The Effectiveness Of Collaborative Reading In The Third Semester

advertisement
The Effectiveness Of Collaborative Reading In The Third Semester Of
English Department STKIP PGRI Ngawi In Academic Year 2016/2017
By :
Asmara Nengke A.
NIDN. 0707078609
ABSTRACT
The purpose of this research is to know whether or not collaborative reading lead
to greater reading comprehension of a text than private reading. It is found that
some reasearches proof the evidence of the assumption that collaborative learning
is an effective pedagogical approach in various EFL contexts. However, generally
there have been few studies of collaborative learning and particulary in
collaborative reading.
The study sample comprised two groups of students in third semester of STKIP
PGRI Ngawi. The major intervention consisted of four texts of equal length. Each
class read two of the texts collaboratively in small groups and the other two
privately. After reading the text the participants took a comprehension test.
Collaborative reading resulted in consistently higher scores than private reading
for all four texts. Group interactions during collaborative reading were tape
recorded and transcribed. Analysis of the transcriptions revealed that collaborative
readers were involved in five major processes of collaborative reading, namely:
brainstorming, clarifying the language, paraphrasing, summarizing, and
interaction management.
The results of the study based on the limitations of the study can be identified as
follows. (1) The numbers of participants were restricted to two classes totalling 10
(LPG students) and two classes totalling 10 (HPG students). Because there is
small sample, it must be careful about drawing conclusions from the outcomes
with respect to other populations; (2) The extent of the teacher’s intervention was
limited to briefly introducing the texts to the students both orally and in written
form, chairing the whole-class discussion, and answering the possible questions
only after the comprehension tests; (3)This study focussed on general
comparisons between collaborative reading and private reading. No account was
taken of the differences between individuals in terms of linguistic abilities and
collaborative performance. It did not focus on the behaviour and talk of either
individual students or each of the groups separately.
These interactions are based on the principles of small-group processes and CL.
Nevertheless, it is important to maintain perspective. This study investigated the
relative effectiveness of collaborative reading in an EFL context and hence does
not demonstrate that collaborative reading is a better method than private reading.
Keywords: collaborative reading, private reading, EFL (English as a foreign
language) reading comprehension
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
16
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah membaca kolaboratif
(collaborative reading) tersebut mengarah pada pemahaman bacaan teks yang
lebih besar daripada membaca mandiri (private reading) . Ditemukan bahwa
beberapa penelitian membuktikan bukti asumsi bahwa pembelajaran kolaboratif
merupakan pendekatan pedagogis yang efektif dalam berbagai konteks EFL.
Namun, umumnya hanya ada beberapa studi tentang pembelajaran kolaboratif dan
khususnya dalam membaca kolaboratif (collaborative reading) .
Sampel penelitian terdiri dari dua kelompok siswa semester tiga STKIP PGRI
Ngawi. Intervensi utama terdiri dari empat teks dengan panjang yang sama. Setiap
kelas membaca dua teks itu secara kolaboratif dalam kelompok kecil dan dua
lainnya secara pribadi. Setelah membaca teks peserta melakukan tes pemahaman.
Membaca kolaboratif (collaborative reading) menghasilkan nilai yang lebih tinggi
secara konsisten daripada membaca mandiri (private reading) untuk keempat teks
tersebut. Interaksi kelompok selama membaca kolaboratif direkam dan
ditranskripsikan. Analisis transkrip tersebut mengungkapkan bahwa pembaca
kolaboratif terlibat dalam lima proses utama membaca kolaboratif (collaborative
reading), yaitu: brainstorming, clarifying, paraphrasing, summarising dan,
interaction management.
Hasil penelitian berdasarkan keterbatasan penelitian dapat diidentifikasi sebagai
berikut. (1) Jumlah peserta dibatasi dua kelas dengan total 10 siswa (kelompok
LPG) dan dua kelas dengan jumlah 10 siswa (kelompok HPG). Karena sampelnya
kecil, maka harus berhati-hati untuk menarik kesimpulan dari hasil sehubungan
dengan populasi lainnya; (2) Tingkat intervensi dosen terbatas untuk secara
singkat mengenalkan teks kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis,
memimpin diskusi kelas secara keseluruhan, dan menjawab pertanyaan yang
mungkin terjadi hanya setelah tes pemahaman; (3) Penelitian ini difokuskan pada
perbandingan umum antara membaca kolaboratif (collaborative reading) dan
membaca mandiri (private reading) . Tidak ada hasil yang diambil dari perbedaan
antara individu dalam hal kemampuan linguistik dan kinerja kolaboratif. Ini tidak
berfokus pada perilaku dan diskusi siswa individual atau masing-masing
kelompok secara terpisah.
Interaksi ini didasarkan pada prinsip-prinsip proses kelompok kecil dan
Collaborative Learning (CL). Meski begitu, penting untuk menjaga perspektif.
Penelitian ini meneliti efektivitas relatif membaca kolaboratif (collaborative
reading) dalam konteks EFL dan oleh karena itu tidak menunjukkan bahwa
membaca kolaboratif (collaborative reading) adalah metode yang lebih baik
daripada membaca mandiri (private reading) .
Kata kunci: membaca kolaboratif (collaborative reading), membaca mandiri
(private reading) , pemahaman bacaan EFL (bahasa Inggris sebagai bahasa
asing)
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
17
pendekatan yang tepat dalam konteks
PENDAHULUAN
Penelitian ini merupakan peneliti pengajaran
an
terhadap
efektifitas
EFL
di
Indonesia,
membaca khususnya di STKIP PGRI Ngawi, dan
kolaboratif, aplikasi pembelajaran kola jika demikian, bagaimana potensinya
boratif tertentu, di semester tiga Jurusan dapat dikembangkan. Penelitian ini
Bahasa Inggris STKIP PGRI Ngawi dirancang
untuk
mulai
memenuhi
sebagai Bahasa Asing (EFL). Penelitian kebutuhan teersebut.
ini didorong oleh kegagalan yang
Penelitian
ini
berfokus
pada
dirasakan dalam pendekatan tradisional pengajaran pemahaman bacaan EFL di
untuk mengajarkan pema haman bacaan tingkat universitas. Tujuan pertama
untuk mencapai tujuan pengembangan adalah
pembaca Bahasa Inggris mandiri.
Ada
untuk
banyak
bukti
mendukung
pembelajaran
untuk
membaca
mengetahui
kolaboratif
apakah
(collaborative
penelitian reading)memiliki efek positif pada
asumsi
kolaboratif
bahwa pengembangan kemampuan pemaham
adalah an bacaan EFL seorang siswa Jurusan
pendekatan pedago gis yang efektif Bahasa Inggris. Yang kedua adalah
dalam berbagai konteks EFL (Bejarano, untuk mengeksplorasi sejauh mana efek
1987; Roskams, 1999; Lan, Sung, & tersebut
bervariasi
sesuai
dengan
Chang, 2006; Chen & Hird, 2006). kompetensi siswa dalam pemahaman
Namun,
hanya
sedikit
penelitian bacaan.
Yang
ketiga
adalah
tentang pembelajaran kolabo ratif pada mengeksplo rasi proses dan strategi
umumnya (Baleghizadeh, 2010) dan yang mungkin berkontribusi untuk
tidak ada dalam membaca kolaboratif membuat
(collaborative
reading)
membaca
kolaboratif
khususnya, (collaborative reading) efektif; Dan
sehubungan dengan penga jaran EFL di tujuan
terakhir
adalah
bagaimana
STKIP PGRI Ngawi. Ada kebutuhan mereka bisa melakukannya, sebagai
mendesak untuk penelitian di bidang ini dasar penyempurnaan dan perbaikan
untuk
memastikan
apakah lebih lanjut terhadap pendekatan ini
pembelajaran kolaboratif merupakan
dapat dilakukan di masa mendatang.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
18
Dengan
semakin
pentingnya menetapkan basis bukti yang dapat
Bahasa Inggris sebagai bahasa asing merangsang
terpenting
di
Indonesia,
dan
terutama perkembangan
karena perannya dalam komunikasi dan penelitian
konektivitas global via internet, STKIP Secara
menginformasikan
masa
depan
mengenai
khusus,
PGRI Ngawi sangat membutuhkan menyelidiki
dalam
masalah
penelitian
apakah
ini.
ini
membaca
pengembangan keakuratan dan kelancar kolaboratif (collabo -rative reading)
an ketrampilan Bahasa Inggris dasar, memiliki potensi, dan apakah membaca
terutama dalam membaca.
kolaboratif (collabo-rative reading) bisa
Keterampilan pemahaman bacaan membuat pema haman bacaan lebih
adalah fokus yang tepat pada penelitian efektif
ini,
di
bidang pengajaran
PGRI
Ngawi,
pembelajarannya
lebih
Bahasa menyenangkan.
Inggris. Dosen Bahasa Inggris di
STKIP
dan
Selama beberapa tahun mengajar
sebagai membaca di semester tiga Jurusan
profesional, diharapkan dapat mere Bahasa Inggris STKIP PGRI Ngawi
nungkan metode pengajaran mereka yang didukung oleh guru praktik
dan berusaha untuk terlibat dalam menunjukkan bahwa pendekatan peda
pengembangan
profesional
untuk gogis untuk mengajarkan pemahaman
mengikuti pendekatan pedagogik baru.
