DISKRIMINASI ODHA DI KOTA TANJUNGPINANG Naskah

advertisement
DISKRIMINASI ODHA DI KOTA TANJUNGPINANG
Naskah Publikasi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Bidang Sosiologi
SKRIPSI
CITRA MULTIKA SARI
NIM : 120569201053
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
DISKRIMINASI ODHA DI KOTA TANJUNGPINANG
Citra Multika Sari
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2017
ABSTRAK
Epidemi HIV/AIDS akan menimbulkan dampak buruk terhadap
pembangunan nasional secara keseluruhan karena selain berpengaruh terhadap
kesehatan juga terhadap sosio-ekonomi, politik dan pertahanan keamanan.
Masalah yang dialami ODHA seperti diperlakukan berbeda, dikucilkan, diisolasi
dan diberhentikan dari pekerjaannya dikarenakan penyakit HIV/AIDS yang
dialaminya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui diskriminasi
yang dialami ODHA di Kota Tanjungpinang. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan kualitatif deskriptif untuk menjelaskan fenomena diskriminasi yang
dialami ODHA di Kota Tanjungpinang. Pemilihan informan dilakukan dengan
cara snowball sampling dan yang menjadi informan pada penelitian ini yaitu
anggota Yayasan KOMPAK dan ODHA. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode wawancara dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian menunjukkan diskriminasi di lingkungan individual
meliputi ODHA tidak mau makan, tidak mau kelayanan kesehatan atau tidak
patuh minum obat, berdiam diri, menarik diri dari lingkungan, bahkan sampai
ingin bunuh diri. Diskriminasi di lingkungan keluarga meliputi pengucilan,
pengusiran, isolasi, perceraian, penghinaan, perbedaan perlakuan. Diskriminasi di
lingkungan komunitas meliputi masyarakat menolak ODHA sehingga mengusir
ODHA, mengucilkan ODHA, menggosip, takut bersentuhan dengan ODHA, takut
makan bersama ODHA, membuka status ODHA. Peristiwa diskriminasi yang
dilakukan masyarakat juga dialami keluarga ODHA. Diskriminasi di lingkungan
kebijakan terkait dengan implementasi, kebijakan seputar isu permasalahan
HIV/AIDS lebih terfokus pada permasalahan medis dan kurang memperhatikan
permasalahan sosial salah satunya diskriminasi pada ODHA. Selanjutnya peran
pihak Yayasan KOMPAK dalam membantu ODHA menghadapi perlakuan
diskriminasi terlihat dari program-program yang telah dilakukannya seperti
memberikan dukungan, sosialisasi, advokasi dan kegiatan pemberdayaan kepada
ODHA.
Kata Kunci : Diskriminasi, ODHA
DISCRIMINATION OF PLHIV IN TANJUNGPINANG CITY
Citra Multika Sari
Sociology
Faculty of Social & Politics
University of Maritime Raja Ali Haji
2017
ABSTRACT
The HIV / AIDS epidemic will have a devastating impact on national
development as a whole, in addition to affecting health as well as socio-economic,
political and defense security. Problems experienced by people living with HIV
are treated differently, isolated, isolated and dismissed from their work because of
the HIV / AIDS disease they are experiencing.
This research was conducted with the aim to know the discrimination
experienced by PLWHA in Tanjungpinang City. The research was conducted with
descriptive qualitative approach to explain the phenomenon of discrimination
experienced by PLWHA in Tanjungpinang City. The selection of informants is
done by snowball sampling and the informant in this research is a member of
KOMPAK Foundation and ODHA. Data collection was done by interview and
documentation method.
From the results of the study showed discrimination in individual
environments include PLWHA do not want to eat, do not want to health service or
not obedient to take medicine, silence, withdraw from environment, even to
suicide. Discrimination in the family environment includes exclusion, expulsion,
isolation, divorce, humiliation, different treatment. Discrimination in the
community environment involves the community rejecting PLHIV so as to expel
people living with HIV, isolate people living with HIV, gossip, fear in contact
with people living with HIV, fear eating with PLWHA, open the status of
PLWHA. Incidents of community discrimination are also experienced by PLHA
families. Discrimination in the policy environment associated with
implementation, policy around the issue of HIV / AIDS issues focused more on
medical issues and less attention to social problems one of them discrimination in
people living with HIV. Furthermore, the role of the Foundation KOMPAK
Foundation in helping people living with HIV faces discrimination seen from the
programs that have been done such as providing support, socialization, advocacy
and empowerment activities to PLWHA
Keywords : Discrimination, ODHA
dilaksanakan oleh masyarakat,
A. LATAR BELAKANG
Epidemi
HIV/AIDS
akan
dampak
buruk
menimbulkan
terhadap pembangunan nasional
secara keseluruhan karena selain
berpengaruh terhadap kesehatan
juga
terhadap
sosio-ekonomi,
politik dan pertahanan keamanan
(spiritia.or.id/art/bacaart.php?artn
o=1056&gg=1). Kasus HIV dan
AIDS
merupakan
dimana
jumlah
orang
yang
dilaporkan jauh lebih sedikit
sebenarnya.
dampak
fenomena
gunung es (iceberg phenomena),
dibandingkan
(Sujudi, 2002:16).
