8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pada

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Peranan
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai tujuan diantaranya
memperoleh laba yang sebesar-besarnya, efisiensi dan efektivitas operasional
serta penyajian laporan yang layak untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam
jangka panjang. Dalam arti luas suatu oraganisasi perusahaan adalah suatu
institusi ekonomi yang diciptakan untuk menyediakan kepada masyarakat umum
barang-barang atau jasa-jasa yang diperlukan atau yang diinginkan. Dalam hal ini
pimpinan mengharapkan bantuan seseorang dalam mengarahkan tindakannya
untuk mencapai tujuan yang diterapkan. Dengan berkembangan perusahaan maka
tanggung jawab dan wewenang peimpinan semakin besar karena menyebabkan
bertambahnya kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan dan menghadapi
kesulitan dalam melakukan pengendalian. Oleh karena itu seorang pimpinan
perusahaan sangat memerlukan suatu pendelegasian tanggung jawab dan
wewenang kepada orang yang dipercaya serta memiliki pengetahuan yang luas
mengenai keadaan perusahaan yang sebenarnya.
Salah satu alat utama bagi pimpinan dalam membuat agar usahanya
produktif adalah akuntansi yang modern. Pimpinan perusahaan harus lebih banyak
mengharapkan dari akuntasi kepala atau Controller untuk memperoleh bantuan
dalam mengarahkan, mengendalikan dan melindungi perusahaan dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan. Peranannya dalam suatu perusahaan selalu meningkat dari
waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan perusahaan, mempunyai posisi
yang kuat sebagai anggota tim manajemen puncak yang tanggung jawab
utamanya
menganalisa
dan
menginterpretasikan
hasil-hasil
kegiatan,
kebijaksanaan, prosedur dan usulan penting lain secara terperinci.
Pengertian peranan (role) menurut Soejarno Sukanto (2003 : 343) adalah sebagai
berikut:
8
9
“ Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan status apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sama dengan kedudukannya, maka ia
menjalani suatu peranan. “
Peranan mencakup 3 hal yaitu :
1. Peranan meliputi norma-norma yang dibutuhkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur social masyarakat
Bedasarkan definisi di atas maka dapat diartikan bahwa peranan adalah
hak, kewajiban dan perilaku yang dilakukan oleh seseorang dalam lingkungan dan
struktur masyarakat atau organisasi.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa peranan Controller dalam
mendorong efektivitas pengendalian penjualan Starter Pack merupakan fungsi
yang diharapkan dari Controller yang memiliki suatu status tertentu di perusahaan
atau yang menjadi karakteristik yang ada padanya dalam efektivitas pengendalian
penjualan tersebut.
2.2 Controllership Sebagai Suatu Fungsi
2.2.1 Pengertian Controller
Controllership merupakan ilmu yang mempelajari apa, siapa, dan
bagaimana seorang Controller menjalankan fungsi perencanaan, pengendalian,
pelaporan akuntansi dan tanggung jawab utama lainnya. Dalam suatu perusahaan,
awalnya Controllership hanya dianggap sebagai kepala bagian akuntansi yang
bertugas mengawasi, dan menyelenggarakan catatan-catatan keuangan formal
perusahaan. Controller dipandang sebagai eksekutif yang melibatkan diri dengan
aktivitas dan statistik.
Istilah Controller berasal dari bahasa Perancis yaitu, Comptroller, compte
berarti account atau rekening dalam bahasa Inggris.Peranan Controller dalam
suatu perusahaan selalu meningkat dari waktu ke waktu selaras dengan
10
perusahaan tersebut. Pada masa yang lalu, pekerjaan Controller sangat sederhana
yaitu menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan
laporan laba rugi, Namun pada masa sekarang ini dengan semakin bertambah
besar dan rumitnya organisasi perusahaan, Controller tidak membatasi
peranannya hanya dalam fungsi pencatatan dalam kegiatan akuntansi perusahaan,
lebih jauh lagi dia memperluas fungsi akuntansi kepada aplikasi manajemennya.
Dia juga harus membuat laporan, menganalisis, menginterprestasikan laporan
yang diberikan serta memberikan saran-saran dan informasi lainnya kepada
pimpinan perusahaan.
Controller adalah manager yang bertugas atau “ in charge “ pada
depertemen akuntansi. Peranan Controller sebagai manager informasi mempunyai
posisi yang penting dalam melaksanakan pengendalian dengan cara-cara khusus
yaitu melalui pelaporan dan penafsiran data yang diperlukan untuk proses
perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan.
Adapun pengertian Controller menurut Usry yang diterjemahkan oleh
Krista (2004 : 9) adalah sebagai berikut :
“ Controller adalah manajer eksekutif yang bertanggung jawab atas
fungsi akuntansi. Controller mengkoordinasikan partisipasi
manajemen dalam bidang perencanaan dan pengendalian dari
pencapaian tujuan, dalam menentukan efektivitas dari kegiatan dan
dalam menciptakan struktur organisasi dan proses. Controller juga
bertanggung jawab untuk melakukan observasi atas metode
perencanaan dan pengendalian diseluruh perusahaan dan
mengusulkan atas metode-metode tersebut. “
Pengertian di atas dapat juga diuraikan bahwa Controller adalah
manajemen eksekutif yang bertanggungjawab atas fungsi akuntansi perusahaan.
Controller mengkoordinasikan keikutsertaan manajemen didalam menentukan
keefektifan pelaksanaan kebijaksanaan di dalam menyusun struktur organisasi dan
prosedur. Controller juga bertanggungjawab untuk mengamati metode-metode
perencanaan dan pengendalian perusahaan yang digunakan di seluruh bagian
perusahaan dan mengusulkan perbaikan-perbaikan di dalam sistem perencanaan
dan pengendalian.
11
Sedangkan menurut Supriyono (2004 : 27) mendefinisikan Controller
sebagai berikut :
“Controller adalah manajer pertanggungjawaban bagian akuntansi
dalam sebuah organisasi. Manajer tidak hanya bertanggungjawab
tentang aplikasi akuntansi keuangan tetapi juga akuntansi
manajemen, termasuk penggunaan berbagai pengendalian sumber
daya perusahaan berdasarkan informasi akuntansi yang tersedia.
Bidang akuntansi menyediakan peluang yang baik untuk
mendapatkan pengetahuan yang luas mengenai berbagai aspek dalam
organisai bisnis karena akuntansi berhubungan dengan bagianbagian yang kompleks dalam lingkungan organisasi. Oleh karena itu
akuntan-akuntan senior atau Controller dalam suatu perusahaan
dapat direkrut menjadi eksekutif produksi atau pemasaran”.
Pengertian Controller menurut Anthony dan Govindarajan (2007 ; 110)
adalah sebagai berikut :
“ We shall refer to the person who is responsible for designing and
operating the management control system as the controller “.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa fungsi Controller yang
utama adalah berhubungan dengan akuntansi, penafsiran terhadap analisis,
pengeditan, urusan perpajakan, peramalan, dan ekonomi.
Menurut Charles T. Horngren, George Foster Dkk (2009 ; 39) sebagai
berikut :
“ The controller is the financial executive primarily responsible for
management accounting and financial accounting “.
