Pemrograman Web - Universitas Kristen Satya Wacana

advertisement
1.
Pendahuluan
Upaya untuk meningkatkan efektivitas serta kualitas proses pembelajaran
serta dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dibutuhkan sebuah
penggunaan alat pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Penggunaan alat
pembelajaran dalam proses belajar mengajar memiliki beberapa manfaat antara
lain (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, (2) materi yang diajarkan akan lebih jelas
sehingga siswa dapat memahami dan menguasai tujuan pengajaran dengan baik,
(3) metode pengajaran akan lebih bervariasi, (4) peserta didik akan lebih
melakukan interaksi dalam kegiatan belajar dikarenakan tidak hanya
mendengarkan penjelasan guru tetapi juga aktivitas lain adalah mengamati,
mendemonstrasikan dan lain-lain [1].
Efektivitas proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan
guru dalam mengajar. Kemampuan guru yang berpengaruh adalah dengan
menguasai materi pelajaran, cara penampilan guru di depan kelas yang menarik
perhatian siswa, bagaimana guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program pembelajaran serta cara atau strategi dalam menyampaikan materi
pelajaran. Secara tidak langsung peserta didik akan mudah menerima pelajaran
yang diberikan oleh guru [2]. Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam
dunia pendidikan khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
pembelajaran saat ini guru di SMK tidak lagi mengajar siswa dengan
menggunakan metode ceramah tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sekarang guru memberikan materi pembelajaran kepada siswa dengan
menggunakan alat dan sarana yang dapat mengubah cara belajar siswa [2].
Jobsheet yang akan dikembangkan didalamnya terdapat kelengkapan
seperti gambar desain, tujuan pembelajaran, peralatan dan perlengkapan, langkah
kerja, serta keselamatan kerja. Adanya Jobsheet ini nanti peserta didikakan lebih
mudah mempelajari dan memahami mata diklat yang diajarkan olah guru. Selain
itu waktu yang digunakan akan lebih efektif dan tidak terbuang hanya untuk
mencatat materi diklat yang mempunyai keterbatasan waktu dan sebagai pegangan
saat melakukan praktikum [3].
Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan penelitian yang khususnya
berkaitan dengan pembelajaran pada mata diklat Pemrograman Web dengan
mengembangkan bahan ajar berupa jobsheet. Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi sekolah, guru, maupun peserta didik sebagai suatu usaha dalam
meningkatkan keberhasilan pembelajaran Pemrograman Web, sehingga kualitas
lulusan SMK dapat meningkat.
1
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Ari Purnomo Aji menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan jobsheet efektif digunakan untuk
pembelajaran pada mata diklat Web Desain kelas X Rakayasa Perangkat Lunak
(RPL) di SMK YPKK 1 Sleman. Pernyataan ini dapat dilihat dari hasil uji gain
yang menunjukkan bahwa nilai gain kelas eksperimen sebesar 0,38 dengan
klasifikasi N-Gain sedang dan kelas kontrol sebesar 0,17 dengan klasifikasi NGain rendah [1].
Dalam penelitian Lisna Nurrohmawati dan Muhammad Munir yang
dilakukan di SMK N 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa hasil penggunaan
jobsheet pada mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
(KKPI) diperoleh hasil rata-rata nilai siswa kelompok intervensi adalah 7,89
sedangkan rata-rata nilai siswa kelompok non-intervensi adalah 6,15, dengan
melihat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 7,00 maka semua siswa pada kelas
intervensi dinyatakan lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) [2].
Penelitian lain yang dilakukan I Gusti Bagus Mahendra Destiyanto
menunjukkan bahwa berdasarkan uji statistik dengan independent sample t-test
yang telah dilakukan diperolah hasil bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar
peserta didik yang menggunakan jobsheet (kelompok eksperimen) lebih baik bila
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan jobsheet (kelompok kontrol) di
SMK Negeri 2 Klaten pada mata diklat Praktik Las Dasar dengan rata-rata kelas
eksperiman sebesar 71,72 sedangkan rata-rata untuk kelas kontrol sebesar 62,44
[3].