Selain
LSM dan swasta serta pemerintah
dengan
yang
Khususnya
di
terhadap
Indonesia, HIV/AIDS pertama
kesehatan, juga akan memberikan
kali ditemukan di Provinsi Bali
dampak yang lebih berat lagi
pada tahun 1987. Adapun di
bagi yang bersangkutan maupun
Provinsi Kepulauan Riau (Kepri),
keluarganya.
menurut keterangan Sri Rupiati
Dengan
diskriminasi,
adanya
stigmatisasi
selaku
Kepala
Bidang
terhadap pengidap infeksi HIV
Pengendalian
maupun
akan
Penyehatan Lingkungan Dinkes
menyebabkan kesulitan dalam
Batam kasus AIDS pertama kali
pekerjaan,
perawatan,
ditemukan pada tahun 1992,
pengobatan dan kadang-kadang
bertempat di Pulau Mat Belanda
anak
(dulu
keluarganya,
dikeluarkan
dari
sekolahnya. (Sujudi, 2002:16)
Indonesia termasuk salah satu
negara di Asia yang mengalami
epidemi
HIV/AIDS
dengan
prevalensi yang meningkat tajam
dan
belum
penurunan
menunjukkan
meskipun
upaya
penanggulangan HIV/AIDS telah
bernama:
Kecamatan
Kota
Penyakit
Pulau
Belakang
Batam.
&
Babi)
Padang
(http://sapa-
ku.blogspot.co.id/2016/05/menuj
u-batam-sehat-dan-tantangansebuah.html)
Epidemi
HIV/AIDS
tidak
akan berakhir tanpa upaya untuk
mengakhiri
stigma
dan
diskriminasi
Tingginya
diskriminasi
terhadap
ODHA.
stigma
dan
terhadap
ODHA
politik,
yang
berakibat
pengurangan, penyimpangan atau
penghapusan
pengakuan,
akan menghambat pencegahan
pelaksanaan
dan penanggulangan HIV/AIDS.
hak asasi manusia dan kebebasan
Hal ini disebabkan kuatnya nilai
dasar
dan keyakinan yang dianut oleh
individual
sebagian
didalam
dalam bidang politik, ekonomi,
lebih
hukum, sosial, budaya, dan aspek
orang
masyarakat.
Mereka
memilih
untuk
menahan
informasi
mengenai
cara-cara
yang benar
penularan
untuk
HIV,
mencegah
serta
lebih
mendukung adanya peraturan dan
kebijakan yang justru membuat
populasi yang berisiko bahkan
menjadi lebih rentan. (Aditama,
2012:1)
atau
dalam
penggunaan
kehidupan
maupun
baik
kolektif
kehidupan lainnya.
Masih kuatnya stigma di
masyarakat
terkait
dengan
penyakit HIV/AIDS sebagaimana
yang
terjadi
di
Kota
Tanjungpinang. Dengan adanya
stigma
negatif
kepada
masyarakat
Orang
HIV/AIDS
Dengan
(ODHA)
akan
Dalam UU No. 39 Tahun
berdampak buruk pada penderita
1999 tentang Hak Asasi Manusia
maupun orang-orang disekitarnya
pasal 1 ayat 3 menjelaskan
seperti keluarga, pasangan, atau
diskriminasi
Orang
adalah
setiap
pembatasan,
pelecehan,
pengucilan
yang
atau
yang
Pengidap
Hidup
HIV
Dengan
dan
AIDS
langsung
(OHIDHA).
ataupun tak langsung didasarkan
masyarakat
pada pembedaan manusia atas
stigma kepada ODHA akan tetapi
dasar agama, suku, ras, etnik,
di
kelompok,
komunitas
sosial,
kelamin,
golongan,
status
ekonomi,
bahasa,
status
jenis
keyakinan
yang
dan
hanya
memberikan
lingkungan
memberikan
kepada
Tidak
keluarga,
institusi
stigma
penderita
juga
negatif
HIV/AIDS
sehingga menimbulkan perlakuan
yang tidak wajar kepada ODHA.
Pada umumnya masyarakat
cenderung
menghindari
atau
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut
dapat
disimpulkan
masalah
perumusan
yaitu:
“Bagaimana
menjauhi kontak sosial kepada
Diskriminasi ODHA Di Kota
ODHA karena takut terjangkit
Tanjungpinang”.
penyakit HIV/AIDS. Selain itu
masyarakat menganggap bahwa
penyakit HIV/AIDS merupakan
penyakit yang berbahaya, tidak
dapat disembuhkan dan biasanya
disebabkan
karena
menyimpang.
perilaku
Dengan
adanya
stigma tersebut membuat ODHA
teralienasi dari lingkungannya, ia
merasa tertekan dan depresi.