Menurut pengertian diatas bahwa Controller memiliki peran ganda yaitu
penanggungjawab utama dari akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan suatu
perusahaan, kemudian ia juga bertanggungjawab untuk mengamati metode
perancanaan dan pengendalian yang digunakan seluruh bagian perusahaan dan
mengusulkan perbaikan-perbaikan dalam perencanaan dan pengendalian. Hal ini
didukung oleh Hansen and Mowen (2006 : 13) yang menyatakan :
“ The controller, the chief accounting officer, supervises all accounting
departments. Because of the critical role that management accounting
plays in the operations of an organization, the controller is often viewed
as a member of the top management team and encouraged to
participate in planning, controlling and decision-making activities”.
12
Sedangkan pengertian Controller menurut Griffin (2004 : 166) adalah
sebagai berikut :
“ Controller adalah sebuah posisi dalam organisasi yang membantu
manager-manager lini menjalan aktivitas-aktivitas pengendalian
mereka “.
Sebutan untuk Controller ini tidak berarti bahwa Controller terlibat secara
langsung dalam pengendalian operasi perusahaan. Para pimpinan yang
bertanggungjawab untuk operasi (seperti manajer produksi, manajer penjualan,
manajer pemasaran, dll), merupakan orang yang sesungguhnya melakukan fungsi
pengendalian dimana mereka mendasarkan diri pada laporan, analisis,
rekomendasi, advise serta mekanisme dan pengendalian yang tersedia oleh
Controller. Controller hanya berperan dalam pengendalian secara tidak langsung
dan juga bertanggungjawab dalam mengawasi metode perencanaan dan
pengendalian yang digunakan dalam perusahaan, serta pengembangan dalam
sistem tersebut. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa Controller adalah pejabat
yang
menyediakan
alat
bantu
bagi
para
pimpinan
perusahaan
untuk
mengendalikan perusahaan, dalam hal ini adalah pengendalian penjualan.
2.2.2 Fungsi Controller
Dengan kemajuan dalam bidang teknologi yang semakin canggih dan
beragamnya perusahaan menyebabkan berkembangnya fungsi Controller dari
tahun ke tahun yang berkembang terus menerus sehingga banyak terdapat definisi
yang luas mengenai fungsi dari Controller.
Menurut Roehl and Bragg (2004 : 12) fungsi Controller dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Perencanaan ( planning )
Menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi
sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, menganalisis, merevisi (bila perlu), mengkomunikasikan
13
kepada semua tingkat manajemen serta menggunakan sistem-sistem dan
prosedur-prosedur yang cocok.
2. Pengendalian ( control )
Mengembangkan dan merevisi norma-norma (standart) yang memuaskan
sebagai ukuran pelaksanaan, dan menyediakan pedoman serta bantuan
kepada para anggota manajemen yang lain dalam menjamin adanya
penyesuaian hasil pelaksanaan yang sebenarnya terhadap norma standar.
3. Pelaporan ( reporting )
Menyusun, menganalisis dan menginterprestasikan hasil-hasil keuangan
untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan,
mengevaluasi data dalam hubungannya dengan tujuan perusahaan dan
tujuan satuan organisasinya; menyiapkan dan menyampaikan berkasberkas laporan ekstern yang diperlukan untuk memenuhi permintaan
instansi pemerintah, para pemegang saham, instansi keuangan, para
pelanggan dan masyarakat umum.
4. Akuntansi ( accounting )
Mendesain, menetapkan dan memelihara sistem akuntansi keuangan dan
biaya pada semua jenjang perusahaan, termasuk untuk perusahaan secara
menyeluruh, per divisi, per pabrik, dan per satuan, untuk dapat mencatat
secara wajar semua transaksi keuangan dalam pembukuan agar sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang sehat, disertai dengan pengendalian
intern ( internal control ) yang memadai.
5. Tanggung jawab Utama Lainnya
Mengelola dan mengawasi fungsi-fungsi misalnya fungsi perpajakan,
termasuk saling berhadapan dengan inspeksi pajak; memelihara hubungan
yang sesuai dengan auditor intern dan ekstern, mengadakan serta manata
program-program asuransi, mengembangkan dan memelihara sistem dan
14
prosedur, mengembangkan program penyimpanan catatan; mengawasi
fungsi kebendaharaan yang telah dilimpahkan; membentuk program
mengenai hubungan dengan para investor dan dengan masyarakat umum;
serta mengarahkan fungsi-fungsi lain yang telah dilimpahkan.
Fungsi Controller menurut Anthony dan Govindarajan (2007 ; 110)
biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut adalah :
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk
pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak
eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterprestasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan
proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara
keseluruhan.
4. Melakukan survey audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta
menjalankan audit operasional.
Mengembangkan personel dalam organisasi pengendalian dan
berpartisipasi dalam pendidikan personel manajemen dalam kaitannya
dengan fungsi pengendali.
Dengan demikian jelaslah apabila keadaan memerlukan, bisa saja terjadi
penyimpangan dari fungsi dasar sebagaimana yang diuraikan di atas. Perlu
ditekankan, bahwa Controller tidak boleh dilimpahi dengan fungsi-fungsi yang
bersifat operasional, sehingga dapat melemahkan dan mengurangi efektivitas
usahanya dalam bidang perencanaan dan pengendalian finansial.
Status dari Controller harus sedemikian rupa sehingga tugasnya dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tugas secara efektif,
Controller harus mempunyai hubungan yang setara dengan semua pimpinan
fungsional lainnya. Controller harus merupakan seorang pimpinan eksekutif pada
tingkat pengambilan keputusan yang bertanggungjawab kepada pimpinan
tertinggi perusahaan.
15
Dalam hal ini Controller harus mempunyai suatu hubungan yang setara
dengan semua pimpinan fungsional utama lainnya agar tugasnya terlaksana
dengan baik dan efektif. Sebagai pimpinan eksekutif yang memegang peranan
penting dalam perusahaan, maka Controller harus memenuhi kualifikasi tertentu
supaya ia dapat bekerja secara efektif.
2.2.3 Kualifikasi Controller
Adapun kualifikasi controller yang dimaksudkan, menurut Roehl and
Brag (2004 : 29) yaitu sebagai berikut :
a. Dasar teknis yang sangat baik dalam akuntansi dan akuntansi biaya,
disertai suatu pengertian dan pengetahuan yang menyeluruh mengenai
prinsip-prinsip akuntansi.
b. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian.
c. Pemahaman umum mengenai jenis industri dalam mana perusahaan
tergolong, dan pemahaman terhadap kekuatan sosial, ekonomi dan politik
yang terlibat.
d. Pemahaman yang mendalam mengenai perusahaan, termasuk teknologi,
produk, kebijaksanaan, tujuan, sejarah, organisasi dan lingkungan.
e. Kemampuan berkomunikasi dengan semua tingkat manajemen dan suatu
pemahaman dasar terhadap masalah fungsional lainnya yang berhubungan
dengan teknik, produksi, pembelian, hubungan masyarakat dan pemasaran.
f. Kemampuan untuk menyatakan ide dengan jelas, secara tertulis ataupun
dalam penyajian yang informatif.
g. Kemampuan menggerakkan orang-orang lain untuk mencapai tindakan
dan hasil yang positif.
