PUTUSAN NOMOR : 119/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADILAN

advertisement
PUTUSAN
NOMOR : 119/PDT/2014/PT.PBR
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;
Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara :
1.
PT.PERTAMINA PATRA NIAGA, beralamat/berkedudukan di Wisma
Tugu II Lt. 2 Jalan HR Rasuna Said Kav 7 - 9 Setia Budi,
Kuningan, Jakarta Selatan, Kota Jakarta, dalam hal ini
diwakili
oleh
TEUKOE
FERNANDES
RAJA
HARMANSHAH,S.B.ALI,
SAOR,
BERNI
YUSRIZA
HASBULLAH, beralamat kantor di Gedung Wisma Tugu II,
Lantai 2, Jl. HR. Rasuna Said Kav. C 7-9, Setiabudi,
Kuningan, Jakarta 12560, berdasarkan Surat Kuasa No:
017/PPN000.010/SK/2014 tertanggal 11 April 2014 dan telah
didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai
pada hari Senin tanggal 14 April 2014 dibawah Nomor:
40/SK/2014/PN-DUM,
Selanjutnya
disebut
sebagai
TERGUGAT KONVENSI II/ PENGGUGAT REKONVENSI
II/PEMBANDING I;
2. PT. PERTAMINA (Persero) Cq. PT. PERTAMINA (Persero) RU II,
beralamat/berkedudukan
di
Jalan
Putri
Tujuh
Dumai,
Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur, Kota
Dumai, dalam hal ini diwakili oleh ANTON SUMARTONO
RAHARJO, TENGKU RUBIAH, RISNANDAR HALID, BOY
DO HARD PANJAITAN, HELEN SIPAHUTAR, GAMA UFIZ
ARFAKHSYADZ,
(PERSERO),
semuanya
berdasarkan
pekerja
Surat
PT.
Kuasa
PERTAMINA
No.
SK-156/
C00000/2013-SO tertanggal 3 September 2013 dan telah
didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai
pada hari Jumat tanggal 13 September 2013 dibawah
Nomor: 102/SK/2013/PN-DUM, Selanjutnya disebut sebagai
Hal 1 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
TERGUGAT KONVENSI III/PENGGUGAT REKONVENSI
III/PEMBANDING II ;
MELAWAN :
1. ANTIK Bin ATAN, laki-laki, umur ± 53 tahun, pekerjaan Karyawan
Swasta, beralamat Jalan Suka Damai, RT.008 Kelurahan
Bangsal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai,
Riau;
2. TAMRIN Bin ATAN, laki-laki, umur ± 49 tahun, pekerjaan Petani,
beralamat Jalan Suka Darnai, RT.008 Kelurahan Bangsal
Aceh, Kecarnatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Riau;
3. ANJO Bin ATAN, laki-laki, umur ± 53 tahun, pekerjaan Petani, beralamat
Jalan Suka Damai, RT.008 Kelurahan Bangsal Aceh,
Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Riau;
4. AMINAH Binti ATAN, Perempuan, umur ± 64 tahun, pekerjaan
Mengurus rumah tangga, beralamat Jalan Hayam Wuruk, RT.
011 Kelurahan Buluh Kasap, Kecamatan Dumai Kota Dumai,
Riau;
5. SUPINAH Binti ATAN, Perempuan, umur ± 57 tahun, pekerjaan
Mengurus rumah tangga, beralamat Jalan Hayam Wuruk, No.
291 RT. 011 Kelurahan Buluh Kasap, Kecamatan Dumai
Timur, Kota Dumai, Riau; dalam hal ini diwakili oleh kuasa
hukumnya
ABDRIA
SANDRY
IRMA,
SH.,
Advokat/
Pengacara berkantor di Jalan Jendral Sudirman No. 168
Dumai, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 24 Juli
2013
yang
telah
dilegalisasi
Nomor:
96/LEG/VII/2013
tertanggal 24 Juli 2013 oleh Notaris R. HERFILINA SAFITRI
OYONG dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Dumai pada hari Kamis tanggal 01 Agustus 2013
dibawah Nomor: 88/SK/2013/PN-DUM. Oleh karena pada
proses persidangan perkara a quo, Penggugat I (ANTIK BIN
ATAN) meninggal dunia maka telah diperbaharui dengan
Surat Kuasa Khusus oleh ahli warisnya yang bernama
HADIJAH dan BASRI tertanggal 14 Februari 2014 yang telah
didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai
pada hari Senin tanggal 17 Februari 2014 dibawah Nomor:
Hal 2 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
17/SK/2014/PN-DUM, Selanjutnyadisebut sebagai PARA
PENGGUGAT
KONVENSI/PARA
TERGUGAT
REKONVENSI/PARA TERBANDING ;
Dan
1.PT.PATRA DOK DUMAI (dalam Likuidasi), beralamat/berkedudukan di
Jalan Dockyard, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan
Dumai Barat, Kota Dumai, dalam hal ini diwakili oleh
MANGARATUA TAMPUBOLON, SH Advokat pada Law
Office
MANGARATUA
TAMPUBOLON
&
PARTNERS,
beralamat Kantor di Hotel K-77, Jalan Cempedak No.3 Kota
Dumai, berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 20 Juni 2014
dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Dumai pada hari Jumat tanggal 18 Juli 2014 dibawah Nomor:
64/SK/2014/PN-DUM,
Selanjutnya
disebut
sebagai
TERGUGAT KONVENSI I/PENGGUGAT REKONVENSI
I/TURUT TERBANDING I ;
2.
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Cq.
BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROPINSI RIAU Cq.
BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) KOTA DUMAI,
beralamat
di
Jalan
Tuanku
Tambusai
Bagan
Besar,
Kota Dumai, dalam hal ini diwakili oleh WILER SIBURIAN,
SH., dan SABUNGAN DOLOK SARIBU, memilih alamat pada
Kantor Pertanahan Kota Dumai, Jalan Tuanku Tambusai
Bagan Besar, berdasarkan Surat Kuasa Nomor: 357/SK14.72/VIII/2013 tertanggal 22 Agustus 2013 dan
telah
didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai pada
hari Senin tanggal 09 September 2013 dibawah Nomor: 99/
SK/2013/PN.DUM,selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT
KONVENSI IV/TURUT TERBANDING II ;
3. NOTARIS dan PPAT FIRMAN, SH., MKn., beralamat di Jalan Sultan
Syarif Kasim No. 161 B Kota Dumai, selanjutnya disebut
sebagai TERGUGAT KONVENSI V/TURUT TERBANDING
III ;
Hal 3 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT;
Telah membaca :
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 26 Agustus
2014 Nomor: 119/Pen.Pdt/2014/PT.PBR, tentang penunjukan Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua belah pihak tersebut
diatas;
2. Berkas perkara berikut surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara
tersebut serta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Dumai
Nomor :
30/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 2 April 2014;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA :
Menimbang,
bahwa
Para
Penggugat
Konvensi/Para
Tergugat
Rekonvensi dengan surat gugatannya tertanggal 01 Agustus 2013 yang telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai dengan Nomor
Register: 30/Pdt.G/2013/PN.DUM tertanggal 01 Agustus 2013 sebagai berikut:
1. Bahwa Para Penggugat mempunyai sebidang tanah (objek sengketa dalam
perkara ini) seluas ± 2 hektar yang berasal dari warisan orang tua Para
Penggugat almarhum Atan P yang sudah meninggal dunia, terletak di jalan
Dockyard, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota
Dumai, Propinsi Riau;
Adapun batas-batas tanah tersebut adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatas dengan parit batas PT. Patra Dok Dumai/
sekarang dengan PT Pertamina Patra Niaga .............................. + 138 M;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan Pembangunan ............. + 115 M;
- Sebelah Barat berbatas dengan Jalan Dockyard ........................ + 115 M;
- Sebelah Timur berbatas dengan tanah masyarakat .....................+ 160 M;
2. Bahwa permasalahan mengenai objek sengketa dalam perkara ini dahulu
telah pemah disidangkan di Pengadilan Negeri Dumai, dimana yang
bertindak sebagai Penggugat adalah Antik Bin Atan (Penggugat No. 1
sekarang) dan Tergugatnya adalah PT. Patra Dok Dumai, sudah sampai
pada
proses
Peninjauan
Kembalai
(PK)
dan
putusan
Peninjauan
kembalinya dalam eksepsi mengabulkan eksepsi Tergugat dengan alasan
Hal 4 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
kurang pihak dan dalam pokok perkaranya Menyatakan gugatan Penggugat
tidak dapat diterima(NO). Adapun putusan lengkap dari tiap tingkat
peradilan tersebut adalah sebagai berikut:
dimana Amar Putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor: 13/PDT.G/2007/
PN.DUM tangal 7 Agustus 2007 berbunyi sebagai berikut:
Mengadili:
Dalam Eksepsi:
- Menolak eksepsi Tergugat Tersebut.
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan sah milik Penggugat objek sengketa berupa sebidang
tanah seluas ± 2 Hektar yang terletak dijalan Dockyard, Kelurahan
Pangkalan sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai dengan batasbatas sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatas dengan parit batas PT. Patra Dok
Dumai................................................................................... + 138 M;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan Pembangunan .......+ 115 M;
- Sebelah Barat berbatas dengan Jalan Dockyard ................... + 155 M;
- Sebelah Timur berbatas dengan tanah masyarakat .............. + 160 M;
3. Menyatakan Tergugat Melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
4. Memerintahkan Tergugat untuk tunduk dan patuh terhadap putusan ini;
5. Menyatakan sah dan berharga peletakan sita objek sengketa yang telah
diletakkan dalam perkara ini;
6. Memerintahkan Tergugat untuk mengosongkan Objek sengkata dan
maupun orang-orang yang memperoleh hak dari padanya dan
menyerahkan kepada Penggugat dalam keadaan baik dan tanpa syarat
apapun juga, apa bila ingkar akan dilakukan upaya paksa dengan
bantuan aparat keamanan;
7. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara yang timbul dalam
perkara ini sebesar Rp. 856.000, (delapan ratus lima puluh enam ribu
rupiah);
Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 7 April 2008 No. 128/PDT/
2007/PTR, Amarnya sebagai berikut:
MENGADILI :
 Menerima Permohonan Banding dan Pembanding/Tergugat;
Hal 5 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
 Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Dumai tanggal 07 Agustus
2007 Nomor: 13/Pdt.G/2007/PN.DUM, yang dimohonkan Banding
tersebut;
Mengadili sendiri:
Dalam eksepsi:
 Mengabulkan eksepsi Pembanding/Tergugat;
Dalam pokok Perkara:
 Menyatakan gugatan Terbanding/Penggugat tidak dapat diterima;
 Menghukum Terbanding/Penggugat untuk membayar biaya perkara
pada kedua tingkat Pengadilan, yang dalam tingkat banding
sebesar Rp. 9.000,- (sembilan ribu rupiah);
Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 29 Juli 2009 No. 2568K/PDT/2008,
yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
MENGADILI:
- Mengabulkan Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi ANTIK BIN
ATAN tersebut;
- Membatalkan
putusan
Pengadilan
Tinggi
Pekanbaru
No.
128/PDT/2007/PTR tanggal 07 April 2008;
MENGADILI SENDIRI
DALAM EKSEPSI:
- Menolak eksepsi Tergugat tersebut;
DALAM POKOK PERKARA:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan sah milik Penggugat objek sengketa berupa sebidang tanah
seluas ± 2 Hektar yang terletak dijalan Dockyard, Kelurahan Pangkalan
Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai dengan batas-batas
sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatas dengan parit batas PT. Patra Dok
Dumai........................................................................ .............+ 138 M;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan Pembangunan ...... + 115 M;
- Sebelah Barat berbatas dengan Jalan Dockyard .................. + 155 M;
- Sebelah Timur berbatas dengan tanah masyarakat ...............+ 160 M;
3. Menyatakan Tergugat melakukan Perbuatan Melawan hukum;
4. Memerintahkan Tergugat untuk mengosongkan objek sengketa dan
maupun
orango-rang
yang
memperoleh
hak
daripadanya
dan
menyerahkan kepada Penggugat dalam keadaan baik dan tanpa syarat
Hal 6 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
apapun juga, apabila ingkar akan dilakukan upaya paksa dengan
bantuan aparat keamanan;
5. Menolak gugatan selain dan selebihnya;
6. Menghukum Termohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara
dalam semua tingkat peradilan, yang dalam kasasi ini ditetapkan
sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI tanggal 23 Pebruari
2011 No. 622 PK/PDT/2010 yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
- Mengabulkan
Permohonan
Peninjauan
Kembali
dari
Pemohon
Peninjauan Kembali PT. Patra Dok Dumai tersebut.
- Membatalkan Putusan Mahkamah Agung No. 2568K/Pdt/2008 tanggal 29
Juli 2009.
MENGADILI SENDIRI
DALAM EKSEPSI:
- Mengabulkan eksepsi tersebut;
DALAM POKOK PERKARA:
- Menyatakan gugatan Penggugat Tidak dapat diterima.
- Menghukum Termohon Peninjauan Kernbali untuk mebayar biaya
perkara dalam semua tingkat Peradilan, yang dalam pemerikasaan
peninjauan kembali ini sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu
rupiah).
