MORALITAS DAN SPIRITUALITAS DALAM GERAKAN NEW SPIRITUALISME BUKU Disusun Guna Memenuhi Tugas : Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf Dosen Pengampu : Komarudin, M.Pd.I Disusun oleh : Badi’un nafisah (1601026163) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016 I. Latar Belakang Tasawuf merupakan sebuah kajian dan keilmuan yang bersifat universal, karena di dalamnya terdapat beberapa kajian yang mengupas tuntas beberapa problema masyarakat baik itu yang bersifat bathiniyah (individu) dan dhohiriah (umum). Seperti contoh ketika seseorang itu disajikan dalam sebuah problema kehidupan modern banyak masyarakat yang lalai dan tak mampu memecahkan masalah itu, dari sini tasawuf sangatlah berperan aktif terhadap masalah-masalah yang ada di sekitar karena tasawuf sendiri sudah tak bersifat pribadi akan tetapi bersifat umum dan lebih condong lagi di kehidupan sosial terutama masalah “ gerakanspritualitas “. Krisis moral dan tragedi kemanusiaan bersifat universal yang ditandai oleh pengenduran tradisi, norma-norma, hukum, dan tatanan yang telah mapan sudah terjadi pada taraf mencengangkan. Krisis global yang serius ini melanda setiap aspek kehidupan merupakan suatu krisis yang kompleks dan multidimensional, seperti intelektual, moralitas, dan spiritual (Capra, 2004:3). Tragedi kemanusiaan yang bersifat universal ini meruakan refleksi kegelisahan intelektual dan moralitas karena manusia telah dihegemoni didominasi oleh pengetahuannya sendiri. Manusia lebih banyak dibentuk dan ditentukan oleh pengetahuannya sehingga pengetahuan mengatasi kesadarannya. Menurut Radhakrishnan krisis semacam ini merupakan era kegelapan intelektual dan barbarisme etik sehingga persoaan rekontruksi sosial dari sudut pandang idol-idola agama menjadi begitu penting. II. PEMBAHASAN A. Pengertian tasawuf Tasawuf (bersih/jernih), berasal dari Shuffah berasal (emperan dari masjid kata Shaf (barisan), Nabawi yang di Shafa diami oleh sebagian sahabat anshor), Shuffanah (Nama kayu yang tumbuh di padang pasir ). Dan juga dalam bahasa Yunani yaitu Theosofi yang (berarti ilmu ketuhanan), dan juga Shuf yang berarti (Bulu Domba) selanjutnya orang yang berpakaian bulu domba disebut Mutashawwif dan prilakunya tersebut dinamakan tasawuf. Menurut Syekh Ibn Ajiba (m.1809) Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya Anda belajar bagaimana berperilaku supaya berada dalam kehadiran Allah SWT, ada melalui penyucian batin dan mempermanisnya dengan amal baik. Jalan tasawuf dimulai sebagai suatu ilmu, tengahnva adalah amal dan akhirnva adalah karunia Ilahi. Syekh as-Suyuthi berkata, "Sufi adalah orang yang bersiteguh dalam kesucian kepada Allah, dan berakhlak baik kepada makhluk". Tasawuf merupakan elemen penting dalam kehiupan sehari-hari karenanya tasawuf itu sendiri banyak peran di dalamnya seperti contoh peran dalam masyarakat umum dan problem-problem yang ada meliputi politik, pluralisme agama, intelektual, dan spiritualisme. Jika kita lihat dalam lingkungan masyarakat modern sendiri banyak beberapa alira dan golongan yang muncul yang mengaku dan mengatas namakan spiritualitas. Disinilah tasawuf menjembatani beberapa problemama syarakat itu sendiri. Tasawuf telah mampu memberikan corak pada islam baik sebagai ajaran maupun sebagai gerakan. Tasawuf sebagai ajaran telah memunculkan tokoh-tokoh sufi dengan berbagai macam ajaran diantaranya : Rabiyah alAdawiyah dengan Mahabbah, Zunun al-Misri dan al-Ghazali dengan Ma’rifah, Ibn ‘Arabi dengan Kesatuan Wujud. Tasawuf sebagai gerakan telah melahirkan tarekat-tarekat diantaranya : Tarekat Qadiriyah, Naqsabandiyah, al-syadziliyah. Selain itu, tasawuf telah berpengaruh juga pada kekuasaan, sastra, musik, dan bahkan pengobatan jasmani dan rohani. Dalam tasawuf menumbuhkan hendaklah terdapat perkembangan manusia selalu masa prinsip-prinsip depan introspeksi positif masyarakat, untuk yang yang meluruskan mampu antara lain kesalahan- kesalahannya tasawuf serta menyempurnakan mendorong wawasan hidup keutamaan-keutamaannya. menjadi moderat. Bahkan Juga membuat manusia tidak lagi terjerat ataupun lupa dirinya dan Tuhannya, yang akan membuatnya terjerumus kehidupan ini hanyalah seseorang sekedar dalam penderitaan sekedar sarana, mengambil apa berat. bukan yang Menurut tasawuf, tujuan dan hendaklah diperlukannya serta janganlah terperangkap dalam perbudakan cinta harta ataupun pangkat, dan hendaklah tidak menyombongkan diri pada orang lain. B. Peran Tasawuf Dalam Gerakan New Spritualitas Tasawuf mempunyai kaitan penting terhadap beberapa problema masyarakat yang menyajikan teori-teori khusus yang digunakan kaum sufi pada zaman Nabi, akan tetapi pada perkembangannya banyak beberapa aliran dan golongan yang mempunyai institusi yang bertujuan untuk pembaharuan yang mulanya berpacu terhadap kajian klasik menjadi kajian modern tasawuf yang menjabarkan secara luas khususnya mengacu pada interaksi sosial masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Husen Nasr dalam Modern Man mendewakan menyatakan ilmu pengetahuan Islam and Pligh Of bahwa akibat masyarakat modern dan teknologi menjadikan mereka yang berada dalam wilayah pinggiran eksistensinya sendiri, bergerak menjauh dari pusat, sementara pemahaman agama yang berdasarkan wahyu. Jadi tasawuf ini mempunyai peran aktif untuk menjembatani beberapa aliran pembaharuan dengan selalu bertegang teguh pada al qur’an hadist . seperti halnya Karya paraorientalis yang berusaha menggali dimensi spiritual agama-agama Timur sekalipun dalam kerangka konseptual mereka yang khas, termasuk Islam, turut memperbesar minat terhadap spiritualisme dan pencarian pengalaman mistik di Barat, melalui tulisan dan terjemahan mereka atas karya-karya asli tentang tradisi-tradisi, kesenian, kultur, falsafah dan agama-agama Timur. C. Pengertian Moralitas dan Spiritualitas Dalam KBBI dijelaskan bahwa moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etika atau adat sopan santun. Moralitas adalah kualitas dalam perbutan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik-buruknya perbutan manusia. (W.Poespoprojo, 1998:18) Dalam KBBI dijelaskan bahwa Spiritual adalah berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan ( rohani, batin). Sedangkan Spiritualisme adalah aliran filsafat yang mengutamakan kerohanian. Spiritualitas merupakan kebutuhan bawaan manusia untuk berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri manusia itu. Istilahsesuatu yang lebih besar dari manusia adalah sesuatu yang diluar diri manusia dan menarik perasaan akan diri orang tersebut. Menurut Wigglesworth spiritualitas memiliki dua komponen yaitu: 1. Komponen verikal, yaitu sesuatu yang suci, tidak berbatas tempatdan waktu, sebuah kekuatan yang tinggi, sumber kesadaran yang luar biasa. Keinginana untuk berhubungan dengan dan diberi petunjuk oleh sumber ini. 2. Komponen horizontal, yaitu melayani teman-teman manusia dan planetsecara keseluruhan. Komponen vertikal