ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TEHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA KELAS XI DI SMA PUSAKA 1 JAKARTA. Nike Pratiwi Suciningrum [email protected] Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta Endang Sri Rahayu [email protected] Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan menguji pengaruh status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI di SMA Pusaka 1 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex-post facto. Sedangkan metode analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil analisis jalur menunjukan bahwa: (1) pengaruh langsung antara status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesr 22,2% ; (2) pengaruh langsung antara motivasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 14,1%, dan (3) pengaruh tidak langsung antara status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjukan studi ke perguruan tinggi yang dimoderatori oleh motivasi belajar sebesar 18,1%. Kata Kunci: Status Sosial, Motivasi Belajar, Minat. PENDAHULUAN Kualitas sumber daya yang dimiliki agar sumber daya dapat berperan dan bersaing internasional. Semakin manusia dipandang sebagai salah dikancah satu tinggi persaingan dan tuntutan di faktor perdagangan kunci dalam era Hal ini bebas. menyebabkan setiap negara mengembangkan dan meningkatkan http://ojs.jpeb.net dunia kerja sumber berkualitas juga daya membutuhkan manusia dengan yang segala 1 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 kompetensi yang dimiliki, mampu Pendidikan mengembangkan mengembangkan kemampuan dan diri serta ber- nasional sama-sama membangun bangsa. membentuk Untuk menghadapi persaingan ini, bangsa yang bermartabat dalam Indonesia pun harus terus menerus rangka berupaya bangsa, untuk meningkatkan watak berfungsi peradaban mencerdaskan kehidupan bertujuan untuk sumber daya manusia yang dimiliki. berkembangnya Peningkatan kualitas sumber daya didik agar menjadi manusia yang manusia ini harus dilakukan secara beriman terencana pem- Tuhan Yang Mahas Esa, berkakhlak bangunan. Salah satu cara untuk mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, meningkatkan kualitas sumber daya mandiri dan menjadi warga Negara manusia yang demokratis serta bertanggung dalam adalah proses melalui jalur pendidikan. dan potensi peserta bertaqwa kepada jawab (Departemen Agama, 2004). Pendidikan merupakan suatu Berkaitan dengan hal diatas, proses menyiapkan individu untuk pendidikan mampu menyesuaikan diri dengan penting dalam fungsinya sebagai perubahan lingkungan. Pendidikan penyiap peserta didik di masa yang mempunyai peran penting dalam akan pembangunan mengantisipasi keadaan masya- pendidikan merupakan salah satu rakat depan. Dengan cara untuk membentuk sumberdaya pendidikan diharapkan manusia membentuk manusia nasional karena yang berkualitas untuk mencapai tujuan nasional. Sehingga pembangunan peningkatan yang memegang datang sehingga masa mampu pengetahuan peranan dapat dapat Indonesia menguasai dan ilmu perkembangan mutu pendidikan harus dilakukan teknologi yang dibutuhkan untuk oleh pemerintah. Undang-undang bersaing dengan Sistem Pendidikan Nasional No.20 lain. Tahun tolak 2003, menjelaskan Bab II, sebagai http://ojs.jpeb.net Pasal 3 berikut: Pendidikan ukur negara-negara juga dalam peradaban sebuah menjadi kemajuan bangsa se- 2 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 hingga pendidikan merupakan hal mempersiapkan peserta didik untuk yang mutlak yang harus dipenuhi mengikuti pendidikan menengah. dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang lamanya tiga Jalur pendidikan dibedakan tahun bertujuan untuk melanjutkan menjadi tiga, yaitu pendidikan dan meluaskan pendidikan dasar formal, pendidikan non formal, dan serta mempersiapkan peserta didik pendidikan Pendidikan menjadi anggota masyarakat yang formal diperoleh melalui lembaga memiliki kemampuan mengadakan pendidikan, hubungan informal. yaitu sekolah yang timbal balik dengan merupakan pendidikan berjenjang lingkungan sosial, budaya, dan alam dari sekitar pendidikan sampai palng dengan rendah pendidikan ter- tinggi. Jenjang pendidikan formal serta dalam memasuki maupun (SD, yaitu nengah (2) pendidikan me- (SMA, SMK), dan (3) mengem- bangkan kemampuan lebih lanjut terdiri dari: (1) pendidikan dasar SMP), dapat dunia pendidikan pendidikan kerja selanjutnya tinggi. Jenjang selanjutnya adalah pendidikan tinggi pendidikan tinggi (Diploma, Sar- dengan jana). adalah annya. Pendidikan tinggi bertujuan pendidikan yang lamanya sembilan untuk mempersiapkan peserta didik tahun, diselenggarakan enam tahun yang di Sekolah Dasar dan tiga tahun di akademis Sekolah Pertama. profesional bertujuan nerapkan, Pendidikan Pendidikan memberikan dasar Menengah dasar bekal segala penyelenggara- memiliki