Pujian untuk Raptureless Dalam pelayanan kami kepada para perempuan dan anak-anak yang terlibat prostitusi jalanan di Brazil, kami melihat orang-orang yang setiap hari tinggal dalam apa yang saya gambarkan sebagai neraka di bumi. Anak-anak berumur delapan tahun dijual untuk seks sepuluh sampai dua puluh kali dalam semalam, para perempuan terkurung sebagai budak seks, dan arus para pria mencari gadisgadis dari segala usia. Kami melihat banyak kesusahan dalam kehidupan orangorang yang berharga di mata Allah ini di jalan-jalan Brazil. Ketika saya melakukan perjalanan, saya sering mendengar komentar seperti ini, ―Wow, itu mengerikan, dan dunia hanya akan menjadi lebih buruk sebelum Yesus datang kembali.‖ Masalah dengan eskatologi palsu ini – yang telah begitu diagungkan dengan produk-produk seperti Left Behind – adalah hal itu memberi alasan dalam pikiran orang Kristen untuk membiarkan Yesus yang membereskan kekacauan. Namun, Dia sudah membayar harga untuk membereskan kekacauan, dan Dia meletakkan sapu di tangan kita dan berkata, ―Pergilah ke seluruh dunia!‖ Saya sangat menghargai sahabat saya Jonathan Welton untuk semangat dan keberaniannya menulis buku ini. Meskipun beberapa orang akan menyebutnya kontroversial, saya menganggapnya ibarat menghirup udara segar! Kebenaran Alkitab yang sederhana dihadirkan secara konstan dalam Raptureless, dengan menjauhkan kontroversi, memungkinkan kita untuk benar-benar menemukan apa yang sebenarnya Alkitab katakan tentang akhir zaman dan memahami zaman ini. Jonathan telah diberikan karunia memahami Kitab Suci, dan dia telah menghabiskan banyak waktu dan bekerja keras untuk memurnikan dan memperkuat karunia tersebut. Hal itu sangat jelas dalam buku ini, dan saya yakin Anda akan tertantang dan diberkati saat membaca Raptureless. NIC BILLMAN Shores of Grace Ministries Recife, Brasil www.shoresofgrace.com 2|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton Jonathan Welton adalah seorang penulis yang pelayanannya telah menyingkapkan kebenaran sejarah mengenai eskatologi akhir zaman di masa kita. Dia telah mengambil langkah-langkah berani untuk menghadapi teologi yang didasari rasa takut yang telah melumpuhkan Gereja dengan mentalitas ―akhir zaman‖, dan secara brilian dia telah menyusun apa yang saya yakini sebagai salah satu perspektif paling alkitabiah dan benar secara sejarah pada eskatologi saat ini. Jika kita ingin sepenuhnya bergerak dalam takdir pribadi dan korporat, penting bagi kita untuk memahami siapa kita dan di mana kita berdiri secara alkitabiah dalam sejarah manusia. Raptureless memiliki pandangan yang banyak, bahkan mungkin sebagian besar, Bapa Gereja miliki – termasuk John Calvin, Charles Spurgeon, John Wesley, dan Jonathan Edwards. Saya sangat mendukung Raptureless oleh Jonathan Welton. Saya percaya buku ini akan digunakan sebagai buku teks untuk mengubah generasi yang akan datang. JEFF JANSEN Senior Leader, Global Fire Church & Global Connect Global Fire Ministries International Kingdom Life Institute & Global Fire School of Supernatural Ministry Jonathan Welton adalah suara bagi kebangkitan Gereja. Kita memerlukan karunia pengajarannya untuk menggerakkan tubuh Kristus. Dalam Raptureless, Jonathan telah mengungkapkan kesarjanaan dan kemampuannya untuk mengkomunikasikan perihal yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi Gereja saat ini. Bacalah dan jadilah tertantang. Dengan bukti-bukti yang banyak ini, pembaca harus membuat keputusan! DR. HAROLD EBERLE Presiden, Worldcast Ministries and Publishing Penulis, Victorious Eschatology dan Who is God? 3|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton Jonathan Welton telah mengambil langkah berani dalam menghadapi salah satu yang ―sacred cows‖ (hal yang dikeramatkan) dari zaman kita: teologi akhir zaman! Ketakutan yang diciptakan oleh pengharapan akan kedatangan antikristus dan kesusahan besar menahan banyak orang percaya dalam perbudakan. Banyak yang percaya bahwa kekalahan adalah takdir Gereja di masa depan. Seperti kata Yesus, tradisi manusia membuat Firman Allah tidak berlaku. Dalam presentasi yang mudah dibaca, Jonathan melucuti banyak gagasan populer di Gereja tentang akhir zaman. JOE MCINTYRE Word of His Grace Church & Healing Centre Empowering Grace Ministries Kenyon‘s Gospel Publishing Society Buku baru Jonathan Welton, Raptureless, harus dibaca. Sementara dia mencakup beberapa bidang yang telah ditutupi oleh orang lain sebelumnya, dia melakukannya dengan cara yang segar, renyah, dan ringkas. Tetapi dia juga memiliki wawasan baru tentang berbagai ayat-ayat Alkitab. Argumen-argumennya alkitabiah dan mudah diikuti, dan sederhana dan kuat disajikan. Selain itu, Jonathan memberikan latar belakang sejarah yang segar untuk sejumlah sumber-sumber sejarah yang telah dikutip, seperti Flavius Josephus. Makna sebenarnya dari sumber-sumber ini menegakkan kebenaran yang disajikan dalam Raptureless. GEORGE KOURI Chancellor of the Apostles Theological Seminary Presiding Apostle of the Communion of Apostolic Churches Senior Pastor of the King‘s Church Jacksonville, Florida 4|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton Meskipun saya hanya mengenal Jonathan Welton dalam waktu yang singkat, saya menilai besar hubungan kami yang bertumbuh. Jonathan berkomunikasi dengan keterampilan dan wawasan melampaui usianya. Semangatnya bagi Firman dan kebenaran dan pengetahuannya yang mendalam tentang sejarah menempatkan bobot yang langka pada pengajarannya. Melampaui kebenarannya yang transformasional, saya telah menemukan Jonathan adalah sosok rendah hati, relasional, akuntabel, dan penuh gairah bagi Raja dan Kerajaan-Nya. Saya secara pribadi mendapat manfaat dari pengajaran Jonathan dan sangat menghargai dia sebagai karunia untuk generasi kita. DAN MCCOLLAM Director, Sounds of the Nations Bethel School of the Prophets & School of Supernatural Worship Deeper School of Supernatural Life The Mission, Vacaville, CA Setiap kali para nabi dalam Alkitab melihat umat Allah menghadapi masa-masa sulit, mereka mengakui adanya masalah tetapi mengarahkan orang-orang untuk masa depan yang lebih cerah di mana Allah akan memperbaiki kesalahan, melakukan ―hal baru‖ di bumi, dan menawarkan cara yang baru dan lebih baik. Yesus yang sama – Dia yang menunjukkan kehancuran yang dihadapi Yerusalem tetapi juga menunjukkan dunia baru yang berani, Kerajaan Allah yang akan tumbuh di tengah-tengah kita, membuat segalanya baru. Hari ini, Jonathan Welton adalah salah satu orang yang melanjutkan tradisi kenabian tersebut. Dia mengakui kekacauan yang telah dibuat banyak Gereja (terutama karena teologi yang salah), tetapi bukannya malapetaka dan kesuraman, dia menawarkan optimisme penuh iman dan jelas, teologi alkitabiah. Saya sangat merekomendasikan buku ini! DR. MARTIN TRENCH Co-author, Victorious Eschatology 5|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton Raptureless: An Optimistic Guide to the End of the World adalah pandangan kenabian baru yang menakjubkan yang pasti akan mendorong Anda untuk menjadi bagian dari apa yang Allah lakukan di bumi hari ini! DOUG ADDISON Penulis Understand Your Dreams Now http://dougaddison.com Raptureless oleh Jonathan Welton bukan hanya buku lain tentang akhir zaman; itu adalah panduan lapangan untuk abad kedua puluh satu yang membawa harapan baru untuk generasi yang telah dinyatakan kehilangan harapan karena penipuan gila akhir zaman! Welton telah berhasil menulis sebuah manifesto yang mengakhiri ajaran palsu yang begitu banyak dari kita warisi dari keluarga dan gereja-gereja kita. Jika Anda tidak puas dengan ideologi subjektif yang telah tertanam dalam pikiran Anda, membuat Anda tidak yakin tentang apa yang akan terjadi di masa depan, bacalah buku ini. Anda mungkin hanya menemukan bahwa hari esok telah menyediakan sesuatu yang benar-benar baik! Buku ini diperuntukkan untuk mengubah mentalitas generasi baru para pemimpin, dan itu akan mengubah hidup Anda selamanya! SHANE MASON Pengkhotbah, penulis, dan pendiri Shane Mason Ministries Buku baru Jonathan sudah lama tertunda. Pengajarannya yang jelas dan rinci mengekspos banyak mitos tentang teori pengangkatan dan akhir zaman. Buku yang memprovokasi pemikiran ini akan menantang setiap orang percaya yang serius mencari kebenaran. GARY OATES Penulis Open My Eyes, Lord Pembicara seminar internasional 6|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton Saya sangat menghargai, pemikiran yang memprovokasi, dipelajari dengan baik, terus terang, dan argumen-argumen optimistik yang dikemukakan oleh Jonathan Welton di Raptureless. Tidak peduli apa kecenderungan teologi akhir zaman Anda atau apa yang Anda percaya tentang pengangkatan, antikristus, dan kejadiankejadian akhir zaman, Raptureless akan memberikan sesuatu untuk dipikirkan. Bagi mereka yang telah sekitar rintangan eskatologis, jika Anda memiliki penghargaan untuk diskusi yang diteliti dengan baik dan pemikiran, jika Anda memiliki penghargaan untuk perspektif gereja mula-mula, Anda tidak akan kecewa. Jika ini adalah pengalaman pertama Anda mengenai semua ini, Anda juga tidak akan kecewa. Raptureless menarik dan dapat diakses secara mendalam untuk siswa-siswa baru sekolah Alkitab. Terima kasih, Jonathan, untuk memberikan kami dokumen yang diteliti dengan baik dan menyajikan perspektif ini untuk diskusi jujur dalam Tubuh Kristus. Tidak pernah ada waktu terbuang ketika diskusi yang jujur, menghormati antara para pencari kebenaran sejati yang tidak memperkaya. Terima kasih, Jonathan, untuk memberikan kami semua banyak untuk memikirkan dan membicarakannya. Apa yang paling saya hargai tentang Raptureless, bagaimanapun, bukan poin diskusinya melainkan hati untuk melihat Gereja Yesus Kristus bangkit dan melanjutkan pekerjaan membawa kasih, kemuliaan, dan kebenaran-Nya kepada dunia yang membutuhkan kasih sekarang ini. FAYTENE GRASSESCHI Director, TheCRY Movement, MY Canada, & V-Kol Media 7|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton Saya percaya kita berada di musim zaman di mana Allah membawa reformasi dan kantong kulit baru untuk Gereja. Jonathan adalah salah satu dari banyak suara yang membawa wawasan penyataan dan perspektif yang segar kepada umat-Nya. Saya secara pribadi telah mengamati sebagai sahabat, hatinya membawa kebenaran dan mematahkan pola pikir yang keliru yang telah bercokol dalam Gereja. Dia terus mempelajari Kitab Suci dan pembelajar ulung yang sedang mencari tahu Kitab Suci untuk membawa kehidupan yang berkelimpahan. Saya sangat mendorong Anda untuk menyelam dan membenamkan diri dalam buku Raptureless. Ada sebuah urapan di halaman-halaman ini bagi untuk membunuh ―sacred cows‖ dalam hidup dan teologi Anda. CHAD DEDMON Global Legacy Bethel Church, Redding, CA Kadang-kadang bisa menjadi sukar untuk menemukan pelayanan kenabian yang benar-benar mewakili Yesus Kristus sebagaimana adanya Dia. Suatu hari saya berada di sebuah pertemuan kecil di mana saya percaya bejana sejati dari suara Yesus Kristus memberi saya kata ini: ―Yesus berkata kepadamu, ‗Aku akan menghapus mentalitas kiamatmu dan memberi kamu pesan pengharapan bagi umat-Ku. Aku mendorong kamu untuk memberikan perhatian pada topik akhir zaman karena Roh-Ku akan mengajar kamu tentang hal ini.‘‖ Saya bingung bahwa Tuhan mengatakan saya memiliki mentalitas kiamat. Benarkah demikian? Saya membeli setiap buku yang mungkin dan video terbaru mengenai akhir zaman yang bisa saya temukan. Akhirnya, saya membuang semuanya itu. Frustrasi, saya berkata berkata, ―Tuhan, jika Engkau ingin menunjukkan kebenaran tentang akhir zaman dan memberi aku pengharapan untuk masa depan, Engkau harus melakukannya, karena segala sesuatu yang telah kubaca, dengar, dan tonton sejauh ini adalah (maaf untuk para utusan) suatu kekacauan besar.‖ Bertahun-tahun kemudian, Allah membuka mata saya, mengubah pemikiran saya, dan menunjukkan bagaimana mulia dan cerahnya masa depan planet bumi dan umat manusia. Ketika Tuhan mulai mengungkapkan ini kepada kami, saya pikir saya hanya sendirian dan gila. Tetapi Tuhan selalu berbicara kepada banyak orang liar di padang gurun yang bersedia membayar harga dari mendengarkan suara-Nya 8|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton lebih daripada banyak suara lain yang berteriak pada kami, bahkan (terutama?) di dunia Kristen. Jadi ketika saya menemukan buku Jonathan Welton, saya sangat senang dan terdorong. Allah memang berbicara kepada banyak orang bahwa masa depan tidak gelap dan suram tetapi cerah dan mulia. Yesus Kristus bukanlah senja; Dia adalah fajar. ―Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang bersinar terang sampai tengah hari‖ (Amsal 4:18 New American Standard Bible). Untuk beberapa pembaca, membaca apa yang Jonathan tuliskan bisa cukup mengejutkan. Tetapi saya mendorong Anda untuk berani dan percaya Roh Kebenaran yang membawa Anda ke dalam seluruh kebenaran dan yang tidak berdusta. Jika buku ini penuh dengan tipuan, Roh Allah akan menunjukkannya. Jika Jonathan mengatakan kebenaran yang membebaskan yang akan mendatangkan banyak buah, Roh Kebenaran akan menjadi saksi untuk Anda, dan kebenaran-Nya akan membebaskan Anda. Jangan biarkan rasa takut memandu Anda, tetapi biarkan Dia membimbing Anda. Saya percaya wawasan yang baru menanti Anda. Setelah Anda telah tertatih menjalani jalan Anda melalui ketakutan, kebingungan, dan pertanyaan, Anda akan memiliki pewahyuan yang luar biasa dari Yesus Kristus, yang ada di sini bersama kita dalam kemuliaan-Nya dan yang ingin membawa kemuliaan-Nya ke seluruh bumi, tidak suatu hari nanti tetapi sekarang, melalui Anda dan saya, Mempelai-Nya yang mulia. DAVID SORENSEN iHearGod.com Soundofheaven.info 9|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton Raptureless harus dibaca! Jonathan Welton melakukan pekerjaan yang menakjubkan dalam membawa perspektif yang segar namun Alkitabiah di akhir zaman serta hari-hari kita hidup di sebagai Gereja. Buku Kerajaan ini menawarkan perspektif baru tentang Gereja yang berkemenangan dan Mempelai yang sedang Allah bangkitkan dalam waktu ini ini. Membaca sebagaimana Jonathan membongkar mitos dan membuka kunci banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang akhir zaman dan membawa realitas yang jelas pada pewahyuan Yesus Kristus. JERAME NELSON Living At His Feet Ministries Penulis Burning Ones, Activating Your Spiritual Senses, & Activating Your Dream Language ―Anak nakal‖ ini, Jonathan Welton, menangkap saya – kail, senar, dan pemberat (perlengkapan pancing) – ―tertangkap‖ dalam membaca Raptureless! Jarang sekali saya menemukan sebuah buku yang begitu menarik dan mengasyikkan, asli, tidak dapat diletakkan, terus membalik halaman. Seberapa sering seseorang mengatakan tentang sebuah buku teologi? Tetapi, meskipun begitu rinci dan teliti dalam wawasan sejarah dan analisis kitab suci, ini bukanlah sekedar analisis akademik yang kering. Tidak! Ini merupakan petunjuk penting bagi Gereja yang berkemenangan yang ditulis oleh seseorang yang mencintai Firman dan Roh. Sebagai orang kenabian dan Gereja kenabian, sangat penting untuk memiliki naskah yang tepat dalam diri kita. Setelah semua, kita bernubuat menurut iman kita. Buku ini akan membawa Anda jauh untuk memastikan Anda memiliki tulidan iman yang benar di dalam diri Anda – tulisan alkitabiah dengan tindakan akhir yang berkemenangan, dan mulia di mana kita semua memiliki bagian untuk berperan. Itu termasuk Anda! Sudah waktunya bagi Anda untuk memainkan peran Anda dalam memajukan Kerajaan! Jonathan menulis jelas dan menarik membawa pembaca pada pengharapanan yang semakin besar, membangun iman kita di saat ini memperluas Kerajaan Yesus Kristus di bumi. Raptureless menempatkan pandangan eskatologis optimis para revivalis dan para reformis seperti Wesley, Edwards, dan Spurgeon kembali di atas meja dan harus dibaca untuk semua orang yang mencintai Firman, Gereja yang 10 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n dipenuhi Roh. Anda akan didorong, diperkuat, dan digembleng sebagaimana Anda melahap halaman-halaman buku ini! DAVID STARK Co-director, International Network of Prophetic Centres at Glasgow Prophetic Centre Scottish Regional Coordinator, Christian International Europe Jonathan Welton adalah bejana kenabian yang memiliki perspektif yang segar dan sorgawi yang mutakhir dan diurapi. Saya telah membaca beberapa buku Jonathan, dan saya telah ditantang dan terpaku oleh pewahyuannya dan autentik. Raptureless adalah kata sekarang yang membahas salah satu pesan yang paling dibutuhkan dari akhir zaman – harapan. Kegelapan bersukacita setiap kali orang percaya mengisap botol keputusasaan, tetapi Raptureless memberi makan mentalitas seorang revivalis akhir zaman untuk kemuliaan Allah untuk dilepaskan dan bagi penuaian untuk dibebaskan. Saya yakin bahwa setiap eskatologi yang layak adalah sesuatu yang menginspirasi Anda untuk bangun di pagi hari untuk memenuhi Amanat Agung, dan buku Jonathan dengan pasti melakukan hal itu! SEAN SMITH Penulis I Am Your Sign www.seansmithministries.com @revseansmith 11 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Buku Jonathan, Raptureless, berani mengekspos kekeliruan di sekitar banyaknya pengajaran kontemporer pada akhir zaman. Dia menyajikan pemahaman tentang masa depan yang alkitabiah yang kuat dan konsisten dengan sebagian besar sejarah Gereja. Jonathan adalah ahli dalam membunuh ―sacred cows‖ dan menghancurkan kesalahpahaman yang terus menahan umat Allah terbelenggu oleh rasa takut dan prasangka. Sebaliknya, dia membawa pencerahan bagi banyak ayat-ayat Alkitab yang sebelumnya telah salah diterapkan, terutama melalui lensa distortif pengajaran dispensasional. Dia menegaskan kehadiran, pengaruh, dan pertumbuhan Kerajaan Allah di sini dan sekarang – melepaskan optimisme tentang masa depan. Raptureless adalah panggilan yang nyaring untuk perspektif Alkitabiah tentang kita sekarang dan masa depan kita. IAN ROSSOL Co-author, Win the World or Escape the Earth Melihat, merasakan, mencicipi, dan mengalami masa depan mengalami kemunduran. Karena hal ini adalah penghinaan bagi orang-orang tanpa masa depan. Mereka telah ada sejak dulu dan mereka membuat frustrasi bahkan Anak Allah. Ketika Yesus mengatakan kepada Simon Petrus bahwa Dia telah memberinya kunci Kerajaan berdasarkan pewahyuan-Nya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup, Simon pasti begitu bergembira. Namun, hanya butuh beberapa menit untuk memperluas bahwa pewahyuan itu menarik keluar suara setan dari instrumen yang sama (lihat Matius 16:21-23). Yesus menunjukkan bagaimana Anak Allah yang sempurna akan membangkitkan Kerajaan-Nya di bumi. Setiap kali ada krisis, kesengsaraan, serangan, dan penganiayaan terhadap Gereja sebagai keseluruhan atau Kristen secara pribadi, beragam omong kosong mengenai kekalahan timbul, menyatakan itulah akhir dan tidak menemukan alasan untuk percaya bahwa itulah awal dari kebangkitan yang lain, kemenangan yang lain, pekerjaan yang lain. Dan kemudian ada isu Kesusahan dan Aniaya Besar. Baca apa yang Jonathan tulis, dan saya tahu Anda akan setuju dengan saya bahwa buku ini tidak hanya jawaban doa tetapi cahaya untuk generasi yang cukup sederhana tidak memerlukan dorongan lebih lanjut untuk lari dari Gereja. Dalam Raptureless, Jonathan telah memukul tepat di jantung kebohongan teologis dari escapism 12 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n (pelarian), dogma kekalahan yang telah memberikan begitu banyak umat Tuhan tidak berguna dalam dunia yang bermasalah saat ini. Anda ingin sebuah pengangkatan? Bagaimana dengan menyembah Allah? Anda akan diangkat. Itu benar. Saya mengalaminya setiap hari dalam hidup saya. KIM CLEMENT www.kimclement.com 13 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Hak Cipta © 2012 – Jonathan Welton Seluruh hak cipta dilindungi. Buku ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta Amerika Serikat. Buku ini tidak boleh disalin atau dicetak ulang untuk keuntungan komersial. Penggunaan kutipan pendek atau sesekali menyalin halaman untuk studi pribadi atau kelompok diizinkan dan dipersilakan. Izin akan diberikan berdasarkan permintaan. Kecuali disebutkan, kutipan ayat diambil dari THE HOLY BIBLE, NEW INTERNATIONAL VERSION®, NIV®. Hak cipta © 1973, 1978, 1984, 2010 oleh Biblica, Inc. ™ www.xulonpress.com. Kutipan Kitab Suci bertanda NIV diambil dari HOLY BIBLE, NEW INTERNATIONAL VERSION®, Hak cipta © 1973, 1978, 1984 Bible Society International. Digunakan dengan izin dari Zondervan. Seluruh hak cipta dilindungi. Kutipan Kitab Suci bertanda NKJV diambil dari New King James Version. Hak cipta © 1982 oleh Thomas Nelson, Inc. Digunakan dengan izin. Seluruh hak cipta dilindungi. Kutipan Kitab Suci bertanda NASB diambil dari NEW AMERICAN STANDARD BIBLE®, Hak cipta © 1960, 1962, 1963, 1968, 1971, 1972, 1973, 1975, 1977, 1995 oleh The Lockman Foundation. Digunakan dengan izin. Kutipan Kitab Suci bertanda TLB diambil dari The Living Bible; Tyndale House 1997, Hak cipta © 1971 oleh Tyndale House Publishers, Inc. Digunakan dengan izin. Seluruh hak cipta dilindungi. Kutipan Kitab Suci bertanda YLT diambil dari 1898 Young Literal Translation oleh Robert Young. Penekanan dalam kutipan Alkitab adalah dari penulis sendiri. 14 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dedikasi Untuk rekan dan editor saya yang setia, Amy Calkins – bantuan Anda untuk semua proyek saya sungguh sangat bernilai bagi Kerajaan. Saya percaya sorga akan membalas Anda karena membantu menyebarkan kebenaran ini melalui keterampilan menulis dan mengedit Anda. Anda telah menjadi mentor, pelatih, dan seorang teman yang luar biasa. Terima kasih. Untuk staf Welton Academy – tanpa kalian, Welton Academy akan tidak ada, dan saya tidak akan mampu untuk fokus pada tulisan saya. Dengan segenap hati saya, saya mengucapkan terima kasih kepada tim saya: Linsey Wallace, Sarah Walley, Karina Tripp, Renee Bosco, Sarah Cobb, Gabriel dan Louise Lopez, Scott dan Charissa Crowder, dan Dawn Weaver. Untuk teman-teman saya Steve dan Joy Hogan serta Pastor Ralph VanAuken, terima kasih karena telah mempercayai saya. Terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada Welton Academy kelas khusus (2013-14) yang telah mengambil risiko dan bergabung dalam perjalanan baru ini bersama saya. Saya merasa terhormat dengan kepercayaan dan cinta kalian. Teruslah bergerak dalam kebebasan. 15 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Daftar Isi Pengantar Bagian 1 MASA LALU – PENGHANCURAN 1 Masa Aniaya Besar 2 Antikristus 3 Akhir Dunia 4 Unsur-Unsur Dunia Akan Hangus Dalam Nyala Api Bagian 2 MASA KINI – KERAJAAN YANG BERTUMBUH 5 Transisi Kerajaan 6 Kerajaan Tanpa Murka 7 Kerajaan Terang 8 Kerajaan Saat Ini Bagian 3 MASA DEPAN – KETIKA SORGA MEMENUHI BUMI 9 Pola Pikir Aniaya 10 Perluasan Kerajaan 11 Kedatangan Kembali, Kebangkitan Orang Mati, dan Penghakiman Terakhir 12 Pengangkatan 13 Misi Kerasulan Lampiran 1 Pesan Untuk Orang-orang Karismatik 2 Kembalinya ―Nephilim‖ 3 Datangnya Elia 4 Bagaimana Kita Bisa Tiba di Sini? 5 Israel Allah 6 Pernyataan Kepercayaan Akhir Zaman 7 Bacaan yang Direkomendasikan 16 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Pengantar Kedua orangtua saya sama-sama tamatan sekolah Alkitab Pentakosta awal tahun 1970-an. Mereka mengikuti kuliah di tengah era Jesus People Movement, berkecamuknya Perang Vietnam dan terbitnya buku bestselling ‗The Late Great Planet Earth‘ karya Hal Lindsey. Di masa penuh gejolak itu, keduanya bertemu dan menikah. Setelah memiliki dua kakak saya, saya lahir ke dalam keluarga mereka tahun 1983. Masa itu adalah masa penuh spekulasi dan kekuatiran menyangkut akhir zaman, yang dipercaya banyak orang telah dimulai. Orangtua saya telah mendengar semua pandangan tentang akhir zaman yang memusingkan dan saling bertolak belakang, dan ketimbang terobsesi mencoba memahami itu semua, orangtua saya membuat pilihan. Mereka memutuskan untuk membesarkan anak-anak saleh yang akan membesarkan cucu-cucu yang saleh. Mereka memilih untuk berpikir jangka panjang dan berinvestasi pada masa depan mereka dan masa depan anak-anak mereka. Mereka tidak memiliki semua jawaban bagi teologi sempurna mengenai akhir zaman, tetapi mereka memilih tidak ikut-ikutan dalam hal-hal sensasional. Saat teman-teman mereka berhenti dari pekerjaan, membeli perahu, dan menumpuk hutang kartu kredit ―karena akhir zaman sudah sangat dekat jadi kita tidak perlu membayar hutang,‖ orangtua saya menyebut hal-hal ini sebagai tidak bertanggungjawab dan kelakuan yang sama sekali tidak seperti Kristus. Saat remaja, saya tidak pernah tahu bagaimana sebenarnya pandangan orangtua saya mengenai akhir dunia. Saat saya mendesak sebuah jawaban, mereka akan berkata, ―Kami ini pan-millenial,‖ yang adalah cara jenaka untuk mengatakan bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan baik pada akhirnya! Jawaban ini menyisakan banyak pertanyaan selama masa remaja saya, saat serial Left Behind menjadi bestseller terlaris. Ketiadaan pemaksaan mengikuti sudut pandang tertentu baik oleh orang tua maupun gereja saya saat saya bertumbuh, membuat saya memiliki kemampuan untuk berpikir bebas. Saya mulai menggali dan mempelajari akhir zaman, dan dengan sangat segera saya mendapati bahwa pelajaran ini akan menjadi sesuatu yang dalam, kompleks dan menakutkan. Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk menjadi benar-benar dibingungkan. Pada 17 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n titik ini, saya merasa Roh Kudus berbicara dalam hati saya. Dia berkata, ―Jonathan, kesampingkan dulu pelajaranmu mengenai akhir zaman. Ini bukan saat yang tepat bagimu mempelajarinya. Jika engkau percaya pada-Ku, Aku akan membimbingmu kepada pemahaman yang benar di masa mendatang, tetapi bukan sekarang. Tunggulah hingga Aku memberikan lampu hijau kepadamu!‖ Jadi, untuk dua setengah tahun berikutnya, saya putuskan untuk tidak membaca apapun yang terkait akhir zaman; saya tidak menonton film Left Behind (maaf, Kirk Cameron); saya bahkan tidak membaca Kitab Wahyu! Suatu hari, saat saya sedang menjelajahi tempat penjualan buku-buku bekas, saya melihat sebuah buku mengenai akhir zaman, dan saya mendengar Roh Kudus berbicara, ―Beli buku itu; ini saatnya untuk mulai menyingkapkan kebenaran kepadamu.‖ Sekarang sudah sepuluh tahun berlalu sejak hari itu, dan apa yang Roh Kudus ajarkan kepada saya mengenai akhir zaman adalah pewahyuan paling luar biasa yang saya terima dari-Nya. Telah demikian banyak buku mengenai akhir zaman yang ditulis berdasarkan visi pribadi atau penafsiran liar atas Kitab Suci. Buku ini bukan salah satunya. Saya memiliki gelar master bidang studi Alkitab dan gelar doktoral bidang pelayanan. Saya mempelajari sejarah Gereja. Saya tidak akan menulis buku berisi penglihatan atau visi dan fantasi subyektif serta penafsiran pribadi mengenai akhir zaman. Sudah cukup banyak buku yang demikian beredar, dan Roh Kudus telah menghindarkan saya membaca buku-buku itu selama dua setengah tahun sehingga Dia bisa mempersiapkan hati saya bagi apa yang ingin Dia perlihatkan kepada saya. Inilah titik awal saya: Setiap bagian Injil adalah hal yang mudah, termasuk bagian pengajaran mengenai akhir zaman. Jika ada bagian yang menjadi terlalu rumit untuk dipahami oleh orang biasa, berarti bagian itu telah salah diajarkan. Pandangan kita mengenai masa depan harusnya tidak menimbulkan ketakutan. Tidak ada bagian dari Injil (yang secara harfiah berarti ―Kabar Baik‖) yang menimbulkan ketakutan. Pemahaman kita mengenai akhir zaman menentukan bagaimana kita menghidupi kehidupan kita saat ini dan bagaimana kita membuat rencana hidup jangka panjang, bagaimana menyiapkan legacy/warisan, bagaimana mempersiapkan keturunan kita untuk seumur hidup melayani Tuhan, dan 18 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n seterusnya. Pandangan yang benar terhadap akhir zaman akan memerdekakan kita dari ketakutan. Itu akan membuat kita memiliki gairah yang diperbarui bagi Yesus, bukan terobsesi pada tokoh antikristus. Mungkin banyak dari Anda yang tidak dibesarkan dalam keluarga ―pan-millenial‖, jadi mungkin Anda telah dicekoki dengan pandangan tertentu selama bertahuntahun. Saya minta Anda meletakkan semua yang telah Anda dengar sepanjang hidup Anda dan mulai membuka hati untuk mendengarkan pemahaman baru dan segar dari Roh Kudus. Sebagai gantinya, saya berjanji akan menulis dengan sederhana. Saya tidak akan banyak menggunakan istilah teologis. Saya tidak akan membuang-buang waktu Anda. Saya tidak akan memaksa Anda agar setuju dengan saya, tetapi saya akan berbagi dengan Anda apa yang Roh Kudus telah tunjukkan kepada saya, dan Anda dapat ―menguji segala sesuatu dan memegang apa yang baik‖ (1 Tesalonika 5:21). Terimakasih sudah menginvestasikan waktu Anda dalam buku ini; semuanya sepadan. 19 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bagian 1 MASA LALU - PENGHANCURAN 20 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 1 Masa Aniaya Besar Selama saya berkeliling dan mengajar dari gereja ke gereja, saya telah mendengar kisah-kisah luar biasa. Seorang wanita berkata kepada saya bahwa dia tidak pernah mandi tanpa mengenakan handuk karena dia tidak ingin mengalami pengangkatan dalam keadaan tidak berbusana. Yang lain bercerita bahwa dirinya tidak mau bepergian dengan pesawat, bahkan tidak untuk pelayanan misi, karena jika antikristus muncul tiba-tiba, dia tidak akan bisa kembali kepada suaminya di rumah. Seorang teman saya mengalami mimpi buruk selama bertahun-tahun mengenai sebuah adegan dalam film ‗Thief in the Night‘ saat sebuah balon merah melayang di udara sementara orang-orang yang tertinggal di bawah dipenggal dengan guillotine. Mungkin Anda telah mendengar kisah yang sama atau mengalami sendiri ketakutan seperti yang dikisahkan di atas. Jelas bahwa gagasan masa Aniaya Besar (Great Tribulation) yakni tujuh tahun masa aniaya, neraka-dibumi di masa depan telah menciptakan teror dalam imajinasi orang-orang Kristen dua abad terakhir. Perikop yang paling sering digunakan untuk menggambarkan masa Aniaya Besar adalah nubuat Yesus dalam Matius 24. Hampir seluruh sarjana Alkitab sepakat bahwa Kitab Wahyu adalah paralel ucapan Yesus dalam Matius 24, tetapi karena keterbatasan tempat, saya tidak akan membahas Kitab Wahyu dalam buku ini. 1 Matius 24 adalah perikop yang menubuatkan gempa bumi, kelaparan, wabah penyakit, pengajar palsu dan kedatangan Yesus di awan-awan. Namun, setelah mempelajari Matius 24, saya menemukan bahwa sepanjang sejarah Gereja hampir semua orang Kristen percaya bahwa peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan dalam Matius 24 sudah terjadi dalam penghancuran Yerusalem tahun 70 Masehi. Banyak pemimpin Gereja kenamaan yang mengajarkan hal ini, sebagaimana diilustrasikan oleh kutipan dari beberapa orang pemimpin ini: _________________________________ 1 Untuk penafsiran saya mengenai Kitab Wahyu, baca buku saya, The Art of Revelation 21 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Semua ini terjadi pada tahun kedua pemerintahan Vespasian (70 Masehi), sesuai dengan nubuatan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus.‖ – Eusebius2 ―Beribu-ribu orang laki-laki dari segala usia bersama dengan perempuan dan anak-anak mati terbunuh oleh pedang, oleh kelaparan, dan oleh sebab-sebab kematian lainnya yang tidak terhitung ... setiap dari mereka berharap kisahnya dapat tercatat secara terperinci di dalam lembaran-lembaran sejarah yang dituliskan Josephus. Saya harus memusatkan perhatian khusus kepada pernyataannya bahwa semua orang yang berkumpul di Yudea pada saat perayaan Paskah dan – dengan kata-kata Josephus sendiri – dikepung di Yerusalem seperti dalam penjara, total mencapai hampir tiga juta orang.‖ – Eusebius3 ―Hal inilah yang digenapi paling tepat waktu: bahwa setelah Bait Allah dibumihanguskan, Titus sang jenderal Romawi memerintahkan pondasinya dibongkar; setelah sebelumnya tanah dimana tempat bait berdiri sudah diratakan oleh Turnus Rufus ... angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semua ini terjadi – Ekspresi ini menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan itu akan berlalu, tapi tidak seluruhnya. Jadi demikianlah; kota itu dan baitnya dihancurkan tiga puluh sembilan atau empat puluh tahun setelahnya.‖ – John Wesley4 ―Kamu akan memberitakan Injil ke segala tempat .... Lalu Ia menambahkan, ―Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.‖ Tanda kesudahan zaman ini adalah hancurnya Yerusalem.‖ – John Chrysostom5 ________________________________ 2 Eusebius, 83. (Buku 3, bagian 5) Ibid.,69 4 Outler 5 Simonetti, 191 3 22 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Terdapat interval yang cukup besar antara pemberitaan Injil oleh para rasul dan pemberita Injil pada Gereja Kristen mula-mula, dengan berkumpulnya orang-orang yang menyadari Kristus yang disalibkan adalah Mesias yang sesungguhnya. Lalu tibalah akhir yang menyedihkan yang telah dinubuatkan Sang Juruselamat, nubuat yang menyayat yang keluar dari mulut-Nya dan ratapan penuh duka yang mengikuti nubuatan-Nya tentang penghancuran yang sedang menunggu untuk terjadi atas kota-Nya yang penuh dosa. Penghancuran Yerusalem lebih menyesakkan ketimbang apapun yang pernah disaksikan dunia, sebelum maupun sesusahnya. Bahkan Titus memandang kekejamannya sebagai tangan pembalasan Allah. Sungguh, darah para martir yang ditumpahkan di Yerusalem sepenuhnya terbalas saat seantero kota menjadi Hakaldama yang sesungguhnya, tanah darah.‖ – Charles Spurgeon6 ―Tampaknya cukup jelas bahwa ayat-ayat sebelumnya [Matius 24:1-34] tidak dimaksudkan untuk dipahami sebagai penghakiman terakhir, tetapi, seperti kita katakan, penghancuran Yerusalem. Ada beberapa di antara para murid (khususnya Yohanes) yang hidup untuk melihat hal ini terjadi.‖ – John Lightfoot7 ―Dan Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: dan mendorongmu untuk memperhatikannya, sebagai sesuatu yang mutlak penting untuk memahami apa yang Kukatakan, Bahwa angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi, sebab apa yang Kukatakan mengenai penghancuran atas orang Yahudi sudah sangat dekat, sebagian daripadamu akan masih hidup menjadi saksi hal itu terjadi dengan ketepatan yang menakutkan.‖ – Phillip Doddridge8 _________________________________ Spurgeon‘s Popular Exposition of Matthew, 211 Lightfoot, 2:320 8 Doddridge, 1:377 6 7 23 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Bagi saya cukup mengherankan bagaimana ada orang yang mengaitkan sebagian dari ucapan Yesus sebelumnya [Matius 24] dengan penghancuran Yerusalem, dan sebagian dengan akhir dunia, atau peristiwa yang akan terjadi di masa datang yang masih jauh, sementara dengan sangat jelas kesimpulannya sudah disebutkan: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung [digenapi dalam] angkatan ini!‖ – Thomas Newton9 ―Pasal ini berisi nubuatan penghancuran besar-besaran atas kota dan bait Yerusalem, runtuhnya seluruh konstitusi politik Yahudi; dan merupakan salah satu bagian terpenting Kitab Suci perjanjian baru, sehubungan dengan bukti yang melengkapi kebenaran Kekristenan. Segala sesuatu yang Tuhan kita nubuatkan akan terjadi atas bait Allah, kota dan orang Yahudi, telah digenapi dalam cara yang paling tepat dan sangat mengagumkan....‖ – Adam Clark10 ―Kristus memberitahu mereka, bahwa sebelum satu angkatan berlalu, mereka akan belajar dari pengalaman kebenaran dari apa yang Dia katakan. Karena dalam limapuluh tahun kota itu dihancurkan dan bait diratakan dengan tanah, sementara seluruh negeri dibuat menjadi padang gurun mengerikan.‖ – John Calvin11 ―Jika Yesus dan gereja mula-mula menggunakan bahasa relevan seperti orangorang sezamannya, sepertinya mereka sama sekali tidak sedang membicarakan akhir dunia. Dan sepertinya mereka sedang membicatakan peristiwa di dalam lingkup ruang dan waktu mereka yang mereka tafsirkan sebagai datangnya Kerajaan.‖ – N. T . Wright12 _________________________________ 9 Newton, 377 Clarke, Vol.3, 225 11 Calvin, 151. 12 Wright, Jesus and the Victory of God, 321 10 24 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Dalam percakapan ini [Matius 24] Yesus menubuatkan penghancuran bait Allah, penghancuran kota Yerusalem dan penyerakan orang Yahudi, yang semuanya terjadi tahun 70 Masehi. Akurasi mengagumkan nubuatan ini adalah sesuatu yang mempermalukan bagi para kritikus....‖ – R. C. Sproul13 Penggenapan Matius 24 Para pemimpin Kristen ini, dan banyak lagi lainnya di sepanjang sejarah, sadar bahwa penggenapan Matius 24 adalah peristiwa penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Saat banyak penulis fiksi modern berspekulasi tentang seperti apa bentuk Aniaya Besar di masa yang akan datang, peristiwa penghancuran Yerusalem tahun 70 Masehi sudah menggenapi nubuatan tentang Aniaya Besar tersebut. Untunglah, peristiwa itu tidak akan terulang lagi. Dengan kata lain, masa Aniaya Besar bukanlah sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Ya, hidup akan terus penuh dengan pencobaan, penganiayaan dan kesukaran, tetapi masa Aniaya Besar atau ―Waktu Kesusahan bagi Yakub‖ yang dinubuatkan oleh Yesus, telah terjadi persis seperti yang Dia katakan akan terjadi dan dalam kerangka waktu yang Dia nyatakan (lihat Matius 24:34). Sayangnya, hari ini banyak orang Kristen yang tidak familiar dengan apa yang terjadi pada tahun 70 Masehi. Hal ini membuat mereka mudah percaya bahwa masa Aniaya Besar masih berada di masa depan. Tahun 1805, George Peter Holford menulis sebuah buklet/buku kecil mengenai peristiwa 70 Masehi – yang dasarnya terutama adalah karya awal Josephus – yang sangat akurat secara grafis dan historis, juga sangat memilukan hati. Pertama kali saya membaca buku Holford dalam sebuah pesawat, air mata saya mengalir deras. Walaupun berat untuk dibaca karena konten grafisnya yang sangat gamblang, tetapi isinya sangatlah penting. Karena alasan itu, saya menyertakan bagian buklet Holford itu di sini. _________________________________ 13 Dari kata pendahuluan untuk The Parousia oleh James Stuart Russell, ix. 25 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Konteks Nubuatan Yesus Dalam Matius 24 Sebelum kita tiba pada buklet Holford, pertama-tama kita perlu memahami konteks nubuatan Yesus dalam Matius 24. Dalam pasal sebelumnya, Yesus baru saja melontarkan ucapan yang paling keras yang pernah dicatat. Dia mengucapkan kata celaka atas para pemimpin agama sepanjang satu pasal dan mencela mereka secara terbuka. Lalu Yesus menutup celaan-Nya dengan berkata: Jadi atasmu akan tertanggung darah semua orang benar yang tertumpah ke tanah, dari mulai dari darah Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini! ―Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Betapa sering Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anakanaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihat, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi‖ (Matius 23:35-38 New International Version). Murid-murid Yesus tertegun mendengar kata-kata-Nya ini. Saat berjalan keluar dari Bait Allah, Dia berkata, ―Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan‖ (Matius 24:2). Sebagai respon, para murid bertanya kepada-Nya, ―Kapankah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan zaman?‖ (Matius 24:3 New International Version). Saat Yesus menyatakan bahwa Bait Allah dan semua bangunannya akan dihancurkan, muridmurid – yang tidak diragukan lagi sedang terpukau – meminta kepada-Nya untuk memberitahukan kapan hal itu akan terjadi. Yesus menjawab dengan memberikan delapan tanda mengenai penghancuran yang akan datang: 1. Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu (lihat Matius 24:4-5, 11, 23-26) 2. Deru perang dan kabar-kabar perang, bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan (lihat Matius 24:6-7) 3. Kelaparan (lihat Matius 24:7) 4. Gempa bumi (lihat Matius 24:7) 5. Penyiksaan dan pembunuhan orang percaya (lihat Matius 24:9) 6. Kesesatan dan kemurtadan semakin banyak (lihat Matius 24:10) 7. Kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (lihat Matius 24:12) 8. Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia (lihat Matius 24:14) 26 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Sebagaimana akan kita lihat dalam buklet George Peter Holford ‗The Destruction of Jerusalem,‘ setiap tanda ini sudah digenapi pada tahun 70 Masehi. Berikut adalah versi ringkas buklet Holford, dimana penambahan dari saya akan saya buat terpisah dalam [Catatan dari penulis:]. Penghancuran Yerusalem14 Tuhan kita memulai ucapannya dengan sebuah peringatan: ―Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang‖ (Matius 24:4-5). Arti penting peringatan penuh kasih ini dengan segera terlihat. Setahun setelah kenaikan Tuhan kita, Dositheus orang Samaria bangkit dan dengan berani menyatakan bahwa dirinya adalah Mesias yang dinubuatkan Musa, sementara muridnya Simon Magus memperdaya banyak orang untuk mempercayai bahwa dirinya adalah ―kuasa Allah yang luar biasa.‖ Sekira tiga tahun kemudian, seorang penipu lain dari Samaria muncul dan menyatakan bahwa dia akan memperlihatkan perkakas suci yang dikatakannya disimpan oleh Musa di Gunung Gerizim. Terdorong oleh gagasan bahwa dia adalah Mesias, sejumlah besar rakyat sipil bersenjata berkumpul di bawah pimpinannya dan melakukan penyerangan, tetapi Pilatus dengan cepat mampu mengalahkan mereka dan membunuh pemimpinnya. Ketika Cuspius Fadus menjadi pemangku kuasa di Yudea, seorang penipu bernama Theudas bangkit. Orang ini telah mampu meyakinkan sangat banyak orang untuk membawa semua harta milik mereka dan mengikuti dia ke Sungai Yordan, menjamin bahwa sungai itu akan terbelah sesuai perintahnya. _________________________________ 14 The Covenant Media Foundation telah memberi kepada penulis, Jonathan Welton, izin untuk mencetak dan menggunakan versi yang diperbaharui dari karya tertulis George Peter Holford (www.cmfnow.com). Untuk catatan kaki penulis pada bukletnya, lihat pada versi online. Saya telah menghilangkannya di sini untuk agar sederhana dan mudah dibaca. 27 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Tetapi Fadus mengejar orang-orang ini dengan pasukan berkuda dan membantai sebagain besar dari mereka, termasuk si penipu itu, yang kepalanya dipenggal lalu dibawa ke Yerusalem. Di bawah pemerintahan Felix, penipu muncul begitu kerap dan membujuk orangorang mengikuti mereka ke padang gurun, meyakinkan para pengikutnya bahwa mereka harus berada di sana untuk melihat tanda-tanda ajaib yang jelas yang akan dilakukan oleh Yang Mahakuasa. Pada periode ini (tahun 55 Masehi), seorang penipu terkenal asal Mesir (yang juga bernama Felix), berhasil mengumpulkan tiga puluh ribu orang pengikut dan meyakinkan para pengikut itu untuk berbaris bersamanya ke Bukit Zaitun, mengatakan kepada mereka bahwa sejak saat itu mereka akan melihat tembok-tembok Yerusalem akan runtuh atas perintahnya – sebagai pendahuluan sebelum menangkap garnisun Romawi dan merebut kuasa atas kota. Gubernur Roma menganggap hal ini sebagai awal pemberontakan, jadi dengan segera dia menyerang mereka, membunuh empat ratus di antaranya dan menyerakkan sisanya, namun si orang Mesir itu berhasil lolos. Pada masa pemerintahan Porcius Festus (tahun 60 Masehi), seorang penipu terkenal lainnya muncul dan ‗merayu‘ orang-orang dengan janji membebaskan mereka kuk penjajahan Romawi jika mereka mau mengikuti dia ke padang gurun. Tetapi Festus mengirimkan pasukan bersenjata yang dengan cepat menumpas baik si penipu maupun pengikutnya. Singkatnya, penipu yang mengaku-ngaku memiliki misi ilahi terus menerus muncul dan memperdaya orang-orang, membuktikan peringatan dan menggenapi nubuatan Tuhan kita. Jika ada keberatan bahwa tidak satu pun dari penipu-penipu ini yang mengaku sebagai Mesias, kecuali Dositheus, kita bisa menjawab bahwa harapan orang Yahudi akan seorang Mesias yang semata-mata membebaskan mereka dari penjajahan Romawi dan ―mengembalikan kerajaan ke Yerusalem‖ adalah terlampau tinggi, dan itu yang dimanfaatkan oleh para penipu ini. Harapan ini, adalah solusi satu-satunya terhadap pemberontakan-pemberontakan yang terkenal dan ganjil ini, yang segera mengingatkan para pembaca akan ungkapan nubuatan Tuhan kita: ―Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia‖ (Yohanes 5:43); ―Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau 28 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabinabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat‖ (Matius 24:23-24). Deru Perang dan Kabar-Kabar Perang Juruselamat kita lalu melanjutkan: ―Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru‖ (Matius 24:6-8; Lukas 21:11). ―Deru perang dan kabar-kabar perang.‖ Desas-desus yang ibarat suara guntur di kejauhan yang mendahului datangnya badai, demikian sering terdengar sejak kematian Tuhan kita hingga penghancuran Yerusalem sehingga sepanjang interval waktu itu penuh dengan ilustrasi nubuatan ini. Masing-masing dari seratus lima puluh halaman tulisan Josephus yang berisi sejarah periode ini penuh dengan pertumpahan darah. Contohnya, sekira tiga tahun setelah kematian Kristus, pecah perang antara Herodes dan Aretas, raja Arabia-Patraea, dimana pasukan Herodes dihabisi. Inilah ―kerajaan bangkit melawan kerajaan.‖ Peperangan biasanya didahului oleh desas-desus. Karenanya, mungkin akan terlihat tidak logis untuk menjajal suatu penjelasan yang berbeda dari bagian nubuatan ini; namun, tidak boleh diabaikan pula bahwa, sekira waktu itu, raja Caligula telah memerintahkan agar patungnya ditempatkan di Bait-Allah di Yerusalem, sedangkan orang-orang Yahudi bersikeras menolak dia. Seluruh negeri begitu tercekam oleh rasa takut akan terjadinya perang sampai-sampai mereka mengabaikan urusan mengolah tanah mereka! Namun, badai tersebut berhembus. Pada periode ini, karena hebatnya wabah yang mengamuk di Babilonia, sejumlah besar orang Yahudi bermigrasi dari kota itu ke Seleukia, dimana orang Yunani dan Siria bangkit melawan mereka dan menghabisi lebih dari lima puluh ribu orang! ―Besarnya pembantaian ini,‖ kata Josephus, ―tidak ada duanya dalam sejarah mereka sebelumnya.‖ Kemudian, lagi-lagi, sekira lima tahun setelah pembantaian 29 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n mengerikan itu, terjadi pertarungan sengit antara orang Yahudi yang tinggal di Perea dengan penduduk Filadelfia terkait batas sebuah kota bernama Mia, dan banyak orang Yahudi terbunuh. Inilah ―bangsa bangkit melawan bangsa.‖ Empat tahun kemudian, di bawah Cumanus, seorang prajurit Romawi melakukan penghinaan terhadap daerah sekitar Bait Allah. Orang Yahudi sangat membenci hal ini, tetapi karena orang Romawi datang dengan pasukan besar, mereka sangat ketakutan dan lari tanpa arah sehingga tidak kurang dari sepuluh ribu orang mati terinjak-injak di jalan. Ini, lagi-lagi, adalah ―bangsa bangkit melawan bangsa.‖ Belum lagi empat tahun berlalu, orang Yahudi berperang melawan orang Samaria dan memorak-porandakan negeri mereka. Penduduk Samaria membunuh seorang Galilea yang sedang menuju Yerusalem untuk perayaan Paskah, dan orang Yahudi membalaskan kematiannya. Di Kaisarea, orang Yahudi terlibat pertikaian tajam dengan orang Siria memperebutkan kedudukan dalam pemerintahan kota itu, yang akhirnya dimenangi oleh orang Siria. Peristiwa ini menjadi dasar pertikaian paling berdarah antara kedua bangsa. Orang Yahudi, yang malu karena kecewa dan terbakar iri hati, bangkit melawan orang Siria, namun berhasil dipukul mundur. Di kota Kaisarea saja, lebih dari dua puluh ribu orang Yahudi dibantai. Bara api permusuhan ini, bukannya padam, malah menyebar ke segala tempat mana pun dimana orang Yahudi dan Siria bermukim bersama, di setiap kota dan desa, rasa saling dendam dan saling bunuh terjadi. Di Damaskus, Tirus, Askelon, Gadara dan Skitopolis, pembantaian besar-besaran sangatlah mengerikan. Di kota-kota ini, sepuluh ribu orang Yahudi dibantai dalam waktu satu jam, dan di Skitopolis, tiga belas ribu orang dibunuh dengan cara curang dalam waktu satu malam. Di Aleksandria, orang Yahudi yang tersinggung karena penindasan Romawi, bangkit melawan mereka. Tetapi pasukan Romawi dengan keuntungan memiliki kekuatan besar, membantai lima puluh ribu orang Yahudi, tanpa memandang entahkah itu bayi atau orang lanjut usia. Dan setelah itu, dalam pengepungan di Yopata, tidak kurang dari empat puluh ribu orang Yahudi tewas. Ketika persaingan berdarah ini terjadi di timur, bagian barat Kekaisaran Romawi terkoyak oleh persaingan sengit antara Galba, Otho dan Vertellis. Sungguh mengherankan melihat ketiga kaisar ini, bersama dengan Nero, pendahulu mereka, mati mengenaskan dalam jangka waktu delapan belas bulan. Akhirnya, seluruh bangsa Yahudi angkat senjata melawan Romawi, Raja Agripa dan lainnya, dan 30 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n memprovokasi peperangan yang mengerikan yang dalam beberapa tahun ke depan, akan membanjiri seluruh Yudea dengan darah dan meluluhlantakkan ibukota negeri itu menjadi hanya puing-puing. Mungkin ada keberatan mengenai hal ini, karena perang adalah kejadian yang umum terjadi sehingga tidak tepat menyebutnya sebagai keberhasilan penggenapan suatu nubuat, namun saya nyatakan di sini bahwa banyak dari keberatan ini akan gugur mengingat ketidakmampuan banyak negarawan dalam meramalkan kondisi – bahkan hanya untuk beberapa tahun – negeri mereka sendiri yang mereka perintah. Kisah ini cukup terkenal, bahwa perdana menteri Inggris Raya William Pitt (saat buku Holford ditulis, tahun 1805), di penghujung peperangan panjang dan membawa kerusakan dengan Republik Perancis, menawarkan kepada negara itu lima belas tahun masa damai. Damai dan perang memang sering tergantung pada kalkulasi rumit segala aspek yang ada, dan desas-desus perang terdengar begitu kencang dan menakutkan sampai-sampai menghentikan kegiatan pertanian, padahal, seperti kita lihat, desas-desus tidak lebih dari desas-desus. Juga perlu diutarakan bahwa perang yang dinubuatkan Tuhan kita terjadi pada kedua pihak dan peristiwanya berhubungan satu sama lain. Peperangan itu terjadi dalam periode yang sudah dinubuatkan, dan terjadi dengan kerugian yang paling parah di pihak orang Yahudi, yakni pihak terbesar yang nubuat itu tujukan. Sementara, yang bernubuat bukanlah seorang negarawan, tetapi anak tukang kayu! Untuk topik ini, dapat dilihat di bab lain. [Catatan penulis: Yesus menyatakan ―deru perang dan kabar-kabar perang‖ selama Pax Romana-Roman Peace yaitu masa damai dalam pemerintahan Romawi, yang adalah satu-satunya masa dalam sejarah saat perang sungguhsungguh berhenti karena kekaisaran Roma sudah menaklukkan semua musuhnya. Dalam periode manapun dalam sejarah, perang adalah tanda zaman yang lemah, karena perang selalu terjadi] 31 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Gempa Bumi ―Dan akan terjadi ... gempa bumi yang besar di berbagai tempat‖ (Matius 24:7 New International Version). Di antara tanda penting akhir zaman berupa kegaduhan politik, terdapat beberapa peristiwa gempa bumi yang besar seperti isi nubuat Tuhan kita yang terjadi di beberapa tempat. Pada masa pemerintahan Claudius, terjadi satu gempa besar di Roma dan satu lagi di Apamea di Siria, dimana banyak orang Yahudi bermukim. Gempa di Apamea demikian parahnya hingga kaisar – dalam rangka mengurangi beban penderitaan para korban – membebaskan mereka dari kewajiban membayar pajak selama lima tahun. Kedua gempa ini dicatat oleh Tacitus. Ada satu lagi gempa yang terjadi pada masa pemerintahan yang sama, di Pulau Kreta. Gempa ini dicatat oleh Philostratus dalam bukunya ‗Life of Apollonius‘ yang juga mengatakan bahwa gempa juga terjadi ―di Smirna, Miletus, Chios dan Samos, yang semuanya adalah tempat dimana orang Yahudi bermukim.