Pujian untuk Raptureless

advertisement
Pujian untuk Raptureless
Dalam pelayanan kami kepada para perempuan dan anak-anak yang terlibat
prostitusi jalanan di Brazil, kami melihat orang-orang yang setiap hari tinggal
dalam apa yang saya gambarkan sebagai neraka di bumi. Anak-anak berumur
delapan tahun dijual untuk seks sepuluh sampai dua puluh kali dalam semalam,
para perempuan terkurung sebagai budak seks, dan arus para pria mencari gadisgadis dari segala usia. Kami melihat banyak kesusahan dalam kehidupan orangorang yang berharga di mata Allah ini di jalan-jalan Brazil. Ketika saya melakukan
perjalanan, saya sering mendengar komentar seperti ini, ―Wow, itu mengerikan,
dan dunia hanya akan menjadi lebih buruk sebelum Yesus datang kembali.‖
Masalah dengan eskatologi palsu ini – yang telah begitu diagungkan dengan
produk-produk seperti Left Behind – adalah hal itu memberi alasan dalam pikiran
orang Kristen untuk membiarkan Yesus yang membereskan kekacauan. Namun,
Dia sudah membayar harga untuk membereskan kekacauan, dan Dia meletakkan
sapu di tangan kita dan berkata, ―Pergilah ke seluruh dunia!‖ Saya sangat
menghargai sahabat saya Jonathan Welton untuk semangat dan keberaniannya
menulis buku ini. Meskipun beberapa orang akan menyebutnya kontroversial, saya
menganggapnya ibarat menghirup udara segar! Kebenaran Alkitab yang sederhana
dihadirkan secara konstan dalam Raptureless, dengan menjauhkan kontroversi,
memungkinkan kita untuk benar-benar menemukan apa yang sebenarnya Alkitab
katakan tentang akhir zaman dan memahami zaman ini. Jonathan telah diberikan
karunia memahami Kitab Suci, dan dia telah menghabiskan banyak waktu dan
bekerja keras untuk memurnikan dan memperkuat karunia tersebut. Hal itu sangat
jelas dalam buku ini, dan saya yakin Anda akan tertantang dan diberkati saat
membaca Raptureless.
NIC BILLMAN
Shores of Grace Ministries
Recife, Brasil
www.shoresofgrace.com
2|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton
Jonathan Welton adalah seorang penulis yang pelayanannya telah menyingkapkan
kebenaran sejarah mengenai eskatologi akhir zaman di masa kita. Dia telah
mengambil langkah-langkah berani untuk menghadapi teologi yang didasari rasa
takut yang telah melumpuhkan Gereja dengan mentalitas ―akhir zaman‖, dan
secara brilian dia telah menyusun apa yang saya yakini sebagai salah satu
perspektif paling alkitabiah dan benar secara sejarah pada eskatologi saat ini.
Jika kita ingin sepenuhnya bergerak dalam takdir pribadi dan korporat, penting
bagi kita untuk memahami siapa kita dan di mana kita berdiri secara alkitabiah
dalam sejarah manusia. Raptureless memiliki pandangan yang banyak, bahkan
mungkin sebagian besar, Bapa Gereja miliki – termasuk John Calvin, Charles
Spurgeon, John Wesley, dan Jonathan Edwards. Saya sangat mendukung
Raptureless oleh Jonathan Welton. Saya percaya buku ini akan digunakan sebagai
buku teks untuk mengubah generasi yang akan datang.
JEFF JANSEN
Senior Leader, Global Fire Church & Global Connect
Global Fire Ministries International
Kingdom Life Institute & Global Fire School of Supernatural Ministry
Jonathan Welton adalah suara bagi kebangkitan Gereja. Kita memerlukan karunia
pengajarannya untuk menggerakkan tubuh Kristus. Dalam Raptureless, Jonathan
telah mengungkapkan kesarjanaan dan kemampuannya untuk mengkomunikasikan
perihal yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi Gereja saat ini. Bacalah dan
jadilah tertantang. Dengan bukti-bukti yang banyak ini, pembaca harus membuat
keputusan!
DR. HAROLD EBERLE
Presiden, Worldcast Ministries and Publishing
Penulis, Victorious Eschatology dan Who is God?
3|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton
Jonathan Welton telah mengambil langkah berani dalam menghadapi salah satu
yang ―sacred cows‖ (hal yang dikeramatkan) dari zaman kita: teologi akhir zaman!
Ketakutan yang diciptakan oleh pengharapan akan kedatangan antikristus dan
kesusahan besar menahan banyak orang percaya dalam perbudakan. Banyak yang
percaya bahwa kekalahan adalah takdir Gereja di masa depan. Seperti kata Yesus,
tradisi manusia membuat Firman Allah tidak berlaku. Dalam presentasi yang
mudah dibaca, Jonathan melucuti banyak gagasan populer di Gereja tentang akhir
zaman.
JOE MCINTYRE
Word of His Grace Church & Healing Centre
Empowering Grace Ministries
Kenyon‘s Gospel Publishing Society
Buku baru Jonathan Welton, Raptureless, harus dibaca. Sementara dia mencakup
beberapa bidang yang telah ditutupi oleh orang lain sebelumnya, dia melakukannya
dengan cara yang segar, renyah, dan ringkas. Tetapi dia juga memiliki wawasan
baru tentang berbagai ayat-ayat Alkitab. Argumen-argumennya alkitabiah dan
mudah diikuti, dan sederhana dan kuat disajikan. Selain itu, Jonathan memberikan
latar belakang sejarah yang segar untuk sejumlah sumber-sumber sejarah yang
telah dikutip, seperti Flavius Josephus. Makna sebenarnya dari sumber-sumber ini
menegakkan kebenaran yang disajikan dalam Raptureless.
GEORGE KOURI
Chancellor of the Apostles Theological Seminary
Presiding Apostle of the Communion of Apostolic Churches
Senior Pastor of the King‘s Church Jacksonville, Florida
4|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton
Meskipun saya hanya mengenal Jonathan Welton dalam waktu yang singkat, saya
menilai besar hubungan kami yang bertumbuh. Jonathan berkomunikasi dengan
keterampilan dan wawasan melampaui usianya. Semangatnya bagi Firman dan
kebenaran dan pengetahuannya yang mendalam tentang sejarah menempatkan
bobot yang langka pada pengajarannya. Melampaui kebenarannya yang
transformasional, saya telah menemukan Jonathan adalah sosok rendah hati,
relasional, akuntabel, dan penuh gairah bagi Raja dan Kerajaan-Nya. Saya secara
pribadi mendapat manfaat dari pengajaran Jonathan dan sangat menghargai dia
sebagai karunia untuk generasi kita.
DAN MCCOLLAM
Director, Sounds of the Nations
Bethel School of the Prophets & School of Supernatural Worship
Deeper School of Supernatural Life
The Mission, Vacaville, CA
Setiap kali para nabi dalam Alkitab melihat umat Allah menghadapi masa-masa
sulit, mereka mengakui adanya masalah tetapi mengarahkan orang-orang untuk
masa depan yang lebih cerah di mana Allah akan memperbaiki kesalahan,
melakukan ―hal baru‖ di bumi, dan menawarkan cara yang baru dan lebih baik.
Yesus yang sama – Dia yang menunjukkan kehancuran yang dihadapi Yerusalem
tetapi juga menunjukkan dunia baru yang berani, Kerajaan Allah yang akan
tumbuh di tengah-tengah kita, membuat segalanya baru. Hari ini, Jonathan Welton
adalah salah satu orang yang melanjutkan tradisi kenabian tersebut. Dia mengakui
kekacauan yang telah dibuat banyak Gereja (terutama karena teologi yang salah),
tetapi bukannya malapetaka dan kesuraman, dia menawarkan optimisme penuh
iman dan jelas, teologi alkitabiah. Saya sangat merekomendasikan buku ini!
DR. MARTIN TRENCH
Co-author, Victorious Eschatology
5|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton
Raptureless: An Optimistic Guide to the End of the World adalah pandangan
kenabian baru yang menakjubkan yang pasti akan mendorong Anda untuk menjadi
bagian dari apa yang Allah lakukan di bumi hari ini!
DOUG ADDISON
Penulis Understand Your Dreams Now
http://dougaddison.com
Raptureless oleh Jonathan Welton bukan hanya buku lain tentang akhir zaman; itu
adalah panduan lapangan untuk abad kedua puluh satu yang membawa harapan
baru untuk generasi yang telah dinyatakan kehilangan harapan karena penipuan
gila akhir zaman! Welton telah berhasil menulis sebuah manifesto yang
mengakhiri ajaran palsu yang begitu banyak dari kita warisi dari keluarga dan
gereja-gereja kita.
Jika Anda tidak puas dengan ideologi subjektif yang telah tertanam dalam pikiran
Anda, membuat Anda tidak yakin tentang apa yang akan terjadi di masa depan,
bacalah buku ini. Anda mungkin hanya menemukan bahwa hari esok telah
menyediakan sesuatu yang benar-benar baik! Buku ini diperuntukkan untuk
mengubah mentalitas generasi baru para pemimpin, dan itu akan mengubah hidup
Anda selamanya!
SHANE MASON
Pengkhotbah, penulis, dan pendiri Shane Mason Ministries
Buku baru Jonathan sudah lama tertunda. Pengajarannya yang jelas dan rinci
mengekspos banyak mitos tentang teori pengangkatan dan akhir zaman. Buku yang
memprovokasi pemikiran ini akan menantang setiap orang percaya yang serius
mencari kebenaran.
GARY OATES
Penulis Open My Eyes, Lord
Pembicara seminar internasional
6|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton
Saya sangat menghargai, pemikiran yang memprovokasi, dipelajari dengan baik,
terus terang, dan argumen-argumen optimistik yang dikemukakan oleh Jonathan
Welton di Raptureless. Tidak peduli apa kecenderungan teologi akhir zaman Anda
atau apa yang Anda percaya tentang pengangkatan, antikristus, dan kejadiankejadian akhir zaman, Raptureless akan memberikan sesuatu untuk dipikirkan.
Bagi mereka yang telah sekitar rintangan eskatologis, jika Anda memiliki
penghargaan untuk diskusi yang diteliti dengan baik dan pemikiran, jika Anda
memiliki penghargaan untuk perspektif gereja mula-mula, Anda tidak akan
kecewa. Jika ini adalah pengalaman pertama Anda mengenai semua ini, Anda juga
tidak akan kecewa.
Raptureless menarik dan dapat diakses secara mendalam untuk siswa-siswa baru
sekolah Alkitab. Terima kasih, Jonathan, untuk memberikan kami dokumen yang
diteliti dengan baik dan menyajikan perspektif ini untuk diskusi jujur dalam Tubuh
Kristus. Tidak pernah ada waktu terbuang ketika diskusi yang jujur, menghormati
antara para pencari kebenaran sejati yang tidak memperkaya. Terima kasih,
Jonathan, untuk memberikan kami semua banyak untuk memikirkan dan
membicarakannya. Apa yang paling saya hargai tentang Raptureless,
bagaimanapun, bukan poin diskusinya melainkan hati untuk melihat Gereja Yesus
Kristus bangkit dan melanjutkan pekerjaan membawa kasih, kemuliaan, dan
kebenaran-Nya kepada dunia yang membutuhkan kasih sekarang ini.
FAYTENE GRASSESCHI
Director, TheCRY Movement, MY Canada, & V-Kol Media
7|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton
Saya percaya kita berada di musim zaman di mana Allah membawa reformasi dan
kantong kulit baru untuk Gereja. Jonathan adalah salah satu dari banyak suara yang
membawa wawasan penyataan dan perspektif yang segar kepada umat-Nya. Saya
secara pribadi telah mengamati sebagai sahabat, hatinya membawa kebenaran dan
mematahkan pola pikir yang keliru yang telah bercokol dalam Gereja. Dia terus
mempelajari Kitab Suci dan pembelajar ulung yang sedang mencari tahu Kitab
Suci untuk membawa kehidupan yang berkelimpahan. Saya sangat mendorong
Anda untuk menyelam dan membenamkan diri dalam buku Raptureless. Ada
sebuah urapan di halaman-halaman ini bagi untuk membunuh ―sacred cows‖ dalam
hidup dan teologi Anda.
CHAD DEDMON
Global Legacy
Bethel Church, Redding, CA
Kadang-kadang bisa menjadi sukar untuk menemukan pelayanan kenabian yang
benar-benar mewakili Yesus Kristus sebagaimana adanya Dia. Suatu hari saya
berada di sebuah pertemuan kecil di mana saya percaya bejana sejati dari suara
Yesus Kristus memberi saya kata ini: ―Yesus berkata kepadamu, ‗Aku akan
menghapus mentalitas kiamatmu dan memberi kamu pesan pengharapan bagi
umat-Ku. Aku mendorong kamu untuk memberikan perhatian pada topik akhir
zaman karena Roh-Ku akan mengajar kamu tentang hal ini.‘‖ Saya bingung bahwa
Tuhan mengatakan saya memiliki mentalitas kiamat. Benarkah demikian?
Saya membeli setiap buku yang mungkin dan video terbaru mengenai akhir zaman
yang bisa saya temukan. Akhirnya, saya membuang semuanya itu. Frustrasi, saya
berkata berkata, ―Tuhan, jika Engkau ingin menunjukkan kebenaran tentang akhir
zaman dan memberi aku pengharapan untuk masa depan, Engkau harus
melakukannya, karena segala sesuatu yang telah kubaca, dengar, dan tonton sejauh
ini adalah (maaf untuk para utusan) suatu kekacauan besar.‖
Bertahun-tahun kemudian, Allah membuka mata saya, mengubah pemikiran saya,
dan menunjukkan bagaimana mulia dan cerahnya masa depan planet bumi dan
umat manusia. Ketika Tuhan mulai mengungkapkan ini kepada kami, saya pikir
saya hanya sendirian dan gila. Tetapi Tuhan selalu berbicara kepada banyak orang
liar di padang gurun yang bersedia membayar harga dari mendengarkan suara-Nya
8|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton
lebih daripada banyak suara lain yang berteriak pada kami, bahkan (terutama?) di
dunia Kristen. Jadi ketika saya menemukan buku Jonathan Welton, saya sangat
senang dan terdorong. Allah memang berbicara kepada banyak orang bahwa masa
depan tidak gelap dan suram tetapi cerah dan mulia. Yesus Kristus bukanlah senja;
Dia adalah fajar. ―Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang bersinar terang
sampai tengah hari‖ (Amsal 4:18 New American Standard Bible).
Untuk beberapa pembaca, membaca apa yang Jonathan tuliskan bisa cukup
mengejutkan. Tetapi saya mendorong Anda untuk berani dan percaya Roh
Kebenaran yang membawa Anda ke dalam seluruh kebenaran dan yang tidak
berdusta. Jika buku ini penuh dengan tipuan, Roh Allah akan menunjukkannya.
Jika Jonathan mengatakan kebenaran yang membebaskan yang akan
mendatangkan banyak buah, Roh Kebenaran akan menjadi saksi untuk Anda, dan
kebenaran-Nya akan membebaskan Anda. Jangan biarkan rasa takut memandu
Anda, tetapi biarkan Dia membimbing Anda. Saya percaya wawasan yang baru
menanti Anda. Setelah Anda telah tertatih menjalani jalan Anda melalui ketakutan,
kebingungan, dan pertanyaan, Anda akan memiliki pewahyuan yang luar biasa dari
Yesus Kristus, yang ada di sini bersama kita dalam kemuliaan-Nya dan yang ingin
membawa kemuliaan-Nya ke seluruh bumi, tidak suatu hari nanti tetapi sekarang,
melalui Anda dan saya, Mempelai-Nya yang mulia.
DAVID SORENSEN
iHearGod.com
Soundofheaven.info
9|Raptureless 1st edition – Jonathan Welton
Raptureless harus dibaca! Jonathan Welton melakukan pekerjaan yang
menakjubkan dalam membawa perspektif yang segar namun Alkitabiah di akhir
zaman serta hari-hari kita hidup di sebagai Gereja. Buku Kerajaan ini menawarkan
perspektif baru tentang Gereja yang berkemenangan dan Mempelai yang sedang
Allah bangkitkan dalam waktu ini ini. Membaca sebagaimana Jonathan
membongkar mitos dan membuka kunci banyak pertanyaan yang belum terjawab
tentang akhir zaman dan membawa realitas yang jelas pada pewahyuan Yesus
Kristus.
JERAME NELSON
Living At His Feet Ministries
Penulis Burning Ones, Activating Your Spiritual Senses, &
Activating Your Dream Language
―Anak nakal‖ ini, Jonathan Welton, menangkap saya – kail, senar, dan pemberat
(perlengkapan pancing) – ―tertangkap‖ dalam membaca Raptureless! Jarang sekali
saya menemukan sebuah buku yang begitu menarik dan mengasyikkan, asli, tidak
dapat diletakkan, terus membalik halaman. Seberapa sering seseorang mengatakan
tentang sebuah buku teologi? Tetapi, meskipun begitu rinci dan teliti dalam
wawasan sejarah dan analisis kitab suci, ini bukanlah sekedar analisis akademik
yang kering. Tidak! Ini merupakan petunjuk penting bagi Gereja yang
berkemenangan yang ditulis oleh seseorang yang mencintai Firman dan Roh.
Sebagai orang kenabian dan Gereja kenabian, sangat penting untuk memiliki
naskah yang tepat dalam diri kita. Setelah semua, kita bernubuat menurut iman
kita. Buku ini akan membawa Anda jauh untuk memastikan Anda memiliki tulidan
iman yang benar di dalam diri Anda – tulisan alkitabiah dengan tindakan akhir
yang berkemenangan, dan mulia di mana kita semua memiliki bagian untuk
berperan. Itu termasuk Anda! Sudah waktunya bagi Anda untuk memainkan peran
Anda dalam memajukan Kerajaan!
Jonathan menulis jelas dan menarik membawa pembaca pada pengharapanan yang
semakin besar, membangun iman kita di saat ini memperluas Kerajaan Yesus
Kristus di bumi. Raptureless menempatkan pandangan eskatologis optimis para
revivalis dan para reformis seperti Wesley, Edwards, dan Spurgeon kembali di atas
meja dan harus dibaca untuk semua orang yang mencintai Firman, Gereja yang
10 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
dipenuhi Roh. Anda akan didorong, diperkuat, dan digembleng sebagaimana Anda
melahap halaman-halaman buku ini!
DAVID STARK
Co-director, International Network of Prophetic Centres at Glasgow Prophetic
Centre
Scottish Regional Coordinator, Christian International Europe
Jonathan Welton adalah bejana kenabian yang memiliki perspektif yang segar dan
sorgawi yang mutakhir dan diurapi. Saya telah membaca beberapa buku Jonathan,
dan saya telah ditantang dan terpaku oleh pewahyuannya dan autentik. Raptureless
adalah kata sekarang yang membahas salah satu pesan yang paling dibutuhkan dari
akhir zaman – harapan. Kegelapan bersukacita setiap kali orang percaya mengisap
botol keputusasaan, tetapi Raptureless memberi makan mentalitas seorang
revivalis akhir zaman untuk kemuliaan Allah untuk dilepaskan dan bagi penuaian
untuk dibebaskan. Saya yakin bahwa setiap eskatologi yang layak adalah sesuatu
yang menginspirasi Anda untuk bangun di pagi hari untuk memenuhi Amanat
Agung, dan buku Jonathan dengan pasti melakukan hal itu!
SEAN SMITH
Penulis I Am Your Sign
www.seansmithministries.com
@revseansmith
11 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Buku Jonathan, Raptureless, berani mengekspos kekeliruan di sekitar banyaknya
pengajaran kontemporer pada akhir zaman. Dia menyajikan pemahaman tentang
masa depan yang alkitabiah yang kuat dan konsisten dengan sebagian besar sejarah
Gereja. Jonathan adalah ahli dalam membunuh ―sacred cows‖ dan menghancurkan
kesalahpahaman yang terus menahan umat Allah terbelenggu oleh rasa takut dan
prasangka. Sebaliknya, dia membawa pencerahan bagi banyak ayat-ayat Alkitab
yang sebelumnya telah salah diterapkan, terutama melalui lensa distortif
pengajaran dispensasional. Dia menegaskan kehadiran, pengaruh, dan
pertumbuhan Kerajaan Allah di sini dan sekarang – melepaskan optimisme tentang
masa depan. Raptureless adalah panggilan yang nyaring untuk perspektif
Alkitabiah tentang kita sekarang dan masa depan kita.
IAN ROSSOL
Co-author, Win the World or Escape the Earth
Melihat, merasakan, mencicipi, dan mengalami masa depan mengalami
kemunduran. Karena hal ini adalah penghinaan bagi orang-orang tanpa masa
depan. Mereka telah ada sejak dulu dan mereka membuat frustrasi bahkan Anak
Allah. Ketika Yesus mengatakan kepada Simon Petrus bahwa Dia telah
memberinya kunci Kerajaan berdasarkan pewahyuan-Nya bahwa Yesus adalah
Anak Allah yang hidup, Simon pasti begitu bergembira. Namun, hanya butuh
beberapa menit untuk memperluas bahwa pewahyuan itu menarik keluar suara
setan dari instrumen yang sama (lihat Matius 16:21-23). Yesus menunjukkan
bagaimana Anak Allah yang sempurna akan membangkitkan Kerajaan-Nya di
bumi.
Setiap kali ada krisis, kesengsaraan, serangan, dan penganiayaan terhadap Gereja
sebagai keseluruhan atau Kristen secara pribadi, beragam omong kosong mengenai
kekalahan timbul, menyatakan itulah akhir dan tidak menemukan alasan untuk
percaya bahwa itulah awal dari kebangkitan yang lain, kemenangan yang lain,
pekerjaan yang lain. Dan kemudian ada isu Kesusahan dan Aniaya Besar. Baca apa
yang Jonathan tulis, dan saya tahu Anda akan setuju dengan saya bahwa buku ini
tidak hanya jawaban doa tetapi cahaya untuk generasi yang cukup sederhana tidak
memerlukan dorongan lebih lanjut untuk lari dari Gereja. Dalam Raptureless,
Jonathan telah memukul tepat di jantung kebohongan teologis dari escapism
12 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
(pelarian), dogma kekalahan yang telah memberikan begitu banyak umat Tuhan
tidak berguna dalam dunia yang bermasalah saat ini.
Anda ingin sebuah pengangkatan? Bagaimana dengan menyembah Allah? Anda
akan diangkat. Itu benar. Saya mengalaminya setiap hari dalam hidup saya.
KIM CLEMENT
www.kimclement.com
13 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Hak Cipta © 2012 – Jonathan Welton
Seluruh hak cipta dilindungi. Buku ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta
Amerika Serikat. Buku ini tidak boleh disalin atau dicetak ulang untuk keuntungan
komersial. Penggunaan kutipan pendek atau sesekali menyalin halaman untuk studi
pribadi atau kelompok diizinkan dan dipersilakan. Izin akan diberikan berdasarkan
permintaan. Kecuali disebutkan, kutipan ayat diambil dari THE HOLY BIBLE,
NEW INTERNATIONAL VERSION®, NIV®. Hak cipta © 1973, 1978, 1984,
2010 oleh Biblica, Inc. ™ www.xulonpress.com. Kutipan Kitab Suci bertanda NIV
diambil dari HOLY BIBLE, NEW INTERNATIONAL VERSION®, Hak cipta ©
1973, 1978, 1984 Bible Society International. Digunakan dengan izin dari
Zondervan. Seluruh hak cipta dilindungi. Kutipan Kitab Suci bertanda NKJV
diambil dari New King James Version. Hak cipta © 1982 oleh Thomas Nelson,
Inc. Digunakan dengan izin. Seluruh hak cipta dilindungi. Kutipan Kitab Suci
bertanda NASB diambil dari NEW AMERICAN STANDARD BIBLE®, Hak
cipta © 1960, 1962, 1963, 1968, 1971, 1972, 1973, 1975, 1977, 1995 oleh The
Lockman Foundation. Digunakan dengan izin. Kutipan Kitab Suci bertanda TLB
diambil dari The Living Bible; Tyndale House 1997, Hak cipta © 1971 oleh
Tyndale House Publishers, Inc. Digunakan dengan izin. Seluruh hak cipta
dilindungi. Kutipan Kitab Suci bertanda YLT diambil dari 1898 Young Literal
Translation oleh Robert Young. Penekanan dalam kutipan Alkitab adalah dari
penulis sendiri.
14 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dedikasi
Untuk rekan dan editor saya yang setia, Amy Calkins – bantuan Anda untuk semua
proyek saya sungguh sangat bernilai bagi Kerajaan. Saya percaya sorga akan
membalas Anda karena membantu menyebarkan kebenaran ini melalui
keterampilan menulis dan mengedit Anda. Anda telah menjadi mentor, pelatih, dan
seorang teman yang luar biasa. Terima kasih.
Untuk staf Welton Academy – tanpa kalian, Welton Academy akan tidak ada, dan
saya tidak akan mampu untuk fokus pada tulisan saya. Dengan segenap hati saya,
saya mengucapkan terima kasih kepada tim saya: Linsey Wallace, Sarah Walley,
Karina Tripp, Renee Bosco, Sarah Cobb, Gabriel dan Louise Lopez, Scott dan
Charissa Crowder, dan Dawn Weaver.
Untuk teman-teman saya Steve dan Joy Hogan serta Pastor Ralph VanAuken,
terima kasih karena telah mempercayai saya.
Terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada Welton Academy kelas khusus
(2013-14) yang telah mengambil risiko dan bergabung dalam perjalanan baru ini
bersama saya. Saya merasa terhormat dengan kepercayaan dan cinta kalian.
Teruslah bergerak dalam kebebasan.
15 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Daftar Isi
Pengantar
Bagian 1 MASA LALU – PENGHANCURAN
1
Masa Aniaya Besar
2
Antikristus
3
Akhir Dunia
4
Unsur-Unsur Dunia Akan Hangus Dalam Nyala Api
Bagian 2 MASA KINI – KERAJAAN YANG BERTUMBUH
5
Transisi Kerajaan
6
Kerajaan Tanpa Murka
7
Kerajaan Terang
8
Kerajaan Saat Ini
Bagian 3 MASA DEPAN – KETIKA SORGA MEMENUHI BUMI
9
Pola Pikir Aniaya
10
Perluasan Kerajaan
11
Kedatangan Kembali, Kebangkitan Orang Mati, dan Penghakiman
Terakhir
12
Pengangkatan
13
Misi Kerasulan
Lampiran
1
Pesan Untuk Orang-orang Karismatik
2
Kembalinya ―Nephilim‖
3
Datangnya Elia
4
Bagaimana Kita Bisa Tiba di Sini?
5
Israel Allah
6
Pernyataan Kepercayaan Akhir Zaman
7
Bacaan yang Direkomendasikan
16 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Pengantar
Kedua orangtua saya sama-sama tamatan sekolah Alkitab Pentakosta awal tahun
1970-an. Mereka mengikuti kuliah di tengah era Jesus People Movement,
berkecamuknya Perang Vietnam dan terbitnya buku bestselling ‗The Late Great
Planet Earth‘ karya Hal Lindsey. Di masa penuh gejolak itu, keduanya bertemu
dan menikah. Setelah memiliki dua kakak saya, saya lahir ke dalam keluarga
mereka tahun 1983. Masa itu adalah masa penuh spekulasi dan kekuatiran
menyangkut akhir zaman, yang dipercaya banyak orang telah dimulai. Orangtua
saya telah mendengar semua pandangan tentang akhir zaman yang memusingkan
dan saling bertolak belakang, dan ketimbang terobsesi mencoba memahami itu
semua, orangtua saya membuat pilihan.
Mereka memutuskan untuk membesarkan anak-anak saleh yang akan
membesarkan cucu-cucu yang saleh. Mereka memilih untuk berpikir jangka
panjang dan berinvestasi pada masa depan mereka dan masa depan anak-anak
mereka. Mereka tidak memiliki semua jawaban bagi teologi sempurna mengenai
akhir zaman, tetapi mereka memilih tidak ikut-ikutan dalam hal-hal sensasional.
Saat teman-teman mereka berhenti dari pekerjaan, membeli perahu, dan
menumpuk hutang kartu kredit ―karena akhir zaman sudah sangat dekat jadi kita
tidak perlu membayar hutang,‖ orangtua saya menyebut hal-hal ini sebagai tidak
bertanggungjawab dan kelakuan yang sama sekali tidak seperti Kristus.
Saat remaja, saya tidak pernah tahu bagaimana sebenarnya pandangan orangtua
saya mengenai akhir dunia. Saat saya mendesak sebuah jawaban, mereka akan
berkata, ―Kami ini pan-millenial,‖ yang adalah cara jenaka untuk mengatakan
bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan baik pada akhirnya! Jawaban ini
menyisakan banyak pertanyaan selama masa remaja saya, saat serial Left Behind
menjadi bestseller terlaris.
Ketiadaan pemaksaan mengikuti sudut pandang tertentu baik oleh orang tua
maupun gereja saya saat saya bertumbuh, membuat saya memiliki kemampuan
untuk berpikir bebas. Saya mulai menggali dan mempelajari akhir zaman, dan
dengan sangat segera saya mendapati bahwa pelajaran ini akan menjadi sesuatu
yang dalam, kompleks dan menakutkan.
Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk menjadi benar-benar dibingungkan. Pada
17 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
titik ini, saya merasa Roh Kudus berbicara dalam hati saya. Dia berkata,
―Jonathan, kesampingkan dulu pelajaranmu mengenai akhir zaman. Ini bukan
saat yang tepat bagimu mempelajarinya. Jika engkau percaya pada-Ku, Aku akan
membimbingmu kepada pemahaman yang benar di masa mendatang, tetapi bukan
sekarang. Tunggulah hingga Aku memberikan lampu hijau kepadamu!‖ Jadi,
untuk dua setengah tahun berikutnya, saya putuskan untuk tidak membaca apapun
yang terkait akhir zaman; saya tidak menonton film Left Behind (maaf, Kirk
Cameron); saya bahkan tidak membaca Kitab Wahyu!
Suatu hari, saat saya sedang menjelajahi tempat penjualan buku-buku bekas, saya
melihat sebuah buku mengenai akhir zaman, dan saya mendengar Roh Kudus
berbicara, ―Beli buku itu; ini saatnya untuk mulai menyingkapkan kebenaran
kepadamu.‖ Sekarang sudah sepuluh tahun berlalu sejak hari itu, dan apa yang Roh
Kudus ajarkan kepada saya mengenai akhir zaman adalah pewahyuan paling luar
biasa yang saya terima dari-Nya.
Telah demikian banyak buku mengenai akhir zaman yang ditulis berdasarkan visi
pribadi atau penafsiran liar atas Kitab Suci. Buku ini bukan salah satunya. Saya
memiliki gelar master bidang studi Alkitab dan gelar doktoral bidang pelayanan.
Saya mempelajari sejarah Gereja. Saya tidak akan menulis buku berisi penglihatan
atau visi dan fantasi subyektif serta penafsiran pribadi mengenai akhir zaman.
Sudah cukup banyak buku yang demikian beredar, dan Roh Kudus telah
menghindarkan saya membaca buku-buku itu selama dua setengah tahun sehingga
Dia bisa mempersiapkan hati saya bagi apa yang ingin Dia perlihatkan kepada
saya.
Inilah titik awal saya:
 Setiap bagian Injil adalah hal yang mudah, termasuk bagian pengajaran
mengenai akhir zaman. Jika ada bagian yang menjadi terlalu rumit untuk
dipahami oleh orang biasa, berarti bagian itu telah salah diajarkan.
 Pandangan kita mengenai masa depan harusnya tidak menimbulkan
ketakutan. Tidak ada bagian dari Injil (yang secara harfiah berarti ―Kabar
Baik‖) yang menimbulkan ketakutan.
 Pemahaman kita mengenai akhir zaman menentukan bagaimana kita
menghidupi kehidupan kita saat ini dan bagaimana kita membuat rencana
hidup jangka panjang, bagaimana menyiapkan legacy/warisan, bagaimana
mempersiapkan keturunan kita untuk seumur hidup melayani Tuhan, dan
18 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
seterusnya. Pandangan yang benar terhadap akhir zaman akan
memerdekakan kita dari ketakutan. Itu akan membuat kita memiliki gairah
yang diperbarui bagi Yesus, bukan terobsesi pada tokoh antikristus.
Mungkin banyak dari Anda yang tidak dibesarkan dalam keluarga ―pan-millenial‖,
jadi mungkin Anda telah dicekoki dengan pandangan tertentu selama bertahuntahun. Saya minta Anda meletakkan semua yang telah Anda dengar sepanjang
hidup Anda dan mulai membuka hati untuk mendengarkan pemahaman baru dan
segar dari Roh Kudus. Sebagai gantinya, saya berjanji akan menulis dengan
sederhana. Saya tidak akan banyak menggunakan istilah teologis. Saya tidak akan
membuang-buang waktu Anda. Saya tidak akan memaksa Anda agar setuju dengan
saya, tetapi saya akan berbagi dengan Anda apa yang Roh Kudus telah tunjukkan
kepada saya, dan Anda dapat ―menguji segala sesuatu dan memegang apa yang
baik‖ (1 Tesalonika 5:21).
Terimakasih sudah menginvestasikan waktu Anda dalam buku ini; semuanya
sepadan.
19 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bagian 1
MASA LALU - PENGHANCURAN
20 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 1
Masa Aniaya Besar
Selama saya berkeliling dan mengajar dari gereja ke gereja, saya telah mendengar
kisah-kisah luar biasa. Seorang wanita berkata kepada saya bahwa dia tidak pernah
mandi tanpa mengenakan handuk karena dia tidak ingin mengalami pengangkatan
dalam keadaan tidak berbusana. Yang lain bercerita bahwa dirinya tidak mau
bepergian dengan pesawat, bahkan tidak untuk pelayanan misi, karena jika
antikristus muncul tiba-tiba, dia tidak akan bisa kembali kepada suaminya di
rumah. Seorang teman saya mengalami mimpi buruk selama bertahun-tahun
mengenai sebuah adegan dalam film ‗Thief in the Night‘ saat sebuah balon merah
melayang di udara sementara orang-orang yang tertinggal di bawah dipenggal
dengan guillotine. Mungkin Anda telah mendengar kisah yang sama atau
mengalami sendiri ketakutan seperti yang dikisahkan di atas. Jelas bahwa gagasan
masa Aniaya Besar (Great Tribulation) yakni tujuh tahun masa aniaya, neraka-dibumi di masa depan telah menciptakan teror dalam imajinasi orang-orang Kristen
dua abad terakhir.
Perikop yang paling sering digunakan untuk menggambarkan masa Aniaya Besar
adalah nubuat Yesus dalam Matius 24. Hampir seluruh sarjana Alkitab sepakat
bahwa Kitab Wahyu adalah paralel ucapan Yesus dalam Matius 24, tetapi karena
keterbatasan tempat, saya tidak akan membahas Kitab Wahyu dalam buku ini. 1
Matius 24 adalah perikop yang menubuatkan gempa bumi, kelaparan, wabah
penyakit, pengajar palsu dan kedatangan Yesus di awan-awan.
Namun, setelah mempelajari Matius 24, saya menemukan bahwa sepanjang sejarah
Gereja hampir semua orang Kristen percaya bahwa peristiwa-peristiwa yang
dinubuatkan dalam Matius 24 sudah terjadi dalam penghancuran Yerusalem tahun
70 Masehi. Banyak pemimpin Gereja kenamaan yang mengajarkan hal ini,
sebagaimana diilustrasikan oleh kutipan dari beberapa orang pemimpin ini:
_________________________________
1
Untuk penafsiran saya mengenai Kitab Wahyu, baca buku saya, The Art of Revelation
21 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Semua ini terjadi pada tahun kedua pemerintahan Vespasian (70 Masehi),
sesuai dengan nubuatan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus.‖
– Eusebius2
―Beribu-ribu orang laki-laki dari segala usia bersama dengan perempuan dan
anak-anak mati terbunuh oleh pedang, oleh kelaparan, dan oleh sebab-sebab
kematian lainnya yang tidak terhitung ... setiap dari mereka berharap kisahnya
dapat tercatat secara terperinci di dalam lembaran-lembaran sejarah yang
dituliskan Josephus. Saya harus memusatkan perhatian khusus kepada
pernyataannya bahwa semua orang yang berkumpul di Yudea pada saat
perayaan Paskah dan – dengan kata-kata Josephus sendiri – dikepung di
Yerusalem seperti dalam penjara, total mencapai hampir tiga juta orang.‖
– Eusebius3
―Hal inilah yang digenapi paling tepat waktu: bahwa setelah Bait Allah
dibumihanguskan, Titus sang jenderal Romawi memerintahkan pondasinya
dibongkar; setelah sebelumnya tanah dimana tempat bait berdiri sudah
diratakan oleh Turnus Rufus ... angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semua
ini terjadi – Ekspresi ini menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan itu akan
berlalu, tapi tidak seluruhnya. Jadi demikianlah; kota itu dan baitnya
dihancurkan tiga puluh sembilan atau empat puluh tahun setelahnya.‖
– John Wesley4
―Kamu akan memberitakan Injil ke segala tempat .... Lalu Ia menambahkan,
―Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian
bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.‖ Tanda kesudahan
zaman ini adalah hancurnya Yerusalem.‖
– John Chrysostom5
________________________________
2
Eusebius, 83. (Buku 3, bagian 5)
Ibid.,69
4
Outler
5
Simonetti, 191
3
22 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Terdapat interval yang cukup besar antara pemberitaan Injil oleh para rasul
dan pemberita Injil pada Gereja Kristen mula-mula, dengan berkumpulnya
orang-orang yang menyadari Kristus yang disalibkan adalah Mesias yang
sesungguhnya. Lalu tibalah akhir yang menyedihkan yang telah dinubuatkan
Sang Juruselamat, nubuat yang menyayat yang keluar dari mulut-Nya dan
ratapan penuh duka yang mengikuti nubuatan-Nya tentang penghancuran yang
sedang menunggu untuk terjadi atas kota-Nya yang penuh dosa.
Penghancuran Yerusalem lebih menyesakkan ketimbang apapun yang pernah
disaksikan dunia, sebelum maupun sesusahnya. Bahkan Titus memandang
kekejamannya sebagai tangan pembalasan Allah. Sungguh, darah para martir
yang ditumpahkan di Yerusalem sepenuhnya terbalas saat seantero kota
menjadi Hakaldama yang sesungguhnya, tanah darah.‖
– Charles Spurgeon6
―Tampaknya cukup jelas bahwa ayat-ayat sebelumnya [Matius 24:1-34] tidak
dimaksudkan untuk dipahami sebagai penghakiman terakhir, tetapi, seperti kita
katakan, penghancuran Yerusalem. Ada beberapa di antara para murid
(khususnya Yohanes) yang hidup untuk melihat hal ini terjadi.‖
– John Lightfoot7
―Dan Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: dan mendorongmu untuk
memperhatikannya, sebagai sesuatu yang mutlak penting untuk memahami apa
yang Kukatakan, Bahwa angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini
terjadi, sebab apa yang Kukatakan mengenai penghancuran atas orang Yahudi
sudah sangat dekat, sebagian daripadamu akan masih hidup menjadi saksi hal
itu terjadi dengan ketepatan yang menakutkan.‖
– Phillip Doddridge8
_________________________________
Spurgeon‘s Popular Exposition of Matthew, 211
Lightfoot, 2:320
8
Doddridge, 1:377
6
7
23 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Bagi saya cukup mengherankan bagaimana ada orang yang mengaitkan
sebagian dari ucapan Yesus sebelumnya [Matius 24] dengan penghancuran
Yerusalem, dan sebagian dengan akhir dunia, atau peristiwa yang akan terjadi
di masa datang yang masih jauh, sementara dengan sangat jelas kesimpulannya
sudah disebutkan: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung [digenapi
dalam] angkatan ini!‖
– Thomas Newton9
―Pasal ini berisi nubuatan penghancuran besar-besaran atas kota dan bait
Yerusalem, runtuhnya seluruh konstitusi politik Yahudi; dan merupakan salah
satu bagian terpenting Kitab Suci perjanjian baru, sehubungan dengan bukti
yang melengkapi kebenaran Kekristenan. Segala sesuatu yang Tuhan kita
nubuatkan akan terjadi atas bait Allah, kota dan orang Yahudi, telah digenapi
dalam cara yang paling tepat dan sangat mengagumkan....‖
– Adam Clark10
―Kristus memberitahu mereka, bahwa sebelum satu angkatan berlalu, mereka
akan belajar dari pengalaman kebenaran dari apa yang Dia katakan. Karena
dalam limapuluh tahun kota itu dihancurkan dan bait diratakan dengan tanah,
sementara seluruh negeri dibuat menjadi padang gurun mengerikan.‖
– John Calvin11
―Jika Yesus dan gereja mula-mula menggunakan bahasa relevan seperti orangorang sezamannya, sepertinya mereka sama sekali tidak sedang membicarakan
akhir dunia. Dan sepertinya mereka sedang membicatakan peristiwa di dalam
lingkup ruang dan waktu mereka yang mereka tafsirkan sebagai datangnya
Kerajaan.‖
– N. T . Wright12
_________________________________
9
Newton, 377
Clarke, Vol.3, 225
11
Calvin, 151.
12
Wright, Jesus and the Victory of God, 321
10
24 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Dalam percakapan ini [Matius 24] Yesus menubuatkan penghancuran bait
Allah, penghancuran kota Yerusalem dan penyerakan orang Yahudi, yang
semuanya terjadi tahun 70 Masehi. Akurasi mengagumkan nubuatan ini adalah
sesuatu yang mempermalukan bagi para kritikus....‖
– R. C. Sproul13
Penggenapan Matius 24
Para pemimpin Kristen ini, dan banyak lagi lainnya di sepanjang sejarah, sadar
bahwa penggenapan Matius 24 adalah peristiwa penghancuran Yerusalem pada
tahun 70 Masehi. Saat banyak penulis fiksi modern berspekulasi tentang seperti
apa bentuk Aniaya Besar di masa yang akan datang, peristiwa penghancuran
Yerusalem tahun 70 Masehi sudah menggenapi nubuatan tentang Aniaya Besar
tersebut. Untunglah, peristiwa itu tidak akan terulang lagi. Dengan kata lain, masa
Aniaya Besar bukanlah sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Ya, hidup akan
terus penuh dengan pencobaan, penganiayaan dan kesukaran, tetapi masa Aniaya
Besar atau ―Waktu Kesusahan bagi Yakub‖ yang dinubuatkan oleh Yesus, telah
terjadi persis seperti yang Dia katakan akan terjadi dan dalam kerangka waktu
yang Dia nyatakan (lihat Matius 24:34).
Sayangnya, hari ini banyak orang Kristen yang tidak familiar dengan apa yang
terjadi pada tahun 70 Masehi. Hal ini membuat mereka mudah percaya bahwa
masa Aniaya Besar masih berada di masa depan. Tahun 1805, George Peter
Holford menulis sebuah buklet/buku kecil mengenai peristiwa 70 Masehi – yang
dasarnya terutama adalah karya awal Josephus – yang sangat akurat secara grafis
dan historis, juga sangat memilukan hati. Pertama kali saya membaca buku
Holford dalam sebuah pesawat, air mata saya mengalir deras. Walaupun berat
untuk dibaca karena konten grafisnya yang sangat gamblang, tetapi isinya
sangatlah penting. Karena alasan itu, saya menyertakan bagian buklet Holford itu
di sini.
_________________________________
13
Dari kata pendahuluan untuk The Parousia oleh James Stuart Russell, ix.
25 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Konteks Nubuatan Yesus Dalam Matius 24
Sebelum kita tiba pada buklet Holford, pertama-tama kita perlu memahami konteks
nubuatan Yesus dalam Matius 24. Dalam pasal sebelumnya, Yesus baru saja
melontarkan ucapan yang paling keras yang pernah dicatat. Dia mengucapkan kata
celaka atas para pemimpin agama sepanjang satu pasal dan mencela mereka secara
terbuka. Lalu Yesus menutup celaan-Nya dengan berkata:
Jadi atasmu akan tertanggung darah semua orang benar yang tertumpah ke
tanah, dari mulai dari darah Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia
anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan
ini! ―Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari
dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Betapa sering Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anakanaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihat, rumahmu ini akan
ditinggalkan dan menjadi sunyi‖ (Matius 23:35-38 New International
Version).
Murid-murid Yesus tertegun mendengar kata-kata-Nya ini. Saat berjalan keluar
dari Bait Allah, Dia berkata, ―Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu
batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan
diruntuhkan‖ (Matius 24:2). Sebagai respon, para murid bertanya kepada-Nya,
―Kapankah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda
kesudahan zaman?‖ (Matius 24:3 New International Version). Saat Yesus
menyatakan bahwa Bait Allah dan semua bangunannya akan dihancurkan, muridmurid – yang tidak diragukan lagi sedang terpukau – meminta kepada-Nya untuk
memberitahukan kapan hal itu akan terjadi. Yesus menjawab dengan memberikan
delapan tanda mengenai penghancuran yang akan datang:
1. Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu (lihat Matius 24:4-5, 11, 23-26)
2. Deru perang dan kabar-kabar perang, bangsa akan bangkit melawan bangsa,
dan kerajaan melawan kerajaan (lihat Matius 24:6-7)
3. Kelaparan (lihat Matius 24:7)
4. Gempa bumi (lihat Matius 24:7)
5. Penyiksaan dan pembunuhan orang percaya (lihat Matius 24:9)
6. Kesesatan dan kemurtadan semakin banyak (lihat Matius 24:10)
7. Kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (lihat Matius 24:12)
8. Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia (lihat Matius 24:14)
26 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Sebagaimana akan kita lihat dalam buklet George Peter Holford ‗The Destruction
of Jerusalem,‘ setiap tanda ini sudah digenapi pada tahun 70 Masehi. Berikut
adalah versi ringkas buklet Holford, dimana penambahan dari saya akan saya buat
terpisah dalam [Catatan dari penulis:].
Penghancuran Yerusalem14
Tuhan kita memulai ucapannya dengan sebuah peringatan: ―Waspadalah supaya
jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang
dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan
menyesatkan banyak orang‖ (Matius 24:4-5).
Arti penting peringatan penuh kasih ini dengan segera terlihat. Setahun setelah
kenaikan Tuhan kita, Dositheus orang Samaria bangkit dan dengan berani
menyatakan bahwa dirinya adalah Mesias yang dinubuatkan Musa, sementara
muridnya Simon Magus memperdaya banyak orang untuk mempercayai bahwa
dirinya adalah ―kuasa Allah yang luar biasa.‖
Sekira tiga tahun kemudian, seorang penipu lain dari Samaria muncul dan
menyatakan bahwa dia akan memperlihatkan perkakas suci yang dikatakannya
disimpan oleh Musa di Gunung Gerizim. Terdorong oleh gagasan bahwa dia
adalah Mesias, sejumlah besar rakyat sipil bersenjata berkumpul di bawah
pimpinannya dan melakukan penyerangan, tetapi Pilatus dengan cepat mampu
mengalahkan mereka dan membunuh pemimpinnya.
Ketika Cuspius Fadus menjadi pemangku kuasa di Yudea, seorang penipu bernama
Theudas bangkit. Orang ini telah mampu meyakinkan sangat banyak orang untuk
membawa semua harta milik mereka dan mengikuti dia ke Sungai Yordan,
menjamin bahwa sungai itu akan terbelah sesuai perintahnya.
_________________________________
14
The Covenant Media Foundation telah memberi kepada penulis, Jonathan Welton, izin untuk mencetak
dan menggunakan versi yang diperbaharui dari karya tertulis George Peter Holford (www.cmfnow.com).
Untuk catatan kaki penulis pada bukletnya, lihat pada versi online. Saya telah menghilangkannya di sini
untuk agar sederhana dan mudah dibaca.
27 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Tetapi Fadus mengejar orang-orang ini dengan pasukan berkuda dan membantai
sebagain besar dari mereka, termasuk si penipu itu, yang kepalanya dipenggal lalu
dibawa ke Yerusalem.
Di bawah pemerintahan Felix, penipu muncul begitu kerap dan membujuk orangorang mengikuti mereka ke padang gurun, meyakinkan para pengikutnya bahwa
mereka harus berada di sana untuk melihat tanda-tanda ajaib yang jelas yang akan
dilakukan oleh Yang Mahakuasa. Pada periode ini (tahun 55 Masehi), seorang
penipu terkenal asal Mesir (yang juga bernama Felix), berhasil mengumpulkan tiga
puluh ribu orang pengikut dan meyakinkan para pengikut itu untuk berbaris
bersamanya ke Bukit Zaitun, mengatakan kepada mereka bahwa sejak saat itu
mereka akan melihat tembok-tembok Yerusalem akan runtuh atas perintahnya –
sebagai pendahuluan sebelum menangkap garnisun Romawi dan merebut kuasa
atas kota. Gubernur Roma menganggap hal ini sebagai awal pemberontakan, jadi
dengan segera dia menyerang mereka, membunuh empat ratus di antaranya dan
menyerakkan sisanya, namun si orang Mesir itu berhasil lolos.
Pada masa pemerintahan Porcius Festus (tahun 60 Masehi), seorang penipu
terkenal lainnya muncul dan ‗merayu‘ orang-orang dengan janji membebaskan
mereka kuk penjajahan Romawi jika mereka mau mengikuti dia ke padang gurun.
Tetapi Festus mengirimkan pasukan bersenjata yang dengan cepat menumpas baik
si penipu maupun pengikutnya. Singkatnya, penipu yang mengaku-ngaku memiliki
misi ilahi terus menerus muncul dan memperdaya orang-orang, membuktikan
peringatan dan menggenapi nubuatan Tuhan kita.
Jika ada keberatan bahwa tidak satu pun dari penipu-penipu ini yang mengaku
sebagai Mesias, kecuali Dositheus, kita bisa menjawab bahwa harapan orang
Yahudi akan seorang Mesias yang semata-mata membebaskan mereka dari
penjajahan Romawi dan ―mengembalikan kerajaan ke Yerusalem‖ adalah
terlampau tinggi, dan itu yang dimanfaatkan oleh para penipu ini. Harapan ini,
adalah solusi satu-satunya terhadap pemberontakan-pemberontakan yang terkenal
dan ganjil ini, yang segera mengingatkan para pembaca akan ungkapan nubuatan
Tuhan kita: ―Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku;
jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia‖
(Yohanes 5:43);
―Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau
28 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabinabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat
dan mujizat-mujizat‖ (Matius 24:23-24).
Deru Perang dan Kabar-Kabar Perang
Juruselamat kita lalu melanjutkan:
―Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan
bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi
di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan
menjelang zaman baru‖ (Matius 24:6-8; Lukas 21:11).
―Deru perang dan kabar-kabar perang.‖ Desas-desus yang ibarat suara guntur di
kejauhan yang mendahului datangnya badai, demikian sering terdengar sejak
kematian Tuhan kita hingga penghancuran Yerusalem sehingga sepanjang interval
waktu itu penuh dengan ilustrasi nubuatan ini. Masing-masing dari seratus lima
puluh halaman tulisan Josephus yang berisi sejarah periode ini penuh dengan
pertumpahan darah. Contohnya, sekira tiga tahun setelah kematian Kristus, pecah
perang antara Herodes dan Aretas, raja Arabia-Patraea, dimana pasukan Herodes
dihabisi. Inilah ―kerajaan bangkit melawan kerajaan.‖
Peperangan biasanya didahului oleh desas-desus. Karenanya, mungkin akan
terlihat tidak logis untuk menjajal suatu penjelasan yang berbeda dari bagian
nubuatan ini; namun, tidak boleh diabaikan pula bahwa, sekira waktu itu, raja
Caligula telah memerintahkan agar patungnya ditempatkan di Bait-Allah di
Yerusalem, sedangkan orang-orang Yahudi bersikeras menolak dia. Seluruh negeri
begitu tercekam oleh rasa takut akan terjadinya perang sampai-sampai mereka
mengabaikan urusan mengolah tanah mereka! Namun, badai tersebut berhembus.
Pada periode ini, karena hebatnya wabah yang mengamuk di Babilonia, sejumlah
besar orang Yahudi bermigrasi dari kota itu ke Seleukia, dimana orang Yunani dan
Siria bangkit melawan mereka dan menghabisi lebih dari lima puluh ribu orang!
―Besarnya pembantaian ini,‖ kata Josephus, ―tidak ada duanya dalam sejarah
mereka sebelumnya.‖ Kemudian, lagi-lagi, sekira lima tahun setelah pembantaian
29 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
mengerikan itu, terjadi pertarungan sengit antara orang Yahudi yang tinggal di
Perea dengan penduduk Filadelfia terkait batas sebuah kota bernama Mia, dan
banyak orang Yahudi terbunuh. Inilah ―bangsa bangkit melawan bangsa.‖
Empat tahun kemudian, di bawah Cumanus, seorang prajurit Romawi melakukan
penghinaan terhadap daerah sekitar Bait Allah. Orang Yahudi sangat membenci hal
ini, tetapi karena orang Romawi datang dengan pasukan besar, mereka sangat
ketakutan dan lari tanpa arah sehingga tidak kurang dari sepuluh ribu orang mati
terinjak-injak di jalan. Ini, lagi-lagi, adalah ―bangsa bangkit melawan bangsa.‖
Belum lagi empat tahun berlalu, orang Yahudi berperang melawan orang Samaria
dan memorak-porandakan negeri mereka. Penduduk Samaria membunuh seorang
Galilea yang sedang menuju Yerusalem untuk perayaan Paskah, dan orang Yahudi
membalaskan kematiannya.
Di Kaisarea, orang Yahudi terlibat pertikaian tajam dengan orang Siria
memperebutkan kedudukan dalam pemerintahan kota itu, yang akhirnya dimenangi
oleh orang Siria. Peristiwa ini menjadi dasar pertikaian paling berdarah antara
kedua bangsa. Orang Yahudi, yang malu karena kecewa dan terbakar iri hati,
bangkit melawan orang Siria, namun berhasil dipukul mundur. Di kota Kaisarea
saja, lebih dari dua puluh ribu orang Yahudi dibantai. Bara api permusuhan ini,
bukannya padam, malah menyebar ke segala tempat mana pun dimana orang
Yahudi dan Siria bermukim bersama, di setiap kota dan desa, rasa saling dendam
dan saling bunuh terjadi. Di Damaskus, Tirus, Askelon, Gadara dan Skitopolis,
pembantaian besar-besaran sangatlah mengerikan. Di kota-kota ini, sepuluh ribu
orang Yahudi dibantai dalam waktu satu jam, dan di Skitopolis, tiga belas ribu
orang dibunuh dengan cara curang dalam waktu satu malam.
Di Aleksandria, orang Yahudi yang tersinggung karena penindasan Romawi,
bangkit melawan mereka. Tetapi pasukan Romawi dengan keuntungan memiliki
kekuatan besar, membantai lima puluh ribu orang Yahudi, tanpa memandang
entahkah itu bayi atau orang lanjut usia. Dan setelah itu, dalam pengepungan di
Yopata, tidak kurang dari empat puluh ribu orang Yahudi tewas.
Ketika persaingan berdarah ini terjadi di timur, bagian barat Kekaisaran Romawi
terkoyak oleh persaingan sengit antara Galba, Otho dan Vertellis. Sungguh
mengherankan melihat ketiga kaisar ini, bersama dengan Nero, pendahulu mereka,
mati mengenaskan dalam jangka waktu delapan belas bulan. Akhirnya, seluruh
bangsa Yahudi angkat senjata melawan Romawi, Raja Agripa dan lainnya, dan
30 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
memprovokasi peperangan yang mengerikan yang dalam beberapa tahun ke depan,
akan membanjiri seluruh Yudea dengan darah dan meluluhlantakkan ibukota
negeri itu menjadi hanya puing-puing.
Mungkin ada keberatan mengenai hal ini, karena perang adalah kejadian yang
umum terjadi sehingga tidak tepat menyebutnya sebagai keberhasilan penggenapan
suatu nubuat, namun saya nyatakan di sini bahwa banyak dari keberatan ini akan
gugur mengingat ketidakmampuan banyak negarawan dalam meramalkan kondisi
– bahkan hanya untuk beberapa tahun – negeri mereka sendiri yang mereka
perintah. Kisah ini cukup terkenal, bahwa perdana menteri Inggris Raya William
Pitt (saat buku Holford ditulis, tahun 1805), di penghujung peperangan panjang
dan membawa kerusakan dengan Republik Perancis, menawarkan kepada negara
itu lima belas tahun masa damai. Damai dan perang memang sering tergantung
pada kalkulasi rumit segala aspek yang ada, dan desas-desus perang terdengar
begitu kencang dan menakutkan sampai-sampai menghentikan kegiatan pertanian,
padahal, seperti kita lihat, desas-desus tidak lebih dari desas-desus.
Juga perlu diutarakan bahwa perang yang dinubuatkan Tuhan kita terjadi pada
kedua pihak dan peristiwanya berhubungan satu sama lain. Peperangan itu terjadi
dalam periode yang sudah dinubuatkan, dan terjadi dengan kerugian yang paling
parah di pihak orang Yahudi, yakni pihak terbesar yang nubuat itu tujukan.
Sementara, yang bernubuat bukanlah seorang negarawan, tetapi anak tukang kayu!
Untuk topik ini, dapat dilihat di bab lain.