Terdapat sebuah perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitianpenelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti yang sudah melakukan
penelitian terlebih dahulu tentang penggunaan jobsheet. Perbedaan ini terjadi pada
bidang studi penelitian yang telah dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan
penelitian pembelajaran bidang studi Pemrograman Web, sedangkan dalam
penelitian terdahulu melakukan penelitian pada bidang studi Web Desain,
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) dan Praktek Las
Dasar.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran diartikan sebagai interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pengertian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat tiga unsur utama dalam proses pembelajaran yaitu
peserta didik dan pendidik dengan media sumber belajar. Antara peserta didik dan
pendidik harus terdapat interaksi, (Chalil,A&Latucaonsina, 2008:1) [4].
Menurut Usman (2011:4) dijelaskan bahwa proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu [5].
2
Jobsheet Pembelajaran
Sulistiyanto, A (2013) mengatakan bahwa Jobsheet adalah lembaranlembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, petunjuk, langkahlanghah untuk menyelesaikan suatu tugas. Jobsheet dalam penelitian ini adalah
suatu petunjuk praktik yang berisi tujuan-tujuan, urutan petunjuk kerja, gambar
komponen spesifikasi ukuran, hasil pemeriksaan dan kesimpulan mengenai
praktik yang telah dilaksanakan di laboratorium [5].
Jobsheet adalah alat pendidikan yang dicetak (a printed type of teaching
aid) yang digunakan untuk mendukung seorang instruktur dalam pengajaran
keterampilan terutama di workshop, yang di dalamnya berisi seperangkat
pengarahan dan gambar tentang bagaimana cara membuat atau menyelesaikan
pekerjaan [6].
Jobsheet digunakan sebagai alat pendukung dalam praktikum yang
dimaksudkan sebagai alat bantu dikalangan sekolah dan dipakai oleh peserta
didik. jobsheet digunakan oleh praktikan pada saat mengerjakan praktek ataupun
praktikum agar praktikan lebih mudah mengerjakan apa yang dikerjakan sesuai
dengan ptunjuk yang telah ditentukan [6].
Karakteristik Jobsheet
Terdapat manfaat yang didapatkan praktikan atau peserta didik bila
menggunakan jobsheet saat melakukan kerja praktik atau praktikum adalah dapat
lebih memahami materi, mengerti dan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan
benar sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ada dalam jobsheet.
Karakteristik jobsheeet yang baik mempunyai komponen sebagai berikut :
a. Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang dimiliki setelah
mendapatkan pembelajaran tentang hasil prakteknya. Komptensi digunakan
untuk mengetahui konsep dasar. Kompetensi dapat digunakan untuk
memprediksi kinerja dengan baik. Hal ini didasarkan pada teori perilaku
klasik yang menjelaskan sebab-akibat dinyatakan sebagai niat, tindakan, dan
hasil untuk memodelkan kompetensi sebagai hubungan sebak-akibat.
b. Alat da Kelengkapannya
Alat merupakan pendukung yang sangat berperan dalam proses kegiatan
praktik. Tanpa ketersediaan alat, maka kegiatan praktek sulit dan bahkan
tidak bisa diselenggarakan. Penyediaan peralatan tergantung ada jenis
praktik yang akan dilakukan. Adanya alat dan perlengkapan yang lebih
memadai, peserta didik akan cepat memahami maksud dan tujuan yang ada
dalam jobsheet.
c. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan tindakan yang dilakukan agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan dan beresiko pada peserta didik maupun pada alat itu
sendiri saat kegiatan praktik berjalan.
