01 LAYOUT A (FEB 2012) - HAL 1 sd 19.pmd

advertisement
Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Bertahan Hidup
Dengan Gagal Jantung
P
enyakit jantung merupakan penyakit yang paling
ditakuti, karena jika jantung ini sampai berhenti
bekerja, berarti mati; tak ada lagi yang dapat dilakukan.
Orang biasanya sudah mulai takut ketika dikatakan
mengidap “jantung bengkak” (baca: jantung membesar),
padahal pembesaran jantung itu ada yang secara alami,
misalnya akibat olahraga; banyak olahragawan yang
jantungnya membesar karena kegiatannya. Lain halnya jika
pembesar jantungnya itu adalah akibat dari gagal jantung.
Lalu, jika sudah divonis gagal jantung, mau apa?!
Klinik
Pembesaran jantung dapat terjadi secara alami
(fisiologis, faali) karena beban kerja jantung yang berat.
Misalnya saja atlet lari sprinter, pemain sepak bola,
46
MPA 305 / Februari 2012
pemain bola basket, jantungnya cenderung membesar
karena beban kerjanya yang berat mengharuskan jantung
memompa darah lebih cepat untuk mengirim darah
(yang mengandung oksigen maupun zat-zat gizi) yang
diperlukan, dan kembalinya darah mengangkut CO2
dan zat-zat lain yang merupakan buangan atau sisa
pembakaran. Lain halnya dengan pembesaran akibat gagal
jantung. Saat ini ilmu kedokteran boleh dibilang belum
berhasil menyembuhkan gagal jantung pembengkakan
(Congestive Heart Failure). Walaupun orang masih mungkin
“bertahan hidup” asalkan patuh mengikuti berbagai
macam tindakan ataupun pengobatan untuknya dengan
kepatuhan.
Gagal jantung dapat dipahami sebagai keadaan yang
jantung tidak mampu memompa untuk mengalirkan
darah ke seluruh tubuh secara sempurna. Ini berarti
oksigen tidak dapat lagi dikirim ke sel-sel jaringan
tubuh untuk pembakaran, energi tidak dapat dihasilkan.
Selain itu bahan-bahan lain (baca: zat gizi) juga tidak
dapat terkirim, dan sisa-sisa pembakaran tak dapat
diangkut untuk dibuang lewat organ yang terkait. Selain
merupakan kelainan pada jantung, ini dapat merupakan
akibat dari hambatan aliran keluarnya darah ataupun
hambatan kembalinya darah ke jantung.
Kegagalan jantung ada yang bermula dari kegagalan
jantung untuk memompa darah karena hambatan
pada pembuluh darah, untuk mengatasi hal ini jantung
mencoba meningkatkan kerjanya, yang mungkin gagal
karena keterbatasannya. Selain itu mungkin juga berlanjut
dari banyaknya darah (baca: cairan tubuh) yang dikirim
ke jaringan-jaringan tubuh yang tidak dapat kembali ke
jantung karena darah yang mengisi jantung masih banyak
tertahan. Akibatnya akan tertumpuklah cairan di jaringan,
menimbulkan bengkak (oedema). Ada juga gagal jantung
yang bermula dari berbagai keadaan lain, misalnya
akibat kerusakan otot jantung.
Kelemahan otot jantung dapat juga terjadi
sebagai akibat dari penyempitan pembuluh darah
yang melayani otot jantung, yang berakibat otot
jatung melemah. Penyempitan ini dapat meru­
pakan akibat lanjut dari serangan jantung yang
kibatkan pembuluh darah terganggu
menga­
alirannya sehingga tidak cukup pasokan
oksigen harus maupun zat gizi ke otot jantung.
Dalam keadaan ini jantung masih ber­
denyut, tetapi mengalami keterbatasan kekua­
tannya untuk memompa darah. Penyebab
lainnya misalnya karena kerusakan otot akibat infeksi
(misalnya difteri), cacat jantung, keracunan vitamin E,
ataupun lainnya. Beberapa keadaan lain yang dikenali
dapat me­
ngarah ke timbulnya kelainan jan­
tung ini
antara lain umur lanjut, faktor ketu­
ru­
nan, kerusakan katup jan­
tung,
kencing manis, tekanan da­rah tinggi,
tingginya kolesterol darah, me­rokok,
kegemukan, kurang olah raga.
Dalam bentuk awalnya gagal
jantung dapat menunjukkan gejalagejala yang meliputi mudah payah,
ketika bekerja terasa nafas pendek
ataupun jantung berdenyut cepat,
mudah pusing. Dalam keadaan
ringan mungkin keluhan muncul
hanya jika bekerja berat, sedangkan
jika keadaan sudah berat maka pen­
derita sudah merasa sesak meski­
pun hanya untuk duduk saja. Pem­
beng­
kakan di jaringan paru akan
menimbulkan “sesak” karena oksigen
menjadi sulit terserap, sedangkan di
ginjal pembengkakan ini akan me­
ngu­rangi kerjanya sehingga natrium
tidak dapat dibuang dengan baik;
ini mengakibatkan tertahannya di
dalam tubuh bersama air yang me­la­
rut­kannya dengan akibat pembeng­
kakan menjadi lebih parah.
Jika keadaan kian parah, “sesak” itu
sudah terasa meskipun dalam keadaan
istirahat, tampak kaki membengkak,
berat badan meningkat dengan cepat
karena air tertahan dalam tubuh, muncul
batuk ataupun sesak jika berbaring,
banyak kencing di malam hari, perut
terasa penuh (karena pembengkakan
hati ataupun penumpukan cairan ascites
yang mengakibatkan perut membesar).
suatu keharusan pada pengidap gagal
jantung dengan pembengkakan ini.
