BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin “communis” atau “common” dalam bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha menyampaikan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagai informasi, gagasan, atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Komunikasi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lain. Objek ilmu komunikasi adalah usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lain.4 Komunikasi menurut forsadale dalam mulyana adalah “commucation is the process by which a system is estabilished, maintained, and altered by means of shared signals that operate according to rules”.5 Komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang (I) terhadap informasi, sikap, dan prilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku atau perasaanperasaan, sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap, dan prilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami.6 4 Hoeta Soehoet A.M.Dasar-Dasar Jurnalistik: Yayasan Kampus Tercinta Iisip.Jakarta.2003. Hal. 5 5 Deddy Mulyana.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar:Pt. Remaja Rosdakarya. Bandung.2001.Hal 6 6 Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi.Teori Paradigma Dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat: Kencana, 2007, Hal. 57 7 8 Menurut Burhan Bungin Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerimaan (audience).1 Selain tiga unsur ini, yang terpenting dalam komunikasi adalah aktivitas memaknakan informasi yang disampaikan oleh sumber informasi yang disampaikan oleh audience terhadap informasi-informasi yang terimanya. Pemaknaan kepada informasi bersifat subjektif dan kontekstual.2 Menurut Burhan Bungin, lingkup teori komunikasi sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Teori komunikasi kelompok Teori komunikasi organisasi Teori komunikasi massa Teori komunikasi interpretasi.3 Dalam kaitan dengan penelitian ini lingkung yang tepat adalah teori komunikasi interpretasi. Menurut Sendjaja dalam Bungin, bahwa pendekatan interpretasi adalah pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan makna dari tindakan. Makna yang dimaksud oleh para pelaku penting dalam berbagai bentuk interpretasi adalah suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinankemungkinan makna.4 Menurut Burhan Bungin, Tujuan komunikasi adalah perubahan sikap (attitude change), perubahan pendapat (opinion change), perubahan perilaku (behavior change), perubahan sosial (social change).5 Sedangkan fungsi komunikasi menurut Burhan Bungin yaitu: 1 Ibid, halaman. 57 Ibid, halaman. 58 3 Ibid, halaman. 257 4 Ibid, halaman. 259 5 Ibid, halaman. 35 2 9 a. b. c. d. Menginformasikan (to inform) Mendidik (to educate) Menghibur (to entertain) Mempengaruhi (to influence)6 2.1. Komunikasi Massa Menurut McQuail, komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Pada tingkat ini komunikasi dilakukan dengan menggunakan media massa.7 Ciri-ciri utama komunikasi massa; sumbernya adalah organisasi formal, dan pengirimnya adalah profesional; pesannya beragam dan dapat diperkirakan; pesannya diproses dan distandarisasikan; pesan sebagai produk yang memiliki nilai jual dan makna simbolik; hubungan antara komunikan dan komunikator berlangsung satu arah; bersifat impersonal, non moral dan kualitatif.8 Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Robert K. Merton mengemukakan, bahwa fungsi aktivitas social memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsinyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (laten function) yaitu dengan fungsi yang diinginkan.9 Menurut Burhan Bungin, unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6 Komunikator, Media massa, Informasi (pesan) massa, Gatekeeper, Khalayak (public), dan Ibid, halaman. 35 Ibid, halaman. 33 8 Ibid, halaman. 33 9 Ibid, halaman. 78 7 10 6. Umpan balik.10 Media massa pada mulanya dianggap mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa kepada khalayaknya, yang diungkapkan dalam gambar sebuah jarum suntik. Dengan menyuntikan isi pernyataan kedalam urat darah khalayak, dan khalayak akan memberikan reaksi dengan cara seperti telah diperkirakan sebelumnya. Informasi yang disampaikan dalam media mereflesikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat. 2.3 Komunikasi Pemasaran Hubungan antara komunikasi dengan pemasaran sangat erat. William Al Big yang dikutip oleh Jhon E Kennedy dan R Darmawan Soemanegara11, Menyatakan bahwa komunikasi sebagai “the process of transmitting meaningful symbols between individuals”. Definisi tersebut menggambarkan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau lebih, dimana salah satu mengirimkan simbol atau pesan tertentu kepada orang lain. Komunikasi terjadi bila kedua pihak sama-sama dapat mengolahdengan baik simbol yang disampaikan. Sehingga apa yang menjadi pesan dapat tersampaikan maksudnya. Menurut four As (the American Association of Advertising Agency) IMC adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masing-masing bentuk komunikasi misalnya, iklan, direct response, promosi penjualan, humas dan 10 11 Ibid, halaman. 71 Kennedy, Jhon E, dan R Darmawan Soemanegara, Marketing Communication Taktik dan Strategi. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. 