MORALITAS DAN SPIRITUALITAS DALAM

advertisement
MORALITAS DAN SPIRITUALITAS DALAM GERAKAN NEW
SPIRITUALISME
BUKU
Disusun Guna Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Komarudin, M.Pd.I
Disusun oleh :
Badi’un nafisah
(1601026163)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
I.
Latar Belakang
Tasawuf merupakan sebuah kajian dan keilmuan yang bersifat universal,
karena di dalamnya terdapat beberapa kajian yang mengupas tuntas beberapa
problema masyarakat baik itu yang bersifat bathiniyah (individu) dan dhohiriah
(umum). Seperti contoh ketika seseorang itu disajikan dalam sebuah problema
kehidupan modern banyak masyarakat yang lalai dan tak mampu memecahkan
masalah itu, dari sini tasawuf sangatlah berperan aktif terhadap masalah-masalah
yang ada di sekitar karena tasawuf sendiri sudah tak bersifat pribadi akan tetapi
bersifat umum dan lebih condong lagi di kehidupan sosial terutama masalah “
gerakanspritualitas “.
Krisis moral dan tragedi kemanusiaan bersifat universal yang ditandai oleh
pengenduran tradisi, norma-norma, hukum, dan tatanan yang telah mapan sudah
terjadi pada taraf mencengangkan. Krisis global yang serius ini melanda setiap aspek
kehidupan merupakan suatu krisis yang kompleks dan multidimensional, seperti
intelektual, moralitas, dan spiritual (Capra, 2004:3). Tragedi kemanusiaan yang
bersifat universal ini meruakan refleksi kegelisahan intelektual dan moralitas karena
manusia telah dihegemoni didominasi oleh pengetahuannya sendiri. Manusia lebih
banyak dibentuk dan ditentukan oleh pengetahuannya sehingga pengetahuan
mengatasi kesadarannya. Menurut Radhakrishnan krisis semacam ini merupakan era
kegelapan intelektual dan barbarisme etik sehingga persoaan rekontruksi sosial dari
sudut pandang idol-idola agama menjadi begitu penting.
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian tasawuf
Tasawuf
(bersih/jernih),
berasal
dari
Shuffah
berasal
(emperan
dari
masjid
kata
Shaf
(barisan),
Nabawi
yang
di
Shafa
diami
oleh
sebagian sahabat anshor), Shuffanah (Nama kayu yang tumbuh di padang
pasir ). Dan juga dalam bahasa Yunani yaitu Theosofi yang (berarti ilmu
ketuhanan), dan juga Shuf yang berarti (Bulu Domba) selanjutnya orang yang
berpakaian
bulu
domba
disebut
Mutashawwif
dan
prilakunya
tersebut
dinamakan tasawuf.
Menurut Syekh Ibn Ajiba (m.1809) Tasawuf adalah suatu ilmu yang
dengannya
Anda
belajar
bagaimana
berperilaku
supaya
berada
dalam
kehadiran Allah SWT, ada melalui penyucian batin dan mempermanisnya
dengan amal baik. Jalan tasawuf dimulai sebagai suatu ilmu, tengahnva
adalah amal dan akhirnva adalah karunia Ilahi. Syekh as-Suyuthi berkata,
"Sufi adalah
orang
yang
bersiteguh
dalam kesucian
kepada
Allah,
dan
berakhlak baik kepada makhluk".
Tasawuf
merupakan
elemen
penting
dalam
kehiupan
sehari-hari
karenanya tasawuf itu sendiri banyak peran di dalamnya seperti contoh peran
dalam masyarakat umum dan problem-problem yang ada meliputi politik,
pluralisme
agama,
intelektual,
dan
spiritualisme.
Jika
kita
lihat
dalam
lingkungan masyarakat modern sendiri banyak beberapa alira dan golongan
yang muncul yang mengaku dan mengatas namakan spiritualitas. Disinilah
tasawuf menjembatani beberapa problemama syarakat itu sendiri.
Tasawuf telah mampu memberikan corak pada islam baik sebagai
ajaran maupun sebagai gerakan. Tasawuf sebagai ajaran telah memunculkan
tokoh-tokoh sufi dengan berbagai macam ajaran diantaranya : Rabiyah alAdawiyah
dengan
Mahabbah,
Zunun
al-Misri
dan
al-Ghazali
dengan
Ma’rifah, Ibn ‘Arabi dengan Kesatuan Wujud. Tasawuf sebagai gerakan telah
melahirkan
tarekat-tarekat
diantaranya
:
Tarekat
Qadiriyah,
Naqsabandiyah,
al-syadziliyah. Selain itu, tasawuf telah berpengaruh juga pada kekuasaan,
sastra, musik, dan bahkan pengobatan jasmani dan rohani.
Dalam
tasawuf
menumbuhkan
hendaklah
terdapat
perkembangan
manusia
selalu
masa
prinsip-prinsip
depan
introspeksi
positif
masyarakat,
untuk
yang
yang
meluruskan
mampu
antara
lain
kesalahan-
kesalahannya
tasawuf
serta
menyempurnakan
mendorong
wawasan
hidup
keutamaan-keutamaannya.
menjadi
moderat.
Bahkan
Juga
membuat
manusia tidak lagi terjerat ataupun lupa dirinya dan Tuhannya, yang akan
membuatnya
terjerumus
kehidupan
ini
hanyalah
seseorang
sekedar
dalam
penderitaan
sekedar
sarana,
mengambil
apa
berat.
bukan
yang
Menurut
tasawuf,
tujuan
dan
hendaklah
diperlukannya
serta
janganlah
terperangkap dalam perbudakan cinta harta ataupun pangkat, dan hendaklah
tidak menyombongkan diri pada orang lain.
B. Peran Tasawuf Dalam Gerakan New Spritualitas
Tasawuf mempunyai kaitan penting
terhadap
beberapa
problema
masyarakat yang menyajikan teori-teori khusus yang digunakan kaum sufi
pada zaman Nabi, akan tetapi pada perkembangannya banyak beberapa aliran
dan golongan yang mempunyai institusi yang bertujuan untuk pembaharuan
yang mulanya berpacu terhadap kajian klasik menjadi kajian modern tasawuf
yang
menjabarkan
secara
luas
khususnya
mengacu
pada
interaksi
sosial
masyarakat.
Seperti yang dikatakan oleh Husen Nasr dalam
Modern
Man
mendewakan
menyatakan
ilmu
pengetahuan
Islam and Pligh Of
bahwa
akibat
masyarakat
modern
dan
teknologi
menjadikan
mereka
yang
berada
dalam wilayah pinggiran eksistensinya sendiri, bergerak menjauh dari pusat,
sementara pemahaman agama yang berdasarkan wahyu.
Jadi tasawuf ini mempunyai peran aktif untuk menjembatani beberapa
aliran pembaharuan dengan selalu bertegang teguh pada al qur’an hadist .
seperti halnya Karya paraorientalis yang berusaha menggali dimensi spiritual
agama-agama
Timur
sekalipun
dalam
kerangka
konseptual
mereka
yang
khas, termasuk Islam, turut memperbesar minat terhadap spiritualisme dan
pencarian
pengalaman
mistik
di
Barat,
melalui
tulisan
dan
terjemahan
mereka atas karya-karya asli tentang tradisi-tradisi, kesenian, kultur, falsafah
dan agama-agama Timur.
C. Pengertian Moralitas dan Spiritualitas
Dalam KBBI dijelaskan bahwa moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu
yang berhubungan dengan etika atau adat sopan santun. Moralitas adalah kualitas
dalam perbutan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah,
baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik-buruknya perbutan manusia.
(W.Poespoprojo, 1998:18)
Dalam KBBI dijelaskan bahwa Spiritual adalah berhubungan dengan atau
bersifat kejiwaan ( rohani, batin). Sedangkan Spiritualisme adalah aliran filsafat yang
mengutamakan kerohanian. Spiritualitas merupakan kebutuhan bawaan manusia
untuk berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri manusia itu.