3
d. Langkah Kerja
Langkah kerja merupakan panduan dalam langkah menjalankan atau
mengoperasikan proses praktik dari pembacaan jobsheet. Perlu diketahui
bahwa langkah kerja ini dibuat agar peserta didik dapat menjalankan alur
pengerjaan dan tidak terjadi kesalahan.
e. Gambar Kerja
Gambar kerja merupakan bagian utama pada jobsheet yang menjelaskan
maksud dari jobsheet dan lembaran yang berfungsi sebagai latihan peserta
didik dalam mengembangkan kompetensinya.Gambar kerja pada jobsheet
dibuat sedemikian rupa, meskipun sederhana namun jelas.Lebih diarahkan
pada peserta didik dalam membaca dan memahami gambar tersebut
sehingga lebih memperlancar praktik [3].
f. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Dikarenakan
pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana
penilaiannya didasarkan atas penguasaan kompetensi, maka alat penilaian
yang digunakan adalah menggunakan penilaian acuan patokan. Dengan
demikian guru dapat menilai melalui proses dan hasil kerjanya [7].
Efektivits Jobsheet
Efektivitas adalah sebuah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya [8]. Efektivitas dapat diartikan berhasil atau tepat
guna. Kata efektif adalah kata dasar, sedangkan kata sifat dari efektif adalah
efektivitas. Menurut Rohmana (2012:10) menjelaskan bahwa indikator efektivitas
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan
apa yang telah direncanakan [9].
Menurut Izzudin (2013:10), efektivitas mempunyai arti seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan yang menyatakan
seberapa jauh target telah tercapai. Semakin besar pencapaian target yang dicapai,
makin tinggi efektifitasnya atau minimal sebanding antara pencapaian target dan
usaha tersebut [10].
Indikator efektivitas dalam penelitian ini adalah : (1) hasil belajar
menggunakan jobsheet pemrogrman web lebih baik, (2) adanya peningkatan hasil
belajar siswa, (3) ketuntasan hasil belajar siswa dapat mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari 70 %, (4) adanya keaktifan aktifitas belajar
siswa lebih dari 50 %, (5) adanya respon positif dari siswa pada saat pembelajaran
[11].
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperolah peserta didik setelah
mengalami belajar. Aspek-aspek perubahan perilaku yang diperoleh tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Hasil belajar yang
dimaksud penelitian ini adalah kemampuan belajar peserta didik setelah diberi
pembelajan dengan menggunakan jobsheet yang ditunjukkan dengan hasil belajar
ranah psikomotorik pada akhir pembelajaran, setelah peserta didik memperoleh
perlakuan dalam proses pembelajaran [10].
4
3.
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperiman,
dimana peneliti memberi suatu stimulasi, treatment atau kondisi-kondisi
eksperimental kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan olah adanya
perlakuan atau manipulasi tersebut. Sedangkan metode penelitian yang digunakan
adalah quasi eksperiman. Jenis Nonequevalent control group design dengan
rancangan penelitian sebagai berikut :
Tabel 1 Nonequevalent control group design
Pretest
Treatment
Posttest
Keterangan :
O1
O2
O3
O4
x
-
O1
X
O2
O3
-
O4
= pretest kelompok eksperimen
= posttest kelompok eksperimen
= pretest kelompok kontrol
= posttest kelompok kontrol
= perlakuan dengan menggunakan jobsheet (kelas eksperimen)
= perlakuan tanpa menggunakan jobsheet (kelas kontrol)
Dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan
jobsheet dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Pemrograman
Web siswa kelas X jurusan Rekayasa Perangkat Lunak SMK N 1 Tengaran Kab.
Semarang dengan jumlah sampel adalah 76 siswa. Desain penelitian dipilih dua
kelompok kelas, dimana kelas yang pertama diberi perlakuan dengan
menggunakan jobsheet sedangkan kelas yang kedua tidak menggunakan jobsheet
saat praktek. Instrumen yang digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas
jobsheet dalam pembelajaran Pemrograman Web adalah berupa tes (pretest –
posttest.)
