PENGANTAR PANDUAN MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA 2014 Keluarga adalah lembaga pertama yang dibentuk oleh Allah. Di dalam keluarganya awal pertumbuhan umat Allah terjadi. Keluarga bagaikan sebuah gereja kecil. Karenanya keluarga mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan anggota keluarganya dan bagi pertumbuhan jemaat. Bila setiap anggota keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah keluarga yang kuat. Bila setiap keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah jemaat (gereja) yang kuat. Bila setiap jemaat (gereja) bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta tubuh Kristus yang kuat. Bila keluarga-keluarga bertumbuh, jemaat (gereja) akan bertumbuh, bila jemaat (gereja) bertumbuh maka tubuh Kristus akan bertumbuh. Masa Perayaan Hidup Berkeluarga (MPHB) tahun 2014 mengambil tema: “Dicari: Keluarga Kristen Utuh dan Tangguh“. Melalui tema ini diharapkan setiap keluarga termotivasi untuk tetap tangguh ditengah gempuran kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan tehnologi. Bahan MPHB ini merupakan panduan bagi setiap keluarga Kristen agar dapat dirayakan selama satu bulan yang dimulai pada tgl. 12 Oktober s.d. 9 November 2014. Bahan MPHB tahun 2014 ini berisi tentang kotbah pembukaan, khotbah minggu, bahan sarasehan, renungan keluarga, PA dewasa, PA pemuda, panduan aktivitas, dan kotbah penutupan. Untuk panduan aktivitas supaya diatur pelaksanaannya yang disesuaikan dengan kondisi dan keterjangkauan masing-masing jemaat setempat. Demi lancarnya program ini Majelis Jemaat dapat membentuk panitia penyelenggara perayaan hidup berkeluarga. Adapun jadwal jadwal MPHB 2014 diatur sbb: No Kegiatan Taggal Keterangan 1 Ibadah Pembukaan Minggu, 12 Okt 14 2 3 4 5 Aktivitas Anak Sarasehan Renungan keluarga Pemahaman Alkitab Minggu, 12 Okt 14 Senin, 13 Okt 14 Selasa, 14 Okt 14 Kamis, 16 Okt 14 Dihimpun persembahan tambahan satu kantong Dilakukan setelah ibadah anak Dihimpun satu kali persembahan Dilakukan dikeluarga-keluarga Dilakukan di kelompok-kelompok PA 6 7 8 9 Khotbah Minggu Aktivitas Pmd Rmj Renungan keluarga Pemahaman Alkitab Minggu, 19 Okt 14 Minggu, 19 Okt 14 Selasa, 21 Okt 14 Kamis, 23 Okt 14 Dilakukan setelah ibada minggu Dilakukan dikeluarga-keluarga Dilakukan di kelompok-kelompok PA 10 11 12 13 Ibadah Minggu Aktivitas Bapak-Ibu Renungan keluarga Pemahamab Alkitab Minggu, 26 Okt 14 Minggu, 26 Okt 14 Selasa, 28 Okt 14 Kamis, 30 okt 14 Dilakukan setelah iabdah minggu Dilakukan dikeluarga-keluarga Dilakukan di kelompok-kelompok PA 14 15 16 17 Ibadah Minggu Aktivitas keluarga Renungan Keluarga Pemahaman Alkitab Minggu, 2 Nov 14 Minggu, 2 Nov 14 Selasa, 4 Nov 14 Kamis, 6 Nov 14 Dilakukan setelah ibadah minggu Dilakukan dikeluarga-keluarga Dilakukan di kelompok-kelompok PA 18 Ibadah Penutup Minggu, 9 Nov 14 19 Aktivitas: gabungan Minggu, 9 Nov 14 Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 Menggunakan liturgy khusus, dihimpun persembahan tambahan 1 kantong Dilakukan setelah ibadah penutup. [1] Selama Masa Perayaan Hidup Berkeluarga diadakan persembahan khusus [pada ibadah pembukaan dan penutupan disediakan tambahan satu kantong persembahan khusus MPHB, demikian juga pada acara sarasehan] dan hasil persembahan 50% disetor ke Sinode GKSBS untuk keperluan pembiayaan penerbitan dan pengiriman materi MPHB dan yang 50% dipergunakan untuk pelaksanaan kegiatan gereja setempat. Bahan panduan MPHB 2014 yang kami kirimkan ini hanya satu eksemplar, kiranya Majelis Jemaat dapat memperbanyak (foto copy) sendiri sesuai dengan kebutuhan jemaat. Bahan ini juga dapat di download di website: www.gksbs.org Kami mengucapkan terim kasih kepda departemen PIP dan Departemen Peningkatan Kapasitas yang telah menulis Panduan MPHB ini, yaitu: Pdt. A.T. Hariyanto (ATH), Pdt. Yohanes Eko Prasetyo (YEP), Pdt. Joko Nawanto (JN) dan Pdt. Bambang Nugroho Hadi (BNH). Kiranya jerih payah saudara menjadi berkat bagi keluarga-keluarga GKSBS. Metro, 26 Agustus 2014 Majelis Pekerja Sinode [MPS] GKSBS Pdt. Christya Prihanto Poetro Sekretaris Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [2] KHOTBAH PEMBUKAAN MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA Minggu, 12 Oktober 2014 THEMA: Dicari: Keluarga Kristen Utuh dan Tangguh! Bacaan: Kejadian 2:18-25; Matius 19:5-6 Tujuan: a. Jemaat mengerti bahwa setiap keluarga Kristen dibentuk dan dipersatukan oleh Tuhan. b. Jemaat termotivasi untuk menjaga keutuhan keluarganya masing-masing Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, hari ini kita memulai Masa Perayaan Hidup Berkeluarga [MPHB] 2014. Selama satu bulan kita diajak untuk menggumuli tema: “Dicari: Keluarga Kristen Utuh dan Tangguh”. Dengan tema ini diharapkan setiap keluarga GKSBS termotivasi untuk menjadi keluarga yang utuh dan tangguh. Kalau boleh, saya mengajak Bapak Ibu sekalian untuk berandai-andai. Andaikata Tuhan dari surga sana, melayangkan pandangannya ke bumi, dan berkata: “Aku mencari keluarga-keluarga Kristen yang utuh dan tangguh” Semoga Ia menemukan keluarga-keluarga yang utuh dan tangguh itu di GKSBS ini. Semoga keluarga yang utuh dan tangguh itu adalah keluarga kita semua. Jemaat yang dikasih Tuhan Yesus Kristus, setiap Keluarga Kristen dibentuk dan dipersatukan Tuhan. Ketika Tuhan Allah melihat manusia itu seorang diri, Ia berinisiatif menjadikan penolong yang sepadan baginya. Lalu Tuhan membentuk dari tanah liat segala binatang hutan dan segala burung diudara, dan membawanya kepada manusia itu. Tetapi manusia itu tidak menjumpai penolong yang sepadan baginya. Maka Tuhan membuat manusia itu tidur nyenyak, setelah itu diambilya salah satu rusuk dari padanya. Dan dari rusuk itu dibangunnyalah seorang perempuan, lalu dibawanya kepada manusia itu. Lihatlah bagaimana respon manusia itu: “Inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” Respon itu tentu diucapkan dengan bersemangat dan dengan ekspresi muka yang penuh sukacita. Setelah itu Tuhan menyatukan mereka menjadi satu daging. Inilah lembaga pertama yang dibentuk Allah. Sama seperti keluarga Adam dan Hawa, keluarga kita juga dibentuk dan dipersatukan oleh Allah melalui Pernikahan. Mari kita bernostalgia sejenak, mengingat kembali saat kita menikah. Dengan penuh semangat dan dengan ekpresi penuh sukacita kita mengikrarkan janji pernikahan: “…… dihadapan Tuhan Allah dan jemaat-Nya, aku mengambilmu menjadi istriku/suamiku. Sebagai seorang suami/istri aku berjanji untuk menolong dan mengasihimu dengan setia dalam keadaan apapun, sesuai dengan kehendak Tuhan Allah kita.” Bahkan ada yang memateraikan janji itu dengan mengenakan cincin pernikahan pada jari manis suami atau istrinya dan berkata: “Cincin pernikahan ini adalah lambang kasih sayang dan kesetiaanku yang tiada berkesudahan kepadamu, seperti kasih sayang Tuhan Yesus kepada kita”. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, sejak mengikrarkan janji pernikahan tersebut, maka kita telah menjadi satu dengan suami/istri kita. “Sebab seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging” [ayat 24]. Kesatuan itu mencakup kesatuan seluruh aspek hidup kita, kesatuan tubuh dah jiwa, kesatuan fisik dan psikis, kesatuan materiil dan moril. Hal itu berarti bahwa sejak saat itu hidupku menjadi hidupmu, milikku menjadi milikmu. Dan apa yang kita peroleh dalam pernikahan menjadi milik kita. Anak-anak dan harta kekayaan yang dikaruniakan Tuhan akan menjadi milik kita yang harus kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [3] Jemaat yang dikasihi Tuhan, setelah kita dipersatukan Tuhan dalam ikatan pernikahan, maka tugas keluarga Kristen adalah menjaga keutuhan dan ketangguhan keluarga. Biasanya orang menggambarkan pernikahan itu seperti berlayar di laut luas dengan bahtera. Terkadang kita bisa menikmati tiupan angin sepoi-sepoi, terkadang bahtera kita diterjang badai. Terkadang bahtera kita diayun-ayun oleh gelombang kecil, terkadang diombang-ambingkan oleh gelombang yang besar. Demikian juga kita mengarungi bahtera rumah tangga. Terkadang ada tantangan, ujian, cobaan dari yang terkecil sampai yang terbesar. Tantangan dari dalam keluarga itu sendiri maupun dari luar keluarga. Tantangan dari diri suami/istri itu sendiri maupun tantangan dari luar dirinya. Contoh tantangan dari dalam adalah keinginan untuk tidak setia, tidak jujur, egois/mementingkan diri sendiri, mau menang sendiri dan lain-lain. Sedangkan contoh tantangan dari luar adalah kesulitan ekonomi, pengaruh kemajuan tehnologi informasi dan komunikasi seperti HP, BBM, televise, internet dan lain-lain. Meskipun demikian setiap keluarga Kristen dituntut untuk tetap teguh ditengah badai kehidupan. Tetap menjaga kesatuan dan keutuhan keluaga. Karena apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia [Mat 25:5-6]. Satu hal yang bisa kita lakukan ketika badai kehidupan menerpa keluarga kita adalah mengingat kembali janji pernikahan yang pernah kita ikrarkan dihadapan jemaat: “…… dihadapan Tuhan Allah dan jemaat-Nya, aku mengambilmu menjadi istriku/suamiku. Sebagai seorang suami/istri aku berjanji untuk menolong dan mengasihimu dengan setia dalam keadaan apapun, sesuai dengan kehendak Tuhan Allah kita.” Ingatlah bahwa Allah yang telah mempersatukan keluarga kita, pasti akan memampukan kita mempertahankan keutuhan keluarga kita. Pasti akan memampukan keluarga kita menjadi keluarga yang tangguh dalam menghadapi tantangan. Asalkan kita tetap menjadikan Kristus sebagai kepala atas keluarga kita. [Ath] PANDUAN AKTIVITAS UNTUK ANAK-ANAK Pesona Kreasi Anak. a. Siapkan kertas origami, kertas putih, kertas karton, crayon, pinsil warna, pinsil, ballpoint spidol, dan alat tulis lainnya. b. Jelaskan bahwa hari ini kita akan membuat kreasi yang mencerminkan tema MPHB 2014 “Dicari; Keluarga Kristen Utuh dan Tangguh” c. Kreasi dapat berupa gambar, puisi, atau kerajinan tangan dan lain-lain. d. Bila belum selesai dapat dilanjutkan minggu depan. e. Kreasi tersebut akan dipajang diruang ibadah dewasa pada ibadah penutupan MPHB. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [4] BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [untuk kelompok PA remaja, pemuda, ibu, bapak, gabungan] Bacaan: Kolose 3:18-23 Tujuan PA 1. Peserta PA mengerti bagian yang harus ditaatinya sebagai istri, suami, anak, bapa dan hamba. 2. Peserta PA termotivasi untuk melakukan bagiannya masing-masing dengan sukacita. Pengantar Teks Alkitab Paulus dalam surat-suratnya menuliskan perubahan besar yang akan segera terjadi ketika Yesus dating kedua kali. Surat Kolose melukiskan apa yang telah Yesus lakukan. Ketika Yesus mati di kayu salib, semua kuasa yang melawan Allah dikalahkan [2:15,20]. Dalam surat ini juga terdapat nyanyian yang indah tentang jati diri Kristus. Ia adalah Anak Allah dan kepala tubuh, yaitu jemaat. Surat ini ditulis oleh Paulus. Penulis hendak mendorong jemaat Kristen di Kolose untuk tetap mengikuti Yesus Kristus, tidak dibodohi oleh ajaran-ajaran sesat atau diombang-ambingkan oleh berbagai paham dan praktik keagamaan yang diajarkan di Asia Kecil waktu itu. Penulis juga hendak meyakinkan jemaat Kolose untuk hidup layak dihadapanNya dan berkenan kepadaNya. Itu berarti mereka harus meningglkan hal-hal buruk yang menjadi bagian hidup mereka di masa lalu, dan hidup sebagai umat kudus Allah yang baik, rendah hati, lemah lembut, sabar, pemaaf, dan penyayang. Salah satu yang menjadi perhatian penting Penulis adalah relasi suami-istri, orang tuaanak serta majikan-hamba. Proses PA 1. Pembukaan Pemandu PA membuka acara dengan memberi salam dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan tuan rumah menyediakan fasilitas dan peserta yang setia hadir. 2. Pujian Pembukaan Pemandu PA mengajak jemaat menyanyikan PKJ 7 “Bersyukurlah pada Tuhan” dan PKJ 106 “Satukan Kami Ya, Tuhan” 3. Doa Pembukaan Pemandu PA meminta salah seorang peserta PA memimpin doa pembukaan. 4. Pembacaan Alkitab Pemandu PA mengajak peserta untuk membaca Kolose 3:18-23 5. Pengantar Teks Alkitab Pemandu PA membacakan pengantar teks Alkitab dan setelah selesai memberi kesempatan kepada peserta apabila ada yang tidak dimengerti dari pengantar tersebut. 6. Diskusi Pemandu PA memandu diskusi dengan pertanyaan sebagai berikut: a. Untuk dapat mewujudkan hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, hendaknya istri, suami, anak, bapa dan hamba melakukan bagiannya masing-masing. Apa bagian yang harus dilakukan oleh istri, suami, anak, bapa dan hamba pada perikop ini? b. Bagaimana seharusnya bagian itu dilakukan ditengah-tengah keluarga kita sekarang? [misalnya: bagian istri adalah tunduk kepada suami. Bagaimana seharusnya seorang istri jaman sekarang tunduk kepada suami?] Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [5] c. Upah apakah yang akan diperoleh oleh istri, suami, anak, bapa dan hamba jika melakukan bagiannya masing-masing? d. Apakah ada hubungan antara ketaatan istri, suami, anak, bapa dan hamba dengan keutuhan dan ketangguhan keluarga? Jelaskan! 7. Persembahan Pemandu PA mengajak peserta untuk memberikan persembahan kepada Tuhan dengan menaikan pujian PKJ 289 “Keluarga Hidup Indah” 8. Doa syafaat dan persembahan Pemandu PA mengajak peserta PA berdoa syafaat dan persembahan dengan pokok doa yang digali dari pergumulan peserta PA mewujudkan keutuhan dan ketangguhan keluarga. 9. Pujian penutup a. Pujian Penutup PKJ 288 “Inilah Rumah Kami” b. Doa Penutup, dapat dipimpin oleh salah seorang peserta. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [6] Bahan Renungan 1: Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin; orang bodoh akan menjadi budak orang bijak [Amsal 11:29]. Tidak selamanya tantangan bagi keutuhan keluarga itu datang dari luar, ada kalanya justru datang dari dalam keluarga itu sendiri. Mari kita renungkan cerita berikut ini: Suatu kali para jari mengadakan pertemuan keluarga. Mereka makan malam bersama dan saling berbagi cerita mengenai tantangan yang secara nyata mereka alami sebagai anggota-anggota tubuh, di keluarga mereka. Inilah hasil dari perbincangan mereka. SI JEMPOL merasa tantangan terbesar bagi dirinya adalah PERSAINGAN. Sadar atau tidak kita ada di dalam dunia persaingan ini. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, persaingan terus berlanjut dan membayang-bayangi hidup kita. Apakah kita dan anggota keluarga kita bersaing secara positif? Yesus juga mengajarkan kita untuk bersaing, bersaing dalam perlombaan iman. (Rom 12:18). Kini giliran SI TELUNJUK unjuk bicara. Menurutnya, tantangan terberatnya zaman ini adalah HARGA DIRI. Keutuhan keluarga perlu diupayakan melalui sikap saling menghargai dan bukan menonjolkan harga dirinya masing-masing. Justru yang harus dipertahankan adalah relasi, bukan harga diri. Bukankah Allah di Sorga mau menerima kita yang lemah? Buaknkah Kristus jugaa tidak mempertahankan harga dirinya? Kini giliran Si JARI TENGAH unjuk gigi. Ia menekankan EGOISME sebagai tantangan terberat zaman ini. Si Jari Tengah berkata, “Coba semua jari berdiri. Siapa yang tertinggi dan ada di pusat dari semua? Tentulah aku.” Tantangan egoisme zaman ini mengajak kita merefleksi ulang, apakah kita telah menjadi seorang anggota keluarga yang memperhatikan kebutuhan anggota keluarga yang lain? Lain halnya dengan SI JARI MANIS, menurutnya justru KESETIAAN PADA TUHAN merupakan tantangan terpopuler masa kini. Kisah-kisah penyangkalan terhadap kesetiaan marak terdengar bukan hanya di masyarakat pada umumnya dalam dunia bisnis, politik maupun pendidikan. Namun ketidaksetiaan juga merebak di dalam keluarga-keluarga Kristen. SI KELINGKING kini berucap, mengakhiri diskusi. Menurut SI KELINGKING tantangan yang tidak kalah pentingnya untuk diwaspadai adalah PERHATIAN TERHADAP YANG TERKECIL. Si kelingking memang jarang dibicarakan. Ia begitu kecil dan kurang kuat untuk mengangkat sebuah kantong plastik belanjaan sekalipun belanjaan itu ringan. Namun itulah justru tantangan mereka sebagai anggota keluarga. Inilah hasil kesimpulan bincang-bincang para jari, sebelum mereka menutup pertemuan itu, “Ada satu yang kurang kata mereka, coba kita satukan jari-jari kita dengan berpelukan. Sebab saat kita berpelukan, kita semakin erat. Kita bahkan dapat membisikkan kata-kata doa yang kita perlukan agar kita diberi kesanggupan menghadapi tantangan zaman yang berat ini,” lanjut Si Telunjuk dengan semangat. Dalam Amsal 11:29 dituliskan “Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin; orang bodoh akan menjadi budak orang bijak”. Terkadang pengacau-pengacau rumah tangga berasal dari anggota rumah tangga tersebut. Ketidak setiaan terhadap pasangan, ketidak jujuran dalam keuangan, ketidak puasan, ketidak terbukaan, kepemimpinan yang otoriter, dan lain-lain bias menjadi penghancur rumah tangga. Sebagai orang bijak, mari kita jaga rumah tangga masing-masing agar tetap utuh dan tangguh menghadapi tantangan dan ancaman dari dalam diri sendiri maupun dari luar. [Ath] Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [7] BAHAN SARASEHAN MPHB 2014 Tema: Dicari: Keluarga Kristen Utuh dan Tangguh! Pendahuluan Setiap tahun kita melaksanakan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga. Menarik untuk mencermati tema-tema MPHB lima tahun terakhir. Tahun 2009: “Hidupku Keluargaku, Keluargaku Hidupku”. Tahun 2010: “Tuhan Itu Baik Pada Keluarga”. Tahun 2011: “Membangun Keluarga Yang Bermartabat”. Tahun 2012: “Mewujudkan Keluarga Kristen Yang Tangguh, Bermartabat Dan Setia”. Tahun 2013: “Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga”. Bila tema-tema tersebut telah dihayati dan dihidupi oleh keluarga-keluarga GKSBS, maka tahun ini kita akan menemukan banyak keluarga yang utuh dan tangguh di GKSBS ini. Sekalipun dari tahun ke tahun tantangan, ancaman, gempuran dan serangan terhadap keluarga kian beragam bentuk dengan intensitas yang terus meningkat, karena datang dari berbagai arah. Baik itu dari dalam diri keluarga itu sendiri, maupun dari luar. Atas dasar itulah tahun 2014 ini, kita memilih tema: “Dicari: Keluarga Kristen yang Dengan tema ini diharapkan setiap keluarga GKSBS termotivasi untuk menjadi keluarga yang utuh serta termotivasi untuk tetap tangguh ditengah gempuran kemajuan social-budaya, ilmu pengetahuan dan tehnologi. Sarasehan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga dimaksudkan sebagai ajang, wadah, sarana bagi jemaat untuk urun rembuk, tukar pendapat, curah saran serta berbagi pemikiran, pengalaman serta masukan bagi terwujudnya keluarga Kristen yang utuh dan tangguh. Juga sarana bagi gereja untuk mendapat masukan berharga bagi pelayanan keluarga di masa yang akan dating. Utuh dan Tangguh”. Keluarga Kristen Keluarga Kristen dibentuk dan dipersatukan Tuhan. Ketika Tuhan Allah melihat manusia itu seorang diri, Ia berinisiatif menjadikan penolong yang sepadan baginya. Lalu Tuhan membentuk dari tanah liat segala binatang hutan dan segala burung diudara, dan membawanya kepada manusia itu. Tetapi manusia itu tidak menjumpai penolong yang sepadan baginya. Maka Tuhan membuat manusia itu tidur nyenyak, setelah itu diambilya salah satu rusuk dari padanya. Dan dari rusuk itu dibangunnyalah seorang perempuan, lalu dibawanya kepada manusia itu. Lihatlah bagaimana respon manusia itu: “Inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” (Kej 2:18-25) Respon itu tentu diucapkan dengan bersemangat dan dengan ekspresi muka yang penuh sukacita. Setelah itu Tuhan menyatukan mereka menjadi satu daging. Inilah lembaga pertama yang dibentuk Allah. Sama seperti keluarga Adam dan Hawa, keluarga kita juga dibentuk dan dipersatukan oleh Allah melalui Pernikahan. Kesatuan itu mencakup kesatuan seluruh aspek hidup kita, kesatuan tubuh dah jiwa, kesatuan fisik dan psikis, kesatuan materiil dan moril. Hal itu berarti bahwa sejak saat itu hidupku menjadi hidupmu, milikku menjadi milikmu. Dan apa yang kita peroleh dalam pernikahan menjadi milik kita. Anak-anak dan harta kekayaan yang dikaruniakan Tuhan akan menjadi milik kita yang harus kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Keluarga Kristen menempatkan Kristus sebagai kepala atas keluarganya, dan menundukkan diri pada Kristus sang kepala keluarga. Keluarga-keluarga Kristen harus mempertanggungjawabkan keberadaannya kepada Allah yang telah mempersatukan mereka dan menjadi kepala atas rumah tangganya. Keluarga utuh Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [8] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), utuh adalah keadaan sempurna sebagaimana adanya atau sebagaimana semula (tidak berubah, tidak rusak, tidak berkurang, dsb). Dengan demikian keluarga Kristen yang utuh dapat dimengerti sebagai keluarga Kristen yang ada sebagaimana Allah mempersatukan dan mengaruniakan anggota-anggota keluarganya. Tidak secara otomatis atau secara alami keluarga-keluarga Kristen akan utuh sampai Allah memanggil anggotaanggotanya kembali kepangkuan-Nya. Beberapa contoh nyata keberadaan keluarga-keluarga Kristen yang tidak utuh antara lain adanya suami istri yang pisah ranjang atau bahkan bercerai. Atau masih tinggal di dalam satu rumah tetapi tidak satu kamar, masing-masing mengurus urusannya sendiri sendiri, istri masak untuk dirinya sendiri, demikian juga suaminya. Ada juga anggota keluarga yang pergi dari rumah karena pertengkaran yang tidak dapat diselesaikan dengan baik. Anak mengadukan orang tuanya kekeolisian atau pengadilan, demikian juga sebaliknya. Disamping itu tentu ada lebih banyak contoh keluarga-keluarga Kristen yang utuh sampai akhir hayatnya. Misalnya Herbert dan Zelmyra Fisher adalah pasangan yang memiliki pernikahan yang paling awet di dunia. Tahun 2010 lalu mereka merayakan wedding anniversary ke 86, di usia Herbert yang ke 104, sementara Zelmyra berusia 102 tahun. Kuncinya menurut mereka yaitu, saling menghargai, berkomunikasi dan saling mencintai. Keutuhan keluarga harus dipertahankan. Bahkan jika sudah tidak utuh harus diusahakan dan diperjuangkan supaya utuh kembali. Adalah tanggung jawab keluarga dan setiap anggota keluarga untuk mempertahankan, mengusahakan dan memperjuangkan keutuhan itu. Melalui MPHB 2014 ini, mari kita kobarkan lagi semangat untuk mempertahankan keutuhan keluarga. Keluarga tanguh Dalam KBBI, tangguh diartikan: 1. Sukar dikalahkan; kuat; andal: 2. Kuat sekali (dalam pendirian dsb); tabah dan tahan (menderita dsb); kukuh. Keluarga Kristen yang tangguh adalah keluarga Kristen yang kuat, tidak terkalahkan dan tetap kokoh menghadapi tantangan zaman. Ada pepatah mengatakan “Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya”. Demikian juga lain zaman, lain pula tantangannya. Keluarga yang hidup di zaman post modern ini diperhadapkan pada tantangan yang lebih komplek dibandingkan zaman-zaman sebelumnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi (terutama tehnologi komunikasi) telah memunculkan autisme baru. Seseorang yang asyik dengan HP, BBM, Ipad, dan gadget lainnya, tidak lagi peduli dengan orang lain atau hal-hal lain yang ada atau terjadi disekitarnya. Nilai-nilai kepedulian kepada sesama mulai luntur. Komunikasi verbal telah tergantikan oleh kecanggihan tehnologi. Bisa jadi semua anggota keluarga secara lengkap ada dirumah, duduk bersama di ruang keluarga, tetapi masing-masing asyik dengan dunianya sendiri. Ayah baca koran/majalah, ibu nonton sinetron di TV, anak sibuk BBM-an atau FB-an. Belum lagi tantangan penyalahgunaan narkotika dan obat bius, mabuk minuman keras, pergaulan bebas, seks pra nikah, hamil diluar nikah, perjudian, budaya materialis dan konsumeris, individualis dan kompetisi, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak dan lain-lain. Semua tantangan itu bisa mengancam keluarga kita kapan saja dan dimana saja. Tidak sedikit keluarga-keluarga yang hanyut atau bahkan jatuh terjerumus dalam salah satu atau beberapa ancaman di atas. Disisi lain tantangan tersebut bisa dijadikan ujian bagi keluarga-keluarga untuk melihat atau menilai seberapa tangguh keluarga-keluarga Kristen zaman sekarang. Keluarga-keluarga yang mampu berdiri teguh ditengah tantangan zaman, itulah keluarga Kristen yang tangguh. Membangun keluarga utuh dan tangguh Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [9] Membangun keluarga Kristen yang utuh dan tangguh dimulai dari membangun pribadipribadi yang utuh. Sejak ia masih dalam kandungan sampai ia dipersatukan dalam pernikahan. Didikan orang tua dan lingkungan berperan besar di dalamnya. Pun demikian dengan proses katekisasi pra nikah. Gereja harus mempersiapkan sedemikian rupa calon-calon mempelai agar benar-benar siap untuk membangun bahtera rumah tangga. Setelah dipersatukan dalam pernikahan, suami istri bertanggungjawab dalam mempertahankan keutuhan rumah tanggannya. Bersama dengan Kristus sang kepala rumah tangga, keluarga-keluarga Kristen akan berjuang mewujudkan ketangguhannya. Panduan untuk curah pendapat. Menurut bapak, ibu, saudara, ank-anak sekalian, usaha apa yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan keutuhan keluarga? Apa yang bisa kita lakukan seabagai pribadi maupun lembaga gereja untuk menolong keluarga-keluarga yang tidak utuh lagi? Bagaimana keluargakeluarga Kristen menunjukkan ketangguhannya ditengah tantangan zaman? Penutup Selamat sarasehan. Selamat merayakan hidup berkeluarga, semoga kita mampu mempertahankan keutuhan dan ketangguhan keluarga kita. [Ath] Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [10] KOTBAH MINGGU, 19 OKTOBER 2014 Bacaan : Kejadian 31:43-55 MEMBANGUN KOMUNI DAN KOMUNIKASI DALAM KOMUNITAS KELUARGA Tujuan: 1. Jemaat semakin memahami pentingnya kebersamaan dan komunikasi dalam keluarga. 2. Jemaat terdorong untuk meningkatkan kebersamaan dan komunikasi dalam keluarga. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Setiap orang pasti percaya bahwa komunikasi itu penting dalam suatu relasi seorang terhadap yang lain. Bukan hanya dalam relasi antara dua orang, komunikasi yang baik dibutuhkan dalam komunitas keluarga, komunitas perusahaan, masyarakat dan hubungan yang lebih luas lagi. Tanpa komunikasi, suatu hubungan menjadi terputus dan tidak mungkin menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Sejak zaman primitif, hubungan antar manusia yang paling erat disebabkan oleh adanya hubungan darah dan adanya kesamaan lokasi tempat tinggal. Inilah kohesi sosial (sarana pemersatu) terpenting. Kohesi sosial lainnya adalah adanya kesamaan agama, kesamaan kepentingan, kesamaan nasib, kesamaan cita-cita atau tujuan tertentu. Meskipun demikian, tanpa komunikasi maka kohesi sosial itu tidak efektif mempersatukan suatu komunitas. Komunikasi, komuni dan komunitas memang memiliki akar kata yang sama. Tiga hal di atas berasal dari akar kata communis yang artinya: sama. Dalam komunikasi harus ada kesamaan bahasa, baik bahasa verbal maupun non verbal, bahasa lisan maupun tertulis. Dalam komunitas harus ada komuni (yakni kebersamaan). Dalam komunitas dan komuni harus ada komunikasi. Dengan demikian, menjadi terang bahwa komunikasi begitu penting dalam membangun komuni/kebersamaan dalam komunitas. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Dalam rangka kembali menjalin komunikasi, hari itu, Laban menjumpai Yakub. Sudah 10 hari lamanya mereka tidak berjumpa, sejak Yakub melarikan diri dari Laban membawa serta isteri dan anak-anaknya, harta benda dan ternaknya, menjauh dari Laban mertuanya. Sebelumnya, Yakub bekerja pada Laban untuk mendapatkan Rahel dan Lea. Dua puluh tahun lamanya, Yakub tinggal bersama Laban. Empat belas tahun bekerja untuk mendapatkan dua anak gadisnya, yakni Lea dan Rahel, dan enam tahun bekerja untuk mendapatkan upah berupa ternak. Laban bukanlah mertua yang baik. Laban adalah seorang yang cinta uang (Kej 31:14-15). Ia selalu mengakali Yakub. Yakub, menantunya dianggap sebagai pemberi keuntungan (mesin uang), karena semenjak Yakub ada di rumahnya, kekayaan Laban meningkat pesat. Dua anak Laban diberikan kepada Yakub dengan syarat: Yakub mau bekerja tanpa upah selama 14 tahun lamanya. Oleh sebab itu, sesudah kelahiran Yusuf, anaknya yang bungsu, Yakub meminta ijin untuk pergi ke tempat kelahirannya, membawa serta isteri-isteri dan anak-anaknya. Tetapi Laban tidak memperbolehkan. Laban tahu, bahwa jika Yakub pergi, maka stabilitas ekonominya bisa terancam. Maka Laban menawarkan kerjasama. Yakub bekerja kembali kepada Laban dan akan mendapatkan upah yakni setiap kambing dan domba yang belang-belang dan berbintik-bintik. Suatu upah yang murah, pikir Laban. Bukankah pada umumnya domba dan kambing berkulit mulus? Hari itu juga Laban memberikan kepada Yakub semua kambing dan domba yang berbelang-belang dan berbintik-bintik. Maka Yakub memisahkan ternak miliknya sendiri dan diserahkan kepada anakanaknya. Yakub membangun rumahnya sendiri dengan jarak 3 hari perjalanan dari rumah Laban. Tetapi Yakub masih bekerja pada Laban. Sepuluh kali Laban mencurangi Yakub, tetapi Allah tetap menyertai Yakub (Kejadian 31:7) dan membuat Yakub tambah kaya. Karena berkat Tuhan, Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [11] kambing dan domba yang lahir dengan kulit berbelang-belang dan berbintik-bintik begitu banyak. Yakub menjadi semakin kaya. Akhirnya, kekayaan Yakub menimbulkan iri hati di hati anak-anak Laban lainnya. Laban pun terlihat tidak ramah kepada Yakub. Maka pada suatu hari, Yakub dan keluarganya melarikan diri menyeberangi sungai Efrat menuju pegunungan Gilead. Meskipun demikian, perjalanan mereka tidak bisa cepat karena Yakub membawa ternak-ternaknya. Tiga hari kemudian, Laban mendengar berita tersebut dan membawa pasukan mengejar Yakub. Tujuh hari perjalanan jauhnya, hingga Laban menemukan Yakub di Pegunungan Gilead. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Perjumpaan mertua dan menantu ini sebenarnya tidak mengharukan. Tetapi pertemuan yang menegangkan. Laban tadinya menyusul dengan maksud jahat, berusaha untuk menangkap Yakub dan membawa kembali ke seberang sungai Efrat. Tetapi Allah Yakub mendatangi Laban dalam mimpi. Allah melarang Laban berkata tidak baik terhadap Yakub karena Yakub ada dalam lindungan-Nya. Rasa gentar Laban kepada Allah Yakub menjadikannya berubah pikiran. Ia tibatiba ingat bahwa Yakub adalah menantunya. Ia ingat kepada dua anak perempuannya yang adalah isteri-isteri Yakub. Ia ingat kepada cucu-cucunya. Laban ingin agar tidak ada kesan buruk sebelum mereka berpisah. Menyadari bahwa Yakub selalu disertai Allah yang hidup, membuat Laban kuatir kalau-kalau suatu ketika Yakub membalas dendam kepadanya. Maka ia mengajak Yakub untuk mengadakan perjanjian. Didirikan oleh merekalah timbunan batu dan sebuah tugu yang menjadi batas diantara mereka. Mereka tidak boleh melewati timbunan batu dan tugu itu dengan maksud jahat kepada pihak lain. Allah dipanggil menjadi saksi ikrar perjanjian mereka berdua. Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed (Kej 31:47). Timbunan batu dan tugu perjanjian itu menjadi tanda perjanjian antara Laban dan Yakub. Lalu Yakub bersumpah demi Yang Disegani oleh Ishak, ayahnya. Dan Yakub mempersembahkan korban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak saudaranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu. Keesokan harinya pagi-pagi Laban mencium cucu-cucunya dan anakanaknya serta memberkati mereka, kemudian pulanglah Laban kembali ke tempat tinggalnya (Kej 31:53-55). Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Tentu saja kita bersepakat bahwa hubungan buruk antara Laban dengan anak-anaknya tidak patut dicontoh. Hubungan Laban dengan Yakub menantunya jauh dari ideal. Semua terjadi karena Laban memiliki sikap yang salah terhadap kekayaan. Kekayaan baginya adalah nomor satu dan paling penting. Segala cara ditempuh demi kekayaannya bertambah, termasuk memperlakukan anak-anaknya sebagai orang asing dan menjual anak-anaknya kepada Yakub serta sepuluh kali mengakali menantunya. Yang patut dicontoh adalah kekompakan keluarga Yakub. Yakub adalah seorang suami dan ayah yang takut akan Tuhan. Sikap terhadap isteri dan anak-anaknya begitu baik sehingga keluarga Yakub menjadi tim yang kuat. Kesatuan keluarga Yakub menjadikan mereka menjadi berhasil pada hampir segala bidang kehidupan. Keluarga Yakub adalah kamunitas yang memiliki komuni (kebersamaan) mengatasi persoalan bersama. Allah senantiasa dihormati oleh Yakub seumur hidupnya. Meskipun demikian tanpa sepengetahuan Yakub, Rahel beberapa kali menunjukkan ketidaktaatan kepada Allah namun Yakub menunjukkan peran baiknya sebagai kepala rumah tangga. Hal ini patut untuk menjadi contoh keluarga Kristen pada masa kini. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Yakub membangun komuni (kebersamaan) dan komunikasi dalam komunitas keluarganya. Hal itu ditunjukkan oleh Yakub ketika ia mendelegasikan tugas penggembalaan ternak milik mereka kepada anak-anak mereka Kej 30:35). Yakub juga mendiskusikan persoalan yang dihadapi keluarga dan rencana pulang ke tempat kelahirannya kepada para isterinya (Kej 31:14-16). Yakub tidak mengambil keputusan seorang diri. Ia menyertakan anggota keluarganya untuk ikut serta dalam mengambil keputusan dalam keluarga. Hal paling penting yang dapat dicontoh dari Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [12] kehidupan Yakub adalah peran strategisnya memperkenalkan rasa hormat dan takut akan Tuhan kepada seluruh anggota keluarga. Yakub senantiasa memanggil nama Tuhan dan selalu sadar bahwa Allah juga yang telah memberkati setiap usaha dan memelihara hidup Yakub dan segenap anggota keluarga. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Dalam Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 ini. Mari kita terus membangun komuni (kebersamaan) dan komunikasi dalam komunitas keluarga kita. Mari kita budayakan rasa hormat dan takut akan Tuhan dalam komunitas keluarga kita. Mari memanggil nama Tuhan dan sadar bahwa Allah saja yang sanggup memberkati setiap usaha dan memelihara hidup segenap anggota keluarga. Tuhan memberkati kita. Amin. [BNH] Nas Pembimbing: Mazmur 34:2-6 Berita Anugerah: Mazmur 37:25-26 Nas Dasar Persembahan: Mazmur 66:13-15 Lagu-Lagu yang relevan: 1. KJ 15:1-3 2. KJ 416:1,2 3. PKJ 256:1-3 4. PKJ 267:1-3 5. KJ 444 3x atau KJ 450:1-4 6. PKJ 183:1-2 AKTIVITAS PEMUDA REMAJA Dalam MPHB 2014 ini, kami mengusulkan beberapa alternatif kegiatan bagi pemuda dan remaja gereja: 1. Mengadakan konsultasi Pemuda – Remaja se-klasis. Caranya, pendeta se-klasis diikutsertakan dalam acara pertemuan pemuda-remaja se-klasis. Pemuda/remaja seklasis dibagi dalam kelompok-kelompok sejumlah Pendeta yang hadir. Setiap pemuda/remaja boleh menanyakan apapun kepada pendeta (narasumber) yang ada. 2. Outbond pemuda-remaja seklasis. 3. Mengadakan Seminar Love, Seks and Dating Pemuda-remaja se-klasis. Mengundang narasumber dari Pendeta dalam Klasisnya/di luar klasisnya. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [13] RENUNGAN KELUARGA 2 Bacaan : Mazmur 34:12-15 KOMITMEN PADA JANJI Setiap orang ingin dapat menikmati hidup. Tiap orang mengingini umur panjang dan ingin menjumpai yang baik. Kepada mereka, raja Daud memberikan caranya yaitu dengan memiliki keterampilan menjaga lidah dari yang jahat dan menahan bibir dari segala ucapan yang menipu (ay.13-14). Menjaga lidah dari segala yang jahat adalah sebuah skill atau ketrampilan. Mereka yang tidak terampil menjaga lidah akan mudah mengeluarkan kata-kata kotor, makian, berkata pedas, mengeluarkan cemooh kepada orang lain. Hal ini tentu menimbulkan sakit hati bagi orang yang mendengarnya. Setiap orang percaya tentu tidak boleh demikian. Mereka harus berusaha terampil menggunakan ucapan-ucapan yang membangun suasana damai. Pemazmur memberikan nasehat, “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu !” (ay. 14). 1. Menjaga lidah Menjaga lidah berarti kesediaan untuk berhati-hati dalam berbicara. Kesiapsediaan untuk menahan diri untuk tidak melepaskan kata-kata kasar, ketus, ucapan hampa, kata-kata yang memerahkan telinga, dan semua ucapan yang tidak membangun. Daripada mempergunakan lidah kita untuk mengucapkan hal-hal di atas, lebih baik menutup mulut dan diam. Dalam hal ini berlaku prinsip : diam itu emas. 2. Menjaga bibir Pemazmur mendorong agar siapapun yang menyukai hidup dan yang mengingini umur panjang dan menikmati yang baik, harus mampu menjaga bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Selintas, sikap menjaga lidah dengan menjaga bibir terlihat mirip. Seperti identik. Tetapi bila kita lebih teliti dalam membaca, pemazmur sengaja membedakan keduanya. Menjaga lidah dihubungkan dengan intonasi/nada bicara yang kasar, spontan dan kurang sopan, sedangkan istilah menjaga bibir dihubungkan dengan isi kata-katanya yang adalah berita palsu. Dengan kata lain, mengatakan kebohongan, upaya memperdaya orang lain dengan suatu tindakan penipuan. Bisa jadi, intonasinya baik. Nada bicaranya lembut dan runtut, jelas dan logis tetapi apa yang dikatakannya sebuah kebohongan. Kita harus menjaga bibir kita dari segala ucapan yang menipu. Dalam perjalanan kita hidup di dunia ini, terkadang kita diperhadapkan dengan janji. Memang, manusia adalah satu-satunya mahluk yang bisa berjanji dan bisa mengingkari janji. Seorang ayah menjanjikan sepeda baru bila anaknya naik kelas dengan nilai bagus. Seorang ibu menjanjikan oleh-oleh pada anaknya ketika pergi ke pasar. Seorang pemuda menjanjikan kesetiaannya kepada pacarnya yang ditinggal merantau, dst. Janji harus ditepati. Bila seseorang tidak menepati janji ia disebut sebagai orang yang ingkar janji. Ia disebut penipu. Janji berbeda dengan komitmen. Komitmen adalah kemampuan untuk tetap berpegang pada janji yang pernah saling diikrarkan. Janji sifatnya mengikat dan komitmen adalah kemampuan memegang perjanjian yang telah dibuat. Dalam relasi suami-isteri, komitmen seumur hidup terhadap janji nikah diharuskan oleh Tuhan. Sebagai pemegang mandat Allah, orang tua harus melaksanakan komitmen mereka saat mereka membaptiskan anaknya dengan mendidik anak-anak mereka di dalam takut akan Allah. Setiap warga jemaat dewasa harus berkomitmen melaksanakan janji mereka yang diucapkan saat dilayani sidi, dan semua warga gereja harus menunjukkan komitmen mereka atas pengakuan iman rasuli yang setiap hari Minggu mereka ucapkan. Komitmen orang tua terhadap janji yang diucapkan kepada anak sebisa mungkin diwujudnyatakan. Anak-anak juga diajar untuk memiliki komitmen memegang teguh setiap janji melalui keteladanan para orang tua. Lidah harus dijaga dan ucapan bibir yang menipu harus dijauhkan dari keluarga. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [14] 3. Akibat ketidakmampuan menjaga lidah dan bibir Akibat seseorang tidak mampu menjaga lidah terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu adalah timbulnya sakit hati, rasa marah, dendam dan kecewa dari pihak yang lain. Apabila kita sungguh menyayangi seseorang, akankah kita menyakiti hatinya, membuatnya marah dan kecewa? Tentu saja tidak. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati di dalam menjaga lidah dan bibir kita. Kita tentu sepakat dengan Pemazmur yang mengatakan bahwa setiap orang ingin dapat menikmati hidup anugerah Tuhan. Tiap orang mengingini umur panjang dan menikmati yang baik (Mzm 34:13). Keluarga adalah lembaga yang didirikan Allah dan harus dipelihara setiap hari oleh seluruh anggotanya. Setiap anggota keluarga wajib menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan menjaga bibirnya terhadap ucapan yang menipu. Mari membangun rumah tangga yang menjunjung tinggi komitmen pada janji. [BNH] POKOK DOA : 1. Komunikasi antar anggota keluarga 2. Teguhnya komitmen janji nikah suami-isteri. 3. Pergaulan muda-mudi 4. Perkembangan fisik dan mental - spiritual anak-anak. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [15] PA UMUM Bacaan : 1 Korintus 13:1-13 Kasih Tidak Berkesudahan Rasul Paulus adalah seorang rasul yang diberi banyak karunia rohani. Ia dianugerahi karunia menyembuhkan, karunia mengusir setan, karunia hikmat, karunia mengajar, karunia menginjil, karunia berbahasa roh, karunia menafsirkan bahasa roh, karunia menjadi martir dan beberapa karunia rohani yang lain. Tidak semua orang mendapatkan karunia yang banyak seperti rasul Paulus. Pada umumnya, setiap orang Kristen memperoleh satu, dua atau tiga karunia rohani. Demikian pula yang terjadi pada jemaat kristen di Korintus. Mereka adalah jemaat baru yang mengejar karunia-karunia rohani. Tuhan menyambut kerinduan itu dengan memberikan charismata (karunia-karunia rohani) kepada orang-orang kristen di Korintus. Rasul Paulus menjelaskan dengan terang bahwa memang karunia-karunia rohani sangat penting dan diperlukan bagi pembangunan jemaat. Kenyataan yang menyukacitakan ini tidak berlangsung lama. Ada orang-orang yang menganggap karunia-karunia rohani sebagai prestasi iman. Ada yang berpendapat bahwa karuniakarunia rohani tertentu “lebih bergengsi” dibandingkan dengan karunia-karunia rohani lainnya. Perikop 1 Korintus 13 merupakan kesaksian pribadi rasul Paulus. Meskipun karunia-karunia rohani sangat penting dan diperlukan bagi pembangunan jemaat, rasul Paulus menyadari bahwa: 1. Tanpa memiliki kasih, seorang yang berbahasa roh sama seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. 