maupun yang kemampuan kemampuan dapat mengembangkan, medan kemampuan menciptakan ilmu pengetahuan dan dasar kepada peserta didik untuk teknologi. Pada umumnya tingkat mengembangkan pendidikan yang berhasil dicapai kemampuannya sebagai pribadi, masyarakat, warga anggota anggota negara, manusia http://ojs.jpeb.net oleh seseorang akan berpengaruh dan terhadap kehidupan bermasyarakat. serta Seseorang yang mempunyai latar 3 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 belakang pendidikan yang tinggi bersama Ibu Hana dan Pak Ahmad menjadi selaku lebih terhormat dan bagian kurikulum mempunyai kedudukan yang lebih kesiswaan, tinggi dari pada seseorang yang kondisi status sosial ekonomi orang mempunyai tua latar belakang siswa menunjukan dan termasuk bahwa kedalam pendidikan yang rendah. Melihat katagori menengah kebawah. Selain tuntutan dunia usaha kerja dewasa itu ini secara tidak langsung menuntut informasi bahwa pembayaran uang agar meneruskan SPP sering terlambat, siswa baru pendidikannya yang tidak hanya melunasi uang SPP jika ujian akan berhenti di pendidikan menengah dilaksanakan. saja siswa tetapi harus dituntut peneliti melanjutkan Dalam juga mendapatkan pendidikan, sampai ke perguruan tinggi. Dengan dan memasuki tinggi, dibutuhkan. Sarana dan prasarana seseorang mahasiswa diharapkan pendidikan dapat berguna untuk dapat mempersiapkan diri untuk menunjang penyelenggara proses menyongsong belajar masa perguruan kehidupannya mendatang di- prasarana sangat sarana mengajar, baik penting secara untuk langsung maupun tidak langsung meningkatkan taraf hidup kearah dalam suatu lembaga dalam rangka yang lebih sempurna apalagi dalam mencapai tujuan pendidikan. SMA era Pusaka 1 Jakarta memiliki sarana perdagangan bebas seperti sekarang ini. dan prasarana meliputi ruang kelas, SMA Pusaka 1 Jakarta yang ruang perpustakaan, laboratorium terletak di Jalan Taruna Pahlawan IPA, ruang pimpinan, ruang guru, Revolusi nomor 89 Duren Sawit ruang tata usaha, tempat ibadah, yang ruang mempunyai akreditasi A status disamakan ternomor UKS, kendaraan. vasi awal peneliti di SMA Pusaka 1 SMA http://ojs.jpeb.net sekolah, tempat kantin dan tempat parkir 003859/2009. Berdasarkan obser- Jakarta yang melakukan wawancara lapangan berada di Pusaka lokasi 1 yang Jakarta kurang 4 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 strategis karena jauh dari jangkauan Sebuah lembaga kendaraan umum. Kondisi di luar menyelenggarakan sekolah SMA Pusaka 1 Jakarta juga SMA sangat memperhatikan ramai tersebut karena terletak pemukiman warga sekolah di tengah yang padat Pusaka untuk 1 pendidikan, Jakarta peserta melanjutkan Perguruan yang juga didiknya studi ke Tinggi. Minat studi ke Perguruan penduduk. Selain itu peneliti juga melanjutkan melihat ada tempat pembuangan Tinggi di SMA Pusaka 1 Jakarta sementara tergolong masih rendah. Meskipun parkiran (TPS) sekolah di dan samping ada kali dalam setiap tahunnya selalu ada dibelakang gedung sekolah. Hal ini peningkatan jumlah tentu melanjutkan studi ke akan menganggu dalam siswa yang Perguruan proses belajar mengajar di SMA tinggi. Adapun data siswa yang Pusaka 1 Jakarta. melanjutkan studi ke perguruan tinggi, yaitu: Tabel 1: Jumlah Siswa yang Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi di SMA Pusaka 1 Jakarta Tahun Jumlah Jumlah Siswa yang No Ajaran Lulusan Melanjutkan Studi ke PT 1 2012 129 51 2 2013 123 56 3 2014 72 34 Sumber: SMA Pusaka 1 Jakarta (data diolah) Berdasarkan tabel di atas, Persentase Siswa yang Melanjutkan Studi ke PT 39,5 % 45,5 % 47,2 % suatu sikap yang mencenderungkan dapat diketahui bahwa sedikitnya seseorang lulusan SMA Pusaka 1 Jakarta yang sesuatu yang diinginkannya. Minat melanjutkan hal utama yang paling berperan tinggi studi merupakan rendahnya minat keperguruan suatu siswa indikasi untuk dalam diri melanjutkan untuk melakukan siswa studi yang ke ingin perguruan melanjutkan pendidikan ke jenjang tinggi. Dengan minat seseorang yang lebih tinggi. Minat adalah akan http://ojs.jpeb.net lebih mampu melakukan 5 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 sesuatu yang disbanding dengan diminatinya yang tidak Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang diminatinya. Diawali dari adanya mempengaruhi rasa ketertarikan dan kebutuhan minat untuk ilmu perguruan tinggi. Motivasi belajar mendorong bisa berasal dari dalam individu itu seseorang untuk melakukan suatu sendiri maupun dari luar lingkugan tindakan individu. mengembangkan pengetahuan akan dan dalamnya. berpartisipasi Begitu melanjutkan Siswa yag terhadap studi ke memiliki dengan motivasi belajar yang tinggi akan perguruan lebih bersemangat untuk belajar. melanjutkan Namun hingga kini masih terdapat studi ke perguruan tinggi akan siswa yang memiliki motivasi belajar mendorong mereka untuk