16
Vijay Sahte (2005 : 141), kualifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Characteristic of strong Controller’s
Characteristic
Number
Description of
Characteristic
Spesific attributes and behaviour
Personal Quantity
1
2
Personal energy and
motivations
Personal integrity and
professional commitment








Is a doer
Is aware of everything going
on
Take initiative
Is unbiased service of
information
Doesn’t try to bluff ( I don’t
know but I’ll find out )
Is the conscience of the
decesion
Is not a “ yes man “
Is can did
Technical Skills
3
Accounting knowledge

4
Analytical skill




Technical ability is not in
question
Determines not only what
happened but also why
something happened
Is good at arranging and
rearranging numbers
Is able to spot trends before
they become a realitiy
Is able to dig belo the number
Business Judgement
5
Understanding of what
management needs to run
the business effectively





Is a business person
Has agood business judgement
Is familiar with other parts
Understand
the
decision
business
Anticipation future business
problem
17



Recommends action to deal
with future problem
Keep on eye on the whole
business
Is not always concerned about
not spending
Communication Skills
6
Ability to judge is
important management
make recommendations











Is able to summarize quickly
and accurately
Mentally makers the same
decisions as the devision
Provides management with
information even before it
realize the need for it
Thinks the way decision
manager thinks
Quickly grips information of
real concern to management
Is willing to estimates
Is able to judge the degree of
accuracy as and in it self
Does not get lost in allocating
cost
Speaks the language used by
management
Keep the audience in mind
Is able to come to grips with
facts
and
make
recommendations
Interpersonal Skills
7
Bulding relationship and
developing influence






Gets along with everyone
Is accepted by all functional
areas
Is part of the management’s
trusted cuondesor
Is
flexible
in
meeting
management’s demand
Is the general manager’s alter
go
Is a sounding board for
18
8
Ability to challenge
management
constructively









management when sensitive
assues are discussed
Is respected by management
Is trusted by management
Built trust
Ask the right questions
Think about the impact of
number
Continually
challenge
management’s analysis and
plan
Knows when to risk fights and
when to give in
Is always asking questions
Doesn’t hesitate to questions
management plans and action
Managing Dual Accountability
9
Recognizes important
responsibility to both
division and corporate
management





Understand
corporate
expectation
Recognizes responsibility to
corporate management
Is able to judge what is
important and what is not
Has
good
report
with
corporate management
Is the eyes, ear, and sense of
management
Seorang Controller tidak hanya memiliki kemampuan teknis dan dapat
merencanakan tugas yang telah dilimpahkan padanya serta dapat mengawasi dan
mengerahkan para stafnya, namun dia harus memiliki integritas dan kemampuan
untuk berkomunikasi serta bekerja sama dengan semua tingkatan manajemen
termasuk menghargai ide-ide dan pendapat orang dan mampu untuk mencari jalan
keluar untuk menghadapi semua tantangan, sehingga fungsi Controller dapat
berjalan dengan baik dan efektif.
19
2.3 Konsep Penjualan
2.3.1 Pengertian Penjualan
Pada dasarnya setiap perusahaan tidak terlepas dari aktivitas penjualan,
baik penjualan barang maupun penjualan jasa. Hasil penjualan tersebut setelah
dikurangi dengan biaya-biaya akan menghasilkan laba yang akan digunakan
perusahaan untuk kelangsungan usahanya.
Secara sederhana penjualan diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan
hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual kepada pihak pembeli
yang disertai dengan penyetoran tersebut. Lamanya penyerahan imbalan
menimbulkan perbedaan antara penjualan tunai dan kredit.
Penjualan merupakan salah satu komponen dalam laporan laba rugi,
terutama pada akun pendapatan. Menurut Komaruddin (2006; 775) pengertian
penjualan adalah sebagai berikut :
“ Penjualan adalah suatu persetujuan yang menetapkan bahwa
penjual memindahkan hak kepada pembeli untuk sejumlah uang
yang disebut harga ”.
Menurut Kohler (2006; 13) menyatakan bahwa penjualan adalah :
“ The selling consept hold that customer will not buy enough it the
organization product usnless it under takes a large scale effort selling
and promotion”.
Jadi dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barangnya, dengan harapan
memperoleh laba dari adanya transaksi tersebut. Penjualan dapat diartikan sebagai
pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang dan jasa dari pihak
penjual ke pihak pembeli, yang disertai dengan penyerahan imbalan dari pihak
pembeli ke pihak penjual.
Menurut Arens (2006; 373) pengertian siklus penjualan adalah :
“ The sales and collection cycle involves the decision and process
necessary for the transfer of the ownership of goods and services to
customer after they are made available for sale. It begins with a request
by a customer and ends with the conversion of material or services into
an accountant receivable and ultimately into cash “
20
Penjualan adalah komponen yang penting dan sangat menentukan jumlah
pendapatan karena merupakan komponen pendapatan dengan persentase yang
terbesar di antara komponen pendapatan lainnya. Penjualan harus diakui sebagai
pendapatan bila seluruh kondisi-kondisi berikut dipenuhi :
1. Adanya pemindahan resiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan
barang dari perusahaan kepada pembeli.
2. Perusahan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual.
3. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
4. Manfaat ekonomi berkaitan dengan transaksi, kemungkinan besar akan
mengalir ke perusahaan.
5. Biaya dari transaksi penjualan yang terjadi atau akan terjadi dapat diukur
dengan andal.
2.3.2 Klasifikasi Penjualan
Transaksi-transaksi penjualan menurut La Midjan dan Azhar Susanto
(2004 : 170) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Penjualan secara tunai
Yaitu penjualan yang bersifat “cash and carry” yang pada umumnya
terjadi secara kontan. Dapat pula terjadi pembayaran dalam jangka waktu
satu bulan dianggap kontan.
2. Penjualan secara kredit
Yaitu penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.
3. Penjualan secara tender
Yaitu penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk
memenuhi permintaan pihak penjual yang membuka tender tersebut.
Untuk memenangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur
yaitu pemenuhan dokumen tender berupa jaminan tender (bid bond) dan
lain-lain juga harus dapat bersaing dengan pihak lainnya.
21
4. Penjualan ekspor
Yaitu penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negri yang
mengimpor barang tersebut, biasanya penjualan ekspor memanfaatkan
prosedur letter of credit.
5. Penjualan secara konsinyasi
Yaitu menjual barang secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai
penjual. Apabila barang tersebut tidak laku, maka akan dikembalikan ke
penjual dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan.
6. Penjualan secara grosir
Yaitu penjualan yang tidak langsung kepada konsumen, tetapi melalui
pedagang perantara. Grosir berfungsi sebagai perantara antara pabrik atau
importir dengan pedagang atau toko eceran.
2.4 Pengendalian Penjualan
2.4.1 Pengertian Pengendalian
Pengendalian merupakan aktivitas untuk menemukan, mengoreksi adanya
penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai, dibandingkan dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyesuaian operasi agar
selaras dengan patokan-patokan yang digunakan.