dari wigglesworth sejalan dengan pengertian spiritualitas dari schreurs (2002) yang memberikan pengertian spiritualitas sebagai hubungan personal terhadap sosok transenden. Spiritualitas mencakup inner life individu, idealisme, sikap, pemikiran, perasaan, dan pengharapan terhadap yang mutlak. Spiritualitas juga mencakup bagaimana individu mengekspresikan hubungannya dengan sosok transenden tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Spiritualitas sebagai suatu cara menjadi dan mengalami sesuatu yang datang melalui kesadaran akan dimensi transenden dan memiliki karakteristik beberapa nilai yang dapat didefinisikan terhadap diri sendiri, kehidupan, dan apapun yang dipertimbangkan seseorang sebagai yang kuasa. (elkins et al. 1988) Sedangkan komponen horizontal dari wigglesworth sejlan dengan pengertian spiritualitas dari fernando yang mengatakan bahwa spiritualitas juga bisa tentang perasaan akan tujuan, makana, dan perasaan terhubung dengan orang lain. Pendapat ini tidak memasukkan agama dalam mendefinisikan spiritualitas dan spiritualitas. D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral dan Spiritual Berdasarkan sejumlah hasil penelitian, perkembangan internalisasi nilai-nilai terjadi melalui identifikasi dengan orang-orang yang dianggapnya sebagai model.Bagi para ahli psikoanalisis, perkembangan moral dipandang sebagai proses internalisasi norma-norma masyarakat dan dipandang sebagai kematangan dari sudut organik biologis. Menurut psikoanalisis, moral dan nilai menyatu dalam konsep superego yang dibentuk melalui jalan internalisasi larangan-larangan atau perintah-perintah yang datang dari luar (khususnya orang tua) sedemikian rupa, sehingga akhirnya terpencar dari dalam diri sendiri. Teori-teori lain yang non psikoanalisi beranggapan bahwa hubungan anakorang tua bukan satu-satunya sarana pembentukan moral. Para sosiolog beranggapan bahwa masyarakat sendiri mempunyai peran penting dalam pembentukan moral.Dalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup terterntu, Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan moral religi dan repeserta didik, diantaranya yaitu: 1) . Faktor tingkat harmonisasi hubungan antara orang tua dan anak. 2) Faktor seberapa banyak model (orang-orang dewasa yang simpatik, teman-teman, orang-orang yang terkenal dan hal-hal lain) yang diidentifikasi oleh anak sebagai gambaran-gambaran ideal. 3) Faktor lingkungan memegang peranan penting. Diantara segala segala unsur lingkungan social yang berpengaruh, yang tampaknya sangat penting adalah unsure lingkungan berbentuk manusia yang langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan dari nilainilai tertentu 4) Faktor selanjutnya yang memengaruhi perkembangan moral adalah tingkat penalaran. Perkembangan moral yang sifatnya penalaran menurut Kohlberg, dipengaruhi oleh perkembangan nalar sebagaimana dikemukakan oleh piaget. Makin tinggi tingkat penalaran seseorang menrut tahap-tahap perkembangan piaget, makin tinggi pula tingkat moral seseorang. 5) Faktor Interaksi sosial dalam memberik kesepakatan pada anak untuk mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain. E. Upaya Optimalisasi Perkembangan Moral dan Spiritual Hurlock mengemukakan ada empat pokok utama yang perlu dipelajari oleh anak dalam mengoptimalkan perkembangan moralnya, yaitu : 1. Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya sebagaimana dicantumkan dalam hukum. Harapan tersebut terperinci dalam bentuk hukum, kebiasaan dan peraturan. Tindakan tertentu yang dianggap “benar” atau “salah” karena tindakan itu menunjang, atau dianggap tidak menunjang, atau menghalangi kesejahteraan anggota kelompok. Kebiasaan yang paling penting dibakukan menjadi peraturan hukum dengan hukuman tertentu bagi yang melanggarnya. Yang lainnya, bertahan sebagai kebiasaan tanpa hukuman tertentu bagi yang melanggarnya. 2. Pengambangan hati nuranni sebagai kendali internal bagi perliaku individu. Hati nurani merupakan tanggapan terkondisikan terhadap kecemasan mengenai beberapa situasi dan tindakan tertentu, yang telah dikembangkan dengan mengasosiasikan tindakan agresif dengan hukum. 3. Pengembangan perasaan bersalah dan rasa malu. Setelah mengembangkan hati nurani, hati nurani mereka dibawa dan digunakan sebagai pedoman perilaku. Rasa bersalah adalah sejenis evaluasi diri, khusus terjadi bila seorang individu mengakui perilakunya berbeda dengan nilai moral yang dirasakannya wajib untuk dipenuhi. Rasa malu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan yang timbul pada seseorang akibat adanya penilaian negatif terhadap dirinya. Penilaian ini belum tentu benar-benar ada, namun mengakibatkan rasa rendah diri terhadap kelompoknya. 4. Mencontohkan, memberikan contoh berarti menjadi model perilaku yang diinginkan muncul dari anak, karena cara ini bisa menjadi cara yang paling efektif untuk membentuk moral anak. 5. Latihan dan Pembiasaan, menurut Robert Coles (Wantah, 2005) latihan dan pembiasaan merupakan strategi penting dalam pembentukan perilaku moral pada anak usia dini. Sikap orang tua dapat dijadikan latihan dan pembiasaan bagi anak. Sejak kecil orang tua selalu merawat, memelihara, menjaga kesehatan dan lain sebagainya untuk anak. Hal ini akan mengajarkan moral yang positif bagi anak. 6. Kesempatan melakukan interaksi dengan anggota kelompok sosial. Interaksi sosial memegang peranan penting dalam perkembangan moral. Tanpa interaksi dengan orang lain, anak tidak akan mengetahui perilaku yang disetujui secara social, maupun memiliki sumber motivasi yang mendorongnya untuk tidak berbuat sesuka hati. Interaksi sosial awal terjadi didalam kelompok keluarga. Anak belajar dari orang tua, saudara kandung, dan anggota keluarga lain tentang apa yang dianggap benar dan salah oleh kelompok sosial tersebut. Disini anak memperoleh motivasi yanjg diperlukan untuk mengikuti standar perilaku yang ditetapkan anggota keluarga. Melalui interaksi sosial, anak tidak saja mempunyai kesempatan untuk belajar kode moral, tetap mereka juga mendapat kesempatan untuk belajar bagaimana orang lain mengevaluasi perilaku mereka. Karena pengaruh yang kuat dari kelompok sosial pada perkembangan moral anak, penting sekali jika kelompok sosial, tempat anak mengidentifikasikan dirinya mempunyai standar moral yang sesuai dengan kelompok sosial yang lebih besar dalam masyarakat. F. Implikasi Perkembangan Peserta Didik terhadap Pendidikan Manusia pada umumnya berkembang sesuai dengan tahapan-tahapannya. Perkembangan tersebut dimulai sejak masa konsepsi hingga akhir hayat. Ketika individu memasuki usia sekolah, yakni antara tujuh sampai dengan dua belas tahun, individu dimaksud sudah dapat disebut sebagai peserta didik yang akan berhubungan dengan proses pembelajaran dalam suatu sistem pendidikan. Cara pembelajaran yang diharapkan harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak, yakni memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) programnya disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta memperhatikan perbedaan individual anak; (2) tidak dilakukan secara monoton, tetapi disajikan secara variatif melalui banyak aktivitas; dan (3) melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar sehingga memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan menggunakan berbagai proses perkembangannya (Amin Budiamin, dkk., 2009:84). Aspek-aspek perkembangan peserta didik yang berimplikasi terhadap proses pendidikan melalui karakteristik perkembangan moral dan religi akan diuraikan seperti di bawah ini 1. Implikasi Perkembangan Moral Purwanto (2006:31) berpendapat, moral bukan hanya memiliki arti bertingkah laku sopan santun, bertindak dengan lemah lembut, dan berbakti kepada orang tua saja, melainkan lebih luas lagi dari itu. Selalu berkata jujur, bertindak konsekuen, bertanggung jawab, cinta bangsa dan sesama manusia, mengabdi kepada rakyat dan negara, berkemauan keras, berperasaan halus, dan sebagainya, termasuk pula ke dalam moral yang perlu dikembangkan dan ditanamkan dalam hati sanubari anak-anak. Adapun perkembangan moral menurut Santrock yaitu perkembangan yang berkaitan dengan aturan mengenai hal yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (Desmita, 2008:149). Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, salah satunya melalui pendidikan langsung, seperti diungkapkan oleh Yusuf (2005:134). Pendidikan langsung yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar-salah atau baik-buruk oleh orang tua dan gurunya. Selanjutnya masih menurut Yusuf (2005:182), pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak dapat memahami alasan yang mendasari suatu bentuk perilaku dengan konsep baik-buruk. Misalnya, dia memandang bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu hal yang buruk. Sedangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua merupakan suatu hal yang baik. Selain pemaparan di atas, Piaget (Hurlock, 1980:163) memaparkan bahwa usia antara lima sampai dengan dua belas tahun konsep anak mengenai moral sudah berubah. Pengertian yang kaku dan keras tentang benar dan salah yang dipelajari dari orang tua, menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan-keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral. Misalnya bagi anak usia lima tahun, berbohong selalu buruk. Sedangkan anak yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong dibenarkan. Oleh karena itu, berbohong tidak selalu buruk. Selain lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan juga menjadi wahana yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan moral peserta didik. Untuk itu, sekolah diharapkan dapat berfungsi sebagai kawasan yang sejuk untuk melakukan sosialisasi bagi anak-anak dalam pengembangan moral dan segala aspek kepribadiannya. Pelaksanaan pendidikan moral di kelas hendaknya dihubungkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas. Dengan demikian, pembinaan perkembangan moral peserta didik sangat penting karena percuma saja jika mendidik anak-anak hanya untuk menjadi orang yang berilmu pengetahuan, tetapi jiwa dan wataknya tidak dibangun dan dibina. 2. Implikasi Perkembangan Spiritual Anak-anak sebenarnya telah memiliki dasar-dasar kemampuan spiritual yang dibawanya sejak lahir. Untuk mengembangkan kemampuan ini, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk melahirkan manusia yang ber-SQ tinggi dibutuhkan pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada perkembangan aspek IQ saja, melainkan EQ dan SQ juga. Zohar dan Marshall (Desmita, 2008:174) pertama kali meneliti secara ilmiah tentang kecerdasan spiritual, yaitu kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yang menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Purwanto (2006:9) mengemukakan bahwa pendidikan yang dilakukan terhadap manusia berbeda dengan “pendidikan” yang dilakukan terhadap binatang. Menurutnya, pendidikan pada manusia tidak terletak pada perkembangan biologis saja, yaitu yang berhubungan dengan perkembangan jasmani. Akan tetapi, pendidikan pada manusia harus diperhitungkan pula perkembangan rohaninya. Itulah kelebihan manusia yang diberikan oleh Allah Swt., yaitu dianugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal penciptanya, yang membedakan antara manusia dengan binatang. Fitrah ini berkaitan dengan aspek spiritual. Berkaitan dengan perkembangan spiritual yang membawa banyak implikasi terhadap pendidikan, diharapkan muncul manusia yang benar-benar utuh dari lembaga-lembaga pendidikan. Untuk itu, pendidikan agama nampaknya harus tetap dipertahankan sebagai bagian penting dari programprogram pendidikan yang diberikan di sekolah dasar. Tanpa melalui pendidikan agama, mustahil SQ dapat berkembang baik dalam diri peserta didik. G. Gerakan New Spiritualisme Gerakan New Spiritualisme (pembaharuan) merupakan suatu gerakan yang bertujuan memperbaharui teks agama. Munculnya gerakan ini dikarenakan pemahaman lama di anggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Dengan adanya gerakan pembaharuan yang berkembang di zaman modern seperti gerakan New Spritiualisme yang mana masyarakat modern tersebut lebih mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan mereka berada dalam wilayah pinggiran eksistensinya sendiri, bergerak menjauh dari pusat, sementara pemahaman agama yang berdasarkan wahyu. Kemudian ilmu tasawuf berperan dalam gerakan tersebutu ntuk menjembatani beberapa aliran pembaharuan dengan selalu bertegang teguh pada al qur’an dan hadist. Seperti contoh gerakan neosufisme yang dipelopori oleh Ibnu Taymiyyah dan Ibnuqoyyim al jauziyyah dan beberapa tarekat-tarekat yang ada di Indonesia seperti hal nya tarekat syadziliyyah dan tarekat naqsabandiyah. Ciri-ciri kelompok gerakan ini yaitu: a) Menekankan tema pemurnian agama b) Menentang islam arus pertama c) Membangun enclave komunitas islami d) Keras melakukan gerakan menentang pengaruh Barat Adanya gerakan-gerakan agama baru di Indonesia pada dasarnya juga merupakan bentuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekelompok orang, yang merasa bahwa dirinya telah memperoleh wahyu dari Tuhan dan mengemban tugas untuk menyebarkan ajaran-ajaranyang diperolehnya. Meskipun ajaran baru yang dibawa sering kali dianggap bertentangan dengan keyakinan mayoritas masyarakat Indonesia yang sudah’’mapan’’. Munculnya agama-agama baru bisa dikelompokkan menjadi : pertama, revitalisasi tradisionalisme ( tradisionalism revitalization) sebagaimana tercemin dari fenomena sufisme kota, fundamentalisme, dan radikalisme islam : kedua, gerakan spiritualitas pencarian (seeking spirituality) sebagaimana tercerminn dari fenomena Salamullah pimpinan Lia Eden, Brahman Kumar, dan Anand Ashram, al-Qiyadah al-Islamiyah ; dan ketiga, revitalisasi agama lokal ( local religious revitalization) sebagaimana tampak dalam fenomena Sunda Wiwitan, Budho Tengger, Samin, dan SUBUD. Jika dicermati, sebenarnya