ODHA sulit untuk berinteraksi
sosial kepada masyarakat karena
ia
senantiasa
reaksi
dan
khawatir
akan
penerimaan
masyarakat atas dirinya bahkan
takut untuk menyatakan bahwa
dirinya
sakit
dan
perlu
pertolongan. ODHA sering kali
harus menutupi status HIVnya
jika ingin aman karena adanya
resiko diskriminasi yang dapat
dialaminya.
C. TUJUAN
DAN
KEGUNAAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
diskriminasi
yang
ODHA
di
dialami
Kota
Tanjungpinang.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Praktis
Dilihat
dari
kegunaan
penelitian secara praktis
penelitian ini diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
pemikiran
serta
membantu
dapat
sebagai bahan informasi
yang berkaitan dengan
diskriminasi yang dialami
ODHA
di
Tanjungpinang.
Kota
b. Secara Teoritis
Penelitian
2. Lokasi Penelitian
ini
juga
diharapkan dapat menjadi
referensi maupun acuan
informasi
dalam
penelitian-penelitian
berikutnya
dengan
permasalahan
penelitian
yang sama serta menjadi
referensi
pustaka
pemenuhan
bagi
kebutuhan
penelitian lanjutan.
di
Yayasan
1. Jenis Penelitian
KOMPAK
Tanjungpinang
Kota
Provinsi
Kepulauan Riau yang merupakan
tempat
ODHA
mendapatkan
dukungan dan dampingan dalam
merawat
ODHA
penyakit
sangat
karena
HIV/AIDS.
sulit
mereka
ditemui
biasanya
menutupi status HIV/AIDS yang
dimilikinya.
D. METODE PENELITIAN
memilih
Alasan
Yayasan
peneliti
KOMPAK
dikarnakan agar lebih mudah
Penelitian ini menggunakan
metode
Penelitian ini akan dilakukan
kualitatif.
Menurut
menemui ODHA di
tersebut
dengan
yayasan
mengangkat
Bodgan dan Taylor (Silalahi,
judul “Diskriminasi ODHA di
2012:28)
Kota Tanjungpinang”.
metode
kualitatif
suatu
prosedur
merupakan
penelitian
yang
menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata
3. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif
tertulis atau lisan dari orang-
tidak
orang dan perilaku yang diamati.
karena
Tipe
deskriptif
berangkat dari kasus tertentu
bertujuan untuk menggambarkan
yang ada pada situasi sosial
secara
suatu
tertentu dan hasil kajiannya tidak
individu, keadaan, gejala, atau
akan diberlakukan ke populasi,
kelompok
tetapi ditransferkan ke tempat
penelitian
tepat
masyarakat.
sifat-sifat
tertentu
dalam
menggunakan
penelitian
populasi,
kualitatif
lain pada situasi sosial yang
memiliki
kesamaan
dengan
situasi sosial pada kasus yang
terjadi (Silalahi, 2012:289).
dipelajari.
Sampel
dalam
Data yang akan diperoleh
penelitian
kualitatif
bukan
adalah data yang berkaitan
dinamakan
responden,
tetapi
tentang masalah utama yaitu
narasumber
atau
sebagai
diskriminasi
yang
partisipan, informan, masyarakat
ODHA
di
dalam
Tanjungpinang.
penelitian
(Sugiyono,
2006:243).
sampel yang selanjutnya disebut
informan
dalam
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan
sampling.
tipe
snowball
Informan
sebagai
sumber data dalam penelitian ini
adalah ketua Yayasan KOMPAK,
anggota
KDS
Yayasan
KOMPAK, dan ODHA dibawah
naungan
Yayasan
KOMPAK.
Informan ODHA pada penelitian
ini tidak menggunakan nama asli
melainkan menggunakan nama
samaran dikarenakan penelitian
ini sifatnya sensitif.
Sub-
antara
lain:
diskriminasi
ODHA
bagaimana
yang
di
dialami
lingkungan
individual,
lingkungan
keluarga,
lingkungan
komunitas,
lingkungan
kebijakan dan peran pihak
yayasan
dalam
ODHA
membantu
menghadapi
perlakuan diskriminasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan
data
yang diperoleh atau
dikumpulkan
oleh
sumber-sumber
peneliti
yang
telah ada atau data yang
a. Data Primer
diambil melalui keterangan
Data primer adalah data
dikumpulkan
dari permasalahan tersebut
dari
4. Jenis Data
yang
Kota
permasalahan yang didapat
Pengambilan dan pemilihan
sebagai
dialami
dari
situasi aktual ketika peristiwa
atau
informasi
yang
diinginkan serta diperlukan
untuk memperjelas data atau
permasalahan
yang
akan
diteliti (Silalahi, 2012:291).
instrumen
Data
wawancara
sekunder
penelitian
melalui
ini
dalam
diperoleh
dokumen-dokumen
seperti
jumlah
kasus
yaitu
pedoman
(Iskandar,
2008:217). Wawancara dalam
penelitian
ini
dengan
dilakukan
menggunakan
HIV/AIDS di Indonesia yang
pedoman
bersumber
Ditjen
Pedoman wawancara tersebut
PP&PL, Kemenkes RI tahun
berisi pertanyaan-pertanyaan
2014,
yang akan diajukan kepada
dari
jumlah
kasus
wawancara.
