kutbah idul fitri 2017

advertisement
‫‪Kutbah Idul Fitri 1 syawal 1438‬‬
‫‪2017, 25 Juni 2017‬‬
‫وب رك ات ه هللا ورحمة ع ل ي كم ال س الم‬
‫للَ ‪ ُ،‬ه َكبه َار ا ه ا‬
‫للَ ‪ ُ،‬ه َكبه َار ا ه ا‬
‫ِ هو َال هح َماَ ‪ ،‬هك ْبي ََرا ُ ه َكبه َار ا ه ا‬
‫س َب هحاسها هك ْري ََرا ْ َْا‬
‫أ بَ َك هراك َ ْا‬
‫اوُ ه ْا‬
‫ْا اْله اهه ها‬
‫هللاَ ا َا‬
‫ا‬
‫هللا هو َ‬
‫للَ‬
‫ا ‪َ ،‬يالَ ه‬
‫ه‬
‫‪،‬و َحاهاحَ ا َ ه َحأه ها‬
‫اَ َْله اهه ها‬
‫هللاَ اْ ا‬
‫هللاَ ا‬
‫‪ ُ،‬ه َك هب َار هو ا‬
‫‪،‬و َحاهاحَ‬
‫ع َاأ ه‬
‫اأ هومهأه هام َُ َراهاحَ هوُ ه‬
‫أ هار هو َعاهاحَ ه‬
‫ع َباهاحَ هوره ه‬
‫أاهدها ه‬
‫ا ه‬
‫َ‬
‫ِ ُ ه َكبه َار ا‬
‫‪.‬ال هح َماَ هو ْ َْا‬
‫هللاَ‬
‫َ‬
‫ِ َال هح َماه َْ َسا‬
‫اورهات َ هوره َسته َه ْا َي ْاه هوره َسته َغ ْت َراحَ هوره َست ه ْع َيرَ اهَ ر َهح هما َاحَ هو َحاهاحَ ْ َْا‬
‫ِ َر َو ْار ْم َا‬
‫س ْباللْا هورهعَ َو انَ اْله َي ْاه َو َ‬
‫أه‬
‫س ُ ه َرتَ ْسرها‬
‫س ْيئ ها ْا‬
‫هللاَ هي َه ْاْاح هم َا‬
‫س َال َم َهت ه ْا َه َه هاو ا‬
‫ه ْل َل اهَ هو هم َا‬
‫ِ هو ْليَا له اه َ ت ه ُْاه َهله َا‬
‫‪.‬اَا َم َر ْا‬
‫س يَ َ‬
‫س ُ ه َع هما ْلرها هو ه‬
‫س ُ ه َِ هها َ‬
‫ا ُ ه َا‬
‫ْا اْله اهه ها‬
‫هللاَ ا َا‬
‫ا هو َحاهاحَ ا‬
‫َر ها‬
‫س هوُ ه َِ هها َ له اه َ ِ ْهري ها‬
‫ع َبا َاحَ َم هح َماَا ُ ه َا‬
‫سااله بهلَ هال الَن َا‬
‫َّْ هو هر َ‬
‫ةه ْ ئ‬
‫س َولَ اهَ ه‬
‫االر ه‬
‫ن ا َ ه هماره اةه هوُهاَو‬
‫أ ها‬
‫‪.‬ا َ َ َم اةه هوره ه‬
‫أ ه‬
‫َ اهللَ َه َما‬
‫أ ْئا‬
‫ع َب ْا ب ْا‬
‫علهع ْا‬
‫َماهااح َ ات َ هب هاَّ هو هم ْا‬
‫َس َم هح َم ْا َال َم َ‬
‫ُتهع هح ْب َي ْبرها ه‬
‫هللا ه‬
‫أ َح ْب ْاه ِ ْل ْاه هو ه‬
‫علهع هو ه‬
‫س ْلئ َام َه ه‬
‫س هو ه‬
‫سرَتْ ْاه هوا َست ه َا‬
‫س‬
‫سبْ َي ْا‬
‫َس يه َو ْام َْلهع ُْ هها ْاْاح هح َا‬
‫‪.‬ال ْائي ْا‬
‫َ َْف هُا هماه هاو بْ هه َايْ ْاه هوا َمتهاهو بْ َ‬
‫ق هللاْا ه‬
‫ََها َ‬
‫‪،‬ال َمتَقَ َوسها َهاأها َهقه َا هو ه‬
‫هللا ْع هبااه َه هيا هب َعاهاحَ ُ ه َما‬
‫أ َي َك َام ْا‬
‫عتْ ْاه ْا‬
‫هللاَ قها ها‬
‫َْف ت ه هعالهع ا‬
‫هللا ْبت ه َق هوو هو هر َت ْسف ُ َ َو ْ‬
‫ُا ه‬
‫ِ َي ه‬
‫الر ُْي ْاَم ال َ‬
‫د هو َم هاو َال هك ْري ْاَم هكتهابْ ْاه‬
‫أاه َا‬
‫اس ْمسها بْا ْا‬
‫ُ ْا‬
‫لل ُ ه َ‬
‫ع َو ان َ َالقهِا ْ ْليَسها ُ ه َ‬
‫َ‬
‫اِ اتَقَوا ِ همرَوا الَنْيسها يهاُهيأ هها‬
‫ق َها‬
‫س تَقهاتْ ْاه هح َا‬
‫ا هو هات ه َموت َ َا‬
‫َم َس ْل َموسها هوُ ه َرت ََام َْ َا‬
‫‪Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, beliau SAW mendapati orang-orang berpesta‬‬
‫‪dalam dua hari. Rasulullah SAW bertanya, "Hari apa ini?" Para penduduk Madinah itu‬‬
‫‪menjawab, "Kami dulu berpesta dalam dua hari ini". Rasulullah SAW kemudian bersabda,‬‬
‫‪Sesungguhnya, Allah SWT telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik dari‬‬
‫‪padanya yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.‬‬
‫‪Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…WaliLlaahil hamd‬‬
‫…‪Kaum muslimin muslimat, jamaah shalat Idul Fitri yang berbahagia‬‬
