PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT HINI DAIKI INDONESIA) OLEH : SAEPUL ROHMAT This study aims to determine : (1) labor productivity, (2) performance of the company, (3) the influence of labor productivity to company performance. The object of this include labor productivity and performance at PT. Hini Daiki Indonesia. Method using descriptive analitycal study with case study approach. Techniques of data collection is done through primary and secondary data, financial data for 2004 to 2010. Analysis tool used regression analysis. Testing the hypothesis using the t test. The results showed that labor productivity significantly influence company performance. Keywords : Labor Productivity, Corporate Performance Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) produktivitas tenaga kerja, (2) kinerja perusahaan, (3) pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap kinerja perusahaan. Objek penelitian ini meliputi produktivitas tenaga kerja dan kinerja pada PT. Hini Daiki Indonesia. Metode penelitian menggunakan deskriftif analisis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan sekunder, untuk data keuangan tahun 2004 sampai dengan tahun 2010. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi. Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa produktivitas tenega kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kata Kunci : Produktivitas Tenaga Kerja, Kinerja Perusahaan 1 1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan laju perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha dengan sendirinya akan mengalami pertumbuhan dan mendorong berkembang ke arah yang lebih baik serta mampu bersaing. Perusahaanperusahaan banyak yang mengalami kebangkrutan akibat tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain. Apalagi sekarang dengan adanya pasar bebas, persaingan dalam dunia usaha akan semakin terasa. Hal ini akan berdampak pada perkembangan dunia usaha di dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk luar negeri yang masuk ke pasaran dalam negeri. Agar perusahaan-perusahaan mampu bersaing, maka perusahaan harus melakukan perbaikan-perbaikan dalam berbagai hal. Perbaikan yang paling utama adalah dibidang sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam kegiatan operasional perusahaan. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha, perusahaan-perusahaan berusaha meningkatkan kualitas tenaga kerja sebagai penggerak perusahaan. Karena pembangunan sumbar daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu upaya untuk peningkatan mutu dan kemampuan usaha yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan dunia usaha. Dalam usaha peningkatan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia diperlukan sutu perencanaan dan strategi yang matang dengan aktivitas-aktivitas yang terencana dan terorganisir sehingga segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar. Produktivitas sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting, karena produktivitas tenaga kerja memiliki peran besar dalam menentukan sukses tidaknya suatu usaha. Oleh karena itu produktivitas harus menjadi bagian yang tidak boleh dilupakan dalam menyusun strategi bisnis, yang mencakup bidang produksi, pemasaran, keuangan dan bidangbidang lainnya. (Rusli Syarif, 1999 : 5) Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan besar dalam menentukan sukses tidaknya dalam kegiatan usaha. Dengan meningkatnya produktivitas tenaga kerja ini secara tidak langsung akan memberikan kepuasan kerja kepada para pekerja, selain itu juga akan mendorong motivasi para pekerja untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi. PT. Hini Daiki Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri kerajinan yaitu memproduksi topi. Tenaga kerja yang handal merupakan salah satu sumber daya penting bagi PT. Hini Daiki Indonesia, karena dengan tenaga kerja yang handal akan memberi kontribusi yang besar bagi perusahaan terutama dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar dan dengan kualitas yang baik. Produk ini sebagian akan diekspor dan sebagian lagi dipasarkan di dalam negeri. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara peningkatan produktivitas tenaga kerja. Dengan peningkatan produktivitas ini, secara tidak langsung dapat memberikan kepuasan kerja bagi para pekerja juga dapat mendorong mereka untuk meningkatkan kinerja supaya lebih baik lagi. Kinerja perusahaan sebagai ukuran keberhasilan perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi hal tersebut diatas, maka penulis melakukan penelitian yang hasilnya diharapkan dapat mengetahui tentang pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap kinerja perusahaan. 