POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 ISSN : 1858-3709 Modul Simulasi OCR Sebagai Pengaman Akibat Beban Lebih OCR Simulation Module As An Overload Safety Nazris Nazaruddin Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus UNAND, Limau Manis Padang Telp. 0751-72590 Fax. 0751-72576 ABSTRACT The load increasing causes a growth power transfer on conductor. It should be kept on the ability of electricity’s flow of conductor. Load control is implemented by using overloaded protection. The OCR simulation module is applied to check coordination time of relay on overloaded safety. It can be used as a practical subject on protection module or in industries that use the big electricity current. When overloaded came and was detected by current transformer more than a limit of nominal current of 0,25 A, the OCR relay works to protect and save the circuit. Keywords: load increasing, power transfer, overloaded protection, coordination PENDAHULUAN Untuk menjaga kekontinuitasan pelayanan tenaga listrik dan peralatan pada sistem tenaga listrik agar tidak terjadi kerusakan bila terjadi gangguan, maka mutlak diperlukan suatu peralatan pengaman diantaranya adalah relay proteksi. Relay proteksi adalah peralatan listrik yang memiliki fungsi salah satunya adalah untuk melokalisir bagian sistem yang terganggu dan memisahkan secepatnya sehingga sistem lainnya tidak terganggu, mengurangi kerusakan yang lebih parah pada peralatan yang terganggu, mengurangi pengaruh gangguan terhadap sistem yang tidak terganggu didalam sistem tersebut. Adapun syarat-syarat relay proteksi antara lain selektif, reliable (handal), peka, cepat dan ekonomis / sederhana. Seiring dengan banyak dan bertambahnya beban, maka sering pula suatu sistem tenaga listrik terjadi trip. Hal ini menyebabkan kegagalan dalam suatu sistem dan kerugian yang terjadi pada suatu industri yang menggunakan sistem kelistrikan serta kerusakan yang terjadi akibat gangguan tersebut. Beban lebih ini penyebabnya adalah beban melebihi kapasitas dari trafo dan mengakibatkan aliran arus terputus dari sumber ke beban melalui kerja relay arus (OCR) yang bekerja karena adanya indikasi hubung singkat oleh CT. Jika terjadi gangguan atau keadaan abnormal relai proteksi (OCR) akan secara otomatis memberikan sinyal atau perintah untuk membuka pemutus arus (circuit breaker) agar bagian yang terganggu dapat dipisahkan dari sistem yang normal. Untuk memahami kerja sebuah OCR, maka dibuatlah suatu simulasi rangkaian yang menggunakan OCR sebagai pengaman. Selain itu, diharapkan simulasi ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan praktek di labor listrik PNP (Politeknik Negeri Padang). Membuat suatu modul untuk simulasi pengaman terhadap hubung singkat dengan menggunakan OCR (Over Current Relay). Memahami prinsip kerja suatu sistem proteksi dalam bentuk simulasi. Relay arus lebih ( Over Current Relay ) merupakan rele yang penggunaanya untuk pengamankan arus lebih yang disebabkan gangguan yang terjadi di Jaringan/sistem . Relay suatu alat pendeteksi kesalahan dalam penyaluran supply dan memutuskan 44 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 untuk menghentikan rangkaian. Perhatikan gambar 1 berikut ini : Gambar 1. Rangkaian relay Rele berfungsi menjatuhkan (tripping) “circuit breaker” jika terjadi keadaan tidak normal dari satu atau lebih besaran ukur. Bila gangguan hubung singkat dibiarkan berlangsung dengan agak lama pada suatu sistem daya, banyak pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan dapat terjadi. Secara praktek pemakaian rele arus lebih sebagai pengaman hubung singkat dan keadaan-keadaan abnormal pada operasi power transmisi, distribusi dan elemen-elemen lainnya. Seperti pada gambar 2. menunjukkan diagram satu garis untuk pengaman arus lebih terhadap suatu jaringan listrik. Rele arus lebih (C) bekerja bila arus yang mengalir pada coil rele (Ir) sama atau lebih besar dari arus kerja (Ip). Ir ≥ Ip ................................................................................ .1 Gambar 2. Single Pengaman Arus Lebih Line Diagram ISSN : 1858-3709 Pengaman akan beroperasi hanya ketika keadaan berikutnya jenuh : tC≥ tTR + tAR + tBT .................................... .2 dimana : tC = waktu interval yang mana rele arus lebih tetap pick-up dan menahan ditutupnya kontak. tTR = waktu operasi dari rele waktu pada pemberian waktu setting tAR = waktu operasi dari rele bantu tBT = waktu pemutus CB Jenis - jenis rele arus lebih adalah: rele sesaat (instantaneous moment, rele waktu tertentu (definite time lag), rele waktu terbalik (invers time lag) dan Invers Definite Minimum Time (IDMT). MCB (Miniature Circuit Breaker) MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat yang berfungsi untuk memutus hubungan listrik yang bekerja secara otomatis apabila ada arus atau beban lebih yang melebihi kapasitas nominal dari MCB tersebut.misalnya jika terjadi short circuit atau hubung pendek atau konslet (karena pada saat terjadi short, arus listrik akan melonjak naik), maka MCB akan jatuh / trip atau mati dengan sendirinya atau secara otomatis. Sebagai pembatas beban, MCB dipasang bersama KWH meter dan disegel oleh PLN biasanya bertuas warna biru.Sedang untuk pengaman instalasi listrik di dalam alat ini bertugas menggantikan sekring biasanya warna hitam pada tuasnya.Untuk pengoperasiannya sangat sederhana yakni menggunakan tuas naik (on) dan turun (off). Ga mba r 3. MC B 45 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 ISSN : 1858-3709 Terminal CT sebaiknya dihubung singkat jika tidak terhubung dengan beban saat line primer dialiri arus. Ini mencegah pembebanan dengan impedansi yang terlalu besar dan mengakibatkan percikan bunga api listrik. Gambar transformer) 4. CT (current CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali.Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1 ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari kedua macam output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah yang 5 ampere. Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter yang dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burden menunjukkan kemampuan CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu.CT standart IEC menyebutkan burden 1.5 VA (volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan penentuan besar kabel dan jarak pengukuran (lihat table). Aplikasi CT selain disambungkan dengan alat meter seperti ampere meter, KW meter Cos Phi meter dll, sering juga dihubungkan dengan alat proteksi arus. Dengan mempergunakan bermacam ratio CT didapatkan proteksi arus dengan beragam range ampere hanya dengan satu unit proteksi arus. Yang perlu dipersiapkan adalah unit proteksi arus dengan range dibawah 5 ampere dan CT dengan ratio XXX:5. Misal unit proteksi mempunyai range 0,5 ~ 5 Amp, dengan mempergunakan CT dengan ratio 50:5 maka range proteksi arus yang bisa dijangkau adalah 5~ 50 Amp. Transistor Transistor adalah kependekan dari transfer resistor (resistor transfer), istilah yang memberikan petunjuk mengenai bagaimana perangkat tersebut bekerja. Arus yang mengalir pada rangkaian output ditentukan oleh arus yang mengalir pada rangkaian input. Karena transitor adalah perangkat tiga terminal, satu elektroda harus digunakan secara bersamaan oleh rangkaian input dan output. Transistor biasa juga diartikan dengan pertemuan 2 kutub terdiri atas 2 pertemuan P-N yang saling berdekatan dalam sebuah potongan silicon. Hal ini memberikan konvigurasi NPN dan PNP dan simbolnya beserta konstruksinya yang tampak disederhanakan. Transistor pada gambar dibawah mempunyai 2 sambungan (junction), satu diantara emitter dan basis dan lainnya diantara basis dan kolektor, karena itulah sebuah transistor sama seperti 2 buah doida. Gambar 5. Transistor