2006 Hal2 11 memadukannya untuk meraih kejelasan, konsistensi dampak komunikasi maksimal melalui pengintegrasian pesan.12 Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pemasaran mencakup keseluruhan sistem kegiatan bisnis mulai dari perencanaan, penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan pelayanan yang bermutu.”13 Menurut brech, “Pemasaran adalah suatu proses dalam menentukan permintaan konsumen akan barang dan jasa, memotivasi penjualan, mendistribusikan ke konsumen akhir, dengan keuntungan sebagai imbalannya”.14 Philip Kotler dalam buku Kennedy dan Soemanagara, mendefinisikan pemasaran sebagai: “A sociental process by which individual and groups obtains what they need and want through creating offering, and freely exchanging product and service of valuewith others.” (Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai suatu sama lain).15 12 Uyung sulaksana. Integrated Marketing Communication. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2003, Hal 60 13 Philip Kotler dan Keller . Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2007, Hal 6 14 Buchari Alma. Manajemen dan Pemasaran Jasa. Jakarta: Alfabeta. 2005. Hal 2 15 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara. Marketing Communication. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, 2009, Hal 3 12 Berikut ini adalah fungsi-fungsi komunikasi yang dikemukakan oleh William L Gorden16 dalam empat fungsi, yaitu : a. Komunikasi sosial, untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, kebahagiaan dengan memupuk hubungan dengan orang lain. b. Komunikasi ekspresif, untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita kepada oramg lain, lebih banyak bersifat non verbal. c. Komunikasi ritual, biasanya dilakukan secara kolektif, menampilkan prilaku simbolik. d. Komunikasi instrumental, tujuan umumnya bersifat membujuk dengan memberikan informasi, mendorong, mengubah sikap/keyakinan dan prilaku serta menghibur. Berdasarkan konsep dan teori komunikasi yang dikemukaan, dapat dilihat komunikasi adalah induk atau dasar dalam kegiatan pemasaran. Dalam fungsi komunikasi yang dikemukakan oleh William I. Gorden diatas, yang tepat dalam menggambarkan mengenai dunia pemasaran adalah fungsi komunikasi yang keempat, yaitu komunikasi instrumental yang bersifat memberi informasi, mendorong, mengubah sikap/keyakinan dalam prilaku. Implementasinya yaitu pada bagaimana peranan komunikasi dalam memasarkan, menciptakan dan meningkatkan brand awareness dalam penjualan suatu produk. Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian baru yang disebut komunikasi pemasaran (Marketing communication). 16 Ibid 5-38 13 Kotler dan Keller menyatakan bahwa, “Marketingcommunicationsare means by which firms attempt to inform, persuade, and remindcomsumers – directly or indirectly – about the products and brands they sell”. Artinya, Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.17 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara mendefinisikan komunikasi pemasaran adalah: “kegiatan pemasaran dengan menggunakan tehniktehnik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan peruahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan”.18 Marketing communication juga dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dengan menggunakan sebagai alat, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Adapun jenis media yang dapat digunakan adalah folder, poster, banner, flayer, televisi, majalah, surat kabar dan mediamedia lainnya.19 Berdasarkan definisi diatas, dapat dilihat bagaimana komunikasi pemasaran memegang peranan penting dalam mengkomunikasikan pesan dari produsen kepada konsumen. Inti dalam komunikasi pemasaran adalah memperkuat strategi pemasaran, sehingga dapat memperkuat loyalitas pelanggan terhadap produk. Penjabaran diatas mengambarkan, peran komunikasi pemasaran dewasa ini menjadi sangat penting, karena salah satu faktor keberhasilan suatu produk di 17 Kotler, P. & Keller, K. L. Marketing Management 14thEdition. New Jersey : Pearson Education, Inc.2012, Hal 498 18 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara. Marketing Communication. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. 2009. Hal 5 19 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara, Marketing Communication :Taktik dan strategi. Jakarta : Gramedia, 2006 Hal 5 14 pasaran adalah bagaimana mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen hingga sampai dan masuk kedalam benak konsumen. Apabila komunikasi pemasarannya tidak sesuai dengan nilai produk, artinya tidak mampu memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen atau dengan kata lain tidak sampai pesannya kepada konsumen, dapat dipastikan kegiatan pemasarannya akan gagal dan pada akhirnya berimbas kepada brand awareness , image produknya dan perusahaan serta profit perusahaan. 2.4. Media Televisi Media merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk memindahkan pesan dari pihak satu ke pihak lainnya. Media memiliki berbagai jenis yaitu televisi, radio dan surat kabar. Menurut Effendi, televisi terdiri dari istilah “tele” yangberarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauh”nya diperoleh dari prinsip radio sedangkan “penglihatan” nya diperoleh melaluigambar. Karena itu televisi merupakan hasil dari perpaduan antara radio (broadcast) dan film (moving picture).20 Televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disamakan dengan penemuan roda, karena mampu merubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal terkadang disebut dengan TV, tivi, teve, atau tipi. 20 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Dan Praktek Cetakan Kesembilan Belas, Pt. Remaja Rosadakarya, Bandung, 2003, Hal. 174 15 Menurut Terence A. Shimp “keunikan televisi adalah sangat personal dan demonstrative, tetapi juga mahal dan dianggap penyebab ketidak teraturan (clutter) dalam persaingan.21 Terence A. Shimp mengemukakan kekuatan dan keterbatasan televisi yaitu : Kekuatan: mendemontrasikan penggunaa produk, muncul tanpa diharapkan, mampu memberikan kegembiraan (hiburan dan kesenangan), dapat mengemukakan humor, efektif dengan tenaga penjualan perusahaan dan perdagangan, kemampuan mencapai dampak yang diinginkan. Keterbatasan: biaya periklanan yang meningkat dengan cepat, erosi penonton televisi, fraksionalisasi penononton (terpecahnya penonton karena penonton tidak hanya menonton pada suatu program saja sebab sekarang tersedia cukup banyak pilihan program bagi penonton televisi), Zipping dan Zapping, Clutter.22 Pada dasarnya media televisi bersifat transistory atau hanya sekilas dan menyampai pesannya dibatasi oleh durasi (jam, menit, detik). Pesan dari televisi memiliki kelebihan tersendiri tidak hanya didengar tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audio visual). Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pengiklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan visual sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya tarik iklan dibanding media lain. Televisi juga 21 Terence A. Shimp.Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpad: Erlangga.Jakarta.2003.Hal 530 22 Ibid, halaman. 535 16 diyakini sangat berorientasi mengingatkan khalayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan.23 2.5. Iklan Istilah periklanan berasal dari kata advertising, yang dalam bahasa Latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Jadi pengertian seperti ini sebenarnya tidak ada ubahnya dengan pengertian komunikasi sebagimana halnya dalam ilmu komunikasi. Menurut Terrence A. Shimp, Periklanan adalah suatu bentuk komunikasi massa atau direct-to-consumer yang bersifat non personal dan didanai oleh perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang di identifikasikan dalam berbagai cara dalam menyampaikan pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu.24 Menurut Rendra Widyatama menambahkan pengertian iklan yang dikutip dari Masyarakat Periklanan Indonesia, yang mengartikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.25 Pengertian iklan dan periklanan sering diartikan sama, tetapi terdapat perbedaan antara pengertian periklanan dan iklan. Periklanan suatu bentuk komunikasi massa bersifat persuasif yang bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai suatu produk untuk memperoleh keuntungan penjualan 23 Renald Khasali. Manajemen Periklanan: Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia:Grafiti. Jakarta.1992. Hal. 172 24 Ibid.Hal 589 25 Rendra Widyatama. Pengantar Periklanan: Buana Pustaka.Jakarta.2005. Hal. 15 17 dan dibiayai oleh perusahaan yang mengiklankan produk. Sedangkan iklan adalah bentuk penyampaian pesan mengenai suatu produk yang bersifat persuasif melalui media yang dituju kepada khalayak masyarakat. Menurut Robert W. Pollay fungsi iklan ada 2, yaitu fungsi informasional dan transformasional. Melalui fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk, sedangkan transformasional, iklan berusaha untuk mengubah sikap–sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola–pola belanja, gaya hidup, teknik–teknik mencapai sukses dan sebagainya.26 Menurut Rhenald Kasali, secara garis besar iklan memiliki beberapa tujuan: 1. Periklanan menjalankan mengkomunikasikan sebuah informasi fungsi produk, informasi. ciri–ciri dan Iklan iklan memberitahukan konsumen tentang produk baru. 2. Periklanan menjalankan fungsi persuasif. Iklan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek–merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut. 3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi pengingat. Iklan terus–menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk, sehingga konsumen akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan produk pesaingnya.27 Di dalam iklan, tanda-tanda digunakan secara aktif dan dinamis, sehingga orang tidak lagi membeli produk untuk pemenuhan kebutuhan (need), melainkan 26 27 Ratna Noviani.Jalan Tengah Memahami Iklan.: Pustaka Pelajar.Yogyakarta. 2002. Hal.25 Renald Khasali, Op Cit, Hal. 67 18 membeli makna-makna simbolik (symbolic meaning), yang menempatkan Konsumer di dalam struktur komunikasi yang dikonstruksi secara sosial oleh sistem produksi/konsumsi (produser, marketing, iklan).28 Alat dalam komunikasi periklanan selain bahasa, terdapat alat komunikasi lainnya yang sering dipergunakan yaitu gambar, warna, dan bunyi. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang baik verbal maupun ikon. Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan terdiri dari dua jenis yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal, lambang non verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan yang tidak secara meniru rupa atas bentuk realitas.29 Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan terdiri atas dua jenis, yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal. Sedangkan lambang non verbal adalah bentuk warna yang disajikan dalam iklan, yang tidak secara khusus meniru rupa atas bentuk realitas. Ikon disini digunakan sebagai lambang. Kajian sistem tanda dalam iklan juga mencakup objek. Objek iklan adalah hal yang diiklankan. Dalam iklan produk atau jasa, produk dan jasa itulah yang menjadi objeknya. Hal penting dalam menelaah iklan adalah penafsiran kelompok sasaran dalam proses interpretasi. Menurut Dendi Sudiana, iklan bertujuan memperkenalkan suatu produk atau membangkitkan kesadaran akan merek (brand awareness), citra merek (image 28 Yasraf Amir Piliang. Pengantar,.Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna:Jalasutra.Bandung.2003. Hal 287 29 Alex Sobur.Semiotika Komunikasi: Remaja Rosda Karya.Bandung.2004.Hal 26 19 awareness), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak untuk membeli produk yang ditawarkan, membeli informasi30 Sebagai alat marketing, iklan mempunyai tujuan sebagai alat untuk mengidentifikasi dan membedakan produk satu dengan produk yang lainnya, untuk mengkomunikasikan informasi suatu produk, untuk membeli pilihan suatu produk, kesetiaan pada merek. Selain itu juga untuk memberi informasi mengenai suatu produk, membentuk kesadaran dan loyalitas konsumen dan akhirnya membujuk konsumen untuk membeli 31 2.6. Iklan Televisi Salah satu saluran komunikasi yang saat ini mempunyai keunggulan kompetitif dan bahkan mampu menggeser peran media massa lainnya dalam meraih di bidang iklan adalah televisi. Hal ini karena kecepatan dan daya tarik televisilah yang menyebabkan media ini menjadi banyak pilihan perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya. Durasi iklan televisi tidak boleh terlalu lama. Ini karena iklan televisi adalah bahasa visual. Setiap gambar dan suara biasanya berisikan ajakan dan persuasi. Kompilasi gambar-gambar iklan begitu cepat bergerak, berganti terus menerus dalam komposisi, frame yang indah. Tingkat kepadatan yang tinggi inilah yang menjadikan iklan dengan hitungan detik, paling lama 60 detik sudah tergolong lama. Iklan di televisi berusaha ditampilkan semenarik mungkin dengan gaya penyampaian pesan yang khas dengan penggunaan bahasa (kata – kata kreatif 30 Rendra Widyatama. Pengantar Periklanan: Buana Pustaka.Jakarta.2005. Hal. 20 Ibid. Hal 23 31 20 yang mudah diingat, ilustrasi musik (jingle), model iklan yang menarik, personifikasi produk–produk, simbol–simbol dan format visualisasi yang harmonis menghasilkan pesan dan citra produk secara keseluruhan yang kemudian diputar beberapa kali sehari pada jam–jam utama (prime time) supaya konsumen nantinya memperoleh informasi yang lebih. Iklan televisi mempunyai berbagai macam bentuk, namun secara garis besar dapat diklarifikasikan menjadi empat, yaitu : 1. Pensponsoran yaitu dilakukan dengan cara mensponsori atau membiayai acara yang ditayangkan dari suatu stasiun televisi. 2. Partisipasi, yaitu iklan disisipkan diantara satu atau beberapa acara (spots), ini lebih fleksibel dalam ari memilih jangkauan pasar, khalayak sasaran, jadwal dan anggaran. 3. Spot Announcements yaitu iklan yang ditempatkan pada pergantian acara. Pengiklan local biasa menggunakan jenis iklan ini. 4. Public service Announcements yaitu merupakan iklan layanan masyarakat yang ditempatkan di tengah–tengah suatau acara.32 Menurut freddy rangkuti, iklan di media televisi dapat ditentukan pilihan target konsumen berdasarkan : 1. Wilayah Geografi 2. Waktu penyiaran 3. Program yang akan ditayangkan.33 Menurut Budiman Hakim, Elemen dalam iklan televisi terdiri dari : 32 Renald Khasali. Manajemen Periklanan: Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia:Grafiti. Jakarta.1992. Hal.120 33 Freddy Rangkuti. Riset Pemasaran: Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.2002. Hal. 188 21 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tokoh Vo Music Lagu/jingle Sound effect Music effect Visual effect Warna.34 Beberapa elemen bekerja sama untuk menciptakan peran visual dari iklan televisi menurut Wells, Burnett, dan Moriarty : 1. Video. Video mengandung rangkaian adegan yang berupa gerakan, katakata yang menceritakan tentang produk perusahaan. Video berperan penting untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang selukbeluk produk perusahaan. 2. Audio. Iklan di televisi merupakan media audio visual sehingga elemen radio menjadi penting. 3. Talent. Iklan audio visual di televisi selain menggunakan kata-kata juga menggunakan cerita atau gambar agar menarik. Untuk iklan di televisi membutuhkan orang untuk memerankan adegan dalam iklan yang menggunakan manfaat, cara kerja, kehebatan dan lainnya dari produk agar konsumen mendapati informasi cukup. 4. Props. Di dalam setiap iklan termasuk televisi, hal yang paling penting adalah produknya. Adegan cerita, figure, musik dan lainnya yang digunakan hanyalah sebagai pendukung dalam menunjukkan keunggulan produk. 5. Setting. Dalam iklan di televisi memerlukan tempat untuk pengambilan adegan. Pemilihan tempat harus sesuai dengan jalannya cerita sehingga iklan menarik. 6. Lighting. Pencahayaan dalam iklan haruslah tepat untuk membuat iklan dapat menarik untuk dilihat. Selain itu penggunaan kombinasi harus baik untuk menarik konsumen akan iklan suatu produk. 7. Pacing. Setiap konsumen memiliki daya tangkap yang berbeda, karena itu, pengiklan harus merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu mudah dimengerti dan ditangkap dengan baik oleh konsumen. Pacing adalah bagian keseluruhan pengakhiran pesan atau dengan kata lain hasil eksekusi iklan.35 34 Budiman Hakim. Lanturan Tapi Relevan:Pt. Galangpress Media Utama.Yogyakarta. 2005.Hal 27 35 Wilians Wells, John Burnett And Sandra Moriarty, Contemporary Advertising 3th Edition: Pt Gramedia Pustaka Utama.1989. Hal 391-394 22 2.7. Konstruksi Realitas Sosial Menurut Bergeryang dikutip oleh Eriyanto bahwa : “realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan, tetapi sebaliknya, Ia bentuk dan dikonstruksi. Dengan pemahaman semacam ini, realitas berwajah ganda/plural. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbedabeda atas suatu realitas”.36 Setiap orang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan dan lingkungan pergaulan atau social tertentu akan menafsirkan realitas social itu dengan kontruksinya masing-masing. Realitas dipresentasikan dalam iklan dengan menggunakan pencitraan atau simbolisasi makna tidak pernah melepaskan diri dari konteks sosial budaya dimana iklan berada. Hal ini karena iklan menggunakan preferensi masayarakat, juga keinginan–keinginan serta kebutuhannya untuk kemudian diterjemahkan dan dipresentasikan dengan bahasa khusus. Pihak pembuat iklan selalu berusaha menerapkan strategi periklanan yang dimengerti dan ditangkap dengan mudah oleh khalayak. Kajian mengenai realitas sosial dalam kaitannya dengan iklan menyatakan bahwa iklan bukan sebuah cermin realitas yang jujur, tapi iklan adalah cermin yang cenderung mendistorsi membuat jadi indah atau cemerlang, melebih– melebihkan sesuatu dan melakukan seleksi–seleksi atas tanda atau citra itu tidak merefleksikan realitas sosial, tetapi menyatakan sesuatu tentang realitas.37 Iklan yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menampilkan pesan yang menarik. Tujuannnya iklan dikatakan berhasil apabila khalayak memberikan respon yang baik terhadap iklan tersebut. Untuk mendapatkan respon dari masyarakat maka pesan iklan harus dimengerti masyarakat, maka iklan yang dibuat harus memiliki kedekatan dengan masyarakat seperti menampilkan suatu realitas sosial. Memang ada hubungan yang kuat antara iklan dengan realitas atau setidaknya antara iklan dengan realitas kehidupan mesyarakat sehari – hari, tetapi iklan melakukan seleksi–seleksi atas materi–materi dengan hati- hati, ada materi yang diambil tapi ada materi yang dihilangkan. Iklan memang telah menjadi 36 Eriyanto Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media:Lkis.Yogyakarta.2004.Hal. 15 37 Ratna Noviani.Jalan Tengah Memahami Iklan.: Pustaka Pelajar.Yogyakarta.2002. Hal.53 23 bagian dari masyarakat industri kapitalis yang begitu powerful dan sulit untuk dielakan. Ia menyediakan gambaran tentang realitas, dan sekaligus mendefinisikan keinginan dan kemamuan individu. Ia mendefinisikan apa itu gaya, dan apa itu selera bagus bukan sebagai sebuah kemungkinan atau saran, melainkan sebagai sebuah tujuan yang diinginkan dan tidak bisa untuk dipertanyakan. Sedangkan untuk mengetahui apa itu realitas, kita bias merujuk pada pendapat Alfred Schutz. Dalam pikiran Schutz, semua manusia di dalam pikirannya membawa apa yang dinamakan stock of knowlodge, baik stock of knowlodge tentang barang – barang fisik, tentang sesama manusia, artefak dan koneksi – koneksi social maupun obyek – obyek budaya. stock of knowlodge yang merka dapatkan melalui proses sosialisasi itu, menyediakan frame of refenrance atau orientasi yang mereka gunakan dalam mengintepretasikan obyek – obyek dan peristiw – peristiwa yang mereka lakukan sehari–hari. 38 Berkaitan dengan penelitian ini mengenai konstruksi realitas sosial, konstruksi merupkan cara menyusun bangunan, susunan atau hubungan kata dalam kalimat atau dalam kelompok kata. Sedangkan menurut Bedger dan Luckmann : Melalui penjelasan realitas sosial dengan memisahkan antara “kenyataan” dan “pengetahuan”. Mereka mengartikan realitas sebagai kualitas yang terdapat didalam realitas-realitas, yang diakui memiliki keberadaan (being) yang tidak bergantung kepada kehendak kita sendiri. Sementara, pengetahuuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitasrealitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik secara spesifik.39 Menurut Alex Sobur, realitas merupakan pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang dimasyarakat seperti konsep, kesadaran umum, wacana public, sebagai hasil dari konstruksi realitas.40 Menurut Herbert dalam Eriyanto, pandangan konstruksionis: 38 Ratna Noviani.Jalan Tengah Memahami Iklan.: Pustaka Pelajar.Yogyakarta. 2002. Hal.50 Alex Sobur.Analisis Teks Media: PT Remadja Rosda Karya.Bandung.2004.Hal. 91 40 Ibid, Hal. 186 39 24 Realitas tercipta oleh konstruksi, sudut pandang tertentu dari wartawan. Di sini tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu. Realitas itu berbeda-beda, tergantung pada bagaimana konsepsi ketika realitas itu dipahami oleh wartawan yang memiliki pandangan berbeda.41 Dari pendapat diatas realitas itu dapat tercipta dari sudut pandang maupun karena realitas itu berbeda-beda tergantung dari bagaimana konsepsi dan pandangan manusia itu sendiri yang melihat realitas tersebut. Dalam konstruksi realitas sosial manusia, terdapat proses dialektis Bedger yang menyebut sebagai momen memiliki tiga tahap yaitu: Pertama, eksternalissasi, yaitu aha pencurahan atau ekspresi diri manusia di dalam dunia, bik dalam kegiatan mental maupun dalam kegiatan fisik. Ini sudah menjadi sifat dasar manusia, ia akan selalu mencurahkan diri ketempat dimana ia berada. Kedua, Objekjektifitas, yaitu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil eksternalisasi yaitu budaya, seperti bahasa, yang merupakan kegiatan eksternalisasi manusia ketika berhadapan dengan dunia. Ia adalah hasil dari kegiatan manusia. Ketiga, Internalisasi, proses intrnalisasi lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif kedalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia social.42 2.7.1 Realitas Sosial Realitas sosial menurut Max Weber dalam Burhan Bungin, adalah “melihat realitas sosial sebagai perilaku sosial yang memiliki makna subjektif, karena itu perilaku memiliki tujuan dan motivasi.”43 Konsep Realitas Sosial yang Dipelajari oleh Sosiologi - Sosiologi adalah suatu studi ilmiah tentang kehidupan sosial manusia. Sosiologi mempelajari gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Gejala-gejala sosial yang muncul dalam masyarakat baik yang teratur maupun yang tidak teratur disebut dengan realitas 41 Ratna Noviani.Jalan Tengah Memahami Iklan.: Pustaka Pelajar.Yogyakarta. 