PEMANFAATAN MEDIA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENUNJANG PROFESIONALISME MENGAJAR GURU DI SMK SAKTI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN Zul Anwar dan Hastuti Diah Ikawati (Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan FIP IKIP Mataram) Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana pengelolaan perpustakaan sekolah di SMK Sakti Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen; (2) peranan perpustakaan sekolah dalam menunjang profesionalisme mengajar guru di SMK Sakti Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen; (3) kendalakendala yang dihadapi dalam pelaksanaan perpustakaan sekolah di SMK Sakti Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif naturalistik. Data diperoleh dengan observasi aktif, wawancara dan dokumentasi. Sumber data meliputi (1) pemberi informasi seperti; petugas perpustakaan, kepala sekolah dan guru (2) peristiwa atau aktifitas di perpustakaan sekolah dan proses belajar mengajar, dan (3) dokumen yang terkait dengan perpustakaan sekolah SMK Sakti. Untuk menjamin keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; (1) Perpustakaan yang ada sudah dapat menunjang proses belajar mengajar. Standar sistem pelayanan yang diterapkan di perpustakaan sekolah SMK Sakti Gemolong telah sesuai dengan prosedur umum pelayanan; (2) Peranan media perpustakaan sekolah di SMK Sakti Gemolong dalam menunjang profesionalisme mengajar guru cukup baik hal ini terlihat dari pemanfaatan perpustakaan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, ketersediaan buku sumber yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan pembentukan profesionalisme guru; (3) Masih kurangnya tenaga perpustakaan yang profesional, anggaran yang tersedia belum mencukupi bila dibandingkan dengan jumlah buku yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan dalam hal pengelolaan perpustakaan bagi pihak sekolah dan petugas perpustakaan supaya perpustakaan yang sudah ada dikelola secara lebih baik lagi sehingga lebih berdaya guna dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh guru dan siswa. Kata Kunci: Media Perpustakaan, Sekolah, Profesionalisme, Guru. PENDAHULUAN Salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah tersedianya buku sumber yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi guru. Pengadaan buku pustaka perlu diarahkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran serta memenuhi kebutuhan peserta didik dan guru akan materi pembelajaran, (Mulyasa 2004). Perpustakaan memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan dimana perpustakaan menyimpan banyak informasi yang dibutuhkan. Perpustakaan merupakan salah satu tiang penyangga kokohnya Sistem Pendidikan Nasional, tanpa adanya perpustakaan maka dalam rangka pembangunan dibidang pendidikan tidak akan tercapai sebagaimana mestinya. Guru dan lembaga pendidikan berfungsi sebagai agen perubahan atau “agent of change”, dalam arti anak-anak yang telah berhasil dari studinya diharapkan nantinya akan ada perubahan dalam dirinya, pengetahuan, wawasan dan keterampilannya serta mampu untuk melakukan perubahan ditengah masyarakat yaitu membawa masyarakat kearah kehidupan yang lebih baik, karena inti dari proses Halaman | 1 pendidikan adalah terjadinya perubahan dalam diri peserta didik untuk menjadi lebih baik. Guru mempunyai peran dan kedudukan kunci dalam keseluruhan proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya. Sehubungan dengan ini, G.F. Moody dalam M. Surya (1993) menulis sebagai berikut: ...The succes of organized society depends largely upon the teacher. She must be conscius that she is performing the highest type of service to society and that her profession must be on as high a level as that of any other. A teacher’s personality plays a most important part in her teacing success. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa guru merupakan faktor utama keberhasilan siswa dalam belajar. Guru wajib menguasai dan mengembangkan metode pengajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, sebab semakin baik metode, maka semakin efektif dalam pencapaian tujuan. Guru yang baik adalah guru yang mampu memilih metode yang paling serasi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dalam pelaksanaan pembahasan materi tertentu guru akan menentukan satu atau lebih metode. Penggunaan media dalam hal ini adalah perpustakaan dan metode dalam pembelajaran yang merupakan tindakan-tindakan terstruktur yang diambil oleh guru dalam mengajar mulai dari persiapan awal mengajar misalnya, memberi motivasi