[Catatan penulis: Yesus menyatakan ―deru perang dan kabar-kabar perang‖
selama Pax Romana-Roman Peace yaitu masa damai dalam pemerintahan
Romawi, yang adalah satu-satunya masa dalam sejarah saat perang sungguhsungguh berhenti karena kekaisaran Roma sudah menaklukkan semua musuhnya.
Dalam periode manapun dalam sejarah, perang adalah tanda zaman yang lemah,
karena perang selalu terjadi]
31 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Gempa Bumi
―Dan akan terjadi ... gempa bumi yang besar di berbagai tempat‖ (Matius 24:7
New International Version). Di antara tanda penting akhir zaman berupa
kegaduhan politik, terdapat beberapa peristiwa gempa bumi yang besar seperti isi
nubuat Tuhan kita yang terjadi di beberapa tempat. Pada masa pemerintahan
Claudius, terjadi satu gempa besar di Roma dan satu lagi di Apamea di Siria,
dimana banyak orang Yahudi bermukim. Gempa di Apamea demikian parahnya
hingga kaisar – dalam rangka mengurangi beban penderitaan para korban –
membebaskan mereka dari kewajiban membayar pajak selama lima tahun. Kedua
gempa ini dicatat oleh Tacitus. Ada satu lagi gempa yang terjadi pada masa
pemerintahan yang sama, di Pulau Kreta. Gempa ini dicatat oleh Philostratus
dalam bukunya ‗Life of Apollonius‘ yang juga mengatakan bahwa gempa juga
terjadi ―di Smirna, Miletus, Chios dan Samos, yang semuanya adalah tempat
dimana orang Yahudi bermukim.‖
Pada masa pemerintahan Nero, terjadi gempa di Laodikia yang juga dicatat oleh
Tacitus. Hal ini juga dicatat oleh Eusebius dan Orosius, yang menambahkan bahwa
kota Hieropolis dan Kolose, seperti halnya Laodikia, juga digoncang oleh gempa.
Terjadi pula gempa di Campania dalam masa pemerintahan yang sama (yang
dicatat oleh Tacitus dan Seneca) dan di Roma pada masa pemerintahan Galba,
yang dicatat oleh Suetonius. Masih ada gempa lain yang terjadi pada malam
mengerikan ketika orang Idumea dilarang masuk ke Yerusalem, sesaat sebelum
pengepungan atas kota itu dimulai. Josephus mengatakan, ―Badai hebat menerpa
mereka malam itu; angin yang kencang bertiup, diiringi oleh hujan yang sangat
lebat, dan kilat yang menyambar-nyambar, dan petir yang menggelegar, dan
gempa yang mengerikan. Tampak seolah seluruh sistem dunia telah dikutuk untuk
menghancurkan umat manusia; dan orang pasti bisa menduga bahwa semua
kejadian ini bukanlah tanda-tanda kejadian biasa!‖
[Catatan penulis: Ada banyak catatan terkait dengan periode ketika terjadi sangat
banyak gempa bumi di suatu wilayah tertentu. Ahli teologi dan penulis
J. Marcellus Kik menulis:
―Mengenai gempa bumi, banyak yang disebutkan oleh para penulis pada
periode sebelum tahun 70 Masehi. Terjadi gempa bumi di Pulau Kreta, Smirna,
Miletus, Chios, Samos, Laodikia, Hieropolis, Kolose, Campina, Roma dan
32 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Yudea. Juga menarik untuk dicatat bahwa kota Pompei hancur karena gempa
yang terjadi pada 5 Februari tahun 63 Masehi.‖15
Sarjana Alkitab yang lainnya, Henry Alford, menulis mengenai gempa yang terjadi
pada periode ini:
―Gempa besar yang terjadi antara nubuat Yesus dengan penghancuran
Yerusalem [tahun 70 Masehi] adalah, (1) gempa besar di Pulau Kreta tahun 46
atau 47 Masehi; (2) gempa besar di Roma pada hari Nero mengenakan ‗toga‘
lambang kedewasaannya tahun 51 Masehi; (3) gempa besar di Apamea di
Frigia, dicatat oleh Tacitus tahun 53 Masehi; (4) gempa besar di Laodikia di
Frigia tahun 60 Masehi; (5) gempa besar di Campania.‖16
Komentator Edward Hayes Plumptre menulis:
―Mungkin tidak pernah ada masa dalam sejarah dunia yang ditandai oleh
sedemikian banyaknya kejadian gempa bumi yang mengantarai Penyaliban dan
penghancuran Yerusalem.‖17
Lucius Annaeus Seneca, filsuf terkenal yang adalah guru atau mentor Nero, juga
mencatat fenomena ini:
―Betapa banyak kota di Asia, betapa banyak kota di Akhaya, yang
diluluhlantakkan oleh sebuah gelombang kejut gempa bumi! Betapa banyak
kota di Siria, betapa banyak di Makedonia, yang telah dilumat gempa! Betapa
seringnya kehancuran semacam ini meruntuhkan Siprus hingga tinggal puing!
Betapa seringnya Pafos hancur digoncang! Betapa tidak jarang kabar-kabar
kehancuran total suatu kota dibawa kepada kita.‖18
_________________________________
15
Kik, Matthew Twenty-Four Exposition, 93.
Alford, 163.
17
Plumpte, ―The Gospel According to St. Matthew,‖ 6:146.
18
Seneca, Ad Lucilium Epistulae Morales, 437.
16
33 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Pula banyak gempa yang disebut dalam Perjanjian Baru, termasuk saat kematian
Yesus (lihat Matius 17:51-52) dan kemudian saat kebangkitan-Nya (lihat Matius
28:2). Gempa bumi juga terjadi saat orang percaya berkumpul di Yerusalem
dimana bangunan bergoyang (lihat Kisah Para Rasul 4:31), juga saat Paulus dan
Silas dibebaskan dari penjara di Filipi (lihat Kisah Para Rasul 16:26). Dalam
periode nubuatan Yesus, gempa bumi merajalela]
Kelaparan
Tuhan kita juga menyebut akan terjadi ―kelaparan.‖ Kejadian yang paling
menonjol adalah yang telah dinubuatkan oleh Nabi Agabus akan terjadi pada masa
pemerintahan Claudius, yang berhubungan dengan Kisah Para Rasul. Kelaparan itu
dimulai pada tahun keempat pemerintahan Claudius untuk jangka waktu yang
lama. Kelaparan itu meluas hingga ke Yunani bahkan hingga ke Italia, tetapi paling
terasa di Yudea, khususnya di Yerusalem, dimana banyak orang mati kelaparan
karena ketiadaan roti. Kelaparan ini juga dicatat oleh Josephus, yang menyebut
―se-homer (sekira 2,5 liter) jagung dijual dengan harga lima drachma‖ [makanan
untuk satu hari dijual seharga upah satu pekan], seperti yang juga dicatat oleh
Eusebius dan Orosius. Untuk meringankan bencana ini, Helena ratu Adiabena,
yang pada saat itu berada di Yerusalem, memerintahkan pengiriman sejumlah
besar bahan pangan dari Aleksandria, dan Izates puteranya menyerahkan sejumlah
besar bantuan kepada gubernur Yerusalem untuk diberikan kepada kaum miskin
yang menderita kelaparan paling parah. Orang Kristen bangsa lain yang bermukim
di negeri asing juga mengirimkan bantuan sesuai permintaan Santo Paulus, untuk
meringankan penderitaan saudara-saudara mereka di Yerusalem (1 Korintus 16:3).
Dion Cassius menyebutkan bahwa terjadi kelaparan serupa pada tahun pertama
pemerintahan Claudius di Roma dan bagian lain Italia. Pada tahun kesebelas kaisar
yang sama, terjadi kelaparan lain yang dicatat oleh Eusebius. Selain itu terjadi
kelaparan yang melanda penduduk di beberapa kota lain di kota-kota di Galilea
dan Yudea, yang telah dikepung dan dikalahkan sebelum penghancuran
Yerusalem, yang adalah puncak sengsara nasional, sebagai kombinasi sangat
lengkap dari kelaparan dan beragam bencana lain.
[Catatan penulis: Kelaparan yang dinubuatkan Agabus dan dibahas di atas
disebutkan dalam Kisah Para Rasul 11:28-30 dan 1 Korintus 16:1-3]
34 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Penyakit Sampar
Tuhan kita menambahkan ―penyakit sampar‖ (lihat Lukas 21:11). Beralasan jika
penyakit sampar terjadi, mengikuti kelaparan hebat seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Sejarah membedakan dua kejadian wabah penyakit sampar sebelum
terjadinya perang Yahudi. Wabah penyakit sampar yang pertama terjadi di
Babilonia sekira tahun 40 Masehi yang mengamuk demikian menggegerkan
sehingga sejumlah besar orang Yahudi yang bermukim di sana mengungsi ke
Seleukia demi keselamatan mereka. Yang kedua terjadi di Roma tahun 65 Masehi
yang menimbulkan begitu banyak korban jiwa. Baik Tacitus maupun Suetonius
mencatat kejadian yang sama pada periode yang sama di beberapa wilayah
Kekaisaran Romawi.
Setelah Yerusalem dikepung oleh pasukan Roma di bawah komando Titus, wabah
sampar merebak di dalam kota menambah kesengsaraan orang-orang Yerusalem
dan menambah kengerian pengepungan tersebut. Wabah merebak selain
disebabkan oleh padatnya manusia dalam kota itu, dan oleh karena banyaknya
mayat-mayat yang membusuk yang tidak dikuburkan, juga oleh karena kelaparan
hebat yang terjadi.
Tanda-Tanda Dahsyat di Langit
Tuhan kita melanjutkan, ―Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan
tanda-tanda yang dahsyat dari langit‖ (Lukas 21:11). Josephus telah
mengumpulkan tanda-tanda yang paling jelas dan memasukkan catatan berisi
refleksi keganjilan peristiwa-peristiwa ini, keganjilan yang bisa mendorong orangorang sebangsanya mengakui keberadaan para penipu-penyesat dan laporanlaporan tidak berdasar, namun mengesampingkan dan mengabaikan peringatan
ilahi yang telah mendapat peneguhan, sebagaimana yang Josephus tegaskan,
dengan tanda-tanda di bawah ini:
1. ―Sebuah meteor, yang menyerupai sebilah pedang, tergantung di atas
Yerusalem selama setahun penuh.‖ Benda ini tidak mungkin sebuah komet,
karena posisinya stasioner atau tetap, dan terlihat selama dua belas bulan
berturut-turut. Sebilah pedang, sekalipun merupakan gambaran yang tepat
untuk penghancuran, tetapi tidak tepat digambarkan oleh sebuah komet.
35 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
2. ―Pada hari kedelapan bulan Zanthicus (sebelum perayaan Hari Raya Roti
Tak Beragi) pada jam kesembilan pada malam hari, muncul cahaya bundar
di atas mezbah dan pada bagunan di sekeliling Bait Allah, suatu cahaya yang
sangat terang bagai siang hari, yang muncul selama setengah jam.‖ Cahaya
ini tidak mungkin cahaya kilat, atau cahaya aurora borealis yang terang,
karena dikonfirmasi dari beberapa tempat dan terangnya bersinar tanpa putus
selama tiga puluh menit.
3. ―Saat Imam Besar menuntun seekor lembu betina untuk dipersembahkan di
mezbah, lembu itu melahirkan seekor anak domba, tepat di tengah-tengah
bait Allah.‖ Catatan yang sungguh ganjil. Sebagian orang menganggapnya
sebagai sebuah dongeng Yunani, sementara sebagian lain menganggap
keajaiban ini sebagai teguran atas ketidaksetiaan dan ketidakberimanan
orang Yahudi, yang telah menolak Anak Domba yang telah
mempersembahkan diri-Nya sebagai korban pendamaian ―satu kali untuk
selamanya‖ dan yang – dengan demikian menggenapi rancangan mereka –
telah membatalkan sistem persembahan korban Imamat. Apapun itu, apa
yang terjadi sungguh mengherankan. Kejadian itu bukan terjadi di
sembarang tempat di kota Yerusalem, namun di dalam Bait Allah; bukan
terjadi pada sembarang waktu, namun pada saat Paskah – saat peringatan
penyaliban Tuhan kita; bukan terjadi pada sembarang orang, namun di
hadapan Imam Besar dan imam-imam lain, dan pada saat mereka sedang
menggiring persembahan itu ke atas mezbah.
4. ―Pada jam keenam malam hari, pintu gerbang timur Bait Allah terlihat
terbuka sendiri.‖ Penjaga yang melihat melaporkan hal ini kepada atasannya,
yang kemudian menyuruh orang membantu menutup dan akhirnya dengan
susah payah gerbang itu berhasil ditutup. Pintu gerbang ini terbuat dari
kuningan padat dan dibutuhkan dua puluh laki-laki dewasa untuk
menutupnya setiap malam. Gerbang itu tidak mungkin terbuka dengan
sendirinya karena ―tiupan angin keras,‖ atau ―gempa kecil‖ karena, seperti
Josephus katakan, ―Gerbang itu diamankan dengan baut dan jeruji-jeruji besi
yang dimasukkan ke dalam suatu ambang besar yang terbuat dari batu utuh.‖
5. ―Tidak lama setelah perayaan Paskah, di berbagai wilayah negeri itu,
menjelang terbenamnya matahari, tampak sejumlah pasukan bersenjata
berkereta kuda melintas di atas langit Yerusalem.‖ Kejadian ini tidak
mungkin pertunjukan megah yang muncul karena aurora borealis, sebab
terjadi sesaat sebelum matahari terbenam; juga tidak mungkin khayalan
36 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
penduduk desa semata saat mereka menatap ke langit, sebab bisa terlihat di
berbagai wilayah negeri itu.
6. ―Pada kelanjutan perayaan Pentakosta, ketika para imam melaksanakan
tugas pelayanan mereka pada malam hari, mereka merasa ada goncangan,
diikuti oleh gumaman tidak jelas, lalu suara orang banyak yang dengan jelas
mengatakan ‗mari kita pergi dari sini‘.‖ Bunyi-bunyi ini akan mengingatkan
pembaca pada peristiwa mengherankan yang terjadi pada hari Pentakosta
yang sedang diperingati.
Awalnya terdengar goncangan; yang pasti akan membuat para imam
memperhatikan, disusul oleh gumaman yang tidak bisa dipahami; hal ini
tentu saja makin menarik perhatian mereka, dan kemudian mereka
mendengar – kata Josephus – sebuah suara, seperti suara orang banyak,
dengan jelas mengucapkan kata-kata ―mari kita pergi dari sini.‖ Dan
kemudian, sebelum perayaan tahun berikutnya, perang Yahudi pecah, dan
dalam tiga tahun berikutnya, Yerusalem dikepung tentara Romawi, Bait
Allah diubah menjadi benteng dan pelatarannya yang kudus dibanjiri oleh
darah para korban.
7. Sebagai tanda terakhir dan paling menakutkan, Josephus mencatat seorang
bernama Yesus, anak Ananus, seorang udik kalangan bawah, pada saat
perayaan Hari Raya Pondok Daun, tiba-tiba berseru-seru di Bait Allah,
―Suara dari timur suara dari barat – suara dari keempat penjuru-suara yang
menentang Yerusalem dan baitnya – suara yang menentang mempelai lakilaki dan mempelai perempuan – suara yang menentang semua orang!‖ Katakata ini diserukannya dengan keras tiada henti, siang dan malam, di jalanjalan kota Yerusalem selama tujuh tahun lima bulan. Dia memulai aksinya
ini pada tahun 62 Masehi ketika kota itu dalam keadaan damai dan sejahtera,
dan berhenti di tengah-tengah kengerian pengepungan.
Pengacau ini berhasil menarik perhatian penguasa dan dibawa ke hadapan
Albinus, orang Romawi yang menjabat gubernur. Albinus memerintahkan
orang ini disesah. Tetapi bahkan sesahan paling menyakitkan pun tidak
membuatnya mengeluarkan air mata atau mengerang kesakitan.
Sebagaimana dia tak pernah berterimakasih kepada orang yang
membebaskannya, dia juga tak pernah mengeluhkan ketidakadilan orangorang yang menghukumnya. Dan tidak ada kata-kata yang berhasil dikorek
dari mulutnya saat ditanyai, kecuali seruan khasnya, ―Celaka, celakalah
Yerusalem!‖ yang terus disuarakannya di seluruh penjuru kota, terutama
pada saat perayaan, dimana seruannya semakin sungguh-sungguh dan
37 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
suaranya semakin keras. Kemudian, pada permulaan pengepungan, dia
memanjat ke tembok kota, dan dengan suara yang lebih keras dari biasanya,
dia berteriak, ―Celaka, celakalah kota ini, bait Allah ini, dan orang-orang
ini!‖ Lalu, sebagai pertunjukan kematiannya sendiri dia berteriak, ―Celaka,
celakalah aku!‖ Dia nyaris tidak sempat mengucapkan kata-kata ini karena
sebuah batu melesat dari ketapel Romawi membuatnya mati di tempat.
Tanda-tanda ini, kecuali tanda yang pertama, dicatat oleh Josephus terjadi setahun
sebelum pecahnya perang Yahudi. Beberapa di antaranya juga dicatat oleh Tacitus.
Apapun faktanya, jelas bahwa peristiwa-peristiwa ini terkait dengan nubuat Tuhan
kita tentang ―akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang
dahsyat dari langit‖ dan seharusnya dianggap cukup sebagai jawaban bagi
penentang yang menilai hal-hal tersebut tidak cukup layak dicatat.
Penganiayaan
Nubuat Tuhan kita berikutnya berkaitan dengan aniaya yang akan dialami oleh
murid-murid-Nya: ―Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan
dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara,
dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena
nama-Ku;‖ (Lukas 21:12) – ―Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan
kamu akan dipukul;‖ (Markus 13:9) – ―Dan beberapa orang di antara kamu akan
dibunuh‖ (Lukas 21:16). Dalam usianya yang masih sangat belia, Gereja Kristen
mulai mengalami kekejaman yang bukan karena kesalahan mereka atau dipicu oleh
mereka.
Tuhan kita dan pendahulunya, Yohanes Pembaptis, telah terlebih dulu dibunuh.
Rasul Petrus dan Yohanes telah dipenjara, lalu bersama rasul yang lain, disesah di
hadapan majelis agama Yahudi. Stefanus, setelah memusingkan Sanhedrin karena
pidato fasihnya yang tidak terbantahkan, dilempari batu hingga mati. Herodes
Agripa yang ―mengulurkan tangannya untuk menyusahkan gereja‖ memenggal
Yakobus saudara Yohanes, kemudian kembali memenjarakan Petrus, dan
berencana membunuhnya juga.
Santo Paulus dihadapkan kepada Mahkamah Agama di Yerusalem dan kepada wali
negeri/gubernur Feliks, yang gemetar di kursinya, saat tahanan yang gagah berani
38 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
ini berbicara tentang ―kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan
datang!‖ Dua tahun kemudian, Paulus dihadapkan kembali, kali ini ke hadapan
Festus (yang menggantikan Feliks). Raja Agripa yang hadir pada saat itu,
sementara sang wali negeri mengejek Paulus, dengan cerdik mengakui kefasihan
sang rasul, dan setengah percaya berkata, ―Hampir-hampir saja kauyakinkan aku
menjadi orang Kristen!‖ Terakhir Paulus naik banding kepada kaisar (Nero) di
Roma. Sebelumnya dia dan Silas diseret ke hadapan kepala penjara di Filipi,
dimana keduanya didera berkali-kali kemudian dilemparkan ke dalam perjara.
Paulus juga pernah dipenjara selama dua tahun di Yudea, dan dua kali di Roma,
masing-masing selama dua tahun. Dia pernah mengalami lima kali penyesahan
(pencambukan) oleh orang Yahudi, tiga kali didera dengan tongkat, dan satu kali
dilempari dengan batu.
Paulus sendiri, sebelum pertobatannya, juga merupakan alat penggenapan
nubuatan tersebut. Santo Lukas mencatat Paulus sebagai orang yang ―bukan saja
telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah memperoleh
kuasa dari imam-imam kepala, tetapi yang juga setuju, jika mereka dihukum mati.
Yang sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dalam
rumah-rumah ibadat, dan yang dalam amarah yang meluap-luap mengejar
mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing‖(Kisah Para Rasul 26:10-11; lihat
Galatia 1:23).
Akhirnya, dua tahun sebelum perang Yahudi, penganiayaan massal dimulai karena
dorongan Kaisar Nero, ―yang,‖ kata Tacitus, ―menjatuhkan hukuman yang
luarbiasa menyakitkan atas orang Kristen.‖ Banyak orang Kristen yang mati
sebagai martir di bawah hujan cemoohan dan hinaan, termasuk di antaranya Rasul
Paulus dan Rasul Petrus.
Tuhan kita melanjutkan – ―dan kamu akan dibenci semua bangsa oleh karena
nama-Ku‖ (Matius 24:9). Kebencian yang menimbulkan penganiayaan dan
penyiksaan seperti yang dikutip di atas bukanlah sesuatu yang timbul karena orang
Kristen menolak pemimpin yang berkuasa atau karena melanggar hukum, tetapi
sebagai konsekuensi tidak terelakkan dari tindakan mereka mempertahankan nama
dan meniru karakter Tuan mereka. ―Sebuah perang,‖ kata Tertullian, ―melawan
sebuah nama; menjadi seorang Kristen saja pun sudah merupakan kejahatan.‖ Hal
serupa dituliskan Pliny dalam suratnya kepada Trajan: ―Aku bertanya apakah
mereka orang Kristen; dan jika mereka mengakuinya, aku bertanya untuk kedua
39 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
dan ketiga kalinya, mengancam mereka dengan hukuman, dan bagi siapapun yang
bertahan aku perintahkan untuk dihukum mati.‖ Tuhan kita katakan, ―Semua
bangsa.‖ Apapun kebencian dan perselisihan yang pernah ada antara bangsa lain
dan orang Yahudi dalam hal lain, tampaknya kapan pun mereka siap sedia
bekerjasama untuk menganiaya dan menyiksa para pengikut Dia yang datang
menjadi terang bagi yang pertama dan kemuliaan bagi yang terkemudian.
Kasih yang Menjadi Dingin
―Dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling
membenci‖ (Matius 24:10). Perihal fakta ini, pernyataan tegas Tacitus berikut
cukup jelas. Tentang penganiayaan dan penyiksaan yang dialami orang Kristen di
bawah pemerintahan Nero, yang sebelumnya telah disinggung, dia berkata,
―Beberapa orang yang ditangkap kemudian mengaku, dan dengan pengakuan itu
sejumlah besar orang Kristen lain dijatuhi hukuman dan dieksekusi secara barbar.‖
[Catatan penulis: Matius 24:10-12 juga merujuk banyaknya pengajaran palsu
pada gereja abad pertama, yang membuat banyak orang percaya meninggalkan
kasih Kristus kepada iman yang menyimpang, seperti Gnostik, Yudaizer dan
Nikolatian – pengikut Nikolaus.
Seperti ditulis oleh ahli teologi David Chilton:
―Kita umumnya berpikir bahwa periode apostolik merupakan masa ledakan
dahsyat penginjilan dan pertumbuhan Gereja, suatu ―masa keemasan‖ saat
mujizat terjadi setiap hari. Gambaran umum ini secara substansi benar adanya,
namun dinodai oleh satu kelalaian. Kita cenderung melupakan fakta bahwa
Gereja mula-mula adalah adegan merebaknya wabah penyesatan/bidah paling
dramatis.
Masalah penyesatan tidak terbatas pada daerah atau budaya tertentu, namun
menyebar dan menjadi masalah yang makin membesar yang terjadi karena
kekeliruan pengajaran dan penggembalaan seiring waktu. Beberapa bidah
mengajarkan kebangkitan sudah terjadi (2 Timotius 2:18), sementara yang lain
mengatakan kebangkitan adalah hal yang mustahil (1 Korintus 15:12); ada
bidah yang mengajarkan doktrin aneh asketisme dan beribadah kepada
malaikat (Kolose 2:8, 18-23; 1 Timotius 4:1-3), sementara yang lain
40 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
mengajarkan rupa-rupa kecemaran dan menghina Allah (2 Petrus 2:1-3, 10-22;
Yudas 4, 8, 10-13, 16). Berulang kali para rasul menuliskan peringatan yang
tegas atas tindakan mentoleransi pengajar-pengajar palsu dan ―rasul-rasul
palsu‖ (Roma 16:17-18; 2 Korintus 11:3-4; 12-15; Filipi 3:18-19; 1 Timotius
13-7; 2 Timotius 4:2-5), karena telah menyebabkan banyak orang
meninggalkan iman, dan kemurtadan semakin besar seiring waktu (1 Timotius
1:19-20, 6:20-21; 2 Timotius 2:16-18, 3:1-9, 4:10, 14-16). Salah satu kitab
Perjanjian Baru yang terakhir ditulis, Kitab Ibrani, ditulis kepada seluruh
komunitas Kristen yang sedang berada di tepi jurang meninggalkan
Kekristenan sepenuhnya. Gereja Kristen abad pertama tidak hanya ditandai
oleh iman dan mujizat; namun juga ditandai oleh meningkatkan kedurhakaan,
kemurtadan dan penyesatan yang berasal dari komunitas Kristen sendiri, tepat
seperti yang Yesus nubuatkan dalam Matius 24.19]
Injil Akan Diberitakan di Seluruh Dunia
―Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi
semua bangsa, sesudah itu barulah kesudahannya (takdir orang Yahudi) tiba‖
(Matius 24:14 New International Version). Penggenapan nubuat ini ditunjukkan
oleh surat-surat Santo Paulus – yang dialamatkan kepada orang Kristen di Roma,
Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, Tesalonika – dan surat-surat Petrus yang
dikirimkan kepada orang Kristen di Pontus, Kapadokia dan Bitinia – yang menjadi
monumen yang tegak berdiri hingga hari ini. Kedua rasul ini sudah tiada saat
pecahnya perang Yahudi. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat Roma,
berkata kepada mereka, ―Sebab kabar tentang imanmu telah tersiar di seluruh
dunia‖ (Roma 1:8 New International Version) dan kepada jemaat Kolose, ―Injil ...
yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit‖ (Kolose 1:23). Klemen,
yang adalah rekan sekerja Paulus, mengatakan, ―Ia mengajarkan kebenaran
kepada seluruh dunia, bepergian dari timur ke barat ke arah tepi laut.‖ Eusebius
berkata, ―Para rasul memberitakan Injil di seluruh dunia, dan beberapa dari
mereka melintasi lautan, dan sampai ke kepulauan Britania‖; demikian pula yang
dikatakan Theodoret.
_________________________________
19
Chilton, The Great Tribulation, 29-30.
41 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Tampaknya,‖ kata Bishop Newton ―dari para penulis sejarah gereja, sebelum
runtuhnya Yerusalem, Injil telah diberitakan tidak hanya di Asia Kecil, dan
Yunani, dan Italia, tetapi sudah sampai ke utara sejauh Skitia, ke selatan sejauh
Ethiopia, ke timur sejauh Parthia dan India dan ke barat sejauh Spanyol dan
Britania.‖ Tacitus menegaskan, ―Agama Kristen, yang muncul di Yudea menyebar
ke seluruh bagian dunia, dan menjangkau Roma, yang penganutnya, pada masa
pemerintahan Nero, telah berjumlah sangat banyak.‖ Sedemikian banyak hingga
menimbulkan keresahan pada pemerintah.
Hal ini sepenuhnya menggenapi sebuah nubuat yang berlawanan dengan setiap
kesimpulan yang dibuat berdasarkan peluang, dan dengan pencapaian di tengah
segala halangan yang tidak putus-putusnya menghadang. Anak seorang tukang
kayu beserta sejumlah nelayan sederhana yang diajar-Nya, dalam sebuah takdir
yang miskin insentif duniawi, namun penuh penyangkalan diri, pengorbanan dan
penderitaan, berkata bahwa dalam waktu sekira empat puluh tahun Injil akan
menyebar ke seluruh dunia. Demikianlah Injil menyebar di tengah tantangan
kefanatikan orang Yahudi, terutama para pemimpinnya yang berkuasa, dan di
tengah penolakan aktif bangsa-bangsa lain; Injil menyebar pada periode tersebut di
semua negeri yang dimasukinya. Adakah yang bisa menyangkal bahwa nubuat dan
penggenapannya sama-sama ilahi?
[Catatan penulis: Akar kata oikoumene, yang diterjemahkan sebagai dunia dalam
ayat ini, sesungguhnya berarti ―wilayah/area yang dihuni/didiami,‖ bukan berarti
planet bumi secara global (kosmos). Ini adalah kata yang sama yang digunakan
dalam Lukas 2:1: ―Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah,
menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia [the inhabited earth].‖
Rasul Paulus kemudian juga menggunakan kata yang sama untuk meneguhkan
bahwa Injil telah menjangkau seluruh dunia peradaban seperti yang Yesus
nubuatkan (lihat Roma 1:8, 10:18; Kolose 1:5-6, 23).
Sebagaimana yang ditulis oleh Phillip Doddrigde tahun 1807:
Tampaknya, dari sumber yang paling terpercaya, Injil telah diberitakan di
Idumea, Siria, dan Mesopotamia, oleh Yudas; di Mesir, Marmorica,
Mauritania, dan bagian lain Afrika, oleh Markus, Simon dan Yudas; di
Ethiopia, oleh sida-sida Sri Kandaka dan Matias; di Pontus, Galatia dan
kawasan Asia yang berdekatan dengannya, oleh Petrus; di kawasan tujuh gereja
42 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
oleh Yohanes; di Partia, oleh Matius; di Skitia, oleh Filipus dan Andreas; di
bagian utara dan timur Asia, oleh Bartolomeus; di Persia, oleh Simon dan
Yudas; di Media, Carmania, dan beberapa daerah bagian timur, oleh Tomas;
sepanjang jalur yang panjang dari Yerusalem hingga Ilirikum, oleh Paulus,
juga hingga ke Italia, dan mungkin bahkan hingga Spanyol, Gaul (Perancis)
dan Britania; hampir di segala penjuru gereja Kristen ditanam, dalam waktu
kurang dari tiga puluh tahun sejak kematian Kristus, berarti sebelum
penghancuran Yerusalem.20
Yesus berkata Injil akan diberitakan di seluruh wilayah kekuasaan Kekaisaran
Romawi sebelum Dia datang dalam penghakiman atas Yerusalem dan Bait Allah.
Yesus benar. Nubuat ini sudah digenapi, dan tidak akan ada penggenapan lain di
masa depan kita. Kita tidak sedang menantikan setiap orang mendengar Injil
supaya pengangkatan bisa terjadi.21]
Awal Peperangan
Demikianlah catatan sejarah mengenai sejumlah peristiwa dan tanda-tanda yang
Tuhan kita katakan akan mendahului penghancuran Kota Suci. Penggenapan
nubuat Yesus tentang tersebarnya Injil yang tepat waktu telah meresahkan negeri
Yahudi sehingga mereka tidak hanya terprovokasi, tetapi tampak tidak sabar segera
ingin terjun ke dalam segala bencana besar yang tidak tertandingi yang, pada
akhirnya, melumat mereka sampai habis. Dalam penjelasan bagian ini, rasanya
tidak mungkin menjelaskan setiap detil kecil awal mula dan proses segala bencana
ini. Namun beberapa detil khusus yang merupakan penggenapan bagian lain
nubuatan dan menjadi alasan penggunaan bahasa yang agak vulgar akan
dihadirkan bagi para pembaca.
_________________________________
20
Doddridge, 2:365.
Gary DeMar, Ten Popular Prophecy Myths Exposed and Answered, bab 8 ―Mitos bahwa Injil masih
harus diberitakan di ‗Seluruh Dunia‘‖
21
43 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Sejak penaklukan negeri mereka oleh Pompey, sekira tahun 60 Sebelum Masehi,
bangsa Yahudi, dalam beberapa peristiwa, telah menunjukkan tabiat degilnya.
Setelah Yudas orang Gaul dan Sadduk orang Farisi mengajarkan kepada mereka
bahwa sikap tunduk kepada Romawi akan memuluskan jalan menuju perbudakan
penuh kehinaan, kemarahan terpendam mereka nampak dari meningkatnya
kejahatan dan kekerasan. Pemberontakan dan pembangkangan menjadi semakin
kerap dan menggelisahkan. Untuk menangani hal ini Florus, sang wali
negeri/gubernur, bertindak tegas. Kemudian Eleazar, anak Imam Besar, mengajak
imam-imam yang bertugas di Bait Allah untuk menolak persembahan orang asing
dan jangan lagi berdoa buat mereka. Sebuah hinaan besar dialamatkan kepada
Kaisar, dengan menolak persembahannya, dan dengan demikian perang dengan
Romawi mulai disulut.
Gangguan dari pihak orang Yahudi berlanjut, sehingga Cestius Gallus, wali negeri
Siria, berbaris bersama pasukannya ke Yudea untuk menumpas gangguan tersebut.
Kemana pun dia pergi ditandai dengan pertumpahan darah dan kebinasaan. Dia
kemudian bergerak menjarah dan membumihanguskan kota Zebulon dan Yope
yang permai dan setiap desa yang dilaluinya. Di Yope, dia membunuh 8.400 orang
penduduk. Dia menghancurkan distrik Narbatene dan pasukan yang dikirimnya ke
Galilea membunuh 2.000 orang penghasut. Dia kemudian menghanguskan kota
Lida, dan setelah menghalau orang Yahudi yang dengan membabi buta angkat
senjata melawan dirinya, Cestius lalu berkemah pada jarak sekira satu mil dari
Yerusalem. Pada hari keempat, dia memasuki gerbang Yerusalem dan membakar
tiga bagian kota itu. Dia bisa saja mengakhiri perang pada saat itu, namun
bukannya menikmati kemenangannya, karena bujukan para perwiranya yang licik,
dengan mengejutkan dia justru menghentikan pengepungan dan meninggalkan kota
dengan terburu-buru.
Orang Yahudi mengejarnya hingga Antipatris dan dengan sedikit korban jiwa di
pihak mereka, berhasil membantai hampir 6.000 orang tentara Cestius. Setelah
peristiwa ini, orang-orang Yahudi yang kaya (menurut Josephus) meninggalkan
kota itu, layaknya orang meninggalkan kapal yang tenggelam. Pada saat itulah
orang-orang Kristen – atau Yahudi yang berpindah agama – yang berdiam di
Yerusalem, mengingat peringatan Tuan mereka yang mulia, melarikan diri ke
Pella, suatu tempat di seberang Yordan yang letaknya di pegunungan (Matius
24:16). Di Pella (menurut Eusebius, yang tinggal tidak jauh dari sana), mereka
tinggal dan menetap sebelum perang (yang dilancarkan Vespasian) pecah.
44 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Beberapa kesempatan mujur lain sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh orang-orang
yang masih tinggal untuk melarikan diri. Jelas sekali, orang tidak bisa berpikir
dengan pikiran saleh jika tidak memiliki rasa hormat dan ketaatan, karena sejarah
mencatat tidak satu orang Kristen pun menjadi korban dalam peristiwa
pengepungan Yerusalem. Bertahan hingga akhir dan setia kepada Tuan mereka
yang diberkati, mereka menghargai kata-kata peringatan-Nya dan luput dari
bencana. Dengan demikian tergenapilah ucapan Tuhan kita, ―Tetapi orang yang
bertahan sampai pada kesudahannya (yakni kesudahan nubuat ini) akan selamat‖
(Matius 24:13) dari segala bencana yang melumat semua orang yang terus menerus
tegar tengkuk dalam ketidakpercayaan mereka.
Haruslah Kamu Melarikan Diri (Matius 24:15, 21)
Nero, yang mendapat laporan tentang kekalahan Cestius, segera menunjuk
Vespasian, seorang jenderal pemberani, untuk memimpin perang melawan Yahudi.
Dia dibantu oleh anaknya, Titus, yang segera mengumpulkan 60.000 prajuritnya
dari Ptolemais. Dari sana, pada musim semi tahun 67 Masehi, dia bergerak menuju
Yudea, menebarkan malapetaka dan kebinasaan yang paling kejam – serdadu
Romawi, dalam banyak kejadian, tidak memberi ampun bahkan kepada bayi atau
orang lanjut usia. Selama lima belas bulan, Vespasian bergerak maju sambil
menaklukkan satu per satu kota-kota kuat di Galilea dan di Yudea, membantai
setidaknya 150.000 orang penduduk.
Di antara bencana buruk ini, yang pada saat itu menimpa orang Yahudi, apa yang
menimpa penduduk kota Yope, yang telah dibangun kembali, perlu mendapat
perhatian khusus. Perompakan yang kerap mereka lancarkan membangkitkan
amarah Vespasian. Dalam suatu perompakan, saat orang Yahudi lari ke kapal
mereka dikejar oleh pasukan Vespasian, mendadak badai menerpa dan menyapu
semua yang ada di laut, menunggangbalikkan kapal mereka. Semua saling
menghempas, kapal dengan kapal dan dengan batu-batu karang tanpa ampun.
Banyak orang Yahudi yang tewas tenggelam, ada yang tewas karena tabrakan
kapal, dan lainnya bunuh diri, sementara yang berhasil mencapai pantai langsung
dibantai oleh prajurit Romawi yang tidak mengenal belas kasihan. Garis pantai
untuk jarak yang jauh dibanjiri oleh darah; 4.200 mayat manusia memenuhi pantai,
dan tidak seorang pun yang selamat untuk melaporkan malapetaka ini ke
Yerusalem. Peristiwa seperti ini sudah dinubuatkan oleh Tuhan kita, ketika Dia
45 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
berkata, ―Dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru
dan gelora laut‖ (Lukas 21:25).
Setelah maju hingga Yerikho, Vespasian mundur ke Kaisarea untuk
mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Yerusalem. Di tengah segala
persiapan itu, dia mendapat kabar kematian Nero. Tanpa mengetahui bahwa
dirinyalah yang akan diangkat menjadi kaisar berikutnya, dengan bijak dia
menunda sementara pelaksanaan serangan tersebut. Jadi sebenarnya Yang
Mahakuasa memberikan penundaan kedua, yang berlangsung selama hampir dua
tahun. Tetapi orang Yahudi tidak juga bertobat dari kejahatan hati mereka, tidak
sedikit pun, justru terus melakukan kejahatan dengan skala makin besar. Pertikaian
sipil merebak kembali dengan kemarahan yang lebih bernyala-nyala.
Di jantung kota Yerusalem, dua faksi bersaing demi kekuasaan dan menyerang
satu sama lain dengan kebengisan dan kekejaman yang menghancurkan. Satu divisi
dari salah satu faksi, yang sempat terusir ke luar kota, memasuki kota dengan
kekerasan pada suatu malam. Haus darah dan terbakar api dendam, mereka
membantai penduduk kota tanpa pandang usia dan jenis kelamin, bahkan
membantai bayi-bayi. Dan pada pagi harinya 8.500 mayat berserakan di jalan-jalan
Kota Suci. Mereka menjarah rumah-rumah, dan ketika menemukan Imam Besar,
Anaius dan Yesus; mereka tidak hanya membunuh keduanya namun juga
menghina mayat mereka dengan membiarkannya tergeletak tanpa dikubur. Mereka
membantai rakyat sipil tak ubahnya segerombolan hewan paling buas. Para
bangsawan adalah yang pertama kali mereka penjarakan dan cambuk, dan jika
dengan segala cara para bangsawan ini tidak juga mau bergabung dengan faksi
mereka, mereka menjatuhkan hukuman mati kepada para bangsawan tersebut.
Korbannya mencapai 12.000 orang. Dan tak seorang pun berani meneteskan air
mata atau mengerang kesakitan karena takut mengalami nasib serupa. Kematian
menjadi hukuman atas tuduhan melakukan kejahatan, yang teringan hingga
terberat dan tidak ada yang bisa lolos semiskin atau serendah apapun posisi
mereka. Siapapun yang mencoba melarikan diri akan dicegat dan dibunuh, dan
mayat mereka akan ditumpuk di jalan-jalan umum. Belas kasihan sekecil apapun
tampaknya sudah sirna dan bersamaan dengan itu, sirna pulalah segala rasa hormat
kepada pihak yang berkuasa, baik sipil maupun rohani.
Sementara Yerusalem dimangsa oleh faksi-faksi pelahap yang bengis ini, setiap
wilayah Yudea dihantui dan diresahkan oleh gerombolan-gerombolan perampok
46 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
dan pembunuh, yang menjarah kota demi kota. Jika menghadapi perlawanan, tanpa
ampun mereka membunuh penduduk kota, bahkan perempuan atau anak-anak.
Simon anak Gioras, komandan salah satu gerombolan yang terdiri dari 40.000
orang dengan susah payah akhirnya memasuki Yerusalem dan mendirikan faksi
ketiga. Hal ini membuat api perang sipil kembali berkobar, kali ini dengan
kebencian yang lebih merusak. Ketiga faksi, menjadi gila-gilaan karena
kemabukan, kemarahan dan keputusasaan, menambah tinggi tumpukan mayat
orang-orang yang mereka bantai, saling menyerang satu dengan yang lain dengan
kebiadaban dan kegilaan yang brutal. Bahkan orang-orang yang datang membawa
persembahan ke Bait Allah juga dibunuh. Mayat-mayat para imam dan orangorang yang datang beribadah, baik orang Yahudi asli maupun pendatang, ditumpuk
jadi satu, dan danau darah menggenang di pelataran kudus.
John Levi dari Gischala, yang mengetuai salah satu faksi, membakar gudanggudang penuh bahan pangan, dan Simon, musuh terbesarnya, ketua faksi yang
lainnya, segera meniru perbuatannya. Dengan begitu mereka melemahkan diri
mereka sendiri. Dalam situasi genting dan kritis ini, intelijen membawa berita
pasukan Romawi sedang mendekat. Orang Yahudi menjadi amat ketakutan; tidak
ada waktu untuk berunding, tidak ada harapan bagi perdamaian, tidak ada sarana
untuk melarikan diri: yang ada hanya kekacauan yang liar dan kebingungan. Tidak
ada yang terdengar kecuali teriakan kebingungan orang yang bertempur – tiada
yang terlihat selain pakaian yang dibasahi darah – tiada yang bisa diharapkan dari
para prajurit Romawi kecuali dendam. Teriakan tiada henti para petarung terdengar
siang dan malam, namun masih kalah mengerikan dibanding suara ratapan orang
yang berkabung. Ketakutan dan teror yang dirasakan mendorong banyak penduduk
mengharapkan datangnya musuh asing, yang mungkin bisa membebaskan mereka.
Demikianlah kondisi mengerikan yang sedang berlangsung saat Titus dan
pasukannya tiba dan berkemah di luar Yerusalem.
Namun, sayangnya, dia datang bukan untuk melepaskan Yerusalem dari deritanya,
melainkan untuk menggenapi nubuat dan membuktikan peringatan penuh kasih
Tuhan kita: ―Jika kamu melihat (Ia mengatakan hal ini kepada murid-murid-Nya)
kekejian yang mendatangkan kebinasaan, menurut firman yang disampaikan oleh
nabi Daniel, berdiri di tempat kudus dan Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara,
maka orang-orang yang berada di Yerusalem harus melarikan diri, dan orangorang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota,‖ (Matius
47 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
24:15-16; Lukas 21:1-10, 20). Pasukan prajurit ini, tidak diragukan lagi adalah
pasukan Roma, yang kemudian masuk ke dalam kota itu.
Sejak masa pembuangan ke Babel, penyembahan berhala/idolatry telah dianggap
sebagai suatu kekejian oleh orang Yahudi. Rasa jijik nasional juga dirasakan
kepada patung-patung dewa dan kaisar Romawi, yang selalu dibawa kemanapun
oleh pasukan Romawi. Kita melihat hal ini, di masa saat perdamaian masih terjaga,
ketika Pilatus, dan setelah itu Vittelius, karena alasan menghindari berbaris
bersama pasukannya melewati Yudea atas permintaan beberapa bangsawan
Yahudi. Watak keji yang kini menguasai pasukan Romawi, sejarah perang Yahudi
dan terutama penghancuran final Kota Suci menghadirkan contoh mengerikan
yang paling baik. Yerusalem tidak hanya direbut, namun Bait Allah-nya yang
sangat dibanggakan itu kini hancur lebur.
[Catatan penulis: Dengan membandingkan Matius 24:15-16 dengan Lukas 21:20,
kita bisa memahami bahwa kekejian yang mendatangkan kebinasaan (abomination
that caused the desolation) Yerusalem adalah pasukan Romawi yang datang
mengepung kota. Untunglah Yesus telah memberi tahu pengikut-Nya bahwa ketika
mereka melihat hal ini, mereka harus melarikan diri ke pegunungan. Mereka
melakukannya karena mereka mengerti apa yang Yesus maksudkan. Baik
Chrysostom maupun Augustine sepakat bahwa yang dimaksud dengan kekejian
yang mendatangkan kebinasaan adalah pasukan Romawi. Chrysostom (lahir tahun
347 Masehi di Antiokhia, ibukota Siria) mengatakan, ―Karena bagiku jelas bahwa
kekejian yang membinasakan adalah pasukan yang olehnya Kota Suci Yerusalem
dibinasakan.‖22
Santo Augustine (lahir tahun 354 Masehi di Afrika Utara) mengatakan,
―Lukas, untuk menunjukkan kekejian yang sama dengan yang dinubuatkan
Daniel akan terjadi saat Yerusalem ditaklukkan, mengenang ucapan Tuhan
dalam konteks yang sama: ‗Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh
tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat‘‖ (xxi.20).23]
_________________________________
22
23
Dikutip di Bray, Matthew 24 Fulfilled, 54.
Ibid.
48 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kalau-kalau pasukan Titus tidak cukup jelas digambarkan dengan ucapan-Nya,
Tuhan kita menambahkan, ―Di mana ada bangkai, di situ burung elang
berkerumun‖ (Matius 24:28 American Standard Version). Negara Yahudi, pada
saat itu, memang tepat sekali digambarkan sebagai bangkai. Tongkat kerajaan
Yehuda – otoritas sipil dan politik, kehidupan agama, dan kemuliaan Bait Sucinya
– hancur. Negeri itu, secara moral dan secara hukum, sudah mati. Burung elang
yang naluri dasarnya adalah mencuri dan membunuh, tepat sekali menggambarkan
watak Romawi yang ganas dan haus darah, dan mungkin, hal ini juga dimaksudkan
untuk menggambarkan gambar dalam panji-panji mereka, yang memuakkan bagi
orang Yahudi, yang akhirnya ditancapkan di tengah-tengah Kota Suci dan di
tengah-tengah Bait Suci.
[Catatan penulis: Dengan kata lain, emblem burung elang terpatri pada perisai
dan panji-panji Romawi; demikian pula, Yerusalem digambarkan sebagai bangkai.
Seperti dituliskan oleh komentator Barnes:
Kata-kata dalam ayat ini bersifat kiasan. Burung bangkai dan elang akan segera
berkerumun dimana ada bangkai, dan akan lekas-lekas menyantapnya.
Demikianlah pasukan Romawi. Yerusalem ibaratnya bangkai mati yang
berbau. Kehidupannya sudah musnah, dan sekarang dia siap dimangsa.
Pasukan Roma mendatanginya, seperti burung elang mendatangi bangkai, dan
akan segera memangsanya.24]
Hari dimana Titus mengepung Yerusalem adalah perayaan Paskah, dan penting
dicatat bahwa ini adalah peringatan saat dimana orang Yahudi menyalibkan Mesias
mereka! Pada saat demikian, sejumlah besar orang datang dari seluruh negeri
tetangga, dan dari negeri yang jauh, untuk merayakan perayaan tersebut. Betapa
tepat dan betapa baiknya, jika demikian, nubuat berisi peringatan yang Tuhan kita
sampaikan, ―Orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam
kota‖ (Lukas 21:21).
_________________________________
24
Barnes, Matius 24.
49 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
[Catatan penulis: Buku George Peter Holford tidak membahas Matius 24:16-18,
20:
―Orang-orang yang ada di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.
Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk
mengambil barang-barang dari rumahnya. Orang yang sedang di ladang
janganlah ia kembali untuk mengambil jubahnya. Berdoalah agar saat kamu
melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin atau pada hari Sabat.‖
Saya tidak mengetahui pasti mengapa dia melewatkan bagian ini, namun saya akan
membahasnya secara singkat. Pada ayat-ayat ini Yesus sedang memberikan nasihat
praktis kepada pengikut-Nya bagaimana caranya tetap selamat selama masa
penghancuran tahun 70 Masehi. Kita bisa mengetahuinya dari ayat ini saat Yesus
berbicara tentang penghancuran lokal (melarikan diri dari Yudea) dan sebuah latar
sejarah (jangan pada hari Sabat). Kecenderungan alami saat orang melihat pasukan
mendekat adalah melarikan diri ke Yerusalem demi keamanan. Namun Yesus
menyuruh mereka melawan naluri alami mereka dan meninggalkan kota.
Karena Yesus menyuruh mereka melarikan diri, para pengikut-Nya terlindungi.
Bahkan, seperti ditulis oleh George Peter Holford enam paragraf sebelumnya, ―...
sejarah mencatat bahwa tidak satu orang Kristen pun yang mati dalam peristiwa
penghancuran Yerusalem.‖ Komentator lain yang sangat disegani menegaskan hal
ini:
Selanjutnya, jemaat gereja Yerusalem, lewat seorang bijak yang ...,
diperintahkan untuk meninggalkan Kota sebelum pecah perang dan menetap di
sebuah kota di wilayah Perea bernama Pella. Ke Pella inilah orang-orang yang
percaya kepada Kristus bermigrasi dari Yerusalem; dan begitu orang kudus
terakhir meninggalkan kota bangsawan metropolitan Yerusalem dan tanah
Yahudi, penghakiman Allah akhirnya turun atas kota itu karena kejahatan
mereka yang keji kepada Kristus dan rasul-rasul-Nya, penghakiman yang
sepenuhnya menghapus angkatan yang jahat itu dari antara umat manusia.
– Eusebius25
_________________________________
25
Eusebius, 82.
50 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dikatakan bahwa ada alasan untuk mempercayai bahwa tidak ada satu orang
Kristen pun yang menjadi korban dalam penghancuran kota itu. Allah
mengamankan pelarian mereka lewat banyak cara, sehingga mereka melarikan
diri ke Pella, dimana mereka menetap saat Yerusalem sedang dihancurkan.
– Albert Barnes26
... dikatakan oleh beberapa penafsir, yang keanehannya juga dicatat oleh
Josephus, bahwa setelah Cestius Gallus menyerbu Yerusalem bersama
pasukannya, tiba-tiba tanpa ada sebab, berhenti mengepung dan mundur
bersama pasukannya, di saat kota itu dengan mudah dapat dikuasai; dengan
demikian nampak suatu sinyal, sebuah kesempatan bagi orang Kristen untuk
melarikan diri: yang mereka manfaatkan, dan mereka lari melewati wilayah
Yordan, seperti yang dikatakan Eusebius, ke tempat yang bernama Pella;
sehingga ketika Titus tiba beberapa bulan kemudian, tidak ada satu pun orang
Kristen di kota itu ...
– John Gill27
Saya menemukan bahwa fakta ini saja sudah merupakan bukti yang luar biasa kuat
yang menunjukkan orang percaya abad pertama mengerti bahwa yang Yesus
maksudkan adalah peristiwa tahun 70 Masehi.
Penerjemah karya Josephus bahkan menulis:
―Ada sebuah alasan lain yang sangat penting dan sangat menguntungkan di
balik mundurnya Cestius; yang – seandainya Josephus adalah seorang Kristen
– pasti sudah dicatat juga olehnya; yaitu menyediakan suatu kesempatan bagi
orang Kristen-Yahudi yang tinggal di Yerusalem untuk mengingat nubuat dan
peringatan yang diberikan oleh Kristus sekira tiga puluh tiga setengah tahun
sebelumnya, yakni ―bila mereka melihat kekejian yang membinasakan‖
[pasukan Romawi penyembah berhala, dengan bordiran wajah dewa mereka di
panji-panjinya, siap menghancurkan Yerusalem] ―berdiri di tempat kudus‖;
atau ―saat mereka melihat Yerusalem dikelilingi oleh pasukan,‖ mereka
haruslah segera ―melarikan diri ke pegunungan.‖
_________________________________
26
27
Barnes, Matius 24.
Gill, Matius 24.
51 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Mematuhi hal ini orang Kristen-Yahudi melarikan diri ke pegunungan Perea,
dan luput dari penghancuran ... Tidak ada alasan, yang lebih tidak politis,
namun yang lebih menguntungkan, yang terlihat dari pada mundurnya pasukan
Cestius ini .... Aniaya Besar, yang belum pernah terjadi sejak dunia dijadikan
hingga saat itu; tidak, yang juga tidak akan pernah terjadi lagi.‖28]
Seperti Kilat Memancar (Matius 24:27)
Kendati demikian, Yerusalem pada saat itu disesaki oleh orang Yahudi pendatang,
dan orang asing dari seluruh penjuru sehingga seluruh negeri bisa dikatakan
dimasukkan ke suatu ruang penjara sebelum jatuhnya penghakiman ilahi. Menurut
Josephus, peristiwa ini terjadi tiba-tiba, menggenapi nubuat Tuhan kita bahwa
kehancuran itu akan terjadi secepat kilat yang ―memancar dari sebelah timur dan
melontarkan cahayanya sampai ke barat‖ dan ―seperti jerat yang dengan tiba-tiba
jatuh ke atas mereka (orang Yahudi) yang menimpa semua penduduk bumi ini‖
(Matius 24:27; Lukas 21:35). Juga menjadi alasan Yesus memberi perintah agar
siapa yang melarikan diri dari kota itu harus benar-benar bersegera.
Celakalah Ibu-ibu yang Sedang Hamil (Matius 24:19)
Pada saat kemunculan pasukan Romawi, seluruh faksi Yahudi bersatu dan dengan
penuh kemarahan mengejar dan dengan susah payah berhasil memukul mundur
legion kesepuluh. Kejadian ini menyebabkan terhentinya sejenak segala kekejaman
dan dengan terbukanya gerbang kota memberi kesempatan kepada orang-orang
terbuang untuk lari dari sana. Tadinya mereka tidak dapat melarikan diri dari kota
tanpa dicegat karena akan dicurigai ingin bergabung dengan pasukan Romawi.
Keberhasilan memukul mundur legiun kesepuluh ini memberi rasa percaya diri
kepada orang Yahudi dan mereka memutuskan untuk mempertahankan kota hingga
titik darah penghabisan, tetapi tetap tidak menghalangi gesekan antar mereka terus
terjadi. Faksi yang dipimpin oleh Eleazar telah tercerai berai dan bergabung ke dua
faksi yang ada, pimpinan John Levi dan Simon.
_________________________________
28
William Whiston, catatan b dalam terjemahannya dari karya Josephus, Wars of the Jews, 204.
52 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kedua faksi kemudian terlibat persaingan berdarah, penjarahan dan kebakaran
hebat. Bagian tengah kota dilalap api, dan penduduk yang malang dijadikan hadiah
bagi pihak yang menang.
Pasukan Romawi pada akhirnya berhasil menguasai dua dari tiga tembok yang
melindungi kota, dan ketakutan sekali lagi menyatukan faksi-faksi yang bertikai.
Hal ini hampir mampu menunda pertikaian mereka ketika kelaparan mulai
merebak di antara prajurit Yahudi. Sebenarnya kelaparan diam-diam sudah
menghantui, dan banyak penduduk miskin yang tidak terlibat pertikaian yang
meregang nyawa karena kelaparan. Dengan semakin meningkatnya malapetaka
kelaparan ini, anehnya, faksi-faksi yang bersaing kembali beringas, dan kota itu
benar-benar menghadirkan gambaran baru keterkutukan. Terdorong rasa lapar
yang amat sangat, mereka saling merebut makanan dari tangan orang lain, bahkan
ada yang sampai memakan gandum mentah.
Penyiksaan digunakan untuk bisa menemukan segenggam makanan; perempuanperempuan merebut makanan dari tangan suami mereka dan anak-anak merebut
makanan dari bapa mereka, ibu-ibu bahkan merebut makanan dari bayi-bayi
mereka; mereka membiarkan bayi mereka yang masih menyusu tergolek di lengan
mereka karena keberatan jika cairan vital yang menyokong tubuh mereka dihisap
oleh bayi mereka. Betapa akuratnya saat Tuhan kita menyatakan celaka atas ―yang
menyusukan bayi pada masa itu‖(Matius 24:19). Malapetaka mengerikan ini
akhirnya mendorong sejumlah besar orang melarikan diri dari kota menuju
perkemahan musuh, dimana pasukan Romawi malah menyalibkan mereka,
sedemikian banyaknya sehingga – Josephus katakan – mereka kekurangan lahan
untuk menancapkan salib, sementara jumlah salib masih kurang dibanding jumlah
para tawanan yang akan disalibkan. Ketika ditemukan terdapat beberapa orang
tawanan yang menelan emas, orang Arab dan Siria, yang bergabung bersama
pasukan Romawi, terdorong oleh keserakahan, dengan kekejaman luar biasa,
merobek perut 2.000 orang pembelot dalam satu malam.
