keunggulan Kompetitif
121
C. Strategi Usaha
122
D. Prospek Usaha
123
E. Kegiatan Usaha
128
G. Kegiatan Pemasaran
134
H. Proses Kegiatan Usaha Perseroan
126
I. Persaingan Usaha
127
J. Tata Kelola Perusahaan
127
IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
129
X. EKUITAS
145
XI. KEBIJAKAN DIVIDEN
147
XII. PERPAJAKAN
149
XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK
151
XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM153
XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM
157
XVI. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN BESERTA
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
191
XVII. LAPORAN PENILAI
273
XVIII. ANGGARAN DASAR
283
XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
313
XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
321
i
Halaman ini sengaja di kosongkan
ii
DEFINISI DAN SINGKATAN
Di dalam Prospektus ini, kata-kata di bawah ini mempunyai arti sebagai berikut, kecuali bila kalimatnya
menyatakan lain:
Afiliasi
:
berarti pihak-pihak sebagaimana didefinisikan dalam pasal 1 angka 1 UUPM
dan peraturan pelaksanaannya, yaitu:
- hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
- hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari
pihak tersebut;
- hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih
anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
- hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun tidak
langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
- hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
- hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
Agen Penjualan
:
AMDAL
:
berarti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang terdiri dari kegiatan
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Anak Perusahaan
:
berarti perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan
Perseroan sesuai dengan pernyataan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia.
Anggota Bursa
:
berarti Anggota Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat
2 UUPM.
BAE
:
berarti Biro Administrasi Efek yaitu PT Datindo Entrycom, berkedudukan di
Jakarta.
Bank Kustodian
:
berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa
Keuangan untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian
sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
Bapepam dan LK
:
berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang
merupakan penggabungan dari Bapepam dan Direktorat Jenderal
Lembaga Keuangan (DJLK), sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia nomor 606/KMK.01/2005 tanggal 30-12-2005 (tiga
puluh Desember dua ribu lima) Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia nomor 184/PMK.01/2010 tanggal 11-102010 (sebelas Oktober dua ribu sepuluh) tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan, atau para pengganti dan penerima hak dan
kewajibannya.
berarti pihak yang membantu menjual Saham Yang Ditawarkan dalam
Penawaran Umum Perdana baik untuk penawaran-penawaran yang bersifat
domestik atau internasional, selain Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan
Penjamin Emisi Efek.
iii
BEI
:
berarti PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan, dimana
Obligasi dicatatkan, yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihakpihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka atau
para penerus, pengganti dan penerima hak dan kewajibannya
Bursa Efek
:
berarti Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 butir 4 Undangundang Pasar Modal, yang dalam hal ini adalah PT Bursa Efek Indonesia,
berkedudukan di Jakarta Selatan, berikut segenap penerus, dan/ atau
penggantinya, dimana efek dicatatkan.
CAGR
:
berarti Compounded Annual Growth Rate, atau tingkat pertumbuhan
majemuk per tahun.
Daftar Pemegang Saham :
(DPS)
berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang
kepemilikan efek oleh pemegang efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI
berdasarkan data yang diberikan oleh pemegang rekening di KSEI.
Daftar Permohonan
Pemesanan Saham
(DPPS)
:
berarti daftar yang memuat nama-nama dari pemesan Saham Yang
Ditawarkan dan jumlah Saham Yang Ditawarkan yang dipesan dan disusun
berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh
masing-masing Penjamin Emisi Efek.
EBITDA
:
berarti Earning Before, Interest, Tax, Depreciation and Amortization, atau
laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi, dihitung dari laba
usaha ditambah penyusutan aktiva tetap dan amortisasi sewa lahan.
Efektif
:
Berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran
sesuai dengan ketentuan Peraturan nomor IX.A.2 angka 4 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-122/BL/2009 tanggal
29 Mei 2009, (selanjutnya disebut Peraturan No.IX.A.2) yaitu:
- Atas dasar lewatnya waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal
Pernyataan Pendaftaran diterima Otoritas Jasa Keuangan secara
lengkap yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam
peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka
Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan Penawaran
Umum; atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan
terakhir atas Pernyataan Pendaftaran yang diajukan Perseroan atau
yang diminta Otoritas Jasa Keuangan dipenuhi; atau
- Atas dasar pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan bahwa tidak
ada lagi perubahan dan/ atau tambahan informasi lebih lanjut yang
diperlukan.
Entitas Asosiasi
:
berarti perusahaan di mana Perseroan mempunyai pengaruh yang signifikan,
namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui
partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan
operasional investee.
ESA
:
Formulir Konfirmasi
Penjatahan Saham
(FKPS)
:
berarti singkatan dari Employee Stock Allocation atau Program Penjatahan
Saham Manajemen dan Karyawan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan
Rapat No. 258 tertanggal 12 April 2013.
berarti formulir yang merupakan konfirmasi hasil penjatahan atas nama
pemesan atau pembeli Saham Yang Ditawarkan, yang merupakan tanda
bukti kepemilikan atas Saham Yang Ditawarkan pada Pasar Perdana.
iv
Formulir Pemesanan
Pembelian Saham
(FPPS)
:
berarti formulir asli yang disediakan Perseroan bersama-sama dengan
Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan
diajukan dalam rangkap 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Penjamin Emisi
Efek.
Harga Penawaran
:
berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum
Perdana yaitu Rp220,-(dua ratus dua puluh Rupiah).
Hari Bank
:
berarti hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Bank Indonesia
menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.
Hari Bursa
:
berarti hari-hari dimana Bursa Efek melakukan aktifitas transaksi
perdagangan efek menurut peraturan perundang-undangan di Negara
Republik Indonesia yang berlaku dan ketentuan-ketentuan Bursa Efek
tersebut.
Hari Kalender
:
berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius
tanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang
sewaktu-waktu ditetapkan oleh Pemerintah.
Hari Kerja
:
berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau Hari Kerja biasa yang
karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan
Hari Kerja biasa.
ISO
:
Berarti International Organization for Standardization, yaitu sistem
standardisasi manajemen mutu.
KSEI
:
berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta
Selatan, yang merupakan Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Manajer Penjatahan
:
berarti pihak yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham menurut
syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan No.IX.A.7 tentang Tanggung
Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan
Efek Dalam Penawaran Umum Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM
No.Kep-45/PM/2000 tanggal dua puluh tujuh Oktober dua ribu (27-10-2000),
dalam hal ini PT Lautandhana Securindo.
Masa Penawaran Umum :
berarti jangka waktu untuk pemesanan saham yang dapat dilakukan oleh
masyarakat dengan mengajukan FPPS kepada Penjamin Pelaksana
Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan/atau Agen Penjualan sebagaimana
ditentukan dalam Prospektus dan FPPS, kecuali jika Masa Penawaran itu
ditutup lebih dini yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Masyarakat
:
berarti perorangan dan/ atau badan hukum, baik warga negara Indonesia
maupun warga negara asing dan/atau badan hukum Indonesia maupun
badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum
di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Indonesia.
Menkumham
:
berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
MESOP
:
berarti singkatan dari Management and Employee Stock Option Program atau
Program Penjatahan Opsi Saham Manajemen dan Karyawan berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.258 tertanggal 12 April 2013
v
Otoritas Jasa Keuangan :
(OJK)
Berarti lembaga yang independen sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan yang tugas
dan wewenangnya meliputi pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa
keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan lainnya, dimana OJK
merupakan lembaga yang menggantikan dan menerima hak dan kewajiban
untuk melakukan fungsi pengaturan dan pengawasan dari Bapepam dan/
atau Bapepamdan LK dan/ atau Bank Indonesia sesuai ketentuan pasal 55
Undang-Undang OJK.
Pemegang Rekening
:
berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik rekening efek di KSEI
yang meliputi Perusahaan Efek dan/ atau pihak lain yang disetujui oleh
KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di bidang Pasar Modal dan peraturan KSEI.
Pemegang Saham
:
berarti masyarakat yang memiliki manfaat atas saham yang disimpan dan
diadministrasikan dalam:
1) Daftar Pemegang Saham Perseroan;
2) Rekening efek pada KSEI; atau
3) Rekening efek pada KSEI melalui Perusahaan Efek.
Pemerintah
:
berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.
Penawaran Awal
:
berarti ajakan baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
Prospektus Awal, segera setelah diumumkannya Prospektus Ringkas
di surat kabar, yang bertujuan untuk mengetahui minat Masyarakat atas
Saham Yang Ditawarkan, berupa indikasi jumlah saham yang ingin dibeli
dan/atau perkiraan Harga Penawaran, tapi tidak bersifat mengikat dan
bukan merupakan suatu pemesanan sesuai dengan Peraturan No. IX.A.8
dan dengan memperhatikan Peraturan No. IX.A.2.
Penawaran Umum
:
berarti penawaran umum saham perdana Perseroan kepada Masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM dan ketentuan-ketentuan
lain yang berhubungan, serta menurut ketentuan-ketentuan lain yang dimuat
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
Penitipan Kolektif
:
berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu
pihak yang kepentingannya diwakili oleh Anggota Bursa dan/atau Bank
Kustodian.
Penjamin Emisi Efek
:
berarti Perseroan Terbatas yang menandatangani perjanjian dengan
Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum yang akan menjamin
penjualan saham yang akan ditawarkan, dan melakukan pembayaran hasil
Penawaran Umum kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi
Efek sesuai dengan Porsi penjaminan, dengan memperhatikan syarat dan
ketentuan dalam PPEE.
Penjamin Pelaksana
Emisi Efek
:
berarti Penjamin Emisi Efek yang bertanggung jawab atas pengelolaan
dan penyelenggaraan, pengendalian dan penjatahan emisi saham dalam
Penawaran Umum, dalam hal ini adalah PT Lautandhana Securindo
Peraturan No.IX.A.2
:
berarti Peraturan Nomor: IX.A.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
dan LK Nomor:Kep-122/BL/2009 tanggal 29-05-2009 (dua puluh sembilan
Mei dua ribu sembilan) tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka
Penawaran Umum.
vi
Peraturan No.IX.A.7
:
berarti Peraturan Nomor: IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan
LK Nomor:Kep-691/BL/2011 tanggal 30-12-2011 (tiga puluh Desember dua
ribu sebelas) tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran
Umum.
Peraturan No.IX.A.8
:
berarti Peraturan No. IX.A.8, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.
Kep-41/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Prospektus Awal dan
Info Memo.
Peraturan No.IX.C.1
:
berarti Peraturan No. IX.C.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk
dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.
Peraturan No.IX.C.2
:
berarti Peraturan No. IX.C.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk
dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum.
Peraturan No.VIII.G.12
:
Berarti Peraturan No. VIII.G.12 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
No.Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Pedoman Pemeriksaan
Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan.
Peraturan No.IX.I.4
:
Berarti Peraturan No. IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris
Perusahaan.
Peraturan No.IX.I.5
:
Berarti Peraturan No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.
Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Peraturan No.IX.I.7
:
Berarti Peraturan No. IX.I.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
No.Kep-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008 tentang Pembentukan
dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.
Peraturan No. X.K.4
:
berarti Peraturan Nomor: X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
dan LK Nomor: Kep-15/PM/1997 tanggal 30-04-1997 (tiga puluh April
seribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh) sebagaimana diubah dengan
Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-27/PM/2003 tanggal17-07-2003
(tujuh belas Juli dua ribu tiga) tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Hasil Penawaran Umum.
Perjanjian Pendaftaran
Efek
:
berarti Perjanjian Pendaftaran Efek Yang Bersifat Ekuitas dengan KSEI yang
bermaterai cukup dan dibuat dibawah tangan oleh dan antara Perseroan
dengan KSEI No.SP-0023/PE/KSEI/0713 tanggal 9 Juli 2013.
Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek atau PPEE
:
berarti perjanjian antara Perseroan dengan Para Penjamin Emisi Efek sesuai
dengan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham
Perdana Perseroan No.342 tanggal 26 juni 2013 dan telah di Addendum
sesuai dengan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No.227 tanggal 10
Oktober 2013, yang seluruhnya dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H,
Notaris di Jakarta.
Pernyataan Efektif
:
berarti Pernyataan yang diberikan oleh OJK yang menyatakan bahwa
Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif sehingga Perseroan melalui
Penjamin Emisi Efek berhak menawarkan dan menjual Saham Yang
Ditawarkan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
vii
Pernyataan Pendaftaran :
berarti pernyataan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
Angka 19 Undang-Undang Pasar Modal juncto Peraturan Nomor: IX.C.1
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam tanggal 27-10-2000 Nomor: Kep42/PM/2000 berikut dokumen-dokumen yang diajukan oleh Perseroan
kepada Eksekutif Pengawas Pasar Modal sebelum melakukan Penawaran
Umum kepada Masyarakat termasuk perubahaan-perubahaan, tambahantambahan serta pembetulan-pembetulan untuk memenuhi persyaratan
Otoritas Jasa Keuangan.
Perseroan
:
berarti badan hukum yang melakukan Penawaran Umum yang dalam hal ini
adalah PT Arita Prima Indonesia, berkedudukan di Jakarta Utara, dan/atau
Anak Perusahaan (sebagaimana relevan).
Perusahaan Afiliasi
:
berarti perusahaan yang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya.
Prospektus
:
berarti setiap informasi tertulis sehubungan dengan Emisi Efek yang disusun
oleh Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi
dengan tujuan agar Masyarakat membeli Efek, sebagaimana didefinisikan
dalam pasal 1 (26) Undang-Undang Pasar Modal juncto Peraturan Nomor
IX.C.2 dan dengan memperhatikan Peraturan Nomor: IX.A.2.
Prospektus Awal
:
berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus
yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan, sebagai bagian dari
Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai Harga Penawaran,
Penjaminan Emisi Efek, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan
pernyataan penawaran yang belum dapat ditentukan.
Prospektus Ringkas
:
berarti pernyataan atau informasi tertulis yang merupakan ringkasan dari
Prospektus Awal, yang diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran nasional dalam
waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan
Otoritas Jasa Keuangan sesuai Formulir No.IX.A.2-9 lampiran 9.
Rekening Efek
:
berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik
pemegang saham yang diadministrasikan oleh KSEI, Anggota Bursa atau
Bank Kustodian berdasarkan kontrak pembukaan rekening efek yang
ditandatangani pemegang saham.
Rekening Penawaran
Umum
:
berarti rekening yang dibuka atas nama PPEE untuk menampung dana
yang diterima dari investor.
Rupiah atau Rp
:
berarti mata uang resmi negara Republik Indonesia.
RUPS
:
berarti Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.
RUPSLB
:
berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.
Saham Baru
:
berarti saham-saham baru yang dikeluarkan dari portepel oleh Perseroan
sejumlah 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima juta) saham dalam rangka
Penawaran Umum.
viii
Saham Yang Ditawarkan :
berarti saham biasa atas nama yang akan ditawarkan dan dijual kepada
Masyarakat melalui Penawaran Umum, atau seluruhnya sebanyakbanyaknya 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima juta) saham dengan
nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham yang selanjutnya akan
dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan.
Tanggal Emisi
:
berarti tanggal distribusi saham ke dalam rekening efek Penjamin Pelaksana
Emisi Efek berdasarkan penyerahan sertifikat jumbo yang diterima oleh
KSEI dari Perseroan, yang juga merupakan Tanggal Pembayaran hasil
emisi saham dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek kepada Perseroan.
Tanggal Pembayaran
:
berarti tanggal pembayaran dana hasil emisi saham kepada Perseroan yang
telah disetor oleh Penjamin Emisi Efek melalui Penjamin Pelaksana Emisi
Efek kepada Perseroan berdasarkan PPEE kepada Perseroan.
Tanggal Pencatatan
:
berarti tanggal pencatatan dari seluruh Saham di BEI, tanggal mana tidak
boleh lebih dari 3 (tiga) Hari Bursa setelah Tanggal Penjatahan.
Tanggal Penjatahan
:
Berarti selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penutupan
Masa Penawaran Umum, pada saat mana Manajer Penjatahan menetapkan
penjatahan Saham Yang Ditawarkan dan Saham yang Dipinjam (apabila
ada) bagi setiap pemesan melalui Pemegang Rekening.
Tanggal Pengembalian
Uang Pemesanan
:
berarti tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham Baru
oleh Manajer Penjatahan kepada pemesan dalam hal suatu pemesanan
Saham ditolak sebagian atau seluruhnya, atau dalam hal terjadi pembatalan
Penawaran Umum Perdana paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sesudah
Tanggal Penjatahan atau sesudah tanggal diumumkannya pembatalan
tersebut.
UUPM
:
berarti Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995
tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 Tahun
1995, Tambahan No.3608 serta peraturan pelaksanaannya.
UUPT
:
berarti Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No.106 Tahun
2007, Tambahan No. 4756 serta peraturan pelaksanaannya.
ix
RINGKASAN
Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta serta pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi
Perseroan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan
informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan konsolidasian dan catatan atas laporan
keuangan konsolidasian terkait, serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini.
Seluruh informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan
konsolidasian Perseroan yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Kecuali dinyatakan lain, seluruh pembahasan atas informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus
ini dilakukan pada tingkat konsolidasian. Seluruh informasi keuangan, termasuk saldo, jumlah, persentase,
yang disajikan dalam Prospektus ini dibulatkan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Oleh karena
itu, setiap perbedaan yang terjadi atas penjumlahan informasi keuangan tersebut yang disajikan dalam
tabel-tabel yang tercantum dalam Prospektus ini, yaitu antara nilai menurut hasil penjumlahan dengan nilai
yang tercantum dalam Prospektus, disebabkan oleh faktor pembulatan tersebut.
1. Riwayat Singkat Perseroan
Perseroan yang berkedudukan di Jakarta Utara adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan nama
PT Arita Prima Indonesia berdasarkan Akta Pendirian No. 1 tanggal 5 Oktober 2000, yang dibuat di hadapan
Triphosa Lily Ekadewi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C-7935.HT.01.01 TH.2001 tanggal 31 Mei
2001, dan telah didaftarkan di dalam daftar perusahaan yang berada di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya
Jakarta Utara dengan nomor Agenda 046//BH/0901/I/2002, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 31 tanggal 16 April 2002, Tambahan Berita Negara No. 3727.
Anggaran Dasar Perseroan terakhir kali diubah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan
Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 258 tanggal 12 April 2013. dibuat di hadapan Rudy Siswanto,S.H.,
Notaris di Jakarta Utara sehubungan dengan perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan untuk
disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan No. IX.J.1 Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar
Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Anggaran
Dasar tesebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan surat keputusan No. AHU-23043.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 30 April 2013
serta Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan telah dicatat dalam database
Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada
tanggal 3 Mei 2013, No AHU-AH.01.10-17244 serta didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0041412.
AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 03 Mei 2013,dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan
telah dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia pada tanggal 03 Mei 2013 Nomor AHU-AH.01.10-17245serta didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No.AHU-0041413.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 03 Mei 2013.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang
industri dan perdagangan.
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan menjalankan kegiatan usaha perdagangan ekspor
dan impor barang-barang logam yang mencakup valve, fitting dan produk terkait lainnya.
2. Penawaran Umum
Jumlah saham yang ditawarkan
:
Sebanyak-banyaknya 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima juta)
saham biasa atas nama
x
Nilai Nominal
Harga Penawaran
:
:
Jumlah Penawaran Umum
:
Tanggal Penawaran Umum
Tanggal Pencatatan di BEI
:
:
Rp100,- (seratus Rupiah)
Rp220,- (dua ratus dua puluh Rupiah) setiap saham yang harus
dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS
Sebesar Rp60.500.000.000,- (enam puluh miliar lima ratus juta
Rupiah)
21-23 Oktober 2013
29 Oktober 2013
Saham-saham tersebut seluruhnya akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat
dalam segala hal dengan Saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen.
Susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai
berikut:
Ninai Nominal Rp100 Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
151.125.260
15.112.526.000
18,89
2. Low Yew Lean
26.659.980
2.665.998.000
3,33
3. PT Arita Global
622.214.760
62.221.476.000
77,78
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
800.000.000
80.000.000.000
100,00
1.000.000.000
100.000.000.000
Modal Dasar
%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Arita Engineering Sdn. Bhd.
Saham dalam Portepel
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini, secara
proforma menjadi sebagai berikut:
Sebelum Penawaran Umum
Keterangan
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
151.125.260
15.112.526.000
2. Low Yew Lean
26.659.980
3. PT Arita Global
Modal Dasar
Setelah Penawaran Umum
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
18,89
151.125.260
15.112.526.000
14,06
2.665.998.000
3,33
26.659.980
2.665.998.000
2,48
622.214.760
62.221.476.000
77,78
622.214.760
62.221.476.000
57,88
-
-
-
275.000.000
27.500.000.000
25,58
800.000.000
80.000.000.000
100,00
1.075.000.000
107.500.000.000
100,00
1.000.000.000
100.000.000.000
725.000.000
72.500.000.000
%
%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Arita Engineering Sdn. Bhd.
4. Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
PROGRAM ALOKASI SAHAM KARYAWAN (EMPLOYEE STOCK ALLOCATION)
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar BiasaNo. 258 tanggal 12 April 2013,
yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta, pemegang saham telah menyutujui
rencana Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation atau “ESA”).
Program ESA ini dialokasikan sebanyak-banyaknya 10,00% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang
ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sebanyak-banyaknya 27.500.000 (dua puluh tujuh juta lima
ratus ribu) saham. Apabila terdapat sisa saham yang tidak diambil bagian oleh karyawan Perseroan, maka
sisa saham tersebut akan ditawarkan kepada masyarakat.
xi
Program ESA diperuntukkan hanya kepada karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan yang berjumlah
sekitar 313 orang dan tidak diperuntukkan bagi direksi dan komisaris Perseroan. Pelaksanaan program
ESA akan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7.
Program ESA ini merupakan program pemberian jatah pasti saham yang merupakan bagian dari
Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan kepada Karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan yang
telah memenuhi kualifikasi dari Perseroan (“Peserta ESA”).
Tujuan utama Program Kepemilikan Saham ESA adalah untuk meningkatkan rasa kepemilikan terhadap
Perseroan oleh karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan sehingga mempunyai rasa memiliki (sense
of belonging) dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dari masing-masing karyawan
yang pada akhirnya akan meningkatkan pula kinerja korporasi secara keseluruhan sehingga terdapat
peningkatan nilai perusahaan yang dapat dinikmati oleh stakeholders Perseroan.
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, dan dengan
asumsi diimplementasikannya seluruh rencana program ESA seperti dijelaskan di atas, maka susunan
modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum ini, secara
proforma menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Sebelum Penawaran Umum dan Sebelum
Pelaksanaan Program ESA
Jumlah
Jumlah Nilai
%
Saham
Nominal (Rp)
1.800.000.000 180.000.000.000
Setelah Penawaran Umum dan Setelah
Pelaksanaan Program ESA
Jumlah Nilai
Jumlah Saham
%
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1. Arita Engineering Sdn. Bhd.
2. Low Yew Lean
3. PT Arita Global
151.125.260
15.112.526.000
18,89
151.125.260
15.112.526.000
14,06
26.659.980
2.665.998.000
3,33
26.659.980
2.665.998.000
2,48
622.214.760
62.221.476.000
77,78
622.214.760
62.221.476.000
57,88
-
-
-
247.500.000
24.750.000.000
23,02
-
-
-
27.500.000
2.750.000.000
2,56
80.000.000.000 100,00
1.075.000.000
107.500.000.000
100,00
725.000.000
72.500.000.000
4. Masyarakat
5. Karyawan Peserta ESA*
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
800.000.000
1.000.000.000
100.000.000.000
*) diasumsikan terserap seluruhnya
PROGRAM OPSI KEPEMILIKAN SAHAM KEPADA MANAJEMEN DAN KARYAWAN (MANAGEMENT
AND EMPLOYEE STOCK OPTION PROGRAM)
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 258 tanggal 12 April 2013,
yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta, pemegang saham telah menyetujui rencana
Program Opsi Kepemilikan Saham Kepada Manajemen dan Karyawan (Management and Employee Stock
Option Program atau “MESOP”).
Program MESOP adalah pemberian hak opsi kepemilikan saham kepada peserta program untuk membeli
saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 10,00% (sepuluh
persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum dilaksanakan.
Mekanisme pelaksanaan MESOP akan sesuai dengan peraturan BEI No.1-A yang akan dilakukan
kemudian. Penangung jawab program MESOP adalah Direksi dibawah pengawasan Komisaris dan akan
dilaporkan dalam RUPS.
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, dan dengan
asumsi diimplementasikannya seluruh rencana program MESOP seperti dijelaskan di atas, maka susunan
modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum ini, secara
proforma menjadi sebagai berikut:
xii
Keterangan
Setelah Penawaran Umum, Setelah
Pelaksanaan Program ESA dan Sebelum
Pelaksanaan Program MESOP
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
Modal Dasar
Setelah Penawaran Umum, Setelah
Pelaksanaan Program ESA dan Setelah
Pelaksanaan Program MESOP
%
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Arita Engineering Sdn. Bhd.
151.125.260
15.112.526.000
14,06
151.125.260
15.112.526.000
2. Low Yew Lean
26.659.980
2.665.998.000
2,48
26.659.980
2.665.998.000
2,25
3. PT Arita Global
622.214.760
62.221.476.000
57,88
622.214.760
62.221.476.000
52,62
4. Masyarakat
266.750.000
26.675.000.000
24,81
266.750.000
26.675.000.000
22,56
8.250.000
825.000.000
0,77
8.250.000
825.000.000
0,70
-
-
-
107.500.000
10.750.000.000
9,09
1.075.000.000
107.500.000.000
100,00
1.182.500.000
118.250.000.000
100,00
725.000.000
72.500.000.000
617.500.000
61.750.000.000
5. Karyawan Peserta ESA*
6. MESOP (Karyawan, Direksi dan Komisaris
kecuali Komisaris Independen)*
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Saham dalam Portepel
12,78
*) diasumsikan terserap seluruhnya
3. Rencana Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Dana hasil dari PenawaranUmum Perdana yang akan diterima oleh Perseroan, setelah dikurangi seluruh
biaya-biaya emisi dan pengeluaran tertentu yang berhubungan dengan Penawaran Umum akan digunakan
untuk:
1. Sekitar 75% akan digunakan oleh Perseroan untuk tambahan modal kerja Perseroan, antara lain
untuk pembelian persedian pada segmen industri yang baru dikembangkan seperti oil & gas, dan
petrochemical, serta pembelian persediaan yang mendukung penjualan yang berbasis proyek/tender.
2. Sisanya akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sebagian utang bank jangka pendek pada
PT Bank UOB Indonesia, PT Bank Permata Tbk, dan AmBank (M) Berhad.
4. Keunggulan Kompetitif
Perseroan meyakini memiliki sejumlah keunggulan kompetitif, antara lain:
a) Perseroan memiliki jaringan yang luas dan tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
b) Perseroan memiliki lini produk yang lengkap dan terdiversifikasi guna melayani berbagai jenis pelanggan
dari bermacam industri.
c) Perseroan memiliki reputasi yang baik dalam ketepatan pengiriman dan ketersediaan produk
d)Perseroan merupakan distributor eksklusif untuk Produk-produk dengan merk bereputasi, standar
kualitas yang tinggi dan memiliki harga yang kompetitif.
5. Strategi Usaha
Berikut ini adalah strategi usaha Perseroan :
a) Melakukan ekspansi usaha melalui diversifikasi portofolio produk, membangun pabrik untuk berproduksi
sendiri, dan efisiensi operasional.
b) Meningkatkan aktivitas pemasaran dan menerapkan strategi penjualan yang tepat.
c) Fokus dalam penyediaan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang cukup kompetitif.
d) Terus membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok
e) Pemilihan dan pengembangan sumber daya manusia yang tepat dan berkesinambungan.
xiii
6. Risiko Usaha
Risiko-risiko yang akan diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko-risiko yang material bagi
Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah disusun sesuai dengan bobot risiko berdasarkan dampak dari
masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan yang dimulai dari risiko
utama Perseroan, sebagai berikut:
Risiko Terkait Kegiatan Usaha Perseroan
1. Risiko Terhenti atau Terhambatnya Pasokan dari Pemasok.
2. Risiko Pemutusan kontrak atau Tidak Diperpanjangnya Kontrak distributor eksklusif dari pemegang merk.
3. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
4. Risiko ketidakmampuan Perseroan menetapkan tingkat persediaan yang memadai dan efisien
5. Risiko ketidakcukupan dana/modal
6. Risiko ketidakmampuan Perseroan dalam memenuhi kriteria dan kualitas produk dan layanan yang
diminta oleh pelanggan atau Regulator
7. Risiko Kehilangan Sumber Daya Manusia yang kompeten
8. Risiko Persaingan Usaha
9. Risiko ekonomi, politik, sosial, dan keamanan di Indonesia.
Risiko Terkait Investasi Pada Saham Perseroan
1. Kurang aktifnya perdagangan saham Perseroan di Bursa
2. Harga saham dapat sangat berfluktuasi
3. Perseroan mungkin tidak dapat membagikan dividen
7. Penyertaan Saham
Perseroan memiliki penyertaan saham secara langsung pada Anak Perusahaan sebagai berikut:
Nama Perusahaan
Kepemilikan Perseroan
Tahun Penyertaan
Kegiatan Usaha
Status Operasional
PT ARITA PRIMA KALBAR
99%
2009
PERDAGANGAN
OPERASIONAL
8. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Perseroan untuk masing-masing
periode di bawah ini. Ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Perseoran pada tanggal 30 April 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010, 2009 dan 2008 serta untuk periode empat bulan yang berakhir pada
tanggal 30 April 2013 dan 2012 dan tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan
2008, diambil dari laporan audit keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode-periode tersebut.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 30 April 2013, 31 Desember 2012, 2011, 2010,
2009 dan 2008 serta untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan 2012 dan
tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008, yang didasarkan pada: (a)
laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 4 (empat) bulan yang berakhir pada tanggal 30
April 2013 dan tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Y. Santosa
& Rekan, akuntan publik independen; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah &
Jerry, akuntan publik independen; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir
xiv
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2008 yang telah diaudit oleh KAP Drs. Basri Hardjosumarto,M.Si,Ak
& Rekan, akuntan publik independen; (d) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 yang telah diaudit oleh KAP Fredy, akuntan publik independen,
dengan pendapat wajar dengan pengecualian; (e) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 yang telah diaudit oleh KAP Drs. Basri Hardjosumarto,M.
Si,Ak & Rekan, akuntan publik independen, dengan pendapat wajar dengan pengecualian
Ikhtisar Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
(dalam jutaan Rupiah)
Pada
Tanggal
30 April
Keterangan
Pada Tanggal 31 Desember
2013
2012
2011
2010
2009
2008
220.012
178.580
131.797
79.081
46.534
34.230
Liabilitas
113.259
110.082
78.749
38.670
14.170
7.803
Ekuitas
106.753
68.498
53.048
40.411
32.364
26.427
Aset
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Empat Bulan yang
Berakhir Pada
Tanggal 30 April
Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2013
2012*
2012
2011
2010
2009
2008
Penjualan Bersih
49.688
47.904
153.699
103.328
62.533
39.858
40.365
Beban Usaha
17.233
11.649
51.243
30.885
16.723
12.078
7.916
Total Laba Komprehensif Periode
Berjalan
9.255
7.287
19.622
13.192
8.791
2.238
5.122
14,21
14,63
41,44
27,59
17,91
196.488,15
701.643,84
Laba per Lembar Saham Dasar
*) tidak diaudit
9. Kebijakan Dividen Perseroan
Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pembagian dividen kas
dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS).
Sebelum berakhirnya tahun keuangan, dividen interim dapat dibagikan sepanjang hal itu diperbolehkan
oleh Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan aset bersih Perseroan
menjadi kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib Perseroan. Pembagian
dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika
setelah berakhirnya tahun keuangan dimana terjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami
kerugian, maka dividen interim yang telah dibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham
kepada Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung renteng
untuk pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak dikembalikan oleh pemegang saham.
Keputusan dalam penetapan rasio pembayaran dividen kas akan tetap memperhatikan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham Perseroan.
Setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana Saham, mulai tahun 2014 berdasarkan laba bersih
tahun buku 2013, Perseroan berniat untuk mempertahankan rasio pembayaran dividen kas sebanyakbanyaknya 20% dari laba bersih untuk masa yang akan datang.
Pembayaran dividen di masa yang akan datang akan bergantung pada berbagai faktor, antara lain pada:
-
laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek bisnis di
masa yang akan datang, kebutuhan kas, peluang bisnis; serta
-
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta faktor lain yang dianggap relevan oleh
Direksi.
xv
Halaman ini sengaja di kosongkan
xvi
I. PENAWARAN UMUM
Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sejumlah 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima
juta) saham atau 25,58% (dua puluh lima koma lima puluh delapan persen) dari total modal ditempatkan
dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham yang merupakan Saham Baru dengan nilai
nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan harga
penawaran Rp220,- (dua ratus dua puluh Rupiah) setiap Saham, yang harus dibayar penuh pada saat
mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS), sehingga seluruhnya berjumlah sebesar
Rp60.500.000.000,- (enam puluh miliar lima ratus juta Rupiah).
Saham-saham tersebut seluruhnya akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat
dalam segala hal dengan Saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh,
termasuk hak atas pembagian dividen.
PT Arita Prima Indonesia Tbk
Kegiatan Usaha:
perdagangan ekspor dan impor barang-barang logam yang mencakup valve, fitting dan produk terkait lainnya
Berkedudukan di Jakarta, Indonesia
Kantor Pusat:
Kompleks Ruko Sunter Permai
Jl. Danau Sunter Utara Blok C No. 9
Sunter Agung, Tanjung Priuk
Jakarta 14350
Indonesia
Tel: (62-21) 6519188
Fax : (62-21) 6516107
Email: [email protected]
Website: www.arita.co.id
Kantor Perwakilan:
Lhokseumawe
Glodok
Balikpapan
Pangkalan Bun
Palangkaraya
Jl. Samudera Baru No.7
Lhokseumawe - Nangroe
Aceh Darussalam
Jl. Buni Raya No.48
Mangga Besar
Jakarta
Jl. Ruhui Rahayu II
No. 112
Sepinggan Baru Balikpapan
Jl. Malijo Ruko No.2
Pangkalan Bun – Kalimantan Tengah
Jl. Rajawali Km 6 No. 7
Palangkaraya
Kalimantan Tengah
Cabang:
• Medan
• Padang
• Pekanbaru
• Lampung
• Palembang
•Jambi
•Bengkulu
•Batam
•Bangka – Belitung
•Jakarta
•Karawang
•Cilegon
•Bandung
•Semarang
•Surabaya
•Bogor
•Pontianak
•Banjarbaru
•Sampit
•Samarinda
•Manado
•Makassar
•Kendari
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN YAITU RISIKO TERHENTI ATAU TERHAMBATNYA PASOKAN
DARI PEMASOK. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DI DALAM
PROSPEKTUS INI.
RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA
SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG
DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN
SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA AKAN MENJADI TIDAK LIKUID. DENGAN DEMIKIAN,
PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA
EFEK AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.
1
Susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah
sebagai berikut:
Ninai Nominal Rp100 Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
1. Arita Engineering Sdn. Bhd.
2. Low Yew Lean
3. PT Arita Global
151.125.260
15.112.526.000
18,89
26.659.980
2.665.998.000
3,33
622.214.760
62.221.476.000
77,78
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
800.000.000
80.000.000.000
100,00
1.000.000.000
100.000.000.000
Modal Dasar
%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, maka susunan
modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini, secara
proforma menjadi sebagai berikut:
Sebelum Penawaran Umum
Keterangan
Modal Dasar
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
151.125.260
15.112.526.000
Setelah Penawaran Umum
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
18,89
151.125.260
15.112.526.000
14,06
%
%
Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
1. Arita
Engineering
Sdn. Bhd.
2. Low Yew Lean
3. PT Arita Global
4. Masyarakat
26.659.980
2.665.998.000
3,33
26.659.980
2.665.998.000
2,48
622.214.760
62.221.476.000
77,78
622.214.760
62.221.476.000
57,88
-
-
-
275.000.000
27.500.000.000
25,58
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
800.000.000
80.000.000.000
100,00
1.075.000.000
107.500.000.000
100,00
1.000.000.000
100.000.000.000
725.000.000
72.500.000.000
Saham dalam Portepel
PROGRAM ALOKASI SAHAM KARYAWAN (EMPLOYEE STOCK ALLOCATION)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 258 tanggal 12 April 2013,
yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, pemegang saham telah menyutujui
rencana Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation atau “ESA”).
Program ESA ini dialokasikan sejumlah 3,00% (tiga persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam
Penawaran Umum atau sejumlah 8.250.000 (delapan juta dua ratus lima puluh ribu) saham. Apabila
terdapat sisa saham yang tidak diambil bagian oleh karyawan Perseroan, maka sisa saham tersebut akan
ditawarkan kepada masyarakat.
Program ESA diperuntukkan hanya kepada karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan yang berjumlah
sekitar 313 orang dan tidak diperuntukkan bagi Direksi dan Komisaris Perseroan. Pelaksanaan program
ESA akan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7.
Program ESA ini merupakan program pemberian jatah pasti saham yang merupakan bagian dari
Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan kepada Karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan yang
telah memenuhi kualifikasi dari Perseroan (“Peserta ESA”).
2
Tujuan utama Program Kepemilikan Saham ESA adalah untuk meningkatkan rasa kepemilikan terhadap
Perseroan oleh karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan sehingga mempunyai rasa memiliki (sense
of belonging) dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dari masing-masing karyawan
yang pada akhirnya akan meningkatkan pula kinerja korporasi secara keseluruhan sehingga terdapat
peningkatan nilai perusahaan yang dapat dinikmati oleh stakeholders Perseroan.
Mekanisme Pelaksanaan Program ESA
Berdasarkan SK Direksi PT Arita Prima Indonesia No. 001/API-IPO/IX/2013 tanggal 31 Juli 2013, Direksi
Perseroan menetapkan mekanisme pelaksanaan program ESA sebagai berikut:
Karyawan yang dapat berpartisipasi dalam program ESA adalah karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan
yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
• Karyawan tetap tercatat pada tanggal 31 Juli 2013.
• Karyawan dalam status aktif bekerja pada 23 September 2013
• Karyawan yang tidak dalam status terkena sanksi administratif pada saat implementasi Program ESA
Alokasi Program ESA yaitu :
• Saham penghargaan, yaitu alokasi saham yang diberikan secara cuma-cuma oleh Perseroan dengan
jumlah saham yang ditawarkan sejumlah 1,89% (satu koma delapan puluh sembilan persen) dari jumlah
saham ESA atau sejumlah 156.500 saham. Beban sehubungan dengan pemberian saham penghargaan
akan menjadi tanggungan Perseroan.
• Saham diskon, yaitu alokasi saham yang diberikan oleh Perseroan kepada karyawan dengan jenjang
tertentu dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar 98,10% (Sembilan puluh
delapan koma sepuluh persen) dari jumlah saham ESA atau sebanyak-banyaknya 8.093.500 saham
dimana Perseroan akan membayar porsi sebesar 15,00% (lima belas persen) dari Harga Penawaran
dan sebesar 85,00% (delapan puluh lima persen) akan dibayar oleh karyawan.
Batas alokasi saham diskon untuk setiap level karyawan tetap dalam periode ESA ini adalah sebagai
berikut:
Level karyawan
Maksimum jumlah penjatahan saham
staff
11.500
supervisor
37.500
manager
50.000
Karyawan dapat melakukan pemesanan saham diskon dari program ESA ini pada hari pertama masa
Penawaran Umum, dan penyetoran dana dilakukan paling lambat pada akhir masa penawaran umum.
Apabila terdapat sisa saham yang tidak terserap oleh karyawan, maka saham tersebut akan ditawarkan
kepada masyarakat.
Saham ESA diberlakukan lock-up selama 12 bulan sejak pencatatan saham. Peserta ESA hanya dapat
mentransaksikan saham ESA setelah periode lock-up berakhir.
Mengingat porsi pembayaran di luar diskon harga penawaran dari saham diskon ESA menjadi tanggung
jawab Peserta, maka tidak ada hal yang dapat mengakibatkan hilangnya hak atas saham ESA.
Beban sehubungan dengan pemberian saham penghargaan dan porsi diskon program ESA akan didanai
dengan menggunakan hasil pendapatan usaha Perseroan.
3
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, dan dengan
diimplementasikannya seluruh rencana program ESA seperti dijelaskan di atas, maka susunan modal
saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum ini, secara proforma
menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Sebelum Penawaran Umum dan Sebelum
Pelaksanaan Program ESA
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
151.125.260
15.112.526.000
2.Low Yew Lean
26.659.980
3.PT Arita Global
Setelah Penawaran Umum dan Setelah
Pelaksanaan Program ESA
Jumlah
Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
18,89
151.125.260
15.112.526.000
14,06
2.665.998.000
3,33
26.659.980
2.665.998.000
2,48
622.214.760
62.221.476.000
7,78
622.214.760
62.221.476.000
57,88
4.Masyarakat
-
-
-
247.500.000
24.750.000.000
23,02
5.Karyawan Peserta ESA*
-
-
-
27.500.000
2.750.000.000
2,56
800.000.000
80.000.000.000
100,00
1.075.000.000
107.500.000.000
100,00
1.000.000.000
100.000.000.000
725.000.000
72.500.000.000
Modal Dasar
%
%
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
1.Arita Engineering Sdn. Bhd.
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
*) diasumsikan terserap seluruhnya
Aspek Perpajakan Program ESA
Program ESA adalah program penawaran saham kepada Peserta ESA. Harga saham ESA sama dengan
Harga Penawaran. Tidak ada unsur perpajakan bagi Peserta maupun Perseroan dalam pelaksanaan
Program ESA ini, kecuali setelah periode lock-up berakhir dan Peserta yang membeli saham ESA melakukan
transaksi penjualan saham melalui Bursa Efek atau di luar Bursa Efek, atas pelaksanaan penjualan berlaku
ketentuan perpajakan sebagai berikut:
a. Untuk pelaksanaan penjualan melalui Bursa Efek akan dikenakan pajak yang bersifat final yang
besarnya 0,1% dari nilai transaksi.
b. Untuk pelaksanaan penjualan saham di luar Bursa Efek akan dikenakan pajak yang diperhitungkan
dari capital gain yang diterima oleh Peserta dan akan dikenakan pajak progresif sesuai dengan tarif
yang berlaku.
PROGRAM OPSI KEPEMILIKAN SAHAM KEPADA MANAJEMEN DAN KARYAWAN (MANAGEMENT
AND EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP PROGRAM)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 258 tanggal 12 April 2013,
yang dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta Utara, pemegang saham telah menyutujui
rencana Program Opsi Kepemilikan Saham Kepada Manajemen dan Karyawan (Management and
Employee Stock Option Program atau “MESOP”).
Program MESOP adalah pemberian hak opsi kepemilikan saham kepada peserta program untuk membeli
saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 10,00% (sepuluh
persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum dilaksanakan.
Mekanisme pelaksanaan MESOP akan sesuai dengan peraturan BEI No.1-A yang akan dilakukan
kemudian. Penanggung jawab program MESOP adalah Direksi dibawah pengawasan Komisaris dan akan
dilaporkan dalam RUPS.
Mekanisme Pelaksanaan Program MESOP
Berdasarkan SK Direksi PT Arita Prima Indonesia No. 001/API-IPO/IX/2013 tanggal 31 Juli 2013, Direksi
Perseroan menetapkan mekanisme pelaksanaan program MESOP sebagai berikut:
4
Manajemen dan karyawan dengan jenjang tertentu yang dapat berpartisipasi dalam program MESOP
adalah Direksi, anggota Dewan Komisaris (tidak termasuk Komisaris Independen), karyawan level Manajer
ke atas Perseroan dan Anak Perusahaan, yang terdiri dari pimpinan departemen, pimpinan divisi dan
kepala cabang yang tercatat 14 hari sebelum tanggal pendistribusian Hak Opsi pada setiap tahapan.
Pada tahap I, jumlah Komisaris yang diikut sertakan dalam program MESOP adalah 2 orang, jumlah direksi
yang diikutsertakan dalam program MESOP adalah 3 orang, dan jumlah manajer yang diikutsertakan dalam
program MESOP adalah 41 orang. Untuk tahap II, jumlah Komisaris, Direksi dan Manajer akan disesuaikan
dengan jumlah posisi manajer dan struktur kepengurusan dan pengawasan pada saat hak opsi tersebut
akan didistribusikan.
Jumlah hak opsi yang dapat diterbitkan untuk membeli saham sebanyak-banyaknya 10,00% dari modal
saham ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana.
Pelaksanaan penerbitan Hak Opsi akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
•
Tahap I sebesar 40% (empat puluh persen) dari total hak opsi akan didistrubisikan pada tanggal 8
Januari 2014.
•
Tahap II sebesar 60% (enam puluh persen) dari total hak opsi akan didistribusikan pada ulang tahun
pertama pencatatan saham Perseroan.
•
Hak Opsi yang telah didistribusikan akan dikenakan masa tunggu (vesting period) dalam jangka waktu
12 bulan terhitung sejak tanggal penerbitannya.
•
Umur hak opsi (option life) yakni 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pendistribusian hak opsi setiap
tahapan.
Perseroan akan menetapkan harga pelaksanaan serta periode pelaksanaan dengan mengacu pada
Peraturan Pencatatan Bursa Efek Indonesia No. I-A, dimana Harga pelaksanaan opsi ditetapkan setiap
kali akan dibuka periode pelaksanaan yakni 5 hari sebelum dibukanya periode pelaksanaan (“window
exercise”). Perseroan berencana menetapkan periode pelaksanaan opsi sebanyak 2 kali dalam 1 tahun.
Perseroan berencana melakukan pengalokasian hak opsi dari program MESOP sebagai berikut:
-
-
-
Komisaris
: 40% dari total alokasi MESOP
Direksi
: 20% dari total alokasi MESOP
Karyawan level Manajer : 40% dari total alokasi MESOP
Dengan asumsi seluruh hak opsi digunakan untuk membeli saham baru Perseroan maka pada akhir umur
hak opsi (option life) yakni 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pendistribusian hak opsi tahap II, maka
susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Pelaksanaan hak Opsi,
secara proforma menjadi sebagai berikut:
5
Keterangan
Setelah Penawaran Umum, Setelah Pelaksanaan Program ESA dan Sebelum Pelaksanaan Program MESOP
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
151.125.260
15.112.526.000
2. Low Yew Lean
26.659.980
3. PT Arita Global
4. Masyarakat
Modal Dasar
Setelah Penawaran Umum, Setelah Pelaksanaan
Program ESA dan Setelah Pelaksanaan Program
MESOP
Jumlah
Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
14,06
151.125.260
15.112.526.000
12,78
2.665.998.000
2,48
26.659.980
2.665.998.000
2,25
622.214.760
62.221.476.000
57,88
622.214.760
62.221.476.000
52,62
266.750.000
26.675.000.000
24,81
266.750.000
26.675.000.000
22,56
8.250.000
825.000.000
0,77
8.250.000
825.000.000
0,70
-
-
-
107.500.000
10.750.000.000
9,09
1.075.000.000
107.500.000.000
100,00
1.182.500.000
118.250.000.000
100,00
725.000.000
72.500.000.000
617.500.000
61.750.000.000
%
%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Arita Engineering Sdn. Bhd.
5. Karyawan Peserta ESA*
6. MESOP* (Karyawan, Direksi dan
Komisaris, kecuali Komisaris
Independen)
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
*) diasumsikan terserap seluruhnya
KETERANGAN TENTANG PENCATATAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Perseroan akan mencatatkan 1.075.000.000 saham di Bursa Efek Indonesia sejumlah 275.000.000 atau
sebesar 25,58% saham berasal dari saham baru yang dikeluarkan dari portepel dan sejumlah 800.000.000
atau sebesar 74,42% saham yang merupakan saham lama yang telah disetor sebelum Penawaran Umum
Perdana.
PEMBATASAN ATAS SAHAM YANG DIKELUARKAN SEBELUM PENAWARAN UMUM PERSEROAN
Sehubungan dengan Peraturan Bapepam No. IX.A.6 lampiran keputusan Bapepam No. KEP-06/PM/2001
tanggal 8 Maret 2001 (“Peraturan No. IX.A.6”) tentang Pembatasan Atas Saham Yang Dikeluarkan Sebelum
Penawaran Umum, berikut adalah kronologis peningkatan modal Perseroan:
-
Pada tanggal 21 Februari 2013, PT Arita Global melakukan penambahan penyetoran modal sejumlah
349.995.800 saham atau sebesar Rp34.999.580.000 yang berasal dari kapitalisasi pinjaman/ konversi
utang.
-
Pada tanggal 12 April 2013, para pemegang saham Perseroan melakukan peningkatan modal disetor
yang berasal dari kapitalisasi saldo laba per tanggal 31 Desember 2012 yang dibagikan dalam bentuk
dividen saham kepada pemegang saham, dengan porsi masing-masing sebagai berikut:
•
•
•
PT Arita global : sejumlah 272.218.960 saham atau sebesar Rp27.221.896.000
Arita Engineering, Sdn. Bhd : sejumlah 66.117.300 saham atau sebesar Rp6.611.730.000
Low Yew Lean : sejumlah 11.663.740 saham atau sebesar Rp1.166.374.000
Oleh karena itu, sesuai Peraturan No.IX.A.6 maka PT Arita Global, Arita Engineering, Sdn. Bhd, serta
Low Yew Lean, selaku pihak yang memperoleh saham dengan harga dan atau nilai konversi dan/ atau
harga pelaksanaan di bawah harga Penawaran Umum dalam jangka waktu 6 bulan sebelum penyampaian
Pernyataan Pendaftaran kepada OJK, maka ketiga pemegang saham tersebut dilarang untuk mengalihkan
sebagian atau seluruh kepemilikan atas saham Perseroan yang dimilikinya sampai dengan 8 (delapan)
bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
6
PT Arita Global, Arita Engineering, Sdn. Bhd, serta Low Yew Lean berdasarkan surat pernyataan masingmasing tertanggal 26 Juli 2013 menyatakan bahwa saham-saham Perseroan yang dimiliki ketiganya tidak
akan dijual dalam jangka waktu 8 bulan terhitung setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.
SAAT INI TIDAK ADA EFEK LAIN YANG DAPAT DIKONVERSIKAN MENJADI SAHAM PERSEROAN
PERSEROAN TIDAK BERENCANA UNTUK MENGELUARKAN ATAU MENCATATKAN SAHAM BARU
DAN/ATAU EFEK LAINNYA YANG DAPAT DIKONVERSIKAN MENJADI SAHAM DALAM JANGKA
WAKTU 12 (DUA BELAS) BULAN SEJAK TANGGAL PERNYATAAN PENDAFTARAN MENJADI
EFEKTIF, KECUALI SAHAM HASIL PELAKSANAAN MESOP.
7
Halaman ini sengaja di kosongkan
8
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana hasil dari Penawaran Umum Perdana yang akan diterima oleh Perseroan, setelah dikurangi seluruh
biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan Penawaran Umum akan digunakan untuk:
1. Sekitar 75% akan digunakan oleh Perseroan untuk tambahan modal kerja Perseroan, antara lain
untuk pembelian persedian pada segmen industri yang baru dikembangkan seperti oil & gas, dan
petrochemical, serta pembelian persediaan yang mendukung penjualan yang berbasis proyek/tender.
2. Sisanya akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran sebagian utang bank jangka pendek pada
PT Bank UOB Indonesia, PT Bank Permata Tbk, dan AmBank (M) Berhad.
Utang bank jangka pendek dari PT Bank UOB Indonesia, AmBank (M) Berhad, dan PT Bank Permata
Tbk merupakan fasiltas kredit jangka pendek berupa Revolving Credit Financing dimana Perseroan
wajib melakukan pelunasan secara penuh (sesuai dengan jumlah dana yang dicairkan) dalam jangka
waktu 6 bulan sejak pencairan fasilitas kredit.
Dengan diperolehnya dana dari hasil Penawaran Umum, maka Perseroan telah mendapatkan
alternatif pendanaan operasional yang dapat menggantikan pinjaman bank sehingga apabila dilakukan
pembayaran sebagian utang bank di atas, hal tersebut akan memperbaiki arus kas dan mengurangi
beban bunga Perseroan.
Seluruh utang bank jangka pendek tersebut seluruhnya digunakan untuk modal kerja Perseroan, yaitu
untuk pembelian persediaan Perseroan.
Berikut adalah informasi utang-utang bank jangka pendek tersebut:
PT Bank UOB Indonesia
- Dasar perjanjian berupa : Akta Perjanjian Kredit No. 25 tanggal 14
November 2011
- Total nilai revolving credit yang telah dicairkan
: USD 827.697,34
- Tingkat suku bunga pinjaman
: 6,75% per tahun
- Jaminan: corporate guarantee dari Unimech Group Sdn. Bhd
- Jangka Waktu
: 6 bulan sejak tanggal pencairan
- Saldo utang yang akan dilunasi
: USD 283.514,49 dengan rincian jumlah dan
waktu pelunasan pada jatuh tempo sebagai
berikut:
No.
Tanggal Pencairan
Jumlah Pencairan (USD)
Jatuh Tempo
1.
16 Mei 2013
125.229,17
15 November 2013
2.
13 Agustus 2013
158.285,32
10 Februari 2014
Total
283.514,49
AmBank (M) Berhad
- Dasar perjanjian berupa : Perjanjian Fasilitas (Facility Agreement)
tertanggal 14 September 2012
: USD 2.000.000,00
: 4,07% per tahun
: corporate guarantee dari Unimech Group Sdn. Bhd
: sampai dengan 30 Desember 2013
- Total nilai revolving credit yang telah dicairkan
- Tingkat suku bunga pinjaman
- Jaminan
- Jangka Waktu
9
- Saldo utang yang akan dilunasi
: USD 550.000,00 dengan rincian jumlah dan
waktu pelunasan pada jatuh tempo sebagai
berikut:
No.
Tanggal Pencairan
Jumlah Pencairan (USD)
Jatuh Tempo
1.
30 Agustus 2013
250.000,00
30 Desember 2013
2.
30 Agustus 2013
300.000,00
30 Desember 2013
Total
550.000,00
PT Bank Permata Tbk
- Dasar perjanjian berupa - Total nilai revolving credit yang telah dicairkan
- Tingkat suku bunga pinjaman
- Jaminan
- Jangka Waktu
- Saldo utang yang akan dilunasi
: Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan
(Ketentuan Khusus) No. 80 tanggal 25 April 2013
: Rp18.539.323.402
: 10,50% per tahun
: aset Perseroan berupa bangunan ruko, gudang
dan sebagian persediaan.
: 6 bulan sejak tanggal pencairan
: Rp6.545.696.597 dengan rincian jumlah dan
waktu pelunasan pada jatuh tempo sebagai
berikut:
No.
Tanggal Pencairan
1.
12 Juni 13
1.259.688.692
11 Desember 2013
2.
17 Juni 13
1.061.175.313
16 Desember 2013
3.
24 Juni 13
1.471.765.410
23 Desember 2013
4.
3 Juli 13
1.234.603.205
2 Januari 2014
9 Juli 13
1.518.463.977
8 Januari 2014
5.
Jumlah Pencairan (Rp)
Total
Jatuh Tempo
6.545.696.597
Mengingat pinjaman yang akan dilunasi merupakan fasilitas revolving credit maka tidak diperlukan
persetujuan atas pembayaran lebih awal dikarenakan saldo yang dilunasi adalah saldo yang akan jatuh
tempo.
Tidak terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan
PT Bank Permata Tbk, dan AmBank (M) Berhard.
dengan
PT
Bank
UOB
Indonesia,
Manajemen Perseroan menyatakan bahwa setiap penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran
Umum akan mengikuti ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Apabila dalam pelaksanaan dari penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum merupakan
Transaksi Material, maka pelaksanaannya akan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Nomor IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-614/BL/2011 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama dan apabila merupakan Transaksi Afiliasi atau Transaksi
yang mengandung unsur benturan kepentingan, maka akan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Nomor IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-412/BL/2009
tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
Perseroan akan menyampaikan Laporan realisasi penggunaan dana kepada OJK dan Wali Amanat yang
dibuat secara berkala setiap 3 (tiga) bulan. Perseroan juga mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan
dana hasil Penawaran Umum ini secara berkala setiap tahun kepada pemegang saham dalam RUPS dan
melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan Peraturan No.X.K.4.
10
Apabila Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dananya tidak seperti yang tercantum
dalam Prospektus, maka rencana tersebut harus terlebih dahulu dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan penggunaan dana
tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari RUPS.
Sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006
tentang Keterbukaan Informasi mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum,
perkiraan total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 6,11% dari nilai Penawaran Umum,
yang meliputi:
-
Biaya jasa untuk Para Penjamin Emisi Efek sebesar 2,25% yang terdiri dari biaya jasa penyelenggaraan
(management fee) sebesar 1,82%, biaya jasa penjaminan (underwriting fee) sebesar 0,215% dan
biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,215%;
-
Biaya jasa Profesi Penunjang Pasar Modal sebesar 1,58% yang terdiri dari biaya: :
a. Jasa Kantor Akuntan Publik sekitar 0,74%
b. Jasa Konsultan Hukum sekitar 0,50%c.
c. Jasa Notaris sekitar 0,12%
d. Jasa Penilai sekitar 0,22%;
-
Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal yaitu jasa Biro Administrasi Efek sekitar 0,28%;
-
Biaya Pencatatan (BEI dan KSEI) sekitar 0,28%;
-
Biaya lain-lain yang meliputi biaya penyelenggaraan public expose, biaya penyelenggaraan roadshow,
biaya pencetakan Prospektus dan formulir, biaya advisor, biaya konsultan keuangan sekitar 1,72%.
Dalam rangka pelaksanaan Program ESA, biaya-biaya yang akan timbul sehubungan dengan program
ESA tersebut akan ditanggung oleh Perseroan.
11
Halaman ini sengaja di kosongkan
12
III. PERNYATAAN HUTANG
Pada tanggal 30 April 2013, Perseroan memiliki jumlah liabilitas konsolidasian sebesar Rp113.259 juta,
yang terdiri dari jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp88.847 juta dan jumlah liabilitas jangka panjang
sebesar Rp24.412 juta, yang angka-angkanya diambil dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan
pada tanggal 30 April 2013, yang tercantum dalam Prospektus ini dan telah diaudit oleh KAP Y. Santosa
& Rekan akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK baru.
Perincian liabilitas konsolidasian Perseroan pada tanggal 30 April 2013 disajikan di bawah ini.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Jumlah
Liabilitas Jangka Pendek
Utang bank jangka pendek
35.682
Utang usaha
24.234
Pihak ketiga
5.267
Pihak berelasi
Utang lain-lain – pihak ketiga
1.350
Utang pajak
10.163
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
2
Biaya yang masih harus dibayar
1.062
Utang Dividen
6.000
Uang muka pelanggan
1.434
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Utang bank
2.590
Utang pembiayaan konsumen
416
Utang sewa pembiayaan
647
Total Liabilitas Jangka Pendek
88.847
Liabilitas Jangka Panjang
Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun:
Utang bank jangka panjang
17.440
Utang pembiayaan konsumen
342
Utang sewa pembiayaan
412
Utang lain-lain - Pihak berelasi
3.407
Liabilitas imbalan kerja
2.811
Total Liabilitas Jangka Panjang
24.412
TOTAL LIABILITAS
113.259
13
Penjelasan masing-masing liabilitas adalah sebagai berikut:
1. Utang Bank
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Jumlah
Jangka Pendek
Dollar AS
AmBank (M) Berhad
19.444
PT Bank UOB Indonesia
8.439
Rupiah
PT Bank Permata Tbk.
7.799
Total
35.682
Jangka Panjang
PT Bank Permata Tbk
15.894
PT Bank Index Selindo
3.640
PT Bank CIMB Niaga Tbk
496
Total
20.030
2.590
Dikurangi:bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Bagian jangka panjang
17.440
PT Bank Permata Tbk. (“Permata”)
Pada bulan April 2013, Perseroan memperoleh fasilitas kredit dalam mata uang Rupiah dari Permata yang
terdiri atas fasilitas cerukan (overdraft), revolving loan (“RL”) dan term-loan (“TL”) dengan rincian sebagai
berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Fasilitas
Tanggal Jatuh
Tempo
Fasilitas Kredit
Maksimum
Saldo 30 April
2013
Jangka pendek
Overdraft
25 Apr 2014
15.000
7.799
Revolving Loan
25 Apr 2014
19.500
-
34.500
7.799
Total
Jangka panjang
TL-1
25 Apr 2018
1.407
1.407
TL-2
12 Jul 2019
1.028
1.028
TL-3
16 Feb 2019
2.331
2.331
TL-4
18 Sep 2022
2.935
2.935
TL-5
5 Apr 2018
993
993
TL-6
30 Apr 2023
Total
7.200
7.200
15.894
15.894
Dikurang: bagian yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun
(2.047)
Bagian jangka panjang
13.847
14
Pencairan fasilitas kredit dari Permata terutama digunakan untuk melunasi pinjaman yang diperoleh
Pereseroan dari PT Bank Index Selindo, PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Commonwealth dan
PT Bank Central Asia Tbk. Saldo fasilitas overdraft pada tanggal 30 April 2013 termasuk dana hasil
pencairan fasilitas TL-6 sejumlah Rp7.200.000.000. Pada tanggal 1 Mei 2013, dana tersebut digunakan
untuk melunasi pembelian tanah dan bangunan yang berlokasi di Jakarta.
Sampai dengan tanggal 30 April 2013, Perusahaan belum melakukan pencairan dari fasilitas RL.
Fasilitas kredit tersebut dibebani tingkat bunga sebesar 10% per tahun untuk periode yang berakhir pada
tanggal 30 April 2013 yang dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti tingkat bunga yang diberlakukan
Permata. Fasilitas kredit ini dijamin dengan tanah dan bangunan Perseroan yang berlokasi di Jakarta,
Bekasi, Lampung, Palembang, Medan, Samarinda, Pontianak, dan Makasar, serta persediaan barang
dagangan dan jaminan korporasi dari Unimech Engineering Sdn. Bhd. (“UE”, pihak berelasi).
Tidak terdapat pembayaran untuk fasilitas kredit ini selama periode yang berakhir pada tanggal 30 April
2013.
Berdasarkan perjanjian, Perseroan tidak diperkenankan untuk, antara lain, mengganti manajemen,
mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga sampai dengan Rp1 miliar, dan melunasi utang kepada pemegang
saham dan UE, tanpa persetujuan tertulis dari Permata.
Riwayat utang jangka pendek dari Permata yang akan dibayar menggunakan dana hasil Penawaran
Umum Perdana Saham, antara lain:
-
Tanggal pencairan pertama
: 12 Juni 2013
-
Total fasilitas yang telah dicairkan
: Rp18.539.323.402 per 9 September 2013
-
Saldo akhir : Rp14.833.323.402
Prosedur dan persyaratan utang jangka pendek dari Permata yang akan dibayar/dilunasi dengan
menggunakan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham, antara lain:
-
Saldo Akhir
: Rp14.833.323.402
-
Tingkat suku bunga pinjaman
: 10,50% per tahun
-
Jaminan
: aset Perseroan berupa ruko, bangunan gudang dan
sebagian persediaan.
-
: 6 bulan
Jangka Waktu
AmBank (M) Berhad (“AmBank”)
Perseroan memperoleh fasilitas revolving credit dari AmBank dengan jumlah fasilitas kredit maksimum
USD2.000.000. Fasilitas tersebut dijamin dengan jaminan korporasi dari Unimech Group Berhad (pihak
berelasi) dan dibebani bunga tahunan sebesar 2,5% di atas USD Cost of Fund AmBank untuk periode
yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Saldo
pinjaman yang berasal dari penarikan fasilitas kredit ini berjumlah USD2.000.000 atau setara dengan
Rp19.444.000.000 pada tanggal 30 April 2013. Tidak terdapat pembayaran untuk fasilitas kredit ini selama
periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012.
Riwayat utang jangka pendek AmBank yang akan dibayar dengan menggunakan dana hasil Penawaran
Umum Perdana Saham, antara lain:
-
Tanggal pencairan pertama
: 1 Oktober 2012
-
Total fasilitas yang telah dicairkan
: USD2.000.000 per 8 Januari 2013
-
Saldo akhir
: USD2.000.000
15
Prosedur dan persyaratan utang jangka pendek dari AmBank yang akan dibayar/dilunasi dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham, antara lain:
-
Saldo Akhir
: USD 2.000.000,00
-
Tingkat suku bunga pinjaman
: 4,07% per tahun
-
Jaminan: corporate guarantee dari Unimech Group Sdn. Bhd
-
Jangka Waktu
: sampai dengan 30 Desember 2013
PT Bank UOB Indonesia (“UOB”)
Perseroan memperoleh fasilitas revolving credit dari UOB dengan jumlah fasilitas kredit
maksimumUSD1.000.000 yang dapat ditarik dalam mata uang Dolar Amerika Serikat maupun Rupiah.
Fasilitas tersebut dijamin dengan jaminan korporasi dari Unimech Group Berhad dan dibebani tingkat bunga
sebesar 6,75% per tahun untuk pinjaman dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan 12% per tahun untuk
pinjaman dalam mata uang Rupiah. Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada tanggal 14 November 2013.
Saldo pinjaman yang berasal dari penarikan fasilitas kredit ini berjumlah USD868.090 atau setara dengan
Rp8.439.570.688 pada tanggal 30 April 2013. Pembayaran untuk fasilitas kredit ini berjumlah USD999.640
atau setara dengan Rp9.669.960.708 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2013.
Berdasarkan perjanjian, Perseroan diwajibkan untuk, antara lain, memenuhi current ratio tidak kurang dari
1 kali dan debt to equity ratio tidak lebih dari 3 kali, serta tidak diperkenankan untuk, antara lain, menjual
atau mengalihkan hak atau menyewakan aset milik Perseroan, melakukan merger, akuisisi, dan likuidasi,
memberikan pinjaman, mengalihkan hak dan kewajiban atas fasilitas tersebut kepada pihak lain, memberi
jaminan korporasi atau pribadi bagi pihak lain, menerima pinjaman dalam bentuk apapun dari pihak lain,
dan menjaminkan saham Perseroan, tanpa persetujuan tertulis dari UOB. Perusahaan memenuhi rasio
keuangan yang dipersyaratkan oleh UOB pada tanggal 30 April 2013, 31 Desember 2012 dan 2011.
Riwayat utang jangka pendek UOB yang akan dibayar dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum
Perdana Saham, antara lain:
-
Tanggal pencairan pertama
: 21 Januari 2013
-
Total fasilitas yang telah dicairkan
: USD1.394.567,24 per 5 September 2013
-
Saldo akhir
: USD827.697,34
Prosedur dan persyaratan utang jangka pendek dari UOB yang akan dibayar/dilunasi dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham, antara lain:
-
Tingkat suku bunga pinjaman
: 6,75% per tahun
-
Jaminan: corporate guarantee dari Unimech Group Sdn. Bhd
-
Jangka Waktu
: 6 bulan
PT Bank Index Selindo (“Index”)
Perseroan memperoleh fasilitas kredit dalam mata uang Rupiah dari Index yang terdiri atas fasilitas
pinjaman rekening koran (“PRK”), revolving loan (“RL”), demand loan (“DL”) dan term-loan (“TL”) dengan
rincian sebagai berikut:
16
(dalam jutaan Rupiah)
Fasilitas
Tanggal Jatuh
Tempo
Fasilitas Kredit
Maksimum
30 April 2013
4.000
-
Jangka pendek
PRK
29 Sep 2013
DL
29 Sep 2013
Total
6.000
-
10.000
-
Jangka panjang
TL-1
17 Jun 2013
1.040
-
TL-2
29 Sep 2018
1.800
-
TL-3
16 Feb 2019
2.860
-
TL-4
12 Jul 2019
1.200
-
TL-5
8 Mar 2020
4.000
3.640
10.900
3.640
Total
372
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun
Bagian jangka panjang
3.268
Fasilitas kredit tersebut dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 11% untuk periode yang berakhir pada
tanggal 30 April 2013 (2012: 11% - 12%; 2011: 11%; 2010: 11% -14%). Fasilitas kredit dari Index dijamin
dengan tanah dan bangunan Perseroan yang berlokasi di Bekasi.
Pembayaran untuk fasilitas kredit ini berjumlah Rp5.058.138.177 selama periode yang berakhir pada
tanggal 30 April 2013.
Berdasarkan perjanjian, Perseroan antara lain diperkenankan untuk, antara lain, membuat perikatan
jaminan utang lain yang bertentangan dengan perjanjian tersebut dan mengajukan permohonan pernyataan
pailit kepada Pengadilan Niaga, tanpa persetujuan tertulis dari Index.
PT Bank CIMB Niaga Tbk. (“CIMB”)
Perseroan memperoleh beberapa fasilitas kredit pembelian mobil dari CIMB dengan total pokok
pembiayaan awal Rp556. 5% per tahun. Saldo pinjaman dari fasilitas kredit ini berjumlah Rp495.782.095
pada tanggal 30 April 2013. Sedangkan bagian utang yang akan jatuh tempo dalam waktu 010.000 dan
jangka waktu pembiayaan selama tiga (3) tahun. Fasilitas kredit tersebut dibebani bunga flat sebesar satu
tahun berjumlah Rp171.351.676 pada tanggal 30 April 2013.
Pembayaran untuk fasilitas kredit ini berjumlah Rp56.701.558 selama periode yang berakhir pada tanggal
30 April 2013.
PT Bank OCBC NISP Tbk. (“OCBC”)
Pada bulan September 2012, Perseroan memperoleh fasilitas Commercial Property Loan dari OCBC
dengan jumlah fasilitas kredit maksimum Rp3.000.000.000 yang berlaku sampai dengan tanggal
18 September 2022. Fasilitas kredit tersebut dibebani tingkat bunga sebesar 11,5 % pada tahun 2012,
serta dijamin dengan tanah dan bangunan Perseroan yang berlokasi di Samarinda. Pada tanggal
31 Desember 2012, saldo pinjaman dari fasilitas ini berjumlah Rp2.958.935.807. Perseroan telah melunasi
pinjaman ini pada bulan April 2013. Pembayaran untuk fasilitas kredit ini berjumlah Rp2.958.935.807
selama periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2013.
17
PT Bank Commonwealth (“Commonwealth”)
Pada bulan April 2012, Perseroan memperoleh fasilitas kredit Investasi dari Commonwealth dengan
jumlah fasilitas kredit maksimum Rp1.150.000.000 yang berlaku sampai dengan tanggal 4 April 2018.
Fasilitas kredit tersebut dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 10,5% pada tahun 2012, serta dijamin
dengan tanah dan bangunan Perseroan yang berlokasi di Medan. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo
pinjaman dari fasilitas ini berjumlah Rp1.022.222.223. Perseroan telah melunasi pinjaman ini pada bulan
April 2013. Pembayaran untuk fasilitas kredit ini berjumlah Rp1.022.222.223 selama periode yang berakhir
pada tanggal 30 April 2013.
PT Bank Pan Indonesia Tbk. (“Panin”)
Pada bulan Desember 2010, PT Ragam Teknik (“RT”, Anak Perusahaan terdahulu - Catatan 1b pada
laporan keuangan konsolidasian) memperoleh fasilitas kredit pemilikan mobil dari Panin dengan pokok
pembiayaan awal Rp116.440.000 dan jangka waktu kredit selama tiga (3) tahun. Fasilitas tersebut dibebani
bunga flat sebesar 5,1% per tahun. Saldo pinjaman dari fasilitas kredit ini berjumlah Rp77.715.210 dan
Rp112.710.686, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
PT Bank Central Asia Tbk. (“BCA”)
Perseroan memperoleh fasilitas kredit lokal (rekening koran) dari BCA dengan jumlah fasilitas kredit
maksimum Rp1.500.000.000. Fasilitas tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan Perseroan
yang berlokasi di Jakarta dan dibebani bunga sebesar 12,25% per tahun pada tahun 2011. Saldo
pinjaman yang berasal dari penarikan fasilitas kredit ini berjumlah Rp1.499.930.000 pada tanggal
31 Desember 2011. Tidak terdapat saldo penarikan fasilitas kredit ini pada tanggal 31 Desember 2012.
Saldo penarikan fasilitas kredit ini telah dilunasi pada tanggl 25 April 2013 dan fasilitas kredit tersebut
diakhiri pada tanggal tersebut.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (“Danamon”)
Pada bulan Nopember 2009, Perseroan memperoleh fasilitas kredit rekening koran dari Danamon dengan
jumlah fasilitas kredit maksimum Rp1.200.000.000. Fasilitas tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan
Perseroan yang berlokasi di Jakarta dan dibebani bunga sebesar 13% per tahun pada tahun 2010. Saldo
pinjaman yang berasal dari penarikan fasilitas kredit ini berjumlah Rp1.464.668.075 pada tanggal 31
Desember 2010. Fasilitas kredit tersebut tidak diperpanjang pada saat jatuh temponya. Pelunasan fasilitas
kredit ini berjumlah Rp1.464.668.075 pada tahun 2011.
2. Utang Usaha
Utang usaha Perseroan per tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp29.501 juta yang berasal dari pihak
ketiga sebesar Rp24.234 juta dan pihak yang berelasi sebesar Rp5.267 juta.
Rincian umur hutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
18
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Jumlah
Pihak ketiga
14.616
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
6.433
Euro
2.976
209
Dolar Singapura
Sub-total
24.234
Pihak berelasi
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd.
4.158
Unimech Engineering (M) Sdn. Bhd.
490
Hebei Arita Valve Industries Co. Ltd.
477
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd.
139
Arita System Sdn. Bhd.
2
Sub-total
5.266
Total
29.500
3. Utang Pajak
Hutang pajak Perseroan per tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp10.163 juta yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Jumlah
Perseroan
Pajak penghasilan:
Pasal 21
371
Pasal 23
34
Pasal 25
270
Pasal 26
54
Pasal 29
7.250
Pajak Pertambahan Nilai
2.184
Jumlah
10.163
4. Beban Akrual
Beban akrual per 30 April 2013 yang terdiri dari liabilitas imbalan kerja jangka pendek dan biaya masih
harus dibayar adalah sebesar Rp1.064juta.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Jumlah
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
2
Biaya masih harus dibayar
Bunga
680
Jasa Tenaga Ahli
286
Asuransi
66
Air
30
Total
1.064
19
5. Utang Dividen
Utang dividen yang masih harus dibayar Perseroan per 30 April 2013 adalah sebesar Rp6.000 juta.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Jumlah
PT Arita Global
4.667
Arita Engineering Sdn. Bhd.
1.133
Low Yew Lean
200
6.000
Jumlah
6. Uang Muka Pelanggan
Akun ini merupakan uang muka yang diterima dari pelanggan pihak ketiga pada tanggal 30 April 2013
adalah sebesar Rp.1.434 juta.
7. Utang Lain-lain Jangka Panjang
a. Utang sewa pembiayaan
Perseroan dan Anak Perusahaan tertentu memiliki perjanjian sewa pembiayaan dengan PT Dipo
Star Finance dan PT Orix Indonesia Finance untuk membiayai perolehan kendaraan dengan
jangka waktu sewa selama tiga (3) tahun. Pada akhir masa sewa, Perseroan dan Anak Perusahaan
yang bersangkutan memiliki opsi untuk membeli kendaraan tersebut pada harga opsi. Bunga yang
dibebankan atas sewa pembiayaan tersebut berkisar antara 8% sampai dengan 15% per tahun.
Rincian nilai kini utang sewa pembiayaan pada tanggal 30 April 2013,berdasarkan saat jatuh tempo
adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Jatuh Tempo
30 April 2013
Tidak lebih dari 1 tahun
416
Lebih dari 1 tahun
412
Total
828
b. Utang pembiayaan konsumen
(dalam jutaan Rupiah)
30 April 2013
PT Toyota Astra Finance Service
734
PT Astrido Pacific Finance
130
PT Astra Sedaya Finance
105
PT Mandiri Tunas Finance
14
PT Staco Estica Sedaya Finance
5
Total
988
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
647
Bagian jangka panjang
341
Perseroan memiliki perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT Toyota Astra Finance Services,
PT Astrido Pacific Finance, PT Astra Sedaya Finance, PT Mandiri Tunas Finance, PT Staco
Estica Sedaya Finance, PT Dipo Star Finance, PT Orix Indonesia Finance, PT Oto Multiartha, dan
20
PT Srikandi Diamond Motors untuk membiayai perolehan kendaraan. Fasilitas pembiayaan
tersebut berlaku untuk jangka waktu tiga (3) tahun dan dibebani tingkat bunga efektif yang berkisar
antara 11% sampai dengan 18% per tahun. Fasilitas pembiayaan tersebut dijamin dengan aset
tetap yang bersangkutan.
c. Utang lain-lain – pihak berelasi
(dalam jutaan Rupiah)
30 April 2013
Low Yew Lean (“LYL”)
1.802
Unimech Group Berhad (“UGB”)
1.603
Unimech Engineering (M) Sdn. Bhd. (“UE”)
Total
2
3.407
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam
-
waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
3.407
1) Perseroan memperoleh pinjaman dari LYL sejumlah Rp1.153.687.200 dan RM202.020 atau
setara dengan Rp647.878.222 pada tanggal 30 April 2013. Pinjaman tersebut dibebani tingkat
bunga yang berkisar antara 12% sampai dengan 15% per tahun.
2) Perseroan
memperoleh pinjaman dari UGB sejumlah RM499.999 atau setara
denganRp1.603.497.467 pada tanggal 30 April 2013. Pinjaman tersebut dibebani tingkat
bunga per tahun sebesar 1,5% di atas Base Lending Rate (“BLR”) sehingga dapat berubah
sewaktu-waktu mengikuti perubahan tingkat bunga acuan BLR.
3) Perseroan memperoleh pinjaman dari UE sejumlah RM766 atau setara dengan Rp2.457.396
pada tanggal 30 April 2013. Pinjaman tersebut dibebani tingkat bunga per tahun sebesar
1,5% di atas Base Lending Rate (“BLR”) sehingga dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti
perubahan tingkat bunga acuan BLR.
4) Utang kepada AE sejumlah Rp4.031.776.000 pada tanggal 31 Desember 2012 merupakan
uang muka setoran modal dari AE. Pada tanggal 18 Februari 2013, setoran AE tersebut
termasuk dalam jumlah yang dialihkan kepada PT Arita Global dalam rangka kesepakatan
pengalihan utang sebagaimana diungkapkan pada Catatan 20 pada Laporan Keuangan
Konsolidasian.
8. Imbalan Kerja Karyawan
Saldo liabilitas imbalan kerja Perseroan per 30 April 2013 adalah sebesar Rp2.811 juta dengan rincian
sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Jumlah
2.342
Saldo awal periode
469
Beban imbalan kerja
periode berjalan
Efek neto pelepasan
investasi saham pada
Entitas Anak
-
2.811
Saldo akhir periode
21
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan liabilitas imbalan kerja adalah sebagai
berikut :
Tingkat Diskonto
:
6,52%
Tingkat Kenaikan Gaji Per-Tahun
:
10,00%
Tabel Mortalita
:
TMI 2011
Usia Pensiun Normal
:
60 tahun
Tingkat kecacatan
:
5% dari TMI-11
KOMITMEN DAN KONTIJENSI
Berikut adalah komitmen dan kontinjensi Perseroan:
a.
Perseroan ditunjuk sebagai distributor ekslusif oleh Unimech Group Berhad, Malaysia (“Unimech”,
pihak berelasi), untuk mempromosikan, memasarkan dan menjual produk Unimech dengan merek
“Arita” di Indonesia. Penunjukan ini berlaku untuk periode sejak tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan
31 desember 2014.
b.
Perseroan ditujuk sebagai distributor ekslusif oleh KVC Co. Ltd., Jepang (”KVC”), untuk
mempromosikan, memasaran dan menjual produk KVC di Indonesia. Penunjukan ini berlaku untuk
periode sejak tanggal 25 September 2013 sampai dengan 25 September 2014.
c.Perseroan ditunjuk sebagai distributor resmi oleh Ari-Armaturen Sdn. Bhd., Malaysia (“Ari”), untuk
mempromosikan, memasarkan dan menjual produk Ari di Indonesia. Penunjukan ini berlaku untuk
periode sejak tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2013.
d. Berdasarkan akta jual beli No. 111, 112, dan 113 tanggal 25 April 2013 yang dibuat dihadapan Inggraini
Yamin, S.H., PPAT Jakarta Utara, Perusahaan sepakat untuk membeli dari PT Niak Perkasa Prima
(“Penjual”), pihak ketiga, tanah dan bangunan ruko yang berlokasi di Jalan Danau Sunter Blok C Kav.
8, 7 dan 7C dengan total harga jual-beli Rp9.000.000.000. Sampai dengan tanggal 30 April 2013,
Perusahaan belum melakukan pembayaran kepada Penjual.
KECUALI SEBAGAIMANA DINYATAKAN DALAM KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN, SEJAK TANGGAL 30 APRIL 2013SAMPAI DENGAN TANGGAL
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK
MEMILIKI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN DAN IKATAN-IKATAN LAIN YANG JUMLAHNYA MATERIAL
SELAIN YANG TELAH DINYATAKAN DI ATAS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN.
PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN KECUALI KEWAJIBANKEWAJIBAN YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA KEWAJIBAN
YANG TELAH DINYATAKAN DI DALAM PROSPEKTUS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI YANG DISAJIKAN DALAM BAB XVII PROSPEKTUS.
DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTEMATIS ATAS ASET DAN KEWAJIBANNYA SERTA
HARAPAN PENINGKATAN HASIL OPERASI DI MASA MENDATANG, PERSEROAN MENYATAKAN
KESANGGUPAN UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN SELURUH KEWAJIBANNYA SESUAI DENGAN
PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA.
SAMPAI DENGAN PROSPEKTUS INI DITERBITKAN TIDAK TERDAPAT PEMBATASANPEMBATASAN (NEGATIVE COVENANTS) YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG
SAHAM PUBLIK.
22
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan
Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan beserta catatan atas laporan
keuangan konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam
Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia.
Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan 2012,
laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008.
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang didasarkan pada: (a)
laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 4 (empat) bulan yang berakhir pada tanggal 30
April 2013 dan tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Y. Santosa
& Rekan, akuntan publik independen; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah
& Jerry, akuntan publik independen; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh KAP Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak
& Rekan, akuntan publik independen, yang semuanya dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
A. PENDAHULUAN
Perseroan yang didirikan pada tanggal 5 Oktober 2000, berkedudukan dan berkantor pusat di Jl.
Danau Sunter Utara Blok C No. 9, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha perdagangan, ekspor-impor, distributor dan suku cadang mechanical
equipment. Perseroan menjual dan memasarkan valve (“kran”) sebagai produk utama, dengan disertai
fitting, instrument, dan berbagai produk pendukung lainnya. Perseroan memiliki hak distribusi eksklusif
di Indonesia untuk produk-produk valve dari produsen-produsen ternama di dunia dengan merk Arita dari
Malaysia, Ari-Armaturen dari Jerman, dan KVC dari Jepang.
B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL OPERASI
Kegiatan usaha dan hasil operasional Perseroan telah dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting, yang
beberapa di antaranya diyakini Perseroan akan terus mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil
operasionalnya.
1. Faktor Internal
- Ekspansi usaha
Perseroan dapat melakukan ekspansi usaha dengan menambah cabang ataupun memasuki lini industri
baru. Hal tersebut akan menambah jumlah konsumen Perseroan sehingga dapat meningkatkan potensi
pendapatan Perseroan.
-
Diversifikasi produk
Untuk memenuhi pemintaan konsumen di berbagai industri, Perseroan selalu berusaha untuk
menambah jenis produknya baik secara ukuran ataupun merk tertentu sehingga Perseroan tidak
hanya memiliki potensi pendapatan pada satu industri.
-
Kualitas produk dan layanan
Melakukan review dan perbaikan terus-menerus terhadap quality control bisnis Perseroan sehingga
kualitas produk dan layanan yang dimiliki Perseroan tetap terjaga yang pada akhirnya menjadikan
konsumen pelanggan yang setia terhadap Perseroan.
23
-
Alih Teknologi
Di kemudian hari, Perseroan memiliki visi tidak hanya sebagai perusahaan yang mendistribusikan
produknya, namun akan memproduksinya sendiri. Hal tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan
pemasok saat ini yang bersedia untuk melakukan transfer knowledge melalui pelatihan terhadap materi
dan jenis produk, yang pada akhirnya akan melakukan transfer teknologi dengan mendirikan pabrik
dan membantu menentukan standar pengoperasiannya. Dengan alih teknologi dan memproduksi
produknya sendiri Perseroan akan memiliki struktur biaya dan harga pokok yang lebih rendah dan
efisien dan dapat meningkatkan kinerja operasi dan keuangan.
2.
Faktor Eksternal
- Faktor makro ekonomi
Semakin membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia yang ditunjukkan dengan meningkatnya PDB,
laju inflasi yang relatif stabil dan peringkat layak investasi akan meningkatkan kondusifitas iklim usaha
dan investasi, hal tersebut akan memberikan pengaruh positif sehingga mendukung Perseroan dalam
meningkatkan kinerja dan rencana ekspansi kegiatan usahanya.