3. Bahwa setelah adanya Putusan Kasasi dari Mahkamah Agung No: 2568
K/Pdt/2008 tanggal 29 Juli 2099 yang telah berkekutan hukum tetap maka
Para Penggugat melalui kuasa hukumnya waktu itu Ahmad Drajat, SH telah
menyurati Pertamina (Persero) RU II (sekarang Tergugat III) untuk
membongkar gardu listrik yang ada di atas objek perkara dengan suratnya
No. 056/P/A.D/IV/2010 tanggal 28 April 2010. Atas surat tersebut Pertamina
(Persero) RU II (sekarang Tergugat III) telah menjawabnya dengan surat
No. 399/E12000/2010-S0 tanggal 05 Mei 2010 yang pada intinya mengakui
kemenangan Para Penggugat dan berjanji akan membongkar gardu listrik
miliknya tersebut;
4. Bahwa dengan adanya surat balasan dari pertamina tersebut Para
Penggugat merasa tidak perlu dilakukan eksekusi dengan bantuan aparat
keamanan, karena objek sengketa waktu itu merupakan tanah kosong
selain bangunan gardu listrik milik Pertamina (persero) (Tergugat III) tidak
ada bangunan lain diatas tanah tersebut; Dan PT. Patra Dok (Tergugat I)
sendiri melalui suratnya tertanggal 23 Januari 2007 No. 054/XIA007/2007-
Hal 7 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
S8 yang ditujukan kepada Para Penggugat dengan tembusan kepada
Camat Dumai Barat dan Lurah Pangkalan Sesai yang intinya Tergugat PT.
Patra Dok Dumai akan tunduk dan patuh terhadap putusan Pengadilan;
5. Setelah adanya Putusan Mahkamah Agung, kemudian Para Penggugat
menanami tanah objek perkara tersebut dengan tanaman pisang dan sampai
sekarang tanaman pisang tersebut masih ada diatas objek perkara tetapi
Para Penggugat tidak dapat leluasa lagi mengolah tanah dan merawat
kebun pisang tersebut karena setelah turunnya putusan Peninjauan Kembali
No. 622 PK/Pdt/2010, Tergugat I telah menjual/mengalihkan objek
sengketatersebut kepada Tergugat II (PT. Pertamina Patra Niaga) dengan
bantuan Notaris dan PPAT Firman SH, MKn (Tergugat V) dan BPN
(Tergugat V);
6. Kemudian setelah adanya Putusan Mahkamah Agung Nomor 2568
K/Pdt/2008, Para Penggugat juga memberi izin kepada Supadmo untuk
membangun rumah diatas tanah objek sengketa pada bagian pojok sebelah
Selatan dan Timur menghadap jalan/ Pembangunan guna untuk membantu
menjaga kebun pisang Para Penggugat tersebut;
7. Bahwa karena Tergugat I (PT. Patra Dok Dumai) dalam masa likuidasi
maka asset perusahaanya termasuk objek sengketa dipindahtangankan/
dialihkan kepada anak perusaaan Tergugat III ( PT. Pertamina) lainnya yaitu
Tergugat II (PT. Pertamina Patra Niaga) dengan bantuan Tergugat V
(Notaris dan PPAT Firman SH, Mkn) dan Tergugat IV (BPN);
8. Bahwa sekarang sewaktu gugatan ini Penggugat daftarkan ke Pengadilan
Negeri Dumai diatas tanah objek perkara masih terdapat gardu listrik milik
Pertamina (Persero) dan Plang yang pertuliskan TANAH INI MILIK PT.
PATRA DOK BERDASARKAN PUTUSAN Peninjauan Kembali No. 622
PK/Pdt/2010, pada hal kenyataannya tanah tersebut telah dialihkan kepada
Tergugat II dengan bantuan Tergugat V sebagai PPAT;
9. Bahwa pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2011 kepada Penggugat (Antik)
disampaikan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Dumai Relas Pemberitahuan
Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI tanggal 23 Februari
2011 No. 622 PK PDT/2010 yang dalam pertimbangann hukumnya
menyatakan gugatan Penggugat kurang pihak karena tidak semua ahli
warts dari almarhum Atan P dijadikan sebagai pihak (subjek gugatan) dalam
perkara a quo (perkara No.13/Pdt.G/2007/PN.DUM);
10. Bahwa berdasarkan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI
tanggal 23 Februari 2011 No. 622 PK/PDT/2010 tersebut, maka Para
Hal 8 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Penggugat mengajukan gugatan Perbuatan melawan hukum ini kembali ke
Pengadilan Negeri Dumai;
11. Duduk perkaranya selengkapnya adalah sebagai berikut, dimana orang tua
Para Penggugat bernama Atan P (almarhum) mendapatkan tanah objek
perkara tersebut berdasarkan tebang tebas tahun 1968 yang diperkuat
dengan Surat Keterangan Memakai/Menguasai Tanah yang dikeluarkan
Penghulu Pangkalan Sesai No. 123/1972 tertanggal 1 Juli 1972;
12. Bahwa luas seluruh tanah atas nama Atan (almarhum) yang tercantum
dalam Surat Keterangan Memakai/Menguasai Tanah yang dikeluarkan
Penghulu Pangkalan Sesai adalah 200 depa x 120 depa = 22 jalur (340 x
204 = 69.360 M2 = ± 7 Hektar), dengan batas-batasnya:
-
Sebelah Utara berbatas dengan tanah
: Kh Yunus
-
Sebelah Selatan berbatas dengan tanah: Simpang Tetap 200 depa.
-
Sebelah Barat berbatas dengan tanah
-
Sebelah Timur berbatas dengan tanah : Simpang tetap 120 depa.
: Supatmo
200 depa.
120 depa.
13. Bahwa tanah orang tua Para Penggugat seluas ± 7 Hektar tersebut, pada
akhir tahun 1972 diambil dan dikuasai oleh Tergugat III ± 4,5 Hektar,
sedangkan sisanya (objek sengketa sekarang ini masih dikuasai oleh orang
tua Penggugat (Atan almarhum);
Bahwa pada saat itu bukan saja tanah milik orang tua Penggugat yang diambil dan
dikuasai oleh Tergugat III, akan tetapi juga tanah-tanah masyarakat sekitarnya
diambil dan dikuasai oleh Tergugat III seluas ± 300 Hektar tanpa ada ganti rugi atau
secara melawan hukum;
14. Bahwa tanah seluas ± 300 oleh Tergugat III diberikan/dialihkan kepada
Tergugat I sebagai anak perusahaan dari Tergugat III pada sekitar tahun
1997 dengan bantuan Tergugat IV;
15. Bahwa setelah terjadi reformasi di Indonesia tahun 1998, masyarakat
termasuk Para Penggugat selaku ahli waris dari almarhum Atan menuntut
ganti rugi terhadap Tergugat I dan Tergugat III yang telah mengambil dan
menguasai tanah masyarakat seluas ± 300 Hektar secara melawan hukum;
Bahwa atas tuntutan masyarakat termasuk Para Penggugat tersebut,
Pemerintah Kota Dumai membentuk Tim yang diberi nama Tim Terpadu
Penyelesaian Tanah Pertamina di area Dock Yard Pangkalan sesai Kota
Dumai yang diketuai oleh Drs. Zulkifli AS (mantan Walikota Dumai);
Bahwa atas tuntutan masyarakat dan termasuk Para Penggugat (ahliwaris
Atan P) tersebut, akhirnya pada tahun 2001 tanah-tanah masyarakat
termasuk Penggugat mendapat ganti rugi dari Tergugat I;
Hal 9 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
16. Bahwa tanah Para Penggugat yang berasal dari orang tua Para Penggugat
almarhum Atan mendapat ganti rugi untuk tanah seluas ± 4,5 Hektar,
sedangkan sisanya (objek sengketa sekarang ini) tidak menadapat ganti
rugi karena tidak termasuk areal yang dikuasai Tergugat III sejak tahun
1972 yang kemudian diserahkan kepada Tergugat I pada tahun 1979 dan
(kemudian dipindahkan/dialihkan lagi kepada Tergugat II setelah adanya
putusan Peninjauan kembali);
17. Bahwa setelah Para Penggugat mendapat ganti rugi atas tanah seluas ± 4,5
Hektar tersebut tahun 2001, timbul persoalan baru yaitu Tergugat I secara
melawan hukum mengklaim tanah milik Para Penggugat yang tersisa yaitu
yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini adalah miliknya dengan
alasan termasuk areal Tergugat I yang diperdapatnya dari Tergugat III pada
tahun 1995 yang kemudian dibaliknamakan atas nama Tergugat I tahun
1997 seluas ± 300 Hektar;
18. Bahwa selanjutnya secara melawan hukum pada tahun 2005 Tergugat I
mengerahkan petugas Satpamnya untuk mencabuti tanaman-tanaman yang
berada diatas tanah yang menjadi objek sengketa sekarang ini diantaranya
pohon kelapa dan juga mencabut papan plang nama yang bertuliskan tanah
ini milik Penggugat;
19. Bahwa akibat perbuatan Tergugat I secara melawan hukum tersebut,
Penggugat tidak dapat mengusai tanah objek sengketa yang merupakan
tanah milik Penggugat sendiri sampai saat ini, pada hal Penggugat sudah
menjelaskan berulang kali kepada Tergugat I bahwa tanah objek sengketa
tidak termasuk areal Tergugat I yang diperdapat dari Tergugat III karena
batas-batas tanah areal milik Tergugat I seluas ± 300 Hektar sesuai dengan
sertifikat HGB No. 587/188 batas-batasnya jelas yaitu terdapat batas parit
dan patok beton yang dibuat sendiri oleh Tergugat pada tahun 1972
maupun sewaktu dilakukan pengukuran oleh BPN tahun 1979 dan
disamping itu tanah objek sengketa milik Penggugat tidak pernah mendapat
ganti rugi baik dari Tergugat III maupun Tergugat I;
20. Bahwa karena Tergugat I tidak mengindahkan penjelasan Para Penggugat,
Para Penggugat melaporkan permasalahan Tersebut kepada Bapak Lurah
Pangkalan Sesai pada bulan Nopember 2006;
Atas inisiatif dari Bapak Lurah Pangkalan Sesai, maka Lurah bersama
stafnya dan beberapa orang saksi dari masyarakat melakukan pengukuran
tanah milik Tergugat I seluas ± 300 Hektar tidak mengenai tanah (objek
Hal 10 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
sengketa) milik Para Penggugat atau dengan kata lain tanah objek sengketa
diluar areal tanah milik Tergugat;
21. Bahwa hasil dari pengukuran Lurah Pangkalan Sesai tersebut diberitahukan
kepada Tergugat I, akan tetapi Tergugat I tidak menghiraukan dengan
alasan masalah areal tanah ini adalahwewenang Pertamina Pusat (Tergugat
III) dan Tergugat I menganjurkan untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan
agar adanya kepastian hukum. Selanjutnya Tergugat I mengatakan apabila
hasil putusan Pengadilan ternyata objek sengketa tidak termasuk areal
tanah Tergugat I yang diperoleh dari Tergugat III, maka Tergugat I akan
tunduk dan patuh pada putusan pengadilan tersebut. Bahwa penjelasan
Tergugat I tersebut dipertegas dengan suratnya tertanggal 23 Januari 2007
No. 054/XLA007/2007-S8, yang ditujukan kepada Penggugat dengan
tembusan Camat Dumai Barat dan Lurah Pangkan Sesai;
22. Bahwa karena upaya Para Penggugat untuk menyelesaikan masalah
tersebut diluar Pengadilan menemui jalan buntu, Para Penggugat dengan
itikat baik sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku mengajukan
gugatan ini ke Pengadilan Negeri Dumai untuk menuntut hak tanah objek
sengketa yang merupakan hak milik Para Penggugat yang berasal dan
warisan orang tua yang telah dikuasainya semenjak tahun 1968 sampai
tahun 2002 dan tidak pernah ada masalah lagi pula sampai sekarang Pajak
Bumi dan Bangunannya masih atas nama Penggugat Antik yang selalu
dibayar setiap tahunnya;
23. Bahwa oleh karena Para Penggugat mengkuatirkan adanya itikat tidak baik
dari Para Tergugat yang akan mengalihkan objek sengketa kepada pihak
lain, maka Para Penggugat mohon pengadilan Negeri Dumai untuk
melaksanakan sita atas objek sengketa;
24. Bahwa gugatan ini Para Penggugat ajukan berdasarkan alat-alat bukti yang
sah dan kuat menurut hukum;
25. Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka Para
Penggugat memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Dumai sudi
kiranya memanggil kami kedua belah pihak pada suatu hari yang akan
Bapak tentukan kemudian untuk memeriksa perkara ini dan Para Penggugat
mohon agar Pengadilan Negeri Dumai akan memberikan putusan dengan
amar yang berbunyi sebagai berikut :
PRIMER:
1. Menyatakan Para Penggugat berkwalitas baik dan sah menurut hukum;
2. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
Hal 11 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
3. Menyatakan sah milik Para Penggugat objek sengketa yang berupa
sebidang tanah yang terletak di Jalam Dock yard, Kelurahan Pangkalan
Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, dengan batas-batas:
- Sebelah
Utara
berbatas
dengan
parit
batas
PT.
Patra
Dok
Dumai.......................................................................................... + 138 M;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan Pembangunan ............+ 115 M;
- Sebelah Barat berbatas dengan Jalan Dockyard .........................+ 155 M;
- Sebelah Timur berbatas dengan tanah masyarakat .................... + 160 M;
4. Menyatakan bahwa Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III telah melakukan
perbuatan melawan hukum karena menguasai tanah objek sengketa tanpa
hak;
5. Menyatakan bahwa perbuatan Tergugat tersebut telah merugikan Para
Penggugat;
6. Menyatakan Tergugat IV dan Tergugat V telah melakukan perbuatan
melawan hukum karena telah membantu Tergugat I, Tergugat II dan
Tergugat III dalam peralihan hak atas objek sengketa;
7. Memerintahkan Para Tergugat untuk tunduk dan patuh terhdap Keputusan
ini;
8. Menyatakan sah dan berharga peletakan sita objek sengketa yang telah
diletakkan dalam perkara ini;
9. Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III untuk mengosongkan
objek sengketa dari segala hak miliknya dan hak milik orang lain yang
mendapat hakdaripadanya dan setelah kosong rnenyerahkannya kepada
Para Penggugat, jika ingkar dengan bantuan kepolisian atau pihak lainnya;
10. Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III untuk membayar uang
paksa sebesar Rp.2.000.000,-setiap hari, apabila Para Tergugat lalai
melaksakan kewajibannya setelah putusan ini mempunyaikekuatan hukum
tetap;
11. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat diialankan terlebih dahulu
(uitvoerbaar bij voorraad)
12. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar
biaya-biaya yang timbul dalam perkara sekarang ini, walaupun ada
perlawanan, Banding atau Kasasi;
Subsidair ;
Mohon supaya Pengadilan Negeri Dumai akan memberikan putusan yang
seadil-adilnya (ex aequa et bono).
