Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh Indonesia dalam membangun sistem pertanahan yaitu peruntukan atau penyediaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum. Hal tersebut diakibatkan karena terjadinya kekacauan dan penyimpangan pelaksanaan penyediaan tanah. Akibat dari kekacauan dan penyimpangan tersebut berujung pada ketidakpastian hukum atas pelaksanaan penyediaan tanah tersebut. Keadaan tersebut dapat dilihat dewasa ini, dimana banyak tanah-tanah yang sudah dibebaskan kemudian direbut kembali oleh bekas pemilik tanah. Untuk itu, maka Pemerintah telah beberapa kali melakukan revisi terhadap peraturan perundangan mengenai penyediaan tanah untuk pembangunan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 tahun 2003 Ibukota Kabupaten Buton dipindahkan ke Kecamatan Pasarwajo. Hal ini merupakan konsekwensi dari terbentuknya Kota Bau-Bau sebagai Daerah Otonom berdasarkan UndangUndang Nomor 13 tahun 2001 tentang pembentukan Kota Bau-Bau yang sebelumnya merupakan Ibukota dari Kabupaten Buton. Sebagai awal untuk mewujudkan Ibukota Kabupaten Buton di Kecamatan Pasarwajo, Pemerintah Kabupaten Buton telah membuat RDTR Kawasan. Di dalam RDTR Kawasan tersebut memuat arahan persediaan peruntukan dan penggunaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum. Namun dalam implementasinya banyak mengalami hambatan yang selayaknya menghasilkan suatu kondisi yang ideal . Salah satu hambatan atau masalah yang dihadapai adalah terkait dengan ruang daratan dalam hal ini tanah. Dimana diketahui bahwa di lapangan , tanah negara sudah sulit untuk didapatkan karena sudah dikuasai atau dimiliki baik itu perorangan, badan hukum maupun Pemerintah. 1 Selain itu faktor sosial ekonomi masyarakat yang tidak mendukung dan administrasi pertanahan yang belum baik serta ketidaksiapan Pemda Kabupaten Buton dalam pemindahan Ibukota merupakan faktor penghambat dalam mewujudkan rencana tata ruang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Buton dalam melakukan pengadaan tanah, baru mampu membebaskan sembilan dari 34 (tiga puluh empat) lokasi yang ditentukan dalam Rencana Penggunaan Ruang Ibukota Kabupaten Buton , RDTR Kawasan Ibukota Kecamatan Pasarwajo, yaitu untuk: 1) Kantor Bupati Buton 2) Kantor Instansi Vertikal (Departemen Agama) 3) Kantor Dinas Otonomi (Dinas Pertambangan, Dinas Perhubungan, Kantor Samsat) 4) Kantor DPRD Kabupaten Buton 5) Kantor Polres Buton 6) Rumah Sakit Umum 7) Rumah Dinas 8) Rumah Dinas Wakil Bupati 9) Sekolah Agama (Madrasah aliayah) Persentase kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Buton dalam pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum yang hanya mencapai 26,47% menggambarkan adanya suatu masalah yang harus diidentifikasi lebih lanjut. Pengidentifikasian ini merupakan jalan awal bagi proses yang akan bermuara pada penentuan strategi pemecahan masalah. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu : Strategi apa saja yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan penyediaan peruntukan tanah untuk pembangunan kepentingan umum ?. 2 I.3 Hipotesis Penataan bidang-bidang tanah merupakan strategi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan penyediaan peruntukan tanah untuk pembangunan kepentingan umum di Kabupaten Buton . I.4 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah menyusun strategi dalam rangka mewujudkan pembangunan kepentingan umum di Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton I.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah 1. Untuk membentuk model matematika penentuan strategi prioritas dalam mengoptimalkan pembangunan kepentingan umum di Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton. 2. Untuk menentukan strategi dalam mengoptimalkan rencana peruntukan tanah untuk pembangunan kepentingan umum di Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton. I.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Adanya perluasan dan penambahan khasanah ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan studi-studi administrasi pertanahan. 2. Memberikan alternatif penyelesaian dalam kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum. I.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi dalam hal- hal sebagai berikut : 1. Lingkungan Internal merupakan faktor-faktor yang timbul dan dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Buton baik itu bersifat positif yang dapat memberikan keuntungan maupun negatif yang dapat menghambat dalam upaya mencapai visi dan misi yang ada . 