Populasi yang diambil dalam penelitian adalah seluruh siswa SMK N 1
Tengaran dengan sampel yang diambil sebanyak 76 siswa yang terbagi dalam dua
kelas yaitu kelas X RPL 1 sebagai kelompok kontrol dan X RPL 2 sebagai
kelompok eksperimen. Insturmen yang digunakan untuk mengetahui efektivitas
jobsheet dalam pembelajaran mata diklat Pemrograman Web berupa tes (pretest –
posttest) dan kuesioner.
5
Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji sebaran data kedua kelas berasal
dari pupulasi yang sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
Pengujian normalitas data menggunakan uji kecocokan Kolmogorov-Smirnov.
Keputusan diambil dengan mempertahikan nilai signifikasi, jika nilai signifikasi
lebih dari 0,05 maka dapat berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas
memiliki varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan statistik
uji Levene. Keputusan diambil dengan memperhatikan nilai signifikasi, jika nilai
signifikasi lebih besar dari 0,05 maka kedua kelas homogen.
Uji Hipotesis
Hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah
dirumuskan dan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan. Adapun hipotesis
nihil (H0) dalam penelitian ini adalah tidak adanya efektifitas penggunaan
jobsheet untuk mata diklat Pemrograman Web terhadap prestasi belajar peserta
didik di SMK N 1 Tengaran. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah adanya
efektifitas penggunaan jobsheet untuk mata diklat Web Desain terhadap prestasi
belajar peserta didik di SMK Negeri 1 Tengaran.
Menurut Triton PB (2005:170) independent sample t-test adalah pengujian
menggunakan distribusi t terhadap signifikansi perbedaan nilai rata-rata tertentu
dari dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Selain itu, independent
sampel t-test dipilih karena data penelitian terdistribusi normal dan homogen.
Pengambilan keputusan untuk hipotesis menggunakan kriteria penerimaan atau
penolakan hipotesis nihil (H0) pada taraf signifikansi 5% adalah apabila thitung >
ttabel maka hipotetsis nihil (H0) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima,
tetapi jika thitung < ttabel maka hipotesis nihil (H0) diterima atau hipotesis alternatif
(Ha) ditolak. Selain itu, untuk menentukan hipotetsis nihil (H0) diterima atau tidak
dapat juga dilihat melalui signifikansi atau probabilitas yaitu apabila probabilitas
> 0,05 maka hipotetsis nihil (H0) diterima atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak,
sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka hipotetsis nihil (H0) ditolak atau hipotesis
alternatif (Ha) diterima.
4.
Hasil Dan Pembahasan
Pada proses penelitian ini, kegiatan pembelajaran diberikan untuk kedua kelas
yaitu kelompok kontrol (kelas X RPL 1) dan kelompok eksperimen (kelas X RPL
2). Setelah menentukan kelas mana yang dijadikan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol secara random, kemudian dilakukan tes kemampuan awal siswa
sebelum diberi perlakuan. Jenis pembelajaran yang membedakan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol adalah penggunakan alat yang digunakan. Pada
kelompok kontrol proses pembelajaran tanpa menggunakan jobsheet, sedangkan
pada kelas eksperimen proses pembelajaran dengan menggunakan jobsheet.
Jobsheet dalam hal ini digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran
6
untuk memudahkan siswa memahami materi yang diberikan. Desain alur
pembelajaran yang digunakan dalampenelitiandapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Desain alur pembelajaran
Penggunaan jobsheet yang digunakan untuk pembelajaran kelas eksperimen
ini mempunyai tampilan sebagai berikut :
Gambar 2.Contoh tampilan jobsheet
7
Contoh tampilan jobsheet pada gambar 2 menunjukkan beberapa komponen
yang ada pada jobsheet. Komponen-komponen yang terdapat pada jobsheet
antara lain adalah kompetensi, alat dan bahan, keselamatan kerja, langkah kerja,
gambar kerja, dan penilaian.