berusaha yang rendah. Hal ini terlihat dari memasuki perguruan tinggi karena rendahnya respon siswa terhadap mereka ingin mengembangkan ilmu kegiatan belajar mengajar di dalam dan pengetahuan. kelas. Tidak antusiasnya siswa ini melanjutkan tinggi, studi minat juga di siswa ke siswa Minat melanjutkan studi ke dapat terlihat terutama pada mata Perguruan Tinggi berarti keinginan pelajaran yang siswa tersebut tidak seseorang meneruskan suka. Selain itu, motivasi belajar pendidikannya ke jenjang yang lebih siswa yang rendah dapat pula dilihat tinggi. Terdapat banyak faktor yang pada saat siswa mengerjakan tugas memperngaruhi minat siswa untuk baik di sekolah maupun di rumah melanjutkan yang terlihat kurang bersungguh- untuk studi ke Perguruan Tinggi antara lain adalah motivasi belajar, prestasi akademis, status sungguh dan tidak tepat waktu. Dalam proses belajar, sosial ekonomi orang tua, latar motivasi sangat diperlukan, sebab belakang tua, seseorang yang tidak mempunyai di motivasi dalam belajar, tak akan sosialisasi sekolah, pendidikan perguruan dan sebaya. http://ojs.jpeb.net orang tinggi pergaulan teman mungkin melakukan aktivitas belajar. Sehingga motivasi belajar 6 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 ISSN: 2302 - 2663 memegang peranan yang penting dengan prestasi belajar dalam proses belajar. Berawal dari rendah memiliki rasa motivasi rendah percaya diri dan menimbulkan rasa menyebabkam siswa tersebut tidak tidak senang pada pendidikan dan berminat untuk melanjutkan studi ke mengurangi minatnya perguruan tinggi. mempertinggi jenjang belajar yang Keinginan peserta didik dari segi individu untuk yang kurang untuk pendidik- annya. mempunyai Faktor yang penting persaingan dunia kerja dan harapan seperti status sosial ekonomi orang untuk mempunyai kehidupan yang tua yang merupakan salah satu lebih baik akan selalu ada. Minat mempengaruhi melanjutkan untuk ke perguruan faktor kalah bekal di masa depan mengahadapi studi adalah tidak eksternal minat melanjutkan seseorang studi ke tinggi ditambah dengan prestasi perguruan tinggi. Masalah kondisi yang baik merupakan peluang bagi sosial ekonomi dan harapan masa individu depan anak dari orang tua pada untuk kesempatan yang mempunyai masuk akhirnya Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, masalah prestasi belajar juga merupakan menentukan salah satu faktor internal yang terhadap kelanjutan sekolah anak– mempengaruhi siswa dalam minat anaknya. Pada kenyataannya siswa melanjutkan perguruan yang berasal dari keluarga dengan tinggi. Prestasi belajar merupakan ekonomi yang cukup, mempunyai salah satu tolak ukur keberhasilan kesempatan yang lebih luas untuk seorang siswa. Bagi individu yang mengembangkan prestasi belajarnya belum maksimal melalui pendidikan tinggi. Hal ini akan mempunyai minat yang belum jauh berbeda dengan siswa yang optimal untuk melanjutkan studi ke berasal dari keluarga yang memiliki perguruan sosial studi besar ke tinggi. Karena kenyataannya banyak ditemui siswa http://ojs.jpeb.net biasanya akan bagi menimbulkan orang tua alternatif untuk pilihan kemampuannya ekonomi yang sadar rendah akan 7 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 ketidakmampuannya dan tidak tingkat pendidikan orang tua yang memiliki minat untuk meneruskan tinggi akan lebih luas wawasannya pendidikannya ke jenjang yang lebih terhadap pendidikan. Mereka akan tinggi dan memilih untuk langsung mengarahkan mencari pekerjaan. anaknya untuk terus menambah Tidak hanya status sosial ekonomi orang pendidikan tua, orang tingkat tua juga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa ilmu dan sehingga membimbing anak mempunyai tersebut minat untuk melanjutkan studi, dalam hal ini adalah ke perguruan tinggi. dalam Faktor lain yang minatnya untuk melanjutkan studi ke memberikan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan mempengaruhi minat siswa untuk orang tua akan menentukan cara melanjutkan studinya ke perguruan orang tua dalam membimbing dan tinggi adalah sosialisasi Perguruan mengarahkan anaknya dalam hal Tinggi pendidikan. Tingkat pendidikan yaitu maksimalnya sosialisasi perguruan jenjang telah tinggi pada siswa di sekolah juga maupun merupakan salah satu hal yang pendidikan ditempuh, baik yang formal andil turut di dalam sekolah. Kurang nonformal. Sikap yang terbentuk menyebabkan pada masing-masing individu pada melanjutkan setiap jenjang pendidikan formal tinggi akan berbeda-beda antara lulusan dikarenakan sekolah sekolah perguruan tinggi yang dibutuhkan menengah pertama, lulusan sekolah oleh siswa kurang. Siswa hanya menengah atas, lulusan perguruan memperoleh sedikit informasi atau tinggi. Tingkat pendidikan orang tua informasi tentang perguruan tinggi yang tidak sempit dasar, rendah lulusan akan wawasannya cenderung terhadap studi belum sudah dirasa cukup. Sedangkan tentang perguruan informasi memberikan perguruan ke siswa optimal. lengkap. pendidikan, lulus sekolah menengah http://ojs.jpeb.net minat Sekolah informasi tinggi cara secara atau jalur Hal ini tentang hanya tentang umum, masuk 8 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 perguruan tinggi, gambaran secara tinggi. Berdasarkan latar belakang garis besar suatu perguruan tinggi. dan Padahal dikemukakan, penulis tertarik untuk siswa membutuhkan tidak hanya informasi tersebut permasalahan mengadakan yang penelitian dengan tetapi juga pada detail informasi judul suatu perguruan tinggi. Ketika siswa Ekonomi Orang Tua dan Motivasi tidak tentang Belajar terhadap Minat Melanjutkan perguruan tinggi itu maka siswa Studi ke Perguruan Tinggi pada tersebut cenderung minatnya belum Siswa Kelas XI di SMA Pusaka 1 optimal untuk melanjutkan studi ke Jakarta. mengenal baik “Pengaruh telah Status Sosial perguruan tinggi. Selain faktor–faktor yang KAJIAN TEORI telah disebutkan di atas teman Minat sebaya Perguruan Tinggi juga seseorang mempengaruhi minat melanjutkan Tinggi. siswa studi ke Remaja kecenderungan untuk Perguruan Melanjutkan dengan kehidupan membentuk seseorang memiliki dapat teman-teman dekat Pada kenyataannya, pribadi manusia, kaitan itu adalah bahwa kelompok yang diri mempunyai memiliki minat sebaya ke Minat sangat erat kaitannya kelompok dan melakukan kegiatan dengan Studi dengannya. terdapat atau terhadap ditentukan oleh dirinya sendiri. biasanya terjadi tidak sesuatu keadaan Penentuan karena ini banyak kecenderungan dimana kelompok faktor, baik langsung yaitu dari teman sebaya yang kurang memiliki dalam diri seseorang maupun dari minat dalam hal pendidikan yang luar. Keberadaan minat dalam diri tinggi dan memlih untuk langsung seseorang biasanya dimanfaatkan bekerja sebagai usaha setelah membentuk menjadi lulus pemikiran kurang berminat akan siswa dalam meneruskan studinya ke perguruan http://ojs.jpeb.net untuk pe- ngembangan ilmu pengetahuannya. Menurut Slameto, minat merupakan suatu rasa lebih suka 9 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang Berdasarkan pendapat para beberapa ahli yang telah menyuruh, minat pada dasarnya dikemukakan dapat dikatakan minat adalah merupakan penerimaan akan suatu aspek yang hubungan antara diri sendiri dengan dimiliki sesuatu di luar dirinya. Minat dapat rasa suka atau senang terhadap diekspesikan pernyataan sesuatu dan mampu mempengaruhi yang menunjukan bahwa seseorang tindakan orang tersebut. Senada lebih hal dengan pendapat di atas Abdul daripada hal lainnya, dapat pula Hadis mengatakan “minat secara dimanfestasikan melalui partisipasi umum dapat diartikan sebagai rasa aktif tertarik melalui menyukai dalam sesuatu sesuatu aktifitas (Slameto, 2010:180). Senada Djaali Slameto, ditunjukan individu menyatakan benda hidup maupun benda tak hidup (Abdul Hadis, 2006:44). bahwa minat dapat diekspresikan melalui yang menimbulkan kepada suatu objek, baik objek dengan (2010:180) seseorang psikis pernyataan yang Minat mempunyai hubungan erat dengan dorongan dalam dari menunjukkan bahwa siswa lebih individu menyukai suatu hal dari pada hal menimbulkan ketertarikan untuk lainnya, dapat pula dimanifestasikan berpartisipasi atau pada melalui suatu suatu yang diminatinya. Seseorang aktivitas. Selanjutnya W.S Winkel yang berminat pada suatu objek (2004:30) sampai pada kesimpulan maka bahwa memperhatikan partisipasi minat kecenderungan dalam dmerupakan kemudian terlibat akan cenderung perhatian besar pada Perhatian pada objek tersebut dapat bidang atau suatu hal tertentu dan diwujudkan dengan rasa ingin tahu merasa senang berkecimpung di dan memperlajari objek tersebut. bidang tersebut. Selanjutnya merasa tertarik terhadap objek yang agak menetap, yang yang Muhibbin tesebut. Syah menegaskan bahwa minat berarti http://ojs.jpeb.net 10 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. besar terhadap sesuatu (Muhibin Syah, 2008:136). Dari beberapa pendapat Menguatkan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapat Muhibin, Sardiman AM minat merupakan kecenderungan menyatakan bahwa minat timbul dari tidak secara tiba-tiba atau spontan, dengan rasa suka atau senang, melainkan timbul akibat partisipasi ketertarikan, pengalaman, kebiasaan pada waktu perhatian belajar atau bekerja dan minat akan diminatinya. Dalam hal pendidikan, selalu soal kelanjutan karir seseorang siswa terkait dengan dalam individu dan diwujudkan memberikan terhadap hal yang kebutuhan atau keinginan sangat bergantung dengan minat- (Sadirman, 2006:76). Sardiman minat tiap siswa tersebut. Dalam hal menyatakan bahwa minat sebagai ini, R. Ibrahim suatu kondisi yang terjadi apabila pada kesimpulan bahwa setiap anak seseorang melihat ciri-ciri atau arti mempunyai minat dan kebutuhan sementara sendiri-sendiri, situasi dihubungkan dengan keinginan atau yang (2003:3) sampai anak yang akan keinginan- bersekolah ke perguruan tinggi akan kebutuhan- berbeda dengan anak yang bekerja kebutuhannya sendiri. Singkatnya, seteah tamat sekolah menengah. apa yang dilihat seseorang sudah Sesuatu yang menarik minat dan tentu dibutuhkan akan membangkitkan anak menarik minatnya sejauh apa yang dilihat itu perhatiannya mempunyai dengan bersungguh-sungguh dalam belajar. kepentin ngannya sendiri. Daryanto Berdasarkan uraian tersebut (2009:53) sampai pada kesimpulan dapat disintesiskan bahwa yang bahwa dimaksud hubungan minat merupakan dan akan mereka dengan melanjutkan memperhatikan beberapa kegiatan tinggi adalah motif, kecenderungan yang seseorang untuk meningkatkan taraf http://ojs.jpeb.net seseorang ke minat kecenderungan yang tetap untuk diminati studi akan perguruan 11 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 pendidikan yang lebih tinggi setelah ataupun ditolak karena perbedaan lulus sekolah menengah melalui tersebut terjadi dengan sendirinya lembaga pendidikan formal yang dan membentuk tingkatan dengan lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. sendirinya. Minat melanjutkan ke Menurut Nasution (2004:22) diukur status sosial merupakan kedudukan dengan indikator meliputi rasa suka seseorang dalam suatu kelompok atau dan sosial. Kedudukan sosial (status perhatian untuk meneruskan studi sosial) adalah sehubungan dengan ke perguruan tinggi. orang lain dalam arti lingkungan perguruan tinggi senang, studi dapat ketertarikan pergaulannya, prestisenya dan hakStatus Sosial Ekonomi hak serta kewajibannya. Kedudukan Lingkungan sosial sosial tersebut mempengaruhi merupakan lingkungan masyarakat kedudukan orang tersebut dalam yang didalamnya terdapat individu kelompok sosial berbeda. Soekanto satu dengan individu lainnya. Dalam mendefinisikan kehidupan kedudukan sebagai bermasyarakat akan banyak ditemukan perbedaan yang posisi membedakan kelompok lainnya. seseorang Kemudian dengan seseorang “status tempat dalam sosial atau atau suatu sehubungan perbedaan dengan orang-orang lainnya dalam tersebut akan membentuk suatu suatu kelompok yang lebih besar tingkatan lagi. yang tanpa disengaja akan menjadi pembeda di dalam masyarakat. Soleman B. tersebut Taneko (2000:131) sampai pada dapat menggolongkan satu individu kesimpulan bahwa status sosial ke tingkatan yang tanpa dapat dikonsepsikan sebagai posisi disengaja pula memasukan individu seseorang (kelompok) dalam suatu tersebut ke dalam suatu tingkatan kelompok tertentu. Tingkat tersebut bukanlah besar) sehubungan dengan orang suatu lain dalam kelompoknya. Senada suatu hal Perbedaan Selanjutnya dapat http://ojs.jpeb.net yang diminta (kelompok yang lebih 12 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 dengan Taneko, Idianto M (2005:39) kebutuhannya. Sumadi Suryabrata juga memberikan definisi tentang (2011:70) status sosial, yaitu status sosial “motivasi adalah keadaan dalam merupakan “kedudukan atau posisi pribadi sosial seseorang dalam masya- individu untuk melakukan aktivitas- rakat, mengikuti keseluruhan posisi aktivitas kondisi tertentu guna untuk sosial yang terdapat dalam suatu mencapai suatu tujuan. menyatakan orang yang bahwa mendorong kelompok masyarakat, dari yang Sementara Sardiman A. M paling rendah hingga yang paling (2006:74), mengemukakan bahwa tinggi. motivasi mengandung tiga elemen Berdasarkan uraian yang penting, yaitu: (1) motivasi telah dipaparkan sebelumnya maka mengawali dapat disintesiskan sosial energi pada diri setiap individu ekonomi adalah posisi seseorang manusia. Perkembangan motivasi dalam akan suatu status kelompok sosial terjadinya itu perubahan membawa beberapa masyarakat yang ditinjau dari segi perubahan energi didalam sistem ekonomi. Status sosial “neurophysiological” yang ada pada ekonomi dapat diukur melalui tingkat pendi- organisme manusia (walaupun dikan, jenis pekerjaan, pendapatan motivasi itu muncul dari dalam diri dan kekayaan yang dimiliki. manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia; Motivasi Belajar Dalam (2) proses Motivasi ditandai dengan belajar, munculnya, rasa/ ”feeling”, afeksi motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang. Dalam hal ini motivasi seseorang yang tidak mempunyai relevan dengan motivasi dalam belajar, tak akan persoalan kejiwaan, mungkin emosi melakukan aktivitas yang dapat persoalanafeksi dan menentukan belajar. Hal ini meupakan suatu tingkah-laku pertanda bahwa sesuatu yang akan Motivasi akan dirangsang karena dikerjakan adanya tujuan. Jadi motivasi dalam itu http://ojs.jpeb.net tidak menyentuh manusia, dan (3) 13 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 hal ini sebenarnya respons dari Merangsang berarti