Selama
bertahun-tahun,
bacaan di STKIP PGRI Ngawi (sesuai
telah dengan
silabus
struktural
yang
terjadi peningkatan penelitian tentang dominan) dilakukan secara teacherketerampilan memahami bacaan di centered dan teacher-fronted. Akibat Indonesia.
Namun,
belum
dapat nya, sedikit kesempatan yang tersisa
ditemukan sebuah studi empiris tentang bagi siswa untuk secara aktif terlibat
membaca
kolaboratif
(collaborative dalam
membangun
reading) yang meneliti potensi pembe Selanjutnya,
sebagian
makna
teks.
besar
siswa
lajaran kolaboratif dalam pengajaran belum diajari bagaimana bertanggungpemahaman bacaan di STKIP PGRI jawab
Ngawi.
Studi
ini
mencoba
untuk sendiri;
untuk
pembelajaran
Mereka
cenderung
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
mereka
tetap
19
bergantung
pada
guru
mereka kolaboratif
(collaborative
reading)
berkenaan dengan makna teks bacaan. mengarah pada pemahaman teks yang
Dalam keadaan seperti ini, banyak lebih
baik
daripada
siswa tidak mengembangkan minat atau tradisional
untuk
pendekatan
mengajarkan
motivasi yang cukup untuk menjadi pemahaman bacaan. Ketiga, seperti
pembaca mandiri.
yang dijelaskan di atas, mayoritas
Kenyataannya, para siswa tidak dosen Bahasa Inggris di STKIP PGRI
mandiri dalam memahami apa yang Ngawi masih berkomitmen terhadap
mereka baca dan tidak memiliki akses pende
katan
ke sumber pengetahuan lain, termasuk pengajaran
tradisional
bahasa
terhadap
secara
umum,
rekan sejawat (teman sekelas) mereka. terlebih lagi terhadap pendekatan yang
Latar belakang ini memberikan dasar berpusat pada guru, yang hasilnya tetap
pemikiran untuk penelitian ini. Dasar tidak memuaskan berkenaan dengan
pemikiran untuk penelitian ini muncul prestasi akademik secara umum, dan
dari aspirasi penulis saat ini untuk pembe lajaran bahasa pada khususnya.
mengeksplorasi pendekatan baru untuk Hal ini mungkin disebabkan oleh
mengajarkan
pemahaman
bacaan budaya sistem pendidikan Indonesia,
dengan latar belakang ketidakmampuan yang didominasi oleh kurikulum topyang dirasakan dari pendekatan saat ini down dimana guru adalah satu-satunya
di bidang ini.
otoritas di kelas dan siswa tidak
Penelitian ini penting karena diharapkan terlibat dalam kegiatan
beberapa alasan. Pertama, penelitian belajar mengajar kolaboratif.
sistematis jenis ini belum dilakukan
dalam kaitannya dengan pengajaran
Bahasa Inggris di STKIP PGRI Ngawi.
Kedua, ada sejumlah bukti penelitian
(Stevens et al, 1991; Anderson and
Roit, 1993; Seng dan Hashim, 2006)
yang menunjukkan bahwa membaca
Rumusan Masalah
Berdasarkan tinjauan literatur, pertanya
an penelitian berikut dirumuskan untuk
memandu penelitian:
1. Apakah
membaca
kolaboratif
(collaborative-reading) menghasil kan pemahaman teks yang lebih
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
20
besar daripada membaca mandiri mengungguli siswa dalam mengidenti
(private reading)? Jika begitu:
fikasi bagian-bagian gagasan utama.
2. Apakah efek ini bervariasi sesuai
Palincsar
dan
Brown
(1984)
kompetensi siswa dalam membaca melakukan penelitian mereka untuk
pemahaman?
mencatat dan mempelajari pembicaraan
3. Strategi apa yang digunakan oleh siswa
cara
apa
berkontribusi
strategi
pada
dalam
Reciprocal
siswa selama bacaan kolaboratif,
4. Dengan
di
kelompok
Teaching
ini memantau
kinerja
sesi
dan
untuk
siswa
secara
tingkat individual pada tindakan pemahaman
pemahaman yang lebih tinggi?
sehari-hari. Analisis data menunjukkan
bahwa pemahaman siswa meningkat,
TINJAUAN LITERATUR
Sejumlah
memberikan
baik dalam
penelitian
bukti
telah
empiris
yang
atau yang dipimpin oleh rekan) dalam
membantu siswa menyusun konstruk
makna dari teks. Stevens et al (1991)
melakukan penelitian untuk mengetahui
dampak instruksi langsung terhadap
strategi pemahaman bacaan dan sejauh
mana proses pembelajaran kooperatif
meningkatkan
terhadap
pembelajaran
strategi
ini.
siswa
Hasilnya
menunjukkan bahwa siswa yang terlibat
dalam strategi pembelajaran kooperatif
dengan
instruksi
langsung
dalam
pemahaman bacaan dan mereka yang
mereka
dalam
diskusi kelompok dan dalam penilaian
pemahaman individu.
menyoroti peran interaksi sosial (baik
dalam diskusi yang dipimpin oleh guru
dialog
Anderson
dan
Roit
(1993)
mengembangkan sebuah pendekatan
yang disebut Collaborative Strategy
Instruction,
yang
dirancang
untuk
mengajarkan pemahaman bacaan dalam
konteks diskusi yang dipimpin oleh
guru.
Dalam
penelitian
mereka,
kelompok eksperimen, yaitu, guru dan
siswa dalam kelompok Collaborative
Strategy
Instruction,
mengungguli
kelompok kontrol dalam setiap aspek
yang
berkaitan
dengan
upaya
konstruktif bersama untuk memahami
gagasan teks (Anderson and Roit, 1993,
hal 134).
mengikuti instruksi langsung hanya
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
21
Almasi (1995) membandingkan
jumlah dan kompleksitas pertanyaan
efek pengajaran anak kelas empat dan pertanyaan yang diinisiasi siswa
melalui diskusi yang dipimpin oleh dan
pengembangan
pembelajaran
rekan dengan diskusi yang dipimpin siswa.
oleh
guru.
Hasilnya
menunjukkan
Seng dan Hashim (2006) melaku-
bahwa struktur partisipasi desentralisasi kan studi di Malaysia, pada bahasa asli
menghasilkan diskusi yang lebih kaya yang digunakan untuk membaca teks
dan lebih kompleks daripada diskusi bahasa kedua di kelas kolaboratif
terpusat, yang mengakibatkan inter- pelajar ESL tersier. Temuan penelitian
nalisasi proses kognitif yang terkait menunjukkan bahwa tingkat penggunadengan pembacaan yang terlibat.
an L1 (bahasa asli) diperlukan untuk
Beck dkk. (1996) mengembang memahami teks L2 (bahasa asing)
kan sebuah pendekatan (Questioning secara
efektif.
the Author) untuk membantu siswa kesulitan
Ini
konsep
kosa
memecahkan
kata
dan
mema hami informasi penting dalam mengurangi hambatan afektif.
teks
dalam
konteks
diskusi
yang
Studi semacam itu berimplikasi
dipimpin oleh guru. Dalam penelitian pada desain penelitian ini. Misalnya,
mereka, analisis transkrip pelajaran penelitian yang dilakukan oleh Stevens
video dan observasi kelas menunjukkan et al (1991) dan Anderson dan Roit
bahwa obrolan guru menurun secara (1993) menyiratkan perlunya memasuk
kuantitas dan meningkat kualitasnya kan instruksi langsung pada strategi
dengan
penekanan
lebih
pada pemahaman bacaan sebelum melibat-
pertanyaan yang berfokus pada penyu- kan siswa dalam membaca teks secara
sunan dan perluas an makna dan kolaboratif. Almasi (1995) menemukan
keterampilan yang lebih dalam mem- bahwa struktur partisipasi desentralisasi
perbaiki dan menggunakan komentar (peer-led) menghasilkan diskusi yang
siswa dalam diskusi. Ada juga beberapa lebih kaya daripada diskusi terpusat
perubahan dalam isi pembi caraan (guru). Ini menginformasikan rancang
siswa, yang mencakup peningkatan penelitian
ini
karena
peran
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
guru
22
terbatas untuk memungkinkan diskusi keduanya dalam diskusi kelompok
kelompok kecil yang dipimpin oleh mereka.
rekan sejawat terjadi sehingga memberi
Penelitian yang dilaporkan telah
kesempatan pada guru untuk berfokus memberi bukti empiris tentang peran
pada kualitas dan sifat interaksi siswa. positif interaksi sosial (yang melekat
Demikian pula, peran terbatas guru dalam membaca kolaboratif) dalam
dalam penelitian ini adalah dengan meningkatkan kemampuan pemahaman
mempertanyakan pende katan penulis bacaan siswa EFL / ESL. Namun
(Beck et al, 1996) di mana kuantitas demikian, sebagian besar penelitian
guru
untuk
berbicara
menurun. Collaborative
Learning
(CL)
dan
Palincsar dan Brown (1984) melakukan pemahaman bacaan dalam ESL / EFL
penelitian mereka untuk mencatat dan berfokus pada efektivitas kinerja subjek
mempelajari pembicaraan siswa di tertentu
dalam
kelompok
sesi
melalui
perbandingan
dan
Reciprocal membandingkan hasil pra dan pasca
Teaching dan untuk memantau kinerja tes. Beberapa penelitian berfokus untuk
siswa secara individual pada tindakan mengidentifikasi strategi spesifik yang
pemahaman sehari-hari. Demikian pula, digunakan peserta ESL / EFL dalam
dalam penelitian ini, diskusi kolaboratif proses berkolaborasi dengan guru dan
intra-group dicatat dan siswa melaku- teman
sebayanya.