Titus, yang tergugah melihat betapa mengerikannya malapetaka yang dialami
penduduk Yerusalem, secara pribadi memohon mereka untuk menyerah, tetapi
permohonan itu ditolak. Jengkel dengan kedegilan dan penghinaan orang Yahudi,
dia memutuskan mengelilingi kota dengan circumvallation [suatu mesin perang
yang yang kelilingnya mencapai 39 furlong (1 furlong = 220 yard = 1/8 mil) atau
sekitar 4,87 mil (sekitar 7,8 kilometer) dan diperkuat dengan 13 menara], yang
53 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
dengan menakjubkan mampu didirikan oleh para prajurit dalam waktu tiga hari.
Demikianlah hal ini menggenapi nubuat lain dari Tuhan kita saat Dia berkata,
―Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan
kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan‖
(Lukas 19:43).
Karena kini sama sekali tidak ada pasokan bahan pangan yang bisa masuk lewat
tembok kota, kelaparan semakin merebak dan meningkat semakin mengerikan,
hingga memakan korban keluarga demi keluarga. Bagian atas rumah dan relungrelung kota penuh dengan mayat perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia.
Anak-anak muda bergentayangan bagai hantu di tempat-tempat publik dan
bertumbangan tanpa nyawa di jalan-jalan. Jumlah yang mati sedemikian
banyaknya untuk dikubur, dan banyak yang mati saat sedang menguburkan yang
lain. Malapetaka dahsyat ini terlalu besar untuk diratapi. Keheningan dan
kekelaman yang pekat dan mematikan meliputi seluruh kota.
Namun bahkan adegan mengerikan yang tersaji di depan mata itu tidak
menyurutkan niat para perampok untuk membongkar makam dan melucuti pakaian
mayat-mayat itu disertai tawa liar tanpa perasaan. Mereka menguji ketajaman
pinggiran pedangnya ke tumpukan mayat, bahkan kepada orang yang masih
bernafas. Pada periode menyedihkan dan mengerikan ini, Simon Goras memilih
untuk memperlihatkan sifat bengis dan kejamnya dalam menjatuhkan hukuman
mati kepada imam Matias dan ketiga anaknya, yang dituduh sebagai pendukung
Romawi. Sang ayah, merasa berjasa sudah membukakan pintu gerbang bagi
Simon, memohon agar dirinya yang dihukum mati lebih dulu daripada anakanaknya. Tetapi sang tiran yang bengis justru menyuruh dia ditempatkan di urutan
akhir, dan pada saat Matias akan menghembuskan nafas terakhir, dengan nada
menghina Simon bertanya padanya apakah Romawi akan membebaskan dia.
Dalam situasi kota yang suram muram, seorang Yahudi bernama Mannæus
melarikan diri kepada Titus dan memberitahu dia bahwa sejak awal pengepungan
(14 April) hingga tanggal 1 Juli, tercatat 115.880 mayat yang digotong hanya lewat
satu gerbang saja, yang dia adalah penjaganya. Orang ini telah ditunjuk untuk
membayar tunjangan publik bagi para penggotong mayat, sehingga berkewajiban
menghitung berapa yang telah digotong keluar. Tidak lama kemudian, beberapa
orang terpandang melarikan diri dari kota menuju perkemahan Romawi dan
meyakinkan Titus bahwa jumlah mayat orang miskin yang telah digotong keluar
54 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
dari gerbang yang lain tidak kurang dari 600.000 mayat. Laporan tentang betapa
mengerikannya malapetaka yang dialami Yerusalem membangkitkan rasa iba pada
pihak Romawi, khususnya Titus yang kemudian mengangkat tangannya ke langit
dan memohon kepada Yang Mahakuasa, mengatakan bahwa bukan dirinya yang
menjadi penyebab malapetaka yang demikian dahsyat. Sesungguhnya, orang
Yahudi sendirilah, dengan kebejatan, kedegilan dan kekeraskepalaan yang luar
biasa, yang menimpakan semua ini atas diri mereka.
Kemudian, atas nama Titus, dengan tulus Josephus membujuk John Levi dan para
pengikutnya untuk menyerah, tetapi manusia kurang ajar ini menjawab dengan
hinaan dan bersumpah, menyatakan keyakinannya bahwa Yerusalem – sebagai
kota Allah sendiri – tidak akan pernah bisa direbut. Dengan demikian dia
menggenapi nubuatan Nabi Mikha, bahwa Israel, kendati sudah berada di pinggir
jurang, dengan pongah ―bersandar kepada Tuhan dengan berkata: ―Bukankah
Tuhan ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!‖‖
(Mikha 3:11).
Sementara itu kengerian akibat kelaparan semakin menyayat hati dan
menyebabkan penderitaan yang semakin besar. Orang Yahudi, didorong oleh rasa
lapar yang sangat, terpaksa mengkonsumsi ikat pinggang mereka, sandal mereka,
kulit yang melapisi perisai mereka, rumput kering, bahkan kotoran lembu. Di titik
nadir segala kengerian ini, seorang perempuan bangsawan Yahudi, didorong oleh
lapar yang tidak tertahankan, membunuh darah dagingnya sendiri dan
memasaknya. Dia sudah memakan separuh bagian tubuh anaknya ketika para
prajurit, yang tergiur oleh bau harum makanan, mengancam akan membunuhnya
jika dia tidak memberitahu asal makanan yang dimakannya itu. Karena ketakutan,
dia menunjukkan apa yang tersisa dari jasad anaknya, yang membuat para prajurit
ini bergidik dalam kengerian. Pada pertunjukan peristiwa memilukan dan
mengharukan ini, seantero kota layaknya kota hantu dan memberi selamat kepada
orang-orang yang telah terlebih dulu mati karena dengan begitu terhindar dari
mengalami hal-hal yang menyayat hati itu.
[Catatan penulis: Kisah mengerikan ini adalah penggenapan yang sangat tepat
dari kutuk yang disampaikan kepada Israel: ―Dan engkau akan memakan buah
kandunganmu, yakni daging anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan
yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, – dalam keadaan susah dan sulit
yang ditimbulkan musuhmu kepadamu‖ (Ulangan 28:53).]
55 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Sungguh, peri kemanusiaan benar-benar bergidik dan mual membaca narasi ini.
Dan tidak seorangpun bisa membayangkan betapa menyedihkannya kondisi yang
dialami penduduk Yerusalem sampai-sampai perempuan-perempuan yang ada di
sana sudah tidak memiliki emosi atau simpati apapun lagi. Dan tidak seorangpun
bisa menahan air mata saat membaca ucapan Juruselamat kita yang ditujukan-Nya
kepada perempuan-perempuan yang meratapi dan menangisi Dia saat Dia dibawa
ke Kalvari, dimana Dia merujuk kepada peristiwa ini: ―Hai puteri-puteri
Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri
dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah
perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang
susunya tidak pernah menyusui‖ (Lukas 23:28-29).
[Catatan penulis: Kematian Yesus adalah kematian yang mengerikan, namun Dia
menangis bagi perempuan-perempuan dan anak-anak Yerusalem. Jika
dibandingkan, Yesus sedang mengatakan bahwa kematian mereka akan jauh lebih
mengerikan daripada kematian-Nya.]
Fakta memilukan di atas sebenarnya juga sudah dinubuatkan oleh Musa:
―Perempuan yang lemah dan manja di antaramu, yang tidak pernah mencoba
menjejakkan telapak kakinya ke tanah karena sifatnya yang manja dan lemah itu,
akan menjadi jahat ... terhadap anaknya laki-laki atau anaknya perempuan,
karena uri [ari-ari] yang keluar dari kandungannya ataupun karena anak-anak
yang dilahirkannya; sebab karena kekurangan segala-galanya ia akan
memakannya dengan sembunyi-sembunyi, dalam keadaan susah dan sulit yang
ditimbulkan musuhmu kepadamu di dalam tempatmu‖ (Ulangan 28:56-57).
Dan penting pula dicatat – sebagai situasi yang menunjukkan betapa pentingnya
nubuat ini – bahwa sejarah dunia tidak pernah mencatat peristiwa kebiadaban yang
di luar peri kemanusiaan dalam pengepungan di tempat lain atau negeri lain
manapun yang serupa ini. Josephus sendiri pernah menyatakan, seandainya tidak
banyak saksi mata yang menyaksikan peristiwa ini, dia sendiri tidak akan
mencatatnya, ―Karena,‖ dia katakan, ―pelanggaran sifat dasar manusia yang
demikian menggoncangkan tidak pernah dilakukan bahkan oleh orang Yunani atau
barbar,‖ sehingga penyisipan peristiwa ini bisa saja menurunkan kredibilitas
sejarahnya.
Ketika kelaparan berlanjut mengamuk di seantero kota, prajurit Roma – setelah
56 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
beberapa usaha yang gagal – akhirnya berhasil merubuhkan bagian dari dinding
dalam, mengambil alih menara besar benteng Antonia, dan merangsek maju
menuju Bait Allah, dimana Titus, dalam sebuah rapat perang, telah memutuskan
untuk mempertahankan Bait Allah sebagai ornamen bagi kekaisaran dan sebagai
monumen kesuksesannya. Namun Yang Mahakuasa telah memutuskan sebaliknya.
Akhirnya hari yang ditentukan itu tiba. Hari kesembilan bulan Av, tibalah hari
pembalasan itu (Lukas 21:22), persis hari yang sama dengan hari penghancuran
Bait Suci tahun 586 Sebelum Masehi oleh raja Babel!
[Catatan penulis: Dalam Lukas 4:18-19 Yesus membaca sebuah nubuat dari
Yesaya 61:1-2:
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia
telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang
terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
dan hari pembalasan Allah kita...
Inilah ayat sebagaimana yang tertulis di Yesaya, namun ketika Yesus
mengutipnya, Dia tidak menyelesaikan ayat tersebut. Yesus berhenti di tengah
kalimat. Kalimat yang dicetak tebal, tidak dibacakan oleh Yesus. Namun dalam
Lukas 21:22, Yesus menyatakan masa/hari pembalasan [the day of vengeance].
Yesus mengawali pelayanan-Nya kepada orang Yahudi dalam perkenanan Tuhan
Allah, tetapi setelah tiga setengah tahun, Yesus akhirnya menyelesaikan nubuat
Yesaya dengan menyatakan bahwa hari pembalasan itu sekarang tiba.]
Seorang prajurit Romawi, didorong (menurut dirinya) oleh dorongan ilahi,
mengabaikan perintah Titus, memanjat bahu prajurit lainnya dan melemparkan
batang kayu yang menyala ke jendela emas Bait Allah, yang seketika membakar
bangunan itu. Orang Yahudi, yang sangat kuatir dan ingin menyelamatkan
bangunan besar suci yang mereka percayai sebagai jaminan keselamatan mereka,
dengan teriakan panik, menyerbu masuk untuk memadamkan api. Titus juga, yang
berharap bisa memadamkan kebakaran besar itu, tergesa-gesa menuju lokasi
dengan kereta pedangnya, diikuti para perwira utamanya. Dengan sia-sia dia
melambai-lambaikan tangannya dan berteriak-teriak, memerintahkan prajuritnya
untuk memadamkan api; namun dalam kegemparan sangat gaduh dan massa yang
kebingungan tidak ada yang mendengar teriakannya. Prajurit Romawi, yang
57 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
sengaja menulikan telinga mereka, bukannya
membuatnya semakin menyebar dan menyebar.
memadamkan
api, justru
Terdorong oleh kebencian dan dendam yang menyala-nyala kepada orang Yahudi,
para prajurit ini menyerbu massa, sebagian dibantai dengan pedang, yang lain
diinjak-injak di bawah kaki mereka atau dibantingkan ke tembok hingga mati.
Banyak massa yang jatuh lemas di antara reruntuhan beranda dan balkon yang
penuh asap, karena kehabisan udara. Orang-orang miskin tidak bersenjata bahkan
orang sakit dibantai tanpa ampun. Di antara orang-orang yang tidak beruntung ini,
banyak yang dibiarkan bersimbah darah. Sejumlah besar orang mati dan sekarat
menumpuk di sekeliling mezbah, yang tadinya mereka tuju demi mendapatkan
perlindungan, sementara tangga dari mezbah menuju pelataran luar dibanjiri darah
mereka.
Karena sadar tidak mungkin menahan keberingasan dan kekejaman prajuritnya,
komandan tertinggi pasukan dan beberapa perwira utamanya, masuk ke dalam Bait
Allah untuk mensurvei bagian bangunan yang belum tersentuh kebakaran. Pada
saat itu, api belum menyentuh bagian dalam Bait Allah, yang dimasuki dan
disaksikan Titus dalam kekaguman. Terperangah dengan kemegahan arsitektur dan
keindahan dekorasinya, yang bahkan melebihi berita kemashyuran yang
dilaporkan, dan menyadari bahwa tempat kudus belum terjamah api, dia
mengulangi usahanya untuk menghentikan kobaran api. Titus bahkan merendahkan
diri memohon dengan sangat kepada prajuritnya untuk mengerahkan segala daya
dan upaya untuk memadamkan api, bahkan menyuruh pasukan penjaga (centurion)
untuk menghukum para prajurit jika mereka kembali tidak mematuhinya. Tapi
semua sia-sia belaka.
Kemarahan para prajurit yang kalap sudah tidak mengenal batas lagi. Dengan
nafsu menjarah dan membantai, mereka semua seperti serempak mengabaikan
permohonan dan ancaman jenderal mereka. Bahkan saat sang jenderal berusaha
melindungi tempat kudus, salah seorang prajurit justru dengan sengaja membakar
ambang-ambang pintu yang menyulut kebakaran besar ke semua bagian. Titus dan
para perwiranya sekarang terpaksa mundur, dan tidak ada yang tertinggal untuk
mengawasi para prajurit yang sedang mengamuk atau api yang terus merambat.
Para prajurit Romawi, yang jengkel sejengkel-jengkelnya kepada orang Yahudi,
menangkapi siapapun yang ditemui, tanpa menghiraukan jenis kelamin, usia atau
derajat, merampasi barang-barang mereka lalu membantai mereka. Tua-muda,
58 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
orang biasa atau imam, yang menyerah maupun yang terus melawan, semuanya
sama-sama dibunuh dalam pembantaian yang tidak pandang bulu ini.
Sementara itu, Bait Allah terus terbakar, hingga akhirnya, seluruh bangunan dilalap
api. Maraknya kobaran api menimbulkan kesan bagi orang yang melihat dari jarak
jauh bahwa seluruh kota telah terbakar. Kegemparan dan kekacauan yang
ditimbulkan peristiwa ini, menurut Josephus, sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Para prajurit Romawi mengeluarkan pekikan yang sangat menggetarkan; para
pemberontak yang menemukan diri mereka terkepung pedang dan api, juga
mengeluarkan teriakan-teriakan mengerikan; sementara orang-orang yang tidak
beruntung (yang miskin dan sakit) yang terjebak di antara musuh dan kobaran api,
meratap memilukan. Ratapan dan raungan mereka yang ada di bukit dan yang ada
di kota seperti saling bersahutan. Orang-orang yang selamat dari kelaparan seolah
dibangkitkan oleh adegan mengerikan ini dan seolah memiliki tenaga baru untuk
meratapi kemalangan mereka. Ratapan yang terdengar dari kota digemakan ulang
oleh gunung-gunung yang mengelilingi kota dan tempat-tempat di seberang
Yordan. Kobaran api yang melalap seluruh bangunan Bait Allah sedemikian besar
dan hebatnya sehingga seluruh bukit tempat bangunan itu berdiri, bahkan
pondasinya yang dalam, tampak seolah sebuah bola api raksasa.
[Catatan penulis: Pembakaran Yerusalem adalah perapian yang menyala-nyala
yang dicatat di Roma 13:42 dalam perumpamaan gandum dan lalang.]
Darah para korban mengalir seiring dengan hancurnya bangunan dan jumlah yang
terbunuh sudah tidak terhitung lagi. Tanah bahkan tidak terlihat karena tertutupi
oleh tumpukan mayat, yang terinjak-injak oleh prajurit Romawi saat mengejar para
buronan, sedang suara gemeretak kayu bangunan yang dilahap api, bercampur
dengan suara beradunya senjata, rintihan orang yang sekarat, dan raungan
keputusasaan, menambah kengerian luar biasa dari adegan yang tidak ada
bandingannya dalam halaman sejarah ini.
Di antara peristiwa-peristiwa tragis yang terjadi pada saat itu, sebuah peristiwa
rasanya perlu mendapatkan perhatian khusus: Seorang nabi palsu, berdusta seolah
dia menerima penugasan ilahi, mengatakan bahwa jika orang-orang ingin lari ke
Bait Allah, mereka harus memperhatikan tanda pembebasan mereka. Karena itu,
sekira enam ribu orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, berkumpul di
sebuah balkon yang masih berdiri di luar bangunan. Ketika mereka menanti59 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
nantikan mujizat yang dijanjikan dengan harap-harap cemas, prajurit Romawi,
dengan sangat biadab, tanpa alasan jelas sengaja membakar balkon. Orang banyak
yang panik karena situasi mengerikan tersebut, berlompatan ke reruntuhan yang
ada bawah dan mati seketika. Sisanya, tanpa kecuali, mati dilalap api. Demikian
pentingnya peringatan Tuhan kita untuk tidak mendengarkan nabi-nabi palsu
―yang mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat.‖
Bait Allah kini tidak lebih dari onggokan puing-puing. Prajurit Romawi, yang
merayakan kemenangan mereka, mengangkat dan menegakkan panji-panji di atas
bagian yang tersisa dari gerbang timur, dan dengan persembahan rasa syukur
mereka memproklamasikan kejayaan Titus dengan segala bentuk demonstrasi
kegembiraan.
Dengan demikian berakhirlah kejayaan dan keberadaan Bait Allah yang kudus dan
mulia itu, dengan ukurannya yang menakjubkan, kekukuhannya yang solid, dan
kekuatannya yang mengagumkan, yang tampaknya mampu menahan segala
tindakan kekuatan manusia yang paling hebat sekalipun dan tetap berdiri, seperti
piramida, di tengah goncangan pergantian zaman hingga dunia ini berakhir.
Lima hari setelah penghancuran Bait Allah, imam-imam yang berhasil selamat
duduk merana kelaparan di atas salah satu dinding yang runtuh; mereka akhirnya
turun dan memohon pengampunan dari Titus, yang menolak mengampuni mereka,
dengan alasan, ―Karena Bait Allah, yang menjadi alasan dia mengampuni mereka,
sudah hancur, maka adalah tepat jika imam-imam Bait itu ikut binasa
bersamanya‖ sesudah itu Titus memerintahkan mereka dihukum mati.
Para pemimpin faksi, yang kini terdesak dari segala arah, meminta diadakannya
suatu pertemuan dengan Titus, yang menawarkan untuk mengampuni nyawa
mereka jika mereka bersedia meletakkan senjata. Atas syarat yang masuk akal ini,
herannya, para pemimpin faksi menolak. Sebagai reaksi atas kekeraskepalaan
mereka, Titus yang jengkel kemudian memutuskan dia tidak akan memberi ampun
kepada para pemberontak dan memerintahkan hal tersebut diumumkan segera.
Prajurit Romawi kini memiliki surat izin penuh untuk menjarah dan
menghancurkan. Pagi-pagi sekali keesokan harinya, mereka membakar benteng,
kantor pencatatan, ruang dewan, dan istana Ratu Helena, kemudian menyebar ke
seluruh penjuru kota, membunuh siapa saja yang mereka temukan dan membakar
60 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
mayat-mayat yang bergelimpangan di setiap jalan dan di lantai hampir setiap
rumah.
Di istana kerajaan, tempat harta karun tersimpan dalam jumlah sangat besar,
sejumlah orang Yahudi yang serakah membunuh 8.400 sesama mereka lalu
menjarah harta milik mereka. Pembelot dalam jumlah yang sangat banyak, yang
berhasil kabur dari tiran dan memasuki perkemahan musuh, juga dibantai.
Para prajurit, yang lelah membunuh dan kenyang dengan darah yang mereka
tumpahkan, akhirnya menurunkan pedang mereka dan sekarang ingin memuaskan
keserakahan mereka. Untuk maksud itu, mereka mengumpulkan orang Yahudi
yang tersisa, bersama dengan istri dan keluarganya dan menjual mereka secara
terbuka, layaknya di pasar hewan. Sejumlah besar orang siap dijual, namun
pembeli hanya sedikit. Dengan demikian genaplah ucapan Musa ini: ―Dan ... kamu
akan menawarkan diri kepada musuhmu sebagai budak lelaki dan budak
perempuan, tetapi tidak ada pembeli‖ (Ulangan 28:68).
Pasukan Romawi, yang menjadi penguasa kota bagian bawah, sengaja
membakarnya. Orang Yahudi menyelamatkan diri dengan pergi ke bagian atas
kota, dari mana – dengan keangkuhan dan kesombongan yang belum lekang –
mereka tidak hentinya menjengkelkan musuhnya, bahkan memperlihatkan diri
untuk menonton kebakaran kota bagian bawah ibarat sedang menyaksikan suatu
hiburan. Dalam waktu singkat, dinding kota bagian atas berhasil dihancurkan oleh
ketapel Romawi, dan orang Yahudi yang tadinya begitu sombong dan congkak,
kini gemetar dan sangat panik, jatuh tengkurap dan menyesali kesombongan
mereka. Orang-orang yang berada di menara, yang tampaknya tidak mungkin
ditembus oleh usaha manusia, menjadi sangat takut, dan anehnya malah
meninggalkan menara dan mencari perlindungan di gua-gua dan saluran-saluran
bawah tanah. Dalam usaha untuk bersembunyi ini, setidaknya 2.000 orang
ditemukan tewas setelah itu. Demikianlah, seperti Tuhan kita nubuatkan, orangorang malang ini berkata kepada gunung-gunung: ―Runtuhlah menimpa kami! dan
kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!‖ (Lukas 23:30).
Karena dinding kota kini sepenuhnya telah dalam penguasaan Romawi, para
prajurit mengibarkan bendera di atas menara dan menyambut kemenangan mutlak
mereka dengan sorak sorai. Setelah itu, setiap gangguan dari orang Yahudi
berakhir dan prajurit Romawi sepenuhnya bebas melampiaskan kebencian mereka
61 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
kepada para penduduk. Mereka menjarah rumah-rumah dan membakarnya. Mereka
berkeliaran di jalan-jalan dengan pedang terhunus dan membunuh setiap orang
Yahudi yang mereka temui tanpa pandang bulu, mayat para korban menutupi dan
membuat sempit gang-gang kota sementara darah mereka mengalir ke saluran air
kota. Dan ketika hari berganti malam, para prajurit mengganti pedang mereka
dengan obor dan di tengah kegelapan malam yang mencekam, mereka membakar
bagian kota yang masih tersisa.
Cawan murka Allah, yang telah sekian lama ditumpahkan atas kota penuh bakti
ini, sekarang sudah kosong, dan Yerusalem, yang dulu pernah ―menjadi
kemahsyuran di bumi‖ dan penerima seribu nubuat, kini kehilangan nafas hidup,
diselimuti nyala api dan berdarah-darah di setiap sudutnya, akhirnya tenggelam
sepenuhnya dalam kehancuran dan kebinasaan. (Pengepungan bersejarah ini
berakhir pada hari kedelapan bulan September tahun 70 Masehi. Lama
pengepungan hampir lima bulan, dimana Romawi mengepungnya sejak hari
keempat belas bulan April tahun yang sama.)
Sebelum menghancurkannya secara total, Titus melakukan survei atas kota itu dan
kubu atau benteng pertahanannya, dan sambil merenungkan betapa kokoh dan
kuatnya benteng-benteng itu, dia tidak kuasa untuk tidak mengaitkan
keberhasilannya bersumber dari Yang Mahakuasa sendiri. Titus menyatakan,
―Tidakkah Allah sendiri yang membantu operasi militer kita, dan menghalau
keluar orang Yahudi itu dari benteng-benteng mereka, yang sama sekali mustahil
untuk direbut; sebab apalah yang bisa dilakukan manusia, juga kekuatan ketapel,
kepada menara sekuat ini?‖ Setelah itu Titus memerintahkan kota itu harus
diratakan dengan tanah, dengan pengecualian tiga menara tinggi-megah Hippocos,
Phasael dan Mariamne, sebagai bukti kekuatan kota itu dan sebagai piala
kemenangan baginya. Selain itu dia juga membiarkan penggalan kecil tembok
barat, sebagai benteng penjagaan bagi sebuah garnisun untuk mengawasi daerah
sekelilingnya.
Titus juga memberi perintah bahwa hanya orang Yahudi yang masih melawan
sajalah yang harus dibunuh, tetapi para prajurit, yang sudah tidak memiliki belas
kasihan, membantai bahkan orang yang sakit dan tua. Para pencuri dan orang
serakah semua dihukum mati. Para remaja dan orang muda yang paling jangkung
dan parasnya paling rupawan, bersama beberapa bangsawan Yahudi, dipilih dan
dibiarkan hidup oleh Titus sebagai penyemarak arak-arakan kemenangannya
62 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
memasuki kota Roma. Setelah pemilihan itu, semua yang berumur di atas tujuh
belas tahun dikirim ke Mesir untuk dipekerjakan di sana sebagai budak, atau
didistribusikan ke seluruh wilayah kekaisaran untuk dipersembahkan sebagai
gladiator dalam amfiteater (gedung pertunjukan terbuka); sedangkan yang berusia
di bawah itu dijual.
Selama peristiwa ini terjadi, 11.000 orang Yahudi yang dijaga oleh seorang
jenderal bernama Fronto, mati karena kelaparan. Peristiwa memilukan ini terjadi
sebagian disebabkan oleh langkanya bahan pangan dan sebagian lagi oleh
kekeraskepalaan mereka sendiri dan pengabaian dari pihak Romawi.
Seluruh orang Yahudi yang binasa selama masa pengepungan Yerusalem, menurut
catatan Josephus tidak kurang dari 1,1 juta orang, ditambah 237.000 orang yang
mati di tempat lain dan jumlah tidak terhitung yang tewas akibat kelaparan dan
wabah sampar. Tidak kurang 2.000 orang mati bunuh diri. Orang yang ditawan
berjumlah 97 ribu orang. Dari dua pemimpin besar Yahudi yang keduanya berhasil
ditangkap, John Levi dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara bawah tanah,
sementara Simon bersama John Levi, dalam arak-arakan di Roma dihukum
cambuk, lalu dijatuhi hukuman mati sebagai penjahat.
[Catatan penulis: ―Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala
yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang
pilihan waktu itu akan dipersingkat‖ (Matius 24:22). Dari angka di atas terlihat
bahwa sekiranya pembantaian itu tidak dipersingkat, orang Yahudi akan sama
sekali habis musnah. Juga jika pembunuhan tidak berhenti di kota Yerusalem, bisa
saja pasukan Romawi melanjutkan aksinya ke kota terdekat Pella untuk
menghabisi orang Kristen yang melarikan diri ke sana.]
Dalam melaksanakan perintah Titus terkait penghancuran Yerusalem, para prajurit
tidak hanya merubuhkan bangunan yang ada, tetapi juga membongkar seluruh
pondasinya. Mereka benar-benar meratakan dengan tanah seluruh wilayah kota
sehingga seorang asing yang melihat pasti tidak menyangka jika daerah itu tadinya
adalah sebuah kota besar yang dihuni manusia. Demikianlah kota besar itu, yang
lima bulan sebelumnya disesaki oleh hampir dua juta manusia, yang bermegah
dalam kekuatannya yang tidak tertembus, sepenuhnya dibiarkan kosong tidak
berpenghuni dan rata dengan tanah. Hal ini membuat apa yang sudah dinubuatkan
Tuhan kita bahwa musuh Yerusalem akan membiarnya rata dengan tanah dan
63 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain‖
(Lukas 19:44) tergenapi sepenuhnya dengan cara paling menyolok.
Fakta ini diteguhkan oleh sejarawan gereja paling awal, Eusebius, yang
menyatakan bahwa dirinya melihat sendiri kota itu terkubur di bawah reruntuhan,
dan Josephus menyebut Eleazar saat berseru, ―Dimanakah kota besar kita, yang
dipercaya sebagai kediaman Allah? Semuanya sudah dicabut dan dibongkar dari
pondasinya, dan monumen dari reruntuhannya adalah perkemahan para
pembinasanya yang tegak di tengah-tengah puing-puingnya!‖
Mengenai Bait Allah sendiri, Tuhan kita sudah menubuatkan secara khusus, tidak
peduli betapapun megahnya, ―sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan
dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan‖ (Matius
24:2). Bahkan tercatat dalam Talmud dan oleh Maimonides bahwa Terentius
Rufus, kapten dalam pasukan Titus, benar-benar membajak pondasi Bait Allah
dengan bajak supaya benar-benar rata tanah. Hal ini juga secara harfiah
menggenapi nubuatan nabi Mikha: ―Sebab itu oleh karena kamu [karena
kejahatanmu] maka Sion akan dibajak seperti ladang, dan Yerusalem akan
menjadi timbunan puing, dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang
berhutan‖ (Mikha 3:12).
[Catatan penulis: ―Tembok Barat Yerusalem yang berdiri hari ini (atau sering
juga disebut Tembok Ratapan) bukanlah bagian Bait Allah yang ada pada zaman
Yesus. Tembok itu adalah bagian ‗parapet‘ (tembok perlindungan serupa benteng)
yang dibangun raja Herodes mengelilingi Bait Allah.‖29]
Dengan demikian genaplah segala malapetaka dan penghancuran, yang tiada
bandingnya, atas bangsa Yahudi dan khususnya kota Yerusalem. Dengan
keakuratan yang sangat tinggi Tuhan kita pernah menyatakan, ―Siksaan yang
dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan
yang tidak akan terjadi lagi‖ (Matius 24:21).
[Catatan penulis: Tidak ada yang namanya dua penggenapan atas satu nubuat.
Gagasan itu, sekalipun populer, tidaklah alkitabiah. Jika sebuah nubuat diberikan,
hanya akan ada satu penggenapan.
_________________________________
29
Eberle and Trench, 15
64 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Mengatakan sebuah nubuat memiliki dua penggenapan berarti penafsiran atas
nubuat itu keliru. Penggenapan-ganda tidak hanya tidak masuk akal, bahkan Yesus
sendiri dengan cara-Nya mengatakan bahwa Matius 24 hanya akan digenapi satu
kali (Matius 24:21). Perkataan-Nya ini menggugurkan kemungkinan penggenapanganda.
Yesus menunjukkan bahwa masa aniaya ini adalah yang terburuk dari yang pernah
terjadi, dan yang terburuk dari yang akan terjadi, yang menyiratkan bahwa waktu
masih akan berlanjut setelah peristiwa tersebut, tidak berarti peristiwa itu adalah
akhir dunia. Banyak yang mengajarkan nubuat Yesus ini akan digenapi di
penghujung waktu, namun pengajaran demikian tidak konsisten dengan ucapan
Yesus yakni bahwa peristiwa ini akan terjadi di tengah garis waktu, bukan di akhir
sejarah manusia!
Saat menafsirkan ―hal terburuk yang pernah terjadi,‖ kita memiliki dua pilihan –
harfiah/literal dan hiperbola. Menurut penafsiran harfiah, penghancuran negara
Yahudi, Bait Allah, keimaman, dan catatan silsilah (yang memastikan sistem
keimaman tidak akan pernah dipulihkan) bersama dengan kematian 1,1 juta orang
Yahudi, memang adalah peristiwa terburuk dalam sejarah Israel.
Penafsiran hiperbola juga mungkin, seperti dikemukakan oleh DeMar:
―Satu alasan yang disodorkan untuk mempercayai aniaya besar merupakan
peristiwa di masa depan adalah pernyataan yang nampaknya tidak penting
dalam Matius 24:21 tentang ―siksaan yang dahsyat, seperti yang belum pernah
terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.‖
Kalimat ini terdengar hampir identik dengan Yehezkiel 5:9: ―Oleh karena
segala perbuatanmu yang keji akan Kuperbuat terhadapmu yang belum pernah
Kuperbuat dan yang tidak pernah lagi akan Kuperbuat.‖ Yehezkiel 5:9
merujuk kepada penghancuran Yerusalem pada abad keenam Sebelum Masehi
oleh bangsa Babel, namun para komentator Alkitab yang bertahan pada masih
adanya aniaya besar atau siksaan dahsyat di masa depan menyatakan ―tidak
akan pernah lagi Allah menjatuhkan penghukuman seperti ini.‖ Tetapi Allah
menjatuhkan penghukuman yang lebih besar dalam penghancuran Yerusalem
tahun 70 Masehi, dan dispensasionalis mengklaim bahwa masih akan ada
aniaya yang bahkan lebih besar lagi di masa depan yang tidak terlalu lama lagi.
65 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Gaya bahasa Yehezkiel 5:9 dan Matius 24:21 jelas adalah peribahasa dan
hiperbola.‖30]
Nubuat yang Yesus sampaikan dan dalam bahasa yang Josephus deklarasikan itu
penggenapan yang pasti ―Jika semua kemalangan,‖ katanya, ―semua bangsa, sejak
dunia diciptakan, dibandingkan dengan apa yang terjadi atas orang Yahudi, maka
kemalangan mereka akan sangat tidak sebanding.‖ Kemudian dia melanjutkan,
―Tidak ada kota lain yang menderita penderitaan yang demikian, juga tidak ada
angkatan lain, sejak dunia diciptakan, yang lebih banyak berbuah dalam hal
kejahatan.‖ Malapetaka yang dialami Yerusalem, memang benar-benar ―masa
pembalasan,‖ sehingga semua yang ditulis (terutama oleh Musa, Yoël dan Daniel)
tergenapi (Lukas 21:22).
Dan malapetaka yang dialami bangsa yang malang ini tidak sampai di situ saja.
Masih ada tempat lain untuk ditaklukkan, dan Tuhan kita sudah menubuatkan, ―Di
mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun‖ (Matius 24:28). Setelah
hancurnya Yerusalem, 1.700 orang Yahudi yang menyerah di Macherus dibantai,
dan yang melarikan diri, tidak kurang dari 3.000 orang dibunuh di hutan Jardes.
Titus, berbaris bersama pasukannya menuju Kaisarea, dengan penuh kemegahan
merayakan ulangtahun saudaranya, Domitian, di sana. Dan sesuai dengan cara
barbar yang berlaku saat itu, Titus menghukum banyak orang Yahudi untuk
menghormati acara itu. Jumlah yang dibakar dan mati karena berkelahi dengan
binatang buas dan dengan sesamanya lebih dari 2.500 orang.
Dalam pengepungan benteng Massada; Eleazar, komandan orang Yahudi,
menghasut pasukannya untuk membakar gudang mereka dan membunuh
perempuan dan anak-anak lebih dulu, baru kemudian bunuh diri. Sekalipun
sungguh tidak menyenangkan untuk dikisahkan, namun rencana mengerikan ini
dijalankan. Mereka yang ada di sana berjumlah 960 orang. Sepuluh orang dipilih
untuk melakukan pekerjaan berdarah itu: Sisanya duduk di tanah dan menghadap
istri dan anak-anaknya masing-masing, menyodorkan batang lehernya untuk
ditebas pedang. Satu orang kemudian dipilih untuk membunuh sembilan yang lain,
dan sesudah itu bunuh diri.
_________________________________
30
DeMar, 120.
66 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Orang yang terakhir ini, saat melihat ke sekeliling dan melihat semua yang lain
sudah mati, membakar tempat itu dan menusukkan pedangnya ke dadanya sendiri.
Namun dua perempuan dan lima anak-anak berhasil bersembunyi dan
menyaksikan semua yang terjadi. Saat pasukan Romawi menyerbu keesokan
harinya, salah seorang perempuan yang selamat itu menceritakan dengan jelas
kejadian memilukan ini dan membuat para prajurit itu tertegun melihat cara
kematian yang begitu hina yang ditunjukkan oleh orang Yahudi.
Setelah peristiwa ini, jika kita mengecualikan pemberontakan singkat kaum Sicarii
(kaum revolusioner fanatik yang menggunakan pisau belati sebagai senjata
mereka) dibawah pimpinan Yonatan, semua perlawanan dari pihak orang Yahudi
di segala tempat berhenti. Hal itu merupakan penyerahan diri tanpa daya dan tanpa
asa, yang langsung berdampak pada terjaganya keamanan dan ketertiban. Wilayah
makmur Yudea kini berubah menjadi tandus tidak berpenghuni. Reruntuhan dan
kesunyian menampakkan wajahnya kepada pengembara yang lewat, dan
keheningan yang memilukan dan berbau kematian mengambang di seluruh
kawasan. Kondisi Yudea yang berkabung dan sunyi, pada saat itu, persis seperti
yang digambarkan Nabi Yesaya, dalam nubuatnya ini: ―Sampai kota-kota telah
lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada
lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi. Tuhan akan menyingkirkan
manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong‖ (Yesaya
6:11-12).
Kehancuran ini saat ini dianggap sebagai salah satu dari kehancuran paling luar
biasa yang pernah terjadi sejak dunia dijadikan. Seolah menyenangkan bagi hati
Yang Mahakuasa membuatnya menjadi subyek sebagian besar nubuat, baik dalam
Kitab Suci Yahudi maupun Kristen, jadi Dia menetapkan peristiwa-peristiwa
khusus yang menggenapi nubuat itu dicatat dengan sangat presisi oleh seorang
yang sangat luar biasa yang dilindungi, memiliki kualifikasi dan berada di tempat
dan waktu yang tepat untuk tujuan ini.
Untuk poin yang terakhir, Josephus berbicara mengenai dirinya: ―Awalnya,‖ kata
Josephus, ―Aku berjuang melawan Romawi, tetapi kemudian aku dipaksa datang
ke perkemahan Romawi. Pada saat aku menyerah, Vespasian dan Titus mengurung
aku, tetapi mengharuskanku menghadap mereka terus-menerus. Kemudian aku
ditempatkan di perpustakaan, dan harus menemani Titus saat dia bergerak dari
Aleksandria ke Yerusalem untuk mengepungnya. Selama masa itu tidak ada yang
67 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
luput dari pengetahuanku. Apapun yang terjadi di perkemahan, aku mengetahuinya
dan mencatatnya dengan hati-hati. Tentang informasi yang dibawa para pembelot
yang melarikan diri dari kota, hanya aku yang memahaminya. Kemudian ketika
aku mendapat waktu luang di Roma, dan semua materiku sudah lengkap, aku
mendapat bantuan dari seseorang untuk menulis dalam bahasa Yunani. Lalu aku
menyusun sejarah peristiwa-peristiwa tersebut, dan aku bertanggung jawab baik
kepada Titus maupun Vespasian atas kebenaran isinya; yang atasnya Julius
Archelaus, Herodes dan Raja Agripa juga memberikan kesaksian mereka.‖
Semua komentar di sini rasanya tidak perlu, tetapi harap tidak dilupakan bahwa
Josephus adalah seorang Yahudi, yang sangat melekat kepada agamanya, dan
bahwa sekalipun dengan sangat terperinci dia menghubungkan setiap peristiwa
pada periode itu, tampaknya Josephus sangat berhati-hati menghindari adanya
kaitan peristiwa tersebut dengan Yesus Kristus, yang sejarah-Nya dituliskan
Josephus dalam dua belas kalimat. Oleh karena itu tidak ada seorangpun yang bisa
mencurigai bahwa karyanya ditujukan bagi Kekristenan – dengan narasinya pada
peristiwa perang Yahudi – sebagai sesuatu yang dibuat-buat. Kesetiaan Josephus
sebagai seorang sejarawan, sangat diakui secara universal, dan Scaliger bahkan
menegaskan bahwa tidak hanya menyangkut urusan orang Yahudi, tetapi juga
urusan bangsa lain, Josephus layak menerima penghargaan ketimbang seluruh
penulis Yunani dan Romawi dijadikan satu.
Karakter unik Titus, panglima tertinggi perang ini, juga layak mendapat perhatian
kita. Vespasian, ayahnya, muncul dari kondisi tidak terkenal dan diangkat menjadi
kaisar, berlawanan dengan kecenderungan yang diakuinya mengenai permulaan
konflik. Komando tertinggi pasukan kemudian didelegasikan kepada Titus, orang
yang paling dianggap tidak mungkin dalam ketentaraan Romawi menjadi cambuk
atas Yerusalem. Dia sangat terkenal karena kelembutan dan rasa kemanusiaannya
yang besar, yang diperlihatkannya dalam berbagai kesempatan selama
pengepungan. Dia berulangkali menawarkan penawaran masuk akal kepada orang
Yahudi dan sangat menyesalkan penolakan mereka. Singkatnya, dia telah
melakukan apapun yang dapat dilakukan oleh seorang komandan militer untuk
menghindarkan mereka dari perang dan melindungi kota dan Bait Allah mereka
dari penghancuran, namun sia-sia. Demikianlah kehendak Allah tercapai lewat
Titus, kendati itu bertentangan dengan kehendak Titus sendiri, dan Allah telah
menubuatkan penghukuman atas umat-Nya yang pemberontak dan murtad lewat
perantaraannya.
68 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Selebihnya dalam Matius 24
Untuk alasan tertentu, buklet George Peter Holford tidak membahas isi Matius 24
selanjutnya (ayat 29-51). Mari kita lihat ayat-ayat tersebut secara singkat.
Tanda-Tanda di Langit
―Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan
bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan
kuasa-kuasa langit akan goncang‖ (Matius 24:29).
Bagi para pendengar abad pertama, ―tanda-tanda di langit‖ adalah ucapan kiasan
dari Perjanjian Lama, bahasa apokaliptik yang merujuk kepada penghancuran
suatu pemerintahan atau kota. Sarjana Alkitab John Foster menegaskan hal ini:
―Dalam tulisan hieroglif kuno, tulisan matahari, bulan dan bintang-bintang
melambangkan kerajaan dan negeri, dengan kekuasaan dan keagungan mereka.
Menggelapnya benda-benda langit dianggap menggambarkan bencana nasional
yang sifatnya sementara, atau tergulingnya pemerintahan suatu negeri. Hal ini
masih menjadi gaya penulisan ala Timur, dan terdapat beberapa contoh klasik
mengenainya. Para nabi sering menggunakan gaya bahasa ini, sehingga gaya
bahasa mereka tampak seperti hieroglif yang sedang bicara. Dengan gaya
bahasa inilah Yesaya menggambarkan runtuhnya Babel dan Yehezkiel
menggambarkan runtuhnya Mesir31.‖
Ahli teologi Gary DeMar juga mengilustrasikan pola ini dalam penggambaran
Yahudi, dimulai dalam Kejadian pada peristiwa penciptaan dan mimpi Yusuf:
―Pasal pertama Kitab Kejadian memberi kita petunjuk mengapa Alkitab
membandingkan matahari, bulan dan bintang-bintang dengan para penguasa
dan kerajaaan mereka: Matahari (penerang yang lebih besar) dan bulan
(penerang yang lebih kecil) disebut sebagai penguasa siang dan malam
(Kejadian 1:16).
_________________________________
31
Forster, 307.
69 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dapatkah kita menemukan contoh matahari dan bulan digunakan sebagai
simbol pemerintahan? Di dalam mimpi Yusuf melihat ―matahari dan bulan dan
sebelas bintang menyembah kepadaku‖ (Kejadian 37:9). Matahari, bulan dan
bintang-bintang menggambarkan ayah Yusuf, ibunya dan kesebelas
saudaranya. Yusuf, yang saat itu baru berusia tujuh belas tahun (Kejadian
37:2), masih di bawah kuasa ayah, ibu dan saudara-saudaranya yang lebih tua.
Dalam kenyataan, merekalah yang berkuasa atas Yusuf. Setelah mendengar
mimpi Yusuf, Yakub bertanya, ―Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan
ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke
tanah?‖ (Kejadian 37:10). Ayah dan saudara-saudara Yusuf segera memahami
arti perlambangan dalam mimpinya. Mereka tidak mengatakan matahari, bulan
dan bintang-bintang yang menyembah kepada Yusuf.32‖
Tidak mengherankan jika Perjanjian Lama memiliki banyak contoh kota atau
negeri yang menerima nubuat atas pembinasaan mereka menggunakan istilah yang
berkaitan dengan benda-benda langit. Kepada Mesir, Yehezkiel bernubuat:
―Waktu Aku membinasakan engkau, langit akan Kututup dan bintangnya
Kubuat berkabut. Matahari Kututup dengan awan dan bulan, cahayanya tak
disinarkan. Semua yang bersinar di langit akan Kugelapkan demi engkau.
Kegelapan Kudatangkan atas tanahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH‖
(Yehezkiel 32:7-8).
Yesaya bernubuat atas penghancuran yang segera datang atas Edom dengan
metafora yang mirip:
―Segenap bintang-bintang akan hancur dan langit akan digulung seperti
gulungan kitab, segala tentara mereka akan gugur seperti daun yang gugur
dari pohon anggur, dan seperti gugurnya daun pohon ara. Sebab pedang-Ku
yang di langit sudah mengamuk, lihat, ia turun menghakimi Edom, bangsa
yang Kukhususkan untuk ditumpas‖ (Yesaya 34:4-5 New International
Version).
_________________________________
32
DeMar, Last Days Madness, 145.
70 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Baik Yesaya maupun Amos menubuatkan kejatuhan Babel dalam istilah bendabenda langit:
Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan
memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit,
dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya (Yesaya 13:10).
―Pada hari itu akan terjadi,‖ demikianlah firman Tuhan ALLAH , ―Aku akan
membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari
cerah‖ (Amos 8:9).
Habakuk 3, yang berisi nubuat Babel menghancurkan Israel, juga menggunakan
gambaran yang sejenis. Juga, dalam bahasa Alkitab Israel biasa digunakan bintangbintang untuk menggambarkan orang Israel (Kejadian 22:17, 26:4; Ulangan 1:10).
Dalam ayat-ayat ini, kita melihat bukti meyakinkan bahwa penggambaran bendabenda langit – ―tanda-tanda di langit‖ – sering dipakai untuk menubuatkan
keruntuhan suatu kota atau bangsa. Jadi dalam Matius 24:29, pendengar Yesus
pasti mengerti bahwa Yesus sedang berbicara menggunakan simbolisme Perjanjian
Lama menyangkut penghancuran Yerusalem, bukan akhir dunia.
Datang di Atas Awan-awan
Maka akan tampak tanda Anak Manusia di langit. Dan kemudian semua
bangsa di bumi [bangsa yang mendiami negeri] akan meratap dan mereka
akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan
segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya (Matius 24:30).
Pertama, kita harus sadari bahwa ayat ini tidak memaksudkan suatu peristiwa skala
global. Saat dikatakan bumi (earth), akar katanya adalah ge (dalam bahasa
Yunani), yang berarti ―tanah‖ atau ―lahan‖ (land), seperti tanah Israel (land of
Israel).33 Ayat ini tidak menggunakan kata kosmos, yang berarti seluruh planet
bumi. Karena itulah banyak terjemahan yang menggunakan frasa ―bangsa yang
mendiami negeri‖ (dalam kurung) atau mencantumkannya dalam catatan kaki.
_________________________________
33
Eberle and Trench, 60.
71 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kedua, frasa ―datang di atas awan-awan‖ adalah frasa yang umum digunakan
dalam Perjanjian Lama sebagai lambang kedatangan Allah membawa
penghakiman atas orang-orang atau bangsa kuno dalam sejarah (lihat Mazmur
18:8-16, 104:3; Yesaya 19:1; Yoël 2:1-2; Zefanya 1:4, 15). Pendengar Yahudi
abad pertama pasti memahami hal ini. Saya akan membahas ―awan kedatangan‖
lebih lanjut pada bab 3. Untuk saat ini yang penting diingat adalah bahwa pada saat
Yesus berbicara mengenai kedatangan Anak Manusia, yang Dia maksudkan adalah
datangnya penghakiman, bukan kedatangan-Nya yang kedua.
Ketiga, ―tanda Anak Manusia di langit‖ sepertinya adalah tanda yang telah kita
baca sebelumnya dari Josephus – pedang yang tergantung selama setahun di langit
Yerusalem tahun 70 Masehi.
Mengumpulkan Orang-orang Pilihan
―Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup
sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orangorang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke
ujung langit yang lain‖ (Matius 24:31).
Banyak yang telah menafsirkan hal ini sebagai pengangkatan, tetapi sebagaimana
dijelaskan oleh David Chilton, ayat ini sebenarnya adalah gambaran gelombang
perpindahan keyakinan (conversion) kepada Kekristenan:
―Akhirnya, Yesus menyatakan, bahwa hasil penghancuran Yerusalem adalah
Kristus akan mengirimkan ―malaikat-malaikat‖-Nya untuk mengumpulkan
orang-orang pilihan. Apakah yang dimaksud adalah pengangkatan? Tidak.
Kata ―malaikat‖ semata-mata berarti ―orang-orang yang disuruh‖ (messengers,
lihat Yakobus 2:25), entah apakah dari bumi sendiri atau dari sorga;
konteksnya yang menentukan yang mana yang sedang dibicarakan. Kata ini
juga bisa berarti ―pemberita Injil‖ (preachers of the Gospel, lihat Matius 11:10;
Lukas 7:24, 9:25; Wahyu 1-3). Sesuai konteksnya, ada banyak alasan untuk
mengasumsikan bahwa Yesus sedang berbicara mengenai penginjilan ke
seluruh dunia dan perpindahan keyakinan di bangsa-bangsa, yang terjadi
setelah penghancuran Yerusalem.‖34
_________________________________
34
Chilton, The Great Tribulation, 15.
72 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Setelah runtuhnya Bait Allah dan sistem keagamaan Yahudi, Allah mulai
mengumpulkan orang-orang kepada Kerajaan-Nya dari keempat penjuru bumi.
Buku ―Victorious Eschatology‖ memberikan penjelasan lain yang sangat bagus
mengenai ayat ini:
―Saat Yesus duduk di atas takhta-Nya, seluruh kuasa di bumi dan di sorga telah
diberikan kepada-Nya. Segala hal berubah saat Yesus datang kepada KerajaanNya. Tiupan sangkakala bagi orang Yahudi berarti ada dekrit kerajaan yang
akan dipermaklumkan. Dan apa isi dekrit tersebut? Bahwa sudah saatnya
melepas malaikat-malaikat untuk pergi dan mengumpulkan orang-orang-Nya
dari setiap bangsa. Pada saat yang sama, murid-murid Yesus ditugasi untuk
pergi dan memberitakan Injil, memuridkan semua bangsa. Kini bukan hanya
orang Yahudi saja yang diizinkan berada dalam hubungan perjanjian dengan
Allah [ini terjadi dalam Kisah Para Rasul 10]. Yesus telah menjadi Gembala
Yang Baik yang mengumpulkan domba-domba-Nya dari seluruh penjuru
dunia.‖35
Bukti lain bahwa ayat ini tidak memaksudkan akhir sejarah manusia ditemukan
tiga ayat kemudian, dimana Yesus berkata, ―Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi‖
(Matius 24:34). Dengan kata lain, ayat 31 itu merupakan peristiwa yang akan
terjadi dalam masa hidup sebagian besar pendengar asli-Nya.
Banyak orang Kristen modern yang secara otomatis mengaitkan kata ―rapture‖
(pengangkatan) dengan kata ―gather‖ (dikumpulkan). Tetapi hal ini bertentangan
dengan konteksnya. Perjanjian Baru menggunakan kata ―gathering‖
(mengumpulkan) untuk menggambarkan penyatuan orang Yahudi dan bangsa lain,
yang Yesus lakukan dalam karya penebusan-Nya (lihat Yohanes 11:51-52; Efesus
2:11-22). Dalam bahasa Perjanjian Baru, kata ―gathering‖ paling umum dikaitkan
dengan penginjilan, dikumpulkannya umat Allah, baik Yahudi maupun bangsa
lain, ke dalam Kerajaan Anak-Nya. Gary DeMar mengkonfirmasi penafsiran
gathering ini dengan memperlihatkan bagaimana penggambaran dalam ayat ini
adalah kiasan penginjilan atas semua bangsa, bukan hanya orang Yahudi:
_________________________________
35
Eberle and Trench, 61-62.
73 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Orang-orang suruhan dalam Matius 24:31 mengumpulkan orang-orang pilihan
Allah ―dari keempat penjuru angin,‖ adalah sebuah petunjuk mengenai empat
penjuru bumi (Zakharia 2:6, 13:29), dari ujung langit yang satu ke ujung langit
yang lain. Ini adalah petunjuk horison bumi (Mazmur 22:28; Ulangan 4:32;
Matius 28:18-20). Kata-kata ―empat penjuru angin‖ ini hendaknya tidak kita
pahami dalam pengertian ilmu pengetahuan. ―Empat penjuru angin‖
mengisyaratkan dunia yang segi empat, seperti dalam ―empat penjuru tanah‖
atau ―empat penjuru bumi‖ (Yesaya 11:12; Yehezkiel 7:2; Wahyu 7:1, 20:8).
Alkitab berbicara dalam pengertian teologi, menggambarkan bumi seperti
sebuah rumah. Sorga juga digambarkan demikian (Yohanes 14:2). Tidak
satupun bahasa yang digunakan ini yang mengatakan bumi itu datar atau
kubus, seperti yang diharapkan oleh literalisme dungu. Alkitab menyiratkan
bahwa bumi itu bulat dalam Yesaya 40:22: ―Dia yang bertakhta di atas bulatan
bumi‖ – bulatan (circle, sphere) adalah terjemahan dari kata ―khug‖ dalam
bahasa Ibrani. Dengan menggunakan metafora empat penjuru angin, Yesus
sedang memberitahu bahwa orang-orang pilihan dikumpulkan dari mana saja,
tidak terbatas pada wilayah atau umat (Matius 15:24) Israel (Matius 8:11).‖36
Jelas sekali bahwa ketika Yesus bernubuat atas berkumpulnya orang-orang pilihanNya, Dia tidak berbicara tentang pengangkatan, tetapi penyebaran Kerajaan-Nya di
dunia ini, baik sebelum maupun setelah penghancuran Yerusalem.
Pohon Ara
―Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila rantingrantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas
sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah,
bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu‖ (Matius 24:32-33).
Ucapan ini adalah perumpamaan sederhana; sebagaimana mereka dapat melihat
tanda musim panas sudah tiba, demikian pula mereka akan melihat tanda yang
jelas penghancuran Yerusalem sudah di depan mata. Ada delapan tanda yang
paling jelas.
_________________________________
36
DeMar, Last Days Madness, 175.
74 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Ayat ini tidak memiliki arti yang lebih dalam mengenai pemulihan Israel sebagai
sebuah bangsa. Sejak Adam menutupi dirinya dengan anyaman daun ara, ara telah
menjadi tipikal simbol sesuatu yang negatif. Sebelumnya Yesus juga pernah
mengutuk pohon ara (lihat Markus 11:12-14). Ara yang berkonotasi negatif tidak
akan pernah digunakan sebagai lambang restorasi Israel.
Perhatikan juga bahwa dalam perikop paralel di Lukas, diperlihatkan bahwa yang
Yesus maksudkan bukanlah spesifik jenis ara, tetapi pohon secara umum, dimana
bertunasnya pohon adalah pengibaratan betapa jelasnya tanda-tanda datangnya
penghancuran itu. Perhatikan generalisasi pohon dalam paralel di Lukas ini:
―Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohonpohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas
sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah,
bahwa Kerajaan Allah sudah dekat‖ (Lukas 21:29-31).
Secara mengejutkan, John Walvoord, seorang dispensasionalis, sepakat bahwa
pohon ara tidak melambangkan Israel:
―Sebenarnya, walaupun pohon ara adalah penggambaran yang tepat atas Israel,
tetapi tidak banyak digunakan dalam Alkitab. Dalam Yeremia 24:1-8, buah ara
yang baik dan jelek sama-sama melambangkan orang Israel di pembuangan,
demikian pula dalam Yeremia 29:17. Penggunaan ilustrasi pohon ara dalam
Hakim-hakim 9:10-11 jelas bukan melambangkan Israel. Penyebutan dalam
Matius 21:18-20 atau dalam Markus 11:12-14 berikut penafsirannya dalam
Markus 11:20-26, tidak mengindikasikan bahwa Israel-lah yang dimaksud,
seperti halnya kata gunung. Walaupun penafsiran ini dipegang oleh banyak
orang, tidak ditemukan adanya bukti yang Alkitabiah.
Penafsiran yang lebih baik adalah Yesus sedang menggunakan alam sebagai
ilustrasi. Karena pohon ara mengeluarkan daun baru di akhir musim semi,
keluarnya tunas daun adalah pertanda musim panas sudah dekat. Demikian
pula, jika orang-orang yang hidup dalam aniaya besar melihat tanda-tanda yang
sudah dinubuatkan, maka artinya kedatangan Kristus yang kedua kali sudah
dekat. Tanda-tanda dalam ayat ini, dengan demikian, bukanlah restorasi Israel,
tetapi aniaya besar.‖37
_________________________________
37
Walvoord, Matthew: Thy Kingdom Come, 191-192.
75 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Pohon ara hanyalah perumpamaan bagi tanda-tanda jelas yang mengarah kepada
peristiwa tahun 70 Masehi.
Angkatan Ini
―Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu,
sebelum semuanya ini terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi
perkataan-Ku tidak akan berlalu‖ (Matius 24:34-35).
Bagi orang Yahudi, satu angkatan adalah empat puluh tahun. Kita dapat melihat ini
dalam fakta matinya satu angkatan dalam pengembaraan empat puluh tahun (lihat
Ulangan 29:5). Sehingga itu artinya Yesus sedang mengatakan bahwa nubuat ini
akan terjadi dalam jangka waktu empat puluh tahun. Yesus mengatakan hal ini
pada tahun 30 Masehi, dan keseluruhan Matius 24 digenapi pada tahun 70 Masehi.