‖ Pada masa pemerintahan Nero, terjadi gempa di Laodikia yang juga dicatat oleh Tacitus. Hal ini juga dicatat oleh Eusebius dan Orosius, yang menambahkan bahwa kota Hieropolis dan Kolose, seperti halnya Laodikia, juga digoncang oleh gempa. Terjadi pula gempa di Campania dalam masa pemerintahan yang sama (yang dicatat oleh Tacitus dan Seneca) dan di Roma pada masa pemerintahan Galba, yang dicatat oleh Suetonius. Masih ada gempa lain yang terjadi pada malam mengerikan ketika orang Idumea dilarang masuk ke Yerusalem, sesaat sebelum pengepungan atas kota itu dimulai. Josephus mengatakan, ―Badai hebat menerpa mereka malam itu; angin yang kencang bertiup, diiringi oleh hujan yang sangat lebat, dan kilat yang menyambar-nyambar, dan petir yang menggelegar, dan gempa yang mengerikan. Tampak seolah seluruh sistem dunia telah dikutuk untuk menghancurkan umat manusia; dan orang pasti bisa menduga bahwa semua kejadian ini bukanlah tanda-tanda kejadian biasa!‖ [Catatan penulis: Ada banyak catatan terkait dengan periode ketika terjadi sangat banyak gempa bumi di suatu wilayah tertentu. Ahli teologi dan penulis J. Marcellus Kik menulis: ―Mengenai gempa bumi, banyak yang disebutkan oleh para penulis pada periode sebelum tahun 70 Masehi. Terjadi gempa bumi di Pulau Kreta, Smirna, Miletus, Chios, Samos, Laodikia, Hieropolis, Kolose, Campina, Roma dan 32 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Yudea. Juga menarik untuk dicatat bahwa kota Pompei hancur karena gempa yang terjadi pada 5 Februari tahun 63 Masehi.‖15 Sarjana Alkitab yang lainnya, Henry Alford, menulis mengenai gempa yang terjadi pada periode ini: ―Gempa besar yang terjadi antara nubuat Yesus dengan penghancuran Yerusalem [tahun 70 Masehi] adalah, (1) gempa besar di Pulau Kreta tahun 46 atau 47 Masehi; (2) gempa besar di Roma pada hari Nero mengenakan ‗toga‘ lambang kedewasaannya tahun 51 Masehi; (3) gempa besar di Apamea di Frigia, dicatat oleh Tacitus tahun 53 Masehi; (4) gempa besar di Laodikia di Frigia tahun 60 Masehi; (5) gempa besar di Campania.‖16 Komentator Edward Hayes Plumptre menulis: ―Mungkin tidak pernah ada masa dalam sejarah dunia yang ditandai oleh sedemikian banyaknya kejadian gempa bumi yang mengantarai Penyaliban dan penghancuran Yerusalem.‖17 Lucius Annaeus Seneca, filsuf terkenal yang adalah guru atau mentor Nero, juga mencatat fenomena ini: ―Betapa banyak kota di Asia, betapa banyak kota di Akhaya, yang diluluhlantakkan oleh sebuah gelombang kejut gempa bumi! Betapa banyak kota di Siria, betapa banyak di Makedonia, yang telah dilumat gempa! Betapa seringnya kehancuran semacam ini meruntuhkan Siprus hingga tinggal puing! Betapa seringnya Pafos hancur digoncang! Betapa tidak jarang kabar-kabar kehancuran total suatu kota dibawa kepada kita.‖18 _________________________________ 15 Kik, Matthew Twenty-Four Exposition, 93. Alford, 163. 17 Plumpte, ―The Gospel According to St. Matthew,‖ 6:146. 18 Seneca, Ad Lucilium Epistulae Morales, 437. 16 33 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Pula banyak gempa yang disebut dalam Perjanjian Baru, termasuk saat kematian Yesus (lihat Matius 17:51-52) dan kemudian saat kebangkitan-Nya (lihat Matius 28:2). Gempa bumi juga terjadi saat orang percaya berkumpul di Yerusalem dimana bangunan bergoyang (lihat Kisah Para Rasul 4:31), juga saat Paulus dan Silas dibebaskan dari penjara di Filipi (lihat Kisah Para Rasul 16:26). Dalam periode nubuatan Yesus, gempa bumi merajalela] Kelaparan Tuhan kita juga menyebut akan terjadi ―kelaparan.‖ Kejadian yang paling menonjol adalah yang telah dinubuatkan oleh Nabi Agabus akan terjadi pada masa pemerintahan Claudius, yang berhubungan dengan Kisah Para Rasul. Kelaparan itu dimulai pada tahun keempat pemerintahan Claudius untuk jangka waktu yang lama. Kelaparan itu meluas hingga ke Yunani bahkan hingga ke Italia, tetapi paling terasa di Yudea, khususnya di Yerusalem, dimana banyak orang mati kelaparan karena ketiadaan roti. Kelaparan ini juga dicatat oleh Josephus, yang menyebut ―se-homer (sekira 2,5 liter) jagung dijual dengan harga lima drachma‖ [makanan untuk satu hari dijual seharga upah satu pekan], seperti yang juga dicatat oleh Eusebius dan Orosius. Untuk meringankan bencana ini, Helena ratu Adiabena, yang pada saat itu berada di Yerusalem, memerintahkan pengiriman sejumlah besar bahan pangan dari Aleksandria, dan Izates puteranya menyerahkan sejumlah besar bantuan kepada gubernur Yerusalem untuk diberikan kepada kaum miskin yang menderita kelaparan paling parah. Orang Kristen bangsa lain yang bermukim di negeri asing juga mengirimkan bantuan sesuai permintaan Santo Paulus, untuk meringankan penderitaan saudara-saudara mereka di Yerusalem (1 Korintus 16:3). Dion Cassius menyebutkan bahwa terjadi kelaparan serupa pada tahun pertama pemerintahan Claudius di Roma dan bagian lain Italia. Pada tahun kesebelas kaisar yang sama, terjadi kelaparan lain yang dicatat oleh Eusebius. Selain itu terjadi kelaparan yang melanda penduduk di beberapa kota lain di kota-kota di Galilea dan Yudea, yang telah dikepung dan dikalahkan sebelum penghancuran Yerusalem, yang adalah puncak sengsara nasional, sebagai kombinasi sangat lengkap dari kelaparan dan beragam bencana lain. [Catatan penulis: Kelaparan yang dinubuatkan Agabus dan dibahas di atas disebutkan dalam Kisah Para Rasul 11:28-30 dan 1 Korintus 16:1-3] 34 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Penyakit Sampar Tuhan kita menambahkan ―penyakit sampar‖ (lihat Lukas 21:11). Beralasan jika penyakit sampar terjadi, mengikuti kelaparan hebat seperti yang dijelaskan sebelumnya. Sejarah membedakan dua kejadian wabah penyakit sampar sebelum terjadinya perang Yahudi. Wabah penyakit sampar yang pertama terjadi di Babilonia sekira tahun 40 Masehi yang mengamuk demikian menggegerkan sehingga sejumlah besar orang Yahudi yang bermukim di sana mengungsi ke Seleukia demi keselamatan mereka. Yang kedua terjadi di Roma tahun 65 Masehi yang menimbulkan begitu banyak korban jiwa. Baik Tacitus maupun Suetonius mencatat kejadian yang sama pada periode yang sama di beberapa wilayah Kekaisaran Romawi. Setelah Yerusalem dikepung oleh pasukan Roma di bawah komando Titus, wabah sampar merebak di dalam kota menambah kesengsaraan orang-orang Yerusalem dan menambah kengerian pengepungan tersebut. Wabah merebak selain disebabkan oleh padatnya manusia dalam kota itu, dan oleh karena banyaknya mayat-mayat yang membusuk yang tidak dikuburkan, juga oleh karena kelaparan hebat yang terjadi. Tanda-Tanda Dahsyat di Langit Tuhan kita melanjutkan, ―Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit‖ (Lukas 21:11). Josephus telah mengumpulkan tanda-tanda yang paling jelas dan memasukkan catatan berisi refleksi keganjilan peristiwa-peristiwa ini, keganjilan yang bisa mendorong orangorang sebangsanya mengakui keberadaan para penipu-penyesat dan laporanlaporan tidak berdasar, namun mengesampingkan dan mengabaikan peringatan ilahi yang telah mendapat peneguhan, sebagaimana yang Josephus tegaskan, dengan tanda-tanda di bawah ini: 1. ―Sebuah meteor, yang menyerupai sebilah pedang, tergantung di atas Yerusalem selama setahun penuh.‖ Benda ini tidak mungkin sebuah komet, karena posisinya stasioner atau tetap, dan terlihat selama dua belas bulan berturut-turut. Sebilah pedang, sekalipun merupakan gambaran yang tepat untuk penghancuran, tetapi tidak tepat digambarkan oleh sebuah komet. 35 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n 2. ―Pada hari kedelapan bulan Zanthicus (sebelum perayaan Hari Raya Roti Tak Beragi) pada jam kesembilan pada malam hari, muncul cahaya bundar di atas mezbah dan pada bagunan di sekeliling Bait Allah, suatu cahaya yang sangat terang bagai siang hari, yang muncul selama setengah jam.‖ Cahaya ini tidak mungkin cahaya kilat, atau cahaya aurora borealis yang terang, karena dikonfirmasi dari beberapa tempat dan terangnya bersinar tanpa putus selama tiga puluh menit. 3. ―Saat Imam Besar menuntun seekor lembu betina untuk dipersembahkan di mezbah, lembu itu melahirkan seekor anak domba, tepat di tengah-tengah bait Allah.‖ Catatan yang sungguh ganjil. Sebagian orang menganggapnya sebagai sebuah dongeng Yunani, sementara sebagian lain menganggap keajaiban ini sebagai teguran atas ketidaksetiaan dan ketidakberimanan orang Yahudi, yang telah menolak Anak Domba yang telah mempersembahkan diri-Nya sebagai korban pendamaian ―satu kali untuk selamanya‖ dan yang – dengan demikian menggenapi rancangan mereka – telah membatalkan sistem persembahan korban Imamat. Apapun itu, apa yang terjadi sungguh mengherankan. Kejadian itu bukan terjadi di sembarang tempat di kota Yerusalem, namun di dalam Bait Allah; bukan terjadi pada sembarang waktu, namun pada saat Paskah – saat peringatan penyaliban Tuhan kita; bukan terjadi pada sembarang orang, namun di hadapan Imam Besar dan imam-imam lain, dan pada saat mereka sedang menggiring persembahan itu ke atas mezbah. 4. ―Pada jam keenam malam hari, pintu gerbang timur Bait Allah terlihat terbuka sendiri.‖ Penjaga yang melihat melaporkan hal ini kepada atasannya, yang kemudian menyuruh orang membantu menutup dan akhirnya dengan susah payah gerbang itu berhasil ditutup. Pintu gerbang ini terbuat dari kuningan padat dan dibutuhkan dua puluh laki-laki dewasa untuk menutupnya setiap malam. Gerbang itu tidak mungkin terbuka dengan sendirinya karena ―tiupan angin keras,‖ atau ―gempa kecil‖ karena, seperti Josephus katakan, ―Gerbang itu diamankan dengan baut dan jeruji-jeruji besi yang dimasukkan ke dalam suatu ambang besar yang terbuat dari batu utuh.‖ 5. ―Tidak lama setelah perayaan Paskah, di berbagai wilayah negeri itu, menjelang terbenamnya matahari, tampak sejumlah pasukan bersenjata berkereta kuda melintas di atas langit Yerusalem.‖ Kejadian ini tidak mungkin pertunjukan megah yang muncul karena aurora borealis, sebab terjadi sesaat sebelum matahari terbenam; juga tidak mungkin khayalan 36 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n penduduk desa semata saat mereka menatap ke langit, sebab bisa terlihat di berbagai wilayah negeri itu. 6. ―Pada kelanjutan perayaan Pentakosta, ketika para imam melaksanakan tugas pelayanan mereka pada malam hari, mereka merasa ada goncangan, diikuti oleh gumaman tidak jelas, lalu suara orang banyak yang dengan jelas mengatakan ‗mari kita pergi dari sini‘.‖ Bunyi-bunyi ini akan mengingatkan pembaca pada peristiwa mengherankan yang terjadi pada hari Pentakosta yang sedang diperingati. Awalnya terdengar goncangan; yang pasti akan membuat para imam memperhatikan, disusul oleh gumaman yang tidak bisa dipahami; hal ini tentu saja makin menarik perhatian mereka, dan kemudian mereka mendengar – kata Josephus – sebuah suara, seperti suara orang banyak, dengan jelas mengucapkan kata-kata ―mari kita pergi dari sini.‖ Dan kemudian, sebelum perayaan tahun berikutnya, perang Yahudi pecah, dan dalam tiga tahun berikutnya, Yerusalem dikepung tentara Romawi, Bait Allah diubah menjadi benteng dan pelatarannya yang kudus dibanjiri oleh darah para korban. 7. Sebagai tanda terakhir dan paling menakutkan, Josephus mencatat seorang bernama Yesus, anak Ananus, seorang udik kalangan bawah, pada saat perayaan Hari Raya Pondok Daun, tiba-tiba berseru-seru di Bait Allah, ―Suara dari timur suara dari barat – suara dari keempat penjuru-suara yang menentang Yerusalem dan baitnya – suara yang menentang mempelai lakilaki dan mempelai perempuan – suara yang menentang semua orang!‖ Katakata ini diserukannya dengan keras tiada henti, siang dan malam, di jalanjalan kota Yerusalem selama tujuh tahun lima bulan. Dia memulai aksinya ini pada tahun 62 Masehi ketika kota itu dalam keadaan damai dan sejahtera, dan berhenti di tengah-tengah kengerian pengepungan. Pengacau ini berhasil menarik perhatian penguasa dan dibawa ke hadapan Albinus, orang Romawi yang menjabat gubernur. Albinus memerintahkan orang ini disesah. Tetapi bahkan sesahan paling menyakitkan pun tidak membuatnya mengeluarkan air mata atau mengerang kesakitan. Sebagaimana dia tak pernah berterimakasih kepada orang yang membebaskannya, dia juga tak pernah mengeluhkan ketidakadilan orangorang yang menghukumnya. Dan tidak ada kata-kata yang berhasil dikorek dari mulutnya saat ditanyai, kecuali seruan khasnya, ―Celaka, celakalah Yerusalem!‖ yang terus disuarakannya di seluruh penjuru kota, terutama pada saat perayaan, dimana seruannya semakin sungguh-sungguh dan 37 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n suaranya semakin keras. Kemudian, pada permulaan pengepungan, dia memanjat ke tembok kota, dan dengan suara yang lebih keras dari biasanya, dia berteriak, ―Celaka, celakalah kota ini, bait Allah ini, dan orang-orang ini!‖ Lalu, sebagai pertunjukan kematiannya sendiri dia berteriak, ―Celaka, celakalah aku!‖ Dia nyaris tidak sempat mengucapkan kata-kata ini karena sebuah batu melesat dari ketapel Romawi membuatnya mati di tempat. Tanda-tanda ini, kecuali tanda yang pertama, dicatat oleh Josephus terjadi setahun sebelum pecahnya perang Yahudi. Beberapa di antaranya juga dicatat oleh Tacitus. Apapun faktanya, jelas bahwa peristiwa-peristiwa ini terkait dengan nubuat Tuhan kita tentang ―akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit‖ dan seharusnya dianggap cukup sebagai jawaban bagi penentang yang menilai hal-hal tersebut tidak cukup layak dicatat. Penganiayaan Nubuat Tuhan kita berikutnya berkaitan dengan aniaya yang akan dialami oleh murid-murid-Nya: ―Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku;‖ (Lukas 21:12) – ―Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul;‖ (Markus 13:9) – ―Dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh‖ (Lukas 21:16). Dalam usianya yang masih sangat belia, Gereja Kristen mulai mengalami kekejaman yang bukan karena kesalahan mereka atau dipicu oleh mereka. Tuhan kita dan pendahulunya, Yohanes Pembaptis, telah terlebih dulu dibunuh. Rasul Petrus dan Yohanes telah dipenjara, lalu bersama rasul yang lain, disesah di hadapan majelis agama Yahudi. Stefanus, setelah memusingkan Sanhedrin karena pidato fasihnya yang tidak terbantahkan, dilempari batu hingga mati. Herodes Agripa yang ―mengulurkan tangannya untuk menyusahkan gereja‖ memenggal Yakobus saudara Yohanes, kemudian kembali memenjarakan Petrus, dan berencana membunuhnya juga. Santo Paulus dihadapkan kepada Mahkamah Agama di Yerusalem dan kepada wali negeri/gubernur Feliks, yang gemetar di kursinya, saat tahanan yang gagah berani 38 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ini berbicara tentang ―kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang!‖ Dua tahun kemudian, Paulus dihadapkan kembali, kali ini ke hadapan Festus (yang menggantikan Feliks). Raja Agripa yang hadir pada saat itu, sementara sang wali negeri mengejek Paulus, dengan cerdik mengakui kefasihan sang rasul, dan setengah percaya berkata, ―Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!‖ Terakhir Paulus naik banding kepada kaisar (Nero) di Roma. Sebelumnya dia dan Silas diseret ke hadapan kepala penjara di Filipi, dimana keduanya didera berkali-kali kemudian dilemparkan ke dalam perjara. Paulus juga pernah dipenjara selama dua tahun di Yudea, dan dua kali di Roma, masing-masing selama dua tahun. Dia pernah mengalami lima kali penyesahan (pencambukan) oleh orang Yahudi, tiga kali didera dengan tongkat, dan satu kali dilempari dengan batu. Paulus sendiri, sebelum pertobatannya, juga merupakan alat penggenapan nubuatan tersebut. Santo Lukas mencatat Paulus sebagai orang yang ―bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi yang juga setuju, jika mereka dihukum mati. Yang sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dalam rumah-rumah ibadat, dan yang dalam amarah yang meluap-luap mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing‖(Kisah Para Rasul 26:10-11; lihat Galatia 1:23). Akhirnya, dua tahun sebelum perang Yahudi, penganiayaan massal dimulai karena dorongan Kaisar Nero, ―yang,‖ kata Tacitus, ―menjatuhkan hukuman yang luarbiasa menyakitkan atas orang Kristen.‖ Banyak orang Kristen yang mati sebagai martir di bawah hujan cemoohan dan hinaan, termasuk di antaranya Rasul Paulus dan Rasul Petrus. Tuhan kita melanjutkan – ―dan kamu akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku‖ (Matius 24:9). Kebencian yang menimbulkan penganiayaan dan penyiksaan seperti yang dikutip di atas bukanlah sesuatu yang timbul karena orang Kristen menolak pemimpin yang berkuasa atau karena melanggar hukum, tetapi sebagai konsekuensi tidak terelakkan dari tindakan mereka mempertahankan nama dan meniru karakter Tuan mereka. ―Sebuah perang,‖ kata Tertullian, ―melawan sebuah nama; menjadi seorang Kristen saja pun sudah merupakan kejahatan.‖ Hal serupa dituliskan Pliny dalam suratnya kepada Trajan: ―Aku bertanya apakah mereka orang Kristen; dan jika mereka mengakuinya, aku bertanya untuk kedua 39 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n dan ketiga kalinya, mengancam mereka dengan hukuman, dan bagi siapapun yang bertahan aku perintahkan untuk dihukum mati.‖ Tuhan kita katakan, ―Semua bangsa.‖ Apapun kebencian dan perselisihan yang pernah ada antara bangsa lain dan orang Yahudi dalam hal lain, tampaknya kapan pun mereka siap sedia bekerjasama untuk menganiaya dan menyiksa para pengikut Dia yang datang menjadi terang bagi yang pertama dan kemuliaan bagi yang terkemudian. Kasih yang Menjadi Dingin ―Dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci‖ (Matius 24:10). Perihal fakta ini, pernyataan tegas Tacitus berikut cukup jelas. Tentang penganiayaan dan penyiksaan yang dialami orang Kristen di bawah pemerintahan Nero, yang sebelumnya telah disinggung, dia berkata, ―Beberapa orang yang ditangkap kemudian mengaku, dan dengan pengakuan itu sejumlah besar orang Kristen lain dijatuhi hukuman dan dieksekusi secara barbar.‖ [Catatan penulis: Matius 24:10-12 juga merujuk banyaknya pengajaran palsu pada gereja abad pertama, yang membuat banyak orang percaya meninggalkan kasih Kristus kepada iman yang menyimpang, seperti Gnostik, Yudaizer dan Nikolatian – pengikut Nikolaus. Seperti ditulis oleh ahli teologi David Chilton: ―Kita umumnya berpikir bahwa periode apostolik merupakan masa ledakan dahsyat penginjilan dan pertumbuhan Gereja, suatu ―masa keemasan‖ saat mujizat terjadi setiap hari. Gambaran umum ini secara substansi benar adanya, namun dinodai oleh satu kelalaian. Kita cenderung melupakan fakta bahwa Gereja mula-mula adalah adegan merebaknya wabah penyesatan/bidah paling dramatis. Masalah penyesatan tidak terbatas pada daerah atau budaya tertentu, namun menyebar dan menjadi masalah yang makin membesar yang terjadi karena kekeliruan pengajaran dan penggembalaan seiring waktu. Beberapa bidah mengajarkan kebangkitan sudah terjadi (2 Timotius 2:18), sementara yang lain mengatakan kebangkitan adalah hal yang mustahil (1 Korintus 15:12); ada bidah yang mengajarkan doktrin aneh asketisme dan beribadah kepada malaikat (Kolose 2:8, 18-23; 1 Timotius 4:1-3), sementara yang lain 40 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n mengajarkan rupa-rupa kecemaran dan menghina Allah (2 Petrus 2:1-3, 10-22; Yudas 4, 8, 10-13, 16). Berulang kali para rasul menuliskan peringatan yang tegas atas tindakan mentoleransi pengajar-pengajar palsu dan ―rasul-rasul palsu‖ (Roma 16:17-18; 2 Korintus 11:3-4; 12-15; Filipi 3:18-19; 1 Timotius 13-7; 2 Timotius 4:2-5), karena telah menyebabkan banyak orang meninggalkan iman, dan kemurtadan semakin besar seiring waktu (1 Timotius 1:19-20, 6:20-21; 2 Timotius 2:16-18, 3:1-9, 4:10, 14-16). Salah satu kitab Perjanjian Baru yang terakhir ditulis, Kitab Ibrani, ditulis kepada seluruh komunitas Kristen yang sedang berada di tepi jurang meninggalkan Kekristenan sepenuhnya. Gereja Kristen abad pertama tidak hanya ditandai oleh iman dan mujizat; namun juga ditandai oleh meningkatkan kedurhakaan, kemurtadan dan penyesatan yang berasal dari komunitas Kristen sendiri, tepat seperti yang Yesus nubuatkan dalam Matius 24.19] Injil Akan Diberitakan di Seluruh Dunia ―Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah kesudahannya (takdir orang Yahudi) tiba‖ (Matius 24:14 New International Version). Penggenapan nubuat ini ditunjukkan oleh surat-surat Santo Paulus – yang dialamatkan kepada orang Kristen di Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, Tesalonika – dan surat-surat Petrus yang dikirimkan kepada orang Kristen di Pontus, Kapadokia dan Bitinia – yang menjadi monumen yang tegak berdiri hingga hari ini. Kedua rasul ini sudah tiada saat pecahnya perang Yahudi. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat Roma, berkata kepada mereka, ―Sebab kabar tentang imanmu telah tersiar di seluruh dunia‖ (Roma 1:8 New International Version) dan kepada jemaat Kolose, ―Injil ... yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit‖ (Kolose 1:23). Klemen, yang adalah rekan sekerja Paulus, mengatakan, ―Ia mengajarkan kebenaran kepada seluruh dunia, bepergian dari timur ke barat ke arah tepi laut.‖ Eusebius berkata, ―Para rasul memberitakan Injil di seluruh dunia, dan beberapa dari mereka melintasi lautan, dan sampai ke kepulauan Britania‖; demikian pula yang dikatakan Theodoret. _________________________________ 19 Chilton, The Great Tribulation, 29-30. 41 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Tampaknya,‖ kata Bishop Newton ―dari para penulis sejarah gereja, sebelum runtuhnya Yerusalem, Injil telah diberitakan tidak hanya di Asia Kecil, dan Yunani, dan Italia, tetapi sudah sampai ke utara sejauh Skitia, ke selatan sejauh Ethiopia, ke timur sejauh Parthia dan India dan ke barat sejauh Spanyol dan Britania.‖ Tacitus menegaskan, ―Agama Kristen, yang muncul di Yudea menyebar ke seluruh bagian dunia, dan menjangkau Roma, yang penganutnya, pada masa pemerintahan Nero, telah berjumlah sangat banyak.‖ Sedemikian banyak hingga menimbulkan keresahan pada pemerintah. Hal ini sepenuhnya menggenapi sebuah nubuat yang berlawanan dengan setiap kesimpulan yang dibuat berdasarkan peluang, dan dengan pencapaian di tengah segala halangan yang tidak putus-putusnya menghadang. Anak seorang tukang kayu beserta sejumlah nelayan sederhana yang diajar-Nya, dalam sebuah takdir yang miskin insentif duniawi, namun penuh penyangkalan diri, pengorbanan dan penderitaan, berkata bahwa dalam waktu sekira empat puluh tahun Injil akan menyebar ke seluruh dunia. Demikianlah Injil menyebar di tengah tantangan kefanatikan orang Yahudi, terutama para pemimpinnya yang berkuasa, dan di tengah penolakan aktif bangsa-bangsa lain; Injil menyebar pada periode tersebut di semua negeri yang dimasukinya. Adakah yang bisa menyangkal bahwa nubuat dan penggenapannya sama-sama ilahi? [Catatan penulis: Akar kata oikoumene, yang diterjemahkan sebagai dunia dalam ayat ini, sesungguhnya berarti ―wilayah/area yang dihuni/didiami,‖ bukan berarti planet bumi secara global (kosmos). Ini adalah kata yang sama yang digunakan dalam Lukas 2:1: ―Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia [the inhabited earth].‖ Rasul Paulus kemudian juga menggunakan kata yang sama untuk meneguhkan bahwa Injil telah menjangkau seluruh dunia peradaban seperti yang Yesus nubuatkan (lihat Roma 1:8, 10:18; Kolose 1:5-6, 23). Sebagaimana yang ditulis oleh Phillip Doddrigde tahun 1807: Tampaknya, dari sumber yang paling terpercaya, Injil telah diberitakan di Idumea, Siria, dan Mesopotamia, oleh Yudas; di Mesir, Marmorica, Mauritania, dan bagian lain Afrika, oleh Markus, Simon dan Yudas; di Ethiopia, oleh sida-sida Sri Kandaka dan Matias; di Pontus, Galatia dan kawasan Asia yang berdekatan dengannya, oleh Petrus; di kawasan tujuh gereja 42 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n oleh Yohanes; di Partia, oleh Matius; di Skitia, oleh Filipus dan Andreas; di bagian utara dan timur Asia, oleh Bartolomeus; di Persia, oleh Simon dan Yudas; di Media, Carmania, dan beberapa daerah bagian timur, oleh Tomas; sepanjang jalur yang panjang dari Yerusalem hingga Ilirikum, oleh Paulus, juga hingga ke Italia, dan mungkin bahkan hingga Spanyol, Gaul (Perancis) dan Britania; hampir di segala penjuru gereja Kristen ditanam, dalam waktu kurang dari tiga puluh tahun sejak kematian Kristus, berarti sebelum penghancuran Yerusalem.20 Yesus berkata Injil akan diberitakan di seluruh wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi sebelum Dia datang dalam penghakiman atas Yerusalem dan Bait Allah. Yesus benar. Nubuat ini sudah digenapi, dan tidak akan ada penggenapan lain di masa depan kita. Kita tidak sedang menantikan setiap orang mendengar Injil supaya pengangkatan bisa terjadi.21] Awal Peperangan Demikianlah catatan sejarah mengenai sejumlah peristiwa dan tanda-tanda yang Tuhan kita katakan akan mendahului penghancuran Kota Suci. Penggenapan nubuat Yesus tentang tersebarnya Injil yang tepat waktu telah meresahkan negeri Yahudi sehingga mereka tidak hanya terprovokasi, tetapi tampak tidak sabar segera ingin terjun ke dalam segala bencana besar yang tidak tertandingi yang, pada akhirnya, melumat mereka sampai habis. Dalam penjelasan bagian ini, rasanya tidak mungkin menjelaskan setiap detil kecil awal mula dan proses segala bencana ini. Namun beberapa detil khusus yang merupakan penggenapan bagian lain nubuatan dan menjadi alasan penggunaan bahasa yang agak vulgar akan dihadirkan bagi para pembaca. _________________________________ 20 Doddridge, 2:365. Gary DeMar, Ten Popular Prophecy Myths Exposed and Answered, bab 8 ―Mitos bahwa Injil masih harus diberitakan di ‗Seluruh Dunia‘‖ 21 43 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Sejak penaklukan negeri mereka oleh Pompey, sekira tahun 60 Sebelum Masehi, bangsa Yahudi, dalam beberapa peristiwa, telah menunjukkan tabiat degilnya. Setelah Yudas orang Gaul dan Sadduk orang Farisi mengajarkan kepada mereka bahwa sikap tunduk kepada Romawi akan memuluskan jalan menuju perbudakan penuh kehinaan, kemarahan terpendam mereka nampak dari meningkatnya kejahatan dan kekerasan. Pemberontakan dan pembangkangan menjadi semakin kerap dan menggelisahkan. Untuk menangani hal ini Florus, sang wali negeri/gubernur, bertindak tegas. Kemudian Eleazar, anak Imam Besar, mengajak imam-imam yang bertugas di Bait Allah untuk menolak persembahan orang asing dan jangan lagi berdoa buat mereka. Sebuah hinaan besar dialamatkan kepada Kaisar, dengan menolak persembahannya, dan dengan demikian perang dengan Romawi mulai disulut. Gangguan dari pihak orang Yahudi berlanjut, sehingga Cestius Gallus, wali negeri Siria, berbaris bersama pasukannya ke Yudea untuk menumpas gangguan tersebut. Kemana pun dia pergi ditandai dengan pertumpahan darah dan kebinasaan. Dia kemudian bergerak menjarah dan membumihanguskan kota Zebulon dan Yope yang permai dan setiap desa yang dilaluinya. Di Yope, dia membunuh 8.400 orang penduduk. Dia menghancurkan distrik Narbatene dan pasukan yang dikirimnya ke Galilea membunuh 2.000 orang penghasut. Dia kemudian menghanguskan kota Lida, dan setelah menghalau orang Yahudi yang dengan membabi buta angkat senjata melawan dirinya, Cestius lalu berkemah pada jarak sekira satu mil dari Yerusalem. Pada hari keempat, dia memasuki gerbang Yerusalem dan membakar tiga bagian kota itu. Dia bisa saja mengakhiri perang pada saat itu, namun bukannya menikmati kemenangannya, karena bujukan para perwiranya yang licik, dengan mengejutkan dia justru menghentikan pengepungan dan meninggalkan kota dengan terburu-buru. Orang Yahudi mengejarnya hingga Antipatris dan dengan sedikit korban jiwa di pihak mereka, berhasil membantai hampir 6.000 orang tentara Cestius. Setelah peristiwa ini, orang-orang Yahudi yang kaya (menurut Josephus) meninggalkan kota itu, layaknya orang meninggalkan kapal yang tenggelam. Pada saat itulah orang-orang Kristen – atau Yahudi yang berpindah agama – yang berdiam di Yerusalem, mengingat peringatan Tuan mereka yang mulia, melarikan diri ke Pella, suatu tempat di seberang Yordan yang letaknya di pegunungan (Matius 24:16). Di Pella (menurut Eusebius, yang tinggal tidak jauh dari sana), mereka tinggal dan menetap sebelum perang (yang dilancarkan Vespasian) pecah. 44 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Beberapa kesempatan mujur lain sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang masih tinggal untuk melarikan diri. Jelas sekali, orang tidak bisa berpikir dengan pikiran saleh jika tidak memiliki rasa hormat dan ketaatan, karena sejarah mencatat tidak satu orang Kristen pun menjadi korban dalam peristiwa pengepungan Yerusalem. Bertahan hingga akhir dan setia kepada Tuan mereka yang diberkati, mereka menghargai kata-kata peringatan-Nya dan luput dari bencana. Dengan demikian tergenapilah ucapan Tuhan kita, ―Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya (yakni kesudahan nubuat ini) akan selamat‖ (Matius 24:13) dari segala bencana yang melumat semua orang yang terus menerus tegar tengkuk dalam ketidakpercayaan mereka. Haruslah Kamu Melarikan Diri (Matius 24:15, 21) Nero, yang mendapat laporan tentang kekalahan Cestius, segera menunjuk Vespasian, seorang jenderal pemberani, untuk memimpin perang melawan Yahudi. Dia dibantu oleh anaknya, Titus, yang segera mengumpulkan 60.000 prajuritnya dari Ptolemais. Dari sana, pada musim semi tahun 67 Masehi, dia bergerak menuju Yudea, menebarkan malapetaka dan kebinasaan yang paling kejam – serdadu Romawi, dalam banyak kejadian, tidak memberi ampun bahkan kepada bayi atau orang lanjut usia. Selama lima belas bulan, Vespasian bergerak maju sambil menaklukkan satu per satu kota-kota kuat di Galilea dan di Yudea, membantai setidaknya 150.000 orang penduduk. Di antara bencana buruk ini, yang pada saat itu menimpa orang Yahudi, apa yang menimpa penduduk kota Yope, yang telah dibangun kembali, perlu mendapat perhatian khusus. Perompakan yang kerap mereka lancarkan membangkitkan amarah Vespasian. Dalam suatu perompakan, saat orang Yahudi lari ke kapal mereka dikejar oleh pasukan Vespasian, mendadak badai menerpa dan menyapu semua yang ada di laut, menunggangbalikkan kapal mereka. Semua saling menghempas, kapal dengan kapal dan dengan batu-batu karang tanpa ampun. Banyak orang Yahudi yang tewas tenggelam, ada yang tewas karena tabrakan kapal, dan lainnya bunuh diri, sementara yang berhasil mencapai pantai langsung dibantai oleh prajurit Romawi yang tidak mengenal belas kasihan. Garis pantai untuk jarak yang jauh dibanjiri oleh darah; 4.200 mayat manusia memenuhi pantai, dan tidak seorang pun yang selamat untuk melaporkan malapetaka ini ke Yerusalem. Peristiwa seperti ini sudah dinubuatkan oleh Tuhan kita, ketika Dia 45 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n berkata, ―Dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut‖ (Lukas 21:25). Setelah maju hingga Yerikho, Vespasian mundur ke Kaisarea untuk mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Yerusalem. Di tengah segala persiapan itu, dia mendapat kabar kematian Nero. Tanpa mengetahui bahwa dirinyalah yang akan diangkat menjadi kaisar berikutnya, dengan bijak dia menunda sementara pelaksanaan serangan tersebut. Jadi sebenarnya Yang Mahakuasa memberikan penundaan kedua, yang berlangsung selama hampir dua tahun. Tetapi orang Yahudi tidak juga bertobat dari kejahatan hati mereka, tidak sedikit pun, justru terus melakukan kejahatan dengan skala makin besar. Pertikaian sipil merebak kembali dengan kemarahan yang lebih bernyala-nyala. Di jantung kota Yerusalem, dua faksi bersaing demi kekuasaan dan menyerang satu sama lain dengan kebengisan dan kekejaman yang menghancurkan. Satu divisi dari salah satu faksi, yang sempat terusir ke luar kota, memasuki kota dengan kekerasan pada suatu malam. Haus darah dan terbakar api dendam, mereka membantai penduduk kota tanpa pandang usia dan jenis kelamin, bahkan membantai bayi-bayi. Dan pada pagi harinya 8.500 mayat berserakan di jalan-jalan Kota Suci. Mereka menjarah rumah-rumah, dan ketika menemukan Imam Besar, Anaius dan Yesus; mereka tidak hanya membunuh keduanya namun juga menghina mayat mereka dengan membiarkannya tergeletak tanpa dikubur. Mereka membantai rakyat sipil tak ubahnya segerombolan hewan paling buas. Para bangsawan adalah yang pertama kali mereka penjarakan dan cambuk, dan jika dengan segala cara para bangsawan ini tidak juga mau bergabung dengan faksi mereka, mereka menjatuhkan hukuman mati kepada para bangsawan tersebut. Korbannya mencapai 12.000 orang. Dan tak seorang pun berani meneteskan air mata atau mengerang kesakitan karena takut mengalami nasib serupa. Kematian menjadi hukuman atas tuduhan melakukan kejahatan, yang teringan hingga terberat dan tidak ada yang bisa lolos semiskin atau serendah apapun posisi mereka. Siapapun yang mencoba melarikan diri akan dicegat dan dibunuh, dan mayat mereka akan ditumpuk di jalan-jalan umum. Belas kasihan sekecil apapun tampaknya sudah sirna dan bersamaan dengan itu, sirna pulalah segala rasa hormat kepada pihak yang berkuasa, baik sipil maupun rohani. Sementara Yerusalem dimangsa oleh faksi-faksi pelahap yang bengis ini, setiap wilayah Yudea dihantui dan diresahkan oleh gerombolan-gerombolan perampok 46 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n dan pembunuh, yang menjarah kota demi kota. Jika menghadapi perlawanan, tanpa ampun mereka membunuh penduduk kota, bahkan perempuan atau anak-anak. Simon anak Gioras, komandan salah satu gerombolan yang terdiri dari 40.000 orang dengan susah payah akhirnya memasuki Yerusalem dan mendirikan faksi ketiga. Hal ini membuat api perang sipil kembali berkobar, kali ini dengan kebencian yang lebih merusak. Ketiga faksi, menjadi gila-gilaan karena kemabukan, kemarahan dan keputusasaan, menambah tinggi tumpukan mayat orang-orang yang mereka bantai, saling menyerang satu dengan yang lain dengan kebiadaban dan kegilaan yang brutal. Bahkan orang-orang yang datang membawa persembahan ke Bait Allah juga dibunuh. Mayat-mayat para imam dan orangorang yang datang beribadah, baik orang Yahudi asli maupun pendatang, ditumpuk jadi satu, dan danau darah menggenang di pelataran kudus. John Levi dari Gischala, yang mengetuai salah satu faksi, membakar gudanggudang penuh bahan pangan, dan Simon, musuh terbesarnya, ketua faksi yang lainnya, segera meniru perbuatannya. Dengan begitu mereka melemahkan diri mereka sendiri. Dalam situasi genting dan kritis ini, intelijen membawa berita pasukan Romawi sedang mendekat. Orang Yahudi menjadi amat ketakutan; tidak ada waktu untuk berunding, tidak ada harapan bagi perdamaian, tidak ada sarana untuk melarikan diri: yang ada hanya kekacauan yang liar dan kebingungan. Tidak ada yang terdengar kecuali teriakan kebingungan orang yang bertempur – tiada yang terlihat selain pakaian yang dibasahi darah – tiada yang bisa diharapkan dari para prajurit Romawi kecuali dendam. Teriakan tiada henti para petarung terdengar siang dan malam, namun masih kalah mengerikan dibanding suara ratapan orang yang berkabung. Ketakutan dan teror yang dirasakan mendorong banyak penduduk mengharapkan datangnya musuh asing, yang mungkin bisa membebaskan mereka. Demikianlah kondisi mengerikan yang sedang berlangsung saat Titus dan pasukannya tiba dan berkemah di luar Yerusalem. Namun, sayangnya, dia datang bukan untuk melepaskan Yerusalem dari deritanya, melainkan untuk menggenapi nubuat dan membuktikan peringatan penuh kasih Tuhan kita: ―Jika kamu melihat (Ia mengatakan hal ini kepada murid-murid-Nya) kekejian yang mendatangkan kebinasaan, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel, berdiri di tempat kudus dan Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, maka orang-orang yang berada di Yerusalem harus melarikan diri, dan orangorang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota,‖ (Matius 47 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n 24:15-16; Lukas 21:1-10, 20). Pasukan prajurit ini, tidak diragukan lagi adalah pasukan Roma, yang kemudian masuk ke dalam kota itu. Sejak masa pembuangan ke Babel, penyembahan berhala/idolatry telah dianggap sebagai suatu kekejian oleh orang Yahudi. Rasa jijik nasional juga dirasakan kepada patung-patung dewa dan kaisar Romawi, yang selalu dibawa kemanapun oleh pasukan Romawi. Kita melihat hal ini, di masa saat perdamaian masih terjaga, ketika Pilatus, dan setelah itu Vittelius, karena alasan menghindari berbaris bersama pasukannya melewati Yudea atas permintaan beberapa bangsawan Yahudi. Watak keji yang kini menguasai pasukan Romawi, sejarah perang Yahudi dan terutama penghancuran final Kota Suci menghadirkan contoh mengerikan yang paling baik. Yerusalem tidak hanya direbut, namun Bait Allah-nya yang sangat dibanggakan itu kini hancur lebur. [Catatan penulis: Dengan membandingkan Matius 24:15-16 dengan Lukas 21:20, kita bisa memahami bahwa kekejian yang mendatangkan kebinasaan (abomination that caused the desolation) Yerusalem adalah pasukan Romawi yang datang mengepung kota. Untunglah Yesus telah memberi tahu pengikut-Nya bahwa ketika mereka melihat hal ini, mereka harus melarikan diri ke pegunungan. Mereka melakukannya karena mereka mengerti apa yang Yesus maksudkan. Baik Chrysostom maupun Augustine sepakat bahwa yang dimaksud dengan kekejian yang mendatangkan kebinasaan adalah pasukan Romawi. Chrysostom (lahir tahun 347 Masehi di Antiokhia, ibukota Siria) mengatakan, ―Karena bagiku jelas bahwa kekejian yang membinasakan adalah pasukan yang olehnya Kota Suci Yerusalem dibinasakan.‖22 Santo Augustine (lahir tahun 354 Masehi di Afrika Utara) mengatakan, ―Lukas, untuk menunjukkan kekejian yang sama dengan yang dinubuatkan Daniel akan terjadi saat Yerusalem ditaklukkan, mengenang ucapan Tuhan dalam konteks yang sama: ‗Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat‘‖ (xxi.20).23] _________________________________ 22 23 Dikutip di Bray, Matthew 24 Fulfilled, 54. Ibid. 48 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kalau-kalau pasukan Titus tidak cukup jelas digambarkan dengan ucapan-Nya, Tuhan kita menambahkan, ―Di mana ada bangkai, di situ burung elang berkerumun‖ (Matius 24:28 American Standard Version). Negara Yahudi, pada saat itu, memang tepat sekali digambarkan sebagai bangkai. Tongkat kerajaan Yehuda – otoritas sipil dan politik, kehidupan agama, dan kemuliaan Bait Sucinya – hancur. Negeri itu, secara moral dan secara hukum, sudah mati. Burung elang yang naluri dasarnya adalah mencuri dan membunuh, tepat sekali menggambarkan watak Romawi yang ganas dan haus darah, dan mungkin, hal ini juga dimaksudkan untuk menggambarkan gambar dalam panji-panji mereka, yang memuakkan bagi orang Yahudi, yang akhirnya ditancapkan di tengah-tengah Kota Suci dan di tengah-tengah Bait Suci. [Catatan penulis: Dengan kata lain, emblem burung elang terpatri pada perisai dan panji-panji Romawi; demikian pula, Yerusalem digambarkan sebagai bangkai. Seperti dituliskan oleh komentator Barnes: Kata-kata dalam ayat ini bersifat kiasan. Burung bangkai dan elang akan segera berkerumun dimana ada bangkai, dan akan lekas-lekas menyantapnya. Demikianlah pasukan Romawi. Yerusalem ibaratnya bangkai mati yang berbau. Kehidupannya sudah musnah, dan sekarang dia siap dimangsa. Pasukan Roma mendatanginya, seperti burung elang mendatangi bangkai, dan akan segera memangsanya.24] Hari dimana Titus mengepung Yerusalem adalah perayaan Paskah, dan penting dicatat bahwa ini adalah peringatan saat dimana orang Yahudi menyalibkan Mesias mereka! Pada saat demikian, sejumlah besar orang datang dari seluruh negeri tetangga, dan dari negeri yang jauh, untuk merayakan perayaan tersebut. Betapa tepat dan betapa baiknya, jika demikian, nubuat berisi peringatan yang Tuhan kita sampaikan, ―Orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota‖ (Lukas 21:21). _________________________________ 24 Barnes, Matius 24. 49 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n [Catatan penulis: Buku George Peter Holford tidak membahas Matius 24:16-18, 20: ―Orang-orang yang ada di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya. Orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil jubahnya. Berdoalah agar saat kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin atau pada hari Sabat.‖ Saya tidak mengetahui pasti mengapa dia melewatkan bagian ini, namun saya akan membahasnya secara singkat. Pada ayat-ayat ini Yesus sedang memberikan nasihat praktis kepada pengikut-Nya bagaimana caranya tetap selamat selama masa penghancuran tahun 70 Masehi. Kita bisa mengetahuinya dari ayat ini saat Yesus berbicara tentang penghancuran lokal (melarikan diri dari Yudea) dan sebuah latar sejarah (jangan pada hari Sabat). Kecenderungan alami saat orang melihat pasukan mendekat adalah melarikan diri ke Yerusalem demi keamanan. Namun Yesus menyuruh mereka melawan naluri alami mereka dan meninggalkan kota. Karena Yesus menyuruh mereka melarikan diri, para pengikut-Nya terlindungi. Bahkan, seperti ditulis oleh George Peter Holford enam paragraf sebelumnya, ―... sejarah mencatat bahwa tidak satu orang Kristen pun yang mati dalam peristiwa penghancuran Yerusalem.‖ Komentator lain yang sangat disegani menegaskan hal ini: Selanjutnya, jemaat gereja Yerusalem, lewat seorang bijak yang ..., diperintahkan untuk meninggalkan Kota sebelum pecah perang dan menetap di sebuah kota di wilayah Perea bernama Pella. Ke Pella inilah orang-orang yang percaya kepada Kristus bermigrasi dari Yerusalem; dan begitu orang kudus terakhir meninggalkan kota bangsawan metropolitan Yerusalem dan tanah Yahudi, penghakiman Allah akhirnya turun atas kota itu karena kejahatan mereka yang keji kepada Kristus dan rasul-rasul-Nya, penghakiman yang sepenuhnya menghapus angkatan yang jahat itu dari antara umat manusia. – Eusebius25 _________________________________ 25 Eusebius, 82. 50 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dikatakan bahwa ada alasan untuk mempercayai bahwa tidak ada satu orang Kristen pun yang menjadi korban dalam penghancuran kota itu. Allah mengamankan pelarian mereka lewat banyak cara, sehingga mereka melarikan diri ke Pella, dimana mereka menetap saat Yerusalem sedang dihancurkan. – Albert Barnes26 ... dikatakan oleh beberapa penafsir, yang keanehannya juga dicatat oleh Josephus, bahwa setelah Cestius Gallus menyerbu Yerusalem bersama pasukannya, tiba-tiba tanpa ada sebab, berhenti mengepung dan mundur bersama pasukannya, di saat kota itu dengan mudah dapat dikuasai; dengan demikian nampak suatu sinyal, sebuah kesempatan bagi orang Kristen untuk melarikan diri: yang mereka manfaatkan, dan mereka lari melewati wilayah Yordan, seperti yang dikatakan Eusebius, ke tempat yang bernama Pella; sehingga ketika Titus tiba beberapa bulan kemudian, tidak ada satu pun orang Kristen di kota itu ... – John Gill27 Saya menemukan bahwa fakta ini saja sudah merupakan bukti yang luar biasa kuat yang menunjukkan orang percaya abad pertama mengerti bahwa yang Yesus maksudkan adalah peristiwa tahun 70 Masehi. Penerjemah karya Josephus bahkan menulis: ―Ada sebuah alasan lain yang sangat penting dan sangat menguntungkan di balik mundurnya Cestius; yang – seandainya Josephus adalah seorang Kristen – pasti sudah dicatat juga olehnya; yaitu menyediakan suatu kesempatan bagi orang Kristen-Yahudi yang tinggal di Yerusalem untuk mengingat nubuat dan peringatan yang diberikan oleh Kristus sekira tiga puluh tiga setengah tahun sebelumnya, yakni ―bila mereka melihat kekejian yang membinasakan‖ [pasukan Romawi penyembah berhala, dengan bordiran wajah dewa mereka di panji-panjinya, siap menghancurkan Yerusalem] ―berdiri di tempat kudus‖; atau ―saat mereka melihat Yerusalem dikelilingi oleh pasukan,‖ mereka haruslah segera ―melarikan diri ke pegunungan.‖ _________________________________ 26 27 Barnes, Matius 24. Gill, Matius 24. 51 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Mematuhi hal ini orang Kristen-Yahudi melarikan diri ke pegunungan Perea, dan luput dari penghancuran ... Tidak ada alasan, yang lebih tidak politis, namun yang lebih menguntungkan, yang terlihat dari pada mundurnya pasukan Cestius ini .... Aniaya Besar, yang belum pernah terjadi sejak dunia dijadikan hingga saat itu; tidak, yang juga tidak akan pernah terjadi lagi.‖28] Seperti Kilat Memancar (Matius 24:27) Kendati demikian, Yerusalem pada saat itu disesaki oleh orang Yahudi pendatang, dan orang asing dari seluruh penjuru sehingga seluruh negeri bisa dikatakan dimasukkan ke suatu ruang penjara sebelum jatuhnya penghakiman ilahi. Menurut Josephus, peristiwa ini terjadi tiba-tiba, menggenapi nubuat Tuhan kita bahwa kehancuran itu akan terjadi secepat kilat yang ―memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat‖ dan ―seperti jerat yang dengan tiba-tiba jatuh ke atas mereka (orang Yahudi) yang menimpa semua penduduk bumi ini‖ (Matius 24:27; Lukas 21:35). Juga menjadi alasan Yesus memberi perintah agar siapa yang melarikan diri dari kota itu harus benar-benar bersegera. Celakalah Ibu-ibu yang Sedang Hamil (Matius 24:19) Pada saat kemunculan pasukan Romawi, seluruh faksi Yahudi bersatu dan dengan penuh kemarahan mengejar dan dengan susah payah berhasil memukul mundur legion kesepuluh. Kejadian ini menyebabkan terhentinya sejenak segala kekejaman dan dengan terbukanya gerbang kota memberi kesempatan kepada orang-orang terbuang untuk lari dari sana. Tadinya mereka tidak dapat melarikan diri dari kota tanpa dicegat karena akan dicurigai ingin bergabung dengan pasukan Romawi. Keberhasilan memukul mundur legiun kesepuluh ini memberi rasa percaya diri kepada orang Yahudi dan mereka memutuskan untuk mempertahankan kota hingga titik darah penghabisan, tetapi tetap tidak menghalangi gesekan antar mereka terus terjadi. Faksi yang dipimpin oleh Eleazar telah tercerai berai dan bergabung ke dua faksi yang ada, pimpinan John Levi dan Simon. _________________________________ 28 William Whiston, catatan b dalam terjemahannya dari karya Josephus, Wars of the Jews, 204. 