subyek hukum internasional

advertisement
SUBYEK HUKUM
INTERNASIONAL
SUBYEK HUKUM
INTERNASIONAL
Pemegang hak dan kewajiban langsung
berdasarkan hukum internasional;
internasional;
Entitas yang memenuhi syarat diatas
selanjutnya disebut memiliki “international
legal personalities”
personalities”;
Iman Prihandono,
Prihandono, SH., MH., LL.M
Departemen Hukum Internasional
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
E-Mail: [email protected]
Blog:
Blog: imanprihandono.wordpress.com
Entitas yang tidak memenuhi unsur diatas
disebut sebagai “obyek”
obyek” dari hukum
internasional
Kriteria subyek
hukum Internasional:
Internasional:
LEGAL PERSONALITY
HUKUM NASIONAL:
NATURAL PERSON
LEGAL PERSON
HUKUM INTERNASIONAL:
STATE
NONNON-STATE
1. Pemegang hak dan kewajiban menurut
hukum internasional;
internasional;
2. Pemegang privilege dalam berpekara di
depan Mahkamah Internasional;
Internasional;
3. Pemilik kepentingankepentingan-kepentingan yang
dilindungi oleh hukum internasional;
internasional;
Subyek HI Penuh/Utama
Mochtar Kusumaatmadja
Subyek hukum internasional dibagi 2 :
1. Negara sebagai subyek hukum internasional penuh:
penuh:

Aturan hukum internasional sebagian besar mengatur
hak dan kewajiban negara/hubungan antar negara;
negara;
kewajiban menurut hukum internasional,
internasional,
yaitu NEGARA;
NEGARA;

Hanya negara yang dapat berperkara di hadapan
Mahkamah Internasional (Pasal 34 Statuta MI);
2. Terbatas:
Terbatas: pemegang hak dan kewajiban

Hanya negara yang dapat mengesahkan berlakunya
suatu aturan hukum;
hukum;
1. Penuh:
Penuh: pemegang seluruh hak dan
dalam hukum internasional secara
terbatas;
terbatas;
2. Negara mempunyai force, power, authority;
authority;
1
Kriteria kesatuan lain selain negara :
JG Starke
Subyek hukum internasional dikelompokkan
menjadi 3:
1. Diakui oleh negaranegara-negara dalam
praktek,
praktek, mempunyai perwakilan di PBB,
hanya untuk halhal-hal tertentu,
tertentu, tidak
mempunyai hak suara;
suara;
1. NegaraNegara-negara;
negara;
2. Organisasi dan lembaga internasional;
internasional;
2. Dapat dilihat dari KonvensiKonvensi-konvensi
atau Perjanjian internasional secara
umum;
umum;
3. Individu dan kesatuan lain selain negara;
negara;
Subyek HI
1. NEGARA
Sebelum Perang Dunia II: Negara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Setelah Perang Dunia II:
Negara;
Organisasi internasional;
internasional;
Individu;
;
Individu
Vatikan;
Vatikan;
Palang Merah Internasional (ICRC);
Belligerent;
The Montevideo Convention on the
Rights and Duties of States (1933):
1. Penduduk yang permanen;
permanen;
2. Wilayah tertentu;
tertentu;
3. Pemerintahan;
Pemerintahan;
4. Kemampuan untuk membuat perjanjian
dengan Negara lain;
Penduduk:
1. Harus memenuhi unsur kediaman
secara tetap;
tetap;
2. Tidak terbatas pada jumlah;
jumlah;
3. Tidak terbatas pada suku/bangsa
tertentu;
tertentu;
Wilayah tertentu
1. Memiliki wilayah tertentu;
tertentu;
2. BatasBatas-batasnya tidak harus telah jelas/
jelas/
terselesaikan,
terselesaikan, cukup bila konsisten:
konsisten:


