penggunaan media visual gambar untuk

advertisement
PENGGUNAAN MEDIA VISUAL GAMBAR UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA
DI KELAS IV MI YAPIA PARUNG
Skripsi
diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah
satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
A. Rahman
NIM: 1811018300097
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
A. RAHMAN (NIM: 1811018300097). Penggunaan Media Visual Gambar
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa di Kelas IV MI YAPIA
Parung (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di MI. YAPIA Parung-Bogor),
Jurusan PGMI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi permasalahan
kurangnya motivasi belajar siswa, kejenuhan dalam belajar siswa, pembelajaran
yang pasif, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar IPS, terutama pada
materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), yang ditetapkan yakni 70.
Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul
didalam kelas. Metode ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Ketiga tahapan tersebut dilakukan dengan dua
siklus, dengan langkah-langkah pembelajaran diskusi dengan model pembelajaran
examples non examples. Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah
data aktivitas guru, data aktivitas siswa, dan data hasil belajar siswa setelah
menggunakan media visual gambar. Pengumpulan data ini dilakukan dengan
metode observasi untuk mengukur aktifitas siswa dan aktifitas guru. Sedangkan
untuk mengukur hasil belajar siswa, dengan menggunakan alat evaluasi berupa
test tertulis yang dilakukan pada akhir setiap siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas guru
pada siklus I yaitu, 59,61% meningkat menjadi 86,53% pada siklus II. Aktifitas
siswa pada siklus I yaitu, 46,87% meningkat menjadi 87,5% pada siklus II..
Sedangkan pada hasil belajar siswa pada siklus I yaitu, 53,33% meningkat
menjadi 90% pada siklus II. Dengan demikian penggunaan media visual dalam
pembelajaran IPS khususnya pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi
alam dapat meningkatkan aktifitas guru, aktifitas siswa dan hasil belajar siswa.i
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat
dan
karunia-Nya
yang tak
terhingga,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skrifsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan
alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia kepada jalan
kebenaran, amien.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak luput dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Fauzan, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah .
3.
Dindin Ridwanuddin, M. Pd., selaku pengelola Dual Mode System.
4.
Takiddin, M. Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah sabar memberikan
bimbingan, pengarahan, waktu, saran dan motivasinya.
5.
Pimpinan dan Staf Administrasi Perpustakaan FITK, yang yang telah
memberikan fasilitas pustakanya kepada penulis.
6.
Sugama S. Pd.I., ( Kepala Madrasah ) dan Guru MI. YAPIA, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7.
Bapak dan Ibu tercinta, yang tiada henti-hentinya memberikan doa, dan
semangat, sehingga ananda dapat menyelesaikan skrifsi ini. Semoga allah
SWT, senantiasa memberikan Rakhmat dan Hidayah-nya, amien.
8.
Istri dan anak-anak tercinta, yang telah memberikan do’a, motivasi dan
dorongan baik dalam suka maupun duka.
9.
Teman-teman Mahasiswa PGMI, Wahyu Hidayat, Khaerudin, Siti Aisyah,
terima kasih atas segala kekompakan dan bantuannya. Serta semua pihak
yang tidak disebutkan satu-persatu namanya, semoga Allah SWT membalas
atas segala kebaikan dengan yang lebih banyak lagi.
ii
Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan
pembaca pada umumnya. Mohon ma,af atas segala keterbatasan dan
kekurangan.
Jakarta, 15 Oktober 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………
iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………
vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...
viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………...
ix
BAB 1
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………….
1
B. Identifikasi Masalah……………………………………
6
C. Pembatasan Fokus Penelitian…………………………..
7
D. Perumusan Masalah Penelitian………………………...
7
E. Tujuan Penelitian……………………………………….
7
F. Manfaat Penelitian……………………………………..
7
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Teoritik
BAB III
1.
Hakekat pendidikan IPS…………………………...
9
2.
Pembelajaran IPS Melalui Media Visual………….
12
3.
Hasil Belajar IPS dan Faktor-Faktor Yang mempeg
Aruhinya…………………………………………...
20
B. Hasil Penelitian yang Relevan………………………….
27
C. Hipotesis Tindakan……………………………………..
30
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………..
31
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian…..
31
C. Subyek Penelitian………………………………………
34
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian…………….
34
iv
BAB IV
E. Tahapan Intervensi Tindakan…………………………..
34
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan………………………
37
G. Data dan Sumber Data………………………………….
37
H. Instrumen Pengumpul Data…………………………..
38
I. Tehnik Pengumpul Data……………………………..
38
J. Pengembangan Perencanaan Tindakan………………
40
DESKRIFSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HASIL
OBSERVASI DAN HASIL BELAJAR
A. Deskrifsi Pelaksanaan Pembelajaran
42
1.
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
42
2.
Pelaksanaan pembelajaran Siklus II
49
B. Hasil Observasi
1. Hasil Observasi Siklus I………………………..
55
2. Hasil Observasi Siklus II………………………
57
C. Hasil Belajar
BAB V
1. Hasil Belajar Siklus I…………………………..
60
2. Hasil Belajar Siklus II…………………………
52
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………..
66
B. Implikasi…………………………………………..
66
C. Saran ……………………………………………...
67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
1. Tahapan Intervensi Tindakan………………………………………
35
2. Instrumen Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I……………………
55
3. Instrumen Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I………………….
57
4. Instrumen Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II……………………
58
5. Instrumen Pengamatan Aktifitas Siswa siklus II………………...
56
6. Nilai Ulangan Post Test Siklus I…………………………………..
60
7. Nilai Ulangan Post Test Siklus II………………………………….
62
vi
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Kerangka Ilmu Pendudkung PIPS……………………...
10
2. Bagan Kerangka Pesan Dalam Komunikasi…………………..
14
3. Bagan Pengalaman Edgar Dale……………………………….
15
4. Disain Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt
Lewin…………………………………………………………
33
5. Rancangan Disain Tindakan Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Menggunakan media Visual……………………..
39
6. Diagram Hasil Belajar siklus I………………………………..
62
7. Diagram Hasil Belajar siklus II………………………………
64
vii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Rencana Pembelajaran………………………………………………
74
2. Lembar Post Test Siklus I…………………………………………..
96
3. Kunci Jawaban Post Test Siklus I…………………………………
99
4. Lembar Post Test Siklus II………………………………………….
100
5. Lembar Jawaban Post Test Siklus II………………………………..
103
6. Observasi Aktifitas Guru Siklus I…………………………………..
104
7. Observasi Aktifitas Guru Siklus II…………………………………
106
8. Observasi Aktifitas Siswa Siklus I…………………………………
108
9. Observasi Aktifitas Siswa Siklus II………………………………...
109
10. Pedoman Wawancara………………………………………………
110
11. Hasil Belajar Siswa Siklus I……………………………………….
111
12. Hasil belajar Siswa Siklus II………………………………………
113
13. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………….
115
14. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II…………………………...
116
15. Poto Kegiatan Belajar Siswa……………………………………..
117
16. Profil Sekolah…………………………………………………….
118
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia.
Terlebih pada masa kini pendidikan merupakan sebuah kebutuhan utama bagi
manusia. Dunia pendidikan dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang
nyata dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa.
Dalam Undang-Undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
3 menyatakan:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermamfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung
jawab.1
Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat,
pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain
sebagainya member arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan.Tantangan tersebut
menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan
pendidikan dan pembelajaran.
Selain pendekatan teknologis untuk mewujudkan pendidikan yang
berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru. Guru merupakan komponen
sangat penting, sebab keberhasilan proses pendidikan tergantung pada guru
sebagai
pelaksana. Disamping itu juga seorang guru harus mengetahui hasil
belajar siswa sebagai acuan keberhasilan, apakah ada kekurangan atau
1
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),
h. 131
1
2
kelemahannya, kemudian mencari solusinya agar dapat meningkatkan hasil
belajarnya.
Menurut Badan Standar Penilaian Nasional (BNSP), penilaian adalah :
Prosedur yang digunakan untuk mendapat kaninformasi tentang prestasi
atau kinerja peserta didik;
Proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data tentang
karakteristik peserta didik dengan ukuran tertentu;
Proses rangkaian kegiatan untuk menganalisis data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilaksanakan secara sistematis dan
berkesinambungan.2
Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni standar kompetensi yang harus
dimiliki siswa, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan
sangat menentukan keberhasilannya. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum
tanpa diikuti oleh kemampuan guru dalam mengimplementasikannya dalam
kegiatan proses pendidikan, maka kurikulum itu tidak memiliki makna. Berkaitan
dengan itu standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai pedoman
perencanaan pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program
pembelajaran harian, dan sebagai pedoman untuk implementasi program dalam
kegiatan nyata di lapangan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan menghayati
prinsip-prinsip standar proses pendidikan.3
Guru adalah kunci dari keberhasilan dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Dewasa ini berbagai macam cara dilakukan untuk meningkatkan
mutu guru yang telah berdinas di sekolah. Tujuannya yakni meningkatkan
keterampilan dalam mengajar, penguasaan terhadap materi yang hendak
diajarkan, motivasi dalam mengajar serta komitmen guru dalam mengajar.
Secara relaitas, kondisi profesionalisme guru di Indonesia saat ini masih
cukup beragam . Untuk mengatasi keberagaman profesionalisme guru, Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan nasional
merumuskan standar kompetensi guruyang meliputi.(1) kompetensi pengelolaan
2
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: RemajaRosdaKarya, 2009), h.52
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 6
3
3
dan wawasan kependidikan;(2) kompetensi akademik/vokasional semua materi
pembelajaran; dan (3) kompetensi pengembangan profesi. Pengembangan standar
kompetensi guru ditujukan pada peningkatan profesionalisme guru dan pola
pembinaan karir secara terstruktur.4
Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek, tidak
hanya terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga aspek spiritual. Menurut
Mulyasa, “Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pembelajran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalitas”.5
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemamfaatan hasil teknologi dalam proses
belajar mengajar. Interaksi yang terjadi selama proses belajar mengajar tersebut
dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan dan materi pelajaran (buku, modul,
selebaran, majalah, rekaman, video, atau audio yang lain yang sejenisnya), dan
berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan
video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar,
dan lain-lain).
Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya
dapat menggunakan alat-alat yang murah dan efesien, meskipun sederhana dan
bersahaja akan tetapi merupakan keharusan dalam mencapai tujuan pengajaran
yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
4
Fachrudin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Gaung
Persada, 2009), h. 86-87
5
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), h. 27
4
juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia.
Untuk itu menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran, guru
harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran, yang meliputi :
1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan hasil belajar
mengajar;
2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan:
3. Seluk-beluk proses belajar;
4. Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidika;
5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
7. Berbagai jenis alat dan tehnik media pendidikan;
8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
9. Usaha inovasi dalam media pendidikan;6
Dengan menggunakan media pembelajaran, tenaga pengajar dapat
memperkaya dan memperdalam proses belajar-mengajar di kelas, misalnya dalam
membangkitkan
motivasi,
memberikan
orientasi,
memberikan
ilustrasi,
mengadakan evaluasi, media pembelajaran dapat berfungsi dalam keseluruhan
proses belajar mengajar, namun tetap sebagai salah satu komponen yang
berinteraksi dengan komponen-komponen yang lain.
Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau
penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut
berupa kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terhadap pada diri siswa
kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan
tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah
munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses
pembelajaran secara sukarela, ini merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan
yang diterimanya. Apabila hal tersebut dilakukan secara terus-menerus maka tidak
menutup kemungkinan dalam jiwanya melakukan penilaian dan penghargaan
terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diperolehnya, dan pada tingkat
6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.2
5
tertentu nilai-nilai atau norma-norma itu akan diterimanya dan diyakininya.
Kemudian terjadilah pengorganisasian nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, ide,
dan sikap menjadi sistem batin yang konsisten yang disebut karakterisasi
(Krathwork, et.al sebagai dikutip Jahja Qahar, 1982:11-12). Pada tingkat ini siswa
dapat
memperkuat
falsafah hidupnya
dan
mempunyai
nilai-nilai
yang
membimbing hidupnya.7
Pembelajaran bermedia sangat penting dalam proses belajar-mengajar
untuk diterapkan di Madrasah, maupun di masyarakat, baik untuk pembelajaran
maupun pembelajaran studi lainnya. Hal ini mengingat kemajuan teknologi
informasi (Information Teknology, IT), yang demikian pesatnya dan merambah
hampir seluruh institusi dan kebutuhan masyarakat. Kemajuan ini tentunya dapat
memuaskan baik untuk kajian atau untuk hiburan.
Permasalahan yang utama adalah masih rendahnya daya serap siswa.Hal
ini nampak pada rata-rata hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS masih
di bawah KKM.
Pada pembelajaran IPS akhir-akhir ini banyak guru dalam pembelajaran
hanya mencatat dan menjelaskan saja, Akhirnya pada proses pembelajaran siswa
merasa jenuh, kurang fokus dalam proses pembelajaran, kurangnya motivasi
dalam belajar, pembelajaran hanya berpusat pada guru (Teacher Centred)
sehingga siswa pasif dan kurang kreatif. Masih rendahnya perhatian guru terhadap
penggunaan media dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan catatan dari hasil belajar, ternyata dari 30 siswa kelas IV yang
sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal pada materi Kegiatan Ekonomi
Berdasarkan Potensi Alam, hanya 23% memenuhi KKM, selebihnya belum
memenuhi.
7
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2008), h. 44
6
Dengan demikian berdasarkan hasil yang diperoleh dari pembelajaran IPS
pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam secara garis besar tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu memenuhi criteria ketuntasan minimal.
Untuk itu perlu segera dilakuakan perbaikan-perbaikan agar kesulitan belajar
dapat teratasi.
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa perlu diperhatikan
beberapa faktor, baik itu peran guru, peserta didik, lingkungan belajar. Berkenaan
penggunaan media pembelajaran sangat berperan dalam peningkatan hasil belajar
siswa. Maka penelitian ini diberi judul : “Penggunaan Media Visual Gambar
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa, di Kelas IV MI YAPIA Parung’’.
B. Identifikasi Masalah
Bila mengacu pada hasil yang diperoleh siswa pada materi tersebut terlihat
jelas bahwa sebagian besar siswa belum menguasai materi yang diajarkan. Untuk
itu perlu segera dilakukan perbaikan yang tepat agar kesulitan yang dialami siswa
dapat teratasi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan
identifikasi masalah.
a) Rendahnya hasil belajar IPS siswa, pada materi kegiatan ekonomi
berdasarkan potensi alam tidak memenuhi KKM.
b) Siswa kurang fokus pada materi yang diberikan.
c) Minimnya penggunaan media visual gambar pada proses pembelajaran.
d) Minimnya kekreatifan guru dalam membuat dan menggunakan media
visual gambar.
e) Penyampaian materi menggunakan ceramah dan menulis saja.
f) Hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran.
g) Penjelasan yang diberikan guru tidak disertai fakta yang dilihat dan
dialami siswa sehingga siswa kurang memahami materi yang diberikan
h) Masih rendahnya perhatian guru terhadap penggunaan media visual
gambar dalam proses pembelajaran.
7
i) Penataan kelas yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran
j) Guru tidak mengaitkan materi yang diajarkan dengan pengalaman siswa.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dari sekian banyak permasalahan yang terkait dengan hasil pembelajaran
siswa.Untuk mempermudah penelitian ini dan lebih terarah dalam mencapai
sasaran maka masalah yang akan diteliti akan dibatasi dengan batasan-batasan
sebagai berikut:
1. Media visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media visual
gambar.
2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar bidang kognitif yang
diukur melalui tes yang dilakukan setiap akhir siklus.
3. Materi yang digunakan pada pembelajaran ini ialah:
Standar Kompetensi;
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan profinsi.
Kompetensi Dasar;
Mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan potensi lain di daerah,
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasakan masalah yang sudah dianalisis, maka akan lebih difokuskan
untuk mempermudah dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran. Yang
menjadi focus dalam perbaikan pembelajaran, yakni, Bagaimana upaya
penggunaan media visual gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dikelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Yapia?
Rumusan yang sudah dibuat ini sengaja difokuskan untuk memudahkan
dalam proses perbaikan pembelajaran agar tidak terlalu jauh keluar jalur yang
telah
ditentukan,
untuk
itu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
peneliti
memutuskan
untuk
melaksanakan
8
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pembelajaran IPS
melalui penggunaan media visual gambar pada materi kegiatan ekonomi
berdasarkan potensi alam.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru.
a) Dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas.
b) Guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya.
c) Guru menjadi lebih kreatif, karena selalu dituntut untuk melakukan
upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori
dan tehnik pembelajaran serta bahan ajar di kelasnya.
d) Menumbuhkan budaya meneliti.
2. Bagi siswa.
a) Proses pembelajaran lebih menyenangkan.
b) Siswa lebih termotifasi
c) Hasil belajar lebih meningkat
3. Bagi peneliti.
Sebagai bahan kajian untuk melaksanakan tindakan kelas
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Kajian Teoritik
1. Hakekat Pendidikan IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di
tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik
dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum di persekolahan negara lain,
khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama
IPS yang lebih dikenal dengan social studies di Negara lain itu merupakan
istilah hasil kesepakatan dari pakar kita di Indonesia.1
Menurut sapriya, istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1975an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai
digunakan dalam system pendidikan nasional dalam kurikulum 1975.
Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata
pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
yang disingkat IPA. Penggunaan istilah IPS dan IPA dimaksudkan untuk
membedakannya dengan nama-nama disiplin ilmu di universitas.2
Untuk memperoleh gambaran yang luas di bawah ini beberapa pengertian
Social studies dan IPS menurut para ahli.
Edgar B Wesley menyatakan bahwa, “Social studies arethe social scienses
simplified for faedagogiel purposes in school. The social sciences of
geography history, economic, sociology, civics and variouscombination of
these subjects.3
A. kosasih Djahiri (1978:2) mengatakan bahwa, “IPS merupakan ilmu
pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabangcabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip
1
Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h.3
Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: Laboratorium Pkn UPI Press, 2008), h.6
3
Nadlir, dkk., Ilmu Pengetahuan sosial 1, (Surabaya: Aprint A, 2009), h.1
2
9
10
pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat
persekolahan”.4
Gambar 2.1 Ilmu Pendukung PIPS
AGAMA
FILSAFAT
ILMU-ILMU ALAM
(NATURAL SCIENCES)
ILMU-ILMU SOSIAL
(SOCIAL SCIENCES)
HUMANITIS
(HUMANIORA)
PIPS
(SOCIALSTUDIES)
Pada gambar diatas semua disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masingmasing.Pada akhirnya semua disiplin ilmu itu berhulu pada ajaran agama.
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia
yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPSberkenaan dengan cara
manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi,
budaya, dan kejiwaannya. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan
mengkaji system kehidupan masyarakat di permukaan bumi ini dalam konteks
manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas,
pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan
kemampuan peserta didiknya.Sehingga ruang lingkup pengajaran IPS berbeda
pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi
pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan
4
Sapriya, dkk., Pembelajaran dan Evaluasi Hasil beajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h.7
11
sejarah.Terutama pada masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di
lingkungan sekitar tempat peserta didik MI/SD.
Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu
juga pada jenjang perguruan tinggi, semakin dipertajam dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner. Menjadi sarana melatih daya pikir dan daya
nalar mahasiswa secara berkesinambungan.
Sama halnya dengan bidang-bidang yang lainnya, tujuan pembelajaran IPS
bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan pendidikan
nasionalpada tataran operasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap
jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya tujuan institusional ini dijabarkan
dalam tujuan kurikuler dan tujuan pada mata pelajaranpada setiap bidang studi
dalam kurikulum. Termasuk pada bidang studi IPS.
Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi hal-hal
berikut:
1. membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupan bermasyarakat:
2. membekalai peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisa, dan membekali alternatif pemecahan masalah sosial;
3. membekali peserta didik dalam berkomunikasi dengan sesama warga
masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta keahlian;
4. membekali peserta didik dengan sikap mental yang positif;
5. membekali peserta didik dengan kemampuan pengetahuan dan
keilmuan IPS sesuai dengan tuntutan jaman.5
5
Nadlir, op. cit., h.1-12
12
2. Pembelajaran IPS Melalui Media Visual
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti
perantara atau pengantar. Ada beberapa konsep atau definisi media
pembelajaran.
Rossi dan Breidle (1966:3) dalam Wina Sanjaya “Media pembelajaran
adalah seluruh alat atau bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan
pendidikan seperti radio, televisi, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut
Rossi alat-alat semacam radio atau televisi jika digunakan dan diprogram untuk
pendidikan maka merupakan media pembelajaran.”6
Namun demikian, media bukan satu-satunya penunjang perolehan
pengetahuan siswa. Tapi hal-hal lain juga memungkinkan seorang siswa
mendapatkan pengetahuan.
Menurut Gerlach dan Elly (1980:244) dalam Wina Sanjaya“A medium,
conceived is any person, material or event that is estabilishs condition which
enable the leraner to acquire knowledge, skill, and attitude.”7
Dari dua pengertian di atas maka pengertian yang disampaikan oleh
garlach lebih luas pengertiannya dibandingkan dari pengertian sebelumnya.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, media menyaluran pesan dari
pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Contoh-contoh
termasuk video, televisi, komputer, bahan-bahan cetak, dan guru.
Secara tradisional, buku pelajaran, papan tulis dan gambardinding
merupakan media pembelajaran visual yang paling sederhana digunakan.
Dewasa ini media pembelajaran visual yang paling sering digunakan. Dewasa
ini, media pembelajaran telah mengalami perluasan yang amat pesat. Di
6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 163
7
Ibid
13
samping buku pelajaran, digunakan stensil, foto copy, buku kerja, ensiklopedi,
kamus, majalah dan surat kabar. Akhir-akhir ini, juga mulai digunakan media
audiovisual yang merupakan hasil dibidang teknologi.
Azhar arsyad mengutif dari AECT (Association of Education
andComunication Technology) “media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyampaian pesan atau informasi”.8
W.S Winkel mengutif pandangan E. De Conte, media pembelajaran dapat
diartikan “suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang diguanakan atau di
sediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan proses belajarmengajar, untuk mencapai tujuan,9
Dengan istilah mediator, media menunjukan fungsi atau peranannya, yaitu
mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar
siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan
pengertian bahwa setiap sistem pembelajaranyang melakukan peran mediasi,
mulai dari guru sampai kepada peralatan paling modern, dapat disebut
media.Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan
pesan-pesan pembelajaran.