HIV/AIDS di Provinsi Kepri,
para
jumlah kasus HIV/AIDS di
mendapatkan
Kota
mendalam
Tanjungpinang
bersumber
dari
yang
Komisi
Penanggulangan
Provinsi
tahun
AIDS
Kepulauan
2015
dampingan
Yayasan
dan
ODHA
KOMPAK
berbentuk
mengenai
permasalahan
utama
penelitian yaitu diskriminasi
ODHA
data
Tanjungpinang.
di
Kota
tabel
untuk
jawaban
Riau
Tanjungpinang tahun 2016
dalam
informan
di
Kota
b. Dokumentasi
Teknik Ini, merupakan
penelahaan
terhadap
ataupun grafik yang berisikan
referensi-referensi
angka-angka dan dokumen-
berhubungan dengan fokus
dokumen penunjang lainnya.
permasalahan
5. Teknik
dan
Alat
Pengumpulan Data
yang
dimaksud adalah dokumen
dokumen
resmi,
referensi- referensi, foto-foto,
Interview atau wawancara
merupakan
penelitian,
dokumen-dokumen
pribadi,
a. Interview
yang
rekaman kaset. Data ini dapat
teknik
berfungsi bagi peneliti untuk
pengumpulan data kualitatif
menguji, menafsirkan bahkan
dengan
unuk meramalkan jawaban
menggunakan
dari
fokus
permasalahan
penelitian
2008:219).
yang
sama
juga
diutarakan oleh Doi (1992:74)
Dokumentasi
dalam Renata (2011) mengenai
telaah
ini
dari
adalah
dokumen resmi dari Yayasan
KOMPAK
yang
(Iskandar,
penulis
penelitian
Hal
Tanjungpinang
sebagai referensi, foto, serta
jurnal-jurnal
penelitian
terdahulu.
jenis-jenis diskriminasi yang ada
di Jepang yaitu sebagai berikut:
“Diskriminasi memiliki bentuk
bermacam-macam. Diskriminasi
ras (Ainu, orang Korea, orang
asing), diskriminasi desa (orangorang yang tinggal di daerah
E. KERANGKA TEORI
buraku), diskriminasi orang yang
1. Jenis-jenis Diskriminasi
lemah (orang yang sudah tua,
Fulthoni,
et.al
(2009:9)
memaparkan
jenis-jenis
diskriminasi yang sering terjadi,
yaitu sebagai berikut:
berdasarkan
ras
dan
agama/keyakinan.
b. Diskriminasi
jenis
kelamin
berdasarkan
dan
geder
(peran sosial karena jenis
kelamin).
c. Diskriminasi
terhadap
penyandang cacat.
d. Diskriminasi
terhadap
penderita HIV/AIDS.
e. Diskriminasi
sosial.
2. Tipe-tipe Diskriminasi
Menurut
Pettigrew
dalam
Liriweri (2005:221), ada dua tipe
a. Diskriminasi
suku/etnis,
penyandang cacat).
karena
kasta
diskriminasi yaitu:
a. Diskriminasi Langsung
Tindakan membatasi suatu
wilayah
tertentu,
seperti
pemukiman, jenis pekerjaan,
fasilitas
umum
dan
semacamnya dan juga terjadi
manakala
keputusan
pengambilan
diarahkan
oleh
prasangka-prasangka
terhadap kelompok tertentu.
b. Diskriminasi Tidak Langsung
Diskrminasi tidak langsung
langsung, sedangkan diskriminasi
dilaksanakan
institusi merupakan diskriminasi
melalui
penciptaan
kebijakan-
kebijakan yang menghalangi
ras/etnik
tertentu
berhubungan
untuk
secara
bebas
dengan kelompok ras/etnik
lainnya yang mana aturan dan
tidak
3. Bentuk-bentuk
Diskriminasi
Bentuk diskriminasi menurut
Newman
mengandung
bias
2009:88)
tidak
berupa:
yang
tampak dan mengakibatkan
kerugian
sistematis
komunitas
atau
bagi
kelompok
masyarakat tertentu.
Diskriminasi
dalam
diskriminasi
Diskriminasi
terjadi
biasanya
individu
bentuk
Mikarso,
diskriminasi
1. Diskriminasi verbal (Verbal
exspression)
diskriminasi
yang dijalankan dengan cara
kata.
2. Penghindaran
(avoidance),
dan
diskriminasi yang dijalankan
institusi.
dengan cara menghindari atau
individu
diskriminasi
(dalam
menghina atau dengan kata-
yang
masyarakat
(Liliweri,
2005:222).
prosedur yang mereka jalani
diskriminasi
langsung
adalah
menjauhi
seseorang
atau
tindakan seorang pelaku yang
kelompok masyarakat yang
berprasangka.
tidak disukai.
