virulensi dan transmisi virus influenza ap ada manusia, hew an

advertisement
ARTIKEL
VIRULENSI DAN TRANSMISI VIRUS INFLUENZA A
PADA MANUSIA, HEW AN MAMALIA DAN UNGGAS
Vivi Setiawaty*
Peneliti Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes,
Jl. Percetakan Negara No. 29, Jakarta Pusat 10560, Email: [email protected]
VIRULENCE AND TRANSMISSION OF INFLUENZA VIRUS TYPE A AMONG HUMAN,
MAMMALS AND BIRDS
.
Abstract
In the 20th century, influenza virus A infections caused the pandemic severe respiratory illness in
humans, some of the cases were fatal. Therefore, it is important for us to know the transmission
mechanism andfactors that can affect the virulence of influenza viruses. Virulence of influenza virus in
birds, mammals and humans is determined by its ability to inflict damage to host cells caused by the
eight genes in the virus. Eight of these genes have different tasks and functions that need to be analyzed.
Besides knowing the virulence of influenza virus, should also know the transmission mechanism of these
viruses. Influenza type A virus in poultry (called avian influenza) can transmit directly from birds to
humans that can cause fatal infections. Understanding of the factors that play a role in the transmission
between species of birds, mammals and humans can help the development of surveillance strategies to
determine rapidly the potential strain of influenza A virus that can cause a pandemic.
Keywords: Influenza A, virulence, virus transmission, avian
Abstrak
Di abad ke-20, beberapa pendemi/wabah gangguan saluran pemafasan yang berat pada manusia dan
dapat juga menyebabkan kematian, disebabkan oleh virus influenza A. Oleh karena itu penting bagi kita
mengetahui bagaimana virus Influenza ini bertransmisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi
dari virus Influenza. Virulensi virus influenza pada unggas, hewan mamalia dan manusia ditentukan
oleh kemampuannya untuk menimbulkan kerusakan pada sel host yang disebabkan oleh delapan gen
yang ada padanya. Delapan gen ini mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda-beda yang perlu
dipelajari. Selain mengetahui virulensi virus Influenza, perlu juga diketahui eara transmisi dari virus ini.
Virus influenza tipe A pada unggas (disebut juga avian influenza) dapat bertransmisi seeara langsung
dari unggas ke manusia yang dapat menyebabkan infeksi fatal. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang
berperan dalam transmisi antara spesies unggas, hewan rnamalia dan manusia dapat membantu
pengembangan strategi surveilans guna mengetahui dengan cepat potensi strain virus influenza A y~ng
dapat menimbulkan pandemi.
Kata kunci: Influenza A, virulensi, transmisi, unggas
S'Ibmit: 12 Agustus 2011, Review I: 15 Agustus 2011, Review 2: 15 Agustus 2011, Eligible article: 2 Januari 2012
Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 3, September Tahun 2012
106
Latar Belakang
irus influenza tennasuk orthomyxovirus
yang terdiri dari 3 tipe A, B dan C.
Partikel virus terdiri dari negatif sense
single stranded RNA yang terbagi dalam 8 segmen
linier (pada influenza tipe A dan B) atau 7 segmen
linier (pada influenza tipe C). Delapan segmen
partikel virus influenza A mengkode 10 polipetida.
Infeksi pada satu pejamu dengan 2 virus influenza
yang berbeda tetapi masih berasal dari satu tipe,
dapat menyebabkan penggabungan (reassortant)
progeni virus sehingga dapat teljadi kombinasi baru
segmen RNA yang berasal dari masing-masing
induk virus.'