52 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kedua faksi kemudian terlibat persaingan berdarah, penjarahan dan kebakaran hebat. Bagian tengah kota dilalap api, dan penduduk yang malang dijadikan hadiah bagi pihak yang menang. Pasukan Romawi pada akhirnya berhasil menguasai dua dari tiga tembok yang melindungi kota, dan ketakutan sekali lagi menyatukan faksi-faksi yang bertikai. Hal ini hampir mampu menunda pertikaian mereka ketika kelaparan mulai merebak di antara prajurit Yahudi. Sebenarnya kelaparan diam-diam sudah menghantui, dan banyak penduduk miskin yang tidak terlibat pertikaian yang meregang nyawa karena kelaparan. Dengan semakin meningkatnya malapetaka kelaparan ini, anehnya, faksi-faksi yang bersaing kembali beringas, dan kota itu benar-benar menghadirkan gambaran baru keterkutukan. Terdorong rasa lapar yang amat sangat, mereka saling merebut makanan dari tangan orang lain, bahkan ada yang sampai memakan gandum mentah. Penyiksaan digunakan untuk bisa menemukan segenggam makanan; perempuanperempuan merebut makanan dari tangan suami mereka dan anak-anak merebut makanan dari bapa mereka, ibu-ibu bahkan merebut makanan dari bayi-bayi mereka; mereka membiarkan bayi mereka yang masih menyusu tergolek di lengan mereka karena keberatan jika cairan vital yang menyokong tubuh mereka dihisap oleh bayi mereka. Betapa akuratnya saat Tuhan kita menyatakan celaka atas ―yang menyusukan bayi pada masa itu‖(Matius 24:19). Malapetaka mengerikan ini akhirnya mendorong sejumlah besar orang melarikan diri dari kota menuju perkemahan musuh, dimana pasukan Romawi malah menyalibkan mereka, sedemikian banyaknya sehingga – Josephus katakan – mereka kekurangan lahan untuk menancapkan salib, sementara jumlah salib masih kurang dibanding jumlah para tawanan yang akan disalibkan. Ketika ditemukan terdapat beberapa orang tawanan yang menelan emas, orang Arab dan Siria, yang bergabung bersama pasukan Romawi, terdorong oleh keserakahan, dengan kekejaman luar biasa, merobek perut 2.000 orang pembelot dalam satu malam. Titus, yang tergugah melihat betapa mengerikannya malapetaka yang dialami penduduk Yerusalem, secara pribadi memohon mereka untuk menyerah, tetapi permohonan itu ditolak. Jengkel dengan kedegilan dan penghinaan orang Yahudi, dia memutuskan mengelilingi kota dengan circumvallation [suatu mesin perang yang yang kelilingnya mencapai 39 furlong (1 furlong = 220 yard = 1/8 mil) atau sekitar 4,87 mil (sekitar 7,8 kilometer) dan diperkuat dengan 13 menara], yang 53 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n dengan menakjubkan mampu didirikan oleh para prajurit dalam waktu tiga hari. Demikianlah hal ini menggenapi nubuat lain dari Tuhan kita saat Dia berkata, ―Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan‖ (Lukas 19:43). Karena kini sama sekali tidak ada pasokan bahan pangan yang bisa masuk lewat tembok kota, kelaparan semakin merebak dan meningkat semakin mengerikan, hingga memakan korban keluarga demi keluarga. Bagian atas rumah dan relungrelung kota penuh dengan mayat perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia. Anak-anak muda bergentayangan bagai hantu di tempat-tempat publik dan bertumbangan tanpa nyawa di jalan-jalan. Jumlah yang mati sedemikian banyaknya untuk dikubur, dan banyak yang mati saat sedang menguburkan yang lain. Malapetaka dahsyat ini terlalu besar untuk diratapi. Keheningan dan kekelaman yang pekat dan mematikan meliputi seluruh kota. Namun bahkan adegan mengerikan yang tersaji di depan mata itu tidak menyurutkan niat para perampok untuk membongkar makam dan melucuti pakaian mayat-mayat itu disertai tawa liar tanpa perasaan. Mereka menguji ketajaman pinggiran pedangnya ke tumpukan mayat, bahkan kepada orang yang masih bernafas. Pada periode menyedihkan dan mengerikan ini, Simon Goras memilih untuk memperlihatkan sifat bengis dan kejamnya dalam menjatuhkan hukuman mati kepada imam Matias dan ketiga anaknya, yang dituduh sebagai pendukung Romawi. Sang ayah, merasa berjasa sudah membukakan pintu gerbang bagi Simon, memohon agar dirinya yang dihukum mati lebih dulu daripada anakanaknya. Tetapi sang tiran yang bengis justru menyuruh dia ditempatkan di urutan akhir, dan pada saat Matias akan menghembuskan nafas terakhir, dengan nada menghina Simon bertanya padanya apakah Romawi akan membebaskan dia. Dalam situasi kota yang suram muram, seorang Yahudi bernama Mannæus melarikan diri kepada Titus dan memberitahu dia bahwa sejak awal pengepungan (14 April) hingga tanggal 1 Juli, tercatat 115.880 mayat yang digotong hanya lewat satu gerbang saja, yang dia adalah penjaganya. Orang ini telah ditunjuk untuk membayar tunjangan publik bagi para penggotong mayat, sehingga berkewajiban menghitung berapa yang telah digotong keluar. Tidak lama kemudian, beberapa orang terpandang melarikan diri dari kota menuju perkemahan Romawi dan meyakinkan Titus bahwa jumlah mayat orang miskin yang telah digotong keluar 54 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n dari gerbang yang lain tidak kurang dari 600.000 mayat. Laporan tentang betapa mengerikannya malapetaka yang dialami Yerusalem membangkitkan rasa iba pada pihak Romawi, khususnya Titus yang kemudian mengangkat tangannya ke langit dan memohon kepada Yang Mahakuasa, mengatakan bahwa bukan dirinya yang menjadi penyebab malapetaka yang demikian dahsyat. Sesungguhnya, orang Yahudi sendirilah, dengan kebejatan, kedegilan dan kekeraskepalaan yang luar biasa, yang menimpakan semua ini atas diri mereka. Kemudian, atas nama Titus, dengan tulus Josephus membujuk John Levi dan para pengikutnya untuk menyerah, tetapi manusia kurang ajar ini menjawab dengan hinaan dan bersumpah, menyatakan keyakinannya bahwa Yerusalem – sebagai kota Allah sendiri – tidak akan pernah bisa direbut. Dengan demikian dia menggenapi nubuatan Nabi Mikha, bahwa Israel, kendati sudah berada di pinggir jurang, dengan pongah ―bersandar kepada Tuhan dengan berkata: ―Bukankah Tuhan ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!‖‖ (Mikha 3:11). Sementara itu kengerian akibat kelaparan semakin menyayat hati dan menyebabkan penderitaan yang semakin besar. Orang Yahudi, didorong oleh rasa lapar yang sangat, terpaksa mengkonsumsi ikat pinggang mereka, sandal mereka, kulit yang melapisi perisai mereka, rumput kering, bahkan kotoran lembu. Di titik nadir segala kengerian ini, seorang perempuan bangsawan Yahudi, didorong oleh lapar yang tidak tertahankan, membunuh darah dagingnya sendiri dan memasaknya. Dia sudah memakan separuh bagian tubuh anaknya ketika para prajurit, yang tergiur oleh bau harum makanan, mengancam akan membunuhnya jika dia tidak memberitahu asal makanan yang dimakannya itu. Karena ketakutan, dia menunjukkan apa yang tersisa dari jasad anaknya, yang membuat para prajurit ini bergidik dalam kengerian. Pada pertunjukan peristiwa memilukan dan mengharukan ini, seantero kota layaknya kota hantu dan memberi selamat kepada orang-orang yang telah terlebih dulu mati karena dengan begitu terhindar dari mengalami hal-hal yang menyayat hati itu. [Catatan penulis: Kisah mengerikan ini adalah penggenapan yang sangat tepat dari kutuk yang disampaikan kepada Israel: ―Dan engkau akan memakan buah kandunganmu, yakni daging anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, – dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhmu kepadamu‖ (Ulangan 28:53).] 55 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Sungguh, peri kemanusiaan benar-benar bergidik dan mual membaca narasi ini. Dan tidak seorangpun bisa membayangkan betapa menyedihkannya kondisi yang dialami penduduk Yerusalem sampai-sampai perempuan-perempuan yang ada di sana sudah tidak memiliki emosi atau simpati apapun lagi. Dan tidak seorangpun bisa menahan air mata saat membaca ucapan Juruselamat kita yang ditujukan-Nya kepada perempuan-perempuan yang meratapi dan menangisi Dia saat Dia dibawa ke Kalvari, dimana Dia merujuk kepada peristiwa ini: ―Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui‖ (Lukas 23:28-29). [Catatan penulis: Kematian Yesus adalah kematian yang mengerikan, namun Dia menangis bagi perempuan-perempuan dan anak-anak Yerusalem. Jika dibandingkan, Yesus sedang mengatakan bahwa kematian mereka akan jauh lebih mengerikan daripada kematian-Nya.] Fakta memilukan di atas sebenarnya juga sudah dinubuatkan oleh Musa: ―Perempuan yang lemah dan manja di antaramu, yang tidak pernah mencoba menjejakkan telapak kakinya ke tanah karena sifatnya yang manja dan lemah itu, akan menjadi jahat ... terhadap anaknya laki-laki atau anaknya perempuan, karena uri [ari-ari] yang keluar dari kandungannya ataupun karena anak-anak yang dilahirkannya; sebab karena kekurangan segala-galanya ia akan memakannya dengan sembunyi-sembunyi, dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhmu kepadamu di dalam tempatmu‖ (Ulangan 28:56-57). Dan penting pula dicatat – sebagai situasi yang menunjukkan betapa pentingnya nubuat ini – bahwa sejarah dunia tidak pernah mencatat peristiwa kebiadaban yang di luar peri kemanusiaan dalam pengepungan di tempat lain atau negeri lain manapun yang serupa ini. Josephus sendiri pernah menyatakan, seandainya tidak banyak saksi mata yang menyaksikan peristiwa ini, dia sendiri tidak akan mencatatnya, ―Karena,‖ dia katakan, ―pelanggaran sifat dasar manusia yang demikian menggoncangkan tidak pernah dilakukan bahkan oleh orang Yunani atau barbar,‖ sehingga penyisipan peristiwa ini bisa saja menurunkan kredibilitas sejarahnya. Ketika kelaparan berlanjut mengamuk di seantero kota, prajurit Roma – setelah 56 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n beberapa usaha yang gagal – akhirnya berhasil merubuhkan bagian dari dinding dalam, mengambil alih menara besar benteng Antonia, dan merangsek maju menuju Bait Allah, dimana Titus, dalam sebuah rapat perang, telah memutuskan untuk mempertahankan Bait Allah sebagai ornamen bagi kekaisaran dan sebagai monumen kesuksesannya. Namun Yang Mahakuasa telah memutuskan sebaliknya. Akhirnya hari yang ditentukan itu tiba. Hari kesembilan bulan Av, tibalah hari pembalasan itu (Lukas 21:22), persis hari yang sama dengan hari penghancuran Bait Suci tahun 586 Sebelum Masehi oleh raja Babel! [Catatan penulis: Dalam Lukas 4:18-19 Yesus membaca sebuah nubuat dari Yesaya 61:1-2: Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita... Inilah ayat sebagaimana yang tertulis di Yesaya, namun ketika Yesus mengutipnya, Dia tidak menyelesaikan ayat tersebut. Yesus berhenti di tengah kalimat. Kalimat yang dicetak tebal, tidak dibacakan oleh Yesus. Namun dalam Lukas 21:22, Yesus menyatakan masa/hari pembalasan [the day of vengeance]. Yesus mengawali pelayanan-Nya kepada orang Yahudi dalam perkenanan Tuhan Allah, tetapi setelah tiga setengah tahun, Yesus akhirnya menyelesaikan nubuat Yesaya dengan menyatakan bahwa hari pembalasan itu sekarang tiba.] Seorang prajurit Romawi, didorong (menurut dirinya) oleh dorongan ilahi, mengabaikan perintah Titus, memanjat bahu prajurit lainnya dan melemparkan batang kayu yang menyala ke jendela emas Bait Allah, yang seketika membakar bangunan itu. Orang Yahudi, yang sangat kuatir dan ingin menyelamatkan bangunan besar suci yang mereka percayai sebagai jaminan keselamatan mereka, dengan teriakan panik, menyerbu masuk untuk memadamkan api. Titus juga, yang berharap bisa memadamkan kebakaran besar itu, tergesa-gesa menuju lokasi dengan kereta pedangnya, diikuti para perwira utamanya. Dengan sia-sia dia melambai-lambaikan tangannya dan berteriak-teriak, memerintahkan prajuritnya untuk memadamkan api; namun dalam kegemparan sangat gaduh dan massa yang kebingungan tidak ada yang mendengar teriakannya. Prajurit Romawi, yang 57 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n sengaja menulikan telinga mereka, bukannya membuatnya semakin menyebar dan menyebar. memadamkan api, justru Terdorong oleh kebencian dan dendam yang menyala-nyala kepada orang Yahudi, para prajurit ini menyerbu massa, sebagian dibantai dengan pedang, yang lain diinjak-injak di bawah kaki mereka atau dibantingkan ke tembok hingga mati. Banyak massa yang jatuh lemas di antara reruntuhan beranda dan balkon yang penuh asap, karena kehabisan udara. Orang-orang miskin tidak bersenjata bahkan orang sakit dibantai tanpa ampun. Di antara orang-orang yang tidak beruntung ini, banyak yang dibiarkan bersimbah darah. Sejumlah besar orang mati dan sekarat menumpuk di sekeliling mezbah, yang tadinya mereka tuju demi mendapatkan perlindungan, sementara tangga dari mezbah menuju pelataran luar dibanjiri darah mereka. Karena sadar tidak mungkin menahan keberingasan dan kekejaman prajuritnya, komandan tertinggi pasukan dan beberapa perwira utamanya, masuk ke dalam Bait Allah untuk mensurvei bagian bangunan yang belum tersentuh kebakaran. Pada saat itu, api belum menyentuh bagian dalam Bait Allah, yang dimasuki dan disaksikan Titus dalam kekaguman. Terperangah dengan kemegahan arsitektur dan keindahan dekorasinya, yang bahkan melebihi berita kemashyuran yang dilaporkan, dan menyadari bahwa tempat kudus belum terjamah api, dia mengulangi usahanya untuk menghentikan kobaran api. Titus bahkan merendahkan diri memohon dengan sangat kepada prajuritnya untuk mengerahkan segala daya dan upaya untuk memadamkan api, bahkan menyuruh pasukan penjaga (centurion) untuk menghukum para prajurit jika mereka kembali tidak mematuhinya. Tapi semua sia-sia belaka. Kemarahan para prajurit yang kalap sudah tidak mengenal batas lagi. Dengan nafsu menjarah dan membantai, mereka semua seperti serempak mengabaikan permohonan dan ancaman jenderal mereka. Bahkan saat sang jenderal berusaha melindungi tempat kudus, salah seorang prajurit justru dengan sengaja membakar ambang-ambang pintu yang menyulut kebakaran besar ke semua bagian. Titus dan para perwiranya sekarang terpaksa mundur, dan tidak ada yang tertinggal untuk mengawasi para prajurit yang sedang mengamuk atau api yang terus merambat. Para prajurit Romawi, yang jengkel sejengkel-jengkelnya kepada orang Yahudi, menangkapi siapapun yang ditemui, tanpa menghiraukan jenis kelamin, usia atau derajat, merampasi barang-barang mereka lalu membantai mereka. Tua-muda, 58 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n orang biasa atau imam, yang menyerah maupun yang terus melawan, semuanya sama-sama dibunuh dalam pembantaian yang tidak pandang bulu ini. Sementara itu, Bait Allah terus terbakar, hingga akhirnya, seluruh bangunan dilalap api. Maraknya kobaran api menimbulkan kesan bagi orang yang melihat dari jarak jauh bahwa seluruh kota telah terbakar. Kegemparan dan kekacauan yang ditimbulkan peristiwa ini, menurut Josephus, sulit dijelaskan dengan kata-kata. Para prajurit Romawi mengeluarkan pekikan yang sangat menggetarkan; para pemberontak yang menemukan diri mereka terkepung pedang dan api, juga mengeluarkan teriakan-teriakan mengerikan; sementara orang-orang yang tidak beruntung (yang miskin dan sakit) yang terjebak di antara musuh dan kobaran api, meratap memilukan. Ratapan dan raungan mereka yang ada di bukit dan yang ada di kota seperti saling bersahutan. Orang-orang yang selamat dari kelaparan seolah dibangkitkan oleh adegan mengerikan ini dan seolah memiliki tenaga baru untuk meratapi kemalangan mereka. Ratapan yang terdengar dari kota digemakan ulang oleh gunung-gunung yang mengelilingi kota dan tempat-tempat di seberang Yordan. Kobaran api yang melalap seluruh bangunan Bait Allah sedemikian besar dan hebatnya sehingga seluruh bukit tempat bangunan itu berdiri, bahkan pondasinya yang dalam, tampak seolah sebuah bola api raksasa. [Catatan penulis: Pembakaran Yerusalem adalah perapian yang menyala-nyala yang dicatat di Roma 13:42 dalam perumpamaan gandum dan lalang.] Darah para korban mengalir seiring dengan hancurnya bangunan dan jumlah yang terbunuh sudah tidak terhitung lagi. Tanah bahkan tidak terlihat karena tertutupi oleh tumpukan mayat, yang terinjak-injak oleh prajurit Romawi saat mengejar para buronan, sedang suara gemeretak kayu bangunan yang dilahap api, bercampur dengan suara beradunya senjata, rintihan orang yang sekarat, dan raungan keputusasaan, menambah kengerian luar biasa dari adegan yang tidak ada bandingannya dalam halaman sejarah ini. Di antara peristiwa-peristiwa tragis yang terjadi pada saat itu, sebuah peristiwa rasanya perlu mendapatkan perhatian khusus: Seorang nabi palsu, berdusta seolah dia menerima penugasan ilahi, mengatakan bahwa jika orang-orang ingin lari ke Bait Allah, mereka harus memperhatikan tanda pembebasan mereka. Karena itu, sekira enam ribu orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, berkumpul di sebuah balkon yang masih berdiri di luar bangunan. Ketika mereka menanti59 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n nantikan mujizat yang dijanjikan dengan harap-harap cemas, prajurit Romawi, dengan sangat biadab, tanpa alasan jelas sengaja membakar balkon. Orang banyak yang panik karena situasi mengerikan tersebut, berlompatan ke reruntuhan yang ada bawah dan mati seketika. Sisanya, tanpa kecuali, mati dilalap api. Demikian pentingnya peringatan Tuhan kita untuk tidak mendengarkan nabi-nabi palsu ―yang mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat.‖ Bait Allah kini tidak lebih dari onggokan puing-puing. Prajurit Romawi, yang merayakan kemenangan mereka, mengangkat dan menegakkan panji-panji di atas bagian yang tersisa dari gerbang timur, dan dengan persembahan rasa syukur mereka memproklamasikan kejayaan Titus dengan segala bentuk demonstrasi kegembiraan. Dengan demikian berakhirlah kejayaan dan keberadaan Bait Allah yang kudus dan mulia itu, dengan ukurannya yang menakjubkan, kekukuhannya yang solid, dan kekuatannya yang mengagumkan, yang tampaknya mampu menahan segala tindakan kekuatan manusia yang paling hebat sekalipun dan tetap berdiri, seperti piramida, di tengah goncangan pergantian zaman hingga dunia ini berakhir. Lima hari setelah penghancuran Bait Allah, imam-imam yang berhasil selamat duduk merana kelaparan di atas salah satu dinding yang runtuh; mereka akhirnya turun dan memohon pengampunan dari Titus, yang menolak mengampuni mereka, dengan alasan, ―Karena Bait Allah, yang menjadi alasan dia mengampuni mereka, sudah hancur, maka adalah tepat jika imam-imam Bait itu ikut binasa bersamanya‖ sesudah itu Titus memerintahkan mereka dihukum mati. Para pemimpin faksi, yang kini terdesak dari segala arah, meminta diadakannya suatu pertemuan dengan Titus, yang menawarkan untuk mengampuni nyawa mereka jika mereka bersedia meletakkan senjata. Atas syarat yang masuk akal ini, herannya, para pemimpin faksi menolak. Sebagai reaksi atas kekeraskepalaan mereka, Titus yang jengkel kemudian memutuskan dia tidak akan memberi ampun kepada para pemberontak dan memerintahkan hal tersebut diumumkan segera. Prajurit Romawi kini memiliki surat izin penuh untuk menjarah dan menghancurkan. Pagi-pagi sekali keesokan harinya, mereka membakar benteng, kantor pencatatan, ruang dewan, dan istana Ratu Helena, kemudian menyebar ke seluruh penjuru kota, membunuh siapa saja yang mereka temukan dan membakar 60 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n mayat-mayat yang bergelimpangan di setiap jalan dan di lantai hampir setiap rumah. Di istana kerajaan, tempat harta karun tersimpan dalam jumlah sangat besar, sejumlah orang Yahudi yang serakah membunuh 8.400 sesama mereka lalu menjarah harta milik mereka. Pembelot dalam jumlah yang sangat banyak, yang berhasil kabur dari tiran dan memasuki perkemahan musuh, juga dibantai. Para prajurit, yang lelah membunuh dan kenyang dengan darah yang mereka tumpahkan, akhirnya menurunkan pedang mereka dan sekarang ingin memuaskan keserakahan mereka. Untuk maksud itu, mereka mengumpulkan orang Yahudi yang tersisa, bersama dengan istri dan keluarganya dan menjual mereka secara terbuka, layaknya di pasar hewan. Sejumlah besar orang siap dijual, namun pembeli hanya sedikit. Dengan demikian genaplah ucapan Musa ini: ―Dan ... kamu akan menawarkan diri kepada musuhmu sebagai budak lelaki dan budak perempuan, tetapi tidak ada pembeli‖ (Ulangan 28:68). Pasukan Romawi, yang menjadi penguasa kota bagian bawah, sengaja membakarnya. Orang Yahudi menyelamatkan diri dengan pergi ke bagian atas kota, dari mana – dengan keangkuhan dan kesombongan yang belum lekang – mereka tidak hentinya menjengkelkan musuhnya, bahkan memperlihatkan diri untuk menonton kebakaran kota bagian bawah ibarat sedang menyaksikan suatu hiburan. Dalam waktu singkat, dinding kota bagian atas berhasil dihancurkan oleh ketapel Romawi, dan orang Yahudi yang tadinya begitu sombong dan congkak, kini gemetar dan sangat panik, jatuh tengkurap dan menyesali kesombongan mereka. Orang-orang yang berada di menara, yang tampaknya tidak mungkin ditembus oleh usaha manusia, menjadi sangat takut, dan anehnya malah meninggalkan menara dan mencari perlindungan di gua-gua dan saluran-saluran bawah tanah. Dalam usaha untuk bersembunyi ini, setidaknya 2.000 orang ditemukan tewas setelah itu. Demikianlah, seperti Tuhan kita nubuatkan, orangorang malang ini berkata kepada gunung-gunung: ―Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!‖ (Lukas 23:30). Karena dinding kota kini sepenuhnya telah dalam penguasaan Romawi, para prajurit mengibarkan bendera di atas menara dan menyambut kemenangan mutlak mereka dengan sorak sorai. Setelah itu, setiap gangguan dari orang Yahudi berakhir dan prajurit Romawi sepenuhnya bebas melampiaskan kebencian mereka 61 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n kepada para penduduk. Mereka menjarah rumah-rumah dan membakarnya. Mereka berkeliaran di jalan-jalan dengan pedang terhunus dan membunuh setiap orang Yahudi yang mereka temui tanpa pandang bulu, mayat para korban menutupi dan membuat sempit gang-gang kota sementara darah mereka mengalir ke saluran air kota. Dan ketika hari berganti malam, para prajurit mengganti pedang mereka dengan obor dan di tengah kegelapan malam yang mencekam, mereka membakar bagian kota yang masih tersisa. Cawan murka Allah, yang telah sekian lama ditumpahkan atas kota penuh bakti ini, sekarang sudah kosong, dan Yerusalem, yang dulu pernah ―menjadi kemahsyuran di bumi‖ dan penerima seribu nubuat, kini kehilangan nafas hidup, diselimuti nyala api dan berdarah-darah di setiap sudutnya, akhirnya tenggelam sepenuhnya dalam kehancuran dan kebinasaan. (Pengepungan bersejarah ini berakhir pada hari kedelapan bulan September tahun 70 Masehi. Lama pengepungan hampir lima bulan, dimana Romawi mengepungnya sejak hari keempat belas bulan April tahun yang sama.) Sebelum menghancurkannya secara total, Titus melakukan survei atas kota itu dan kubu atau benteng pertahanannya, dan sambil merenungkan betapa kokoh dan kuatnya benteng-benteng itu, dia tidak kuasa untuk tidak mengaitkan keberhasilannya bersumber dari Yang Mahakuasa sendiri. Titus menyatakan, ―Tidakkah Allah sendiri yang membantu operasi militer kita, dan menghalau keluar orang Yahudi itu dari benteng-benteng mereka, yang sama sekali mustahil untuk direbut; sebab apalah yang bisa dilakukan manusia, juga kekuatan ketapel, kepada menara sekuat ini?‖ Setelah itu Titus memerintahkan kota itu harus diratakan dengan tanah, dengan pengecualian tiga menara tinggi-megah Hippocos, Phasael dan Mariamne, sebagai bukti kekuatan kota itu dan sebagai piala kemenangan baginya. Selain itu dia juga membiarkan penggalan kecil tembok barat, sebagai benteng penjagaan bagi sebuah garnisun untuk mengawasi daerah sekelilingnya. Titus juga memberi perintah bahwa hanya orang Yahudi yang masih melawan sajalah yang harus dibunuh, tetapi para prajurit, yang sudah tidak memiliki belas kasihan, membantai bahkan orang yang sakit dan tua. Para pencuri dan orang serakah semua dihukum mati. Para remaja dan orang muda yang paling jangkung dan parasnya paling rupawan, bersama beberapa bangsawan Yahudi, dipilih dan dibiarkan hidup oleh Titus sebagai penyemarak arak-arakan kemenangannya 62 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n memasuki kota Roma. Setelah pemilihan itu, semua yang berumur di atas tujuh belas tahun dikirim ke Mesir untuk dipekerjakan di sana sebagai budak, atau didistribusikan ke seluruh wilayah kekaisaran untuk dipersembahkan sebagai gladiator dalam amfiteater (gedung pertunjukan terbuka); sedangkan yang berusia di bawah itu dijual. Selama peristiwa ini terjadi, 11.000 orang Yahudi yang dijaga oleh seorang jenderal bernama Fronto, mati karena kelaparan. Peristiwa memilukan ini terjadi sebagian disebabkan oleh langkanya bahan pangan dan sebagian lagi oleh kekeraskepalaan mereka sendiri dan pengabaian dari pihak Romawi. Seluruh orang Yahudi yang binasa selama masa pengepungan Yerusalem, menurut catatan Josephus tidak kurang dari 1,1 juta orang, ditambah 237.000 orang yang mati di tempat lain dan jumlah tidak terhitung yang tewas akibat kelaparan dan wabah sampar. Tidak kurang 2.000 orang mati bunuh diri. Orang yang ditawan berjumlah 97 ribu orang. Dari dua pemimpin besar Yahudi yang keduanya berhasil ditangkap, John Levi dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara bawah tanah, sementara Simon bersama John Levi, dalam arak-arakan di Roma dihukum cambuk, lalu dijatuhi hukuman mati sebagai penjahat. [Catatan penulis: ―Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat‖ (Matius 24:22). Dari angka di atas terlihat bahwa sekiranya pembantaian itu tidak dipersingkat, orang Yahudi akan sama sekali habis musnah. Juga jika pembunuhan tidak berhenti di kota Yerusalem, bisa saja pasukan Romawi melanjutkan aksinya ke kota terdekat Pella untuk menghabisi orang Kristen yang melarikan diri ke sana.] Dalam melaksanakan perintah Titus terkait penghancuran Yerusalem, para prajurit tidak hanya merubuhkan bangunan yang ada, tetapi juga membongkar seluruh pondasinya. Mereka benar-benar meratakan dengan tanah seluruh wilayah kota sehingga seorang asing yang melihat pasti tidak menyangka jika daerah itu tadinya adalah sebuah kota besar yang dihuni manusia. Demikianlah kota besar itu, yang lima bulan sebelumnya disesaki oleh hampir dua juta manusia, yang bermegah dalam kekuatannya yang tidak tertembus, sepenuhnya dibiarkan kosong tidak berpenghuni dan rata dengan tanah. Hal ini membuat apa yang sudah dinubuatkan Tuhan kita bahwa musuh Yerusalem akan membiarnya rata dengan tanah dan 63 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain‖ (Lukas 19:44) tergenapi sepenuhnya dengan cara paling menyolok. Fakta ini diteguhkan oleh sejarawan gereja paling awal, Eusebius, yang menyatakan bahwa dirinya melihat sendiri kota itu terkubur di bawah reruntuhan, dan Josephus menyebut Eleazar saat berseru, ―Dimanakah kota besar kita, yang dipercaya sebagai kediaman Allah? Semuanya sudah dicabut dan dibongkar dari pondasinya, dan monumen dari reruntuhannya adalah perkemahan para pembinasanya yang tegak di tengah-tengah puing-puingnya!‖ Mengenai Bait Allah sendiri, Tuhan kita sudah menubuatkan secara khusus, tidak peduli betapapun megahnya, ―sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan‖ (Matius 24:2). Bahkan tercatat dalam Talmud dan oleh Maimonides bahwa Terentius Rufus, kapten dalam pasukan Titus, benar-benar membajak pondasi Bait Allah dengan bajak supaya benar-benar rata tanah. Hal ini juga secara harfiah menggenapi nubuatan nabi Mikha: ―Sebab itu oleh karena kamu [karena kejahatanmu] maka Sion akan dibajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing, dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan‖ (Mikha 3:12). [Catatan penulis: ―Tembok Barat Yerusalem yang berdiri hari ini (atau sering juga disebut Tembok Ratapan) bukanlah bagian Bait Allah yang ada pada zaman Yesus. Tembok itu adalah bagian ‗parapet‘ (tembok perlindungan serupa benteng) yang dibangun raja Herodes mengelilingi Bait Allah.‖29] Dengan demikian genaplah segala malapetaka dan penghancuran, yang tiada bandingnya, atas bangsa Yahudi dan khususnya kota Yerusalem. Dengan keakuratan yang sangat tinggi Tuhan kita pernah menyatakan, ―Siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi‖ (Matius 24:21). [Catatan penulis: Tidak ada yang namanya dua penggenapan atas satu nubuat. Gagasan itu, sekalipun populer, tidaklah alkitabiah. Jika sebuah nubuat diberikan, hanya akan ada satu penggenapan. _________________________________ 29 Eberle and Trench, 15 64 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Mengatakan sebuah nubuat memiliki dua penggenapan berarti penafsiran atas nubuat itu keliru. Penggenapan-ganda tidak hanya tidak masuk akal, bahkan Yesus sendiri dengan cara-Nya mengatakan bahwa Matius 24 hanya akan digenapi satu kali (Matius 24:21). Perkataan-Nya ini menggugurkan kemungkinan penggenapanganda. Yesus menunjukkan bahwa masa aniaya ini adalah yang terburuk dari yang pernah terjadi, dan yang terburuk dari yang akan terjadi, yang menyiratkan bahwa waktu masih akan berlanjut setelah peristiwa tersebut, tidak berarti peristiwa itu adalah akhir dunia. Banyak yang mengajarkan nubuat Yesus ini akan digenapi di penghujung waktu, namun pengajaran demikian tidak konsisten dengan ucapan Yesus yakni bahwa peristiwa ini akan terjadi di tengah garis waktu, bukan di akhir sejarah manusia! Saat menafsirkan ―hal terburuk yang pernah terjadi,‖ kita memiliki dua pilihan – harfiah/literal dan hiperbola. Menurut penafsiran harfiah, penghancuran negara Yahudi, Bait Allah, keimaman, dan catatan silsilah (yang memastikan sistem keimaman tidak akan pernah dipulihkan) bersama dengan kematian 1,1 juta orang Yahudi, memang adalah peristiwa terburuk dalam sejarah Israel. Penafsiran hiperbola juga mungkin, seperti dikemukakan oleh DeMar: ―Satu alasan yang disodorkan untuk mempercayai aniaya besar merupakan peristiwa di masa depan adalah pernyataan yang nampaknya tidak penting dalam Matius 24:21 tentang ―siksaan yang dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.‖ Kalimat ini terdengar hampir identik dengan Yehezkiel 5:9: ―Oleh karena segala perbuatanmu yang keji akan Kuperbuat terhadapmu yang belum pernah Kuperbuat dan yang tidak pernah lagi akan Kuperbuat.‖ Yehezkiel 5:9 merujuk kepada penghancuran Yerusalem pada abad keenam Sebelum Masehi oleh bangsa Babel, namun para komentator Alkitab yang bertahan pada masih adanya aniaya besar atau siksaan dahsyat di masa depan menyatakan ―tidak akan pernah lagi Allah menjatuhkan penghukuman seperti ini.‖ Tetapi Allah menjatuhkan penghukuman yang lebih besar dalam penghancuran Yerusalem tahun 70 Masehi, dan dispensasionalis mengklaim bahwa masih akan ada aniaya yang bahkan lebih besar lagi di masa depan yang tidak terlalu lama lagi. 65 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Gaya bahasa Yehezkiel 5:9 dan Matius 24:21 jelas adalah peribahasa dan hiperbola.‖30] Nubuat yang Yesus sampaikan dan dalam bahasa yang Josephus deklarasikan itu penggenapan yang pasti ―Jika semua kemalangan,‖ katanya, ―semua bangsa, sejak dunia diciptakan, dibandingkan dengan apa yang terjadi atas orang Yahudi, maka kemalangan mereka akan sangat tidak sebanding.‖ Kemudian dia melanjutkan, ―Tidak ada kota lain yang menderita penderitaan yang demikian, juga tidak ada angkatan lain, sejak dunia diciptakan, yang lebih banyak berbuah dalam hal kejahatan.‖ Malapetaka yang dialami Yerusalem, memang benar-benar ―masa pembalasan,‖ sehingga semua yang ditulis (terutama oleh Musa, Yoël dan Daniel) tergenapi (Lukas 21:22). Dan malapetaka yang dialami bangsa yang malang ini tidak sampai di situ saja. Masih ada tempat lain untuk ditaklukkan, dan Tuhan kita sudah menubuatkan, ―Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun‖ (Matius 24:28). Setelah hancurnya Yerusalem, 1.700 orang Yahudi yang menyerah di Macherus dibantai, dan yang melarikan diri, tidak kurang dari 3.000 orang dibunuh di hutan Jardes. Titus, berbaris bersama pasukannya menuju Kaisarea, dengan penuh kemegahan merayakan ulangtahun saudaranya, Domitian, di sana. Dan sesuai dengan cara barbar yang berlaku saat itu, Titus menghukum banyak orang Yahudi untuk menghormati acara itu. Jumlah yang dibakar dan mati karena berkelahi dengan binatang buas dan dengan sesamanya lebih dari 2.500 orang. Dalam pengepungan benteng Massada; Eleazar, komandan orang Yahudi, menghasut pasukannya untuk membakar gudang mereka dan membunuh perempuan dan anak-anak lebih dulu, baru kemudian bunuh diri. Sekalipun sungguh tidak menyenangkan untuk dikisahkan, namun rencana mengerikan ini dijalankan. Mereka yang ada di sana berjumlah 960 orang. Sepuluh orang dipilih untuk melakukan pekerjaan berdarah itu: Sisanya duduk di tanah dan menghadap istri dan anak-anaknya masing-masing, menyodorkan batang lehernya untuk ditebas pedang. Satu orang kemudian dipilih untuk membunuh sembilan yang lain, dan sesudah itu bunuh diri. _________________________________ 30 DeMar, 120. 66 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Orang yang terakhir ini, saat melihat ke sekeliling dan melihat semua yang lain sudah mati, membakar tempat itu dan menusukkan pedangnya ke dadanya sendiri. Namun dua perempuan dan lima anak-anak berhasil bersembunyi dan menyaksikan semua yang terjadi. Saat pasukan Romawi menyerbu keesokan harinya, salah seorang perempuan yang selamat itu menceritakan dengan jelas kejadian memilukan ini dan membuat para prajurit itu tertegun melihat cara kematian yang begitu hina yang ditunjukkan oleh orang Yahudi. Setelah peristiwa ini, jika kita mengecualikan pemberontakan singkat kaum Sicarii (kaum revolusioner fanatik yang menggunakan pisau belati sebagai senjata mereka) dibawah pimpinan Yonatan, semua perlawanan dari pihak orang Yahudi di segala tempat berhenti. Hal itu merupakan penyerahan diri tanpa daya dan tanpa asa, yang langsung berdampak pada terjaganya keamanan dan ketertiban. Wilayah makmur Yudea kini berubah menjadi tandus tidak berpenghuni. Reruntuhan dan kesunyian menampakkan wajahnya kepada pengembara yang lewat, dan keheningan yang memilukan dan berbau kematian mengambang di seluruh kawasan. Kondisi Yudea yang berkabung dan sunyi, pada saat itu, persis seperti yang digambarkan Nabi Yesaya, dalam nubuatnya ini: ―Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi. Tuhan akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong‖ (Yesaya 6:11-12). Kehancuran ini saat ini dianggap sebagai salah satu dari kehancuran paling luar biasa yang pernah terjadi sejak dunia dijadikan. Seolah menyenangkan bagi hati Yang Mahakuasa membuatnya menjadi subyek sebagian besar nubuat, baik dalam Kitab Suci Yahudi maupun Kristen, jadi Dia menetapkan peristiwa-peristiwa khusus yang menggenapi nubuat itu dicatat dengan sangat presisi oleh seorang yang sangat luar biasa yang dilindungi, memiliki kualifikasi dan berada di tempat dan waktu yang tepat untuk tujuan ini. Untuk poin yang terakhir, Josephus berbicara mengenai dirinya: ―Awalnya,‖ kata Josephus, ―Aku berjuang melawan Romawi, tetapi kemudian aku dipaksa datang ke perkemahan Romawi. Pada saat aku menyerah, Vespasian dan Titus mengurung aku, tetapi mengharuskanku menghadap mereka terus-menerus. Kemudian aku ditempatkan di perpustakaan, dan harus menemani Titus saat dia bergerak dari Aleksandria ke Yerusalem untuk mengepungnya. Selama masa itu tidak ada yang 67 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n luput dari pengetahuanku. Apapun yang terjadi di perkemahan, aku mengetahuinya dan mencatatnya dengan hati-hati. Tentang informasi yang dibawa para pembelot yang melarikan diri dari kota, hanya aku yang memahaminya. Kemudian ketika aku mendapat waktu luang di Roma, dan semua materiku sudah lengkap, aku mendapat bantuan dari seseorang untuk menulis dalam bahasa Yunani. Lalu aku menyusun sejarah peristiwa-peristiwa tersebut, dan aku bertanggung jawab baik kepada Titus maupun Vespasian atas kebenaran isinya; yang atasnya Julius Archelaus, Herodes dan Raja Agripa juga memberikan kesaksian mereka.‖ Semua komentar di sini rasanya tidak perlu, tetapi harap tidak dilupakan bahwa Josephus adalah seorang Yahudi, yang sangat melekat kepada agamanya, dan bahwa sekalipun dengan sangat terperinci dia menghubungkan setiap peristiwa pada periode itu, tampaknya Josephus sangat berhati-hati menghindari adanya kaitan peristiwa tersebut dengan Yesus Kristus, yang sejarah-Nya dituliskan Josephus dalam dua belas kalimat. Oleh karena itu tidak ada seorangpun yang bisa mencurigai bahwa karyanya ditujukan bagi Kekristenan – dengan narasinya pada peristiwa perang Yahudi – sebagai sesuatu yang dibuat-buat. Kesetiaan Josephus sebagai seorang sejarawan, sangat diakui secara universal, dan Scaliger bahkan menegaskan bahwa tidak hanya menyangkut urusan orang Yahudi, tetapi juga urusan bangsa lain, Josephus layak menerima penghargaan ketimbang seluruh penulis Yunani dan Romawi dijadikan satu. Karakter unik Titus, panglima tertinggi perang ini, juga layak mendapat perhatian kita. Vespasian, ayahnya, muncul dari kondisi tidak terkenal dan diangkat menjadi kaisar, berlawanan dengan kecenderungan yang diakuinya mengenai permulaan konflik. Komando tertinggi pasukan kemudian didelegasikan kepada Titus, orang yang paling dianggap tidak mungkin dalam ketentaraan Romawi menjadi cambuk atas Yerusalem. Dia sangat terkenal karena kelembutan dan rasa kemanusiaannya yang besar, yang diperlihatkannya dalam berbagai kesempatan selama pengepungan. Dia berulangkali menawarkan penawaran masuk akal kepada orang Yahudi dan sangat menyesalkan penolakan mereka. Singkatnya, dia telah melakukan apapun yang dapat dilakukan oleh seorang komandan militer untuk menghindarkan mereka dari perang dan melindungi kota dan Bait Allah mereka dari penghancuran, namun sia-sia. Demikianlah kehendak Allah tercapai lewat Titus, kendati itu bertentangan dengan kehendak Titus sendiri, dan Allah telah menubuatkan penghukuman atas umat-Nya yang pemberontak dan murtad lewat perantaraannya. 68 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Selebihnya dalam Matius 24 Untuk alasan tertentu, buklet George Peter Holford tidak membahas isi Matius 24 selanjutnya (ayat 29-51). Mari kita lihat ayat-ayat tersebut secara singkat. Tanda-Tanda di Langit ―Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang‖ (Matius 24:29). Bagi para pendengar abad pertama, ―tanda-tanda di langit‖ adalah ucapan kiasan dari Perjanjian Lama, bahasa apokaliptik yang merujuk kepada penghancuran suatu pemerintahan atau kota. Sarjana Alkitab John Foster menegaskan hal ini: ―Dalam tulisan hieroglif kuno, tulisan matahari, bulan dan bintang-bintang melambangkan kerajaan dan negeri, dengan kekuasaan dan keagungan mereka. Menggelapnya benda-benda langit dianggap menggambarkan bencana nasional yang sifatnya sementara, atau tergulingnya pemerintahan suatu negeri. Hal ini masih menjadi gaya penulisan ala Timur, dan terdapat beberapa contoh klasik mengenainya. Para nabi sering menggunakan gaya bahasa ini, sehingga gaya bahasa mereka tampak seperti hieroglif yang sedang bicara. Dengan gaya bahasa inilah Yesaya menggambarkan runtuhnya Babel dan Yehezkiel menggambarkan runtuhnya Mesir31.‖ Ahli teologi Gary DeMar juga mengilustrasikan pola ini dalam penggambaran Yahudi, dimulai dalam Kejadian pada peristiwa penciptaan dan mimpi Yusuf: ―Pasal pertama Kitab Kejadian memberi kita petunjuk mengapa Alkitab membandingkan matahari, bulan dan bintang-bintang dengan para penguasa dan kerajaaan mereka: Matahari (penerang yang lebih besar) dan bulan (penerang yang lebih kecil) disebut sebagai penguasa siang dan malam (Kejadian 1:16). _________________________________ 31 Forster, 307. 69 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dapatkah kita menemukan contoh matahari dan bulan digunakan sebagai simbol pemerintahan? Di dalam mimpi Yusuf melihat ―matahari dan bulan dan sebelas bintang menyembah kepadaku‖ (Kejadian 37:9). Matahari, bulan dan bintang-bintang menggambarkan ayah Yusuf, ibunya dan kesebelas saudaranya. Yusuf, yang saat itu baru berusia tujuh belas tahun (Kejadian 37:2), masih di bawah kuasa ayah, ibu dan saudara-saudaranya yang lebih tua. Dalam kenyataan, merekalah yang berkuasa atas Yusuf. Setelah mendengar mimpi Yusuf, Yakub bertanya, ―Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?‖ (Kejadian 37:10). Ayah dan saudara-saudara Yusuf segera memahami arti perlambangan dalam mimpinya. Mereka tidak mengatakan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menyembah kepada Yusuf.32‖ Tidak mengherankan jika Perjanjian Lama memiliki banyak contoh kota atau negeri yang menerima nubuat atas pembinasaan mereka menggunakan istilah yang berkaitan dengan benda-benda langit. Kepada Mesir, Yehezkiel bernubuat: ―Waktu Aku membinasakan engkau, langit akan Kututup dan bintangnya Kubuat berkabut. Matahari Kututup dengan awan dan bulan, cahayanya tak disinarkan. Semua yang bersinar di langit akan Kugelapkan demi engkau. Kegelapan Kudatangkan atas tanahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH‖ (Yehezkiel 32:7-8). Yesaya bernubuat atas penghancuran yang segera datang atas Edom dengan metafora yang mirip: ―Segenap bintang-bintang akan hancur dan langit akan digulung seperti gulungan kitab, segala tentara mereka akan gugur seperti daun yang gugur dari pohon anggur, dan seperti gugurnya daun pohon ara. Sebab pedang-Ku yang di langit sudah mengamuk, lihat, ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Kukhususkan untuk ditumpas‖ (Yesaya 34:4-5 New International Version). _________________________________ 32 DeMar, Last Days Madness, 145. 70 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Baik Yesaya maupun Amos menubuatkan kejatuhan Babel dalam istilah bendabenda langit: Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya (Yesaya 13:10). ―Pada hari itu akan terjadi,‖ demikianlah firman Tuhan ALLAH , ―Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah‖ (Amos 8:9). Habakuk 3, yang berisi nubuat Babel menghancurkan Israel, juga menggunakan gambaran yang sejenis. Juga, dalam bahasa Alkitab Israel biasa digunakan bintangbintang untuk menggambarkan orang Israel (Kejadian 22:17, 26:4; Ulangan 1:10). Dalam ayat-ayat ini, kita melihat bukti meyakinkan bahwa penggambaran bendabenda langit – ―tanda-tanda di langit‖ – sering dipakai untuk menubuatkan keruntuhan suatu kota atau bangsa. Jadi dalam Matius 24:29, pendengar Yesus pasti mengerti bahwa Yesus sedang berbicara menggunakan simbolisme Perjanjian Lama menyangkut penghancuran Yerusalem, bukan akhir dunia. Datang di Atas Awan-awan Maka akan tampak tanda Anak Manusia di langit. Dan kemudian semua bangsa di bumi [bangsa yang mendiami negeri] akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya (Matius 24:30). Pertama, kita harus sadari bahwa ayat ini tidak memaksudkan suatu peristiwa skala global. Saat dikatakan bumi (earth), akar katanya adalah ge (dalam bahasa Yunani), yang berarti ―tanah‖ atau ―lahan‖ (land), seperti tanah Israel (land of Israel).33 Ayat ini tidak menggunakan kata kosmos, yang berarti seluruh planet bumi. Karena itulah banyak terjemahan yang menggunakan frasa ―bangsa yang mendiami negeri‖ (dalam kurung) atau mencantumkannya dalam catatan kaki. _________________________________ 33 Eberle and Trench, 60. 71 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kedua, frasa ―datang di atas awan-awan‖ adalah frasa yang umum digunakan dalam Perjanjian Lama sebagai lambang kedatangan Allah membawa penghakiman atas orang-orang atau bangsa kuno dalam sejarah (lihat Mazmur 18:8-16, 104:3; Yesaya 19:1; Yoël 2:1-2; Zefanya 1:4, 15). Pendengar Yahudi abad pertama pasti memahami hal ini. Saya akan membahas ―awan kedatangan‖ lebih lanjut pada bab 3. Untuk saat ini yang penting diingat adalah bahwa pada saat Yesus berbicara mengenai kedatangan Anak Manusia, yang Dia maksudkan adalah datangnya penghakiman, bukan kedatangan-Nya yang kedua. Ketiga, ―tanda Anak Manusia di langit‖ sepertinya adalah tanda yang telah kita baca sebelumnya dari Josephus – pedang yang tergantung selama setahun di langit Yerusalem tahun 70 Masehi. Mengumpulkan Orang-orang Pilihan ―Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orangorang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain‖ (Matius 24:31). Banyak yang telah menafsirkan hal ini sebagai pengangkatan, tetapi sebagaimana dijelaskan oleh David Chilton, ayat ini sebenarnya adalah gambaran gelombang perpindahan keyakinan (conversion) kepada Kekristenan: ―Akhirnya, Yesus menyatakan, bahwa hasil penghancuran Yerusalem adalah Kristus akan mengirimkan ―malaikat-malaikat‖-Nya untuk mengumpulkan orang-orang pilihan. Apakah yang dimaksud adalah pengangkatan? Tidak. Kata ―malaikat‖ semata-mata berarti ―orang-orang yang disuruh‖ (messengers, lihat Yakobus 2:25), entah apakah dari bumi sendiri atau dari sorga; konteksnya yang menentukan yang mana yang sedang dibicarakan. Kata ini juga bisa berarti ―pemberita Injil‖ (preachers of the Gospel, lihat Matius 11:10; Lukas 7:24, 9:25; Wahyu 1-3). Sesuai konteksnya, ada banyak alasan untuk mengasumsikan bahwa Yesus sedang berbicara mengenai penginjilan ke seluruh dunia dan perpindahan keyakinan di bangsa-bangsa, yang terjadi setelah penghancuran Yerusalem.‖34 _________________________________ 34 Chilton, The Great Tribulation, 15. 72 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Setelah runtuhnya Bait Allah dan sistem keagamaan Yahudi, Allah mulai mengumpulkan orang-orang kepada Kerajaan-Nya dari keempat penjuru bumi. Buku ―Victorious Eschatology‖ memberikan penjelasan lain yang sangat bagus mengenai ayat ini: ―Saat Yesus duduk di atas takhta-Nya, seluruh kuasa di bumi dan di sorga telah diberikan kepada-Nya. Segala hal berubah saat Yesus datang kepada KerajaanNya. Tiupan sangkakala bagi orang Yahudi berarti ada dekrit kerajaan yang akan dipermaklumkan. Dan apa isi dekrit tersebut? Bahwa sudah saatnya melepas malaikat-malaikat untuk pergi dan mengumpulkan orang-orang-Nya dari setiap bangsa. Pada saat yang sama, murid-murid Yesus ditugasi untuk pergi dan memberitakan Injil, memuridkan semua bangsa. Kini bukan hanya orang Yahudi saja yang diizinkan berada dalam hubungan perjanjian dengan Allah [ini terjadi dalam Kisah Para Rasul 10]. Yesus telah menjadi Gembala Yang Baik yang mengumpulkan domba-domba-Nya dari seluruh penjuru dunia.‖35 Bukti lain bahwa ayat ini tidak memaksudkan akhir sejarah manusia ditemukan tiga ayat kemudian, dimana Yesus berkata, ―Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi‖ (Matius 24:34). Dengan kata lain, ayat 31 itu merupakan peristiwa yang akan terjadi dalam masa hidup sebagian besar pendengar asli-Nya. Banyak orang Kristen modern yang secara otomatis mengaitkan kata ―rapture‖ (pengangkatan) dengan kata ―gather‖ (dikumpulkan). Tetapi hal ini bertentangan dengan konteksnya. Perjanjian Baru menggunakan kata ―gathering‖ (mengumpulkan) untuk menggambarkan penyatuan orang Yahudi dan bangsa lain, yang Yesus lakukan dalam karya penebusan-Nya (lihat Yohanes 11:51-52; Efesus 2:11-22). Dalam bahasa Perjanjian Baru, kata ―gathering‖ paling umum dikaitkan dengan penginjilan, dikumpulkannya umat Allah, baik Yahudi maupun bangsa lain, ke dalam Kerajaan Anak-Nya. Gary DeMar mengkonfirmasi penafsiran gathering ini dengan memperlihatkan bagaimana penggambaran dalam ayat ini adalah kiasan penginjilan atas semua bangsa, bukan hanya orang Yahudi: _________________________________ 35 Eberle and Trench, 61-62. 73 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Orang-orang suruhan dalam Matius 24:31 mengumpulkan orang-orang pilihan Allah ―dari keempat penjuru angin,‖ adalah sebuah petunjuk mengenai empat penjuru bumi (Zakharia 2:6, 13:29), dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain. Ini adalah petunjuk horison bumi (Mazmur 22:28; Ulangan 4:32; Matius 28:18-20). Kata-kata ―empat penjuru angin‖ ini hendaknya tidak kita pahami dalam pengertian ilmu pengetahuan. ―Empat penjuru angin‖ mengisyaratkan dunia yang segi empat, seperti dalam ―empat penjuru tanah‖ atau ―empat penjuru bumi‖ (Yesaya 11:12; Yehezkiel 7:2; Wahyu 7:1, 20:8). Alkitab berbicara dalam pengertian teologi, menggambarkan bumi seperti sebuah rumah. Sorga juga digambarkan demikian (Yohanes 14:2). Tidak satupun bahasa yang digunakan ini yang mengatakan bumi itu datar atau kubus, seperti yang diharapkan oleh literalisme dungu. Alkitab menyiratkan bahwa bumi itu bulat dalam Yesaya 40:22: ―Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi‖ – bulatan (circle, sphere) adalah terjemahan dari kata ―khug‖ dalam bahasa Ibrani. Dengan menggunakan metafora empat penjuru angin, Yesus sedang memberitahu bahwa orang-orang pilihan dikumpulkan dari mana saja, tidak terbatas pada wilayah atau umat (Matius 15:24) Israel (Matius 8:11).‖36 Jelas sekali bahwa ketika Yesus bernubuat atas berkumpulnya orang-orang pilihanNya, Dia tidak berbicara tentang pengangkatan, tetapi penyebaran Kerajaan-Nya di dunia ini, baik sebelum maupun setelah penghancuran Yerusalem. Pohon Ara ―Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila rantingrantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu‖ (Matius 24:32-33). Ucapan ini adalah perumpamaan sederhana; sebagaimana mereka dapat melihat tanda musim panas sudah tiba, demikian pula mereka akan melihat tanda yang jelas penghancuran Yerusalem sudah di depan mata. Ada delapan tanda yang paling jelas. _________________________________ 36 DeMar, Last Days Madness, 175. 74 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Ayat ini tidak memiliki arti yang lebih dalam mengenai pemulihan Israel sebagai sebuah bangsa. Sejak Adam menutupi dirinya dengan anyaman daun ara, ara telah menjadi tipikal simbol sesuatu yang negatif. Sebelumnya Yesus juga pernah mengutuk pohon ara (lihat Markus 11:12-14). Ara yang berkonotasi negatif tidak akan pernah digunakan sebagai lambang restorasi Israel. Perhatikan juga bahwa dalam perikop paralel di Lukas, diperlihatkan bahwa yang Yesus maksudkan bukanlah spesifik jenis ara, tetapi pohon secara umum, dimana bertunasnya pohon adalah pengibaratan betapa jelasnya tanda-tanda datangnya penghancuran itu. Perhatikan generalisasi pohon dalam paralel di Lukas ini: ―Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohonpohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat‖ (Lukas 21:29-31). Secara mengejutkan, John Walvoord, seorang dispensasionalis, sepakat bahwa pohon ara tidak melambangkan Israel: ―Sebenarnya, walaupun pohon ara adalah penggambaran yang tepat atas Israel, tetapi tidak banyak digunakan dalam Alkitab. Dalam Yeremia 24:1-8, buah ara yang baik dan jelek sama-sama melambangkan orang Israel di pembuangan, demikian pula dalam Yeremia 29:17. Penggunaan ilustrasi pohon ara dalam Hakim-hakim 9:10-11 jelas bukan melambangkan Israel. Penyebutan dalam Matius 21:18-20 atau dalam Markus 11:12-14 berikut penafsirannya dalam Markus 11:20-26, tidak mengindikasikan bahwa Israel-lah yang dimaksud, seperti halnya kata gunung. Walaupun penafsiran ini dipegang oleh banyak orang, tidak ditemukan adanya bukti yang Alkitabiah. Penafsiran yang lebih baik adalah Yesus sedang menggunakan alam sebagai ilustrasi. Karena pohon ara mengeluarkan daun baru di akhir musim semi, keluarnya tunas daun adalah pertanda musim panas sudah dekat. Demikian pula, jika orang-orang yang hidup dalam aniaya besar melihat tanda-tanda yang sudah dinubuatkan, maka artinya kedatangan Kristus yang kedua kali sudah dekat. Tanda-tanda dalam ayat ini, dengan demikian, bukanlah restorasi Israel, tetapi aniaya besar.‖37 _________________________________ 37 Walvoord, Matthew: Thy Kingdom Come, 191-192. 75 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Pohon ara hanyalah perumpamaan bagi tanda-tanda jelas yang mengarah kepada peristiwa tahun 70 Masehi. Angkatan Ini ―Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu‖ (Matius 24:34-35). Bagi orang Yahudi, satu angkatan adalah empat puluh tahun. Kita dapat melihat ini dalam fakta matinya satu angkatan dalam pengembaraan empat puluh tahun (lihat Ulangan 29:5). Sehingga itu artinya Yesus sedang mengatakan bahwa nubuat ini akan terjadi dalam jangka waktu empat puluh tahun. Yesus mengatakan hal ini pada tahun 30 Masehi, dan keseluruhan Matius 24 digenapi pada tahun 70 Masehi. Beberapa orang berusaha mengubah kata ―angkatan‖ menjadi ―ras,‖ sehingga ayat ini berbunyi, ―Sesungguhnya ras Yahudi tidak akan berlalu sebelum semuanya ini terjadi.‖ David Chilton merespon gagasan ini dengan baik sekali: ―Tidak satupun penyebutan [kata ―angkatan‖ dalam Perjanjian Baru] yang berbicara tentang ras Yahudi selama ribuan tahun; semua penyebutan menggunakan kata itu dalam pengertian biasa yaknis sebagai penjumlahan semua yang hidup pada masa yang sama. Kata itu selalu merujuk kepada ―orang-orang yang sezaman.