Israel Admission to the UN (1948)
Deutsche Continental GasGas-Gesellschaft (1929)
3. Tidak terbatas pada luas wilayah;
wilayah;
2
Pemerintahan
1. Harus ada otoritas yang terorganisir
yang mampu memaksakan kontrolnya
atas sebagian luas wilayah dari negara;
negara;
Belgian Congo (1960).
3. Kekuatan yang efektif:
efektif: pemeliharaan
keamanan dan ketertiban;
ketertiban;
4. Tidak harus berbentuk pemerintahan
lengkap;
lengkap;
5. Kekacauan internal, pemberontakan,
pemberontakan,
2. Harus ada organisasi politik yang stabil
yang mampu mempunyai kekuatan
memaksa atas wilayah negara tanpa
bantuan negara lain; Finland (1917) dan
Western Sahara (1975) ICJ.
Kemampuan Terikat dalam
Perjanjian Internasional
1. Kemampuan → Kapasitas → Kedaulatan
= Kemerdekaan.
Kemerdekaan.
2. Kedaulatan:
Kedaulatan: aspek ekstern,
ekstern, intern dan
teritorial.
teritorial.
huruhuru-hara tidak membuat pemerintahan
menjadi hilang;
hilang;
6. Invasi negara lain tidak menghilangkan
pemerintahan dan status negara;
negara;
2. ORGANISASI INTERNASIONAL
1. Public International Organization; UN,
EEC, ASEAN.
2. Semi Public InterInter-governmental
Organization; OPEC.
3. Kedaulatan:
Kedaulatan: Negatif dan Positif
OI Publik
Konvensi Wina 1986 : organisasi
internasional sebagai subyek hukum
hanya berlaku bagi organisasi
internasional publik;
publik;
Henry G. Schermers : organisasi yang
dibentuk berdasarkan perjanjian
internasional yang diadakan oleh negaranegaranegara;
negara;
3. Private Organization; NGOs.
United Nations
Reparation for injuries suffered in the
Service of the United Nations Case
(1949) ICJ.
1. Apakah UN dapat memiliki international
legal personality?
personality? Not necessary
identical in their nature.
2. Apakah UN memiliki international legal
personality?
personality? Particular purposes
according to specific principles.
3
3. Apakah UN dapat mengajukan klaim
untuk dan atas nama personilnya?
personilnya?
Doctrine of Implied Power.
4. Apakah UN mempunyai kedudukan
hukum visvis-à-vis Israel yang saat itu
bukan anggota UN? Organization erga
omnes.
omnes.
Schermers:
Schermers: Syarat OI Publik
1. Dibentuk berdasarkan perjanjian internasional,
internasional,
EEC, Rome Treaty, Art. 210 “The
community shall have legal personality”
personality”.
ASEAN, Asean Charter, Art. 3, “ASEAN,
as an interinter-governmental organisation,
organisation, is
hereby conferred legal personality”
personality”.
IAEA
ada 3 alasan:
alasan:
a. untuk membedakan dengan OI privat;
privat;
b. untuk membentuk legal personality;
personality;
c. perjanjian internasional memuat suatu
kesepakatan bersama untuk memperluas
kerjasama antar negara peserta;
peserta;
2. Mempunyai badan yang mandiri dan bebas
dari pengaruh pemerintah negara anggota.
anggota.
ARTICLE XV: Privileges and immunities
A. The Agency shall enjoy in the territory
of each member such legal capacity and
such privileges and immunities as are
necessary for the exercise of its functions.
3. Tunduk pada Hukum Internasional.
Internasional.
3. INDIVIDU
Dipelopori oleh Kelsen dan Westlake.
Alasan:
Alasan: negara hanya merupakan suatu
konsep hukum semata,
semata, tanpa
manusia/individu,
manusia/individu, konsep hukum negara
tidak ada artinya.
artinya.
Hak dan kewajiban negara adalah pada
individu.
individu.
Individu sebagai SHI
Deklarasi Hak Asasi Manusia 1948;
Konvensi Jenewa 1949 tentang
Perlindungan Korban Perang;
Perang;
Konvensi Jenewa 1951 tentang Status
Pengungsi;
Pengungsi;
Dibidang Penerbangan,
Penerbangan, seperti : Konvensi
Tokyo 1963, Konvensi Montreal 1971 dan
Konvensi Den Haag 1970 (Kejahatan
(Kejahatan
Pembajakan Pesawat Udara);
Udara);
4
Individu: Penjahat Perang
 Memperlakukan secara melawan hukum
tawanan yang luka/sakit;
 Memperlakukan secara melawan hukum
penduduk sipil di daerah yang dikuasai /konflik;
 Menyerang fasilitas-fasilitas sipil/ kota yang tidak
dilengkapi dengan pertahanan yang memadai;
 Melakukan pembunuhan masal
(genocida);
Peradilan Kejahatan Kemanusiaan
International Criminal Court
1. International Criminal Tribunal for the
former Yugoslavia (ICTY):
http://www.un.org/icty/caseshttp://www.un.org/icty/cases-e/indexe/indexe.htm
2. International Criminal Tribunal for
Rwanda (ICTR): http://69.94.11.53/
3. International Criminal Court (ICC):
Rome Statute of the ICC:
(a) The crime of genocide;
(b) Crimes against humanity;
(c) War crimes;
(d) The crime of aggression;
http://www.icchttp://www.icc-cpi.int/home.html&l=en
cpi.int/home.html&l=en
Admissibility ICC
1. The case is being investigated or prosecuted by a State
which has jurisdiction over it, unless the State is
unwilling or unable genuinely to carry out the
investigation or prosecution;
2. The case has been investigated by a State which has
jurisdiction over it and the State has decided not to
prosecute the person concerned, unless the decision
resulted from the unwillingness or inability of the State
genuinely to prosecute;
4. The Vatican City and the Holy
See
1. Lateran Treaty (1929), antara Wakil
Pemerintah Tahta Suci,
Suci, Kardinal Pietro
Gaspari dan Perdana Menteri Kerajaan
Italia, Benito Mussolini:
Mussolini: “…the
“…the
sovereignty and jurisdiction of the Holy
See ever the City of the Vatican.”
Vatican.”
3. The person concerned has already been tried for
conduct which is the subject of the complaint, and a trial
by the Court is not permitted under article 20, paragraph
3;
4. The case is not of sufficient gravity to justify further
2. Menjadi anggota badanbadan-badan PBB
seperti ILO dan WHO.
action by the Court.
5
6. BELLIGERENT
5. PALANG MERAH INTERNASIONAL
1. The International Committee of the Red
Cross (ICRC);
2. Organisasi Privat,
Privat, berpusat di
Switzerland dan berdasarkan hukum
Swiss;
3. Berdasarkan Konvensi Jenewa 1949
tentang perlindungan korban perang,
perang,
ICRC mempunyai “unique distinction”
distinction”
sehingga dapat berhubungan langsung
dengan negaranegara-negara berkaitan dengan
perlindungan korban perang;
perang;
1. Harus dibedakan dengan riots, rebellions dan
insurgencies.
insurgencies.