2002. Hal.53 Ibid, Hal. 14-15 43 Burhan Bungin. Konstruksi Sosial Media Massa: Kencana, Jakarta, 2008,. Hal. 12 42 25 sosial dalam masyarakat. Konsep-konsep realitas sosial yang dipelajari oleh sosiologi adalah: 1. Keluarga Keluarga merupakan kesatuan sosial yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan darah, terdiri atas suami, istri dan anak-anak. Karakteristik keluarga adalah sebagai berikut: a. Keluarga dipersatukan oleh ikatan perkawinan, hubungan darah atau adopsi b. Anggota keluarga biasanya hidup dalam satu rumah tangga c. Melakukan interaksi dan komunikasi d. Mempertahankankan suatu kebudayaan bersama sekaligus menciptakan kebudayaan. Bentuk keluarga: a. Keluarga inti (Keluarga batih), merupakan bentuk keluarga berdasarkan perkawinan tunggal, yang terdiri dari seorang Bapak, seorang ibu beserta anakanaknya. b. Keluarga besar, adalah bentuk keluarga , baik tunggal maupun berdasarkan bentuk perkawinan jamak (poligami) yang terdiri dari seorang Bapak, beberapa orang ibu atau kebalikannya, atau ditarik dari satu keturunan dengan seluruh keturunannya. Tugas Keluarga adalah: a. Tugas sosial biologis (untuk memenuhi kebutuhan biologis guna melanjutkan keturunan dan menyalurkan kasih sayang) b. Tugas sosial kultural (sebagai media pewarisan budaya) c. Tugas sosial ekonomi (untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup) 26 d. Tugas sosial religius (sebagai bagian daripada kehidupan sosial beragama) 2. Masyarakat Adalah sekelompok manusia yang permanen, melakukan interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Menurut Koentaraningrat, masyarakat adalah : kesatuan keseluruhan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem, adat istiadat yang bersifat kontinu, dan terikat oleh suatu rasa identitas tertentu. Masyarakat memiliki unsurunsur sebagai berikut: a. Ada sejumlah orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu b. Saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama c. Pola interaksinya menurut sistem adat tertentu d. Pola kontinuitas dari proses interaksi menurut adat istiadat e. Ada keterakaitan suatu rasa identitas bersama Dalam mempelajari masyarakat Sosiologi berarti mempelajari Jaringan hubungan antar manusia dalam hidup bermasyarakat, maka sosiologi dapat dijelaskan secara grafis definitif sebagai berikut: 3. Komunitas Komunitas adalah satuan sosial yang didasari oleh lokalitas, mempunyai ikatan solideritas yang kuat antar anggotanya sebagai akibat kesamaan tempat tinggal, memiliki perasaan membutuhkan satu sama lain, serta keyakinan tanah di mana tempat mereka tinggal memberikan kehidupan kepada mereka (Community Sentiment). Unsur-unsur sentimen komunitas terdiri dari: Unsur perasaan, unsur sepenanggungan dan unsur memerlukan. Contoh, para tenaga kerja Indonesia 27 yang kerja di negara asing, para pelajar Indonesia yang sedang belajar di luar negeri. 4. Asosiasi Asosiasi atau perkumpulan adalah suatu kehidupan bersama antarindividu dalam suatu ikatan. Kumpulan orang atau sekelompok individu dapat dikatakan kelompok sosial apabila memenuhi faktor-faktor sebagai berikut : 1. Kesadaran akan kondisi yang sama, 2. Adanya relasi sosial, 3. Dan orientasi pada tujuan yang telah ditentukan. Apabila kelompok sosial dianggap sebagai sebuah kenyataan di masyarakat, maka individu merupakan kenyataan yang memiliki sikap terhadap kelompok tersebut sebagai suatu kenyataan subjektif. Di dalam masyarakat yang sudah kompleks, biasanya individu menjadi kelompok sosial tertentu yang secara otomotis pula menjadi anggota beberapa kelompok sekaligus, misal atas dasar keturunan, jenis kelamin atau kekerarabatan tertentu. Keanggotaan mereka dalam kelompok dilakukan secara individual dengan persyaratan keang-gotaannya secara sukarela. Asosiasi dapat dikatakan juga sebagai perkumpulan. Sebagai contoh perkumpulan wasit/pelatih/instruktur olah raga nasional. Kelompok sosial dilihat dari bentuknya dapat kita kelompokan sebagai berikut: a. Menurut besar kecilnya kelompok dan jumlah anggotanya 1. Small Group, yaitu kelompok yang terdiri sekurang-kurangnya dua orang, masing-masing menjalin hubungan untuk mencapai tujuan tertentu. 28 Contoh, Keluarga inti. 2. Klik (Clique), yaitu kelompok kecil yang terbentuk dari suatu kelompok yang lebih besar, karena frekuensi hubungan yang relatif tinggi atau sering bertemu. Contoh, Sekelompok siswa di kelas. 3. Cressive Group, yaitu kelompok yang timbul karena reaksi spontan, terbentuk karena ketidaksengajaan, memiliki kepentingan yang sama dan tujuan yang sama, serta tempat tinggal yang berdekatan. Contoh Rukun tetangga. 4. Partai, yaitu kumpulan orang yang mempunyai asas, haluan dan tujuan yang sama. Tujuan yang dicapai oleh partai adalah untuk kepentingan para anggotanya (public goals) dan bukan tujuan perorangan (private goals). Contoh, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Nasional Indonesia dan partai-partai politik peserta pemilu lainnya. 5. Massa, yaitu kelompok yang jumlahnya tidak diperhatikan. Contoh Sekelompok karwayan PT DI yang sedang melakukan demonstrasi di Bundaran HI. 6. Publik, secara umum artinya khalayak ramai. Jumlah dan bentuknya serupa dengan massa. b. Kelompok menurut terbentuknya. Seringkali kita melihat sekelompok orang yang banyak yang berkelompok, 29 terbentuknya kelompok ini biasanya tidak disengaja dan tidak disadari tetapi memiliki kesamaan ciri atau tujuan. Kelompok demikian dapat dilihat dari dasar terbentuknya yaitu: 1. Kelompok semu, kelompok yang tidak teratur dan kelompok sementara. a. Kerumunan b. Massa c. Public 2. Kelompok Nyata a. Kelompok Statistik b. Kategori sosial c. Kelompok sosial d. Kelompok formal c. Kelompok menurut erat longgarnya ikatan hubungan para anggotanya. Kelompok masyarakat ini biasanya didasarkan pada intensitas dan kualitas pertemuan yang dilakukan oleh anggota kelompok. Lama kelamaam kelompok ini berkembang luas dan kelompok didasarkan pada erat atau tidaknya hubungan antar para anggota. 