I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Energi listrik adalah kebutuhan utama bagi manusia untuk mengerjakan aktivitasnya karena mayoritas peralatan untuk membantu pekerjaan manusia menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Agar dapat membangkitkan energi listrik diperlukan energi lain sebagai sumber tenaganya. Mayoritas pembangkit listrik yang ada di Indonesia masih menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi. Ketersediaan batu bara dan minyak bumi di dunia saat ini semakin berkurang dari tahun ke tahun, akibatnya harga minyak dunia pun semakin melonjak. Hal ini berimbas pada harga Tarif Dasar Listrik (TDL) yang semakin meningkat. Selain berimbas pada harga Tarif Dasar Listrik yang terus meningkat Kebutuhan listrik yang dipenuhi dari pasokan listrik yang berasal dari pembangkit PT. PLN (Persero). PT. PLN (Persero) menggunakan berbagai macam pembangkit listrik, misalnya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara, pembangkit listrik turbin gas (PLTG), maupun pembangkit listrik gas combined cycle (PLTGU), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik panas bumi (PLTP), dan sebagainya, juga akan menimbulkan emisi CO2. Industri pembangkitan listrik menyumbang 37% emisi CO2 global [29]. Emisi CO2 dari pemakaian bahan bakar fosil tersebut dapat dikatakan sebagai emisi on-site, sedangkan emisi off-site merupakan nilai emisi dari konsumsi energi listrik yang berkontribusi dalam menghasilkan CO2 Bahan bakar energi fosil yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik yang terus menerus digunakan semakin lama akan menjadi habis dan juga akan menimbulkan emisi gas CO2 yang semakin banyak ke udara, sementara itu pengembangan energi alternatif membutuhkan waktu yang cukup lama. Salah satu 1 2 solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan penghematan energi listrik. Langkah penghematan energi listrik dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui profil penggunaan energi listrik untuk kemudian dapat dianalisis untuk dapat menerapkan pola penghematan penggunaan energi listrik. Konsumsi energi listrik di Gedung Jurusan Teknik Fisika mengalami peningkatan setiap bulannya sehingga perlu dilakukan perhitungan konsumsi energi listrik ulang untuk mengetahui pola konsumsi energi listriknya hemat dan efisien atau tidak. Setelah dilakukan perhitungan konsumsi energi listrik dan mengetahui pola konsumsi energi listriknya maka dapat dibuat skenario penghematan konsumsi energi listrik di masa yang akan datang. I.2. Batasan Masalah Penelitian Batasan masalah untuk penelitian ini adalah, 1. Penelitian dilakukan pada gedung Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM Yogyakarta. 2. Data yang diambil adalah data penggunaan energi listrik dan pola penggunaan energi listrik pada gedung Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM Yogyakarta. 3. Acuan utama standar dan petunjuk teknis dari penelitian ini adalah nilai standar IKE untuk bangunan di Indonesia yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004. 4. Hasil dari penelitian ini adalah profil penggunaan energi listrik per hari, per minggu dan per bulan. 3 I.3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis profil penggunaan energi listrik pada gedung Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM Yogyakarta untuk mengetahui pola penggunaan energi listrik pada gedung Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM Yogyakarta per hari, per bulan dan per tahun. 2. Mengetahui ruangan dengan konsumsi energi paling besar dan paling kecil di Gedung Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada 3. Memberikan rekomendasi pola penghematan energi listrik di Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM Yogyakarta. I.4. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi kepada Jurusan Teknik Fisika berupa skenario penghematan konsumsi energi listrik berdasarkan hasil analisis pola konsumsi energi listrik Jurusan Teknik Fisika agar terjadi penghematan konsumsi energi listrik di masa depan yang berimbas langsung kepada penghematan anggaran Jurusan Teknik Fisika untuk dapat di manfaatkan ke sektor yang lain.