2. Lingkungan Eksternal merupakan faktor-faktor yang timbul dan dibuat bukan oleh Pemerintah Kabupaten Buton baik itu bersifat positif yang dapat 3 mendorong atau membantu maupun negatif yang dapat mengakibatkan kegagalan atau kesulitan dalam mencapai visi dan misi yang ada. 3 Stakeholder dalam kegiatan pengadaan tanah adalah Panitia Pengadaan Tanah (Bupati Buton, Wakil Bupati Buton, Asisten Tata Praja Sekda Kab. Buton, Kepala Kantor Pertanahan Kab. Buton, Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kab.Buton, Kepala Dinas Perkebunan Kab.Buton, Kepala Dinas Tata Ruang & Tata Bangunan Kab. Buton, Kepala Badan Kesbang dan Linmas Kab.Buton, Kepala Bagian Hukum Setda Kab.Buton, Kepala Bagian Perlengkapan Setda Kab.Buton, Camat Pasarwajo dan Lurah/Kepala Desa yang wilayahnya menjadi bagian dari Ibukota Kabupaten Buton), Pemerintah Daerah Kabupaten Buton sebagai pihak yang membutuhkan tanah, Masyarakat sebagai pemilik tanah, dan pihak swasta yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengadaan tanah. 4. Alat bantu yang digunakan dalam penerapan analisis SWOT adalah metode komparasi, yakni suatu metode yang digunakan untuk menilai tingkat urgensi dari masing-masing faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi. 1.8 Metodologi Penelitian 1. Persiapan penelitian. Persiapan yang dilakukan yaitu dengan studi literatur yang berkaitan dengan penelitian untuk memperdalam dan memperluas wawasan serta menambah informasi yang berkaitan dengan ruang lingkup topik penelitian, pengecekan lapangan dan identifikasi masalah serta identifikasi lingkungan. 2. Pengumpulan data Tahap ini meliputi pengumpulan data baik data primer maupun sekunder yang terdiri atas data spasial dan atribut yang berfungsi sebagai jastifikasi. 3. Pengolahan data Pada tahap awal dilakukan pembobotan terhadap faktor internal dan eksternal. Pembobotan dilakukan untuk mengetahui tingkat urgensi dari setiap faktor 4 baik itu eksternal maupun internal. Setelah dilakukan pembobotan untuk mengetahui tingkat urgensi dari kedua faktor tersebut, dilanjutkan dengan penilaian keterkaitan antar variabel dari faktor internal dan eksternal. Penentuan nilai keterkaitan dilakukan dengan menggunakan skala dengan rentang 1 s/d 5, yaitu semakin tinggi nilai yang diberikan makin tinggi keterkaitannya. Untuk selanjutnya dilakukan penilaian yaitu nilai dukungan yang berguna untuk mengetahui sejauhmana tingkat pengaruh yang diberikan dari setiap faktor. Penilaian dilakukan dengan memberi nilai berdasarkan skala mulai dari 1 s/d 5. Kemudian setelah ketiga tahap tersebut dilakukan, akan ditindaklanjuti dengan penilaian kekuatan kunci yang berguna untuk menemukan faktor-faktor yang sangat menentukan dan berpengaruh terhadap arah garis regresi pada peta kekuatan organisasi. 4. Analisis hasil Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis SWOT yang berbentuk matriks . Analisis dilakukan dengan cara diadu (dianalisis silang) dengan faktor-faktor pada kekuatan dengan peluang dan sebagainya untuk mendapatkan strategi penyelesainnya. Namun sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dibuat peta kekuatan organisasi berdasarkan hasil pengolahan data. Peta kekuatan organisasi ini sangat berguna dalam mengfokuskan strategi yang diambil apakah strategi SO, ST,WO,WT. 5. Kesimpulan dan Saran Tahap pengambilan keputusan merupakan perumusan hasil analisis data yang dituangkan dalam sebuah laporan akhir. Secara garis besar proses penelitian mengikuti diagram alir sebagaimana gambar I.1 berikut : 5 -STUDI LITERATUR -OBSERVASI KE LAPANGAN PERSIAPAN -IDENTIFIKASI MASALAH -IDENTIFIKASI LINGKUNGAN DATA SPASIAL PENGUMPULAN DATA DATA ATRIBUT -PETA BIDANG -PETA KAWASAN HUTAN -NAMA PEMILIK TANAH -SK PANITIA PENGADAAN TANAH -KEPPRES NO 55 TAHUN 1993 -PERPRES NO 36 TAHUN 2005 -PERPRES NO 65 TAHUN 2006 -DAFTAR TUGAS PANITIA PENG.TANAH -HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA LINGKUNGAN STRATEGI FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL KEKUATAN KELEMAHAN PENGOLAHAN DATA PENENTUAN BOBOT FAKTOR PELUANG ANCAMAN PENENTUAN NILAI KETERKAITAN PENILAIAN KEKUATAN KUNCI PETA KEKUATAN ORGANISASI ANALISIS FORMULASI STRATEGI SWOT KESIMPULAN KESIMPULAN Gambar I.1 Diagram Alir Penelitian 6 PENENTUAN NILAI DUKUNGAN I.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I Terdiri dari latar belakang, permasalahan, hipotesis, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Memaparkan perencanaan strategi, analisis SWOT, peruntukan tanah untuk kepentingan umum , pengertian kepentingan umum dan tata cara pengadaan tanah Bab III Menjelaskan tentang daerah penelitian dan pelaksanaan penelitian Bab IV Memuat tentang analisis hasil dan pemecahan masalah pengadaan tanah di Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton . Bab V Memuat tentang kesimpulan dan saran 7