‖ (Sebenarnya, orang yang mengatakan kata itu berarti ras mengetahui hal ini, tetapi beralasan bahwa makna kata itu mendadak berubah saat Yesus menggunakannya dalam Matius 24:34! Kita mungkin tersenyum geli melihat ―error‖ yang terang-terangan ini, tetapi kita juga harus mengingat bahwa ini adalah hal yang sangat serius. Jangan lupa bahwa kita sedang sedang berurusan dengan Firman Allah yang hidup.)38 Jelas sekali yang Yesus maksudkan adalah Aniaya Besar akan terjadi atas angkatan orang Yahudi yang hidup pada masa-Nya. Mengenai hal ini, banyak orang bertanya-tanya, Bagaimana mungkin Allah mencurahkan penghakiman dan murka yang sedemikian hebat atas suatu angkatan? _________________________________ 38 Chilton, The Great Tribulation, 25. 76 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Sebuah survei mengenai dua belas ucapan yang Allah katakan mengenai angkatan yang jahat ini mungkin bisa membantu: 1. Angkatan ini tidak pernah memberikan respon yang benar terhadap Allah (lihat Matius 11:16-19; Lukas 7:31-34). 2. Saat angkatan ini datang meminta tanda, Yesus tidak bersedia memenuhi permintaan mereka (lihat Markus 8:11-12). 3. Angkatan ini disebut angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, jahat, tidak setia dan berdosa, yang bengkok hatinya (lihat Lukas 9:41, 11:29; Markus 8:38; 9:19; Matius 17:17, Filipi 2:15). 4. Ratu dari Selatan yakni Sheba akan menghakimi angkatan ini (lihat Matius 12:42; Lukas 11:31). 5. Bahkan penduduk Niniwe akan menghakimi angkatan ini (lihat Matius 12:41; Lukas 11:32). 6. Sebab seperti Yunus menjadi tanda penghukuman untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda penghukuman untuk angkatan ini (lihat Lukas 11:30). 7. Yesus harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini (lihat Lukas 17:25). 8. Angkatan ini tidak akan berlalu hingga seua kutuk dalam Matius 23 ditanggungkan kepada angkatan ini (lihat Matius 23:34, 36). 9. Angkatan ini tidak akan berlalu hingga penghancuran atas Yerusalem terjadi (lihat Markus 13:30; Lukas 21:32; Matius 24:34). 10. Semua dosa dan penumpahan darah semua nabi Perjanjian Lama akan dituntut dari angkatan ini (lihat Lukas 11:49-51). 11. Setelah Yesus menyapu bersih Yerusalem secara spiritual, angkatan yang jahat di Yerusalem menjadi tujuh kali lebih jahat sebelum terjadinya penghancuran tahun 70 Masehi (lihat 12:43-45). 12. Petrus dengan sungguh-sungguh menasihati pendengarnya untuk menyelamatkan diri mereka dari angkatan yang jahat ini (Kisah Para Rasul 2:40). Dengan kata lain, masa itu adalah hari-hari yang gelap kelam – lebih kelam daripada yang kita bayangkan. Itulah alasan Yesus mengumpamakan angkatan pada masa-Nya dengan angkatan yang hidup pada masa Nuh. Alkitab menceritakan bahwa karena kejahatan manusia pada angkatan Nuh, Allah menyesal menciptakan manusia (Kejadian 6:6). Catatan Holford mengenai 77 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n peristiwa tahun 70 Masehi jelas sekali memperlihatkan betapa jahatnya angkatan yang hidup pada masa itu. Tentang Hari Itu Tidak Seorang Pun yang Tahu Dalam konteks angkatan Nuh, Yesus membuat pernyataan mengenai penghancuran yang akan datang: ―Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikatmalaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia‖ (Matius 24:36-39). Bagi pemahaman Yahudi, air bah pada zaman Nuh adalah gambaran yang paling jelas mengenai penghancuran total. Pada masa itu, Nuh telah mengingatkan air bah akan datang, namun orang-orang mengabaikan peringatannya dan meneruskan hidup seperti biasa. Mereka mengabaikannya hingga detik terakhir, dimana akhirnya mereka binasa. Demikian pula tahun 70 Masehi, saat Yesus dalam kedatangan-Nya membinasakan Yerusalem seperti air bah. Dalam bukunya yang membahas topik ini, Gary DeMar mengutip komentar terkenal John Gill, Adam Clark, dan John Lightfoot atas ucapan Yesus dalam Matius 24:36: ―John Gill menulis: ―Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu ...‖ harus dipahami bukan sebagai kedatangan Yesus yang kedua kali, akhir dunia, dan penghakiman terakhir; tetapi sebagai kedatangan Anak Manusia membawa pembalasan kepada orang Yahudi dan mendatangkan kebinasaan; karena kata-kata Yesus nyata-nyata adalah menyangkut hal-hal yang terjadi sebelumnya, yang hanya bisa diaplikasikan kepada penghancuran dan pembinasaan tahun 70 Masehi tersebut.‖ Gill berasumsi bahwa konteks pasal itu menentukan arti ―pada hari itu.‖ Sebagaimana telah dijelaskan di atas, Matius 24:29 adalah penggambaran 78 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Perjanjian Lama yang sudah dikenal baik ―berlalunya langit dan bumi‖ sebagai akhir dari sistem sosial, politik dan agama. Adam Clark memberikan penafsiran yang mirip: ―Ayat 36 ―Tetapi tentang hari dan saat (jam) itu.‖ Jam, dalam bahasa Yunani adalah ―ora,‖ diterjemahkan sebagai ―musim‖ (season) oleh banyak kritikus, demikian pula oleh para penulis terkenal. Karena harinya tidak diketahui – kapan Yerusalem dikepung oleh Romawi – maka Tuhan kita menasihati murid-murid-Nya agar berdoa hari itu tidak jatuh pada hari Sabat, dan karena musimnya juga tidak diketahui, mereka juga perlu berdoa agar musimnya bukan musim dingin.‖ Komentar John Lightfoot memperlihatkan bahwa satu-satunya acuan yang mungkin adalah penghancuran tahun 70 Masehi: ―Percakapan itu adalah hari kehancuran Yerusalem yang begitu nyata, baik oleh pertanyaan para murid, dan oleh urutan percakapan Kristus, dan itulah sebabnya siapa saja yang mendengar ucapan Kristus pasti mengerti arti ucapan ini ―hari dan saat dari penghakiman terakhir‖39 Buktinya telah jelas. Pernyataan Yesus bahwa nubuat-Nya dalam Matius 24 akan terjadi dalam angkatan itu benar-benar digenapi tahun 70 Masehi, hanya empat puluh tahun setelah Dia menyatakannya. Yang Seorang akan Dibawa dan yang Lain akan Ditinggalkan ―Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan‖ (Matius 24:40-41). Yesus tidak sedang membicarakan tentang pengangkatan tetapi cara sewenangwenang yang digunakan prajurit Romawi menyiksa dan membunuh orang Yahudi tahun 70 Masehi, secara harfiah mereka membunuh dengan membelah dua tubuh petani di ladang, sedang petani yang satunya dibiarkan berdiri menyaksikan. _________________________________ 39 DeMar, Last Days Madness, 193-194. 79 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Berjaga-jagalah ―Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.‖―Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datangdatang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi‖ (Matius 24:42-51). Ayat 45-51 adalah serangkaian nasihat untuk tetap berjaga-jaga, tetap siap sedia dan tetap berpengharapan. Sangatlah menggoda bagi orang Kristen, setelah empat puluh tahun menunggu, untuk menjadi bosan dan berhenti mempercayai bahwa Yesus akan datang untuk menghakimi Yerusalem. Bahkan, 2 Petrus 3:4 mengatakan akan ada orang yang mengolok-olok dan mencemooh nubuat Yesus, dengan mengatakan, ―Di manakah janji tentang ‗kedatangan‘-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.‖ Dalam ayat ini (dalam New International Version), kata ‗kedatangan‘ (‗coming‘) diberi tanda kutip karena bukan merujuk kepada kedatangan Yesus kembali, tetapi bahasa kiasan orang Yahudi yang berarti penghakiman Allah atas suatu kota. Hamba dalam cerita ini mengira tuannya (Yesus) akan pergi dalam jangka waktu lama, tetapi ia salah sama sekali dan menjadi terkejut. Demikianlah halnya, banyak orang antara tahun 30 dan 70 Masehi yang mengira kedatangan Yesus membawa penghakiman masih akan lama, dan mereka terkejut karenanya. 80 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Sebagai Ringkasan Bagi banyak dari Anda, apa yang disampaikan di sini mungkin adalah informasi yang baru. Jika Anda mengkonfirmasi akurasi dari yang baru Anda baca, semua informasi tersedia secara publik. Dengan membaca karya para sejarawan – Josephus, Eusebius, dan Tacitus – juga dengan melihat beberapa akar kata dalam bahasa Yunani dalam Vine's Expository Dictionary, Anda dapat mengkonfirmasi semua yang tercakup dalam bab ini. Saya juga memahami jika apa yang baru saja Anda baca adalah sesuatu yang mengerikan dan memilukan. Seperti telah saya sebutkan sebelumnya di awal bab ini, saat pertama kali saya membaca buklet tulisan Holford, air mata mengucur di wajah saya saat berada di pesawat. David Chilton meringkas peristiwa ini dengan baik: Josephus mewariskan bagi kita sebuah catatan saksi mata yang mencatat betapa mengerikannya tahun-tahun tersebut, khususnya hari-hari terakhir Yerusalem. Itu adalah saat dimana ―siang hari diisi dengan pertumpahan darah, dan malam hari dengan ketakutan‖; saat dimana ―melihat mayat bergelimpangan adalah sesuatu yang biasa‖; saat dimana orang Yahudi panik dan mulai saling membunuh tanpa pandang bulu; saat dimana para ayah dengan berurai air mata membunuh seluruh anggota keluarganya, dalam usaha menghindarkan mereka mendapat perlakuan yang jauh lebih buruk dari orang Romawi; saat dimana, di tengah kelaparan hebat, para ibu membunuh, membakar dan memakan anak kandung mereka sendiri (Ulangan 28:53); saat dimana seluruh tanah itu ―tertutup oleh api dan darah‖; saat dimana danau dan sungai berubah merah, mayat mengambang dimana-mana, mengotori pantai, menggembung di bawah terik matahari, membusuk dan tercecer; saat dimana prajurit Romawi menangkapi orang-orang yang berusaha melarikan diri dan menyalibkan mereka – 500 orang per hari.40 Sekalipun catatan atas peristiwa ini mengerikan untuk dibaca, namun kita memerlukannya untuk dapat memahami peristiwa tersebut sebagai orang Kristen. Catatan ini memberi kita bukti bahwa Aniaya Besar seperti yang Yesus nubuatkan telah digenapi seluruhnya pada tahun 70 Masehi. Tidak ada bagian Matius 24 yang tersisa untuk digenapi di masa depan. _________________________________ 40 Chilton, The Great Tribulation, 14-15. 81 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Poin-Poin Bab 1 Dalam Matius 24, Yesus menubuatkan Aniaya Beaar, yang terjadi pada tahun 70 Masehi dalam peristiwa penghancuran Yerusalem. Peristiwa tahun 70 Masehi terjadi dalam kerangka waktu yang Yesus berikan – satu angkatan, yakni empat puluh tahun. Yesus memberikan delapan tanda yang akan mendahului Aniaya Besar, dan semuanya telah digenapi sebelum tahun 70 Masehi. Tidak ada Aniaya Besar di masa yang akan datang. Yesus telah mengatakan bahwa yang demikian belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi lagi sesudahnya. Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Apakah Anda mengetahui bahwa banyak pemimpin utama gereja sepanjang sejarah percaya bahwa Matius 24 telah terjadi pada tahun 70 Masehi? 2. Apakah Anda pernah mendengar tentang peristiwa tahun 70 Masehi? Apa yang Anda rasakan setelah mempelajari peristiwa tahun 70 Masehi tersebut? 3. Pernahkah Anda menganggap Matius 24 adalah nubuat yang sudah digenapi seluruhnya? Mengapa atau mengapa tidak? 4. Bagian mana dari bab ini yang paling Anda ingat atau yang paling berkesan? Apa yang Anda temukan sebagai hal yang meyakinkan dan mengapa? Bagian mana yang masih Anda pertanyakan dan mengapa? 82 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 2 Antikristus Dalam hidup saya, saya telah menyaksikan meroketnya penggunaan kartu kredit, telepon selular dan internet. Saya telah mendengar para pengkhotbah, penulis buku dan pembangun bunker anti-bom mengatakan kepada saya bahwa teknologi modern sedang memuluskan jalan bagi antikristus untuk menguasai dunia dengan ―tanda dari binatang‖ (mark of the beast) yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebenarnya, saya telah mendengar kekuatiran ini sejak lama. Beberapa tahun sebelum Y2K (Year 2 Kilo – tahun 2000), saya mendengarkan stasiun radio lokal Calvary Chapel setiap hari. Banyak orangtua teman saya yang menumpuk bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya di lantai bawah tanah mereka, sebagai persiapan kalau-kalau situasi memburuk. Saya selalu beranggapan bahwa barang yang paling penting untuk disimpan dalam jumlah besar sebagai persiapan datangnya akhir zaman adalah tisu toilet, tapi tak seorang pun menanggapi serius ucapan saya. Sekarang, lebih satu dekade berlalu, orangtua teman-teman saya masih menyimpan 55 galon gandum di lantai bawah mereka, yang pada akhirnya kadaluwarsa. Gagasan bahwa masyarakat sedang menuju kebobrokan total dan munculnya seorang penguasa tunggal dunia telah bergulir sekian waktu, dan banyak diktator yang telah mencoba menjadikan hal ini jadi kenyataan. Namun hal ini menimbulkan pertanyaan, apa sesungguhnya kata Alkitab mengenai penguasa tunggal dunia yang disebut sebagai antrikristus ini? Gagasan antikristus, sebagaimana yang umum diajarkan, muncul terutama dari kumpulan empat bacaan yang berbeda dalam Kitab Suci. Tetapi, jika kita memahami keempat bacaan ini sesuai konteksnya, kita akan menemukan bahwa Alkitab tidak pernah menubuatkan munculnya seorang penguasa tunggal dunia di masa depan. Bacaan #1: 1 dan 2 Yohanes Sebagai awalnya, kita harus menyadari bahwa istilah antikristus sendiri sama 83 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n sekali tidak pernah muncul dalam Kitab Wahyu. Pencarian dalam Strong's Concordance akan menunjukkan bahwa istilah antikristus hanya digunakan dalam empat bacaan ayat Alkitab, tiga kali dalam surat Yohanes yang pertama dan satu kali dalam surat Yohanes yang kedua. Untuk memahami istilah antikristus, pertama kita harus memahami konteks tulisan Yohanes.1 Dalam masa Gereja abad pertama, sebuah sekte bernama Gnostisisme berkembang. Gnostik mengajarkan bahwa roh adalah baik namun jasmani dan emosi adalah jahat; dengan demikian, mereka tidak percaya Yesus datang ke dunia dalam tubuh jasmani.2 Gnostik mengajarkan Yesus datang ke dunia hanya sebagai makhluk roh. Ajaran ini sesat karena menafikan kebenaran Yesus mencurahkan darah-Nya bagi pengampunan dosa kita. Gnostik mendapat banyak pengikut dalam Gereja mula-mula (sekira sepertiga Gereja abad pertama) sehingga Yohanes menulis suratnya yang pertama sebagai respon atas penyesatan ini. Inilah konteks ucapan pembukaan Yohanes dalam suratnya yang pertama: ―Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup – itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus‖ (1 Yohanes 1:1-3). _________________________________ ―Yohanes …. menulis tidak lama sebelum serangan bangsa Roma ke Yerusalem dan penghancuran Bait Allah, sekitar tahun 60-an Masehi.‖ Leithhart, 9. 2 ―Ada tiga tahapan perkembangan Gnostik. Gnostik sebelum mulculnya Kekristenan banyak mengambil inspirasi dari bangsa Yunani, bangsa Yahudi, dan sumber-sumber bangsa Timur. Pada tahapan kedua, Gnostisisme yang sebagian besar masih kafir menggunakan gagasan Kristen untuk mengisi celah – Yesus, sebagai contoh, muncul sebagai agen penebusan manusia. Tahapan ketiga menghadirkan Kekristenan yang dimodifikasi oleh Gnostisisme untuk membuatnya dapat diterima dengan pemikiran agamawi, para cendekiawan penyembah berhala, dan dalam bentuk ini adalah suatu aliran sesat dan sangat berbahaya bagi kepercayaan Kristen ortodoks… Gnostisisme versi ini merupakan sebuah variasi dari Dosetisme (dari kata Yunani yaitu Dokeo yang berarti ―aku kelihatannya‖) yang bangkit dari ketidaksukaan Gnostik terhadap materi dan penderitaan saat dihubungkan dengan Allah, mengajarkan bahwa tubuh Yesus tidaklah nyata.‖ Christie-Murray, 22, 25. 1 84 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Yohanes menulis untuk membuktikan, sebagai seorang saksi mata, bahwa Yesus bukan makhluk ‗halus‘ tetapi manusia jasmani yang sesungguhnya. Yohanes adalah murid yang menyandarkan kepalanya di dada Yesus, dan ia tahu pasti Yesus bukan roh halus. Yohanes bahkan mencatat dalam Yohanes 1:14, ―Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.‖ Tulisan Yohanes sangat terfokus ditujukan kepada orang-orang yang telah jatuh ke dalam ajaran Gnostik abad pertama. Lalu dalam surat 1 Yohanes dan 2 Yohanes, dia menyebut orangorang yang tidak mengakui Yesus memiliki tubuh jasmani sebagai antikristus: ―Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia‖ (1 Yohanes 4:1-3). ―Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus‖ (2 Yohanes 1:7). Yohanes dengan jelas mengatakan bahwa setiap orang yang menyangkal Yesus datang dalam tubuh jasmani, sebagaimana yang diajarkan ajaran Gnostik abad pertama, sedang bergerak dalam roh antikristus. Dengan kata lain, antikristus bukanlah seseorang; antikristus adalah sistem keyakinan, secara spesifik, Gnostisisme. Lebih jauh Yohanes menyebut roh antikristus sebagai sesuatu yang orang percaya mula-mula telah dengar sebelumnya: ―Anak-anakku, inilah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, antikristus akan datang ...‖ (1 Yohanes 2:18 New American Standard Bible). Saat memahami ayat ini, penting dicatat bahwa beberapa terjemahan tertentu telah memasukkan sebuah kata yang sebenarnya tidak ada dalam bahasa Yunani – 85 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n menciptakan semakin banyak kebingungan. Dalam 1 Yohanes 2:18, terjemahanterjemahan ini memasukkan kata ―the‖ sebelum kata ―antichrist,‖ membuatnya menjadi kata benda nama diri, yang membutuhkan pembubuhan huruf kapital sehingga menjadi Antikristus. Kesalahan ini menyelewengkan maksud Yohanes yang sebenarnya. Gereja mula-mula telah mendengar bahwa antikristus (ajaran sesat Gnostik) telah datang, tetapi mereka tidak pernah mendengar Antikristus – the Antichrist (penguasa tunggal dunia) akan datang. Penyisipan kata ―the‖ dan pembubuhan huruf kapital pada Antikristus ditambahkan 1500 tahun kemudian oleh para penerjemah. Setelah mengerti hal ini, kita dapat memahami arti sebenarnya surat Yohanes. Yohanes katakan, ―Seperti yang telah kamu dengar, antikristus akan datang...‖ Pertanyaan pentingnya adalah kapankah para pembaca surat Yohanes mendengar pesan tentang antikristus yang akan datang ini? Mengingat bahwa istilah antikristus merujuk kepada Gnostisisme (penyesat = false teachers), adalah masuk akal jika yang Yohanes rujuk adalah sesuatu yang telah Yesus peringatkan pada Matius 24 – yakni munculnya penyesat. Gnostisisme yang Yohanes soroti dalam 1 dan 2 Yohanes adalah penyesat yang telah Yesus nubuatkan. Fakta bahwa antikristus tidak merujuk kepada seseorang/pribadi dibuktikan oleh bagian selanjutnya ayat tersebut: ―... bahkan sekarang banyak antikristus telah muncul...‖ (1 Yohanes 2:18 New American Standard Bible). Dengan kata lain, banyak ajaran sesat yang muncul: Gnostisisme, ajaran Nikolaus, dan ajaran Yudaizer (lihat Wahyu 2:6, 9, 15; 3:9). Penggunaan kata ―banyak‖ menghalangi gagasan adanya individu tunggal bernama Antikristus. Yohanes menyelesaikan ayat ini dengan, ―Dari hal inilah kita tahu bahwa sekarang adalah waktu terakhir‖ (1 Yohanes 2:18 New American Standard Bible). Hal ini kembali menunjukkan bahwa Yohanes sedang merujuk kepada nubuat Yesus dalam Injil Matius 24 bahwa salah satu tanda datangnya penghancuran atas Yerusalem adalah munculnya penyesat atau pengajar palsu. Jadi, munculnya ajaran Gnostik adalah tanda bahwa saat itu adalah waktu terakhir sebelum penghancuran Yerusalem. Dalam ayat selanjutnya, Yohanes melanjutkan berbicara mengenai pengajar penyesatan atau antikristus: ―Mereka berasal dari kita, tetapi mereka tidak benar-benar merupakan bagian kita. Sebab jika mereka memang merupakan bagian kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi mereka menunjukkan bahwa tidak satupun 86 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n dari mereka yang merupakan bagian kita‖ (1 Yohanes 2:19 New International Version). Saat menulis suratnya sebelum penghancuran Yerusalem tahun 70 Masehi, Yohanes menunjuk kepada fakta bahwa banyak orang yang meninggalkan Gereja yang sejati, dan hal ini adalah bukti bahwa mereka berada pada hari-hari terakhir sebelum penggenapan nubuat Yesus dalam Matius 24. Orang percaya yang sungguh-sungguh, kata Yohanes, akan memahami kebenaran lewat Roh Kudus, dan mereka akan berpegangan kepada kebenaran Yesus, dan dengan demikian menghindari penyesatan (lihat 1 Yohanes 2:20-23). Sebaliknya, siapa yang menyangkal Yesus adalah Kristus merupakan antikristus: ―Siapakah pendusta itu? Yaitu siapa pun dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus. Orang yang demikian adalah antikristus – yang menyangkal baik Bapa maupun Anak‖ (1 Yohanes 2:22 New International Version). Ini adalah definisi yang jauh lebih luas ketimbang satu orang penguasa tunggal dunia di masa depan. Jelas, saat menulis tentang antikristus, Yohanes sedang menyoroti Gnostisisme dalam Gereja abad pertama. Yohanes tidak pernah menulis tentang penguasa tunggal dunia masa depan yang dirasuki iblis. Bacaan #2. Daniel 9:24-27 Banyak pengajar modern topik akhir zaman menggunakan Daniel 9 untuk memunguti informasi mengenai penguasa jahat tunggal dunia yang mereka percaya akan berkuasa di masa depan kita. Namun sama sekali tidak pernah ada penyebutan tokoh antikristus dalam Daniel 9. Commentaries yang ditulis sebelum tahun 1830-an seluruhnya sepakat bahwa Daniel 9 adalah tentang Yesus, bukan tentang antikristus. Seperti yang ditulis oleh Matthew Henry ini: ―Apa yang kita temukan dalam Daniel 9 adalah jawaban yang segera dikirimkan atas doa Daniel, dan jawaban itu sangatlah mengesankan, karena mengandung nubuat yang paling terkenal mengenai Kristus dan Injil kasih karunia di seluruh Perjanjian Lama.‖3 _________________________________ 3 Henry, Daniel 9 87 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Demi kepentingan reka-rekaan, misalkan kita percaya Daniel 9 adalah mengenai tokoh antikristus yang dirasuki iblis, maka inilah yang akan terjadi di masa depan, menurut Daniel 9: Bait Yerusalem harus dibangun kembali persis di tempat yang sama, dimana saat ini sudah ada bangunan Kubah Emas (Dome of Rock) atau Masjidil AlAqsa. Sistem keimaman harus diberlakukan kembali. Persembahan korban hewan harus dilaksanakan kembali di bait yang sudah dibangun kembali. Antikristus harus membuat sebuah perjanjian dengan seluruh dunia untuk waktu tiga setengah tahun. Antikristus harus masuk ke dalam bait, duduk di sana sebagai Allah dan mengakhiri korban sembelihan dan korban santapan. Pembacaan sederhana Daniel 9:24-27 dan pemahaman dasar atas sejarah menunjukkan kepada kita bahwa bacaan ini sudah digenapi oleh Kristus. Daniel 9 tidak pernah menubuatkan antikristus.4 Bacaan #3. 2 Tesalonika 2:1-8 ―Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, saudara dan saudari, supaya kamu jangan mudah bingung dan gelisah oleh pengajaran yang katanya datang dari kami – baik oleh nubuat, maupun oleh kabar lewat mulut atau lewat surat-seolah hari Tuhan telah tiba‖ (2 Tesalonika 2:1-2 New International Version). Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 1, frasa ―kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus‖ merujuk kepada penghancuran Yerusalem. Jika kita mengerti hal ini, kita bisa melihat bahwa tampaknya jemaat Tesalonika berpikir hari Tuhan telah tiba. Kesalahan seperti ini mungkin terjadi karena mereka berada di Yunani, yang jaraknya ratusan mil, dan sepertinya telah mendengar desas-desus bahwa Romawi akan menyerang Yerusalem. _________________________________ 4 Saya membahas bagian ini lebih detail di bab 5 88 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Fakta bahwa jemaat Tesalonika bisa berpikir demikian menunjukkan bahwa mereka menantikan peristiwa tersebut terjadi di Yerusalem, bukan kehancuran global. Surat untuk jemaat Tesalonika ini ditulis kira-kira tahun 50 Masehi, dan Tesalonika berjarak ratusan mil dari Yerusalem. Mereka mendapat kesan bahwa kedatangan Kristus telah terjadi, dan mereka berpikir Yeruslem sudah hancur. Sebagai respon, Paulus menulis: ―Janganlah biarkan dirimu disesatkan orang dalam cara apapun juga! Sebab hari itu tidak akan tiba sebelum kemurtadan terjadi dan manusia durhaka dinyatakan, manusia yang ditetapkan untuk binasa‖ (2 Tesalonika 2:3 New International Version). Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat Tesalonika bahwa penghancuran Yerusalem tidak akan terjadi sebelum kemurtadan terjadi dan pemimpin kemurtadan itu, manusia durhaka (the man of lawlessness atau the man of sin) dinyatakan. Paulus juga memberitahu mereka hal seperti apa yang akan dilakukan manusia durhaka ini: ―Ia akan menentang dan akan meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah, jadi ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah‖ (2 Tesalonika 2:4 New International Version). Ayat ini memberikan beberapa indikator jelas siapa yang cocok dan yang tidak cocok menjadi manusia durhaka. Contohnya, orang ini secara fisik harus mampu berdiri di Bait Allah dan menyatakan dirinya sebagai Allah. Dengan kata lain, dia hidup sebelum tahun 70 Masehi, sebelum Bait Allah dihancurkan. Setelah tahun 70 Masehi tidak ada Bait Allah untuk dimasuki, dan tidak satupun ayat Perjanjian Baru yang mengatakan bait itu akan dibangun kembali. Hal ini jelas menunjukkan manusia durhaka adalah angkatan tahun 70 Masehi. Dalam Bab1 mengenai penghancuran Yerusalem, kita bertemu dengan beberapa karakter dalam peristiwa tersebut. Pemimpin pemberontakan yang utama yang menyebabkan penghancuran Yerusalem adalah John Levi dari Gischala. Saya percaya dia cocok dengan gambaran manusia durhaka yang digambarkan dalam bacaan ini. Sejarawan Yahudi Josephus menulis bagaimana John Levi adalah manusia yang egois dan tidak bermoral dengan kemampuan persuasif yang mampu meyakinkan banyak orang bahwa dia diutus Allah untuk membebaskan mereka. Kemudian, 89 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n John Levi mengambil alih Bait Allah, dan mengangkat dirinya sendiri sebagai juruselamat Yahudi (sebagai Allah), menjarah perkakas emas dari Bait Alah dan menyebabkan terhentinya korban harian di sana. Dia juga menjarah orang-orang, bahkan membakar gudang penyimpanan bahan pangan yang menyebabkan terjadinya kelaparan yang menewaskan puluhan ribu orang. Dia mendapatkan bantuan dari orang-orang Idumea, lalu membunuhi 8.500 orang Yahudi, termasuk para imam. 2 Tesalonika 2:9 menyebutkan tanda-tanda palsu yang menyertai kedatangan si pendurhaka, dimana tanda utama adalah bahwa John Levi menyatakan dirinya sebagai Allah dan akan membebaskan orang Yahudi dari Romawi. Dia memerintahkan gudang bahan pangan dibakar karena yakin bahwa Allah dengan ajaib akan membebaskan mereka dari musuh mereka. Padahal yang terjadi adalah banyak yang mati kelaparan. Bahkan ketika Titus, sang jenderal Romawi, meminta agar John Levi meninggalkan Bait Allah agar bait itu tidak hancur dalam pertempuran, John menolak dengan tegas. John Levi-lah penyebab Bait Allah dihancurkan; jika tidak ada dia, Bait Allah mungkin masih terselamatkan, mengingat bangunan itu adalah salah satu dari keajaiban dunia kuno.5 Dalam ayat selanjutnya, Paulus memberitahu jemaat Tesalonika hal yang lebih detil mengenai si manusia durhaka, yang juga tepat menggambarkan John Levi: ―Tidak ingatkah kamu bahwa ketika aku masih bersama-sama dengan kamu aku seringkali mengatakan hal itu kepadamu? Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia [Ananus], sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. Karena kekuatan rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi seseorang yang masih menahan [Ananus] akan terus menahannya hingga ia disingkirkan‖ (2 Tesalonika 2:5-7 New International Version). John Levi tidak hanya seorang pemimpin pemberontakan, dia juga adalah mesias palsu. Dia menyatakan ketuhanannya dengan mengambil alih Bait Allah, dan satusatunya orang yang menghalanginya adalah Imam Besar Yahudi bernama Ananus. _________________________________ 5 Informasi mengenai John Levi di bagian ini dikumpulkan dari Bray, The Man of Sin of 2Thessalonians2. Untuk referensi yang lebih mudah, seluruh hal mengenai John Levi dalam The Destruction of Jerusalem tulisan Holford telah dicetak tebal 90 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Ananus memiliki kemampuan diplomatis yang luar biasa dan telah melakukan negosiasi damai dengan pihak Romawi berkali-kali sebelumnya. Ananus secara harfiah mampu menahan pemberontakan besar-besaran yang ingin dilakukan John Levi.6 Itulah alasan mengapa Paulus menyebut seseorang yang menahan, yang ingin disingkirkan. Josephus juga mencatat bahwa begitu Ananus (yang menahan) dibunuh, maka penghancuran atas Yerusalem dimulai: ―Rasanya saya tidak salah jika saya katakan bahwa kematian Ananus adalah awal penghancuran kota Yerusalem, dan tercatat mulai hari itu mulailah tembok-temboknya dirubuhkan, dan segala yang ada di dalamnya dihancurkan.‖7 Apa yang dicatat Josephus, terjadi persis seperti yang dituliskan Rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika: ―Dan kemudian si pendurhaka akan dinyatakan, yang oleh Tuhan Yesus akan dibunuh dengan nafas mulut-Nya dan akan dimusnahkan dengan kemuliaan kedatangan-Nya‖ (2 Tesalonika 2:8 New International Version). Saat ―kedatangan Tuhan‖ terjadi pada penghancuran Yerusalem, John Levi akhirnya ditangani. Dialah otak pemberontakan yang menyebabkan Romawi menyerang Yerusalem. John Levi adalah penyesat yang disertai ―tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu‖ (2 Tesalonika 2:9-12) dan menyuruh orang-orang membakar gudang pangan, berkata dia adalah Allah dan akan menyediakan kebutuhan mereka! Lalu bersama pasukan milisinya dia membunuh semua imam, dan menyebabkan bukan hanya kota Yerusalem saja yang dihancurkan, tetapi juga Bait Allah, yang sebenarnya tidak ingin dihancurkan oleh Romawi. Kejahatan John Levi sedemikian rupa di luar akal sehat, dan dia sangat cocok menggenapi nubuat Paulus mengenai ―manusia durhaka‖ yang oleh banyak orang ditafsirkan sebagai antikristus masa depan. _________________________________ 6 7 Sama seperti catatan kaki nomor 5 Josephus, The War of the Jews, 313 91 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Saat kita mempelajari bacaan dalam 2 Tesalonika ini dari perspektif pembaca aslinya, jelas tidak masuk akal jika Paulus menulis nubuat misterius yang tidak memiliki arti bagi pembaca aslinya dan yang tidak bisa diterapkan kepada siapapun hingga dua ribu tahun kemudian. Sebaliknya, adalah logis jika bacaan ini berlaku bagi pembaca asli surat Paulus yang isinya mengenai konteks khusus mereka saat itu. Paulus juga katakan ―kekuatan rahasia kedurhakaan‖ telah mulai bekerja pada abad pertama (2 Tesalonika 2:7). Paulus jelas berbicara tentang seorang jahat di abad pertama dan seorang lain yang menahan kejahatan itu. John Levi dan Ananus menggenapi nubuat ini. Kekuatan rahasia kedurhakaan itu tidak menunggu selama dua ribu tahun untuk bekerja di masa depan kita. Sebaliknya, kedurhakaan itu telah mencapai puncaknya tahun 70 Masehi. Bacaan #4. Binatang di Wahyu 13 dan 17 Wahyu 13 berbicara tentang binatang (the beast), yang dalam sebagian besar sejarah Gereja diajarkan sebagai penggambaran Kekaisaran Romawi di abad pertama. Wahyu 17 berbicara tentang binatang yang lain, yang oleh Gereja juga diajarkan sebagai Kaisar Nero dari Roma. Kedua ajaran ini sangat bagus dan masuk akal. Wahyu 17:10 – Kaisar Nero Mengenai simbol binatang, sejarawan F. W. Farrar tahun 1882 menulis: ―Setiap pembaca Yahudi, tentu saja, memandang binatang sebagai simbol Nero. Dan baik orang Yahudi maupun orang Kristen menganggap Nero memiliki pertalian erat dengan ular atau naga. ... Semua penulis Kristen mulamula yang menulis mengenai Wahyu, sejak Iranaeus hingga Victorinus dari Pettau dan Commodian di abad keempat, hingga Andreas di abad kelima, dan St. Beatus di abad kedelapan, menghubungkan Nero, atau beberapa kaisar Romawi, dengan binatang Kitab Wahyu (Apocalyptic Beast).‖8 Banyak sumber tulisan kuno juga mengatakan Nero adalah binatang Kitab Wahyu, sebagaimana ditunjukkan oleh R. C. Sproul: _________________________________ 8 Farrar, The Early Days of Christianity, 471-472 92 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―[Kenneth] Gentry mencatat kisah hidup Nero yang bertabur kekerasan, termasuk pembunuhan anggota keluarganya sendiri, pengebirian seorang bocah laki-laki yang ―dikawini‖nya, dan pembunuhan brutal istrinya sendiri, yang saat itu sedang mengandung, dengan menendangnya hingga mati. Perilakunya yang aneh dan ganjil dicatat oleh sejarawan Suetonius, yang menulis bagaimana Nero merancang sebuah permainan dimana dia, ditutupi oleh kulit binatang buas, dilepaskan dari sebuah kandang dan menyerang bagian-bagian vital laki-laki dan perempuan, yang terikat di batang kayu.‖ Nero memulai masa kekuasaannya sebagai kaisar pada tahun 54 Masehi. Penganiayaannya yang bersifat nasional atas komunitas Kristen dimulai tahun 64 Masehi, bertepatan dengan kebakaran hebat yang terjadi di Roma (yang menghanguskan 1/3 kota Roma) yang dipercaya banyak pihak diprakarsai oleh Nero sendiri. Asumsi yang umum berlaku adalah bahwa penganiayaan atas orang Kristen, yang disalahkan oleh Nero sebagai pelaku pembakaran, adalah taktik pengalihan untuk menyalahkan orang lain atas tindakannya. Nero kemudian melakukan bunuh diri pada tahun 68 Masehi, saat dia masih berusia 31 tahun. Karena kemunculan binatang adalah salah satu dari ―apa yang harus segera terjadi‖ (Wahyu 1:1), Nero adalah prima facie – kandidat utama untuk peran binatang. Sebagaimana digambarkan oleh para sejarawan kuno, Nero adalah seorang manusia yang kekejaman dan kejahatannya luar biasa. Banyak penulis kuno menyebut karakter binatang dalam diri Nero, dan Gentry menyimpulkannya: ―Tacitus ... menyebutkan ―sifat kejam‖ Nero yang telah ―membunuh begitu banyak orang tidak bersalah.‖ Naturalis Romawi Pliny Sang Ketua ... menggambarkan Nero sebagai ―penghancur umat manusia‖ dan ―racun dunia.‖ Satiris Romawi Juvenal ... menyebut tentang ―tirani Nero yang kejam dan penuh darah.‖ ... Apollonius dari Tyana ... secara spesifik menyebut Nero sebagai ―binatang‖: ―Dalam perjalananku, yang lebih panjang ketimbang yang pernah dijalani manusia manapun, aku telah melihat banyak binatang buas dari Arab dan India; tetapi binatang yang satu ini, yang sering disebut sebagai Sang Tiran, aku tidak tahu berapa kepala yang dipunyainya atau apakah cakar bisa melukainya, binatang yang dipersenjatai oleh taring-taring yang mengerikan ... Dari semua binatang 93 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n buas, Anda tidak akan mengatakan ada yang pernah memakan ibunya sendiri, namun Nero telah mengenyangkan dirinya dengan makanan ini.‖‖9 Kita dapat melihat bukti paling jelas penafsiran Nero sebagai binatang dalam Wahyu 17:10: ―Mereka juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, tetapi jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.‖ Ayat ini, yang berbicara tentang garis penguasa Romawi, memberitahu kita dengan pasti berapa penguasa yang telah datang, yang mana yang sekarang sedang berkuasa, dan seorang yang akan datang namun hanya akan berkuasa dalam waktu yang singkat. Daftar ini cocok sempurna dengan Nero dan Kekaisaran Romawi abad pertama: ―Lima di antaranya sudah jatuh...‖ Julius Caesar (49–44 Sebelum Masehi) Augustus (27 Sebelum Masehi–Tahun 14 Masehi) Tiberius (Tahun 14–37 Masehi) Gaius (Tahun 37–41 Masehi) Claudius (Tahun 41–54 Masehi) ―Yang satu ada ...‖ Nero (Tahun 54–68 Masehi) ―Yang lain belum datang, tetapi jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.‖ Galba (Juni 68-Januari 69 Masehi, pemerintahan selama 6 bulan) Dari ketujuh kaisar Kekaisaran Romawi, lima telah jatuh (Julius Caesar, Augustus, Tiberius, Gaius dan Claudius), satu sedang berkuasa (Nero) dan satu lagi belum datang (Galba), namun hanya akan berkuasa dalam waktu yang singkat (6 bulan). _________________________________ 9 Sproul, The Last Days According to Jesus, 186-187. 94 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Karena penggambaran yang sangat jelas ini, hampir sepanjang sejarah Gereja orang memahami binatang dalam Wahyu 17 merujuk kepada Nero. Wahyu 13:1-4 – Kekaisaran Romawi Mengenali Nero sebagai binatang dalam Wahyu 17 menolong kita menafsirkan referensi binatang lain dalam Wahyu 13: ―Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut. Ia memiliki ... tujuh kepala... Satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang fatal, tetapi luka fatal itu sembuh. Seluruh dunia terkagum lalu mengikut binatang itu. Mereka menyembah naga itu karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka juga menyembah binatang itu dan berkata: ―Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?‖ (Wahyu 13:1-4 New International Version). Nero – sesuai dengan garis waktu Wahyu 17 – adalah kaisar keenam dari tujuh orang kaisar Romawi (atau kepala-kepala binatang). Galba, penerusnya, adalah yang ―akan tinggal seketika saja.‖ Pemerintahan Galba yang sangat singkat disebabkan – setidaknya sebagian – karena sebagai sebuah kekaisaran, Romawi secara kiasan sedang terluka dan terhuyung-huyung akibat perbuatan Nero. Nero adalah seorang psikopat yang membakar sepertiga kota Roma, membebankan kesalahan itu kepada orang Kristen, lalu menganiaya dan menyiksa orang Kristen secara brutal. Dia melakukan banyak hal kejam dan mengerikan sepanjang masa pemerintahannya. Kemudian, ketika Nero bunuh diri tahun 68 Masehi, iklim perpolitikan Roma berubah drastis. Perubahan terpenting, Nero adalah kaisar terakhir dari garis keturunan kaisar Julio-Claudian; sehingga dengan matinya Nero garis keturunan itu berakhir, dan tampaknya, secara simbolis, kepala binatang itu terluka fatal. Kematian Nero memicu terjadinya peristiwa yang secara historis disebut ―Tahun Empat Kaisar‖ (the Year of the Four Emperors). Karena kekacauan yang timbul akibat kematian Nero, tiga kaisar berikutnya hanya berkuasa untuk waktu sangat singkat (Galba, Otho dan Vitellius). Akhirnya, menjelang akhir tahun 69 Masehi, Vespasian menduduki takhta dan berkuasa hingga tahun 80 Masehi. 95 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Namun selama masa kerusuhan tahun 69 Masehi, banyak yang mengira Kekaisaran Roma akan hancur.10 Dapatkah Anda bayangkan Amerika Serikat memiliki empat presiden hanya dalam waktu satu tahun? Masa itu adalah masa yang menyakitkan bagi Romawi, dan banyak yang mengira binatang Kekaisaran Romawi akan terluka hingga mati. Bahkan, inilah momen paling kacau dalam sejarah Romawi sejak kematian Mark Anthony tahun 30 Sebelum Masehi, hampir seratus tahun sebelumnya. Namun kemudian, bak keajaiban, terjadi pembalikan keadaan dimana Kekaisaran Romawi bangkit kembali di bawah Vespasian dan Titus. Saat memerintah, mereka menegakkan dinasti kekaisaran Flavian. Binatang itu bukannya mati, namun justru bangkit dipimpin Vespasian yang memerintah selama 10 tahun penuh. Tanda dari Binatang Pembahasan tentang binatang sering dikaitkan dengan tanda binatang (the mark of the beast) yang dicatat dalam Wahyu 13:16-17. Tanda binatang telah menimbulkan banyak sekali kekuatiran, jadi saya akan membahasnya di sini, sekalipun tidak mencakup keseluruhan Kitab Wahyu.11 Terkait tanda binatang, perlu diingat bahwa dalam kebudayaan Romawi kuno, pasar terbuka adalah tempat utama pertukaran dan perdagangan. Agar orang dapat memasuki pasar terbuka ini, mereka harus melewati gerbang utama. Siapapun yang memasuki gerbang utama harus membayar tanda bakti kepada patung kaisar. Setelah tanda bakti itu dibayar, abu disapukan ke kening atau pergelangan tangan orang-orang itu dan mereka diijinkan melewati gerbang untuk membeli dan menjual barang dagangan. 12 Hal ini disebut ―menerima tanda.‖ Paralel antara hal ini dan tanda binatang sangat cocok yang meneguhkan bahwa binatang yang dimaksud adalah Nero dan Kekaisaran Romawi. Terkait tanda binatang, ahli teologi berwibawa N. T. Wright mengatakan: _________________________________ ―Emperor Nero,‖ The Preterist Archive, http://preteristarchive.com/Rome/Monarchs/nero.html. Untuk informasi lebih jauh mengenai Kitab Wahyu, bacalah buku saya, The Art of Revelation. 12 ―Revelation 13:18: Number of the Beast,‖ The Preterist Archive, http://preteristarchive.com/BibleStudies/ApocalypseCommentaries/revelation_13-18.html. 10 11 96 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Ditambah lagi, menyembah atau tidak menyembah dengan segera menjadi garis pemisah antara orang yang diterima dalam masyarakat dan yang tidak. Tidak lama setelah masa ini, sejumlah pejabat lokal memperkenalkan persyaratan formal bahwa kecuali Anda mempersembahkan persembahan yang disyaratkan, Anda tidak akan diijinkan masuk ke pasar. Ada berbagai tanda yang gampang terlihat, yang dipakai untuk membedakan orang-orang mana yang ―boleh berdagang‖ dan ―tidak boleh berdagang.‖ Sejak awal orang Kristen dihadapkan kepada alternatif yang jelas: tetap teguh dengan Anak Domba dengan resiko kehilangan mata pencaharian dan kemampuan untuk menjual atau membeli; atau menyerah kepada sang monster, membayar persembahan kepada kaisar sesuai perintah pejabat lokal, dan semua baik-baik saja – kecuali integritas Anda sebagai pengikut Anak Domba.‖13 Penulis lain menambahkan: ―Orang Kristen abad pertama berada dibawah kekuasaan militer Romawi, suatu negara yang secara terbuka menyatakan pemimpinnya, yakni para kaisar, adalah pribadi ilahi. Semua wilayah yang berada di bawah yurisdiksi Romawi secara hukum diwajibkan dengan mengumumkan secara terbuka kesetiaan mereka kepada kaisar dengan membakar sejumput ukupan dengan melafalkan, ―Kaisar adalah Tuhan.‖ Setelah memenuhi ketentuan ini, seseorang menerima sehelai dokumen papirus yang disebut ―libellus‖ yang wajib diperlihatkannya kepada polisi Romawi atau saat berjual-beli di pasar Romawi, membuat kesulitan berjual-beli semakin meningkat bagi orang-orang yang tidak memiliki tanda. Inilah inti peringatan dalam Kitab Suci kepada orang Kristen mula-mula agar tidak membiarkan diri mereka menerima ―tanda binatang.‖‖14 Jadi jelas, tanda binatang adalah kenyataan abad pertama yang dilanggengkan oleh seorang kaisar dan sebuah kekaisaran yang sifatnya seperti binatang buas. Binatang yang kita baca dalam Kitab Wahyu bukanlah antikristus atau manusia durhaka yang akan muncul di masa depan. Penglihatan Yohanes perihal binatang telah digenapi dalam diri Nero dan Kekaisaran Romawi. Kita bisa tenang dan bersyukur tidak akan ada antikristus layaknya binatang penguasa tunggal dunia yang akan muncul di masa depan kita. _________________________________ 13 14 Wright, Revelation for Everyone, 121. Richard Anthony, ―The Mark of the Beast,‖ Ecclesia.org, http://www.ecclesia.org/truth/beast.html. 97 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Poin-Poin Bab 2 Antikristus bukanlah dan tidak akan pernah merupakan seseorang; tetapi sebuah sistem spiritual pengajaran sesat, secara khusus Gnostisisme. Yesus adalah penggenapan Daniel yang sempurna dan paling masuk akal; tidak ada antikristus dalam bacaan ini. Manusia durhaka adalah seorang individu abad pertama; yang menahan juga adalah seorang individu abad pertama – yakni John Levi dan Imam Besar Ananus. Binatang Kitab Wahyu adalah Kekaisaran Roma, terutama di bawah kekuasaan Kaisar Nero. Tidak pernah ada dalam Alkitab disebutkan sesuatu mengenai penguasa tunggal dunia di masa depan. Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Buah apa yang Anda lihat sebagai hasil pengajaran mengenai penguasa tunggal dunia dalam Gereja? 2. Apa sajakah bacaan yang digunakan untuk menciptakan suatu gabungan yang disebut antikristus? 3. Siapakah yang dibicarakan dalam Daniel 9:24-27? 4. Apakah yang dikatakan Matthew Henry mengenai Daniel 9? 5. Apa yang Yohanes maksudkan dalam 1 Yohanes dan 2 Yohanes ketika dia menyinggung roh antikristus? 6. Siapakah John Levi, dan apa yang dia lakukan? 7. Siapakah yang dimaksud dengan ―binatang‖? 98 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 3 Akhir Dunia Dalam Matius 24, murid-murid mengajukan tiga pertanyaan kepada Yesus: ―Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan zaman?‖ (Matius 24:3 New International Version). Seperti telah kita lihat dalam Bab 1, dalam Matius 24 Yesus dengan jitu menubuatkan apa yang akan terjadi dalam penghancuran Yerusalem dan Bait Allah tahun 70 Masehi. Tetapi benarkah Yesus menjawab dua pertanyaan lainnya: ―Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan zaman?‖ Sebelum kita dapat memahami jawaban yang Yesus berikan, kita harus memastikan kita memahami ketiga pertanyaan yang murid-murid-Nya ajukan. Bilamanakah Itu Akan Terjadi? Pertanyaan ini jelas berkaitan dengan jawaban yang Yesus berikan mengenai penghancuran Bait Allah dan kota Yerusalem, yang telah kita bahas dalam Bab 1. Apakah Tanda Kedatangan-Mu? Reaksi otomatis kita adalah berpikir murid-murid sedang menanyakan perihal kedatangan Yesus yang kedua kali. Namun jika kita mundur sejenak dan berpikir, kita akan sadar bahwa murid-murid tidak tahu Yesus akan mati dan bangkit. Jadi tidak mungkin mereka menanyakan kedatangan Yesus kembali, yang akan terjadi ribuan tahun kemudian. Mereka masih dalam keadaan kaget mendengar Yesus menegur keras orang Farisi; jadi tidak mungkin mereka mendadak menanyakan kepada Yesus mengenai kedatangan-Nya yang kedua, yang mungkin adalah menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan yang pertama. Setelah menjawab pertanyaan pertama mereka dengan sangat detil, Yesus menjawab pertanyaan kedua mereka mengenai tanda kedatangan-Nya: ―Lalu tanda Anak Manusia akan tampak di langit, maka semua bangsa di bumi [secara harfiah: bangsa yang mendiami negeri] akan meratap dan mereka akan melihat ANAK MANUSIA DATANG DI ATAS AWAN-AWAN DI LANGIT 99 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya‖ (Matius 24:30 New American Standard Bible). Yesus menjawab mereka sesuai dengan idiom umum dalam budaya Yahudi. Dia bisa melakukan hal ini karena orang Yahudi pada masa-Nya jauh lebih mengenal Perjanjian Lama ketimbang kebanyakan orang Kristen pada saat ini. Perjanjian Lama adalah pondasi kehidupan budaya mereka, sehingga banyak frasa dan ucapan yang memiliki arti simbolis yang berkaitan dengan nubuat alkitabiah. David Chilton menjelaskannya demikian: ―Untuk memahami arti perkataan Yesus dalam ayat ini, kita perlu memahami Perjanjian Lama lebih daripada apa yang dipahami kebanyakan orang saat ini. Yesus saat itu sedang berbicara kepada pendengar yang sangat akrab dengan detil literatur Perjanjian Lama, bahkan detil yang paling kecil sekalipun. Mereka telah mendengar Perjanjian Lama dibacakan dan dikhotbahkan dalam jumlah tidak terhitung sepanjang hidup mereka, dan telah terlatih menghafal ayat-ayat yang panjang. Penggambaran Kitab Suci dan bentuk ekspresi Perjanjian Lama telah membentuk budaya, lingkungan, dan kosa kata mereka bahkan sejak mereka masih sangat belia, dan hal ini sudah berlangsung generasi demi generasi. Faktanya adalah saat Yesus berbicara kepada muridmurid-Nya tentang runtuhnya Yerusalem, Dia menggunakan kosa kata nubuat. ―Bahasa‖ nubuat yang Yesus gunakan, akan langsung dikenali oleh mereka yang akrab dengan Perjanjian Lama.‖1 Sepanjang Perjanjian Lama, saat Allah akan mendatangkan penghancuran pada suatu kota atau bangsa, dikatakan Dia akan ―datang di atas awan-awan di langit.‖ Dalam budaya Yahudi, frasa ―tanda kedatangan-Mu‖ tidak ada hubungannya dengan lokasi dan kehadiran. Frasa ini dipahami sebagai kedatangan dalam penghakiman atas suatu kota atau bangsa. Jadi kita bisa menemukan penggambaran ―datang di atas awan-awan‖ dalam nubuat mengenai penghakiman dalam Perjanjian Lama. Ketika Yesaya menubuatkan penghancuran Mesir, dia menggambarkan Allah berkendara di atas awan membawa penghakiman: ―Ucapan ilahi terhadap Mesir. Lihat, Tuhan mengendarai awan yang cepat dan datang ke Mesir, maka berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya, dan hati orang Mesir, merana hancur dalam diri mereka‖ (Yesaya 19:1). _________________________________ 1 Chilton, The Great Tribulation, 17-18. 100 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Demikian pula dalam Mazmur 18, Allah digambarkan memiliki awan kelam ada di bawah kaki-Nya. Penghakiman-Nya turun seperti awan hujan gelap di langit, bersama bersama hujan es dan guruh (lihat Mazmur 18:10-13 New International Version). Dalam Mazmur 104, awan-awan menjadi kereta perang-Nya dan Ia terlihat berkendara menuju peperangan ―di atas sayap angin‖ (Mazmur 104:2-3). Dalam Yoël 2:2, hari TUHAN adalah ―suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat.‖ Zefanya mengulangi penggambaran ini dalam nubuatnya tentang kedatangan hari TUHAN kata demi kata (lihat Zefanya 1:14-15). Dan saat berbicara mengenai penghakiman Allah atas orang yang bersalah, Nahum berkata, ―Jalan-Nya adalah dalam angin beliung dan badai, dan awan-awan adalah debu kaki-Nya‖ (Nahum 1:3 New International Version). Jelas sekali, awan-awan adalah simbolisme Perjanjian Lama yang menggambarkan kendaraan Allah untuk ―datang‖ dalam penghakiman terhadap suatu kota atau bangsa. Dengan memahami hal ini, kita bisa yakin bahwa yang ditanyakan murid-murid adalah kapan Yesus datang dalam penghakiman atas Yerusalem. Yesus mengerti maksud pertanyaan ini dan menjawab dengan menjelaskan banyak tanda hingga ayat 30, saat Dia akhirnya akan datang ―di atas awan-awan‖ dan membawa penghakiman. Bagaimana dengan Akhir Zaman? Sebagai pembaca modern, mudah bagi kita untuk berasumsi yang murid-murid tanyakan adalah akhir dunia. Namun kita tidak memiliki penjelasan yang masuk akal mengapa mereka mendadak mengganti topik pembicaraan dari teguran keras Yesus atas orang Farisi dan pernyataan Bait Allah akan dihancurkan. Sama sekali tidak logis, menurut konteksnya, jika mereka mengganti topik di tengah-tengah percakapan dengan menanyakan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan. 2 _________________________________ 2 J. Marcellus Kick, dalam bukunya, An Eschatology of Victory, membuat sebuah kesalahan besar eksegetikal ketika dia mengklaim bahwa tahun 70 Masehi menggenapi dua pertanyaan yang pertama dari Matius 24:3, tetapi pertanyaan ketiga mengenai akhir dari dunia. Kesalahan ini diulangi dalam Victorius Eschatology edisi kedua oleh Eberle dan Trench, sebagaimana Win the World or Escape the Earth oleh Rossol dan Watsall. Untuk pembasahan mendalam tentang kesalahan ini, yang saya namai sebagai Kik Preterism, baca buku saya yang lain, Understanding the Whole Bible. 101 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Karena itu, pasti murid-murid sedang menanyakan suatu hal yang masih berkaitan dengan pernyataan Yesus sebelumnya. Singkatnya, saat mereka bertanya tentang ―akhir zaman,‖ mereka tidak sedang menanyakan akhir dunia. Hal ini dengan mudah diteguhkan dengan melihat bahasa aslinya. Dalam bahasa Yunani, kata ―world‖ (dunia) diterjemahkan dari kata ―kosmos,‖ sedang kata ―age‖ (zaman, era) diterjemahkan dari kata ―aeon.