PENGGUNAAN MEDIA VISUAL GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DI KELAS IV MI YAPIA PARUNG Skripsi diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh A. Rahman NIM: 1811018300097 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 ABSTRAK A. RAHMAN (NIM: 1811018300097). Penggunaan Media Visual Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa di Kelas IV MI YAPIA Parung (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di MI. YAPIA Parung-Bogor), Jurusan PGMI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi permasalahan kurangnya motivasi belajar siswa, kejenuhan dalam belajar siswa, pembelajaran yang pasif, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar IPS, terutama pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang ditetapkan yakni 70. Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul didalam kelas. Metode ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Ketiga tahapan tersebut dilakukan dengan dua siklus, dengan langkah-langkah pembelajaran diskusi dengan model pembelajaran examples non examples. Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas guru, data aktivitas siswa, dan data hasil belajar siswa setelah menggunakan media visual gambar. Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi untuk mengukur aktifitas siswa dan aktifitas guru. Sedangkan untuk mengukur hasil belajar siswa, dengan menggunakan alat evaluasi berupa test tertulis yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas guru pada siklus I yaitu, 59,61% meningkat menjadi 86,53% pada siklus II. Aktifitas siswa pada siklus I yaitu, 46,87% meningkat menjadi 87,5% pada siklus II.. Sedangkan pada hasil belajar siswa pada siklus I yaitu, 53,33% meningkat menjadi 90% pada siklus II. Dengan demikian penggunaan media visual dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dapat meningkatkan aktifitas guru, aktifitas siswa dan hasil belajar siswa.i i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skrifsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia kepada jalan kebenaran, amien. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Fauzan, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah . 3. Dindin Ridwanuddin, M. Pd., selaku pengelola Dual Mode System. 4. Takiddin, M. Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, pengarahan, waktu, saran dan motivasinya. 5. Pimpinan dan Staf Administrasi Perpustakaan FITK, yang yang telah memberikan fasilitas pustakanya kepada penulis. 6. Sugama S. Pd.I., ( Kepala Madrasah ) dan Guru MI. YAPIA, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Bapak dan Ibu tercinta, yang tiada henti-hentinya memberikan doa, dan semangat, sehingga ananda dapat menyelesaikan skrifsi ini. Semoga allah SWT, senantiasa memberikan Rakhmat dan Hidayah-nya, amien. 8. Istri dan anak-anak tercinta, yang telah memberikan do’a, motivasi dan dorongan baik dalam suka maupun duka. 9. Teman-teman Mahasiswa PGMI, Wahyu Hidayat, Khaerudin, Siti Aisyah, terima kasih atas segala kekompakan dan bantuannya. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu-persatu namanya, semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan dengan yang lebih banyak lagi. ii Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya. Mohon ma,af atas segala keterbatasan dan kekurangan. Jakarta, 15 Oktober 2014 Penulis iii DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii DAFTAR ISI……………………………………………………………… iv DAFTAR TABEL………………………………………………………… vii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... viii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... ix BAB 1 BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah…………………………………… 6 C. Pembatasan Fokus Penelitian………………………….. 7 D. Perumusan Masalah Penelitian………………………... 7 E. Tujuan Penelitian………………………………………. 7 F. Manfaat Penelitian…………………………………….. 7 KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoritik BAB III 1. Hakekat pendidikan IPS…………………………... 9 2. Pembelajaran IPS Melalui Media Visual…………. 12 3. Hasil Belajar IPS dan Faktor-Faktor Yang mempeg Aruhinya…………………………………………... 20 B. Hasil Penelitian yang Relevan…………………………. 27 C. Hipotesis Tindakan…………………………………….. 30 METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………….. 31 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian….. 31 C. Subyek Penelitian……………………………………… 34 D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian……………. 34 iv BAB IV E. Tahapan Intervensi Tindakan………………………….. 34 F. Hasil Intervensi yang Diharapkan……………………… 37 G. Data dan Sumber Data…………………………………. 37 H. Instrumen Pengumpul Data………………………….. 38 I. Tehnik Pengumpul Data…………………………….. 38 J. Pengembangan Perencanaan Tindakan……………… 40 DESKRIFSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HASIL OBSERVASI DAN HASIL BELAJAR A. Deskrifsi Pelaksanaan Pembelajaran 42 1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 42 2. Pelaksanaan pembelajaran Siklus II 49 B. Hasil Observasi 1. Hasil Observasi Siklus I……………………….. 55 2. Hasil Observasi Siklus II……………………… 57 C. Hasil Belajar BAB V 1. Hasil Belajar Siklus I………………………….. 60 2. Hasil Belajar Siklus II………………………… 52 KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………….. 66 B. Implikasi………………………………………….. 66 C. Saran ……………………………………………... 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v DAFTAR TABEL 1. Tahapan Intervensi Tindakan……………………………………… 35 2. Instrumen Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I…………………… 55 3. Instrumen Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I…………………. 57 4. Instrumen Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II…………………… 58 5. Instrumen Pengamatan Aktifitas Siswa siklus II………………... 56 6. Nilai Ulangan Post Test Siklus I………………………………….. 60 7. Nilai Ulangan Post Test Siklus II…………………………………. 62 vi DAFTAR GAMBAR 1. Bagan Kerangka Ilmu Pendudkung PIPS……………………... 10 2. Bagan Kerangka Pesan Dalam Komunikasi………………….. 14 3. Bagan Pengalaman Edgar Dale………………………………. 15 4. Disain Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin………………………………………………………… 33 5. Rancangan Disain Tindakan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan media Visual…………………….. 39 6. Diagram Hasil Belajar siklus I……………………………….. 62 7. Diagram Hasil Belajar siklus II……………………………… 64 vii LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Rencana Pembelajaran……………………………………………… 74 2. Lembar Post Test Siklus I………………………………………….. 96 3. Kunci Jawaban Post Test Siklus I………………………………… 99 4. Lembar Post Test Siklus II…………………………………………. 100 5. Lembar Jawaban Post Test Siklus II……………………………….. 103 6. Observasi Aktifitas Guru Siklus I………………………………….. 104 7. Observasi Aktifitas Guru Siklus II………………………………… 106 8. Observasi Aktifitas Siswa Siklus I………………………………… 108 9. Observasi Aktifitas Siswa Siklus II………………………………... 109 10. Pedoman Wawancara……………………………………………… 110 11. Hasil Belajar Siswa Siklus I………………………………………. 111 12. Hasil belajar Siswa Siklus II……………………………………… 113 13. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I……………………………. 115 14. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II…………………………... 116 15. Poto Kegiatan Belajar Siswa…………………………………….. 117 16. Profil Sekolah……………………………………………………. 118 viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Terlebih pada masa kini pendidikan merupakan sebuah kebutuhan utama bagi manusia. Dunia pendidikan dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa. Dalam Undang-Undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermamfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab.1 Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya member arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan.Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Selain pendekatan teknologis untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru. Guru merupakan komponen sangat penting, sebab keberhasilan proses pendidikan tergantung pada guru sebagai pelaksana. Disamping itu juga seorang guru harus mengetahui hasil belajar siswa sebagai acuan keberhasilan, apakah ada kekurangan atau 1 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 131 1 2 kelemahannya, kemudian mencari solusinya agar dapat meningkatkan hasil belajarnya. Menurut Badan Standar Penilaian Nasional (BNSP), penilaian adalah : Prosedur yang digunakan untuk mendapat kaninformasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik; Proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data tentang karakteristik peserta didik dengan ukuran tertentu; Proses rangkaian kegiatan untuk menganalisis data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.2 Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni standar kompetensi yang harus dimiliki siswa, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan guru dalam mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pendidikan, maka kurikulum itu tidak memiliki makna. Berkaitan dengan itu standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai pedoman perencanaan pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman untuk implementasi program dalam kegiatan nyata di lapangan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan menghayati prinsip-prinsip standar proses pendidikan.3 Guru adalah kunci dari keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dewasa ini berbagai macam cara dilakukan untuk meningkatkan mutu guru yang telah berdinas di sekolah. Tujuannya yakni meningkatkan keterampilan dalam mengajar, penguasaan terhadap materi yang hendak diajarkan, motivasi dalam mengajar serta komitmen guru dalam mengajar. Secara relaitas, kondisi profesionalisme guru di Indonesia saat ini masih cukup beragam . Untuk mengatasi keberagaman profesionalisme guru, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan nasional merumuskan standar kompetensi guruyang meliputi.(1) kompetensi pengelolaan 2 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: RemajaRosdaKarya, 2009), h.52 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 6 3 3 dan wawasan kependidikan;(2) kompetensi akademik/vokasional semua materi pembelajaran; dan (3) kompetensi pengembangan profesi. Pengembangan standar kompetensi guru ditujukan pada peningkatan profesionalisme guru dan pola pembinaan karir secara terstruktur.4 Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek, tidak hanya terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga aspek spiritual. Menurut Mulyasa, “Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas”.5 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemamfaatan hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Interaksi yang terjadi selama proses belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan dan materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman, video, atau audio yang lain yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain). Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat-alat yang murah dan efesien, meskipun sederhana dan bersahaja akan tetapi merupakan keharusan dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru 4 Fachrudin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h. 86-87 5 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), h. 27 4 juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu menurut Azhar Arsyad dalam buku Media Pembelajaran, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi : 1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan hasil belajar mengajar; 2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan: 3. Seluk-beluk proses belajar; 4. Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidika; 5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; 6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan; 7. Berbagai jenis alat dan tehnik media pendidikan; 8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran; 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan;6 Dengan menggunakan media pembelajaran, tenaga pengajar dapat memperkaya dan memperdalam proses belajar-mengajar di kelas, misalnya dalam membangkitkan motivasi, memberikan orientasi, memberikan ilustrasi, mengadakan evaluasi, media pembelajaran dapat berfungsi dalam keseluruhan proses belajar mengajar, namun tetap sebagai salah satu komponen yang berinteraksi dengan komponen-komponen yang lain. Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut berupa kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terhadap pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran secara sukarela, ini merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. Apabila hal tersebut dilakukan secara terus-menerus maka tidak menutup kemungkinan dalam jiwanya melakukan penilaian dan penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diperolehnya, dan pada tingkat 6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.2 5 tertentu nilai-nilai atau norma-norma itu akan diterimanya dan diyakininya. Kemudian terjadilah pengorganisasian nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, ide, dan sikap menjadi sistem batin yang konsisten yang disebut karakterisasi (Krathwork, et.al sebagai dikutip Jahja Qahar, 1982:11-12). Pada tingkat ini siswa dapat memperkuat falsafah hidupnya dan mempunyai nilai-nilai yang membimbing hidupnya.7 Pembelajaran bermedia sangat penting dalam proses belajar-mengajar untuk diterapkan di Madrasah, maupun di masyarakat, baik untuk pembelajaran maupun pembelajaran studi lainnya. Hal ini mengingat kemajuan teknologi informasi (Information Teknology, IT), yang demikian pesatnya dan merambah hampir seluruh institusi dan kebutuhan masyarakat. Kemajuan ini tentunya dapat memuaskan baik untuk kajian atau untuk hiburan. Permasalahan yang utama adalah masih rendahnya daya serap siswa.Hal ini nampak pada rata-rata hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS masih di bawah KKM. Pada pembelajaran IPS akhir-akhir ini banyak guru dalam pembelajaran hanya mencatat dan menjelaskan saja, Akhirnya pada proses pembelajaran siswa merasa jenuh, kurang fokus dalam proses pembelajaran, kurangnya motivasi dalam belajar, pembelajaran hanya berpusat pada guru (Teacher Centred) sehingga siswa pasif dan kurang kreatif. Masih rendahnya perhatian guru terhadap penggunaan media dalam proses pembelajaran. Berdasarkan catatan dari hasil belajar, ternyata dari 30 siswa kelas IV yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal pada materi Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Alam, hanya 23% memenuhi KKM, selebihnya belum memenuhi. 7 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2008), h. 44 6 Dengan demikian berdasarkan hasil yang diperoleh dari pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam secara garis besar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu memenuhi criteria ketuntasan minimal. Untuk itu perlu segera dilakuakan perbaikan-perbaikan agar kesulitan belajar dapat teratasi. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa perlu diperhatikan beberapa faktor, baik itu peran guru, peserta didik, lingkungan belajar. Berkenaan penggunaan media pembelajaran sangat berperan dalam peningkatan hasil belajar siswa. Maka penelitian ini diberi judul : “Penggunaan Media Visual Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa, di Kelas IV MI YAPIA Parung’’. B. Identifikasi Masalah Bila mengacu pada hasil yang diperoleh siswa pada materi tersebut terlihat jelas bahwa sebagian besar siswa belum menguasai materi yang diajarkan. Untuk itu perlu segera dilakukan perbaikan yang tepat agar kesulitan yang dialami siswa dapat teratasi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi masalah. a) Rendahnya hasil belajar IPS siswa, pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam tidak memenuhi KKM. b) Siswa kurang fokus pada materi yang diberikan. c) Minimnya penggunaan media visual gambar pada proses pembelajaran. d) Minimnya kekreatifan guru dalam membuat dan menggunakan media visual gambar. e) Penyampaian materi menggunakan ceramah dan menulis saja. f) Hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran. g) Penjelasan yang diberikan guru tidak disertai fakta yang dilihat dan dialami siswa sehingga siswa kurang memahami materi yang diberikan h) Masih rendahnya perhatian guru terhadap penggunaan media visual gambar dalam proses pembelajaran. 7 i) Penataan kelas yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran j) Guru tidak mengaitkan materi yang diajarkan dengan pengalaman siswa. C. Pembatasan Fokus Penelitian Dari sekian banyak permasalahan yang terkait dengan hasil pembelajaran siswa.Untuk mempermudah penelitian ini dan lebih terarah dalam mencapai sasaran maka masalah yang akan diteliti akan dibatasi dengan batasan-batasan sebagai berikut: 1. Media visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media visual gambar. 2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar bidang kognitif yang diukur melalui tes yang dilakukan setiap akhir siklus. 3. Materi yang digunakan pada pembelajaran ini ialah: Standar Kompetensi; Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan profinsi. Kompetensi Dasar; Mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan potensi lain di daerah, D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasakan masalah yang sudah dianalisis, maka akan lebih difokuskan untuk mempermudah dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran. Yang menjadi focus dalam perbaikan pembelajaran, yakni, Bagaimana upaya penggunaan media visual gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dikelas IV Madrasah Ibtidaiyah Yapia? Rumusan yang sudah dibuat ini sengaja difokuskan untuk memudahkan dalam proses perbaikan pembelajaran agar tidak terlalu jauh keluar jalur yang telah ditentukan, untuk itu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) peneliti memutuskan untuk melaksanakan 8 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pembelajaran IPS melalui penggunaan media visual gambar pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru. a) Dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. b) Guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya. c) Guru menjadi lebih kreatif, karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan tehnik pembelajaran serta bahan ajar di kelasnya. d) Menumbuhkan budaya meneliti. 2. Bagi siswa. a) Proses pembelajaran lebih menyenangkan. b) Siswa lebih termotifasi c) Hasil belajar lebih meningkat 3. Bagi peneliti. Sebagai bahan kajian untuk melaksanakan tindakan kelas BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teoritik 1. Hakekat Pendidikan IPS Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum di persekolahan negara lain, khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal dengan social studies di Negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari pakar kita di Indonesia.1 Menurut sapriya, istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1975an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam system pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang disingkat IPA. Penggunaan istilah IPS dan IPA dimaksudkan untuk membedakannya dengan nama-nama disiplin ilmu di universitas.2 Untuk memperoleh gambaran yang luas di bawah ini beberapa pengertian Social studies dan IPS menurut para ahli. Edgar B Wesley menyatakan bahwa, “Social studies arethe social scienses simplified for faedagogiel purposes in school. The social sciences of geography history, economic, sociology, civics and variouscombination of these subjects.3 A. kosasih Djahiri (1978:2) mengatakan bahwa, “IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabangcabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip 1 Sapriya, dkk., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h.3 Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: Laboratorium Pkn UPI Press, 2008), h.6 3 Nadlir, dkk., Ilmu Pengetahuan sosial 1, (Surabaya: Aprint A, 2009), h.1 2 9 10 pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan”.4 Gambar 2.1 Ilmu Pendukung PIPS AGAMA FILSAFAT ILMU-ILMU ALAM (NATURAL SCIENCES) ILMU-ILMU SOSIAL (SOCIAL SCIENCES) HUMANITIS (HUMANIORA) PIPS (SOCIALSTUDIES) Pada gambar diatas semua disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masingmasing.Pada akhirnya semua disiplin ilmu itu berhulu pada ajaran agama. Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPSberkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji system kehidupan masyarakat di permukaan bumi ini dalam konteks manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didiknya.Sehingga ruang lingkup pengajaran IPS berbeda pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan 4 Sapriya, dkk., Pembelajaran dan Evaluasi Hasil beajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h.7 11 sejarah.Terutama pada masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar tempat peserta didik MI/SD. Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang perguruan tinggi, semakin dipertajam dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan. Sama halnya dengan bidang-bidang yang lainnya, tujuan pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan pendidikan nasionalpada tataran operasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya tujuan institusional ini dijabarkan dalam tujuan kurikuler dan tujuan pada mata pelajaranpada setiap bidang studi dalam kurikulum. Termasuk pada bidang studi IPS. Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut: 1. membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat: 2. membekalai peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisa, dan membekali alternatif pemecahan masalah sosial; 3. membekali peserta didik dalam berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta keahlian; 4. membekali peserta didik dengan sikap mental yang positif; 5. membekali peserta didik dengan kemampuan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan tuntutan jaman.5 5 Nadlir, op. cit., h.1-12 12 2. Pembelajaran IPS Melalui Media Visual Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Ada beberapa konsep atau definisi media pembelajaran. Rossi dan Breidle (1966:3) dalam Wina Sanjaya “Media pembelajaran adalah seluruh alat atau bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio atau televisi jika digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.”6 Namun demikian, media bukan satu-satunya penunjang perolehan pengetahuan siswa. Tapi hal-hal lain juga memungkinkan seorang siswa mendapatkan pengetahuan. Menurut Gerlach dan Elly (1980:244) dalam Wina Sanjaya“A medium, conceived is any person, material or event that is estabilishs condition which enable the leraner to acquire knowledge, skill, and attitude.”7 Dari dua pengertian di atas maka pengertian yang disampaikan oleh garlach lebih luas pengertiannya dibandingkan dari pengertian sebelumnya. Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, media menyaluran pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Contoh-contoh termasuk video, televisi, komputer, bahan-bahan cetak, dan guru. Secara tradisional, buku pelajaran, papan tulis dan gambardinding merupakan media pembelajaran visual yang paling sederhana digunakan. Dewasa ini media pembelajaran visual yang paling sering digunakan. Dewasa ini, media pembelajaran telah mengalami perluasan yang amat pesat. Di 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 163 7 Ibid 13 samping buku pelajaran, digunakan stensil, foto copy, buku kerja, ensiklopedi, kamus, majalah dan surat kabar. Akhir-akhir ini, juga mulai digunakan media audiovisual yang merupakan hasil dibidang teknologi. Azhar arsyad mengutif dari AECT (Association of Education andComunication Technology) “media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaian pesan atau informasi”.8 W.S Winkel mengutif pandangan E. De Conte, media pembelajaran dapat diartikan “suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang diguanakan atau di sediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan proses belajarmengajar, untuk mencapai tujuan,9 Dengan istilah mediator, media menunjukan fungsi atau peranannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaranyang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling modern, dapat disebut media.Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan prilaku terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang dialami sebelumnya. Tingkat pengalaman pemerolehan hasil belajar yang digambarkan oleh Dale (1966) sebagai suatu komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkansiswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan kedalam simbol-simbol (encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Digambarkan di bawah ini cara pengolahan pesan oleh guru dan murid. 8 Azhar Arsyad, Media Pebelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3 Ibid 9 14 Gambar 2.2 Pesan Dalam Komunikasi Pesan diproduksi dengan: Pesan dicerna dan diinterpretasi dengan: Berbicara, menyanyi, memainkan alat < -- > Mendengarkan musik, dsb. Memvisualisasikan melalui film, foto, < -- > Mengamati lukisan, gambar, patung, grafik, model, kartun, patung, gerakan nonverbal. Menulis atau mengarang. < -- > Membaca Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s cane of Experience (Kerucut Pengalaman Dale) (Dale, 1969). Hasil belajar didapat mulai dari pengalaman langsung (kongkret), sampai kepada verbal (abstrak). Semakin ke atas semakin abstrak media penyampaian itu. Levie & Levie (1975) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa : “Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungan fakta dan konsep. Di lain pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaranitu melibatkan ingatan yang berurut-urutan (sekuensial)”.10 10 Arsyad, op.,cit. h. 9 15 Abstrak LamBang Kata Lambang Visual Gambar diam, Rekaman radio Gambar Hidup Permanen Televisi Karyawisata Dramatisasi Benda Tiruan/Pengamatan Kongkreat Pengalaman Langsung Bagan 2.1. Pengalaman Edgar Dale.11 Selanjutnya uraian dalam setiap pengalaman belajar seperti yang telah digambarkan dalam kerucut pengalaman tersebut akan dijelaskan berikut ini. a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktifitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri apa yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan obyek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Maka ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi kongkreat sehingga akan menjadi ketepatan yang tinggi. 11 Ibid. 11 16 b. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh dari manipulasi dari keadaan yang sebenarnya. Mempelajari objek tiruan adalah sangat besar manfaatnya, terutama menghindari adanya verbalisme. c. Pengalaman melalui drama adalah pengalaman yang diperoleh dari situasi yang diciptakan melalui drama. Walaupun siswa tidak mengalaminya akan tetapi siswa akan lebih menghayati berbagai peran yang disuguhkan. d. Pengalaman melalui demontrasi adalah penyampaian melaui peragaan. Walaupun tidak mengalami dalam dunia nyata akan tetapi siswa dapat melihat dengan peragaan yang dilakukan oleh orang lain. e. Pengalaman wisata, adalah pengalaman langsung ke tempat obyek wisata. Sehingga siswa dapat mencatat dan bertanya hal-hal yang dikunjungi. f. Pengalaman melalui pameran. Pameran sifatnya lebih abstrak dari wisata, sebab pengalaman yang diperolehnya sebatas mengamatiwujud benda itu sendiri. g. Pengalaman melalui televisi. Sehingga melalui televisi siswa dapat melihat atau menyaksikan peristiwa program yang telah dirancang. h. Belajar melalui gambar hidup dan film. i. Pengalaman melalui radio, tape recorder, dan gambar. Pengalaman ini lebih abstrak sifatnya dibandingkan dengan pengalaman melalui gambar hidup, karena mengandalkan satu indra saja. j. Pengalaman melalui lambang-lambang visual gambar, dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas. Siswa dapat lebih mengetahui perkembangan melalui bagan atau lambang visual lainnya. k. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak. Sebab siswa memperoleh pengetahuan melaui bahasa baik lisan maupun tulisan saja. Kemungkinan terjadinya verbalisme. Oleh sebab itu, sebaiknya penggunaan bahasa verbal sebaiknya disertai dengan penggunaan media lain. 17 Berbagai cara dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi media, Rudi dan Bretz (1971) misalnya mengklasifikasikan media kedalam tujuh kelompok media, yaitu:12 1. Media audio visual gerak, merupakan media yang paling lengkap, yaitu menggunakan kemampuan audio visual gerak. 2. Media audio visual diam, merupakan media kedua dari segi kelengkapan kemampuannya karena memiliki semua kemampuan yang ada pada golongan sebelumnya kecuali penampilan gerak. 3. Media audio semi gerak, memiliki kemampuan menampilkan suara disertai garakan titik secara linier, jadi tidak dapat menampilkan gerakan nyata secara utuh. 4. Media visual gerak, memiliki kemampuan seperti golongan pertama kecuali penampilan suara. 5. Media visual diam, mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak dapat menampilkan gerak dan suara. 6. Media audio, media yang hanya memanipulasikan kemampuankemampuan suara semata-mata. 7. Media cetak, merupakan media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa huruf angka, dan simbol-simbol verbal tertentu.13 Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan visual dapat memberikan banyak manfaat asal guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan siswa dengan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan moderen saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pembelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi: 1. meningatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas; 2. membuahkan perubahan signifikasi tingah laku siswa; 12 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010),h.201 18 3. menunjukan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan minat siswa dengan meningkatkan motifivasi belajar siswa; 4. membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa; 5. membuat hasil belajar lebuh bermakna bagi berbagai kemampuan siswa; 6. mendorong pemanfaatan dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar siswa; 7. memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari; 8. melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsepkonsep yang bermakna dapat dikembangkan; 9. memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat; 10. meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.14 Media Pembelajaran menurut Kemp & Daytone (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang jumlahnya. Yaitu :15 1. Memotifasi minat atau tindakan, 2. Menyajikan informasi, 3. Memberi intruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan tehnik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi. 14 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2011), h. 23-24 Herminegari, Fungsi dan Manfaat MediaPembelajaran, 2014, p.3, (http:// Wordpress.com). 15 19 Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian besifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan drama, atau tehnik motivasi. Parsitipasi dari siswa diharapkan hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak senang, netral, atau senang. Media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasiyang terdapat dalam media ituharus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun daam bentuk aktivitas pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Disamping menyenangkan media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan siswa. Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu: 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar; 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran; 3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tak semata-mata komunokasi verbal melalui kata-kata guru, sehingga siswa tak bosan; 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, seperti mengamati, melakukan dan lain-lain.16 Encyclopediei of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut: 1. Meletakan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme. 16 Ibid 2. Memperbesar perhatian siswa. 3. Membuat pembelajaran lebih mantap. 20 4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada siswa. 5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama pada gambar hidup. 6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemempuan berbahasa. 7. Membantu efesiansi dan keragaman yang lebih baik.17 Media pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai motifator, yakni memiliki pengetahuan, pemahaman, keterampilan, memilih dan menggunakan media serta mengusahakan jika media tersebut tidak tersedia.Sebagai motifator, gurupun menjadi komunikator yang memfasilitasi terjadinya interaksi antarkomponen pembelajaran.Tiga macam yang dapat dilakuan oleh seorang guru dalam merancang dan mendorong terjadinya interaksi secara maksimal di dalam kelas, yaitu mendorong berlangsungnyatingkah laku sosial, mengembangkan interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan lingkungan. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, meningkatkan hasil/ prestasi belajar siswa, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. 3. Hasil BelajarIPS dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Belajar merupakan hal yang kompleks, karena definisi atau pandangan seseorang tergantung teori yang dianutnya.Belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap jenjang pendidikan. Berhasil dan tidaknya tujuan pendidikan tergantung kepada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di luar lingkungan luar sekolah. Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah 17 Ibid. 21 proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami, sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita akan berbicara tentang bagaimana mengubah tingkah laku seseorang. Oleh karena itubelajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu.18 Senada yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain yakni, “belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan”.19 Good dan Brophy (dalam Ngalim Purwanto), mengatakan: “Learning is the development of new associations as a result of experience”.20 Jadi menurut Good dan Bhrophy yang dimaksud dengan belajar merupakan bukan tingkah laku yang nampak, akan tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru. Dalam proses belajar mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai para siswa penting diketahui guru, agar guru dapat merancang/mendesain secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Tipe hasil belajar harus nampak dalam tujuan instruksional, sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar. Howard Kingsley (Sudjana, 2004) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) 18 Benny A. Pribadi, Model Disain Sistem Pendidikan, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), h.6 Syaiful Bahri Jamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006), h.10 20 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), h.85 19 22 sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.21 Dalam tulisan ini, hanya akan dibahas tipe hasil belajar belajar menurut Gagne dan Benyamin Bloom. Sekalipun dalam system pendidikan itu menganut teori yang dikemukaan oleh Benyamin Bloom, Namun ada baiknya dikemuakan pendapat Gagne sebagai bahan perbandingan, sekaligus dapat memperkaya pengetahuan, sebab pendapat keduanya banyak persamaannya. 