Diskriminasi
institusi merupakan diskriminasi
3. Pengeluaran
(exclusion),
yang tidak ada hubungannya
diskriminasi ini dijalankan
dengan
dengan
prasangka
individu
cara
tidak
melainkan dampak kebijaksanaan
memasukkan seseorang atau
atau praktik berbagai institusi
kelompok
dalam
tertentu dalam kelompoknya.
masyarakat
(Sunarto,
2004:161). Diskriminasi individu
merupakan
diskriminasi
masyarakat
4. Diskriminasi fisik (physical
abuse),
diskriminasi
yang
dijalankan
dengan
cara
maka mereka mencoba
menyakiti,
memukul
atau
dengan
menyerang.
merendahkan
orang atau kumpulan lain.
5. Diskriminasi
lewat
pembasmian
(extinction),
Ditimbulkan
perlakuan
diskriminasi
adanya sejarah pada masa
dengan cara membasmi atau
melakukan
pembunuhan
besar-besaran.
d. Sejarah
karena
lalu.
e. Persaingan dan eksploitas
Masyarakat kini adalah
lebih
4. Sebab-sebab Diskriminasi
Yahya (2006:248-249) dalam
Renata (2011), mengemukakan
sebab-sebab diskriminasi, yaitu :
a. Mekanisme
pertahanan
psikologi (projection)
materialistik
dan
hidup dalam persaingan.
Individu atau kumpulan
bersaing diantara mereka
untuk
kekayaan,
mendapatkan
kemewahan
dan kekuasaan.
f. Corak sosialisasi
Seseorang memindahkan
Diskriminasi juga adalah
kepada orang lain ciri-ciri
fenomena yang dipelajari
yang tidak disukai tentang
dan diturunkan dari satu
dirinya kepada orang lain.
generasi kepada generasi
b. Kekecewaan
Setengah
yang lain melalui proses
orang
yang
sosialisasi.
kecewa akan meletakkan
terbentuk
kekecewaan
pandangan
mereka
kepada „kambing hitam‟.
c. Mengalami
rasa
tidak
Seterusnya
suatu
stereotip
tentang peranan sebuah
bangsa dengan yang lain
selamat dan rendah diri
dalam masyarakat, yaitu
Mereka
berkenaan
yang
merasa
dengan
terancam dan rendah diri
kelakuan, cara kehidupan
untuk menenangkan diri
dan sebagainya. Melalui
pandangan stereotip ini,
untuk
berbagi
kanak-kanak
belajar
dengan orang luar. Selanjtnya
menghakimi
seseorang
kemarahan,
perasaannya
kemarahan
yang
atau sesuatu ide. Sikap
dialami ODHA ditandai dengan
prejudis juga dipelajari
adanya keinginan untuk mati,
melalui proses yang sama.
atau menyakiti dirinya.
F. PEMBAHASAN
Bentuk diskriminasi ODHA
1. Diskriminasi
di
Lingkungan Individual
Bentuk-bentuk
terhadap
dirinya
berupa
penghindaran
tindakan
(avoidance)
dilakukan oleh informan Wawa
ODHA mendiskriminasi dirinya
dan
sendiri
berupa
mengurung
diri
setelah
penghindaran dan penyangkalan
mengetahui
dirinya
terinfeksi
pada
HIV.
Kemudian
bentuk
yaitu
awal
dimana
didiagnosa
ODHA
HIV,
mengalami
Sin
D
diskriminasi
yang
fisik
sempat
(physical
kebingungan, terkejut (shock),
abuse) seperti yang dilakukan
kecemasan
dan
oleh Wawa dan Sin D, informan
mengenai
diagnosa
penyangkalan
tersebut.
ini menghakimi diri dengan cara
ODHA merasa terkejut, karena
tidak mau makan, tidak mau
diagnosa yang diberikan dokter
berobat atau minum obat.
merupakan hal yang tidak pernah
disangka
sebelumnya.
Selanjutnya bentuk isolasi, hal ini
terkait adanya kecemasan akan
stigma
dan
masyarakat
Stigma
diskriminasi
terhadap
yang
ODHA.
melekat
pada
HIV/AIDS juga membuat ODHA
menarik
diri
karena
ODHA
merasa tidak memiliki tempat
Penyebabnya
tindakan
diskriminasi yang dilakukan oleh
informan
ODHA
dirinya
termasuk
corak
sosialisasi.
terhadap
diskriminasi
Penyakit
HIV/AIDS masih memiliki citra
yang
menakutkan
masyarakat
dikalangan
khususnya
pada
ODHA sendiri dengan demikian
ODHA turut
serta
mestigma
dirinya
sehingga
tindakan-tindakan
muncul
yang
dapat
merugikan dirinya.
di
Lingkungan Keluarga
dan
yang
minim
terutama di keluarga ODHA. Jika
informasi HIV/AIDS di keluarga
2. Diskriminasi
Stigma
pengetahuan
minim akan menimbulkan stigma
dan cenderung mendiskriminasi
ODHA. Kasus diskriminasi yang
diskriminasi
biasanya
dialami
ODHA
dilingkungan keluarga khususnya
dilingkungan keluarganya setelah
di Kota Tanjungpinang masih
mengetahui status HIVnya yaitu
terjadi hingga saat ini namun
pengucilan, pengusiran, isolasi,
sudah
dan
perceraian,
kearah
perbedaan
mulai
mengalami
yang
lebih
terjadi
berkurang
perubahan
baik.
