Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
menyatakkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdasakan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
bertakwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsa.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD yang masih berupa
konsep-konsep, adalah proses berpikir manusia dari berpikir konkret ke abstrak.
Sementara itu, anak usia Sekolah Dasar termasuk dalam tahap perkembangan
berpikir konkret (Jean Piaget), untuk itu dalam melaksanakan pembelajaran perlu
dipikirkan tingkat perkembangan dan tingkat intelektual siswa. Jean Piaget
berpendapat bahwa proses belajar terdiri dari 3 tahap yakni asimilasi, akomodasi,
dan penyeimbangan. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sedapat
mungkin diusahakan muncul asimilasi dan akomodasi kognitif. Mata pelajaran
Pendidikan Kewaraganegaraan kurang menarik pada waktu proses pembelajaran
berlangsung, apalagi cenderung metode ceramah mendominasi dalam proses dan
tidak ada alat peraganya. Oleh sebab itu mengakibatkan pembelajaran kurang
menarik sehingga siswa merasa bosan pada waktu menerima materi pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu penggunaan metode pembelajaran yang
kurang sesuai dengan materi pelajaran membuat juga berpengaruh pada hasil
belajar siswa, yang mengakibatkan
siswa kurang antusias dalam proses
pembelajaran sehingga nilai mereka tidak memenuhi KKM yang telah di tentukan.
Di SDN Tirtomoyo Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen di kelas
4 pada mata pelajaran PKn, rata-rata hasil belajar 57,89 artinya masih ada
beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Untuk itu guru harus
melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan sebagai guru yang
professional harus bisa memilih dan menerapkan metode yang sesuai dengan
1
2
materi yang akan dipelajari. Hal semacam itu terjadi dalam proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di kelas 4 SD Negeri Tirtomoyo, Kecamatan
Poncowarno, Kabupaten Kebumen.
Sejalan dengan hal tersebut, dikembangkan iklim belajar mengajar yang
dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan
kreatif. Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 yang menetapkan bahwa hakikat
PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara
Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila
dan UUD 1945.
Kepribadian siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut menyatu dan sulit dipisahkan satu
dengan yang lainnya, sehingga membentuk kepribadian unik setiap manusia.
Dalam menyajikan pelajaran, guru harus berupaya mengembangkan ketiga ranah
tersebut agar berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran terdapat perbedaan tergantung dari ranah mana yang mendapat
penekanan, sementara dalam pembelajaran PKn, hasil akhir yang menjadi tujuan
adalah pengembangan ranah afektif yang sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku dan berkembang dalam tatanan kehidupan manusia Indonesia.
Dalam proses pembelajaran PKn, guru belum semuanya melaksanakan
pendekatan siswa aktif, dan peranan guru sebagai fasilitator belajar siswa belum
diterapkan, namun guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab. Dalam penyampaian materi pelajaran guru masih menggunakan buku-buku
sumber dan buku pelengkap sebagai sumber belajar, dan dalam penyampaian
bahan ajar kepada siswa belum digunakan media belajar yang lain.
Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan diatas, maka harus segera
dilakukan tindakan agar permasalahan pembelajaran dapat terselesaikan. Salah
satu solusinya adalah dengan menggunakan metode yang tepat yaitu yang mampu
melibatkan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Metode merupakan salah
satu cara guru untuk berinteraksi dengan murid pada kegiatan pembelajaran.
3
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh guru untuk melihat
keefektifan metode pembelajaran terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu menggunakan metode
Bermain Peran.
Menurut Mawardi (2011) Bermain peran adalah suatu cara menyajikan
bahan pelajaran dengan mendramasikan tingkah laku dalam hubungan sosial
dengan suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan masalah sosial.
Metode bermain peran bertujuan untuk menunjukan suatu perbuatan dari suatu
pesan yang ingin disampaikan dari peristiwa yang dilihat. Pembelajaran Bermain
Peran merupakan salah satu metode yang diarahkan pada upaya pemecahan
masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antar manusia (interpersonal
relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Pengalaman
belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama,
komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dilakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Bermain
Peran Di Kelas 4 Semester II SDN Tirtomoyo Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
I.2 Identifikasi Masalah
Penulis melakukan penelitian tindakan kelas pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) di kelas 4 SD Negeri Tirtomoyo Kecamatan Poncowarno
Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2012/2013. Permasalahan-permasalahan
yang ditemukan pada proses pembelajaran yang dikelola guru kelas, ditemukan
penyebab tidak tercapainya KKM pada mata pelajaran PKn.
4
Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
a) rendahnya tingkat penguasaan materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn),
b) rendahnya siswa yang mengajukan pertanyaan maupun tanggapan terhadap
materi yang diberikan,
c) siswa kurang semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Dampaknya dari berbagai masalah dalam pembelajaran PKn jika tidak
dilakukan tindakan adalah:
a. Karena dalam pembelajaran guru yang lebih aktif maka siswa kurang dalam
berfikir dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap penguasaan
materi yang disampaikan oleh guru.
b. Dalam pembelajaran siswa masih pasif, guru kurang berinteraksi dengan
siswa sehinga respon siswa dikelas masih kurang.
c. Pada
kegiatan
pembelajaran
guru
masih
menggunakan
pendekatan
konvensional yaitu metode ceramah sehingga kegiatan belajar PKn menjadi
membosankan dan tidak efektif.
I.3 Rumusan Masalah
Mengacu permasalahan latar belakang dari pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn), penulis ingin mengkaji melalui penelitian tindakan kelas
(PTK), berupa:
a) Apakah metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4
dalam pembelajaran PKn di SDN Tirtomoyo, Kecamatan Poncowarno,
Kabupaten Kebumen?
b) Bagaimana metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas 4 dalam pembelajaran PKn di SDN Tirtomoyo, Kecamatan
Poncowarno, Kabupaten Kebumen?
5
I.4 Tujuan Penelitian
a) Untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 4 di SDN Tirtomoyo
Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen melalui metode bermain peran.
b) Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan metode bermain peran
yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 4 di SDN
Tirtomoyo Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen tahun ajaran
2012/2013.
I.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Kegunaan hasil penelitian ini mendukung dan mengokohkan hasil teori
pembelajaran yang berkenaan dengan metode bermain peran dalam kaitannya
dengan hasil belajar.
1.5.2 Manfaat Praktis
1) Bagi siswa
a. Diharapkan siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
b. Siswa menjadi lebih berani maju kedepan untuk menyampaikan
pendapat.
2) Bagi guru
a. Bisa berhasil dalam memberikan materi pelajaran PKn.
b. Dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
materi pelajaran dan kondisi siswa agar pembelajaran lebih efektif.
3) Bagi sekolah
a. Sebagai masukan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang
tepat untuk siswa terutama dalam mata pelajaran PKn supaya mampu
bersaing diluar sekolah.
4) Bagi Peneliti
a. Untuk mengetahui implementasi metode bermain peran terhadap hasil
belajar siswa.
Download