gejala kehidupan agama di indonesia menunjukan adanya trend kontradiktif (contradiktory trend), yaitu munculnya revitalisasi tradisi lama yang beriringan dengan munculnya gejala gerakan agama baru (new relgious movement). Secara umum, gerakan ini memadukan ajaran agama-agama timur seperti Bhudha, Hindu, danTaoisme dengan ilmu pengetahuan seperti fisika kuantum, astrologi, metafisika, bahkan neotic science. The new age bertujuan untuk menciptakan ‘’spiritualitas tanpa batas atau dogma yang membatasi’’ yang inklusif dan pluralistic. Memegang untuk ‘’holistik pandangan dunia’’, menekankan bahwa pikiran, tubuh dan roh saling berhubungan, ada bentuk monism dan kesatuan seluruh alam semesta. Untuk menciptakan ‘’pandangan dunia yang meliputi ilmu pengetahuan dan spiritualitas’’ dan mencakup sejumlah bentuk ilmu pengetahuan mainstream serta bentuk-bentuk ilmu yang dianggap pinggiran. Asal-usul gerakan ini dapat ditemukan dalam astrologi dan alkimia abad pertengahan. Pada 19 dan awal abad ke-20, penulis seperti Godfrey Higgins daneso tericistselip haslevi, Helena Blavatsky, dan George gurdjieff sejarah tertentu diartikulasikan, kosmologi, dan beberapa prinsip fisolofis dasar yang akan mempengaruhi gerakan. New Age Movement beranggapan bahwa alam semesta adalah manifestasi dari Tuhan. Jadi, Tuhan adalah energi yang membuat alam semesta (macro cosmos) ini bekerja.Dan manusia adalah faktor penting di dalam pengerjaannya (micro cosmos). Sehingga manusia sangat mungkin untuk menyatukan diri dengan alam semesta. Istilah new age awal mulanya dirancang mengacu pada usia astrologi kedatangan aquarius, dalam agama yunani kuno dan dalam agama hindu dan budha yaitu Maitreya atau kalki Avatar. Sedangkan New Age Movement di Barat secara khusus menargetkan masyarakat Kristen untuk mempersiapkan mereka untuk menerima "Kosmik Kristus". Dalam peran New Age movement / konsep gerakan zaman baru ini, tampaknya telah mempersiapkan umat Islam untuk penerimaan Dunia Guru dengan mencoba membuka segel kenabian dan finalitas ajaran Al-Quran melalui pengenalan seorang nabi baru dengan wahyu baru, seorang nabi baru yang mengaku, benar-benar sejalan dengan okultisme Teosofi Helena Blavatsky, bahwa ia adalah pemersatu semua agama : Krishna, Kalki Avatar Mahdi, Mesias, Imam Mahdi, Yesus, Muhammad (saw), semua bersatu dalam pribadi-Nya. Rencana ini dirancang lebih dari 130 tahun yang lalu, bahwa sekarang Maitreya akan muncul. Terlebih lagi, ritual new age seperti meditasi, perenungan, dan afirmasi positif bias membantu menyembuhkan penyakit yang berasal dari jiwa dan pikiran. Karena saat ini banyak orang yang jengah dengan kehidupan yang datar dan jauh dari ketentraman batin. Sehingga banyak orang yang tanpa sadar telah mengikuti aliran new age. H. Spiritualitas modern Spiritualitas modern adalah non-agama, tapi bertuhan. Dan spiritualitas modern lebih mengedepankan eskatologi kemanusiaan dan Keilahian dalam persepsi apokaliptik melalui science, khususnya fenomena UFO dan tanda-tanda kiamat. Terkini pun bermunculan motivator-motivator dunia dari berbagai suku bangsa dan agama-agama, yang berpandangan persatuan semua agama dan perdamaian dunia.Spiritual baru tanpa agama, tapi tanpa mengabaikan Eksistensi Tuhan Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Esa. Sesungguhnya, kami, para malaikat senantiasa meliputkan diri menjadi pencerah bagi para motivator tersebut, dan senantiasa menuangkan Arahan dan Ketentuan Tuhan yang sedang diturunkan-Nya. Dan mereka pun aktif menanggapi suara batin yang mencerahkan melalui channeling atau meditasi yang terfokuskan. Dari padanyalah, kontak komunikasi batin itu bersambung dengan Pencerahan Tuhan oleh malaikat. Komunikasi malaikat yang terbuntu selama ini di kalangan kaum radikal dan fanatik, mendapat jalan untuk mengalirkan pencerahan yang terbuntu itu ke manusia.Sehingga, malaikat merasa nyaman dan lega tatkala dapat mengalirkan pencerahan yang jernih ke kalbu para motivator.Seperti air terjun yang tercurah mengalir ke sungai-sungai yang jernih.Begitulah ide-ide para motivator itu jernih dan menyejukkan dan nyaman didengarkan dan diresapi. Berbagai tujuan untuk menciptakan wawasan spiritual, yang tak melarut ke dalam doktrin-doktrin spesifik yang kontroversi dan yang menghindari pertikaian agama, telah meluruh dalam upaya para motivator untuk mencegah tuduhan sesat dan menyesatkan atas ajaran mereka. Maka demikian, mereka memilih jalan yang netral dan aman, dan berbasis science dengan norma universal. Begitulah, pengaruh New Age mendunia melalui tokoh-tokoh motivator dunia.Spiritualisme modern pun berkembang sesuai dengan zaman dan sesuai dengan Ketentuan Tuhan.Demikian, bila Tuhan memberkati. Hegemoni atas agama-agama mainstream tak lama lagi akan kadaluarsa dan tak bisa bersaing dengan motivator-motivator dunia, yang merasa nyaman mendapati kepastian Pernyataan Tuhan, yang sejalan dengan pengabdian mereka untuk dunia. Dan peranan mereka akan tampil berkembang pesat tanpa bisa dihindarkan. Terutama sekali ketika dunia terorisme sudah mencapai keklimaksannya.Dan ISIS telah tampil menyatakan dirinya sebagai kelompok radikal Muslim yang teragresif.Dan itu telah menghentak dunia.Tapi, Islamic State tak bisa berkedaulatan, mengingat dunia tak bersedia menerima mereka.Dan karena kekejiannya, Islamic State menjadi musuh bersama bangsa-bangsa karena dunia masygul oleh kehadiran ISIS yang menakutkan semua bangsa-bangsa, termasuk negara-negara Islam sendiri. Demikian, basis perjuangan perdamaian dunia bisa diwujudkan melalui ajaran-ajaran religius yang universal, seperti yang dikembangkan oleh para motivator dunia tersebut. Adapun penganutnya akan semakin nyaman dan mapan dengan ajaranajarannya yang netral dan terjamin oleh Tuhan secara langsung. Perdamaian dunia pun menjadi tujuan semua orang.Dan penyatuan semua agama pun menjadi terlaksana dengan sendirinya. Gerakan Zaman Baru adalah suatu gerakan spiritual yang merupakan gabungan dari spiritualitas Timur dan Barat, tanpa tendensi, semata-mata ingin menghadirkan keteduhan berspiritual secara logis dan dirasakan nyaman secara batiniah.Dan bukan hanya sebagai sekedar suatu pencarian, melainkan sebagai kemantapan pilihan iman yang hidup dalam kesejatian rohani dan yang selalu bergairah mendekatkan diri kepada Tuhan, melalui segala prospek penalaran, terkhusus kegairahan terhadap penalaran atas science menuju Tuhan Yang Maha Besar.Demikian, penyatuan semua agama me-universal dengan sendirinya tanpa bisa dihindari.Betapa berkah Tuhan untuk keyakinan universal non-agama itu memudahkan pencairan permusuhan agama dan perdamaian dunia.Dari pengamatan terhadap kelompok-kelompok yang berkeyakinan universal, ada kelompok New Age yang berkembang secara signifikan di dunia. Adapun spiritualitas New Age mempunyai penganut cukup signifikan di dunia.Secara umum, gerakan ini sudah didasari dengan idealisme penyatuan semua agama, merupakan gabungan dari