2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana produktivitas tenaga kerja di PT Hini Daiki Indonesia 2. Bagaimana kinerja PT. Hini Daiki Indonesia 3. Bagaimana pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap kinerja perusahaan di PT. Hini Daiki Indonesia 3 Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah diidentifikasikan diatas yang meupakan dasar pembahasan penelitian ini, maka tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja di PT Hini Daiki Indonesia 2. Untuk mengetahui kinerja PT. Hini Daiki Indonesia 3. Untuk mengetahui pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap kinerja perusahaan 4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak, adapun kegunaan yangdiharapkan adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, memperluas pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai kesesuaian antara fakta dilapangan dengan teori yang ada. 2. Bagi pihak Perusahaan Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna dan menjadi masukan serta bahan pertimbangan bahwa produktivitas tenaga kerja merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut yang lebih luas. 5 TINJAUAN PUSTAKA 5.1 Produktivitas Tenaga Kerja 5.1.1 Pengertian Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Peyman J. Simanjuntak (2000 : 30) “Produktivitas merupakan perbandingan hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang digunakan per satuan waktu.” Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan (2003 : 12) menyatakan bahwa “Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif, suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau out put dibagi input. Dimana masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai. Sedangkan Mulyadi (2003 : 195) mengartikan produktivitas pekerja pada suatu kemampuan maksimal seseorang pekerja untuk menghasilkan output. Dari pendapat diatas dikatakan bahwa produktivitas tenaga kerja dapat diukur dengan membandingkan antara hasil yang dicapai oleh tenaga kerja dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Perusahaan selalu ingin mengetahui sejauh mana jalannya operasi perusahaan apakah perusahaannya dalam kategori berhasil atau tidak dalam meningkatkan produktivitas, untuk itulah dilakukan pengukuran produktivitas. Bila terjadi peningkatan produktivitas berarti perusahaan mampu meningkatkan mutu aktivitas operasional perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Rusli Syarif (1991 : 7), produktivitas harus menjadi bagian yang tidak boleh dilupakan dalam penyusunan strategi bisnis atau strategi manajemen yang mencakup bidang produksi, pemasaran, keuangan dan bidang-bidang lainnya, dimana tiap-tiap bidang tersebut tidak lepas dari tenaga kerja sebagai pelaksananya. Menurut Rusli Syarif (1991 : 14) agar produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan ada beberapa faktor yang harus yang harus dipenuhi antara lain: pendidikan dan latihan keterampilan, kesehatan, bakat, motivasi, kesempatan kerja, kesempatan manajemen dan kebijakan pemerintah. Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan antara pengorbanan (output) dengan hasil (input). Menurut Mulyadi (2001 : 466), pengukuran produktivitas dilakukan dengan mengukur perubahan produktivitas sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap usaha untuk memperbaiki produktivitas. Pengukuran produktivitas dapat bersifat prosprktif dan berfungsi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan strategik. Pengukuran produktivitas dapat dilakukan untuk setiap masukan secara terpisah atau secara total untuk keseluruhan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran. Pengukuran produktivitas untuk suatu masukan pada suatu saat disebut dengan pengukuran parsial (parsial productivity measurement), dan pengukuran untuk produktivitas keseluruhan masukan pada suatu saat disebut pengukuran produktivitas total (total productivity measurement). Produktivitas diukur dalam bentuk rasio antara keluaran dengan masukan, dan dapat dirumuskan sebagai berikut : produktivitas output(keluaran) input(masukan) Produktivitas parsial dengan masukan tenaga kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Produktivitas Tenaga Kerja = Output total Total Biaya (Rusli Syarif 1999:64) Dimana ukuran output dapat dinyatakan dalam bentuk antara lain jumlah satuan fisik produk/jasa, nilai rupiah produk/jasa, nilai tambah, jumlah pekerjaan/kerja, jumlah laba kotor. Sedangkan untuk input dapat dinyatakan dalam bentuk antara lain: Jumlah waktu, jumlah tenaga kerja, jumlah jam orang (man hour), jumlah jam mesin, jumlah penyusutan dan perawatan mesin, jumlah material, jumlah biaya material, jumlah seluruh biaya material, jumlah luas tanah. Dalam penelitian ini ukuran output yang digunakan yaitu nilai rupiah produk/jasa sedangkan untuk input adalah biaya tenaga kerja. Sehingga produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan dapat dihitung dengan rumus: Produktivitas Tenaga Kerja = Hasil Penjualan (Rp) Total Biaya (Rp) 5.1.2 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan maupun kebijakan pemerintah secara keseluruhan, karena peran serta tenaga kerja sangatlah pentingdalam menentukanmaju mundurnya perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas menurut Bambang Kusrianto (1995 : 2) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah “Tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan social, lingkungan dan iklim kerja, hubungn industrial, teknologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi, kebijakan pemerintah dibidang produksi, investsi, perijinan, moneter, fiskal, harga, distribusi dan lain-lain”. 