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan prilaku
terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang
dialami sebelumnya. Tingkat pengalaman pemerolehan hasil belajar yang
digambarkan oleh Dale (1966) sebagai suatu komunikasi. Materi yang ingin
disampaikan dan diinginkansiswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan.
Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan kedalam simbol-simbol
(encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut
sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Digambarkan di bawah ini cara
pengolahan pesan oleh guru dan murid.
8
Azhar Arsyad, Media Pebelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3
Ibid
9
14
Gambar 2.2 Pesan Dalam Komunikasi
Pesan diproduksi dengan:
Pesan
dicerna
dan
diinterpretasi dengan:
Berbicara, menyanyi, memainkan alat < -- > Mendengarkan
musik, dsb.
Memvisualisasikan melalui film, foto, < -- > Mengamati
lukisan,
gambar,
patung,
grafik,
model,
kartun,
patung,
gerakan
nonverbal.
Menulis atau mengarang.
< -- > Membaca
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan
teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s cane of Experience
(Kerucut Pengalaman Dale) (Dale, 1969). Hasil belajar didapat mulai dari
pengalaman langsung (kongkret), sampai kepada verbal (abstrak). Semakin ke
atas semakin abstrak media penyampaian itu.
Levie & Levie (1975) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian
tentang belajar melalui stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan
bahwa :
“Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk
tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan
menghubung-hubungan fakta dan konsep. Di lain pihak, stimulus verbal
memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaranitu melibatkan
ingatan yang berurut-urutan (sekuensial)”.10
10
Arsyad, op.,cit. h. 9
15
Abstrak
LamBang
Kata
Lambang
Visual
Gambar diam,
Rekaman radio
Gambar Hidup Permanen
Televisi
Karyawisata
Dramatisasi
Benda Tiruan/Pengamatan
Kongkreat
Pengalaman Langsung
Bagan 2.1. Pengalaman Edgar Dale.11
Selanjutnya uraian dalam setiap pengalaman belajar seperti yang telah
digambarkan dalam kerucut pengalaman tersebut akan dijelaskan berikut ini.
a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa
sebagai hasil dari aktifitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri
apa yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan
langsung dengan obyek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan
perantara. Maka ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi
kongkreat sehingga akan menjadi ketepatan yang tinggi.
11
Ibid. 11
16
b. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh dari manipulasi
dari keadaan yang sebenarnya. Mempelajari objek tiruan adalah sangat
besar manfaatnya, terutama menghindari adanya verbalisme.
c. Pengalaman melalui drama adalah pengalaman yang diperoleh dari
situasi yang diciptakan melalui drama. Walaupun siswa tidak
mengalaminya akan tetapi siswa akan lebih menghayati berbagai peran
yang disuguhkan.
d. Pengalaman melalui demontrasi adalah penyampaian melaui peragaan.
Walaupun tidak mengalami dalam dunia nyata akan tetapi siswa dapat
melihat dengan peragaan yang dilakukan oleh orang lain.
e. Pengalaman wisata, adalah pengalaman langsung ke tempat obyek
wisata. Sehingga siswa dapat mencatat dan bertanya hal-hal yang
dikunjungi.
f. Pengalaman melalui pameran. Pameran sifatnya lebih abstrak dari
wisata, sebab pengalaman yang diperolehnya sebatas mengamatiwujud
benda itu sendiri.
g. Pengalaman melalui televisi. Sehingga melalui televisi siswa dapat
melihat atau menyaksikan peristiwa program yang telah dirancang.
h. Belajar melalui gambar hidup dan film.
i. Pengalaman melalui radio, tape recorder, dan gambar. Pengalaman ini
lebih abstrak sifatnya dibandingkan dengan pengalaman melalui
gambar hidup, karena mengandalkan satu indra saja.
j. Pengalaman
melalui
lambang-lambang
visual
gambar,
dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas. Siswa dapat lebih
mengetahui perkembangan melalui bagan atau lambang visual lainnya.
k. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang
sifatnya lebih abstrak. Sebab siswa memperoleh pengetahuan melaui
bahasa baik lisan maupun tulisan saja. Kemungkinan terjadinya
verbalisme. Oleh sebab itu, sebaiknya penggunaan bahasa verbal
sebaiknya disertai dengan penggunaan media lain.
17
Berbagai
cara
dapat
digunakan
untuk
mengidentifikasi
dan
mengklasifikasi media, Rudi dan Bretz (1971) misalnya mengklasifikasikan
media kedalam tujuh kelompok media, yaitu:12
1. Media audio visual gerak, merupakan media yang paling lengkap,
yaitu menggunakan kemampuan audio visual gerak.
2. Media audio visual diam, merupakan media kedua dari segi
kelengkapan kemampuannya karena memiliki semua kemampuan
yang ada pada golongan sebelumnya kecuali penampilan gerak.
3. Media audio semi gerak, memiliki kemampuan menampilkan suara
disertai garakan titik secara linier, jadi tidak dapat menampilkan
gerakan nyata secara utuh.
4. Media visual gerak, memiliki kemampuan seperti golongan pertama
kecuali penampilan suara.
5. Media visual diam, mempunyai kemampuan menyampaikan informasi
secara visual tetapi tidak dapat menampilkan gerak dan suara.
6. Media audio, media yang hanya memanipulasikan kemampuankemampuan suara semata-mata.
7. Media cetak, merupakan media yang hanya mampu menampilkan
informasi berupa huruf angka, dan simbol-simbol verbal tertentu.13
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan visual dapat
memberikan banyak manfaat asal guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Hubungan siswa dengan guru-siswa tetap merupakan elemen
paling penting dalam sistem pendidikan moderen saat ini. Guru harus selalu
hadir untuk menyajikan materi pembelajaran dengan bantuan media apa saja
agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
1. meningatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
2. membuahkan perubahan signifikasi tingah laku siswa;
12
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2010),h.201
18
3. menunjukan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan minat
siswa dengan meningkatkan motifivasi belajar siswa;
4. membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5. membuat hasil belajar lebuh bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa;
6. mendorong pemanfaatan dengan jalan melibatkan imajinasi dan
partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar
siswa;
7. memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu
siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari;
8. melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsepkonsep yang bermakna dapat dikembangkan;
9. memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan
pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
10. meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa
butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan
yang bermakna.14
Media Pembelajaran menurut Kemp & Daytone (1985:28), dapat
memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan perorangan,
kelompok, atau kelompok pendengar yang jumlahnya. Yaitu :15
1. Memotifasi minat atau tindakan,
2. Menyajikan informasi,
3. Memberi intruksi.
Untuk
memenuhi
fungsi
motivasi,
media
pembelajaran
dapat
direalisasikan dengan tehnik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah
melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak.
Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
14
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2011), h. 23-24
Herminegari, Fungsi dan Manfaat MediaPembelajaran, 2014, p.3, (http:// Wordpress.com).
15
19
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam
rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk
penyajian besifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan,
atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan
drama, atau tehnik motivasi. Parsitipasi dari siswa diharapkan hanya terbatas
pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada
perasaan tidak senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasiyang terdapat
dalam media ituharus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun
daam bentuk aktivitas pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang
secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar
agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Disamping menyenangkan media
pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
memenuhi kebutuhan siswa.
Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran
dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar;
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat
memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran;
3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tak semata-mata
komunokasi verbal melalui kata-kata guru, sehingga siswa tak bosan;
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, seperti mengamati,
melakukan dan lain-lain.16
Encyclopediei of Educational Research dalam Hamalik (1994:15)
merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1.
Meletakan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
16
Ibid
2.
Memperbesar perhatian siswa.
3.
Membuat pembelajaran lebih mantap.
20
4.
Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri pada siswa.
5.
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama pada
gambar hidup.
6.
Membantu
tumbuhnya
pengertian
yang
dapat
membantu
perkembangan kemempuan berbahasa.
7.
Membantu efesiansi dan keragaman yang lebih baik.17
Media pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai motifator,
yakni memiliki pengetahuan, pemahaman, keterampilan, memilih dan
menggunakan media serta mengusahakan jika media tersebut tidak
tersedia.Sebagai motifator, gurupun menjadi komunikator yang memfasilitasi
terjadinya interaksi antarkomponen pembelajaran.Tiga macam yang dapat
dilakuan oleh seorang guru dalam merancang dan mendorong terjadinya
interaksi
secara
maksimal
di
dalam
kelas,
yaitu
mendorong
berlangsungnyatingkah laku sosial, mengembangkan interaksi pribadi, dan
menumbuhkan hubungan yang positif dengan lingkungan.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, meningkatkan hasil/ prestasi belajar siswa, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
3. Hasil BelajarIPS dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Belajar merupakan hal yang kompleks, karena definisi atau pandangan
seseorang tergantung teori yang dianutnya.Belajar merupakan unsur yang
sangat penting dalam setiap jenjang pendidikan. Berhasil dan tidaknya tujuan
pendidikan tergantung kepada proses belajar yang dialami siswa baik ketika
berada di sekolah maupun di luar lingkungan luar sekolah.
Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif. Belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah
17
Ibid.
21
proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami, sesuatu.
Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita akan berbicara tentang
bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.
Oleh karena itubelajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar
memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya
pencarian makna yang dilakukan oleh individu.18
Senada yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain
yakni, “belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan
latihan”.19
Good dan Brophy (dalam Ngalim Purwanto), mengatakan:
“Learning is the development of new associations as a result of
experience”.20
Jadi menurut Good dan Bhrophy yang dimaksud dengan belajar
merupakan bukan tingkah laku yang nampak, akan tetapi terutama adalah
prosesnya yang terjadi secara internal di dalam usahanya memperoleh
hubungan-hubungan baru.
Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai
para
siswa
penting
diketahui
guru,
agar
guru
dapat
merancang/mendesain secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar
mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai
siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Tipe hasil belajar harus nampak
dalam tujuan instruksional, sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses
belajar-mengajar.
Howard Kingsley (Sudjana, 2004) membagi tiga macam hasil belajar,
yakni (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3)
18
Benny A. Pribadi, Model Disain Sistem Pendidikan, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), h.6
Syaiful Bahri Jamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006), h.10
20
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), h.85
19
22
sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan
yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.21
Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas tipe hasil belajar belajar menurut
Gagne dan Benyamin Bloom. Sekalipun dalam system pendidikan itu
menganut teori yang dikemukaan oleh Benyamin Bloom, Namun ada baiknya
dikemuakan pendapat Gagne sebagai bahan perbandingan, sekaligus dapat
memperkaya pengetahuan, sebab pendapat keduanya banyak persamaannya.
1.
Bentuk Perbuatan belajar
Gagne Berpendapat, bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses dan dapat
pula dilihat dari segi hasil. Dari segi proses, menurut Gagne ada delapan tipe
perbuatan belajar, yakni:
a) Belajar signal. Bentuk belajar ini paling sederhana yaitu memberikan
reaksi terhadap perangsang.
b) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan yaitu memberikan reasi
yang berulang-ulang manakala terjadi reinforcement atau penguatan.
c) Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubung-hubungkan
gejala/faktor yang satu dengan yang lain, sehingga menjadi satu
kesatuan (rangakaian) yang berarti.
d) Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk katakata, bahasa, terhadap perangsang yang diterima.
e) Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan reaksi yang
berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya.
f) Belajar konsep, yaitu menempatkan objek menjadi satu klasifikasi
tertentu.
g) Belajar kaidah atau belajar prinsip yaitu menghubung-hubungkan
beberapa konsep.
h) Belajar memecahkan masalah, yaitu menggabungkan beberapa kaidah
atau prinsip, untuk memecahkan persoalan.
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya,
2012), h.22
23
Kedelapan tipe di atas, disusun mulai dariyang sederhana sampai kepada
yang kompleks. Dengan kata lain mempunyai hubungan hirarki. Belajar
ditinjau dari proses, seperti dikemukakan di atas memberikan petunjuk
bagaimana belajar itu dilakukan, atau bagaimana terjadinya perbuatan belajar.
Bukan petunjuk mengenai hasil belajar yang harus dicapai siswa.
Sedangkan belajar berkenaan dengan hasil, (dalam pengertian banyak
hubungannya dengan tujuan pengajaran), Gagne mengemukakan ada lima jenis
ada lima tipe, yakni
a. Belajar kemahira intelektul (kognitif)
Dalam tipe ini termasuk belajar diskriminasi belajar konsep dan belajar
kaidah. Belajar diskriminasi yakni belajar kesanggupan membedakan
beberapa objek berdasarkan ciri-ciri tertentu. Untuk itu diperlukan
pengamatan yang cermat dan ciri-ciri dan objek itu seperti bentuknya,
ukuran, warna, dan lin-lain. Kemampuan membedakan objek
dipengaruhi oleh kematangan, pertumbuhan, dan pendidikan.
b.
Belajar informasi verbal
Pada umumnya belajar, berlangsung melalui informasi verbal, apalagi
belajar
di
sekolah,
seperti
membaca,
mengarang,
bercerita,
mendengarkan uraian guru, kesanggupan, menyatakan pendapat dalam
bahasa lisan/tulisan, berkomunikasi, kesanggupan memberi arti setiap
kata/kalimat dan lain-lain.
c.
Belajar mengatur kegiatan intelektual
Tipe belajar ini menekankan aplikasi kognitif dalam memecahka
persoalan. Ada dua aspek penting dalam tipe belajar ini, yakni prinsip
pemecahan masalah dan langkah berfikir dalam pemecahan masalah
(problem solving).Prinsip pemecahan masalah memerlukan kemahiran
intelektual seperti belajar diskriminasi, belajar konsep belajar kaidah,
Kemahiran intelektual tersebut pada gilirannyaakan membentuk satu
kemampuan
intelektual
yang
lebih
tinggi,
yakni
langkah-
langkahberfikir dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain,
24
kemampuan memecahkan masalah merupakan aspek kognitif tingkat
tinggi.
d.
Belajar sikap
Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima
objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu apakah berarti atau tidak
bagi dirinya.Itulah sebabnya sikap berhubungan dengan pengetahuan,
dan perasaan seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat dipandang
sebagai kecendrungan seseorang untuk bersikap (predisposisi). Hasil
belajar sikap nampak dalam bentuk kemauan, minat, perhatian,
perubahan perasaanm dan lain-lain. Sikap dapat dipelajari dan dapat
diubah melalui proses belajar.
e.
Belajar keterampilan motorik
Belajar
keterampilan
kesanggupan
motorik
menggunakan
banyak
gerakan
berhubungan
badan,
sehingga
dengan
memiliki
rangkaian gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat, dan lancar. Belajar
motorik memerlukan kemahiran intelektual dan sikap, sebab dalam
belajar motorik bukan semata-mata hanya gerakan anggota badan saja.
Tetapi juga memerlukan pemahaman dan penguasaan akan prosedur
yang harus dilakukan.
2. Tipe Hasil Belajar
1. Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif
Adapun tingkatan belajar tipe bidang kognitif, meliputi :
a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
Pengetahuan yang sifatnya factual, disamping pengetahuan yang
mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan,
peristiahan, pasal, hukum, bab, dan lain-lain.
b. Tipe hasil belajar pemahaman (comprehensip)
Ada tiga tiga macam pemahaman yang berlaku umum ; pertama
pemahaman terjemahan, kedua pemahaman penafsiran, dan ketiga
pemahaman ekstrapolasi (kesanggupan melihat dibalik yang tertulis,
tersirat, dan tersurat).
25
c. Tipe hasil belajar penerapan aplikasi
aplikasi adalah kesanggupan mengabtraksi suatu konsep, ide, rumus,
hokum dalam situasi yang baru.
Misalnya, memecahkan persoalan yang menggunakan rumus.
d. Tipe hasil belajar analisis
Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang
memamfaatkan, unsur tipe hasil yang kompleks, yakni pengetahuan,
pemahaman, dan aplikasi.
e. Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah lawan analis.Pola berfikir sintesis adalah berfikir
divergen sedangkan pola berfikir analis adalah konvergen.
f. Tipe hasil belajar evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai
sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya.Tipe hasil belajar ini
yang paling tinggi.
2. Tipe Hasil belajar Bidang Afektif
Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil
belajar.Tingkatan tersebut dimulai dari tingkata yang sederhana sampai
tingkatan yang paling kompleks.22
a. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang dari diri siswa.
b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk
ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus tadi.
c. Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk
didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman
untuk menerima nilai, kesepakatan terhadap nilai tersebut.
22
Ibid. 30
26
d. Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam suatu sistem
organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan yang
lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah laku.
3. Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotrik
Hasil
belajar
bidang
psikomotoriktampak
dalambentuk
keterampialan (skill), kemampuan bertindak indvidu.Ada 6 tingkatan
keterampilan, yakni :
a. Gerakan reflek
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif motorik dan lain-lain.
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan.
e. gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
keterampilan yang kompleks.
f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi
seperti gerakan ekpresif dan interpretatif.23
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
sekitar siswa
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upayabelajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
23
Ibid.
27
siswa
untuk
pembelajaran.
melakukan
kegiatan
mempelajari
materi-materi
24
Berfikir oleh Jalaludin Rakhmat (1985:86) dibagi dalam dua macam, yakni
berfikir utistik (autistic) atau disebut juga dengan berhayal, dan berfikirrealistik
(realistic), atau disebut juga denganberfikir dalam rangka menyesuaikan
dengan dunia nyata.25
Dalam kebanyakan usaha pemanfaatan media pembelajaran yang
dilakukan guru adalah berusaha untuk membawa para siswanya kepada
pemahaman yang realistis. Dengan demikian, pemanfaatan media dalam proses
pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan daya nalar siswa.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1.
Skrifsi Tutik Nuryati mahasiswa Universitas Negeri Surabaya judul penelitiannya
“Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SDNUjung VIII Surabaya.
Penelitian dilakukan karena nilai hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas IV SDN Ujung VIII/33 Surabaya pada
semester I tahun ajaran 2012-2013 masih dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh penggunaan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN Ujung VIII/33
Surabaya. Tujuan peneliti melakukan PTK dengan menggunakan media gambar dalam
pembelajaran IPS adalah untuk membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan dalam tiga siklus dengan setiap siklus terdapat tiga tahap,
yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, serta refleksi. Jenis data
yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas guru, data
aktivitas siswa, dan data hasil belajar siswa setelah menggunaan media gambar.
24
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h.129
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.30-31
25
28
Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi untuk mengukur
aktivitas guru dan siswa, sedangkan untuk hasil belajar siswa
menggunakan alat evaluasi yang berupa tes tertulis yang dilakukan peneliti
dan dua observer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
aktivitas guru pada siklus I sebesar 62,5%, siklus II sebesar 68,18%, dan
siklus III sebesar 83,33%. Pada aktivitas siswaselama proses pembelajaran
yaitu siklus I sebesar 60,4%, siklus II sebesar 70,45%, dan siklus III
sebesar 83,33%.Sedangkan pada hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I sebesar
61,34% dengan ketuntasan belajar 44%, siklus II sebesar 67,24% dengan
ketuntasan belajar 60%, dan siklus III sebesar 77,2% dengan ketuntasan
belajar 84%. hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar sangat efektif
apabila diterapkan pada siswa kelas IV SDN Ujung VIII/33 Surabaya, khususnya
pada mata pelajaran IPS dengan materi jenis-jenis sumber daya alam,
persebaran sumberdaya alam, dan pemanfaatan sumber daya alam. Dengan demikian
penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa sehingga kualitas pembelajaran meningkat.
2.
Skripsi Rohanah dari Universitas Pendidikan Indonesia Purwakarta,
dengan
judul
skripsinya
“Penggunaan
Media
Gambar
Pada
Pembelajaran IPS Tentang Peninggalan Sejarah Dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Di Kelas V SDN Waringin Jaya
01”.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas belajar siswa
yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan
proses
pembelajaran
IPS
yang
masih
menggunakan
pendekatan
pembelajaran tradisional serta tidak adanya media sebagai alat bantu
penyampai pesan pada setiap materi pembelajaran. Mengacu pada
permasalahan
tersebut,
rumusan
masalah
pada
penelitian
ini
“Bagaimanakah penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS tentang
peninggalan sejarah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas V SDN Waringinjaya 01?” Landasan konseptual yang mendasari
penelitian ini meliputi, hakikat Pembelajaran IPS di SD, Pentingnya media
29
pembelajaran, dan hasil belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian Tindakan Kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan
Mc. Taggart yang terdiri atas 3 siklus, setiap siklus terdiri atas empat
langkah kegiatan yaitu:perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Data penelitian diambil dari siswa kelas V SDN Waringinjaya 01 dengan
jumlah siswa sebanyak 28 orang terdiri atas 10 orang laki-laki, dan 18
orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) aktivitas
belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini sangat mempengaruhi hasil
belajar yang dicapai. 2) hasil belajar siswa sesudah menggunakan media
gambar lebih baik dari pada sebelum menggunakan media gambar. Nilai
rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I mencapai 65,07 meningkat
menjadi 70.09 pada siklus II, dan menjadi 75 pada siklus III. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Waringinjaya 01
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata Kunci :
Penggunaan Media Gambar dan Hasil Belajar.
3.
Pada penelitian yang lain juga seorang mahasiswa Al Karimiyah yakni
Zaenal Muttaqin telah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), pada
siswa kelas VI dalam kaitannya penggunaan media visual dalam
pembelajaran IPS, untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S I), dapat
meningkatkan aktifitas dan hasil pembelajaran yang baik.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan
kualitatif dengan rancangan yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan kelas
(PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 23
siswa. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah
lemba observasi dan tes pada akhir pada setiap tes.Walaupun penelitian
yang ia lakukan masih terdapat kelemahan mengenai penggunaan media
yang ia pakai tidak secara jelas bagaimana aplikasinya dalam pelaksaan
30
pembelajaran, setidaknya kami sebagai peneliti dapat menunjukan secara
spesifik tentang penggunaan media apa yang dilakukan dan aplikasinya
dalam pembelajaran. Sehingga pada akhirnya dapat menunjukkan
kelebihan dan memperbaiki kekurangan.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakannya adalah, terdapat peningkatan hasil belajar IPS siswa
dengan penggunaan media visual gambar, pada materi kegiatan ekonomi
berdasarkan potensi alam di kelas IV MI Yapia Parung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MI YAPIA Parung, pada siswa kelas
IV tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014
sampai dengan Juni 2014 di Parung-Bogor.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan. Perencanaan
tindakan ini mempunyai langkah-langkah yang diperkenalkan pertama kali oleh
Kurt Lewin dalam Rido Kurnianto, dkk (2009:5-12) yang menyatakan bahwa
dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu (1) perencanaan
(Planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4)
refleksi (reflecting).1
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu
siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral.Untuk mengatasi suatu
masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus.Siklus-siklus tersebut saling
terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang
kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena siklus
kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus berikutnya.
Sebelum melakukan PTK, peneliti melakukan observasi awal untuk (1)
menetukan masalah; (2) melakukan identifikasi masalah; (3) menentukan “batasan
masalah”; (4) menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang
diduga sebagai penyebab terjadinya masalah; (5) merumuskan gagasan-gagasan
pemecahan
masalah
dengan
merumuskan
1
“hipotesis-hipotesis
Rido Kurnianto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Aprint A, 2009), h.5 - 12
31
tindakan”
32
pemecahan masalah ; (6) menentukan pilihan “hipotesis tindakan” pemecahan
masalah; (7) merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis
PTK. Kemudian langkah selanjutnya adalah,
Pertama, menyusun rencana (planning). Pada tahap ini kegiatan yang
harus dilakukan adalah (1) membuat Rencana Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP); (2) mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di
kelas; (3) mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisa data
mengenai proses dan hasil tindakan.
Kedua, melaksanakan tindakan (acting). Pada tahapan ini peneliti
melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang
aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Ketiga, melaksanakan pengamatan (observing). Pada tahapan ini yang
harus dilakukan peneliti adalah (1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam
mengikuti pembelajaran; (2) Memantau diskusi/kerja kelompok; (3) mengamati
pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi yang telah dirancang
sesuai dengan tujuan PTK.
Keempat, melakuan refleksi (reflecting). Pada tahapan ini, yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah (1) mencatat hasil observasi; (2) mengevaluasi hasil
observasi; (3) menganalisis hasil pembelajaran; (4) mencatat kelemahankelemahan yang dijadikan bahan rancangan penyusunan rancangan siklus
berikutnya, sampai tujuan PTK itu tercapai.
33
Gambar 3.1 Disain Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin2
Identifikasi
Masalah
Perencanaan
(Planning)
Refleksi
Tindakan
(reflecting)
(acting)
Siklus 1
Observasi
(observing)
Perencanaan
Siklus II
ulang
dan seterusnya
Penelitian yang menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas
umumnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut.
1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil
pembelajaran;
2. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti para dosen dan guru agar lebih
aktif mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran;
2
Ibid
34
3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktifitas meneliti para dosen dan
guru, khususnya dalam mensolusi masalah-masalah pembelajaran;
4. Meningkatkan kolaborasi antar dosen-guru dalam memecahkan masalah
pembelajaran.
C. Subjek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI YAPIA ParungBogor sebanyak 30 orang siswa terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan.
2. Partisipan dalam Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah rekan sejawat peneliti
sebagai observer yang secara kolaboratif membantu melakukan penelitian
dan pengamatan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti utama dan
membuat perencanaan, melaksanakan dan mengamati serta merefleksi jalannya
proses pembelajaran yang difokuskan pada peningkatan hasil belajar IPS konsep
kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam, menggunakan media visual gambar
pada kelas IV MI YAPIA Parung-Bogor. Pada saat berlangsung, peneliti
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran. Dalam Hal ini peneliti
ditemani oleh teman sejawat.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Berikut ini adalah gambaran umum mengenai rencana dan prosedur
penelitian yang akan dilaksanakan dalam keseluruhan penelitian tindakan kelas.
Adapun tahapan intervensi tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut.
35
Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan
No
SIKLUS
1
Siklus I
KEGIATAN
Perencanaan (Planning)
a. Penulis melakuakan analisis terhadap fungsi
dan manfaat hasil pembelajaran.
b. Membuat
pedoman
wawancara,
pedoman
observasi, menyiapkan alat dokumentasi dan
catatan lapangan.
c. Menyiapkan
lembar
pengamatan
yang
diberikan kepada siswa untuk diisi.
d. Mencatat tingkat hasil belajar IPS.
e. Peneliti berperan sebagai penilai mengenai
hasil belajar IPS.
f. Menentukan waktu untuk mengamati hasil
belajar IPS.
Pelaksanaan (Acting)
a. Peneliti mengumpulkan siswa dan memberikan
penjelasan tentang pentingnya dan manfaat
hasil belajar IPS.
b. Melaksanakan
wawancara,
melihat
dan
mendokumentasikan kegiatan siswa.
c. Peneliti
membagikan
daftar
isian
siswa
menyangkut pelaksanaan pembelajaran. .
d. Mengumpulkan daftar isian siswa menyangkut
pelaksanaan pembelajaran.
e. Peneliti menilai dan mengevaluasi tentang hasil
belajar IPS dan pembelajaran.
f. Setelah melakukan kegiatan di atas selanjutnya
dilakukan pembelajran.
36
No
SIKLUS
KEGIATAN
Pengamatan (Observing)
a. Situasi kegiatan. Dalam hal ini peneliti
mengamati mengenai hasil belajar IPS dan
pembelajaran.
Refleksi (Reflecting)
Peneliti tindakan kelas ini berhasil apabila
memenuhi beberapa syarat sebagian besar
siswa memiliki hasil belajar IPS sesuai yang
diharapkan.
2
Siklus II
Perencanaan (Planning)
a. Menentukan waktu untuk mengumpulkan hasil
belajar siswa yang belum tercapai hasil
belajarnya.
b. Menyiapkan kembali materi untuk memberikan
penjelasan mengenai fungsi dan manfaat hasil
pembelajaran IPS pada siklus I.
c. Menyiapkan pedoman wawancara kepada kepala
sekolah mengenai hasil pembelajaran IPS.
Pelaksanaan (Acting)
a. Peneliti melihat kembali hasil pembelajaran
pada siklus I
b. Penulis
melakukan
wawancara
kepada
informan mengenai hasil belajar IPS.
c. Selanjutnya
peneliti
melaksanakan
pembelajaran.
Pengamatan (Observing)
Peneliti selanjutnya melakukan pengamatan
terhadap aktifitas dan perhatian sekolah dalam
37
rangka meningkatkan hasil pembelajaran.
Refleksi (Reflecting)
Peneliti selanjutnya melaksanakan refleksi
terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II,
selanjutnya mengadakan rencana untuk siklus
selanjutnya, jika belum ada peningkatan yang
signifikan.
F. Hasil Intervensi Yang Diharapkan
Adanya keberhasilan tiap siklus pada materi kegiatan ekonomi
berdasarkan potensi alam dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif dinyatakan dengan menggunakan analisis yang bersifat naratif,
sedangkan data kuantitatif dinyatakan dalam angka rata-rata perolehan hasil
belajar siswa. Kriteria atau ukuran hasil belajar IPS siswa, pencapaian tujuannya
dilihat dari hasil yang dicapai anak. Jika 75% anak sudah mencapai nilai KKM
yakni (70), maka penelitian sudah dikatakan berhasil.
Apabila target 75% belum tercapai maka perlu dilakukan observasi ulang
untuk melakukan tindakan selanjutnya. Hal ini dilakukan sampai tercapai tujuan.
Penentuan keberhasilan disesuaikan dengan instruman yang telah ditentukan.
G. Data dan Sumber Data
Data yang didapatkan terdiri dari:
1) Data hasil yang didapatkan berupa data hasil tes siswa.
2) Alat penilaian yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS.
3) Lembar format pengamatan.
4) Hasil wawancara.
5) Foto sebagai dokumentasi belajar siswa.
Sumber data penelitian adalah peneliti sendiri yang melaksanakan penelitian
dan siswa kelas IV MI YAPIA Parung.
38
H. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS yang di
gunakan adalah berupa tes obyektif.
a) Defenisi Konseptual.
Hasil belajar siswa merupakan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki siswa dalam segiafektif, kognitif, dan psikomotorik.
b) Defenisi Operasional.
Hasil belajar siswa setelah mengisi instrument berguna untuk mengukur
hasil belajar yang terdiri dari indikator.
1) Menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerahnya.
2) Menjelaskan manfaat sumber daya alam di daerahnya.
3) Menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang ada di
daerahnya.
4) Menunjukan tempat sumber daya alam pertanian, kelautan, mineral
danenergi.
5) Menjelaskan perlunya melestarikan sumber daya alam.
6) Menunjukkan tempat kegiatan ekonomi di daerahnya.
7) Mengelompokkan sumber daya alam di daerahnya.
I. Tehnik Pengumpul Data
Tehnik pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes, observasi,
wawancara dan diskusi.
1) Tes setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar.
2) Observasi berupa instrumen pengamatan aktifitas guru dan siswa.
3) Wawancara, untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan belajar
siswa pada mata pelajaran IPS dan penggunaan media pembelajaran yang
digunakan peneliti.
4) Catatan lapangan berupa hasil pengamatan kemudian dianalisa.
5) Dokumentasi terdiri dari foto-foto tentang proses belajar mengajar dengan
menggunakan media yang digunakan peneliti.
39
Gambar 3.2 Rancangan Disain Tindakan Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS menggunakan Media Visual
Perencanaan
Menyusun RPP
Refleksi
Menganalisis temuankegiatan pembelajaran,diperlukan dilanjutkan ke
siklus berikutnya
Tindakan siklus satu
Mengelola Kelas
Membagikelompok
Membagimateri
Menugaskansiswamembaca
Siswa mengerjakan tugas
Observasi
Mengadakan pengamatan
proses pembelajaran
Perencanaan siklus dua
Permasalahan baru hasilRefleksi siklus I
Tindakan
Memperbaiki kompetensi
yang belum tercapai pada
siklus I
Refleksi
Menganalisis hasil temuanPadakegiatan pembelajaran
Observasi
Mengadakan pengamatan
proses pembelajaran
Lanjut ke siklus berikutnya bagi kompetensi yang belum tercapai
Dalam perencanaan penelitian ini terdiridari kegiatan menentukan target
kompetensi, mendisain pembelajaran, mendisain alat tes, dan membuat media
pembelajaran.
40
J. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Adapun rancangan tindakan penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
1. PelaksanaanTindakan
a. Tes
Pra
Siklus
pelaksanaan
(Pre
tindakan
Assessment)
kelas,
,dilaksanakan
bertujuan
untuk
sebelum
mengetahui
kemampuan siswa, hasilnya dapat dibandingkan pada perolehan
hasil tes siklus kesatu dan siklus kedua.
b. Pelaksanaan siklus pertama.
c. Tindak lanjut pembelajaran siklus kesatu yaitu mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan proses dan hasil pembelajaran. Hasil
identifikasi digunakan untuk merencanakan pembelajaran siklus
kedua.
d. Siklus kedua dilaksanakan untuk mencapai target yang belum
tercapai pada siklus pertama.
2. Observasi/Pengamatan
Observasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Observasi ialah car-cara atau metode menganalisis dan mengadakan
percatatan secara sistematis mengenal tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung”3
Cara atau metode tersebut dapat juga menggunakan tehnik dan alat-alat
khusus seperti blangko-blangko, cheklist, atau daftar isian yang telah
disiapkan sebelumnya. Dengan demikian, secara garis besarnya teknik
observasi dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1. Observasi yang direncanakan, biasanya pengamat menggunakan
blangko-blangko atau daftar isian yang tersusun, dan di dalamnya
telah tercantum aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu
diperhatikan pada waktu penelitian.
2. Observasi yang tidak direncanakan, pada umumnya pengamat
belum tahu sebelumnya apa yang harus dicatat dalam pengamatan
itu. Aspek-aspek atau peristiwa tidak terduga sebelumnya.
Misalnya pengamatan ketika murid-murid sedang bermain waktu
3
Ibid., h. 149
41
istirahat, atau ketika murid-murid sedang mengerjakan suatu mata
pelajaran tertentu.
a. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran IPS
dengan menggunakan media visual.
b. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh teman
sejawat. Peneliti sebagai pengamat pertama mencatat apa yang
dilihat, didengar, selama proses pembelajaran berlangsung dalam
bentuk catatan lapangan.
3. Refleksi
a. Menganalisis hasil tindakan, seberapa jauh tingkatan perubahan
hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan.
b. Mengkaji
selanjutnya.
keberhasilan
siswa
sebagai
persiapan
tindakan
BAB IV
DESKRIFSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, HASIL OBSERVASI,
DAN HASIL BELAJAR
A. Deskrifsi Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu
a) Tahapan Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan kelas guru mempersiapkan bahan
dan
alat
yang
akan
digunakan
pada
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran, berupa:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Buku penunjang kegiatan pembelajaran, LKS
3) LCD, laptop, atlas
4) Media gambar yang menunjang kegiatan pembelajaran
5) Menyiapkan
alat
evaluasi
dan
mempersiapkan
instrument
penelitian berupa instrument observasi kegiatan guru, siswa, dan
hasil belajar.
b) Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan pelaksanaan peneltian tindakan kelas siklus I
dilaksanakan dalam
dua kali
pertemuan.
Pertemuan pertama
dilaksanakanpada tanggal 2 April dan pertemuan kedua dilaksanakan
pada tanggal 6 April 2014, alokasi waktu untuk setiap kali pertemuan
yakni 2 X 35 menit.
1) Pertemuan Pertama Siklus I
Kegiatan Awal
Kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran
memuat
pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan
diawali dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar
hadir,menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran, yakni:
Materi Pokok yakni;
42
43
Aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
potensi lain di daerahnya.
Pada langkah selanjutnya yakni pemberian ice breaking diberikan
kepada siswa, bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan
kebekuan situasi, agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif,
siswa merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang akan
diberikan oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Nyiur
Melambai’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru
bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan
dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan
alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah.
Kegiatan Inti
Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru,
siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengamati tampilan
yang di sajikan menggunakan alat infocus, mengenaisumber daya
alam dan potensi lain yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat
baik yang di daratan atau perairan.
Photo kegiatan siswa mengamati slide atau gambar-gambar
Pada tahap kegiatan inti guru dan siswa bertanya jawab tentang
sumber daya alam yang ada di sekitar tempat tinggalnya, yang
44
mendukung kegiatan ekonomi itu berlangsung. Penjelasan materi yang
diberikan kepada siswa melalui penjelasan yang menggunakan alat
infokus, serta digunakannya slide-slide gambar sumber daya alam
Indonesia dan jenis-jenis sumber daya alam yang ada..Dalam
penjelasan materi guru sesekali bertanya jawab dengan siswa.
Akhir penjelasan materi yang telah diberikan guru, selanjutnya
memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk berdiskusi yang
berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Pada pelaksanaan
kegiatan diskusi guru berkeliling mengamati kegiatan diskusi
kelompok berlangsung, dan menanyakan kesulita-kesulitan apa
yangdialami selama proses diskusi kelompok. Setelah selesai kegiatan
diskusi kelompok ini, siswa menampilkan hasil diskusi masingmasing kelompok di depan teman kelompok lain dan guru. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum ia pahami, mengklarifikasi jawaban siswa, memberikan
penguatan, dan dan reward kepada siswa.
Photo kegiatan diskusi siswa
45
Kegiatan Akhir
Kegiatan penutup penyimpulan materi yang telah diajarkan selama
proses pembelajaran berlangsung, guru beserta siswa mengevaluasi
hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi terhadap materi yang telah
siswa terima. Pemberian tugas rumah diberikan oleh guru kepada
siswa sebagai daya dorong kepada siswa agar mau meluangkan
waktunya belajar dirumah dan penambahan pengetahuan yang ia
miliki. Sebagai langkah akhir pada kegiatan ini adalah guru
memberitahukan pembelajaran yang akan berlangsung pada kegiatan
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
2). Pertemuan Kedua Siklus I
Proses pembelajaran siklus satu pada pertemuan kedua ini,
dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014.
Kegiatan awal
Kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran
memuat
pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan
diawali dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir,
menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran, yakni:
Materi Pokok:
Aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
potensi lain di daerahnya.
Tujuan Pembelajaran:
- Siswa dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada
di daerahnya.
- Siswa dapat menjelaskan perlunya usaha melestarikan sumber
daya alam.
Untuk memecahkan susasana kekakuan belajar maka diberikanlah
ice breaking. Ice breaking diberikan kepada siswa, bertujuan untuk
menghangatkan suasana belajar dan memecahkan kebekuan situasi,
46
agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif, siswa merasa senang
dan siap dalam menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru.
Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Bukan lautan tapi kolam
susu’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru bertanya
jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan dengan
materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan alam,
kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah.
Photo kegiatan ice breking
Kegiatan inti
Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru,
siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengamati tampilan
yang di sajikan, pemampaatan sumber daya alam baik dibidang
pertanian,
perkebunan,
pertambangan,
kehutanan,
kelautan,
pariwisata, dan bentuk pelestarian sumber daya alam.
Pada tahap kegiatan inti guru dan siswa bertanya jawab tentang
pemampaatan sumber daya alam dan bagaimana agar tetap
lestari..Penjelasan materi yang diberikan kepada siswa melalui
penjelasan yang menggunakan alat infokus, serta digunakannya slideslidegambar sumber daya alam, pemanfaatan sumber daya alam,
47
penyebab kerusakan sumber daya alam, serta langkah-langkah
pelaksanaan pelestarian sumber daya alam.
Akhir penjelasan materi yang telah diberikan guru, selanjutnya
siswa diajak membentuk kelompok-kelompok. Tiap kelompok diberi
tugas menyelesaikan tugasnya yang berkaitan dengan materi yang
telah diajarkan. Pada pelaksanaan kegiatan diskusi guru berkeliling
mengamati kegiatan diskusi kelompok berlangsung, dan menanyakan
kesulita-kesulitan apa yang dialami selama proses diskusi kelompok.
Setelah selesai kegiatan diskusi kelompok ini, siswa menampilkan
hasil diskusi masing-masing kelompok di depan teman kelompok lain
dan guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum ia pahami, mengklarifikasi jawaban siswa,
memberikan penguatan, dan dan reward kepada siswa.
Pemberian tugas test (post test) diberikan setelah kegiatan diskusi,
hal ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam
memahami, mengingat apa yang telah dipelajari. Tugas post test
diberikan sebagai tugas individu untuk mengukur kemampuan
masing-masing siswa.
Kegiatan akhir
Kegiatan penutup penyimpulan materi yang telah diajarkan selama
proses pembelajaran berlangsung, siswa mencatat hal-hal penting
tentang manfaat dan melestarikan sumber daya alam. Guru beserta
siswa mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi
terhadap materi yang telah siswa terima. Sebagai langkah akhir pada
kegiatan ini adalah guru memberitahukan pembelajaran yang akan
berlangsung pada kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
48
C. Tahap Observasi
Pada tahap observasi pelaksanaan pembelajaran siklus satu, pada
materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dapat terlaksana
dengan baik. Walaupun hasil yang diharapkan belum maksimal, dari
aktifitas siswa dapat dilihat beberapa kelemahan yang harus dijadikan
bahan perbaikan yakni:
1) Siswa kurang termotivasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
2) Pada saat penayangan slide gambar siswa banyak siswa yang
asik bermain
3) Pada kegiatan diskusi masih banyak siswa yang mengobrol
4) Siswa kurang berani bertanya, dan menjawab pertanyaan yang
diajukan
D. Tahap Refleksi
Pada tahapan refleksi pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus
satu dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada pelaksanaan
pembelajaran yang menjadi acuan untuk pelaksanaan tindakan, yakni:
1) Perlu pemberian ice breaking sebagai pemberian motivasi
siswa
2) Pada saat penayangan slide gambar disertai penjelasan dan
tanya jawab yang lebih menarik sehingga siswa lebih fokus
saat berlangsung pembelajaran
3) Pada saat kegiatan diskusi peneliti memberikan arahan yang
lebih maksimal
4) Peneliti mengadakan tanya jawab tentang apa yang menjadi
kesulitan pada saat diskusi
49
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
a) Tahapan Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan kelas guru mempersiapkan bahan
dan alat yang akan digunakan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
berupa:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Buku penunjang kegiatan pembelajaran, LKS
3) LCD, laptop, atlas
4) Media gambar yang menunjang kegiatan pembelajaran
5) Menyiapkan alat evaluasi dan mempersiapkan instrument
penelitian berupa instrument observasi kegiatan guru, siswa, dan
hasil belajar.
b) Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus dua ini pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 23 April dan tanggal 30 April 2014
pertemuan kedua. Adanya kelemahan dalam proses pembelajaran siklus
satu menjadi dasar perbaikan proses pembelajaran siklus dua ini.
Sebelum melaksanakan tindakan kelas guru mempersiapkan bahan dan
alat yang akan digunakan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
menunjang kegiatan pembelajaran.
1) Pertemuan Pertama Siklus II
Kegiatan Awal
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran memuat pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan
langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir, menyampaikan
materi pokok dan tujuan pembelajaran, yakni:
Materi Pokok:
Aktifitas ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam.
50
Tujuan Pembelajaran:
- Siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di
daerah tempat tinggalnya.
- Siswa dapat menunjukkan tempat kegiatan ekonomi yang ada di
daerahnya.
Pada langkah selanjutnya yakni pemberian ice breaking diberikan
kepada siswa, bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan
kebekuan situasi, agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif, siswa
merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang akan diberikan
oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Bukan lautan tapi
kolam susu’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru
bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan
dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan
alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah.
Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru,
siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengenai kegiatan
ekonomi masyarakat yang ada di sekitar tempat ia tinggal, suasana
pasar dan kegiatan ekonomi masyarakat dekat dimana ia tinggal. Seperti
sopir angkot mengangkut penumang, guru mengajar di kelas, buruh
bekerja di pabrik, petani mencangkul di sawah. Memberikan
kesempatan bertanya-jawab kepada siswa dalam penjelasan materi
ketika berlangsung pembelajaran. Sehingga tercipta suasana belajar
lebih interaktif.
Kegiatan Inti
Pada langkah kegiatan inti guru dan siswa bertanya jawab tentang
sumber daya alam yang ada di sekitar tempat tinggalnya, yang
mendukung kegiatan ekonomi itu berlangsung. Penjelasan materi yang
diberikan kepada siswa melalui penjelasan yang menggunakan alat
infokus, serta digunakannya slide-slide, gambar kegiatan ekonomi
sekitar
tempat
tinggal,
dan
tempat-tempat
kegiatan
ekonomi
51
berlangsung. Dalam penjelasan materi guru sesekali bertanya jawab
dengan siswa.
