1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
yang dinamakan komunikasi. Dalam berkomunikasi setiap orang menggunakan
bahasa karena proses komunikasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa
menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi
dari satu pihak ke pihak lain, atau dari seseorang kepada lawan bicaranya.
Tanpa bahasa, manusia tidak mungkin dapat menciptakan hubungan satu sama
lainnya, dan untuk terjadinya hubungan baik tersebut diperlukan penguasaan
dan penggunaan bahasa yang baik pula.
Kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa, termasuk bahasa
Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yang berhubungan erat,
yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan
berbahasa tersebut, keterampilan berbicara dan menulis sering dianggap sulit
karena merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif dan karena berbicara
dan menulis mencakup wawasan. Menulis merupakan kegiatan positif mulai dari
merekam hidup, menuangkan ide, hingga kegiatan reportase. Tulisan seseorang
secara tidak langsung menggambarkan karakter penulis. Seperti sebuah tulisan di
salah satu jenis media yakni internet, menerangkan bahwa “Penulis memiliki pola
1
2
di setiap tulisannya. Karena walaupun tulisan bertema beda, namun karakter
penulis akan tetap sama, karakter manusiawinya yang tidak bisa diubah.
Itulah mengapa sebuah tulisan akan menggambarkan karakter penulisnya.“
(http://shellyashahab.wordpress.com/2014/05/10/menulis/).
Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan penelitianya pada
keterampilan atau kemahiran menulis. menulis dapat ditujukan untuk diri sendiri
maupun untuk orang lain. Untuk diri sendiri seperti menulis buku harian, dan
menulis untuk orang lain bisa dalam bentuk artikel melalui koran atau surat kabar
atau majalah populer atau ilmiah yang termasuk salah satu jenis media.
Banyak jenis media yang digunakan di dunia ini, seperti koran atau surat
kabar, majalah, radio, televisi, dan internet. Dari semua media tersebut, orang bisa
mendapatkan informasi sehingga mampu menambah pengetahuan dari informasi
yang di peroleh. Di era globalisasi banyak orang lebih memilih media yang
disebut internet. Semua informasi di dunia meskipun hal terkecilpun bisa
didapatkan di internet. Dan dari semua media diatas yang telah disebutkan, koran
atau surat kabar juga merupakan salah satu media yang cukup terkenal dikalangan
warga masyarakat. Koran atau surat kabar sebagai salah satu media informasi
yang mudah didapat oleh semua lapisan masyarakat memegang peranan penting
dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Tidak
jarang warga masyarakat meniru bahasa yang digunakan dalam koran atau surat
kabar, bahkan ada juga yang menjadikannya sebagai acuan dalam menulis. Oleh
sebab itu, penulis artikel dalam surat kabar diharapkan menggunakan bahasa yang
baik sesuai dengan situasi dan lingkungan serta benar menurut kaidah bahasa
3
yang berlaku. Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam koran atau surat
kabar memiliki dampak positif terhadap bahasa masyarakat. Demikian juga
sebaliknya, penggunaan bahasa yang tidak tepat akan memberikan dampak negatif
terhadap bahasa masyarakat. Karena itu penulis lebih memilih koran atau surat
kabar karena di negara ini terutama di tempat penulis tinggal, koran atau surat
kabar lebih mudah ditemukan daripada jenis media yang lain. Selain itu surat
kabar atau yang lebih dikenal dengan nama koran beredar setiap hari dan
dikonsumsi warga masyarakat dari berbagai golongan atau tingkatan, selain itu