Perubahan
seiring
dengan
penghinaan,
perlakuan
seperti
pemisahan tempat makan dan
sebagainya.
bertambahnya pengetahuan dan
sosialisasi yang diterima oleh
keluarga ODHA. Namun masih
sedikit
sekali
ODHA
yang
3. Diskriminasi
Lingkungan Komunitas
Diskriminasi langsung atau
membuka statusnya khususnya
disebut
kepada
individu
keluarganya
diskriminasi
di
sehingga
di
juga
diskriminasi
yang
dilakukan
lingkungan
masyarakat terjadi pada informan
keluarga juga jarang dialami
Tuka dan Wawa, ini dilihat dari
ODHA.
kasus pengusiran yang dilakukan
Pada umumnya bagi ODHA
yang
telah
membuka
status
kepada keluarganya, ada ODHA
yang
masih
mengalami
diskriminasi dan sebaliknya ada
juga yang tidak. Diskriminasi
terjadi dikarenakan informasi dan
masyarakat
HIV/AIDS
Masyarakat
karena
yang
penyakit
dideritainya.
menolak
ODHA
untuk tinggal disekitar mereka,
selain diusir ODHA juga digosipi
oleh masyarakat. Padahal ODHA
sendiri tidak pernah membuka
statusnya dan mengakui penyakit
HIV/AIDSnya pada masyarakat
Selain itu lembaga KPA juga
namun
menganggkat
masyarakat
menduga-duga
hanya
saja
dan
sosial yang dihadapi ODHA dan
menyebar kabar tersebut. Tidak
mencari
hanya
melakukan
ODHA
saja
yang
permasalahan
solusi
dengan
advokasi
dan
diperlakukan tidak adil akan
kerjasama kepada pihak-pihak
tetapi
terkait.
keluarga
ODHA
juga
dijauhi oleh masyarakat seperti
yang terjadi pada informan Tuka.
4. Diskriminasi
di
pemerintah
kebijakan
terkait
dengan
diskriminasi yang dialami ODHA
kurang mendapatkan perhatian
yang
serius.
kebijakan
Implementasi
seputar
isu
permasalahan HIV/AIDS lebih
terfokus
medis
pada
permasalahan
dan
memperhatikan
kurang
permasalahan
sosial salah satunya diskriminasi
pada ODHA. Program-program
terkait
dengan
ODHA
khususnya
diskriminasi
di
implementasi
kebijakan di institusi kesehatan
telah
menunjukkan
perubahan.
Lingkungan Kebijakan
Implementasi
Sedangkan
KPA
Provinsi dan Kota Tanjungpinang
dilakukan dengan mengakomodir
ODHA dengan bantuan secara
moril, memberikan penyuluhan
dan kegiatan-kegiatan lainnya.
berbagai
Khususnya
diskriminasi
di
lingkungan
institusi
kesehatan
mengalami
perubahan
program-program
kepada
sudah
pemerintah
tenaga
Pemerintah
dengan
kesehatan.
memberikan
penyuluhan
kepada
tenaga
kesehatan
guna
untuk
meningkatkan pelayanan kepada
ODHA. Implementasi kebijakan
pada LSM yang berkaitan dengan
Penanggulangan
HIV/AIDS
terdiri dari berbagai LSM seperti
KBBI, masyarakat peduli AIDS,
POKJA,
SADAR,
Bentan
Serumpun dan lain-lain namun
LSM tersebut belum berjalan
efektif dikarenakan minimnya
dana
yang
ada
pada
LSM
tersebut.
Selain itu pihak yayasan
bahu membahu dalam mencari
5. Peran
Pihak
Yayasan
KOMPAK
Peran
solusi dan mengatasi perlakuan
diskriminasi yang terjadi pada
ODHA.
Pihak
yayasan
juga
pihak
yayasan
dalam
membantu
masyarakat terkait dengan isu-isu
ODHA menghadapi perlakuan
atau permasalahan HIV/AIDS
diskriminasi sangat besar. Pihak
dengan bekerjasama kepada KPA
yayasan memberikan dukungan
Provinsi
dan
Tanjungpinang.
KOMPAK
sosialisasi
agar
ODHA
memberikan
sosialisai
maupun
kepada
KPA
kota
Selanjutnya
memiliki semangat hidup yang
dengan adanya program-program
tinggi sehingga ODHA tidak
seperti
mendiskriminasi dirinya. Pihak
pendidikan
yayasan melakukan pendekatan
kewirausahaan
kepada keluarga ODHA bagi
kegiatan lainnya bertujuan untuk
ODHA yang bersedia membuka
meningkatkan semangat hidup
statusnya
bagi ODHA dan memberdayakan
kepada
keluarga
dengan tujuan agar keluarga mau
mensuport
ODHA dan tidak
mendiskriminasi
ODHA.