Hansen
and
Mowen
(2002
:
925)
mendefinisikan
pengertian
pengendalian adalah sebagai berikut :
“ Control is a process of setting standar, receiving feedback on actual
performance deviates significantly from planned perpormance “.
Sedangkan menurut Lewis and Goodman (2004 : 7) pengertian
pengendalian yaitu :
“Controlling is monitoring the performace of the organization,
indetifiying deviation between planned and actualresults, and taking
corrective action when necessary “.
Proses pengendalian mencatat setiap perkembangan ke arah tujuan pokok
perusahaan, juga sasaran serta metode pencapaiannya yang memungkinkan
22
manajer mengetahui lebih awal bila terdapat penyimpangan, karenanya
pengendalian berkaitan erat dengan perencanaan.
Pengendalian menurut Usry (2004 : 19) adalah sebagai berikut :
“ Pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang
mengadakan berbagai sumber ekonomis agar sesuai dengan rencanan
sehingga tujuan organisasi dapat dicapi “.
Tujuan pengendalian yaitu :
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dari rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat penyimpanganpenyimpangan (deviasi).
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
Pengertian pengendalian menurut Supriyono (2009 : 19) dimana secara
luas :
“ Pengendalian diartikan sebagai suatu proses untuk mengarahkan
seperangkat variable (misalnya mesin-mesin, manusia) kearah
tercapainya sasaran atau tujuan”.
Tindakan pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah
proses, yakni hingga hasil akhir diketahui. Pengendalian dilakukan bukanhanya
untuk mencari kesalahan-kesalahan, namun berusaha untuk menghindari
terjadinya kesalahan-kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahankesalahan.
Elamen-elemen sistem pengendalian :
1. Pelacak (detektor) atau sensor, yaitu sebuah perangkat yang mengukur apa
yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
2. Penaksir (assessor), yaitu suatu perangkat yang menentukan signifikansi
dari peristiwa aktual dengan membandingkannya dengan beberapa atandar
atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
3. Effector, yaitu suatu perangkat (yang sering disebut “feedback”) yang
mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan yang perlu
dipenuhi.
23
4. Jaringan komunikasi, yaitu perangkat yang meneruskan informasi antara
detector dan assessor dan antara assessor dan effector.
Langkah-langkah dalam proses pengendalian menurut yaitu :
1. Menetapkan standar dan metode
Langkah ini untuk mengukur prestasi, misalnya target produksi dan
penjualan yang ingin dicapai.
2. Mengukur prestasi kerja
Pelaksanaan langkah kedua ini merupakan proses yang berkesinambungan
serta berulang-ulang dan frekuensinya tergantung pada jenis aktivitasnya.
Pengukuran prestasi kerja ini sedapat mungkin dilakukan dengan segera
agar tindak lanjut dapat segera pula dilakukan.
3. Menentukan apakah prestasi kerja memenuhi standar
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari kedua langkah sebelumnya yaitu
membandingkan antara langkah pertama dan kedua.
4. Mengambil tindakan koreksi
Tindakan koreksi diperlukan apabila terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan, misalnya mengadakan beberapa perubahan terhadap aktivitas
organisasi, standar kerja yang ada.
Kualitas sebuah sistem pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik
yang sama pentingnya. Karakteristik ini berbeda-beda sesuai dengan situasinya
tetapi kita dapat menggeneralisasikan bahwa ciri-ciri yang berikut membuat
sistem pengendalian yang efektif, yaitu :
1. Ketepatan
2. Tepat Waktu
3. Hemat
4. Fleksibel
5. Dapat dipercaya
6. Kriteria yang masuk akal
7. Penempatan yang strategis
8. Tekanan pada perkecualian
24
9. Multi kriteria
10. Tindakan koreksi
2.4.2 Pengertian pengendalian Penjualan
Pengertian pengendalian penjualan menurut Roehl and Bragg (2005 :
486) adalah :
“Pengendalian penjualan meliputi analisis, penelaahan, dan
penelitian yang diharuskan terhadap kebijaksanaan, prosedur,
metode, dan pelaksanaan yang sesungguhnya untuk mencapai volume
penjualan yang dikehendaki, dengan biaya yang wajar, yang
menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil
pengembalian yang diharapkan atas investasi”
Penjualan harus dikendalikan agar dapat dicapai hasil pengembalian
sebaik-baiknya atas investasi. Laba bersih yang optimum akan dapat direalisir
hanya bila terdapat hubungan yang wajar diantara ke empat faktor ini :
1. Investasi dalam modal kerja dan fasilitas-fasilitas
2. Volume penjualan
3. Biaya operasi ( operating expense )
4. Laba kotor
Oleh karena itu, pengendalian akuntansi terhadap penjualan adalah
laporan-laporan yang menganalisis kegiatan penjualan yang menggungkapkan
trends dan hubungan-hubungan atau penyimpangan-penyimpangan yang tidak
dikehendaki dari tujuan, dari anggaran, atau dari standar, yang telah dihitung
dengan cara yang tepat agar ada tindakan perbaikan.
Controller dan para stafnya dapat membantu dalam memajukan penjualan
melalui penggunaan berbagai teknis analitis sebagai berikut :
1. Analisis terhadap prestasi pelaksanaan penjualan di masa yang lalu- dalam
hubungannya
dengan
harga
dan
volume
–
untuk
menentukan
perkembangan, kelemahan atau tendensi yang tidak memuaskan.
2. Memberikan bantuan kepada manajemen penjualan dalam menetapkan
anggaran penjualan menyeluruh yang sesuai dan melaporkan persesuaian
pelaksanaan dengan rencana.
25
3. Memberikan bantuan kepada manajemen penjualan dalam menetapkan
standar pelaksanaan penjualan.
4. Penyiapan analisis yang sehat mengenai biaya dan investasi, untuk
dipergunakan dalam menetapkan harga-harga produk
2.4.3 Proses Pengendalian Penjualan
Pengendalian penjualan berhubungan dengan pengukuran efisiensi dan
efektivitas dalam menggerakan bahan dan tenaga kerja sumber keuangan terhadap
suatu tujuan. Kegiatan ini meliputi perbandingan dengan berbagai jenis standar,
apakan berupa standar kualitan, standar waktu, ataupun standar nilai. Kegiatan
tersebut meliputi pengambilan kegiatan yang perlu bilamana terjadi kondisikondisi yang menyimpang dari target. Sedangkan proses pengendalian penjualan
menurut Hilton and Gordon ( 2000 : 14) yang dialih bahasakan oleh
Purwatiningsih dan Maudy meliputi langkah-langkah :
1. Membandingakan kerja actual dengan relisasi
2. Membuat laporang untuk kerja yang menunjukan hasil actual, hasil yang
direncanakan, dan perbedaan diantara keduanya (misalnya, penyimpangan
diatas atau dibawah hasil yang direncanankan)
3. Menganalis penyimpangan dan operasi yang terkait untuk menentukan
penyebab terjadinya penyimpangan
4. Membuat alternatif tindakan untuk memperbaiki setiap kekurangan dan
belajar dari setiap kesalahan masa lalu. Dan membuat suatu pilihan
(tindakan perbaikan) dari sejumlah alternatif yang tersedia dan
menjalankannya
5. Melakukan tindak lanjut dengan memulai efektivitas perbaikan yang
dilakukan, dilanjutkan dengan umpan ke muka untuk membuat
perencanaan berikutnya.