Gambar 3 Contoh tampilan jobsheet
Langkah pertama pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang
dilakukan adalah guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Langkah selanjutnya siswa diberikan
penjelasan materi yang diajarkan selama 45 menit. Langkah berikutnya setelah
siswa diberikan materi, siswa diberikan tes kemampuan awal pretest untuk
mengetahui kemampuan awal.
Pertemuan selanjutnya guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan
salam kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Pada tahap ini pembelajaran
yang dilakukan pada 30 menit pertama guru menjelaskan materi dan siswa
menyimak materi yang dijelaskan guru. Langkah selanjutnya siswa
mempraktikkan materi yang sudah dijelaskan oleh guru, pada pembelajaran
praktikum ini terdapat perbedaan dimana pada kelas kontrol pembelajaran
dilakukan tanpa menggunakan jobsheet, sedangkan kelas eksperiman diberi
8
perlakuan dengan menggunakan jobsheet. Pada akhir pembelajaran guru
menanyakan siswa mengenai pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari. Selanjutnya guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah
dipelajari oleh siswa. Pada akhir pembelajaran guru mengumumkan kepada siswa
bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan. Terdapat kendala yang
dialami oleh siswa dalam pembelajaran praktikum, diamana ditemukan komputer
yang tidak dapat digunakan karena terjadi kerusakan pada komputer tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut guru segera mencarikan solusi dengan
memperbolehkan siswa memakai laptop pribadi untuk melanjutkan praktikum.
Tahap terakhir pembelajaran dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama
digunakan untuk kegiatan praktikum selama 45 menit dan tahap terakhir
digunakan untuk mengambil nilai posttest. Pada tahap terakhir ini guru mengawali
pembelajaran dengan mengucapkan salam kemudian guru mengecek kehadiran
siswa. Selanjutnya siswa diberi penjelasan mengenai materi yang akan
dipraktikkan, dimana perlakuan pada kelas kontrol tanpa menggunakan jobsheet
sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan jobsheet.
Pada pembelajaran 45 menit terakhir selanjutnya siswa diberi soal posttest untuk
mengetahui kemempuan akhir setelah dilakukan pembelajaran. Tes kemampuan
akhir ini diberikan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan siswa
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan
menggunakan jobsheet.
Penggunaan jobsheet dikatakan efektif jika memenuhi beberapa indikator
yaitu hasil belajar menggunakan jobsheet pemrograman web lebih baik, adanya
peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan, hasil belajar siswa dapat
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan adanya keaktifan belajar
siswa [9]. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan jobsheet
menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Hasil tersebut dapat dilihat pada
hasil belajar nilai rata-rata kelas dari hasil pengujian pretest dan postest antara
kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Berikut adalah hasil rata-rata nilai kelas
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Ringkasan nilai kedua kelompok
Kelompok
Kontrol
Eksperimen
Sampel Uji
pre-test
38
38
Rata-rata
pre-test
69,34
68,11
Sampel uji
post-test
38
38
Rata-rata
post-test
71,79
79,53
Berdasarkan data pada tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes
kemampuan awal (pre-test) kelas eksperimen sebelum pembelajaran