memiliki 3 kaki yakni : Basis ( B ) , Collector ( C ) dan Emitor ( E ) Untuk menentukan kaki–kakinya perlu melihat data sheet book transistor karena tipenya ribuan dengan bentuk kemasan ratusan jumlahnya. Kaki kolektor pada transistor NPN selalu berada pada kutub positip, sedang kaki kolektor pada transistor PNP selalu pada kutub negatip. Basis merupakan pin untuk mengaktifkan dan menonaktifkan sebuah transistor. Emitor dan kolektor dihubungkan ke sumber tegangan positif atan negatif atau 46 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 ground (tergantung konfigurasi transistor). Untuk menentukan kaki Basis Emitor Kolektor dari sebuah transistor biasanya digunakan multimeter. Karakteristik Transistor 1. Karakteristik Input Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran elektron sebagai prinsip kerjanya di dalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN danPNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektorbasis, atau disingkat dengan dioda kolektor. Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat. Gambar 6. Karakteristik input transistor ISSN : 1858-3709 daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown.Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cut off. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar. Gambar 7. Karakteristik output transistor Transistor Sebagai Saklar Bias basis berguna didalam rangkaian-rangkaian digital karena rangkaian tersebut biasanya dirancang untuk beroperasi didaerah jenuh dan cutoff.Oleh sebab itu, mereka memiliki tegangan keluaran rendah ataupun tegangan keluran tinggi.Rangkaian digital sering dinamakan rangkaian saklar karena titik Q berubah diantara dua titik pada garis beban yaitu daerah jenuh dan cutoff. Prinsip transistor sebagai saklar ialah seperti sebuah jembatan, kaki basis menjadi penghubung sedangkan kolektor dan emitor menjadi yang dihubungkan. Jika basis mendapat tegangan positif, maka basis akan menghubungkan kaki kolektor dan emitor dan sebaliknya jika kaki basis mendapat tegangan negative, maka baisis akan memutuskan hubungan antara kolektor dan emitor. Seperti pada gambar berikut. 2. Karakteristik Output Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, 47 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 Gambar 8. Transistor sebagai saklar Jika saklar S ditekan, maka kaki basis akan mendapatkan tegangan positif, basis menghubungkan kaki kolektor dengan emitor dan arus mengalir melalui transistor, sehingga lampu L menyala. Apabila saklar S dilepas, maka basis akan melepas hubungan kolektor dengan emitor dan aliran arus terputus sehingga lampu L mati. ISSN : 1858-3709 berupa garis lurus, hal ini karena adanya potensial penghalang (Potential Barrier). Ketika tegangan dioda lebih kecil dari tegangan penghambat tersebut maka arus dioda akan kecil, ketika tegangan dioda melebihi potensial penghalang arus dioda akan naik secara cepat. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N.Pada dioda p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anoda) menuju sisi tipe-n (katoda), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya. Fuse Fuse merupakan alat yang digunakan untuk membatasi arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik. Fuse berfungsi sebagai pengaman. Jika arus listrik mengalir melebihi ketetapan dari fuse tersebut maka dengan sendirinya fuse akan melebur, sehingga terjadi pemutusan hubungan arus kerangkaian. Gambar 9. Fuse Besarnya fuse dapat diperhitungkan dengan besarnya arus yang terpakai dan besarnya harga tegangan yang tersedia. Dalam Fuse terdapat pasir silikon yang berfungsi sebagai : 1. Meredam bunga api. 2. Mengurangi ledakan. 