Penelitian
ini
kan tes pemahaman individu setelah dirancang untuk menambah literatur
mereka membaca teks-teks tersebut. dan berkontribusi pada area penelitian
Seng dan Hashim (2006) menyimpul- yang belum berkembang dalam konteks
kan bahwa tingkat peng-gunaan L1 EFL di STKIP PGRI Ngawi dengan
tertentu memfasi litasi pemahaman teks meneliti apakah membaca kolaboratif
L2. Dalam penelitian kali ini, peserta (collabo -rative reading) mengarah pada
diijinkan untuk memilih media komuni- pemahaman teks
yang lebih baik
kasi itu sendiri. Dengan demikian, daripada membaca mandiri (private
mereka diizinkan untuk menggunakan reading), dan jika demikian apakah efek
L1
(Indonesia),
L2
(Inggris)
atau dari
membaca
kolaboratif
(colla-
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
23
borative reading) bisa bervariasi sesuai
Kerangka teoritis penelitian ini
kompe-tensi siswa dalam membaca terdiri dari dua elemen menyeluruh: 1)
pemahaman. Ini juga mengeksplorasi teori
sosio-kultural
atau
konstruk-
strategi yang digunakan peserta EFL tivisme sosial dan peran interaksi untuk
dalam usaha kolaboratif mereka untuk mendukung
pembelajaran;
dan
2)
memahami teks Bahasa Inggris, dan model interaktif pemahaman bacaan.
bagaimana strategi semacam itu dapat Kerangka kerja ini berfokus pada
mengarah pada tingkat pemahaman untaian berikut: kolaborasi (bacaan
yang lebih tinggi.
kolaboratif), inter -aksi dan strategi
membaca berorientasi bottom-up dan
KERANGKA TEORITIS
Kerangka
teoritis
top-down.
penelitian
Collaborative-Interactive
Model
ini,
of
Teaching ESL/EFL Reading Comprehension (Gambar 1), terutama mengacu
pada teori sosio-budaya Vygotskian
atau
konstruktivisme
sosial,
yang
mendasari bahwa interaksi sosial dan
kolaborasi. Akan memainkan peran
penting
dalam
meningkatkan
pemahaman bacaan pada peserta didik
ESL / EFL.
Berdasarkan
dipostulasikan
kolaboratif
model
bahwa
ini,
membaca
(collaborative
reading)
memicu interaksi sosial, yang pada
gilirannya mengarah pada pemrosesan
teks
ke
Singkatnya,
bawah
dan
atas-bawah.
pemahaman
bacaan
individual adalah output dari interaksi
simultan antara strategi bottom-up dan
top-down
yang
diprakarsai
oleh
interaksi sosial yang melekat dalam
membaca kolaboratif
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
24
Gambar 1: Model Kolaborasi-Interaktif Pengajaran Pemahaman Membaca ESL / EFL
METODOLOGI PENELITIAN DAN alternatif. Dengan kata lain, peserta di
PENGUMPULAN DATA
setiap
kelompok
Subjek Penelitian
membaca
kolaboratif
Sebanyak 20 siswa dalam dua reading)
kelompok
berpartisipasi
terlibat
dalam
(collaborative
(pada
kelompok
dalam eksperimental) dan membaca mandiri
penelitian ini. Mereka semua adalah (private
reading)
(pada
kelompok
mahasiswa tahun kedua (di semester kontrol) sama dalam sesi alternatif.
ketiga, saat penelitian dilakukan) di
Untuk mengendalikan variabel
jurusan Bahasa Inggris, dan telah lulus kemahiran membaca, semua siswa telah
dua
tingkat
pemahaman
bacaan diuji sebelumnya dengan menggunakan
(Reading I dan Reading II) di tahun tes standar yang tersedia di lokasi
pertama
mereka
(pada
semester penelitian. Pra-tes, yang dipilih dari tes
pertama dan semester kedua). Kedua TOEFL sebelumnya (2004), mencakup
kelompok
ini
dipilih
untuk empat bagian pemahaman bacaan, yang
membandingkan pemahaman bacaan di masing-masing memiliki sepuluh perta
STKIP PGRI NGAWI, yang mewakili nyaan pemahaman. Dengan demikian,
dua kelompok mahasiswa yang berbeda dua
dengan
tingkat
kompetensi
kelas
homogen
dalam
hal
yang kemampuan pemahaman bacaan diben
berbeda dalam pemahaman bacaan.
tuk di masing-masing lokasi penelitian.
Setelah mengalokasikan peserta
Intervensi Utama
Untuk menjawab dua pertanyaan ke dalam beberapa kelompok kecil,
penelitian pertama, sebuah desain kuasi peneliti
eksperimental
sederhana
mengajar
siswa
dengan
digunakan. menggunakan Collaborative Strategic
Hal ini, pada dasarnya, merupakan Reading (CSR), strategi untuk me
bentuk metode perbandingan kelompok mungkinkan mereka membaca teks
yang secara substansial dimodifikasi secara kolaboratif. Peneliti menghabis
pada peserta di kelompok eksperimen kan dua sesi untuk mengeksplorasi
dan
kelopok
kontrol
dalam
sesi (dalam bahasa ibu siswa) empat strategi
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
25
CSR seperti yang disajikan dalam yang diwawancarai terhadap membaca
artikel asli, diduplikasi untuk semua teks secara kolaboratif dan pribadi.
peserta, dan cara mereka disesuaikan
Setelah tes pra-pemahaman, data
dengan tujuan penelitian ini. Strategi kuantitatif dikumpulkan untuk mengyang
diajarkan
meliputi:
Preview, ukur nilai tes pemahaman yang sedang
Respond {berikan tanggapan terhadap berlangsung
pada
mode
membaca
teks dengan mengatakan Click (artinya (kolaboratif versus mandiri) dengan
saya mengerti) dan Clunk (artinya saya menggunakan uji t-sampel independen.
tidak mendapatkannya)}, Get the gist Dalam
dan Wrap-upa.
kedua
kelompok
pembaca
kolaboratif memperoleh skor yang lebih
Begitu strategi CSR telah diguna-
tinggi
secara
konsisten
daripada
kan untuk mengajar membaca, siswa di pembaca pribadi untuk keempat teks
setiap
kelas
dibagi
menjadi
dua tersebut.
Namun,
penting
untuk
kelompok aktivitas membaca dalam menentukan signifikansi. Oleh karena
sesi alternatif. Dalam satu sesi, mereka itu, uji t sampel independen digunakan
terlibat
dalam
(private
reading)
membaca
mandiri untuk membandingkan skor rata-rata
dan
sesi dua kelompok pada variabel tertentu.
pada
berikutnya mereka membaca secara
kolaboratif
(collaborative
Hasil dari ukuran pemahaman
reading) (Tabel 1) di Lower Proficiency Group
dalam kelompok yang dialokasikan (LPG) menunjukkan bahwa membaca
(dibagi oleh dosen). Setelah membaca kolaboratif
(collaborative
reading)
teks tersebut, para peserta diminta menghasilkan skor yang lebih tinggi
menjawab
secara
tertulis
pertanyaan pemahaman.
sepuluh secara konsisten daripada membaca
mandiri
(private
reading),
untuk
Di akhir semua sesi, 10 peserta (5 keempat teks tersebut, walaupun dalam
dari setting pertama dan 5 dari yang satu
kasus
perbedaannya
tidak
kedua) diwawancarai. Jadwal wawan signifikan secara statistik. Hasil dari
cara bersifat semi terstruktur, dan ukuran
pemahaman
dalam
Higher
menyelidiki perasaan, reaksi, dan sikap Proficiency Group (HPG) menunjuk
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
26
kan
bahwa
membaca
kolaboratif dan 4. Perbedaan berkenaan dengan
reading)menghasilkan teks 3 tidak signifikan secara statistik.
(collabo-rative
skor yang lebih tinggi secara konsisten Oleh karena itu, di LPG hasil analisis
daripada membaca mandiri (private data kuantitatif menunjukkan bahwa
reading), untuk keempat teks tersebut; jawaban atas pertanyaan penelitian
Namun,
hanya
perbedaannya
dalam
satu
signifikan
kasus pertama bersifat afirmatif. Membaca
secara kolaboratif
(collaborative
reading)
statistik. Hasilnya disajikan pada Tabel secara keseluruhan mengarah pada
1. Penerapan uji t-tes independen pemahaman teks yang lebih besar
menunjukkan bahwa pada kelompok daripada membaca mandiri (private
Lower
Proficiency
Group
(LPG) reading) dalam kasus LPG
perbedaannya signifikan untuk teks 1, 2
Tabel 1. Uji t-tes independen-sampel (statistik kelompok)
Test
1
2
L
P
G
3
4
1
2
H
P
G
3
4
Reading
Mode
Cl
Pr
Cl
Pr
Cl
Pr
Cl
Pr
Cl
Pr
Cl
Pr
Cl
Pr
Cl
Pr
N
Min
Max
Mean
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2.5
2.00
2.501.2
5
3.751.2
5
2.75
1.25
5.00
3.75
6.255.0
0
5.003.7
5
5.00
3.75
8.75
7.5
10.00
8.75
10.00
8.75
8.75
8.75
8.75
10.00
10.00
10.00
8.75
8.75
8.75
7.50
6.0139
3.8750
7.2500
5.3750
6.4028
5.8472
7.1250
4.1111
6.7200
6.4063
7.8125
7.1875
7.3438
7.0313
7.5000
5.0000
Std.