PLO, 1974 mendapatkan status sebagai Observer
dalam United Nations. Tahun berikutnya Yaser
Arafat mendapatkan kesempatan untuk berbicara
di Sidang Umum.
Umum.

GAM?
2. Setelah mendapatkan status Belligerent, maka
negaranegara-negara di luar konflik harus netral.
netral.
Belligerent (Gerakan Kemerdekaan)
Kemerdekaan)
harus memenuhi syaratsyarat-syarat:
syarat:
a. Memiliki sebuah organisasi
b.
c.
d.
“pemerintahan”
pemerintahan” sendiri;
sendiri;
Kekuatan militernya telah menduduki
wilayah tertentu
Mempunyai kontrol efektif atas wilayah
tersebut.
tersebut.
Anggota militernya memiliki seragam
dengan tandatanda-tanda khusus dengan
peralatan militer yang cukup
Kasus Pelangaran MNCs
 Bhopal, India - December 3, 1984: 40
metrik ton gas methyl isocyanate bahan
pembuat pestisida bocor,
bocor, ribuan orang
meninggal.
meninggal.
 Tenasserim Region, Myanmar - early
1990's: the use of violence and
intimidation, destruction or relocation of
villages, mass rape, murder, and slave
labor during construction of the Yadana
gas pipeline.
MULTINATIONAL
CORPORATIONS
(MNCs)
MNCs)
Kasus MNCs di Indonesia
2001, the International Labor Rights Fund (ILRF) brought
suit on behalf of eleven Acehenese villagers against
Exxon Mobil Co. for alleged human rights abuses
perpetrated by Mobil Oil's security forces at the
company's natural gas facilities in Aceh,
Aceh, Indonesia.
1997, Mr. Beanal,
Beanal, a leader of the Amungme tribe,
tribe,
charged Freeport with violating both human rights and
environmental law. He alleged that Freeport's security
personnel, in conjunction with Indonesian security
forces, engaged in acts of torture, extrajudicial murder,
unlawful arrests and detention, and all but destroyed the
tribe's ecosystem by changing river courses, eroding
mountain sides, and dumping chemicals in the riparian
system.
6
Peran Positif MNCs
 MNCs pay taxes;
 MNCs employ people, MNCs worldwide employ