‖ Murid-murid tidak sedang menanyakan akhir kosmos. Apa perbedaan antara akhir dunia (the end of the world) dengan akhir zaman (the end of the age)? Jawabannya ditemukan dalam hasil kumulatif peristiwa tahun 70 Masehi yang Yesus nubuatkan – akhir dari era sejarah dan agama Yahudi. Hancurnya Bait Allah berarti berakhirnya sistem persembahan korban dan keimaman. Sistem penebus salah yang didirikan oleh Musa berakhir dengan hancurnya Bait Allah. Hal ini adalah perubahan besar – akhir zaman Musa dan perjanjian yang lama. Inilah yang ditanyakan oleh muridmurid Yesus. Dia baru saja menubuatkan akhir Yudaisme yang mereka kenal, dan mereka ingin mengetahui kapan itu akan terjadi. Apa yang Yesus sampaikan bukan hal baru bagi orang-orang sezaman-Nya. Orang Yahudi mengenal dua zaman: zaman yang mereka hidupi saat itu (di bawah Taurat) dan zaman Mesias yang akan datang. Seperti dinyatakan oleh komentator John Broadus, ―Pemahaman umum orang Yahudi adalah kemunculan Mesias akan mengakhiri ―zaman ini‖ dan membawa ―zaman yang akan datang‖ – frasa ini sering muncul salam Talmud.‖3 Mengenai hal ini, George Hill menambahkan: ―Oleh orang Yahudi, waktu dibagi menjadi dua periode: zaman hukum Taurat dan zaman Mesias. Akhir dari yang pertama adalah awal yang kedua, hadirnya kerajaan yang mereka percaya akan ditegakkan oleh Mesias, yang mengakhiri penderitaan mereka, dan mengubah mereka menjadi orang-orang paling hebat di dunia. Para rasul, dengan benak dipenuhi harapan ini, bertanya kepada Tuhan kita, sesaat sebelum kenaikan-Nya, ―Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?‖ (Kisah Para Rasul 1:6). Tuhan kita memakai frasa kedatangan-Nya untuk menyatakan pembalasan-Nya atas orang Yahudi dengan menghancurkan kota dan tempat kudus mereka.‖4 _________________________________ 3 4 Broadus, 482. Hill, ―Predictions Delivered by Jesus,‖ 103-104 102 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Sepanjang Perjanjian Baru, banyak dituliskan mengenai akhir zaman Musa, yang akan segera berakhir, tetapi sangat sedikit dituliskan mengenai akhir seluruh dunia. Karena orang Yahudi telah hidup sebagai ―orang pilihan‖ (chosen people) dengan akses eksklusif kepada Allah selama kurang lebih 1500 tahun, akhir zaman akan menjadi peristiwa tunggal terbesar yang pernah terjadi atas sejarah nasional mereka.5 Kepercayaan umum bahwa Yesus sedang berbicara tentang akhir dunia dalam Matius 24 telah mengacaukan pemahaman atas banyak ayat lainnya dalam Perjanjian Baru. Ketika kita menyadari bahwa murid-murid sedang menanyakan akhir zaman Musa, kita mendapatkan kejelasan atas banyak ayat tentang akhir zaman Musa dan penghancuran Yerusalem yang tersebar sepanjang Perjanjian Baru. Berlawanan dengan kepercayaan populer, ayat-ayat ini bukan tentang akhir dunia. Contohnya: ... Sebelum kamu [dua belas murid] selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang (Matius 10:23). ... kamu [imam besar] akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit (Matius 26:64). Telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. ... Hari sudah jauh malam, telah hampir siang (Roma 13:11-12). ... dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu (1 Korintus 7:31). ... peringatan bagi kita yang hidup saat akhir zaman telah tiba (1 Korintus 10:11 New American Standard Bible). ... Tuhan sudah dekat! (Filipi 4:5). ... kedatangan Tuhan sudah dekat! ... Lihatlah, Hakim sedang berdiri di ambang pintu (Yakobus 5:8-9). _________________________________ 5 Menarik pula untuk dicatat bahwa Yesus adalah satu-satunya nabi yang menubuatkan Dia akan datang dalam awan-awan untuk menghancurkan Yerusalem dan mengakhiri zaman Musa. Sementara nabi-nabi palsu abad pertama menyatakan mereka datang untuk menyelamatkan Israel dari penjajahan Romawi. 103 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. ... (1 Petrus 4:7). ... ini adalah waktu yang terakhir, ... Itulah tandanya, bahwa waktu ini benarbenar adalah waktu yang terakhir (1 Yohanes 2:18). Memang benar Yesus akan kembali secara fisik untuk membangkitkan orangorang mati dan membawa penghakiman terakhir. Namun sebagian besar frasa ―akhir zaman‖ yang digunakan dalam Perjanjian Baru bukanlah mengenai peristiwa ini. Sebaliknya, apa yang dimaksudkan oleh ayat-ayat Perjanjian Baru adalah mengenai peristiwa terbesar dalam sejarah Yahudi, yang akan segera terjadi. Orang Yahudi abad pertama tidak fokus pada akhir planet bumi; itu hanyalah obsesi modern yang tidak ada relevansinya dengan mereka. Orang Kristen abad pertama yang hidup di Israel tahu bahwa mereka hanya memiliki waktu empat puluh tahun untuk mengabarkan Injil sebelum Yesus datang di awan-awan menghancurkan Yerusalem dan mereka harus melarikan diri ke pegunungan. Karena itulah, mereka sering mengatakan bahwa saat itu adalah ―waktu terakhir‖ atau ―akhir zaman.‖ Mereka mengatakan hal-hal seperti, ―Ia sudah berdiri di depan pintu,‖ atau ―Tuhan sudah dekat.‖ Itu adalah kenyataan yang mereka hadapi, tetapi bukan yang kita hadapi. Kita harus memilih berhenti menerima apa yang penulis Perjanjian Baru tujukan bagi orang-orang yang hidup antara tahun 30 hingga 70 Masehi dan menerapkannya pada masa depan kita. Banyak doktrin palsu yang tercipta saat orang-orang membaca Alkitab terpisah dari konteks sejarah dan budayanya. Kepercayaan bahwa Yesus sedang bernubuat tentang akhir dunia adalah salah satunya. Dua contoh lainnya adalah kemurtadan Gereja dan munculnya guru-guru atau pengajar-pengajar palsu. Keduanya bukanlah tanda akhir dunia, tetapi merupakan tanda akhir zaman Musa tahun 70 Masehi. Kemurtadan Konsep gereja yang jatuh ke dalam kemurtadan adalah pengajaran atau doktrin palsu yang didasarkan pada kesalahan dalam memahami Kitab Suci, karena berusaha memahaminya terpisah dari konteks sejarahnya. Beberapa pengajar Alkitab mencoba memaksakan membagi sejarah Gereja atas tujuh periode dan 104 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n mencocok-cocokkannya dengan tujuh gereja dalam Wahyu 2 dan 3. Orang-orang ini katakan, Gereja modern adalah gereja Laodikia, yang mendapat ancaman dari Yesus akan dimuntahkan keluar dari mulut-Nya. Konsep ini tidak hanya salah, namun juga bertentangan dengan apa yang Yesus katakan mengenai pertumbuhan Kerajaan-Nya (lihat Matius 13:31-33). Salah satu ayat yang dipakai untuk membenarkan dan mendukung ajaran ini adalah 2 Tesalonika 2:3, yang mengatakan, ―Janganlah kamu membiarkan dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga; sebab hari itu tidak akan datang, sebelum datangnya lebih dahulu murtad, dan manusia durjana [man of sin], manusia kebinasaan [son of perdition]‖ (2 Tesalonika 2:3 King James Version). Selama limapuluh tahun terakhir, ayat ini telah dipakai untuk mengklaim mayoritas Gereja tidak benar-benar berjalan bersama Allah. Orang-orang yang mengajarkan hal ini mengatakan Gereja yang sejati hanyalah sisa-sisa (the remnant) dari orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai Gereja. Adalah salah memasukkan gagasan tentang sisa-sisa dalam Perjanjian Lama ke dalam Perjanjian Baru karena tidak ada tempat bagi sisa-sisa dalam Perjanjian Baru (saya akan membahasnya lebih lanjut dalam Bab 10). Juga, seperti yang saya sebutkan dalam Bab 2, ayat ini adalah mengenai seorang manusia durhaka bernama John Levi 6, bukan mengenai Gereja. Versi New International Version menerjemahkan ayat ini lebih baik: ―Janganlah kamu siapapun menyesatkanmu dalam hal apapun; Sebab hari itu belum akan tiba sebelum pemberontakan terjadi dan manusia durhaka (man of lawlessness) disingkapkan, manusia yang ditetapkan untuk dibinasakan‖ (2 Tesalonika 2:3). Pemberontakan itu terjadi pada abad pertama dipimpin oleh John Levi. Kita tidak sedang menunggu kehancuran Gereja di masa depan sebagai penggenapan ayat ini. Guru-guru Palsu Seiring dengan ajaran Gereja yang murtad, berkembang pengajaran bahwa banyak guru palsu akan muncul sebelum kembalinya Kristus. _________________________________ 6 Untuk referensi yang mudah, namanya John Levi, telah dicetak tebal dalam tulisan Holford, The Destruction of Jerusalem bab 1 105 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kepercayaan ini telah menjadi alasan untuk saling menuding dalam tubuh Kristus dan memupuk perilaku curiga dan penuh ketakutan satu sama lain. Padahal, ayatayat yang dipakai untuk mendukung pengajaran ini sebenarnya mengacu kepada masa sebelum tahun 70 Masehi, bukan kepada masa kita sekarang ini. Contohnya, yang ditulis oleh Paulus: ―Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng‖ (2 Timotius 4:3-4). Doktrin atau pengajaran yang benar yang Paulus bicarakan adalah pengajaran yang mengatakan penghakiman akan segera datang atas Yerusalem, tetapi telinga orangorang Yahudi yang gatal ingin mendengar pengajaran guru dan nabi palsu yang menyatakan Allah melindungi mereka dari penghancuran. Hal ini menimbulkan munculnya banyak guru dan nabi palsu antara tahun 30 hingga 70 Masehi. Ayat lain yang digunakan untuk mendukung pengajaran ini adalah 1 Timotius 4:1, ―Sekarang Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian ada orang yang akan murtad [depart from faith] lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan‖ (1 Timotius 4:1 New King James Version). Bersama kesalahan memahami ayat ini, orang-orang juga gagal memahami Amos 8:11, saat Allah berjanji, ―Sesungguhnya, waktu akan datang,‖ demikianlah firman Tuhan ALLAH, ―Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan.‖ Mereka menafsirkan ayat ini diterapkan menjelang akhir dunia, padahal ayat ini bukanlah nubuat Perjanjian Baru. Ayat ini digenapi oleh masa empat ratus tahun antara akhir Perjanjian Lama dengan awal Perjanjian Baru, saat tidak ada Firman Allah yang dicatat. Ayat ini bukan mengenai masa depan kita. Sekalipun banyak yang mencoba menggunakan ayat ini dan ayat-ayat lainnya untuk mengajarkan semakin banyaknya guru-guru palsu di masa depan, Alkitab dengan jelas memberitahu kita bahwa ayat-ayat ini adalah mengenai abad pertama. Rasul Paulus mengatakan guru palsu akan muncul tidak lama setelah dia pergi: ―Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi [bukan setelah 2000 tahun], serigalaserigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan 106 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik muridmurid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab itu berjagajagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata‖ (Kisah Para Rasul 20:29-31). Dan Yesus katakan Dia tidak akan mengulur-ulur waktu kedatangan-Nya namun akan segera datang: ―Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan memastikan mereka memperoleh keadilan, dan segera. Tetapi, jika Anak Manusia itu datang, akankah Ia mendapati iman di bumi?‖ (Lukas 18:7-8) Yesus berjanji membawa keadilan bagi orang-orang-Nya dengan segera. Ayat ini tidak mengacu kepada peristiwa masa depan. Bukan itu definisi yang tepat untuk kata ―segera.‖ Sebaliknya, Dia berjanji untuk datang dalam penghakiman atas Yerusalem dalam waktu empat puluh tahun, dan itulah persisnya yang Dia lakukan. Poin-Poin Bab 3 Tidak ada pemisahan di antara tiga pertanyaan yang diajukan murid-murid kepada Yesus. Tidak ada pemisahan dalam jawaban yang Yesus berikan kepada muridmurid-Nya. Saat Perjanjian Baru menyebut akhir zaman (the end of the age), yang dimaksudkan adalah akhir zaman Musa, bukan akhir dunia (the end of the world). Gagasan menghubung-hubungkan tujuh gereja dalam Wahyu dengan tujuh periode dalam sejarah Gereja adalah hal yang tidak berdasar sama sekali. Kerajaan Allah sedang terus bertumbuh, dan kita tidak sedang menantikan kemurtadan Gereja di masa depan. Ayat-ayat yang berbicara mengenai guru palsu, pengajaran palsu dan nabi palsu, semua sudah digenapi pada abad pertama. Ayat-ayat ini tidak ada arti 107 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n kenabiannya bagi masa modern saat ini, meskipun demikian ayat-ayat ini memiliki arti praktikal. Kita masih terus perlu menguji setiap pengajaran dan menilai setiap pengajaran dari buahnya, tetapi kita tidak sedang menantikan kemurtadan yang akan datang. Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Apakah tiga pertanyaan dalam Matius 24:3? 2. Apakah logis jika kita anggap murid-murid sedang bertanya mengenai akhir dunia dan pengangkatan dalam ayat ini? Mengapa atau mengapa tidak? 3. Definisikanlah arti aeon dan kosmos. 4. Jelaskan perbedaan penting penerjemahan ―akhir dunia‖ (the end of the world) dengan ―akhir zaman‖ (the end of the age) dalam Matius 24:3. 5. Apakah arti ―akhir zaman‖? Kapankah akhir zaman itu? 6. Sejak hari-hari terakhir era Musa berakhir tahun 70 Masehi, dalam era apakah kita hidup saat ini? 108 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 4 Unsur-Unsur Dunia Akan Hangus Dalam Nyala Api Selama hampir dua dekade, saya percaya suatu hari di masa depan nanti seluruh dunia akan hancur oleh api saat Yesus kembali. Karena Allah telah berjanji kepada Nuh ―sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi‖ (Kejadian 9:11). Saya menduga Dia akan memusnahkan bumi dengan api dengan tetap memegang janjiNya. Inilah pemahaman saya atas 2 Petrus 3:5-7 New International Version: ―Mereka dengan sengaja melupakan bahwa pada zaman dahulu oleh firman Allah langit telah ada dan bumi dibentuk dari air dan oleh air. Oleh air itu bumi pada zaman dahulu telah binasa dimusnahkan oleh air bah. Dengan firman yang sama langit dan bumi [ge (bahasa Yunani)] yang sekarang terpelihara untuk api, disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik‖ Seperti banyak orang lain, saya tidak pernah memperhatikan lebih dekat konteks bacaan ini dan tiba pada kesimpulan: Petrus sedang menggambarkan cara licik Allah untuk tetap memegang janji-Nya kepada Nuh dengan memusnahkan bumi tanpa menggunakan air. Sekarang setelah saya mempelajari bacaan ini, geli rasanya saat mengenang apa yang dulu saya pikirkan. Hal ini membuat saya bertanya-tanya sekeliru apa saya di area lain yang belum saya pelajari. Menantikan Kedatangan Tuhan Untuk memahami bacaan ini dengan benar, kita harus melihat konteks 2 Petrus 3, dimulai dari: ―Saudara-saudara yang kekasih, inilah suratku yang kedua yang kutulis kepadamu. Aku telah menulis keduanya sebagai pengingat untuk mendorong kamu kepada pengertian yang murni. Aku ingin kamu mengingat perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat perintah Tuhan dan Juruselamat kita yang telah disampaikan kepadamu oleh rasulrasulmu‖ (2 Petrus 3:1-2 New International Version). 109 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Pada ayat ini Petrus menjelaskan maksud penulisan suratnya yakni untuk mengingatkan pembacanya mengenai perkataan-perkataan khusus dan perintah dari Perjanjian Lama, Yesus dan rasul-rasul. Dalam ayat selanjutnya, Petrus memperjelas perintah yang dia maksudkan: ―Yang terpenting, kamu harus mengerti bahwa pada hari-hari terakhir pengejek-pengejek akan tampil, mengejek dan hidup menuruti hawa nafsunya. Mereka akan berkata: “Di manakah janji tentang „kedatangan-Nya‟ itu? Sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula pada waktu dunia diciptakan‖ (2 Petrus 3:3-4 New International Version). Dengan kata lain, Petrus sedang merujuk kepada janji Yesus bahwa Dia akan datang – seperti yang telah kita bahas sebelumnya – pada saat Yerusalem dihancurkan. Petrus menulis antara tahun 30 hingga 70 Masehi, pada masa orang Yahudi melakukan penganiayaan hebat atas orang Kristen. Orang Kristen berpegang pada janji Yesus dalam Matius 24 bahwa penghakiman akan datang atas Yerusalem dan sistem keagamaan Yahudi. Pada ayat di atas, kita melihat orang Kristen diejek karena mempercayai Yesus akan datang untuk membawa penghakiman atas Bait Allah. Petrus melanjutkan: ―Mereka dengan sengaja melupakan bahwa pada zaman dahulu oleh firman Allah langit telah ada dan bumi dibentuk dari air dan oleh air. Oleh air itu bumi pada zaman dahulu telah binasa dimusnahkan oleh air bah. Dengan firman yang sama langit dan bumi [ge] yang sekarang terpelihara untuk api, disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik‖ (2 Petrus 3:5-7). Petrus menanggapi pernyataan pengejek-pengejek dengan memperlihatkan bagaimana Allah menghakimi sebelumnya dan memastikan Dia akan menghakimi lagi. Kemudian Petrus membuat suatu pernyataan yang telah menyebabkan banyak kebingungan: ―Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari‖ (2 Petrus 3:8) Jika ada satu ayat yang paling sering disalahgunakan ketimbang ayat lain, 2 Petrus 3:8 inilah ayatnya. Demikian banyak orang menggunakan ayat ini untuk membuat matematika nubuat yang cocok dengan teori liar akhir zaman mereka. Padahal Petrus sedang mengutip Mazmur 90:4 (New International Version): ―Sebab seribu 110 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n tahun di mata-Mu sama seperti hari kemarin yang telah berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.‖ Dia tidak sedang membuat suatu rumus untuk memprediksi akhir dunia. Petrus tidak sedang mengatakan bagi Allah waktu adalah sesuatu yang samar atau relatif. Petrus sedang mengutip sebuah mazmur yang berbicara tentang bagaimana waktu adalah sesuatu yang tidak terlalu penting bagi Allah yang tidak terbatas dan kekal. Waktu adalah hal nyata bagi Allah, tetapi tidak sama dengan bagaimana itu nyata bagi kita. Petrus melanjutkan lagi: ―Tuhan tidak lamban menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelambanan. Namun Ia sabar terhadap kamu, karena Ia tidak menginginkan seorang pun binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat‖ (2 Petrus 3:9 New International Version). Dalam Matius 24:34, Yesus katakan firman-Nya akan terjadi dalam satu angkatan. Rumus sederhana kerangka waktu nubuat-Nya adalah: tahun 30 Masehi + satu angkatan (40 tahun) = tahun 70 Masehi. Yesus bisa saja kembali tahun 50 Masehi, pada pertengahan angkatan yang dinubuatkan tersebut, namun Ia memilih menunggu hingga detik terakhir agar lebih banyak orang yang bertobat. Itulah alasan Petrus menyebut tentang kesabaran Allah, yang tampak seperti kelambanan bagi orang Kristen yang sedang mengalami aniaya. Namun Petrus meyakinkan orang percaya bahwa hari Tuhan akan tiba: ―Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat; dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, ...‖ (2 Petrus 3:10). Frasa ―unsur-unsur dunia akan hangus‖ adalah sesuatu yang sangat penting dalam memahami keseluruhan pasal surat Petrus ini. Karena frasa ini akan muncul kembali dalam bacaan, saya akan membahasnya sesaat lagi. ―... dan bumi ...‖ (2 Petrus 3:10). Kata ―bumi‖ dalam bahasa Yunani yang digunakan dalam ayat ini adalah ge bukan kosmos. Ge berarti ―tanah‖ (negeri, wilayah) sedang kosmos adalah kata yang berarti ―seluruh dunia.‖ Yang Petrus maksudkan bukanlah penghancuran seluruh planet (kosmos) tetapi penghancuran tanah Israel (ge). ―... dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap‖ (2 Petrus 3:10). 111 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Karena kata ge yang digunakan, ayat ini sebenarnya mengatakan, ―segala sesuatu yang ada [di atas tanah itu] akan ditiadakan.‖ Inilah persisnya yang terjadi pada penghancuran tahun 70 Masehi. Persembahan korban berhenti, imamat terbunuh, Bait Allah hancur, dan seluruh bangunan rata dengan tanah. Yerusalem hancur sama sekali. Karenanya Petrus menambahkan: ―Jika segala sesuatu ini akan hancur dengan cara demikian, orang yang bagaimanakah kamu seharusnya? Kamu harus hidup suci dan saleh sambil menantikan hari Tuhan dan mempercepat kedatangannya ...‖ (2 Petrus 3:11-12 New International Version) Pertanyaan yang Petrus ajukan kepada pembacanya adalah: ―Pikirkanlah murka yang besar ini akan segera datang atas sistem agamawi, bagaimana mungkin ada yang selamat?‖ Petrus menyemangati pembacanya untuk hidup saleh sambil mereka menantikan dan mempercepat kedatangan hari Tuhan. Sepanjang Perjanjian Baru, kita membaca orang percaya abad pertama sangat menantinantikan kedatangan Tuhan (1 Korintus 1:6-8; Filipi 3:20; 1 Tesalonika 1:9-10) dan salah satu aspek dalam menanti-nantikan kedatangan Yesus adalah mempercepatnya. Yesus telah memberi petunjuk kepada murid-murid-Nya bagaimana mereka mempercepat kedatangan-Nya. Dia katakan kepada mereka jika mereka ―membuat petisi‖ menuntut keadilan kepada Allah, Allah pasti mendengar doa-doa mereka dan membalaskan mereka lewat kedatangan Anak Manusia. ―Tidakkah Allah akan menegakkan keadilan bagi orang-orang pilihan-Nya, yang berseru kepada-Nya siang malam? Akankah Ia menunda-nunda sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan memastikan keadilan ditegakkan bagi mereka, dan segera. Tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?‖ (Lukas 18:7-8 New International Version). Gereja abad pertama yang berada di bawah penganiayaan berseru kepada-Nya siang dan malam. Itulah bagian dari proses percepatan. Unsur-unsur Dunia Petrus melanjutkan suratnya: ―... Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya‖ (2 Petrus 3:12). 112 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kata dalam bahasa Yunani untuk ―unsur dunia‖ adalah stoicheion. Kata ini hanya muncul lima kali lagi dalam Perjanjian Baru (lihat Galatia 4:3, 9; Kolose 2:8, 20; Ibrani 5:12), dan setiap kali kata ini muncul, merujuk kepada prinsip dasar hukum Musa. Dalam Galatia, Paulus menyebutkan kata ini dua kali. Pertama, dia menyatakan bahwa orang Yahudi berada di bawah – atau takluk kepada – roh-roh dunia sampai genap waktunya; kemudian dia bertanya kepada pembacanya mengapa mereka ingin kembali kepada roh-roh dunia tersebut. ―Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita di bawah perhambaan roh-roh dunia [elemental spritual forces of the world]‖ (Galatia 4:3 New International Version). ―Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimana mungkin kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin [weak and beggarly elements], yang kepadanya kamu mau memperhambakan diri lagi?‖ (Galatia 4:9 New King James Version). Dalam konteksnya, yang dimaksud dengan unsur-unsur dunia adalah ritual dan merayakan hari-hari raya (Galatia 4:9-10). Dengan kata lain, Paulus sedang mencegah pembacanya kembali kepada prinsip-prinsip hukum Taurat (lihat Galatia 5:1). Dalam Kolose, Paulus juga dua kali menyebut-nyebut tentang ―unsur dunia,‖ mengingatkan pembacanya agar tak membiarkan seorang pun menawan mereka di dalamnya, karena dengan menerima Kristus, mereka sudah mati terhadap unsurunsur ini; sehingga mereka tidak perlu tunduk kepada hal-hal yang demikian: ―Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus‖ (Kolose 2:8). ―Karena kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus terhadap roh-roh dunia ini, mengapakah, seolah-olah kamu masih milik dunia, kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturannya: ―Jangan jamah! Jangan kecap! Jangan sentuh!‖? Peraturan-peraturan ini, yang berkaitan dengan benda-benda yang semuanya ditetapkan untuk binasa oleh pemakaian, semata 113 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n adalah berdasarkan perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia‖ (Kolose 2:20-22 New International Version). Konteks surat Paulus ini menjadikan jelas bahwa Paulus mendorong pembacanya untuk tidak membiarkan siapapun menghakimi mereka karena tidak lagi merayakan perayaan atau hari raya dan hari Sabat, karena semua hal itu tidak lebih dari bayangan pribadi dan karya Yesus (lihat Kolose 2:16). Lagi-lagi kita melihat unsur-unsur dunia merujuk kepada prinsip-prinsip Yudaisme – dan Paulus mengingatkan pembacanya bahwa peraturan-peraturan ini telah ditetapkan untuk dibinasakan. Penulis Ibrani juga berkomentar mengenai unsur-unsur dunia, ―Pada saat ini harusnya kamu sudah menjadi pengajar, namun kamu masih memerlukan seseorang untuk mengajarkan kembali kepadamu asas-asas [stoicheion] kebenaran [logion] firman Allah. Kamu memerlukan susu, bukan makanan keras‖ (Ibrani 5:12 New International Version). Kata dalam bahasa Yunani yang penulis gunakan bagi ―kebenaran‖ (truths) adalah logion, sebuah kata yang pemakaiannya yang lain dalam Perjanjian Baru merujuk kepada perjanjian yang lama (Kisah Para Rasul 7:38; Roma 3:2). Dalam konteksnya, penulis Ibrani mengungkapkan kekecewaannya karena harus mengajarkan kepada pembaca Ibraninya bahwa hukum Taurat pada dasarnya adalah bayangan karya Kristus, dalam upaya memohon agar mereka meninggalkan prinsip hukum Taurat itu demi perjanjian yang baru dan lebih baik (lihat Ibrani 5:12-14; 6:1; 7:22; 10:1). Dari semua penjelasan ini kita bisa melihat bahwa Rasul Petrus tidak sedang berbicara mengenai penghancuran unsur-unsur pada tabel periodik (yang ditemukan tahun 1869). Yang dibicarakannya adalah penghancuran unsur-unsur Yudaisme. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru Dalam ayat berikutnya di 2 Petrus 3, Petrus melakukan suatu peralihan penting: ―Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana kebenaran berdiam‖ (2 Petrus 3:13 New International Version). 114 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Petrus mengawali pasal ini dengan berkata, ―Aku ingin kamu mengingat perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat perintah Tuhan dan Juruselamat kita yang telah disampaikan kepadamu oleh rasulrasulmu” (2 Petrus 3:2). Dalam ayat 3-12 Petrus lalu menyebut nubuat Yesus dalam Matius 24. Hingga poin ini, Petrus belum mengutip dari nabi-nabi kudus perjanjian lama. Tetapi pada ayat 13, Petrus berhenti mengutip ucapan rasul-rasul (Paulus dan penghancuran unsur-unsur Yahudi) dan ucapan Yesus (tentang penghancuran tanah Israel) dan mulai mengutip nabi-nabi kudus perjanjian lama: ―Karena, lihatlah, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati‖ (Yesaya 65:17 New American Standard Bible). ―Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, ...‖ (Yesaya 66:22 New King James Version). Pada ayat 13 ini Petrus mengutip suatu nubuat Perjanjian Lama tentang hari saat Allah menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru. Pembaca modern beranggapan ayat ini adalah mengenai langit yang baru dan bumi yang baru secara harfiah yang akan dibentuk setelah yang sekarang dihancurkan. Tetapi, sebagaimana Petrus tidak sedang berbicara tentang penghancuran bumi, dia juga tidak berbicara mengenai langit yang baru dan bumi yang baru secara harfiah. Dalam budaya dan kitab suci Ibrani, frasa langit dan bumi adalah idiom yang umum digunakan untuk merujuk kepada sistem pemerintahan, khususnya sistem hukum Taurat perjanjian lama. Ahli teologi Gary DeMar menggunakan 2 Petrus 3 untuk membuktikan akhir zaman (dalam Matius 24:3) adalah akhir Mosaic covenant pada tahun 70 Masehi. DeMar juga mengutip komentator kenamaan John Owen dan John Lightfoot mengenai hal ini: John Owen (1616-1683) berpendapat bahwa ―pembinasaan langit dan bumi‖ dalam 2 Petrus 3:5-7 ―bukan berarti penghakiman terakhir atas bumi, tetapi adalah penghancuran dan pembinasaan atas agama dan negara Yahudi‖ pada tahun 70 Masehi. John Brown (1784-1858), mengomentari Matius 5:18 menggunakan metode yang sama. 115 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Langit dan bumi akan berlalu,‖ jika dipahami secara harfiah, adalah hancur leburnya sistem alam semesta yang ada sekarang, dan waktu terjadinya hal ini disebut ―akhir dunia.‖ Tetapi seseorang yang mengenal penggunaan kata dalam ayat-ayat Perjanjian Lama akan mengetahui bahwa hancurnya sistem Mosaic dan tegaknya Kekristenan, sering disebut sebagai berlalunya langit yang lama dan bumi yang lama dan datangnya langit yang baru dan bumi yang baru.‖ Setelah menyelidiki bagaimana bahasa ini digunakan dalam Alkitab dan literatur Yahudi, John Lightfoot menerapkan ―pembinasaan langit dan bumi‖ kepada ―penghancuran Yerusalem dan keseluruhan negara Yahudi ... seolah seluruh kerangka dunia ini hancur lebur.‖1 Inilah salah satu poin utama Perjanjian Baru, yang sayangnya banyak dilewatkan oleh begitu banyak orang Kristen – penghapusan dunia perjanjian lama dan pemberlakuan Kerajaan perjanjian baru. Maimonides, filsuf Yahudi tahun 1100-an, juga meneguhkan penafsiran langit dan bumi ini: ―Nabi-nabi Arab [seperti halnya nabi-nabi Ibrani] mengatakan hal ini atas seseorang yang mengalami kecelakaan serius, ―Langitnya, bersama dengan buminya, telah tertutup‖; dan saat mereka berbicara tentang semakin makmurnya suatu bangsa, mereka mengatakan, ―Cahaya matahari dan bulan semakin cemerlang,‖ ―Langit yang baru dan bumi yang baru telah tercipta,‖ atau frasa serupa.2 Dan Josephus mencatat bagaimana Bait Allah (Kemah Suci) dipandang sebagai representasi alam semesta – langit dan bumi: ―... jika seseorang memperhatikan jenis kain yang digunakan dalam Kemah Suci, dan memperhatikan pakaian Imam Besar dan perkakas kudus yang digunakan dalam ibadah, dia akan menemukan bahwa Pemberi hukum kami adalah Seseorang yang Ilahi, dan bahwa kami telah dicela dengan tidak adil oleh orang lain; karena jika seseorang memandang kami tanpa prasangka, dan tanpa penghakiman memandang hal-hal ini, dia akan menemukan bahwa halhal ini merupakan tiruan atau imitasi dan representasi dari alam semesta. _________________________________ 1 2 DeMar, Last Days Madness, 192. Maimonides, The Guide for Perplexed, 204. 116 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Ketika Musa memilah Kemah Suci menjadi tiga bagian, yang dua diantaranya adalah untuk para imam sebagai tempat yang bisa diakses oleh mereka, dia menyebutnya sebagai ―bumi‖ dan ―laut,‖ tetapi dia memisahkan bagian ketiga untuk Allah, karena sorga tidak bisa dimasuki atau diakses oleh manusia.‖3 Jadi ketika Bait Allah dihancurkan, orang Yahudi menganggapnya sebagai hancurnya langit dan bumi. Dan perjanjian yang baru yang datang menggantikannya dengan tepat dapat disebut sebagai langit yang baru dan bumi yang baru – suatu sistem baru yang dengannya manusia bisa berhubungan dengan Allah. Ibrani 12 juga menggunakan perumpamaan langit dan bumi untuk menggambarkan transisi dari perjanjian lama yang inferior menuju perjanjian baru yang kekal dan tidak tergoncangkan: ―Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia yang berfirman. Jika mereka tidak bisa luput ketika mereka menolak Dia yang mengingatkan mereka di bumi, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? Pada waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: ―Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga.‖ Ungkapan “Satu kali lagi” menunjukkan penghapusan apa yang dapat digoncangkan – yakni hal-hal yang dijadikan – supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut‖ (Ibrani 12:25-28 New International Version). Satu goncangan terakhir secara spesifik merujuk kepada penghapusan keberadaan bangunan fisik Bait Allah pada abad pertama Masehi. Dunia perjanjian lama akan digoncangkan, dan hanya Kerajaan Allah yang tidak kelihatan sajalah yang akan bertahan setelah goncangan tahun 70 Masehi itu usai. Sayangnya, banyak pengkhotbah yang merujuk Ibrani 12 saat terjadi bencana besar, seperti gempa bumi, anjloknya perekonomian, peperangan dan serangan teroris. Mereka melakukan hal ini karena tidak memahami konteksnya. Penulis Ibrani merujuk kepada peristiwa tahun 70 Masehi, tidak ada peristiwa lainnya. Bacaan ini adalah mengenai berpindah dari bentuk penyembahan fisik (lihat Ibrani 12:18-21) kepada bentuk penyembahan rohani (lihat Ibrani 12:22-24). _________________________________ 3 Josephus, Antiquites of the Jews, buku 3, bab 7. 117 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Mengenai goncangan atas langit dan bumi dalam Ibrani 12, James Stuart Russell menulis: Lantas, apa, malapetaka besar yang secara simbolis digambarkan oleh digoncangnya langit dan bumi? Tidak diragukan lagi hal itu adalah penanggalan dan penghapusan era Musa (Mosaic dispensation), atau perjanjian yang lama; penghancuran rumah ibadat dan negara Yahudi, berikut seluruh pranata dan peraturan yang terkait dengannya. Ada ―benda-benda langit‖ yang menjadi bagian era ini: hukum Taurat, dan peraturan-peraturan, dan ketetapanketetapan, yang sifatnya ilahi, dan dapat disebut ‗spiritualia‘ Yudaisme – inilah langit, yang akan digoncangkan dan dihapuskan. Ada pula ―benda-benda bumi‖: Yerusalem duniawi, bangunan fisik Bait Allah, dan tanah Kanaan – inilah bumi, yang juga akan digoncangkan dan dihapuskan. Simbol-simbol ini sama dengan yang dipergunakan Tuhan kita ketika Dia bernubuat atas kehancuran Israel. ―Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang‖ (Matius 24:29). Kedua ayat ini merujuk kepada malapetaka yang sama dan menggunakan lambang-lambang yang sangat mirip; disamping kuasa Tuhan kita untuk menetapkan peristiwa itu dan periode yang Dia maksudkan dibatasi dalam satu angkatan; menunjukkan bahwa hal yang dirujuk tidak lain adalah penghakiman bangsa Yahudi dan pembubaran sistem Mosaic pada saat Parousia‖4 Atas tulisan ini, C. H. Spurgeon menambahkan pemikiran berikut, yakni mengenai transisi dari dunia perjanjian lama kepada dunia perjanjian baru: ―Pernahkah Anda menyesali ketiadaan korban bakaran, atau lembu merah, atau salah satu dari persembahan korban dan ritual orang Yahudi? Pernahkah Anda merindukan Hari Raya Pondok Daun, atau bentuk dedikasi apapun? Tidak, karena, meskipun ini adalah ibarat langit dan bumi menurut orang Yahudi, langit dan bumi itu telah berlalu, dan kita sekarang hidup di bawah langit yang baru dan bumi yang baru... Yang sebenarnya telah datang, dan bayangan telah berlalu: dan kita tidak mengingatnya.‖5 Inilah arti sebenarnya langit yang baru dan bumi yang baru. _________________________________ 4 5 Russell, 289-290. Spurgeon, Metropolitan Tabernacle Pulpit, Volume 37, 354. 118 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Petrus menutup uraiannya mengenai unsur-unsur yang hangus dalam api, penghancuran sistem dan dunia perjanjian lama, dengan mengingatkan pembacanya tentang kedatangan langit yang baru dan bumi yang baru. Dia menyudahi bagian dalam suratnya ini dengan menulis: ―Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain‖ (2 Petrus 3:14-16). Pada bagian ini Petrus menegaskan bahwa dia menulis hal yang sama dengan yang dituliskan Paulus. Sebagaimana telah kita lihat, saat Paulus menulis tentang unsurunsur (roh-roh) dunia, yang dia maksudkan adalah prinsip dasar perjanjian lama. Jadi, jelaslah bahwa Petrus sedang membicarakan hancurnya unsur-unsur Yudaisme, bukan akhir dunia atau hancurnya planet bumi. Bukan hanya Petrus yang tidak bernubuat tentang hancurnya planet bumi oleh api, keseluruhan Perjanjian Baru juga tidak memuat satu referensi pun terkait penghancuran planet bumi (kosmos). Sebaliknya, saat Perjanjian Baru berbicara tentang hancurnya dunia, yang digunakannya adalah akar kata ge, yang berarti tanah/negeri, bukan dunia. Tidak satu ayat pun yang menubuatkan kehancuran dunia! Poin-Poin Bab 4 Dalam 2 Petrus 3, Petrus mengingatkan pembacanya akan kata-kata Yesus dalam Injil Matius, pengajaran Paulus dan nubuat Perjanjian Lama – khususnya yang berkaitan dengan penghancuran Yerusalem yang dijanjikan. Yesus datang dalam penghakiman atas Yerusalem pada penghujung angkatan yang dinubuatkan (empat puluh tahun) untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi orang-orang untuk bertobat. 119 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kata yang diterjemahkan sebagai ―bumi‖ adalah ge, yang berarti tanah/negeri, bukan planet bumi. Nubuat ini adalah tentang penghancuran tanah Israel, bukan seluruh dunia. Yesus mengatakan orang percaya mula-mula dapat mempercepat kedatangan-Nya dengan berseru siang malam kepada-Nya menuntut keadilan. Frasa ‗unsur-unsur dunia‘ mengacu kepada hukum Taurat Yahudi, bukan unsur dalam tabel periodik, yang diteguhkan oleh banyak ayat lain dalam Perjanjian Baru. Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Mintalah setiap peserta diskusi untuk membuat pernyataan singkat pemahaman mereka atas 2 Petrus 3 sebelum mereka membaca bab ini. 2. Apakah arti dan kegunaan kata stoicheion (unsur)? 3. Terkait dengan langit, bumi dan unsur-unsur yang hangus dalam api, mungkinkah ini mengenai penghancuran sistem perjanjian lama? Mengapa atau mengapa tidak? 4. Bagaimana 2 Petrus 3 sejalan dengan pemikiran Anda sebelumnya? Bagaimana dengan saat ini? 120 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bagian 2 MASA KINI – KERAJAAN YANG BERTUMBUH 121 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 5 Transisi Kerajaan Sebagai seorang suami, pemikiran bahwa istri saya melakukan perzinahan adalah salah satu pengalaman yang paling menyakitkan untuk dibayangkan. Tetapi bagaimana jika dia melakukan perzinahan belasan kali? Bagaimana jika beberapa puluh kali? Ini akan menjadi pengalaman yang benar-benar menghancurkan dan menyayat hati. Namun inilah persisnya yang Allah alami. Dalam Yeremia 31: 3133, kita melihat Allah mengalami patah hati: ―The days are coming,‖ declares the LORD, ―when I will make a new covenant with the people of Israel and with the people of Judah. It will not be like the covenant I made with their ancestors when I took them by the hand to lead them out of Egypt, because they broke my covenant, though I was a husband to them,‖ declares the LORD (Jeremiah 31:31-32 New International Version). ―Akan tiba waktunya,‖ firman TUHAN, ―ketika Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan orang-orang Israel dan dengan orang-orang Yehuda. Ini bukan seperti perjanjian yang Kubuat dengan leluhur mereka ketika Aku memegang tangan mereka untuk memimpin mereka keluar dari Mesir karena mereka telah mengingkari perjanjian-Ku, meskipun aku adalah suami bagi mereka,‖ firman TUHAN (Yeremia 31:31-32). Sepanjang sejarah mereka, bangsa Israel gagal untuk memelihara perjanjian mereka dengan Allah, dan mereka melacurkan diri kepada berhala-berhala dan dewa-dewa palsu. Allah melihat mereka benar-benar tidak mampu memelihara bagian mereka dalam perjanjian, sehingga Dia memutuskan untuk membuat perjanjian yang baru. Karena orang Israel tidak mampu memelihara bagian mereka dalam perjanjian, perjanjian baru ini akan dibuat antara Allah Bapa dan Yesus. Transisi inilah yang dinubuatkan sepanjang Perjanjian Lama. Nubuat Daniel Nabi Daniel bernubuat lima hal spesifik tentang Mesias: waktu kedatangan Mesias, kematian-Nya, akhir perjanjian lama, menegakkan perjanjian yang baru, dan 122 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n penghancuran yang akan datang atas Yerusalem (lihat Daniel 9). Salah satu ayat yang paling signifikan dari pasal ini mengatakan: Seventy ―sevens‖ are decreed for your people and your holy city to: finish transgression, to put an end to sin, to atone for wickedness, to bring in everlasting righteousness, to seal up vision and prophecy and to anoint the Most Holy Place (Daniel 9:24 New International Version). ―Tujuh puluh‖ kali tujuh masa ditetapkan atas bangsamu dan kotamu yang kudus untuk: melenyapkan kefasikan, mengakhiri dosa, untuk menebus kejahatan, membawa kebenaran yang kekal, untuk memeteraikan penglihatan dan nubuat, dan untuk mengurapi Tempat yang Maha Kudus. Enam hal yang dinubuatkan dalam bagian ini dgenapi seluruhnya pada kedatangan Yesus yang pertama. Untuk melenyapkan kefasikan: Dengan menyalibkan Kristus, orang-orang Yahudi mengisi penuh takaran pelanggaran mereka; maka semua sudah selesai dan penghakiman ditimpakan atas angkatan itu. Untuk mengakhiri dosa: Kristus mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa untuk selama-lamanya (lihat Ibrani 10:12) dan menyucikan dosa-dosa kita (lihat Ibrani 1:3). Untuk membuat perdamaian bagi kejahatan: Sebelum korban penebusan Kristus, kita adalah musuh Allah; sekarang kita sudah diperdamaikan dengan Allah (lihat Roma 5:8-11). Untuk membawa kebenaran yang kekal: Perjanjian baru yang kekal memberikan kebenaran yang terpisah dari Hukum Taurat perjanjian lama, dimana tidak ada daging yang dibenarkan [dibuat benar] (lihat Roma 3:1926). Untuk memeteraikan penglihatan dan nubuatan: Bukan untuk menggenapi, tetapi untuk memeteraikan. Ini adalah bagian dari hukuman atas bangsa Israel, bahwa penglihatan dan nabi – mata dan telinga – ditutup sehingga ―jangan mereka melihat dengan matanya ataupun mendengar dengan telinganya‖ (Yesaya 6:10; Kisah Para Rasul 28:17-28; Mikha 3:1-7). 123 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Untuk mengurapi Tempat yang Maha Kudus: Ini adalah pencurahan Roh Kudus atas Gereja pada hari Pentakosta, mengurapi bait Allah yang hidup (2 Korintus 6:16), tempat yang Maha Kudus.1 Sederhananya, Allah berbicara kepada Israel melalui Daniel, memberi mereka 490 tahun kasih karunia untuk meluruskan dan mengubah jalan-jalan mereka. Para sarjana Alkitab umumnya setuju numerologi nbuatan ―tujuh puluh kali tujuh‖ dalam ayat ini sama dengan 490 tahun (Kejadian 29:27; Imamat 25: 8; Bilangan 14:34; Yehezkiel 4:4-6). Gambar 1: 490 tahun pada garis waktu I-----------------------------------------------I Daniel bermimpi mengenai masa 490 tahun Pada ayat berikutnya, Allah juga menyatakan bahwa Dia tidak akan memulai masa 490 tahun itu seketika; masa 490 tahun baru akan dimulai ketika raja mengeluarkan perintah untuk membangun kembali Yerusalem. Dia juga mengumumkan pada ayat ini kapan tepatnya Anak-Nya, sang Mesias, akan datang kepada Israel. ―Know and understand this: From the time the word goes out to restore and rebuild Jerusalem until the Anointed One the ruler, comes, there will be seven ―sevens,‖ and sixty-two ―sevens‖ [483 years]. It will be rebuilt with streets and a trench, but in times of trouble‖ (Daniel 9:25 New International Version). ―Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman [dekrit] itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang Penguasa Yang Diurapi, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya. Kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan.‖ Dekrit untuk memulihkan Yerusalem dikeluarkan pada tahun 457 Sebelum Masehi di bawah pemerintahan Artahsasta, raja Persia (lihat Ezra 7:12-26). _________________________________ 1 Martin, 234. 124 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Gambar 2: 457 SM ditambahkan ke garis waktu I--------------------------------------------→ 457 SM Dekrit untuk memulihkan Yerusalem Dari saat Artahsasta mengeluarkan dekrit ini pada tahun 457 Sebelum Masehi hingga tahun 27 Masehi adalah 483 tahun. Tahun 27 Masehi, Yesus muncul dalam garis sejarah, persis seperti yang ditunjukkan nubuat ini. Bahkan, komentator terkenal Matthew Henry, tentang nubuat ini menulis: ―Kita memiliki [dalam Daniel 9:24-27] nubuat paling terkenal mengenai Kristus dan Injil kasih karunia di sepanjang Perjanjian Lama.‖2 Gambar 3: 457 Sebelum Masehi – 27 Masehi sama dengan 483 tahun I ----------------------------------------------------- I 457 SM (483 tahun) 27 Masehi Nubuat berlanjut, bahkan memberitahu kematian Mesias, ―After the sixty-two ‗sevens,‘ [including the previous seven sevens, thus 69 weeks or 483 years] the Anointed One [Jesus] will be put to death and will have nothing…‖ (Daniel 9:26 New International Version). ―Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu [termasuk sebelumnya yaitu tujuh kali tujuh masa, total 69 minggu atau 483 tahun] akan disingkirkan Seorang Yang Diurapi [Yesus], dan tidak memiliki apa-apa..‖ Setelah selesai berbicara tentang 490 tahun kasih karunia yang diberikan bagi Israel, memberitahu tanggal pasti kedatangan Mesias, dan menubuatkan kematianNya, barulah kemudian nubuat Daniel menyatakan kehancuran yang datang bagi Yerusalem. ―…The people [the Roman armies] of the ruler [Titus] who will come will destroy the city and the sanctuary. The end will come like a flood: War will continue until the end [of Jerusalem], and desolations have been decreed‖ (Daniel 9:26 New International Version). _________________________________ 2 Henry, Daniel 9 125 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Maka datanglah rakyat [pasukan Romawi] seorang penguasa [Titus] memusnahkan kota dan tempat kudus itu, kesudahannya akan datang seperti air bah: peperangan akan terus berlanjut sampai kesudahan [dari Yerusalem] dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.‖ Setelahnya, Allah berhenti sejenak untuk memberi kejelasan mengenai tujuh tahun terakhir dari 490 tahun rahmat. Dia menyatakan bahwa separuh dari tujuh tahun terakhir, Mesias akan menegaskan sebuah perjanjian yang baru (lihat Matius 26:28) dan mengakhiri perjanjian yang lama beserta sistem korbannya. ―He [Jesus] will confirm a covenant with many for one ―seven.‖ In the middle of the ―seven‖ he will put an end to sacrifice and offering…‖ (Daniel 9:27 New International Version). ―Dia [Yesus] akan menegaskan sebuah perjanjian dengan banyak orang pada satu dari ―tujuh‖ masa. Di tengah ―tujuh‖ masa itu dia akan mengakhiri korban dan persembahan ...‖ Nubuat ini memberitahu kapan tepatnya Mesias akan muncul (tahun 27 Masehi), bahwa Mesias akan mati, dan Dia akan mengakhiri sistem korban di pertengahan tujuh tahun terakhir dari 490 tahun. Yesus menggenapi hal tersebut dengan kematian-Nya di kayu salib tepat tiga setengah tahun setelah tahun 27 Masehi. Gambar 4: Tujuh yang terakhir ditambahkan dan kematian Yesus (483 tahun) (3,5 tahun) (3,5 tahun) I------------------------------I--------------I---------------I 457 SM 27Masehi 30Masehi 33Masehi Hal ini membawa kita ke momen yang mempesona dalam Injil. Ketika Petrus bertanya kepada Yesus berapa kali dia harus mengampuni saudaranya -berpikir bahwa tujuh kali mungkin sudah cukup untuk mengampuni- Yesus menjawab bahwa dia harus mengampuni tujuh puluh kali tujuh, yaitu 490 kali. Yesus menyinggung nubuat ini dari Daniel, dan Dia sedang mengajar Petrus untuk menjadi pengampun sebagaimana Allah terhadap orang-orang yang jahat (lihat Matius 18:21). Mari kita buat ikhtisarnya: Daniel mendapat nubuat mengenai 490 tahun rahmat. Bahwa masa 490 tahun itu akan dimulai ketika dekrit untuk membangun kembali Yerusalem dikeluarkan. Setelah dekrit ini dirilis dan jam mulai berdetak, 483 tahun 126 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n akan berlalu, maka kemudian Mesias akan muncul, yang terjadi di tahun 27 Masehi, ketika Yesus memulai pelayanan-Nya. Kemudian, selama tujuh tahun terakhir dari 490 tahun perpanjangan rahmat Allah, Mesias akan mengakhiri pengorbanan binatang, dan Dia juga akan dihukum mati. Hal tersebut terjadi di tahun 30 Masehi. Dari 490 tahun, masih tersisa tiga setengah tahun pada waktu tersebut. Sekira tiga setengah tahun setelah kematian dan kebangkitan Yesus, Stefanus dirajam sampai mati, yang disetujui oleh kepala rumah ibadat saat itu (lihat Kisah Para Rasul 7:1, 54-60). Ini adalah akhir dari waktu rahmat Allah bagi Yerusalem. Tidak lama kemudian, Allah memberi Petrus penglihatan mengenai binatang haram dan mengirimnya untuk menginjili rumah Kornelius (lihat Kisah Para Rasul 10). Allah juga mengubahkan Paulus dan mengirimnya kepada orang-orang kafir (lihat Kisah Para Rasul 9:1-5). Ini menyelesaikan 490 tahun perpanjangan rahmat Allah bagi umat-Nya. Beberapa orang Kristen percaya tujuh tahun terakhir dari nubuat Daniel 9 belum terjadi. Saya setuju dengan penilaian DeMar untuk kesalahan yang jelas seperti itu. ―Gagasan pemisahan dan adanya senjang waktu yang tidak dapat ditentukan antara dua kelompok ―minggu‖ adalah salah satu penafsiran Kitab Suci yang paling tidak wajar dan nonliteral yang ditemukan dalam sistem eskatologi. Penafsiran ini diajarkan oleh orang-orang yang bersikukuh pada hermeneutika literal. Jika dispensasionalis konsisten dalam literalisme mereka, mereka tidak akan pernah memanipulasi Alkitab agar sesuai dengan sistem nubuat yang telah ditegakkan.‖3 Dengan kata lain, seluruh masa 490 tahun dalam nubuat di Daniel 9 secara berturut-turut telah digenapi, yang puncaknya pada tahun-tahun sebelum kehancuran Yerusalem. Pembinasa Keji Yesus menegaskan garis waktu nubuat Daniel dengan menyebutkannya dalam nubuat-Nya tentang tahun 70 Masehi. _________________________________ 3 DeMar, Last Days Madness, 95. 127 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dalam Matius 23, kita membaca Yesus menyatakan kesengsaraan dan penghakiman terhadap kejahatan Israel pada hari-Nya saat berada di Bait Allah. Dia menyatakan kehancuran atas mereka dan atas Yerusalem. Kemudian dalam Matius 24:15, Yesus menunjuk ayat terakhir dalam bagian ini dari Daniel 9: ―So when you see standing in the holy place ―the abomination that causes desolation,‖ spoken of through the prophet Daniel—let the reader understand—then let those who are in Judea flee to the mountains‖ (Matthew 24:15-16 New International Version). ―Jadi, ketika kamu melihat berdiri di tempat kudus ―pembinasa keji‖ yang dibicarakan melalui nabi Daniel – hendaknya pembaca memahami – orangorang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.‖ Bagian terakhir dari Daniel 9:27, yang Yesus rujuk, mengatakan, ―And on the wing of abominations shall come one who makes desolate, until the decreed end is poured out on the desolator‖ (Daniel 9:27 English Standart Version). ―Di atas sayap kekejian akan datang dia yang akan membinasakan, sampai pembinasaan yang telah ditetapkan ditimpakan pada si pembinasa itu…‖ Yesus mengatakan dalam Matius 24:15 bahwa ketika pendengar-Nya pada abad pertama melihat ―pembinasa keji‖ mereka harus melarikan diri ke pegunungan Yudea. Untungnya bagi kita, Yesus mengatakan kepada kita apa kekejian itu dalam paralel Injil Lukas: ―Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentaratentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat‖ (Lukas 21:20). Tentara Romawi, yang mengelilingi Yerusalem dan membawa kehancuran sama sekali di tahun 70 Masehi, adalah kekejian besar. Nubuat dalam Daniel 9 adalah, sebagaimana dituliskan Matthew Henry, ―yang paling luar biasa.