26
2.4.4 Tujuan pengendalian Penjualan
Kegiatan pengendalian harus dilakukan secara terus menerus jika
manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas ketentuan yang telah ditetapkan
serta mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan pengendalian penjualan yang dikutip dari buku Controllership
Tugas Akuntan Manajemen oleh Willson and Campbell yang diterjemahkan oleh
Tjintjin Fenix Tjendera (2008 : 259) yaitu :
“Tujuan pengendalian penjualan yaitu untuk mencapai volume
penjualan yang dikehendaki, dengan biaya yang wajar, yang
menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil
pengembalian yang diharapkan atas investasi”
Kegiatan pengendalian harus dilakukan secara terus menerus jika
manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas ketentuan yang telah ditetapkan
untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.4.5 Fungsi Pengendalian
Kaitannya dengan definisi pengendalian dari seorang Controller maka
Controller itu sendiri memiliki fungsi dan aktivitasnya. Menurut J. D. Wilson
dkk (2001 : 21) dalam buku “Controllership” adalah sebagai berikut :
“ The management function of control is the measurement and
correction of performance so that business objective and plans are
accomplished “.
Pengendalian manajemen mencoba agar pelaksanaan sesuai dengan
rencana
atau
standar,
tidak
memaksakan
pengendalian
kecuali
dalam
departemennya sendiri akan tetapi seorang Controller menyediakan informasi
yang akan digunakan oleh pimpinan fungsional untuk mencapai pelaksanaan yang
telah ditetapkan.
Kegiatan dalam bidang pengendalian ini menghabiskan banyak waktu dari
staf Controller. Sebagian informasi disediakan dari jam ke jam, atau dari hari ke
hari, data lain dipersiapkan dari minggu ke minggu atau dari bulan ke bulan sesuai
dengan kebutuhan.
27
Ada suatu hal yang perlu diperhatikan dan dipahami yaitu seorang
manajer tidak dapat mengendalikan apa yang sudah berlalu, tetapi dapat
mempelajari tindakan masa lalu untuk menetapkan tempat dari sebab terjadinya
penyimpangan. Akan tetapi sama halnya dengan perencanaan jenis pengendalian
yang baik adalah melihat ke depan. Oleh karena itu hal ini perlu diperhatikan oleh
Controller apabila dia berpartisipasi dalam fungsi pengendalian misalnya, dengan
memberikan pemikiran yang terus menerus terhadap langkah-langkah yang
mungkin perlu diambil sebelum dimulai tindakan operasi untuk menjamin adanya
pelaksanaan yang sesuai dengan norma atau standar yang diinginkan, maka dalam
hal ini dapat dinamakan sebagai pengendalian prepentif.
2.5 Anggaran Penjualan Dan Standar Penjualan
2.5.1 Anggaran Penjualan
Menurut Hansen and Mowen (2005 : 350) dalam buku “Akuntansi
Manajemen” yang dialihbahasakan oleh Ancell A. Hermawan, bahwa pengertian
anggaran adalah sebagai berikut :
“ Anggaran (budget) adalah perencanaan keuangan untuk masa
depan; anggaran memuat tujuan dan tindakan dalam mencapai
tujuan tertentu “.
Anggaran (budget) menurut M. Nafarin (2004 : 12) sebagai berikut :
“ Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu ”.
Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi
anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.
Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut :
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan
b. Data-data waktu yang lalu
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah
28
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan
Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana
anggaran dengan cara mempertimbangkan, hal-hal berikut :
a.Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga
tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu
rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang
dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.
b.Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi top
management ( direksi )
c.Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga
pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.
d.Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang
akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang
merugikan dapat segera diantisipasi lebih dini
Tujuan penyusunan anggaran :
1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber
dan penggunaan dana.
2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan
dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
4. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai
hasil yang maksimal.
5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan
anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
6. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
Anggaran sebagai suatu alat mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain :
1. Anggaran berdasarkan atas taksiran, ini berarti bahwa kekuatan maupun
kelemahan anggaran sangat bergantung kepada ketelitian dasar asumsiasumsi yang digunakan.
29
2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil
apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
3. Perlu disadari bahwa anggaran bukanlah pengganti fungsi manajemen
melainkan hanya sebagai alat untuk membantu melaksanakan fungsifungsi manajemen tersebut.
4. Anggaran harus terus menerus disesuaikan dengan perubahan-perubahan
lingkungan, oleh karenanya semakin cepat perubahan-perubahan tersebut,
semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penyesuaian-penyesuaian.
Pengertian anggaran penjualan menurut Munandar (2005 : 49)
adalah :
“Anggaran penjualan yaitu anggaran yang merencanakan
secara lebih terinci tentang penjualan perusahaan selama
periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah
(kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang dijual,
waktu penjualan serta tempat (daerah penjualannya)”.
Kegunaan anggaran penjualan menurut Munandar (2005 : 50) dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran penjualan dapat berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberi
arahan sekaligus memberikan target yang harus dicapai oleh aktivitas
perusahaan pada waktu yang akan datang.
2. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja
Anggaran penjualan berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja, agar
semua bagian yang ada di perusahaan dapat saling menunjang, saling
bekerja sama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja
Anggaran penjualan berfungsi juga sebagai tolak ukur, sebagai alat
pembanding untuk menilai(mengevaluasi) realisasi kegiatan perusahaan
nantinya. Dengan membandingkan antara anggaran penjualan dengan
realisasi, dapat dinilai perusahaan telah sukses atau belum dapat bekerja.
30
Selain itu dapat pula diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
karena anggaran hanyalah sebagai suatu alat bantu bagi manajemen,
kehadiran manajemen tetap diperlukan walaupun anggaran telah disusun.
Anggaran yang telah disusun dengan baik tidak menjamin bahwa
pelaksanaan dan realisasinya akan baik pula.
Anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan
pada umumnya anggaran penjualan disusun terlebih dahulu sebelum menyusun
anggaran lainnya. Karena itu anggaran penjualan disebut anggaran kunci.
Berhasil tidaknya suatu perusahaan tergantung pada keberhasilan bagian
pemasaran dalam meningkatkan penjualan. Penjualan merupakan ujung tombak
dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba yang maksimal. Karena itu
anggaran penjualan disusun lebih dahulu dan merupakan dasar dalam penyusunan
anggaran lainnya. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan akan
mengakibatkan anggaran yang lain juga menjadi salah
Sebelum disusun anggaran penjualan biasanya dibuat forecast penjualan.
Selain forecast penjualan diperlukan untuk penyusunan anggaran penjualan, perlu
juga dipertimbangkan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap penjualan.
Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Faktor pemasaran
Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan, seperti :

Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional.

Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, bebas.

Keadaan
konsumen,
bagaimana
selera
konsumen,
apakah
konsumen akhir atau konsumen industri.
b. Faktor keuangan
Apakah modal kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan
yang dianggarkan, seperti untuk, beli bahan baku, bayar upah, bayar
promosi produk, dan lain-lain.
c. Faktor ekonomi
Apakah dengan meningkatnya penjualan akan meningkatkan laba atau
sebaliknya.