Beberapa orang berusaha mengubah kata ―angkatan‖ menjadi ―ras,‖ sehingga ayat
ini berbunyi, ―Sesungguhnya ras Yahudi tidak akan berlalu sebelum semuanya ini
terjadi.‖ David Chilton merespon gagasan ini dengan baik sekali:
―Tidak satupun penyebutan [kata ―angkatan‖ dalam Perjanjian Baru] yang
berbicara tentang ras Yahudi selama ribuan tahun; semua penyebutan
menggunakan kata itu dalam pengertian biasa yaknis sebagai penjumlahan
semua yang hidup pada masa yang sama. Kata itu selalu merujuk kepada
―orang-orang yang sezaman.‖ (Sebenarnya, orang yang mengatakan kata itu
berarti ras mengetahui hal ini, tetapi beralasan bahwa makna kata itu mendadak
berubah saat Yesus menggunakannya dalam Matius 24:34! Kita mungkin
tersenyum geli melihat ―error‖ yang terang-terangan ini, tetapi kita juga harus
mengingat bahwa ini adalah hal yang sangat serius. Jangan lupa bahwa kita
sedang sedang berurusan dengan Firman Allah yang hidup.)38
Jelas sekali yang Yesus maksudkan adalah Aniaya Besar akan terjadi atas angkatan
orang Yahudi yang hidup pada masa-Nya. Mengenai hal ini, banyak orang
bertanya-tanya, Bagaimana mungkin Allah mencurahkan penghakiman dan murka
yang sedemikian hebat atas suatu angkatan?
_________________________________
38
Chilton, The Great Tribulation, 25.
76 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Sebuah survei mengenai dua belas ucapan yang Allah katakan mengenai angkatan
yang jahat ini mungkin bisa membantu:
1. Angkatan ini tidak pernah memberikan respon yang benar terhadap Allah
(lihat Matius 11:16-19; Lukas 7:31-34).
2. Saat angkatan ini datang meminta tanda, Yesus tidak bersedia memenuhi
permintaan mereka (lihat Markus 8:11-12).
3. Angkatan ini disebut angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, jahat,
tidak setia dan berdosa, yang bengkok hatinya (lihat Lukas 9:41, 11:29;
Markus 8:38; 9:19; Matius 17:17, Filipi 2:15).
4. Ratu dari Selatan yakni Sheba akan menghakimi angkatan ini (lihat Matius
12:42; Lukas 11:31).
5. Bahkan penduduk Niniwe akan menghakimi angkatan ini (lihat Matius
12:41; Lukas 11:32).
6. Sebab seperti Yunus menjadi tanda penghukuman untuk orang-orang
Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda penghukuman
untuk angkatan ini (lihat Lukas 11:30).
7. Yesus harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh
angkatan ini (lihat Lukas 17:25).
8. Angkatan ini tidak akan berlalu hingga seua kutuk dalam Matius 23
ditanggungkan kepada angkatan ini (lihat Matius 23:34, 36).
9. Angkatan ini tidak akan berlalu hingga penghancuran atas Yerusalem
terjadi (lihat Markus 13:30; Lukas 21:32; Matius 24:34).
10. Semua dosa dan penumpahan darah semua nabi Perjanjian Lama akan
dituntut dari angkatan ini (lihat Lukas 11:49-51).
11. Setelah Yesus menyapu bersih Yerusalem secara spiritual, angkatan yang
jahat di Yerusalem menjadi tujuh kali lebih jahat sebelum terjadinya
penghancuran tahun 70 Masehi (lihat 12:43-45).
12. Petrus dengan sungguh-sungguh menasihati pendengarnya untuk
menyelamatkan diri mereka dari angkatan yang jahat ini (Kisah Para Rasul
2:40).
Dengan kata lain, masa itu adalah hari-hari yang gelap kelam – lebih kelam
daripada yang kita bayangkan. Itulah alasan Yesus mengumpamakan angkatan
pada masa-Nya dengan angkatan yang hidup pada masa Nuh. Alkitab
menceritakan bahwa karena kejahatan manusia pada angkatan Nuh, Allah
menyesal menciptakan manusia (Kejadian 6:6). Catatan Holford mengenai
77 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
peristiwa tahun 70 Masehi jelas sekali memperlihatkan betapa jahatnya angkatan
yang hidup pada masa itu.
Tentang Hari Itu Tidak Seorang Pun yang Tahu
Dalam konteks angkatan Nuh, Yesus membuat pernyataan mengenai penghancuran
yang akan datang:
―Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikatmalaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. Sebab
sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum
air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari
Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air
bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya
kelak pada kedatangan Anak Manusia‖ (Matius 24:36-39).
Bagi pemahaman Yahudi, air bah pada zaman Nuh adalah gambaran yang paling
jelas mengenai penghancuran total. Pada masa itu, Nuh telah mengingatkan air bah
akan datang, namun orang-orang mengabaikan peringatannya dan meneruskan
hidup seperti biasa. Mereka mengabaikannya hingga detik terakhir, dimana
akhirnya mereka binasa. Demikian pula tahun 70 Masehi, saat Yesus dalam
kedatangan-Nya membinasakan Yerusalem seperti air bah.
Dalam bukunya yang membahas topik ini, Gary DeMar mengutip komentar
terkenal John Gill, Adam Clark, dan John Lightfoot atas ucapan Yesus dalam
Matius 24:36:
―John Gill menulis: ―Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang
tahu ...‖ harus dipahami bukan sebagai kedatangan Yesus yang kedua kali,
akhir dunia, dan penghakiman terakhir; tetapi sebagai kedatangan Anak
Manusia membawa pembalasan kepada orang Yahudi dan mendatangkan
kebinasaan; karena kata-kata Yesus nyata-nyata adalah menyangkut hal-hal
yang terjadi sebelumnya, yang hanya bisa diaplikasikan kepada penghancuran
dan pembinasaan tahun 70 Masehi tersebut.‖
Gill berasumsi bahwa konteks pasal itu menentukan arti ―pada hari itu.‖
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, Matius 24:29 adalah penggambaran
78 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Perjanjian Lama yang sudah dikenal baik ―berlalunya langit dan bumi‖ sebagai
akhir dari sistem sosial, politik dan agama.
Adam Clark memberikan penafsiran yang mirip: ―Ayat 36 ―Tetapi tentang hari
dan saat (jam) itu.‖ Jam, dalam bahasa Yunani adalah ―ora,‖ diterjemahkan
sebagai ―musim‖ (season) oleh banyak kritikus, demikian pula oleh para
penulis terkenal. Karena harinya tidak diketahui – kapan Yerusalem dikepung
oleh Romawi – maka Tuhan kita menasihati murid-murid-Nya agar berdoa hari
itu tidak jatuh pada hari Sabat, dan karena musimnya juga tidak diketahui,
mereka juga perlu berdoa agar musimnya bukan musim dingin.‖
Komentar John Lightfoot memperlihatkan bahwa satu-satunya acuan yang
mungkin adalah penghancuran tahun 70 Masehi: ―Percakapan itu adalah hari
kehancuran Yerusalem yang begitu nyata, baik oleh pertanyaan para murid,
dan oleh urutan percakapan Kristus, dan itulah sebabnya siapa saja yang
mendengar ucapan Kristus pasti mengerti arti ucapan ini ―hari dan saat dari
penghakiman terakhir‖39
Buktinya telah jelas. Pernyataan Yesus bahwa nubuat-Nya dalam Matius 24 akan
terjadi dalam angkatan itu benar-benar digenapi tahun 70 Masehi, hanya empat
puluh tahun setelah Dia menyatakannya.
Yang Seorang akan Dibawa dan yang Lain akan Ditinggalkan
―Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa
dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang
memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan‖ (Matius 24:40-41).
Yesus tidak sedang membicarakan tentang pengangkatan tetapi cara sewenangwenang yang digunakan prajurit Romawi menyiksa dan membunuh orang Yahudi
tahun 70 Masehi, secara harfiah mereka membunuh dengan membelah dua tubuh
petani di ladang, sedang petani yang satunya dibiarkan berdiri menyaksikan.
_________________________________
39
DeMar, Last Days Madness, 193-194.
79 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Berjaga-jagalah
―Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu
datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada
malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak
akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap
sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu
duga.‖―Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh
tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada
waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya
itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya
itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi
apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datangdatang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum
bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada
hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan
akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik.
Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi‖ (Matius 24:42-51).
Ayat 45-51 adalah serangkaian nasihat untuk tetap berjaga-jaga, tetap siap sedia
dan tetap berpengharapan. Sangatlah menggoda bagi orang Kristen, setelah empat
puluh tahun menunggu, untuk menjadi bosan dan berhenti mempercayai bahwa
Yesus akan datang untuk menghakimi Yerusalem. Bahkan, 2 Petrus 3:4
mengatakan akan ada orang yang mengolok-olok dan mencemooh nubuat Yesus,
dengan mengatakan, ―Di manakah janji tentang ‗kedatangan‘-Nya itu? Sebab
sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada
waktu dunia diciptakan.‖ Dalam ayat ini (dalam New International Version), kata
‗kedatangan‘ (‗coming‘) diberi tanda kutip karena bukan merujuk kepada
kedatangan Yesus kembali, tetapi bahasa kiasan orang Yahudi yang berarti
penghakiman Allah atas suatu kota.
Hamba dalam cerita ini mengira tuannya (Yesus) akan pergi dalam jangka waktu
lama, tetapi ia salah sama sekali dan menjadi terkejut. Demikianlah halnya, banyak
orang antara tahun 30 dan 70 Masehi yang mengira kedatangan Yesus membawa
penghakiman masih akan lama, dan mereka terkejut karenanya.
80 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Sebagai Ringkasan
Bagi banyak dari Anda, apa yang disampaikan di sini mungkin adalah informasi
yang baru. Jika Anda mengkonfirmasi akurasi dari yang baru Anda baca, semua
informasi tersedia secara publik. Dengan membaca karya para sejarawan –
Josephus, Eusebius, dan Tacitus – juga dengan melihat beberapa akar kata dalam
bahasa Yunani dalam Vine's Expository Dictionary, Anda dapat mengkonfirmasi
semua yang tercakup dalam bab ini.
Saya juga memahami jika apa yang baru saja Anda baca adalah sesuatu yang
mengerikan dan memilukan. Seperti telah saya sebutkan sebelumnya di awal bab
ini, saat pertama kali saya membaca buklet tulisan Holford, air mata mengucur di
wajah saya saat berada di pesawat. David Chilton meringkas peristiwa ini dengan
baik:
Josephus mewariskan bagi kita sebuah catatan saksi mata yang mencatat betapa
mengerikannya tahun-tahun tersebut, khususnya hari-hari terakhir Yerusalem.
Itu adalah saat dimana ―siang hari diisi dengan pertumpahan darah, dan malam
hari dengan ketakutan‖; saat dimana ―melihat mayat bergelimpangan adalah
sesuatu yang biasa‖; saat dimana orang Yahudi panik dan mulai saling
membunuh tanpa pandang bulu; saat dimana para ayah dengan berurai air mata
membunuh seluruh anggota keluarganya, dalam usaha menghindarkan mereka
mendapat perlakuan yang jauh lebih buruk dari orang Romawi; saat dimana, di
tengah kelaparan hebat, para ibu membunuh, membakar dan memakan anak
kandung mereka sendiri (Ulangan 28:53); saat dimana seluruh tanah itu
―tertutup oleh api dan darah‖; saat dimana danau dan sungai berubah merah,
mayat mengambang dimana-mana, mengotori pantai, menggembung di bawah
terik matahari, membusuk dan tercecer; saat dimana prajurit Romawi
menangkapi orang-orang yang berusaha melarikan diri dan menyalibkan
mereka – 500 orang per hari.40
Sekalipun catatan atas peristiwa ini mengerikan untuk dibaca, namun kita
memerlukannya untuk dapat memahami peristiwa tersebut sebagai orang Kristen.
Catatan ini memberi kita bukti bahwa Aniaya Besar seperti yang Yesus nubuatkan
telah digenapi seluruhnya pada tahun 70 Masehi. Tidak ada bagian Matius 24 yang
tersisa untuk digenapi di masa depan.
_________________________________
40
Chilton, The Great Tribulation, 14-15.
81 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Poin-Poin Bab 1
 Dalam Matius 24, Yesus menubuatkan Aniaya Beaar, yang terjadi pada
tahun 70 Masehi dalam peristiwa penghancuran Yerusalem.
 Peristiwa tahun 70 Masehi terjadi dalam kerangka waktu yang Yesus berikan
– satu angkatan, yakni empat puluh tahun.
 Yesus memberikan delapan tanda yang akan mendahului Aniaya Besar, dan
semuanya telah digenapi sebelum tahun 70 Masehi.
 Tidak ada Aniaya Besar di masa yang akan datang. Yesus telah mengatakan
bahwa yang demikian belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan
pernah terjadi lagi sesudahnya.
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Apakah Anda mengetahui bahwa banyak pemimpin utama gereja sepanjang
sejarah percaya bahwa Matius 24 telah terjadi pada tahun 70 Masehi?
2. Apakah Anda pernah mendengar tentang peristiwa tahun 70 Masehi? Apa
yang Anda rasakan setelah mempelajari peristiwa tahun 70 Masehi tersebut?
3. Pernahkah Anda menganggap Matius 24 adalah nubuat yang sudah digenapi
seluruhnya? Mengapa atau mengapa tidak?
4. Bagian mana dari bab ini yang paling Anda ingat atau yang paling berkesan?
Apa yang Anda temukan sebagai hal yang meyakinkan dan mengapa?
Bagian mana yang masih Anda pertanyakan dan mengapa?
82 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 2
Antikristus
Dalam hidup saya, saya telah menyaksikan meroketnya penggunaan kartu kredit,
telepon selular dan internet. Saya telah mendengar para pengkhotbah, penulis buku
dan pembangun bunker anti-bom mengatakan kepada saya bahwa teknologi
modern sedang memuluskan jalan bagi antikristus untuk menguasai dunia dengan
―tanda dari binatang‖ (mark of the beast) yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebenarnya, saya telah mendengar kekuatiran ini sejak lama. Beberapa tahun
sebelum Y2K (Year 2 Kilo – tahun 2000), saya mendengarkan stasiun radio lokal
Calvary Chapel setiap hari. Banyak orangtua teman saya yang menumpuk bahan
makanan dan kebutuhan pokok lainnya di lantai bawah tanah mereka, sebagai
persiapan kalau-kalau situasi memburuk. Saya selalu beranggapan bahwa barang
yang paling penting untuk disimpan dalam jumlah besar sebagai persiapan
datangnya akhir zaman adalah tisu toilet, tapi tak seorang pun menanggapi serius
ucapan saya. Sekarang, lebih satu dekade berlalu, orangtua teman-teman saya
masih menyimpan 55 galon gandum di lantai bawah mereka, yang pada akhirnya
kadaluwarsa.
Gagasan bahwa masyarakat sedang menuju kebobrokan total dan munculnya
seorang penguasa tunggal dunia telah bergulir sekian waktu, dan banyak diktator
yang telah mencoba menjadikan hal ini jadi kenyataan. Namun hal ini
menimbulkan pertanyaan, apa sesungguhnya kata Alkitab mengenai penguasa
tunggal dunia yang disebut sebagai antrikristus ini?
Gagasan antikristus, sebagaimana yang umum diajarkan, muncul terutama dari
kumpulan empat bacaan yang berbeda dalam Kitab Suci. Tetapi, jika kita
memahami keempat bacaan ini sesuai konteksnya, kita akan menemukan bahwa
Alkitab tidak pernah menubuatkan munculnya seorang penguasa tunggal dunia di
masa depan.
Bacaan #1: 1 dan 2 Yohanes
Sebagai awalnya, kita harus menyadari bahwa istilah antikristus sendiri sama
83 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
sekali tidak pernah muncul dalam Kitab Wahyu. Pencarian dalam Strong's
Concordance akan menunjukkan bahwa istilah antikristus hanya digunakan dalam
empat bacaan ayat Alkitab, tiga kali dalam surat Yohanes yang pertama dan satu
kali dalam surat Yohanes yang kedua.
Untuk memahami istilah antikristus, pertama kita harus memahami konteks tulisan
Yohanes.1 Dalam masa Gereja abad pertama, sebuah sekte bernama Gnostisisme
berkembang. Gnostik mengajarkan bahwa roh adalah baik namun jasmani dan
emosi adalah jahat; dengan demikian, mereka tidak percaya Yesus datang ke dunia
dalam tubuh jasmani.2 Gnostik mengajarkan Yesus datang ke dunia hanya sebagai
makhluk roh. Ajaran ini sesat karena menafikan kebenaran Yesus mencurahkan
darah-Nya bagi pengampunan dosa kita. Gnostik mendapat banyak pengikut dalam
Gereja mula-mula (sekira sepertiga Gereja abad pertama) sehingga Yohanes
menulis suratnya yang pertama sebagai respon atas penyesatan ini. Inilah konteks
ucapan pembukaan Yohanes dalam suratnya yang pertama:
―Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami
lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba
dengan tangan kami tentang Firman hidup – itulah yang kami tuliskan kepada
kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang
kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada
bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa
yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada
kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan
persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya,
Yesus Kristus‖ (1 Yohanes 1:1-3).
_________________________________
―Yohanes …. menulis tidak lama sebelum serangan bangsa Roma ke Yerusalem dan penghancuran Bait
Allah, sekitar tahun 60-an Masehi.‖ Leithhart, 9.
2
―Ada tiga tahapan perkembangan Gnostik. Gnostik sebelum mulculnya Kekristenan banyak mengambil
inspirasi dari bangsa Yunani, bangsa Yahudi, dan sumber-sumber bangsa Timur. Pada tahapan kedua,
Gnostisisme yang sebagian besar masih kafir menggunakan gagasan Kristen untuk mengisi celah – Yesus,
sebagai contoh, muncul sebagai agen penebusan manusia. Tahapan ketiga menghadirkan Kekristenan
yang dimodifikasi oleh Gnostisisme untuk membuatnya dapat diterima dengan pemikiran agamawi, para
cendekiawan penyembah berhala, dan dalam bentuk ini adalah suatu aliran sesat dan sangat berbahaya
bagi kepercayaan Kristen ortodoks… Gnostisisme versi ini merupakan sebuah variasi dari Dosetisme
(dari kata Yunani yaitu Dokeo yang berarti ―aku kelihatannya‖) yang bangkit dari ketidaksukaan Gnostik
terhadap materi dan penderitaan saat dihubungkan dengan Allah, mengajarkan bahwa tubuh Yesus
tidaklah nyata.‖ Christie-Murray, 22, 25.
1
84 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Yohanes menulis untuk membuktikan, sebagai seorang saksi mata, bahwa Yesus
bukan makhluk ‗halus‘ tetapi manusia jasmani yang sesungguhnya. Yohanes
adalah murid yang menyandarkan kepalanya di dada Yesus, dan ia tahu pasti
Yesus bukan roh halus. Yohanes bahkan mencatat dalam Yohanes 1:14, ―Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.‖ Tulisan Yohanes sangat
terfokus ditujukan kepada orang-orang yang telah jatuh ke dalam ajaran Gnostik
abad pertama. Lalu dalam surat 1 Yohanes dan 2 Yohanes, dia menyebut orangorang yang tidak mengakui Yesus memiliki tubuh jasmani sebagai antikristus:
―Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi
ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi
palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demikianlah kita
mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah
datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak
mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan
tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia
sudah ada di dalam dunia‖ (1 Yohanes 4:1-3).
―Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak
mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si
penyesat dan antikristus‖ (2 Yohanes 1:7).
Yohanes dengan jelas mengatakan bahwa setiap orang yang menyangkal Yesus
datang dalam tubuh jasmani, sebagaimana yang diajarkan ajaran Gnostik abad
pertama, sedang bergerak dalam roh antikristus. Dengan kata lain, antikristus
bukanlah seseorang; antikristus adalah sistem keyakinan, secara spesifik,
Gnostisisme.
Lebih jauh Yohanes menyebut roh antikristus sebagai sesuatu yang orang percaya
mula-mula telah dengar sebelumnya:
―Anak-anakku, inilah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu
dengar, antikristus akan datang ...‖ (1 Yohanes 2:18 New American Standard
Bible).
Saat memahami ayat ini, penting dicatat bahwa beberapa terjemahan tertentu telah
memasukkan sebuah kata yang sebenarnya tidak ada dalam bahasa Yunani –
85 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
menciptakan semakin banyak kebingungan. Dalam 1 Yohanes 2:18, terjemahanterjemahan ini memasukkan kata ―the‖ sebelum kata ―antichrist,‖ membuatnya
menjadi kata benda nama diri, yang membutuhkan pembubuhan huruf kapital
sehingga menjadi Antikristus. Kesalahan ini menyelewengkan maksud Yohanes
yang sebenarnya. Gereja mula-mula telah mendengar bahwa antikristus (ajaran
sesat Gnostik) telah datang, tetapi mereka tidak pernah mendengar Antikristus –
the Antichrist (penguasa tunggal dunia) akan datang. Penyisipan kata ―the‖ dan
pembubuhan huruf kapital pada Antikristus ditambahkan 1500 tahun kemudian
oleh para penerjemah.
Setelah mengerti hal ini, kita dapat memahami arti sebenarnya surat Yohanes.
Yohanes katakan, ―Seperti yang telah kamu dengar, antikristus akan datang...‖
Pertanyaan pentingnya adalah kapankah para pembaca surat Yohanes mendengar
pesan tentang antikristus yang akan datang ini? Mengingat bahwa istilah
antikristus merujuk kepada Gnostisisme (penyesat = false teachers), adalah masuk
akal jika yang Yohanes rujuk adalah sesuatu yang telah Yesus peringatkan pada
Matius 24 – yakni munculnya penyesat. Gnostisisme yang Yohanes soroti dalam
1 dan 2 Yohanes adalah penyesat yang telah Yesus nubuatkan.
Fakta bahwa antikristus tidak merujuk kepada seseorang/pribadi dibuktikan oleh
bagian selanjutnya ayat tersebut: ―... bahkan sekarang banyak antikristus telah
muncul...‖ (1 Yohanes 2:18 New American Standard Bible). Dengan kata lain,
banyak ajaran sesat yang muncul: Gnostisisme, ajaran Nikolaus, dan ajaran
Yudaizer (lihat Wahyu 2:6, 9, 15; 3:9). Penggunaan kata ―banyak‖ menghalangi
gagasan adanya individu tunggal bernama Antikristus. Yohanes menyelesaikan
ayat ini dengan, ―Dari hal inilah kita tahu bahwa sekarang adalah waktu
terakhir‖ (1 Yohanes 2:18 New American Standard Bible). Hal ini kembali
menunjukkan bahwa Yohanes sedang merujuk kepada nubuat Yesus dalam Injil
Matius 24 bahwa salah satu tanda datangnya penghancuran atas Yerusalem adalah
munculnya penyesat atau pengajar palsu. Jadi, munculnya ajaran Gnostik adalah
tanda bahwa saat itu adalah waktu terakhir sebelum penghancuran Yerusalem.
Dalam ayat selanjutnya, Yohanes melanjutkan berbicara mengenai pengajar
penyesatan atau antikristus:
―Mereka berasal dari kita, tetapi mereka tidak benar-benar merupakan bagian
kita. Sebab jika mereka memang merupakan bagian kita, niscaya mereka tetap
bersama-sama dengan kita. Tetapi mereka menunjukkan bahwa tidak satupun
86 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
dari mereka yang merupakan bagian kita‖ (1 Yohanes 2:19 New International
Version).
Saat menulis suratnya sebelum penghancuran Yerusalem tahun 70 Masehi,
Yohanes menunjuk kepada fakta bahwa banyak orang yang meninggalkan Gereja
yang sejati, dan hal ini adalah bukti bahwa mereka berada pada hari-hari terakhir
sebelum penggenapan nubuat Yesus dalam Matius 24. Orang percaya yang
sungguh-sungguh, kata Yohanes, akan memahami kebenaran lewat Roh Kudus,
dan mereka akan berpegangan kepada kebenaran Yesus, dan dengan demikian
menghindari penyesatan (lihat 1 Yohanes 2:20-23).
Sebaliknya, siapa yang menyangkal Yesus adalah Kristus merupakan antikristus:
―Siapakah pendusta itu? Yaitu siapa pun dia yang menyangkal bahwa Yesus
adalah Kristus. Orang yang demikian adalah antikristus – yang menyangkal baik
Bapa maupun Anak‖ (1 Yohanes 2:22 New International Version). Ini adalah
definisi yang jauh lebih luas ketimbang satu orang penguasa tunggal dunia di masa
depan. Jelas, saat menulis tentang antikristus, Yohanes sedang menyoroti
Gnostisisme dalam Gereja abad pertama. Yohanes tidak pernah menulis tentang
penguasa tunggal dunia masa depan yang dirasuki iblis.
Bacaan #2. Daniel 9:24-27
Banyak pengajar modern topik akhir zaman menggunakan Daniel 9 untuk
memunguti informasi mengenai penguasa jahat tunggal dunia yang mereka percaya
akan berkuasa di masa depan kita. Namun sama sekali tidak pernah ada
penyebutan tokoh antikristus dalam Daniel 9. Commentaries yang ditulis sebelum
tahun 1830-an seluruhnya sepakat bahwa Daniel 9 adalah tentang Yesus, bukan
tentang antikristus. Seperti yang ditulis oleh Matthew Henry ini:
―Apa yang kita temukan dalam Daniel 9 adalah jawaban yang segera
dikirimkan atas doa Daniel, dan jawaban itu sangatlah mengesankan, karena
mengandung nubuat yang paling terkenal mengenai Kristus dan Injil kasih
karunia di seluruh Perjanjian Lama.‖3
_________________________________
3
Henry, Daniel 9
87 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Demi kepentingan reka-rekaan, misalkan kita percaya Daniel 9 adalah mengenai
tokoh antikristus yang dirasuki iblis, maka inilah yang akan terjadi di masa depan,
menurut Daniel 9:
 Bait Yerusalem harus dibangun kembali persis di tempat yang sama, dimana
saat ini sudah ada bangunan Kubah Emas (Dome of Rock) atau Masjidil AlAqsa.
 Sistem keimaman harus diberlakukan kembali.
 Persembahan korban hewan harus dilaksanakan kembali di bait yang sudah
dibangun kembali.
 Antikristus harus membuat sebuah perjanjian dengan seluruh dunia untuk
waktu tiga setengah tahun.
 Antikristus harus masuk ke dalam bait, duduk di sana sebagai Allah dan
mengakhiri korban sembelihan dan korban santapan.
Pembacaan sederhana Daniel 9:24-27 dan pemahaman dasar atas sejarah
menunjukkan kepada kita bahwa bacaan ini sudah digenapi oleh Kristus. Daniel 9
tidak pernah menubuatkan antikristus.4
Bacaan #3. 2 Tesalonika 2:1-8
―Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan
Dia, kami minta kepadamu, saudara dan saudari, supaya kamu jangan mudah
bingung dan gelisah oleh pengajaran yang katanya datang dari kami – baik
oleh nubuat, maupun oleh kabar lewat mulut atau lewat surat-seolah hari
Tuhan telah tiba‖ (2 Tesalonika 2:1-2 New International Version).
Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 1, frasa ―kedatangan Tuhan kita Yesus
Kristus‖ merujuk kepada penghancuran Yerusalem. Jika kita mengerti hal ini, kita
bisa melihat bahwa tampaknya jemaat Tesalonika berpikir hari Tuhan telah tiba.
Kesalahan seperti ini mungkin terjadi karena mereka berada di Yunani, yang
jaraknya ratusan mil, dan sepertinya telah mendengar desas-desus bahwa Romawi
akan menyerang Yerusalem.
_________________________________
4
Saya membahas bagian ini lebih detail di bab 5
88 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Fakta bahwa jemaat Tesalonika bisa berpikir demikian menunjukkan bahwa
mereka menantikan peristiwa tersebut terjadi di Yerusalem, bukan kehancuran
global. Surat untuk jemaat Tesalonika ini ditulis kira-kira tahun 50 Masehi, dan
Tesalonika berjarak ratusan mil dari Yerusalem. Mereka mendapat kesan bahwa
kedatangan Kristus telah terjadi, dan mereka berpikir Yeruslem sudah hancur.
Sebagai respon, Paulus menulis:
―Janganlah biarkan dirimu disesatkan orang dalam cara apapun juga! Sebab
hari itu tidak akan tiba sebelum kemurtadan terjadi dan manusia durhaka
dinyatakan, manusia yang ditetapkan untuk binasa‖ (2 Tesalonika 2:3 New
International Version).
Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat Tesalonika bahwa penghancuran
Yerusalem tidak akan terjadi sebelum kemurtadan terjadi dan pemimpin
kemurtadan itu, manusia durhaka (the man of lawlessness atau the man of sin)
dinyatakan. Paulus juga memberitahu mereka hal seperti apa yang akan dilakukan
manusia durhaka ini:
―Ia akan menentang dan akan meninggikan diri di atas segala yang disebut
atau yang disembah sebagai Allah, jadi ia duduk di Bait Allah dan mau
menyatakan diri sebagai Allah‖ (2 Tesalonika 2:4 New International Version).
Ayat ini memberikan beberapa indikator jelas siapa yang cocok dan yang tidak
cocok menjadi manusia durhaka. Contohnya, orang ini secara fisik harus mampu
berdiri di Bait Allah dan menyatakan dirinya sebagai Allah. Dengan kata lain, dia
hidup sebelum tahun 70 Masehi, sebelum Bait Allah dihancurkan. Setelah tahun 70
Masehi tidak ada Bait Allah untuk dimasuki, dan tidak satupun ayat Perjanjian
Baru yang mengatakan bait itu akan dibangun kembali. Hal ini jelas menunjukkan
manusia durhaka adalah angkatan tahun 70 Masehi.
Dalam Bab1 mengenai penghancuran Yerusalem, kita bertemu dengan beberapa
karakter dalam peristiwa tersebut. Pemimpin pemberontakan yang utama yang
menyebabkan penghancuran Yerusalem adalah John Levi dari Gischala. Saya
percaya dia cocok dengan gambaran manusia durhaka yang digambarkan dalam
bacaan ini.
Sejarawan Yahudi Josephus menulis bagaimana John Levi adalah manusia yang
egois dan tidak bermoral dengan kemampuan persuasif yang mampu meyakinkan
banyak orang bahwa dia diutus Allah untuk membebaskan mereka. Kemudian,
89 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
John Levi mengambil alih Bait Allah, dan mengangkat dirinya sendiri sebagai
juruselamat Yahudi (sebagai Allah), menjarah perkakas emas dari Bait Alah dan
menyebabkan terhentinya korban harian di sana. Dia juga menjarah orang-orang,
bahkan membakar gudang penyimpanan bahan pangan yang menyebabkan
terjadinya kelaparan yang menewaskan puluhan ribu orang. Dia mendapatkan
bantuan dari orang-orang Idumea, lalu membunuhi 8.500 orang Yahudi, termasuk
para imam. 2 Tesalonika 2:9 menyebutkan tanda-tanda palsu yang menyertai
kedatangan si pendurhaka, dimana tanda utama adalah bahwa John Levi
menyatakan dirinya sebagai Allah dan akan membebaskan orang Yahudi dari
Romawi. Dia memerintahkan gudang bahan pangan dibakar karena yakin bahwa
Allah dengan ajaib akan membebaskan mereka dari musuh mereka. Padahal yang
terjadi adalah banyak yang mati kelaparan.
Bahkan ketika Titus, sang jenderal Romawi, meminta agar John Levi
meninggalkan Bait Allah agar bait itu tidak hancur dalam pertempuran, John
menolak dengan tegas. John Levi-lah penyebab Bait Allah dihancurkan; jika tidak
ada dia, Bait Allah mungkin masih terselamatkan, mengingat bangunan itu adalah
salah satu dari keajaiban dunia kuno.5
Dalam ayat selanjutnya, Paulus memberitahu jemaat Tesalonika hal yang lebih
detil mengenai si manusia durhaka, yang juga tepat menggambarkan John Levi:
―Tidak ingatkah kamu bahwa ketika aku masih bersama-sama dengan kamu
aku seringkali mengatakan hal itu kepadamu? Dan sekarang kamu tahu apa
yang menahan dia [Ananus], sehingga ia baru akan menyatakan diri pada
waktu yang telah ditentukan baginya. Karena kekuatan rahasia kedurhakaan
telah mulai bekerja, tetapi seseorang yang masih menahan [Ananus] akan
terus menahannya hingga ia disingkirkan‖ (2 Tesalonika 2:5-7 New
International Version).
John Levi tidak hanya seorang pemimpin pemberontakan, dia juga adalah mesias
palsu. Dia menyatakan ketuhanannya dengan mengambil alih Bait Allah, dan satusatunya orang yang menghalanginya adalah Imam Besar Yahudi bernama Ananus.
_________________________________
5
Informasi mengenai John Levi di bagian ini dikumpulkan dari Bray, The Man of Sin of
2Thessalonians2. Untuk referensi yang lebih mudah, seluruh hal mengenai John Levi dalam The
Destruction of Jerusalem tulisan Holford telah dicetak tebal
90 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Ananus memiliki kemampuan diplomatis yang luar biasa dan telah melakukan
negosiasi damai dengan pihak Romawi berkali-kali sebelumnya. Ananus secara
harfiah mampu menahan pemberontakan besar-besaran yang ingin dilakukan John
Levi.6 Itulah alasan mengapa Paulus menyebut seseorang yang menahan, yang
ingin disingkirkan.
Josephus juga mencatat bahwa begitu Ananus (yang menahan) dibunuh, maka
penghancuran atas Yerusalem dimulai:
―Rasanya saya tidak salah jika saya katakan bahwa kematian Ananus adalah
awal penghancuran kota Yerusalem, dan tercatat mulai hari itu mulailah
tembok-temboknya dirubuhkan, dan segala yang ada di dalamnya
dihancurkan.‖7
Apa yang dicatat Josephus, terjadi persis seperti yang dituliskan Rasul Paulus
kepada jemaat Tesalonika:
―Dan kemudian si pendurhaka akan dinyatakan, yang oleh Tuhan Yesus akan
dibunuh dengan nafas mulut-Nya dan akan dimusnahkan dengan kemuliaan
kedatangan-Nya‖ (2 Tesalonika 2:8 New International Version).
Saat ―kedatangan Tuhan‖ terjadi pada penghancuran Yerusalem, John Levi
akhirnya ditangani. Dialah otak pemberontakan yang menyebabkan Romawi
menyerang Yerusalem. John Levi adalah penyesat yang disertai ―tanda-tanda dan
mujizat-mujizat palsu‖ (2 Tesalonika 2:9-12) dan menyuruh orang-orang
membakar gudang pangan, berkata dia adalah Allah dan akan menyediakan
kebutuhan mereka! Lalu bersama pasukan milisinya dia membunuh semua imam,
dan menyebabkan bukan hanya kota Yerusalem saja yang dihancurkan, tetapi juga
Bait Allah, yang sebenarnya tidak ingin dihancurkan oleh Romawi. Kejahatan John
Levi sedemikian rupa di luar akal sehat, dan dia sangat cocok menggenapi nubuat
Paulus mengenai ―manusia durhaka‖ yang oleh banyak orang ditafsirkan sebagai
antikristus masa depan.
_________________________________
6
7
Sama seperti catatan kaki nomor 5
Josephus, The War of the Jews, 313
91 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Saat kita mempelajari bacaan dalam 2 Tesalonika ini dari perspektif pembaca
aslinya, jelas tidak masuk akal jika Paulus menulis nubuat misterius yang tidak
memiliki arti bagi pembaca aslinya dan yang tidak bisa diterapkan kepada siapapun
hingga dua ribu tahun kemudian. Sebaliknya, adalah logis jika bacaan ini berlaku
bagi pembaca asli surat Paulus yang isinya mengenai konteks khusus mereka saat
itu. Paulus juga katakan ―kekuatan rahasia kedurhakaan‖ telah mulai bekerja pada
abad pertama (2 Tesalonika 2:7). Paulus jelas berbicara tentang seorang jahat di
abad pertama dan seorang lain yang menahan kejahatan itu. John Levi dan Ananus
menggenapi nubuat ini. Kekuatan rahasia kedurhakaan itu tidak menunggu selama
dua ribu tahun untuk bekerja di masa depan kita. Sebaliknya, kedurhakaan itu telah
mencapai puncaknya tahun 70 Masehi.
Bacaan #4. Binatang di Wahyu 13 dan 17
Wahyu 13 berbicara tentang binatang (the beast), yang dalam sebagian besar
sejarah Gereja diajarkan sebagai penggambaran Kekaisaran Romawi di abad
pertama. Wahyu 17 berbicara tentang binatang yang lain, yang oleh Gereja juga
diajarkan sebagai Kaisar Nero dari Roma. Kedua ajaran ini sangat bagus dan
masuk akal.
Wahyu 17:10 – Kaisar Nero
Mengenai simbol binatang, sejarawan F. W. Farrar tahun 1882 menulis:
―Setiap pembaca Yahudi, tentu saja, memandang binatang sebagai simbol
Nero. Dan baik orang Yahudi maupun orang Kristen menganggap Nero
memiliki pertalian erat dengan ular atau naga. ... Semua penulis Kristen mulamula yang menulis mengenai Wahyu, sejak Iranaeus hingga Victorinus dari
Pettau dan Commodian di abad keempat, hingga Andreas di abad kelima, dan
St. Beatus di abad kedelapan, menghubungkan Nero, atau beberapa kaisar
Romawi, dengan binatang Kitab Wahyu (Apocalyptic Beast).‖8
Banyak sumber tulisan kuno juga mengatakan Nero adalah binatang Kitab Wahyu,
sebagaimana ditunjukkan oleh R. C. Sproul:
_________________________________
8
Farrar, The Early Days of Christianity, 471-472
92 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―[Kenneth] Gentry mencatat kisah hidup Nero yang bertabur kekerasan,
termasuk pembunuhan anggota keluarganya sendiri, pengebirian seorang bocah
laki-laki yang ―dikawini‖nya, dan pembunuhan brutal istrinya sendiri, yang
saat itu sedang mengandung, dengan menendangnya hingga mati. Perilakunya
yang aneh dan ganjil dicatat oleh sejarawan Suetonius, yang menulis
bagaimana Nero merancang sebuah permainan dimana dia, ditutupi oleh kulit
binatang buas, dilepaskan dari sebuah kandang dan menyerang bagian-bagian
vital laki-laki dan perempuan, yang terikat di batang kayu.‖
Nero memulai masa kekuasaannya sebagai kaisar pada tahun 54 Masehi.
Penganiayaannya yang bersifat nasional atas komunitas Kristen dimulai tahun
64 Masehi, bertepatan dengan kebakaran hebat yang terjadi di Roma (yang
menghanguskan 1/3 kota Roma) yang dipercaya banyak pihak diprakarsai oleh
Nero sendiri. Asumsi yang umum berlaku adalah bahwa penganiayaan atas
orang Kristen, yang disalahkan oleh Nero sebagai pelaku pembakaran, adalah
taktik pengalihan untuk menyalahkan orang lain atas tindakannya. Nero
kemudian melakukan bunuh diri pada tahun 68 Masehi, saat dia masih berusia
31 tahun.
Karena kemunculan binatang adalah salah satu dari ―apa yang harus segera
terjadi‖ (Wahyu 1:1), Nero adalah prima facie – kandidat utama untuk peran
binatang. Sebagaimana digambarkan oleh para sejarawan kuno, Nero adalah
seorang manusia yang kekejaman dan kejahatannya luar biasa. Banyak penulis
kuno menyebut karakter binatang dalam diri Nero, dan Gentry
menyimpulkannya:
―Tacitus ... menyebutkan ―sifat kejam‖ Nero yang telah ―membunuh begitu
banyak orang tidak bersalah.‖ Naturalis Romawi Pliny Sang Ketua ...
menggambarkan Nero sebagai ―penghancur umat manusia‖ dan ―racun
dunia.‖ Satiris Romawi Juvenal ... menyebut tentang ―tirani Nero yang
kejam dan penuh darah.‖ ... Apollonius dari Tyana ... secara spesifik
menyebut Nero sebagai ―binatang‖: ―Dalam perjalananku, yang lebih
panjang ketimbang yang pernah dijalani manusia manapun, aku telah
melihat banyak binatang buas dari Arab dan India; tetapi binatang yang satu
ini, yang sering disebut sebagai Sang Tiran, aku tidak tahu berapa kepala
yang dipunyainya atau apakah cakar bisa melukainya, binatang yang
dipersenjatai oleh taring-taring yang mengerikan ... Dari semua binatang
93 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
buas, Anda tidak akan mengatakan ada yang pernah memakan ibunya
sendiri, namun Nero telah mengenyangkan dirinya dengan makanan ini.‖‖9
Kita dapat melihat bukti paling jelas penafsiran Nero sebagai binatang dalam
Wahyu 17:10: ―Mereka juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu
ada dan yang lain belum datang, tetapi jika ia datang, ia akan tinggal seketika
saja.‖ Ayat ini, yang berbicara tentang garis penguasa Romawi, memberitahu kita
dengan pasti berapa penguasa yang telah datang, yang mana yang sekarang sedang
berkuasa, dan seorang yang akan datang namun hanya akan berkuasa dalam waktu
yang singkat. Daftar ini cocok sempurna dengan Nero dan Kekaisaran Romawi
abad pertama:
―Lima di antaranya sudah jatuh...‖
Julius Caesar (49–44 Sebelum Masehi)
Augustus (27 Sebelum Masehi–Tahun 14 Masehi)
Tiberius (Tahun 14–37 Masehi)
Gaius (Tahun 37–41 Masehi)
Claudius (Tahun 41–54 Masehi)
―Yang satu ada ...‖
Nero (Tahun 54–68 Masehi)
―Yang lain belum datang, tetapi jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.‖
Galba (Juni 68-Januari 69 Masehi, pemerintahan selama 6 bulan)
Dari ketujuh kaisar Kekaisaran Romawi, lima telah jatuh (Julius Caesar, Augustus,
Tiberius, Gaius dan Claudius), satu sedang berkuasa (Nero) dan satu lagi belum
datang (Galba), namun hanya akan berkuasa dalam waktu yang singkat (6 bulan).
_________________________________
9
Sproul, The Last Days According to Jesus, 186-187.
94 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Karena penggambaran yang sangat jelas ini, hampir sepanjang sejarah Gereja
orang memahami binatang dalam Wahyu 17 merujuk kepada Nero.
Wahyu 13:1-4 – Kekaisaran Romawi
Mengenali Nero sebagai binatang dalam Wahyu 17 menolong kita menafsirkan
referensi binatang lain dalam Wahyu 13:
―Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut. Ia memiliki ... tujuh
kepala... Satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang fatal, tetapi luka
fatal itu sembuh. Seluruh dunia terkagum lalu mengikut binatang itu. Mereka
menyembah naga itu karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu.
Dan mereka juga menyembah binatang itu dan berkata: ―Siapakah yang sama
seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?‖
(Wahyu 13:1-4 New International Version).
Nero – sesuai dengan garis waktu Wahyu 17 – adalah kaisar keenam dari tujuh
orang kaisar Romawi (atau kepala-kepala binatang). Galba, penerusnya, adalah
yang ―akan tinggal seketika saja.‖ Pemerintahan Galba yang sangat singkat
disebabkan – setidaknya sebagian – karena sebagai sebuah kekaisaran, Romawi
secara kiasan sedang terluka dan terhuyung-huyung akibat perbuatan Nero. Nero
adalah seorang psikopat yang membakar sepertiga kota Roma, membebankan
kesalahan itu kepada orang Kristen, lalu menganiaya dan menyiksa orang Kristen
secara brutal. Dia melakukan banyak hal kejam dan mengerikan sepanjang masa
pemerintahannya.
Kemudian, ketika Nero bunuh diri tahun 68 Masehi, iklim perpolitikan Roma
berubah drastis. Perubahan terpenting, Nero adalah kaisar terakhir dari garis
keturunan kaisar Julio-Claudian; sehingga dengan matinya Nero garis keturunan
itu berakhir, dan tampaknya, secara simbolis, kepala binatang itu terluka fatal.
Kematian Nero memicu terjadinya peristiwa yang secara historis disebut ―Tahun
Empat Kaisar‖ (the Year of the Four Emperors). Karena kekacauan yang timbul
akibat kematian Nero, tiga kaisar berikutnya hanya berkuasa untuk waktu sangat
singkat (Galba, Otho dan Vitellius). Akhirnya, menjelang akhir tahun 69 Masehi,
Vespasian menduduki takhta dan berkuasa hingga tahun 80 Masehi.
95 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Namun selama masa kerusuhan tahun 69 Masehi, banyak yang mengira Kekaisaran
Roma akan hancur.10
Dapatkah Anda bayangkan Amerika Serikat memiliki empat presiden hanya dalam
waktu satu tahun? Masa itu adalah masa yang menyakitkan bagi Romawi, dan
banyak yang mengira binatang Kekaisaran Romawi akan terluka hingga mati.
Bahkan, inilah momen paling kacau dalam sejarah Romawi sejak kematian Mark
Anthony tahun 30 Sebelum Masehi, hampir seratus tahun sebelumnya. Namun
kemudian, bak keajaiban, terjadi pembalikan keadaan dimana Kekaisaran Romawi
bangkit kembali di bawah Vespasian dan Titus. Saat memerintah, mereka
menegakkan dinasti kekaisaran Flavian. Binatang itu bukannya mati, namun justru
bangkit dipimpin Vespasian yang memerintah selama 10 tahun penuh.
Tanda dari Binatang
Pembahasan tentang binatang sering dikaitkan dengan tanda binatang (the mark of
the beast) yang dicatat dalam Wahyu 13:16-17. Tanda binatang telah menimbulkan
banyak sekali kekuatiran, jadi saya akan membahasnya di sini, sekalipun tidak
mencakup keseluruhan Kitab Wahyu.11 Terkait tanda binatang, perlu diingat bahwa
dalam kebudayaan Romawi kuno, pasar terbuka adalah tempat utama pertukaran
dan perdagangan. Agar orang dapat memasuki pasar terbuka ini, mereka harus
melewati gerbang utama. Siapapun yang memasuki gerbang utama harus
membayar tanda bakti kepada patung kaisar. Setelah tanda bakti itu dibayar, abu
disapukan ke kening atau pergelangan tangan orang-orang itu dan mereka diijinkan
melewati gerbang untuk membeli dan menjual barang dagangan. 12 Hal ini disebut
―menerima tanda.‖ Paralel antara hal ini dan tanda binatang sangat cocok yang
meneguhkan bahwa binatang yang dimaksud adalah Nero dan Kekaisaran
Romawi.
Terkait tanda binatang, ahli teologi berwibawa N. T. Wright mengatakan:
_________________________________
―Emperor Nero,‖ The Preterist Archive, http://preteristarchive.com/Rome/Monarchs/nero.html.
Untuk informasi lebih jauh mengenai Kitab Wahyu, bacalah buku saya, The Art of Revelation.
12
―Revelation 13:18: Number of the Beast,‖ The Preterist Archive,
http://preteristarchive.com/BibleStudies/ApocalypseCommentaries/revelation_13-18.html.
10
11
96 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Ditambah lagi, menyembah atau tidak menyembah dengan segera menjadi
garis pemisah antara orang yang diterima dalam masyarakat dan yang tidak.
Tidak lama setelah masa ini, sejumlah pejabat lokal memperkenalkan
persyaratan formal bahwa kecuali Anda mempersembahkan persembahan yang
disyaratkan, Anda tidak akan diijinkan masuk ke pasar. Ada berbagai tanda
yang gampang terlihat, yang dipakai untuk membedakan orang-orang mana
yang ―boleh berdagang‖ dan ―tidak boleh berdagang.‖ Sejak awal orang
Kristen dihadapkan kepada alternatif yang jelas: tetap teguh dengan Anak
Domba dengan resiko kehilangan mata pencaharian dan kemampuan untuk
menjual atau membeli; atau menyerah kepada sang monster, membayar
persembahan kepada kaisar sesuai perintah pejabat lokal, dan semua baik-baik
saja – kecuali integritas Anda sebagai pengikut Anak Domba.‖13
Penulis lain menambahkan:
―Orang Kristen abad pertama berada dibawah kekuasaan militer Romawi, suatu
negara yang secara terbuka menyatakan pemimpinnya, yakni para kaisar,
adalah pribadi ilahi. Semua wilayah yang berada di bawah yurisdiksi Romawi
secara hukum diwajibkan dengan mengumumkan secara terbuka kesetiaan
mereka kepada kaisar dengan membakar sejumput ukupan dengan melafalkan,
―Kaisar adalah Tuhan.‖ Setelah memenuhi ketentuan ini, seseorang menerima
sehelai dokumen papirus yang disebut ―libellus‖ yang wajib diperlihatkannya
kepada polisi Romawi atau saat berjual-beli di pasar Romawi, membuat
kesulitan berjual-beli semakin meningkat bagi orang-orang yang tidak
memiliki tanda. Inilah inti peringatan dalam Kitab Suci kepada orang Kristen
mula-mula agar tidak membiarkan diri mereka menerima ―tanda binatang.‖‖14
Jadi jelas, tanda binatang adalah kenyataan abad pertama yang dilanggengkan oleh
seorang kaisar dan sebuah kekaisaran yang sifatnya seperti binatang buas. Binatang
yang kita baca dalam Kitab Wahyu bukanlah antikristus atau manusia durhaka
yang akan muncul di masa depan. Penglihatan Yohanes perihal binatang telah
digenapi dalam diri Nero dan Kekaisaran Romawi. Kita bisa tenang dan bersyukur
tidak akan ada antikristus layaknya binatang penguasa tunggal dunia yang akan
muncul di masa depan kita.
_________________________________
13
14
Wright, Revelation for Everyone, 121.
Richard Anthony, ―The Mark of the Beast,‖ Ecclesia.org, http://www.ecclesia.org/truth/beast.html.
97 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Poin-Poin Bab 2
 Antikristus bukanlah dan tidak akan pernah merupakan seseorang; tetapi
sebuah sistem spiritual pengajaran sesat, secara khusus Gnostisisme.
 Yesus adalah penggenapan Daniel yang sempurna dan paling masuk akal;
tidak ada antikristus dalam bacaan ini.
 Manusia durhaka adalah seorang individu abad pertama; yang menahan juga
adalah seorang individu abad pertama – yakni John Levi dan Imam Besar
Ananus.
 Binatang Kitab Wahyu adalah Kekaisaran Roma, terutama di bawah
kekuasaan Kaisar Nero.
 Tidak pernah ada dalam Alkitab disebutkan sesuatu mengenai penguasa
tunggal dunia di masa depan.
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Buah apa yang Anda lihat sebagai hasil pengajaran mengenai penguasa
tunggal dunia dalam Gereja?
2. Apa sajakah bacaan yang digunakan untuk menciptakan suatu gabungan
yang disebut antikristus?
3. Siapakah yang dibicarakan dalam Daniel 9:24-27?
4. Apakah yang dikatakan Matthew Henry mengenai Daniel 9?
5. Apa yang Yohanes maksudkan dalam 1 Yohanes dan 2 Yohanes ketika dia
menyinggung roh antikristus?
6. Siapakah John Levi, dan apa yang dia lakukan?
7. Siapakah yang dimaksud dengan ―binatang‖?
98 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 3
Akhir Dunia
Dalam Matius 24, murid-murid mengajukan tiga pertanyaan kepada Yesus:
―Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda
kedatangan-Mu dan tanda kesudahan zaman?‖ (Matius 24:3 New International
Version). Seperti telah kita lihat dalam Bab 1, dalam Matius 24 Yesus dengan jitu
menubuatkan apa yang akan terjadi dalam penghancuran Yerusalem dan Bait Allah
tahun 70 Masehi. Tetapi benarkah Yesus menjawab dua pertanyaan lainnya:
―Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan zaman?‖ Sebelum kita dapat
memahami jawaban yang Yesus berikan, kita harus memastikan kita memahami
ketiga pertanyaan yang murid-murid-Nya ajukan.
Bilamanakah Itu Akan Terjadi?
Pertanyaan ini jelas berkaitan dengan jawaban yang Yesus berikan mengenai
penghancuran Bait Allah dan kota Yerusalem, yang telah kita bahas dalam Bab 1.
Apakah Tanda Kedatangan-Mu?
Reaksi otomatis kita adalah berpikir murid-murid sedang menanyakan perihal
kedatangan Yesus yang kedua kali. Namun jika kita mundur sejenak dan berpikir,
kita akan sadar bahwa murid-murid tidak tahu Yesus akan mati dan bangkit. Jadi
tidak mungkin mereka menanyakan kedatangan Yesus kembali, yang akan terjadi
ribuan tahun kemudian. Mereka masih dalam keadaan kaget mendengar Yesus
menegur keras orang Farisi; jadi tidak mungkin mereka mendadak menanyakan
kepada Yesus mengenai kedatangan-Nya yang kedua, yang mungkin adalah
menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan yang pertama.
Setelah menjawab pertanyaan pertama mereka dengan sangat detil, Yesus
menjawab pertanyaan kedua mereka mengenai tanda kedatangan-Nya:
―Lalu tanda Anak Manusia akan tampak di langit, maka semua bangsa di bumi
[secara harfiah: bangsa yang mendiami negeri] akan meratap dan mereka akan
melihat ANAK MANUSIA DATANG DI ATAS AWAN-AWAN DI LANGIT
99 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya‖ (Matius 24:30 New American
Standard Bible).
Yesus menjawab mereka sesuai dengan idiom umum dalam budaya Yahudi. Dia
bisa melakukan hal ini karena orang Yahudi pada masa-Nya jauh lebih mengenal
Perjanjian Lama ketimbang kebanyakan orang Kristen pada saat ini. Perjanjian
Lama adalah pondasi kehidupan budaya mereka, sehingga banyak frasa dan ucapan
yang memiliki arti simbolis yang berkaitan dengan nubuat alkitabiah. David
Chilton menjelaskannya demikian:
―Untuk memahami arti perkataan Yesus dalam ayat ini, kita perlu memahami
Perjanjian Lama lebih daripada apa yang dipahami kebanyakan orang saat ini.
Yesus saat itu sedang berbicara kepada pendengar yang sangat akrab dengan
detil literatur Perjanjian Lama, bahkan detil yang paling kecil sekalipun.
Mereka telah mendengar Perjanjian Lama dibacakan dan dikhotbahkan dalam
jumlah tidak terhitung sepanjang hidup mereka, dan telah terlatih menghafal
ayat-ayat yang panjang. Penggambaran Kitab Suci dan bentuk ekspresi
Perjanjian Lama telah membentuk budaya, lingkungan, dan kosa kata mereka
bahkan sejak mereka masih sangat belia, dan hal ini sudah berlangsung
generasi demi generasi. Faktanya adalah saat Yesus berbicara kepada muridmurid-Nya tentang runtuhnya Yerusalem, Dia menggunakan kosa kata nubuat.
―Bahasa‖ nubuat yang Yesus gunakan, akan langsung dikenali oleh mereka
yang akrab dengan Perjanjian Lama.‖1
Sepanjang Perjanjian Lama, saat Allah akan mendatangkan penghancuran pada
suatu kota atau bangsa, dikatakan Dia akan ―datang di atas awan-awan di langit.‖
Dalam budaya Yahudi, frasa ―tanda kedatangan-Mu‖ tidak ada hubungannya
dengan lokasi dan kehadiran. Frasa ini dipahami sebagai kedatangan dalam
penghakiman atas suatu kota atau bangsa. Jadi kita bisa menemukan
penggambaran ―datang di atas awan-awan‖ dalam nubuat mengenai penghakiman
dalam Perjanjian Lama. Ketika Yesaya menubuatkan penghancuran Mesir, dia
menggambarkan Allah berkendara di atas awan membawa penghakiman:
―Ucapan ilahi terhadap Mesir. Lihat, Tuhan mengendarai awan yang cepat
dan datang ke Mesir, maka berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya,
dan hati orang Mesir, merana hancur dalam diri mereka‖ (Yesaya 19:1).
_________________________________
1
Chilton, The Great Tribulation, 17-18.
100 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Demikian pula dalam Mazmur 18, Allah digambarkan memiliki awan kelam ada di
bawah kaki-Nya. Penghakiman-Nya turun seperti awan hujan gelap di langit,
bersama bersama hujan es dan guruh (lihat Mazmur 18:10-13 New International
Version). Dalam Mazmur 104, awan-awan menjadi kereta perang-Nya dan Ia
terlihat berkendara menuju peperangan ―di atas sayap angin‖ (Mazmur 104:2-3).
Dalam Yoël 2:2, hari TUHAN adalah ―suatu hari gelap gulita dan kelam kabut,
suatu hari berawan dan kelam pekat.‖ Zefanya mengulangi penggambaran ini
dalam nubuatnya tentang kedatangan hari TUHAN kata demi kata (lihat Zefanya
1:14-15). Dan saat berbicara mengenai penghakiman Allah atas orang yang
bersalah, Nahum berkata, ―Jalan-Nya adalah dalam angin beliung dan badai, dan
awan-awan adalah debu kaki-Nya‖ (Nahum 1:3 New International Version).
Jelas sekali, awan-awan adalah simbolisme Perjanjian Lama yang menggambarkan
kendaraan Allah untuk ―datang‖ dalam penghakiman terhadap suatu kota atau
bangsa.
