Modal Perseroan terbatas Modal Perseroan Terbatas

advertisement
Modal Perseroan terbatas
Modal Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari Modal Dasar, Modal
Ditempatkan dan Modal Disetor. Modal tersebut terbagi atas sekumpulan
saham.
Modal Dasar merupakan keseluruhan nilai perusahaan, yaitu seberapa
besar perusahaan tersebut dapat dinilai berdasarkan permodalannya.
Penilaian ini sangat berguna terutama pada saat menentukan kelas
perusahaan. Modal Dasar terdiri dari seluruh nilai nominal saham. Menurut
Undang-undang
perseroan
Terbatas (UUPT),
besarnya Modal
Dasar adalah minimal Rp. 50.000.000 – undang-undang yang mengatur
kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal
perseroan yang lebih besar dari Rp. 50.000.000. Modal Dasar bukan
merupakan modal riil, karena Modal Dasar hanya menentukan sampai
seberapa kuat perusahaan tersebut dapat menyediakan modalnya – sampai
seberapa besar perusahaan tersebut mampu menghimpun aset-aset dan
kekayaannya.
Modal Ditempatkan adalah kesanggupan para pemegang saham untuk
menanamkan modalnya di dalam perseroan. Jika para pemegang saham
hanya sanggup memasukan modalnya sebesar 35% dari Modal Dasar, maka
besarnya Modal Ditempatkan perseroan itu adalah sebesar 35%. Seperti
halnya Modal Dasar, Modal Ditempatkan bukanlah modal riil karena modal
tersebut
belum benar-benar
disetorkan. Modal
Ditempatkan hanya
menunjukan kesanggupan pemegang saham, yaitu sampai seberapa banyak
para pemegang saham dapat menanamkan modalnya kedalam perseroan.
Menurut pasal 33UUPT, besarnya Modal Ditempatkan adalah minimal 25%
dari Modal Dasar.
Modal Disetor adalah modal perseroan yang dianggap riil karena telah
benar-benar disetorkan kedalam PT. Dalam hal ini, pemegang saham telah
benar-benar menyetorkan modalnya kedalam perusahaan. Besarnya Modal
Disetor, menurut UUPT, adalah sebesar Modal Ditempatkan - paling sedikit
25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus ditempatkan dan
disetor penuh (pasal 33 ayat (1) UUPT). Penyetoran itu dibuktikan dengan
bukti penyetoran yang sah, misalnya bukti pemasukan uang dari pemegang
saham kedalam rekening bank perseroan.
Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau
dalam bentuk lainnya. Jika penyetoran modal saham itu dilakukan dalam
bentuk lainnya, maka penilaian setoran modal saham tersebut ditentukan
berdasarkan “nilai wajar” yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau
oleh ahli. Apabila penyetoran saham itu dilakukan dalam bentuk benda tidak
bergerak – misalnya tanah – maka penyetoran itu harus diumumkan dalam
minimal satu surat kabar dalam jangka waktu 14 hari setelah Akta Pendirian
ditandatangani.
Perseroan dilarang mengeluarkan saham untuk dimiliki sendiri, termasuk
juga dimiliki oleh perseroan lain yang sahamnya langsung atau tidak
langsung telah dimiliki oleh perseroan – kepemilikan silang (cross holders).
Pelarangan ini tidak berlaku terhadap kepemilikan saham yang diperoleh
berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat – namun
dalam jangka waktu 1 tahun setelah tanggal perolehan harus dialihkan
kepada pihak lain yang tidak di larang memiliki saham dalam perseroan.
Penambahan Modal PT
Perseroan dapat melakukan penambahan modal, namun harus dengan
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) – kewenangan
persetujuan itu dapat diserahkan kepada Dewan Komisaris untuk jangka
waktu paling lama 1 tahun. Keputusan RUPS untuk melakukan penambahan
modal ditempatkan dan disetor adalah sah apabila dilakukan dengan
kuorum kehadiran lebih dari ½ bagian dari seluruh jumlah saham dengan
hak suara, dan disetujui oleh lebih dari ½ bagian dari jumlah seluruh suara
yang dikeluarkan - kecuali ditentukan lebih besar dalam anggaran dasar.
Seluruh saham yang dikeluarkan dalam rangka penambahan modal harus
terlebih dahulu ditawarkan kepada setiap pemegang saham. Penawaran
terlebih dahulu itu tidak berlaku dalam hal pengeluaran saham ditujukan
kepada karyawan perseroan, ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek
lain yang dapat dikonversikan menjadi saham yang telah dikeluarkan
dengan persetujuan RUPS, atau dilakukan dalam rangka reorganisasi dan
restrukturisasi perseroan. Jika para pemegang saham yang telah ditawarkan
terlebh dahulu tidak menggunakan haknya untuk membeli saham tersebut
dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal penawaran, maka perseroan
dapat menawarkan sisa saham yang tidak diambil itu kepada pihak ketiga.
Pengurangan Modal PT
Selain penambahan modal, perseroan juga dapat melakukan pengurangan
modal. Pengurangan modal itu harus dilakukan dengan persetujuan RUPS
dengan memperhatikan persyaratan kuorum dan jumlah suara setuju untuk
perubahan anggaran dasar sesuai ketentuan UUPT dan Angagran Dasar.
Direksi wajib memberitahukan pengurangan modal itu kepada semua
kreditur dengan mengumumkannya dalam 1 surat kabar atau lebih - dalam
jangka waktu paling lambat 7 hari sejak tanggal keputusan RUPS.
Pemberitahuan dalam surat kabar itu bertujuan untuk menampung adanya
keberatan dari pihak lain (kreditur) yang berkepentingan.
Pengurangan modal perseroan dilakukan dengan perubahan Anggaran
Dasar yang harus mendapat persetujuan Menteri. Persetujuan itu diberikan
apabila tidak ada keberatan dari kreditur lain, atau telah dicapai
penyelesaian atas keberatan yang diajukan kreditur, atau gugatan kreditur
ditolak oleh pengadilan. Keputusan RUPS tentang pengurangan modal
dilakukan dengan cara penarikan kembali saham atau penurunan nilai
nominal saham. (http://legalakses.com).
Download