V
Subtipe virus influenza A ditentukan
berdasarkan dua antigen pennukaan Hemagglutinin
(HA) dengan 16 tipe (HI-HI6) dan Neuraminidase
(NA) dengan 9 tipe (N1_N9)2,3 Pejamu alamiah
dan terbesar virus influenza A adalah unggas air,
burung pantai dan burung eamar laut, memiliki
semua tipe HA dan NA dari virus influenza A. Pada
virus influenza A yang telah dapat menginfeksi
manusialmamalia memperlihatkan suatu kombinasi
tipe HA dan NA yang terbatas, seperti virus
influenza A yang dapat bertransmisi antar manusia,
terdiri dari sUbtipe: HI, H2, H3, NI, N2,3,4
Virus Influenza tipe A secara alamiah
menginfeksi berbagai spesies unggas dan mamalia
serta menjadi penyebab teljadinya pandemi/wabah
pada manusia, Salah satu kejadian wabah adalah
adanya virus influenza tipe A sUbtipe H5NI yang
berasal dari unggas menginfeksi manusia dan
menyebabkan kematian, muneul pertama kali pada
tabun 1997 di Hong Kong, Delapan belas orang
yang terinfeksi virus H5N I, 6 orang diantaranya
meninggal dengan case fatality rate (CFR) sebesar
33.3%, Virus H5NI yang diisolasi dari penderita
mempunyai kesamaan genetik dengan virus avian
influenza A (H5NI) yang menyebabkan epidemi
Gambar 1: Struktnr Virus Influenza'
107
pada ayam di Hong Kong dalam waktu yang
bersamaan, Hal ini mengindikasikan bahwa virus
avian influenza A (H5N I) dapat bertransmisi seeara
langsung dari unggas (ayam) ke manusia,2.5
Transmisi seeara langsung ke manusia juga teljadi
pada virus avian influenza A subtipe H7N7 dan
H9N2 namun tidak berakibat fatal. Selain
bertransmisi dari unggas ke manusia, virus
influenza tipe A juga dapat bertransmisi dari unggas
ke mamalis lain seperti babi dan kuda.
Wabah Influenza H5NI di Hong Kong pada
tahun 1997 ini bersifat lokal dan hanya pada daerah
yang terbatas, tetapi ada kemungkinan transmisi
langsung unggas ke manusia akan muneul kembali
pada lokasi yang sarna maupun menyebar ke daerah
lainnya, Oleh karena itu kita perlu mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi virus
influenza A dan kemampuannya beradaptasi dengan
pejamu yang baru,4
Telaah Pustaka
Virus Influenza A
Karakteristik dan fungsi dari gen dan protein
virus influenza A
Influenza virus adalah partikel berdiameter
80--120 nm, Gambaran khas dari partikel virus ini
adalah terdapat kira-kira 500 tonjolan pada lapisan
luarnya, Tonjolan ini merupakan glikoprotein HA
(yang mempunyai bentuk seperti batang) dan NA
(berbentuk jamur), lumlah HA lebih banyak
daripada NA. Panjang tonjolan HA berukuran 13,5
nm yang diukur dari pennukaan virus,> (Gambar I)
Virus influenza A mengandung 8 segmen
negatif single stranded RNA(I), Setiap segmen RNA
terdiri dari nucleoprotein (NP), RNA dan RNA
polymerase yang membentuk kompleks ribonucleoprotein (RNP): RNP dikelilingi oleh selapis matrix
protein, matrix (M) l. Segmen RNA 1--6 dari virus
influenza A masing-masing mengkode 1 (single)
Gambar 2: Siklus Replikasi Virus Influenza'
Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 3, September Tahun 20 I 2
~
~~IHU~l
MED
I
R
PENELITIRN
DRN PENGEMBRNGRN KESEHRTRN
EDITORIAL
_.....""""'' ' ' ' ' '
Penasehat:
-
Pengarah :
Kepa1a Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (Pusatl)
Kepala Pusat Teknolgi Terapan Kesehatan dan Epiderniologi Klinik (Pusat2)