Selanjutnya dengan adanya KDS
berupaya
untuk
membantu
mengakses
ODHA
CLOSE
MEETING,
sebaya,
dan
kegiatan-
ODHA.
G. KESIMPULAN
1. Diskriminasi di Lingkungan
Individual
layanan
Pada saat ODHA mengetahui
kesehatan, memberikan wadah
dirinya terdiagnosis HIV/AIDS
yang nyaman bagi ODHA untuk
hampir semua ODHA mengalami
berkonsultasi. Peran KDS juga
terkejut
(shock),
sangat
ketakutan,
kecemasan,
penting
menginformasikan
untuk
depresi,
stress,
kepada
gundah, putus asa dan tidak
ODHA hal-hal yang berkaitan
percaya diri. Dengan demikian
dengan penggobatan HIV/AIDS.
ODHA
cenderung
mendiskriminasi dirinya.
dikarenakan stigma masyarakat
khususnya di Tanjungpinang ini
2. Diskriminasi di Lingkungan
Keluarga
yang
buruk
terkait
penyakit HIV/AIDS. Walaupun
masyarakat
Stigma
dan
diskriminasi
dengan
sudah
diberikan
sosialisasi tetapi masih tetap saja
dilingkungan keluarga khususnya
masyarakat
di Kota Tanjungpinang masih
ODHA.
mendiskriminasi
terjadi hingga saat ini namun
sudah
mulai
mengalami
perubahan kearah yang lebih
baik. Perubahan terjadi dengan
4. Diskriminasi di Lingkungan
Kebijakan
Implementasi
kebijakan
bertambahnya pengetahuan dan
pemerintah
sosialisasi yang diterima oleh
diskriminasi yang dialami ODHA
keluarga ODHA. Bagi ODHA
kurang mendapatkan perhatian
yang telah membuka statusnya
yang
kepada keluarganya ada keluarga
kebijakan
yang
permasalahan HIV/AIDS lebih
bisa
menerima
mensuport
ODHA
dan
namun
terkait
serius.
terfokus
pada
medis
yang
memperhatikan
mendiskriminasi
ODHA.
isu
permasalahan
dan
kurang
permasalahan
sosial salah satunya diskriminasi
3. Diskriminasi di Lingkungan
Komunitas
belum
pada ODHA.
5. Peran Yayasan KOMPAK
Diskriminasi di lingkungan
komunitas
Implementasi
seputar
sebaliknya ada juga keluarga
masih
dengan
mengalami
Peran
KOMPAK
pihak
yayasan
dalam
membantu
perubahan kearah yang lebih
ODHA menghadapi perlakuan
baik, di masyarakat masih sangat
diskriminasi sangat besar. Pihak
besar potensi diskriminasi yang
yayasan meningkatkan dukungan
dapat dialami ODHA hal ini
dari berbagai pihak agar ODHA
memiliki semangat hidup dan
Penanggulangan AIDS Dan
memberikan sosialisasi kepada
Pemberdayaan Masyarakat
keluarga dan masyarakat dengan
Dalam
tujuan mengurangi stigma dan
HIV Dan AIDS di Daerah,
diskriminasi. Pihak yayasan bahu
Jakarta.
membahu dalam mencari solusi
dan
mengatasi
perlakuan
Data Kasus HIV dan AIDS di
Indonesia.
diskriminasi yang terjadi pada
ODHA.
Selanjutnya
Jakarta.
adanya program-program seperti
sebaya,
kewirausahaan
kegiatan-kegiatan
dan
lainnya
2014.
Kementrian Kesehatan RI,
dengan
CLOSE MEETING, pendidikan
Penanggulangan
Data
Kasus
HIV
Kepulauan
Komisi
dan
AIDS
Riau.
2015.
Penanggulangan
bertujuan untuk meningkatkan
AIDS Provinsi Kepri 2015,
semangat hidup bagi ODHA dan
Tanjungpinang.
memberdayakan ODHA.
Data Kasus HIV dan AIDS Kota
Tanjungpinang.
H. DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Y Tjandra. 2012. Pedoman
Penghapusan Stigma dan
Diskriminasi,
Jenderal
Direktur
PP
dan
PL
Kementerian Kesehatan RI.
Alo, Liliweri. 2005. Prasangka dan
Konflik: Komunikasi Lintas
Budaya
Masyarakat,
Komisi
Penanggulangan
AIDS Provinsi Kepri 2015,
Tanjungpinang.
Djoerban, Z. 1999. Membidik AIDS,
Ikhtisar
dan
Memahami
ODHA.
Departemen Dalam Negeri RI. 2007.
Pedoman
Umum
Pembentukan
Komisi
HIV
Yogyakarta:
Galang Press.
Dunn, W William. 2000. Analisis
Kebijakan.