harga koran jauh lebih terjangkau daripada jenis media yang lain.
Sayangnya beberapa koran kurang memperhatikan hal – hal seperti
penggunaan kaidah – kaidah bahasa yang baik dan benar. Dan dari penelitian ini
penulis berharap dapat membuat pembaca lebih memahami cara berbahasa yang
baik dan benar.
Dibawah ini penulis memberikan beberapa contoh kalimat atau frase yang rancu:
A.1. Contoh kalimat pada kata depan atau preposisi “di”, “ke” dan awalan
“di-“, “ke-“
- Seperti pada kata depan “di”, “ke”:
Contoh : Paman pergi kelaut bersama Danu.
(Seharusnya ke laut, harus dipisah karena menandakan tempat yang termasuk
kata depan atau preposisi).
Penulisan kata depan atau preposisi ini ditulis terpisah.
- Seperti pada awalan “di-“, “ke-“:
Contoh : Nanti malam kakak akan di jemput temanya di rumah.
4
(Seharusnya penulisanya dijemput, karena menyatakan makna pasif yang
termasuk awalan).
Contoh: diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola, kekasih dan ketua.
A.2. Contoh kesalahan dalam penulisan kalimat yang diawali dengan kata
depan atau preposisi:
- Dalam rapat kemarin membahas tentang libur sekolah.
Kalimat yang benar “Rapat kemarin membahas tentang libur sekolah.
-
Dalam satu jam sama dengan 60 menit.
Kalimat yang benar adalah “Satu jam sama dengan 60 menit”.
-
Dengan demikian telah diketahui bahwa jeruk memiliki banyak manfaat.
Kalimat yang benar adalah “telah diketahui bahwa jeruk memiliki banyak
manfaat”.
A.3. Contoh kesalahan pada hukum DM (diterangkan - menerangkan)
-
Saya hendak pergi ke daerah Surabaya selatan, yakni Sidoarjo.
(Sidoarjo seharusnya terletak di selatan Surabaya, bukan Surabaya
selatan).
-
Ny. Anita adalah wanita Dokter, ia bisa menyembuhkan orang sakit.
(Wanita Dokter bermakna wanitanya atau istri dari Dokter, seharusnya
kalimat yang
-
benar adalah Dokter wanita).
Ayah Foto dipajang di Ruang tamu.
5
(Ayah Foto bermakna Ayah sedang berfoto, seharusnya kalimat yang benar
adalah Foto Ayah).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini akan berfokus pada:
1. Apakah kata depan di dan ke maupun awalan “di-“ dan “ke-“ sudah dipakai dan
dituliskan dengan baik dan benar.
2. Apakah penulisan kalimat sudah sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa yang
baik dan benar
3. Apakah kaidah DM (diterangkan - menerangkan) sudah dipakai dengan benar.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini di
antaranya:
1. Untuk mengetahui apakah kata depan “di”, “ke” dan awalan “di-“, “ke-“ sudah
dipakai dan dituliskan dengan baik dan benar.
2. Untuk mengetahui apakah penulisan kalimat sudah sesuai dengan kaidah –
kaidah bahasa yang baik dan benar
3. Untuk mengetahui apakah kaidah DM (diterangkan - menerangkan) sudah
dipakai dengan benar.
6
D. Manfaat Penelitian
Selain ingin mencapai tujuan di atas, peneliti berharap agar penelitian
yang dilakukan dapat memberikan manfaat, yakni hasil penelitian ini dapat
memberi sumbangan informasi dan masukan bagi pengembangan
kemahiran
penulisan kata depan “di”, “ke” dan awalan “di-“, “ke-“ maupun dalam penulisan
kalimat yang diawali dengan kata depan atau preposisi, dan juga kesalahan dalam
penulisan hukum DM (diterangkan - menerangkan) dalam setiap tulisan. Dan
diharapkan dapat memotivasi agar peneliti lebih mahir dalam penulisan kata
depan “di”, “ke” dan awalan “di-“, “ke-“ maupun dalam penulisan kalimat yang
diawali dengan kata depan atau preposisi, dan juga kesalahan dalam penulisan
hukum DM (diterangkan - menerangkan) dalam setiap tulisan yang dihasilkan.
Dan Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan, rujukan, dan