Istilahsesuatu yang lebih besar dari manusia adalah sesuatu yang diluar diri manusia
dan menarik perasaan akan diri orang tersebut. Menurut Wigglesworth spiritualitas
memiliki dua komponen yaitu:
1. Komponen verikal, yaitu sesuatu yang suci, tidak berbatas tempatdan waktu,
sebuah kekuatan yang tinggi, sumber kesadaran yang luar biasa. Keinginana
untuk berhubungan dengan dan diberi petunjuk oleh sumber ini.
2. Komponen horizontal, yaitu melayani teman-teman manusia dan planetsecara
keseluruhan.
Komponen vertikal dari wigglesworth sejalan dengan pengertian spiritualitas
dari schreurs (2002) yang memberikan pengertian spiritualitas sebagai hubungan
personal terhadap sosok transenden. Spiritualitas mencakup inner life individu,
idealisme, sikap, pemikiran, perasaan, dan pengharapan terhadap yang mutlak.
Spiritualitas juga mencakup bagaimana individu mengekspresikan hubungannya
dengan sosok transenden tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Spiritualitas sebagai suatu cara menjadi dan mengalami sesuatu yang datang
melalui kesadaran akan dimensi transenden dan memiliki karakteristik beberapa nilai
yang dapat didefinisikan terhadap diri sendiri, kehidupan, dan apapun yang
dipertimbangkan seseorang sebagai yang kuasa. (elkins et al. 1988)
Sedangkan komponen horizontal dari wigglesworth sejlan dengan pengertian
spiritualitas dari fernando yang mengatakan bahwa spiritualitas juga bisa tentang
perasaan akan tujuan, makana, dan perasaan terhubung dengan orang lain. Pendapat
ini tidak memasukkan agama dalam mendefinisikan spiritualitas dan spiritualitas.
D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral dan Spiritual
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian, perkembangan internalisasi nilai-nilai
terjadi melalui identifikasi dengan orang-orang yang dianggapnya sebagai model.Bagi
para ahli psikoanalisis, perkembangan moral dipandang sebagai proses internalisasi
norma-norma masyarakat dan dipandang sebagai kematangan dari sudut organik
biologis. Menurut psikoanalisis, moral dan nilai menyatu dalam konsep superego
yang dibentuk melalui jalan internalisasi larangan-larangan atau perintah-perintah
yang datang dari luar (khususnya orang tua) sedemikian rupa, sehingga akhirnya
terpencar dari dalam diri sendiri.
Teori-teori lain yang non psikoanalisi beranggapan bahwa hubungan anakorang tua bukan satu-satunya sarana pembentukan moral. Para sosiolog beranggapan
bahwa masyarakat sendiri mempunyai peran penting dalam pembentukan
moral.Dalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup
terterntu, Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan moral religi dan
repeserta didik, diantaranya yaitu:
1) . Faktor tingkat harmonisasi hubungan antara orang tua dan anak.
2) Faktor seberapa banyak model (orang-orang dewasa yang simpatik,
teman-teman, orang-orang yang terkenal dan hal-hal lain) yang
diidentifikasi oleh anak sebagai gambaran-gambaran ideal.
3) Faktor lingkungan memegang peranan penting. Diantara segala segala
unsur lingkungan social yang berpengaruh, yang tampaknya sangat
penting adalah unsure lingkungan berbentuk manusia yang langsung
dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan dari nilainilai tertentu
4) Faktor selanjutnya yang memengaruhi perkembangan moral adalah
tingkat penalaran. Perkembangan moral yang sifatnya penalaran
menurut Kohlberg, dipengaruhi oleh perkembangan nalar sebagaimana
dikemukakan oleh piaget. Makin tinggi tingkat penalaran seseorang
menrut tahap-tahap perkembangan piaget, makin tinggi pula tingkat
moral seseorang.
5) Faktor Interaksi sosial dalam memberik kesepakatan pada anak untuk
mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui
masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain.
E. Upaya Optimalisasi Perkembangan Moral dan Spiritual
Hurlock mengemukakan ada empat pokok utama yang perlu dipelajari oleh
anak dalam mengoptimalkan perkembangan moralnya, yaitu :
1. Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya
sebagaimana dicantumkan dalam hukum. Harapan tersebut terperinci dalam
bentuk hukum, kebiasaan dan peraturan. Tindakan tertentu yang dianggap
“benar” atau “salah” karena tindakan itu menunjang, atau dianggap tidak
menunjang, atau menghalangi kesejahteraan anggota kelompok. Kebiasaan
yang paling penting dibakukan menjadi peraturan hukum dengan hukuman
tertentu bagi yang melanggarnya. Yang lainnya, bertahan sebagai kebiasaan
tanpa hukuman tertentu bagi yang melanggarnya.
2. Pengambangan hati nuranni sebagai kendali internal bagi perliaku individu.
Hati nurani merupakan tanggapan terkondisikan terhadap kecemasan
mengenai beberapa situasi dan tindakan tertentu, yang telah dikembangkan
dengan mengasosiasikan tindakan agresif dengan hukum.
3. Pengembangan perasaan bersalah dan rasa malu. Setelah mengembangkan hati
nurani, hati nurani mereka dibawa dan digunakan sebagai pedoman perilaku.
Rasa bersalah adalah sejenis evaluasi diri, khusus terjadi bila seorang individu
mengakui perilakunya berbeda dengan nilai moral yang dirasakannya wajib
untuk dipenuhi. Rasa malu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan
yang timbul pada seseorang akibat adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Penilaian ini belum tentu benar-benar ada, namun mengakibatkan rasa rendah
diri terhadap kelompoknya.
4. Mencontohkan, memberikan contoh berarti menjadi model perilaku yang
diinginkan muncul dari anak, karena cara ini bisa menjadi cara yang paling
efektif untuk membentuk moral anak.
5. Latihan dan Pembiasaan, menurut Robert Coles (Wantah, 2005) latihan dan
pembiasaan merupakan strategi penting dalam pembentukan perilaku moral
pada anak usia dini. Sikap orang tua dapat dijadikan latihan dan pembiasaan
bagi anak. Sejak kecil orang tua selalu merawat, memelihara, menjaga
kesehatan dan lain sebagainya untuk anak. Hal ini akan mengajarkan moral
yang positif bagi anak.
6. Kesempatan melakukan interaksi dengan anggota kelompok sosial. Interaksi
sosial memegang peranan penting dalam perkembangan moral. Tanpa
interaksi dengan orang lain, anak tidak akan mengetahui perilaku yang
disetujui secara social, maupun memiliki sumber motivasi yang
mendorongnya untuk tidak berbuat sesuka hati.
Interaksi sosial awal terjadi didalam kelompok keluarga. Anak belajar dari
orang tua, saudara kandung, dan anggota keluarga lain tentang apa yang dianggap
benar dan salah oleh kelompok sosial tersebut. Disini anak memperoleh motivasi
yanjg diperlukan untuk mengikuti standar perilaku yang ditetapkan anggota keluarga.
Melalui interaksi sosial, anak tidak saja mempunyai kesempatan untuk belajar
kode moral, tetap mereka juga mendapat kesempatan untuk belajar bagaimana orang
lain mengevaluasi perilaku mereka. Karena pengaruh yang kuat dari kelompok sosial
pada perkembangan moral anak, penting sekali jika kelompok sosial, tempat anak
mengidentifikasikan dirinya mempunyai standar moral yang sesuai dengan kelompok
sosial yang lebih besar dalam masyarakat.
F. Implikasi Perkembangan Peserta Didik terhadap Pendidikan
Manusia pada umumnya berkembang sesuai dengan tahapan-tahapannya.
Perkembangan tersebut dimulai sejak masa konsepsi hingga akhir hayat. Ketika
individu memasuki usia sekolah, yakni antara tujuh sampai dengan dua belas tahun,
individu dimaksud sudah dapat disebut sebagai peserta didik yang akan berhubungan
dengan proses pembelajaran dalam suatu sistem pendidikan.