-
Faktor kebijakan pemerintah dalam sektor keuangan
Kebijakan Pemerintah dalam sektor keuangan seperti kebijakan moneter dan fiskal akan sangat
mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia secara umum. Kebijakan moneter akan menentukan
tingkat bunga, inflasi dan kondisi perbankan di Indonesia. Kebijakan moneter yang longgar dapat
menurunkan suku bunga pinjaman yang dapat mendorong iklim investasi sehingga meningkatkan
permintaan pelanggan terhadap produk Perseroan. Sebaliknya, kebijakan moneter yang ketat akan
meningkatkan tingkat suku bunga, yang dapat menurunkan permintaan dari pelanggan Perseroan.
Kebijakan fiskal merujuk kepada kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) Pemerintah. Kebijakan fiskal dapat
berupa tax holiday, penurunan tarif pajak serta penurunan bea masuk dan lain-lain. Kebijakan-kebijakan
tersebut dapat memberikan dampak tidak langsung kepada Perseroan. Apabila kebijakan pemerintah
mempengaruhi iklim investasi riil dan pertumbuhan industri, hal tersebut secara tidak langsung akan
mempengaruhi permintaan pada produk Perseroan, dimana konsumen Perseroan seluruhnya adalah
konsumen industrial.
-
Kompetitor
Persaingan usaha pada produk/barang teknik seperti valve dirasakan cukup kompetitif, dimana tidak
hanya kualitas dan spesifikasi produk yang menjadi pertimbangan konsumen, namun faktor pelayanan
seperti ketepatan pengiriman dan term of payment yang fleksibel relatif dibandingkan dengan kompetitor
dapat menjadi faktor yang mendukung kinerja penjualan Perseroan.
-
Perkembangan industri
Konsumen Produk-produk Perseroan merupakan konsumen bisnis dan institusi yang utamanya
merupakan pabrik-pabrik dari berbagai manufaktur atau pengolahan. Perkembangan industri dari
pabrik yang terkait sangat menentukan kinerja penjualan, dimana konsumen Perseroan pada Industri
yang memiliki pertumbuhan tinggi diharapkan akan membutuhkan/meningkatkan permintaan atas
produk valve Perseroan.
C. HASIL KEGIATAN USAHA
Untuk memberikan gambaran mengenai pertumbuhan Perseroan, analisis keuangan didasarkan pada
data laporan keuangan Perseroan sejak tahun 2009 sampai dengan 30 April 2013 yang telah diaudit (lihat
Bab IX mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting).
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang didasarkan pada: (a)
laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 4 (empat) bulan yang berakhir pada tanggal
24
30 April 2013 dan tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Y. Santosa
& Rekan, akuntan publik independen; (b) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah
& Jerry, akuntan publik independen; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh KAP Drs. Basri Hardjosumarto,M.Si,Ak &
Rekan, akuntan publik independen, yang semuanya dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Empat Bulan yang
Berakhir Pada
Tanggal 30 April
Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember
2013
2012*
2012
2011
2010
Penjualan Bersih
49.688
47.904
153.699
103.328
62.533
Beban Pokok Penjualan
19.091
24.075
68.515
51.303
33.878
Laba Bruto
30.597
23.829
85.184
52.025
28.655
Beban Penjualan
(5.954)
(7.023)
(25.321)
(18.613)
(9.267)
Beban Umum dan Administrasi
(11.279)
(4.626)
(25.922)
(12.272)
(7.456)
Penghasilan (Beban) lain-lain neto
2.198
790
4.331
1.142
665
Total
(15.035)
(46.192)
(29.743)
(16.058)
Laba Usaha
15.562
12.970
38.272
22.282
12.597
Penghasilan bunga
3
27
68
85
91
(10.859) Beban keuangan
(2.207)
(1.211)
(6.530)
(5.224)
(1.013)
Laba (rugi) selisih kurs, neto
(240)
(1.684)
(1.900)
1.400
184
Rugi pelepasan investasi saham Entitas
Anak, neto
0
0
(1.748)
0
0
Bagian rugi neto Entitas Asosiasi
0
0
0
(91)
(10)
Total
(2.444)
(10.110)
(3.830)
(748)
(2.868) Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan
13.118
10.102
28.162
18.452
11.849
Beban pajak penghasilan, neto
3.863
2.815
8.540
5.260
3.058
Total Laba Komprehensif Periode Berjalan
9.255
7.287
19.622
13.192
8.791
Laba Periode Berjalan yang Dapat
Diatribusikan kepada:
9.253
6.583
18.646
12.417
8.060
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
2
9.255
Total
*tidak diaudit
25
704
7.287 976
775
731
19.622
13.192
8.791
Perkembangan Laba-Rugi
(dalam jutaan Rupiah)
Penjualan
Laba bruto
Laba komprehensif
153,699
103,328
85,184
62,533
52,025
49,688
30,597
9,255
30 Apr 2013
28,655
19,622
13,192
8,791
31 Des 2012 31 Des 2011 32 Des 2010
1. Perkembangan Penjualan Bersih
Tabel berikut ini menggambarkan rincian penjualan bersih terkait setiap kegiatan operasional dan setiap
item sebagai persentase dari total penjualan dan pendapatan jasa untuk periode terkait:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Empat Bulan yang Berakhir pada
tanggal 30 April
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2013
%
2012
%
2012
%
2011
%
2010
%
Valve
40.499
81,51%
36.934
77,10%
118.306
76,97%
81.837
79,20%
50.140
80,18%
Fitting
3.023
6,08%
4.028
8,41%
15.315
9,96%
9.127
8,83%
6.002
9,60%
Instrumen
5.287
10,64%
4.908
10,25%
12.852
8,36%
8.684
8,40%
3.820
6,11%
879
1,77%
2.034
4,25%
7.226
4,70%
3.680
3,56%
2.572
4,11%
49.688
100,00%
47.904
100,00%
153.699
100,00%
103.328
100,00%
62.533
100,00%
Lain-lain
Total
Tidak terdapat kejadian/kondisi yang tidak normal dan jarang terjadi yang mempengaruhi jumlah
pendapatan. Perseroan tidak memiliki Komponen-komponen penting dari pendapatan atau beban lain-lain
untuk mengetahui hasil usaha.
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Penjualan bersih Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah
sebesar Rp49.688 juta, meningkat sebesar Rp1.784 juta atau 3,72% dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012 sebesar Rp47.904 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya
penambahan divisi oil dan gas serta penambahan produk baru yang berkontribusi sebesar Rp1.421 juta
terhadap peningkatan penjualan.
26
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Jumlah penjualan bersih pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar
Rp153.699 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp50.371 juta atau sebesar 48,75% dibandingkan
dengan jumlah penjualan bersih pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu sebesar
Rp103.328 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan adanya penambahan tiga (3) kantor cabang baru
di Cilegon, Karawang dan Makasar, serta adanya penambahan produk dan segmen pasar baru (waterworks
dan building) yang berkontribusi sebesar Rp23.715 juta terhadap peningkatan penjualan.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Jumlah penjualan bersih pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp103.328 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp40.795 juta atau sebesar 65,24% dibandingkan
dengan jumlah penjualan bersih pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar
Rp62.533 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan adanya penambahan tujuh (7) kantor cabang
baru, yaitu di Banjarmasin, Manado, Bandar Lampung, Bengkulu, Padang, Pangkal Pinang dan Bandung,
serta adanya penambahan divisi baru untuk cabang Jakarta, yaitu divisi kelapa sawit, dan marine yang
berkontribusi sebesar Rp35.190 juta terhadap peningkatan penjualan.
Faktor-faktor yang menentukan kinerja penjualan Perseroan
Karakteristik produk valve tergolong statis, dimana valve adalah produk yang tidak memiliki perubahan
signifikan terhadap perkembangan teknologi yang terjadi. Dalam rentang 13 tahun terakhir sejak Perseroan
mulai melakukan penjualan valve, tidak terdapat perubahan atau inovasi yang signifikan dalam tipe,
spesifikasi, ukuran, dan material yang digunakan, sehingga permintaan konsumen kepada Perseroan
cenderung tidak beralih atau terpengaruh akibat perubahan teknologi.
Karakteristik permintaan produk valve juga tergolong inelastis terhadap perubahan harga. Sebagai contoh,
untuk industri yang proses produksinya tidak dapat terinterupsi dan penggantian valve-nya tidak dapat
ditunda, konsumen tersebut tidak akan memperdulikan harga jual tinggi atas suku cadang valve yang stoknya
relatif langka. Untuk memanfaatkan karakteristik konsumen dalam industri tersebut, Perseroan memiliki
strategi untuk selalu dapat menyediakan produk yang stoknya relatif langka, namun mengkompensasi
biaya penyimpanan slow moving product tersebut dengan marjin yang relatif tinggi.
Dalam meningkatkan penjualan, Perseroan cenderung menetapkan strategi untuk mendapatkan pelanggan
dengan memperluas segmen industri yang akan dilayaninya. Terdapat dua perkembangan yang signifikan
yang meningkatkan penjualan Perseroan, yaitu diperolehnya kontrak distribusi eksklusif dari supplier
maupun pernambahan segmen usaha/pasar yang dilayani. Pada tahun 2010 Perseroan mendapatkan
kontrak distribusi eksklusif untuk memasarkan valve untuk segmen industri pelayaran/perkapalan dengan
merk RK marine, dan pada tahun 2012 Perseroan mendapatkan hak distribusi eksklusif untuk memasarkan
valve untuk industry pengolahan air dengan merk KVC. Penambahan merk dan segmen industri baru
tersebut memberikan peningkatan kinerja penjualan Perseroan.
2. Perkembangan Beban Pokok Penjualan
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Jumlah beban pokok penjualan Perseroan untuk periode empat bulan bulan yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 adalah sebesar Rp19.091 juta, menurun sebesar Rp4.984 juta atau 20,70% dibandingkan
dengan periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012 sebesar Rp24.075 juta. Hal ini
terutama disebabkan adanya efisiensi biaya transportasi barang dimana Peseroan menggunakan jasa
transportasi barang dengan volume yang lebih besar (container).
27
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Jumlah beban pokok penjualan Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
adalah sebesar Rp68.515 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp17.212 juta atau sebesar 33,55%
dibandingkan dengan jumlah beban pokok penjualan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011 yaitu sebesar Rp51.303 juta. Peningkatan tersebut selaras dengan peningkatan dari penjualan bersih
Perseroan.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Jumlah beban pokok penjualan Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
adalah sebesar Rp51.303 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp17.425 juta atau sebesar 51,43%
dibandingkan dengan jumlah beban pokok penjualan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2010 yaitu sebesar Rp33.878 juta. Peningkatan tersebut selaras dengan peningkatan dari penjualan bersih
Perseroan.
3. Perkembangan Laba Bruto
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Jumlah laba bruto untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar
Rp30.597 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp6.768 juta atau sebesar 28,40% dibandingkan
dengan jumlah laba bruto untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012 yaitu
sebesar Rp23.829 juta. Pada periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 persentase
laba bruto terhadap penjualan bersih sebesar 61,58% sedangkan pada periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2012 adalah sebesar 49,74%. Kenaikan tersebut terutama disebabkan
karena adanya efisiensi biaya yang dilakukan Perseroan sehingga mengakibatkan turunnya beban pokok
penjualan Perseroan.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Jumlah laba bruto pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp85.184
juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp33.159 juta atau sebesar 63,74% dibandingkan dengan
jumlah laba bruto pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu sebesar Rp52.025
juta. Pada tahun 2012 persentase laba bruto terhadap penjualan bersih sebesar 55,42% sedangkan pada
tahun 2011 adalah sebesar 50,35%. Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan penjualan bersih
Perseroan.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Jumlah laba bruto pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp52.025
juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp23.370 juta atau sebesar 81,56% dibandingkan dengan
jumlah laba bruto pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp28.655 juta.
Pada tahun 2011 persentase laba bruto terhadap pendapatan sebesar 50,35% sedangkan pada tahun 2010
adalah sebesar 45,82%. Peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan penjualan bersih Perseroan.
4. Perkembangan Beban Penjualan
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Jumlah beban penjualan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah
28
sebesar Rp5.954 juta, yang merupakan penurunan sebesar Rp1.069 juta atau sebesar 15,22%
dibandingkan dengan beban penjualan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April
2012 yaitu sebesar Rp7.023 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan adanya penurunan biaya sewa
bangunan, jasa pihak ketiga, listrik dan air, perlengkapan, asuransi, perpajakan dan beban lain-lain yang
dibukukan oleh kantor cabang.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Jumlah beban penjualan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar
Rp25.321 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp6.708 juta atau sebesar 36,04% dibandingkan
dengan jumlah beban penjualan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu sebesar
Rp18.613 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan adanya peningkatan pada gaji, tunjangan dan
kesejahteraan karyawan, perbaikan dan pemeliharaan, kendaraaan, pos dan telekomunikasi, jasa pihak
ketiga, asuransi, dan perpajakan.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Jumlah beban penjualan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp18.613 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp9.346 juta atau sebesar 100,85% dibandingkan
dengan jumlah beban penjualan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu
sebesar Rp9.267 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan gaji, tunjangan dan
kesejahteraan karyawan, komisi, ongkos kirim dan penanganan persediaan, penyusutan, perbaikan dan
pemeliharaan, sewa, perjalanan dinas, jasa pihak ketiga, promosi, listrik dan air, dan perlengkapan.
5. Perkembangan Beban Umum dan Administrasi
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Jumlah beban umum dan administrasi untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 adalah sebesar Rp11.279 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp6.653 juta atau
sebesar 143,82% dibandingkan dengan beban umum dan administrasi untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2012 yaitu sebesar Rp4.626 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan
oleh peningkatan gaji, tunjangan dan kesejahteraan, jasa tenaga ahli, perbaikan dan pemeliharaan,
perijinan, kendaraan, pos dan telekomunikasi, dan beban lain-lain.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Jumlah beban umum dan administrasi pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah
sebesar Rp25.922 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp13.650 juta atau sebesar 111,23%
dibandingkan dengan jumlah beban umum dan administrasi pada tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011 yaitu sebesar Rp12.272 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan
gaji, tunjangan dan kesejahteraan karyawan, jasa tenaga ahli, perbaikan dan pemeliharaan, penyusutan,
penyisihan imbalan kerja, perijinan, promosi, kendaraan, pos dan telekomunikasi, sewa, perpajakan dan
asuransi.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Jumlah beban umum dan administrasi pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah
sebesar Rp12.272 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp4.816 juta atau sebesar 64,59%
dibandingkan dengan jumlah beban umum dan administrasi pada tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp7.456 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh gaji,
tunjangan dan kesejahteraan karyawan, perbaikan dan pemeliharaan, penyusutan, penyisihan imbalan
kerja, perjalanan dinas, perijinan, perlengkapan, promosi, pos dan telekomunikasi, perpajakan, asuransi,
listrik dan air.
29
6. Perkembangan Laba Usaha
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Perseroan mencatat laba usaha untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013
sebesar Rp15.562 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp2.592 juta atau 19,98% dibandingkan dengan
laba usaha Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012 sebesar
Rp12.970 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena adanya penurunan beban penjualan dan
peningkatan penghasilan lain-lain neto sebesar 178,23% sehingga memberikan dampak positif bagi laba
usaha Perseroan.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Perseroan mencatat laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp38.272 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp15.990 juta atau 71,76% dibandingkan dengan laba
usaha Perseroan pada 31 Desember 2011 sebesar Rp22.282 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan
karena peningkatan penjualan neto Perseroan lebih besar dibandingkan dengan beban peningkatan pokok
penjualan dan penghasilan lain-lain neto mengalami peningkatan sebesar 287,73% sehingga memberikan
dampak positif bagi laba usaha Perseroan.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Perseroan mencatat laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar
Rp22.282 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp9.685 juta atau 76,88% dibandingkan dengan laba
usaha Perseroan pada 31 Desember 2010 sebesar Rp12.597 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan
karena peningkatan penjualan neto Perseroan lebih besar dibandingkan dengan beban peningkatan pokok
penjualan dan penghasilan lain-lain neto mengalami peningkatan sebesar 71,81% sehingga memberikan
dampak positif bagi laba usaha Perseroan.
7. Perkembangan Beban Bunga dan Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)
Empat bulan yang
berakhir pada tanggal
30 April
Keterangan
2013
2012*
Tahun yang berakhir pada tanggal
30 Desember
2012
2011
2010
Penghasilan bunga
3
27
68
85
91
Beban keuangan
(2.207)
(1.211)
(6.530)
(5,224)
(1,013)
(2.204)
(1.184)
(6.462)
(5.139)
(922)
Jumlah beban bunga dan keuangan
bersih
*tidak diuadit
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Jumlah beban bunga dan keuangan bersih Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada
tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp2.204 juta mengalami peningkatan sebesar Rp1.020 juta atau
sebesar 86,14% dibandingkan dengan jumlah beban bunga dan keuangan bersih Perseroan untuk periode
empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012 sebesar Rp1.184 juta. Peningkatan ini disebabkan
karena kenaikan beban bunga pada utang bank sebesar 294,32% dan kenaikan utang sewa pembiayaan
sebesar 257,85%.
30
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Jumlah beban bunga dan keuangan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012 adalah sebesar Rp6.462 juta mengalami peningkatan sebesar Rp1.323 juta atau
sebesar 25,74% dibandingkan dengan jumlah beban bunga dan keuangan bersih Perseroan pada
31 Desember 2011 sebesar Rp5.139 juta. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan beban bunga
pada utang bank sebesar 108,57% dan peningkatan pada utang sewa pembiayaan 362,07%.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Jumlah beban bunga dan keuangan bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 adalah sebesar Rp5.139 juta mengalami peningkatan sebesar Rp4.217 juta atau
sebesar 457,38% dibandingkan dengan penghasilan bunga Perseroan pada 31 Desember 2010 sebesar
Rp922 juta. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan beban bunga pada utang bank sebesar
433,58%, peningkatan utang lain-lain sebesar 552,20% dan peningkatan utang sewa pembiayaan sebesar
249,60%.
8. Perkembangan Laba (Rugi) Selisih Kurs Neto
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Rugi selisih kurs Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah
sebesar Rp240 juta mengalami penurunan sebesar Rp1.444 juta atau sebesar 85,75% dibandingkan
dengan rugi selisih kurs Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
sebesar Rp1.684 juta. Penurunan ini terutama disebabkan karena pelemahan nilai tukar Rupiah untuk
periode empat bulan yang berakhir 30 April 2013 lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan nilai tukar
Rupiah untuk periode empat bulan yang berakhir 30 April 2012.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Rugi selisih kurs Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar
Rp1.900 juta mengalami penurunan sebesar Rp3.300 juta atau sebesar 235,71% dibandingkan dengan
laba selisih kurs Perseroan pada 31 Desember 2011 sebesar Rp1.400 juta. Penurunan ini disebabkan
peningkatan porsi pinjaman Perseroan dalam Ringgit Malaysia yang meningkat pesat, diikuti dengan
penguatan nilai tukar Rupiah terhadap ringgit pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Laba selisih kurs Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp1.400 juta mengalami peningkatan sebesar Rp1.216 juta atau sebesar 660,87% dibandingkan dengan
laba selisih kurs Perseroan pada 31 Desember 2010 sebesar Rp184 juta. Peningkatan ini disebabkan
penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar pada tahun yang berakhir 31 Desember 2010.
9. Perkembangan Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Jumlah laba komprehensif untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah
sebesar Rp9.255 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp1.968 juta atau sebesar 27,01%
dibandingkan dengan jumlah laba komprehensif untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal
30 April 2012 yaitu sebesar Rp7.287 juta. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya efisiensi beban pokok
penjualan Perseroan sehingga laba yang dihasilkan Perseroan mengalami peningkatan.
31
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
adalah sebesar Rp19.622 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp6.430 juta atau sebesar 48,74%
dibandingkan dengan jumlah laba komprehensif tahun berjalan pada tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 yaitu sebesar Rp13.192 juta. Kenaikan tersebut terjadi karena faktor kinerja Perseroan
yang sangat baik pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan tahun
sebelumnya.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
adalah sebesar Rp13.192 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp4.401 juta atau sebesar 50,06%
dibandingkan dengan jumlah laba komprehensif tahun berjalan pada tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp8.791 juta. Kenaikan tersebut terjadi karena faktor kinerja Perseroan
yang sangat baik pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan tahun
sebelumnya.
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Perkembangan Total Aset, Liabilitas dan Ekuitas
(dalam jutaan Rupiah)
Total Aset
Total Liabilitas
Ekuitas
220,012
178,580
113,259
110,082
106,716
131,797
68,463
78,749
50,244
79,081
38,670
37,534
30 Apr 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 32 Des 2010
32
Berikut merupakan perkembangan dari jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas Perseroan pada tanggal
30 April 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
(dalam jutaan Rupiah)
Pada tanggal
30 April
Keterangan
Pada tanggal 31 Desember
2013
2012
2011
2010
170.457
141.189
113.524
63.854
Aset
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
49.555
37.391
18.273
15.227
220.012
178.580
131.797
79.081
88.847
66.209
59.218
27.171
Total Aset
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
24.412
43.873
19.531
11.499
Total Liabilitas
113.259
110.082
78.749
38.670
Kepentingan Nonpengendali
37
35
2.804
2.877
Ekuitas
106.716
68.463
50.244
37.534
Total Liabilitas dan Ekuitas
220.012
178.580
131.797
79.081
1. Perkembangan Aset
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pada tanggal
30 April
2013
%
2012
%
2011
%
2010
%
4.191
1,905
5.320
2,98
10.284
7,80
6.373
8,06
Aset
Aset Lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Pada tanggal 31 Desember
Pihak berelasi
231
0,105
228
0,13
206
0,16
0
0,00
Pihak ketiga - bersih
33.492
15,223
31.875
17,85
31.517
23,91
13.741
17,38
Piutang lain
5.497
2,499
4.380
2,45
340
0,26
818
1,03
Persediaan
93.259
42,388
85.309
47,77
65.631
49,80
39.024
49,35
Uang muka
32.440
14,745
12.524
7,01
3.323
2,52
2.450
3,10
Pajak dibayar di muka
0
0,000
0
0,00
265
0,20
810
1,02
Biaya dibayar di muka
1.347
0,612
1.553
0,87
1.958
1,49
638
0,81
Total Aset Lancar
170.457
77,476
141.189
79,06
113.524
86,14
63.854
80,75
Aset Tidak Lancar
Piutang pihak berelasi
135
0,061
172
0,10
166
0,13
0
0,00
Aset pajak tangguhan
726
0,330
621
0,35
562
0,43
263
0,33
Aset tetap - nilai buku
48.140
21,881
36.383
20,37
17.510
13,29
14.854
18,78
Investasi pada Entitas
Asosiasi –neto
0
0,000
0
0,00
0
0,00
92
0,12
554
0,252
215
0,12
35
0,03
18
0,02
Total Aset Tidak Lancar
49.555
22,524
37.391
20,94
18.273
13,86
15.227
19,25
Total Aset
220.012
100,000
178.580
100,00
131.797
100,00
79.081
100,00
Aset tidak lancar lainnya
33
Tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2012
Jumlah aset Perseroan pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp220.012 juta atau meningkat sebesar
Rp41.432 juta atau 23,20% dari jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp178.580 juta.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pada persediaan, uang muka dan aset tetap
Perseroan.
Kas dan Setara Kas
Jumlah kas dan setara kas pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp4.191 juta atau mengalami
penurunan sebesar Rp1.129 juta atau 21,22% dari jumlah kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember
2012 sebesar Rp5.320 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya penurunan penempatan
dalam akun mata uang Dolar Amerika Serikat pada PT Bank Central Asia Tbk.
Piutang lain-lain
Jumlah piutang lain-lain pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp5.497 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp1.117 juta atau 25,50% dari jumlah piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember
2012 sebesar Rp4.380 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan piutang lain-lain pada
PT Ragam Teknik.
Persediaan
Jumlah persediaan pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp93.259 juta atau mengalami peningkatan
sebesar Rp7.950 juta atau 9,32% dari jumlah persediaan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp85.309 juta. Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya kegiatan usaha Perseroan antara
lain dengan semakin berkembangnya proses marketing yang ada di setiap cabang Perseroan dan juga
adanya pembukaan segmentasi pasar baru berkenaan dengan diversifikasi produk dan segment pasar,
seperti oil & gas, petrochemical, powerplant dan pengembangan dari beberapa segmen yang sudah eksis
terlebih dahulu namun lebih luas lagi cakupannya, baik jenis materialnya, jenis ukurannya, jenis tekanan
dan termperaturnya serta beberapa hal teknis lainnya dan juga adanya kebijakan manajemen, antara lain
melengkapi persediaan dengan range yang lebih luas dibandingkan kompetitor yang ada atau kompetitor
yang baru tumbuh.
Uang muka
Jumlah uang muka pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp32.440 juta atau mengalami peningkatan
sebesar Rp19.918 juta atau 159,02% dari jumlah uang muka pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp12.524 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan uang muka pembelian barang
dagangan kepada pihak ketiga seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan usaha Perseroan dan
adanya kebijakan manajemen untuk menambah jumlah persediaan.
Piutang Pihak Berelasi
Jumlah piutang pihak berelasi pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp135 juta atau mengalami
penurunan sebesar Rp37juta atau 21,51% dari jumlah piutang pihak berelasi pada tanggal 31 Desember
2012 sebesar Rp172 juta. Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran piutang pihak berelasi dari Arita
System Sdn.Bhd.
Aset Tetap
Jumlah aset tetap pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp48.140 juta atau mengalami peningkatan
sebesar Rp11.757 juta atau 32,31% dari jumlah aset tetap pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp36.383 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya penambahan tanah dan bangunan,
antara lain di Purwakarta, Pekanbaru dan Palembang.
Aset Tidak Lancar Lainnya
Jumlah aset tidak lancar lainnya pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp554 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp339 juta atau 157,67% dari jumlah aset tidak lancar lainnya pada tanggal 31
Desember 2012 sebesar Rp215 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya penambahan beban-beban
terkait dengan proses penawaran umum saham perdana Perseroan.
34
Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011
Jumlah aset Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar
Rp178.580 juta atau meningkat sebesar Rp46.783 juta atau 35,50% dari jumlah aset pada tanggal 31
Desember 2011 sebesar Rp131.797 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan
pada uang muka dan aset tetap Perseroan.
Kas dan Setara Kas
Jumlah kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp5.320 juta atau mengalami
penurunan sebesar Rp4.964 juta atau 48,27% dari jumlah kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember
2011 sebesar Rp10.284 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya penurunan penempatan
dalam akun mata uang Rupiah pada PT Bank Central Asia Tbk dan deposito berjangka pada PT Bank UOB
Indonesia.
Piutang lain-lain
Jumlah piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp4.380 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp4.040 juta atau 1.188,24% dari jumlah piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember
2011 sebesar Rp340 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan piutang lain-lain pada PT
Ragam Teknik (RT), PT Arita Prima Teknindo (APT) dan PT Arita Prima Gemilang (APG), dimana sebelum
tanggal 31 Desember 2012, RT, APT dan APG merupakan Anak Perusahaan yang laporan keuangannya
termasuk di dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan. Seluruh investasi saham pada entitas
tersebut telah dijual kepada pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2012, sehingga efektif sejak tanggal
tersebut, saldo piutang lain-lain dari entitas-entitas tersebut disajikan sebagai piutang lain-lain dari pihak
ketiga
Persediaan
Jumlah persediaan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp85.309 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp19.678 juta atau 29,98% dari jumlah persediaan pada tanggal 31 Desember 2011
sebesar Rp65.631 juta. Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya kegiatan usaha Perseroan
antara lain dengan adanya penambahan beberapa kantor cabang dan juga adanya penambahan produk
dan segmentasi pasar baru seperti waterworks dan building.
Uang muka
Jumlah uang muka pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp12.524 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp9.201 juta atau 276,89% dari jumlah uang muka pada tanggal 31 Desember 2011
sebesar Rp3.323 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan uang muka pembelian barang
dagangan kepada pihak ketiga seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan usaha Perseroan dan
adanya kebijakan manajemen untuk menambah jumlah persediaan.
Aset Tetap
Jumlah aset tetap pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp36.383 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp18.873 juta atau 107,78% dari jumlah aset tetap pada tanggal 31 Desember 2011
sebesar Rp17.510 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh pembelian tanah dan bangunan berupa
penambahan tanah di Purwakarta dan penambahan gudang di Marunda, Bekasi.
Aset Tidak Lancar Lainnya
Jumlah aset tidak lancar lainnya pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp215 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp180 juta atau 514, 29% dari jumlah aset tidak lancar lainnya pada
tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp35 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya penambahan
beban-beban terkait dengan proses penawaran umum saham perdana Perseroan.
Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010
Jumlah aset Perseroan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar
Rp131.797 juta atau meningkat sebesar Rp52.716 juta atau 66,66% dari jumlah aset pada tanggal
31 Desember 2010 sebesar Rp79.081 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan
piutang usaha, persediaan, biaya dibayar di muka dan aset tidak lancar lainnya Perseroan.
35
Kas dan Setara Kas
Jumlah kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp10.284 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp3.911 juta atau 61,37% dari jumlah kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember
2010 sebesar Rp6.373 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan penempatan
dalam akun mata uang Rupiah pada PT Bank Central Asia Tbk dan peningkatan penempatan dalam akun
mata uang Dolar Amerika Serikat pada PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank UOB Indonesia.
Piutang Usaha
Jumlah piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp31.723 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp17.982 juta atau 76,41%dari jumlah piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp13.741 juta. Kenaikan ini seiring dengan meningkatnya penjualan Perseroan dan Anak Perusahaan.
Piutang lain-lain
Jumlah piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp340 juta atau mengalami
Penurunan sebesar Rp478 juta atau 58,44% dari jumlah piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp818 juta. Penurunan ini disebabkan oleh adanya penerimaan pembayaran utang dari karyawan.
Persediaan
Jumlah persediaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp65.631 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp26.607 juta atau 68,18% dari jumlah persediaan pada tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp39.024 juta. Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya kegiatan usaha Perseroan
antara lain dengan adanya penambahan beberapa kantor cabang dan juga adanya penambahan produk
baru untuk divisi kelapa sawit dan marine.
Uang muka
Jumlah uang muka pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp3.323 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp873 juta atau 35,63% dari jumlah uang muka pada tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp2.450 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan uang muka pembelian barang
dagangan kepada pihak ketiga seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan usaha Perseroan dan
adanya kebijakan manajemen untuk menambah jumlah persediaan.
Pajak dibayar Dimuka
Jumlah pajak dibayar dimuka pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp265 juta atau mengalami
penurunan sebesar Rp545 juta atau 67,28% dari jumlah pajak dibayar dimuka pada tanggal 31 Desember
2010 sebesar Rp810 juta. Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan PPN Masukan di tahun 2011.
Biaya dibayar dimuka
Jumlah biaya dibayar dimuka pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.985 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp1.320 juta atau 206,90% dari jumlah biaya dibayar dimuka pada
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp638. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan
biaya sewa di tahun 2011.
Piutang Pihak Berelasi
Jumlah piutang pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp166 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp166 juta atau 100% dari jumlah piutang pihak berelasi pada tanggal 31 Desember
2010. Kenaikan ini disebabkan oleh timbulnya piutang kepada Low Yew Lean dan Arita System Sdn Bhd
di tahun 2011.
Aset Pajak Tangguhan
Jumlah aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 562 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp299 juta atau 113,69% dari jumlah aset pajak tangguhan pada tanggal
31 Desember 2010 sebesar Rp263 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan aset
pajak tangguhan yang berasal dari liabilitas imbalan kerja.
36
Aset Tetap
Jumlah aset tetap pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp17.510 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp2.656 juta atau 17,88% dari jumlah aset tetap pada tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp14.854 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya penambahan tanah dan
kendaraan.
Investasi Pada Entitas Asosiasi
Jumlah investasi pada entitas asosiasi pada tanggal 31 Desember 2011 mengalami penurunan sebesar
Rp92 juta atau 100% dari jumlah investasi pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar RP 92 juta. Penurunan
ini disebabkan oleh adanya di tahun 2011, bagian Perusahaan atas kerugian Arita System Sdn Bhd,
perusahaan asosiasi, telah melebihi bagian Perseroan atas ekuitas Arita System Sdn Bhd
2. Perkembangan Liabillitas
(dalam jutaan Rupiah)
Pada tanggal 30
April
Keterangan
Liabilitas Jangka Pendek
Pada tanggal 31 Desember
2013
%
2012
%
2011
%
2010
%
35.682
31,505
33.078
30,05
12.665
16,08
2.449
6,33
Utang bank jangka pendek
Utang usaha
Pihak ketiga
24.234
21,397
9.578
8,70
9.669
12,28
6.966
18,01
Pihak berelasi
5.267
4,650
8.958
8,14
1.682
2,14
1.240
3,21
Utang lain-lain - pihak ketiga
1.350
1,192
1.248
1,13
214
0,27
2.921
7,55
Utang Pajak
10.163
8,973
8.658
7,87
6.396
8,12
3.707
9,59
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
2
0,002
315
0,29
802
1,02
720
1,86
Biaya masih harus dibayar
1.062
0,938
1.166
1,06
974
1,24
139
0,36
Utang dividen
6.000
5,298
0
0,00
0
0,00
0
0,00
1.434
1,266
535
0,49
8.828
11,21
1.270
3,28
Uang muka pelanggan
Utang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Utang bank
2.590
2,287
1.477
1,34
793
1,01
625
1,62
Utang pembiayaan konsumen
416
0,367
437
0,40
195
0,25
101
0,26
Hutang sewa pembiayaan
647
0,571
759
0,69
745
0,95
415
1,07
Hutang lain
0
0,000
0
0,00
16.255
20,64
6.618
17,11
88.847
78,446
66.209
60,15
59.218
75,20
27.171
70,26
Total Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka panjang
Utang jangka panjang, setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun
Utang bank
17.440
15,398
11.425
10,38
5.090
6,46
2.442
6,31
Utang pembiayaan konsumen
412
0,364
528
0.48
223
0,28
179
0,46
Utang sewa pembiayaan
342
0,302
514
0,47
648
0,82
359
0,93
Utang lain-lain - pihak berelasi
3.407
3,008
29.064
26,40
11.465
14,56
7.433
19,22
Kewajiban imbalan kerja
Total Liabilitas Jangka Panjang
Total Liabilitas
2.811
2,482
2.342
2,13
2.105
2,67
1.086
2,81
24.412
21,554
43.873
39,85
19.531
24,80
11.499
29,74
113.259
100,000
110.082
100,00
78.749
100,00
38.670
100,00
37
Tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2012
Total liabilitas untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar
Rp113.259 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp3.177 juta atau sebesar 2,89% dibandingkan
dengan jumlah liabilitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar
Rp110.082 juta. Peningkatan tersebut tertutama disebabkan karena adanya peningkatan yang cukup
signifikan pada utang usaha pihak ketiga, uang muka pelanggan dan utang bank jangka panjang serta
adanya utang dividen dimana di tahun sebelumnya tidak terdapat saldo pada utang dividen.
Utang Usaha
Jumlah utang usaha pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp29.501 juta atau mengalami peningkatan
sebesar Rp10.965 juta atau 59,15% dari jumlah utang usaha pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp18.536 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan utang usaha pada pihak
ketiga seiring dengan meningkatnya operasional perusahaan dan kebijakan manajemen untuk menambah
persediaan.
Utang dividen
Jumlah utang dividen pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp6.000 juta atau mengalami peningkatan
sebesar Rp6.000 juta atau 100% dari jumlah utang dividen pada tanggal 31 Desember 2012. Peningkatan
ini disebabkan oleh adanya keputusan manajemen untuk membagikan dividen di 2013.
Uang muka pelanggan
Jumlah uang muka pelanggan pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp1.434 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp899 juta atau 168,04% dari jumlah uang muka pelanggan pada tanggal 31
Desember 2012 sebesar Rp535. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan penjualan Perseroan dan
Anak Perusahaan.
Utang Bank Jangka Panjang
Jumlah utang bank jangka panjang (termasuk bagian yang jatuh tempo dalam setahun) pada tanggal 30
April 2013 adalah sebesar Rp20.030 juta atau mengalami peningkatan sebesar Rp7.128 juta atau 55,24%
dari jumlah utang bank jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp12.902 juta. Kenaikan
ini terutama disebabkan diperolehnya fasilitas pinjaman Term Loan dari PT Bank Permata di tahun 2013.
Utang lain-lain Pihak -Berelasi
Jumlah utang lain-lain pihak berelasi pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar Rp3.407 juta atau
mengalami penurunan sebesar Rp25.657 juta atau 88,28% dari jumlah utang lain-lain pihak-berelasi pada
tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp29.064. Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya konversi
utang menjadi modal saham di tahun 2013.
Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011
Total liabilitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp110.082
juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp31.333 juta atau sebesar 39,79% dibandingkan dengan
jumlah liabilitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu sebesar Rp78.749 juta.
Peningkatan tersebut tertutama disebabkan adanya peningkatan yang signifikan pada utang usaha pihak
berelasi dan utang lain-lain pihak ketiga serta adanya peningkatan pada utang bank baik utang bank jangka
pendek maupun jangka panjang.
Utang Bank Jangka Pendek
Jumlah utang bank jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp33.078 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp20.413 juta atau 161,18% dari jumlah utang bank jangka pendek pada
tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp12.665 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh diperolehnya
38
fasilitas pinjaman jangka pendek dari AmBank (M) Berhad di tahun 2012.
Utang Usaha
Jumlah utang usaha pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp18.536 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp7.185 juta atau 63,30% dari jumlah utang usaha pada tanggal 31 Desember 2011
sebesar Rp11.351 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan utang usaha pada
pihak berelasi seiring dengan meningkatnya operasional perusahaan dan kebijakan manajemen untuk
menambah persediaan,
Utang Lain-Lain Pihak Ketiga
Jumlah utang lain-lain pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar
Rp1.248 juta atau mengalami peningkatan sebesar Rp1.034 juta atau 483,18% dari jumlah utang lain-lain
pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp214 juta. Kenaikan ini antara lain disebabkan
adanya utang kepada Arita Prima Gemilang, Anak Perusahaan yang penyertaan sahamnya telah dijual di
tahun 2012.
Utang Pajak
Jumlah utang pajak pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp8.658 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp2.262 juta atau 35,37%dari jumlah utang pajak pada tanggal 31 Desember 2011
sebesar Rp6.396. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan utang pajak penghasilan
PPh 29 seiring dengan peningkatan laba Perseroan.
Uang muka pelanggan
Jumlah uang muka pelanggan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp535 juta atau
mengalami penurunan sebesar Rp8.293 juta atau 93,94% dari jumlah uang muka pelanggan pada tanggal
31 Desember 2011 sebesar Rp8.828. Penurunan ini terutama disebabkan karena menurunnya uang muka
yang diterima Perseroan dari pelanggan pihak ketiga.
Utang Bank Jangka Panjang
Jumlah utang bank jangka panjang (termasuk bagian yang jatuh tempo dalam setahun) pada tanggal 31
Desember 2012 adalah sebesar Rp12.902 juta atau mengalami peningkatan sebesar Rp7.019 juta atau
119,30% dari jumlah utang bank pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 5.883 juta. Kenaikan ini
terutama disebabkan oleh diperolehnya fasilitas pinjaman jangka panjang dari PT Bank OCB NISP dan PT
Bank Commmonwealth di tahun 2012.
Utang Sewa Pembiayaan
Jumlah utang sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp965 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp547 juta atau 130,86% dari jumlah utang pembiayaan konsumen
pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp418 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya
penambahan sewa pembiayaan dari PT Dipo Star Finance di tahun 2012.
Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010
Total liabilitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp78.749
juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp40.079 juta atau sebesar 103,64% dibandingkan dengan
jumlah liabilitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp38.670 juta.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penambahan hutang bank jangka pendek dan
uang muka pelanggan yang cukup signifikan serta adanya peningkatan pada hutang lain.
Utang Bank Jangka Pendek
Jumlah utang bank jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp12.665 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp10.216 juta atau 417,15% dari jumlah utang bank jangka pendek pada
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp2.449 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh diperolehnya
fasilitas pinjaman jangka pendek dari PT Bank UOB Indonesia di tahun 2011.
39
Utang Usaha
Jumlah utang usaha pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp11.351 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp3.145 juta atau 38,33% dari jumlah utang usaha pada tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp8.206 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan utang usaha pada pihak
ketiga seiring dengan meningkatnya operasional perusahaan dan kebijakan manajemen untuk menambah
persediaan.
Utang Lain-Lain Pihak Ketiga
Jumlah utang lain-lain pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp214 juta atau
mengalami penurunan sebesar Rp2.707 juta atau 92,67% dari jumlah utang lain-lain pihak ketiga pada
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp2.921 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh adanya
penerimaan pembayaran dari debitur yang bersangkutan.
Utang Pajak
Jumlah utang pajak pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp6.396 juta atau mengalami
peningkatan sebesar Rp2.689 juta atau 72,54% dari jumlah utang pajak pada tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp3.707. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan utang pajak penghasilan
PPh 29 seiring dengan peningkatan laba Perseroan.
Biaya yang masih harus dibayar
Jumlah biaya yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp974 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp835 juta atau 600,72% dari jumlah Biaya yang masih harus dibayar
pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp139 juta. peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya
peningkatan beban sewa dan jasa tenaga ahli di tahun 2011.
Uang muka pelanggan
Jumlah uang muka pelanggan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp8.828 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp7.558 juta atau 595,12% dari jumlah uang muka pelanggan pada
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp1.270. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan penjualan
Perseroan.
Utang Bank Jangka Panjang
Jumlah utang bank jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp5.883 juta
atau mengalami peningkatan sebesar Rp2.816 juta atau 91,82% dari jumlah utang bank pada tanggal
31 Desember 2010 sebesar Rp3.067 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah
pinjaman pada Bank Index Selindo.
Utang Sewa Pembiayaan
Jumlah utang sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp418 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp138 juta atau 49,29% dari jumlah utang sewa pembiayaan pada tanggal
31 Desember 2010 sebesar Rp 280 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya penambahan
sewa pembiayaan dari PT Dipo Star Finance di tahun 2011.
Utang Pembiayaan Konsumen
Jumlah utang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.393 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp619 juta atau 80% dari jumlah utang pembiayaan konsumen pada
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp774 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh diperolehnya
pembiayaan dari PT Astra Sedaya Finance dan PT Orix Indonesia Finance di tahun 2011.
Utang lain-lain Pihak Berelasi
Jumlah utang lain-lain pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp27.720 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp 13.669 juta atau 97,28% dari jumlah utang lain-lain pihak-berelasi
pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp14.051 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya
peningkatan utang kepada Unimec Group Berhad dan Unimec Engineering Sdn Bhd.
40
Kewajiban imbalan kerja jangka panjang
Jumlah kewajiban imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp2.105
juta atau mengalami peningkatan sebesar Rp1.019 juta atau 93,83% dari jumlah Kewajiban imbalan kerja
jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp1.086 juta. Peningkatan ini seiring dengan
peningkatan jumlah karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan.
Kebijakan lindung nilai atas pinjaman dan ikatan dalam mata uang asing
Perseroan tidak melakukan kebijakan lindung nilai atas pinjaman dan ikatan mata uang asing. Perseroan
memutuskan untuk tidak melakukan kebijakan lindung nilai mata uang asing, dikarenakan fluktuasi mata
uang asing yang menurut perseroan masih terkendali, dan pinjaman tersebut memiliki tingkat suku bunga
yang jauh lebih rendah dibandingkan pinjaman dalam mata uang Rupiah. Perseroan juga senantiasa
melakukan penelaahan secar periodek terhadap proporsi pembiayaan dalam mata uang asing tersebut
agar tetap terkendali.
Pengakuan bunga terutang pada tanggal laporan posisi keuangan.
Perseroan tidak memiliki pengakuan bunga terutang pada tanggal laporan posisi keuangan.
3. Perkembangan Ekuitas
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pada Tanggal
30 April
Pada Tanggal 31 Desember
2013
2012
2011
2010
Ekuitas
Modal Saham
80.000
10.000
10.000
10.000
Tambahan Modal Disetor
4.370
4.370
4.371
4.371
Selisih Transaksi dengan Kepentingan Nonpengendali
(134)
(134)
293
0
Saldo Laba
Cadangan umum
Belum ditentukan penggunaannya
Kepentingan Non-Pengendali
Jumlah
16.000
0
0
0
6.480
54.227
35.580
23.163
37
35
2.804
2.877
106.753
68.498
53.048
40.411
Tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2012
Jumlah ekuitas untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah sebesar
Rp106.753 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp38.255 juta atau sebesar 55,85% dibandingkan
dengan jumlah ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar Rp68.498
juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan karena adanya penambahan modal saham Perseroan.
Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011
Jumlah ekuitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp68.498
juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp15.450 juta atau sebesar 29,12% dibandingkan dengan
jumlah ekuitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu sebesar Rp53.048 juta.
Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang pada tahun yang berakhir pada 31 Desember
2012 sebesar Rp18.647 juta atau sebesar 52,41% dibandingkan tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011.
Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010
Jumlah ekuitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp53.048
41
juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp12.637 juta atau sebesar 31,27% dibandingkan dengan
jumlah ekuitas pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp40.411 juta.
Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang pada tahun yang berakhir pada 31 Desember
2011 sebesar Rp12.417 juta atau sebesar 53,61% dibandingkan tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2010.
PROFITABILITAS
Empat Bulan yang
Berakhir Pada
Tanggal
30 April
Rasio Profitabilitas (%)
Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember
2013
2012
2011
2010
Laba Bruto Terhadap Penjualan Bersih
61,58%
55,42%
50,35%
45,82%
Laba Sebelum Pajak Terhadap Penjualan Bersih
26,40%
18,32%
17,86%
18,95%
Laba Komprehensif Terhadap Penjualan Bersih
18,63%
12,77%
12,77%
14,06%
Marjin laba bruto untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah 61,58%,
dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah 55,42%; 50,35% dan 45,82%.
Selama 3 tahun terakhir marjin laba bruto Perseroan rata-rata terus mengalami peningkatan. Hal tersebut
terutama disebabkan oleh peningkatan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan
harga pokok penjualan.
Marjin Laba sebelum pajak untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah
26,40%, dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah 18,32%;17,86% dan
18,95%. Marjin laba sebelum pajak Perseroan pada tiga tahun terakhir cenderung stabil, sedangkan marjin
pajak sebelum pajak pada tanggal 30 April 2013 meningkat selaras dengan peningkatan harga jual.
Marjin laba komprehensif untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah
18,63%, dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah 12,77%,12,77% dan
14,06%. Marjin laba komprehensif Perseroan pada tiga tahun terakhir cenderung stabil, sedangkan marjin
pajak sebelum pajak pada tanggal 30 April 2013 meningkat selaras dengan peningkatan harga jual.
LIKUIDITAS
Rasio Likuiditas (x)
Aset Lancar / Liabilitas Jangka Pendek
Pada Tanggal
30 April
Pada Tanggal 31 Desember
2013
2012
2011
2010
1,92
2,13
1,92
2,35
Menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek yang akan jatuh tempo,
dihitung dengan membagi aset lancar dengan liabilitas jangka pendek. Pada tahun 2012, 2011 dan 2010
rasio likuiditas Perseroan adalah berturut-turut sebesar 2,13; 1,92 dan 2,35. Untuk periode empat bulan
yang berakhir tanggal 30 April 2013, rasio likuiditas Perseroan adalah 1,92. Rasio likuiditas Perseroan
selama tiga tahun terakhir cenderung stabil.
SOLVABILITAS
Rasio Solvabilitas (x)
Pada Tanggal
30 April
Pada Tanggal 31 Desember
2013
2012
2011
2010
Liabilitas / Aset
0,51
0,62
0,60
0,49
Liabilitas / Ekuitas
1,06
1,61
1,48
0,96
42
Solvabilitas menunjukkan tingkat kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang. Solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio jumlah liabilitas terhadap
jumlah aset (Debt to Asset Ratio) atau rasio jumlah liabilitas terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio).
Debt to Asset Ratio Perseroan pada 30 April 2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 berturut-turut
adalah sebesar 0,51; 0,62; 0,60; 0,49. Hal tersebut menunjukkan Perseroan mampu menjaga rasio tersebut
secara konsisten dalam tiga tahun berakhir.
Debt to Equity Ratio Perseroan pada 30 April 2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 berturut-turut
adalah sebesar 1,06; 1,61; 1,48; 0,96. Selama tiga tahun berakhir Perseroan mampu menjaga rasio
tersebut secara konsisten, namun terjadi penurunan rasio tersebut pada 30 April 2012, yang disebabkan
peningkatan saldo laba Perseroan yang cukup signifikan.
IMBAL HASIL EKUITAS
Imbal Hasil Ekuitas (%)
Laba (Rugi) Komprehensif Terhadap
Ekuitas
Empat Bulan yang
Berakhir Pada
Tanggal
30 April
Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember
2013
2012
2011
4,21%
10,99%
10,01%
2010
11,12%
Imbal hasil ekuitas untuk periode empat bulan yang berakhir tanggal 30 April 2013 adalah 8,67%. Sedangkan
untuk tahun 2012, 2011 dan 2010 adalah berturut-turut sebesar 28,66%; 24,87% dan 21,75%. Dari tiga
tahun terakhir imbal hasil ekuitas Perseroan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dikarenakan
kinerja Perseroan yang semakin membaik
IMBAL HASIL ASET
Imbal Hasil Aset (%)
Laba (Rugi) Komprehensif Terhadap
Aset
Empat Bulan
yang Berakhir
Pada Tanggal
30 April
Tahun yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember
2012
2011
2010
2009
4,21%
10,99%
10,01%
11,12%
Imbal hasil aset merupakan ukuran imbal hasil yang didapatkan atas seluruh aset yang tertanam dalam
satu tahun. Imbal hasil aset untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 adalah
4,21%. Dan untuk tahun 2012, 2011 dan 2010 adalah berturut-turut sebesar 10,99%; 10,01% dan 11,12%.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Perseroan dan Anak Perusahaan selama tiga tahun terakhir semakin
meningkat.
43
LIKUIDITAS DAN ARUS PERMODALAN
Tabel di bawah ini menyajikan arus kas konsolidasi Perseroan untuk periode sebagai berikut :
(dalam jutaanRupiah)
Empat bulan yang berakhir
pada tanggal 30 April
Keterangan
2013
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember
2012*
2012
2011
2010
(3.448)
(1.851)
(4.964)
(17.109)
(12.099)
(7.230)
(19.632)
(2.372)
(7.383)
14.419
5.533
19.400
23.391
9.998
(1.128)
(3.548)
(5.196)
3.910
2.511
Efek neto perubahan nilai tukar atas
kas dan setara kas
-
-
233
-
Kas dan setara kas Awal Periode
5.320
10.283
10.283
6.373
3.862
Kas dan Setara Kas Akhir Periode
4.192
6.735
5.320
10.283
6.373
Arus kas neto digunakan untuk
(104)
aktivitas operasi
Arus kas neto digunakan untuk
aktivitas investasi
Arus kas neto diperoleh dari
aktivitas pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Neto
Kas dan Setara Kas
-
*) tidak diaudit
Periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dibandingkan dengan periode empat
bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 adalah sebesar Rp3.448 juta, meningkat sebesar Rp1.597 juta atau 86,28% dibandingkan 30
April 2012 sebesar Rp1.851 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran kas kepada
pemasok dan karyawan, pembayaran pajak penghasilan dan beban keuangan.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 adalah sebesar Rp12.099 juta, meningkat sebesar Rp4.869 juta atau 67,34% dibandingkan
30 April 2012 sebesar Rp7.230 juta yang disebabkan meningkatnya pembelian aset tetap Perseroan.
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 adalah sebesar Rp14.419 juta, meningkat sebesar Rp8.886 juta atau 160,60% dibandingkan
30 April 2012, dimana Perseroan memperoleh kas bersih dari aktivitas pendanaan sebesar Rp5.533 juta.
Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan penerimaan dari utang bank, dan peningkatan utang
lain-lain.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2012 adalah sebesar Rp4.964 juta, menurun sebesar Rp12.145 juta atau 70,99% dibandingkan
31 Desember 2011 sebesar Rp17.109 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan signifikan
pada penerimaan dana dari pelanggan sebesar 55,37% dibandingkan periode sebelumnya.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 adalah
sebesar Rp16.842 juta, meningkat sebesar Rp14.470 juta atau 610,03% dibandingkan 31 Desember 2011
sebesar Rp2.372 juta yang disebabkan meningkatnya pembelian aset tetap Perseroan.
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012 adalah sebesar Rp19.400 juta, menurun sebesar Rp3.991juta atau 17,06% dibandingkan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, dimana Perseroan memperoleh kas bersih dari aktivitas
44
pendanaan sebesar Rp23.391 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya pembayaran dividen tunai kepada
kepentingan non pengendali dan akuisisi kepentingan pada Anak Perusahaan dari kepentingan non
pengendali.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 adalah
sebesar Rp17.109 juta, meningkat sebesar Rp17.005 juta atau 16.351,00% dibandingkan 31 Desember
2010 sebesar Rp104 juta. Hal ini terutama disebabkan peningkatan pembayaran kas kepada pemasok,
karyawan dan beban usaha serta pembayaran beban keuangan.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 adalah
sebesar Rp2.372 juta, menurun sebesar Rp5.011 juta atau 67,90% dibandingkan 31 Desember 2010
sebesar Rp7.383 juta yang disebabkan karena adanya peningkatan penerimaan dari penjualan aset, yaitu
sebesar 217,60% dan penurunan pembelian aset tetap.
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011 adalah sebesar Rp23.391 juta, meningkat sebesar Rp13.393 juta atau 133,96% dibandingkan tahun
Yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, dimana Perseroan memperoleh kas bersih dari aktivitas
pendanaan sebesar Rp9.998 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan penerimaan dana dari
utang bank dan peningkatan pada utang lain-lain.
D. Peningkatan Signifikan Pada Aset Tetap Perseroan
Perseroan mengalami peningkatan total aset tetap yang sangat signifikan pada 31 Desember 2012
dibandingkan dengan 31 Desember 2011, dengan peningkatan sebesar 108% atau sekitar Rp 18,9 miliar.
Hal tersebut terutama disebabkan oleh pembelian tanah dan bangunan dengan total biaya perolehan
keseluruhan Rp19.864.371.437. Tidak terdapat peningkatan aset tetap yang terkait dengan akuisisi.
Adapun Rincian perolehan aset tetap yang meningkat signifikan adalah sebagai berikut:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Keterangan
Tanah (Medan)
Tanah Marunda A1/16
Tanah Marunda A1/17
Tanah Perum tmn Kedamaian Asri 1 no.05, Lampung
Tanah Perum tmn Kedamaian Asri 1 no.06, Lampung
Tanah Juanda ruko juanda plaza KAV-B26, Samarinda
Tanah Juanda ruko juanda plaza KAV-B27, Samarinda
Tanah Gudang regional Makasar
Tanah Ruko Pontianak
Tanah Purwakarta
Tanah Tjilik Riwut No. 3, Sampit
Tanah Tjilik Riwut No. 4, Sampit
Ruko - Bangunan Medan
Perum tmn Kedamaian Asri 1 no.05, Lampung
Perum tmn Kedamaian Asri 1 no.06, Lampung
Juanda ruko juanda plaza KAV-B26, Samarinda
Juanda ruko juanda plaza KAV-B27, Samarinda
Ruko Pontianak
Ruko Tjilik Riwut No. 3, Sampit
Ruko Tjilik Riwut No. 4, Sampit
Gudang Marunda A1/16
Gudang Marunda A1/17
Mess gudang marunda (A3/12)
Renovasi Gudang Marunda (A4/19-20)
Gudang Regional Makassar
Tanggal
05-Mar-12
08-Mar-12
08-Mar-12
01-Oct-12
01-Oct-12
01-Oct-12
01-Oct-12
08-Nov-12
09-Nov-12
21-Dec-12
31-Dec-12
31-Dec-12
05-Mar-12
01-Oct-12
01-Oct-12
01-Oct-12
01-Oct-12
09-Nov-12
31-Dec-12
31-Dec-12
08-Mar-12
08-Mar-12
15-Jun-12
01-Oct-12
08-Nov-12
Total
Biaya Perolehan
524,400,000
1,500,000,000
1,500,000,000
117,180,000
108,000,000
934,250,000
845,450,000
831,600,000
1,449,500,000
4,062,809,800
245,000,000
245,000,000
775,600,000
208,320,000
192,000,000
1,009,750,000
1,004,550,000
800,500,000
530,000,000
530,000,000
770,050,000
769,011,637
83,000,000
100,000,000
728,400,000
19,864,371,437
45
Peningkatan aset tetap tersebut tidak secara langsung berdampak pada peningkatan pendapatan.
Peningkatan pendapatan pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sejumlah Rp50.4 miliar
atau sekitar 49% terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan produk kepada pelanggan.
E. Belanja Modal Perseroan
Tabel dibawah ini menunjukkan belanja modal Perseroan untuk periode empat bulan yang berakhir pada
tanggal 30 April 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
30 April
31 Desember
2013
2012
Tanah
9.439
11.445
Bangunan
2011
2010
Belanja Modal
4.740
-
1.216
8.419
1.732
3.537
Kendaraan
993
980
2.067
2.072
Perabotan dan Peralatan Kantor
707
1.101
875
998
Aset Dalam Penyelesaian
Bangunan
Jumlah
247
536
-
3.250
12.602
22.481
9.423
9.857
Sumber dana yang digunakan untuk belanja modal untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 berasal dari
arus kas yang berasal dari kegiatan pendanaan. Sebagian besar pembelian atas belanja modal Perseroan
dan Anak Perusahaan adalah dalam mata uang Rupiah, dimana risiko atas fluktuasi kurs mata uang asing
tidak berdampak material, sehingga Perseroan tidak melakukan transaksi lindung nilai.
Selama tiga tahun terakhir nilai total belanja modal Perseroan terus meningkat, yang terutama disebabkan
oleh pembelian tanah dan bangunan yang digunakan untuk meningkatkan produktifitas operasional
Perseroan. Seluruh pengeluaran belanja modal tersebut, antara lain pembelian tanah dan penambahan
bangunan, sangat mendukung kinerja dari setiap kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan
sehingga memberikan kontribusi yang signifikan berupa pertumbuhan pendapatan Perseroan dan Anak
Perusahaan.
Pembelian barang modal adalah berdasarkan atas pertimbangan kebutuhan, harga, dan manfaat dari
barang modal yang akan dibeli. Perseroan memiliki perencanaan dan kebijakan yang ketat dalam hal
pembelian barang modal, sehingga masalah ketidaksesuaian pembelian barang modal dengan tujuannya
dapat dihindari.
Seluruh pengeluaran belanja modal tersebut, antara lain pembelian tanah dan penambahan bangunan,
sangat mendukung kinerja dari setiap kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan sehingga
memberikan kontribusi yang signifikan berupa pertumbuhan pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan.
Pengikatan Pembelian Barang Modal
Pada tanggal 30 April 2013, Perseroan mempunyai komitmen kontraktual untuk pembelian piranti lunak
komputer dan pembelian aset tetap yang belum diselesaikan dengan total nilai kontrak masing-masing
sebesar US$54.360 dan €66.067 serta Rp17.222.648.000 dan $245.000, dengan sumber dana yang
berasal dari kegiatan pendanaan.
Sebagian besar pengikatan pembelian barang modal Perseroan dan Anak Perusahaan adalah dalam mata
Rupiah, dimana risiko atas fluktuasi kurs mata uang asing tidak berdampak material, sehingga Perseroan
tidak melakukan transaksi lindung nilai.
Dengan terealisasinya pembelian barang modal berupa piranti lunak komputer serta aset tetap berupa
tanah, hal tersebut akan semakin mendukung dan memperkuat kinerja operasional Perseroan sehingga
diharapkan akan meningkatkan pendapatan Perseroan.
46
F. Estimasi Akuntansi Penting
Kombinasi Bisnis
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011,
Kelompok Usaha:
1) menghentikan amortisasi goodwill;
2) mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan
3) melakukan pengujian penurunan nilai terhadap goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009),
“Penurunan Nilai Aset”.
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi
diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah
setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, Kelompok Usaha memilih apakah
mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP
atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan
langsung dan disertakan dalam beban umum dan administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan
aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan
kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Dalam suatu kombinasi
bisnis yang dilakukan secara bertahap, Kelompok Usaha mengukur kembali kepentingan ekuitas yang
dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan
atau kerugian yang dihasilkan.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada biaya perolehan yang merupakan selisih lebih nilai
agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih nilai aset teridentifikasi yang diperoleh
dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto Anak Perusahaan yang
diakuisisi, selisih tersebut diakui pada laporan laba rugi sebagai keuntungan dari pembelian dengan diskon
setelah sebelumnya manajemen melakukan penilaian kembali atas pengidentifikasian dan penentuan nilai
wajar dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan
nilai. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak
tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang
diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain
dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka
goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat
operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan
tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto.
Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama. Nilai
realisasi neto persediaan adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya
penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Kelompok Usaha menetapkan penyisihan untuk keusangan dan/atau penurunan nilai persediaan
berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan.
47
Aset Tetap
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (“ISAK”) No. 25, “Hak atas Tanah”.
PSAK No. 16 revisi menyatakan bahwa ruang lingkupnya mencakup pula properti yang dibangun atau
dikembangkan untuk digunakan sebagai properti investasi di masa depan tetapi belum memenuhi kriteria
sebagai properti investasi sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 13 (Revisi 2011), “Properti Investasi”.
ISAK No. 25 mengatur bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha
(“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) yang timbul pada saat perolehan pertama kali
diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sedangkan
biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaharuan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB
dan HP diakui sebagai bagian dari akun beban tangguhan, dan diamortisasi selama jangka waktu yang
lebih singkat antar umur legal hak dan umur ekonomis tanah. Sesuai ketentuan transisi ISAK No. 25, biaya
perolehan pertama kali hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP yang sebelumnya diakui sebagai
beban tangguhan pada laporan posisi keuangan sebelum tanggal 1 Januari 2012, jika ada,direklasifikasi ke
“Aset Tetap - Tanah” sebesar nilai tercatatnya dan amortisasinya dihentikan sejak tanggal 1 Januari 2012.
Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga pembelian dan biaya-biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar
aset siap digunakan, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap serta restorasi
lokasi aset. Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan kerugian penurunan nilai, jika ada.
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya
dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis
sebagai berikut:
Tahun
Bangunan
20
Kendaraan
4–8
Peralatan dan perabotan kantor
4–8
Jumlah tercatat komponen dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya jika aset tetap tidak dipergunakan
lagi atau dijual atau diperkirakan tidak memiliki manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan
tersebut (yaitu selisih antara jumlah hasil pelepasan neto dan jumlah tercatat aset) diakui dalam laporan
laba rugi pada saat terjadinya penghentian pengakuan tersebut.
Nilai residu aset, masa manfaat dan metode penyusutan dievaluasi setiap akhir tahun dan disesuaikan
secara prospektif jika diperlukan.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa
besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Aset tetap dalam penyelesaian dicatat sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari akun
“Aset Tetap” di laporan posisi keuangan konsolidasian. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke
masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut selesai dikerjakan dan siap
untuk digunakan. Aset tetap dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.
Aset tetap ditelaah atas kemungkinan terjadinya penurunan nilai wajar aset ketika peristiwa atau perubahan
keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali seluruhnya.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan
jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima,
tidak termasuk diskon dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Pendapatan dari penjualan yang timbul
dari pengiriman fisik produk-produk Kelompok Usaha diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah
dipindahkan kepada pembeli, yang umumnya bersamaan dengan pengiriman dan penerimaannya.
48
Beban diakui pada saat terjadinya (azas akrual).
G. Perjanjian Off-Balance Sheet
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki perjanjian ataupun liabilitas off-balance
sheet.
H. Manajemen Risiko
Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha
Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik.
Kebijakan manajemen risiko keuangan yang dijalankan oleh Perseroan dalam menghadapi risiko tersebut
adalah sebagai berikut:
Risiko mata uang
Risiko mata uang merupakan risiko bahwa nilai wajar arus kas masa depan dari suatu instrumen
keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Perseroan memiliki risiko mata
uang terutama dari transaksi pembelian impor dan perolehan pinjaman dalam mata uang selain Rupiah.
Perseroan berkeyakinan bahwa risiko perubahan nilai tukar mata uang asing tersebut dapat dikendalikan
karena Perseroan senantiasa melakukan penelaahan secara periodik terhadap proporsi pembiayaan dalam
mata uang asing tersebut agar tetap terkendali dan senantiasa menelaah perubahan nilai mata uang asing
tersebut atas posisi aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing. Sehingga, Perseroan berpendapat
bahwa risiko perubahan nilai tukar mata uang asing tidak akan berdampak signifikan terhadap kegiatan
usaha Perseroan.
Risiko suku bunga
Risiko suku bunga merupakan risiko bahwa nilai wajar arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan
akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga di pasar. Risiko suku bunga Perseroan terutama timbul dari
pinjaman untuk modal kerja dan investasi. Pinjaman dengan suku bunga mengambang menimbulkan risiko
suku bunga terhadap nilai wajar dan arus kas. Untuk mengelola risiko suku bunga tersebut, Perseroan
melakukan penelaahan berkala atas dampak perubahan suku bunga terhadap laba rugi, dan memelihara
komposisi pendanaan agar sesuai dengan kebutuhan.
Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang dialami Perseroan dan Anak Perusahaan jika pelanggan
atau pihak lainyang terkait dengan instrumen keuangan gagal memenuhi liabilitasnya. Perseroan memiliki
kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya
dan yang memiliki sejarah kredit yang baik. Semua penjualan kredit dilakukan melalui prosedur verifikasi
kredit. Saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko tidak tertagihnya piutang.
Ketika pelanggan gagal melakukan pelunasan sesuai syarat pembayaran yang disepakati, Perseroan akan
menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti pelunasan piutang yang telah jatuh tempo. Penyisihan
yang spesifik dibuat jika Perseroan menyimpulkan bahwa piutang tidak dapat tertagih. Untuk menekan
risiko kredit, Perseroan menghentikan penjualan produk kepada pelanggan yang telah gagal bayar.
Risiko likuiditas
Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati mensyaratkan tersedianya kas dan setara kas yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan modal operasional, belanja modal, dan memenuhi liabilitas keuangan pada
saat jatuh tempo. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan memelihara fleksibilitas melalui
tingkat saldo kas dan setara kas yang memadai serta ketersediaan dana yang dapat ditarik dari fasilitas
kredit yang telah disetujui. Perseroan mengelola risiko likuiditas dengan melakukan evaluasi berkala
terhadap informasi arus kas proyeksi dan aktual, dan senantiasa memantau kondisi pasar keuangan untuk
mengidentifikasi peluang untuk memperoleh sumber-sumber pendanaan.
49
Halaman ini sengaja di kosongkan
50
V. RISIKO USAHA
Investasi dalam Saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor harus mempertimbangkan dengan cermat faktorfaktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan di dalam Penawaran ini, sebelum melakukan
investasi dalam Saham Perseroan. Risiko-risiko yang akan diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko-risiko
yang material bagi Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah disusun sesuai dengan bobot risiko berdasarkan
dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan yang dimulai dari
risiko utama Perseroan.
Risiko Terkait Kegiatan Usaha Perseroan
1. Risiko Terhenti atau Terhambatnya Pasokan dari Pemasok.
Perseroan merupakan perusahaan distribusi yang tidak memproduksi produk yang dipasarkannya,
oleh karena itu penjualan dan pemasaran Perseroan sangat bergantung pada kehandalan dari
pemasok dalam memasok produk mereka kepada Perseroan. Perseroan tidak memiliki kendali atas
kemampuan, konsistensi, dan kelancaran pasokan dari para pemasok. Apabila pemasok memiliki
permasalahan baik dalam hal pencarian bahan baku, proses produksi, maupun pengiriman, hal
tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam melakukan penjualan dan pemasaran,
sehingga dapat berakibat negatif pada pendapatan Perseroan.
2. Risiko Pemutusan Kontrak atau Tidak Diperpanjangnya Kontrak Distributor Eksklusif dari
Pemegang Merk.
Sebagai pemegang hak ekslusif beberapa merk valve bereputasi di dunia, Perseroan tidak terlepas
dari risiko pemutusan kontrak atau tidak diperpanjangnya kontrak sebagai agen atau distributor
eksklusif merk tersebut apabila Perseroan tidak dapat memenuhi dan/atau melanggar persyaratanpersyaratan yang ditetapkan oleh pemegang merk. Pemutusan atau tidak diperpanjangnya kontrak
distributor eksklusif tersebut dapat mempengaruhi pasokan Perseroan yang pada akhirnya dapat
berakibat negatif pada penjualan dan kinerja keuangan Perseroan.
3. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Seluruh pembelian persediaan produk Perseroan dilakukan dengan mata uang asing yang berbeda,
sedangkan seluruh penjualan Perseroan dilakukan dalam mata uang Rupiah. Untuk valve yang berasal
dari Eropa, maka Perseroan membayarnya dengan Euro, begitu juga valve yang berasal dari Jepang
dan Malaysia, dimana Perseroan membayarnya dengan Dollar Amerika Serikat dan Ringgit. Hal
tersebut berpotensi menimbulkan risiko nilai tukar mata uang asing dalam transaksi bisnis keseharian
Perseroan, dimana melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing yang dibutuhkan untuk
transaksi tersebut, dapat menyebabkan kerugian selisih kurs yang pada akhirnya mempengaruhi
kinerja keuangan Perseroan.
4. Risiko Ketidakmampuan Perseroan Menetapkan Tingkat Persediaan yang Memadai dan Efisien
Perseroan dituntut untuk terus memantau tingkat persediaan yang aman dan memadai, sehingga dapat
menyediakan produk dengan tepat waktu dan tidak terdapat keterlambatan yang dapat mempengaruhi
ketepatan penggantian valve. Hal tersebut terkait dengan karakteristik konsumen industrial Perseroan
(seperti industri migas), dimana penggantian suku cadang valve baik secara rutin maupun insidentil
tidak dapat ditunda.
51
Ketidakmampuan Perseroan dalam menyediakan produknya secara tepat waktu dapat berimplikasi
pada berkurangnya kepercayaan konsumen dalam melakukan pembelian kembali di Perseroan.
Selain itu, karakteristik beberapa produk Perseroan yang dapat dikategorikan slow moving, memiliki
risiko apabila tingkat Persediaan yang ditetapkan berlebih dan menjadi dead stock. Hal tersebut dapat
meningkatkan biaya penyimpanan persediaan (holding cost) yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
kinerja keuangan Perseroan.
5. Risiko Ketidakcukupan Dana/ Modal
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan membutuhkan dana/modal yang cukup besar
untuk memproses pesanan pelanggannya. Perseroan akan melakukan order pembelian kepada
pemasok dan membayar sejumlah uang muka terlebih dahulu agar produk yang diminta pelanggan
dipersiapkan, dimana terkadang terdapat jeda waktu pembayaran kepada pemasok yang harus
ditalangi oleh Perseroan sebelum pelanggan melakukan pembayaran. Ketidakcukupan dana/modal
maupun ketidakmampuan Perseroan menemukan pembiayaan untuk membiayai proses bisnis
Perseroan tersebut dapat mempengaruhi kinerja operasional maupun keuangan Perseroan.
6. Risiko Ketidakmampuan Perseroan dalam Memenuhi Kriteria dan Kualitas Produk dan Layanan
yang Diminta oleh Pelanggan atau Regulator
Pelanggan Perseroan berasal dari berbagai industri, dimana masing-masing industri memiliki
karakteristik yang berbeda. Hal tersebut mengakibatkan kriteria dan kualitas produk dan layanan
yang diminta oleh pelanggan terkadang sangat unik, bahkan untuk beberapa industri dituntut standar
kualitas produk dan ketepatan waktu pengiriman produk yang sangat tinggi untuk menjaga keamanan
proses produksinya. Ketidakmampuan Perseroan dalam memenuhi kriteria dan kualitas produk dan
layanan yang diminta, dapat mengakibatkan hilangnya potensi permintaan pelanggan di kemudian
hari, ataupun dapat mengakibatkan beralihnya pemesanan pelanggan kepada kompetitor.
7. Risiko Kehilangan Sumber Daya Manusia yang Kompeten
Saat ini Perseroan dikelola sejumlah manajemen dan karyawan senior yang memiliki pengalaman dalam
operasional perusahaan, hubungan dengan pemasok, dan kegiatan pemasaran pada pelanggan industrial. Apabila Perseroan kehilangan manajemen dan/atau karyawan senior dan tidak mampu merekrut
personel pengganti yang kompeten, hal tersebut dapat berpotensi mengganggu kelancaran kegiatan
usaha Perseroan, maupun mengurangi daya saing Perseroan pada industri distribusi valve ini.
8. Risiko Persaingan Usaha
Perseroan memiliki risiko persaingan usaha yang tidak terbatas pada kompetitor yang menawarkan
produk sejenis dalam kategori atau kriteria yang sama, namundengan merk berbeda, melainkan
juga harus menghadapi persaingan dari produk imitasi dengan kualitas dan harga yang jauh lebih
rendah. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengantisipasi persaingan dan menjaga kualitas produk
dan layanannya, dapat mengakibatkan beralihnya pelanggan maupun kehilangan kesempatan dalam
memperoleh pelanggan baru.
9. Risiko ekonomi, politik, sosial, dan keamanan di Indonesia.
Kondisi ekonomi, politik, sosial, dan keamanan di Indonesia pada tahun 2012 terbilang cukup baik. Hal
tersebut antara lain didukung oleh data dimana pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23% mencapai target
52
yang ditetapkan oleh Pemerintah, dan tetap kondusifnya keamanan dalam negeri dari aksi teroris dan
separatis. Namun pada tahun 2013 ini, Bank Dunia memprediksi prospek perekonomian Indonesia akan
mengalami tekanan, yang disebabkan antara lain oleh perlambatan pertumbuhan investasi, potensi
implikasi perlambatan penjualan riil dan pertumbuhan PDB nominal, tren pada neraca eksternal, beban
subsidi BBM dan melambatnya laju penurunan kemiskinan.
Risiko terbesar terhadap pertumbuhan jangka pendek berasal dari investasi dalam negeri, yang
berkontribusi dua per lima pertumbuhan pada 2012, karena belanja investasi melambat pada sumber
daya padat modal dan impor barang modal melemah.
Selain itu, masalah subsidi BBM, yang besarnya mencapai 2,6% dari PDB 2012, ikut menambah
tekanan pada neraca perdagangan luar negeri dan membebani sektor fiskal, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan target penurunan kemiskinan Indonesia meleset satu hingga dua persen atau setara
dengan dua juta hingga lima juta orang, Padahal Indonesia saat ini sedang menghadapi laju urbanisasi
yang cukup tinggi, terutama di kota berukuran menengah yang perkembangannya masih tertinggal
dari kota-kota besar. (sumber: http://www.investor.co.id/home/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2013di-kisaran-62/56895, 18 Maret 2013)
Apabila kondisi-kondisi tersebut diatas berlangsung, maka dapat menghambat prospek pertumbuhan
ekonomi dan berpengaruh negatif pada kegiatan bisnis pelanggan-pelanggan Perseroan yang
mayoritas merupakan pelanggan industri. Pada akhirnya hal tersebut dapat mempengaruhi prospek
bisnis dan pertumbuhan permintaan pelanggan Perseroan.
RISIKO TERKAIT INVESTASI PADA SAHAM PERSEROAN
1.
Kurang Aktifnya Perdagangan Saham Perseroan di Bursa
Masih sedikitnya jumlah perusahaan sejenis yang �����������������������������������������������
menjalankan usaha industri dan perdagangan barang-barang logam (valves, fitting, instrumen) yang
������������������������������������������������������
telah tercatat di bursa, sehingga dapat mempengaruhi tingkat likuiditas saham perseroan. Hal tersebut mengakibatkan investor kurang memiliki referensi
dan acuan dalam menentukan keputusan investasinya pada saham Perseroan yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi keaktifan investor dalam melakukan transaksi maupun investasi pada saham
Perseroan.
2. Harga Saham Dapat Sangat Berfluktuasi.
Harga saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham dapat mengalami fluktuasi. Hal
ini bergantung pada beberapa faktor, termasuk:
- Perbedaan antara hasil aktual keuangan dan operasional Perseroan dengan hasil yang diharapkan oleh investor dan analis;
- Perubahan rekomendasi analis atau persepsi terhadap Perseroan atau Indonesia;
- Pengumuman aliansi strategis atau perusahaan patungan oleh Perseroan;
- Penambahan atau pemberhentian personil kunci;
- Keterlibatan Perseroan dalam litigasi;
- Perubahan dalam perekonomian, sosial, politik maupun kondisi pasar di Indonesia;
- Fluktuasi harga pasar saham-saham secara keseluruhan di Bursa Efek Indonesia.
53
3. Perseroan Mungkin Tidak Dapat Membagikan Dividen
Kemampuan Perseroan untuk mengumumkan pembagian dividen bergantung pada kinerja keuangan
dan operasional Perseroan serta keberhasilan implementasi strategi untuk tumbuh di masa depan
yang mencakup faktor-faktor kompetisi, peraturan, teknis, lingkungan, kondisi perekonomian secara
umum, permintaan dan harga produk, dan faktor-faktor tertentu lainnya yang terdapat pada industri
atau proyek tertentu yang dikerjakan oleh Perseroan, dimana sebagian besar berada di luar kendali
Perseroan.
Perseroan tidak dapat menjamin dapat membagi dividen, atau bahwa Direksi dari Perseroan akan
merekomendasi, atau Pemegang Saham akan menyetujui pembayaran dividen.
MANAJEMEN PERSEROAN DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN
SELURUH RISIKO USAHA MATERIAL.
54
VI.
KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan
hasil usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal laporan Auditor Independen tertanggal 12 September
2013 atas laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 yang telah diaudit oleh KAP Y.
Santosa & Rekan, akuntan publik independen, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang perlu
diungkapkan dalam Prospektus ini.
55
Halaman ini sengaja di kosongkan
56
VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN
A. Riwayat Singkat Perseroan
Perseroan yang berkedudukan di Jakarta Utara adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan
nama PT Arita Prima Indonesia berdasarkan Akta Pendirian No. 1 tanggal 5 Oktober 2000 yang dibuat di
hadapan Triphosa Lily Ekadewi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C-7935.HT.01.01 TH.2001 tanggal
31 Mei 2001, dan telah didaftarkan di dalam daftar perusahaan yang berada di Kantor Pendaftaran Perusahaan
Kodya Jakarta Utara dengan nomor Agenda 046//BH/0901/I/2002, serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 31 tanggal 16 April 2002, Tambahan Berita Negara No. 3727.
Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan sebagaimana diterangkan sebagai
berikut:
-
Berdasarkan Akta Risalah Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 1 tanggal 4 Desember 2006, yang di
buat dihadapan Triphosa Lily Ekadewi, SH, Notaris di Jakarta (“Akta No. 1”), sehubungan dengan
peningkatan modal disetor sebesar Rp. 2.019.400.000 (dua milyar sembilan belas juta empat ratus ribu
rupiah), yang telah disetor penuh oleh Arita Engineering Sdn Bhd, serta penjualan saham sebanyak
250 (dua ratus lima puluh) saham Perseroan milik Low Yew Lean kepada Arita Engineering Sdn Bhd.
Anggaran dasar tersebut telah dilaporkan kepada Kantor Wilayah Menteri Hukum dan HAM DKI
Jakarta, yang diterima tanggal 21 Desember 2006 dan dicatat dengan Nomor. W7-HT.01.04-5447.
-
Perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan UUPT,
sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 3 tanggal 24 September 2008,
dibuat dihadapan Triphosa Lily Ekadewi S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-29607.AH.01.02 Tahun
2009 tanggal 1 Juli 2009, sebagaimana diperbaiki dengan Surat Keputusan No. AHU.2-AH.01.01-4552
tanggal 20 April 2012 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan dengan No. No.AHU-0038439.
ah.01.09 Tahun 2009 tanggal 1 Juli 2009, akta ini masih dalam proses diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia dan Tambahannya.
-
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Arita Prima Indonesia
No. 6 tanggal 15 Oktober 2009, dibuat dihadapan Triphosa Lily Ekadewi S.H., Notaris di Jakarta, yang
menerangkan dan menyetujui:
1. Perubahan Pasal 11 ayat 3 (Komposisi Direksi) dan pasal 14 ayat 2 (Komposisi Komisaris)
anggaran dasar Perseoran, yang setelah perubahan dinyatakan bahwa:
Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan hanya seorang
berkewarganegaraan asing
Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham yang dicalonkan 3 (tiga)
orang bekewarganegaraan asing
2. Peningkatan Modal Dasar dan peningkatan jumlah Modal yang Ditempatkan dan Disetor
Permodalan (Pasal 4 ayat 1 dan 2)
Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp. 20.000.840.000,- (dua puluh miliar delapan ratus empat puluh
ribu rupiah), terbagi atas 22.780 (dua puluh dua ribu tujuh ratus delapan puluh) saham, masingmasing saham bernilai nominal Rp. 878.000,- (delapan ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah)
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah Rp. 10.000.420.000,- (sepuluh
milyar empat ratus dua puluh ribu rupiah) oleh para pemegang saham yang telah mengambil
bagian saham.
57
Anggaran dasar tersebut memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.
AHU-01762.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 14 Januari 2010 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No. AHU-0002594.AH.01.09 Tahun 2010 tanggal 14 Januari 2010, serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 83 tanggal 15 Oktober 2010, Tambahan No. 31162.
-
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Arita Prima Indonesia
No. 15 tanggal 24 Januari 2011, dibuat dihadapan Adiaty Hadi S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan
dengan penegasan persetujuan para pemegang saham Perseroan untuk meningkatkan modal dasar
Perseroan, yang semula sebesar Rp. 20.000.840.000,- (dua puluh miliar delapan ratus empat puluh ribu
rupiah), menjadi Rp. 35.120.000.000 (tiga puluh lima milyar seratus dua puluh juta rupiah). Anggaran
dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
surat No. AHU.09367.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 23 Februari 2011, dan telah didaftarkan dalam
Daftar Perseroan No. AHU.0014946.AH.01.09 tanggal 23 Februari 2011, serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2012, Tambahan No. 30114.
-
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 484
tanggal 21 Februari 2013, dibuat dihadapan Rudy Siswanto S.H., Notaris di Jakarta, yang meyetujui
perubahan nilai nominal persaham menjadi sebesar Rp. 100,- (seratus Rupiah); peningkatan modal
dasar Perseroan yang semula sebesar Rp. 35.120.000.000,- (tiga puluh lima miliar seratus dua puluh
juta Rupiah) menjadi sebesar Rp. 180.000.000.000,- (seratus delapan puluh miliar Rupiah); serta
peningkatan modal ditempatkan dan disetor yang semula sebesar Rp. 10.000.420.000,- (sepuluh miliar
empar ratus dua puluh ribu Rupiah) menjadi sebesar Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima miliar
Rupiah) yang diambil bagian dan disetor penuh oleh PT Arita Global. Anggaran dasar tersebut telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU12296.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 11 Maret 2013 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.
0021194.AH.01.09. Tahun 2013 tanggal 11 Maret 2013
-
Anggaran Dasar Perseroan terakhir kali diubah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 258 tanggal 12 April 2013 dibuat di hadapan Rudy
Siswanto,S.H., Notaris di Jakarta Utara yang isinya menerangkan dan menyetujui:
1.
peningkatan modal disetor Perseroan dari Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima miliar Rupiah)
menjadi Rp. 80.000.000.000,- (delapan puluh miliar Rupiah) yang berasal dari kapitalisasi saldo
laba per tanggal 31 Desember 2012;
2.
perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan
3.
perubahan status Perseroan dari tertutup menjadi Terbuka
4.
pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 275.000.000 ratus tujuh
puluh lima juta) saham bernilai nominal Rp. 100,- (seratus Rupiah) melalui Penawaran Umum
Saham Perdana kepada masyarakat dengan memperhatikan ketentuan Peraturan Perundangundangan yang berlaku termasuk ketentuan Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek;
5.
untuk melaksanakan Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) dalam jumlah
saham sebanyak-banyaknya 10% (sepuluh persen) dari modal dan melaksanakan program
Employee Stock Allocation (ESA) dalam jumlah sebanyak-banyaknya 10% (sepuluh persen) dari
jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan;
6.
memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris/Direksi Perseroan untuk menyatakan dalam akta
Notaris tersendiri mengenai kepastian jumlah saham dalam rangka Penawaran Umum dan
peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan setelah Penawaran Umum selesai
dilaksanakan dan nama-nama pemegang saham Perseroan tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan dan memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris/Direksi Perseroan untuk
melaksanakan Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) dan Employee Stock
Allocation (ESA)
7.
perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam
dan Lembaga Keuangan No. IX.J.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/
BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan
Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
58
Anggaran Dasar tesebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. AHU-23043.AH.01.02.Tahun
2013 tanggal 30 April 2013 serta Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan telah dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 3 Mei 2013, No AHU-AH.01.10-17244
serta didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0041412.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 03
Mei 2013, dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan telah dicatat dalam
Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia pada tanggal 03 Mei 2013 Nomor AHU-AH.01.10-17245, didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No.AHU-0041413.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 03 Mei 2013 serta didaftarkan
dalam Wajib Daftar Perusahaan sesuai Undang Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan sebagaimana dibuktikan dengan dikeluarkannya Tanda Daftar Perusahaan dengan
No.09.01.1.54.13216 tanggal 20 Mei 2013 yang berlaku sampai dengan tanggal 28 November 2015.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang
Industri dan Perdagangan. Pada saat Prospektus ini diterbitkan kegiatan usaha Perseroan adalah bergerak
dalam bidang distribusi dan penjualan valve beserta produk pendukungnya.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama
dan penunjang sebagai berikut:
Kegiatan Usaha Utama:
menjalankan usaha industri dan perdagangan barang-barang logam (valves, fitting, boiler), termasuk
ekspor, impor, interinsulair dan lokal baik atas perhitungan sendiri maupun atas perhitungan dengan pihak
lain secara komisi, menjadi leveransier, grosier supplier, distributor, wakil/agen dari perusahaan atau
badan hukum lainnya baik dari dalam maupun luar negeri (tetapi tidak termasuk menjadi agen perjalanan
atau pariwisata).