‫‪Lantunan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil yang menggema di seluruh pelosok negeri dirasakan‬‬
‫‪oleh para pengikut Nabi Muhammad ShallaLlaahu ‘Alaihi Wassalaam. Gema yang‬‬
‫‪menunjukkan ketundukan kita pada sang Pencipta, Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa. Satu bulan‬‬
‫‪umat Islam telah dididik oleh Allah melalui berbagai amalan-amalan ibadah di bulan‬‬
‫‪Rhomadhon. Ibarat musim semi, umat Islam mendapat kesempatan menggairahkan kembali‬‬
‫‪semangat ketundukan pada Allah SWT. Allah berfirman:‬‬
“Hai manusia, sembahlah Rabb-mu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang
sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS Al Baqarah : 21)
Gema takbir juga menunjukkan karunia Allah di bulan Ramadhan dengan melakukan
kebaikan makna kemenangan yang hakiki. Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu, mengampuni
dosa-dosamu. Dan siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapatkan kemenangan yang besar” (QS Al Ahzab : 70 – 71).
Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…WaliLlaahil hamd
Kaum mukminin mukminat, jamaah shalat Id dalam Kasih Sayang Allah SWT
Tiga hal yaitu Islam, Iman, dan Taqwa menjadi paket yang sempurna pada Allah. Itulah yang
diajarkan pada kita selama Ramadhan. Untuk mempertahankan tiga spirit Ramadhan
tergambar pada firman Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa,
“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sungguh
Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan janganlah engkau mengatakan terhadap orangorang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu
hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innaa liLlaah wa innaa ilayhi raaji’uun.
Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka,
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS Al Baqarah : 153 – 157).
Ke dua, meraih pahala tanpa batas. “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman,
bertakwalah kepada Tuhanmu’. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh
kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Sungguh hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS Az Zumar : 10).
Ke tiga disambut oleh Allah di surga-Nya kelak. “Dan orang-orang yang sabar mencari
keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan
kepadanya secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, serta menolak kejahatan
dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan yang baik, yaitu
surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang-orang yang saleh dari
bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedang malaikat masuk ke tempat mereka
dari semua pintu, (seraya mengucapkan) ‘Salaamun ‘alaikum bimaa shabartum’
(keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”
(QS Ar Ra’du : 22 – 24).
Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…WaliLlaahil hamd
Kaum mukminin mukminat, jamaah shalat yang senantiasa mengharap hidayah-Nya…
Kesabaran seperti apa yang harus menghiasi hari-hari kita usai Ramadhan? Allah
Subhaanahu Wa Ta’alaa menggambarkan sifat kesabaran para sahabat dalam firman-Nya,
“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersamanya sejumlah besar dari pengikutnya
yang bertakwa. Mereka tidak menjadi hina karena musibah yang menimpa mereka di jalan
Allah, tidak lemah, dan tidak pula berhenti menyerah (kepada musuh). Sungguh Allah
mencinta orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka kecuali, ‘Ya Tuhan kami,
ampunilah dosa-dosa kami dan perilaku kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami,
teguhkan pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS Ali Imran :
146 – 147).
Sabar artinya kita selalu gigih dalam jihad dalam jalan Allah, terus-menerus hingga
dimenangkan Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa melalui berbagai peristiwa bersejarah tak
terlupakan.
Ingat, bagaimana Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa mengubah wajah dunia dari kegelapan
menjadi bercahaya melalui turunnya Al Quran di bulan Ramadhan. Kemenangan dalam
Perang Badar di tahun 2 H saat perintah berpuasa di Ramadhan itu baru saja mereka terima.
Yang juga tak terlupakan, peristiwa 21 tahun setelah kenabian, yaitu Fathu Makkah yang juga
terjadi di Ramadhan 8 H. Juga kemerdekaan Republik Indonesia tercinta pada Jumat tanggal
9 Ramadhan setelah 350 tahun penantian dalam penjajahan bangsa asing.
Melalui pendidikan Ramadhan, umat Islam terus mempertahankan spirit Ramadhan dengan
kesabaran dalam ketaatan kepada Allah SWT. Kesabaran individu, membentuk kesabaran
keluarga, hingga masyarakat dan bangsa. Sehingga terwujud Baldatun thayyibatun wa
Rabbun Ghafuur. Yang digambarkan sebuah negeri yang pemimpin mengayomi masyarakat
dengan kasih sayang dan keadilan, terwujudlah masyarakat yang sejahtera, sehat, kuat baik
jasmani dan rohani. Hidup dalam naungan kebaikan, terjauh dan terlindungi dari berbagai
kerusakan dan kejahatan, kekerasan, dan kezhaliman.
Allahu Akbar 3x Walillahil hamd.
Coba kita bayangkan Apa yang terjadi di Palestina sejak 1948 hingga kini? 5,59 juta dari
12,70 juta penduduk Palestina terusir ke luar Palestina. Hal yang sama juga pada muslim
Rohingya yang sampai dengan sekarang hidup terjajah oleh pemerintah dan masyarakat
Myanmar. Tidak kurang dari 500 jiwa pada akhir 2014 masyarakat muslim tereksodus.
Laporan PBB memperkirakan, di Myanmar lebih dari seribu kaum minoritas Muslim
Rohingya tewas dalam kekerasan yang dilakukan aparat negara. Jumlah korban ini jauh lebih
banyak dari yang selama ini dilaporkan pemerintah.
Bahkan lebih tragis lagi adalah apa yang telah terjadi di Andalusia, Spanyol. Peradaban Islam
yang berumur 781 tahun sekarang hanya tinggal bangunan fisik nyaris tanpa ada penduduk
muslim yang tersisa.
Sejarah Palestina, Rohingya dan Andalusia tadi sepatutnya menyadarkan kita semua, bahwa
bertakwa itu tidak boleh hanya menjadi kemenangan pribadi; tapi harus menjadi kemenangan
integral umat dan bangsa. Yakni:
1. Dari kemenangan ketaqwaan pribadi berkembang menjadi kemenangankeluarga
Taqwa.
2. Kemenangan keluarga-keluarga Taqwa itu jalin berkelindan memunculkan
lingkungan-lingkungan masyarakat yang Islami, berakhlakul karimah, bersatu dan
penuh persaudaraan.
3. Dan lingkungan masyarakat-masyarakat Islami itu kemudian mengokohkan sendisendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Melahirkan Baldatun Thayibatun wa
Rabbun Ghafur. Negara adil, sejahtera dalam naungan Ridho Ilahi.
Allahu Akbar 3x Walillahil hamd.
Risalah Islam yang di bawa oleh Rosulullah hadir untuk menyelamatkan kemanusiaan.
Bahkan lebih dari itu, yaitu untuk Rahmatan lil Alamin.