Kepala Pusal Teknologi Intcrvensi Kesehatan Masyarakat (Pusat 3)
Kepa1a Pusat Hurnaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Pusal 4)
Kepala Balai Besar Tanaman Dbat dan Obat Tradisional Tawangmangu
Penanggung Jawllb:
- Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Mitra Restari:
Prof. Dr. M. Sudomo (Parasitologist; Koosullan WHO)
Prof. Dr. dr.Agm Pu!wadianto. SU. SpF (Forensik dan EIik Ko!egaJ; FK ill)
Prof. Dr. Drs. Wasis Budiarto, MS (Kebijakan dan Manajemen KesehaIan; Pusat 4)
Dr. Drs. Tris EIyando, MA (Kesehatan Masyarakat; FKM Ul)
Dr. DamarTri Bocwooo. MS (Vector dan Penyakit Menulllr,B2P2VRP, Salatiga)
Dr. Jr. Inswiasri, M.Kes (Epidemiologi dan Kesmas, Pmal3)
Prof. Dr. Drs. Kusharisupeni. Djokosujono, M.Sc (Gizi K1inik dan Kesmas; FKM UI)
Drs. BaoDog Wtspriyooo, Apt, Ph.D (Fannasi dan KesehaIIm Masyarakat; FKM UT)
Dr. dr. MucbIarudin (Doktcr OWOccupational HeaJth; FK VI)
Robert Leslie Tilden (KFl; KonsuItan WHO)
Prof. Dr. Supatman Sukowati (Vector dan Pen)'akit Menular; Pusat 3)
Prof. dr. Umar Faluni (Environment TOllology; FKM lJI)
Dr. Suhsnooo Soemantri, PHS (Demogndi dan Kesehatan Masyarakat; KonsuItan UNFBA)
Prof. Dr. Sukijo Nolo Abnojo (perilalru Masyarakat; VI)
Dr. dr,Astrid Sulastomo (Xe:sehatan Kezja; FKM U1)
EdhorlEdltiD&:
Dr. Djoko Kartono, MSc (Gizi Masyarakat; Pusaa)
Ora. Lucie Widowati, Apt. M.Si (fanaman Obat dan Obat Tradisiona1; Pusat2)
drlt. Sabat Ompusunggu, M.Sc (Biomedik; Pusat2)
Dr. Suhanfi, MPH (Epidc:IDologi dan Biostatistik; Pusat2)
dr. drg. Farida Sutiarto (Epidemiologi dan Biostatistik; Pusat2)
Nunidc: Kusumawardhani, SKM, MSc, PH (Public Health; PusatJ)
Pemimpin Redaksi:
Redaktur
Sc:kretaris Redaksi:
Anggota Redaksi :
Endang Sri Widyaningsih, SKM, M.Kes.
Djoko lrianto, SKM, M.Kcs.
Dra. Siwi Wresniati, M.Si.
- Dr. Amrul Munief, M.Sc. (Enlomologi Molc:Jrular; Pusat 3)
- de. Emiliana Tjitra, M.Sc. Ph.D (Biomc:dik; Pusa12)
- Prof. koman, M.Sc, Ph.D (llmu Pangan Gizi; Pusat I)
- Dr. Drs. R. mulyono Notosiswoyo, M.Si (Epidemiologi dan
Biostatistik; Pusa13)
- Siti Sundari, MPH, D.Se (Kc:bijakan dan Manajemc:n
Kc:sc:halan; Pusa14)
_ Ora. Yun Astuti Nugroho, Api, M.Si (Tanaman Obal dan
Obat Tradisional; Pusal 1)
Sekretarlal:
I. Evi Suryani, S.Kom
2. Sri Lc:stari, S.Pd
3. Suci W"lji Lc:stari, S.Sn
4. Irfan Danae Nugraha, S.sos
5. Emi Supuwati, SIP
........
Tc:rbi14 bIi setahun (Quatc:rly Publication)
Taakreditasi SK No. 3961AUIP2M1/04/l012
Alamat ltedakal:
Bagian Informasi, Publikasi dan Diseminasi
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesebatan
n. Qercetakan Negara No.29 Kolak Pos 226
Telp. (021) 4261088 Pesawat 212
Jakarta 10560
Website
e-mail
: bttp:/Iwww.litbang.depkes.gojd/medial
: [email protected]
Pengantar Redaksi
Selamat datang pada Media nomor 3/2012. Salah satu artikelnya
tentang virus influenza merupakan pembuka wacana artikel Media
kali ini. Temyata, virus influenza tipe A pada unggas (disebut juga
avian irifluenza) dapat bertransmisi secara langsung dari unggas ke
manusia dan dapat menyebabk3il infeksi fatal. Pemaharnan
terhadap faktor- faktor yang berperan dalam transmisi antara spesies
unggas, hewan mamalia dan manusia dapat mernbantu
pengembangan strategi surveilans guna mengetahui dengan cepat
potensi strain virus influenza A yang dapat menimbulkan pandemi.