Kegiatan Usaha Penunjang:
menyewa gudang, membeli gudang yang akan dipakai sebagai tempat penyimpanan barang-barang
Perseroan dan kegiatan usaha lainnya guna menunjang kegiatan usaha utama Perseroan.
Perseroan memiliki Anak Perusahaan PT Arita Prima Kalbar (APK) yang kegiatan usaha utamanya adalah
bergerak dalam bidang distribusi dan penjualan valve beserta produk pendukungnya. APK mendistribusikan
produk-produk valve dari Perseroan khusus untuk wilayah Kalimantan Barat.
B. Perizinan
Perseroan telah memiliki izin-izin prinsip yang diperlukan sehubungan kegiatan usaha yang dilakukan
Perseroan yaitu:
1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan
Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.0261/1.751.21/13 tanggal 5 Maret 2013, dikeluarkan oleh
Kelurahan Sunter Agung, menerangkan bahwa API berdomisili di Rukan Komplek Sunter Permai,
Jl. Danau Sunter Utara Blok C Kav. No. 9 RW 014, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung
Priok, Jakarta Utara, berlaku sampai 5 Maret 2014.
2.
Nomor Pokok Wajib Pajak
Nomor Pokok Wajib Pajak No.02.005.399.7.059.000 atas nama API beralamat di Komplek Sunter
Permai, Jalan Danau Sunter Utara, Blok C Kav 9 Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
59
3.
Tanda Daftar Perusahaan
Tanda Daftar Perusahaan No. 09.01.1.54.13216 tertanggal 20 Mei 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala
Suku Dinas Kopersi, UMKM dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Utara, dengan kegiatan
usaha pokok perdagangan besar impor lainnya, KBLI 54900, berlaku sampai dengan tanggal 28
November 2015.
4.
Izin Usaha Industri
1. Keputusan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 486/T/Perdagangan 2006,
tanggal 6 Juni 2006, berlaku selama 30 tahun terhitung bulan Januari 2006 sampai Desember
2035, tentang Pemberian Izin Tetap Usaha Perdagangan kepada Perseroan untuk bidang usaha
perdagangan besar (impor) dan untuk pemakaian gudang atau tempat penyimpanan yang berada
dalam kompleks usaha yang bersangkutan.
2. Keputusan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 27/1/IP/II/PMA/2013, tanggal 6
Februari 2013, tentang Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal sampai Perseroan mendapatkan
Izin Usaha Perluasan, dengan jangka waktu penyelesaian proyek paling lama 5 tahun sejak Izin
Prinsip Perluasan Penanaman Modal ini dikeluarkan.
5. Badan Koordinasi Penanaman Modal
Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing No. 882/I/PMA/2000 tanggal 3 Oktober 2000, tentang
persetujuan penanaman modal asing kepada Perseroan, yang antara lain mengatur:
a. Rencana Produksi Pertahun
Jenis Jasa
Satuan
Kapasitas Dasar
Keterangan
Ekspor barang dagangan
USD
1.000.000
Barang-barang logam (valves,
fitting, boiler)
Impor barang dagangan
USD
1.000.000
*Kurs yang berlaku pada tanggal Surat tersebut adalah USD 1,00=Rp8.780,b. Perseroan diberikan ijin penanaman modal selama 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak perusahaan
mulai produksi komersial sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1993 dan Peraturan
Pemerintah No. 20 Tahun 1994.
c. Perseroan diwajibkan menyampaikan laporan berkala proyek penanaman modal (LKPM) setiap
6 (enam) bulan sekali (setiap Semester) dan disampaikan selambatnya tanggal 31 Juli untuk
Laporan Semester I dan tanggal 31 Januari tahun berikutnya untuk Laporan Semester II.
d. Perseroan tidak diperkenankan merangkap sebagai pedagang eceran (retailer).
6.
Surat Pendaftaran Izin Tempat Usaha Berdasarkan Undang-Undang Gangguan
Izin Tempat Usaha Berdasarkan Undang-Undang Gangguan No. SIC.0003/1/PMA/2013 097/8/JT/
PMA/VII/2009, terdaftar dengan nomor agenda 2052/2012, tanggal 21 Desember 2012, dikeluarkan
oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, tanggal 4 Januari
2013.
60
7.
Dokumen Ketenagakerjaan
a. Peraturan Perusahaan (“PP”)
Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahaan yang mengatur hak dan kewajiban serta hubungan
kerja antara Perseroan dan karyawannya. PP ini telah disahkan oleh Direktorat Jendral Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. Kep. 1050/PHIJSK-PKKAD/PP/XI/2012
tanggal 29 November 2012, dan telah dimuat dalam Buku Registrasi Pengesahan Peraturan
Perusahaan di Direktorat Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja dengan No. 86/PP/B/XI/2012, berlaku sejak 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember
2014.
b. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Sertifikat Jamsostek Nomor: 1100000024126 tanggal 14 November 2011.
c. Upah Minimum
Perseroan telah memenuhi ketentuan tentang Upah Minimum Propinsi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER-01/MEN/1999 tanggal 12 Januari
1999 tentang Upah Minimum juncto Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. KEP-226/MEN/2000 tanggal 5 Oktober 2000, serta peraturan-peraturan mengenai
upah minimum propinsi dan kota yang berlaku untuk lokasi-lokasi kantor Perseroan.
d. Wajib Lapor Penyelengaraan Fasilitas Kesehjateraan Pekerja/Buruh Pada Perusahan
Perseroan telah melakukan Wajib Lapor Penyelenggaraan Fasilitas Kesehjateraan dengan
No. 405/-1/835 tertanggal 11 Januari 2013, yang diterima Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Administratif Jakarta Utara, tanggal 14 Januari 2013, diregister dengan
No. 2416/HIKP/I/2013, dengan kewajiban melapor kembali pada tanggal 13 Januari 2014.
e. Wajib Lapor Ketenagakerjaan (“WLK”)
WLK telah dilaporkan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara,
dengan Nomor Pendaftaran 10320/61900/V/2013 tanggal 14 Januari 2013, dengan kewajiban
melapor kembali pada tanggal 14 Januari 2014.
f. Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA)
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Kep.16884/MEN/P/IMTA/2012, tanggal
13 September 2012, tentang pemberian IMTA atas nama Low Yew Lean, selaku Direktur Utama
Perseroan, berlaku sampai 31 Oktober 2013.
g. Pemakaian Alat, Mesin dan/atau Pesawat yang Harus Mendapatkan Izin Serta Pemeriksaan
dari Dinas Tenaga Kerja
1) Instalasi Listrik
Jenis
:
Penerangan dan Tegangan Listrik
Ijin Pemakaian
:
186/IL/2013
Tanggal Pemberian Ijin
:
10 Januari 2013
Pemeriksaan Kembali
:
Paling lambat Januari 2016
Instansi Pemeriksa
:
Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Administrasi Jakarta Utara
61
2)
Motor Diesel
Jenis
:
Motor diesel
Nama Pabrik Pembuat dan :
No.Seri
Chonqqing Cummins Engine Co Ltd, No. 706021
Daya
:
72,5 KVA
Tahun /Tempat Pembuatan
:
2009/China
Izin Pemakaian
:
133/MD/2013
Tanggal Pemberian Ijin
:
10 Januari 2013
Instansi Pemeriksa
:
Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Administrasi Jakarta Utara
Pemeriksaan Kembali
:
Satu tahun setelah ijin diberikan
3)
8.
Forklift
Jenis
:
Forklift
Merek
:
Heavy Industries, Ltd – Tokyo, Japan
No.Seri
:
F14E11231
Kapasitas
:
3000 Kg
Izin Pemakaian
:
394/PA.F/2013
Tahun/Tempat Pembuatan
:
2010/Jepang
Tanggal Pemberian Ijin
:
10 Januari 2013
Instansi Pemeriksa
Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Administrasi Jakarta Utara
Pemeriksaan Kembali
Satu tahun setelah ijin diberikan
Pendaftaran Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (“LKPT”)
Perseroan telah menyampaikan LKPT untuk Tahun buku Perseroan yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2013 yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Y Santosa kepada Direktorat Bina Usaha
Perdagangan Kementrian Perdagangan sebagaimana dibuktikan dengan Surat Tanda Terima
Sementara Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (LKPT) tanggal 1 Juli 2013.
9.
Ijin Impor
Dokumen-dokumen sehubungan dengan kegiatan impor yang dilakukan oleh Perseroan :
1. Angka Pengenal Importir Umum (API-U) No. 090302010-B tanggal 7 November 2012, dikeluarkan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, berlaku selama 5 tahun, dengan jenis barang yang
dapat diimpor adalah BAG XVI (HS No. 6401 s.d. 8548)
2. Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK), No. 1.09.03.07.91491 tertanggal 1 April 2011, dikeluarkan
Kementerian Perdagangan Direktorat Jendral Perdagangan Luar Negeri, untuk jenis barang
elektronika dan komponennnya
3. Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) No. 01.007101 tanggal 17 Desember 2012, dikeluarkan oleh
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Bea dan Cukai yang mengatur
mengenai pemberian NIK kepada Perseroan dengan API No. 090302010-B.
4. Penetapan Sebagai Importir Terdaftar Besi atau Baja (IT Besi atau Baja), No. 02.09.00694-T,
dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan RI, Direktur Impor, tertanggal 25 Januari 2013.
62
C. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan
Berikut merupakan perkembangan struktur dan kepemilikan saham sejak didirikannya sampai dengan
Prospektus ini diterbitkan.
Tahun 2000
Struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan pada saat didirikan berdasarkan pada Akta Pendirian
adalah sebagai berikut:
Ninai Nominal Rp878.000,- Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
%
10.000
8.780.000.000
1. Arita Engineering, Sdn.Bhd
2.550
2.238.900.000
51,00
2. Low Yew Lean
1.150
1.009.700.000
23,00
3. Djonson
1.100
965.800.000
22,00
100
87.800.000
2,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
4. Dany
100
87.800.000
2,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
5. Eko Setya Hutomo
5.000
4.390.000.000
100,00
Saham dalam Portepel
5.000
4.390.000.000
Seluruh saham yang telah diambil bagian oleh para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta
Pendirian telah disetor dengan kas secara penuh dan tunai oleh para pemegang saham Perseroan.
Tahun 2006
Berdasarkan Akta Risalah Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 1 tanggal 4 Desember 2006, yang di
buat dihadapan Triphosa Lily Ekadewi, SH, Notaris di Jakarta (“Akta No. 1”), para pemegang saham
menyetujui untuk: Meningkatkan modal disetor sebesar Rp2.019.400.000 (dua milyar sembilan belas juta
empat ratus ribu Rupiah), yang telah disetor penuh secara tunai oleh Arita Engineering Sdn Bhd, dan juga
penjualan saham sebanyak 250 (dua ratus lima puluh) saham Perseroan milik Low Yew Lean kepada Arita
Engineering Sdn. Bhd.
Dengan dilakukannya jual beli saham tersebut susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai
berikut:
Ninai Nominal Rp878.000,- Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
%
10.000
8.780.000.000
1. Arita Engineering, Sdn.Bhd
5.100
4.477.800.000
69,86
2. Low Yew Lean
3. Djonson
900
1.100
790.200.000
965.800.000
12,33
15,07
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
4. Dany
100
87.800.000
1,37
5. Eko Setya Hutomo
100
87.800.000
1,37
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
7.300
6.409.400.000
100,00
Saham dalam Portepel
2.700
2.370.600.000
63
Tahun 2007
Pada tanggal 13 April 2007 berdasarkan Akta Risalah Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 8 tanggal 13
April 2007, yang di buat dihadapan Triphosa Lily Ekadewi, SH, Notaris di Jakarta (”Akta No. 8”), Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPSLB) Perseroan menyetujui rencana jual beli saham Perseroan yang
dimiliki Djonson kepada Arita Engineering Sdn Bhd, Low Yew Lean, Dany dan Eko Setyadi Hutomo.
Rencana jual beli saham yang telah disetujui RUPSLB tersebut, direalisasikan dengan:
- Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.9 tanggal 13 April 2007, dibuat dihadapan Triphosa Lily Ekadewi
S.H., Notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli 905 (sembilan ratus lima) saham Perseroan milik
Djonson kepada Arita Engineering Sdn Bhd.
- Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.10 tanggal 13 April 2007, dibuat dihadapan Triphosa Lily
Ekadewi S.H., Notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli 159 (seratus lima puluh sembilan) saham
Perseroan milik Djonson kepada Low Yew Lean.
- Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.11 tanggal 13 April 2007, dibuat dihadapan Triphosa Lily
Ekadewi S.H., Notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli 18 (delapan belas) saham Perseroan milik
Djonson kepada Dany.
- Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.12 tanggal 13 April 2007, dibuat dihadapan Triphosa Lily
Ekadewi S.H., Notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli 18 (delapan belas) saham Perseroan milik
Djonson kepada Eko Setyadi Hutomo.
Sehingga setelah jual beli saham tersebut pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Ninai Nominal Rp878.000,- Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
%
10.000
8.780.000.000
1. Arita Engineering, Sdn.Bhd
6.005
5.272.390.000
82,26
2. Low Yew Lean
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1.059
929.802.000
14,50
3. Dany
118
103.604.000
1,62
4. Eko Setya Hutomo
118
103.604.000
1,62
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
7.300
6.409.400.000
100,00
Saham dalam Portepel
2.700
2.370.600.000
Tahun 2009
Pada tanggal 15 Oktober 2009, berdasarkan Akta Risalah Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 6 tanggal
15 Oktober 2009, yang di buat dihadapan Triphosa Lily Ekadewi, SH, Notaris di Jakarta (“Akta No. 6”),
RUPSLB Perseroan menyetujui:
-
penjualan dan pemindahan saham milik Dany dan Eko Setyadi Hutomo kepada Arita Engineering Sdn
Bhd; yang mana penjualan dan pemindahan saham tersebut direalisasikan dengan
• Akta Penjualan dan Pemindahan No. 7 tanggal 15 Oktober 2009, dibuat dihadapan Triphosa Lily
Ekadewi S.H., Notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli 118 (seratus delapan belas) saham
Perseroan milik Dany kepada Arita Engineering Sdn Bhd.
• Akta Penjualan dan Pemindahan No. 8 tanggal 15 Oktober 2009, dibuat dihadapan Triphosa Lily
Ekadewi S.H., Notaris di Jakarta, telah dilakukan jual beli 118 (seratus delapan belas) saham
Perseroan milik Eko Setyadi Hutomo kepada Arita Engineering Sdn Bhd.
64
-
Peningkatan Modal dasar Perseroan yang semula sebesar Rp.8.780.000.000,- (delapan milyar tujuh
ratus delapan puluh juta rupiah) menjadi Rp. 20.000.840.000,- (dua puluh miliar delapan ratus empat
puluh ribu rupiah), dengan modal ditempatkan dan disetor dari semula sebesar Rp.6.409.400.000,(enam milyar empat ratus sembilan juta empat ratus ribu rupiah) menjadi Rp. 10.000.420.000,- (sepuluh
milyar empat ratus dua puluh ribu rupiah).
Peningkatan modal disetor tersebut telah disetor penuh secara tunai oleh Arita Enggineering Sdn Bhd
sebesar Rp. 3.021.198.000 (tiga milyar dua puluh satu juta seratus Sembilan puluh delapan ribu rupiah)
dan Low Yew Lean sebesar Rp. 569.822.000 (lima ratus enam puluh sembilan juta delapan ratus dua puluh
dua ribu rupiah).
Sehingga setelah terjadi jual beli saham dan peningkatan modal dasar dan modal disetor Perseroan
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebagai berikut:
Ninai Nominal Rp878.000,- Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
%
22.780
20.000.840.000
1. Arita Engineering, Sdn.Bhd
9.682
8.500.796.000
85,50
2. Low Yew Lean
1.708
1.499.624.000
14,50
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
11.390
10.000.420.000
100,00
Saham dalam Portepel
11.390
10.000.420.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Tahun 2011
Berdasarkan Akta Risalah Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 15 tanggal 24 Januari 2011, yang di buat
dihadapan Adiaty Hadi, SH, Notaris di Jakarta (“Akta No. 15”), para pemegang saham menyetujui untuk:
Peningkatan Modal Dasar Perseroan yang semula sebesar Rp.20.000.840.000,- (dua puluh miliar delapan
ratus empat puluh ribu rupiah) menjadi Rp.35.120.000.000 (tiga puluh lima milyar seratus dua puluh juta
rupiah) dengan modal ditempatkan Rp.10.000.420.000,- (sepuluh milyar empat ratus dua puluh ribu rupiah).
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut maka susunan pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:
Ninai Nominal Rp878.000,- Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
40.000
35.120.000.000
9.682
8.500.796.000
%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Arita Engineering, Sdn.Bhd
2. Low Yew Lean
85,00
1.708
1.499.624.000
15,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
11.390
10.000.420.000
100,00
Saham dalam Portepel
28.610
25.119.580.000
Tahun 2013
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Arita Prima Indonesia No.484 tanggal 21 Februari 2013,
yang di buat dihadapan Rudy Siswanto SH, Notaris di Jakarta Utara (“Akta No. 484”), para pemegang
saham menyetujui untuk melakukan:
1. perubahan nilai nominal per saham menjadi sebesar Rp. 100,- (seratus Rupiah). Alasan dilakukannya
perubahan nilai nominal menjadi Rp100 adalah untuk meningkatkan likuiditas saham yang akan
ditawarkan pada rencana penawaran umum perdana dan memenuhi peraturan BEI No. I-A;
65
2. peningkatan modal dasar Perseroan yang semula sebesar Rp. 35.120.000.000,- (tiga puluh lima miliar
seratus dua puluh juta Rupiah) menjadi sebesar Rp. 180.000.000.000,- (seratus delapan puluh miliar
Rupiah);
3. peningkatan modal ditempatkan dan disetor yang semula sebesar Rp. 10.000.420.000,- (sepuluh
miliar empar ratus dua puluh ribu Rupiah) menjadi sebesar Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima
miliar Rupiah) atau sebesar Rp. 34.999.580.000,- (tiga puluh empat miliar sembilan ratus sembilan
puuh sembilan juta lima ratus delapan puluh ribu Rupiah) yang diambil bagian dan disetor penuh
oleh PT Arita Global; yang mana peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut berasal dari
kapitalisasi pinjaman/ konversi piutang PT Arita Global.
Berikut adalah kronologi peningkatan modal disetor melalui konversi piutang PT Arita Global kepada
Perseroan sebesar Rp34.999.580.000:
1. Pada tanggal 18 Februari 2013, Perseroan menandatangani Surat Kesepakatan pengalihan utang
jangka panjang dengan Low Yew Lean, Arita Engineering, Unimech Group Berhad, Unimech
Engineering, Arita Valve Manufacturing (M) Sdn. Bhd., dan PT Arita Global. Berdasarkan kesepakatan
tersebut, Low Yew Lean, Arita Engineering, Unimech Group Berhad, Unimech Engineering, dan Arita
Valve Manufacturing (M) Sdn. Bhd., sepakat untuk mengalihkan hak tagih atas piutang mereka dari
Perseroan pada tanggal tersebut sejumlah Rp34.999.580.000 kepada PT Arita Global dengan detil
sebagai berikut:
-
-
-
-
-
Arita Engineering
: Rp4.031.776.000
Arita Valve Manufacturing (M) Sdn. Bhd. : Rp3.968.547.842
Low Yew Lean
: Rp5.249.673.600
Unimech Engineering
: Rp13.444.3072.233
Unimech Group Berhad
: Rp8.305.275.325
Seluruh utang jangka panjang Perseroan dari pihak afiliasi tersebut tidak memiliki jangka waktu dan
jaminan sebagai pertimbangan kebutuhan pendanaan Perseroan untuk modal kerja dan investasi.
2. Selanjutnya, Perseroan dan PT Arita Global menandatangani Surat Pengakuan Hutang dengan Konversi
tertanggal 21 Feb 2013 atas utang jangka panjang Perseroan yang dialihkan penagihannya kepada
PT Arita Global. Adapun syarat dan ketentuan yang diatur dalam Surat Pengakuan Hutang tersebut
antara lain:
a. Jumlah Hutang
Perseroan mengaku berhutang kepada PT Arita Global hingga sejumlah Rp. 34.999.580.000,(tiga puluh empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta lima ratus delapan puluh ribu
Rupiah) dan karenanya PT Arita Global memiliki tagihan kepada Perseroan.
b. Bunga
Perseroan dan PT Arita Global sepakat bahwa atas hutang tersebut tidak dikenakan bunga.
c. Kewajiban Para Pihak
Perseroan dan PT Arita Global sepakat bahwa PT Arita Global wajib melakukan konversi atas
seluruh hutang tersebut menjadi modal Perseroan. Kewajiban untuk melakukan konversi atas
seluruh hutang dapat dilakukan setiap saat dengan memberitahukan secara tertulis kepada
Perseroan. Setelah menerima pemberitahuan tertulis tersebut, Perseroan wajib melakukan seluruh
tindakan, antara lain menyiapkan RUPS sebagaimana diperlukan guna terlaksananya konversi
tersebut sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
d. Hukum yang berlaku
Pengakuan Hutang dibuat berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia.
66
3.Konversi tersebut telah dilakukan pada tanggal 21 Februari 2013 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Sehubungan dengan Konversi tersebut, guna memenuhi ketentuan Peraturan Pemerintah No. 15
Tahun 1999 tentang Bentuk-bentuk Tagihan Tertentu Yang Dapat Dikompensasikan Sebagai Setoran
Saham, Direksi Perseroan telah melakukan pengumuman dalam Surat Kabar Harian Ekonomi Neraca
tanggal 28 Februari 2013 dan Harian Pelita tanggal 28 Februari 2013.
5. Berdasarkan Surat Keterangan PT Arita Global tertanggal 5 September 2013, diterangkan bahwa
dengan dilakukannya konversi saham sebagaimana diuraikan di atas, maka PT Arita Global tidak
memiliki tagihan lagi atas Perseroan yang timbul berdasarkan Surat Pengakuan Hutang Dengan
Konversi tertanggal 21 Februari 2013. Sehingga dengan pengkonversian tersebut telah dipenuhi
kewajiban atas hutang Perseroan kepada PT Arita Global.
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut maka susunan pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:
Ninai Nominal Rp100 Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. PT Arita Global
349.995.800
34.999.580.000
77,78
2. Arita Engineering, Sdn.Bhd
85.007.960
8.500.796.000
18,89
3. Low Yew Lean
14.996.240
1.499.624.000
3,33
450.000.000
45.000.000.000
100,00
1.350.000.000
135.000.000.000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 258 tanggal 12
April 2013, yang dibuat dihadapan Rudy Siswanto S.H., Notaris di Jakarta Utara (“Akta No. 258”),
para pemegang saham menyetujui untuk melakukan peningkatan modal disetor Perseroan dari
Rp. 45.000.000.000,- (empat puluh lima miliar Rupiah) menjadi Rp. 80.000.000.000,- (delapan puluh miliar
Rupiah) yang berasal dari kapitalisasi saldo laba per tanggal 31 Desember 2012 yang dibagikan dalam
bentuk dividen saham kepada pemegang saham, dengan porsi masing-masing sebagai berikut:
- PT Arita Global
- Arita Engineering, Sdn. Bhd
- Low Yew Lean
: 272.218.960 saham
: 66.117.300 saham
: 11.663.740 saham
Dengan dilakukannya peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan
menjadi sebagai berikut:
Ninai Nominal Rp100 Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
1.800.000.000
180.000.000.000
1. PT Arita Global
622.214.760
62.221.476.000
77,78
2. Arita Engineering, Sdn.Bhd
151.125.260
15.112.526.000
18,89
Modal Dasar
%
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
3. Low Yew Lean
26.659.980
2.665.998.000
3,33
800.000.000
80.000.000.000
100,00
1.000.000.000
100.000.000.000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
67
D. Struktur Organisasi Perseroan
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan:
BOD*
*) Jajaran Direksi
E. Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 258 tanggal 12 April 2013,
dibuat dihadapan Rudy Siswanto S.H., Notaris di Jakarta yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang telah diterima dengan No. AHU-AH.01.10-17245 tanggal
3 Mei 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0041413.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 3
Mei 2013, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan
adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
:
:
:
Dato’ Lim Cheah Chooi
Sim Yee Fuan
Ida Bagus Oka Nila
Direktur Utama
:
Low Yew Lean
Direktur Keuangan
:
Hery Susanto
Direktur Pengembangan Bisnis
& Pemasaran (tidak terafiliasi)
:
Adhy Ariansyah
Direksi
Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan berlaku sejak tanggal yang ditentukan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan berakhir pada saat ditutupnya Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan ke 3 (tiga).
Perseroan mengangkat Adhy Ariansyah sebagai direktur tidak terafiliasi guna memenuhi ketentuan
Peraturan BEI No. I-A, butir III.1.5 mengenai persyaratan pencatatan, dimana Perseroan diwajibkan
memiliki direktur tidak terafiliasi sekurang-kurangnya 1 orang dari jajaran anggota direksi.
68
Berikut keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:
Dewan Komisaris
Dato’ Lim Cheah Chooi
Komisaris Utama
Warga Negara Malaysia, 64 tahun. Lulus dari Sekolah Menengah
Atas Chung Ling High School di Penang pada tahun 1967.
Menjabat sebagai Presiden Komisaris Perseroan sejak Oktober
2000. Saat ini juga menjabat sebagai Managing Director / Chief
Executive Officer (Direktur Utama) Unimech Group of Companies di
Butterworth, Penang(1977–2013).
Sim Yee Fuan
Komisaris
Warga Negara Malaysia, 47 tahun. Mendapat gelar Sarjana di bidang
Akuntansi dari University Malaya di Malaysia pada tahun 1991 dan
mendapat gelar Master of Business Administration dari Northern
University of Malaysia pada tahun 1999.
Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2009. Saat ini
juga menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Korporasi dan
Group General Manager Unimech Group Berhad di Malaysia
(2006– sekarang), menjabat sebagai Direktur Independen Sinaria
Corporation Berhad di Malaysia (2009 – sekarang), menjabat sebagai
Ketua Komite Audit dan Direktur Independen Europsan Holdings
Berhad di Malaysia (2013 – sekarang). Sebelumnya menjabat antara
lain sebagai Staff Bank Negara Malaysia di Malaysia (1992– 1995);
Direktur Pelaksana dan Manajer Keuangan Grup Eurospan Holdings
Berhad (1995 - 2002); Pengawas Keuangan AE Multi Holdings
Berhad (2002 – 2006).
69
Ida Bagus Oka Nila
Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, 57 tahun. Memperoleh gelar Sarjana di
bidang Manajemen dari Universitas Pancasila pada tahun 1988.
Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak Maret
2013. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Independen
PT Trada Maritime Tbk (Juni 2012 – sekarang); Komisaris
Independen PT Cowell Development Tbk (Juni 2012 – sekarang);
Komisaris lndependen PT Pelita Cengkareng Paper Tbk (Agustus
2012 – sekarang); Senior Technical Advisor PT Brent Securities
(September 2012 – sekarang).
Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Kepala Sub Bagian Emisi
Produksi Barang Non Pabrikan II Badan Pengawas Pasar Modal di
Jakarta (1993 – 1997); Kepala Bagian Teknologi Informasi Badan
Pengawas Pasar Modal di Jakarta (1997 – 2001); Kepala Bagian
Usaha Industri Dasar & Kimia Badan Pengawas Pasar Modal
di Jakarta (2001 – 2006); Kepala Bagian Penilaian Perusahaan
Pabrikan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan di
Jakarta (2006 – Mei 2012).
Direksi
Low Yew Lean
Direktur Utama
Warga Negara Malaysia, 47 tahun. Lulus Sekolah Menengah Atas
Kulim di Malaysia pada 1979.
Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak Oktober 2000.
Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Arita Engineering
Sdn. Bhd di Malaysia (1992–September 2000).
Hery Susanto
Direktur Keuangan
Warga Negara Indonesia, 38 tahun. Mendapat gelar D3 Akuntansi
di STIE Perbanas di Jakarta pada tahun 1998.
Menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan sejak Maret 2013.
Sebelumnya menjabat antara lain sebagai Manajer Keuangan
PT Arita Prima Indonesia di Jakarta (Desember 2011 - Maret
2013); Manajer Keuangan dan Operasional Divisi Eksplorasi
Tambang dan Mineral PT. Inti Cipta Jaya Tambang Tarutung
di Indonesia (2009 – Nopember 2011); Manajer Operasional
PT. Tunas Jaya Gemilang di Jakarta (2008-2009).
70
Adhy Ariansyah
Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran
Warga Negara Indonesia, 33 tahun. Mendapat gelar Sarjana Fisika
dari Universitas Padjadjaran, Bandung, pada tahun 2002.
Menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis & Pemasaran
Perseroan sejak Maret 2013. Sebelumnya menjabat antara lain
sebagai Manager Pengembangan Bisnis & Pemasaran PT Arita
Prima Indonesia (Juli 2012 – Maret 2013); Manajer Pengembangan
Bisnis BioWish Tech Asean di Thailand (2010 – 2012); Manajer
Pengembangan Bisnis Nexrubbertec Sdn Bhd di Malaysia (20082010).
Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi menerima kompensasi berupa gaji dan tunjangan yang ditentukan oleh
pemegang saham pada saat RUPS tahunan, dan dibayarkan bulanan. Dewan Komisaris dan Direksi tidak
menerima uang jasa atas kehadiran merekadalam rapat-rapat Direksi maupun Dewan Komisaris.
Jumlah gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Direksi Perseroan untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2013 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011
dan 2010 adalah Rp1.109 juta, Rp2.323 juta, Rp1.944 juta, dan Rp1.853 juta. Perseroan sampai saat ini
tidak memberikan imbalan kerja jangka pendek dan dan imbalan pasca kerja kepada Dewan Komisaris
Perseroan.
Sekretaris Perusahaan
Sehubungan dengan pemenuhan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 juncto Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Jakarta No. Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004, berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.006/
SK-DIR/III/2013 tanggal 21 Maret 2013 tentang Penunjukan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary),
Perseroan telah mengangkat Foor Good Pandapotan sebagai Corporate Secretary. Penunjukan ini berlaku
efektif sejak tanggal 21 Maret 2013.
Tanggung Jawab Utama
Memastikan organisasi memenuhi undang-undang dan ketentuan yang berlaku, mengingatkan
anggota Direksi untuk tetap mengetahui mengenai tanggung jawab hukum mereka, memimpin dan
memfasilitasi pertemuan atau rapat Direksi / pengurus Perseroan dengan pemegang saham dan
memberikan laporan atau edaran kepada pemegang saham dan Direksi / pengurus Perseroan.
Selain itu, berikut ini adalah tanggung jawab Sekretaris Perusahaan berdasarkan Peraturan Bapepam
No. IX.I.4:
1. mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar
Modal;
2. memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang
berkaitan dengan kondisi Perseroan;
3. memberikan masukan kepada direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang nomor 8
tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya;
71
4. sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan masyarakat
Alamat Corporate Secretary
: Kompleks Ruko Sunter Permai, Jl. Danau Sunter Utara Blok C No. 9
Telp : 021 6519188
Faks : 021 6516107
E-mail: [email protected]
Komite Audit
Dalam rangka penerapan Tata Kelola Perusahaan, Berdasarkan Surat Pernyataan Kesediaan Membentuk
Komite Audit tertanggal 28 Juni 2013, Perseroan akan membentuk Komite Audit sesuai dengan Peraturan
Bapepam No. IX.I.5 dan Peraturan BEI No. I-A, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
setelah Perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia atau pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan
berikutnya, kejadian mana yang lebih cepat terlaksana.
Unit Audit Internal
Untuk memenuhi peraturan Bapepam No. IX.I.7, Perseroan telah menetapkan Piagam Unit Audit Internal
yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris, serta melakukan pengangkatan kepala Unit Audit Internal
berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.013/SK-DIR/V/2013 tanggal 6 Mei 2013. Berikut adalah
keterangan mengenai Ketua dan Anggota Unit Audit Internal:
Ketua Audit Internal
Supervisor (pengawas) Audit Internal
Staf Audit Internal
: Sutardjo
: Ferdiansyah,
: Yudo Anggoro, Rohadi, Donny Hidayat, dan M.Reza
Fungsi departemen ini adalah:
1.
Menjadi penilai independen yang berperan membantu Direksi dalam mengamankan investasi dan
aset Perseroan secara efektif dari sisi akuntansi dan audit;
2.
Melakukan analisa dan evaluasi efektivitas sistem dan prosedur pada semua kegiatan Perseroan dan
fungsi-fungsi pendukungnya;
3.
Melakukan koordinasi dengan Komite Audit dan auditor eksternal agar kelancaran proses audit dapat
tercapai.
Tugas dan tanggung jawab Departemen ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Unit Audit Internal adalah unit kerja dari Perseroan yang menjalankan fungsi Audit Internal
Menyusun dan melaksanakan aktivitas audit internal tahunan berdasarkan prioritas risiko sesuai
dengan tujuan Perseroan
Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen risiko sesuai
dengan kebijakan Perseroan
Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akutansi,
operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan Iainnya
Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada
semua tingkat manajemen
Membuat laporan hasiI audit dan menyampaikan Laporan tersebut kepada Presiden Direktur dan
Dewan Komisaris secara berkala
Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah dilaksanakan
Bekerja sama dengan Komite Audit
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang diIakukannya; dan
10. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
72
F. Sumber Daya Manusia
Per 30 April 2013, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki 311 karyawan, yang terdiri dari 246 karyawan
tetap dan 65 karyawan kontrak di seluruh Indonesia.
Berikut jumlah dan komposisi karyawan yang berada dalam Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010,
2011 dan 2012, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Perseroan
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan
30 April
Jenjang Pendidikan
31 Desember
2013
2012
Jumlah
%
Jumlah
2011
%
2010
Jumlah
%
Jumlah
%
S2
4
1,30
0
0,00
0
0,00
0
0,00
S1
130
42,21
78
34,36
56
31,82
34
27,42
26
8,44
19
8,37
12
6,82
11
8,87
Diploma 3
131
42,53
116
51,10
94
53,41
65
52,42
<SLTA
SLTA atau sederajat
17
5,52
14
6,17
14
7,95
14
11,29
Total
308
100,00
227
100,00
176
100,00
124
100,00
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Manajemen
Jenjang
Manajemen
30 April
31 Desember
2013
Jumlah
2012
%
Jumlah
2011
%
2010
Jumlah
%
Jumlah
%
Direktur
3
0,97
1
0,44
1
0,57
1
0,81
Manager
40
12,99
36
15,86
24
13,64
8
6,45
Supervisor
25
8,12
11
4,85
4
2,27
1
0,81
Staff
240
77,92
179
78,85
147
83,52
114
91,94
Total
308
100,00
227
100,00
176
100,00
124
100,00
Komposisi Karyawan Menurut Usia
30 April
Usia
31 Desember
2013
2012
2011
2010
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
4
1,30
3
1,32
2
1,14
1
0,81
10
3,25
8
3,52
7
3,98
4
3,23
31 – 40 th
91
29,55
58
25,55
43
24,43
19
15,32
21 – 30 th
178
57,79
138
60,79
115
65,34
92
74,19
< 21 th
25
8,12
20
8,81
9
5,11
8
6,45
Total
308
100,00
227
100,00
176
100,00
> 50 th
41 – 50 th
73
%
124 100,00%
Komposisi Karyawan Menurut Status
30 April
Kewarganegaraan
31 Desember
2013
Tetap
Tidak Tetap
Total
2012
Jumlah
%
Jumlah
243
78,90
217
2011
2010
% Jumlah
95,59
148
%
Jumlah
84,09
104
%
83,87
65
21,10
10
4,41
28
15,91
20
16,13
308
100,00
227
100,00
176
100,00
124
100,00
Anak Perusahaan
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan
30 April
Jenjang Pendidikan
31 Desember
2013
2012
2011
2010
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
% Jumlah
%
S2
1
33,33
0
0,00
0
0,00
0
0,00
S1
1
33,33
1
12,50
1
16,67
1
16,67
Diploma 3
1
33,33
2
25,00
0
0,00
0
0,00
SLTA atau sederajat
0
0,00
5
62,50
5
83,33
5
83,33
<SLTA
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
Total
3
100,00
8
100,00
6
100,00
6
100,00
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Manajemen
30 April
Jenjang Manajemen
Direktur
31 Desember
2013
2012
2011
Jumlah
%
Jumlah
% Jumlah
0
0,00
0
0,00
2010
%
Jumlah
%
0
0,00
0
0,00
Manager
1
33,33
1
12,50
1
16,67
1
16,67
Supervisor
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
Staff
2
66,67
7
87,50
5
83,33
5
83,33
Total
3
100,00
8
100,00
6
100,00
6
100,00
Komposisi Karyawan Menurut Usia
30 April
Usia
31 Desember
2012 2013
2011
2010
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
> 50 th
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
41 – 50 th
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
31 – 40 th
1
33,33
4
50,00
3
50,00
3
50,00
21 – 30 th
2
66,67
4
50,00
3
50,00
3
50,00
0,00
< 21 th
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
Total
3
100,00
8
100,00
6
100,00
6
100,00
74
Komposisi Karyawan Menurut Status
30 April
Kewarganegaraan
31 Desember
2013
Jumlah
Tetap
3
2012
2011
% Jumlah
100,00
% Jumlah
8
100,00
6
2010
%
Jumlah
100,00
6
%
100,00
Tidak Tetap
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
Total
3
100,00
8
100,00
6
100,00
6
100,00
Saat ini Perseroan tidak sedang terlibat dalam perselisihan hubungan industrial yang tercatat pada Pengadilan Hubungan Industrial di seluruh wilayah Republik Indonesia yang secara material dapat mempengaruhi kegiatan Perseroan.
Personil Kunci
Di dalam melakukan aktivitas operasionalnya, Perseroan memiliki seorang personil kunci yaitu Bapak Low
Yew Lean selaku Direktur utama sekaligus pendiri Perseroan, yang merupakan perintis usaha Perseroan
dalam melakukan networking dari pemasok dan memperluas jaringan pemasaran.
Tenaga Kerja Asing
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan mempekerjakan 1 tenaga kerja asing sebagai berikut:
No.
1.
No.
1.
No.
1.
Nama
Low Yew Lean
Nama
Low Yew Lean
Nama
Low Yew Lean
Kewarganegaraan
Malaysia
Kewarganegaraan
Malaysia
Kewarganegaraan
Malaysia
Jabatan
Direktur Utama
Jabatan
Direktur Utama
Jabatan
Direktur Utama
No. KITAS
2C21JF3290-L
No. IMTA
Masa Berlaku
1 November 2012
s/d 31 Okrober
2013
Masa Berlaku
K e p . 1 6 8 8 4 / 12 Oktober 2012
MEN/P/IMTA/2012 s/d 31 Okrober
2013
No. Paspor
A23733016
Masa Berlaku
30 Januari 2011
s/d 30 Juli 2016
Peraturan Perusahaan dan Pembatasan Atas Tenaga Kerja Asing Perseroan
Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahan yang mengatur hak dan kewajiban serta hubungan
kerja antara Perseroan dan karyawannya. PP ini telah disahkan oleh Direktorat Jendral Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. Kep. 1050/PHIJSK-PKKAD/PP/XI/2012 tanggal
29 November 2012, dan telah dimuat dalam Buku Registrasi Pengesahan Peraturan Perusahaan di
Direktorat Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dengan No. 86/PP/B/
XI/2012, berlaku sejak 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2014.
Tidak terdapat pembatasan tenaga kerja asing pada Perseroan dan pada industri dimana Perseroan
beroperasi.
Kesejahteraan Karyawan
Perseroan memberikan beberapa fasilitas penunjang bagi kegiatan operasional karyawan, antara lain:
No.
Fasilitas
Level Manajemen
1.
Motor dinas
Divisi penjualan
2.
Mobil dinas
Manajer
3.
Pakaian seragam
Seluruh karyawan
75
Perseroan juga memberikan sejumlah tunjangan dan fasilitas yang diharapkan mampu mendorong
peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan. Adapun tunjangan
maupunfasilitas yang disediakan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan mencakup:
•
•
•
•
Pemberian tunjangan Hari Raya secara teratur pada setiap tahunnya (minimal satu bulan gaji);
Pemberian bonus tahunan untuk karyawan.
Penyediaan fasilitas asuransi kesehatan bagi Karyawan yang meliputi fasilitas rawat inap;
Pemberlakuan program asuransi tenaga kerja melalui Jamsostek yang meliputi jaminan kecelakaan
kerja, jaminan hari tua, jaminan kematian, dan jaminan pemeliharaan kesehatan;
Pemberian insentif pencapaian target penjualan untuk tim penjualan sesuai SK Direksi Perseroan;
Pemberian tunjangan melahirkan bagi karyawati dan istri karyawan;
Pemberian bantuan kedukaan bagi karyawan atau istri atau anak karyawan yang meninggal dunia;
Pemberian sumbangan pernikahan bagi karyawan yang menikah;
Pemberian tunjangan kesehatan mata bagi karyawan yang menggunakan kacamata;
Pemberian program travelling minimal 1 (satu) tahun sekali ke Luar Negeri atau Dalam Negeri.
•
•
•
•
•
•
Rekrutmen dan Pelatihan Karyawan
Program rekrutmen yang dilakukan oleh Perseroan adalah sebagai berikut:
No.
Level Manajemen
Penempatan
Tempat Pelaksanaan
Waktu
Pelaksanaan
1.
Sales Engineer
di Jakarta dan cabang
setiap bulan
Kantor pusat dan cabang
2.
Branch Manager
cabang di Bangka,
Bandung dan Lampung
Januari - Maret
2013
Kantor pusat dan cabang
3.
Staf Administrasi
di Jakarta dan cabang
Setiap bulan
Kantor pusat dan cabang
4.
Supervisor (Finance)
Jakarta
Februari 2013
Kantor pusat
5.
Manajer Divisi Oil &
Gas
Jakarta
Januari 2013
Kantor pusat
Program pelatihan dan pengembangan yang dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut:
Peserta
Waktu Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan
1.
No.
Coaching ”Sales Management
Process”
manajer divisi
kantor pusat
24 November 2012
Kantor pusat
2.
Coaching ”Sales Management
Process”
manajer cabang
25 November 2012
Kantor pusat
3.
Induction Training
karyawan baru
Setiap bulan
Kantor pusat
4.
Sales Hunter Training
divisi penjualan
April – Juli 2013
Kantor pusat dan
cabang
5.
Inventory Management
Staf gudang dan
akuntansi
26 -28 Maret 2013
PPM manajemen
6.
Warehouse Management
Supervisor
gudang
23 - 25 April 2013
PPM manajemen
Program
Keselamatan Pekerja
Berikut ini adalah tingkat kecelakaan kerja yang berakibat hilangnya waktu kerja, kecelakaan lingkungan,
dan kematian akibat kecelakaan kerja yang dialami oleh Perseroan untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011,
dan 2010:
76
30 April
31 Desember
2013
2012
2011
2010
Kecelakaan kerja yang berakibat hilangnya waktu kerja
-
1
-
-
Kecelakaan lingkungan
-
-
-
-
Kematian akibat kecelakaan kerja
-
-
1
-
G. Hubungan Pengurusan dan Pengawasan Antara Perseroan dengan Pemegang Saham dan Anak
Perusahaan
Berikut ini hubungan pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Pemegang Saham dan Anak
Perusahaan Perseroan:
Nama
Arita
Global
Perseroan
Arita
Engineering
Sdn. Bhd
Arita Prima
Kalbar
Dewan Komisaris
Lim Cheah Chooi
KU
-
DU
KU
Sim Yee Fuan
K
K
D
K
Ida Bagus Oka Nila
KI
-
-
-
Direksi
Low Yew Lean
DU
D
-
D
Hery Susanto
DTA
-
-
-
Adhy Ariansyah
DTA
-
-
-
Keterangan:
KU
KI
K
: Komisaris Utama
: Komisaris Independen
: Komisaris DU : Direktur Utama
DTA : Direktur (tidak terafiliasI)
D
: Direktur
H. Struktur Kepemilikan Perseroan
Sampai dengan prospektus ini diterbitkan, struktur kepemilikan Perseroan sampai dengan tingkat individu
adalah sebagai berikut:
Lim Kim Guan
Lim Cheah Chooi
8,28%
masyarakat < 5%
31,58%
100%
60,14%
Unimech Group Bhd
Low Yew Lean
100%
70%
Unimech Indonesia
Holdings Sdn. Bhd
15,00%
Low Yew Lean
18,89%
PT Arita Global
3,33%
30%
PT Hitech Prima Indonesia
85,00%
Arita Engineering Sdn.
Bhd
Lee Moi Chuan
77,78%
PT Arita Prima
Indonesia Tbk
99,00%
PT Arita Prima Kalbar
77
No.
Nama Perusahaan
Hubungan dengan Perseroan
1.
Arita Engineering Sdn, Bhd
Pemegang Saham
2.
PT Arita Global
Pemegang Saham
3.
PT Arita Prima Kalbar
Anak Perusahaan
Low Yew Lean adalah pihak individu yang menjadi pengendali Perseroan.
I. Keterangan Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum
PT Arita Global (“AG”)
AG, berkedudukan di Jakarta Utara adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Undangundang Negara Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian PT Arita Global No. 684 tanggal 21
Desember 2012, dibuat dihadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta yang telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. AHU-04148. AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 4 Februari 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan
dengan No. AHU-0007136.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 4 Februari 2013.
Sejak didirikan Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan tidak terdapat perubahan anggaran dasar AG.
AG beralamat di
Jl. Danau Sunter Utara Rukan Permai Blok C No. 8, Jakarta Utara.
Telepon: (62-21) 65307739
Faksimil : (62-21) 6517864
Kegiatan usaha AG berdasarkan Akta Pendirian adalah jasa konsultasi manajemen bisnis. Kegiatan usaha
AG yang saat ini dilakukan adalah melakukan investasi/penempatan pada anak perusahaan.
AG menjadi pemegang saham Perseroan sejak tahun 2013 dan saat ini memiliki 77,78% dari seluruh
saham yang telah ditempatkan dan disetor.
Pengurusan dan Pengawasan
Berdasarkan Akta Pendirian PT Arita Global No. 684 tanggal 21 Desember 2012, dibuat dihadapan Rudy
Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-04148. AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 4
Februari 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No. AHU-0007136.AH.01.09.Tahun 2013
tanggal 4 Februari 2013,susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi AG sampai dengan Prospektus ini
diterbitkan adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Komisaris
: Sim Yee Fuan
Direksi
Direktur
:
Low Yew Lean
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pendirian PT Arita Global No. 684 tanggal 21 Desember 2012, dibuat dihadapan Rudy
Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-04148. AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 4
Februari 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No. AHU-0007136.AH.01.09.Tahun 2013
tanggal 4 Februari 2013,struktur permodalan dan pemegang saham AG sampai dengan Prospektus ini
diterbitkan adalah sebagai berikut:
78
Nilai Nominal Rp 1.000.000,- Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Unimech Indonesia Holdings
2. PT Hitech Prima Indonesia
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
%
12.000
12.000.000.000
8.500
1.500
8.500.000.000
1.500.000.000
85
15
10.000
10.000.000.000
100
2.000
2.000.000.000
Perijinan dan Dokumen Usaha AG
1.
Surat Keterangan Domisili Perusahaan (“SKDP”)
SKDP No. 112/1.751.21/2013 tanggal 1 Februari 2013 dikeluarkan oleh Pemerintah Propinsi DKI
Jakarta, Kecamatan Tanjung Priok, Kelurahan Sunter Jaya yang menerangkan bahwa AG berdomisili
di Jl. Danau Sunter Utara Rukan Permai Blok C No. 8-9 Jakarta Utara. SKDP berlaku sampai dengan
tanggal 1 Februari 2014.
2.
Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”)
NPWP No.03.263.088.1-048.000
3.
Tanda Daftar Perusahaan (“TDP”)
TDP No. 09.01.1.70.40407, dikeluarkan Kepala Suku Dinas Koperasi, UMKM dan perdagangan Kota
Administrasi Jakarta Utara tanggal 8 Maret 2013, berlaku sampai dengan tanggal 8 Maret 2018.
Sumber Pendanaan AG untuk penyertaan modal di Perseroan adalah melalui konversi utang Perseroan.
Arita Engineering Sdn. Bhd (“AE”)
Pendirian
AE, berkedudukan di Malaysia adalah suatu perusahaan yang didirikan pada 17 September 1994
berdasarkan Undang-undang Negara Malaysia berdasarkan Memorandum Of Association of Arita
Engineering Sdn. Bhd. berdasarkan Memorandum Of Association of Arita Engineering Sdn. Bhd.
Berdasarkan Memorandum of Association maksud dan tujuan AE adalah:
- sebagai importir boiler, menyediakan dan melakukan pemasangan;
- sebagai importir dan eksportir atas seluruh barang dagangan;
- sebagai perusahaan induk yang melakukan investasi;
- melakukan bisnis perdagangan umum;
Kegiatan usaha AE yang saat ini dilakukan adalah melakukan perdagangan dan memproduksi valve, fitting
dan instrumen pendukungnya.
AE beralamat di
Malaysia, No.9 Jalan PJU 1A/18. Taman Perindustrian Jaya 47301,
Petaling Jaya – Selangor Darul Ehsan.
Telp.: +603 – 7845 1989
Faks.: +603 – 7845 1995
AE menjadi pemegang saham pendiri Perseroan sejak tahun 2000 dan saat ini memiliki 18,89% dari
seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor dalam.
79
Permodalan
Berdasarkan Notice of Resolution tertanggal 29 Desember 2006 modal AE adalah RM 4.000.000,00 terbagi
atas 4.000.000 saham biasa dengan nilai masing-masing saham adalah RM 1,00.
Berdasarkan List Of Persons holding shares in Arita Engineering Sdn Bhd tertanggal 19 Juni 2013 sampai
dengan Prospektus ini diterbitkan, pemegang saham AE adalah Unimech Group Berhad dengan kepemilkan
sebanyak 4.000.000 saham.
Pengurusan dan Pengawasan
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, susunan anggota Direksi AE terakhir berdasarkan form 49 “Return
Giving Particulars in Register of Directors Managers and Secretaries and Changes of Particulars” tertanggal
30 Oktober 2012, adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
:
Sim Yee Fuan
Dato’ Lim Cheah Choi
Lim Jun Lin
Lim Kim Guan
Tan Lai Huat
J. Keterangan Mengenai Anak Perusahaan
PT Arita Prima Kalbar (“APK”)
Pendirian dan Kegiatan Usaha
PT Arita Prima Kalbar yang berkedudukan di Kotamadya Pontianak adalah suatu perseroan terbatas yang
menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Republik Indonesia. APK didirikan berdasarkan Akta No. 1 tanggal 2 September 2009, dibuat di hadapan
Adiaty Hadi S.H., Notaris di Jakarta dengan nama PT Arita Prima Kalbar. Akta pendirian tersebut telah
memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-45607.AH.01.01 Tahun
2009, tanggal 15 September 2009, dan telah didaftarkan di dalam daftar dengan No. AHU-0061389.AH.01.09
Tahun 2009, tanggal 15 September 2009, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.
14446 tanggal 27 Agustus 2010 Tambahan No. 69. Anggaran Dasar APK terakhir kali diubah sebagaimana
tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham APK No. 17, tanggal 14 Desember
2012 dibuat di hadapan Adiaty Hadi S.H., Notaris di Jakarta sehubungan dengan perubahan nilai nominal
saham.
APK berkedudukan di Jl. Arteri Supadyo RT01 RW013 Desa Parit Baru Kubu Raya Kalimantan Barat.
Telp. dan Faks:0561-672 6696
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, APK bertujuan untuk menjalankan usaha dalam bidang
perdagangan. Kegiatan usaha yang dilakukan APK saat ini adalah perdagangan valve, fitting dan produk
terkait lainnya.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut: menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum termasuk ekspor dan impor, lokal
dan intersulair, grossier, leveransir, supplier, distributor, agen, baik untuk perhitungan sendiri maupun
perhitungan untuk pihak laindengan cara amanat atau komisi, bertindak sebagai perwakilan dari orangorang dan/atau perusahaan-perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri, untuk barang-barang
alat-alat tehnik, khususnya logam, valves, fitting, boiler.
Pengurusan dan Pengawasan
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham
APK No. 17, tanggal 14 Desember 2012 dibuat di hadapan Adiaty Hadi S.H., Notaris di Jakarta,susunan
anggota Dewan Komisaris dan Direksi APK adalah sebagai berikut:
80
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
:
Tuan Lim Cheah Chooi
Komisaris
:
Tuan Lim Jun Lin
Komisaris Independen
:
Tuan Sim Yee Fuan
Direksi
Direktur
:
Tuan Low Yew Lean
Struktur Permodalan dan Pemegang Saham
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham APK No. 17, tanggal 14 Desember
2012, dibuat dihadapan Adiaty Hadi S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham
APK sampai dengan Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp5.000,- Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
%
Modal Dasar
200.700
1.003.500.000,-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. PT Arita Prima Indonesia
2. Tuan Low Yew Lean
198.693
2.007
993.465.000,10.035.000,-
99
1
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
200.700
1.003.500.000,-
100
0
0
Saham dalam Portepel
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting APK untuk periode yang berakhir pada tanggal
30 April 2013, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010, yang
diambil dari (a) laporan keuangan APK untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Y. Santosa & Rekan dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian (b) laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian, (c) laporan keuangan tahun 2010 yang telah diaudit oleh KAP Drs. Basri Harjosumarto,
M.Si, Ak & Rekan, akuntan publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI,
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini.
Laporan Posisi Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Aset
30 April
Pada Tanggal 30 Desember
2013
2012
2011
2010
4.647
5.119
3.751
1.023
974
1.652
1.661
20
3.673
3.467
2.090
1.003
Liabilitas
Ekuitas
Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011
Jumlah aset APK pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp5.119
juta atau meningkat sebesar Rp1.368 juta atau 36,47% dari jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2011
sebesar Rp5.119 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pada aset lancar
berupa piutang dikarenakan APK baru mulai melakukan penjualan secara penuh pada tahun 2012 dimana
pada tahun 2011 APK baru melakukan penjualan sejak bulan Juli.
81
Jumlah ekuitas APK pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp3.467
juta atau meningkat sebesar Rp1.377 juta atau 65,89% dari jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2011
sebesar Rp2.090 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang cukup
signifikan.
Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010
Jumlah aset APK pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp3.751
juta atau meningkat sebesar Rp2.728 juta atau 266,67% dari jumlah aset pada tanggal 31 Desember
2010 sebesar Rp1.023 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pada aset lancar
berupa piutang dikarenakan APK baru mulai melakukan penjualan pada tahun 2011.
Jumlah liabilitas APK pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.661
juta atau meningkat sebesar Rp1.641 juta atau 8.205,00% dari jumlah aset pada tanggal 31 Desember
2010 sebesar Rp20 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pada liabilitas
jangka pendek dikarenakan APK baru mulai melakukan penjualan pada tahun 2011.
Jumlah ekuitas APK pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp2.090
juta atau meningkat sebesar Rp1.087 juta atau 108,37% dari jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp1.003 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan saldo yang cukup
signifikan.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
30 April
Pada Tanggal 31 Desember
2013
2012
2011
2010*
3.823
9.420
2.932
-
Beban Usaha
390
1.541
302
-
Laba Usaha
305
2.539
1.200
-
Laba Bersih
206
1.377
1.087
-
1.026
6.860
5.416
-
Penjualan
Laba Bersih per lembar saham
*belum melakukan penjualan
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Jumlah penjualan bersih pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar
Rp9.420 juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp6.488 juta atau sebesar 221,28% dibandingkan
dengan jumlah penjualan bersih pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu sebesar
Rp2.932 juta. Kenaikan tersebut terutama dikarenakan APK baru mulai melakukan penjualan secara penuh
pada tahun 2012 dimana pada tahun 2011 APK baru melakukan penjualan sejak bulan Juli.
Jumlah beban usaha pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar
Rp 1.541juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp1.239 juta atau sebesar 410,26% dibandingkan
dengan jumlah beban usaha pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu sebesar
Rp302 juta. Kenaikan tersebut terutama dikarenakan APK baru mulai melakukan penjualan secara penuh
pada tahun 2012 dimana pada tahun 2011 APK baru melakukan penjualan sejak bulan Juli.
Jumlah laba usaha pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp2.539
juta, yang merupakan peningkatan sebesar Rp1.339 juta atau sebesar 111,58% dibandingkan dengan
jumlah beban pokok penjualan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yaitu sebesar
Rp1.200 juta. Kenaikan tersebut terutama dikarenakan APK baru mulai melakukan penjualan secara penuh
pada tahun 2012 dimana pada tahun 2011 APK baru melakukan penjualan sejak bulan Juli.
82
K. Perjanjian Penting dengan Pihak-pihak Afiliasi
Transaksi afiliasi diartikan sebagai sebuah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan atau perusahaan
terkendali dengan afiliasi dari perusahaan atau afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau
pemegang saham utama (pemegang saham yang memiliki minimal 20% saham baik langsung maupun
tidak langsung di perusahaan) dari perusahaan. Benturan kepentingan diartikan sebagai perbedaan antara
kepentingan ekonomi perusahaan dengan kepentingan ekonomi pribadi dari anggota Direksi, anggota
Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan perusahaan.
Dengan adanya perjanjian penting dengan pihak-pihak afiliasi, hal tersebut memberikan manfaat bisnis dan
finansial kepada Perseroan, yang berdampak pada terselenggaranya kegiatan usaha serta terpenuhinya
pendanaan operasional/ modal kerja Perseroan
Perseroan dan Anak Perusahaannya memiliki transaksi dengan pihak terafiliasi tertentu antara lain sebagai
berikut:
K.1 PENUNJUKAN KEAGENAN
UNIMECH GROUP BERHAD
Surat Penunjukan tanggal 1 Januari 2012 yang diberikan Unimech Group Berhad selaku industri dan
pemegang merek dagang ARITA untuk produk valves, fittings dan control kepada Perseroan yang
mengatur:
a.Penunjukan
UNIMECH GROUP BERHAD menunjuk Perseroan selaku ekslusif distributor untuk barang
dengan merek dagang ARITA di Indonesia.
b.
Jangka waktu
Penunjukan ini diberikan sejak tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2014.
K.2 PERJANJIAN UTANG
Perjanjian dengan Unimech Engineering (M) Sdn Bhd (“Unimech”)
1. Perjanjian tertanggal 14 Januari 2013 yang dibuat antara Unimech selaku Pemberi Pinjaman
dengan Persreoan selaku Peminjam yang mengatur:
-
2.
Pemberi Pinjaman memberikan pinjaman kepada Peminjam sebesar RM 500.000 (lima ratus
ribu Ringgit Malaysia) dengan bunga sebesar 1,50% diatas Base Lending Rate, dimana Base
Lending Rate pada saat dibuatnya perjanjian adalah 6,60%.
Perjanjian tertanggal 12 Maret 2013 yang dibuat antara Unimech selaku Pemberi Pinjaman dengan
Perseroan selaku Peminjam yang mengatur:
- Pemberi Pinjaman memberikan pinjaman kepada Peminjam sebesar RM 500.000 (lima ratus
ribu Ringgit Malaysia) dengan bunga sebesar 1,50% di atas Base Lending Rate dimana Base
Lending Rate yang berlaku adalah 6,60%.
Catatan:
Dalam masing-masing Perjanjian tersebut tidak diatur mengenai: (i) tanggal jatuh tempo, (ii) hak
dan kewajiban para pihak, (iii) jaminan, (iv) ketentuan perpanjangan perjanjian, (v) pembatasanpembatasan dan ketentuan pengakhiran perjanjian.
Dengan tidak diaturnya ketentuan tersebut, maka tidak terdapat ketentuan sehubungan dengan
hal-hal tersebut, dengan demikian khusus untuk ketentuan jangka waktu; dengan tidak diatur
secara tegas jangka waktu Perjanjian, maka pihak yang memiliki tagihan (kreditur) memiliki hak
untuk sewaktu-waktu meminta dilakukan pembayaran/pelunasan dan Perseroan sebagai pihak
yang memiliki kewajiban untuk memenuhi permintaan pembayaran tersebut.
83
K.3 PERJANJIAN SEWA MENYEWA
Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 26 Maret 2013, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Perseroan (Pemberi Sewa)
PT Arita Prima Kalbar (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan bertingkat, dengan alamat Jl. Ahmad
Yani II, Kalimantan Barat
Harga Sewa
:
Rp. 50.000.000,-
Masa Sewa
:
1 April 2013 – 1 April 2014
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
L. Perjanjian-Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah mengadakan beberapa perjanjian material
dengan pihak ketiga yang memberikan manfaat bisnis, operasional, dan finansial kepada Perseroan, yang
berdampak pada dapat terselenggaranya kegiatan usaha, serta terpenuhinya pendanaan baik untuk modal
kerja maupun pembelian aset Perseroan. Perjanjian – perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut:
L.1. PENUNJUKAN KEAGENAN
1. ARI – ARMATUREN SDN BHD
Surat Penunjukan tanggal 1 Januari 2013 yang diberikan oleh ARI ARMATUREN SDN BHD kepada
Perseroan yang mengatur:
a.
b.
Penunjukan
ARI ARMATUREN SDN BHD menunjuk Persreoan selaku distributor dan stockist untuk
produk ARI – ARMATUREN di Indonesia.
Jangka waktu
Penunjukan berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2013.
2. RK Marine Valve Manufacturing
Perjanjian keagenan antara RK Marine Valve Manufacturing Co. Ltd dengan Perseroan yang
mengatur:
a. Penunjukan
RK Marine Valve Manufacturing Co. Ltd menunjuk Perseroan selaku agen tunggal di wilayah
Republik Indonesia untuk barang Marine Valves, air pipe (vent) head, strainer dan marine fitting
dengan kewajiban untuk melakukan penjualan tidak kurang dari 500.000 USD per tahun.
b. Jangka waktu
Penunjukan ini diberikan sejak tanggal 19 Juli 2013 sampai dengan tanggal 18 Juli 2018.
c. Penyelesaian sengketa
Dalam hal terdapat perselisihan, maka akan diselesaikan di Arbitrase Perdagangan Luar Negeri
di Cina.
3. KVC. Co. Ltd
Surat Distributorship Support Letter tertanggal 25 September 2013 yang menyebutkan:
KVC.CO.LTD menunjuk Perseroan sebagai agen distributor untuk produk kimia, tenaga, minyak
dan gas di wilayah Indonesia untuk produk-produk:
84
a. Ball Valves- kurang dari 55 mm (non firesafe)
b. Ball Valves-kurang dari 55 mm (firesafe)
c. Ball Valves-lebih dari 50 mm (non firesafe)
d. Ball Valves-lebih dari 50 mm (firesafe)
e. Ball Valves-lebih dari 50 mm (subsea)
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Gate Valves-kurang dari 50 mm
Gate Valves-lebih dari 50 mm
Check Valves-kurang dari 50 mm
Check Valves-lebih dari 50 mm
Check Valves-Duo Check Valves
Check Valves-Piston/Non-Slam Check Valves
Globe Valves- kurang dari 50 mm
Globe Valves- kurang lebih dari 50 mm
Butterfly Valves
Penunjukan sebagai agen distributor ini diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal
25 September 2013.
L.2. PERJANJIAN KREDIT
1. PT. Bank UOB Indonesia
Akta Perjanjian Kredit No. 25 tanggal 14 November 2011 dibuat di hadapan Sri Rahayuningsih,
S.H., Notaris di Jakarta, yang mengatur antara lain hal-hal sebagai berikut:
Para Pihak
:
a. PT. Bank UOB Indonesia selaku Bank atau Kreditur; dan
b. Perseroan selaku Debitur.
Fasilitas Kredit
:
Kreditur telah menyetujui untuk memberikan fasilitas kredit kepada Debitur
dalam bentuk Revolving Credit Facility (RCF) dengan batas maksimum USD
1.000.000 (satu juta Dollar Amerika Serikat) yang disediakan dalam jangka
waktu penarikan 6 (enam) bulan sejak penandatanganan Akta perjanjian
Tujuan Fasilitas Kredit
:
Kreditur telah menyetujui untuk memberikan fasilitas kredit kepada Debitur dalam
bentuk RCF dengan batas maksimum USD 1.000.000 (satu juta Dollar Amerika
Serikat) yang disediakan dalam jangka waktu penarikan 6 (enam) bulan sejak
penandatanganan Akta perjanjian.
Tanggal Jatuh Tempo
:
14 November 2013
Bunga
:
Fasilitas dalam US Dollar adalah mengambang sebesar 6,75% pertahun;
Fasilitas dalam Rupiah adalah mengambang sebesar 12% pertahun.
Jaminan/Agunan
:
Continuing Guarantee For Corporation yang dibuat/diberikan kemudian
sehubuangan dengan pemberian jaminan perusahaan dari UNIMECH GRUP
BERHAD
Positive Covenants
(Hal-hal Yang Wajib
Dilaksanakan Debitur)
:
a. menyerahkan kepada Kreditur surat keterangan dari Notaris mengenai
perubahan atau apapun atas anggaran dasar, susunan pengurus dan/atau
pemegang saham Debitur dalam waktu 2 (dua) hari kalender sejak terjadinya
perubahan, dan kemudian menyerahkan salinan akta Notaris berikut
bukti pelaporan/persteujuan dari instansi dalam waktu 14 (empat belas)
hari kalender atau waktu lain yang disetujui Bank untuk setiap perubahan
anggaran dasar, susunan pengurus atau pemegang saham Debitur yang
telah mendapat persetujuan tertulis dari Debitur.
85
b. Menyampaikan kepada Bank (i) Laporan keuangan Tahunan kondsolidasi
Debitur yang telah diaudit oleh KAP selambatnya 90 (sembilan puluh) hari
sejak berakhirnya tahun buku; (ii) Laporan keuangan triwulanan selambatnya
60 hari sejak tanggal laporan; (iii) Laporan-laporan lain yang diminta Bank
dari waktu ke waktu;
c. menjaga
- current asset to current liabilities minimum 1 kali
- Net debt to net worth ratio tidak melebihi 3 kali
d. menjaga agar kontrol manajemen Debitur dilakukan oleh pemegang saham
mayoritas Debitur
Pembatasan
:
Debitur wajib memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank sebelum
Debitur melakukan salah satu tindakan sebagai berikut:
a. Menjual, menghibahkan, melepaskan hak atau dengan cara apapun
menggadaikan, membebani atau dengan cara apapun melakukan tindakan
pengalihan hak atau kepentingan, membebani dengan jaminan fidusia,
membebani dengan Hak Tanggungan atau dengan cara apapun melakukan
tindakan pengikatan jaminan atau menyewakan kepada pihak ketiga harta
kekayaan Debitur.
b. Mengajukan permohoanan kepailitan atau PKPU, membubarkan atau
melakukan atau menyetujui dilakukannya penggabungan usaha, akuisisi,
peleburan atau pemisahan usaha.
c. Memberikan pinjaman kepada pihak lain, termasuk pemberian pinjaman
kepada pemegang saham, perusahaan anak dan perusahaan afiliasi kecuali
pinjaman kepada karyawan, pengusaha kecil dan koperasi yang ditentukan
oleh Pemerintah atau pinhaman yang memang biasa dan harus dilakukan
dalam tangka kegiatan operasional Debitur yang wajar.
d. Melakukan penyertaan modal, pengambilalihan saham, investasi baru
didalam perusahaan lain atau mendirikan anak perusahaan.
e. Menggadaikan saha perusahaan Debitur, atau melakukan penerbitan saham
atau efek bersifat hutang baik di dalam maupun di luar Pasar Modal.
f. Mengalihkan hak dan kewajiban berdasarkan Perjanjian Kredit kepada pihak
manapun.
g. Melakukan perubahan anggaran dasar, susunan pengurus dan/atau
pemegang saham Debitur.
h. Mengikatkan diri sebagai penjamin/penanggung kepada pihak lain manapun.
i.
Memperpanjang pinjaman dari pihak lain manapun juga.
j.
Menyatakan atau membayar deviden atau membagikan keuntungan kepada
pemegang saham Debitur selaa masih terdapat outstanding pinjaman
fasilitas kredit.
k. Melakukan perubahan apapun atas Debitur khususnya perubahan atas kepemilikannya (kecuali peruahan yang diharuskan pemerintah).
l.
Mendapat kredit/pinjaman baru dari bank lain.
m. pengalihan aset tidak lancar yang bersifat material dari total aset tidak lancar
Debitur.
Domisili Hukum
:
Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Catatan
:
Berdasarkan Surat PT Bank UOB Indonesia (“Bank”) No. 13/CPB/0155 tanggal
27 Juni 2013 kepada Perseroan; Bank memberikan persetujuan kepada
Perseroan atas :
a.
rencana IPO Perseroan atas rencana IPO; dan
b. pengesampingan ketentuan pembatasan pada pasal 14 butir 7, 10, 11 dan 15
sehubungan dengan pembayaran dividen dan pembatasan atas perubahan
susunan pemegang saham. Namun Perseroan tetap memiliki kewajiban
untuk melakukan pemberitahuan secara tertulis dalam hal terjadi perubahan
pemegang saham yang bersifat material.
86
2. AmBank (M) Berhad Perjanjian Fasilitas (Facility Agreement) tertanggal 14 September 2012, yang mengatur antara
lain hal-hal sebagai berikut:
Para Pihak
:
a. AmBank (M) Berhad selaku Bank atau Kreditur; dan
b. Perseroan selaku Debitur.
Fasilitas Kredit
:
Kreditur telah menyetujui untuk memberikan fasilitas kredit kepada Debitur
dalam bentuk fasilitas Revolving credit (“RC”) dengan batas tidak melebihi USD
2,000,000 (dua juta Dollar Amerika Serikat);
Tenor
:
1, 2, 3 atau 6 bulan atau sampai dengan jatuh tempo. Pembayaran dibayarkan
secara keseluruhan pada masa tenor yang dapat dipilih kecuali diperpanjang
berdasarkan keputusan dari Bank.
Catatan:
Jangka waktu hingga 30 Desember 2013
Tujuan Fasilitas Kredit
:
Membiayai modal kerja.
Bunga
:
2,50% per tahun diatas USD Cost Of Fund (“UCOF”) yang berlaku di Bank
Jaminan
:
Jaminan Perusahaan (Corporate Guarantee) yang diberikan UNIMECH GRUP
BERHAD.
Jaminan Perusahaan tersebut diberikan berdasarkan Guarantee and Indemnity
Agreement tanggal 14 September 2013
Positive Covenants
(Hal-hal Yang Wajib
Dilaksanakan Debitur)
:
a. Perseroan berkewajiban untuk memberitahukan kepada Bank mengenai
rencana investasi dikemudian hari selain dari investasi yang telah
disampaikan kepada Bank.
b. Menyampaikan kepada Bank (i) dalam waktu 180 (seratus delapan puluh
hari) Laporan Keuangan Tahunan kondsolidasi Debitur yang telah diaudit
oleh Auditor Independen; (ii) dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak
berakhirnya laporan tengah tahunan buku;
Pembatasan
:
Debitur wajib memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank sebelum
Debitur melakukan salah satu tindakan sebagai berikut:
a. membuat hutang baru kecuali memperoleh pinjaman tanpa jaminan, pinjaman
untuk kegiatan usaha normal Perseroan, dan dengan syarat dan ketentuan
yang umum berlaku.
b. melakukan perubahan atas anggaran dasar atau mengubah tahun buku
Perseroan;
c. Melakukan perubahan atas nature kegiatan usaha Perseroan.
d. Melakukan investasi yang tidak sejalan dengan kegiatan usaha yang
dijalankan oleh Persreoan saat ini dan memiliki dampak buruk atas kegiatan
usaha Perseroan dikemudian hari.
e. Menurunkan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor Perseroan.
f. Memberikan pinjaman kepada Direksi, Pemegang saham dan anak
perusahaan kecuali yang sejalan dengan kegiatan usaha sehari-hari
Perseroan dan dengan menggunakan syarat dan ketentuan yang umum
berlaku secara wajar.
g. Membayarkan deviden atau bonus.
h. Mengubah kepemilikan saham Perseroan, susunan Direksi dan Dewan
Komisaris.
i.
Melakukan pembayaran kewajiban atau hutang lain dalam kondisi terdapat
kewajiban Perseroan lain yang telah jatuh tempo dan belum dibayar.
j.
Melakukan merger, konsolidasi dan reorganisasi.
Hukum Yang Belaku
:
Perjanjian ini tunduk pada hukum Negara Malaysia
Domisili Hukum
:
Pengadilan di Malaysia
Catatan
:
Berdasarkan Surat AmBank (M) Berhad kepada Perseroan dengan No.
1100005700801 tanggal 18 April 2013; AmBank (M) Berhad telah menyetujui
rencana:
87
a. perubahan anggaran dasar Perseroan guna menyesuaikan dengan peraturan
BAPEPAM-LK No. IX.J.1.
b. perubahan nilai nominal menjadi Rp. 100,c. perubahan nama menjadi PT Arita Prima Indonesia Tbk
d. peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan
dengan cara kapitalisasi laba ditahan berdasarkan laporan keuangan
Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013;
e. perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, khususnya
dengan penambahan jabatan Direktur Tidak Terafilisi serta Komisaris
Independen sesuai dengan ketentuan dibidang pasar modal;
f.
perubahan susunan pemegang saham Perseroan sehubungan dengan
rencana IPO Perseroan yaitu dengan masuknya pemegang saham publik;
g. AmBank (M) Berhad menyetujui untuk mengesampingkan pembatasan:
(i) sehubungan dengan pembagian deviden (termasuk pembagian kepada
pemegang saham publik) dan (ii) perubahan pemegang saham Perseroan.
3.
PT Bank Permata Tbk
Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan (Ketentuan Khusus) No. 80 tanggal 25 April
2013 dibuat di hadapan Ienggraini Yamin, S.H., Notaris di Jakarta, yang mengatur antara lain
hal-hal sebagai berikut:
Para Pihak
:
a. PT. Bank UOB Indonesia selaku Bank atau Kreditur; dan
b. Perseroan selaku Debitur.
Kreditur menyetujui untuk memberikan fasilitas kredit kepada Debitur dalam
bentuk:
a. Fasilitas Overdraft dalam mata uang Rupiah dengan batas tidak melebihi
Rp.15.000.000.000 untuk jangka waktu fasilitas yang dimulai sejak
tanggal 25 April 2013 – tanggal 25 April 2014 yang dipergunakan untuk
modal kerja
b. Fasilitas Revolving dalam mata uang Rupiah dengan pagu kredit Rp.
19.500.000.000,- untuk jangka waktu fasilitas yang dimulai sejak 25 April
2013 – 25 April 2014 yang dipergunakan untuk modal kerja;
c. Fasilitas Term Loan 1 dalam mata uang Rupiah dengan pagu kredit
sebesar Rp. 1.406.591.685,- untuk jangka waktu fasilitas yang dimulai
sejak tanggal 25 April 2013 – 25 April 2014 dipergunakan untuk Investasi.
d. Fasilitas Term Loan 2 dalam mata uang Rupiah dengan pagu fasilitas
kredit sebesar Rp. 1.028.458.755,- untuk jangka waktu fasilitas sejak
tanggal 25 April 2013 – 12 Juli 2019 dengan tujuan adalah untuk investasi;
e. Fasilitas Term Loan 3 dalam mata uang Rupiah dengan pagu fasilitas
sebesar Rp. 2.330.651.058,- untuk jangka waktu fasilitas sejak tanggal
24 April 2013 – 16 Februari 2019 dengan tujuan adalah untuk investasi;
f. Fasilitas Term Loan 4 dalam mata uang Rupiah dengan pagu kredit
sebesar Rp. 2.935.442.290,- untuk jangka waktu sejak tanggal 25 April
2013 – 18 September 2022 dengan tujuan adalah untuk investasi
g. Fasilitas Term Loan 5 dalam mata uang Rupiah dengan pagu fasilitas
sebesar Rp. 992.673.611,- untuk jangka waktu fasilitas yang dimuai sejak
tanggal 25 April 2013 – 5 April 2018 dengan tujuan fasilitas adalah untuk
investasi.
h. Fasilitas Term Loan 6 SME Mortgage dalam mata uang Rupiah dengan
pagu fasilitas sebesar Rp. 7.200.000.000,- untuk jangka waktu fasilitas
sejak tanggal 30 April 2013 – 30 April 2023 dengan tujuan fasilitas adalah
untuk Investasi.
Bunga
:
Bunga yang dikenakan atas seluruh fasilitas yang diberikan adalah sebesar
10 %, dimana bunga tersebut dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan
ketetapan Bank dan perubahan dapat dilakukan tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada Debitur dan perubahan tersebut mengikat Debitur.
88
Jaminan
:
Debitur dengan ini memberikan kepada Bank jaminan berupa 20 (dua puluh)
bidang tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atas nama
Debitur:
a. No. 1147/Air Hitam, seluas 172m2
b. No. 1148/Air Hitam, seluas 142m2
c. No. 751/KDM, seluas 80m2
d. No. 429/Segaramakmur, seluas 600m2
e. No. 935/Segaramakmur, seluas 600m2
f. No. 474/Segaramakmur, seluas 219m2
g. No. 936/segaramakmur, seluas 381m2
h. No. 478/Segaramakmur, seluas 600m2
i. No. 984/Segaramakmur, seluas 208m2
j. No. 477/Segaramakmur, seluas 392m2
k. No. 8126/Sunter Agung, seluas 99m2
l. No. 58/Pulo Brayan Bengkel Baru, seluas 104m2
m. No. 6303/Sako, seluas 108m2
n. No. 1076/Sungai Braya, seluas 223m2
o. No. 751/Kdm, seluas 80m2
p. No. 717/Tanjung Baru, seluas 39m2
q. No. 20626/Parang Loe, seluas 521m2
r. No. 20625/Parang Loe, seluas 73m2
s. No. 428/SegaraMakmur, seluas 540m2
t. No. 419/Segara Makmur, seluas 60m2
Jaminan berupa 3 (tiga) bidang tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan
(SHGB) atas nama PT Niak Perkasa Prima:
a. No. 8116/Sunter Agung, seluas 61m2
b. No. 10.995/Sunter Agung, seluas 12 m2
c. No. 8125/Sunter Agung, seluas 99m2
Corporate Guarantee dari Unimech Engineering Sdn Bhd.
Pembatasan
:
Tanpa persetujuan dari Bank, Debitur tidak diperkenankan untuk:
a.membagikan deviden sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar
Rupiah);
b.mengganti pemegang saham dan manajemen
c.mendapatkan loan dari pihak kegita sampai dengan Rp. 1.000.000.000,(satu miliar Rupiah)
d.melunasi hutang pemegang saham dan PT Unimech Engineering Sdn Bhd
(subordination loan)
e.bertindak selaku penjamin terhadap hutang pihak lain kecuali hutang
dagang yang dibuat dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari
f.mengubah sifat dan kegiatan usaha yang sedang di jalankan atau
melakukan kegiatan usaha diluar kegiatan usaha sehari-hari
g.menjaminkan,mengalihkan dan menyewakan, menyerahkan kepada pihak
lain atas barang jaminan
h.memberikan pinjaman berupa fasilitas keuangan kepada pihak lain kecuali
pinjaman dalam jangka pendek dan dalam rangka menunjang kegiatan
usaha sehari-hari
i. melakukan investasi yang berpengaruh terhadap kemam puan membayar
Debitur kepada Bank
j. melakukan tindakan lainnya yang dapat menyebabkan atau terganggunya
kewajiban pembayaran seluruh kewajiban yang terhutang kepada Bank
k.melakukan pembubaran, penggabungan usaha/merger dan/atau
peleburan/konsolidasi dengan perusahaan lain atau memperoleh sebagian
besar dari aset atau saham dari perusahaan lain atau bentuk perubahan
usaha lain
89
Catatan
: Berdasarkan Surat PT Bank Permata Tbk (“Bank”) kepada
Perseroan tertanggal 22 Juli 2013 diterangkan:
a. Bank menyetujui perubahan status Perseroan menjadi
perseroan terbuka (Tbk/publik company)
b. Menyetujui perubahan struktur permodalan Perseroan
dengan masuknya pemegang saham masyarakat/
publik melalui IPO
c. Melakukan perubahan susunan anggota Direksi dan
Dewan Komisaris
Selain persetujuan diatas, dalam Surat tersebut Bank
juga memberikan persetujuan untuk mencabut atau
memberikan pengesampingan/waiver atas:
a.pembagian deviden kepada pemegang saham
Perseroan
b. perubahan susunan pemegang saham Perseroan.
4. PT Bank Index Selindo
Akta Perubahan Pengakuan Hutang No. 82 tanggal 19 Desember 2013 dibuat di
hadapan Fifi Wangsadiputra, S.H., Notaris di Jakarta, yang mengatur antara lain halhal sebagai berikut:
Para Pihak
Fasilitas Kredit dan Jangka Waktu
Fasilitas
: a. PT Bank Index Selindo selaku Bank atau Kreditur; dan
b. Perseroan selaku Debitur.
: Kreditur menyetujui untuk memberikan fasilitas kredit kepada Debitur dalam bentuk:
a.Fasilitas Term Loan I sejumlah Rp. 1.040.000.000,- (satu
miliar empat puluh juta Rupiah)
b.Fasilitas Term Loan II sejumlah Rp. 1.800.000.000,(satu miliar delapan ratus juta Rupiah)
c.Fasilitas Term Loan III sejumlah Rp. 2.860.000.000,(dua miliar delapan ratus enam puluh juta Rupiah)
d.Fasilitas Term Loan IV sejumlah Rp. 1.200.000.000,(satu miliar dua ratus juta Rupiah
e.Fasilitas Term Loan V sejumlah Rp. 4.000.000.000,(empat miliar Rupiah) dengan jangka waktu 10 tahun
f. Fasilitas Pinjaman Rekening Koran sejumlah Rp.
4.000.000.000,- (empat miliar Rupiah)
g. Demand Loan sejumlah Rp. 6.000.000.000,- (enam
miliar Rupiah)
Berdasarkan Surat PT Bank Index Selindo kepada
Perseroan dengan No. 728/LA/BIS/IV/2013 tanggal 25 April
2013 perihal Pelunasan Kredit, dijelaskan bahwa dengan
dilakukannya take over pinjaman ke PT Bank Permata Tbk,
maka fasilitas pinjaman Perseroan dengan fasilitas dibawah
ini telah lunas:
a.Fasilitas Term Loan I sejumlah Rp. 1.040.000.000,- (satu
miliar empat puluh juta Rupiah)
b.Fasilitas Term Loan II sejumlah Rp. 1.800.000.000,(satu miliar delapan ratus juta Rupiah)
c.Fasilitas Term Loan III sejumlah Rp. 2.860.000.000,(dua miliar delapan ratus enam puluh juta Rupiah)
d. Fasilitas Term Loan IV sejumlah Rp. 1.200.000.000,(satu miliar dua ratus juta Rupiah
e. Fasilitas Pinjaman Rekening Koran sejumlah Rp.
4.000.000.000,- (empat miliar Rupiah)
f. Demand Loan sejumlah Rp. 6.000.000.000,- (enam miliar Rupiah)
90
Bunga
:
Bunga Term Loan V adalah sebesar 11% per tahun
besarnya suku bunga tersebut dapat berubah sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan Bank.
Jaminan
:
Jaminan yang akan diberikan adalah tanah yang dimiliki
Perseroan berdasarkan Akta Jual Beli No. 29 dan 30
keduanya tanggal 23 Januari 2013, dibuat dihadapan Tri
Akhsanul Iman, S.H., Notaris dan Pejabat Pembuat Akta
Tanah di Bekasi.