spiritualitas timur dan barat serta tradisi-tradisi metafisika, yang mengemukakan suatu filsafat yang berpusatkan kepada manusia. Bertujuan menciptakan suatu spiritualitas lintas agama tanpa melibatkan dogmadogma yang mengikat, dan menggabungkan ilmu pengetahuan (futuristik) dengan spiritualitas dan mengacu kepada universalisme. New Age muncul sebagai akibat manusia merasa stagnasi terhadap agama-agama.Saatnya manusia mengalami penjenuhan dan merasa agama tidak lagi mampu mengatasi kesulitan / tekanan hidup, kekerasan, penindasan dan peperangan. New Age beragam, ada yang merupakan sinkretisme dan ada yang sekulerisme, melainkan semua golongan New Age menjauhkan diri dari pertentangan karena justru eksistensi mereka itu disebabkan kejenuhan terhadap kekerasan dan pertentangan. Tetap fokus meyakini eksistensi Tuhan dalam pandangan idealisme pantheisme, bahwa semua adalah Tuhan, dan Tuhan adalah semua. Adapun filosofi pantheisme New Age tergabungkan dengan modernitas futuristic science yang tidak dan tak mengenal konsep dosa, Surga, neraka, setan, malaikat, nabi, dan orang-orang suci, tetapi mengenal kosmologi positif dan negatif dalam energi manusia. New Age dalam menjauhi dogma-dogma agama sehingga ingin melepas diri dari segala hal-hal yang bisa bersinggungan dengan kaum fanatik agama, maka New Age tidak mengenal konsep nabi dan imam, tetapi lebih mengenal konsep master dan guru spiritual yang menekankan bimbingannya pada selfconsciousness untuk menemukan kesejatian diri dan energi positif dalam diri setiap manusia. Demikian hubungan dengan Tuhan melalui meditasi (channeling), apa pun yang diimani oleh kelompok New Age itu telah melekat universalisme penyatuan semua agama. Dan itu adalah poin utama bagi pembaruan spiritualitas yang sedang Kukemukakan demi untuk perdamaian dunia. Maka, golongan New Age layak Kuajak mengenal Surga dan peranan malaikat di Surga.Dan layak tak mengenyampingkan eksistensi iblis di dunia manusia, walaupun istilah itu tak nyaman untuk diakui, mengingat modernitas spiritual New Age sepertinya tak mau terganggu oleh istilah-istilah kuno yang kurang logis.Sehingga, mereka lebih suka menggunakan istilah aspek negatif yang ada dalam diri manusia karena adanya ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan energi kosmis di dalam diri manusia.Dan itu tak diakui sebagai adanya iblis yang berpribadi. Apapun istilah mereka terhadap pandangan yang saling berkontradiktif dalam diri manusia, sulit dilepaskan dari kontribusi makhluk ruh karena hati sanubari manusia bisa berdialog dengan ruh kebaikan maupun ruh kejahatan. Adapun kalau manusia dapat merasakan adanya dialog batin di dalam dirinya, tentunya itu adalah tak merupakan suara hatinya belaka. Karena kalau suara hati yang buruk ingin diatasi, maka dia harus mengangkat suara hatinya yang baik, dan kemudian hal itu diangkat ke alam pemikiran yang baik, sehingga menjadi ketentuan sikap baik yang menolak suara hati yang buruk. Pikiran baik tak serta-merta bisa melunakkan suara hati dari pikiran buruk, jikalau godaan kenikmatan lebih menggoda atau tekanan suatu keterdesakan.Bila manusia ingin mendalami energi positif dalam dirinya melalui tirakat meditasi, sehingga dapat menguatkan kepercayaan diri dapat menaklukkan energi negatif, maka sesungguhnya dia sudah memenangkan suara hati nuraninya. Pertimbangan baik dari suara hati nurani apabila diperturutkan, maka akan jelas suara hati nurani itu mengarahkan ke jalan yang benar dan baik. Jika itu terus menerus diperturutkan, maka suara hati nurani itu pun dapat dirasakan aktif memberi ide-ide baik yang lainnya lagi, kalau hal itu semakin diperturutkan, manusia lazim mengatakan mendapat karunia petunjuk Tuhan. Dari padanya, pikiran buruk dan akal buruk menjadi lemah dengan sendirinya. Kalau akal buruk / jahat diperturutkan saja karena seseorang mempunyai kepentingan atau keinginan yang mendesak, itu memang bisa diartikan sebagai aspek negatif pada diri seseorang, karena adanya persimpangan jalan dalam pemikiran atau ketidakseimbangan energi kosmis di dalam diri manusia. Jadi, manusia dianggap dapat menilai dirinya sendiri karena kelogisan batiniahnya sendiri. Bilamana ingin menghindari analoginya dengan godaan setan, maka manusia akan senantiasa mudah mengarahkan dirinya menjadi manusia baik dan kudus, karena tak menanggapi ada faktor di luar dirinya yang bisa mempengaruhinya. Kalau semua orang pada dasarnya adalah baik dan pilihan-pilihan pribadi manusia yang berbeda-beda itu dikategorikan sebagai emansipasi, atau sekedar pilihan selera, maka bagaimana dengan kejahatan gembong narkoba atau kekejian yang dilakukan teroris Islamic State? Berapa banyak manusia semacam itu? Apakah mereka tak punya hati nurani yang mengingatkan? Atau, mengapa mereka bisa sekeji itu, kalau manusia itu pada dasarnya baik semuanya. Dan cukuplah manusia hanyalah mengusahakan agar melakukan penyeimbangan diri sesuai dengan keseimbangan kosmis. Celakanya, manusia yang mandiri dengan logika supranatural science, mereka tak mengelola rasa antipati sebagai gejala godaan setan, karena mereka tak percaya adanya setan. Padahal, setan adalah makhluk ruh, makhluk negatifitas, salah satu kekuatan penyeimbang kosmis yang membentuk kedua-duanya yaitu energi positif dan energi negatif. Seluruh reaksi interaksi yang menggulirkan kehidupan di alam semesta makro-kosmos dan mikro-kosmis, niscaya berasal dari penggabungan dari energi positif dengan energi negatif, karena kedua-duanya terikat dalam hukum alam yang positif maupun yang negatif. Tatkala hukum alam yang positif sedang berlaku, unsur-unsur alam positif bereaksi searah, dan baru bereaksi mengikat tatkala mendapati unsur-unsur alam negatif yang memasuki jalur pergerakannya. Demikian, unsur-unsur positif dominan melakukan perubahan atau pengembangan di alam. Demikianpun sebaliknya, unsurunsur negatif bila menjadi dominan perubahan ataupun perkembangan yang menguat, tentu merupakan perubahan yang negatif. Adapun habitat unsur-unsur alam, niscaya terbagi dua. Dapat Kami umpamakan sebagai, yang satu adalah tanaman buah yang lezat, demikian unsur alam positif, dan yang lainnya adalah tanaman parasit, benalu sebagai wujud unsur negatif.Demikian, perumpamaan dua sisi yang bertolak belakang pada unsur-unsur alam, niscaya sama-sama ada, dan eksistensinya harus mau diakui, walaupun semua orang ingin hanya mau mengakui yang positif saja dan menghindari sebutan setan.Karena demikian berhasrat, bumi ini tentram dan damai tanpa ada kekerasan dan peperangan. Tak salah, orang yang tak menginginkan adanya eksistensi setan, dosa, neraka.Dan itu bahkan adalah suatu gerakan murni dari satu sisi pandangan hidup, yang mencari pencerahan, dan tak bersedia bersentuhan dengan kuasa gelap. Gerakan New Age pun akan mewujudkan gerakan anti kekerasan yang bisa memperantarai ajaran Eden yang universal dan juga anti kekerasan. Selayak, Tuhan sedang menggaungkan penghapusan semua agama