Akhir penjelasan materi yang telah diberikan guru, selanjutnya
siswa diajak membentuk kelompok-kelompok. Tiap kelompok diberi
tugas menyelesaikan tugasnya yang berkaitan dengan materi yang telah
diajarkan. Pada pelaksanaan kegiatan diskusi guru berkeliling
mengamati kegiatan diskusi kelompok berlangsung, dan menanyakan
kesulita-kesulitan apa yang dialami selama proses diskusi kelompok.
Setelah selesai kegiatan diskusi kelompok ini, siswa menampilkan hasil
diskusi masing-masing kelompok di depan teman kelompok lain dan
guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa menyampaikan
pendapatnya, mengklarifikasi jawaban siswa, memberikan penguatan,
dan dan reward kepada siswa.
Kegiatan Akhir
Akhir kegiatan pembelajaran adalah, penyimpulan materi yang
telah diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pembelajara yang
belum ia pahami, selanjutnya guru beserta siswa mengevaluasi hasil
pembelajaran sebagai bentuk refleksi terhadap materi yang telah siswa
terima. Pemberian tugas rumah diberikan oleh guru kepada siswa
sebagai daya dorong kepada siswa agar mau meluangkan waktunya
belajara dirumah dan penambahan pengetahuan yang ia miliki.
Selanjutnya memberitahukan kepada siswa pembelajaran yamg akan
datang.
2) Pertemuan Kedua Siklus II
Kegiatan Awal
Kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran
memuat
pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan diawali
dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir,
52
menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan
ini materi yang diajarkan, yakni;
Aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi
lain di daerahnya.
Tujuan Pembelajaran:
-
Siswa dapat menunjukkan tempat sumber daya alam , kelautan,
pertanian, perkebunan, dan sumber daya alam mineral, energy.
-
Siswa dapat membuat laporan sederhana tentang hasil
pengamatan tempat sumber daya alam tersebut.
Untuk memecahkan susasana kekakuan belajar maka diberikanlah
ice breaking. Bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan
memecahkan kebekuan situasi, agar lebih tercipta suasana yang lebih
kondusif, siswa merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang
akan diberikan oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi
‘’Bukan lautan tapi kolam susu’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir
kegiatan ini guru bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan
mengkaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang
keindahan alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang
melimpah.
Kegiatan Inti
Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru,
siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengamati tampilan yang
di sajikan, pemampaatan sumber daya alam baik dibidang pertanian,
perkebunan, pertambangan, kehutanan, kelautan, mineral dan energy.
Selanjutnya, pada tahap kegiatan inti guru menjelaskan kepada siswa
tentang sumber daya alam yang ada di Indonesia. Baik sumber daya
alam hutan, kelautan, pertanian, perkebunan, perkebunan, kelautan,
energy dan mineral. Menunjukkan tempat-tempat sumber daya alam
yang ada di Indonesia. Penjelasan yang di berikan oleh guru disertai
53
dengan tanya jawab, siswa diperintahkan untuk menunjukkan tempattempat berbagai macam sumber daya alam.
Photo kegiatan siswa menunjukkan tempat-tempat sumber daya alam
Kegiatan Akhir
Langkah akhir penjelasan , selanjutnya siswa diajak membentuk
kelompok-kelompok. Tiap kelompok diberi tugas menyelesaikan
tugasnya yani mencari dan menemukan pada buku atlas tempat-temapat
sumber daya alam, baik sumber daya alam bidang pertanian, kehutanan,
perkebunan, kelautan, mineral ataupun energi. Pada pelaksanaan
kegiatan diskusi guru berkeliling mengamati kegiatan diskusi kelompok
berlangsung, dan menanyakan kesulita-kesulitan apa yang dialami
selama proses diskusi kelompok. Setelah selesai kegiatan diskusi
kelompok ini, siswa menampilkan hasil diskusi masing-masing
kelompok di depan teman kelompok lain dan guru. Selanjutnya tiap-tiap
perwakilan
dari
kelompok
kelompok
bergantian
mencari
dan
menunjukkan tempat-tempat sumber daya alam secara bergantian. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum ia pahami, mengklarifikasi jawaban siswa, memberikan
penguatan, dan dan reward kepada siswa.
54
Pemberian tugas test (post test) diberikan setelah kegiatan diskusi,
hal ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam
memahami, mengingat apa yang telah dipelajari. Tugas post test
diberikan sebagai tugas individu untuk mengukur kemampuan masingmasing siswa.
Kegiatan penutup penyimpulan materi yang telah diajarkan selama
proses pembelajaran berlangsung, siswa mencatat hal-hal penting
tentang manfaat dan melestarikan sumber daya alam. Guru beserta
siswa mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi terhadap
materi yang telah siswa terima. Selanjutnya guru menginformasikan
pembelajaran yang akan berlangsung pada kegiatan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
c). Tahapan Observasi
Tahapan observasi pada siklus II ini sama seperti siklus I, yang
dilaksanakan ada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan
yang melakukan pengamatan adalah peneliti dengan observer.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer ,
meningkatnya hasil test yang dilaksanakan pada akhir siklus II diatas
Kriteria Ketuntasan Minimal sangat memuaskan. Begitu juga kegiatan
aktifitas guru dan siswa adanya peningkatan yang amat baik.
d) Tahapan Refleksi
Berdasarkan pengamatan siklus II diperoleh deskrifsi bahwa
penggunaan media visual gambar pada pembelajaran IPS khususnya
pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam, sangat
memberikan efek positif dan dapat meningkatkan hasil belajar yang
sangat baik.
55
B. Hasil Observasi.
1. Hasil Observasi Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media visual pada
siklussatu, sudah terlaksana dengan baik. Walaupun pada pelaksanaannya
penggunaan media visual tersebut masih kurang maksimal. Media visual
yang digunakan kurang bervariasi. Minat siswa terhadap pelajaran IPS dan
keaktifan siswa dalam belajar melalui pengamatan yang di catat oleh
observer. Pada siklus I ini, keaktifan guru belum begitu terlihat, juga
keaktifan siswa dalam pembelajaran belum begitu terlihat, dibuktikan
dengan masih banyaknya nilai hasil belajar IPS yang masih rendah, hal ini
terjadi karena guru kurang membangkitkan semangat dan motivasi siswa,
kurang dalam penggunaan media pembelajaran, kurang menguasai metode
pembelajaran kooperatif dan kurangmemberikan kesempatan kepada siswa
dalam mempelajari kembali materi pelajaran. Penjelasan guru masih
terburu-buru, sehingga siswa masih banyak yang kurang memahamai materi
yang diberikan. Sehingga dalam hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan
aktifitas guru dan siswa serta hasil pembelajaran pada siklus satu.
Tabel 4.1 Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
No.
Komponen Yang Dinilai
Skor
Keteran
gan
1
2
3
4
X
1. Apersepsi, salam dan mempersiapkan
materi ajar.
X
2. Memotivasi siswa
X
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai RPP.
X
4. Kualitas penjelasan materi ajar.
X
5. Kesesuaian penggunaan media dengan
materi yang diajarkan.
X
6. Penguasaan materi pembelajaran
X
7. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran.
X
8. Berkeliling kelas memantau kerja siswa
X
9. Menjawab pertanyaan siswa dan
56
10.
11.
12.
mengarahkan siswa.
Menarik kesimpulan
Memberikan evaluasi dan penghargaan
kepada siswa.
Berdo’a dan menyampaikan rencana
selanjutnya.
Jumlah Skor
Keterangan:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
X
X
X
27
Sedang
Interpretasi
32 ≥ 52Tinggi
21 ≥ 31Sedang
< 20Rendah
Dari tabel 4.1 pengamatan aktifitas guru yang diperoleh ketika proses
belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, terutama pada materi kegiatan
ekonomi berdasarkan potensi alam yang telah dilakukan pada siklus I,
terlihat pada kegiatan apersepsi, salam, dan mempersiapkan materi ajar
mendapat skor 2 atau cukup, memotivasi siswa mendapat skor 2 atau cukup,
pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mendapat skor 2, kesesuaian
penggunaan media dengan materi yang diajarkan mendapat skor 2 atau
cukup, penguasaan materi yang diajarkan mendapat skor 3 atau baik,
menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran mendapat skor 2,
berkeliling memantau kerja siswa mendapat skor 2 atau cukup, menjawab
pertanyaan siswa mendapat skor 2, pengelolaan waktu mendapat skor 2,
menarik kesimpulan mendapat skor 2 atau cukup, berdo’a dan
menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya mendapat skor 4 atau baik
sekali. Jika dijumlahkan skor yang dihasilkan pada kegiatan aktifitas guru
menjadi 31 dari skor maksimal 52, atau sekitar 59,61%.
No
.
1.
Tabel 4.2 Instrumen Pengamatan Aktivitas siswa Siklus I
Komponen Yang Dinilai
Skor
Keteran
gan
1
2 3 4
X
Mempersiapkan diri untuk belajar
57
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mengerjakan tes awal
Memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan dari guru
Mencatat penjelasan guru
Membaca materi yang diberikan
Keberanian untuk mengajukan pertanyaan.
Keberanian menjawab pertanyaan.
Siswa dapat menyelesaikan soal latihan
pretest dan post test.
Jumlah Skor
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
X
X
X
X
X
X
 X
X
16
Sedang
Interpretasi
22 ≥ 32Tinggi
11 ≥ 21 Sedang
< 10Rendah
Dari tabel 4.2 pengamatan aktifitas siswa pada siklus I, dapat diketahui
bahwa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran mengenai materi kegiatan
ekonomi yang berkaitan dengan potensi alam memperoleh skor 16 atau
sekitar 46,87%, ini berarti belum cukup maksimal, terutama siswa belum
berani bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan. Maka dari hasil
yang diperoleh pada kegiatan aktifitas siswa peneliti perlu mengadakan
peningkatan pada proses pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan yang
lebih baik.
2. Hasil Observasi Siklus II
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus, maka
dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat
terlaksana dengan baik, dan sesuai dengan harapan. Maka dalam hal ini
dapat dilihat dalam penjelasan di bawai ini.
58
Tabel 4.3 Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Komponen Yang Dinilai
1
Apersepsi, salam dan mempersiapkan
materi ajar.
Memotivasi siswa
Melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai RPP.
Kualitas penjelasan materi ajar.
Kesesuaian penggunaan media dengan
materi yang diajarkan.
Penguasaan materi pembelajaran
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran.
Berkeliling kelas memantau kerja
siswa
Menjawab pertanyaan siswa dan
mengarahkan siswa.
Pengelolaan waktu.
Menarik kesimpulan
Memberikan evaluasi dan penghargaan
kepada siswa.
Berdo,a dan menyampaikan rencana
selanjutnya
Jumlah Skor
Prosentase
Keterangan:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Skor
2
3
4
X
Keteran
gan
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
45
86,53%
Tinggi
Interpretasi
32 ≥ 52 Tinggi
21 ≥ 31 Sedang
< 20 Rendah
Dari tabel 4.3 pengamatan aktifitas guru yang diperoleh ketika proses
belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, terutama pada materi kegiatan
ekonomi yang berkaitan dengan potensi alam yang telah dilakukan pada
siklus II,
terlihat pada kegiatan apersepsi, salam dan mempersiapkan
59
materi ajar mendapat skor 4, memotifasi siswa mendapat skor 4,
pelaksanakan pembelajaran sesuai RPP mendapat skor 3, kualitas
penjelasan materi mendapat skor 3, kesesuaian pengguanaan media dengan
materi yang diajarkan mendapat skor 3 atau baik, penguasaan materi
pembelajaran mendapat skor 3 atau baik, menumbuhkan partisifasi aktif
siswa dalam pembelajaran mendapat skor 4, berkeliling memantau kerja
siswa mendapat skor 4, menjawab pertanyaan siswa atau mengarahkan
siswa mendapat skor 3, pengelolaan waktu mendapat skor 4, menarik
kesimpulan mendapat skor 3, memberikan evaluasi mendapat skor 3,
berdo,a dan menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya mendapat
skor 4 atau baik sekali. Jika dijumlahkan skor yang dihasilkan pada
kegiatan aktifitas guru menjadi 45, dari skor maksimal 52, atau sekitar
86,53%. Ini berarti sudah terdapat peningkatan yang maksimal pada
aktifitas guru.