Hal 12 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat Konvensi/Para
Tergugat Rekonvensi tersebut, Tergugat Konvensi I/Penggugat Rekonvensi I,
Tergugat Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II, dan Tergugat Konvensi III/
Penggugat Rekonvensi III telah mengajukan jawaban yang juga berisi eksepsi,
jawaban dalam pokok perkara dan gugatan rekonvensi yang isinya sama, yang
pada pokoknya:
DALAM EKSEPSI:
1. Eksepsi Kompetensi Absolut
a. Bahwa gugatan yang diajukan Penggugat adalah berkaitan dengan
sengketa tanah yang terletak didalam sertifikat HGB No. 587/1979 atas
nama Tergugat Ill yang telah dibalik nama menjadi HGB No. 188/1998
dan kemudian dipecah menjadi 4 (empat) sertifikat yaitu HGB No.
478/2011 HGB No. 479/2011, HGB No. 480/2011 dan HGB No. 481/2011
atas nama Tergugat I. Saat ini tanah tersebut telah dialihkan kepada
Tergugat II dimana letak obyek sengketa yang dituntut Penggugat (tanah
yang ada gardu listrik) masuk dalam areal Sertifikat HGB No. 479/2011.
b. Bahwa Petitum Penggugat antara lain berbunyi:
- Menyatakan sah milik Penggugat obyek sengketa yang berupa
sebidang tanah yang terletak di Jalan Dock Yard, Kelurahan
Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai dengan batasbatas: dst
- Menyatakan Terugat I, Tergugat II dan Tergugat Ill telah melakukan
perbuatan melawan hukum karena menguasai tanah obyek sengketa
tanpa hak.
- Menghukum
Tergugat
I,
Tergugat
II
dan Tergugat
Ill
untuk
mengosongkan obyek sengketa dari segala hak miliknya dan milik
orang lain yang mendapat hakdaripadanya dan setelah kosong
menyerahkannya kepada Para Tergugat.
c. Bahwa
jika petitum tersebut dikabulkan dimana obyek sengketa
dinyatakan sebagai milik Penggugat, kemudian Para Tergugat dinyatakan
melakukan
perbuatan
melawan
hukum
dan
diperintahkan
untuk
mengosongkan lokasi, maka hal itu sama saja dengan menjadikan
sebagian Sertifikat HGB Para Tergugat menjadi batal, tidak berlaku atau
kehilangan kekuatan hukumnya. Bagaimana mungkin Sertifikat HGB
masih ada namun ada putusan selain putusan PTUN yang menyatakan
sebagian tanah didalam sertifikat itu justru dinyatakan sebagai milik orang
Hal 13 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
lain. Apalagi kalau Para Tergugat diperintahkan mengosongkan lokasi
padahal sertifikatnya masih berlaku.
d. Bahwa saat ini, tanah yang diklaim Penggugat (tanah yang ada gardu
listrik) masuk dalam areal Sertifikat HGB No. 479/2011 (berasal dari HGB
587/1979 yang dibalik nama ke HGB 188/1998 dan sebagian dipecah
menjadi HGB 479/2011).
e. Bahwa agar tidak menimbulkan kerancuan hukum mengingat petitum
Penggugat
berdampak
langsung
pada
sertifikat
HGB
479/2011,
sementara kewenangan menyatakan batalnya sertifikat atau menyatakan
sertifikat tidak berlaku balk sebagian ataupun keseluruhan adalah
Pengadilan Tata Usaha Negara, maka seharusnya perkara aquo
merupakan kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara.
f.
Mohon Majelis Hakim dapat mencermati dan memahami bahwa petitum
Penggugat sama halnya dengan menjadikan Sertifikat HGB Para
Tergugat menjadi tidak berlaku sebagian, sehingga perkara aquo
bukanlah merupakan kewenangan Pengadilan Negeri Dumai melainkan
kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara.
g. Bahwa karena Eksepsi ini adalah mengenai Kompetensi Absolut, maka
mohon agar Majelis Hakim berkenan memutus terlebih dahulu atas
Eksepsi tersebut sebelum memeriksa pokok perkara.
Berdasarkan uraian diatas, maka cukup alasan bagi Pengadilan Negeri
Dumai untuk menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya
menyatakan Surat Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk
verklaard).
2. Eksepsi Daluwarsa Perkara
a. Bahwa yang menjadi objek gugatan Penggugat adalah perbuatan
melawan hukum atas penguasaan sebidang tanah seluas ± 2 Ha yang ada
dalam sebagian Sertifikat HGB Para Tergugat, yaitu HGB No. 587/1979
yang telah dibalik nama menjadi HGB No. 188/1998 dan saat ini dipecah
menjadi 4 (empat) sertifikat yaitu HGB No. 478, 479, 480 dan 481 yang
kesemuanya diterbitkan tahun 2011 atas nama Tergugat I.
b. Bahwa selain menjadi pemilik berdasarkan Sertifikat sejak tahun 1979,
Tergugat Ill dan Tergugat I juga telah melakukan penguasaan atas tanah
tersebut secara fisik dilapangan. Hal ini terbukti dengan adanya patok
beton dan parit batas yang dibangun pada tahun 1975-an dan gardu listrik
yang dibangun pada tahun 1980an. Selain itu setiap tahun Tergugat Ill
Hal 14 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
yang dilanjutkan Tergugat I, juga membayarkan Pajak Bumi dan Bangunan
atas tanah tersebut sampai dengan saat ini.
c. Bahwa berdasarkan uraian dan fakta-fakta tersebut diatas, jelas dan
terbukti bahwa Tergugat I dan Tergugat Ill merupakan pemilik yang sah
balk secara yuridis maupun secara fisik penguasaan dilapangan setidaktidaknya sejak tahun 1975.
d. Bahwa berdasarkan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, seseorang tidak dapat lagi
menuntut haknya (daluwarsa) atas tanah yang telah disertifikatkan dan
secara nyata dikuasai secara fisik oleh pihak lain apabila dalam waktu 5
(lima) tahun tidak mengajukan keberatan atau tuntutan. Adapun kutipan
lengkap pasal 32 (2) PP No. 24/1972 adalah sebagai berikut:
"Dalam hal suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang
atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad balk dan secara
nyata menguasainya, maka pihak lain yang mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat
lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak
diterbitkannya sertifikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada
pemegang sertifikat dan kepada kantor pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak
mengajukan gugatan ke Pengadilan penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat
tersebut".
e. Bahwa tanah perkara aquo telah disertifikatkan oleh Tergugat III sejak
tahun 1979 dan secara nyata juga telah dibangun gardu listrik pada tahun
1980. Mengacu pada ketentuan Pasal 32 ayat (2) PP No. 24/1997
mengenai daluwarsa 5 tahun,maka hak Penggugat untuk mengajukan
tuntutan telah hilang/ daluwarsa sejak tahun 1985 (rechtsverwerking).
Ketentuan ini merupakan penyempurnaan dan penegasan terhadap sistem
publikasi negatif bertendensi positif dari pendaftaran tanah yang
diamanatkan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). Selama ini orang
yang tercantum namanya dalam sertifikat selalu dihadapkan pada
kemungkinan adanya gugatan dari pihak lain yang merasa mempunyai hak
atas bidang tanahnya. Tetapi dengan penentuan batas waktu ini, maka
orang yang tercantum namanya dalam sertifikat akan bebas dari
kemungkinan adanya gugatan setelah lewat waktu 5 (lima) tahun dan
statusnya sebagai pemilik tanah akan terus dilindungi sepanjang tanah itu
diperoleh dengan itikad balk dan dikuasai secara nyata oleh pemegang
hak bersangkutan atau kuasanya.
Hal 15 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Mohon Majelis Hakim bandingkan dengan :
- Yurisprudensi MA No. 210/K/Sip/1055; Gugatan dinyatakan tidak dapat
diterima, oleh karena Para Penggugat telah mendiamkan persoalannya
selama
25
tahun
harus
dianggap
menghilangkan
haknya.
(rechtsverwerking).
- Yurisprudensi
MA
No.
200K/Sip/1974;
Keberatan
yang
diajukan
penggugat untuk kasasi bahwa hukum adat tidak mengenal daluwarsa
dalam hal warisan tidak dapat dibenarkan, karena gugatan telah ditolak
bukan atas alasan daluwarsanya gugatan, tetapi karena dengan
berdiam diri selama 30 tahun lebih penggugat asal dianggap telah
melepaskan haknya (rechtsverwerking).
- Yurisprudensi MA No. 329K/Sip/1957; Orang yang membiarkan saja
tanah menjadi haknya selama 18 tahun dikuasai oleh orang lain
dianggap
telah
melepaskan
haknya
atas
tanah
tersebut
(rechtsverwerking).
Berdasarkan uraian diatas, maka cukup alasan bagi Pengadilan Negeri
Dumai untuk menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya
menyatakan
Surat
Gugatan
Penggugat
tidak
dapat
diterima
(Niet
ontvankelijk verklaard).
3. Eksepsi Surat Kuasa
a. Bahwa surat kuasa khusus antara Antik bin Atan selaku Pemberi Kuasa I,
Tamrin Bin Atan selaku Pemberi Kuasa II, Anjo Bin Atan selaku Pemberi
Kuasa III, Aminah Bin Atan selaku Pemberi Kuasa IV, Supinah Bin Atan
selaku Pemberi Kuasa V denganAbdria Sandry Irma, S.H. selaku
Penerima Kuasa (selanjutnya disebut sebagai "Surat Kuasa Penggugat")
yang diperlihatkan oleh Para Penggugat dalam Kasus Aquo, dibuat oleh
pihak yang tidak berwenang selaku pewaris atas objek sengketa.
b. Surat Kuasa Penggugat tidak menyertakan alas hak yang sah secara
hukum bagi Pemberi Kuasa untuk mewakili ahli waris dalam perkara ini,
dalam hal ini seharusnya Surat Kuasa Penggugat menyertakan dasar
hukum termasuk namun tidak terbatas pada:
i.
Fatwa Waris yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri yang memuat
pewaris, ahli waris dan/atau bundel waris.
ii. Akte Kelahiran dari masing masing ahli waris (Para Penggugat).
iii. Surat kematian Pewaris (Atan).
Hal 16 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
c. Selanjutnya Yahya Harahap dalam bukunya "Hukum Acara Perdata,
Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan",
cetakan kedua belas, halaman 437, menyatakan bahwa :
"Dasar
umum
pemberi
kuasa,
harus
diberikan,
dibuat,
dan
ditandatangani orang yang berwenang untuk itu"
Sehingga dengan demikian, Para Penggugat dalam Surat Kuasa
Penggugat, secara hukum, tidak dapat memberikan dasar hukum yang
sah, sebagai pemberi kuasa dan/atau pewaris; guna selanjutnya dapat
memberi kuasa kepada penerima kuasa.
Berdasarkan uraian diatas, maka cukup alasan bagi Pengadilan Negeri
Dumai untuk menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya
menyatakan Surat Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet
ontvankelijk verklaard).
4. Eksepsi Obscuur Libel
a. Yahya Harahap dalam bukunya "Hukum Acara Perdata, Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan", cetakan
kedua belas, halaman 449, menyatakan bahwa:
"Kekaburan objek sengketa sering terjadi mengenai tanah. Terdapat
beberapa aspek yang menimbulkan kaburnya objek gugatan mengenai
tanah:
a) Batas-batasnya tidak jelas,
b) Letaknya tidak pasti, dan
c) Ukurannya yang disebut dalam gugatan berbeda dengan hasil
pemeriksaan setempat"
b. Sehingga dengan demikian apabila melihat alasan obcure libel dicermati
satu persatu, maka analisa terhadap gugatan tanpa menyinggung pokok
perkara, akan sangat memenuhi ketidak jelasan dari gugatan, dengan
perincian sebagai berikut:
i. Batas-batasnya tidak jelas
Pada halaman 2 dan 3 gugatan, menyebutkan batas timur objek perkara
berbatasan dengan tanah masyarakat. Sehingga dengan demikian tidak
jelas batas timur ini dengan "masyarakat" yang maknanya terlalu bias
dan tidak jelas. Dalam hal ini, secara hukum objek perkara tidak boleh
menerka-nerka dengan memperluas dan menyederhanakan batas
tanah subjek hukum pada bagian timur dengan mengunakan terminologi
"masyarakat".
ii. Letaknya tidak pasti,
Hal 17 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Adapun dalam hal ini ada ketidakpastian penulisan uraian gugatan
antara batas pada halaman 2 dan 3 dengan batas pada halaman 5 butir
12, dimana timbul ketidakpastian batas objek perkara.
Berdasarkan uraian diatas, maka cukup alasan bagi Pengadilan Negeri
Dumai untuk menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya
menyatakan
Surat
Gugatan
Penggugat
tidak
dapat
diterima
(Niet
ontvankelijk verklaard).
I. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa apa yang telah disampaikan dalam eksepsi merupakan satu
kesatuan yang utuh dengan uraian dalam pokok perkara dan oleh
karenanya mohon dianggap telah disampaikan dalam Pokok Perkara;
2. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil Penggugat
dalam gugatannya, kecuali yang diakui secara tegas dan nyata oleh
TERGUGAT.
3. Bahwa Tergugat I, II dan III sama sekali tidak pernah mengakui
kemenangan Penggugat atas perkara di Pengadilan Negeri Dumai No.
13/Pdt.G/2007/PN.Dum
setelah
adanya
putusan
kasasi
No.
2568/K/Pdt/2008 karena Tergugat I dan III menyakini jika tanah yang
ada dalam Sertifikat HGB 587/1979 yang diubah ke HGB 188/1988 dan
terakhir pada tahun 2011 dipecah menjadi HGB No. 478, 479, 480 dan
481 telah diganti rugi oleh Para Tergugat I dan III. Jika Tergugat I, II dan
III mengakui kemenangan Penggugat pada perkara tersebut, tentunya
tidak mungkin Tergugat I mengajukan upaya Peninjauan Kembali.
4. Bahwa terhadap gugatan Penggugat pada tahun 2007 tersebut, Tergugat
I telah mengajukan upaya Peninjauan Kembali dimana sesuai dengan
Putusan Mahkamah Agung No. 622/PK/Pdt/2010, gugatan Penggugat
tidak dapat diterima.
5. Bahwa Surat Keterangan Tebang Tebas No. 123/1972 tanggal 1 Juli
1972 seluas ±7 Ha bukanlah bukti kepemilikan tanah, melainkan hanya
hak untuk membuka tanah dan memungut hasil hutan. Berdasarkan
pasal 46 ayat 2 UU No. 5/1960 tentang Pearturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria dinyatakan bahwa:
1)
Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan hanya dapat
dipunyai oleh warga Negara Indonesia dan diatur dengan
peraturan pemerintah.
2)
Dengan mempergunakan hak memungut hasil hutan secara sah
tidak dengan sendirinya diperoleh hak milik atas tanah itu.
Hal 18 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Untuk dikategorikan sebagai pemilik, maka berdasarkan Pasal 24 PP No.
24/1997, Penggugat harus menguasai dan mengelola tanah, juga harus
mendaftarkan Surat Keterangan Tebang Tebas tersebut ke Instansi
pertanahan dengan disertai alat-alat bukti tertulis dan keterangan saksi.
Surat Keterangan Tebang Tebas Penggugat tidak pernah didaftarkan dan
karenanya Surat Keterangan Tebang Tebas tersebut saat ini telah tidak
memiliki kekuatan hukum.
6. Bahwa benar Tergugat III pada tahun 1972 melakukan pembebasan
tanah seluas 300 Ha namun Tergugat III membantah jika pembebasan
tanah tersebut tidak disertai ganti rugi. Orang tua Penggugat termasuk
salah seorang yang menerima ganti rugi, dimana ganti rugi dibayarkan
melalui BBD Dumai sejumlah Rp. 14.300 untuk persil 61 dan Rp.
168.450,- untuk persil 63 dan telah diterima oleh alm. Atan P (orang tua
Penggugat). Proses pembayaran ganti rugi ini juga disetujui oleh
Gubernur Riau yang pada saat itu dijabat oleh Arifin Achmad.
7.
Bahwa pembebasan tanah pada tahun 1972 juga telah dibuatkan Peta
Situasi No. 494 tanggal 25 September 1972 dan Gambar Situasi No. 12
tanggal 25 Nopember 1972 yang dibuat oleh Gubernur K.D.H Propinsi
Riau, Direktorat Agraria Sub Direktorat Pendaftaran Tanah. Peta Situasi
dan Gambar Situai tersebut sangat jelas menggambarkan tanah yang
telah dibebaskan dan diganti rugi oleh Tergugat III pada tahun 1972
beserta nama-nama penerima ganti rugi dan batas-batas (sempadan)
tanahnya.
8.
Bahwa selanjutnya pada tahun 1979, berdasarkan Peta Situasi dan
Gambar Situasi tersebut, BPN Kab. Bengkalis kemudian melakukan
pengukuran, pemasangan patok beton dan diterbitkanlah Sertifikat HGB
No. 587/1979 dengan Gambar Situasi No. 20/1979 seluas ±300 atas
nama PERTAMINA. Tanah Penggugat yang telah diganti rugi tersebut
masuk dalam gambar Blok IV Persil 61 dan Persil 63.
9.
Bahwa PT. Pertamina Dok Dumai yang awalnya sebagai bagian unit dari
Pertamina kemudian dijadikan anak perusahaan bernama PT. Patra Dok
Dumai. Pada tahun 1997, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama
Pertamina No. KPTS-009/C0000/97-S0, maka sejak tanggal 31 Maret
1995 seluruh asset Pertamina Dumai yang ada di daerah dok yard
diberikan kepada PT. Patra Dok, termasuk tanah HGB No. 587, Gambar
Situasi No. 20/1979 seluas 300 Ha. Selanjutnya pada tanggal 26 Juni
Hal 19 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
1988, HGB No. 587 tersebut dirubah menjadi HGB No. 188 atas nama
PT. Patra Dok Dumai.
10. Bahwa pada tahun 1999-2000 (karena euphoria reformasi), terjadi
demonstrasi besarbesaran dari masyarakat terhadap seluruh tanah yang
dikuasai Pertamina sehingga pada tahun 2001 diberikan lagi uang sagu
hati (kompensasi) kembali kepada seluruh masyarakat termasuk kepada
orang tua Penggugat. Uang sagu hati diberikan kepada Penggugat untuk
tanah yang berada didalam parit batas dan masuk dalam sertifikat HGB
Para Tergugat.
11. Bahwa pemberian kompensasi ini juga diakui secara tegas oleh
Penggugat sendiri. Pada butir 16 gugatannya Penggugat menyatakan
TELAH MENERIMA GANTI RUG! TANAH SELUAS ±4,5 HA PADA
TAHUN 2001,sedangkan sisanya (obyek sengketa sekarang ini) tidak
mendapat ganti rugi karena tidak termasuk dalam areal yang dikuasai
Tergugat III sejak tahun 1972 dst....
Namun Tergugat I, II dan III membantah jika obyek sengketa (tanah yang
ada gardu listriknya) tidak mendapat ganti rugi karena tidak termasuk
dalam areal yang dikuasai Tergugat III sejak tahun 1972 yang kemudian
diserahkan kepada Tergugat I pada tahun 1979 (dan kemudian dialihkan
kepada Tergugat II setelah adanya putusan Peninjauan Kembali).
12. Bahwa faktanya dilapangan, obyek sengketa yang diklaim Penggugat
justru masuk dalam areal yang telah diganti rugi dan dikuasai oleh
Tergugat III sejak tahun 1972. Hal ini jelas dan nyata karena obyek
sengketa yang diklaim dilapangan terletak didalam areal patok dan parit
batas, bahkan mengambil gardu listrik yang telah dibangun oleh Tergugat
pada tahun 1980an.
13. Bahwa perlu Tergugat I dan III tegaskan, pada saat kompensasi tahun
2001 diberikan sudah ada parit batas yang mengelilingi tanah sertifikat
HGB No. 587 yang diubah menjadi No. 188 seluas 300 Ha. Pembangunan
parit batas dilaksanakan pada tahun 1980an sedangkan tuntutan
masyarakat muncul tahun 1999-2001. Pada saat pembayaran tahun 2001
semua masyarakat yang merasa memiliki tanah didalam areal parit batas
(HGB No. 578 atau 188) telah didata oleh Tim yang dibentuk oleh
Pemerintah Kota Dumai.
Penggugat juga turut menerima ganti rugi pada saat itu sebesar Rp.
127.875.000,- untuk persil 61 dan 63. Tanah yang menjadi obyek
sengketa adalah tanah persil 61 dan 63 yang ada dipeta Blok IV.
Hal 20 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Dengan adanya pembayaran tahun 2001, maka tidak ada lagi tanah
Penggugat yang masuk dalam areal Sertifikat HGB 587/188 yang belum
diganti rugi Tergugat I dan III. Kalaupun masih ada tanah Penggugat
yang tersisa, maka letak lokasi tanah yang tersisa bukan berada didalam
areal Sertifikat HGB 587 yang diubah menjadi HGB No. 188.
14. Bahwa permasalahan tanah Penggugat ini juga pernah disampaikan
kepada Walikota Dumai, DPRD Kota Dumai serta BPN Kota Dumai dan
menanggapi surat tersebut, Pemerintah Kota Dumai, Kanwil BPN Riau
serta DPRD kota Dumai telah melakukan rapat konsultasi untuk
penyelesaian tanah Tergugat I, pada tanggal 2 Desember 2002 dan pada
tanggal 19 Desember 2002 DPRD Kota Dumai mengirim surat No.
170/2002/2846 yang isinya sebagai berikut:
1)
Pembayaran
telah
dilaksanakan
sesuai
dengan
Daftar
yang
disepakati yakni Daftar Pembayaran Ganti Rugi.
2)
Pembayaran Ganti Rugi tanah milik masyarakat diareal PT.Patra Dok
Dumai telah dibayar sesuai dengan ukuran tanah yang dimiliki oleh
masyarakat, sehingga permasalahan tanah areal Tergugat I telah
dinyatakan tuntas (clear).
15. Bahwa Tergugat I, II dan III sama sekali tidak mengerti mengapa
Penggugat merasa masih ada tanahnya yang belum diganti rugi dan
dikuasai oleh Para Tergugat, tapi tidak masuk dalam areal sertifikat HGB
587/188 dan terakhir dipecah menjadi HGB 478, 479, 480 dan 481 pada
tahun 2011. Padahal patok beton dan batas-batas tanah HGB 587/188
sudah jelas dan nyata dan tanah yang ada gardu listriknya secara nyata
masuk dalam areal HGB 587/ 188.
16. Bahwa Tergugat I, II dan III membantah dengan tegas hasil pengukuran
yang dilakukan Penggugat bersama staf kelurahan Pangkalan Sesai
pada tahun 2006 yang hasilnya menyatakan tanah Tergugat I seluas
±300 Ha tidak mengenai tanah (obyek sengketa) milik Penggugat atau
dengan kata lain tanah obyek sengketa diluar areal tanah milik
Tergugat.
17. Bahwa fakta yang sebenarnya adalah Penggugat pada awalnya
menganggap ukuran tanah Tergugat yang luasnya ± 300 Ha adalah 2000
x 1500 meter. Kemudian Penggugat bersama staf kelurahan melakukan
pengukuran secara manual dari patok dipinggir pantai (sisi utara)
kemudian ditarik garis lurus ke sisi selatan sejauh 1500 meter. Dari hasil
Hal 21 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
pengukuran ternyata titik 1500 meter tidak sampai diujung patok batas
tanah dan masih ada tanah sisa sejauh ±100 meter lagi ke patok batas.
Disinilah kemudian Penggugat merasa ada kelebihan tanah sepanjang
±100 meter atau ada tanah Penggugat yang belum diganti rugi
Pertamina. Selanjutnya tanah yang berjarak ±100 meter tersebut diklaim
dan ditanami pisang oleh Penggugat pada tahun 2007.
18. Bahwa anggapan Penggugat tersebut adalah keliru dan menyesatkan
dan disinilah letak kekeliruan Penggugat selama ini. Tanah HGB
587/188 luasnya 300 Ha, namun ukurannya bukan 2000 x 1500 meter
melainkan 1621 meter disisi timur, 1415 meter di sisi barat, 2003 meter
disisi selatan dan sisi utara tidak dapat dihitung karena berbatasan
dengan laut.
Oleh karena itu patok beton dan parit batas disebelah timur letaknya
bukan dititik 1500 meter melainkan dititik 1621 meter. Jadi kalau
Penggugat mengukur hanya sampai dititik1500 meter maka pastilah tidak
akan sampai ke titik patok atau parit batas terakhir karena jaraknya masih sisa
sepanjang 121 meter. Namun demikian, hal ini tidak dapat diartikan ada
kelebihan tanah dalam HGB 587/188 dilapangan atau ada sisa tanah
Penggugat yang belum diganti rugi karena memang ukuran HGB 587/188
disebelah timur adalah 1621 meter. Untuk membuktikan hal ini maka Tergugat
akan melakukan pembuktian dilapangan dengan melakukan pengukuran yang
dicocokkan dengan peta Situasi No. 494 tahun 1972, Gambar Situasi No. 12
tahun 1972 dan Gambar Situasi No. 20 tahun 1979.
19. Bahwa pengukuran yang dilakukan Penggugat bersama staff kelurahan tidak
dapat dijadikan dasar adanya tanah Penggugat yang belum diganti rugi oleh
Tergugat Ill karena pengukurannya tidak memperhatikan Peta Situasi No. 494
tahun 1972, Gambar Situasi No. 12 tahun 1972 dan Gambar Situasi No. 20
tahun 1979. Disamping itu pengukuran tersebut juga dilaksanakan oleh pejabat
yang tidak memiliki kewenangan/ keahlian untuk melakukan pengukuran.
20. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, jelas dan terbukti bahwa obyek
sengketa tidak termasuk dalam areal HGB 587/188 dan karenanya tidak ada
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I, II dan Ill. Justru
Penggugat-lah yang melakukan perbuatan melawan hukum dengan
menanami tanah milik Tergugat dengan pisang dan memasang pagar kayu
didalam areal HGB 587/188 milik Tergugat.
21. Bahwa karena Tergugat I, II dan Ill tidak melakukan perbuatan melawan
hukum maka sudah selayaknya gugatan Penggugat ditolak.
