Kurikulum Berbasis Kompetensi

advertisement
KURIKULUM
BERBASIS
KOMPETENSI
Kerangka Dasar
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
PENDAHULUAN
LANDASAN :
UUD 1945, GBHN,
UU No. 20 th 2003
(Sisdiknas),
UU No. 22 th 1999
(Otonomi Daerah),
UU No. 25 tahun 2000 (Propenas),
PP No. 25 th 2000
(Kewenangan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah),
KERANGKA DASAR KURIKULUM BERBASISI KOMPETENSI
Standar Kompetensi (SK)
Komp. Lulusan
Komp. Lintas Kurikulum
Komp. Mata Pelajaran
Penilaian Berbasis Kelas
(PBK)
Internal, Mengacu
pada Kompetensi,
Mengacu pada
kriteria/Patokan
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
Pengelolaan Kurikulum
Berbasis Sekolah
(PKBS)
MBS, Kolaborasi Horizontal
dan Vertikal
Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM)
Berpusat pd Peserta
Didik, Kontekstual,
Menantang dan
Menyenangkan
PENGERTIAN KURIKULUM


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum Berbasisi Kompetensi berisi seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang
dibakukan untuk mencapai tujuan nasional, cara
pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan daerah, sekolah atau madrasah.
KONSEP DASAR
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI
Menyiapkan lulusan menguasai seperangkat kompetensi yang
bermanfaat bagi kehidupannya

KOMPETENSI
Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak

STANDAR KOMPETENSI
Pernyataan tentang kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam
mempelajari suatu mata pelajaran

KOMPETENSI DASAR
Kompetensi minimal yang mencakup pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), sikap dan nilai (afektif) yang harus
dicapai siswa pada bagian tertentu dari suatu mata pelajaran.
PRINSIP PENGEMBANGAN







Orientasi hasil (output oriented) dalam bentuk
kompetensi
Berbasis pada kompetensi dasar sebagai national platform
Penguasaan kompetensi dasar setelah siswa
menyelesaikan pendidikannya
Pendidikan utuh dan menyeluruh (karakter, akademik,
keterampilan, kesehatan, dan apresiasi seni)
Ketuntasan belajar (mastery learning)
Komprehensif, berkesinambungan, belajar sepanjang
hayat
Diversifikasi kurikulum
SUBSTANSI
PENGEMBANGAN





Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan
Penghayatan Nilai-Nilai Budaya
Keseimbangan etika, logika, estetika, dan
kinestetika
Perkembangan pengetahuan dan teknologi
informasi
Pengembangan kecakapan hidup
Penguatan integritas nasional
STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN MADRASAH TSANAWIYAH
Kelas
A. Mata Pelajaran
B. Pembiasaan
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa Inggris
Matematika
Pengetahuan Sosial
Pengetahuan Alam
Kesenian
Pendidikan Jasmani
Keterampilan/Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Kegiatan Pembiasaan
C. Muatan Lokal
Kegiatan atau Mata Pelajaran
Jumlah
Alokasi Waktu
VII
VIII
IX
2
2
2
2
2
2
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
5
2
2
2
3
3
3
2
2
2
*)
*)
*)
*)
*)
*)
34-38
36-40
36-40
*)Diberikan dalam bentuk kegiatan di dalam dan/atau di luar kelas maksimal 2 jam pelajaran perminggu.
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah





Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah
Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus)
Pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber
daya lainnya untuk meningkatkan mutu hasil
belajar
Pemantauan dan Penilaian untuk meningkatkan
efisiensi, kinerja dan kualitas pelayanan
terhadap peserta didik
Berkolaborasi secara horizontal (sekolah lain,
Komite Sekolah, Organisasi Profesi), dan
vertikal (Dewan dan Dinas Pendidikan)
KOMPONEN DOKUMEN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

BUKU KERANGKA DASAR

BUKU STANDAR KOMPETENSI
BAHAN KAJIAN

BUKU STANDAR KOMPETENSI
MATA PELAJARAN

BUKU PEDOMAN-PEDOMAN
Hierarki Standar Kompetensi
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
Standar Kompetensi Lintas Kurikulum
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Bahan Kajian
Standar Isi
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Kegiatan Belajar Mengajar






Berpusat pada peserta didik
Mengembangkan kreativitas
Menciptakan kondisi yang menyenangkan
dan menantang
Kontekstual
Menyediakan pengalaman belajar yang
beragam
Belajar melalui berbuat
CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL)
Pengertian CTL

Suatu konsepsi yang membantu guru untuk mengkaitkan
konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, warga negara,
dan tenaga kerja.