‖ Nubuat ini berisi prediksi menakjubkan kedatangan dan kematian Yesus, akhir dari sistem pengorbanan, dan penegakan perjanjian yang baru. Namun juga berisi nubuat tentang kehancuran Yerusalem. Sangatlah penting Gereja modern mengajarkan kepada orang percaya tentang kehancuran tahun 70 Masehi ini, karena secara harfiah merupakan bagian Injil Mesianik Yesus Kristus yang dinubuatkan. Fakta bahwa hal ini tidak menyenangkan bukanlah alasan yang baik untuk menghindari mengajarkannya. Salib Kristus jelas adalah adegan yang 128 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n tidak menyenangkan, namun semua pengkhotbah yang baik tetap menjadikannya pusat dari pesan mereka. Kehancuran Yerusalem, Bait Allah dan imamatnya merupakan bagian utama dari pemahaman Injil Yesus Kristus. Tidak memahami arti peristiwa penghancuran tahun 70 Masehi sama saja dengan kehilangan komponen utama dari cerita penebusan. Kehancuran Yerusalem ini mirip dengan kelahiran dari perawan, salib, dan kebangkitan. Saya tahu itu adalah pernyataan yang menggegerkan, tetapi saya percaya itu sepenuhnya benar. Meskipun banyak orang Kristen belum diajar tentang peristiwa ini, pesan ini tetaplah merupakan komponen penting. Injil Malapetaka? Pesan penebusan yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (lihat Daniel 9: 24-27) meliputi: Kedatangan Mesias Kematian Mesias Akhir dari perjanjian lama Menegaskan suatu perjanjian yang baru Penghancuran Yerusalem yang akan datang Poin kelima, penghancuran Yerusalem, adalah penghapusan final perjanjian lama dan penegasan perjanjian baru telah sepenuhnya tiba. Banyak orang Kristen tidak pernah mendengar tentang penghancuran yang terjadi tahun 70 Masehi dan, dengan demikian, secara harfiah kehilangan bagian utama pesan penebusan. Informasi ini bisa jadi cukup mengejutkan bagi orang Kristen yang mendengarnya, mirip dengan keterkejutan seseorang yang telah menjadi orang Kristen selama lima puluh tahun kemudian mendengar bahwa Yesus dilahirkan dari seorang perawan untuk pertama kalinya! Seharusnya tidak demikian. Sepanjang pelayanan Yesus, Dia menekankan penghancuran yang akan datang dan arti penting peristiwa itu bagi perjanjian yang baru. Bahkan, ucapan nubuat terpanjang dari Yesus yang tercatat adalah Khotbah di Bukit Zaitun (lihat Matius 24; Markus 13, Lukas 21), yang menyatakan penghancuran Yerusalem. Ketika Yesus diurapi untuk pelayanan, Dia mengutip 129 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n dari Yesaya 61:1-2 dalam Lukas 4:18-19, tanpa menyertakan frasa terakhir ―dan hari pembalasan Allah kita.‖ Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang... (Yesaya 61:1-2a; Lukas 4:18-19) Pada kesempatan yang lain, Dia menyelesaikan kutipan bagian Yesaya dalam Lukas 21:21, menubuatkan penghancuran yang akan datang. Selama tiga tahun, Dia berfokus pada bagian pertama misi-Nya; kemudian dalam Lukas 21:21, Dia menyatakan bagian terakhir misi-Nya, hari pembalasan atas Yerusalem. Yesus juga berbicara tentang penghancuran yang akan datang dalam beberapa perumpamaan-Nya. Dalam Matius 22:5-7, Yesus menceritakan perumpamaan untuk orang-orang Farisi, mengatakan ketika raja kembali berurusan dengan orangorang yang telah membunuh anaknya, dia akan membakar kota mereka, yang merupakan referensi yang jelas tentang penghakiman yang akan datang atas Yerusalem. Sebelumnya dalam Matius 21:33-46, Yesus menceritakan perumpamaan lain yang di dalamnya Allah ―destroy[ed] those wicked men miserably‖ (New King James Version) – membinasakan orang-orang jahat dengan sangat buruk. Ketika Yohanes Pembaptis menubuatkan kedatangan Yesus, ia mengatakan Yesus akan membaptis (membenamkan) dengan Roh Kudus dan dengan api (Matius. 3:11). Adalah wajar untuk memahami pembenaman dalam Roh Kudus sebagai hari Pentakosta, sedangkan pembenaman dalam api terjadi ketika Yerusalem dibakar sampai rata dengan tanah. Bahkan Petrus menegaskan hal ini dalam kitab Kisah Para Rasul 2 menyusul khotbahnya tentang pencurahan Roh dengan deklarasi kedatangan Allah dalam penghakiman. Demikian juga, pada akhir Kitab Ibrani, yang mengatakan segala sesuatu yang bisa tergoncang akan digoncangkan (referensi yang jelas tentang penghancuran tahun 70 Masehi), juga menyebut Allah sebagai ―api yang menghanguskan‖ (Ibrani 12:29). Inilah pertanda Allah datang atas Yerusalem dan sistem ibadah duniawi sebagai api yang menghanguskan. 130 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dalam Matius 24, murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya tentang akhir zaman Musa, dan Yesus menjawab dengan menjelaskan penghancuran yang akan datang. Selama tiga tahun, Yesus mengulurkan tangan untuk umat-Nya, tetapi mereka tidak menerima-Nya. Menjelang akhir pelayanan-Nya, Dia secara khusus fokus pada penghancuran sistem yang lama. Dalam Matius 22, Dia berbicara tentang datangnya api membakar kota mereka. Dalam Matius 23, dalam satu pasal penuh Ia memberi teguran kepada para pemimpin agama, yang diakhiri dengan pernyataan betapa Dia rindu mengumpulkan mereka di bawah sayap-Nya, tetapi mereka tidak mau (Matius 23:37). Kemudian Dia menyatakan bahwa semua darah Perjanjian Lama akan datang dalam penghakiman yang akan ditanggung angkatan itu (lihat Matius 23:31-36). Dan dalam Matius 24 Yesus memberi jawaban yang tepat dan rinci atas pertanyaan para murid tentang penghakiman yang akan datang. Seperti yang kita lihat, penghancuran akan datang adalah bagian yang sangat besar dari kisah Injil. Di sepanjang Perjanjian Baru, Gereja mula-mula berfokus pada kehancuran yang akan datang atas Yerusalem. Ini merupakan bagian terpadu dari kabar baik yang Yesus bawa – bahwa penghakiman akan dimulai dari rumah Allah (1 Petrus 4:17). Allah akan membersihkan rumah-Nya dan sepenuhnya mendirikan Kerajaan spiritual-Nya saat penghapusan perjanjian yang sebelumnya. Gereja mula-mula menyebut peristiwa yang akan datang ini (tahun 70 Masehi) sebagai hari-hari terakhir, akhir zaman, dan hari penghakiman. Kita harus memahami dengan benar istilah-istilah ini jika kita ingin memahami pesan Yesus dan pola pikir dari Gereja mula-mula. The End of the Age (Akhir Zaman) Matius 13:39 Waktu menuai ialah akhir zaman. Matius 13:40 Jadi itu akan berada di akhir zaman ini. Matius 13:49 Jadi itu akan berada di akhir zaman. Matius 24:3 What will be the sign of Your coming, and of the end of the age? (Apa yang akan menjadi tanda kedatangan-Mu dan akhir zaman?) Ibrani 9:26 Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir 131 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n The End (Kesudahannya, akhir) Matius 10:22 Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Matius 24:6 Tetapi itu belum kesudahannya. Matius 24:13 Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Matius 24:14 Sesudah itu barulah tiba kesudahannya. 1 Korintus 1:8 Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya. 1 Korintus 10:11 di mana zaman akhir telah tiba. Ibrani 3:6 Firm to the end (berpegang teguh sampai kesudahannya) Ibrani 3:14 Teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula. Ibrani 6:11 Menunjukkan kesungguhan yang sama... sampai pada akhirnya. 1 Petrus 4: 7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat The Last Times, Days, etc (Waktu-waktu terakhir, hari-hari terakhir, dll) 1 Timotius 4:1 Di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad. 2 Timotius 3:1 Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Ibrani 1:2 [Allah] pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita. Yakobus 5:3 Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. 1 Petrus 1:5 Keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. 1 Petrus 1:20 Tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. 2 Petrus 3:3 Bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek. 1 Yohanes 2:18 Waktu ini adalah waktu yang terakhir. Yudas 18 Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek. The Day of the Lord, God, etc (Hari Tuhan, Hari Allah, dll) 2 Petrus 3:12 Kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. 1 Tesalonika 5:2 Bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. 1 Korintus 1:8 Kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. 1 Korintus 5:5 Agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. 2 Korintus 1:14 Yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu. 132 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kisah Para Rasul 2:20 Datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. Yudas 6 Sampai penghakiman pada hari besar. Roma 2:5 Engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Akhir zaman, kesudahannya, waktu-waktu terakhir, hari-hari terakhir, dan hari Tuhan adalah referensi yang sangat spesifik untuk periode antara nubuat Yesus dalam Matius 24 dan penggenapannya pada tahun 70 Masehi. Itu adalah waktuwaktu terakhir Yudaisme dan Yerusalem. Tetapi kita tidak berada di hari-hari terakhir. Hari-hari terakhir – masa transisi kematian perjanjian yang lama – berada jauh di belakang kita. Banyak yang tidak memahami bahwa zaman perjanjian lama berakhir dengan penghancuran pada tahun 70 Masehi dan bahwa seluruh Perjanjian Baru berbicara tentang akhir itu. Kita sekarang hidup di zaman Kerajaan, yang tumbuh tanpa kesudahan. Baptisan Roh Kudus, yang dinubuatkan Yohanes Pembaptis, terjadi pada hari Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2. Pada peristiwa itu, Petrus berbicara khusus tentang baptisan api yang belum datang, penghancuran Yerusalem. Inilah yang dikatakan oleh nabi Yoel [Lihat Yoel 2:28-32]: ―Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. [Kedatangan kehancuran atas Yerusalem]. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. [selanjutnya Yoel 2:32 berakhir dengan: ―sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orangorang yang terlepas‖] (Kisah Para Rasul 2:17-21). Dalam pesan ini, Petrus dengan jelas menyebut peristiwa penghancuran yang sama yang Yesus katakan dalam Matius 24:29-30. Petrus mengatakan hari Pentakosta 133 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n adalah penggenapan nubuat nabi Yoel, dan kemudian, dia merujuk pada penghancuran yang datang. Dengan cara ini, Petrus mengatakan pencurahan Roh Kudus menegaskan bahwa mereka berada di hari-hari terakhir, dan hal selanjutnya yang akan terjadi adalah penghancuran Yerusalem. Kemudian, dia mengatakan semua yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan, mengacu tidak hanya untuk keselamatan di dalam Yesus tetapi juga untuk perlindungan dari penghancuran Yerusalem untuk orang-orang Kristen abad pertama. Speaking in Tongues (Bahasa Lidah – Bahasa Roh) Hal ini kemudian disusul oleh hal menakjubkan tentang berbicara dalam bahasa lidah. Salah satu tujuan karunia bahasa lidah (bahasa roh) adalah sebagai tanda nubuat yang menunjuk kehancuran Yerusalem yang akan datang. Gagasan ini mungkin menjadi konsep baru untuk beberapa pembaca, tetapi Rasul Paulus juga menegaskan gagasan ini di dalam 1 Korintus 14:21-22: Dalam hukum Taurat ada tertulis: “Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan.” [Mengutip dari Yesaya 28:11] Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman. (1 Korintus 14:21-22). Dalam ayat-ayat Paulus mengutip Yesaya 28:11, menunjukkan bahwa Yesaya telah menubuatkan karunia bahasa roh akan datang. Ketika kita membaca nubuat Yesaya selanjutnya, kita dapat melihat bahwa dia menubuatkan tidak hanya berbicara dalam bahasa roh, tetapi juga kemurtadan, kedatangan Yesus, dan penghakiman Allah atas Israel. Berikut adalah tiga bagian dari Yesaya 28 yang berbicara tentang tiga peristiwa tersebut: 1. Kemurtadan "Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: ―Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!‖ supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan. Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai orang134 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n orang yang memerintah rakyat yang ada di Yerusalem ini! Karena kamu telah berkata: ―Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri‖ (Yesaya 28:13-15). 2. Yesus, Batu Penjuru Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh [lihat Matius. 21:42]; Siapa yang percaya, tidak akan gelisah! Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat… (Yesaya 28:16-17). 3. Penghakiman Allah ―... hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian.‖ Perjanjianmu dengan maut itu akan ditiadakan, dan persetujuanmu dengan dunia orang mati itu tidak akan tetap berlaku; apabila cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kamu akan hancur diinjak-injak. Seberapa kali ia datang, ia akan menyeret kamu, sebab pagi demi pagi ia akan datang, pada waktu siang dan pada waktu malam; maka adalah semata-mata kengerian untuk mengerti firman yang didengar itu (Yesaya 28:17-19). Dalam bagian Yesaya 28 selanjutnya, kita dapat melihat dengan jelas bahwa munculnya karunia berbahasa lidah (bahasa roh) adalah tanda datangnya penghancuran Yerusalem.4 Sejalan dengan hal ini, mengenai karunia berbahasa lidah, sarjana Alkitab David Chilton menulis: ―Mukjizat Pentakosta adalah pesan mengejutkan Israel. Mereka tahu apa maknanya. Itu adalah tanda dari Allah bahwa Batu Penjuru telah datang, dan bahwa karena Israel telah menolak Dia mereka akan menerima kutukannya sendiri (Matius 21:42-44; 1 Petrus 2:6-8). _________________________________ 4 Meskipun karunia berbahasa lidah menunjuk kehancuran abad pertama, itu menjadi relevan untuk peneguhan pribadi dan beroperasi dengan karunia penafsiran bahasa lidah, sama dengan nubuat. Untuk lebih lanjut tentang bahasa lidah, lihat buku Dave Roberson, The Walk of Spirit, Walk of Power. 135 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Itu adalah tanda penghakiman dan penolakan, sinyal bahwa kemurtadan dari Yerusalem yang ―jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan.‖ [Lihat Yesaya 28:13.] Hari-hari terakhir bangsa Israel telah datang: zaman perjanjian lama sudah berakhir, dan Yerusalem akan tersapu banjir yang baru untuk membuat jalan bagi ciptaan baru Allah. Seperti kata Santo Paulus, karunia bahasa lidah (bahasa roh) adalah ―tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman (1 Korintus 14:22) – sebuah tanda untuk orang-orang Yahudi yang tidak percaya bahwa kehancuran mendekati mereka.‖ Gereja mula-mula menantikan kedatangan zaman [Kerajaan] baru. Mereka tahu bahwa seiring dengan akhir sistem perjanjian yang lama yang dapat disaksikan, Gereja akan tersingkap sebagai Bait Allah yang baru dan sejati; dan pekerjaan yang Kristus datang untuk genapi sudah tuntas. Ini adalah aspek penting penebusan, dan angkatan pertama orang-orang Kristen menantikan kejadian tersebut dalam hidup mereka sendiri. Selama periode penantian dan pencobaan yang berat, rasul Petrus meyakinkan mereka bahwa mereka ―dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir‖ (1 Petrus 1:5). Mereka berada di ambang dunia yang baru.‖5 Kutipan ini meringkas perubahan besar antara perjanjian lama dan perjanjian baru yang terjadi, dimulai dengan kematian dan kebangkitan Yesus dan berpuncak pada penghancuran Yerusalem. Dengan cara ini, orang-orang percaya mula-mula menerima Kerajaan di hari mereka, dan Gereja telah memperluas Kerajaan sejak saat itu, seperti yang akan kita bahas dalam bab berikutnya. Poin-Poin Bab 5 Daniel 9 bernubuat tanggal pasti kedatangan Mesias, kematian Mesias, akhir dari perjanjian lama, peneguhan suatu perjanjian yang baru, dan penghancuran Yerusalem yang akan terjadi segera. Penghancuran Yerusalem adalah bagian dari nubuat Mesianik. Kedatangan Yesus membaptis Yerusalem dalam baptisan api. _________________________________ 5 Chilton, The Great Tribulation, 45-46. 136 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Yesus menggoncang sistem yang lama dan yang tinggal adalah Kerajaan yang tidak tergoncangkan. Untuk Gereja mula-mula, hari-hari terakhir berarti masa sebelum peristiwa tahun 70 Masehi terjadi. Datangnya karunia bahasa lidah pada hari Pentakosta adalah konfirmasi penghancuran Yerusalem yang akan segera terjadi. Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Tujuh puluh minggu dalam Daniel 9 sama dengan berapa tahun? 2. Ketika Yesus mengawali pelayanan-Nya pada usia tiga puluh tahun, berapa tahun lagi masa yang dinubuatkan Daniel yang tersisa? 3. Ketika Yesus disalibkan setelah tiga setengah tahun masa pelayanan, berapa tahun lagi masa yang dinubuatkan Daniel yang tersisa? 4. Peristiwa apa yang mengakhiri masa 490 tahun yang dinubuatkan Daniel tersebut? 5. Bagaimana Matius 18:21 terkait dengan nubuat ini? 6. Apa saja komponen utama nubuat dalam Daniel 9? 7. Bagaimana bisa bahasa lidah menjadi tanda penghakiman yang akan datang? 137 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 6 Kerajaan Tanpa Murka Untuk bab ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli Raptureless edisi ketiga. 138 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 7 Kerajaan Terang Untuk bab ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli Raptureless edisi ketiga. 139 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 8 Kerajaan Saat Ini Pada pukul 4 di pagi hari, Raja Nebukadnezar terbangun dari tidur nyenyak. Dia bermandi keringat dan gemetar – berbicara dengan cepat dan tidak jelas tentang mimpi yang baru saja dia alami. Jelas itu bukan mimpi biasa. Dia menuntut semua orang berilmu dan ahli sihir dibawa ke istana untuk membantunya memahami mimpinya. Namun dia mengajukan permintaan yang tidak biasa kepada mereka. Raja mengatakan bahwa dia memiliki mimpi yang mengganggu, dan dia menuntut penafsiran. Tetapi ketika para orang berilmu meminta raja untuk memberitahu mereka tentang mimpi itu sehingga mereka bisa menafsirkannya baginya, raja menolak. Sebaliknya, dia berjanji akan membunuh mereka semua dan seluruh keluarga mereka kecuali mereka mengatakan kepadanya mengenai mimpinya dan kemudian menafsirkannya. Para orang berilmu, tentu saja, terkejut bahwa raja akan meminta hal seperti itu. ―Tidak ada seorangpun di muka bumi yang dapat memberitahukan apa yang diminta tuanku raja!‖ kata mereka. ―Dan tidak pernah seorang raja, bagaimanapun agungnya dan besar kuasanya, telah meminta hal sedemikian dari seorang berilmu …‖ (Daniel 2:10). Menanggapi hal tersebut, raja menjadi sangat marah sehingga memerintahkan eksekusi semua orang berilmu di Babel. Untungnya, Daniel, salah satu tawanan Ibrani di Babel, yang juga telah dilatih sebagai seorang berilmu, memiliki kebijaksanaan dan wawasan yang luar biasa. Oleh kasih karunia Allah, Dia mampu secara akurat memberitahu raja mimpi dan penafsirannya. Raja Nebukadnezar telah bermimpi tentang sebuah patung yang besar dan mempesona. Kepala patung itu terbuat dari emas, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, pahanya dari besi, dan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. Sementara raja memandang patung tersebut, batu besar ―terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia,‖ menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu hingga remuk. Sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu berkeping-keping dan semuanya tertiup angin, tanpa meninggalkan jejak. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. 140 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Sementara raja dan istananya mendengarkan, Daniel mengatakan kepada Nebukadnezar bahwa berbagai logam mewakili berbagai kerajaan duniawi. Kerajaan Babilonia di bawah pemerintahan Nebukadnezar adalah puncak dari kemegahan dan kekuasaan, kepala yang terbuat dari emas. Setelah dia, akan datang kerajaan lain yang lebih rendah, dada dan lengan yang terbuat dari perak. Sebuah kerajaan ketiga, dilambangkan dengan perut dan pinggangnya terbuat dari tembaga, akan memerintah kemudian. Lalu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan semuanya. Fakta bahwa kaki dan jari-jari kaki itu sebagian terbuat dari tanah liat dan sebagian dari besi menunjukkan bahwa kerajaan yang terakhir itu akan menjadi kerajaan yang terbagi-bagi; beberapa akan memiliki kekuatan besi tetapi juga menjadi rapuh seperti tanah liat. Sama seperti besi dan tanah liat tidak bisa dicampur, orang-orang dari kerajaan ini tidak akan bersatu. Selama masa kerajaan terakhir dan yang terbagi-bagi itu, Allah akan mendirikan sebuah Kerajaan – disimbolkan dengan batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia – yang tidak akan pernah dihancurkan atau diserahkan kepada orang lain. Batu itu akan menghancurkan segala kerajaan sebelumnya, membuat kerajaankerajaan itu berakhir, tetapi batu itu sendiri akan bertahan selamanya (lihat Daniel 2:31-45). Dalam mimpi nubuat tersebut, Allah mewahyukan kepada Nebukadnezar apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, penting bagi kita untuk mengingat bahwa, meskipun ini mengungkapkan peristiwa di masa depan pendengar aslinya, bagian ini tidak selalu berbicara tentang masa depan kita. Bahkan, mimpi ini jelas telah tergenapi dalam masa lalu kita. Lima era patung dari mimpi: Babel Media-Persia Yunani Romawi Kerajaan Romawi yang terbagi-bagi (diwakili oleh sepuluh jari kaki) 141 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Raja Nebukadnezar adalah penguasa Kerajaan Babel. Setelah dia, Daniel melayani di bawah pemerintahan Raja Darius dari Media (lihat Daniel 6) dan Raja Koresh dari Persia (lihat Daniel 10). Setelah kerajaan Media-Persia, datanglah Kerajaan Yunani dan akhirnya Kekaisaran Romawi, yang dengan kekerasan menguasai peradaban dunia masa itu. Kerajaan kelima, yang diwakili oleh jari kaki yang terbuat dari tanah liat dan besi dalam mimpi raja, terjadi ketika Kerajaan Romawi dibagi menjadi sepuluh provinsi di bawah Kaisar Agustus, yang memerintah dari tahun 27 Sebelum Masehi sampai tahun 14 Masehi. Sepuluh provinsi dari Kekaisaran Romawi yang dibagi di abad pertama yaitu: Italia, Akhaya, Asia, Suriah, Mesir, Afrika, Spanyol, Gaul (Perancis), Inggris, dan Jerman.1 Selama pemerintahan Agustus, sepuluh jari kaki ditegakkan, dan kemudian Yesus datang sebagai batu dan meremukkan jari kaki di tahun 3 Sebelum Masehi. Seperti yang dinubuatkan oleh mimpi tersebut, selama Kekaisaran Romawi yang terbagi-bagi itu, Yesus datang dan mendirikan Kerajaan-Nya sebagai batu yang akan memenuhi seluruh bumi. Hal ini sesuai dengan ayat-ayat lain Kitab Suci saat Yesus disebut sebagai batu penjuru dan batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan (lihat Lukas 20:17), serta batu karang yang mengikuti orang-orang Ibrani di padang gurun (lihat 1 Korintus 10:4). Yesus juga mengatakan kepada Petrus bahwa di atas batu ini (pewahyuan bahwa Yesus adalah Mesias), Dia akan membangun Gereja-Nya (lihat Matius 16:18). Jelas, batu dalam mimpi tersebut berbicara tentang Yesus. Kedatangan-Nya yang Pertama Kedatangan Yesus di masa depan secara populer disebut second coming (kedatangan kedua). Meskipun detail kecil, saya merujuk kejadian itu sebagai final return of Jesus (kedatangan Yesus yang terakhir) karena saya percaya frasa populer – kedatangan kedua – memiliki banyak kekeliruan. Kedatangan Yesus yang pertama adalah palungan di kandang di Betlehem. Kedatangan-Nya yang kedua adalah ketika Dia datang kembali dari kematian pada saat kebangkitan-Nya. _________________________________ 1 Farrar, The Early Days of Christianity, Volume 2, 283. 142 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kedatangan-Nya yang ketiga adalah ketika Dia datang dalam penghakiman atas Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Itu sebabnya saya merujuk kedatangan-Nya di masa depan itu datang sebagai final return (kedatangan yang terakhir). Sebagaimana kita baru saja lihat, Daniel 2 bernubuat, bahwa Yesus akan datang ke bumi sebagai batu yang menghancurkan Kekaisaran Romawi yang terbagi-bagi dan bahwa Kerajaan Yesus akan mulai tumbuh dan terus tumbuh bahkan sampai hari ini. Secara alami ini akan mengarah ke pertanyaan: Kapan Kerajaan Yesus datang?Apakah itu di palungan? Apakah ketika Yesus memulai pelayanan-Nya di usia tiga puluh tahun? Apakah itu ketika Dia mati di kayu salib? Apakah itu penghancuran Yerusalem di tahun 70 Masehi? Sama seperti mengetahui kedatangan yang kita harapkan memiliki detail yang penting, demikian juga, memahami kedatangan Kerajaan juga penting. Kita telah melihat bahwa Kaisar Agustus (tahun 27 Sebelum Masehi–14 Masehi) membagi Roma menjadi sepuluh provinsi, diwakili dalam Daniel 2 sebagai sepuluh jari kaki patung. Daniel 2:44 mengatakan: ―Tetapi pada zaman raja-raja [sepuluh jari kaki/sepuluh raja], Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selamalamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.‖ Dari sini kita tahu bahwa batu, yang mewakili Yesus dan Kerajaan-Nya, tiba antara tahun 27 Sebelum Masehi–14 Masehi dalam masa pemerintahan Agustus, yakni pada tahun 3 Sebelum Masehi.2 Yesus – sang Raja, datang di palungan di Betlehem dan membawa Kerajaan-Nya bersama-Nya. Kemudian, tiga puluh tahun kemudian, Yohanes Pembaptis mulai memberitakan bahwa Raja Yesus akan segera tersingkap. ―Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat‖ (Matius 3:2). Saat Yesus melayani selama tiga setengah tahun, secara konstan tema-Nya adalah mengajar dan mendemonstrasikan seperti apa berada di Kerajaan-Nya. Pada waktu Perjamuan Terakhir, Yesus berdiri dan berkata, ―Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa‖ (Matius 26:28). Ini adalah konfirmasi dari Kerajaan-Nya yang ditransfer ke pengikut-Nya karena mereka beralih dari perjanjian lama ke perjanjian baru. _________________________________ 2 Yesus secara teknis lahir di tahun 3 Sebelum Masehi, bukan di tahun 0; kalender kita yang sedikit salah. 143 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Pada saat kematian-Nya di kayu salib, Dia menyatakan, ―Sudah selesai!‖ (Yohanes 19:30). Di mata Allah, melalui penghapusan kebutuhan korban binatang perjanjian lama, ini adalah akhir zaman Musa dan peresmian Kerajaan Yesus. Meskipun orang-orang Yahudi terus melakukan praktik tersebut di Bait Allah setelah kematian Yesus, itu tidak memiliki nilai di mata Allah. Bahkan setelah kebangkitan-Nya, Yesus menggunakan banyak waktu-Nya yang berharga untuk melanjutkan pelatihan utusan-utusan-Nya mengenai Kerajaan yang baru saja mereka warisi: ―Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah‖ (Kisah Para Rasul 1:3). Kelahiran Yesus, pelayanan, Perjamuan Terakhir, kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya, semua berpusat pada penghapusan perjanjian lama dan peresmian perjanjian baru. Yesus adalah batu di Daniel 2, dan Dia telah mendirikan KerajaanNya di bumi. Kerajaan ini didirikan atas perjanjian baru pengampunan (lihat Matius 26:28; Ibrani 8:8-12) bukan perjanjian lama berisi berkat dan kutuk (lihat Ulangan 28). Yesus menyatakan bahwa Kerajaan-Nya telah datang sebagai benih terkecil dan akan tumbuh menjadi pohon terbesar di taman, bahwa itu datang seukuran ragi dan akan bekerja dengan cara mengkhamirkan seluruh adonan roti (lihat Matius 13:3133). Beberapa orang telah mengajarkan Kerajaan Yesus akan tiba suatu hari nanti di masa depan dan akan ditegakkan sekaligus dengan kekuasaan yang lengkap, namun Yesus mengajarkan Kerajaan-Nya akan dibentuk secara bertahap. Menurut Allah, apa yang Yesus capai di salib menghapus kebutuhan untuk sistem pengorbanan perjanjian lama. Bapa bahkan sengaja merobek tabir Bait Allah, mengungkapkan bahwa Tabut Perjanjian itu tidak ada lagi dan bahwa sistem perjanjian lama telah digantikan. Namun antara tahun 30 dan 70 Masehi, bangsa Yahudi non-Kristen tetap menjalankan cara-cara perjanjian lama di Bait Allah. Bagi Allah Bapa, yang baru saja menyerahkan Anak-Nya yang tunggal sebagai korban Anak Domba yang sempurna, itu adalah kedegilan yang penuh kekejian. Rasul Yohanes bahkan menyebut orang-orang Yahudi sebagai jemaah Iblis (lihat Wahyu 2:9; 3:9). 144 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Demikian juga, penulis Ibrani mengacu pada sistem perjanjian lama sebagai ―tua dan usang [karena salib] telah dekat kepada kemusnahannya [karena penghancuran tahun 70 Masehi, benar-benar akan menghancurkan Yerusalem, Bait Allah, orang-orang Yahudi sebagai bangsa, dan imamat]‖ (Ibrani 8:13). Kerajaan datang di palungan, diproklamasikan oleh Yohanes Pembaptis, dijelaskan dan didemonstrasikan oleh Yesus, dikonfirmasi dalam perjanjian pengampunan pada Perjamuan Terakhir, ditegakkan lebih lengkap dengan mengakhiri perjanjian lama di kayu salib, dan diteruskan ke utusan-utusan apostolik sebelum kenaikan Yesus. Lalu tumbuh sepanjang Kitab Kisah Para Rasul untuk mencapai seluruh dunia yang didiami dan dihuni peradaban sebelum penghancuran tahun 70 Masehi menghancurkan cara perjanjian lama sama sekali. Pada waktu kita dalam sejarah, Kerajaan ada di sini dan sekarang; itu telah di sini selama dua ribu tahun, dan itu tumbuh dan akan terus tumbuh. Poin-Poin Bab 8 Yesus adalah Batu yang meremukkan Kekaisaran Romawi pada abad pertama. Kerajaan-Nya didirikan pada kedatangan-Nya yang pertama, tidak kedatangan-Nya di masa depan datang. Kerajaan-Nya akan terus tumbuh tanpa akhir (lihat Yesaya 9:7). Pertanyaan Untuk Diskusi 1. 2. 3. 4. Apakah empat kerajaan yang dinubuatkan dalam patung Daniel 2? Siapakah yang batu terungkit lepas dari gunung? Apakah yang diwakili sepuluh jari kaki dari patung tersebut? Apakah kerajaan ditegakkan pada kedatangan Yesus yang pertama, atau kita menunggunya untuk itu didirikan di kedatangan-Nya yang kedua? Jelaskan. 145 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bagian 3 MASA DEPAN – KETIKA SORGA MEMENUHI BUMI 146 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 9 Pola Pikir Aniaya Untuk bab ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli Raptureless edisi ketiga. 147 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 10 Perluasan Kerajaan Seperti kita lihat dalam Bab 8, ―Kerajaan Saat Ini,‖ beberapa orang percaya bahwa Kerajaan itu akan datang sekaligus di masa depan. Mereka mengatakan Kerajaan Allah akan menang secara seketika dan serta-merta atas segala kuasa jahat, pada saat Kerajaan itu muncul. Gagasan ini muncul dari pemikiran bahwa kita saat ini berada dalam suatu era bernama era Gereja (Church age). Namun, seperti telah kita lihat, Kerajaan itu telah datang bersama Rajanya tahun 3 Sebelum Masehi. Dengan hal tersebut menjadi dasar, dalam bab ini kita akan membahas ciri atau sifat Kerajaan yang berkembang semakin kuat dan terus meningkat ini. Kerajaan yang Terus Berkembang Yesus datang untuk mendirikan Kerajaan-Nya dan Dia katakan Kerajaan-Nya itu akan terus bertumbuh. Dia menggunakan dua analogi untuk menggambarkan aspek ini: Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kataNya: ―Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya‖ (Matius 13:31-32). Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: ―Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya‖ (Matius 13:33). Daniel 2:44, yang telah kita bahas dalam Bab 8, menggambarkan Kerajaan tersebut demikian: ―Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selamalamanya.‖ 148 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Ayat ini mengingatkan kita pada Yesaya 9:7(6) New King James Version, yang mengatakan, ―Besar pemerintahan-Nya terus bertambah dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan..‖ Ciri Kerajaan Allah adalah selalu maju – selalu berkembang, tidak akan pernah surut, dan terus menerus bertumbuh. Contohnya adalah lima pernyataan progresif dari Kitab Suci berikut. Firman katakan kita akan bergerak dari: 1. Terang kepada Terang (Brighter to Brighter) ―Jalan orang benar adalah seperti cahaya fajar, yang bersinar semakin terang hingga rembang tengah hari‖ (Amsal 4:18 New International Version). 2. Kasih karunia kepada Kasih karunia (Grace to Grace) ―Dan dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia‖ (Yohanes 1:16 New King James Version). 3. Kekuatan kepada Kekuatan (Strength to Strength) ―Mereka berjalan makin lama makin kuat ...‖ (Mazmur 84:7(8) New King James Version). 4. Iman kepada Iman (Faith to Faith) ―Karena di dalamnya kebenaran Allah dinyatakan dari iman kepada iman; seperti ada tertulis: ―Orang benar akan hidup oleh iman‖‖ (Roma 1:17 New King James Version). 5. Kemuliaan kepada Kemuliaan (Glory to Glory) ―Tetapi kita semua, dengan muka yang tidak berselubung, memantulkan kemuliaan Tuhan seperti cermin, diubah [ditransformasi] menjadi gambaran yang serupa dari kemuliaan kepada kemuliaan, oleh Roh Tuhan‖ (2 Korintus 3:18 New King James Version). Berdasarkan ayat-ayat ini, dengan akurat kita bisa mengatakan bahwa Gereja saat ini berjalan dalam terang, kasih karunia, kekuatan, iman dan kemuliaan yang terbesar, lebih besar daripada sebelumnya. Hal ini mungkin sulit diterima oleh sebagian orang, tetapi ini benar. Yesus mendirikan Kerajaan yang terus berkembang hari demi hari. Kerajaan itu akan terus berkembang hingga ia menggenapi ayat-ayat berikut: 149 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―... karena bumi akan penuh dengan pengenalan akan Tuhan seperti air menutupi lautan‖ (Yesaya 11:9 New King James Version). ―Karena bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi lautan‖ (Habakuk 2:14 New King James Version). ―Sesungguhnya, demi Aku yang hidup, seluruh bumi akan dipenuhi kemuliaan Tuhan‖ (Bilangan 14:21 New King James Version). Seperti yang telah saya paparkan sebelumnya, sangatlah penting untuk memahami bahwa Yesus menegakkan Kerajaan-Nya saat kedatangan-Nya yang pertama. Banyak orang percaya yang diajar bahwa Yesus menegakkan era Gereja dan saat ini kita belum masuk ke era Kerajaan, melainkan dalam era Gereja hingga Yesus kembali, saat Dia akan menegakkan era Kerajaan. Kitab Suci tidak mendukung sudut pandang yang demikian; jelas-jelas Yesus telah membawa Kerajaan-Nya (lihat Matius 4:17) dan mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil Kerajaan (lihat Matius 10:7), bukan memberitakan Injil era Gereja. Konsep era Gereja tidak dapat ditemukan dalam Kitab Suci. Kerajaan itu datang pada abad pertama, ketika sebuah batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia, Yesus, meremukkan Kekaisaran Roma, dan terus berkembang dan meluas sejak saat itu. Orang-orang yang tidak memahami Yesus dan Kerajaan-Nya (yang ditegakkan pada abad pertama) adalah ―sebuah batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia‖ dalam mimpi Nebukadnezar, adalah orang-orang yang percaya bahwa Kekaisaran Romawi harus ditegakkan kembali supaya Yesus bisa meremukkannya di masa depan agar Dia bisa menegakkan Kerajaan-Nya. Syukurlah, semua ini sudah digenapi. Yesus sudah menggenapi sepenuhnya nubuat Daniel 2 pada abad pertama, dan tidak ada alasan untuk membangkitkan kembali Kekaisaran Romawi karena Yesus tidak mungkin menggenapi nubuat tersebut dua kali! Apakah yang Dimaksud dengan “Sisa-sisa” (The Remnant)? Kita sudah yakin bahwa Kerajaan yang Yesus tegakkan sedang terus berkembang dan meluas seiring waktu. Pertanyaan berikutnya yang biasanya muncul adalah mengenai teologi ‗sisa-sisa‘ (remnant theology). Dalam Perjanjian Lama, kita 150 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n melihat adanya pola ―sisa-sisa yang setia‖ (faithful remnant) Dengan kata lain, sering hanya sedikit atau minoritas dalam kelompok orang yang benar-benar setia kepada Allah. Contohnya, dari seluruh manusia di bumi, hanya delapan orang yang selamat dari air bah karena berada dalam bahtera pada zaman Nuh (Kejadian 8). Dari seluruh rakyat Gideon, hanya 300 orang yang ikut dalam pertempuran (lihat Hakim-hakim 7). Dari seluruh penduduk Sodom dan Gomora, hanya Lot dan kedua anak perempuannya yang selamat (lihat Kejadian 19). Hal ini adalah pola yang umum dalam Perjanjian Lama. Banyak orang yang membawa-bawa gagasan tentang sisa-sisa ini dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, namun gagasan ini bukanlah ciri Kerajaan. Sebaliknya, konsep sisa-sisa dibalikkan dalam Kerajaan Allah. Di bawah Yesus, dari dua belas murid-Nya, Dia hanya kehilangan satu, Yudas (lihat Yohanes 17:12). Kerajaan diawali sebagai benih yang tumbuh hingga menjadi pohon yang paling besar; dimulai dengan ragi dalam jumlah sedikit namun bisa mengkhamiri seluruh tepung (lihat Matius 13:31-33); diawali dengan sebuah batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia namun menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi (lihat Daniel 2:35). Kerajaan Yesus adalah kebalikan teologi sisa-sisa. Perjanjian Baru tidak menyediakan tempat bagi pemikiran sisa-sisa. Cara berpikir ‗kalah‘ seperti ini, yang hanya melihat sebagian kecil saja dari Gereja yang bisa disebut baik, wajib disingkirkan bersama dengan persembahan korban binatang dan hal-hal Perjanjian Lama lainnya yang sudah tidak berlaku. Perspektif Historis Banyak orang Kristen yang sulit berpandangan optimis terhadap masa depan karena kurangnya perspektif atas masa lalu. Saat mereka melihat ke belakang, mereka merasa sedang memandangi ―masa lalu yang indah.‖ Tetapi jika kita melihat sejarah lebih dekat, kita akan melihat Kerajaan Allah telah berkembang dengan pesat. Supaya bisa melihat hal ini, kita butuh perspektif berbeda. Kita tahu bagaimana kehidupan saat ini, mari kita bandingkan degan kondisi masyarakat pada masa lampau. Harold Eberle dalam bukunya ‗Christianity Unshackled,‘ membandingkan statistik masa lalu dengan masa kita sekarang ini. Pada bagian ini, saya sangat banyak terbantu oleh riset yang dilakukannya. 151 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Awal 1800-an Pertama, mari kita lihat seperti apa kehidupan di Amerika Serikat 200 tahun yang lalu – tahun 1800-an. Pada masa itu, populasi masih 5 juta jiwa lebih, namun 20 persennya adalah budak (berarti ada 1 juta budak). Aborsi adalah hal legal hampir sepanjang abad kesembilan belas, dan menurut catatan, seperlima dari total kehamilan diaborsi (negara bagian Michigan memegang rekor 34 persen). Juga, di banyak negara bagian usia yang diijinkan untuk berhubungan seksual adalah sembilan atau sepuluh tahun, dan pelacuran adalah hal biasa. Kota New York diperkirakan memiliki rasio satu pelacur banding enam puluh empat laki-laki, sedang kota Savannah diperkirakan memiliki rasio satu pelacur banding tiga puluh sembilan laki-laki. Masa ini juga adalah masa para pionir dengan kereta wagon mereka pergi menuju ke barat. Ribuan orang melakukan relokasi ke wilayah barat yang liar (wild west) mencari emas dan awal hidup baru. Ketika emas ditemukan, demam emas menciptakan suatu masyarakat yang keji dan berbahaya. Di daerah Barat, pembunuhan begitu lazim terjadi hingga setiap orang menyandang senapan sebagai perlindungan. Bahkan dalam komunitas yang lebih aman, tidak ada gereja yang terorganisir yang didirikan hingga bertahun-tahuh setelah adanya pemukiman. Pada saat yang sama, sepuluh ribu orang Indian dibunuh atau dipaksa keluar dari tanah mereka, dan ribuan orang Cina didatangkan ke wilayah pantai barat untuk menjadi budak. Pada masa ini, perempuan tidak memiliki hak apapun. Tidak hanya tidak punya hak suara, suami mereka bahkan diperbolehkan memukuli mereka sepanjang tidak menyebabkan cacat atau kematian. Selain itu, tingkat alkoholisme jauh lebih tinggi ketimbang saat ini. Sekalipun beberapa orang saleh telah meletakkan dasar pemerintahan Amerika Serikat dan banyak hal baik terjadi, namun dari statistik sederhana ini dengan mudah kita dapat melihat bahwa secara moral, etika dan rohani, kondisi Amerika Serikat masa itu jauh lebih buruk ketimbang saat ini. 152 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Periode Masa Kecil Yesus Jika kita mundur lebih jauh, mari kita lihat kondisi dunia kurang lebih 2.000 tahun yang lalu – masa ketika Yesus masih kanak-kanak. Seperti kita ketahui, Kekaisaran Romawi menguasai dunia, dengan pusat budaya utama berada di Eropa, Timur Tengah san Afrika Utara. Di seluruh wilayah kekaisaran, perbudakan adalah hal biasa, bahkan di Italia yang adalah ibukota kekaisaran, sekira 40 persen populasi berada dalam perbudakan. Homoseksualitas juga adalah hal biasa, terutama antara tuan dan budak. Selain itu, banyak bayi yang dibunuh sesaat setelah dilahirkan baik karena cacat, atau sakit atau bahkan hanya karena berjenis kelamin perempuan. Tentu saja, pada masa itu, karena Yesus masih kecil, Injil belum muncul. Orang Yahudi memiliki pewahyuan tentang Allah, tetapi mereka hidup dalam ketidaktaatan, dan sudah 400 tahun berlalu sejak nabi terakhir menyuarakan pesan Allah. Sebagian besar orang Yahudi menyembah dewa-dewa yang sadis dan mudah marah, termasuk Yupiter, Yuno, dan Neptunus. Pelacuran bakti di kuil dan pengorbanan anak adalah hal rutin dalam sistem keagamaan mereka. Masa itu juga adalah era gladiator, dan dalam arena Romawi, orang-orang disiksa atau dikoyakkoyak oleh binatang buas dijadikan sebagai tontonan tetap. Kemudian di bawah pemerintahan Nero, nasib ini menimpa banyak orang Kristen mula-mula. Sulit untuk kita pahami, tetapi filsuf-filsuf yang sangat disanjung oleh masyarakat Barat – Plato, Aristoteles dan Sokrates – tidak melihat ada yang salah dengan hal ini. Ernest Hamden Cook, dalam bukunya ‗The Christ Has Come‘ menulis: ―Sekalipun faktanya dunia ini masih buruk, namun secara moral kondisinya kini jauh lebih baik ketimbang pada masa Yesus lahir di Betlehem Yudea. ... Hanya sedikit orang pada saat ini yang bisa sepenuhnya memahami kesengsaraan dan degradasi yang dialami sebagian besar umat manusia pada masa itu, mulai dari kejahatan dan kekejaman, perang yang berkelanjutan, kezaliman politik, dan perbudakan di mana-mana. Di luar Kekaisaran Romawi, keadaan tidak lebih baik. Di Afrika, Asia dan Australia, orang-orang menyembah alam, roh jahat dan leluhur mereka yang sudah meninggal. Di Amerika Utara, suku Indian Amerika memiliki banyak bentuk penyembahan, sementara di Amerika Selatan, puluhan ribu orang secara 153 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n rutin dikorbankan kepada dewa yang haus darah. Pada masa itu di seluruh dunia, orang belum mengenal Mesias.‖1 Demikianlah, seperti kita lihat dari gambaran singkat tadi, dunia ini tertutupi kegelapan, lebih dari apa yang bisa kita bayangkan. Inilah yang Rasul Paulus maksudkan ketika dia menulis, ―... dahulu kamu – sebagai orang-orang bukan Yahudi ... waktu itu kamu tanpa Kristus, ... tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia‖ (Efesus 2:11-12).2 Kondisi Hari Ini Sebagai perbandingan, mari kita lihat kondisi dunia saat ini. Injil telah menjangkau bahkan ke pelosok bumi paling terpencil, dan Kekristenan mengalami pertumbuhan yang fenomenal secara global. Faktanya, di seluruh dunia, lebih dari 80.000 orang lahir baru setiap hari, artinya setengah juta orang menjadi Kristen setiap pekan. Benih kecil yang datang ke dunia dalam sebuah bangsa kecil Israel telah tumbuh merambat ke seluruh dunia. Kekristenan adalah kekuatan umat manusia yang paling besar dan paling berpengaruh di dunia. Tentu saja, saya tidak mengatakan dunia kita sudah sempurna atau sudah sepenuhnya aman damai dan utopia sudah tiba. Hingga kembalinya Yesus, pertempuran antara terang dan gelap akan terus berlanjut. Masa-masa sulit peperangan, kelaparan, wabah penyakit dan kemiskinan masih akan terjadi di masa depan, dan dalam masa-masa sulit itu manusia bisa saja melakukan hal-hal paling tidak berperikemanusiaan. Saya tidak menampik bahwa kenyataan hidup kadang tragis dan sangat menyakitkan. Namun saya juga ingin menekankan kenyataan yang hakiki, kendati kehidupan di dunia ini masih jauh dari sempurna, bahwa kehidupan secara konsisten terus membaik dalam hal moral, etis dan rohani. Kita harus terus berjaga dan bekerja sungguh-sungguh, karena masih banyak hal yang harus dicapai sebelum Kristus kembali, namun kita harus melakukannya dengan pemahaman bahwa kita terus meningkat, bukan menurun. Perluasan pemerintahan dan damai sejahtera Allah sungguh-sungguh tiada akhir. _________________________________ 1 Ernest Hampden Cook, The Christ Has Come, xvi Data historis dalam dua bagian sebelumnya diparafrasekan dari buku Eberle, Christianity Unshackled, 264-267 2 154 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Mungkin banyak dari Anda yang dikagetkan oleh fakta sejarah yang baru saja Anda baca. Anda perlu membacanya beberapa kali lagi untuk memantapkan perubahan pola pikir yang Anda butuhkan. Setelah Anda siap untuk lebih dikagetkan lagi, maka berikut adalah beberapa statistik yang mencerahkan. Status Update Jumlah orang Kristen di seluruh dunia telah meningkat hampir empat kali lipat dalam seratus tahun terakhir, dari sekitar 600 juta orang pada tahun 1910 menjadi lebih dari 2,3 milyar pada tahun 2011, yang merupakan 33 persen dari seluruh populasi dunia.3 Dalam bukunya ‗Mega Shift, Igniting Spiritual Power‘ penulis James Rutz menunjukkan bahwa ketika Roh Kudus pertama kali dicurahkan atas gereja mulamula, 3000 orang diselamatkan dalam satu hari. Itu hal yang luar biasa. Pada masa itu, jumlah tersebut adalah jumlah yang besar. Namun hari ini, kurang lebih 3000 orang diselamatkan, di seluruh dunia, setiap 54 menit! Hitung-hitungannya hampir tidak masuk akal. Rutz menambahkan, hingga tahun 1960 penginjilan barat/western mengalahkan penginjilan non-western (Latin, kulit hitam dan Asia) dengan perbandingan 2:1. Tahun 2000, penginjilan non-western telah melampaui penginjilan western dengan perbandingan 4:1. Menurut Rutz, jumlah ini didapatkan seringnya melalui acara-acara besar, seperti kebaktian kebangunan rohani (crusade) yang diadakan Reinhard Bonke di Lagos, Nigeria pada November 2000. Selama acara yang berlangsung 6 hari 6 malam ini, hampir 6 juta orang hadir, yang 3,4 juta diantaranya mencatatkan keputusan mereka mengikut Kristus, hampir 1 juta melakukannya di malam terakhir. Sebuah elemen penting acara-acara seperti ini adalah adanya gelombang kesembuhan atas segala jenis kecacatan fisik, sakit dan penyakit lewat kuasa Roh Kudus. Pada acara yang diadakan Bonke di Nigeria tersebut, 1.000 orang dokter dihadirkan untuk memeriksa orang-orang yang mengalami kesembuhan dan memastikannya. Bonke juga mengerahkan 30.000 orang usher dan melatih 200.000 konselor selama enam bulan untuk menolong orang-orang yang baru menjadi Kristen. _________________________________ George Weigel, ―Christian Number-Crunching Reveals Impressive Growth‖ (2011), Catholic Education Resource Center, www.catholiceducation.org/articles/facts/fm0146.htm. 3 155 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Gelombang besar perpindahan keyakinan menjadi orang percaya baru ini bukanlah merupakan kejadian satu-satunya, namun menjadi kejadian yang semakin sering terjadi. Beberapa orang bahkan memperkirakan adanya pertambahan 1 milyar orang percaya dalam waktu sepuluh tahun. Rutz melanjutkan: ―Dari sudut pandang kita yang berada di Amerika Utara dan Eropa, yang keanggotaan gereja jalan di tempat, hal ini terdengar bagai fantasi, namun itulah kenyataannya. Inilah perpindahan besar-besaran (mega shift) dalam sejarah. Dapatkah Anda pikirkan suatu masa saat lebih semilyar manusia dengan kerinduan besar ingin mengubah hidup dan keyakinan mereka dalam satu generasi? Jika melihat dari statistiknya, dengan jelas kita dapat melihat, jika pertumbuhan perpindahan itu tetap pada tingkat yang sama, semua bangsa akan mengalami perubahan atau transformasi dalam setiap tingkatan dan aspeknya.‖ Bahkan, Rutz meramalkan, ―Saat ini kita sedang berada dalam tahap awal perubahan total planet kita.‖4 Kekristenan hari ini – berbeda dengan seabad lalu – adalah iman global. Berikut statistik untuk membuktikannya. Sejak tahun 1900, jumlah orang Kristen Amerika Latin telah meningkat 877 persen. Tiga teratas dari sepuluh negara yang populasi Kristennya terbanyak terdapat di benua Amerika (Amerika Serikat, Brazil dan Mexico). Dua di Eropa (Rusia dan Jerman), dua di wilayah Asia-Pasifik (Filipina dan Cina), dan tiga di wilayah sub-Sahara (Nigeria, Republik Demokratik Kongo dan Etiopia), yang mencerminkan jangkauan global Kekristenan. 5 Kekristenan telah menyebar sangat luas, sehingga tidak satu benua atau wilayah pun yang bisa menyebut diri sebagai pusat Kekristenan global.6 Seabad yang lalu, tidaklah demikian. Tahun 1910, sekira dua per tiga orang Kristen di dunia hidup di Eropa, yang adalah basis bagian terbesar Kekristenan sepanjang hampir satu milenium, seperti dikemukakan oleh Center for the Study of Global Christianity.7 _________________________________ 4 James Rutz, Mega Shift, 25–27. Weigel, ―Christian Number-Crunching Reveals Impressive Growth.‖ 6 Global Christianity: A Report on the Size and Distribution of the World‘s Christian Population‖ (Dec. 19, 2011), The Pew Foundation, www.pewforum.org/Christian/Global-Christianity-exec.aspx. 7 Center for the Study of Global Christianity, http://www.gordonconwell.edu/resources/CSGCResources.cfm. 5 156 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Hari ini, sekira seperempat orang Kristen tinggal di Eropa (26 persen), dan lebih dari sepertiga hidup di Amerika (37 persen); satu dari empat orang yang hidup di Afrika sub-Sahara adalah Kristen (24 persen) dan satu dari delapan orang yang hidup di Asia dan Pasifik adalah Kristen (13 persen).8 Afrika, yang hanya memiliki sedikit sekali orang Kristen pada awal abad kedua puluh, telah menjadi wilayah dengan pertumbuhan jumlah orang Kristen paling mengagumkan dalam waktu seabad. Populasi Kristen di Afrika sub-Sahara melonjak dari 9 persen pada tahun 1910 menjadi 63 persen pada tahun 2010, atau dari 8,5 juta orang menjadi 516 juta orang. Jumlah orang Kristen di Asia-Pasifik juga meningkat pesat dari 27 juta pada tahun 1910 menjadi 285 juta pada tahun 2010. Yang paling mengagumkan, tahun 1950 Cina hanya memiliki 1 juta orang percaya, tetapi tahun 1980 menjadi 40 juta, dan tahun 2010 jumlah itu menjadi 75 juta orang.9 Lonjakan pertumbuhan lain yang juga mengagumkan, yang diukur secara tipologis, terjadi pada golongan Pentakosta dan karismatik – dari 981.000 orang pada tahun 1900 menjadi 612 juta orang pada tahun 2011. Dengan rata-rata 37.000 penganut baru setiap hari, inilah kelompok Kristen dengan pertumbuhan paling pesat dalam dua milenium sejarah Kekristenan.10 Tujuan pemaparan statistik ini jelas. ―Masa lalu yang indah‖ itu tidaklah seindah yang banyak orang bayangkan. Jika kita mengganti lensa romantisme kita agar bisa melihat apa yang sesungguhnya dulu terjadi, sekaligus melihat apa yang sesungguhnya sedang terjadi sekarang, maka kita akan dapat melihat jelas bahwa Kerajaan Allah sedang meluas dengan luar biasa. Selanjutnya, apa? Setelah membaca isi buku ini sejauh ini, banyak yang akan bertanya, ―Selanjutnya, apa?!