1. Pendahuluan Upaya untuk meningkatkan efektivitas serta kualitas proses pembelajaran serta dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dibutuhkan sebuah penggunaan alat pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Penggunaan alat pembelajaran dalam proses belajar mengajar memiliki beberapa manfaat antara lain (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) materi yang diajarkan akan lebih jelas sehingga siswa dapat memahami dan menguasai tujuan pengajaran dengan baik, (3) metode pengajaran akan lebih bervariasi, (4) peserta didik akan lebih melakukan interaksi dalam kegiatan belajar dikarenakan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi juga aktivitas lain adalah mengamati, mendemonstrasikan dan lain-lain [1]. Efektivitas proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar. Kemampuan guru yang berpengaruh adalah dengan menguasai materi pelajaran, cara penampilan guru di depan kelas yang menarik perhatian siswa, bagaimana guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pembelajaran serta cara atau strategi dalam menyampaikan materi pelajaran. Secara tidak langsung peserta didik akan mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh guru [2]. Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam dunia pendidikan khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pembelajaran saat ini guru di SMK tidak lagi mengajar siswa dengan menggunakan metode ceramah tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang guru memberikan materi pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan alat dan sarana yang dapat mengubah cara belajar siswa [2]. Jobsheet yang akan dikembangkan didalamnya terdapat kelengkapan seperti gambar desain, tujuan pembelajaran, peralatan dan perlengkapan, langkah kerja, serta keselamatan kerja. Adanya Jobsheet ini nanti peserta didikakan lebih mudah mempelajari dan memahami mata diklat yang diajarkan olah guru. Selain itu waktu yang digunakan akan lebih efektif dan tidak terbuang hanya untuk mencatat materi diklat yang mempunyai keterbatasan waktu dan sebagai pegangan saat melakukan praktikum [3]. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan penelitian yang khususnya berkaitan dengan pembelajaran pada mata diklat Pemrograman Web dengan mengembangkan bahan ajar berupa jobsheet. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah, guru, maupun peserta didik sebagai suatu usaha dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran Pemrograman Web, sehingga kualitas lulusan SMK dapat meningkat. 1 2. Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Ari Purnomo Aji menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan jobsheet efektif digunakan untuk pembelajaran pada mata diklat Web Desain kelas X Rakayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMK YPKK 1 Sleman. Pernyataan ini dapat dilihat dari hasil uji gain yang menunjukkan bahwa nilai gain kelas eksperimen sebesar 0,38 dengan klasifikasi N-Gain sedang dan kelas kontrol sebesar 0,17 dengan klasifikasi NGain rendah [1]. Dalam penelitian Lisna Nurrohmawati dan Muhammad Munir yang dilakukan di SMK N 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa hasil penggunaan jobsheet pada mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) diperoleh hasil rata-rata nilai siswa kelompok intervensi adalah 7,89 sedangkan rata-rata nilai siswa kelompok non-intervensi adalah 6,15, dengan melihat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 7,00 maka semua siswa pada kelas intervensi dinyatakan lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) [2]. Penelitian lain yang dilakukan I Gusti Bagus Mahendra Destiyanto menunjukkan bahwa berdasarkan uji statistik dengan independent sample t-test yang telah dilakukan diperolah hasil bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar peserta didik yang menggunakan jobsheet (kelompok eksperimen) lebih baik bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan jobsheet (kelompok kontrol) di SMK Negeri 2 Klaten pada mata diklat Praktik Las Dasar dengan rata-rata kelas eksperiman sebesar 71,72 sedangkan rata-rata untuk kelas kontrol sebesar 62,44 [3]. Terdapat sebuah perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitianpenelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti yang sudah melakukan penelitian terlebih dahulu tentang penggunaan jobsheet. Perbedaan ini terjadi pada bidang studi penelitian yang telah dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan penelitian pembelajaran bidang studi Pemrograman Web, sedangkan dalam penelitian terdahulu melakukan penelitian pada bidang studi Web Desain, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) dan Praktek Las Dasar. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran diartikan sebagai interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pengertian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga unsur utama dalam proses pembelajaran yaitu peserta didik dan pendidik dengan media sumber belajar. Antara peserta didik dan pendidik harus terdapat interaksi, (Chalil,A&Latucaonsina, 2008:1) [4]. Menurut Usman (2011:4) dijelaskan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu [5]. 2 Jobsheet Pembelajaran Sulistiyanto, A (2013) mengatakan bahwa Jobsheet adalah lembaranlembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, petunjuk, langkahlanghah untuk menyelesaikan suatu tugas. Jobsheet dalam penelitian ini adalah suatu petunjuk praktik yang berisi tujuan-tujuan, urutan petunjuk kerja, gambar komponen spesifikasi ukuran, hasil pemeriksaan dan kesimpulan mengenai praktik yang telah dilaksanakan di laboratorium [5]. Jobsheet adalah alat pendidikan yang dicetak (a printed type of teaching aid) yang digunakan untuk mendukung seorang instruktur dalam pengajaran keterampilan terutama di workshop, yang di dalamnya berisi seperangkat pengarahan dan gambar tentang bagaimana cara membuat atau menyelesaikan pekerjaan [6]. Jobsheet digunakan sebagai alat pendukung dalam praktikum yang dimaksudkan sebagai alat bantu dikalangan sekolah dan dipakai oleh peserta didik. jobsheet digunakan oleh praktikan pada saat mengerjakan praktek ataupun praktikum agar praktikan lebih mudah mengerjakan apa yang dikerjakan sesuai dengan ptunjuk yang telah ditentukan [6]. Karakteristik Jobsheet Terdapat manfaat yang didapatkan praktikan atau peserta didik bila menggunakan jobsheet saat melakukan kerja praktik atau praktikum adalah dapat lebih memahami materi, mengerti dan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan benar sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ada dalam jobsheet. Karakteristik jobsheeet yang baik mempunyai komponen sebagai berikut : a. Kompetensi Kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang dimiliki setelah mendapatkan pembelajaran tentang hasil prakteknya. Komptensi digunakan untuk mengetahui konsep dasar. Kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja dengan baik. Hal ini didasarkan pada teori perilaku klasik yang menjelaskan sebab-akibat dinyatakan sebagai niat, tindakan, dan hasil untuk memodelkan kompetensi sebagai hubungan sebak-akibat. b. Alat da Kelengkapannya Alat merupakan pendukung yang sangat berperan dalam proses kegiatan praktik. Tanpa ketersediaan alat, maka kegiatan praktek sulit dan bahkan tidak bisa diselenggarakan. Penyediaan peralatan tergantung ada jenis praktik yang akan dilakukan. Adanya alat dan perlengkapan yang lebih memadai, peserta didik akan cepat memahami maksud dan tujuan yang ada dalam jobsheet. c. Keselamatan Kerja Keselamatan kerja merupakan tindakan yang dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan beresiko pada peserta didik maupun pada alat itu sendiri saat kegiatan praktik berjalan. 3 d. Langkah Kerja Langkah kerja merupakan panduan dalam langkah menjalankan atau mengoperasikan proses praktik dari pembacaan jobsheet. Perlu diketahui bahwa langkah kerja ini dibuat agar peserta didik dapat menjalankan alur pengerjaan dan tidak terjadi kesalahan. e. Gambar Kerja Gambar kerja merupakan bagian utama pada jobsheet yang menjelaskan maksud dari jobsheet dan lembaran yang berfungsi sebagai latihan peserta didik dalam mengembangkan kompetensinya.Gambar kerja pada jobsheet dibuat sedemikian rupa, meskipun sederhana namun jelas.Lebih diarahkan pada peserta didik dalam membaca dan memahami gambar tersebut sehingga lebih memperlancar praktik [3]. f. Penilaian Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Dikarenakan pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan atas penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang digunakan adalah menggunakan penilaian acuan patokan. Dengan demikian guru dapat menilai melalui proses dan hasil kerjanya [7]. Efektivits Jobsheet Efektivitas adalah sebuah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya [8]. Efektivitas dapat diartikan berhasil atau tepat guna. Kata efektif adalah kata dasar, sedangkan kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Rohmana (2012:10) menjelaskan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan [9]. Menurut Izzudin (2013:10), efektivitas mempunyai arti seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan yang menyatakan seberapa jauh target telah tercapai. Semakin besar pencapaian target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya atau minimal sebanding antara pencapaian target dan usaha tersebut [10]. Indikator efektivitas dalam penelitian ini adalah : (1) hasil belajar menggunakan jobsheet pemrogrman web lebih baik, (2) adanya peningkatan hasil belajar siswa, (3) ketuntasan hasil belajar siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari 70 %, (4) adanya keaktifan aktifitas belajar siswa lebih dari 50 %, (5) adanya respon positif dari siswa pada saat pembelajaran [11]. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperolah peserta didik setelah mengalami belajar. Aspek-aspek perubahan perilaku yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Hasil belajar yang dimaksud penelitian ini adalah kemampuan belajar peserta didik setelah diberi pembelajan dengan menggunakan jobsheet yang ditunjukkan dengan hasil belajar ranah psikomotorik pada akhir pembelajaran, setelah peserta didik memperoleh perlakuan dalam proses pembelajaran [10]. 4 3. Metode Penelitian Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperiman, dimana peneliti memberi suatu stimulasi, treatment atau kondisi-kondisi eksperimental kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan olah adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiman. Jenis Nonequevalent control group design dengan rancangan penelitian sebagai berikut : Tabel 1 Nonequevalent control group design Pretest Treatment Posttest Keterangan : O1 O2 O3 O4 x - O1 X O2 O3 - O4 = pretest kelompok eksperimen = posttest kelompok eksperimen = pretest kelompok kontrol = posttest kelompok kontrol = perlakuan dengan menggunakan jobsheet (kelas eksperimen) = perlakuan tanpa menggunakan jobsheet (kelas kontrol) Dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan jobsheet dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Pemrograman Web siswa kelas X jurusan Rekayasa Perangkat Lunak SMK N 1 Tengaran Kab. Semarang dengan jumlah sampel adalah 76 siswa. Desain penelitian dipilih dua kelompok kelas, dimana kelas yang pertama diberi perlakuan dengan menggunakan jobsheet sedangkan kelas yang kedua tidak menggunakan jobsheet saat praktek. Instrumen yang digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas jobsheet dalam pembelajaran Pemrograman Web adalah berupa tes (pretest – posttest.) Populasi yang diambil dalam penelitian adalah seluruh siswa SMK N 1 Tengaran dengan sampel yang diambil sebanyak 76 siswa yang terbagi dalam dua kelas yaitu kelas X RPL 1 sebagai kelompok kontrol dan X RPL 2 sebagai kelompok eksperimen. Insturmen yang digunakan untuk mengetahui efektivitas jobsheet dalam pembelajaran mata diklat Pemrograman Web berupa tes (pretest – posttest) dan kuesioner. 5 Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk menguji sebaran data kedua kelas berasal dari pupulasi yang sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian Pengujian normalitas data menggunakan uji kecocokan Kolmogorov-Smirnov. Keputusan diambil dengan mempertahikan nilai signifikasi, jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat berdistribusi normal. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas memiliki varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan statistik uji Levene. Keputusan diambil dengan memperhatikan nilai signifikasi, jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka kedua kelas homogen. Uji Hipotesis Hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan dan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan. Adapun hipotesis nihil (H0) dalam penelitian ini adalah tidak adanya efektifitas penggunaan jobsheet untuk mata diklat Pemrograman Web terhadap prestasi belajar peserta didik di SMK N 1 Tengaran. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah adanya efektifitas penggunaan jobsheet untuk mata diklat Web Desain terhadap prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri 1 Tengaran. Menurut Triton PB (2005:170) independent sample t-test adalah pengujian menggunakan distribusi t terhadap signifikansi perbedaan nilai rata-rata tertentu dari dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Selain itu, independent sampel t-test dipilih karena data penelitian terdistribusi normal dan homogen. Pengambilan keputusan untuk hipotesis menggunakan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis nihil (H0) pada taraf signifikansi 5% adalah apabila thitung > ttabel maka hipotetsis nihil (H0) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima, tetapi jika thitung < ttabel maka hipotesis nihil (H0) diterima atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Selain itu, untuk menentukan hipotetsis nihil (H0) diterima atau tidak dapat juga dilihat melalui signifikansi atau probabilitas yaitu apabila probabilitas > 0,05 maka hipotetsis nihil (H0) diterima atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak, sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka hipotetsis nihil (H0) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima. 4. Hasil Dan Pembahasan Pada proses penelitian ini, kegiatan pembelajaran diberikan untuk kedua kelas yaitu kelompok kontrol (kelas X RPL 1) dan kelompok eksperimen (kelas X RPL 2). Setelah menentukan kelas mana yang dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random, kemudian dilakukan tes kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Jenis pembelajaran yang membedakan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah penggunakan alat yang digunakan. Pada kelompok kontrol proses pembelajaran tanpa menggunakan jobsheet, sedangkan pada kelas eksperimen proses pembelajaran dengan menggunakan jobsheet. Jobsheet dalam hal ini digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran 6 untuk memudahkan siswa memahami materi yang diberikan. Desain alur pembelajaran yang digunakan dalampenelitiandapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Desain alur pembelajaran Penggunaan jobsheet yang digunakan untuk pembelajaran kelas eksperimen ini mempunyai tampilan sebagai berikut : Gambar 2.Contoh tampilan jobsheet 7 Contoh tampilan jobsheet pada gambar 2 menunjukkan beberapa komponen yang ada pada jobsheet. Komponen-komponen yang terdapat pada jobsheet antara lain adalah kompetensi, alat dan bahan, keselamatan kerja, langkah kerja, gambar kerja, dan penilaian. Gambar 3 Contoh tampilan jobsheet Langkah pertama pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dilakukan adalah guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Langkah selanjutnya siswa diberikan penjelasan materi yang diajarkan selama 45 menit. Langkah berikutnya setelah siswa diberikan materi, siswa diberikan tes kemampuan awal pretest untuk mengetahui kemampuan awal. Pertemuan selanjutnya guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Pada tahap ini pembelajaran yang dilakukan pada 30 menit pertama guru menjelaskan materi dan siswa menyimak materi yang dijelaskan guru. Langkah selanjutnya siswa mempraktikkan materi yang sudah dijelaskan oleh guru, pada pembelajaran praktikum ini terdapat perbedaan dimana pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan tanpa menggunakan jobsheet, sedangkan kelas eksperiman diberi 8 perlakuan dengan menggunakan jobsheet. Pada akhir pembelajaran guru menanyakan siswa mengenai pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari oleh siswa. Pada akhir pembelajaran guru mengumumkan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan. Terdapat kendala yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran praktikum, diamana ditemukan komputer yang tidak dapat digunakan karena terjadi kerusakan pada komputer tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut guru segera mencarikan solusi dengan memperbolehkan siswa memakai laptop pribadi untuk melanjutkan praktikum. Tahap terakhir pembelajaran dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama digunakan untuk kegiatan praktikum selama 45 menit dan tahap terakhir digunakan untuk mengambil nilai posttest. Pada tahap terakhir ini guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya siswa diberi penjelasan mengenai materi yang akan dipraktikkan, dimana perlakuan pada kelas kontrol tanpa menggunakan jobsheet sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan jobsheet. Pada pembelajaran 45 menit terakhir selanjutnya siswa diberi soal posttest untuk mengetahui kemempuan akhir setelah dilakukan pembelajaran. Tes kemampuan akhir ini diberikan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan menggunakan jobsheet. Penggunaan jobsheet dikatakan efektif jika memenuhi beberapa indikator yaitu hasil belajar menggunakan jobsheet pemrograman web lebih baik, adanya peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan, hasil belajar siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan adanya keaktifan belajar siswa [9]. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan jobsheet menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Hasil tersebut dapat dilihat pada hasil belajar nilai rata-rata kelas dari hasil pengujian pretest dan postest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Berikut adalah hasil rata-rata nilai kelas antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Ringkasan nilai kedua kelompok Kelompok Kontrol Eksperimen Sampel Uji pre-test 38 38 Rata-rata pre-test 69,34 68,11 Sampel uji post-test 38 38 Rata-rata post-test 71,79 79,53 Berdasarkan data pada tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes kemampuan awal (pre-test) kelas eksperimen sebelum pembelajaran menggunakan jobsheet sebesar 68,11. Rata-rata nilai akhir kelas eksperimen setelah pembelajaran menggunakan jobsheet sebesar 79,53. Rata-rata nilai awal kelas kontrol sebelum pembelajaran menggunakan jobsheet sebesar 68,50. Ratarata nilai tes kemampuan akhir kelas kontrol setelah pembelajaran menggunakan jobsheet sebesar 71,79. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen rata-rata hasil belajar pada tes pretest mendapat nilai rata-rata 68,11 dan rata-rata hasil belajar pada tes posttest yang telah diberikan perlakuan 9 jobsheet meningkat menjadi 79,53. Sehingga pada kelas eksperimen setelah diberikan pembelajran dengan jobsheet mengalami peningkatan rata-rata mencapai 11,42. Sedangkan pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar pada tes pretest mendapat nilai rata-rata 69,34 dan rata-rata hasil belajar pada tes posttest tanpa menggunakan jobsheet mendapat nilai rata-rata 71,79 sehingga pada kelas kontrol mengalami peningkatan nilai rata-rata 2.45. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan jobsheet berhasil dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Dilihat dari hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Pemrograman Web kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Ketuntasan hasil belajar nilai posttest Kelas Jumlah siswa tuntas Kontrol Eksperimen 16 34 Presentase ketuntasan 42,11 89,41 Keterangan Tercapai Tercapai Berdasarkan data pada tabel 3 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar nilai posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen diperoleh jumlah siswa tuntas untuk kelas kontrol sebanyak 16 siswa dengan presentase sebesar 42,11 %, sedangkan jumlah siswa tuntas untuk kelas eksperimen sebanyak 34 siswa dengan presentase 89,41 %. Jika dihitung dari siswa yang tidak tuntas pada kelas kontrol diperoleh sebanyak 22 siswa tidak tuntas belajarnya dengan presentase 57,89 %, pada kelas eksperimen siswa tidak tuntas belajarnyadiketahui sebanyak 4 siswa dengan presentase 10, 53 %. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa pada kelas kontrol disebabkan oleh faktor kurangnya media yang memadai sebagai sarana pembelajran, sehingga pembelajran kurang bervariasi yang menyebabkan pemahaman siswa tentang materi pemrograman web kurang maksimal. Sedangkan faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan kurangnya guru dalam memotivasi anak untuk belajar. Berdasarkan jumlah presentase ketuntasan belajar dapat disimpulkan bahwa presentase ketuntasan belajar kelas eksperimen dengan menggunakan jobsheet lebih tinggi dibandingkan presentase kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan jobsheet sangat efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Indikator keaktifan siswa juga digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Indikator keaktifan siswa pada saat pembelajaran diisi oleh observer dengan cara mengamati dan mengisi lembar observasi dengan indikator yang telah disediakan, indikator adalah (1) Siswa memperhatikan guru saat pembelajaran, maksud dari indikator adalah siswa duduk dengan tenang memperhatikan guru pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran. (2) Siswa memperhatikan materi pembelajaran, maksud dari indikator adalah siswa