Deviation
1.7750
1.8135
1.8251
2.2804
2.1729
2.3951
1.5840
2.4257
1.3253
2.2597
1.2939
2.0863
1.4075
2.2097
1.3363
1.4940
Sig.
.001*
.010*
.471
.000*
.740
.483
.741
.003*
P< .05
Cl = Collaborative (kolaboratif)
Pr = Private (mandiri)
* = Significant (signifikan)
Di
dalam
HPG,
nilai
yang kolaboratif
lebih
tinggi
daripada
diperoleh siswa dalam membaca secara membaca mandiri (private reading), di
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
27
keempat
teks
tersebut.
Namun, dengan 16 siswa: 10 dari dua kelas
perbedaannya signifikan hanya untuk LPG dan 6 dari dua kelas HPG.
satu teks, yaitu teks 4. Oleh karena itu,
di
HPG,
hasil
menunjukkan
data
bahwa
Interaksi
yang
dicatat
dari
kuantitatif kelompok bacaan kolaboratif ditrans
meskipun kripsi secara verbal dengan mengguna
pembaca kolaboratif hasilnya konsisten kan sistem transkripsi yang luas, yang
lebih baik daripada pembaca mandiri, menghilangkan fitur prosodi. Sepanjang
kemampuan belajar yang lebih tinggi interaksi
kelompok,
mencapai pemahaman dari kalangan kolaboratif
bebas
pembaca
memilih
bahasa
swasta dan kolaboratif. Pendekatan, komunikasi itu sendiri. Ucapan siswa di
meskipun pada tingkat yang sedikit Indonesia
lebih
tinggi
kolaboratif.
dalam
Hasil
analisis
pertanyaan
ke
dalam
pengaturan Bahasa Inggris dan diketik dalam huruf
data miring.
kuantitatif memberikan bukti untuk
menanggapi
diterjemahkan
Peneliti
melakukan
analisis
penelitian menyeluruh terhadap transkrip interaksi
kedua (Apakah efek bacaan kolaboratif kolaboratif siswa dan mengidentifikasi
bervariasi sesuai dengan kompetensi pola interaksi. Kategorisasi muncul dari
siswa dalam
pemahaman bacaan?) data
itu
sendiri.
Analisis
ini
Yang menunjukkan bahwa membaca mengungkapkan bahwa siswa terlibat
kolaboratif (collaborative reading)lebih dalam menghasilkan berbagai jenis
efektif untuk siswa di LPG daripada di ujaran dalam usaha mereka untuk
HPG.
memahami teks-teks tersebut.
Metode
kualitatif
digunakan
Untuk menangkap pola interaksi
untuk menjawab pertanyaan ketiga dan yang lebih luas, jenis ujaran ini
keempat. Dua jenis data dikumpulkan. dikonsolidasikan
Pertama, interaksi kelompok selama kategori
ke
interaksi
dalam
utama
lima
yang
bacaan kolaboratif direkam, dengan diidentifikasi sebagai: brainstorming,
izin dari peserta. Kedua, wawancara clarifying the language, summarising,
semi-terstruktur satu-ke-satu dilakukan paraphrasing,
dan
interaction
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
28
management. Jenis interaksi kecil dan keluarga kaya selalu bergantung pada
jarang
lainnya
juga
diidentifikasi, kekayaan dan uang orang tua mereka,
seperti membuat klaim positif / negatif yang
untuk
dipahami,
merusaknya
(menurut
menimbulkan pandangannya) dan tidak membiarkan
konfirmasi, dan konfirmasi.
mereka
Brainstorming
hidup. Mahasiswa A sendiri menambah
Brainstorming
membuat
kemajuan
dalam
dimanifestasikan kan bahwa keluarga kaya menyalah-
dalam beberapa cara. Pertama, seorang gunakan
uang
mereka.
Siswa
C
siswa membuat TIU (Text Interpreting mengaitkan masalah anak-anak tersebut
Utterance) (ucapan interpretasi teks) dengan
pengerahan
terlalu
banyak
awal. Kemudian, siswa lain membuat kendali atas mereka yang menyebabkan
jenis TIU lainnya seperti TIU yang kebebasan
mereka
dibatasi.
Jadi,
menyebar secara konvergen, membenar dengan cara ini, para siswa bergantung
kan TIU, dan TIU yang berbeda. pada satu pemahaman lain tentang teks
Beberapa TIU memasukkan ucapan tersebut dan menambahkan informasi
yang meminta penjelasan, ucapan yang yang lebih terperinci ke ucapan yang
menjelaskan sesuatu, dan ujaran dalam telah disebutkan sebelumnya, yang
bentuk pertanyaan dan jawaban.
pada
gilirannya
membangun
Dalam contoh berikut diambil pemahaman mereka. Dengan kata lain,
dari Transkrip 1.3 (HPG), siswa A para
melaku
kan
inisiasi
siswa
terlibat
dalam
upaya
brainstorming bersama untuk saling menambatkan
dengan mengajukan pertanyaan tentang untuk tujuan memahami makna teks
status anak-anak di keluarga kaya. yang
memberi
Siswa B dan C mencoba menjawab bersama.
pertanyaan
perhatian
dengan
pada
kan
Rosenshine
bukti
makna
dan
Meister
memusatkan (1992: 26) mendefinisikan scaffold
gagasan
spesifik sebagai bentuk dukungan oleh guru
berkenaan dengan status anak-anak atau siswa lain untuk membantu siswa
tersebut.
Misalnya,
siswa
B menjembatani
kesenjangan
antara
menggarisbawahi bahwa anak-anak di kemampuan mereka saat ini dan tujuan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
29
yang diinginkan.
1.3.
(HPG)
J:
uang
Pernahkah
memperhatikan
bahwa
Anda
anggota
dan
kekayaan
membawa
lebih
kebahagiaan,
harus
banyak
lebih
banyak
keluarga yang sangat kaya jarang
keuntungan bagi kehidupan. Tapi,
menjadi pemimpin sosial, politik,
masalahnya
atau moral, atau agamawan yang
keluarga kaya menggunakan uang
hebat dan jarang dikenal sebagai
mereka
pengusaha besar atau penjelajah?
menyalahgunakan uang mereka,
TIU
menyalahgunakan
[awal,
mengajukan
pertanyaan]
adalah,
atau
misalnya,
membiarkannya
uang
mereka
dan, tentu saja tidak sadar, tapi
1.3. (HPG) B: Saya pikir ... ehm apa
mereka
melakukannya
dan
yang disebutkannya adalah bahwa
hasilnya adalah mereka membuat
sebagian
dari
masalah dengan anak-anak mereka.
memiliki
Dalam kasus ini, dari apa yang
kekayaan baik dan mereka kaya
saya dapatkan dari teks, anak-anak
arent begitu sukses dan mereka
kaya harus bisa melakukan lebih
arent ... arent menjadi terkenal
banyak dalam hidup mereka, tetapi
karena saya pikir kekayaan dan
karena mereka bergantung pada
uang
keluarga
besar
orang-orang
mereka
anak-anak
yang
mencemari
Dan
dan
uang
keluarga
memengaruhi mereka dan tidak
mereka, mereka selalu mematuhi
membiarkan
peraturan
mereka
...
keluarga
dan
semua
memperbaiki diri mereka sendiri
batasan itu. Dan semua itu dan
dan mereka selalu bergantung pada
mereka tidak menemukannya ...
uang mereka, bergantung pada
mereka tidak dapat
uang yang dimiliki orang tua
peluang yang mereka miliki dalam
mereka dari orang tua mereka.
hidup.
[Menjawab pertanyaan]
berkembang]
TIU
menyadari
[konvergen,
1.3. (HPG) J: Saya setuju sampai titik 1.3. (HPG) C: Apa yang dapat saya
tertentu. Tapi masalahnya adalah
lihat dalam rangkaian materi ini
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
30
adalah membahas dua hal, keluarga memiliki masalah mereka sendiri. TIU
kaya dan keluarga kelas menengah, [menjawab pertanyaan]
tetapi kebanyakan tentang keluarga
Pola interaksi lain yang diamati
kaya dan mengatakan bahwa jika dalam
brainstorming
siswa
adalah
Anda menyadari bahwa di keluarga umpan balik korektif untuk mendukung
kaya kita tidak dapat Melihat makna tekstual. Hal ini terjadi ketika
banyak pemimpin, pengusaha atau siswa melihat kesalahan yang dilakukan
beberapa
orang
menciptakan
yang
pengaruh
telah oleh anggota kelompok lainnya, yang
di memberikan umpan balik instan untuk
masyarakat dan TIU [konvergen, mendukung pemahaman. Pada ekstrak
berkembang]
Apa
alasannya?
berikut dari siswa Transkrip 1.2 (LPG)
TIU
[mengajukan C memberikan umpan balik korektif
pertanyaan]
untuk siswa B sehubungan dengan
Salah satu alasan yang disebutkan keluarga kelas menengah.
di sini dan juga saya kira adalah bahwa 1.2. (LPG) B: Menurut saya itu berarti
keluarga kaya memiliki uang dan
bahwa di keluarga kaya para ibu
mereka mengendalikan kontrol anak-
TIU [tidak lengkap]
anak
mereka
membatasinya.