‖ _________________________________ ―Global Christianity…‖ Ibid 10 Weigel, ―Christian Number-Crunching Reveals Impressive Growth.‖ 8 9 157 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Itu adalah respon alami ketika seseorang mengetahui Aniaya Besar sudah terjadi di masa lalu, tidak ada penguasa tunggal dunia yang akan berkuasa dan tidak akan ada pengangkatan rahasia. Bagi orang-orang yang telah menjadikan akhir zaman menjadi fokus utama perjalanan Kekristenan mereka, jika mereka sepakat dengan isi buku ini, teologi mereka akan tergoncang seperti dilanda gempa. Banyak yang merasa merasa kehilangan banyak ayat-ayat Perjanjian Baru – yang mereka pikir terkait dengan mereka pribadi – ketika mereka menemukan ayat-ayat itu adalah nubuat yang telah digenapi dalam sejarah. Pendapat ini adalah pendapat yang salah. Kita tidak kehilangan 360 nubuat mesianik Perjanjian Lama yang Yesus genapi dalam Perjanjian Baru; sebaliknya, penggenapan ini membangun iman dan pengetahuan kita akan Firman. Menyadari Matius 24 telah terjadi tidak berarti kita kehilangan isi Kitab Suci; tetapi berarti kita bisa menegaskan betapa luar biasanya nabi Yesus itu! Semua yang dikatakan-Nya akan terjadi dalam periode satu angkatan (empat puluh tahun) benar-benar terjadi dalam satu angkatan (empat puluh tahun). Begitu orang-orang mengetahui bahwa tidak ada Aniaya Besar atau tokoh antikristus di masa depan, harusnya mereka tidak merasa kehilangan, harusnya mereka bersukacita karena apa yang hilang dari mereka! Menemukan pandangan optimistis mengenai akhir zaman adalah salah satu bagian kabar baik yang paling membahagiakan dan mengagumkan yang dapat didengar orang Kristen modern. Ketidakmampuan menerima kabar ini sebagai kabar baik seringnya muncul dari hati yang tidak sehat, yang ingin melihat Allah menghujani lingkungan mereka dengan penghakiman. Banyak yang tidak menerima buku ini sebagai kabar baik karena mereka, seperti Yakobus dan Yohanes, ingin melihat pendosa dimusnahkan, namun Yesus pasti berkata, ―Kamu tidak tahu dari roh mana kamu berasal‖ (Lukas 9:55 New International Version). Kerajaan dan Gereja Kendati banyak ayat-ayat yang diajarkan sebagai hal-hal masa depan ternyata adalah hal-hal yang sudah terjadi di masa lalu, banyak pula ayat-ayat Kitab Suci yang masih menunggu digenapi. Ayat-ayat ini terbagi atas dua kategori: Kerajaan Allah dan Gereja. Saya mendefinisikan Kerajaan Allah sebagai pemerintahan-Nya, dengan kata lain, 158 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n wilayah Sang Raja (King‘s domain = King-dom). Jadi, Kerajaan adalah wilayah pemerintahan Allah. Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah bertumbuh dan meluas/mengembang/berekspansi (lihat Matius 13:31-33, Yesaya 9:7), bahwa pemerintahan Allah terus meningkat dari kemuliaan kepada kemuliaan. Cara utama Kerajaan itu tumbuh besar adalah lewat perwakilan-perwakilan Allah di dunia, Gereja-Nya. Yesus menyerahkan kunci-kunci Kerajaan ke tangan Petrus yang adalah perwakilan Gereja (lihat Matius 16:18-19). Dengan demikian, Gereja di bumi berfungsi sebagai perwakilan Allah untuk mengembangkan dan memperluas Kerajaan dan menyaksikan pemerintahan-Nya bertumbuh tanpa berkesudahan – yang kondisi akhirnya adalah di bumi seperti di Sorga (lihat Matius 6:10). Setelah kita sudah memahami hal ini, sekarang mari kita bahas beberapa ayat yang masih menunggu penggenapannya, pertama-tama mengenai Kerajaan lalu mengenai Gereja. Kerajaan Dalam Lukas 19, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan: Maka Ia berkata: ―Ada seorang bangsawan yang pergi ke sebuah negeri yang jauh untuk menerima sebuah kerajaan bagi dirinya, dan setelah itu baru kembali. Dan ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pergunakanlah ini sampai aku datang [Occupy till I come]" (Lukas 19:12-13 King James Version). Yesus adalah bangsawan yang pergi ke negeri yang jauh (Sorga) untuk menerima Kerajaan untuk diri-Nya. Ketika Yesus pergi, Dia menyerahkan pengelolaan ke tangan hamba-hamba-Nya (Gereja). Mempergunakan (to occupy) berarti mengembangkan secara agresif. Hamba-hamba itu mempergunakan sepuluh mina yang diberikan kepada mereka dan melipatgandakannya. Kita dipanggil untuk melipatgandakan Kerajaan, memperluas dan mengembangkannya di bumi, menjadi bagian pertumbuhannya dari kemuliaan kepada kemuliaan. Kita ditugasi untuk mengembangkan Kerajaan hingga Ia datang kembali, bukan asyik dan disibukkan oleh kedatangan-Nya. Kerajaan Allah mulai tumbuh saat Yesus datang pertama kali dan akan terus bertumbuh hingga kembali-Nya (lihat Yesaya 9:7). Seperti Yesus jelaskan dalam perumpamaan-Nya yang lain: 159 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: ―Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.‖ Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: ―Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya‖ (Matius 13:31-33). Intinya adalah: Kerajaan akan terus bertumbuh hingga kemuliaan-Nya dan pengenalan akan Dia itu memenuhi seluruh bumi. Sebagaimana dinubuatkan Yesaya, ―... sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya‖ (Yesaya 11:9). Demikian pula Habakuk berkata, ―Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan , seperti air yang menutupi dasar laut‖ (Habakuk 2:14). Inilah tujuan akhirnya – pemenuhan seluruh bumi dengan pengenalan dan kemuliaan Allah. Saat ini, Yesus sedang duduk di takhta, menantikan musuh-musuh-Nya dijadikan tumpuan kaki-Nya, sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat berikut: Sesudah Tuhan Yesus selesai berbicara dengan mereka, terangkatlah Ia ke sorga, dan duduk di sebelah kanan Allah (Markus 16:19 The Living Bible). Tetapi saat Imam Besar ini telah mempersembahkan hanya satu korban untuk selama-lamanya karena dosa, Ia duduk di sebelah kanan Allah. Sejak saat itu Ia menantikan musuh-musuh-Nya dijadikan tumpuan kaki-Nya (Ibrani 10:1213 New International Version). Kemudian kesudahannya tiba, saat Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa setelah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir yang dibinasakan ialah maut (1 Korintus 15:24-26). Yesus telah duduk di sebelah kanan Allah selama dua ribu tahun, menanti, sementara Gereja-Nya membangun Kerajaan tempat bertakhta bagi-Nya. Tugas Gereja selama dua ribu tahun terakhir adalah menghancurkan iblis di bawah kaki 160 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n kita – ―Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu‖ (Roma 16:20a) – dan dengan demikian meletakkan semua musuh Yesus di bawah kaki-Nya. Sebagai delegasi yang memiliki kuasa-Nya, dengan menghancurkan iblis di bawah kaki kita, kita sedang menaruh musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Dengan kata lain, kita adalah bagian penghancuran progresif atas kerajaan iblis, yang akan terus berlangsung hingga kematian atau maut, musuh terakhir, dibinasakan. Tujuan akhir adalah ―Datanglah Kerajaan-Mu‖ dan ―Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga‖ (Matius 6:10). Tanda-tanda yang Yesus sebutkan dalam Matius 24 adalah referensi HANYA kepada peristiwa tahun 70 Masehi; jadi, tanda-tanda sejati yang kita perlu perhatikan saat ini adalah bukti pertumbuhan Kerajaan-Nya di bumi. Gereja Kitab Suci juga mencatat beberapa nubuat terkait Gereja yang belum digenapi. Berikut saya menjelaskan tiga aspek ‗destiny‘ Gereja yang harus kita kerjakan dan kita nantikan – panggilan kita untuk hidup dalam kesatuan/unity, untuk menjadi tubuh Kristus yang dewasa dan untuk menghasilkan anak-anak Allah. 1. Gereja dalam Kesatuan Doa Yesus yang terkenal tentang kesatuan Gereja dicatat dalam Yohanes 17: ―Supaya mereka semua menjadi satu, seperti Engkau, Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau; dan supaya mereka juga menjadi satu di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku‖ (Yohanes 17:21-23 New American Standard Bible). Rasul Paulus juga mengulangi panggilan Yesus untuk menjadi satu dalam penjelasannya mengenai pelayanan lima jawatan: 161 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, hingga kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus‖ (Efesus 4:11-13) Menurut David B. Barret dalam World Christian Encyclopedia, terdapat 33.830 denominasi Kristen di seluruh dunia saat ini.11 Saya bisa katakan kita belum mencapai ―kesatuan iman.‖ Salah satu penghalang terbesar untuk mencapai kesatuan iman adalah adanya pemikiran ―kemurtadan hari-hari terakhir.‖ Jika sebuah gereja percaya akan terjadi suatu kemurtadan besar-besaran, maka gereja itu akan menghindari bekerja sama dengan gereja lain karena kuatir akan terkontaminasi. Demikian pula, jika sebuah gereja percaya akan muncul seorang penguasa tunggal dunia yang akan berkuasa dalam pemerintahan tunggal dunia dan menerapkan satu agama tunggal, maka seluruh kemajuan menuju kesatuan dipandang sebagai ―tanda akhir zaman.‖ Namun, kita mempunyai dua ayat tentang Gereja berjalan dalam kesatuan. Saya tidak tahu persis seperti apa nanti bentuknya, namun saya percaya hal ini masih berada di masa depan kita. 2. Gereja Tumbuh untuk Menyangga Kepala Terkait dengan mandat untuk bersatu adalah janji bahwa Gereja akan tumbuh dewasa sebagai tubuh yang sesuai dengan Kristus yang adalah kepala: ―Dan Ia menetapkan sejumlah orang menjadi rasul-rasul, sejumlah orang menjadi nabi-nabi, sejumlah orang menjadi pemberita-pemberita Injil dan sejumlah orang menjadi gembala-gembala dan pengajar-pengajar; untuk memperlengkapi orang-orang kudus, untuk pekerjaan pelayanan, untuk pembangunan tubuh Kristus: Sampai kita semua mencapai kesatuan dalam iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, menjadi manusia sempurna [unto a perfect/complete man], mencapai tingkat kepenuhan Kristus‖ (Efesus 4:11-13). _________________________________ 11 Barrett, et al., World Christian Encyclopedia, 236. 162 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dalam Perjanjian Baru, tubuh fisik/jasmani digunakan sebagai metafora untuk menjelaskan hubungan antara Kristus dengan Gereja-Nya. Penulis Perjanjian Baru menyebut Kristus sebagai kepala dan Gereja sebagai tubuh-Nya. Ayat dari Efesus di atas menggunakan metafora ini dan menyatakan bahwa rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar berjalan bersama kepada satu tujuan yakni tubuh Kristus menjadi ―manusia sempurna‖ dan ―mencapai tingkat kepenuhan Kristus.‖ Pada dasarnya, ayat ini mengatakan bahwa tubuh Kristus suatu hari akan sepadan dengan kepala. Yesus tidak akan kembali untuk menolong tubuh yang lemah dan sakit-sakitan agar sepadan dengan kepala. Tubuh Kristus akan terus bertumbuh dan mencapai kedewasaan, menjadi semakin sehat dan kuat, sehingga Yesus akan memiliki tubuh yang mampu menyangga kepala. 3. Gereja Melahirkan Anak-Anak Allah Istilah ―anak-anak Allah‖ [sons of God] adalah untuk semua orang yang adalah anak Allah [children of God], baik laki-laki maupun perempuan. Kita adalah anakanak Allah, dan kita mempunyai peranan sangat penting yang harus dilakukan dalam kaitan dengan ciptaan. Seperti ditulis rasul Paulus: ―Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Seluruh ciptaan menantikan dengan sangat saatnya anak-anak Allah [sons of God] dinyatakan. Karena seluruh ciptaan telah ditaklukkan kepada kesia-siaan [frustation], bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, dalam harapan bahwa ciptaan itu sendiri akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan dibawa ke dalam kemerdekaan penuh kemuliaan anak-anak Allah [children of God]‖ (Roma 8:18-21). Saat kita menyaksikan gempa bumi, tsunami, tornado, kebakaran hutan, banjir, dan banyak bencana alam lainnya, saya percaya inilah ayat paling penting untuk diingat. Daripada langsung bertanya-tanya, ―Dosa apa yang sedang Allah hakimi?‖ atau ―Apa yang sudah memberi jalan bagi setan untuk membawa kehancuran ini?‖ atau semata menyimpulkan (dengan keliru) ―Ini pasti tanda akhir zaman,‖ kita bisa menemukan pengertian yang lebih baik tentang apa yang terjadi melalui ayat tadi. Bumi ini dan semua ciptaan ditaklukkan atau ditundukkan kepada kesia-siaan. Roma 8:22 katakan ―seluruh bumi mengerang kesakitan‖ 163 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n (New King James Version). Dan anak-anak Allahlah yang dimaksudkan untuk membawa bumi ke dalam kemerdekaan penuh kemuliaan. Saya percaya anak-anak Allah akan terus bertumbuh dalam pemahaman yang semakin besar mengenai identitasnya, yang akan membuat kita hidup dalam kemerdekaan penuh kemuliaan dalam cara yang belum pernah kita alami sebelumnya. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan (lihat 2 Korintus 3:17). Suatu hari nanti, hati Gereja akan dipenuhi oleh kemerdekaan yang mulia, dan itu akan berdampak kepada seluruh bumi! Poin-Poin Bab 10 Teologi Sisa-sisa (Remnant theology) tidak berlaku dalam Perjanjian Baru; sebaliknya, kita memiliki Kerajaan Allah yang akan bertumbuh tanpa berkesudahan. Alkitab mengandung sejumlah janji mengenai Gereja dan Kerajaan yang masih menunggu penggenapannya. Kita harus melipatgandakan Kerajaan hingga Dia datang kembali, bukan disibukkan dengan kedatangan-Nya. Kerajaan akan terus bertumbuh-berkembang hingga pengenalan akan Allah dan kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Semua musuh Yesus akan dijadikan tumpuan kaki-Nya sebelum Ia datang kembali. Gereja mengerjakan hal ini dengan menghancurkan iblis di bawah kakinya sebagai delegasi/perwakilan yang menerima kuasa-Nya di bumi. Tanda akhir zaman yang sejati adalah saat kita melihat Kerajaan-Nya datang dan kehendak-Nya jadi, di bumi seperti di sorga. Kesatuan sejati dalam Gereja adalah janji yang belum digenapi, namun akan digenapi sebelum kedatangan Kristus. Sebelum kembalinya Kristus, Gereja akan tumbuh dewasa menjadi tubuh yang mampu menyangga kepalanya-Kristus. Gereja akan melahirkan anak-anak Allah, yang akan melepaskan kemerdekaan penuh kemuliaan ke seluruh bumi sebelum Kristus kembali. 164 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Apakah Kerajaan itu akan datang nanti di akhir zaman, atau apakah sudah hadir di sini sekarang? 2. Apakah hal ini berbeda dengan yang Anda pelajari sebelumnya? 3. Apakah yang dimaksud dengan pengajaran tentang ―sisa-sisa‖? Buah apa yang Anda lihat dari pengajaran ini? 4. Apakah pengajaran tentang ―sisa-sisa‖ cocok dengan pengajaran tentang Kerajaan? Mengapa atau mengapa tidak? 5. Apa yang Anda rasakan ketika membaca perkembangan luar biasa Kerajaan? 165 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 11 Kembalinya Yesus, Kebangkitan Orang Mati, dan Penghakiman Terakhir Saya sering sekali menerima pertanyaan ini: ―Jika tidak ada Aniaya Besar di masa depan dan tidak ada antikristus, apakah Anda percaya Yesus akan kembali?‖ Jawaban saya, tentu saja ya! Yesus akan kembali lagi ke bumi ini suatu hari nanti. Saya memahami bahwa banyak ayat yang berbicara tentang kedatangan Yesus di awan-awan adalah mengenai penghancuran Yerusalem tahun 70 Masehi. Namun ada sejumlah besar ayat juga yang berbicara tentang peristiwa yang terjadi di masa depan. Kendati saya percaya bagian terbesar nubuat Alkitab telah digenapi, saya melihat masih ada tiga peristiwa utama yang masih belum digenapi. Saya menyebutnya ―The Big Three‖ (Tiga Besar): kembalinya Yesus secara fisik ke bumi, kebangkitan orang mati, dan penghakiman terakhir. Apa yang Anda baca dalam buku ini berada dalam kesepakatan sepenuhnya – bukan hanya dengan Kitab Suci – namun juga dengan kredo bersejarah Gereja. Para pemimpin Gereja mula-mula berkumpul di Nicea tahun 325 Masehi dan mereka mencapai kesepakatan berupa Kredo Nicea (Nicene Creed). Kita dapat melihat dalam kredo tersebut bahwa bapa-bapa gereja percaya Yesus akan kembali secara fisik ke bumi. Kredo Nicea Berikut adalah Kredo Nicea selengkapnya: Aku percaya kepada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, segala yang terlihat dan yang tak terlihat. Dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah Yang Tunggal, lahir dari Sang Bapa sebelum ada segala zaman. Allah dari Allah, Terang dari Terang. Allah Yang Sejati dari Allah Yang Sejati, diperanakkan, bukan dibuat; sehakekat dengan Sang Bapa yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu dibuat; yang telah turun dari sorga untuk kita manusia dan untuk keselamatan 166 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n kita; dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anak dara Maria; dan menjadi manusia; yang disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus; menderita dan dikuburkan; yang bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan isi kitab-kitab, dan naik ke sorga; yang duduk di sebelah kanan Sang Bapa dan akan datang kembali dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang kerajaan-Nya tidak akan berakhir. Aku percaya kepada Roh Kudus, yang jadi Tuhan dan Yang menghidupkan, yang keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak, yang bersama-sama dengan Sang Bapa dan Sang Anak disembah dan dimuliakan; yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi. Aku percaya satu gereja yang kudus dan am dan rasuli. Aku mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati dan kehidupan pada zaman yang akan datang. Amin.1 Kita melihat tiga hal dalam satu kalimat yang tercetak dengan huruf miring: Dia akan kembali lagi, Dia akan menghakimi, dan penghakiman-Nya akan terjadi atas orang yang hidup dan yang mati (yang merujuk kepada kebangkitan). Ada tiga hal yang oleh bapa-bapa gereja tahun 325 Masehi dipercaya sebagai peristiwa masa depan yang belum digenapi saat ini. Kembalinya Kristus Walaupun Yesus menggunakan frasa Ibrani ―datang di atas awan-awan‖ sebagai gambaran penghakiman dan penghancuran yang Allah datangkan atas Yerusalem tahun 70 Masehi, Yesus juga bernubuat bahwa Dia akan kembali secara fisik suatu hari di masa depan. Sebagian besar ayat-ayat Perjanjian Baru tentang kedatangan Yesus adalah mengenai penghancuran tahun 70 Masehi. Harap diingat bahwa orang Yahudi tahun 30 Masehi jauh lebih fokus kepada penghancuran Bait Allah yang akan segera terjadi, akhir persembahan korban, dan penghancuran Kota Suci. Gagasan Yesus akan kembali secara fisik suatu hari nanti bukanlah fokus utama mereka. Yang ada di benak Gereja mula-mula adalah bagaimana bertahan dalam penganiayaan dari orang Yahudi dan menanti-nantikan kedatangan Kristus untuk menghukum penganiaya mereka. _________________________________ 1 The Nicene Creed,‖ http://www.creeds.net/ancient/nicene.htm. 167 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Namun, beberapa ayat memang berbicara mengenai kembalinya Yesus ke bumi secara fisik di masa depan. Berikut adalah beberapa di antaranya: Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: ―Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga‖ (Kisah Para Rasul 1:9-11). Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia (Ibrani 9:28). Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia [the blessed hope] – penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus (Titus 2:13). Pada saat kembalinya Kristus, dua peristiwa berikut ini akan terjadi: kebangkitan orang mati dan penghakiman terakhir. Kebangkitan Orang Mati ―Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum‖ (Yohanes 5:2829). Akan tiba waktunya – suatu hari di masa depan kita – seluruh kuburan akan dikosongkan dan semua yang mati akan dibagi menjadi dua kelompok: yang baik dan yang jahat, yang akan hidup kekal dan yang jahat akan dihukum. Hal ini biasanya disebut sebagai penghakiman terakhir; yang akan saya bahas lebih lanjut di bagian selanjutnya. Saat ini, perhatikan kebangkitan terjadi lebih dulu baru 168 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n pemisahan. Dalam dua ayat berikut, kita bisa melihat lebih detil apa yang terjadi atas orang percaya ketika mereka dibangkitkan untuk menjalani proses pemisahan. ―Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. ... Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit‖ (1 Tesalonika 4:13, 16). Ketika Tuhan bersuara dan sangkakala-Nya berbunyi, mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. Rasul Paulus menjelaskan dengan lebih detil dalam ayat berikut: ―So will it be with the resurrection of the dead. The body that is sown is perishable, it is raised imperishable; it is sown in dishonor, it is raised in glory; it is sown in weakness, it is raised in power; it is sown a natural body, it is raised a spiritual body. ... I declare to you, brothers and sisters, that flesh and blood cannot inherit the kingdom of God, nor does the perishable inherit the imperishable. Listen, I tell you a mystery: We will not all sleep, but we will all be changed— in a flash, in the twinkling of an eye, at the last trumpet. For the trumpet will sound, the dead will be raised imperishable, and we will be changed. For the perishable must clothe itself with the imperishable, and the mortal with immortality. When the perishable has been clothed with the imperishable, and the mortal with immortality, then the saying that is written will come true: ―Death has been swallowed up in victory.‖ ―Where, O death, is your victory? Where, O death, is your sting?‖ (1 Corinthians 15:42-44, 50-55 New International Version). ―Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Tubuh yang dikuburkan adalah tubuh yang bisa binasa, dibangkitkan sebagai tubuh yang tidak bisa binasa. Dikuburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Dikuburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang dikuburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. ... Kunyatakan kepadamu, saudara-saudara, bahwa daging dan darah tidak dapat mewarisi Kerajaan Allah, demikian pula yang binasa tidak dapat mewarisi yang tidak binasa. Dengarkan, aku akan memberitahumu suatu 169 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n rahasia: kita tidak akan semuanya mati, tetapi kita semuanya akan diubah – secepat kilat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa, dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Ketika yang dapat binasa ini sudah mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini sudah mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ―Maut telah ditelan dalam kemenangan.‖ ―Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?‖ (1 Korintus 15:42-44, 50-55). Orang percaya akan menjadi immortal (tidak dapat mati), dan kita akan memiliki tubuh yang tidak dapat binasa. Hal ini sama dengan yang terjadi pada Yesus di Gunung Transfigurasi atau setelah kebangkitan-Nya. Orang yang mati dalam Kristus akan diubah dalam sekejap mata (sangat cepat). Kematian akan ditelan oleh kemenangan. Sekarang kita lihat peristiwa ketiga dalam Tiga Besar. Penghakiman Terakhir Banyak ayat Perjanjian Baru yang mengajarkan dengan jelas penghakiman terakhir, termasuk kata-kata Yesus ini: ―Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum‖ (Yohanes 5:27-29). Di sini kita dapat melihat kepada Yesus telah diberikan kuasa untuk menghakimi. Paulus mengkonfirmasi hal ini dalam ucapannya kepada orang-orang Athena: ―Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan 170 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n membangkitkan Dia dari antara orang mati.‖ Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: ―Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu‖ (Kisah Para Rasul 17:31-32). Ini adalah peneguhan bahwa Yesus akan menjadi Hakim, namun juga terdapat suatu bukti bahwa Yesus adalah Allah yakni fakta Dia dibangkitkan dari kematian. Penghakiman terakhir ini akan terjadi ketika Yesus datang dalam kemuliaan-Nya: ―Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. ... Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal‖ (Matius 25:31-33, 46). Kedatangan Yesus dalam kemuliaan-Nya berbeda dengan idiom Ibrani ―datang di awan-awan,‖ yang merujuk kepada penghancuran suatu bangsa atau kota. Saat Yesus datang dalam kemuliaan-Nya, Ia akan datang sebagai Hakim di takhta, membawa penghakiman terakhir. Penting juga dicatat bahwa kedatangan Yesus dalam Matius 25 tidak untuk menghakimi bangsa. Frasa ―semua bangsa‖ mengindikasikan bahwa semua orang akan dikumpulkan di hadapan-Nya, tetapi Hakim akan memisahkan seorang demi seorang. Ada orang yang telah menciptakan doktrin aneh dengan mengatakan Allah akan memisahkan ―bangsa domba dan kambing,‖ tetapi tidak demikian disebutkan dalam Kitab Suci. Pemisahan ini adalah pemisahan individu. Individulah yang diperhitungkan di mata Allah, bukan bangsa. Jika kita membaca Matius 25 dengan teliti, kita akan melihat bahwa bangsa domba dan bangsa kambing tidak disebutkan dalam bacaan ini. Berikut adalah lima pemikiran mengenai pengajaran bangsa domba dan kambing: 1. Ya, adalah amanat bagi kita untuk memuridkan bangsa-bangsa (Matius 28:19). 2. Ya, amanat itu akan terlaksana dan berhasil (lihat Wahyu 11:15). 171 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n 3. Tidak, bangsa Kristen bukan berarti ―bangsa domba.‖ Matius 25 menggunakan kata ―ethnos‖ dalam menyebutkan bangsa. Artinya domba dan kambing adalah pembagian atas individu-individu dari seluruh etnisitas, bukan pembagian berdasarkan kebangsaan/kewarganegaraan. 4. Ya, kita berdoa agar diberikan bangsa-bangsa (lihat Mazmur 2:8). Namun bangsa-bangsa dalam ayat ini memiliki akar kata yang sama seperti etnisitas. Allah tidak mencari negara domba, Dia mencari etnis apapun untuk dimuridkan sehingga Kerajaan-Nya penuh dengan ―domba.‖ 5. Pasti ada yang bertanya kepada saya, ―Mengapa hal ini penting? Toh tidak ada bedanya?‖ Karena itulah hal ini penting. Selama bertahun-tahun, saya telah mendengar pengajar-pengajar ―kenabian‖ mengatakan negara kita (Amerika Serikat) adalah ―bangsa domba,‖ mengingatkan kita agar tetap dalam jalur, sebab jika tidak kita akan menjadi ―bangsa kambing.‖ Kata-kata ini membuat saya berpikir tentang implikasi pengajaran ini: Bagaimana bisa sebuah bangsa disebut ―bangsa kambing‖? Apakah yang 51 persen penduduknya bukan Kristen? Bagaimana jika 51 persen populasi adalah orang Kristen? Apakah artinya itu kita bangsa domba? Denominasi apa yang termasuk 51 persen itu, agar kita tergolong bangsa domba? Bagaimana jika Anda adalah domba yang tinggal di negara kambing? Apa yang akan terjadi pada Anda pada hari penghakiman? Jika saya adalah orang Kristen yang tinggal di negara kambing pada hari penghakiman, akankah Allah mengirim saya ke neraka? (Tentu saja, saya berasumsi bahwa tidak satupun pengajar-pengajar ini yang mengatakan demikian, tetapi jika penghakiman terakhir dilakukan berdasarkan bangsa – bukan individu – lalu mengapa ada ketidaksepahaman satu sama lain?) Jika penghakiman terakhir didasarkan kepada kebangsaan/kewarganegaraan, tidakkah sebaiknya saya memiliki kewarganegaraan ganda, sebagai persiapan menjelang judi ―roulette‖ domba atau kambing yang akan Allah lakukan pada hari penghakiman? Kesimpulan yang saya dapat mengenai pengajaran bangsa domba dan kambing adalah Allah tidak menghiraukan batas-batas negara. Perjanjian-Nya yang baru (lihat Ibrani 8) tidak ada hubungannya dengan bangsa/negara, demikian pula penghakiman terakhir. Pada penghakiman terakhir setiap orang akan berdiri di 172 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n hadapan Allah sebagai individu, tidak peduli di negara mana kita tinggal. Tentu saja, niat baik pengajaran tentang bangsa/negara domba dan kambing adalah bahwa kita dipanggil untuk memuridkan semua bangsa, yang dengannya saya setuju. Kita bisa menemukan penegasan lebih jauh bahwa penghakiman terakhir adalah atas individu (bukan atas bangsa) dalam bacaan berikut: ―Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masingmasing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api‖ (1 Korintus 3:12-15). Penghakiman terakhir akan memisahkan orang benar dari orang jahat, dan orang jahat akan menerima hukuman mereka. Orang benar juga akan menerima sesuatu, yakni upah (reward), yang bervariasi. Orang Kristen biasanya segan membicarakan upah, namun Yesus dan Gereja mula-mula tidak. Dalam bacaan di atas, Paulus berbicaratentang pemberian upah kepada orang Kristen pada saat penghakiman terakhir. Bahkan, menurut Paulus, hal pemberian upah ini harusnya senantiasa kita ingat. Pada penghakiman terakhir, seluruh umat manusia akan dibangkitkan dan berdiri di hadapan takhta Allah. Lalu setiap orang akan melewati proses pemilahanpemisahan, benar atau jahat, domba atau kambing. Domba yang benar akan melewati penilaian selanjutnya, untuk menentukan upah yang layak mereka terima. Digambarkan setiap orang memiliki tumpukan kayu, rumput kering dan jerami; dengan emas, perak dan batu permata tercampur di dalamnya. Saya membayangkan setiap orang percaya akan berdiri dengan sebuah tumpukan, yang menggambarkan kehidupan orang yang bersangkutan; lalu seorang pelari datang membawa obor dan menyalakan api atas tumpukan masing-masing orang. Ketika tumpukan itu terbakar, semua waktu yang disia-siakan dalam hidup seseorang akan terbakar seperti kayu, rumput kering dan jerami. Api kemudian padam, tumpukan itu terbakar seluruhnya dan yang tersisa adalah tumpukan kecil abu. Di antara abu itu ada emas, perak dan batu permata. Itu melambangkan upahnya. 173 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Ada yang mengajarkan setiap perilaku dosa dalam hidup orang Kristen akan diputar layaknya film dalam sebuah layar raksasa di Sorga sehingga semua penghuninya bisa menyaksikan; lalu Allah akan mengampuni orang Kristen itu, kemudian memperbolehkannya masuk sorga. Pengajaran seperti ini adalah pengajaran yang jahat dan bodoh yang menggunakan rasa malu untuk mencegah orang Kristen berbuat dosa. Menurut Alkitab, Allah telah mengampuni kita dan memilih tidak mengingat-ingat lagi pelanggaran kita (lihat Ibrani 8:12; 10:17). Gagasan ini muncul dari era kegelapan, bukan dari Alkitab. Akan ada penghakiman atas orang Kristen, tetapi bukan untuk membuat malu dan mendatangkan rasa bersalah atas dosa, yang sudah diampuni dan tidak diingatingat lagi oleh Allah. Satu-satunya alasan melakukan penghakiman atas orang Kristen adalah untuk membagikan upah yang beragam. ―Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah‖ (1 Korintus 4:5). Penghakiman atas orang Kristen bukanlah masalah keselamatan; tetapi masalah seberapa besar atau kecil upah yang diterima oleh seorang Kristen. Seperti Paulus tuliskan di bagian lain, ―Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. ... Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah‖ (Roma 14:10, 12). Sekali lagi, pertanggungjawaban itu adalah mengenai upah, bukan mengenai rasa malu dan penghukuman. Kendati akan ada orang Kristen yang mendapat hanya sedikit pujian saat berdiri di depan takhta Allah, hal itu bukanlah tentang rasa malu dan penghukuman. Tentu saja, akan lebih baik menjalani kehidupan yang akan mendapat upah dari Allah berupa emas, perak dan batu permata ketimbang kehidupan yang akan hangus terbakar tanpa menyisakan apapun kecuali tumpukan abu. Saat berpikir mengenai penghakiman terakhir, ayat ini yang terlintas di benak banyak orang: 174 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n ―Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar [great white throne] dan Dia yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut [Hades] dilemparkanlah ke dalam lautan api. Lautan api itulah kematian yang kedua. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu‖ (Wahyu 20:11-15). Ayat-ayat ini adalah bacaan yang sangat deskriptif dan memberikan detil gambaran penghakiman, yang pada dasarnya merangkum ayat-ayat yang kita bahas sebelumnya. Singkatnya, suatu hari Yesus akan kembali dalam kemuliaan bersama malaikat-malaikat-Nya dan membawa penghakiman berdasarkan tertulis atau tidaknya nama seseorang di dalam buku kehidupan Anak Domba. Orang yang namanya tidak ada dalam kitab kehidupan akan dilemparkan ke dalam lautan api. Orang yang namanya ada dalam kitab kehidupan akan melihat kehidupannya diuji dengan api entahkan itu kayu, jerami dan rumput kering, atau emas, perak dan batu permata. Lalu setiap orang Kristen akan menerima upah dari Allah. Hal inilah yang akan terjadi di masa depan yang menggerakkan bagaimana seharusnya kita memilih seperti apa kita hidup. Poin-Poin Bab 11 Terdapat tiga peristiwa besar yang belum digenapi: kembalinya Yesus secara fisik, kebangkitan orang mati, dan penghakiman terakhir. Di masa yang akan datang, saat Kristus kembali, semua orang mati akan dibangkitkan untuk dihakimi. Setelah kebangkitan mereka, orang-orang yang benar dan jahat akan dipisahkan. Saat kebangkitan orang mati terjadi, orang percaya akan menerima tubuh yang tidak akan binasa. 175 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Yesus akan menjadi hakim dalam penghakiman yang terakhir dan Dia akan menghakimi individu demi individu, bukan bangsa demi bangsa. Saat penghakiman terakhir, orang jahat (yang tidak percaya) akan menerima penghukuman sedangkan orang benar (orang Kristen) akan menerima upah. Orang Kristen akan diberi upah sesuai dengan bagaimana mereka menjalani hidupnya dalam Kerajaan. Namun, Allah mengampuni semua orang yang bertobat, bahkan orang-orang yang menerima upah kecil atau tidak menerima upah sama sekali. Tujuan-Nya melakukan ini bukanlah untuk mempermalukan atau menghukum, dan dosa-dosa kita tidak akan dipertontonkan di layar raksasa yang bisa disaksikan semua orang. Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Apakah Alkitab mengajarkan kembalinya Yesus di masa depan? 2. Apakah sejarah Gereja menegaskan hal ini? Apakah Jonathan Welton menegaskan hal ini? 3. Saat Yesus kembali, dua peristiwa apa lagi yang terjadi? 4. Pernahkah Anda mendengar pengajaran tentang bangsa domba dan bangsa kambing? 5. Apakah Anda memahami domba dan kambing adalah individu? Mana yang masuk akal dan mengapa? 176 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 12 Pengangkatan Dulu saya pernah menjadi konselor pada perkemahan musim panas para pria Kristen. Lelucon terbesar sepanjang masa di perkemahan itu adalah tahun saat kami ―mengangkat" semua orang! Kami para staf telah merencanakan dan mengatur bahwa jika ketua perkemahan meninggalkan bumi perkemahan untuk waktu cukup lama, para konselor akan mengajak para peserta bersembunyi di pepohonan dan menyiapkan lelucon pengangkatan. Ketika ketua perkemahan kembali, dia melihat pakaian yang berserakan di lapangan sepak bola, celana renang yang mengambang di kolam renang, beberapa peserta yang duduk di rerumputan, ―menangisi‖ rekan-rekannya yang menghilang dalam pengangkatan, dan seterusnya. Walaupun pasti akan sangat seru, tetapi kami tidak berhasil melakukannya lagi selama enam musim panas selama saya menjadi staf. Setiap musim panas ide itu muncul lagi, namun tidak pernah terlaksana. Pada saat yang bersamaan saya mulai belajar tentang sejarah pandangan modern terhadap pengangkatan. Saya belajar bahwa seluruh konsep pengangkatan, seperti yang umum diajarkan, tidak dapat ditemukan dalam sejarah Gereja sebelum tahun 1800-an dan berasal dari beberapa ayat Kitab Suci yang sangat disalahpahami. Pengangkatan Konsep pengangkatan adalah tentang suatu hari nanti di masa depan, Yesus akan mengangkat secara diam-diam para pengikut-Nya ke sorga. Peristiwa ini diikuti oleh munculnya antikristus, yang akan menguasai seluruh dunia. Antikristus akan memerintah dari Kekaisaran Romawi yang didirikan kembali dan duduk di takhta di dalam Bait Allah yang dibangun kembali di Yerusalem (sebagian orang berpandangan pengangkatan akan terjadi pada pertengahan masa tujuh tahun pemerintahan antikristus). Lalu Allah akan mencurahkan murka-Nya atas orang-orang durhaka, yang berpuncak pada apa yang disebut perang Harmagedon. Intinya, tidak satupun pengajaran ini diajarkan secara luas sebelum 1830-an. 177 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Terdapat empat bacaan Kitab Suci yang sering digunakan untuk mengajarkan konsep pengangkatan. Saya akan membahasnya satu per satu. 1. 1 Tesalonika 4:13-18 ―Saudara-saudara, kami tidak ingin kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal [sleep in death], supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain, yang tidak mempunyai pengharapan. Jika kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa Allah akan mengumpulkan bersama Yesus mereka yang telah meninggal dalam Dia. Sesuai dengan firman Tuhan, kami memberitahu kamu bahwa kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab Tuhan sendiri akan turun dari sorga, dengan suara yang keras, dengan seruan penghulu malaikat dan bunyi sangkakala Allah, dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. Sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka di dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini‖ (1 Tesalonika 4:13-18 New International Version). Gereja Tesalonika adalah gereja yang bertahan di bawah penganiayaan hebat. Kita dapat mengetahuinya dari kata-kata pemberi semangat yang Paulus kirimkan kepada mereka: ―Sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita‖ (2 Tesalonika 1:4). Karena aniaya ini, banyak anggota jemaat yang menemui ajal. Inilah konteks Paulus menulis Surat Satu Tesalonika. Paulus tidak sedang memberi petunjuk tersembunyi tentang datangnya masa Aniaya Besar di bawah seorang penguasa tunggal dunia bernama antikristus – yang harus dihindari – dan bahwa Allah akan mengangkat orang Kristen dua ribu tahun setelah dia menulis surat ini. Sebaliknya, Paulus menunjukkan dengan jelas bahwa yang dia tuliskan adalah kata-kata penghiburan dan kelegaan, bagi pembacanya di abad pertama, menyangkut apa yang akan terjadi pada orang-orang yang telah meninggal. Inilah konteks ayat 13: ―Aku tidak ingin kamu tidak mengetahui, saudara-saudara, tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.‖ 178 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dalam ayat selanjutnya, kita melihat bahwa orang yang sudah meninggal akan dibangkitkan sebagaimana Yesus dibangkitkan: ―Jika kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa Allah akan mengumpulkan bersama Yesus mereka yang telah meninggal dalam Dia. Sesuai dengan firman Tuhan, kami memberitahu kamu bahwa kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal‖ (1 Tesalonika 4:14-15 New International Version). Paulus melanjutkan dengan menyemangati pembacanya agar tidak berdukacita atas orang-orang yang telah meninggal, dengan mengatakan bahwa orang-orang itu akan dibangkitkan dan diubah bahkan sebelum yang masih hidup! ―Sebab Tuhan sendiri akan turun dari sorga, dengan seruan yang nyaring, dengan suara penghulu malaikat dan sangkakala Allah. Dan orang yang mati dalam Kristus akan bangkit 1 lebih dahulu‖ (1 Tesalonika 4:16 New King James Version). Sebelum munculnya doktrin pengangkatan tahun 1830-an, seluruh komentator yang karyanya dipublikasikan menafsirkan 1 Tesalonika 4:13-18 sebagai penggambaran kebangkitan. Sebagai contoh, commentary Matthew Henry atas ayat-ayat ini, yang ditulis tahun 1721, mengatakan: ―Mereka akan dibangkitkan dari antara orang mati, dan dibangunkan dari tidur mereka, karena Tuhan akan membawa mereka bersama-Nya, ayat 14. Lalu mereka akan bersama dengan Allah, dan keadaan mereka di akan lebih baik daripada keadaan mereka di sini; dan ketika Tuhan datang Dia akan membawa mereka bersama-Nya. Doktrin kebangkitan dan kedatangan Kristus yang kedua adalah anti-racun yang kuat melawan segala rasa takut mati dan kesedihan yang berlebihan karena kematian saudara-saudara Kristen kita ...‖2 Matthew Henry, bersama hampir seluruh komentator sebelum John Darby (pencetus doktrin pengangkatan modern3), melihat maksud yang jelas dari bacaan ini yakni merujuk kepada kebangkitan orang mati pada kedatangan akhir Kristus, bukan pengangkatan diam-diam tujuh tahun sebelum kebangkitan. _________________________________ Dalam bagian Kitab Suci ini, kata yang diterjemahkan menjadi ―rise‖ (kenaikan) adalah kata yang sama dalam bahasa Yunani yang sering diterjemahkan ―be resurrected‖ (dibangkitkan). 2 Henry, 1 Tesalonika 4. 3 Lampiran 4 menyediakan detail lebih mendalam pada pengembangan eskatologi futuris ala Darby. 1 179 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kebangkitan yang sama inilah yang disebutkan Paulus dalam 1 Korintus 15:51-54: ―Dengarlah, aku mengatakan kepadamu suatu rahasia: Kita tidak akan semuanya mati, tetapi kita semuanya akan diubah – dalam sesaat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ―Maut telah ditelan dalam kemenangan‖(1 Korintus 15:51-54). Satu Tesalonika 4:17-18 adalah dua ayat yang paling sering dikutip saat berbicara tentang konsep pengangkatan: ―Sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka di dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini‖ (New International Version). Namun, konteks bacaan ini tidak berubah. Paulus masih dalam koridor memberi penghiburan dan semangat kepada gereja abad pertama yang menderita penganiayaan. Dia masih dalam koridor memberitahu jemaat Tesalonika apa yang terjadi dengan saudara dan sahabat mereka yang sudah meninggal; Paulus tidak sedang secara mendadak menceritakan pengangkatan rahasia yang akan terjadi dua ribu tahun kemudian. Jelas sekali Paulus sedang berbicara mengenai kebangkitan dan bagaimana kita semua akan berada bersama-sama Tuhan, lalu semua kitab akan dibuka untuk penghakiman terakhir. Komentator terkenal Adam Clark memberikan rangkuman yang jelas mengenai ayat-ayat yang ditulis bagi jemaat Tesalonika ini: Tuhan sendiri – yaitu Yesus Kristus akan turun dari sorga; turun dengan cara Dia naik disaksikan murid-murid-Nya, yakni dalam bentuk manusia, namun dengan jauh lebih penuh kemuliaan; beribu-ribu akan melayani-Nya, dan berpuluh-puluh ribu akan berdiri di hadapan-Nya; karena Anak Manusia akan datang bersama takhta kemuliaan-Nya; tetapi siapakah yang akan bertahan pada hari kedatangan-Nya, atau berdiri saat Dia memunculkan diri-Nya? 180 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dengan seruan yang nyaring – atau perintah/aba-aba yang keras, εν κελευσματι, bunyinya mungkin demikian: ―Bangkitlah, wahai kamu yang tertidur, marilah kepada penghakiman‖; seruan yang diserukan oleh penghulu malaikat, yang akan sekaligus meniup sangkakala Allah, yang mengguntur dan menggelegar, seperti suara sangkakala saat di Gunung Sinai, semakin nyaring dan semakin nyaring, hingga menggoncangkan langit dan bumi! Perhatikan urutan peristiwa hari yang mulia ini: 1. Yesus, dalam segala keagungan dan kemuliaan-Nya yang kekal, akan turun dari sorga ke area yang oleh rasul Paulus disebut ―di angkasa‖ suatu lokasi dalam atmosfir bumi. 2. Lalu κελευσμα, seruan atau perintah, akan diserukan untuk membangunkan orang yang mati. 3. Lalu penghulu malaikat, sebagai pewarta Kristus, akan mengulangi perintah itu, ―Bangkitlah, wahai kamu yang tertidur, marilah kepada penghakiman!‖ 4. Saat semua yang sudah mati dalam Kristus akan dibangkitkan, lalu sangkakala akan dibunyikan, sebagai tanda bagi mereka untuk berkumpul di hadapan takhta Kristus. Dengan suara sangkakala seperti inilah dulu seluruh jemaat dengan khusyuk, di bawah hukum Taurat, mengadakan perkumpulan; pertemuan yang menjadi bayangan apa yang terjadi kemudian dalam peristiwa ini. 5. Saat orang yang mati dalam Kristus dibangkitkan, tubuh mereka yang rusak diubah menjadi tubuh kemuliaan seperti tubuh-Nya, lalu 6. Orang-orang yang masih hidup diubah, dan dijadikan tidak dapat binasa. 7. Orang-orang ini akan diangkat bersama dengan orang-orang mati yang telah dibangkitkan untuk bertemu Tuhan di angkasa. 8. Dengan demikian penghakiman kini dilaksanakan, kitab-kitab dibuka, dan orang-orang dihakimi berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab itu. 9. Status kekal orang yang hidup dan yang mati ditentukan, lalu semua orang yang ditemukan telah memiliki perjanjian dengan Anak Domba karena korban-Nya dan yang telah membasuh jubah mereka dalam darah Anak Domba, akan dibawa ke dalam kemuliaan-Nya dan selamanya bersama Tuhan. Sungguh suatu kemuliaan luar biasa yang tak terkatakan yang nantinya akan diperlihatkan! Di sini saya menahan diri untuk menyebut deskripsi-deskripsi yang digunakan oleh orang-orang bergaya puitis untuk menggambarkan penglihatan yang dahsyat ini, karena saya tidak dapat mengandalkan akurasinya; dan itu adalah suatu tema (atau pokok bahasan) 181 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n yang sepatutnya kita bicarakan dan renungkan – dalam makna yang – semirip mungkin dengan kata-kata Kitab Suci.4 Dari penjelasan ini, kita dapat melihat jelas bahwa tidak ada yang namanya pengangkatan sebelum masa aniaya besar (pre-tribulation rapture) dalam Surat 1 Tesalonika 4, yang ada adalah penggambaran kebangkitan orang mati sebelum penghakiman terakhir. 2. Matius 24:40-41 ―Jika ada dua orang di ladang: yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Jika ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan: yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan‖ (Matius 24:40-41 New King James Version). Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ayat-ayat ini merujuk kepada pembunuhan secara acak yang dilakukan prajurit-prajurit Romawi saat pengepungan dan penaklukan Yerusalem tahun 70 Masehi. Prajurit-prajurit Romawi itu akan menebas tubuh yang seorang petani menjadi dua bagian, sementara petani yang satu lagi menyaksikan dengan penuh ketakutan; inilah penggenapan mengerikan Matius 24:40-41. 3. Wahyu 4:1 ―Setelah semua hal itu aku melihat, dan lihatlah, sebuah pintu terbuka di sorga. Dan suara pertama yang bagiku terdengar seperti bunyi sangkakala berbicara kepadaku, katanya: ―Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini‖ (Wahyu 4:1 New King James Version). Ayat ini bukanlah sebuah metafora. Tetapi sebuah catatan peristiwa. _________________________________ 4 Clarke, 1 Tesalonika 4. 182 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Yohanes tidak sedang memberitahu pembacanya bahwa mereka akan diangkat ke hadapan takhta, tetapi menceritakan bahwa dia telah diangkat! Yohanes tidak sedang berbicara tentang pengangkatan. Banyak yang mengatakan Yohanes sedang berbicara tentang pengangkatan karena Gereja tidak disebutkan lagi dalam Wahyu 4-19. Gary DeMar berhasil mematahkan argumen basi yang mengatakan Gereja mengalami pengangkatan dalam Wahyu 4:1 karena kata ―gereja‖ tidak muncul lagi dalam Wahyu pasal 4-19. Gary menunjukkan bahwa kata ―orang kudus‖ muncul sebelas kali dalam Wahyu 4-19 (lihat Wahyu 5:8; 8:3-4; 11:18; 13:7, 10; 14:12; 16:6; 17:6; 18:24; 19:8) dan kemudian dia mematahkan penafsiran ini dengan menerapkannya kepada bagian Perjanjian Baru lainnya: ―Mari kita terapkan logika hermeneutika [Hal] Lindsey ke ayat-ayat lainnya. Kata gereja (church dan churches) muncul hanya dua kali dalam Kitab Ibrani (12:23) dan dua kali dalam Kitab Dua Korintus (1:1 dan 2:14). Kata gereja juga tidak muncul dalam Kitab Markus, Lukas, Yohanes, 2 Timotius, Titus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, atau Yudas, dan tidak disebutkan hingga Roma pasal 16. Kecuali kita ingin membuang sebagian besar Perjanjian Baru ke tong sampah irelevansi, kita tidak bisa menganggap dicantumkan atau tidaknya istilah ―gereja‖ sebagai kriteria untuk menentukan penerapan suatu ayat bagi orang-orang kudus pada zaman ini.‖5 Bahkan, John Walvoord, seorang pengajar yang getol sekali mengajarkan pengangkatan rahasia Gereja pra-aniaya besar, menulis demikian mengenai Wahyu 4:1: ―Tampak jelas bahwa yang Yohanes maksudkan bukanlah tentang pengangkatan gereja, karena Yohanes juga tidak benar-benar diangkat; dia masih berada dalam tubuh jasmaninya di Pulau Patmos. Dia diangkat atau dibawa ke alam sorgawi hanya untuk sementara. Kendati tidak ada alasan yang sah mengaitkan pengangkatan dengan ungkapan ini, kelihatannya memang ada penyajian yang khas mengenai urut-urutan peristiwa, yaitu pertama-tama zaman gereja, lalu pengangkatan, kemudian gereja di surga.6 _________________________________ 5 6 DeMar, Last Days Madness, 218 Walvoord, The Revelation of Jesus Christ, 103. 183 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n 4. Wahyu 12:5 ―Ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan memerintah semua bangsa dengan gada besi. Dan Anaknya itu diangkat kepada Allah dan ke takhta-Nya‖ (Wahyu 12:5 New King James Version). Konteks ayat ini adalah kebangkitan Kristus, bukan pengangkatan Gereja. Kata ―Anak‖ ditulis dengan huruf kapital karena merujuk kepada Kristus. Dan memang Dialah yang memerintah semua bangsa dengan gada besi (Mazmur 110). Dialah yang naik kepada Allah dan duduk di takhta-Nya di sorga. Ayat ini bukan rujukan pengangkatan rahasia Gereja. Bertemu di Udara Setelah kita membahas ayat-ayat yang selama ini dipakai untuk mengajarkan konsep pengangkatan, saya ingin membahas topik ini lewat sudut pandang lain. Satu Tesalonika 4:17 mengatakan kita akan menyongsong Tuhan ―di angkasa.‖ Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan, ―Apa yang dimaksud dengan angkasa?‖ Akar kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai angkasa adalah udara yang mengelilingi kita di bumi ini. Banyak yang menganggap kata ini berarti kita akan bertemu dengan Tuhan di langit, tetapi udara akan semakin tipis dengan bertambahnya ketinggian. Sehingga lebih masuk akal jika kita akan menyongsong dengan Dia di sini, di atmosfir bumi. Dalam bacaan di Tesalonika dikatakan kita akan menyongsong Tuhan (meet=bertemu, berjumpa, terjemahan New International Version); akar kata Yunani yang sebagai menyongsong/bertemu digunakan beberapa kali dalam Perjanjian Baru. Setiap penyebutan selalu bermakna menyambut (welcoming) seseorang, khususnya seperti menyambut kedatangan raja atau pembesar. Kita akan menyambut Raja Yesus saat Dia kembali ke bumi. Bacaan ini (1 Tesalonika 4:17) juga berbicara tentang ―diangkat.‖ Kitab Suci mengajarkan bahwa Yesus sudah dibangkitkan dan menerima tubuh kemuliaan. Saya berpendapat bahwa ini berarti jika saya ―diangkat‖ itu akan seperti saya dan Yesus sedang berlomba lari, Dia sudah berlari dua puluh mil, saya baru berlari dua 184 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n mil. Jika Yesus berhenti dan menunggu saya, maka saat saya berlari delapan belas mil sisanya, saya akan ―diangkat.