2. Tanpa memiliki kasih, seorang yang diberi karunia bernubuat, karunia berkata-kata dengan pengetahuan bahkan mendapat karunia iman yang sempurna-pun menjadi tidak berguna. 3. Tanpa memiliki kasih, orang yang memiliki karunia kemurahan hati, bahkan karunia menjadi martir-pun tidak ada faedahnya. Paulus menyebutnya sebagai sebuah kesia-siaan belaka. 4. Memiliki kasih adalah memiliki karunia rohani terbesar. Mempunyai kasih adalah mempunyai karunia yang paling utama. Pertanyaan: 1. Apa yang dimaksud mempunyai kasih? 2. Sebutkan dan jelaskan dengan contoh, penerapan kasih sebagaimana diuraikan ayat 4 dalam keluarga anda! 3. Sebutkan dan jelaskan dengan contoh, penerapan kasih sebagaimana diuraikan ayat 5-7 dalam relasi suami-isteri, relasi orangtua-anak, relasi kakak beradik dalam keluarga anda! 4. Apa yang dimaksud Paulus dengan kasih yang tidak berkesudahan (ayat 8a)? [BNH] Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [16] PA PEMUDA Bacaan : Hakim-Hakim 16:16-21 SIAPA YANG LEBIH KAU CINTA? Siapakah yang tidak kenal Simson? Pemuda gagah perkasa dengan kekuatan super, memiliki sifat pemberani dan pantang menyerah. Simson adalah pahlawan bagi bangsanya. Rambo-nya Israel, dengan beberapa keperkasaannya sbb : 1. Ia mengalahkan singa muda dengan tangan kosong. (Hak 14:5-6) 2. Ia mengalahkan 1.000 orang Filistin dengan senjata rahang keledai (Hak 15:14-16) 3. Ia mengangkat daun pintu gerbang kota (Hak 16:3) 4. Ia memutuskan tali ikatan yang membelenggunya (Hak 16:4-5) Sungguh anugerah keperkasaan yang luar biasa! Tetapi sayang, Simson mudah jatuh cinta. Kelemahan inilah yang akhirnya membawa Simson kepada kesengsaraan. Dalam perikop kita, Simson jatuh cinta kepada Delila. Wanita mata duitan yang tidak mencintai Simson. Sehingga ketika raja-raja Filistin datang kepadanya dan menawarkan sejumlah uang, ia setuju dan mengatur strategi untuk menyerahkan Simson. Beberapa hari lamanya Delila merayu dan merengek-rengek menanyakan rahasia keperkasaan Simson dan karena bujuk rayu Delila, maka akhirnya Simson memberitahukan rahasia keperkasaannya. Simson digunduli kepalanya, ketika ia tidur di pangkuan Delila. Akhirnya, Simson kehilangan kekuatannya, karena Roh Tuhan meninggalkan dia (ayat. 20). Kedua matanya dicungkil, tangannya dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan ia menjadi narapidana. Pertanyaan untuk diskusi : 1. Jelaskan hal-hal positif dari diri Simson ! 2. Semua orang memiliki sisi positif. Apa sisi-sisi positif dari orang muda? 3. Cobaan-cobaan apa yang bisa dihadapi orang muda? 4. Bagaimana caranya agar orang muda dapat kokoh kuat dan menang dari cobaan? [BNH] Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [17] BAHAN KOTBAH MINGGU, 26 OKTOBER 2014 BACAAN: Ulangan 6:4-7 WARISAN YANG BERNILAI Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Jika kita diberi kesempatan untuk sejujurjujurnya...........; sebagai orang tua, atau kita yang kelak akan menjadi orang tua atas anak-anak kita, apakah warisan yang sedang atau akan kita berikan kepada mereka, buah hati kita? Adakah yang akan memberi harta atau materi......., ilmu pengetahuan......., sifat dan karakter......., atau malah gabungan semuanya: ya materi, ya ilmu pengetahuan, ya sifat dan karakter juga! Kalau kerinduan kita adalah mewarisi semua kebaikan-kebaikan seperti disebutkan tadi, apakah yang sudah kita lakukan? Cara seperti apa yang sudah dan akan kita tempuh? Cara kita hidup dan cara kita mempengaruhi keluarga kita adalah hal yang penting bagi setiap orang yang hidup di dalam Tuhan. Bila cara kita hidup hanya berpusat pada diri sendiri dan melayani diri sendiri, maka mungkin kita hanya akan mewarisi hal-hal yang bersifat materi saja bagi keluarga maupun keturunan kita. Tetapi jika cara hidup kita berpusat pada orang lain dan untuk menolong kebutuhan orang lain, maka kita akan mewarisi suatu peninggalan yang akan lebih bersifat tak ternilai. Terlebih lagi bila cara hidup kita menyelaraskan dengan cara pandang iman kita, maka yang akan kita warisi pasti sesuatu yang lebih bernilai dan abadi. Peninggalan terbesar yang bisa kita warisi adalah hidup yang berpusat pada Allah. Bacaan kita hari ini, dalam rangkaian Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS Tahun 2014, kita diajak melihat kembali bagaimana Allah menghendaki cara dan pola hidup bangsa Israel. Melalui Musa, Allah memberikan perintah kepada bangsa Israel agar mereka memiliki kehidupan yang selaras dengan kehendakNya, kehidupan yang akan mewariskan sesuatu yang berharga dan bernilai, yaitu: 1. KASIHILAH TUHAN ALLAHMU “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan” (Ulangan 6:4-6). Orang Israel menyebut Ulangan 6:4-7 sebagai syema. Syema merupakan perintah penting yang harus sungguh-sungguh diperhatikan. Kata syema berarti “mendengar dengan sungguh-sungguh dan menaatinya”. Syema ini begitu penting, sehingga mereka menuliskannya dalam potongan-potongan kecil perkamen, lalu perkamen tersebut dimasukan ke dalam kotak kulit kecil yang disebut filakteria. Filakteria ini diikatkan di lengan kanan dan dahi saat seorang pria Israel berdoa pada pagi hari dan ditempelkan di tiang pintu rumah mereka. Alkitab merumuskan pengakuan iman umat Israel tentang Tuhan Allah, rumusan diungkapkan demikian: “Dengarlah hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” – “SYEMA’ YISRA’EL YEHOVAH ‘ELOHEYNU YEHOVAH ‘EKHAD” (Ulangan 6:4-5). Katakata ini diucapkan oleh Musa kepada bangsa Israel, ketika Musa akan meninggalkan Israel karena akan mati. Ucapan ini sebenarnya mewujudkan suatu pengakuan iman yang ditekankan kepada Israel pada waktu itu, agar supaya Israel jangan melupakannya. Pengakuan iman ini bukanlah rumusan Musa sebagai hasil pemikiran akalnya, yang diperolehnya dengan memandang kepada gejala-gejala alam semesta, atau disimpulkan dari hukum akal, melainkan didasarkan atas pengalaman-pengalaman Musa dan pengalaman-pengalaman umat Israel sendiri, sejak Tuhan Allah memperkenalkan diri-Nya kepada Israel dengan melepaskan Israel dari tanah perhambaan di Mesir. Di sepanjang sejarah dari Mesir hingga di dataran Moab itu, yang kira-kira 40 tahun lamanya, Tuhan Allah telah memperkenalkan diri-Nya kepada Israel dan telah membuktikan kepada mereka dengan firman dan karya-Nya siapa Tuhan Allah itu. Di sini diakui, bahwa Allah Israel adalah TUHAN. Arti nama ini yaitu bahwa dengan nama ini Tuhan Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai sekutu Israel. Sebagai sekutu Israel Tuhan Allah adalah Allah yang setia, yang memenuhi segala janji-Nya. Dengan mengingatkan kepada nama itu Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [18] Musa bermaksud menekankan, bahwa TUHAN adalah setia, yang benar-benar telah memegang teguh kepada apa yang telah difirmankan dan diperbuat. Bahwa TUHAN adalah Allah yang setia, bukanlah suatu teori bagi Musa dan bagi bangsa Israel di dalam Firman dan karya Tuhan Allah di sepanjang sejarah Israel hingga kini dan akan diteruskan di dalam kelanjutan sejarah itu. Tuhan itu Esa, ini merupakan bentuk tunggal yang fungsinya adalah sebagai kata-kata pendahuluan, oleh sebab isi Theologisnya sangat berbobot, sehingga menuntut keseriusan yang penuh dan pendengar yang bersungguh-sungguh untuk memperhatikan. “Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Ayat ini merupakan suatu pengakuan iman yang wajib dilakukan setiap pagi dan malam, pengakuan ini merupakan suatu tradisi ajaran Yahudi (Ulangan 6:4). Pengakuan-pengakuan inilah yang dinamakan dengan Syema yang dalam bahasa ibrani berarti ”mendengar”. Di dalam Ulangan 6:5 dikatakan bahwa ”Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”. Kata “Kasihilah Tuhan Allahmu”, berarti menuruti segala perintah-Nya dengan tekad yang bulat, bahwa kasih juga berarti menaruh perhatiannya penuh kepada kepentingan-kepentingan Tuhan, dengan mengutamakan apa yang Tuhan kehendaki. Kata “dengan segenap hati” (kata hati dalam bahasa Ibraninya adalah Lebhabh), berarti menyerahkan segala proses pemikiran kita, perasaan, keputusan kepada Tuhan untuk dituntun dan dimanfaatkan demi tercapainya kehendak Tuhan. “Dengan segenap jiwamu” (dalam bahasa Ibrani: Nefesy) berarti menundukkan serta mengabdikan segala perkara nafsu keinginan kepada kehendak Tuhan sehingga segenap potensi serta perasaan yang ada di dalam diri kita menjadi sarana kehendak Tuhan. “Dengan segenap kekuatanmu” berarti bertindak sekuat tenaga untuk menegakkan hal-hal yang dituntut hukum Taurat serta membatasi hal-hal yang dilarang olehNya. Dengar firmanNya, perhatikan apa yang menjadi ketetapanNya. Kalau kita benar-benar mengasihi Tuhan, maka kita akan melakukan segenap perintahNya. Dengan melakukan segenap firmanNya, maka diri kita akan memberikan teladan bagi keluarga maupun keturunan kita. Semua itu harus dimulai dari diri sendiri. Dari setiap kita umat Allah, setiap kita anggota jemaat GKSBS. 2. AJARKAN BERULANG-ULANG “.......haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Ul 6:7 Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan……., Iman tidak bisa diturunkan secara biologis atau berdasarkan keturunan semata. Orang tua yang kelihatan baik dan mengasihi Tuhan, rajin beribadah dan melayani, bukan jaminan bahwa anak-anak mereka di kemudian hari akan seperti mereka. Di lain pihak, anak-anak dalam keluarga Kristen yang kelihatan banyak pergumulan, bisa saja akan bertumbuh dan beriman lebih dewasa. Di setiap gereja hampir selalu ditemukan pertumbuhan berbentuk segitiga: Semakin ke atas atau semakin mengerucut, menggambarkan semakin berkurang jumlah anggota gereja yang bersemangat luar biasa atau setia dan mengasihi, dibandingkan ketika mereka ada dalam masa kanak-kanak dahulu. Bila anggota jemaat dewasa jumlahnya cukup banyak yang masih begitu aktif dalam kegiatan gerejawi tentulah ini menjadi harapan pelayanan gereja. Kondisi di atas membuat banyak orang tua, membuat kita bertanya-tanya, “Mengapa Tuhan sepertinya membiarkan anakanak kami menjadi orang-orang yang berubah iman dan kasihnya” Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan......., Iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman Tuhan (Bandingkan Rm 10:17). Anggota keluarga kita tidak akan mengerti ataupun tidak akan tahu mengenai firmanNya jika kita tidak pernah membicarakan dan mengajarkannya. Ajarkan firmanNya berulang-ulang, kapan dan di mana saja kita berada. Setiap firman yang ditabur tidak akan jatuh dengan sia-sia (Yes 55:11). Kasih bukanlah sekedar slogan rohani. Kasih adalah gaya hidup kristiani. Kasih tidak bisa dilepaskan dari hidup kristiani. Seorang Kristen yang mau hidup Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [19] beriman sungguh-sungguh di hadapan Tuhan harus belajar untuk lebih mengasihi, termasuk mengasihi Allah. Salah satu cara belajar, termasuk belajar mengasihi adalah dengan mengulang berkali-kali apa yang kita pelajari. Mengulang bukan hanya membuat kita semakin ingat terhadap apa yang kita pelajari, tetapi membuat apa yang kita pelajari menjadi bagian dalam hidup kita. Saat kita belajar dan mengajarkan tentang mengasihi Allah (6:7), kita sendiri harus berulang-ulang belajar untuk mengasihiNya. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan........, Tuhan Allah tidak hanya memerintahkan kepada bangsa Israel jaman itu untuk melakukan firmanNya. Tetapi......., Tuhan juga menginginkan anakanakNya pada jaman ini untuk melakukan hal yang sama, yaitu mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan dan mengajarkannya pada keluarga maupun keturunan kita untuk melakukan hal yang sama. Sudahkah kita mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan dan mengajarkannya pada keluarga maupun keturunan kita. Atau jangan-jangan kita sebagai orang tua atau yang dituakan, masih sering senang dengan kebiasaan masing-masing. Kebiasaan menonton sinetron, kebiasaan belanja dan jalan-jalan, kebiasaan menonton sepakbola, kebiasaan mancing, kebiasaan bergosip dan “Ngrasani” serta kebiasaan-kebiasaan lain yang membuat kita menjadi asyik dengan kesenangan diri dan melupakan tanggungjawab kita kepada generasi penerus kita. Maukah kita menyediakan waktu lebih untuk bersama dengan anak-anak, menemani dan membimbing belajar, bersendagurau, dan membicarakan hal-hal baik bagi masa depan mereka. Semakin besar investasi kita untuk bersama-sama dengan anak dan keluarga pasti akan menghasilkan keluarga-keluarga yang mengasihi dan dikasihi Allah dengan berkat dan damai sejahtera. Hal ini merupakan warisan yang tak ternilai harganya, yang abadi dari generasi ke generasi dan menyenangkan Allah hingga ke dalam kekekalan. Jika suasana ini terwujud dalam kehidupan Keluarga Kristen Anggota Jemaat GKSBS, maka Masa Perayaan Hidup Berkeluarga Tahun 2014 akan menolong kita menemukan Keluarga Kristen Yang Utuh dan Tangguh. Lakukan firmanNya, praktekkan dalam hidup kita masing-masing. Ajarkan firman Tuhan kepada anggota keluarga kita berulang-ulang, kapan dan di mana saja kita berada. Amin. [YEP] Nas Pembimbing: Amsal 7: 1 – 3 Berita Anugerah: Matius 7: 24 – 25 Nas Persembahan: 1 Tesalonika 5: 18 Nyanyian: 1. PKJ 58 : 1,2,5 2. PKJ 14 3. KJ 451 : 1 – 2 4. PKJ 289:1,3,4 5. KJ 450 : 1 – 6. KJ 392 : 1 – 2 Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [20] AKTIVITAS BAPAK IBU/PASUTRI I. Games/Permainan : Mengenal suami/istri. Peserta dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok suami dan kelompok istri. Setiap peserta diberi kertas dan alat tulis. Pemimpin menanyakan kepada peserta pertanyaanpertanyaan berikut ini: 1. Apa makanan kesukaan suami/istri 2. Berapa nomor sepatu suami/istri 3. Apa warna baju kesukaan suami/istri 4. Siapa yang bangunnya lebih pagi, suami atau istri 5. Siapa yang lebih memperhatikan kesehatan anak, suami atau istri. 