kepada anak didik terhadap materi yang akan disampaikan sehingga anak merasa termotivasi untuk belajar sampai pada kegiatan akhir yaitu melakukan evaluasi atau penutup, langkah-langkah yang diambil guru dalam menentukan media dan metode ini akan menentukan tingkat keefektifan dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, karena keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran ini dapat dilihat secara langsung oleh guru, tentang sejauh mana siswa dapat mengikuti dan menerima materi pelajaran yang telah disampaikan. Berdasarkan survai awal yang peneliti lakukan, di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) telah tersedia berbagai fasilitas dan sarana yang mendukung bagi kelancaran proses belajar mengajar diantaranya, lab komputer (ruang multi media), laboratorium, perpustakaan dan sebagainya. Secara realita perpustakaan sekolah tidak banyak diminati oleh guru, dengan hanya memiliki sebuah buku paket yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, guru sudah merasa cukup dan tidak memerlukan referensi lain dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran yang dia ajarkan sekaligus sebagai penunjang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. METODE PENELITIAN Sesuai dengan masalah yang dikaji daiam penelitian ini, penulis melakukan pendekatan dengan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adaiah "Jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifiksi lainnya" (Strauss and Corbin dalam Basrowi , 2002:1). Selanjutnya Bogdan dan Taylor dalam Basrowi (2002:1) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adaiah " Halaman | 2 Salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati". Penggunakaan metode ini disebabkan karena: (1) untuk memberikan batasan latar; (2) penelitian ini bermaksud mengkaji secara mendalam dan komprehensif tentang peranan media perpustakaan sekolah dalam menunjang profesionalisme mengajar guru dan (3) untuk mempermudah perhatian penulis pada masalah-masalah yang diteliti. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:197): 1. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung 2. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik 3. Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil 4. Penelitian kualitatif sifatnya induktif 5. Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini penulis dapat mengkaji secara murni dan alamiah bagaimana peranan perpustakaan sekolah sebagai sarana atau media dalam menunjang profesionalisme guru dalam mengajar di SMK Sakti Gemolong. Sumber data adalah “Subyek darimana data diperolah apabila peneliti menggunakan kuesioner, wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber data disebut peresponden atau yang menjawab pertanyaan peneliti baik pertanyaan terurai atau lisan" (Arikunto, 2002:107). Sedangkan Lopand dalam Moleong (2002:106) menjelaskan bahwa sumber data utama penelitian kulitatif ialah " katakata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-laian". petugas perpustakaan, kepala sekolah dan guru Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah: 1. Narasumber atau responden yang terkait dengan masalah yang diangkat seperti: a. Petugas perpustakaan, karena dialah selaku pelaksana dan paling tahu tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan perpustakaan b. Kepala Sekolah, karena yang memimpin sekolah tersebut sehingga secara otomatis mengetahui segala sesuatu yang terkait dengan sekolah dan programprogramnya. c. Guru karena merekalah sebagai pemakai atau yang memanfaatkan perpustakaan sekolah tersebut. 2. Peristiwa atau aktivitas, yaitu segala peristiwa dan aktivitas yang terjadi di perpustakaan baik dari petugas perpustakaan, guru, siswa atau siapa saja yang memanfaatkan perpustakaan tersebut. 3. Dokumentasi , yaitu meliputi tatatertib pengunjung, ketentuan-ketentuan yang diberlakukan bagi peminjam, jumlah inventaris buku dan sebagainya. Dalam kegiatan penelitian tentu digunakan cara atau teknik yang dapat digunakan dalam pengumpulan data yang disebut" metode pengumpulan data". Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. 1. Metode Observasi Halaman | 3 Observasi adalah "Pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai penomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan" (Subagyo, 1997:63). Sedangkan menurut Arikunto (2002:133) menegaskan bahwa "Observasi disebut juga dengan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera". Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa observasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan menggunakan alat indera yang berhubungan langsung terhadap obyek yang diteliti, dan seorang observer harus melakukan pencatatan data untuk dikumpulkan dan diolah untuk mendapatkan data yang lebih baik. Dalam hal ini peneliti secara langsung datang ke SMK Sakti Kecamatan Gemolong untuk melihat secara langsung keberadaan Sekolah, baik dalam hal sarana dan prasarana, fasilitas, khusunya perpustakaan, bagaimana pelayanan, jumlah koleksi buku, pengaturan buku-buku, jumlah kunjungan guru ke perpustakaan, prosedur peminjaman buku dan sebagainya. 2. Metode Interview (Wawancara) Melakukan penelitian hanya dengan observasi sudah barangtentu tidak akan mendapatkan data yang seobyek mungkin. Oleh sebab itu diperlukan metode lain untuk bisa mendapatkan data atau keterangan tentang permasalahan yang ingin diketahui, maka dalam hal ini peneliti menggunakan metode wawancara atau interview. Menurut (Narbuko, 2004:11) wawancara adalah "proses tanya -jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara iangsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan". Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah sebuah dialog antara dua orang atau lebih guna memperoleh informasi mengenai masalah yang diteliti baik itu dilakukan dengan interview guide ataupun tidak. Adapun data yang ingin diperoleh dari metode ini adatah untuk mengetahui sejarah berdirinya SMK Sakti Gemolong, bagaimana pengelolaan perpustakaan sekolah di SMK Sakti Gemolong, apa kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan perpustakaan. Peneliti juga akan mencari data atau informasi tentang berapa guru, dan siswa yang berkunjung ke perpustakaan, sistem pelayanan dan sebagainya. Sedangkan untuk mendapatkan informasi atau data tentang bagaimana peranan perpustakaan sekolah terhadap siswa maupun guru dan tenaga pengajar lainnya dapat diperoleh informasi langsung pada pegawai perpustakaan, dan petugas lainnya yang ada hubungannya dengan masalah perpustakaan. 3. Metode Dokumentasi Menurut Arikunto (2002:135) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkripsi, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya. Jadi metode dokumentasi merupakan metode untuk mencari data-data tertulis mengenai suatu hal yang diteliti dimana Halaman | 4 data-data tersebut dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan, dan meramalkan atau membuat kesimpulan. Adapun data-data yang ingin diperoleh dengan metode dokumentasi ini adalah: Bagan atau struktur organisasi, tatatertib pengunjung, data jumlah pengunjung dan sebagainya yang ada hubungannya dengan kegiatan proses belajar mengajar dan upaya dalam meningkatkan profesionalisme mengajar guru SMK Sakti Gemolong. Validitas dalam penelitian kualitatif adalah untuk menetapkan kredibilitas data yang terkumpul sehingga data-data tersebut benar-benar dianggap valid dan sesuai dengan kenyataan. Adapun dalam penelitian ini, akan digunakan beberapa teknik sebagai berikut: 1. Kecukupan referensi, dalam melakukan penelitian, pengamat atau peneliti akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan bahan bacaan atau referensi tentang pokok-pokok permasalahan yang ingin ditemukan jawabannya, sehingga akan menghasilkan gambaran yang komprehensif dan menyeluruh tentang objek penelitian 2. Ketekunan pengamatan, peneliti akan mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap hal-hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini 3. Pemeriksaan sejawat, peneliti akan mendiskusikan semua data-data hasil penelitian dengan pihak yang lebih berkompeten dalam hal ini 4. Triangulasi/crosschek, yaitu bertujuan untuk mengecek kembali data-data yang diperoleh. Ada tiga teknik triangulasi yang bisa digunakan, namun dalam penelitian ini hanya akan digunakan dua teknik yaitu; triangulasi sumber dan triangulasi teknik. a. Triangulasi sumber Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, seperti Kepala Sekolah, Guru dan Siswa. Untuk menguji kredibilitas data tentang proses belajar mengajar Matematika Kelas V akan dilakukan dengan observasi, dokumentasi atau arsip, pencatatan peristiwa atau kegiatan, wawancara dengan nara sumber yaitu Guru Kelas yang dianggap kompeten tentang permasalahan yang ingin diketahui. b. Triangulasi teknik Triangulasi teknik bertujuan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Artinya setelah peneliti memperoleh data dari sumber data, selanjutnya peneliti melakukan pengecekan tentang kebenaran informasi atau data yang diberikan baik dengan mengubah metode pengumpulan data atau dengan mencari sumber yang lain. Bila terjadi perbedaan hasil data yang diperoleh maka peneliti akan mendiskusikannya dengan nara sumber. Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data-data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna Halaman | 5 dalam memecahkan masalah penelitian. Menurut Moleong (2002:103), bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seprti yang disarankan oleh data. Proses analisis data dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Meneiaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. 2. Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Absatraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. 3. Menyusun data kedalam satuan-satuan 4. Mengategorisasikan data sambil membuat koding 5. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data. 6. Menafsirkan data (Moleong, 2002:190) Dengan meggunakan langkah-lalngkah analisis data ini maka peneliti lebih mudah menganalisis data untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan benar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebagai salah satu sekolah favorit diwilayah Gemolong, SMK Sakti cukup maju, dan banyak hal yang menonjol di sekolah ini. Sebagaimana hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada taggal 2 Juni 2009, peneliti melihat sebagian siswa membantu kelancaran lalu lintas dengan mengambil alih fungsi kepolisian sebagai pengatur jalan. Sebagai informasi untuk diketahui bahwa Kecamatan Gemolong merupakan salah satu pusat pendidikan termaju di Kabupaten Sragen hal ini ditandai dengan adanya salah satu Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (SBI). Berdasarkan hasil analisis terhadap pokok permasalahan yang telah dibahas dalam bab-bab terdahulu, secara global dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Pengelolaan perpustakaan sekolah di SMK Sakti Secara fisik SMK Sakti termasuk sekolah yang permanen dan cukup megah untuk sebuah lembaga pendidikan demikian juga halnya dengan keberadaan perpustakaan sekolah yang ada di dalamnya. Perpustakaan yang ada sudah cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar dan meningkatkan profesionalisme guru, hal ini dapat dilihat dari gedung perpustakaan yang cukup permanen, jumlah koleksi buku yang cukup memadai pula, sarana dan prasarana yang tersedia serta pelayanan yang cukup bagus dan telah sesuai dengan standar pelayanan yang ada. SMK Sakti sebagai salah satu sekolah rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dengan manajemen mutu SMM ISO 9001:2000 senantiasa selalu melakukan pembenahan dalam segala aspek kelembagaan termasuk juga dari segi perpustakaan. 2. Peranan media perpustakaan dalam menunjang profesionalisme mengajar guru di SMK Sakti. Peranan media perpustakaan sekolah di SMK Sakti Gemolong dalam menunjang profesionalisme mengajar guru cukup besar bila hal ini dilihat dari kelancaran proses belajar mengajar, jumlah kunjungan guru serta ketersediaan Halaman | 6 buku sumber yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan pembentukan profesionalisme guru. Apabila proses belajar mengajar sudah berjalan sebaimana yang diharapkan dan direncanakan maka tujuan dari penyelenggaraan pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan akan mudah dicapai. Maka apabila tujuan dari penyelenggaraan pendidikan tersebut telah tercapai maka guru tersebut telah berhasil dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai pengajar atau pendidik sehingga bisa disebut guru yang profesional. 3. Kendala-kendala dalam pengelolaan perpustakaan sekolah di SMK Sakti Gemolong dan upaya mengatasinya. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan perpustakaan di SMK Sakti Gemolong antara lain adalah: 1) Masih kurangnya tenaga perpustakaan yang profesional 2) Anggaran dana yang tersedia belum mencukupi bila dibandingkan dengan jumlah buku yang dibutuhkan 3) Sarana dan prasarana perpustakaMan dalam menunjang pelayanan yang lebih baik perlu untuk ditambah dan dimutahirkan. Adapun upaya yang perlu untuk dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain seperti: 1) Dari pihak sekolah hendaknya membuka kerjasama yang seluas-luasnya dengan instansi atau organisasi yang ada hubungannya dengan perpustakaan untuk memberikan pendidikan, pelatihan atau penataran kepada petugas perpustakaan agar dapat meningkatkan kinerjanya sebagai pustakawan. 