dan
Batasi
mereka 1.2.
kebebasan
(LPG)
C:
Tidak,
di
kelas
menengah. TIU [divergen, koreksi]
mereka untuk memilih seperti dalam 1.2. (LPG) B: Ya, di kelas menengah
salah satu paragraf yang dapat kita lihat
keluarga
mengeluhkan
perilaku
bahwa ia mengatakan bahwa salah satu
anak karena mereka mandiri dan
anak dari keluarga kaya memiliki
anak-anak tidak memperhatikan
banyak fasilitas, namun ia tidak dapat
keluarga dan mereka melakukan
memilih jurusan apa yang ingin ia
segala sesuatu yang mereka sukai.
lanjutkan. Dan di akhir perjalan an dia
TIU [konvergen, berkembang]
berbicara tentang beberapa masalah Dalam beberapa kasus, saat melakukan
tentang keluarga kelas menengah atau brainstorming untuk pemahaman teks,
kelas bawah juga bahwa mereka juga siswa membuat ujaran meta-linguistik
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
31
(Meta-linguistics
Utterances:
MU),
TIU [meminta penjelasan]
seperti permintaan bantuan eksplisit 4.1. (LPG) J: Itu berarti dia tidak dekat
berkenaan dengan makna kata, frasa,
dengan apa yang dia inginkan, atas
atau
teks.
permintaannya. Dia pikir mungkin
Anggota kelompok kolaboratif tampak
dia salah begitu, dia memutuskan
nya merasa bertanggung jawab dan
untuk mengubah cara bertanya
peduli satu sama lain; Mereka biasanya
tentang
memberikan tanggapan instan terhadap
[menjelaskan]
kalimat
daya
tarik
tertentu
tersebut.
mencontohkan
dalam
Ekstrak
pembelajaran
ini Dalam
permintaannya.
beberapa
yang kelompok
kasus,
sementara
TIU
anggota
brainstorming
dimediasi dalam zona siswa individual kebetulan terlibat dalam koreksi diri
perkembangan proksimal ((Zone of berkaitan dengan pemahaman. Dalam
Proximal
Development:
(Vygotsky,
1978).
ZPD) ekstrak berikut yang diambil dari siswa
Dalam
kutipan Transkrip 2.3 (HPG) A mengoreksi
berikut dari permohonan mahasiswa dirinya sendiri dan menerima umpan
Transkrip 4.1 (LPG) B untuk bantuan balik konfirmasi untuk koreksi ini oleh
berkenaan dengan arti kalimat dan siswa B.
siswa A memberikan bantuan segera
2.3. (HPG) B: Kenapa menurut anda?
4.1. (LPG) J: Menurut saya, saya pikir
dia
percaya
meminta
bahwa
cara
permintaannya
dia
Apa yang Anda pikirkan? TIU
[pertanyaan]
salah 2.3. (HPG) J: Saya kira pencurian ini
karena mungkin pemilik toko salah
hanya tentang beberapa orang yang
paham dengannya. Karena dia
mengenalnya. TIU [jawab]
tidak bisa menerima apa yang dia 2.3. (HPG) C: Jadi, maksud Anda
inginkan sebagai respon terhadap
situasi
tujuannya.
jengkel? TIU [pertanyaan]
TIU
[konvergen,
berkembang]
flatnya
membuatnya
2.3. (HPG) J: Ya, itu sengaja dan itu
4.1. (LPG) B: Saya tidak dekat dengan
demi keuntungan mereka sendiri.
permintaan saya masuk ke Apa artinya?
Tapi, mereka tahu situasinya datar.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
32
TIU [jawab]
dengan Indonesia]
2.3. (HPG) B: Ya, mereka tidak Di
mengenalnya.
Mereka
sini,
para
siswa
memberikan
tahu terjemahan harfiah untuk membuat
situasinya datar. TIU [konvergen, kata-kata yang tidak dikenal jelas.
berkembang]
Dalam beberapa kasus, para siswa
memberikan persamaan Bahasa Inggris
Clarifying the Language
Salah
satu
fenomena
yang dan Indonesia:
diamati dalam interaksi siswa adalah 1.2. (LPG) B: Maaf, apa arti inspirasi?
strategi bottom-up menggunakan ujaran 1.2. (LPG) C: Saya rasa itu berarti
yang berfungsi untuk mengklarifikasi dorongan. / Tashvigh kardan / [sama
bahasa teks dalam hal tata bahasa dan dengan Indonesia]
kosa kata.
1.2. (LPG) D: Apa arti rasa hormat?
UM tersebut berfungsi untuk:
1.2.(LPG) A: Respek? Berarti memiliki
a.
b.
Pastikan arti item leksikal yang
perilaku
yang
baik
tidak diketahui
seseorang.
Memperjelas bagian pidato sebuah
berarti / rasa hormat / [terjemahan
kata
bahasa]
Respek/
terhadap
seseorang
c.
Tentukan referensi kata ganti
Dalam beberapa kasus, para siswa
d.
Memastikan pengucapan sebuah meminta bantuan dari orang-orang yang
kata
lebih berpengetahuan (yaitu, ZPD)
Meta-linguistics Utterances digunakan sehubungan dengan rujukan kata ganti
secara ekstensif oleh LPG, sebagai tertentu:
sarana untuk saling memanfaatkan 1.1.
pengetahuan
memahami
linguistik
teks,
seperti
C:
Apa
mereka (baris
5)
untuk mengacu pada apa?
yang 1.1. (LPG) B: Mereka mengacu pada
ditunjukkan pada contoh berikut.
1.1. (LPG)
(LPG) C:
multijutawan.
artinya Para siswa di kedua kelompok didorong
mengandalkan mean?
1.1. (LPG) B: / tekye kardan / [sama
untuk menggunakan The Advanced
Learner’s
Dictionary
of
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
Current
33
English (Kamus Lanjutan Siswa Bahasa 4.2. (LPG) C: nikmat
Inggris Lancar). Dalam banyak kasus, 4.2. (LPG) J: Tidak, itu berarti lima
mereka berkonsultasi dengan kamus ini
pound note.
untuk memastikan makna item leksikal 1.4. (HPG) C: Kesenjangan generasi
yang tidak diketahui, mengklarifikasi
yang saya kira berarti celah yang
bagian
ada antara kelas yang lebih tinggi
pidato
memastikan
sebuah
kata
pengucapan
atau
kata-kata
tertentu seperti dalam contoh berikut:
2.2. (LPG) J: tindakan pencegahan?
dan
1.4. (HPG) J: Tidak, tidak. Jarak antara
orang tua dan anak-anak.
2.2. (LPG) B: Tindakan dilakukan
untuk
menghindari
kemungkinan
Dalam
masalah
4.2. (LPG) J: Sikap saya Apa artinya
Dalam beberapa kasus, siswa saling
umpan
balik
korektif
sehubungan dengan fitur gramatikal
teks dan arti kata dan frasa seperti pada
contoh berikut dari Transkrip 3.1
sambil menerapkan strategi Get the
Gist berusaha merangkum teks paragraf
demi paragraf. Adalah tanggung jawab
perekaman untuk membuat catatan
tertulis dari ringkasan paragraf yang
Contoh berikut menunjukkan bagai-
3.1. (LPG) C: Oh, iya. Efek alami
4.2. (LPG) J: tanya pemilik toko,
untuk
membelinya?
4.2. (LPG) B: dalam membeli.
4.2. (LPG) J: dalam membeli kursi
4.2. (LPG) B: fiver?
reading)
mencakup gagasan utama paragraf.
3.1. (LPG) J: Tidak, efek alami
tertarik
(collaborative
kelompok. Ringkasan itu seharusnya
3.1. (LPG) C: Efek alami
anda
kasus,
telah disetujui oleh semua anggota
(LPG), 4.2 (LPG), dan 1.4 (HPG).
apakah
kebanyakan
kelompok yang terlibat dalam membaca
kolaboratif
4.2. (LPG) B: Itu berarti perilaku.
memberi
Summarising
mana pembaca kolaboratif menulis
ringkasan secara kolektif.
1.1. B: [mungkin ke reporter] Tuliskan
ide utama dengan cara ini:
Anak-anak dari kelas menengah
lebih mandiri daripada anak-anak
dari keluarga kaya.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
34
4.2.
(LPG)
B:
[mungkin
kepada diartikan sebagai bentuk perancah lain
reporter] Tulislah dengan cara ini:
yang memanifestasikan dirinya dalam
Dia pergi ke beberapa toko dengan dinamika kelompok.
tergesa-gesa.
1.1. (LPG) J: Begitu anak-anak di kelas
4.2. (LPG) J: Dia masuk ke toko
menengah
pertama.
pergi
ke
sekolah,
mereka merasa mereka mandiri
4.2. (LPG) J: Tulislah dengan cara ini:
1.1. (LPG) C: Tingkat kebebasan
Dia pergi ke beberapa toko. Setelah bertindak mereka lebih banyak di kelas
toko ketiga dan keempat, dia menengah.
menyadari bahwa jalannya untuk Dalam
meminta adalah salah.
contoh
berikut,
siswa
C
mengulangi gagasan bahwa anak-anak
4.2. (LPG) C: Saya tulis tidak ada di
keluarga
kaya
dilindungi
dan
pemilik toko yang menerima kursi dikendalikan oleh orang tua mereka dan
itu. Jawaban di beberapa toko sama orang-orang yang berada di dekat
dan
pemilik
toko
tidak mereka, yang, serupa dengan contoh di
menerimanya. Jadi, menurutnya atas, memberikan kejelasan yang lebih
ada yang salah dengan permintaan besar bagi anggota kelompok lainnya.
itu.