‖ Seperti kata Rasul Yohanes, ―... Kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia‖ (1 Yohanes 3:2). Kita belum dibangkitkan dan menerima tubuh kemuliaan; saat ini, ada kesenjangan yang besar antara Yesus dan kita. Kita harus ―diangkat!‖ supaya Kristus menjadi pasangan yang seimbang dengan Pengantin-Nya, yakni Gereja (lihat 2 Korintus 6:14-16). Saat Dia menyatakan diri-Nya, kita akan ―diangkat‖ menjadi serupa dengan Dia dalam sekejap mata (1 Korintus 15:52). Singkatnya, saat Yesus kembali ke bumi, kita akan bertemu (menyongsong, menyambut) Dia di angkasa (atmosfir) sekaligus akan akan diangkat (diberi tubuh kemuliaan serupa Dia). Secara teknis, saya percaya akan ada pengangkatan Gereja, yaitu suatu hari di masa depan saat kita semua diubah dalam sekejap mata. Saat itulah kita akan menerima tubuh kemuliaan kita. Tetapi saya tidak mempercayai pengangkatan seperti yang umum diajarkan saat ini. Terakhir, penting untuk dicatat bahwa pemimpin-pemimpin yang mengajarkan doktrin pengangkatan rahasia telah mengakui bahwa mereka tidak memiliki dasar alkitabiah untuk menopang doktrin mereka. Contohnya: ―Satu keberatan terhadap pengangkatan pra-aniaya besar (pre-trib rapture) adalah tidak ada ayat Kitab Suci yang mengajarkan dua bagian KedatanganNya yang Kedua dipisahkan oleh Aniaya Besar. Ini benar. Tetapi, juga tidak ada ayat yang mengajarkan pengangkatan pasca-aniaya (post-trib) atau pengangkatan di tengah-tengah masa aniaya (mid-trib).‖ – Timothy LaHaye7 [Doktrin pengangkatan] Sangat langka ditemukan dalam suatu buku atau khotbah selama periode 1600 tahun! Jika ada yang meragukan hal ini, maka biarlah dia mencarinya. . .komentar bapa-bapa gereja, baik sebelum dan sesudah Kredo Nicea, kesepakatan teologis antara orang-orang kudus terpelajar, para penulis Roma Katolik dari semua mahzab pemikiran, literatur Reformasi, khotbah dan eksposisi kaum Puritan, dan karya-karya teologis abad ini. _________________________________ 7 LaHaye, 69. 185 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dia akan menemukan ―rahasia‖ yang menyolok dari ketiadaannya. -H. A. Ironside8 Hingga Darbyisme tahun 1830-an, konsep modern pengangkatan tidak pernah diajarkan, dipercaya, atau bahkan dipikirkan. Bahkan setelah kemunculannya, pengajaran pengangkatan tidak terlalu menarik hingga keluarnya Scofield Bible tahun 1909. Doktrin ini kemudian menjadi tertanam dan berurat akar dalam pemikiran barat semata-mata karena akan jauh lebih menyenangkan mengalami pengangkatan ketimbang harus hidup melalui masa Perang Dunia I, Depresi Besar, dan Perang Dunia II. Demam pengangkatan merebak, bukan karena hal itu alkitabiah, tetapi karena doktrin ini terlihat menarik bagi orang-orang yang ingin lari dari trauma yang dialami di awal 1900-an. Sekaranglah saatnya memikirkan ulang dan mengkaji ulang pemikiran-pemikiran yang sudah lama dipercaya ini. Mengingat bahkan para pemimpin pergerakan pengangkatan pra-aniaya telah mengakui bahwa mereka tidak memiliki dasar alkitabiah bagi doktrin mereka, inilah saatnya doktrin modern pengangkatan ditinggalkan. Inilah saatnya mengenal kesaksian Kitab Suci dan sejarah Gereja. Saya sepakat dengan 1800 tahun sejarah Kristen bahwa tidak ada yang namanya pengangkatan rahasia, saya sepakat bahwa yang Paulus tuliskan adalah tentang kedatangan akhir Yesus, kebangkitan, dan hari penghakiman. Poin-Poin Bab 12 Satu Tesalonika 4:13-18 ditulis bagi sebuah gereja yang sedang mengalami aniaya, memberi penghiburan kepada mereka tentang apa yang terjadi dengan saudara mereka yang mati martir setelah kematian dan memberitahu mereka tentang kebangkitan orang mati di masa depan saat kedatangan akhir Kristus. Matius 24:40-41 berbicara tentang pembantaian acak yang dilakukan oleh prajurit Romawi selama penyerangan mereka terhadap Yerusalem hingga kehancuran kota itu tahun 70 Masehi. _________________________________ 8 Ironside, 50. 186 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Wahyu 4:1 adalah catatan pengalaman Yohanes, bukan nubuat akan peristiwa yang akan datang. Makna bahasa asli 1 Tesalonika 4:17 jelas menunjukkan bahwa saat Yesus kembali ke bumi, kita akan menyongsong (menyambut, bertemu) Dia di angkasa (atmosfir) seraya akan diangkat (diubah menjadi seperti Dia). Pertanyaan Untuk Diskusi 1. Seperti apa bayangan Anda tentang pengangkatan? 2. Apakah Anda memiliki kisah pribadi atau kisah lucu tentang pengangkatan? 3. Mungkinkah Satu Tesalonika 4 sebenarnya berbicara tentang kebangkitan pada hari terakhir? Mengapa atau mengapa tidak? 4. Bagaimana perasaan Anda saat membaca kutipan ucapan Timothy LeHaye terkait kurangnya bukti alkitabiah pengangkatan rahasia? 187 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Bab 13 Misi Kerasulan Untuk bab ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli Raptureless edisi ketiga. 188 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Lampiran 1 Pesan Untuk Orang-orang Karismatik Alkitab adalah pengujian terakhir untuk semua pengajaran dan pewahyuan. Sebagaimana saya telah melakukan perjalanan dan mengajar, saya telah melihat ketidaksopanan yang dilakukan berkali-kali-terutama oleh orang-orang Kristen karismatik. Ketidaksopanan yang saya maksud adalah pemikiran bahwa pengalaman mengalahkan Alkitab. Meskipun tidak akan pernah dinyatakan dengan terus terang, banyak orang lebih menilai tinggi dan menghormati ―pengalaman spiritual‖ daripada ―pelatihan teologis.‖ Teologi (studi tentang Allah) dibicarakan dengan nada menghina, sebagai pengetahuan kepala – head knowledge, sedangkan pengalaman spiritual lebih dihargai sebagai pengetahuan hati – heart knowledge. Saya percaya semua orang Kristen harus menghargai pengetahuan yang dialami-experiental knowledge, karena tidak ada yang menjadi orang Kristen tanpa memiliki pengalaman supranatural yaitu lahir baru – being born again. Namun semua pengalaman itu harus diuji dan dievaluasi oleh Firman Allah. Itu merupakan tantangan yang ingin saya ingatkan kepada rekan-rekan karismatik saya. Kita jangan mudah percaya kepada setiap nabi, roh, atau nubuat; Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa itu semua harus diuji dan dievaluasi. ―Dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik‖ (1 Tesalonika 5:20-21). ―Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah‖ (2 Petrus 1:20-21). ―Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia‖ (Galatia 1:8). ―Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia‖ (1 Yohanes 4:1). 189 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Di bidang pengajaran akhir zaman, pergerakan kita telah mempertontonkan betapa rendahnya kearifan kita dan betapa mudahnya kita tertipu. Misalnya, salah satu pengkhotbah TV Karismatik mengklaim bahwa dia tahu pengajaran akhir zamannya benar karena dia berdoa dalam bahasa roh saat mempelajarinya. Saya telah mendengar banyak cerita dari saudara ini dan saudara itu yang memiliki penglihatan tentang pengangkatan, antikristus, atau datangnya Masa Aniaya Besar. Mungkin saja orang tersebut memang memiliki penglihatan, namun tidak berarti secara otomatis penglihatan itu berasal dari Allah. Salah satu perbedaan pendapat terbesar yang saya alami ketika berbicara dengan orang-orang karismatik mengenai akhir zaman adalah pengalaman kenabian yang dimiliki seseorang. Entahkah itu didasarkan pada cerita dari nenek yang terkasih, nabi yang dihormati, atau anak berusia delapan tahun yang memiliki near death experience (pengalaman mati suri), orang-orang karismatik terlalu sering menyandarkan doktrin mereka kepada pengalaman ketimbang pembelajaran Firman. Tetapi apa yang akan terjadi apabila penglihatan mengenai akhir zaman yang dialami anak berusia delapan tahun yang satu tidak selaras dengan penglihatan mengenai akhir zaman yang dialami anak berusia delapan tahun yang lain? Lalu ke mana orang-orang karismatik akan berpaling? Mudah-mudahan, mereka akan menjadi seperti orang-orang Berea dan mempelajari Firman, bukan hanya mempercayai pengalaman orang lain (lihat Kisah Para Rasul 17:11). Pengalaman anak yang berusia delapan tahun yang selaras dengan Firman dan doktrin yang benar – percayai yang itu! (Yang lain mungkin memiliki penglihatan dari setan atau karena makan keju sebelum tidur. Atau, sebagaimana dalam kasus-kasus ini, penglihatan itu ditafsirkan keliru oleh pendengar dewasa. Misalnya, anak tersebut mungkin telah melihat sebuah pertempuran besar, dan pendengar dewasa menafsirkannya sebagai pertempuran akhir zaman, padahal mungkin Tuhan hanya sedang menunjukkan kepada anak tersebut tentang konflik rohani-spiritual conflict yang besar yang saat ini kita sebagai orang percaya terlibat di dalamnya.) Ini adalah waktu kebangkitan untuk mengevaluasi nubuat oleh kebenaran Firman yang sempurna. Raptureless ditulis dengan rasa hormat yang paling dalam terhadap Firman Allah dan hasrat bagi Roh Kudus. Saya berharap buku ini akan direvisi berkali-kali dalam hidup saya seiring saya terus belajar. Namun saya percaya asumsi-asumsi 190 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n dasar diletakkan dalam Pengakuan Iman yang benar dan lolos saat diuji oleh Kitab Suci. Marilah kita menjadi seimbang dalam mengerti Kitab Suci dan kuasa Allah, sehingga kita tidak terjerumus ke dalam kesesatan atau error (lihat Matius 22:29). Hormat saya, Dr. Jonathan Welton 191 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Lampiran 2 Kembalinya “Nephilim” Untuk lampiran ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli Raptureless edisi ketiga. 192 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Lampiran 3 Datangnya Elia Untuk lampiran ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli Raptureless edisi ketiga. 193 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Lampiran 4 Bagaimana Kita Bisa Tiba di Sini? Saat saya masih di awal masa remaja, kakak saya bekerja di sebuah toko buku Kristen. Dia sering membawa pulang film Kristen terbaru dan kami bisa menonton film-film itu jauh sebelum orang lain dapat menontonnya. Saya ingat ketika Veggie Tales pertama kali muncul [serial animasi anak-anak yang menampilkan tokoh sayur-sayuran dalam kisah-kisah Kristen]; suatu era baru yang menakjubkan. Akhirnya dalam episode Perang Yerikho ada salju yang melumer! Ini adalah kemajuan besar dari video Superbook dan McGee and Me saat saya bertumbuh, maaf saya melantur. Saya ingat suatu ketika kakak saya pulang membawa kaset video The Thief in the Night. Film yang terlalu berat bagi remaja berusia empat belas tahun! Selama bertahun-tahun, ada satu adegan film tersebut yang melekat dalam ingatan saya. Saya ingat seorang bertubuh besar yang tampak seperti Santa dan mengenakan terusan (overall), dengan bagan/diagram akhir zaman yang sangat besar yang tertutupi naga dan binatang Kitab Wahyu. Saya baru saja menyaksikan kembali seluruh film The Thief in the Night di YouTube (Santa, naga, dan semuanya), dan apa yang ada di ingatan saya tidak jauh berbeda dari yang ada di film. Kendati tidak lagi umum digunakan saat ini, bagan akhir zaman dulu biasa digunakan untuk menyampaikan topik akhir dunia. Setiap gembala dan pengajar memiliki bagan berisi pandangan pribadinya. Yang paling terkenal adalah Clarence Larkin's Charts (dari awal 1900-an). Saat mengenang kembali, saya sangat bersyukur keluarga saya tidak pernah merayakan Natal dengan tradisi Santa Klaus; sebab jika tidak, saya pasti berpikir pria besar dari film akhir zaman itu turun lewat cerobong asap rumah saya bersama dengan naga, binatang dan bagannya. Bertahun-tahun kemudian, Roh Kudus mulai menyingkapkan kebenaran tentang akhir zaman kepada saya. Mengingat latar belakang unik keluarga ―pan-milenial‖ dan film Kristen yang menakutkan, saya bertanya-tanya pakah Dia berdecak kagum terhadap Diri-Nya sendiri karena Dia telah melakukan (menghasilkan) suatu karya yang hebat? 194 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Saya memulai studi saya tentang akhir zaman dengan mempelajari sejarah beragam pandangan akhir zaman. Untuk memahami suatu sistem keyakinan, sangatlah membantu jika kita memulai dengan menyelidiki sejarah yang melatarbelakanginya. Dalam studi saya, saya menemukan sepanjang sejarah Gereja mayoritas pengajar Alkitab dan ahli teologi memiliki pandangan akhir zaman yang mirip. Namun pada abad lalu, Gereja barat telah terpecah karena mengajarkan pandangan akhir zaman yang berbeda-beda. Sederhananya, sejak tahun 30 Masehi hingga tahun 1500-an, mayoritas Gereja memiliki pandangan akan masa depan yang optimistik – bahwa Kerajaan Allah sedang bertumbuh di bumi dan akan terus bertumbuh hingga kedatangan akhir Kristus. Perpecahan pandangan diawali oleh peristiwa reformasi tahun 1500-an. Hal ini kemudian berlanjut dengan kepercayaan Gereja modern terhadap pengangkatan, antikristus sebagai penguasa tunggal dunia, dan masa tujuh tahun aniaya global. Sebelum tahun 1500-an, tidak satupun dari ketiga poin ini dipahami sebagaimana ketiganya diajarkan hari ini. Dalam studi saya, saya kemudian mengerti bahwa pemahaman modern lebih didasarkan pada tradisi tahun 1800-an, bukannya pada pandangan ortodoks yang memiliki dasar sejarah dan alkitabiah. Seperti akan saya perlihatkan, bapa-bapa Gereja pada 1500 tahun pertama memiliki pemahaman alkitabiah yang sangat berbeda dengan pemahaman modern. Lalu, kapan perbedaan itu mulai terjadi? Perkembangan Sejarah Reformasi pada tahun 1500-an telah mengubah banyak hal, dan tanpa disadari pada akhirnya juga mengubah keyakinan banyak Gereja mengenai akhir zaman. Pada awal 1500-an, Martin Luther memprotes Gereja Roma Katolik, dan dalam semangat protesnya, ia menyebut Gereja Katolik Roma sebagai Pelacur Babel dan Binatang, Gary DeMar memberikan gambaran besar situasi saat itu kepada kita: Para Reformator, hampir tanpa kecuali, percaya bahwa sistem kepausan (papal system) adalah antikristus, dengan tokoh paus sebagai tokoh yang memerankan seseorang yang Paulus sebut dalam 2 Tesalonika 2 sebagai si Pendurhaka/Manusia Durhaka. Pandangan paus antikristus ini dituliskan dalam pengakuan iman pada masa itu. The Westminster Confession of Faith (164347) menyatakan bahwa ―Tidak ada kepala Gereja selain Tuhan Yesus Kristus; 195 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n tidak juga Paus Roma dalam hal apapun juga; adalah Antikristus, manusia durhaka, yang meninggikan dirinya dalam Gereja menantang Kristus, dan menyebut dirinya Allah‖ (25.7)1 Untuk melawan pandangan ini, pada tahun 1585 seorang biarawan ordo Jesuit bernama Francisco Ribera menerbitkan sebuah karya 500 halaman yang menempatkan Daniel 9:24-27, Matius 24 dan Wahyu 4-19 di masa depan. Ini adalah pertama kalinya pengajaran jenis ini diajarkan, dan telah menjadi dasar banyak pandangan akhir zaman modern.2 Arti penting penafsiran baru ini adalah, bukannya melihat ayat-ayat tersebut sudah digenapi, Ribera mengatakan ayat-ayat itu masih menunggu penggenapan di masa depan. Secara historis, pandangan Ribera tidak disambut baik. Bahkan tulisannya menghilang hingga tahun 1826, saat Samuel Maitland, seorang pustakawan Keuskupan Agung Canterbury, menemukan manuskrip Ribera yang terlupakan dan mempublikasikannya untuk kepentingan dan memuaskan keingintahuan publik. Ketika buku itu muncul kembali, sekelompok orang ultra-konservatif yang dipimpin oleh John Darby, mulai mempelajari buku Ribera dengan serius dan sangat terpengaruh oleh pemikiran ini. John Darby dan rekannya Edward Irving menjadi sangat vokal menyuarakan teologi baru tentang akhir zaman ini dan dalam waktu singkat mampu mengumpulkan pengikut. Pengikut mereka yang paling terkenal adalah C. I. Scoffield, yang di kemudian hari mempublikasikan konsep ini dalam Scoffield Reference Bible-nya yang terkenal. _________________________________ 1 DeMar, Last Days Madness, 289. Penting dicatat Luther salah menggunakan julukan itu, yang sebenarnya sudah digenapi pada abad pertama. Namun Ribera juga tidak menghadirkan pandangan historis yang dominan. Doktrin apapun yang tidak dihasilkan dari studi mendalam, melewati banyak perdebatan, banyak doa dan pimpinan Roh Kudus, isinya perlu dicurigai. Hal ini benar terutama jika doktrin tersebut dimunculkan sebagai respon reaktif dan defensif. Pandangan akhir zaman yang dominan sebelum tahun 1500-an adalah sebagian besar nubuat dalam Perjanjian Baru telah digenapi dalam penghancuran Yerusalem tahun 70 Masehi. Beberapa pengajar modern berusaha menentang kebenaran ini dengan mengatakan bahwa seorang biarawan Katolik bernama Luis de Alcazar adalah yang pertama kali menciptakan sudut pandang ini sebagai reaksi terhadap Luther. Memang benar Luis menulis sebuah buku mengenai nubuat yang digenapi tahun 70 Masehi, namun itu semata merangkum pandangan standar dan dominan akhir zaman dalam sebuah buku. Buku ini ditulis bukan sebagai penemuan baru, berbeda dengan buku yang ditulis Ribera, yang memuat hal baru dan merupakan tulisan reaktif. Lihat Varner, Whose Right It Is, Bab 7, ―A Fresh Historical Look at Dispensationalism.‖ 2 196 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Scoffield Bible adalah Alkitab paling populer pada masanya karena yang pertama memiliki commentary lengkap. Dengan cepat Scoffield Bible menjadi kitab standar bagi mahasiswa seminari pada masa itu. Hal ini berlangsung hingga tahun 1948 saat munculnya Gerakan Hujan Akhir (Latter Rain Movement), yang tidak setuju dengan klaim Scoffield Reference Bible bahwa karunia-karunia Roh sudah berhenti. Kaum Pentakosta melawan balik bagian commentary tentang berhentinya karunia Roh, namun tetap menelan mentah-mentah pengajaran akhir zaman Ribera tanpa menyadari kesalahannya.3 Tahun 1961, Finis Dake mempublikasikan Dake's Annotated Reference Bible, yang masih mengusung Darbyisme yang sama dengan Scoffield Bible, demikian pula MacArthur Study Bibles yang meneruskan tradisi Darbyisme. Jadi kita lihat bahwa ketika Martin Luther menentang Gereja Katolik Roma, seorang biarawan bereaksi dengan menulis doktrin baru. Hal ini memulai kepercayaan bahwa beberapa nubuat dalam Alkitab belum digenapi! Penempatan Waktu Doktrin Baru Perlu pula diperhatikan penempatan waktu pelayanan pengajaran John Darby. Selama tahun 1830-an, Roh Kudus, melalui Second Great Awakening, menggerakkan gereja-gereja di Amerika untuk hidup dengan gairah dan semangat yang besar. Pada saat yang sama, Setan juga dengan gigih melepaskan pengajaran palsu dan menyimpang ke dunia. Sejak akhir 1700-an hingga akhir 1800-an, sejumlah pengajaran sesat utama disusupkan ke dalam Gereja. Contohnya: Joseph Smith mendirikan Mormonisme tahun 1830 (di Palmyra, New York, sebuah daerah sub-urban Rochester, New York, di saat Charles Finney mengadakan pertemuan revivalnya pada saat yang sama). Charles Taze Russell mendirikan Jehovah's Witnesses akhir 1870-an. Fox Sisters mendirikan Spiritualisme tahun 1848 (yang kemudian menjadi dasar the New Age Movement). Gereja Unitarian pertama didirikan di Boston tahun 1785. _________________________________ Fr. Stephen Lourie, ―Origin of Rapture Idea‖ (2011), Saint George Orthodox Church, http://stgeorgepa.net/2011/05/origin-of-rapture-idea. Also see Varner,Whose Right It Is. 3 197 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Mary Baker Eddy mendirikan bidah Christian Science tahun 1879 (yang adalah perpaduan Swedenborgisme, Mermerisme dan Metafisika).4 Dalam periode ini, John Nelson Darby juga memperkenalkan pengajarannya tentang akhir zaman. Karena C. I. Scoffield mempublikasikan keyakinan Darby dalam catatan commentary Scoffield Bible, Darbyisme telah menjadi pengajaran utama akhir zaman yang dianut banyak pengajar modern. Namun banyak orang bahkan tidak pernah mempertanyakan dari mana keyakinan itu berasal. Seratus Tahun Terakhir Setelah Scoffield Reference Bible dipublikasikan tahun 1909, dunia mengalami masa-masa sangat traumatis: Perang Dunia I, Depresi Besar, dan Perang Dunia II. Saat masa empat puluh tahun itu berlalu, Scoffield-isme yang penuh pesimisme telah berakar sangat dalam di benak orang Amerika. Di samping itu, Darbyisme telah mendorong apatisme di kalangan gereja Eropa saat Hitler dan Mussolini berkuasa. Darbyisme pada dasarnya mengajarkan orangorang untuk mempercayai, ―Orang-orang ini sepertinya antikristus; karena itu, kita sebaiknya membiarkan mereka berkuasa karena akan mempercepat pengangkatan kita.‖ Sebagai contoh, sebuah buklet yang dipublikasikan tahun 1940 mengidentifikasi Mussolini sebagai antikristus, menyatakan bahwa dia menggenapi empat puluh sembilan nubuat tentang antikristus.5 Tentang era ini Gary DeMar mengatakan: Banyak yang akan mengingat pengajaran yang meluas selama era Perang Dunia II yang mengatakan Mussolini atau Hitler adalah Antikristus. Karena slogan IL DUCE [The Leader-Sang Pemimpin, lengkapnya Sua Eccellenza Benito Mussolini, Capo del Governo, Duce del Fascismo e Fondatore dell'Impero atau His Excellency Benito Mussolini, Head of Government, Duce of Fascism and Founder of the Empire] sering digunakan oleh Mussolini, dan karena nilai numerik Romawi slogan itu adalah 666, banyak yang percaya pada kesamaan itu.6 _________________________________ Kenneth Boa, ―Starting Over: Cultic Christianity—Reinventing the http://bible.org/seriespage/starting-over-cultic-christianity-reinventing-faith. 5 Woodrow, 148. 6 DeMar, Last Days Madness, 236. 4 198 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Faith,‖ Bible.org, Dwight Wilson, penulis Armageddon Now! dengan meyakinkan menunjukkan bahwa dispensasional premilenialisme (terutama Darbyisme) mendukung kebijakan ―angkat tangan‖ terkait penyiksaan Nazi terhadap orang Yahudi selama Perang Dunia II. Sebab, terkait nubuat Alkitab pandangan dispensasionalisme beranggapan bahwa ―bangsa-bangsa lain diijinkan menindas Israel sebagai hajaran atas dosa-dosa nasional mereka‖ sehingga tidak ada yang perlu dilakukan untuk penentang penindasan itu. Wilson melanjutkan: Komentar lain terkait anti-Semitisme Eropa secara umum menggambarkan perkembangan ini sebagai rencana Allah yang sedang berjalan bagi bangsa ini; yakni suatu ―Kilasan Aniaya atas Israel.‖ Premilenialis menganggap Aniaya Besar sebagai ―masa kesusahan Yakub.‖ Sehingga mereka menduga, ―Peristiwa berikutnya dalam sejarah Israel dapat diringkas dalam tiga kata: pemurnian melalui aniaya.‖ Terlihat jelas bahwa sekalipun pemurnian ini adalah bagian dari kutuk, Allah tidak bermaksud orang Kristen terlibat di dalamnya. Jelas juga bahwa implikasi Dia bermaksud orang Jerman terlibat di dalamnya (terlepas dari fakta hal itu akan mendatangkan hukuman bagi mereka) dan setiap seruan moral menentang Jerman akan berarti penolakan terhadap rencana Allah. Dalam sistem fatalistik yang demikian, menentang Hitler sama dengan menentang Allah. . . . Permohonan dari masyarakat Eropa untuk menolong pengungsi Yahudi seperti berteriak kepada orang tuli, dan ―Angkat Tangan‖ berarti tidak ada bantuan. Jadi bukannya secara teologis lebih memihak kepada Yahudi ketimbang grup Kristen lainnya, kelompok premilenialis juga bersikap tidak peduli – karena peninggalan anti-Semitisme, karena penindasan itu sudah dinubuatkan, karena itu akan mendorong imigrasi ke Palestina, karena itu tampaknya mengawali Aniaya Besar, dan karena itu adalah tanda ajaib pengharapan indah yang dinantikan.7 Tahun 1948 Israel mendapatkan kemerdekaannya, yang membuat banyak orang mengatakan Matius 24:32-33 menunjukkan bahwa jika Israel menjadi negara kembali maka akhir zaman sudah dekat. ―Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila rantingrantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. _________________________________ 7 Ibid, 412-413 199 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu‖ (Matius 24:32-33). Dalam ayat berikutnya, dikatakan, ―Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi‖ (Matius 24:34). Karena Alkitab mengajarkan satu angkatan adalah empat puluh tahun, jutaan orang Kristen mempercayai dan mengajarkan pengangkatan akan terjadi tahun 1988. Hal ini membuat Edgar Whisenant berhasil menjual 4,5 juta kopi bukunya, 88 Reasons Why Jesus Will Return in 1988. Whisenant dikutip mengatakan, ―Saya salah hanya jika Alkitab salah; dan ini saya katakan kepada semua pengkhotbah di kota ini,‖ dan ―Seandainya ada seorang raja di negeri ini dan saya bisa bertaruh dengan hidup saya, saya akan mempertaruhkannya pada Rosh Hashanah [tahun baru Yahudi] 1988.‖8 Ramalan Whisenant dianggap serius oleh sebagian komunitas Kristen injili. Saat hari yang dimaksud mendekat, acara regular pada siaran Kristen Trinity Broadcast Network (TBN) diinterupsi untuk memberikan petunjuk khusus persiapan menjelang pengangkatan.9 Ketika pengangkatan yang diramalkannya tidak terjadi Whisenant menindaklanjuti dengan menulis buku berisi ramalan pengangkatan tahun 1989, 1993, 1994 dan 1997. Pada titik ini, beberapa pengajar modern mulai mendefinisi ulang apa arti ―angkatan.‖ Mereka mengatakan jam mulai berdetak tahun 1948, tetapi angkatan empat puluh tahun adalah keliru, sekarang mereka mengatakan satu angkatan adalah tujuh puluh tahun bahkan seratus tahun. Tahun 1970, Hal Lindsey menulis The Late Great Planet Earth. Dia berhasil menjual sekira 35 juta kopi bukunya dan sangat memberi pengaruh kepada para gembala dan pemimpin Jesus People Movement pada awal 1970-an. Buah abadi buku ini adalah munculnya suatu angkatan yang lebih mempercayai mitologi Lindsey daripada memahami apa yang sebenarnya Alkitab dan sejarah ajarkan. _________________________________ Pamela Starr Dewey, ―Edgar Whisenant‘s 88 Reasons‖ (2011), Field Guide to the Wild World of Religion, http://www.isitso.org/guide/whise.html. 9 Ibid. 8 200 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Berdasarkan penafsirannya atas beberapa ayat Alkitab, dia menduga Masyarakat Ekonomi Eropa-MEE (European Economic Community-EEC, sekarang Uni Eropa/European Union) akan menjadi ―United States of Europe‖ (Negara Eropa Serikat). Uni ini akan terdiri dari sepuluh anggota dan akan menjadi, menurut Lindsey, Kekaisaran Romawi yang bangkit kembali, diperintah oleh antikristus, yang akan menggenapi nubuat Alkitab. Saat ini, Uni Eropa memiliki dua puluh delapan anggota [dua puluh tujuh anggota, setelah Inggris keluar dari keanggotaan UE tanggal 23 Juni 2016]. Hal Lindsey kemudian merilis buku berjudul The 1980s: Countdown to Armageddon, yang menyiratkan bahwa perang Armageddon akan segera terjadi. Dia bahkan mengatakan, ―Dekade 1980-an bisa jadi adalah dekade terakhir dalam sejarah,‖10 dan dia mengatakan Amerika Serikat akan hancur karena serangan Uni Soviet. Tidak mengherankan, karena kegigihan Lindsey mengatakan dekade 1980an akan diakhiri dengan Aniaya Besar, bukunya diam-diam ditarik dari peredaran pada awal 1990-an. Namun Lindsey tidak menyerah. Pada awal 1990-an, dia menerbitkan buku Planet Earth – 2000 AD, yang memperingatkan orang Kristen untuk tidak berencana masih tetap hidup di bumi pada tahun 2000. Lewat beberapa bukunya, Lindsey berasumsi bahwa Perang Dingin akan berlanjut hingga akhir, bahkan memainkan peran penting menyingkapkan peristiwa akhir zaman. Dia bahkan menamai Rusia sebagai Gog yang ditulis dalam Wahyu 20:8. Lindsey juga percaya bahwa budaya hippie yang marak tahun 1960-an dan 1970an akan menjadi budaya dominan di Amerika Serikat, yang akan menuju kepada imoralitas dan agama palsu ―yang dinubuatkan‖ akan bangkit pada akhir zaman oleh banyak ayat Alkitab. Tentu saja, tidak satupun nubuat ini terjadi, dan terbukti salah, namun Lindsey tetap didewakan oleh banyak orang Kristen sebagai nabi besar modern. Lalu tahun 1995, buku pertama seri mega-bestselling Left Behind dirilis. Dalam paranoia dan ketakutan menjelang Y2K, orang Kristen terkena demam pengangkatan. Seiring berlalunya waktu, terbukti Y2K ternyata hanya sensasi belaka, dan 60 juta kopi buku Left Behind telah terjual (bersama tiga film menakutkan yang ciri dan teologinya sama dengan film seri tahun 1970-an The Thief in the Night). _________________________________ 10 Lindsey, The 1980s: Countdown to Armageddon, 8. 201 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Saat ini kita berada dalam milenium yang baru, dan inilah waktunya kita mulai serius mempertanyakan pandangan modern akhir zaman. Jika seorang pengajar selama empat puluh tahun terus menerus mengatakan bahwa akhir dunia akan segera terjadi, seharusnya kita berhenti memberinya perhatian. Jika seorang pengajar mengatakan empat puluh orang lebih sebagai antikristus, sebaiknya kita mengabaikannya. Kendati pengajar-pengajar ini muncul di televisi dengan mengenakan jas tidak membuat mereka tidak kalah keliru dibanding orang aneh di sudut jalan yang memakai papan berjalan bertuliskan, ―Kiamat sudah dekat (The end is near).‖ Jika seorang pengajar adalah seorang paranoid yang ketakutan akan Y2K, seharusnya kita tidak perlu lagi menyimak apa yang dikatakannya tentang hal-hal futuristik lainnya. Sebagai ringkasan, pengajaran yang mengatakan bahwa kata-kata Yesus dalam Matius 24, nubuat Daniel, dan Kitab Wahyu yang semuanya merujuk kepada rangkaian peristiwa masa depan adalah konsep baru, yang muncul sebagai reaksi terhadap Reformasi. Konsep ini telah tertanam sangat kuat dalam komunitas injili Amerika, tetapi tidak didukung oleh sejarah Gereja atau Kitab Suci, seperti akan kita lihat. Surat Kemarahan Sejak edisi pertama buku ini, saya menemukan bahwa tidak ada yang lebih menantang daripada menulis sejarah. Sejarah harusnya merupakan kebenaran statis, namun karena terdapat begitu banyak perspektif, tidaklah demikian adanya. Jadi, daripada sekedar menulis kebenaran sejarah, saya akan sengaja mengutip pemimpin-pemimpin dispensasional untuk mengkonfirmasi apa yang saya tuliskan akurat. (Apa yang saya sebut sebagai Darbyisme secara teologis dikenal dengan nama dispensasionalisme.) Charles Ryrie, ahli teologi dispensasional dan pengarang buku klasik Dispensationalism tahun 1966, menulis: Dispensasionalis mengakui bahwa sebagai sistem teologi, hal ini masih baru. 11 _________________________________ 11 Ryrie, 63. 202 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dia kemudian berargumen bahwa beberapa bagian yang kemudian termasuk dalam sistem dispensasionalisme sebenarnya ada dalam tulisan bapa-bapa Gereja mulamula. Setelah memberikan beberapa contoh, dia menulis: Tidak dapat dikatakan, juga tidak dapat disimpulkan, bahwa bapa-bapa Gereja mula-mula tergolong apa yang kemudian disebut sebagai dispensasionalis. Namun memang benar beberapa dari mereka mengutarakan prinsip-prinsip yang kemudian dikembangkan menjadi dispensasionalisme, dan tepat jika dikatakan mereka berpegang kepada konsep primitif atau awal dispensasional. Sejak saat ini [tahun 1100-an] hingga setelah Reformasi [tahun 1500-an], tidak ditemukan kontribusi penting kepada apa yang kemudian disistematisasi menjadi dispensasionalisme.12 Jelas Ryrie berusaha mengaitkan dispensasionalisme dengan pengajaran bersejarah Gereja, namun kaitan itu sangatlah lemah. Sebagaimana diakuinya sendiri, selama 400 tahun lebih, tidak seorang bapa Gereja pun menulis apapun yang tergolong pemikiran dispensasional. Inti yang ingin saya sampaikan adalah: Sebagai sebuah sistem penafsiran Alkitab, dispensasionalisme hampir tidak memiliki bobot sejarah. Komentator besar F. W. Farrar, yang menulis tahun 1882, sebelum kemunculan futurisme, menjelaskannya demikian: Terdapat tiga mahzab besar dalam penafsiran apokaliptik: (1). Preteris, yang menganggap Alkitab sudah hampir seluruhnya digenapi. (2). Futuris, yang menganggap semua peristiwa apokaliptik akan terjadi di masa depan. (3). Historisis yang memandang peristiwa apokaliptik sebagai sebuah garis besar sejarah Kristen sejak zaman Santo Yohanes hingga akhir segala sesuatu. Mahzab kedua – Futuris – secara jumlah selalu sedikit, bahkan saat ini dapat dikatakan tidak ada.13 Bahkan Thomas Ice, direktur eksekutif Pre-Tribulation Research Center di kampus Liberty University di Lynchburg, Virginia, menganggap Darby sebagai titik awal dan melihat orang-orang akan sampai pada lingkaran penuh dan kembali kepada pandangan optimistik (preterisme). _________________________________ 12 13 Ibid.,65. Farrar, The Early Days of Christianity, vol. 2, bab 2. 203 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Hal ini dituliskannya dalam beberapa surat kepada penulis yang seorang preteris John Bray: Thomas Ice, dalam suratnya kepadaku [John Bray] bertanggal 20 September 1989, mengatakan: ―Banyak orang yang bergerak menuju penafsiran preteris terkait Khotbah di Bukit Zaitun dan Kitab Wahyu pada masa ini. Sejak masa Darby, hal ini mencapai lingkaran penuh. Saya memiliki koleksi literatur dalam jumlah sangat besar yang mengutarakan pandangan itu, yang merupakan pandangan paling menonjol di kalangan liberal dan injili 100-150 tahun yang lalu.‖ Lalu pada surat bertanggal 30 November 1989, dia menambahkan, ―Saya pikir dispensasionalisme akan menjadi semakin tidak populer pada tahun 1990an.‖ (Pernyataan ini tidak berarti Dr. Ice berhenti menjadi seorang dispensasionalis – sebaliknya, semata-mata mengindikasikan bahwa dia menyadari kenyataan yang sedang terjadi di kalangan orang-orang yang sedang mempelajari eskatologi.)14 Dari hal ini kita dapat melihat bahwa dispensasionalisme adalah sebuah ragam pengajaran yang dimulai oleh Darby pada pertengahan 1800-an dan terus menyurut. Bahkan pemimpin gerakan ini telah menyadari bahwa momentum telah bergeser kepada pandangan yang lebih alkitabiah, bersesuaian dengan sejarah dan lebih optimistik. Jika hal ini belum juga dianggap sebagai bukti yang meyakinkan, berikut adalah beberapa bukti sederhana tentang dispensasionalisme berdasarkan kata-kata Yesus untuk mengenal mereka dari buahnya. Nilailah Buahnya Yesus menyuruh kita untuk menilai pesan yang disampaikan nabi-nabi dengan melihat buah dalam hidup mereka dan buah kata-kata nubuat mereka (lihat Matius 7:15-20). Dengan pemahaman ini, sekarang setelah kita melihat fenomena baru pengajaran modern akhir zaman, kita harus bertanya kepada diri sendiri, Buah apa yang dihasilkannya? _________________________________ 14 Bray, Matthew 24 Fulfilled, 148. 204 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Dua belas Buah yang Saya Saksikan: 1. Kasih biasanya dikesampingkan, sementara ketakutan mendapat porsi utama. Kadangkala ketakutan itu dibungkus oleh pelarian pengangkatan atau oleh perlindungan ilahi terhadap murka yang akan datang. 2. Pemikiran jangka panjang menjadi terbatas. Bernubuat untuk beberapa dekade ke depan menjadi mustahil karena dikatakan kedatangan Yesus akan terjadi sewaktu-waktu. 3. Menciptakan ketakutan terhadap teknologi karena GPS (Global Positioning System), komputer, ponsel pintar, laptop atau apapun yang bisa digunakan sebagai tanda dari binatang. 4. Menyimpan ketakutan terhadap politik karena sang antikristus bisa saja segera muncul. 5. Menumbuhkan pandangan anti-budaya hingga titik ekstrim. Padahal, bahkan Rasul Paulus sendiri mengutip budaya populer pada zamannya (lihat Kisah Para Rasul 17:28). 6. Menyurutkan semangat orang-orang untuk membuat terobosan dalam bidang kesehatan, medis, lingkungan atau teknologi dengan alasan, ―Untuk apa seseorang bekerja bagi kebaikan dunia jika semuanya akan dimusnahkan oleh api?‖ 7. Menciptakan bentuk rasisme yang aneh. Banyak orang Kristen menjadi proIsrael bahkan hingga tidak mau membuka mata terhadap pemikiran politik apapun. Contohnya, jika Israel menyerang negara-negara tetangganya, banyak orang Kristen modern akan membiarkannya saja karena Israel adalah ―umat pilihan Allah.‖ Orang Kristen secara harfiah telah menerima bentuk rasisme pro-Israel dan anti-Arab. Pengajaran akhir zaman modern juga telah menumbuhkan kecurigaan kepada negara-negara lain, menimbulkan sikap anti-Rusia dan anti-Cina di kalangan orang Kristen. Rasisme Kristen ini berakar dari kesalahpahaman akhir zaman. 8. Pengharapan dikerdilkan menjadi pelarian pengangkatan. 9. Pandangan akhir zaman ini menjadi lahan subur tumbuhnya banyak bidah/sekte sesat dan milisia. 10. Banyak orang Kristen yang lalu menambah jam puasa dan doa, menggeber penginjilan, dan menanti-nantikan pengangkatan atau mencari-cari ―tandatanda akhir zaman,‖ bukannya mempelajari dan melatih diri untuk memperluas Kerajaan Allah di bumi. 11. Pandangan ini tidak menganggap serius atau harfiah teks penunjuk waktu dalam Kitab Suci (contoh Matius 23:36; 24:34). 205 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n 12. Melahirkan banyak teori konspirasi konyol; yang cocok sekali dengan orang-orang yang mempercayai keberadaan Illuminati, NWO (New World Order), dan organisasi rahasia lainnya. Taruhan Welton Mengingat buah-buah negatif kepercayaan dispensasionalisme, saya mengajukan sebuah taruhan. Ahli matematika, fisika dan filsuf Katolik Blaise Pascal (16231662), mengajukan sebuah taruhan terkenal yang dinamai Taruhan Pascal (Pascal‘s Wager atau Pascal‘s Gambit). Saya parafrasekan demikian: Bagaimana jika Anda percaya kepada Tuhan dan Dia memang ada? Jika Anda benar, maka bagus sekali! Tetapi jika Anda salah [ternyata Tuhan tidak ada] dan menemukan bahwa selama ini Anda hanya menghidupi hidup yang bermoral tetapi keliru mengenai Tuhan, Anda tidak rugi apa-apa.15 Saya ingin mengajukan Taruhan Welton (Welton‘s Wager) berdasarkan logika serupa. Bagaimana jika Anda memilih untuk mempercayai pandangan optimististik tentang akhir zaman, membesarkan anak-anak yang saleh, membuat rencana jangka panjang, menolak segala pemikiran yang menimbulkan ketakutan, dan berkarya sebagai bagian Pengantin Kristus yang telah siap sedia (lihat Wahyu 19:7)? Jika Anda salah dan tiba-tiba pengangkatan memang terjadi, apa ruginya Anda? Anda telah menjadi hamba yang setia yang melipatgandakan apa yang Allah taruh dalam tangan Anda, bukan menjadi hamba yang hanya duduk diam, mengubur talenta, dan menunggu pengangkatan yang mungkin tidak terjadi dalam hidup Anda! Jika Anda menjalani hidup dengan penuh ketakutan, berusaha menebak-nebak waktu pengangkatan dan mereka-reka siapakah antikristus sebenarnya, Anda akan dimintai pertanggungjawaban atas semua waktu yang terbuang sia-sia. Sebuah pemikiran penutup. Sebagian orang mengatakan masa depan yang penuh ketakutan dapat memotivasi penginjilan. Sebenarnya, hampir semua orang nonKristen mengira kita ini tidak waras dan enggan bergabung dengan kita. _________________________________ Alan Hajek, ―Pascal‘s Wagner‖ (2008), http://plato.stanford.edu/entries/pascal-wager. 15 Standford Encyclopedia 206 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n of Philosophy, Bahkan, beberapa orang ateis terkenal (seperti Christopher Hitchens) mengatakan Yesus adalah nabi palsu karena nubuat-Nya tidak terjadi pada abad pertama (lihat Matius 24:34).16 Hal ini didasari oleh keyakinan populer dispensasional bahwa Matius 24 akan digenapi di masa depan. Bahkan jika ada orang yang diselamatkan (menjadi Kristen) karena ketakutan akan masa depan, itu bukanlah Injil Kerajaan; Yesus tidak pernah menyuruh kita mengajarkan akhir zaman. Banyak orang yang menjadi Kristen karena ketakutan akan neraka, penghakiman, atau pengangkatan; terpaksa menghabiskan banyak waktu untuk melepaskan diri dari ketakutan yang ke dalamnya mereka terlahir. Inilah waktunya mengubah pemikiran kita. _________________________________ Gary DeMar, ―I Can Agree With These Atheists (Up to a Point)‖ (May 2, 2011), American Vision, http://americanvision.org/4414/i-can-agree-with-these-atheists-upto-a-point. 16 207 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Lampiran 5 Israel Allah Untuk lampiran ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli Raptureless edisi ketiga. 208 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Lampiran 6 Pernyataan Kepercayaan Akhir Zaman Saya percaya pada pandangan optimis Kerajaan Allah yang hadir dan berkembang, seperti yang diajarkan dan dipercayai sebelum Darbyism tahun 1830-an menjadi populer. Saya percaya ketika penulis Perjanjian Baru berbicara tentang hari-hari terakhir mereka mengacu pada akhir zaman perjanjian lama (tahun 30-70 Masehi), bukan akhir dari dunia. Saya percaya ketika Yesus berbicara tentang kedatangan-Nya, Dia menggunakan bahasa apokaliptik perjanjian lama untuk menggambarkan kedatangan-Nya dalam penghakiman atas Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Saya percaya nubuat Daniel tujuh minggu mengacu pada Kristus dan diselesaikan oleh Kristus. Saya tidak percaya Daniel 9 mengajarkan tujuh tahun Aniaya Besar yang akan datang. Saya percaya penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi menggenapi Aniaya Besar, hari pembalasan, dan waktu kesusahan bagi Yakub. Saya percaya akan kedatangan Kristus, kebangkitan orang mati, dan penghakiman terakhir. Saya tidak percaya akan pengangkatan rahasia orang-orang Kristen sebelum kedatangan Kristus. Saya percaya antikristus adalah nama untuk Gnostisisme dan mungkin ajaranajaran palsu lainnya di abad pertama. Saya tidak percaya Alkitab menubuatkan penguasa tunggal dunia di masa depan. Saya percaya Binatang di Kitab Wahyu adalah referensi pada Nero atau Kekaisaran Romawi (tergantung pada konteksnya). Saya percaya Israel Allah, Ekklesia, adalah dan selalu menjadi pewaris sejati janjijanji perjanjian-Nya. Ini tidak didasarkan suku tetapi iman. 209 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Saya percaya Kerajaan Allah hadir dengan kedatangan Yesus yang pertama dan akan memenuhi seluruh bumi dalam persiapan untuk kembali Yesus yang terakhir. 210 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Lampiran 7 Bacaan yang Direkomendasikan Saya telah mengategorikan buku-buku berikut sehingga Anda bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang topik tertentu mengenai akhir zaman. Saya harap Anda menikmati buku saya sebagai pengantar yang jelas dan ringkas. Saya tidak mendukung segala sesuatu di setiap buku berikut ini, tetapi untuk sebagian besar, masing-masing dari buku tersebut telah bermanfaat bagi saya dalam perjalanan saya. Telan dagingnya, buang tulangnya. Tuhan memberkati! Pengantar dan Tinjauan yang Baik The Last Days According to Jesus oleh R.C. Sproul Last days Madness oleh Gary DeMar Memahami Matius 24 Is Jesus Coming Soon? oleh Gary DeMar Matthew 24 Fulfilled oleh John L. Bray The Great Tribulation oleh David Chilton The Olivet Discourse Made Easy oleh Kenneth Gentry Sejarah dari Pandangan Modern Whose Right It Is oleh Kelley Varner 10 Popular Prophecy Myths Exposed and Answered oleh Gary DeMar Tempat Israel di Akhir Zaman Exploding the Israel Deception oleh Steve Wohlberg (Penulis Kristen Yahudi) 211 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Israel and Bible Prophecy oleh John L. Bray 10 Popular Prophecy Myths Exposed and Answered oleh Gary DeMar Zion‘s Christian Soldiers? oleh Stephen Sizer Yehezkiel 36–38 (Gog and Magog) Why the End of the World Is Not in Your Future oleh Gary DeMar Zakharia 12 dan 14 Satu bab di Last Days Madness oleh Gary Demar Penanggalan Penulisan Kitab Wahyu Before Jerusalem Fell oleh Kenneth Gentry The Early Church and the End of the World oleh Gary DeMar dan Francis Gumerlock Redating the New Testament oleh John A.T. Robinson Penghancuran Yerusalem Josephus: The Complete Works The Destruction of Jerusalem oleh George Peter Holford Pemahaman Gereja Mula-mula Mengenai Akhir Zaman The Early Church and the End of the World oleh Gary DeMar 212 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Antikristus The Man of Sin of 2 Thessalonians 2 oleh John L. Bray The Beast of Revelation Identified oleh Kenneth Gentry Commentaries pada Kitab Wahyu The Great Tribulation oleh David Chilton Days of Vengeance oleh David Chilton The Book of Revelation Made Easy oleh Kenneth Gentry Navigating the Book of Revelation oleh Kenneth Gentry Revelation for Everyone oleh N.T. Wright The Art of Revelation oleh Jonathan Welton The Seven Churches of Revelation oleh Jonathan Welton 213 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Daftar Pustaka Alexander, Patrick H., ed. The Works of Jonathan Edwards. London, England: Banner of Truth Trust, 1974. Alford, Henry. The New Testament for English Readers. Chicago, IL: Moody Press, n.d. Barnes, Albert. Barnes‘ Notes on the New Testament. 1832. Barrett, David B. et al. World Christian Encyclopedia: A Comparative Study of Churches and Religions in the Modern World. New York: Oxford University Press, 2001. Bray, John L. Matthew 24 Fulfilled, 5th ed. Powder Springs, GA: American Vision, 2009. ------. The Man of Sin of 2 Thessalonians 2. Lakeland, FL: John L. Bray Ministry, 1997. Broadus, John. An American Commentary on the New Testament: Gospel of Matthew. American Baptist Publishing Society, 1886. Calvin, John. Commentary on a Harmony of the Evangelists, Matthew, Mark, and Luke. Vol. 3. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans, 1949. Center for the Study of Global Christianity. http://www.gordonconwell.edu/resources/CSGC-Resources.cfm. Chilton, David. The Days of Vengeance. Dallas, GA: Dominion Press, 1987. ------. The Great Tribulation. Fort Worth, TX: Dominion Press, 1987. Christie-Murray, David. A History of Heresy. London: Oxford University Press, 1976. Clarke, Adam. Adam Clarke‘s Commentary. Nashville, TN: Abingdon Press, 1810. Cook, Ernest Hampden. The Christ Has Come. 1895. DeMar, Gary. Last Days Madness, 4th ed. Atlanta, GA: American Vision, 1999. ------. Ten Popular Prophecy Myths Exposed and Answered. 214 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Powder Springs, GA: American Vision, 2010. Doddridge, Phillip. The Family Expositor; or, A Paraphrase and Version of the New Testament; with Critical Notes, and a Practical Improvement of each Section. 6 vols. Charlestown, MA: Ethridge and Company, 1807. Eberle, Harold R. Christianity Unshackled, Are You a Truth Seeker? Shippensburg, PA: Destiny Image, 2009. Eberle, Harold R. and Martin Trench, Victorious Eschatology. Yakima, WA: Worldcast Publishing, 2006. Eusebius. Eusebius: The Church History. Paul L. Maier, trans. Grand Rapids, MI: Kregel Publications, 1999. Farrar, F.W. The Early Days of Christianity. 1882. Forster, John. The Gospel-Narrative. London: John W. Parker, 1847. Gill, John. John Gill‘s Exposition on the Entire Bible. 1908. Henry, Matthew. Matthew Henry Complete Commentary on the Whole Bible. 1706. Hill, George. ―Predictions Delivered by Jesus.‖ Lectures in Divinity. New York: Robert Carter, 1847. Holford, George Peter. The Destruction of Jerusalem. 1805. http://www.bible.ca/pre-destruction70AD-george-holford-1805AD.htm. Ice, Thomas and Randall Price. Ready to Rebuild: The Imminent Plan to Rebuild the Last Days Temple. Eugene, OR: Harvest House, 1992. Ironside, H.A. The Mysteries of God. New York: Loizeaux Brothers, 1908. Johnson, Bill and Randy Clark. The Essential Guide to Healing. Bloomington, MN: Chosen Books, 2011. Josephus, Flavius. Antiquities of the Jews. In William Whiston, trans. The Works of Flavius Josephus. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1984. ------. The Wars of the Jews. In William Whiston, trans. The Works of Flavius Josephus. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1984. 215 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Kik, J. Marcellus. Matthew Twenty-Four Exposition. Philadelphia, PA: Presbyterian and Reformed, 1948. ------. An Eschatology of Victory. Phillipsburg, NJ: Presbyterian and Reformed Publishing Co., 1971. LaHaye, Timothy. No Fear of the Storm. Colorado Springs, CO: Multnomah Books, 1994. Leithhart, Peter J. The Epistles of John Through New Eyes: From behind the Veil. Potosi, WI: Athanasius Press, 2009. Lightfoot, John. A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica. 4 vols. Oxford: Oxford University Press [1658–1674], 1859. Lindsey, Hal. The 1980s: Countdown to Armageddon. New York: Bantam Books, 1982. Maimonides. The Guide for the Perplexed. Philadelphia, PA: Empire Books, 2011. Martin, Brian L. Behind the Veil of Moses. Xulon Press, 2009. Newton, Thomas. Dissertations on the Prophecies, Which Have Remarkably Been Fulfilled, and at This Time Are Fulfilling in the World. London: J.F. Dove, 1754. Northrop, Henry Davenport. Life and Work of Charles Haddon Spurgeon. Chicago: Monarch Book Company, 1890. Outler, Albert C. ed. The Works of John Wesley. Vol. 2. Nashville, TN: Abingdon Press, 1985. Plumptre, Edward Hayes. ―The Gospel According to St. Matthew.‖ Ellicott‘s Commentary on the Whole Bible. Charles John Ellicott, ed. London: Cassell and Company, 1897. Robinson, John A.T. Redating the New Testament. Norwich, UK: SCM Press, 2012. Rossol, Ian and Tony Watsall. Win the World or Escape the Earth? The End Times Controversy. Maidstone, UK: River Publishing, 2011. Russell, James Stuart. The Parousia. Grand Rapids, MI: Baker Books, 1983. 216 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n Ryrie, Charles. Dispensationalism, new ed. Chicago, IL: Moody Publishers, 2007. Seneca, Ad Lucilium Epistulae Morales. Translated by Richard M. Gummere, vol. 2. London: 1920. Simonetti, Manlio, ed. The Ancient Christian Commentary on Scripture: Matthew 14–28. Downers Grove, IL: IVP Academic, 2002. Sproul, R.C. The Last Days According to Jesus. Grand Rapids, MI: Baker Books, 1998. Spurgeon, Charles Haddon. Metropolitan Tabernacle Pulpit, Vol. 37. Banner of Truth Publications, 1970. ------. Spurgeon‘s Popular Exposition of Matthew. Grand Rapids, MI: Baker Publishing Group, 1979. Varner, Kelley. Whose Right It Is. Shippensburg, PA: Destiny Image, 1995. Walvoord, John F. The Revelation of Jesus Christ. Chicago: Moody, 1966. ------. Matthew: Thy Kingdom Come. Chicago, IL: Moody, 1974. Welton, Jonathan. Eyes of Honor. Shippensburg, PA: Destiny Image, 2012. ------. Understanding the Whole Bible. Rochester, NY: Welton Academy, 2014. Woodrow, Ralph. Great Prophecies of the Bible. Riverside, CA: Ralph Woodrow Evangelistic Association, 1971. Wright, N.T. Jesus and the Victory of God. Minneapolis, MN: Fortress Press, 1997. ------. Revelation for Everyone. Louisville, KY: Westminster John Knox Press, 2011. 217 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n