‫سَال هو هما‬
‫ْلئ َلعهاله ْميسها هرحَ هم اةَ َْ َا‬
‫ا رهارهاُ ه َر ه‬
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Maka, bagi siapa saja orang yang mengaku muslim harus mampu menunjukkan bahwa Islam
adalah agama kedamaian. Karena keadilan dalam Islam bukanlah pilihan bebas untuk kaum
muslimin, tapi keadilan adalah kewajiban mukminin. Tanpa keadilan, seorang muslim
tidaklah akan pernah menggapai derajat ketaqwaan.
al-Maidah: 8
َ ‫َُبْا‬
‫ِ َه َو ْاميسها َكورَوا ِ همرَوا الَنْيسها ُهيأ هها يها‬
‫ِ ههاها هاه ْ َْا‬
‫ا ا َال ْقس ْا‬
‫ِرهَسَا يهَُ ْر همرَ َك َام هو ها‬
‫ع َه َو َام ه‬
‫ا هعله َا‬
‫و ْلل ُ ه ََ هرأَا م هاَو ا َع ْالَوا ا ته َع ْالَوا ُ ه َا‬
‫ا تَ َق هو َا‬
‫اِه هواتَقَوا‬
‫س ا َا‬
‫اِه َْ َا‬
‫ير َا‬
‫ت ه َع هملَوسها ْب هما هٌ ْب َا‬
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Mari kita simak tentang kisah pemimpin adil dalam sejarah Islam, Umar ibn al-Khattab:
“Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka Umar merasa takut
diminta pertanggung jawaban oleh Allah”
Seekor anak kambing beliau khawatirkan apatah lagi seorang manusia di bawah
kekuasaannya. Peristiwa itu terjadi pada abad ke-7 Masehi. Sedang apa gerangan sejarah
manusia di Barat pada abad ke 7?
Ilmuwan Politik dan Sejarawan Barat menyatakan, masa-masa itu adalah Barat masih
dikuasai dengan satu semboyan “The King Can Do No Wrong” (Raja Tidak Pernah Berbuat
Salah)
Maka jika ada rakyat yang memprotes kebijakan sang raja, maka rakyat itulah yang salah
dan Raja pasti benar.
Allahu Akbar 3x Walillahil hamd.
Coba bandingkan pula sikap raja seperti itu dengan sengketa Pengadilan Khalifah Keempat
Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘Anhu dengan seorang Yahudi. Qadi Islam Syuraih yang
memutuskan perkara sengketa kepemilikan baju perang/baju besi memutuskan kemenangan
sang Yahudi, mengalahkan Amirul mukminin Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘Anhu,
karena Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘Anhu tidak bisa mendatangkan saksi yang
mendukung gugatannya atas Yahudi.
Sang Yahudi terpesona dengan keadilan Islam dan akhirnya setelah dinyatakan menang.
Maka ia menyatakan masuk Islam, mengakui dengan jujur, dan sukarela bahwa baju besi itu
sebenarnya memang milik khalifah Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘Anhu.
Allahu Akbar 3x Walillahil hamd.
Bahkan keadilan para pemimpin dalam sejarah besar Islam tersebut telah pernah
menghadirkan satu masyarakat yang sangat makmur, sehingga yang ada hanyalah orangorang yang membayar zakat dan tidak ada orang yang mau menerima zakat. Hal itu telah
terjadi pada zaman Khalifah Islam Kelima ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz sehingga sang Khalifah
memerintahkan rakyatnya untuk memperbanyak kesyukuran kepada Allah.
Allahu Akbar 3x Walillahil hamd.
Dengan mengangkat nikmat kemerdekaan di awal khutbah dan mengangkat kisah keadilan,
kesejahteraan dalam zaman keemasan Islam di atas, khatib ingin mengajak kita semua untuk
bersama-sama menumbuhkan kesadaran untuk menghadirkan kegemilangan Islam pada hari
yang fitri ini.
Sehingga sejarah umat, khususnya umat Islam Indonesia dapat melangkah ke depan dengan
merawat dan menumbuhkembangkan kemenangan integral yaitu, pribadi sekaligus keluarga,
masyarakat, umat dan bangsa.
Surat Quraisy pun mempertegas misi mulia umat Islam adalah untuk mewujudkan harapan
semua manusia tanpa terkecuali yaitu, bebas dari rasa lapar dan bebas dari rasa takut,
Dan pada surat yang sama mengajak manusia untuk menyembah kepada Allah, memuliakan
ajaran bukan menistakan agama.