Hal 22 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
DALAM REKONPENSI
Adapun alasan Penggugat dalam Rekonpensi mengajukan gugatan balik adalah
sebagai berikut:
1. Penggugat dalam Konpensi yang menjadi Tergugat dalam Rekonpensi pada
tahun 2005 telah memasuki dan menanami lokasi sengketa dengan tanaman
pisang dan tanaman lainnya tanpa ijin, bukan hanya itu, Tergugat Rekonpensi
juga telah membuat pagar kayu dan menjadikan beberapa fasilitas milik
Penggugat Rekonpensi seperti pagar besi dan parit batas yang awalnya
dibuat dari beton menjadi rusak.
2. Dalam kurun waktu Tergugat Rekonpensi menggunakan tanah tanpa ijin
(2005-2010), juga tidak pernah membayar sewa sementara Penggugat
Rekonpensi juga tidak dapat memanfaatkan atau menyewakan tanah tersebut
kepada pihak lain karena diduduki tanpa hak dan dipagar oleh Tergugat
Rekonpensi.
3. Bahwa Surat Keterangan Tebang Tebas No. 123/ 1972 patut diduga palsu
karena isinya sudah tidak benar. Luas tanah masih berjumlah ±7 Ha, padahal
sebagian tanah tersebut sudah dijual kepada pihak lain. Seharusnya setiap
penjualan tanah yang dilakukan oleh pemilik maka luas tanah yang tercantum
dalam surat keterangan tebang tebas dikurangi dan jika sudah habis maka
harus dikembalikan ke penghulu/ kelurahan.
Faktanya tanah milik Penggugat sudah habis dijual kepada pihak lain, namun
Surat Keterangan Tebang Tebas No. 123/172 tidak diserahkan ke kelurahan
melainkan masih tetap disimpan oleh ahli waris Atan (Penggugat) dan
digunakan untuk menggugat pihakpihak yang telah membeli tanah dengan
itikad baik seperti Para Tergugat. .
Hal ini sangat berbahaya dan merugikan pihak-pihak seperti Para
Tergugat maupun masyarakat lainnya yang telah membeli tanah dari
orang tua Penggugat, baik dari segi waktu, biaya dan reputasi.
4. Bahwa dengan adanya gugatan aquo dan tindakan Tergugat Rekonpensi
sebagaimana diuraikan di atas, maka Penggugat Rekonpensi telah
dirugikan secara materiil dan imateriil sebesar Rp. 882.800.000,(delapan ratus delapan puluh dua juta delapan ratus ribu Rupiah),
dengan rincian kerugian sebagai berikut:
a. Kerugian Materiil berupa:
> Biaya penanganan perkara sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus
juta Rupiah).
Hal 23 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
> Biaya pembersihan lokasi dari tanaman, pembongkaran pagar dan
pengembalian ke kondisi semula sebesar Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta Rupiah).
> Biaya kehilangan pendapatan akibat tidak dapat menggunakan atau
menyewakan tanah selama 5 tahun sebesar Rp. 532.800.000 (lima
ratus tiga puluh dua juta delapan ratus ribu Rupiah). Nilai ini dihitung
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2007
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan, dan Pemindah tanganan Barang Milik Negara
dengan rumus sebagai berikut:
Formula Sewa Tanah:
ST: 3,33% x (Luas Tanah (M2 x NJOP)
ST: 3,33% x (20.000 x 180.000)
ST: Rp.119.880.000 per tahun.
Sewa tanah selama 5 tahun
= Rp. 106.560.000 x 5
= Rp. 599.400.000
b. Kerugian immateriil berupa pencemaran nama balk dan memberikan
citra buruk kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp 100.000.000,(seratus juta Rupiah).
5. Bahwa mengingat Tergugat Rekonpensi ada kemungkinan tidak bersedia
melaksanakan putusan pengadilan, mohon agar Tergugat Rekonpensi
dikenakan dwangsoom (uang paksa) sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta
Rupiah) per hari hingga Tergugat Rekonpensi melaksanakan putusan
pengadilan.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Tergugat I, II dan Ill mohon kepada Majelis
Hakim untuk memutus perkara ini dengan amar putusan sebagai berikut:
DALAM KONPENSI
Dalam Eksepsi:
1. Menerima dan mengabulkan eksepsi Tergugat I, II dan Ill seluruhnya.
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima
3. Menyatakan gugatan Penggugat telah daluwarsa atau lewat waktu.
Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan tidak dapat diterima.
2. Menyatakan bahwa obyek sengketa didalam Sertifikat Hak Guna Bangunan
No. 479 milik Tergugat II telah diganti rugi oleh Tergugat I dan Ill.
Hal 24 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
3. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam
perkara ini.
DALAM REKONPENSI
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi seluruhnya.
2. Menyatakan Surat Keterangan Tebang Tebas No. 123/1972 tanggal 1
Djuli 1972 tidak berkekuatan kekuatan hukum.
3. Menghukum Tergugat Rekonpensi membayar kerugian materiil dan
immateriil sebesar Rp 882.800.000,- (delapan ratus delapan puluh dua
juta delapan ratus ribu Rupiah).
4. Menghukum Tergugat Rekonpensi membayar dwangsoom (uang paksa)
sebesar Rp1.000.000,(satu juta Rupiah) per hari hingga dilaksanakannya
putusan pengadilan ini oleh Tergugat Rekonpensi.
atau
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat Konvensi/Para
Tergugat Rekonvensi tersebut, Tergugat Konvensi IV telah mengajukan
jawaban, yang pada pokoknya:
I. DALAM EKSEPSI:
1. Eksepsi Tentang Kewenangan Absolut;
Bahwa jika gugatan penggugat memang maksudnya adalah untuk
lembaga Pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi Pemerintahan
di Kota Dumai, dimana sesuai dengan materi gugatannya menyangkut
tindakan tergugat IV (Kantor Pertanahan Kota Dumai) yang telah
melakukan pendaftaran dan pemeliharaan data pendaftaran tanah atas
sertifikat HGB No. 587 dengan melaksanakan peralihan hak dari
tergugat I kepada tergugat II, hal mana dilakukan tergugat IV sesuai
dengan tugas pokok dan dan fungsinya sebagai mana diatur dalam
Pepres No: 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional Pasal
1
ayat
(1)
yakni
sebagai
lembaga
pemerintahan
yang
menyelenggarakan tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di
Kota Dumai.
Bahwa sebagai lembaga pemerintahan yang menyelenggarakan
tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Kota Dumai, maka
dalam melaksanakan tugasnya dibidang pendaftaran tanah mengacu
Hal 25 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
pada PP 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah dan tergugat IV
dalam
perkara
a
quo
adalah
melaksanakan
pemeliharaan
datapertanahan atas tanah yang diajukan penggugat sebagai objek
sengketa, maka dengan demikian tergugat IV dalam melaksanakan
perbuatan tersebut adalah dalam kapasitasnya sebagai Pejabat Tata
Usaha Negara, dan produk tersebut disebut dengan Keputusan Tata
Usaha Negara sebagai mana dimaksud dalam pasal 1 poin 1 dan 2 UU
Nomor 5 Tahun 1996 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Bahwa sesuai dengan Pasal 53 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1996
menyatakan bahwa "(1) Seseorang atau badan hukum perdata yang
merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang
berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan gati rugi dan/atau rehabilitasi".
Bahwa dari kutipan pasal tersebut diatas yang diterapkan pada
materi gugatan penggugat yang menjelaskan peran tergugat IV dalam
gugatannya yakni melaksanakan pendaftaran dan Pemeliharaan data
Pendaftaran
tanah
atas
tanah
objek
sengketa,
adalah
dalam
kapasitasnya sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, dengan demikian
jika ada seseorang atau badan yang merasa dirugikan sebagai akibat
dikeluarkannya suatu keputusan Tata Usaha Negara, maka bukan
wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa, mengadili dan
memutuskan perkara antara penggugat dengan tergugat IV melainkan
menjadi
kewenangan
Peradilan
Tata
Usaha
Negara
(PTUN)
sebagaimana diatur dalama pasal 47 UU 5 tahun 1996.
Bahwa atas dasar uraian tersebut diatas maka cukup alasan bagi
Hakim Pengadilan Negeri Dumai untuk menyatakan bahwa bukan
Kewenangan Pengadilan Negeri Dumai untuk mengadili, memeriksa
dan memutus perkara ini, atau setidak tidaknya menyatakan gugatan
penggugat pada tergugat IV tidak dapat diterima.
2. Eksepsi kesalahan menujukan subjek gugatan (error in subjekto)
Bahwa penggugat barangkali mengajukan gugatannya pada
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai (tertulis dalam
gugatannya Badan Pertanagan (BPN) Kota Dumai, sementara dalam
hukum acara perdata gugatan hanya dapat diajukan pada perorangan
atau badan hukum baik publik mapun privat yang sudah tertentu
Hal 26 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Identitasnya seperti Nama, alamat dll, sementara gugatan penggugat
dialamatkan ke Kantor Badan Pertanagan Nasional (BPN) Kota Dumai,
yang mana lembaga dengan nomenklatur demikian tidak ditemukan
Kota Dumai.
Bahwa dalam nomeneklatur kelembagaan Pemerintahan di
Indonesia tidak terdapat Nomenklatur Kantor Badan Pertanagan
Nasional Kota Dumai, dan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan di Kota Dumai
satu-satunya adalah Kantor Pertanahan Kota Dumai yang merupakan
Lembaga Pemerintah yang mempunyai Tugas dan fungsi pertanahan di
Kota Dumai.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006
tentang Badan Pertanahan Nasional Pasal 1 ayat (1) menyatakan
bahwa "Badan Pertanahan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden", selanjutnya pada pasal 2 dinyatakan bahwa" Badan
Pertanahan
Nasional
mempunyai
tugas
melaksanakan
tugas
pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan , dan
selanjutnya dalam pasal Pasal 28 ayat (1) dikatakan bahwa " Untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di
daerah, dibentuk Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
di
Provinsi
dan
Kantor
Pertanahan
Kabupaten/Kota
di
Kabupaten/Kota.
Bahwa dari kutipan pasal diatas jelas bahwa yang mempunyai
tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pertanahan di Kota
Dumai adalah Kantor Pertanahan Kota Dumai yang mendapat
kewenangan
berdasarkan
Pelimpahan
Kewenangan
dari
Pemerintah RI melalui Kepala Badan Pertanahan Nasional, dan
selanjutnya secara Hirarki pelimpahan tersebut kepada Kepala
Kantor Wilayah Propinsi Riau dart selanjutnya kepada Kepala
Kantor Pertanahan Kota Dumai.
Bedasarkan uraian diatas maka gugatan penggugat adalah
salah sebab gugatan tersebut ditujukan kepada badan hukumyang tidak
dikenal dalam nomenklaturorganisasi Pernerintahan di Kota Dumai,
sehingga gugatan tersebut telah salah menujukan subjek gugatannya,
dengan demikian cukup alasan bagi Hakim Pengadilan Negeri untuk
Hal 27 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
menolak gugatan penggugat atau menyatakan gugatan penggugat pada
tergugat IV tidak dapat diterima.
3. Eksepsi tentang kualitas penggugat
Bahwa penggugat mengaku sebagai para ahli waris Atan P, akan
tetapi tidak mendasarkan pada satu bukti apapun, maka apabila benar
sebagai ahli waris maka harus ada surat dari pejabat yang
berwewenang yang membuktikan hal itu, sehingga dengan demikian
para penggugat nyata punya kualitas untuk mengajukan perkara ini,
sepanjang surat atau akte/keputusan tettang ahli waris tersebut tidak
dibuktikan maka dengan demikian para penggugat tidak berkwalitas
mengajukan gugatan atas perkara ini.
Bahwa dari uraian tersebut diatas karena tidak ada dasar bukti
bahwa para penggugat adalah ahli waris Atan P maka cukup alasan
bagi Hakim Pengadilan Negeri Dumai yang mengadili perkara ini untuk
menyatakan batal gugatan penggugat dengan demikian menolak
gugatan penggugat ini atau paling tidak menyatakan gugatan penggugat
tidak dapat diterima.
4. Gugat pada Tergugat IV salah sasaran.
Bahwa dalam hukum acara perdata terjadinya sengketa apabila
ada persinggungan kepentingan antara tergugat dan penggugat,
sementara
dalam
perkara
ini
tergugat
IV
tidak
pernah
ada
ketersinggungan kepentingan dengan para penggugat, kalaupun
tergugat IV melaksanakan pendaftaran atas tanah objek perkara bukan
atas
dasar
tindakan/perbuatan
tergugat
IV,
melainkan
hanya
melaksanakan prosedur administrasi atas peralihah hak objek sengketa
yang didasarkan pada perjanjian antara tergugat I dan II yang
dituangkan dalam akte Notaris/PPAT (tergugat V), sehingga inisiatif
atas tindakan hukum atas objek sengketa adalah tergugat I dan II yang
dituangkan dalam akte yang dibuat oleh tergugat V, sedangkan
tergugat IV hanyalah mendaftarkan atas proses perbuatan hukum
tergugat I, II dan V secara administratif agar perbuatan hukum tersebut
secara hukum negara diakui sebagai bukti yang kuat sesuai dengan
Pasal 19 UUPA, maka dengan demikian secara keperdataan tidak ada
ketersinggungan tergugat IV dengan penggugat, kecuali itu tergugat IV
berkewajiban mendaftarkan seluruh perbuatan hukum atas bidang
tanah yang telah melaksanakan perbuatan hukum sesuai dengan
peraturan yang berlaku dalam hal ini PP No. 24 Tahun 1997, dan jika
Hal 28 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
terjadi perubahan status hukum atas bidang tanah yang terdaftar maka
tergugat
IV
berkewajiban
untuk
melaksanakan
pendaftarannya
sepanjang perubahan status hukum tersebut mempunyai kekuatan
legal administratif, dengan demikian tidaklah layak jika tergugat IV
diajukan sebagai tergugat, dan apabila penggugat merasa agar
tergugat IV terikat dengan keputusan dalam perkara ini maka cukplah
apabila tergugat IV diposisikan sebagai turut tergugat sesuai dengan
Putusan No. 1642K/Pdt.G/2005,
Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas cukup alasan bagi
Hakim Pengadilan Negeri untuk mengeluarkan tergugat IV dari perkara
ini, atau setidak-tidaknya agar tergugat IV terikat dengan Keputusan
dalam perkara ini cukuplah apabila tergugat IV hanya diikutkan sebagai
Turut Tergugat.