53 million people worldwide;
MNCs builds human resources, MNCs train
people train people in technical and managerial
skills;
MNCs provide goods and services. The creation
and delivery of goods and services are the very
essence of business;
MNCs help to exploit the natural resources of a
country;
MNCs generate economic growth;
Kelemahan “home country”
country”
 Kegiatan usaha MNCs diatur menurut
ketentuan dalam hukum Nasional home
country;
country;
 Padahal,
Padahal, tidak semua “home country”
country”
punya mekanisme pengaturan terhadap
MNCs yang beroperasi di Luar Negeri;
Negeri;
 Kalaupun ada,
ada, sistem hukum yang
berbedaberbeda-beda membuat mekanisme
tuntutan hukum menjadi sulit diikuti;
diikuti;
Status MNCs
 Tidak mempunyai international legal
personality;
personality;
 Lebih merupakan “obyek”
obyek” dari pada
“subyek”
subyek” hukum internasional;
internasional;
 Tidak memiliki standing untuk berperkara
di ICJ;
 Subyek hukum nasional dari “host country”
country”
dan “home country”
country”:
Kelemahan “Host Country”
Country”
 Alasan utama FDI adalah “location
advantages”
advantages”;
 Adanya perilaku “race to the bottom”
bottom” dari
host country;
 Timbul posisi yang tidak seimbang
diantara MNCs dan host country;
 Host Country justru melegalkan
pelanggaran;
pelanggaran;
Menempatkan MNCs
sebagai subyek HI
MENDISIPLINKAN MNCs:
MNCs:
 Hambatan:
Hambatan: kekhawatiran negaranegara-negara
bila MNCs mempunyai kedudukan yang
setara negara negara.
negara.
 Kemungkinan:
Kemungkinan: Analogi dengan status
MNCs dalam hukum Nasional.
Nasional.
Good Corporate Governance;
Corporate Social Responsibility;
7
Code of Conduct
Instrumen HI Terhadap MNCs
 The Coalition for Environmentally
1. Code of Conduct dari Industri tertentu;
tertentu;
2. PerjanjianPerjanjian-perjanjian Internasional;
Internasional;
3. Instrumen yang dikeluarkan oleh
Responsible Economics (CERES)
Principles;
 Electronic Industry Code of Conduct
(EICC);
Organisasi Internasional;
Internasional;
Perjanjian Internasional
Instrumen –
Organisasi Internasional
 The OECD Convention on Combating
Bribery of Foreign Public Officials;
 The OECD Guidelines for Multinational
Enterprises;
 The International Convention on the
Elimination of All Forms of Racial
Discrimination (ICERD);
 The International Covenant on Economic,
Social and Cultural Rights (ICESCR);
 ILO Tripartite Declaration of Principles
concerning Multinational Enterprises and Social
Policy;
 The Norms on Responsibilities of Transnational
Corporations and Other Business Enterprises
with Regard to Human Rights;
Terobosan “The Norms”
Norms”
1.
MNCs berada dalam pengawasan dan
verifikasi berkala oleh Perserikatan Bangsa
Bangsa atau oleh sebuah mekanisme
internasional maupun nasional yang telah ada
atau yang akan dibentuk kemudian;
kemudian;
2.
Mewajibkan kepada MNCs untuk memasukkan
seluruh ketentuan Norms ke dalam setiap
kontrak, perjanjian dan kesepakatannya
dengan kontraktor, subsub-kontraktor, penyalur,
distributor atau dengan setiap orang atau
badan hukum lain;
8
Download