6. Siapa yang memperhatikan pendidikan/belajar anak dirumah, suami atau istri 7. Apa yang dilakukan suami/istri pada waktu marah. 8. Siapa yang lebih sering minta maaf ketika melakukan kesalahan, suami atau istri 9. Siapa yang lebih sering mengucapkan kalimat pujian, suami atau istri. 10. Siapa yang lebih sering memimpin doa sebelum dan sesudah bangun tidur, suami atau istri. peserta menuliskan jawabanya pada kertas yang telah dibagikan. Setelah selesai jawaban suami ditukar dengan jawaban istri untuk dicocokkan. Peserta yang paling banyak menjawab pertanyaan dengan benar diberi hadiah. II. Lomba: lomba kreativitas mengungkapkan kasih pada suami/istri. Setiap peserta diberi waktu 30 menit untuk membuat kreativitas ungkapan kasihnya kepada suami/istrinya, bisa puisi, lagu, lukisan/gambar, pantun, kalimat pujian, dll yang dibuatnya sendiri. Setelah itu masing-masing peserta (bila memungkinkan/bila tidak dipilih secara acak beberapa peserta saja) menunjukkan/menyampaikan hasil kreativitasnya. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [21] BAHAN RENUNGAN KELUARGA 3 BACAAN: EFESUS 5 : 33 PERNIKAHAN BAHAGIA “Seperti apakah pernikahan yang bahagia itu?”. Barangkali kita akan menjawab layaknya pendapat umum yang kerap kita jumpai bahwa pernikahan yang bahagia adalah pernikahan yang tidak pernah bertengkar, tidak pernah melakukan kesalahan, yang seia sekata, yang masing-masing merupakan pasangan yang sempurna, dan seterusnya. Atau kita malah akan menghubungkan kebahagiaan pernikahan dengan peristiwa pada saat dahulu melangsungkan peneguhan dan pemberkatan nikah digereja dan dilanjutkan dengan resepsi, dan itulah dan itulah kebahagiaan, kebahagiaan dikaitkan dengan hal yang menyenangkan. Dalam Buku “Women Spirit” Edisi Februari 2014, dikatakan: 1. Pernikahan yang bahagia bukanlah pernikahan tanpa konflik dan tanpa kesalahan, tetapi pernikahan yang siap untuk mengampuni jika yang lain melakukan kesalahan. Pernikahan tanpa konflik hanya akan kita jumpai di negeri dongeng. Dalam kehidupan nyata, kita dan pasangan bisa saja melakukan kesalahan yang memicu konflik. Yang penting adalah kita punya kepastian hati yang luas untuk siap mengampuni dalam kasih dan penghargaan. 2. Pernikahan yang bahagia bukanlah pasangan yang selalu seia sekata, sama kebiasaan, sama karakter, dan sama sifat, tetapi pernikahan yang mau saling melengkapi. Jangan pusatkan hidup ini pada perbedaan, sebab kita tidak mungkin sama dengan pasangan. Fokuslah untuk saling melengkapi kelemahan kita ditutup dengan kelebihan pasangan, sebaliknya kelebihan kita untuk menutupi kelemahan pasangan. Beda itu baik karena kita justru bisa saling melengkapi, saling mengasihi dan saling menghargai. 3. Pernikahan yang bahagia bukanlah pasangan yang sempurna, tetapi pernikahan yang dibangun dengan kasih. Tidak ada pernikahan yang sempurna. Dalam kehidupan nyata, kita justru mendapati ketidaksempurnaan pasangan kita. Tidak perlu menuntut pasangan kita menjadi sempurna seperti yang kita mau, sebab itu hal yang mustahil. Kita justru akan frustasi jika menuntut seperti itu. Terima pasangan kita apa adanya. Ada waktunya, ketidaksempurnaan pasangan kita justru akan lebih menyempurnakan pernikahan kita. Yang terpenting kita dan pasangan hidup di dalam kasih yang mau menerima apa adanya. Dalam Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014, kita, keluarga-keluarga GKSBS diajak untuk berefleksi dan sekaligus menjawab tema, Dicari: Keluarga yang Utuh dan Tangguh. Kita berharap dalam keluarga-keluarga GKSBS akan terus dibangun kesadaran bahwa relasi antara suami isteri memiliki tanggungjawab. “…….kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminy”. (Efesus 5:33b) Dalam buku Moment of Unity dikatakan: “Suami diciptakan Allah dengan kebutuhan dihormati, sementara isteri diciptakan Allah dengan kebutuhan untuk dikasihi”. Sangat penting bagi seorang isteri menghormati suami karena keberhargaan dan martabat seorang suami adalah ketika dihormati isterinya, demikian juga sebaliknya, kasih seorang suami juga sama pentingnya. Kasih suami akan menyempurnakan isteri dan penundukan isteri memaksimalkan suami. Apakah suami harus mengasihi dahulu baru akan dihormati isterinya. Atau sebaliknya, isteri menghormati suaminya dulu baru dikasihi suaminya. MENDAHULUI adalah pilihan terbaik. Suami mendahului mengasihi isteri dan Isteri mendahului menghormati suami. Akan lebih mudah Isteri menghormati suami yang mengasihinya dan sebaliknya juga akan mudah seorang suami mengasihi isteri yang menghormatinya. Hubungan yang baik ini akan berdampak kepada kebahagiaan dalam pernikahan Kristen. Pernikahan Kristen dengan penerimaan yang dilandasi kasih dan penghormatan. Sudahkah kita, mengalaminya? Mari Berusaha, Berusaha, dan Berusaha. Suami mengasihi isterinya dan Isteri menghormati suaminya untuk menuju Pernikahan Bahagia. Tuhan akan memberkati! [YEP] Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [22] BAHAN PA UMUM 3 Bacaan: Ulangan 6 : 4 – 7 INVESTASI BAGI MASA DEPAN 1. Pembukaan Pemandu PA membuka acara dengan memberi salam dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan tuan rumah menyediakan fasilitas dan peserta yang setia hadir. 2. Pujian Pembukaan Menyanyikan KJ 4:1, 4, 5. 3. Doa Pembukaan Pemandu PA meminta salah seorang peserta PA membuka dengan doa. 4. Pembacaan Alkitab Pemandu PA mengajak peserta untuk membuka Alkitab dari Ulangan 6 : 4 – 7 5. Pengantar Pemahaman Alkitab Pemandu PA membacakan pengantar PA dan setelah selesai memberi kesempatan kepada peserta apabila ada yang tidak dimengerti dari pengantar tersebut. Orang Israel menyebut Ulangan 6:4-7 sebagai syema. Syema merupakan perintah penting yang harus sungguh-sungguh diperhatikan. Kata syema berarti “mendengar dengan sungguhsungguh dan menaatinya”. Syema ini begitu penting, sehingga mereka menuliskannya dalam potongan-potongan kecil perkamen, lalu perkamen tersebut dimasukan ke dalam kotak kulit kecil yang disebut filakteria. Filakteria ini diikatkan di lengan kanan dan dahi saat seorang pria Israel berdoa pada pagi hari dan ditempelkan di tiang pintu rumah mereka. Itu adalah upaya mereka untuk mengasihi Allah. Kasih bukanlah sekedar slogan rohani. Kasih adalah gaya hidup. Kasih tidak bisa dilepaskan dari hidup kristiani saat ini. Seorang Kristen yang mau hidup beriman sungguh-sungguh di hadapan Tuhan harus belajar untuk lebih mengasihi, termasuk mengasihi Allah. Salah satu cara belajar, termasuk belajar mengasihi adalah dengan mengulang berkali-kali apa yang kita pelajari. Mengulang bukan hanya membuat kita semakin ingat terhadap apa yang kita pelajari, tetapi membuat apa yang kita pelajari menjadi bagian dalam hidup kita. Saat kita belajar dan mengajarkan tentang mengasihi Allah (6:7), kita sendiri harus berulang-ulang belajar untuk mengasihiNya. Cara kita hidup dan cara kita mempengaruhi keluarga kita adalah hal yang penting bagi setiap orang yang hidup di dalam Tuhan. Bila cara kita hidup hanya berpusat pada diri sendiri dan melayani diri sendiri, maka mungkin kita hanya akan mewarisi hal-hal yang bersifat materi saja bagi keluarga maupun keturunan kita. Tetapi jika cara hidup kita berpusat pada orang lain dan untuk menolong kebutuhan orang lain, maka kita akan mewarisi suatu peninggalan yang akan lebih bersifat tak ternilai. Terlebih lagi bila cara hidup kita menyelaraskan dengan cara pandang iman kita, maka yang akan kita warisi pasti sesuatu yang lebih bernilai dan abadi. Peninggalan terbesar yang bisa kita warisi adalah hidup yang berpusat pada Allah. Bahan Diskusi: a. Apakah saudara sebagai orang tua, pernah mengalami jengkel dan mengomel kepada anak karena mereka harus diperingatkan berulangkali? Ceritakan! b. Orang Israel menganggap perintah “mengasihi Allah” adalah “syema” artinya perintah penting! Apakah bagi saudara pengenalan terhadap Allah bagi anak-anak adalah “syema” atau perintah penting? Apa alasannya? Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [23] c. Allah melalui Musa memerintahkan agar belajar firmanNya yang akan membawa kebaikan itu dilakukan berulang-ulang. Berapa lama waktu yang saudara berikan untuk mendampingi anak-anak atau generasi penerus kita agar menjadi generasi yang berhasil? Apa kendala yang dihadapi? d. Di banyak tempat, yang menjadi hambatan anak untuk belajar dan membuat orang tua gagal untuk dapat mendampingi dan membimbing anak dalam belajar dalam segala hal adalah televisi. Pada jam belajar antara Jam 06.00 sampai 09.00 sering anak dan orang tua disibukkan dengan tontonan sinetron. Sinetron yang mengajarkan kekerasan, permusuhan dan hedonism atau pemenuhan atas kenikmatan duniawi semata. Beranikah saudara, demi masa depan anak dan generasi muda, mematikan televise lalu mendampingi mereka untuk meraih masa depan? Mohon diskusikan! [YEP] 6. Pujian dan Persembahan a. Pemandu PA mengajak peserta untuk memberikan persembahan kepada Tuhan dengan menaikan pujian PKJ 239: 1 b. Pemandu PA meminta kepada salah satu peserta untuk berdoa persembahan. 7. Doa syafaat Pemandu PA mengajak peserta PA berdoa syafaat untuk pokok doa sebagai berikut: a. Bersyukur untuk PA dalam rangka MPHB 2014 b. Berdoa agar diberi hikmat oleh Allah untuk mendidik anak demi mempersiapkan masa depan mereka. 8. Pujian penutup c. Pujian Penutup PKJ No 268 d. Doa Penutup, dapat dipimpin oleh tuan/nyoya rumah. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [24] BAHAN PA PEMUDA 3 Bacaan: Filipi 2 : 5 – 18 MENYEMBUHKAN KEDUNIAWIAN Sekarang ini, kaum muda yang memiliki pemahaman atas pengajaran yang diyakininya sebagai orang Kristen dan terwujud dalam kehidupannya sering dikeluhkan dan menjadi keprihatinan. Banyak kaum muda dewasa ini gaya hidupnya hanya mengikuti perkembangan jaman. Budaya instan, pengen cepat sukses, ketergantungan dengan HP, internet dan pergaulan bebas dan sebagainya. Hal ini membuat identitasnya sebagai keum muda Kristen tidak kelihatan. Lalu bagaimana dapat memulai agar kaum muda mengalami perubahan dan bertumbuh kearah yang lebih baik? Pertumbuhan dapat dimulai dari pertobatan diri kearah yang lebih baik. Pertobatan tersebut harus berlanjut terus dan menjadi komitmen serta diterapkan dalam disiplin sehari-hari seumur hidupnya. Tidak ada jalan pintas menuju kekudusan atau kesempurnaan. Tidak ada jalan yang mudah untuk mengalahkan keinginan keduniawian. Karakter Kristen adalah masalah pertumbuhan, bukan suatu rahasia atau rumusan. Pertumbuhan membutuhkan waktu. Hal itu juga membutuhkan disiplin dalam doa, dalam belajar, dalam mencari suara hati, dalam kepekaaan mencari pimpinan Roh Kudus dan dalam konsistensi ketaatan. Kita hidup dalam zaman serba instan, serba cepat dan mudah. Namun, tidak ada kedewasaan yang bisa dicapai dalam waktu yang relatif singkat. Hal itu harus selalu dimulai dengan kesadaran baru akan kelemahan kita dan ucapan syukur yang selalu baru setiap harinya akan kemurahan Allah yang tidak berkesudahan dan perasaan terbebas dari dosa senantiasa menuju hidup yang penuh kemenangan. Bahan Diskusi: 1. Baca Filipi 2:5-11. Apakah gambaran yang Paulus berikan tentang Yesus dalam pasal ini? Perubahan apa yang terjadi dalam hidup kita jika senantiasa meneladan kepada Dia? 2. Baca Filipi 2:12-18. Apakah arti pernyataan “kerjakan keselamatanmu?” Menurut saudara, mengapa kita harus melakukannya dengan “takut dan gentar”? 3. Apakah arti kata “tetaplah” dalam ayat 12? 4. Buatlah komitmen terhadap perilaku yang selama ini membuat kita tidak perduli dengan sesama dan lingkungan kita seperti terlalu bersemangat dengan smartphone, internet dan habi-hobi kita. Apa yang akan dilakukan? Renungan Pribadi (Dipimpin oleh Pemandu): Setelah menyelesaikan Pemahaman Alkitab (PA) dalam rangka Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS Tahun 2014, pusatkan perhatian pada hubungan kita dengan Yesus dan peran kita dalam dunia-Nya. Mari kita mengungkapkan kerinduan kita kepadaNya: Tuhan yang terkasih, buatlah kami generasi muda-Mu mengenali diri sendiri. Katakan padaku dalam hal apa aku telah mendukakan Engkau. Aku merasa pengaruh kehidupan dunia dalam diriku dan aku merasa malu dan lemah. Aku ingin menaati Engkau, namun dipihak lain, aku menyadari bahwa aku masih mendambakan apa yang ditawarkan dunia. Tuhan, buatlah aku mengalami damai-Mu. Ajarlah kepadaku untuk menyadari bahwa Engkau telah memilihku menjadi umat-Mu. Terima kasih atas berkat jasmani yang telah Engkau berikan padaku, tetapi mampukan aku untuk tidak terikat dengan benda-benda yang ada disekelilingku seperti Handphone, Komputer, Internet dan yang lainnya, agar aku benar-benar tidak memusingkan halhal tersebut, dan dapat menyesuaikan diri dalam segala hal baik untuk hidupku. Yang kuinginkan adalah memegang tangan-Mu dan berjalan disisi-Mu. Tunjukkan padaku bahwa dunia adalah kawan yang semu, buatlah aku tetap setia kepada-Mu. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [25] Ajarlah aku menjadi miskin dalam jiwa, penuh penyesalan akan dosa, lembut dalam hati serta menjadi lapar dan haus akan kebenaran. Engkau mengatakan bahwa aku adalah terang, tempatkanlah aku dimana aku dapat menjadi terang bagi sekelilingku. Engkau menginginkan agar aku menjadi garam; awetkanlah rasa asinku ini dan buatlah orang yang berjumpa denganku merasakannya. Terpujilah nama-Mu, Ya Tuhan, buatlah aku tetap terjaga dengan roh-Mu agar lenteraku tetap menyala pada saat Engkau, kekasihku, mempelai sorgawiku, datang menjemputku sebagai mempelai-Mu. Amin. [YEP] Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [26] KOTBAH MINGGU MPHB 2 NOVEMBER 2014 Bacaan: Matius 7: 12-14 MENDAHULUI BERBUAT BAIK Tujuan: Jemaat menghindari tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Jemaat yang di kasihi dan yang mengasihi Tuhan, Pada saat ini, kita sudah memasuki minggu yang keempat masa perayaan hidup berkeluarga, perayaan hidup berkeluarga dilakukan dalam rangka untuk mengingat kembali pentingnya keluarga dalam kehidupan kita. Setiap pribadi yang melangsungkan pernikahan pasti mengidamidamkan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tetapi dalam perjalanan membangun kehidupan berkeluarga ternyata tidak begitu mudah, banyak tantangan, ancaman dan godaan yang semuanya itu bisa menghancurkan kehidupan keluarga. Salah satu ancaman yang dapat menghancurkan kehidupan berkeluarga adalah Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jemaat yang dikasih Tuhan Ketika kita melihat berita di televisi, masalah kekerasan dalam rumah tangga menjadi berita yang sering ditayangkan. Dari kasus suami menganiaya istri, Istri membunuh suami sampai pelecehan seksual terhadap anggota keluarga. Walaupun undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga telah diberlakukan, tetapi tindakan kekerasan dalam rumah tangga masih saja terus berlangsung. Akibatnya tidak sedikit keluarga yang hancur berantakan, karena sang istri sudah tidak tahan menghadapi suami yang menjadi tukang tinju, suami tidak tahan terhadap perkataan istri yang sering menyakiti hati, sedangkan anak-anak menjadi tertekan dan tidak betah tinggal di rumah, dan masih banyak lagi. Lalu bagaimana dengan keluarga kita? keluarga Kristen? Apakah ada keluarga Kristen yang melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga? Semoga tidak ada, kalaupun ada harapannya hanya sedikit. Jemaat yang dikasihi Tuhan. Mengapa kekerasan dalam rumah tangga masih sering terjadi? Bahkan dikalangan keluarga kristenpun masih ada. Yang jelas ketika kita telusuri tentu banyak factor penyebabnya. Salah satu penyebabnya adalah karena salah satu pihak menempatkan orang lain dalam keluarganya sebagai obyek penderita, serta memposisikan diri lebih tinggi dari pada yang lainnya, memposisikan sebagai yang berkuasa untuk mengatur dan memerintah. Sehingga yang terjadi seseorang akan lebih mudah menuntut orang lain untuk berbuat seperti yang diinginkannya. Ketika hal ini tidak terjadi maka ia akan menjadi marah yang diwujudkan dengan kata-kata kasar ataupun tamparan. Lalu bagaimana cara mengatasinya supaya tidak tejadi kekerasan dalam rumah tangga kita? Salah satu hal yang bisa kita lakukan tentu saja melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan, Salah satunya dalam Matius 7: 12. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan Kitab para nabi”. Kalimat ini menjadi salah satu ajaran Tuhan Yesus yang diucapkan secara langsung kepada pendengarNya ketika Ia berkotbah di atas bukit. Dalam ayat ini kita diajar untuk tepa slira ( memakai diri sendiri sebagai ukuran) apa yang kita inginkan sebenarnya juga diinginkan oleh orang lain, apa yang kita harapkan sebenarnya juga diharapkan oleh orang lain. Misalnya dalam keluarga, kita ingin dihargai, disayangi, dikasihi, hal yang sama juga diingini oleh anggota keluarga yang lain. Ajaran Tuhan Yesus ini berisi hukum positif yang aktif, di mana seseorang diajar untuk tidak menuntut orang lain, tetapi sebaliknya diajar menuntut diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik kepada orang lain. Ketika hukum ini dilakukan, maka seseorang tidak akan egois dan tidak akan menempatkan orang lain sebagai obyek/ sebagai benda/ alat sebagai pemuas keinginanya, melainkan akan menempatkan manusia sebagai sesama yang harus dikasihi, menempatkan manusia sebagai manusia yang dijunjung tinggi nilai kemanusiaannya. Dengan hukum positif ini,sebenarnya kita diajar untuk bisa bersikap sabar dan mau mengendalikan diri serta menuntut diri sendiri untuk melayani orang lain. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [27] Coba kita kembali berefleksi dalam keluarga kita melalui ayat ini. Apa yang biasanya terjadi? Ya, diakui atau tidak sebenarnya kita lebih sering menuntut orang lain dalam keluarga kita untuk melayani diri kita walaupun hal itu tidak kita sadari, misalnya, mintanya dihargai tetapi tidak mau menghargai, mintanya diperhatikan, tetapi tidak mau memperhatikan, lebih suka dipahami dari pada memahami. Terkadang kita ingin menang sendiri dan kurang memahami perasaan orang lain, sehingga yang nampak adalah kepentingan kita, ego kita, sedangkan kepentingan orang lain kita abaikan. Mulai dari memposisikan diri lebih tinggi dan selalu menuntut anggota keluarga sebenarnya kekerasan dalam rumah tangga mudah terjadi. Hal ini dapat dilihat ketika orang tua memarahi anak bahkan memukul anak, seolah hal ini adalah wajar dan biasa, karena orang tua merasa lebih tinggi kedudukannya dan lebih benar dari pada anak. Begitu juga sebaliknya kalau orang tua mempunyai kesalahan, bahkan kesalahan yang fatal, anak dianggap tidak pantas memarahi orang tua, bisa kualat karena dianggap berani sama orang tua. Tetapi jaman ini, media massa mengisahkan peristiwa, banyak anak yang sudah mulai dewasa yang menentang bahkan menganiaya orang tua. Jemaat yang mengasihi Tuhan. Keluarga adalah karunia Tuhan. di dalam keluargalah sebenarnya pertama-tama kita dibentuk dan di dalam keluargalah kita mendapatkan kasih sayang yang sebenarnya. Kalau kita sakit, bahkan tidak bisa melakukan apa-apa yang merawat kita bukanlah orang lain tetapi keluarga. Kalau kita dalam keadaan susah keluargalah yang pertamatama menghibur kita. Ketika kita sukses, kita bisa bersenang-senang dengan orang lain, tetapi ketika kita bangkrut tidak punya apa-apa hanya keluargalah yang mau menerima kita apa adanya, dan ketika kita menjadi tua renta, kita hanya bisa bergantung dan mengandalkan keluarga. Keluarga itu penting bahkan sangat penting bagi hidup kita. Oleh karenanya melalaui perayaan hidup berkeluarga ini, kami mengajak untuk senantiasa membangun relasi yang baik antar anggota keluarga, dengan hidup saling mengasihi dan tidak saling menyakiti serta menghindarkan diri dari tindakan kekarasan dalam rumah tangga. Dengan demikian keluarga kita akan merasakan damai, keutuhan rumah tangga akan tetap terjaga. Untuk itu Mari kita menempatkan setiap anggota keluarga sebagai pribadi yang harus dilayani, sehingga dalam keluarga kita tercipta suasana saling melayani untuk kebaikan bersama. Mari kita berusaha melakukan ajaran Yesus dalam keluarga kita, selalu aktif mendahului dalam berbuat baik kepada anggota keluarga dan kepada sesama. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan Kitab para nabi”. Tuhan Yesus memberkati. Amin. [JN] Nas pembimbing Roma 12: 9-10 Berita Anugerah Matius 20: 28 Nas Persembahan Kisah Para Rasul 20:35 Nyanyian: 1. PKJ 004 2. PKJ 212 3. PKJ 129 4. PKJ 286 5. PKJ 271 6. PKJ 289 Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [28] RENUNGAN KELUARGA 4 Bacaan: I Korintus 13: 4-7 KASIH MENIADAKAN KEKERASAN “Di hadapan Tuhan Allah dan jemaatNya di sini, saya menyatakan memilihmu menjadi Istriku/suamiku karunia Tuhan. Saya berjanji setia dan senantiasa mengasihimu baik dalam keadaan suka maupun duka, sehat ataupun sakit, untung ataupun malang sampai maut memisahkan kita. Kiranya Tuhan memberkati keluarga kita. Amin” Demikianlah janji yang kita ucapkan ketika pernikahan kita diteguhkan dan diberkati dalam kebaktian pernikahan di gereja. Ketika janji ini senantiasa diingat, berusaha untuk ditepati dan dilakukan, maka keluarga kita akan dijauhkan dari keretakan dan kehancuran keluarga. Janji ini mengingatkan dan menyadarkan kita bahwa pasangan kita adalah karunia Allah. Untuk itu pasangan kita harus dijaga, dirawat, diperlakukan dengan baik. Dengan demikian kita juga menghargai sang pemberi karunia ini, yaitu Allah. Ketika kita menghormati dan menghargai pasangan hidup kita, itu berarti kita juga sudah berusaha mengasihi pasangan kita. Pada saat kita memasuki dan menapaki kehidupan berumah tangga, biasanya kita akan semakin mengenal pasangan kita, dengan semakin mengenal kita akan menyadari dan mengetahui bahwa pasangan kita (termasuk diri kita menurut pasangan kita) mempunyai kekurangan dan kelemahan. Kita tahu benar bahwa pasangan kita bukanlah seorang yang sempurna. Ketika kita tahu bahwa di dalam diri pasangan kita mempunyai kekurangan dan kelemahan, sebagai pasangan yang baik kita akan berusaha melengkapi ataupun menutupi kekurangannya dengan kelebihan kita, begitu pula sebaliknya, sehingga keluarga kita akan tercipta suasana saling melengkapi dan saling membutuhkan. Tetapi bila itu tidak terjadi, maka kita akan terjebak kepada sikap bosan kepada pasangan yang akhirnya juga mudah terjebak kepada sikap yang selalu menyalahkan dan selalu menuntut pasangan agar berbuat seperti yang kita inginkan. Bila kita perhatikan situasi kehidupan keluarga pada jaman ini semakin nampak dinamikanya, di mana persoalan hidup semakin kompleks. Persoalan kekerasan dalam rumah tangga salah satunya yang masih sering kita dengar dan kita lihat di televisi. Penganiayaan suami terhadap istri, istri membunuh suami, orang tua menganiaya anak, anak menganiaya orang tua, pelecehan pembantu rumah tangga, pembantu menelantarkan anak majikan, dst. Meskipun sudah lama disyahkan undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, tetapi kekerasan dalam keluarga masih saja tetap terjadi. Mengapa itu semua masih sering terjadi?, bahkan dikalangan keluarga Kristenpun juga masih ada.? Kalau itu terjadi di keluarga Kristen, salah satu penyebabnya adalah karena mereka lupa akan janji pernikahan yang pernah mereka ucapkan. Di dalam janji itu terkadung ajaran Tuhan tentang Kasih yang menjadi nilai utama di dalam Kekristenan. Ketika kasih sudah tidak ada lagi ditengah keluarga di mana anggota keluarga satu dengan yang lain sangat dekat secara fisik, sehingga gesekan benturan, perbedaan pandang sering terjadi, maka kebencian, dendam, kemarahan, egois, keangkuhan, ketidaksopanan, akan tumbuh di dalam keluarga itu. Salah satu pelampiasanya adalah tindakan Kekerasan dalam Rumah Tangga, apakah dengan memukul, tidak memberi nafkah, ataupun dengan kata-kata yang mengancam dan menyakiti hati, sehingga anggota keluarga yang lain merasakan ketakutan dan tertekan. Untuk itu supaya keluarga kita utuh dan tangguh wujudkanlah kasih ditengah keluarga. Dalam I Korintus 13: 4-7 rasul Paulus menjabarkan kasih dengan amat jelas. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih inilah yang diyakini oleh rasul Paulus sebagai pengikat sehingga keberadaan jemaat di korintus yang diambang perpecahan diharapkan bisa bersatu lagi. Begitu pula dalam keluarga Kristen, ketika kasih ini ada ditengah keluarga, maka akan ada sikap pengendalian diri, sehingga Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [29] setiap anggota keluarga tidak akan memperlakukan anggota keluarga yang lain senaknya sendiri, termasuk melakukan tindakan kekerasan terhadap yang lain. Di dalam kasih tidak ada kekerasan, tidak ada ketakutan yang ada adalah kelemah lembutan, kesabaran, penghargaan. Sebagai kakak akan melindungi adiknya, adik menyayangi kakaknya. Begitu pula hubungan antara anak dengan orang tua, seorang anak akan menghormati orang tuanya, demikian juga orang tua mencintai anakanaknya. Anak tidak akan marah dan menutut orang tuanya untuk membelikan ini dan itu ketika memahami bahwa orang tuanya menjadi orang tak punya. Malah dalam keberadaan orang tuanya yang tidak punya, keberadaan anak dapat menyemangati kehidupan orang tuanya dan kehadirannya juga dapat memperkokoh janji nikah orang tuanya, sehingga keutuhan keluarga tetap terjaga. Begitu pula sebagai pasangan suami istri, kita harus berusaha mengasihi pasangan kita dalam keadaan apapun, suka duka, sehat sakit, untung malang. Dengan mengasihi pasangan hidup, kita juga akan menjadi teladan bagi anak-anak dan saudara kita yang tinggal dirumah kita. Dengan begitu keluarga kita akan hidup dalam damai sejahtera dan nama Tuhan dipermuliakan. Oleh karena itu kenakanlah kasih di tengah keluarga, sehingga kekerasan dalam rumah tangga dapat kita hindari. Tuhan Yesus memberkati Amin. [JN] Pokok doa: Kehidupan keluarga supaya harmois dan jadi berkat Keberadaan anak-anak Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [30] PEMAHAMAN ALKITAB Kejadian 12:10-20 KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Tujuan: Peserta PA memahami kekerasan dalam Rumah tangga Peserta PA mengerti penyebab terjadinya KDRT Peserta PA dapat menghindari perbuatan KDRT Pengantar Disadari atau tidak, salah satu penyebab terjadinya perceraian atau kehancuran rumah tangga adalah adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psykolgi, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga ( Pasal 1:1). Adapun yang dimaksud dengan: a. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.(pasal 6) b. Kekerasan Psykis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psykis berat pada seseorang. ( Pasal 7 ) c. Kekerasan seksual adalah: 1. Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut. 2. Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu. (Pasal 8) d. Penelantaran rumah tangga: 1. Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan , atau pemeliharaan kepada orang tersebut. 2. Hal di atas ( ayat 1) juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah tangga sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut. ( Pasal 9) Hadirnya Undang-undang tentang Penghapusan kekerasan Dalam Rumah Tangga di tengah masyarakat dalam rangka sebagai landasan hukum untuk penghapusan dan pencegahan tindak kekerasan, disamping perlindungan korban, serta penindakan terhadap pelaku dengan upaya tetap menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga. Kasus Abram. Setelah Abram menanggapi panggilan Tuhan, pergi bersama Sara Istrinya dan Lot keponakannya, lalu mereka tinggal di negeb. Tetapi negri itu dilanda kelaparan yang sangat dasyat, sehingga mereka akhirnya memutuskan untuk mengungsi ke Mesir. Di Mesir Rumah tangga Abram diambang kehancuran, di mana Abram membiarkan istrinya Sarai diambil oleh Raja Firaun. Ada empat masalah yang dialami oleh Abram: 1. Masalah ekonomi, yaitu daerahnya dilanda kelaparan yang dasyat sehingga mereka merantau 2. Masalah keslamatan nyawa, Abram sebagai orang asing di Mesir dalam hal perlindungan sangat minim, apalagi dirinya memiliki Istri yang cantik parasnya. Sehingga Abram dihantui perasaan takut dibunuh oleh orang lain karena istrinya yang diinginkan orang lain. 3. Masalah komitmen dalam pernikahan, Abram dengan sadar menyangkal sarai sebagai Istrinya, dengan mengaku bahwa sarai adalah adiknya. Komitmen pernikahan Abram dipertanyakan. 4. Masalah KDRT, disadari atau tidak bila dikaitkan dengan situasi sekarang Abram telah melakukan tindakan KDRT, Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [31] Dalam situasi tersebut, apa yang dilakukan Allah? Allah tidak menginginkan kehancuran keluarga Abram, Apapun alasannya Allah tidak menghendaki penindasan ataupun kekerasan terhadap perempuan, dalam hal ini adalah sarai yang ditindas. Dalam budaya patriakhal yang sangat kuat pada waktu itu seorang perempuan biasanya hanya tunduk terhadap keputusan laki-laki, walupun itu terkadang menyakiti hatinya. Allah membebaskan Sarai, membebaskan keluarga Abram dari kehancuran, dengan menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun dan seisi istana. Sehingga Firaun menyuruh Abram dan istrinya pergi membawa segala kepunyaanya meninggalkan Mesir. Pertanyaan diskusi untuk pendalam Materi. 1. Menurut bapak/ibu/ Saudara apakah perbuatan Abram terhadap Sarai dapat dikatakan sebagai tindakan Kekerasan dalam Rumah Tangga? Kalau memang ya, bila dikaitkan dengan undang-undang KDRT , termasuk kekerasan yang mana? 2. Berefleksi dari tindakan Allah, Abram yang bersalah tetapi mengapa Allah menghukum Firaun dan seluruh isi istananya dengan tulah? Pelajaran apa yang kita peroleh? . 3. Dalam situasi sekarang ini, kekerasan jenis apa yang sering terjadi dalam keluarga ? 4. Secara umum apa yang menjadi penyebab KDRT ? dan bagaimana cara mencegah supaya tidak terjadi KDRT di keluarga kita? Catatan: Sebaiknya kutipan undang-undang KDRT di atas digandakan dan dibagikan kepada peserta PA. Nyanyian pembuka: PKJ 2 Nyanyian PKJ 288 Nyanyian PKJ 286 Nyanyian persembahan PKJ 147 Nyanyian kucinta keluarga Tuhan Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [32] PA PEMUDA Bacaan: 1 Korintus 15:33 PERGAULAN HIDUP MENENTUKAN MASA DEPAN Tujuan: 1. Peserta PA memahami dampak pergaulan. 2. Peserta PA dapat melakukan pergaulan yang baik. Pengantar “Kurang gaul” itulah kalimat yang ditujukan kepada pemuda remaja yang kelihatan dianggap ketinggalan jaman, ketinggalan berita ataupun tidak memahami trend jaman sekarang. Sementara itu ketika pemuda remaja bersikap yang aneh-aneh, meniru idola mereka, misalnya dengan mengecat rambut, ikut-ikutan gank motor ataupun ngepunk dianggap pemuda yang gaul. Bergaul adalah salah satu bagian dari kehidupan manusia untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan sesamanya, termasuk di dalamnya adalah pemuda remaja. Dengan bergaul pemuda remaja akan semakin banyak teman, dengan bergaul bertambah pula wawasan karena ada informasi yang bisa di dengar dari teman. Pemuda remaja dalam usia perkembangan jiwanya pada umumnya suka bergaul dengan teman sebayanya. Dalam pergaulan biasanya sering terjadi komunikasi yang saling mempengaruhi, walaupun terkadang hal ini kurang disadari. Terlebih lagi di usia muda, usia yang masih labil, usia dimana pemuda remaja masih mencari identitas yang jelas. Dalam usia muda, biasanya seseorang mulai ingin menunjukkan kedewasaannya, hal ini ditunjukan dengan sebuah sikap pemberontakan, kurang mau diatur baik oleh orang tuanya maupun oleh norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Jaman modern yang ditandai dengan berkembangnya alat komunikasi yang begitu cepat, sedikit banyak juga sangat mempengaruhi kehidupan pemuda remaja. Budaya barat yang cenderung bebas, film-film kekerasan, sex yang dianggap tabu oleh budaya timur, sekarang menjadi konsumsi yang mudah didapat oleh kalangan muda. Semuanya itu mudah diperoleh dan dilihat, baik melalui televisi ataupun internet. Dari pengaruh pergaulan dengan informasi yang tidak baik, akhirnya banyak membuat pemuda remaja jatuh pada pergaulan bebas. Dari masalah minuman keras, narkotika obat terlarang, sampai sex bebas banyak yang menjangkiti kehidupan pemuda remaja sekarang. Dulu seseorang hamil diluar nikah adalah aib yang sangat memalukan, tetapi pada saat ini, hamil di luar nikah sudah menjadi biasa. Lalu bagaimana dengan pemuda remaja Kristen? Disatu pihak kita bisa bangga terhadap pemuda remaja Kristen yang bisa bertahan, tidak terjerumus pada pergaulan bebas, tetap berusaha menjaga kekudusannya, tetapi dipihak lain kita cukup prihatin, karena pada saat ini tidak sedikit pemuda remaja Kristen yang jatuh pada pergaulan bebas karena pengaruh dari lingkungan luar gereja. Misalnya: ketika pemuda remaja selalu aktif dalam kegiatan gereja, dalam perilakunya dijauhkan dari hal-hal yang menyimpang, tetapi ketika sudah bergaul dengan pemuda remaja yang tidak jelas, banyak yang terjatuh pada hal-hal yang menyimpang. Melihat situasi jaman ini, di mana pergaulan begitu bebas terkhusus pergaulan pemuda remaja, maka firman Tuhan melalui Rasul Paulus sangat relevan bagi kita semua, “ Janganlah kamu sesat, pergaulan yang buruk, merusak kebiasaan yang baik” ( I Korintus 15: 33). Melalui Firman Tuhan pada saat ini, sebenarnya mengingatkan kepada kita, supaya kita tidak tersesat, tidak melakukan pergaulan yang buruk. Karena pergaulan buruk inilah yang sebenarnya merusak diri kita, merusak kebiasaan-kebiasaan baik yang ada di dalam diri kita, merusak masa depan kita. Untuk itu supaya hidup kita menjadi baik dan mempunyai masa depan yang baik, mari kita berusaha melakukan pergaulan yang baik. Tuhan Yesus memberkati. [JN] Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [33] Pertanyaan diskusi: 1. Apa yang bisa kita pahami dari nasihat Rasul Paulus dalam I Korintus 15:33? 2. Tuiskan pergaulan buruk apa yang ada disekitar kita. Bagaimana risikonya bila kita terjerumus di dalamnya. Dan bagaimana cara mengatasinya NO 01 Pergaulan buruk Resiko Cara mengatasinya 02 03 04 05 3. Bagaimana peran keluarga kita dalam mengatasai pergaulan bebas yang berkembang pada jaman ini? 4. Bacalah kasus Prihatin di bawah ini. Pelajaran apa yang kita peroleh dari kasus Prihatin tersebut? Study kasus: Sebut saja namanya Prihatin (bukan nama yang sesungguhnya) adalah pemudi Kristen berusia 18 tahun, pemudi ini memang aktif di gereja, dirinya juga sudah mengikuti katekisasi dan sudah sidi. Pergaulan pemudi ini cukup luas, tidak hanya ruang lingkup gereja. Pada usia tersebut dirinya mempunyai teman dekat (kekasih) pemuda lain non Kristen. Karena pergaulannya tidak terkendali alias bebas, akhirnya dirinya mengalami hamil diluar nikah. Akibat dari kehamilannya, maka Prihatin sebagai perempuan, posisinya lemah. Ia terpaksa berhenti studinya, meninggalkan imannya yang ia yakini selama ini karena harus menikah secara non Kristen. Prihatin menikah dalam usia dini yang tidak dipersiapkan dengan matang, baik fisik, mental maupun social. Prihatin sudah kehilangan” masa mudanya”, kehilangan cita-citanya karena terhenti pendidikkannya, serta kehilangan keslamatannya. Pada usia yang masih relative muda sudah mempunyai beban, tanggung jawab yang besar. Dalam usia yang relative muda dipaksa dan terpaksa menjadi seorang ibu, merawat seorang anak yang sebenarnya tidak ia kehendaki. Prihatin masa depannya menjadi suram (masih untung pacarnya mau bertanggungjawab, kalau tidak tentu bertambah repot). Prihatin-prihatin hidupmu kok jadi memprihatinkan. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [34] AKTIVITAS KELUARGA A. Lomba-lomba 1. Lomba bakiak antar anggota keluarga Dengan satu pasang bakiak untuk empat orang anggota keluarga. Panitia mempersiapkan bakiak empat pasang. 2. Lomba joget balon terdiri suami Istri dan anak antar keluarga. 3. Lomba vocal group antar keluarga, ( minimal 3 orang ) 4. Lomba memasak nasi goreng antar anggota keluarga. Satu tim terdiri dari empat anggota keluarga Waktu memasak dibatasi 10 menit. Bahan memasak yang menentukan panitia. Yang dinilai kekompakan pembagian tugas, ketepatan waktu dan penyajian serta rasa. B. Pembinaan 1. Pembinaan Management ekonomi rumah tangga bagi keluarga muda (Di bawah 5 tahun usia pernikahan). 2. Pembinaan kesehatan lingkungan rumah. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [35] KOTBAH MINGGU, 9 NOVEMBER 2014 Bacaan : Keluaran 2:1-10 WUJUDKAN KELUARGA UTUH DAN TANGGUH? Tujuan: 1. Jemaat semakin memahami pentingnya kesehatian dan kerjasama dalam mewujudkan keutuhan keluarga. 2. Jemaat terdorong untuk meningkatkan kesehatian dan kerjasama demi keutuhan keluarga. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Siapakah yang tidak mengenal nabi Musa? Nabi Musa dikenal sebagai nabi terkemuka oleh tiga agama besar di dunia. Orang Yahudi, umat Muslim dan orang kristen menjadikan nabi Musa sebagai tokoh penting yang dikisahkan dalam kitab suci mereka. Pada penutupan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga (MPHB) 2014 ini kita akan melihat dengan seksama tentang profil keluarga Musa. Musa berasal dari suku Lewi. Ia adalah anak dari pasangan suami isteri bernama Amram dan Yokhebed. Kakak Musa bernama Harun dan Miryam (Keluaran 6:19, Keluaran 15:20). Ketika keturunan Yakub di Mesir semakin banyak dan tak terbilang jumlahnya dan muncul raja baru di Mesir yang tidak mengenal sejarah tentang Yusuf, maka dimulailah kekejaman terhadap orang Ibrani (Israel). Laki-laki Ibrani dijadikan pekerja rodi dan memahitkan hidup mereka. Bahkan raja Mesir memerintahkan agar setiap bayi laki-laki orang Ibrani dibunuh dan dibuang ke sungai Nil. Pada saat itulah, bayi Musa dilahirkan. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Kelahiran seorang bayi laki-laki tentu peristiwa menyukacitakan. Tetapi ketika bayi Musa lahir, sukacita dirasakan bersamaan dengan dukacita dialami oleh pasangan suami isteri Amram dan Yokhebed. Tentu saja situasi ini juga dirasakan oleh dua kakak Musa yang bernama Harun dan Miryam. Mereka senang dengan kehadiran bayi Musa tetapi sekaligus bersedih hati karena nasib tragis yang dibayangkan akan dialami bayi Musa. Firaun telah memerintahkan kepada seluruh rakyat Mesir agar setiap bayi laki-laki dari kaum Ibrani dilemparkan ke dalam sungai Nil. Tetapi segala anak perempuan dibiarkan tetap hidup (Keluaran 1:22). Tetapi cinta kasih mengalahkan rasa takut. Keluarga ini menjadi tim yang kompak untuk menyelamatkan bayi Musa dari kematian. Tiga bulan lamanya keluarga Amram memelihara dan merawat bayi Musa di rumah. Rasa sayang di hati mereka semakin hari semakin besar. Tetapi mereka tidak bisa menyembunyikan rahasia ini semakin lama. Barangkali, ada tetangga yang tahu dan membocorkan rahasia. Bukankah berita kelahiran susah untuk ditutuptutupi? Tetapi Alkitab tidak menceritakan hal ini. Kita hanya mendapatkan informasi bahwa keluarga ini tidak bisa menyembunyiikan bayi Musa lebih lama lagi (Keluaran 2:3). Sebab itu, dibuatlah oleh orang tua Musa sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter sehingga mirip seperti perahu kecil berbentuk kotak. Ditaruhlah bayi Musa di dalamnya dan diapungkan ke tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil beberapa saat sebelum puteri Firaun mandi di sungai itu. Sementara, kakak Musa yang bernama Miryam berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan Musa. Karena kasih karunia Allah, puteri Firaun melihat perahu kecil berbentuk kotak itu dan menyuruh dayang-dayangnya untuk mengambilnya bagi dia. Sesudah dibuka, terlihatlah bayi itu sedang menangis dan menimbulkan rasa iba di hati puteri Firaun. “tentulah bayi ini adalah bayi orang Ibrani” katanya. Melihat kesempatan emas ini, datanglah Miryam kepada puteri Firaun dan bertanya, “akankah kupanggilkan bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?” Dan usul Miryam diterima dengan baik. Maka selamatlah bayi Musa dari kematian. Ibu Musa kembali merawat bayi Musa sampai beranjak besar dan mendapatkan upah dan fasilitas dari puteri Firaun. Ketika Musa Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [36] telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun dan diangkat menjadi anaknya. Puteri Firaun memberikan nama MUSA kepadanya dengan alasan, “karena aku telah menariknya dari air”. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Kekompakan dalam keluarga sangatlah penting bagi terciptanya keutuhan keluarga. Masingmasing anggota keluarga mengetahui dan mengambil peran masing-masing demi keselamatan dan kebahagiaan anggota keluarga. Keluarga adalah tempat yang paling penting dalam pembentukan watak, wahana / tempat untuk saling melindungi sesama anggota keluarga, setiap anggotanya mengupayakan kebaikan anggota lainnya. Hal ini sungguh-sungguh terjadi dan dihayati dalam keluarga Amram. Persoalan yang menerpa keluarga dicarikan solusi bersama-sama dan dirembug oleh orangtua dan anak dan setiap peran diabdikan bagi kepentingan dan kesejahteraan bersama. Amram, Yokhebed, Miryam dan Harun bekerjasama menyelamatkan Musa dari malapetaka. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,... Peran yang ditunjukkan setiap anggota keluarga tentu saja tidak boleh diartikan sebagai prestasi keluarga saja. Ada peran Tangan Tak Terlihat (invisible hand) yakni Allah yang menyelamatkan. Allah mengabulkan doa dan harapan keluarga Amram dengan menaruh rasa belas kasihan di hati puteri Firaun. Allah adalah aktor utama karya penyelamatan bayi Musa. Dengan demikian, saudara-saudariku, ada peran masing-masing anggota keluarga dan ada peran Allah yang bekerjasama mewujudkan harapan dan cita-cita setiap keluarga. Sisi iman dan pengharapan segenap anggota keluarga Amram begitu menonjol dan diekspresikan dalam karya penyelamatan. Keluarga Amran yakin bahwa tindakan mereka tidak akan sia-sia. Mereka memiliki pengharapan kepada Allah. Dan Allah meneguhkan usaha dari pihak insani dengan cara-Nya yang ajaib. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Pada masa kini, persoalan dalam keluarga begitu kompleks (banyak). Dari persoalan ekonomi, komunikasi, manajemen waktu, bahaya teknologi informasi, budaya konsumerisme, bahaya pengaruh buruk dari lingkungan pergaulan, kejahatan terorganisir yang mengancam keutuhan keluarga, sikap egois dan individualistis dapat mengikis pondasi bangunan keluarga. Dalam konteks yang sedemikian rupa, apakah yang harus dilakukan oleh segenap anggota keluarga? Pertama, setiap keluarga harus memiliki pengharapan kepada Allah. Setiap keluarga harus memiliki cita-cita yang diserahkan kepada Allah. Dalam segala keadaan, Allah harus disertakan dan dijadikan tumpuan harapan. Selalu ada jalan keluar bila bersama Tuhan. Kedua, setiap keluarga harus menjadi tim yang kuat. Bekerjasama mengatasi persoalan keluarga. Masing-masing mengambil peran demi kesejahteraan bersama dan menjauhkan sikap egois masing-masing untuk keberlangsungan dan keutuhan keluarga. Ketiga, keluarga kristen harus meningkatkan komunikasi antar anggota keluarga. Komunikasi yang baik tidak terjadi dengan sendirinya. Harus sengaja dibangun oleh segenap anggota keluarga. Komunikasi membutuhkan penerimaan satu sama lain, penghargaan satu dengan lainnya dan keterbukaan semua anggota keluarga. Komunikasi dibangun dengan cara mendengar dan berbicara, berbicara dan mendengar dari hati ke hati. Keempat, setiap anggota keluarga menempatkan keutuhan keluarga sebagai prioritas. Dengan demikian, kesanggupan untuk menerima satu sama lain, saling mengampuni, saling menopang dan menguatkan menjadi nilai-nilai dalam keluarga. Jangan karena perbedaan pendapat kemudian berselisih. Jangan karena kesalahan kecil maka hubungan anggota keluarga menjadi rusak. Keluarga merupakan komunitas di mana Allah harus dipermuliakan. Keluarga adalah alamat bagi setiap kita untuk pulang dan menikmati berkat-berkat yang Tuhan sudah berikan. Bila keluarga kuat, maka masyarakat menjadi kuat. Bila keluarga sejahtera, maka masyarakat menjadi sejahtera. Saudara dan saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [37] Keluarga Amram di mana Musa menghayati masa kecilnya, telah menjadi contoh yang luar biasa bagi kita. Ayah, ibu, kakak perempuan dan kakak laki-laki mengambil peran pentingnya bagi keutuhan keluarga. Sifat egois jauh dari hati mereka. Mereka masing-masing mengusahakan citacita bersama dapat terwujud. Persoalan yang dihadapi keluarga harus dihadapi bersama-sama. Ada kekuatan besar dalam kebersamaan. Ada kekuatan dahsyat ketika keutuhan, kesehatian dan kesatuan keluarga dijadikan senjata untuk memerangi setiap persoalan yang diperhadapkan pada keluarga kita. Mari kita wujudnyatakan! Tuhan memberkati. Amin. (BNH) Nas Pembimbing: Yohanes 15:9-12 Berita Anugerah: Lukas 12:6-7 Nas Dasar Persembahan: Mazmur 22: 26-27 Lagu-Lagu yang relevan: 1. PKJ 2 2. KP. Suplemen 178:1-3 3. PKJ 120:1-3. 4. PKJ 123/ PKJ 288:1-4. 5. PKJ 289:1-4/KJ 451:1-2 6. KJ 440:1-3. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [38] LITURGI IBADAH PENUTUPAN MPHB 2014 Keterangan : Lit 1= Liturgos 1; Lit 2= Liturgos 2 [Pengkotbah]; J= Jemaat; Bpk= Bapak-Bapak; Ibu= Ibu-ibu; An= Anak- anak, remaja dan pemuda; Bers= Bersama-sama. 1. Persiapan Ibadah Majelis Jemaat mempersiapkan diri di ruang konsistori, Jemaat berdoa pribadi Seorang Penatua (Liturgos 1) memasuki ruang ibadah dan memimpin doa pembukaan. Jemaat berdiri, Liturgos 1 memimpin Nyanyian pembukaan dari PKJ 2 (2X) Prosesi Majelis Jemaat memasuki ruang ibadah. Sebelum menyerahkan Alkitab, pembawa Alkitab menyalakan lilin yang ada di meja altar. Pembawa Alkitab, pengkotbah (Liturgos 2) dan Majelis Jemaat berdiri di depan kursi Majelis Jemaat. 2 Votum dalam Litani Mazmur Lit 1 : Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi. Bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali ! Jmt : Nyanyikanlah bagiNya nyanyian baru. Petiklah kecapi baik-baik dengan soraksorai ! Bpk : Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakanNya dengan kesetiaan. Ibu : Ia senang kepada keadilan dan hukum. Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan. Anak Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong kita dan perisai kita. Bers : Kasih setiaMu ya Tuhan, kiranya menyertai kami, karena kami berharap kepadaMu. Lit 1 : Membacakan Yohanes 15:9-12. (Diakhiri “demikianlah firman Tuhan. Amin.”) 3 Nyanyian Pujian Lit 1 : Mengajak jemaat menyanyikan KP. Suplemen 178:1-3 “Ya Yesus T’rang dan Kuat Kami" Ya Yesus trang dan kuat kami. Brikanlah, brikanlah apiMu. Masuklah dalam hati kami. Brikanlah, brikanlah apiMu. Supaya oleh api itu, hati yang dingin dinyalakan. Kasih yang mati dihidupkan. Brikanlah, brikanlah apiMu. Ya, Roh Suci yang menghiburkan. Curahkan, curahkan berkatMu. Kami pun sangat membutuhkan. Curahkan, curahkan berkatMu. Supaya kami brani maju, karna Kau tetap besertaku. Arahkanlah jalan hidupku. Curahkan, curahkan berkatMu. Ya Roh Suci yang membangkitkan. Turunkan, turunkan kuasaMu. Bangkitkan kasihku yang padam. Turunkan, turunkan kuasaMu. Agar ku sanggup menyaksikan kasihMu yang tak terkirakan. Sehingga masyurlah namaMu. Turunkan, turunkan kuasaMu. 4 Litani Mazmur Lit 1 : Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu. Puji-pujian kepadaNya tetap di dalam mulutku. Bpk : Karena Tuhan jiwaku bermegah. Biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Lit 1 : Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan aku. Marilah kita bersama-sama memasyurkan namaNya ! Ibu : Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku. Dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [39] Anak : Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu !! Berbahagialah orang yang berlindung padaNya ! 5 Berita Anugerah Lit 1 : (Membacakan Lukas 12:6-7) (Diakhiri “demikianlah firman Tuhan. Amin.”). 6 Nyanyian Peneguhan [jemaat berdiri] Lit 1 : (Mengajak jemaat berdiri dan memuji Tuhan dari PKJ 120:1-3.) (Liturgos 2 /pengkotbah berjalan menuju mimbar untuk memimpin liturgi) 7 Salam Lit 2 : Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita menyertai engkau ! (1 Tim 1:2) J : Dan menyertai engkau juga. 8 Pelayanan Firman Doa Epiklese Pembacaan Akitab : Keluaran 2:1-10 Nyanyian Jemaat menyambut firman : KJ 50a : 1. Kotbah Nyanyian Responsoria : PKJ 123 2X atau dari PKJ 288:1-4. Safaat 9 Persembahan Minggu Dkn 1 : (membacakan Mazmur 22: 26-27 dan memandu nyanyian persembahan dari PKJ 289:1-4 atau dari KJ 451:1-2) J : (memberikan persembahan sambil bernyanyi) Dkn 1 : (Memimpin Doa Persembahan dan Doa Bapa Kami) (jemaat duduk) 10 Pengakuan Iman Rasuli 11 Pengutusan dan Berkat Lit 2 : Pergilah dalam damai sejahtera, jadilah saksi di manapun engkau berada. Arahkan hatimu kepada Tuhan dan terimalah berkat Tuhan : “Allah sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu. Dialah yang empunya kerajaan, dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” J : (menyanyikan amin-amin-amin) 5 . 6 . / 5 . 6 . / 5 . 4 . / 3 . . 0 // A-min A-min A - min (prosesi serah terima Alkitab, Lit 2 kembali duduk di kursi Majelis Jemaat) 12 Warta Jemaat [oleh diaken 2] 13 Doa Pribadi 14 Nyanyian Penutup [jemaat berdiri] Lit 1 : (mengajak jemaat berdiri), menyanyikan Nyanyian Penutup KJ 440:1-3. J : menyanyikan KJ 440:1-3. Prosesi Majelis Jemaat menuju ruang konsistori. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [40] Aktivitas keluarga: “PERJAMUAN KASIH” Dasar 1. Makan bersama adalah bagian dalam membangun kebersamaan dalam masyarakat. 2. Makan bersama ini biasa dilakukan dalam masyarakat dengan cara setiap anggota keluarga membawa takir (makanan dan lauk pauk dalam takir, kotak, besek). 3. Dalam acara makan bersama setiap pribadi memainkan peran melayani satu dengan yang lain, penghormatan dengan mendahulukan yang lebih tua dan anak-anak. 4. Melalui makan bersama terdapat nilai kegembiraan, sukarela, melayani, menghormati yang lebih tua dan yang anak-anak. Tugas Majelis 1. Menyampaikan rencana pelaksanaan perjamuan kasih setelah ibadah penutupan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga (MPHB) melalui warta jemaat maupun melalui kelompok PA. 2. Semua keluarga jemaat membawa “takiran” (nasi, sayur, lauk pauk, makanan dalam bungkus daun, kotak atau besek) sejumlah anggota keluarga ditambah satu atau dua bungkus. 3. Menetapkan panitia pelaksana perjamuan kasih dikoordinir oleh Diaken. 4. Mempersiapkan anggaran untuk menunjang pelaksanaan perjamuan kasih. Tugas Panitia Perjamuan Kasih 1. Mempersiapkan meja pengaturan penerimaan “takir” dari warga jemaat 2. Mempersiapkan nasi, sayur dan lauk secukupnya untuk antisipasi jemaat yang tidak membawa “takir”. 3. Mempersiapkan air minum, teh atau kopi 4. Mengorganisir sukarelawan untuk berpartisipasi membantu panitia agar semua orang dapat menemukan kegembiraan hidup bersama. *** Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [41] BIODATA PENULIS Pdt. Dr. Bambang Nugroho Hadi, M.Th Lahir di Kotabumi, 7 November 1974. Melayani sebagai Pendeta di GKSBS Mawar Saron, Seputih Raman, Lampung Tengah dan menjadi Puket III sekaligus dosen di STT Syalom Lampung. Hobbynya mendaki gunung dan travelling. Menikah dengan Lilik Nurharyani, S.Sos., dikarunia dua orang anak bernama Gita dan Gracia. Di Sinode GKSBS ia dipercaya sebagai Kepala Departemen Capacity Building. Studi teologi ditempuh di Fakultas Teologi UKDW Jogja, STT Jaffray Jakarta dan STT Syalom Lampung. Ia menulis buku berjudul Dialog Kristen-Islam Menuju Indonesia Damai, diterbitkan oleh Penerbit Smart Writing, Jogja, th 2013. Bersama dengan SC Diakonia Ikut menulis buku “Pelatihan dan Pengembangan Diakonia Gereja yang Transformatif dan Kontekstual (Sebuah Modul)” Disunting oleh Team SC Diakonia, nomor yang bisa dihubungi HP 081369531414 Pdt. A.T. Hariyanto, S.Pd., M.Div. Lahir di Gedung Wani Timur, Sukadana tanggal 29 Oktober 1974. Melayani sebagai Pendeta di GKSBS Seputihjaya, klasis Bandarjaya, Lampung Tengah sejak tahun 2007. Menikah dengan Ns. Esti Budi Handayani, S.Kep., dikaruniai 2 orang putri; Menyelesaikan study theology di STT Bandung tahun 2003 dengan tesis berjudul: “Kelompok Kecil sebagai metode pelaksanaan Amanat Agung Kristus” pernah menulis buku pegangan siswa Sekolah Alkitab Malam Pelita Lampung berjudul “Dinamika Kelompok Kecil”. Penulis pernah melayani sebagai Staff Perkantas Lampung tahun 1995-2004; menjadi Kepala Sekolah SAM Pelita Bandar Lampung tahun 2005-2006; Dosen Agama Kristen Universitas Lampung tahun 1996 s.d. sekarang. Di sinode GKSBS diberi tanggungjawab sebagai Ketua Departemen Pengembangan Identitas Pluralitas. Nomor HP. 081368045970. Pdt Joko Nawanto, S.Th. Lahir di Yogyakarta, tanggal 28 September 1973, melayani sebagai Pendeta di GKSBS Tirta Kencana, sejak tanggal 27 Juni 2002. Alamat sekarang Tirta Makmur RK 2, Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Barat, Lampung. Motto hidupnya adalah “Diberkati untuk menjadi berkat bagi banyak orang” Sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Menyelesaikan studi theology di STAK Marturia Yogyakarta. Disinode GKSBS menjadi Anggota Departemen Pengembangan Identitas Pluralitas. Di Klasis dipercaya menjadi Anggota BPK Klasis Tulang Bawang dan PJS ketua MPK calon Klasis Tulang Bawang Barat. Pdt. Yohanes Eko Prasetyo, S.Sos.,S.Si Lahir di Bumiemas, Batanghari, Lampung Timur 11 Maret 1971. Melayani sebagai Pendeta di GKSBS Bauh Gunungsari, Sekampung Udik, Lampung Timur sejak 26 Juli 2008. Menikah dengan Kristia Fatma. Menyelesaikan Studi Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polotik (FISIP) Universitas Lampung Tahun 1998 dan Studi Teologi pada Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Tahun 2007 dengan Judul Skripsi: Keterlibatan Pendeta dalam Partai Politik, Suatu Tinjauan Etika Profesi Kependetaan. Pernah melayani sebagai Staf Pelayanan Mahasiswa Perkantas Lampung Tahun 1998-2002. Mengajar Agama Kristen di Universitas Lampung Tahun 1998-2002 dan 2009 – Sekarang. Anggota Majelis Pekerja Sinode GKSBS 2009-2010 dan 2010-2015. Sekretaaris Departemen Pengembangan Identitas dalam Pluralitas Sinode GKSBS. Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [42] Materi Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2014 [43]