5.1.3 Manfaat Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja Manfaat pengukuran produktivitas tenaga kerja adalah digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi, yaitu pertama dengan pemberitahuan awal intalasi dan pelaksanaan suatu sistem pengukuran akan meninggikan kesadaran pegawai dan minatnya pada tingkat dan rangkaian produktivitas. Kedua diskusi tentang gambarangambaran yang berasal dari metode-metode yang relatif kasar ataupun dari data yang kurang memenuhi syarat sekalipun, ternyata memberi dasar bagi penganalisaan proses yang konstruktif atau produktif. Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas menurut (Muchdarsyah Sinungun, 2003:22) adalah pada penentuan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target atau sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan. 5.2 Kinerja Perusahaan 5.2.1 Definisi Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi. Penilaian kinerja itu sendiri berkaitan dengan informasi akuntansi yang menafsirkan data keuangan dari suatu organisasi, dimna aktifitasnya berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan. Akuntansi dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi serta kinerja keuangan organisasi seperti tercermin pada laporan keuangan organisasi yang bersangkutan. Pengertian kinerja menurut Weston yang dialih bahasakan oleh Jaka Wasana (1990 ; 3) menyatakan bahwa kinerja perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang dilakukan dan menggambarkan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Perusahaan dapat dikatakan berhasil bila dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001:92) Kinerja adalah prestasi yang telah dicapai seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan manajemen dalam menggunakan sumber daya secara optimal dalam kurun waktu tertentu.” 5.2.2 Tujuan dan Manfaat Kinerja Menurut Mulyadi (2001 : 416) penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan didalam organisasi. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalm mematuhi standar prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk : 1 Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum 2 Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian. 3 Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4 Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5 Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 5.2.3 Ukuran Kinerja Menurut Mulyadi (2001 : 434) terdapat tiga ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif yaitu ukuran kriteria tunggal, ukuran kriteria beragam, ukuran kriteria gabungan. Ukuran kriteria tunggal (single criterion) adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer. Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran memperhitungkan bobot masing-masing ukuran, dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer. Ukuran keberhasilan suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori seperti yang diungkapkan oleh Blocher/Chen/Lin yang diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani (2000 ; 37), dan ukuran itu adalah : 1. Ukuran keberhasilan perusahaan yang bersifat keuangan adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan dividen, tingkat obligasi dan piutang, aliran kas, peningkatan harga saham. 2. Ukuran keberhasilan perusahaan yang bersifat non keuangan adalah : a. Ukuran dari sisi pelanggan (Costumer Measure) dalam hal : pangsa pasar dan pertumbuhan pasar, pelayanan kepada pelanggan, pengiriman tepat waktu, kepuasan pelanggan terhadap merk. b. Proses Bisnis Internal (Internal Bussiness Process) dalam hal : kualitas produk yang tinggi, inovasi dalam pemanufakturan, produktivitas pemanufakturan yang tinggi, waktu siklus, hasil dan penurunan pemborosan. c. Inovasi dan pembelajaran (Inovation and Learning) SDM dalam hal : kompetensi dan integritas manajer, moral dan budaya perusahaan, pendidikan dan pelatihan, inovasi produk baru, metode pemanufakturan. 5.2.4 Tahap Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, unit-unit organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard an kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001 : 420) dilakukan dalam dua tahap utama yaitu tahap persiapan dan tahap penilaian Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci : 1 Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab 2 Penentuan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja 3 Pengukuran kinerja sesungguhnya. Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci : 1 Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya 2 Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar 3 Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Menilai kinerja perusahaan dilihat dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Menurut Agnes Sawir (2003 ; 6) analisis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analisis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Selanjutnya Agnes Sawir (2003 ; 7) mengelompokan rasio-rasio keuangan kedalam lima kelompok dasar, yaitu : likuiditas, leverge, aktivitas, probabilitas, dan penilaian. Sejumlah rasio yang terbatas banyaknya dapat dihitung, tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja. Walaupun rasio-rasio merupakan alat yang berguna, tetapi tidak terlepas dari beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. 5.3 Kerangka Pemikiran Untuk mencapai tujuan perusahaan yang mampu berkompetisi dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, salah satunya ditentukan oleh sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tujuan perusahaan akan tercapai. Dalam hal ini manajemen perusahaan harus memberikan perhatian yang besar terhadap kesejahteraan para pegawai/karyawan. Faktor sumber daya manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kegiatan perusahaan disamping faktor alam, modal dan teknologi. Karena sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan faktor penggerak utama yang memiliki peranan besar dalam perusahaan, maka keberhasilan perusahaan sangat tergantung pada produktivitas tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu agar produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan, maka harus memenuhi beberapa faktor diantaranya pendidikan dan latihan keterampilan, gizi/nutrisi dan kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi/kemauan, kesempatan kerja, kesempatan manajemen dan kebijakan pemerintah. Untuk lebih jelasnya produktivitas secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: produktivitas output(keluaran) input(masukan) Menurut Rusli Syarif (1999 : 64), produktivitas parsial dengan masukan tenaga kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Produktivitas Tenaga Kerja = Output Total Total Biaya Sehingga produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan dapat dihitung dengan rumus: Produktivitas Tenaga Kerja = Hasil Penjualan (Rp) Total Biaya (Rp) Manfaat pengukuran produktivitas tenaga kerja adalah digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi, yaitu pertama dengan pemberitahuan awal intalasi dan pelaksanaan suatu sistem pengukuran akan meninggikan kesadaran pegawai dan minatnya pada tingkat dan rangkaian produktivitas. Kedua diskusi tentang gambarangambaran yang berasal dari metode-metode yang relatif kasar ataupun dari data yang kurang memenuhi syarat sekalipun, ternyata memberi dasar bagi penganalisaan proses yang konstruktif atau produktif. Penilaian terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan, itu berkaitan dengan informasi akuntansi, yang menafsirkan data keuangan dari suatu perusahaan, dimana aktifitasnya berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan. Akuntansi dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi serta kinerja keuangan perusahaan seperti tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Ukuran keberhasilan perusahaan dalam hal ini adalah kinerja perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Agnes Sawir (2003 ; 7) mengelompokan rasio-rasio keuangan kedalam lima kelompok dasar, yaitu : likuiditas, leverge, aktivitas, probabilitas, dan penilaian. Sejumlah rasio yang terbatas banyaknya dapat dihitung, tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja. Walaupun rasio-rasio merupakan alat yang berguna, tetapi tidak terlepas dari beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. Dengan adanya peningkatan produktivitas tenaga kerja pada suatu perusahaan, secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan itu sendiri. Produktivitas dapat diartikan sebagai ukuran efisiensi produktif, yaitu suatu perbandingan antara masukan dan keluaran. Agar produktivitas dapat diketahui diperlukan penilaian dan pengukuran terhadap produktivitas secara rutin. Dengan penilaian dan pengukuran terhadap produktivits tersebut perusahaan dapat memperoleh gambaran secara menyeluruh. Hal ini sangat penting bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan ataupun penentuan target yang akan dicapai oleh perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu juga pengukuran produktivitas yang dilakukan secara rutin, dapat memudahkan pihak manajemen dalam mengetahui kinerja perusahaan. Ukuran keberhasilan perusahaan dalam hal ini adalah kinerja perusahaan. Dalam penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya menggunakan rasio-rasio keuangan. Dalam penilain kinerja ini yaitu menggunakan Return On Assets (ROA). Karena rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Keuntungan tersebut diantaranya didapat dari tingkat produktivitas tenaga kerjanya. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahan tersebut. 5.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu: “Produktivitas tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan.” 6. Metode Penelitian 6.1 Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad. Nazir, 1999 : 63). Menggunakan pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti (Mohammad. Nazir, 1999 : 63). 7. Hasil Penelitian 7.1 Produktivitas Tenaga Kerja Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja PT Hini Daiki Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan 2010 terjadi penurunan yaitu dari tahun 2004 dengan produktivitas sebesar 2.72 terjadi penurunan pada tahun 2005 menjadi 2.57, kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun 2006 menjadi 2.64. Selanjutnya pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 2.45 dan meningkat kembali pada tahun 2008 menjadi 2.51, tahun 2009 dan 2010 meningkat menjadi 2,55 dan 2,56. Adapun trend penurunan produktivitas tenaga kerja PT Hini Daiki Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan 2010 berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka persamaan trend Y = 2,57 – 0,02 X artinya setiap tahun PT Hini Daiki Indonesia mengalami penurunan produktivitas tenaga kerja sebesar 0,02. 7.2 Kinerja Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kinerja PT Hini Daiki Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan 2009 terjadi penurunan yaitu dari tahun 2004 dengan kinerja sebesar 0.1 terjadi penurunan pada tahun 2005 menjadi 0.08, pada tahun 2006 menjadi 0.09 pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 0.07 dan pada tahun 2008 menjadi 0.08 serta tahun 2009 menjadi 0,09, Sedangkan pada tahun 2010 kembali meningkat menjadi 0,10. Adapun trend penurunan kinerja PT Hini Daiki Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan 2010 berdasarkan hasil perhitungan, maka persamaan trend Y = 0,09 – 0,0003 X artinya setiap tahun PT Hini Daiki Indonesia mengalami penurunan kinerja sebesar 0,0003. 7.3 Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pada tahun 2004 dengan produktivitas tenaga kerja paling tinggi yaitu sebesar 2.72 mempunyai kinerja perusahaan yang tinggi pula yaitu sebesar 0.1. Sedangkan pada tahun 2007 dengan produktivitas paling rendah yaitu sebesar 2.45 mempunyai kinerja yang rendah pula yaitu sebesar 0,07. Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai koefisien korelasi atau r sebesar 0.759 artinya pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap kinerja perusahaan sangat kuat. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap kinerja perusahaan, penulis menggunakan koefisien determinasi dengan hasil sebagai berikut: KD = r2 x 100% = 0.7592 x 100% = 57,5% Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan PT Hini Daiki Indonesia dipengaruhi oleh produktivitas tenaga kerja sebesar 57,5% dan sisanya sebesar 42,5% dipengaruhi oleh variable lain yang dalam skripsi ini tidak dibahas misalnya costumer measure, internal bussiness process, inovation and learning, pertumbuhan laba, pertumbuhan dividen, tingkat obligasi dan piutang, aliran kas, peningkatan harga saham. Selanjutnya untuk menguji hiotesis yang penulis ajukan, penulis menggunakan statistik uji t. Hasil analisa data diperoleh nilai thitung sebesar 2.63 sedangkan t table pada n =7 dan α 0.05 sebesar 2.02. Sehingga dengan demikian nilai thitung 2.63 > t table 2.02. Dengan demikian maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya bahwa pada keyakinan sebesar 95% produktivitas tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. 8. Simpulan 1. Produktivitas tenaga kerja PT Hini Daiki Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan 2010 terjadi penurunan dengan trend penurunan 0,02. 2. Kinerja PT Hini Daiki Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan 2010 terjadi penurunan dengan trend 0,00003. 3. Produktivitas tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik produkstivita tenaga kerja maka kinerja keuangaan akan semakin baik. Meskipun demikian ada faktor lain yang turut mempengaruhi kinerja keuangan yang dalam skripsi ini tidak dibahas misalnya costumer measure, internal bussiness process, inovation and learning, pertumbuhan laba, pertumbuhan dividen, tingkat obligasi dan piutang, aliran kas, peningkatan harga saham. 9. Saran Bagi Perusahaan Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, maka diharapkan pihak perusahaan melakukan perencanaan produktivitas tenaga kerja dengan melihat hasil analisa sebelumnya, kemudian melakukan perencanaan dengan melakukan beberapa perubahan pada konsep struktur organisasi yang ada, perubahan jumlah operator serta perubahan deskripsi kerja sesuai dengan jumlah operator yang ada untuk mendapatkan tingkat produktivitas tenaga kerja yang meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya