Penghitungan Karbon Nasional sub--Nasional sub dan Mitigasi Perubahan Iklim Sonya Dewi Meine van Noordwijk Gelar Teknologi 2009 Badan Litbang Kehutanan Jakarta , 19 November 2009 Outline • Penghitungan karbon pada tingkat nasional • Aksi mitigasi dengan LULUCF untuk Indonesia: apakah REDD+ cukup? • Penghitungan karbon dan aksi mitigasi: scope, data, definisi • Penghitungan karbon pada tingkat Nasional↔ sub-Nasional PENGHITUNGAN KARBON SKALA NASIONAL UNTUK LULUCF DI INDONESIA Konvensi Internasional (United Nations Framework Convention on Climate Change) Sesuai dengan konvensi ini, negara: • Mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai emisi GRK, kebijakan nasional dan praktek yang dilakukan • Membuat strategi nasional untuk memecahkan permasalahan emisi GRK dan mengadaptasi dampak yang diantisipasi, termasuk pememberian dukungan finansial dan teknologi untuk negara berkembang • Bekerja sama dalam persiapan adaptasi perubahan iklim “Common but differentiated responsibilities” antara negara Annex I dan non-Annex I LULUCF dalam mitigasi perubahan iklim dan penghitungan • Indonesia sudah memasukkan laporan pertama emisi nasional kepada UNFFF pada tahun 1999 (dibuat pada tahun 1998) dan akan melaporkan kedua kalinya pada akhir tahun 2009 (menjelang finalisasi) • Sektor yang dilaporkan adalah: energi, limbah, pertanian, industri dan Land Use, Land Use Change and Forestry (LULUCF) • Berdasarkan draft SNC, untuk tahun 2000, 58% dari emisi adalah dari sektor LULUCF (termasuk lahan gambut terbakar) • Pengurangan GRK dari atmosfir hanya terjadi pada LULUCF, karena pertambahan biomasa • Karakteristik penghitungan yang spesifik membuat sektor LULUCF berbeda dari sektor lain Penghitungan emisi dari LULUCF • Tingkat ketidakpastian (uncertainty) penghitungan LULUCF tinggi – secara umum bisa sampai 60% • Konsep Tier dalam Penghitungan: – Tier 1: data yang diperlukan sedikit (default global), tetapi tingkat uncertainty sangat tinggi – Tier 2: data default dihasilkan oleh masing2 negara; dengan mengikutsertakan perguruan tinggi and lembaga penelitian, seharusnya bisa dicapai – Tier 3: uncertainty paling rendah, perlu investasi besar untuk mengumpulkan data dan membuat database • Investasi ini layak dilakukan oleh non-Annex apabila ada bantuan luar atau/dan insentif finansial untuk penurunan emisi AKSI MITIGASI DENGAN LULUCF UNTUK INDONESIA: APAKAH REDD+ CUKUP CUKUP? ? Emisi pada tahun 2000 adalah 1.415,992 Mt CO2e (58% dari LULUCF, 12% dari lahan gambut yang terbakar) (SNC roadmap) Source: SNC roadmap Sumber utama emisi dari LULUCF • Konversi hutan dan padang rumput (1) • Perubahan dalam hutan dan biomasa berkayu lain (2) • Lahan gambut terbakar (3) • Lahan yang tidak digarap (6) Sumber: SNC roadmap Aksi mitigasi dengan LULUCF yang layak mendapatkan kompensasi • Pengurangan emisi dari sumber2 terbesar (pengurangan deforestasi, degradasi hutan, pembalakan yang tidak sustainable dll) • Perbaikan dan perluasan reservoir karbon yang utama • Pemakaian renewable energy • Strategi adaptasi yang mengintegrasikan reduksi emisi dan kegiatan perbaikan pengikatan GRK • Sistem penggunaan lahan dengan cadangan karbon tinggi di atas tanah • Penghindaran emisi dari cadangan di bawah tanah (drainase dan pembakaran lahan gambut) Modalitas yang ada • Voluntary offset • Kredit proyek CDM (A/R) • Dana bilateral/multilateral untuk proyek demonstration • Kredit UNFCCC untuk REDD: » Belum jelas » Penentuan kredit mungkin ditentukan berdasarkan emisi nasional » Nantinya mungkin bisa digunakan sebagai compliance credit oleh negara Annex I Gap antara modalitas dan potensi aksi mitigasi di Indonesia • Pengurangan emisi dari sumber2 terbesar (pengurangan deforestasi, degradasi hutan, pembalakan yang tidak sustainable dll) • Perbaikan dan perluasan reservoir karbon yang utama • Pemakaian renewable energy • Strategi adaptasi yang mengintegrasikan reduksi emisi dan kegiatan perbaikan pengikatan GRK • Sistem penggunaan lahan dengan cadangan karbon tinggi di atas tanah (‘high C stock development pathways’) • Penghindaran emisi dari cadangan di bawah tanah (drainase dan pembakaran lahan gambut) Apakah REDD+ cukup cukup? ? • Potensi emisi yang bisa direduksi dengan biaya rendah dari lahan gambut tidak diperhitungkan • Trade-offs antara penurunan reduksi jangka pendek vs insentif jangka panjang untuk ‘High C stock development pathways’ • Kesempatan indigeneous people dan masyarakat berpartisipasi terbatas • Dalam kenyataannya, pada suatu bentang lahan interaksi antar pelaku dan pemicu LULUCF seringkali tidak mengacu kepada definisi tertentu dan kepada batas keruangan yang jelas • NAMA (Nationally Appropriate Mitigation Action) PENGHITUNGAN KARBON DAN AKSI MITIGASI DENGAN LULUCF Mitigasi dengan LULUCF • Modalitas pendanaan jelas • Boundary jelas • Scope yang jelas: apa yang termasuk dan apa yang tidak Mitigasi dengan LULUCF • Realistis: Realistis kaitan antara pelaku mitigasi (yang kehilangan opportunity dan mengeluarkan pembiayaan implementasi) dan pengurangan net emisi karbon bisa ditelusuri • Kondisional Kondisional: jumlah pengurangan net karbon yang dilepas dari LULUCF bisa diukur, dilaporkan dan diverifikasi (MRV) Sukarela: partisipasi dan REL ditetapkan • Sukarela berdasarkan emisi masa lalu dan faktor-faktor lain yang dinegosiasikan Internasional Nasional (non-Annex I) Lokal Common, but differentiated responsibilities P E R U M B I A T H I A G N A S I I K L I M Mekanisme pendanaan Internasional Sumber: UNFCCC, negara Annex I, dll Nasional (non-Annex I) Lokal Sumber: UNFCCC, negara Annex I, Market, nasional policy: kebijakan fiskal, dll P E R U M B I A T H I A G N A S I I K L I M Aksi mitigasi Internasional REDD+, A/R CDM, NAMA ?? Nasional (non-Annex I) REDD+, A/R CDM, NAMA ?? Lokal P E R U M B I A T H I A G N A S I I K L I M Internasional realistis, konditional, sukarela Nasional (non-Annex I) realistis, konditional, sukarela Lokal P E R U M B I A T H I A G N A S I I K L I M Mitigasi dengan LULUCF • Realistis: kaitan antara pelaku mitigasi (yang kehilangan opportunity dan mengeluarkan pembiayaan implementasi) dan pengurangan net emisi karbon bisa ditelusuri • Kondisional: jumlah pengurangan net karbon yang dilepas dari LULUCF bisa diukur, dilaporkan dan diverifikasi (MRV) • Sukarela: REL ditetapkan berdasarkan emisi masa lalu dan faktor-faktor lain yang dinegosiasikan Mengenali pemicu pemicu--pelaku LULUCF • Identifikasi pemicu dan pelaku LULUCF harus disertakan untuk mengetahui kaitan yang jelas antara pelaku mitigasi dan performance • Value chain perlu diidentifikasi • Beberapa pilihan bentuk reward yang yang cocok untuk situasi dan kondisi lokal 1. Mengurangi emisi aktual dengan menjaga cadangan karbon yang ada dan mengimbangi biaya peluang untuk melepas pilihan secara sukarela 2. Mendukung cara untuk mendapatkan mata pencaharian yang berkesinambungan dengan tingkat ketergantungan yang rendah terhadap penggunaan lahan yang menyebabkan emisi 3. Menjaga kebocoran, dengan mengelola sumberdaya alam yang terintegrasi pada tingkat lokal 4. Melindungi nilai tambah dengan baseline yang jelas sebagai hasil dari perencanaan tata ruang 5. Memberikan sertifikat kredit untuk pengurangan emisi berdasarkan standar nasional 6. Membangun kerangka kerja peraturan yang kondusif bagi berbagai tataran pemerintah 7. Verifikasi pengurangan emisi dengan standar internasional 8. Keahlian menjual untuk mengamankan/menjamin pembeli dan menyediakan investasi dimanapun dan kapanpun saat CDM A/R, REDD+, NAMA (Nationally Appropriate Mitigation Actions) BIAYA TRANSAKSI BIAYA IMPLEMENTASI BIAYA PENGGANTIAN KEHILANGAN OPPORTUNITY Internasional Nasional Sub-nasional P E R U M B I A T H I A G N A S I I K L I M Mitigasi dengan LULUCF • Realistis: kaitan antara pelaku mitigasi (yang kehilangan opportunity dan mengeluarkan pembiayaan implementasi) dan pengurangan net emisi karbon bisa ditelusuri • Kondisional: jumlah pengurangan net karbon yang dilepas dari LULUCF bisa diukur, dilaporkan dan diverifikasi (MRV) • Sukarela: REL ditetapkan berdasarkan emisi masa lalu dan faktor-faktor lain yang dinegosiasikan Kondisional Internasional Penghitungan Nasional dengan tingkat certainty yang bisa diterima dan MRV Nasional (non-Annex I) Penghitungan sub-Nasional dengan tingkat certainty yang bisa diterima dan MRV Lokal P E R U M B I A T H I A G N A S I I K L I M Penghitungan C dari sektor LULUCF • Penghitungan cadangan karbon: menaksir besarnya karbon tersimpan pada ekosistem terestrial pada suatu titik waktu tertentu • Penghitungan emisi: menaksir emisi GRK ke atmosfir yang bersumber dari LULUCF • Penghitungan penuruan emisi: menaksir penurunan emisi dari aksi, program, aktifitas maupun kebijakan, biasanya ditujukan untuk menunjukkan performance Scope dan data • Semua land use harus tercakup • Stratifikasi hutan menjadi area dengan karakter karbon yang relatif homogen untuk meningkatkan akurasi penghitungan • Data dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk data sekunder, data citra satelit, data primer melalui survey lapangan • Kualitas data harus diperhitungkan Permasalahan • Petunjuk IPCC kadang-kadang terlalu umum maupun terlalu detail. Oleh karena itu muncul banyak tools sehingga diperlukan pemahaman dari proses penghitungan karbon, sehingga tools apapun yang digunakan tidak akan membingungkan • Terminologi kadang2 tidak jelas dan pada kenyataannya overlap sehingga interpretasi nasional dan lokal antar parapihak sangat diperlukan • Definisi hutan yang sangat beragam Definisi hutan • Bisa berdasarkan: (i) institusi dan administrasi (ii) penggunaan lahan dan rencana (iiii) kerapatan kanopi, (iv) kerapatan karbon (biomasa) • Hal ini menyebabkan beberapa konsekuensi: akurasi penghitungan dan eligibility untuk aksi mitigasi tertentu. Ambang minimum area dan tinggi pohon juga mempengaruhi eligibility • Fleksibilitas di tingkat internasional dimaksudkan supaya masing2 negara bisa menyesuaikan dengan kondisi ekosistem dan keragamannya dan juga memberikan kewenangan. Akan tetapi hal ini menyulitkan pembandingan antar negara, terutama dalam hal aksi mitigasi Definisi hutan berdasarkan vegetasi Definisi hutan berdasarkan institusi: kawasan dan nonkawasan hutan Non-kawasan tanpa pepohonan Pepohonan di luar kawasan hutan Kawasan hutan dng pepohonan Luasan cukup signifikan dan tidak tercover dalam REDD+ Kawasan hutan tanpa pepohonan Penghitungan emisi berdasarkan beberapa definisi hutan yang berbeda Definisi yang digunakan • Hutan: A. Hanya hutan alam primer B. Hutan alam (primer dan bekas tebang pilih) C. Hutan alam dan agroforest D. Hutan alam dan hutan tanaman (monokultur) E. Hutan alam, agroforest dan hutan tanaman • Emisi: – Gross emissions: RED (dari hutan menjadi non-hutan) – Gross emissions: REDD (dari hutan menjadi non-hutan, dan perubahan dalam hutan) – Net emissions: REDD+ (dari hutan menjadi non-hutan, dan perubahan dalam hutan) – Net emissions: REALU (Reducing Emissions from Any Land Uses) (semua perubahan: dari hutan menjadi non-hutan, dalam hutan, dalam non-hutan) Emisi dan dan potensi pengurangan dengan opportunity cost < 5 $/ton CO2e 14 12 10 8 6 4 2 0 Emission counted (ton CO2-eq/(ha