1. Bentuk Perbuatan belajar Gagne Berpendapat, bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses dan dapat pula dilihat dari segi hasil. Dari segi proses, menurut Gagne ada delapan tipe perbuatan belajar, yakni: a) Belajar signal. Bentuk belajar ini paling sederhana yaitu memberikan reaksi terhadap perangsang. b) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan yaitu memberikan reasi yang berulang-ulang manakala terjadi reinforcement atau penguatan. c) Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubung-hubungkan gejala/faktor yang satu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan (rangakaian) yang berarti. d) Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk katakata, bahasa, terhadap perangsang yang diterima. e) Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan reaksi yang berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya. f) Belajar konsep, yaitu menempatkan objek menjadi satu klasifikasi tertentu. g) Belajar kaidah atau belajar prinsip yaitu menghubung-hubungkan beberapa konsep. h) Belajar memecahkan masalah, yaitu menggabungkan beberapa kaidah atau prinsip, untuk memecahkan persoalan. 21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2012), h.22 23 Kedelapan tipe di atas, disusun mulai dariyang sederhana sampai kepada yang kompleks. Dengan kata lain mempunyai hubungan hirarki. Belajar ditinjau dari proses, seperti dikemukakan di atas memberikan petunjuk bagaimana belajar itu dilakukan, atau bagaimana terjadinya perbuatan belajar. Bukan petunjuk mengenai hasil belajar yang harus dicapai siswa. Sedangkan belajar berkenaan dengan hasil, (dalam pengertian banyak hubungannya dengan tujuan pengajaran), Gagne mengemukakan ada lima jenis ada lima tipe, yakni a. Belajar kemahira intelektul (kognitif) Dalam tipe ini termasuk belajar diskriminasi belajar konsep dan belajar kaidah. Belajar diskriminasi yakni belajar kesanggupan membedakan beberapa objek berdasarkan ciri-ciri tertentu. Untuk itu diperlukan pengamatan yang cermat dan ciri-ciri dan objek itu seperti bentuknya, ukuran, warna, dan lin-lain. Kemampuan membedakan objek dipengaruhi oleh kematangan, pertumbuhan, dan pendidikan. b. Belajar informasi verbal Pada umumnya belajar, berlangsung melalui informasi verbal, apalagi belajar di sekolah, seperti membaca, mengarang, bercerita, mendengarkan uraian guru, kesanggupan, menyatakan pendapat dalam bahasa lisan/tulisan, berkomunikasi, kesanggupan memberi arti setiap kata/kalimat dan lain-lain. c. Belajar mengatur kegiatan intelektual Tipe belajar ini menekankan aplikasi kognitif dalam memecahka persoalan. Ada dua aspek penting dalam tipe belajar ini, yakni prinsip pemecahan masalah dan langkah berfikir dalam pemecahan masalah (problem solving).Prinsip pemecahan masalah memerlukan kemahiran intelektual seperti belajar diskriminasi, belajar konsep belajar kaidah, Kemahiran intelektual tersebut pada gilirannyaakan membentuk satu kemampuan intelektual yang lebih tinggi, yakni langkah- langkahberfikir dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain, 24 kemampuan memecahkan masalah merupakan aspek kognitif tingkat tinggi. d. Belajar sikap Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu apakah berarti atau tidak bagi dirinya.Itulah sebabnya sikap berhubungan dengan pengetahuan, dan perasaan seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat dipandang sebagai kecendrungan seseorang untuk bersikap (predisposisi). Hasil belajar sikap nampak dalam bentuk kemauan, minat, perhatian, perubahan perasaanm dan lain-lain. Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses belajar. e. Belajar keterampilan motorik Belajar keterampilan kesanggupan motorik menggunakan banyak gerakan berhubungan badan, sehingga dengan memiliki rangkaian gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat, dan lancar. Belajar motorik memerlukan kemahiran intelektual dan sikap, sebab dalam belajar motorik bukan semata-mata hanya gerakan anggota badan saja. Tetapi juga memerlukan pemahaman dan penguasaan akan prosedur yang harus dilakukan. 2. Tipe Hasil Belajar 1. Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif Adapun tingkatan belajar tipe bidang kognitif, meliputi : a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge) Pengetahuan yang sifatnya factual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristiahan, pasal, hukum, bab, dan lain-lain. b. Tipe hasil belajar pemahaman (comprehensip) Ada tiga tiga macam pemahaman yang berlaku umum ; pertama pemahaman terjemahan, kedua pemahaman penafsiran, dan ketiga pemahaman ekstrapolasi (kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat). 25 c. Tipe hasil belajar penerapan aplikasi aplikasi adalah kesanggupan mengabtraksi suatu konsep, ide, rumus, hokum dalam situasi yang baru. Misalnya, memecahkan persoalan yang menggunakan rumus. d. Tipe hasil belajar analisis Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memamfaatkan, unsur tipe hasil yang kompleks, yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. e. Tipe hasil belajar sintesis Sintesis adalah lawan analis.Pola berfikir sintesis adalah berfikir divergen sedangkan pola berfikir analis adalah konvergen. f. Tipe hasil belajar evaluasi Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya.Tipe hasil belajar ini yang paling tinggi. 2. Tipe Hasil belajar Bidang Afektif Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar.Tingkatan tersebut dimulai dari tingkata yang sederhana sampai tingkatan yang paling kompleks.22 a. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang dari diri siswa. b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus tadi. c. Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai, kesepakatan terhadap nilai tersebut. 22 Ibid. 30 26 d. Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan yang lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku. 3. Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotrik Hasil belajar bidang psikomotoriktampak dalambentuk keterampialan (skill), kemampuan bertindak indvidu.Ada 6 tingkatan keterampilan, yakni : a. Gerakan reflek b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. c. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain. d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. e. gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai keterampilan yang kompleks. f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekpresif dan interpretatif.23 Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: 1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upayabelajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan 23 Ibid. 27 siswa untuk pembelajaran. melakukan kegiatan mempelajari materi-materi 24 Berfikir oleh Jalaludin Rakhmat (1985:86) dibagi dalam dua macam, yakni berfikir utistik (autistic) atau disebut juga dengan berhayal, dan berfikirrealistik (realistic), atau disebut juga denganberfikir dalam rangka menyesuaikan dengan dunia nyata.25 Dalam kebanyakan usaha pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan guru adalah berusaha untuk membawa para siswanya kepada pemahaman yang realistis. Dengan demikian, pemanfaatan media dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan daya nalar siswa. B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Skrifsi Tutik Nuryati mahasiswa Universitas Negeri Surabaya judul penelitiannya “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SDNUjung VIII Surabaya. Penelitian dilakukan karena nilai hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas IV SDN Ujung VIII/33 Surabaya pada semester I tahun ajaran 2012-2013 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN Ujung VIII/33 Surabaya. Tujuan peneliti melakukan PTK dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPS adalah untuk membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan setiap siklus terdapat tiga tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, serta refleksi. Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas guru, data aktivitas siswa, dan data hasil belajar siswa setelah menggunaan media gambar. 24 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h.129 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h.30-31 25 28 Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi untuk mengukur aktivitas guru dan siswa, sedangkan untuk hasil belajar siswa menggunakan alat evaluasi yang berupa tes tertulis yang dilakukan peneliti dan dua observer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 62,5%, siklus II sebesar 68,18%, dan siklus III sebesar 83,33%. Pada aktivitas siswaselama proses pembelajaran yaitu siklus I sebesar 60,4%, siklus II sebesar 70,45%, dan siklus III sebesar 83,33%.Sedangkan pada hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I sebesar 61,34% dengan ketuntasan belajar 44%, siklus II sebesar 67,24% dengan ketuntasan belajar 60%, dan siklus III sebesar 77,2% dengan ketuntasan belajar 84%. hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar sangat efektif apabila diterapkan pada siswa kelas IV SDN Ujung VIII/33 Surabaya, khususnya pada mata pelajaran IPS dengan materi jenis-jenis sumber daya alam, persebaran sumberdaya alam, dan pemanfaatan sumber daya alam. Dengan demikian penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa sehingga kualitas pembelajaran meningkat. 2. Skripsi Rohanah dari Universitas Pendidikan Indonesia Purwakarta, dengan judul skripsinya “Penggunaan Media Gambar Pada Pembelajaran IPS Tentang Peninggalan Sejarah Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Di Kelas V SDN Waringin Jaya 01”.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas belajar siswa yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan proses pembelajaran IPS yang masih menggunakan pendekatan pembelajaran tradisional serta tidak adanya media sebagai alat bantu penyampai pesan pada setiap materi pembelajaran. Mengacu pada permasalahan tersebut, rumusan masalah pada penelitian ini “Bagaimanakah penggunaan media gambar pada pembelajaran IPS tentang peninggalan sejarah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Waringinjaya 01?” Landasan konseptual yang mendasari penelitian ini meliputi, hakikat Pembelajaran IPS di SD, Pentingnya media 29 pembelajaran, dan hasil belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Tindakan Kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas 3 siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu:perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diambil dari siswa kelas V SDN Waringinjaya 01 dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang terdiri atas 10 orang laki-laki, dan 18 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini sangat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. 2) hasil belajar siswa sesudah menggunakan media gambar lebih baik dari pada sebelum menggunakan media gambar. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I mencapai 65,07 meningkat menjadi 70.09 pada siklus II, dan menjadi 75 pada siklus III. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Waringinjaya 01 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Penggunaan Media Gambar dan Hasil Belajar. 