Yogyakarta: LKiS
2015.
Jakarta:
PT.
Bumi Aksara
Fulthoni, et,al. 2009. Buku Saku
Kebebasan
Beragama,
Jakarta:
Legal
The
Indonesian
Resource
Sujudi,
Center
di
Wirawan.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Sawitri,
2002.
Pengangan
Kantitatif,
&
Kualitatif
dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Buku
HIV/AIDS.
Sujatmoko, Stephanus Agung. 2015.
Denpasar: Yayasan Kerti
Sehat dan Sukses dengan
Praja.
HIV-AIDS.
Pemerkosaan, Jakarta: Raja
Gafindo.
Iskandar.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999
Metodologi
Publik, Teori dan Proses .
Penelitian Pendidikan dan
Jakarta:
Gaung
Persada Press.
Jiraphongsa,
Jakarta: PT. Buku KITA.
Yanri,
Zulmiar.
2005.
Pedoman
Bersama ILO/WHO Tentang
Li, Li., Lee, S.J., Thammawijaya, P.,
C.
&
Pelayanan Kesehatan dan
HIV/AIDS.
Rotheram-Borus, M.J. 2009.
Pengawasan
Stigma, Social Support, and
Kerja, Jakarta.
Depression Among People
Living with HIV in Thailand
Ulber.
PT
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan
2008.
Sosial,
Jakarta:
Gramedia
Hutapea. R; 2004. AIDS & PMS dan
Silalahi,
Jakarta.
Indonesia.
Terapi Alternatif. Jakarta:
Sumantera,
Indonesia,
Mentri Kesehatan Republik
Green, C.W & Setyowati, H. 2004.
Yayasan Spritia
2002.
Penanggulangan HIV/AIDS
(IRLC).
Gunung,
Achmad.
2012.
Metode
Penelitian Sosial. Bandung:
PT Refika Aditama.
Direktor
Kesehatan
Skripsi & Jurnal
Ahwan, Zainul. 2011. Stigma Dan
Diskriminasi HIV & AIDS
pada Orang dengan HIV
dan
AIDS
(ODHA)
Di
Masyarakat Basis Anggota
Nahdlatul
Ulama
Bangil.
(NU)
Universitas
Pusat
Penelitian
Yudharta Pasuruan, Jawa
Kependudukan-LIPL
Timur.
Volume. VI, No. 2, 2011.
Demartoto, Argyo. 2006. ODHA,
Masalah
Sosial
Dan
Pemecahannya.
Sosiologi
Jurnal
Universitas
Sebelas
Maret
(UNS)
Surakarta.
Dengan HIV/AIDS Dibawah
Naungan
Lembaga
Advokasi Dan Rehabilitas
Sosial
Mardhatillah.
2015.
Pengetahuan
Hubungan
dan
Sikap
Siswa Tentang HIV dan
AIDS
dengan
Terhadap
Stigma
Orang
dengan
HIV dan AIDS (ODHA) di
Duriah. 2014. Interaksi Sosial Orang
Kota
SMAN
5
Makassar.
Universitas
Hasanuddin
Makassar.
Nurhayati, Eka, dkk. 2012. Stigma
Samarinda.
dan Diskriminasi Terhadap
Jurnal Sosiologi Universitas
ODHA di Kota Bandung.
Mulawarman
Universitas Padjadjaran
Volume
2,
Nomor 2, 2014: 1-11.
Gaghenggang,
Agyta.
Renata, Kresentia. 2011. Analisis
2013.
Diskriminasi
Terhadap
Diskriminasi
Terhadap
Kaum Burakumin Dalam
Penderita
HIV/AIDS
Novel Misaki dan Novel
Menurut
Hak
Asasi
Manusia. Lex et Societatis,
Vol.
I/No.
5/September/2013
Latifa,
Penderita HIV & AIDS.
Ade,
dkk.
Hakai. BINUS.
Sidebang,
Purnama.
Karakteristik
HIV/AIDS
Penderita
Puskesmas
Peran
Tanjung Morawa Agustus
Masyarakat Madani Dalam
2006 – Mei 2010. Skripsi
Mengurangi
Fakultas
Diskriminasi
2011.
di
2010.
Stigma
dan
Terhadap
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Sumatera Utara.
Siregar
A.
Fazidah.
2004.
Pengenalan
dan
Pencegahan AIDS, Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Artikel Internet
http://www.depkes.go.id/resources/d
ownload/pusdatin/infodatin/
Infodatin%20AIDS.pdf
(diakses:
04/Febuari/2016
20:21)
http://www.slideshare.net/irenesusilo
18/juknis-hiv-pedomanstigma-diskriminasi
(diakses: 06/Febuari/2016
14:10)
http://sapaku.blogspot.co.id/2016/05/
menuju-batam-sehat-dantantangan-sebuah.html
(diakses 24/Febuari/2016
16:05)
spiritia.or.id/art/bacaart.php?artno=1
056&gg=1 (diakses
24/Febuari/2016 17:31)
Download