Dan uraian eksepsi tersebut diatas maka cukup alasan bagi hakim
Pengadilan Negeri Dumai memutuskan dalam perkara ini:
Dalam eksepsi:
- Menyatakan batal gugatan penggugat untuk seluruhnya paling tidak
menolak gugatan yang ditujukan pada pada tergugat IV atau paling
tidak menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima.
Bahwa apabila Bpk. Majelis Hakim yang terhormat berpendapat lain
maka:
II. DALAM POKOK PERKARA
Bahwa apa yang telah diuraikan dalam eksepsi merupakan satu
kesatuan dengan jawaban dalam pokok perkara ini karenanya mohon telah
dianggap disampaikan dalam pokok perkara ini;
Bahwa tergugat IV menyangkal seluruh dalil-dalil penggugat kecuali
dalil-dalil yang diakuinya secara tegas dan nyata.
Bahwa dalam petitumnya penggugat menyatakan tergugat IV telah
melakukan perbuatan melawan hukum karena telah membantu tergugat I, II
dan Ill dalam peralihan hak atas objek sengketa, hal ini tidak benar karena
tergugat IV melakukan itu adalah berdasarkan prosedur hukum yang telah
dilaksanakan oleh tergugat I, II, dan III didapan tergugat V atas tanah
sengketa, dan atas dasar akta yang dibuat dihadapan tergugat V dengan
dilengkapi persyaratan administrasi lainnya maka wajib bagi tergugat IV
untuk melaksanakan pendaftaran tanah atas perbuatan hukum peralihan
hak atas tanah sengketa;
Hal 29 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Bahwa untuk diketahui, perbuatan melawan hukum diatur dalam pasal
1365 sampai dengan 1380 Kitab undang-undang Hukum Perdata (Burgelijk
wetboek) yang secara umum unsur perbuatan melawan hukum sebagaia
mana diuraikan oleh DR.Munir Fuady, SH.,MH.,LLM., dalam bukunya yang
berjudul Perbuatan melawan Hukum (PT. Citra Adi Bakti 2005 Hal. 10-14
adalah:
a.
Adanya suatu perbuatan
b.
Perbuatan tersebut melawan hukum
c.
Adanya kesalahan dari pelaku;
d.
Adanya kerugian bagi korban;
e.
Adanya hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian;
Dari unsur perbuatan melawan hukum tersebut diatas, maka jelas tidak ada
perbuatan yang dilakukan oleh tergugat IV kepada penggugat yang
memenuhi unsur perbuatan melawan hukum, sebab perbuatan hukum
tergugat IV atas perbuatan pendaftaran peralihan hak objek sengketa
adalah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak ada kesalahan
apapun yang dilakukan tergugat IV, sebab telah mendaftarkan peralihan hak
tersebut berdasarkan akta PPAT, dan dengan perbuatan tersebut tidak
pernah merugikan penggugat juga, perbuatan tersebut tidak mempunyai
hubungan sebab akibat (kausal) dengan kerugian penggugat yang
seandainya adapun.
Bahwa memang objek perkara telah terdaftar awalnya dengan STP. HGB
587/1979 dan kemudian berdasarkan prosedur legal dari tergugat III telah
dperbaharui menjadi STP HGB 188/1988 dan kemudian berdasarkan
kesepakatan antara tergugat I dan II yang dituangkan dalam Akta yang dibuat
dihadapan Notaris/PPAT maka tergugat IV telah menerbitkan sertifikat HGB
No. 478,479,480 dan 481 atas nama Tergugat II;
Bahwa sesuai dengan Pasal 19 UUPA maka sertifikat HGB yang telah
dialihkan oleh tergugat I kepada tergugat II yang telah didaftarakan oleh
tergugat IV dalam buku tanahnya telah mempunyai kekuatan hukum yang
kuat, dalam arti sepanjang tidak dapat dibuktikan sebaliknya maka sertifikat
hak atas tanah yang dikeluarkan oleh tergugat IV atas tanah sengketa haruss
diterima sebagai satu-satunya bukti atas kepemilikan hak atas tanah terdaftar
tersebut;
Bahwa tergugat IV setelah menerbitkan sertifikat atas tanah sengketa
belum pernah menerima bukti atau alas hak yang membuktikan kebalikan dari
kekuatan pembuktian atas sertifikat HGB tanah sengketa, maka dengan
Hal 30 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
demikian tergugat IV sampai saat ini secara hukum harus diterima bahwa
hanya tergugat II lah sebagai pemilik yang sah dan mempunyai kekuatan
pembuktian yang kuat atas tanah sengketa;
Bahwa dari uraian tersebut diatas tergugat IV tidak pernah melakukan
perbuatan
melawan
gugatannya,
hukum
seperti
yang
uraikan
sebab sebagai Institusi pemerintah
penggugat
tergugat
IV
dalam
hanya
melaksanakan perbuatan hukum sepanjang sesuai dengan prosedur dan
persyaratan yang ditentukan untuk itu, dan seandainyapun para penggugat
dapat menunjukkan aspek legalitas dan adminstratifnya yang menunjukkan
adanya hak penggugat atas tanah sengketa maka tergugat IV wajib
menyesuaikan dengan status hukum legal tersebut sepanjang penggugat
dapat membuktikan haknya dan mengikuti prosedur yang ditentukan untuk itu;
Bahwa hal tersebut tidak terlepas dari azas hukum pertanahan (UUPA)
yang berlaku saat ini yang mengikat tergugat IV dalam melaksanakan tugasnya
yaitu asas negatif yang dimaknai bahwa Pihak yang terdaftar sebagai Pemilik
Tanah dalam sertifikat tidak mutlak menjadi pemilik atas tanah tersebut apabila
ada pembuktian yang Iebih kuat, hal ini sesuai dengan Pasal 19, Undangundang No. 5 thn 1960, yang mengatur bahwa Sertifikat hanya sebagai bukti
hak dalam arti bahwa sertifikat akan diterima sebagai-satusatunya, bukti atas
pemilikan sebidang tanah keculai ada pembuktian yang Iebih kuat dalam arti
bahwa dengan penerbitan sertifikat hak atas tanah tidak mutlak bahwa siapa
yang terdaftar sebagai pemiliknya mutlak sebagai pemilik;
Bahwa dengan demikian tergugat IV dalam melaksanakan fungsinya
melakukan pendaftaran tanah tidak diwajibkan meneliti kebenaran materiil
alas hak yang diajukan pemohon, untuk melaksanakan pendaftaran tanah
karena itu adalah wewenang lembaga yudikatif (Pengadilan) kecuali hanya
melihat pada pembuktian format, kecuali nyata-nyata secara kasat mata
nampak ada pemalsuan atas Dokumen yang diajukan sebagai persyaratan
dalam pendaftaran tanah;
Bahwa dengan demikian berdasarkan alas hak yang diajukan oleh para
tergugat I,dan II yang dibuat dihadapan tergugat V, cukup dasar bagi tergugat
IV untuk melaksanakan pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan data
pendaftaran tanah atas tanah objek perkara.
Bahwa berdasarkan segala apa yang terurai diatas, tergugat IV
memohon dengan hormat sudilah kiranya Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Dumai yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini berkenan
memutuskan:
Hal 31 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
I. DALAM EKSEPSI:
1.
Menerima dan mengabulkan eksepsi tergugat IV;
2.
Menyatakan gugatan penggut kabur (Obscuur libel);
II. DALAM POKOK PERKARA:
-
Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya,atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima;.
-
Menghukum penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat Konvensi/ Para
Tergugat Rekonvensi tersebut, Tergugat Konvensi V telah mengajukan
jawaban, yang pada pokoknya:
Membaca dan mempelajari isi gugatan Para Penggugat sebagaimana
ternyata dan khususnya yang termuat dalam:
a. halaman 2 angka 5, yang menyatakan bahwa Para Penggugat
mengajukan gugatan terhadap ..., “5. Notaris dan PPAT Firman, SH, MKn,
beralamat di Jalan Sultan Syarif Kasim No. 161 B Kota Dumai; Selanjutnya
disebut Tergugat V;
b. halaman 4 dan 5 angka 5, yang menyatakan bahwa: ..., Tergugat I telah
menjual/ mengalihkan objek sengketa tersebut kepada Tergugat II (PT.
Pertamina Patra Niaga) dengan bantuan Notaris dan PPAT Firman, SH,
MKn (Tergugat V) ..., dst;
c. halaman 6 angka 19, yang menyatakan: ..., bahwa tanah objek sengketa
tidak termasuk areal Tergugat I yang diperdapat dari Tergugat III karena
batas-batas tanah areal milik Tergugat I seluas + 300 hektar sesuai
dengan sertifikat HGB No. 587/188 ..., dst;
d. halaman 7 angka 25 point 6, yang menyatakan bahwa: ..., 6. Menyatakan
Tergugat IV dan Tergugat V telah melakukan perbuatan melawan hukum
karena telah membantu Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III dalam
peralihan hak atas objek sengketa;
Berdasarkan isi gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat pada huruf A, B,
C, dan D tersebut di atas maka:
DALAM EKSEPSI:
1. Gugatan Para Penggugat Gugur Dengan Sendirinya Atas Kehendak
Para Penggugat;
Bahwa gugatan Para Penggugat telah gugur dengan sendirinya atas
kehendak Para Penggugat sendiri, yakni karena Para Penggugat telah
Hal 32 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
memasukkan nama kami, Notaris dan PPAT Kota Dumai selaku Pihak
Tergugat V dalam perkara a quo;
Bahwa Tergugat V tidak memiliki hubungan hukum dengan Tergugat I,
tergugat II, Tergugat III maupun dengan Para Penggugat sendiri dan
kalaupun Tergugat V terlibat dalam pembuatan akta otentik pada proses
peralihan hak dari Tergugat I kepada Tergugat III, hal tersebut sematamata didasari oleh kewenangan dan kewajiban hukum yang diberikan
peraturan perundang-undangan kepada Tergugat V, sebagaimana diatur
dalam UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Peraturan
Pemerintah No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan jabatan Pejabat
Pembuat Akta Tanah;
Berdasarkan uraian tersebut di atas, cukup jelas kiranya bahwa Tergugat
V bukan termasuk para pihak (subjek hukum gugatan) dalam perkara
perdata ini, sedemikian hingga sudah cukup bagi Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menolak gugatan Para
Penggugat sebagai konsekwensi dari dimasukkannya/ dicantumkannya
nama kami, Notaris dan PPAT Kota Dumai selaku Pihak Tergugat V
dalam perkara a quo;
2. Gugatan Para Penggugat tidak mempunyai dalil hukum yang kuat
pada posita/ dasar hukum gugatannya sehingga tidak dapat
membuktikan secara jelas perbuatan melawan hukum apa yang
dimaksudkan oleh Para Penggugat kepada Tergugat V;
Bahwa Para Penggugat mendalilkan dengan menyatakan: “..., Tergugat I
telah menjual/ mengalihkan obyek sengketa tersebut kepada Tergugat II
(PT. Pertamina Patra Niaga) dengan bantuan Notaris dan PPAT Firman,
SH., MKn., (Tergugat V) ..., dst.”, lalu dalam petitm gugatan Para
Penggugat mengajukan tuntutan bahwa Menyatakan Tergugat IV dan
Tergugat V melakukan perbuatan melawan hukum karena telah
membantu Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III dalam peralihan hak
atas obyek sengketa;
Bahwa berdasarkan dalil tersebut di atas, Para Penggugat dalam
gugatannya tidak menjelaskan dasar hukum (rechtsgrond) apa, peristiwa
hukum apa dan atau perbuatan hukum apa mengenai perbuatan
melawan hukum yang dimaksudkan Para Penggugat, sehingga terkesan
dalil Para Penggugat dalam gugatannya hanya asal-asalan saja;
Hal 33 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
3. Objek Gugatan dari Para Penggugat Kabur (obscuur libel);
Bahwa Para Penggugat mendalilkan dalam gugatannya sebagai berikut:
“ …bahwa tanah objek sengketa tidak termasuk areal Tergugat I yang
diperdapat dari Tergugat III karena batas-batas tanah areal milik
Tergugat I seluas + 300 hektar sesuai dengan Sertifikat HGB No.