menggunakan jobsheet sebesar 68,11. Rata-rata nilai akhir kelas eksperimen
setelah pembelajaran menggunakan jobsheet sebesar 79,53. Rata-rata nilai awal
kelas kontrol sebelum pembelajaran menggunakan jobsheet sebesar 68,50. Ratarata nilai tes kemampuan akhir kelas kontrol setelah pembelajaran menggunakan
jobsheet sebesar 71,79. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada kelas
eksperimen rata-rata hasil belajar pada tes pretest mendapat nilai rata-rata 68,11
dan rata-rata hasil belajar pada tes posttest yang telah diberikan perlakuan
9
jobsheet meningkat menjadi 79,53. Sehingga pada kelas eksperimen setelah
diberikan pembelajran dengan jobsheet mengalami peningkatan rata-rata
mencapai 11,42. Sedangkan pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar pada tes
pretest mendapat nilai rata-rata 69,34 dan rata-rata hasil belajar pada tes posttest
tanpa menggunakan jobsheet mendapat nilai rata-rata 71,79 sehingga pada kelas
kontrol mengalami peningkatan nilai rata-rata 2.45. Dapat disimpulkan bahwa
penggunaan jobsheet berhasil dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa
secara signifikan. Dilihat dari hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Pemrograman Web kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Ketuntasan hasil belajar nilai posttest
Kelas
Jumlah siswa
tuntas
Kontrol
Eksperimen
16
34
Presentase
ketuntasan
42,11
89,41
Keterangan
Tercapai
Tercapai
Berdasarkan data pada tabel 3 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil
belajar nilai posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen diperoleh
jumlah siswa tuntas untuk kelas kontrol sebanyak 16 siswa dengan presentase
sebesar 42,11 %, sedangkan jumlah siswa tuntas untuk kelas eksperimen sebanyak
34 siswa dengan presentase 89,41 %. Jika dihitung dari siswa yang tidak tuntas
pada kelas kontrol diperoleh sebanyak 22 siswa tidak tuntas belajarnya dengan
presentase 57,89 %, pada kelas eksperimen siswa tidak tuntas belajarnyadiketahui
sebanyak 4 siswa dengan presentase 10, 53 %. Rendahnya hasil belajar yang
dicapai siswa pada kelas kontrol disebabkan oleh faktor kurangnya media yang
memadai sebagai sarana pembelajran, sehingga pembelajran kurang bervariasi
yang menyebabkan pemahaman siswa tentang materi pemrograman web kurang
maksimal. Sedangkan faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen disebabkan kurangnya guru dalam memotivasi anak
untuk belajar. Berdasarkan jumlah presentase ketuntasan belajar dapat
disimpulkan bahwa presentase ketuntasan belajar kelas eksperimen dengan
menggunakan jobsheet lebih tinggi dibandingkan presentase kelas kontrol.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan jobsheet
sangat efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
Indikator keaktifan siswa juga digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa
pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Indikator keaktifan siswa pada saat
pembelajaran diisi oleh observer dengan cara mengamati dan mengisi lembar
observasi dengan indikator yang telah disediakan, indikator adalah (1) Siswa
memperhatikan guru saat pembelajaran, maksud dari indikator adalah siswa
duduk dengan tenang memperhatikan guru pada saat guru menyampaikan materi
pembelajaran. (2) Siswa memperhatikan materi pembelajaran, maksud dari
indikator adalah siswa duduk dengan tenang mendengarkan ucapan guru pada saat
guru menyampaikan materi. (3) Siswa paham terhadap materi yang diajarkan,
maksud indikator adalah siswa memahami materi setelah guru menjelaskannya.