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tabel 4.4 Instrumen Pengamatan Aktivitas siswa Siklus II
Komponen Yang Dinilai
Skor
1
2
3
4
Mempersiapkan diri untuk belajar
Mengerjakan tes awal (pre test)
Memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan dari guru
Siswa mencatat hal-hal yang penting
dalam penjelasan materi yang diberikan.
Membaca materi yang diberikan
Keberanian untuk mengajukan
pertanyaan.
Keberanian menjawab pertanyaan.
Siswa dapat menyelesaikan soal latihan
pretest dan post test.
Jumlah Skor
Prosentase
Kete
rang
an
X
X
X
X
X
 XX
X
X
28
87,5%
Ting
gi
60
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Interpretasi
22 ≥ 32Tinggi
11 ≥ 21 Sedang
< 10 Rendah
Dari tabel 4.4 pengamatan aktifitas siswa pada siklus I, dapat diketahui
bahwa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran mengenai materi
kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan potensi alam memperoleh skor
28 atau sekitar 87,5%, ini berarti cukup maksimal. Maka dari hasil yang
diperoleh pada kegiatan aktifitas siswa terdapat peningkatan yang cukup
baik sekitar 40,63%.
C. Hasil Belajar
1. Hasil Belajar Siklus I
Hasil belajaryang telah didapatkan siswa pada siklus satu
didapatkan dari hasil belajar berupa test akhir belajar (post test), maka
dapat terlihat pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Nilai Ulangan Post Test
Siklus I Siswa Kelas IV MI YAPIA Parung
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nama Siswa
AF
AA
BCL
CK
DF
DAR
DR
EH
FA
FF
FS
GR
IF
MAH
MR
MS
Nilai
70
65
75
80
55
75
60
50
65
65
70
65
75
75
80
50
Keterangan
Berhasil
Belum berhasil
Berhasil
Berhasil
Belum berhasil
Berhasil
Belum berhasil
Belum berhasil
Belum berhasil
Belum berhasil
Berhasil
Belum berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Belum berasil
61
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
MHF
NAK
NK
N
RM
RS
RAF
RR
SF
WW
HMR
MP
RK
MA
70
80
70
80
65
60
55
70
70
80
80
60
60
70
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Belum berhasil
Belum berhasil
Belum berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Belum berhasil
Belum berhasil
Berhasil
Jumlah
2990
Rata-rata
66,33
Nilai tertinggi
80
Nilai terendah
50
Tingkat keberhasilan
53,33%
Besarnya KKM Mata Pelajaran IPS adalah : 70
Ketuntasan belajar pada siklus I
Ketuntasan belajar = Banyaknya siswa yang mendapat nilai >70 x 100%
Jumlah siswa
= 16 x 100%
30
= 53,33%
Dari hasil post test yang dilakukan pada siklus satu dari sejumlah 30
siswa yang berhasil melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 70, hanya baru 16 siswa atau baru sekitar 53 % saja, ini berarti
sekitar 46,67 % yang belum memenuhi Keriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sekitar 14 siswa lagi. Nilai yang tertinggi diperoleh yakni sebesar
80. Dan nilai terendah yang diperoleh sebesar 50. Nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 66,33. Ini berarti masih perlu ada perbaikan yang harus
dilakukan pada peleksanaan siklus dua.
62
Diagram 4.1 Hasil belajar siklus I
54%
52%
50%
Berhasil
48%
Column1
Belum berhasil
46%
44%
42%
Post test
Jika dilihat pada diagram hasil belajar yang diperoleh dari
pelaksanaan post test pada siklus satu dari sejumlah 30 siswa terlihat,
sekitar 53,33 % yang berhasil memenuhi batas criteria ketuntasan minimal
dan sisanya sekitar 46,67 %.
2. Hasil Belajar Siklus II
Hasil belajaryang telah didapatkan siswa pada siklus dua didapatkan
dari hasil belajar berupa test akhir belajar (post test), maka dapat terlihat
pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Nilai Ulangan Post Test
Siklus II Siswa Kelas IV MI YAPIA Parung
No
1
2
3
4
5
6
7
Nama Siswa
AF
AA
BCL
CK
DF
DAR
DR
Nilai
80
85
75
85
50
80
60
Keterangan
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Belum berhasil
Berhasil
Belum berhasil
63
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
EH
FA
FF
FS
GR
IF
MAH
MR
MS
MHF
NAK
NK
N
RM
RS
RAF
RR
SF
WW
HMR
MP
RK
MA
55
75
85
75
75
85
75
100
70
75
90
70
85
85
75
80
75
70
100
80
85
70
85
Jumlah
Rata-rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Tingkat keberhasilan
Belum berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Behrasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
2335
77,83
100
50
90%
Besarnya KKM Mata Pelajaran IPS adalah : 70
Ketuntasan belajar pada siklus II
Ketuntasan belajar = Banyaknya siswa yang mendapat nilai >70 x 100%
Jumlah siswa
= 27 x 100%
30
= 90%
Dari hasil post test yang dilakukan pada siklus II dari sejumlah 30
siswa yang berhasil melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 70, berjumlah 27 siswa sekitar 90%, ini berarti sekitar 10% yang
64
belum memenuhi Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekitar 3 siswa
lagi. Nilai yang tertinggi diperoleh yakni sebesar 100. Dan nilai terendah
yang diperoleh yakni 50. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 77,63. Ini
berarti dari hasil belajar siswa pada siklus dua terdapat peningkatan yang
lebih baik, sekitar 36,67%.
Diagram : 4.2 Hasil belajar siklus II
90%
80%
70%
60%
Berhasil
50%
Column1
40%
Belum berhasil
30%
20%
10%
0%
Post Test
Jika dilihat pada diagram hasil belajar yang diperoleh dari pelaksanaan
post test pada siklus dua dari sejumlah 30 siswa terlihat, sekitar 90% yang
berhasil memenuhi batas criteria ketuntasan minimal dan sisanya sekitar
10 % saja, ini berarti sudah cukup memuaskan.
Berdasarkan hasil penelitian dari dua siklus yang dilakukan dari
tanggal 2 April 2014 sampai 30 April 2014 di kelas IV MI YAPIA Parung,
tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, terdiri
dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, pembelajaran dengan
menggunakan media visual terlihat adanya peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Dalam pelaksanaan penelitian ini pada setiap siklus yang
dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang sama tetapi
65
tindakan yang dilakukan mengalami perubahan yang disebabkan adanya
perubahan aktifitas siswa dan hasil belajar IPS siswa.
Pada siklus I persentase aktivitas guru secara keseluruhan baru
mencapai 59,61%, persentase aktivitas siswa secara keseluruhan 46,87%,
dan siswa yang mencapai nilai 70 keatas atau siswa yang tuntas hanya 16
orang (53,33%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai dibawah 70 atau
siswa yang belum tuntas sebanyak 14 orang (46,67%), dan rata-rata yang
diperoleh pada siklus I adalah 66,33 (KKM 70).
Pada siklus I peneliti dan guru kolaborasi menganalisa penyebab hasil
evaluasi masih rendah yaitu karena:
1). Proses pembelajaran belum begitu terarah.
2). Siswa belum berani bertanya jawabatau kurang aktif dalam proses
pembelajaran.
3). Penjelasan guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa
yangdisampaikan guru dan siswa belum mengerti dan memahami
materi ajar yang diberikan.
4). Dalam diskusi kurang kompak atau masih didomonasiyang pintar.
Pada siklus II persentase aktivitas guru meningkat menjadi 86,53%,
persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 87,5% dan hasil evaluasi
siswa menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas dalam belajar
mencapai 27 orang (90%), jumlah siswa yang belum tuntas 3 orang (10%).
Karena hasil pada penelitian tindakan kelas di siklus II ini sudah
mencapai hasil yang diharapkan, maka peneliti memutuskan untuk
mengakhiri penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus II saja.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan berdasarkan hasil test yang dilakukan peneliti dalam dua
siklus menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Diperoleh
keberhasilan hasil belajar pada siklus satu yakni 53,33% nilai rata-rata
66,33 nilai tertinggi 80, nilai terendah 50. Dari 30 siswa sebanyak 16
siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan pada
siklus dua terjadi peningkatan menjadi 90% atau sekitar 27 siswa yang
memenuhu nilai KKM. Nilai rata-rata 77,83 nilai terendah 50 dan nilai
tertinggi 100, atau sekitar 27 siswa yang memenuhi KKM.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi sebagai berikut:
1. Secara Teoritik
Pengguanaan media visual dalam pembelajaran membuahkan hasil
belajar yang lebih baik untuk mengingat, mengenali, mengingat
kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep. Dilain
pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila
pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berurutan. Selain itu
media visual gambar juga dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa,
pada
akhirnya
memungkinkan
pencapaian
tujuan
pembelajaran.
2. Secara Praktis
Dengan menggunakan media visual gambar dalam pembelajaran,
dapat membantu tenaga pengajar memperkaya dan memperdalam
proses belajar mengajar di kelas. Misalnya dalam membangkitkan
motivasi, memberikan orientasi, memberikan ilustrasi, mengadakan
evaluasi, media pembelajaran dapat berfungsi dalam keseluruhan
66
67
proses belajar mengajar, namun tetap sebagai salah satu komponen
yang berinteraksi dengan komponen-komponen yang lainnya.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti menyampaikan saran
sebagai berikut:
1. Guru harus dapat menguasai pembelajaran mengguanakan media
visual, sehingga dapat tercipta situasi belajar dapat membuat siswa
lebih aktif, berkonsentrasi, dan tidak jenuh.
2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, maka guru harus
melakukan
perencanaan,
langkah-langkah
pembelajaran,
dan
evaluasi pembelajaran.
3. Sekolah hendaknya dapat mengawasi keadaan kondisi sekolah,
dengan melengkapi dengan alat-alat dan perlengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPS terutama
dalam pengadaan media pembelajaran.
68
DAFTAR PUSTAKA
A, Pribadi, Benny. Model Disain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Rakyat, 2009.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011
Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2009.
----------------------, Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2011.
Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Remaja Rosda Karya, 2006.
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
http;//herminegari.wordpress.Com./Perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-mediapembelajaran, 12/04/2014.
Kurnianto, Rido., dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Aprint A,
2009.
Muhibbinsyah. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya,
2010.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada, 2008.
Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana Prenada,
2011.
Nadlir, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Aprint A, 2009.
Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pembelajaran.
Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.
……………………… Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006.
69
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2006.
Sapriya, dkk. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press, 2006.
---------. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI
Press, 2006.
---------. Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press, 2008.
Saudagar, Fachrudin dan Idrus, Ali. Pengembangan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Gaung Persada, 2009.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Remaja Rosda Karya, 2012.
Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2010.
Download