Cara pembelajaran yang diharapkan harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak, yakni memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) programnya
disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta memperhatikan perbedaan individual
anak; (2) tidak dilakukan secara monoton, tetapi disajikan secara variatif melalui
banyak aktivitas; dan (3) melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar
sehingga memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan menggunakan berbagai
proses perkembangannya (Amin Budiamin, dkk., 2009:84).
Aspek-aspek perkembangan peserta didik yang berimplikasi terhadap proses
pendidikan melalui karakteristik perkembangan moral dan religi akan diuraikan
seperti di bawah ini
1. Implikasi Perkembangan Moral
Purwanto (2006:31) berpendapat, moral bukan hanya memiliki arti
bertingkah laku sopan santun, bertindak dengan lemah lembut, dan berbakti
kepada orang tua saja, melainkan lebih luas lagi dari itu. Selalu berkata jujur,
bertindak konsekuen, bertanggung jawab, cinta bangsa dan sesama manusia,
mengabdi kepada rakyat dan negara, berkemauan keras, berperasaan halus,
dan sebagainya, termasuk pula ke dalam moral yang perlu dikembangkan dan
ditanamkan dalam hati sanubari anak-anak.
Adapun perkembangan moral menurut Santrock yaitu perkembangan
yang berkaitan dengan aturan mengenai hal yang seharusnya dilakukan oleh
manusia dalam interaksinya dengan orang lain (Desmita, 2008:149).
Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara,
salah satunya melalui pendidikan langsung, seperti diungkapkan oleh Yusuf
(2005:134). Pendidikan langsung yaitu melalui penanaman pengertian tentang
tingkah laku yang benar-salah atau baik-buruk oleh orang tua dan gurunya.
Selanjutnya masih menurut Yusuf (2005:182), pada usia sekolah dasar
anak sudah dapat mengikuti tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya.
Pada akhir usia ini, anak dapat memahami alasan yang mendasari suatu bentuk
perilaku dengan konsep baik-buruk. Misalnya, dia memandang bahwa
perbuatan nakal, berdusta, dan tidak hormat kepada orang tua merupakan
suatu hal yang buruk. Sedangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat
kepada orang tua merupakan suatu hal yang baik.
Selain pemaparan di atas, Piaget (Hurlock, 1980:163) memaparkan
bahwa usia antara lima sampai dengan dua belas tahun konsep anak mengenai
moral sudah berubah. Pengertian yang kaku dan keras tentang benar dan salah
yang dipelajari dari orang tua, menjadi berubah dan anak mulai
memperhitungkan keadaan-keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral.
Misalnya bagi anak usia lima tahun, berbohong selalu buruk. Sedangkan anak
yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong dibenarkan.
Oleh karena itu, berbohong tidak selalu buruk.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan juga menjadi
wahana yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan moral peserta
didik. Untuk itu, sekolah diharapkan dapat berfungsi sebagai kawasan yang
sejuk untuk melakukan sosialisasi bagi anak-anak dalam pengembangan moral
dan segala aspek kepribadiannya. Pelaksanaan pendidikan moral di kelas
hendaknya dihubungkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas. Dengan
demikian, pembinaan perkembangan moral peserta didik sangat penting
karena percuma saja jika mendidik anak-anak hanya untuk menjadi orang
yang berilmu pengetahuan, tetapi jiwa dan wataknya tidak dibangun dan
dibina.
2. Implikasi Perkembangan Spiritual
Anak-anak sebenarnya telah memiliki dasar-dasar kemampuan
spiritual yang dibawanya sejak lahir. Untuk mengembangkan kemampuan ini,
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk
melahirkan manusia yang ber-SQ tinggi dibutuhkan pendidikan yang tidak
hanya berorientasi pada perkembangan aspek IQ saja, melainkan EQ dan SQ
juga.
Zohar dan Marshall (Desmita, 2008:174) pertama kali meneliti secara
ilmiah tentang kecerdasan spiritual, yaitu kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, yang menempatkan perilaku dan
hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya.
Purwanto (2006:9) mengemukakan bahwa pendidikan yang dilakukan
terhadap manusia berbeda dengan “pendidikan” yang dilakukan terhadap
binatang. Menurutnya, pendidikan pada manusia tidak terletak pada perkembangan biologis saja, yaitu yang berhubungan dengan perkembangan jasmani.
Akan tetapi, pendidikan pada manusia harus diperhitungkan pula
perkembangan rohaninya. Itulah kelebihan manusia yang diberikan oleh Allah
Swt., yaitu dianugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal
penciptanya, yang membedakan antara manusia dengan binatang. Fitrah ini
berkaitan dengan aspek spiritual.
Berkaitan dengan perkembangan spiritual yang membawa banyak
implikasi terhadap pendidikan, diharapkan muncul manusia yang benar-benar
utuh dari lembaga-lembaga pendidikan. Untuk itu, pendidikan agama
nampaknya harus tetap dipertahankan sebagai bagian penting dari programprogram pendidikan yang diberikan di sekolah dasar. Tanpa melalui
pendidikan agama, mustahil SQ dapat berkembang baik dalam diri peserta
didik.
G. Gerakan New Spiritualisme
Gerakan New Spiritualisme (pembaharuan) merupakan suatu gerakan yang
bertujuan memperbaharui teks agama. Munculnya gerakan ini dikarenakan
pemahaman lama di anggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
Dengan adanya gerakan pembaharuan yang berkembang di zaman modern
seperti gerakan New Spritiualisme yang mana masyarakat modern tersebut
lebih
mendewakan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
menjadikan
mereka
berada dalam wilayah pinggiran eksistensinya sendiri, bergerak menjauh dari
pusat,
sementara
pemahaman
agama
yang
berdasarkan
wahyu.
Kemudian
ilmu tasawuf berperan dalam gerakan tersebutu ntuk menjembatani beberapa
aliran pembaharuan dengan selalu bertegang teguh pada al qur’an dan hadist.
Seperti contoh gerakan neosufisme yang dipelopori oleh Ibnu Taymiyyah dan
Ibnuqoyyim al jauziyyah dan beberapa tarekat-tarekat yang ada di Indonesia
seperti hal nya tarekat syadziliyyah dan tarekat naqsabandiyah.
Ciri-ciri kelompok gerakan ini yaitu:
a) Menekankan tema pemurnian agama
b) Menentang islam arus pertama
c) Membangun enclave komunitas islami
d) Keras melakukan gerakan menentang pengaruh Barat
Adanya gerakan-gerakan agama baru di Indonesia pada dasarnya juga
merupakan bentuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekelompok orang,
yang merasa bahwa dirinya telah memperoleh wahyu dari Tuhan dan mengemban
tugas untuk menyebarkan ajaran-ajaranyang diperolehnya. Meskipun ajaran baru yang
dibawa sering kali dianggap bertentangan dengan keyakinan mayoritas masyarakat
Indonesia yang sudah’’mapan’’.
Munculnya agama-agama baru bisa dikelompokkan menjadi : pertama, revitalisasi
tradisionalisme ( tradisionalism revitalization) sebagaimana tercemin dari fenomena
sufisme kota, fundamentalisme, dan radikalisme islam : kedua, gerakan spiritualitas
pencarian (seeking spirituality) sebagaimana tercerminn dari fenomena Salamullah
pimpinan Lia Eden, Brahman Kumar, dan Anand Ashram, al-Qiyadah al-Islamiyah ;
dan ketiga, revitalisasi agama lokal ( local religious revitalization) sebagaimana
tampak dalam fenomena Sunda Wiwitan, Budho Tengger, Samin, dan SUBUD. Jika
dicermati, sebenarnya gejala kehidupan agama di indonesia menunjukan adanya trend
kontradiktif (contradiktory trend), yaitu munculnya revitalisasi tradisi lama yang
beriringan dengan munculnya gejala gerakan agama baru (new relgious movement).