(4) Siswa aktif mencatat materi pembelajaran, maksud indikator adalah siswa
10
mencatat materi dari guru saat teori maupun saat praktikum. (5) Siswa aktif
bertanya kepada guru, maksud indikator adalah siswa melakukan interaksi dengan
guru dengan menanyakan materi yang belum dipahami. (6) Siswa tertarik dengan
materi yang disajikan, maksud indikator adalah dengan guru menyampaikan
materi siswa menjadi tertarik untuk memahami materi. (7) Siswa diam dan tenang
saat pembelajaran, maksud dari indikator adalah siswa saat mengikuti
pembelajaran tidak melakukan kegaduhan. (8) Siswa terfokus pada materi yang
diajarkan, maksud dari indikator adalah siswa tetap menjaga konsentrasi dari awal
hingga akhir pelajaran. (9) Siswa antusias terhadap materi yang diajarkan, maksud
dari indikator adalah siswa tetap semangat dalam menjalankan perintah-perintah
dari guru [10]. (10) Siswa berpartisipasi aktif dalam percobaan, maksud dari
indikator adalah siswa siswa aktif dalam mempraktikkan materi yang ada pada
jobsheet. (11) Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, maksud
dari indikator adalah siswa mempunyai dorongan kuat dalam menggunakan
jobsheet utuk praktikum. (12) Adanya interaksi positif siswa pada saat melakukan
percobaan. (13) Ketertarikan siswa terhdap materi yang disajikan meningkat saat
melakukan percobaan menggunakan jobsheet. (14) Siswa semakin jelas dan
konkrit saat penjelasan materi yang disajikan dengan melakukan percobaan (15)
Siswa merefleksi dengan bertanya kepada guru tentang kesulitan dalam
pembelajaran [12]. Dalam menghitung jumlah skor yang didapat setelah angket
dihitung adalah : (1) Skor 1 : jika pernyataan tersebut dilaksanakan oleh kurang
dari 10% dari seluruh jumlah siswa yang ada. (2) Skor 2 : jika pernyataan
dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa yang ada. (3) Skor 3 : jika
pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari seluruh jumlah siswa yang
ada. (4) Skor 4 : jika pernyatan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh
jumlah siswa yang ada. Selanjutnya adalah merekap hasil dari jumlah skor yang
diperoleh dengan kriteria penilaian sebagai berikut : jika jumlah skor 46-60
kategori A, jika jumlah skor 31-45 ketegori B, jika jumlah skor 16-30 kategori C,
jika jumlah skor 1-15 ketegori D. Keterangan Kategori sebagai berikut :
A = Sangat baik, B = Baik, C = Cukup baik, D = Kurang [12].
Berdasarkan perhitungan presentase hasil penilaian keaktifan siswa
diperoleh rata-rata 71,67 untuk kelompok eksperimen dan 86,67 untuk kelompok
kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata keaktifan belajar kelompok
eksperiman lebih baik dibandingkan keaktifan belajar rata-rata kelompok kontrol.
Berikut adalah tabel rata-rata keaktifan siswa.
Tabel 4 Daftar rata-rata Keaktifan Siswa
Kelompok
Rata-rata
Kategori
71,67
B (baik)
Kontrol
86,67
A (sangat baik)
Eksperimen
Dari hasil tabel 4 dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa kelas
eksperimen yang menggunakan jobsheet lebih efektif dibandingkan dengan kelas
kontrol tanpa menggunakan jobsheet untuk pembelajran Pemrograman Web
dilihat dari presentase keaktifan siswa.
11
Adanya respon positif dari siswa pada saat pembelajaran menjadi indikator
efektivitas penggunaan jobsheet. Kuesioner adalah instrumen yang sangat baik
dalam pengumpulan data. Kuesioner umum digunakan sebagai metode untuk
mengumpulkan data [13]. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain yang bersedia memberikan respon atau tanggapan sesuai
dengan permintaan pengguna [14]. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan jobsheet. Dari total 38 siswa
atau responden kelas eksperimen dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 item
didapatkan skor sebanyak 1064 perhitungan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Perhitungan presentase per item pertanyaan
No
Pernyataan
1
Saya senang belajar pemrograman web jika
pembelajarannya dilakukan dengan jobsheet.
Saya lebih mudah belajar pemrograman web dengan
dengan jobsheet
Saya lebih paham belajar pemrograman web dengan
menggunakan jobsheet
Pembelajaran dengan menggunakan jobsheet sangat
membantu dalam proses pembelajaran
Jobsheet memudahkan saya memahami materi yang
ada
Jobsheet tidak membuat saya merasa bosan dengan
materi pembelajaran
Adanya pemanfaatan jobsheet dalam pembelajaran
sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan
Total
2
3
4
5
6
7
Presentase =
Skor total
jawaban
Presentase
125
11,75%
124
11,65%
120
11,28%
112
10,53%
130
12,22%
110
10,34%
115
10,81
836
78,57%
x 100 %
=
= 78,57 %
Hasil perhitungan menunjukkan interval setuju dan sangat setuju
mendekati pada kriteria setuju dengan presentase 78,57%. Dapat disimpulkan
bahwa penggunaan jobsheet mendapat tanggapan positif dan disetujui responden
serta layak digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran pemrograman web.