duduk dengan tenang mendengarkan ucapan guru pada saat guru menyampaikan materi. (3) Siswa paham terhadap materi yang diajarkan, maksud indikator adalah siswa memahami materi setelah guru menjelaskannya. (4) Siswa aktif mencatat materi pembelajaran, maksud indikator adalah siswa 10 mencatat materi dari guru saat teori maupun saat praktikum. (5) Siswa aktif bertanya kepada guru, maksud indikator adalah siswa melakukan interaksi dengan guru dengan menanyakan materi yang belum dipahami. (6) Siswa tertarik dengan materi yang disajikan, maksud indikator adalah dengan guru menyampaikan materi siswa menjadi tertarik untuk memahami materi. (7) Siswa diam dan tenang saat pembelajaran, maksud dari indikator adalah siswa saat mengikuti pembelajaran tidak melakukan kegaduhan. (8) Siswa terfokus pada materi yang diajarkan, maksud dari indikator adalah siswa tetap menjaga konsentrasi dari awal hingga akhir pelajaran. (9) Siswa antusias terhadap materi yang diajarkan, maksud dari indikator adalah siswa tetap semangat dalam menjalankan perintah-perintah dari guru [10]. (10) Siswa berpartisipasi aktif dalam percobaan, maksud dari indikator adalah siswa siswa aktif dalam mempraktikkan materi yang ada pada jobsheet. (11) Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, maksud dari indikator adalah siswa mempunyai dorongan kuat dalam menggunakan jobsheet utuk praktikum. (12) Adanya interaksi positif siswa pada saat melakukan percobaan. (13) Ketertarikan siswa terhdap materi yang disajikan meningkat saat melakukan percobaan menggunakan jobsheet. (14) Siswa semakin jelas dan konkrit saat penjelasan materi yang disajikan dengan melakukan percobaan (15) Siswa merefleksi dengan bertanya kepada guru tentang kesulitan dalam pembelajaran [12]. Dalam menghitung jumlah skor yang didapat setelah angket dihitung adalah : (1) Skor 1 : jika pernyataan tersebut dilaksanakan oleh kurang dari 10% dari seluruh jumlah siswa yang ada. (2) Skor 2 : jika pernyataan dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa yang ada. (3) Skor 3 : jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari seluruh jumlah siswa yang ada. (4) Skor 4 : jika pernyatan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada. Selanjutnya adalah merekap hasil dari jumlah skor yang diperoleh dengan kriteria penilaian sebagai berikut : jika jumlah skor 46-60 kategori A, jika jumlah skor 31-45 ketegori B, jika jumlah skor 16-30 kategori C, jika jumlah skor 1-15 ketegori D. Keterangan Kategori sebagai berikut : A = Sangat baik, B = Baik, C = Cukup baik, D = Kurang [12]. Berdasarkan perhitungan presentase hasil penilaian keaktifan siswa diperoleh rata-rata 71,67 untuk kelompok eksperimen dan 86,67 untuk kelompok kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata keaktifan belajar kelompok eksperiman lebih baik dibandingkan keaktifan belajar rata-rata kelompok kontrol. Berikut adalah tabel rata-rata keaktifan siswa. Tabel 4 Daftar rata-rata Keaktifan Siswa Kelompok Rata-rata Kategori 71,67 B (baik) Kontrol 86,67 A (sangat baik) Eksperimen Dari hasil tabel 4 dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa kelas eksperimen yang menggunakan jobsheet lebih efektif dibandingkan dengan kelas kontrol tanpa menggunakan jobsheet untuk pembelajran Pemrograman Web dilihat dari presentase keaktifan siswa. 11 Adanya respon positif dari siswa pada saat pembelajaran menjadi indikator efektivitas penggunaan jobsheet. Kuesioner adalah instrumen yang sangat baik dalam pengumpulan data. Kuesioner umum digunakan sebagai metode untuk mengumpulkan data [13]. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon atau tanggapan sesuai dengan permintaan pengguna [14]. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan jobsheet. Dari total 38 siswa atau responden kelas eksperimen dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 item didapatkan skor sebanyak 1064 perhitungan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Perhitungan presentase per item pertanyaan No Pernyataan 1 Saya senang belajar pemrograman web jika pembelajarannya dilakukan dengan jobsheet. Saya lebih mudah belajar pemrograman web dengan dengan jobsheet Saya lebih paham belajar pemrograman web dengan menggunakan jobsheet Pembelajaran dengan menggunakan jobsheet sangat membantu dalam proses pembelajaran Jobsheet memudahkan saya memahami materi yang ada Jobsheet tidak membuat saya merasa bosan dengan