dan penyatuan semua agama. Kitab Suci Eden dihadirkan untuk menyongsong spiritualitas modern yang universal, berketuhanan Yang Maha Esa secara mutlak, dan yang bervisi futuristik mewujudkan peradaban suci di bumi yang baru, dan memasuki peradaban intergalaktik. Siapapun yang terangkat telah memilih universalisasi keyakinan, dan menjauhi stigma keagamaan itu, akan sampai pada Ketentuan Tuhan atas penyatuan semua agama tanpa perbedaan. Karena untuk itu, Tuhan menurunkan Surga-Nya dan Kitab suci-Nya yang berisi solusi-solusi penting untuk dunia, yang sangat diharapkan oleh semua orang yang sedang resah mencari ketentraman dan kedamaian. Ajaran Eden, Ajaran Tuhan, yang modern, yang logis, dan ajaran yang universal. Dasar Keyakinan Tidak ada sebuah keyakinan yang seragam diantara para pengikut New Age. Tetapi ada beberapa keyakinan dasar yang diyakini oleh banyak pengikut New Age dan sering digunakan sebagai alat pengelompokan gerakan New Age. Walaupun begitu tidak ada paksaan bagi para pengikut New Age untuk memilih keyakinan dan praktek yang paling sesuai dengan diri mereka. Fleksibilitas, dogma, dan ritual itulah yang menjadi ciri utama gerakan New Age. Diantara keyakinan dasar para pengikut New Age yang sering membuat ikatan diantara mereka adalah : Monisme : keyakinan bahwa semua yang eksis diturunkan dari satu sumber energi yang kekal. Segala sesuatu yang ada merupakan derivasi (penjabaran) dari sumber tunggal divine energy. Pantheism : keyakinan bahwa semua yang eksis adalah Tuhan; Tuhan adalah semua yang ada. Semua itu secara natural membawa pada konsepsi sifat ilahiah dalam diri individu karena kita semua adalah perwujudan Tuhan. Mereka tidak mencari Tuhan sebagaimana diwahyukan di dalam kitab-kitab suci atau ada di surga nun jauh di sana. Mereka mencari Tuhan di dalam diri mereka dan melalui seluruh semesta. Reinkarnasi : keyakinan bahwa sesudah mati, kita terlahir dan hidup lagi sebagai makhluk lain. Siklus ini berulang berkali-kali. Keyakinan ini serupa dengan konsepsi peralihan jiwa (transmigration of soul) dalam agama Hindu. Karma : keyakinan bahwa kejadian baik dan buruk yang kita terima merupakan akumulasi dari catatan kehidupan kita sebelumnya. Pada akhir kehidupan, kita dibalas sesuai dengan hitungan karma kita melalui kelahiran kembali (reinkarnasi) dengan kehidupan yang lebih baik atau kehidupan yang lebih buruk. Aura : keyakinan bahwa setiap benda termasuk tubuh manusia mempunyai lingkaran energi yang mengelilinginya. Energi itu tak terlihat bagi kebanyakan orang, tetapi dapat dideteksi oleh orang yang terlatih sebagai bentuk yang berpendar, berwarna-warni mengelilingi tubuh. Aura diyakini sebagai tanda yang dapat digunakan untuk mendeteksi kesehatan fisik, mental dan spiritual seseorang. Transformasi Pribadi : keyakinan bahwa sebuah pengalaman spiritual yang dialami sendiri dapat mengarahkan seseorang pada penerimaan terhadap keyakinan dan praktek-praktek New Age. Transformasi pribadi ini digunakan untuk mengembangkan potensi diri, kemampuan mengobati diri sendiri dan orang lain, serta lebih memahami cara kerja semesta. Pada masanya nanti, ketika cukup banyak orang yang mengalami transformasi pribadi, sebuah transformasi yang bersifat sosial diyakini akan terjadi di dunia. Tanggung Jawab Lingkungan : sebuah keyakinan tentang urgensi untuk menjaga kesehatan bumi, yang sering dilihat sebagai sebuah bagian yang hidup. Agama Universal : keyakinan bahwa hanya ada satu realitas yang eksis karena semua adalah Tuhan. Agama-agama sesungguhnya hanya merupakan jalan yang berbeda menuju realitas puncak (Tuhan). Agama universal dapat divisualisasikan dengan sebuah gunung dengan banyak sadhanas (jalan spiritual) menuju puncak. Sebagian sulit, sebagian yang lain mudah. Tidak ada satu jalan tunggal yang benar. Semua jalan pada akhirnya dapat mencapai puncak. Para New Agers mengantisipasi datangnya sebuah agama universal baru yang mengandung elemen dari keyakinan saat ini yang akan muncul dan diterima secara umum di seluruh dunia. Pengaruh dan penganut New Age Movement 1. Artis Salah satu contoh pengaruh New age movement di dalam 'Church of Scientology'. Tom Cruise: Berkembang Bersama Ajaran Scientology, Jhon Travolta: Scientologi, dia berkata “Membantuku Menjalani Hidup”, Leah Remini Kembali 'Normal', Jenna Elfman: Hidup lebih teratur. 2. Film Roots, Star Trek, The Next Generation, kung fu. 3. Tokoh Carl Jung (ada kekuatan mistis dan agama dalam diri manusia bahkan di katakan bahwa diri manusia, ada bawah sadar kolektif yang merupakan bejana penyimpan semua bayangan dan kekuatan yang di alami semua manusia sepanjang sejarah). Abraham Maslow (ada kekuatan yang positif yang dapat mengaktualisasikan diri untuk mencapai kebutuhan hidup seutuhnya), Sigmund Freud (kepercayaan kepada Tuhan adalah gangguan jiwa) ini merupakan tokoh psikologi baru. Gerakan "New Age" Secara literal, New Age Movement adalah gerakan zaman baru, yang oleh Rederic dan Mery Ann Brussat disebut sebagai "zaman kemelekan spiritual". Ada semacam arus besar kebangkitan spiritual yang melanda generasi baru dewasa ini, terutama di Amerika, Inggris, Jerman, Italia, Selandia Baru, dan seterusnya. Ekspresinya beragam; mulai dari cult, sect, New Thought, New Religious Movement, Human Potentials Movement, The Holistic Health Movement,sampai New Age Movement. Namun, benang merahnya hamper sama: memenuhi hasrat spiritual yang mendamaikan hati. Hasrat spiritual inilah yang menjadi cirri khas New Agers (istilah New Agers ini relative lebih lazim dipakai dalam konteks gerakan New Age, disbanding misalnya istilah New Age Adherents maupun New Age Believers). Sebagai a new revivalist religious impulse directed toward the esoteric/metaphysical/spiritualism..., hasrat spiritual New Agers yang secara praktis adalah a free-flowing spiritual movement, terartikulasi keberbagai manuskrip metafisika-spiritualitas (Manuskrip Celestine, baik The Celestine Prophecy maupun The Celestine Vision, Sophia Perennis yang menjadi filsafatnya New Agers, paradigm The Tao of... yang sangat ekspresif menjadi trend penerbitan judul buku-buku ilmiah dan populer, The Aquarian Conspiracy yang menjadi buku pegangan New Agers, hingga merambah ke "pendidikan spiritual" dan bahkan klinik-klinik spiritual dengan beragam variasinya. Sebagaimana disinggung sepintas oleh Nais bitt dalam Megatrend 2000, In turbulent times, in times of great change, people head for the two extremes: fundamentalism and personal, spiritual experience... With no membership lists of even a coherent philosophy or dogma, it is difficult to define or measure the unorganized New Age movement. But in every major U.S. and European city, thousands who seek insight and personal growth cluster around a metaphysical bookstore, a spiritual teacher, or and education center. Oleh karena itu, seperti sudah menjadi fakta yang tak terbantahkan adalah adanya gerakan massif dari generasi New Age yang selalu