1.2. (LPG) J: Itu berarti saya pikir saya
ingin menambahkan sesuatu yang
Paraphrasing
Para siswa terkadang mengguna
lain. Artinya, bahkan mereka tidak
kan parafrase, yang berupa mengulang
memiliki
kembali kedua gagasan yang disajikan
mereka karena sepanjang waktu
oleh siswa lain atau kalimat asli dalam
mereka seharusnya berada di dekat
teks. Dalam contoh berikut, siswa C
keluarga mereka dan jika mereka,
mengulangi gagasan bahwa anak-anak
misalnya, pergi ke suatu tempat,
di
menengah lebih mandiri
sekali lagi mereka berada di bawah
daripada keluarga kaya, yang memberi
kendali orang tua mereka. Jika
kan kejelasan lebih dalam bagi anggota
mereka pergi ke pohon, orang tua
kelompok
mereka
kelas
lainnya.
Hal
ini
dapat
kemandirian
di
mengendalikannya
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
kota
oleh
35
orang lain. Jika mereka memiliki,
keenam
saya tidak tahu, semacam guru,
berhasil menangkapnya.
lagi guru itu karena maksud saya 2.2.
orang tuanya atau orang tua,
kendalikan orang itu.
keluarga
kaya
(LPG)
B:
namun
Saya
pikir
polisi
polisi
menangkapnya
2.2. (LPG) A: bisa menangkapnya di
1.2. (LPG) C: Menurut saya itu berarti
di
terjadi,
abad keenam mencoba pencurian
semuanya Interaction Management Utterances
disediakan untuk mereka di rumah. (IMU)
Misalnya, sekarang guru swasta
Pengelolaan
interaksi
atau
ada di dalam rumah mereka. Saya pembelajaran sangat penting untuk
tidak
tahu
semua
fasilitas pembelajaran
kolaboratif
disediakan di rumah mereka. Dan umumnya
dan
mereka begitu dekat dengan orang khususnya
karena
tua mereka dan dikendalikan oleh pendekatan
mereka
sehingga
bergantung pada mereka.
mereka khusus
bacaan
kolaboratif
tertanam
pedagogik
dialokasikan
pada
dalam
ini.
Peran
kepada
siswa
dalam kelompok bacaan kolaboratif
Fenomena yang sama (kejelasan konsep mereka. Setiap kelompok memiliki
yang lebih besar) tercapai, sehubungan seorang
dengan waktu pencurian kedua dan reporter)
pemimpin,
dan
dua
perekam
atau
(atau
lebih
penangkapan pencuri di perampokan kolaborator. Untuk memainkan peran
keenam, di berikut bursa
mereka dengan tepat, setiap siswa harus
2.1. (LPG) J: Meski demikian, sembilan menggunakan IMU tertentu, untuk
hari setelah pencurian pertama ia mengelola
menderita pencurian kedua.
interaksi
dengan
benar
dalam hal turn-taking, yaitu, siapa yang
2.1. (LPG) B: Artinya pencurian kedua harus berbicara terlebih dahulu, dan
terjadi sembilan hari setelah hari siapa yang harus berbicara selanjutnya.
pertama.
Mereka
juga
digunakan
untuk
2.2. (LPG) J: Meski, secara ajaib, tidak menentukan apa yang masing-masing
ada yang spesial terjadi pencurian anggota
kelompok
diskusi
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
harus
36
lakukan
di
berbagai
kelompok.
titik
Berdasarkan
strategi,
pemimpin
diskusi
instruksi
kepada
reporter]
Tuliskan
ide
utama dengan cara ini
kelompok Jenis Interaksi Minor Lainnya
mengelola dan memimpin interaksi.
Semua transkrip berisi beberapa
Manajemen interaksi adalah strategi jenis interaksi kecil termasuk membuat
wacana dominan yang diidentifikasi klaim positif / negatif untuk dipahami,
dalam
interaksi
Untuk
mengelola
kolaboratif
siswa. menimbulkan konfirmasi dan konfir
interaksi
intra- masi. Mereka diberi label minor karena
kelompok, siswa di kedua kelompok frekuensi kejadiannya rendah dibanding
penelitian memanfaatkan IMU sesuai kan dengan yang utama yang disajikan
dengan
peran
kelompok.
mereka
Contoh
di
dalam di atas dan tampaknya memainkan
disediakan
dari fungsi yang kurang penting dalam
beberapa transkrip di bawah ini:
memahami teks. Contoh dari beberapa
1.1. (LPG) B: [mungkin ke reporter] transkrip diberikan di bawah ini:
Tuliskan
definisi
penggunaan 1.1. (LPG) C: Clunk. Saya punya
sesuatu.
masalah dengan kalimat terakhir.
1.1. (LPG) B: Sekarang kata-katanya
[Klaim negatif untuk dipahami]
1.2. (LPG) J: [Mungkin bagi siswa B] 1.2. (LPG)
Alif,
apakah
kamu
ingin
melanjutkan?
Jadi, apa isi paragraf ini? Siapa
bisa ?
B:
benarkah
begitu?
[Meminta konfirmasi]
1.3. (LPG) J: Ya, itu. Itu benar.
[Konfirmasi]
2.2. (LPG) J: sembilan hari setelah
1.2. (LPG) J: Ya tepatnya. Jadi,
yang pertama dia stoled lagi.
paragraf berikutnya. Indah Sayekti,
Maksudku dia menderita pencurian
tolong kamu
kedua.
2.1. (LPG) C: Cara sebelumnya?
Bukankah kamu mencarinya?
BAIK? [Meminta konfirmasi]
2.2. (LPG) B: MP mengacu pada apa?
2.1. (LPG) B: Kita harus menulis apa 2.2. J: Saya tidak tahu. [Klaim negatif
yang telah kita pahami. [Mungkin untuk dipahami]
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
37
bahwa melalui membaca kolaboratif
Data Wawancara
Untuk memahami kelayakan dan
(collaborative
reading)mereka
batasan dari pendekatan yang berbeda memperoleh
(yaitu konteks pribadi dan kolaboratif), perspektif,
akses
yang
ke
pada
dapat
banyak
gilirannya
wawancara semi terstruktur dilakukan membuat pembelajaran menjadi lebih
dengan berbagai siswa baik dari LPG efektif bagi mereka.
dan
HPG.
Di
kedua
kelompok, Student Group Interaction
wawancara dilakukan di Indonesia dan
dicatat
dengan
izin
peserta
dan literatur
ditranskripsikan.
Analisis
Studi yang dilaporkan dalam
pembelajaran
kolaboratif
(Roskams, 1999; Lan, Sung, & Chang,
tematik
dilakukan 2006; Chen & Hird, 2006) menunjuk-
terhadap transkrip. Upaya dilakukan kan bahwa belajar adalah proses sosial
untuk mengidentifikasi dan mengelom - dan psikologis. Ini bergema dengan
pokkan pernyataan bersama dan sejenis paradigma konstruktivis sosial di mana
di
bawah
tema
umum.
Akhirnya penelitian ini berakar. Beberapa siswa
delapan tema muncul dimana dua percaya bahwa itu hanyalah interaksi
(Mempengaruhi
dan
Beberapa sosial yang tersedia dalam pembel-
Perspektif) dominan.
ajaran
Affect
pembelajaran
Hampir
diwawancarai
membaca
semua
orang
menyatakan
kolaboratif
kolaboratif
yang
membuat
menyenangkan
bagi
yang mereka.
bahwa Efficiency
(collaborative
Beberapa
siswa
menekankan
reading)memberi mereka lingkungan efisiensi membaca kolaboratif, terutama
belajar
yang
mengancam
menyenangkan,
tidak berkaitan dengan penghematan waktu
dan
yang dan energi.
santai,
menyebabkan penghilangan hambatan Motivation
afektif dan psikologis.
Multiple Perspective
Sejumlah besar siswa mengakui
Beberapa orang yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka lebih
termotivasi ketika mereka membaca
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
38
teks itu secara kolaboratif.
dapat
diukur
Development of Team Work Skill
beberapa
secara
Tema lain yang muncul dari digambarkan.
wawancara
adalah
secara
objektif
subjektif
dan
dapat
Mereka
dapat
pengembangan dikelompokkan dalam dua judul yang
keterampilan kerja tim. Misalnya, satu luas: (1) manfaat sosio-kognitif; (2)
siswa dipelihara:
Bila
Anda
manfaat afektif.
berada
dalam Manfaat Sosio-Kognitif
kelompok, Anda belajar kerja sama tim
Manfaat sosio-kognitif diwujud
dan berkolaborasi dengan orang lain.
kan dalam penerapan strategi pema-
Reservations
haman dan wacana yang diidentifikasi
Terlepas dari kenyataan bahwa dalam penelitian ini. Ini adalah strategi
hampir semua orang yang diwawan- sosial-interaktif yang inheren. Seperti
carai mengungkapkan sikap positif disebutkan di atas, strategi pemahaman
terhadap
pembelajaran
kola-boratif, utama adalah, dalam urutan frekuensi:
beberapa di antaranya menunjukkan brainstorming,
klarifikasi
bahasa,
beberapa keterbatasan yang mereka ringkasan, dan parafrase. Saat menerap
amati dalam pengalaman membaca kan strategi ini, beberapa pola utama
kolaboratif
(collaborative
reading) perilaku kolaboratif telah diidentifikasi.
mereka. Misalnya, satu orang yang Pola
diwawancarai berkata:
ini
merupakan
umpan
balik
korektif; Elaborasi dan penjelasan;
“Kami merasa kami membutuh perancah; Dan meminta bantuan.
kan
lebih
banyak
waktu
untuk
Masukan korektif: Pada siswa
membaca strategi pelatihan dan lebih kelas membaca kolaboratif (collabobanyak berlatih dalam menerapkan rative reading)mendapat kesempatan
strategi.”
untuk menerima umpan balik dan
pemodelan dari rekan-rekan mereka.