Kewajiban
:
Debitur wajib:
a. memberitahukan kepada Bank apabila ada permohonan
pernyataan peilit yang diajukan krediturnya atau
pihak lain ke Pengadilan Niaga selambatnya 3 (tiga)
hari sejak Debitur mengetahui adanya permohonan
tersebut.
b. Tanpa persetujuan tertulis Perseroan dilarang
mengajukan permohonan pailit untuk menyatakan
pailit atas Debitur sendiri.
c. Menyerahkan laporan keuangan yang diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik paling lambat 6 (enam) bulan
sejak ditutupnya tahun buku Debitur.
Penyelesaian sengketa
:
Kantor Pengadilan Negeri Bekasi.
L.3. PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR
1. Perjanjian Kredit , tertanggal 20 Desember 2012, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
PT. Bank CIMB NiagaTbk. (Kreditur)
Perseroan (Debitur)
No. Perjanjian
:
001/PK/908/01/2013
Jenis Kredit
:
Kredit Serbaguna/Kredit Mobil Baru/Bekas
Besar Fasilitas Kredit
:
Rp 114.450.000
Jumlah Angsuran
:
35 kali
Besar Anggsuran Perbulan
:
Rp 3.656.042,-
Jaminan
:
Daihatsu Xenia Tahun 2012 atas nama Perseroan no. Rangka:
MHKV1BA2JDJ001424, No. Mesin: MA 39801
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
2. Perjanjian Kredit , tertanggal 21 Januari 2012, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
PT. Bank CIMB NiagaTbk. (Kreditur)
Para Pihak
:
No. Perjanjian
:
003/PK/908/1/01/2013
Jenis Kredit
:
Kredit Serbaguna/Kredit Mobil Baru/Bekas
Besar Fasilitas Kredit
:
Rp 110.390.000
Jumlah Angsuran
:
35 kali
Besar Anggsuran Perbulan
:
Rp 3.526.347,-
Jaminan
:
Daihatsu Xenia Tahun 2012 atas nama Perseroan no. Rangka:
MHKV1BA2JDJ001869, No. Mesin: MA 59242
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Perseroan (Debitur)
91
3. Perjanjian Kredit , tertanggal 21 Januari 2012, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
PT. Bank CIMB NiagaTbk. (Kreditur)
No. Perjanjian
:
002/PK/908/1/01/2013
Jenis Kredit
:
Kredit Serbaguna/Kredit Mobil Baru/Bekas
Perseroan (Debitur)
Besar Fasilitas Kredit
:
Rp 110.390.000
Jumlah Angsuran
:
35 kali
Besar Anggsuran Perbulan
:
Rp 3.526.347,-
Jaminan
:
Daihatsu Xenia Tahun 2012 atas nama Perseroan no. Rangka:
MHKV1BA2JDJ001656, No. Mesin: MA 59242
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
4. Perjanjian Kredit, tertanggal 28 Januari 2012, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
PT. Bank CIMB NiagaTbk. (Kreditur)
Perseroan (Debitur)
No. Perjanjian
:
006/PK/908/1/01/2013
Jenis Kredit
:
Kredit Serbaguna/Kredit Mobil Baru/Bekas
Besar Fasilitas Kredit
:
Rp 110.390.000
Jumlah Angsuran
:
31 kali
Besar Anggsuran Perbulan
:
Rp 3.526.347,-
Jaminan
:
Daihatsu Xenia Tahun 2012 atas nama Perseroan no. Rangka:
MHKV1BA2JDJ002010, No. Mesin: MA 63233
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
L.4. PERJANJIAN PEMBIAYAAN
1. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
: Kreditur : PT. Astrido Finance
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
: 10 September 2012
No. Perjanjian
: 12050327/C/APF/IX/2012
Objek Perjanjian
: Toyota Rush S M/T/Silver Metalik/2012 No Polisi: B 1665 UOX
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
: Hutang Pokok: 166.856.100
Bunga: 30.045.900
Jumlah Hutang Keseluruhan : 196.902.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
: Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 3
Mulai tanggal: 3 September 2012
Besarnya tiap angsuran: Rp 5.469.500,-
92
2. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
Kreditur: PT. Toyota Astra Financial Services
:
Debitur: Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
11 Februari 2011
No. Perjanjian
:
0000374207
Objek Perjanjian
:
Toyota Avanza F61 G M/T10/2011 No. Polisi: B 1056 UKO
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 119.332.500,Bunga: 21.139.750,Jumlah Hutang Keseluruhan: 140.472.000,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
Jangka Waktu: 35 bulan sejak fasilitas dicairkan
:
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.902.000,-
3. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur: PT. Toyota Astra Financial Services
Debitur: PT. Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
25 September 2012
No. Perjanjian
:
0000288223
Objek Perjanjian
:
Toyota Avanza F52 V M/T/Biru Tua Metalik/2012
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 144.884.580
Bunga: 21.759.440
Jumlah Hutang Keseluruhan: 166.644.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 35 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Mulai tanggal: 3 September 2012
Besarnya tiap angsuran: Rp 4.629.000,-
4. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur: PT. Toyota Astra Financial Services
Debitur: Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
26 Oktober 2010
No. Perjanjian
:
0000288223
Objek Perjanjian
:
Toyota Avanza F61 G M/T 10/Silver Metalik/2010 No Polisi: B
1704
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 114.911.297
Bunga: 21.060.703
Jumlah Hutang Keseluruhan: 135.972.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 35 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.777.000,-
93
5. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur: PT. Dipo Star Finance
Debitur: PT. Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
7 Maret 2013
No. Perjanjian
:
0032550/1/01/03/2013
Objek Perjanjian
:
Mitsubishi L200 Strada E-2 Double Cab CR-GLS Triton 2012
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Jumlah Hutang Keseluruhan: 290.833.200,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 25
Mulai tanggal: 25 April 2013
Besarnya tiap angsuran: Rp 8.078.700,-
6. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur : PT. Dipo Star Finance
Tanggal Perjanjian
:
6 Februari 2013
No. Perjanjian
:
0032383/1/01/02/2013
Debitur : Perseroan
Objek Perjanjian
:
Mitsubishi Colt Diesel 71/2013
Jumlah Keseluruhan Fasilitas Pembiayaan
:
JumlahHutang Keseluruhan : 183.121.000,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 5
Mulai tanggal: 5 Mei 2013
Besarnya tiap angsuran: Rp 5.086.700,-
7. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur : PT. Dipo Star Finance
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
30 Oktober 2012
No. Perjanjian
:
0031904/1/01/10/2012
Objek Perjanjian
:
Mitsubishi Colt Diesel FE 71/2012
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Jumlah Hutang Keseluruhan : 183.121.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 14
Mulai tanggal: 14 Desember 2012
Besarnya tiap angsuran: Rp 5.086.700,-
94
8. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur : PT. Dipo Star Finance
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
19 Maret 2012
No. Perjanjian
:
0030635/1/01/03/2012
Objek Perjanjian
:
Mitsubishi Forklift FD30ND-3FP43-PS/2012
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Jumlah Hutang Keseluruhan : 311.418.000,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 27
Mulai tanggal: 27 April 2012
Besarnya tiap angsuran: Rp 8.650.500,-
9. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
Kreditur : PT. Astrido Finance
:
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
10 September 2012
No. Perjanjian
:
12050327/C/APF/IX/2012
Objek Perjanjian
:
Toyota Rush S M/T/Silver Metalik/2012 No Polisi: B 1665 UOX
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 166.856.100
Bunga: 30.045.900
Jumlah Hutang Keseluruhan : 196.902.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
:
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 3
Mulai tanggal: 3 September 2012
Besarnya tiap angsuran: Rp 5.469.500,-
10. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur : PT. Dipo Star Finance
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
06 Maret 2012
No. Perjanjian
:
0030534/1/01/03/2012
Objek Perjanjian
:
Mitsubishi Colt L300 Diesel E-2 PU STD/2011
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Jumlah Hutang Keseluruhan : 138.726.000,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 20
Mulai tanggal: 20 Mei 2012
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.856.600,-
95
11. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur : PT. Dipo Star Finance
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
21 Februari 2012
No. Perjanjian
:
0030429/1/01/02/2012
Objek Perjanjian
:
Mitsubishi Colt L300 Diesel E-2 PU STD/2011
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Jumlah Hutang Keseluruhan : 138.726.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 20
Mulai tanggal: 20 Mei 2012
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.853.500,-
12. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur : PT. Toyota Astra Financial Services
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
28 Agustus 2010
No. Perjanjian
:
029665-10
Objek Perjanjian
:
Toyota Avanza F61 G M/T10/2010, No. Polisi: B 1433 UKE
Jumlah Keseluruhan Fasilitas Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 114.911.297,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Bunga: 21.060.703
Jumlah Hutang Keseluruhan : 135.972.000
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 28
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.777.000,-
13. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur : PT. Toyota Astra Financial
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
18 Agustus 2011
No. Perjanjian
:
025427-11
Objek Perjanjian
:
Toyota/Avanza/F 61 G M/T10/2011, Nomor Polisi: B 1784 UKY
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 18.968.395
Bunga: 20.531.605
Jumlah Hutang Keseluruhan : 139.500.000,-
Jangka Waktu dan Pengembalian :
Hutang
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.875.000,-
96
14. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
Kreditur : PT. Toyota Astra Financial Services
:
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
23 Juli 2011
No. Perjanjian
:
025426-11
Objek Perjanjian
:
Toyota Avanza F61 G M/T10/2011
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 119.527.345
Bunga: 20.620.655
Jumlah Hutang Keseluruhan : 140.148.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
Jangka Waktu: 35 bulan sejak fasilitas dicairkan
:
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 23
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.893.000,-
15. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Kreditur : PT. Toyota Astra Financial Services
Para Pihak
:
Tanggal Perjanjian
:
18 Agustus 2011
No. Perjanjian
:
025425-11
Objek Perjanjian
:
Toyota Avanza F61 G M/T/2010/Silver Metalik, No Polisi: B
1056 UKO
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 118.968.395,-
Debitur : Perseroan
Bunga: 20.531.605,Jumlah Hutang Keseluruhan : 139.500.000,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 35 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.875.000,-
16. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur : PT. Toyota Astra Financial Services
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
29 April 2011
No. Perjanjian
:
0165560-11
Objek Perjanjian
:
Toyota Avanza F61 G/M/T/2011
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 118.679.145
Bunga: 21.036.655
Jumlah Hutang Keseluruhan : 139.716.000,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 35 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 29
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.881.000,-
97
17.Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Kreditur : PT. Dipo Star Finance
Debitur : Perseroan
Tanggal Perjanjian
:
21 November 2011
No. Perjanjian
:
0006046/1/08/11/2011
Objek Perjanjian
:
Mitsubishi Colt Diesel FE 71.2011 No Polisi: B 9658 UCE
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Jumlah Hutang Keseluruhan : Rp 206.766.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 36 bulan sejak fasilitas dicairkan
Setiap tanggal: 16
Mulai tanggal: 16 Januari 2012
Besarnya tiap angsuran: Rp 5.743.500,-
18. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Kreditur : PT. Toyota Astra Financial Services
Para Pihak
:
Tanggal Perjanjian
:
31 Januari 2012
No. Perjanjian
:
002217-12
Objek Perjanjian
:
Toyota Innova 2.5 Diesel/2012, Abu-abu metalik
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 205.473.140,-
Debitur : Perseroan
Bunga: 33.926.860,Jumlah Hutang Keseluruhan : 239.400.000,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 35 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 31
Besarnya tiap angsuran: Rp 6.650.000,-
19. Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
: Kreditur : PT. Toyota Astra Financial Services
Tanggal Perjanjian
: 26 Februari 2011
No. Perjanjian
: 002766-11
Objek Perjanjian
: Toyota/Avanza/F61 G M/T/10
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
: Hutang Pokok: 116.945.200
Debitur : Perseroan
Bunga: 20.718.000
Jumlah Hutang Keseluruhan : 137.664.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
: Jangka Waktu: 35 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Setiap tanggal: 26
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.824.000,-
98
20.Perjanjian Pembiayaan Leasing, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Kreditur : PT. Dipo Star Finance
Para Pihak
:
Tanggal Perjanjian
:
2 April 2012
No. Perjanjian
:
0001102/1/24/04/2012
Objek Perjanjian
:
Mitsubishi- L200 Strada/2011
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Jumlah Hutang Keseluruhan : 355.737.600,-
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Debitur : Perseroan
Setiap tanggal: 5
Besarnya tiap angsuran: Rp 9.881.600,-
21. Perjanjian Pembiayaan Fidusia, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Kreditur : PT. Astra Sedaya Finance
Para Pihak
:
Tanggal Perjanjian
:
12 November 2012
No. Perjanjian
:
01.100.106.00.237273.0
Objek Perjanjian
:
Isuzu Panther E2 PU Lowdeck/2012
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 99.750.000
Debitur : Perseroan
Bunga: 21.570.000
Jumlah Hutang Keseluruhan : 121.320.000
Jangka Waktu dan Pengembalian
Hutang
:
Jangka Waktu: 35 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 36 kali angsuran
Mulai bulan: 12 November 2012
Besarnya tiap angsuran: Rp 3.370.000,-
22. Perjanjian Pembiayaan Fidusia, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Kreditur : PT. Astra Sedaya Finance
Para Pihak
:
Tanggal Perjanjian
:
11 Juni 2012
No. Perjanjian
:
01.600.802.00.113937.4
Objek Perjanjian
:
Toyota New Avanza 1.3/2011
Jumlah Keseluruhan Fasilitas
Pembiayaan
:
Hutang Pokok: 134.260.000,-
Debitur : Perseroan
Bunga: 15.308.000
Jumlah Hutang Keseluruhan : 149.568.000
Jangka Waktu dan Pengembalian :
Hutang
Jangka Waktu: 23 bulan sejak fasilitas dicairkan
Dibayar dalam: 24 kali angsuran
Besarnya tiap angsuran: Rp 6.232.000,-
99
L.5. Perjanjian Sewa Menyewa
1. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 5 Maret 2013, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
PT. Arita Prima Teknindo (Pemberi Sewa)
:
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan bertingkat, dengan alamat Komplek Pertokoan
Rungkut Megah Raya Blok E No. 27 Jalan Kali Rungkut, Surabaya
Harga Sewa
:
Rp. 50.000.000,-
Masa Sewa
:
5 Maret 2013 – 5 Maret 2014
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
2. Perjanjian Sewa Ruko, tertanggal 3 Januari 2012, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Joko Yanto (Pemberi Sewa)
Perseroan(Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Sewa Ruko di Jl. Brigjen Katamso, Jambi Timur, Kotamadya Jambi
Harga Sewa
:
Tidak disebutkan
Masa Sewa
:
1 Februari 2012 sampai dengan 31 Januari 2014
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
3. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 19 November 2012, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
Ny. Suherawati (Pemberi Sewa)
:
Perseroan(Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit rumah, terletak di Cilegon
Harga Sewa
:
Rp. 15.000.000,-
Masa Sewa
:
15 Desember 2012 – 15 Desember 2013
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
4. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 24 Oktober 2011, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Ir. H. Subhi Mansyur (Pemberi Sewa)
Perseroan(Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit ruko, terletak di Jl. Kapten Pierre Tendean No. 3, Ruko Sukma, Kel. Masigit, Kec. Jombang, Cilegon, Banten
Harga Sewa
:
Rp. 40.000.000,-
Masa Sewa
:
24 Oktober 2011 – 24 Oktober 2013
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
100
5. Akta Perjanjian Sewa Menyewa No. 01, tertanggal 2 Maret 2012, dibuat dihadapan Suparno, notaris di Bogor, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Ny. Tjen Mie Lan (Pemberi Sewa)
Para Pihak
:
Obyek Perjanjian
:
Satu unit ruko 4 (empat lantai), terletak di Jl. Buni No. 48 A, RT 010/
RW 03, Mangga Besar , Taman Sari, Jakarta Barat
Harga Sewa
:
Rp. 80.000.000,-
Masa Sewa
:
1 Maret 2012 – 1 Maret 2014
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Perseroan (Penyewa)
6.
Akta Perjanjian Sewa Menyewa No. 87, tertanggal 29 November 2011, dibuat dihadapan Sri
Magdawati, notaris di Jakarta, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
Nn. Agnes Vindy Andini (Pemberi Sewa)
:
Perseroan (Penyewa)
7.
Obyek Perjanjian
:
Satu unit rumah tinggal, luas 59m2, terletak di atas tanah SHM No. 8488/
Adiarsa, seluas 85 M2, terletak di desa Adiarsa, Kabupaten Karawang, Propinsi
Jawa Barat.
Harga Sewa
:
Rp. 25.000.000,-
Masa Sewa
:
1 Desember 2011 – 1 Desember 2013
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 18 Oktober 2012, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Nelly Pusmauli (Pemberi Sewa)
Perseroan (Penyewa)
8.
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan tipe 88, terletak di Cluster Karawang Village Kav. 79
Blok V.1, terletak di atas tanah HGB seluas 88 M2, terletak di desa Sukaluyu,
Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat.
Harga Sewa
:
Rp. 60.500.00,-
Masa Sewa
:
22 Oktober 2012– 22 Oktober 2014
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Akta Perjanjian Sewa Menyewa No. 19, tertanggal 15 Februari 2013, dibuat dihadapan Dewi
Kusuma, S.H., Notaris di Jakarta, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Tn. Agus Setiawan (Pemberi Sewa)
Para Pihak
:
Obyek Perjanjian
:
Satu unit ruko, di atas tanah bekas HGB No. 442/Tamanwinangun seluas 90
M2, terletak di Kompleks Pertokoan Jurnatan Blok A 7, Semarang
Harga Sewa
:
Rp. 90.000.000,-
Masa Sewa
:
15 Maret 2013 – 15 Maret 2015
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Perseroan (Penyewa)
101
9. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 16 Februari 2013, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
Masriana (Pemberi Sewa)
:
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
Satu unit rumah seluas 150 M2, di atas tanah HGB
No. 350, terletak di Jl. Durian III, Komplek Berau Indah Blok C8 No.
06, Berau, Kalimantan Timur
:
Harga Sewa
:
Rp. 70.000.000,-
Masa Sewa
:
22 Februari 2012 – 27 Februari 2015
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
10. Akta Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 29 Februari 2012, dibuat dihadapan Wenny Herlianty,
notaris di Kabupaten Banjar, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Tn. Ruddy Haryanto (Pemberi Sewa)
Perseroan(Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan ruko, terletak di atas tanah HM 04475/Landasan
Ulin, terletak di Jl. Ahmad Yani KM 23,500, Banjarbaru, Kalimantan
Selatan.
Harga Sewa
:
Rp. 120.000.000,-
Masa Sewa
:
1 Maret 2012 – 1 Maret 2015
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
11. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 9 November 2012, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Tn Wahyudianto (Pemberi Sewa)
Para Pihak
:
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan ruko, terletak di Jalan Ruhui Rahayu 2 No.
112, RT 98 Sepinggan
Harga Sewa
:
Rp. 80.000.000,-
Masa Sewa
:
1 November 2012– 1 November 2014
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Perseroan(Penyewa)
12. Akta Perjanjian Sewa Menyewa No. 1, tertanggal 5 Maret 2012, dibuat dihadapan Haryanti,
notaris di Padang, Sumatara Barat, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Tn. Tatang Surya (Pemberi Sewa)
Perseroan(Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan ruko, terletak di atas tanah HM 668/Padang
Pasir seluas 152 M2, terletak di Jl. Veteran No. 22 C Kota Padang,
Sumatera Barat
Harga Sewa
:
Rp. 70.000.000,-
Masa Sewa
:
5 Februari 2012 – 5 Februari 2014
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
102
13. Perjanjian Sewa Ruko, tertanggal 20 September 2012, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Supradi Rustam (Pemberi Sewa)
Para Pihak
:
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan ruko, terletak di Jl. Koba No. 637, Pangkalan
Baru, Pangkalpinang
Harga Sewa
:
Rp. 35.000.000,-
Masa Sewa
:
1 Oktober 2012 – 1 Oktober 2013
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Perseroan (Penyewa)
14. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 26 April 2013, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Ny. Lenny (Pemberi Sewa)
Para Pihak
:
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan bertingkat, terletak di Jl. Rajawali, Kelurahan
Kampung Melayu, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru
Harga Sewa
:
Rp. 75.000.000,-
Masa Sewa
:
26 April 2013 – 1 Februari 2015
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Perseroan (Penyewa)
15. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 18 April 2013, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Ny. Samsinar (Pemberi Sewa)
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan bertingkat, dengan alamat Ruko Graha
Cibinong Blok H-12 Cibinong
Harga Sewa
:
Rp. 33.000.000,-
Masa Sewa
:
22 April 2013 – 22 April 2014
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
16. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 10 Mei 2013, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Ny. Lilyana Apong Gunawan (Pemberi Sewa)
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan bertingkat, dengan alamat Jl. Terusan Buah
Batu, Kompleks Buah Batu Commercial No. 7
Harga Sewa
:
Rp. 130.000.000,-
Masa Sewa
:
30 Mei 2013 – 30 Mei 2016
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
17. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 30 Mei 2013, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Fenny Togelang (Pemberi Sewa)
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit bangunan bertingkat, dengan alamat Kompleks Pasar
Segar Blok RA/6 Paal Dua Manado
Harga Sewa
:
Rp. 130.000.000,-
Masa Sewa
:
1 Juni 2013 – 1 April 2015
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
103
18. Akta Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 15 Mei 2013, dibuat dihadapan Nila Rufaida, S.H
notaris di Kabupaten Aceh Utara, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Teuku Zainal Bakri (Pemberi Sewa)
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Sebuah ruko di Jalan Samudera Baru No. 7, Lhoksumawe
Harga Sewa
:
Rp. 45.000.000,-
Masa Sewa
:
19 Mei 2013 – 18 Mei 2015
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
19. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 31 Mei 2012, menerangkan diantaranya hal-hal
Para Pihak
:
berikut:
Hartono Prastoyoe (Pemberi Sewa)
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu unit ruko terletak di Komplek Srijaya Abadi Blok H No. 7
Kepulauan Batam.
Harga Sewa
:
SGD 17.000 (tujuh belas ribu Dolar Singapur)
Masa Sewa
:
1 Juni 2012 – 31 Mei 2014
Penyelesaian Sengketa
:
Musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak dapat diselesaikan,
kedua belah pihak akan menyelesaikan pada pihak berwenang.
20. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 28 Agustus 2013, menerangkan diantaranya hal-hal
berikut:
Para Pihak
:
Herman Benny (Pemberi Sewa)
Obyek Perjanjian
:
Satu rumah di Jl. Semangka Raya Panorama Lingkar Timur
Bengkulu.
Harga Sewa
:
Rp. 30.000.000,- (Tiga puluh juta Rupiah)
Masa Sewa
:
1 Agustus 2013 – 1 Agustus 2015
Hukum Yang Berlaku
:
Indonesia
Perseroan (Penyewa)
21. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 22 April 2013, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Ny. St Hazna (Pemberi Sewa)
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
(1) Satu unit bangunan rumah.
Harga Sewa
:
Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta Rupiah)
Masa Sewa
:
15 April 2013 – 15 April 2014
Hukum Yang Berlaku
:
Indonesia
104
22. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 29 Februari 2012, menerangkan diantaranya hal-hal
berikut:
Para Pihak
:
Afrizal Tanjung (Pemberi Sewa)
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
(1) Satu unit bangunan di Jl. Malijo Ruko No. 2 Kel. Maduredjo
Pangkalan Bun.
Harga Sewa
:
Rp. 24.000.000,- (Dua puluh empat juta Rupiah)
Masa Sewa
:
1 Maret 2012 – 1 Maret 2014
Hukum Yang Berlaku
:
Indonesia
23. Perjanjian Sewa Menyewa, tertanggal 29 April 2013, menerangkan diantaranya hal-hal berikut:
Para Pihak
:
Afrizal Tanjung (Pemberi Sewa)
Perseroan (Penyewa)
Obyek Perjanjian
:
(1) Satu unit bangunan di Jl. Rajawali Km. 6 No. 7 Palangkaraya.
Harga Sewa
:
Rp. 6.000.000,- (enam juta Rupiah)
Masa Sewa
:
1 Mei 2013 – 31 Oktober 2013
Hukum Yang Berlaku
:
Indonesia
L.6. PERJANJIAN PEMBERIAN LISENSI SOFTWARE
Perjanjian ini dibuat pada tanggal 18 April 2012, menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Para Pihak
:
1. Perseroan (Klien)
2. PT. Inti Data Utama (Pemasok)
Ruang Lingkup Pekerjaan
:
a. Tujuan
Pemasok mengimplementasikan perangkat lunak untuk Klien dengan
solusi yang sesuai dengan bisnis Klien yang akan tercantum dalam
Business Blueprint dan sesuai dengan kemampuan perangkat lunak.
b. Jenis Pekerjaan
Pemasok akan mengimplementasikan perangkat lunak sesuai
dengan kemampuan perangkat lunak, lisensi modul yang dibeli
Klien, Business Blueprint dan memberikan support terbatas selama
30 (tiga puluh) hari setelah perangkat lunak Go Live atau setelah 1
(satu) siklus akunting.
c. Jumlah Perusahaan
Pemasok mengimplementasikan perangkat lunak di 1 (satu) legal
entitas Klien yaitu: PT. Arita Prima Indonesia yang berlokasi di
Sunter, Jakarta dan gudang yang terletak di Marunda.
d. Modul
Modul perangkat lunak yang dibeli adalah Financials, Logistics, CRM
(Customer Relationship Management) dan Human Resources).
e. Sub Modul
Sub modul perangkat lunak adalah:
105
Tanggung Jawab
:
i.
Financials
ii.
Logistics
iii.
Customer Relationship Management
Tanggung Jawab Pemasok:
a) Pemasok akan membetuk tim dengan anggota yang ditentukan
dalam Proposal (bagian “Project Organization”) untuk memastikan
kelancaran jalannya proyek. Pemasok harus memberitahukan Klien
apabila terjadi perubahan dalam anggota tim;
b) Pemasok harus mengkomunikasikan secara aktif kepada Klien
mengenai isu, status, dan pengembangan proyek;
c) Pemasok harus melakukan semua kegiatan yang tercantum dalam
Proposal. Kegiatan yang dilakukan tercantum pada bagian “Project
Approach and Methodology” dalam Proposal;
d) Pemasok harus melakukan konfigurasi dan setup sesuai dengan
Business Bluprint sebagai hasil dari proyek yang sesuai dengan
kemampuan perangkat lunak;
e) Pemasok tidak bertanggungjawab terhadap bug perangkat lunak
karena perangkat lunak tidak dibangun oleh dan bukan hak
milik dari Pemasok. Namun, Pemasok bertanggung jawab untuk
menindaklanjuti segera ke Principal apabila Pemasok menemukan
adanya bug selama proyek berjalan.
Tanggung Jawab Klien:
a) Klien akan memberikan data dan informasi yang benar, akurat dan
lengkap kepada Pemasok selama proses implementasi;
b) Untuk setiap isu yang ditemukan, pertanyaan mengenai proses bisnis
dan kebijakan yang membutuhkan keputusan dari Klien, Klien setuju
untuk memberikan jawaban kepada Pemasok paling lama dalam 3
(tiga) hari kerja;
c) Kelima dokumen dan kelima laporan yang telah disetujui untuk
dibuat harus diberikan Klien kepada Pemasok pada setiap kegiatan
Business Blueprint dalam rencana proyek;
d) Klien setuju bahwa segera setelah Pemasok memberikan template,
master data, Klien akan memberikan master data yang diperlukan
dalam bentuk template yang telah ditentukan, lengkap dan telah
divalidasi dan akan diberikan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sebelum perangkat lunak Go Live;
e) Klien akan menyediakan ruang kerja yang memadai kepada Tim
Pemasok, saat Pemasok berkunjung ke kantor Klien, selama hari
kerja dari Senin hingga Jumat pukul 9.00 pagi hingga 6.00 sore.
Ruang kerja ini minimum memiliki air condition dengan meja dan
kursi yang cukup untuk kurang lebih 3 (tiga) orang;
f) Klien akan menyediakan perangkat keras computer workstation
untuk pelaksanaan pelatihan kepada tim Klien;
g) Koneksi internet dapat diberikan Klien kepada Pemasok dengan
catatan Pemasok dapat mengikuti peraturan dan kebijakan
penggunaan internet dari Klien;
h)Pemasok akan memberikan form Acceptance & Sign Off selama
berlangsungnya proyek. Ketika form ini diberikan kepada Klien, Klien
setuju untuk memberikan tanggapan paling lama3 (tiga) hari kerja;
Mata Uang
:
Mata uang dari transaksi adalah Euro, Dollar Amerika Serikat dan Rupiah.
Lisensi Perangkat Lunak
:
Lisensi perangkat lunak dihitung berdasarkan jumlah pengguna yaitu 20
Professional, 10 Limited Finance, 10 Limited Logistics dan 40 CAL (Client
Access License) database Microsoft SQL Server
Biaya Lisensi Perangkat Lunak :
Total biaya lisensi perangkat lunak setelah diskon adalah EUR 55.160
(Lima puluh lima ribu dan seratus enam puluh euro)
106
Biaya Maintenance Perangkat
Lunak
:
Maintenance perangkat lunak dihitung per tahun berdasarkan 17% dari
daftar harga lisensi perangkat lunak atau sebesar EUR 10.907 (Sepuluh
Ribu dan Sembilan Ratus Tujuh Euro)
Biaya Perangkat Lunak
Microsoft
:
Total biaya lisensi perangkat lunak Microsoft yang tertera dalam Proposal
bagian “Microsoft Software License” adalah USD 8.360 (Delapan Ribu
Tiga Ratus Enam Puluh Dolar Amerika Serikat)
Biaya Perangkat Keras
:
Total biaya perangkat keras server yang tertera dalam Proposal bagian
“Hardware Server” adalah USD 11.500 (Sebelas Ribu Lima Ratus Dolar
Amerika Serikat)
Termin Pembayaran
:
Klien menyetujui untuk melakukan pembayaran kepada Pemasok dengan
termin pembayaran sebagai berikut:
Pembayaran Klien
Pemasok melalui
kepada :
a.
Pembayaran pertama sebagai uang muka yaitu USD 3.926 dan
EUR 23.124 plus PPN 10 % dibayarkan dalam 10 hari kerja;
b.
Pembayaran kedua sebesar USD 3.926 dan EUR 23.124 plus PPN
10 % dibayarkan dalam 10 hari kerja di bulan kedua.
c.
Pembayaran ketiga sebesar USD 7.808 dan EUR 19.820 plus PPN
10 % dibayarkan dalam 10 hari kerja di bulan ketiga;
d.
Pembayaran keempat sebesar USD 30.000 plus PPN 10 %
dibayarkan dalam 10 hari kerja di bulan keempat;
e.
Pembayaran kelima sebesar USD 19.200 plus PPN 10 % untuk
perangkat keras dan biaya professional dan dibayarkan dalam 10
hari kerja di bulan kelima;
f.
Pembayaran keenam sebesar USD 1.000 plus PPN 10 % dan
dibayarkan dalam 10 hari kerja di bulan keenam;
a.
Untuk mata uang IDR (Rupiah): Bank Internasional Indonesia
(cabang Mal Ambassador) dengan nomor rekening 2-106-441840
atas nama PT. Inti Data Utama.
b.
Untuk mata uang USD (Dolar Amerika Serikat): Bank Internasional
Indonesia (cabang Mall Ambasador) dengan nomor rekening 2-054000053 atas nama PT. Inti Data Utama.
c.
Untuk mata uang EUR (Euro): Bank Internasional Indonesia (cabang
Roxy Mas) dengan nomor rekening: 2-054-000053 atas nama PT.
Inti Data Utama.
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Penyelesaian Perselisihan
:
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
107
L.7. PERJANJIAN BERLANGGANAN PELAYANAN PRODUK
Perjanjian ini dibuat pada hari Senin, tanggal 7 bulan Mei 2012 dan menerangkan hal-hal sebagai berikut:
Para Pihak
:
1.
Perseroan (Pelanggan)
2.
PT. Link Net (LN)
Ruang Lingkup Pekerjaan
:
1. Pelanggan dengan ini setuju untuk berlangganan layanan produk
dari LN dan LN menyatakan setuju untuk menyelenggarakan
layanan produk tersebut dengan konfigurasi sebagaimana dirinci
pada Lampiran 1 perjanjian ini;
2. Selama berlangsung dan setelah berakhiranya Perjanjian ini,
perangkat komunikasi tetap merupakan milik LN sepenuhnya
Tanggung Jawab
:
Tanggung Jawab Pelanggan:
1.
Pelanggan wajib dengan biayanya sendiri menyediakan semua ijin
yang diperlukan bahi LN untuk melakukan pekerjaan pemasangan
perangkat komunikasi;
2.
Pelanggan wajib membantu LN dakam hal koordinasi dengan pihakpihak lain yang terkait pada pekerjaan pemasangan Perangkat
Komunikasi di lokasi bilamana dibutuhkan untuk penyelenggaraan
layanan Produk, pada pekerjaan pemasangan, perbaikan
pemindahan, pembongkaran dan perawatan Perangkat komunikasi;
3.
Pelanggan wajib membantu LN dalam pelaksanaan interkoneksi
Perangkat Komunikasi dengan perangkat pelanngan;
4.
Pelanggan wajib memberikan denah lokasi yang diperuntukkan
bagi pemasangan Perangkat Komunikasi;
5.
Sebelum pemasangan perangkat komunikasi dilaksanakan dan
selama jangka waktu perjanjian ini, Pelanggan wajib menyiapkan
dan menyediakan;
-
Tempat yang cukup bagi pemasangan dan pekerjaan
pemeliharaan untuk perangkat komunikasi;
-
Sumber listrik yang memenuhi kriteria;
-
Kabel dan konektor yang menghubungkan
pelanggan dengan perangkat komunikasi.
peralatan
6.
Wajib membayar biaya instalasi dan biaya berlangganan bulanan atas
pemakaian layanan produk kepada LN yang dihitung sejak tanggal
akseptasi;
7.
Tidak diperkenankan melakukan perubahan koneksi dari dan ke
perangkat komunikasi dengan cara dan bentuk apapun tanpa izin
tertulis sebelumnya dari LN;
8.
Tidak diperkenankan melakukan perubahan konfigurasi Perangkat
Komunikasi;
9.
Wajib mengizinkan LN atau Pihak lain yang ditunjuk secara sah oleh LN
untuk setiap saat memasuki ruangan peralatan pelanggan guna keperluan
termasuk tapi tidak terbatas pada hal dimana LN akan melakukan
pemasangan, pengujian, pemeriksaan, pemeliharaan, interkoneksi,
penambahan kapasitas pemindahan, pembongkaran dan perbaikan
dengan berkoordinasi terlebih dahulu dan diawasi oleh pelanggan;
10. Pelanggan tidak diperkenankan memberi kesempatan kepada Pihak-pihak
selain Para Pihak untuk memanfaatkan fasilitas layanan produk tanpa ijin
tertulis sebelumnya dari LN;
11. Pelanggan wajib menjaga keamanan operasional perangkat komunikasi
dan tidak diperkenankan untuk memindahkan, mengalihkan atau
memperbaikinya tanpa ijin tertulis sebelumnya dari LN;
12. Pelanggan wajib membayar biaya perbaikan dan/atau penggantian dalam
hal terjadi gangguan/kerusakan Perangkat Komunikasi yang disebabkan
oleh penggunaan yang tidak wajar, kesalahan dan/atau kelalaian
pelanggan;
13. Pelanggan tidak diperkenankan untuk menyambung perangkat
telekomunikasi dengan Public Switch Telephone Network (PSTN).
108
Tanggung Jawab LN:
a) Untuk menyelenggarakan layanan produk dengan konfigurasi
sebagaimana tercantum dalam lampiran 1 perjanjian ini;
b) Melaksanakan instalasi perangkat komunikasi serta memastikan
bahwa perangkat komunikasi tersebut beroperasi dengan baik dalam
waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak hal-hal ini dipenuhi: a.Perjanjian
ditandatangani, b. Pelanggan telah memenuhi kewajibannya seperti
tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) sampai dengan Pasal 4 ayat (5)
dan c. Biaya instalasi dan 1 (satu) bulan biaya berlangganan bulanan
diterima oleh LN;
c) LN wajib memenuhi Service Level Agreement yang telah disepakati
Para Pihak, melakukan pemeliharaan dan perbaikan gangguan
terhadap layanan produk sebagaimana ditentukan dalam Lampiran
2 perjanjian ini.
Hukum yang Berlaku
:
Indonesia
Penyelesaian Perselisihan
:
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
M. Keterangan mengenai Aset Tetap Perseroan
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, berikut adalah tabel daftar aset tetap yang dimiliki dan/atau dikuasai
oleh Perseroan:
M.1 Tanah dan Bangunan Yang dimiliki dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan
No
HGB/
Desa
58/Pulo
Brayan
Bengkel
Baru
Tanggal
Dikeluarkan
Sertifikat/
Awal Masa
Berlaku Hak
20 Maret
2002
Gambar Situasi/
Luas
Lokasi
2
(M )
Jangka
Waktu
Peruntukan
Surat Ukur
No
104
Desa Pulo Brayan
Bengkel Baru,
Kota Medan,
Sumatera Utara
Tanggal
06/Pulo
Brayan Bengkel
Baru/2002
19 Februari
2002
24 September
2027
00037/2007
10 Desember 2007
24 September
2027
211/Segaramakmur/2010
28 September 2010
22 Desember
2028
00156/Segaramakmur/2008
17 Juni
2008
31 Januari
2032
Kantor dan Gudang
Cabang Medan
Desa Segaramakmur,
429/
Segaramakmur
30 Januari
2008
600
Kecamatan Tarumajaya
Gudang
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Desa Segaramakmur,
936/
Segaramakmur
8 April 2011
381
Kecamatan Tarumajaya
Gudang
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Desa Segaramakmur,
474/
Segaramakmur
9 Desember
2008
219
Kecamatan Tarumajaya
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
109
Gudang
Desa Segaramakmur,
935/
Segaramakmur
8 April 2011
600
Kecamatan Tarumajaya
24 September
2027
210/Segaramakmur/2010
28 September 2010
Gudang
22 Desember
2028
00160/Segaramakmur/2008
17 Juni
2008
Gudang
24 September
2027
92/Segaramakmur/2011
12 April
2011
Gudang
22 Desember
2028
00159/Segaramakmur/2008
17 Juni
2008
Gudang
00107/AH/2011
23 November 2011
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Desa Segaramakmur,
478/
Segaramakmur
9 Desember
2008
600
Kecamatan Tarumajaya
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Desa Segaramakmur,
984/
Segaramakmur
27 September 2011
208
Kecamatan Tarumajaya
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Desa Segaramakmur,
477/
Segaramakmur
9 Desember
2008
392
Kecamatan Tarumajaya
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
1147/Air
Hitam
1148/Air
Hitam
8126/
Sunter
Agung
751/
Kdm
717/Tjb
1076/
Sungai
Raya
7 Desember
2011
7 Desember
2011
30 September 1997
28 Maret
2008
13 Mei 2011
20 November
2012
172
Kelurahan Air Hitam, Kecamatan
Samarinda Ulu,
Kota Samarinda,
Kalimantan Timur
11 April 2032
Kantor Cabang
Samarinda
dan Gudang
142
Kelurahan Air Hitam, Kecamatan
Samarinda Ulu,
Kota Samarinda,
Kalimantan Timur
11 April 2032
00108/AH/2011
23 November 2011
99
Kelurahan Sunter
Agung, Kecamatan Tanjung
Priok, Kotamadya
Jakarta Utara,
Jakarta
4 Agustus
2026
4241/1997
26 Agustus
1997
Kantor Head Office
80
Kelurahan
Kedamaian,
Kecamatan
Tanjung Karang
Timur, Kabupaten
Bandar Lampung,
Lampung
18 September
2032
141/Kdm/2006
23 November 2006
Kantor Cabang
Lampung
39
Kelurahan
Tanjung Baru,
Kecamatan Sukabumi, Kabupaten
Bandar Lampung,
Provinsi Lampung
6 November
2032
02/Tj.B/2011
17 Maret
2011
Gudang Cabang
Lampung
223
Desa Sungai
Raya, Kecamatan
Sungai Raya,
Kotamadya Kubu
Raya, Provinsi
Kalimantan Barat
14 November
2042
1077/SungaiRaya/2011
31 Mei 2011
Gudang Cabang
Lampung
110
Gudang Cabang
Samarinda
20625/
ParangLoe
20626/
ParangLoe
419/
Segaramakmur
428/
Segaramakmur
00031/
Karyamekar
00030/
Karyamekar
00029/
Karyamekar
00028/
Karyamekar
00027/
Karyamekar
00022/
Ciparungsari
00021/
Ciparungsari
17 Desember
2008
17 Desember
2008
29 Januari
2008
30 Januari
2008
18 Desember
2006
18 Desember
2006
4 Desember
2009
18 Desember
2006
18 Desember
2006
7 Juli 1992
7 Juli 1992
Kelurahan Parang
Loe, Kecamatan
Tamanlanrea,
Kotamadya
Makassar, Provinsi Sulawesi
Selatan
17 Desember
2042
01746/ParangLoe/2008
3 Desember
2008
Kelurahan Parang
Loe, Kecamatan
Tamanlanrea,
Kotamadya
Makassar, Provinsi Sulawesi
Selatan
17 Desember
2042
01749/2008
4 Desember
2008
60
Desa Segaramakmur, Kecamatan
Taruma Jaya,
Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa
Barat
24 September
2027
52/Segaramakmur/2007
10 Desember 2007
Gudang
540
Desa Segaramakmur, Kecamatan
Taruma Jaya,
Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa
Barat
24 September
2027
36/Segaramakmur/2007
10 Desember 2007
Gudang
4058
Desa Karyamekar, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
00238/Karyamekar/2006
18 Desember 2006
Lahan Kosong
4057
Desa Karyamekar, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
00270/Karyamekar/2006
18 Desember 2006
Lahan Kosong
5092
Desa Karyamekar, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta,
Provinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
00109/Karyamekar/2009
3 Desember
2009
Lahan Kosong
4190
Desa Karyamekar, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
00379/Karyamekar/2006
18 Desember 2006
Lahan Kosong
7732
Desa Karyamekar, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
00269/Karyamekar/2006
18 Desember 2006
Lahan Kosong
4365
Desa Ciparungsari, Kecamatan
Campaka, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
1012/1992
21 Mei 1992
Lahan Kosong
2510
Desa Ciparungsari, Kecamatan
Campaka, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
1013/1992
21 Mei 1992
Lahan Kosong
73
521
111
Gudang dan Kantor Cabang
Makassar
Gudang dan Kantor Cabang
Makassar
00020/
Ciparungsari
00019/
Ciparungsari
00018/
Ciparungsari
00017/
Ciparungsari
00032/
Karyamekar
6303/
Sako
766/
Kdm
18 Desember
2006
18 Desember
2006
18 Desember
2006
22 Agustus
1996
18 Desember
2006
31 Januari
2002
26 Maret
2013
1502
Desa Ciparungsari, Kecamatan
Cibatu, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
00192/Ciparungsari/2006
18 Desember 2006
Lahan Kosong
3590
Desa Ciparungsari, Kecamatan
Cibatu, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
00203/Ciparungsari/2006
18 Desember 2006
Lahan Kosong
3685
Desa Ciparungsari, Kecamatan
Cibatu, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
00205/Ciparungsari/2006
18 Desember 2006
Lahan Kosong
11.175
Desa Ciparungsari, Kecamatan
Campaka, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
105/1996
1 Agustus
1996
Lahan Kosong
4288
Desa Karyamekar, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta,
Propinsi Jawa
Barat
25 Maret
2033
00243/Karyamekar/2006
18 Desember 2006
Lahan Kosong
108
42
Jl. Siaran - Sako,
Palembang
Tanjungkarang
Timur
7 Februari
2043
11 April 2033
20/Sako/2002
00008/Kedamaian/2013
24 Januari
2002
26 Maret
2013
Kantor dan Gudang
Cabang Palembang
Gudang Cabang
Lampung
M.2 TANAH DAN/ATAU BANGUNAN YANG DIMILIKI PERSEROAN BERDASARKAN AKTA JUAL-BELI
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki bidang-bidang tanah berdasarkan Akta Jual
Beli dimana Sertifikat Hak Guna Bangunannya masih atas nama penjual. Adapun saat ini Sertifikat Hak
Guna Bangunan atas tanah-tanah tersebut sedang dalam proses pengurusan balik nama menjadi atas
nama Perseroan.
Akta Jual Beli
Akta Jual Beli No.
29/23 Januari 2013*
Akta Jual Beli No.
30/23 Januari 2013*
Pejabat
Pembuat Akta
Tanah (PPAT)
Tri Akhsanul
Iman PPAT di
Bekasi
Tri Akhsanul
Iman PPAT di
Bekasi
Luas
Lokasi
Objek Perjanjian
Harga Jual Beli
(M2 )
600
Kawasan Industri dan
Pergudangan Marunda Center
Blok A.1 No. 16, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi,
Propinsi Jawa Barat
Tanah Sertifikat Hak Guna
Bangunan
No. 356/Seragamakmur
berikut bangunan yang
berdiri diatasnya atas
nama PT. Tegar Primajaya
(Penjual)
Rp 2.141.000.000,(Dua Milyar Seratus
Empat Puluh Satu Juta
Rupiah)
600
Kawasan Industri dan
Pergudangan Marunda Center
Blok A.1 No. 17, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi,
Propinsi Jawa Barat
tanah Sertfikat Hak Guna
Bangunan No. 1361/
Segaramakmur berikut
bangunan yang berdiri
diatasnya atas nama PT.
Tegar Primajaya (Penjual)
Rp 2.141.000.000,(Dua Milyar Seratus
Empat Puluh Satu Juta
Rupiah)
112
60
Kawasan Industri dan
Pergudangan Marunda Center
Blok A.3 No. 11, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi,
Propinsi Jawa Barat
Tanah dengan Sertifikat
Hak Guna Bangunan
No. 419/Segaramakmur
beserta bangunan gudang
permanen atas nama PT.
Ragam Teknik (Penjual)
Rp 150.000.000,(Seratus Lima Puluh
Juta Rupiah)
540
Kawasan Industri dan
Pergudangan Marunda Center
Blok A.3 No. 11, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi,
Propinsi Jawa Barat
Tanah dengan Sertifikat
Hak Guna Bangunan
No. 428/Segaramakmur
beserta bangunan gudang
permanen atas nama PT.
Ragam Teknik (penjual)
Rp 1.350.000.000,(Satu Milyar Tiga
Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah)
Winarah
Dibjosewojo,
S.H.Mkn., PPAT
di Kota Waringin
97
Jl. Tjilik Riwut, Sampit,
Kotawaringin, Kalimantan Tengah
sebidang tanah dengan Hak
guna Bangunan No. 737/
Baamang Tengah atas nama
Andy Halim (Penjual)
Rp 800.000.000,(Delapan Ratus Juta
Rupiah)
Akta Jual Beli
No. 509/1 Agustus
2013**
Winarah
Dibjosewojo,
S.H.Mkn., PPAT
di Kota Waringin
98
Jl. Sudirman, Sampit,
Kotawaringin, Kalimantan Tengah
sebidang tanah dengan Hak
guna Bangunan No. 738/
Baamang Tengah atas nama
Setiawan Utama (Penjual)
Rp 750.000.000,(Tujuh Ratus Lima
Puluh Juta Rupiah)
Akta Jual Beli
No. 111/25 April
2013***
Inggraini Yamin
SH., PPAT di
Jakarta
99
Jl. Danau Sunter Utara Blok C
Kav. No.8, Jakarta Utara
sebidang tanah dengan Hak
guna Bangunan No. 8125/
Sunter Agung atas nama
PT Niak Perkasa Prima
(Penjual)
Rp 4.500.000.000,(Empat Miliar Lima
Ratus Juta Rupiah)
Akta Jual Beli
No. 112/25 April
2013***
Inggraini Yamin
SH., PPAT di
Jakarta
61
Jl. Danau Sunter Utara Blok C
Kav. No.7 Jakarta Utara
sebidang tanah dengan Hak
guna Bangunan No. 8116/
Sunter Agung atas nama
PT Niak Perkasa Prima
(Penjual)
Rp 3.750.000.000,(Tiga Miliar Tujuh
Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah)
Akta Jual Beli
No. 113/25 April
2013***
Inggraini Yamin
SH., PPAT di
Jakarta
12
Jl. Danau Sunter Utara Blok C
Kav. No.7C Jakarta Utara
sebidang tanah dengan Hak
guna Bangunan No. 10.995/
Sunter Agung PT Niak
Perkasa Prima (Penjual)
Rp.750.000.000,(Tujuh Ratus Lima
Puluh Juta Rupiah)
Akta Jual Beli No.
1754/19 Desember
2012*
Tri Akhsanul
Iman, SH., PPAT
di Bekasi
Akta Jual Beli No.
1755/19 Desember
2012*
Tri Akhsanul
Iman , SH., PPAT
di Bekasi
Akta Jual Beli
No. 508/1 Agustus
2013**
Catatan:
*) Berdasarkan Surat Pernyataan Perseroan tertanggal 26 September 2013 Perseroan menyatakan
bahwa Perseroan berkomitmen untuk menyelesaikan proses pengurusan balik nama atas pembelian
tanah di Kabupaten Bekasi berdasaran Akta Jual Beli No. 29 dan 30 keduanya tertanggal 23 Januari
2013, dan Akta Jual Beli No. 1754 dan 1755 keduanya tertanggal 19 Desember 2012 yang kesemuanya
dibuat di hadapan Tri Akhsanul Iman PPAT di Bekasi, dalam waktu selambatnya 3 (tiga) bulan sejak
tanggal Surat Pernyataan tersebut.
**) Berdasarkan Surat Keterangan No. 622/Not/WD/IX/2013 tanggal 27 September 2013 yang dikeluarkan
oleh Winarah Dibjosewojo, S.H., Mkn., Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah Kabupaten Kotawaringin
Timur, menerangkan bahwa pendaftaran dan proses balik nama keatas nama Perseroan untuk
pembelian tanah dengan Akta Jual Beli No. 508 dan 509 sedang dilaksanakan di kantor Pertanahan
Kabupaten Kotawaringin dan memerlukan waktu sekitar 14 (empat belas) hari.
***) Surat Keterangan No. 446/IX/2013 tanggal 23 September 2013 yang dikeluarkan oleh Inggraini Yamin
S.H., Notaris/PPAT di Jakarta Utara, menerangkan:
a. Bahwa benar pada tanggal 25 April 2013 telah ditandatangani dihadapan Inggraini Yamin S.H.,
Notaris dan PPAT di Jakarta Utara Akta Jual Beli antara PT Niak Perkasa Prima berkedudukan
di Jakarta Utara (selaku Penjual) dengan Perseroan (selaku Pembeli) dengan Akta Jual Beli No.
111/2013, Akta Jual Beli 112/2013 dan Akta Jual Beli No. 113/2013;
b. Sehubungan dengan jual beli tersebut; Setifikat Hak Guna Bangunan No. 8125/Sunter Agung,
8116/Sunter Agung dan 10.995/Sunter Agung sedang dalam proses balik nama menjadi atas nama
Perseroan yang dilakukan oleh Inggraini Yamin S.H., Notaris dan PPAT di Jakarta Utara.
113
M.3 Tanah Dan/Atau Bangunan Yang Dikuasai Perseroan Berdasrkan Akta Pengikatan Jual-Beli
Hingga tanggal Prospektus ini Perseroan menguasai tanah berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli dimana
tanah objek jual beli tersebut dengan Sertifikat Hak Guna Bangunannya masih atas nama penjual. Adapun
saat ini Sertifikat Hak Guna Bangunan atas tanah-tanah tersebut sedang dalam proses pengurusan balik
nama menjadi atas nama Perseroan.
Akta Pengikatan
Jual Beli
Notaris/
PPAT
Akta Pengikatan Jual
Beli No. 03/16 April
2013*
Igar Rikarna
S.H., Notaris/PPAT di
Medan
Luas
Lokasi
Objek Perjanjian
Harga Jual Beli
Jl. Siak II Kelurahan Labuh Barat,
Kecamatan
Payung Sekar Kota
Pekanbaru
sebidang tanah dengan Sertifikat
Hak
Guna
Bangunan
No. 262/Labuh Baru Barat PT Arita
Prima Gemilang (Penjual/Pihak Terafiliasi)
Rp 280.000.000,- (Dua Ratus
Delapan Puluh Juta Rupiah)
(M2 )
470
Catatan:
*) Berdasarkan Surat tertanggal 26 September 2013 yang dikeluarkan oleh Igar Rikarna, SH., Notaris
dan PPAT di Kota Pekanbaru, menerangkan atas sertifikat tanah Hak Guna Bangunan No. 262/Labuh
Baru Barat, Pekanbaru, Riau seluas 470m2 dalam proses balik nama di Badan Pertanahan Nasional
Kota Pekanbaru menjadi atas nama Perseroan, yang proses tersebut dilakukan oleh Igar Rikarna, SH.,
Notaris dan PPAT di Kota Pekanbaru. Saat ini Proses balik nama tersebut masih dalam pengurusan di
Badan Pertanahan Nasional dan akan selesai selambatnya pada tanggal 26 Oktober 2013.
M.4 Kendaraan Bermotor Yang Dimiliki oleh Perseroan
No
Jenis Kendaraan
Jumlah Unit
1
Pick Up
7
2
Mobil
36
3
Motor
25
N. Asuransi
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Anak Perusahaan telah melakukan penutupan
atas risiko-risiko yang mungkin dihadapi dengan asuransi, antara lain:
Asuransi Kendaraan Bermotor
No
1
Nama Perusahaan
Asuransi
Asuransi Jaya Proteksi
Jumlah
Pertanggungan
Obyek Asuransi
Toyota Rush S
M/T/2012/silver metalik,
nomor polisi: B 1665
UOX
Tahun 01: Rp 208.050.000,Tahun 02: Rp 176.842.500,Tahun 03: Rp 156.037.500,-
Jangka Waktu
03 September 2012 s.d. 13 September 2015
2
Toyota Insurance
Toyota New Avanza 1.3
E M/T/ 2010, nomor
polisi: B 1433 UKE
Rp.145.050.000,-
9 September 2013 2010 s.d. 9
September 2014
3
Asuransi Astra
Daihatsu All New Xenia
1.3 R E M/T/2013, nomor polisi: B 1462 UZJ
Rp.161.200.000,-
6 Maret 2013 s.d. 6 Maret 2016
4
Asuransi Astra
Daihatsu All New Xenia
1.3 R E M/T/2013, nomor polisi: B 1156 UZK
Rp.161.200.000,-
23 Maret 2013 s.d. 23 Maret 2016
114
No
Nama Perusahaan
Asuransi
Jumlah
Pertanggungan
Obyek Asuransi
Jangka Waktu
5
Asuransi Central Asia
Toyota Kijang Innova 2
5ED/ 2008/hijau metalik,
nomor polisi: B 83688
WW
6
Asuransi Astra
Toyota All New Avanza
Veloz MT/ 2012, nomor
polisi: B 1100 UOY
Rp.174.400.000,-
21 September 2012 s.d. 21 September 2015
7
Asuransi Astra
Toyota Grand New
Kijang Innova E Diesel
M/T/ 2012, nomor polisi:
B 1092 UOJ
Rp.234.200.000,-
31 Januari 2012 s.d. 31 Januari
2015
8
Toyota Insurance
Toyota New Avanza
G.13 MT Minor Change/
2010, nomor polisi: B
1557 UFZ
Rp.143.550.000,-
8 Juni 2010 s.d. 8 Juni 2013
9
Toyota Insurance
Toyota New Avanza
G.13 MT/ 2011, nomor
polisi: B 1724 UKS
Rp.149.550.000,-
29 April 2011 s.d. 29 April 2014
10
Toyota Insurance
Toyota New Avanza
G.13 MT/ 2011, nomor
polisi: B 1573 UKO
Rp.148.000.000,-
26 Februari 2011 s.d. 26 Februari
2014
11
Toyota Insurance
Toyota New Avanza
G.13 MT/ 2011, nomor
polisi: B 1721 UKS
Rp.149.550.000,-
29 April 2011 s.d. 29 April 2014
12
Toyota Insurance
Toyota New Avanza
G.13 MT/ 2011, nomor
polisi: B 1201 UKX
Rp.147.550.000,-
23 Juli 2011 s.d. 23 Juli 2014
13
Toyota Insurance*
Toyota New Avanza
G.13 MT/ 2010, nomor
polisi: B 1306 UKC
Rp.143.550.000,-
23 Juli 2010 s.d. 23 Juli 2013
14
Toyota Insurance
Toyota New Avanza
G.13 MT/ 2010, nomor
polisi: B 1922 ULO
Rp.145.050.000,-
26 Oktober 2010 s.d. 26 Oktober
2013
Asuransi Jaya Proteksi
Daihatsu Xenia/ 2013,
Silver nomor polisi: B
1042 UZH
Tahun 01: Rp 157.700.000,-
15
Daihatsu Xenia/2013/Silver metalik, nomor polisi:
B 1992 UZG
Tahun 01: Rp 157.700.000,-
16
Asuransi Jaya Proteksi
Rp.160.000.000,-
17 April 2013 s.d. 17 April 2014
Tahun 02: Rp 134.045.000,Tahun 03: Rp 102.505.000,Tahun 02: Rp 134.045.000,Tahun 03: Rp 102.505.000
23 Januari 2013 s.d. 23 Januari
2016
23 Januari 2013 s.d. 23 Januari
2016
25 April 2013-25 April 2014:
Rp 322.000.000,17
Asuransi Mitra
Mitsubishi L200
Strada/2012
25 April 2013-25 April 2016:
Rp10.000.000
25 April 2014-25 April 2015:
Rp 257.600.000,-
25 April 2013 s.d 25 April 2016
25 April 2015-25 April 2016:
Rp 225.400.000,Asuransi Central Asia
Daihatsu Xenia F600
1000c/ 2004, nomor
polisi: D 1825 HO
Rp.85.000.000,-
6 Mei 2013 s.d 6 Mei 2014
19
Asuransi Astra Buana
Isuzu New Panther
Pick Up Flat Deck GD 3
Way/2012, nomor polisi:
B 9335 CD
Rp.133.000.000,-
12 November 2012 s.d. 12 November 2015
20
Toyota Insurance
Toyota New Avanza
G.13 MT/ 2011, nomor
polisi: B 1573 UKO
Rp.148.000.000,-
26 Februari 2011 s.d. 2014
21
Asuransi Raksa Pratikara
Mitsubishi Colt Diesel FE
71 Truck/2011, nomor
polisi: B 9658 UCE
2011: Rp232.000.000,2012: Rp185.600.000,2013: Rp162.400.000,-
16 Desember 2011 s.d 16 Desember 2014
18
115
No
Nama Perusahaan
Asuransi
Jumlah
Pertanggungan
Obyek Asuransi
Jangka Waktu
22
PT. Asuransi Tokio
Marine Indonesia
Mitsubishi Colt Diesel FE
71/2012, nomor polisi: B
9488 uch
Rp.210.000.000,-
14 Desember 2012 s.d. 14 Desember 2013
23
Asuransi Central Asia
Toyota Kijang Innova
2.5E D/2008, nomor
polisi: B 1201 UKX
Rp.160.000.000,-
17 April 2013 s.d. 17 April 2014
24
Asuransi Central Asia*
Yamaha Mio Soul/2012,
nomor polisi: B 6686
UXC
Rp. 14.000.000,-
24 Agustus 2012 s.d. 24 Agustus
2013
25
Asuransi Central Asia
Honda Supra X
NF12A1CF MT/2012,
nomor polisi: B 6299
UWH
Rp.14.000.000,-
15 Mei 2013 s.d. 15 Mei 2014
26
Motopro
Honda Tiger CW/2012,
nomor polisi: B 6249
UVX
Rp. 20.995.000,-
9 April 2013 s.d 9 April 2014
27
Asuransi Central Asia
Honda Blade
NF11C1CD/2013, nomor
polisi: B 3765 UAU
Rp.15.000.000,-
6 Mei 2013 s.d. 6 Mei 2014
28
Asuransi Central Asia
Honda Supra NF X125
Supra/2012, nomor
polisi: B 3758 UAU
Rp.15.000.000,-
24 April 2013 s.d. 24 April 2014
29
Asuransi Central Asia
Honda Supra NF 125
Supra X125/2013, nomor
polisi: B 3495 UAV
Rp.15.000.000,-
24 April 2013 s.d. 24 April 2014
30
Toyota Insurance
Toyota New Avanza G
1.3 M.T 2011, nomor
polisi: B 1784 UKY
Rp.147.050.000,-
18 Agustus 2011 s.d 18 Agustus
2014
31
Toyota Insurance
Toyota New Avanza
G.13 M/T Minor
Change/2011, nomor
polisi: B 1724 UKS
Rp.149.550.000,-
29 April 2011 s.d. 29 April 2014
32
Toyota Insurance
Toyota New Avanza, nomor polisi: B 1721 UKS
Rp.149.550.000,-
29 April 2011 s.d. 29 April 2014
33
Toyota Insurance
Toyota New Avanza
G.13 M/T Minor Change,
nomor polisi: B 1704
UKH
Rp.145.050.000,-
26 Oktober 2010 s.d. 26 Oktober
2013
3 September 2012 s.d. 3 September
2015
34
Asuransi Jaya Proteksi
Toyota Rush S
M/T/2012, nomor polisi:
B 1665 UOX
Tahun Pertama:
Rp.208.050.000,Tahun Kedua:
Rp.176.842.500,Tahun Ketiga:
Rp.156.037.500,-
35
Toyota Insurance
Toyota Rush S
M/T/2012, nomor polisi:
B 1557 UFZ
Rp143.550.000,-
8 Juni 2010 s.d. 8 Juni 2013
36
Asuransi Astra
Toyota All New Avanza
Veloz MT/201, nomor
polisi: B 1100 UOY
Rp174.400.000,-
21 September 2012 s.d. 21 September 2015
37
Toyota Insurance
Toyota New Avanza G
1.3 M/T Minor/2011, nomor polisi: B 1056 UKO
Rp 147.500.000,-
11 Februari 2011 s.d. 11 Februari
2014
38
Asuransi Wahana Tata
Mitsubishi L200 Strada
E-2 Double Cab CR-GLS Rp 364.000.000,Triton/2011/Hitam
*) Asuransi dalam proses perpanjangan
116
5 April 2012 s.d. 5 April 2015
Asuransi Properti terhadap Kebakaran / Gempa Bumi
Nama Perusahaan
Asuransi
Obyek/ Alamat tertanggung
1
Asuransi Jaya Proteksi
Ruko Sunter Permai,
Kompleks. Blok C No. 9,
Kel. Sunter Agung Kec.
Tanjung Priok, Jakarta
Utara,14250
Rp.910.000.000,-
24 Januari 2013 s.d 24 Januari 2014
2
Asuransi Nipponkoa
Indonesia
Ruko Sunter Permai
Blok C7-C9, Tanjung
Priok 14350
Rp.529.000.000,-
30 April 2013 s.d. 30 April 2014
3
Asuransi Nipponkoa
Indonesia
Ruko Sunter Permai
Blok C7-C9, Tanjung
Priok, 14350
Rp. 1.733.000.000,-
30 April 2013 s.d. 30 April 2014
4
Lippo Insurance
Jl. Gunung Krakatau
No. 11 D, Kel. Pulo
Brayan Bengkel Baru,
Kec. Medan Timur,
Medan
Rp. 1.200.000.000,-
5 April 2012 s.d. 5 April 2018
5
Asuransi Sompo Japan
Nipponkoa Indonesia
Jl. Kompleks Pergudangan Marunda Center
Blok A3 No. 11-12, Kel.
Segera Makmur, Kec.
Taruma Jaya-17211
Rp. 1.386.000.000,-
17 Juni 2013 s.d. 17 Juni 2014
6
Asuransi Sompo Japan
Nipponkoa Indonesia
Jl. Gunung Krakatau
No. 11 E Kel. Pulau
Brayan, Bengkel Baru,
Kec. Medan Timur,
Medan 20239
Rp. 332.000.000,-
3 Juni 2013 s.d. 3 Juni 2023
7
Asuransi Sompo Japan
Nipponkoa Indonesia
Jl. Danau Sunter Utara,
Ruko Sunter Permai
Blok C9, Tanjung
Priok-14350
Rp. 529.000.000,-
30 April 2012 s.d. 30 April 2013
8
Asuransi Sompo Japan
Nipponkoa Indonesia
Jl. Danau Sunter Utara,
Ruko Sunter Permai
Blok C7-C8, Tanjung
Priok, 14350
Rp. 1.733.000.000,-
30 April 2012 s.d. 30 April 2013
No
Jumlah
Pertanggungan
Jangka Waktu
Lokasi 1: Jl. Hayam
Wuruk No. 9, Bandar
Lampung, Lampung.
Lokasi 2: Komp. Ruko
Kedamaian Asri, Jl.
Hayam Wuruk, Bandar
Lampung
9
Asuransi Astra
Lokasi 3: Jl. Soekarno
Hatta, Kalimantan Barat
Lokasi 4: Jl. Siaran
Sako, Palembang,
Sumatra Selatan.
Lokasi 1: Rp 178.000.000,Lokasi 2: Rp 178.000.000,Lokasi 3: Rp 618.000.000,Lokasi 4: Rp 342.000.000,Lokasi 5: Rp 953.000.000,-
24 April 2013 s.d. 24 April 2014
Total Nilai Pertanggungan:
Rp. 2.269.000.000,-
Lokasi 5: Jl. Ir. Sutami
PU Parangloe No. 40
Perak 9, Makassar.
10
Asuransi ABDA
Jl. Juanda (Komp. Plaza
Juanda) No. B26-B27
Samarinda, Kode Pos:
75124
11
Lippo Insurance
Jl. Gunung Krakatau
No. 11 D Kel. Pulo Brayan Bengkel Baru, Kec.
Medan Timur, Medan.
Rp. 1.368.000.000,-
18 September 2012 s.d. 18 September 2022
Rp. 1.200.000.000,-
5 April 2012 s.d. 5 April 2018
117
No
12
13
Nama Perusahaan
Asuransi
Obyek/ Alamat tertanggung
Jumlah
Pertanggungan
Jangka Waktu
Asuransi Raksa*
Komp. Pergudangan
Marunda Center Blok
A-4 No. 19 & 20,
Segaramakmur, Taruma
Jaya, Bekasi.
Rp. 3.000.000.000,-
19 September 2012 s.d. 19 September 2013
Asuransi Raksa*
Komp. Gudang
Marunda Center Blok
A-4, No. 10 dan No.
11, Marunda Makmur,
Bekasi Indonesia
Rp. 3.640.000.000,-
29 September 2012 s.d. 29 September 2013
*) Asuransi dalam proses perpanjangan
Asuransi Properti All Risks
No
1
Nama Perusahaan
Asuransi
Asuransi MSIG Indonesia
Obyek/ Alamat tertanggung
Komp. Pergudangan
Marunda Center, Blok
A3 No. 11-12, Cilincing, Jakarta Utara
Jumlah
Pertanggungan
Rp. 249.260.000,-
Jangka Waktu
2 November 2010 s.d. 2 November
2013
Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa perlindungan asuransinya telah sesuai dengan standar yang
berlaku di kalangan industri sejenis di Indonesia dan nilai pertanggungan asuransi cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian dari risiko yang dipertanggungkan terhadap asset-aset material Perseroan.
Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan masing-masing perusahaan asuransi sebagaimana
didefinisikan dalam Ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPM.
O. Perkara-Perkara yang Dihadapi Perseroan, Anak Perusahaan, Direksi dan Komisaris Perseroan
serta Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat gugatan atau somasi dari pihak ketiga ataupun
perkara yang sedang berjalan atau telah diputus oleh Lembaga Peradilan dan/atau Badan Arbitrase atau
potensi perkara, kepada Perseroan, Anak Perusahaan, serta Komisaris dan Direksi Perseroan dan Anak
Perusahaan, baik dalam perkara pidana, perdata, perpajakan, arbitrase, hubungan industrial, tata usaha
negara maupun kepailitan di muka badan peradilan di Indonesia, yang memiliki pengaruh secara material
terhadap kelangsungan usaha dan rencana Penawaran Umum Perseroan.
118
VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN
A. Umum
Perseroan yang didirikan pada tanggal 5 Oktober 2000, berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Danau
Sunter Utara Blok C No. 9, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha perdagangan, ekspor-impor, distributor dan suku cadang mechanical equipment.
Perseroan menjual dan memasarkan valve (“kran”) sebagai produk utama, dengan disertai fitting,
instrument, dan berbagai produk pendukung lainnya. Perseroan memiliki hak distribusi eksklusif, dimana
Perseroan adalah satu-satunya perusahaan yang diberikan hak oleh produsen terkait dalam melakukan
distribusi dan pemasaran di Indonesia, untuk produk valve dari produsen ternama di dunia dengan merk
Arita dari Malaysia, RK Marine dari China, dan KVC dari Jepang.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan berpedoman pada visi dan misi yang telah ditetapkan
sebagai berikut :
Visi:
-
Menjadi pilihan utama dalam setiap kebutuhan customer
Misi:
-
Konsisten menawarkan berbagai ragam produk valve yang tepat guna
-
Menjalankan usaha valve secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat
-
menjadi perusahaan berskala nasional dan internasional
Sejak didirikan pada tahun 2000, Perseroan pada awalnya hanya memasarkan produk valve dengan merk
Arita yang diproduksi oleh Unimech Group, sebuah grup usaha multinasional dari Malaysia yang memiliki
spesialisasi pada jasa konstruksi dan produsen valve, serta produk pendukungnya. Valve dan produk
pendukung yang dipasarkan saat itu memiliki spesifikasi yang ditujukan untuk penggunaan pada tekanan
rendah hingga menengah dan utamanya ditujukan untuk pemakaian di industri umum (general industry),
dan bangunan/kantor (building). Perseroan hingga saat ini adalah distributor eksklusif untuk valve merk
Arita di Indonesia.
Seiring dengan semakin berkembangnya bisnis Perseroan dan pesatnya permintaan pasar, Perseroan
terus menambah lini produk dan merk yang dipasarkan. Pada tahun 2008 Perseroan mulai memasarkan
produk valve dengan merk Ari-Armaturen dari Jerman. Valve merk Ari-Armaturen memiliki spesifikasi
yang ditujukan untuk penggunaan pada tekanan menengah hingga tinggi, sehingga dengan produk merk
tersebut Perseroan dapat memperluas segmen pasarnya ke industri manufaktur atau pabrik-pabrik skala
menengah. Pada tahun 2013 Perseroan ditunjuk sebagai salah satu distributor untuk memasarkan valve
merk Ari-Armaturen di Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 2010 Perseroan mulai memasarkan produk valve dengan merk RK Marine yang
berasal dari China, dimana merk tersebut memiliki spesifikasi khusus untuk industri pelayaran/perkapalan.
Selain memasuki segmen industri pelayaran/perkapalan, Perseroan pada tahun tersebut juga mulai
menambah lini dan spesifikasi produk dari merk yang ada untuk dipasarkan pada industri pengolahan
minyak sawit (palm oil).
Perseroan terus berusaha mengembangkan bisnis dan memperluas segmentasi pasarnya, dimana pada
tahun 2011 Perseroan menambah lini produk valve nya untuk dapat dipasarkan pada industri pengolahan
air (water work). Pada tahun 2012 Perseroan mendapatkan hak distribusi eksklusif valve merk KVC yang
berasal dari Jepang. Perseroan saat ini berusaha menambah lini produk dan pemasoknya untuk melakukan
ekspansi pemasaran ke industri minyak dan gas, petrochemical, dan oleochemical.
119
Selain mendistribusikan secara eksklusif merek Arita, RK Marine, dan KVC diatas, sampai dengan
prospektus ini diterbitkan, Perseroan juga memasarkan valve dan produk pendukungnya dengan produsen/
merk-merk sebagai berikut: K Marine, Clorius, NCK, Aricona, Bells, Chaoda, Kitz, Finetek, PVC, Q-flex,
SCHuh, dan Thermo. Selain Merk Arita, tidak terdapat afiliasi antara Perseroan dengan produsen merkmerk tersebut, dan produsen merk-merk tersebut bukan merupakan bagian dari Unimech Group Bhd.
Hingga saat ini Perseroan terus berkembang dan telah memiliki 311 karyawan, dengan total 23 Cabang
dan 5 sales representative office di seluruh Indonesia, serta didukung oleh 8 gudang penyimpanan di
daerah Marunda, Jakarta Utara.
Berikut ini adalah ringkasan cabang, beserta fasilitas gudang Perseroan:
Lokasi Cabang dan Sales Representative Office Perseroan
Sumber: Perseroan, September 2013
Lokasi Cabang Perseroan
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi & Ambon
1. Medan
1. Jakarta (HO)
1. Pontianak
1. Manado
2. Padang
2. Karawang
2. Banjarbaru
2. Makassar
3. Pekanbaru
3. Cilegon
3. Sampit
3. Kendari
4. Lampung
4. Bandung
4. Samarinda
5. Palembang
5. Semarang
6. Jambi
6. Surabaya
7. Bengkulu
7. Bogor
8. Batam
9. Bangka – Belitung
Lokasi Sales Representative Office Perseroan
Sumatera
Jawa
Kalimantan
1. Lhokseumawe
1. Glodok
1. Balikpapan
2. Pangkalan Bun
3. Palangkaraya
Dengan adanya cabang-cabang dan sales representative office yang tersebar di wilayah-wilayah Indonesia,
hal tersebut akan memperluas jaringan pemasaran dan distribusi Perseroan.
120
Lokasi Gudang Perseroan
Sumber: Perseroan, Juli 2013
KETERANGAN
Jumlah Gudang
:
8 Gudang
Total Luas Tanah :
4.800m²
Total Luas Bangunan
:
3.360m²
Total Isi Gudang
:
33.600m³
B. Keunggulan Kompetitif
1. Perseroan memiliki jaringan yang luas dan tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Perseroan memiliki 23 cabang dan 5 sales representative office di seluruh indonesia, sehingga
Perseroan semakin dekat dengan konsumen. Perseroan meyakini hal tersebut akan mempermudah
dan menambah efisiensi proses logistik dan pengiriman produk Perseroan.
2. Perseroan memiliki lini produk yang lengkap dan terdiversifikasi guna melayani berbagai jenis
pelanggan dari bermacam industri.
Dengan lini produk yang lengkap dan terdiversifikasi, mulai dari valve untuk industri umum, migas,
pelayaran, sampai petrokimia, Perseroan dapat mengurangi risiko ketergantungan kepada salah satu
pelanggan dari industri tertentu, dan mampu mengelola risiko apabila terjadi penurunan dalam salah
satu sektor industri tertentu.
3. Perseroan selalu mengedepankan reputasi yang baik dalam ketepatan pengiriman dan ketersediaan
produk.
Selama ini Perseroan selalu fokus untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya dalam hal
ketepatan waktu pengiriman. Hal tersebut ditunjang oleh kemampuan Perseroan dalam merencanakan
dan mengelola persediaan, sehingga tidak terdapat jeda waktu yang lama dalam proses penyediaan
produk sejak dilakukan pemesanan oleh pelanggan. Perseroan juga menerapkan kebijakan menyetok
produk-produk yang diperkirakan memiliki perputaran cepat, sehingga dapat setiap saat mengantisipasi
permintaan yang tidak terduga dari pelanggan.
4. Perseroan selalu mengutamakan produk-produk bermerk, berkualitas dan dengan harga yang
kompetitif.
121
Perseroan selalu mengutamakan untuk menjual produk-produk berkualitas dan bermerk. Saat ini
ditunjuk sebagai distributor eksklusif valve merk Arita, KVC, dan Ari-Armaturen. Dengan status sebagai
distributor eksklusif, hal tersebut memberikan kepercayaan lebih bagi konsumen akan keaslian,
sertfikasi, garansi, dan kompetitifnya harga dari produk-produk yang dijual oleh Perseroan.
C. Strategi Usaha
Berikut ini adalah strategi usaha Perseroan:
1. Melakukan ekspansi usaha melalui diversifikasi portofolio produk, membangun pabrik untuk berproduksi
sendiri, dan efisiensi operasional
Sesuai dengan visi Perseroan sebagai “One shop Service”, di kemudian hari Perseroan terus
mengembangkan usahanya sehingga dapat menjadi pilihan utama untuk berbagai keperluan pelanggan.
Hal tersebut diwujudkan dengan melakukan ekspansi usahanya dengan menambah dan melengkapi
tidak hanya lini produk valve (jenis, tipe, spesifikasi) berdasarkan industri yang saat ini telah dilayani,
namun juga melakukan penetrasi untuk melayani segmen industri baru. Selain itu, Perseroan juga
melakukan Ekspansi tidak hanya sebatas pada penambahan lini produk valve, melainkan menambah
produk-produk pendukung rangkaian valve, seperti steam trap, reflection glass, dan lain-lain, serta
memberikan jasa konsultasi, pemasangan, dan perbaikan jaringan pipeline.
Di masa yang akan datang, Perseroan berencana untuk membangun pabrik guna memproduksi
valve merknya sendiri (Arita) atau merek lain (melalui transfer knowledge). Hal tersebut diyakini akan
membantu efisiensi dan profitabilitas Perseroan, mengingat apabila memproduksi sendiri valve di
dalam negeri akan jauh lebih murah dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan import.
Selain itu dengan valve yang diproduksi di dalam negeri, akan membantu Perseroan untuk melakukan
penetrasi ke dalam Industri tertentu, dimana beberapa industri mewajibkan valve yang dipakainya
harus memiliki kandungan tingkat komponen dalam negeri yang ditetapkan Pemerintah.
2. Meningkatkan aktivitas pemasaran dan menerapkan strategi penjualan yang tepat.
Perseroan akan terus meningkatkan aktivitas pemasaran dan strategi penjualannya guna menaikkan
reputasi dan brand recognition merk-merk Perseroan. Hal tersebut dapat dilakukan baik dengan
strategi promosi above the line, maupun below the line. Strategi above the line Perseroan dapat
dilakukan dengan beriklan di media-media komunikasi, ataupun mengikuti pameran-pameran industri.
Sedangkan strategi below the line dapat dilakukan dengan berinteraksi untuk memperoleh referensi
pelanggan baru dari pelanggan lama Perseroan, ataupun memberikan insentif langsung kepada
pelanggan, seperti potongan harga, atau konsultasi gratis. Hal tersebut tidak lain ditujukan agar dapat
meningkatkan pangsa pasar Perseroan, dan menjaga loyalitas pelanggan.
3. Fokus dalam penyediaan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang cukup kompetitif.
Saat ini Perseroan tidak hanya menghadapi kompetisi dengan produk bermerk diluar yang diagenkan
Perseroan, melainkan juga berkompetisi dengan produk counterfeit atau tiruan. Produk-produk tiruan
tersebut tentunya ditawarkan dengan harga yang jauh lebih murah dibanding original, sehingga dapat
mengambil pangsa pasar produk original. Namun Perseroan berkeyakinan bahwa, di kemudian hari
pelanggan akan semakin kritis dan cerdas terhadap kualitas dan daya tahan produk yang dipakainya,
sehingga dengan tetap menyediakan produk-produk original yang bersertifikasi dengan harga
kompetitif, Perseroan tetap akan mampu mempertahankan pangsa pasarnya dari ancaman produkproduk tiruan.
4. Terus membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok
Perseroan akan terus mengupayakan pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan,
seperti menyarankan produk yang tepat guna, pengiriman barang dan jasa layanan tepat waktu,
dan menanggapi keluhan konsumen secara tanggap. Selain itu Perseroan juga akan menampung
dan menindaklanjuti feedback dan keluhan dari pelanggan baik kepada layanan Perseroan maupun
produk dari pemasok. Hal ini akan membantu Perseroan di kemudian hari dalam melakukan continous
improvement dari segi produk dan layanan after sales service.
122
5. Pemilihan dan pengembangan sumber daya manusia yang tepat dan berkesinambungan.
Keunggulan kompetitif Perseroan tidak akan dapat dimiliki dan dipertahankan tanpa didukung
oleh sumber daya manusia yang kompeten. Oleh karena itu Perseroan akan terus mengupayakan
program pemilihan dan pengembangan sumber daya manusia yang tepat dan berkesinambungan
guna melahirkan dan menjaga kompetensi karyawannya. Hal tersebut dilakukan dengan
mengimplementasikan program perekrutan yang selektif, program pelatihan dan pengembangan yang
rutin, serta penerapan punishment & reward yang konstruktif.
D. Prospek Usaha
Perseroan berkeyakinan, secara umum, prospek usaha Perseroan kedepannya akan sangat dipengaruhi
oleh kestabilan makro ekonomi, dan iklim investasi sektor riil atau industri di Indonesia. Secara khusus,
Perseroan juga memprediksikan bahwa prospek pertumbuhan kegiatan usaha Perseroan akan lebih
dipengaruhi oleh perkembangan pelanggan dari industri minyak dan gas, Pembangkit Listrik (power plant),
minyak kelapa sawit dan oleochemical.
1. Faktor Makro Ekonomi
Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dikeluarkan Biro Pusat Statistik per tanggal 5 Februari 2013,
kinerja perekonomian domestik terus menunjukkan kinerja yang membaik, terlihat dari pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23% dibandingkan tahun
2011. Laju inflasi sampai tahunan Januari - Desember 2012 tercatat sebesar 4,3%, yang jauh lebih
rendah dari proyeksi pemerintah yang mencapai 5,3%.
Kinerja positif ekonomi Indonesia tidak hanya dapat dilihat dari sajian data-data statistik BPS di atas.
Kinerja positif ekonomi Indonesia juga dapat dilihat dari apresiasi dunia internasional, seperti pemberian
peringkat layak investasi (investment grade) oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings dan
Moody’s Investor Service.
Setelah menunggu selama 14 tahun, Indonesia kembali meraih peringkat investasi dari dua lembaga
pemeringkat internasional tersebut. Indonesia kehilangan posisi investment grade sejak tahun 1997
setelah dihantam krisis moneter. Istilah investment grade merujuk pada sebuah peringkat yang
menunjukkan utang pemerintah atau perusahaan memiliki risiko yang relatif rendah dari peluang default
atau gagal bayar sehingga memiliki tingkat kepercayaan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada bulan Januari 2013, realisasi
penanaman modal sepanjang tahun 2012 mencapai Rp313,2 triliun, 10,5% lebih tinggi dari target yang
ditetapkan Pemerintah, yakni Rp283,5 triliun. Jika dibandingkan tahun 2011, angka tersebut meningkat
hingga 24,63%. Dari Rp313,2 triliun tersebut, Rp92,2 triliun merupakan penanaman modal dalam
negeri, dan penanaman modal asing mencapai Rp221 triliun.
Dengan kondisi makro ekonomi yang postif didukung tingginya nilai realisasi investasi dalam negeri,
Perseroan berkeyakinan hal tersebut akan menunjang prospek usaha Perseroan ke depannya.
2. Industri Minyak dan Gas
Energi dari minyak dan gas masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai
penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan
industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi
rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan tersebut dinilai sangat tinggi, melebihi
rata-rata kebutuhan energi global, namun saat ini kondisi cadangan terbukti minyak bumi Indonesia
dalam kondisi menipis, walaupun sebaliknya cadangan terbukti gas bumi cenderung meningkat.
123
Realisasi dan Perkiraan Produksi Minyak Nasional, Mbopd (1.000 barel per hari)
Sumber: Analisis Industri Minyak dan Gas Indonesia, Biro Riset LM FEUI Februari 2011
Menurut data BP MIGAS tren penurunan jumlah produksi minyak per hari, disebabkan penurunan
produksi dari existing oil field yang lebih cepat dari perkiraan. Sekitar 90 persen dari total produksi
minyak Indonesia dihasilkan dari lapangan yang usianya lebih dari 30 tahun, sehingga dibutuhkan
investasi yang cukup besar untuk menahan laju penurunan alaminya. Selama tahun 2000 hingga 2010,
rata-rata penurunan produksi ladang minyak di indonesia mencapai 3,8 persen per tahun, dimana
pada tahun 2000, produksi minyak Indonesia mencapai 1,4 juta barel per hari, namun pada tahun 2010
hanya mencapai 934 ribu barel per hari.
Walaupun tingkat produksi minyak Indonesia cenderung menurun, namun dari data realisasi pemboran
sumur Eksplorasi maupun sumur produksi secara nasional menunjukan trend sebaliknya. Jumlah
pemboran sumur eksplorasi maupun penemuan cadangan menunjukan angka yang stabil, sementara
jumlah pemboran sumur produksi mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut terlihat dari
jumlah sumur produksi yang tumbuh dari 554 sumur pada tahun 2005, menjadi 969 sumur pada 2009.
Kondisi tersebut diyakini akan memulihkan jumlah produksi minyak nasional.
Pulihnya produksi minyak nasional juga didukung oleh pernyataan Pemerintah (melalui Satuan Kerja
Khusus Migas) yang menargetkan pada 2015, produksi minyak Indonesia akan kembali mencapai 1
juta barel per hari, dimana Hingga Februari 2013, produksi minyak Indonesia hanya mencapai 830-850
ribu barel per hari.