1. Kelompok paguyuban (Gemeinschaft) Adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang tiap-tiap anggota diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Dasar hubungannya adalah rasa cinta dan rasa kesatuan bathin, yang memang telah dikodratkan dan bersifat nyata dan organis. Contoh Partai Politik, Rukun Warga. 30 2. Kelompok patembayan (Gesellschaft) Patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, terdapat pada hubungan yang bersifat timbal balik, contoh ikatan antar para pedagang. 3. Kelompok utama (Primary group) Hubungan antar individu dalam kelompok yang sangat erat, mereka saling mengenal dan saling berhubungan langsung (face to face) sehingga sering disebut kelompok tatap muka (face to face group). Contoh keluarga luas. 4. Kelompok Sekunder (Secondary Group) Hubungan antar individu dalam kelompok ini hampir tidak ada, kalaupun ada longgar sekali. Setiap anggota masih mengingat kepentingan sendiri. Hubungan ini terjadi karena adanya pamrih dan perhitungan laba rugi. Contoh kehidupan masyarakat di pasar. d. Kelompok menurut sifat dan skup aktivitasnya Kelopok ini berdasarkan sifat yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok dan lingkup aktivitas dari pada kelompok ini. Biasanya kelompok ini didasarkan pada sifat dan aktivitas kekeluargaan. 1. Kelompok kerukunan Di dalam kelompok ini terdapat sifat rukun dan guyub seperti paguyuban. Dalam berbagai bidang anggota-anggota kelompok tidak mempunyai pamrih tertentu. Dalam adat Jawa ada istilah “pirukunan” misalnya 31 “nyumbang” dan tidak mengutamakan untung dan rugi. Contoh, kerabat, marga dan keluarga. 2. Kelompok perikatan Di dalam kelompok perikatan, semua individu yang menjadi anggota mempunyai sifat kerukunan ke dalam yang erat sekali, rasa setia kawan dan kesatuan yang kuat. Bedanya dengan kelompok kerukunan ialah hubungan kewibawaan yang ada pada yang memerin-tah dan yang diperintah. Contoh, Perikatan adat “Rumah Gadang”. 3. Kelompok persekutuan Kelompok kerukunan dan kelompok perikatan merupakan lawan dari kelompok persekutuan. Kelompok kerukunan dan kelompok perikatan guyubnya hanya ke dalam. Sedangkan kelompok persekutuan sifat rukunnya ke luar. Individu-individu dalam kelompok ini koordinasinya sejajar dan titik beratnya serta fungsi terletak pada sudut kepentingan dan tujuannya. 4. Kelompok kami atau kelompok dalam (In group) Pada kelompok ini individu mengidentifikasikan dirinya berdasarkan kepentingan. Misalnya seorang individu di dalam suatu desa secara tidak langsung menjadi anggota kelompok kami yang dilawankan dengan warga desa lain sebagai kelompok lainnya. 5. Kelompok mereka atau Kelompok Luar (Out group) Sifat dalam anggota out group selalu ditandai dengan suatu perbedaan atau lebih sering dengan pertentangan (antagonisme) dan rasa antipati (tidak 32 suka). Contoh dalam pertandingan sepak bola, terdapat kelompok luar yaitu kelompok dari lawan. 6. Formal group Sifat dari kelompok ini adalah resmi, maksudnya memiliki peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan di antara mereka. Setiap anggota memiliki kedudukan, tugas dan kewajiban seperi yang diatur dalam peraturan yang diciptakan. Contoh, OSIS. 7. Informal group Adalah kelompok orang yang secara fisikmenjadi anggota kelompok tersebut. Contoh setiap siswa di sekolah adalah anggota Osis atau siswa berada dikelas X.1 menjadi anggota kelas X.1. 8. Reference group Kelompok referensi merupakan kelompok yang menjadi ukuran bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan kepribadianya. Kelompok cendikiawan, ulama dan pelajar. 9. Suku bangsa Adalah gabungan sosial yang didasarkan pada kesadaran akan kesamaan identitas, asal-usul, sejarah, tempat dan perbedaan kebudayaan. Contoh suku Aceh, Suku Sunda.44 44 Bagja waluya.Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat:Pt. Setia Purna Inves. Bandung2007. Hal10-14 33 2.8.Semiotika Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan tanda. Dengan demikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Umberto Uco45 menyebut tanda sebagai kebohongan. Dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi dibaliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri. Menurut Seassure46, persepsi dan pandangan kita tentang realitas, dikonstruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial. Hal ini dianggap revolusioner , karena hal itu berarti tanda membentuk persepsi manusia lebih dari sekedar merefleksikan realitas yang ada. Berkenaan dengan studi semiotik, pada dasarnya pusat perhatian pendekatan semiotik adalah pada tanda. Menurut John Fiske47 terdapat tiga area penting dalam studi semiotik, yakni 1. Tanda itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan beragam tanda yang berbeda, seperti mengantarkan makna serta cara menghubungkannya dengan orang yang menggunakannya. Tanda adalah buatan manusia dan hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang menggunakannya. 2. Kode atau sistem dimana lambing-lambang disusun. Studi ini meliputi bagaimana beragam kode yang berbeda dibangun untuk mempertemukan dengan kebutuhan masyarakat dalam kebudayaan. 45 Alex Sobur. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing: PT Remadja Rosda Karya.Bandung.2012. Hal 87 46 Ibid 47 Ibid. Hal 88 34 3. Kebudayaan di mana kode dan lambing itu beroperasi. Semiotik digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisis teks media dan asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan melalui seperangkat tanda. Teks media yang tersusun atas seperangkat tanda tersebut tidak pernah membawa makna tunggak. Kenyataannya, teks media selalu memiliki ideology dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut. hal ini menyebutkan bahwa teks media membawa kepentingan-kepentingan tertentu juga keselahankesalahan tertentu yang lebih luas dan kompleks. Menurutr Eco48 secara etimologis istilah semiotic berasal dari kata Yunan semeton yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Istilah semion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik dan asklepiadik dengan perhatiaannya pada simtomatologi dan diagnostic inferensial. Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu yang menunjuk pada adanya hal lain, contohnya asap menandai adanya api. Secara terminologis49 semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,seluruh kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest mengartikan semiotic sebagai ilmu tanda dan segala yang berhubungan dengannya cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya dan cara penerimaannya oleh mereka yang mempergunakan. 48 49 Ibid. Hal 124. Ibid. Hal 95 35 2.9. Semiotika Charles Sanders Pierce Charles Sanders Peirce50 seperti dikatakan Art Van Zoest adalah salah seorang filusuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensional. Pierce adalah seorang pemikir yang argumentative, begitulah komentar Paulk Cobley dan Litza Jansz. Namun ironisnya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, temantemannya membiarkan dia hidup dalam kesusahan sampai meninggalnya di tahun 1914. Ia diperbolehkan menjadi lector di suatu universitas hanya lima tahun. Setelah itu Pierce diberhentikan. Barangkali karena Pierce, seperti yang dituturkan Cobley dan Jansz tidak dapat menjadi contoh dari gaya hidup akademik yang santun, lingkungan tempat diasecara bertahap mengonstruksi semiotikanya. Sidat pemarah dan sulit diatu itu di duga karena penyakit sarafnya yang sering kambuh dan kerusakan kulit yang cukup parah di sekitar wajahnya. Peirce lahir dalam sebuah keluarga intelektual pada tahun 1839. Ayahnya Benjamin adalah seorang professor matematika di Harvard. Pada tahun 1859, 1902, dan 1863 secara verturt-turut ia menerima gelar B.A dan B.Sc. dari Universitas Harvard. Selama lebih dari tiga puluh tahun Peirce banyak melaksanakan tugas astronominya dan geodesi untuk survei pantai Amerika Serikat. Dari tahun 1879 sampai 1884, ia menjadi dosen parubahan waktu dalam bidang logika di Unioversitas Jihns Hopkins. Bagi Pierce tanda “is something which stands to somebody for something is some respect or capacity”. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, 50 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi: PT Remadja Rosda Karya.Bandung.2009 hal 39. 36 oleh Peirce disebut ground. Konsekwensinya, tanda selalu terdapat dalam hubungan triadic, yaitu ground, object, dan interpretant. Atas dasar hubungan ini, Peirce mengadakan klafikisai tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sangat keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan halhal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia. Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon, index, dan symbol51. Ikon adalah tanda yang dihubungkan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah, atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Misalnya potret, dan peta. Indeks adalah tanda yang adanya hubungan alamiah antara tanda dan penanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah yang menunjukan hubungan alamiah anatara penanda dengan petandanya. Simbol adalah hubungan di antaranya bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi atau perjanjian masyarakat. 51 Ibid. Hal 41. 37 Berdasarkan interpretant52 tanda dibagi menjadi rheme, decien, dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja menandakan kemarahan, baru bangun tidur, sakit mata, atau pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan. Argumen adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Simbol atau lambang merupakan salah satu kategori tanda (sign). Dalam wawancara Pierce, tanda (sign) terdiri dari Icon, Index, dan symbol. Kemudian simbol dalam pandangan Pierce dalam istilah sehari-hari lazim disebut kata, nama dan label. Sebab itu tidak mengherankan apabila pengertian tanda, simbol, maupun kata seringkali tumpang tindih. Seperti halnya Peirce menggunakan istilah simbol dengan pengertian hubungan asosiatif dengan gagasan atau referensi serta referen atau dunia acuan. Peirce dalam salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang merujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada dalam bentuk seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna berinteraksi dalam benak seserorang, maka munculah makna tentang sesuatu yang diwakilkan oleh tanda tersebut. yag dikupas teori segitiga mnakna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan 52 Ibid. Hal 42 38 orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga makna Peirce lazimnya ditampilkan sebagai tampak dalam gambar berikut53 Interpretant Sign Symbol Model seigitiga makna Peirce a. Tanda (representam) Sesuatu yang berbentuk fisik dan dapat ditangkap oleh panca indra manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk atau menginterpretasikan sesuatu hal lain itu sendiri. Acuan tanca ini disebut objek b. Acuan Tanca (Object) Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dai tanda atau sesuatu dirujuk tanda. c. Pengguna Tanda ( Interpretant) Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang yang dirujuk dalam sebuah 53 Tejo.Nilai – Nilai Modern dalam iklan. Skripsi. Jakarta. 2012 hal 29