31
d. Faktor teknis
Apakah kapasitas terpasang, seperti mesin dan alat mampu memenuhi
target penjualan yang dianggarkan.
Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.
e. Faktor lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah
Apakah kebijaksanaan pemerintah tidak berubah.
Sampai berapa lama anggaran yang disusun masih dapat dipertahankan.
Forecast penjualan merupakan perkiraan penjualan pada suatu waktu,yang
akan datang dalam keadaan tertentu.dan di buat berdasarkan data-data yang
pernah terjadi dan atau mungkin akan terjadi
Teknik membuat forecast dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
atau perpaduan antara kualitatif dengan kuantitatif.
Forecast penjualan yang dibuat secara kualitatif, seperti dengan
menggunakan metode pendapat (judgement method). Sumber pendapat yang
dipakai sebagai dasar melakukan forecast penjualan antara lain, pendapat
selesman, pendapat manajer pamasaran, dan pendapat para ahli atau survei
konsumen.
Forecast penjualan yang dibuat secara kuantitatif, umumnya menggunakan
metode statistik, tetapi dapat juga dengan metode pendapat atau dengan metode
khusus.
Anggaran penjualan akan ikut menentukan jumlah yang harus diproduksi.
Jadi anggaran produksi dapat disusun setelah anggaran penjualan tersusun.
Anggaran penjualan biasanya didasarkan pada perkiraan penjualan perusahaan.
Penjualan pada tahun sebelumnya biasanya digunakan sebagai landasan dalam
melakukan perkiraan. Di samping itu manajer mungkin juga mempertimbangkan
pesanan yang dulu tidak terpenuhi, rencana kebijakan penetapan harga
perusahaan, rencana pemasaran, trend dalam industri terkait, dan kondisi ekonomi
secara umum. Alat statistik yang canggih mungkin digunakan untuk menganalisis
data dan membuat model yamg diperlukan dalam prediksi faktor kunci yang
menentukan penjualan.
32
2.5.2 Standar Penjualan
Dalam mengendalikan suatu biaya diperlukan suatu patokan atau tolak
ukur yang dapat diandalkan untuk mengukur dan mengendalikan biaya.
Menurut M. Nafarin (2004 : 5) pengertian standar adalah :
“ Standar adalah suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan
sebagai suatu patokan dalam pelaksanaan pekerjaan “
Pengertian standar penjualan menurut Willson and Campbell yang
diterjemahkan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (2006; 269) adalah :
“Standar penjualan yaitu standar yang dapat digunakan untuk
mengukur prestasi penjualan menurut cara yang hampir serupa
dengan cara yang digunakan untuk menilai prestasi pelaksanaan di
dalam pabrik”.
Standar penjualan merupakan hasil dari penelitian dan analisis yang diteliti
terhadap prestasi-prestasi yang lalu. Standar penjualan menggambarkan pendapat
dari mereka yang dianggap cakap untuk memutuskan atau menilai bagaimana
prestasi pelaksanaan yang memuaskan itu seharusnya. Pertimbangan mengenai
seluk beluk operasi harus bergantung pada para eksekutif penjualan. Ada 3
persyaratan utama dalam mengembangkan alat.-alat untuk para eksekutif
penjualan yaitu :
1. Standar penjualan merupakan hasil dari penelitian dan analisis yang diteliti
terhadap
prestasi-prestasi
yang
lalu.
Standar-standar
penjualan
menggambarkan pendapat dari mereka yang dianggap cakap untuk
memutuskan
atau
menilai
bagaimana
prestasi
pelaksanaan
yang
memuaskan itu seharusnya. Pertimbangan mengenai seluk beluk operasi
harus bergantung pada para eksekutif penjualan. Pendapat mengenai
kondisi-kondisi umum perusahaan yang diperkirakan dan potensi-potensi
pasar, harus merupakan hasil pertimbangan bersama dari staf eksekutif,
termasuk direktur utama, manajer penjualan dengan Controller.
2. Standar penjualan harus merupakan tolak ukur yang adil dan wajar dari
prestasi pelaksanaan. Tidak ada yang lebih merusak moral, daripada suatu
quota penjualan atau standar lain yang ditetapkan terlalu tinggi.
33
Pengalaman menunjukkan, bahwa standar-standar yang terlalu tinggi itu
akan diabaikan begitu saja oleh para pelaksana. Standar seharusnya
ditetapkan sedemikian rupa, sehingga dapat dicapai dengan kemampuan
para tenaga salesman yang dianggap representatif.
3. Standar penjualan perlu ditinjau kembali dan direvisi dari waktu ke waktu.
Bila kondisi-kondisi penjualan sering berubah, demikian juga tolak
ukurnya harus berubah.
Menurut hasil pengamatan standar penjualan tidak memperoleh sambutan
yang baik. Sebagian eksekutif penjualan merasa bahwa standar penjualan
merupakan
suatu
usaha
untuk
menggantikan
kepemimpinan
penjualan.
Sebenarnya tidak ada yang dapat menggantikan para eksekutif yang dinamis dan
berpandangan jauh; standar penjualan bukan dimaksudkan untuk menggantikan
pengarahan oleh manusia, meski dengan cara apapun.
Tetapi standar dapat memberikan kepada manajer alat terpenting untuk
pengendalian penjualan, satu-satunya basis untuk memberikan balas jasa secara
wajar, dan merupakan alat pokok untuk menstimulasi kegiatan penjualan. Sebagai
suatu alat pengendalian, standar dapat menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam
pelaksanaan penjualan, yang jika telah dianalisis secara layak mengenai sebabsebabnya, akan membuka jalan untuk tindakan perbaikan.Sebagai dasar untuk gaji
dan balas jasa, standar akan memberikan suatu hubungan yang lebih wajar dan
lebih cermat antara imbalan dengan prestasi. Sebagai alat stimulasi, standar
menyediakan bagi setiap tenaga penjual dan eksekutif sasaran yang harus dicapai,
disertai jaminan adanya imbalan yang wajar.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar standar penjualan efektif dalam
mencapai tujuannya yaitu :
1. Penyimpangan (variances) antara pelaksanaan yang sebenarnya dengan
standar harus ditetapkan dengan segera.
2. Sebab-sebab terjadinya penyimpangan harus diteliti dan dijelaskan.
3. Tanggung jawab terhadap penyimpangan harus ditetapkan secara pasti.
4. Para individu yang bertanggung jawab harus diberi kesempatan penuh
untuk mengemukakan penjelasannya.
34
5. Tindakan yang segera harus diambil untuk memperbaiki setiap kelemahan
yang ditunjukkan.
6. Metode pemberian imbalan harus wajar dan cermat.
2.6 Analisis Penjualan
Untuk mencapai penjualan yang menguntungkan perusahaan harus
mengetahui di mana terdapat laba yang paling besar. Ini berarti perlu dilakukan
analisis penjualan.Analisis penjualan yaitu suatu alat penyelidikan dan alat
pendukung bagi manajemen perusahaan dalam mengarahkan usaha penjualan
maupun dalam pengambilan suatu keputusan. Tidak diragukan lagi bahwa analisis
penjualan telah mencapai puncak perkembangan yang berbeda-beda pada
berbagai perusahaan dan jenis industri. Banyak perusahaan besar yang
mengorbankan waktu untuk fase pengendalian pemasaran ini dan telah memiliki
program-program yang dikembangkan dengan baik. Banyak perusahaan sedang
atau perusahaan kecil belum memiliki program-program seperti itu atau hanya
memiliki program yang belum dikembangkan sebaik-baiknya. Beberapa analisis
hanya berhubungan dengan pelaksanaan penjualan yang lalu, yang lain mencakup
penetapan kecenderungan dengan melakukan perbandingan terhadap periodeperiode sebelumnya.