Realisasi Sumur Eksplorasi dan Sumur Produksi Nasional
Sumber: Analisis Industri Minyak dan Gas Indonesia, Biro Riset LM FEUI Februari 2011
124
Hal yang hampir serupa dengan industri minyak juga dialami pada industri gas alam di Indonesia.
Meskipun permintaan akan gas alam dunia terus menurun semenjak krisis ekonomi dunia tahun 20082009, namun Pasokan infrastruktur gas alam akan terus meningkat dalam beberapa waktu mendatang.
Hal ini disebabkan baru berjalannya berbagai proyek yang sudah diputuskan untuk dilaksanakan
sebelum krisis ekonomi dunia kemarin terjadi
Data Cadangan dan Produksi Gas Bumi Indonesia
(Million Standard Cubic Feet per Day)
(milyar barel)
Sumber: Data dan Statistik Gas Bumi, Ditjen Migas Desember 2011
Berdasarkan data Ditjen Migas tersebut, meski total cadangan gas bumi Indonesia terus menurun,
namun sesungguhnya cadangan terbukti di lapangan justru meningkat, dimana pada tahun 2004
cadangan terbukti hanya sebesar 97,81 milyar barel menjadi 104,71 milyar barel pada tahun 2011. Hal
tersebut juga didukung dengan produksi total gas bumi per hari yang relatif meningkat, dimana pada
tahun 2004 total produksi hanya mencapai 3.003.945 MMSCFD, menjadi 3.256.379 MMSCFD pada
tahun 2011.
Dalam jangka menengah, peluang di industri gas alam akan terbuka terutama untuk investasi fasilitas
LNG regasification yang memungkinkan produsen secara fleksibel menyimpan dan mengubah
bentuk gas alam cair untuk disesuaikan dengan pasokan yang sedang dibutuhkan di pasar sesuai
perkembangan harga yang terjadi.
Perkembangan industri minyak dan gas yang masih cukup menjanjikan di kemudian hari, memberikan
prospek bagi pertumbuhan usaha Perseroan, dimana pembangunan kilang minyak maupun LNG baru
diharapkan akan menyerap produk-produk valve Perseroan.
3.
Industri Pembangkit Listrik.
Semenjak tahun 1980, Rasio Elektrifikasi Nasional terus tumbuh, dimana pada tahun 1980 Rasio
Elektrifikasi Nasional hanya sebesar 8%, namun hingga akhir tahun 2012 mencapai 75,8%, yang berarti
selama 13 tahun pertumbuhan majemuk tahunannya (Compunded Annual Growth Rate) mencapai
18,33%.
125
Perkembangan Rasio Elektrifikasi Nasional
Sumber: Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Desember 2012
Sejak tahun 2004 hingga 2012, perkembangan neraca listrik nasional terus menunjukan perkembangan
yang pesat, dimana Produksi bruto listrik Nasional tumbuh 66,68% dalam 9 tahun. Dari data pertumbuhan
produksi selama 9 tahun tersebut, dapat dilihat bahwa porsi produksi PT Perusahaan Listrik Negara
Persero (PLN) hanya tumbuh sebesar 55,71%, namun sebaliknya produksi dari pembangkit swasta
baik dari IPP (Independent Power Producer), maupun PPU (Private Public Utility) tumbuh sebesar
110,71%. Secara proporsi, selama 9 tahun terakhir produksi listrik dari PLN menurun, dari 80.05%
pada tahun 1980, menjadi 74,78% pada tahun 2012. Sebaliknya dalam periode yang sama proporsi
produksi IPP & PPU meningkat dari 19,95% pada tahun 1980, menjadi 25,22% pada tahun 2012.
Perkembangan Neraca Listrik Domestik
Pembangkitan
Produksi PLN
IPP & PPU
Total Produksi Bruto
2004
GWh
Porsi
96.192 80,05%
23.970 19,95%
120.162
2005
GWh
Porsi
101.282 79,52%
26.088 20,48%
127.370
2006
GWh
Porsi
104.469 78,48%
28.640 21,52%
133.109
2007
GWh
Porsi
111.241 78,10%
31.199 21,90%
142.440
2008
GWh
Porsi
118.047 78,99%
31.390 21,01%
149.437
2009
GWh
Porsi
120.459 77,80%
34.379 22,20%
154.838
2010
GWh
Porsi
131.710 77,57%
38.076 22,43%
169.786
2011
GWh
Porsi
142.739 77,82%
40.682 22,18%
183.421
2012
GWh
Porsi
149.783 74,78%
50.508 25,22%
200.291
Sumber: Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Desember 2012
Melihat prospek dari pertumbuhan rasio elektrifikasi nasional yang terus meningkat, dan perkembangan
neraca listrik domestik yang menunjukkan pertumbuhan porsi pembangkit swasta yang cukup tinggi,
Perseroan memiliki keyakinan bahwa sektor industri pembangkit listrik ke depannya akan terus
bertumbuh. Pembangunan pembangkit baru, maupun peningkatan kapasitas pembangkit lama,
diperediksikan akan meningkatkan kebutuhan valve, dan memberikan peluang pertumbuhan bisnis
bagi Perseroan.
4.
Industri Minyak Kelapa Sawit (CPO) dan Minyak Nabati (Oleochemical)
Sejak tahun 2002 hingga 2012, Produksi CPO dunia tumbuh pada tingkat compound annual growth
rate (CAGR) sebesar 7,6% per tahun, dari 25,3 juta ton pada tahun 2002 menjadi 52,7 juta pada
tahun 2012, yang merupakan 33,4% total volume dunia yang dihasilkan oleh sembilan minyak nabati
terbesar. Kesembilan minyak utama tersebut antara lain adalah CPO, CPKO, minyak kedelai, minyak
rapeseed, minyak biji bunga matahari (sunflower), minyak kelapa, minyak cottonseed, minyak kacang
tanah (groundnut) dan minyak zaitun.
126
Produksi Global CPO Sedunia dan Delapan Minyak Nabati terbesar lainnya untuk tahun 2002
dan 2012
(dalam jutaan ton)
2002
2012 E
CAGR
Produksi
Pangsa
Produksi
Pangsa
2002-2012
CPO
25,3
27,29%
52,7
33,40%
7,61%
Kedelai
28,9
31,18%
42,4
26,87%
3,91%
Rapeseed
13,1
14,13%
24,3
15,40%
6,37%
Biji Bunga
Matahari
7,4
7,98%
15,1
9,57%
7,39%
CPKO
3,1
3,34%
6
3,80%
6,83%
Lainnya
14,9
16,07%
17,3
10,96%
1,50%
Total
92,7
100,00%
157,8
100,00%
5,46%
Sumber: Database US Department of Agriculture (USDA) PSD termasuk perkiraan tahun 2012.
Asia Tenggara mendominasi produksi CPO global dengan jumlah lebih dari 51 juta ton pada tahun
2012. Indonesia pada tahun 2012 memproduksi 27,2 juta ton CPO, yang merupakan lebih dari 50%
dari total produksi global, sedangkan Malaysia memproduksi 18,8 juta ton. Secara bersama sama,
lndonesia dan Malaysia memproduksi lebih dari 87% keseluruhan produksi global CPO pada tahun
2012. Diperkirakan dari dari tahun 2012 hingga 2015, kedua Negara ini masih menikmati pertumbuhan
produksi CPO rata-rata sebesar 5,82% per tahun.
Perkiraan produksi CPO global dari tahun 2012 hingga 2015
(dalam jutaan ton)
Pertumbuhan
Indonesia
Malaysia
Sisa
Dunia
Total
2012 E
27,2
18,8
6,7
52,7
7,7%
2013 E
29,8
19,0
6,9
55,7
5,6%
2014 E
32,9
19,9
7,1
59,9
7,6%
2015 E
34,0
20,0
7,3
61,3
2,4%
Y-o-Y
Sumber: Estimasi LMC, Februari 2013
Uni Eropa, Cina, India dan lndonesia masing-masing memiliki pangsa lebih dari 10% konsumsi CPO
secara global pada tahun 2012, dimana lndonesia telah mendekati India sebagai konsumen CPO
terbesar. Permintaan di lndonesia telah didorong oleh pembuatan biodiesel dan oleochemical secara
lokal, dimana produk akhirnya diekspor, dikarenakan para perusahaan pengolahan di lndonesia
memanfaatkan insentif pajak ekspor untuk proses pembuatan untuk keperluan ekspor. Total konsumsi
CPO dunia sejak tahun 2002 hingga 2012 meningkat dari 24,46 juta ton menjadi 49,07 juta ton, tumbuh
pada tingkat CAGR sebesar 7,21% per tahun.
127
Permintaan CPO Dunia Tahun 2002 dan 2012
(dalam jutaan ton)
2002
2012 E
CAGR
Konsumsi
Pangsa
Konsumsi
Pangsa
2002-2012
India
3,73
15,25%
7,43
15,14%
7,13%
Indonesia
3,38
13,82%
6,93
14,12%
7,44%
Cina
2,02
8,26%
5,84
11,90%
11,20%
Uni Eropa
2,92
11,94%
5,53
11,27%
6,59%
Malaysia
1,74
7,11%
2,96
6,03%
5,46%
Lainnya
10,67
43,62%
20,38
41,53%
6,69%
Total
24,46
100,00%
49,07
100,00%
7,21%
Sumber: Database USDA PSD termasuk perkiraan tahun 2012
Melihat data historis dan estimasi pertumbuhan produksi dan konsumsi CPO dunia dan Indonesia, ke
depannya, Perseroan meyakini hal tersebut menunjukkan prospek yang cukup menjanjikan pada
permintaan produk valve Perseroan seiring dengan pertumbuhan industri pengolahan CPO, Biodiesel, dan
Oleochemical.
E. Kegiatan Usaha
Perseroan mengelompokkan kategori Produknya ke dalam 4 kelompok, yaitu :
1. Valve
2 Fitting
3 Instrumen
4 Produk pendukung lainnya
E.1. Valve
Pada intinya valve adalah peralatan yang dirancang untuk menghentikan atau mengatur aliran fluida (cair,
gas, kondensat, dll) dalam jalurnya. Valve yang ditawarkan oleh Perseroan memiliki banyak kategori, hal ini
disebabkan oleh beragamnya jenis valve yang harus disesuaikan dengan fungsi maupun kegunaan yang
dibutuhkan pelanggan di masing-masing industri terkait. Perseroan juga memiliki lini produk yang sesuai
dengan standar internasional yang umumnya berlaku pada instalasi pipa dan valve, baik Japan Indsutrial
Standard (JIS), American Nastional Standards Institute (ANSI), dan Deutsche institut for normung (DIN).
Berikut adalah pengkategorian valve yang ditawarkan oleh Perseroan:
Valve berdasarkan pengoperasian dan penutupan katup
Pengkategorian ini didasarkan oleh jenis dari gerakan menutup dan operasi katup valve:
-
Multi turn valve (katup gerak linier): katup terbuka dan menutup berdasarkan gerak linier dengan
perputaran batang pada ulir. Pengoperasian valve ini memang lambat, namun memberikan akurasi
dan stabilitas yang dibutuhkan apabila digunakan sebagai pengendali aliran utama.
Jenis-jenis valve yang merupakan kategori ini adalah: Gate valve, Globe valve, dan Needle valve
128
Ilustrasi multi turn valve
Sumber: ctgclean.com, Juni 2009
-
Quarter-turn valve (valve rotari): katup penutup serta porosnya berputar pada putaran 0-90o dari posisi
tertutup penuh sampai posisi terbuka penuh. Jenis katup ini memiliki pengoperasian buka-tutup yang
cepat dan efisien. Jenis-jenis valve yang merupakan kategori ini adalah: Ball valve, Butterfly valve, dan
Plug valve.
Ilustrasi Quarter-turn valve
Sumber: Perseroan, Juli 2013
Valve berdasarkan fungsinya
-
-
-
-
Control valve: digunakan untuk mengatur dan mengendalikan tekanan atau aliran
Closure at Over speed flow: digunakan untuk menutup aliran fluida saat aliran melebihi kecepatan
yang dibatasi. Pipa ini umumnya akan langsung melakukan penutupan apabila pipa hilir rusak oleh
kecelakaan.
Overpressure Protection: digunakan untuk melindungi dari kondisi tekanan fluida yang berlebih
Backflow prevention: digunakan untuk melindungi dari aliran fluida yang dapat berbalik arah
Ilustrasi Control Valve
Sumber: Perseroan, Juli 2013
129
Valve berdasarkan sifat dan kondisi fisik aliran/pengoperasian
- Berdasarkan pengoperasian pada suhu rendah atau tinggi:
Tipe valve ini dirancang untuk dapat bertahan di suhu tertentu, berdasarkan aplikasi industrinya.
Misalnya valve yang dirancang untuk bekerja di suhu tinggi, dipakai di industri pembangkit tenaga
listrik.
- Berdasarkan pengoperasian pada tekanan rendah atau tinggi:
Tipe valve ini dirancang untuk dapat bertahan pada tekanan tertentu, berdasarkan aplikasi industrinya.
Misalnya valve yang dirancang untuk bekerja di tekanan yang tinggi, dipakai di industri minyak dan gas.
-
Berdasarkan sifat aliran fluida yang korosif atau erosif:
Tipe valve ini dirancang untuk dapat bertahan dari aliran fluida yang bersifat korosif atau erosif,
dikarenakan aplikasi industrinya. Misalnya valve yang dirancang tahan dari korosi, untuk diaplikasikan
pada industri perkapalan atau pelayaran.
-Berdasarkan viskositas fluida: tipe valve ini dirancang untuk bekerja efisien berdasarkan sifat kekentalan
fluida (gas, cair, padat) yang mempengaruhi kecepatan aliran fluida. Misalnya valve yang dirancang
untuk fluida yang bersifat cair digunakan pada industri pengolahan air (wáter work)
Ilustrasi waterwork valve
Sumber: Perseroan, Juli 2013
Pengkategorian berdasarkan klasifikasi lainnya
Selain pengkategorian secara garis besar di atas, terdapat pengkategorian lain yang didasari oleh:
- Arah unik aliran fluida, satu atau dua arah
- Valve yang memiliki jumlah saluran lebih dari satu (multiport)
- Ketahanan terhadap rangsangan kimiawi dan risiko ledakan yang biasa digunakan pada industri kimia
atau petrokimia.
- Persyaratan higenis yang digunakan pada industri makanan atau farmasi
Ilustrasi multiport valve
Sumber: Perseroan, Juli 2013
130
E.2. Fitting
Fitting biasa digunakan dalam sistem instalasi pipa untuk menghubungkan pipa lurus atau bagian tabung,
agar sesuai dengan ukuran atau bentuk yang berbeda, dengan tujuan mengatur arah atau menyesuaikan
aliran fluida.
Ilustrasi fitting
Sumber: Perseroan, Juli 2013
Berikut adalah pengkategorian yang umumnya dilakukan pada fitting:
-
Elbow (Siku): adalah fitting yang biasa dipasang pada dua pipa untuk memungkinkan perubahan arah,
yang biasanya sekitar 90º dan 45o. apabila antara dua ujung siku memiliki diameter yang berbeda,
biasa disebut reducer elbow.
1. Siku 45O biasa digunakan pada industri pengolahan air, industri pengolahan makanan, dan industri
kimia.
2. Siku 90O biasa digunakan untuk menghubungkan selang ke valve, pompa tekanan air, dan saluran
air, dan dapat ditemukan pada berbagai industri yang mengaplikasikan tekanan pada pipa.
Ilustrasi Elbow
Sumber: Perseroan, Juli 2013
-
Tee: Tee adalah fitting pipa yang paling umum yang berbentuk T dan memiliki dua outlet
90° yang terhubung ke aliran fluida utama. Hal ini digunakan baik untuk menggabungkan
atau membagi aliran fluida. Biasa berbentuk pendek dengan outlet lebih dari satu. Tee biasa
digunakan untuk menghubungkan pipa dari diameter yang berbeda atau untuk mengubah arah
pipa berjalan. Mereka banyak digunakan dalam jaringan pipa untuk mengangkut campuran
fluida yang memiliki dua tahapan. Apabila fitting tersebut memiliki cabang lebih dari 3, dalam hal
ini memiliki 4 cabang, maka disebut cross. Cross ini jarang digunakan, dikarenakan besarnya
tekanan yang dihasilkan dari perubahan suhu, sehingga dikhawatirkan akan mudah rusak dan
meningkatkan biaya instalasi.
131
Ilustrasi Tee
Sumber: Perseroan, Juli 2013
-
Coupling: coupling adalah fitting pipa yang digunakan untuk menghubungkan 2 pipa yang
memiliki ujung dengan diameter berbeda, dan umumnya digunakan untuk menyambungkan
pipa yang lebih kecil sehingga sering disebut reducer atau adapter.
Ilustrasi Coupling
Sumber: Perseroan, Juli 2013
-
Cap/Plug: tipe dari fitting pipa yang biasanya digunakan untuk cairan atau gas yang
bertekanan tinggi, yang digunakan untuk menutupi ujung pipa. Perbedaan antara cap dan
plug adalah, dimana cap memiliki ulir jenis perempuan yang dikunci pada ulir jenis lelaki
dari pipa, dan biasanya memiliki ujung yang dilas dan tertutup. Sedangkan plug biasanya
memiliki ulir jenis lelaki.
Ilustrasi Cap/plug
Sumber: Perseroan, Juli 2013
E.3. Instrumen
Instrumen pada dasarnya adalah segala peralatan yang digunakan untuk menunjang peralatan mekanik
dalam sebuah ekosistem instalasi pipa dan valve. Perseroan secari garis besar membagi instrumen yang
ditawarkannya sebagai berikut:
-
Positioner: instrumen ini berfungsi sebagai indikator maupun pengatur yang menunjukkan atau
mengatur terbuka atau tertutupnya valve, untuk mengubah aliran fluida. Sebagai contoh, produkproduk instrumen yang termasuk dalam positioner ini adalah: limit switch box, flow switch, maupun
pressure switch.
132
Ilustrasi switch
Sumber: Perseroan, Juli 2013
-
Actuator: instrumen ini berfungsi sebagai penggerak untuk membuka tutup valve secara otomatis, baik
bekerja melalui komponen elektrik maupun tekanan udara (pneumatik).
Ilustrasi Actuator
Sumber: Perseroan, Juli 2013
-
Detector: instrumen ini berfungsi sebagai penanda untuk menunjukan kapasitas volume dan
tekanan fluida, baik berdasarkan sensor elektronik maupun analog, antara lain pressure gauge dan
pocket sensor.
Ilustrasi Instrumen
Sumber: Perseroan, Juli 2013
E.4. Produk pendukung Lainnya
Perseroan juga menawarkan produk pendukung yang umumnya digunakan untuk mendukung koneksi
valve dengan pipa pada rangkaian pipeline. Beberapa contoh produk lain-lain Perseroan adalah, mur, baut,
ring, dan seat.
133
Ilustrasi Instrumen
Sumber: Perseroan, Juli 2013
F. Data Penjualan dan Pelanggan Perseroan
Berikut adalah data penjualan Produk Perseroan selama 5 tahun terakhir:
(dalam jutaan Rupiah)
Desember
April
Keterangan
2013
%
2012
%
2011
%
2010
%
2009
%
2008
%
Valve
40.499
81,51%
118.306
76,97%
81.837
79,20%
50.140
80,18%
34.463
86.47%
34.545
85.58%
Fitting
3.023
6,08%
15.315
9,96%
9.127
8,83%
6.002
9,60%
2.143
5.38%
2.306
5.71%
Instrumen
5.287
10,64%
12.852
8,36%
8.684
8,40%
3.819
6,11%
3.182
7.98%
3.264
8.09%
878
1,77%
7.225
4,70%
3.679
3,56%
2.572
4,11%
68
0.17%
249
0.62%
49.688
100.00%
153.699
100.00%
103.328
100.00%
62.533
100%
39.858
100.00%
40.365
100.00%
Lain-lain
Total
Sumber: Perseroan, September 2013
Selama 5 tahun terakhir, komponen utama penjualan perseroan disumbang oleh penjualan valve yang
rata-rata berkisar 80% dari total penjualan Perseroan. Untuk segmen penjualan fitting dan instrumen,
kedua segmen ini berfluktuatif pada kisaran 8% dalam kontribusinya terhadap total penjualan Perseroan.
Sedangkan untuk segmen penjualan lain-lain, tidak terlalu berkontribusi secara signifikan, mengingat
segmen ini hanyalah sebagai pelengkap dari penjualan segmen utama (valve), dimana secara rata-rata
harga jual segmen lain-lain ini tergolong rendah.
Dalam 5 tahun terakhir secara keseluruhan, penjualan seluruh segmen usaha Perseroan mengalami
peningkatan, hanya pada tahun 2009 saja terjadi penurunan penjualan di seluruh segmen usaha.
Penurunan penjualan pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh dampak krisis ekonomi yang terjadi
pada akhir tahun 2008.
Berikut adalah 5 pelanggan besar Perseroan untuk periode 4 bulan yang berakhir pada 30 April 2013 dan
untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012, 2011, 2010, dan 2009:
30 April 2013
Pelanggan
Persentase terhadap Total Penjualan (%)
PT Pasadena Ventures Indonesia
1,10
PT Jasuka Bangun Pratama
1,05
PT Cipta Karya Bangun Nusa
0,89
PT Multi Agung Sarana Ananda
0,84
PT Sumbar Andalas Kencana
0,81
134
31 Desember 2012
Pelanggan
Persentase terhadap Total Penjualan (%)
PT Sawitmas Nugraha Perdana
0,90%
PT Waykanan Sawitindo Mas
0,46%
PT Yasa Industri Nusantara
0,39%
PT Punj Lloyd Indonesia
0,35%
PT Batu Dua Prima
0,31%
31 Desember 2011
Pelanggan
Persentase terhadap Total Penjualan (%)
PT Prima Mitrajaya Mandiri
0,69%
PT Sawit Kaltim Lestari
0,54%
PT Pancakarsa Bangun Reksa
0,51%
PT Gayaland Prokencana
0,51%
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
0,43%
31 Desember 2010
Pelanggan
Persentase terhadap Total Penjualan (%)
PT Dermaga Kencana Indonesia
1,63%
PT Karya Sawitindo Mas
1,08%
PT Global Kalimantan Makmur
0,99%
PT Langgam Inti Hibrindo
0,85%
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
0,59%
31 Desember 2009
Pelanggan
Persentase terhadap Total Penjualan (%)
PT Kelba Sejahtera
0,39%
PT Sentosa Baru
0,38%
PT Multi Superindo Manunggal
0,37%
PT Sapta Karya Damai
0,30%
PT Galangan Mercusuar
0,29%
Sumber: Perseroan, September 2013
Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pelanggan terbesar Perseroan.
Perseroan tidak memiliki ketergantungan pada pelanggan tertentu.
G. Kegiatan Pemasaran
Perseroan membagi area pemasarannya menjadi 3 kategori wilayah, antara lain Indonesia Barat, Tengah
dan Timur dimana setiap wilayah memiliki konsentrasi yang disesuaikan dengan potensi pasar yang ada
di wilayah tersebut. Sebagai contoh, Perseroan menitikberatkan konsentrasi pemasaran valve untuk palm
oil processing di bagian Indonesia tengah berdasarkan potensi dari daerah Kalimantan yang merupakan
pusat industri perkebunan kelapa sawit.
Rata-rata kontribusi penjualan Perseroan menurut daerah pemasaran selama 5 tahun terakhir:
• Indonesia Barat berkontribusi sekitar 60%
• Indonesia Tengah berkontribusi sekitar 30%
• Indonesia Timur berkontribusi sekitar 10%
135
Kegiatan dan strategi pemasaran yang dilakukan Perseroan untuk memperluas pangsa pasar antara lain:
-
Melakukan segmentasi pasar yang tepat
-
Melakukan promosi melalui media cetak dan pameran-pameran
-
Direct to end user marketing
-
Mengumpulkan list of potential customer dari berbagai sumber
-
Pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini
Perseroan secara berkelanjutan tetap melakukan berbagai perbaikan dan inovasi pada system pemasaran
agar dapat menghasilkan program-program pemasaran yang lebih efektif.
Seperti umumnya perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan atau distribusi, Perseroan juga
memberikan program diskon kepada pelanggannya. Program diskon diberikan Perseroan secara selektif
kepada konsumen tertentu dan sudah diatur pada kebijakan awal mengenai struktur harga. Kewenangan
untuk memberikan diskon diberikan kepada setiap pimpinan sales yang ada pada setiap cabang atau sales
office. Besarnya diskon yang diberikan bergantung pada negosiasi dan volume pembelian serta prospek
kedepannya.
Bentuk-bentuk promosi yang dilakukan Perseroan untuk meningkatkan brand awareness, yaitu: mengikuti
pameran-pameran, memasang iklan melalui layanan media yang menjadi referensi bagi orang banyak, dan
sebagainya.
H. Proses Kegiatan Usaha Perseroan
Skema Pembayaran dari Pelanggan
Sumber: Perseroan, Juli 2013
1.
Pelanggan mengirimkan Purchase Order (PO) ke Perseroan
2.
Perseroan menyiapkan barang sesuai PO & surat jalan
3.
Barang yang sudah siap, dikirimkan ke pelanggan beserta surat jalan
4.
Pelanggan menerima barang sesuai dengan yang dipesan dan menandatangani surat jalan sebagai
bukti barang telah diterima
5.
Berdasarkan Surat jalan dan PO tersebut, Perseroan mencetak invoice untuk dasar penagihan ke
pelanggan
6.
Invoice yg telah di cetak di kirim ke pelanggan
7.
Pelanggan melakukan pembayaran sesuai dengan tanggal jatuh tempo melalui transfer ke rekening
Perseroan.
136
Skema Pembayaran kepada Pemasok:
PO dari
pelanggan
Barang dikirim ke
PT Arita Prima
Indonesia
Menyiapakan daftar
barang yang akan
dibeli
Pengiriman daftar barang
kepada pemasok
Barang sudah
siap
Perseroan melunasi
pembelian
Pemasok menyiapkan
barang
Perseroran membayar
uang muka
Sumber: Perseroan, Juli 2013
1. Perseroan menerima PO dari pelanggan atau Perseroan menyiapkan list barang yang akan dibeli
2. Perseroan meminta pemasok untuk menyiapkan barang sesuai PO Pelanggan atau list dari
Perseroan
3. Perseroan akan melakukan pembayaran uang muka dari total pembelian
4. Saat Pemasok telah menyiapkan barang yang diminta, Perseroan melakukan pelunasan pembelian.
5. Pemasok akan mengirimkan barang setelah pembelian dilunasi oleh Perseroan
I. Persaingan Usaha
Saat ini Perseroan menghadapi persaingan yang relatif ketat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Persaingan secara langsung dihadapi Perseroan dari perusahaan distributor lain atau importir umum yang
mengageni produk valve merk-merk produsen/pemasok yang bereputasi dari merk pesaing yang tidak
diageni oleh Perseroan. Selain itu Perseroan juga menghadapi persaingan secara tidak langsung dengan
perusahaan distributor yang menjual produk-produk imitasi dari merk-merk yang cukup bereputasi baik
yang diageni oleh Perseroan maupun yang tidak diageni oleh Perseroan.
J. Tata Kelola Perusahaan
Penerapan Tata Kelola Perusahaan dengan standar tertinggi merupakan komitmen dari seluruh Direksi,
Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan. Penerapan prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas,
Tanggung Jawab, Independensi dan Kewajaran telah dimasukkan dalam nilai-nilai Perseroan.
Dengan diterapkannya nilai-nilai inti Perseroan yang terintegrasi kedalam Tata Kelola Perusahaan
memberikan jaminan keberlangsungan Perseroan, kemampuan daya saing yang tinggi dan memperoleh
kepercayaan dari berbagai pihak antara lain pemegang saham, karyawan, masyarakat dan external
stakeholder lain. Termasuk dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan adalah memastikan pengelolaan
sumber daya manusia, pengelolaan risiko dan mitigasinya, pengelolaan keuangan yang prudent, patuh
terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan menghindari potensi benturan kepentingan.
Sejalan dengan komitmen Dewan Komisaris dan Direksi untuk membudayakan penerapan Tata Kelola
Perusahaan, Perseroan menyiapkan fungsi pengawas internal, fungsi pengelolaan risiko dan pembakuan
dalam bentuk pedoman tingkah laku dan buku pedoman manajemen.
Perseroan dalam mewujudkan Tata Kelola Perusahaan yang baik dan berkomitmen, Perseroan tengah
melaksanakan pembentukan Komite Audit dengan tenggat waktu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah tanggal pendaftaran saham pada Bursa Efek Indonesia atau pada RUPS Perseroan berikutnya,
kejadian mana yang lebih cepat terlaksana. Selain Komite Audit, Perseroan akan menambah komite
lainnya yang dipandang perlu bagi pengurusan Perseroan.
137
K. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Perseroan meyakini, sebuah perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh
pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas
dan lingkungan dalam segala aspek operasional yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Oleh karena itu, Perseroan, dalam melaksanakan aktivitasnya berusaha senantiasa mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, melainkan juga harus
menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek
maupun untuk jangka yang lebih panjang.
Salah satu bentuk nyata dari kepedulian terhadap dampak sosial dan masyarakat, dilakukan Perseroan
melalui kegiatan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility (”CSR”)), dimana Perseroan mulai
menetapkan program Rutin CSR sejak tahun 2013.
Adapun kegiatan CSR yang telah dilakukan Perseroan antara lain dengan melakukan kegiatan ”Buka
Puasa Bersama” dengan anak yatim piatu dan warga masyarakat di lingkungan kantor Perseroan di area
Ruko Sunter Permai, pada tanggal 31 Juli 2013 dan jumlah dana yang dikeluarkan Perseroan sekitar
Rp40.000.000.
138
IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Calon investor harus membaca ikhtisar data keuangan penting yang disajikan di bawah ini yang berhubungan dengan laporan keuangan konsolidasian Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, yang tercantum dalam Prospektus ini. Calon investor juga harus membaca Bab IV Analisis
dan Pembahasan oleh Manajemen.
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang didasarkan pada: (a)
laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 4 (empat) bulan yang berakhir pada tanggal 30
April 2013 dan tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Y. Santosa
& Rekan, akuntan publik independen, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (b) laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 yang telah
diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, akuntan publik independen, dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh KAP Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak & Rekan, akuntan publik
independen, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (d) laporan keuangan konsolidasian Perseroan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 yang telah diaudit oleh KAP Fredy, akuntan
publik independen, dengan pendapat wajar dengan pengecualian; (e) laporan keuangan konsolidasian
Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 yang telah diaudit oleh KAP Drs.
Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak & Rekan, akuntan publik independen, dengan pendapat wajar dengan
pengecualian.
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pada
tanggal 30
April
2013
Pada tanggal 31 Desember
Aset
Aset Lancar
2012
2011
2010
2009
2008
Kas dan setara kas
4.191
5.320
10.284
6.373
3.862
3.535
Investasi sementara
0
0
0
0
750
702
Piutang usaha
Pihak berelasi
231
228
206
0
0
0
Pihak ketiga - bersih
33.492
31.875
31.517
13.741
9.011
4.970
Piutang lain
5.497
4.380
340
818
559
647
Persediaan
93.259
85.309
65.631
39.024
22.028
15.982
Uang muka
32.440
12.524
3.323
2.450
3.043
1.297
Pajak dibayar di muka
0
0
265
810
214
173
Biaya dibayar di muka
1.347
1.553
1.958
638
463
313
Total Aset Lancar
170.457
141.189
113.524
63.854
39.930
Aset Tidak Lancar
27.619
135
172
166
0
0
0
Piutang pihak berelasi
Aset pajak tangguhan
726
621
562
263
Aset tetap - bersih
48.140
36.383
17.510
14.854
6.495
6.611
Invetasi pada Entitas Asosiasi, neto
0
0
0
92
0
0
Aset tidak lancar lainnya
554
215
35
18
9
0
Total Aset Tidak Lancar
49.555
37.391
18.273
15.227
6.504
6.611
Total Aset
220.012
178.580
131.797
79.081
46.434
34.230
139
0 Pada tanggal
30 April
Keterangan
Utang bank jangka pendek
Utang usaha
Pada tanggal 31 Desember
2013
2012
2011
2010
2009
35.682
33.078
12.665
2.449
486
2008
93
Pihak ketiga
24.234
9.578
9.669
6.966
4.163
1.686
Pihak berelasi
5.267
8.958
1.682
1.240
752
662
Utang lain-lain - pihak ketiga
1.350
1.248
214
2.921
1.377
1.492
Utang Pajak
10.163
8.658
6.396
3.707
642
0 Liabilitas imbalan kerja jangka
pendek
2
315
802
720
0
0
Biaya yang masih harus
dibayar
1.062
1.166
974
139
478
497
Utang dividen
6.000
0
0
0
0
0
Uang muka pelanggan
1.434
535
8.828
1.270
1.786
800
Pajak yang masih harus
dibayar
0
0
0
0
0
176
Utang jangka panjang yang
jatuh tempo
dalam satu tahun
Utang bank
2.590
1.477
793
625
Utang pembiayaan
konsumen
416
437
195
101
0
0
Hutang sewa pembiayaan
647
759
745
415
81
65
Hutang lain
0
0
16.255
6.618
252
73
88.847
66.209
59.218
27.171
10.390
5.722
Total Liabilitas Jangka Pendek
373
178
Liabilitas Jangka panjang
Utang jangka panjang, setelah
dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Utang bank
17.440
11.425
5.090
2.442
1.201
1.737
Utang Sewa Pembiayaan
412
528
223
179
0
0
Utang Pembiayaan
Konsumen
342
514
648
359
44
122
Utang lain-lain - pihak
berelasi
3.407
29.064
11.465
7.433
567
222
Kewajiban imbalan kerja
2.811
2.342
2.105
1.086
0
0
24.412
43.873
19.531
11.499
1.812
2.081
113.259
110.082
78.749
38.670
12.202
7.803
Total Liabilitas Jangka Panjang
Total Liabilitas
140
Ekuitas
Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada
pemilik Entitas Induk
Modal saham - nilai nominal Rp
100 per saham pada tanggal
30 April 2013 [31 Desember 2012,
2011, dan 2010: Rp878.000
(US$100) per saham]
Modal dasar – 1.800.000.000
saham pada tanggal 30 April 2013
(31 Desember 2012, 2011,
dan 2010: 40.000 saham)
Modal ditempatkan dan disetor
penuh – 800.000.000 saham
pada tanggal 30 April 2013 (31
Desember 2012, 2011, dan
2010: 11.390 saham)
80.000
10.000
10.000
10.000
10.000
6.409
Tambahan modal disetor
4.370
4.370
4.371
4.371
4.231
3.877
Selisih transaksi dengan
kepentingan nonpengendali
-134
-134
293
0
0
0
16.000
0
0
0
0
Saldo Laba
Cadangan umum
Belum ditentukan
penggunaannya
0
6.480
54.227
35.580
23.163
16.666
13.121
Neto
106.716
68.463
50.244
37.534
30.897
23.407
Kepentingan nonpengendali
37
35
2.804
2.877
3.335
3.020
Total Ekuitas
106.753
68.498
53.048
40.411
34.232
26.427
Total Liabilitas dan Ekuitas
220.012
178.580
131.797
79.081
46.434
141
34.230
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Penjualan neto
Empat Bulan yang
Berakhir Pada
Tanggal 30 April
Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2013
2012*
2012
2011
2010
2009
2008
49.688
47.904
153.699
103.328
62.533
39.858
40.365
Beban Pokok Penjualan
19.091
24.075
68.515
51.303
33.878
23.754
26.225
Laba Bruto
30.597
23.829
85.184
52.025
28.655
16.104
14.140
(5.954)
(7.023)
(25.321)
(18.613)
(9.267)
(7.824)
(5.745)
(11.279)
(4.626)
(25.922)
(12.272)
(7.456)
(4.254)
(2.171)
2.198
790
4.331
1.142
665
173
3
15.562
12.970
38.272
22.282
12.597
4.199
6.227
3
27
68
85
91
108
57
(2.207)
(1.211)
(6.530)
(5.224)
(1.013)
(574)
(245)
(240)
(1.684)
(1.900)
1.400
184
138
(218)
0
0
(1.748)
0
0
0
0
0
0
0
(91)
(10)
0
0 Pendapatan jasa giro dan
bunga bank
0
0
0
0
0
108
57
Penghapusan piutang
0
0
0
0
0
(331)
(257)
Laba penjualan aset tetap
0
0
0
0
0
2
0
Pendapatan (beban) lain-lain
0
0
0
0
0
173
3
13.118
10.102
28.162
18.452
11.849
3.542
5.564
Beban pajak penghasilan, neto
3.863
2.815
8.540
5.260
3.058
1.304
442
Laba Periode Berjalan
9.255
7.287
19.622
13.192
8.791
2.238
5.122
0
0
0
0
0
0
0 9.255
7.287
19.622
13.192
8.791
2.238
5.122
Beban Penjualan
Beban Umum dan Administrasi
Penghasilan (Beban) lain-lain
neto
Laba Usaha
Penghasilan bunga
Beban keuangan
Laba (rugi) selisih kurs, neto
Rugi pelepasan investasi saham
Entitas Anak, neto
Bagian rugi neto Entitas
Asosiasi
Laba Sebelum Beban Pajak
Penghasilan
Pendapatan komprehensif lain
Total Laba Komprehensif
Periode Berjalan
Total Laba Komprehensif
Periode Berjalan yang Dapat
Diatribusikan kepada:
9.253
6.583
18.646
12.417
8.060
1.982
4.025
2
704
976
775
731
256
1.097
Total
9.255
7.287
19.622
13.192
8.791
2.238
5.122
Laba Neto per Saham dasar
yang Dapat Diatribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk
14,21
14,63
41,44
27,59
17,91
196.488,15
701.643,84
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
*) tidak diaudit
142
Rasio Keuangan Konsolidasian
Rasio Pertumbuhan (%)
Empat Bulan
yang Berakhir
Pada Tanggal
30 April
Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember
2013
Aset
Liabilitas
Ekuitas
Penjualan Bersih
2012
2011
2010
2009
2008
23,20%
35,50%
66,66%
70,31%
35,65%
na*
2,89%
39,79%
103,64%
216,92%
56,38%
na*
55,85%
29,12%
31,27%
18,05%
29,53%
na*
3,72%
48,75%
65,24%
56,89%
(1,26)%
na*
(20.70)%
33,55%
51,43%
42,62%
(9,42)%
na*
27,00%
48,75%
50,06%
(66,69)%
25,96%
na*
Laba (Rugi) Komprehensif Terhadap
Aset
4,21%
10,99%
10,01%
11,12%
56,84%
61,22%
Laba (Rugi) Komprehensif Terhadap
Ekuitas
8,67%
28,66%
24,86%
21,75%
77,10%
79,29%
Laba (Rugi) Bruto Terhadap Penjualan Bersih
61,58%
55,42%
50,35%
45,82%
40,40%
35,03%
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Terhadap
Penjualan Bersih
26,40%
18,32%
17,86%
18,95%
69,49%
53,01%
Laba (Rugi) Komprehensif Terhadap
Penjualan Bersih
18,63%
12,77%
12,77%
14,06%
66,22%
51,91%
Beban Pokok Penjualan
Laba komprehensif
Rasio Kinerja dan Operasional (%)
EBITDA (dalam jutaan Rupiah)
16.408
40.469
23.672
13.449
4.772
6.592
105,44%
105,74%
106,24%
106,76%
113,65%
105,86%
Aset Lancar / Liabilitas Jangka
Pendek
1,92
2,13
1,92
2,35
3,84
4,83
Liabilitas / Aset
0,51
0,62
0,60
0,49
0,26
0,23
Liabilitas / Ekuitas
1,06
1,61
1,48
0,96
0,36
0,29
EBITDA/Pendapatan Usaha
Rasio Likuiditas dan Solvabilitas
(x)
Na* tidak dapat dibandingkan karena periode laporan keuangan yang berbeda
Perseroan harus memenuhi beberapa rasio keuangan tertentu seperti diatur dalam perjanjian-perjanjian
Pinjaman PT Bank UOB Indonesia sebagaimana berikut:
•
•
Current Ratio tidak kurang dari 1x
Debt to Equity tidak lebih dari 3x
143
Halaman ini sengaja di kosongkan
144
X. EKUITAS
Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang didasarkan pada: (a)
laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 4 (empat) bulan yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 dan tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Y. Santosa
& Rekan, akuntan publik independen, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; (b) laporan keuangan
konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 yang telah
diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, akuntan publik independen, dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian; (c) laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010 dan 2008 yang telah diaudit oleh KAP Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si,Ak &
Rekan, akuntan publik independen,dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
30 April
31 Desember
2013
2012
2011
2010
80.000.000.000
10.000.420.000
10.000.420.000
10.000.420.000
4.370.431.826
4.370.431.826
4.370.431.826
4.370.431.826
(134.482.608)
(134.482.608)
292.760.182
-
16.000.000.000
-
-
-
6.480.013.454
54.226.994.969
35.580.391.998
23.163.381.531
108.715.462.672
68.463.364.187
50.244.004.006
37.534.233.357
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk:
Modal Saham - Nilai nominal Rp100 per
saham pada tanggal 30 April 2013
[31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
Rp878.000 (USD100) per saham]
Modal Dasar – 1.800.000.000 saham
pada tanggal 30 April 2013
(31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
40.000 saham)
Modal ditempatkan dan disetor penuh
- 800.000.000 saham pada tanggal
30 April 2013 (31 Desember 2012,
2011 dan 2010: 11.390 saham)
Tambahan modal disetor
Selisih Transaksi
nonpengendali
dengan
kepentingan
Saldo Laba
Cadangan Umum
Belum ditentukan penggunaannya
Neto
Kepentingan nonpengendali
Total Ekuitas
36.732.677
34.673.013
2.804.045.747
2.876.580.026
106.752.695.349
68.498.037.200
53.048.049.753
40.410.813.383
145
Di bawah ini disajikan posisi ekuitas proforma Perseroan pada tanggal 30 April 2013 setelah
memperhitungkan dampak dari dilakukannya Penawaran Umum ini:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Posisi ekuitas menurut
laporan keuangan
konsolidasi pada tanggal 30
April 2013
Modal saham
ditempatkan dan
disetor penuh
Tambahan
Modal Disetor
/ Agio
Selisih
transaksi
dengan
kepentingan
nonpengendali
Kepentingan
Nonpengendali
Saldo Laba
Total Ekuitas
80.000.000.000
4.370.431.826
(134.482.608)
1.688.592.551
36.732.677
101.961.274.446
27.500.000.000
29.303.450.000
-
-
-
56.803.450.000
107.500.000.000
33.673.881.826
(134.482.608)
1.688.592.551
36.732.677
158.764.724.446
Perubahan ekuitas setelah
tanggal 30 April 2013 jika
diasumsikan telah terjadi pada
tanggal tersebut :
- Penawaran Umum
sebanyak-banyaknya
275.000.000 saham biasa
yang merupakan saham
baru Perseroan dengan
nilai nominal Rp100 per
saham dengan Harga
Penawaran Rp[ ] per saham
setelah dikurangi estimasi
biaya Penawaran Umum
yang ditanggung Perseroan
Posisi ekuitas menurut
laporan keuangan
konsolidasi per tanggal
30 April 2013 setelah
Penawaran Umum
kepada pemegang saham
dilaksanakan
146
XI.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pembagian dividen kas dilakukan
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS).
Sebelum berakhirnya tahun keuangan, dividen interim dapat dibagikan sepanjang hal itu diperbolehkan oleh
Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan aset bersih Perseroan menjadi
kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib Perseroan. Pembagian dividen interim
tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya
tahun keuangan dimana terjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim
yang telah dibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Dewan Komisaris
serta Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk pengembalian dimaksud jika dividen
interim tidak dikembalikan oleh pemegang saham.
Setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana Saham, mulai tahun 2014 berdasarkan laba bersih tahun
buku 2013, Perseroan berniat untuk mempertahankan rasio pembayaran dividen kas sebanyak-banyaknya 20%
dari laba bersih untuk masa yang akan datang.
Keputusan dalam penetapan rasio pembayaran dividen kas akan tetap memperhatikan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham Perseroan.
Pembayaran dividen di masa yang akan datang akan bergantung pada berbagai faktor, antara lain pada:
- laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek bisnis di masa
yang akan datang, kebutuhan kas, peluang bisnis; dan
- kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi.
Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan mampu membayar dividen atau akan membayar dividen atau keduanya
di masa yang akan datang.
Para pemegang saham baru yang berasal Penawaran Umum ini akan memperoleh hak-hak yang sama dan
sederajat dengan pemegang saham lama Perseroan, termasuk hak untuk menerima dividen.
Perseroan telah melakukan pencabutan terhadap negative covenant atau pembatasan terkait dengan pembagian
dividen, antara lain:
a. Berdasarkan Surat PT Bank UOB Indonesia (“Bank”) No. 13/CPB/0155 tanggal 27 Juni 2013 kepada Perseroan;
Bank memberikan persetujuan kepada Perseroan atas pengesampingan ketentuan pembatasan pada
pasal 14 butir 7, 10, 11 dan 15 sehubungan dengan pembayaran dividen dan pembatasan atas perubahan
susunan pemegang saham. Namun Perseroan tetap memiliki kewajiban untuk melakukan pemberitahuan
secara tertulis dalam hal terjadi perubahan pemegang saham yang bersifat material.
b. Berdasarkan Surat AmBank (M) Berhad kepada Perseroan dengan No. 1100005700801 tanggal 18 April
2013; AmBank (M) Berhad menyetujui untuk mengesampingkan pembatasan: (i) sehubungan dengan
pembagian deviden (termasuk pembagian kepada pemegang saham publik) dan (ii) perubahan pemegang
saham Perseroan.
c.
Berdasarkan Surat PT Bank Permata Tbk (“Bank”) kepada Perseroan tertanggal 22 Juli 2013; Bank memberikan
persetujuan untuk mencabut atau memberikan pengesampingan/waiver atas pembagian deviden kepada
pemegang saham Perseroan.
147
Halaman ini sengaja di kosongkan
148
XII.PERPAJAKAN
A. Perpajakan Untuk Pemegang Saham
Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 (berlaku efektif 1 Januari 2001) pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa
yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apapun termasuk antara lain dividen.
Selanjutnya, pasal 4 ayat (3) huruf f menyebutkan bahwa dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak
termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi :
1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2. Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor
dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut.
Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 4 ayat (3) huruf f di atas juga ditegaskan bahwa dalam hal penerima dividen
atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain badan-badan tersebut di atas, seperti orang pribadi baik dalam
negeri maupun luar negeri, firma, perseroan komanditer, yayasan dan organisasi sejenis dan sebagainya, maka
penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap merupakan Objek Pajak Pasal 23 ayat (1) huruf a
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan atau terutang oleh badan
pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan
Perseroan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong pajak sebesar
15% (lima belas persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan.
Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif 20% dari kas yang dibayarkan
(dalam hal dividen tunai) atau 20% dari nilai pari (dalam hal dividen saham) atau tarif yang lebih rendah dalam
hal pembayaran dividen dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu Negara yang telah
menandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi ketentuan
sebagaimana diatur di dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010.
Agar Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) tersebut dapat menerapkan tarif sesuai P3B, maka sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda,
sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010, Wajib Pajak Luar Negeri diwajibkan untuk melampirkan Surat
Keterangan Domisili (SKD) / Certificate of Domicile of Non Resident for Indonesia Tax Withholding yaitu:
1. Form-DGT 1 atau;
2. Form-DGT 2 untuk bank dan WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui kustodian
sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang diperdagangkan atau
dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen serta WPLN yang berbentuk dana pensiun
yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di negara mitra dan merupakan subjek
pajak di negara mitra.
3. Form SKD yang lazim diterbitkan oleh negara mitra dalam hal Competent Authority di negara mitra tidak
berkenan menandatangani Form DGT-1 / DGT-2, dengan syarat:
• Form SKD tersebut diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris;
• Diterbitkan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010;
• Berupa dokumen asli atau dokumen fotokopi yang telah dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat
salah satu Pemotong/ Pemungut Pajak terdaftar sebagai Wajib Pajak;
• sekurang-kurangnya mencantumkan informasi mengenai nama WPLN; dan
149
•
mencantumkan tanda tangan pejabat yang berwenang, wakilnya yang sah, atau pejabat kantor pajak
yang berwenang di negara mitra P3B atau tanda yang setara dengan tanda tangan sesuai dengan
kelaziman di negara mitra P3B dan nama pejabat dimaksud.
Di samping persyaratan Form-DGT1 atau Form DGT-2 atau Form SKD Negara Mitra maka sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda sebagaimana telah diubah dengan PER-25/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 maka WPLN wajib
memenuhi persyaratan sebagai Beneficial Owner atau pemilik yang sebenarnya atas manfaat ekonomis dari
penghasilan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember
1994 tentang “Bidang-Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun
Yang Disetujui Menteri Keuangan Republik Indonesia Tidak Termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan”, maka
penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa
Efek di Indonesia, tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1997
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-07/PJ.42/1995 tanggal
21 Februari 1995, perihal pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek
(seri PPh Umum No. 3 juncto SE-06/Pj.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal: Pelaksanaan pemungutan PPh atas
penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek), telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham
di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,10% dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifat final.
Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang
efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;
2.
Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,50% dari nilai seluruh saham pendiri
yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum. Besarnya nilai saham tersebut adalah nilai saham pada saat
Penawaran Umum Perdana. Penyetoran tambahan pajak penghasilan dilakukan oleh Perseroan (Perseroan)
atas nama pemilik saham pendiri sebelum penjualan saham pendiri, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek.
3. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di
atas, maka atas penghasilan berupa capital gain dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak
Penghasilan sesuai dengan tarif umum Pasal 17 Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang No. 17 tahun 2000. Oleh karena itu, pemilik
saham pendiri tersebut wajib melaporkan pilihannya itu kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggaran
Bursa Efek.
B. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan
Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai
dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.
Kewajiban perpajakan Perseroan untuk tahun fiskal 2011 atas PPh 21, PPh 23, PPh 26, PPh pasal 4 (2), PPh pasal
29 dan PPN telah dipenuhi oleh Perseroan. Seluruh kewajiban perpajakan Perseroan untuk tahun fiskal 2012,
telah dibayarkan pada masa penyampaian SPT pada bulan April 2013 dengan demikian Perseroan tidak memiliki
kewajiban perpajakan lagi (nihil).
CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI
DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG MUNGKIN TIMBUL DARI
PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM PERDANA INI.
150
XIII. PENJAMINAN EMISI EFEK
1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek
Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek
Penawaran Umum Perseroan, sebagaimana termaktub dalam Akta No. 342 tanggal 26 Juni 2013 dan
telah di Addendum sesuai dengan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No.227 tanggal 10 Oktober
2013, yang seluruhnya dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta, dan sesuai dengan
Peraturan Bapepam No. IX.A.7, Para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini secara
sendiri-sendiri menyetujui untuk menawarkan dan menjual saham baru yang dikeluarkan dari portepel
kepada masyarakat sebesar bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini
yaitu sejumlah 275.000.000 (dua ratus tujuh puluh lima juta) saham biasa atas nama baru (saham baru)
sehingga mengikatkan diri untuk membeli sisa saham yang tidak habis terjual dengan Harga Penawaran
pada tanggal penutupan Masa Penawaran Umum.
Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada
sebelumnya dan yang akan ada dikemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Efek.
Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi
dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:
No.
Penjamin Emisi
Porsi Penjaminan
Jumlah Saham
Rp
Persentase
274.250.000
60.335.000.000
99,7275
Penjamin Pelaksana Emisi Efek:
1
PT Lautandhana Securindo
Penjamin Emisi Efek:
1
PT Buana Capital
150.000
33.000.000
0,0545
2
PT Erdhika Elit Sekuritas
150.000
33.000.000
0,0545
3
PT HD Capital Tbk
150.000
33.000.000
0,0545
4
PT Jasa Utama Capital
150.000
33.000.000
0,0545
5
PT Yulie Sekurindo Tbk
150.000
33.000.000
0,0545
275.000.000
60.500.000.000
100,0000
Jumlah
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek, dengan tegas menyatakan tidak terafiliasi
dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan sebagai “Afiliasi”
dalam UUPM.
2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana
Harga penawaran untuk saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi Perseroan
dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan mempertimbangkan hasil penawaran awal (bookbuilding)
yang dilaksanakan pada tanggal 4 – 8 Oktober 2013.
Dalam masa bookbuilding, kisaran harga terendah yang digunakan adalah Rp200 (dua ratus Rupiah) per
saham, sedangkan harga tertinggi yang digunakan adalah sebesar Rp230 (dua ratus tiga puluh Rupiah)
per saham. Dengan mempertimbangkan hasil bookbulding yang telah dilakukan oleh para Penjamin Emisi
Efek dengan melakukan kegiatan penjajakan kepada para investor, ditetapkan Harga Penawaran sebesar
Rp220 (dua ratus dua puluh Rupiah) per saham dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti berikut:
151
-
Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;
-
Permintaan investor;
-
Permintaan dari calon investor yang berkualitas atau Quality Institutional Buyer (QIB);
-
Kinerja keuangan Perseroan;
-
Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan
keterangan mengenai industri energi di Indonesia;
-
Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau
maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang;
-
Status dari perkembangan terakhir Perseroan;
-
Faktor-faktor di atas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode penilaian
untuk beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan;
-
Penilaian berdasarkan rasio perbandingan P/E dari beberapa perusahaan publik yang tercatat di
Bursa Efek regional yang dapat dijadikan perbandingan; dan
-
Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.
Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga Saham Perseroan akan
terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan Saham Perseroan akan terus berkembang
secara aktif di Bursa dimana Saham tersebut dicatatkan.
152
XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DALAM RANGKA
PENAWARAN UMUM
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai
berikut:
Kantor Akuntan Publik
:
Y. Santosa & Rekan
Jl. Hr. Rasuna Said Kav. B6
Jakarta Selatan 12910
Telp : 021 570 9009
Fax : 021 570 9026
Akuntan publik
:
Yahya Santosa, SE, Ak. CPA. CPMA
No. STTD
:
322/PM/STTD-AP/2002
Tanggal STTD
:
27 Agustus 2002
Asosiasi profesi
:
IAPI No.342
Standar profesi
:
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI
Surat penunjukan kerja
:
Berdasarkan proposal No. ARI-002/YSR/2013 tanggal 29 April
2013 yang telah disetujui oleh Perseroan
Tugas pokok akuntan publik adalah melaksanakan audit berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI. Standar tersebut
mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan
audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas
dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian
atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang
dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan.
Konsultan Hukum
: SSU & PARTNERS
Sequis Center lt.1
Jl.Jend.Sudirman71
Jakarta 12190
Telp : 021 5290 3957
Fax : 021 5290 3958
No. STTD
:
383/PM/STTDKH/2001 tanggal 21 Juli 2001
a.n. Mathilda Irma Untadi
564/PM/STTDKH/2005 tanggal 25 Agustus 2005
a.n. Sihar Solomon
No. Anggota HKHPM
:
200131 a.n. MathildaIrma Untadi
200609 a.n. Sihar Solomon Siahaan
Pedoman Kerja
:
Standar Profesi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, lampiran
keputusan HKHPM No. KEP. 01/HKHPM/2005 tanggal 18 Pebruari
2005
153
Surat Penunjukan
:
No.161ADD2/QT-API/MI-MWS-SS/XI/2012
tertanggal 5 Desember 2012
Tugas utama dari Konsultan Hukum dalam rangka Penawaran Umum
ini adalah melakukan pemeriksaan dari segi hukum secara independen,
sesuai dengan norma atau Standar Profesi dan kode etik konsultan
hukum dan memberikan laporan pemeriksaan dari segi hukum atas
fakta yang ada mengenai Perseroan yang disampaikan oleh Perseroan
kepada Konsultan Hukum. Hasil pemeriksaan Konsultan Hukum tersebut
telah dimuat dalam Laporan Uji Tuntas dari Segi Hukum yang merupakan
penjelasan atas Perseroan dan menjadi dasar dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Pendapat Hukum yang diberikan secara obyektif dan
mandiri.
Penilai
:
KJPP ISKANDAR ASMAWI & REKAN
Komplek Rukan Malaka Country Estate
Jl. Malaka Merah II No. 5 - 6
Jakarta, Indonesia 13460
Telp : 021 866 11148
Fax : 021 866 11150
No. STTD
:
01/PM.2.5/STTD-P/A/2013 atas nama Radithe Pramudito, SE,
MAPPI (Cert) tertanggal 25 April 2013
No. Asosiasi MAPPI
:
10-S-02670
Pedoman Kerja
:
Peraturan Bapepam – LK No. VIII.C.4, Standar Penilaian Indonesia
(SPI – 2007) dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI).
Surat Penunjukan
:
No.052.5/IA-1/Pr/III/2013 tanggal 25 Maret 2013
Tugas utama dari Perusahaan Penilai dalam rangka Penawaran Umum
ini sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang
berlaku, meliputi pemeriksaan secara langsung pada lokasi-lokasi usaha
Perseroan serta melakukan penilaian berdasarkan ”NILAI PASAR”
atas aktiva tetap yang dimiliki dan atau dikuasai Perseroan dan anak
perusahaannya per tanggal 30 April 2013 yang terdiri atas: tanah kosong,
tanah dan bangunan kantor (gudang), ruko, kendaraan, peralatan kantor
dan rumah tangga yang terletak di Palembang, Medan, Lampung,
Samarinda, Kubu Raya, Makassar, Jakarta, Bekasi, Kotawaringin Timur,
Pekanbaru dan Purwakarta. Dalam melaksanakan tugas penilaian untuk
mengungkapkan Nilai Pasar, perusahaan Penilai senantiasa mengacu
pada Peraturan Bapepam – LK No. VIII.C.4, Standar Penilaian Indonesia
(SPI-2007) dan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI).
Notaris
:
Kantor Notaris Rudy Siswanto, SH
Plaza Maspion lantai 6-H
Jl. Gunung Sahari Raya Kav. 18
Jakarta Utara
Telp : 021 647 00961
Fax : 021 647 00965
No. STTD
:
900/PM/STTD-N/2006 tanggal 22 Maret 2006 atas nama Rudy
Siswanto
No. Asosiasi
:
Ikatan Notaris Indonesia No.29/PD.Jkt-Utr/VIII/2010
Pedoman Kerja
:
Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris
Surat Penunjukan
:
No.018/API-Legal/II/2013 tanggal 1 Februari 2013
154
Ruang lingkup tugas Notaris selaku profesi penunjang dalam Penawaran
Umum antara lain adalah menyiapkan dan membuatkan akta-akta
sehubungan dengan Penawaran Umum, antara lain perubahan seluruh
Anggaran Dasar Perseroan, Perjanjian Penjaminan Emisi dan Perjanjian
Pengelolaan Administrasi Efek.
Biro Administrasi Efek
:
PT Datindo Entrycom
Puri Datindo – Wisma Sudirman
Jl. Jenderal Sudirman Kav.34 Jakarta 10220
Telp : 021 570 9009
Fax : 021 570 9026
No. STTD
:
Kep 16/PM/1991 tanggal 19 April 1991
Asosiasi
:
Anggota Asosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia (ABI)
Pedoman Kerja
:
Peraturan Pasar Modal dan Bapepam dan LK
Surat Penunjukan
:
No.087/API-Legal/IV/2013 tanggal 1 April 2013
Ruang lingkup tugas BAE dalam rangka Penawaran Umum ini, sesuai
dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku,
meliputi penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan
Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan dan Pembelian
Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana
disyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah mendapat
persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan
untuk diberikan penjatahan saham, serta melakukan administrasi
pemesanan dan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang
tersedia pada BAE. Penjamin Pelaksana Emisi bersama-sama dengan
BAE, memiliki hak untuk menolak pemesanan yang tidak memenuhi
persyaratan pemesanan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan
yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses
penjatahan sesuai dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh
Manajer Penjatahan, mencetak Formulir Konfirmasi Penjatahan
dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab
menerbitkan Surat Kolektif Saham (SKS), apabila diperlukan, dan
menyusun laporan Penawaran Umum Perdana sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini menyatakan
tidak mempunyai hubungan Afiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan
sebagaimana didefinisikan dalam UUPM.
155
Halaman ini sengaja di kosongkan
156
XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM
Berikut ini merupakan salinan pendapat dari segi hukum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
Penawaran Umum Perdana Saham, yang disusun oleh Konsultan Hukum SSU & Partners.
157
Halaman ini sengaja di kosongkan
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
Halaman ini sengaja di kosongkan
190
XVI. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN BESERTA LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN
Berikut ini disajikan laporan keuangan konsolidasian auditan Perseroan pada tanggal 30 April 2013, 31 Desember
2012, 2011 dan 2010, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, beserta laporan auditor
independen terkait.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 4 (empat) bulan yang berakhir pada tanggal 30 April
2013 dan tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh KAP Y. Santosa & Rekan, akuntan
publik independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, akuntan publik independen,
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
191
Halaman ini sengaja di kosongkan
192
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian
Beserta Laporan Auditor Independen
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Mata uang Rupiah Indonesia)
193
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian
Beserta Laporan Auditor Independen
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Mata uang Rupiah Indonesia)
Daftar Isi
Halaman
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
1-2
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
3
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
4-5
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
6
Laporan Arus Kas Konsolidasian
7 - 68
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Lampiran - Laporan Keuangan Tersendiri
69 - 70
I.
Laporan Posisi Keuangan
II.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
71
III.
Laporan Perubahan Ekuitas
72
IV.
Laporan Arus Kas
73
V.
Pengungkapan Lainnya
74
******************************
194
195
196
197
198
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
2010
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Pihak berelasi
Pihak ketiga, setelah dikurangi cadangan
penurunan nilai Rp1.540.531.225 pada
tanggal 30 April 2013 (31 Desember 2012:
Rp873.587.190; 31 Desember 2011 dan
2010: nihil)
Piutang lain-lain
Persediaan
Uang muka
Pajak dibayar di muka
Biaya dibayar di muka
2,4
4.191.506.859
5.319.647.989
10.283.523.456
6.373.131.443
2,5,7
231.524.426
228.104.261
206.509.292
-
2,5
2,6
2,8
2,7,9
2,15
2,10
33.491.625.597
5.497.322.293
93.258.643.224
32.439.583.102
1.347.352.367
31.874.870.758
4.379.766.870
85.309.165.633
12.524.043.168
1.552.854.359
31.517.070.548
340.283.000
65.630.819.476
3.322.743.460
264.914.397
1.958.061.735
13.741.129.267
818.102.500
39.023.432.170
2.450.221.281
810.280.276
637.996.567
170.457.557.868
141.188.453.038
113.523.925.364
63.854.293.504
134.607.252
726.092.358
172.143.752
620.589.175
166.009.752
561.778.000
263.077.250
48.140.357.167
553.800.000
36.383.470.570
215.050.000
17.509.932.717
35.416.667
14.854.162.115
91.638.640
17.500.000
49.554.856.777
37.391.253.497
18.273.137.136
15.226.378.005
220.012.414.645
178.579.706.535
131.797.062.500
79.080.671.509
Total Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Piutang pihak berelasi
Aset pajak tangguhan
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi
penyusutan Rp5.603.859.756 pada
tanggal 30 April 2013 (31 Desember 2012:
Rp4.758.282.772; 31 Desember 2011:
Rp4.389.483.355; 31 Desember 2010:
Rp3.202.980.443)
Investasi pada entitas asosiasi, neto
Aset tidak lancar lainnya
Total Aset Tidak Lancar
TOTAL ASET
2,7
2,15
2,12,13,
18
2,11
2
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
199
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (lanjutan)
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
13
35.682.300.799
33.077.648.951
12.665.423.299
2.448.495.379
14
2,7,14
2,15,35
16
16
2,7,22,35
17
24.233.858.885
5.266.709.403
1.349.947.360
10.163.210.506
2.050.000
1.061.657.241
6.000.000.000
1.434.116.561
9.577.923.136
8.957.575.557
1.248.224.234
8.657.562.730
315.482.511
1.165.576.696
535.296.607
9.668.884.559
1.681.610.116
214.358.410
6.395.799.538
802.403.882
973.463.054
8.827.922.752
6.966.283.542
1.240.139.333
2.921.224.618
3.707.300.649
720.075.594
138.901.179
1.270.093.640
13
2,18
18
2,7,18
2.590.400.309
416.405.473
646.844.667
-
1.476.973.954
436.848.327
759.454.703
-
792.735.975
194.764.698
745.064.428
16.255.242.177
624.835.716
100.784.274
414.797.127
6.618.176.343
Total Liabilitas Jangka Pendek
88.847.501.204
66.208.567.406
59.217.672.888
27.171.107.394
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang, setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
13,35
Utang bank
2,18
Utang sewa pembiayaan
18
Utang pembiayaan konsumen
2,7,18,35
Utang lain-lain - pihak berelasi
2,19
Liabilitas imbalan kerja
17.439.674.746
412.275.837
341.643.408
3.407.520.285
2.811.103.816
11.424.860.190
528.407.171
514.299.231
29.063.714.423
2.341.820.914
5.089.674.763
223.129.411
648.427.731
11.464.645.782
2.105.462.172
2.441.526.056
178.801.455
359.474.714
7.433.485.179
1.085.463.328
Total Liabilitas Jangka Panjang
24.412.218.092
43.873.101.929
19.531.339.859
11.498.750.732
113.259.719.296
110.081.669.335
78.749.012.747
38.669.858.126
80.000.000.000
4.370.431.826
10.000.420.000
4.370.431.826
10.000.420.000
4.370.431.826
10.000.420.000
4.370.431.826
292.760.182
-
2010
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek
Utang usaha
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Utang lain-lain - pihak ketiga
Utang pajak
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Biaya masih harus dibayar
Utang dividen
Uang muka pelanggan
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Utang bank
Utang sewa pembiayaan
Utang pembiayaan konsumen
Utang lain-lain - pihak berelasi
TOTAL LIABILITAS
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Entitas Induk
Modal saham - nilai nominal Rp100
per saham pada tanggal 30 April 2013
[31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
Rp878.000 (US$100) per saham]
Modal dasar - 1.800.000.000 saham
pada tanggal 30 April 2013
(31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
40.000 saham)
Modal ditempatkan dan disetor penuh
- 800.000.000 saham pada tanggal
30 April 2013 (31 Desember 2012,
2011 dan 2010: 11.390 saham)
Tambahan modal disetor
Selisih transaksi dengan kepentingan
nonpengendali
Saldo laba
Cadangan umum
Belum ditentukan penggunaannya
20
21
1,2
(134.482.608)
(134.482.608)
16.000.000.000
6.480.013.454
54.226.994.969
35.580.391.998
23.163.381.531
106.715.962.672
36.732.677
68.463.364.187
34.673.013
50.244.004.006
2.804.045.747
37.534.233.357
2.876.580.026
TOTAL EKUITAS
106.752.695.349
68.498.037.200
53.048.049.753
40.410.813.383
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
220.012.414.645
178.579.706.535
131.797.062.500
79.080.671.509
Neto
Kepentingan nonpengendali
22
2,23
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
200
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
Penjualan neto
2,24
49.687.913.298
47.903.849.875
153.699.210.713
103.328.402.588
62.533.690.275
Beban pokok penjualan
2,25
19.090.479.556
24.075.209.105
68.515.206.135
51.303.671.053
33.878.138.923
30.597.433.742
23.828.640.770
85.184.004.578
52.024.731.535
28.655.551.352
2,26
(5.954.382.196)
(7.022.529.392)
(25.320.845.563)
(18.612.931.333)
(9.267.132.945)
2,27
(11.278.469.479)
2.197.892.672
(4.625.977.624)
789.991.112
(25.921.676.868)
4.330.608.004
(12.272.198.778)
1.142.696.687
(7.456.071.896)
665.097.700
15.562.474.739
12.970.124.866
38.272.090.151
22.282.298.111
12.597.444.211
28
2.947.184
(2.207.473.869)
26.928.774
(1.210.932.280)
67.727.475
(6.530.520.877)
85.269.967
(5.224.169.038)
90.829.840
(1.013.097.429)
2
(240.336.713)
(1.684.579.678)
(1.899.885.717)
1.400.085.593
183.668.722
(1.747.543.823)
-
-
Laba Bruto
Beban penjualan
Beban umum dan
administrasi
Penghasilan lain-lain
Laba Usaha
Penghasilan bunga
Beban keuangan
Laba (rugi) selisih kurs,
neto
Rugi pelepasan investasi
saham pada entitas
anak, neto
Bagian rugi neto entitas
asosiasi
1,2
-
-
2,11
-
-
-
13.117.611.341
10.101.541.682
28.161.867.209
18.451.845.993
11.848.842.380
(3.862.533.192)
(2.814.277.997)
(8.539.470.412)
(5.259.876.290)
(3.058.055.353)
9.255.078.149
7.287.263.685
19.622.396.797
13.191.969.703
8.790.787.027
Pendapatan komprehensif
lain
-
-
-
-
-
Total Laba Komprehensif
Periode Berjalan
9.255.078.149
7.287.263.685
19.622.396.797
13.191.969.703
8.790.787.027
Laba Periode Berjalan
yang Dapat Diatribusikan
kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
9.253.018.485
2.059.664
6.583.301.129
703.962.556
18.646.602.971
975.793.826
12.417.010.467
774.959.236
8.059.918.958
730.868.069
Total
9.255.078.149
7.287.263.685
19.622.396.797
13.191.969.703
8.790.787.027
Total Laba Komprehensif
Periode Berjalan yang
Dapat Diatribusikan
kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
9.253.018.485
2.059.664
6.583.301.129
703.962.556
18.646.602.971
975.793.826
12.417.010.467
774.959.236
8.059.918.958
730.868.069
Total
9.255.078.149
7.287.263.685
19.622.396.797
13.191.969.703
8.790.787.027
14,21
14,63
41,44
27,59
17,91
Laba sebelum Beban
Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan,
neto
2,15
Laba Periode Berjalan
Laba Neto per Saham
Dasar yang Dapat
Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
2,30
(91.638.640)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
201
(10.002.964)
202
Saldo, 30 April 2012 (tidak
diaudit)
4.370.431.826
-
(1.198.514.851)
-
-
(1.491.275.033)
292.760.182
-
-
-
292.760.182
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
42.163.693.127
6.583.301.129
-
-
35.580.391.998
12.417.010.467
-
-
-
23.163.381.531
8.059.918.958
15.103.462.573
4
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
10.000.420.000
-
-
-
22
Dividen tunai
Total laba komprehensif
periode berjalan
-
4.370.431.826
10.000.420.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4.370.431.826
10.000.420.000
1,2
22
1,2
-
-
-
10.000.420.000
-
4.370.431.826
Modal Saham
Transaksi dengan kepentingan
nonpengendali
Saldo, 31 Desember 2011
Total laba komprehensif
tahun berjalan
Dividen tunai
Setoran modal dari kepentingan
nonpengendali pada Entitas
Anak
Transaksi dengan kepentingan
nonpengendali
Saldo, 31 Desember 2010
Total laba komprehensif
tahun berjalan
Saldo, 31 Desember 2009
Catatan
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Selisih
Transaksi
Saldo Laba
dengan
Belum
Tambahan
Kepentingan
Ditentukan
Modal Disetor
Nonpengendali
Cadangan Umum
Penggunaannya
55.336.030.102
6.583.301.129
-
(1.491.275.033)
50.244.004.006
12.417.010.467
-
-
292.760.182
37.534.233.357
8.059.918.958
29.474.314.399
Neto
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
Untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.108.008.631
58.444.038.733
7.287.263.685
(1.008.000.000)
(1.008.000.000)
703.962.556
(883.274.705)
53.048.049.753
608.000.328
2.804.045.747
13.191.969.703
(963.333.334)
(963.333.334)
774.959.236
480.000.000
(71.399.999)
40.410.813.383
480.000.000
(364.160.181)
2.876.580.026
8.790.787.027
31.620.026.356
2.145.711.957
730.868.069
Total
Kepentingan
Nonpengendali
203
1,2
Efek dekonsolidasi investasi
pada entitas anak yang dijual
35.000.000.000
-
20
22
22
Kapitalisasi saldo laba menjadi
modal saham
Pembentukan cadangan umum
Dividen tunai
Saldo, 30 April 2013
4.370.431.826
-
-
-
-
(134.482.608)
-
-
-
-
-
(134.482.608)
-
1.198.514.851
-
(1.625.757.641)
16.000.000.000
-
6.480.013.454
9.253.018.485
5
106.715.962.672
9.253.018.485
(6.000.000.000)
(6.000.000.000)
-
-
(16.000.000.000)
16.000.000.000
-
34.999.580.000
68.463.364.187
18.646.602.971
1.198.514.851
-
(1.625.757.641)
(35.000.000.000)
-
54.226.994.969
18.646.602.971
-
-
-
50.244.004.006
Neto
-
-
-
-
-
-
-
35.580.391.998
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
80.000.000.000
-
34.999.580.000
20
Konversi utang menjadi modal
saham
Total laba komprehensif
periode berjalan
4.370.431.826
10.000.420.000
Saldo, 31 Desember 2012
-
-
-
-
-
-
Total laba komprehensif
tahun berjalan
-
22
Dividen tunai
-
-
1,2
-
10.000.420.000
292.760.182
4.370.431.826
Modal Saham
Transaksi dengan kepentingan
nonpengendali
Saldo, 31 Desember 2011
Catatan
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Selisih
Transaksi
Saldo Laba
dengan
Belum
Tambahan
Kepentingan
Ditentukan
Modal Disetor
Nonpengendali
Cadangan Umum
Penggunaannya
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian (lanjutan)
Untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36.732.677
2.059.664
-
-
-
-
34.673.013
975.793.826
106.752.695.349
9.255.078.149
(6.000.000.000)
-
-
34.999.580.000
68.498.037.200
19.622.396.797
813.340.650
(1.745.750.000)
(1.745.750.000)
(385.174.201)
(3.240.000.000)
53.048.049.753
Total
(1.614.242.359)
2.804.045.747
Kepentingan
Nonpengendali
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Laporan Arus Kas Konsolidasian
Untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
Catatan
Arus Kas dari Aktivitas
Operasi
Penerimaan kas dari
pelanggan
Pembayaran kas untuk:
Pemasok
Karyawan
Beban usaha
Penerimaan bunga
Pembayaran pajak
penghasilan
Pembayaran beban
keuangan
Penerimaan (pembayaran)
lainnya
2013
Arus Kas dari Aktivitas
Investasi
Aset tetap
Pembelian
Penjualan
Uang muka pembelian
Aset tetap
Piranti lunak komputer
Hasil pelepasan investasi
saham pada Entitas Anak
setelah dikurangi efek
dekonsolidasi kas dan
setara kas
Pengeluaran untuk
investasi lainnya
Kas neto digunakan untuk
aktivitas investasi
2012
2011
2010
53.935.349.578
47.671.217.086
160.397.110.460
103.236.621.386
63.147.218.374
(36.815.606.049)
(8.659.939.291)
(5.882.181.109)
2.947.184
(33.837.062.205)
(4.528.014.796)
(8.270.653.622)
26.928.774
(106.740.137.683)
(24.396.049.208)
(19.937.573.317)
67.727.475
(82.997.338.550)
(12.681.748.882)
(16.194.371.754)
85.269.967
(51.682.902.043)
(6.687.889.912)
(8.263.555.142)
90.829.840
(4.153.256.727)
(931.403.529)
(4.236.260.046)
(3.695.809.737)
(1.871.597.605)
(2.207.473.869)
(1.210.932.284)
(6.530.520.877)
(5.195.929.371)
(988.600.506)
(771.558.458)
(3.588.117.596)
(3.447.810.295)
(1.851.479.034)
(4.963.820.792)
(17.109.327.535)
(103.582.830)
(11.057.863.581)
-
(6.562.014.964)
-
(18.161.135.337)
41.000.000
(6.532.420.912)
4.180.444.449
(8.589.564.627)
1.315.836.497
(1.041.241.900)
-
(668.331.916)
-
(350.000.000)
(1.052.220.422)
-
-
(109.347.662)
-
-
332.349.988
Kas neto digunakan untuk
aktivitas operasi
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
(tidak diaudit)
-
-
-
-
-
333.979.406
6.152.914.164
(20.000.000)
(109.641.604)
(12.099.105.481)
(7.230.346.880)
(19.631.703.421)
(2.371.976.463)
(7.383.369.734)
37.964.495.576
(28.750.133.450)
5.450.337.483
(62.833.703)
38.505.525.942
(11.428.185.283)
16.750.320.162
(3.722.336.979)
4.416.440.000
(957.409.767)
-
1.041.829.200
(4.504.557.715)
11.607.887.716
(256.673.318)
7.832.096.082
(291.098.957)
-
(1.440.000.000)
(847.493.512)
(883.506.753)
(164.241.136)
145.481.866
(674.897.812)
(140.797.983)
(118.506.737)
(471.400.000)
-
(2.100.000.000)
Arus Kas dari Aktivitas
Pendanaan
Utang bank
Penerimaan
Pembayaran
Utang lain-lain
Penerimaan
Pembayaran
Pembayaran dividen tunai
kepada kepentingan
nonpengendali
Pembayaran utang sewa
pembiayaan
Akuisisi kepentingan pada
Entitas Anak dari
kepentingan nonpengendali
6.177.389.224
(337.034.339)
22
1
-
-
-
19.399.714.332
23.390.906.086
9.998.013.868
(3.548.840.268)
(5.195.809.881)
3.909.602.088
2.511.061.304
10.283.523.456
10.283.523.456
6.373.131.443
3.862.489.364
268.162
231.934.414
789.925
6.734.951.350
5.319.647.989
10.283.523.456
Kas neto diperoleh dari
aktivitas pendanaan
14.419.075.875
5.532.985.646
Kenaikan (Penurunan)
Neto Kas dan Setara Kas
(1.127.839.901)
5.319.647.989
Kas dan setara kas
awal periode
Efek neto perubahan nilai
tukar atas kas dan setara
kas
Kas dan Setara Kas
Akhir Periode
(301.229)
4
4.191.506.859
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6
204
(419.225)
6.373.131.443
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM
a.
Pendirian Perusahaan
PT Arita Prima Indonesia Tbk. (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing
berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 11
Tahun 1970 berdasarkan akta notaris Triphosa Lily Ekadewi, S.H., No. 1 tanggal 5 Oktober 2000. Akta
pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam surat keputusan No. C-7935.HT.01.01.TH.2001 tanggal 31 Mei 2001 dan telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 31 Tambahan No. 3727 tanggal 16 April 2002. Anggaran dasar
Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Rudy Siswanto, S.H.,
No. 258 tanggal 12 April 2013 sehubungan dengan, antara lain, peningkatan modal disetor, perubahan
susunan direksi dan dewan komisaris, perubahan status dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan
terbuka, pengeluaran saham dalam simpanan melalui penawaran umum saham perdana kepada
masyarakat, dan perubahan seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam peraturan Bapepam-LK No. IX.J.I tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang
Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 (Catatan 20). Perubahan tersebut telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan
No. AHU-23043.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 30 April 2013, serta telah diterima dan dicatat di dalam
database sistem administrasi badan hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-17244 dan No. AHU-AH.01.10-17245 masing-masing
tertanggal 3 Mei 2013.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha
dalam bidang industri dan perdagangan. Sampai dengan tanggal 30 April 2013, Perusahaan dan Entitas
Anak (secara bersama-sama disebut sebagai ”Kelompok Usaha”) menjalankan usaha perdagangan ekspor
dan impor barang-barang logam yang mencakup valve, fitting dan produk terkait lainnya.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusatnya beralamat di Komplek Ruko Sunter Permai Blok C
No. 9, Jalan Danau Sunter Utara, Sunter Agung, Jakarta Utara. Perusahaan memiliki 20 kantor cabang
dan 5 kantor perwakilan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia pada tanggal 30 April 2013 (31
Desember 2012: 16 kantor cabang dan 3 kantor perwakilan, 31 Desember 2011: 15 kantor cabang dan 3
kantor perwakilan, 31 Desember 2010: 6 kantor cabang dan 1 kantor perwakilan). Perusahaan memulai
kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2001.
Unimech Grup Berhad merupakan entitas induk terakhir dari Kelompok Usaha.
Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan
dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 17 Juni 2013.
b.
Struktur Perusahaan dan Entitas Anak
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak berikut ini di mana
Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50%:
Entitas Anak
PT Arita Prima
Teknindo ("APT")
Domisili
Surabaya
Tahun
Beroperasi
Komersial
2001
Total Aset sebelum Eliminasi
(dalam jutaan Rupiah)
Persentase Pemilikan
Kegiatan
Usaha
30
April
2013
2012
-
-
Perdagangan
valve, fitting dan
produk terkait
lainnya
7
205
31 Desember
2011
2010
30
April
2013
70%
70%
-
2012
-
31 Desember
2011
2010
8.231
5.683
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
b.
Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (lanjutan)
Entitas Anak
Domisili
Tahun
Beroperasi
Komersial
PT Ragam Teknik
("RT")
Jakarta
2001
PT Arita Prima
Gemilang ("APG")
Pekanbaru
2001
PT Arita Prima
Kalbar ("APK")
Pontianak
2011
Total Aset sebelum Eliminasi
(dalam jutaan Rupiah)
Persentase Pemilikan
Kegiatan
Usaha
Perdagangan
valve, fitting dan
produk terkait
lainnya
Perdagangan
valve, fitting dan
produk terkait
lainnya
Perdagangan
valve, fitting dan
produk terkait
lainnya
30
April
2013
2012
31 Desember
2011
2010
30
April
2013
2012
-
-
70%
70%
-
-
-
99%
99%
99%
99%
70%
70%
31 Desember
2011
2010
-
7.061
7.644
-
-
4.065
5.160
4.646
5.119
3.751
1.023
PT Arita Prima Teknindo
Perusahaan mengakuisisi 70% kepemilikan saham atau sebanyak 210 saham dari pemegang saham
terdahulu APT berdasarkan suatu perjanjian pengikatan jual beli tanggal 2 Januari 2009. Selanjutnya,
berdasarkan pernyataan keputusan pemegang saham APT yang diaktakan notaris Adiaty Hadi, S.H.,
dengan akta No. 2 tanggal 7 Februari 2011, para pemegang saham APT, antara lain, menegaskan
pengalihan saham tersebut di atas, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor APT sebanyak 700
saham atau sejumlah Rp700 juta yang diambil bagian oleh Perusahaan dan kepentingan nonpengendali
masing-masing sebanyak 490 saham dan 210 saham. Selanjutnya, berdasarkan pernyataan tentang
keputusan di luar rapat umum pemegang saham APT yang diaktakan notaris James Ridwan Efferin, S.H.,
dengan akta No. 4 tanggal 23 April 2012, para pemegang saham APT menyetujui, antara lain, pengalihan
29% kepemilikan saham atau sebanyak 290 saham dari kepentingan nonpengendali kepada Perusahaan.
Selisih lebih antara nilai wajar pembayaran atas jumlah penyesuaian terhadap kepentingan nonpengendali
sejumlah Rp1.491.275.033 diakui sebagai "Selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali" pada
bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian.
Berdasarkan keputusan pemegang saham APT tanggal 31 Desember 2012, para pemegang saham APT
telah menyetujui penjualan seluruh saham APT yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga pada total
harga Rp990 juta. Keputusan pemegang saham tersebut selanjutnya diaktakan dengan akta notaris Adiaty
Hadi, S.H. No. 39 tanggal 28 Januari 2013, yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat No. AHU-AH.01.10-08088 tanggal 7 Maret 2013.
Sehubungan dengan hal tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal
31 Desember 2012 tidak lagi mencakup posisi keuangan APT pada tanggal tersebut. Rugi neto dari
penjualan seluruh investasi saham APT berjumlah Rp1.694.587.559 yang disajikan sebagai bagian dari
akun “Rugi pelepasan investasi saham pada entitas anak, neto” di laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
PT Ragam Teknik
Perusahaan mengakuisisi 70% kepemilikan saham atau sebanyak 700 saham dari pemegang saham
terdahulu RT berdasarkan suatu perjanjian pengikatan jual beli tanggal 2 Januari 2009, yang kemudian
ditegaskan dalam pernyataan keputusan pemegang saham RT yang diaktakan dengan akta notaris Adiaty
Hadi, S.H., No. 9 tanggal 24 Februari 2011.
8
206
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
b.
Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (lanjutan)
PT Ragam Teknik (lanjutan)
Berdasarkan keputusan pemegang saham RT tanggal 31 Desember 2012, para pemegang saham RT
telah menyetujui penjualan seluruh saham RT yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga pada total
harga Rp700 juta. Keputusan pemegang saham tersebut selanjutnya diaktakan dengan akta notaris Adiaty
Hadi, S.H. No. 43 tanggal 28 Januari 2013, yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat No. AHU-AH.01.10-12200 tanggal 4 April 2013.