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang
memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan dan
keterampilan akademik mereka dalam memecahkan
masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang
disimulasikan.
Tujuh Unsur Kunci CTL
Inquiri (Inquiry)
1.

Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka
untuk memahami suatu konsep.

Siklus yang terdiri dari kegiatan mengamati,
bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori,
baik secara individu maupun bersama-sama dengan
teman lainnya.

Mengembangkan dan sekaligus menggunakan
keterampilan berpikir kritis.
2. Bertanya (Questioning)
 Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan
menilai kemampuan berpikir siswa.
 Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan
berbasis inquiri.
3. Konstruktivisme (Costructivism)
 Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari
pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman sebelumnya.
 Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman bermakna.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
 Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain.
 Bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan
pembelajaran adalah lebih baik dibandingkan dengan
belajar sendiri.
5. Pemodelan (Modelling)
 Berpikir tentang proses pembelajaran Anda sendiri.
 Mendemonstrasikan bagaimana Anda
menginginkan para siswa untuk belajar.
 Melakukan apa yang Anda inginkan agar
siswa melakukan.
6. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
 Mengukur kemampuan dan keterampilan siswa.
 Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau
keterampilan.
 Penilaian produk atau kinerja.

Tugas-tugas yang kontekstual dan relevan.
 Proses dan produk dua-duanya dapat diukur.
7. Refleksi (Reflection)
 Cara-cara berpikir tentang apa-apa yang telah kita
pelajari.
 Merevisi dan merespon kepada kejadian,
aktivitas, dan pengalaman.
 Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita
merasakan ide-ide baru
 Dapat berupa berbagai bentuk: jurnal, diskusi,
maupun hasil karya / seni.
Pendekatan Pengajaran Kontekstual
Pendekatan pengajaran kontekstual haruslah
menekankan hal-hal sebagai berikut.
1. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Base
Learning)
 Menggunakan konteks masalah dunia nyata
untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari
materi pelajaran.
2. Pengajaran Autentik (Authentic Instruction)
 Memungkinkan siswa belajar konteks bermakna
dalam kehidupan nyata.
3. Belajar Berbasis Inquiri (Inquiry-Base
Learning)
 Membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti
metodologi sains.
 Menyediakan kesempatan untuk pembelajaran
bermakna.
4. Belajar Berbasis Proyek / Tugas (Project- Based
Learning)
 Membutuhkan suatu pendekatan pengajaran
komprehensif di mana lingkungan belajar siswa (kelas)
didesain sedemikian agar siswa dapat melakukan
penyelidikan terhadap masalah autentik.
5. Belajar Berbasis Kerja (Work-Base Learning)
 Memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang
memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat
kerja untuk mempelajari materi pelajaran
berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut
dipergunakan kembali di tempat kerja.
6. Belajar Jasa-layanan (Service Learning)
 Memerlukan penggunaan metodologi pengajaran
yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat
dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk
merefleksikan jasa layanan tersebut.
7. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
 Memerlukan pendekatan pengajaran melalui
penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar
dalam mencapai tujuan belajar.
Strategi Penilaian Pembelajaran
Kontekstual
Penilaian yang cocok adalah kombinasi dari
beberapa teknik penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
 Untuk mengetes kemampuan siswa dalam
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
2. Observasi Sistematik (Systematic
Observation)
 Untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas
pembelajaran terhadap sikap siswa.
 Semua siswa diobservasi secara berkala dan sering
 Hasil observasi dicatat untuk merefleksikan dan
menginterpretasikan apakah petunjuk siswa sesuai
dengan tujuan dan outcome pembelajaran.
3. Portofolio (Portfolio)
 Adalah koleksi / kumpulan dari berbagai keterampilan,
ide minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama
jangka waktu tertentu yang memberikan gambaran
perkembangan siswa setiap saat.
 Sangat berguna bagi siswa dalam mengembangkan
keahliannya untuk menilai diri sendiri.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memikirkan perkembangan dirinya.
4. Jurnal Sains (Science Journal)
 Merupakan suatu proses refleksi di mana siswa berpikir
tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian
menuliskan ide-ide, minat, dan pengalamannya.
BUKU 1
KONSEP PENDIDIKAN BERORIENTASI KECAKAPAN
HIDUP (LIFE SKILL) MELALUI PENDEKATAN
BROAD BASED EDUCATION
Tim Broad Based Education
Departemen Pendidikan Nasional
Update April, 2003
http://www.lifeskill.net
E-mail : [email protected]
SKEMA LIFE SKILL
KEC. HIDUP
PERSONAL
KECAKAPAN
HIDUP
GENERIK
KESADARAN
DIRI
KECAKAPAN
BERPIKIR
KECAKAPAN
KOMUNIKASI
KEC. HIDUP
SOSIAL
LIFE
SKILL
KECAKAPAN
KERJASAMA
KECAKAPAN
HIDUP
SPESIFIK
KECAKAPAN
AKADEMIK
KECAKAPAN
VOKASIONAL
SADAR SBG MAKHLUK TUHAN: IBADAH,
JUJUR, DISIPLIN, KERJA KERAS DSB.
KESADARAN
DIRI
SADAR AKAN POTENSI DIRI: MEMILIH BID YG
COCOK, BELAJAR TERUS, MENJAGA FISIK
SADAR SBG MAKHLUK SOSIAL: TOLERAN,
SALING MENGHORMATI, GOTONG ROYONG
SADAR SBG MAKHLUL LINGKUNGAN:
MEMELIHARA DAN MEMANFAATKAN DG ARIF.
KEC. MENGGALI INFORMASI
KEC. MENGOLAH INFORMASI
KECAKAPAN
BERPIKIR
KEC. MEMECAHKAN MASALAH
DG KREATIF DAN ARIF.
KEC. MENGAMBIL KEPUTUSAN
BAGAIMANA HUBUNGANNYA DG MAPEL?
KEHIDUPAN
NYATA
(SEHARI-HARI)
KECAKAPAN
HIDUP
MATA
PELAJARAN

MAPEL MEMBENTUK KECAKAPAN HIDUP, KECAKAPAN
HIDUP TSB YG DIPERLUKAN UNTUK MENGHADAPI
KEHIDUPAN. (GRS PUTUS-PUTUS)