menyebut-nyebut dirinya sebagai flower generations, berkiblat pada mainstream spiritualitas, mulai dari kegemaran menyelami Manuskrip Celestine sampai mengalami apa yang menjadi tradisi spiritual New Agers sebagai spiritual gathering dengan berbagai variasi mistikspiritualnya. Gerakan yang dimulai di Inggris tahun 1960-an ini, antara lain dipelopori Light Groups, Findhorm Community, Wrekin Trust. Ia menjadi sangat cepat mendunia berskala internasional, terutama setelah diselenggarakan seminar New Age oleh Association for Research and Enlightenment di Amerika Utara, dan diterbitkannya East West Journal tahun 1971 yang dikenal luas sebagai jurnalnya New Agers. Yang agak sensasional dari gerakan New Age ini adalah setelah disiarkan via televise secara mini seri Shirley Mac Laine Out on a Limb, bulan Januari 1987. Spiritualitas "New Agers" Ekspansi New Age menjadi popular dan fenomenal pada dasawarsa 1970-an sebagai protes keras atas kegagalan proyek Kristen dan sekulerisme dalam menyajikan wawasan spiritual dan petunjuk etis menatap masa depan. Pertama, di lingkungan gereja Kristen, misalnya, kita sulit menghapus ingatan masa lalu saat Gereja menerapkan doktrin extra ecclesiamnullasalus. No salvation outside the Church. Tidak ada keselamatan di luar Gereja. Bukankah ini cermin watak Gereja yang sarat claim of salvation? Bukankah claim of salvation tidak saja mengakibatkan sikap menutup diri terhadap kebenaran agama lain, tetapi juga berimplikasi serius terhadap konflik atas nama agama dan Tuhan. Karena itu, "keselamatan" itu tidaklah penting di kalangan New Age. Sebab, New Agers lebih percaya prinsip Enlightenment, di mana muncul kesadaran spiritualitas di kalangan New Age bahwa manusia dapat tercerahkan, menjadi sacred self, karena pada kenyataannya manusia adalah divine secara intrinsik (persis konsep fithrah dalam Islam). Paham inilah yang akhirnya menjadikan "pantheisme" begitu fenomenal di kalangan New Age. Kedua, protes New Agers atas hilangnya kesadaran etis untuk menatap masa depan. Oleh karena itu, salah satu manuskrip terpenting yang menjadi wawasan etis New Agers dalam menatap masa depan adalah The Art of Happiness, New Ethic for the Milllenium karya Dalai Lama. Sebagai alternative dari protesnya terhadap kegagalan gereja Kristen dan sekulerisme dalam menyajikan wawasan spiritual dan petunjuk etis menatap masa depan, maka New Agers menoleh pada spiritualitas baru lintas agama. Kita tahu, betapa New Agers begitu kuat berpegang pada prinsip spirituality: the heart of religion. Oleh karena itu, New Agers sangat menghayati betul arti pentingnya monisme (segala sesuatu yang ada, merupakan derivasi dari sumber tunggal, divine energy), pantheisme (all is God and God is all, menekankan kesucian individu, dan karenanya proses pencarian Tuhan tidaklah melalui Teks Suci, tetapi justru melalui diri sendiri, karena God within our self), reinkarnasi (setelah kematian, manusia terlahirkan kembali, dan hidup dalam alam kehidupan lain sebagai manusia. Mirip konsep transmigration of the soul dalam Hindu), dan seterusnya, seperti astrologi, channeling, pantheisme, tradisi Hinduisme, tradisi Gnostis, Neo-Paganisme, theosopi, karma, crystal, meditasi, dan seterusnya. Tradisi spiritual New Agers lintas agama ini, tidak saja dapat mengobati kegersangan spiritual yang sekian lama hampa dari lingkungan agama formal, tetapi juga member muara kepada New Ages kearah terwujudnya Universal Religion. Agama Universal, di mana ada proses awal kesadaran akan all is God and God is all yang menjadi sandaran doktrin Pantheisme, tetapi kemudian bergeser kearah kesadaran spiritualitas New Age yang meyakini bahwa "hanya ada Satu Realitas yang eksis". Semua agama, begitu keyakinan New Agers, hanyalah sekadar jalan-jalan menuju kepada Satu Realitas yang menjadi ultimate reality dari semua pejalan spiritual (agama-agama). I. Spiritualitas pencarian Sejak pertengahan abad, bisa disaksikan bagaimana spiriyualitas pencarian ini begitu menggejala pada masyarakat kosmopolitan, baik yang wajahnya sangat ortodoks maupun yang moderat. Generasi muslim kosmopolitan pertengahan abad XX misalnya, melalui gerakan pembaharuan (modernisasi) dibentuk pemahaman baru agama modern. Gerakan ini mengajarkan modernisasi, pemahaman skriptural, dan praktik-praktik ibadah yang dapat dicarikan rujukannya ke dalam ortodoksi agama sembari menekankan transendensi tuhan. Kontras dengan hal itu, kaum muslim kosmopolitan kontemporer melakukan pencarian untuk menemukan perasaan imanensi melalui usaha-usaha individual, dan menemukan pencerahan melalui bantuan praktik-praktik dan sumber-sumber spiritual ortodoks. Meleui cara inilah, muslim kosmopolitan kontemporer terbentuk model keberagaman yang tampak sebagai spiritualitas postmodern. Dari literatur sosiologi barat, spiritualitas macam ini merupakan akibat dari kegagalan bentuk-bentuk agama yang terlampau formal dan terorganisasi secara rasional. Religiositas gaya baru ini diistilahkan dengan spiritualitas pencari(seeker spirituality) atau spiritualitas pencarian. Gaya ini memiliki dua ciri, yaitu reflektif secara intelektual dan secara positif diorientasikan menuju kehidupan batin yang aktif. Ciri-ciri di atas, menggambarkan suatu kondisi masyarakat yang sedang mencari jalan untuk memperoleh kembali makna dan hubungan-hubungan yang telah dihancurkan oleh diferensiasi dan rasionalisasi sosial. Pencarian ini bararti sebagai upaya untuk pengukuhan kembali konsep manusia sempurna ( whole person), termasuk rasa memiliki secara emosional dan intuitif. Spiritualitas reflektif ini menjadi bagian dari proses perkembangan dan pengembaran menuju spiritualitas yang lebih otentik dan mendasar secara pribadi. Karakter pencarian yang sering kali menembus batas-batas agama formal dan mapan inilah yang meletakkan religiositas gaya baru ini disebut sebagai agama marginal. Salah satu bentuk agama marginal (marginalized religion) di indonesia adalah munculnya bentuk-bentuk religiositas populer yang tidak terakomodasi oleh konsepsi agama normatif ( normatif religion) sebagaimana diatur dalam aturan hukum yang berlaku. Berikut ini akan dikemukakan beberapa cotoh religiositas populer yang cukup menggemparkan : 1. Salamullah : dari new age menjadi agama baru Lembaga ini bercirikan islam, tetapi dalam prakteknya berbeda jauh dengan karakteristik islam normatif. Salamullah menggambarkan bagaimana bentuk-bentuk kultural yang disatukan dengan kesalehan islam yang keras, pada akhirnya cukup menarik banyak kalangan masyarakat kelas menengah perkotaan. Ajarannya yang dirumuskan oleh orang yang berpendidikan barat terutama mistisisme jawa yang disatukan dengan nilai-nilai keimanan yang terdevaluasi (devaluated faith). Kelompok salamullah menunjukkan keberadaannya sebagai islam yang keras dan cocok terutama untuk masuk secara meyakinkan dalam kehidupan modern, terutama bagi kelas menengah dan orang-orang muslim yang kaya, yang menabrak