menumbuhkan suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi kekuatan pada diri individu dan memang muncul dari dalam diri memimpin manusia, bertindak tetapi kemunculannya seseorang dengan cara karena terangsang/terdorong oleh Sedangkan adanya unsur lain, dalam hal ini menyalurkan adalah tujuan dan tujuan ini akan memiliki menyangkut soal kebutuhan. Selanjutnya motivasi Senada dengan Sardiman, untuk tertentu. mengarahkan tingkah orientasi berarti laku pada agar tujuan. belajar merupakan dorongan yang menurut Bimo Walgito (2002:169) ada menyimpulkan keseluruhan daya penggerak yang bahwa motivasi pada diri siswa mengandung 3 aspek yaitu: (1) menimbulkan keadaan diri disertai usaha-usaha dan cara-cara organism (a driving state), yaitu untuk meningkatkan pemahaman kesiapan suatu tergolong dalam bergerak kebutuhan mata pelajaran belajar, sehingga kebutuhan tujuan yang dikehendaki oleh subjek keadaan belajar itu dapat tercapai. Motivasi lingkungan, atau karena keadaan belajar ini dapat di ukur dengan mental seperti berpikir dan ingatan; indikator meliputi adanya hasrat dan (2) Perilaku yang timbul dan terarah keinginan untuk berhasil, adanya karena keadaan ini, dan (3) Goal dorongan kebutuhan dalam belajar, atau adanya penghargaan dalam belajar, jasmani, misalnya karena kegiatan sebagai karena tujuan yang di tuju oleh perilaku tersebut. adanya lingkungan belajar yang Berdasarkan beberapa pen- kondusif. dapat sebagaimana telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa motivasi METODOLOGI PENELITIAN merupakan dorongan dari dalam individu untuk yang memiliki kekuatan merangsang dan me- ngarahkan manusia agar bertindak. http://ojs.jpeb.net Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode expost facto dengan pendekatan kausal yang menggunakan data 14 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 primer (variabel eksogen dan terhadap minat melanjukan studi ke variabel endogen). Penelitian ex- perguruan tinggi sebesar 22,2%. post facto data yang diperoleh Sedangkan adalah data hasil dari peristiwa yang langsung sudah berlangsung, ekonomi orang tua terhadap minat peneliti hanya sehingga mengungkapkan tinggi yang motivasi ada. Penelitian ini antara melanjutkan fakta berdasakan pengukuran gejala telah pengaruh status studi yang tidak ke sosial perguruan dimoderatori belajar oleh berkontribusi dilakukan untuk menggali informasi sebesar 0,181. Artinya status sosial mengenai seberapa besar pengaruh ekonomi orang tua memperngaruhi sosial minat ekonomi motivasi orang belajar melanjutkan tua terhadap studi ke dan melanjutkan studi ke minat perguruan tinggi dimoderatori oleh perguruan motivasi belajar sebesar 18,1%. tinggi. Populasi dalam penelitian ini Berdasarkan adalah seluruh siswa kelas XI SMA analisis, Pusaka 1 Jakarta. Analisis data variabel status sosial ekonomi orang dalam tua penelitian ini dilakukan uji yaitu persyaratan uji berdistribusi normalitas, normal karena dengan menggunakan analisis jalur siginifikan variabel lebih dari 0,05 (path analysis). dan dinyatakan. Berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN hasil perhi- tungan yang telah dilakukan, maka Berdasarkan hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa path analysis, besarnya pengaruh status sosial ekonomi orang tua status sosial ekonomi orang tua (X1) mempunyai pengaruh yang positif yang dan secara langsung mem- signifikan terhadap pengaruhi minat melanjutkan studi melanjutkan ke perguruan tinggi (Y) adalah tinggi. Hasil penelitian ini sejalan 2 studi ke minat perguruan 0,472 = 0,222 atau 22,2%. Artinya, dengan hasil penelitian sebelumnya status sosial ekonomi orang tua yang dilakukan oleh Syafrina yang berkontribusi berjudul “Pengaruh Status Sosial secara http://ojs.jpeb.net langsung 15 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 Ekonomi Orang Tua terhadap Minat meningkatkan Melanjutkan Studi ke Perguruan keluarga Tinggi di SMA Sinar Husni Medan pendidikan anaknya. Ini dilakukan Helvetia” yang menemukan bahwa agar terdapat belajar pengaruh signifikan antara positif Status dan Sosial keadaan dan anak ekonomi memperhatikan bersemangat dalam berminat untuk dan melanjutkan studi sampai ke Ekonomi Orang Tua terhadap Minat perguruan tinggi. Sebab banyak Melanjutkan Studi ke Perguruan anak Tinggi di SMA Sinar Husni Medan melanjutkan Helvetia. Hal ini dapat dilihat dari tinggi nilai masalah ekonomi keluarga. koefisien adalah determinasinya sebesar memiliki studi namun ke minat perguruan terkendala pada Nilai Berdasarkan hasil penelitian bahwa path analysis besarnya pengaruh 30,15% minat melanjutkan studi ke motivasi belajar (X2) yang secara perguruan tinggi ditentukan oleh langsung status sosial ekonomi orang tua dan melanjutkan 69,85% dipengaruhi oleh faktor lain. tinggi (Y) adalah 0,3762 = 0,141 tersebut 30,15%. yang menunjukkan Keadaan sosial orang tua tidak terlepas studi 14,1%. ke minat perguruan Artinya, motivasi keadaan belajar berkontribusi secara lang- ekonomi. Sebab untuk terpenuhinya sung terhadap minat melanjukan kebutuhan diperlukan studi ke perguruan tinggi sebesar keadaan ekonomi yang memadai. 