Diskusi Hasil
Seperti yang ditekankan oleh beberapa
Studi ini menemukan bukti untuk
sejumlah
kolaboratif,
manfaat
beberapa
dari
membaca
di
antaranya
orang yang diwawancarai, atmosfir
interaktif dan suportif yang tersedia
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
39
dalam membaca kolaboratif (collabo- siswa sering meminta bantuan dari
rative reading) memungkinkan kesalah anggota kelompok lainnya. Karena
an konseptual dan linguistik mereka semua
anggota
kelompok
merasa
dikoreksi tanpa rasa malu. Dalam bertanggung jawab atas pembelajaran
interaksi kelompok kecil, beberapa mereka sendiri dan juga pengetahuan
bukti (lihat di atas) ditemukan bahwa rekan mereka, saat permintaan bantuan
siswa terkadang memberikan umpan diucapkan,
balik
perbaikan
pada
segera
diikuti
dengan
kesalahan tanggapan yang cepat.
linguistik dan konseptual mereka.
Manfaat Afektif
Penjelasan dan penjelasan: Sebagi Pembelajaran suportif dan komunikatif
an
besar
nilai
bacaan
kolaboratif diasumsikan dalam konteks bacaan
nampak berbohong dalam cara aktivitas kolaboratif. Hal ini memungkinkan
kelompok
mendorong
siswa untuk siswa untuk mengurangi hambatan
terlibat dalam keterampilan kognitif afektif
dan
psikologis
mereka,
tingkat tinggi seperti menjelaskan dan meningkatkan motivasi mereka, dan
menjelaskan. Hal ini terwujud dalam menikmati pembelajaran mereka.
penelitian ini ketika pembaca kolabo
ratif melakukan brainstorming dan
memperluas satu penjelasan lain dalam
Perancah: Dalam penelitian ini,
intervensi oleh guru sangat terbatas,
dan karena itu siswa dimasukkan ke
posisi
mengembangkan
di
Terlepas
dari
temuan
yang
umumnya jelas, dan tidak menahan
menafsirkan makna teks.
dalam
HASIL PENELITIAN
mana
mereka
perancah
mereka
sendiri melalui saling mendukung dan
berbagi pengetahuan.
Banding untuk bantuan: Terlihat
bahwa, selama interaksi kelompok, para
keuntungan yang dicapai oleh siswa
yang membaca teks secara kolaboratif,
sejumlah hasil penelitian berdasarkan
keterbatasan
penelitian
dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
Jumlah peserta dibatasi untuk dua
kelas yang berjumlah 10 siswa di LPG
studi dan dua kelas yang berjumlah 10
siswa di HPG. Dengan sampel kecil
seperti itu, kita harus berhati-hati dalam
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
40
menarik
kesimpulan
dari
hasil beberapa kali menyelesaikan masalah
sehubungan dengan populasi lainnya. sendiri,
namun
sebelum
kelompok
Studi lebih lanjut yang melibatkan lebih tersebut larut dalam frustrasi).
banyak peserta siswa dalam membaca
kolaboratif
(collaborative
Studi lebih lanjut, melibatkan
reading)di keterlibatan lebih proaktif oleh guru,
berbagai kelas dan tingkat kemampuan harus dilakukan untuk mengeksplorasi
membaca yang lebih beragam, serta nilai
penyelesaian
konflik
dan
jenis uji yang lebih luas, diperlukan penghilangan hambatan linguistik dan
untuk memberikan lebih banyak bukti konseptual untuk belajar.
mengenai
efektivitas
pembelajaran
kolaboratif di STKIP PGRI Ngawi.
Studi
ini
difokuskan
pada
perbandingan umum di seluruh modus
Tingkat intervensi dosen terbatas membaca
yaitu
antara
membaca
untuk secara singkat mengenalkan teks kolaboratif (collaborative reading)dan
kepada siswa secara lisan dan tertulis, pribadi. Tidak ada akun yang diambil
memimpin
diskusi
kelas
secara dari perbedaan antara individu dalam
keseluruhan, dan menjawab pertanyaan hal kemampuan linguistik dan kinerja
yang mungkin terjadi hanya setelah tes kolaboratif. Dengan kata lain, hal itu
pemahaman. Intervensi yang dibatasi tidak berfokus pada perilaku dan
ini
mungkin
belum
cukup
untuk diskusi siswa individual atau masing-
menyelesaikan konflik dan membantu masing kelompok secara terpisah. Akan
menyingkirkan
hambatan
yang ada nilai dalam membangun temuan
mungkin terjadi pada diskusi kelompok dari penelitian ini untuk merancang
dan kelas secara keseluruhan. Sebagai penelitian selanjutnya mengenai efek
Battistich dkk. (1993: 29) berkomentar:
bacaan kolaboratif terhadap berbagai
Guru dapat secara tidak hati-hati jenis peserta didik individual.
memantau aktivitas kelompok sehingga
dapat memberikan tingkat bantuan yang Implikasi Pengajaran EFL di STKIP
sesuai pada waktu yang tepat (yaitu, PGRI Ngawi
setelah
anggota
kelompok
sempat
Temuan penelitian ini memuat
sejumlah implikasi pedagogis untuk
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
41
pengajaran
pemahaman
bacaan
di ratif (collaborative reading) terasa
STKIP PGRI Ngawi dalam konteks kurang, nampaknya manfaat membaca
EFL. Dampak positif dari membaca kolaboratif (collaborative reading)lebih
kolaboratif (collaborative reading)untuk besar untuk pembaca yang kurang
mata
pelajaran
LPG
menyiratkan mahir daripada yang lebih mahir.
bahwa dosen STFLIP PGRI Ngawi Penelitian ini menunjukkan perbedaan
EFL
dapat
menggunakan
metode yang signifikan dalam efektivitas antara
pengajaran yang berpotensi efektif ini membaca
untuk
membantu
siswa
kolaboratif
(collaborative
mereka reading) dan membaca mandiri (private
meningkatkan pemaham an bacaan reading)
untuk
pembaca
kurang
mereka. Namun demikian, manfaat berpengalaman di LPG, namun ada
interpretatif kognitif dari membaca perbedaan yang signifikan hanya pada
kolaboratif
(collaborative
reading) satu tes untuk HPG. Dari perspektif
tampak menurun dengan kemampuan teoretis, seseorang dapat berpendapat
membaca. Meskipun semua kelompok bahwa pembaca yang kurang cakap
yang membaca teks secara konsisten mendapat
manfaat
secara konsisten mengungguli mereka kolaboratif
yang
membacanya
secara
dari
membaca
(collaborative
reading)
pribadi, karena mereka masih berada pada tahap
perbedaan antara pembaca kolaboratif perkembangan
antar-psikologis.
dan pribadi tidak signifikan secara Sebaliknya, pembaca yang lebih mahir
statistik
dalam
semua
pemahaman.
langkah tidak
benar-benar
membutuhkan
kolaborasi terlepas dari manfaat afektif
Mengingat fakta bahwa (a) siswa yang dibawanya karena bisa membaca
di HPG lebih mahir membaca daripada secara efektif, mandiri dan mandiri
siswa di LPG, (b) cara interaksi mereka (yaitu tanpa kolaborasi). Dengan kata
kurang fokus pada bentuk bahasa, dan lain,
pada
tingkat
kemampuan
(c) perbedaan antara nilai pemahaman membaca yang lebih tinggi, dalam
mereka
untuk
membaca
mandiri istilah
Vygotskian,
(private reading) Dan membaca kolabo tampaknya
sudah
para
siswa
menginternalisasi
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
42
beberapa strategi pemahaman bacaan, pengajaran tradisional yang berpusat
yang
dapat mereka
terapkan
saat pada guru, di mana siswa menghadiri
bekerja sendiri. Hal ini dibuktikan kelas secara pasif tanpa interaksi
dalam penelitian ini: data dari interaksi dengan rekan mereka. Dalam membaca
kelompok menunjukkan bahwa siswa kolaboratif, siswa diberi kesempatan
yang lebih mahir tidak menerapkan untuk
menggabungkan
pengetahuan
secara menyeluruh dan eksplisit empat linguistik dan dunia mereka untuk
strategi pemahaman CSR yang telah menerapkan pada tugas pemahaman
mereka instruksikan.