3. Pada penelitian yang lain juga seorang mahasiswa Al Karimiyah yakni Zaenal Muttaqin telah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), pada siswa kelas VI dalam kaitannya penggunaan media visual dalam pembelajaran IPS, untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S I), dapat meningkatkan aktifitas dan hasil pembelajaran yang baik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif dengan rancangan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 23 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah lemba observasi dan tes pada akhir pada setiap tes.Walaupun penelitian yang ia lakukan masih terdapat kelemahan mengenai penggunaan media yang ia pakai tidak secara jelas bagaimana aplikasinya dalam pelaksaan 30 pembelajaran, setidaknya kami sebagai peneliti dapat menunjukan secara spesifik tentang penggunaan media apa yang dilakukan dan aplikasinya dalam pembelajaran. Sehingga pada akhirnya dapat menunjukkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan. C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakannya adalah, terdapat peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan penggunaan media visual gambar, pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam di kelas IV MI Yapia Parung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di MI YAPIA Parung, pada siswa kelas IV tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan Juni 2014 di Parung-Bogor. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Metode Penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan. Perencanaan tindakan ini mempunyai langkah-langkah yang diperkenalkan pertama kali oleh Kurt Lewin dalam Rido Kurnianto, dkk (2009:5-12) yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu (1) perencanaan (Planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).1 Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral.Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus.Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus berikutnya. Sebelum melakukan PTK, peneliti melakukan observasi awal untuk (1) menetukan masalah; (2) melakukan identifikasi masalah; (3) menentukan “batasan masalah”; (4) menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya masalah; (5) merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan 1 “hipotesis-hipotesis Rido Kurnianto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Aprint A, 2009), h.5 - 12 31 tindakan” 32 pemecahan masalah ; (6) menentukan pilihan “hipotesis tindakan” pemecahan masalah; (7) merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK. Kemudian langkah selanjutnya adalah, Pertama, menyusun rencana (planning). Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah (1) membuat Rencana Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (2) mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas; (3) mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisa data mengenai proses dan hasil tindakan. Kedua, melaksanakan tindakan (acting). Pada tahapan ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ketiga, melaksanakan pengamatan (observing). Pada tahapan ini yang harus dilakukan peneliti adalah (1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti pembelajaran; (2) Memantau diskusi/kerja kelompok; (3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK. Keempat, melakuan refleksi (reflecting). Pada tahapan ini, yang harus dilakukan oleh peneliti adalah (1) mencatat hasil observasi; (2) mengevaluasi hasil observasi; (3) menganalisis hasil pembelajaran; (4) mencatat kelemahankelemahan yang dijadikan bahan rancangan penyusunan rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK itu tercapai. 33 Gambar 3.1 Disain Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin2 Identifikasi Masalah Perencanaan (Planning) Refleksi Tindakan (reflecting) (acting) Siklus 1 Observasi (observing) Perencanaan Siklus II ulang dan seterusnya Penelitian yang menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas umumnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut. 1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil pembelajaran; 2. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti para dosen dan guru agar lebih aktif mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran; 2 Ibid 34 3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktifitas meneliti para dosen dan guru, khususnya dalam mensolusi masalah-masalah pembelajaran; 4. Meningkatkan kolaborasi antar dosen-guru dalam memecahkan masalah pembelajaran. C. Subjek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI YAPIA ParungBogor sebanyak 30 orang siswa terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. 2. Partisipan dalam Penelitian Partisipan dalam penelitian ini adalah rekan sejawat peneliti sebagai observer yang secara kolaboratif membantu melakukan penelitian dan pengamatan. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti utama dan membuat perencanaan, melaksanakan dan mengamati serta merefleksi jalannya proses pembelajaran yang difokuskan pada peningkatan hasil belajar IPS konsep kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam, menggunakan media visual gambar pada kelas IV MI YAPIA Parung-Bogor. Pada saat berlangsung, peneliti mengadakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran. Dalam Hal ini peneliti ditemani oleh teman sejawat. E. Tahapan Intervensi Tindakan Berikut ini adalah gambaran umum mengenai rencana dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam keseluruhan penelitian tindakan kelas. Adapun tahapan intervensi tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 35 Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan No SIKLUS 1 Siklus I KEGIATAN Perencanaan (Planning) a. Penulis melakuakan analisis terhadap fungsi dan manfaat hasil pembelajaran. b. Membuat pedoman wawancara, pedoman observasi, menyiapkan alat dokumentasi dan catatan lapangan. c. Menyiapkan lembar pengamatan yang diberikan kepada siswa untuk diisi. d. Mencatat tingkat hasil belajar IPS. e. Peneliti berperan sebagai penilai mengenai hasil belajar IPS. f. Menentukan waktu untuk mengamati hasil belajar IPS. Pelaksanaan (Acting) a. Peneliti mengumpulkan siswa dan memberikan penjelasan tentang pentingnya dan manfaat hasil belajar IPS. b. Melaksanakan wawancara, melihat dan mendokumentasikan kegiatan siswa. c. Peneliti membagikan daftar isian siswa menyangkut pelaksanaan pembelajaran. . d. Mengumpulkan daftar isian siswa menyangkut pelaksanaan pembelajaran. e. Peneliti menilai dan mengevaluasi tentang hasil belajar IPS dan pembelajaran. f. Setelah melakukan kegiatan di atas selanjutnya dilakukan pembelajran. 36 No SIKLUS KEGIATAN Pengamatan (Observing) a. Situasi kegiatan. Dalam hal ini peneliti mengamati mengenai hasil belajar IPS dan pembelajaran. Refleksi (Reflecting) Peneliti tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagian besar siswa memiliki hasil belajar IPS sesuai yang diharapkan. 2 Siklus II Perencanaan (Planning) a. Menentukan waktu untuk mengumpulkan hasil belajar siswa yang belum tercapai hasil belajarnya. b. Menyiapkan kembali materi untuk memberikan penjelasan mengenai fungsi dan manfaat hasil pembelajaran IPS pada siklus I. c. Menyiapkan pedoman wawancara kepada kepala sekolah mengenai hasil pembelajaran IPS. Pelaksanaan (Acting) a. Peneliti melihat kembali hasil pembelajaran pada siklus I b. Penulis melakukan wawancara kepada informan mengenai hasil belajar IPS. c. Selanjutnya peneliti melaksanakan pembelajaran. Pengamatan (Observing) Peneliti selanjutnya melakukan pengamatan terhadap aktifitas dan perhatian sekolah dalam 37 rangka meningkatkan hasil pembelajaran. Refleksi (Reflecting) Peneliti selanjutnya melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II, selanjutnya mengadakan rencana untuk siklus selanjutnya, jika belum ada peningkatan yang signifikan. F. Hasil Intervensi Yang Diharapkan Adanya keberhasilan tiap siklus pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dinyatakan dengan menggunakan analisis yang bersifat naratif, sedangkan data kuantitatif dinyatakan dalam angka rata-rata perolehan hasil belajar siswa. Kriteria atau ukuran hasil belajar IPS siswa, pencapaian tujuannya dilihat dari hasil yang dicapai anak. Jika 75% anak sudah mencapai nilai KKM yakni (70), maka penelitian sudah dikatakan berhasil. Apabila target 75% belum tercapai maka perlu dilakukan observasi ulang untuk melakukan tindakan selanjutnya. Hal ini dilakukan sampai tercapai tujuan. Penentuan keberhasilan disesuaikan dengan instruman yang telah ditentukan. G. Data dan Sumber Data Data yang didapatkan terdiri dari: 1) Data hasil yang didapatkan berupa data hasil tes siswa. 2) Alat penilaian yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS. 3) Lembar format pengamatan. 4) Hasil wawancara. 5) Foto sebagai dokumentasi belajar siswa. Sumber data penelitian adalah peneliti sendiri yang melaksanakan penelitian dan siswa kelas IV MI YAPIA Parung. 38 H. Instrumen Pengumpul Data Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS yang di gunakan adalah berupa tes obyektif. a) Defenisi Konseptual. Hasil belajar siswa merupakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa dalam segiafektif, kognitif, dan psikomotorik. b) Defenisi Operasional. Hasil belajar siswa setelah mengisi instrument berguna untuk mengukur hasil belajar yang terdiri dari indikator. 1) Menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerahnya. 2) Menjelaskan manfaat sumber daya alam di daerahnya. 3) Menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang ada di daerahnya. 4) Menunjukan tempat sumber daya alam pertanian, kelautan, mineral danenergi. 5) Menjelaskan perlunya melestarikan sumber daya alam. 6) Menunjukkan tempat kegiatan ekonomi di daerahnya. 7) Mengelompokkan sumber daya alam di daerahnya. I. Tehnik Pengumpul Data Tehnik pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara dan diskusi. 1) Tes setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar. 2) Observasi berupa instrumen pengamatan aktifitas guru dan siswa. 3) Wawancara, untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan penggunaan media pembelajaran yang digunakan peneliti. 4) Catatan lapangan berupa hasil pengamatan kemudian dianalisa. 5) Dokumentasi terdiri dari foto-foto tentang proses belajar mengajar dengan menggunakan media yang digunakan peneliti. 39 Gambar 3.2 Rancangan Disain Tindakan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS menggunakan Media Visual Perencanaan Menyusun RPP Refleksi Menganalisis temuankegiatan pembelajaran,diperlukan dilanjutkan ke siklus berikutnya Tindakan siklus satu Mengelola Kelas Membagikelompok Membagimateri Menugaskansiswamembaca Siswa mengerjakan tugas Observasi Mengadakan pengamatan proses pembelajaran Perencanaan siklus dua Permasalahan baru hasilRefleksi siklus I Tindakan Memperbaiki kompetensi yang belum tercapai pada siklus I Refleksi Menganalisis hasil temuanPadakegiatan pembelajaran Observasi Mengadakan pengamatan proses pembelajaran Lanjut ke siklus berikutnya bagi kompetensi yang belum tercapai Dalam perencanaan penelitian ini terdiridari kegiatan menentukan target kompetensi, mendisain pembelajaran, mendisain alat tes, dan membuat media pembelajaran. 40 J. Pengembangan Perencanaan Tindakan Adapun rancangan tindakan penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut: 1. PelaksanaanTindakan a. Tes Pra Siklus pelaksanaan (Pre tindakan Assessment) kelas, ,dilaksanakan bertujuan untuk sebelum mengetahui kemampuan siswa, hasilnya dapat dibandingkan pada perolehan hasil tes siklus kesatu dan siklus kedua. b. Pelaksanaan siklus pertama. c. Tindak lanjut pembelajaran siklus kesatu yaitu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan proses dan hasil pembelajaran. Hasil identifikasi digunakan untuk merencanakan pembelajaran siklus kedua. d. Siklus kedua dilaksanakan untuk mencapai target yang belum tercapai pada siklus pertama. 