Dengan memahami hal ini, kita bisa yakin bahwa yang ditanyakan murid-murid
adalah kapan Yesus datang dalam penghakiman atas Yerusalem. Yesus mengerti
maksud pertanyaan ini dan menjawab dengan menjelaskan banyak tanda hingga
ayat 30, saat Dia akhirnya akan datang ―di atas awan-awan‖ dan membawa
penghakiman.
Bagaimana dengan Akhir Zaman?
Sebagai pembaca modern, mudah bagi kita untuk berasumsi yang murid-murid
tanyakan adalah akhir dunia. Namun kita tidak memiliki penjelasan yang masuk
akal mengapa mereka mendadak mengganti topik pembicaraan dari teguran keras
Yesus atas orang Farisi dan pernyataan Bait Allah akan dihancurkan. Sama sekali
tidak logis, menurut konteksnya, jika mereka mengganti topik di tengah-tengah
percakapan dengan menanyakan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan. 2
_________________________________
2
J. Marcellus Kick, dalam bukunya, An Eschatology of Victory, membuat sebuah kesalahan besar
eksegetikal ketika dia mengklaim bahwa tahun 70 Masehi menggenapi dua pertanyaan yang pertama dari
Matius 24:3, tetapi pertanyaan ketiga mengenai akhir dari dunia. Kesalahan ini diulangi dalam Victorius
Eschatology edisi kedua oleh Eberle dan Trench, sebagaimana Win the World or Escape the Earth oleh
Rossol dan Watsall. Untuk pembasahan mendalam tentang kesalahan ini, yang saya namai sebagai Kik
Preterism, baca buku saya yang lain, Understanding the Whole Bible.
101 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Karena itu, pasti murid-murid sedang menanyakan suatu hal yang masih berkaitan
dengan pernyataan Yesus sebelumnya. Singkatnya, saat mereka bertanya tentang
―akhir zaman,‖ mereka tidak sedang menanyakan akhir dunia.
Hal ini dengan mudah diteguhkan dengan melihat bahasa aslinya. Dalam bahasa
Yunani, kata ―world‖ (dunia) diterjemahkan dari kata ―kosmos,‖ sedang kata
―age‖ (zaman, era) diterjemahkan dari kata ―aeon.‖ Murid-murid tidak sedang
menanyakan akhir kosmos. Apa perbedaan antara akhir dunia (the end of the
world) dengan akhir zaman (the end of the age)? Jawabannya ditemukan dalam
hasil kumulatif peristiwa tahun 70 Masehi yang Yesus nubuatkan – akhir dari era
sejarah dan agama Yahudi. Hancurnya Bait Allah berarti berakhirnya sistem
persembahan korban dan keimaman. Sistem penebus salah yang didirikan oleh
Musa berakhir dengan hancurnya Bait Allah. Hal ini adalah perubahan besar –
akhir zaman Musa dan perjanjian yang lama. Inilah yang ditanyakan oleh muridmurid Yesus. Dia baru saja menubuatkan akhir Yudaisme yang mereka kenal, dan
mereka ingin mengetahui kapan itu akan terjadi.
Apa yang Yesus sampaikan bukan hal baru bagi orang-orang sezaman-Nya. Orang
Yahudi mengenal dua zaman: zaman yang mereka hidupi saat itu (di bawah
Taurat) dan zaman Mesias yang akan datang. Seperti dinyatakan oleh komentator
John Broadus, ―Pemahaman umum orang Yahudi adalah kemunculan Mesias akan
mengakhiri ―zaman ini‖ dan membawa ―zaman yang akan datang‖ – frasa ini
sering muncul salam Talmud.‖3
Mengenai hal ini, George Hill menambahkan:
―Oleh orang Yahudi, waktu dibagi menjadi dua periode: zaman hukum Taurat
dan zaman Mesias. Akhir dari yang pertama adalah awal yang kedua, hadirnya
kerajaan yang mereka percaya akan ditegakkan oleh Mesias, yang mengakhiri
penderitaan mereka, dan mengubah mereka menjadi orang-orang paling hebat
di dunia. Para rasul, dengan benak dipenuhi harapan ini, bertanya kepada
Tuhan kita, sesaat sebelum kenaikan-Nya, ―Tuhan, maukah Engkau pada masa
ini memulihkan kerajaan bagi Israel?‖ (Kisah Para Rasul 1:6). Tuhan kita
memakai frasa kedatangan-Nya untuk menyatakan pembalasan-Nya atas orang
Yahudi dengan menghancurkan kota dan tempat kudus mereka.‖4
_________________________________
3
4
Broadus, 482.
Hill, ―Predictions Delivered by Jesus,‖ 103-104
102 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Sepanjang Perjanjian Baru, banyak dituliskan mengenai akhir zaman Musa, yang
akan segera berakhir, tetapi sangat sedikit dituliskan mengenai akhir seluruh dunia.
Karena orang Yahudi telah hidup sebagai ―orang pilihan‖ (chosen people) dengan
akses eksklusif kepada Allah selama kurang lebih 1500 tahun, akhir zaman akan
menjadi peristiwa tunggal terbesar yang pernah terjadi atas sejarah nasional
mereka.5
Kepercayaan umum bahwa Yesus sedang berbicara tentang akhir dunia dalam
Matius 24 telah mengacaukan pemahaman atas banyak ayat lainnya dalam
Perjanjian Baru. Ketika kita menyadari bahwa murid-murid sedang menanyakan
akhir zaman Musa, kita mendapatkan kejelasan atas banyak ayat tentang akhir
zaman Musa dan penghancuran Yerusalem yang tersebar sepanjang Perjanjian
Baru. Berlawanan dengan kepercayaan populer, ayat-ayat ini bukan tentang akhir
dunia. Contohnya:
... Sebelum kamu [dua belas murid] selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak
Manusia sudah datang (Matius 10:23).
... kamu [imam besar] akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan
Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit (Matius 26:64).
Telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. ... Hari sudah jauh malam, telah
hampir siang (Roma 13:11-12).
... dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu (1 Korintus 7:31).
... peringatan bagi kita yang hidup saat akhir zaman telah tiba (1 Korintus
10:11 New American Standard Bible).
... Tuhan sudah dekat! (Filipi 4:5).
... kedatangan Tuhan sudah dekat! ... Lihatlah, Hakim sedang berdiri di
ambang pintu (Yakobus 5:8-9).
_________________________________
5
Menarik pula untuk dicatat bahwa Yesus adalah satu-satunya nabi yang menubuatkan Dia akan datang
dalam awan-awan untuk menghancurkan Yerusalem dan mengakhiri zaman Musa. Sementara nabi-nabi
palsu abad pertama menyatakan mereka datang untuk menyelamatkan Israel dari penjajahan Romawi.
103 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. ... (1 Petrus 4:7).
... ini adalah waktu yang terakhir, ... Itulah tandanya, bahwa waktu ini benarbenar adalah waktu yang terakhir (1 Yohanes 2:18).
Memang benar Yesus akan kembali secara fisik untuk membangkitkan orangorang mati dan membawa penghakiman terakhir. Namun sebagian besar frasa
―akhir zaman‖ yang digunakan dalam Perjanjian Baru bukanlah mengenai
peristiwa ini. Sebaliknya, apa yang dimaksudkan oleh ayat-ayat Perjanjian Baru
adalah mengenai peristiwa terbesar dalam sejarah Yahudi, yang akan segera
terjadi. Orang Yahudi abad pertama tidak fokus pada akhir planet bumi; itu
hanyalah obsesi modern yang tidak ada relevansinya dengan mereka.
Orang Kristen abad pertama yang hidup di Israel tahu bahwa mereka hanya
memiliki waktu empat puluh tahun untuk mengabarkan Injil sebelum Yesus datang
di awan-awan menghancurkan Yerusalem dan mereka harus melarikan diri ke
pegunungan. Karena itulah, mereka sering mengatakan bahwa saat itu adalah
―waktu terakhir‖ atau ―akhir zaman.‖ Mereka mengatakan hal-hal seperti, ―Ia
sudah berdiri di depan pintu,‖ atau ―Tuhan sudah dekat.‖ Itu adalah kenyataan
yang mereka hadapi, tetapi bukan yang kita hadapi. Kita harus memilih berhenti
menerima apa yang penulis Perjanjian Baru tujukan bagi orang-orang yang hidup
antara tahun 30 hingga 70 Masehi dan menerapkannya pada masa depan kita.
Banyak doktrin palsu yang tercipta saat orang-orang membaca Alkitab terpisah
dari konteks sejarah dan budayanya. Kepercayaan bahwa Yesus sedang bernubuat
tentang akhir dunia adalah salah satunya. Dua contoh lainnya adalah kemurtadan
Gereja dan munculnya guru-guru atau pengajar-pengajar palsu. Keduanya
bukanlah tanda akhir dunia, tetapi merupakan tanda akhir zaman Musa tahun 70
Masehi.
Kemurtadan
Konsep gereja yang jatuh ke dalam kemurtadan adalah pengajaran atau doktrin
palsu yang didasarkan pada kesalahan dalam memahami Kitab Suci, karena
berusaha memahaminya terpisah dari konteks sejarahnya. Beberapa pengajar
Alkitab mencoba memaksakan membagi sejarah Gereja atas tujuh periode dan
104 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
mencocok-cocokkannya dengan tujuh gereja dalam Wahyu 2 dan 3. Orang-orang
ini katakan, Gereja modern adalah gereja Laodikia, yang mendapat ancaman dari
Yesus akan dimuntahkan keluar dari mulut-Nya. Konsep ini tidak hanya salah,
namun juga bertentangan dengan apa yang Yesus katakan mengenai pertumbuhan
Kerajaan-Nya (lihat Matius 13:31-33).
Salah satu ayat yang dipakai untuk membenarkan dan mendukung ajaran ini adalah
2 Tesalonika 2:3, yang mengatakan, ―Janganlah kamu membiarkan dirimu
disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga; sebab hari itu tidak akan
datang, sebelum datangnya lebih dahulu murtad, dan manusia durjana [man of
sin], manusia kebinasaan [son of perdition]‖ (2 Tesalonika 2:3 King James
Version). Selama limapuluh tahun terakhir, ayat ini telah dipakai untuk mengklaim
mayoritas Gereja tidak benar-benar berjalan bersama Allah. Orang-orang yang
mengajarkan hal ini mengatakan Gereja yang sejati hanyalah sisa-sisa (the
remnant) dari orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai Gereja. Adalah salah
memasukkan gagasan tentang sisa-sisa dalam Perjanjian Lama ke dalam Perjanjian
Baru karena tidak ada tempat bagi sisa-sisa dalam Perjanjian Baru (saya akan
membahasnya lebih lanjut dalam Bab 10). Juga, seperti yang saya sebutkan dalam
Bab 2, ayat ini adalah mengenai seorang manusia durhaka bernama John Levi 6,
bukan mengenai Gereja. Versi New International Version menerjemahkan ayat ini
lebih baik:
―Janganlah kamu siapapun menyesatkanmu dalam hal apapun; Sebab hari itu
belum akan tiba sebelum pemberontakan terjadi dan manusia durhaka (man
of lawlessness) disingkapkan, manusia yang ditetapkan untuk dibinasakan‖ (2
Tesalonika 2:3).
Pemberontakan itu terjadi pada abad pertama dipimpin oleh John Levi. Kita tidak
sedang menunggu kehancuran Gereja di masa depan sebagai penggenapan ayat ini.
Guru-guru Palsu
Seiring dengan ajaran Gereja yang murtad, berkembang pengajaran bahwa banyak
guru palsu akan muncul sebelum kembalinya Kristus.
_________________________________
6
Untuk referensi yang mudah, namanya John Levi, telah dicetak tebal dalam tulisan Holford, The
Destruction of Jerusalem bab 1
105 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kepercayaan ini telah menjadi alasan untuk saling menuding dalam tubuh Kristus
dan memupuk perilaku curiga dan penuh ketakutan satu sama lain. Padahal, ayatayat yang dipakai untuk mendukung pengajaran ini sebenarnya mengacu kepada
masa sebelum tahun 70 Masehi, bukan kepada masa kita sekarang ini. Contohnya,
yang ditulis oleh Paulus:
―Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran
sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya
untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya
dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng‖ (2 Timotius 4:3-4).
Doktrin atau pengajaran yang benar yang Paulus bicarakan adalah pengajaran yang
mengatakan penghakiman akan segera datang atas Yerusalem, tetapi telinga orangorang Yahudi yang gatal ingin mendengar pengajaran guru dan nabi palsu yang
menyatakan Allah melindungi mereka dari penghancuran. Hal ini menimbulkan
munculnya banyak guru dan nabi palsu antara tahun 30 hingga 70 Masehi.
Ayat lain yang digunakan untuk mendukung pengajaran ini adalah 1 Timotius 4:1,
―Sekarang Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian ada
orang yang akan murtad [depart from faith] lalu mengikuti roh-roh penyesat dan
ajaran setan-setan‖ (1 Timotius 4:1 New King James Version).
Bersama kesalahan memahami ayat ini, orang-orang juga gagal memahami Amos
8:11, saat Allah berjanji, ―Sesungguhnya, waktu akan datang,‖ demikianlah
firman Tuhan ALLAH, ―Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan
kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman Tuhan.‖ Mereka menafsirkan ayat ini diterapkan menjelang
akhir dunia, padahal ayat ini bukanlah nubuat Perjanjian Baru. Ayat ini digenapi
oleh masa empat ratus tahun antara akhir Perjanjian Lama dengan awal Perjanjian
Baru, saat tidak ada Firman Allah yang dicatat. Ayat ini bukan mengenai masa
depan kita.
Sekalipun banyak yang mencoba menggunakan ayat ini dan ayat-ayat lainnya
untuk mengajarkan semakin banyaknya guru-guru palsu di masa depan, Alkitab
dengan jelas memberitahu kita bahwa ayat-ayat ini adalah mengenai abad pertama.
Rasul Paulus mengatakan guru palsu akan muncul tidak lama setelah dia pergi:
―Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi [bukan setelah 2000 tahun], serigalaserigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan
106 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul
beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik muridmurid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab itu berjagajagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan
tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan
air mata‖ (Kisah Para Rasul 20:29-31).
Dan Yesus katakan Dia tidak akan mengulur-ulur waktu kedatangan-Nya namun
akan segera datang:
―Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang
malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum
menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan memastikan mereka
memperoleh keadilan, dan segera. Tetapi, jika Anak Manusia itu datang,
akankah Ia mendapati iman di bumi?‖ (Lukas 18:7-8)
Yesus berjanji membawa keadilan bagi orang-orang-Nya dengan segera. Ayat ini
tidak mengacu kepada peristiwa masa depan. Bukan itu definisi yang tepat untuk
kata ―segera.‖ Sebaliknya, Dia berjanji untuk datang dalam penghakiman atas
Yerusalem dalam waktu empat puluh tahun, dan itulah persisnya yang Dia
lakukan.
Poin-Poin Bab 3
 Tidak ada pemisahan di antara tiga pertanyaan yang diajukan murid-murid
kepada Yesus.
 Tidak ada pemisahan dalam jawaban yang Yesus berikan kepada muridmurid-Nya.
 Saat Perjanjian Baru menyebut akhir zaman (the end of the age), yang
dimaksudkan adalah akhir zaman Musa, bukan akhir dunia (the end of the
world).
 Gagasan menghubung-hubungkan tujuh gereja dalam Wahyu dengan tujuh
periode dalam sejarah Gereja adalah hal yang tidak berdasar sama sekali.
 Kerajaan Allah sedang terus bertumbuh, dan kita tidak sedang menantikan
kemurtadan Gereja di masa depan.
 Ayat-ayat yang berbicara mengenai guru palsu, pengajaran palsu dan nabi
palsu, semua sudah digenapi pada abad pertama. Ayat-ayat ini tidak ada arti
107 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
kenabiannya bagi masa modern saat ini, meskipun demikian ayat-ayat ini
memiliki arti praktikal. Kita masih terus perlu menguji setiap pengajaran dan
menilai setiap pengajaran dari buahnya, tetapi kita tidak sedang menantikan
kemurtadan yang akan datang.
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Apakah tiga pertanyaan dalam Matius 24:3?
2. Apakah logis jika kita anggap murid-murid sedang bertanya mengenai akhir
dunia dan pengangkatan dalam ayat ini? Mengapa atau mengapa tidak?
3. Definisikanlah arti aeon dan kosmos.
4. Jelaskan perbedaan penting penerjemahan ―akhir dunia‖ (the end of the
world) dengan ―akhir zaman‖ (the end of the age) dalam Matius 24:3.
5. Apakah arti ―akhir zaman‖? Kapankah akhir zaman itu?
6. Sejak hari-hari terakhir era Musa berakhir tahun 70 Masehi, dalam era
apakah kita hidup saat ini?
108 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 4
Unsur-Unsur Dunia Akan Hangus Dalam Nyala Api
Selama hampir dua dekade, saya percaya suatu hari di masa depan nanti seluruh
dunia akan hancur oleh api saat Yesus kembali. Karena Allah telah berjanji kepada
Nuh ―sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan
tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi‖ (Kejadian 9:11). Saya
menduga Dia akan memusnahkan bumi dengan api dengan tetap memegang janjiNya. Inilah pemahaman saya atas 2 Petrus 3:5-7 New International Version:
―Mereka dengan sengaja melupakan bahwa pada zaman dahulu oleh firman
Allah langit telah ada dan bumi dibentuk dari air dan oleh air. Oleh air itu
bumi pada zaman dahulu telah binasa dimusnahkan oleh air bah. Dengan
firman yang sama langit dan bumi [ge (bahasa Yunani)] yang sekarang
terpelihara untuk api, disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan
orang-orang fasik‖
Seperti banyak orang lain, saya tidak pernah memperhatikan lebih dekat konteks
bacaan ini dan tiba pada kesimpulan: Petrus sedang menggambarkan cara licik
Allah untuk tetap memegang janji-Nya kepada Nuh dengan memusnahkan bumi
tanpa menggunakan air. Sekarang setelah saya mempelajari bacaan ini, geli
rasanya saat mengenang apa yang dulu saya pikirkan. Hal ini membuat saya
bertanya-tanya sekeliru apa saya di area lain yang belum saya pelajari.
Menantikan Kedatangan Tuhan
Untuk memahami bacaan ini dengan benar, kita harus melihat konteks 2 Petrus 3,
dimulai dari:
―Saudara-saudara yang kekasih, inilah suratku yang kedua yang kutulis
kepadamu. Aku telah menulis keduanya sebagai pengingat untuk mendorong
kamu kepada pengertian yang murni. Aku ingin kamu mengingat perkataan
yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat perintah
Tuhan dan Juruselamat kita yang telah disampaikan kepadamu oleh rasulrasulmu‖ (2 Petrus 3:1-2 New International Version).
109 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Pada ayat ini Petrus menjelaskan maksud penulisan suratnya yakni untuk
mengingatkan pembacanya mengenai perkataan-perkataan khusus dan perintah
dari Perjanjian Lama, Yesus dan rasul-rasul. Dalam ayat selanjutnya, Petrus
memperjelas perintah yang dia maksudkan:
―Yang terpenting, kamu harus mengerti bahwa pada hari-hari terakhir
pengejek-pengejek akan tampil, mengejek dan hidup menuruti hawa nafsunya.
Mereka akan berkata: “Di manakah janji tentang „kedatangan-Nya‟ itu?
Sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula
pada waktu dunia diciptakan‖ (2 Petrus 3:3-4 New International Version).
Dengan kata lain, Petrus sedang merujuk kepada janji Yesus bahwa Dia akan
datang – seperti yang telah kita bahas sebelumnya – pada saat Yerusalem
dihancurkan. Petrus menulis antara tahun 30 hingga 70 Masehi, pada masa orang
Yahudi melakukan penganiayaan hebat atas orang Kristen. Orang Kristen
berpegang pada janji Yesus dalam Matius 24 bahwa penghakiman akan datang atas
Yerusalem dan sistem keagamaan Yahudi. Pada ayat di atas, kita melihat orang
Kristen diejek karena mempercayai Yesus akan datang untuk membawa
penghakiman atas Bait Allah. Petrus melanjutkan:
―Mereka dengan sengaja melupakan bahwa pada zaman dahulu oleh firman
Allah langit telah ada dan bumi dibentuk dari air dan oleh air. Oleh air itu
bumi pada zaman dahulu telah binasa dimusnahkan oleh air bah. Dengan
firman yang sama langit dan bumi [ge] yang sekarang terpelihara untuk api,
disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik‖ (2
Petrus 3:5-7).
Petrus menanggapi pernyataan pengejek-pengejek dengan memperlihatkan
bagaimana Allah menghakimi sebelumnya dan memastikan Dia akan menghakimi
lagi. Kemudian Petrus membuat suatu pernyataan yang telah menyebabkan banyak
kebingungan:
―Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu
lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun
dan seribu tahun sama seperti satu hari‖ (2 Petrus 3:8)
Jika ada satu ayat yang paling sering disalahgunakan ketimbang ayat lain, 2 Petrus
3:8 inilah ayatnya. Demikian banyak orang menggunakan ayat ini untuk membuat
matematika nubuat yang cocok dengan teori liar akhir zaman mereka. Padahal
Petrus sedang mengutip Mazmur 90:4 (New International Version): ―Sebab seribu
110 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
tahun di mata-Mu sama seperti hari kemarin yang telah berlalu, atau seperti suatu
giliran jaga di waktu malam.‖ Dia tidak sedang membuat suatu rumus untuk
memprediksi akhir dunia. Petrus tidak sedang mengatakan bagi Allah waktu adalah
sesuatu yang samar atau relatif. Petrus sedang mengutip sebuah mazmur yang
berbicara tentang bagaimana waktu adalah sesuatu yang tidak terlalu penting bagi
Allah yang tidak terbatas dan kekal. Waktu adalah hal nyata bagi Allah, tetapi
tidak sama dengan bagaimana itu nyata bagi kita. Petrus melanjutkan lagi:
―Tuhan tidak lamban menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang
menganggapnya sebagai kelambanan. Namun Ia sabar terhadap kamu,
karena Ia tidak menginginkan seorang pun binasa, melainkan supaya semua
orang berbalik dan bertobat‖ (2 Petrus 3:9 New International Version).
Dalam Matius 24:34, Yesus katakan firman-Nya akan terjadi dalam satu angkatan.
Rumus sederhana kerangka waktu nubuat-Nya adalah: tahun 30 Masehi + satu
angkatan (40 tahun) = tahun 70 Masehi. Yesus bisa saja kembali tahun 50 Masehi,
pada pertengahan angkatan yang dinubuatkan tersebut, namun Ia memilih
menunggu hingga detik terakhir agar lebih banyak orang yang bertobat. Itulah
alasan Petrus menyebut tentang kesabaran Allah, yang tampak seperti kelambanan
bagi orang Kristen yang sedang mengalami aniaya. Namun Petrus meyakinkan
orang percaya bahwa hari Tuhan akan tiba:
―Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Langit akan lenyap dengan
gemuruh yang dahsyat; dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala
api, ...‖ (2 Petrus 3:10).
Frasa ―unsur-unsur dunia akan hangus‖ adalah sesuatu yang sangat penting dalam
memahami keseluruhan pasal surat Petrus ini. Karena frasa ini akan muncul
kembali dalam bacaan, saya akan membahasnya sesaat lagi.
―... dan bumi ...‖ (2 Petrus 3:10).
Kata ―bumi‖ dalam bahasa Yunani yang digunakan dalam ayat ini adalah ge bukan
kosmos. Ge berarti ―tanah‖ (negeri, wilayah) sedang kosmos adalah kata yang
berarti ―seluruh dunia.‖ Yang Petrus maksudkan bukanlah penghancuran seluruh
planet (kosmos) tetapi penghancuran tanah Israel (ge).
―... dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap‖ (2 Petrus 3:10).
111 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Karena kata ge yang digunakan, ayat ini sebenarnya mengatakan, ―segala sesuatu
yang ada [di atas tanah itu] akan ditiadakan.‖ Inilah persisnya yang terjadi pada
penghancuran tahun 70 Masehi. Persembahan korban berhenti, imamat terbunuh,
Bait Allah hancur, dan seluruh bangunan rata dengan tanah. Yerusalem hancur
sama sekali. Karenanya Petrus menambahkan:
―Jika segala sesuatu ini akan hancur dengan cara demikian, orang yang
bagaimanakah kamu seharusnya? Kamu harus hidup suci dan saleh sambil
menantikan hari Tuhan dan mempercepat kedatangannya ...‖ (2 Petrus 3:11-12
New International Version)
Pertanyaan yang Petrus ajukan kepada pembacanya adalah: ―Pikirkanlah murka
yang besar ini akan segera datang atas sistem agamawi, bagaimana mungkin ada
yang selamat?‖ Petrus menyemangati pembacanya untuk hidup saleh sambil
mereka menantikan dan mempercepat kedatangan hari Tuhan. Sepanjang
Perjanjian Baru, kita membaca orang percaya abad pertama sangat menantinantikan kedatangan Tuhan (1 Korintus 1:6-8; Filipi 3:20; 1 Tesalonika 1:9-10)
dan salah satu aspek dalam menanti-nantikan kedatangan Yesus adalah
mempercepatnya. Yesus telah memberi petunjuk kepada murid-murid-Nya
bagaimana mereka mempercepat kedatangan-Nya. Dia katakan kepada mereka jika
mereka ―membuat petisi‖ menuntut keadilan kepada Allah, Allah pasti mendengar
doa-doa mereka dan membalaskan mereka lewat kedatangan Anak Manusia.
―Tidakkah Allah akan menegakkan keadilan bagi orang-orang pilihan-Nya,
yang berseru kepada-Nya siang malam? Akankah Ia menunda-nunda sebelum
menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan memastikan keadilan
ditegakkan bagi mereka, dan segera. Tetapi, jika Anak Manusia itu datang,
adakah Ia mendapati iman di bumi?‖ (Lukas 18:7-8 New International
Version).
Gereja abad pertama yang berada di bawah penganiayaan berseru kepada-Nya
siang dan malam. Itulah bagian dari proses percepatan.
Unsur-unsur Dunia
Petrus melanjutkan suratnya:
―... Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan
hancur karena nyalanya‖ (2 Petrus 3:12).
112 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kata dalam bahasa Yunani untuk ―unsur dunia‖ adalah stoicheion. Kata ini hanya
muncul lima kali lagi dalam Perjanjian Baru (lihat Galatia 4:3, 9; Kolose 2:8, 20;
Ibrani 5:12), dan setiap kali kata ini muncul, merujuk kepada prinsip dasar hukum
Musa.
Dalam Galatia, Paulus menyebutkan kata ini dua kali. Pertama, dia menyatakan
bahwa orang Yahudi berada di bawah – atau takluk kepada – roh-roh dunia sampai
genap waktunya; kemudian dia bertanya kepada pembacanya mengapa mereka
ingin kembali kepada roh-roh dunia tersebut.
―Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita di bawah perhambaan
roh-roh dunia [elemental spritual forces of the world]‖ (Galatia 4:3 New
International Version).
―Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah
kamu dikenal Allah, bagaimana mungkin kamu berbalik lagi kepada roh-roh
dunia yang lemah dan miskin [weak and beggarly elements], yang kepadanya
kamu mau memperhambakan diri lagi?‖ (Galatia 4:9 New King James
Version).
Dalam konteksnya, yang dimaksud dengan unsur-unsur dunia adalah ritual dan
merayakan hari-hari raya (Galatia 4:9-10). Dengan kata lain, Paulus sedang
mencegah pembacanya kembali kepada prinsip-prinsip hukum Taurat (lihat
Galatia 5:1).
Dalam Kolose, Paulus juga dua kali menyebut-nyebut tentang ―unsur dunia,‖
mengingatkan pembacanya agar tak membiarkan seorang pun menawan mereka di
dalamnya, karena dengan menerima Kristus, mereka sudah mati terhadap unsurunsur ini; sehingga mereka tidak perlu tunduk kepada hal-hal yang demikian:
―Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya
yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia,
tetapi tidak menurut Kristus‖ (Kolose 2:8).
―Karena kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus terhadap roh-roh
dunia ini, mengapakah, seolah-olah kamu masih milik dunia, kamu
menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturannya: ―Jangan jamah! Jangan
kecap! Jangan sentuh!‖? Peraturan-peraturan ini, yang berkaitan dengan
benda-benda yang semuanya ditetapkan untuk binasa oleh pemakaian, semata
113 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
adalah berdasarkan perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia‖ (Kolose
2:20-22 New International Version).
Konteks surat Paulus ini menjadikan jelas bahwa Paulus mendorong pembacanya
untuk tidak membiarkan siapapun menghakimi mereka karena tidak lagi
merayakan perayaan atau hari raya dan hari Sabat, karena semua hal itu tidak lebih
dari bayangan pribadi dan karya Yesus (lihat Kolose 2:16). Lagi-lagi kita melihat
unsur-unsur dunia merujuk kepada prinsip-prinsip Yudaisme – dan Paulus
mengingatkan pembacanya bahwa peraturan-peraturan ini telah ditetapkan untuk
dibinasakan.
Penulis Ibrani juga berkomentar mengenai unsur-unsur dunia,
―Pada saat ini harusnya kamu sudah menjadi pengajar, namun kamu masih
memerlukan seseorang untuk mengajarkan kembali kepadamu asas-asas
[stoicheion] kebenaran [logion] firman Allah. Kamu memerlukan susu, bukan
makanan keras‖ (Ibrani 5:12 New International Version).
Kata dalam bahasa Yunani yang penulis gunakan bagi ―kebenaran‖ (truths) adalah
logion, sebuah kata yang pemakaiannya yang lain dalam Perjanjian Baru merujuk
kepada perjanjian yang lama (Kisah Para Rasul 7:38; Roma 3:2). Dalam
konteksnya, penulis Ibrani mengungkapkan kekecewaannya karena harus
mengajarkan kepada pembaca Ibraninya bahwa hukum Taurat pada dasarnya
adalah bayangan karya Kristus, dalam upaya memohon agar mereka meninggalkan
prinsip hukum Taurat itu demi perjanjian yang baru dan lebih baik (lihat Ibrani
5:12-14; 6:1; 7:22; 10:1). Dari semua penjelasan ini kita bisa melihat bahwa Rasul
Petrus tidak sedang berbicara mengenai penghancuran unsur-unsur pada tabel
periodik (yang ditemukan tahun 1869). Yang dibicarakannya adalah penghancuran
unsur-unsur Yudaisme.
Langit yang Baru dan Bumi yang Baru
Dalam ayat berikutnya di 2 Petrus 3, Petrus melakukan suatu peralihan penting:
―Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi
yang baru, di mana kebenaran berdiam‖ (2 Petrus 3:13 New International
Version).
114 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Petrus mengawali pasal ini dengan berkata, ―Aku ingin kamu mengingat perkataan
yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat perintah
Tuhan dan Juruselamat kita yang telah disampaikan kepadamu oleh rasulrasulmu” (2 Petrus 3:2). Dalam ayat 3-12 Petrus lalu menyebut nubuat Yesus
dalam Matius 24.
Hingga poin ini, Petrus belum mengutip dari nabi-nabi kudus perjanjian lama.
Tetapi pada ayat 13, Petrus berhenti mengutip ucapan rasul-rasul (Paulus dan
penghancuran unsur-unsur Yahudi) dan ucapan Yesus (tentang penghancuran
tanah Israel) dan mulai mengutip nabi-nabi kudus perjanjian lama:
―Karena, lihatlah, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru;
hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam
hati‖ (Yesaya 65:17 New American Standard Bible).
―Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan
Kujadikan tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, ...‖
(Yesaya 66:22 New King James Version).
Pada ayat 13 ini Petrus mengutip suatu nubuat Perjanjian Lama tentang hari saat
Allah menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru. Pembaca modern
beranggapan ayat ini adalah mengenai langit yang baru dan bumi yang baru secara
harfiah yang akan dibentuk setelah yang sekarang dihancurkan. Tetapi,
sebagaimana Petrus tidak sedang berbicara tentang penghancuran bumi, dia juga
tidak berbicara mengenai langit yang baru dan bumi yang baru secara harfiah.
Dalam budaya dan kitab suci Ibrani, frasa langit dan bumi adalah idiom yang
umum digunakan untuk merujuk kepada sistem pemerintahan, khususnya sistem
hukum Taurat perjanjian lama.
Ahli teologi Gary DeMar menggunakan 2 Petrus 3 untuk membuktikan akhir
zaman (dalam Matius 24:3) adalah akhir Mosaic covenant pada tahun 70 Masehi.
DeMar juga mengutip komentator kenamaan John Owen dan John Lightfoot
mengenai hal ini:
John Owen (1616-1683) berpendapat bahwa ―pembinasaan langit dan bumi‖
dalam 2 Petrus 3:5-7 ―bukan berarti penghakiman terakhir atas bumi, tetapi
adalah penghancuran dan pembinasaan atas agama dan negara Yahudi‖ pada
tahun 70 Masehi. John Brown (1784-1858), mengomentari Matius 5:18
menggunakan metode yang sama.
115 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Langit dan bumi akan berlalu,‖ jika dipahami secara harfiah, adalah hancur
leburnya sistem alam semesta yang ada sekarang, dan waktu terjadinya hal ini
disebut ―akhir dunia.‖ Tetapi seseorang yang mengenal penggunaan kata dalam
ayat-ayat Perjanjian Lama akan mengetahui bahwa hancurnya sistem Mosaic
dan tegaknya Kekristenan, sering disebut sebagai berlalunya langit yang lama
dan bumi yang lama dan datangnya langit yang baru dan bumi yang baru.‖
Setelah menyelidiki bagaimana bahasa ini digunakan dalam Alkitab dan
literatur Yahudi, John Lightfoot menerapkan ―pembinasaan langit dan bumi‖
kepada ―penghancuran Yerusalem dan keseluruhan negara Yahudi ... seolah
seluruh kerangka dunia ini hancur lebur.‖1
Inilah salah satu poin utama Perjanjian Baru, yang sayangnya banyak dilewatkan
oleh begitu banyak orang Kristen – penghapusan dunia perjanjian lama dan
pemberlakuan Kerajaan perjanjian baru.
Maimonides, filsuf Yahudi tahun 1100-an, juga meneguhkan penafsiran langit dan
bumi ini:
―Nabi-nabi Arab [seperti halnya nabi-nabi Ibrani] mengatakan hal ini atas
seseorang yang mengalami kecelakaan serius, ―Langitnya, bersama dengan
buminya, telah tertutup‖; dan saat mereka berbicara tentang semakin
makmurnya suatu bangsa, mereka mengatakan, ―Cahaya matahari dan bulan
semakin cemerlang,‖ ―Langit yang baru dan bumi yang baru telah tercipta,‖
atau frasa serupa.2
Dan Josephus mencatat bagaimana Bait Allah (Kemah Suci) dipandang sebagai
representasi alam semesta – langit dan bumi:
―... jika seseorang memperhatikan jenis kain yang digunakan dalam Kemah
Suci, dan memperhatikan pakaian Imam Besar dan perkakas kudus yang
digunakan dalam ibadah, dia akan menemukan bahwa Pemberi hukum kami
adalah Seseorang yang Ilahi, dan bahwa kami telah dicela dengan tidak adil
oleh orang lain; karena jika seseorang memandang kami tanpa prasangka, dan
tanpa penghakiman memandang hal-hal ini, dia akan menemukan bahwa halhal ini merupakan tiruan atau imitasi dan representasi dari alam semesta.
_________________________________
1
2
DeMar, Last Days Madness, 192.
Maimonides, The Guide for Perplexed, 204.
116 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Ketika Musa memilah Kemah Suci menjadi tiga bagian, yang dua diantaranya
adalah untuk para imam sebagai tempat yang bisa diakses oleh mereka, dia
menyebutnya sebagai ―bumi‖ dan ―laut,‖ tetapi dia memisahkan bagian ketiga
untuk Allah, karena sorga tidak bisa dimasuki atau diakses oleh manusia.‖3
Jadi ketika Bait Allah dihancurkan, orang Yahudi menganggapnya sebagai
hancurnya langit dan bumi. Dan perjanjian yang baru yang datang
menggantikannya dengan tepat dapat disebut sebagai langit yang baru dan bumi
yang baru – suatu sistem baru yang dengannya manusia bisa berhubungan dengan
Allah. Ibrani 12 juga menggunakan perumpamaan langit dan bumi untuk
menggambarkan transisi dari perjanjian lama yang inferior menuju perjanjian baru
yang kekal dan tidak tergoncangkan:
―Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia yang berfirman. Jika mereka tidak
bisa luput ketika mereka menolak Dia yang mengingatkan mereka di bumi, apa
lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? Pada waktu
itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji:
―Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan
langit juga.‖ Ungkapan “Satu kali lagi” menunjukkan penghapusan apa
yang dapat digoncangkan – yakni hal-hal yang dijadikan – supaya tinggal
tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan
yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah
kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan
takut‖ (Ibrani 12:25-28 New International Version).
Satu goncangan terakhir secara spesifik merujuk kepada penghapusan keberadaan
bangunan fisik Bait Allah pada abad pertama Masehi. Dunia perjanjian lama akan
digoncangkan, dan hanya Kerajaan Allah yang tidak kelihatan sajalah yang akan
bertahan setelah goncangan tahun 70 Masehi itu usai. Sayangnya, banyak
pengkhotbah yang merujuk Ibrani 12 saat terjadi bencana besar, seperti gempa
bumi, anjloknya perekonomian, peperangan dan serangan teroris. Mereka
melakukan hal ini karena tidak memahami konteksnya. Penulis Ibrani merujuk
kepada peristiwa tahun 70 Masehi, tidak ada peristiwa lainnya. Bacaan ini adalah
mengenai berpindah dari bentuk penyembahan fisik (lihat Ibrani 12:18-21) kepada
bentuk penyembahan rohani (lihat Ibrani 12:22-24).
_________________________________
3
Josephus, Antiquites of the Jews, buku 3, bab 7.
117 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Mengenai goncangan atas langit dan bumi dalam Ibrani 12, James Stuart Russell
menulis:
Lantas, apa, malapetaka besar yang secara simbolis digambarkan oleh
digoncangnya langit dan bumi? Tidak diragukan lagi hal itu adalah
penanggalan dan penghapusan era Musa (Mosaic dispensation), atau perjanjian
yang lama; penghancuran rumah ibadat dan negara Yahudi, berikut seluruh
pranata dan peraturan yang terkait dengannya. Ada ―benda-benda langit‖ yang
menjadi bagian era ini: hukum Taurat, dan peraturan-peraturan, dan ketetapanketetapan, yang sifatnya ilahi, dan dapat disebut ‗spiritualia‘ Yudaisme – inilah
langit, yang akan digoncangkan dan dihapuskan. Ada pula ―benda-benda
bumi‖: Yerusalem duniawi, bangunan fisik Bait Allah, dan tanah Kanaan –
inilah bumi, yang juga akan digoncangkan dan dihapuskan. Simbol-simbol ini
sama dengan yang dipergunakan Tuhan kita ketika Dia bernubuat atas
kehancuran Israel. ―Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan
menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan
berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang‖ (Matius 24:29).
Kedua ayat ini merujuk kepada malapetaka yang sama dan menggunakan
lambang-lambang yang sangat mirip; disamping kuasa Tuhan kita untuk
menetapkan peristiwa itu dan periode yang Dia maksudkan dibatasi dalam satu
angkatan; menunjukkan bahwa hal yang dirujuk tidak lain adalah penghakiman
bangsa Yahudi dan pembubaran sistem Mosaic pada saat Parousia‖4
Atas tulisan ini, C. H. Spurgeon menambahkan pemikiran berikut, yakni mengenai
transisi dari dunia perjanjian lama kepada dunia perjanjian baru:
―Pernahkah Anda menyesali ketiadaan korban bakaran, atau lembu merah, atau
salah satu dari persembahan korban dan ritual orang Yahudi? Pernahkah Anda
merindukan Hari Raya Pondok Daun, atau bentuk dedikasi apapun? Tidak,
karena, meskipun ini adalah ibarat langit dan bumi menurut orang Yahudi,
langit dan bumi itu telah berlalu, dan kita sekarang hidup di bawah langit yang
baru dan bumi yang baru... Yang sebenarnya telah datang, dan bayangan telah
berlalu: dan kita tidak mengingatnya.‖5
Inilah arti sebenarnya langit yang baru dan bumi yang baru.
_________________________________
4
5
Russell, 289-290.
Spurgeon, Metropolitan Tabernacle Pulpit, Volume 37, 354.
118 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Petrus menutup uraiannya mengenai unsur-unsur yang hangus dalam api,
penghancuran sistem dan dunia perjanjian lama, dengan mengingatkan
pembacanya tentang kedatangan langit yang baru dan bumi yang baru. Dia
menyudahi bagian dalam suratnya ini dengan menulis:
―Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya
ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak
bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah
kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat,
seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu
menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam
semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam
surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang
yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya
menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat
dengan tulisan-tulisan yang lain‖ (2 Petrus 3:14-16).
Pada bagian ini Petrus menegaskan bahwa dia menulis hal yang sama dengan yang
dituliskan Paulus. Sebagaimana telah kita lihat, saat Paulus menulis tentang unsurunsur (roh-roh) dunia, yang dia maksudkan adalah prinsip dasar perjanjian lama.
Jadi, jelaslah bahwa Petrus sedang membicarakan hancurnya unsur-unsur
Yudaisme, bukan akhir dunia atau hancurnya planet bumi. Bukan hanya Petrus
yang tidak bernubuat tentang hancurnya planet bumi oleh api, keseluruhan
Perjanjian Baru juga tidak memuat satu referensi pun terkait penghancuran planet
bumi (kosmos). Sebaliknya, saat Perjanjian Baru berbicara tentang hancurnya
dunia, yang digunakannya adalah akar kata ge, yang berarti tanah/negeri, bukan
dunia. Tidak satu ayat pun yang menubuatkan kehancuran dunia!
Poin-Poin Bab 4
 Dalam 2 Petrus 3, Petrus mengingatkan pembacanya akan kata-kata Yesus
dalam Injil Matius, pengajaran Paulus dan nubuat Perjanjian Lama –
khususnya yang berkaitan dengan penghancuran Yerusalem yang dijanjikan.
 Yesus datang dalam penghakiman atas Yerusalem pada penghujung
angkatan yang dinubuatkan (empat puluh tahun) untuk memberikan
kesempatan seluas-luasnya bagi orang-orang untuk bertobat.
119 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
 Kata yang diterjemahkan sebagai ―bumi‖ adalah ge, yang berarti
tanah/negeri, bukan planet bumi. Nubuat ini adalah tentang penghancuran
tanah Israel, bukan seluruh dunia.
 Yesus mengatakan orang percaya mula-mula dapat mempercepat
kedatangan-Nya dengan berseru siang malam kepada-Nya menuntut
keadilan.
 Frasa ‗unsur-unsur dunia‘ mengacu kepada hukum Taurat Yahudi, bukan
unsur dalam tabel periodik, yang diteguhkan oleh banyak ayat lain dalam
Perjanjian Baru.
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Mintalah setiap peserta diskusi untuk membuat pernyataan singkat
pemahaman mereka atas 2 Petrus 3 sebelum mereka membaca bab ini.
2. Apakah arti dan kegunaan kata stoicheion (unsur)?
3. Terkait dengan langit, bumi dan unsur-unsur yang hangus dalam api,
mungkinkah ini mengenai penghancuran sistem perjanjian lama? Mengapa
atau mengapa tidak?
4. Bagaimana 2 Petrus 3 sejalan dengan pemikiran Anda sebelumnya?
Bagaimana dengan saat ini?
120 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bagian 2
MASA KINI – KERAJAAN YANG BERTUMBUH
121 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 5
Transisi Kerajaan
Sebagai seorang suami, pemikiran bahwa istri saya melakukan perzinahan adalah
salah satu pengalaman yang paling menyakitkan untuk dibayangkan. Tetapi
bagaimana jika dia melakukan perzinahan belasan kali? Bagaimana jika beberapa
puluh kali? Ini akan menjadi pengalaman yang benar-benar menghancurkan dan
menyayat hati. Namun inilah persisnya yang Allah alami. Dalam Yeremia 31: 3133, kita melihat Allah mengalami patah hati:
―The days are coming,‖ declares the LORD, ―when I will make a new
covenant with the people of Israel and with the people of Judah. It will not be
like the covenant I made with their ancestors when I took them by the hand to
lead them out of Egypt, because they broke my covenant, though I was a
husband to them,‖ declares the LORD (Jeremiah 31:31-32 New International
Version).
―Akan tiba waktunya,‖ firman TUHAN, ―ketika Aku akan mengadakan
perjanjian baru dengan orang-orang Israel dan dengan orang-orang Yehuda.
Ini bukan seperti perjanjian yang Kubuat dengan leluhur mereka ketika Aku
memegang tangan mereka untuk memimpin mereka keluar dari Mesir karena
mereka telah mengingkari perjanjian-Ku, meskipun aku adalah suami bagi
mereka,‖ firman TUHAN (Yeremia 31:31-32).
Sepanjang sejarah mereka, bangsa Israel gagal untuk memelihara perjanjian
mereka dengan Allah, dan mereka melacurkan diri kepada berhala-berhala dan
dewa-dewa palsu. Allah melihat mereka benar-benar tidak mampu memelihara
bagian mereka dalam perjanjian, sehingga Dia memutuskan untuk membuat
perjanjian yang baru. Karena orang Israel tidak mampu memelihara bagian mereka
dalam perjanjian, perjanjian baru ini akan dibuat antara Allah Bapa dan Yesus.
Transisi inilah yang dinubuatkan sepanjang Perjanjian Lama.
Nubuat Daniel
Nabi Daniel bernubuat lima hal spesifik tentang Mesias: waktu kedatangan Mesias,
kematian-Nya, akhir perjanjian lama, menegakkan perjanjian yang baru, dan
122 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
penghancuran yang akan datang atas Yerusalem (lihat Daniel 9). Salah satu ayat
yang paling signifikan dari pasal ini mengatakan:
Seventy ―sevens‖ are decreed for your people and your holy city to: finish
transgression, to put an end to sin, to atone for wickedness, to bring in
everlasting righteousness, to seal up vision and prophecy and to anoint the
Most Holy Place (Daniel 9:24 New International Version).
―Tujuh puluh‖ kali tujuh masa ditetapkan atas bangsamu dan kotamu yang
kudus untuk: melenyapkan kefasikan, mengakhiri dosa, untuk menebus
kejahatan, membawa kebenaran yang kekal, untuk memeteraikan penglihatan
dan nubuat, dan untuk mengurapi Tempat yang Maha Kudus.
Enam hal yang dinubuatkan dalam bagian ini dgenapi seluruhnya pada kedatangan
Yesus yang pertama.
 Untuk melenyapkan kefasikan: Dengan menyalibkan Kristus, orang-orang
Yahudi mengisi penuh takaran pelanggaran mereka; maka semua sudah
selesai dan penghakiman ditimpakan atas angkatan itu.
 Untuk mengakhiri dosa: Kristus mempersembahkan hanya satu korban
saja karena dosa untuk selama-lamanya (lihat Ibrani 10:12) dan menyucikan
dosa-dosa kita (lihat Ibrani 1:3).
 Untuk membuat perdamaian bagi kejahatan: Sebelum korban penebusan
Kristus, kita adalah musuh Allah; sekarang kita sudah diperdamaikan dengan
Allah (lihat Roma 5:8-11).
 Untuk membawa kebenaran yang kekal: Perjanjian baru yang kekal
memberikan kebenaran yang terpisah dari Hukum Taurat perjanjian lama,
dimana tidak ada daging yang dibenarkan [dibuat benar] (lihat Roma 3:1926).
 Untuk memeteraikan penglihatan dan nubuatan: Bukan untuk
menggenapi, tetapi untuk memeteraikan. Ini adalah bagian dari hukuman
atas bangsa Israel, bahwa penglihatan dan nabi – mata dan telinga – ditutup
sehingga ―jangan mereka melihat dengan matanya ataupun mendengar
dengan telinganya‖ (Yesaya 6:10; Kisah Para Rasul 28:17-28; Mikha 3:1-7).
123 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
 Untuk mengurapi Tempat yang Maha Kudus: Ini adalah pencurahan Roh
Kudus atas Gereja pada hari Pentakosta, mengurapi bait Allah yang hidup (2
Korintus 6:16), tempat yang Maha Kudus.1
Sederhananya, Allah berbicara kepada Israel melalui Daniel, memberi mereka 490
tahun kasih karunia untuk meluruskan dan mengubah jalan-jalan mereka. Para
sarjana Alkitab umumnya setuju numerologi nbuatan ―tujuh puluh kali tujuh‖
dalam ayat ini sama dengan 490 tahun (Kejadian 29:27; Imamat 25: 8; Bilangan
14:34; Yehezkiel 4:4-6).
Gambar 1: 490 tahun pada garis waktu
I-----------------------------------------------I
Daniel bermimpi mengenai masa 490 tahun
Pada ayat berikutnya, Allah juga menyatakan bahwa Dia tidak akan memulai masa
490 tahun itu seketika; masa 490 tahun baru akan dimulai ketika raja
mengeluarkan perintah untuk membangun kembali Yerusalem. Dia juga
mengumumkan pada ayat ini kapan tepatnya Anak-Nya, sang Mesias, akan datang
kepada Israel.
―Know and understand this: From the time the word goes out to restore and
rebuild Jerusalem until the Anointed One the ruler, comes, there will be seven
―sevens,‖ and sixty-two ―sevens‖ [483 years]. It will be rebuilt with streets and
a trench, but in times of trouble‖ (Daniel 9:25 New International Version).
―Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman [dekrit] itu keluar, yakni
bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada
kedatangan seorang Penguasa Yang Diurapi, ada tujuh kali tujuh masa; dan
enam puluh dua kali tujuh masa lamanya. Kota itu akan dibangun kembali
dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan.‖
Dekrit untuk memulihkan Yerusalem dikeluarkan pada tahun 457 Sebelum Masehi
di bawah pemerintahan Artahsasta, raja Persia (lihat Ezra 7:12-26).
_________________________________
1
Martin, 234.
124 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Gambar 2: 457 SM ditambahkan ke garis waktu
I--------------------------------------------→
457 SM
Dekrit untuk memulihkan Yerusalem
Dari saat Artahsasta mengeluarkan dekrit ini pada tahun 457 Sebelum Masehi
hingga tahun 27 Masehi adalah 483 tahun. Tahun 27 Masehi, Yesus muncul dalam
garis sejarah, persis seperti yang ditunjukkan nubuat ini. Bahkan, komentator
terkenal Matthew Henry, tentang nubuat ini menulis: ―Kita memiliki [dalam Daniel
9:24-27] nubuat paling terkenal mengenai Kristus dan Injil kasih karunia di
sepanjang Perjanjian Lama.‖2
Gambar 3: 457 Sebelum Masehi – 27 Masehi sama dengan 483 tahun
I ----------------------------------------------------- I
457 SM (483 tahun) 27 Masehi
Nubuat berlanjut, bahkan memberitahu kematian Mesias, ―After the sixty-two
‗sevens,‘ [including the previous seven sevens, thus 69 weeks or 483 years] the
Anointed One [Jesus] will be put to death and will have nothing…‖ (Daniel 9:26
New International Version).
―Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu [termasuk sebelumnya yaitu tujuh
kali tujuh masa, total 69 minggu atau 483 tahun] akan disingkirkan Seorang Yang
Diurapi [Yesus], dan tidak memiliki apa-apa..‖
Setelah selesai berbicara tentang 490 tahun kasih karunia yang diberikan bagi
Israel, memberitahu tanggal pasti kedatangan Mesias, dan menubuatkan kematianNya, barulah kemudian nubuat Daniel menyatakan kehancuran yang datang bagi
Yerusalem.
―…The people [the Roman armies] of the ruler [Titus] who will come will
destroy the city and the sanctuary. The end will come like a flood: War will
continue until the end [of Jerusalem], and desolations have been decreed‖
(Daniel 9:26 New International Version).
_________________________________
2
Henry, Daniel 9
125 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Maka datanglah rakyat [pasukan Romawi] seorang penguasa [Titus]
memusnahkan kota dan tempat kudus itu, kesudahannya akan datang seperti
air bah: peperangan akan terus berlanjut sampai kesudahan [dari Yerusalem]
dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.‖
Setelahnya, Allah berhenti sejenak untuk memberi kejelasan mengenai tujuh tahun
terakhir dari 490 tahun rahmat. Dia menyatakan bahwa separuh dari tujuh tahun
terakhir, Mesias akan menegaskan sebuah perjanjian yang baru (lihat Matius
26:28) dan mengakhiri perjanjian yang lama beserta sistem korbannya.
―He [Jesus] will confirm a covenant with many for one ―seven.‖ In the middle
of the ―seven‖ he will put an end to sacrifice and offering…‖ (Daniel 9:27 New
International Version).
―Dia [Yesus] akan menegaskan sebuah perjanjian dengan banyak orang pada
satu dari ―tujuh‖ masa. Di tengah ―tujuh‖ masa itu dia akan mengakhiri
korban dan persembahan ...‖
Nubuat ini memberitahu kapan tepatnya Mesias akan muncul (tahun 27 Masehi),
bahwa Mesias akan mati, dan Dia akan mengakhiri sistem korban di pertengahan
tujuh tahun terakhir dari 490 tahun. Yesus menggenapi hal tersebut dengan
kematian-Nya di kayu salib tepat tiga setengah tahun setelah tahun 27 Masehi.
Gambar 4: Tujuh yang terakhir ditambahkan dan kematian Yesus
(483 tahun)
(3,5 tahun) (3,5 tahun)
I------------------------------I--------------I---------------I
457 SM
27Masehi 30Masehi 33Masehi
Hal ini membawa kita ke momen yang mempesona dalam Injil. Ketika Petrus
bertanya kepada Yesus berapa kali dia harus mengampuni saudaranya -berpikir
bahwa tujuh kali mungkin sudah cukup untuk mengampuni- Yesus menjawab
bahwa dia harus mengampuni tujuh puluh kali tujuh, yaitu 490 kali. Yesus
menyinggung nubuat ini dari Daniel, dan Dia sedang mengajar Petrus untuk
menjadi pengampun sebagaimana Allah terhadap orang-orang yang jahat (lihat
Matius 18:21).
Mari kita buat ikhtisarnya: Daniel mendapat nubuat mengenai 490 tahun rahmat.
Bahwa masa 490 tahun itu akan dimulai ketika dekrit untuk membangun kembali
Yerusalem dikeluarkan. Setelah dekrit ini dirilis dan jam mulai berdetak, 483 tahun
126 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
akan berlalu, maka kemudian Mesias akan muncul, yang terjadi di tahun 27
Masehi, ketika Yesus memulai pelayanan-Nya. Kemudian, selama tujuh tahun
terakhir dari 490 tahun perpanjangan rahmat Allah, Mesias akan mengakhiri
pengorbanan binatang, dan Dia juga akan dihukum mati. Hal tersebut terjadi di
tahun 30 Masehi. Dari 490 tahun, masih tersisa tiga setengah tahun pada waktu
tersebut.
Sekira tiga setengah tahun setelah kematian dan kebangkitan Yesus, Stefanus
dirajam sampai mati, yang disetujui oleh kepala rumah ibadat saat itu (lihat Kisah
Para Rasul 7:1, 54-60). Ini adalah akhir dari waktu rahmat Allah bagi Yerusalem.
Tidak lama kemudian, Allah memberi Petrus penglihatan mengenai binatang
haram dan mengirimnya untuk menginjili rumah Kornelius (lihat Kisah Para Rasul
10). Allah juga mengubahkan Paulus dan mengirimnya kepada orang-orang kafir
(lihat Kisah Para Rasul 9:1-5). Ini menyelesaikan 490 tahun perpanjangan rahmat
Allah bagi umat-Nya.
Beberapa orang Kristen percaya tujuh tahun terakhir dari nubuat Daniel 9 belum
terjadi. Saya setuju dengan penilaian DeMar untuk kesalahan yang jelas seperti itu.
―Gagasan pemisahan dan adanya senjang waktu yang tidak dapat ditentukan
antara dua kelompok ―minggu‖ adalah salah satu penafsiran Kitab Suci yang
paling tidak wajar dan nonliteral yang ditemukan dalam sistem eskatologi.
Penafsiran ini diajarkan oleh orang-orang yang bersikukuh pada hermeneutika
literal. Jika dispensasionalis konsisten dalam literalisme mereka, mereka tidak
akan pernah memanipulasi Alkitab agar sesuai dengan sistem nubuat yang
telah ditegakkan.‖3
Dengan kata lain, seluruh masa 490 tahun dalam nubuat di Daniel 9 secara
berturut-turut telah digenapi, yang puncaknya pada tahun-tahun sebelum
kehancuran Yerusalem.
Pembinasa Keji
Yesus menegaskan garis waktu nubuat Daniel dengan menyebutkannya dalam
nubuat-Nya tentang tahun 70 Masehi.
_________________________________
3
DeMar, Last Days Madness, 95.
127 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dalam Matius 23, kita membaca Yesus menyatakan kesengsaraan dan
penghakiman terhadap kejahatan Israel pada hari-Nya saat berada di Bait Allah.