DLM MERANCANG KURIKULUM, MAPEL DIDASARKAN
KECAKAPAN HIDUP, KECAKAPAN HIDUP DIIDENTIFIKASI
BERDASARKAN POLA KEHIDUPAN NYATA SEHARI-HARI.
(GARIS SOLID)
PERANGKAT PEMBELAJARAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
1. Penghitungan Minggu dan Jam Efektif
No.
Bulan
Jumlah minggu
Jumlah jam efektif
1.
Juli
4
2
2.
Agustus
…
…
3.
September
…
…
4.
Oktober
…
…
5.
November
…
…
6.
Desember
…
…
Jumlah jam efektif = Σ minggu efektif x (…) jam per
minggu
Catatan : Penghitungan minggu efektif disesuaikan
dengan kalender pendidikan.
2 a. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
Aspek
Standar Kopetensi
Kompetensi Dasar
Prinsip pemetaan per Semester
1. Urgensi
2. Tingkat Kesulitan
3. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
4. Kemampuan Prasyarat
5. Kedekatan Budaya/Kebiasaan
6. Dll.
Indikator
2 b. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
INDIKATOR
KOMPETENSI
DASAR
KOMP
TNDK BHS
PEMBENTUK
WACANA
KOMP.
KEBAHASAAN
KOMP.
SOSIO
KULTURAL
KOMP.
STRATEGI
SIKAP
YANG
POSITIF
2 c. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
N
o
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Prinsip pemetaan per Semester
1.
2.
3.
4.
5.
Urgensi
Tingkat Kesulitan
Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
Kemampuan Prasyarat
Kedekatan Budaya/Kebiasaan
Aspek
2 d. Pemetaan Kompetensi Dasar
per Semester
Aspek
Standar Kopetensi
Kompetensi Dasar Semtr 1
Kompetensi Dasar Semtr 2
Prinsip pemetaan per Semester
1. Urgensi
2. Tingkat Kesulitan
3. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
4. Kemampuan Prasyarat
5. Kedekatan Budaya/Kebiasaan
6. Dll.
5. Pengembangan Silabus dan Penilaian
Mata Pelajaran
:
Kelas/Semester
:
Standar Kompetensi:
Kompetensi
Dasar
Indikator
Materi
Pokok
Pengalaman
Belajar
Waktu
Sumber
Belajar
Jenis
Tagihan
Penilaian
Tek Bentuk
nik
Contoh
Instrumen Instrumen
Format Penilaian
Penilaian
Teknik
Jenis Tagihan
Tes
Nontes
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Kuis
pertanyaan lisan/tertulis,
isian singkat,
menjodohkan, pilihan
ganda, unjuk kerja dalam
waktu singkat (dilengkapi
rubrik).
Soal dan atau perintah
Tes harian
Ulangan tengah semester
Ulangan akhir semester
Ulangan kenaikan kelas
Pertanyan lisan/tertulis,
isian singkat,
menjodohkan, pilihan
ganda, esai/uraian
(dilengkapi rubrik),
produk (dilengkapi
rubrik), unjuk kerja
(dilengkapi rubrik).
Soal dan atau perintah
Observasi
Panduan observasi
Perintah
Angket
kuisener
Perintah
Wawancara
Panduan wawancara
Perintah
Tugas.-tugas
Rubrik
Perintah
Produk/Hasil Kerja
Rubrik
Perintah
Proyek
Rubrik
Perintah
Portofolio
Rubrik
Perintah
Catatan: Jenis tagihan, teknik, dan bentuk instrumen yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan
karakteristik KD dan indikator.
Pemetaan Kompetensi Dasar per Unit
(Khusus Bahasa Indonesia)
Unit
Wak
tu
Kemampuan Berbahasa
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Kemampuan Bersastra
Mendengarkan
1.
Prinsip Pemetaan per Unit
1. Berdayakan momen
2. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus
3. Dll.
Berbicara Membaca
Menulis
5. Distribusi KD/Indikator /Unit/Siklus per Semester
KD/Unit/
Siklus/
Indikator
WAKTU
JULI
3
4
AGUSTUS
1
2
3
SEPT
4
OKT
NOV
DES
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat
sekurang-kurangnya:
- tujuan pembelajaran
- materi ajar
- metode pengajaran
- sumber belajar
Pelaksanaan Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, memberikan ruang yang cukup untuk
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
Pelaksanaan proses pembelajaran juga harus
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik dan psikologis peserta didik
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran :
Jenjang
:
Kelas/Semester
:
Alokasi Waktu : … x pertemuan (… jam pelajaran)
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Materi Pokok
Metode
Strategi Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi (dideskripsikan)
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan kedua dst.
Catatan: pendekatan kontekstual dan pengembangan kecakapan hidup tercermin dalam strategi
pembelajaran
H.
Sumber Belajar
I. Penilaian
 Jenis tagihan
: tes
 Teknik
: tes harian
 Bentuk Instrumen : unjuk kerja dengan rubrik
 Soal/instrumen
: Ceritakan tokoh seni rupa idolamu yang
meliputi identitas tokoh, keunggulannya, dan alasan kamu
mengidolakan. Sertakan contoh karya dan beri ulasan tentang
karya tersebut.
 Rubrik penilaian
No
Aspek yang dinilai
1.
2.
3.
4.
5.
Identitas tokoh lengkap
Ada diskripsi keunggulan tokoh
Ada deskripsi alasan mengidolakan tokoh
Ada contoh karya
Ada ulasan contoh karya
Ya
Tidak
KEGIATAN BELAJAR
PEMBIASAAN

KEGIATAN RUTIN

KEGIATAN SPONTAN

KEGIATAN TELADAN

KEGIATAN TERPROGRAM
KEGIATAN RUTIN
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler.
Baik di kelas maupun di sekolah. Bertujuan untuk
membiasakan anak mengerjakan sesuatu dengan
baik.