y)) Emission below 5$ (ton CO2-eq/(ha y)) Permasalahan • Karena keragaman yang tinggi dalam faktor yang mempengaruhi biomasa pada hutan, termasuk kerapatan, komposisi, pertumbuhan dan pemanenan kayu diperlukan studi yang sistematis • Penghitungan karbon adalah kegiatan yang memerlukan team dengan berbagai expertise dan skill (multidisciplinary). Pengembangan kapasitas sangat diperlukan • Untuk negara seluas Indonesia dengan tingkat keragaman tinggi, karakter lokal harus diperhitungkan untuk meningkatkan akurasi Mitigasi dengan LULUCF • Realistis: kaitan antara pelaku mitigasi (yang kehilangan opportunity dan mengeluarkan pembiayaan implementasi) dan pengurangan net emisi karbon bisa ditelusuri • Kondisional: jumlah pengurangan net karbon yang dilepas dari LULUCF bisa diukur, dilaporkan dan diverifikasi (MRV) • Sukarela: REL ditetapkan berdasarkan emisi masa lalu dan faktor-faktor lain yang dinegosiasikan Sukarela REL Nasional yang ditetapkan berdasarkan past emissions Internasional dan faktor lain, dan dinegosiasikan Indonesia: 26% autonomous, 41% dengan Nasional bantuan luar, belum jelas dari sektor apa dan bagaimana (non-Annex I) REL sub-Nasional: fair dan efisien Lokal P E R U M B I A T H I A G N A S I I K L I M PENGHITUNGAN KARBON DI SUB-TINGKAT NASIONAL↔ SUB NASIONAL Beberapa pendekatan • Wilayah sub-nasional seakan sebuah proyek dalam sistem penghitungan nasional » Satu REL nasional • Penghitungan sub-nasional yang independent » Setiap wilayah sub-nasional mempunyai porsi REL » Setiap wilayah sub-nasional bertanggungjawab untuk emisinya sendiri, seolah2 sebuah negara terpisah dengan batas yang jelas » Pemetaan dan pemodelan perlu teknik yang agak canggih: nasional memberikan support terhadap sub-nasional • Sistem bersusun » Setiap wilayah sub-nasional mempunyai porsi REL dalam REL nasional » Ada suatu sistem buffer/asuransi nasional » Sistem stratifikasi, zonasi dan sistem meta legend yang jelas sehingga aggregasi dari tingkat sub-nasional ke nasional bisa dilakukan, baik dalam pemetaan maupun penghitungan di lapangan Nasional Propinsi Propinsi Propinsi Kabupaten Desa UP Nasional Propinsi Propinsi Propinsi Kabupaten Desa UP Nasional Propinsi Propinsi Propinsi Kabupaten Desa UP Mengapa perlu sistem penghitungan bersusun bersusun? ? • Accountability, transparency, co-investment, shared responsibilities yang akan meningkatkan kemungkinan sukses jangka panjang dalam hal performance dan menjaga ‘permanence’ • Efisien dalam hal waktu dan biaya • Adil, karena adanya kaitan erat antara penghitungan dan penetapan REL dengan implementasi dan kompensasi • Mencegah adanya leakage • Memungkinkan adanya sistem buffer seandainya terjadi hal2 yang luar biasa Apa yang diperlukan diperlukan? ? • Wadah institusi di tingkat sub-nasional dan nasional yang akan ber-counter part • Perangkat kebijakan dan peraturan di kedua tingkat • Kapasitas sub-nasional • Data dan perangkat keras di tingkat sub-nasional • Protokol teknis aliran data nasional ke/dari subnasional • Adanya meta legend untuk agregasi dan disagregasi antar tingkat • Dana awal • Keterlibatan lembaga independen dan private sector Kesimpulan • Penghitungan karbon nasional sudah dilakukan, akan tetapi untuk mencapai tingkat certainty yang lebih tinggi diperlukan data dan analisa lebih lanjut; dengan data yang sudah ada, Tier 3 hampir bisa dicapai; • Hanya dengan REDD+, banyak emisi yang bisa direduksi dengan biaya terjangkau tidak ter-cover • Penghitungan karbon harus merujuk kepada scope,, definisi dan data yang jelas agar aksi mitigasi dan mekanisme kompensasi berjalan seiring • Sistem penghitungan karbon bersusun di tingkat Nasional↔ sub-nasional terkait erat dengan kesuksesan aksi mitigasi Terima kasih