Dia menyatakan kehancuran atas mereka dan atas Yerusalem. Kemudian dalam
Matius 24:15, Yesus menunjuk ayat terakhir dalam bagian ini dari Daniel 9:
―So when you see standing in the holy place ―the abomination that causes
desolation,‖ spoken of through the prophet Daniel—let the reader
understand—then let those who are in Judea flee to the mountains‖ (Matthew
24:15-16 New International Version).
―Jadi, ketika kamu melihat berdiri di tempat kudus ―pembinasa keji‖ yang
dibicarakan melalui nabi Daniel – hendaknya pembaca memahami – orangorang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.‖
Bagian terakhir dari Daniel 9:27, yang Yesus rujuk, mengatakan, ―And on the wing
of abominations shall come one who makes desolate, until the decreed end is
poured out on the desolator‖ (Daniel 9:27 English Standart Version).
―Di atas sayap kekejian akan datang dia yang akan membinasakan, sampai
pembinasaan yang telah ditetapkan ditimpakan pada si pembinasa itu…‖
Yesus mengatakan dalam Matius 24:15 bahwa ketika pendengar-Nya pada abad
pertama melihat ―pembinasa keji‖ mereka harus melarikan diri ke pegunungan
Yudea. Untungnya bagi kita, Yesus mengatakan kepada kita apa kekejian itu dalam
paralel Injil Lukas: ―Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentaratentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat‖ (Lukas 21:20). Tentara
Romawi, yang mengelilingi Yerusalem dan membawa kehancuran sama sekali di
tahun 70 Masehi, adalah kekejian besar.
Nubuat dalam Daniel 9 adalah, sebagaimana dituliskan Matthew Henry, ―yang
paling luar biasa.‖ Nubuat ini berisi prediksi menakjubkan kedatangan dan
kematian Yesus, akhir dari sistem pengorbanan, dan penegakan perjanjian yang
baru. Namun juga berisi nubuat tentang kehancuran Yerusalem. Sangatlah penting
Gereja modern mengajarkan kepada orang percaya tentang kehancuran tahun 70
Masehi ini, karena secara harfiah merupakan bagian Injil Mesianik Yesus Kristus
yang dinubuatkan. Fakta bahwa hal ini tidak menyenangkan bukanlah alasan yang
baik untuk menghindari mengajarkannya. Salib Kristus jelas adalah adegan yang
128 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
tidak menyenangkan, namun semua pengkhotbah yang baik tetap menjadikannya
pusat dari pesan mereka.
Kehancuran Yerusalem, Bait Allah dan imamatnya merupakan bagian utama dari
pemahaman Injil Yesus Kristus. Tidak memahami arti peristiwa penghancuran
tahun 70 Masehi sama saja dengan kehilangan komponen utama dari cerita
penebusan. Kehancuran Yerusalem ini mirip dengan kelahiran dari perawan, salib,
dan kebangkitan. Saya tahu itu adalah pernyataan yang menggegerkan, tetapi saya
percaya itu sepenuhnya benar. Meskipun banyak orang Kristen belum diajar
tentang peristiwa ini, pesan ini tetaplah merupakan komponen penting.
Injil Malapetaka?
Pesan penebusan yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (lihat Daniel 9: 24-27)
meliputi:
 Kedatangan Mesias
 Kematian Mesias
 Akhir dari perjanjian lama
 Menegaskan suatu perjanjian yang baru
 Penghancuran Yerusalem yang akan datang
Poin kelima, penghancuran Yerusalem, adalah penghapusan final perjanjian lama
dan penegasan perjanjian baru telah sepenuhnya tiba. Banyak orang Kristen tidak
pernah mendengar tentang penghancuran yang terjadi tahun 70 Masehi dan,
dengan demikian, secara harfiah kehilangan bagian utama pesan penebusan.
Informasi ini bisa jadi cukup mengejutkan bagi orang Kristen yang mendengarnya,
mirip dengan keterkejutan seseorang yang telah menjadi orang Kristen selama lima
puluh tahun kemudian mendengar bahwa Yesus dilahirkan dari seorang perawan
untuk pertama kalinya!
Seharusnya tidak demikian. Sepanjang pelayanan Yesus, Dia menekankan
penghancuran yang akan datang dan arti penting peristiwa itu bagi perjanjian yang
baru. Bahkan, ucapan nubuat terpanjang dari Yesus yang tercatat adalah Khotbah
di Bukit Zaitun (lihat Matius 24; Markus 13, Lukas 21), yang menyatakan
penghancuran Yerusalem. Ketika Yesus diurapi untuk pelayanan, Dia mengutip
129 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
dari Yesaya 61:1-2 dalam Lukas 4:18-19, tanpa menyertakan frasa terakhir ―dan
hari pembalasan Allah kita.‖
Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus
Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang
tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang... (Yesaya
61:1-2a; Lukas 4:18-19)
Pada kesempatan yang lain, Dia menyelesaikan kutipan bagian Yesaya dalam
Lukas 21:21, menubuatkan penghancuran yang akan datang. Selama tiga tahun,
Dia berfokus pada bagian pertama misi-Nya; kemudian dalam Lukas 21:21, Dia
menyatakan bagian terakhir misi-Nya, hari pembalasan atas Yerusalem.
Yesus juga berbicara tentang penghancuran yang akan datang dalam beberapa
perumpamaan-Nya. Dalam Matius 22:5-7, Yesus menceritakan perumpamaan
untuk orang-orang Farisi, mengatakan ketika raja kembali berurusan dengan orangorang yang telah membunuh anaknya, dia akan membakar kota mereka, yang
merupakan referensi yang jelas tentang penghakiman yang akan datang atas
Yerusalem. Sebelumnya dalam Matius 21:33-46, Yesus menceritakan
perumpamaan lain yang di dalamnya Allah ―destroy[ed] those wicked men
miserably‖ (New King James Version) – membinasakan orang-orang jahat dengan
sangat buruk.
Ketika Yohanes Pembaptis menubuatkan kedatangan Yesus, ia mengatakan Yesus
akan membaptis (membenamkan) dengan Roh Kudus dan dengan api (Matius.
3:11). Adalah wajar untuk memahami pembenaman dalam Roh Kudus sebagai hari
Pentakosta, sedangkan pembenaman dalam api terjadi ketika Yerusalem dibakar
sampai rata dengan tanah. Bahkan Petrus menegaskan hal ini dalam kitab Kisah
Para Rasul 2 menyusul khotbahnya tentang pencurahan Roh dengan deklarasi
kedatangan Allah dalam penghakiman. Demikian juga, pada akhir Kitab Ibrani,
yang mengatakan segala sesuatu yang bisa tergoncang akan digoncangkan
(referensi yang jelas tentang penghancuran tahun 70 Masehi), juga menyebut Allah
sebagai ―api yang menghanguskan‖ (Ibrani 12:29). Inilah pertanda Allah datang
atas Yerusalem dan sistem ibadah duniawi sebagai api yang menghanguskan.
130 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dalam Matius 24, murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya tentang akhir zaman
Musa, dan Yesus menjawab dengan menjelaskan penghancuran yang akan datang.
Selama tiga tahun, Yesus mengulurkan tangan untuk umat-Nya, tetapi mereka
tidak menerima-Nya. Menjelang akhir pelayanan-Nya, Dia secara khusus fokus
pada penghancuran sistem yang lama. Dalam Matius 22, Dia berbicara tentang
datangnya api membakar kota mereka. Dalam Matius 23, dalam satu pasal penuh
Ia memberi teguran kepada para pemimpin agama, yang diakhiri dengan
pernyataan betapa Dia rindu mengumpulkan mereka di bawah sayap-Nya, tetapi
mereka tidak mau (Matius 23:37). Kemudian Dia menyatakan bahwa semua darah
Perjanjian Lama akan datang dalam penghakiman yang akan ditanggung angkatan
itu (lihat Matius 23:31-36). Dan dalam Matius 24 Yesus memberi jawaban yang
tepat dan rinci atas pertanyaan para murid tentang penghakiman yang akan datang.
Seperti yang kita lihat, penghancuran akan datang adalah bagian yang sangat besar
dari kisah Injil.
Di sepanjang Perjanjian Baru, Gereja mula-mula berfokus pada kehancuran yang
akan datang atas Yerusalem. Ini merupakan bagian terpadu dari kabar baik yang
Yesus bawa – bahwa penghakiman akan dimulai dari rumah Allah (1 Petrus 4:17).
Allah akan membersihkan rumah-Nya dan sepenuhnya mendirikan Kerajaan
spiritual-Nya saat penghapusan perjanjian yang sebelumnya. Gereja mula-mula
menyebut peristiwa yang akan datang ini (tahun 70 Masehi) sebagai hari-hari
terakhir, akhir zaman, dan hari penghakiman. Kita harus memahami dengan benar
istilah-istilah ini jika kita ingin memahami pesan Yesus dan pola pikir dari Gereja
mula-mula.
The End of the Age (Akhir Zaman)
Matius 13:39 Waktu menuai ialah akhir zaman.
Matius 13:40 Jadi itu akan berada di akhir zaman ini.
Matius 13:49 Jadi itu akan berada di akhir zaman.
Matius 24:3 What will be the sign of Your coming, and of the end of the age?
(Apa yang akan menjadi tanda kedatangan-Mu dan akhir zaman?)
Ibrani 9:26 Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman
akhir
131 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
The End (Kesudahannya, akhir)
Matius 10:22 Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Matius 24:6 Tetapi itu belum kesudahannya.
Matius 24:13 Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Matius 24:14 Sesudah itu barulah tiba kesudahannya.
1 Korintus 1:8 Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya.
1 Korintus 10:11 di mana zaman akhir telah tiba.
Ibrani 3:6 Firm to the end (berpegang teguh sampai kesudahannya)
Ibrani 3:14 Teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita
yang semula.
Ibrani 6:11 Menunjukkan kesungguhan yang sama... sampai pada akhirnya.
1 Petrus 4: 7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat
The Last Times, Days, etc (Waktu-waktu terakhir, hari-hari
terakhir, dll)
1 Timotius 4:1 Di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad.
2 Timotius 3:1 Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
Ibrani 1:2 [Allah] pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita.
Yakobus 5:3 Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang
berakhir.
1 Petrus 1:5 Keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
1 Petrus 1:20 Tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
2 Petrus 3:3 Bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek.
1 Yohanes 2:18 Waktu ini adalah waktu yang terakhir.
Yudas 18 Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek.
The Day of the Lord, God, etc (Hari Tuhan, Hari Allah, dll)
2 Petrus 3:12 Kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah.
1 Tesalonika 5:2 Bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
1 Korintus 1:8 Kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
1 Korintus 5:5 Agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
2 Korintus 1:14 Yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas
kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu.
132 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kisah Para Rasul 2:20 Datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.
Yudas 6 Sampai penghakiman pada hari besar.
Roma 2:5 Engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana
murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
Akhir zaman, kesudahannya, waktu-waktu terakhir, hari-hari terakhir, dan hari
Tuhan adalah referensi yang sangat spesifik untuk periode antara nubuat Yesus
dalam Matius 24 dan penggenapannya pada tahun 70 Masehi. Itu adalah waktuwaktu terakhir Yudaisme dan Yerusalem. Tetapi kita tidak berada di hari-hari
terakhir. Hari-hari terakhir – masa transisi kematian perjanjian yang lama – berada
jauh di belakang kita. Banyak yang tidak memahami bahwa zaman perjanjian lama
berakhir dengan penghancuran pada tahun 70 Masehi dan bahwa seluruh
Perjanjian Baru berbicara tentang akhir itu. Kita sekarang hidup di zaman
Kerajaan, yang tumbuh tanpa kesudahan.
Baptisan Roh Kudus, yang dinubuatkan Yohanes Pembaptis, terjadi pada hari
Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2. Pada peristiwa itu, Petrus berbicara khusus
tentang baptisan api yang belum datang, penghancuran Yerusalem.
Inilah yang dikatakan oleh nabi Yoel [Lihat Yoel 2:28-32]: ―Akan terjadi pada
hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan
mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki
dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.
Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan
Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. Dan Aku akan
mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di
bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah
menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari
Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. [Kedatangan kehancuran atas
Yerusalem]. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan
diselamatkan. [selanjutnya Yoel 2:32 berakhir dengan: ―sebab di gunung Sion
dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan
TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orangorang yang terlepas‖] (Kisah Para Rasul 2:17-21).
Dalam pesan ini, Petrus dengan jelas menyebut peristiwa penghancuran yang sama
yang Yesus katakan dalam Matius 24:29-30. Petrus mengatakan hari Pentakosta
133 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
adalah penggenapan nubuat nabi Yoel, dan kemudian, dia merujuk pada
penghancuran yang datang. Dengan cara ini, Petrus mengatakan pencurahan Roh
Kudus menegaskan bahwa mereka berada di hari-hari terakhir, dan hal selanjutnya
yang akan terjadi adalah penghancuran Yerusalem. Kemudian, dia mengatakan
semua yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan, mengacu tidak hanya
untuk keselamatan di dalam Yesus tetapi juga untuk perlindungan dari
penghancuran Yerusalem untuk orang-orang Kristen abad pertama.
Speaking in Tongues (Bahasa Lidah – Bahasa Roh)
Hal ini kemudian disusul oleh hal menakjubkan tentang berbicara dalam bahasa
lidah. Salah satu tujuan karunia bahasa lidah (bahasa roh) adalah sebagai tanda
nubuat yang menunjuk kehancuran Yerusalem yang akan datang. Gagasan ini
mungkin menjadi konsep baru untuk beberapa pembaca, tetapi Rasul Paulus juga
menegaskan gagasan ini di dalam 1 Korintus 14:21-22:
Dalam hukum Taurat ada tertulis: “Oleh orang-orang yang mempunyai
bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada
bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman
Tuhan.” [Mengutip dari Yesaya 28:11] Karena itu karunia bahasa roh adalah
tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak
beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk
orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman. (1 Korintus
14:21-22).
Dalam ayat-ayat Paulus mengutip Yesaya 28:11, menunjukkan bahwa Yesaya
telah menubuatkan karunia bahasa roh akan datang. Ketika kita membaca nubuat
Yesaya selanjutnya, kita dapat melihat bahwa dia menubuatkan tidak hanya
berbicara dalam bahasa roh, tetapi juga kemurtadan, kedatangan Yesus, dan
penghakiman Allah atas Israel. Berikut adalah tiga bagian dari Yesaya 28 yang
berbicara tentang tiga peristiwa tersebut:
1. Kemurtadan
"Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: ―Harus ini
harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!‖ supaya dalam
berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan.
Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai orang134 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
orang yang memerintah rakyat yang ada di Yerusalem ini! Karena kamu telah
berkata: ―Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia
maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik
dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong
sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri‖
(Yesaya 28:13-15).
2. Yesus, Batu Penjuru
Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan
sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang
mahal, suatu dasar yang teguh [lihat Matius. 21:42]; Siapa yang percaya,
tidak akan gelisah! Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur,
dan kebenaran menjadi tali sipat… (Yesaya 28:16-17).
3. Penghakiman Allah
―... hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan
menghanyutkan persembunyian.‖ Perjanjianmu dengan maut itu akan
ditiadakan, dan persetujuanmu dengan dunia orang mati itu tidak akan tetap
berlaku; apabila cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kamu akan hancur
diinjak-injak. Seberapa kali ia datang, ia akan menyeret kamu, sebab pagi
demi pagi ia akan datang, pada waktu siang dan pada waktu malam; maka
adalah semata-mata kengerian untuk mengerti firman yang didengar itu
(Yesaya 28:17-19).
Dalam bagian Yesaya 28 selanjutnya, kita dapat melihat dengan jelas bahwa
munculnya karunia berbahasa lidah (bahasa roh) adalah tanda datangnya
penghancuran Yerusalem.4 Sejalan dengan hal ini, mengenai karunia berbahasa
lidah, sarjana Alkitab David Chilton menulis:
―Mukjizat Pentakosta adalah pesan mengejutkan Israel. Mereka tahu apa
maknanya. Itu adalah tanda dari Allah bahwa Batu Penjuru telah datang, dan
bahwa karena Israel telah menolak Dia mereka akan menerima kutukannya
sendiri (Matius 21:42-44; 1 Petrus 2:6-8).
_________________________________
4
Meskipun karunia berbahasa lidah menunjuk kehancuran abad pertama, itu menjadi relevan untuk
peneguhan pribadi dan beroperasi dengan karunia penafsiran bahasa lidah, sama dengan nubuat. Untuk
lebih lanjut tentang bahasa lidah, lihat buku Dave Roberson, The Walk of Spirit, Walk of Power.
135 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Itu adalah tanda penghakiman dan penolakan, sinyal bahwa kemurtadan dari
Yerusalem yang ―jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan.‖
[Lihat Yesaya 28:13.] Hari-hari terakhir bangsa Israel telah datang: zaman
perjanjian lama sudah berakhir, dan Yerusalem akan tersapu banjir yang baru
untuk membuat jalan bagi ciptaan baru Allah. Seperti kata Santo Paulus,
karunia bahasa lidah (bahasa roh) adalah ―tanda, bukan untuk orang yang
beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman (1 Korintus 14:22) – sebuah
tanda untuk orang-orang Yahudi yang tidak percaya bahwa kehancuran
mendekati mereka.‖
Gereja mula-mula menantikan kedatangan zaman [Kerajaan] baru. Mereka tahu
bahwa seiring dengan akhir sistem perjanjian yang lama yang dapat disaksikan,
Gereja akan tersingkap sebagai Bait Allah yang baru dan sejati; dan pekerjaan
yang Kristus datang untuk genapi sudah tuntas. Ini adalah aspek penting
penebusan, dan angkatan pertama orang-orang Kristen menantikan kejadian
tersebut dalam hidup mereka sendiri. Selama periode penantian dan pencobaan
yang berat, rasul Petrus meyakinkan mereka bahwa mereka ―dipelihara dalam
kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang
telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir‖ (1 Petrus 1:5). Mereka
berada di ambang dunia yang baru.‖5
Kutipan ini meringkas perubahan besar antara perjanjian lama dan perjanjian baru
yang terjadi, dimulai dengan kematian dan kebangkitan Yesus dan berpuncak pada
penghancuran Yerusalem. Dengan cara ini, orang-orang percaya mula-mula
menerima Kerajaan di hari mereka, dan Gereja telah memperluas Kerajaan sejak
saat itu, seperti yang akan kita bahas dalam bab berikutnya.
Poin-Poin Bab 5
 Daniel 9 bernubuat tanggal pasti kedatangan Mesias, kematian Mesias, akhir
dari perjanjian lama, peneguhan suatu perjanjian yang baru, dan
penghancuran Yerusalem yang akan terjadi segera.
 Penghancuran Yerusalem adalah bagian dari nubuat Mesianik.
 Kedatangan Yesus membaptis Yerusalem dalam baptisan api.
_________________________________
5
Chilton, The Great Tribulation, 45-46.
136 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
 Yesus menggoncang sistem yang lama dan yang tinggal adalah Kerajaan
yang tidak tergoncangkan.
 Untuk Gereja mula-mula, hari-hari terakhir berarti masa sebelum peristiwa
tahun 70 Masehi terjadi.
 Datangnya karunia bahasa lidah pada hari Pentakosta adalah konfirmasi
penghancuran Yerusalem yang akan segera terjadi.
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Tujuh puluh minggu dalam Daniel 9 sama dengan berapa tahun?
2. Ketika Yesus mengawali pelayanan-Nya pada usia tiga puluh tahun, berapa
tahun lagi masa yang dinubuatkan Daniel yang tersisa?
3. Ketika Yesus disalibkan setelah tiga setengah tahun masa pelayanan, berapa
tahun lagi masa yang dinubuatkan Daniel yang tersisa?
4. Peristiwa apa yang mengakhiri masa 490 tahun yang dinubuatkan Daniel
tersebut?
5. Bagaimana Matius 18:21 terkait dengan nubuat ini?
6. Apa saja komponen utama nubuat dalam Daniel 9?
7. Bagaimana bisa bahasa lidah menjadi tanda penghakiman yang akan datang?
137 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 6
Kerajaan Tanpa Murka
Untuk bab ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli
Raptureless edisi ketiga.
138 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 7
Kerajaan Terang
Untuk bab ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli
Raptureless edisi ketiga.
139 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 8
Kerajaan Saat Ini
Pada pukul 4 di pagi hari, Raja Nebukadnezar terbangun dari tidur nyenyak. Dia
bermandi keringat dan gemetar – berbicara dengan cepat dan tidak jelas tentang
mimpi yang baru saja dia alami. Jelas itu bukan mimpi biasa. Dia menuntut semua
orang berilmu dan ahli sihir dibawa ke istana untuk membantunya memahami
mimpinya. Namun dia mengajukan permintaan yang tidak biasa kepada mereka.
Raja mengatakan bahwa dia memiliki mimpi yang mengganggu, dan dia menuntut
penafsiran. Tetapi ketika para orang berilmu meminta raja untuk memberitahu
mereka tentang mimpi itu sehingga mereka bisa menafsirkannya baginya, raja
menolak. Sebaliknya, dia berjanji akan membunuh mereka semua dan seluruh
keluarga mereka kecuali mereka mengatakan kepadanya mengenai mimpinya dan
kemudian menafsirkannya. Para orang berilmu, tentu saja, terkejut bahwa raja akan
meminta hal seperti itu. ―Tidak ada seorangpun di muka bumi yang dapat
memberitahukan apa yang diminta tuanku raja!‖ kata mereka. ―Dan tidak pernah
seorang raja, bagaimanapun agungnya dan besar kuasanya, telah meminta hal
sedemikian dari seorang berilmu …‖ (Daniel 2:10). Menanggapi hal tersebut, raja
menjadi sangat marah sehingga memerintahkan eksekusi semua orang berilmu di
Babel.
Untungnya, Daniel, salah satu tawanan Ibrani di Babel, yang juga telah dilatih
sebagai seorang berilmu, memiliki kebijaksanaan dan wawasan yang luar biasa.
Oleh kasih karunia Allah, Dia mampu secara akurat memberitahu raja mimpi dan
penafsirannya. Raja Nebukadnezar telah bermimpi tentang sebuah patung yang
besar dan mempesona. Kepala patung itu terbuat dari emas, dada dan lengannya
dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, pahanya dari besi, dan kakinya
sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. Sementara raja memandang
patung tersebut, batu besar ―terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia,‖
menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu hingga
remuk. Sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas
itu berkeping-keping dan semuanya tertiup angin, tanpa meninggalkan jejak.
Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi
seluruh bumi.
140 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Sementara raja dan istananya mendengarkan, Daniel mengatakan kepada
Nebukadnezar bahwa berbagai logam mewakili berbagai kerajaan duniawi.
Kerajaan Babilonia di bawah pemerintahan Nebukadnezar adalah puncak dari
kemegahan dan kekuasaan, kepala yang terbuat dari emas. Setelah dia, akan datang
kerajaan lain yang lebih rendah, dada dan lengan yang terbuat dari perak. Sebuah
kerajaan ketiga, dilambangkan dengan perut dan pinggangnya terbuat dari
tembaga, akan memerintah kemudian.
Lalu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang
meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang
menghancurluluhkan,
maka
kerajaan
ini
akan
meremukkan
dan
menghancurluluhkan semuanya. Fakta bahwa kaki dan jari-jari kaki itu sebagian
terbuat dari tanah liat dan sebagian dari besi menunjukkan bahwa kerajaan yang
terakhir itu akan menjadi kerajaan yang terbagi-bagi; beberapa akan memiliki
kekuatan besi tetapi juga menjadi rapuh seperti tanah liat. Sama seperti besi dan
tanah liat tidak bisa dicampur, orang-orang dari kerajaan ini tidak akan bersatu.
Selama masa kerajaan terakhir dan yang terbagi-bagi itu, Allah akan mendirikan
sebuah Kerajaan – disimbolkan dengan batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan
manusia – yang tidak akan pernah dihancurkan atau diserahkan kepada orang lain.
Batu itu akan menghancurkan segala kerajaan sebelumnya, membuat kerajaankerajaan itu berakhir, tetapi batu itu sendiri akan bertahan selamanya (lihat Daniel
2:31-45).
Dalam mimpi nubuat tersebut, Allah mewahyukan kepada Nebukadnezar apa yang
akan terjadi di masa depan. Namun, penting bagi kita untuk mengingat bahwa,
meskipun ini mengungkapkan peristiwa di masa depan pendengar aslinya, bagian
ini tidak selalu berbicara tentang masa depan kita. Bahkan, mimpi ini jelas telah
tergenapi dalam masa lalu kita.
Lima era patung dari mimpi:
 Babel
 Media-Persia
 Yunani
 Romawi
 Kerajaan Romawi yang terbagi-bagi (diwakili oleh sepuluh jari kaki)
141 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Raja Nebukadnezar adalah penguasa Kerajaan Babel. Setelah dia, Daniel melayani
di bawah pemerintahan Raja Darius dari Media (lihat Daniel 6) dan Raja Koresh
dari Persia (lihat Daniel 10). Setelah kerajaan Media-Persia, datanglah Kerajaan
Yunani dan akhirnya Kekaisaran Romawi, yang dengan kekerasan menguasai
peradaban dunia masa itu.
Kerajaan kelima, yang diwakili oleh jari kaki yang terbuat dari tanah liat dan besi
dalam mimpi raja, terjadi ketika Kerajaan Romawi dibagi menjadi sepuluh provinsi
di bawah Kaisar Agustus, yang memerintah dari tahun 27 Sebelum Masehi sampai
tahun 14 Masehi. Sepuluh provinsi dari Kekaisaran Romawi yang dibagi di abad
pertama yaitu: Italia, Akhaya, Asia, Suriah, Mesir, Afrika, Spanyol, Gaul
(Perancis), Inggris, dan Jerman.1 Selama pemerintahan Agustus, sepuluh jari kaki
ditegakkan, dan kemudian Yesus datang sebagai batu dan meremukkan jari kaki di
tahun 3 Sebelum Masehi.
Seperti yang dinubuatkan oleh mimpi tersebut, selama Kekaisaran Romawi yang
terbagi-bagi itu, Yesus datang dan mendirikan Kerajaan-Nya sebagai batu yang
akan memenuhi seluruh bumi. Hal ini sesuai dengan ayat-ayat lain Kitab Suci saat
Yesus disebut sebagai batu penjuru dan batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan (lihat Lukas 20:17), serta batu karang yang mengikuti orang-orang Ibrani
di padang gurun (lihat 1 Korintus 10:4). Yesus juga mengatakan kepada Petrus
bahwa di atas batu ini (pewahyuan bahwa Yesus adalah Mesias), Dia akan
membangun Gereja-Nya (lihat Matius 16:18). Jelas, batu dalam mimpi tersebut
berbicara tentang Yesus.
Kedatangan-Nya yang Pertama
Kedatangan Yesus di masa depan secara populer disebut second coming
(kedatangan kedua). Meskipun detail kecil, saya merujuk kejadian itu sebagai final
return of Jesus (kedatangan Yesus yang terakhir) karena saya percaya frasa
populer – kedatangan kedua – memiliki banyak kekeliruan. Kedatangan Yesus
yang pertama adalah palungan di kandang di Betlehem. Kedatangan-Nya yang
kedua adalah ketika Dia datang kembali dari kematian pada saat kebangkitan-Nya.
_________________________________
1
Farrar, The Early Days of Christianity, Volume 2, 283.
142 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kedatangan-Nya yang ketiga adalah ketika Dia datang dalam penghakiman atas
Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Itu sebabnya saya merujuk kedatangan-Nya di
masa depan itu datang sebagai final return (kedatangan yang terakhir).
Sebagaimana kita baru saja lihat, Daniel 2 bernubuat, bahwa Yesus akan datang ke
bumi sebagai batu yang menghancurkan Kekaisaran Romawi yang terbagi-bagi
dan bahwa Kerajaan Yesus akan mulai tumbuh dan terus tumbuh bahkan sampai
hari ini. Secara alami ini akan mengarah ke pertanyaan: Kapan Kerajaan Yesus
datang?Apakah itu di palungan? Apakah ketika Yesus memulai pelayanan-Nya di
usia tiga puluh tahun? Apakah itu ketika Dia mati di kayu salib? Apakah itu
penghancuran Yerusalem di tahun 70 Masehi? Sama seperti mengetahui
kedatangan yang kita harapkan memiliki detail yang penting, demikian juga,
memahami kedatangan Kerajaan juga penting.
Kita telah melihat bahwa Kaisar Agustus (tahun 27 Sebelum Masehi–14 Masehi)
membagi Roma menjadi sepuluh provinsi, diwakili dalam Daniel 2 sebagai
sepuluh jari kaki patung. Daniel 2:44 mengatakan:
―Tetapi pada zaman raja-raja [sepuluh jari kaki/sepuluh raja], Allah semesta
langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selamalamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan
itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu
sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.‖
Dari sini kita tahu bahwa batu, yang mewakili Yesus dan Kerajaan-Nya, tiba antara
tahun 27 Sebelum Masehi–14 Masehi dalam masa pemerintahan Agustus, yakni
pada tahun 3 Sebelum Masehi.2 Yesus – sang Raja, datang di palungan di
Betlehem dan membawa Kerajaan-Nya bersama-Nya. Kemudian, tiga puluh tahun
kemudian, Yohanes Pembaptis mulai memberitakan bahwa Raja Yesus akan
segera tersingkap. ―Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat‖ (Matius 3:2).
Saat Yesus melayani selama tiga setengah tahun, secara konstan tema-Nya adalah
mengajar dan mendemonstrasikan seperti apa berada di Kerajaan-Nya. Pada waktu
Perjamuan Terakhir, Yesus berdiri dan berkata, ―Sebab inilah darah-Ku, darah
perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa‖
(Matius 26:28). Ini adalah konfirmasi dari Kerajaan-Nya yang ditransfer ke
pengikut-Nya karena mereka beralih dari perjanjian lama ke perjanjian baru.
_________________________________
2
Yesus secara teknis lahir di tahun 3 Sebelum Masehi, bukan di tahun 0; kalender kita yang sedikit salah.
143 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Pada saat kematian-Nya di kayu salib, Dia menyatakan, ―Sudah selesai!‖
(Yohanes 19:30). Di mata Allah, melalui penghapusan kebutuhan korban binatang
perjanjian lama, ini adalah akhir zaman Musa dan peresmian Kerajaan Yesus.
Meskipun orang-orang Yahudi terus melakukan praktik tersebut di Bait Allah
setelah kematian Yesus, itu tidak memiliki nilai di mata Allah.
Bahkan setelah kebangkitan-Nya, Yesus menggunakan banyak waktu-Nya yang
berharga untuk melanjutkan pelatihan utusan-utusan-Nya mengenai Kerajaan yang
baru saja mereka warisi:
―Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai,
dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama
empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada
mereka tentang Kerajaan Allah‖ (Kisah Para Rasul 1:3).
Kelahiran Yesus, pelayanan, Perjamuan Terakhir, kematian, kebangkitan, dan
kenaikan-Nya, semua berpusat pada penghapusan perjanjian lama dan peresmian
perjanjian baru. Yesus adalah batu di Daniel 2, dan Dia telah mendirikan KerajaanNya di bumi. Kerajaan ini didirikan atas perjanjian baru pengampunan (lihat
Matius 26:28; Ibrani 8:8-12) bukan perjanjian lama berisi berkat dan kutuk (lihat
Ulangan 28).
Yesus menyatakan bahwa Kerajaan-Nya telah datang sebagai benih terkecil dan
akan tumbuh menjadi pohon terbesar di taman, bahwa itu datang seukuran ragi dan
akan bekerja dengan cara mengkhamirkan seluruh adonan roti (lihat Matius 13:3133). Beberapa orang telah mengajarkan Kerajaan Yesus akan tiba suatu hari nanti
di masa depan dan akan ditegakkan sekaligus dengan kekuasaan yang lengkap,
namun Yesus mengajarkan Kerajaan-Nya akan dibentuk secara bertahap.
Menurut Allah, apa yang Yesus capai di salib menghapus kebutuhan untuk sistem
pengorbanan perjanjian lama. Bapa bahkan sengaja merobek tabir Bait Allah,
mengungkapkan bahwa Tabut Perjanjian itu tidak ada lagi dan bahwa sistem
perjanjian lama telah digantikan. Namun antara tahun 30 dan 70 Masehi, bangsa
Yahudi non-Kristen tetap menjalankan cara-cara perjanjian lama di Bait Allah.
Bagi Allah Bapa, yang baru saja menyerahkan Anak-Nya yang tunggal sebagai
korban Anak Domba yang sempurna, itu adalah kedegilan yang penuh kekejian.
Rasul Yohanes bahkan menyebut orang-orang Yahudi sebagai jemaah Iblis (lihat
Wahyu 2:9; 3:9).
144 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Demikian juga, penulis Ibrani mengacu pada sistem perjanjian lama sebagai ―tua
dan usang [karena salib] telah dekat kepada kemusnahannya [karena
penghancuran tahun 70 Masehi, benar-benar akan menghancurkan Yerusalem,
Bait Allah, orang-orang Yahudi sebagai bangsa, dan imamat]‖ (Ibrani 8:13).
Kerajaan datang di palungan, diproklamasikan oleh Yohanes Pembaptis, dijelaskan
dan didemonstrasikan oleh Yesus, dikonfirmasi dalam perjanjian pengampunan
pada Perjamuan Terakhir, ditegakkan lebih lengkap dengan mengakhiri perjanjian
lama di kayu salib, dan diteruskan ke utusan-utusan apostolik sebelum kenaikan
Yesus. Lalu tumbuh sepanjang Kitab Kisah Para Rasul untuk mencapai seluruh
dunia yang didiami dan dihuni peradaban sebelum penghancuran tahun 70 Masehi
menghancurkan cara perjanjian lama sama sekali.
Pada waktu kita dalam sejarah, Kerajaan ada di sini dan sekarang; itu telah di sini
selama dua ribu tahun, dan itu tumbuh dan akan terus tumbuh.
Poin-Poin Bab 8
 Yesus adalah Batu yang meremukkan Kekaisaran Romawi pada abad
pertama.
 Kerajaan-Nya didirikan pada kedatangan-Nya yang pertama, tidak
kedatangan-Nya di masa depan datang.
 Kerajaan-Nya akan terus tumbuh tanpa akhir (lihat Yesaya 9:7).
Pertanyaan Untuk Diskusi
1.
2.
3.
4.
Apakah empat kerajaan yang dinubuatkan dalam patung Daniel 2?
Siapakah yang batu terungkit lepas dari gunung?
Apakah yang diwakili sepuluh jari kaki dari patung tersebut?
Apakah kerajaan ditegakkan pada kedatangan Yesus yang pertama, atau kita
menunggunya untuk itu didirikan di kedatangan-Nya yang kedua? Jelaskan.
145 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bagian 3
MASA DEPAN – KETIKA SORGA MEMENUHI BUMI
146 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 9
Pola Pikir Aniaya
Untuk bab ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli
Raptureless edisi ketiga.
147 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 10
Perluasan Kerajaan
Seperti kita lihat dalam Bab 8, ―Kerajaan Saat Ini,‖ beberapa orang percaya bahwa
Kerajaan itu akan datang sekaligus di masa depan. Mereka mengatakan Kerajaan
Allah akan menang secara seketika dan serta-merta atas segala kuasa jahat, pada
saat Kerajaan itu muncul. Gagasan ini muncul dari pemikiran bahwa kita saat ini
berada dalam suatu era bernama era Gereja (Church age). Namun, seperti telah
kita lihat, Kerajaan itu telah datang bersama Rajanya tahun 3 Sebelum Masehi.
Dengan hal tersebut menjadi dasar, dalam bab ini kita akan membahas ciri atau
sifat Kerajaan yang berkembang semakin kuat dan terus meningkat ini.
Kerajaan yang Terus Berkembang
Yesus datang untuk mendirikan Kerajaan-Nya dan Dia katakan Kerajaan-Nya itu
akan terus bertumbuh. Dia menggunakan dua analogi untuk menggambarkan aspek
ini:
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kataNya: ―Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan
ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala
jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada
sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara
datang bersarang pada cabang-cabangnya‖ (Matius 13:31-32).
Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: ―Hal Kerajaan
Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke
dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya‖ (Matius 13:33).
Daniel 2:44, yang telah kita bahas dalam Bab 8, menggambarkan Kerajaan tersebut
demikian:
―Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu
kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak
akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala
kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selamalamanya.‖
148 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Ayat ini mengingatkan kita pada Yesaya 9:7(6) New King James Version, yang
mengatakan, ―Besar pemerintahan-Nya terus bertambah dan damai sejahtera
tidak akan berkesudahan..‖ Ciri Kerajaan Allah adalah selalu maju – selalu
berkembang, tidak akan pernah surut, dan terus menerus bertumbuh. Contohnya
adalah lima pernyataan progresif dari Kitab Suci berikut. Firman katakan kita akan
bergerak dari:
1. Terang kepada Terang (Brighter to Brighter)
―Jalan orang benar adalah seperti cahaya fajar, yang bersinar semakin
terang hingga rembang tengah hari‖ (Amsal 4:18 New International
Version).
2. Kasih karunia kepada Kasih karunia (Grace to Grace)
―Dan dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi
kasih karunia‖ (Yohanes 1:16 New King James Version).
3. Kekuatan kepada Kekuatan (Strength to Strength)
―Mereka berjalan makin lama makin kuat ...‖ (Mazmur 84:7(8) New King
James Version).
4. Iman kepada Iman (Faith to Faith)
―Karena di dalamnya kebenaran Allah dinyatakan dari iman kepada iman;
seperti ada tertulis: ―Orang benar akan hidup oleh iman‖‖ (Roma 1:17
New King James Version).
5. Kemuliaan kepada Kemuliaan (Glory to Glory)
―Tetapi kita semua, dengan muka yang tidak berselubung, memantulkan
kemuliaan Tuhan seperti cermin, diubah [ditransformasi] menjadi gambaran
yang serupa dari kemuliaan kepada kemuliaan, oleh Roh Tuhan‖ (2
Korintus 3:18 New King James Version).
Berdasarkan ayat-ayat ini, dengan akurat kita bisa mengatakan bahwa Gereja saat
ini berjalan dalam terang, kasih karunia, kekuatan, iman dan kemuliaan yang
terbesar, lebih besar daripada sebelumnya. Hal ini mungkin sulit diterima oleh
sebagian orang, tetapi ini benar. Yesus mendirikan Kerajaan yang terus
berkembang hari demi hari. Kerajaan itu akan terus berkembang hingga ia
menggenapi ayat-ayat berikut:
149 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―... karena bumi akan penuh dengan pengenalan akan Tuhan seperti air
menutupi lautan‖ (Yesaya 11:9 New King James Version).
―Karena bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan,
seperti air yang menutupi lautan‖ (Habakuk 2:14 New King James Version).
―Sesungguhnya, demi Aku yang hidup, seluruh bumi akan dipenuhi kemuliaan
Tuhan‖ (Bilangan 14:21 New King James Version).
Seperti yang telah saya paparkan sebelumnya, sangatlah penting untuk memahami
bahwa Yesus menegakkan Kerajaan-Nya saat kedatangan-Nya yang pertama.
Banyak orang percaya yang diajar bahwa Yesus menegakkan era Gereja dan saat
ini kita belum masuk ke era Kerajaan, melainkan dalam era Gereja hingga Yesus
kembali, saat Dia akan menegakkan era Kerajaan. Kitab Suci tidak mendukung
sudut pandang yang demikian; jelas-jelas Yesus telah membawa Kerajaan-Nya
(lihat Matius 4:17) dan mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil
Kerajaan (lihat Matius 10:7), bukan memberitakan Injil era Gereja. Konsep era
Gereja tidak dapat ditemukan dalam Kitab Suci. Kerajaan itu datang pada abad
pertama, ketika sebuah batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia,
Yesus, meremukkan Kekaisaran Roma, dan terus berkembang dan meluas sejak
saat itu.
Orang-orang yang tidak memahami Yesus dan Kerajaan-Nya (yang ditegakkan
pada abad pertama) adalah ―sebuah batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan
manusia‖ dalam mimpi Nebukadnezar, adalah orang-orang yang percaya bahwa
Kekaisaran Romawi harus ditegakkan kembali supaya Yesus bisa meremukkannya
di masa depan agar Dia bisa menegakkan Kerajaan-Nya. Syukurlah, semua ini
sudah digenapi. Yesus sudah menggenapi sepenuhnya nubuat Daniel 2 pada abad
pertama, dan tidak ada alasan untuk membangkitkan kembali Kekaisaran Romawi
karena Yesus tidak mungkin menggenapi nubuat tersebut dua kali!
Apakah yang Dimaksud dengan “Sisa-sisa” (The Remnant)?
Kita sudah yakin bahwa Kerajaan yang Yesus tegakkan sedang terus berkembang
dan meluas seiring waktu. Pertanyaan berikutnya yang biasanya muncul adalah
mengenai teologi ‗sisa-sisa‘ (remnant theology). Dalam Perjanjian Lama, kita
150 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
melihat adanya pola ―sisa-sisa yang setia‖ (faithful remnant) Dengan kata lain,
sering hanya sedikit atau minoritas dalam kelompok orang yang benar-benar setia
kepada Allah. Contohnya, dari seluruh manusia di bumi, hanya delapan orang yang
selamat dari air bah karena berada dalam bahtera pada zaman Nuh (Kejadian 8).
Dari seluruh rakyat Gideon, hanya 300 orang yang ikut dalam pertempuran (lihat
Hakim-hakim 7). Dari seluruh penduduk Sodom dan Gomora, hanya Lot dan
kedua anak perempuannya yang selamat (lihat Kejadian 19). Hal ini adalah pola
yang umum dalam Perjanjian Lama.
Banyak orang yang membawa-bawa gagasan tentang sisa-sisa ini dari Perjanjian
Lama ke Perjanjian Baru, namun gagasan ini bukanlah ciri Kerajaan. Sebaliknya,
konsep sisa-sisa dibalikkan dalam Kerajaan Allah. Di bawah Yesus, dari dua belas
murid-Nya, Dia hanya kehilangan satu, Yudas (lihat Yohanes 17:12). Kerajaan
diawali sebagai benih yang tumbuh hingga menjadi pohon yang paling besar;
dimulai dengan ragi dalam jumlah sedikit namun bisa mengkhamiri seluruh tepung
(lihat Matius 13:31-33); diawali dengan sebuah batu yang terungkit lepas tanpa
perbuatan tangan manusia namun menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh
bumi (lihat Daniel 2:35). Kerajaan Yesus adalah kebalikan teologi sisa-sisa.
Perjanjian Baru tidak menyediakan tempat bagi pemikiran sisa-sisa. Cara berpikir
‗kalah‘ seperti ini, yang hanya melihat sebagian kecil saja dari Gereja yang bisa
disebut baik, wajib disingkirkan bersama dengan persembahan korban binatang
dan hal-hal Perjanjian Lama lainnya yang sudah tidak berlaku.
Perspektif Historis
Banyak orang Kristen yang sulit berpandangan optimis terhadap masa depan
karena kurangnya perspektif atas masa lalu. Saat mereka melihat ke belakang,
mereka merasa sedang memandangi ―masa lalu yang indah.‖ Tetapi jika kita
melihat sejarah lebih dekat, kita akan melihat Kerajaan Allah telah berkembang
dengan pesat. Supaya bisa melihat hal ini, kita butuh perspektif berbeda. Kita tahu
bagaimana kehidupan saat ini, mari kita bandingkan degan kondisi masyarakat
pada masa lampau. Harold Eberle dalam bukunya ‗Christianity Unshackled,‘
membandingkan statistik masa lalu dengan masa kita sekarang ini. Pada bagian ini,
saya sangat banyak terbantu oleh riset yang dilakukannya.
151 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Awal 1800-an
Pertama, mari kita lihat seperti apa kehidupan di Amerika Serikat 200 tahun yang
lalu – tahun 1800-an. Pada masa itu, populasi masih 5 juta jiwa lebih, namun 20
persennya adalah budak (berarti ada 1 juta budak). Aborsi adalah hal legal hampir
sepanjang abad kesembilan belas, dan menurut catatan, seperlima dari total
kehamilan diaborsi (negara bagian Michigan memegang rekor 34 persen). Juga, di
banyak negara bagian usia yang diijinkan untuk berhubungan seksual adalah
sembilan atau sepuluh tahun, dan pelacuran adalah hal biasa. Kota New York
diperkirakan memiliki rasio satu pelacur banding enam puluh empat laki-laki,
sedang kota Savannah diperkirakan memiliki rasio satu pelacur banding tiga puluh
sembilan laki-laki.
Masa ini juga adalah masa para pionir dengan kereta wagon mereka pergi menuju
ke barat. Ribuan orang melakukan relokasi ke wilayah barat yang liar (wild west)
mencari emas dan awal hidup baru. Ketika emas ditemukan, demam emas
menciptakan suatu masyarakat yang keji dan berbahaya. Di daerah Barat,
pembunuhan begitu lazim terjadi hingga setiap orang menyandang senapan sebagai
perlindungan. Bahkan dalam komunitas yang lebih aman, tidak ada gereja yang
terorganisir yang didirikan hingga bertahun-tahuh setelah adanya pemukiman.
Pada saat yang sama, sepuluh ribu orang Indian dibunuh atau dipaksa keluar dari
tanah mereka, dan ribuan orang Cina didatangkan ke wilayah pantai barat untuk
menjadi budak.
Pada masa ini, perempuan tidak memiliki hak apapun. Tidak hanya tidak punya
hak suara, suami mereka bahkan diperbolehkan memukuli mereka sepanjang tidak
menyebabkan cacat atau kematian. Selain itu, tingkat alkoholisme jauh lebih tinggi
ketimbang saat ini.
Sekalipun beberapa orang saleh telah meletakkan dasar pemerintahan Amerika
Serikat dan banyak hal baik terjadi, namun dari statistik sederhana ini dengan
mudah kita dapat melihat bahwa secara moral, etika dan rohani, kondisi Amerika
Serikat masa itu jauh lebih buruk ketimbang saat ini.
152 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Periode Masa Kecil Yesus
Jika kita mundur lebih jauh, mari kita lihat kondisi dunia kurang lebih 2.000 tahun
yang lalu – masa ketika Yesus masih kanak-kanak. Seperti kita ketahui, Kekaisaran
Romawi menguasai dunia, dengan pusat budaya utama berada di Eropa, Timur
Tengah san Afrika Utara. Di seluruh wilayah kekaisaran, perbudakan adalah hal
biasa, bahkan di Italia yang adalah ibukota kekaisaran, sekira 40 persen populasi
berada dalam perbudakan. Homoseksualitas juga adalah hal biasa, terutama antara
tuan dan budak. Selain itu, banyak bayi yang dibunuh sesaat setelah dilahirkan
baik karena cacat, atau sakit atau bahkan hanya karena berjenis kelamin
perempuan.
Tentu saja, pada masa itu, karena Yesus masih kecil, Injil belum muncul. Orang
Yahudi memiliki pewahyuan tentang Allah, tetapi mereka hidup dalam
ketidaktaatan, dan sudah 400 tahun berlalu sejak nabi terakhir menyuarakan pesan
Allah. Sebagian besar orang Yahudi menyembah dewa-dewa yang sadis dan
mudah marah, termasuk Yupiter, Yuno, dan Neptunus. Pelacuran bakti di kuil dan
pengorbanan anak adalah hal rutin dalam sistem keagamaan mereka. Masa itu juga
adalah era gladiator, dan dalam arena Romawi, orang-orang disiksa atau dikoyakkoyak oleh binatang buas dijadikan sebagai tontonan tetap. Kemudian di bawah
pemerintahan Nero, nasib ini menimpa banyak orang Kristen mula-mula. Sulit
untuk kita pahami, tetapi filsuf-filsuf yang sangat disanjung oleh masyarakat Barat
– Plato, Aristoteles dan Sokrates – tidak melihat ada yang salah dengan hal ini.
Ernest Hamden Cook, dalam bukunya ‗The Christ Has Come‘ menulis:
―Sekalipun faktanya dunia ini masih buruk, namun secara moral kondisinya
kini jauh lebih baik ketimbang pada masa Yesus lahir di Betlehem Yudea. ...
Hanya sedikit orang pada saat ini yang bisa sepenuhnya memahami
kesengsaraan dan degradasi yang dialami sebagian besar umat manusia pada
masa itu, mulai dari kejahatan dan kekejaman, perang yang berkelanjutan,
kezaliman politik, dan perbudakan di mana-mana.
Di luar Kekaisaran Romawi, keadaan tidak lebih baik. Di Afrika, Asia dan
Australia, orang-orang menyembah alam, roh jahat dan leluhur mereka yang
sudah meninggal. Di Amerika Utara, suku Indian Amerika memiliki banyak
bentuk penyembahan, sementara di Amerika Selatan, puluhan ribu orang secara
153 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
rutin dikorbankan kepada dewa yang haus darah. Pada masa itu di seluruh
dunia, orang belum mengenal Mesias.‖1
Demikianlah, seperti kita lihat dari gambaran singkat tadi, dunia ini tertutupi
kegelapan, lebih dari apa yang bisa kita bayangkan. Inilah yang Rasul Paulus
maksudkan ketika dia menulis, ―... dahulu kamu – sebagai orang-orang bukan
Yahudi ... waktu itu kamu tanpa Kristus, ... tanpa pengharapan dan tanpa Allah di
dalam dunia‖ (Efesus 2:11-12).2
Kondisi Hari Ini
Sebagai perbandingan, mari kita lihat kondisi dunia saat ini. Injil telah menjangkau
bahkan ke pelosok bumi paling terpencil, dan Kekristenan mengalami
pertumbuhan yang fenomenal secara global. Faktanya, di seluruh dunia, lebih dari
80.000 orang lahir baru setiap hari, artinya setengah juta orang menjadi Kristen
setiap pekan. Benih kecil yang datang ke dunia dalam sebuah bangsa kecil Israel
telah tumbuh merambat ke seluruh dunia. Kekristenan adalah kekuatan umat
manusia yang paling besar dan paling berpengaruh di dunia.
Tentu saja, saya tidak mengatakan dunia kita sudah sempurna atau sudah
sepenuhnya aman damai dan utopia sudah tiba. Hingga kembalinya Yesus,
pertempuran antara terang dan gelap akan terus berlanjut. Masa-masa sulit
peperangan, kelaparan, wabah penyakit dan kemiskinan masih akan terjadi di masa
depan, dan dalam masa-masa sulit itu manusia bisa saja melakukan hal-hal paling
tidak berperikemanusiaan. Saya tidak menampik bahwa kenyataan hidup kadang
tragis dan sangat menyakitkan. Namun saya juga ingin menekankan kenyataan
yang hakiki, kendati kehidupan di dunia ini masih jauh dari sempurna, bahwa
kehidupan secara konsisten terus membaik dalam hal moral, etis dan rohani. Kita
harus terus berjaga dan bekerja sungguh-sungguh, karena masih banyak hal yang
harus dicapai sebelum Kristus kembali, namun kita harus melakukannya dengan
pemahaman bahwa kita terus meningkat, bukan menurun. Perluasan pemerintahan
dan damai sejahtera Allah sungguh-sungguh tiada akhir.
_________________________________
1
Ernest Hampden Cook, The Christ Has Come, xvi
Data historis dalam dua bagian sebelumnya diparafrasekan dari buku Eberle, Christianity Unshackled,
264-267
2
154 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Mungkin banyak dari Anda yang dikagetkan oleh fakta sejarah yang baru saja
Anda baca. Anda perlu membacanya beberapa kali lagi untuk memantapkan
perubahan pola pikir yang Anda butuhkan. Setelah Anda siap untuk lebih
dikagetkan lagi, maka berikut adalah beberapa statistik yang mencerahkan.
Status Update
Jumlah orang Kristen di seluruh dunia telah meningkat hampir empat kali lipat
dalam seratus tahun terakhir, dari sekitar 600 juta orang pada tahun 1910 menjadi
lebih dari 2,3 milyar pada tahun 2011, yang merupakan 33 persen dari seluruh
populasi dunia.3
Dalam bukunya ‗Mega Shift, Igniting Spiritual Power‘ penulis James Rutz
menunjukkan bahwa ketika Roh Kudus pertama kali dicurahkan atas gereja mulamula, 3000 orang diselamatkan dalam satu hari. Itu hal yang luar biasa. Pada masa
itu, jumlah tersebut adalah jumlah yang besar. Namun hari ini, kurang lebih 3000
orang diselamatkan, di seluruh dunia, setiap 54 menit! Hitung-hitungannya hampir
tidak masuk akal. Rutz menambahkan, hingga tahun 1960 penginjilan
barat/western mengalahkan penginjilan non-western (Latin, kulit hitam dan Asia)
dengan perbandingan 2:1. Tahun 2000, penginjilan non-western telah melampaui
penginjilan western dengan perbandingan 4:1.
Menurut Rutz, jumlah ini didapatkan seringnya melalui acara-acara besar, seperti
kebaktian kebangunan rohani (crusade) yang diadakan Reinhard Bonke di Lagos,
Nigeria pada November 2000. Selama acara yang berlangsung 6 hari 6 malam ini,
hampir 6 juta orang hadir, yang 3,4 juta diantaranya mencatatkan keputusan
mereka mengikut Kristus, hampir 1 juta melakukannya di malam terakhir. Sebuah
elemen penting acara-acara seperti ini adalah adanya gelombang kesembuhan atas
segala jenis kecacatan fisik, sakit dan penyakit lewat kuasa Roh Kudus. Pada acara
yang diadakan Bonke di Nigeria tersebut, 1.000 orang dokter dihadirkan untuk
memeriksa orang-orang yang mengalami kesembuhan dan memastikannya. Bonke
juga mengerahkan 30.000 orang usher dan melatih 200.000 konselor selama enam
bulan untuk menolong orang-orang yang baru menjadi Kristen.
_________________________________
George Weigel, ―Christian Number-Crunching Reveals Impressive Growth‖ (2011), Catholic
Education Resource Center, www.catholiceducation.org/articles/facts/fm0146.htm.
3
155 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Gelombang besar perpindahan keyakinan menjadi orang percaya baru ini bukanlah
merupakan kejadian satu-satunya, namun menjadi kejadian yang semakin sering
terjadi. Beberapa orang bahkan memperkirakan adanya pertambahan 1 milyar
orang percaya dalam waktu sepuluh tahun.
Rutz melanjutkan:
―Dari sudut pandang kita yang berada di Amerika Utara dan Eropa, yang
keanggotaan gereja jalan di tempat, hal ini terdengar bagai fantasi, namun
itulah kenyataannya. Inilah perpindahan besar-besaran (mega shift) dalam
sejarah. Dapatkah Anda pikirkan suatu masa saat lebih semilyar manusia
dengan kerinduan besar ingin mengubah hidup dan keyakinan mereka dalam
satu generasi? Jika melihat dari statistiknya, dengan jelas kita dapat melihat,
jika pertumbuhan perpindahan itu tetap pada tingkat yang sama, semua bangsa
akan mengalami perubahan atau transformasi dalam setiap tingkatan dan
aspeknya.‖ Bahkan, Rutz meramalkan, ―Saat ini kita sedang berada dalam
tahap awal perubahan total planet kita.‖4
Kekristenan hari ini – berbeda dengan seabad lalu – adalah iman global. Berikut
statistik untuk membuktikannya. Sejak tahun 1900, jumlah orang Kristen Amerika
Latin telah meningkat 877 persen. Tiga teratas dari sepuluh negara yang populasi
Kristennya terbanyak terdapat di benua Amerika (Amerika Serikat, Brazil dan
Mexico). Dua di Eropa (Rusia dan Jerman), dua di wilayah Asia-Pasifik (Filipina
dan Cina), dan tiga di wilayah sub-Sahara (Nigeria, Republik Demokratik Kongo
dan Etiopia), yang mencerminkan jangkauan global Kekristenan. 5 Kekristenan
telah menyebar sangat luas, sehingga tidak satu benua atau wilayah pun yang bisa
menyebut diri sebagai pusat Kekristenan global.6
Seabad yang lalu, tidaklah demikian. Tahun 1910, sekira dua per tiga orang Kristen
di dunia hidup di Eropa, yang adalah basis bagian terbesar Kekristenan sepanjang
hampir satu milenium, seperti dikemukakan oleh Center for the Study of Global
Christianity.7
_________________________________
4
James Rutz, Mega Shift, 25–27.
Weigel, ―Christian Number-Crunching Reveals Impressive Growth.‖
6
Global Christianity: A Report on the Size and Distribution of the World‘s Christian Population‖
(Dec. 19, 2011), The Pew Foundation, www.pewforum.org/Christian/Global-Christianity-exec.aspx.
7
Center for the Study of Global Christianity, http://www.gordonconwell.edu/resources/CSGCResources.cfm.