3. Menyerap sebagian panas. Dioda Semikonduktor Dioda merupakan piranti non-linier karena grafik arus terhadap tegangan bukan Gambar 10. Sambungan diode Karakteristik arus–tegangan dari dioda, atau kurva I–V, berhubungan dengan perpindahan dari pembawa melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah pemiskinan yang terdapat pada pertemuan p-n diantara semikonduktor. Ketika pertemuan p-n dibuat, elektron pita konduksi dari daerah N menyebar ke daerah P dimana terdapat banyak lubang yang menyebabkan elektron bergabung dan mengisi lubang yang ada, baik lubang dan elektron bebas yang ada lenyap, meninggalkan donor bermuatan positif pada sisi-N dan akseptor bermuatan negatif pada sisi-P. Opto Triac Sebagai bagian yang dikontrol, digunakan berbentuk IC yang disebut Dan yang digunakan adalah keluarga dari MOC.Dan dalam hal ini digunakan MOC jenis MOC3020. Dipilih MOC3020 dikarenakan ini mampu dialiri tegangan peak to peak 400 Volt, dan MOC3020 dapat menggunakan fase, sehingga lebih 48 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 ISSN : 1858-3709 cocok untuk di gunakan fungsinya sebagai dimmer. Selain itu keluarga MOC ini mampu berfungsi juga sebagai pengaman dikarenakan di dalam keluarga MOC ini bagian yang mengontrol dan bagian yang teraliri tegangan tinggi tidak terhubung. Adapun cara kerja dari keluarga MOC ini adalah menggunakan sebuat LED. Di mana LED ini berfungsi sebagai triggerdari komponen dalam MOC itu sendiri. Bentuk fisik dari MOC3020 ini dapat dilihat pada gambar 15.Dan LED MOC 3020 memerlukan arus sebesar max 15 mA.Cara penggunaannya juga cukup sederhana. Bagian LED yang berfungsi sebagai triger dihubungkan ke VCC dan port dari mikrokontroler. positif, maka arus akan mengalir dari T2 ke T1 begitu juga sebaliknya, bila T1 lebih aktif, maka arus tidak akan mengalir dari satu terminal ke terminal lainnya, (Zuhal,1995). Arus rata rata yang mengalir pada beban dapat diubah ubah dengan mengontrol waktu aktif dari. Jika perbandingan waktu aktif lebih besar dari waktu tidak aktif, maka arus yang mengalir ke beban besar. Begitu juga sebaliknya bila perbandingan waktu tidak aktif lebih besar dibandingkan waktu aktif, maka arus yang mengalir ke beban kecil. Waktu aktif dari terhadap sudut penyalaan tidak di batasi hanya sampai atau 50% melainkan sampai 360" atau 100%, (Zuhal,1995). Bentuk secara fisik dari dapat dilihat pada gambar 17 di bawah ini. Gambar 11. Bentuk Fisik dari Optotriac MOC3020 Gambar 13.Gambar Bentuk Fisik dari Triac Triac Triac asdalah suatu komponen yang berkelakuan seperti 2 buah SCR, yang merupakan piranti 3 terminal yang di gunakan untuk mengontrol aliran arus rata rata pada sebuah beban berbeda dengan SCR atau thyristor, (Zuhal,1995). Karenadapat mengalirkan arus secara 2 arah dari dapat di lihat pada gambar 16di bawah ini. Gambar 12. Gambar Symbol dari TRIAC Jika dalam keadaan aktif maka arus akan mengalir melalui tahanan yang sangat rendah dari satu terminal ke terminal lainnya dan bergantung pula pada polaritas tegangannya. Jika tegangan T2 lebih A1 : Main terminal 1 (MT1) Anoda A2 : Main terminal 2 (MT2) Kanoda Cara mengaktikan yaitu dengan memberikan tegangan pada sebesar 0,6 volt sampai 2 volt, dan arus 0,1 mA sampai 20 mA untuk pada umumnya. Melebihi dari batas tegangan tersebut maka Gate akan rusak dan akan berfungsi sebagai close switch. Triac dapat menghantarkan tegangan 100 , 200, 400, dan 600 volt tergantung type yang dibutuhkan. Begitu juga beban yang dapat di hantarkan dari 1,3,6, 10,15, dan 25 Ampere. TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga dapat melewatkan arus dua arah, (Siswono, 2008). Kurva karakteristik dari TRIAC adalah seperti pada gambar 18. Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter seperti 49 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 Vbo dan -Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya besar parameter ini simetris antara yang plus dan yang minus. Dalam perhitungan desain, bisa dianggap parameter ini simetris sehingga lebih mudah di hitung, (Datashett BTA40, BTA41, BTB41). ISSN : 1858-3709 2 Tang kombinasi Voltmeter 3 Obeng (+ , -) CT (current transformer) 4 Gergaji besi Relay arus (OCR) 5 Gunting seng MCB 1 fasa 6 Rol (penggaris) Timah 7 Pulpen Baut 8 Bor Diode 1A 9 Solder Kapasitor 16 V / 470ms Opto coupler MOC 3020 Resistor 1K Triac BT 139 10 Gambar 14. Karakteristik kurva I-V TRIAC Pada datasheet akan lebih detail diberikan besar parameter-parameter seperti Vbo dan -Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya besar parameter ini simetris antara yang plus dan yang minus. Dalam perhitungan desain, bisa dianggap parameter ini simetris sehingga lebih mudah di hitung, (Datashett BTA40, BTA41, BTB41). METODOLOGI Dalam perancangan dan pembuatan alat ini dimulai dengan menentukan spesifikasi alat dan pemilihan komponen. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Perencanaan Alat Perencanaan alat terdiri dimulai dari pembuatan rangkaian penyearah, keluaran penyearah dipasang kapasitor yang digunakan sebagai filter dan meghilangkan riak tegangan (ripple) serta mendapatkan tegangan DC murni.Kapasitor yang digunakan adalah 470µF/ 16 volt. Bagian yang dikontrol, digunakan IC MOC jenis MOC3020. Dipilih MOC3020 dikarenakan ini mampu dialiri tegangan peak to peak 400 Volt dan dapat menggunakan fase, sehingga lebih cocok untuk di gunakan fungsinya sebagai dimmer. Tabel 1. Alat dan bahan No Alat Bahan 1 Tang potong Amperemeter 50 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 Gambar 15 . Rangkaian Modul simulasi OCR Pengerjaan Bagian Mekanis a. Membuat perencanan titik dan garis potong pada pelat aluminium. b. Perencanaan dan pembuatan bagian depan panel. HASIL Untuk memperoleh hasil diperlukan pengujian alat yang dirancang. Proses pengujian alat yang akan dilakukan adalah seperti yang terencana dalam flowchart sebagai berikut: Gambar 16 . Flowchart pengujian alat ISSN : 1858-3709 Gambar 17 . Rangkaian pengujian trafo arus (CT) Pengujiannya dilakukan dengan memberikan sumber tegangan AC ke sisi primer CT, dan sisi sekundernya dihubungkan dengan alat ukur ampermeter dan voltmeter serta beban sebesar 1K ohm. Dari hasil pengukuran ini arus sisi primer lebih mempengeruhi sisi sekunder CT karena sisi primer ini dihubung ke beban sedangkan sisi sekunder di hubungkan ke penyearah (dioda) dan kapasitor menstabilkan tegangan ½ gelombang kemudian opto coupler MOC 2030 untuk mentrigerkan triac maka ada tegangan mengalir pada triac BT 139 untuk mengaktifkan kerja relay dan alat ukur Ampermeter diserikan ke beban dari keluaran CT untuk mengukur arus yang mengalir kebeban. Jika terdeteksi beban lebih oleh CT atau melebihi batas arus nominal maka relay akan bekerja mentripkan rangkaian, untuk mengatur kerja relay saat bekerja digunakan timer sesuai dengan setting atau range waktunya. Dari pengujian alat yang dlakukan dapat kita lihat bahwa rele akan bekerja jika arus yang mengalir pada sisi primer dan sekunder CT melebihi kapasitasnya sesuai dengan range CT dan sesuai kapasitas rele arus yang dipakai itulah di katakan OCR sebagai pengaman akibat beban lebih. Alat ini bisa digunakan sebagai pengaman pada trafo distribusi yaitu penyaluran arus listrik pada fasa – fasa trafo kebeban ,alat ini mampu mendeteksi arus sesuai dengan 51 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 ISSN : 1858-3709 range – range CT (current transformer) yang digunakan sebagai pendeteksi arus . a. Langkah pengukuran • Merangkai dan Memberi beban pada alat dalam keadaan OFF • Menghidupkan alat dan menambah beban rangkaian sampai relay bekerja atau mentripkan rangkaian Mengambil dan pengukuran Gambar rangkaian • b. mencatat data Gambar 20. Diagram rangkaian Tabel 2. Hasil pengujian No Vs I Beban t Keadaan 1 220V 0,15A 25 watt 60 menit tidak trip 2 220V 0,22A 50 watt 60 menit tidak trip 3 220V 0,25A 60 watt 60 menit tidak trip 4 220V 0,31A 75 watt 15 menit Trip 5 220V 0,36A 85 watt 11 menit Trip 6 220V 0,49A 100 watt 0,5 detik Trip Gambar 21. Kurva pengukuran arus PEMBAHASAN Dari data pengukuran dan grafik dapat kita lihat bahwa beban sangat mempengaruhi arus yang mengalir dari sumber kebeban juga mempengaruhi kerja relay pada alat tersebut karena beban lebih atau arus lebih terdeteksi oleh CT ,relay akan mentripkan atau membuka rangkaian. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa dengan memberikan arus yang besar pada sisi primer, maka tegangan dan arus yang dihasilkan pada sisi sekunder sangat kecil (dalam mili) atau tidak linear terhadap arus primer dan besarnya arus output yang keluar dari CT. 52 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 Dari data dan grafik dapat kita lihat hasil pengukuran bahwa beban sangat mempengaruhi arus ,jika beban dinaikkan maka arus akan naik juga. Untuk melihat beban mempengaruhi arus dapat kita tentukan dengan rumus : P = V . I cos Contoh : P = 60 watt V = 220 volt Cos = 1 I = .....? P = V . I cos 60 = 220 . I . 1 I = 0,27 A Sedangkan pada pengukuran didapat arus (I) = 0,25 Ampere Pada beban ini relay tidak bekerja karena beban tidak terdekteksi beban lebih oleh CT (current transformator) karena arus yang yang mengalir pada beban dan ini batas ukur arus nominalnya. Apabila melebihi dari batas arus nominal (In) ini maka relay akan bekerja atau mentripkan rangkaian. Dapat kita beban berikutnya yaitu dengan : P = 75 watt V = 220 volt Cos = 1 I = ......? P = V . I cos 75 = 220 . I 1 I = 0,34 A Sedangkan pada pengukuran didapat arus (I) = 0,31 Ampere Pada beban yang didapat ini relay bekerja dengan terdekteksi oleh CT (current transformer) yaitu pada 0,5 ampere. Dari data yang didapat dapat kita lihat kerja relay atau terdekteksi beban lebih. Pengujian alat ini kita melihat arus yang di hasilkan dari sisi primer dan sekunder CT tersebut saling mempengaruhi semakin besar arus yang mengalir pada sisi primer maka arus akan mengalir pada sisi sekunder untuk menjalankan relay. Dari hasil pengukuan ini arus sisi primer lebih mempengeruhi sisi sekunder CT karena sisi primer ini dihubung kebeban,sedangkan sisi sekunder di hubungkan ke penyearah ISSN : 1858-3709 (dioda) dan kapasitor menstabilkan tegangan ½ gelombang kemudian opto coupler MOC 2030 untuk mentrigerkan triac, maka ada tegangan mengalir pada triac BT 139 untuk mengaktifkan kerja relay dan alat ukur Ampermeter diserikan ke beban dari keluaran CT untuk mengukur arus yang mengalir kebeban. Jika terdeteksi beban lebih oleh CT maka relay akan bekerja mentripkan rangkaian untuk mengatur kerja relay saat bekerja digunakan timer sesuai dengan setting atau range waktunya untuk mengatur kerja relay saat bekerja atau terdektesi beban lebih. Jadi relay akan bekerja jika arus yang menglir kebeban melebihi batas nominal (arus nominal) dari alat tersebut. SIMPULAN Berdasarkan penilitian yang sudah dilakukan dapat kita simpulkan bahwa : a. Modul simulasi OCR ini dapat digunakan sebagai praktek proteksi dan dapat juga digunakan sebagai pengaman di industry – industry dan perusahan yang menggunakan beban besar atau arus besar. b. Jika terjadi beban lebih dan terdekteksi oleh CT (current transformator) melebihi batas arus nominal relay (OCR) akan bekerja mengamakan atau mentripkan rangkaian. SARAN Diharapkan kedepannya alat ini dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai rangkian tambahan dan memiliki fungsi yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Cyril W. Lander, 1981, Power Electronics (Paperback) Company. Inc J.R. Penketh, 1 982, Electronic Power Control for Technicians,( Paperback ) 53 POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 2, April 2012 ISSN : 1858-3709 Malvino Paul Albert, 2003, Prinsip-prinsip elektronika. Jakarta, Salemba Muhammad H Rashid, 1990, Elektronika Daya–Rangkaian, Devais, dan Aplikasinya, Jakarta, Erlangga. Muhammad H Rashid, 1999, Elektronika Daya – Rangkaian, Devais, dan Aplikasinya, Edisi ke-2. Jakarta, Erlangga. 54