587/188 ... dst”;
Bahwa dari dalil tersebut cukup jelas kiranya Para Penggugat tidak
mengetahui objek gugatan secara benar dan mengajukan dalil yang
mengada-ada karena kami Notaris dan PPAT Kota Dumai (Tergugat V)
tidak pernah memverifikasi dokumen hukum/ sertifikat sebagaimana yang
disebut Para Penggugat di atas;
DALAM POKOK PERKARA:
1. Tergugat V menolak dengan tegas seluruh dalil gugatan Para Penggugat
atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Para Penggugat tidak
beralasan secara hukum;
2. Tergugat V menolak memberi keterangan mengenai isi akta yang
Tergugat V buat, untuk kepentingan Tergugat I dan Tergugat II dalam
perkara ini;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang besarnya
menurut hukum;
Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berpendapat lain. Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Mengutip dan memperhatikan tentang hal-hal yang tercantum dalam
turunan resmi Pengadilan Negeri Dumai Nomor: 30/Pdt.G/2013/PN.DUM
tanggal 2 April 2014, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONVENSI:
DALAM EKSEPSI:
-
Menolak eksepsi dari Tergugat Konvensi I/Penggugat Rekonvensi I,
Tergugat Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II, Tergugat Konvensi III/
Penggugat Rekonvensi III, Tergugat Konvensi IV, dan Tergugat Konvensi
V untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA:
1. Menyatakan Para Penggugat Konvensi berkwalitas baik dan sah
menurut hukum;
2. Mengabulkan gugatan Para Penggugat Konvensi untuk sebahagian;
Hal 34 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
3. Menyatakan sah milik Para Penggugat Konvensi objek sengketa yang
berupa sebidang tanah yang terletak di Jalan Dock yard Kelurahan
Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai dengan batasbatas:
- Sebelah Utara berbatas dengan parit batas PT. Patra Dok
Dumai...................................................................................... + 138 M;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan Pembangunan .........+ 115 M;
- Sebelah Barat berbatas dengan Jalan Dockyard .....................+ 155 M;
- Sebelah Timur berbatas dengan tanah masyarakat ................ + 160 M;
4. Menyatakan Tergugat Konvensi I, Tergugat Konvensi II dan Tergugat
Konvensi III telah melakukan perbuatan melawan hukum karena
menguasai tanah objek sengketa tanpa hak;
5. Menyatakan perbuatan Tergugat Konvensi I, Tergugat Konvensi II dan
Tergugat Konvensi III tersebut telah merugikan Para Penggugat
Konvensi;
6. Menyatakan Tergugat Konvensi IV dan Tergugat Konvensi V telah
melakukan perbuatan melawan hukum karena telah membantu Tergugat
Konvensi I, Tergugat Konvensi II dan Tergugat Konvensi III dalam
peralihan hak atas objek sengketa;
7. Memerintahkan Para Tergugat Konvensi untuk tunduk dan patuh
terhadap keputusan ini;
8. Menghukum Tergugat Konvensi I, Tergugat Konvensi II dan Tergugat
Konvensi III untuk mengosongkan objek sengketa dari segala hak
miliknya dan hak milik orang lain yang mendapat hakdaripadanya dan
setelah kosong rnenyerahkannya kepada Para Penggugat Konvensi, jika
ingkar dengan bantuan kepolisian atau pihak lainnya;
9. Menghukum Para Tergugat Konvensi secara tanggung renteng untuk
membayar biaya-biaya yang timbul dalam perkara sekarang ini,
walaupun ada perlawanan, Banding atau Kasasi;
10. Menolak gugatan Para Penggugat Konvensi/Para Tergugat Rekonvensi
untuk yang lain dan selebihnya;
DALAM REKONVENSI:
-
Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi I/Tergugat Konvensi I,
Penggugat
Rekonvensi
II/Tergugat
Konvensi
II,
dan
Penggugat
Rekonvensi III/Tergugat Konvensi III untuk seluruhnya;
Hal 35 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI:
-
Menghukum Tergugat Konvensi I/Penggugat Rekonvensi I, Tergugat
Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II, Tergugat Konvensi III/Penggugat
Rekonvensi III, Tergugat Konvensi IV, dan Tergugat Konvensi V untuk
membayar biaya yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng
sebesar Rp. 1.769.000,- (satu juta tujuh ratus enam puluh sembilan ribu
rupiah);
Menimbang, bahwa sesuai dengan Akta Permohonan Banding Nomor:
30/PDT.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani oleh Panitera Pengadilan
Negeri Dumai, yang menerangkan bahwa pada hari Senin tanggal 14 April
2014, Tergugat
Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Kuasanya telah
menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor:
30/PDT.G/2013/PN.DUM tanggal 2 April 2014;
Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas
Pemberitahuan Pernyataan
Banding Nomor: 30/Pdt.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani oleh Jurusita dan
Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Dumai dan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, pengajuan permohonan banding oleh
Kuasa Tergugat
Konvensi
II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I tersebut diatas, telah diberitahukan
secara sah dan seksama kepada Kuasa Para Penggugat Konvensi/Para
Tergugat Rekonvensi/Para Terbanding pada tanggal 17 April 2014, kepada
Tergugat Konvensi I/Penggugat Rekonvensi I/Turut Terbanding I pada tanggal
29
April
2014,
kepada
Tergugat
Konvensi
III/Penggugat
Rekonvensi
III/Pembanding II pada tanggal 17 April 2014, kepada Tergugat Konvensi
IV/Turut Terbanding II pada tanggal 17 April 2014 dan kepada Tergugat
Konvensi V/Turut Terbanding III pada tanggal 16 April 2014 ;
Menimbang, bahwa sesuai dengan Akta Permohonan Banding Nomor:
30/PDT.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani oleh Panitera Pengadilan
Negeri Dumai, yang menerangkan bahwa pada hari Selasa tanggal 15 April
2014,
Tergugat
Konvensi
III/Penggugat
Rekonvensi
III/Kuasanya
telah
menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor:
30/PDT.G/2013/PN.DUM tanggal 2 April 2014;
Hal 36 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas
Pemberitahuan Pernyataan
Banding Nomor: 10/Pdt.G/2012/PN.DUM yang ditanda tangani oleh Jurusita dan
Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Dumai dan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, pengajuan permohonan banding oleh Kuasa Tergugat Konvensi
III/Penggugat Rekonvensi III/Pembanding II tersebut diatas, telah diberitahukan
secara sah dan seksama kepada Kuasa Hukum Para Penggugat Konvensi/para
Tergugat Rekonvensi/Terbanding pada tanggal 21 April 2014, kepada Tergugat
Konvensi I/Penggugat Rekonvensi I/Turut Terbanding I pada tanggal 29 April
2014, kepada Tergugat Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I
pada tanggal 29 April 2014, kepada Tergugat Konvensi IV/Turut Terbanding II
pada tanggal 21 April 2014 dan kepada Tergugat Konvensi V/Turut Terbanding
III pada tanggal 21 April 2104;
Menimbang, bahwa untuk melengkapi permohanan bandingnya,Kuasa
Tergugat Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I telah mengajukan
Memori Banding tertanggal 8 Mei 2014 yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Dumai pada hari Jumat tanggal 9 Mei 2014, dimana
berdasarkan Relaas Pemberitahuan Penyerahan Memori Banding Nomor :
30/Pdt.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani Jurusita dan Jurusita Pengganti
Pengadilan Negeri
Dumai dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Memori
Banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan secara patut kepada
Kuasa Para Penggugat Konvensi/Para Tergugat Rekonvensi/Para Terbanding
pada tanggal 13 Mei 2014, kepada Tergugat Konvensi I/Penggugat Rekonvensi
I/Turut Terbanding I pada tanggal 11 Juni 2014, kepada Tergugat Konvensi
III/Penggugat Rekonvensi III/Pembanding II pada tanggal 13 Mei 2014, kepada
Tergugat Konvensi IV/Turut Terbanding II pada tanggal 21 Mei 2014 dan
kepada Tergugat Konvensi V/Turut Terbanding III pada tanggal 13 Mei 2014 ;
Menimbang, bahwa untuk melengkapi permohanan bandingnya,Kuasa
Tergugat Konvensi
III/Penggugat Rekonvensi III/Pembanding II telah
mengajukan Memori Banding tertanggal 16 Mei 2014 yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai pada hari Jumat tanggal 16 Mei 2014,
dimana berdasarkan Relaas Pemberitahuan Penyerahan Memori Banding
Nomor : 30/Pdt.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani Jurusita dan Jurusita
Pengganti Pengadilan Negeri Dumai dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
Memori Banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan secara patut
kepada Kuasa Para Penggugat Konvensi/Para Tergugat Rekonvensi/Para
Hal 37 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Terbanding pada tanggal 20 Mei 2014, kepada Tergugat Konvensi I/Penggugat
Rekonvensi I/Turut Terbanding I pada tanggal 11 Juni 2014, kepada Tergugat
Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I pada tanggal 9 Juni 2014,
kepada Tergugat Konvensi IV/Turut Terbanding II pada tanggal 21 Mei 2014
dan kepada Tergugat Konvensi V/Turut Terbanding III pada tanggal 20 Mei
2014 ;
Menimbang, bahwa
untuk menanggapi memori banding dari kuasa
Tergugat Konvensi III/Penggugat Rekonvensi III/Pembanding II, Kuasa Para
Penggugat
Konvensi/Para
Tergugat
Rekonvensi/Para
Terbanding
telah
mengajukan Kontra Memori Banding tertanggal 2 Juni 2014 yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai pada tanggal 3 Juni 2014, selanjutnya
sesuai dengan Relaas Pemberitahuan dan Penyerahan Kontra Memori Banding
Nomor : 30/PDT.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani Jurusita dan Jurusita
Pengganti Pengadilan Negeri Dumai dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
Kontra Memori Banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada
Kuasa Tergugat Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I pada
tanggal 13 Agustus 2014 dan kepada Tergugat Konvensi III/Penggugat
Rekonvensi III/Pembanding II pada tanggal 3 Juni 2014 ;
Menimbang, bahwa
untuk menanggapi memori banding dari kuasa
Tergugat Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I, Kuasa Tergugat
Konvensi I/Penggugat Rekonvensi I/Turut Terbanding I telah mengajukan
Kontra Memori Banding tertanggal 16 Juli 2014 yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Dumai pada tanggal 18 Juli 2014, selanjutnya sesuai dengan
Relaas Pemberitahuan dan Penyerahan Kontra Memori Banding Nomor :
30/PDT.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani Jurusita dan Jurusita Pengganti
Pengadilan Negeri Dumai dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kontra
Memori Banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada Kuasa
Tergugat Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I pada tanggal 12
Agustus 2014 dan kepada Tergugat Konvensi III/Penggugat Rekonvensi
III/Pembanding II pada tanggal 25 Juli 2014 ;
Menimbang, bahwa
untuk menanggapi memori banding dari kuasa
Tergugat Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I, Kuasa Tergugat
Konvensi IV/Turut Terbanding
II telah mengajukan Kontra Memori Banding
tertanggal 21 Mei 2014 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai
Hal 38 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
pada tanggal 23 Mei 2014, selanjutnya sesuai dengan Relaas Pemberitahuan
dan Penyerahan Kontra Memori Banding Nomor : 30/PDT.G/2013/PN.DUM
yang ditanda tangani Jurusita dan Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Dumai
dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kontra Memori Banding tersebut telah
diberitahukan dan diserahkan kepada Kuasa Tergugat Konvensi II/Penggugat
Rekonvensi II/Pembanding I pada tanggal 24 Juni 2014 dan kepada Tergugat
Konvensi III/Penggugat Rekonvensi III/Pembanding II
pada tanggal 2 Juni
2014 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas Pemberitahuan Memeriksa
Berkas Nomor : 30/PDT.G/2013/PN.DUM, yang ditanda tangani oleh Jurusita
dan Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Dumai dan Pengadilan Jakarta
Selatan, kepada Kuasa Para Penggugat Konvensi/Para Tergugat Rekonvensi
pada tanggal 9 Mei 2014, kepada Kuasa Tergugat
Konvensi I/Penggugat
Rekonvensi I/Turut Terbanding I pada tanggal 5 Agustus 2014, kepada Kuasa
Tergugat Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I pada tanggal 29
Agustus 2014, kepada Kuasa Tergugat Konvensi III/Penggugat Rekonvensi
III/Pembanding II pada tanggal 8 Mei 2014, kepada Kuasa Tergugat Konvensi
IV/ Turut Terbanding II pada tanggal 8 Mei 2014 dan kepada Tergugat Konvensi
V/Turut Terbanding III pada tanggal 9 Mei 2014, masing-masing telah
diberitahukan untuk mempelajari/memeriksa berkas perkara (inzage) di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai, sebelum berkas perkara tersebut
dikirimkan ke Pengadilan Tinggi Pekanbaru untuk diperiksa dalam tingkat
banding;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :
Menimbang, bahwa karena permohonan banding dari Kuasa Tergugat
Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II/Pembanding I dan dari Kuasa Tergugat
Konvensi III/Penggugat Rekonvensi III/Pembanding II, diajukan dalam tenggang
waktu dan tata cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan, maka
permohonan banding tersebut, secara formal
dapat diterima;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi membaca dan mempelajari
dengan secara seksama berkas perkara, salinan Putusan Pengadilan Negeri
Dumai Nomor : 30/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 2 April 2014 dan memori
banding dari pihak pembanding serta kontra memori banding dari pihak
Hal 39 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
terbanding serta surat-surat lainnya, maka Pengadilan Tingkat Banding
memberikan pendapat sebagai berikut :
- Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah tepat menerapkan hukumnya,
tetapi keliru dalam menilai faktanya bertentangan dengan bukti dipersidangan,
khususnya
mengenai
dikabulkannya
sebahagian
gugatan
Penggugat
Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan lebih khusus lagi ditolaknya Eksepsi
Tergugat Konpensi/Tergugat II dan Tergugat III, oleh karena itu maka Majelis
Hakim Tingkat Banding akan memberikan pertimbangan sendiri dalam
memutus perkara ini ditingkat banding yakni sebagai berikut :
DALAM KONPENSI :
DALAM EKSEPSI :
Menimbang, bahwa Eksepsi yang diajukan oleh Kuasa Tergugat
Konpensi yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Eksepsi Kompetensi Absolut ;
2. Eksepsi Daluarsa Perkara ;
3. Eksepsi Surat Kuasa;
4. Eksepsi Obscuur Libel ;
Ad.1.Eksepsi Kompetensi Absolut :
Menimbang, bahwa terhadap Eksepsi Kompetensi Absolut adalah
gugatan Penggugat berkaitan dengan sengketa tanah yang terletak didalam
Sertifikat HGB No : 587/1979 atas nama Tergugat III yang telah dibalik namakan
menjadi HGB No : 188/1998 dan kemudian dipecah menjadi 4 (empat) Sertifikat
HGB yaitu : No : 478/2011, HGB No : 479/2011, HGB No : 480/2011 dan HGB
No : 481/2011 atas nama Tergugat I dan saat ini tanah tersebut telah dialihkan
kepada Tergugat I/Turut Terbanding I ;
- Bahwa agar tidak menimbulkan kerancuan hukum mengingat petitum
Penggugat berdampak langsung pada Sertifikat HGB No : 479/2011,
sementara mengenai kewenangan menyatakan batalnya Sertifikat atau
menyatakan Sertifikat tidak berlaku baik sebahagian maupun keseluruhan
adalah Pengadilan Tata Usaha yang berwenang Negara, maka seharusnya
perkara a quo merupakan kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara, dan
bukan kewenangan Pengadilan Negeri Dumai ;
Hal 40 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama mempertimbangkan
kwalifikasi dari gugatan Penggugat adalah Perbuatan Melawan Hukum sesuai
dengan petitum gugatan Penggugat, maka mengenai sengketa kepemilikan
yang jelas merupakan perkara perdata yang berdasarkan Pasal 2 huruf a
Undang-Undang No : 5 Tahun 1986 bukan wewenang dari Pengadilan Tata
Usaha Negara melainkan merupakan kewenangan dari Pengadilan Umum yang
berhak dan mengadili perkara a quo ;
Ad.3. Eksepsi Surat Kuasa :
Menimbang, bahwa Tergugat Konpensi I/Penggugat Rekonpensi I,
Tergugat Konpensi II/Penggugat Rekonpensi II dan Tergugat Konpensi III/
Penggugat Rekonpensi III, bahwa disebut dalam Surat Kuasa Penggugat yang
dibuat oleh pihak yang tidak berwenang selaku pewaris atas objek sengketa ;
- Bahwa Surat Kuasa tidak menyertakan alas hak yang sah secara hukum bagi
Pemberi Kuasa untuk mewakili ahli waris dalam perkara ini, sehingga dengan
demikian para Penggugat Konpensi/para Tergugat Rekonpensi secara hukum
tidak dapat memberikan dasar hukum yang sah bagi Pemberi Kuasa guna
dapat memberi Kuasa dan penerima Kuasa ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan tersebut
diatas yang mengenai Eksepsi tetang Surat Kuasa sudah merupakan materi
dalam pokok perkara, maka akan diperiksa dan dipertimbangkan bersamaan
dalam pokok perkara ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tingkat Pertama dalam pertimbangan
hukumnya telah memuat dan menguraikan dengan tepat dan benar, maka
pertimbangan hukum tersebut diambil alih dan dijadikan pertimbangan sendiri
oleh Pengadilan Tinggi dalam memutus perkara ini ditingkat banding ;
Ad.4. Eksepsi objek gugatan dari para Penggugat kabur ( Obscuur Libel).