tapal batas pluralisme yang dibatasi. Dengn demikian, salamullah melalui media spiritual, mistik dan magic jawa, motif-motif messianic dan kepercayaan reinkarnasinya telah secara berani menentang bentuk-bentuk agama konvensional modern di indonesia. Dengan demikian, tanpa bermaksud memihak atau membela salah satu antara dua kubu yang menolak menerima keberadaan kelompok ini, maka disebut sebagai salah satu bentuk agama baru dengan struktur kelembagaan dan sistem kepercayaan yang baru. Menurut ulil abshar abdalah, kelompok salamullah piminan lia telah memenuhi syarat sebagai agama baru. Syarat itu diantaranya terdapatnya wahyu, kitab suci, nabi, umat dan tata cara beribadah. Kelompok ini mengidealkan sebuah zaman dan keadaan yang disebut zaman sempurna atau negeri sempurna. Secara teoritis, ide zaman sempurna dilatarbelakangi oleh banyak hal, antara lain situasi yang dianggap sudah chaos di segala bidang, rusaknya tatanan sosial, merajalelanya kekerasan, ketidakwibawaannya para pemimpin, melemahnya kontrol sosial atas beragam penyimpangan dan perusakan alam. Dalam situai macam ini, sebenarnya manusia sedang membutuhkan orang yang bisa menjadi juru selamat untuk mengatasi krisis yang banyak menimpa kehidupan manusia. Dengan rasionalisasi doktrin sebagai landasan untuk membenarkan tindakan, maka terbentuklah pokok-pokok ajaran sebagai hasil dari proses pelembagaan sistem ajaran .adapun landasan dan doktrin kelompok salamullah adalah sebagai berikut : Pertama, Peng-Esa-an Tuhan. Dalam hubungan ini konsepsi keTuhanan dalam kelompok salamullah tidak berbeda dengan ajaran islam, yakni kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dengan ide sentral tauhid ini, kelompok salamullah mengidealkan sebuah cara pandang terhadap realitas yang tidak terpecah-pecah, tidak memberhalakan tokoh, melampaui doktrin dan konsepsi, meruntuhkan keegoan,melampaui kepentingan diri atau kelompok. Semua ini merupakan inti sebuah ajaran tauhid yang dianggap relevan untuk semua zaman. Landasan kedua, regulasi ruh. Menurut kelompok salamullah, ruh merupakan sesuatu yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Ruh bukan sekadar ada tetapi juga merupakan hakekat kehidupan yang bersinergi dengan keabadian. Ruh adalah kekuatan, keunikan, dan sekaligus kegaiban. Dalam kepercayaan kelompok salamullah , usaha yang paling penting bagi manusia adalah mendekatkan diri dengan malaikat jibril. Dengan kedekatan ini, maka ia akan selaluterjaga dan terpelihara dan memungkinkannya memperoleh pengetahuan dan bimbingan. Landasan ketiga, keyakinan jibril sebagai rosul. Dalam pandangan kelompok salamullah setelah berakhirnya tugas kenabian Muhammad saw, tidak berarti berkhir pula pengajaran tuhan kepada umat manusia. Perjalanan manusia meniti zaman adalah yang mengalami banyak perubahan. Masyarakat menghadapi masalah yang sangat kompleks. Seperti masa sekarang, ketika dunia semakin rumit, dan penuh tantangan, sehingga umat manusia menyalahpahami ajaran tuhan. Dalam sitem kepercayaan kelompok salamullah, sebagaimana diungkap marzani anwar, malaikat jibril memiliki posisi sangat penting dalam mengiringi gerakan suci menuju tuhan. Pemahaman umat islam terhadap ajaran allah pada saat ini dianggap sudah banyak yang tak sesuai dengan kehendak-nya. Itulah sebabnya malaikat jibril diutus kembali oleh tuhan dintaranya untuk mengingatkan umat manusia agar menjadi islam yang lurus lagi lapang. Landasan keempat,lia sebagai pendamping jibril. Landasan ini yang paling dianggap kontrversial di tengah-tengah masyarakat. Landasan kelima,keyakinan akan kemahdian imam abdul rahman. Gagasan tentang imam mahdi adalah keyakinan akan datangnya sang guru selamat yang akan muncul di akhir zaman. 2. Al-Qiyadah al-islamiyah : agama dan rosul baru dari betawi Sebagaimana kelompok salamullah, al-qiyadah al-islamiyah juga branggapan bahwa zaman sekarang sedang membutuhkan seorang juru selamat yang sedang ditunnggu-tunggu untuk menyelamatkan dunia dari kehancurannya akibat perbuatan manusia. Kini sang juru selamt telah datang, dialah Mushaddeq al-masih al mau’ud. Mushaddeq memiliki beberapa pokok ajaran yang banyak mengandung kontroversi diantaranya sebagai barikut: Pertama, tidak menjalankan rukun islam. Shalat hanya sekali dalm sehari, dan dilakukan pada malam hari, tidak wajib puasa, zakat, maupun haji. Menurut mushaddeq tidak menjalankan rukun islam, bukan berarti keluar dari frase islam. Alasanya karena ajaran dan tugas kenabiannya sebagimana nabi muhammad saw masih dalam periode mekkah, sehingga perintah yang datang dari allah masih berdasarkan akidah saja. Kedua, tidak mempercayai hadis. Ketiga, mendeklarasikan syahadat baru, yaitu dengan menyebut almasih al mu’ud sebagai rosul allah.. Menurut mushaddeq, manusia sebagai civil society menuntut empat sarana yang harus dipenuhi, yaitu: a) Adanya komunitas manusia atau umat tauhid yaitu umatyang memiliki akidah sama tentang pandangan yang satu tentang al-haq yang harus diibadati, dipuji, diakbarkan, disucikan,dan dia tidak lain adalah allah. b) Adanya satu sistem qiyadah, yaitu sistem kepemimpinan uluhiyah, dimana kekuasaan bukan dipandang sebagai kadar status sosial, tetapi kekuasaan dipandang sebagai satu amanat dari allah yang harus dipertanggungjawabkan di dunua dan di akhirat. c) Tegaknya satu sistem hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan politik ekonomi, hak asasi, pertahanan dan keamanan masyarakat, sosial dan budaya yang adil untuk menjaga fitrah manusia sebagai makhluk atau hamba allah. d) Sebagai sarana fisik tersedianya ardun atau lahan berupa bumi dan langit dan apa yang ada diantaranya harus difungsikan sebagai sarana pengabdian kepada allah. 3. Brahman Kumar dan Anand Ashram : spiritualitas lintas agama Bahasan Brahma Kumar dan Anand Ashram dalam satu bahasan karena keduanya pada beberapa hal memiliki kesamaan, yakni walaupun mengklaim tidak berafiliasi dengan agama tertentu, tetapi keduanya tampaknya lebih dekat dengan akar praktik agama hindu. J. Contoh-contoh gerakan new spiritualisme 1) Salamullah: dari New Age menjadi Agama baru 2) Al-Qiyadah Al- Islamiyah: Agama Dan Rasul Baru dari Batawi 3) Brahman Kumar dan Anand Ashram: Spiritualitas Lintas Agama 4) Gerakanislamqur’ani 5) Inkar as-sunah 6) Gerakanusrah 7) Gerakanislamjama’ah 8) Gerakanislamisabugis 9) Dar al-arqam 10) Dar al-hadi 11) Gerakan sosio-kultural islam Daftar Pustaka Djamil,abdul.2008.Agama-Agama Baru Di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tholkhah,imam dkk.1998. Gerakan-Gerakan Islam Kontemporer Di Indonesia.Jakarta:Pustaka Firdaus http://www.cephasministry.com/nwo_maitraya_freemasonry.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/18 Desember 2016 http://pustaka.abatasa.com/pustaka/8Mei2012 Bakhtiar,amsal.2003. Tasawuf dan Gerakan Tarekat. Bandung : Angkasa Hidayat,dan ahmad gaus.2005. Islam, Negara,Dan Civil Society Gerakan Pemikiran Islam Kontemporer.Jakarta: Paramadina