Bagaimana pandeminya, baca lengkap dalam artikel pembuka
Media kali ini.Selanjutnya, deteksi P. Vivax single nucleotide
Polymorphism (SNP) Y976F dari sampel monitoring pengobatan
dihidroarte;'isininpiperrakuin di Kalimantan dan
Sulawesi dapat pula Anda baca lebih cermat pada artikel kedua
datam Media nomor 3 tabun 20 12 ini yang sedangAnda baca. Kalau
tadi bagaimana deteksi P. Vivax telah Anda cermati, kali ini wacana
tentang gagal pengobatan pada malaria falsiparum, temyata dapat
juga disebabkan oleh parasit yang resisten terhadap obat antimalaria
atau oleh infeksi baru. Keragaman genetik petanda Plasmodium
!a!ciparum, yaitu lokus gen MSP I, MSP2 dan GLURP dalam suatu
populasi perlu diidentifikasi sebagai dasar untuk membedakan
penyebab gaga! pengobatan, lanjutkan pencermatan baca Anda
dalam artikel ini.
Semua yang diuraikan tersebut, pasti ada tujuan akhir sebuah
penelitian. Artikel kali ini da1am penelitian tentang DBD bertujuan
menentukan strategi pengendalian vektor spesifik, berdasarkan
distribusi spasiaV pernetaan kasus DBD dengan sistem infonnasi
geografi (SIG), Index jarak (distance index) kasus DBD, angka
bebas jentik (AB}), serta status kerentanan nyamuk vektor Ae.
Aegypti terhadap insektisida. Penelitian dalam artikel-artikel
tersebut mengambil objek diluar tubuh manusia. Narnun tidak
hanya itu saja gangguan kesehatan. Penyebab lainnya dalam
gangguan kesehatan dapat ditimhulkan akibat kekurangan
konswnsi iodium. Dan, ini merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Salah satu cara untuk mengatasinya
adalah melalui penggunaan garam beriodium. Penggunaan garam
selain digunakan pada pemasakan, juga digunakan untuk
pengawetan makanan, seperti pembuatan telur asin. Tujuan
penulisan dalam artikel ini adalah mempelajari pengaruh
penggunaan garam beriodium terhadap kandungan iodium telur
asin dengan menggunakan media yang berbeda menggunakan 3
media garam beriodium, yaitu media abu gosok, media serbuk hatu
bata dan media air dengan lama pengasinan selama 20 hari. dan
setiap selang 5 hari dilakukan analisis kandungan iodium telur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan iodium te}ur dari
media abu gosok pada hari ke lima pengasinan sebesar 1.4 ppm,
sementaFa dalam telur asin dari media serbuk bata hanya 0.65 ppm.
Lama pengasinan mempengaruhi penetrasi iodium ke dalam telur
itik, dan memiliki korelasi yang signifikan (J>=O_OO I).
Media kali ini ditutup dengan artikel tentang ramuan tradisional
sebagai salah satu alternative pengobatan, selain pengobatan secara
modem atau medis. Ini biasa dilakukan oleh para pengobat
tradional (battra). Dalam artikel tentang hattra ini dikemukakan
bagaimana mendapatkan data jenis ramuan untuk keluhan yang
berkenaan dengan reproduksi.
seperti apakah data yang
didapatkankannya? Selamat memhaca.
Salam Seha.