14,1%. Berdasarkan uji persyaratan Jika orang tua memiliki penghasilan analisis, yaitu yang variabel motivasi keluarga tinggi keluarga dari atau mempengaruhi maka belajar ber- distribusi normal karena siginifikan memiliki variabel lebih dari 0,05 dan di- penghasilan yang rendah kebutuhan nyatakan liniear, karena siginifikansi keluarga juga lebih sulit terpenuhi liniear variabel kurang dari 0,05. khususnya Hasil dari uji hipotesis, yaitu uji t jika mudah normalitas, terpenuhi namun lebih kebutuhan uji orang tua mengenai pendidikan anak. Orang tua harus senantiasa http://ojs.jpeb.net untuk variabel motivasi belajar 16 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 diketahui thitung (4,629) > ttabel (1,986) menengah jadi mempunyai niat untuk melanjutkan Ho ditolak yang dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar secara parsial saja melainkan studinya ke perguruan tinggi. berpengaruh Berdasarkan hasil uji terhadap minat melanjutkan studi ke hipotesis, yaitu uji F dapat diketahui perguruan tinggi. Fhitung (52,893) Ftabel (3,10) sehingga Hasil penelitian ini didukung dapat disimpulkan bahwa variabel oleh penelitian sebelumnya yang bebas (status sosial ekonomi orang dilakukan oleh Felicia Agustine yang tua dan motivasi belajar) secara berjudul Pengaruh Motivasi Belajar serentak dan Metode Pembelajaran terhadap minat Minat perguruan tinggi. Selain itu, hasil Melanjutkan Studi ke berpengaruh melanjutkan studi dari yang menemukan adanya pengaruh diperoleh nilai R square sebesar yang 0,535, antara motivasi koefisien ke Perguruan Tinggi pada SMK Bethel signifikan uji terhadap artinya determinasi variasi belajar terhadap minat melanjutkan melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar tinggi dapat dijelaskan oleh status 33,92% dan metode pembelajaran sosial terhadap minat melanjutkan studi ke motivasi belajar sebesar 53,5%, perguruan tinggi sebesar 24,22%. sedangkan Motivasi belajar merupakan faktor ditentukan faktor lain yang tidak penting diteliti. Keeratan hubungan secara dalam kegiatan belajar studi ekonomi ke minat orang perguruan tua sisanya 46,5% karena motivasi belajar merupakan simultan keadaan yang mendorong siswa sosial ekonomi orang tua, motivasi untuk melakukan kegiatan belajar. belajar dan minat melanjutkan studi Motivasi belajar berasal dari dalam ke perguruan tinggi adalah kuat ataupun luar siswa. Siswa yang yaitu sebesar 0,731. memiliki motivasi belajar yang tinggi antara dan Hasil variabel penelitian juga akan belajar terus menerus yang didukung tidak hanya sampai lulus di sekolah sebelumnya yang dilakukan oleh http://ojs.jpeb.net oleh ini status penelitian 17 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 ISSN: 2302 - 2663 Prajanti hasil Kusuma Ningrum yang Berdasarkan analisis berjudul Pengaruh Status Sosial data penelitian tentang Pengaruh Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Status Sosial Ekonomi Orang Tua Belajar terhadap Minat Melanjutkan dan Motivasi Belajar terhadap Minat Studi ke Perguruan Tinggi pada Melanjutkan Studi ke Perguruan Kelas XII di SMA Negeri 6 Surakarta Tinggi pada Kelas XI di SMA tahun Pusaka 1 Jakarta maka peneliti 2013 menemukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dapat antara status sosial ekonomi orang bahwa: (1) Ada pengaruh langsung tua antara status sosial ekonomi orang terhadap minat melanjutkan mengambil studi ke perguruan tinggi sebesar tua 35,42%, belajar studi ke perguruan tinggi di SMA terhadap minat melanjutkan studi ke Pusaka 1 Jakarta sebesar 22,2%. perguruan tinggi sebesar 43,92% Artinya, status sosial ekonomi orang dan antara status sosial ekonomi tua berkontribusi secara langsung orang tua dan motivasi belajar terhadap minat melanjukan studi ke secara bersama-sama perguruan tinggi sebesar 22,2%; (2) minat melanjutkan antara motivasi terhadap studi ke Ada terhadap kesimpulan minat pengaruh melanjutkan langsung perguruan tinggi sebesar 79,33%. motivasi Hasil dari uji hipotesis, yaitu uji t melanjutkan untuk variabel status sosial ekonomi tinggi di SMA Pusaka 1 Jakarta orang tua diketahui thitung (5,815) > sebesar 14,1%. Artinya, motivasi ttabel (1,986) jadi dapat disimpulkan belajar bahwa status sosial ekonomi orang langsung tua melanjukan secara parsial berpengaruh belajar terhadap minat melanjutkan studi ke tinggi perguruan tinggi. Sedangkan perguruan secara terhadap minat studi sebesar ke perguruan 14,1%; pengaruh antara status (3) tidak sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan http://ojs.jpeb.net ke minat berkontribusi langsung KESIMPULAN DAN SARAN studi terhadap antara studi ke perguruan 18 ISSN: 2302 - 2663 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 tinggi yang motivasi dimoderatori belajar oleh Berdasarkan kesimpulan berkontribusi yang dikemukakan di atas, saran- sebesar 0,181. Artinya status sosial saran yang kiranya dapat diberikan ekonomi orang tua mempengaruhi peneliti adalah: (1) Sebaiknya orang minat tua melanjutkan studi ke selalu memantau perguruan tinggi dimoderatori oleh membimbing motivasi belajar sebesar 18,1%; (4) belajar. Orang tua juga diharapkan Total pengaruh langsung dan tidak dapat mengoptimalkan pendapat- langsung annya dengan bekerja lebih giat orang status tua melanjutkan sosial ekonomi terhadap studi ke minat anaknya dan sehingga dalam dapat lebih perguruan memperhatikan kebutuhan anaknya tinggi sebesar 0,653 atau 65,3%; (5) seperti memberikan fasilitas, sarana Pengaruh status sosial ekonomi prasarana orang tua dan motivasi belajar mempersiapkan tabungan khusus secara bersama-sama untuk pendidikan minat melanjutkan terhadap dan anak. Dengan ke adanya dukungan dari orang tua perguruan tinggi dapat dilihat dari R dapat menumbuhkan minat siswa square sebesar 0,535 menunjukkan untuk variasi minat melanjutkan studi ke perguruan perguruan tinggi dapat dijelaskan seharusnya oleh status sosial ekonomi orang motivasi belajar yang tinggi dengan tua dan motivasi belajar sebesar cara 53,5%, sedangkan sisanya 46,5% menghadapi kesulitan belajar dan ditentukan faktor lain yang tidak tidak melihat latar belakang status diteliti. Keeratan hubungan secara sosial ekonomi orang tuanya yang simultan tinggi antara studi belajar variabel status melanjutkan tekun studinya tinggi; (2) selalu dalam ataupun ke Siswa mempunyai belajar, rendah ulet untuk sosial ekonomi orang tua, motivasi menurunkan semangat belajarnya, belajar dan minat melanjutkan studi karena bagi siswa yang memiliki ke perguruan tinggi adalah kuat status sosial ekonomi orang tua yaitu sebesar 0,731. yang http://ojs.jpeb.net tergolong rendah masih 19 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 banyak cara untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi seperti program beasiswa; (3) Guru diharapkan untuk mengoptimalkan kegiatan mengajar kelas dengan metode pembe- di menggunakan lajaran yang lebih belajar beragam guna meningatkan motivasi belajar siswa tersebut. Guru juga harus memberikan arahan atau sosialisasi yang memadai mengenai perguruan tinggi sehingga akan menumbuhkan minat siswa untuk belajar tidak hanya sampai lulus di sekolah menengah saja, dan (4) Pihak sekolah hendaknya menjalin hubungan yang perguruan-perguruan baik dengan tinggi agar dapat memfasilitasi setiap siswanya untuk mencari berbagai informasi tentang perguruan tinggi, dan bekerja sama dengan perguruan tinggi tersebut agar menyediakan program beasiswa ISSN: 2302 - 2663 bagi lulusan siswa yang kurang mampu tapi memiliki semangat belajar untuk dapat terus melanjutkan studinya hingga ke perguruan tinggi. Adi, Rianto. (2004). Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit. A.M, Sadirman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. _____________.(2012). Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Bahri, Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bimo Walgito. (2002) B. Tenako, Soleman. (2000). Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Buchori. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta: Publisher. Djaali.(2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hadi, Soedomo.(2008). Pendidikan suatu Pengantar. Surakarta: UNS Press. Hadis, Abdul. (2006). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara. DAFTAR PUSTAKA http://ojs.jpeb.net 20 Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Maret 2015 Ibrahim. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ihsan, Fuad. (2003). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. M, Idianto. (2005). Sosiologi untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. Nasution. (2004). Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars. Robert, Slavin. (2008). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks. Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. http://ojs.jpeb.net ISSN: 2302 - 2663 Soekanto, Soerjono. (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali Pers. S. Roucek Joseph and L. Warren Roland (2002). Sociology an Introduction, Terjemahan Sahat Sinamora, Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT Bina Aksara. Suryabrata, Sumadi. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali. Syah, Muhibin. (2008). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Winkel, WS. (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Media Abadi. 21