Upacara (assembly, gathering dll)
Senam
Sembahyang dhuhur
Pemeriksaan kesehatan
Pergi ke perpustakaan
Dll.
KEGIATAN SPONTAN
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,
Di mana saja, tanpa dibatasi oleh ruang. Bertujuan
untuk memberikan pendidikan pada saat itu juga,
terutama dalam disiplin dan sopan santun dan
kebiasaan baik yang lain.





Membiasakan memberi salam
Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
Membiasakan antre
Membiasakan mengatasi silang pendapat (pertengkaran)
dengan benar
Dll.
KEGIATAN TERPROGRAM
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan
direncanakan baik pada tingkat kelas maupun
sekolah yang bertujuan memberikan wawasan
tambahan pada anak tentang unsur-unsur baru
dalam kehidupan bermasyarakat yang penting
untuk perkembangan anak.
 Seminar dan workshop: Aids, Hemat Energi,
HAM/Hak Anak. Dll..
 Kunjungan: panti asuhan, tempat/orang yang terkena
musibah, tempat-tempat penting dll.
 Proyek: lomba, pentas, bazar dll.
KEGIATAN TELADAN
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja
dan di mana saja yang lebih mengutamakan
pemberian contoh dari guru dan pengelola
pendidikan yang lain kepada muridnya. Bertujuan
memberikan contoh tentang kebiasaan yang baik.





Memberi contoh berpakaian rapi
Memberi contoh memuji hasil kerja yang baik
Memberi contoh datang tepat waktu
Memberi contoh hidup sederhana
Dll.
Penilaian Kelas
Penilaian kelas merupakan suatu proses
yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan,
dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa.
Penilaian Kelas


Dilakukan oleh Guru untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi yang ditetapkan,
bersifat internal, bagian dari pembelajaran,
dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu
hasil belajar
Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada
patokan, ketuntasan belajar, dilakukan melalui
berbagai cara.
CARA-CARA

Penilaian melalui Portofolio (Portfolio)

Penilaian melalui Unjuk Kerja (Performance)

Penilaian melalui Penugasan (Proyek/Project)

Penilaian melalui Hasil kerja (Produk/Product)

Penilaian melalui Tes Tertulis (Paper & Pen)
Portofolio
Penilaian berkelanjutan berdasarkan
kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan siswa dalam
satu periode
 Pedoman : saling percaya, rahasia bersama
guru siswa, milik bersama guru siswa,
kepuasan, kesesuaian, penilaian proses dan
hasil, penilaian dalam pembelajaran

Unjuk Kerja

Penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan siswa dalam
melakukan sesuatu.

Teknik: Checklist
Skala
Rentang skor
Penugasan/Proyek
 Penilaian
terhadap suatu tugas yang
diselesaikan dalam waktu tertentu
berupa investigasi dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data
 Yang dipertimbangkan : kemampuan
pengelolaan, relevansi, keaslian
Hasil Kerja/Produk
 Penilaian
terhadap keterampilan
membuat produk dan kualitas produk
 Periode penilaian: tahap persiapan,
pembuatan, appraisal (penilaian)
 Teknik : Holistik dan Analitik
Pelaksanaan Konsep Ketuntasan
Belajar


Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator berkisar
antara 0 % - 100 %, idealnya kriteria masing-masing
indikator di atas 60 %. Tetapi sekolah dapat
menetapkan sendiri kriteria tersebut sesuai dengan
kondisi masing-masing. Harapannya sekolah makin
lama akan meningkatkan kriteria ketuntasan
mendekati sempurna (100%).
Jika semua indikator dalam suatu kompetensi dasar
telah memenuhi kriteria, siswa dianggap telah
menguasai KD, dan pada akhirnya menguasai Standar
Kompetensi dan Mata Pelajaran.
Persyaratan Kenaikan Kelas untuk
SMP
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.
2. Siswa dinyatakan naik kelas apabila yang bersangkutan telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator,
Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada
semua mata pelajaran.
3. Siswa dinyatakan harus mengulang apabila belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal pada banyak indikator, KD, dan
SK pada lebih dari empat mata pelajaran sampai batas akhir
tahun ajaran.
4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua
indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya
sudah dicapai minimal sama dengan yang dicapai pada tahun
sebelumnya.
Kedudukan Nilai Harian dan Nilai
Sumatif
Nilai sumatif ( nilai akhir semester atau tahun)
merupakan kumpulan nilai harian ( SK, KD dan
indikator), sehingga penilaian sumatif setiap
akhir semester atau akhir tahun tidak harus
dilakukan jika sekolah telah memperoleh
gambaran tentang ketuntasan belajar siswa dari
nilai hariannya). Oleh karena itu penilaian
sumatif tidak memiliki bobot yang lebih besar
dari nilai harian.
Pelaksanaan Remedial




Remedial dilakukan kepada siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan belajar pada
indikator tertentu.
Remedial dapat dilaksanakan setiap saat baik
pada jam efektif maupun di luar jam efektif.
Penilaian kegiatan remedial dapat berupa tes
maupun penugasan yang lain.
Nilai kegiatan remedial tidak melebihi nilai
standar ketuntasan belajar
Pelaksanaan Pengayaan

Pengayaan dilakukan terhadap siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar ketika sebagian besar siswa yang lain belum.

Pengayaan dapat berbentuk tugas-tugas individual yang
bertujuan untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar
siswa.

Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif
maupun di luar jam efektif.

Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai
siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan.
DAFTAR KD/INDIKATOR (Untuk
siswa)
Semester …
Kelas …
NO
1.
MATA PELAJARAN
Bhs. Indonesia
ASPEK
Mendengarkan
KD/INDIKATOR
SKBM
Mendengarkan dan memahami
isi berita yang dibacakan
70%
DAFTAR NILAI
Aspek :
No.
Nilai
Rapor
NILAI KD/INDIKATOR
Nama
1
R1
R2
P
2
R1 R2
P
3
R1
R2
P dst
Rerata
CONTOH RUBRIK
PENILAIAN