Bahwa Surat Gugatan Kabur dan tidak terang atau Formulasi gugatan tidak
jelas dasar hukum dalil gugatan, tidak jelas objek sengketa, petitum gugatan
tidka jelas dan masalah wanprestasi dan perbuatan melawan hukum;
Bahwa terhadap hal-hal lain yang dikemukakan dalam uraian Eksepsi tersebut
belum dipertimbangkan, karena sudah merupakan materi dalam pokok
perkara, maka akan dipertimbangkan bersamaan dalam pokok perkara ;
Menimbang, bahwa tentang Eksepsi Obscuur Libel yang telah
merupakan materi dalam pokok perkara sebagaimana telah dipertimbangkan
Hal 41 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Pengadilan Tingkat Pertama serta menguraikan secara tepat dan benar, maka
pertimbangan hukum tersebut diambil alih dan dijadikan pertimbangan sendiri
oleh Pengadilan Tinggi dalam perkara ini ditingkat banding ;
Ad. 2. Eksepsi Daluarsa Perkara :
Bahwa
Tergugat Konpensi I/Penggugat Rekonpensi I, Tergugat Konpensi
II/Penggugat
Rekonpensi
II/Pembanding
I
dan
Tergugat
Konpensi
III/Penggugat Rekonpensi III/Pembanding II, telah mengajukan Eksepsi
tentang daluarsa perkara ;
Menimbang, bahwa tentang mengenai daluarsa suatu perkara adalah
suatu peraturan untuk memperoleh sesuatu atau dibebaskan dari sesuatu
dengan lewat waktu tertentu dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam
undang-undang, daluarsa perkara menurut penguasaan fisik terhadap lahan
yang menjadi objek perkara, pembayaran Pajak Bumi Bangunan, Sertifikat
Hak Guna Bangunan berdasarkan Peraturan Pemerintah No : 24 Tahun 1997
dalam Pasal 32 ayat (2) menyebutkan : Dalam hal suatu bidang tanah sudah
diterbitkan Sertifikat secara sah atas nama orang atau Badan Hukum yang
memperoleh
tanah
tersebut
dengan
itikad
baik
dan
secara
nyata
menguasainya, maka pihak lain yang mempunyai hak atas tanah itu tidak
dapat lagi menuntut pelaksaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima)
tahun sejak diterbitkannya Sertifikat itu tidak mengajukan keberatan secara
tertulis kepada pemegang Sertifikat dan kepada Kantor Pertanahan yang
bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan atas
penguasaan tanah atau penerbitan Sertifikat tersebut .
Sedangkan
para
Penggugat
Rekonpensi
membantah
Konpensi/Para
daluarsa
perkara
Terbanding/Para
dengan
Tergugat
berdasarkan
pada
penguasaan fisik terhadap tanah yang menjadi objek perkara dan pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan serta gugatan;
Bahwa setelah mempelajari secara seksama mengenai memori banding
dengan kontra memori banding tentang Eksepsi Pengadilan Tingkat Pertama
menilai dan menerapkan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah No : 24
Tahun 1997 yang didasarkan pada Penerbitan Sertifikat secara sah dan
secara nyata menguasai sebidang tanah, maka dalam tenggang waktu 5 (lima)
tahun sejak diterbitkannya Sertifikat tersebut diberikan hak untuk mengajukan
keberatan secara tertulis kepada Pemegang Sertifikat atau kepada Kantor
Hal 42 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Pertanahan ataupun mengajukan gugatan ke Pengadilan atas penguasaan
tanah tesrebut ;
Bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Pertama menghubungkan uraian dan
alasan daluarsa perkara tersebut diatas dengan bukti Surat Sertifikat Hak
Guna Bangunan yaitu :
1. Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 478 Tahun 2011 tanggal 29
Desember 2011 ;
2. Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 479 Tahun 2011 tanggal 29
Desember 2011;
3. Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 480 Tahun 2011 tanggal 29
Desember 2011 ;
4. Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 481 Tahun 2011 tanggal 29
Desember 2011;
Menimbang,
bahwa
setelah
mempelajari
secara
seksama
dan
berdasarkan pertimbangan dan fakta tersebut diatas, dimana Majelis Hakim
Tingkat Pertama menilai Eksepsi Daluarsa Perkara merupakan materi dalam
pokok perkara, yang akan diperiksa dalam pokok perkara ;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding mempertimbangkan
mengenai Eksepsi Daluarsa Perkara tidak sependapat dengan Majelis Hakim
Tingkat Pertama, mengenai fakta penerapan hukum Daluarsa 5 (lima) tahun
terhadap Daluarsa Perkara, karena faktanya Sertifikaf Hak Guna Bangunan No
: 481 Tahun 2011 yang berasal Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 587 Tahun
1979 dan diubah menjadi Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 188 Tahun 1998
dan dipecah menjadi 4 (empat) Sertifikat :
1. Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 478 Tahun 2011 tanggal 29 Desember
2011 ;
2. Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 479 Tahun 2011 tanggal 29 Desember
2011 ;
3. Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 480 Tahun 2011 tanggal 29 Desember
2011 ;
4. Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 481 Tahun 2011 tanggal 29 Desember
2011 ;
- Bahwa dengan terbitnya asal usul Sertifikat Hak Guna Bangunan No : 587
Tahun 1979 dengan dihubungkan tenggang waktu pengajuan gugatan
Penggugat tanggal 1 Agustus 2013, maka gugatan Penggugat ke
Pengadilan dengan lamanya penerbitan Sertifikat telah melebih 5 (lima)
Hal 43 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Tahun atau lebih kurang 35 (tiga puluh lima ) tahun lamanya, sesuai dengan
ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah No : 24 Tahun 1997 atas
penerbitan suatu Sertifikat itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak
tersebut ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka
Eksepsi Daluarsa perkara dapat dikabulkan, sedangkan Eksepsi yang
selebihnya harus ditolak ;
Dalam Pokok Perkara :
Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan tersebut diatas
dimana Eksepsi Para Tergugat dalam jawabannya karena Daluarsa Perkara
telah dapat diterima, maka Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa
gugatan para Penggugat Konpensi/Para Tergugat Rekonpensi/Para Terbanding
secara formil tidak memenuhi syarat dalam mengajukan suatu gugatan, oleh
karena gugatan tidak memenuhi syarat, maka gugatan pokok perkara tidak
perlu dipertimbangkan lagi dan gugatan para Penggugat Konpensi/para
Tergugat Rekonpensi/Para Terbanding harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Dalam Rekonpensi :
Menimbang, bahwa maksud gugatan para Penggugat Rekonpensi adalah
sebagaimana tersebut diatas :
Menimbang, bahwa sebagaimana yang telah dipertimbangkan dalam
gugatan Konpensi dimana formalitas gugatan Penggugat tidak memenuhi
syarat, karena Penggugat Konpensi tidak berhak lagi menuntut pelaksaan
haknya, karena sudah lewat 5 (lima) tahun dari Penerbitan Sertifikat sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No : 24 Tahun 1972 yang bersesuaian dengan
Eksepsi Daluarsa Perkara dan gugatan dinyatakan tidak dapat diterima, oleh
karena itu menurut Pengadilan Tinggi gugatan Rekonpensi ini juga dinyatakan
tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Konpensi tidak dapat diterima,
maka sudah sewajarnya para Penggugat Konpensi/Para Tergugat Rekonpensi/
Para Terbanding harus dihukum untuk membayar biaya perkara baik di Tingkat
Pertama maupu di Tingkat banding;
Menimbang,
bahwa
berdasarkan
alasan-alasan
yang
telah
dipertimbangkan diatas, maka Putusan Pengadilan Negeri Dumai No :
30/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 2 April 2014, haruslah dibatalkan dan
Hal 44 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Pengadilan Tinggi akan menagdili sendiri sebagaimana amar putusan dibawah
ini ;
Mengingat, selain pada Pasal 199 sampai dengan Pasal 205 Reglement
untuk tanah seberang ( RBg), juga pada Undang-Undang No : 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan dengan perkara ini ;
M E N G A D I L I :
--
Menerima permohonan banding dari
Tergugat
Rekonvensi II/Pembanding I dan Tergugat
Konvensi II/Penggugat
Konvensi III/Penggugat
Rekonvensi III/Pembanding II;
-- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor : 30/Pdt.G/2013/
PN.DUM tanggal 2 April 2014, yang dimohonkan banding tersebut ;
Dan
MENGADILI SENDIRI :
Dalam Konpensi :
Dalam Eksepsi :
- Menerima
Eksepsi
Para
Tergugat
Konvensi/Penggugat
Rekonvensi/
Pembanding untuk sebagian ;
- Menyatakan gugatan Para Penggugat Konvensi/Para Tergugat Rekonvensi/
Para Terbanding lewat waktu (Daluarsa);
Dalam Pokok Perkara :
- Menyatakan gugatan Para Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Para
Terbanding tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk Verklaard) ;
Dalam Rekonpensi :
- Menyatakan gugatan Para Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi tidak
dapat diterima (Niet Onvankelijk Verklaard) ;
Dalam Konpensi dan Rekonpensi :
- Menghukum Para Penggugat Konvensi/Para Tergugat Rekonvensi/Para
Terbanding untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam kedua tingkat
peradilan, yang dalam tingkat banding sebesar Rp.150.000,- (seratus lima
puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan pada hari Rabu Tanggal 8 Oktober 2014 dalam
musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru dengan susunan
Hal 45 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
YOHANNES
ETHER
BINTI,
SH.,MHum
sebagai
Hakim
Ketua,
TANI
GINTING,SH.,MH dan AHMAD SUKANDAR, SH.,MH masing-masing sebagai
Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam
tingkat banding berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru
tanggal 26 Agustus 2014 Nomor: 119/Pen.Pdt/2014/ PT.PBR, putusan mana
pada hari Senin Tanggal 13 Oktober 2014 telah diucapkan dalam persidangan
yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim
Anggota tersebut diatas, dengan
dibantu oleh
TABRANI,SmHk
Panitera
Pengganti pada Pengadilan Tinggi Pekanbaru, tanpa dihadiri oleh kedua belah
pihak yang berperkara dan kuasanya.
HAKIM ANGGOTA,
HAKIM KETUA,
TANI GINTING, SH.,MH
YOHANNES ETHER BINTI, SH.,MHum
AHMAD SUKANDAR,SH.MH
PANITERA PENGGANTI,
TABRANI,SmHk
Biaya proses :
1.Meterai ……………….
Rp.
6.000,-
2.Redaksi ………………
Rp.
5.000,-
3.Biaya Administrasi …. Rp.139.000,Jumlah ……………….
Rp.150.000,-
(seratus lima puluh ribu rupiah)
Hal 46 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Hal 47 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Hal 48 dari hal 46 Putusan No.119/PDT/2014/PT.PBR
Download