2. Observasi/Pengamatan Observasi dapat dirumuskan sebagai berikut: “Observasi ialah car-cara atau metode menganalisis dan mengadakan percatatan secara sistematis mengenal tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”3 Cara atau metode tersebut dapat juga menggunakan tehnik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, cheklist, atau daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya. Dengan demikian, secara garis besarnya teknik observasi dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: 1. Observasi yang direncanakan, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko atau daftar isian yang tersusun, dan di dalamnya telah tercantum aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu penelitian. 2. Observasi yang tidak direncanakan, pada umumnya pengamat belum tahu sebelumnya apa yang harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwa tidak terduga sebelumnya. Misalnya pengamatan ketika murid-murid sedang bermain waktu 3 Ibid., h. 149 41 istirahat, atau ketika murid-murid sedang mengerjakan suatu mata pelajaran tertentu. a. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan media visual. b. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh teman sejawat. Peneliti sebagai pengamat pertama mencatat apa yang dilihat, didengar, selama proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk catatan lapangan. 3. Refleksi a. Menganalisis hasil tindakan, seberapa jauh tingkatan perubahan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. b. Mengkaji selanjutnya. keberhasilan siswa sebagai persiapan tindakan BAB IV DESKRIFSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, HASIL OBSERVASI, DAN HASIL BELAJAR A. Deskrifsi Pelaksanaan Pembelajaran 1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu a) Tahapan Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan kelas guru mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, berupa: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2) Buku penunjang kegiatan pembelajaran, LKS 3) LCD, laptop, atlas 4) Media gambar yang menunjang kegiatan pembelajaran 5) Menyiapkan alat evaluasi dan mempersiapkan instrument penelitian berupa instrument observasi kegiatan guru, siswa, dan hasil belajar. b) Tahapan Pelaksanaan Tindakan Pada tahapan pelaksanaan peneltian tindakan kelas siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakanpada tanggal 2 April dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6 April 2014, alokasi waktu untuk setiap kali pertemuan yakni 2 X 35 menit. 1) Pertemuan Pertama Siklus I Kegiatan Awal Kegiatan pelaksanaan pembelajaran memuat pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir,menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran, yakni: Materi Pokok yakni; 42 43 Aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Pada langkah selanjutnya yakni pemberian ice breaking diberikan kepada siswa, bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan kebekuan situasi, agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif, siswa merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Nyiur Melambai’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah. Kegiatan Inti Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru, siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengamati tampilan yang di sajikan menggunakan alat infocus, mengenaisumber daya alam dan potensi lain yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat baik yang di daratan atau perairan. Photo kegiatan siswa mengamati slide atau gambar-gambar Pada tahap kegiatan inti guru dan siswa bertanya jawab tentang sumber daya alam yang ada di sekitar tempat tinggalnya, yang 44 mendukung kegiatan ekonomi itu berlangsung. Penjelasan materi yang diberikan kepada siswa melalui penjelasan yang menggunakan alat infokus, serta digunakannya slide-slide gambar sumber daya alam Indonesia dan jenis-jenis sumber daya alam yang ada..Dalam penjelasan materi guru sesekali bertanya jawab dengan siswa. Akhir penjelasan materi yang telah diberikan guru, selanjutnya memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk berdiskusi yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Pada pelaksanaan kegiatan diskusi guru berkeliling mengamati kegiatan diskusi kelompok berlangsung, dan menanyakan kesulita-kesulitan apa yangdialami selama proses diskusi kelompok. Setelah selesai kegiatan diskusi kelompok ini, siswa menampilkan hasil diskusi masingmasing kelompok di depan teman kelompok lain dan guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum ia pahami, mengklarifikasi jawaban siswa, memberikan penguatan, dan dan reward kepada siswa. Photo kegiatan diskusi siswa 45 Kegiatan Akhir Kegiatan penutup penyimpulan materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung, guru beserta siswa mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi terhadap materi yang telah siswa terima. Pemberian tugas rumah diberikan oleh guru kepada siswa sebagai daya dorong kepada siswa agar mau meluangkan waktunya belajar dirumah dan penambahan pengetahuan yang ia miliki. Sebagai langkah akhir pada kegiatan ini adalah guru memberitahukan pembelajaran yang akan berlangsung pada kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. 2). Pertemuan Kedua Siklus I Proses pembelajaran siklus satu pada pertemuan kedua ini, dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014. Kegiatan awal Kegiatan pelaksanaan pembelajaran memuat pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir, menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran, yakni: Materi Pokok: Aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Tujuan Pembelajaran: - Siswa dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di daerahnya. - Siswa dapat menjelaskan perlunya usaha melestarikan sumber daya alam. Untuk memecahkan susasana kekakuan belajar maka diberikanlah ice breaking. Ice breaking diberikan kepada siswa, bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan memecahkan kebekuan situasi, 46 agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif, siswa merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Bukan lautan tapi kolam susu’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah. Photo kegiatan ice breking Kegiatan inti Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru, siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengamati tampilan yang di sajikan, pemampaatan sumber daya alam baik dibidang pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, kelautan, pariwisata, dan bentuk pelestarian sumber daya alam. Pada tahap kegiatan inti guru dan siswa bertanya jawab tentang pemampaatan sumber daya alam dan bagaimana agar tetap lestari..Penjelasan materi yang diberikan kepada siswa melalui penjelasan yang menggunakan alat infokus, serta digunakannya slideslidegambar sumber daya alam, pemanfaatan sumber daya alam, 47 penyebab kerusakan sumber daya alam, serta langkah-langkah pelaksanaan pelestarian sumber daya alam. Akhir penjelasan materi yang telah diberikan guru, selanjutnya siswa diajak membentuk kelompok-kelompok. Tiap kelompok diberi tugas menyelesaikan tugasnya yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Pada pelaksanaan kegiatan diskusi guru berkeliling mengamati kegiatan diskusi kelompok berlangsung, dan menanyakan kesulita-kesulitan apa yang dialami selama proses diskusi kelompok. Setelah selesai kegiatan diskusi kelompok ini, siswa menampilkan hasil diskusi masing-masing kelompok di depan teman kelompok lain dan guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum ia pahami, mengklarifikasi jawaban siswa, memberikan penguatan, dan dan reward kepada siswa. Pemberian tugas test (post test) diberikan setelah kegiatan diskusi, hal ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami, mengingat apa yang telah dipelajari. Tugas post test diberikan sebagai tugas individu untuk mengukur kemampuan masing-masing siswa. Kegiatan akhir Kegiatan penutup penyimpulan materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mencatat hal-hal penting tentang manfaat dan melestarikan sumber daya alam. Guru beserta siswa mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi terhadap materi yang telah siswa terima. Sebagai langkah akhir pada kegiatan ini adalah guru memberitahukan pembelajaran yang akan berlangsung pada kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. 48 C. Tahap Observasi Pada tahap observasi pelaksanaan pembelajaran siklus satu, pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam dapat terlaksana dengan baik. Walaupun hasil yang diharapkan belum maksimal, dari aktifitas siswa dapat dilihat beberapa kelemahan yang harus dijadikan bahan perbaikan yakni: 1) Siswa kurang termotivasi terhadap pelaksanaan pembelajaran 2) Pada saat penayangan slide gambar siswa banyak siswa yang asik bermain 3) Pada kegiatan diskusi masih banyak siswa yang mengobrol 4) Siswa kurang berani bertanya, dan menjawab pertanyaan yang diajukan D. Tahap Refleksi Pada tahapan refleksi pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus satu dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada pelaksanaan pembelajaran yang menjadi acuan untuk pelaksanaan tindakan, yakni: 1) Perlu pemberian ice breaking sebagai pemberian motivasi siswa 2) Pada saat penayangan slide gambar disertai penjelasan dan tanya jawab yang lebih menarik sehingga siswa lebih fokus saat berlangsung pembelajaran 3) Pada saat kegiatan diskusi peneliti memberikan arahan yang lebih maksimal 4) Peneliti mengadakan tanya jawab tentang apa yang menjadi kesulitan pada saat diskusi 49 2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II a) Tahapan Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan kelas guru mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, berupa: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2) Buku penunjang kegiatan pembelajaran, LKS 3) LCD, laptop, atlas 4) Media gambar yang menunjang kegiatan pembelajaran 5) Menyiapkan alat evaluasi dan mempersiapkan instrument penelitian berupa instrument observasi kegiatan guru, siswa, dan hasil belajar. b) Tahapan Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus dua ini pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 April dan tanggal 30 April 2014 pertemuan kedua. Adanya kelemahan dalam proses pembelajaran siklus satu menjadi dasar perbaikan proses pembelajaran siklus dua ini. Sebelum melaksanakan tindakan kelas guru mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menunjang kegiatan pembelajaran. 1) Pertemuan Pertama Siklus II Kegiatan Awal Kegiatan pelaksanaan pembelajaran memuat pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir, menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran, yakni: Materi Pokok: Aktifitas ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam. 50 Tujuan Pembelajaran: - Siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah tempat tinggalnya. - Siswa dapat menunjukkan tempat kegiatan ekonomi yang ada di daerahnya. Pada langkah selanjutnya yakni pemberian ice breaking diberikan kepada siswa, bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan kebekuan situasi, agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif, siswa merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Bukan lautan tapi kolam susu’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah. Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru, siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengenai kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar tempat ia tinggal, suasana pasar dan kegiatan ekonomi masyarakat dekat dimana ia tinggal. Seperti sopir angkot mengangkut penumang, guru mengajar di kelas, buruh bekerja di pabrik, petani mencangkul di sawah. Memberikan kesempatan bertanya-jawab kepada siswa dalam penjelasan materi ketika berlangsung pembelajaran. Sehingga tercipta suasana belajar lebih interaktif. Kegiatan Inti Pada langkah kegiatan inti guru dan siswa bertanya jawab tentang sumber daya alam yang ada di sekitar tempat tinggalnya, yang mendukung kegiatan ekonomi itu berlangsung. Penjelasan materi yang diberikan kepada siswa melalui penjelasan yang menggunakan alat infokus, serta digunakannya slide-slide, gambar kegiatan ekonomi sekitar tempat tinggal, dan tempat-tempat kegiatan ekonomi 51 berlangsung. Dalam penjelasan materi guru sesekali bertanya jawab dengan siswa. Akhir penjelasan materi yang telah diberikan guru, selanjutnya siswa diajak membentuk kelompok-kelompok. Tiap kelompok diberi tugas menyelesaikan tugasnya yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Pada pelaksanaan kegiatan diskusi guru berkeliling mengamati kegiatan diskusi kelompok berlangsung, dan menanyakan kesulita-kesulitan apa yang dialami selama proses diskusi kelompok. Setelah selesai kegiatan diskusi kelompok ini, siswa menampilkan hasil diskusi masing-masing kelompok di depan teman kelompok lain dan guru. Guru memberikan kesempatan kepada siswa menyampaikan pendapatnya, mengklarifikasi jawaban siswa, memberikan penguatan, dan dan reward kepada siswa. Kegiatan Akhir Akhir kegiatan pembelajaran adalah, penyimpulan materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang pembelajara yang belum ia pahami, selanjutnya guru beserta siswa mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi terhadap materi yang telah siswa terima. Pemberian tugas rumah diberikan oleh guru kepada siswa sebagai daya dorong kepada siswa agar mau meluangkan waktunya belajara dirumah dan penambahan pengetahuan yang ia miliki. Selanjutnya memberitahukan kepada siswa pembelajaran yamg akan datang. 2) Pertemuan Kedua Siklus II Kegiatan Awal Kegiatan pelaksanaan pembelajaran memuat pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan langkah pertama yaitu berdo’a, mengisi daftar hadir, 52 menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan, yakni; Aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Tujuan Pembelajaran: - Siswa dapat menunjukkan tempat sumber daya alam , kelautan, pertanian, perkebunan, dan sumber daya alam mineral, energy. - Siswa dapat membuat laporan sederhana tentang hasil pengamatan tempat sumber daya alam tersebut. Untuk memecahkan susasana kekakuan belajar maka diberikanlah ice breaking. Bertujuan untuk menghangatkan suasana belajar dan memecahkan kebekuan situasi, agar lebih tercipta suasana yang lebih kondusif, siswa merasa senang dan siap dalam menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Pertama-tama siswa diajak bernyanyi ‘’Bukan lautan tapi kolam susu’’, sambil bertepuk tangan. Pada akhir kegiatan ini guru bertanya jawab dengan siswa sekitar lagu tersebut dan mengkaitkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, yakni tentang keindahan alam, kesuburan tanah, dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah. Kegiatan Inti Sebagai langkah awal penjelasan materi yang akan disajikan guru, siswa mengamati slide atau gambar-gambar, mengamati tampilan yang di sajikan, pemampaatan sumber daya alam baik dibidang pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, kelautan, mineral dan energy. Selanjutnya, pada tahap kegiatan inti guru menjelaskan kepada siswa tentang sumber daya alam yang ada di Indonesia. Baik sumber daya alam hutan, kelautan, pertanian, perkebunan, perkebunan, kelautan, energy dan mineral. Menunjukkan tempat-tempat sumber daya alam yang ada di Indonesia. Penjelasan yang di berikan oleh guru disertai 53 dengan tanya jawab, siswa diperintahkan untuk menunjukkan tempattempat berbagai macam sumber daya alam. Photo kegiatan siswa menunjukkan tempat-tempat sumber daya alam Kegiatan Akhir Langkah akhir penjelasan , selanjutnya siswa diajak membentuk kelompok-kelompok. Tiap kelompok diberi tugas menyelesaikan tugasnya yani mencari dan menemukan pada buku atlas tempat-temapat sumber daya alam, baik sumber daya alam bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, kelautan, mineral ataupun energi. Pada pelaksanaan kegiatan diskusi guru berkeliling mengamati kegiatan diskusi kelompok berlangsung, dan menanyakan kesulita-kesulitan apa yang dialami selama proses diskusi kelompok. Setelah selesai kegiatan diskusi kelompok ini, siswa menampilkan hasil diskusi masing-masing kelompok di depan teman kelompok lain dan guru. Selanjutnya tiap-tiap perwakilan dari kelompok kelompok bergantian mencari dan menunjukkan tempat-tempat sumber daya alam secara bergantian. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum ia pahami, mengklarifikasi jawaban siswa, memberikan penguatan, dan dan reward kepada siswa. 54 Pemberian tugas test (post test) diberikan setelah kegiatan diskusi, hal ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami, mengingat apa yang telah dipelajari. Tugas post test diberikan sebagai tugas individu untuk mengukur kemampuan masingmasing siswa. Kegiatan penutup penyimpulan materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mencatat hal-hal penting tentang manfaat dan melestarikan sumber daya alam. Guru beserta siswa mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi terhadap materi yang telah siswa terima. Selanjutnya guru menginformasikan pembelajaran yang akan berlangsung pada kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. c). Tahapan Observasi Tahapan observasi pada siklus II ini sama seperti siklus I, yang dilaksanakan ada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan yang melakukan pengamatan adalah peneliti dengan observer. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer , meningkatnya hasil test yang dilaksanakan pada akhir siklus II diatas Kriteria Ketuntasan Minimal sangat memuaskan. Begitu juga kegiatan aktifitas guru dan siswa adanya peningkatan yang amat baik. d) Tahapan Refleksi Berdasarkan pengamatan siklus II diperoleh deskrifsi bahwa penggunaan media visual gambar pada pembelajaran IPS khususnya pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam, sangat memberikan efek positif dan dapat meningkatkan hasil belajar yang sangat baik. 55 B. Hasil Observasi. 1. Hasil Observasi Siklus I Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media visual pada siklussatu, sudah terlaksana dengan baik. Walaupun pada pelaksanaannya penggunaan media visual tersebut masih kurang maksimal. Media visual yang digunakan kurang bervariasi. Minat siswa terhadap pelajaran IPS dan keaktifan siswa dalam belajar melalui pengamatan yang di catat oleh observer. Pada siklus I ini, keaktifan guru belum begitu terlihat, juga keaktifan siswa dalam pembelajaran belum begitu terlihat, dibuktikan dengan masih banyaknya nilai hasil belajar IPS yang masih rendah, hal ini terjadi karena guru kurang membangkitkan semangat dan motivasi siswa, kurang dalam penggunaan media pembelajaran, kurang menguasai metode pembelajaran kooperatif dan kurangmemberikan kesempatan kepada siswa dalam mempelajari kembali materi pelajaran. Penjelasan guru masih terburu-buru, sehingga siswa masih banyak yang kurang memahamai materi yang diberikan. Sehingga dalam hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktifitas guru dan siswa serta hasil pembelajaran pada siklus satu. Tabel 4.1 Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I No. Komponen Yang Dinilai Skor Keteran gan 1 2 3 4 X 1. Apersepsi, salam dan mempersiapkan materi ajar. X 2. Memotivasi siswa X 3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai RPP. X 4. Kualitas penjelasan materi ajar. X 5. Kesesuaian penggunaan media dengan materi yang diajarkan. X 6. Penguasaan materi pembelajaran X 7. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. X 8. Berkeliling kelas memantau kerja siswa X 9. Menjawab pertanyaan siswa dan 56 10. 11. 12. mengarahkan siswa. Menarik kesimpulan Memberikan evaluasi dan penghargaan kepada siswa. Berdo’a dan menyampaikan rencana selanjutnya. Jumlah Skor Keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik X X X 27 Sedang Interpretasi 32 ≥ 52Tinggi 21 ≥ 31Sedang < 20Rendah Dari tabel 4.1 pengamatan aktifitas guru yang diperoleh ketika proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, terutama pada materi kegiatan ekonomi berdasarkan potensi alam yang telah dilakukan pada siklus I, terlihat pada kegiatan apersepsi, salam, dan mempersiapkan materi ajar mendapat skor 2 atau cukup, memotivasi siswa mendapat skor 2 atau cukup, pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mendapat skor 2, kesesuaian penggunaan media dengan materi yang diajarkan mendapat skor 2 atau cukup, penguasaan materi yang diajarkan mendapat skor 3 atau baik, menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran mendapat skor 2, berkeliling memantau kerja siswa mendapat skor 2 atau cukup, menjawab pertanyaan siswa mendapat skor 2, pengelolaan waktu mendapat skor 2, menarik kesimpulan mendapat skor 2 atau cukup, berdo’a dan menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya mendapat skor 4 atau baik sekali. Jika dijumlahkan skor yang dihasilkan pada kegiatan aktifitas guru menjadi 31 dari skor maksimal 52, atau sekitar 59,61%. No . 1. Tabel 4.2 Instrumen Pengamatan Aktivitas siswa Siklus I Komponen Yang Dinilai Skor Keteran gan 1 2 3 4 X Mempersiapkan diri untuk belajar 57 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mengerjakan tes awal Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru Mencatat penjelasan guru Membaca materi yang diberikan Keberanian untuk mengajukan pertanyaan. Keberanian menjawab pertanyaan. Siswa dapat menyelesaikan soal latihan pretest dan post test. Jumlah Skor Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik X X X X X X X X 16 Sedang Interpretasi 22 ≥ 32Tinggi 11 ≥ 21 Sedang < 10Rendah Dari tabel 4.2 pengamatan aktifitas siswa pada siklus I, dapat diketahui bahwa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran mengenai materi kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan potensi alam memperoleh skor 16 atau sekitar 46,87%, ini berarti belum cukup maksimal, terutama siswa belum berani bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan. Maka dari hasil yang diperoleh pada kegiatan aktifitas siswa peneliti perlu mengadakan peningkatan pada proses pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan yang lebih baik. 2. Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus, maka dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat terlaksana dengan baik, dan sesuai dengan harapan. Maka dalam hal ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawai ini. 58 Tabel 4.3 Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Komponen Yang Dinilai 1 Apersepsi, salam dan mempersiapkan materi ajar. Memotivasi siswa Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai RPP. Kualitas penjelasan materi ajar. Kesesuaian penggunaan media dengan materi yang diajarkan. Penguasaan materi pembelajaran Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Berkeliling kelas memantau kerja siswa Menjawab pertanyaan siswa dan mengarahkan siswa. Pengelolaan waktu. Menarik kesimpulan Memberikan evaluasi dan penghargaan kepada siswa. Berdo,a dan menyampaikan rencana selanjutnya Jumlah Skor Prosentase Keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Skor 2 3 4 X Keteran gan X X X X X X X X X X X X 45 86,53% Tinggi Interpretasi 32 ≥ 52 Tinggi 21 ≥ 31 Sedang < 20 Rendah Dari tabel 4.3 pengamatan aktifitas guru yang diperoleh ketika proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, terutama pada materi kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan potensi alam yang telah dilakukan pada siklus II, terlihat pada kegiatan apersepsi, salam dan mempersiapkan 59 materi ajar mendapat skor 4, memotifasi siswa mendapat skor 4, pelaksanakan pembelajaran sesuai RPP mendapat skor 3, kualitas penjelasan materi mendapat skor 3, kesesuaian pengguanaan media dengan materi yang diajarkan mendapat skor 3 atau baik, penguasaan materi pembelajaran mendapat skor 3 atau baik, menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran mendapat skor 4, berkeliling memantau kerja siswa mendapat skor 4, menjawab pertanyaan siswa atau mengarahkan siswa mendapat skor 3, pengelolaan waktu mendapat skor 4, menarik kesimpulan mendapat skor 3, memberikan evaluasi mendapat skor 3, berdo,a dan menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya mendapat skor 4 atau baik sekali. Jika dijumlahkan skor yang dihasilkan pada kegiatan aktifitas guru menjadi 45, dari skor maksimal 52, atau sekitar 86,53%. Ini berarti sudah terdapat peningkatan yang maksimal pada aktifitas guru. No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tabel 4.4 Instrumen Pengamatan Aktivitas siswa Siklus II Komponen Yang Dinilai Skor 1 2 3 4 Mempersiapkan diri untuk belajar Mengerjakan tes awal (pre test) Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru Siswa mencatat hal-hal yang penting dalam penjelasan materi yang diberikan. Membaca materi yang diberikan Keberanian untuk mengajukan pertanyaan. Keberanian menjawab pertanyaan. Siswa dapat menyelesaikan soal latihan pretest dan post test. Jumlah Skor Prosentase Kete rang an X X X X X XX X X 28 87,5% Ting gi 60 Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Interpretasi 22 ≥ 32Tinggi 11 ≥ 21 Sedang < 10 Rendah Dari tabel 4.4 pengamatan aktifitas siswa pada siklus I, dapat diketahui bahwa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran mengenai materi kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan potensi alam memperoleh skor 28 atau sekitar 87,5%, ini berarti cukup maksimal. Maka dari hasil yang diperoleh pada kegiatan aktifitas siswa terdapat peningkatan yang cukup baik sekitar 40,63%. C. Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Siklus I Hasil belajaryang telah didapatkan siswa pada siklus satu didapatkan dari hasil belajar berupa test akhir belajar (post test), maka dapat terlihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Nilai Ulangan Post Test Siklus I Siswa Kelas IV MI YAPIA Parung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama Siswa AF AA BCL CK DF DAR DR EH FA FF FS GR IF MAH MR MS Nilai 70 65 75 80 55 75 60 50 65 65 70 65 75 75 80 50 Keterangan Berhasil Belum berhasil Berhasil Berhasil Belum berhasil Berhasil Belum berhasil Belum berhasil Belum berhasil Belum berhasil Berhasil Belum berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Belum berasil 61 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 MHF NAK NK N RM RS RAF RR SF WW HMR MP RK MA 70 80 70 80 65 60 55 70 70 80 80 60 60 70 Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Belum berhasil Belum berhasil Belum berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Belum berhasil Belum berhasil Berhasil Jumlah 2990 Rata-rata 66,33 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 50 Tingkat keberhasilan 53,33% Besarnya KKM Mata Pelajaran IPS adalah : 70 Ketuntasan belajar pada siklus I Ketuntasan belajar = Banyaknya siswa yang mendapat nilai >70 x 100% Jumlah siswa = 16 x 100% 30 = 53,33% Dari hasil post test yang dilakukan pada siklus satu dari sejumlah 30 siswa yang berhasil melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70, hanya baru 16 siswa atau baru sekitar 53 % saja, ini berarti sekitar 46,67 % yang belum memenuhi Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekitar 14 siswa lagi. Nilai yang tertinggi diperoleh yakni sebesar 80. Dan nilai terendah yang diperoleh sebesar 50. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 66,33. Ini berarti masih perlu ada perbaikan yang harus dilakukan pada peleksanaan siklus dua. 62 Diagram 4.1 Hasil belajar siklus I 54% 52% 50% Berhasil 48% Column1 Belum berhasil 46% 44% 42% Post test Jika dilihat pada diagram hasil belajar yang diperoleh dari pelaksanaan post test pada siklus satu dari sejumlah 30 siswa terlihat, sekitar 53,33 % yang berhasil memenuhi batas criteria ketuntasan minimal dan sisanya sekitar 46,67 %. 2. Hasil Belajar Siklus II Hasil belajaryang telah didapatkan siswa pada siklus dua didapatkan dari hasil belajar berupa test akhir belajar (post test), maka dapat terlihat pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Nilai Ulangan Post Test Siklus II Siswa Kelas IV MI YAPIA Parung No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Siswa AF AA BCL CK DF DAR DR Nilai 80 85 75 85 50 80 60 Keterangan Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Belum berhasil Berhasil Belum berhasil 63 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 EH FA FF FS GR IF MAH MR MS MHF NAK NK N RM RS RAF RR SF WW HMR MP RK MA 55 75 85 75 75 85 75 100 70 75 90 70 85 85 75 80 75 70 100 80 85 70 85 Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Tingkat keberhasilan Belum berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Behrasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil 2335 77,83 100 50 90% Besarnya KKM Mata Pelajaran IPS adalah : 70 Ketuntasan belajar pada siklus II Ketuntasan belajar = Banyaknya siswa yang mendapat nilai >70 x 100% Jumlah siswa = 27 x 100% 30 = 90% Dari hasil post test yang dilakukan pada siklus II dari sejumlah 30 siswa yang berhasil melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70, berjumlah 27 siswa sekitar 90%, ini berarti sekitar 10% yang 64 belum memenuhi Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekitar 3 siswa lagi. Nilai yang tertinggi diperoleh yakni sebesar 100. Dan nilai terendah yang diperoleh yakni 50. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 77,63. Ini berarti dari hasil belajar siswa pada siklus dua terdapat peningkatan yang lebih baik, sekitar 36,67%. Diagram : 4.2 Hasil belajar siklus II 90% 80% 70% 60% Berhasil 50% Column1 40% Belum berhasil 30% 20% 10% 0% Post Test Jika dilihat pada diagram hasil belajar yang diperoleh dari pelaksanaan post test pada siklus dua dari sejumlah 30 siswa terlihat, sekitar 90% yang berhasil memenuhi batas criteria ketuntasan minimal dan sisanya sekitar 10 % saja, ini berarti sudah cukup memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian dari dua siklus yang dilakukan dari tanggal 2 April 2014 sampai 30 April 2014 di kelas IV MI YAPIA Parung, tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, pembelajaran dengan menggunakan media visual terlihat adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan penelitian ini pada setiap siklus yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang sama tetapi 65 tindakan yang dilakukan mengalami perubahan yang disebabkan adanya perubahan aktifitas siswa dan hasil belajar IPS siswa. Pada siklus I persentase aktivitas guru secara keseluruhan baru mencapai 59,61%, persentase aktivitas siswa secara keseluruhan 46,87%, dan siswa yang mencapai nilai 70 keatas atau siswa yang tuntas hanya 16 orang (53,33%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai dibawah 70 atau siswa yang belum tuntas sebanyak 14 orang (46,67%), dan rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah 66,33 (KKM 70). Pada siklus I peneliti dan guru kolaborasi menganalisa penyebab hasil evaluasi masih rendah yaitu karena: 1). Proses pembelajaran belum begitu terarah. 2). Siswa belum berani bertanya jawabatau kurang aktif dalam proses pembelajaran. 3). Penjelasan guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa yangdisampaikan guru dan siswa belum mengerti dan memahami materi ajar yang diberikan. 4). Dalam diskusi kurang kompak atau masih didomonasiyang pintar. Pada siklus II persentase aktivitas guru meningkat menjadi 86,53%, persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 87,5% dan hasil evaluasi siswa menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas dalam belajar mencapai 27 orang (90%), jumlah siswa yang belum tuntas 3 orang (10%). Karena hasil pada penelitian tindakan kelas di siklus II ini sudah mencapai hasil yang diharapkan, maka peneliti memutuskan untuk mengakhiri penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus II saja. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan berdasarkan hasil test yang dilakukan peneliti dalam dua siklus menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Diperoleh keberhasilan hasil belajar pada siklus satu yakni 53,33% nilai rata-rata 66,33 nilai tertinggi 80, nilai terendah 50. Dari 30 siswa sebanyak 16 siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan pada siklus dua terjadi peningkatan menjadi 90% atau sekitar 27 siswa yang memenuhu nilai KKM. Nilai rata-rata 77,83 nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100, atau sekitar 27 siswa yang memenuhi KKM. B. Implikasi Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi sebagai berikut: 1. Secara Teoritik Pengguanaan media visual dalam pembelajaran membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep. Dilain pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berurutan. Selain itu media visual gambar juga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, pada akhirnya memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran. 2. Secara Praktis Dengan menggunakan media visual gambar dalam pembelajaran, dapat membantu tenaga pengajar memperkaya dan memperdalam proses belajar mengajar di kelas. Misalnya dalam membangkitkan motivasi, memberikan orientasi, memberikan ilustrasi, mengadakan evaluasi, media pembelajaran dapat berfungsi dalam keseluruhan 66 67 proses belajar mengajar, namun tetap sebagai salah satu komponen yang berinteraksi dengan komponen-komponen yang lainnya. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Guru harus dapat menguasai pembelajaran mengguanakan media visual, sehingga dapat tercipta situasi belajar dapat membuat siswa lebih aktif, berkonsentrasi, dan tidak jenuh. 2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, maka guru harus melakukan perencanaan, langkah-langkah pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. 3. Sekolah hendaknya dapat mengawasi keadaan kondisi sekolah, dengan melengkapi dengan alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPS terutama dalam pengadaan media pembelajaran. 68 DAFTAR PUSTAKA A, Pribadi, Benny. Model Disain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat, 2009. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011 Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2009. ----------------------, Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011. Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2006. Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya. http;//herminegari.wordpress.Com./Perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-mediapembelajaran, 12/04/2014. Kurnianto, Rido., dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Aprint A, 2009. Muhibbinsyah. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2010. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada, 2008. Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana Prenada, 2011. Nadlir, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Aprint A, 2009. Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010. ……………………… Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. 69 Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2006. Sapriya, dkk. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press, 2006. ---------. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI Press, 2006. ---------. Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press, 2008. Saudagar, Fachrudin dan Idrus, Ali. Pengembangan Profesionalisme Guru. Jakarta: Gaung Persada, 2009. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2012. Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010.