CHECKLIST

SKALA

RENTANG SKOR
Penggunaan Mikroskop
Komponen Kerja
Ya
Membawa mikroskop pada tangkainya
v
b. Meletakkan mikroskop dengan cermin
tidak mengarah langsung ke matahari
v
c. Menaruh preparat pada meja benda dan
menguncinya
v
D. Mengamati dengan perbesaran lemah
dulu
v
a.
Tidak
e. Menjaga kebersihan mikroskop dan
tempatnya
f. Menaruh kembali mikroskop dalam
posisi tegak
Skor total
v
v
5
Contoh checklists
Format Penilaian Pidato
NO ASPEK YANG DINILAI
YA
1.
BERDIRI TEGAK
2.
MEMANDANG SEMUA HADIRIN
3.
SISTEMATIKA BAIK
V
4.
PENYAMPAIAN GAGASAN JELAS
V
5.
MIMIK BEREKSPRESI
V
6.
INTONASI BAIK
7.
LAFAL JELAS
V
JUMLAH SKOR
5
Nilai: Jumlah Ya/Skor Total
5/7 X 100 = 71
TIDAK
V
V
V
Contoh Skala
Format Penilaian Pidato
N
O
ASPEK YANG DINILAI
1.
SIKAP BERDIRI
2.
MEMANDANG HADIRIN
2
3.
SISTEMATIKA
2
4.
PENYAMPAIAN GAGASAN
2
5.
MIMIK
6.
INTONASI
7.
LAFAL
JUMLAH SKOR
Nilai: Jumlah skor/Total Skor
15/21 X 100 = 71
SKALA SKOR
1
2
3
3
3
1
2
1
8
6
Contoh Rentang Skor
Format Penilaian Pidato
NO
1.
ASPEK YANG DINILAI
RENTANG
SKOR
SIKAP BERDIRI
Berdiri tegak sepanjang waktu
Berdiri tegak lebih dari setengah waktu
Berdiri tidak tegak
0-1
2.
MEMANDANG HADIRIN
0-1
3.
SISTEMATIKA
0-2
4.
PENYAMPAIAN GAGASAN
0-3
5.
MIMIK
0-1
6.
INTONASI
0-1
7.
LAFAL
0-1
NILAI= JUMLAH SKOR
SKOR
1
0,5
0
NILAI KD/INDIKATOR
Tes uraian bebas, unjuk kerja, produk,
proyek
No.
Nama
Aspek yang dinilai
1
2
3
4
5
6
Nilai
7
dst.
Skor
CONTOH PENGHITUNGAN
NILAI KOMPETENSI DASAR
Indikator
Kompetensi
Dasar
Bertelepon
Mampu bertelepon
dengan kalimat yang
efektif
1.
2. Mampu menggunakan
bahasa yang santun
Nilai KD Bertelepon (80+70) : 2 = 75
Kriteria
Nilai KetunKetuntasa Pesert tasan
n Belajar
a
Didik
75%
80
Tuntas
75%
70
Belum
tuntas
DAFTAR NILAI
Aspek :
No.
NILAI KD/INDIKATOR
Nama
1
R1
R2
P
2
R1
R2
P
3
Nilai
Rapor
R1 R2
P dst
Rerata
DAFTAR NILAI (Tanpa mid dan akhir
semester)
Aspek :
No.
Nama
NILAI KD/INDIKATOR
Nilai
Rapor
1
Rerata
2
3
4
dst.
DAFTAR NILAI (Dengan mid dan akhir
semester)
Aspek:
No.
Nama
Nilai KD/Indikator Bbt
1
2
3
dst Rerata
Tengah Sm Bbt Akhir Sm Bbt
Nilai
Rapor
Catatan

Bila sekolah mengadakan ulangan midsemester
dan semester, pembobotan nilai kedua ulangan
tersebut diserahkan kepada pihak sekolah, tapi
tidak lebih besar dari nilai harian.

Bila ulangan midsemester dan semester
menggunakan cara pilihan ganda, hanya KD
tertentu dan aspek tertentu yang dapat diujikan.
REFLEKSI
MARI MENYUNTING

Perasaan saya sehubungan dengan adanya
perubahan kurikulum adalah sangat senang
sekali, karena saya sebagai guru diberikan
mendapat kebebasan untuk mengembangkan
kreatifvitas di kelas sehingga siswa dapat
mengembangkan potensinya.-potensi yang ada
di dalam dirinya masing-masing. Dengan adanya
kurikulum 2004. Dan di dalam Kurikulum 2004
betul-betul melibatkan siswa anak-anak sehingga
guru hanya sebagai fasilitator. di kelas
BANDINGKANN YA!
 Tentu
saja saya merasa senang sekali.
Saya mulai merasa ada pencerahan.
Selama ini pemahaman tentang
kurikulum masih remang-remang,
membingungkan, dan tidak menentu.
Setelah pelatihan ini saya lebih
memahami dan mengerti tentang
kurikulum.
Renungkan

Perubahan kurikulum bagi saya tidak terlalu
mengalami kesulitan atau mengagetkan, karena
dalam proses belajar mengajar di kalas, saya
sudah mencoba minilai kompetensi siswa.
Walaupun menggunakan kurikulum 1994, saya
selalu berusaha agar siswa di kelas aktif dan saya
selalu mengajak siswa untuk kreatif. Hanya saja,
saya sering terbentur dengan masalah klasik
yaitu, guru senior tidak suka kalau kelas ribut
atau berjalan-jalan ke luar, atau belajar di luar.
Sekian
Terima kasih
Download