Jenis-jenis analisis penjualan yang sering digunakan menurut Willson and
Campbell yang diterjemahkan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (2008 : 13) adalah
sebagai berikut :
1. Produk- jenis, warna, ukuran, harga, model, kualitas dari barangbarang yang dijual
2. Daerah – wilayah yang digunakan untuk mengarahkan penjualan –
Propinsi, Kota, desa, area pemasaran yang lain.
3. Saluran distribusi – grosir, pengecer, makelar, agen.
4. Metode penjualan – pengiriman langsung, kunjungan dari rumah ke
rumah, dan sebagainya.
5. Pelanggan – dalam negri dan luar negri, konsumen industri atau
konsumen akhir, pelanggan swasta, dan pelanggan pemerintah, yang
ditabulasikan menurut volume pembelian.
6. Besarnya order – ukuran rata-rata dari setiap pembelian.
7. Syarat penjualan – kontan, C.O.D., ( cash on delivery ) secara kredit
(piutang), secara cicilan, dan lain-lain
35
8. Organisasi – cabang, departemen.
9. Tenaga wiraniaga – perorangan atau per kelompok.
Analisis-analisis ini dapat dikembangkan, tidak hanya berkenaan dengan
penjualan tetapi sampai pada laba kotor, sampai laba setelah biaya langsung
penjualan atau sampai laba bersih dari segmen atau bidang yang sedang dianalisis.
Dengan demikian manajemen mungkin ingin mengetahui tidak saja
penjualan secara keseluruhan per produk, tetapi juga penjualan produk dalam
setiap daerah.
Controller mungkin menemukan, bahwa manajer penjualan dapat
mempergunakan analisis-analisis tertentu secara periodik atau per bulan sebagai
contoh, penjualan per daerah, per lini produk, atau per salesman. Analisis-analisis
lain dapat dilakukan hanya sebagai suatu investasi, bila diharapkan bahwa analisis
itu, akan mengungkapkan kondisi-kondisi yang tidak sesuai. Bagaimana pun
Controller mempunyai tanggung jawab untuk merancang dan menerapkan
prosedur-prosedur dan menyelenggarakan catatan-catatan sedemikian rupa, agar
informasi yang sebanyak-banyaknya tersedia dengan waktu dan usaha yang
sekecil-kecilnya. Pada umumnya perusahaan yang mendapatkan informasi secara
paling cepat akan berada dalam posisi bersaing yang lebih baik.
Selanjutnya Willson and Campbell (2003 : 550), mengutarakan manfaatmanfaat dari analisis penjualan yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut :
1. Untuk Perencanaan Penjualan dan Penetapan Quota Penjualan.
Pengalaman yang lalu merupakan suatu faktor dalam hal ini.
2. Untuk Pengendalian Persediaan. Untuk merencanakan persediaan secara
layak, perusahaan harus mengenal baik penjualan di masa yang lalu dan
kemungkinan kondisinya di masa yang akan datang dalam hubungannya
dengan fluktuasi musiman dan jenis produknya.
3. Untuk Penetapan Berbagai Standar Penjualan. Juga disini pengalaman
yang lalu merupakan faktor yang penting.
4. Untuk Distribusi yang Lebih Baik dari Usaha Penjualan dalam
Berbagai
Daerah.
Mungkin
terbukti
bahwa
perusahaan
mengkonsentrasikan usahanya dalam wilayah waktu yang terbatas.
36
Pertimbangan mengenai penjualan potensial, kondisi persaingan, dan
faktor biaya dapat menunjukkan keharusan untuk memperluas wilayah
tersebut. Sekali lagi, analisis dapat menunjukkan bahwa suatu daerah
belum semuanya terliput.
5. Untuk Pengarahan yang Lebih Baik dari Usaha Penjualan Produk.
Suatu penelitian mengenai penjualan dan usaha penjualan pada berbagai
produk dan mengabaikan produk-produk yang lain serta yang lebih
menguntungkan juga, suatu perbandingan penjualan per produk dengan
periode-periode yang lalu akan dapat menunjukkan trends. Jika penjualan
mengenai tendensi menjauhi produk-produk yang lebih menguntungkan,
maka perlu diambil tindakan perbaikan.
6. Untuk Pengarahan yang Lebih Baik dari Usaha Penjualan dalam
Hubungan
dengan
Pelanggan.
Analisis
per
pelanggan
harus
mengungkapkan trend dari berbagai jenis barang yang dibeli oleh masingmasing pelanggan. Juga, perbandingan dengan penjualan dari periode yang
sama pada tahun yang lalu akan mengungkapkan fakta, apakah perusahaan
mencapai kemajuan dalam mendapatkan jumlah penjualan yang sebesarbesarnya dan yang menguntungkan. Analisis per pelanggan, disertai
dengan informasi lain dan pembahasan dengan manager penjualan akan
menunjukkan beberapa volume yang menguntungkan, meskipun telah
dilakukan usaha pengembangan. Informasi seperti ini akan memungkinkan
usaha
penjualan yang lebih besar di lain tempat
yang lebih
menguntungkan.
Setelah melakukan analisis yang ada, maka manajer penjualan akan
mengetahui masalah-masalah yang terjadi maupun kesempatan yang ada, karena
itu manajer penjualan perlu mengambil tindakan untuk mengantisipasi hal-hal
yang mungkin terjadi. Dan yang terpenting adalah bagaimana eksekutif penjualan
tersebut menggunakan berbagai data tersebut sehingga dapat mendukung
pengambilan keputusan yang efektif.
37
2.7 Laporan Penjualan
Dalam perusahaan yang kecil, pemilik atau manajer dapat melakukan
pengendalian yang segera terhadap penjualan dengan cara meneliti order-order
yang diterima, dan lain-lain. Sedangkan dalam perusahaan yang besar, kontak
perseorangan
tersebut
harus
dilengkapi
dengan
laporan-laporan
yang
menunjukkan kondisi dan tendensi pada masa sekarang dan juga prestasi
pelaksanaan yang sedang berjalan pada saat sekarang.
Sesungguhnya
adalah
merupakan
fungsi
dari
Controller
untuk
menyediakan fakta-fakta kepada para eksekutif penjualan. Akan tetapi, pemberian
informasi merupakan satu hal yang belum mencukupi, hal lain yang perlu adalah
melihat bahwa fakta-fakta telah dimengerti dan telah dijadikan sebagai dasar
untuk
bertindak.Untuk
menjamin
adanya
pengertian,
Controller
harus
menyesuaikan laporan dengan para pembacanya. Informasi untuk keperluankeperluan pimpinan utama akan berbeda dari informasi untuk manajer penjualan,
dan laporan-laporan untuk para eksekutif rendahan di bidang penjualan bahkan
akan lebih banyak berbeda. Luasnya informasi yang diperlukan dan bentuk
penyajiannya akan bergantung pada kemampuan-kemampuan para individu, jenis
organisasi, tanggung jawab masing-masing dan filsafat pimpinan penjualan.
