1 PENDAHULUAN Latar Belakang Probiotik

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Probiotik didefinisikan sebagai kultur tunggal atau campuran
mikroba hidup yang apabila disuplementasikan dengan dosis yang
mencukupi memberikan efek yang menguntungkan inang. Probiotik yang
ideal mampu beraderensi di saluran pencernaan sehingga tidak tersapu
oleh gerakan peristaltik di usus inang. Dengan demikian, probiotik mampu
berkoloni menjadi penghuni asli saluran pencernaan dan menjaga
keseimbangan mikroflora saluran pencernaan inang. Probiotik harus
disuplementasikan dalam kondisi hidup agar mampu mengekspresikan
kemampuannya di tubuh inang.
Probiotik sebagai suplemen rentan terhadap pengaruh lingkungan,
maka penyimpanan probiotik tanpa enkapsulasi membutuhkan kondisi
khusus untuk menjaga viabilitas probiotik tetap tinggi. Mansouripour et al.,
(2013) menyarankan supaya menguntungkan bagi inang nilai viabilitas
probiotik setidaknya mencapai 107 Colony Forming Unit (CFU)/g. Berbagai
faktor dapat mempengaruhi viabilitas probiotik mulai teknik penyimpanan,
proses pemberian probiotik pada inang sampai perjalanan mikrobia
tersebut dalam sistem pencernaan. Oleh karena itu, agar tercapai efisiensi
dan mempertahankan viabilitas dari probiotik dilakukan enkapsulasi
sehingga dapat dicampurkan kedalam ransum ayam broiler.
1
Enkapsulasi bakteri probiotik bakteri asam laktat adalah alternatif
untuk
memberikan
perlindungan
pada
sel-sel
probiotik
terhadap
lingkungan yang merugikan. Meski demikian, Mutukumira et al. (2014)
melaporkan bahwa viabilitas probiotik yang awalnya berkisar 1010 CFU/g
tetap mengalami penurunan dengan kisaran 1 sampai 2 log karena
melalui proses pembuatan mikrokapsul dan penyimpanan selama 4
minggu pada suhu 30°C.
Mikrokapsul probiotik bakteri asam laktat yang merupakan campuran
tiga strain bakteri (Lactobacillus murinus, Streptococcus thermophillus,
Pediococcus acidilactici) mampu memperbaiki morfologi usus pada ayam
broiler ditandai dengan peningkatan tinggi vili, lebar vili, dan kedalaman
kripta (Sonia, 2016). Perbaikan morfologi usus dikarenakan probiotik
bakteri asam laktat secara tidak langsung merangsang produksi asam
lemak rantai pendek. Asam lemak rantai pendek khususnya butirat dapat
menstimulasi perbanyakan sel epitel usus sehingga memperluas bidang
absorbsi.
Peningkatan kedalaman dan jumlah sel kripta berpengaruh terhadap
meningkatnya jumlah sel goblet. Sel goblet mensekresikan musin yang
melapisi permukaan dinding sel usus sebagai sistem pertahanan pertama
terhadap infeksi patogen. Disamping itu, probiotik bakteri asam laktat
memiliki kemampuan untuk merangsang produksi imun tubuh yang
berperan penting dalam sistem imunitas.
2
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dilakukan
penelitian dengan menggunakan mikrokapsul probiotik bakteri asam laktat
terhadap kepadatan sel goblet pada jejunum, bobot limpa, bobot dan
histomorfologi bursa fabricius ayam broiler. Kepadatan sel goblet pada
jejunum ayam broiler dipelajari dikarenakan segmen jejunum merupakan
bagian
usus
yang
memiliki
ukuran
terpanjang
dengan
struktur
histomorfologi yang lebih berkembang dibandingkan segmen duodenum
maupun ileum (Gunal et al., 2006; Sri-Harimurti, 2011). Sementara itu,
bobot limpa
serta bobot dan histomorfologi bursa fabricius dipelajari
dikarenakan merupakan indikator imun pada ayam broiler (Chen et al.,
2013).
Tujuan penelitian
Penelitian
ini
bertujuan
mempelajari
pengaruh
pemberian
mikrokapsul probiotik bakteri asam laktat terhadap kepadatan sel goblet
pada jejunum dan organ imun ayam broiler.
Manfaat penelitian
Memperoleh informasi bahwa mikrokapsul probiotik bakteri asam
laktat memperbaiki fungsi organ imun pada ayam broiler.
3
Download