(QS. Quraisy)
‫َر ْ ِْ ه‬
‫هاه ْرحَ له اةه َْ ه‬
‫َِ ال ْ ئ‬
(1)ِ
‫يال ْا‬
‫ (ََ هري َ ا‬2 ) ‫يالَْ ْه َام‬
‫ِت ْا‬
‫أي ْا‬
‫َال هب َي ْا‬
َ ‫(وال‬
‫ ه‬3 ) ‫س َ همنها هرأَا اَه َل هي َعبَاَو‬
َ ‫وو ْ ئمس ُ ه‬
( 4 ) َّْ‫ُعه هم َهم الَن‬
‫ٌ َهوَِا ْ ئم َا‬
َ‫س هوِ همره َهم َُ ا‬
( 1 ) Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,( 2 ) (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada
musim dingin dan musim panas.( 3 ) Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik
rumah ini (Ka’bah).( 4 ) Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan
lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Allahu Akbar 3x Walillahil hamd.
‫‪Jamaah Shalat Idul Fitri yang dimuliakan oleh Allah. Semoga menjadi jelas bagi kita,‬‬
‫‪bahwa visi Islam bukanlah hanya untuk menyelamatkan pribadi kita masing-masing saja,‬‬
‫‪tetapi juga penyelamatan kemanusiaan dan alam semesta.‬‬
‫‪Marilah kita tutup khutbah ini dengan sama-sama bermunajat doa kepada Ilahi Robbi:‬‬
‫س ْل َل َم َس ْل ْميَسها ا َ ْت َار اهللَ َه َما‬
‫س هو َال َمَِ ْم ْريَسها هو َال َم َس ْل هما ْا‬
‫اه هو َال َمَِ ْمرها ْا‬
‫س ْم َر َه َام ا ه ه َحيه ْا‬
‫ربْ هر َح همتْا هواَ ه َم هوا ْا‬
‫يها ها‬
‫اح ْميَسها ُ ه َر هح هام‬
‫الر ْ‬
‫َ‬
‫ر هو َال َم َس ْل ْميَسها اَ ِْ َساله هام ُ ه ْع َاأ اهللَ َه َما‬
‫ر هو َال َم َِ ْر ْكيَسها َال هكته هراك ه هوُ ه َم ْل ْا‬
‫َس ُ ه َعاها هاه ُ ه َعاها هه ها‬
‫ال ْائي ْا‬
‫هارا‬
‫أالهتهرها ْمرَا تهقهب َا‬
‫عرها هو َ‬
‫ُعمال را وُم يَّ هوت ه ه‬
‫س َُ َواهرها هو َر َك َو هعرها هو ْ‬
‫ه أر ه‬
‫ََ بَر ه‬
‫أيها همرها ه‬
‫ن اهللَ َه َما‬
‫أ ْل َا‬
‫ر هوُ ه َع ْا‬
‫ل ْائي َْساا هي َو ْام َْلهع هك ْل همت ه ها‬
‫أ ْار َال َم َس ْل ْميَسها َواهكْا هُ ْم َي هاَّ ُ ه َ‬
‫َ هو َال َم َس ْل ْميَسها اَ ِْ َساله هام هوا َر َ‬
‫سرها ه‬
‫اله َمرها هربَرها‬
‫هس هوت ه َر هح َمرها ت ه َغ ْت َرلهرها له َام هو َْ َا‬
‫َالٌها ْس ْريَسها ْمسها لهره َك َور َا‬
‫س ُ ه َرتَ ه‬
‫سره اةَ الاأ َريها َْف ِتْرها هربَرها‬
‫عنه ها‬
‫الرَ ْا‬
‫سره اةَ اَ ْ‬
‫ار ه‬
‫ةٌ هرْاك هوَْف هح ه‬
‫اأ هوَْرها هح ه‬
‫رأ لل وال حما ُُم ع يس‪ ،‬و أح به ِل ه وع لع محما ر ب ي را ع لع هللا و أ لع‬
‫ال عال م يس‬
‫س هال َما‬
‫وب رك ات ه ْا‬
‫عله َي َك َام واهل َ‬
‫هللا هو هر َح هم اةَ ه‬
Download