Controller harus mengembangkan laporan-laporan untuk memenuhi
bermacam-macam kebutuhan. Penggunaan grafik, bagan, dan iktisar akan sangat
meningkatkan komunikasi data penjualan kepada pimpinan penjualan. Sering
suatu laporan yang menceritakan issue-issue atau masalah penting merupakan alat
yang paling efektif. Tergantung pada keseriusan problema, atau bilamana
tindakan-tindakan pokok sedang direkomendasikan, maka dapatlah diatur sesuatu
pertemuan. Tergantung pada Controller untuk menjamin, bahwa informasi yang
disediakan dapat dimengerti dan dapat dipergunakan secara wajar.
Hal-hal yang dapat dimasukkan dalam suatu laporan penjualan mencakup
bidang yang luas. Laporan tersebut meliputi :
1. Pelaksanaan penjualan yang sebenarnya, dengan angka-angka untuk bulan
berjalan dan sampai bulan dua tahun berjalan.
38
2. Penjualan yang dianggarkan untuk periode berjalan dan sampai dengan
periode berjalan.
3. Perbandingan penjualan yang sebenarnya dari perusahaan dengan angkaangka dalam jenis industri yang bersangkutan, meliputi persentase dari
total.
4. Analisis penyimpangan (variances) antara penjualan yang sebenarnya
dengan yang dianggarkan dan sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
5. Hubungan-hubungan antara penjualan dan biaya, misalnya biaya per order
yang diterima.
6. Standar penjualan perbandingan penjualan yang sebenarnya dengan quota
per salesman
7. Data harga jual per unit.
8. Data laba kotor.
Frekuensi dari setiap laporan akan bergantung pada kebutuhan masingmasing eksekutif atau anggota staf, apakah per hari, perbulan, perkuartal, atau
pertahun.
Controller harus memberikan laporan yang berbeda-beda kepada tiga level
manajemen yang terdiri dari :
1. Operating Management Group
Terdiri dari mandor dan supervisor.
2. Middle Management Group
Terdiri dari kepala bagian, manajemen-manajemen divisi, dan manajermanajer cabang.
3. Executive Management Group
Terdiri dari presiden direktur, wakil direktur utama, dan pimpinan
pelaksana yang diberi tugas dalam pemasaran, pembelian teknik, proses
produksi, dan keuangan atau accounting.
Semakin tinggi tingkat manajemen semakin singkat laporannya dan
semakin rendah tingkat manajemennya semakin lengkap laporannya.
39
2.8 Pengertian Efektivitas
Efektivitas merupakan ukuran keberhasilan yang dicapai oleh suatu
organisasi atas kegiatan yang dijalankannya . Efektivitas dapat diartikan sebagai
kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan . Efektivitas
menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan yang diinginkan . Efektivitas selalu berkaitan dengan tujuan organisasi.
Menurut Chuck Williams (2005 : 6) mendefinisikan efektivitas sebagai
berikut :
“ Efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukan tingkat
keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. ”
Sedangkan Komarudin (2006 : 269) mendefinisikan efektivitas sebagai
berikut :
“ Efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan tingkat
keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. ”
Jadi efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan telah ditetapkan .
efektivitas dapat tercapai bilamana pelaksanaan suatu proses sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
2.9 Hubungan Controller Dengan Pengendalian Penjualan
Controller dapat memberikan bantuan dalam berbagai aplikasi untuk
perencanaan dan pengendalian usaha penjualan. Kontribusi-kontribusi yang dapat
diberikan Controller dalam memajukan penjualan adalah melalui berbagai teknik
analitis.
Teknik analitis yang digunakan dalam pengendalian penjualan yaitu :
1. Analisis terhadap prestasi pelaksanaan penjualan di masa yang lalu –
dalam hubungannya dengan harga dan volume – untuk menemukan
perkembangan, kelemahan atau tendensi yang tidak memuaskan.
2. Memberikan bantuan kepada manajemen penjualan dalam menetapkan
anggaran penjualan menyeluruh yang sesuai dan melaporkan persesuaian
pelaksanaan dengan rencana.
40
3. Memberikan bantuan kepada manajemen penjualan dalam menetapkan
standar pelaksanaan penjualan.
4. Penyiapan analisis yang sehat mengenai biaya dan investasi, untuk
dipergunakan dalam menetapkan harga-harga produk.
Dengan
demikian,
kontribusi
yang
diberikan
Controller
dalam
pengendalian penjualan akan membantu manajer dalam menjalankan proses
pengendalian penjualan, yaitu :
a. Penetapan standar penjualan.
b. Pengukuran pelaksanaan yang sebenarnya dibandingkan dengan yang
dianggarkan.
c. Evaluasi penyimpangan yang terjadi.
d. Rekomendasi atas perbaikan dari penyimpangan.
e. Tindakan koreksi, follow up, dan monitoring..
Pengendalian penjualan yang efektif akan tercapai apabila manajemen
melaksanakan kelima proses pengendalian penjualan diatas tersebut dengan baik,
disertai dengan informasi yang memadai dari Controller.
2.10 Peranan Controller dalam Mendorong Efektifitas Pengendalian
Penjualan
Salah satu alat yang utama bagi pimpinan perusahaan dalam membuat agar
usahanya menjadi produktif adalah akuntansi yang modern. Oleh karena itu,
perusahaan
memerlukan
alat
bantu
yang
mempunyai
peranan
dalam
mengarahkan, mengendalikan dan melindungi perusahaan. Dalam hal ini
pimpinan mengharapkan bantuan Controller dalam mengarahkan tindakannya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Komaruddin (2006 : 768) Peranan (role) dapat didefinisikan
sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam
manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.
41
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang
ada padanya.
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
Pendapatan perusahaan bersumber pada penjualan produk, sehingga jika
penjualan meningkat maka pendapatan perusahan juga akan semakin besar.
Dengan demikian, penjualan merupakan kegiatan yang cukup memegang peranan
penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Pelaksanaan penjualan harus dikendalikan supaya target penjualan yang
telah ditetapkan dapat tercapai dengan seefisien dan seefektif mungkin.
Pengendalian penjualan dilakukan melalui penetapan anggaran penjualan yang
berfungsi juga sebagai alat pemotivasikerja, pelaporan kegiatan penjualan yang
menggambarkan hasil penjualan yang sebenarnya, serta dilakukan perbandingan
antara pelaksanaan dengan anggaran.
Dari perbandingan tersebut dapat diketahui penyimpangan yang terjadi
dan dengan dilakukannya analisis terhadap penyimpangan tersebut maka
diharapkan dan diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan sehingga dapat
diambil tindakan koreksi yang tepat sebelum kecenderungan penyimpangan itu
berubah menjadi kerugian yang semakin besar. Perbaikan yang dilakukan
diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk beroperasi lebih optimal dan
mampu mempertahankan bahkan meningkatkan volume penjualan.
Download