bacaan dan mencapai pemahaman teks
Meskipun demikian, membaca melalui
kolaboratif
(collaborative
pemikiran
kolektif
dan
reading) perancah rekan. Sementara mereka
masih membawa manfaat bagi siswa sedang dalam proses untuk membangun
yang lebih mahir: kebanyakan siswa di makna bersama, mereka menunjukkan
HPG
dalam
mengungkapkan
penelitian
dalam
ini banyak perampingan timbal balik dan
wawancara umpan balik korektif, dan dengan
bahwa membaca kolaboratif (collabo demikian
mampu
menginternalisasi
rative reading) lebih menyenangkan pembelajaran mereka dengan terlibat
untuk dilakukan daripada membaca dalam interaksi sosial dengan rekansecara pribadi. Ini menyiratkan bahwa rekan
membaca
kolaboratif
mereka
(Vygotsky,
1978,
(collaborative Donato, 1994)
reading) bisa lebih menarik sebagai
Berkenaan dengan data kualitatif,
pendekatan pedagogis, bahkan pada terlihat bahwa pembaca kolaboratif di
tingkat kemampuan membaca yang
LPG studi sangat bergantung pada
lebih tinggi.
penggunaan MU sementara rekan-rekan
Tampaknya, paling tidak untuk mereka di HPG tidak menggunakan
pembaca yang kurang mahir (di tingkat atau sedikit sekali penggunaan ucapan
universitas),
bacaan
kolaboratif semacam itu. Hal ini menunjukkan
memberikan
pendekatan
pengajaran bahwa, berkenaan dengan pengetahuan
yang lebih efektif daripada metode linguistik, siswa yang kurang mahir
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
43
dalam membaca bisa mendapatkan kedua strategi dan L1, tidak diragukan
keuntungan
dari
metode
membaca lagi karena kemampuan mereka yang
kolaboratif
(collaborative
reading) lebih terbatas untuk mengekspresikan
lebih banyak daripada mereka yang diri mereka dalam Bahasa Inggris.
lebih mahir. Di sisi lain, pembaca Mereka
kolaboratif
di
HPG
merasa
lebih
mudah
menggunakan menggunakan bahasa ibu mereka untuk
ujaran interpretasi teks kira-kira dua mengelola tugas membaca dan berbagi
kali lipat dibandingkan rekan mereka di gagasan satu sama lain saat mereka
LPG,
yang
menunjukkan
bahwa mencoba memahami teks-teks itu. Hal
pembaca yang lebih mahir cenderung ini menunjukkan bahwa pada tingkat
berfokus pada aspek konseptual teks kemampuan
lebih dari yang kurang mahir.
Siswa
membaca
yang
lebih
rendah, penggunaan bahasa ibu dapat
menerima
instruksi berfungsi sebagai fitur perancah yang
langsung mengenai strategi pemahaman signifikan
dimana
siswa
dalam
bacaan khusus hanya untuk dua sesi. kelompok kecil dapat bernegosiasi dan
Karena beberapa siswa LPG mencatat mengkomunikasikan makna dari teks
dalam
wawancara,
mereka
akan secara kolektif.
menyukai lebih banyak waktu untuk
Sementara pilihan bahasa untuk
latihan strategi dan latihan dalam mendiskusikan teks diserahkan kepada
aplikasi strategi. Ini menyiratkan bahwa siswa di kedua kelompok, mereka yang
pengajaran langsung strategi pemaham berada di HPG cenderung menggunaan bacaan harus cukup lama bagi siswa kan Bahasa Inggris dalam interaksi
STKIP PGRI Ngawi English dengan mereka
untuk
pemahaman
teks.
tingkat kemahiran bahasa yang lebih Namun, mungkin menarik di masa
rendah
jika
memanfaatkan
mereka
secara
ingin depan untuk menyelidiki bagaimana
maksimal belajar menggunakan strategi dalam
keterampilan kerja tim mereka.
Bahasa Inggris dapat membantu siswa
Ada kecenderungan nyata dalam mahir yang lebih rendah dalam hal
LPG bagi siswa untuk menggunakan perkembangan bahasa dan penggunaan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
44
bahasa untuk tujuan otentik.
kolaboratif (collaborative reading)dapat
Singkatnya, seperti Vacca dan membantu pembacaan intensif secara
Vacca (2009: 373) menegaskan, kelas lebih efisien. Tipe kepribadian tertentu
area konten yang efektif, yang disusun seperti orang yang pemalu dan introvert
seputar pelajaran teks dan unit studi, mungkin lebih memilih untuk membaca
mengembangkan interaksi kolaboratif secara pribadi daripada berkolaborasi.
antara guru dan siswa dan antara siswa Siswa yang sangat cakap dan fasih
itu sendiri. Interaksi ini didasarkan pada dalam membaca EFL mungkin juga
prinsip-prinsip proses kelompok kecil lebih suka membaca pribadi untuk
dan CL. Meski begitu, penting untuk membaca kolaboratif.
menjaga
perspektif.
Penelitian
ini
Atas dasar bukti dari penelitian
meneliti efektivitas relatif membaca ini, diharapkan dan dapat diterima oleh
kolaboratif
(collaborative
reading) dosen STKIP PGRI Ngawi Inggris
dalam konteks EFL dan oleh karena itu untuk
tidak menunjukkan bahwa membaca dengan
kolaboratif
(collaborative
bereksperimen
lebih
memperkenalkan
lanjut
membaca
reading) kolaboratif (collaborative reading)ke
adalah metode yang lebih baik daripada dalam metodologi pengajaran mereka.
membaca mandiri (private reading). Namun,
Sebaliknya,
setiap
cara
untuk
membaca dikembangkan
hal
sarana
ini,
perlu
pendidikan
mungkin berguna dalam konteks yang profesional, seperti kursus in-service,
berbeda, melayani tujuan yang berbeda, sehubungan dengan CL pada umumnya
dan sesuai dengan tipe kepribadian dan membaca kolaboratif (collaborative
yang berbeda. Membaca kolaboratif reading)pada khususnya.
(collaborative
reading)atau
pribadi
mungkin lebih efisien dalam beberapa
References
kursus area konten dan tidak pada Almasi, J.F., 1995. The Nature of
Fourth Graders' Sociocognitive
orang lain. Membaca mandiri (private
Conflicts in Peer-led and Teacherled Discussions of Literature.
reading) mungkin lebih efektif dalam
Reading Research Quarterly, 30(3),
membaca ekstensif sementara membaca
314-351.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
45
Anderson, V. and Roit, M., 1993. ETS, 2004. TOEFL Actual Tests, First
Planning
and
Implementing
edn, Educational Testing Service,
Collaborative Strategy Instruction
The United States of America.
for Delayed Readers in Grades 6-10.
The Elementary School Journal, Klingner, J. K., & S. Vaughn, 1998.
94(2), 121-137.
Using
Collaborative
Strategic
Reading.
Baleghizadeh, S., 2010. The Impact of
http://www.Readingrockets.com
Peer Interaction on an Editing
Activity in EFL Classes. Journal of Lan, Y. J., Y. T. Sung & K. E. Chang,
Language Teaching and Research,
2006. What Makes Collaborative
1(5), 721-727.
Early EFL Reading Effective? A
mobile
dynamic
peer-assisted
Battistich, V., Solomon, D. and
learning system. In Y. J. Lan (Ed.):
Delucchi, K., 1993. Interaction
Language learning and technology:
Processes and Student Outcomes in
Proceedings of IADIS International
Cooperative Learning Groups. The
Conference
Mobile
Learning.
Elementary School Journal, 94(1),
IADIS.
19-32.
Palincsar, A.S. and Brown, A.L., 1984.
Beck, I.L., McKeown, M.G., Sandora,
Reciprocal
Teaching
of
C., Kucan, L. and Worthy, J., 1996.
Comprehension-fostering
and
Questioning the Author: A Yearlong
Comprehension-monitoring
Classroom
Implementation
to
Activities.
Cognition
and
Engage Students with Text. The
Instruction, 1(2), 117-175.
Elementary School Journal, 96(4),
385-414.
Rosenshine, B. and Meister, C., 1992.
The Use of Scaffolds for Teaching
Bejarano, Y., 1987. A Cooperative
Higher-level Cognitive Strategies.
Small-Group Methodology in the
Educational Leadership, 49, 26-33.
Language
Classroom.
TESOL
Quarterly, 21, 483-504.
Roskams, T., 1999. Chinese EFL
Students’ Attitudes to Peer Feedback
Chen, R., & B. Hird, 2006. Group
and Peer Assessment in an Extended
Work in the EFL Classroom in
Pair Work Setting. RELC Journal,
China: A closer look. RELC Journal,
30, 79-123.
37, 91-103.
Seng, G.H. and Hashim, F. ,2006. Use
Donato,
R.,
1994.
Collective
of L1 in L2 Reading Comprehension
Scaffolding in Second Language
among Tertiary ESL Learners.
Learning. In J. P. Lantolf Norwood
Reading in a Foreign Language,
(Ed.) Vygotskian Approaches to
18(1), 29-54.
Second Language Research. Ablex
Publishing Company, 33-56.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
46
Stevens, R.J., Slavin, R.E. and Farnish,
Learning Across the Curriculum.
A.M., 1991. The Effects of
Ninth edn, Pearson Education, Inc.,
Cooperative Learning and Direct
The United State of America.
Instruction
in
Reading
Comprehension Strategies on Main Vygotsky, L. S., 1978. Mind in Society:
Idea Identification. Journal of
The Development of Higher
Educational Psychology, 83(1), 8Psychological
Processes.
16.
Cambridge, MA: Harvard University
Press.
Vacca, R. T. and Vacca, J. A. L., 2009.
Content Area Reading: Literacy and
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692
47
Download