Redaksi
Cover
Source
Influenza Viros / retouched by ldhar W
www.bioquell.com
Tabell. Memperlihatkan Karakteristik dan Fungsi dari Tiap Protein Virus Influenza A'"
Seg
men
2
3
4
Fungsi
Tempat dan ciri-ciri
Protein
PB2 (759 aa)
PB I (757 aa)
PA (716 aa)
HA (566 aa)
interior, menginfeksi nukleus sel
interior, menginfeksi nukleus sel
interior, menginfeksi nukleus sel
envelop, rnenginfeksi permukaan sel,
Homotrimer
globular head bersifat antigenik dan
tempat pengikatan reseptor
Transkripsi dan replikasi RNA viral
Virus berikatan dengan reseptor sel pejamu
yang mengandung a5am sialat, penetrasi
genom virus ke sitoplasma sel pejamu,
penggabungan membran sel pejarnu dengan
membran virus, bersifat antigenik utama
5
NP (498 aa)
interior, berhubungan dengan protein
Berinteraksi
dengan
kompleks dan RNA viral
po)imerase
sebagai
RNA
dan
protein
komponen
utama
nukleokapsid, berfungsi pada replikasi RNA
viral, maturasi dan packaging
6
NA (454 aa)
envelop, menginfeksi permukaan sel
Homotetramer
7
MI (252 aa)
Lipid bagian bawah dari envelop yang
bilayer
Mencema mucin uotuk memudahkan virus
mencapai
epitel
target,
memfasilitasi
pelepasan progeny VlfUS yang infeksius,
antigenik
Fungsi utama dalam replikasi, penyusunan
virion dan budding, memodulasi transport
RNP virus
Aktifitas sebagai saluran membran kation,
8
M2 (97 aa)
Envelop
NSI (230 aa)
Menginfeksi inti sel
menginfeksi sel terutarna meningkatkan pH
badan golgi untuk melindungi HA yang
sensitif terhadap pH
Berikatan dengan RNA dengan menghambat
translasi dari RNA pejamu, mengatur
aktivitas splicing pre rnRNA viral, translasi
dan polimerase viral
Mediator ekspor nukleus dari viral RNP
NS2 (121 aa)
Berhubungan dengan komponen core
Vlnon
protein. Segmen 1 mengkode PB 1, segmen 2
mengkode PB2, segmen 3 mengkode PA, segmen
4-HA, segmen 5-NP dan segmen 6 NA. Sedangkan
segmen 7 dan 8 masingcrnasing mengkode 2 protein
MI-M2 dan NSI-NS2, dengan reading frame yang
tumpang tindih. 1,2
Replikasi Virus Influenza A
Pada manusia, target utaIna virus influenza
adalah sel epitel saluran pernafasan atas dan bawah.
Hemagglutinin (HA) virus berikatan dengan asam
sialat pada glycoprotein alau glycolipid dari
pennukaan sel pejamu. Ikatan dengan reseptor
mengmisiasi masuknya virus kedalam sel pejamu
melalui proses endositosis. Pada proses ini partikel
virus diliputi oleh membran plasma sel pejamu dan
membentuk vesikel endositik. Virus kemudian
dibawa ke kompartemen endosomal sel. TeIjadi
penggabungan membran virus dan membran
endosom yang diindulcsi oleh pH yang sedikit asam
dari lumen endosom. RNA virus dikirim ke inti sel,
terjadi sintesis mRNA dan replikasi RNA virus.
RNA virus yang baru dibentuk di inti sel, dibawa
keluar ke sitoplasma. Untuk sintesis komponen
protein virus teIjadi di sitosol sel (protein internal)
dan retikulum endoplasma untuk membran protein.
Progeny virus. kemudian dirakit pada membran sel
pejamu kemudian virus yang barn keluar dari sel
dengan cara penonjolan (budding)?" (Gambar 2)
Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 3, September Tahun 2012
108
Virulensi dan Transmisi Antar Spesies dari
Virus Influenza A
Virus influenza A mengenali 2 bentuk asam
sialat (SA) N-acetylneuraminic acid (NeuAc) dan
N-glycolylneuraminic acid (NeuGc) yang diikat ke
galaktosa dengan ikatan SAa-2,3Gal atau SAa2,6Gal sebagai reseptornya. 4 •7 Kemampuan virus
untuk bereplikasi pada spesies yang berbeda
dipengaruhi oleh jenis SA dan ikatannya dengan
asam amino pada posisi 226 atau 228 pada receptor
binding specificity (RBS) dari HA virus. Gln226
berkorelasi dengan reseptor spesifik SAa-2,3Gal
pada virus influenza A unggas dan leu226 spesifik
dengan virus influenza A manusia untuk subtipe H2
dan H3 tetapi tidak dengan sUbtipe HI. Virus
influenza A subtipe H I yang menginfeksi babi dan
manusia mengalami mutasi pada Glul90 ke Asp
dan Gly225 ke Glu yang berhubungan dengan
kemampuan spesifik virus influenza A avian
mengenali reseptor SAa-2,6Gal pada saat virus
avian beradaptasi supaya dapat menginfeksi babi
dan manusia. Selain itu virus influenza A manusia
pada semua subtipe HA juga memperlihatkan
adanya hubungan antara pasangan asam amino
Leu226 dengan Ser228. Sedangkan virus influenza
A pada kuda dan unggas (kecuali H13) Gln226
berpasangan dengan Gly228. Pasangan asam amino
ini dibutuhkan untuk ketepatan virus berikatan
dengan reseptor SA dari spesies yang berbeda. 4 •8
Epitel trakhea manusia, secara dominan,
mempunyai reseptor NeuAca-2,6Gal,
kuda
mempunyai reseptor NeuAc dan NeuGc serta pada
trakheanya terdapat reseptor NeuGca-2,3Gal, usus
bebek terutama mengandung reseptor NeuAca2,3Gal Guga NeuGca-2,3Gal). Hal ini dapat
menjelaskan mengapa kuda rentan terhadap
transmisi langsung dari virus influenza A unggas
tetapi tidak terhadap virus influenza A manusia.