5
156 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Hari ini, sekira seperempat orang Kristen tinggal di Eropa (26 persen), dan lebih
dari sepertiga hidup di Amerika (37 persen); satu dari empat orang yang hidup di
Afrika sub-Sahara adalah Kristen (24 persen) dan satu dari delapan orang yang
hidup di Asia dan Pasifik adalah Kristen (13 persen).8
Afrika, yang hanya memiliki sedikit sekali orang Kristen pada awal abad kedua
puluh, telah menjadi wilayah dengan pertumbuhan jumlah orang Kristen paling
mengagumkan dalam waktu seabad. Populasi Kristen di Afrika sub-Sahara
melonjak dari 9 persen pada tahun 1910 menjadi 63 persen pada tahun 2010, atau
dari 8,5 juta orang menjadi 516 juta orang. Jumlah orang Kristen di Asia-Pasifik
juga meningkat pesat dari 27 juta pada tahun 1910 menjadi 285 juta pada tahun
2010. Yang paling mengagumkan, tahun 1950 Cina hanya memiliki 1 juta orang
percaya, tetapi tahun 1980 menjadi 40 juta, dan tahun 2010 jumlah itu menjadi 75
juta orang.9
Lonjakan pertumbuhan lain yang juga mengagumkan, yang diukur secara tipologis,
terjadi pada golongan Pentakosta dan karismatik – dari 981.000 orang pada tahun
1900 menjadi 612 juta orang pada tahun 2011. Dengan rata-rata 37.000 penganut
baru setiap hari, inilah kelompok Kristen dengan pertumbuhan paling pesat dalam
dua milenium sejarah Kekristenan.10
Tujuan pemaparan statistik ini jelas. ―Masa lalu yang indah‖ itu tidaklah seindah
yang banyak orang bayangkan. Jika kita mengganti lensa romantisme kita agar bisa
melihat apa yang sesungguhnya dulu terjadi, sekaligus melihat apa yang
sesungguhnya sedang terjadi sekarang, maka kita akan dapat melihat jelas bahwa
Kerajaan Allah sedang meluas dengan luar biasa.
Selanjutnya, apa?
Setelah membaca isi buku ini sejauh ini, banyak yang akan bertanya, ―Selanjutnya,
apa?!‖
_________________________________
―Global Christianity…‖
Ibid
10
Weigel, ―Christian Number-Crunching Reveals Impressive Growth.‖
8
9
157 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Itu adalah respon alami ketika seseorang mengetahui Aniaya Besar sudah terjadi di
masa lalu, tidak ada penguasa tunggal dunia yang akan berkuasa dan tidak akan
ada pengangkatan rahasia. Bagi orang-orang yang telah menjadikan akhir zaman
menjadi fokus utama perjalanan Kekristenan mereka, jika mereka sepakat dengan
isi buku ini, teologi mereka akan tergoncang seperti dilanda gempa.
Banyak yang merasa merasa kehilangan banyak ayat-ayat Perjanjian Baru – yang
mereka pikir terkait dengan mereka pribadi – ketika mereka menemukan ayat-ayat
itu adalah nubuat yang telah digenapi dalam sejarah. Pendapat ini adalah pendapat
yang salah. Kita tidak kehilangan 360 nubuat mesianik Perjanjian Lama yang
Yesus genapi dalam Perjanjian Baru; sebaliknya, penggenapan ini membangun
iman dan pengetahuan kita akan Firman. Menyadari Matius 24 telah terjadi tidak
berarti kita kehilangan isi Kitab Suci; tetapi berarti kita bisa menegaskan betapa
luar biasanya nabi Yesus itu! Semua yang dikatakan-Nya akan terjadi dalam
periode satu angkatan (empat puluh tahun) benar-benar terjadi dalam satu angkatan
(empat puluh tahun). Begitu orang-orang mengetahui bahwa tidak ada Aniaya
Besar atau tokoh antikristus di masa depan, harusnya mereka tidak merasa
kehilangan, harusnya mereka bersukacita karena apa yang hilang dari mereka!
Menemukan pandangan optimistis mengenai akhir zaman adalah salah satu bagian
kabar baik yang paling membahagiakan dan mengagumkan yang dapat didengar
orang Kristen modern. Ketidakmampuan menerima kabar ini sebagai kabar baik
seringnya muncul dari hati yang tidak sehat, yang ingin melihat Allah menghujani
lingkungan mereka dengan penghakiman. Banyak yang tidak menerima buku ini
sebagai kabar baik karena mereka, seperti Yakobus dan Yohanes, ingin melihat
pendosa dimusnahkan, namun Yesus pasti berkata, ―Kamu tidak tahu dari roh
mana kamu berasal‖ (Lukas 9:55 New International Version).
Kerajaan dan Gereja
Kendati banyak ayat-ayat yang diajarkan sebagai hal-hal masa depan ternyata
adalah hal-hal yang sudah terjadi di masa lalu, banyak pula ayat-ayat Kitab Suci
yang masih menunggu digenapi. Ayat-ayat ini terbagi atas dua kategori: Kerajaan
Allah dan Gereja.
Saya mendefinisikan Kerajaan Allah sebagai pemerintahan-Nya, dengan kata lain,
158 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
wilayah Sang Raja (King‘s domain = King-dom). Jadi, Kerajaan adalah wilayah
pemerintahan Allah. Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah bertumbuh dan
meluas/mengembang/berekspansi (lihat Matius 13:31-33, Yesaya 9:7), bahwa
pemerintahan Allah terus meningkat dari kemuliaan kepada kemuliaan. Cara utama
Kerajaan itu tumbuh besar adalah lewat perwakilan-perwakilan Allah di dunia,
Gereja-Nya. Yesus menyerahkan kunci-kunci Kerajaan ke tangan Petrus yang
adalah perwakilan Gereja (lihat Matius 16:18-19). Dengan demikian, Gereja di
bumi berfungsi sebagai perwakilan Allah untuk mengembangkan dan memperluas
Kerajaan dan menyaksikan pemerintahan-Nya bertumbuh tanpa berkesudahan –
yang kondisi akhirnya adalah di bumi seperti di Sorga (lihat Matius 6:10).
Setelah kita sudah memahami hal ini, sekarang mari kita bahas beberapa ayat yang
masih menunggu penggenapannya, pertama-tama mengenai Kerajaan lalu
mengenai Gereja.
Kerajaan
Dalam Lukas 19, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan:
Maka Ia berkata: ―Ada seorang bangsawan yang pergi ke sebuah negeri yang
jauh untuk menerima sebuah kerajaan bagi dirinya, dan setelah itu baru
kembali. Dan ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh
mina kepada mereka, katanya: Pergunakanlah ini sampai aku datang [Occupy
till I come]" (Lukas 19:12-13 King James Version).
Yesus adalah bangsawan yang pergi ke negeri yang jauh (Sorga) untuk menerima
Kerajaan untuk diri-Nya. Ketika Yesus pergi, Dia menyerahkan pengelolaan ke
tangan hamba-hamba-Nya (Gereja). Mempergunakan (to occupy) berarti
mengembangkan secara agresif. Hamba-hamba itu mempergunakan sepuluh mina
yang diberikan kepada mereka dan melipatgandakannya. Kita dipanggil untuk
melipatgandakan Kerajaan, memperluas dan mengembangkannya di bumi, menjadi
bagian pertumbuhannya dari kemuliaan kepada kemuliaan. Kita ditugasi untuk
mengembangkan Kerajaan hingga Ia datang kembali, bukan asyik dan disibukkan
oleh kedatangan-Nya. Kerajaan Allah mulai tumbuh saat Yesus datang pertama
kali dan akan terus bertumbuh hingga kembali-Nya (lihat Yesaya 9:7). Seperti
Yesus jelaskan dalam perumpamaan-Nya yang lain:
159 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya:
―Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan
orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih,
tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang
lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang
bersarang pada cabang-cabangnya.‖ Dan Ia menceriterakan perumpamaan
ini juga kepada mereka: ―Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang
diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai khamir seluruhnya‖ (Matius 13:31-33).
Intinya adalah: Kerajaan akan terus bertumbuh hingga kemuliaan-Nya dan
pengenalan akan Dia itu memenuhi seluruh bumi. Sebagaimana dinubuatkan
Yesaya, ―... sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air
laut yang menutupi dasarnya‖ (Yesaya 11:9). Demikian pula Habakuk berkata,
―Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan , seperti
air yang menutupi dasar laut‖ (Habakuk 2:14). Inilah tujuan akhirnya –
pemenuhan seluruh bumi dengan pengenalan dan kemuliaan Allah.
Saat ini, Yesus sedang duduk di takhta, menantikan musuh-musuh-Nya dijadikan
tumpuan kaki-Nya, sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat berikut:
Sesudah Tuhan Yesus selesai berbicara dengan mereka, terangkatlah Ia ke
sorga, dan duduk di sebelah kanan Allah (Markus 16:19 The Living Bible).
Tetapi saat Imam Besar ini telah mempersembahkan hanya satu korban untuk
selama-lamanya karena dosa, Ia duduk di sebelah kanan Allah. Sejak saat itu
Ia menantikan musuh-musuh-Nya dijadikan tumpuan kaki-Nya (Ibrani 10:1213 New International Version).
Kemudian kesudahannya tiba, saat Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah
Bapa setelah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah
meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir
yang dibinasakan ialah maut (1 Korintus 15:24-26).
Yesus telah duduk di sebelah kanan Allah selama dua ribu tahun, menanti,
sementara Gereja-Nya membangun Kerajaan tempat bertakhta bagi-Nya. Tugas
Gereja selama dua ribu tahun terakhir adalah menghancurkan iblis di bawah kaki
160 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
kita – ―Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis
di bawah kakimu‖ (Roma 16:20a) – dan dengan demikian meletakkan semua
musuh Yesus di bawah kaki-Nya. Sebagai delegasi yang memiliki kuasa-Nya,
dengan menghancurkan iblis di bawah kaki kita, kita sedang menaruh musuh-Nya
di bawah kaki-Nya. Dengan kata lain, kita adalah bagian penghancuran progresif
atas kerajaan iblis, yang akan terus berlangsung hingga kematian atau maut, musuh
terakhir, dibinasakan.
Tujuan akhir adalah ―Datanglah Kerajaan-Mu‖ dan ―Jadilah kehendak-Mu di
bumi seperti di sorga‖ (Matius 6:10). Tanda-tanda yang Yesus sebutkan dalam
Matius 24 adalah referensi HANYA kepada peristiwa tahun 70 Masehi; jadi,
tanda-tanda sejati yang kita perlu perhatikan saat ini adalah bukti pertumbuhan
Kerajaan-Nya di bumi.
Gereja
Kitab Suci juga mencatat beberapa nubuat terkait Gereja yang belum digenapi.
Berikut saya menjelaskan tiga aspek ‗destiny‘ Gereja yang harus kita kerjakan dan
kita nantikan – panggilan kita untuk hidup dalam kesatuan/unity, untuk menjadi
tubuh Kristus yang dewasa dan untuk menghasilkan anak-anak Allah.
1. Gereja dalam Kesatuan
Doa Yesus yang terkenal tentang kesatuan Gereja dicatat dalam Yohanes 17:
―Supaya mereka semua menjadi satu, seperti Engkau, Bapa, di dalam Aku
dan Aku di dalam Engkau; dan supaya mereka juga menjadi satu di dalam
Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan
Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan
kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku
di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna
menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan
bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku‖
(Yohanes 17:21-23 New American Standard Bible).
Rasul Paulus juga mengulangi panggilan Yesus untuk menjadi satu dalam
penjelasannya mengenai pelayanan lima jawatan:
161 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus, hingga kita semua telah mencapai kesatuan
iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh,
dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus‖ (Efesus
4:11-13)
Menurut David B. Barret dalam World Christian Encyclopedia, terdapat 33.830
denominasi Kristen di seluruh dunia saat ini.11 Saya bisa katakan kita belum
mencapai ―kesatuan iman.‖
Salah satu penghalang terbesar untuk mencapai kesatuan iman adalah adanya
pemikiran ―kemurtadan hari-hari terakhir.‖ Jika sebuah gereja percaya akan terjadi
suatu kemurtadan besar-besaran, maka gereja itu akan menghindari bekerja sama
dengan gereja lain karena kuatir akan terkontaminasi. Demikian pula, jika sebuah
gereja percaya akan muncul seorang penguasa tunggal dunia yang akan berkuasa
dalam pemerintahan tunggal dunia dan menerapkan satu agama tunggal, maka
seluruh kemajuan menuju kesatuan dipandang sebagai ―tanda akhir zaman.‖
Namun, kita mempunyai dua ayat tentang Gereja berjalan dalam kesatuan. Saya
tidak tahu persis seperti apa nanti bentuknya, namun saya percaya hal ini masih
berada di masa depan kita.
2. Gereja Tumbuh untuk Menyangga Kepala
Terkait dengan mandat untuk bersatu adalah janji bahwa Gereja akan tumbuh
dewasa sebagai tubuh yang sesuai dengan Kristus yang adalah kepala:
―Dan Ia menetapkan sejumlah orang menjadi rasul-rasul, sejumlah orang
menjadi nabi-nabi, sejumlah orang menjadi pemberita-pemberita Injil dan
sejumlah orang menjadi gembala-gembala dan pengajar-pengajar; untuk
memperlengkapi orang-orang kudus, untuk pekerjaan pelayanan, untuk
pembangunan tubuh Kristus: Sampai kita semua mencapai kesatuan dalam
iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, menjadi manusia
sempurna [unto a perfect/complete man], mencapai tingkat kepenuhan
Kristus‖ (Efesus 4:11-13).
_________________________________
11
Barrett, et al., World Christian Encyclopedia, 236.
162 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dalam Perjanjian Baru, tubuh fisik/jasmani digunakan sebagai metafora untuk
menjelaskan hubungan antara Kristus dengan Gereja-Nya. Penulis Perjanjian Baru
menyebut Kristus sebagai kepala dan Gereja sebagai tubuh-Nya. Ayat dari Efesus
di atas menggunakan metafora ini dan menyatakan bahwa rasul-rasul, nabi-nabi,
pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar berjalan
bersama kepada satu tujuan yakni tubuh Kristus menjadi ―manusia sempurna‖ dan
―mencapai tingkat kepenuhan Kristus.‖
Pada dasarnya, ayat ini mengatakan bahwa tubuh Kristus suatu hari akan sepadan
dengan kepala. Yesus tidak akan kembali untuk menolong tubuh yang lemah dan
sakit-sakitan agar sepadan dengan kepala. Tubuh Kristus akan terus bertumbuh dan
mencapai kedewasaan, menjadi semakin sehat dan kuat, sehingga Yesus akan
memiliki tubuh yang mampu menyangga kepala.
3. Gereja Melahirkan Anak-Anak Allah
Istilah ―anak-anak Allah‖ [sons of God] adalah untuk semua orang yang adalah
anak Allah [children of God], baik laki-laki maupun perempuan. Kita adalah anakanak Allah, dan kita mempunyai peranan sangat penting yang harus dilakukan
dalam kaitan dengan ciptaan. Seperti ditulis rasul Paulus:
―Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Seluruh
ciptaan menantikan dengan sangat saatnya anak-anak Allah [sons of God]
dinyatakan. Karena seluruh ciptaan telah ditaklukkan kepada kesia-siaan
[frustation], bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang
telah menaklukkannya, dalam harapan bahwa ciptaan itu sendiri akan
dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan dibawa ke dalam
kemerdekaan penuh kemuliaan anak-anak Allah [children of God]‖ (Roma
8:18-21).
Saat kita menyaksikan gempa bumi, tsunami, tornado, kebakaran hutan, banjir, dan
banyak bencana alam lainnya, saya percaya inilah ayat paling penting untuk
diingat. Daripada langsung bertanya-tanya, ―Dosa apa yang sedang Allah
hakimi?‖ atau ―Apa yang sudah memberi jalan bagi setan untuk membawa
kehancuran ini?‖ atau semata menyimpulkan (dengan keliru) ―Ini pasti tanda
akhir zaman,‖ kita bisa menemukan pengertian yang lebih baik tentang apa yang
terjadi melalui ayat tadi. Bumi ini dan semua ciptaan ditaklukkan atau ditundukkan
kepada kesia-siaan. Roma 8:22 katakan ―seluruh bumi mengerang kesakitan‖
163 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
(New King James Version). Dan anak-anak Allahlah yang dimaksudkan untuk
membawa bumi ke dalam kemerdekaan penuh kemuliaan.
Saya percaya anak-anak Allah akan terus bertumbuh dalam pemahaman yang
semakin besar mengenai identitasnya, yang akan membuat kita hidup dalam
kemerdekaan penuh kemuliaan dalam cara yang belum pernah kita alami
sebelumnya. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan (lihat 2 Korintus
3:17). Suatu hari nanti, hati Gereja akan dipenuhi oleh kemerdekaan yang mulia,
dan itu akan berdampak kepada seluruh bumi!
Poin-Poin Bab 10
 Teologi Sisa-sisa (Remnant theology) tidak berlaku dalam Perjanjian Baru;
sebaliknya, kita memiliki Kerajaan Allah yang akan bertumbuh tanpa
berkesudahan.
 Alkitab mengandung sejumlah janji mengenai Gereja dan Kerajaan yang
masih menunggu penggenapannya.
 Kita harus melipatgandakan Kerajaan hingga Dia datang kembali, bukan
disibukkan dengan kedatangan-Nya.
 Kerajaan akan terus bertumbuh-berkembang hingga pengenalan akan Allah
dan kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi.
 Semua musuh Yesus akan dijadikan tumpuan kaki-Nya sebelum Ia datang
kembali. Gereja mengerjakan hal ini dengan menghancurkan iblis di bawah
kakinya sebagai delegasi/perwakilan yang menerima kuasa-Nya di bumi.
 Tanda akhir zaman yang sejati adalah saat kita melihat Kerajaan-Nya datang
dan kehendak-Nya jadi, di bumi seperti di sorga.
 Kesatuan sejati dalam Gereja adalah janji yang belum digenapi, namun akan
digenapi sebelum kedatangan Kristus.
 Sebelum kembalinya Kristus, Gereja akan tumbuh dewasa menjadi tubuh
yang mampu menyangga kepalanya-Kristus.
 Gereja akan melahirkan anak-anak Allah, yang akan melepaskan
kemerdekaan penuh kemuliaan ke seluruh bumi sebelum Kristus kembali.
164 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Apakah Kerajaan itu akan datang nanti di akhir zaman, atau apakah sudah
hadir di sini sekarang?
2. Apakah hal ini berbeda dengan yang Anda pelajari sebelumnya?
3. Apakah yang dimaksud dengan pengajaran tentang ―sisa-sisa‖? Buah apa
yang Anda lihat dari pengajaran ini?
4. Apakah pengajaran tentang ―sisa-sisa‖ cocok dengan pengajaran tentang
Kerajaan? Mengapa atau mengapa tidak?
5. Apa yang Anda rasakan ketika membaca perkembangan luar biasa
Kerajaan?
165 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 11
Kembalinya Yesus, Kebangkitan Orang Mati,
dan Penghakiman Terakhir
Saya sering sekali menerima pertanyaan ini: ―Jika tidak ada Aniaya Besar di masa
depan dan tidak ada antikristus, apakah Anda percaya Yesus akan kembali?‖
Jawaban saya, tentu saja ya! Yesus akan kembali lagi ke bumi ini suatu hari nanti.
Saya memahami bahwa banyak ayat yang berbicara tentang kedatangan Yesus di
awan-awan adalah mengenai penghancuran Yerusalem tahun 70 Masehi. Namun
ada sejumlah besar ayat juga yang berbicara tentang peristiwa yang terjadi di masa
depan. Kendati saya percaya bagian terbesar nubuat Alkitab telah digenapi, saya
melihat masih ada tiga peristiwa utama yang masih belum digenapi. Saya
menyebutnya ―The Big Three‖ (Tiga Besar): kembalinya Yesus secara fisik ke
bumi, kebangkitan orang mati, dan penghakiman terakhir.
Apa yang Anda baca dalam buku ini berada dalam kesepakatan sepenuhnya –
bukan hanya dengan Kitab Suci – namun juga dengan kredo bersejarah Gereja.
Para pemimpin Gereja mula-mula berkumpul di Nicea tahun 325 Masehi dan
mereka mencapai kesepakatan berupa Kredo Nicea (Nicene Creed). Kita dapat
melihat dalam kredo tersebut bahwa bapa-bapa gereja percaya Yesus akan kembali
secara fisik ke bumi.
Kredo Nicea
Berikut adalah Kredo Nicea selengkapnya:
Aku percaya kepada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta langit dan
bumi, segala yang terlihat dan yang tak terlihat.
Dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah Yang Tunggal, lahir dari
Sang Bapa sebelum ada segala zaman. Allah dari Allah, Terang dari Terang.
Allah Yang Sejati dari Allah Yang Sejati, diperanakkan, bukan dibuat;
sehakekat dengan Sang Bapa yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu
dibuat; yang telah turun dari sorga untuk kita manusia dan untuk keselamatan
166 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
kita; dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anak dara Maria; dan menjadi
manusia; yang disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus;
menderita dan dikuburkan; yang bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan isi
kitab-kitab, dan naik ke sorga; yang duduk di sebelah kanan Sang Bapa dan
akan datang kembali dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup
dan yang mati; yang kerajaan-Nya tidak akan berakhir.
Aku percaya kepada Roh Kudus, yang jadi Tuhan dan Yang menghidupkan,
yang keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak, yang bersama-sama dengan Sang
Bapa dan Sang Anak disembah dan dimuliakan; yang telah berfirman dengan
perantaraan para nabi. Aku percaya satu gereja yang kudus dan am dan rasuli.
Aku mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa. Aku menantikan
kebangkitan orang mati dan kehidupan pada zaman yang akan datang. Amin.1
Kita melihat tiga hal dalam satu kalimat yang tercetak dengan huruf miring: Dia
akan kembali lagi, Dia akan menghakimi, dan penghakiman-Nya akan terjadi atas
orang yang hidup dan yang mati (yang merujuk kepada kebangkitan). Ada tiga hal
yang oleh bapa-bapa gereja tahun 325 Masehi dipercaya sebagai peristiwa masa
depan yang belum digenapi saat ini.
Kembalinya Kristus
Walaupun Yesus menggunakan frasa Ibrani ―datang di atas awan-awan‖ sebagai
gambaran penghakiman dan penghancuran yang Allah datangkan atas Yerusalem
tahun 70 Masehi, Yesus juga bernubuat bahwa Dia akan kembali secara fisik suatu
hari di masa depan. Sebagian besar ayat-ayat Perjanjian Baru tentang kedatangan
Yesus adalah mengenai penghancuran tahun 70 Masehi. Harap diingat bahwa
orang Yahudi tahun 30 Masehi jauh lebih fokus kepada penghancuran Bait Allah
yang akan segera terjadi, akhir persembahan korban, dan penghancuran Kota Suci.
Gagasan Yesus akan kembali secara fisik suatu hari nanti bukanlah fokus utama
mereka. Yang ada di benak Gereja mula-mula adalah bagaimana bertahan dalam
penganiayaan dari orang Yahudi dan menanti-nantikan kedatangan Kristus untuk
menghukum penganiaya mereka.
_________________________________
1
The Nicene Creed,‖ http://www.creeds.net/ancient/nicene.htm.
167 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Namun, beberapa ayat memang berbicara mengenai kembalinya Yesus ke bumi
secara fisik di masa depan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan
awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke
langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih
dekat mereka, dan berkata kepada mereka: ―Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke
sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama
seperti kamu melihat Dia naik ke sorga‖ (Kisah Para Rasul 1:9-11).
Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk
menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya
sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan
kepada mereka, yang menantikan Dia (Ibrani 9:28).
Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia [the
blessed hope] – penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat
kita Yesus Kristus (Titus 2:13).
Pada saat kembalinya Kristus, dua peristiwa berikut ini akan terjadi: kebangkitan
orang mati dan penghakiman terakhir.
Kebangkitan Orang Mati
―Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua
orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang
telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi
mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum‖ (Yohanes 5:2829).
Akan tiba waktunya – suatu hari di masa depan kita – seluruh kuburan akan
dikosongkan dan semua yang mati akan dibagi menjadi dua kelompok: yang baik
dan yang jahat, yang akan hidup kekal dan yang jahat akan dihukum. Hal ini
biasanya disebut sebagai penghakiman terakhir; yang akan saya bahas lebih lanjut
di bagian selanjutnya. Saat ini, perhatikan kebangkitan terjadi lebih dulu baru
168 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
pemisahan. Dalam dua ayat berikut, kita bisa melihat lebih detil apa yang terjadi
atas orang percaya ketika mereka dibangkitkan untuk menjalani proses pemisahan.
―Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui
tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti
orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. ... Sebab pada waktu
tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang
mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit‖ (1 Tesalonika 4:13, 16).
Ketika Tuhan bersuara dan sangkakala-Nya berbunyi, mereka yang mati dalam
Kristus akan lebih dahulu bangkit. Rasul Paulus menjelaskan dengan lebih detil
dalam ayat berikut:
―So will it be with the resurrection of the dead. The body that is sown is
perishable, it is raised imperishable; it is sown in dishonor, it is raised in
glory; it is sown in weakness, it is raised in power; it is sown a natural body, it
is raised a spiritual body. ...
I declare to you, brothers and sisters, that flesh and blood cannot inherit the
kingdom of God, nor does the perishable inherit the imperishable. Listen, I tell
you a mystery: We will not all sleep, but we will all be changed— in a flash, in
the twinkling of an eye, at the last trumpet. For the trumpet will sound, the
dead will be raised imperishable, and we will be changed. For the perishable
must clothe itself with the imperishable, and the mortal with immortality. When
the perishable has been clothed with the imperishable, and the mortal with
immortality, then the saying that is written will come true: ―Death has been
swallowed up in victory.‖
―Where, O death, is your victory? Where, O death, is your sting?‖ (1
Corinthians 15:42-44, 50-55 New International Version).
―Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Tubuh yang
dikuburkan adalah tubuh yang bisa binasa, dibangkitkan sebagai tubuh yang
tidak bisa binasa. Dikuburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam
kemuliaan. Dikuburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang
dikuburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah.
...
Kunyatakan kepadamu, saudara-saudara, bahwa daging dan darah tidak
dapat mewarisi Kerajaan Allah, demikian pula yang binasa tidak dapat
mewarisi yang tidak binasa. Dengarkan, aku akan memberitahumu suatu
169 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
rahasia: kita tidak akan semuanya mati, tetapi kita semuanya akan diubah –
secepat kilat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir.
Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam
keadaan yang tidak dapat binasa, dan kita semua akan diubah. Karena yang
dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat
mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Ketika yang dapat binasa
ini sudah mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini sudah
mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang
tertulis: ―Maut telah ditelan dalam kemenangan.‖
―Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?‖ (1
Korintus 15:42-44, 50-55).
Orang percaya akan menjadi immortal (tidak dapat mati), dan kita akan memiliki
tubuh yang tidak dapat binasa. Hal ini sama dengan yang terjadi pada Yesus di
Gunung Transfigurasi atau setelah kebangkitan-Nya. Orang yang mati dalam
Kristus akan diubah dalam sekejap mata (sangat cepat). Kematian akan ditelan
oleh kemenangan.
Sekarang kita lihat peristiwa ketiga dalam Tiga Besar.
Penghakiman Terakhir
Banyak ayat Perjanjian Baru yang mengajarkan dengan jelas penghakiman
terakhir, termasuk kata-kata Yesus ini:
―Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia
adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya
akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup
yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk
dihukum‖ (Yohanes 5:27-29).
Di sini kita dapat melihat kepada Yesus telah diberikan kuasa untuk menghakimi.
Paulus mengkonfirmasi hal ini dalam ucapannya kepada orang-orang Athena:
―Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil
akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia
memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan
170 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
membangkitkan Dia dari antara orang mati.‖ Ketika mereka mendengar
tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain
berkata: ―Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu‖
(Kisah Para Rasul 17:31-32).
Ini adalah peneguhan bahwa Yesus akan menjadi Hakim, namun juga terdapat
suatu bukti bahwa Yesus adalah Allah yakni fakta Dia dibangkitkan dari
kematian. Penghakiman terakhir ini akan terjadi ketika Yesus datang dalam
kemuliaan-Nya:
―Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta
kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia
akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala
memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di
sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. ... Dan mereka
ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam
hidup yang kekal‖ (Matius 25:31-33, 46).
Kedatangan Yesus dalam kemuliaan-Nya berbeda dengan idiom Ibrani ―datang di
awan-awan,‖ yang merujuk kepada penghancuran suatu bangsa atau kota. Saat
Yesus datang dalam kemuliaan-Nya, Ia akan datang sebagai Hakim di takhta,
membawa penghakiman terakhir.
Penting juga dicatat bahwa kedatangan Yesus dalam Matius 25 tidak untuk
menghakimi bangsa. Frasa ―semua bangsa‖ mengindikasikan bahwa semua orang
akan dikumpulkan di hadapan-Nya, tetapi Hakim akan memisahkan seorang demi
seorang. Ada orang yang telah menciptakan doktrin aneh dengan mengatakan
Allah akan memisahkan ―bangsa domba dan kambing,‖ tetapi tidak demikian
disebutkan dalam Kitab Suci. Pemisahan ini adalah pemisahan individu.
Individulah yang diperhitungkan di mata Allah, bukan bangsa. Jika kita membaca
Matius 25 dengan teliti, kita akan melihat bahwa bangsa domba dan bangsa
kambing tidak disebutkan dalam bacaan ini. Berikut adalah lima pemikiran
mengenai pengajaran bangsa domba dan kambing:
1. Ya, adalah amanat bagi kita untuk memuridkan bangsa-bangsa (Matius
28:19).
2. Ya, amanat itu akan terlaksana dan berhasil (lihat Wahyu 11:15).
171 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
3. Tidak, bangsa Kristen bukan berarti ―bangsa domba.‖ Matius 25
menggunakan kata ―ethnos‖ dalam menyebutkan bangsa. Artinya domba dan
kambing adalah pembagian atas individu-individu dari seluruh etnisitas,
bukan pembagian berdasarkan kebangsaan/kewarganegaraan.
4. Ya, kita berdoa agar diberikan bangsa-bangsa (lihat Mazmur 2:8). Namun
bangsa-bangsa dalam ayat ini memiliki akar kata yang sama seperti
etnisitas. Allah tidak mencari negara domba, Dia mencari etnis apapun
untuk dimuridkan sehingga Kerajaan-Nya penuh dengan ―domba.‖
5. Pasti ada yang bertanya kepada saya, ―Mengapa hal ini penting? Toh tidak
ada bedanya?‖ Karena itulah hal ini penting. Selama bertahun-tahun, saya
telah mendengar pengajar-pengajar ―kenabian‖ mengatakan negara kita
(Amerika Serikat) adalah ―bangsa domba,‖ mengingatkan kita agar tetap
dalam jalur, sebab jika tidak kita akan menjadi ―bangsa kambing.‖ Kata-kata
ini membuat saya berpikir tentang implikasi pengajaran ini:
 Bagaimana bisa sebuah bangsa disebut ―bangsa kambing‖? Apakah yang
51 persen penduduknya bukan Kristen?
 Bagaimana jika 51 persen populasi adalah orang Kristen? Apakah
artinya itu kita bangsa domba?
 Denominasi apa yang termasuk 51 persen itu, agar kita tergolong bangsa
domba?
 Bagaimana jika Anda adalah domba yang tinggal di negara kambing?
Apa yang akan terjadi pada Anda pada hari penghakiman?
 Jika saya adalah orang Kristen yang tinggal di negara kambing pada hari
penghakiman, akankah Allah mengirim saya ke neraka? (Tentu saja,
saya berasumsi bahwa tidak satupun pengajar-pengajar ini yang
mengatakan demikian, tetapi jika penghakiman terakhir dilakukan
berdasarkan bangsa – bukan individu – lalu mengapa ada
ketidaksepahaman satu sama lain?)
 Jika
penghakiman
terakhir
didasarkan
kepada
kebangsaan/kewarganegaraan, tidakkah sebaiknya saya memiliki
kewarganegaraan ganda, sebagai persiapan menjelang judi ―roulette‖
domba atau kambing yang akan Allah lakukan pada hari penghakiman?
Kesimpulan yang saya dapat mengenai pengajaran bangsa domba dan kambing
adalah Allah tidak menghiraukan batas-batas negara. Perjanjian-Nya yang baru
(lihat Ibrani 8) tidak ada hubungannya dengan bangsa/negara, demikian pula
penghakiman terakhir. Pada penghakiman terakhir setiap orang akan berdiri di
172 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
hadapan Allah sebagai individu, tidak peduli di negara mana kita tinggal. Tentu
saja, niat baik pengajaran tentang bangsa/negara domba dan kambing adalah
bahwa kita dipanggil untuk memuridkan semua bangsa, yang dengannya saya
setuju.
Kita bisa menemukan penegasan lebih jauh bahwa penghakiman terakhir adalah
atas individu (bukan atas bangsa) dalam bacaan berikut:
―Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu
permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masingmasing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab
ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang
akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia
akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian,
tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api‖ (1 Korintus
3:12-15).
Penghakiman terakhir akan memisahkan orang benar dari orang jahat, dan orang
jahat akan menerima hukuman mereka. Orang benar juga akan menerima sesuatu,
yakni upah (reward), yang bervariasi. Orang Kristen biasanya segan
membicarakan upah, namun Yesus dan Gereja mula-mula tidak. Dalam bacaan di
atas, Paulus berbicaratentang pemberian upah kepada orang Kristen pada saat
penghakiman terakhir. Bahkan, menurut Paulus, hal pemberian upah ini harusnya
senantiasa kita ingat.
Pada penghakiman terakhir, seluruh umat manusia akan dibangkitkan dan berdiri
di hadapan takhta Allah. Lalu setiap orang akan melewati proses pemilahanpemisahan, benar atau jahat, domba atau kambing. Domba yang benar akan
melewati penilaian selanjutnya, untuk menentukan upah yang layak mereka terima.
Digambarkan setiap orang memiliki tumpukan kayu, rumput kering dan jerami;
dengan emas, perak dan batu permata tercampur di dalamnya. Saya
membayangkan setiap orang percaya akan berdiri dengan sebuah tumpukan, yang
menggambarkan kehidupan orang yang bersangkutan; lalu seorang pelari datang
membawa obor dan menyalakan api atas tumpukan masing-masing orang. Ketika
tumpukan itu terbakar, semua waktu yang disia-siakan dalam hidup seseorang akan
terbakar seperti kayu, rumput kering dan jerami. Api kemudian padam, tumpukan
itu terbakar seluruhnya dan yang tersisa adalah tumpukan kecil abu. Di antara abu
itu ada emas, perak dan batu permata. Itu melambangkan upahnya.
173 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Ada yang mengajarkan setiap perilaku dosa dalam hidup orang Kristen akan
diputar layaknya film dalam sebuah layar raksasa di Sorga sehingga semua
penghuninya bisa menyaksikan; lalu Allah akan mengampuni orang Kristen itu,
kemudian memperbolehkannya masuk sorga. Pengajaran seperti ini adalah
pengajaran yang jahat dan bodoh yang menggunakan rasa malu untuk mencegah
orang Kristen berbuat dosa. Menurut Alkitab, Allah telah mengampuni kita dan
memilih tidak mengingat-ingat lagi pelanggaran kita (lihat Ibrani 8:12; 10:17).
Gagasan ini muncul dari era kegelapan, bukan dari Alkitab. Akan ada
penghakiman atas orang Kristen, tetapi bukan untuk membuat malu dan
mendatangkan rasa bersalah atas dosa, yang sudah diampuni dan tidak diingatingat lagi oleh Allah. Satu-satunya alasan melakukan penghakiman atas orang
Kristen adalah untuk membagikan upah yang beragam.
―Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan
datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan
Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap
orang akan menerima pujian dari Allah‖ (1 Korintus 4:5).
Penghakiman atas orang Kristen bukanlah masalah keselamatan; tetapi masalah
seberapa besar atau kecil upah yang diterima oleh seorang Kristen. Seperti Paulus
tuliskan di bagian lain,
―Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau
mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus
menghadap takhta pengadilan Allah. ... Demikianlah setiap orang di antara
kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada
Allah‖ (Roma 14:10, 12).
Sekali lagi, pertanggungjawaban itu adalah mengenai upah, bukan mengenai rasa
malu dan penghukuman. Kendati akan ada orang Kristen yang mendapat hanya
sedikit pujian saat berdiri di depan takhta Allah, hal itu bukanlah tentang rasa malu
dan penghukuman. Tentu saja, akan lebih baik menjalani kehidupan yang akan
mendapat upah dari Allah berupa emas, perak dan batu permata ketimbang
kehidupan yang akan hangus terbakar tanpa menyisakan apapun kecuali tumpukan
abu.
Saat berpikir mengenai penghakiman terakhir, ayat ini yang terlintas di benak
banyak orang:
174 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
―Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar [great white throne] dan Dia
yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak
ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil,
berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah
kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut
perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut
dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan
mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan
kerajaan maut [Hades] dilemparkanlah ke dalam lautan api. Lautan api itulah
kematian yang kedua. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis
di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu‖ (Wahyu
20:11-15).
Ayat-ayat ini adalah bacaan yang sangat deskriptif dan memberikan detil gambaran
penghakiman, yang pada dasarnya merangkum ayat-ayat yang kita bahas
sebelumnya. Singkatnya, suatu hari Yesus akan kembali dalam kemuliaan bersama
malaikat-malaikat-Nya dan membawa penghakiman berdasarkan tertulis atau
tidaknya nama seseorang di dalam buku kehidupan Anak Domba. Orang yang
namanya tidak ada dalam kitab kehidupan akan dilemparkan ke dalam lautan api.
Orang yang namanya ada dalam kitab kehidupan akan melihat kehidupannya diuji
dengan api entahkan itu kayu, jerami dan rumput kering, atau emas, perak dan batu
permata. Lalu setiap orang Kristen akan menerima upah dari Allah. Hal inilah yang
akan terjadi di masa depan yang menggerakkan bagaimana seharusnya kita
memilih seperti apa kita hidup.
Poin-Poin Bab 11
 Terdapat tiga peristiwa besar yang belum digenapi: kembalinya Yesus secara
fisik, kebangkitan orang mati, dan penghakiman terakhir.
 Di masa yang akan datang, saat Kristus kembali, semua orang mati akan
dibangkitkan untuk dihakimi. Setelah kebangkitan mereka, orang-orang
yang benar dan jahat akan dipisahkan.
 Saat kebangkitan orang mati terjadi, orang percaya akan menerima tubuh
yang tidak akan binasa.
175 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
 Yesus akan menjadi hakim dalam penghakiman yang terakhir dan Dia akan
menghakimi individu demi individu, bukan bangsa demi bangsa.
 Saat penghakiman terakhir, orang jahat (yang tidak percaya) akan menerima
penghukuman sedangkan orang benar (orang Kristen) akan menerima upah.
 Orang Kristen akan diberi upah sesuai dengan bagaimana mereka menjalani
hidupnya dalam Kerajaan. Namun, Allah mengampuni semua orang yang
bertobat, bahkan orang-orang yang menerima upah kecil atau tidak
menerima upah sama sekali. Tujuan-Nya melakukan ini bukanlah untuk
mempermalukan atau menghukum, dan dosa-dosa kita tidak akan
dipertontonkan di layar raksasa yang bisa disaksikan semua orang.
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Apakah Alkitab mengajarkan kembalinya Yesus di masa depan?
2. Apakah sejarah Gereja menegaskan hal ini? Apakah Jonathan Welton
menegaskan hal ini?
3. Saat Yesus kembali, dua peristiwa apa lagi yang terjadi?
4. Pernahkah Anda mendengar pengajaran tentang bangsa domba dan bangsa
kambing?
5. Apakah Anda memahami domba dan kambing adalah individu? Mana yang
masuk akal dan mengapa?
176 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 12
Pengangkatan
Dulu saya pernah menjadi konselor pada perkemahan musim panas para pria
Kristen. Lelucon terbesar sepanjang masa di perkemahan itu adalah tahun saat
kami ―mengangkat" semua orang! Kami para staf telah merencanakan dan
mengatur bahwa jika ketua perkemahan meninggalkan bumi perkemahan untuk
waktu cukup lama, para konselor akan mengajak para peserta bersembunyi di
pepohonan dan menyiapkan lelucon pengangkatan.
Ketika ketua perkemahan kembali, dia melihat pakaian yang berserakan di
lapangan sepak bola, celana renang yang mengambang di kolam renang, beberapa
peserta yang duduk di rerumputan, ―menangisi‖ rekan-rekannya yang menghilang
dalam pengangkatan, dan seterusnya. Walaupun pasti akan sangat seru, tetapi kami
tidak berhasil melakukannya lagi selama enam musim panas selama saya menjadi
staf. Setiap musim panas ide itu muncul lagi, namun tidak pernah terlaksana.
Pada saat yang bersamaan saya mulai belajar tentang sejarah pandangan modern
terhadap pengangkatan. Saya belajar bahwa seluruh konsep pengangkatan, seperti
yang umum diajarkan, tidak dapat ditemukan dalam sejarah Gereja sebelum tahun
1800-an dan berasal dari beberapa ayat Kitab Suci yang sangat disalahpahami.
Pengangkatan
Konsep pengangkatan adalah tentang suatu hari nanti di masa depan, Yesus akan
mengangkat secara diam-diam para pengikut-Nya ke sorga. Peristiwa ini diikuti
oleh munculnya antikristus, yang akan menguasai seluruh dunia. Antikristus akan
memerintah dari Kekaisaran Romawi yang didirikan kembali dan duduk di takhta
di dalam Bait Allah yang dibangun kembali di Yerusalem (sebagian orang
berpandangan pengangkatan akan terjadi pada pertengahan masa tujuh tahun
pemerintahan antikristus).
Lalu Allah akan mencurahkan murka-Nya atas orang-orang durhaka, yang
berpuncak pada apa yang disebut perang Harmagedon. Intinya, tidak satupun
pengajaran ini diajarkan secara luas sebelum 1830-an.
177 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Terdapat empat bacaan Kitab Suci yang sering digunakan untuk mengajarkan
konsep pengangkatan. Saya akan membahasnya satu per satu.
1. 1 Tesalonika 4:13-18
―Saudara-saudara, kami tidak ingin kamu tidak mengetahui tentang mereka
yang meninggal [sleep in death], supaya kamu jangan berdukacita seperti
orang-orang lain, yang tidak mempunyai pengharapan. Jika kita percaya
bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa
Allah akan mengumpulkan bersama Yesus mereka yang telah meninggal dalam
Dia. Sesuai dengan firman Tuhan, kami memberitahu kamu bahwa kita yang
hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, tidak akan mendahului
mereka yang telah meninggal. Sebab Tuhan sendiri akan turun dari sorga,
dengan suara yang keras, dengan seruan penghulu malaikat dan bunyi
sangkakala Allah, dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu
bangkit. Sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal, akan diangkat
bersama-sama dengan mereka di dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.
Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena
itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini‖ (1
Tesalonika 4:13-18 New International Version).
Gereja Tesalonika adalah gereja yang bertahan di bawah penganiayaan hebat. Kita
dapat mengetahuinya dari kata-kata pemberi semangat yang Paulus kirimkan
kepada mereka: ―Sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah
tentang ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan
yang kamu derita‖ (2 Tesalonika 1:4). Karena aniaya ini, banyak anggota jemaat
yang menemui ajal. Inilah konteks Paulus menulis Surat Satu Tesalonika. Paulus
tidak sedang memberi petunjuk tersembunyi tentang datangnya masa Aniaya Besar
di bawah seorang penguasa tunggal dunia bernama antikristus – yang harus
dihindari – dan bahwa Allah akan mengangkat orang Kristen dua ribu tahun
setelah dia menulis surat ini. Sebaliknya, Paulus menunjukkan dengan jelas bahwa
yang dia tuliskan adalah kata-kata penghiburan dan kelegaan, bagi pembacanya di
abad pertama, menyangkut apa yang akan terjadi pada orang-orang yang telah
meninggal. Inilah konteks ayat 13: ―Aku tidak ingin kamu tidak mengetahui,
saudara-saudara, tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan
berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.‖
178 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dalam ayat selanjutnya, kita melihat bahwa orang yang sudah meninggal akan
dibangkitkan sebagaimana Yesus dibangkitkan:
―Jika kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita
percaya juga bahwa Allah akan mengumpulkan bersama Yesus mereka yang
telah meninggal dalam Dia. Sesuai dengan firman Tuhan, kami memberitahu
kamu bahwa kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan,
tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal‖ (1 Tesalonika 4:14-15
New International Version).
Paulus melanjutkan dengan menyemangati pembacanya agar tidak berdukacita atas
orang-orang yang telah meninggal, dengan mengatakan bahwa orang-orang itu
akan dibangkitkan dan diubah bahkan sebelum yang masih hidup! ―Sebab Tuhan
sendiri akan turun dari sorga, dengan seruan yang nyaring, dengan suara
penghulu malaikat dan sangkakala Allah. Dan orang yang mati dalam Kristus
akan bangkit 1 lebih dahulu‖ (1 Tesalonika 4:16 New King James Version).
Sebelum munculnya doktrin pengangkatan tahun 1830-an, seluruh komentator
yang karyanya dipublikasikan menafsirkan 1 Tesalonika 4:13-18 sebagai
penggambaran kebangkitan. Sebagai contoh, commentary Matthew Henry atas
ayat-ayat ini, yang ditulis tahun 1721, mengatakan:
―Mereka akan dibangkitkan dari antara orang mati, dan dibangunkan dari tidur
mereka, karena Tuhan akan membawa mereka bersama-Nya, ayat 14. Lalu
mereka akan bersama dengan Allah, dan keadaan mereka di akan lebih baik
daripada keadaan mereka di sini; dan ketika Tuhan datang Dia akan membawa
mereka bersama-Nya. Doktrin kebangkitan dan kedatangan Kristus yang kedua
adalah anti-racun yang kuat melawan segala rasa takut mati dan kesedihan
yang berlebihan karena kematian saudara-saudara Kristen kita ...‖2
Matthew Henry, bersama hampir seluruh komentator sebelum John Darby
(pencetus doktrin pengangkatan modern3), melihat maksud yang jelas dari bacaan
ini yakni merujuk kepada kebangkitan orang mati pada kedatangan akhir Kristus,
bukan pengangkatan diam-diam tujuh tahun sebelum kebangkitan.
_________________________________
Dalam bagian Kitab Suci ini, kata yang diterjemahkan menjadi ―rise‖ (kenaikan) adalah kata yang sama
dalam bahasa Yunani yang sering diterjemahkan ―be resurrected‖ (dibangkitkan).
2
Henry, 1 Tesalonika 4.
3
Lampiran 4 menyediakan detail lebih mendalam pada pengembangan eskatologi futuris ala Darby.
1
179 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kebangkitan yang sama inilah yang disebutkan Paulus dalam 1 Korintus 15:51-54:
―Dengarlah, aku mengatakan kepadamu suatu rahasia: Kita tidak akan
semuanya mati, tetapi kita semuanya akan diubah – dalam sesaat, dalam
sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan
berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak
dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus
mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus
mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini
mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan
yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: ―Maut
telah ditelan dalam kemenangan‖(1 Korintus 15:51-54).
Satu Tesalonika 4:17-18 adalah dua ayat yang paling sering dikutip saat berbicara
tentang konsep pengangkatan:
―Sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal, akan diangkat bersama-sama
dengan mereka di dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah
kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu
hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini‖ (New
International Version).
Namun, konteks bacaan ini tidak berubah. Paulus masih dalam koridor memberi
penghiburan dan semangat kepada gereja abad pertama yang menderita
penganiayaan. Dia masih dalam koridor memberitahu jemaat Tesalonika apa yang
terjadi dengan saudara dan sahabat mereka yang sudah meninggal; Paulus tidak
sedang secara mendadak menceritakan pengangkatan rahasia yang akan terjadi dua
ribu tahun kemudian. Jelas sekali Paulus sedang berbicara mengenai kebangkitan
dan bagaimana kita semua akan berada bersama-sama Tuhan, lalu semua kitab
akan dibuka untuk penghakiman terakhir.
Komentator terkenal Adam Clark memberikan rangkuman yang jelas mengenai
ayat-ayat yang ditulis bagi jemaat Tesalonika ini:
Tuhan sendiri – yaitu Yesus Kristus akan turun dari sorga; turun dengan cara
Dia naik disaksikan murid-murid-Nya, yakni dalam bentuk manusia, namun
dengan jauh lebih penuh kemuliaan; beribu-ribu akan melayani-Nya, dan
berpuluh-puluh ribu akan berdiri di hadapan-Nya; karena Anak Manusia akan
datang bersama takhta kemuliaan-Nya; tetapi siapakah yang akan bertahan
pada hari kedatangan-Nya, atau berdiri saat Dia memunculkan diri-Nya?
180 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dengan seruan yang nyaring – atau perintah/aba-aba yang keras, εν
κελευσματι, bunyinya mungkin demikian: ―Bangkitlah, wahai kamu yang
tertidur, marilah kepada penghakiman‖; seruan yang diserukan oleh penghulu
malaikat, yang akan sekaligus meniup sangkakala Allah, yang mengguntur dan
menggelegar, seperti suara sangkakala saat di Gunung Sinai, semakin nyaring
dan semakin nyaring, hingga menggoncangkan langit dan bumi!
Perhatikan urutan peristiwa hari yang mulia ini:
1. Yesus, dalam segala keagungan dan kemuliaan-Nya yang kekal, akan turun
dari sorga ke area yang oleh rasul Paulus disebut ―di angkasa‖ suatu lokasi
dalam atmosfir bumi.
2. Lalu κελευσμα, seruan atau perintah, akan diserukan untuk membangunkan
orang yang mati.
3. Lalu penghulu malaikat, sebagai pewarta Kristus, akan mengulangi perintah
itu, ―Bangkitlah, wahai kamu yang tertidur, marilah kepada penghakiman!‖
4. Saat semua yang sudah mati dalam Kristus akan dibangkitkan, lalu
sangkakala akan dibunyikan, sebagai tanda bagi mereka untuk berkumpul di
hadapan takhta Kristus. Dengan suara sangkakala seperti inilah dulu seluruh
jemaat dengan khusyuk, di bawah hukum Taurat, mengadakan perkumpulan;
pertemuan yang menjadi bayangan apa yang terjadi kemudian dalam
peristiwa ini.
5. Saat orang yang mati dalam Kristus dibangkitkan, tubuh mereka yang rusak
diubah menjadi tubuh kemuliaan seperti tubuh-Nya, lalu
6. Orang-orang yang masih hidup diubah, dan dijadikan tidak dapat binasa.
7. Orang-orang ini akan diangkat bersama dengan orang-orang mati yang telah
dibangkitkan untuk bertemu Tuhan di angkasa.
8. Dengan demikian penghakiman kini dilaksanakan, kitab-kitab dibuka, dan
orang-orang dihakimi berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab itu.
9. Status kekal orang yang hidup dan yang mati ditentukan, lalu semua orang
yang ditemukan telah memiliki perjanjian dengan Anak Domba karena
korban-Nya dan yang telah membasuh jubah mereka dalam darah Anak
Domba, akan dibawa ke dalam kemuliaan-Nya dan selamanya bersama
Tuhan. Sungguh suatu kemuliaan luar biasa yang tak terkatakan yang
nantinya akan diperlihatkan! Di sini saya menahan diri untuk menyebut
deskripsi-deskripsi yang digunakan oleh orang-orang bergaya puitis untuk
menggambarkan penglihatan yang dahsyat ini, karena saya tidak dapat
mengandalkan akurasinya; dan itu adalah suatu tema (atau pokok bahasan)
181 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
yang sepatutnya kita bicarakan dan renungkan – dalam makna yang –
semirip mungkin dengan kata-kata Kitab Suci.4
Dari penjelasan ini, kita dapat melihat jelas bahwa tidak ada yang namanya
pengangkatan sebelum masa aniaya besar (pre-tribulation rapture) dalam Surat
1 Tesalonika 4, yang ada adalah penggambaran kebangkitan orang mati sebelum
penghakiman terakhir.
2. Matius 24:40-41
―Jika ada dua orang di ladang: yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan. Jika ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan:
yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan‖ (Matius 24:40-41
New King James Version).
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ayat-ayat ini merujuk kepada
pembunuhan secara acak yang dilakukan prajurit-prajurit Romawi saat
pengepungan dan penaklukan Yerusalem tahun 70 Masehi. Prajurit-prajurit
Romawi itu akan menebas tubuh yang seorang petani menjadi dua bagian,
sementara petani yang satu lagi menyaksikan dengan penuh ketakutan; inilah
penggenapan mengerikan Matius 24:40-41.
3. Wahyu 4:1
―Setelah semua hal itu aku melihat, dan lihatlah, sebuah pintu terbuka di
sorga. Dan suara pertama yang bagiku terdengar seperti bunyi sangkakala
berbicara kepadaku, katanya: ―Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan
kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini‖ (Wahyu 4:1 New King James
Version).
Ayat ini bukanlah sebuah metafora. Tetapi sebuah catatan peristiwa.
_________________________________
4
Clarke, 1 Tesalonika 4.
182 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Yohanes tidak sedang memberitahu pembacanya bahwa mereka akan diangkat ke
hadapan takhta, tetapi menceritakan bahwa dia telah diangkat! Yohanes tidak
sedang berbicara tentang pengangkatan. Banyak yang mengatakan Yohanes sedang
berbicara tentang pengangkatan karena Gereja tidak disebutkan lagi dalam Wahyu
4-19.
Gary DeMar berhasil mematahkan argumen basi yang mengatakan Gereja
mengalami pengangkatan dalam Wahyu 4:1 karena kata ―gereja‖ tidak muncul lagi
dalam Wahyu pasal 4-19. Gary menunjukkan bahwa kata ―orang kudus‖ muncul
sebelas kali dalam Wahyu 4-19 (lihat Wahyu 5:8; 8:3-4; 11:18; 13:7, 10; 14:12;
16:6; 17:6; 18:24; 19:8) dan kemudian dia mematahkan penafsiran ini dengan
menerapkannya kepada bagian Perjanjian Baru lainnya:
―Mari kita terapkan logika hermeneutika [Hal] Lindsey ke ayat-ayat lainnya.
Kata gereja (church dan churches) muncul hanya dua kali dalam Kitab Ibrani
(12:23) dan dua kali dalam Kitab Dua Korintus (1:1 dan 2:14). Kata gereja juga
tidak muncul dalam Kitab Markus, Lukas, Yohanes, 2 Timotius, Titus, 1
Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, atau Yudas, dan tidak disebutkan
hingga Roma pasal 16. Kecuali kita ingin membuang sebagian besar Perjanjian
Baru ke tong sampah irelevansi, kita tidak bisa menganggap dicantumkan atau
tidaknya istilah ―gereja‖ sebagai kriteria untuk menentukan penerapan suatu
ayat bagi orang-orang kudus pada zaman ini.‖5
Bahkan, John Walvoord, seorang pengajar yang getol sekali mengajarkan
pengangkatan rahasia Gereja pra-aniaya besar, menulis demikian mengenai Wahyu
4:1:
―Tampak jelas bahwa yang Yohanes maksudkan bukanlah tentang
pengangkatan gereja, karena Yohanes juga tidak benar-benar diangkat; dia
masih berada dalam tubuh jasmaninya di Pulau Patmos. Dia diangkat atau
dibawa ke alam sorgawi hanya untuk sementara. Kendati tidak ada alasan yang
sah mengaitkan pengangkatan dengan ungkapan ini, kelihatannya memang ada
penyajian yang khas mengenai urut-urutan peristiwa, yaitu pertama-tama
zaman gereja, lalu pengangkatan, kemudian gereja di surga.6
_________________________________
5
6
DeMar, Last Days Madness, 218
Walvoord, The Revelation of Jesus Christ, 103.
183 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
4. Wahyu 12:5
―Ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan memerintah semua bangsa
dengan gada besi. Dan Anaknya itu diangkat kepada Allah dan ke takhta-Nya‖
(Wahyu 12:5 New King James Version).
Konteks ayat ini adalah kebangkitan Kristus, bukan pengangkatan Gereja. Kata
―Anak‖ ditulis dengan huruf kapital karena merujuk kepada Kristus. Dan memang
Dialah yang memerintah semua bangsa dengan gada besi (Mazmur 110). Dialah
yang naik kepada Allah dan duduk di takhta-Nya di sorga. Ayat ini bukan rujukan
pengangkatan rahasia Gereja.
Bertemu di Udara
Setelah kita membahas ayat-ayat yang selama ini dipakai untuk mengajarkan
konsep pengangkatan, saya ingin membahas topik ini lewat sudut pandang lain.
Satu Tesalonika 4:17 mengatakan kita akan menyongsong Tuhan ―di angkasa.‖
Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan, ―Apa yang dimaksud dengan angkasa?‖
Akar kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai angkasa adalah udara
yang mengelilingi kita di bumi ini. Banyak yang menganggap kata ini berarti kita
akan bertemu dengan Tuhan di langit, tetapi udara akan semakin tipis dengan
bertambahnya ketinggian. Sehingga lebih masuk akal jika kita akan menyongsong
dengan Dia di sini, di atmosfir bumi.
Dalam bacaan di Tesalonika dikatakan kita akan menyongsong Tuhan
(meet=bertemu, berjumpa, terjemahan New International Version); akar kata
Yunani yang sebagai menyongsong/bertemu digunakan beberapa kali dalam
Perjanjian Baru. Setiap penyebutan selalu bermakna menyambut (welcoming)
seseorang, khususnya seperti menyambut kedatangan raja atau pembesar. Kita
akan menyambut Raja Yesus saat Dia kembali ke bumi.
Bacaan ini (1 Tesalonika 4:17) juga berbicara tentang ―diangkat.‖ Kitab Suci
mengajarkan bahwa Yesus sudah dibangkitkan dan menerima tubuh kemuliaan.