pertimbangan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian tentang
jenis kata depan, awalan maupun hukum DM (diterangkan - menenrangkan) pada
kesempatan mendatang.
E. Fokus Masalah
Penelitian ini berlandaskan pada kenyataan bahwa tiap orang memiliki
kemampuan
yang berbeda-beda dalam keterampilan menulis, dan adanya
kesulitan bagi pembaca untuk mengerti kalimat rancu termasuk kalimat yang
diawali dengan kata depan atau preposisi, kesalahan dalam penulisan hukum DM
(diterangkan - menerangkan) maupun kata depan “di”, “ke” dan awalan “di-“,
7
“ke-“ yang menyebabkan kesulitan untuk menentukan mana yang disebut kata
depan atau awalan.
F. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, hal yang menjadi batasan
dalam penelitian ini akan berfokus pada penggunaan kata depan “di”, “ke” dan
awalan “di-“, “ke-“ maupun pemahaman tentang penulisan kalimat yang diawali
dengan kata depan atau preposisi dan pemahaman mengenai hukum DM
(diterangkan - menerangkan) dalam rubrik atau artikel yang dituliskan di koran
“SURYA” edisi 17 – 21 Maret 2014.
G. Definisi Istilah
G.1. Error Analysis
Error Analysis adalah salah satu topik utama dalam bidang penelitian
pemerolehan bahasa kedua. Kesalahan merupakan bagian integral dari
pembelajaran bahasa. Pelajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua tidak
menyadari keberadaan sistem tertentu atau aturan dalam bahasa Inggris.
Tugas dasar error analysis adalah untuk menjelaskan bagaimana belajar
terjadi dengan memeriksa output pelajar dan ini termasuk ucapan yang
benar dan salah itu.
Analisis kesalahan didirikan pada tahun 1960 oleh Stephen Pit Corder
dan rekan. Analisis kesalahan adalah sebuah alternatif untuk analisis
kontrastif. Analisis kesalahan menunjukkan bahwa
analisis kontrastif
8
tidak dapat memprediksi sebagian besar kesalahan, meskipun yang lainnya
aspek berharga telah dimasukkan ke dalam studi transfer bahasa. Temuan
kunci analisis kesalahan telah bahwa banyak kesalahan pelajar yang
diproduksi oleh peserta didik membuat kesimpulan yang salah tentang
aturan bahasa baru.
G.2. Rubrik
Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam media cetak
baik surat kabar maupun majalah. Rubrik dalam surat kabar misalnya tajuk
rencana, surat pembaca, atau dongeng anak. Selain dalam surat kabar,
rubrik juga dimuat dalam majalah. Misalnya rubrik pengetahuan, arena
kecil, atau apa kabar kawan.
Isi rubrik ada yang secara jelas ditampilkan oleh penulis (tersurat) dan
ada yang tidak secara jelas ditampilkan oleh penulis (tersirat). Isi rubrik
merupakan pokok masalah yang dibicarakan dalam rubrik. Rubrik memuat isi dan
pesan yang ingin disampaikanpenulis kepada pembaca. Isi rubrik merupakan hal
pokok yang dibahas dalam rubrik. Sementara itu pesan rubrik merupakan anjuran
atau nasihat penulis yang terdapat dalam rubrik yang ditujukan kepada pembaca.
G.3. Artikel
Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang
tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin,
dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat
meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
9
Penulis Artikel adalah orang atau individu yang bertindak dalam
pengarangan sebuah tulisan, penggabungan beberapa kata menjadi kalimat
yang menarik dan enak dibaca sehingga membuat pembaca merasakan
dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak mereka ketahui sebelumnya.
Penulis artikel bermacam-macam kriterianya, sebagai berikut :

Penulis Artikel Buku

Penulis Artikel Berita

Penulis Artikel Marketing

Penulis Artikel Online

Penulis Artikel Narasi

Penulis Artikel Naskah
Download