Jaringan otot dan sel epitel trakhea babi mempunyai
reseptor SAa-2,3Gal dan SAa-2,6Gal, sehingga
dapat terinfeksi virus influenza A avian dan
manusia. 4,9 Virus influenza A manusia menginfeksi
sel epitel yang tidak bersilia (sel epitel saluran
pernafasan) sedangkan virus influenza A avian
menginfeksi sel yang bersilia (sel epitel saluran
cerna) dimana pada masing-masing sel ini terdapat
reseptor yang spesifik. 1O
Pada virus yang virulen, HA secara
fun'gsional harns cocok dengan potongan NA yang
mempunyai panjang tangkai NA dengan okuran
tertentu. NA diperlukan sejak virus dilepaskan dari
permukaan sel. Bila terdapat ketidakcocokan HA
J09
dan NA maka virulensi virus akan berkurang karena
reassortant virus terhalangi. Tangkai NA, merupakan tempat yang aktif diatas envelop virion,
bervariasi pada sekuens dan panjangnya. Tangkai
NA yang pendek kurang efisien dalam pemisahan
progeny virus karena tempat aktifnya tidak dapat
mencapai substrat dengan efisien. Bagaimanapun,
secara alamiah virus avian influenza A yang kurang
virulen pada unggas adalah yang mempunyai
tangkai NA pendek'·8.11
Replikasi virus influenza pada host
dipengaruhi juga oleh kemampuan virus beradaptasi
pada pejalljunya. Virus Influenza A manusia tidak
dapat bereplikasi pada saluran pencernaan unggas
(bebek) karena adanya perbedaan reseptor pada
pejamu, namun ada virus influenza unggas yang
dapat bereplikasi pada rnanusia. Salah satunya
adalah virus Influenza HKlH5N1I1997 yang dapat
bertransmisi secara langsung dari unggas (ayam) ke
manusia tanpa beradaptasi terlebih dahulu dengan
mamalia lain sebagai pejamu antara.
Virus avian influenza A (HK!H5N1I1997)
dapat bereplikasi pada usus manusia dan
memberikan beberapa gejala gastrointestinal. Hal
ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan
biologis antara kemampuan beradaptasi dari virus
influenza A pada manusia dan virus influenza A
unggas yang ditunjukkan dengan kemampuannya
berepJikasi di usus. Strain virus influenza A
manusia bereplikasi dengan baik pada suhu 37°C,
tetapi tidak baik pada suhu 40°C, sementara strain
virus influenza avian masih dapat bereplikasi secara
efisien pada suhu 40oC, hal ini dikarenakan suhu
tubuh avian lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh
mamalia. 4
Adaptasi antar spesies
Secara eksperimental, virus influenza A dari
satu spesies tidak dapat bereplikasi dengan baik
pada spesies lainnya namun ada beberapa subtipe
virus dapat melewati spesies barrier. Bagaimanapun, virus avian influenza dapat secara langsung
ditransrnisikan tanpa
adanya mutasi
dan
rekombinasi ke mamalia, termasuk kuda (H3N8),
anjing laut (H7N7) dan babi (HINI) yang dapat
menyebabkan epiderni diantara spesies ini. Dari
suatu percobaan, virus avian influenza A dari setiap
tipe HA dapat bereplikasi di saluran pernafasan
babi. Babi dapat menerima virus influenza A dari
swine, unggas dan manusia sehingga berpotensi
menimbulkan teIjadinya reassortment genetik
antara strain avian dan rnanusia, atau teIjadi
adaptasi bertahap pada reseptor spesifik SAa2,6
Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 3, September Tahun 2012
sehingaa
dapat terinfeksi 4 virus aV13n influenza
co
tanpa adanya reossortment.