Saya berpendapat bahwa ini berarti jika saya ―diangkat‖ itu akan seperti saya dan
Yesus sedang berlomba lari, Dia sudah berlari dua puluh mil, saya baru berlari dua
184 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
mil. Jika Yesus berhenti dan menunggu saya, maka saat saya berlari delapan belas
mil sisanya, saya akan ―diangkat.‖
Seperti kata Rasul Yohanes, ―... Kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia‖ (1 Yohanes 3:2). Kita belum
dibangkitkan dan menerima tubuh kemuliaan; saat ini, ada kesenjangan yang besar
antara Yesus dan kita. Kita harus ―diangkat!‖ supaya Kristus menjadi pasangan
yang seimbang dengan Pengantin-Nya, yakni Gereja (lihat 2 Korintus 6:14-16).
Saat Dia menyatakan diri-Nya, kita akan ―diangkat‖ menjadi serupa dengan Dia
dalam sekejap mata (1 Korintus 15:52). Singkatnya, saat Yesus kembali ke bumi,
kita akan bertemu (menyongsong, menyambut) Dia di angkasa (atmosfir) sekaligus
akan akan diangkat (diberi tubuh kemuliaan serupa Dia). Secara teknis, saya
percaya akan ada pengangkatan Gereja, yaitu suatu hari di masa depan saat kita
semua diubah dalam sekejap mata. Saat itulah kita akan menerima tubuh
kemuliaan kita. Tetapi saya tidak mempercayai pengangkatan seperti yang umum
diajarkan saat ini.
Terakhir, penting untuk dicatat bahwa pemimpin-pemimpin yang mengajarkan
doktrin pengangkatan rahasia telah mengakui bahwa mereka tidak memiliki dasar
alkitabiah untuk menopang doktrin mereka. Contohnya:
―Satu keberatan terhadap pengangkatan pra-aniaya besar (pre-trib rapture)
adalah tidak ada ayat Kitab Suci yang mengajarkan dua bagian KedatanganNya yang Kedua dipisahkan oleh Aniaya Besar. Ini benar. Tetapi, juga tidak
ada ayat yang mengajarkan pengangkatan pasca-aniaya (post-trib) atau
pengangkatan di tengah-tengah masa aniaya (mid-trib).‖
– Timothy LaHaye7
[Doktrin pengangkatan] Sangat langka ditemukan dalam suatu buku atau khotbah
selama periode 1600 tahun! Jika ada yang meragukan hal ini, maka biarlah dia
mencarinya. . .komentar bapa-bapa gereja, baik sebelum dan sesudah Kredo Nicea,
kesepakatan teologis antara orang-orang kudus terpelajar, para penulis Roma
Katolik dari semua mahzab pemikiran, literatur Reformasi, khotbah dan eksposisi
kaum Puritan, dan karya-karya teologis abad ini.
_________________________________
7
LaHaye, 69.
185 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dia akan menemukan ―rahasia‖ yang menyolok dari ketiadaannya.
-H. A. Ironside8
Hingga Darbyisme tahun 1830-an, konsep modern pengangkatan tidak pernah
diajarkan, dipercaya, atau bahkan dipikirkan. Bahkan setelah kemunculannya,
pengajaran pengangkatan tidak terlalu menarik hingga keluarnya Scofield Bible
tahun 1909. Doktrin ini kemudian menjadi tertanam dan berurat akar dalam
pemikiran barat semata-mata karena akan jauh lebih menyenangkan mengalami
pengangkatan ketimbang harus hidup melalui masa Perang Dunia I, Depresi Besar,
dan Perang Dunia II. Demam pengangkatan merebak, bukan karena hal itu
alkitabiah, tetapi karena doktrin ini terlihat menarik bagi orang-orang yang ingin
lari dari trauma yang dialami di awal 1900-an.
Sekaranglah saatnya memikirkan ulang dan mengkaji ulang pemikiran-pemikiran
yang sudah lama dipercaya ini. Mengingat bahkan para pemimpin pergerakan
pengangkatan pra-aniaya telah mengakui bahwa mereka tidak memiliki dasar
alkitabiah bagi doktrin mereka, inilah saatnya doktrin modern pengangkatan
ditinggalkan. Inilah saatnya mengenal kesaksian Kitab Suci dan sejarah Gereja.
Saya sepakat dengan 1800 tahun sejarah Kristen bahwa tidak ada yang namanya
pengangkatan rahasia, saya sepakat bahwa yang Paulus tuliskan adalah tentang
kedatangan akhir Yesus, kebangkitan, dan hari penghakiman.
Poin-Poin Bab 12
 Satu Tesalonika 4:13-18 ditulis bagi sebuah gereja yang sedang mengalami
aniaya, memberi penghiburan kepada mereka tentang apa yang terjadi
dengan saudara mereka yang mati martir setelah kematian dan memberitahu
mereka tentang kebangkitan orang mati di masa depan saat kedatangan akhir
Kristus.
 Matius 24:40-41 berbicara tentang pembantaian acak yang dilakukan oleh
prajurit Romawi selama penyerangan mereka terhadap Yerusalem hingga
kehancuran kota itu tahun 70 Masehi.
_________________________________
8
Ironside, 50.
186 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
 Wahyu 4:1 adalah catatan pengalaman Yohanes, bukan nubuat akan
peristiwa yang akan datang.
 Makna bahasa asli 1 Tesalonika 4:17 jelas menunjukkan bahwa saat Yesus
kembali ke bumi, kita akan menyongsong (menyambut, bertemu) Dia di
angkasa (atmosfir) seraya akan diangkat (diubah menjadi seperti Dia).
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Seperti apa bayangan Anda tentang pengangkatan?
2. Apakah Anda memiliki kisah pribadi atau kisah lucu tentang pengangkatan?
3. Mungkinkah Satu Tesalonika 4 sebenarnya berbicara tentang kebangkitan
pada hari terakhir? Mengapa atau mengapa tidak?
4. Bagaimana perasaan Anda saat membaca kutipan ucapan Timothy LeHaye
terkait kurangnya bukti alkitabiah pengangkatan rahasia?
187 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Bab 13
Misi Kerasulan
Untuk bab ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli
Raptureless edisi ketiga.
188 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Lampiran 1
Pesan Untuk Orang-orang Karismatik
Alkitab adalah pengujian terakhir untuk semua pengajaran dan pewahyuan.
Sebagaimana saya telah melakukan perjalanan dan mengajar, saya telah melihat
ketidaksopanan yang dilakukan berkali-kali-terutama oleh orang-orang Kristen
karismatik. Ketidaksopanan yang saya maksud adalah pemikiran bahwa
pengalaman mengalahkan Alkitab.
Meskipun tidak akan pernah dinyatakan dengan terus terang, banyak orang lebih
menilai tinggi dan menghormati ―pengalaman spiritual‖ daripada ―pelatihan
teologis.‖ Teologi (studi tentang Allah) dibicarakan dengan nada menghina,
sebagai pengetahuan kepala – head knowledge, sedangkan pengalaman spiritual
lebih dihargai sebagai pengetahuan hati – heart knowledge. Saya percaya semua
orang Kristen harus menghargai pengetahuan yang dialami-experiental knowledge,
karena tidak ada yang menjadi orang Kristen tanpa memiliki pengalaman
supranatural yaitu lahir baru – being born again. Namun semua pengalaman itu
harus diuji dan dievaluasi oleh Firman Allah. Itu merupakan tantangan yang ingin
saya ingatkan kepada rekan-rekan karismatik saya. Kita jangan mudah percaya
kepada setiap nabi, roh, atau nubuat; Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita
bahwa itu semua harus diuji dan dievaluasi.
―Dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan
peganglah yang baik‖ (1 Tesalonika 5:20-21).
―Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab
Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah
nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus
orang-orang berbicara atas nama Allah‖ (2 Petrus 1:20-21).
―Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan
kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan
kepadamu, terkutuklah dia‖ (Galatia 1:8).
―Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi
ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi
palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia‖ (1 Yohanes 4:1).
189 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Di bidang pengajaran akhir zaman, pergerakan kita telah mempertontonkan betapa
rendahnya kearifan kita dan betapa mudahnya kita tertipu. Misalnya, salah satu
pengkhotbah TV Karismatik mengklaim bahwa dia tahu pengajaran akhir
zamannya benar karena dia berdoa dalam bahasa roh saat mempelajarinya. Saya
telah mendengar banyak cerita dari saudara ini dan saudara itu yang memiliki
penglihatan tentang pengangkatan, antikristus, atau datangnya Masa Aniaya Besar.
Mungkin saja orang tersebut memang memiliki penglihatan, namun tidak berarti
secara otomatis penglihatan itu berasal dari Allah.
Salah satu perbedaan pendapat terbesar yang saya alami ketika berbicara dengan
orang-orang karismatik mengenai akhir zaman adalah pengalaman kenabian yang
dimiliki seseorang. Entahkah itu didasarkan pada cerita dari nenek yang terkasih,
nabi yang dihormati, atau anak berusia delapan tahun yang memiliki near death
experience (pengalaman mati suri), orang-orang karismatik terlalu sering
menyandarkan doktrin mereka kepada pengalaman ketimbang pembelajaran
Firman. Tetapi apa yang akan terjadi apabila penglihatan mengenai akhir zaman
yang dialami anak berusia delapan tahun yang satu tidak selaras dengan
penglihatan mengenai akhir zaman yang dialami anak berusia delapan tahun yang
lain? Lalu ke mana orang-orang karismatik akan berpaling?
Mudah-mudahan, mereka akan menjadi seperti orang-orang Berea dan
mempelajari Firman, bukan hanya mempercayai pengalaman orang lain (lihat
Kisah Para Rasul 17:11). Pengalaman anak yang berusia delapan tahun yang
selaras dengan Firman dan doktrin yang benar – percayai yang itu! (Yang lain
mungkin memiliki penglihatan dari setan atau karena makan keju sebelum tidur.
Atau, sebagaimana dalam kasus-kasus ini, penglihatan itu ditafsirkan keliru oleh
pendengar dewasa. Misalnya, anak tersebut mungkin telah melihat sebuah
pertempuran besar, dan pendengar dewasa menafsirkannya sebagai pertempuran
akhir zaman, padahal mungkin Tuhan hanya sedang menunjukkan kepada anak
tersebut tentang konflik rohani-spiritual conflict yang besar yang saat ini kita
sebagai orang percaya terlibat di dalamnya.)
Ini adalah waktu kebangkitan untuk mengevaluasi nubuat oleh kebenaran Firman
yang sempurna.
Raptureless ditulis dengan rasa hormat yang paling dalam terhadap Firman Allah
dan hasrat bagi Roh Kudus. Saya berharap buku ini akan direvisi berkali-kali
dalam hidup saya seiring saya terus belajar. Namun saya percaya asumsi-asumsi
190 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
dasar diletakkan dalam Pengakuan Iman yang benar dan lolos saat diuji oleh Kitab
Suci. Marilah kita menjadi seimbang dalam mengerti Kitab Suci dan kuasa Allah,
sehingga kita tidak terjerumus ke dalam kesesatan atau error (lihat Matius 22:29).
Hormat saya,
Dr. Jonathan Welton
191 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Lampiran 2
Kembalinya “Nephilim”
Untuk lampiran ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli
Raptureless edisi ketiga.
192 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Lampiran 3
Datangnya Elia
Untuk lampiran ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli
Raptureless edisi ketiga.
193 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Lampiran 4
Bagaimana Kita Bisa Tiba di Sini?
Saat saya masih di awal masa remaja, kakak saya bekerja di sebuah toko buku
Kristen. Dia sering membawa pulang film Kristen terbaru dan kami bisa menonton
film-film itu jauh sebelum orang lain dapat menontonnya. Saya ingat ketika Veggie
Tales pertama kali muncul [serial animasi anak-anak yang menampilkan tokoh
sayur-sayuran dalam kisah-kisah Kristen]; suatu era baru yang menakjubkan.
Akhirnya dalam episode Perang Yerikho ada salju yang melumer! Ini adalah
kemajuan besar dari video Superbook dan McGee and Me saat saya bertumbuh,
maaf saya melantur.
Saya ingat suatu ketika kakak saya pulang membawa kaset video The Thief in the
Night. Film yang terlalu berat bagi remaja berusia empat belas tahun! Selama
bertahun-tahun, ada satu adegan film tersebut yang melekat dalam ingatan saya.
Saya ingat seorang bertubuh besar yang tampak seperti Santa dan mengenakan
terusan (overall), dengan bagan/diagram akhir zaman yang sangat besar yang
tertutupi naga dan binatang Kitab Wahyu. Saya baru saja menyaksikan kembali
seluruh film The Thief in the Night di YouTube (Santa, naga, dan semuanya), dan
apa yang ada di ingatan saya tidak jauh berbeda dari yang ada di film.
Kendati tidak lagi umum digunakan saat ini, bagan akhir zaman dulu biasa
digunakan untuk menyampaikan topik akhir dunia. Setiap gembala dan pengajar
memiliki bagan berisi pandangan pribadinya. Yang paling terkenal adalah
Clarence Larkin's Charts (dari awal 1900-an).
Saat mengenang kembali, saya sangat bersyukur keluarga saya tidak pernah
merayakan Natal dengan tradisi Santa Klaus; sebab jika tidak, saya pasti berpikir
pria besar dari film akhir zaman itu turun lewat cerobong asap rumah saya bersama
dengan naga, binatang dan bagannya.
Bertahun-tahun kemudian, Roh Kudus mulai menyingkapkan kebenaran tentang
akhir zaman kepada saya. Mengingat latar belakang unik keluarga ―pan-milenial‖
dan film Kristen yang menakutkan, saya bertanya-tanya pakah Dia berdecak
kagum terhadap Diri-Nya sendiri karena Dia telah melakukan (menghasilkan)
suatu karya yang hebat?
194 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Saya memulai studi saya tentang akhir zaman dengan mempelajari sejarah
beragam pandangan akhir zaman. Untuk memahami suatu sistem keyakinan,
sangatlah membantu jika kita memulai dengan menyelidiki sejarah yang
melatarbelakanginya. Dalam studi saya, saya menemukan sepanjang sejarah Gereja
mayoritas pengajar Alkitab dan ahli teologi memiliki pandangan akhir zaman yang
mirip. Namun pada abad lalu, Gereja barat telah terpecah karena mengajarkan
pandangan akhir zaman yang berbeda-beda. Sederhananya, sejak tahun 30 Masehi
hingga tahun 1500-an, mayoritas Gereja memiliki pandangan akan masa depan
yang optimistik – bahwa Kerajaan Allah sedang bertumbuh di bumi dan akan terus
bertumbuh hingga kedatangan akhir Kristus.
Perpecahan pandangan diawali oleh peristiwa reformasi tahun 1500-an. Hal ini
kemudian berlanjut dengan kepercayaan Gereja modern terhadap pengangkatan,
antikristus sebagai penguasa tunggal dunia, dan masa tujuh tahun aniaya global.
Sebelum tahun 1500-an, tidak satupun dari ketiga poin ini dipahami sebagaimana
ketiganya diajarkan hari ini. Dalam studi saya, saya kemudian mengerti bahwa
pemahaman modern lebih didasarkan pada tradisi tahun 1800-an, bukannya pada
pandangan ortodoks yang memiliki dasar sejarah dan alkitabiah. Seperti akan saya
perlihatkan, bapa-bapa Gereja pada 1500 tahun pertama memiliki pemahaman
alkitabiah yang sangat berbeda dengan pemahaman modern.
Lalu, kapan perbedaan itu mulai terjadi?
Perkembangan Sejarah
Reformasi pada tahun 1500-an telah mengubah banyak hal, dan tanpa disadari
pada akhirnya juga mengubah keyakinan banyak Gereja mengenai akhir zaman.
Pada awal 1500-an, Martin Luther memprotes Gereja Roma Katolik, dan dalam
semangat protesnya, ia menyebut Gereja Katolik Roma sebagai Pelacur Babel dan
Binatang, Gary DeMar memberikan gambaran besar situasi saat itu kepada kita:
Para Reformator, hampir tanpa kecuali, percaya bahwa sistem kepausan (papal
system) adalah antikristus, dengan tokoh paus sebagai tokoh yang memerankan
seseorang yang Paulus sebut dalam 2 Tesalonika 2 sebagai si
Pendurhaka/Manusia Durhaka. Pandangan paus antikristus ini dituliskan dalam
pengakuan iman pada masa itu. The Westminster Confession of Faith (164347) menyatakan bahwa ―Tidak ada kepala Gereja selain Tuhan Yesus Kristus;
195 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
tidak juga Paus Roma dalam hal apapun juga; adalah Antikristus, manusia
durhaka, yang meninggikan dirinya dalam Gereja menantang Kristus, dan
menyebut dirinya Allah‖ (25.7)1
Untuk melawan pandangan ini, pada tahun 1585 seorang biarawan ordo Jesuit
bernama Francisco Ribera menerbitkan sebuah karya 500 halaman yang
menempatkan Daniel 9:24-27, Matius 24 dan Wahyu 4-19 di masa depan. Ini
adalah pertama kalinya pengajaran jenis ini diajarkan, dan telah menjadi dasar
banyak pandangan akhir zaman modern.2 Arti penting penafsiran baru ini adalah,
bukannya melihat ayat-ayat tersebut sudah digenapi, Ribera mengatakan ayat-ayat
itu masih menunggu penggenapan di masa depan.
Secara historis, pandangan Ribera tidak disambut baik. Bahkan tulisannya
menghilang hingga tahun 1826, saat Samuel Maitland, seorang pustakawan
Keuskupan Agung Canterbury, menemukan manuskrip Ribera yang terlupakan dan
mempublikasikannya untuk kepentingan dan memuaskan keingintahuan publik.
Ketika buku itu muncul kembali, sekelompok orang ultra-konservatif yang
dipimpin oleh John Darby, mulai mempelajari buku Ribera dengan serius dan
sangat terpengaruh oleh pemikiran ini. John Darby dan rekannya Edward Irving
menjadi sangat vokal menyuarakan teologi baru tentang akhir zaman ini dan dalam
waktu singkat mampu mengumpulkan pengikut. Pengikut mereka yang paling
terkenal adalah C. I. Scoffield, yang di kemudian hari mempublikasikan konsep ini
dalam Scoffield Reference Bible-nya yang terkenal.
_________________________________
1
DeMar, Last Days Madness, 289.
Penting dicatat Luther salah menggunakan julukan itu, yang sebenarnya sudah digenapi pada abad
pertama. Namun Ribera juga tidak menghadirkan pandangan historis yang dominan. Doktrin apapun yang
tidak dihasilkan dari studi mendalam, melewati banyak perdebatan, banyak doa dan pimpinan Roh Kudus,
isinya perlu dicurigai. Hal ini benar terutama jika doktrin tersebut dimunculkan sebagai respon reaktif dan
defensif. Pandangan akhir zaman yang dominan sebelum tahun 1500-an adalah sebagian besar nubuat
dalam Perjanjian Baru telah digenapi dalam penghancuran Yerusalem tahun 70 Masehi. Beberapa
pengajar modern berusaha menentang kebenaran ini dengan mengatakan bahwa seorang biarawan Katolik
bernama Luis de Alcazar adalah yang pertama kali menciptakan sudut pandang ini sebagai reaksi
terhadap Luther. Memang benar Luis menulis sebuah buku mengenai nubuat yang digenapi tahun 70
Masehi, namun itu semata merangkum pandangan standar dan dominan akhir zaman dalam sebuah buku.
Buku ini ditulis bukan sebagai penemuan baru, berbeda dengan buku yang ditulis Ribera, yang memuat
hal baru dan merupakan tulisan reaktif. Lihat Varner, Whose Right It Is, Bab 7, ―A Fresh Historical Look
at Dispensationalism.‖
2
196 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Scoffield Bible adalah Alkitab paling populer pada masanya karena yang pertama
memiliki commentary lengkap. Dengan cepat Scoffield Bible menjadi kitab standar
bagi mahasiswa seminari pada masa itu. Hal ini berlangsung hingga tahun 1948
saat munculnya Gerakan Hujan Akhir (Latter Rain Movement), yang tidak setuju
dengan klaim Scoffield Reference Bible bahwa karunia-karunia Roh sudah
berhenti. Kaum Pentakosta melawan balik bagian commentary tentang berhentinya
karunia Roh, namun tetap menelan mentah-mentah pengajaran akhir zaman Ribera
tanpa menyadari kesalahannya.3
Tahun 1961, Finis Dake mempublikasikan Dake's Annotated Reference Bible, yang
masih mengusung Darbyisme yang sama dengan Scoffield Bible, demikian pula
MacArthur Study Bibles yang meneruskan tradisi Darbyisme.
Jadi kita lihat bahwa ketika Martin Luther menentang Gereja Katolik Roma,
seorang biarawan bereaksi dengan menulis doktrin baru. Hal ini memulai
kepercayaan bahwa beberapa nubuat dalam Alkitab belum digenapi!
Penempatan Waktu Doktrin Baru
Perlu pula diperhatikan penempatan waktu pelayanan pengajaran John Darby.
Selama tahun 1830-an, Roh Kudus, melalui Second Great Awakening,
menggerakkan gereja-gereja di Amerika untuk hidup dengan gairah dan semangat
yang besar. Pada saat yang sama, Setan juga dengan gigih melepaskan pengajaran
palsu dan menyimpang ke dunia. Sejak akhir 1700-an hingga akhir 1800-an,
sejumlah pengajaran sesat utama disusupkan ke dalam Gereja. Contohnya:
 Joseph Smith mendirikan Mormonisme tahun 1830 (di Palmyra, New York,
sebuah daerah sub-urban Rochester, New York, di saat Charles Finney
mengadakan pertemuan revivalnya pada saat yang sama).
 Charles Taze Russell mendirikan Jehovah's Witnesses akhir 1870-an.
 Fox Sisters mendirikan Spiritualisme tahun 1848 (yang kemudian menjadi
dasar the New Age Movement).
 Gereja Unitarian pertama didirikan di Boston tahun 1785.
_________________________________
Fr. Stephen Lourie, ―Origin of Rapture Idea‖ (2011), Saint George Orthodox Church,
http://stgeorgepa.net/2011/05/origin-of-rapture-idea. Also see Varner,Whose Right It Is.
3
197 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
 Mary Baker Eddy mendirikan bidah Christian Science tahun 1879 (yang
adalah perpaduan Swedenborgisme, Mermerisme dan Metafisika).4
Dalam periode ini, John Nelson Darby juga memperkenalkan pengajarannya
tentang akhir zaman. Karena C. I. Scoffield mempublikasikan keyakinan Darby
dalam catatan commentary Scoffield Bible, Darbyisme telah menjadi pengajaran
utama akhir zaman yang dianut banyak pengajar modern. Namun banyak orang
bahkan tidak pernah mempertanyakan dari mana keyakinan itu berasal.
Seratus Tahun Terakhir
Setelah Scoffield Reference Bible dipublikasikan tahun 1909, dunia mengalami
masa-masa sangat traumatis: Perang Dunia I, Depresi Besar, dan Perang Dunia II.
Saat masa empat puluh tahun itu berlalu, Scoffield-isme yang penuh pesimisme
telah berakar sangat dalam di benak orang Amerika.
Di samping itu, Darbyisme telah mendorong apatisme di kalangan gereja Eropa
saat Hitler dan Mussolini berkuasa. Darbyisme pada dasarnya mengajarkan orangorang untuk mempercayai, ―Orang-orang ini sepertinya antikristus; karena itu, kita
sebaiknya membiarkan mereka berkuasa karena akan mempercepat pengangkatan
kita.‖ Sebagai contoh, sebuah buklet yang dipublikasikan tahun 1940
mengidentifikasi Mussolini sebagai antikristus, menyatakan bahwa dia
menggenapi empat puluh sembilan nubuat tentang antikristus.5 Tentang era ini
Gary DeMar mengatakan:
Banyak yang akan mengingat pengajaran yang meluas selama era Perang
Dunia II yang mengatakan Mussolini atau Hitler adalah Antikristus. Karena
slogan IL DUCE [The Leader-Sang Pemimpin, lengkapnya Sua Eccellenza
Benito Mussolini, Capo del Governo, Duce del Fascismo e Fondatore
dell'Impero atau His Excellency Benito Mussolini, Head of Government, Duce
of Fascism and Founder of the Empire] sering digunakan oleh Mussolini, dan
karena nilai numerik Romawi slogan itu adalah 666, banyak yang percaya
pada kesamaan itu.6
_________________________________
Kenneth Boa, ―Starting Over: Cultic Christianity—Reinventing the
http://bible.org/seriespage/starting-over-cultic-christianity-reinventing-faith.
5
Woodrow, 148.
6
DeMar, Last Days Madness, 236.
4
198 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Faith,‖
Bible.org,
Dwight Wilson, penulis Armageddon Now! dengan meyakinkan menunjukkan
bahwa dispensasional premilenialisme (terutama Darbyisme) mendukung
kebijakan ―angkat tangan‖ terkait penyiksaan Nazi terhadap orang Yahudi selama
Perang Dunia II. Sebab, terkait nubuat Alkitab pandangan dispensasionalisme
beranggapan bahwa ―bangsa-bangsa lain diijinkan menindas Israel sebagai hajaran
atas dosa-dosa nasional mereka‖ sehingga tidak ada yang perlu dilakukan untuk
penentang penindasan itu. Wilson melanjutkan:
Komentar lain terkait anti-Semitisme Eropa secara umum menggambarkan
perkembangan ini sebagai rencana Allah yang sedang berjalan bagi bangsa
ini; yakni suatu ―Kilasan Aniaya atas Israel.‖ Premilenialis menganggap
Aniaya Besar sebagai ―masa kesusahan Yakub.‖ Sehingga mereka menduga,
―Peristiwa berikutnya dalam sejarah Israel dapat diringkas dalam tiga kata:
pemurnian melalui aniaya.‖ Terlihat jelas bahwa sekalipun pemurnian ini
adalah bagian dari kutuk, Allah tidak bermaksud orang Kristen terlibat di
dalamnya. Jelas juga bahwa implikasi Dia bermaksud orang Jerman terlibat di
dalamnya (terlepas dari fakta hal itu akan mendatangkan hukuman bagi
mereka) dan setiap seruan moral menentang Jerman akan berarti penolakan
terhadap rencana Allah. Dalam sistem fatalistik yang demikian, menentang
Hitler sama dengan menentang Allah. . . .
Permohonan dari masyarakat Eropa untuk menolong pengungsi Yahudi
seperti berteriak kepada orang tuli, dan ―Angkat Tangan‖ berarti tidak ada
bantuan. Jadi bukannya secara teologis lebih memihak kepada Yahudi
ketimbang grup Kristen lainnya, kelompok premilenialis juga bersikap tidak
peduli – karena peninggalan anti-Semitisme, karena penindasan itu sudah
dinubuatkan, karena itu akan mendorong imigrasi ke Palestina, karena itu
tampaknya mengawali Aniaya Besar, dan karena itu adalah tanda ajaib
pengharapan indah yang dinantikan.7
Tahun 1948 Israel mendapatkan kemerdekaannya, yang membuat banyak orang
mengatakan Matius 24:32-33 menunjukkan bahwa jika Israel menjadi negara
kembali maka akhir zaman sudah dekat.
―Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila rantingrantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas
sudah dekat.
_________________________________
7
Ibid, 412-413
199 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya
sudah dekat, sudah di ambang pintu‖ (Matius 24:32-33).
Dalam ayat berikutnya, dikatakan, ―Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi‖ (Matius 24:34).
Karena Alkitab mengajarkan satu angkatan adalah empat puluh tahun, jutaan orang
Kristen mempercayai dan mengajarkan pengangkatan akan terjadi tahun 1988. Hal
ini membuat Edgar Whisenant berhasil menjual 4,5 juta kopi bukunya, 88 Reasons
Why Jesus Will Return in 1988. Whisenant dikutip mengatakan, ―Saya salah hanya
jika Alkitab salah; dan ini saya katakan kepada semua pengkhotbah di kota ini,‖
dan ―Seandainya ada seorang raja di negeri ini dan saya bisa bertaruh dengan hidup
saya, saya akan mempertaruhkannya pada Rosh Hashanah [tahun baru Yahudi]
1988.‖8
Ramalan Whisenant dianggap serius oleh sebagian komunitas Kristen injili. Saat
hari yang dimaksud mendekat, acara regular pada siaran Kristen Trinity Broadcast
Network (TBN) diinterupsi untuk memberikan petunjuk khusus persiapan
menjelang pengangkatan.9 Ketika pengangkatan yang diramalkannya tidak terjadi
Whisenant menindaklanjuti dengan menulis buku berisi ramalan pengangkatan
tahun 1989, 1993, 1994 dan 1997.
Pada titik ini, beberapa pengajar modern mulai mendefinisi ulang apa arti
―angkatan.‖ Mereka mengatakan jam mulai berdetak tahun 1948, tetapi angkatan
empat puluh tahun adalah keliru, sekarang mereka mengatakan satu angkatan
adalah tujuh puluh tahun bahkan seratus tahun.
Tahun 1970, Hal Lindsey menulis The Late Great Planet Earth. Dia berhasil
menjual sekira 35 juta kopi bukunya dan sangat memberi pengaruh kepada para
gembala dan pemimpin Jesus People Movement pada awal 1970-an. Buah abadi
buku ini adalah munculnya suatu angkatan yang lebih mempercayai mitologi
Lindsey daripada memahami apa yang sebenarnya Alkitab dan sejarah ajarkan.
_________________________________
Pamela Starr Dewey, ―Edgar Whisenant‘s 88 Reasons‖ (2011), Field Guide to the Wild World of
Religion,
http://www.isitso.org/guide/whise.html.
9
Ibid.
8
200 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Berdasarkan penafsirannya atas beberapa ayat Alkitab, dia menduga Masyarakat
Ekonomi Eropa-MEE (European Economic Community-EEC, sekarang Uni
Eropa/European Union) akan menjadi ―United States of Europe‖ (Negara Eropa
Serikat). Uni ini akan terdiri dari sepuluh anggota dan akan menjadi, menurut
Lindsey, Kekaisaran Romawi yang bangkit kembali, diperintah oleh antikristus,
yang akan menggenapi nubuat Alkitab. Saat ini, Uni Eropa memiliki dua puluh
delapan anggota [dua puluh tujuh anggota, setelah Inggris keluar dari keanggotaan
UE tanggal 23 Juni 2016].
Hal Lindsey kemudian merilis buku berjudul The 1980s: Countdown to
Armageddon, yang menyiratkan bahwa perang Armageddon akan segera terjadi.
Dia bahkan mengatakan, ―Dekade 1980-an bisa jadi adalah dekade terakhir dalam
sejarah,‖10 dan dia mengatakan Amerika Serikat akan hancur karena serangan Uni
Soviet. Tidak mengherankan, karena kegigihan Lindsey mengatakan dekade 1980an akan diakhiri dengan Aniaya Besar, bukunya diam-diam ditarik dari peredaran
pada awal 1990-an. Namun Lindsey tidak menyerah. Pada awal 1990-an, dia
menerbitkan buku Planet Earth – 2000 AD, yang memperingatkan orang Kristen
untuk tidak berencana masih tetap hidup di bumi pada tahun 2000.
Lewat beberapa bukunya, Lindsey berasumsi bahwa Perang Dingin akan berlanjut
hingga akhir, bahkan memainkan peran penting menyingkapkan peristiwa akhir
zaman. Dia bahkan menamai Rusia sebagai Gog yang ditulis dalam Wahyu 20:8.
Lindsey juga percaya bahwa budaya hippie yang marak tahun 1960-an dan 1970an akan menjadi budaya dominan di Amerika Serikat, yang akan menuju kepada
imoralitas dan agama palsu ―yang dinubuatkan‖ akan bangkit pada akhir zaman
oleh banyak ayat Alkitab. Tentu saja, tidak satupun nubuat ini terjadi, dan terbukti
salah, namun Lindsey tetap didewakan oleh banyak orang Kristen sebagai nabi
besar modern.
Lalu tahun 1995, buku pertama seri mega-bestselling Left Behind dirilis. Dalam
paranoia dan ketakutan menjelang Y2K, orang Kristen terkena demam
pengangkatan. Seiring berlalunya waktu, terbukti Y2K ternyata hanya sensasi
belaka, dan 60 juta kopi buku Left Behind telah terjual (bersama tiga film
menakutkan yang ciri dan teologinya sama dengan film seri tahun 1970-an The
Thief in the Night).
_________________________________
10
Lindsey, The 1980s: Countdown to Armageddon, 8.
201 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Saat ini kita berada dalam milenium yang baru, dan inilah waktunya kita mulai
serius mempertanyakan pandangan modern akhir zaman. Jika seorang pengajar
selama empat puluh tahun terus menerus mengatakan bahwa akhir dunia akan
segera terjadi, seharusnya kita berhenti memberinya perhatian. Jika seorang
pengajar mengatakan empat puluh orang lebih sebagai antikristus, sebaiknya kita
mengabaikannya. Kendati pengajar-pengajar ini muncul di televisi dengan
mengenakan jas tidak membuat mereka tidak kalah keliru dibanding orang aneh di
sudut jalan yang memakai papan berjalan bertuliskan, ―Kiamat sudah dekat (The
end is near).‖ Jika seorang pengajar adalah seorang paranoid yang ketakutan akan
Y2K, seharusnya kita tidak perlu lagi menyimak apa yang dikatakannya tentang
hal-hal futuristik lainnya.
Sebagai ringkasan, pengajaran yang mengatakan bahwa kata-kata Yesus dalam
Matius 24, nubuat Daniel, dan Kitab Wahyu yang semuanya merujuk kepada
rangkaian peristiwa masa depan adalah konsep baru, yang muncul sebagai reaksi
terhadap Reformasi. Konsep ini telah tertanam sangat kuat dalam komunitas injili
Amerika, tetapi tidak didukung oleh sejarah Gereja atau Kitab Suci, seperti akan
kita lihat.
Surat Kemarahan
Sejak edisi pertama buku ini, saya menemukan bahwa tidak ada yang lebih
menantang daripada menulis sejarah. Sejarah harusnya merupakan kebenaran
statis, namun karena terdapat begitu banyak perspektif, tidaklah demikian adanya.
Jadi, daripada sekedar menulis kebenaran sejarah, saya akan sengaja mengutip
pemimpin-pemimpin dispensasional untuk mengkonfirmasi apa yang saya tuliskan
akurat. (Apa yang saya sebut sebagai Darbyisme secara teologis dikenal dengan
nama dispensasionalisme.)
Charles Ryrie, ahli teologi dispensasional dan pengarang buku klasik
Dispensationalism tahun 1966, menulis:
Dispensasionalis mengakui bahwa sebagai sistem teologi, hal ini masih baru. 11
_________________________________
11
Ryrie, 63.
202 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dia kemudian berargumen bahwa beberapa bagian yang kemudian termasuk dalam
sistem dispensasionalisme sebenarnya ada dalam tulisan bapa-bapa Gereja mulamula. Setelah memberikan beberapa contoh, dia menulis:
Tidak dapat dikatakan, juga tidak dapat disimpulkan, bahwa bapa-bapa Gereja
mula-mula tergolong apa yang kemudian disebut sebagai dispensasionalis.
Namun memang benar beberapa dari mereka mengutarakan prinsip-prinsip
yang kemudian dikembangkan menjadi dispensasionalisme, dan tepat jika
dikatakan mereka berpegang kepada konsep primitif atau awal dispensasional.
Sejak saat ini [tahun 1100-an] hingga setelah Reformasi [tahun 1500-an], tidak
ditemukan kontribusi penting kepada apa yang kemudian disistematisasi
menjadi dispensasionalisme.12
Jelas Ryrie berusaha mengaitkan dispensasionalisme dengan pengajaran bersejarah
Gereja, namun kaitan itu sangatlah lemah. Sebagaimana diakuinya sendiri, selama
400 tahun lebih, tidak seorang bapa Gereja pun menulis apapun yang tergolong
pemikiran dispensasional. Inti yang ingin saya sampaikan adalah: Sebagai sebuah
sistem penafsiran Alkitab, dispensasionalisme hampir tidak memiliki bobot
sejarah.
Komentator besar F. W. Farrar, yang menulis tahun 1882, sebelum kemunculan
futurisme, menjelaskannya demikian:
Terdapat tiga mahzab besar dalam penafsiran apokaliptik: (1). Preteris, yang
menganggap Alkitab sudah hampir seluruhnya digenapi. (2). Futuris, yang
menganggap semua peristiwa apokaliptik akan terjadi di masa depan. (3).
Historisis yang memandang peristiwa apokaliptik sebagai sebuah garis besar
sejarah Kristen sejak zaman Santo Yohanes hingga akhir segala sesuatu.
Mahzab kedua – Futuris – secara jumlah selalu sedikit, bahkan saat ini dapat
dikatakan tidak ada.13
Bahkan Thomas Ice, direktur eksekutif Pre-Tribulation Research Center di
kampus Liberty University di Lynchburg, Virginia, menganggap Darby sebagai
titik awal dan melihat orang-orang akan sampai pada lingkaran penuh dan kembali
kepada pandangan optimistik (preterisme).
_________________________________
12
13
Ibid.,65.
Farrar, The Early Days of Christianity, vol. 2, bab 2.
203 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Hal ini dituliskannya dalam beberapa surat kepada penulis yang seorang preteris
John Bray:
Thomas Ice, dalam suratnya kepadaku [John Bray] bertanggal 20 September
1989, mengatakan: ―Banyak orang yang bergerak menuju penafsiran preteris
terkait Khotbah di Bukit Zaitun dan Kitab Wahyu pada masa ini. Sejak masa
Darby, hal ini mencapai lingkaran penuh. Saya memiliki koleksi literatur dalam
jumlah sangat besar yang mengutarakan pandangan itu, yang merupakan
pandangan paling menonjol di kalangan liberal dan injili 100-150 tahun yang
lalu.‖ Lalu pada surat bertanggal 30 November 1989, dia menambahkan, ―Saya
pikir dispensasionalisme akan menjadi semakin tidak populer pada tahun 1990an.‖ (Pernyataan ini tidak berarti Dr. Ice berhenti menjadi seorang
dispensasionalis – sebaliknya, semata-mata mengindikasikan bahwa dia
menyadari kenyataan yang sedang terjadi di kalangan orang-orang yang sedang
mempelajari eskatologi.)14
Dari hal ini kita dapat melihat bahwa dispensasionalisme adalah sebuah ragam
pengajaran yang dimulai oleh Darby pada pertengahan 1800-an dan terus
menyurut. Bahkan pemimpin gerakan ini telah menyadari bahwa momentum telah
bergeser kepada pandangan yang lebih alkitabiah, bersesuaian dengan sejarah dan
lebih optimistik. Jika hal ini belum juga dianggap sebagai bukti yang meyakinkan,
berikut adalah beberapa bukti sederhana tentang dispensasionalisme berdasarkan
kata-kata Yesus untuk mengenal mereka dari buahnya.
Nilailah Buahnya
Yesus menyuruh kita untuk menilai pesan yang disampaikan nabi-nabi dengan
melihat buah dalam hidup mereka dan buah kata-kata nubuat mereka (lihat Matius
7:15-20). Dengan pemahaman ini, sekarang setelah kita melihat fenomena baru
pengajaran modern akhir zaman, kita harus bertanya kepada diri sendiri, Buah apa
yang dihasilkannya?
_________________________________
14
Bray, Matthew 24 Fulfilled, 148.
204 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Dua belas Buah yang Saya Saksikan:
1. Kasih biasanya dikesampingkan, sementara ketakutan mendapat porsi
utama. Kadangkala ketakutan itu dibungkus oleh pelarian pengangkatan atau
oleh perlindungan ilahi terhadap murka yang akan datang.
2. Pemikiran jangka panjang menjadi terbatas. Bernubuat untuk beberapa
dekade ke depan menjadi mustahil karena dikatakan kedatangan Yesus akan
terjadi sewaktu-waktu.
3. Menciptakan ketakutan terhadap teknologi karena GPS (Global Positioning
System), komputer, ponsel pintar, laptop atau apapun yang bisa digunakan
sebagai tanda dari binatang.
4. Menyimpan ketakutan terhadap politik karena sang antikristus bisa saja
segera muncul.
5. Menumbuhkan pandangan anti-budaya hingga titik ekstrim. Padahal, bahkan
Rasul Paulus sendiri mengutip budaya populer pada zamannya (lihat Kisah
Para Rasul 17:28).
6. Menyurutkan semangat orang-orang untuk membuat terobosan dalam bidang
kesehatan, medis, lingkungan atau teknologi dengan alasan, ―Untuk apa
seseorang bekerja bagi kebaikan dunia jika semuanya akan dimusnahkan
oleh api?‖
7. Menciptakan bentuk rasisme yang aneh. Banyak orang Kristen menjadi proIsrael bahkan hingga tidak mau membuka mata terhadap pemikiran politik
apapun. Contohnya, jika Israel menyerang negara-negara tetangganya,
banyak orang Kristen modern akan membiarkannya saja karena Israel adalah
―umat pilihan Allah.‖ Orang Kristen secara harfiah telah menerima bentuk
rasisme pro-Israel dan anti-Arab. Pengajaran akhir zaman modern juga telah
menumbuhkan kecurigaan kepada negara-negara lain, menimbulkan sikap
anti-Rusia dan anti-Cina di kalangan orang Kristen. Rasisme Kristen ini
berakar dari kesalahpahaman akhir zaman.
8. Pengharapan dikerdilkan menjadi pelarian pengangkatan.
9. Pandangan akhir zaman ini menjadi lahan subur tumbuhnya banyak
bidah/sekte sesat dan milisia.
10. Banyak orang Kristen yang lalu menambah jam puasa dan doa, menggeber
penginjilan, dan menanti-nantikan pengangkatan atau mencari-cari ―tandatanda akhir zaman,‖ bukannya mempelajari dan melatih diri untuk
memperluas Kerajaan Allah di bumi.
11. Pandangan ini tidak menganggap serius atau harfiah teks penunjuk waktu
dalam Kitab Suci (contoh Matius 23:36; 24:34).
205 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
12. Melahirkan banyak teori konspirasi konyol; yang cocok sekali dengan
orang-orang yang mempercayai keberadaan Illuminati, NWO (New World
Order), dan organisasi rahasia lainnya.
Taruhan Welton
Mengingat buah-buah negatif kepercayaan dispensasionalisme, saya mengajukan
sebuah taruhan. Ahli matematika, fisika dan filsuf Katolik Blaise Pascal (16231662), mengajukan sebuah taruhan terkenal yang dinamai Taruhan Pascal
(Pascal‘s Wager atau Pascal‘s Gambit). Saya parafrasekan demikian: Bagaimana
jika Anda percaya kepada Tuhan dan Dia memang ada? Jika Anda benar, maka
bagus sekali! Tetapi jika Anda salah [ternyata Tuhan tidak ada] dan menemukan
bahwa selama ini Anda hanya menghidupi hidup yang bermoral tetapi keliru
mengenai Tuhan, Anda tidak rugi apa-apa.15
Saya ingin mengajukan Taruhan Welton (Welton‘s Wager) berdasarkan logika
serupa. Bagaimana jika Anda memilih untuk mempercayai pandangan optimististik
tentang akhir zaman, membesarkan anak-anak yang saleh, membuat rencana
jangka panjang, menolak segala pemikiran yang menimbulkan ketakutan, dan
berkarya sebagai bagian Pengantin Kristus yang telah siap sedia (lihat Wahyu
19:7)? Jika Anda salah dan tiba-tiba pengangkatan memang terjadi, apa ruginya
Anda? Anda telah menjadi hamba yang setia yang melipatgandakan apa yang
Allah taruh dalam tangan Anda, bukan menjadi hamba yang hanya duduk diam,
mengubur talenta, dan menunggu pengangkatan yang mungkin tidak terjadi dalam
hidup Anda! Jika Anda menjalani hidup dengan penuh ketakutan, berusaha
menebak-nebak waktu pengangkatan dan mereka-reka siapakah antikristus
sebenarnya, Anda akan dimintai pertanggungjawaban atas semua waktu yang
terbuang sia-sia.
Sebuah pemikiran penutup. Sebagian orang mengatakan masa depan yang penuh
ketakutan dapat memotivasi penginjilan. Sebenarnya, hampir semua orang nonKristen mengira kita ini tidak waras dan enggan bergabung dengan kita.
_________________________________
Alan Hajek, ―Pascal‘s Wagner‖ (2008),
http://plato.stanford.edu/entries/pascal-wager.
15
Standford
Encyclopedia
206 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
of
Philosophy,
Bahkan, beberapa orang ateis terkenal (seperti Christopher Hitchens) mengatakan
Yesus adalah nabi palsu karena nubuat-Nya tidak terjadi pada abad pertama (lihat
Matius 24:34).16 Hal ini didasari oleh keyakinan populer dispensasional bahwa
Matius 24 akan digenapi di masa depan. Bahkan jika ada orang yang diselamatkan
(menjadi Kristen) karena ketakutan akan masa depan, itu bukanlah Injil Kerajaan;
Yesus tidak pernah menyuruh kita mengajarkan akhir zaman. Banyak orang yang
menjadi Kristen karena ketakutan akan neraka, penghakiman, atau pengangkatan;
terpaksa menghabiskan banyak waktu untuk melepaskan diri dari ketakutan yang
ke dalamnya mereka terlahir.
Inilah waktunya mengubah pemikiran kita.
_________________________________
Gary DeMar, ―I Can Agree With These Atheists (Up to a Point)‖ (May 2, 2011), American Vision,
http://americanvision.org/4414/i-can-agree-with-these-atheists-upto-a-point.
16
207 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Lampiran 5
Israel Allah
Untuk lampiran ini, silakan mengunjungi WeltonAcademy.com dan membeli
Raptureless edisi ketiga.
208 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Lampiran 6
Pernyataan Kepercayaan Akhir Zaman
Saya percaya pada pandangan optimis Kerajaan Allah yang hadir dan berkembang,
seperti yang diajarkan dan dipercayai sebelum Darbyism tahun 1830-an menjadi
populer.
Saya percaya ketika penulis Perjanjian Baru berbicara tentang hari-hari terakhir
mereka mengacu pada akhir zaman perjanjian lama (tahun 30-70 Masehi), bukan
akhir dari dunia.
Saya percaya ketika Yesus berbicara tentang kedatangan-Nya, Dia menggunakan
bahasa apokaliptik perjanjian lama untuk menggambarkan kedatangan-Nya dalam
penghakiman atas Yerusalem pada tahun 70 Masehi.
Saya percaya nubuat Daniel tujuh minggu mengacu pada Kristus dan diselesaikan
oleh Kristus. Saya tidak percaya Daniel 9 mengajarkan tujuh tahun Aniaya Besar
yang akan datang.
Saya percaya penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi menggenapi Aniaya
Besar, hari pembalasan, dan waktu kesusahan bagi Yakub.
Saya percaya akan kedatangan Kristus, kebangkitan orang mati, dan penghakiman
terakhir. Saya tidak percaya akan pengangkatan rahasia orang-orang Kristen
sebelum kedatangan Kristus.
Saya percaya antikristus adalah nama untuk Gnostisisme dan mungkin ajaranajaran palsu lainnya di abad pertama. Saya tidak percaya Alkitab menubuatkan
penguasa tunggal dunia di masa depan.
Saya percaya Binatang di Kitab Wahyu adalah referensi pada Nero atau
Kekaisaran Romawi (tergantung pada konteksnya).
Saya percaya Israel Allah, Ekklesia, adalah dan selalu menjadi pewaris sejati janjijanji perjanjian-Nya. Ini tidak didasarkan suku tetapi iman.
209 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Saya percaya Kerajaan Allah hadir dengan kedatangan Yesus yang pertama dan
akan memenuhi seluruh bumi dalam persiapan untuk kembali Yesus yang terakhir.
210 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Lampiran 7
Bacaan yang Direkomendasikan
Saya telah mengategorikan buku-buku berikut sehingga Anda bisa mendapatkan
informasi lebih lanjut tentang topik tertentu mengenai akhir zaman. Saya harap
Anda menikmati buku saya sebagai pengantar yang jelas dan ringkas. Saya tidak
mendukung segala sesuatu di setiap buku berikut ini, tetapi untuk sebagian besar,
masing-masing dari buku tersebut telah bermanfaat bagi saya dalam perjalanan
saya. Telan dagingnya, buang tulangnya. Tuhan memberkati!
Pengantar dan Tinjauan yang Baik
The Last Days According to Jesus oleh R.C. Sproul
Last days Madness oleh Gary DeMar
Memahami Matius 24
Is Jesus Coming Soon? oleh Gary DeMar
Matthew 24 Fulfilled oleh John L. Bray
The Great Tribulation oleh David Chilton
The Olivet Discourse Made Easy oleh Kenneth Gentry
Sejarah dari Pandangan Modern
Whose Right It Is oleh Kelley Varner
10 Popular Prophecy Myths Exposed and Answered oleh Gary DeMar
Tempat Israel di Akhir Zaman
Exploding the Israel Deception oleh Steve Wohlberg (Penulis Kristen Yahudi)
211 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Israel and Bible Prophecy oleh John L. Bray
10 Popular Prophecy Myths Exposed and Answered oleh Gary DeMar
Zion‘s Christian Soldiers? oleh Stephen Sizer
Yehezkiel 36–38 (Gog and Magog)
Why the End of the World Is Not in Your Future oleh Gary DeMar
Zakharia 12 dan 14
Satu bab di Last Days Madness oleh Gary Demar
Penanggalan Penulisan Kitab Wahyu
Before Jerusalem Fell oleh Kenneth Gentry
The Early Church and the End of the World oleh Gary DeMar dan Francis
Gumerlock
Redating the New Testament oleh John A.T. Robinson
Penghancuran Yerusalem
Josephus: The Complete Works
The Destruction of Jerusalem oleh George Peter Holford
Pemahaman Gereja Mula-mula Mengenai Akhir Zaman
The Early Church and the End of the World oleh Gary DeMar
212 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Antikristus
The Man of Sin of 2 Thessalonians 2 oleh John L. Bray
The Beast of Revelation Identified oleh Kenneth Gentry
Commentaries pada Kitab Wahyu
The Great Tribulation oleh David Chilton
Days of Vengeance oleh David Chilton
The Book of Revelation Made Easy oleh Kenneth Gentry
Navigating the Book of Revelation oleh Kenneth Gentry
Revelation for Everyone oleh N.T. Wright
The Art of Revelation oleh Jonathan Welton
The Seven Churches of Revelation oleh Jonathan Welton
213 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Daftar Pustaka
Alexander, Patrick H., ed. The Works of Jonathan Edwards.
London, England: Banner of Truth Trust, 1974.
Alford, Henry. The New Testament for English Readers.
Chicago, IL: Moody Press, n.d.
Barnes, Albert. Barnes‘ Notes on the New Testament. 1832.
Barrett, David B. et al. World Christian Encyclopedia: A Comparative Study of
Churches and Religions in the Modern World. New York: Oxford University
Press, 2001.
Bray, John L. Matthew 24 Fulfilled, 5th ed. Powder Springs, GA: American
Vision, 2009.
------. The Man of Sin of 2 Thessalonians 2. Lakeland, FL: John L. Bray Ministry,
1997.
Broadus, John. An American Commentary on the New Testament: Gospel of
Matthew. American Baptist Publishing Society, 1886.
Calvin, John. Commentary on a Harmony of the Evangelists, Matthew, Mark, and
Luke. Vol. 3. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans, 1949.
Center for the Study of Global Christianity.
http://www.gordonconwell.edu/resources/CSGC-Resources.cfm.
Chilton, David. The Days of Vengeance. Dallas, GA: Dominion Press, 1987.
------. The Great Tribulation. Fort Worth, TX: Dominion Press, 1987.
Christie-Murray, David. A History of Heresy. London: Oxford University Press,
1976.
Clarke, Adam. Adam Clarke‘s Commentary. Nashville, TN: Abingdon Press, 1810.
Cook, Ernest Hampden. The Christ Has Come. 1895.
DeMar, Gary. Last Days Madness, 4th ed. Atlanta, GA: American Vision, 1999.
------. Ten Popular Prophecy Myths Exposed and Answered.
214 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Powder Springs, GA: American Vision, 2010.
Doddridge, Phillip. The Family Expositor; or, A Paraphrase and Version of the
New Testament; with Critical Notes, and a Practical Improvement of each
Section. 6 vols. Charlestown, MA: Ethridge and Company, 1807.
Eberle, Harold R. Christianity Unshackled, Are You a Truth Seeker?
Shippensburg, PA: Destiny Image, 2009.
Eberle, Harold R. and Martin Trench, Victorious Eschatology. Yakima, WA:
Worldcast Publishing, 2006.
Eusebius. Eusebius: The Church History. Paul L. Maier, trans. Grand Rapids, MI:
Kregel Publications, 1999.
Farrar, F.W. The Early Days of Christianity. 1882.
Forster, John. The Gospel-Narrative. London: John W. Parker, 1847.
Gill, John. John Gill‘s Exposition on the Entire Bible. 1908.
Henry, Matthew. Matthew Henry Complete Commentary on the Whole Bible.
1706.
Hill, George. ―Predictions Delivered by Jesus.‖ Lectures in Divinity. New York:
Robert Carter, 1847.
Holford, George Peter. The Destruction of Jerusalem. 1805.
http://www.bible.ca/pre-destruction70AD-george-holford-1805AD.htm.
Ice, Thomas and Randall Price. Ready to Rebuild: The Imminent Plan to Rebuild
the Last Days Temple. Eugene, OR: Harvest House, 1992.
Ironside, H.A. The Mysteries of God. New York: Loizeaux Brothers, 1908.
Johnson, Bill and Randy Clark. The Essential Guide to Healing. Bloomington,
MN: Chosen Books, 2011.
Josephus, Flavius. Antiquities of the Jews. In William Whiston, trans. The Works of
Flavius Josephus. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1984.
------. The Wars of the Jews. In William Whiston, trans. The Works of Flavius
Josephus. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1984.
215 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Kik, J. Marcellus. Matthew Twenty-Four Exposition. Philadelphia, PA:
Presbyterian and Reformed, 1948.
------. An Eschatology of Victory. Phillipsburg, NJ: Presbyterian and Reformed
Publishing Co., 1971.
LaHaye, Timothy. No Fear of the Storm. Colorado Springs, CO: Multnomah
Books, 1994.
Leithhart, Peter J. The Epistles of John Through New Eyes: From behind the Veil.
Potosi, WI: Athanasius Press, 2009.
Lightfoot, John. A Commentary on the New Testament from the Talmud and
Hebraica. 4 vols. Oxford: Oxford University Press [1658–1674], 1859.
Lindsey, Hal. The 1980s: Countdown to Armageddon. New York: Bantam Books,
1982.
Maimonides. The Guide for the Perplexed. Philadelphia, PA: Empire Books, 2011.
Martin, Brian L. Behind the Veil of Moses. Xulon Press, 2009.
Newton, Thomas. Dissertations on the Prophecies, Which Have Remarkably Been
Fulfilled, and at This Time Are Fulfilling in the World. London: J.F. Dove,
1754.
Northrop, Henry Davenport. Life and Work of Charles Haddon Spurgeon.
Chicago: Monarch Book Company, 1890.
Outler, Albert C. ed. The Works of John Wesley. Vol. 2. Nashville, TN: Abingdon
Press, 1985.
Plumptre, Edward Hayes. ―The Gospel According to St. Matthew.‖ Ellicott‘s
Commentary on the Whole Bible. Charles John Ellicott, ed. London: Cassell
and Company, 1897.
Robinson, John A.T. Redating the New Testament. Norwich, UK: SCM Press,
2012.
Rossol, Ian and Tony Watsall. Win the World or Escape the Earth? The End Times
Controversy. Maidstone, UK: River Publishing, 2011.
Russell, James Stuart. The Parousia. Grand Rapids, MI: Baker Books, 1983.
216 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Ryrie, Charles. Dispensationalism, new ed. Chicago, IL: Moody Publishers, 2007.
Seneca, Ad Lucilium Epistulae Morales. Translated by Richard M. Gummere,
vol. 2. London: 1920.
Simonetti, Manlio, ed. The Ancient Christian Commentary on Scripture:
Matthew 14–28. Downers Grove, IL: IVP Academic, 2002.
Sproul, R.C. The Last Days According to Jesus. Grand Rapids, MI: Baker Books,
1998.
Spurgeon, Charles Haddon. Metropolitan Tabernacle Pulpit,
Vol. 37. Banner of Truth Publications, 1970.
------. Spurgeon‘s Popular Exposition of Matthew. Grand Rapids, MI: Baker
Publishing Group, 1979.
Varner, Kelley. Whose Right It Is. Shippensburg, PA: Destiny Image, 1995.
Walvoord, John F. The Revelation of Jesus Christ. Chicago: Moody, 1966.
------. Matthew: Thy Kingdom Come. Chicago, IL: Moody, 1974.
Welton, Jonathan. Eyes of Honor. Shippensburg, PA: Destiny Image, 2012.
------. Understanding the Whole Bible. Rochester, NY: Welton Academy, 2014.
Woodrow, Ralph. Great Prophecies of the Bible. Riverside, CA: Ralph Woodrow
Evangelistic Association, 1971.
Wright, N.T. Jesus and the Victory of God. Minneapolis, MN: Fortress Press,
1997.
------. Revelation for Everyone. Louisville, KY: Westminster John Knox Press,
2011.
217 | R a p t u r e l e s s 1 s t e d i t i o n – J o n a t h a n W e l t o n
Download