2) Menyisihkan sebagian bantuan yang diberikan pemerintah untuk membeli buku, untuk menambah perlengkapan perpustakaan serta menganjurkan para siswa yang sudah tamat agar menyumbangkan sebuah buku kepada sekolah. KESIMPULAN Hasil penelitian tentang Pemanfaatan media perpustakaan sekolah dalam menunjang profesionalisme mengajar guru di SMK Sakti Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen yaitu: 1. Bahwa keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh berbagai faktor salah satunya adalah keberadaan perpustakaan sekolah. Desain perpustakaan sekolah memainkan peran utama menyangkut bagaimana perpustakaan melayani siswa dan guru. Penampilan estetis perpustakaan sekolah memberikan rasa nyaman dan merangsang komunitas (guru, siswa) sekolah untuk memanfaatkan waktunya di perpustakaan. 2. Dalam pengelolaan perpustakaan sekolah di SMK Sakti Gemolong sudah sesuai dengan standar pelayanan perpustakaan secara umum. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan di SMK Sakti Gemolong secara umum meliputi Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah peminjaman buku dan materi lainnya. Kegiatan peminjaman ini sering dikenal dengan nama sirkulasi artinya perputaran Halaman | 7 buku melalui peminjaman dan pengembalian buku. Pada bagian sirkulasi, khususnya pada meja sirkulasi, sering kali dianggap sebagai ujung tombak jasa perpustakaan, karena pada bagian inilah pelayanan perpustakaan berhadapan dengan pelanggan/peminjam buku. Dengan demikian, kinerja dari staf sirkulasi sangat berpengaruh terhadap citra perpustakaan. Pelayanan teknis meliputi kegiatan pembinaan koleksi perpustakaan yang terbagi atas pemilihan, pengadaan buku dan inventarisasi buku. Ada beberapa syarat dalam memilih buku diantaranya; isi buku, pengarang, berbobot, bahasa yang baik, cetakan yang jelas dan sebagainya. Pemilihan buku dalam rangka penambahan jumlah eksemplar hendaknya yang lebih menarik minat baca dan sesuai dengan kemajuan dalam dunia pendidikan. Selain dengan membeli, penambahan jumlah koleksi buku juga dapat dilakukan, meminta sumbangan buku ngkepada pemerintah, membuka kerjasama yang seluas-luasnya dengan semua pihak, mendapat hadiah atau tukar menukar 3. Mengingat tujuan utama dari perpustakaan sekolah adalah untuk membantu guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang akan memberi dampak kepada terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan baik. Perpustakaan sekolah memberi andil yang sangat besar dalam menunjang dan membantu guru melaksanakan tugas pokoknya sebagai pengajar atau pendidik, untuk itu ruang perpustakaan tidak terlalu jauh dari kelas sehingga mudah untuk dijangkau oleh guru maupun siswa bila sewaktu-waktu dibutuhkan guna menunjang proses belajar mengajar di kelas. 4. Berbagai macam kendala yang dihadapi dalam pengelolaan perpustakaan sekolah di SMK Sakti Gemolong antara lain seperti; perlengkapan yang ada pada perpustakaan SMK Sakti secara umum sudah memadai, namun masih perlu untuk ditambah, baik dari jumlah buku, jumlah bangku, meja baca, rak buku dan beberapa perlengkapan penunjang dalam pelaksanaan perpustakaan, seperti mesin ktik, file box dan sebagainya. Masalah pendanaan merupakan persoalan yang sangat krusial dalam pengelolaan perpustakaan, karena tanpa ada dana yang mencukupi perpustakaan tidak akan dapat berjalan dengan baik, karena itu faktor finansial sangatlah penting baik untuk pengadaan buku-buku koleksi, pengadaan rak buku, bangku, meja dan untuk pengadaan kelengkapan inventaris perpustakaan dan beberapa kendala lainnya yang secara keseluruhan memang perlu untuk diatasi secara bertahap. DAFTAR PUSTAKA Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Rosda Karya. Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja.1993. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Universitas Terbuka Basrowi dan sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendikia. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Lexy F. Moleong. 1999. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Halaman | 8 Nana Sudjana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinarbaru Algensindo. Subagyo P. Djoko.. 1997. Metode Penulisan dalam Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi AksaraStephen P. Robbins, Organizational Behavior, Concepts, Controversies and Applications United States of America, 1991. Sudjana, Nana, Penilaian hasil proses belajar mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007. Suparman, Atwi, Desain Instructional, Jakarta: Universitas Terbuka, 2010 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Suriasumantris, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan, 2009. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009. Walter Dick And Lou Carey, The Systematic Design Of Instruction 4th Edition New York Harper Collins Collage Publiser, 1996. Halaman | 9