Hasil percobaan memperlihatkan bahwa
penyebaran virus avian influenza A subtipe HSN I
pada ayam lebih utama melalui transmisi fecal-Dral
dibandingkan aerosol. Virus avian influenza masih
dapat diaktifkan kembali dari feces yang te1ah
dikeringkan pada suhu ruang. Infektifitas virus
masih dapat bertahan sampai 4 hari di feces basah
dengan suhu 2S°c.(12)
Pembahasan
Virus influenza A yang berasal dari unggas
(avian influenza) memerlukan adaptasi pada pejamu
lain agar virus dapat bereplikasi pada mamalia
maupun manusia. Tempat replikasi dari virus
influenza A pada unggas dan mamalia berbedabeda. Pada percobaan yang dilakukan pada unggas
(ayam dan bebek) diperoleh hasil bahwa virus
bereplikasi di seluruh organ sedangkan pada
mamalia (tikus dan ferret) virus hanya bereplikasi
di saluran nafas (hidung, trachea dan paru-paru).
Pada diskusi ini dicontohkan perbedaan virus
yang diisolasi tahun 1997 dan 2003. Virus avian
influenza A subtipe HSN I 1997 dapat menginfeksi
manusia setelah virus yang berasal dari burung air
tersebut dapat menginfeksi pejamu antara yaitu
ayam terlebih dulu. Berbeda dengan virus avian
influenza HSN I yang diisolasi dari aspirat
nasofaringeal manusia yang terinfeksi di Hong
Kong pada tahun 2003 (HKl213). Virus HK213
langsung dapat menginfeksi manusia tanpa melalui
pejamu antara (unggas darat/ayam) seperti VIruS
HSN I tahun 1997.
Perbedaan sifat virus ini disebabkan virus
HK213 tahun 2003 dapat berikatan dengan reseptor
SA a2.3 maupun SA a2.6, sedangkan umurnnya
VIrus avian influenza yang lain hanya berikatan
dengan reseptor SA a2.3 dan virus influenza A
manusia seperti AlNew Caledonia/20/99 hanya
berikatan dengan SA a2.6. 5•13
Virulensi virus influenza A HK213 terhadap
ayam berbeda dengan bebek, tikus dan ferret. Virus
ml sangat virulen terhadap ayam yang berakibat
fatal pada ayam sedangkan pada bebek tikus dan
ferret tidak berakibat fatal.
'
,
Transmisi virus avian influenza dari unggas
ke mamaha ataupun manusia melalui mekanisme
yang berbeda-beda. Mekanisme transmisi virus
HSN I tahun 1997 dan 2003 yang berbeda
dipengaruhi oleh adanya perbedaan asam amino
pada gen NA. Pada virus HSNI tahun 1997 yang
diisolasi dari ayam terdapat pemendekan (delesi
asam amino 19) pada tangkai NA. Pemendekan ini
diperkirakan terjadi ketika virus dari burung air
beradaptasi pada ayam. Sedangkan virus HSN I
yang diisolasi dari manusia yang terinfeksi pada
tahun 2003 (HK213) dapat langsung menginfeksi
manusia dari burung air/liar tanpa harus melalui
hewan perantara (ayam) karena virus HSNI tahun
2003 tidak terjadi pemendekan/delesi pada gen
NA 5 •8•11
Kesimpulan
Oari 16 HA dan 9 NA antigen perrnukaan
virus influenza A, hanya 3 HA dan 2 NA yang
merupakan virus influenza A manusia yaitu HI, H2,
H3, NI dan N2. Sedangkan unggas mempunyai
semua tipe gen HA dan NA virus influenza A. Hal
ini disebabkan karena unggas dan manusia
mempunyai reseptor dan sel tempat replikasi virus
influenza A berbeda. Reseptor virus influenza A
manusia adalah SAa2.6 dan virus bereplikasi pada
sel epitel yang tidak bersilia (sel epitel saluran
pernafasan). Sedangkan reseptor virus influenza A
unggas adalah SAa2.3 dan virus bereplikasi pada
sel epitel yang bersilia (sel epitel saluran cerna).