Sehubungan dengan hal tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal
31 Desember 2012 tidak lagi mencakup posisi keuangan RT pada tanggal tersebut. Rugi neto dari
penjualan seluruh investasi saham RT berjumlah Rp142.491.791 yang disajikan sebagai bagian dari akun
“Rugi pelepasan investasi saham pada entitas anak, neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
PT Arita Prima Gemilang
Perusahaan mengakuisisi 70% kepemilikan saham atau sebanyak 140 saham dari pemegang saham
terdahulu APG berdasarkan suatu perjanjian pengikatan jual beli tanggal 2 Januari 2009. Selanjutnya,
berdasarkan pernyataan keputusan pemegang saham APG yang diaktakan oleh notaris Adiaty Hadi, S.H.
dengan akta No. 6 tanggal 18 Maret 2011, para pemegang saham APG, antara lain, menegaskan
pengalihan saham tersebut di atas, pengalihan 25% kepemilikan saham atau sebanyak 50 saham APG
dari kepentingan nonpengendali kepada Perusahaan, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor
APG sebanyak 800 saham atau sejumlah Rp800 juta yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan.
Selisih lebih antara jumlah penyesuaian terhadap kepentingan nonpengendali atas nilai wajar pembayaran
sejumlah Rp292.760.182 diakui sebagai "Selisih transaksi dengan kepentingan nonpengendali" pada
bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian.
Berdasarkan keputusan pemegang saham APG tanggal 31 Desember 2012, para pemegang saham APG
telah menyetujui penjualan seluruh saham APG yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga pada total
harga Rp990 juta. Keputusan pemegang saham tersebut selanjutnya diaktakan dengan akta notaris
Adiaty Hadi, S.H. No. 35 tanggal 28 Januari 2013, yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat No. AHU-AH.01.10-06862 tanggal 27 Februari
2013. Sehubungan dengan hal tersebut, laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal
31 Desember 2012 tidak lagi mencakup posisi keuangan APG pada tanggal tersebut. Laba neto dari
penjualan seluruh investasi saham APG berjumlah Rp89.535.527 yang disajikan sebagai bagian dari akun
“Rugi pelepasan investasi saham pada entitas anak, neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
PT Arita Prima Kalbar
Pada tanggal 2 September 2009, Perusahaan mendirikan APK yang bergerak di bidang perdagangan
valve, fitting, instrumen, dan produk terkait lainnya. Akta pendirian APK telah mendapat pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia No. AHU-45607.AH.01.01.Tahun 2009 tanggal
15 September 2009. Investasi untuk 70% kepemilikan saham pada APK berjumlah Rp702.450.000.
Berdasarkan akta notaris Adiaty Hadi, S.H., No. 17 tanggal 14 Desember 2012, para pemegang saham
APK menyetujui pemecahan nilai nominal saham dari Rp50.000 per saham menjadi Rp5.000 per saham,
dan pengalihan 29% kepemilikan saham atau sebanyak 58.203 saham APK dari kepentingan
nonpengendali kepada Perusahaan. Selisih lebih antara nilai wajar pembayaran atas jumlah penyesuaian
terhadap kepentingan nonpengendali sejumlah Rp134.482.608 diakui sebagai "Selisih transaksi dengan
kepentingan nonpengendali" pada bagian Ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian.
9
207
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
c.
Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan
Susunan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 30 April 2013, serta 31 Desember 2012, 2011
dan 2010 adalah sebagai berikut:
-
30 April 2013
Komisaris Utama
: Lim Cheah Chooi
Komisaris Independen
: Ida Bagus Oka Nila
Komisaris
: Sim Yee Fuan
Direktur Utama
: Low Yew Lean
Direktur Keuangan
: Hery Susanto
Direktur Pengembangan
Bisnis dan Pemasaran
(Tidak Terafiliasi)
: Adhy Ariansyah
-
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
Komisaris Utama
: Lim Cheah Chooi
Komisaris
: Sim Yee Fuan
Komisaris
: Lim Jun Lin
Direktur
: Low Yew Lean
Gaji dan tunjangan bruto yang dibayarkan kepada Direksi Kelompok Usaha adalah Rp800.000.000 dan
Rp543.000.000, masing-masing untuk empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan 30 April
2012 (tidak diaudit), dan Rp1.809.736.842, Rp1.554.000.000 dan Rp1.531.000.000 masing-masing untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
Tidak terdapat pembayaran kepada Komisaris Kelompok Usaha untuk empat bulan yang berakhir pada
tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
Berdasarkan surat keputusan direksi No. 006/SK-DIR/III/2013 tanggal 21 Maret 2013, Perusahaan telah
menunjuk Foor Good Pandapotan sebagai Sekretaris Perusahaan efektif sejak tanggal tersebut.
Berdasarkan surat keputusan direksi No. 013/SK-DIR/V/2013 tanggal 6 Mei 2013, Perusahaan telah
menunjuk Sutardjo sebagai Kepala Unit Audit Internal Perusahaan efektif sejak tanggal tersebut.
Berdasarkan surat pernyataan kesediaan membentuk komite audit tanggal 28 Juni 2013, Perusahaan
menyatakan berjanji untuk membentuk Komite Audit sesuai dengan ketentuan yang berlaku selambatlambatnya dalam jangka waktu enam (6) bulan sejak tanggal dimulainya pencatatan dan perdagangan
saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) atau Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan
berikutnya, mana yang lebih dahulu.
Kelompok Usaha memiliki karyawan tetap sebanyak 311 orang pada tanggal 30 April 2013, serta 235
orang, 182 orang dan 130 orang, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 (tidak
diaudit).
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, dan peraturan-peraturan serta pedoman penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan yang diterbitkan Bapepam-LK.
Laporan keuangan ini digunakan manajemen Perusahaan dalam rangka penyampaian Pernyataan
Pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka penawaran umum perdana saham
Perusahaan.
10
208
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
a.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)
Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Kelompok Usaha tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, serta untuk empat bulan
yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 diuraikan di bawah ini.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas
konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung yang mengelompokkan
penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang juga
merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha. Tiap entitas dalam Kelompok Usaha menentukan
mata uang fungsionalnya dan mengukur laporan keuangannya dengan menggunakan mata uang
fungsional tersebut.
b.
Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang dimiliki
(secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50% (Catatan 1b).
Laporan keuangan Entitas Anak disusun untuk periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan
menggunakan kebijakan akuntansi yang konsisten.
Seluruh saldo akun, transaksi, penghasilan dan beban yang signifikan, serta keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi dari transaksi antar-entitas dalam Kelompok Usaha telah dieliminasi untuk
mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan
usaha.
Entitas Anak dikonsolidasi sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh
pengendalian, dan akan terus dikonsolidasi sampai dengan tanggal Entitas Induk kehilangan
pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki, secara langsung atau secara tidak
langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah hak suara suatu entitas.
Seluruh laba rugi komprehensif dari suatu Entitas Anak diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk dan
kepentingan nonpengendali (“KNP”), meskipun hal ini mengakibatkan KNP bersaldo defisit.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Entitas Induk pada Entitas Anak yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar
dan bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat aset neto Entitas Anak dicatat pada ekuitas.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Kelompok Usaha:
(1)
(2)
menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak pada nilai
tercatatnya ketika pengendalian hilang;
menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP pada Entitas Anak terdahulu pada tanggal
hilangnya pengendalian (termasuk setiap komponen pendapatan komprehensif lain yang diatribusikan
kepada KNP);
11
209
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b.
Prinsip-prinsip Konsolidasi (lanjutan)
(3)
(4)
(5)
(6)
mengakui:
(a) nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa atau keadaan yang
mengakibatkan hilangnya pengendalian; dan
(b) distribusi saham, jika transaksi yang mengakibatkan hilangnya pengendalian melibatkan
distribusi saham Entitas Anak ke pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
mengakui setiap sisa investasi pada Entitas Anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal
hilangnya pengendalian;
mereklasifikasi ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh
SAK lain, bagian Entitas Induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan
komprehensif; dan
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laba rugi yang
dapat diatribusikan kepada Entitas Induk.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang diatribusikan kepada
kepentingan ekuitas yang tidak dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang
masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan pada bagian ekuitas di
laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik
Entitas Induk.
c.
Kombinasi Bisnis
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011,
Kelompok Usaha:
(1)
(2)
(3)
menghentikan amortisasi goodwill;
mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan
melakukan pengujian penurunan nilai terhadap goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009),
“Penurunan Nilai Aset”.
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi
diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah
setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, Kelompok Usaha memilih apakah
mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP
atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan
langsung dan disertakan dalam beban umum dan administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan aset
keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambilalih berdasarkan pada persyaratan
kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Dalam suatu
kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, Kelompok Usaha mengukur kembali kepentingan
ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan
mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
12
210
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
c.
Kombinasi Bisnis (lanjutan)
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada biaya perolehan yang merupakan selisih lebih nilai
agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih nilai aset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambilalih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas
anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui pada laporan laba rugi sebagai keuntungan dari pembelian
dengan diskon setelah sebelumnya manajemen melakukan penilaian kembali atas pengidentifikasian dan
penentuan nilai wajar dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambilalih.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan
nilai. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak
tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang
diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain
dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka
goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat
operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan
tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
d.
Investasi pada Entitas Asosiasi
Investasi Kelompok Usaha pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas
asosiasi adalah suatu entitas di mana Kelompok Usaha mempunyai pengaruh signifikan.
Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Kelompok
Usaha atas aset neto entitas asosiasi, termasuk penerimaan dividen dari entitas asosiasi sejak tanggal
perolehan. Goodwill yang terkait dengan entitas asosiasi termasuk dalam jumlah tercatat investasi dan
tidak diamortisasi maupun diuji untuk penurunan nilai.
Laporan laba rugi mencerminkan bagian Kelompok Usaha atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Jika
terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas entitas asosiasi, Kelompok Usaha mengakui
bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan, dalam laporan perubahan
ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi akibat transaksi antara Kelompok Usaha dan entitas
asosiasi dieliminasi pada jumlah yang sesuai dengan kepentingannya dalam entitas asosiasi.
Jika bagian Kelompok Usaha atas kerugian entitas asosiasi sama besar atau melebihi bagian atas ekuitas
entitas asosiasi, maka pengakuan atas bagian dari rugi tersebut dihentikan. Setelah kepentingan
Kelompok Usaha dikurangkan menjadi nihil, tambahan kerugian dicadangkan, dan liabilitas diakui atas
kerugian lebih lanjut dari entitas asosiasi hanya jika Kelompok Usaha memiliki kewajiban konstruktif atau
legal atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi. Jika entitas asosiasi kemudian melaporkan
laba, Kelompok Usaha melanjutkan pengakuan atas bagian atas laba tersebut setelah bagian atas laba
tersebut sama dengan bagian atas rugi yang tidak diakui sebelumnya.
Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Kelompok Usaha.
13
211
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d.
Investasi pada Entitas Asosiasi (lanjutan)
Setelah penerapan metode ekuitas, Kelompok Usaha menentukan kebutuhan untuk mengakui tambahan
rugi penurunan nilai atas investasi pada entitas asosiasi. Kelompok Usaha menentukan pada setiap
tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam
entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Kelompok Usaha menghitung jumlah penurunan
nilai sebesar selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi pada entitas asosiasi dan nilai tercatatnya,
serta mengakui selisih tersebut dalam laporan laba rugi.
e.
Instrumen Keuangan
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK
No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60, “Instrumen
Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No. 55 revisi tidak memberikan pengaruh bagi laporan keuangan
konsolidasian pada saat penerapan awal, sedangkan penerapan PSAK No. 50 revisi dan PSAK No. 60
revisi memberikan pengaruh bagi pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
(1)
Aset keuangan
Pengakuan dan pengukuran awal
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai salah satu dari aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan
piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Kelompok
Usaha menetapkan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan
sesuai, akan melakukan evaluasi kembali pada setiap akhir tahun keuangan.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar, namun dalam hal aset keuangan
yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka nilai wajar tersebut ditambah
dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan
tersebut.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, PSAK
No. 55 mensyaratkan aset tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode Suku Bunga Efektif (“SBE”). Keuntungan atau kerugian terkait diakui pada laporan laba rugi
ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan
nilai, serta melalui proses amortisasi.
Aset keuangan utama Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, dan piutang lainlain. Piutang usaha dan piutang lain-lain diklasifikasikan dan dicatat sebagai pinjaman yang diberikan
dan piutang.
14
212
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
(1)
Aset keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
Penyisihan atas jumlah yang tidak tertagih dicatat bila ada bukti yang obyektif bahwa Kelompok
Usaha tidak akan dapat menagih piutang tersebut. Piutang tidak tertagih dihapuskan pada saat
diidentifikasi. Penjelasan tentang kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan
diungkapkan lebih lanjut pada paragraf-paragraf yang relevan dalam Catatan ini.
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif dicatat pada biaya
perolehan jika: (i) nilai tercatatnya adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya; atau (ii) nilai wajarnya
tidak dapat diukur secara handal.
Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan, atau, jika dapat diterapkan untuk bagian dari aset
keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa, dilakukan jika:
(a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
(b) Kelompok Usaha mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima
tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan
penyerahan dan jika: (i) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer dan tidak
mempertahankan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun
telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Jika Kelompok Usaha mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan
atau mengadakan kesepakatan penyerahan, Kelompok Usaha mengevaluasi sejauh mana Kelompok
Usaha memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut. Pada saat Kelompok
Usaha tidak mentransfer maupun tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset keuangan tersebut namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan
tersebut, maka suatu aset keuangan baru diakui oleh Kelompok Usaha sebesar keterlibatannya yang
berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut.
Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur
sebesar jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dan nilai maksimum dari pembayaran yang
diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Kelompok Usaha. Dalam hal ini, Kelompok Usaha
juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur atas dasar yang
merefleksikan hak dan kewajiban Kelompok Usaha yang dipertahankan.
Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai
tercatat dan jumlah dari: (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi
dengan liabilitas baru yang ditanggung; dan (ii) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui
secara langsung dalam ekuitas, diakui sebagai laba atau rugi.
15
213
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
(1)
Aset keuangan (lanjutan)
Penurunan nilai
Pada setiap tanggal pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif
bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai
atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat
bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang
terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang
merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau
kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam
mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau
pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan lainnya dan terdapat data yang mengindikasikan penurunan yang dapat diukur
atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang
berkorelasi dengan wanprestasi.
(a)
Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang
diamortisasi, Kelompok Usaha pertama kali secara individual menentukan bahwa terdapat bukti
obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau
secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas
aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau
tidak, maka Kelompok Usaha memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan
yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok
tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu
kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai
secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa
datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai tercatat
atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian
tersebut diakui secara langsung dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga terus diakui atas
nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut berdasarkan tingkat SBE awal aset keuangan
tersebut. Pinjaman yang diberikan dan penyisihan terkait dihapus jika tidak terdapat
kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan, jika ada,
sudah direalisasi atau ditransfer kepada Kelompok Usaha.
16
214
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
(1)
Aset keuangan (lanjutan)
Penurunan nilai (lanjutan)
(a)
Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Jika dalam tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah
atau berkurang yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi (dipulihkan)
dengan menyesuaikan akun penyisihan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai
tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan
nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui
pada laporan laba rugi.
(b)
Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas
yang tidak memiliki kuotasi yang tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajar tidak dapat
diukur secara handal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara
nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa mendatang yang
didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan pada periode berikutnya.
(2)
Liabilitas keuangan
Pengakuan dan pengukuran awal
Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, serta utang dan pinjaman.
Pada tanggal pelaporan, Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan selain yang
diklasifikasikan sebagai utang dan pinjaman. Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas liabilitas
keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan awal liabilitas keuangan dalam bentuk utang dan
pinjaman dicatat pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Liabilitas keuangan utama Kelompok Usaha meliputi utang bank jangka pendek, utang usaha, utang
lain-lain, liabilitas imbalan kerja jangka pendek, biaya masih harus dibayar, dan utang jangka panjang.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman jangka panjang yang dikenakan bunga diukur pada
biaya yang diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Pada tanggal pelaporan, biaya bunga
yang masih harus dibayar dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait pada bagian liabilitas
jangka pendek. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi ketika liabilitas tersebut
dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi SBE.
17
215
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
(2)
Liabilitas keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan mempertimbangkan setiap diskonto atau premium atas
perolehan dan komisi atau biaya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SBE. Amortisasi SBE
dicatat sebagai beban keuangan dalam laporan laba rugi.
Utang bank, utang usaha dan utang lain-lain, liabilitas imbalan kerja jangka pendek, dan biaya masih
harus dibayar dinyatakan sebesar jumlah tercatat (jumlah nosional), yang kurang lebih sama dengan
nilai wajarnya.
Penghentian pengakuan
Suatu liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam
kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika sebuah liabilitas keuangan ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang
sama dengan persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas
keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut
dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan
baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui pada laba
atau rugi.
(3)
Saling hapus instrumen keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai netonya disajikan dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk
melakukan saling hapus atas jumlah tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan
terdapat intensi untuk menyelesaikan aset keuangan dan liabilitas keuangan secara neto, atau untuk
merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
(4)
Nilai wajar instrumen keuangan
Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian yang diperbolehkan oleh PSAK No. 55 yang meliputi, antara lain,
penggunaan transaksi pasar wajar yang terkini; referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama; analisis arus kas yang didiskonto atau model penilaian lainnya. Jika nilai
wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan secara
handal, instrumen keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatatnya.
f.
Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri atas kas dan bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu tiga (3) bulan
atau kurang sejak saat penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
18
216
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
g.
Transaksi dengan Pihak Berelasi
Pihak berelasi didefinisikan sebagai berikut:
(1)
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Kelompok Usaha dan Perusahaan
jika orang tersebut:
(a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan;
(b) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau
(c) personil manajemen kunci Kelompok Usaha, atau Perusahaan, atau entitas induk Perusahaan.
(2)
Suatu entitas berelasi dengan Kelompok Usaha dan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal
berikut:
(a) Entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
(b) Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya).
(c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
(d) Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
(e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan
atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. Jika Perusahaan adalah entitas yang
menyelenggarakan program, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Perusahaan.
(f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir
(1).
(g) Orang yang diidentifikasi dalam butir (1)(a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan yang
relevan.
h.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto.
Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama. Nilai
realisasi neto persediaan adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya
penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Kelompok Usaha menetapkan penyisihan untuk keusangan dan/atau penurunan nilai persediaan
berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan.
i.
Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi selama masa manfaat masing-masing biaya.
19
217
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
j.
Aset Tetap
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, dan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan ("ISAK") No. 25, "Hak atas Tanah".
PSAK No. 16 revisi menyatakan bahwa ruang lingkupnya mencakup pula properti yang dibangun atau
dikembangkan untuk digunakan sebagai properti investasi di masa depan tetapi belum memenuhi kriteria
sebagai properti investasi sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 13 (Revisi 2011), “Properti Investasi”.
ISAK No. 25 mengatur bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha
(“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) yang timbul pada saat perolehan pertama kali
diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi.
Sedangkan biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaharuan legal hak atas tanah dalam bentuk
HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun beban tangguhan, dan diamortisasi selama jangka
waktu yang lebih singkat antar umur legal hak dan umur ekonomis tanah. Sesuai ketentuan transisi ISAK
No. 25, biaya perolehan pertama kali hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP yang sebelumnya
diakui sebagai beban tangguhan pada laporan posisi keuangan sebelum tanggal 1 Januari 2012, jika ada,
direklasifikasi ke “Aset Tetap - Tanah” sebesar nilai tercatatnya dan amortisasinya dihentikan sejak tanggal
1 Januari 2012.
Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga pembelian dan biayabiaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang
diinginkan agar aset siap digunakan, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap
serta restorasi lokasi aset. Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai, jika ada.
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya
dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis
sebagai berikut:
Tahun
20
4-8
4-8
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti
atau memperbaiki aset tetap diakui ke dalam jumlah tercatat aset tetap yang bersangkutan jika dan hanya
jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut akan mengalir ke Kelompok
Usaha dan jumlahnya dapat diukur secara andal.
Jumlah tercatat komponen dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya jika aset tetap tidak
dipergunakan lagi atau dijual atau diperkirakan tidak memiliki manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian
pengakuan tersebut (yaitu selisih antara jumlah hasil pelepasan neto dan jumlah tercatat aset) diakui
dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya penghentian pengakuan tersebut.
Nilai residu aset, masa manfaat dan metode penyusutan dievaluasi setiap akhir tahun dan disesuaikan
secara prospektif jika diperlukan.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa
besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.
20
218
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
j.
Aset Tetap (lanjutan)
Aset tetap dalam penyelesaian dicatat sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari akun
“Aset Tetap” di laporan posisi keuangan konsolidasian. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke
masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut selesai dikerjakan dan siap
untuk digunakan. Aset tetap dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.
Aset tetap ditelaah atas kemungkinan terjadinya penurunan nilai wajar aset ketika peristiwa atau
perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset mungkin tidak dapat diperoleh
kembali seluruhnya.
k.
Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan
Pada setiap akhir tahun pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset
(yaitu aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset takberwujud yang belum dapat
digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha
membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan dari suatu aset (baik aset individual maupun UPK) adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual menjual dengan nilai pakainya. Jika nilai tercatat aset
lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan
nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Kerugian penurunan nilai yang timbul
diakui pada laporan laba rugi.
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu
uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan
harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha
menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan
ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi sesuai
dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.
Untuk aset selain goodwill, penilaian dilakukan pada akhir setiap tanggal pelaporan untuk menentukan
apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak
ada lagi atau berkurang. Jika indikasi tersebut ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan
aset atau UPK tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset
selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.
Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi
sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah
penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang pernah diakui untuk aset tersebut pada
periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Setelah pembalikan
tersebut, penyusutan aset yang terkait disesuaikan dalam periode mendatang untuk mengalokasikan
jumlah tercatat aset yang direvisi dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur
manfaatnya.
21
219
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
k.
Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan (lanjutan)
Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap akhir tahun dan ketika terdapat indikasi bahwa nilai tercatatnya
mungkin mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah
tercatat tiap UPK (atau kelompok UPK) terkait dari goodwill tersebut. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang
dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik
pada periode berikutnya.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi tentang kemungkinan penurunan nilai potensial
atas aset tetap dan aset non-keuangan tidak lancar lainnya yang disajikan pada laporan posisi keuangan
konsolidasian pada tanggal-tanggal pelaporan.
l.
Sewa
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. PSAK No. 30 revisi ini mengatur
pengklasifikasian setiap elemen sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah bagi suatu
perjanjian sewa yang mengandung elemen tanah dan bangunan.
Pada saat pengakuan awal, Kelompok Usaha mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee dan
berdasarkan substansi transaksinya, serta bukan berdasarkan bentuk kontraknya.
Sewa pembiayaan - sebagai lessee
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan. Sewa tersebut dikapitalisasi
sebesar nilai terendah antara nilai wajar aset sewaan atau nilai kini pembayaran sewa minimum.
Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang
merupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik
yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung ke laporan laba rugi.
Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa
sewa, aset sewaan disusutkan selama taksiran masa manfaat aset. Jika tidak terdapat kepastian tersebut,
maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan
masa sewa. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi jual dan sewa-balik ditangguhkan dan diamortisasi
selama sisa masa sewa.
Sewa operasi - sebagai lessee
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa
dibebankan pada operasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis ) selama masa sewa.
Sewa operasi - sebagai lessor
Sewa di mana Kelompok Usaha tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
22
220
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
m.
Aset Takberwujud
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perolehan dan pengembangan piranti lunak komputer sampai dengan
piranti lunak komputer tersebut siap untuk digunakan ditangguhkan pembebanannya dan diamortisasi
selama estimasi masa manfaatnya selama empat (4) tahun dengan menggunakan metode garis lurus.
n.
Biaya Ditangguhkan
Biaya-biaya sehubungan dengan penawaran umum perdana saham Perusahaan ditangguhkan (disajikan
sebagai bagian dari akun "Aset tidak lancar lainnya" di laporan posisi keuangan konsolidasian) dan akan
dikurangkan dengan tambahan modal disetor yang timbul dari selisih antara harga penawaran umum
perdana dengan nilai nominal saham.
o.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan
jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima,
tidak termasuk diskon dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Pendapatan dari penjualan yang timbul dari
pengiriman fisik produk-produk Kelompok Usaha diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah
dipindahkan kepada pembeli, yang umumnya bersamaan dengan pengiriman dan penerimaannya.
Beban diakui pada saat terjadinya (azas akrual).
p.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”.
PSAK No. 10 revisi tersebut terutama mengatur penentuan mata uang fungsional, penjabaran akun dalam
mata uang asing ke mata uang fungsional dan penggunaan mata uang penyajian yang berbeda dengan
mata uang fungsional. Kelompok Usaha menentukan bahwa mata uang fungsionalnya adalah Rupiah.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing
dijabarkan sesuai dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal
transaksi perbankan terakhir untuk tahun yang bersangkutan, dan laba atau rugi kurs yang timbul,
dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode yang bersangkutan.
Kurs yang digunakan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Dolar Amerika Serikat (US$1)
Euro (€1)
Dolar Singapura (S$1)
Ringgit Malaysia (RM1)
30 April
2013
9.722,00
12.729,51
7.879,41
3.207,00
23
221
2012
9.670,00
12.809,86
7.907,12
3.159,63
31 Desember
2011
9.068,00
11.738,99
6.974,33
2.852,85
2010
8.991,00
11.955,79
6.980,61
2.915,85
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
q.
Perpajakan
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”. PSAK No. 46 revisi
tersebut mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini
dan masa depan atas pemulihan/penyelesaian jumlah tercatat aset/liabilitas di masa depan yang diakui
pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode berjalan
yang diakui pada laporan keuangan. Berdasarkan PSAK No. 46 revisi, penyesuaian atas pajak
penghasilan kini dan tangguhan periode sebelumnya disajikan sebagai bagian dari beban pajak
penghasilan.
Beban pajak penghasilan terdiri atas pajak penghasilan badan yang terutang pada saat ini dan pajak
tangguhan.
Pajak kini
Aset dan liabilitas pajak kini untuk periode berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat
direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturan perpajakan yang
digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atau secara substantif telah
berlaku pada tanggal pelaporan.
Penghasilan kena pajak berbeda dengan laba yang disajikan pada laporan laba rugi karena penghasilan
kena pajak tidak termasuk pos-pos pendapatan yang dikenakan pajak atau pos-pos beban yang dapat
dikurangkan dalam periode yang berbeda, serta tidak termasuk pos-pos yang tidak akan pernah dikenakan
pajak atau tidak akan pernah dapat dikurangkan.
Pajak tangguhan
Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal
pelaporan antara dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas serta jumlah tercatat aset dan liabilitas
untuk tujuan pelaporan keuangan.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang kena pajak, kecuali untuk
liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari:
(1)
(2)
pengakuan awal goodwill; atau
pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang:
(a) bukan transaksi kombinasi bisnis, dan
(b) pada saat terjadinya transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun penghasilan kena
pajak atau rugi pajak.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi
rugi pajak yang belum dikompensasikan jika besar kemungkinan akan terdapat penghasilan kena pajak
sehingga perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak tersebut dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset
pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam suatu transaksi yang: (1) bukan
transaksi kombinasi bisnis dan; (2) tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun penghasilan kena pajak
atau rugi pajak.
24
222
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
q.
Perpajakan (lanjutan)
Pajak tangguhan (lanjutan)
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah setiap tanggal pelaporan, dan nilai tercatat aset pajak
tangguhan dikurangi jika besar kemungkinan penghasilan kena pajak yang memadai tidak akan tersedia
sehingga seluruh atau sebagian aset pajak tangguhan tidak dapat dimanfaatkan. Aset pajak tangguhan
yang tidak diakui ditelaah kembali setiap tanggal pelaporan, dan diakui jika besar kemungkinan
penghasilan kena pajak yang memadai akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan dapat dimanfaatkan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan berlaku
pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan
yang berlaku atau yang secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.
Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disalinghapuskan jika terdapat hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dan liabilitas pajak kini, atau antara aset dan
liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama, atau Kelompok Usaha bermaksud merealisasikan aset
dan liabilitas lancar secara neto.
Pajak pertambahan nilai
Pendapatan, beban, aset dan liabilitas diakui pada jumlah yang tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(“PPN“) kecuali:
PPN atas pembelian aset atau jasa yang tidak boleh dikreditkan menurut otoritas perpajakan,
sehingga PPN diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau beban yang terkait; dan
piutang dan utang yang disajikan termasuk jumlah PPN.
r.
Provisi
Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat
konstruktif) akibat peristiwa masa lalu, yang besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut
mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal
mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang
paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi,
maka provisi dibatalkan.
s.
Imbalan Kerja
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. PSAK No. 24 revisi
memperbolehkan penerapan metode sistematis tertentu untuk mengakui kerugian/keuntungan aktuaria,
termasuk pengakuan segera seluruh kerugian/keuntungan aktuaria. Namun demikian, Kelompok Usaha
memutuskan untuk tetap menggunakan metode pengakuan keuntungan/kerugian di luar “koridor” seperti
diuraikan berikut ini.
Kelompok Usaha mencatat penyisihan imbalan kerja sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“Undang-undang Tenaga Kerja”). Penyisihan tersebut diestimasi oleh
manajemen berdasarkan perhitungan aktuaria dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit ”.
25
223
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
s.
Imbalan Kerja (lanjutan)
Penyisihan biaya jasa masa lalu ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata yang
diharapkan dari karyawan yang memenuhi syarat. Selain itu, penyisihan untuk biaya jasa kini dibebankan
langsung pada operasi periode berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuaria yang timbul dari penyesuaian
dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi
keuntungan atau kerugian aktuaria neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya
melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian
aktuaria yang melebihi batas 10% tersebut diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa
masa kerja karyawan yang diharapkan.
t.
Laba per Saham
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”. PSAK No. 56 revisi ini
mengatur dampak dilutif pada opsi, waran dan ekuivalennya.
Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal-tanggal
pelaporan.
Laba neto per saham dihitung dengan membagi laba neto masing-masing periode dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham Perusahaan yang beredar pada periode yang bersangkutan, setelah memperhitungkan
dampak penyesuaian secara surut (retroaktif) atas kapitalisasi saldo laba dan perubahan nilai nominal per
saham Perusahaan dari Rp878.000 menjadi Rp100 (Catatan 20), yang dianggap seolah-olah telah terjadi
sejak awal tahun 2010.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang telah disesuaikan yang dijadikan sebagai dasar perhitungan laba
neto per saham adalah 651.251.785 saham pada tanggal 30 April 2013 (30 April 2012 (tidak diaudit), 31
Desember 2012, 2011 dan 2010: 450.004.200 saham) (Catatan 30).
u.
Segmen Operasi
Segmen adalah bagian khusus dari Kelompok Usaha yang terlibat dalam penyediaan produk (segmen
operasi), maupun dalam penyediaan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang
memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan
langsung kepada suatu segmen, serta pos-pos yang dapat dialokasikan ke segmen tersebut dengan
menggunakan suatu dasar tertentu. Informasi segmen disajikan sebelum saldo dan transaksi antar entitas
dalam Kelompok Usaha dieliminasi.
3.
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset
dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian
mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset
dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
26
224
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)
Pertimbangan
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok
Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang dinyatakan dalam PSAK No. 50 (Revisi 2010). Dengan
demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha
seperti yang diungkapkan pada Catatan 2.
Penentuan mata uang fungsional
Mata uang fungsional adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana Perusahaan dan Entitas Anak
beroperasi. Mata uang fungsional tersebut ditentukan berdasarkan mata uang yang paling mempengaruhi
pendapatan dan beban operasi dari masing-masing entitas.
Estimasi dan asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang
memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk
tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada
parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan
masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan
tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Penyisihan penurunan nilai piutang usaha
Evaluasi individual: Kelompok Usaha mengevaluasi piutang usaha dari pelanggan tertentu jika terdapat
informasi bahwa pelanggan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut,
Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak
terbatas pada, lamanya hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan
kredit pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk membentuk penyisihan yang spesifik atas
jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima. Penyisihan yang
spesifik ini dievaluasi dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah penyisihan.
Evaluasi kolektif: Jika Kelompok Usaha menyimpulkan bahwa tidak terdapat bukti obyektif tentang penurunan
nilai piutang usaha dalam evaluasi individual, baik piutang usaha yang nilainya signifikan maupun tidak,
Kelompok Usaha menyertakannya ke dalam kelompok piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang
sejenis dan melakukan evaluasi penurunan nilai secara kolektif. Karakteristik yang dipilih adalah yang relevan
dengan estimasi arus kas masa depan dari kelompok piutang usaha tersebut karena mengindikasikan
kemampuan pelanggan untuk melunasi utangnya. Arus kas masa depan dari kelompok piutang usaha yang
penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah terjadi atas
piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dalam kelompok tersebut.
Nilai tercatat piutang usaha sebelum cadangan penurunan nilai piutang usaha pada tanggal-tanggal pelaporan
diungkapkan pada Catatan 5.
27
225
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)
Estimasi dan asumsi (lanjutan)
Penyisihan penurunan nilai dan keusangan persediaan
Penyisihan penurunan nilai dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia
termasuk, namun tidak terbatas pada, kondisi fisik persediaan, harga jual, estimasi biaya untuk melakukan
penjualan. Penyisihan dievaluasi dan disesuaikan jika terdapat informasi yang mempengaruhi jumlah yang
diestimasi. Nilai tercatat persediaan Kelompok Usaha pada tanggal-tanggal pelaporan diungkapkan pada
Catatan 8.
Penyusutan aset tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa
manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap yang dimilikinya berkisar
antara 4 sampai 20 tahun, yaitu umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Kelompok Usaha
menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa
manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya beban penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai
tercatat neto aset tetap pada tanggal pelaporan diungkapkan pada Catatan 12.
Perpajakan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan beban pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan
perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.
Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat
tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tercatat utang pajak penghasilan badan pada tanggal-tanggal
pelaporan diungkapkan pada Catatan 15.
Imbalan kerja
Penentuan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha tergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh
aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat
diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur
pensiun dan tingkat mortalitas. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan langsung diakui dalam
laba atau rugi pada saat terjadinya. Meskipun Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi yang digunakan
adalah wajar, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan
dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan kerja, serta beban imbalan kerja neto.
Nilai tercatat neto liabilitas imbalan kerja pada tanggal-tanggal pelaporan diungkapkan pada Catatan 19.
Instrumen keuangan
Kelompok Usaha mencatat aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang
mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Karena komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar
ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah nilai wajar dapat berbeda jika
menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut
dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi. Nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan pada
tanggal pelaporan diungkapkan pada Catatan 32.
28
226
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
KAS DAN SETARA KAS
Kas
Bank
Pihak ketiga
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Commonwealth
PT Bank OCBC NISP Tbk.
PT Bank Index Selindo
PT Bank DBS Indonesia
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
PT Bank UOB Indonesia
PT Bank Pan Indonesia Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk.
(30 April 2013: US$4.417; 31 Desember
2012: US$352.814; 31 Desember 2011:
US$306.837; 31 Desember 2010:
US$1.025)
PT Bank UOB Indonesia
(30 April 2013: US$1.820;
31 Desember 2012: US$1.206;
31 Desember 2011: US$113.249)
Dolar Singapura
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
(30 April 2013: S$11.415;
31 Desember 2012: S$15.272;
31 Desember 2011: S$20.170)
PT Bank UOB Indonesia
(30 April 2013: S$11.160;
(31 Desember 2012: S$10.856)
Setara kas - deposito berjangka
Pihak ketiga
Rupiah
PT Bank UOB Indonesia
Total
30 April 2013
425.305.157
2012
163.262.523
31 Desember
2011
347.898.541
2010
185.789.382
3.403.834.869
71.153.815
32.533.044
10.207.994
6.473.000
2.307.186
870.047
314.898
-
1.476.118.567
33.017.699
1.588.503
7.897.000
2.364.846
4.964.600
466.898
-
5.074.131.969
571.000
9.619.000
2.554.503
81.829.210
10.282.440
6.750.188
-
3.406.554.860
1.216.000
1.006.007
1.152.650.096
1.971.369
834.909.443
5.035.158
42.942.171
3.411.712.734
2.782.396.552
9.214.965
17.689.471
11.657.862
1.026.944.562
-
89.940.991
120.755.323
140.669.136
-
87.934.216
85.841.434
-
-
-
-
799.876.355
774.784.163
4.191.506.859
5.319.647.989
10.283.523.456
6.373.131.443
Deposito berjangka dalam mata uang Rupiah tersebut di atas dimiliki oleh Entitas Anak, dan memperoleh bunga
yang berkisar antara 5,5% sampai 6,25% per tahun pada tahun 2011 dan 2010.
Pada tanggal 30 April 2013, serta 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak terdapat kas dan setara kas
Kelompok Usaha yang dibatasi penggunaannya maupun yang ditempatkan pada pihak berelasi.
5.
PIUTANG USAHA
30 April 2013
Pihak berelasi (Catatan 7)
Ringgit Malaysia
Arita System Sdn. Bhd. (30 April 2013:
RM72.193; 31 Desember 2012: RM72.193;
31 Desember 2011: RM72.193)
231.524.426
29
227
2012
228.104.261
31 Desember
2011
206.509.292
2010
-
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
PIUTANG USAHA (lanjutan)
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
Pihak ketiga
Rupiah
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Lain-lain
16.106.974.379
12.738.481.790
6.059.375.101
127.325.552
14.825.482.944
10.414.300.250
7.326.065.884
182.608.870
11.869.232.969
10.305.092.754
8.420.405.120
922.339.705
6.573.674.126
5.521.065.792
1.638.547.349
7.842.000
Sub-total
Cadangan kerugian penurunan nilai
35.032.156.822
(1.540.531.225)
32.748.457.948
(873.587.190)
31.517.070.548
-
13.741.129.267
-
Neto
33.491.625.597
31.874.870.758
31.517.070.548
13.741.129.267
Total
33.723.150.023
32.102.975.019
31.723.579.840
13.741.129.267
30 April 2013
16.263.598.974
2012
21.504.982.798
31 Desember
2011
7.696.904.916
2010
4.316.639.106
9.314.974.827
5.039.879.239
3.956.403.387
688.824.821
5.439.587.290
3.129.748.692
1.886.572.611
1.015.670.818
6.193.240.595
5.466.954.614
4.192.263.952
8.174.215.763
4.400.332.212
1.353.480.441
3.092.298.288
578.379.220
Total
Cadangan kerugian penurunan nilai
35.263.681.248
(1.540.531.225)
32.976.562.209
(873.587.190)
31.723.579.840
-
13.741.129.267
-
Neto
33.723.150.023
32.102.975.019
31.723.579.840
13.741.129.267
31 Desember
2011
2010
2010
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
Belum jatuh tempo
Telah jatuh tempo
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
Lebih dari 90 hari
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut:
Saldo awal periode
Penyisihan selama periode berjalan
Penghapusan selama periode berjalan
Efek dekonsolidasi cadangan penurunan nilai
piutang usaha entitas anak yang dijual
Saldo akhir periode
30 April 2013
(873.587.190)
(876.724.420)
209.780.385
(1.540.531.225)
2012
(1.197.775.737)
82.188.547
-
-
242.000.000
-
-
(873.587.190)
-
-
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha tersebut di atas cukup untuk
menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang usaha.
Pada tanggal 30 April 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, piutang usaha tidak dijadikan jaminan atas
fasilitas pinjaman yang diperoleh Kelompok Usaha.
6.
PIUTANG LAIN-LAIN
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
2010
Pihak ketiga
Rupiah
PT Ragam Teknik ("RT")
PT Arita Prima Teknindo ("APT")
PT Arita Prima Gemilang ("APG")
Lain-lain
3.154.411.400
1.064.250.000
990.000.000
288.660.893
2.065.000.000
1.064.250.000
990.000.000
260.516.870
340.283.000
818.102.500
Total
5.497.322.293
4.379.766.870
340.283.000
818.102.500
30
228
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)
Sebelum tanggal 31 Desember 2012, RT, APT dan APG merupakan Entitas Anak yang laporan keuangannya
termasuk di dalam laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha. Sebagaimana diungkapkan dalam
Catatan 1b, seluruh investasi saham pada entitas tersebut telah dijual kepada pihak ketiga pada tanggal
31 Desember 2012, sehingga efektif sejak tanggal tersebut, saldo piutang lain-lain dari entitas-entitas tersebut
disajikan sebagai piutang lain-lain dari pihak ketiga.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap masing-masing akun piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen
berkeyakinan bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut dapat tertagih sehingga tidak membentuk penyisihan
penurunan nilai atas piutang lain-lain.
7.
SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
Dalam kegiatan usaha normal, Kelompok Usaha melakukan transaksi usaha dan bukan usaha dengan pihakpihak berelasi, yang terutama mencakup transaksi penjualan, pembelian, dan pinjaman. Transaksi dan saldo
yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diuraikan di bawah ini.
Jumlah
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
2010
Aset lancar - Piutang usaha (Catatan 5)
Arita System Sdn. Bhd.
231.524.426
228.104.261
206.509.292
-
Aset lancar - Uang muka pembelian (Catatan 9)
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd.
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd.
711.046.804
252.772.000
317.763.975
35.749.810
-
-
Total
963.818.804
353.513.785
-
-
Aset tidak lancar - Piutang pihak berelasi
Low Yew Lean
Arita System Sdn. Bhd.
108.951.252
25.656.000
108.951.252
63.192.500
108.951.252
57.058.500
-
Total
134.607.252
172.143.752
166.009.752
-
30 April 2013
Persentase terhadap Total Aset
31 Desember
2012
2011
2010
Aset lancar - Piutang usaha
Arita System Sdn. Bhd.
0,11%
0,13%
Aset lancar - Uang muka pembelian
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd.
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd.
0,32%
0,11%
0,18%
0,02%
-
-
Total
0,43%
0,20%
-
-
Aset tidak lancar - Piutang pihak berelasi
Low Yew Lean
Arita System Sdn. Bhd.
0,05%
0,01%
0,06%
0,04%
0,08%
0,04%
-
Total
0,06%
0,10%
0,12%
-
31
229
0,16%
-
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
Jumlah
30 April 2013
31 Desember
2011
2012
2010
Liabilitas jangka pendek - Utang usaha (Catatan 14)
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd.
Unimech Engineering (M) Sdn. Bhd.
Hebei Arita Valve Industries Co. Ltd.
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd.
Arita System Sdn. Bhd.
4.158.475.836
490.109.102
477.083.331
139.328.917
1.712.217
3.625.544.962
468.075.663
858.238.222
4.003.062.786
2.653.924
636.998.378
323.102.656
121.202.100
600.306.982
-
659.342.820
313.581.506
267.215.007
-
Total
5.266.709.403
8.957.575.557
1.681.610.116
1.240.139.333
Liabilitas jangka pendek - Utang dividen (Catatan 22)
PT Arita Global
Arita Engineering Sdn. Bhd.
Low Yew Lean
4.666.800.000
1.133.400.000
199.800.000
-
-
-
Total
6.000.000.000
-
-
-
Liabilitas jangka panjang - Utang lain-lain (Catatan 18c)
Low Yew Lean
Unimech Group Berhad
Unimech Engineering (M) Sdn. Bhd.
Arita Engineering Sdn. Bhd.
1.801.565.422
1.603.497.467
2.457.396
-
4.451.239.022
6.888.130.933
13.692.568.468
4.031.776.000
4.742.956.000
11.175.130.848
11.801.801.111
-
4.742.956.000
1.887.169.218
7.421.536.304
-
Total
3.407.520.285
29.063.714.423
27.719.887.959
14.051.661.522
Persentase terhadap Total Liabilitas
31 Desember
2012
2011
30 April 2013
2010
Liabilitas jangka pendek - Utang usaha
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd.
Unimech Engineering (M) Sdn. Bhd.
Hebei Arita Valve Industries Co. Ltd.
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd.
Arita System Sdn. Bhd.
3,67%
0,43%
0,42%
0,12%
0,00%
3,29%
0,43%
0,78%
3,64%
0,00%
0,81%
0,41%
0,15%
0,76%
-
1,71%
0,81%
0,69%
-
Total
4,64%
8,14%
2,13%
3,21%
Liabilitas jangka pendek - Utang dividen
PT Arita Global
Arita Engineering Sdn. Bhd.
Low Yew Lean
4,12%
1,00%
0,18%
-
-
-
Total
5,30%
-
-
-
Liabilitas jangka panjang - Utang lain-lain
Low Yew Lean
Unimech Group Berhad
Unimech Engineering (M) Sdn. Bhd.
Arita Engineering Sdn. Bhd.
1,59%
1,42%
0,00%
-
4,04%
6,26%
12,44%
3,66%
6,02%
14,19%
14,99%
-
12,27%
4,88%
19,19%
-
Total
3,01%
26,40%
35,20%
36,34%
Jumlah
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Penjualan neto
Arita System Sdn. Bhd.
-
-
32
230
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
588.456
2011
227.515.805
2010
-
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
Jumlah
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Pembelian neto
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd.
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd.
Hebei Arita Valve Industries Co.
Ltd.
Unimech Engineering (M) Sdn.
Bhd.
Arita System Sdn. Bhd.
Total
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
2.396.639.336
568.741.838
815.458.711
883.485.089
3.956.723.045
3.206.703.982
5.781.469.438
1.773.092.317
2.896.415.668
1.974.792.318
486.178.049
619.333.707
1.718.688.531
1.139.187.552
911.534.982
17.387.370
-
60.502.468
-
75.350.617
3.087.480
88.375.333
-
41.067.375
-
3.468.946.593
2.378.779.975
8.960.553.655
8.782.124.640
5.823.810.343
Persentase terhadap Total Akun yang Bersangkutan
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2013
(tidak diaudit)
2012
2011
2010
Penjualan neto
Arita System Sdn. Bhd.
Pembelian neto
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd.
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd.
Hebei Arita Valve Industries Co.
Ltd.
Unimech Engineering (M) Sdn.
Bhd.
Arita System Sdn. Bhd.
Total
-
-
0,00%
0,22%
-
8,64%
2,05%
2,37%
2,57%
4,06%
3,29%
7,42%
2,28%
5,69%
3,88%
1,75%
1,80%
1,76%
1,46%
1,79%
0,06%
-
0,18%
-
0,08%
0,00%
0,11%
-
0,08%
-
12,50%
6,92%
9,19%
11,27%
11,44%
Ikhtisar sifat hubungan dan jenis transaksi antara Perusahaan dengan pihak-pihak berelasi tersebut adalah
sebagai berikut:
Pihak Berelasi
Unimech Group Berhad
Sifat Hubungan
Entitas induk (tidak langsung)
Pinjaman
Jenis Transaksi
Arita Engineering Sdn. Bhd.
Entitas induk (langsung)
Pinjaman dan dividen
PT Arita Global
Entitas induk (langsung)
Dividen
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd.
Entitas sepengendali
Pembelian barang dagangan
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd.
Entitas sepengendali
Pembelian barang dagangan
Hebei Arita Valve Industries Co. Ltd.
Entitas sepengendali
Pembelian barang dagangan
Unimech Engineering (M) Sdn. Bhd.
Entitas sepengendali
Pembelian barang dagangan dan pinjaman
Arita System Sdn. Bhd.
Entitas asosiasi
Penjualan dan pembelian barang dagangan,
dan transaksi non-usaha lainnya
Low Yew Lean
Direktur dan salah satu pemegang
saham Perusahaan
Pinjaman, dividen dan transaksi non-usaha
Manajemen kunci Perusahaan terdiri dari semua anggota komisaris dan direksi.
33
231
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
Kompensasi bruto bagi Direksi yang diakui sebagai beban selama periode berjalan adalah sebagai berikut:
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
Total
30 April
2013
800.000.000
309.649.749
2012
1.809.736.842
513.913.858
31 Desember
2011
1.554.000.000
390.446.318
2010
1.531.000.000
321.832.291
1.109.649.749
2.323.650.700
1.944.446.318
1.852.832.291
Jumlah dalam tabel di atas merupakan jumlah yang diakui sebagai biaya selama periode pelaporan sehubungan
dengan kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci tersebut.
8.
PERSEDIAAN
Valve
Fitting
Instrumen
Lain-lain
30 April 2013
75.651.199.774
8.717.589.660
7.877.915.841
1.011.937.949
2012
72.718.979.521
7.169.142.568
4.476.538.798
944.504.746
31 Desember
2011
55.738.259.678
4.260.461.816
5.590.234.195
41.863.787
2010
32.293.330.298
1.694.683.494
251.686.173
4.783.732.205
Total
93.258.643.224
85.309.165.633
65.630.819.476
39.023.432.170
31 Desember
2011
2010
Mutasi kerugian penghapusan persediaan adalah sebagai berikut:
30 April 2013
Saldo awal periode
Penyisihan selama periode berjalan
Penghapusan selama periode berjalan
2012
(710.996.943)
710.996.943
Saldo akhir periode
(3.652.399.390)
3.652.399.390
-
-
-
-
-
-
Kerugian penghapusan persediaan disajikan pada bagian beban umum dan administrasi di laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan tersebut di atas tidak melebihi nilai realisasi netonya
dan, oleh karena itu, tidak diperlukan penyisihan untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi
netonya.
Pada tanggal 30 April 2013, serta 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak terdapat persediaan yang
diasuransikan.
Pada tanggal 30 April 2013, persediaan dengan nilai tercatat sejumlah Rp10 miliar dijadikan jaminan untuk
pinjaman yang diperoleh Perusahaan (Catatan 13).
9.
UANG MUKA
30 April 2013
Pihak berelasi (Catatan 7)
Pembelian barang dagangan
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd.
(30 April 2013: RM221.717; 31 Desember
2012: RM100.558)
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd.
(30 April 2013: US$26.000;
31 Desember 2012: US$1.879 dan €1.372)
Sub-total
711.046.804
2012
31 Desember
2011
2010
317.763.975
-
-
252.772.000
35.749.810
-
-
963.818.804
353.513.785
-
-
34
232
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
UANG MUKA (lanjutan)
30 April 2013
Pihak ketiga
Pembelian barang dagangan
Dolar Amerika Serikat (30 April 2013:
US$2.294.301; 31 Desember 2012:
US$834.311; 31 Desember 2011:
US$144.558; 31 Desember 2010:
US$151.163)
Euro (30 April 2013: €219.697;
31 Desember 2012: €55,095;
31 Desember 2011: €37.770;
31 Desember 2010: €41.705)
Ringgit Malaysia (31 Desember 2011:
RM71.381; 31 Desember 2010: RM22.762)
Pembelian aset tetap
Rupiah
Pembelian piranti lunak komputer
Dolar Amerika Serikat (30 April 2013 dan
31 Desember 2012: US$40.360)
Euro (30 April 2013 dan 31 Desember
2012: €55.160)
Administrasi impor
Rupiah
Lain-lain
Rupiah
31 Desember
2011
2012
2010
22.305.552.418
8.067.786.356
1.310.855.448
1.359.107.910
2.796.629.303
705.755.522
443.381.652
498.618.672
-
-
203.639.286
66.370.550
1.041.241.900
350.000.000
-
-
387.365.048
387.365.048
-
-
664.855.374
664.855.374
-
-
3.964.438.972
1.994.767.083
827.977.953
394.701.931
315.681.283
-
536.889.121
131.422.218
Sub-total
31.475.764.298
12.170.529.383
3.322.743.460
2.450.221.281
Total
32.439.583.102
12.524.043.168
3.322.743.460
2.450.221.281
Perusahaan mempunyai komitmen kontraktual untuk pembelian piranti lunak komputer yang belum diselesaikan
dengan total nilai kontrak US$54.360 dan €66.067 pada tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012.
Komitmen kontraktual untuk pembelian aset tetap diungkapkan pada Catatan 12.
10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Sewa
Asuransi
Iklan
Lain-lain
30 April 2013
1.086.247.514
205.892.351
55.212.502
-
2012
1.266.437.347
192.689.011
93.728.001
-
31 Desember
2011
1.617.900.036
101.762.206
172.363.457
66.036.036
2010
506.726.666
84.722.874
26.547.027
20.000.000
Total
1.347.352.367
1.552.854.359
1.958.061.735
637.996.567
11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Akun ini merupakan investasi Perusahaan pada 40% saham Arita System Sdn. Bhd. ("AS") dengan biaya
perolehan awal RM35.477 atau setara dengan Rp101.641.604.
30 April 2013
2012
Nilai tercatat awal periode
Bagian rugi neto atas entitas asosiasi
-
-
Nilai tercatat akhir periode
-
-
35
233
31 Desember
2011
91.638.640
(91.638.640)
-
2010
101.641.604
(10.002.964)
91.638.640
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan)
Perusahaan tidak memiliki kewajiban konstruktif maupun legal untuk melakukan pembayaran untuk kepentingan
AS. Oleh karena itu, Perusahaan telah menghentikan pengakuan bagian rugi neto AS karena bagian
Perusahaan atas kerugian AS telah melebihi bagian Perusahaan atas ekuitas AS.
12. ASET TETAP
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
30 April 2013
Biaya perolehan
Pemilikan langsung
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
16.286.819.330
13.690.661.743
5.379.429.028
3.433.062.604
9.439.304.200
1.216.467.500
992.568.181
706.623.700
-
-
25.726.123.530
14.907.129.243
6.371.997.209
4.139.686.304
Sub-total
38.789.972.705
12.354.963.581
-
-
51.144.936.286
1.815.530.637
-
-
-
1.815.530.637
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan
Aset dalam pengerjaan
Bangunan
536.250.000
247.500.000
-
-
783.750.000
41.141.753.342
12.602.463.581
-
-
53.744.216.923
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
1.447.076.478
1.365.463.614
1.637.247.635
236.390.519
245.838.610
271.996.578
-
-
1.683.466.997
1.611.302.224
1.909.244.213
Sub-total
4.449.787.727
754.225.707
-
-
5.204.013.434
308.495.045
91.351.277
-
-
399.846.322
4.758.282.772
845.576.984
-
-
5.603.859.756
Total
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan
Total
Nilai buku
31 Desember 2012
Biaya perolehan
Pemilikan langsung
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
Sub-total
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan
Aset dalam pengerjaan
Bangunan
Total
36.383.470.570
48.140.357.167
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Efek
Dekonsolidasi
Aset Tetap
Entitas Anak
yang Dijual
5.249.148.711
5.864.822.118
5.672.065.995
2.907.575.295
11.445.420.619
6.793.950.818
979.501.659
1.101.166.787
93.750.000
6.540.000
1.625.000.000
-
407.750.000
593.111.193
1.178.388.626
569.139.478
16.286.819.330
13.690.661.743
5.379.429.028
3.433.062.604
19.693.612.119
20.320.039.883
100.290.000
1.625.000.000
2.748.389.297
38.789.972.705
580.803.953
2.142.530.637
-
-
907.803.953
1.815.530.637
-
(1.625.000.000)
-
536.250.000
-
3.656.193.250
41.141.753.342
Saldo Awal
1.625.000.000
536.250.000
21.899.416.072
22.998.820.520
100.290.000
36
234
Saldo Akhir
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. ASET TETAP (lanjutan)
31 Desember 2012 (lanjutan)
Akumulasi penyusutan
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Efek
Dekonsolidasi
Aset Tetap
Entitas Anak
yang Dijual
Saldo Akhir
Pemilikan langsung
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
1.254.952.511
1.675.422.960
1.352.704.055
464.559.230
755.005.190
690.819.819
93.750.000
6.540.000
-
272.435.263
971.214.536
399.736.239
1.447.076.478
1.365.463.614
1.637.247.635
Sub-total
4.283.079.526
1.910.384.239
100.290.000
-
1.643.386.038
4.449.787.727
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan
Total
Nilai buku
31 Desember 2011
Biaya perolehan
Pemilikan langsung
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
Sub-total
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan
Aset dalam pengerjaan
Bangunan
106.403.829
287.112.043
-
-
85.020.827
308.495.045
4.389.483.355
2.197.496.282
100.290.000
-
1.728.406.865
4.758.282.772
17.509.932.717
36.383.470.570
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
1.237.219.439
7.458.360.427
3.776.570.720
2.061.188.019
4.740.010.272
107.288.363
2.076.225.275
874.327.277
728.081.000
3.325.826.672
180.730.000
27.940.001
1.625.000.000
-
5.249.148.711
5.864.822.118
5.672.065.995
2.907.575.295
14.533.338.605
7.797.851.187
4.262.577.673
1.625.000.000
19.693.612.119
273.803.953
307.000.000
-
-
580.803.953
3.250.000.000
-
-
18.057.142.558
8.104.851.187
4.262.577.673
-
21.899.416.072
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
959.388.528
1.277.200.549
875.977.121
295.563.983
577.918.570
500.630.158
179.696.159
23.903.224
-
1.254.952.511
1.675.422.960
1.352.704.055
Sub-total
3.112.566.198
1.374.112.711
203.599.383
-
4.283.079.526
Total
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan
Total
Nilai buku
(1.625.000.000)
1.625.000.000
90.414.245
15.989.584
-
-
106.403.829
3.202.980.443
1.390.102.295
203.599.383
-
4.389.483.355
14.854.162.115
17.509.932.717
31 Desember 2010
Biaya perolehan
Pemilikan langsung
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
Saldo Awal
Penambahan
1.237.219.439
4.651.541.027
1.727.129.817
1.069.222.795
3.536.730.400
2.071.940.903
998.139.224
729.911.000
22.500.000
6.174.000
-
1.237.219.439
7.458.360.427
3.776.570.720
2.061.188.019
Sub-total
8.685.113.078
6.606.810.527
758.585.000
-
14.533.338.605
37
235
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. ASET TETAP (lanjutan)
31 Desember 2010 (lanjutan)
Biaya perolehan (lanjutan)
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan
Aset dalam pengerjaan
Bangunan
Total
Akumulasi penyusutan
Pemilikan langsung
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perabotan kantor
Sub-total
Aset sewa pembiayaan
Kendaraan
Saldo Awal
Penambahan
285.770.953
Pengurangan
-
Reklasifikasi
Saldo Akhir
11.967.000
-
273.803.953
-
3.250.000.000
-
-
3.250.000.000
8.970.884.031
9.856.810.527
770.552.000
-
18.057.142.558
792.225.425
989.927.577
639.944.519
279.691.048
291.846.933
241.304.479
112.527.945
4.573.961
5.271.877
-
959.388.528
1.277.200.549
875.977.121
2.422.097.521
812.842.460
122.373.783
-
3.112.566.198
54.216.809
39.189.192
2.991.756
-
90.414.245
Total
2.476.314.330
852.031.652
125.365.539
-
3.202.980.443
Nilai buku
6.494.569.701
14.854.162.115
Penyusutan yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dialokasikan sebagai berikut:
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
325.982.281
290.642.103
519.594.703
294.921.198
2012
993.045.128
1.204.451.154
2011
721.071.501
669.030.794
2010
406.113.182
445.918.470
Total
845.576.984
2.197.496.282
1.390.102.295
852.031.652
585.563.301
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
Hak atas tanah Kelompok Usaha adalah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (“HGB”) dengan sisa umur hak
yang berakhir antara tahun 2022 sampai dengan tahun 2032. Manajemen berpendapat bahwa hak atas tanah
tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Aset dalam penyelesaian terdiri atas bangunan ruko. Persentase penyelesaian aset dalam penyelesaian sekitar
95%, dipandang dari sudut keuangan pada tanggal 30 April 2013. Estimasi penyelesaian aset dalam
penyelesaian tersebut adalah pada bulan Juni 2013.
Perusahaan mempunyai komitmen kontraktual untuk pembelian aset tetap yang belum diselesaikan dengan total
nilai kontrak sebesar Rp17.222.648.000 dan S$245.000 pada tanggal 30 April 2013 (31 Desember 2012:
Rp3.325.000.000).
Pada tanggal 30 April 2013, serta 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, nilai perolehan aset tetap Kelompok
Usaha yang disusutkan penuh namun masih digunakan masing-masing adalah Rp530.710.909, Rp439.691.909,
Rp983.669.089, dan Rp729.570.909, yang terutama terdiri atas kendaraan, serta peralatan dan perabotan
kantor.
Berdasarkan hasil penilaian terhadap aset tetap yang dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Iskandar
Asmawi dan Rekan, penilai independen, dalam laporannya tertanggal 9 September 2013, nilai wajar aset tetap
pada tanggal 30 April 2013 berjumlah Rp63.812.870.000. Penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan
pendekatan data pasar (market data approach), pendekatan biaya (cost approach), dan pendekatan
pendapatan (income approach).
38
236
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. ASET TETAP (lanjutan)
Rincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
30 April 2013
31 Desember
2011
4.262.577.673
(203.599.383)
Nilai tercatat
Akumulasi penyusutan
-
2012
100.290.000
(100.290.000)
2010
758.585.000
(122.373.783)
Nilai buku
Harga jual
-
41.000.000
4.058.978.290
4.180.444.449
636.211.217
1.315.836.497
Laba penjualan aset tetap
-
41.000.000
121.466.159
679.625.280
Laba penjualan aset tetap disajikan sebagai bagian dari "Penghasilan Lain-lain" di laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Pada tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012, tanah dan bangunan dijadikan jaminan untuk pinjaman,
yang diperoleh Perusahaan (Catatan 13). Di samping itu, kendaraan tertentu yang diperoleh melalui fasilitas
utang bank jangka panjang, utang sewa pembiayaan, dan utang pembiayaan konsumen dijadikan jaminan untuk
masing-masing fasilitas yang terkait (Catatan 13 dan 18).
Pada tanggal 30 April 2013, aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran, banjir dan risiko lain dengan
nilai pertanggungan sekitar Rp18,6 miliar pada PT Lippo General Insurance Tbk., PT Asuransi Nipponkoa
Indonesia, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia, PT
Asuransi MSIG Indonesia, PT Asuransi Mitra Maparya, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Central Asia, dan
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk
menutup kerugian yang mungkin timbul terhadap aset tetap akibat risiko yang diasuransikan.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset tetap dapat dipulihkan seluruhnya, sehingga tidak diperlukan
penurunan nilai aset tetap.
13. UTANG BANK
31 Desember
2011
30 April 2013
2012
19.444.000.000
13.538.000.000
-
-
8.439.570.688
7.798.730.111
-
9.615.125.264
9.924.523.687
-
7.190.320.162
3.975.173.137
1.499.930.000
-
983.827.304
1.464.668.075
Total
35.682.300.799
33.077.648.951
12.665.423.299
2.448.495.379
Jangka panjang
PT Bank Permata Tbk.
PT Bank Index Selindo
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
PT Bank Commonwealth
PT Bank Pan Indonesia Tbk.
15.893.817.399
3.640.475.561
495.782.095
-
8.813.812.461
106.863.653
2.958.935.807
1.022.222.223
-
5.804.695.528
77.715.210
2.953.651.086
112.710.686
Total
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun
20.030.075.055
12.901.834.144
5.882.410.738
3.066.361.772
2.590.400.309
1.476.973.954
792.735.975
624.835.716
Bagian jangka panjang
17.439.674.746
11.424.860.190
5.089.674.763
2.441.526.056
Jangka pendek
AmBank (M) Berhad (30 April 2013: US$2.000.000;
31 Desember 2012: US$1.400.000)
PT Bank UOB Indonesia (30 April 2013: US$868.090
31 Desember 2012: US$994.325; 31 Desember
2011: US$792.933)
PT Bank Permata Tbk.
PT Bank Index Selindo
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
39
237
2010
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank Permata Tbk. ("Permata")
Pada bulan April 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dalam mata uang Rupiah dari Permata yang
terdiri atas fasilitas cerukan (overdraft), revolving loan ("RL") dan term-loan ("TL") sebagai berikut:
Fasilitas
Jangka pendek
Overdraft
Revolving loan
Tanggal Jatuh
Tempo
Fasilitas Kredit
Maksimum
Saldo
30 April 2013
25-Apr-2014
25-Apr-2014
15.000.000.000
19.500.000.000
7.798.730.111
-
34.500.000.000
7.798.730.111
1.406.591.685
1.028.458.755
2.330.651.058
2.935.442.290
992.673.611
7.200.000.000
1.406.591.685
1.028.458.755
2.330.651.058
2.935.442.290
992.673.611
7.200.000.000
15.893.817.399
15.893.817.399
2.047.115.544
Total
Jangka panjang
Term loan - 1
Term loan - 2
Term loan - 3
Term loan - 4
Term loan - 5
Term loan - 6
25-Apr-2018
12-Jul-2019
16-Feb-2019
18-Sep-2022
5-Apr-2018
30-Apr-2023
Total
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
13.846.701.855
Pencairan fasilitas kredit dari Permata terutama digunakan untuk melunasi pinjaman yang diperoleh Perusahaan
dari PT Bank Index Selindo, PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Commonwealth dan PT Bank Central Asia
Tbk. Saldo fasilitas overdraft pada tanggal 30 April 2013 termasuk dana hasil pencairan fasilitas TL-6 sejumlah
Rp7.200.000.000. Pada tanggal 1 Mei 2013, dana tersebut digunakan untuk melunasi pembelian tanah dan
bangunan yang berlokasi di Jakarta (catatan 34 dan 35).
Sampai dengan tanggal 30 April 2013, Perusahaan belum melakukan pencairan dari fasilitas RL.
Fasilitas kredit tersebut dibebani tingkat bunga sebesar 10% per tahun untuk periode yang berakhir pada
tanggal 30 April 2013 yang dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti tingkat bunga yang diberlakukan Permata.
Fasilitas kredit ini dijamin dengan tanah dan bangunan Perusahaan yang berlokasi di Jakarta, Bekasi, Lampung,
Palembang, Medan, Samarinda, Pontianak, dan Makasar, serta persediaan barang dagangan dan jaminan
korporasi dari Unimech Engineering Sdn. Bhd. ("UE", pihak berelasi).
Tidak terdapat pembayaran untuk fasilitas kredit ini selama periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2013.
Berdasarkan perjanjian, Perusahaan tidak diperkenankan untuk, antara lain, mengganti manajemen,
mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga sampai dengan Rp1 miliar, dan melunasi utang kepada pemegang
saham dan UE, tanpa persetujuan tertulis dari Permata.
AmBank (M) Berhad ("AmBank")
Perusahaan memperoleh fasilitas revolving credit dari AmBank dengan jumlah fasilitas kredit maksimum
US$2.000.000. Fasilitas tersebut dijamin dengan jaminan korporasi dari Unimech Group Berhad (pihak berelasi)
dan dibebani bunga tahunan sebesar 2,5% di atas USD Cost of Fund AmBank untuk periode yang berakhir pada
tanggal 30 April 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Saldo pinjaman yang berasal
dari penarikan fasilitas kredit ini berjumlah US$2.000.000 atau setara dengan Rp19.444.000.000 pada tanggal
30 April 2013 (31 Desember 2012: US$1.400.000 atau setara dengan Rp13.538.000.000). Tidak terdapat
pembayaran untuk fasilitas kredit ini selama periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
40
238
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank UOB Indonesia ("UOB")
Perusahaan memperoleh fasilitas revolving credit dari UOB dengan jumlah fasilitas kredit maksimum
US$1.000.000 yang dapat ditarik dalam mata uang Dolar Amerika Serikat maupun Rupiah. Fasilitas tersebut
dijamin dengan jaminan korporasi dari Unimech Group Berhad dan dibebani tingkat bunga sebesar 6,75% per
tahun untuk pinjaman dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan 12% per tahun untuk pinjaman dalam mata
uang Rupiah. Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada tanggal 14 November 2013. Saldo pinjaman yang
berasal dari penarikan fasilitas kredit ini berjumlah US$868.090 atau setara dengan Rp8.439.570.688 pada
tanggal 30 April 2013 (31 Desember 2012: US$994.325 atau setara dengan Rp9.615.125.264; 31 Desember
2011: US$792.933 atau setara dengan Rp7.190.320.162). Pembayaran untuk fasilitas kredit ini berjumlah
US$999.640 atau setara dengan Rp9.669.960.708 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2013
(2012: US$952.413 atau setara dengan Rp8.716.796.664; 2011: nihil).
Berdasarkan perjanjian, Perusahaan diwajibkan untuk, antara lain, memenuhi current ratio tidak kurang dari 1
kali dan debt to equity ratio tidak lebih dari 3 kali, serta tidak diperkenankan untuk, antara lain, menjual atau
mengalihkan hak atau menyewakan aset milik Perusahaan, melakukan merger, akuisisi, dan likuidasi,
memberikan pinjaman, mengalihkan hak dan kewajiban atas fasilitas tersebut kepada pihak lain, memberi
jaminan korporasi atau pribadi bagi pihak lain, menerima pinjaman dalam bentuk apapun dari pihak lain, dan
menjaminkan saham Perusahaan, tanpa persetujuan tertulis dari UOB. Perusahaan memenuhi rasio keuangan
yang dipersyaratkan oleh UOB pada tanggal 30 April 2013, 31 Desember 2012 dan 2011.
PT Bank Index Selindo ("Index")
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dalam mata uang Rupiah dari Index yang terdiri atas fasilitas pinjaman
rekening koran ("PRK"), revolving loan ("RL"), demand loan ("DL") dan term-loan ("TL") dengan rincian sebagai
berikut:
Fasilitas
Jangka
pendek
PRK
DL
Tanggal Jatuh
Tempo
29-Sep-2013
29-Sep-2013
Total
Jangka
panjang
TL-1
TL-2
TL-3
TL-4
TL-5
17-Jun-2013
29-Sep-2018
16-Feb-2019
12-Jul-2019
8-Mar-2020
Total
Dikurangi: bagian yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
Fasilitas Kredit
Maksimum
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
2010
4.000.000.000
6.000.000.000
-
3.924.523.687
6.000.000.000
3.975.173.137
-
983.827.304
-
10.000.000.000
-
9.924.523.687
3.975.173.137
983.827.304
1.040.000.000
1.800.000.000
2.860.000.000
1.200.000.000
4.000.000.000
3.640.475.561
132.295.668
1.441.123.666
2.413.740.097
1.070.978.757
3.755.674.273
376.117.386
1.611.576.059
2.664.996.350
1.152.005.733
-
1.189.301.395
1.764.349.691
-
10.900.000.000
3.640.475.561
8.813.812.461
5.804.695.528
2.953.651.086
371.933.089
962.374.175
665.530.375
371.306.918
3.268.542.472
7.851.438.286
5.139.165.153
2.582.344.168
Fasilitas kredit tersebut dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 11% untuk periode yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 (2012: 11% - 12%; 2011: 11%; 2010: 11% - 14%). Fasilitas kredit dari Index dijamin dengan tanah
dan bangunan Perusahaan yang berlokasi di Bekasi.
41
239
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank Index Selindo ("Index") (lanjutan)
Pembayaran untuk fasilitas kredit ini berjumlah Rp5.058.138.177 selama periode yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 (2012: Rp990.883.059; 2011: Rp614.304.841; 2010: Rp228.288.764).
Berdasarkan perjanjian, Perusahaan tidak diperkenankan untuk, antara lain, membuat perikatan jaminan utang
lain yang bertentangan dengan perjanjian tersebut dan mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada
Pengadilan Niaga, tanpa persetujuan tertulis dari Index.
PT Bank CIMB Niaga Tbk. ("CIMB")
Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas kredit pembelian mobil dari CIMB dengan total pokok pembiayaan
awal Rp556.010.000 dan jangka waktu pembiayaan selama tiga (3) tahun. Fasilitas kredit tersebut dibebani
bunga flat sebesar 5% per tahun. Saldo pinjaman dari fasilitas kredit ini berjumlah Rp495.782.095 pada tanggal
30 April 2013 (31 Desember 2012: Rp106.863.653). Sedangkan bagian utang yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun berjumlah Rp171.351.676 pada tanggal 30 April 2013 (31 Desember 2012: Rp33.243.823).
Pembayaran untuk fasilitas kredit ini berjumlah Rp56.701.558 selama periode yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 (2012: Rp3.526.347).
PT Bank OCBC NISP Tbk. ("OCBC")
Pada bulan September 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas commercial property loan dari OCBC dengan
jumlah fasilitas kredit maksimum Rp3.000.000.000 yang berlaku sampai dengan tanggal 18 September 2022.
Fasilitas kredit tersebut dibebani tingkat bunga sebesar 11,5 % pada tahun 2012, serta dijamin dengan tanah
dan bangunan Perusahaan yang berlokasi di Samarinda. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman dari
fasilitas ini berjumlah Rp2.958.935.807. Perusahaan telah melunasi pinjaman ini pada bulan April 2013.
Pembayaran untuk fasilitas kredit ini berjumlah Rp2.958.935.807 selama periode yang berakhir pada tanggal
30 April 2013 (2012: Rp125.678.195).
PT Bank Commonwealth ("Commonwealth")
Pada bulan April 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari Commonwealth dengan jumlah
fasilitas kredit maksimum Rp1.150.000.000 yang berlaku sampai dengan tanggal 4 April 2018. Fasilitas kredit
tersebut dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 10,5% pada tahun 2012, serta dijamin dengan tanah dan
bangunan Perusahaan yang berlokasi di Medan. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman dari fasilitas
ini berjumlah Rp1.022.222.223. Perusahaan telah melunasi pinjaman ini pada bulan April 2013. Pembayaran
untuk fasilitas kredit ini berjumlah Rp1.022.222.223 selama periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2013
(2012: Rp127.777.776).
PT Bank Pan Indonesia Tbk. ("Panin")
Pada bulan Desember 2010, PT Ragam Teknik ("RT", Entitas Anak terdahulu - Catatan 1b) memperoleh fasilitas
kredit pemilikan mobil dari Panin dengan pokok pembiayaan awal Rp116.440.000 dan jangka waktu kredit
selama tiga (3) tahun. Fasilitas tersebut dibebani bunga flat sebesar 5,1% per tahun. Saldo pinjaman dari
fasilitas kredit ini berjumlah Rp77.715.210 dan Rp112.710.686, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011
dan 2010.
42
240
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank Central Asia Tbk. ("BCA")
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit lokal (rekening koran) dari BCA dengan jumlah fasilitas kredit
maksimum Rp1.500.000.000. Fasilitas tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan Perusahaan yang berlokasi
di Jakarta dan dibebani bunga sebesar 12,25% per tahun pada tahun 2011. Saldo pinjaman yang berasal dari
penarikan fasilitas kredit ini berjumlah Rp1.499.930.000 pada tanggal 31 Desember 2011. Tidak terdapat saldo
penarikan fasilitas kredit ini pada tanggal 31 Desember 2012. Pada tanggal 25 April 2013 Perusahaan melunasi
saldo penarikan fasilitas kredit ini sampai dengan tanggal tersebut dan fasilitas kredit ini diakhiri pada tanggal
tersebut.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. ("Danamon")
Pada bulan November 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit rekening koran dari Danamon dengan
jumlah fasilitas kredit maksimum Rp1.200.000.000. Fasilitas tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan
Perusahaan yang berlokasi di Jakarta dan dibebani bunga sebesar 13% per tahun pada tahun 2010. Saldo
pinjaman yang berasal dari penarikan fasilitas kredit ini berjumlah Rp1.464.668.075 pada tanggal 31 Desember
2010. Fasilitas kredit tersebut tidak diperpanjang pada saat jatuh temponya. Pelunasan fasilitas kredit ini
berjumlah Rp1.464.668.075 pada tahun 2011.
14. UTANG USAHA
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
2010
Pihak ketiga
Dolar Amerika Serikat (30 April 2013:
US$1.503.362; 31 Desember 2012: US$732.193;
31 Desember 2011: US$728.236; 31 Desember
2010: US$413.479)
Rupiah
Euro (30 April 2013: €233.775; 31 Desember
2012: €28.325; 31 Desember 2011: €56.415;
31 Desember 2010: €58.845 )
Dolar Singapura (30 April 2013: S$26.493)
14.615.686.467
6.433.587.595
7.080.302.515
2.134.778.616
6.603.640.808
2.402.987.752
3.717.587.469
2.545.153.831
2.975.837.823
208.747.000
362.842.005
-
662.255.999
-
703.542.242
-
Sub-total
24.233.858.885
9.577.923.136
9.668.884.559
6.966.283.542
4.158.475.836
3.625.544.962
636.998.378
659.342.820
490.109.102
468.075.663
323.102.656
313.581.506
477.083.331
858.238.222
121.202.100
-
139.328.917
4.003.062.786
600.306.982
267.215.007
Pihak berelasi (Catatan 7)
Arita Valve (Tianjin) Co. Ltd. (30 April 2013:
US$427.739; 31 Desember 2012: US$374.927;
31 Desember 2011: US$70.247, 31 Desember
2010: US$73.334)
Unimech Engineering (M) Sdn. Bhd. (30 April 2013:
RM152.825; 31 Desember 2012: RM148.143;
31 Desember 2011: RM113.253; 31 Desember
2010: RM107.544)
Hebei Arita Valve Industries Co. Ltd. (30 April 2013:
US$49.072; 31 Desember 2012: US$88.753;
31 Desember 2011: US$13.366)
Arita Valve Mfg. (M) Sdn. Bhd. (30 April 2013:
RM43.445; 31 Desember 2012: RM1.266.942;
31 Desember 2011: RM210.418, 31 Desember
2010: RM91.642)
Arita System Sdn. Bhd. (30 April 2013: RM534;
31 Desember 2012: RM534 dan US$100)
Sub-total
Total
1.712.217
2.653.924
-
-
5.266.709.403
29.500.568.288
8.957.575.557
18.535.498.693
1.681.610.116
11.350.494.675
1.240.139.333
8.206.422.875
43
241
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. UTANG USAHA (lanjutan)
Analisis umur utang usaha adalah sebagai berikut:
Belum jatuh tempo
Telah jatuh tempo
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
Lebih dari 90 hari
Total
30 April 2013
14.781.057.240
2012
10.937.563.434
31 Desember
2011
4.041.880.609
2010
1.749.775.645
4.728.438.582
3.716.577.138
5.673.262.334
601.232.994
2.184.445.363
1.101.068.894
279.389.850
4.033.031.152
2.440.130.340
1.037.314.275
1.157.744.687
2.673.424.764
2.775.634.119
188.205.378
139.433.822
3.353.373.911
29.500.568.288
18.535.498.693
11.350.494.675
8.206.422.875
15. PERPAJAKAN
a.
Pajak dibayar di muka
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun ini terdiri atas pajak pertambahan nilai dari Entitas Anak
sejumlah Rp264.914.397 dan Rp810.280.276.
b.
Utang pajak
30 April 2013
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 4 ayat 2
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 29
Pajak pertambahan nilai
Total
c.
2012
31 Desember
2011
2010
371.461.364
34.424.347
270.265.438
53.585.438
7.249.785.170
2.183.688.749
337.072.849
4.845.455
246.986.438
7.474.540.160
594.117.828
1.215.366.535
20.748.161
244.738.854
94.150.278
3.921.444.154
899.351.556
636.680.299
11.778.012
184.298.214
70.527.000
2.082.300.129
721.716.995
10.163.210.506
8.657.562.730
6.395.799.538
3.707.300.649
Pajak penghasilan badan
Rincian beban pajak penghasilan neto yang dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
adalah sebagai berikut:
Kini
Tangguhan
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
(3.968.036.375)
(2.814.277.997)
105.503.183
-
2012
(8.887.183.821)
347.713.409
2011
(5.558.577.040)
298.700.750
2010
(3.221.490.353)
163.435.000
Neto
(3.862.533.192)
(8.539.470.412)
(5.259.876.290)
(3.058.055.353)
(2.814.277.997)
44
242
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PERPAJAKAN (lanjutan)
c.
Pajak penghasilan badan (lanjutan)
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian, dan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Laba sebelum beban
pajak penghasilan
menurut laporan laba
rugi komprehensif
konsolidasian
Ditambah (dikurangi)
Eliminasi laba penjualan
antar entitas yang
dikonsolidasi
Laba entitas anak
sebelum beban pajak
penghasilan
Laba Perusahaan
sebelum beban
pajak penghasilan
Beda temporer:
Penyisihan penurunan
nilai piutang usaha
Penyisihan imbalan
kerja
Penyusutan
Beban bunga sewa
pembiayaan
Pembayaran sewa
pembiayaan
Beda tetap:
Representasi
Kerugian penghapusan
persediaan
Promosi dan iklan
Pajak
Sumbangan
Pengobatan
Penghasilan bunga
yang telah dikenakan
pajak penghasilan
yang bersifat final
Penyusutan
Kerugian penghapusan
piutang
Rugi pelepasan investasi
saham pada entitas
anak
Lain-lain
Taksiran penghasilan
kena pajak
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
13.117.611.341
10.101.541.682
28.161.867.209
18.451.845.993
11.848.842.380
14.497.474
283.217.913
498.992.975
1.304.146.539
9.716.786
(240.289.196)
(3.561.341.184)
(5.212.635.024)
(3.545.394.503)
(3.264.656.187)
12.891.819.619
6.823.418.411
23.448.225.160
16.210.598.029
8.593.902.979
876.724.420
-
955.775.047
-
-
460.213.616
73.851.277
50.678.357
1.025.298.398
190.880.913
626.147.527
180.349.000
21.259.755
16.066.421
65.644.436
-
-
(142.381.200)
(75.023.779)
(293.572.064)
-
-
418.078.633
(36.152.000)
2.668.660.691
328.766.585
1.914.025.718
239.344.246
109.669.879
710.996.943
328.677.197
79.604.330
10.464.997
1.640.900
808.757.896
8.732.500
-
3.652.399.390
14.956.381
2.209.367.842
24.529.300
12.308.900
510.680.360
57.850.400
-
423.806.201
31.997.500
-
(8.082.388)
418.531.233
(28.031.237)
140.152.746
(2.947.184)
-
(2.302.152)
-
-
(2.252.799.673)
15.725.785.688
-
749.970.093
8.709.064.332
45
243
(5.333.203)
1.747.543.823
(4.793.611.439)
30.168.438.602
-
(247.043.433)
17.988.374.974
151.863.106
46.178.823
9.851.466.630
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PERPAJAKAN (lanjutan)
c.
Pajak penghasilan badan (lanjutan)
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
2012
2011
8.709.064.000
30.168.438.000
17.988.374.000
9.851.466.000
(3.931.446.250)
(36.590.125)
(2.177.266.000)
(637.011.997)
(7.542.109.500)
(1.345.074.321)
(4.497.093.500)
(1.061.483.540)
(2.325.107.374)
(896.382.979)
(3.968.036.375)
(2.814.277.997)
(8.887.183.821)
(5.558.577.040)
(3.221.490.353)
Taksiran penghasilan kena
pajak - dibulatkan
15.725.785.000
Beban pajak penghasilan
- kini
Perusahaan
Entitas anak
Total beban pajak
penghasilan - kini
Manfaat (beban) pajak
penghasilan
- tangguhan
Perusahaan
Penyisihan Imbalan
kerja
Penyusutan
Beban bunga sewa
pembiayaan
Pembayaran sewa
pembiayaan
Sub-total
Entitas anak
Total manfaat pajak
tangguhan
Beban pajak penghasilan,
neto
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2010
115.053.404
18.462.819
-
256.324.600
47.720.228
156.536.750
45.087.250
5.314.939
-
16.411.109
-
-
(35.595.300)
-
(73.393.016)
-
-
103.235.862
2.267.321
-
247.062.921
100.650.488
201.624.000
97.076.750
95.481.500
67.953.500
105.503.183
-
347.713.409
298.700.750
163.435.000
(3.862.533.192)
(2.814.277.997)
(8.539.470.412)
(5.259.876.290)
104.519.500
(9.038.000)
(3.058.055.353)
Perhitungan utang pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
30 April
2013
31 Desember
2012
(tidak diaudit)
2012
2011
2010
Beban pajak penghasilan
- kini
Perusahaan
Entitas Anak
3.931.446.250
36.590.125
2.177.266.000
637.011.997
7.542.109.500
1.345.074.321
4.497.093.500
1.061.483.540
2.325.107.374
896.382.979
Total
3.968.036.375
2.814.277.997
8.887.183.821
5.558.577.040
3.221.490.353
565.089.000
934.473.753
399.826.000
200.000.000
1.593.687.000
1.150.855.314
1.760.305.500
1.239.543.918
1.499.562.753
599.826.000
2.744.542.314
1.760.305.500
1.239.543.918
74.651.000
-
206.096.186
-
741.787.026
-
558.787.385
276.800
426.363.990
776.000
74.651.000
206.096.186
741.787.026
559.064.185
427.139.990
1.574.213.753
805.922.186
3.486.329.340
2.319.369.685
1.666.683.908
Pajak penghasilan dibayar
di muka
Perusahaan
Pasal 22
Pasal 25
Sub-total
Entitas Anak
Pasal 25
Pasal 23
Sub-total
Total
46
244
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PERPAJAKAN (lanjutan)
c.
Pajak penghasilan badan (lanjutan)
30 April
2013
31 Desember
2012
(tidak diaudit)
2012
2011
2010
Taksiran utang (lebih bayar)
pajak penghasilan
Perusahaan
Entitas Anak
2.431.883.497
(38.060.875)
1.577.440.000
430.915.811
4.797.567.186
603.287.295
2.736.788.000
502.419.355
1.085.563.456
469.242.989
Total
2.393.822.622
2.008.355.811
5.400.854.481
3.239.207.355
1.554.806.445
Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2012, 2011 dan 2010 hasil rekonsiliasi tersebut di atas menjadi
dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan ("SPT") Tahunan Pajak Penghasilan yang dilaporkan
Perusahaan kepada Kantor Pelayanan Pajak ("KPP").
Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2012, 2011 dan 2010 tersebut sesuai dengan jumlah yang
dilaporkan dalam SPT yang disampaikan oleh Perusahaan kepada KPP.
Sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, tarif pajak penghasilan badan yang berlaku pada
periode 2013, 2012, 2011 dan 2010 adalah 25%.
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku
dari laba komersial sebelum beban pajak penghasilan, dengan beban pajak penghasilan seperti yang
tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Laba sebelum beban pajak
penghasilan menurut
laporan laba rugi
konsolidasian
Ditambah (dikurangi)
Eliminasi laba penjualan
antar entitas
yang dikonsolidasi
Laba Entitas Anak
sebelum beban
pajak penghasilan
Laba Perusahaan
sebelum beban
pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan
dengan tarif pajak yang
berlaku
Pengaruh pajak atas beda
tetap
Representasi
Kerugian penghapusan
persediaan
Promosi dan iklan
Pajak
Sumbangan
Pengobatan
Penghasilan bunga
yang dikenakan
pajak penghasilan
bersifat final
Penyusutan
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
13.117.611.341
10.101.541.682
28.161.867.209
18.451.845.993
11.848.842.380
14.497.474
283.217.913
498.992.975
1.304.146.539
9.716.786
(240.289.196)
(3.561.341.184)
(5.212.635.024)
(3.545.394.503)
(3.264.656.187)
12.891.819.619
6.823.418.411
23.448.225.160
16.210.598.029
8.593.902.979
(3.222.954.732)
(1.705.854.631)
(5.862.056.138)
(4.052.649.507)
(2.148.475.745)
(667.165.173)
(82.191.646)
(478.506.430)
(59.836.062)
(27.417.470)
(177.749.236)
(82.169.299)
(19.901.083)
(2.616.249)
(410.225)
(202.189.474)
(2.183.125)
-
(913.099.848)
(3.739.095)
(552.341.961)
(6.132.325)
(3.077.225)
(127.670.090)
(14.462.600)
-
(105.951.550)
(7.999.375)
-
2.020.597
(104.632.808)
7.007.809
(35.038.186)
736.796
-
575.538
-
47
245
1.333.301
-
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PERPAJAKAN (lanjutan)
c.
Pajak penghasilan badan (lanjutan)
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Kerugian penghapusan
piutang
Rugi pelepasan investasi
saham entitas pada
anak
Lain-lain
Manfaat pajak tangguhan
periode berjalan yang
tidak diakui
Penyisihan penurunan
nilai piutang usaha
Beban pajak penghasilan
Perusahaan
Beban pajak penghasilan
Entitas Anak
Total beban pajak
penghasilan
d.
-
563.199.918
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
(219.181.105)
-
2010
-
(37.965.776)
(436.885.956)
1.198.402.860
61.760.858
(11.544.706)
(238.943.762)
-
-
(185.422.662)
2011
-
-
(3.828.210.388)
(2.177.266.000)
(7.295.046.579)
(4.295.469.612)
(2.367.384.999)
(34.322.804)
(637.011.997)
(1.244.423.833)
(964.406.678)
(690.670.354)
(3.862.533.192)
(2.814.277.997)
(8.539.470.412)
(5.259.876.290)
(3.058.055.353)
Aset pajak tangguhan
Pajak tangguhan yang berasal dari pengaruh beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial
dan pajak adalah sebagai berikut:
Saldo awal
30 April 2013
Dibebankan
pada Laporan
Laba Rugi
Saldo akhir
Perusahaan
Liabilitas imbalan kerja
Aset tetap
562.976.350
34.868.571
115.053.404
(11.817.542)
678.029.754
23.051.029
Total aset pajak tangguhan Perusahaan
Aset pajak tangguhan Entitas Anak
597.844.921
22.744.254
103.235.862
2.267.321
701.080.783
25.011.575
Total
620.589.175
105.503.183
726.092.358
Saldo awal
31 Desember 2012
Efek
Dekonsolidasi
Aset Pajak
Dibebankan
Tangguhan
pada Laporan
Entitas Anak
Laba Rugi
yang Dijual
Saldo akhir
Perusahaan
Liabilitas imbalan kerja
Aset tetap
306.651.750
44.130.250
256.324.600
(9.261.679)
Total aset pajak tangguhan Perusahaan
Aset pajak tangguhan Entitas Anak
350.782.000
210.996.000
247.062.921
100.650.488
(288.902.234)
597.844.921
22.744.254
Total
561.778.000
347.713.409
(288.902.234)
620.589.175
48
246
-
562.976.350
34.868.571
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PERPAJAKAN (lanjutan)
d.
Aset pajak tangguhan (lanjutan)
Saldo awal
Saldo akhir
Perusahaan
Liabilitas imbalan kerja
Aset tetap
150.115.000
(957.000)
156.536.750
45.087.250
306.651.750
44.130.250
Total aset pajak tangguhan Perusahaan
Aset pajak tangguhan Entitas Anak
149.158.000
113.919.250
201.624.000
97.076.750
350.782.000
210.996.000
Total
263.077.250
298.700.750
561.778.000
Saldo awal
e.
31 Desember 2011
Dibebankan
pada Laporan
Laba Rugi
31 Desember 2010
Dibebankan
pada Laporan
Laba Rugi
Saldo akhir
Perusahaan
Liabilitas imbalan kerja
Aset tetap
45.595.500
8.081.000
104.519.500
(9.038.000)
150.115.000
(957.000)
Total aset pajak tangguhan Perusahaan
Aset pajak tangguhan Entitas Anak
53.676.500
45.965.750
95.481.500
67.953.500
149.158.000
113.919.250
Total
99.642.250
163.435.000
263.077.250
Surat tagihan pajak
Pada tahun 2012, Perusahaan menerima surat tagihan pajak untuk sanksi administrasi atas kewajiban
pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai dengan total keseluruhan Rp610.630.384 yang disajikan
sebagai bagian dari akun "Beban Perpajakan" pada bagian Beban Umum dan Administrasi di laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 27).
f.
Administrasi
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan melaporkan pajak terutang berdasarkan
perhitungan sendiri (self assessment ). Otoritas pajak dapat menetapkan dan mengubah liabilitas pajak
dalam jangka waktu sepuluh tahun sejak tanggal terutangnya pajak atau sampai dengan akhir tahun 2013,
mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan mulai tahun pajak 2008 menyatakan bahwa
otoritas pajak dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam jangka waktu lima tahun sejak saat
terutangnya pajak.
16. BEBAN AKRUAL
30 April 2013
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
2012
31 Desember
2011
2010
2.050.000
315.482.511
802.403.882
720.075.594
679.634.811
286.029.483
66.318.183
29.674.764
-
679.634.811
244.910.000
66.318.183
33.092.051
141.621.651
9.816.918
178.750.000
48.120.415
1.439.829
658.089.600
77.246.292
1.545.737
52.780.000
31.938.800
52.636.642
Sub-total
1.061.657.241
1.165.576.696
973.463.054
138.901.179
Total
1.063.707.241
1.481.059.207
1.775.866.936
858.976.773
Biaya masih harus dibayar
Bunga
Jasa tenaga ahli
Asuransi
Air
Sewa
Lain-lain
49
247
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. UANG MUKA PELANGGAN
Akun ini merupakan uang muka yang diterima dari pelanggan pihak ketiga sejumlah Rp1.434.116.561 pada
tanggal 30 April 2013 (31 Desember 2012: Rp535.296.607; 31 Desember 2011: Rp8.827.922.752; 31 Desember
2010: Rp1.270.093.640).
18. UTANG LAIN-LAIN JANGKA PANJANG
a.
Utang sewa pembiayaan
Perusahaan dan Entitas Anak tertentu memiliki perjanjian sewa pembiayaan dengan PT Dipo Star Finance
dan PT Orix Indonesia Finance untuk membiayai perolehan kendaraan dengan jangka waktu sewa selama
tiga (3) tahun. Pada akhir masa sewa, Perusahaan dan Entitas Anak yang bersangkutan memiliki opsi
untuk membeli kendaraan tersebut pada harga opsi. Bunga yang dibebankan atas sewa pembiayaan
tersebut berkisar antara 8% sampai dengan 15% per tahun. Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian sewa,
Perusahaan dan Entitas Anak tertentu diwajibkan untuk melakukan pembayaran sewa dengan jumlah tetap
selama jangka waktu sewa pada setiap tanggal yang telah ditentukan. Keterlambatan pembayaran sewa
akan dikenakan denda sebesar 3% per bulan.
Rekonsiliasi antara jumlah pembayaran angsuran minimum di masa yang akan datang berdasarkan
perjanjian sewa pembiayaan dan nilai kini utang sewa pembiayaan pada tanggal 30 April 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
30 April 2013
880.543.689
36.060.000
2012
1.019.969.600
60.100.000
31 Desember
2011
367.730.500
230.775.000
2010
123.942.000
204.340.000
Total
Dikurangi: beban bunga yang belum jatuh tempo
916.603.689
87.922.379
1.080.069.600
114.814.102
598.505.500
180.611.391
328.282.000
48.696.271
Nilai kini
828.681.310
965.255.498
417.894.109
279.585.729
PT Dipo Star Finance
PT Orix Indonesia Finance
Rincian nilai kini utang sewa pembiayaan pada tanggal 30 April 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
berdasarkan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut:
30 April 2013
b.
2012
31 Desember
2011
2010
Jatuh tempo
Tidak lebih dari 1 tahun
Lebih dari 1 tahun
416.405.473
412.275.837
436.848.327
528.407.171
194.764.698
223.129.411
100.784.274
178.801.455
Total
828.681.310
965.255.498
417.894.109
279.585.729
30 April 2013
733.603.722
130.169.617
105.232.219
14.392.207
5.090.310
-
2012
947.545.511
146.850.114
138.436.970
26.052.389
14.868.950
-
31 Desember
2011
939.523.997
6.281.141
113.802.622
50.448.507
41.235.842
115.445.673
56.911.522
69.842.855
2010
413.004.325
59.420.155
69.768.394
61.890.295
67.890.831
102.297.841
-
988.488.075
1.273.753.934
1.393.492.159
774.271.841
Utang pembiayaan konsumen
PT Toyota Astra Finance Services
PT Astrido Pacific Finance
PT Astra Sedaya Finance
PT Mandiri Tunas Finance
PT Staco Estika Sedaya Finance
PT Dipo Star Finance
PT Orix Indonesia Finance
PT Oto Multiartha
PT Srikandi Diamond Motors
Total
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
646.844.667
759.454.703
745.064.428
414.797.127
Bagian jangka panjang
341.643.408
514.299.231
648.427.731
359.474.714
50
248
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. UTANG LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
b.
Utang pembiayaan konsumen (lanjutan)
Perusahaan memiliki perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT Toyota Astra Finance Services,
PT Astrido Pacific Finance, PT Astra Sedaya Finance, PT Mandiri Tunas Finance, PT Staco Estika Sedaya
Finance, PT Dipo Star Finance, PT Orix Indonesia Finance, PT Oto Multiartha, dan PT Srikandi Diamond
Motors untuk membiayai perolehan kendaraan. Fasilitas pembiayaan tersebut berlaku untuk jangka waktu
tiga (3) tahun dan dibebani tingkat bunga efektif yang berkisar antara 11% sampai dengan 18% per tahun.
Fasilitas pembiayaan tersebut dijamin dengan aset tetap yang bersangkutan.
c.
Utang lain-lain - pihak berelasi
30 April 2013
1.801.565.422
1.603.497.467
2.457.396
-
2012
4.451.239.022
6.888.130.933
13.692.568.468
4.031.776.000
31 Desember
2011
4.742.956.000
11.175.130.848
11.801.801.111
-
2010
4.742.956.000
1.887.169.218
7.421.536.304
-
Total
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
3.407.520.285
29.063.714.423
27.719.887.959
14.051.661.522
-
-
16.255.242.177
6.618.176.343
Bagian jangka panjang
3.407.520.285
29.063.714.423
11.464.645.782
7.433.485.179
Low Yew Lean ("LYL")
Unimech Group Berhad ("UGB")
Unimech Engineering (M) Sdn. Bhd. ("UE")
Arita Engineering Sdn. Bhd. ("AE")
(1)
Perusahaan memperoleh pinjaman dari LYL sejumlah C2042 atau setara dengan Rp647.878.222 pada
tanggal 30 April 2013 (31 Desember 2012: Rp3.812.855.800 dan RM202.020 atau setara dengan
Rp638.383.222; 31 Desember 2011: Rp4.166.608.000 dan RM202.020 atau setara dengan
Rp576.348.000; 31 Desember 2010: Rp4.153.895.000 dan RM202.020 atau setara dengan
Rp589.061.000). Pinjaman tersebut dibebani tingkat bunga yang berkisar antara 12% sampai dengan
15% per tahun.
(2)
Perusahaan memperoleh pinjaman dari UGB sejumlah RM499.999 atau setara dengan
Rp1.603.497.467 pada tanggal 30 April 2013 (31 Desember 2012: RM2.179.788 atau setara dengan
Rp6.888.130.933; 31 Desember 2011: RM3.917.181 atau setara dengan Rp11.175.130.848;
31 Desember 2010: RM647.211 atau setara dengan Rp1.887.169.218). Pinjaman tersebut dibebani
tingkat bunga per tahun sebesar 1,5% di atas Base Lending Rate (“BLR”) sehingga dapat berubah
sewaktu-waktu mengikuti perubahan tingkat bunga acuan BLR.
(3)
Perusahaan memperoleh pinjaman dari UE sejumlah RM766 atau setara dengan Rp2.457.396 pada
tanggal 30 April 2013 (31 Desember 2012: RM4.333.606 atau setara dengan Rp13.692.568.468;
31 Desember 2011: RM4.136.846 atau setara dengan Rp11.801.801.111; 31 Desember 2010:
RM2.545.239 atau setara dengan Rp7.421.536.304). Pinjaman tersebut dibebani tingkat bunga per
tahun sebesar 1,5% di atas Base Lending Rate ("BLR") sehingga dapat berubah sewaktu-waktu
mengikuti perubahan tingkat bunga acuan BLR.
(4)
Utang kepada AE sejumlah Rp4.031.776.000 pada tanggal 31 Desember 2012 merupakan uang muka
setoran modal dari AE. Pada tanggal 18 Februari 2013, setoran AE tersebut termasuk dalam jumlah
yang dialihkan kepada PT Arita Global dalam rangka kesepakatan pengalihan utang sebagaimana
diungkapkan pada Catatan 20.
51
249
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. IMBALAN KERJA KARYAWAN
Rincian liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Nilai kini liabilitas
Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum diakui
Biaya jasa lalu yang belum diakui
Efek dekonsolidasi liabilitas imbalan kerja entitas
anak yang dijual
Neto
30 April 2013
4.996.183.291
(1.218.043.264)
(967.036.211)
2.811.103.816
2012
6.187.003.538
(796.800.024)
(1.786.368.669)
31 Desember
2011
4.196.044.622
(229.155.182)
(1.861.427.268)
(1.262.013.931)
2.341.820.914
2010
3.125.621.712
(247.177.565)
(1.792.980.819)
-
-
2.105.462.172
1.085.463.328
Rincian penyisihan imbalan kerja karyawan yang dibebankan adalah sebagai berikut:
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Keuntungan aktuaria
Biaya jasa lalu yang telah menjadi hak
Total
Empat Bulan
yang Berakhir
pada Tanggal
30 April 2013
363.734.456
84.544.664
9.168.194
11.835.588
469.282.902
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
1.153.115.729
718.126.443
507.618.105
266.225.015
198.825.056
141.626.812
525.479
3.973.330
69.848.598
75.058.599
102.521.866
1.498.372.673
1.019.998.844
719.093.515
31 Desember
2011
1.085.463.328
1.019.998.844
2010
366.369.813
719.093.515
Mutasi liabilitas imbalan kerja selama periode berjalan adalah sebagai berikut:
Saldo awal periode
Beban imbalan kerja periode berjalan
Efek dekonsolidasi liabilitas imbalan kerja entitas
anak yang dijual
Saldo akhir periode
30 April 2013
2.341.820.914
469.282.902
2.811.103.816
2012
2.105.462.172
1.498.372.673
(1.262.013.931)
2.341.820.914
-
-
2.105.462.172
1.085.463.328
Total nilai kini liabilitas, nilai wajar aset program, dan defisit pada tanggal 30 April 2013 dan empat (4) tahun
sebelumnya adalah sebagai berikut:
Nilai kini liabilitas
Nilai wajar aset program
30 April 2013
4.996.183.291
-
2012
6.187.003.538
-
31 Desember
2011
2010
4.196.044.622
3.125.621.712
-
2009
2.229.199.229
-
Defisit
4.996.183.291
6.187.003.538
4.196.044.622
2.229.199.229
3.125.621.712
Total penyesuaian pengalaman liabilitas imbalan kerja karyawan dan aset program untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 30 April 2013 dan empat (4) tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:
Liabilitas imbalan kerja
Aset program
30 April 2013
(421.243.240)
-
2012
(567.644.842)
-
52
250
31 Desember
2011
2010
(18.022.383)
(247.177.565)
-
2009
-
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)
Pengaruh perubahan satu (1) poin persentase asumsi tingkat diskonto terhadap nilai kini liabilitas dan biaya jasa
kini pada tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Nilai kini liabilitas
Biaya jasa kini
2013
Kenaikan
Penurunan
Satu (1) Poin
Satu (1) Poin
Persentase
Persentase
(741.537.294)
917.406.439
(203.741.720)
264.629.338
2012
Kenaikan
Penurunan
Satu (1) Poin
Satu (1) Poin
Persentase
Persentase
(874.084.555)
1.068.173.653
(192.675.531)
246.214.801
Penyisihan imbalan kerja untuk empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dihitung oleh PT Prima
Bhaksana Lestari, aktuaris independen, berdasarkan laporannya tertanggal 29 Mei 2013 (2012, 2011 dan 2010:
25 Maret 2013) dengan menggunakan metode “Projected Unit of Credit ”. Asumsi utama yang digunakan dalam
perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut:
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
2010
6,52%
10,00%
Tabel Mortalita
Indonesia 2011
60 tahun
5% dari TMI-11
6,37%
10,00%
Tabel Mortalita
Indonesia 2011
60 tahun
5% dari TMI-11
6,40%
6,15%
Tabel Mortalita
Indonesia 2011
60 tahun
5% dari TMI-11
6,40%
10,00%
Tabel Mortalita
Indonesia 2011
60 tahun
5% dari TMI-11
Tingkat diskonto
6.52%
6,10% - 6,40%
6,20% - 6,40%
6.30% - 6.40%
Tingkat kenaikan gaji per tahun
10,00%
10,00%
6,15%
10,00%
Tabel Mortalita
Tabel Mortalita
Tabel Mortalita
Tabel Mortalita
Indonesia 2011
Indonesia 2011
Indonesia 2011
Indonesia 2011
60 tahun
60 tahun
60 tahun
60 tahun
5% dari TMI-11
5% dari TMI-11
5% dari TMI-11
5% dari TMI-11
Perusahaan
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji per tahun
Tabel mortalita
Usia pensiun normal
Tingkat kecacatan
Entitas Anak
Tabel mortalita
Usia pensiun normal
Tingkat kecacatan
Manajemen berkeyakinan bahwa estimasi liabilitas imbalan kerja tersebut di atas cukup untuk memenuhi
ketentuan yang berlaku.
20. EKUITAS
Modal saham
Rincian pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 April 2013, serta 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
adalah sebagai berikut:
30 April 2013
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
622.214.760
151.125.260
26.659.980
Pemegang Saham
PT Arita Global
Arita Engineering Sdn. Bhd., Malaysia
Low Yew Lean
Total
800.000.000
53
251
Persentase
Pemilikan
77,78%
18,89%
3,33%
Total
62.221.476.000
15.112.526.000
2.665.998.000
100,00%
80.000.000.000
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. EKUITAS (lanjutan)
Modal saham (lanjutan)
31 Desember 2012, 2011 dan 2010
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Persentase
Disetor Penuh
Pemilikan
Total
9.682
85%
8.500.796.000
1.708
15%
1.499.624.000
Pemegang Saham
Arita Engineering Sdn. Bhd., Malaysia
Low Yew Lean
11.390
Total
100%
10.000.420.000
Berdasarkan keputusan pemegang saham tanggal 29 Oktober 2010 yang diaktakan dengan akta notaris Adiaty
Hadi, S.H., No. 10 tanggal 5 November 2010, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui peningkatan
modal dasar Perusahaan dari Rp20.000.840.000 yang terbagi atas 22.780 saham menjadi Rp35.120.000.000
yang terbagi atas 40.000 saham.
Pada tanggal 18 Februari 2013, Perusahaan menandatangani kesepakatan pengalihan utang dengan Low Yew
Lean (“LYL”), Arita Engineering Sdn. Bhd. (“AE”), Unimech Group Berhad (“UG”), Unimech Engineering (M) Sdn.
Bhd. (“UE”), Arita Valve Manufacturing (M) Sdn. Bhd. (“AVM”), dan PT Arita Global (“AG”). Berdasarkan
kesepakatan tersebut, LYL, AE, UG, UE dan AVM sepakat untuk mengalihkan hak tagih atas piutang dari
Perusahaan pada tanggal tersebut sejumlah RM8.296.171 dan Rp9.281.449.621 atau total setara Rupiah
sejumlah Rp34.999.580.000 kepada AG. Selanjutnya, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa
Perusahaan tanggal 21 Februari 2013, yang risalahnya diaktakan dengan akta Notaris Rudy Siswanto, S.H., No.
484 pada tanggal yang sama, para pemegang saham telah menyetujui: (i) perubahan nilai nominal per saham
menjadi Rp100; dan (ii) peningkatan modal dasar dari Rp35.120.000.000 menjadi Rp180.000.000.000, serta
peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp10.000.420.000 menjadi Rp45.000.000.000. Peningkatan
modal ditempatkan dan disetor sejumlah Rp34.999.580.000 diambil bagian seluruhnya oleh AG yang berasal
dari konversi utang Perusahaan kepada AG sejumlah yang sama. Perubahan terhadap anggaran dasar tersebut
telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU12296.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 11 Maret 2013. Sehubungan dengan perubahan dalam kepemilikan saham
tersebut di atas, maka kepemilikan saham Perusahaan menjadi sebagai berikut:
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
349.995.800
85.007.960
14.996.240
Pemegang Saham
PT Arita Global
Arita Engineering Sdn. Bhd., Malaysia
Low Yew Lean
Total
450.000.000
Persentase
Pemilikan
77,78%
18,89%
3,33%
Total
34.999.580.000
8.500.796.000
1.499.624.000
100,00%
45.000.000.000
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan tanggal 12 April 2013, yang risalahnya diaktakan
dengan akta Notaris Rudy Siswanto, S.H., No. 258 pada tanggal yang sama, para pemegang saham
Perusahaan telah menyetujui antara lain:
-
peningkatan modal disetor dari Rp45.000.000.000 menjadi Rp80.000.000.000 yang berasal dari kapitalisasi
saldo laba tanggal 31 Desember 2012;
perubahan susunan direksi dan dewan komisaris;
perubahan status dari perusahaan tertutup menjadi terbuka;
pengeluaran saham dalam simpanan sebanyak-banyaknya 275.000.000 saham dengan nilai nominal
Rp100 melalui penawaran umum perdana kepada masyarakat;
perubahan seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan dengan peraturan Bapepam-LK No. IX.J.I Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei 2008.
54
252
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. EKUITAS (lanjutan)
Modal saham (lanjutan)
Perubahan tersebut di atas telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam surat keputusan No. AHU-23043.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 30 April 2013, serta telah diterima dan
dicatat di dalam database sistem administrasi badan hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-17244 dan No. AHU-AH.01.10-17245 masing-masing
tertanggal 3 Mei 2013.
Pengelolaan modal
Tujuan utama pengelolaan modal Kelompok Usaha adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang
sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Sedangkan kebijakan
Perusahaan adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk memelihara akses terhadap sumber
pendanaan pada biaya yang wajar.
Kelompok Usaha disyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 untuk
mengalokasikan dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan sampai dana cadangan tersebut mencapai
20% dari modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Persyaratan tentang permodalan tersebut
dipertimbangkan oleh Kelompok Usaha dalam setiap rapat umum pemegang saham tahunan. Pada tanggal
30 April 2013, Perusahaan telah menetapkan cadangan umum sejumlah Rp16 miliar.
Kelompok Usaha mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila diperlukan, berdasarkan
perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat
menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, imbalan modal kepada pemegang saham atau
menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses yang dibuat selama
periode yang berakhir pada tanggal 30 April 2013, serta 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
Kebijakan Perusahaan dan Entitas Anak adalah mempertahankan struktur pemodalan yang sehat untuk
mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar, antara lain dengan memonitor permodalan
menggunakan rasio debt to equity dan rasio gearing .
21. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Pada tanggal 30 April 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, akun ini merupakan selisih antara setara
Rupiah aktual dari setoran modal dalam mata uang asing yang dinilai pada kurs yang berlaku pada tanggal
penerimaan setoran modal tersebut dan total nilai nominal dalam Rupiah dari saham yang diterbitkan.
Jumlah Rupiah dan setara Rupiah penerimaan
setoran modal saham
Dikurangi: Jumlah nilai nominal modal saham
yang diterbitkan
Net
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
2010
84.370.431.826
14.370.851.826
14.370.851.826
14.370.851.826
80.000.000.000
10.000.420.000
10.000.420.000
10.000.420.000
4.370.431.826
4.370.431.826
4.370.431.826
4.370.431.826
22. CADANGAN UMUM DAN DIVIDEN
Berdasarkan pernyataan keputusan pemegang saham tanggal 26 April 2013, para pemegang saham
Perusahaan telah menyetujui: (a) pembentukan cadangan umum sejumlah Rp16 miliar; dan (b) pembagian
dividen tunai interim sejumlah Rp6 miliar. Utang dividen yang terkait disajikan pada akun "Utang Dividen" pada
bagian Liabilitas Jangka Pendek di laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 30 April 2013.
55
253
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. CADANGAN UMUM DAN DIVIDEN (lanjutan)
Entitas Anak tertentu membagikan dividen tunai kepada masing-masing pemegang saham nonpengendalinya
sejumlah Rp1.745.750.000 pada tahun 2012 (2011: Rp963.333.334).
23. KEPENTINGAN NONPENGENDALI
Rincian Kepentingan Nonpengendali atas ekuitas masing-masing entitas adalah sebagai berikut:
PT Arita Prima Kalbar
PT Arita Prima Teknindo
PT Ragam Teknik
PT Arita Prima Gemilang
Total
30 April 2013
36.732.677
-
2012
34.673.013
-
31 Desember
2011
627.163.393
1.200.364.393
960.054.435
16.463.526
2010
301.050.000
1.037.545.308
1.140.898.929
397.085.789
36.732.677
34.673.013
2.804.045.747
2.876.580.026
24. PENJUALAN NETO
Valve
Instrumen
Fitting
Lain-lain
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
40.498.971.291
36.933.540.091
5.286.856.744
4.908.539.008
3.023.560.271
4.027.744.438
878.524.992
2.034.026.338
2012
118.306.504.215
12.852.093.565
15.314.859.017
7.225.753.916
2011
81.837.210.496
8.684.171.618
9.127.235.761
3.679.784.713
2010
50.139.976.278
3.819.723.224
6.001.808.279
2.572.182.494
Total
49.687.913.298
153.699.210.713
103.328.402.588
62.533.690.275
47.903.849.875
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
Penjualan kepada pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 7.
Tidak terdapat penjualan kepada pelanggan dengan nilai penjualan melebihi 10% dari penjualan neto
konsolidasian untuk empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan 2012 (tidak diaudit), serta tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
25. BEBAN POKOK PENJUALAN
Persediaan awal periode
Pembelian neto
Persediaan tersedia untuk dijual
Kerugian penghapusan
persediaan
Efek dekonsolidasi persediaan
entitas anak yang dijual
Persediaan akhir periode
(Catatan 8)
Beban pokok penjualan
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
85.309.165.633
65.630.819.476
27.750.954.090
34.358.711.882
113.060.119.723
99.989.531.358
(710.996.943)
-
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
65.630.819.476
97.538.955.950
2011
39.023.432.170
77.911.058.359
2010
22.028.300.570
50.873.270.523
163.169.775.426
116.934.490.529
72.901.571.093
-
(3.652.399.390)
-
-
-
(5.693.004.268)
-
-
(93.258.643.224)
(75.914.322.253)
(85.309.165.633)
(65.630.819.476)
(39.023.432.170)
19.090.479.556
24.075.209.105
68.515.206.135
51.303.671.053
33.878.138.923
Pembelian dari pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 7.
Tidak terdapat pembelian dari pemasok dengan nilai pembelian melebihi 10% dari penjualan neto konsolidasian
untuk empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan 2012 (tidak diaudit), serta tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
56
254
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. BEBAN PENJUALAN
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Gaji, tunjangan dan
kesejahteraan karyawan
Komisi
Ongkos kirim dan penanganan
persediaan
Penyusutan (Catatan 12)
Perbaikan dan pemeliharaan
Sewa
Perjalanan dinas
Kendaraan
Pos dan telekomunikasi
Jasa pihak ketiga
Promosi
Listrik dan air
Perlengkapan
Donasi dan sumbangan
Asuransi
Perpajakan
Lain-lain
Total
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
2.303.325.449
1.213.450.101
2.514.446.401
1.488.454.122
10.936.834.230
5.083.999.164
7.078.364.773
5.126.749.016
4.177.944.839
1.634.846.197
852.196.031
325.982.281
217.106.907
214.689.177
174.292.046
163.031.445
144.401.869
132.896.876
56.765.000
47.378.985
46.265.100
42.876.140
6.220.880
3.989.441
9.514.468
790.965.749
290.642.103
221.903.203
360.214.733
193.070.985
31.520.300
25.749.425
160.572.500
31.710.629
199.382.562
67.530.673
50.174.373
41.398.820
443.269.869
111.522.945
2.351.944.005
993.045.128
591.209.042
1.076.118.241
772.478.019
391.726.168
432.880.716
768.890.050
263.635.794
307.713.078
177.862.424
152.325.356
162.690.068
500.161.969
357.332.111
1.990.432.631
721.071.501
249.016.070
841.955.543
583.010.581
291.642.500
497.754.065
247.887.988
207.898.123
92.531.168
372.287.118
312.330.256
882.388.784
406.113.182
68.414.742
453.125.417
148.701.822
248.850.138
7.320.900
165.250.000
86.445.430
33.573.247
129.443.930
53.784.609
84.314.778
298.554.152
388.060.778
5.954.382.196
7.022.529.392
25.320.845.563
18.612.931.333
9.267.132.945
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Gaji, tunjangan dan
kesejahteraan karyawan
Penyisihan penurunan nilai
piutang usaha (Catatan 5)
Kerugian penghapusan
persediaan (Catatan 8)
Perijinan
Jasa tenaga ahli
Penyusutan (Catatan 12)
Penyisihan imbalan kerja
(Catatan 19)
Perbaikan dan pemeliharaan
Perjalanan dinas
Perlengkapan
Promosi
Kendaraan
Pos dan telekomunikasi
Sewa
Perpajakan (Catatan 15)
Asuransi
Listrik dan air
Sumbangan
Lain-lain
Total
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
4.829.731.230
1.214.389.953
7.888.294.443
5.493.972.359
2.820.521.573
876.724.420
-
1.197.775.737
-
-
710.996.943
707.842.576
674.585.976
519.594.703
32.038.357
93.300.500
294.921.198
3.652.399.390
262.858.906
1.065.864.704
1.204.451.154
103.225.998
575.557.676
669.030.794
451.912.000
445.918.470
469.282.902
455.246.367
431.742.462
280.863.906
271.912.197
225.742.774
187.526.472
175.656.588
138.114.203
82.538.457
82.402.154
36.249.548
121.715.601
604.298.564
601.092.965
238.281.824
264.550.388
16.501.900
38.219.081
163.995.763
803.524.218
51.092.434
115.392.606
29.655.024
64.722.849
1.498.372.673
1.237.082.776
972.027.995
572.730.306
748.788.471
407.456.760
478.378.978
374.488.403
3.454.452.591
385.641.739
168.771.252
67.027.674
284.812.916
1.019.998.844
419.735.031
1.040.246.269
507.294.685
530.393.379
22.533.357
86.116.817
61.740.187
590.278.623
77.942.136
664.240.721
103.388.416
306.503.486
719.093.515
276.899.630
617.205.348
149.489.812
247.895.634
21.135.200
52.794.506
177.731.651
482.663.792
53.621.936
431.578.241
83.060.920
424.549.668
11.278.469.479
4.625.977.624
25.921.676.868
12.272.198.778
7.456.071.896
57
255
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. BEBAN KEUANGAN
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
Beban bunga
Utang bank
Utang lain-lain
Utang sewa pembiayaan
Utang pembiayaan konsumen
Beban keuangan lainnya
1.192.017.287
643.222.161
45.766.587
21.259.755
305.208.079
302.296.886
531.016.938
12.789.322
50.284.958
314.544.176
2.069.480.433
3.475.047.517
99.522.687
170.602.775
715.867.465
992.228.206
3.856.259.228
21.538.625
135.621.899
218.521.080
185.956.188
591.273.687
12.635.583
38.793.830
184.438.141
Total
2.207.473.869
1.210.932.280
6.530.520.877
5.224.169.038
1.013.097.429
29. SEGMEN OPERASI
Segmen operasi
Kegiatan usaha neto Kelompok Usaha dikelompokan dalam empat (4) segmen operasi utama, yaitu valve,
fitting, instrumen dan lain-lain. Segmen ini digunakan sebagai dasar pelaporan segmen operasi. Pembebanan
harga antar segmen, jika ada, didasarkan pada harga pokok segmen (at cost ).
Segmen operasi Kelompok Usaha adalah sebagai berikut:
Penjualan neto
Beban pokok penjualan
Valve
40.498.971.291
13.132.398.216
Hasil segmen
27.366.573.075
Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013
Fitting
Instrumen
Lain-lain
3.023.560.271
5.286.856.744
878.524.992
2.876.290.605
2.347.709.233
734.081.502
147.269.666
2.939.147.511
144.443.490
Beban penjualan yang tidak
dapat dialokasikan
Beban umum dan administrasi
yang tidak dapat dialokasikan
Beban keuangan
Lain-lain, neto
30.597.433.742
(5.954.382.196)
(11.278.469.479)
(2.207.473.869)
1.960.503.143
Laba sebelum beban pajak
penghasilan
Beban pajak penghasilan
13.117.611.341
(3.862.533.192)
Laba periode berjalan
9.255.078.149
845.576.984
Penyusutan
Valve
Aset segmen
Persediaan
Aset tidak dapat dialokasikan
Total
49.687.913.298
19.090.479.556
75.651.199.774
Fitting
8.717.589.660
30 April 2013
Instrumen
7.877.915.841
Lain-lain
1.011.937.949
Total
93.258.643.224
126.753.771.421
Total aset
220.012.414.645
Liabilitas tidak dapat dialokasikan
113.259.719.296
Total liabilitas
113.259.719.296
12.602.463.581
Perolehan aset tetap
58
256
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
Segmen operasi (lanjutan)
Penjualan neto
Beban pokok penjualan
Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2012 (tidak diaudit)
Valve
Fitting
Instrumen
Lain-lain
Total
36.933.540.091
4.027.744.438
4.908.539.008
2.034.026.338
47.903.849.875
17.499.544.150
2.857.744.438
2.543.607.613
1.174.312.904
24.075.209.105
Hasil segmen
19.433.995.941
1.170.000.000
2.364.931.395
859.713.434
23.828.640.770
Beban penjualan yang tidak
dapat dialokasikan
Beban umum dan administrasi
yang tidak dapat dialokasikan
Beban keuangan
Lain-lain, neto
(4.625.977.624)
(1.210.932.280)
(867.659.792)
Laba sebelum beban pajak
penghasilan
Beban pajak penghasilan
10.101.541.682
(2.814.277.997)
(7.022.529.392)
Laba periode berjalan
7.287.263.685
585.563.301
Penyusutan
Valve
Aset segmen
Persediaan
Aset tidak dapat dialokasikan
62.556.081.623
Fitting
30 April 2012 (tidak diaudit)
Instrumen
5.980.988.165
6.317.986.861
Lain-lain
1.059.265.604
Total
75.914.322.253
87.350.901.576
Total aset
163.265.223.829
Liabilitas tidak dapat dialokasikan
104.118.530.128
Total liabilitas
104.118.530.128
10.248.376.881
Perolehan aset tetap
Penjualan neto
Beban pokok penjualan
Hasil segmen
Valve
118.306.504.215
46.180.849.367
72.125.654.848
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Fitting
Instrumen
Lain-lain
15.314.859.017
12.852.093.565
7.225.753.916
9.439.467.521
8.469.278.747
4.425.610.500
5.875.391.496
4.382.814.818
2.800.143.416
Beban penjualan yang tidak
dapat dialokasikan
Beban umum dan administrasi
yang tidak dapat dialokasikan
Beban keuangan
Lain-lain, neto
85.184.004.578
(25.320.845.563)
(25.921.676.868)
(6.530.520.877)
750.905.939
Laba sebelum beban pajak
penghasilan
Beban pajak penghasilan
Laba tahun berjalan
28.161.867.209
(8.539.470.412)
19.622.396.797
2.197.496.282
Penyusutan
Valve
Aset segmen
Persediaan
Aset tidak dapat dialokasikan
Total aset
Total
153.699.210.713
68.515.206.135
72.718.979.521
Fitting
7.169.142.568
31 Desember 2012
Instrumen
4.476.538.798
Lain-lain
944.504.746
Total
85.309.165.633
93.270.540.902
178.579.706.535
Liabilitas tidak dapat dialokasikan
110.081.669.335
Total liabilitas
110.081.669.335
22.998.820.520
Perolehan aset tetap
59
257
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
Segmen operasi (lanjutan)
Penjualan neto
Beban pokok penjualan
Hasil segmen
Valve
81.837.210.496
35.801.215.638
46.035.994.858
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
Fitting
Instrumen
Lain-lain
9.127.235.761
8.684.171.618
3.679.784.713
6.162.069.173
6.519.003.092
2.821.383.150
2.965.166.588
2.165.168.526
858.401.563
Beban penjualan yang tidak
dapat dialokasikan
Beban umum dan administrasi
yang tidak dapat dialokasikan
Beban keuangan
Lain-lain, neto
(18.612.931.333)
(12.272.198.778)
(5.224.169.038)
2.536.413.607
Laba sebelum beban pajak
penghasilan
Beban pajak penghasilan
Laba tahun berjalan
18.451.845.993
(5.259.876.290)
13.191.969.703
1.390.102.295
Penyusutan
Valve
Aset segmen
Persediaan
Aset tidak dapat dialokasikan
Total aset
Total
103.328.402.588
51.303.671.053
52.024.731.535
55.738.259.678
Fitting
4.260.461.816
31 Desember 2011
Instrumen
5.590.234.195
Lain-lain
41.863.787
Total
65.630.819.476
66.166.243.024
131.797.062.500
Liabilitas tidak dapat dialokasikan
78.749.012.747
Total liabilitas
78.749.012.747
8.104.851.187
Perolehan aset tetap
Penjualan neto
Beban pokok penjualan
Valve
50.139.976.278
24.807.551.624
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010
Fitting
Instrumen
Lain-lain
6.001.808.279
3.819.723.224
2.572.182.494
4.903.444.520
2.017.422.404
2.149.720.375
Total
62.533.690.275
33.878.138.923
Hasil segmen
25.332.424.654
1.098.363.759
28.655.551.352
1.802.300.820
422.462.119
Beban penjualan yang tidak
dapat dialokasikan
Beban umum dan administrasi
yang tidak dapat dialokasikan
Beban keuangan
Lain-lain, neto
(9.267.132.945)
(7.456.071.896)
(1.013.097.429)
929.593.298
Laba sebelum beban pajak
penghasilan
Beban pajak penghasilan
11.848.842.380
(3.058.055.353)
Laba tahun berjalan
8.790.787.027
852.031.652
Penyusutan
Valve
Aset segmen
Persediaan
Aset tidak dapat dialokasikan
32.293.330.298
Fitting
1.694.683.494
31 Desember 2010
Instrumen
251.686.173
Lain-lain
4.783.732.205
Total
39.023.432.170
40.057.239.339
Total aset
79.080.671.509
Liabilitas tidak dapat dialokasikan
38.669.858.126
Total liabilitas
38.669.858.126
9.844.843.527
Perolehan aset tetap
60
258
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
Segmen geografis
Segmen operasi Kelompok Usaha berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut:
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Penjualan neto
Domestik
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Lain-lain
Ekspor
25.081.608.167
13.397.873.100
11.016.591.851
191.840.180
-
Total
49.687.913.298
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
28.627.327.968
10.813.451.031
8.398.268.668
64.802.208
-
73.731.808.597
49.276.960.419
29.702.552.076
987.301.165
588.456
59.217.401.798
29.490.875.853
14.336.196.318
56.412.814
227.515.805
38.430.347.382
12.056.153.041
11.016.591.851
1.030.598.001
-
47.903.849.875
153.699.210.713
103.328.402.588
62.533.690.275
30. LABA NETO PER SAHAM
Laba neto per saham dihitung dengan membagi laba neto konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada periode yang
bersangkutan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Laba neto yang dapat
diatribusikan kepada pemilik
Entitas Induk
Jumlah rata-rata tertimbang
saham yang beredar *)
Laba neto per saham
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
9.253.018.485
6.583.301.129
18.646.602.971
12.417.010.467
8.059.918.958
651.251.785
450.004.200
450.004.200
450.004.200
450.004.200
14,21
14,63
41,44
27,59
17,91
*) Setelah penyesuaian secara retroaktif atas kapitalisasi saldo laba
dan perubahan nilai nominal per saham Perusahaan dari
Rp878.000 menjadi Rp100 (Catatan 20).
31. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Rincian aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal 30 April 2013, serta 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
30 April 2013
Mata Uang
Asing
Setara Rupiah
Aset
Kas dan setara kas
Dolar Amerika Serikat
Dolar Singapura
Piutang usaha
Ringgit Malaysia
31 Desember 2012
Mata Uang
Asing
Setara Rupiah
6.237
22.575
60.631.642
177.875.207
354.020
26.128
72.193
231.524.426
72.193
470.031.275
Total aset
61
259
3.423.370.596
206.596.757
228.104.261
3.858.071.614
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
30 April 2013
Mata Uang
Asing
Setara Rupiah
Liabilitas
Utang bank jangka pendek
Dolar Amerika Serikat
Utang usaha
Dolar Amerika Serikat
Euro
Ringgit Malaysia
Dolar Singapura
Utang lain-lain - pihak berelasi
Ringgit Malaysia
31 Desember 2012
Mata Uang
Asing
Setara Rupiah
2.868.090
27.883.570.688
2.394.325
23.153.125.264
1.980.173
233.775
196.804
26.493
19.251.245.634
2.975.837.823
631.150.236
208.747.000
1.195.873
28.325
1.415.085
-
11.564.085.699
362.842.005
4.473.792.373
-
2.253.833.085
6.715.414
21.219.082.623
702.785
Total liabilitas
53.204.384.466
60.772.927.964
Liabilitas neto
(52.734.353.191)
(56.914.856.350)
31 Desember 2011
Mata Uang
Asing
Setara Rupiah
Aset
Kas dan setara kas
Dolar Amerika Serikat
Dolar Singapura
Piutang usaha
Ringgit Malaysia
420.086
20.170
72.193
3.809.341.114
140.669.136
1.025
-
206.509.292
-
4.156.519.542
Total aset
Liabilitas
Utang bank jangka pendek
Dolar Amerika Serikat
Utang usaha
Dolar Amerika Serikat
Euro
Ringgit Malaysia
Utang lain-lain - pihak berelasi
Ringgit Malaysia
31 Desember 2010
Mata Uang
Asing
Setara Rupiah
9.214.965
9.214.965
792.933
7.190.320.162
-
-
811.849
56.415
323.671
7.361.841.286
662.255.999
923.409.638
486.813
58.845
199.186
4.376.930.289
703.542.242
580.796.513
23.553.279.959
3.394.470
8.256.047
9.897.766.522
Total liabilitas
39.691.107.044
15.559.035.566
Liabilitas neto
(35.534.587.502)
(15.549.820.601)
Manajemen berpendapat bahwa resiko dari liabilitas neto dalam mata uang asing tersebut tidak berdampak
signifikan terhadap hasil usaha Kelompok Usaha. Namun demikian manajemen akan mengevaluasi secara terus
menerus komposisi aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing.
Pada tanggal 12 September 2013, (tanggal laporan auditor independen), kurs rata-rata mata uang asing yang
berlaku adalah US$1: Rp11.494; S$1: Rp9.075; RM1: Rp3.526 dan €1: Rp15.303.
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Risiko utama dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko mata uang, risiko suku bunga, risiko kredit
dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko
sebagaimana diuraikan di bawah ini.
62
260
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Risiko mata uang
Risiko mata uang merupakan risiko bahwa nilai wajar arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan
berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Kelompok Usaha memiliki risiko mata uang terutama
dari transaksi pembelian impor dan perolehan pinjaman dalam mata uang selain Rupiah. Manajemen
berkeyakinan bahwa risiko perubahan nilai tukar mata uang asing tersebut dapat dikendalikan karena
manajemen senantiasa melakukan penelaahan secara periodik terhadap proporsi pembiayaan dalam mata
uang asing tersebut agar tetap terkendali dan senantiasa menelaah perubahan nilai mata uang asing tersebut
atas posisi aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing. Sehingga, manajemen berpendapat bahwa risiko
perubahan nilai tukar mata uang asing tidak akan berdampak signifikan terhadap kegiatan usaha Kelompok
Usaha.
Risiko suku bunga
Risiko suku bunga merupakan risiko bahwa nilai wajar arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan
akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga di pasar. Risiko suku bunga Kelompok Usaha terutama timbul
dari pinjaman untuk modal kerja dan investasi. Pinjaman dengan suku bunga mengambang menimbulkan risiko
suku bunga terhadap nilai wajar dan arus kas. Untuk mengelola risiko suku bunga tersebut, Kelompok Usaha
melakukan penelaahan berkala atas dampak perubahan suku bunga terhadap laba rugi, dan memelihara
komposisi pendanaan agar sesuai dengan kebutuhan. Tabel berikut ini menyajikan nilai tercatat instrumen
keuangan yang dimiliki oleh Kelompok Usaha yang terpengaruh oleh risiko suku bunga berdasarkan saat jatuh
tempo:
Kurang dari
Satu Tahun
3.766.201.702
(35.682.300.799)
Bank dan setara kas
Utang bank jangka pendek
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Utang bank
Utang pembiayaan konsumen
Utang sewa pembiayaan
Utang jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Utang bank
Utang pembiayaan konsumen
Utang sewa pembiayaan
Utang lain-lain
(2.590.400.309)
(646.844.667)
(416.405.473)
Bank dan setara kas
Utang bank jangka pendek
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Utang bank
Utang pembiayaan konsumen
Utang sewa pembiayaan
Utang lain-lain - pihak berelasi
Utang jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Utang bank
Utang pembiayaan konsumen
Utang sewa pembiayaan
Utang lain-lain - pihak berelasi
(2.590.400.309)
(646.844.667)
(416.405.473)
(21.601.114.276)
(57.170.863.822)
Kurang dari
Satu Tahun
5.156.385.466
(33.077.648.951)
31 Desember 2012
Lebih dari
Satu Tahun
-
Nilai Tercatat
5.156.385.466
(33.077.648.951)
(30.594.540.469)
261
-
(35.569.749.546)
-
63
Nilai Tercatat
3.766.201.702
(35.682.300.799)
(17.439.674.746)
(341.643.408)
(412.275.837)
(3.407.520.285)
(1.476.973.954)
(759.454.703)
(436.848.327)
-
Neto
-
(17.439.674.746)
(341.643.408)
(412.275.837)
(3.407.520.285)
-
Neto
30 April 2013
Lebih dari
Satu Tahun
-
(1.476.973.954)
(759.454.703)
(436.848.327)
-
(11.424.860.190)
(514.299.231)
(528.407.171)
(25.031.938.423)
(11.424.860.190)
(514.299.231)
(528.407.171)
(25.031.938.423)
(37.499.505.015)
(68.094.045.484)
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Risiko suku bunga (lanjutan)
Kurang dari
Satu Tahun
9.935.624.915
(12.665.423.299)
Bank dan setara kas
Utang bank jangka pendek
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Utang bank
Utang pembiayaan konsumen
Utang sewa pembiayaan
Utang lain-lain - pihak berelasi
Utang jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Utang bank
Utang pembiayaan konsumen
Utang sewa pembiayaan
Utang lain-lain - pihak berelasi
(792.735.975)
(745.064.428)
(194.764.698)
(16.255.242.177)
Bank dan setara kas
Utang bank jangka pendek
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Utang bank
Utang pembiayaan konsumen
Utang sewa pembiayaan
Utang lain-lain - pihak berelasi
Utang jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun
Utang bank
Utang pembiayaan konsumen
Utang sewa pembiayaan
Utang lain-lain - pihak berelasi
(792.735.975)
(745.064.428)
(194.764.698)
(16.255.242.177)
(5.089.674.763)
(648.427.731)
(223.129.411)
(11.464.645.782)
(20.717.605.662)
(17.425.877.687)
(38.143.483.349)
Kurang dari
Satu Tahun
6.187.342.061
(2.448.495.379)
31 Desember 2010
Lebih dari
Satu Tahun
-
Nilai Tercatat
6.187.342.061
(2.448.495.379)
(624.835.716)
(414.797.127)
(100.784.274)
(6.618.176.343)
-
Neto
-
Nilai Tercatat
9.935.624.915
(12.665.423.299)
(5.089.674.763)
(648.427.731)
(223.129.411)
(11.464.645.782)
-
Neto
31 Desember 2011
Lebih dari
Satu Tahun
-
(4.019.746.778)
-
(624.835.716)
(414.797.127)
(100.784.274)
(6.618.176.343)
(2.441.526.056)
(359.474.714)
(178.801.455)
(7.433.485.179)
(2.441.526.056)
(359.474.714)
(178.801.455)
(7.433.485.179)
(10.413.287.404)
(14.433.034.182)
Instrumen keuangan Kelompok Usaha yang tidak dicantumkan pada tabel di atas adalah instrumen keuangan
yang tidak dikenakan bunga sehingga tidak terpengaruh risiko tingkat bunga.
Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang dialami Kelompok Usaha jika pelanggan atau pihak lain yang
terkait dengan instrumen keuangan gagal memenuhi liabilitasnya. Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk
memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan yang memiliki
sejarah kredit yang baik. Semua penjualan kredit dilakukan melalui prosedur verifikasi kredit. Saldo piutang
dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko tidak tertagihnya piutang. Ketika pelanggan gagal
melakukan pelunasan sesuai syarat pembayaran yang disepakati, Kelompok Usaha akan menghubungi
pelanggan untuk menindaklanjuti pelunasan piutang yang telah jatuh tempo. Penyisihan yang spesifik dibuat jika
Kelompok Usaha menyimpulkan bahwa piutang tidak dapat tertagih. Untuk menekan risiko kredit, Kelompok
Usaha menghentikan penjualan produk kepada pelanggan yang telah gagal bayar.
64
262
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Risiko kredit (lanjutan)
Tabel berikut ini menyajikan nilai tercatat aset keuangan yang dimiliki oleh Kelompok Usaha yang terpengaruh
oleh risiko kredit berdasarkan saat jatuh tempo:
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Belum jatuh
tempo
4.191.506.859
16.263.598.974
5.497.322.293
30 April 2013
Jatuh tempo
Kurang dari
Lebih dari
1 tahun
1 tahun
19.000.082.274
-
Total
4.191.506.859
35.263.681.248
5.497.322.293
Total
25.952.428.126
19.000.082.274
-
44.952.510.400
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Belum jatuh
tempo
5.319.647.989
21.504.982.798
4.379.766.870
31 Desember 2012
Jatuh tempo
Kurang dari
Lebih dari
1 tahun
1 tahun
11.471.579.411
-
Total
5.319.647.989
32.976.562.209
4.379.766.870
Total
31.204.397.657
11.471.579.411
-
42.675.977.068
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Belum jatuh
tempo
10.283.523.456
7.696.904.916
340.283.000
31 Desember 2011
Jatuh tempo
Kurang dari
Lebih dari
1 tahun
1 tahun
24.026.674.924
-
Total
10.283.523.456
31.723.579.840
340.283.000
Total
18.320.711.372
24.026.674.924
-
42.347.386.296
31 Desember 2010
Jatuh tempo
Kurang dari
Lebih dari
1 tahun
1 tahun
9.424.490.161
-
Total
6.373.131.443
13.741.129.267
818.102.500
9.424.490.161
20.932.363.210
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Total
Belum jatuh
tempo
6.373.131.443
4.316.639.106
818.102.500
11.507.873.049
-
Risiko likuiditas
Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati mensyaratkan tersedianya kas dan setara kas yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan modal operasional, belanja modal, dan memenuhi liabilitas keuangan pada saat jatuh
tempo. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Kelompok Usaha memelihara fleksibilitas melalui tingkat saldo
kas dan setara kas yang memadai serta ketersediaan dana yang dapat ditarik dari fasilitas kredit yang telah
disetujui. Manajemen mengelola risiko likuiditas dengan melakukan evaluasi berkala terhadap informasi arus kas
proyeksi dan aktual, dan senantiasa memantau kondisi pasar keuangan untuk mengidentifikasi peluang untuk
memperoleh sumber-sumber pendanaan.
65
263
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Nilai wajar instrumen keuangan
Tabel berikut ini menyajikan analisis instrumen keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan
dan piutang, serta utang dan pinjaman:
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
2010
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
4.191.506.859
33.723.150.023
5.497.322.293
5.319.647.989
32.102.975.019
4.379.766.870
10.283.523.456
31.723.579.840
340.283.000
6.373.131.443
13.741.129.267
818.102.500
Total
43.411.979.175
41.802.389.878
42.347.386.296
20.932.363.210
Liabilitas keuangan
Utang bank jangka pendek
Utang usaha
Utang lain-lain - pihak ketiga
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Biaya masih harus dibayar
Utang bank jangka panjang
Utang pembiayaan konsumen
Utang sewa pembiayaan
Utang lain-lain - pihak berelasi
35.682.300.799
29.500.568.288
1.349.947.360
2.050.000
1.061.657.241
20.030.075.055
988.488.075
828.681.310
3.407.520.285
33.077.648.951
18.535.498.693
1.248.224.234
315.482.511
1.165.576.696
12.901.834.144
1.273.753.934
965.255.498
29.063.714.423
12.665.423.299
11.350.494.675
214.358.410
802.403.882
973.463.054
5.882.410.738
1.393.492.159
417.894.109
27.719.887.959
2.448.495.379
8.206.422.875
2.921.224.618
720.075.594
138.901.179
3.066.361.772
774.271.841
279.585.729
14.051.661.522
Total
92.851.288.413
98.546.989.084
61.419.828.285
32.607.000.509
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan berdasarkan jumlah dimana instrumen tersebut
dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties) dan bukan
merupakan penjualan yang dipaksakan atau likuidasi.
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dicatat sebesar nilai wajar,
atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau
karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk
mengestimasi nilai wajar untuk setiap kelompok instrumen keuangan yang praktis untuk memperkirakan nilai
tersebut.
Nilai tercatat kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, utang bank jangka pendek, utang usaha,
utang lain-lain, liabilitas imbalan kerja jangka pendek dan biaya masih harus dibayar serta bagian utang jangka
panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun mendekati nilai wajarnya karena bersifat jangka pendek.
Nilai tercatat utang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
mendekati nilai wajarnya karena dibebani tingkat bunga mengambang yang ditelaah ulang secara berkala.
66
264
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. TAMBAHAN INFORMASI ARUS KAS
Informasi pendukung laporan arus kas konsolidasian sehubungan dengan aktivitas yang tidak mempengaruhi
arus kas adalah sebagai berikut:
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Reklasifikasi saldo laba ke modal
saham (Catatan 20)
Reklasifikasi utang ke modal
saham (Catatan 20)
Reklasifikasi uang muka
pembelian aset tetap ke aset
tetap
Perolehan aset tetap melalui
fasilitas utang pembiayaan
konsumen
Perolehan aset tetap melalui
fasilitas utang sewa
pembiayaan
Reklasifikasi aset tetap dalam
pengerjaan ke aset tetap
Perolehan aset tetap melalui
fasilitas utang bank
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
35.000.000.000
-
-
-
-
34.999.580.000
-
-
-
-
950.000.000
-
1.560.000.000
-
-
594.600.000
630.400.000
1.135.154.546
1.265.430.275
1.138.838.900
-
674.900.000
2.142.530.637
307.000.000
-
-
-
1.625.000.000
1.625.000.000
-
-
-
-
-
116.440.000
34. PERJANJIAN DAN KOMITMEN
a.
Perusahaan ditunjuk sebagai distributor ekslusif oleh Unimech Group Berhad, Malaysia ("Unimech", pihak
berelasi), untuk mempromosikan, memasarkan dan menjual produk Unimech dengan merk "Arita" di
Indonesia. Penunjukan ini berlaku untuk periode sejak tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan 31
Desember 2014.
b.
Perusahaan ditunjuk sebagai distributor ekslusif oleh KVC Co. Ltd., Jepang ("KVC"), untuk
mempromosikan, memasarkan dan menjual produk KVC di Indonesia. Penunjukan ini berlaku untuk
periode sejak tanggal 12 September 2012 sampai dengan 12 September 2013.
c.
Perusahaan ditunjuk sebagai distributor resmi oleh Ari-Armaturen Sdn. Bhd., Malaysia ("Ari"), untuk
mempromosikan, memasarkan dan menjual produk Ari di Indonesia. Penunjukan ini berlaku untuk periode
sejak tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2013.
d.
Berdasarkan akta jual beli No. 111, 112, dan 113 tanggal 25 April 2013 yang dibuat dihadapan Inggraini
Yamin, S.H., PPAT Jakarta Utara, Perusahaan sepakat untuk membeli dari PT Niak Perkasa Prima
("Penjual"), pihak ketiga, tanah dan bangunan ruko yang berlokasi di Jalan Danau Sunter Blok C Kav. 8, 7
dan 7C dengan total harga jual-beli Rp9.000.000.000. Sampai dengan tanggal 30 April 2013, Perusahaan
belum melakukan pembayaran harga jual-beli tersebut kepada Penjual.
35. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
a.
Perusahaan telah melakukan pelunasan seluruh utang dividen kepada Low Yew Lean dan Arita
Engineering Sdn. Bhd. (pemegang saham), masing-masing sejumlah Rp199.800.000 dan Rp1.133.400.000
pada tanggal 31 Juli 2013. Selanjutnya, Perusahaan juga telah melunasi seluruh utang dividen kepada PT
Arita Global (pemegang saham) sejumlah Rp2.666.800.000 pada tanggal 2 Agustus 2013 dan
Rp2.000.000.000 pada tanggal 5 September 2013. Sehingga Perusahaan tidak memiliki saldo utang
dividen kepada pemegang saham pada tanggal 12 September 2013.
67
265
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012 serta
untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
serta untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)
b.
Perusahaan telah melakukan pelunasan seluruh pinjaman yang diterima Perusahaan dari Low Yew Lean
sampai dengan tanggal 9 September 2013 sejumlah Rp3.158.578.179. Sehingga Perusahaan tidak
memiliki saldo utang kepada Low Yew Lean pada tanggal 12 September 2013.
c.
Sampai dengan tanggal 9 September 2013, Perusahaan telah melakukan pelunasan seluruh utang pajak
penghasilan badan tahun 2012 sejumlah Rp4.797.567.186 (Catatan 15).
d.
Sehubungan dengan transaksi pembelian tanah dan bangunan ruko yang diungkapkan pada Catatan 34.d,
pada tanggal 1 Mei 2013, Perusahaan telah melakukan pembayaran kepada pihak penjual seluruh harga
jual-beli yang disepakati secara tunai sejumlah Rp1.800.000.000 dan melalui hasil pencairan fasilitas Term
Loan-6 yang diperoleh dari PT Bank Permata Tbk. sejumlah Rp7.200.000.000 (Catatan 13).
e.
Pada tanggal 31 Juli 2013, Perusahaan mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran
Umum Perdana ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
36. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham dan Penelaahan atas Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas
Jasa Keuangan, Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian tanggal 30 April 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010, serta untuk empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dan
2012 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, dengan
perubahan pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian, laporan arus kas konsolidasian, tambahan lampiran
laporan keuangan tersendiri entitas induk, serta tambahan penyajian dan pengungkapan pada Catatan 1a, 1b,
1c, 2a, 2g, 2j, 2u, 5, 7, 8, 12, 13, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 29, 31, 32, 33, 34, 35 atas laporan keuangan
konsolidasian terdahulu.
68
266
Laporan Keuangan Tersendiri - Lampiran I
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk.
Laporan Posisi Keuangan
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
2010
ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank
Piutang usaha
Pihak berelasi
Pihak ketiga, setelah dikurangi cadangan penurunan
nilai Rp1.540.531.225 pada tanggal 30 April 2013
(31 Desember 2012: Rp873.587.190; 31 Desember
2011 dan 2010: nihil)
Piutang lain-lain
Persediaan
Uang muka
Pajak dibayar di muka
Biaya dibayar di muka
Total Aset Lancar
3.895.678.324
5.206.888.312
3.216.917.683
506.271.070
456.616.242
937.399.374
4.956.554.979
2.368.557.077
32.687.222.373
5.497.322.293
94.751.603.727
32.439.583.102
1.343.786.208
30.141.937.109
4.379.766.870
85.460.543.073
12.524.043.168
1.541.164.306
25.509.159.660
423.203.698
60.100.109.279
2.871.838.441
1.821.018.899
9.174.501.955
1.203.750.000
34.848.624.902
2.431.921.281
725.936.418
398.777.031
171.071.812.269
140.191.742.212
98.898.802.639
51.658.339.734
ASET TIDAK LANCAR
Piutang pihak berelasi
Aset pajak tangguhan
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan
Rp5.498.387.169 pada tanggal 30 April 2013
(31 Desember 2012: Rp4.680.866.551; 31 Desember
2011: Rp2.974.407.519; 31 Desember 2010:
Rp1.715.776.295)
Investasi pada entitas anak
Investasi pada entitas asosiasi, neto
Aset tidak lancar lainnya
206.259.952
701.080.783
282.743.650
597.844.921
166.009.752
350.782.000
149.158.000
47.680.744.471
1.842.450.000
553.800.000
35.917.101.508
1.842.450.000
215.050.000
15.560.879.895
3.113.850.000
-
12.040.963.057
1.122.450.000
91.638.640
-
Total Aset Tidak Lancar
50.984.335.206
38.855.190.079
19.191.521.647
13.404.209.697
222.056.147.475
179.046.932.291
118.090.324.286
65.062.549.431
TOTAL ASET
69
267
Laporan Keuangan Tersendiri - Lampiran I
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk.
Laporan Posisi Keuangan (lanjutan)
Tanggal 30 April 2013 dan 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 April 2013
2012
31 Desember
2011
35.682.300.799
33.077.648.951
12.665.423.299
2.448.495.379
24.147.953.755
7.400.289.748
1.349.947.361
9.954.795.903
2.050.000
1.051.857.241
6.000.000.000
1.924.831.926
9.461.888.016
9.386.584.587
1.248.224.234
8.308.488.916
315.482.511
1.151.917.736
1.150.046.107
459.024.777
9.950.909.427
29.977.580
3.805.247.511
791.069.090
8.104.727.109
376.183.006
6.557.707.252
2.899.230.915
1.528.207.243
35.662.299
844.191.507
2.590.400.309
321.130.238
646.844.667
-
1.476.973.954
344.906.981
759.454.703
-
754.052.212
53.921.128
702.258.087
16.454.285.916
371.306.932
73.644.608
305.584.399
6.900.626.343
Total Liabilitas Jangka Pendek
91.072.401.947
66.681.616.696
53.770.896.136
22.340.839.883
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang, setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Utang bank
Utang sewa pembiayaan
Utang pembiayaan konsumen
Utang lain-lain - pihak berelasi
Liabilitas imbalan kerja
17.439.674.746
302.499.220
341.643.408
3.733.208.585
2.712.120.968
11.424.860.190
393.436.729
514.299.231
29.389.402.723
2.251.907.352
5.050.643.316
9.434.653
745.442.013
11.464.645.782
1.226.608.954
1.987.693.453
63.355.780
465.144.409
7.433.485.179
600.461.427
Total Liabilitas Jangka Panjang
24.529.146.927
43.973.906.225
18.496.774.718
10.550.140.248
115.601.548.874
110.655.522.921
72.267.670.854
32.890.980.131
80.000.000.000
4.370.431.826
-
10.000.420.000
4.370.431.826
-
10.000.420.000
4.370.431.826
(420.183.534)
10.000.420.000
4.370.431.826
-
16.000.000.000
6.084.166.775
54.020.557.544
31.871.985.140
17.800.717.474
TOTAL EKUITAS
106.454.598.601
68.391.409.370
45.822.653.432
32.171.569.300
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
222.056.147.475
179.046.932.291
118.090.324.286
65.062.549.431
2010
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek
Utang usaha
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Utang lain-lain - pihak ketiga
Utang pajak
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Biaya masih harus dibayar
Utang dividen
Uang muka pelanggan
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Utang bank
Utang sewa pembiayaan
Utang pembiayaan konsumen
Utang lain-lain - pihak berelasi
TOTAL LIABILITAS
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham
pada tanggal 30 April 2013 [31 Desember 2012,
2011 dan 2010: Rp878.000 (US$100) per saham]
Modal dasar - 1.800.000.000 saham pada tanggal
30 April 2013 (31 Desember 2012, 2011
dan 2010: 40.000 saham)
Modal ditempatkan dan disetor penuh
- 800.000.000 saham pada tanggal 30 April 2013
(31 Desember 2012, 2011 dan 2010:
11.390 saham)
Tambahan modal disetor
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Saldo laba
Cadangan umum
Belum ditentukan penggunaannya
70
268
Laporan Keuangan Tersendiri - Lampiran II
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2012
2013
(tidak diaudit)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
2011
2010
Penjualan neto
49.239.228.151
37.530.957.501
126.152.827.326
79.073.995.316
42.907.340.919
Beban pokok penjualan
19.322.125.288
17.578.389.509
57.505.056.130
40.049.137.436
24.010.612.948
Laba Bruto
29.917.102.863
19.952.567.992
68.647.771.196
39.024.857.880
18.896.727.971
(5.870.793.296)
(10.971.836.102)
2.252.799.673
(3.767.544.680)
(4.929.778.283)
406.047.556
(14.331.222.141)
(25.550.468.113)
4.330.608.004
(6.775.320.404)
(13.130.138.313)
842.435.907
(2.528.432.877)
(8.345.879.882)
1.354.125.836
Laba Usaha
15.327.273.138
11.661.292.585
33.096.688.946
19.961.835.070
9.376.541.048
Penghasilan bunga
Beban keuangan
Laba (rugi) selisih kurs, neto
Rugi pelepasan investasi saham
pada entitas anak, neto
Dividen tunai
Bagian rugi neto entitas asosiasi
2.947.184
(2.198.211.005)
(240.189.698)
2.302.152
(1.192.142.442)
(1.684.013.481)
5.333.203
(6.036.242.542)
(1.870.010.624)
8.082.388
(5.163.389.004)
1.404.069.687
28.031.237
(850.816.979)
177.907.613
(1.831.400.000)
6.079.250.000
-
2.247.777.777
(91.638.640)
2.061.515.758
(10.002.964)
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi
Penghasilan lain-lain
-
-
Laba sebelum Beban Pajak
Penghasilan
12.891.819.619
8.787.438.814
29.443.618.983
18.366.737.278
10.783.175.713
Beban pajak penghasilan, neto
(3.828.210.388)
(2.177.266.000)
(7.295.046.579)
(4.295.469.612)
(2.367.384.999)
9.063.609.231
6.610.172.814
22.148.572.404
14.071.267.666
8.415.790.714
-
-
-
-
-
9.063.609.231
6.610.172.814
22.148.572.404
14.071.267.666
8.415.790.714
Laba Periode Berjalan
Pendapatan komprehensif lain
Total Laba Komprehensif
Periode Berjalan
71
269
Laporan Keuangan Tersendiri - Lampiran III
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk.
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tambahan
Modal Disetor
Modal Saham
Saldo, 31 Desember 2009
Selisih Nilai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
Saldo Laba
Belum
Ditentukan
Penggunaannya
Cadangan
Umum
Total
10.000.420.000
4.370.431.826
-
-
9.384.926.760
23.755.778.586
-
-
-
-
8.415.790.714
8.415.790.714
10.000.420.000
4.370.431.826
-
-
17.800.717.474
32.171.569.300
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali
-
-
-
-
Total laba komprehensif tahun berjalan
-
-
-
14.071.267.666
14.071.267.666
10.000.420.000
4.370.431.826
-
31.871.985.140
45.822.653.432
-
-
-
6.610.172.814
6.610.172.814
Saldo, 30 April 2012 (tidak diaudit)
10.000.420.000
4.370.431.826
(420.183.534)
-
38.482.157.954
52.432.826.246
Saldo, 31 Desember 2011
(420.183.534)
-
31.871.985.140
45.822.653.432
Total laba komprehensif tahun berjalan
Saldo, 31 Desember 2010
Saldo, 31 Desember 2011
Total laba komprehensif periode berjalan
(420.183.534)
(420.183.534)
-
(420.183.534)
10.000.420.000
4.370.431.826
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali
-
-
420.183.534
-
-
420.183.534
Total laba komprehensif tahun berjalan
-
-
-
-
22.148.572.404
22.148.572.404
Saldo, 31 Desember 2012
10.000.420.000
4.370.431.826
-
-
54.020.557.544
68.391.409.370
Konversi utang menjadi modal saham
34.999.580.000
-
-
-
-
34.999.580.000
Kapitalisasi saldo laba menjadi modal saham
35.000.000.000
-
-
-
(35.000.000.000)
-
Pembentukan cadangan umum
-
-
-
16.000.000.000
(16.000.000.000)
Dividen tunai
-
-
-
-
(6.000.000.000)
(6.000.000.000)
Total laba komprehensif periode berjalan
-
-
-
-
9.063.609.231
9.063.609.231
80.000.000.000
4.370.431.826
-
16.000.000.000
6.084.166.775
106.454.598.601
Saldo, 30 April 2013
72
270
-
Laporan Keuangan Tersendiri - Lampiran IV
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk.
Laporan Arus Kas
Untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Empat Bulan yang Berakhir
pada Tanggal 30 April
2013
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas untuk:
Pemasok
Karyawan
Beban usaha
Penerimaan bunga
Pembayaran pajak penghasilan
Pembayaran beban keuangan
Penerimaan (pembayaran) lainnya
Kas neto digunakan untuk
aktivitas operasi
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Aset tetap
Pembelian
Penjualan
Uang muka pembelian
Aset tetap
Piranti lunak komputer
Hasil pelepasan investasi saham
pada Entitas Anak
Penerimaan dividen tunai
Kas neto digunakan untuk
aktivitas investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Utang bank
Penerimaan
Pembayaran
Utang lain-lain
Penerimaan
Pembayaran
Pembayaran utang sewa pembiayaan
Akuisisi kepentingan pada Entitas Anak
dari kepentingan nonpengendali
2010
131.199.807.213
75.319.274.843
41.471.879.621
(37.456.587.798)
(7.309.174.398)
(7.760.838.731)
2.947.184
(3.881.412.169)
(1.908.144.757)
1.765.736.927
(15.652.375.062)
(2.767.979.854)
(6.777.724.434)
2.302.152
(416.207.562)
(1.192.142.442)
2.312.290.011
(93.814.335.021)
(13.116.068.952)
(19.318.415.752)
5.333.203
(2.560.923.876)
(6.036.242.542)
1.401.523.369
(68.361.281.186)
(7.984.766.947)
(10.906.470.722)
8.082.388
(1.760.305.500)
(5.163.389.004)
1.621.499.321
(41.298.403.719)
(4.057.969.826)
(5.834.489.283)
28.031.237
(1.196.039.408)
(850.816.979)
6.513.597.970
(3.674.039.089)
1.266.822.662
(2.239.322.358)
(17.227.356.807)
(5.224.210.387)
(11.036.563.581)
-
(5.811.582.589)
-
(18.161.135.337)
41.000.000
(8.835.005.734)
4.054.207.672
(9.338.232.345)
1.295.402.125
(1.041.241.900)
-
(668.331.916)
-
(350.000.000)
(1.052.220.422)
-
-
2.680.000.000
-
256.377.778
-
(101.641.604)
2.061.515.757
(12.077.805.481)
(6.479.914.505)
(16.842.355.759)
(4.524.420.284)
(6.082.956.067)
37.964.495.576
(28.750.133.450)
5.450.337.483
-
38.505.525.942
(11.428.185.283)
16.750.320.162
(3.722.336.979)
4.416.440.000
(957.409.767)
1.041.829.200
(4.504.557.715)
(674.897.812)
11.746.484.716
(291.098.957)
(21.735.163)
7.988.499.082
(397.471.301)
-
6.177.389.224
(337.034.339)
(142.381.200)
(191.694.381)
(471.400.000)
14.440.935.811
(1.310.908.759)
Kas dan Bank Akhir Periode
2011
25.758.659.853
Kenaikan (Penurunan) Neto
Kas dan Bank
Efek neto perubahan nilai tukar atas
kas dan bank
2012
52.873.434.653
Kas neto diperoleh dari
aktivitas pendanaan
Kas dan bank awal periode
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember
2012
(tidak diaudit)
5.206.888.312
(301.229)
3.895.678.324
-
(2.100.000.000)
-
11.050.058.014
5.258.643.102
20.839.714.332
24.461.633.779
45.551.259
1.758.036.215
2.709.856.688
3.216.917.683
3.216.917.683
506.271.070
268.162
231.934.414
789.925
3.262.737.104
5.206.888.312
3.216.917.683
73
271
(257.108.440)
763.798.735
(419.225)
506.271.070
Laporan Keuangan Tersendiri - Lampiran V
PT ARITA PRIMA INDONESIA Tbk.
Pengungkapan Lainnya
Untuk Empat Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 April 2013 dan 30 April 2012 (tidak diaudit)
dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas
terlampir adalah laporan keuangan tersendiri yang merupakan informasi tambahan atas laporan keuangan
konsolidasian.
2.
DAFTAR INVESTASI PADA ENTITAS ANAK
Entitas Anak
PT Arita Prima Kalbar
PT Arita Prima Teknindo
PT Ragam Teknik
PT Arita Prima Gemilang
3.
Persentase Kepemilikan
31 Desember
2012
2011
99%
70%
70%
70%
99%
2010
70%
70%
70%
99%
30 April
2013
40%
Persentase Kepemilikan
31 Desember
2012
2011
40%
40%
2010
40%
DAFTAR INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Entitas Asosiasi
Arita System Sdn. Bhd.
4.
Domisili
Pontianak
Surabaya
Jakarta
Pekanbaru
30 April
2013
99%
-
Domisili
Malaysia
METODE PENCATATAN INVESTASI
Investasi pada entitas anak dalam laporan keuangan tersendiri dicatat dengan menggunakan metode biaya
perolehan, sedangkan investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
74
272
XVII. LAPORAN PENILAI
Berikut ini disajikan Laporan Penilai atas aset tetap Perseroan yang dilakukan oleh KJPP Iskandar Asmawi dan
Rekan.
273
Halaman ini sengaja di kosongkan
274
File No. 073.4.Rev/IA-1/Sek/IX/2013
Jakarta, 9 September 2013
Kepada Yth,
Direksi PT ARITA PRIMA INDONESIA
Komplek Ruko Sunter Permai Blok C/9,
Jalan Danau Sunter Utara,
Jakarta Utara
Dengan Hormat,
Perihal : Laporan Ringkas Penilaian Properti PT ARITA PRIMA INDONESIA
Laporan ringkas ini disusun berdasarkan laporan Penilaian Properti PT. ARITA PRIMA
INDONESIA File No. 078.3.Rev.1/IA-1/LPC/IX/2013, tanggal 9 September 2013.
Kantor Jasa Penilai Publik Iskandar Asmawi dan Rekan (IAR) telah memperoleh ijin usaha
Penilai Properti dan Bisnis dari Menteri Keuangan berdasarkan surat keputusannya No.
152/KM.1/2011 tanggal 16 Maret 2011 dan No. 439/KM.1/2010 tanggal 15 Juni 2010 dan telah
terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berdasarkan
Surat No. S-4796/BL/2011 tanggal 29 April 2011 dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi
Penunjang Pasar Modal No. 29/BL/STTD-P/AB/2010 tanggal 11 Agustus 2010 sebagai Penilai
Properti/Aset dan Bisnis di Pasar Modal.
Berdasarkan surat proposal penawaran/perjanjian kerja antara IAR dengan PT. ARITA PRIMA
INDONESIA (selanjutnya disebut “Pemberi Tugas”) No. 052.5/IA-1/Pr/III/2013, tanggal 25 Maret
2013, IAR telah melaksanakan penilaian aset PT ARITA PRIMA INDONESIA.
Laporan ini merupakan revisi dari laporan File No. 078.3.Rev/IA-1/LPC/IX/2013, tanggal 5
September 2013 dan File No. 078.3/IA-1/LPC/VI/2013, tanggal 14 Juni 2013. Revisi laporan ini
berupa penambahan pendekatan penilaian untuk penilaian peralatan kantor dan rumah tangga
dan perubahan perhitungan tingkat diskonto.
1.
2.
Identitas Pemberi Tugas
Nama Pemberi Tugas
Bidang Usaha
:
:
Alamat
:
Nomor Telepon/Fax
:
PT. Arita Prima Indonesia
Distributor untuk barang teknik khususnya untuk jenisjenis valve
Komplek Ruko Sunter Permai Blok C/9,
Jalan Danau Sunter Utara, Jakarta Utara
021-6519188/021- 6517864
Obyek Penilaian
Obyek Penilaian adalah aset tetap perusahaan PT. Arita Prima Indonesia, berupa :
275
Tanah Kosong, Tanah dan Bangunan Kantor (Gudang), Ruko, Kendaraan, Peralatan
Kantor dan Rumah Tangga yang terletak di Palembang, Medan, Lampung, Samarinda,
Kubu Raya, Makassar, Jakarta, Bekasi, Kotawaringin Timur, Pekanbaru dan
Purwakarta.
3.
Maksud dan Tujuan Penilaian serta Pengguna Laporan
Maksud penilaian adalah untuk memberikan opini independen atas Nilai Wajar untuk tujuan
Penawaran Perdana Saham Perusahaan (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek
Indonesia.
Laporan ini tidak boleh dan menjadi tidak sah jika dipergunakan untuk kepentingan dan
tujuan penilaian manapun yang lain, selain yang tercantum di dalam laporan ini, karena
dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan.
4.
Pendekatan dan Metode yang Diterapkan Serta Alasan Penggunaannya
Pendekatan penilaian yang lazim digunakan yaitu pendekatan data pasar (Market Data
Approach), pendekatan biaya (Cost Approach) dan pendekatan pendapatan (Income
Approach).
Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) adalah pendekatan penilaian yang
menggunakan data transaksi atau penawaran atas properti yang sebanding dan sejenis
dengan objek penilaian yang didasarkan pada suatu proses perbandingan dan
penyesuaian. (Bapepam-LK, Peraturan No. VIII C.4 Angka 1.a.17).
Pendekatan Biaya (Cost Approach) adalah pendekatan penilaian untuk mendapatkan
indikasi nilai objek penilaian berdasarkan biaya reproduksi baru (Reproduction Cost New)
atau biaya pengganti baru (Replacement Cost New) pada tanggal penilaian setelah
dikurangi dengan penyusutan. (Bapepam-LK, Peraturan No. VIII C.4 Angka 1.a.19).
Pendekatan Pendapatan (Income Approach) adalah pendekatan penilaian yang didasarkan
pada pendapatan dan biaya dari objek penilaian per periode tertentu, yang dapat dihasilkan
oleh objek penilaian yang kemudian dikapitalisasikan (Bapepam-LK, Peraturan No. VIII C.4
Angka 1.a.18).
Sesuai dengan Peraturan Bapepam – LK VIII C.4, penilai wajib menggunakan paling
kurang 2 (dua) pendekatan penilaian, namun sesuai dengan peraturan tersebut angka 10
huruf d butir 1 dan 4, untuk penilaian tanah kosong dan properti industri termasuk mesin
dan peralatan yang tidak memiliki data pasar, penilai dapat menggunakan 1 (satu)
pendekatan.
Memenuhi peraturan tersebut dalam penilaian tanah dan bangunan, ruko, kendaraan
bermotor serta peralatan kantor dan rumah tangga, kami menggunakan 2 (dua)
pendekatan. Sedangkan untuk penilaian tanah kosong kami menggunakan 1 (satu)
Laporan Ringkas Penilaian Properti PT ARITA PRIMA INDONESIA
File No.073.4.Rev/IA-1/Sek/IX/2013
276
ii
pendekatan. Pendekatan dan metode yang diterapkan serta alasan penggunaannya untuk
setiap objek penilaian adalah sebagai berikut :
Objek Penilaian
Pendekatan
Tanah Kosong
Data Pasar
Metode
Alasan Penggunaan
Perbandingan
Data
langsung
pembanding
pasar
property
yang
sejenis
tersedia.
Tanah dan
Biaya
Kalkulasi Biaya
Bangunan
Tanah yang diatasnya berdiri
bangunan
merupakan
kesatuan
yang
satu
tidak
dapat
dipisahkan. Data pasar property
pembanding
yang
sejenis
dengan objek penilaian tidak
tersedia, maka sesuai dengan
prinsip
kontribusi
penilaian
adalah
nilai
objek
nilai
tanah
ditambahkan nilai bangunan.
Estimasi
nilai
pasar
tanah
diperoleh melalui pendekatan
data
pasar,
pasar
mengingat
property
nilai
pembanding
tersedia dan indikasi nilai pasar
bangunan
diperoleh
pendekatan
biaya
dengan
dengan
menghitung biaya pembuatan/
pengganti
baru
dikurangi
penyusutan.
Pendapatan
Discounted Cash
Mengingat
objek
Flow (DCF)
digunakan
sendiri
penilaian
dan
tidak
menghasilkan
pendapatan.
Objek
diasumsikan
penilaian
disewakan
sehingga
menghasilkan pendapatan.
Ruko
Data Pasar
Perbandingan
Data
langsung
pembanding
pasar
property
yang
sejenis
tersedia.
Pendapatan
Discounted Cash
Mengingat
objek
Flow (DCF)
digunakan
sendiri
Laporan Ringkas Penilaian Properti PT ARITA PRIMA INDONESIA
File No.073.4.Rev/IA-1/Sek/IX/2013
277
penilaian
dan
tidak
menghasilkan
pendapatan.
Objek
diasumsikan
penilaian
iii
disewakan
sehingga
menghasilkan pendapatan.
Kendaraan
Data Pasar
bermotor
Perbandingan
Data
pasar
langsung
pembanding
property
yang
sejenis
tersedia.
Pendapatan
Discounted Cash
Mengingat
Flow (DCF)
digunakan
obyek
penilaian
sendiri
dan
tidak
menghasilkan
pendapatan.
Obyek
diasumsikan
penilaian
disewakan
sehingga
menghasilkan pendapatan.
Peralatan kantor
dan
Biaya
Kalkulasi Biaya
rumah
tangga
Data
pasar
biaya
baru
peralatan
pengganti
kantor
dan
rumah tangga dengan jenis dan
fungsi setara tersedia.
Data Pasar
Perbandingan
Data
langsung
/bekas
pasar
barang
tersedia
second
walaupun
terbatas.
5.
Asumsi dan Kondisi Pembatas
a. Penilai telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam
proses penliaian.
b. Penilai telah melakukan penelaahan atas status hukum obyek penilaian.
c. Penilai tidak melakukan penyelidikan atas kebenaran atau keabsahan status hukum
obyek penilaian dan dokumen-dokumen yang Penilai terima dari pemberi tugas. Oleh
karena itu penilai tidak bertangung jawab atas kemungkinan yang berkaitan status
hukum kepemilikan, kewajiban hutang atau sengketa atas obyek penilaian yang Penilai
nilai dan Penilai menganggap bahwa obyek penilaian dibawah kepemilikan dan
penggunaan yang sah.
d. Data dan informasi yang digunakan untuk setiap pendekatan penilaian telah divalidasi
oleh asosiasi profesi penilai (FPPM-MAPPI).
e. Penilai tidak melakukan penelaahan atas status perpajakan obyek penilaian.
f. Laporan ini terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang rahasia yang dapat
mempengaruhi operasional perusahaan.
g. Laporan ini dapat dipublikasikan dengan bentuk dan konteks keterbukaan informasi
sesuai dengan tujuan yang dicantumkan dalam laporan.
h. Penilaian ini disajikan hanya untuk maksud dan tujuan sesuai dengan yang dicantumkan
pada laporan penilaian.
i. Penilai dibebaskan dari segala tuntutan dan kewajiban yang berkaitan dengan
penggunaan laporan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan dari laporan.