Misalnya saja penderita harus makan
dengan rendah lemak, rendah natrium
(maksimum 2 gram per harinya,
hampir setara dengan 5 gram garam
dapur). Natriun yang berlebihan
akan berakibat bertambahnya air
yang tertahan di dalam tubuh; ini
akan lebih membebani jantung yang
su­dah lemah itu sehingga penderita
menjadi sulit bernafas karena terta­
hannya air di dalam jaringan paru.
Sejalan dengan itu, penderita le­
mah jantung perlu membatasi mi­
numnya. Jika orang sehat tidak ber­
ma­salah dengan minum 8 gelas air
per hari, tergantung pada parah atau
tidaknya maka penderita gagal jan­
tung mungkin hanya boleh sekitar
Yang tidak kecil
perannya pada
penderita gagal
jantung ini adalah
berusaha untuk
membebaskan diri
dari stress (beban
pikiran)
Tindakan
Pasen gagal jantung perlu punya
langganan dokter ataupun klinik jan­
tung yang dapat menjadi tempat
ber­kon­sultasi tentang jantungnya
secara teratur. Selain itu ia juga per­
lu langganan dokter keluarga untuk
membantu menjaga kondisi tubuhnya
agar tubuhnya selalu berada dalam
kondisi “sehat” (fit) sehari-harinya.
Ini diperlukan karena penderita perlu
obat seumur hidup, dengan kenya­
taan kadang-kadang ada obat yang
menim­bulkan efek samping yang per­
lu penanganan segera; dokter ini pun
dapat membantu jika perlu penye­
suaian takaran obat, ataupun jika perlu
ganti obat, menambah ma­cam obat dan
sebagainya. Berbagai macam obat yang
mungkin harus di­
gu­
nakan “seumur
hidup” dapat meliputi misalnya ACE
inhibitor, beta blockers, digitalis, dan
retika; sering kali obat-obat ini
diu­
digunakan secara “bersama”.
Untuk menjaga kesehatannya te­
tap optimal, maka diet merupakan
4 gelas saja karena ginjalnya yang
terhambat kerjanya; kelebihan air ini
akan tampak sebagai bertambahnya
pembengkakan di kaki ataupun mun­
culnya sesak. Dokter perlu untuk
memantau keadaan ini.
Selain dengan penggunaan ber­
bagai macam obat, jika keadaan masih
memungkinkan maka tindakan ope­
rasi dapat menolong. Pembuluh darah
koroner yang terganggu dapat di-”by
pass” ataupun dipasang cincin (stent).
Katup jantung yang rusak pun dapat
diganti dengan katup tiruan, bahkan
cangkok jantung pun tidak mustahil
dilakukan. Kelemahan jantung yang
disebabkan oleh konsumsi alkohol
ada kemungkinan membaik jika ber­
henti minum alkohol.
Makanan penderita gagal jantung
yang dianjurkan adalah beras pecah
kulit (beras wuluh, Jw.), buah dan
sayuran segar, minyak zaitun. Selain
itu kebiasaan-kebiasaan tak sehat
perlu dibuang, misalnya merokok,
yang secara langsung maupun ti­
dak akan mengurangi tersedianya
oksigen bagi tubuh.
Penutup
Tidak sedikit penderita ataupun
ke­luarganya yang salah anggap bah­
wa seolah-olah penderita gagal jan­
tung tidak boleh melakukan akti­vitas
sama sekali, sehingga tidak berguba
lagi. Yang benar ada­
lah bahwa
penderita memang ha­
rus mem­
batasi diri; kegiatan ringan boleh saja
dilakukan sebatas ke­mam­puannya.
Batas kemampuan ini adalah mun­
culnya rasa sesak ataupun ber­
tam­
bahnya pembengkakan. Gagal jantung
harus dipahami se­
bagai pembatasan
diri yang menjadi­kan orang bukannya
tidak boleh melakukan apa-apa, tetapi
sekedar menjadi terbatas, sesuai
dengan kemampuan yang masih ada.
Untuk dapat memanfaatkan keadaan
ini ada­lah perlu memahami batas-ba­
tasnya, ataupun mencatat kea­
daankeadaan yang “tak enak” yang muncul
guna dilaporkan ke dokter yang
merawatnya untuk di­pilih­kan tindakan
yang terbaik untuknya. Kerjasama yang
baik an­tara pasen dengan dokternya
akan menghasilkan kehidupan yang
menye­­
nangkan walaupun dalam se­
gala keterbatasannya; hidupnya dapat
menjadi lebih bernilai.
Yang tidak kecil perannya pada
penderita gagal jantung ini adalah
berusaha untuk membebaskan diri
dari stress (beban pikiran). Se­cara tidak
langsung stress akan mem­­­bebani
jantung, dan dapat mengganggu
fung­si tubuh secara umum. Jadi pen­
derita perlu berusaha untuk sabar
menerima keadaan dirinya, menerima
takdir Allah yang diberikan sebagai
ujian. Kesadaran akan hal ini akan
menjadikan dia menjadi lebih tenang,
yang dengan segala keterbatasannya
itu dapat memanfaatkan sisa umurnya
dengan lebih memperbaiki amalnya.
Sikap keluarga maupun teman dapat
banyak membantu dalam hal ini.
Semoga uraian di atas bermanfaat.
MPA 305 / Februari 2012
47
Download