materi pembelajaran Adanya pemanfaatan jobsheet dalam pembelajaran sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan Total 2 3 4 5 6 7 Presentase = Skor total jawaban Presentase 125 11,75% 124 11,65% 120 11,28% 112 10,53% 130 12,22% 110 10,34% 115 10,81 836 78,57% x 100 % = = 78,57 % Hasil perhitungan menunjukkan interval setuju dan sangat setuju mendekati pada kriteria setuju dengan presentase 78,57%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan jobsheet mendapat tanggapan positif dan disetujui responden serta layak digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pemrograman web. 12 5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar mata diklat Pemrograman Web dengan pembelajaran menggunakan jobsheet, dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan jobsheet. Pada kelompok kontrol, prestasi belajar peserta didik yang tidak menggunakan jobsheet rata-rata nilai akhir (post-test) sebesar 71,79. Sedangkan pada kelompok eksperimen, prestasi belajar peserta didik yang menggunakan jobsheet rata-rata nilai akhir (post-test) sebesar 79,53. Hasil ketuntasan hasil belajar nilai posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 38 siswa diperoleh jumlah siswa tuntas untuk kelas kontrol sebanyak 16 siswa dengan presentase sebesar 42,11 %, sedangkan jumlah siswa tuntas untuk kelas eksperimen sebanyak 34 siswa dengan presentase 89,41 %. Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran bagi penelitian selanjutnya adalah selain memanfaatkan jobsheet dalam bentuk buku, juga dapat melakukan penelitian dengan menggunakan jobsheet dalam bentuk digital atau jobsheet berbasis web browser. Pengembangan ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih efektif dan termotivasi dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu juga dapat melakukan penelitian dengan memanfaatkan jobsheet dengan mata diklat yang berbeda. 6. [1]. [2]. [3]. [4]. [5]. [6]. Daftar Pustaka Purnomo, Ari. 2013, Efektivitas Jobsheet Sebagai Media Pembelajaran Mata Diklat Web Desain Kelas X RPL Di SMK YPKK 1 Sleman, EJPTI, Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik, 2(4):2 Nurrohmawati, Lisna. 2012, Pengembangan Media Pembelajaran Jobsheet Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi Di SMK N 3 Yogyakarta, EJPTI, Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik, 1(3):2 Destiyanto, Mahendra.(2012).Pengaruh Penggunaan Jobsheet Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Diklat Praktik Las Dasar Di SMK Negeri 2 Klaten.Laporan Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Muttaqin, Muh. (2012), Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Kelas IX SMP Islam AnNisa, Laporan Skripsi, STIKIP Siliwangi Bandung, Bandung. Sulistiyanto,Agus.(2013).Perbaikan Job Sheet Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi PerbaikanServis Engine Dan KomponenKomponennya. Laporan Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Yahya, Muhammad (2014). Efektivitas Penggunaan Job Sheet pada Pembelajaran Praktik Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNM,Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT UNIMED,15(1):32 13 [7]. [8]. [9]. [10]. [11]. [12]. [13] [14] Widarto, 2013. Panduan Penyusunan Jobsheet Mapel Produktif Pada SMK (Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-widartompd/panduan-penyusunan-jobsheet-mapel-produktif-pada-smk.pdf, diakses pada 26 Agustus 2014) Bram, Yudi Farola. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT. Rambang Dengan Menggunakan Model CPIC Model. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol 3 No. 6. Hal : 4 Rohmana. (2012), Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Mengenal Produk Hasil Pengawetan Bahan Hewani Yang Diasinkan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kalibawang. Laporan Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Izzudin. (2013), Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Video Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Praktik Service Engine Dan Komponen-Komponennya. Laporan Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Mulyasa, (2009), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara. Ardie, Toni Agus. (2012), Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran SAVI Pada Siswa Kelas V SDN Salatiga 01. Laporan Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta. Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta 14