Oleh karena itu virus influenza A unggas
bertransmisi lebih baik seeara feeal-oral daripada
aerosol, dan virus dapat bereplikasi secara efisien
pada suhu 40°C.
Virus influenza A unggas dapat bertransmisi
langsung ke mamalia lain yang mempunyai reseptor
SAa2.3. Tetapi perlu diwaspadai bahwa ada
mamalia (babi) yang mempunyai kedua reseptor
tersebut, sehingga babi dapat terinfeksi oleh virus
influenza A unggas dan manusia. Apabila babi
terinfeksi virus influenza A unggas dan manusia
seeara bersama-sama, maka dikhawatirkan terjadi
reassortment yang akan menimbulkan strain virus
baru yang berpotensi menyebabkan wabahl
pandemi.
Daftar Pustaka
1. Lamb,
RA.,
Krug,
RM.
2001.
Orthomyxoviridae, the viruses and their
replication, In: Knipe OM, Howley PM,
Griffin DE et aI., editors. Field Virology, 4th
ed. Lippincott Williams and Wilkins; p.1487 IS31.
Media Ii/bang Kesehatan Volume 22 Nomor 3, September Tahun 2012
110
2. Wilschut, CJ., J.E. McElhaney, A.M. Pal ache.
2006. Influenza, 2'd ed. Philadelphia, Elsevier:
p.27-39.
3. Bender, C., H. Hall, J. Juang, et al. 1999.
Characterization of the surface protein of
influenza A (H5N I) viruses isolated from
humans in 1997-1998. Virology 254: 115-123.
4. Baigent, S.1., J. W. McCauley. 2003. Influenza
type A in humans, mammals and birds:
determinants of virus virulence, host range and
interspecies transmission. BioEssay 25: 657671.
5. Sinya, K., M. Hatla, S. Yamada, A. Takada, et
a!. 2005. Characterization of human H5NI
influenza A virus isolated III 2003. J Virol
Aug. p.9926-32.
6. Noda T, Sagara H, Yen A, et a!. 2006.
Architecture of ribonucleoprotein complexes
ini influenza A virus particles. Nature; 439:
490-492.
7. Masuda, H., T. Suzuki, Y. Sugiyama, G.
Horiike, et al. 1999. Substitution of amino acid
residue in influenza A virus hemagglutinin
affects recognition of sialyl-oligosaccharides
containing N-glycolylneuraminic acid, FEBS
Lett. 464: 71-74.
8. Guan, Y., L. L. Poon, C. Y. Cheung, T.M. Ellis,
et a!. 2004. H5NI influenza: A protean
Ill'
9.
10.
II.
12.
13.
pandemic threat. Proc. Natl. Acad. Sci. USA
10 I: 8156-8161.
Gambaryan, A., A. Tuzikov, G. Pazynina, N.
Bovin, A. Balish, A. Klimov. 2006. Evolution
of receptor binding phenotype of influenza A
(H5) viruses. Virology 344: 432-438.
Matrosovich, M.N., T. Y. Matrosovich, T.
Gray, N. A. Roberts, H. D. Klenk. 2004.
Human and avian influenza viruses target
different cell types in cultures of human airway
epithelium. PNAS 101(13): 4620-4624.
Matrosovich, M., N. Zhou, Y. Kawaoka, and R.
Webster. 1999. The surface glycoproteins of
H5 influenza viruses isolated from humans,
chickens, and wild aquatic birds have
distinguishable properties. J. Viro!. 73: 11461155.
Shortridge, K. F., N. N. Zhou, Y. Guan, P. Gao,
T. Ito, Y. Kawaoka, et al. 1998.
Characterization of Avian H5NI influenza
viruses from poultry in Hong Kong. Virology
252: 331-342.
Horimoto, T., N. Fukuda, K. IwatsukiHorimoto, Y. Guan, W. Lim, M. Peiris, et al.
2004. Antigenic differences between H5NI
human influenza viruses isolated in 1997 and
2003. J. Vet. Med. Sci. 66(3): 303-305
Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor 3, September Tahun 2012
Download