Laporan Ringkas Penilaian Properti PT ARITA PRIMA INDONESIA
File No.073.4.Rev/IA-1/Sek/IX/2013
278
iv
j. Penilai bertanggung jawab atas laporan penilaian dan kesimpulan nilai akhir.
k. Laporan penilaian ini tidak sah jika tidak ditandatangani pimpinan dan stempel
perusahaan.
l. Asumsi, syarat dan kondisi pembatas ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
(integral) dari laporan penilaian.
6.
Kesimpulan Hasil Penilaian
Kami menganggap obyek penilaian yang dimaksud dilengkapi dengan dokumen atas hak
kepemilikan yang sah secara hukum, dapat dialihkan dan bebas dari ikatan, tuntutan atau
halangan apapun juga selain yang dikemukakan dalam laporan ini.
Kami menilai obyek penilaian dimaksud dengan menggunakan mata uang Rupiah. Kami
mengingatkan bahwa penggunaan nilai tukar selain yang tercantum pada laporan ini tidak
berlaku. Informasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat
(USD) pada tanggal penilaian ditetapkan USD 1 = Rp. 9.722,-.
Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan dan hasil analisis yang telah
dilakukan, maka kami berpendapat bahwa nilai properti pada tanggal 30 April 2013 adalah
sebagai berikut :
Laporan Ringkas Penilaian Properti PT ARITA PRIMA INDONESIA
File No.073.4.Rev/IA-1/Sek/IX/2013
279
v
Lokasi dan Properti Aset
Properti #1
Nilai Wajar
(Rp. ,-)
1.119.000.000
Jalan Siaran, Kelurahan Sako, Kecamatan Sako, Kotamadya Palembang,
Propinsi Sumatera Selatan
-
Ruko (Lt/Lb)
108/168
m²
1.119.000.000
Properti #2
Jalan Gunung Krakatau No. 11D, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru,
Kecamatan Medan Timur, Kota Medan,
Propinsi Sumatera Utara.
1.247.000.000
-
1.247.000.000
Ruko (Lt/Lb)
104/198
m²
Properti #3
Komplek Ruko Taman Kedamian Asri Blok I No. 5, Jalan Hayam Wuruk,
Kelurahan Kedamaian, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Kota Bandar
Lampung, Propinsi Lampung.
-
Ruko (Lt/Lb)
80/80
m
2
348.000.000
Properti #4
Komplek Ruko Taman Kedamian Asri Blok I No. 6, Jalan Hayam Wuruk,
Kelurahan Kedamaian, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Kota Bandar
Lampung, Propinsi Lampung.
-
Ruko (Lt/Lb)
80/80
m
2
Ruko (Lt/Lb)
142/390
m
2
Ruko (Lt/Lb)
172/390 m
2
Ruko (Lt/Lb)
223/278
m
2
Tanah dan Bangunan (LT/LB)
2.250.000.000
2.250.000.000
Properti #8
Jalan PU Lantebung No. 40 petak 9, Kelurahan Parangloe, Kecamatan
Tamalanrea, Kota makassar, Propinsi Sulawesi Selatan
-
2.697.000.000
2.697.000.000
Properti #7
Jalan Arteri Supadio Ruko No. 1C, Kelurahan Sungai Raya, Kecamatan Sungai
Raya, Kota Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat.
-
2.553.000.000
2.553.000.000
Properti #6
Komplek Ruko Plaza Juanda Blok B No. 26, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan
Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur.
-
348.000.000
348.000.000
Properti #5
Komplek Ruko Plaza Juanda Blok B No. 27, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan
Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur.
-
348.000.000
594/540 m
2
Properti #9
1.686.600.000
1.686.600.000
3.462.000.000
Komp Ruko Sunter Permai Blok C.9, Jl. Danau Sunter Utara, Kelurahan Sunter
Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara, Propinsi DKI
Jakarta
-
Ruko (Lt/Lb)
99/270
m
2
3.462.000.000
Properti #10
2.920.700.000
Komplek Pergudangan Merunda Center, Blok A-4 No. 11, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat
-
Tanah dan Bangunan (LT/LB)
600/420 m
2
Laporan Ringkas Penilaian Properti PT ARITA PRIMA INDONESIA
File No.073.4.Rev/IA-1/Sek/IX/2013
280
2.920.700.000
vi
Properti #11
Komplek Pergudangan Merunda Center, Blok A-3 No. 12, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat
-
Tanah dan Bangunan (LT/LB)
600/420 m
2
Properti #12
Komplek Pergudangan Merunda Center, Blok A-4 No. 10, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat
-
Tanah dan Bangunan (LT/LB)
600/420 m
2
Properti #13
2.893.600.000
2.893.600.000
2.920.700.000
2.920.700.000
2.920.700.000
Komplek Pergudangan Merunda Center, Blok A-4 No. 11, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat
-
Tanah dan Bangunan (LT/LB)
600/420 m
2
Properti #14
Komplek Pergudangan Merunda Center, Blok A-4 No. 19, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat
-
Tanah dan Bangunan (LT/LB)
600/420 m
2
Properti #15
Komplek Pergudangan Merunda Center, Blok A-4 No. 20, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat
-
Tanah dan Bangunan (LT/LB)
600/420 m
2
Properti #16
Komplek Pergudangan Merunda Center, Blok A-1 No. 17, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat
-
Tanah dan Bangunan (LT/LB)
600/420 m
2
Properti #17
Komplek Pergudangan Merunda Center, Blok A-1 No. 16, Kelurahan
Segaramakmur, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa
Barat
-
Tanah dan Bangunan (LT/LB)
600/420 m
2
Properti #18
Jalan Tjilik Riwut No. 3 Km 2,5, Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan
Baamang, Kota Kotawaringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah
-
Ruko (Lt/Lb)
98/225 m
2
2.920.700.000
2.920.700.000
2.920.700.000
2.920.700.000
2.920.700.000
2.920.700.000
2.920.700.000
2.920.700.000
2.920.700.000
1.057.000.000
1.057.000.000
Properti #19
1.057.000.000
Jalan Tjilik Riwut No. 4 Km 2,5, Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan
Baamang, Kota Kotawaringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah
-
Ruko (Lt/Lb)
97/225
m
2
1.057.000.000
Properti #20
Jalan Siak II, Rt. 005, Rw. 03, Kelurahan Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung
Sekaki (d/h Tampan), Kota Pekanbaru, Propinsi Riau
-
Tanah Kosong
470 m
2
296.100.000
296.100.000
Laporan Ringkas Penilaian Properti PT ARITA PRIMA INDONESIA
File No.073.4.Rev/IA-1/Sek/IX/2013
281
vii
Prroperti #21
Ja
alan Ciparun
ngsari, Desa Ciparungsari dan Desa
a Karyameka
ar, Kecamata
an
Cibatu, Kabupa
aten Purwaka
arta, Propinsi Jawa Barat
-
Tanah Kossong
56.244 m
2
67.390.000
12.76
Prroperti #22
Se
eluruh Gudan
ng Kantor Usa
aha PT Arita Prima
P
Indone
esia
-
Kendaraan
n bermotor
08.300.000
6.20
6.20
08.300.000
Prroperti #23
Se
eluruh Gudan
ng Kantor Usa
aha PT Arita Prima
P
Indone
esia
-
12.76
67.390.000
R
Tangg
ga
Peralatan Kantor dan Rumah
23.240.000
2.82
23.240.000
2.82
JUML
LAH
63.25
58.130.000
Deng
gan demikian kami berp
pendapat bahwa :
Nilai Wajar Aset Tetap selurruhnya pada
a tanggal 30 April 2013 adalah :
Rp
p. 63.258.13
30.000,M PULUH TIGA MILYAR
R DUA RAT
TUS LIMA PULUH
P
DEL
LAPAN JUTA
A
( ENAM
S
SERATUS
T
TIGA
PULUH
H RIBU RUP
PIAH )
untukk diperguna
akan sesuai dengan tujuan/kepen
ntingan lapo
oran ini de
engan memperhatikan
kome
entar, penjellasan, asum
msi serta sya
arat dan kondisi pembattas yang terccantum dala
am laporan
ini.
Berdasarkan kon
nfirmasi kep
pada pembe
eri tugas aset tanah ko
osong yang terletak di P
Pekanbaru
dan P
Purwakarta masih meru
upakan aset non operassional yang belum
b
digun
nakan.
Kamii tidak men
ngambil tan
nggung jawa
ab atas ke
erugian yang ditimbulkan atas pe
enggunaan
laporran ini yang
g bertentang
gan dengan
n syarat-sya
arat dan ko
ondisi pemb
batas yang tercantum
didalam laporan ini.
a kami tida
ak mempero
oleh manfaa
at atau keu
untungan ap
papun dari
Kamii tegaskan pula bahwa
prope
erti yang ka
ami nilai serrta nilai yan
ng kami lapo
orkan, baik saat ini ma
aupun dimassa datang,
kecuali imbalan jasa
j
yang te
elah disetuju
ui atas penila
aian propertti tersebut.
beri tugas dengan
d
ini secara tegas
s membebasskan (vrijwa
aring) KJPP Iskandar Assmawi dan
Pemb
Reka
an terhadap
p tuntutan pihak
p
lain dan
d
berjanji untuk mem
mbayar gan
nti rugi kepa
ada KJPP
Iskan
ndar Asmaw
wi dan Reka
an, jika KJP
PP Iskandarr Asmawi dan Rekan karena
k
seba
ab apapun
dirug
gikan oleh pihak lain terkkait dengan penugasan penilaian in
ni.
Horm
mat Kami,
Lapora
an Ringkas Pen
nilaian Properti PT ARITA PRIM
MA INDONESIA
A
File No
o.073.4.Rev/IA--1/Sek/IX/2013
282
viii
XVIII. ANGGARAN DASAR
Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana termaktub adalah merupakan Anggaran Dasar Perseroan yang
terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Arita Prima Indonesia No. 258 tanggal 124-2013 (dua belas April dua ribu tiga belas) dibuat dihadapan Rudy Siswanto, S.H., Notaris di Jakarta
Utara. Akta tersebut telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-23043.
AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 30 April 2013 serta Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar Perseroan telah dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 3 Mei 2013, No AHU-AH.01.10-17244 serta
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0041412.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 03 Mei 2013,dan
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan telah dicatat dalam Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 03 Mei 2013 Nomor
AHU-AH.01.10-17245 serta didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0041413.AH.01.09.Tahun 2013
tanggal 03 Mei 2013, adalah sebagai berikut:
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Perseroan ini diberi nama perseroan terbatas :
“PT Arita Prima Indonesia” (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat dengan “Perseroan”),
berkedudukan di Jakarta Utara, perseroan mana didirikan dalam rangka undang-undang dan peraturanperaturan yang berlaku di Negara Republik Indonesia khususnya Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2007 (duaribu tujuh) tentang Penanaman Modal.
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain baik di dalam maupun di luar wilayah
Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi denganpersetujuan dari Dewan Komisaris.
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
Pasal 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas lamanya dan dimulai pada tanggal 31-05-2001
(tiga puluh satu Mei dua ribu satu).
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
Pasal 3
1. Maksud dan tujuan dari Perseroan ini ialah berusaha dalam bidang industri dan perdagangan;
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
Kegiatan Usaha Utama:
- menjalankan usaha industri dan perdagangan barang-barang logam (valves, fitting, boiler),
termasuk ekspor, impor interinsulair dan lokal baik atas perhitungan sendiri maupun atas
perhitungan dengan pihak lain secara komisi, menjadi leveransier, grosier supplier, distributor,
283
wakil/agen dari perusahaan atau badan hukum lainnya baik dari dalam maupun luar negeri (tetapi
tidak termasuk menjadi agen perjalanan atau pariwisata).
Kegiatan Usaha Penunjang :
menyewa gudang, membeli gudang yang akan dipakai sebagai tempat penyimpanan barang-barang
Perseroan dan kegiatan usaha lainnya guna menunjang kegiatan usaha utama Perseroan.
MODAL
Pasal 4
1. Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp. 180.000.000.000,- (seratus delapan puluh milyar rupiah) terbagi
atas 1.800.000.000 (satu milyar delapan ratus juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal
Rp. 100,- (seratus rupiah).
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebanyak 44,4% (empat puluh empat koma
empat persen) atau sejumlah 800.000.000 (delapan ratus juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp. 80.000.000.000,- (delapan puluh milyar rupiah) oleh para pemegang saham yang telah
mengambil bagian saham dengan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada sebelum
akhir akta ini.
3. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak
berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat
pemanggilan rapat umum pemegang saham mengenai penyetoran tersebut;
b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di Bapepam
dan LK(disebut juga Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ) dan tidak
dijaminkan dengan cara apapun juga;
c. memperoleh persetujuan dari rapat umum pemegang saham dengan korum sebagaimana diatur
dalam angka 15 huruf cbutir 1 peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-179/BL/2008 tertanggal 14-5-2008 (empat belas Mei dua ribu
delapan) tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum
Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
d. dalam hal benda yang dijadikan setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan yang
tercatat di Bursa Efek maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar;
e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan
atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan atau unsur
modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang
telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
4. Saham-saham yang masih dalam simpanan/portepel akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dan
harga tersebut tidak di bawah pari, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam
anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa
Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
5. Kecuali sebagaimana ditentukan pada ayat 7 Pasal 4 ini,jika saham yang masih dalam simpanan
akan dikeluarkan dengan cara penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu
(selanjutnya disingkat dengan “Penawaran Umum Terbatas”) kepada para pemegang saham, maka
seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada
284
tanggal sebagaimana ditetapkan oleh Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
yang menyetujui Penawaran Umum Terbatas tersebut mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli
saham yang hendak dikeluarkan tersebut (selanjutnya disebut juga “Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
disingkat “HMETD”) seimbang dengan Jumlah saham yang mereka miliki (proporsional); HMETD
tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain dengan mengindahkan ketentuan anggaran dasar
dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Direksi harus mengumumkan keputusan
tentang pengeluaran saham dengan penawaran umum terbatas tersebut sekurang kurangnya dalam
1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran luas dalam wilayah Republik
Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi. Para pemegang saham atau pemegang HMETD
tersebut berhak membeli saham yang akan dikeluarkan tersebut sesuai dengan jumlah HMETD yang
dimilikinya pada waktu dan dengan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham yang dimaksud dalam ayat 4 Pasal 4 ini.
Apabila dalam waktu yang telah ditentukan dalam keputusanRapat Umum Pemegang Saham
tersebut diatas, para pemegang saham atau para pemegang HMETD tidak melaksanakan hak atas
pembelian saham yang ditawarkan kepada mereka sesuai dengan jumlah HMETD yang dimilikinya
dengan membayar lunas secara tunai harga saham yang ditawarkan itu kepada Perseroan, maka
saham tersebut akan dialokasikan kepada para pemegang saham yang hendak membeli saham
dalam jumlah yang lebih besar dari porsi HMETDnya sebanding dengan jumlah HMETD yang telah
dilaksanakan, dengan mengindahkan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang tidak diambil
bagian :
(i) Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut jumlah
maksimumnya belum ditetapkan serta dilakukan tanpa adanya jaminan dari pembeli siaga, maka
sisa saham yang tidak diambil bagian tersebut tidak jadi dikeluarkan dan tetap dalam simpanan
Perseroan;
(ii) Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut telah
ditetapkan jumlahnya serta dilakukan dengan jaminan dari pihak tertentu yang bertindak sebagai
pembeli siaga dalam Penawaran Umum Terbatas tersebut, yang telah menyatakan kesediaannya
untuk membelisisa saham tersebut, maka sisa saham tersebut wajib dialokasikan kepada pembeli
siaga, demikian dengan harga dan syarat yang tidak lebih ringan daripada yang telah ditetapkan
dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut; demikian dengan mengindahkan
ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
6. Ketentuan ayat 4 dan 5 diatas secara mutatis mutandis juga berlaku di dalam hal Perseroan
hendak mengeluarkan efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung
hak untuk memperoleh saham seperti obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang
dapat mempengaruhi komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan, satu dan lainnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan tidak mengurangi izin
pihak yang berwenang sejauh disyaratkan berdasarkan peraturan perundang-undangan (selanjutnya
disebut “Efek Bersifat Ekuitas”).
7. Jika saham yang masih dalam simpanan hendak dikeluarkan oleh Perseroan kepada para pemegang
efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham
seperti obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan
berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, maka Direksi berwenang melakukan
pengeluaran saham dimaksud tanpa memberikan hak kepada para pemegang saham yang ada pada
saat itu untuk membeli terlebih dahulu saham yang akan dikeluarkan tersebut, satu dan lain dengan
mengindahkan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
8. Direksi berwenang mengeluarkan saham, efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang
mengandung hak untuk memperoleh saham seperti obligasi konversi, waran atau efek konversi
lainnya dengan penawaran terbatas (private placement) atau penawaran umum (kedua, ketiga dan
selanjutnya) sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, tanpa memberikan HMETD
kepada para pemegang saham yang ada;
285
-Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
kepada pemegang Saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham :
ditujukan kepada karyawan Perseroan;
ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang telah
dikeluarkan dengan persetujuan rapat umum pemegang saham;
dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/ atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh rapat umum
pemegang saham; dan/atau dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang
memperbolehkan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek terlebih Dahulu; Saham, efek yang
dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham seperti
obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang dikeluarkan tersebut dapat dijual Perseroan
kepada pihak dengan harga, jumlah, jangka waktu dan persyaratan yang ditentukan oleh Rapat Direksi
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dengan mengindahkan peraturan
perundang undangan di bidang Pasal Modal.
9. dalam hal peningkatan jumlah saham yang ditempatkan lebih lanjut sehubungan dengan peningkatan
modal dasar Perseroan, maka ketentuan dalam ayat 4, 5, 6, 7 dan 8 Pasal ini berlaku pula secara
mutatis mutandis bagi pengeluaran saham karena adanya peningkatan modal dasar tersebut;
10. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan
mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yang diterbitkan
oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
11. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari
25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang:
a. telah memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham untuk menambah modal dasar;
b. telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
c. penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh
lima persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan
setelah penambahan modal dasar mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia;
d. Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam butir c di atas tidak terpenuhi
sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal
dasar dan modal disetor memenuhi ketentuan Pasal 33 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Nomor
40 tahun 2007 (dua ribu tujuh) tentang Perseroan Terbatas (disingkat “UUPT”) dalam jangka waktu
2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam butir c di atas ini tidak terpenuhi.
e. Persetujuan rapat umum pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam butir a diatas ini
termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam butir
d di atas.
-Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya
penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25% (dua puluh
lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan
oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan
anggaran dasar dari Menteri atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.
286
SAHAM
Pasal 5
1. Semua saham yang dikeluarkan Perseroan adalah saham-saham atas nama sebagaimana terdaftar
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.
2. Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 UUPT.
3. Jika suatu tindakan Perseroan mengakibatkan terjadi pecahan nilai nominal saham, ketentuan
mengenai perlakuan pecahan nilai nominal saham, hak pemegang pecahan nilai nominal saham dan
bukti pemilikan pecahan nilai saham akan ditetapkan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang
memutus kan tindak Perseroan yang mengakibatkan terjadinya pecahan nilai nominal saham tersebut.
4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham,
yaitu yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan. Setiap 1 (satu) saham memberikan 1 (satu) hak suara.
5. Dalam hal 1 (satu) saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka para pemilik
bersama tersebut harus menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang lain sebagai
wakil mereka bersama dan hanya nama wakil ini saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang
Saham dan wakil ini harus dianggap pemegang saham yang sah dari saham bersangkutan dan berhak
untuk menjalankan dan mempergunakan semua hak-hak berdasarkan hukum yang timbul atas sahamsaham tersebut.
6. Dalam hal para pemilik bersama itu lalai untuk memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan
mengenai penunjukan wakil bersama itu, maka suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham untuk saham itu dianggap tidak sah, sedangkan pembayaran dividen atas saham itu ditunda.
7. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal dan UUPT.
Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal; serta
pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal;
8. Setiap pemegang saham harus tunduk kepada anggaran dasar ini dan kepada semua keputusankeputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundangundangan yang berlaku.
9. Saham-saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.
SURAT SAHAM
Pasal 6
1. Bukti kepemilikan Saham sebagai berikut:
a. Dalam hal Saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian
dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupasurat saham
atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.
b. Dalam hal Saham Perseroan masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian
dan Penyimpanan, atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif)
diterbitkan dalam bentuk Konfirmasi Pencatatan Saham yang ditandatangani oleh Direksi Perseroan
atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada Konfirmasi Pencatatan Saham.
287
2. Perseroan dapat mengeluarkan suatu surat kolektif saham yang memberi bukti pemilikan dari 2 (dua)
saham atau lebih saham-saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham.
3. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan :
a.
b.
c.
d.
Nama dan alamat para pemegang saham;
Nomor surat saham;
Tanggal pengeluaran surat saham;
Nilai nominal saham.
4. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan:
a.
b.
c.
d.
e.
Nama dan alamat pemegang saham;
Nomor surat kolektif saham;
Tanggal pengeluaran surat kolektif saham;
Nilai nominal saham;
Jumlah saham dan nomor urut saham-saham bersangkutan.
5. Konfirmasi Pencatatan Saham yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan
Kolektif sekurang-kurangnya harus mencantumkan :
a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian yang
melaksanakan Penitipan Kolektif yang bersangkutan;
b. Tanggal pengeluaran Konfirmasi Pencatatan Saham;
c. Jumlah saham yang tercakup dalam Konfirmasi Pencatatan Saham;
d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam Konfirmasi Pencatatan Saham;
e. ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama adalah
sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lainnya;
f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan Konfirmasi Pencatatan Saham;
6. Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/
atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham harus dicetak dan diberi nomor urut dan harus
dibubuhi tanggal pengeluaran serta memuat tandatangan dari seorang Direktur yang ditunjuk oleh
Rapat Direksi dan seorang Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris atau tanda tangan
dapat dicetak langsung pada surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi
dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham, dengan mengindahkan
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek, di tempat di mana
saham saham tersebut dicatatkan.
SURAT SAHAM PENGGANTI
Pasal 7
10. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika Perseroan
menerima bukti yang cukup, bahwa :
a. surat saham tersebut rusak;
b. pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian surat saham adalah pemilik surat
saham tersebut; dan Asli surat saham yang rusak tersebut wajib dikembalikan kepada Perseroan
dan dapat ditukar dengan surat saham baru yang nomornya sama dengan nomor surat saham
aslinya.
c. asli surat saham yang rusak tersebut wajib dimusnahkan setelah diberikan surat saham pengganti.
288
11. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika Perseroan
menerima bukti yang cukup, bahwa :
a. surat saham tersebut hilang;
b. pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian surat saham adalah pemilik surat
saham tersebut; dan
c. pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian surat saham memberikan jaminan yang
dipandang cukup oleh Direksi.
12. Biaya untuk pengeluaran surat saham pengganti itu harus ditanggung oleh pemilik surat saham yang
bersangkutan.
13. Direksi dalam rapat Direksi harus membuat Berita Acara Rapat mengenai surat saham pengganti
dalam hal surat saham rusak dan/atau surat saham hilang dengan menyebutkan alasannya. Surat
saham asli yang rusak itu dimusnahkan oleh Direksi dalam rapat Direksi, hal mana harus dicatat dalam
Berita Acara Rapat tersebut.
14. Pengeluaran surat saham pengganti yang hilang wajib diumumkan di Bursa di tempat di mana sahamsaham Perseroan dicatatkan dalam waktu sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kalender
sebelum pengeluaran pengganti surat saham dengan memperhatikan peraturan Bursa Efek di tempat
di mana saham saham Perseroan dicatatkan.
15. Pengeluaran surat saham pengganti untuk suatu surat saham menurut pasal ini, mengakibatkan surat
saham aslinya menjadi batal dan tidak berlaku lagi, yang berlaku terhadap Perseroan adalah surat
saham pengganti.
16. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mengenai pengeluaran surat saham pengganti juga berlaku
untuk pengeluaran surat kolektif saham pengganti atau Efek Bersifat Ekuitas.
PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 8
1. Saham-saham yang berada dalam Penitipan Kolektif berlaku ketentuan dalam pasal ini yaitu :
a. saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat
dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
b. saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam
rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek tersebut;
c. apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio
Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian maka Perseroan akan mencatatkan
saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian
untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif
tersebut;
d. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas atau Bank Kustodian sebagaimana
dimaksud dalam huruf c di atas sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang
Saham Perseroan;
289
e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak
investasi kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama Pihak
yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud;
Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank
Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan;
f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib
menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam
rekening Efek;
g. dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan
Perseroan adalah sepadan dan dapat ditukarkan antara satu dengan yang lain;
h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan
bukti dan atau jaminan yang cukup bahwa Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham
dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah;
i.
Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham
tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk
pemeriksaan perkara pidana.
j.
pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau
mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya pada rekening tersebut;
k. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah
saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan
Rapat Umum Pemegang Saham;
l.
Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank kustodian yang
merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan
ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut
selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum Rapat Umum Pemegang Saham;
m. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank
Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening
pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut;
n. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada BankKustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank
Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak
investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian; dan
o. batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif
ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham
Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga
290
Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambatlambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham
yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.
p. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia di tempat di mana sahamsaham Perseroan dicatatkan.
DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS
Pasal 9
1.
Direksi wajib mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat
kedudukan Perseroan.
2.
Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat :
a. nama dan alamat para pemegang saham dan/ atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
b. jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimilik para pemegang saham;
c. jumlah yang disetor atas setiap saham;
d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham dan
tanggal perolehan hak gadai tersebut;
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang;
f. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi;
3.
Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/ atau pada perseroan lain serta tanggal
saham itu diperoleh. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang
Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.
4.
Dalam hal terjadi perubahan alamat pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham atau Daftar Khusus Perseroan, pemegang saham wajib memberitahukan kepada Direksi
secara tertulis. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka semua surat-surat, panggilan dan
pemberitahuan kepada Pemegang Saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat Pemegang
Saham yang terakhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.
5. Catatan-catatan dalam Daftar Pemegang Saham dan dalam Daftar Khusus harus ditandatangani oleh
Direktur Utama dan Komisaris Utama.
6. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar khusus di kantor Perseroan, pemegang
saham atau wakilnya yang sah dapat meminta agar Daftar Pemegang Saham, khusus yang berkenaan
dengan diri pemegang saham yang bersangkutan diperlihatkan kepadanya pada waktu jam kerja
Perseroan.
7. Pemegang Saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan
kepada seorang pemegang saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar ini.
8. Pendaftaran nama lebih dari 1 (satu) orang untuk 1 (satu) saham atau pemindahan hak dari 1 (satu)
saham kepada lebih dari 1 (satu) orang tidak diperkenankan. Karenanya dalam hal pemilikan bersama
dari 1 (satu) saham, para pemilik bersama harus mengangkat di antara mereka seorang yang akan
mewakili mereka dalam pemilikan saham itu dan yang harus dianggap sebagai pemegang saham
tersebut, yang namanya harus dicatat sebagai pemegang saham dalam Daftar Pemegang Saham dan
atas surat saham yang bersangkutan.
291
-Dalam hal para pemilik bersama itu lalai untukmemberitahukan secara tertulis kepada Perseroan
mengenai penunjukan wakil bersama itu, Perseroan berhak memperlakukan pemegang saham yang
namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya pemegang
saham yang sah atas saham-saham tersebut.
9. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk
melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus. Setiap
pendaftaran dan pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai
suatu penjualan, pemindahtanganan, pengagunan, gadai, cessie yang menyangkut saham-saham
Perseroan atau hak-hak atau kepentingan-kepentingan atas saham-saham harus dilakukan sesuai
dengan anggaran dasar ini, peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan
Bursa Efek di tempat di mana saham- saham Perseroan dicatatkan.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Pasal 10
1. Pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau
atas nama Pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama Pihak yang menerima pemindahan
hak atas saham yang bersangkutan.
b.
Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan Perusahaan Efek.
2. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/ atau yang
dapat diterima oleh Direksi dengan ketentuan, bahwa dokumen pemindahan hak atas saham-saham
yang tercatat pada Bursa Efek harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
3. Pemindahan hak atas saham-saham yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam anggaran
dasar ini atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan
di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan
dicatatkan atau tanpa persetujuan dari pihak yang berwenang jika disyaratkan, tidak berlaku terhadap
Perseroan.
4. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak
untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan
dalam Anggaran Dasar ini tidak dipenuhi.
5. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib
mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima
oleh Direksi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya di
bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
6. Dalam hal terjadi pengubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar
Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari pemilik
baru tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan memperhatikan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan
Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
7. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang pemegang saham
atau karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham berubah berdasarkan hukum,
dapat dengan mengajukan bukti-bukti haknya tersebut, sebagaimana sewaktu-waktu dapat disyaratkan
oleh Direksi, mengajukan permohonan secara tertulis untuk di daftar sebagai pemegang saham dari
saham- tersebut. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik atas dasar
bukti-bukti hak itu dan tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar ini.
292
8. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib
memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan ketentuan Bursa
Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.
DIREKSI
Pasal 11
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi.
2. Direksi terdiri dari sedikit-dikitnya 2 (dua) orang anggota, yang terdiri dari :
− 1 (satu) orang Direktur Utama; dan
− 1 (satu) orang Direktur atau lebih, dengan memperhatikan ketentuan UUPT, peraturan perundang
undangan yang berlaku dibidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lain yang
terkait dengan kegiatan usaha Perseroan;
3. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dengan
ketentuan minimum 1 (satu) orang berkewarganegaraan asing dan 1 (satu) orang berkewarganegaraan
Indonesia, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya Rapat Umum
pemegang Saham Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatannya (mereka), kecuali apabila
ditentukan lain dalam rapat umum pemegang saham.
4. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan
keputusan rapat umum pemegang saham.
5. Rapat Umum Pemegang Saham sewaktu-waktu dapat memberhentikan seorang atau lebih anggota
Direksi sebelum masa jabatannya berakhir. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat
tersebut kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham.
6. Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham memberhentikan anggota Direksi sebagaimana dimaksud
dalam ayat 5 Pasal ini maka pemberhentian anggota Direksi tersebut harus menyebutkan alasannya
dan memberikan kesempatan kepada anggota Direksi yang diberhentikan tersebut untuk membela
dirinya apabila anggota Direksi tersebut menghadiri Rapat yang bersangkutan.
7. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis kepada Perseroan dan Perseroan wajib menyelenggarakan rapat umum pemegang saham
untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat
60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri.
-Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan rapat umumpemegang saham dalam jangka waktu
tersebut diatas maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota Direksi
menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan rapat umum pemegang saham.
8. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Direksi yang bersangkutan tetap berkewajiban
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
-
Pembebasan tanggung jawab anggota Direksi yang mengundurkan diri diberikan setelah rapat umum
pemegang saham tahunan membebaskannya.
9. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi
menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh
rapat umum pemegang saham dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi
persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.
293
10.Setiap anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara waktu dari jabatannya oleh Dewan
Komisaris berdasarkan keputusan Rapat Dewan Komisaris dengan memperhatikan ketentuan dalam
ayat 5 pasal ini;
11.Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang
anggota Direksi yang diberhentikan dari jabatannya atau yang mengundurkan diri atau Rapat Umum
Pemegang Saham dapat mengangkat seorang sebagai anggota Direksi untuk mengisi lowongan, atau
menambah jumlah anggota Direksi baru.
-Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan atau
atau anggota Direksi yang mengundurkan diri atau untuk mengisi lowongan adalah untuk sisa masa
jabatan dari Direktur yang diberhentikan/ digantikan tersebut, dan masa jabatan dari penambahan
anggota Direksi baru tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari Direksi yang masih menjabat pada
masa itu kecuali apabila ditentukan lain dalam rapat umum pemegang saham.
12.Masa jabatan anggota Direksi dengan sendirinya berakhir, apabila anggota Direksi tersebut :
a. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan pengadilan;
atau
b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku ; atau
c. meninggal dunia ; atau
d. diberhentikan karena keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
13.Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya anggota Direksi (jika ada) ditetapkan oleh rapat umum pemegang
saham dan wewenang tersebut oleh rapat umum pemegang saham dapat dilimpahkan kepada Dewan
Komisaris.
14.Bilamana jabatan seorang anggota Direksi lowong karena sebab apapun yang mengakibatkan jumlah
anggota Direksi kurang dari 2 (dua) orang, maka selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari
setelah terjadi lowongan itu, harus diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan
tersebut dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
15.Apabila jabatan Direktur Utama lowong dan selama masa penggantinya belum diangkat atau
belum memangku jabatannya, maka salah seorang Direktur yang ditunjuk oleh Rapat Direksi akan
menjalankan kewajiban sebagai Direktur Utama dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab
yang sama sebagai Direktur Utama. Dalam hal seluruh anggota Direksi lowong maka berlaku
ketentuan dalam pasal 15 ayat 10 anggaran dasar ini.
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 12
1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam
mencapai maksud dan tujuannya.
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik danpenuh tanggung jawab menjalankan tugasnya
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direksi mewakili Perseroan secara sah dan secara langsung baik di dalam maupun di luar Pengadilan
tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikatkan Perseroan dengan pihak lain dan pihak
lain dengan Perseroan serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan
maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan untuk :
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil uang
Perseroan di Bank) ;
294
b. mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar
negeri;
c. mengikat Perseroan sebagai penanggung/penjamin;
d. membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau melepaskan hak atas barang-barang
tidak bergerak, termasuk bangunan-bangunan dan hak-hak atas tanah serta perusahaanperusahaan;
e. menggadaikan atau membebankan barang-barang kekayaan Perseroan;
f.
melakukan investasi;
g. menjaminkan saham-saham Perseroan dalam perusahaan lain;
h. pengangkatan konsultan hukum atau advokat yang diperlukan untuk suatu pekerjaan konsultasi
atau dalam hal Perseroan berperkara;
i.
mengadakan perjanjian/kontrak atau kewajiban-kewajiban lain, atau mengadakan pengikatan
untuk segala macam transaksi terhadap pihak lain;
harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dariatau akta yang bersangkutan turut
ditandatangani oleh Dewan Komisaris;
4. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak ataumenjadikan jaminan utang seluruh atau
dengan nilai sebesar 100 % (seratus persen) maupun sebagian besar yaitu dengan nilai lebih dari
50 % (lima puluh persen) dari harta kekayaan bersih Perseroan dalam satu tahun buku dalam satu
transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain harus
mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat dan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat 2 anggaran dasar Perseroan.
5. Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : IX.E.2 tentang Transaksi Material
dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama harus mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham
Perseroan dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan Nomor: IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha
Utama;
6. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan.
a. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak
perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi lainnya berhak dan
berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi mewakili Perseroan.
7. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya Direksi berhak untuk mengangkat seorang kuasa atau lebih
untuk bertindak atas nama Direksi dan untuk maksud itu harus memberikan surat kuasa, dalam
surat kuasa tersebut diberi wewenang kepada pemegang-pemegang kuasa itu untuk melakukan
tindakantindakan tertentu.
8. Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham,
dalam hal rapat umum pemegang saham tidak menetapkan maka pembagian tugas dan wewenang
setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Direksi.
9. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara
kepentingan ekonomis pribadi Direksi, anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham dengan
kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi harus memperoleh persetujuan rapat umum pemegang
saham dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 3 anggaran
dasar Perseroan, dengan memperhatikan peraturan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor:
IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
10.Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang
295
anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan
mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka
dalam hal ini Perseroan diwakili oleh anggota Dewan Komisaris, dengan memperhatikanperaturan
perundang-undangan yang berlaku.
RAPAT DIREKSI
Pasal 13
1. Rapat Direksi dapat diadakan sekurang-kurangnya setahun sekali kecuali apabila dianggap perlu
oleh salah seorang anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota
Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama
sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh
Perseroan dengan hak suara yang sah.
2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut
ketentuan pasal 12 anggaran dasar ini.
3. Pemanggilan untuk Rapat Direksi wajib diberikan secara tertulis (surat tercatat), dikirimkan langsung
dengan mendapat tanda terima atau dengan telegram, faksimile, yang ditegaskan dengan surat
tercatat pemanggilan mana harus dikirimkan kepada para anggota Direksi selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kalender sebelum Rapat tersebut diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat
dalam keadaan yang mendesak yaitu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender sebelumnya yang
ditetapkan oleh Direktur Utama.
4. Pemanggilan tersebut harus mencantumkan acara Rapat, tanggal, waktu dan tempat Rapat.
5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau ditempat kedudukan Bursa Efek di
tempat mana saham-saham Perseroan dicatatkan asal saja dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila
semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan
dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan
mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama tidak ada atau berhalangan
untuk menghadiri Rapat Direksi, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah
seorang anggota Direksi yang hadir dan dipilih dalam Rapat tersebut dapat mengetuai Rapat Direksi.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh seorang anggota Direksi lain
berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut.
10.Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang maka Direktur Utama selaku
pimpinan rapat yang memutuskan.
11.Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara
untuk setiap anggota Direksi lainnya yang diwakilinya.
a. Setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan caraapapun baik secara langsung maupun
296
secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak
yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat
kepentingan dalam suatu Rapat Direksi dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara
mengenai hal-hal tersebut, kecuali jika Rapat Direksi menentukan lain.
b. Pemungutan suara mengenai orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan
sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali ketua rapat
menentukan lain tanpa keberatan dari yang hadir.
12.Berita acara Rapat Direksi harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan oleh seorang anggota Direksi
lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam rapat yang bersangkutan. Apabila berita acara dibuat oleh
seorang Notaris, tandatangan-tandatangan tersebut tidak disyaratkan.
13.Berita acara Rapat Direksi yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 pasal ini merupakan bukti
yang sah mengenai keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi yang bersangkutan, baik
untuk para anggota Direksi maupun untuk pihak ketiga.
14.Direksi dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat
Direksi, dengan ketentuan bahwa semua anggota Direksi telah diberitahukan secara tertulis tentang
usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul
yang diajukan secara tertulis serta menanda-tangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil
dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah
dalam rapat Direksi.
DEWAN KOMISARIS
Pasal 14
1.
Dewan Komisaris terdiri dari sedikit-dikitnya 2 (dua)orang anggota, yang terdiri dari:
−
−
1 (satu) orang Komisaris Utama;
1 (satu) orang Komisaris atau lebih, dengan memperhatikan ketentuan UUPT, peraturan
perundang-undangan yang berlaku dibidang Pasar Modal dan peraturan perundangundangan lain yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan;
2.
Setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan
keputusan Dewan Komisaris atau berdasarkan penunjukan dari Dewan Komisaris.
3.
Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham, dengan ketentuan minimum 2 (dua) orang berkewarganegaraan asing dan 2 (dua) orang
berkewarganegaraan Indonesia, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat
ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatannya
(mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam rapat umum pemegang saham Perseroan;
4.
Anggota Dewan Komisaris setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai
dengan keputusan rapat umum pemegang saham.
5.
Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan pada setiap waktu meskipun masa
jabatannya belum berakhir oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Pemberhentian tersebut berlaku
sejak penutupan Rapat tersebut, kecuali bila Rapat Umum Pemegang Saham menentukan lain.
6.
Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan, dan Perseroan wajib menyelenggarakan
rapat umum pemegang saham untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan
Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enampuluh) hari setelah diterimanya surat
pengunduran diri;
297
-Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan rapat umumpemegang saham dalam jangka waktu
tersebut diatas maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota Dewan
Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan rapat umum pemegang saham.
-Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tetap
berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7.
Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota
Dewan Komisaris menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka penguduran diri tersebut sah apabila
telah ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris
yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris.
8.
Dalam hal rapat umum pemegang saham memberhentikan anggota Dewan Komisaris sebagaimana
dimaksud dalam ayat 5 pasal ini maka pemberhentian anggota Dewan Komisaris tersebut harus
menyebutkan alasannya dan memberikan kesempatan kepada anggota Dewan Komisaris
yang diberhentikan tersebut untuk membela dirinya apabila anggota Dewan Komisaris tersebut
menghadiri rapat yang bersangkutan.
9.
Masa jabatan dari anggota Dewan Komisaris akan berakhir dengan sendirinya apabila anggota
Dewan Komisaris tersebut:
a. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu keputusan pengadilan;
atau
b. dilarang menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris karena ketentuan dari suatu undangundang atau peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau
c. meninggal dunia; atau
d. diberhentikan karena keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
10.
Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengangkat orang lain untuk:
a. Mengisi jabatan seorang anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan dari jabatannya; atau
b. Mengisi jabatan seorang anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri dari jabatannya;
atau
c. Mengangkat seseorang sebagai anggota Dewan Komisaris untuk mengisi suatu lowongan;
atau
d. Menambah jumlah anggota Dewan Komisaris baru; Masa jabatan seseorang yang diangkat
untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan atau anggota Dewan
Komisaris yang mengundurkan diri, atau untuk mengisi lowongan tersebut adalah untuk sisa
masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan/digantikan tersebut, dan masa
jabatan dari penambahan anggota Dewan Komisaris baru tersebut adalah untuk sisa masa
jabatan dari Dewan Komisaris yang masih menjabat pada masa itu, kecuali apabila ditentukan
lain dalam rapat umum pemegang saham.
11.
Gaji atau honorarium dan tunjangan lain dari anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham.
12.
Bilamana jabatan seorang anggota Dewan Komisaris lowong sehingga mengakibatkan jumlah
anggota Dewan Komisaris kurang dari 2 (dua) orang, maka Rapat Umum Pemegang Saham
harus diadakan dalam waktu selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sesudah terjadinya
lowongan tersebut, untuk mengisi lowongan tersebut dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
13.
Apabila jabatan Komisaris Utama lowong dan selama penggantinya belum diangkat atau belum
memangku jabatannya, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat
Dewan Komisaris akan menjalankan kewajiban Komisaris Utama dan mempunyai wewenang serta
tanggung jawab yang sama sebagai Komisaris Utama.
298
TUGAS DAN WEWENANG KOMISARIS
Pasal 15
1.
Dewan Komisaris melakukan tugas pengawasan atas kebijakan
pengurusan,
jalannya
pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi
nasehat kepada Direksi.
2.
Anggota Dewan Komisaris yang telah mendapat persetujuan dari Rapat Dewan Komisaris
berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Dewan Komisaris dalam hal memberikan
persetujuan atas tindakan Direksi yang perlu mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
3.
Para anggota Dewan Komisaris, masing-masing atau bersama-sama berhak memasuki
gedung-gedung, kantor-kantor dan halaman halaman yang dipergunakan atau dikuasai oleh
Perseroan selama jam-jam kantor dan berhak untuk memeriksa buku-buku, surat dan alat bukti
lainnya,memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas Perseroan,dokumen-dokumen dan
kekayaan Perseroan serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
Direksi.
4.
Direksi harus memberikan semua keterangan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana
diperlukan oleh Dewan Komisaris, untuk melakukan kewajiban mereka dan menyampaikan berita
acara rapat Direksi setelah dilakukan Rapat Direksi.
5.
Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai
seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus
Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan
sementara kepada seorang atau lebih diantara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan
Komisaris.
-
Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris maka segala tugas dan wewenang
yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam Anggaran
dasar ini berlaku pula baginya.
6.
Pada setiap waktu Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan Komisaris dapat
memberhentikan untuk sementara waktu anggota (anggota) Direksi dari jabatannya (jabatan
mereka) dengan menyebutkan alasannya, apabila anggota Direksi tersebut telah bertindak
bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku,
pemberhentian tersebut dengan menyebutkan alasannya.
7.
Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris, maka
perseroan wajib menyelenggarakan rapat umum pemegang saham dalam jangka waktu paling
lambat 45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal pemberhentian sementara;
-
8.
Apabila rapat umum pemegang saham tersebut tidak di adakan dalam waktu 45 (empat
puluh lima) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu
menjadi batal demi hukum, dan yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya
semua; Rapat Umum Pemegang Saham demikian ini hanya berhak dan berwenang untuk
memutuskan apakah anggota Direksi yang diberhentikan untuk sementara itu dikembalikan
pada jabatannya semula atau diberhentikan seterusnya, dengan terlebih dahulu memberikan
kesempatan kepada anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut untuk membela
dirinya dalam Rapat, apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut hadir
dalam Rapat yang bersangkutan.
Dalam hal rapat umum pemegang saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 pasal ini tidak
dapat mengambil keputusan atau setelah lewatnya jangka waktu dimaksud dalam rapat umum
pemegang saham tidak diselenggarakan, maka pemberhentian sementara anggota Direksi
menjadi batal.
299
9.
Rapat tersebut pada ayat 7 pasal ini dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk
oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan,
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat dipimpin oleh Direktur Utama.
Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga, maka Rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi. Dalam hal semua anggota
Direksi tidak hadir atau berhalangan, maka Rapat dipimpin oleh pemegang saham yang hadir
dalam Rapat yang ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat.
10.
Apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham yang bersangkutan, maka pemberhentian sementara itu harus diberitahukan
kepada yang bersangkutan, disertai alasannya.
11.
Apabila semua anggota Direksi diberhentikan untuk sementara atau apabila karena sebab apapun
juga tidak ada Direksi, maka seluruh Komisaris berhak untuk memberikan wewenang kepada
seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris untuk mengurus Perseroan untuk sementara waktu
dan bertindak atas nama serta mewakili Perseroan.
RAPAT DEWAN KOMISARIS
Pasal 16
1.
Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan sekurang-kurangnya setahun sekali kecuali apabila
dianggap perlu oleh salah seorang Komisaris atau atas permintaan tertulis seorang atau lebih
anggota Direksi atau atas permintaan 1 (satu) pemegang saham atau lebih bersama-sama memiliki
1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan
dengan hak suara yang sah.
2.
Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris
Utama berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga maka anggota Dewan Komisaris lainnya berhak dan berwenang melakukan pemanggilan
Rapat Dewan Komisaris.
3.
Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dikirimkan dengan surat tercatat atau disampaikan secara
langsung dengan tanda terima yang layak atau dengan telegram atau teleks atau faksimile yang
ditegaskan dengan secara tertulis, pemanggilan mana harus dikirimkan kepada anggota Dewan
Komisaris selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum Rapat tersebut diadakan
atau dalam waktu yang lebih singkat dalam keadaan yang mendesak yaitu selambat lambatnya
3 (tiga) hari kalender sebelum Rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan
tanggal Rapat, keadaan mendesak tersebut ditetapkan oleh Komisaris Utama.
Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir dan ataudiwakili dalam Rapat Dewan Komisaris,
pemanggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan
dimanapun juga asalkan dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan
yang sah dan mengikat.
4.
Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal,waktu dan tempat Rapat.
5.
Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau ditempat kedudukan Bursa
Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan asal saja dalam wilayah Republik
Indonesia. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, Rapat Dewan Komisaris
dapat diadakan dimanapun juga asalkan dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil
keputusan yang sah dan mengikat.
6.
Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama mengetuai Rapat, apabila Komisaris
Utama tidak ada atau berhalangan untuk menghadiri Rapat, hal mana tidak perlu dibuktikan
kepada pihak ketiga, maka Rapat diketuai oleh salah seorang Komisaris yang dipilih oleh dan dari
anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam Rapat tersebut.
300
7.
Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris oleh
anggota Dewan Komisaris yang lain berdasarkan surat kuasa.
8.
Rapat Dewan Komisaris hanya sah dan dapat mengambil keputusan-keputusan yang mengikat
apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam
Rapat tersebut.
9.
Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan
dengan sah dalam Rapat tersebut.
10.
Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang maka Komisaris Utama
selaku pimpinan rapat yang memutuskannya.
11.
Setiap anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya.
a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara
langsung maupun tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak
atau kontrak yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus
menyatakan sifat kepentingan dalam suatu Rapat Dewan Komisaris dan tidak berhak untuk
ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau
kontrak tersebut kecuali jika Rapat Dewan Komisaris menentukan lain.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda
tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali
ketua Rapat memutuskan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.
12.
Berita acara Rapat Dewan Komisaris harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan oleh seorang
anggota Dewan Komisaris lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat yang bersangkutan.
Apabila berita acara dibuat oleh seorang Notaris, tandatangan-tandatangan tersebut tidak
disyaratkan.
13.
Berita acara Rapat Dewan Komisaris yang dibuat sesuai Dengan ketentuan ayat 12 pasal ini
merupakan bukti yang sah mengenai keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Dewan
Komisaris yang bersangkutan, baik untuk para anggota Dewan Komisaris maupun untuk pihak
ketiga.
14.
Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan keputusan yang sah dan mengikat tanpa
mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan bahwa semua anggota Dewan Komisaris
telah diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota
Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyaikekuatan yang sama dengan keputusan
yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.
Rencana Kerja, Tahun Buku, dan Laporan Tahunan
Pasal 17
1.
Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat jugaanggaran tahunan Perseroan kepada Dewan
Komisaris untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris, sebelum tahun buku Perseroan dimulai.
2.
Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal iniharus disampaikan paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.
3.
Tahun buku Perseroan dimulai sejak tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga
puluh satu) Desember tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan
ditutup.
301
4.
Direksi menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan peraturan-perundang-undangan yang
ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk diajukan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan. Dalam hal ada anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang
tidak menandatangani laporan tahunan maka alasannya harus diberikan secara tertulis. Laporan
tahunan tersebut harus sudah tersedia di kantor Perseroan paling lambat sejak hari dilakukannya
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, agar dapat diperiksa oleh para pemegang
saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Pasal 67, dan Pasal 68 UUPT.
5.
Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan publik yang ditunjuk oleh
Rapat Umum Pemegang Saham untuk diperiksa. Laporan atau hasil pemeriksaan akuntan publik
tersebut disampaikan secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan melalui
Direksi.
6.
Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan serta pengesahan laporan tugas
pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
7.
Perseroan wajib mengumumkan neraca dan laporan laba rugi dari laporan keuangan dalam 2
(dua) Surat Kabar berbahasa Indonesia, satu diantaranya berperedaran nasionaldan satu beredar
atau terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Direksi setelah tahun
buku berakhir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
(a) Perseroan wajib mengumumkan neraca dan laporan laba rugi dari laporan keuangan dalam
2 (dua) Surat Kabar berbahasa Indonesia, satu diantaranya berperedaran nasional dan satu
beredar atau terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Direksi
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah mendapat pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 68 ayat (4) dan ayat (5) UUPT.
(b) Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi Perseroan yang wajib
diaudit, harus disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 66 ayat (4) UUPT dan ketentuan peraturan perundangundangan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 18
1.
Rapat Umum Pemegang Saham dalam Perseroan terdiri dari :
a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 anggaran
dasar ini.
b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya selanjutnya dalam anggaran dasar disebut Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan
sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.
2.
Istilah Rapat Umum Pemegang Saham dalam anggaran dasar ini berarti keduanya, untuk Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali
dengan tegas dinyatakan lain.
3.
Rapat Umum Pemegang Saham, dalam mata acara/agenda lain-lain tidak berhak mengambil
keputusan.
4.
1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroan dengan hak suara dapat
meminta Direksi atau Dewan Komisaris untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham
sesuai ketentuan UUPT.
5.
Dalam hal Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tidak menyelenggarakan rapat umum
pemegang saham tahunan sebagaimana dimaksud dalam dalam ayat 4 pasal ini, maka:
302
a. permintaan penyelenggaraan rapat umum pemegang saham dapat diajukan kepada Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;
b. atas persetujuan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, maka rapat
umum pemegang saham dilaksanakan oleh pemegang saham yang meminta Penyelenggaraan
rapat umum pemegang saham dengan biaya dari Perseroan; dan
c. Korum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan
rapat umum pemegang saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN
Pasal 19
1.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus diadakan setiap tahun sekali, selambat-lambatnya
dalam bulan Juni.
2.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tersebut :
a.
Direksi mengajukan perhitungan tahunan yang telah diperiksa oleh Akuntan Publik dan Laporan
Tahunan (mengenai keadaan dan jalannya Perseroan, hasil yang telah dicapai, perkiraan mengenai
perkembangan Perseroan dimasa yang akan datang, kegiatan utama Perseroan dan perubahannya
selama tahun buku serta rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi
kegiatan Perseroan), dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku
khususnya peraturan dibidang Pasar Modal.
b.
c.
d.
e.
4.
Dalam acara rapat umum pemegang saham tahunan dapat juga dimasukkan usul-usul yang diajukan
oleh:
a.
b.
5.
Diputuskan penggunaan laba Perseroan.
Dilakukan penunjukan akuntan publik atau memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris
dan/atau Direksi untuk menunjuk akuntan publik.
Bilamana perlu dapat dilakukan pengangkatan para anggota Direksi dan/atau para anggota
Dewan Komisaris dan penentuan Gaji dan tunjangan lainnya anggota Dewan Komisaris.
Dapat diputuskan hal-hal lain yang telah diajukan secarasebagaimana mestinya dalam Rapat,
dengan tidak mengurangi ketentuan dalam anggaran dasar ini.
Dewan Komisaris dan/atau seorang atau pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10
(satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroan dengan
hak suara yang sah;
Usul-usul yang bersangkutan harus sudah diterima oleh Direksi 7 (tujuh) hari sebelum tanggal
panggilan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan.
Pengesahan Laporan tahunan dan perhitungan tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada
para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam perhitungan tahunan, kecuali
perbuatan penggelapan, penipuan dan tindakan pidana lainnya.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
Pasal 20
-Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dapat diadakan setiap waktu sesuai kebutuhan bilamana
dianggap perlu oleh Direksi atau Dewan Komisaris, atau atas permintaan 1 (satu) orang atau lebih
pemegang saham yang bersama sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham
yang telah dikeluarkan Perseroan dengan hak suara.
303
TEMPAT, PEMBERITAHUAN, PEMANGGILAN DAN
WAKTU PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 21
1.
Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain dalam anggaran dasar ini Rapat Umum Pemegang
Saham harus diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroanmelakukan
kegiatan usahanya atau di tempat kedudukan Bursa Efek Indonesia dimana saham-saham Perseroan
dicatatkan asal saja dalam wilayah Republik Indonesia.
2.
Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemberitahuan dan tanggal pemanggilan, yang dilakukan dengan cara memasang iklan
sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya
berperedaran luas dansatu yang terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan
oleh Direksi, bahwa akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham.
3.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham, dengan tidak memperhitungkan tanggal
pemanggilan dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham, yang dilakukan dengan cara memasang
iklan sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya
berperedaran luas dan satu yang terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan
oleh Direksi. 4.
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut harus mencantumkan hari, tanggal, pukul,
tempat dan acara Rapat dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam
Rapat tersedia di Kantor Perseroan mulai dari tanggal dilakukan pemanggilan sampai dengan
Rapat diadakan. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus pula mencantumkan
bahwa Laporan Tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 17 ayat 4 telah tersedia di
Kantor Perseroan untuk diperiksa oleh para pemegang saham di kantor Perseroan sejak tanggal
pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sampai dengan tanggal Rapat Umum Pemegang
Saham diselenggarakan dan bahwa salinan dari neraca dan perhitungan laba rugi dari tahun buku
yang baru lalu dapat diperoleh dari Perseroan atas permintaan tertulis para pemegang saham sejak
tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang bersangkutan sampai dengan
tanggal diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Tanpa mengurangi ketentuan
lain dalam anggaran dasar ini, pemanggilan harus dilakukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris
menurut cara yang ditentukan dalam anggaran dasar.
5.
Jika korum Rapat Umum Pemegang Saham pertama tidak tercapai maka dapat diadakan Rapat Umum
Pemegang Saham yang kedua. Rapat Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan paling cepat
10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender dari Rapat Umum Pemegang
Saham pertama. Tanpa didahului pemberitahuan rapat, pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang
Saham kedua dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sebelum tanggal Rapat Umum
Pemegang Saham kedua diselenggarakan dengan menyebutkan telah diselenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham pertama tetapi tidak mencapai korum, kecuali Rapat Umum Pemegang Saham
untuk memutuskan hal-hal yang berbenturan kepentingan pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham keduadilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum tanggal Rapat
Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan dengan menyebutkan telah diselenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham pertama tetapi tidak mencapai korum. Pemanggilan Rapat Umum
Pemegang Saham kedua dilakukan dengan cara memasang iklan sekurang-kurangnya dalam 2 (dua)
surat kabar harian berbahasa Indonesia satu diantaranya berperedaran luas dan satu yang terbit di
tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Ketentuan ini berlaku tanpa
mengurangi peraturan Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya serta peraturan
Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
6.
Apabila semua pemegang saham hadir dan/atau diwakili dalam Rapat Umum Pemegang Saham,
pemberitahuan dan pemanggilan rapat terlebih dahulu tidak diperlukan (asal saja semua pemegang
saham menyetujui hal itu) dan Rapat dapat diadakan dimanapun juga dalam wilayah Republik
Indonesia dan berhak mengambil keputusan-keputusan yang mengikat.
304
7.
Usul-usul dari para pemegang saham harus dimasukkan dalam acara Rapat Umum Pemegang
Saham apabila :
a.
usul yang bersangkutan telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih
pemegang saham yang mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham
yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah;
b.
telah diterima oleh Direksi atau Dewan Komisaris melaluiSurat Tercatat disertai alasannya
sedikitnya 3 (tiga) hari kalender sebelum pemanggilan untuk Rapat yang bersangkutan
dikeluarkan;
c.
menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan
dan dengan mengingat ketentuan-ketentuan lain dalam anggaran dasar ini.
PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 22
1.
Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak
hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum
Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris, dalam hal semua anggota
Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga,
maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Direktur Utama; dalam hal Direktur Utama tidak
hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Umum
Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi; dalam hal semua anggota Direksi
tidak hadir atau berhalangan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh pemegang saham
yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat Umum
Pemegang Saham.
2.
Dalam hal anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan
diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin
oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua
anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham
dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama mempunyai benturan kepentingan atas
hal yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, maka Rapat UmumPemegang
Saham dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua
anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin
oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
3.
Ketua Rapat berhak meminta agar mereka yang hadir membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam
rapat tersebut.
4.
Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dibuat Berita
Acara Rapat, yang untuk pengesahannya ditandatangani oleh Ketua Rapat dan seorang pemegang
saham atau kuasa pemegang saham yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir dalam
Rapat.
- Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua pemegang saham dan
pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam Rapat.
5.
Penanda-tanganan yang dimaksud dalam ayat 3 pasal ini tidak disyaratkan apabila Berita Acara
Rapat itu dibuat dalam bentuk akta notaris.
6.
Berita acara yang dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam ayat 4 dan 5 pasal ini berlaku
sebagai bukti yang sah untuk semua pemegang saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan
segala sesuatu yang terjadi dalam Rapat.
305
KORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN DALAM
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 23
1.
2.
3.
Rapat Umum Pemegang Saham (termasuk Rapat Umum Pemegang Saham untuk pengeluaran
Efek Bersifat Ekuitas, serta pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan Komisaris) dapat
dilangsungkan apabila:
a.
dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per
dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dan keputusan
adalah sah jika disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan
hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham, kecuali ditentukan lain dalam
anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b.
dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tecapai, maka rapat
umum pemegang saham kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang sah apabila
dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 1/3
(satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili kecuali
ditentukan lain dalam anggaran dasar ini danperaturan perundang-undangan yang berlaku.
c.
dalam hal korum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan
korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu
penyelenggaraan rapat umum pemegang saham ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak ataumenjadikan jaminan utang seluruh atau
sebagian besar harta kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen)
jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama
lain maupun tidak, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan
agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya Perseroan, dan pembubaran,
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh
pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika
disetujui oleh lebih dari ¾ (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang
hadir dalam rapat umum pemegang saham;
b.
dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka rapat
umum pemegang saham kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh
pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih
dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat
umum pemegang saham.
c.
dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf b diatas tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan rapat umum pemegangsaham ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan hal-hal yang mempunyai benturan kepentingan,
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a.
pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan
keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen
yang tidak mempunyai benturan kepentingan;
306
b.
korum untuk Rapat Umum Pemegang Saham yang akan memutuskan hal-hal yang mempunyai
benturan kepentingan harus memenuhi persyaratan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham
tersebut dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari jumlahseluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh
pemegang saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham
independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen;
c.
dalam hal korum sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas tidak terpenuhi, maka Rapat
Umum Pemegang Saham kedua dapat mengambil keputusan dengan syarat dihadiri oleh
pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen
dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham independen yang
mewakili lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang
saham independen yang hadir; dan
d.
dalam hal korum sebagaimana dimaksud pada huruf c diatas tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
4.
Yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pemegang saham yang namanya
tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan
Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham perseroan dicatatkan.
5.
Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau pihak ketiga dengan surat kuasa
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketua Rapat berhak minta
agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya pada waktu Rapat
diadakan.
6.
Dalam Rapat tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
7.
Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa
dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa tidak dihitung dalam pemungutan
suara.
8.
Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditanda-tangani
dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan
dari pemegang saham yang hadir dalam Rapat yang berhak mengeluarkan suara.
9.
Pemungutan suara mengenai hal-hal lain harus secara lisan kecuali jika (para) pemegang saham
yang bersama-sama atau masing-masing sedikit-dikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham
Perseroan yang telah dikeluarkan minta pemungutan suara secara lisan dan secara rahasia.
10. Semua keputusan dalam anggaran dasar ini diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam
hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat, kecuali
apabila dalam anggaran dasar ini ditentukan lain. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju
sama banyaknya, jika mengenai diri orang harus dilakukan undian, jika mengenai hal-hal lain maka
usul harus dianggap ditolak.
Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat Umum pemegang saham namun tidak
mengeluarkan suara (abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan Suara mayoritas
pemegang saham yang mengeluarkan suara.
11.
Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Umum
Pemegang Saham, asal saja pengambilan keputusan tersebut dan usul yang diputuskan disetujui
secara tertulis yang ditanda-tangani oleh semua pemegang saham; Keputusan yang diambil dengan
307
cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam
Rapat Umum Pemegang Saham.
PENGGUNAAN LABA
Pasal 24
1.
Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan
laba rugi yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, dibagi menurut cara
penggunaannya yang ditentukan oleh Rapat tersebut.
2.
Dividen-dividen hanya dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan
keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham dalam putusan mana juga harus
ditentukan waktu dan cara pembayaran dividen. Dividen untuksuatu saham harus dibayarkan kepada
orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan
pasal 9 anggaran dasar ini, pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang Rapat
UmumPemegang Saham dalam mana keputusan untuk pembagian Dividen diambil, satu dan lain
dengan tidak mengurangi ketentuan dari peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham
tersebut dicatatkan.
3.
Dengan memperhatikan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan, Perseroan dapat
membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perseroan berakhir, dengan ketentuan:
a.
apabila jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal
ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib.
b.
Pembagian dividen interim tersebut tidak boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan
tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditor atau mengganggu kegiatan
Perseroan.
4.
Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi setelah memperoleh
persetujuan Dewan Komisaris dengan memperhatikan ketentuan ayat 3a dan 3b tersebut diatas.
5.
Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen interim yang
telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan.
6.
Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan,
dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim sebagaimana dimaksud
ayat 5 diatas.
7.
Jikalau perhitungan laba rugi dari satu tahun buku menunjukan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dalam perhitungan laba rugi dan
selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya Perseroan dianggap tidak memperoleh laba selama
kerugian yang tercatat dalam perhitungan laba rugi itu belum tertutup seluruhnya, dengan tidak
mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8.
Pemberitahuan mengenai dividen dan dividen interim diumumkan sedikit-dikitnya dalam 2 (dua) surat
kabar harian berbahasa Indonesia satu diantaranya berperedaran luas/nasional.
9.
Dividen dapat diambil oleh pemegang saham yang berhaksebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima)
tahun dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi
Perseroan.
- Dividen-dividen yang tidak diambil sesudah 5 (lima) tahunterhitung sejak hari dapat dibayarkan,
dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu.
- Dividen yang tidak diambil telah lewat waktu tersebut menjadi milik Perseroan.
308
10. Mengenai saham-saham yang tercatat dalam Bursa Efek berlaku peraturan-peraturan Bursa Efek di
tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
PENGGUNAAN DANA CADANGAN
Pasal 25
1.
Bagian dari laba yang disediakan untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.
Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari modal
yang ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan.
3.
Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen)
dari modal yang ditempatkan tersebut maka Rapat Umum Pemegang Saham dapat memutuskan
agar jumlah dari dana cadangan yang telah melebihi jumlah sebagaimana ditentukan dalam ayat 2
digunakan bagi keperluan Perseroan.
4.
Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan
cara yang dianggap baik olehnya dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.
Setiap keuntungan yang diterima dari Dana Cadangan harus dimasukan dalam laba/rugi Perseroan.
PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26
1.
Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri oleh
Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 2/3(dua per tiga)
bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang saham;
- Pengubahan anggaran dasar tersebut harus dibuat bahasa Indonesia.
2.
Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatas tidak tercapai dengan memperhatikan
ketentuan dalam pasal 21 anggaran dasar, maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham kedua,
keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sahdan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu
per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat umum pemegang
saham; dan
3.
Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatas tidak tercapai, maka atas permohonan
Perseroan, korum kehadiran untuk rapat umum pemegang saham ketiga, jumlah suara untuk
mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
4.
Pengubahan ketentuan anggaran dasar yang menyangkutpengubahan nama dan tempat kedudukan,
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka waktu berdirinya Perseroan, besarnya modal dasar,
pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, dan pengubahan status Perseroan tertutup
menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
309
5.
Pengubahan anggaran dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 4 pasal
ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan
pengubahan tersebut mulai berlaku sejak tanggal diterbitkannya surat penerimaan pemberitahuan
pengubahan Anggaran Dasar oleh Menteri Hukum dan Hak AsasiManusia Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 23 ayat (2) UUPT.
6.
Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditor
Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
terbit dan atau beredar secara luas di tempat kedudukan Perseroan dan dalam Berita Negara Republik
Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal
tersebut.
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN dan PEMISAHAN
Pasal 27
1.
2.
Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka penggabungan,
peleburan dan pengambilalihan, hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh
pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah
jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara
yang hadir dalam rapat umum pemegang saham;
b.
dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka rapat
umum pemegang saham kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh
pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili palingsedikit 2/3 (dua per tiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujuilebih
dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat
umum pemegang saham.
c.
dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf b diatas tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan rapat umum pemegang saham ditetapkan oleh
Ketua Bapepam dan LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan).
Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian, 1 (satu) diantaranya berperedaran luas
dalam wilayah Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit ditempat kedudukan Perseroan,
mengenai rencana penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perseroan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kalender sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
Pasal 28
1.
Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka pembubaran
Perseroan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
harus mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh
pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika
disetujui oleh lebih dari ¾ (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang
hadir dalam rapat umum pemegang saham;
b.
dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas tidak tercapai, maka rapat
310
umum pemegang saham kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh
pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih
dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat
umum pemegang saham.
c.
dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam huruf b diatas tidak tercapai, maka atas
permohonan Perseroan, korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan,
pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan rapat umum pemegang saham ditetapkan oleh
Ketua Bapepam dan LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan).
2.
Apabila Perseroan dibubarkan, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau karena
dinyatakan bubar berdasarkan penetapan Pengadilan, maka harus diadakan likuidasi oleh likuidator.
3.
Direksi bertindak sebagai likuidator apabila dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau
penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator.
4.
Upah bagi para likuidator ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau penetapan
Pengadilan.
5.
Likuidator wajib mendaftarkan dalam Wajib Daftar Perusahaan, mengumumkan dalam Berita Negara
dan dalam 2 (dua) surat kabar harian yang terbit atau beredar ditempatkedudukan Perseroan atau
tempat kegiatan usaha Perseroan, serta memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak Perseroan dibubarkan
dan Bapepam dan LK(Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ) sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6.
Anggaran dasar seperti yang termaktub dalam akta pendirian beserta pengubahannya dikemudian
hari, tetap berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat Umum
Pemegang Saham, dan diberikannya pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para
likuidator.
7.
Sisa perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham yang masing-masing
akan menerima bagian menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk
saham-saham yang mereka miliki masing- masing.
TEMPAT TINGGAL
Pasal 29
Untuk hal-hal yang mengenai Perseroan, para pemegang sahamdianggap bertempat tinggal pada
alamat-alamat sebagaimana dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di
tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
PERATURAN PENUTUP
Pasal 30
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini, maka Rapat Umum
Pemegang Saham yang akan memutuskan.
311
Halaman ini sengaja di kosongkan
312
XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
1. Pemesanan Pembelian Saham
Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut “FPPS”).
Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh
Penjamin Pelaksana Emisi Efek. FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek
dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada
Bab Penyebarluasan Prospektus dan FPPS dalam Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima)
rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan
tersebut di atas tidak akan dilayani.
Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada perusahaan efek/bank kustodian
yang telah menjadi Pemegang Rekening pada Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI).
2. Pemesan yang Berhak
Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau
Lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan No.IX.A.7 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:Kep-691/BL/2011 tanggal 30-12-2011 (tiga puluh
Desember dua ribu sebelas) tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.
3. Jumlah Pesanan
Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan
perdagangan yakni 500 (lima ratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 500 (lima ratus)
saham.
4. Pendaftaran Efek ke Dalam Penitipan Kolektif
Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang
Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Pada Penitipan Kolektif No. SP-0023/PE/KSEI/0713 tanggal 9 Juli
2013 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI.
A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Perseroan tidak menerbitkan Surat Kolektif Saham, akan tetapi saham-saham tersebut
akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif
KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek atas nama
pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal distribusi saham setelah menerima
konfirmasi registrasi saham tersebut atas nama KSEI dan BAE;
2. Perseroan akan menerbitkan Surat Konfirmasi Pencatatan Saham (“SKPS”) kepada KSEI
sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas sahamsaham dalam Penitipan Kolektif;
3. Sebelum Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek,
pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk
Formulir Konfirmasi Penjatahan (“FKP”);
313
4. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada
pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi
Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas Saham yang tercatat dalam Rekening
Efek;
5. Pengalihan kepemilikan Saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di
KSEI;
6. Pemegang saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, bonus, hak
memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya
yang melekat pada saham;
7. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada
pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan,
melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat
(beneficial owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank
Kustodian;
8. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham
yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan
Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening
Efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk;
9. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada
KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi
Formulir Penarikan Efek;
10. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat
Kolektif Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh
KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau
Bank Kustodian yang mengelola saham;
11. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas Saham Perseroan
wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang
Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.
B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif
Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut
mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi Efek atau Agen
Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.
5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham
Selama Masa Penawaran Umum, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan
pembelian saham selama jam kerja yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau
para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh.
Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan dengan melampirkan fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran
Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi
pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama
dan alamat di luar negeri/ domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta
melakukan pembayaran sebesar jumlah pesanan.
Agen Penjualan, para Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak
untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila
persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi.
314
Pemesanan pembelian saham yang diajukan dan telah dilakukan pembayarannya tidak dapat dibatalkan.
6. Masa Penawaran Umum
Masa Penawaran akan berlangsung selama 3 (tiga) hari kerja, yaitu pada tanggal 21 hingga 23 Oktober
2013. Setiap harinya jam penawaran umum akan dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul
15.00 WIB.
7. Tanggal Penjatahan
Tanggal akhir penjatahan di mana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan penjatahan
saham untuk setiap pemesanan, yaitu tanggal 25 Oktober 2013.
8. Syarat-syarat Pembayaran
Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam
mata uang Rupiah serta dibayarkan oleh pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan)
dengan membawa tanda jati diri asli dan FPPS yang sudah diisi dengan lengkap dan benar kepada
para Penjamin Emisi Efek pada waktu FPPS diajukan. Pembayaran untuk satu FPPS hanya dapat
dilakukan dengan salah satu bentuk metode pembayaran, yaitu dengan menggunakan cek atau tunai
atau pemindahbukuan atau giro.
Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, cek tersebut harus merupakan cek atas
nama/milik pihak yang mengajukan (menandatangani) formulir pemesanan. Cek milik/atas nama pihak
ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan
dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan wesel bank akan
segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau wesel bank ditolak oleh
bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan adalah batal. Tanggal pembayaran
dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/giro yang telah diterima dengan baik
pada rekening Penjamin Pelaksana Emisi (in good funds). Pembayaran dengan cek/pemindahbukuan/
giro hanya dapat diterima pada hari pertama Masa Penawaran.
Untuk pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada
Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer dari bank lain, pemesan harus
melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan.
Selanjutnya, semua setoran dari Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan harus dimasukan ke dalam
rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada:
PT Bank Permata Tbk Cabang Sudirman
No. Rekening: 0975270904
Atas nama PT Lautandhana Securindo QQ IPO Arita
Untuk pemesanan saham yang dilakukan melalui Penjamin Emisi Efek yang telah menyampaikan
konfirmasi dari Bank Pembayar pada saat penyampaian pemesanan pembelian saham dapat melakukan
penyetoran pada rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada tanggal sebagaimana diatur pada
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
9. Bukti Tanda Terima
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, atau Agen Penjualan yang menerima
pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan lembar ke-5 (lima) dari
FPPS yang telah ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian
Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya
315
pemesanan. Bukti Tanda Terima tersebut harus disimpan dengan baik agar kelak dapat diserahkan
kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan
atas pemesanan pembelian saham. Bagi pemesan pembelian saham secara khusus, Bukti Tanda Terima
Pemesanan Pembelian Saham akan diberikan langsung oleh Perseroan.
10. Penjatahan Saham
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Lautandhana Securindo selaku Manajer Penjatahan
dengan sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (Pooling) dan Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.A.7 No.Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang
Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Adapun porsi penjatahan pasti berbanding
penjatahan terpusat adalah 98% : 2%.
i.
Penjatahan Pasti (“Fixed Allotment”)
Penjatahan Pasti dalam Penawaran Umum Efek berupa saham hanya dapat dilakukan dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
i.
Manajer Penjatahan menentukan besarnya persentase dan Pihak yang akan mendapatkan
Penjatahan Pasti dalam Penawaran Umum. Pihak-pihak yang akan mendapatkan Penjatahan
pasti adalah karyawan Perseroan serta sejumlah pihak yang menurut pertimbangan Manajer
Penjatahan adalah merupakan investor dengan kredibilitas yang baik, dan merupakan investor
institusi seperti dana pensiun, reksadana, asuransi, dan korporasi lainnya, seta investor individu
dengan pertimbangan investasi jangka panjang. Penentuan besarnya persentase Penjatahan
Pasti wajib memperhatikan kepentingan pemesan perorangan;
ii.
Jumlah Penjatahan Pasti sebagaimana dimaksud pada butir 1) termasuk pula jatah bagi pegawai
Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum (jika ada) dengan jumlah paling
banyak 10% (sepuluh perseratus) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum;
dan
iii.
Penjatahan Pasti dilarang diberikan kepada pemesan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf
a angka 3) peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7 sebagai berikut:
a. Direktur, komisaris, pegawai, atau Pihak yang memiliki 20% (dua puluh per seratus) atau
lebih saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau
agen penjualan Efek sehubungan dengan Penawaran Umum;
b. Direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; atau
c. Afiliasi dari Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan huruf b), yang bukan
merupakan Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.
ii. Penjatahan Terpusat (“Pooling”)
Jika jumlah Efek yang dipesan melebihi jumlah Efek yang ditawarkan melalui suatu Penawaran Umum,
maka Manajer Penjatahan yang bersangkutan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa Efek
setelah alokasi untuk Penjatahan Pasti sebagai berikut:
1)
dalam hal setelah mengecualikan pemesan Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a
angka 3) peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya sama atau
lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka:
a. pemesan yang tidak dikecualikan akan menerima seluruh jumlah Efek yang dipesan; dan
316
b. dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan
masih terdapat sisa Efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan secara proporsional kepada para
pemesan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a angka 3) peraturan Bapepam dan LK
No.IX.A.7 menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.
2) dalam hal setelah mengecualikan pemesan Efek sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf
a angka 3) peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya lebih
kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu, harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) dalam hal tidak akan dicatatkan di Bursa Efek, maka Efek tersebut dialokasikan secara proporsional menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan tanpa pecahan; atau
b) dalam hal akan dicatatkan di Bursa Efek, maka Efek tersebut dialokasikan dengan memenuhi
persyaratan berikut ini:
(1) para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di
Bursa Efek, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya
tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah Efek yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan
perdagangan terbesar yang ditetapkan oleh Bursa Efek di mana Efek tersebut akan tercatat; dan
(2) apabila terdapat Efek yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan
kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional
dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.
11. Penundaan Masa Penawaran Umum atau Pembatalan Penawaran Umum
Berdasarkan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan No. 342 tanggal 26 Juni 2013 beserta perubahan-perubahannya, yang seluruhnya dibuat di hadapan Rudy Siswanto, S.H, Notaris di Jakarta Utara, dan sesuai dengan Peraturan Bapepam IX.A.2,
Penawaran Umum dapat dibatalkan atau diitunda untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan oleh Perseroan
dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu kepada OJK dan pihak lain yang berwenang mengenai
ditundanya Penawaran Umum, apabila:
a. indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3 (tiga)
Hari Bursa berturut-turut;
b. bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atau
c. peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan yang
ditetapkan oleh OJK berdasarkan Formulir No: IX.A.2-11 lampiran 11.
12. Pengembalian Uang Pemesanan
a. Dengan memperhatikan ketentuan mengenai penjatahan, apabila terjadi kelebihan pemesanan
maka Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib mengembalikan uang pembayaran yang
telah diterima oleh Penjamin Emisi Efek kepada para pemesan sehubungan dengan pembelian
Saham secepat mungkin, namun bagaimanapun juga tidak lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja
setelah Tanggal Penjatahan. Jika terjadi keterlambatan atas pengembalian uang tersebut maka
Penjamin Emisi Efek wajib membayar denda kepada para pemesan untuk setiap hari keterlambatan sebesar Suku Bunga per tahun untuk deposito Rupiah satu bulan yang berlaku di Bank
Penerima, yang dihitung dari Hari Kerja ke-3 (tiga) sejak Tanggal Penjatahan, secara prorata untuk
setiap hari keterlambatan.
317
b.Tata cara dalam pengembalian uang tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1. Alat pembayarannya dalam bentuk cek atau bilyet giro atas nama pemesan dengan menunjukan
atau menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham dan tanda jati diri pada Penjamin Emisi
Efek dimana Formulir Pemesanan Pembelian Saham diajukan oleh pemesan tersebut, sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham dan untuk
hal tersebut para pemesan tidak dikenakan biaya Bank Penerima ataupun biaya pemindahan
dana. Jika pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama
pemesan yang mengajukan (menandatangani) Formulir Pemesanan Pembelian Saham.
2. Cara pembayarannya diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan dengan menunjukkan
atau menyerahkan bukti tanda jati diri pada Biro Administrasi Efek, dimana Formulir Pemesanan
Pembelian Saham semula diajukan atau pada Perseroan (dalam hal Para Pemesan Khusus),
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Formulir Pemesanan Pembelian Saham.
Apabila uang pengembalian pemesanan Saham sudah disediakan, akan tetapi pemesan
tidak datang untuk mengambil pengembalian uang dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah
Tanggal Penjatahan maka hal itu bukan kesalahan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/ atau
Penjamin Emisi Efek dan/atau Perseroan (dalam hal Para Pemesan Khusus), sehingga tidak
ada kewajiban pembayaran denda kepada para pemesan.
c.Tentang pengembalian uang pemesanan, kepada para pemesan termasuk Para Pemesan Khusus,
sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek berlaku ketentuan sebagai
berikut:
i. Apabila hal tersebut terjadi sebelum Tanggal Pembayaran, maka pengembalian uang
pemesanan (termasuk setiap denda atas keterlambatan pengembalian atas setiap keterlambatan
pengembalian uang pemesanan sebesar tarif suku bunga per tahun untuk deposito satu bulan
yang berlaku di Bank Penerima (“Suku Bunga”) menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana
Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, dan harus diselesaikan dalam waktu selambat-lambatnya
2 (dua) Hari Kerja setelah terjadinya pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek tersebut,
maka oleh karenanya Perseroan harus dibebaskan dari tanggung jawabnya atas segala
tuntutan, gugatan, klaim dan/atau ganti rugi yang disebabkan oleh tidak dilaksanakannya
pengembalian uang dan denda tersebut.
ii. Apabila hal tersebut terjadi setelah Tanggal Pembayaran, maka:
1. Perseroan wajib mengembalikan uang pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan
yang telah diterimanya kepada Penjamin Emisi Efek selambat-lambatnya dalam waktu 1
(satu) Hari Kerja setelah terjadinya pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek untuk
dikembalikan kepada para pemesan. Jika terjadi keterlambatan dalam pengembalian jumlah
uang tersebut, maka pihak yang menyebabkan keterlambatan tersebut wajib membayar
denda atas setiap keterlambatan pengembalian uang pemesanan saham sebesar Suku
Bunga.
2. Setiap Penjamin Emisi Efek wajib mengembalikan uang pemesanan pembelian yang telah
diterimanya dari Perseroan kepada setiap pemesan saham paling lambat 1 (satu) Hari Kerja
setelah diterimanya pembayaran kembali uang pemesanan pembelian dari Perseroan. Jika
terjadi keterlambatan dalam pengembalian jumlah uang tersebut, maka Penjamin Emisi
Efek yang melakukan keterlambatan pembayaran tersebut wajib membayar denda atas
setiap keterlambatan pengembalian uang pemesanan sebesar Suku Bunga.
Ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak berlaku untuk pengembalian uang pemesanan yang
dilakukan oleh Perseroan kepada Para Pemesan Khusus yang menjadi tanggung jawab Perseroan
dan Perseroan harus menyelesaikan pengembalian uang pemesanan kepada Para Pemesan
Khusus dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah terjadinya pengakhiran
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
318
13. Lain-lain
Sejalan dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7, dalam hal terjadi kelebihan pemesanan efek
dan terbukti bahwa pihak terrtentu mengajukan pemesanan efek melalui lebih dari 1 (satu) formulir
pemesanan, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan manajer
penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan yang pertama kali diajukan oleh
pemesan yang bersangkutan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan dan pihak terafiliasi dilarang untuk
membeli atau memiliki saham untuk rekening sendiri apabila terjadi kelebihan permintaan beli. Pihakpihak terafililasi hanya diperkenankan untuk membeli dan memiliki saham apabila terdapat sisa saham
yang tidak dipesan oleh pihak yang tidak terafiliasi baik asing maupun nasional. Tata cara pengalokasian
dilakukan secara proporsional. Semua pihak dilarang mengalihkan saham sebelum saham-saham
dicatatkan di Bursa Efek.
Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Pelaksana Emisi
Efek, Agen Penjualan atau Pihak Terafiliasi dengannya dilarang menjual efek yang telah dibeli atau akan
dibelinya berdasarkan Kontrak Penjaminan Emisi Efek kecuali melalui Bursa Efek.
319
Halaman ini sengaja di kosongkan
320
XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN
SAHAM
Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi
Efek dan Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk, yaitu Perantara Pedagang Efek yang menjadi anggota bursa efek
berikut ini:
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
PT Lautandhana Securindo
Wisma Keiai Lantai 15
Jl. Jend. Sudirman Kav. 3
Jakarta 10220
Phone: (021) 5785 1818
Facsimile: (021) 5785 1637
Website: www.lots.co.id
PENJAMIN EMISI EFEK
PT Buana Capital
Bursa Efek Indonesia Tower II Lt. 26
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Telp: (021) 5150203
Faks: (021) 5150241
Website: www.buanacapital.com
PT Erdhika Elit Sekuritas
Gedung Sucaco Lt. 3
Jl Kb Sirih 71 Ged Sucaco Lt 3 & Lt 5
Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat 10340
Telp: (021) 39838420
Fax: (021) 3152841
Website: www.erdhika.com
PT HD Capital Tbk
Sona Topas Tower Lt. 11
Jl. Jend. Sudirman Kav. 26, Jakarta 12920
Telp: (021) 25063637
Faks: (021) 2506351/52
Website: www.hdx.co.id
PT Jasa Utama Capital
Menara Thamrin Lt. 2 Suite 203
Jl. M. H. Thamrin Kav. 3, Jakarta 10250
Telp: (021) 2301860
Fax: (021) 2301862
Website: www.jasautamacapital.com
PT Yulie Sekurindo Tbk
Plaza ABDA Lt. 5
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190
Telp: (021) 5140 2181
Faks: (021) 5140 2182
Website: yuliesekurindo.com
AGEN PENJUAL
PT RHB OSK Securities Indonesia
Plaza CIMB Niaga, Lt.14
Jl. Jend. Sudirman Kav.25 , Jakarta Selatan 12920
Tel: (021) 2598 6888
Fax: (021) 2598 6777
Website: www.rhb.com
GERAI YANG DIBUKA
PT Bank Permata Tbk, Cabang Thamrin
Skyline Building (Menara Cakrawala), Lantai Dasar
Jl. M.H. Thamrin No. 9, Jakarta Pusat 10340
Telp: (021) 3238073, 3141161, 3908071
Fax: (021) 327061
321
Download