12
5.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan
bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar mata diklat Pemrograman Web dengan
pembelajaran menggunakan jobsheet, dibandingkan dengan pembelajaran tanpa
menggunakan jobsheet. Pada kelompok kontrol, prestasi belajar peserta didik
yang tidak menggunakan jobsheet rata-rata nilai akhir (post-test) sebesar 71,79.
Sedangkan pada kelompok eksperimen, prestasi belajar peserta didik yang
menggunakan jobsheet rata-rata nilai akhir (post-test) sebesar 79,53.
Hasil ketuntasan hasil belajar nilai posttest antara kelas kontrol dengan
kelas eksperimen dengan jumlah siswa 38 siswa diperoleh jumlah siswa tuntas
untuk kelas kontrol sebanyak 16 siswa dengan presentase sebesar 42,11 %,
sedangkan jumlah siswa tuntas untuk kelas eksperimen sebanyak 34 siswa dengan
presentase 89,41 %.
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran bagi penelitian selanjutnya
adalah selain memanfaatkan jobsheet dalam bentuk buku, juga dapat melakukan
penelitian dengan menggunakan jobsheet dalam bentuk digital atau jobsheet
berbasis web browser. Pengembangan ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih
efektif dan termotivasi dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Selain itu juga dapat melakukan penelitian dengan memanfaatkan jobsheet
dengan mata diklat yang berbeda.
6.
[1].
[2].
[3].
[4].
[5].
[6].
Daftar Pustaka
Purnomo, Ari. 2013, Efektivitas Jobsheet Sebagai Media Pembelajaran
Mata Diklat Web Desain Kelas X RPL Di SMK YPKK 1 Sleman, EJPTI,
Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik, 2(4):2
Nurrohmawati, Lisna. 2012, Pengembangan Media Pembelajaran Jobsheet
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Komputer Dan
Pengelolaan Informasi Di SMK N 3 Yogyakarta, EJPTI, Jurnal Elektronik
Pendidikan Teknik, 1(3):2
Destiyanto, Mahendra.(2012).Pengaruh Penggunaan Jobsheet Terhadap
Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Diklat Praktik Las Dasar Di
SMK Negeri 2 Klaten.Laporan Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
Muttaqin, Muh. (2012), Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi
Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Kelas IX SMP Islam AnNisa, Laporan Skripsi, STIKIP Siliwangi Bandung, Bandung.
Sulistiyanto,Agus.(2013).Perbaikan Job Sheet Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Kompetensi PerbaikanServis Engine Dan KomponenKomponennya. Laporan Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Yahya, Muhammad (2014). Efektivitas Penggunaan Job Sheet pada
Pembelajaran Praktik Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT
UNM,Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT UNIMED,15(1):32
13
[7].
[8].
[9].
[10].
[11].
[12].
[13]
[14]
Widarto, 2013. Panduan Penyusunan Jobsheet Mapel Produktif Pada SMK
(Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-widartompd/panduan-penyusunan-jobsheet-mapel-produktif-pada-smk.pdf,
diakses pada 26 Agustus 2014)
Bram, Yudi Farola. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu
Strategi Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT. Rambang
Dengan Menggunakan Model CPIC Model. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya Vol 3 No. 6. Hal : 4
Rohmana. (2012), Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Mengenal
Produk Hasil Pengawetan Bahan Hewani Yang Diasinkan Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kalibawang. Laporan Skripsi,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Izzudin. (2013), Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Video
Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Praktik Service Engine Dan
Komponen-Komponennya. Laporan Skripsi, Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Mulyasa, (2009), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Ardie, Toni Agus. (2012), Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA
Menggunakan Model Pembelajaran SAVI Pada Siswa Kelas V SDN
Salatiga 01. Laporan Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
Bandung: Alfabeta
14
Download