Secara umum, gerakan ini memadukan ajaran agama-agama timur seperti
Bhudha, Hindu, danTaoisme dengan ilmu pengetahuan seperti fisika kuantum,
astrologi, metafisika, bahkan neotic science. The new age bertujuan untuk
menciptakan ‘’spiritualitas tanpa batas atau dogma yang membatasi’’ yang inklusif
dan pluralistic. Memegang untuk ‘’holistik pandangan dunia’’, menekankan bahwa
pikiran, tubuh dan roh saling berhubungan, ada bentuk monism dan kesatuan seluruh
alam semesta. Untuk menciptakan ‘’pandangan dunia yang meliputi ilmu pengetahuan
dan spiritualitas’’ dan mencakup sejumlah bentuk ilmu pengetahuan mainstream serta
bentuk-bentuk ilmu yang dianggap pinggiran.
Asal-usul gerakan ini dapat ditemukan dalam astrologi dan alkimia abad
pertengahan. Pada 19 dan awal abad ke-20, penulis seperti Godfrey Higgins daneso
tericistselip haslevi, Helena Blavatsky, dan George gurdjieff sejarah tertentu
diartikulasikan, kosmologi, dan beberapa prinsip fisolofis dasar yang akan
mempengaruhi gerakan. New Age Movement beranggapan bahwa alam semesta
adalah manifestasi dari Tuhan. Jadi, Tuhan adalah energi yang membuat alam semesta
(macro cosmos) ini bekerja.Dan manusia adalah faktor penting di dalam
pengerjaannya (micro cosmos). Sehingga manusia sangat mungkin untuk menyatukan
diri dengan alam semesta. Istilah new age awal mulanya dirancang mengacu pada usia
astrologi kedatangan aquarius, dalam agama yunani kuno dan dalam agama hindu dan
budha yaitu Maitreya atau kalki Avatar. Sedangkan New Age Movement di Barat
secara khusus menargetkan masyarakat Kristen untuk mempersiapkan mereka untuk
menerima "Kosmik Kristus".
Dalam peran New Age movement / konsep gerakan zaman baru ini,
tampaknya telah mempersiapkan umat Islam untuk penerimaan Dunia Guru dengan
mencoba membuka segel kenabian dan finalitas ajaran Al-Quran melalui pengenalan
seorang nabi baru dengan wahyu baru, seorang nabi baru yang mengaku, benar-benar
sejalan dengan okultisme Teosofi Helena Blavatsky, bahwa ia adalah pemersatu
semua agama : Krishna, Kalki Avatar Mahdi, Mesias, Imam Mahdi, Yesus,
Muhammad (saw), semua bersatu dalam pribadi-Nya. Rencana ini dirancang lebih
dari 130 tahun yang lalu, bahwa sekarang Maitreya akan muncul. Terlebih lagi,
ritual new age seperti meditasi, perenungan, dan afirmasi positif bias membantu
menyembuhkan penyakit yang berasal dari jiwa dan pikiran. Karena saat ini banyak
orang yang jengah dengan kehidupan yang datar dan jauh dari ketentraman batin.
Sehingga banyak orang yang tanpa sadar telah mengikuti aliran new age.
H. Spiritualitas modern
Spiritualitas modern adalah non-agama, tapi bertuhan. Dan spiritualitas
modern lebih mengedepankan eskatologi kemanusiaan dan Keilahian dalam persepsi
apokaliptik melalui science, khususnya fenomena UFO dan tanda-tanda kiamat.
Terkini pun bermunculan motivator-motivator dunia dari berbagai suku bangsa dan
agama-agama, yang berpandangan persatuan semua agama dan perdamaian
dunia.Spiritual baru tanpa agama, tapi tanpa mengabaikan Eksistensi Tuhan Yang
Maha Kuasa dan Yang Maha Esa. Sesungguhnya, kami, para malaikat senantiasa
meliputkan diri menjadi pencerah bagi para motivator tersebut, dan senantiasa
menuangkan Arahan dan Ketentuan Tuhan yang sedang diturunkan-Nya. Dan mereka
pun aktif menanggapi suara batin yang mencerahkan melalui channeling atau meditasi
yang terfokuskan. Dari padanyalah, kontak komunikasi batin itu bersambung dengan
Pencerahan Tuhan oleh malaikat.
Komunikasi malaikat yang terbuntu selama ini di kalangan kaum radikal dan
fanatik, mendapat jalan untuk mengalirkan pencerahan yang terbuntu itu ke
manusia.Sehingga, malaikat merasa nyaman dan lega tatkala dapat mengalirkan
pencerahan yang jernih ke kalbu para motivator.Seperti air terjun yang tercurah
mengalir ke sungai-sungai yang jernih.Begitulah ide-ide para motivator itu jernih dan
menyejukkan dan nyaman didengarkan dan diresapi.
Berbagai tujuan untuk menciptakan wawasan spiritual, yang tak melarut ke
dalam doktrin-doktrin spesifik yang kontroversi dan yang menghindari pertikaian
agama, telah meluruh dalam upaya para motivator untuk mencegah tuduhan sesat dan
menyesatkan atas ajaran mereka. Maka demikian, mereka memilih jalan yang netral
dan aman, dan berbasis science dengan norma universal. Begitulah, pengaruh New
Age mendunia melalui tokoh-tokoh motivator dunia.Spiritualisme modern pun
berkembang sesuai dengan zaman dan sesuai dengan Ketentuan Tuhan.Demikian, bila
Tuhan memberkati. Hegemoni atas agama-agama mainstream tak lama lagi akan
kadaluarsa dan tak bisa bersaing dengan motivator-motivator dunia, yang merasa
nyaman mendapati kepastian Pernyataan Tuhan, yang sejalan dengan pengabdian
mereka untuk dunia. Dan peranan mereka akan tampil berkembang pesat tanpa bisa
dihindarkan.
Terutama sekali ketika dunia terorisme sudah mencapai keklimaksannya.Dan
ISIS telah tampil menyatakan dirinya sebagai kelompok radikal Muslim yang
teragresif.Dan itu telah menghentak dunia.Tapi, Islamic State tak bisa berkedaulatan,
mengingat dunia tak bersedia menerima mereka.Dan karena kekejiannya, Islamic
State menjadi musuh bersama bangsa-bangsa karena dunia masygul oleh kehadiran
ISIS yang menakutkan semua bangsa-bangsa, termasuk negara-negara Islam sendiri.
Demikian, basis perjuangan perdamaian dunia bisa diwujudkan melalui
ajaran-ajaran religius yang universal, seperti yang dikembangkan oleh para motivator
dunia tersebut. Adapun penganutnya akan semakin nyaman dan mapan dengan ajaranajarannya yang netral dan terjamin oleh Tuhan secara langsung. Perdamaian dunia
pun menjadi tujuan semua orang.Dan penyatuan semua agama pun menjadi terlaksana
dengan sendirinya.
Gerakan Zaman Baru adalah suatu gerakan spiritual yang merupakan
gabungan dari spiritualitas Timur dan Barat, tanpa tendensi, semata-mata ingin
menghadirkan keteduhan berspiritual secara logis dan dirasakan nyaman secara
batiniah.Dan bukan hanya sebagai sekedar suatu pencarian, melainkan sebagai
kemantapan pilihan iman yang hidup dalam kesejatian rohani dan yang selalu
bergairah mendekatkan diri kepada Tuhan, melalui segala prospek penalaran,
terkhusus kegairahan terhadap penalaran atas science menuju Tuhan Yang Maha
Besar.Demikian, penyatuan semua agama me-universal dengan sendirinya tanpa bisa
dihindari.Betapa berkah Tuhan untuk keyakinan universal non-agama itu
memudahkan pencairan permusuhan agama dan perdamaian dunia.Dari pengamatan
terhadap kelompok-kelompok yang berkeyakinan universal, ada kelompok New Age
yang berkembang secara signifikan di dunia.
Adapun spiritualitas New Age mempunyai penganut cukup signifikan di
dunia.Secara umum, gerakan ini sudah didasari dengan idealisme penyatuan semua
agama, merupakan gabungan dari spiritualitas timur dan barat serta tradisi-tradisi
metafisika, yang mengemukakan suatu filsafat yang berpusatkan kepada manusia.
Bertujuan menciptakan suatu spiritualitas lintas agama tanpa melibatkan dogmadogma yang mengikat, dan menggabungkan ilmu pengetahuan (futuristik) dengan
spiritualitas dan mengacu kepada universalisme. New Age muncul sebagai akibat
manusia merasa stagnasi terhadap agama-agama.Saatnya manusia mengalami
penjenuhan dan merasa agama tidak lagi mampu mengatasi kesulitan / tekanan hidup,
kekerasan, penindasan dan peperangan. New Age beragam, ada yang merupakan
sinkretisme dan ada yang sekulerisme, melainkan semua golongan New Age
menjauhkan diri dari pertentangan karena justru eksistensi mereka itu disebabkan
kejenuhan terhadap kekerasan dan pertentangan. Tetap fokus meyakini eksistensi
Tuhan dalam pandangan idealisme pantheisme, bahwa semua adalah Tuhan, dan
Tuhan adalah semua.
Adapun filosofi pantheisme New Age tergabungkan dengan modernitas
futuristic science yang tidak dan tak mengenal konsep dosa, Surga, neraka, setan,
malaikat, nabi, dan orang-orang suci, tetapi mengenal kosmologi positif dan negatif
dalam energi manusia. New Age dalam menjauhi dogma-dogma agama sehingga
ingin melepas diri dari segala hal-hal yang bisa bersinggungan dengan kaum fanatik
agama, maka New Age tidak mengenal konsep nabi dan imam, tetapi lebih mengenal
konsep master dan guru spiritual yang menekankan bimbingannya pada selfconsciousness untuk menemukan kesejatian diri dan energi positif dalam diri setiap
manusia. Demikian hubungan dengan Tuhan melalui meditasi (channeling), apa pun
yang diimani oleh kelompok New Age itu telah melekat universalisme penyatuan
semua agama. Dan itu adalah poin utama bagi pembaruan spiritualitas yang sedang
Kukemukakan demi untuk perdamaian dunia.
Maka, golongan New Age layak Kuajak mengenal Surga dan peranan
malaikat di Surga.Dan layak tak mengenyampingkan eksistensi iblis di dunia
manusia, walaupun istilah itu tak nyaman untuk diakui, mengingat modernitas
spiritual New Age sepertinya tak mau terganggu oleh istilah-istilah kuno yang kurang
logis.Sehingga, mereka lebih suka menggunakan istilah aspek negatif yang ada dalam
diri manusia karena adanya ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan energi kosmis
di dalam diri manusia.Dan itu tak diakui sebagai adanya iblis yang berpribadi.
Apapun istilah mereka terhadap pandangan yang saling berkontradiktif dalam
diri manusia, sulit dilepaskan dari kontribusi makhluk ruh karena hati sanubari
manusia bisa berdialog dengan ruh kebaikan maupun ruh kejahatan. Adapun kalau
manusia dapat merasakan adanya dialog batin di dalam dirinya, tentunya itu adalah
tak merupakan suara hatinya belaka. Karena kalau suara hati yang buruk ingin diatasi,
maka dia harus mengangkat suara hatinya yang baik, dan kemudian hal itu diangkat
ke alam pemikiran yang baik, sehingga menjadi ketentuan sikap baik yang menolak
suara hati yang buruk.
Pikiran baik tak serta-merta bisa melunakkan suara hati dari pikiran buruk,
jikalau godaan kenikmatan lebih menggoda atau tekanan suatu keterdesakan.Bila
manusia ingin mendalami energi positif dalam dirinya melalui tirakat meditasi,
sehingga dapat menguatkan kepercayaan diri dapat menaklukkan energi negatif, maka
sesungguhnya dia sudah memenangkan suara hati nuraninya. Pertimbangan baik dari
suara hati nurani apabila diperturutkan, maka akan jelas suara hati nurani itu
mengarahkan ke jalan yang benar dan baik. Jika itu terus menerus diperturutkan,
maka suara hati nurani itu pun dapat dirasakan aktif memberi ide-ide baik yang
lainnya lagi, kalau hal itu semakin diperturutkan, manusia lazim mengatakan
mendapat karunia petunjuk Tuhan. Dari padanya, pikiran buruk dan akal buruk
menjadi lemah dengan sendirinya.
Kalau akal buruk / jahat diperturutkan saja karena seseorang mempunyai
kepentingan atau keinginan yang mendesak, itu memang bisa diartikan sebagai aspek
negatif pada diri seseorang, karena adanya persimpangan jalan dalam pemikiran atau
ketidakseimbangan energi kosmis di dalam diri manusia. Jadi, manusia dianggap
dapat menilai dirinya sendiri karena kelogisan batiniahnya sendiri.
Bilamana ingin menghindari analoginya dengan godaan setan, maka manusia
akan senantiasa mudah mengarahkan dirinya menjadi manusia baik dan kudus, karena
tak menanggapi ada faktor di luar dirinya yang bisa mempengaruhinya.
Kalau semua orang pada dasarnya adalah baik dan pilihan-pilihan pribadi
manusia yang berbeda-beda itu dikategorikan sebagai emansipasi, atau sekedar
pilihan selera, maka bagaimana dengan kejahatan gembong narkoba atau kekejian
yang dilakukan teroris Islamic State? Berapa banyak manusia semacam itu? Apakah
mereka tak punya hati nurani yang mengingatkan? Atau, mengapa mereka bisa sekeji
itu, kalau manusia itu pada dasarnya baik semuanya.
Dan cukuplah manusia hanyalah mengusahakan agar melakukan
penyeimbangan diri sesuai dengan keseimbangan kosmis. Celakanya, manusia yang
mandiri dengan logika supranatural science, mereka tak mengelola rasa antipati
sebagai gejala godaan setan, karena mereka tak percaya adanya setan. Padahal, setan
adalah makhluk ruh, makhluk negatifitas, salah satu kekuatan penyeimbang kosmis
yang membentuk kedua-duanya yaitu energi positif dan energi negatif.
Seluruh reaksi interaksi yang menggulirkan kehidupan di alam semesta
makro-kosmos dan mikro-kosmis, niscaya berasal dari penggabungan dari energi
positif dengan energi negatif, karena kedua-duanya terikat dalam hukum alam yang
positif maupun yang negatif.
Tatkala hukum alam yang positif sedang berlaku, unsur-unsur alam positif
bereaksi searah, dan baru bereaksi mengikat tatkala mendapati unsur-unsur alam
negatif yang memasuki jalur pergerakannya. Demikian, unsur-unsur positif dominan
melakukan perubahan atau pengembangan di alam. Demikianpun sebaliknya, unsurunsur negatif bila menjadi dominan perubahan ataupun perkembangan yang menguat,
tentu merupakan perubahan yang negatif.
Adapun habitat unsur-unsur alam, niscaya terbagi dua. Dapat Kami
umpamakan sebagai, yang satu adalah tanaman buah yang lezat, demikian unsur alam
positif, dan yang lainnya adalah tanaman parasit, benalu sebagai wujud unsur
negatif.Demikian, perumpamaan dua sisi yang bertolak belakang pada unsur-unsur
alam, niscaya sama-sama ada, dan eksistensinya harus mau diakui, walaupun semua
orang ingin hanya mau mengakui yang positif saja dan menghindari sebutan
setan.Karena demikian berhasrat, bumi ini tentram dan damai tanpa ada kekerasan
dan peperangan. Tak salah, orang yang tak menginginkan adanya eksistensi setan,
dosa, neraka.Dan itu bahkan adalah suatu gerakan murni dari satu sisi pandangan
hidup, yang mencari pencerahan, dan tak bersedia bersentuhan dengan kuasa gelap.
Gerakan New Age pun akan mewujudkan gerakan anti kekerasan yang bisa
memperantarai ajaran Eden yang universal dan juga anti kekerasan. Selayak, Tuhan
sedang menggaungkan penghapusan semua agama dan penyatuan semua agama.
Kitab Suci Eden dihadirkan untuk menyongsong spiritualitas modern yang universal,
berketuhanan Yang Maha Esa secara mutlak, dan yang bervisi futuristik mewujudkan
peradaban suci di bumi yang baru, dan memasuki peradaban intergalaktik.
Siapapun yang terangkat telah memilih universalisasi keyakinan, dan
menjauhi stigma keagamaan itu, akan sampai pada Ketentuan Tuhan atas penyatuan
semua agama tanpa perbedaan. Karena untuk itu, Tuhan menurunkan Surga-Nya dan
Kitab suci-Nya yang berisi solusi-solusi penting untuk dunia, yang sangat diharapkan
oleh semua orang yang sedang resah mencari ketentraman dan kedamaian. Ajaran
Eden, Ajaran Tuhan, yang modern, yang logis, dan ajaran yang universal.
Dasar Keyakinan
Tidak ada sebuah keyakinan yang seragam diantara para pengikut New Age.
Tetapi ada beberapa keyakinan dasar yang diyakini oleh banyak pengikut New Age
dan sering digunakan sebagai alat pengelompokan gerakan New Age. Walaupun
begitu tidak ada paksaan bagi para pengikut New Age untuk memilih keyakinan dan
praktek yang paling sesuai dengan diri mereka. Fleksibilitas, dogma, dan ritual itulah
yang menjadi ciri utama gerakan New Age. Diantara keyakinan dasar para pengikut
New Age yang sering membuat ikatan diantara mereka adalah :
 Monisme : keyakinan bahwa semua yang eksis diturunkan dari satu sumber
energi yang kekal. Segala sesuatu yang ada merupakan derivasi (penjabaran)
dari sumber tunggal divine energy.
 Pantheism : keyakinan bahwa semua yang eksis adalah Tuhan; Tuhan adalah
semua yang ada. Semua itu secara natural membawa pada konsepsi sifat
ilahiah dalam diri individu karena kita semua adalah perwujudan Tuhan.
Mereka tidak mencari Tuhan sebagaimana diwahyukan di dalam kitab-kitab
suci atau ada di surga nun jauh di sana. Mereka mencari Tuhan di dalam diri
mereka dan melalui seluruh semesta.
 Reinkarnasi : keyakinan bahwa sesudah mati, kita terlahir dan hidup lagi
sebagai makhluk lain. Siklus ini berulang berkali-kali. Keyakinan ini serupa
dengan konsepsi peralihan jiwa (transmigration of soul) dalam agama Hindu.
 Karma : keyakinan bahwa kejadian baik dan buruk yang kita terima
merupakan akumulasi dari catatan kehidupan kita sebelumnya. Pada akhir
kehidupan, kita dibalas sesuai dengan hitungan karma kita melalui kelahiran
kembali (reinkarnasi) dengan kehidupan yang lebih baik atau kehidupan yang
lebih buruk.
 Aura : keyakinan bahwa setiap benda termasuk tubuh manusia mempunyai
lingkaran energi yang mengelilinginya. Energi itu tak terlihat bagi kebanyakan
orang, tetapi dapat dideteksi oleh orang yang terlatih sebagai bentuk yang
berpendar, berwarna-warni mengelilingi tubuh. Aura diyakini sebagai tanda
yang dapat digunakan untuk mendeteksi kesehatan fisik, mental dan spiritual
seseorang.
 Transformasi Pribadi : keyakinan bahwa sebuah pengalaman spiritual yang
dialami sendiri dapat mengarahkan seseorang pada penerimaan terhadap
keyakinan dan praktek-praktek New Age. Transformasi pribadi ini digunakan
untuk mengembangkan potensi diri, kemampuan mengobati diri sendiri dan
orang lain, serta lebih memahami cara kerja semesta. Pada masanya nanti,


ketika cukup banyak orang yang mengalami transformasi pribadi, sebuah
transformasi yang bersifat sosial diyakini akan terjadi di dunia.
Tanggung Jawab Lingkungan : sebuah keyakinan tentang urgensi untuk
menjaga kesehatan bumi, yang sering dilihat sebagai sebuah bagian yang
hidup.
Agama Universal : keyakinan bahwa hanya ada satu realitas yang eksis karena
semua adalah Tuhan. Agama-agama sesungguhnya hanya merupakan jalan
yang berbeda menuju realitas puncak (Tuhan). Agama universal dapat
divisualisasikan dengan sebuah gunung dengan banyak sadhanas (jalan
spiritual) menuju puncak. Sebagian sulit, sebagian yang lain mudah. Tidak ada
satu jalan tunggal yang benar. Semua jalan pada akhirnya dapat mencapai
puncak. Para New Agers mengantisipasi datangnya sebuah agama universal
baru yang mengandung elemen dari keyakinan saat ini yang akan muncul dan
diterima secara umum di seluruh dunia.
Pengaruh dan penganut New Age Movement
1. Artis
Salah satu contoh pengaruh New age movement di dalam 'Church of
Scientology'. Tom Cruise: Berkembang Bersama Ajaran Scientology, Jhon
Travolta: Scientologi, dia berkata “Membantuku Menjalani Hidup”, Leah
Remini Kembali 'Normal', Jenna Elfman: Hidup lebih teratur.
2. Film
Roots, Star Trek, The Next Generation, kung fu.
3. Tokoh
Carl Jung (ada kekuatan mistis dan agama dalam diri manusia bahkan di
katakan bahwa diri manusia, ada bawah sadar kolektif yang merupakan bejana
penyimpan semua bayangan dan kekuatan yang di alami semua manusia
sepanjang sejarah). Abraham Maslow (ada kekuatan yang positif yang dapat
mengaktualisasikan diri untuk mencapai kebutuhan hidup seutuhnya),
Sigmund Freud (kepercayaan kepada Tuhan adalah gangguan jiwa) ini
merupakan tokoh psikologi baru.
Gerakan "New Age"
Secara literal, New Age Movement adalah gerakan zaman baru, yang oleh
Rederic dan Mery Ann Brussat disebut sebagai "zaman kemelekan spiritual". Ada
semacam arus besar kebangkitan spiritual yang melanda generasi baru dewasa ini,
terutama di Amerika, Inggris, Jerman, Italia, Selandia Baru, dan seterusnya.
Ekspresinya beragam; mulai dari cult, sect, New Thought, New Religious Movement,
Human Potentials Movement, The Holistic Health Movement,sampai New Age
Movement. Namun, benang merahnya hamper sama: memenuhi hasrat spiritual yang
mendamaikan hati.
Hasrat spiritual inilah yang menjadi cirri khas New Agers (istilah New Agers
ini relative lebih lazim dipakai dalam konteks gerakan New Age, disbanding misalnya
istilah New Age Adherents maupun New Age Believers). Sebagai a new revivalist
religious impulse directed toward the esoteric/metaphysical/spiritualism..., hasrat
spiritual New Agers yang secara praktis adalah a free-flowing spiritual movement,
terartikulasi keberbagai manuskrip metafisika-spiritualitas (Manuskrip Celestine, baik
The Celestine Prophecy maupun The Celestine Vision, Sophia Perennis yang menjadi
filsafatnya New Agers, paradigm The Tao of... yang sangat ekspresif menjadi trend
penerbitan judul buku-buku ilmiah dan populer, The Aquarian Conspiracy yang
menjadi buku pegangan New Agers, hingga merambah ke "pendidikan spiritual" dan
bahkan klinik-klinik spiritual dengan beragam variasinya.
Sebagaimana disinggung sepintas oleh Nais bitt dalam Megatrend 2000, In
turbulent times, in times of great change, people head for the two extremes:
fundamentalism and personal, spiritual experience... With no membership lists of even
a coherent philosophy or dogma, it is difficult to define or measure the unorganized
New Age movement. But in every major U.S. and European city, thousands who seek
insight and personal growth cluster around a metaphysical bookstore, a spiritual
teacher, or and education center.
Oleh karena itu, seperti sudah menjadi fakta yang tak terbantahkan adalah
adanya gerakan massif dari generasi New Age yang selalu menyebut-nyebut dirinya
sebagai flower generations, berkiblat pada mainstream spiritualitas, mulai dari
kegemaran menyelami Manuskrip Celestine sampai mengalami apa yang menjadi
tradisi spiritual New Agers sebagai spiritual gathering dengan berbagai variasi mistikspiritualnya.
Gerakan yang dimulai di Inggris tahun 1960-an ini, antara lain dipelopori
Light Groups, Findhorm Community, Wrekin Trust. Ia menjadi sangat cepat mendunia
berskala internasional, terutama setelah diselenggarakan seminar New Age oleh
Association for Research and Enlightenment di Amerika Utara, dan diterbitkannya
East West Journal tahun 1971 yang dikenal luas sebagai jurnalnya New Agers. Yang
agak sensasional dari gerakan New Age ini adalah setelah disiarkan via televise secara
mini seri Shirley Mac Laine Out on a Limb, bulan Januari 1987.
Spiritualitas "New Agers"
Ekspansi New Age menjadi popular dan fenomenal pada dasawarsa 1970-an
sebagai protes keras atas kegagalan proyek Kristen dan sekulerisme dalam
menyajikan wawasan spiritual dan petunjuk etis menatap masa depan.
Pertama, di lingkungan gereja Kristen, misalnya, kita sulit menghapus ingatan
masa lalu saat Gereja menerapkan doktrin extra ecclesiamnullasalus. No salvation
outside the Church. Tidak ada keselamatan di luar Gereja. Bukankah ini cermin watak
Gereja yang sarat claim of salvation? Bukankah claim of salvation tidak saja
mengakibatkan sikap menutup diri terhadap kebenaran agama lain, tetapi juga
berimplikasi serius terhadap konflik atas nama agama dan Tuhan. Karena itu,
"keselamatan" itu tidaklah penting di kalangan New Age. Sebab, New Agers lebih
percaya prinsip Enlightenment, di mana muncul kesadaran spiritualitas di kalangan
New Age bahwa manusia dapat tercerahkan, menjadi sacred self, karena pada
kenyataannya manusia adalah divine secara intrinsik (persis konsep fithrah dalam
Islam). Paham inilah yang akhirnya menjadikan "pantheisme" begitu fenomenal di
kalangan New Age.
Kedua, protes New Agers atas hilangnya kesadaran etis untuk menatap masa
depan. Oleh karena itu, salah satu manuskrip terpenting yang menjadi wawasan etis
New Agers dalam menatap masa depan adalah The Art of Happiness, New Ethic for
the Milllenium karya Dalai Lama. Sebagai alternative dari protesnya terhadap
kegagalan gereja Kristen dan sekulerisme dalam menyajikan wawasan spiritual dan
petunjuk etis menatap masa depan, maka New Agers menoleh pada spiritualitas baru
lintas agama. Kita tahu, betapa New Agers begitu kuat berpegang pada prinsip
spirituality: the heart of religion.
Oleh karena itu, New Agers sangat menghayati betul arti pentingnya monisme
(segala sesuatu yang ada, merupakan derivasi dari sumber tunggal, divine energy),
pantheisme (all is God and God is all, menekankan kesucian individu, dan karenanya
proses pencarian Tuhan tidaklah melalui Teks Suci, tetapi justru melalui diri sendiri,
karena God within our self), reinkarnasi (setelah kematian, manusia terlahirkan
kembali, dan hidup dalam alam kehidupan lain sebagai manusia. Mirip konsep
transmigration of the soul dalam Hindu), dan seterusnya, seperti astrologi,
channeling, pantheisme, tradisi Hinduisme, tradisi Gnostis, Neo-Paganisme, theosopi,
karma, crystal, meditasi, dan seterusnya.
Tradisi spiritual New Agers lintas agama ini, tidak saja dapat mengobati
kegersangan spiritual yang sekian lama hampa dari lingkungan agama formal, tetapi
juga member muara kepada New Ages kearah terwujudnya Universal Religion.
Agama Universal, di mana ada proses awal kesadaran akan all is God and God is all
yang menjadi sandaran doktrin Pantheisme, tetapi kemudian bergeser kearah
kesadaran spiritualitas New Age yang meyakini bahwa "hanya ada Satu Realitas yang
eksis". Semua agama, begitu keyakinan New Agers, hanyalah sekadar jalan-jalan
menuju kepada Satu Realitas yang menjadi ultimate reality dari semua pejalan
spiritual (agama-agama).
I. Spiritualitas pencarian
Sejak pertengahan abad, bisa disaksikan bagaimana spiriyualitas pencarian ini
begitu menggejala pada masyarakat kosmopolitan, baik yang wajahnya sangat
ortodoks maupun yang moderat. Generasi muslim kosmopolitan pertengahan abad
XX misalnya, melalui gerakan pembaharuan (modernisasi) dibentuk pemahaman baru
agama modern. Gerakan ini mengajarkan modernisasi, pemahaman skriptural, dan
praktik-praktik ibadah yang dapat dicarikan rujukannya ke dalam ortodoksi agama
sembari menekankan transendensi tuhan. Kontras dengan hal itu, kaum muslim
kosmopolitan kontemporer melakukan pencarian untuk menemukan perasaan
imanensi melalui usaha-usaha individual, dan menemukan pencerahan melalui
bantuan praktik-praktik dan sumber-sumber spiritual ortodoks. Meleui cara inilah,
muslim kosmopolitan kontemporer terbentuk model keberagaman yang tampak
sebagai spiritualitas postmodern.
Dari literatur sosiologi barat, spiritualitas macam ini merupakan akibat dari
kegagalan bentuk-bentuk agama yang terlampau formal dan terorganisasi secara
rasional. Religiositas gaya baru ini diistilahkan dengan spiritualitas pencari(seeker
spirituality) atau spiritualitas pencarian. Gaya ini memiliki dua ciri, yaitu reflektif
secara intelektual dan secara positif diorientasikan menuju kehidupan batin yang aktif.
Ciri-ciri di atas, menggambarkan suatu kondisi masyarakat yang sedang
mencari jalan untuk memperoleh kembali makna dan hubungan-hubungan yang telah
dihancurkan oleh diferensiasi dan rasionalisasi sosial. Pencarian ini bararti sebagai
upaya untuk pengukuhan kembali konsep manusia sempurna ( whole person),
termasuk rasa memiliki secara emosional dan intuitif.
Spiritualitas reflektif ini menjadi bagian dari proses perkembangan dan
pengembaran menuju spiritualitas yang lebih otentik dan mendasar secara pribadi.
Karakter pencarian yang sering kali menembus batas-batas agama formal dan mapan
inilah yang meletakkan religiositas gaya baru ini disebut sebagai agama marginal.
Salah satu bentuk agama marginal (marginalized religion) di indonesia adalah
munculnya bentuk-bentuk religiositas populer yang tidak terakomodasi oleh konsepsi
agama normatif ( normatif religion) sebagaimana diatur dalam aturan hukum yang
berlaku.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa cotoh religiositas populer yang cukup
menggemparkan :
1. Salamullah : dari new age menjadi agama baru
Lembaga ini bercirikan islam, tetapi dalam prakteknya berbeda jauh
dengan karakteristik islam normatif. Salamullah menggambarkan bagaimana
bentuk-bentuk kultural yang disatukan dengan kesalehan islam yang keras,
pada akhirnya cukup menarik banyak kalangan masyarakat kelas menengah
perkotaan. Ajarannya yang dirumuskan oleh orang yang berpendidikan barat
terutama mistisisme jawa yang disatukan dengan nilai-nilai keimanan yang
terdevaluasi (devaluated faith).
Kelompok salamullah menunjukkan keberadaannya sebagai islam yang
keras dan cocok terutama untuk masuk secara meyakinkan dalam kehidupan
modern, terutama bagi kelas menengah dan orang-orang muslim yang kaya,
yang menabrak tapal batas pluralisme yang dibatasi. Dengn demikian,
salamullah melalui media spiritual, mistik dan magic jawa, motif-motif
messianic dan kepercayaan reinkarnasinya telah secara berani menentang
bentuk-bentuk agama konvensional modern di indonesia.
Dengan demikian, tanpa bermaksud memihak atau membela salah satu
antara dua kubu yang menolak menerima keberadaan kelompok ini, maka
disebut sebagai salah satu bentuk agama baru dengan struktur kelembagaan
dan sistem kepercayaan yang baru. Menurut ulil abshar abdalah, kelompok
salamullah piminan lia telah memenuhi syarat sebagai agama baru. Syarat itu
diantaranya terdapatnya wahyu, kitab suci, nabi, umat dan tata cara beribadah.
Kelompok ini mengidealkan sebuah zaman dan keadaan yang disebut
zaman sempurna atau negeri sempurna. Secara teoritis, ide zaman sempurna
dilatarbelakangi oleh banyak hal, antara lain situasi yang dianggap sudah
chaos di segala bidang, rusaknya tatanan sosial, merajalelanya kekerasan,
ketidakwibawaannya para pemimpin, melemahnya kontrol sosial atas
beragam penyimpangan dan perusakan alam. Dalam situai macam ini,
sebenarnya manusia sedang membutuhkan orang yang bisa menjadi juru
selamat untuk mengatasi krisis yang banyak menimpa kehidupan manusia.
Dengan rasionalisasi doktrin sebagai landasan untuk membenarkan
tindakan, maka terbentuklah pokok-pokok ajaran sebagai hasil dari proses
pelembagaan sistem ajaran .adapun landasan dan doktrin kelompok
salamullah adalah sebagai berikut :
Pertama, Peng-Esa-an Tuhan. Dalam hubungan ini konsepsi keTuhanan dalam kelompok salamullah tidak berbeda dengan ajaran islam,
yakni kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dengan ide sentral
tauhid ini, kelompok salamullah mengidealkan sebuah cara pandang terhadap
realitas yang tidak terpecah-pecah, tidak memberhalakan tokoh, melampaui
doktrin dan konsepsi, meruntuhkan keegoan,melampaui kepentingan diri atau
kelompok. Semua ini merupakan inti sebuah ajaran tauhid yang dianggap
relevan untuk semua zaman.
Landasan kedua, regulasi ruh. Menurut kelompok salamullah, ruh
merupakan sesuatu yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Ruh
bukan sekadar ada tetapi juga merupakan hakekat kehidupan yang bersinergi
dengan keabadian. Ruh adalah kekuatan, keunikan, dan sekaligus kegaiban.
Dalam kepercayaan kelompok salamullah , usaha yang paling penting
bagi manusia adalah mendekatkan diri dengan malaikat jibril. Dengan
kedekatan ini, maka ia akan selaluterjaga dan terpelihara dan
memungkinkannya memperoleh pengetahuan dan bimbingan.
Landasan ketiga, keyakinan jibril sebagai rosul. Dalam pandangan
kelompok salamullah setelah berakhirnya tugas kenabian Muhammad saw,
tidak berarti berkhir pula pengajaran tuhan kepada umat manusia. Perjalanan
manusia meniti zaman adalah yang mengalami banyak perubahan.
Masyarakat menghadapi masalah yang sangat kompleks. Seperti masa
sekarang, ketika dunia semakin rumit, dan penuh tantangan, sehingga umat
manusia menyalahpahami ajaran tuhan.
Dalam sitem kepercayaan kelompok salamullah, sebagaimana
diungkap marzani anwar, malaikat jibril memiliki posisi sangat penting dalam
mengiringi gerakan suci menuju tuhan. Pemahaman umat islam terhadap
ajaran allah pada saat ini dianggap sudah banyak yang tak sesuai dengan
kehendak-nya. Itulah sebabnya malaikat jibril diutus kembali oleh tuhan
dintaranya untuk mengingatkan umat manusia agar menjadi islam yang lurus
lagi lapang.
Landasan keempat,lia sebagai pendamping jibril. Landasan ini yang
paling dianggap kontrversial di tengah-tengah masyarakat.
Landasan kelima,keyakinan akan kemahdian imam abdul rahman.
Gagasan tentang imam mahdi adalah keyakinan akan datangnya sang guru
selamat yang akan muncul di akhir zaman.
2. Al-Qiyadah al-islamiyah : agama dan rosul baru dari betawi
Sebagaimana kelompok salamullah, al-qiyadah al-islamiyah juga
branggapan bahwa zaman sekarang sedang membutuhkan seorang juru
selamat yang sedang ditunnggu-tunggu untuk menyelamatkan dunia dari
kehancurannya akibat perbuatan manusia. Kini sang juru selamt telah datang,
dialah Mushaddeq al-masih al mau’ud. Mushaddeq memiliki beberapa pokok
ajaran yang banyak mengandung kontroversi diantaranya sebagai barikut:
Pertama, tidak menjalankan rukun islam. Shalat hanya sekali dalm
sehari, dan dilakukan pada malam hari, tidak wajib puasa, zakat, maupun haji.
Menurut mushaddeq tidak menjalankan rukun islam, bukan berarti keluar dari
frase islam. Alasanya karena ajaran dan tugas kenabiannya sebagimana nabi
muhammad saw masih dalam periode mekkah, sehingga perintah yang datang
dari allah masih berdasarkan akidah saja.
Kedua, tidak mempercayai hadis.
Ketiga, mendeklarasikan syahadat baru, yaitu dengan menyebut almasih al mu’ud sebagai rosul allah..
Menurut mushaddeq, manusia sebagai civil society menuntut empat
sarana yang harus dipenuhi, yaitu:
a) Adanya komunitas manusia atau umat tauhid yaitu umatyang memiliki
akidah sama tentang pandangan yang satu tentang al-haq yang harus
diibadati, dipuji, diakbarkan, disucikan,dan dia tidak lain adalah allah.
b) Adanya satu sistem qiyadah, yaitu sistem kepemimpinan uluhiyah,
dimana kekuasaan bukan dipandang sebagai kadar status sosial, tetapi
kekuasaan dipandang sebagai satu amanat dari allah yang harus
dipertanggungjawabkan di dunua dan di akhirat.
c) Tegaknya satu sistem hukum yang mengatur berbagai aspek
kehidupan politik ekonomi, hak asasi, pertahanan dan keamanan
masyarakat, sosial dan budaya yang adil untuk menjaga fitrah manusia
sebagai makhluk atau hamba allah.
d) Sebagai sarana fisik tersedianya ardun atau lahan berupa bumi dan
langit dan apa yang ada diantaranya harus difungsikan sebagai sarana
pengabdian kepada allah.
3. Brahman Kumar dan Anand Ashram : spiritualitas lintas agama
Bahasan Brahma Kumar dan Anand Ashram dalam satu bahasan
karena keduanya pada beberapa hal memiliki kesamaan, yakni walaupun
mengklaim tidak berafiliasi dengan agama tertentu, tetapi keduanya
tampaknya lebih dekat dengan akar praktik agama hindu.
J. Contoh-contoh gerakan new spiritualisme
1) Salamullah: dari New Age menjadi Agama baru
2) Al-Qiyadah Al- Islamiyah: Agama Dan Rasul Baru dari Batawi
3) Brahman Kumar dan Anand Ashram: Spiritualitas Lintas Agama
4) Gerakanislamqur’ani
5) Inkar as-sunah
6) Gerakanusrah
7) Gerakanislamjama’ah
8) Gerakanislamisabugis
9) Dar al-arqam
10) Dar al-hadi
11) Gerakan sosio-kultural islam
Daftar Pustaka
Djamil,abdul.2008.Agama-Agama Baru Di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tholkhah,imam
dkk.1998.
Gerakan-Gerakan
Islam
Kontemporer
Di
Indonesia.Jakarta:Pustaka Firdaus
http://www.cephasministry.com/nwo_maitraya_freemasonry.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/18 Desember 2016
http://pustaka.abatasa.com/pustaka/8Mei2012
Bakhtiar,amsal.2003. Tasawuf dan Gerakan Tarekat. Bandung : Angkasa
Hidayat,dan ahmad gaus.2005. Islam, Negara,Dan Civil Society Gerakan Pemikiran
Islam Kontemporer.Jakarta: Paramadina
Download